jenis jenis cacing

26
I. JENIS - JENIS CACING 1. CACING TANAH Gambar 1. Cacing Tanah a. Cacing tanah adalah nama yang umum digunakan untuk kelompok Oligochaeta, yang kelas dan subkelasnya tergantung dari penemunya dalam filum Annelida. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32 Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95- 150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. b. Siklus hidup cacing tanah 1

Upload: nurfadilayahya

Post on 14-Dec-2015

73 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Jenis Jenis cacing

TRANSCRIPT

I. JENIS - JENIS CACING

1. CACING TANAH

Gambar 1. Cacing Tanah

a. Cacing tanah adalah nama yang umum digunakan untuk kelompok Oligochaeta,

yang kelas dan subkelasnya tergantung dari penemunya dalam filum Annelida.

Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang

dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32 Biasanya jenis

ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila

diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.

Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen.

Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan

silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima

antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.

b. Siklus hidup cacing tanah

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan bantuan sistem

pertahanan mereka sejak fase awal evolusi, oleh sebab itu mereka selalu dapat

menghadapi invasi mikroorganisme patogen di lingkungan mereka. Penelitian yang

telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa cacing tanah

memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme. Selain itu telah ditemukan

bahwa cairan selom cacing tanah mengandung lebih dari 40 protein dan pameran

beberapa aktivitas biologis sebagai berikut: cytolytic, proteolitik, anti mikroba,

hemolitik, hemagglutinating, tumorolytic, dan kegiatan mitogenic.

Cairan dari selom foetida Eisenia Andrei telah diteliti memiliki sebuah

aktivitas antimikroba terhadap Aeromonas hydrophila dan Bacillus megaterium yang

1

dikenal sebagai patogen cacing tanahSetelah itu diperoleh dua protein, bernama

Fetidins, dari cairan selom cacing tanah dan menegaskan bahwa aktivitas antibakteri

ini disebabkan karena fetidinsLumbricus rubellus juga memiliki dua agen antibakteri

bernama Lumbricin 1 dan Lumbricin 2. Baru-baru ini, dua jenis faktor antibakteri

yang mempunyai aktivitas seperti lisozim dengan aktivitas hemolitik serta

pengenalan pola protein bernama selom cytolytic faktor (CCF) telah diidentifikasi

dalam foetida Eisenia cacing tanah. Lysenin protein yang berbeda dan Eisenia

foetida lysenin-seperti protein memiliki beberapa kegiatan yang diberikan cytolytic

hemolitik, antibakteri dan membran-permeabilizing properti.

2. CACING TAMBANG

Gambar 2. Cacing Tambang

a. Cacing tambang paling sering disebabkan oleh Ancylostoma duodenale dan Necator

americanus. Cacing dewasa tinggal di usus halus bagian atas, sedangkan telurnya

akan dikeluarkan bersama dengan kotoran manusia. Telur akan menetas menjadi

larva di luar tubuh manusia, yang kemudian masuk kembali ke tubuh korban

menembus kulit telapak kaki yang berjalan tanpa alas kaki.Larva akan berjalan jalan

di dalam tubuh melalui peredaran darah yang akhirnya tiba di paru paru lalu

dibatukan dan ditelan kembali. Gejala meliputi reaksi alergi lokal atau seluruh

tubuh, anemia dan nyeri abdomen.

Hospes parasitini adalah manusia, Cacing dewasa hidup di rongga usus halus

dengan giginya melekat padamucosa usus. Cacing betina menghasilkan 9.000-

10.000 butir telur sehari. Cacing betina mempunyai panjang sekitar 1 cm, cacing

2

jantan kira- kira 0,8 cm, cacing dewasa berbentuk seperti huruf S atau C dan di

dalam mulutnya ada sepasang gigi. Daur hidup cacing tambang adalah sebagai

berikut, telur cacing akan keluar bersama tinja, setelah 1-1,5 hari dalam tanah, telur

tersebut menetas menjadi larvarabditif orm. Dalam waktu sekitar 3 hari larva

tumbuh menjadilarva filariform yang dapat menembus kulit dan dapat bertahan

hidup 7-8 minggu di tanah. Telur cacing tambang yang besarnya kira-kira 60x40

mikron, berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis. Di dalamnya terdapat

beberapa sel, larva rabditiform panjangnya kurang lebih 250 mikron, sedangkan

larva filriform panjangnya kurang lebih 600 mikron. Setelah menembus kulit, larva

ikut aliran darah ke jantung terus ke paru-paru.

b. Gejala Terkena Cacing Tambang

Gejala klinik penyakit cacing tambang berupa anemia yang diakibatkan oleh

kehilangan darah pada usus halus secara kronik. Jumlah darah yang hiIang setiap

hari tergantung pada ;

Jumlah cacing, terutama yang secara kebetulan melekat pada mukosa yang

berdekatan dengan kapiler arteri

Species cacing : seekor A. duodenaleyang lebih besar daripada N. americanus

mengisap 5x lebih banyak darah

Lamanya infeksi.

Terjadinya anemia tergantung pada keseimbangan zat besi dan protein yang

hilang dalam usus dan yang diserap dari makanan. Kekurangan gizi dapat

menurunkan daya tahan terhadap infeksi parasit. Beratnya penyakit cacing tambang

tergantung pada beberapa faktor, antara lain umur, lamanya penyakit dan keadaan

gizi penderita. Penyakit cacing tambang menahun dapat dibagi dalam tiga golongan :

Infeksi ringan dengan kehilangan darahyang dapat diatasi tanpa gejala, walaupun

penderita mempunyai daya tahan yang menurun terhadap penyakit lain.

Infeksi sedang dengan kehilangan darah yang tidak dapat dikompensasi dan

penderita kekurangan gizi, mempunyai keluhan pencernaan, anemia, lemah, fisik

dan mentaI kurang baik.

Infeksi berat yang dapat menyebabkan keadaanfisik buruk dan payah jantung

dengan segala akibatnya.

Gejala lainnya adalah Ruam yang menonjol dan terasa gatal (ground itch)

bisa muncul di tempat masuknya larva pada kulit. Demam, batuk dan bunyi nafas

mengi (bengek) bisa terjadi akbiat berpindahnya larva melalui paru-paru. Cacing

3

dewasa seringkali menyebabkan nyeri di perut bagian atas. Anemia karena

kekurangan zat besi dan rendahnya kadar protein di dalam darah bisa terjadi akibat

perdarahan usus.

Kehilangan darah yang berat dan berlangsung lama, bisa menyebabkan pertumbuhan

yang lambat, gagal jantung dan pembengkakan jaringan yang meluas pada anak-

anak.

3. CACING PITA

Gambar 3. Cacing Pita

a. Cacing pita adalah parasit manusia dan hewan ternak. Ada tiga jenis cacing pita

yang menjadikan manusia sebagai inang antara maupun inang permanen:

Cacing pita sapi (Taenia saginata)

Taenia saginata adalah raksasa di antara semua cacing parasit. Panjang

taenia saginata bisa mencapai 8 meter, hampir sepanjang saluran pencernaan

manusia dewasa. Cacing pita ini berwarna putih pucat, tanpa mulut, tanpa anus

dan tanpa saluran pencernaan. Badannya tidak berongga dan terdiri dari segmen

- segmen berukuran 1x1,5 cm. Taenia saginata bisa hidup sampai 25 tahun di

dalam usus inangnya.

Siklus hidup Taenia saginata; cacing pita sapi memiliki siklus yang rumit

dan berakhir pada manusia sebagai inang tetapnya. Cacing pita dewasa

melepaskan telur-telurnya bersama segmen badannya. Segmen ini bila

mengering di udara luar akan melepaskan telur-telur cacing yang dapat termakan

oleh sapi saat merumput. Enzim pencernaan sapi membuat telur menetas dan

melepaskan zigot yang kemudian menembus lapisan mukosa saluran pencernaan

untuk memasuki sirkulasi darah. Dari pembuluh darah, zigot akan menetap di

4

otot membentuk kista, seperti pada cacing cambuk. Bila daging sapi berisi kista

tersebut dimakan manusia dalam keadaaan mentah atau setengah matang, enzim-

enzim pencernaan akan memecah kista dan melepaskan larva cacing.

Selanjutnya, larva cacing yang menempel di usus kecil akan berkembang hingga

mencapai 5 meter dalam waktu tiga bulan.

Cacing pita babi (Taenia solium)

Taenia solium adalah kerabat dekat Taenia saginata yang memiliki siklus

hidup hampir sama, namun inang perantaranya adalah babi. Manusia terinfeksi

dengan memakan daging babi berisi kista Taenia solium. Cacing ini sedikit lebih

kecil dari Taenia saginata (3-4 m panjangnya), tetapi lebih berbahaya. Berbeda

dengan Taenia saginata yang hanya membentuk kista di daging sapi, Taenia

solium juga mengembangkan kista di tubuh manusia yang menelan telurnya.

Kista tersebut dapat terbentuk di mata, otak atau otot sehingga menyebabkan

masalah serius. Selanjutnya, jika tubuh membunuh parasit itu, garam kalsium

yang terbentuk di tempat mereka akan membentuk batu kecil di jaringan lunak

yang juga mengganggu kesehatan.

Cacing pita ikan

Infeksi cacing pita ikan (Difilobatriasis) merupakan infeksi usus karena

cacing pita dewasa Diphyllobothrium latum. Infeksi ini banyak ditemukan di

Eropa (terutama Skandinavia), Jepang, Afrika, Amerika Selatan, Kanada dan

Amerika (terutama Alaska dan daerah Great Lake). Infeksi sering terjadi akibat

memakan ikan air tawar mentah atau dimasak belum matang betul.

Gejala yang ditimbulkan oleh cacing pita ikan ; Infeksi biasanya tidak

menimbulkan gejala, meskipun beberapa penderita mengalami gangguan usus

yang ringan.Kadang cacing pita menyebabkan anemia.

Cacing pita dewasa dinamakan Diphyllobothrium latum. Cacing dewasa

memiliki beribu-ribu proglotid (bagian yang mengandung telur) dan panjangnya

sampai 450-900 cm. Telurnya dikeluarkan dari proglotid di dalam usus dan dibuang

melalui tinja. Telur akan mengeram dalam air tawar dan menghasilkan embrio, yang

akan termakan oleh krustasea (binatang berkulit keras seperti udang, kepiting).

Selanjutnya krustasea dimakan oleh ikan. Manusia terinfeksi bila memakan ikan air

tawar terinfeksi yang mentah atau yang dimasak belum sampai matang.

b. Siklus hidup cacing pita

5

Cacing pita Taenia dewasa hidup dalam usus manusia yang merupakan induk

semang definitif. Segmen tubuh Taenia yang telah matang dan mengandung telur

keluar secara aktif dari anus manusia atau secara pasif bersama-sama feses manusia.

Bila inang definitif (manusia) maupun inang antara (sapi dan babi) menelan telur

maka telur yang menetas akan mengeluarkan embrio (onchosphere) yang kemudian

menembus dinding usus. Embrio cacing yang mengikuti sirkulasi darah limfe

berangsur-angsur berkembang menjadi sistiserkosis yang infektif di dalam otot

tertentu. Otot yang paling sering terserang sistiserkus yaitu jantung, diafragma,

lidah, otot pengunyah, daerah esofagus, leher dan otot antar tulang rusuk.

Infeksi Taenia dikenal dengan istilah Taeniasis dan Sistiserkosis. Taeniasis

adalah penyakit akibat parasit berupa cacing pita yang tergolong dalam genus Taenia

yang dapat menular dari hewan ke manusia, maupun sebaliknya. Taeniasis pada

manusia disebabkan oleh spesies Taenia solium atau dikenal dengan cacing pita

babi. sementara Taenia saginata dikenal juga sebagai cacing pita sapi. Sistiserkosis

pada manusia adalah infeksi jaringan oleh bentuk larva Taenia (sistiserkus) akibat

termakan telur cacing Taenia solium (cacing pita babi). Cacing pita babi dapat

menyebabkan sistiserkosis pada manusia, sedangkan cacing pita sapi tidak dapat

menyebabkan sistiserkosis pada manusia. Sistiserkosis menimbulkan gejala dan efek

yang beragam sesuai dengan lokasi parasit dalam tubuh. Manusia dapat terjangkit

satu sampai ratusan sistiserkus di jaringan tubuh yang berbeda-beda. Sistiserkus

pada manusia paling sering ditemukan di otak (disebut neurosistiserkosis), mata, otot

dan lapisan bawah kulit.

Selain masalah gizi, kehadiran cacing pita umumnya menyebabkan gejala

perut ringan sampai sedang (mual, sakit, dll).

c. Gejala Terkena Cacing pita

Cacing pita Taenia dapat menimbulkan penyakit yang disebut taeniasis dan

sistiserkosis. Gejala klinis terbanyak yang dikeluhkan adalah:

Pengeluaran segmen tubuh cacing dalam fesesnya (95%)

Gatal-gatal pada anus (77%)

Mual (46%)

Pusing (42%)

Peningkatan nafsu makan (30%)

Sakit kepala (26%)

Diare (18%)

6

Lemah (17%)

Merasa lapar (16%)

Sembelit (11%)

Penurunan berat badan (6%)

Rasa tidak enak di lambung (5%)

Letih (4%)

Muntah (4%)

Tidak ada selera makan saat lapar (1%)

Pegal-pegal pada otot (1%)

Nyeri di perut, mengantuk, serta kejang-kejang, gelisah, gatal-gatal di kulit dan

gangguan pernafasan (masing-masing <1%).

d. Diagnosa Cacing Pita

Pada infeksi cacing dewasa, telur bisa ditemukan disekeliling dubur atau di

dalam tinja. Proglotid atau kepala cacing harus ditemukan di dalam tinja dan

diperiksa dengan mikroskop untuk membedakannya dari cacing pita lainnya. Kista

hidup di dalam jaringan (misalnya di otak) dan bisa dilihat dengan CT atau MRI.

Kadang-kadang kista bisa ditemukan pada pemeriksaan laboratorium dari jaringan

yang diambil dari bintil di kulit. Juga bisa dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap

parasit.

e. Pengobatan Cacing Pita

Pengendalian cacing pita Taenia dapat dilakukan dengan memutuskan siklus

hidupnya. Pemutusan siklus hidup cacing Taenia sebagai agen penyebab penyakit

dapat dilakukan melalui diagnosa dini dan pengobatan terhadap penderita yang

terinfeksi. Beberapa obat cacing yang dapat digunakan yaitu Atabrin, Librax dan

Niclosamide  dan Praziquantel. Sedangkan untuk mengobati sistiserkosis dapat

digunakan Albendazole dan Dexamethasone. Untuk mengurangi kemungkinan

infeksi oleh Taenia ke manusia maupun hewan diperlukan peningkatan daya tahan

tubuh inang. Hal ini dapat dilakukan melalui vaksinasi pada ternak, terutama babi di

daerah endemis taeniasis/sistiserkosis serta peningkatan kualitas dan kecukupan gizi

pada manusia.

7

4. CACING PIPIH

Gambar 4. Cacing Pipih

a. Cacing Pipih

Tubuhnya memipih badan berbentuk pita. Cacing ini simetris bilateral,

mempunyai sisi kanan dan kiri, permukaan dorsal dan ventral, bagian anterior dan

posterior. Tipe simetris semacam ini dikaitkan dengan gerakan yang aktif. Cacing

pipih yang hidup di air tawar misalnya Plenaria, dapat bergerak cepat. Bila planaria

berada pada permukaan substrat/tanah mengeluarkan lendir di bawah tubuhnya, dan

bergerak maju di atas lendir ini menggerakkan silianya. Bila planaria berada di

dalam air dapat berenang dengan cara menggerakkan tubuhnya seperti gelombang.

Dengan demikian planaria dapat bergerak bebas sehingga dapat mencari makanan

secara aktif.

b. Siklus hidup cacing pipih

Tubuh planaria terdiri dari tiga lapisan embrional. Lapisan terluar disebut

ekstoderm, lapisan dalam disebut endoderm. Endoderm membatasi rongga

gastrovaskuler. Diantara ekstoderm dan endoderm terdapat lapisan mesoderm.

Mesoderm terdiri dari jaringan ikat yang longgar. Pada mesoderm terdapat organ-

organ misalnya organ kelamin jantan dan betina. Filum ini terdiri atas 6000 spesies

yang digolongkan menjadi tiga kelas.

Kelas Turbellaria

Semua cacing berambut getar yang termasuk tubellaria hidup secara bebas.

Sebagian besar hewan yang termasuk mempunyai susunan tubuh yang

8

sederhana. Cacing-cacing ini dapat kita temukan pada tanah-tanah lembab dan

juga di perairan baik asin maupun tawar.

Kelas Trematoda

Semua anggota kelas ini hidup secara parasit. Cacing menghisap makanan dari

inang dengan mempergunakan batil penghisap yang terdapat di permukaan

ventral. Kebanyakan larva dari cacing ynag termasuk termatroda hidup secara

parasit. Inang yang ditumpangi larva berbeda dengan inang yang ditumpangi

cacing dewasa. Inang dari larva biasanya siput-siputan. Cacing hati merupakan

parasit yang berbahaya bagi domba dan lembu. Schistosoma dan cacing paru-

paru merupakan parasit yang berbahaya bagi manusia yang hidup di daerah

tropis.

Kelas Cestoda

Cestoda atau cacing pita juga hidup secara parasit. Cacing pita dewasa hidup di

dalam usus inang dan menghisap sari makanan. Bentuk Cestoda seperti pita

terdiri dari untaian progtogled masing progtogled hidup sendiri. Untaian

progtogled dapat mencapai panjang lebih dari 30 meter.

Dalam siklus hidupnya sebagian besar cacing pita membutuhkan dua atau

lebih inang. Kalau daging yang mengandung cacing pita tidak dimasak sempurna

kemudian termakan oleh orang, maka orang tersebut akan terserang cacing pita.

Cacing pita tidak memiliki alat pencernaan dan indra. Dalam evolusi mungkin

hewan ini hasil perkembangan dari cacing pita yang hidup secara bebas. Dalam

proses perkembangannya, alat pencernaan dan alat indera tidak lagi sesuai dengan

cara hidup parasit.

5. CACING KREMI

9

Gambar 5. Cacing Kremi

a. Cacing Kremi

Cacing yang memegang peranan disini adalah Enterobius vermikularis yang

sering banget terjadi pada anak kecil. Cacing dewasa akan tinggal di usus besar.

Cacing betina yang akan bertelur meninggalkan usus besar menuju anus yang

merupakan tempat bertelur yang paling ideal. Saat inilah si anak akan menangis

karena lubang anusnya gatal. Secara kasat mata, cacing ini akan terlihat sebesar

parutan kelapa disekitar lubang anus. Transmisi cacing ini seperti halnya cacing

perut masuk langsung melalui mulut baik dengan perantara makanan maupun

dimasukan secara tidak sengaja oleh penderita yang habis menggaruk lubang

anusnya yang gatal. Sehingga pada anak anak sering terjadi reinfeksi akibat tindakan

itu.

b. Siklus hidup cacing kremi

Telur cacing kremi dapat menempel pada tangan Anda melalui kotoran

manusia. Ketika tangan Anda yang tercemar masuk ke mulut Anda, telur dapat

masuk ke dalam tubuh, menetas dalam usus kecil dan bergerak turun ke usus besar.

Di sana cacing  kremi melekat pada dinding usus dan makan. Ketika mereka siap

bertelur, cacing pindah dan bertelur pada kulit berlipat di sekitar dubur. Saat itulah

Anda mungkin curiga terkena cacingan karena merasakan gatal-gatal di sekitar anus

(pruritus) yang biasanya lebih intens di malam hari. Dibutuhkan waktu sekitar satu

bulan dari menelan telur cacing ke merasakan gatal-gatal di anus. Cacing kremi

dewasa berukuran 3-10 mm sehingga bisa dilihat dengan mata telanjang.

Telur cacing kremi dapat bertahan hidup hingga tiga minggu. Karena

bentuknya yang sangat kecil, Anda tidak dapat melihatnya sehingga bisa tanpa

sengaja tertulari ketika menggunakan baju, kasur, bantal, mainan anak, uang kertas,

peralatan makan, atau peralatan mandi/toilet.

Untuk memastikan apakah gatal-gatal disebabkan oleh cacing kremi, Anda

dapat meletakkan sepotong selotip di anus. Semua cacing atau telur akan menempel

ke selotip. Lalu bawalah selotip itu ke dokter untuk diperiksa.

c. Gejala Terkena Cacing Kremi

Gejalanya berupa:

Rasa gatal hebat di sekitar anus

Rewel (karena rasa gatal dan tidurnya pada malam hari terganggu)

10

Kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul pada malam hari ketika

cacing betina dewasa bergerak ke daerah anus dan menyimpan telurnya di sana)

Nafsu makan berkurang, berat badan menurun (jarang terjadi, tetapi bisa terjadi

pada infeksi yang berat)

Rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, jika cacing dewasa masuk

ke dalam vagina)

Kulit di sekitar anus menjadi lecet, kasar, atau terjadi infeksi

d. Diagnosa Cacing Kremi

Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus penderita,

terutama dalam waktu 1-2 jam setelah anak tertidur pada malam hari. Cacing kremi

berwarna putih dan setipis rambut, mereka aktif bergerak. Telur maupun cacingnya

bisa didapat dengan cara menempelkan selotip di lipatan kulit di sekitar anus, pada

pagi hari sebelum anak terbangun. Kemudian selotip tersebut ditempelkan pada kaca

objek dan diperiksa dengan mikroskop.

e. Pengobatan cacing kremi

Infeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalui pemberian dosis tunggal

obat anti-parasit mebendazole, albendazole atau pirantel pamoat. Seluruh anggota

keluarga dalam satu rumah harus meminum obat tersebut karena infeksi ulang bisa

menyebar dari satu orang kepada yang lainnya

Untuk mengurangi rasa gatal, bisa dioleskan krim atau salep anti gatal ke

daerah sekitar anus sebanyak 2-3 kali/hari. Meskipun telah diobati, sering terjadi

infeksi ulang karena telur yang masih hidup terus dibuang ke dalam tinja selama

seminggu setelah pengobatan. Pakaian, seprei dan mainan anak sebaiknya sering

dicuci untuk memusnahkan telur cacing yang tersisa.

6. CACING CAMBUK

11

Gambar 6. Cacing Cambuk

a. Cacing Cambuk

Cacing dewasa akan tinggal di usus bagian bawah dan melepaskan telurnya

ke luar tubuh manusia bersama kotoran. Telur yang tertelan selanjutnya akan

menetas di dalam usus halus dan hidup sampai dewasa disana. Gejala yang timbul

pada penderita cacing cambuk antara lain nyeri abdomen, diare dan usus buntu.

b. Siklus hidup cacing cambuk

Manusia terinfeksi  karena memakan daging mentah atau setengah matang

dari hewan yang terinfeksi, terutama babi, babi hutan, dan beruang. Larva lalu

masuk ke usus kecil, menembus mukosa, dan menjadi dewasa dalam 6-8 hari. 

Cacing betina dewasa melepaskan larva yang bisa bertahan hidup sampai 6 minggu.

Larva yang baru lahir bermigrasi melalui aliran darah dan jaringan tubuh, tetapi

akhirnya hanya bertahan di sel otot rangka lurik. Larva mengkista (encyst)

sepenuhnya dalam 1-2 bulan dan tetap hidup hingga beberapa tahun sebagai parasit

intraselular. Larva yang mati akhirnya diserap kembali tubuh. Siklus ini terus

berlanjut hanya jika larva mengkista dicerna oleh karnivora lain. Gejala awal infeksi

cacing cambuk termasuk edema, nyeri otot, dan demam.

7. CACING GELANG

Gambar 7. Cacing Gelang

a. Cacing Gelang

Biasanya disebabkan oleh keluarga cacing Askaris lumbricoides yang

merupakan cacing yang paling sering menginfeksi manusia. Cacing dewasa hidup di

dalam usus manusia bagian atas, dan melepaskan telurnya di dalam kotoran

12

manusia. Infeksi pada manusia terjadi melalui jalan makanan yang tercemar oleh

kotoran yang mengandung telur cacing. Telur yang tertelan akan mengeluarkan

larva. Larva ini akan menembus dinding usus masuk ke aliran darah yang akhirnya

sampai ke paru paru lalu akan dibatukan keluar dan ditelan kembali ke usus.

Penyulit yang timbul dari infeksi ini antara lain anemia, obstruksi saluran empedu,

radang pankreas dan usus buntu.

b. Gejala Terkena Cacing gelang

Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa.

Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-

paru akan menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan kumpulan

tanda seperti demam, sesak napas, eosinofilia, dan pada foto Roentgen thoraks

terlihat infiltrat yang akan hilang selama 3 minggu.

Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran

cerna seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual. Bila

cacing masuk ke saluran empedu makan dapat menyebabkan kolik atau ikterus. Bila

cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum badan atau abdomen maka

dapat menyebabkan akut abdomen.

c. Pengobatan Cacing Gelang

Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat,

aspirin, paracetamol, decolgen. Pada umumnya, askariasis memiliki prognosis yang

baik. Kesembuhan askariasis mencapai 700 hingga 999%.

8. CACING FILARIA

13

Gambar 8. Cacing Filaria

a. Cacing Filaria

Wuchereria bancrofti atau disebut juga Cacing Filaria adalah kelas dari

anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum

Nemathelminthes. Bentuk cacing ini gilig memanjang, seperti benang maka disebut

filaria. Pernahkah Anda mendengar penyakit kaki gajah (elephantiasis). Terlihat kaki

penderita menjadi bengkak, mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Cacing ini hidup pada pembuluh limfe di kaki. Jika terlalu banyak

jumlahnya, dapat menyumbat aliran limfe sehingga kaki menjadi membengkak.

Pada saat dewasa, cacing ini menghasilkan telur kemudian akan menetas menjadi

anak cacing berukuran kecil yang disebut mikrofilaria. Selanjutnya, mikrofilaria

beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah ke peredaran darah kecil di bawah

kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang menggigit, maka larva tersebut dapat

menembus dinding usus nyamuk lalu masuk ke dalam otot dada nyamuk, kemudian

setelah mengalami pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk

itu menggigit orang, maka orang itu akan tertular penyakit ini, demikian seterusnya.

b. Siklus hidup cacing filarial

Cacing ini hidup pada pembuluh limfe di kaki. Jika terlalu banyak

jumlahnya, dapat menyumbat aliran limfe sehingga kaki menjadi membengkak.

Pada saat dewasa, cacing ini menghasilkan telur kemudian akan menetas menjadi

anak cacing berukuran kecil yang disebut mikrofilaria. Selanjutnya, mikrofilaria

beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah ke peredaran darah kecil di bawah

kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang menggigit, maka larva tersebut dapat

menembus dinding usus nyamuk lalu masuk ke dalam otot dada nyamuk, kemudian

setelah mengalami pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk

itu menggigit orang, maka orang itu akan tertular penyakit ini, demikian seterusnya.

9. CACING JANTUNG

14

Gambar 9. Cacing Jantung

Cacing jantung atau nama ilmiahnya Dirofilaria immitis merupakan penyakit

serius bagi anjing dan kucing dan sering kali membawa maut bila tak dirawat. Cacing

yang disebar melalui vektor nyamuk Anopheles, tinggal di dalam arteri pulmonari

menyebabkan kerusakan kepada jantung dan paru-paru.

Obat kelas avermectin digunakan secara meluas untuk mencegah penularan,

tetapi American Heartworm Society memperkirakan sekitar 27 juta anjing di Amerika

Serikat tidak dirawat.Kasus Dirofilaria immitis dijumpai di seluruh negara bagian di AS

dan survey yang dilakukan oleh para dokter hewan pada 2002 melaporkan 244.000 kasus

menunjukkan positif untuk uji cacing jantung (heartworm).

II. BAGIAN - BAGIAN TUBUH CACING

III. MANFAAT CACING

1. Manfaat Cacing Bagi Kesehatan Manusia

a. Sembuhkan Typus

b. Menurunkan kadar kolesterol

c. Meningkatkan daya tahan tubuh

15

d. Menurunkan tekanan darah tinggi

e. Meningkatkan nafsu makan

f. Mengobati infeksi saluran pencernaan seperti typus, disentri, diare, serta gangguan

perut lainnya seperti maag

g. Mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan seperti: batuk, asma, influenza,

bronchitis dan TBC

h. Mengurangi pegal-pegal akibat keletihan maupun akibat reumatik

i. Menurunkan kadar gula darah penderita diabetes

j. Mengobati wasir, exim, alergi, luka dan sakit gigi.

2. Manfaat Cacing Bagi Tanah

a. Menyuburkan tanah dengan memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur,

b. Meningkatkan penyimpanan air tanah,

c. Menyediakan bahan-bahan organik di tanah,dan

d. Memperbaiki aerasi dan drainase dalam tanah.

Cara cacing tanah menyuburkan tanah yaitu cacing mengkonsumsi tanah dan

bahan-bahan organik lainnya sehingga menghasilkan produk buangan (kotoran). Kotoran

cacing bermanfaat bagi kesuburan tanah karena mengandung unsur hara N, P, dan K,

sehingga memperkaya kandungan mineral dalam tanah. Kotoran cacing tersebut berupa

bentuk nutrisi yang mudah dimanfaatkan tanaman.

IV. KERUGIAN CACING

Dalam mengobati berbagai penyakit tertentu, cacing memang sangat bermanfaat

bagi kesehatan manusia seperti yang telah diuraikan dalam manfaat-manfaat cacing. Namun

disamping itu, cacing juga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit berbahaya di

antaranya ialah ;

a. Dapat menyebabkan penyakit kaki gajah

b. Dapat menyebabkan penyakit TBC

c. Dapat menyebabkan penyakit cacingan,dll.

16

OLEH :

NAMA : NURFADILA YAHYANIS : 13571KELAS : VII A

SMP NEGERI I WONOMULYOTAHUN AJARAN

2012/2013

17