joglo pos edisi 3

4
Download pula versi PDF di http://www.manunggal.undip.ac.id II EDISI III / TAHUN XI/ 8 - 23 MEI 2010 GRATIS! Dapatkan di: Rektorat, Widya Puraya, Perpustakaan masing-masing jurusan, PKM Tembalang, Dekanat, Masjid Teknik, Masjid Kedokteran, Toko Tembalang, dan Kantor Redaksi LPM Manunggal. Bang Jo CALON mahasiswa yang sedang mengikuti Ujian Mandiri (UM) Undip. Sebagai BLU, Undip tidak akan menghapus UM. Dok Manunggal Status Undip tetap BLU. Apa pun statusnya, yang penting SPP turun. Realisasi SPBU diperkirakan Juni. Pasti pas nggak tuh? Undip Pleburan bermigrasi ke Temba- lang. Semoga gepeng tidak ikut pindah.. BLU merupakan satuan kerja pemerintah yang dikelola secara mandiri, sehingga sistem keua- ngan negara diatur dari undang-undang keuangan negara itu. Inilah yang mendasari diturunkannya Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang BLU. Menurut Pembantu Rektor II Undip, Muham- mad Nasir, keputusan menjadi BLU didorong keinginan menjadi universitas mandiri. Karena itu, Undip harus mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan penam- bahan fasilitas. Ia juga menjelaskan, BLU telah mempunyai payung hukum yang kuat. Selain itu, rumitnya mendapatkan dana serta kelemahan menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) juga menjadi alasan Undip berstatus BLU. Ketika Undip menjadi PTN murni pada 2007 dan sebelumnya, Undip dihadapkan pada kesulitan pengelolaan keuangan. Semua dana dari maha- siswa harus disetorkan ke kas negara dan diproses dengan sistem penganggarannya APBN. “Dengan mekanisme semacam itu, dana tidak serta merta dapat dipakai untuk operasional ke- giatan mahasiswa. Proses keuangan yang rumit ini membuat Undip mencari jalan keluar yang me- mungkinkan adanya akuntabilitas, transparansi, dan responsibility, serta bagaimana menciptakan sistem keuangan yang baik,” jelasnya. Nasir menambahkan, pengelolaan keuangan berdasarkan Undang-undang Keuangan Negara tentang reformasi keuangan negara, antara lain UU No.7 Th 2003, UU No. Th 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta UU No.7 Th 2005 tentang Akuntabilitas Keuangan Negara. Undang-undang keuangan negara tersebut akhirnya menjadi landasan hukum BLU. Syarat menjadi BLU, penarikan dana semata-mata ber- asal dari mahasiswa, sedangkan dari masyarakat hanya untuk layanan. Master Plan Pembangunan Saat ditemui Joglo Pos, Rektor Undip Prof Susilo Wibowo membenarkan kesulitan penda- naan ketika menjadi PTN murni. “Menjadi PTN jauh lebih susah karena setiap uang yang kita kumpulkan menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang berarti menjadi APBN. Bila kita hanya memakai 30% maka 70% pendapatan masuk dalam kas pemerintah kembali.” Tujuan memajukan universitas dan menurunk- an sampai menggratiskan SPP tak pelak mengha- ruskan Undip berusaha mencari pendapatan lain selain dari mahasiswa. Master plan pembangunan berbagai fasilitas umum pun mulai digarap. Salah satunya SPBU Undip yang akan dires- mikan Juni mendatang. Selain SPBU, pembangu- nan rumah sakit, guest house, internet cafe dan gedung exhibition menjadi penunjang kebijakan universitas sebagai BLU. “Kampus Pleburan akan dibongkar dan diba- ngun Undip Exhibition seluas 5.000 m 2 , dengan kapasitas 2 ribu-3 ribu pengunjung. Ini jauh lebih besar dari Jogja Expo Centre,” ungkap Susilo. Diharapkan, semakin banyak profit yang diterima Undip, subsidi SPP mahasiswa akan bertambah. Tidak menutup kemungkinan dalam beberapa tahun ke depan, mahasiswa Undip tidak lagi membayar SPP. Konsekuensinya, seleksi pe- nerimaan akan semakin ketat, sehingga input yang dihasilkan berkualitas dan dapat mendominasi di tingkat nasional. Disinggung mengenai Ujian Mandiri (UM) yang pelaksanaannya berhubungan dengan UU BHP, Susilo menyatakan UM tidak akan dihapus. Ini dikarenakan selama ini input mahasiswa UM lebih berkualitas dari SNMPTN maupun PSSB. Terbukti dari seluruh mahasiswa yang lulus cum- laude, 97% berasal dari UM. (Nastiti, Rio ) Undip Tetap BLU Pasca dicabutnya Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) oleh Mahkamah Konstitusi (MK), Undip bergeming dan tetap menjadi Badan Layanan Umum (BLU).

Upload: manunggal-press

Post on 29-Jun-2015

149 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Joglo Pos Edisi 3

Download pula versi PDF di http://www.manunggal.undip.ac.id

th1981 - 2006

IIEDISI III / TAHUN XI/ 8 - 23 MEI 2010

Gratis! Dapatkan di: Rektorat, Widya Puraya, Perpustakaan masing-masing jurusan, PKM Tembalang,Dekanat, Masjid Teknik, Masjid Kedokteran, Toko Tembalang,

dan Kantor Redaksi LPM Manunggal.

Bang Jo

CALON mahasiswa yang sedang mengikuti Ujian Mandiri (UM) Undip. Sebagai BLU, Undip tidak akan menghapus UM.

Dok Manunggal

Status Undip tetap BLU.Apa pun statusnya, yang penting SPP turun.

Realisasi SPBU diperkirakan Juni.Pasti pas nggak tuh?

Undip Pleburan bermigrasi ke Temba-lang.

Semoga gepeng tidak ikut pindah..

BLU merupakan satuan kerja pemerintah yang dikelola secara mandiri, sehingga sistem keua-ngan negara diatur dari undang-undang keuangan negara itu. Inilah yang mendasari diturunkannya Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang BLU.

Menurut Pembantu Rektor II Undip, Muham-mad Nasir, keputusan menjadi BLU didorong keinginan menjadi universitas mandiri. Karena itu, Undip harus mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan penam-bahan fasilitas. Ia juga menjelaskan, BLU telah mempunyai payung hukum yang kuat.

Selain itu, rumitnya mendapatkan dana serta kelemahan menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) juga menjadi alasan Undip berstatus BLU. Ketika Undip menjadi PTN murni pada 2007 dan sebelumnya, Undip dihadapkan pada kesulitan pengelolaan keuangan. Semua dana dari maha-siswa harus disetorkan ke kas negara dan diproses dengan sistem penganggarannya APBN.

“Dengan mekanisme semacam itu, dana tidak serta merta dapat dipakai untuk operasional ke-giatan mahasiswa. Proses keuangan yang rumit ini membuat Undip mencari jalan keluar yang me-mungkinkan adanya akuntabilitas, transparansi, dan responsibility, serta bagaimana menciptakan sistem keuangan yang baik,” jelasnya.

Nasir menambahkan, pengelolaan keuangan berdasarkan Undang-undang Keuangan Negara tentang reformasi keuangan negara, antara lain UU No.�7 Th 2003, UU No.� Th 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta UU No.�7 Th 2005 tentang Akuntabilitas Keuangan Negara.

Undang-undang keuangan negara tersebut akhirnya menjadi landasan hukum BLU. Syarat menjadi BLU, penarikan dana semata-mata ber-asal dari mahasiswa, sedangkan dari masyarakat hanya untuk layanan.

Master Plan PembangunanSaat ditemui Joglo Pos, Rektor Undip Prof

Susilo Wibowo membenarkan kesulitan penda-naan ketika menjadi PTN murni. “Menjadi PTN jauh lebih susah karena setiap uang yang kita kumpulkan menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang berarti menjadi APBN. Bila kita hanya memakai 30% maka 70% pendapatan masuk dalam kas pemerintah kembali.”

Tujuan memajukan universitas dan menurunk-an sampai menggratiskan SPP tak pelak mengha-ruskan Undip berusaha mencari pendapatan lain selain dari mahasiswa. Master plan pembangunan berbagai fasilitas umum pun mulai digarap.

Salah satunya SPBU Undip yang akan dires-mikan Juni mendatang. Selain SPBU, pembangu-nan rumah sakit, guest house, internet cafe dan gedung exhibition menjadi penunjang kebijakan universitas sebagai BLU.

“Kampus Pleburan akan dibongkar dan diba-ngun Undip Exhibition seluas �5.000 m2, dengan kapasitas �2 ribu-�3 ribu pengunjung. Ini jauh lebih besar dari Jogja Expo Centre,” ungkap Susilo.

Diharapkan, semakin banyak profit yang diterima Undip, subsidi SPP mahasiswa akan bertambah. Tidak menutup kemungkinan dalam beberapa tahun ke depan, mahasiswa Undip tidak lagi membayar SPP. Konsekuensinya, seleksi pe-nerimaan akan semakin ketat, sehingga input yang dihasilkan berkualitas dan dapat mendominasi di tingkat nasional.

Disinggung mengenai Ujian Mandiri (UM) yang pelaksanaannya berhubungan dengan UU BHP, Susilo menyatakan UM tidak akan dihapus. Ini dikarenakan selama ini input mahasiswa UM lebih berkualitas dari SNMPTN maupun PSSB. Terbukti dari seluruh mahasiswa yang lulus cum-laude, 97% berasal dari UM.

(Nastiti, Rio )

Undip Tetap BLUPasca dicabutnya Undang-undang

Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) oleh Mahkamah Konstitusi (MK), Undip

bergeming dan tetap menjadi Badan Layanan Umum (BLU).

Page 2: Joglo Pos Edisi 3

Salam dari Joglo

2

sPBU Undip segera DibukaUndip kembali membangun. setelah masjid kampus, beberapa gedung fakultas, rusunawa, rumah sakit

dan training centre, kali ini giliran stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (sPBU). Bahkan, proses

pembangunannya telah mencapai tahap finishing.

PENGEN-DARA mo-tor tengah melintas di depan SPBU Undip, Tembalang. Rencana-nya, SPBU Undip akan direalisa-sikan Juni mendatang.

SPBU yang mulai dibangun September 2009 ini merupakan bentuk kerjasama Undip dengan Per-tamina. Ide awal SPBU sendiri dicetuskan Dekan Fakultas Ekonomi HM Chabachib.

Chabachib memaparkan, SPBU dibangun agar Undip mempunyai pendapatan dari luar mahasiswa. “Bila Undip tidak mempunyai peng-hasilan sendiri selain dari mahasiswa, setiap tahun biaya pendidikan akan naik,” terangnya.

Mengenai proses pembangunan SPBU, Pembantu Rektor II Undip Muhammad Nasir menyatakan, Undip hanya menyediakan lahan, sementara pembangunan dan alat-alat berupa tangki dan pompa seratus persen berasal dari Pertamina.

Letak SPBU yang berdekatan dengan SPBU yang lain juga sudah dipertimbangkan Undip. Per-timbangannya, SPBU lain bertujuan mengambil keuntungan, sedangkan SPBU Undip bertujuan untuk peningkatan layanan.

SPBU yang menelan biaya 4-5 milyar rupiah ini memang dibangun untuk menekan biaya ku-liah. Ini membuat Undip wajib mencari pendapa-tan demi menyubsidi mahasiswa. Diperkirakan, dalam satu bulan Undip mampu meraup pema-sukan hingga �,5 milyar rupiah.

Meskipun demikian, SPBU baru akan dire-alisasikan pada Juni mendatang. “SPBU belum dapat direalisasikan, karena proses pembangu-nannya belum sepenuhnya selesai. Masih terdapat kekurangan seperti belum adanya alat kontrol un-tuk mengukur kandungan tangki keluar-masuk serta alat kontrol pencurian BBM. Setelah selesai, SPBU Undip diharapkan menjadi SPBU Pasti Pas,” kata Nasir.

Member CardSementara itu, belum ada keputusan pasti

bagaimana model pembayaran SPBU Undip. Sampai sekarang, PR II masih membicarakan sistem pembayaran SPBU dengan Rektor Un-dip, Prof Susilo Wibowo. Rencananya, ada model diskon untuk mahasiswa.

“Selain itu, SPBU akan menyiapkan kupon, masing-masing dua liter per kupon bagi maha-siswa dan lima liter per kupon bagi dosen. Bagi yang berlangganan, dapat menggunakan member card,” jelas Nasir. Setiap bulan akan diadakan pengundian laptop bagi dosen dan mahasiswa yang mempunyai member card.

Tenaga kerja SPBU tidak diambil dari ma-hasiswa, tetapi dari lulusan SMA. Undip sudah melakukan rekruitmen tenaga kerja SPBU de- ngan beriklan di koran. Manajer SPBU satu orang dan dari orang yang profesional. Total, tenaga kerja terdiri dari satu manajer, dua orang bagian pelaporan, 20-25 orang bagian message, satpam yang bekerjasama dengan polisi, dan petugas

kebersihan.Nasir berharap pendirian SPBU dapat mem-

berikan manfaat bagi keluarga besar Undip, karyawan dan masyarakat. “Keberadaan SPBU bermanfaat bagi Undip, karena keuntungannya kembali ke Undip,” jelasnya.

BEM Ragukan SPBUPresepsi berbeda diungkapkan Presiden

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Adiyatma. “Saya tidak setuju atas dibangunnya SPBU kare-na Undip merupakan kawasan pendidikan yang bebas komersialisasi. Seharusnya lahan SPBU dijadikan tempat keterampilan mahasiswa seperti Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), lapangan bas-ket, futsal atau sarana gym.

Dia ragu SPBU ini dapat menekan biaya ma-hasiswa. Keuntungan bagi Undip dan mahasiswa pun belum jelas. “Belum tepat jika SPBU din-yatakan sebagai peningkatan layanan. Ditakut-kan akan banyak terjadi penyelewangan maupun pelanggaran,” tambah Adiyatma.(Anay)

EDISI III / TAHUN XI/ 8 - 23 MEI 2010

PENCABUTAN UU BHP ternyata tidak banyak berpengaruh pada Undip. Status sebagai pionir BLU masih mantap disandang. Rektor mengibaratkan UU BHP layaknya aturan memakai seragam sekolah. Bila peraturan itu dicabut, tidak salah bila Undip tetap memakai se-ragam tersebut.

Dengan sistem BLU, Undip diwajibkan menghidupi “rumah tang-ganya” sendiri. Program-program pembangunan proyek yang dapat menghasilkan keuntungan menjadi prioritas. Tak ayal, penjalinan ker-jasama yang melibatkan beberapa stakeholder pun gencar dilakukan.

Pembangunan rumah sakit bak hotel bintang lima, rencana pem-bangunan hotel, guest house, internet cafe, dan SPBU Undip menjadi master plan yang siap direalisasikan. Gelontoran dana sekitar Rp 4-5 miliar dari Pertamina murni dikeluarkan untuk membantu Undip me-ningkatkan kualitas pelayanan kepada sivitas akademika.

SPBU Undip diklaim mampu menghasilkan tak kurang dari Rp �,5

miliar tiap bulan. Tambahan keuntungan ini nantinya akan dialokasi-kan sebagai dana subsidi SPP mahasiswa. Tidak hanya itu, tiap bulan akan diadakan undian satu buah laptop bagi konsumen yang membayar menggunakan member card.

Kali ini Joglo Pos juga menyorot persiapan yang dilakukan Tem-balang menyikapi kepindahan kampus Undip bawah (Pleburan) yang tinggal menghitung hari. Sorotan difokuskan ke tempat-tempat kos di Tembalang. Joglo Pos juga mengomparasikan dengan dampak yang ter-jadi di Pleburan jika fakultas program sarjana pindah ke Tembalang.

Selain itu, redaksi mohon maaf atas kesalahan teknis pada Joglo Pos Edisi II. Kesalahan murni di pihak percetakan. Pada artikel “Dosen Undip Wajib S2”, kata s� seharusnya S�, s2 seharusnya S2, S seharus-nya S�, dan 202 seharusnya 20�2. Di halaman tiga, angkatan 8-UKSA seharusnya angkatan �8-UKSA, 200 seharusnya 20�0. (Redaksi)

BLU = Profit

Satya/Manunggal

Page 3: Joglo Pos Edisi 3

BreakMasukkan agenda anda lewat e-mail: [email protected]

3

Agenda Kita

Pembaca yang ingin menyampaikan komentar, keluhan, kritik, atau saran seputar persoalan di Undip, dapat mengirimkan pesan lewat sms ke nomor 085640359244.

sms buatBang Jo

Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro Pelindung: Prof dr Susilo Wibowo MS MED SpAnd Penasehat: Prof Dr Ignatius Riwanto SpBD, Dr H Muhammad Nasir MSi Akt, Sukinta SH MHum, Dr Muhammad Nur DEA, Dr Adi Nugroho Pemimpin Umum: Hendra Kusuma Wahyu H. Sekretaris Umum: Ratna Trianingsih Pemimpin Redaksi: Ridha Swasti Hapsari Pemimpin Litbang: Alan Prahutama Pemimpin Perusahaan: Arvinda Hanugraheningtias Sekretaris Redaksi: Satya Sandida Redaktur Pelaksana: Rio Sandy Pradana Staf Redaksi: Anayati Dewi, Dwi Nastiti Muliasari, Riski Nisita, Deni Herawati, Achmad Hanan Redaktur Artistik Online: Siti Khatijah Staf Artistik Online: Furqon Abdi, Amalia Puspita Sari, Mohamad Reza Huzain, Azam David Saifullah, Widya Prabandari, Ratih Putri Budiyanty Manajer Iklan: Taufik Hidayat Staf Iklan: Hayatul Fitri, Rahman Adi Nugroho, Taufik Budiawan Manajer Rumah Tangga: Eka Mey Fajar Produksi dan distribusi: Tidar Priyo Santoso, Widayanti Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi: Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Joglo Universitas Diponegoro Jln. Imam Bardjo, SH No.2 Semarang 50241 Telp: (024) 8446003 email: [email protected] website: www.manunggal.undip.ac.id

EDISI III / TAHUN XI/ 8 - 23 MEI 2010

Pekan Olahraga Gizi

Sehat dengan Olahraga

MINGGU (25/4) Teater Emka mementaskan drama “Memanggul Pasar” di Pasar Sampangan, Sema-rang. Pertunjukkan ini terbilang unik, karena para pemain berbaur dengan pedagang pasar. Bahkan, sesekali mereka berinteraksi dengan pembeli yang lalu lalang.

Drama ini menceritakan empat tokoh utama, Pardi, Mi’un, Wangun, dan Suparman. Masing-ma-sing berprofesi sebagai kuli panggul, tukang ojek, dan tukang pijat yang pura-pura buta. Saat mereka tengah asik berbincang, datanglah Sumiran, seorang rentenir yang mencari pedagang bernama Binar dan Ari, lelaki cantik pegawai Binar. Ketegangan terasa saat Sumiran hendak mengambil paksa dagangan Binar. Puncaknya, Suparman datang dengan wajah

panik karena melihat kedatangan petugas Satpol PP yang akan menertibkan para pedagang.

Menurut Soni, sang sutradara, pementasan ini diadaptasi dari naskah drama Beruang Menagih karya Anton Cekhov dan Renternir karya Giwing Purba. “Proses adaptasi naskah memakan waktu satu setengah bulan, sedangkan latihannya selama dua bulan,” ujarnya.

Lokasi pasar sengaja dipilih untuk memberikan kritik kepada pemerintah tentang rencana relokasi pasar sehubungan dengan pembangunan Waduk Ja-tibarang. Selain itu, Teater Emka ingin mengangkat pasar tradisional, khususnya Pasar Sampangan, agar tidak kalah saing dengan minimarket waralaba di sekitarnya. (Rizki)

Teater Emka Pentas di Pasar

D3 Teknik Undip fasilitasnya kok gitu2 aj? Pak rektor, jgn anak tiri-kan kami. Kami juga bayar sama kayak S�.(085647638xxx)

Kapan gedung Dekanat Psikologi selesai? Kok pembangunan ber-henti? Mahasiswa dah nunggu ni.(085726953xxx)

Nggak cuma toilet FISIP dan Pe-ternakan. Lha toilet FIB amat san-gat terabaikan, pdhl baru bbrp bln dbangun, skrg udah nggak layak pakai. Mending pipis di kos..(085740�44xxx)

Gedung prodi ilmu keperawatan kapan jadi? Kami sudah terlalu sesak dengan hanya berada di 2 lantai di Fak.MIPA...(085643�80xxx)

Break D’ Wall

Nirkonsep bekerjasama de-ngan Komunitas Histeria meng-adakan acara Break D’ Wall yang akan diselenggarakan pada 2�-27 Mei 20�0 pukul �9.00 WIB. Gratis.

CP : Helmy 085640002200

Seminar Leadership

UKM PSDM mengadakan Seminar Leadership “Akulah Sang Pemimpi(n)” pada Sabtu, (22/5) di Aula Gd. Teknik Sipil Undip.

CP: 085726027639

INDUSTRI televisi dewasa ini semakin menunjukkan persaing-an ketat. Oleh karena itu, kreati-vitas mutlak diperlukan. Semua orang bebas berkarya, asal mem-perhatikan Suku, Agama dan Ras (SARA).

Hal tersebut disampaikan Kepala Departemen Operasional Produksi SCTV, Ronny Kusuma, dalam Workshop Karnaval SCTV di Gedung Pascasarjana lantai IV, Undip Pleburan pada Jumat (7/5).

Ronny menyampaikan tahap-

an-tahapan acara yang menjadi program andalan SCTV. Berawal dari proposal, sebuah acara ha-rus didesain dengan rapi untuk direalisasikan. “Konsep di atas kertas harus sama dengan hasil eksekusi,” jelas pria yang pernah juga bekerja di RCTI tersebut.

Suasana semakin semarak saat presenter Jeniffer Arnelyta memasuki ruang workshop ber-tajuk “Kreatif Produksi TV dan Presenter” tersebut. Presenter dan pemain sinetron ini menceritakan suka duka menjadi presenter.

“Dapat duit itu pasti, tapi harus siap pulang sampai larut malam,” tuturnya.

Ketua panitia penyeleng-gara workshop Erva Maulita mengatakan, workshop ini dise-lenggarakan untuk memberikan pengetahuan dan gambaran bagi mahasiswa tentang bagaimana menjadi kreatif produksi TV dan presenter yang handal.

Acara tahunan ini diseleng-garakan SCTV bekerjasama den-gan HMJ Ilmu Komunikasi FISIP Undip. (Otit)

Mengenal Televisi bersama SCTV

UNTUK menumbuhkan sema-ngat berolahraga mahasiswa, HMJ Ilmu Gizi Undip mengadakan Pe-kan Olahraga Gizi (POG) selama seminggu, dimulai Sabtu (�/5). Voli, futsal, badminton, lari estafet dan catur menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan.

Pada upacara pembukaannya, dosen Ilmu Gizi Fillah Fithra Dieny menuturkan, POG digelar sebagai langkah awal memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, karena olahraga ber-

manfaat bagi kesehatan. “Jangan jadikan kemenangan sebagai tu-juan utama, tetapi belajar bersikap sportif serta menggalang persaha-batan dan kerjasama,” imbaunya.

Teguh, ketua HMJ Ilmu Gizi, memberikan semangat agar maha-siswa menjadi juara. Juara dalam kejujuran, dalam kebersamaan dan ibadah. “Men sana in corpore sano! Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat,” ungkapnya.

POG ini baru pertama kali dise-lenggarakan pada 20�0. “Semoga

kegiatan ini menjadi awal baik menumbuhkan semangat olahraga bagi mahasiswa Ilmu Gizi dan tetap menjunjung sportivitas,” ungkap Ikhsan, ketua panitia POG 20�0.

Penyelenggaraan POG terbi-lang meriah. Antusiasme maha-siswa ditunjukkan dengan teriakan yel-yel masing-masing angkatan sejak pembukaan berlangsung. Nantinya, angkatan yang menjadi juara umum akan mendapatkan piala bergilir Ilmu Gizi sebagai penghargaan. (Farah)

Page 4: Joglo Pos Edisi 3

4

sorotan

Tembalang Sambut Mahasiswa Baru“Pastinya, tembalang akan semakin

ramai. Untuk mengantisipasinya, saya menambah tiga kamar kos, dari semula

tujuh menjadi sepuluh,” tutur Puji, pemilik kos putra di kawasan Perumda tembalang, perihal perpindahan Undip

dari Pleburan ke tembalang.

EDISI III / TAHUN XI/ 8 - 23 MEI 2010

PROSES perpindahan Undip memang tinggal menghitung hari. Tidak hanya Undip yang ber-benah. Dalam situasi ini, tempat kos dan warung makan menjadi yang paling disibukkan, karena dapat dipastikan jumlah mahasiswa perantau akan membludak.

Persiapan-persiapan gencar dilakukan pemi-lik kos, mulai dari renovasi dan pembangunan tempat kos baru, hingga meningkatkan harga sewa kamar. Puji, misalnya. Selain menambah kamar, ia juga melakukan perbaikan kamar kos seperti pengecatan ulang. Kamar mandi akan ditambah agar mahasiswa nyaman tinggal di kosnya.

Dia mematok harga sewa kamar Rp 300 ribu/ bulan semester depan. “Semula harga sewa ka-mar Rp 250 ribu/ bulan. Masalah kenaikan harga, saya mengikuti harga pemilik kos di daerah sini yang rata-rata meningkatkan tarif pada semester depan,” katanya.

Hal berbeda diungkapkan Jumirin, pemilik kos di Bulusari, Tembalang. Dia justru menyatakan tidak akan menambah kamar kos lagi. Menurutnya, mahasiswa di tempat kosnya sudah merasa nyaman dan betah. Saat ini, dari �6 kamar baru �2 yang terisi, sehingga dia hanya akan membenahi tempat kos.

Tidak seperti pemilik kos lain, Jumirin me-ngaku tidak menaikkan tarif kos. Saat ini biaya sewa di tempatnya Rp 200 ribu/ bulan. Namun, ia men-genakan biaya tambahan Rp 50 ribu/ bulan bagi mahasiswa yang membawa peralatan elektronik tambahan seperti komputer dan laptop. Bagi Jumirin, menaikkan harga pasti menguntungkan, tetapi dia juga memikirkan kondisi keuangan mahasiswa yang mayoritas pas-pasan.

“Saya senang mahasiswa Undip Pleburan pindah kesini. Suasana pen-didikan Tembalang akan semakin te-rasa. Saya menyambut baik mahasiswa Undip Pleburan atau mahasiswa baru yang masuk semester depan, walaupun mungkin dampaknya jalan di Temba-lang akan macet,” guraunya.

Sementara itu, Suarsih, pemilik tempat kos di Banjarsari, Tembalang mengatakan sedang membangun dan merenovasi besar-besaran tempat kos-nya untuk mengantisipasi mahasiswa baru. “Saya menambah sembilan kamar di lantai atas dan merenovasi kamar yamg lain, sehingga jumlah kamar kos di tempat saya sekarang 48 kamar,” tambahnya.

Pleburan PasrahGeliat perubahan justru tidak terasa di Pleburan. Saat Tembalang melaku-

kan pembangunan dan pembenahan besar-besaran, Pleburan cukup pasif menghadapi migrasi Undip. Pemilik kos, warung makan, penjual makanan, dan usaha fotocopy di Pleburan cenderung pasrah.

Sebut saja Budi, salah satu pemilik kos dan warung makan di Jalan Sin-gosari. Ia mengaku akan tetap berjualan dan menyewakan kamar kos. Ia juga tidak berkeinginan membangun kos atau membuka warung di Tembalang. “Saya tidak khawatir dengan perpindahan Undip ke Temba-lang, karena masih ada mahasiswa S2 yang kos di Pleburan. Rejeki itu sudah ada yang mengatur, saya hanya pasrah,” jelasnya.

Pendapat berbeda diungkapkan Joko, salah satu karyawan Martabak “Rizki Moro 03”. Ia mengatakan, martabaknya sudah memiliki cabang di Tembalang, jadi tidak masalah walaupun Undip pindah. “Selain itu, pelang-gan saya lebih banyak dari orang kantoran dan warga Pleburan, khususnya yang sudah berkeluarga,” tuturnya. (Hanan, Rio)

Abdi/Manunggal