isi

Upload: ika-oktavia

Post on 08-Mar-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rtddftyfythfyhyguyjguguuugggyugyfgtftftftftft yfytftyhfythfyhf tfvytgftyftftfthfythfythftyhfv tt

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangInfeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit.Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan. Penyakit akan timbul jika patogen berbiak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal1 . Infeksi merupakan infeksi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh, terutama yang menyebabkan cedera selular lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intra selular,atau respon antigen-antibodi2.Dalam sebuah studi, peneliti berhasil mengungkapkan pentingnya pengontrol infeksi pasif di rumah sakit, sebuah metode yang tidak mengandalkan pada staf medis atau pasien untuk mengingat dan melakukan tindakan. Selama ini, diketahui bahwa berbagai obyek di kamar pasien di rumah sakit merupakan kawasan perkembangbiakan potensial bakteri yang menyebabkan infeksi.Menurut Michael Schmidt, Vice Chairman of Microbiology and Immunology, Medical University of South Carolina, yang melakukan penelitian, bakteri di permukaan ruang ICU bertanggungjawab hingga 80 persen infeksi yang menyerang pasien.Untuk itu, mengurangi jumlah bakteri di sekeliling pasien dipastikan akan menurunkan risiko infeksi secara signifikan.Pasien rumah sakit punya peluang 1:20 untuk terkena infeksi, dan bagi mereka yang terkena, 1:20 di antaranya berpeluang menghadapi kematian akibat infeksi itu, kata Schmidt, dikutip dari Eurekalert, 29 Desember 2011. Di Amerika Serikat sendiri, infeksi yang didapat dari rumah sakit diperkirakan telah membunuh 100 ribu orang dan menyebabkan kerugian hingga US$45 miliar per tahun, ucapnya.

1Potter and Peryy, 20052 Kamus Saku Kedokteran Dorland, 1998Menurut data WHO tahun 1992, infeksi nosokomial merupakan masalah global yang mengenai paling sedikit 9 % (3-12 %) dari 1,4 juta pasien rawat inap di seluruh dunia. Menurut Center for Disease Control, hampir 2 juta pasien setiap tahunnya terkena infeksi nosokomial dengan 80 ribu kematian. Di Indonesia, infeksi nosokomial mencapai angka 15,74 % dan infeksi pasca bedah 19,4 %, jauh di atas negara maju yang berkisar 4,8 - 15,5 %.Transmisi bakteri atau kuman dalam rumah sakit dapat diminimalkan bahkan dapat dicegah dengan suatu implementasi keperawatan berupa penatalaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi, antara lain sterilisasi, disinfeksi, handhygiene, memakai sarung tangan, masker, dan baju.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan pada makalah ini adalah penatalaksanaan dan pencegahan infeksi.

C. Tujuan Makalah1. Tujuan UmumUntuk mengetahui implementasi keperawatan pada penatalaksanaan dan pencegahan infeksi di rumah sakit.2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui sterilisasib. Untuk mengetahui disinfeksic. Untuk mengetahui handhygiened. Untuk mengetahui handscone (sarung tangan)e. Untuk mengetahui maskerf. Untuk mengetahui gown (baju)

D. Manfaat Untuk menambah pengetahuan dalam implementasi keperawatan serta penatalaksanaan dan pencegahan infeksi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi InfeksiInfeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit.Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan.Penyakitb akan timbul jika patogen berbiak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal1. Infeksi merupakan infeksi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh,terutama yang menyebabkan cedera sellular lokal akibat kompetisi metabolisme,toksin,replikasi intra selular,atau respon antigen-antibodi2.

B. Rantai InfeksiPerkembangan infeksi terjadi dalam siklus yang bergantung pada elemen elemen berikut :1. Agen infeksius atau pertumbuhan pathogenInfeksi terjadi akibat adanya mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, jamur dan protozoa. Mikroorganisme di kulit dapat merupakan flora residen atau transien. Organisme residen berkembang biak pada lapisan kulit superfisial,namun 10 20% mendiami lapisan epidermal.Organisme transien melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan orang atau objek lain dalam aktifitas atau kehidupan normal. Kemungkinan bagi mikroorganisme atau parasit untuk menyebabkan penyakit bergantung pada faktor faktor berikut : Organisme dalam jumlah yang cukup, virulensi atau kemampuan untuk menyebabkan sakit, kemampuan untuk masuk dan hidup dalam pejammu, dan pejamu yang rentan.Beberapa agen yang dapat menyebabkan infeksi,yaitu :a. Bakteri

1Potter and Peryy, 20052 Kamus Saku Kedokteran Dorland, 1998Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang sehat.Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi jika manusia tersebut meniliki toleransi yang rendah terhadap miikrooorganisme. Contohnya Escherechia coli paling banyak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih.Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi secara aparodik maupun endemik. Contohnya:anaerobik Grampositif, Clostridium yang menyebabkan gangrenBakteri Gram-positif : Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru,tulang,jantung dan infeksi pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.Bakteri Gram-negatif: Enerobacteriacae, contohnya Escherechia coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas seringkali ditemukan di air dan penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan pasien yang dirawat.Bakteri gram negatif ini bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di rumah sakit.Serratia marcescens dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan,paru dan peritoneum.b. VirusBanyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus,termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari tranfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus (RSV), rotavirus dan enterovirus yang ditularkan dari kon\tak tangan ke mulut atau melalui rute faecal-oral. Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum suntik,dan trasfusi darah.Rute penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit kulit dan dari darah. Virus lain yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah cytomegalovirus, Ebola, influenza virus, herpes simplex virus, dan varicella-zoster virus, juga dapat ditularkan.c. Parasit dan JamurBeberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat dengan mudah menular ke orang dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan immunosupresan, contohnya infeksi dari Candida albicans, Aspergiilus spp, Cryptococcus neformans, Cryptosporidium.

2. Tempat atau sumber pertumbuhan patogenReservoar adalah tempat patogen mampu bertahan hidup tetapi dapat atau tidak berkembang biak. Reservoir yang paling umum adalah tubuh manusia. Berbagai mirroorganisme hidup pada kulit dan dalam rongga tubuh,cairan dan keluaran .Untuk berkembang biak dengan cepat mkroorganismer memerlukan lingkungan yang sesuai, termasuk makanan, oksigen, air, suhu yang tepat, pH, dan cahaya.a. Makanan Mikroorganisme memerlukan untuk hidup, seperti Clostridium perfringens, mikroba yang menyebabkan gangren gas, berkembang pada materi organik lain, seperti E.coli mengkonsumsi makanan yang tidak dicerna di usus. Organisme lain mendapat makanan dari karbondioksida dan materi organik seperti tanah.b. Oksigen Bakteri aerob memerlukan oksigen untuk bertahan hidup dan multiplikasi secukupnya untuk menyebabkan sakit. Contohnya adalah Staphylococcus aureus dan turunan organisme Streptococccus sedangkan bakteri anaerob berkembang biak ketika terdapat atau tidak ada tersedia oksigen bebas. Bakteri ini yang mampu menyebabkan tetanus, gas gangrene, dan botulisme.c. AirKebanyakan mkroorganisme membutuhkan air atau kelembaban untuk bertahan hidup. Dan ada juga beberapa bakteri yang berubah bentuk, disebut dengan spora,yang resisten terhadap kekeringan.d. SuhuMikroorganisme dapat hidup hanya dalam batasan suhu terentu. Namun beberapa dapat hidup dalam temperatur yang ekstrem yang mungkin fatal bagi manusia. Misalnya virus AIDS, resisten terhadap air mendidih.e. pHKeasaman suatu lingkungan menentukan kemampuan hidup suatu mikroorganisme. Kebanyakan organisme lebih menyukai lingkungan dalam batasan pH 5-8.f. CahayaMikroorganisme berkembang pesat dalam lingkungan yang gelap seperti di bawah balutan dan dalam rongga tubuh. Sinar ultra violet dapat efektif untuk membunuh beberapa bentuk bakteri.3. Portal keluar dari tempat tumbuh tersebutSetelah mikroorganisme menemukan tempat untuktumbuh dan berkembang biak,mereka harus menemukan jalan keluar jika mereka masuk ke pejamu lain dan menyebabkan penyakit. Mikroorganisme dapat keluar melalui berbagai tempatm,seperti kulit dan membran mukosa, traktus respiratoris, traktus urinarius, traktus gastrointestinal, traktus reproduktif dan darah.4. Cara penularanAda banyak cara penularan mikroorganisme dari reservoar ke pejamu. Penyakit infeksius tertentu cenderung ditularkan secara lebih umum melalui cara yang spesifik. Namun, mikroorganisme yang sama dapat ditularkan melalui satu rute. Meskipun cara utama penularan mikroorganisme adalah tangan dari pemberi layanan kesehatan, hampir semua objek dalam lingkungan dapat menjadi alat penularan patogen. Semua personel rumah sakit yang memberi asuhan langsuing dan memberi pelayanan diagnostik dan pendukung harus mengikuti praktik untuk meminimalkan penyebaran infeksi.5. Portal masuk pejamuOrganisme dapat masuk ke dalam tubuh melalui rute yang sama dengan yang digunakan untuk keluar. Misalnya, pada saat jarum yang terkontaminasi mengenai kulit klien, organisme masuk ke dalam tubuh. Setiap obstruksi aliran urine memungkinkan organisme untuk berpindah ke uretra. Kesalahan pemakaian balutan steril pada luka yang terbuka memungkinkan patogen memasuki jaringan yang tidak terlindungi. Faktor- faktor yang menurunkan daya tahan tubuh memperbesar kesempatan patogen masuk ke dalam tubuh.6. Pejamu yang rentan.Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan dan bergantung pada derajat ketahanan individu terhadap patogen,meskipun seseorang secara konstan kontak dengan mikroorganisme dalam jumlah yang besar,infeksi tidak akan terjadi sampai individu rentan terhadapjumlah mikroorganisme tersebut.Makin banyak virulen suatu mikroorganisme makin besar didapati muncul di lingkungan perawatan akut.

C. Proses InfeksiInfeksi terjadi secara progresif, berat ringannya penyakit klien tergantung pada tingkat infeksi,patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan pejamu. Di dalam proses infeksi memiliki tahapan tertentu yaitu :1. Periode InkubasiInterfal antara masuknya patogen dalam tubuh dan munculnya gejala utama.2. Tahap ProdomalInterpal dari awitan tanda gejala non spesifik(malaise,demam ringan,keletihan)sampai gejala yang spesifik selama masa ini,mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan klien mampu menularkan ke orang lain.3. Tahap SakitInterpal saat klien memanifestasikan tanda dan gejala yang lebih spesifik terhadap jenis infeksi.4. Tahap PemulihanInterpal saat munculnya gejala akut infeksi ,lama penyembuhannyatergantung pada beratnya infeksi dan keadaan umum kesehatan klien.

D. Pertahanan Terhadap InfeksiTubuh memiliki pertahanan normal terhadap infeksi,yaitu :1. Flora NormalFlora normal tubuh dapat melindungi seseorang terhadap beberapa patogen, normalnya tubuh mengandung mikroorganisme yang ada pada lapisan permukaan dan di dalam kulit, saliva, mukosa oral, dan gastrointestinal. Flora normal dalam usus besar hidup dalam jumlah besar tanpa menyebabkan sakit.Flora normal juga mensekresi substansi antibakteri di dalam usus.2. Pertahanan Sistem TubuhSejumlah sistem organ tubuh memiliki pertahanan tubuh yang unik terhadap mikroorganisme. Setiap sistem organ memiliki mekanisme pertahanan yang secara fisiologis disesuaikan dengan struktur dan fungsinya. Misalnya paru jalan masuk mikroorganisme dilapisi oleh tonjolan seperti rambut atay silia yang secara ritmis bergerak unruk memindahkan mukus dan organisme yang yang melekat di faring untuk di ekshalasi.

3. InflamasiInflamasi merupakan reaksi protektif vaskuler dengan menghantarkan cairan, produk darah dan nutrient ke jaringan interstisial ke daerah cedera. Proses tersebut mampu menetralisasi dan mengerliminasi patogen atau jaringan mati dan memulai cara perbaikan sel dan jaringan tubuh.4. Respon ImunSaat mikroorganisme menginvasi memasuki tubuh,mikroorganisme tersebut diserang pertama kali oleh monosit. Sisa mikroorganisme tersebut kemudian memicu respon imun,materi yang tertinggal (antigen) menyebabkan kerentanan respon yang mengubah susunan biologis tubuh sehingga reaksi untuk paparan berikutnya berbeda dengan reaksi pertama ,respon yang berubah ini dikenal dengan respon imun.

E. Infeksi NosokomialInfeksi nosokomial disebabkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas keperawatan kesehatan,rumah sakit merupakan satu tempat yang paling mungkin terdapat infeksi karena populasi mikroorganisme yang tinggi dengan jenis virulen yang mungkin resisten terhadap antibiotik.Jenis infeksi nosokomial yaitu infeksi iantrogenik yang di akibatkan oleh prosedur diagnostik dan terapiutik.Contohnya infeksi traktus urinarius yang terjadi setelah infeksi kateter.Infeksi nosokomial dapat secara eksogen atau endogen Infeksi eksogen didapat dari mikroorganisme eksternal terhadap individu,yang bukan merupakan flora normal contohnya adalah organisme salmonella dan klostridiun tetani. Infeksi endogen dapat terjadi bila sebagian dari flora normal klien berubah dan terjadi pertumbuhan yang berlebihan.Contohnya adalah infeksi yang disebabkan oleh enterococcus,ragi dan streptococccus.

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Sterilisasi1. DefinisiSterilisasi adalah pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme, termasuk spora bakteri, yang sangat resisten3.

2. Metode SterilisasiMetode umum sterilisasi yaitu :a. Sterilisasi uap (panas lembap)Sterilisasi uap dilakukan dengan autoklaf menggunakan uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya. Bila ada kelembapan (uap air) bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperature yang lebih rendah dibandingkan bila tdak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah karena terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.b. Sterilisasi panas keringPrinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering. Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.Pemanasan kering ini kurang efektif apabila temperatur kurang tinggi. Untuk mencapai efektivitas diperlukan pemanasan mencapai 160oC s.d 180oC. Pada temperatur ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan, hal ini disebabkan terjadinya auto oksidasi sehingga bakteri phatogen dapat terbakar. Pada sistem pemanasan kering terdapat udara, hal mana telah diketahui bahwa udara memerlukan waktu lama, rata-rata waktu yang diperlukan 45 menit.

3. Jenis Sterilisasia. Sterilisasi dengan Penyaringan

3 WikipediaSterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena panas atau mudah menguap (volatile). Cairan yang disterilisasi dilewatkan ke suatusaringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori dengan diameteryang cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.b. Sterilisasi GasSterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuhmikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori danserbuk padat. Sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akandibunuh. Sterilisasi gas biasanya digunakan untuk bahan yang tidak bisa difiltrasi, tidak tahanpanas dan tidak tahan radiasi atau cahaya.c. Sterilisasi dengan radiasiRadiasi sinar gama atau partikel elektron dapat digunakan untuk mensterilkan jaringanyang telah diawetkan maupun jaringan segar. Untuk jaringan yang dikeringkan secara liofilisasi,sterilisasi radiasi dilakukan pada temperatur kamar (proses dingin) dan tidak mengubah strukturjaringan, tidak meninggalkan residu dan sangat efektif untuk membunuh mikroba dan virussampai batas tertentu. Sterilisasi jaringan beku dilakukan pada suhu -40 derajat Celsius. Teknologi ini sangat aman untuk diaplikasikan pada jaringan biologi

B. Desinfeksi1. Definisi Desinfeksi menggambarkan proses yang memusnahkan banyak atau semua mikroorganisme, dengan pengecualian spora bakteri, dari objek yang mati4. Biasanya dilakukan dengan menggunakan desinfektan kimia atau pasteurisasi basah (digunakan untuk peralatan terapi pernapasan). Contoh desinfektan adalah alkohol, klorin, glutaraldehid, dan fenol. Zat-zat kimia ini dapat membakar dan toksik terhadap jaringan. suatu alat akan didesinfeksi atau disterilkan bergantung pada derajat risiko infeksi penggunaan alat.2. Benda yang memerlukan Desinfeksi dan Sterilisasia. Alat Penting

4Rutala, 1995Alat-alat yang memasuki jaringan steril atau sistem vascular menimbulkan risiko tinggi terkena infeksi jika alat-alat tersebut terkontaminasi dengan mikroorganisme, khususnya spora bakteri. Alat-alat penting harus disterilakan. Beberapa dari alat-alat tersebut adalah sebagai berikut : Peralatan bedah, kateter intravascular, kateter urine, dan jarumb. Alat Semi-PentingAlat-alat yang berkontak dengan membrane mukosa atau kulit yang tidak utuh juga berisiko. Benda ini harus bebas dari mikroorganisme (kecuali spora bakteri). Alat-alat semi penting harus didesinfeksi atau disterilkan. Beberapa dari alat-alat tersebut adalah sebagai berikut : Kateter atau selang pengisap (suction) respiratoriu, selang endotrakea, endoskop gastrointestinal, dan thermometer.c. Alat Tidak PentingAlat-alat yang kontak dengan kulit utuh namun bukan membrane mukosa harus bersih. Alat-alat tidak penting harus didesinfeksi. Beberapa dari alat-alat ini adalah sebagai berikut :Pispot dan maset tekanan darah.

3. Metode Dengan tiga kategori klasifikasi perlengkapan tersebut. Perawat harus mengenal kebijakan dan prosedur pembersihan, penanganan dan pengiriman alat-alat perawatan dan juga desinfeksi dan sterilisasi. Petugas khusus yang dilatih mendesinfeksi dan mensterilisasi terutama harus melakukan prosedur tersebut. Pemilihan metode desinfeksi atau sterilisasi dilakukan setelah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :a. Konsentrasi larutan dan durasi kontak. Konsentrasi yang encer atau waktu paparan yang pendek dapat mengurangi keefektifan.b. Jenis dan jumlah patogen. Dengan penghancuran, organisme tertentu dapat dengan mudah dihancurkan daripada organisme lain. Semakin banyak jumlah patogen pada suatu objek, waktu desinfeksi yang dibutuhkan menjadi semakin panjang.c. Area permukaan yang akan dikerjakan. Seluruh permukaan dan area yang kotor harus terpapar seluruhnya terhadap agens desinfektan dan sterilisasi.d. Suhu lingkungan. Desinfektan cenderung bekerja paling baik pada suhu ruang.e. Adanya sabun. Sabun dapat membuat desinfektan tertentu menjadi tidak efektif. Pembilasan objek secara menyeluruh perlu sebelum mendesinfesksi.f. Adanya materi organik. Desinfektan menjadi tidak aktif kecuali jika darah, saliva, pus atau ekskresi tubuh dicuci terlebih dahulu.

4. Karakteristik DesinfeksiContoh Proses Desinfeksi dan Sterilisasi

KARAKTERISTIKCONTOH PENGGUNAAN

UAP PANASUap panas termasuk mengukus (uap panas dengan tekanan). Pada saat terpapar dengan tekanan yang tinggi, uap air dapat mencapai suhu di atas titik didih untuk membunuh patogen dan spora.Autoklaf digunakan untuk mensterilkan alat-alat bedah larutan parenteral, dan balutan bedah.

RADIASIRadiasi penginonan menembus objek secara mendalam untuk sterilisasi dan desinfeksi yang efektifRadiasi digunakan untuk mensterilkan obat, makanan dan baha-bahan lainnya yang sensitive terhadap panas.

BAHAN KIMIABahan kimia merupakan desinfektan yang efektif karena menyerang semua jenis mikroorganisme, bekerja dengan cepat, dapat bekerja d dalam air, tetap stabil dalam pengaruh cahaya maupun panas, tidak mahal dan tidak berbahaya pada jaringan tubuh, tidak merusak bahan yang sedang didesinfeksi, dan tidak diaktifkan oleh materi organik.Bahan kimia digunakan untuk mendesinfeksi instrument dan peralatan seperti thermometer gelas. Klorin berguna untuk mendesinfeksi air dan untuk tujuan kegiatan rumah tangga.

GAS ETILEN OKSIDAGas ini menghancurkan spora dan mikroorganisme dengan mengubah proses metabolik sel. Uap dikeluarkan dalam ruang seperti autoklaf. Gas etilen oksida beracun pada manusia dan waktu pengisian gas bervariasi sesuai produk.

Gas ini mensterilkan beberapa alat-alat dari karet dan plastik.

AIR YANG DIDIDIHKANPendidihan merupakan tindakan yang paling murah untuk dilakukan dirumah. Spora bakteri dan beberapa virus tahan terhadap pendidihan. Tindakan ini tidak digunakan di rumah sakit.

Alat-alat tersebut (mis. Botol susu bayi yang terbuat dari gelas) harus dididihkan paling sedikit 15 menit.

C. Handhygiene1. Definisi Handhyiegene adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air5. WHO pada tahun 2005 mengeluarkan pesan kesehatan untuk mencuci tangan dengan 7 langkah. Dan dalam pelaksanaannya di bidang kesehatan ada yang mengembangkan menjadi 10 langkah namun intinya adalah pada tahapan proses yang di lakukan. Sedangkan bagi kalangan medis mencuci tangan harus lebih disiplin dan mengikuti standar yang berlaku di tiap tiap rumah sakit sesuai kebijakan prosedur yang berlaku. Untuk melakukan tindakan medis operatif wajib mencuci tangan sampai ke siku.Handhygiene adalah fase umum untuk mengaplikasikan cuci tangan (handwashing), gosokan tangan antiseptik (antiseptic handrub), atau cuci tangan pembedahan antisepsis (surgical hand antisepsis).

2. Tujuan HandhygieneTujuan handhygiene5 adalah merupakan salah satu unsur pencegahan penularan infeksi. Menurut WHO tujuan handwashing adalah untuk mencegah transmisi dan penyebaran mikroorganisme dari pasien ke tenaga kesehatan serta merupakan perilaku yang bermanfaat.

3. Jenis Handhygienea. Handhygiene normal (social)

5Depkes, 2007Handhygiene normal menggunakan sabun dan airb. Cuci tangan antiseptik (Antiseptic handwashing)Cuci tangan antiseptik (Antiseptic handwashing) menggunakan chlorhexidine gluconate 2% di ruang bangsal, ICU, NICU, dan KC.c. Gosokan tangan dengan alcohol (Alcohol based handrub)Gosokan tangan dengan alcohol (Alcohol based handrub) menggunakan cairan yang mengandung 60-90% ethanol atau isopropanol.d. Cuci tangan pembedahan (Surgical Handwashing)Cuci tangan pembedahan (Surgical Handwashing) menggunakan chlorhexidine gluconate 4% atau chlorhexidine gluconate 1% dan ethyl alcohol 61% (avagard) jika tersedia.

4. Indikasi Handwashinga. Ketika tangan terlihat kotor atau terkontaminasi material kotor dengan mencuci tangan dengan sabun non-antimicrobial/ antimicrobial dan air selama 40-60 detikb. Jika tangan tidak terlihat kotor, gunakan alcohol based handrub selama 20-30 detikc. Sebelum tindakan pembedahan selama 3 menit

5. Moment of Handhygiene :a. Sebelum menyentuh pasienb. Sebelum tindakan bersih atau sterilec. Setelah terpapar cairan tubuh (body fluid), seperti darah, urine, keringat, dan sebagainya.d. Setelah menyentuh pasiene. Setelah menyentuh lingkungan pasien

6. Tahapan Handwashinga. Basahi tangan dengan airb. Aplikasikan sabun secukupnya untuk menutupi seluruh permukaan tanganc. Gosok telapak tangan dengan tangand. Telapak tangan kanan di atas dorsum kiri dengan jari-jari menyilange. Telapak tangan dengan telapak tangan dengan jari-jari menyilangf. bagian belakang jari-jari ke bagian berlawanan telapak tangan g. Gosokan melingkar (rotasi) pada jempol kiri dirangkul oleh telapak tangan kananh. Gosokan melingkar, bagian ke belakang dan ke depan jari-jari tangan di telapak tangani. Bilas dengan airj. Keringkan dengan handuk atau tissuek. Tutup keran dengan menggunakan tissue atau handuk

7. Tahapan Handruba. Aplikasikan produk (alcohol based handrub) ke tangan yang membentuk mangkuk, dan ratakan ke seluruh permukaan tanganb. Gosok telapak tangan dengan tanganc. Telapak tangan kanan di atas dorsum kiri dengan jari-jari menyilangd. Telapak tangan dengan telapak tangan dengan jari-jari menyilange. bagian belakang jari-jari ke bagian berlawanan telapak tangan f. Gosokan melingkar (rotasi) pada jempol kiri dirangkul oleh telapak tangan kanang. Gosokan melingkar, bagian ke belakang dan ke depan jari-jari tangan di telapak tanganh. Setelah kering maka tangan anda aman

D. Sarung Tangan1. DefinisiMenggunakan sarung tangan merupakan komponen kunci dalam meminimalkan penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi.

2. TujuanSarung tangan digunakan untuk mencegah terjadinya transmisi pathogen baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan sarung tangan menurut CDC (Centre for Disease Control and Prevention ) akan menurunkan :a. Kemugkinan terjadinya kontak dengan mikroorganisme yang infeksius.b. Resiko penyebaran flora endogen dari perawat ke klien.c. Resiko penyebaran mikroorganisme dari klien ke perawat.

3. Indikasi Sarung tangan digunakan pada saat5 :a. Mengalami luka pada kulitb. Melakukan tindakan invasivec. Beresiko untuk terpapar dengan darah dan cairan tubuh

4. Prosedura. Prosedur PemakaianProsedur implementasi atau pelaksanaan pemakaian sarung tangan (gloves) yaitu:1) Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan2) Lepaskan cincin, jam tangan dan gelang3) Lakukan cuci tangan4) Buka pembungkus kemasan bagian luar dengan hati-hati menyibakkannya ke samping5) Pegang kemasan bagian dalam dan taruh pada permukaan datar yang bersih tepat diatas ketinggian pergelangan tangan.6) Buka kemasan, pertahankan sarungtangan pada permukaan dalam pembungkus.7) Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri. Setiap sarung tangan mempunyai manset kurang lebih 5 cm (2 inci). Kenakan sarung tangan pada sarung tangan yang lebih dominan.8) Dengan ibu jari dan dua jari lainnya dari tangan non dominan, pegang tepi manset sarung tangan untuk tangan dominan. Sentuh hanya pada permukaan dalam sarung tangan.9) Tarik sarung tangan pada tangan yang dominan, lebarkan manset, pastikan bahwa manset tidak menggulung pada tangan, pastikan juga ibu jari dan jari-jari anda pada posisi yang tepat.10) Dengan tangan yang telah memakai sarung tangan, masukkan jari di bawah manset sarung tangan kedua.11) Tarik sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan. Jangan biarkan jari-jari dan ibu jari sarung tangan yang dominan menyentuh bagian tangan non dominan yang terbuka. Pertahankan ibu jari sarung tangan non dominan abduksi ke belakang12) Jika sarung tangan kedua telah terpasang cakupkan kedua tangan, manset biasanya terbuka saat pemasangan. Pastikan untuk menyentuh bagian yang steril.

b. Prosedur Melepas 1) Jika sudah selesai melakukan tindakan lepas sarung tangan denga cara tangan kanan menarik sarung tangan bagian telapak tangan sisi dalam dan kemudian tarik sampai lepas 2) Genggam handscond yang sudah terlepas oleh tangan kanan.3) Kemudian tangan kiri bergantian melepas handscon tangan kanan dengan menarik sisi dalam sarung tangan sampai terlepas.4) Hal ini memudahkan dalam pemilahan saat sarung tangan akan di gunakan kembali sehingga tidak tertukar nomer besar dan nomer kecil karena sarung tangan sudah menyatu.

5. Jenis Sarung TanganAda beberapa jenis sarung tangan yaitu :a. Sarung Tangan SterilGunakan sarung tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi untuk prosedur apapun yang akan mengakibatkan kontak dengan jaringan di bawah kulit seperti persalinan, penjahitan vagina atau pengambilan darahb. Sarung tangan periksaGunakan sarung tangan periksa yang bersih untuk menangani darah atau cairan tubuh

E. Masker1. Definisi Masker adalah perangkat pelindung untuk melindungi pemakai sebagai sumber control dalam mengendalikan infeksi.

2. TujuanTujuan penggunaan masker adalah untuk melindungi paparan partikel menular atau deflekasi (pantulan) partikel yang di hembuskan oleh sumbernya.(American journal of infection control)

3. Langkah-Langkah Langkah-langkah menggunakan memakai masker bedah:a. Ambil bagian tepi masker biasanya sepanjang tepi tersebut terdapat strip metal yang tipis,b. Pegang masker pada dua tali atau ikatan bagian atas,ikatkan dua tali atas pada bagian atas belakang kepala dengan tali melewati atas telinga.c. Ikatkan dua tali bagian bawah pas eratnya sekeliling leher dengan masker sampai kebawah dagu.d. Dengan lembut jepitkan pita metal bagian atas , pada bagian hidung

F. Baju1. DefinisiBaju atau gaun pelindung merupakan salah satu jenis pakaian kerja. Jenis bahan sedapat mungkin tidak tembus cairan.

2. TujuanTujuan pemakaian gaun pelindung adalah untuk melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah atau cairan tubuh lain.

3. Indikasi Gaun pelindung harus dipakai apabila ada indikasi seperti halnya pada saat membersihkan luka, melakukan irigasi, melakukan tindakan drainase, menuangkan cairan terkontaminasi ke dalam lubang WC, mengganti pembalut, menangani pasien dengan perdarahan masif, dan sebagainya. Sebaiknya setiap kali dinas selalu memakai pakaian kerja yang bersih, termasuk gaun pelindung. Gaun pelindung harus segera diganti bila terkena kotoran, darah atau cairan tubuh.Baju atau gaun pelindung digunakan untuk memproteksi kulit dan mencegah kotornya pakaian selama tindakan yang umumnya bisa menimbulkan percikan darah, cairan tubuh, sekret dan eksresi. Gaun pelindung yang kotor sesegera mungkin harus dilepaskan.2

4. Jenis Gauna. Dispossable Gown Baju, gaun atau skort dalam rangka pencegahan dan pengendalian infeksi yang dibuat dari bahan lembab harus dikenakan jika ada kemungkinan kotor karena sekret atau ekskresi, Penggunaan skort ini dapat mencegah kontaminasi diri dan juga mencegah terkontaminasinya pakaian kerja dengan bahan infeksius. Skort hanya boleh digunakan satu kali. Buang skort pada tempat yang sesuai setelah digunakan.

b. Permanent GownGown akan disterilisasi jika telah digunakan terlepas dari kotor atau tidak.

5. Prosedur PemakaianUntuk implementasi prosedur pemakaian skort pelindung dan melepaskan skort yang telah terkontaminasi bisa dilihat pada gambar di bawah ini

BAB IVPENUTUP

A. KesimpulanInfeksi merupakan infeksi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh, terutama yang menyebabkan cedera selular lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intra selular,atau respon antigen-antibodi. Dalam rangka penatalaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi diperlukan adanya implementasi keperawatan yang tepat seperti sterilisasi, desinfeksi, hand hygiene, pemakaian masker, dan baju yang sesuai dengan prosedurnya. B. SaranDengan adanya penatalaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi yang baik, diharapkan di masa yang akan datang prevalensi maupun insiden infeksi akan menurun ataupun tidak akan terjadi. Transmisi bakteri atau kuman dalam rumah sakit dapat diminimalkan bahkan dapat dicegah dengan suatu implementasi keperawatan berupa penatalaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi, antara lain sterilisasi, disinfeksi, handhygiene, memakai sarung tangan, masker, dan baju.Kita sebagai perawat hendaklah menerapkan atau mengaplikasikan Implementasi Keperawatan dalam Penatalaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dengan efektif dalam setiap melakukan proses keperawatan, sehingga dalam memberikan pelayanan bisa dilakukan secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Centers for Disease Control and Prevention, dari http://www.cdc.gov/HAI/pdfs/ppe/ PPEslides6-29-04.pdf, diakses November 2012

Centers for Disease Control and Prevention. (2009). Protocol Hand Hygiene Glove Observations, dari http://www.cdc.gov/dialysis/prevention-tools/Protocol-hand-hygiene-glove-observations.html, diakses November 2012Hegner & Caldwell. (2003). Asisten Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Edisi 6. Jakarta: EGC

Potter & Perry. (2004). Fundamental of Nursing, Second edition, Philadelpia: J.B. Lippincott Company.

Universitas Padjajaran. (2009). Tindakan Kewaspadaan Universal, dari http://pustaka. unpad.ac.id / wp-content/uploads/ 2009/10/ tindakan_kewaspadaan_universal.pdf, diakses 2 November 2012

World Health Organization. (2008). Rekomendasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Flu Burung di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dari http://apps.who.int/csr/disease /avianinfluenza /guidelines/AIDE%20 MEMOIREAvianFlu_ bahasa.pdf, diakses 2 November 2012

Implementasi Keperawatan dalam Penatalaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi13