isi

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam peradaban ummat Islam, Bani Abbasiyah merupakan salah satu bukti sejarah peradaban ummat Islam yang terjadi. Bani Abbasiyah merupakan masa pemerintahan ummat Islam yang memperoleh masa kejayaan yang gemilang. Hanya pada periode pertama pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai masa keemasannya. Pada periode-periode sesudahnya, pemerintahan dinasti ini mulai menurun, terutama di bidang politik. Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai dinasti Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah, bahkan cenderung mencolok. Setiap khalifah cenderung ingin lebih mewah dari pendahulunya. Kehidupan mewah khalifah-khalifah ini ditiru oleh para hartawan dan anak-anak pejabat. Kecenderungan bermewah-mewah, ditambah dengan kelemahan khalifah dan factor lainnya menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin. Kondisi ini memberi peluang kepada tentara profesional asal Turki yang semula diangkat oleh khalifah Al- 1

Upload: putri-diyou

Post on 31-Oct-2014

493 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam peradaban ummat Islam, Bani Abbasiyah merupakan salah satu

bukti sejarah peradaban ummat Islam yang terjadi. Bani Abbasiyah merupakan

masa pemerintahan ummat Islam yang memperoleh masa kejayaan yang

gemilang. Hanya pada periode pertama pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai

masa keemasannya. Pada periode-periode sesudahnya, pemerintahan dinasti ini

mulai menurun, terutama di bidang politik.

Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang

dicapai dinasti Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa

untuk hidup mewah, bahkan cenderung mencolok. Setiap khalifah cenderung

ingin lebih mewah dari pendahulunya. Kehidupan mewah khalifah-khalifah ini

ditiru oleh para hartawan dan anak-anak pejabat. Kecenderungan bermewah-

mewah, ditambah dengan kelemahan khalifah dan factor lainnya menyebabkan

roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin. Kondisi ini memberi

peluang kepada tentara profesional asal Turki yang semula diangkat oleh

khalifah Al-Mu’tashim untuk mengambil kendali pemerintahan. Usaha mereka

berhasil sehingga kekuasaan sesungguhnya berada di tangan mereka sementara

kekuasaan Bani Abbasiyah di dalam khalifah Abbasiyah yang didirikan mulai

pudar dan ini merupakan awal dari keruntuhan dinasti ini, meskipun setelah itu

usianya masih dapat bertahan lebih dari empat ratus tahun.

Pilihan khalifah Al-Mu’tashim terhadap unsur Turki dalam ketentaraan

terutama dilatarbelakangi oleh adanya persaingan antara golongan Arab dan

Persia pada masa Al-Ma’mun dan sebelumnya. Bahkan, perebutan kekuasaan

antara Al-Amin dan Al-Ma’mun dilatarbelakangi dan diperhebat oleh persaingan

antara golongan Arab yang mendukung Al-Amin dan golongan Persia yang

1

Page 2: Isi

mendukung Al-Ma’mun. masuknya unsur Turki dalam pemerintahan Abbasiyah

semakin menambah peraingan antar-bangsa. Al-Mu’tashim dan khalifah

sesudahnya, Al-Watsiq, mampu mengendalikan mereka. Namun, khalifah Al-

Mutawakkil yang merupakan awal kemunduran politik Bani Abbasiyah, adalah

khalifah yang lemah. Pada masa pemerintahannya, orang-orang Turki dapat

merebut kekuasaan dengan cepat. Setelah al-Mutawakkil demikian, kekuasaan

tidak lagi berada di tangan Bani Abbas, meskipun mereka tetap memegang

jabatan khalifah. Sebenarnya, ada usaha untuk melepaskan diri dari para perwira

Turki itu, tetapi selalu gagal. Dari dua belas khalifah pada periode kedua ini,

hanya empat orang yang wafat dengan wajar, selebihnya, kalau bukan dibunuh,

mereka diturunkan dari tahta dengan paksa. Wibawa khalifah merosot tajam.

Setelah tentara Turki itu lemah dengan sendirinya, di daerah-daerah muncul

tokoh-tokoh kuat, yang kemudian memerdekakan diri dari kekuasaan pusat,

mendirikan dinasti-dinasti kecil. Inilah permulaan masa disintegrasi dalam

sejarah politik islam.1

Oleh karena itu, permasalahan tersebut perlu diuraikan lebih lanjut

melalui tema: “Masa Disintegrasi Bani Abbasiyah ”

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Dinasti-dinasti apa saja yang memerdekakan diri dari Baghdad?

2. Bagaimana perebutan kekuasaan dimasa pemerintahan dinasti Abbasiyah?

3. Apa yang menyebabkan kemunduran pemerintahan dinasti Abbasiyah?

1 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993), h. 61-63

2

Page 3: Isi

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad.

2. Untuk mengetahui perebutan kekuasaan dimasa pemerintahan dinasti

Abbasiyah.

3. Untuk mengetahui sebab-sebab kemunduran pemerintahan dinasti

Abbasiyah.

3

Page 4: Isi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Dinasti-Dinasti Yang Memerdekakan Diri Dari Baghdad

Dinasti-dinasti yang lahir dan memerdekakan diri dari kekuasaan

Baghdad pada masa khalifah Abbasiyah, di antaranya sebagai berikut:

1. Yang berbangsa Persia

a. Thahiriyyah di Khurasan, (205-259 H/ 820-872M).

b. Shafariyah di Fars, (254-290 H/868-901 M).

c. Samaniyah di Transoxania, (261-389 H/ 873-998 M).

d. Sajiyyah di Azerbaijan, (266-318 H/ 878-930 M).

e. Buwaihiyyah, bahkan menguasai Baghdad, (320-447 H/ 932-1055 M).

2. Yang berbangsa Turki2

a. Thuluniyah di Mesir, (254-292 H/ 837-903 M).

b. Ikhsyidiyah di Turkistan, (320-560 H/ 932-1163 M)

c. Ghaznawiyah di Afghanistan, (351-585 H/ 962-1189 M)

d. Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya:

1) Seljuk besar atau Seljuk Agung, didirikan oleh Rukn Al-Din Abu

Thalib Tuqhrul Bek ibn Mikail ibn Seljuk ibn Tuqaq. Seljuk ini

menguasai Baghdad dan memerintah selama sekitar 93 tahun

(429-522 H/1037-1127 M)

2) Seljuk Kirman di Kirman, (433-583 H/ 1040-1187 M).

3) Seljuk Syria atau Syam di Syria, (487-511 H/ 1094-1117 M).

4) Seljuk Irak di Irak dan Kurdistan, (511-590 H/ 1117-1194 M).

5) Seljuk Rum atau Asia kecil di Asia kecil, (470-700 H/ 1077-1299

M).

3. Yang berbangsa Kurdi:

2 Badri Yatim, op. cit., h. 65

4

Page 5: Isi

a. Al-Barzuqani, (348-406 H/ 959-1015 M).

b. Abu Ali, (380-489 H/ 990-1095 M).

c. Ayubiyah, (564-648 H/ 1167-1250 M).

4. Yang berbangsa Arab:

a. Idrisiyyah di Marokko, (172-375 H/ 788-985 M).

b. Aghlabiyyah di Tunisia, (184-289 H/ 800-900 M).

c. Dulafiyah di Kurdistan, (210-285 H/ 825-898 M).

d. Alawiyah di Tabaristan, (250-316 H/ 864-928 M).

e. Hamdaniyah di Aleppo dan Maushil, (317-394 H/ 929-1002 M).

f. Mazyadiyyah di Hillah, (403-545 H/ 1011-1150 M).

g. Ukailiyyah di Maushil, (386-489 H/ 996-1095 M).

h. Mirdasiyyah di Aleppo, (414-472 H/ 1023-1079 M).

5. Yang mengaku dirinya sebagai khilafah

a. Umawiyah di Spanyol.

b. Fathimiyah di Mesir.

Dari latar belakang dinasti-dinasti itu, Nampak jelas adanya persaingan

antarbangsa, terutama antara Arab, Persia, dan Turki. disamping latar belakang

kebangsaan, dinasti-dinasti itu dilatarbelakangi paham keagamaan, ada yang

berlatarbelakang syi’ah , ada yang sunni.3

B. Perebutan Kekuasaan Di Pusat Pemerintahan

Faktor lain yang yang menyebabkan peran politik Bani Abbas menurun

adalah perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan.

Pada masa Pemerintahan Bani Abbas, perebutan kekuasaan terjadi diawal

berdirinya, akan tetapi di masa-masa berikutnya, seperti pada periode dua dan

seterusnya, meskipun khalifah tidak berdaya, tidak ada usaha untuk merebut

jabatan khalifah dari tangan Bani Abbas. Yang ada hanya usaha merebut

kekuasaan dengan membiarkan jabatan khalifah tetap di pegang Bani Abbas. Hal

ini terjadi karena khalifah sudah di anggap sebagai jabatan keamanan yang sacral

3 Badri Yatim, op.cit., h. 66

5

Page 6: Isi

dan tidak bisa di ganggu gugat lagi. Sedangkan kekuasaan dapat didirikan di

pusat maupun daerah yang jauh dari pusat pemerintahan dalam bentuk dinasti-

dinasti kecil yang merdeka.Tentara turki berhasil merebut kekuasaan tersebut.

Ditangan mereka khalifah bagaikan boneka yang tak bisa berbuat apa-apa.

Bahkan merekalah yang memilih dan menjatuhkan khalifah sesuai dengan

keinginan politik mereka.

Setelah kekuasaan berada di tangan orang-orang turki pada periode kedua

(334 H/945 – 447 H/ 1055 M). Daulat Abbasiyah berada di bawah kekuasaan

Bani Buwaih. Kehadiran Bani Buwaih berawal dari tiga orang putra abu Suja’

Buwaih. Pada masa pemerintahan Bani Buwaih, para khalifah abbasiyah benar-

benar tinggal namanya saja karena pemerintahan sepenuhnya berada di tangan

amir-amir Bani Buwaih. Keadaan khalifah lebih buruk daripada masa

sebelumnya, terutama karena Bani Buwaih adalah penganut aliran Syi’ah,

sementara Bani Abbas adalah sunni. Selama masa kekuasaan bani Buwaih sering

terjadi kerusuhan antara kelompok ahlal-sunah dan Bani Syi’ah, pemberontakan

tentara dan sebagainya.

Kekuasaan politik Bani Buwaih tidak lama bertahan setelah generasi

pertama,tiga bersaudara tersebut, kekuasaan menjadi ajang pertikaian diantara

anak-anak mereka. Masing-masing merasa berhak atas kekuasaaan pusat.

Perebutan kekuasaan dikalangan keturunan Bani Buwaih merupakan salah satu

factor internal yang membawa kemunduran dan kehancuran pemerintahan

mereka. Faktor internal lainnya adalah pertentangan dalam tubuh militer, antara

golongan yang berasal dari dalam dengan keturunan turki.4

Sejalan dengan melemahnya kekuatan politik Bani Buwaih, makin banyak

pula gangguan dari luar yang membawa kemunduran dan kehancuran dinasti ini.

Faktor-faktor eksternal diantaranya adalah semakin gencarnya serangan-serangan

bizaintum ke dunia islam dan semakin banyaknya dinasti-dinasti kecil yang

membebaskan diri dari kekuasaan di bagdad. Dinasti-dinasti itu antara lain dinasti

Fatimiyah yang memproklamasikan dirinya sebagai pemegang jabatan khalifah di

mesir, Ikhsyidiyah di mesir dan syiria, Hamdan di Aleppo dann lembah furat,

4 Badri Yatim, op.cit., h. 67-71

6

Page 7: Isi

Ghazna dekat Kabul dan dinasti Seljuk yang merebut kekuasaan dari tangan

Bani Buwaih. Jatuhnya kekuasaan Bani Buwaih ketangan Seljuk bermula dari

perebutan kekuasaan di dalam negeri. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan

Bani Buwaih dan bermulalah kekuasaan Dinasti Seljuk. Pergantian kekuasaan ini

juga menandakan awal periode keempat khalifah Abbasiyah.

Dinasti Seljuk berasal dari beberapa kabilah kecil rumpun suku Ghuz di

wilayah Turkisan. Pada abad kedua, ketiga dan keempat Hijrah mereka ke arah

barat menuju Transoxiana dan Khurasan. Ketika itu mereka belum bersatu.

Mereka di persatukan oleh Seljuk Ibnu Tuqaq, karena itu mereka di sebut orang-

orang Seljuk. Posisi dan kedudukan khalifah lebih baik setelah dinasti Seljuk

berkuasa setelah beberapa lama dirampas orang-orang Syi’ah.5

Pada masa Malik syiah wilayah kekuasaan Dinasti Seljuk ini sangat luas,

membentang dari kasgor, sebuah daerah diujung daerah turki, sampai ke

Yurisalem. Wilayah yang luas di bagi menjadi lima bagian, yaitu:

1. Seljuk besar yang menguasai Khurasan, Ray, Jabal, Irak, Persia, dan

Ahwaz.

2. Seljuk Kirman berada dibawah kekuasaan keluarga Qawurt Bek ibn

Mikail ibn Seljuk.

3. Seljuk Irak dan Kurdistan.

4. Seljuk Syiria.

5. Seljuk Rum.

Disamping wilayah menjadi lima, dipimpin oleh gubernur yang bergelar

Syeh atau Malik itu, penguasa Seljuk juga mengembalikan jabatan perdana

menteri yang sebelumnya dihapus oleh penguasa Bani Buwaih.

C. Sebab-Sebab Kemunduran Pemerintahan Dinasti Abbasiyah

Perjalanan dinasti Abbasiyah sejak awal terjadi banyak intrik politik yang

didominasi oleh konflik internal yang kemudian dipertajam dengan adanya

serangan dari luar di akhir-akhir kekhalifaan dinasti Abbasiyah. Konflik-konflik

5 Badri Yatim, op.cit., h. 72-74

7

Page 8: Isi

tersebut secara tidak langsung menyebabkan situasi politik seperti bara api yang

makin lama makin memanas baik berupa upaya kudeta, perpecahan propinsi, dan

dinasti yang memberontak mulai bermunculan. Adapun intrik politik internal

dapat dilihat di bawah ini:

No Masa Intrik Politik6

1. Al-Mansur Pemberontakan Abdullah bin Ali disebabkan

keinginannya menjadi khalifah

Pemberontakan Syiah yang merasa terkecoh dengan

propaganda Abbasiyah

Timbulnya kelompok-kelompok keagamaan yang

berkembang menjadi kelompok politik seperti

Fatimiyah

2. Al-Mahdi Munculnya gerakan Zindiq dan kaum Khawarij yang

mendirikan pemerintahan Rustamiyah di Aljazair

3. Al-Hadi Adanya pemberontakan Husein bin Ali

4. Harun ar-Rasyid Pemberontakan Yahya bin Abdullah

Pemberontakan Walid bin Tharif-tokoh khawarij

Pemberontakan kaum zindiq

Terjadinya tragedi barahmikah (terbunuhnya

keluarga Barmak-Persia)

Pemberontakan di Kuhurasan dipimpin Rafi’ bin

Laits

5. Al-Makmun Pemberontakan al-Khuramiyah-salah satu madzhab

kaum zindiq

Tersebarnya paham muktazilah bahwa al-Qur’an

adalah makhluk

6 Ahmad Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam hingga Abad XX,(Jakarta: Akbar, 2003), h. 222-236

8

Page 9: Isi

Dinasti Abbasiyah mulai mengalami kemunduran yang bisa dilihat dari

ciri-ciri pemerintahan Abbasiyah (Pada Periode Ke-2), yaitu :

1. Lemahnya para khalifah dan dominasi kalangan militer terhadap pusat

kekuasaan

2. Munculnya negeri-negeri kecil akibat banyaknya pemimpin yang

memisahkan diri dari pusat kekuasaan dan pengakuan khalifah terhadap

kekuasaan mereka

3. Munculnya peradaban islam masa lalu di masa ini dalam bentuk ilmu

pengetahuan, pembangunan, kemewahan dan foya-foya

4. Munculnya gerakan yang menamakan diri sebagai Bani Hasyim serta

gerakan kebatinan

5. Serangan pasukan salib ke wilayah kaum muslim

6. Serangan pasukan mongol dan dihancurkannya pemerintahan Abbasiyah

dan jatuhnya Baghdad pada tahun 656 H/ 1258 M7

Disamping kelemahan khalifah, banyak factor lain yang menyebabkan

khilafah Abbasiyah menjadi mundur, masing-masing factor tersebut saling

berkaitan satu sama lain. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Persaingan Antarbangsa

Khilafah Abbasiyah didirikan oleh Bani Abbasyang bersekutu dengan

orang-orang Persia. Persekutuan di latar belakangi oleh persamaan nasib kedua

golongan itu pada masa bani umayyah berkuasa. Keduanya sama-sama tertindas.

Selain itu, wilayah kekuasaan Abbasiyah pada periode pertama sangat

luas, meliputi berbagai bangsa yang berbeda, seperti Maroko, Mesir, Syiria, Irak,

Persia, Turki, dan India. Mereka disatukan dengan bangsa semit kecuali Islam.

Akibatnya muncul fanatisme kearaban, dan fanatisme bangsa bangsa yang lain

yang melahirkan gerakan syu’ubiyah.

Fanatisme kebangsaan ini nampaknya dibiarkan berkembang oleh

penguasa. Para khalifah menjalankan system perbudakan baru. Budak-budak

7 Ahmad Usairy, op. cit., h. 245

9

Page 10: Isi

bangsa Persia atau Turki dijadikan pegawai dan tentara, mereka dianggap sebagai

hamba. Sistem perbudakan ini telah mempertinggi bangsa Persia dan turki.

Karena jumlah dan kekuatan mereka yang besar, mereka merasa bahwa Negara

adalah milik mereka, mereka mempunyai kekuasaan atas rakyat berdasarkan

kekuasaan Khalifah.8

Kecenderungan masing-masing bangsa untuk mendominasi kekuasaan

sudah dirasakan sejak awal khlifah Abbasiyah berdiri. Akan tetapi karena

khalifah adalah orang-orang yang kuat yang mampu menjaga keseimbangan,

stabilitas politik terjaga.

2. Kemerosotan Ekonomi

Khilafah Abbasiyah juga mengalami kemunduran dibidang ekonomi

bersamaan dengan kemunduran dibidang politik. Setelah khilafah memasuki

kemunduran, pendapatan Negara menurun serta pengeluaran Negara meningkat

lebih besar. Menurunnya pendapatan Negara itu disebabkan oleh makin

menyempitnya wilayah kekuasaan, banyaknya terjadi kerusuhan yang

mengganggu perekonomian rakyat, diperingankan pajak dan banyaknya dinasti-

dinasti kecil yang memerdekakan diri dan tidak membayar upeti. Sedangkan

pengeluaran membengkak disebabkan oleh kehidupan kholifah dan pejabat

semakin mewah, jenis pengeluaran semakin beragam dan para pejabat melekukan

korupsi.

Kondisi politik yang tidak stabil menybabkan perkonomian Negara mora-

marit. Sebaliknya kondisi ekonomi yang buruk memperlemah kekuatan politi

dinasti Abbasiyah.Kedua factor ini saling berkaitan dan tak teroisahkan.

3. Konflik keagamaan

Fanatisme keagamaan sangat berkaitan eratdengan persoalan keagamaan.

Karena cita-cita orang Persia tidak sepenuhnya tercapai, kekecewaan mendorong

sebagaian mereka mempropagandakan ajaran Manuisme, Zoroasterisme dan

Mazdakisme. Munculnya geerakan yang dikenal dengan gerakan zindiq ini

8 Badri Yatim, op. cit., 80-81

10

Page 11: Isi

merasa menggoda keimanan para kholifah. Konflik antara kaum beriman dengan

golongan Zindiq berlanjut mulai dari bentuk yang sangat sedehana seperti

polemik tentang ajaran, sampai kepada konflik bersenjata yang menumpahkan

darah dikedua belah pihak seperti Gerakan Al-Afsyin dan Qaramithah.

Konflik yang di latar belakangi agama tidak terbatas pada konflik antara

muslim dan zindiq atau ahlussunah dengan syiah saja, tetapi juga pada aliran

islam.

4. Ancaman dari luar

Apa yang disebutkan di atas adalah factor-faktor internal. Disamping itu

ada pula Faktor-faktor eksternal yang menyebabkan khilafah Abbasyiah lemah

dan akhirnya hancur, pertama perang salib yang berlangsung beberapa

gelombang atau periode yang menelan banyak korban, kedua serangan tentara

mongol kekuasaan wilayah islam. Perang salib juga membakar semangat

perlawanan orang-orang Kristen yang berada di wiayah kekuasaan islam.

Perang salib juga terlihat dalam penyerbuan tentara Mongol terhadap

orang islam. Karena di pengaruhi oleh orang-orang budha dan Kristen Nestorian.9

Pembahasan mengenai kemunduran pastilah dilihat dari 2 aspek yaitu

internal dan eksternal. Adapun factor internal yang bisa jadi penyebab

kemunduran Abbasiyah sebagai pusat pemerintahan menurut Akbas S ahmed

dalam bukunya citra Muslim adalah sebagai berikut:

1. Roda pemerintahan dijalankan dengan system kekeluargaan

2. Tidak menetapkan syari’ah, dalam artian mereka tidak lagi mengindahkan

syari’at btentang kehidupan berfoya-foya dan lainnya

3. Adanya system komunikasi yang buruk sehingga tidak mampu mencakup

wilayah yang luas

4. Administrasi keuangan yang kacau balau dikarenakan amanat baitul mal

disepelekan.10

9 Badri Yatim, op. cit., 82-8510 Akbar S Ahmed, Citra Muslim, (Jakarta: Erlangga,1992), h. 61

11

Page 12: Isi

Sedangkan factor internal kelemahan atau kemunduran umat islam

menurut Ahmad Syalabi dalam bukunya Masyarakat Islam adalah sebagai

berikut:

1. Factor politis sebagai akibat dari banyaknya aliran dalam islam seperti Bani

Hasyim dan lainnya. Dengan kata lain semangat ashabiyah muncul kembali

2. Factor agama baik berkaitan dengan posisi agama dan Negara atau adanya

pertentangan antara akal dan wahyu yang itu semua terkejawantahkan dengan

munculnya aliran keagamaan juga.

Adapun factor eksternal kemunduran dinasti Abbasiyah setidaknya

disebabkan oleh 2 serangan dari luar yaitu perang Salib dan serbuan tentara

Mongol.11

Kemunduran Abbasiyah oleh Syek Muhammad al-Khudri, setidaknya

disebabkan oleh:

1. Semakin melemahnya tenaga pembela (ashabiyah) yang mengawal dan

mempertahankannya.

2. Persaingan dan perebutan yang tidak berhenti antara abbasiyah dengan

alawiyah.

3. Jatuhnya nilai-nilai amanah dalam segala bentuknya.

Poin-poin kemunduran dinasti Abbasiyah di atas setidaknya mempunyai

kesamaan namun yang perlu dipahami bahwa kemundran islam dalam suatu

dinasti lebih banyak didahului oleh factor internal seperti yang pernah

diperingatkan Nabi bahwa umat islam tidak dapat dikalahkan oleh musuh kecuali

kalau sesame mereka berselisih lalu mengundang musuh luar ke dalam rumah

tangga mereka untuk menghancurkan saudara seagamanya yang berlainan

aliran.12

11 Istianah abu Bakar, Sejarah Peradaban Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h.84-8512 Ibid, h. 85

12

Page 13: Isi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Masa disintegrasi Dinasti Abbasiyah dimulau dengan banyaknya dinasti-

dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad dan mendirikan dinasti-

dinasti kecil. Dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad yaitu

diantaranya ada yang berbangsa Arab, Turki, Kurdi, Arab, da nada pula

yang mengaku dirinya sebagai khalifah.

2. Faktor lain yang yang menyebabkan peran politik Bani Abbas menurun

adalah perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan. Perebutan kekuasaan

terjadi diawal berdirinya, akan tetapi di masa-masa berikutnya, seperti

pada periode dua dan seterusnya, meskipun khalifah tidak berdaya, tidak

ada usaha untuk merebut jabatan khilafah dari tangan BaniAbbas. Yang

ada hanya usaha merebut kekuasaan dengan membiarkan jabatan khalifah

tetap di pegang Bani Abbas.

3. Kemunduran Dinasti Abbasiyah disebabkan karena melemahnya khalifah,

persaingan antarbangsa, kemerosotan ekonomi, konflik keagamaan, dan

ancaman dari luar.

B. Saran

Demikian yang dapat kami sajikan dalam makalah ini.

Mungkin masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Kami

membuka lebar pintu kritik dan saran bagi yang berkenan, untuk

pembenahan makalah ini. Sehingga kesalahan yang ada dapat

13

Page 14: Isi

dibenahi, serta menjadi pelajaran untuk pembuatan makalah

yang lebih sempurna lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Akbar S.1992. Citra Muslim. Jakarta: Erlangga.

Bakar, Istianah Abu. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Malang: UIN Malang . Press.

Usairy, Ahmad. 2003. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam hingga Abad XX. . Jakarta: Akbar.

Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo . Persada.

14