skripsi bioameliorasi vertisols untuk …/bioameliorasi-vertisols... · a. cacing tanah sebagai...

62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK MENINGKATKAN N TANAH DAN JARINGAN OLEH TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh Listia Dwi Mardiyanti H0207006 PROGRAM STUDI ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: ngonguyet

Post on 03-Jul-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

SKRIPSI

BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK MENINGKATKAN N TANAH DAN JARINGAN

OLEH TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

Oleh Listia Dwi Mardiyanti

H0207006

PROGRAM STUDI ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK MENINGKATKAN N TANAH DAN JARINGAN

OLEH TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

SKRIPSI

untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Oleh Listia Dwi Mardiyanti

H0207006

PROGRAM STUDI ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 3: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

SKRIPSI

BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK MENINGKATKAN N TANAH DAN JARINGAN

OLEH TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

Listia Dwi Mardiyanti H0207006

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Ir. Widyatmani Sih Dewi, MP Ir. Jauhari Syamsiyah, MS NIP. 19631123 198703 2 002 NIP. 19590607 198303 2 008

Surakarta, November 2011

Program Studi Ilmu Tanah

Ketua

Ir. Sri Hartati, MP NIP. 19590909 198603 2 002

Page 4: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

SKRIPSI

BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK MENINGKATKAN N TANAH DAN JARINGAN

OLEH TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

yang dipersiapkan dan disusun oleh Listia Dwi Mardiyanti

H0207006

telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal:

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Program Studi Ilmu Tanah

Susunan Tim Penguji:

Ketua Anggota I Anggota II

Dr. Ir. Widyatmani Sih Dewi, MP Ir. Jauhari Syamsiyah, MS Ir. Sumarno, MS NIP. 19631123 198703 2 002 NIP. 19590607 198303 2 008 NIP. 19540518 198503 1 002

Surakarta, November 2011 Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 19560225 198601 1 001

Page 5: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillahirobbil ’alamin, penulis panjatkan puji syukur ke

hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian sekaligus penyusunan skripsi. Shalawat

dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Dengan

segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ir. Sri Hartati, MP selaku Ketua Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Ir. Widyatmani Sih Dewi, MP selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan masukan kepada penulis.

4. Ir. Jauhari Syamsiyah, MS selaku Pembimbing Pendamping I yang senantiasa

memberikan semangat dan sabar membimbing penulis.

5. Ir. Sumarno, MS selaku Pembimbing Pendamping II atas kesediaannya

meluangkan waktu untuk membimbing dan mendampingi penulis.

6. Ir. Sutopo, MP selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing dari

awal semester hingga kini.

7. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan material,

doa dan kasih sayangnya untukku.

8. Teman-teman imoet07, KMIT, Calyandra Putri’s yang telah memberikan

spirit dan motivasi bagi penulis.

9. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya tugas akhir ini.

Page 6: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

tercapainya kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan para

pembaca pada umumnya.

Surakarta, November 2011

Penulis

Page 7: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

DAFTAR ISI.......................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x

RINGKASAN ........................................................................................ xi

SUMMARY ........................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………….. ... 5

A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ......................................... 5

B. Permasalahan Tanah Vertisol .................................................... 7

C. Sisa Organik Sebagai Bioamelioran .......................................... 8

a. Pupuk Kandang Sapi…………………………….…... ........ 8

b. Seresah Daun Jati………………….………………….. ...... 9

D. Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) ....................... 10

E. Kerangka Berpikir ...................................................................... 12

F. Hipotesis ..................................................................................... . 12

III. METODE PENELITIAN .............................................................. 14

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 14

B. Alat dan Bahan Penelitian .......................................................... 14

C. Metode dan Rancangan Penelitian ............................................. 14

Page 8: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

D. Tata Laksana Penelitian ............................................................. 15

E. Variabel yang Diamati Dalam Penelitian ................................... 19

F. Analisis Data .............................................................................. 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 21

A. Karakteristik Tanah Sebelum Perlakuan .................................... 21

B. Karakteristik Bioamelioran Pupuk Kandang Sapi, Seresah Jati dan Phonska ................................................................................. 23

1. Pupuk Kandang Sapi ……………………….……………….. 23

2. Seresah Jati ............................................................................ . 24

3. Pupuk Phonska ...................................................................... 25

C. Pengaruh Bioamelioran Terhadap variabel Utama Tanah Saat Vegetatif Maksimum ................................................................. 26

1. Populasi Rhizobium sp. ....................................................... 26

a. Populasi Rhizobium sp. di Tanah……………………… 26

b. Populasi Rhizobium sp. di Saluran Pencernaan Cacing Tanah…………………………………………………... 30

c. Populasi Rhizobium sp. di Kascing……………………. 32

2. N Total Tanah…………………………….………………… 35

3. N Total Kascing……………………………………………. 37

D. Pengaruh Bioamelioran Terhadap Variabel Tanaman Saat Vegetatif Maksimum ................................................................................. 40

1. Bintil Akar ............................................................................ 40

2. Serapan N ............................................................................. 42

3. Tinggi Tanaman………….………………………………… 45

4. Berat Kering Tanaman……..………………………………. 46

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 48

A. Kesimpulan ................................................................................ 48

B. Saran ........................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul dalam Teks Halaman

1. Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah Dikomposkan….……………………………………………………. 7

2. Komposisi Komponen Kimiawi Pada Kascing ……………………. 10

3. Karakteristik Tanah Sebelum Perlakuan ……………….………….. 21

4. Kualitas Pupuk Kandang Sapi……………………………………… 23

5. Kualitas Seresah Jati……..….……………………………………… 24

6. Rata-rata Jumlah Bintil Akar Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)……………………………………………… 39

7. Rata-rata Tinggi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)……………………………………………… 44

8. Rata-rata Berat Kering Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)……………………………………………… 45

Judul dalam Lampiran

4. Rekapitulasi Data Analisis Ragam ………………….……………... 54

5. Hasil Populasi Rhizobium sp. di Tanah Sebelum Perlakuan…………………………………………………. 55

6. Hasil Populasi Rhizobium sp. di Saluran Pencernaan Cacing Sebelum Diinokulasikan…………………………………… 55

7. Rata-rata Hasil Variabel Utama Tanah Saat Vegetatif Maksimum …………………………………………………………. 55

8. Rata-rata Hasil Variabel Pendukung Tanah Saat Vegetatif Maksimum …………………………………………………………. 57

9. Rata-rata Hasil Variabel Tanaman Saat Vegetatif Maksimum …………………………………………………………. 58

Page 10: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul dalam Teks Halaman

1. Rata-rata populasi Rhizobium sp. di tanah saat vegetatif maksimum…………………………………………………………. 27

2. Pengaruh terhadap populasi Rhizobium sp. di tanah dari bioamelioran……………………………………………………….. 28

3. Rata-rata Populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan cacing tanah saat vegetatif maksimum……………………………. 30

4. Pengaruh terhadap populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan cacing tanah dari bioamelioran………………..…………………… 31

5. Rata-rata Populasi Rhizobium sp. di kascing saat vegetatif maksimum………………….……………………………………… 33

6. Pengaruh terhadap Populasi Rhizobium sp. di kascing dari bioamelioran………………………….………………………. 34

7. Rata-rata N total tanah saat vegetatif maksimum………................. 36

8. Pengaruh terhadap N total tanah dari bioamelioran ………………. 36

9. Rata-rata N total kascing saat vegetatif maksimum……………….. 38

10. Pengaruh terhadap N total kascing dari bioamelioran……………... 39

11. Rata-rata serapan N saat vegetatif maksimum…………………….. 43

12. Pengaruh terhadap Serapan N dari bioamelioran………………….. 43

Page 11: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

RINGKASAN

BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK MENINGKATKAN N TANAH DAN JARINGAN OLEH TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.). Skripsi: Listia Dwi Mardiyanti (H0207006). Pembimbing: Dr. Ir. Widyatmani Sih Dewi, MP; Ir. Jauhari Syamsiyah, MS dan Ir. Sumarno, MS. Program Studi: Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta pada bulan Mei sampai bulan Agustus 2011. Tujuan penelitian adalah mempelajari bioamelioran terhadap peningkatan populasi Rhizobium sp., N total dan N jaringan pada tanah Vertisol dengan indikator tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Percobaan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) tunggal dengan 9 perlakuan, deskripsi dari perlakuan tersebut adalah A0 (kontrol), A1 (P.corethrurus), A2 (A1 + seresah jati), A3 (A1 + pupuk kandang sapi), A4 (A1 + seresah jati + pupuk kandang sapi), A5 (A1 + seresah jati + phonska), A6 (A1 + pupuk kandang sapi + phonska), A7 (A1 + seresah jati + pupuk kandang sapi + phonska), dan A8 (A1 + phonska). Variabel yang diamati terdiri dari variabel utama meliputi populasi Rhizobium sp. di tanah, populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan cacing tanah, populasi Rhizobium sp. di kascing, N total tanah, N total kascing, jumlah bintil akar, dan N jaringan, sedangkan variabel pendukung meliputi serapan N, berat kering tanaman, P total, K total, tekstur, bahan organik tanah, kapasitas pertukaran kation, pH, Ca, tinggi tanaman, berat kascing, biomassa cacing, jumlah cacing, C/N sisa organik. Analisis data menggunakan uji F dan uji DMR pada taraf kepercayaan 95% (data normal), dilanjutkan uji korelasi dan stepwise.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bioamelioran berpengaruh sangat nyata terhadap populasi Rhizobium sp. di tanah, populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan cacing tanah, populasi Rhizobium sp. di kascing, N total tanah, N total kascing, dan N jaringan, serta berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bintil akar. Populasi Rhizobium sp. di tanah tertinggi ditunjukkan pada A4 sebanyak 67 x 109 cfu. Populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan cacing tanah tertinggi pada perlakuan A3 sebanyak 47 x 1011 cfu. Populasi Rhizobium sp. di kascing tertinggi pada perlakuan A3 sebanyak 37 x 1010 cfu. N total tanah tertinggi pada perlakuan A8 sebesar 0,46%. N total kascing tertinggi pada perlakuan A5 sebesar 0,91%, dan N jaringan tertinggi pada perlakuan A6 sebesar 4,22 %.

Kata kunci : Bioamelioran, Cacing tanah, Kacang Tanah, N total, Rhizobium sp.,

Vertisols

Page 12: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

SUMMARY

BIOAMELIORATION OF VERTISOLS TO ENHANCE THE SOIL N AND TISSUE BY GROUNDNUT (Arachis hypogaea L.). Thesis (S-1): Listia Dwi Mardiyanti (H0207006). Supervisor: Dr. Ir. Widyatmani Sih Dewi, MP; Ir. Jauhari Syamsiyah, MS and Ir. Sumarno, MS. Major Study: Soil Science, Agriculture Faculty, Sebelas Maret University (UNS) Surakarta.

The research was conducted at Green house of Agriculture Faculty, Sebelas Maret University on Mei to August 2011. The purposes were for studying the effect of bioamelioration to the enhancement of Rhizobium sp. population, total N and N tissue on Vertisols by groundnut (Arachis hypogaea L.) as indicator crop. Experiment of the research used a single Completely Randomized Design (CRD) by nine replication, descriptions of the treatment were A0 (control), A1 (P.corethrurus), A2 (A1 + teak leaf debris), A3 (A1 + cow manure), A4 (A1 + teak leaf debris + cow manure), A5 (A1 + teak leaf debris + phonska), A6 (A1 + cow manure + phonska), A7 (A1 + teak leaf debris + cow manure + phonska) and A8 (A1 + phonska). Variable of the research were divided as main and support. Main variable such as population of Rhizobium sp.; in soil, gut and cast, soil total N, cast total N, amount of root nodule and N tissue. Meanwhile, support variable such as N uptake, dry weight plant, soil total P, K, texture, soil organic matter, CEC, pH, Ca, plant height, cast weight, worm weight, amount of worm and C/N ratio. The data were analyzed by F test and DMR on 95% confident level (normal data), then continued to the correlation and stepwise test.

Results of the research showed that application of bioameliorate give a highly significant effect to the population of Rhizobium sp. in soil, gut and cast, soil total N, cast total N and N tissue, but no significant effect to the amount of root nodule. The highest population of Rhizobium sp. in soil showed by A4, as much 67 x 109 cfu. The highest population of Rhizobium sp. in gut showed by A3, as much 47 x 1011 cfu. The highest population of Rhizobium sp. in cast showed by A3, as much 37 x 1010 cfu. Soil total N showed by A8, as much 0,46%. Cast total N showed by A5, as much 0,91%, and the highest N tissue showed by A6, as much 4,22 %.

Keyword: Bioameliorate, Earth Worm, Groundnut, Rhizobium sp., Total N,

Vertisols

Page 13: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah Vertisol adalah tanah yang mempunyai warna abu-abu gelap

hingga kehitaman, bertekstur liat dan rekahan yang secara periodik membuka

dan menutup. Tanah Vertisol umumnya terbentuk dari bahan sedimen yang

mengandung mineral smektit dalam jumlah tinggi, di daerah datar, cekungan

hingga berombak. Tanah Vertisol terbentuk dari beberapa bahan induk, salah

satunya adalah napal (Prasetyo, 2007). Ordo tanah Vertisol dengan bahan

induk napal juga ditemui di daerah Gemolong, Kabupaten Sragen.

Tanah Vertisol memiliki beberapa kendala baik fisik, kimia dan

biologi. Dari segi fisik, tanah Vertisol bertekstur liat dan didominasi oleh

mineral lempung tipe 2 : 1 sehingga mudah mengembang bila basah dan

mengkerut bila kering sehingga tanah Vertisol juga sering disebut sebagai

tanah berat karena sulit diolah (Anonima, 2011). Kendala kimia kandungan

Ca tinggi namun ketersediaan unsur hara N dan unsur hara lainnya relatif

rendah (Munir, 1996). Kandungan N pada tanah Vertisol antara 0,08-0,18%

(lapisan tanah atas) dan antara 0,04-0,18% (pada lapisan bawah)

(Hardjowigeno et al., 2001). Kendala secara biologi yaitu jumlah bakteri

menguntungkan seperti Rhizobium bakteri penambat N adalah rendah karena

minimnya pola tanam yang beragam (Anonim, 2008).

Peningkatan kebutuhan pangan termasuk komoditas hortikultura

seperti kacang tanah (Anonimb, 2011) menjadikan pemanfaatan tanah

marjinal seperti Vertisols menjadi suatu solusi. Tanaman kacang tanah

merupakan sumber protein yang murah dan merupakan bahan baku berbagai

makanan khas Indonesia. Tanaman kacang tanah juga merupakan indikator

yang baik untuk pengujian status hara tanah karena peka terhadap kekahatan

ataun keracunan hara.

Solusi untuk memperbaiki masalah kesuburan tanah Vertisol akan

sangat baik bila berwawasan lingkungan, seperti bioameliorasi tanah yaitu

menambahkan cacing tanah dan sisa organik. Ameliorasi adalah perbaikan

Page 14: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

atau peningkatan nilai (Ridwan, 1999), yang dapat dilakukan secara organik

ataupun anorganik, secara anorganik dapat dilakukan dengan penambahan

pupuk anorganik berupa Phonska. Bioameliorasi adalah perbaikan kondisi

tanah melalui pendekatan biologi yang dapat dilakukan dengan penambahan

sisa organik maupun biota tanah, seperti cacing tanah. Melalui bioameliorasi

ini diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan hara khususnya N, melalui

peningkatan populasi Rhizobium sp.

Pemanfaatan sisa organik sangat penting dalam memperbaiki sifat

fisika, kimia dan biologi tanah (Buckman dan Brady, 1990; dan Yulis, 2011).

Sisa organik merupakan sumber hara N bagi tanaman dan sebagai sumber

energi bagi bakteri penambat N seperti Rhizobium, suatu mikrobiota

penambat N yang bersimbiosis dengan tanaman leguminosa seperti kacang

tanah (Rao, 1992). Asosiasi Rhizobium dengan tanaman leguminosa mampu

memfiksasi 100-300 kg N/ha dalam satu musim tanam sehingga mampu

mengurangi penggunaan pupuk anorganik (Sutanto, 2002). Populasi

Rhizobium yang umumnya rendah di tanah Vertisol menyebabkan perlu

ditingkatkannya pupulasi tersebut melalui pemberian sisa organik dan

inokulasi cacing tanah. Sisa organik sebagai sumber hara N yang diberikan ke

tanah Vertisol dapat berupa seresah jati dan pupuk kandang sapi.

Cacing tanah merupakan hewan yang berfungsi sebagai penghancur

seresah dan penggali tanah, sehingga mempercepat proses dekomposisi

(Hairiah et al., 2004 ) dan menambah populasi mikrobiota fungsional tanah

seperti Rhizobium (Edwards, 2004). Aktivitas dari cacing tanah secara tidak

langsung dapat berpengaruh terhadap jumlah bintil akar. Menurut Doubt et

al. (1994) dalam Edwards (2004) aktivitas cacing tanah berpengaruh terhadap

distribusi mikrobia terutama Rhizobium sp. namun belum dapat diketahui data

kuantitatif secara pasti mengenai hal ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan penelitian mengenai

peran berbagai sisa organik dan cacing tanah sebagai bahan bioamelioran

pada tanah Vertisol terhadap populasi Rhizobium sp., N tanah dan serapan N

oleh tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

Page 15: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu

permasalahan yaitu :

1. Apakah benar tanah Vertisol berbahan induk napal di Gemolong Sragen

kahat N ?

2. Apakah penambahan berbagai sisa organik sebagai bioamelioran dapat

meningkatkan populasi Rhizobium sp. di tanah Vertisol?

3. Apakah penambahan cacing tanah sebagai bioamelioran dapat

meningkatkan populasi Rhizobium sp. di tanah Vertisol?

4. Apakah interaksi berbagai sisa organik dan cacing tanah sebagai

bioamelioran dapat meningkatkan N total pada tanah Vertisol?

5. Apakah interaksi berbagai sisa organik dan cacing tanah sebagai

bioamelioran dapat meningkatkan serapan N pada tanaman kacang tanah

(Arachis hypogaea L.)?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mempelajari peran sisa organik sebagai bioamelioran terhadap N tanah

dan serapan N, serta populasi Rhizobium sp. pada tanah Vertisol dengan

indikator tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

2. Mempelajari peran cacing tanah sebagai bioamelioran terhadap populasi

Rhizobium sp., N tanah dan serapan N pada tanah Vertisol dengan

indikator tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

3. Mempelajari interaksi antara berbagai sisa organik dan cacing tanah

sebagai bioamelioran terhadap N tanah dan serapan N, serta populasi

Rhizobium sp. pada tanah Vertisol dengan indikator tanaman kacang tanah

(Arachis hypogaea L.).

Page 16: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat :

1. Memberikan informasi secara kuantitatif tentang perbaikan kesuburan

tanah Vertisol secara biologi.

2. Memberikan data kuantitatif mengenai potensi pemanfaatan tanah Vertisol

secara organik untuk tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

Page 17: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran

Pontoscolex corethrurus merupakan jenis cacing penggali tanah (tipe

endogeik) dan merupakan salah satu spesies eksotis. Berdasarkan hasil

penelitian di Sumberjaya, Lampung (Dewi. et al., 2006), Pontoscolex

corethrurus merupakan salah satu dari 5 spesies cacing tanah yang banyak

ditemukan setelah adanya alih guna lahan hutan menjadi kebun kopi. Dari

beberapa hasil penelitian terungkap bahwa Pontoscolex corethrurus memiliki

sebaran yang cukup luas di Indonesia. Cacing ini dapat dijumpai di tanah

pertanian, belukar dan lapangan yang ditumbuhi rumput – rumputan (Suin,

2003 dalam Letik, 2008).

Cacing tanah mempunyai peran untuk memperbaiki sifat fisik, kimia

dan biologi tanah. Salah satu peran memperbaiki sifat fisik tanah adalah

berdasarkan aktivitasnya sebagai kelompok ‘penggali tanah’ (ecosystem

engineer) yang meninggalkan banyak liang dalam tanah sebagai biopori

sehingga meningkatkan porositas tanah. Cacing kelompok ecosystem engineer

tidak hanya mengkonsumsi bahan organik yang terdapat di dalam maupun

permukaan tanah, namun juga tinggal dan aktif di dalam tanah. Sehingga

akibat pergerakannya di dalam tanah mampu membentuk liang-liang baik

secara vertikal maupun horisontal (Werner, 1990 dalam Herlinda 2009).

Adianto et al. (2004) menyatakan bahwa inokulasi cacing tanah

Pontoscolex corethrurus Fr. Mull diketahui dapat meningkatkan biomassa

mikrobiota tanah, namun pengaruh inokulasi ini terhadap tanaman

memberikan hasil yang berbeda-beda.

Tapia et al. (2006) menyatakan bahwa cacing tanah memiliki

pengaruh terhadap mineralisasi nitrogen baik secara langsung maupun tidak

langsung. Nitrogen yang dilepas langsung berasal dari produk metabolik

(casts, urin, mucus atau sel cacing tanah yang mati). Pengaruh secara tidak

5

Page 18: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

langsung yaitu berdasarkan perubahan sifat fisik tanah, fragmentasi bahan

organik tanah dan interaksi dengan mikrobia tanah.

Aktivitas cacing tanah juga telah menunjukkan pengaruh terhadap

distribusi dan aktivitas mikrobiota dalam tanah. Pada penelitian di

laboratorium dengan menggunakan cacing tanah jenis A. Trapezoides yang

diberi pakan pupuk kandang domba dimana pupuk ini mengandung Rhizobium

trifolii ditanam dalam pot yang ditumbuhkan tanaman semanggi subterania,

aktivitas cacing tanah ini mampu mendispersi permukaan yang diaplikasikan

rhizobia di seluruh tanah. Hasilnya adalah terjadi peningkatan sebesar 5 kali

lipat pada jumlah bintil akar tanaman semanggi subterania dan 4 hingga 6 kali

lipat peningkatan terhadap jumlah bintil akar pada akar antara 2-8 cm dari

permukaan (Edwards, 2004).

Cacing tanah lebih menyukai bahan organik dengan tingkat

dekomposisi sedang dan tidak mampu mencerna bahan organik dengan

kandungan lignin dan polifenol yang tinggi, namun mereka menyukai bahan

organik dengan nisbah N/polifenol tinggi. Bahan organik dengan nisbah C/N

> 60 tidak cocok sebagai makanan cacing tanah. Nitrogen digunakan oleh

cacing tanah untuk membentuk jaringan tubuhnya dan semakin tinggi N dalam

bahan organik tanah akan meningkatkan biomasa cacing tanah (Letik, 2008)

Bahan organik merupakan sumber makanan utama bagi cacing

tanah. Setelah bahan organik dimakan maka dihasilkan pupuk organik. Pupuk

organik tersebut lebih dikenal sebagai kascing (bekas cacing) berbentuk

partikel-partikel tanah berwarna kehitam-hitaman yang berukuran lebih kecil

dari partikel-partikel tanah biasa sehingga lebih cocok untuk pertumbuhan

tanaman (Palungkun, 1999).

Page 19: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Tabel 2.2. Komposisi Komponen Kimiawi Pada Kascing

Komponen kimiawi Komposisi (%)

Nitrogen (N)

Fosfor (P)

Kalium (K)

Belerang (S)

Magnesium (Mg)

Besi (Fe)

1,1-4,0

0,3-3,5

0,2-2,1

0,24-0,63

0,3-0,6

0,4-1,6

(Palungkun, 1999)

B. Permasalahan Tanah Vertisol

Tanah Vertisol merupakan tanah yang banyak mengandung mineral

lempung tipe 2:1 terutama montmorilonit yang memiliki ciri dapat

mengembang dan mengkerut. Tanah Vertisol termasuk ke dalam kelas tanah

yang memiliki kandungan lempung tinggi (>30%) pada kedalaman sekitar 1

cm sampai 50 cm atau lebih. Tanah ini sering digunakan untuk lahan

pertanian, namun harus memiliki sistem irigasi yang baik (Hardjowigeno et

al., 2001).

Menurut Prasetyo (2007), Vertisol merupakan jenis tanah yang

berwarna abu-abu gelap hingga kehitaman, bertekstur klei, mempunyai

slinckenside, dan rekahan yang secara periodik dapat membuka dan menutup.

Pembentukan tanah Vertisol terjadi melalui dua proses, yaitu terakumulasinya

mineral liat 2 : 1 dan proses mengembang dan mengkerut yang terjadi secara

periodik, sehingga membentuk slinckenside atau relief mikro gilgai. Vertisol

ketika basah tanah menjadi sangat lekat dan plastis, tetapi kedap air, namun,

saat kering tanah menjadi sangat keras dan masif, atau membentuk pola

prisma yang terpisahkan oleh rekahan.

Kandungan N pada tanah Vertisol pada umumnya rendah. Menurut

hasil penelitian Nurdin et al. (2008) tanah Vertisol di Isimu Utara dengan

tekstur liat berdebu, bersifat netral dengan kandungan unsur hara N sebesar

0,17% dan dikategorikan bernilai rendah. Kandungan N pada tanah Vertisol

umumnya antara 0,08 – 0,18 % (pada lapisan tanah atas) dan 0,04 – 0,18%

Page 20: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

(pada lapisan tanah bawah). Tanah Vertisol dapat menfiksasi NH4+ dan K+ ke

dalam bentuk yang tidak dapat dipertukarkan (Munir, 1996).

Secara umum, Vertisols mempunyai kandungan bahan organik

sedikit (sering kurang dari 1%) (Munir, 1996). Kandungan mikrobiota

fungsional seperti Rhizobium di tanah Vertisol yang ditanami tanaman

hortikultura dan dengan pola tanam yang beragam adalah sangat tinggi.

Biasanya berkisar antara 58.103 sampai 7.109 sel Rhizobium per gram tanah

(Anonim, 2008).

C. Sisa Organik Sebagai Bioamelioran

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu

sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman atau binatang

yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh

faktor fisika, kimia dan biologi (Konova, 1961 dalam Suryani, 2011).

Bahan organik berfungsi secara fisika sebagai pengikat butiran

primer tanah menjadi butiran sekunder dalam pembentukan agregat yang

mantap, secara kimia dengan menyediakan hara makro dan mikro,

meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Secara biologi, bahan

organik juga merupakan sumber energi dan makanan mikroorganisme tanah

sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikrobiota tanah seperti bakteri

penambat N simbiotik yang sangat bermanfaat dalam penyediaan hara

tanaman (Bekti dan Surdianto, 2001).

a. Pupuk Kandang Sapi

Pupuk kandang (pukan) didefinisikan sebagai semua produk

buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah

hara, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Di antara jenis pukan,

pukan sapi mempunyai kadar serat yang tinggi (selulosa), hal ini terbukti

dari hasil pengukuran parameter C/N rasio yang cukup tinggi (>40).

Tingginya kadar C dalam pukan sapi menghambat penggunaan langsung ke

lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama.

Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan

menggunakan N yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organik

Page 21: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N. Untuk

memaksimalkan penggunaan pukan sapi harus dilakukan pengomposan

agar menjadi kompos pukan sapi dengan rasio C/N di bawah 20. Selain

masalah rasio C/N, pemanfaatan pukan sapi secara langsung juga berkaitan

dengan kadar air yang tinggi. Petani umumnya menyebutnya sebagai pupuk

dingin. Bila pukan dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara

langsung akan memerlukan tenaga yang lebih banyak serta proses

pelepasan amoniak masih berlangsung (Hartatik dan Widowati, 2010).

Seekor sapi mampu menghasilkan kotoran padat 23,6 kg/hari dan

cair 9,1 kg/hari. Kotoran yang baru dihasilkan sapi tidak dapat langsung

diberikan sebagai pupuk tanaman, tetapi harus mengalami proses

pengomposan terlebih dahulu (Peni Wahyu dan Teguh Purwanto, 2007).

Tabel 2.1. Kadar hara berbagai jenis BO segar dan sesudah dikomposkan

Sumber : Balittanah, 2005

b. Seresah jati

Parameter kimia yang sering digunakan untuk menentukan kualitas

seresah antara lain adalah kandungan C, N, P, polifenol, lignin, nisbah C/N,

C/P, N/lignin, dan lignin+polifenol/N. Seresah dikatakan berkualitas tinggi

jika kandungan lignin, polifenol, dan nisbah C/N rendah, serta cepat

terdekomposisi. Bahan organik yang berkualitas tinggi mempunyai nisbah

C/N < 20, atau nisbah (lignin+polifenol)/N <10 (Letik, 2008).

Jenis bahan asal Kadar hara

C N C/N P K Bahan Segar % % Kotoran sapi 63,44 1,53 41,46 0,67 0,70 Kotoran kambing 46,51 1,41 32,98 0,54 0,75

Kotoran ayam 42,18 1,50 28,12 1,97 0,68 Kompos % % Sapi

2,34 16,8 1,08 0,69 Kambing

1,85 11,3 1,14 2,49 Ayam 1,70 10,8 2,12 1,45

Page 22: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Menurut Hairiah et al. (1997) hasil analisis kimia seresah jenis

pohon jati (Tectona grandiflora) memiliki kandungan C=38,7%; N=1,47%;

L=22,1%; P=5,70%. Untuk nisbah C/N sebesar 26, L/N sebesar 15 dan

P/N sebesar 3,9.

D. Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)

Kacang tanah berasal dari bahasa Brasillia, dibawa pedagang

Portugis tahun 1529 ke Maluku dan Jawa yang merupakan sentra produksi

kacang tanah di Indonesia. Kacang tanah berfungsi untuk membantu

menyuburkan tanah karena pada akhirnya terdapat bakteri Rhizobium yang

dapat memperkaya kandungan Nitrogen pada tanah (Askari, 2011).

Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah

dalam taksonomi adalah:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Famili : Leguminosea

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogaea L.

Selain penambatan N2 yang dilakukan oleh mikrobiota yang hidup

bebas (non simbiosis), penambatan N2 juga dilakukan oleh sekelompok

bakteri yang membentuk asosiasi dengan tanaman (terutama legum). Pada

tahun 1886 Hellriegel dan Wilfrath menyatakan bahwa kemampuan tanaman

legum mengkonversi N2 dari atmosfer menjadi senyawa yang dapat digunakan

oleh tanaman legum tersebut berkaitan dengan adanya nodul akar tanaman

legum. Bakteri yang umum bersimbiosis dengan tanaman legum adalah

Rhizobium, yaitu bakteri gram negatif dan termasuk khemoorganotrof yang

tumbuh dengan baik pada kisaran temperature tanah 25-30 oC. (Stevenson,

1982).

Page 23: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Tanaman kacang tanah dapat memenuhi sendiri unsur N yang

dibutuhkan melalui simbiosis dengan Rhizobium, tetapi pemberian pupuk N

dibutuhkan sebagai starter selama kacang tanah belum mampu memenuhi

kebutuhan N dengan bintil akar. Pemupukan nitrogen dalam jumlah kecil pada

awal pertumbuhan dapat merangsang pertumbuhan dan pembentukan bintil

akar (Ridlo, 2004). Gejala kekurangan N pada tanaman kacang-kacangan

dapat ditunjukkan dengan daun tanaman kerdil, pertumbuhan akar terbatas,

daun-daun kuning dan gugur batang-batang lemah mudah roboh, sehingga

mengurangi daya tahan pada tanaman (Askasri, 2011). Menurut (Situmorang,

2008) daun akan berwarna kuning akibat kekurangan suatu unsur hara (N, S,

Fe, Mn) dan sering kali timbul bercak hitam pada polong.

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) sebagai tanaman leguminose

mempunyai fungsi yang penting, antara lain menekan pertumbuhan gulma,

mencegah terjadinya erosi, sehingga mengurangi hilangnya nutrisi tanah dan

bahan organik lainnya, memperbaiki strukur tanah, mengembalikan nutrisi

tanah serta mempengaruhi kehadiran nitrogen pada tanah dengan adanya

aktivitas fiksasi nitrogen di dalam bintil akar (Lehman et al., 1999 dalam

Anonimc, 2011).

Varietas Domba memiliki ketahanan terhadap beberapa penyakit

Aspergillus flavus, agak tahan penyakit karat dan bercak daun, selain itu

varietas ini toleran pada tanah kahat Fe dan adaptif di Alfisol alkalis. Jumlah

polong untuk tiap tanaman antara 8-30 polong dengan jumlah biji dari 3/4/2/1

per polong. Rata-rata hasil 2,1 ton/ha polong kering dengan potensi hasil

mencapai 3,6 ton/ha polong kering (SK Varietas Domba, 2004, oleh

Kementrian Pertanian).

Page 24: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

E. Kerangka Berfikir

F. Hipotesis

1. H0 : Tanah Vertisol berbahan induk napal tidak kahat N

H1 : Tanah Vertisol berbahan induk napal kahat N

2. H0 : Penambahan berbagai sisa organik sebagai bioamelioran tidak

mampu meningkatkan populasi Rhizobium sp. di tanah Vertisol

H1 : Penambahan berbagai sisa organik sebagai bioamelioran mampu

meningkatkan populasi Rhizobium sp. di tanah Vertisol

3. H0 : Penambahan cacing tanah sebagai bioamelioran tidak mampu

meningkatkan populasi Rhizobium sp. di tanah Vertisol

H1 : Penambahan cacing tanah sebagai bioamelioran mampu

meningkatkan populasi Rhizobium sp. di tanah Vertisol

4. H0 : Interaksi barbagai sisa organik dan cacing tanah tidak mampu

meningkatkan N total pada tanah Vertisol

H1 : Interaksi barbagai sisa organik dan cacing tanah mampu

meningkatkan N total pada tanah Vertisol

Serapan N dan pertumbuhan tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)meningkat

Keharaan N

Cacing tanah Rhizobium sp.

Sisa organik Tanah vertisol dan kacang tanah (Arachis

hypogaea L.) Phonska

Page 25: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

5. H0 : Interaksi barbagai sisa organik dan cacing tanah tidak mampu

meningkatkan serapan N oleh tanaman kacang tanah (Arachis

hypogaea L.)

H1 : Interaksi barbagai sisa organik dan cacing tanah mampu meningkatkan serapan N oleh tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

Page 26: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai Agustus 2011 di

Rumah Kaca Fakultas Pertanian UNS. Analisis sifat fisika dan kimia tanah

dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah FP UNS, sedangkan

analisis biologi dilakukan pada Laboratorium Biologi Tanah FP UNS.

B. Alat dan Bahan Penelitian

Bahan dan alat yang digunakan dalam mendukung penelitian adalah

khemikalia untuk analisis laboratorium, seperangkat alat untuk kegiatan di

lapangan dan analisis laboratorium, tanah Vertisol, benih kacang tanah

varietas Domba, pupuk kandang sapi, daun jati, Phonska, cacing tanah spesies

Pontoscolex corethrurus, media YEMA.

C. Metode dan Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen

dengan menggunakan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan satu faktor dan tiap perlakuan diulang tiga kali. Faktor tersebut berupa

variasi kombinasi cacing tanah dengan berbagai kualitas sisa organik dan

pupuk Phonska. Rincian dari perlakuan adalah :

A0 : Kontrol A1 : P.corethrurus A2 : P.corethrurus + 100%1) Seresah jati A3 : P.corethrurus + 100%2) Pupuk kandang sapi A4 : P.corethrurus + 50% Seresah jati + 50% Pupuk kandang sapi A5 : P.corethrurus + 50% Seresah jati + 50% Phonska A6 : P.corethrurus + 50% Pupuk kandang sapi + 50% Phonska A7 : P.corethrurus + 25% Seresah jati + 25% Pupuk kandang sapi +

50% Phonska A8 : P.corethrurus + 100%3) Phonska

14

Page 27: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Keterangan:

1) dan 2) = dosis penggunaan pupuk organik, sebanyak 5 ton/ha

3) = dosis penggunaan pupuk Phonska pada kacang tanah, sebanyak 250

kg/ha

P.corethrurus = 100 ekor/m2 (populasi cacing tanah pada tanah terolah:

Edwards, 2004)

D. Tata Laksana Penelitian

a. Persiapan

Meliputi : studi pustaka dan penyiapan alat baik untuk survei lapang,

untuk pengambilan tanah vertisol maupun untuk analisis laboratorium.

b. Survei Lapang

Survei lapangan yang dimaksud adalah survei lokasi penelitian.

c. Pengambilan Sampel Tanah awal

Pengambilan sampel tanah awal ini dilakukan sebelum penanaman

tanaman kacang tanah di rumah kaca. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

kandungan N total tanah awal.

d. Media tanam

1) Tanah yang diambil berordo vertisol dari Kecamatan Gemolong

Kabupaten Sragen. Pengambilan dilakukan secara acak sebanyak 135

kg untuk 27 polybag. Kemudian tanah dikeringanginkan dan diayak

dengan diameter 2 mm.

2) Tanah yang telah siap dimasukkan dalam polybag yang mempunyai

luas 306,5 cm2, kemudian dialiri air hingga berkapasitas lengas

maksimum. Selanjutnya cacing dan seresah dimasukkan.

e. Penambahan sisa organik dan pupuk anorganik

1) Sisa organik yang digunakan adalah sisa organik dengan nisbah C/N

tinggi, rendah dan campuran, sesuai dengan perlakuan. Sisa organik

dengan nisbah C/N tinggi diperoleh dari cacahan kasar daun jati. Sisa

organik dengan nisbah C/N rendah diperoleh dari pupuk kandang sapi.

Sedangkan sisa organik dengan nisbah C/N campuran merupakan

gabungan dari kedua macam sisa organik sebelumnya. Sisa organik ini

Page 28: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

diberikan pada 3 hari sebelum tanam dengan dosis anjuran sebesar 5

ton/ha. Dosis ini mengacu pada anjuran Dinas Pertanian.

2) Pupuk anorganik yang digunakan adalah Phonska; pupuk anorganik

lengkap (mengandung N,P dan K). Dosis pupuk Phonska ini sebanyak

250 kg/ha, diberikan pada 3 HST dan 20 HST. Dosis ini mengacu

pada Anjuran Umum Pemupukan Berimbang dari PT.Petrokimia

Gresik.

f. Inokulasi cacing tanah

Inokulasi cacing tanah dilakukan setelah media tanam dipersiapkan

dalam tiap pot dan dalam kondisi telah diairi hingga tanah berkadar lengas

maksimum. Cacing tanah yang diinokulasikan kedalam pot adalah

Pontoscolex corethrurus sebanyak 3 ekor. Jumlah ini didasarkan pada

pernyataan Edwards (2004) dalam Earthworm Ecology, disebutkan bahwa

populasi cacing tanah pada tanah yang terolah umumnya tidak akan lebih

dari 100 individu. Jumlah 3 ekor tiap pot diperoleh dari perhitungan

konversi populasi tiap m2 menjadi populasi dalam satuan berat tanah tiap

pot dengan memperhatikan BV Vertisols (mineral).

g. Penanaman

Kacang tanah varietas Domba yang akan digunakan dalam percobaan

terlebih dulu diseleksi dengan direndam dalam air (benih kacang tanah

yang mengapung, tidak dapat digunakan) kemudian ditanam 2 benih tiap

pot, penjarangan dilakukan 7 hari setelah tanam dengan mengambil salah

satu tanaman (benih yang tidak tumbuh maksimal)

h. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan dengan melakukan penyiraman tiap 2 hari

sekali. Penyiangan juga dilakukan kapanpun bila tumbuh gulma, begitu

pula untuk hama.

i. Pengambilan sampel tanah dan tanaman pada fase vegetatif

Pengambilan sampel tanah dilakukan saat fase vegetatif bertujuan

untuk mengetahui N total tanah tersebut. Sedangkan pengambilan sampel

tanaman bertujuan untuk mengetahui kandungan N jaringan tanaman

Page 29: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tersebut. Pengambilan sampel tanah dan tanaman dilaksanakan saat

tanaman berada pada fase vegetatif, yaitu saat tanaman berumur kurang

lebih 30 HST.

j. Analisis Laboratorium

1. Analisis sisa organik

a. Pupuk kandang dan seresah jati

- C/N ratio

b. Pupuk anorganik

- N,P,K

2. Analisis cacing tanah

a. Populasi cacing dengan perhitungan manual

b. Biomassa cacing tanah dengan timbangan analitik

c. Populasi BPN simbiotik (Rhizobium sp.) dari ruang perut cacing

tanah dengan metode plate count.

d. Populasi BPN simbiotik (Rhizobium sp.) dari kascing dengan

metode plate count.

3. Analisis tanah awal

a. N total tanah (metode Khjedhal)

b. P tersedia (metode Olsen)

c. K tersedia (metode ekstrak NH4Oac 1 N netral)

d. Tekstur (metode Bouyoucos)

e. pH tanah (metode Elektrometri)

f. KPK (metode Ekstrak NH4OAc pH 7.0)

g. Ca tanah (metode pengabuan Basah dengan HNO3 dan HClO4)

h. Bahan organik (metode Walky and Black)

i. Populasi BPN simbiotik (Rhizobium sp.) dari tanah dengan metode

plate count.

4. Analisis tanah hari ke 30 setelah tanam

a. N total tanah (dengan metode Khjedhal)

b. Bahan organik (metode Walky and Black)

c. pH tanah (metode Elektrometri)

Page 30: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

d. KPK (metode Ekstrak NH4OAc pH 7.0)

5. Analisis tanaman

a. N jaringan tanaman (dengan metode Khjedhal)

b. Tinggi tanaman

c. Berat tanaman (basah dan kering)

d. Serapan N (perkalian kadar N jaringan dengan berat kering

tanaman)

e. Jumlah Bintil Akar

Page 31: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

E. Variabel yang Diamati Dalam penelitian

Variabel yang akan diamati pada penelitian ini adalah :

No Variabel Utama Metode

Tanah (HST) Saluran cerna cacing tanah

(HST)

Kascing (HST)

Berat kering (HST)

0 30 0 30 0 30 0 30

1. N total Khjedhal v v - - - v - -

2. Populasi

Rhizobium sp.

Platecount v v v v v v - -

3. Jumlah bintil

akar Manual - - - - - - - v

4. Serapan N Perkalian kadar N

jaringan dengan berat kering tanaman

- - - - - - - v

Pendukung 0 30 0 30 0 30 0 30

1. N jaringan tanaman Khjedhal - - - - - - - v

2. Berat Kering tanaman Timbangan Analitik - - - - - - - v

3. P total Olsen v - - - - - - -

4. K total Ekstrak HCL 25% v - - - - - - -

5. Tekstur Bouyoucos v - - - - - - -

6. BO Kalium dikromat v v - - - - - -

7. KPK Destilasi v v - - - - - -

8. pH Penjenuhan H2O dan

KCl v v - - - - - -

9. Populasi cacing Manual v v - - - - - -

10. Biomassa cacing Timbangan Analitik - - v v - - - -

11. Ca Pengabuan Basah dengan HNO3 dan

HClO4 v - - - - - - -

12. Berat Kascing Timbangan Analitik - - - - - v - -

13. C sisa organik Walkey and Black sebelum digunakan

14. N sisa organik Kjedahl sebelum digunakan

15. Tinggi tanaman

Manual Diukur tiap minggu

Page 32: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

F. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan uji F (data normal) untuk mengetahui

pengaruh perlakuan terhadap hasil. Uji selanjutnya adalah uji DMR dengan

taraf kepercayaan 95%, untuk mengetahui pengaruh tiap rerata perlakuan

terhadap hasil. Untuk mengetahui keeratan hubungan digunakan uji korelasi

yang dilanjutkan dengan uji regresi dan stepwise untuk mengetahui perlakuan

yang paling berpengaruh.

Page 33: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Tanah Sebelum Perlakuan

Tanah yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah berordo

Vertisol dengan bahan induk napal, yang berasal dari daerah Gemolong

Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Menurut Prasetyo (2007), Vertisols

merupakan jenis tanah yang berwarna abu-abu gelap hingga kehitaman,

bertekstur lempung, mempunyai slinckenside, dan rekahan yang secara

periodik dapat membuka dan menutup. Komposisi mineral liat Vertisols selalu

didominasi oleh mineral lempung tipe 2 : 1, terutama montmorilonit (Nurdin

et al., 2008). Beberapa sifat tanah sebelum perlakuan disajikan pada Tabel 4.1

:

Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Sebelum Perlakuan

No. Variabel Nilai Satuan Pengharkatan

1 Tekstur : Klei (clay) Pasir/sand 38 %

Debu/silt 21 %

Lempung/clay 41 %

2 KTK 28,53 cmol(+).kg-1 Tinggi 3 pH 7,3 - Netral 4 Ca 17,75 cmol(+).kg-1 Tinggi 5 BOT 4,78 % Sedang 6 C-organik 2,66 % Sedang 7 N total 0,20 % Rendah 8 P total 0,29 % Sangat Rendah 9 K total 1,29 % Sangat Rendah

10 Populasi Rhizobium sp. 5 x 105 cfu -

Sumber : Analisis Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS (2011) Keterangan : Pengharkatan berdasarkan Balai Penelitian Tanah (2005)

Berdasarkan Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa tanah di daerah

Gemolong Kabupaten Sragen adalah jenis tanah dengan ordo Vertisols yang

mempunyai kandungan unsur hara N yang rendah yaitu sebesar 0,20%. Hal ini

disebabkan tanah sebelum perlakuan mempunyai tekstur lempung sebesar

41%, mempunyai kapasitas tukar kation sebesar 28,53 cmol(+).kg-1 dengan

21

Page 34: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pengharkatan tinggi, serta pH yang netral. Tanah yang mempunyai tekstur

klei, mempunyai koloid negatif yang besar sehingga mempunyai kapasitas

tukar kation yang tinggi (Hanafiah, 2005). Mineralogi lempung tipe 2 : 1

seperti Vertisols ini, menyebabkan ion NH4+ tidak tersedia di dalam tanah

karena terjerap oleh kisi liat (Simanjuntak, 2007). Selain itu, bentuk N

anorganik seperti NO3- (aerob) merupakan bentuk N yang tersedia, namun

cepat hilang karena pelindian dan tervolatilisasi (Winarso, 2005).

Kandungan Ca pada tanah sebelum perlakuan adalah sebesar 17,75

cmol(+).kg-1, dengan pengharkatan tinggi. Salah satu penciri Vertisols dengan

bahan induk napal adalah Ca2+ tinggi yang terbentuk dari sedimentasi CaCO3

dan lempung (Prasetyo, 2007), sehingga tanah Vertisol di lokasi tersebut

mempunyai bahan induk berupa napal. Pada tanah ini, kandungan unsur hara

makro essensial selain N, yaitu P dan K juga rendah, yaitu 0,29% dan 1,29%.

Populasi Rhizobium sp. pada tanah di lokasi penelitian hanya 5 x 105

cfu. Jumlah ini dikategorikan tidak banyak, sehingga dari segi biologi kondisi

tanah di daerah tersebut kurang subur. Hal ini didasarkan pada pernyataan

Purwaningsih (2009) bahwa tanah pertanian yang subur mempunyai lebih dari

108 mikrobiota per gram tanah.

Kandungan hara dan populasi Rhizobium sp. yang rendah tersebut

diduga berhubungan dengan kandungan C-organik dan bahan organik tanah,

sebab bahan organik tanah merupakan salah satu sumber hara tanah dan

sumber makanan bagi mikrobiota tanah. Bahan organik adalah bagian dari

tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber

dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang mampu

memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Yulis, 2008) serta

merupakan sumber makanan bagi biota tanah (Hadisudarmo, 2008) seperti

Rhizobium sp.

Berdasarkan karakteristik pada tanah tersebut maka perlu adanya

bioamelioran dengan menggunakan penambahan sisa organik, cacing tanah

maupun pupuk anorganik. Pupuk kandang sapi dan seresah jati merupakan

sisa organik yang dapat ditambahkan, sedangkan penambahan pupuk

Page 35: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

anorganik berupa phonska. Penambahan cacing tanah dimaksudkan untuk

membantu meningkatkan populasi Rhizobium sp. dalam penyediaan makanan

karena cacing tanah berperan sebagai agen litter transformer dan ecosystem

engineer (Hadisudarmo, 2008). Bioameliorasi dimaksudkan untuk

meningkatkan kandungan unsur hara dalam tanah terutama N total tanah dan

populasi Rhizobium sp. yang terbukti rendah pada tanah sebelum perlakuan.

B. Karakteristik Bioamelioran Pupuk Kandang Sapi, Seresah jati dan Phonska

1. Pupuk Kandang Sapi

Penggunaan pupuk kandang sapi merupakan salah satu

bioamelioran yang mampu menambah bahan organik tanah yang

kemudian berperan dalam penyediaan unsur hara tanah dan sumber nutrisi

biota tanah. Hasil analisis kualitas pupuk kandang sapi yang digunakan

untuk penelitian disajikan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Kualitas Pupuk Kandang Sapi

No Variabel Nilai Satuan Pengharkatan Persyaratan SNI 1 C/N ratio 9,68 Rendah 12-25 2 N total 2,52 % Sangat tinggi Dicantumkan 3 BO 42,04 % Tinggi - 4 C-organik 24,39 % Tinggi Minimal 15%

Sumber : Analisis Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS (2011)

Keterangan : Pengharkatan dan persyaratan SNI pupuk organik berdasarkan Balai Penelitian Tanah (2005)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pupuk kandang

sapi belum memenuhi memenuhi persyaratan SNI pupuk organik, karena

C/N ratio sebesar 9,68 yang seharusnya mempunyai C/N ratio 12-25.

Kualitas pupuk organik ditentukan salah satunya dengan perbandingan

antara karbon dan nitrogen (C/N ratio). Rasio Carbon-Nitrogen (C/N)

merupakan cara untuk menunjukkan gambaran kandungan Nitrogen

relatif. Rasio C/N dari bahan organik merupakan petunjuk kemungkinan

kekurangan nitrogen dan persaingan di antara mikroba-mikroba dan

Page 36: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

tanaman tingkat tinggi dalam penggunaan nitrogen yang tersedia dalam

tanah (Handiri, 2010). Bahan organik yang mempunyai C/N rendah berarti

sudah matang, sedangkan bahan organik yang mempunyai C/N masih

tinggi berarti masih mentah. Namun demikian, pupuk kandang sapi hasil

analisis laboratorium menunjukkan bahwa pupuk kandang sapi memiliki

C/N ratio < 20. Nilai C/N yang rendah menandakan bahwa pupuk ini

sudah matang dan bisa langsung diaplikasikan ke lahan.

Pupuk kandang sapi mempunyai kandungan N total sebesar

2,52% dengan pengharkatan sangat tinggi, sehingga merupakan sisa

organik yang mampu sebagai sumber unsur hara N dalam tanah.

Kandungan bahan organik dan C-organik sebesar 42,04% dan 24,39%

dengan pengharkatan yang tinggi. Kandungan yang tinggi ini diharapkan

mampu sebagai sumber nutrisi bagi biota dalam tanah, sehingga mampu

meningkatkan populasi biota tanah Vertisol.

2. Seresah jati

Seresah adalah bagian tanaman yang mati berupa daun, cabang,

ranting, bunga dan buah yang gugur dan tinggal di permukaan tanah baik

yang masih utuh ataupun telah melapuk sebagian (Hairiah et al., 2004).

Pada penelitian ini, bioamelioran yang digunakan sebagai pupuk organik

selain pupuk kandang sapi juga digunakan seresah jati. Hasil analisis

kualitas seresah jati disajikan pada table 4.3.

Tabel 4.3. Kualitas Seresah Jati

No Variabel Nilai Satuan Pengharkatan 1 C/N ratio 26,13 Tinggi 2 N total 1,44 % Sangat Tinggi 3 BO 64,88 % Sangat Tinggi 4 C-organik 37,63 % Sangat Tinggi

Sumber : Analisis Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS (2011)

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa seresah jati mempunyai

kandungan C/N ratio sebesar 26,13, sehingga seresah jati digolongkan

Page 37: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

mempunyai kandungan C/N ratio > 20 (tinggi) sehingga sulit untuk

terdekomposisi. Menurut Supriyo et al. (2009) kecepatan dekomposisi ini

salah satunya dipengaruhi oleh nisbah C/N yang ada pada seresah,

semakin besar nisbah C/N seresah maka akan semakin sulit seresah

tersebut untuk terdekomposisi. Meskipun demikian, seresah jati

mempunyai kandungan kandungan N total sebesar 1,44% dengan

pengharkatan sangat tinggi, sehingga seresah jati mampu sebagai sumber

hara N dalam tanah. Kandungan BO dan C-organik sebesar 64,88% dan

37,63% dengan pengharkatan tinggi, sehingga mampu dijadikan sumber

makanan bagi biota tanah. Penggunaan cacing tanah sebagai bioamelioran

diharapkan mampu mempercepat dekomposisi seresah jati sehingga

mampu menyediakan sumber hara N di tanah Vertisol serta sumber nutrisi

bagi mikrobiota tanah khususnya Rhizobium sp. di tanah Vertisol.

3. Pupuk Phonska

Pupuk anorganik adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik

dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase

kandungan hara yang tinggi (Khaerani, 2008). Pupuk anorganik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk phonska. Hasil analisis

kualitas phonska disajikan pada table 4.4.

Tabel 4.4. Kualitas Pupuk Phonska

No Variabel Nilai Satuan Pengharkatan Persyaratan SNI 1 N total 16,53 % Sangat Tinggi Minimal 6% 2 P total 12,92 % Sangat Tinggi Minimal 6% 3 K total 14,20 % Sangat Tinggi Minimal 6%

Sumber : Analisis Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS (2011)

Keterangan : Pengharkatan dan persyaratan SNI pupuk anorganik berdasarkan Balai Penelitian Tanah (2005)

Berdasarkan hasil analisis laboratorium pupuk phonska yang

digunakan dalam penelitian ini mengandung N total, P total dan K total

masing-masing sebesar 16,53%, 12,92% dan 14,20% dengan pengharkatan

sangat tinggi. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pupuk phonska telah

Page 38: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

memenuhi persyaratan SNI pupuk anorganik yang ketiganya memiliki

nilai diatas 6%. Kandungan hara yang tinggi dalam phonska diharapkan

mampu meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah Vertisol.

C. Pengaruh Bioamelioran Terhadap Variabel Utama Tanah Saat Vegetatif Maksimum (Populasi Rhizobium sp., N Total Tanah, dan N Total Kascing)

1. Populasi Rhizobium sp.

Banyak mikrobiota tanah yang mempunyai potensi untuk

meningkatkan kesuburan tanah. Mikrobiota tersebut dikenal luas

peranannya sebagai biofertilizer yang dapat meningkatkan efisiensi

penggunaan pupuk anorganik, sehingga sangat menunjang sistem

pertanian yang berwawasan lingkungan (Purwaningsih, 2009). Salah satu

bakteri yang mempunyai potensi tersebut adalah Rhizobium sp.. Pada

penelitian ini, indikator tanaman yang digunakan adalah tanaman kacang

tanah (Arachis hypogaea L.) sehingga mampu mengadakan simbiosis

dengan bakteri Rhizobium sp. dalam menambat N. Bioamelioran berupa

cacing tanah, sisa organik berupa pupuk kandang sapi dan seresah jati

serta pupuk anorganik berupa phonska mampu memberikan pengaruh baik

secara langsung maupun tidak langsung terhadap populasi Rhozobium sp.

baik di dalam tanah, di saluran pencernaan cacing tanah, maupun di dalam

kascing.

a. Populasi Rhizobium sp. Di Tanah Vertisol

Berdasarkan uji F, perlakuan bioamelioran sangat

berpengaruh nyata (p < 0,01) terhadap populasi Rhizobium sp. di tanah

Vertisol pada saat vegetatif maksimum (Lampiran 7). Rata-rata hasil

populasi Rhizobium sp. di tanah Vertisol dan hasil uji DMR setelah

perlakuan disajikan pada Gambar 4.1. dan 4.2.

Page 39: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Gambar 4.1. Rata-rata Populasi Rhizobium sp. di tanah pada saat vegetatif maksimum

Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan

Berdasarkan uji jarak berganda Duncan (Gambar 4.1.), dapat

diketahui bahwa bioamelioran berupa campuran cacing tanah dengan

seresah jati dan pupuk kandang sapi berbeda nyata dengan kontrol dan

memberikan populasi Rhizobium sp. di tanah tertinggi (67 x 109 cfu),

namun tidak berbeda nyata dengan yang diberi campuran cacing tanah

dengan pupuk kandang sapi dan phonska (50 x 109 cfu). Untuk lebih

memperjelas perbedaan peran bioamelioran terhadap peningkatan

populasi Rhizobium sp. di tanah Vertisol disajikan rerata data pada

Gambar 4.2.

Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (Gambar 4.2.),

dapat diketahui bahwa bioamelioran berupa cacing tanah saja dan

campuran cacing tanah dengan pupuk anorganik tidak berbeda nyata

dengan kontrol. Bioamelioran berupa campuran cacing tanah dengan

sisa organik maupun pupuk anorganik mampu meningkatkan populasi

Rhizobium sp. di tanah Vertisol secara significan. Pencampuran cacing

tanah dengan sisa organik mampu meningkatkan populasi Rhizobium

Keterangan : A0 : kontrol A4: A1+50%seresah jati+50%pukan A8: A1+100% phonska A1 : P. corethrurus A5: A1+50%seresah jati+50%phonska A2 : A1+100%seresah jati A6: A1+50%pukan+50%phonska A3 : A1+100%pukan A7: A1+25%seresah jati+25%pukan+50%phonska

Page 40: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

sp. di tanah Vertisol tertinggi berupa peningkatan 10 kali lipat dari

kontrol.

Gambar 4.2. Pengaruh terhadap Populasi Rhizobium sp. di tanah Vertisol dari bioamelioran

Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan

Bioamelioran dengan sisa organik berperan secara langsung

dalam meningkatkan populasi Rhizobium sp. di tanah Vertisol.

Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 21), variabel yang menunjukkan

keeratan hubungan dengan bahan organik tanah adalah populasi

Rhizobium sp. di tanah (r = 0,66**), Rhizobium sp. di saluran

pencernaan cacing tanah (r = 0,65**), Rhizobium sp. di kascing (r =

0,55**), dan berat cacing (r = 0,60**). Berdasarkan hasil korelasi

tersebut dilanjutkan dengan uji stepwise (Lampiran 22). Berdasarkan

uji tersebut, variabel yang paling menentukan bahan organik tanah

adalah populasi Rhizobium sp. di tanah dan populasi Rhizobium sp. di

saluran pencernaan cacing tanah (R Sq (adj) = 0,57*). Berdasarkan

hasil uji stepwise tersebut, variabel yang paling berpengaruh adalah

populasi Rhizobium sp. di tanah dengan persamaan regresi, yaitu bahan

organik tanah = 4,88 + 0,00359 populasi Rhizobium sp. di tanah (R Sq

(adj) = 0,42*).

Keterangan : A : kontrol (A0) B : cacing tanah (A1) C : cacing tanah+sisa organik D : cacing tanah +sisa organik+anorganik (A2+A3+A4) (A5+A6+A7) E : cacing tanah+anorganik (A8)

Page 41: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Sisa organik merupakan sumber makanan bagi mikrobiota

dalam tanah salah satunya adalah Rhizobium sp.. Rhizobium sp.

memerlukan unsur karbon sebagai energi untuk hidup (Hadisudarmo,

2008) dan sumber karbon adalah dengan penambahan sisa organik,

sehingga bioamelioran berupa pupuk kandang sapi yang memiliki

bahan organik sebesar 42,04% (Tabel 4.2.) dan seresah jati yang

memiliki kandungan bahan organik sebesar 64,88% (Tabel 4.3.)

merupakan sumber makanan bagi Rhizobium sp. di tanah Vertisol.

Pada phonska tidak mengandung bahan organik, sehingga bukan

termasuk makanan bagi Rhizobium sp..

Bioamelioran dengan campuran cacing tanah dan sisa

organik secara tidak langsung akan meningkatkan populasi Rhizobium

sp. di tanah Vertisol. Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 21), variabel

yang menunjukkan keeratan hubungan dengan populasi Rhizobium sp.

di tanah adalah populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan cacing

tanah (r = 0,44**) dan berat cacing tanah (r = 0,47**). Berdasarkan

hasil korelasi tersebut dilanjutkan dengan uji stepwise (Lampiran 22).

Berdasarkan uji tersebut, variabel yang paling menentukan populasi

Rhizobium sp. di tanah Vertisol adalah berat cacing (R Sq (adj) =

0,19*). Semakin banyak sisa organik yang ditambahkan ke dalam

tanah, akan semakin meningkatkan aktivitas cacing tanah dalam

mendapatkan makanan sehingga akan semakin meningkatkan populasi

Rhizobium sp. dalam tanah (Purwaningsih, 2005). Bioamelioran

berupa campuran cacing tanah dan sisa organik mampu meningkatkan

kesuburan tanah di Vertisol, karena terdapat peningkatan sebelum

perlakuan yang hanya terdapat populasi Rhizobium sp. sebanyak 5 x

105 cfu saja (Lampiran 2).

Page 42: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b. Populasi Rhizobium sp. Di Saluran Pencernaan Cacing Tanah

Berdasarkan uji F, perlakuan bioamelioran sangat

berpengaruh nyata (p < 0,01) terhadap populasi Rhizobium sp. di

saluran pencernaan cacing tanah (Lampiran 8). Rata-rata hasil populasi

Rhizobium sp. di saluran pencernaan cacing tanah dan hasil uji DMR

setelah perlakuan disajikan pada Gambar 4.3. dan 4.4.

Gambar 4.3. Populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan cacing

tanah saat vegetatif maksimum Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama

karena bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan

Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (Gambar 4.3.),

dapat diketahui bahwa bioamelioran berupa inokulasi P.corethrurus

saja maupun dengan campuran seresah jati, pupuk kandang sapi, dan

phonska meningkatkan populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan

cacing tanah, namun memberikan peningkatan yang bervariasi

tergantung bahan campurannya. Pemberian bioamelioran berupa

campuran cacing tanah dan pupuk kandang sapi mampu meningkatkan

populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan cacing tanah tertinggi

(37 x 1011 cfu). Untuk lebih memperjelas perbedaan peran

Keterangan : A0 : kontrol A5: A1+50%seresah jati+50%phonska A1 : P. corethrurus A6: A1+50%pukan+50%phonska A2 : A1+100%seresah jati A7: A1+25%seresah jati+25%pukan+50%phonska A3 : A1+100%pukan A8: A1+100% phonska A4: A1+50%seresah jati+50%pukan *) : Saluran pencernaan cacing tanah

Page 43: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

bioamelioran terhadap peningkatan populasi Rhizobium sp. di saluran

pencernaan cacing tanah disajikan rerata data pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4. Pengaruh terhadap populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan cacing tanah dari bioamelioran

Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan

Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (Gambar 4.4.),

dapat diketahui bahwa bioamelioran berupa cacing tanah saja tidak

berbeda nyata dengan bioamelioran berupa campuran cacing tanah

dengan pupuk anorganik. Pupuk anorganik berupa phonska bukan

merupakan makanan Rhizobium sp.. Bioamelioran berupa campuran

cacing tanah dengan berbagai tambahan sisa organik mampu

meningkatkan populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan cacing

tanah secara significan. Pencampuran cacing tanah dengan sisa organik

mampu meningkatkan populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan

cacing tanah tertinggi berupa peningkatan 5 kali lipat dari

bioamelioran berupa cacing tanah saja.

Bioamelioran berupa pupuk kandang sapi memiliki C/N ratio

sebesar 9,68 (Tabel 4.2.) sehingga mudah terdekomposisi. Kualitas

pupuk kandang sapi tersebut lebih disukai oleh cacing tanah jenis

P.corethrurus. Sesuai dengan pernyataan Dedi (2009) bahwa cacing

Keterangan : A : kontrol (A0) B : cacing tanah (A1) C : cacing tanah+sisa organik D : cacing tanah +sisa organik+anorganik (A2+A3+A4) (A5+A6+A7) E : cacing tanah+anorganik (A8) *) : Saluran pencernaan cacing tanah

Page 44: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

tanah menyukai bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah

dicerna oleh tubuhnya. Meskipun seresah jati memiliki C/N ratio

sebesar 26,13 (Tabel 4.3.), namun masih merupakan makanan bagi

cacing tanah, karena mengandung nitrogen yang digunakan oleh

cacing tanah untuk membentuk jaringan tubuh (Letik, 2008). Unsur

karbon yang terdapat dalam saluran pencernaan cacing tanah dapat

dimanfaatkan oleh Rhizobium sp. sebagai sumber nutrisi.

Selain itu, aktivitas cacing tanah dalam memakan bahan

organik menarik perhatian mikrobiota dalam tanah (Anjangsari, 2010)

sehingga terdapat banyak Rhizobium sp. yang tertarik sehingga ikut

tertelan oleh cacing tanah kemudian populasinya meningkat di saluran

pencernaan cacing tanah. Sebelum inokulasi P.corethrurus ke tanah

Vertisol, jumlah populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan adalah

sebanyak 5 x 107 cfu/gut (Lampiran 3).

Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 21), variabel yang

menunjukkan keeratan hubungan dengan populasi Rhizobium sp. di

saluran pencernaan cacing tanah adalah populasi Rhizobium sp. di

kascing (r = 0,79**), berat kascing (r = 0,39*) dan berat cacing tanah

(r = 0,54**). Berdasarkan hasil korelasi tersebut dilanjutkan dengan uji

stepwise (Lampiran 22). Berdasarkan uji tersebut, variabel yang paling

menentukan populasi Rhizobium sp. di saluran pencernaan cacing

tanah adalah populasi Rhizobium sp. di kascing (R Sq (adj) = 0,61*).

Edwards (2004) menyatakan banyak mikrobiota yang ditemukan di

saluran pencernaan (gut) cacing tanah jenis P.corethrurus. Pakan

berupa sisa organik kemudian dikeluarkan melalui mucus, bersamaan

dengan mikrobiota didalamnya.

c. Populasi Rhizobium sp. Di Kascing

Berdasarkan uji F, perlakuan bioamelioran sangat

berpengaruh nyata (p < 0,01) terhadap populasi Rhizobium sp. di

kascing (Lampiran 26). Rata-rata hasil populasi Rhizobium sp. di

Page 45: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

kascing dan hasil uji DMR setelah perlakuan disajikan pada Gambar

4.5. dan 4.5.

Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (Gambar 4.5.),

dapat diketahui bahwa bioamelioran berupa inokulasi P.corethrurus

saja maupun dengan campuran seresah jati, pupuk kandang sapi, dan

phonska meningkatkan populasi Rhizobium sp. kascing, namun

memberikan peningkatan yang bervariasi tergantung bahan

campurannya. Bioamelioran berupa campuran cacing tanah dan pupuk

kandang sapi memberikan hasil populasi Rhizobium sp. tertinggi (47 x

1010 cfu). Untuk lebih memperjelas perbedaan peran bioamelioran

terhadap peningkatan populasi Rhizobium sp. kascing disajikan rerata

data pada Gambar 4.6.

Gambar 4.5. Rata-rata populasi Rhizobium sp. di kascing saat vegetatif maksimum

Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan

Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (Gambar 4.6.),

dapat diketahui bahwa bioamelioran berupa cacing tanah saja tidak

berbeda nyata dengan bioamelioran berupa campuran cacing tanah

dengan pupuk anorganik. Pupuk anorganik berupa phonska bukan

Keterangan : A0 : kontrol A4: A1+50%seresah jati+50%pukan A8: A1+100% phonska A1 : P. corethrurus A5: A1+50%seresah jati+50%phonska A2 : A1+100%seresah jati A6: A1+50%pukan+50%phonska A3 : A1+100%pukan A7: A1+25%seresah jati+25%pukan+50%phonska

Page 46: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

merupakan makanan Rhizobium sp.. Bioamelioran berupa campuran

cacing tanah dengan berbagai tambahan sisa organik mampu

meningkatkan populasi Rhizobium sp. di kascing secara significan.

Pencampuran cacing tanah dengan sisa organik mampu meningkatkan

populasi Rhizobium sp. di kascing tertinggi (60%) dari bioamelioran

berupa cacing tanah saja.

Gambar 4.6. Pengaruh terhadap populasi Rhizobium sp. di kascing dari

bioamelioran Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama

karena bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan

Bioamelioran dengan campuran cacing tanah, seresah jati, dan

pupuk kandang sapi secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah

mikrobiota seperti Rhizobium sp. di dalam kascing. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Adianto (2004) bahwa penambahan sisa organik

sebagai makanan bagi cacing tanah menghasilkan kascing yang

berguna bagi pertumbuhan mikrobiota seperti Rhizobium sp..

Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 21), variabel yang

menunjukkan keeratan hubungan dengan populasi Rhizobium sp. di

kascing adalah berat kascing (r = 0,54**) dan berat cacing tanah (r =

0,61**). Berdasarkan hasil korelasi tersebut dilanjutkan dengan uji

Keterangan : A : kontrol (A0) B : cacing tanah (A1) C : cacing tanah+sisa organik D : cacing tanah +sisa organik+anorganik (A2+A3+A4) (A5+A6+A7) E : cacing tanah+anorganik (A8)

Page 47: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

stepwise (Lampiran 22). Berdasarkan uji tersebut, variabel yang paling

menentukan populasi Rhizobium sp. di kascing adalah berat kascing (R

sq(adj) = 0,36*). Pelepasan C-organik harian melalui ekskresi mucus

dari permukaan tubuh dan pada kotoran cacing adalah 0,2% - 0,5%

dari total biomassa cacing tanah (Anwar, 2009), sehingga ekskresi

yang dihasilkan akan semakin meningkatkan pertumbuhan dan

aktivitas dari mikrobiota (McLean et al., 2006). Kascing yang

dikeluarkan oleh cacing tanah sangat kaya akan ammonia dan bahan

organik yang terdegradasi sehingga menjadi substrat yang bagus bagi

pertumbuhan mikrobiota seperti Rhizobium sp. (Adianto, 2004).

2. N Total Tanah

N total tanah terdapat dalam bentuk N organik dan anorganik. N

organik tidak tersedia bagi tanaman, jumlahnya sekitar 95% dari total N

yang ada di dalam tanah. N anorganik berupa NH4+ dan NO3

-. NH4+ yang

terfiksasi oleh bahan organik dan mineral merupakan bentuk lambat

tersedia, sedangkan NH4+ dan NO3

- yang larut dapat langsung digunakan

oleh tanaman (Winarso, 2005). Berdasarkan uji F, perlakuan bioamelioran

berpengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap N total tanah pada saat

vegetatif maksimum (Lampiran 5). Rata-rata N total tanah dan hasil uji

DMR setelah perlakuan disajikan pada Gambar 4.7. dan 4.8.

Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan pada Gambar 4.7.

dapat diketahui bahwa perlakuan bioamelioran berupa inokulasi

P.corethrurus memberikan N total rendah (0,27%) dan berbeda tidak

nyata dengan kontrol (0,24%). Pemberian bioamelioran berupa campuran

cacing tanah dan phonska memberikan N total tertinggi (0,46%), namun

berbeda tidak nyata dengan yang diberi campuran cacing tanah, pupuk

kandang sapi, dan phonska (0,44%). Untuk lebih memperjelas perbedaan

peran bioamelioran terhadap peningkatan N total tanah disajikan rerata

data N total tanah pada Gambar 4.8.

Page 48: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Gambar 4.7. Rata-rata N total tanah saat vegetatif maksimum Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama

karena bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan

Gambar 4.8. Pengaruh terhadap N total tanah dari bioamelioran Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena

bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan

Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (Gambar 4.8.),

dapat diketahui bahwa bioamelioran berupa cacing tanah saja belum

mampu meningkatkan N total tanah secara significan karena tidak berbeda

nyata dengan kontrol. Bioamelioran berupa campuran cacing tanah dengan

berbagai tambahan sisa organik maupun anorganik mampu meningkatkan

Keterangan : A0 : kontrol A4: A1+50%seresah jati+50%pukan A8: A1+100%Phonska A1 : P. corethrurus A5: A1+50%seresah jati+50%phonska A2 : A1+100%seresah jati A6: A1+50%pukan+50%phonska A3 : A1+100%pukan A7: A1+25%seresah jati+25%pukan+50%phonska

Keterangan : A : kontrol (A0) B : cacing tanah (A1) C : cacing tanah+sisa organik D : cacing tanah +sisa organik+anorganik (A2+A3+A4) (A5+A6+A7) E : cacing tanah+anorganik (A8)

Page 49: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

N total tanah secara significan. Pencampuran cacing tanah dengan phonska

memberikan peningkatan N total tanah tertinggi (91,7%).

Sisa organik berperan secara langsung dan tidak langsung dalam

meningkatkan N total dalam tanah Vertisol. Secara langsung, sisa organik

yang ditambahkan memiliki kandungan N total yang tinggi, maka mampu

menyediakan unsur hara N ke dalam tanah. Pupuk kandang sapi yang

digunakan mengandung N total sebesar 2,52% (Tabel 4.2.), sedangkan

seresah jati kandungan N total sebesar 1,44%.

Secara tidak langsung, sisa organik mampu meningkatkan N total

dalam tanah dengan bantuan aktor cacing tanah. Berdasarkan uji korelasi

(Lampiran 21), variabel yang menunjukkan keeratan hubungan dengan N

total tanah adalah N total kascing (r = 0,39**), KTK (r = 0,55**), dan

berat kascing (r = 0,58**). Berdasarkan hasil korelasi tersebut dilanjutkan

dengan uji stepwise (Lampiran 22). Berdasarkan uji tersebut, variabel

yang paling menentukan N total tanah adalah berat kascing (R-Sq (adj) =

0,31*). Cacing tanah membutuhkan N untuk membentuk jaringan

tubuhnya, dan sisa organik merupakan sumber makanan baginya (Letik,

2008). Aktivitas selanjutnya adalah mengeluarkan kascing. Kascing adalah

hasil produk metabolisme dari cacing tanah yang mampu meningkatkan

konsentrasi NH+, NO3-, dan mineral N lainnya dibandingkan tanah yang

tidak diinokulasikan cacing tanah (Tapia et al., 2006).

Bioamelioran secara anorganik dengan menggunakan pupuk

phonska mampu meningkatkan N total tertinggi dibandingkan perlakuan

lainnya. Hal ini disebabkan phonska memiliki kandungan N total sebesar

16,53% (Tabel 4.4.) sehingga mampu menyediakan unsur hara N ke dalam

tanah.

3. N Total Kascing

Kascing (kotoran cacing) memberikan kontribusi yang nyata

terhadap kandungan N total tanah karena kascing kaya akan unsur hara

terutama N. Berdasarkan uji F, perlakuan bioamelioran berpengaruh

Page 50: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

sangat nyata ( p < 0,01 ) terhadap N total kascing pada saat vegetatif

maksimum (Lampiran 6). Rata-rata N total kascing dan hasil uji DMR

setelah perlakuan disajikan pada Gambar 4.9. dan 4.10.

Gambar 4.9. Rata-rata N total kascing saat vegetatif maksimum Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena

bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan

Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (Gambar 4.9.),

dapat diketahui bahwa bioamelioran berupa inokulasi P.corethrurus saja

maupun dengan campuran seresah jati, pupuk kandang sapi, dan phonska

meningkatkan kandungan N total kascing, namun memberikan

peningkatan yang bervariasi tergantung bahan campurannya. Pemberian

bioamelioran berupa campuran cacing tanah, seresah jati, dan phonska

memberikan N total kascing tertinggi (0,91%), namun tidak berbeda nyata

dengan yang diberi campuran cacing tanah dan pupuk kandang sapi

(0,87%). Untuk lebih memperjelas perbedaan peran bioamelioran terhadap

peningkatan N total kascing disajikan rerata data pada Gambar 4.10.

Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (Gambar 4.10.),

dapat diketahui bahwa bioamelioran berupa cacing tanah saja tidak

berbeda nyata dengan bioamelioran berupa campuran cacing tanah dengan

pupuk anorganik. Pupuk anorganik berupa phonska bukan merupakan

makanan cacing tanah. Bioamelioran berupa campuran cacing tanah

Keterangan : A0 : kontrol A4: A1+50%seresah jati+50%pukan A8: A1+100%Phonska A1 : P. corethrurus A5: A1+50%seresah jati+50%phonska A2 : A1+100%seresah jati A6: A1+50%pukan+50%phonska A3 : A1+100%pukan A7: A1+25%seresah jati+25%pukan+50%phonska

Page 51: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dengan berbagai tambahan sisa organik mampu meningkatkan N total

kascing secara significan. Pencampuran cacing tanah dengan sisa organik

mampu meningkatkan N total kascing tertinggi (31,7%) dari bioamelioran

berupa cacing tanah saja.

Gambar 4.10. Pengaruh terhadap N total kascing dari bioamelioran Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena

bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan

Cacing tanah menyukai berbagai sisa organik untuk makanannya.

Menurut Letik (2008), makanan cacing tanah berupa sisa organik, dimana

makanan yang cocok adalah sisa organik dengan nisbah C/N ratio tidak

lebih dari 60, sehingga bioamelioran berupa seresah jati dan pupuk

kandang sapi yang mempunyai C/N sebesar 26,13 (Tabel 4.3.) dan 9,68

(Tabel 4.2.) merupakan makanan yang cocok untuk cacing tanah.

Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 21), variabel yang menunjukkan

keeratan hubungan dengan N total kascing adalah C-organik (r = 0,50**),

bahan organik (r = 51**), KTK (r = 0,59**), Rhizobium sp. di saluran

pencernaan cacing tanah (r = 63**), Rhizobium sp. di kascing (r = 0,82**),

berat kascing (r = 0,86**), dan berat cacing (r = 68**). Berdasarkan hasil

korelasi tersebut dilanjutkan dengan uji stepwise (Lampiran 22).

Berdasarkan uji tersebut, variabel yang paling menentukan N total kascing

adalah berat kascing dan Rhizobium sp. di kascing (R-Sq (adj) = 0,86*).

Keterangan : A : kontrol (A0) B : cacing tanah (A1) C : cacing tanah+sisa organik D : cacing tanah +sisa organik+anorganik (A2+A3+A4) (A5+A6+A7) E : cacing tanah+anorganik (A8)

Page 52: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Berdasarkan hasil uji stepwise tersebut, variabel yang paling berpengaruh

adalah berat kascing dengan persamaan regresi, yaitu N total kascing =

0,0131 + 0,000626 berat kascing (R-Sq (adj) = 0,73*).

Cacing tanah berperan dalam mendekomposisi sisa organik yang

tadinya kasar akan menjadi halus. Sesuai dengan pernyataan Hairiah et al.

(2004) bahwa cacing tanah berperan dalam mendorong terjadinya

dekomposisi dengan jalan menghancurkan bahan organik menjadi ukuran

yang lebih kecil dan mencampurnya dengan tanah, air, dan mikrobiota

kemudian menghasilkan cast yang kaya akan unsur hara N.

D. Pengaruh Bioamelioran Terhadap Variabel Tanaman Saat Vegetatif Maksimum (Bintil Akar, N Jaringan , Tinggi Tanaman, dan Berat Kering Tanaman)

1. Bintil Akar

Tanaman kacang tanah memiliki bintil akar yang didalamnya

berisi mikrobiota yang mampu menambat N dari udara (Anonim, 2000).

Berdasarkan uji F, perlakuan bioamelioran berpengaruh tidak nyata (p >

0,05) terhadap jumlah bintil akar tanaman kacang tanah tanah pada saat

vegetatif maksimum (Lampiran 16). Hal ini dikarenakan tanaman kacang

tanah (Arachis hypogaea L.) mampu menghasilkan bintil akar dari bentuk

simbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. Rata-rata jumlah bintil akar

tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dan hasil uji DMR setelah

perlakuan disajikan Tabel 4.5.

Berdasarkan Tabel 4.5., dapat diketahui bahwa jumlah bintil akar

tidak significan pada tiap perlakuan. Hal ini diduga karena aktivitas

pembentukan bintil tanaman dimulai pada waktu tanaman kacang tanah

berumur 25-30 hari (Simanjuntak, 2007), sehingga pembentukan bintil

akar pada waktu vegetatif maksimum belum optimal. Meskipun populasi

Rhizobium sp. di tanah Vertisol meningkat, namun belum tentu Rhizobium

sp. tersebut efektif dalam penambatan N. Simbiosis antara bakteri dengan

tanaman inang bersifat spesifik, karena hanya spesies tertentu yang dapat

bersimbiosis dengan spesies leguminosa pasangannya (Hadisudarmo,

Page 53: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2008). Berdasarkan Anonimd (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi

keberadaan bintil akar adalah sumber makanan (BO dan perakaran),

mikroorganisme lain sebagai kompetitor di perakaran, lingkungan yang

mempengaruhi dalam menyediakan energi bagi bakteri, pH, suhu,

ketersediaan air dan hara, senyawa racun, serta kesesuaian genetik antara

bakteri dan tanaman.

Tabel 4.5. Rata-rata jumlah bintil akar tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

No Perlakuan Jumlah Bintil Akar 1 A0 30ab 2 A1 33ab 3 A2 27a 4 A3 50ab 5 A4 38ab 6 A5 52ab 7 A6 57b 8 A7 24a 9 A8 46ab

Keterangan : A0: Kontrol;A1: P.corethrurus;A2: P.corethrurus+100% seresah jati;A3; P.corethrurus+100% pukan;A4: P.corethrurus+50%seresah jati+50%pukan; A5: P.corethrurus+50% seresah jati+50%phonska; A6: P.corethrurus+50% pukan+50% phonska;A7: P.corethrurus+25%seresah jati + 25% pukan+50% phonska; A8: P.corethrurus+100%phonska (Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan)

Bioamelioran berupa cacing tanah jenis P.corethrurus belum

berperan dalam meningkatkan jumlah bintil akar, namun berperan dalam

meningkatkan populasi Rhizobium sp. di tanah Vertisol, sedangkan

bioamelioran berupa pupuk kandang sapi, seresah jati, dan phonska

menghasilkan unsur hara seperti nitrogen yang berguna pada awal stadia

pertumbuhan kacang tanah dan memberikan nutrisi bagi Rhizobium sp. di

tanah Vertisol. Menurut Simanjuntak (2007), pemberian nitrogen pada

awal penanaman digunakan tanaman kacang tanah untuk pemenuhan

kebutuhan awal pertumbuhan tanaman sebelum bersimbiosis dengan

bakteri Rhizobium sp..

Page 54: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Di dalam tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) terkandung

carbon sebagai makanan bagi Rhizobium sp.. Tanaman akan memberikan

energi berupa karbon bagi Rhizobium sp. sedangkan Rhizobium sp. akan

memfiksai N yang ditandai dengan terbentuknya bintil. Rhizobium sp.

disebut sebagai mikrosimbion sedang tanaman inangnya disebut sebagai

makrosimbion. Tanaman (makrosimbion) mendapatkan tambahan nitrogen

yang berasal dari penambatan N2 atmosfer oleh mikrosimbion, sedangkan

Rhizobium mendapatkan tempat perlindungan dan sumber

karbon/fotosintat dari makrosimbion (Hadisudarmo, 2008). Mekanisme

penambatan nitrogen dengan bantuan enzim nitrogenase secara biologis

dapat digambarkan melalui persamaan di bawah ini :

N2 + 8H+ + 8e- + 16 ATP = 2NH3 + H2 + 16 ADP + 16 Pi

(Simanungkalit et al., 2011)

2. N Jaringan

N jaringan merupakan banyaknya unsur N yang terdapat pada

jaringan tanaman. Nitrogen dalam tanaman dijumpai baik dalam bentuk

anorganik maupun organik, yang berkombinasi dengan C, H, O dan

kadang – kadang dengan S membentuk asam amino, enzim, asam nukleat,

klorofil dan alkaloid. Walaupun N anorganik dapat terakumulasi dalam

bentuk nitrat, akan tetapi bentuk N organik tetap dominan di dalam

tanaman sebagai senyawa protein yang mempunyai berat molekul tinggi

(Winarso, 2005).

Berdasarkan uji F, perlakuan bioamelioran berpengaruh sangat

nyata (p < 0,01) terhadap N jaringan pada saat vegetatif maksimum

(Lampiran 19). Rata-rata hasil N jaringan tanaman dan hasil uji DMR pada

saat vegetatif maksimum disajikan pada Gambar 4.11. dan 4.12.

Page 55: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Gambar 4.11. Rata-rata hasil N jaringan saat vegetatif maksimum Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena

bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan

Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (Gambar 4.11.),

dapat diketahui bahwa bioamelioran berupa inokulasi P.corethrurus saja

maupun dengan campuran seresah jati, pupuk kandang sapi, dan phonska

meningkatkan kandungan N jaringan, namun memberikan peningkatan

yang bervariasi tergantung bahan campurannya. Pemberian bioamelioran

berupa campuran cacing tanah, pupuk kandang sapi, dan phonska

memberikan N jaringan tertinggi (4,22%). Untuk lebih memperjelas

perbedaan peran bioamelioran terhadap peningkatan N jaringan disajikan

rerata data pada Gambar 4.12.

Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (Gambar 4.12.),

dapat diketahui bahwa bioamelioran berupa campuran cacing tanah, sisa

organik, dan anorganik meningkatkan N jaringan secara significan.

Bioamelioran berupa campuran cacing tanah dengan pupuk anorganik

memberikan N jaringan tertinggi (81,4%) dari kontrol.

Keterangan : A0 : kontrol A4: A1+50%seresah jati+50%pukan A8: A1+100% Phonska A1 : P. corethrurus A5: A1+50%seresah jati+50%phonska A2 : A1+100%seresah jati A6: A1+50%pukan+50%phonska A3 : A1+100%pukan A7: A1+25%seresah jati+25%pukan+50%phonska

Page 56: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gambar 4.12. Pengaruh terhadap hasil N jaringan dari bioamelioran Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena

bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan

Bioamelioran dengan phonska secara langsung berperan dalam

meningkatkan N jaringan. Pupuk anorganik seperti phonska adalah jenis

pupuk yang menyediakan unsur hara secara cepat tersedia ke dalam tanah

sehingga langsung cepat pula diserap oleh tanaman. Pupuk phonska pada

perlakuan ini mempunyai kandungan N sebesar 16,53% (Tabel 4.4.).

Bioamelioran berupa sisa organik berperan dalam

meningkatkan N jaringan karena sisa organik akan termineralisasi dan

menghasilkan unsur hara N yang tersedia di tanah, sehingga kebutuhan

tanaman akan hara N tercukupi. Selain itu, sisa organik yang telah

terdekomposisi menjadi bahan organik memiliki kemampuan yang paling

utama dalam meningkatkan sifat fisik tanah antara lain merubah struktur

tanah menjadi remah (Himawan, 2010). Sifat fisik tanah meningkat, maka

penyerapan N akan semakin maksimal, sehingga bioamelioran berupa

pupuk kandang sapi dan seresah jati memberikan nilai N jaringan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.

Bioamelioran berupa cacing tanah berperan dalam

meningkatkan N jaringan tanaman akibat dari aktivitasnya memakan

tanah dan bahan organik kemudian menghasilkan kascing. Kascing yang

Keterangan : A : kontrol (A0) B : cacing tanah (A1) C : cacing tanah+sisa organik D : cacing tanah +sisa organik+anorganik (A2+A3+A4) (A5+A6+A7) E : cacing tanah+anorganik (A8)

Page 57: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dihasilkan mengandung nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan tanah

disekitarnya, nitrogen tersebut dalam bentuk nitrat sehingga langsung

dapat terserap oleh tanaman (Adianto, 2004).

Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 21), variabel yang

menunjukkan keeratan hubungan dengan N jaringan adalah serapan N (r

= 0,74**), KTK (r = 0,60**), jumlah bintil akar (r = 0,46**), tinggi

tanaman (r = 0,40**), berat kering tanaman (r = 0,45**), dan berat

kascing. Berdasarkan hasil korelasi tersebut dilanjutkan dengan uji

stepwise (Lampiran 22). Berdasarkan uji tersebut, variabel yang paling

menentukan N jaringan tanaman adalah serapan N, berat kering tanaman,

dan berat kascing (R-Sq (adj) = 0,91*). Berdasarkan hasil uji stepwise

tersebut, variabel yang paling berpengaruh adalah serapan N dengan

persamaan regresi, yaitu N jaringan = 2,16 + 16,2 Serapan N (R-Sq (adj)

= 0,54*). Semakin banyak unsur hara N yang terdapat di dalam jaringan

tanaman menunjukkan bahwa semakin banyak unsur hara N yang diserap

oleh tanaman.

3. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati

baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang

digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang

diterapkan. Ini didasarkan kenyataan bahwa tinggi tanaman merupakan

ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat (Kusumastuti, 2007).

Berdasarkan uji F, perlakuan bioamelioran berpengaruh tidak nyata (p >

0,05) terhadap tinggi tanaman kacang tanah tanah pada saat vegetatif

maksimum (Lampiran 20). Meskipun demikian, tetap ada peningkatan

tinggi tanaman dari kontrol. Inokulasi P.corethrurus, pemberian sisa

organik dan phonska berpengaruh dalam meningkatkan N total tanah dan

bahan organik tanah, tetapi kacang tanah tidak responsif terhadap N

karena mampu menambat melalui simbiosis dengan bakteri Rhizobium sp..

Hal inilah yang menyebabkan perlakuan bioamelioran tidak berpengaruh

Page 58: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

terhadap tinggi tanaman. Rata-rata tinggi tanaman kacang tanah (Arachis

hypogaea L.) dan hasil uji DMR setelah perlakuan disajikan Tabel 4.5.

Tabel 4.6. Rata-rata tinggi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

No Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) 1 A0 23,5a 2 A1 25,2a 3 A2 24,7a 4 A3 24,3a 5 A4 24,0a 6 A5 28,0a 7 A6 27,0a 8 A7 25,5a 9 A8 26,7a

Keterangan : A0: Kontrol;A1: P.corethrurus;A2: P.corethrurus+100% seresah jati;A3; P.corethrurus+100% pukan;A4: P.corethrurus+50%seresah jati+50%pukan; A5: P.corethrurus+50% seresah jati+50%phonska; A6: P.corethrurus+50% pukan+50% phonska; A7: P.corethrurus+25%seresah jati + 25% pukan+50% phonska A8: P.corethrurus+100%phonska (Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan)

Berdasarkan Gambar 4.6., tinggi tanaman tidak significan pada

tiap perlakuan, namun semua perlakuan mengalami peningkatan tinggi

tanaman apabila dibandingkan dengan kontrol. Menurut Kusumastuti

(2007), tinggi tanaman lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan

seperti cahaya, suhu tanah dan udara, kelembapan, dan kandungan hara

tanah. Faktor lingkungan tersebut sangat mempengaruhi proses

fotosintesis yang akhirnya akan ditampakkan salah satunya dalam tinggi

tanaman.

Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 21), variabel yang

menunjukkan keeratan hubungan dengan tinggi tanaman adalah berat

kering tanaman (r = 0,62**). Salah satu unsur hara yang diserap oleh

tanaman kacang tanah adalah unsur hara N, yang berguna dalam

pertumbuhan tanaman pada saat vegetatif maksimum (Sigit dan Marsono,

2011)

Page 59: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

4. Berat Kering Tanaman

Berat kering tanaman didapatkan dari berat segar tanaman yang

telah dioven kemudian ditimbang pada kondisi berat konstan. Berat segar

tanaman yang tinggi menjadikan berat kering tanaman tinggi pula. Hal ini

disebabkan oleh tingginya kadar air dalam jaringan tanaman. Berdasarkan

uji F, perlakuan bioamelioran berpengaruh tidak nyata (p > 0,05) terhadap

berat kering tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) pada saat

vegetatif maksimum (Lampiran 18). Hal ini disebabkan berat kering

tanaman sangat tergantung dari laju fotosintesis dan respirasi. Rata-rata

hasil berat kering tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dan hasil

uji DMR setelah perlakuan disajikan pada table 4.7.

Tabel 4.7. Rata-rata berat kering tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

No Perlakuan Berat Kering Tanaman

(g/tanaman) 1 A0 1,74a 2 A1 1,94a 3 A2 1,75a 4 A3 2,18a 5 A4 1,89a 6 A5 2,04a 7 A6 2,39a 8 A7 1,81a 9 A8 2,54a

Keterangan : A0: Kontrol;A1: P.corethrurus;A2: P.corethrurus+100% seresah jati;A3; P.corethrurus+100% pukan;A4: P.corethrurus+50%seresah jati+50%pukan; A5: P.corethrurus+50% seresah jati+50%phonska; A6: P.corethrurus+50% pukan+50% phonska; A7: P.corethrurus+25%seresah jati + 25% pukan+50% phonska; A8: P.corethrurus+100%phonska (Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan)

Berdasarkan Gambar 4.7., hasil berat kering tanaman tidak

significant pada tiap perlakuan. Perlakuan yang menunjukkan berat kering

tanaman tertinggi adalah bioamelioran berupa cacing tanah dan phonska

(A8), sedangkan berat kering tanaman terendah pada kontrol. Berat kering

tanaman menunjukkan status hara dalam tanaman yang tergantung

Page 60: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

penyerapan, penyinaran matahari, dan pengambilan karbon dioksida dan

air. Status hara dalam tanaman menggambarkan seberapa besar unsur hara

yang diserap oleh tanaman (Lakitan, 1996). Berat kering yang tidak

significan pada saat vegetatif maksimum diduga karena konsentrasi unsur

hara N berlanjut pada saat fase generatif tanaman kacang tanah (Arachis

hypogaea L.).

Page 61: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tanah Vertisol berbahan induk napal di Gemolong Kabupaten Sragen

kahat N karena memiliki N total sebesar 0,20% (rendah).

2. Bioamelioran berupa cacing tanah dengan campuran sisa organik berupa

pupuk kandang sapi maupun pupuk phonska mampu meningkatkan N total

di tanah Vertisol. Campuran bioamelioran berupa cacing tanah dan

phonska memberikan N total tertinggi (0,46%) atau meningkatkan 91,7%

dari kontrol. Penggunaan phonska dengan dosis 250 kg/ha dapat diganti

oleh penggunaan pupuk kandang sapi (0,44%) dengan dosis 2,5 ton/ha.

3. Bioamelioran berupa cacing tanah dengan campuran sisa organik mampu

meningkatkan populasi Rhizobium sp. di tanah, di saluran pencernaan

cacing tanah, dan di kascing.

a. Bioamelioran berupa cacing tanah dengan campuran sisa organik

berupa seresah jati dengan dosis 2,5 ton/ha dan pupuk kandang sapi

dengan dosis 2,5 ton/ha mmberikan populasi Rhizobium sp. tertinggi di

tanah Vertisol (67 x 109 cfu).

b. Bioamelioran berupa campuran cacing tanah dengan sisa organik

berupa pupuk kandang sapi dengan dosis 5 ton/ha memberikan

populasi Rhizobium sp. tertinggi di saluran pencernaan cacing tanah

(37 x 1011 cfu).

c. Bioamelioran berupa campuran cacing tanah dengan sisa organik

berupa pupuk kandang sapi dengan dosis 5 ton/ha memberikan

populasi Rhizobium sp. tertinggi di kascing (47 x 1010 cfu).

4. Bioamelioran berupa cacing tanah dengan campuran sisa organik berupa

pupuk kandang sapi dan pupuk anorganik berupa phonska mampu

meningkatkan N jaringan tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

tertinggi (4,22%).

49

Page 62: SKRIPSI BIOAMELIORASI VERTISOLS UNTUK …/Bioameliorasi-Vertisols... · A. Cacing Tanah Sebagai Bioamelioran ... Kadar Berbagai Jenis BO Sebelum dan Sesudah ... DAN JARINGAN OLEH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

B. Saran

a. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai bioameliorasi Vertisols di

lapang.

b. Perlu dilakukan pengukuran mengenai diameter bintil akar agar dapat

diketahui keaktifan dari bakteri Rhizobium.

c. Perlu pengukuran mengenai populasi bakteri Rhizobium di pupuk kandang

sapi.