ir. suharyono, m.rur.sci

39
Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.) PENGEMBANGAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK TERNAK RUMINANSIA DAN PENGENALANNY A KEP ADA PETERNAK Suharyono Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, SATAN, Jakarta e-mail: [email protected] ABSTRAK PENGEMBANGAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK TERNAK RUMINANSIA DAN PENGENALANNYA KEPADA PETERNAK. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan teknologi suplemen pakan urea molasses multinutrien block (UMMB) di daerah, dan mengkaji informasi umpan balik dari daerah untuk mengembangkan suplemen pakan baru yang ramah lingkungan. Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah introduksi suplemen pakan UMMB dan pengembangan suplemen pakan baru. Dalam introduksi suplemen pakan UMMB telah dilaksanakan pengujian beberapa formula UMMB, pelatihan pembuatan dan aplikasi UMMB pada ternak, perhitungan usaha produksi UMMB dan pengujian mutu suplemen pakan UMMB yang berbasis bahan pakan loka!. Pengembangan suplemen pakan baru telah dilaksanakan, tahapan kegiatan meliputi uji beberapa formula suplemen pakan skala laboratorium, uji multilokasi suplemen pakan baru di beberapa daerah, dan uji suplemen pakan baru terhadap peningkatan produktivitas ternak yang ramah lingkungan. Teknologi nuklir yang digunakan adalah penggunaan radiasi untuk pengukuran kandungan mineral dalam pakan dengan analisis pengaktifan neutron (APN), sedangkan evaluasi biologis untuk pengukuran pembentukan protein mikroba dan rasio bakteri dengan protozoa menggunakan teknik isotop 32p sebagai perunut. Hasil introduksi suplemen pakan UMMB adalah peningkatan produktivitas ternak sa pi potong dari beberapa jenis sapi di beberapa daerah, peningkatan pendapatan usaha UMMB, beberapa formula UMMB berbasis pakan lokal dan informasi kualitasnya. Untuk pengembangan suplemen pakan baru telah diperoleh suatu suplemen pakan yang disebut suplemen pakan multinutrien (SPM), pakan ini mampu meningkatkan peningkatan bobot badan berbagai jenis sa pi dengan interval 0, 62 - 0.85 kg/ekor/hari. Waktu pencapaian puncak laktasi pada sa pi perah yang diberi SPM lebih lama jika dibandingkan dengan pemberian UMMB dan kontrol yaitu 56 vs 42 dan 28 hari. HasH uji SPM pada sapi potong yang ramah lingkungan ternyata produksi gas metana dari 88 memjadi 22 mM, yang dikuti dengan perbaikan konversi rasio pakan, masing-masing 45, 6 menjadi 16, bila sapi potong mengkonsumsi hijauan bekualitas tinggi plus konsentrat yang rendah kualitasnya. Sebaliknya bila sapi diberi hijauan berkulaitas rendah plus konsentrat berkualitas tingggi, produksi gas metana dan perbaikan konversi rasio pakan juga menurun, masing-masing hanya dari 94 menjadi 80 mM, dan 17 menjadi 14. Kata kunci: sapi, pengenalan, laktasi, pakan lokal, suplemen pakan baru, suplemen pakan multinutrien dan gas metana ABSTRACT FEED SUPPLEMENT DEVELOPMENT FOR RUMINANTS AND ITS INTRODUCING TO FARMERS. The objective of these activities was introducing Urea Molasses Multi-nutrients Block (UMMB) to farmers in several provinces to get feed back in an attempt to develop new environmentally friendly supplements. Field trials have been conducted testing effect of different formulas on production and economic impact of farmers. Based on the feed backs collected from the field new environmentally friendly supplement was develoEed. The application of nuclear techniques was used to measure microbial cell synthesis by using 2p as tracer and neutron radiation to analyze mineral contents in local available feedstuffs. Increase of production in several breeds of beef cattle, positive impact on the income of farmers is the effect of UMMB application. Increase of nutrient content of UMMB formulas consisting of local available feedstuffs was observed, indicated by changes different of the ration of bacteria and protozoa in rumen liquor. Increase of daily weight gain of several beef cattle 0.62 - 0.85 kg/d as an effect of the application of multi-nutrient feed supplement (MFS) was detected. Prolong time of lactation was also shown 56 days as compared to 42 and 28 days as an effect of the application of UMMB and control respectively. Decrease of methane production as an effect of the addition of MFS in beef cattle consuming corn silage plus low quality concentrate from 88 to 22 mM were observed with a feed conversion from 45.6 to 16,While the addition of MFS to cattle consuming low quality basal diets 1

Upload: dotuyen

Post on 08-Dec-2016

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

PENGEMBANGAN SUPLEMEN PAKAN UNTUKTERNAK RUMINANSIA DAN PENGENALANNY A

KEPADA PETERNAK

SuharyonoPusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, SATAN, Jakarta

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

PENGEMBANGAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK TERNAK RUMINANSIA DAN

PENGENALANNYA KEPADA PETERNAK. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkanteknologi suplemen pakan urea molasses multinutrien block (UMMB) di daerah, dan mengkaji informasiumpan balik dari daerah untuk mengembangkan suplemen pakan baru yang ramah lingkungan.Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah introduksi suplemen pakan UMMB dan pengembangansuplemen pakan baru. Dalam introduksi suplemen pakan UMMB telah dilaksanakan pengujianbeberapa formula UMMB, pelatihan pembuatan dan aplikasi UMMB pada ternak, perhitungan usahaproduksi UMMB dan pengujian mutu suplemen pakan UMMB yang berbasis bahan pakan loka!.Pengembangan suplemen pakan baru telah dilaksanakan, tahapan kegiatan meliputi uji beberapaformula suplemen pakan skala laboratorium, uji multilokasi suplemen pakan baru di beberapa daerah,dan uji suplemen pakan baru terhadap peningkatan produktivitas ternak yang ramah lingkungan.Teknologi nuklir yang digunakan adalah penggunaan radiasi untuk pengukuran kandungan mineraldalam pakan dengan analisis pengaktifan neutron (APN), sedangkan evaluasi biologis untukpengukuran pembentukan protein mikroba dan rasio bakteri dengan protozoa menggunakan teknikisotop 32p sebagai perunut. Hasil introduksi suplemen pakan UMMB adalah peningkatan produktivitasternak sa pi potong dari beberapa jenis sapi di beberapa daerah, peningkatan pendapatan usaha UMMB,beberapa formula UMMB berbasis pakan lokal dan informasi kualitasnya. Untuk pengembangansuplemen pakan baru telah diperoleh suatu suplemen pakan yang disebut suplemen pakan multinutrien(SPM), pakan ini mampu meningkatkan peningkatan bobot badan berbagai jenis sa pi dengan interval 0,62 - 0.85 kg/ekor/hari. Waktu pencapaian puncak laktasi pada sa pi perah yang diberi SPM lebih lamajika dibandingkan dengan pemberian UMMB dan kontrol yaitu 56 vs 42 dan 28 hari. HasH uji SPM padasapi potong yang ramah lingkungan ternyata produksi gas metana dari 88 memjadi 22 mM, yang dikutidengan perbaikan konversi rasio pakan, masing-masing 45, 6 menjadi 16, bila sapi potongmengkonsumsi hijauan bekualitas tinggi plus konsentrat yang rendah kualitasnya. Sebaliknya bila sapidiberi hijauan berkulaitas rendah plus konsentrat berkualitas tingggi, produksi gas metana danperbaikan konversi rasio pakan juga menurun, masing-masing hanya dari 94 menjadi 80 mM, dan 17menjadi 14.

Kata kunci: sapi, pengenalan, laktasi, pakan lokal, suplemen pakan baru, suplemen pakan multinutriendan gas metana

ABSTRACT

FEED SUPPLEMENT DEVELOPMENT FOR RUMINANTS AND ITS INTRODUCING TOFARMERS. The objective of these activities was introducing Urea Molasses Multi-nutrients Block(UMMB) to farmers in several provinces to get feed back in an attempt to develop new environmentallyfriendly supplements. Field trials have been conducted testing effect of different formulas on productionand economic impact of farmers. Based on the feed backs collected from the field new environmentally

friendly supplement was develoEed. The application of nuclear techniques was used to measuremicrobial cell synthesis by using 2p as tracer and neutron radiation to analyze mineral contents in localavailable feedstuffs. Increase of production in several breeds of beef cattle, positive impact on theincome of farmers is the effect of UMMB application. Increase of nutrient content of UMMB formulasconsisting of local available feedstuffs was observed, indicated by changes different of the ration ofbacteria and protozoa in rumen liquor. Increase of daily weight gain of several beef cattle 0.62 - 0.85kg/d as an effect of the application of multi-nutrient feed supplement (MFS) was detected. Prolong timeof lactation was also shown 56 days as compared to 42 and 28 days as an effect of the application ofUMMB and control respectively. Decrease of methane production as an effect of the addition of MFS inbeef cattle consuming corn silage plus low quality concentrate from 88 to 22 mM were observed with a

feed conversion from 45.6 to 16,While the addition of MFS to cattle consuming low quality basal diets

1

Page 2: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

plus high quality concentrate resulted in a decrease of methane production from 94 mM to 80 mMrelated to a feed conversion from 17 to 14.

Keywords: cattle, introduction, lactation, local feed available, a new feed supplement, multi-nutrientfeed supplement and methane gas

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sub sektor peternakan merupakan salah satu program dalam pembangunan nasionalpertanian, yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dalam upayamendukung kecerdasan bangsa. Kecerdasan bangsa sangat diperlukan oleh generasipenerus yang potensial dalam meningkatkan kemajuan Negara Indonesia dan mampuberkompetisi dengan negara lain.

Salah satu faktor yang sangat penting untuk mencapai kecerdasan bangsa adalahkecukupan gizi protein hewani. Protein hewani berasal dari telur (unggas), daging (unggas,ruminansia) dan susu (sa pi perah dan kambing peranakan etawa). Ternak unggas terdiri dariayam dan itik, sedangkan ternak ruminansia yaitu kerbau, sapi, kambing dan domba.Pembahasan untuk mendukung kecukupan kebutuhan protein hewani hanya terkait denganpakan dan produktivitas ternak sapi.

Atas dasar hal terse but, salah satu kebijakan pemerintah mengupayakan programswa sembada daging yang berasal dari sapi potong pada tahun 2010 [1], hal ini perludilaksanakan mengingat setiap tahunnya terjadi peningkatan populasi penduduk, kenaikanpermintaan konsumsi daging, peningkatan impor sapi dan daging. Kenaikan ini disebabkankarena meningkatnya pengetahuan masyarakat bahwa protein hewani sangat penting untukpertumbuhan anak dan peningkatan kesehatan. Program swasembada daging bertujuanmemenuhi kebutuhan protein hewani dari sapi oleh masyarakat, mengurangi impor dagingdan sapi, serta peningkatan usaha budidaya ternak sapi.

Beberapa cara yang telah diupayakan agar swasembada daging dapat berhasiladalah dengan mengusahakan peningkatan pengetahuan peternak dalam usaha beternak,mutu pakan dan manajemennya, jumlah sapi yang harus diinseminasi buatan (IB), penurunanpemotongan ternak betina produktif, dan budidaya ternak betina produktif dari eks impor [1].Lebih lanjut disebutkan pula bahwa usaha peningkatan produktivitas ternak sapi perah jugaharus dilaksanakan, mengingat 30 % kebutuhan konsumsi susu oleh masyarakat hanya barudapat dipenuhi oleh peternak rakyat dan 70% impor [2,3].

Salah satu cara untuk mendukung keberhasilan swasembada daging sapi potong2010 dan peningkatan produktivitas sapi perah adalah dengan cara perbaikan mutu pakan [2].Kami telah melaksanakan perbaikan mutu pakan dengan cara membuat formula suplemenpakan dari hasil limbah atau samping pertanian, industri pertanian dan pangan. Hasilkegiatan yang diperoleh adalah urea molasses multinutrient block (UMMB) dan suplemenpakan multinutrien (SPM) yang mampu meningkatkan produktivitas ternak sapi potong danperah [4,5]. UMMB yang telah dihasilkan telah disosialisasikan di beberapa provinsi. Hasilsosialisasi diperoleh informasi balik yaitu beberapa bahan komposisinya sulit didapat didaerah yaitu molases, bungkil kedelai dan tepung tulang. Atas dasar tersebut, penulis telahmendapatkan suatu cara yaitu mengurangi penggunaan molases dan bungkil kedelai,sedangkan tepung tulang diganti sumber mineral yang mengandung phospor dan calsium.Kegiatan ini merupakan pengembangan suplemen pakan baru yang disebut SPM.

1.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah memanfaatkan limbah atau hasil samping pertanian,industri pertanian dan pangan serta hijauan untuk membuat formula suplemen pakan,menguji suplemen pakan pada ternak ruminansia, memperkenalkan hasil litbang suplemenpakan pada peternak yang memelihara ternak ruminansia dan mengembangkan pakan baruuntuk ternak ruminansia yang ramah lingkungan.

2

Page 3: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak. .. (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

1.3. Ruanglingkup dan perumusan masalah

Konsumsi protein hewani di Indonesia ternyata hanya 7,1 kg/tahun per kapita,sedangkan di Malaysia sudah mencapai 46,87 kg/kapita/tahun. Produksi susu di Indonesiabaru dapat memenuhi 30% dari kebutuhan, sehingga 70% kebutuhannya harus impor.Permasalahan ini disebabkan oleh karena lambannya peningkatan populasi ternak. Beberapafaktor yang mempengaruhi lambannya peningkatan populasi adalah mutu pakan, lahanterbatas, ketersediaan pakan tidak kontinyu, mahal harganya, kebutuhan nutrisi yang belumterpenuhi dan usaha beternak yang masih konvensinal. Usaha yang konvensional akanberakibat pada kurang perhatian terhadap peternak, kesehatan dan kinerja reproduksiternaknya.

Salah satu pemecahan masalah adalah dengan perbaikan mutu pakan dengan caramembuat formula pakan dari hasil limbah atau samping pertanian, industri pertanian danpangan serta hijauan yang berserat kasar dan protein tinggi. Program yang dikerjakanmengacu pada Garis Besar Haluan Negara/GBHN (1980 - 1998), Rencana program jangkamenengah (RPJM) BATAN dan agenda riset nasional (ARN). Dalam pelaksanaan kegiatanprogram terse but harus sesuai dengan kompetensi yang mengacu pada Visi dan Misi BATAN.

Target dari pelaksanaan Visi dan Misi BATAN adalah mendapatkan formula pakanyang berpotensi untuk peningkatan produktivitas ternak, peningkatan nilai tambahpendapatan ternak yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan teknik nuklir. Atas dasartersebut telah dilaksanakan beberapa tahapan kegiatan antara lain introduksi suplemenpakan UMMB dan pengembangan pakan baru yang ramah lingkungan.

1.4. Hipotesis

Suplemen pakan UMMB mampu meningkatkan pertambahan bobot badan daribeberapa jenis bangsa sapi dan dapat digunakan sebagai usaha rumah tangga. Tersediabahan baku lokal untuk komposisi UMMB. Pengembangan suplemen pakan baru dapatdilaksanakan dengan baik karena dengan pengurangan penggunaan molases dan bungkilkedelai mampu meningkatkan bobot badan dan produksi susu. Sosialisasi UMMB dan SPMdapat diterima oleh masyarakat peternak.

BAB II TINJAUAN PUST AKA

2.1. Ternak Ruminansia

Ternak ruminansia (poligastrik) seperti sapi, kerbau, kambing dan domba merupakanternak yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan ternak monogastrik(Iambung tunggal). Keunggulan ternak ruminansia terutama kemampuannya untukmemanfaatkan bahan pakan yang mengandung serat kasar dengan baik. Hal ini disebabkanoleh adanya aktifitas fermentasi oleh mikroba di dalam rumen [6]. Ada beberapamikroorganisme yang terdapat di dalam rumen, yang umum untuk beraktivitas fermentasidalam rumen yaitu bakteri, protozoa dan fungi.

2.2. Mikroba Rumen

Rumen dihuni oleh tidak kurang dari empat jenis mikroba, yaitu: bakteri, protozoa,fungi dan virus [7]. Kombinasi aktivatas dari berbagai mikroba tersebut turut terlibat dalamreaksi biokimia yang sangat kompleks dalam rumen. Mikroba yang terdapat di dalam rumenditemukan pada tiga lokasi, yaitu yang menempel pad a dinding rumen, yang menempel padapartikel pakan, dan yang bebas dalam cairan rumen. Jumlah yang terbesar adalah yangmenempel pada pakan. Meskipun secara umum kondisi serta jenis populasi mikroba berbedaantara di dalam cairan rumen dengan bagian lainnya, namun setiap bagian merupakan suatukesatuan dimana selalu terjadi interaksi [7].

Sebagian besar mikroba rumen bersifat anaerob, dan kebanyakan spesies yangdiisolasi dari mikroba rumen sangat sensitif dengan oksigen (02) meskipun dalam jumlah

3

Page 4: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

yang keci!. Namun ada sebagian bakteri lainnya yang tidak hanya dapat mentolerir sejumlahoksigen, tetapi juga dapat menggunakannya dalam metabolismenya.

Adanya bakteri dan protozoa yang hidup dalam rumen menyebabkan ruminansiadapat mencerna bahan pakan yang mengandung serat kasar tinggi. Berbagai jenis mikrobayang masing-masing memiliki produk fermentasi akhir yang beragam dan menyebabkankehidupan di dalam rumen menjadi kompleks. Interaksi yang luas antara mikroba di dalamrumen merupakan interaksi yang bersifat ketergantungan, saling menguntungkan, kompetitif,maupun yang bersifat merugikan. Mikroba-mikroba tersebut adalah bakteri, protozoa danfungi [8].

2.2.1. Bakteri

Bakteri merupakan penghuni terbesar dalam rumen (101°_1012/ml cairan rumen)dengan ukuran 1-250li. Klasifikasi dari bakteri dibagi menjadi 8 kelompok berdararkan pad ajenis bahan yang digunakan dan hasil akhir dari fermentasi, sebagai berikut: (1) bakteripemanfaat selulosa (Ruminococcus a/bus dan Ruminococcus f1avefaciens). (2) bakteripemanfaat hemiselulosa (Butyvibrio fibriso/vens dan Protovella ruminoco/a). (3) bakteripemanfaat pati (Ruminobacter amy/ophilus dan Succinimonas amy/o/ytica, (4) bakteripenghasil metana (Methanobrevibacter ruminantum dan Methanobacterium formicicum), (5)bakteri pemanfaat gula (Treponema byrantii dan Lactobacillus ruminis, (6) bakteri pemanfaatproduk sekunder (asam laktat) (Se/enomonas ruminantium), (7) bakteri pemanfaat protein(Ruminobacter amy/ophi/us dan Butyrivibrio fibrioso/vens), serta (8) bakteri pemanfaat lipida(Anaerovibrio Iipo/ytica dan Treponema byyantil).

Populasi mikroba rumen secara umum ditentukan oleh tipe pakan yang dikonsumsiternak dan perubahan pakan akan mengakibatkan perubahan populasi dan proporsi darispesies mikroba untuk mencapai keseimbangan yang baru, karena masing-masing mikrobarumen memiliki spesifikasi dalam menggunakan bahan pakan. Fibrobacter succinogenes danRuminococcus a/bus merupakan bakteri selulotik anaerob yang paling banyak terdapat dalamrumen dan yang menghasilkan enzim yang memecah selulosa menjadi gula-gula bebas yangselanjutnya digunakan untuk fermentasi anaerob. Namun'bila bahan pakan diganti menjadiransum tinggi pati, maka bakteri yang berkembang adalah Bacteroides amy/ophilus,Succinomonas amy/o/ytica yang tadinya merupakan mikroba minoritas, atau Lactobacilii danStreptococcus. Sedangkan bila ternak diberi ransum tinggi pektin melalui pemberian hay/eguminosa, maka bakteri Lachnospira multiparus akan berkembang dalam rumen. Masing­masing spesies bacteria rumen memerlukan substrat dan nutrisi yang khusus, bahkan hasilfermentasinya juga berbeda. Informasi ini disajikan pada Tabel 1.

4

Page 5: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

Tabel1. Jenis-jenis bakteri dalam rumen yang terdapat dalam rumen dan kebutuhannyaserta produk akhir fermentasinya

Ruminococcus (grampositif, cocci)AlbusFlanefacous

Butyrivibrio (batanglengkung gram positifFibrosolvens

Lachnospira (batangspiral)MultiparusSelenomonas (batangmetil, lengkung gramnegatifRuminantiumMethanobacterium

(batang, gram positif)Ruminantium

Catatan:

F = format; E = ethanol, A = acetate, P = propionate, B = butyrate,L = laktat, S = succinat, vit = vit Bkompleks, BrVFA = asam berantai cabang

Species

Bacterioid (gram negatif,batang sampai cocci)AmylophilusSuccinogenes

Substrat

PatiSelulose

Selulose, xylanSelulose, xylan

Xylan, pati

Pectin

Laktat, pati

Farmat, H2

Produkterfermentasi

F,A,SF,A,S

F, A, E, H2' CO2F,A,S, H2

Methan

Yang dibutuhkan

CO2, NH3, BrVFACO2, NH3, BrVFA, S,VFA,

BrVFA, CO2, NH3, vit ABrVFA, CO2, NH3, vit A

BrVFA, A, CO2, NH3, vit

A, Vit

A, BrVFA, CO2, NH3

2.2.2. Protozoa

Populasi protozoa dalam rumen berkisar antara 105-106/ml cairan rumen denganukuran 10.000-1.000.000 1J3, namun demikan karena ukuran tubuhnya lebih besar dari bakterimaka biomasanya ternyata cukup besar yakni mengandung lebih kurang 40% total nitrogenmikroba rumen [8]. Protozoa yang hidup dalam rumen sangat beragam dan terbagi menjadikelompok flagellata dan ciliata, dimana jenis cilata merupakan jumlah yang terbesar. Merekahidup dalam keadaan anaerob dan tidak patogenik. Protozoa ciliata ditandai dengan adanyaciliata di sekeliling tubuhnya (holotricha), atau hanya terdapat di bagian anterior dan posteriorsaja (oligotricha). Sedangkan kelompok flagel/ata ditandai dengan adanya flagel di bagiananterior.

Protozoa lebih menggemari substrat yang mudah difermentasi seperti pati dan gulameskipun ia juga menghidrolisis selulosa dan menghasilkan produk fermentasi yang samadengan yang dihasilkan oleh bakteri, seperti asam asetat, asam butirat, asam laktat, CO2 danH2. Adanya protozoa dapat menurunkan ancaman asidosis pada beberapa ternak denganransum yang mengandung karbohidrat yang mudah difermentasi dalam jumlah tinggi. Hal inikarena protozoa memperlambat proses konversi karbohidrat menjadi asam laktat oleh bakterirumen, sehingga tidak terjadi akumulasi asam laktat yang dapat mengakibatkan penurunanpH rumen secara drastis yang sangat berbahaya bagi bakteri rumen terutama yang bersifatselulotik, yang pada akhirnya dapat mengganggu aktivitas sistem rumen [7].

Protozoa sangat peka terhadap situasi asam. Bila pH diturunkan maka jumlahnyadalam rumen akan menurun. Jenis Entodinium lebih spesifik memakan bakteri selulotik,sehingga bila dilakukan defaunasi maka aktivitas selulotik dari bakteri dapat meningkat danmemperbaiki performans ternak terutama pada ransum rendah protein. Namunkecenderungan protozoa dalam memakan bakteri berperan dalam mengontrol densitasbakteri rumen dan mencegah penurunan konsentrasi amonia (NH3), sehingga tetap tersediadalam kadar yang cukup tinggi untuk digunakan kembali oleh bakteri.

5

Page 6: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

2.2.3. Fungi

ISSN 2087-8079

Jumlah fungi dalam cairan rumen diperkirakan antara 103-105/ml cairan rumen.Sedangkan spesies fungi rumen yang penting adalah Neocallimastix frontalis, Piromonascommunis, dan Sphaeromonas communis. Oalam proses pencernaan pakan serat, fungidianggap sebagai pionir dalam aktivitas fraksi serat di dalam rumen, karena fungi dapatmembentuk koloni pada jaringan lignoselulosa partikel pakan, dan adanya rhizoid fungi yangtumbuh jauh menembus dinding sel serat tanaman sangat membantu bakteri dan enzimpencernaan untuk mencerna pakan.

2.3. Pakan

Pakan takan dicerna oleh mikroba menjadi bahan-bahan nutrisi yang akan digunakanuntuk pertumbuhan mikroba maupun ternaknya. Produk dari fermentasi ini berupa asamlemak mudah menguap atau volatile fatty acid (VFA), protein mikroba, amonia, jumlah bakteri,protozoa dan gas yaitu metana dan karbon dioksida).

Pakan yang dikonsumsi ruminansia ada yang difermentasi, dan ada yang langsungke usus halus sebagai bahan nutrisi by pass protein [9]. Hasil fermentasi mikroba tersebutmerupakan bahan pakan utama bagi ternak ruminansia. Sedangkan monogastrik hanyamempunyai satu lambung sejati, yang langsung mencerna zat makanan secara enzimatis[10]. Oleh sebab itu jenis dan pola pemberian pakan ternak ruminansia dengan monogastrikjuga berbeda.

Pakan yang umum dikonsumsi oleh ternak berlambung jamak adalah hijauan yangberserat kasar tinggi yang meliputi rumput lapangan, rumput gajah, jerami padi, jerami jagungdan daun pucuk tebu. Kandungan dari nutrisi hijuan ini sangat rendah, sehingga ternaktersebut tidak mendapatkan zat nutrisi yang mencukupi untuk kebutuhannya [11].

Kebutuhan dari ternak tersebut dibagi menjadi tiga yaitu kebutuhan untukmempertahankan hidupnya, meningkatkan produksi dan memperbaiki penampilanreproduksinya [12]. Sehingga ternak yang hanya mendapat hijauan, hasil dari fermentasipakan tersebut hanya digunakan untuk kebutuhan mempertahankan hidupnya.

Agar ternak dapat meningkatkan produksi dan memperbaiki penampilanreproduksinya maka ternak tersebut dalam pakannya perlu ditambahkan pakan penguat,suplemen, vitamin dan mineral [13]. Pakan penguat pada umumnya berupa konsentrat yangberfungsi untuk penyediaan energi dan protein [14].

Suplemen pakan merupakan pakan tambahan yang mengandung protein, kabohidrat,vitamin dan mineral. Bahan dari suplemen pakan tersebut berasal dari limbah atau hasHsamping pertanian, industri pertanian dan industri pangan. Oengan teknologi yang dimilikioleh peneliti nutrisi ternak dari BATAN telah mampu menyusun formula yang tepat untukpeningkatan produksi dan perbaikan penampilan reproduksi ternak yang mana telah terbuktimampu meningkatkan pendapatan para peternak [4,5,15] Suplemen pakan ini berupa ureamolasses multinutrien block (UMMB) [4] dan suplemen pakan multinutrien (SPM) [5,15,16,17].

2.4. Urea Molasses Multinutrien Block

Suplemen pakan yang umum digunakan pada ruminansia adalah suplemen pakanyang memanfaatkan urea sebagai sumber non protein nitrogen (NPN) yang baik, karenadengan adanya sistem pencernaan fermentatif pada rumen maka ruminansia mampumenggunakan senyawa NPN menjadi protein yang berkualitas [18].

Suplemen pakan yang berbahan dasar urea diantaranya urea block (UB)[19,20,21,22,23]. Urea dalam proses fermentasi rumen akan diuraikan oleh enzim ureasemenjadi NH3 dan CO2, selanjutnya NH3 akan digunakan untuk membentuk asam amino(protein mikroba). Salah satu pembatas dalam penggunaan urea adalah kecepatanperubahannya menjadi NH3 yang empat kali lebih cepat dibandingkan dengan kecepatanpenggunaan NH3 menjadi sel mikroba [24]. Urea dapat digunakan dengan baik oleh ternakruminansia dalam ransum yang rendah kandungan protein dan tinggi energinya, sebaliknyaakan buruk pengaruhnya dalam ransum yang tinggi protein dan rendah energinya [25,26].Urea Molasses Multi-nutrient Block merupakan pengembangan dari urea molasses blockdimana di dalam UMMB ditambahkan berbagai macam nutrien yang dibutuhkan ternakmisalnya mineral, protein by pass, vitamin, imbuhan pakan, dan lain-lain. UMMB merupakan

6

Page 7: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, MRur.Sci.)

suplementasi pakan yang terdiri dari bahan-bahan molases, onggok, dedak, tepung daunsingkong kering, tepung tulang, kapur, urea, lakta mineral, dan garam dapur yangdisesuaikan dengan formula yang diinginkan [27]. Kandungan nutrisi dan mineral dalamsuplemen pakan disajikan pad a Tabel1.

Tabel 2. Kandungan Nutrisi dan Mineral dalam Suplemen Pakan

7,3 1,57,15,1

1,1

0,40,91,3

1,5

0,7

9,4

8,62,21,2

2,9

1,74985

2259

2204

1650

UMMW SPM* UMB- UCB-

------------------------ 0/0 B K -------------------------

93,3 89,7372,3 92,2

24,5 28,8

6,5 17,2

3,5 4,72889 3997

Nutrisi

Bahan kering

Bahan OrganikProtein Kasar

Serat Kasar

Lemak Kasar

Energi K-kalMineral

Ca (%)P (%)

S (%)

K (%)Fe(%)

Cu (ppm)Zn (ppm)

Keterangan:UCB : Urea Cassava Block (2005);**) Widasari (2002)Sumber: BA TAN, 2005

17,6

7,61,4

19,55,4

1,5

Pemberian urea block mampu memperbaiki efisiensi pemanfaatan jerami kualitasrendah serta memperbaiki penampilan ternak [19]. Pemberian urea molasses block (UMB)mampu meningkatkan produktivitas ternak perah [20]. Suplementasi urea molasses multi­nutrient block pada ternak akan meningkatkan pertambahan berat badan, produksi susu,reproduksi, kelangsungan hidup, daya hidup anak dan kapasitas kerja [22], denganmeningkatkan konsumsi dari energi dan nitrogen [23]. Hasil penelitian yang dilakukan [21]memperlihatkan bahwa pemberian UMB tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering pakandan produksi susu harian dalam kg/ekor/hari, tetapi pemberian UMB mampu meningkatkansecara nyata produksi 4% FCM (kg/ekor/hari).

2.5. Suplemen Pakan Multinutrien

Ketersediaan suplemen pakan multinutrien (SPM) ini dapat digunakan untukmengatasi beberapa kendala seperti ketersediaan pakan lokal, harga dan bahan penyusunformula suplemen pakan urea molasses multinutrien block (UMMB). Bahan-bahan yang sulitdidapat yaitu molasses, tepung tulang, dan bungkil kedelai [27]. Harga SPM lebih murahRp.1500/kg dibandingkan UMMB yaitu Rp.3000/kg. Kandungan molases dan bungkil kedelaiSPM lebih rendah masing-masing sebesar 10% dan 3%, sedangkan UMMB 29% dan 17%[28]. Kelebihan SPM yaitu terkandung imbuhan pakan yang dapat berperan dalam prosesmetabolisme dalam tubuh ternak. Kelebihan lainnya adalah protein bypass yang dapatlangsung dimanfaatkan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan proteinnya dan mineralorganik sebagai penyedia mineral.

Pemberian suplemen SPM pada sapi perah dapat meningkatkan kualitas susu(kadar lemak susu) sebesar 0,23% dan juga mampu meningkatkan produksi susu 4% factorcorrected milk (FCM) sebesar 4,157 kg/hari. Suplemen SPM mampu meningkatkan produksisusu dari sapi perah peranakan Fries Holland (PFH) sampai mencapai 14,2 I/ekor/haridibandingkan sapi perah yang mendapat UMMB dan kontrol, produksi susunya masing­masing hanya sebesar 13,7 I/ekor/hari dan 11,1 I/ekor/hari [28].

7

Page 8: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

Tabel 3. Perbedaan Komposisi Kimia SPM

Kandungan Kimia Bahan dalam bahan kering

Kadar air

Bahan keringAbuLemakProtein kasarSerat kasarBETNTONCaP

Komposisi KimiaSPM (%)

12,6787,3322,967,3718,5016,2522,2556,520,140,03

ISSN 2087-8079

Keterangan:

* TON dihitung dengan rumus TDN = 25,6 + 0,53 PK + 1,7 L - 0,474 SK + 0,732 BE TN(Sutardi, 2003 dalam Noviana, 2004)Sumber: Hasil Analisa Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB, 2007

2.6. Metabolisme Rumen

Bahan makanan yang masuk ke dalam alat pencernaan akan mengalami perubahan fisik dankimia. Proses pencernaan pada ternak ruminansia terjadi secara mekanis (mulut),pencernaan hidrolitik dan pencernaan fermentatif di dalam rumen [18]. Proses fermentasipakan di dalam rumen menghasilkan VFA dan NH3, serta gas-gas (C02, H2 dan CH4) yangdikeluarkan dari rumen melalui proses eruktasi [6].

2.6.1. Produksi Gas

Pad a ternak ruminansia sebagian energi pakan ada yang terbuang dalam bentukproduksi gas metan (CH4). Gas metan terbentuk dari reaksi antara gas CO2 dan gas H2.

Fermentasi dalam rumen akan mengarah ke sintesis propionat akan lebih menguntungkan,karena pad a sintesis propionat banyak menggunakan gas hidrogen sehingga produksi gasmetan menjadi berkurang. Pada proses sintesis asetat dan butirat banyak dihasilkan gashidrogen. Gas hidrogen dengan CO2 akan membentuk gas metana yang sesungguhnya tidakbermanfaat bagi ternak induk semang [29]. Jenis pakan yang berbeda akan menunjukkanjumlah produksi gas yang berbeda pad a selang waktu fermentasi yang sama [30].

2.6.2. Volatile Fatty Acid (VFA)

Proses fermentasi karbohidrat dalam rumen terjadi melalui dua tahap, yaitupemecahan karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana dan fermentasi gula sederhanamenjadi asam asetat, asam propionat, asam butirat, CO2 dan CH4 [31]. Proses pencernaankarbohidrat di dalam rumen ternak ruminansia akan menghasilkan energi berupa VolatileFatty Acid (VFA) antara lain yang utama yaitu asetat, propionate, dan butirat denganperbandingan di dalam rumen berkisar pad a 65% asetat, 20% propionate, dan 5% valerat(Gambar 1). Konsentrasi VFA yang dihasilkan di dalam rumen sangat bervariasi yaitu antara200-1500 mg/100 ml cairan rumen. Hal ini tergantung pada jenis ransum yang dikonsumsi,sedangkan kisaran produk VFA cairan rumen yang mendukung pertumbuhan mikroba yaitu80 sampai 160 mM [18]. VFA yang terserap selain dipakai sebagai sumber energi, jugadipakai sebagai bahan pembentuk glikogen di hati, lemak, karbohidrat dan hasil-hasil yangdibutuhkan ternak [32].

8

Page 9: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

Pati

Maltosa ~

Glukosa-1 I I

Pekt -phosphat - Glukosa-6-ph + /" somaltosaon _ Asa osphat+- ¥"Hemlselulosa.4 m Uronat ~ Glukosa

Pentosan_ pe~tosa / Fruktosa-6-phosphat¥" FruktoS? Sukrosa~ F Fru~nruktosa-1 6 d·, - Iphosphat

Asam~PiruvatFormat

Selulosa

selutiosa

~

Asetat

nCO\ /H, 1 AsetllCoA Laktil

/1 CoAMetan Malonil ~CH Asetil phosphat Laktat Oksaloasetat

4 1 CoA .• Asetoasetil ~ ~CoA Akrilil

~ CoA Malat

I1-Hidroksibutiril 1 1CoA

I P .. I Fumarat.• roplOnl

Butirat _ Butlril _Krotonil cot "-... ~CoA CoA Suksinat

Metilmalonil CoA

Suksinil CoA/1•. Propionat

Gambar 1. Proses Metabolisme Karbohidrat di Oalam Rumen Ternak Ruminansia

VFA kemudian diserap melalui dinding rumen melalui penonjolan-penonjolan yangmenyerupai jari yang disebut viii. Lebih lanjut dikemukakan bahwa sekitar 75% dari total VFAyang diproduksi akan diserap langsung di retikulo-rumen masuk ke darah, sekitar 20%diserap di abomasum dan omasum, dan sisanya sekitar 5 % diserap di usus halus [31]. VFAyang terbentuk diserap melalui dinding rumen merupakan sumber energi utama yangmerupakan ciri khas dari ruminansia, dan dapat menyumbang 55-60% dari kebutuhan energiternak ruminansia [33,34].

2.6.3. Amonia (NH3)

Protein bahan makanan yang masuk ke dalam rumen pada awalnya akan mengalamiproteolisis oleh enzim-enzim protease menjadi peptida, lalu dihidrolisa menjadi asam aminoyang kemudian secara cepat dideaminasi menjadi amonia (Gambar 2). Keduanya akandigunakan oleh mikroba rumen dalam pembentukan protein mikroba. Umumnya proporsiprotein yang didegradasi dalam rumen sekitar 70-80%, atau 30-40% untuk protein yang sulitdicerna. Kandungan protein ransum yang tinggi dan proteinnya mudah didegradasi akanmenghasilkan konsentrasi NH3 di dalam rumen [31]. Selain itu, tingkat hidrolisis proteinbergantung kepada daya larutnya yang akan mempengaruhi kadar NH3.

Pengukuran NH3 in vitro dapat digunakan untuk mengestimasi degradasi protein danpenggunaanya oleh mikroba. Produksi amonia dipengaruhi oleh waktu setelah makan danumumnya produksi maksimum dicapai pad a 2-4 jam setelah pemberian pakan yangbergantung kepada sumber protein yang digunakan dan mudah tidaknya protein tersebutdidegradasi [35]. Kadar amonia yang dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan mikrobarumen yang maksimal berkisar antara 4-12 mM atau setara dengan 5,6-16,8 mg/100 ml [18].

Peningkatan jumlah karbohidrat yang mudah difermentasi akan mengurangi produksiamonia, karena terjadi kenaikan penggunaan amonia untuk pertumbuhan protein mikroba.

9

Page 10: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

Kondisi yang ideal adalah sumber energi terse but dapat difermentasi sama cepatnya denganpembentukan NH3 sehingga pada saat NH3 terbentuk terdapat produksi fermentasi asalkarbohidrat yang akan digunakan sebagai sumber dan kerangka karbon dari asam aminoprotein mikroba telah tersedia [34].

Pakan

MudahDidegradasi

Enzim protease 1Peptida

Enzim peptidase1 DeaminasiAsam Amino ---+ Amonia

Non-protein N

\Sulit

Didegradasi

Protein

1Non-protein N

KelenjarSaliva

Hati---+

Rumen 1/Protein Mikroba

1Dicerna di Usus

Halus

GDiekskresikan /

(urine)

Gambar 2. Proses Metabolisme Protein di da/am Rumen Ternak Ruminansia

2.6.4. Biomassa Mikroba Rumen

Rumen merupakan tabung besar dengan berbagai kantong yang menyimpan danmencampur ingesta bagi fermentasi mikroba. Kondisi dalam rumen adalah anaerobmempunyai temperatur 38-42°C dan pH dipertahankan pada kisaran 6,8 [6]. Mikroba dalamrumen umumnya terdapat pada tiga lokasi yaitu: menempel pada dinding rumen, menempelpada partikel pakan dan bergerak bebas dalam cairan rumen. Mikroba dalam rumenberaneka ragam dan jumlahnya besar [7].

Penghuni terbesar dalam cairan rumen adalah bakteri yaitu 101°_1012 sel/ml cairanrumen dan populasi terbesar kedua diduduki oleh protozoa yang dapat mencapai 105_106sel/ml cairan rumen, namun demikian karena ukuran tubuhnya lebih besar daripada bakterimaka biomassanya ternyata cukup besar yakni mengandung lebih kurang 40% total nitrogenmikroba rumen [8].

Faktor yang mempengaruhi populasi mikroba rumen secara umum ditentukan olehtipe makanan yang dikonsumsi ternak [6]. Pola pertumbuhan bakteri dan protozoadipengaruhi oleh pola fermentasi yang ditunjukkan oleh proporsi molar VFA dan pH rumen [8].Perkembangan populasi mikroba rumen terutama bakteri rumen akan dibatasi oleh kadaramonia, karena sangat diperlukan oleh bakteri sebagai sumber N untuk membangun selnyadan sifat predasi dari protozoa. Kecukupan ketersediaan amonia sebagai sumber N dan VFAyang merupakan sumber bahan baku utama yang dibutuhkan untuk proses sintesis proteinmikroba yang berguna bagi induk semang [7]. Protein mikroba merupakan sumber proteinutama bagi ternak ruminansia. Produksi protein mikroba dapat ditingkatkan dengan cara

10

Page 11: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak. .. (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

menambahkan karbohidrat mudah dicerna dalam rumen seperti tetes, pati, glukosa, fruktosadan sukrosa [8].

2.6.5. Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik

Kecernaan merupakan perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan makanandalam alat pencernaan. Perubahan tersebut dapat berupa penghalusan bahan makananmenjadi butir-butir atau partikel kecil, atau penguraian molekul besar menjadi molekul keci!.Selain itu, pada ruminansia, pakan juga mengalami perombakan sehingga sifat-sifat kimianyaberubah secara fermentatif sehingga menjadi senyawa lain yang berbeda dengan zatmakanan asalnya. Kecernaan bahan kering juga dapat dipengaruhi oleh kandungan proteinpakan, karena setiap sumber protein memiliki kelarutan dan ketahanan degradasi yangberbeda-beda. Kecernaan bahan organik merupakan faktor penting yang dapat menentukannilai pakan [18].

Kecernaan in vitro dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu pencampuran pakan, cairanrumen dan inokulan, pH kondisi fermentasi, pengaturan suhu fermentasi, alamnya waktuinkubasi, ukuran partikel sampel dan larutan penyangga [36]. Faktor-faktor yang berpengaruhterhadap nilai kecernaan yaitu pakan, ternak dan lingkungan. Perlakuan terhadap pakan(pengolahan, penyimpanan dan cara pemberian), jenis, jumlah dan komposisi pakan yangdiberikan pada ternak merupakan faktor yang berpengaruh terhadap nilai kecernaan. Umurternak, kemampuan mikroba rumen mencerna pakan, jenis hewan sampai variasi hewan turutmenentukan nilai kecernaan. Kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap nilai kecernaanadalah derajat keasaman (pH), suhu dan udara baik itu secara aerob atau anaerob [32].

2.7. Percobaan in vitro

Metode in vitro adalah proses metabolisme yang terjadi di luar tubuh ternak. Prinsipdan kondisinya sama dengan proses yang terjadi di dalam tubuh ternak yang meliputi prosesmetabolisme dalam rumen dan abomasum. pH retikulo-rumen biasanya berkisar antara 5,5­7,0 dan bervariasi dengan rasio pemberian konsentrat.

Metode in vitro (metode tabung) harus menyerupai sistem in vivo agar dapatmenghasilkan pola yang sama sehingga nilai yang didapat juga mendekati sistem in vivo [6].Kecernaan pakan pada ruminan dapat diukur secara akurat di laboratorium denganmenggunakan metode two stage in vitro dengan cara menginkubasikan sample selama 48jam dengan larutan buffer cairan rumen dalam tabung dengan kondisi anaerob [31]. Padaperiode kedua, bakteri dimatikan dengan penambahan asam hidroklorit (HCI) pada pH 2, laludiberi larutan pepsin HCI dan diinkubasi selama 48 jam. Periode kedua ini terjadi di dalamorgan pasca rumen (abomasum). Residu bahan yang tidak larut disaring, kemudiandikeringkan dan dipanaskan hingga substrat tersebut dapat dipergunakan untuk mengukurkecernaan bahan organik.

Metode pengukuran gas (gas test) digunakan untuk mengevaluasi nilai nutrisi pakandan kecernaan bahan organik serta energi metabolis yang terkandung dalam pakan. Metodeini menggunakan syringe yang mengutamakan produk fermentasi. Metode gas in vitro inilebih efisien dibandingkan dengan metode in sacco dalam mengevaluasi efek zat anti nutrisi.Metode pengukuran gas tidak memerlukan peralatan yang rumit atau ternak yang terlalubanyak, membantu dalam pemilihan pakan yang berkualitas tidak hanya berdasarkankecernaan bahan kering, tetapi sintesis mikroba juga. HasH dari metode ini didapatkan jugaproduksi CO2 dan CH4 yang berasal dari proses fermentasi pakan dalam cairan rumen [30].Untuk menentukan produksi gas metana dari hasil fermentasi tersebut dapat dihitung denganmenentukan asam lemak mudah menguap (VFA) parsial/individual dengan alat gaschromatograpi. Hasil dari pengukuran VFA individual ini dimasukan dalam rumus menurut[37]. Rumus penghitungan produksi gas metana dalam cairan adalah CH4 = (0,5 x asetat) +(0,5 x butirat) - (0,25 x propionat), dengan satuan masing-masing mM/m!.

2.8. Percobaan in vivo

Penelitian secara in vivo merupakan kegiatan perlakuan pakan yang langsungdiberikan pada ternak. Kegiatan ini sebagai tindak lanjut penelitian in vitro, yang targethasilnya bila sudah memberikan perbedaan yang nyata dengan kontrol akan dilanjutkanpengamatan secara demplot. Atas dasar perlakuan pakan pada ternak pada skala demplot

11

Page 12: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

menunjukkan hasil yang signifikan, maka uji lapang skala luas akan dilaksanakan. Uji lapangdari pakan ini akan menggunakan beberapa jenis bangsa sapi, bila hasilnya bagus akandilanjutkan program sosialisasi di daerah.

Parameter yang diukur adalah hasil fermentasi (pH, amonia, konsentrasi VFA, jumlahprotozoa, jumlah bakteri, pembentukan protein mikroba dan gas metana), kecernakan bahankering dan organik, konsumsi pakan dan pengukuran produksi ternak (pertambahan bobotbadan dan produksi susu). Kandungan mineral dan nutrisi juga dianalisis, hal ini sangatdiperlukan karena hasil dari pengukuran tersebut akan dapat digunakan untuk mengetahuicukup dan tidaknya kebutuhan nutrisi ternak tersebut.

2.9. Teknik Nuklir

2.9.1. Fungsi

Teknik nuklir dalam aplikasi bidang peternakan dibagi dalam 2 grup yaitu energinuklir yang digunakan untuk proses radiasi dan penandaltracer (7). Proses radiasi bergunauntuk menurunkan sifat patogenitas bibit penyakit, meradiasi parasit untuk produksi vaksin,dan membuat teknik serangga mandul, dan meningkatkan daya simpan pangan. Hal inisangat berhubungan erat dengan kesehatan hewan dan manusia.

Proses radiasi juga digunakan untuk analisis kandungan mineral dalam pakan danpangan, serta dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kecernaan pakan dari serat kasartinggi.

Penandaltraser ada dua macam yaitu yang bersifat radioaktif dan non radioaktif.Fungsinya dapat dimanfaatkan untuk mengetahui distribusi suatu unsur dalam tubuh,pengaruh pakan dalam saluran pencernakan, absorbsi, dan kegunaan pakan tersebutterhadap ternak. Teknik ini dapat juga digunakan untuk menjawab pertanyaan yang lebihmendasar kegunaannya, contoh penentuan laju pertumbuhan sel mikroba, dan nilai rata-rataproduksi asam lemak mudah menguap dalam rumen, yang mana berguna untuk memenuhikebutuhan protein dan energi oleh ternak. Pada prinsipnya teknik ini mempunyai kemampuanagar sistem dalam pencernakan secara biokimia dan fisiologi lebih efisien.

Teknologi nuklir yang terkait dengan penentuan tinggi rendahnya kecernaan dalampakan menggunakan sumber GOCo yang mana bahan pakan tersebut mengalami suatu radiasidengan dosis tertentu, demikian juga kandungan mineral pakan, namun prosesnya berbeda.

Radioisotop yang biasa digunakan dalam nutrisi adalah 32p, 35S, 14C, dan 3H

sedangkan reproduksi ternak adalah 1251. Radioisotop dalam nutrisi berfungsi untukpenentuan laju pertumbuhan sel mikroba, laju produksi asam lemak mudah menguap, dankandungan komposisi tubuh. Hasil dari penentuan kinerja tersebut dapat dimanfaatkan untukmengetahui nilai nutrisi dan biologi pakan, sehingga dapat ditentukan tingkat optimal pakanyang diberikan.

Radioisotop yang dalam reproduksi ternak dimanfaatkan untuk penentuan profilprogesteron dalam darah atau dalam air susu. Hasil-hasil penentuan hormon ini dapatdigunakan untuk mendukung keberhasilan inseminasi buatan (18) pada ternak. Keteranganringkas tentang sifat, fungsi teknologi nuklir dan istilah kegiatan penelitian dalam bidangpeternakan disajikan pada Tabel 4.

12

Page 13: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

Tabel 4. Sifat dan Fungsi Teknologi Nuklir Untuk Bidang Peternakan

Sumber Radiasi

Perunut

In-vivo

In-vitro

Evaluasi PakanMikroba Rumen

WCo

Netron• Melemahkan sumber penyakit Coccidiosis Radio-vaksin• Mengaktifkan unsur mineral contoh jaringan tubuh untuk

mendeteksi tingkatan berbagai mineral.• Sifat kimia sama dengan unsur yang diteliti• Tidak boleh mengganggu system biologi yang normal

mudah terdeteksi dan diukur

• Waktu paruh biologi yang pendek• Sifat fisika yang tidak merugikan pengguna dan

lingkungan• Cara pemberian pada objek (melalui mulut, pembuluh

darah)• Pengamatan biologi yang dilakukan langsung pada

ternak

• Imbangan mineral, mengukur cairan tubuh total• Pengamatan biologi dilakukan pada contoh di luar tubuh

hewan

• Evaluasi biologi pakan ruminant, deteksi• Pengukuran konsentrasi hormon dengan RIA• Menggunakan 32P, 35Sdan 15N• Fungi• Protozoa• Bakteri

Dalam aplikasi teknologi nuklir dalam bidang peternakan perlu dipahami tentangjenis-jenis isotop, waktu paruh dan jenis pancar sinarnya. Hal ini sangat bermanfaat bagipeneliti karena akan menjaga keselamatan lingkungan. Informasi tentang jenis-jenis isotopdan waktu paruhnya disajikan pad a Tabel 5.

Tabel 5. Isotop Yang Dapat Digunakan di Bidang Peternakan

No. IsotopOrgan KritisSinarWaktu paruh Fisika1.

3H 3HOH Seluruh tubuhBeta12,35 tahun2.

14C14C-Glucosa Seluruh tubuhBeta5730 tahunTepungikan Urea,3.

15N: 15N-Urea Seluruh Tubuh---Stabil

15N-Amonia 4.

32p : 32p_Fosfat Tulang, OtakBeta14,3 hari5.

35S : Na235S04 Testes, OtakBeta88 hari6.

45Ca:45CaCI2 Tulang, paruBeta164 hari7.

51Cr: 51Cr-EDTA Alat pencernaanGama27,7 hariSeluruh Tubuh8.

1251: Albumin Kelenjar gondokGama60,2 hariProgesteron

2.9.2.

Keselamatan kerja dan lingkungan

Peneliti dan karyawan yang terkait dalam tugas kerja yang menggunakan radioisotop,dan berada dilingkungan sumber radiasi harus mengikuti kursus proteksi radiasi dan mentaatiperaturan-peratuaran yang telah diberikan

Kursus proteksi radiasi bagi karyawan BATAN sangat wajib, karena dengan dibekalikursus tersebut, karyawan akan melaksanakan peraturan-peraturan yang telah ditentukan,sehingga keselamatan kerja dan lingkungan betul-betul terjamin, khususnya bagi peneliti,karyawan, lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

Salah satu peraturan yang sangat dasar adalah adanya tim pemeriksa yang secararutin mengadakan pemeriksaan terhadap tempat, alat, bahan-bahan, dan fasilitas lain yang

13

Page 14: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

ada hubungannya dengan radioisotop. Hal ini dilaksanakan di seluruh instansi BATAN, daninstansi lain yang menggunakan teknologi nuklir.

2.9.3. Alat-alat

Alat yang terkait dengan kegiatan aplikasi teknologi nuklir di bidang peternakanmeliputi alat untuk sentrifugasi, inkubasi, penyimpanan, pendataan, pengeringan,pencacahan, kontaminasi, penentuan hasil fermentasi, penimbangan, dan pencampuranpakan. Alat yang langsung digunakan penentuan radioaktifitas adalah Liquid Scintilationcounter, gama counter, dan surveymeter.

2.9.4. Hubungan teknik nuklir dengan suplemen pakan

Kebutuhan pakan yang masih berkompetisi dengan kebutuhan manusia dapat diatasidengan pemanfaatan bahan-bahan hasil samping limbah pertanian dan industri pertanian,limbah pemotongan ternak, tanaman pohon legum, dan pakan lokal yang tersedia.

Hasil limbah pemotongan ternak berupa isi rumen, bahan-bahan ini hanya dibuangtidak dimanfaatkan, akibatnya menambah pencemaran lingkungan. Sedangkan tanamanhijauan pohon legum adalah lamtoro, gamal, turi, dan caliandra. Tanaman ini banyak tersediadan merupakan sumber protein bagi ternak. Bahan-bahan tersebut telah diberikan padaternak, namun kandungan nutrisi, kandungan mineral, komposisi yang optimal dalampemberian, dan tingkat optimal pemberiannya belum banyak informasi yang didapatkan.Untuk mendapatkan informasi tersebut perlu diadakan evaluasi pakan dengan caramenentukan kandungan nutrisi, status mineral dalam pakan dan darah, sertamengevaluasi pengaruh biologi pakan. Pakan lain yang tersedia adalah pakan lokal yangmana tersedia di daerah setempat, misalnya jenis-jenis pakan basal, pakan hijauan, dankonentrat komersial atau bahan pakan lainnya yang mudah didapat.

Evaluasi biologis pakan ini dikaitkan dengan hasil akhir fermentasi pakan yang telahdikonsumsi oleh ternak. Salah satu produk fermentasi adalah pembentukan protein mikrobadalam lambung ternak tersebut. Protein mikroba yang dihasilkan ini sangat bermanfaat bagi

ternak karena sangat berhubungan erat peningkatan produksinya. Ting~i rendahnl.apembentukan protein mikroba ini dapat di tracer dengan radio isotop 32p, 5S, dan 1 N.Evaluasi nilai bilogis hasil samping pertanian dan industri pertanian yang melalui berbagaitahapan penelitian diperoleh suatu formula pakan tambahan yang dinamakan UMMB.

Salah satu bahan komposisi UMMB adalah molases,namun bahan ini tidak mudahdidapat di daerah yang tidak mempunyai pabrik gula. Atas dasar terse but telahdikembangkan kegiatan penelitian untuk mendapatkan suplemen pakan pakan yang dalamkomposisinya hanya menggunakan 10% molases. Suplemen tersebut dinamakan suplemenpakan multinutrien (SPM). Oalam mendapatkan formulasi yang tepat telah dilaksanakanevaluasi biologis pakan dan kandungan mineralnya dengan teknik nuklir yaitu 32p untukpengukuran pembentukan protein mikroba, sedangkan kandungan mineralnya menggunakananalisis pengaktifan netron (APN).

2.10. Integrasi Program Peternakan dan Pertanian

Usaha beternak ini belum maksimal pendapatannya, karena banyak peternak dalamusahanya hanya untuk peningkatan produksinya, belum banyak yang melaksanakanpengolahan limbah ternak sehingga bila dilaksanakan pengolahan limbah, maka selainmengurangi pencemaran lingkungan juga akan menambah pendapatan peternak.

Sehingga berdasarkan uraian diatas dapat diinformasikan bahwa manfaat formulasipakan adalah untuk mendapatkan formula pakan yang tepat dan berkualitas, mampumeningkatkan produksi dan memperbaiki kinerja reproduksi ternak. Manfaat yang lain adalahmengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan nilai tambah pendapatan peternak.

Peneliti dari Amerika telah melaporkan bahwa hasil-hasil fermentasi dan kotoranternak ruminasia ikut berperan dalam kerusakan rumah kaca. Hal ini berhubungan denganpelepasan gas metana dari pernafasan dan kotoran, sebagai hasil fermentasi pakan dalamrumen dan bakteri metagonesis dalam kotoran. Bila pakan tidak berimbang dan kualitasrendah yang dikonsumsi oleh ternak, produksi gas metana akan tinggi dan yang dilepaskan diudara juga tinggi. Kotoran ternak bila tidak langsung diproses untuk biogas, maka gasmetana yang terlepas juga terjadi. Lebih lanjut dilaporkan bahwa hasil fermentasi dan kotoran

14

Page 15: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak. .. (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

ternak kontribusi pelepasan gas metananya sebesar 23% dan 7%. Dari 23% tersebut 73%,10%, 10% dan 7% berasal dari sapi, kerbau, domba dan kambing [37a,37b].

Untuk mengurangi pencemaran gas metana ini, maka banyak beberapa peneliti yangtelah melaksanakan perbaikan pemberian pakan pada sapi, hasilnya ternyata mampumenurunkan produksi gas metana dan meningkatkan produksi [40]. Dengan diperolehnyasuplemen pakan oleh peneliti, maka uji SPM pad a sapi yang ramah lingkungan telahdilaksanakan [31]. Pada kegiatan ini dikuti pengolahan limbah kotoran untuk kompos sebagaihasil perlakuan pakan, dan kompos ini diaplikasikan untuk pemupukan padi varietas hasilmutasi dari BATAN yaitu varietas Mira I [41].

2.11. Diseminasi Hasil Teknologi

Suplemen pakan UMMB untuk ternak ruminansia telah dihasilkan pada tahun 1987.Program pengenalan UMMB kepada peternak dilakukan bekerjasama dengan DirektoratDjendral Peternakan dan Dinas Peternakan dari beberapa daerah. Kegiatan ini didukung olehIAEA sampai pad a tahun 1998 [42].

Dari tahun 1999 - 2008 dilaksanakan suatu kegiatan diseminasi hasillitbang BATANbidang pertanian dan peternakan di beberapa daerah, yang dikenal program IPTEKDA.Tahapan kegiatan dari program ini adalah pengenalan, aplikasi pakan, sosialisasi dankemandirian.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini bekerjasama dengan Perguruan Tinggi (FakultasPeternakan UNRAM, UGM, UNHAS, UNIBRAW dan perguruan tinggi lainnya, BalaiPenelitian Ternak, Dinas Peternakan, Koperasi dan Kelompok Ternak di beberapa daerahseperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB),Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Utara, Nangro Aceh Darusalam (NAD), Sulawesi Selatan,Gorontalo, dan Kalimantan Selatan. Salah satu Unit dilingkungan BATAN yangberkompetensi dari program diseminasi adalah Pusat Diseminasi Iptek Nuklir (PDIN) ­BATAN.

Atas dasar dari program pen genal an dan sosialisasi suplemen pakan UMMB dibeberapa propinsi di Indonesia telah diperoleh hasil bahwa produktivitas dan perbaikankinerja reproduksi ternak serta pendapatan peternak meningkat [4,5,15], maka beberapadaerah telah membuat UMMB berdasarkan bahan baku pakan tersedia di daerah setempat.Formula yang berbasis pakan yang tersedia di daerah disajikan pad a tabel 6.

Tabel 6. Bahan Pakan Yang Terdapat di Berbagai Provinsi

BAHAN PAKANJABAR JATENG

PROVINSINTB SUMBAR JATIM SULSEL

SUMBER PROTEIN

-Bungkil kedelai + - - - +-Ampas tahu + + - + +~m~s~~p - +-Bungkil kelapa + - + + + +-Biji kapuk - + - - +NON-PROTEIN NITROGEN-Urea + + + + + +SUMBER ENERGI-Tetes tebu + + - - + +-Saka - - - +-Gula aren cair - + - + +-Onggok (hasil samping + + + - + +tapioka)-Tepung gaplek + + - + + +-Biji jagung digiling + + + - + +-Dedak + + + + + +-Polard gandum + + - + +SUMBER MINERAL-TSP + + + + + +-Kapur pertanian (CaC03) + + + + + +-Belerang + + + + + +-Kulit kerang + - - - + +

Catatan :

+ : bahan pakan tersedia di daerah setempat, sedangkan -: bahan tidak tersedia di daerah setempat.

15

Page 16: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

Dampak lain dari kegiatan ini adalah diperolehnya informasi balik dari daerah yaitutentang hambatan untuk pembuatan UMMB, antara lain kesulitan mendapatkan molases,bungkil kedelai dan tepung tulang. Dari Informasi balik ini telah dikembangkan formulasisuplemen pakan baru dengan cara mengurangi penggunaan molases dan bungkil kedelaiserta tidak menggunakan tepung tulang [15]. Agar kandungan nutrisi dari suplemen pakanbaru ini hampir sama dengan UMMB, maka campuran komposisinya ditambahkan sumberprotein ampas kecap, sumber karbohidrat tepung roti. Sedangkan untuk tepung tulang digantidari bahan-bahan yang mengandung mineral phospor dan kalsium. Suplemen pakan barutersebut dinamakan SPM yang kemudian telah didiseminasikan lebih dari 8 provinsi diIndonesia.

BAB III BAHAN DAN METODE

Materi dari paper ini merupakan rangkuman hasil dari kegiatan penelitian penulisyang dilaksanakan dari tahun 1999 sampai 2007. Kegiatan yang telah dilaksanakan meliputiintroduksi suplemen pakan UMMB dan pengembangan formula suplemen pakan baru.

Ternak yang digunakan dalam kegiatan ini adalah domba, kerbau, kambing, sapiperah dan beberapa jenis sapi potong yang meliputi sapi Bali, peranakan ongole (PO),peranakan Simental (PSmtl )dan peranakan Frisian holstein (PFH).

Dalam kegiatan ini peneliti bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, LembagaLitabang Pertanian yang terkait, Dinas Peternakan, Koperasi dan Kelompok Ternak dibeberapa daerah. Kerja sama juga dilakukan dengan Pusat Diseminasi Iptek Nuklir (PDIN) ­BATAN yang mana penulis diikut sertakan sebagai nara sumber untuk kegiatan IPTEKDAtahun 1999 - 2008.

3.1. Pengenalan Suplemen Pakan UMMB

Sebagai anggota tim dan nara sumber bidang peternakan dalam program IPTEKDA,sebelum melaksanakan kegiatan pengenalan suplemen pakan UMMB di daerah, penulismelakukan beberapa tahapan kegiatan telah dilaksanakan yaitu inventarisasi bahan pakanuntuk membuat formula suplemen pakan dan pengujian beberapa formula UMMB yang telahdiperoleh sebelumnya.

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mempermudah mencari bahan pengganti daripakan yang tidak ada di formula UMMB - BATAN dan memilih formula UMMB yangberpotensi untuk pengenalan dan aplikasi di daerah. Kegiatan lainnya adalah pelatihanpembuatan dan aplikasi UMMB, penghitungan usaha UMMB dan pengukuran mutu UMMByang berbasis bahan baku loka!.

3.1.1. Analisis Bahan dan Formula Suplemen Pakan

Pakan yang akan diberikan pada ternak tidak boleh berkompetisi dengan kebutuhanmanusia, atas dasar pemikiran tersebut, maka dalam penyusunan formula UMMB dicaribahan alternatif dengan memanfaatkan limbah atau samping pertanian, industri pertanian danpangan serta hijauan yang berserat kasar dan berprotein tinggi [43]. Bahan limbah atausamping tersebut disajikan pada tabel 7, dan bahan hijauan disajikan pada tabel 8.

16

Page 17: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

Tabel7. Bahan Hasil Limbah atau Samping Pertanian, Perkebunan,lndustri Pertanian danPangan Yang Digunakan Sebagai Pakan Alternatif.

Limbah Pertanian danPerkebunan

Daun singkongJerami padi

Jerami sorgum

Jerami jagung

Daun kacang tanahDaun ubi jalarKulit ari kedelai

Kulit kopiKulit buah coklat

Air kelapa

Klobot dan bonggol jagung

BAHAN

Samping industri pertanian

Molases

OnggokDedak

Polard

Ampas SaguBungkil kedelai

Bungkil kelapaBungkil biji kapok

Ampas kecapAmpas tahu

Tepung ikan

Samping industri pangan

Roti

Susu kering

Bubur bayiPermen

Tepung beras

Tepung gandum

Tepung teriguTepung tapiokaGaram

Tepung maizena

Tempe

Tabel 8. Hijauan Yang Digunakan Sebagai Bahan Pakan Alternatif

Berprotein TingggiDaun lamtoro

Daun gamal/GlirisidiaDaun caliandraDaun turi

Daun bunga sepatu

Bahan Hijauan

Berserat Kasar TinggiPucuk tebu

Rumput lapanganRumput raja

Rumput gajahDaun pisang

Sebagian informasi bahan baku dari tabel 7 dan 8 telah dibuat beberapa formulaUMMB yang kemudian akan dianalisis kandungan nutrisi dan mineralnya serta dievaluasipengaruh biologisnya. Pengukuran kandungan mineral dilakukan dengan alat atomicabsorbtion (AAS) atau analisis pengaktifan neutron (APN) dan X-RF [43,44,45]. Penentuankandungan nutrisi dan mineral sangat penting karena akan berguna untuk menentukanformula dan kebutuhan nutrisi untuk ternak [10,46,47]. Formula UMMB terse but diberikanpada kerbau yang divistula dan kambing sehingga pengaruhnya terhadap ternak dapatdiketahui dengan mengukur hasH fermentasi dan produktivitasnya. Salah satu hasHfermentasi pakan adalah pembentukan protein mikroba atau rasio bakteri dan protozoa dalamcairan rumen. Parameter ini diukur dengan radio isotop 32p sebagai tracer atau perunut [48].

3.1.2. Uji Beberapa Formula UMMB

Beberapa formula UMMB dievaluasi secara biologis untuk mengetahui pengaruhpemberiannya pakan perlakuan terhadap hasil fermentasi, kecernakan pakan (bahan keringdan organik) dan produktivitas ternak. Uji dilaksanakan in vivo, masing-masing dilaboratorium.

Parameter yang diukur adalah hasil fermentasi pakan dalam rumen yang meliputi pH,amonia, total lemak mudah menguap (VFA), jumlah protozoa, bakteri, protein mikroba.Pertambahan bobot badan dan kecernakan pakan juga diamati. Parameter yang terkaitdengan evaluasi biologis pakan adalah laju pertumbuhan protein mikroba yang mana akandiukur dengan menggunakan teknologi isotop 32p sebagai perunut [48], dan kandunganmineral diukur dengan APN.

Dari hasil uji beberapa formula UMMB terpilih 3 formula UMMB yaitu UMMB - I,UMMB - II dan UMMB - III. Ke tiga formula ini terdapat perbedaan pad a penggunaan sumberproteinnya, masing-masing bungkil kedelai, daun singkong dan biji kapuk [49,50].

17

Page 18: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampa; Presentas; IIm;ah Jabatan Peneliti

3.1.3. A/at-a/at

ISSN 2087-8079

Oalam penemuan teknologi suplemen pakan, perlatan yang digunakan dikelompokanmenjadi beberapa kegiatan antara lain: pengamatan kandungan nutrisi dan mineral, hasilfermentasi, kecernakan dan pertambahan bobot badan.

Untuk pengamatan kandungan nutrisi menggunakan oven, furnish, micro khjeldaldistilation, timbangan analitik, cawa porselin, pinset dan eksikator. Kandungan mineraldengan menggunakan alat atomic absorbsion (AAS) dan dan X-Ray f1urocency serta multichanel analysis.

Hasil fermentasi menggunakan alat pH meter, distilasi, tetrasi, water bath, liquidscintilation counter, distruksi, sentrifugasi kecepatan tinggi, spektrofotometer, micro pipet,termos, tabung sentrifius, tabung gas, erlenmeyer, beker gelas, syring glass, timbangananalitik. Oven, furnish dan dispenser. Sedangkan untuk pengukuran kecernakanmenggunakan baskom plastik, timbangan kapasitas 5 kg. Pengukuran bobot badanmenggunakan alat timbangan kapasitas 500 kg dan monitor.

3.1.4. Lokasi

Kegiatan pengenalan UMMB selain di Nusa Tenggara Barat (NTB), jugadilaksanakan di provinsi lain yaitu Bali, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat,Sumatra Barat, Bengkulu, Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, SulawesiUtara, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Oari ke 15 provinsi tersebut ada beberapaprovinsi yang telah dikembangkan di Kabupaten dan bahkan di beberapa Kecamatan. Contohdi Oaerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Sleman, Gunung Kidul dan Bantu!. UntukKecamatan Pakem dan Cangkringan Sleman.

3.1.5. Ternak

Ternak yang digunakan untuk sosialisasi UMMB adalah sapi potong peranakanOngole (PO), sapi Bali, sapi Peranakan Simental (PSmtl) dan sapi peranakan Frisian Holstein(PFH). Sapi-sapi ini diberi perlakuan pakan untuk penggemukan.

3.1.6. Pelatihan Pembuatan Dan Uji Formula UMMB-I

Suplemen pakan UMMB - I merupakan suplemen pakan yang terpilih dari ke duaformula UMMB lainnya, karena lebih praktis dan bahan mudah didapat. Kemudiandiperkenalkan di daerah dan diuji pada ternak sapi. Sebelum UMMB diuji pada ternak,program yang sangat penting adalah pelatihan tentang cara pembuatan dan pemberiannya.

Oalam kegiatan uji suplemen pakan ini bekerja sama dengan PEMOA terkait,perguruan tinggi dan PPINK, BATAN [51,52,53,54,55]. Agar hasilnya dapat menarik minatpara peternak, maka ternak-ternak dibagi dalam dua kelompok yang diberi dua macamperlakuan yaitu kelompok kontrol (pakan yang biasa diberi ke ternak oleh peternak) dankelompok perlakuan UMMB yaitu ( kontrol + UMMB ). Uji suplemen pakan ini memerlukanwaktu tiga bulan.

3.1.7. Usaha Produksi UMMB

Setelah pelatihan pembuatan dan uji UMMB pada ternak ternyata memberikandampak terhadap beberapa kelompok ternak untuk memanfaatkan bahan pakan lokalsebagai komposisi UMMB. Oibeberapa daerah peternak memproduksi UMMB sebagai usaharumah tangga. Penghitungan keuntungan dari usaha produksi UMMB telah dilaksanakan.

3.1.8. Pengukuran Kualitas UMMB

Karena di beberapa daerah sudah ada usaha produksi yang memanfaatkan bahanpakan lokal sebagai bahan pembuat UMMB, maka dilakukan pengukuran kualitas nutrisi danhasil fermentasi dari beberapa formula UMMB. Uji kualitas ini dilaksanakan, agar parapeternak yang membeli produk UMMB tidak dirugikan. Analisis proximat yang diukur yaitukandungan bahan kering, organik, abu dan protein kasar, sedangkan hasil fermentasi yangdiukur adalah rasio bakteri dan protozoa dalam cairan rumen dengan teknik isotop 32p [48].

18

Page 19: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

3.1. Pengembangan Suplemen Pakan Baru

Hasil dari kegiatan pengenalan UMMB di beberapa daerah pada peternak diperolehinformasi bahwa beberapa bahan pembuat UMMB terutama bungkil kedelai, molases dantepung tulang sulit didapat di daerah. Upaya mencari pengganti bungkil kedelai dan molasesdilaksanakan secara bertahap yaitu dengan cara mengurangi jumlah penggunaan dalamkomposisi UMMB [28,56]. Kegiatan ini dibagi beberapa tahap yaitu uji suplemen pakan skalalaboratorium, uji multilokasi, pengenalan SPM di beberapa daerah.

3.2.1. Uji SPM Secara In Vivo

Komposisi SPM seperti UMMB, namun penggunaan molases dan bungkil kedelaijumlahnya lebih kecil jika dibanding dengan komposisi dalam UMMB. Masing-masing 10%dan 3%.

Domba jantan dengan umur berkisar 1 - 1,5 tahun diberi 4 macam pakan. Ke empatperlakuan pakan yaitu A: Rumput lapangan + UMMB; B: Rumput lapangan + nutrifeed(konsentrat komersial); C: Rumput lapangan + ( 10 : 1 -+ Konsentrat : UMMB) dan 0:Rumput lapangan + SPM. Formula UMMB dan SPM ditampilkan pada Tabel 3 [57].

Tabel 9. Komposisi UMMB dan SPM.

Bahan pakan (%)

UMMBSPM

Molases

3310

Hasil samping industri pangan

-30

Dedak padi

1814

Ampas kecap

-15

Bungkil kedelai

132Pollard

-12

Tepung tulang

9

Garam dapur7,51

Onggok

89

Kapur

61

Oaun gamal

-2,5

Urea4,252

Lacta mineral1,251,5

Catatan:

Pollard merupakan hasil samping dari tepung gandum (terigu),sedangkan lacta mineral merupakan sumber mineral untuk ternak sapi,kerbau, kambing dan domaba dan nama dagang.

Uji SPM ini menggunakan menggunakan rancangan percobaan 4 x 4 bujur sangkarlatin. Dalam SPM ini tidak menggunakan tepung tulang, karena dikawatirkan biladitambahkan di suplemen tersebut, akan dikategorikan sebagai bahan penyebar penyakitsa pi gila pada manusia, sehingga penggunaannya dilarang oleh pemerintah.

3.2.2. Uji multi lokasi SPM

Uji multilokasi SPM dilaksanakan di beberapa daerah, SPM ini diujikan pad a sapiperah dan beberapa jenis bangsa sapi potong. Untuk meyakinkan bahwa SPM berpotensisebagai suplemen pakan baru, maka dilaksanakan uji multilokasi di beberapa daerah yaitu diSumatra Barat, Bali, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sa pi yang digunakan adalahsapi potong (Bali, PO, Psmtl) dan sapi perah PFH.

Pengamatan uji SPM pada sapi-sapi tersebut dibuat tiga perlakuan yaitu grup I :kontrol (pakan yang biasa diberikan oleh peternak pada ternaknya), grup II : kontrol + UMMBdan grup III : kontrol + SPM. Uji suplemen pakan dilaksanakan 3 bulan. Parameter yangdiamati adalah peningkatan bobot badan dan produksi susu.

Dalam kegiatan uji pakan sapi potong untuk penggemukan dilaksanakan di daerahBali (Gianyar), Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat (Ciawi, dan Cimande, Bogor), dan

19

Page 20: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

Lubuk Basung, Sumatra Barat. Untuk uji pakan pada sapi perah di Jawa Tengah (Boyolali),Daerah Istimewa Yogyakarta (Sleman) dan Jawa Barat (Bogor). Kegiatan penelitian inibekerja sama dengan Dinas Peternakan dan perguruan tinggi yang terkait di daerahsetempat. Untuk perguruan tinggi meliputi Fakultas Peternakan UGM dan IPB. Kegiatan inimendapatkan dukungan program IAEA yang berupa RAS-5/035 dan TC-INS 5/032 [56].

3.2.3. Pengaruh SPM terhadap produktivitas ternak sapi yang ramah lingkungan

Dalam kegiatan ini telah dilaksanakan penelitian dua tahap yaitu yang pertamapengaruh pemberian SPM + pakan basal berkualitas tinggi + konsentrat berualitas rendah,tahap ke dua pengaruh pemberian SPM + pakan basal berkualitas rendah + konsentratberualitas tinggi. Sapi potong yang digunakan adalah PO dan diberi pakan perlakuan selama3 bulan. Kegiatan ini bekerja sama dengan Balai Penelitian Ternak dan Kelompok peternak diCimande Bogor. Pada penelitian ini, selain pemberian SPM untuk peningkatan produktivitasternak, juga dilakukan pengolahan limbah ternak untuk diuji pada tanaman pangan dari hasHmutasi Kelompok Pemuliaan Tanaman dari varietas unggul Mira I [41].

3.2.3.1. Pengaruh SPM pada Sapi potong yang diberi pakan pokok berkualitas tinggi +konsentrat yang berkualitas rendah

Pakan pokok yang berkualitas yaitu silase dari tanaman jagung yang masih mudadan ditambah konsentrat sebagai kontrol, sedangkan kelompok perlakuan sapi diberi kontrol+ SPM. Parameter yang diukur adalah peningkatan bobot badan, daya cerna in vivo,konsumsi pakan dan hasH fermentasi (pH, amonia, VFA parsial, jumlah bakteri dan protozoa).Penentuan produksi gas metana dilakukan penghitungan dari metode [37] yaitu denganpengukuran asam lemak mudah menguap secara individu. Produksi gas metana dalamcairan rumen dapat ditentukan dengan rumus CH4 = (0,5 x asetat) + (0,5 x butirat) - (0,25 xpropionat), dengan satuan masing-masing mM/ml.

3.2.3.2. Pengaruh SPM pada Sapi potong yang diberi pakan basal yang berkualitas rendah +konsentrat yang berkualitas tinggi

Penelitian Inl merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya (3.2.3.1).Perbedaannya terletak pada perlakuan pakan yaitu sapi PO mendapat pakan basal yangkualitasnya rendah plus konsentrat yang berkualitas tinggi (kontrol), sedangkan sapi yangmendapat perlakuan adalah pakan kontrol plus SPM. Pelaksanaan kegiatan ini tidak hanyabekerjasama dengan Balai Penelitian Peternakan tapi juga dengan Kelompok Ternak diCimade, Bogor, Jawa Barat. Parameter yang diukur yaitu kandungan nutrisi pakan, konsumsipakan, kecernakan, pertambahan bobot badan dan hasil fermentasi dalam cairan rumen.Kegiatan dilaksanakan selama tiga bulan. Pada pengambilan cairan rumen dilaksanakan saathewan korban. Cairan rumen diambil dalam suasana an aerobik yaitu dengan caramenyediakan saringan kain kasa dan termos. Temperatur cairan rumen dijaga padatemperatur 37°C, dan secepatnya ditempatkan di water bath dengan tempetur air juga37°C.Termos yang berisi cairan rumen ditambahkan gas CO2•

3.2.4. Pengenalan SPM di Beberapa Oaerah

Kegiatan ini dilaksanakan oleh PDIN dalam program IPTEKDA dengan bekerjasamadengan dinas-dinas terkait. Suplemen pakan multinutrien ini dinyatakan sebagai pakan yangtelah siap untuk diseminasikan pada saat Lokakarya pemanfaatan hasil litbang teknik nuklirtahun 2004 oleh pimpinan BATAN [29].

Pelaksanaan kegiatan diseminasi SPM telah dimulai dari tahun 2005 sampai 2008.Beberapa daerah yang sudah melaksanakan program introduksi SPM yaitu Jabar, Jatim,Madura dan Gorontalo (2005), untuk tahun 2006 daerahnya bertambah yaitu Sumatra Utara,Bengkulu, NTT, Kalimantan Selatan dan Jawa Tengah (Jepara). Untuk tahun 2007bertambah di daerah Jawa Tengah (Pati) dan Aceh. Introduksi dari SPM ini terus bertambahdi daerah lain yaitu provinsi Jambi, Kalimantan Barat dan Bali (4 lokasi).

Sosialisasi SPM ini diaplikasikan pada beberapa jenis bangsa sapi yaitu Sapi Bali,Sapi PO dan Sa pi PSmtl. Masing-masing daerah melaksanakan pengenalan SPM 3 bulandengan jumlah sa pi yang digunakan 20 kg [38].

20

Page 21: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Bahan dan Formula Suplemen Pakan

Sebelum disusun formula suplemen pakan, dilakukan analisis kandungan nutrisi danmineral dari bahan pakan yang tersedia yaitu bahan hasillimbah atau samping dari pertanian,industri pertanian dan hijauan[39,40], hasilnya disajikan pada Tabel 10 dan11.

Tabel 10. Kandungan Nutrisi Hasil Samping Pertanian Dan Industri Pertanian (%).

Bahan pakan

Ampas kecapAmpas tahuTepungjagungPollardDedak

OnggokBungkil kedelaiTepung tulangLakta mineralMolases

Tepung ikanTepung kedelaiDaun rami

Daun leguminosa*)

Bahan

Kering (BK)72,4467,9776,7789,0589,6458,3174,0791,7692,4378,7073,0988,9591,0482,42

Bahan organik(BO)59,7293,6195,9195,0983,1277,5184,444,1533,0359,9364,0994,0182,6387,34

Abu

40,286,394,094,3116,7822,4915,5695,8566,9740,0735,016,0917,3712,56

Protein kasar

(PK)30,8531,5314,3816,6313,916,6758,825,430,733,43

33,5042,5627,5716,94

*) Sumber: Dinas Peternakan Propinsi DIY. Rumus untuk Bahan Kering: 100 % - Kadar Air; BahanOrganik: 100% - Kadar Abu, Protein kasar sebagai hasil perhitungan dari faktor tetrasi dan beratmolekul unsur kimia yang digunakan.

Bahan baku diatas sebagian besar merupakan komponen untuk penyusunan UMMBdi daerah dan UMMB - I [58,59]. Hasil analisis kandungan bahan kering, bahan organik, abudan protein kasar dari formula UMMB adalah 73,07; 67,11; 32,89 dan 23% (Tabel 11), biladihubungkan dengan formula UMMB dari daerah, bahan kering yang dihasilkan 75,58 - 82,78,kandungan ini belum memenuhi standar mutu pakan, kadar air dalam konsentrat harus 14%.Dengan pengepakan plastik yang tidak mudah rusak akan bertahan lebih 1 tahun. Dari hasilanalisis protein kasar UMMB - I mengandung 23%, untuk UMMB dari daerah berkisar 16,21- 30,02%. Hal ini mungkin bahan dari komposisi dan jumlah dalam formula tersebut berbeda.

Tabel11. Kandungan nutrisi UMMB Yang Berasal Dari Beberapa Daerah.

Lokasi

SumberProteinBKBOAbuPKdalam UMMB

(%)Jakarta

Bungkil kedelai73,0767,1132,8923Ampas Kecap

77,7465,7034,3023,78Bungkil kelapa

72,8359,9340,0720Blora (Jateng)

Tepung kedelai75,8273,0318,9723,5Tepung kedelai

75,5872,4717,5316,21Wonosobo (Jateng)

Tepung kedelai82,7869,8131,1925,56Sleman (DIY)

Tepung kedelai76,7967,6732,3430,02Garut (Jawa Barat)

Bungkil kedelai8270,0524,9522,79

BK: Bahan kering; BO: Bahan organik; PK: Protein kasar; Rumus untuk Bahan Kering: 100% - Kadar Air;Bahan Organik: 100% - Kadar Abu, Protein kasar sebagai hasil perhitungan dari faktor tetrasi dan beratmolekul unsur kimia yang digunakan.

21

Page 22: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

Tabel12. Komposisi Formula UMMB - I

ISSN 2087-8079

Jenis Bahan

Molases

OnggokDedak

Bungkil kedelai

KapurUrea

Lakta mineral

Garam dapur

Tepung tulang

(%)

33

818

136

4,25

1,25

7,59

Jumlah Bahan

(Kg/10 kg campuran)

3,300

0,800

1,800

1,300

0,600

0,425

0,125

0,750

0,900

Dari hasil analisis bahan pakan yang disajikan pad a tabel 10, dapat dikelompokanmenjadi tiga sumber nutrisi yaitu sebagai sumber protein, karbohidrat dan mineral. Yangtermasuk sumber protein adalah ampas kecap, ampas tahu, pollard, bungkil kedelai, tepungikan, tepung kedelai dan daun rami. Kandungan protein kasarnya masing-masing adalah30,85; 31,53; 20,66; 58,82; 33,50; 42,56 dan 27,57%. Bahan pakan disebut sebagai sumberprotein apabila kandungan protein kasarnya lebih dari 20% [41]. Bahan lainnya yaitu dedakpadi, molases, onggok, pollard dan tepung jagung merupakan sumber karbohidrat.Sedangkan lakta mineral dan tepung tulang adalah sumber mineral karena cenderungmengandung beberapa mineral yang konsentrasinya tinggi, hal ini didukung oleh kandunganabu yang masing-masing 95,85 dan 66,97% (Tabel1 0).

Hasil analisis mineral dengan menggunakan APN disajikan pada tabel 13.Pengukuran mineral da/am menggunakan APN akan lebih efektif, efisien dan akurat jikadibanding dengan penggunaan atomic absorbsion (AAS).

Dalam persiapan sampel perlu cermat dalam penimbangan, hal ini berhubungandengan proses pe/arutan dalam /abu ukur, destruksi larutan, dan pembacaan unsur mineraldalam MS, bila di dalam larutan tinggi kandungannya, akan berakibat tidak terdeteksi,sehingga per/u pelarutan kembali, akhirnya banyak menghabiskan waktu dan teknik kurangefisien. Faktor lainnya adalah pengukuran unsur mineral hanya satu persatu, dengandemikian bila terlalu tinggi kandungan akan menghabiskan waktu banyak. Dengan XRF atauAPN, persiapan lebih sederhana, bahan yang diukur dibuat pelet dan ditempatkan padatempat yang khusus, kemudian ditembak dengan netron dan dilanjutkan penentuan mineraldengan a/at multi chanel analysis yang mana mampu mendeteksi unsur mineral yangterdapat dalam pakan, jadi sekali dideteksi multi chanel analysis lebih efektif. Dalam pakan,sumber mineral dapat juga berasal dari tanaman hijauan berserat kasar dan protein tinggi(Tabel 8).

Tabel13. Kandungan Mineral Dalam Berbagai Jenis Tanaman Pakan.

Tanaman CrMnFeCoCuZnPakan pokok

(mg/g)(mg/g)(mg/g)(f.1g/g)(f.1g/g)(f.1g/g)Rumput Raja

Tt0,201,62Tt61,872,5Daun jagung

TtTt1,20Tt48,243,6Rumput teki

Tt0,080,38Tt58,358,9Rumput alang-alang

TtTt0,80Tt51,257,7Rumput gula

0,10,070,47Tt48,351,2Sumber protein

(mg/g)(mg/g)(mg/g)(~lg/g)(f.1g/g)(~lg/g)Daun turi

0,10,140,47Tt43,350Daun singkong

Tt0,070,37Tt37,975Daun babatan

Tt0,110,43Tt57,251,6Daun niram

Tt0,140,37Tt49,155,6Catatan: Tt: tidak terdeteksi

22

Page 23: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan sup/em en pakan untuk ternak ... (/r. Suharyono, M.Rur.Sci.)

Oari hasil pengukuran mineral tersebut, jenis rerumputan dan daun jagungmerupakan hijauan yang bermanfaat sebagai pakan basal, demikian juga daun singkongyang mudah didapat dan mengandung protein kasar tinggi mmengandung mineral Mn, Fe,Cu dan Zn. Oengan diperolehnya informasi kandungan nutrisi dan mineral dari bahantersebut akan mudah menghitung kebutuhan nutrisi dari ternak. Kebutuhan nutrisi ternakdapat digunakan untuk pemeliharaan tubuhnya, peningkatan produksi dan membantukegiatan mekanik dan kemik dalam tubuhnya [8], lebih lanjut dilaporkan bahwa kandungannutrisi pakan yang sudah diketahui konsentrasinya, dapat juga digunakan untuk penentuankecernakan pakan. Kecernakan pakan merupakan salah satu faktor untuk menentukannutrien tercerna total (total digestible nutrientfTON), sebagai contoh bila pakan TON sebesar52,2%, berarti dalam 100 kg bahan tersebut mengandung 52,2 kg.

4.2. Formulasi Bahan Pakan

Oari hasil analisis bahan pakan telah dilaksanakan formulasi bahan-bahan untuksuplemen pakan, kajian dari suplemen pakan ini telah dihasilkan 3 formula yang siap untukdiaplikasikan pada ternak dibeberapa daerah [50]. Ke tiga formula UMMB adalah UMMB - I,UMMB II dan UMMB III, yang masing-masing dibedakan dengan penggunaan sumber proteinyaitu bungkil kedelai, daun singkong dan bungkil biji kapuk [50].

4.3. Pengenalan Suplemen Pakan UMMB

4.3.1. Uji Formula Suplemen Pakan UMMB

Kegiatan yang telah dilaksanakan ternyata UMMB - I merupakan suplemen pakanyang sesuai digunakan untuk aplikasi di beberapa daerah. Hal ini didasarkan atas hasilevaluasi biologis pakan dengan melihat hasil fermentasinya [42]. Pengaruh dari masing­masing suplemen pakan terhadap hasil fermentasi dalam cairan rumen kerbau berbeda-bedadan hasilnya disajikan pada tabel14.

Tabel14. Pengaruh UMMB Terhadap Hasil Fermentasi Rumen

Jenis TernakUMMB - IUMMB-IIUMMB - III

Tanpa

UMMBKerbau KonsentrasiN- NH3 (mg/L)280225224165

Sintesa sel mikroba(q/ilL)"672724325248

Kambing Konsentrasi N-NH3 (mg/L)

200----107,20

Sintesa sel mikroba (q/i/L)"94

----41

•. Pengukuran dengan menggunakan isotop 32 P sebagai perunut;

Hasil evaluasi tiga formula tersebut sebetulnya menunjukkan bahwa pembentukanprotein mikroba paling tinggi terjadi pada formula UMMB - II. Tetapi karena dalam UMMB ­II ini sumber proteinnya daun singkong, maka untuk pembuatan komposisinya di beberapadaerah mendapat masalah, karena bahannya sulit diperoleh dan volumius, sehingga yangdipilih untuk pengenalannya adalah UMMB - I. Oari hasil test UMMB - I pada kambingternyata pembentukan protein mikrobanya juga lebih tinggi dari pada kontrol yaitu 94 vs 41g/j/L atau kenaikannya menjadi lebih dari 100% (TabeI14).

Radio isotop 32p sebagai perunut dapat digunakan untuk penentuan lajupertumbuhan protein mikroba dan rasio bakteri dan protozoa. Teknik ini bila dibandingdengan yang konvensional belum banyak peneliti yang menggunakan, namun bila ditinjaudari segi penggunaan bahan kimia, persiapan sampelnya lebih sederhana. Prosespengukuran Phospor dalam intra dan ekstra seluller lebih efisien, satu kali pengukuran bisa12 sampel, dengan AAS hanya dalam 1 unsur saja.

4.3.2. Pelatihan Pembuatan dan Uji Lapang UMMB

Kegiatan pelatihan pembuatan dan aplikasi UMMB memberikan dampak yang positifterhadap ternak dan kelompok peternaknya. Hal ini terlihat respon peternak berkeinginan

23

Page 24: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

untuk memproduksi UMMB sendiri, karena peternak dapat langsung melihat ternaknyamengkonsumsi pakan tinggi dan meningkat produktivitasnya.

1.40

1.20-1.00';: C\3.s:::~ 0.800 ~~ 0.60C> ~-III 0.40

m c.. 0.20

0.00Bali

PO Psi mental FH Cross

J;J-1999

o 1999

0-2000

.2000

eJ-2001

C2001

.-2002

.2002

.-2003

02003

Jenis - jensi sapi

Gambar 3. Uji Pakan UMMB Terhadap Peningkatan Bobot Badan (PBB)dari Beberapa Jenis Bangsa Sapi.

Peningkatan bobot badan sapi Bali berkisar antara 0,25-0,71 kg/hari, PO 0,3-0,74kg/hari, peranakan Simental 0,6-1,18 kg/h dan sa pi PFH 0,52-1,2 kg/hari. Hasil inimenggambarkan bahwa nutrisi yang terkandung dalam UMMB mampu memperbaiki hasilfermentasi dalam rumen. Protein mikroba yang terbentuk di dalam rumen (Tabel 7)merupakan nutrisi yang dapat digunakan untuk pertumbuhan sapi. Dalam UMMB terdapatbungkil kedelai yang mengandung nutrisi by pass protein yang langsung terse rap dalam usushalus dan juga dimanfaatkan untuk peningkatan produksinya. Daya cerna dari bungkil kedelaidalam cairan rumen secara in sacco 52%, ini lebih baik jika dibanding dengan bungkil bungamatahari yaitu 80%, ini berarti bahwa degradasi dari bungkil kedelai dalam rumen hanya 52%yang lain sebagai by pass protein [7].

16

14

12C~ 10~ 8:0

~ 6c...

4

2o

Jateng Yogya Jabar

Lokasi

Jatim Jakarta

Gambar 4. Produksi UMMB di Beberapa Oaerah

Jumlah UMMB yang diproduksi selama diuji di lapangan sebanyak 50 ton UMMB,yang terbanyak di daerah Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), dan Jawa Barat (Jabar)seperti yang disajikan pada Gambar 4. Daerah yang ban yak memproduksi UMMBdisebabkan karena progam pengenalannya sudah lama, dan ternak yang berpartisipasi untukdiberi UMMB juga ban yak yaitu (Gambar 5).

24

Page 25: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak. .. (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

1400

1200rn ~ 1000£ro

800c: :J0>

~ 600c..E400

...,

2000

Jateng

YgyJabarJatim

lokasi

D Peternak (orang)

II Temak (ekor)

JKT

Gambar 5. Pengguna UMMB Oalam Introduksi Suplemen Pakan

Jumlah peternak dan ternak yang ikut program pengenalan UMMB di Jateng, Jatim,Jabar dan Yogyakarta, masing-masing 101 orang dan 122, 520 orang dan 140 ekor, 520orang dan 1151, dan Yogyakarta (Ygy) 50 orang dan 80 ekor.

4.3.3. Usaha Produksi UMMB

Hasil dari usaha UMMB disajikan pada Gambar 6. Keuntungan yang diperoleh dalamusaha UMMB berkisar antara Rp.150.000 - Rp.315.000 [58]. Jadi peningkatan pendapatanpeternak bersasal dari dua sumber yaitu peningkatan bobot badan ternaknya dan usahaproduksi UMMB. Dampak lain dari usaha UMMB adalah penciptaan lapangan kerja dankreatifitas pemanfaatan baku pakan lokal untuk pembuatan suplemen pakan tersebut.Contoh peternak di Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatra Barat (Sumbar) dan SulawesiSelatan (SuISel) juga telah membuat UMMB dengan komposisi yang sesuai dengan bahanpakan yang tersedia di daerah setempat (Tabel 6).

Masing-masing daerah ini mempunyai ciri khas tersendiri dalam menyusunkomposisinya, dan mampu mencari bahan pengganti untuk membuat UMMB. Contoh, diSumbar, tidak ada molases tapi banyak tersedia bahan saka (air tebu). Peternakmemanfaatkan saka terse but sebagai pengganti molases. Molases selain sebagai sumberkarbohidrat juga sebagai sumber sulphur, maka TSP atau belerang digunakan sebagaipengganti sulphur dalam komposisinya. Untuk sumber protein bungkil kedelai diganti bungkilkelapa [59].

800.00

700.00

600.00

500.00

400.00

300.00

200.00

100.00

0.00Wonosobo Blora Yogyakarta

I_ Produksi UMMB (kwt) - Keuntungan (xRp.1000) I

Gambar 6. Keuntungan Usaha Produksi UMMB

25

Page 26: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

4.3.4. Pengukuran Kualitas UMMB

ISSN 2087-8079

Kegiatan ini dimaksudkan agar para pembeli UMMB yang berbasis pakan lokal tidakmengalami kerugian dan hasil fermentasi juga dapat dimanfaatkan untuk standarisasi mutusuplemen pakan. Hasil kandungan nutrisi yang berbasis bahan pakan lokal dan pengukuranrasio bakteri dengan protozoa disajikan pada Tabel 11 dan 15.

Kandungan nutrisi UMMB yang berbasis pakan lokal, kandungan proteinnya berkisarantara 16,21 - 30,02%, sedangkan UMMB - I 23%. Kadar protein terendah ditemukan dalamUMMB dari Blora, Jateng, sedangkan yang tertinggi dari Sleman (Tabel 9). Sebagian besarUMMB kandungan protein kasarnya diatas 20%. Kadar abu UMMB berkisar antara 17,53­40,07%, yang paling kecil dari Blora, yang tertinggi dari Jakarta dan sebagian besar diatas30% (Tabel 15). Daerah yang telah mengirim sampel kepada peneliti adalah Blora,Wonosobo, Sleman dan Garut.

Tabel15. Rasio Pertumbuhan Protozoa Dan Bakteri Dalam Cairan Rumen Sapi YangMengkonsumsi UMMB Yang Berasal Dari Beberapa Daerah

Asal Produksi UMMB

BATANBlora

BoyolaliGarut

MalangKontrol (rumput saja)

Mikroorganisme (mg sel/U2 jam)

Protozoa Bakteri Rasionya2,20 30,84 1 : 14

1,72 33,56 1 : 20

53,52 103,88 1 : 2

1,64 7,16 1 : 4

2,20 58,24 1 : 26

1,64 0,40 4 : 1

Untuk rasio bakteri dengan protozoa telah terbukti bahwa UMMB - I mampumeningkatkan jumlah bakteri dan menurunkan jumlah protozoa dalam cairan rumen. Iniberarti bahwa konsumsi UMMB dapat menghambat pertumbuhan protozoa dan tidakmengganggu kegiatan bakteri. Hal ini akan berdampak pada aktivitas bakteri untukmeningkatkan kecernakan pakan. Pengurangan jumlah protozoa dalam rumen dari dombamengakibatkan kenaikan bobot bad an domba/hari [60]. Bila menggunakan UMMB dariMalang dan Blora, rasio bakteri dengan protozoa masing-masing 26 : 1 dan 20 : 1,sedangkan UMMB - I 14 : 1 (Tabel 15). Rasio protozoa antara bakteri pada UMMB yangdiproduksi di Boyolali hanya 1 : 2, pada hasil bakteri jumlahnya mencapai 103,88 mg sel/U2jam, namun jumlah protozoanya juga tinggi yaitu 53,52 mg sel/U2 jam sehingga bila dihitungsecara rasio hanya 1 : 2. Tingginya jumlah protozoa dipengaruhi oleh jumlah pati yangtersedia dalam UMMB, ini berarti jumlah onggok yang dicampurkan dalam UMMB juga tinggi,umumnya onggok mengandung pati yang lebih banyak dibanding nutrisi lainnya. Tingginyajumlah bakteri sangat dipengaruhi oleh kandungan sulpur dan cobal dalam molases, jadisecara umum komposisi dari UMMB didominasi dengan sumber karbohidrat yang mudahtersedia yaitu molases dan onggok sehingga imbangan unsur nitrogennya belum tercapai.

4.4. Pengembangan Suplemen Pakan Baru

Sebagai umpan balik dari hasil introduksi suplemen pakan di beberapa daerah, telahdilaksanakan pengembangan suplemen pakan baru, dan hasil yang diperoleh adalahsuplemen pakan multinutrien (SPM) [5,28] .

4.4.1. pengamatan Up SPM

Dari hasil kegiatan pengembangan suplemen pakan tahapan pada pengamatan hasilfermentasi telah memberikan respon yang baik [5]. Hasil ini disajikan pad a Tabel16.

26

Page 27: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan sup/emen pakan untuk ternak. .. (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

Tabel16. Pengaruh Pemberian UMMB, Konsentrat dan SPM Pada Sapi Terhadap HasilFermentasi Dalam Rumen dan Daya Cerna Pakannya.

Parameter

Hasil fermentasi rumen

pHAmonia (mg/ 100 ml)

Produksi gas (ml/0.2 g)

Protein mikroba (mg/L)

Daya cerna

Bahan kering (%) 53,29 52,17 53,74 54,29

Bahan organic (%) 49,91 50,21 50,89 51,08

Efisiensi pembentukan protein mikroba (%) 6,89 5,77 5,83 6,87

Superskrip a dan b menggambarkan adanya perbedaan yang nyata pada per/akuan pakan; A: Rumputlapangan + UMMB; B: Rumput lapangan + nutrifeed (konsentrat komersial); C: Rumput /apangan +Konsentrat (10): UMMB (1); 0: Rumput /apangan + SPM

C

6,72

27,4 1a

27,18

84,61

A

6,76

28,56ab

29,94

91,55

Perlakuan

B

6,71

27,95a

27,6884,05

D

6,82

31,39b

28,0786,42

Hasil tersebut memberikan harapan bahwa SPM dapat dijadikan suplemen pakanbaru setelah generasi UMMB. Keunggulan SPM dapat terlihat dari hasil fermentasinya,protein mikroba yang dihasilkan hampir sama dengan UMMB, yang masing-masing adalah86,42 dan 91,55 mg/L, demikian juga konsentrasi amonia dari domba yang diberi SPM samadengan UMMB, namun bila dibanding dengan domba yang diberi konsentrat komersial ataukonsentrat komersial + UMMB, konsentrasi amonianya berbeda nyata pada P<0.05.

Konsentrasi amonia dalam rumen domba yang diberi pakan rumput lapangan + SPM31,39 mg/100 ml, lebih besar dari konsentrasi amonia dalam rumen domba yang diberi pakanA, B dan C, yang masing-masing 28,56; 27,95 dan 27,41 mg/100 ml. Atas hasil-hasil tersebutmaka SPM merupakan suplemen pakan yang terpilih untuk diuji multilokasi lebih lanjut.

4.4.2. Uji Multilokasi SPM

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa SPM dapat dijadikan suplemen pakan untukmenggantikan UMMB. Hasil uji multi lokasi pada beberapa jenis sapi di beberapa lokasidisajikan pad a Gambar 6 dan Gambar 8.

0.9

0.8

0.7

~ 0.6~ 0.5.!:I!

~ 0.4

gs 0.3c..

0.2

0.1

oBALI PO

Lokasi

I\J Kontrol

• UMMB

DSPM

Psmntl

Gambar 7. Peningkatan Bobot Badan Berbagai Jenis Sapi Yang MengkonsumsiPakan UMMB dan SPM

Bobot badan sapi Bali yang diberi pakan kontrol meningkat sebesar 0,41 kg/hari,sedangkan yang mendapatkan UMMB dan SPM masing-masing meningkat 0,57 dan 0,75kg/hari. Sapi PO yang mendapat SPM meningkat 0,6 kg/hari dibanding dengan yang kontroldan UMMB yang meningkat 0,3 dan 0,4 kg/hari. Peningkatan bobot badan untuk sapiperanakan Simental lebih tinggi jika dibanding dengan sapi Bali dan PO. Sapi yang diberi

27

Page 28: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

SPM bobot badannya meningkat 0,8 kg/h,sedangkan yang diberi UMMB dan kontrol masing­masing hanya meningkat 0,48 dan 0,4 kg/hari (Gambar 6).

Oengan pemberian UMMB dan SPM pada beberapa jenis bangsa sapi potongternyata peningkatan pertambahan bobot badan dapat meningkat, masing-masing 20 - 40%dan 50 - 100%. Hal ini ada kemungkinan bahwa kebutuhan nutrisi (protein dan energi ataumineral) mampu dipenuhi oleh ketersediaannya dalam suplemen pakan tersebut. Padaumumnya sapi potong hanya mendapat pakan pokok rerumputan dan jerami plus konsentratyang rendah kualitasnya, sehingga kebutuhan nutrisi untuk peningkatan bobot badan kurang[61].

Oemikian juga pada sapi perah ternyata sama dengan sapi potong, tanpa diberiUMMB dan SPM, produksi susunya hanya 922,35 U12 minggu, sedangkan yang diberiUMMB dan SPM sebanyak 1147,5 dan 1181,32 Uekor/12 minggu [16]. Waktu mencapaiproduksi susu yang tertinggi pada hari ke 56, 42 dan 28 [16]. Oari hasil perhitungan ekonomi,pemberian SPM lebih menguntungkan jika dibanding sapi perah yang diberi UMMB, yaituRp.1716,50/ekor/hari vs Rp. 1557,2/ekor/hari [62].

240

S

220

0)0).!:

200

~ N 180d'iij

160~ :J"'00•.... 140a..

120100

2

-Kontrol

-SPM

4 6 8 10 12Waktu pengamatan (minggu)

Gambar 8. Waktu Puncak Produksi Susu Pada Sapi Perah

Puncak produksi kelompok perlakuan kontrol sebesar 165,3 liter/2 minggu dicapaipada kari ke 28, puncak produksi pada perlakuan kontrol + UMMB sebesar 210,8 liter/2minggu dicapai pada hari ke 42 dan puncak produksi perlakuan kontrol + SPM sebesar 218,4liter/2 minggu dicapai pada hari ke 56 (Gambar 8). Pencapaian puncak produksi dan waktuyang dibutuhkan untuk mencapainya tergantung dari faktor genetik, kondisi ternak sebelummelahirkan serta konsumsi pakan [63].

Kecukupan nutrisi akan berpengaruh pada optimalisasi ekpresi potensi genetik ternak,khususnya sa pi perah yang berpotensi produksinya tinggi. Puncak produksi susu dari sapiyang diberi UMMB dan SPM lebih tinggi dibanding dengan sapi yang diberi pakan kontrol(P<0,05), sedangkan sapi-sapi yang diberi UMMB dan SPM tidak menunjukkan perbedaanyang nyata. Pencapaian puncak produksi ternak pada kelompok perlakuan kontrol + SPM(hari ke 56) paling lama dibanding kedua kelompok perlakuan lain, kemudian diikuti kelompokperlakuan kontrol + UMMB (hari ke 42) dan kelompok perlakuan kontrol (hari ke 28). Hal inisesuai dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh BATH et al [64] bahwa sapi yangberproduksi tinggi pad a umumnya puncak produksinya lebih lama jika dibanding dengan sapiyang produksinya rendah. Puncak produksi dicapai pada minggu ke 4 sampai dengan mingguke 8. Setelah mencapai puncak produksi selama masa laktasi, maka produksi susu harianakan mengalami penurunan rata-rata 2,5% per minggu [65] sedangkan menu rut Church 1988[66] tingkat penurunan produksi susu pad a sebagian besar sapi perah sekitar 5 - 7% perminggu.

Penurunan produksi susu pad a perlakuan kontrol sebesar 5,80%/2 minggu,perlakuan kontrol + UMMB sebesar 3,81 %/2 minggu dan perlakuan kontrol + SPM sebesar3,5%/2 mingggu [16]. Oari hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian suplemenpakan mampu memberikan keseimbangan nutrisi pakan yang dibutuhkan oleh ternak,sehingga mampu memperkecil tingkat penurunan produksi susu selama masa laktasi.

28

Page 29: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

Peningkatan produksi susu harian akan berpengaruh terhadap produksi susukumulatif selama masa laktasi. Kumulatif produksi susu tertinggi pad a sapi perah denganpenambahan SPM disusul kelompok sa pi perah dengan penambahan UMMB dan terendahpada kelompok sapi kontrol, produksi susu selama 12 minggu masing-masing adalah1181 ,32 liter, 1147,5 liter, dan 922,35 liter (Gambar 7).

Produksi susu kumulatif selama masa laktasi ditentukan oleh puncak produksi danpersistensi produksi. Persistensi produksi adalah kemampuan ternak dalam menjagatingginya produksi susu selama laktasi [67]. Setiap peningkatan 1 kg produksi susu pada saatpuncak produksi akan memberikan tambahan 200 kg total produksi susu dalam masa laktasi[66]. Penambahan suplemen pakan mampu meningkatkan pencapaian puncak produksi danpersistensi ternak dalam menjaga tingginya produksi susu selama laktasi.

Hal ini didukung oleh peneliti sebelumnya yang melaporkan bahwa emberian SPMpada sapi perah yang baru melahirkan 2 bulan ternyata meningkatkan produksi dan kualitassusu. Pengujian SPM pada sapi perah di Bogor mampu meningkatkan produksi susu sebesar1,9 liter/hari lebih tinggi dari pada kontrol. Sedangkan pengujian UMMB yang dilakukan diBandung mampu meningkatkan produksi susu sebesar 1,5-2 liter/hari [68]. Rerata perubahanproduksi susu 4% Factor corrected milk (FCM) meningkat sebesar 4,16 kg/hari pada sapiyang diberi SPM, sedangkan sapi yang diberi pakan kontrol mengalami penurunan sebesar0,02 kg/hari. Kenaikan kadar lemak mencapai 1,3% [68]. Pemberian SPM juga meningkatkanfeed efficiency ratio dibanding pemberian pakan yang biasa dilakukan oleh peternak.

Dari hasil diatas diperlihatkan bahwa SPM dan UMMB cenderung memberikanrespon yang positif terhadap ternak sapi potong dan sapi perah, sehingga perlu dilihattentang perbedaan dari kandungan nutrisi, mineral dan komposisinya. Kandungan mineral inidiukur dengan alat X-Ray flourocency (X-RF) [69,70,71]. Hasil dari masing-masing disajikanpada Tabel 17 [28].

Tabel17. Kandungan Nutrisi dan Mineral UMMB dan SPM

Nutrisi

Bahan Kering (%)

Bahan Organik (%)Protein Kasar (%)

Serat Kasar (%)

lemak Kasar (%)Energi (Kkal/kg)

Ca (%)P (%)

S (%)K (%)

Fe (%)

Cu (ppm)

Zn (ppm)

UMMB

93,372,3

24,56,5

3,52889

7,31,1

1,59,4

2,94985

2204

SPM

89,3

92,228,8

17,2

4,73997

1,5

0,40,7

8,6

1,72259

1650

Terdapat perbedaan yang menyolok antara kandungan nutrisi dari UMMB dan SPMyaitu bahan organik, protein kasar, serat kasar dan energi. Umumnya SPM memilikikandungan nutrisi lebih tinggi dari UMMB yaitu masing-masing 92,2%; 28,8%; 17,2% dan3997 Kkal/kg dibanding dengan 8,8%; 24,5%; 6,5% dan 2889 Kkal/kg. Sebaliknya, untukkandungan mineral (Ca, P, S, K, Fe, Cu dan Zn) UMMB lebih tinggi dari pad a SPM (Tabel 17).

Respon suplemen pakan UMMB dan SPM terhadap produktivitas ternak sapi baik,namun bila antara ke duanya dibandingkan ternyata SPM cenderung lebih unggul bila dilihatrespon terhadap kenaikan bobot badan sampai meningkat 50 - 100%, sedangkan UMMBhanya 20 - 40%. Untuk peningkatan produksi susu, SPM mampu meningkat 28,1%,sedangkan UMMB hanyak 24,4%. Dengan penggunaan bungkil kedelai sebesar 3%, danmolases 10%, dan ampas kecap dalam komposisi SPM, harganya juga lebih murah yaituRp.1500/kg dibanding UMMB Rp.3000/kg [28]. Tingginya harga UMMB disebabkanpenggunaan molases dan bungkil kedelai lebih tinggi yaitu masing-masing 13% dan 30% [28].Perbedaan lainnya adalah SPM tidak menggunakan tepung tulang.

29

Page 30: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

4.4.3. Pengaruh Pemberian SPM Terhadap Produktivitas Ternak Sapi Yang RamahLingkungan.

4.4.3.1. Pengaruh Pemberian Pakan Pokok yang Berkualitas dan Konsentrat yangKualitasnya Rendah.

Hasil pengukuran kandungan nutrisi bahan pakan disajikan pada tabel 13. Disebutpakan pokok yang berkualitas karena mengandung protein kasar (PK) tinggi yaitu 12% jikadibanding dengan jerami dan rumput hanya 4 - 7% [72]. Konsentrat dinyatakan berkualitasbila kandungan PK lebih dari 12% [73], dalam penelitian ini hanya 8,6%. Denganpenambahan SPM yang kandungan PK sebesar 21 % diharapkan akan memberi responterhadap produktivitas dan produksi gas metananya. Komposisi konsentrat dan SPMdisajikan pada tabel14 [57].

Tabel18. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan

Bahan

Silase daun jagungKonsentrat

SPM

BK

(%)20,6

88,788,5

PK

(%)11,9

8,621,3

SK

(%)

11,512,7

24,5

Energi(Kcal/kg)

1,083,17

3,21

Tabel19. Komposisi Konsentrat dan SPM.

Bahan-bahan Konsentrat (%)Bahan-bahan SPM (%)

Onggok

60Onggok 9

Bungkil kelapa sawit

2Molases 10

Bungkil kelapa

2Hasil samping industri pangan30

Dedak padi

18Pollard 12

Pollard8Bungkil kedelai 2

Ampas kecap

8Dedak padi 14

Mineral mix2Urea 2

Daun gamal

2,5

Ampas kecap

15

Kapur

1Garam

1Lacta mineral

1,5Total

100 100

Pemberian pakan perlakuan pada sa pi telah menyebabkan konsentrasi asampropionat meningkat yaitu dari 10,7 menjadi 26,6 mM/ml dan jumlah bakteri dari 2,02 x 109menjadi 3,09 x 109 koloni/ml (Tabel 20). Sebaliknya produksi gas metana menurun dari 88menjadi 21,7 mM. Hal ini diikuti dengan konsumsi pakan meningkat bila dibanding dengankontrol yaitu 6,32 vs 5,88 kg/ekor/hari, sehingga PBB juga meningkat yaitu dari 0,1 menjadi0,4 kg/ekor/hari dengan konversi rasio pakan dari 45,6 menjadi 16 (Tabel 21). Hal tersebutterjadi karena jumlah bakteri meningkat dan berpengaruh terhadap kenaikan kecernakanbahan kering yaitu 61 menjadi 70%. Sedangkan kenaikan propionat 31,57% menggambarkanbahwa SPM lebih etisien untuk memperbaiki hasil fermentasi, hal ini didukung oleh Kuriharaet al (1998) melaporkan bahwa hasil fermentasi oleh mikroba untuk memproduksi gasmetana korelasinya negatif dengan konsentrasi asam propionat [74] artinya bila propionattinggi gas metana yang dilepas di udara rendah (Tabel 20, dan 21). Peneliti lain melaporkanbahwa ternak yang memproduksi gas metana rendah, PBB nya lebih tinggi dari pad a yangmemproduksi metana tinggi [75]. Perbaikan pemberian pakan pada sapi akan mempengaruhikonsumsi bahan kering, bobot badan dan produksi gas (Tabel 21).

30

Page 31: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

Tabel 20. Pengaruh Perlakuan SPM Terhadap Hasil Fermentasi Oalam Cairan Rumen

Parameter

VFA partial (mM/ml)Acetat

PropionatButyrat

VFA total (mM/ml)

NH3 (mg/L)

Jumlah total bakteri (Koloni/ml)

Jumlah total protozoa (sel/ml)Total gas (ml)

Catatan:

VFA: volatile fatty acid; P: informasi perhitungan statistik untuk setiap perlakuan; SE: Standard error.Superskrip a dan b menggambarkan perbedaan yang nyata pada masing-masing perlakuan.

Kontrol

170

10,7a

12,9a

193,6

195,52,02 x 109a

1,75x105a

224

SPM

49,726,6b

8,3b

84,6

243,73,09 x 109b

2,13 X 105b

219

P

0,0300,0230,088

0,011

0,001

0,006

0,001

0,010

SE

29,75,73,9

28,7

20,30,49 x 109

O,16x1052

Tabel 21. Hasil Konsumsi Pakan, Kecernakan Bahan Kering, Pertambahan Bobot BadanTernak Dan Rasio Konversi Pakan

Parameter Kontrol SPM P SE

Konsumsi pakan (g) 5880a 6323b 0.046 108

Kecernakan bahan kering (%) 60,8a 70b 0,001 2,4PBB (g/hari) 129a 398b 0,014 70

Rasio konversi pakan 45,6a 15,9b 0,030 8,8

P: informasi perhitungan statistik untuk setiap perlakuan; SE: Standard error. SE: Standard error.Superskrip a dan b menggambarkan perbedaan yang nyata pada masing-masing perlakuan.

4.4.3.2. Pengaruh Pemberian Pakan Basal Tidak Berkualias Kualitas dan Konsentrat YangBerkualitas

Hasil pengukuran kandungan nutrisi menunjukkan bahwa pakan pokok yang tidakberkualitas, PK nya hanya 5%, sedangkan PK konsentrat 12,2% lebih tingggi dari pada hasHsebelumnya yaitu 8,6% [73]. Hal ini berbeda dengan kandungan protein SPM yaitu 17,7%dan lebih rendah dari yang sebelumnya, mungkin ini disebabkan karena untuk mendapatkanbahan baku yang sama dengan komposisi sebelumnya sangat sulit. Hasil ini disajikan pad aTabel17.

Tabel 22. Kandungan Nutrisi Oari Pakan Percobaan

Bahan pakan

BKPKEnergiAbuNOFAOFCaP(%)

(%)(Kcal/kg)(%)(%)(%)(%)(%)Jerami padi

92,15,0334616,968,440,50,190,11Konsentrat dari peternak

94,212,2406112,743,629,90,190,80SPM

91,317,7414510,518,912,81,650,54

BK: Bahan kering; BO: Bahan organik; Rumus untuk Bahan Kering: 100 % - Kadar Air; Bahan Organik:100% - Kadar Abu, Protein kasar sebagai hasil perhitungan dari faktor tetrasi dan berat molekul unsurkimia yang digunakan.

Kandungan konsentrat lebih tinggi dari pad a konsentrat yang diberikan pada sa pi daripenelitian sebelumnya. Rendahnya kandungan nutrisi dari konsentrat tersebut disebabkanoleh bahan baku dan sumber protein yang digunakan. Konsentrat yang berkualitasmenggunakan sumber protein dari tepung ikan dan bungkil kedelai [57], selain itu persentasedalam komposisinya juga berbeda (Tabel 23). Untuk komposisi SPM tetap sama (Tabel 19dan 23).

31

Page 32: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

Tabel 23. Komposisi Formula Konsentrat Berkualitas dan SPM

ISSN 2087-8079

Bahan-bahan Konsentrat

Onggok

TepungjagungTepung ikan

Bungkil kelapa sawitMineral mix

Oedak padi

Bungkil kelapa

Bungkil kedelai

Ampas kecapPollard

Total

(%) Bahan-bahan SPM (%)35 Onggok 914 Molases 10

2 Hasil samping industri pangan 304 Pollard 12

2 Bungkil kedelai 2

20 Oedak padi 144 Urea 2

1 Tp.daun gamal 2,53 Ampas kecap 1515 Kapur 1

Garam 1

Lacta mineral 1,5100 100

Hasil dari pengamatan terhadap konsumsi bahan kering meningkat yaitu dari 11,85kg/hari menjadi 12,55 kg/hari dan konsumsi proteinnya juga meningkat dari 0,88 kg/harimenjadi 0,98 kg/hari. Perlakuan pemberian SPM dapat meningkatkan bobot badan 0,82menjadi 1,04 kg/hari, dan diikuti pula perbaikan koversi pakan yaitu dari 17 menjadi 14 (Tabel24).

Kenaikan PBB yang terjadi dipengaruhi oleh kenaikan kecernakan bahan kering danproteinnya. Kenaikan kecernakan bahan kering adalah 75,35 menjadi 78,8% [73], sedangkanpeneliti lain melaporkan bahwa PBB dapat meningkat 1,2 kg/ekor karena ternak tersebuttelah mengkonsumsi pakan yang kecernakan dan kandungan protein tinggi, sedangkan yangberkualitas biasa hanya meningkat 0,5 kg/hari [76].

Tabel 24. Konsumsi Pakan dan Pertambahan Bobot Badan Sapi Yang Mengkonsumsi SPM.

Parameter Kontrol SPM P

Konsumsi BK (g/hari) 11848b.:!:: 166 12551 a .:!:: 32 0,004Konsumsi protein kasar (g/hari) 881b.:!:: 11 981 a.:!:: 2 0,000

Konsumsi energi (Kcal/hari) 42477b.:!:: 587 45258a.:!:: 107 0,002

PBB (kg/d) 0,821 .:!:: 0,14 1,038 .:!:: 0,21 0,052

Rasio konversi pakan 17,0 .:!:: 3,0 14,0 .:!:: 2.3 0,081

Superskrip a dan b menggambarkan ada perbedaan yang nyata terhadap perlakuan

Faktor yang mempengaruhi kecernakan pakan selain mutu pakan yang dikonsumsijuga aktivitas dan jumlah bakteri di dalam rumen [77]. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pemberian SPM mampu meningkatkan iumlah bakteri dan konsentrasi amonia, karena jumlahbakteri padi sapi kontrol hanya 6x10 koloni/mL, sedangkan yang diberi SPM 17,6x109koloni/mL. Berarti mikroba dalam rumen mendapatkan kebutuhan energi dan nitrogen yangseimbang karena suplementasi dari SPM. Mikroba dalam rumen membutuhkan nitrogen danenergi masing-masing dalam bentuk amonia dan VFA [78]. Protein mikroba meningkat 34%,setelah ternak diberi pakan yang mengandung sumber protein tingggi, sehingga mampumeningkatkan amonia dari 31 mg NIL menjadi 80 mg NIL [77].

Gas metana yang diproduksi sapi kontrol adalah 94,2 mM, sedangkan pada sapiyang diberi SPM sebesar 80,2 mM. Berarti terjadi penurunan produksi gas metana 14,86%(Tabel 25). Kurihara, et al.,1998 [74] melaporkan bahwa makin rendahnya produksi gasmetana dalam rumen akan menyebabkan makin tingginya pertambahan bobot badan.Pertambahan bobot sapi yang mencapai 1 kg/hari, produksi gas metananya lebih rendahyaitu 150 g/kg PBB) dibanding dengan ternak yang peningkatan bobot badannya hanya 0,5kg/hari [79].

32

Page 33: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

Tabel 25. Hasil Fermentasi Dan Produksi Gas Metana Dalam Cairan Rumen Secara In VitroPad a Sapi Yang Mengkonsumsi SPM.

Parameter KontrolSPMPenurunan (%)pH

6,666,49Jumlah bakteri (x109 koloni/mL)

6,Oa17,6b

Jumlah protozoa (x 106sel/mL)

9a20b

Amonia (mg/L)

164a194b

Asam lemak Mudah menguap (mM) Asetat188,8155,2

Propionat33,137,2

Buti rat20,328,9

Perkiraan produksi gas metana94,280,214,86

Superskrip a dan b menggambarkan perbedaan yang nyata pada perlakuan kontrol dan pemberianSPM

Kegiatan pengembangan suplemen pakan baru diikuti pula dengan pengolahanlimbah ternak yang dibedakan dengan pengumpulan limbahnya dengan naungan dan tanpanaungan. Hasil dari pengukuran kandungan nutrisi limbah, kompos dan aplikasi kompos padatanaman Mira I disajikan pad a Tabel 26 dan 27.

Tabel 26. Pengaruh Pembuatan Kompos Dengan Naungan Dan Tanpa Naungan TerhadapKandungan Nutrisinya dan Jumlah Faeses Yang Dieksresi/Hari Pada Masing­masing Grup.

SPMParameter

Kandungan N (%)

Jumlah faeses (g)

Bahan kering faeses (%)

Total BK faeses (g)Total N (g)

Jumlah N dipakai untuk masing­masing plot pada pengamatanpertumbuhan tanaman padi (8,15 x3,5 m2) (g)

Catatan : - (tanpa); + ( dengan)

Kontrol

- Naungan + Naungan11,6 10,85993 5993

24,1 24,11446 1446

168 156

3,4 3,1

- Naungan

11,35379

24,61323

1503

+ Naungan

11,05379

24,61323

146

2,9

Hilangnya total nitrogen dalam faeses lebih tinggi bila sapi diberi pakan kontrol jikadibanding dengan sapi yang diberi SPM. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsiN oleh sapi berarti digunakan untuk peningkatan produktivitas. Total N yang ada dalamfaeses dari sapi yang diberi SPM hanya 146 g, sedangkan yang diberi kontrol sebesar 156 9(TabeI26).

Kompos yang berasal dari pupuk yang dikumpulkan dibawah naungan dan yangberasal dari sapi yang diberi SPM cenderung mampu meningkatkan produktivitas padi 76,5%(Tabel 27). Produktivitas varietas unggul Mira I rata-rata 6,29 ton/ha dan potensinyamencapai 9,2 ton/ha gabah kering giling [80]. Varietas Mira I ini telah disebar luaskan secara

luas dengan program diseminasi kurang lebih 700 ribu ha dari 23 provinsi di Indonesia [81].

33

Page 34: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

Table 27. Pengaruh Perlakuan Pakan Dan Pengumpulan Pupuk Dengan Naungan TerhadapProduktivitas Tanaman Padi

Perlakuan pakan

Produktivitas

Gabah kering panen (ton/ha)

Gabah kering giling (ton/ha)

Kontrol

- Naungan + Naungan1,81±0,94 2,19±0,94

1,07 ± 0,58 1,28 ± 0,47

SPM

- Naungan + Naungan

1,62 ± 0,94 2,86 ± 0,27

0,89 ± 0,58 1,49 ± 0,11

4.5. Sosialisasi SPM di Beberapa Daerah

Suplemen pakan multinutrien (SPM) telah disosialisasikan selama 4 tahun dibeberapa daerah. Pada tahun 2005 sosialisasi dilakukan di 4 provinsi, tahun 2006 di 8provinsi, namun pada tahun 2007 hanya di 7 provinsi. Dari ke 7 provinsi tersebut daerah yangbaru adalah Aceh dan Pati (Jateng), Sumut dan Bengkulu. Tahun 2008 bertambah di 8provinsi yaitu Jambi, Kalbar dan Bali [82].

Dari masing-masing provinsi untuk setiap tahunnya dipindahkan ke daerah lain,sehingga SPM telah diintroduksikan kurang lebih 20 lokasi. Hasil dari introduksi ini responnyasangat baik, sehingga perlu dikembangkan formula yang berbasis pakan lokal yang tersediadi daerah setempat. Jumlah SPM yang telah disosialisasikan di daerah disajikan padaGambar 9.

, ~ • '0"'

4.5

• 2006

4 • 2007

3.5 • 2008

3

:is 2.5I-2

1.5

1

0.5

o

ro E'"0"OD1=~=>-'":cro..0 ~

::;~ <= ~'"E'"E~zro u

'" "C<==> OD«~'" 0'" ""<=:2 0 '"

<.!)

'"

Gambar 9. Jumlah SPM Yang Telah Oisosialisasikan di Oaerah

Menurut program dari Badan Litbang Pertanian [83] ada lima yang merupakanprogram prioritas yaitu tanaman pangan (padi, kedelai, jagung, ubi kayu dan kacang tanah),hortikultura (kentang, cabe merah dan bawang merah), perkebunan (kelapa sawit, karet,kelapa, kakao dan tebu) dan peternakan (sapi potong, kambing dan domba). Lebih lanjutdisebutkan bahwa daging sapi untuk tahun 2010 dapat memenuhi kebutuhan konsumen,sehingga cara mencapai targetnya difokuskan ke 13 propinsi yaitu Sumut, Bengkulu, Sumsel,Lampung, Sumbar, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, Kaltim, Sulawesi, NTB dan NTT.

Berdasarkan introduksi SPM di beberapa daerah (Gambar 7), hanya Sumsel,Lampung, Sumbar, Kaltim, Sulawesi dan NTB yang belum, namun bila dilihat dari introduksisuplemen pakan UMMB, hanya Kaltim yang belum [82]. Atas dasar tersebut teknologisuplementasi pakan baik UMMB dan SPM dapat berperan serta untuk mendukungpencapaian target daging sapi berkecukupan pada tahun 2010 [83]. Hal ini didukung olehhasil pemberian UMMB dan SPM ternyata dapat meningkatkan pertambahan bobot badansapi Bali, PO, PFH dan pernakan Simental yang masing-masing 0,7; 0,8; 1 dan 1,2kg/ekor/hari [ 4,5,28,16,58].

34

Page 35: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, MRur.Sci.)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dengan pemanfaatan teknik nuklir melalui radiasi pakan untuk pengukuran mineraldan penandaan pad a protein mikroba telah diperoleh dua suplemen pakan yaitu UMMB danSPM. Produktivitas sapi potong dan sapi perah dan kualitas air susu meningkat. Perbedaandari UMMB dan SPM yaitu penggunaan jumlah persen bahan molases dan bungkil kedelai,masing-masing UMMB 33% dan 13%, sedangkan SPM 10% dan 2%. Harganya pun jugaberbeda yaitu Rp.3000 dibanding Rp.1500/kg.

Produksi gas metana dalam rumen dipengaruhi oleh kualitas pakan yang diberikan.Dengan pemberian SPM ternyata produksi gas metana cenderung menurun 50% danmemperbaiki konversi rasio pakan. Ternak yang diberi SPM, kandungan nitrogen dalam fesescenderung lebih rendah, ini berarti bahwa nitrogen yang tersedia banyak dimanfaatkan olehternak dalam upaya peningkatan produksinya. Hasil pengolahan limbah peternakancenderung memberikan kontribusi terhadap ketersediaan kandungan nitrogen dalam kompos,terutama pada pembuatan kompos yang diberi naungan. Hal ini didukung oleh hasil aplikasikompos pada tanaman padi Mira I, walaupun produktivitas tanaman padi yang terseranghama, cenderung meningkat.

Hasil kesimpulan terlihat bahwa program peternakan dan pertanian terpadu (PPT)baru dalam tahap awal kegiatan. Namun bila dilihat dari dampaknya cenderung memberikanprospek terhadap peningkatan produktivitas komoditas dan kualitas produknya serta terciptaramah lingkungan. Atas dasar tersebut kegiatan PPT perlu segera dilaksanakan denganmemanfaatkan hasil litbang dari nutrisi ternak, lingkungan, perikanan, tanah dan pemuliaantanaman, sehingga peternak dan petani akan mendapat penghasilan harian, bulanan danmusiman dan mampu meningkatkan nilai tambah pendapatannya.

DAFT AR PUST AKA

[1] FAUZI, L. Kebijakan program swasembada daging 2010. Menyongsong RencanaKecukupan daging Tahun 2010. Prosiding orasi dan Seminar Pelepasan Dosen PurnaTugas 2006. Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta.2006. 1-35.

[2] ANONIMOUS. Kebijakan pengembangan sapi perah nasional 2006-2010 dalamSeminar Pembangunan Persusuan Jawa Tengah, September, 2006.

[3] SUHAJI. Upaya menciptakan kerangka landasan pemabangunan peternakanmenyongsong era lepas landas Pelita VI. Seminar Nasional Peternakan, MukernasISMAPETI, Yogyakarta, 1990.

[4] HENDRATNO, C., NOLAN, J.V.& LENG, RA. The Importance of Urea-Molasses multi­nutrient blocks for ruminant production in Indonesia. In Isotope and Related Techniquesin Animal Production and Health. Vienna: International Atomic Energy Agency. 1991.157-170.

[5] SUHARYONO. The utilization of UMMB and medicated block as feed supplement onruminant animals in Indonesia. IAEAlRCA Final Project Review Meeting on RAS 5/035in Thailand, 11-15 October 2004. (Report)

[5a] SUHARYONO. Biological evaluation of local feed resources available and field test ofnew feed supplement at some provinces in Indonesia. Review Meeting On RAS 5/035Thailand, October 11-15-2004. (Report)

[6] ARORA, S.P. Pencernakan Mikroba Pada Ruminansia. Gajah Mada UniversityPress.1989. 14-65.

[7] PRESTON, T.R AND RA LENG. Matching Ruminant Production System with AvailableResource in The Tropic. Penambul Book. Armidale. 1987.

[8] HUNGATE, R E. The Rumen and Its Microbes. Academic Press, New York. 1966.[9] ANONIMOUS. "Ruminants".Feeding Standards for Australian Livestocf Standing

Committee on Agriculture. Ruminants Subcommittee. 1990. 80-90.[10] KAMAL, M. Nutrisi Ternak 1 (Rangkuman). Laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta. 1994. 138-165.[11] MCDONALD, P., EDWARD, RA, AND GREENHALGH, J.F.D. Animal Nutrition. 4th

Edition. Longman Scientific Technical.1988. 486.

35

Page 36: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

[12] DIGGINGS, R.V., BUNDY, C.E., and CRISTENEN, V.M. Dairy Production. 4 th Edition.New Jersey: Pretice Hall.

[13] NRC. 1988. Nutrition Requirements of Dairy Cattle 6 th Edition. The Morrison PublishingCo ; Cleremont.

[14] NRC. 2001. Nutrition Requirements of Dairy Cattle 7 th Revised Edition. NationalAcademic Press, Washington DC.

[15] SUHARYONO, EKO, M.P DAN ERAWAN, E. Suplemen pakan multinutrien ternakruminasia bergizi tinggi. Badan Tenaga Nuklir Nasional. 2005. 1-5.

[16] SUHARYONO, ASIH, K., LAILATUL, F., ADIARTO. Efek pemberian suplemen pakanterhadap pencapaian puncak produksi sapi perah pada laktasi pertama. SemilokaNasional Prospek Industri Sapi Perah. Jakarta, 21 April 2008. Tunggu Terbit.

[17] SUHARYONO. Manfaat teknik nuklir terhadap kegiatan nutrisi ternak. APISORA 5-6Agustus 2008, PATIR, BAT AN, Jakarta. Tunggu terbit.

[18] SUT ARDI, T. Landasan IImu Nutrisi I. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor,Bogor. 1980.

[19] HADJIPANAYIOTOU, M., L VERHAEGHE, A R KRONFOLEH, L M LABBAN, M AMIN,MAL-WADI, A BAD RAN, K DAWA, A SHURBAJI, M HOUSSEIN, G MALKI, T NAIGM,A R MERAWI AND A KADER HARRES. Urea blocks. II. Performance of cattle andsheep offered urea blocks in Syria. Livestock Research for Rural Development. Volume5, Number 3. 1993.

[20] YUZHI,C., WEN HONG, MA XIUEWU, LI YU, GAO ZHANQI AND MARY ANNPETERSON. 1993. Multinutrient lick blocks for dairy cattle in Gansu province, China.Livestock Research for Rural Development. Volume 5, Number 3.

[21] WIDASARI, T.T. Respon pemberian urea molasses block (UMB) dan urea cassavablock (UCB) terhadap produksi dan kualitas susu sa pi perah Friessian. Skripsi. FakultasPeternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 2002.

[22] LENG, R A. A short course on the rational use of molasses urea multinutrient block forsupplementation of ruminant fed crop residues, poor quality forages and gro-industrial byproducts low in protein. Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang. 1995.

[23] AKTER, Y., MA AKBAR, M. SHAHJALAL AND T.U. AHMED. Effect of urea molassesmulti-nutrient blocks supplementation of dairy cows fed rice straw and green grasses onmilk yield, composition, live weight gain of cows and calves and feed intake. PakistanJournal of Biological Sciences 7 (9): 1523-1525. 2004.

[24] UTOMO, RS. Pengaruh Garam, Ekstrak Yucca schidigera dan Kapur terhadapPelepasan NH3 dari Suplemen Protein Berbasis Urea (Supro-BU). Skripsi. FakultasPeternakan. Institut Pertanian Bogor. 2004.

[25] SURYAHADI DAN I.K. AMRULLAH. Pembuatan "OGREA" sebagai Pakan dari HasilIkutan Tanaman dan Pengolahan Ubi Kayu yang Difermentasi dengan Aspergillus niger.Laporan Penelitian. Institut Pertanian Bogor. 1989.

[26] 0RSKOV, E.R The Feeding of Ruminant Principles and Practice. ChalcombePublicatins, UK. 1998.

[27] BATAN. Urea Molasses Multinutrient Block (UMMB). Tips/atomos_ummb.htm. [30 Mei2005]. 2005. http://www.infonuklir.com/

[28] SUHARYONO, E. M. PARMANTO DAN E. EFFENDI. Suplemen Pakan Multinutrien(SPM). Media Informasi IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir. Pusat PemasyarakatanIPTEK Nuklir dan Kerja Sama, BATAN, Jakarta. 2005.

[29] 0RSKOV, E. RAND RYLE. Energy Nutrition in Ruminant. Elsevier Applied Science,London. 1990.

[30] MENKE, K.H. AND W. CLOSE. Selected Tropics in Animal Nutrition. UniversityHohenheim, Germany. 1979.

[31] MCDONALD, P., RA. EDWARD, J.F.D. GREENHALGH AND CA MORGAN. AnimalNutrition. Sixth Edition. Ashford Colour Press, Gosport. 2002.

[32] ANGGORODI, R IImu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia, Jakarta. 1994.[33] PARAKKASI, A. IImu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Universitas Indonesia,

Jakarta. 1999.[34] RANJHAN, S. K. Animal Nutrition and Feeding Practices in India. Vikas Publishing

House PVT. Ltd. New Delhi, Bombay, Bangalore Calcutta Kampar. 1977. p. 68-87.[35] WOHL T, J.B., J.H. CLARJ AND F.S. BALAISDELL. Effect of sampling location, time and

methode on concentration of ammonia nitrogen in rumen fluid.J. Dairy Sci. 1976. 554.

36

Page 37: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

[36] SEll Y. Peningkatan kualiatas pakan serat bermutu rendah dan amoniasi dan inokulandigesta rumen. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 1994.

[37] OWENS, F.N., A.l. GOETSCH. Ruminal Fermentation. In: D.C. Church (ed.). TheRuminal Animals, Digestive Physiology and Nutrition. Prentice.1988. 145-171.

[37a] UNITED STATE ENVIRONMENT PROTECTION AUTHORITY USA-EPA. InternationalAnthropogenic Methane Emission: Estimates for 1990. EPA 230-R93-010 (Office ofPolicy, Planning and Evaluation: Washington DC). 1994.

[37~ JOHNSON, D.E., POUNGCHOMPU AND WANAPAT, M. Green house gas emissionfrom livestock production system. Proceeding of AHAT/BSAS International Conference:Integrating Livestock-Crop System to Meet Challenges of Globalisation. Vo1.1. Publishby British Society of Animal Science. 2005. 36-47.

[38] ANONIMOUS. Pemanfaatan hasH penelitian dan pengembangan Iptek Nuklir.lokakarya, Jakarta, Nopember 2008.

[39] ANDINI, L., SUHARYONO, WAHIDIN, T.S. Uji in vitro kualitas suplemen pakan UMMByang berasal dari beberapa daerah. Prosiding Risalah Seminar IImiah APISORA. 2005.

[40] SUHARYONO dan ANDINI, L.S. Pengaruh pemberian UMMB dan evaluasi biologispakan lokal terhadap metabolisme rumen, pertambahan bobot dan kandungan mineralpada Sa pi Bali Nusa Tenggara Barat." Prosiding Risalah Seminar IImiah APISORA.2005.

[41] MUGIONO, HAMBALI, HARSANTI, l, SUTISNA, YULIDAR, Descriptions of excellencevariety in crop production (paddy, soy bean and mung bean) as result of mutationbreeding. National Nuclear Energy Agency. 2005. 1-17.

[42] DJAlOEIS, A., WIDJANG H.S., HENDRATNO.C. Periodical Report of Project No.INS/5/023 January - July 1998. Workshop on the Impact of UMMB Application as FeedSupplement for Ruminant in Indonesia. Blora, Central Java. 16-18 June 1998.

[43] SUHARYONO. Evaluasi nilai biologis dan kandungan mineral daun pohon Gliricidiamaculata dan Enterolobium cyc/ocarpum sebagai pakan suplemen denganmenggunakan radio isotop P-32 dan analisa pengaktifan netron. Prosiding SeminarNasional Peternakan dan Veteriner. P4Libang Pertanian, Deptan. Bogor. 1998.

[44] FAIRES, RA., AND BOSWEll, G.G.J. Radioisotope laboratory Techniques Fourthedition.Butterworths, london - Boston, Sydney - Wellington - Durban - Toronto. 1981.287-296.

[45] SUHARYONO, MEllAWATI, J., Bintara, H.S., I. Aplikasi analisis pengangtifan netron(APN) untuk pengukuran kandungan mineral dalam pakan ternak dan vitamin B12dalam darah tikus. Seminar nasional Sains dan Teknologi Peternakan 1995. 83-95.

[46] DIGGINGS, RV., BUNDY, C.E., and CRISTENEN, V.M. Dairy Production. 4 th Edition.New Jersey: Pretice Hall.

[47] NRC. 1988. Nutrition Requirements of Dairy Cattle 6 th Edition. The Morrison PublishingCo ; Cleremont.

[48] HENDRATNO, C. Penggunaan 32P dan 35S sebagai penanda pad a pengukuranpembentukan masa mikroba rumen kerbau. Di dalam Risalah Pertemuan IImiah PAIR,BATAN. Jakarta. 30-35.1985.

[49] SUHARYONO, C. HENDRATNO, SASANGKA, B., ABIDIN, Z., MARYATI, T.,lElANANINGTYAS, N., GOBEL, I., KOSASIH, E.I., KOMARUDIN, S. Peranan pollarddalam campuran UMMB sebagai pengganti bekatul untuk suplemen ruminansia. BuletinPeternakan, Edisi khusus, 1992. 193-201.

[50] BAT AN. Urea Mollasses Multinutrient Block: Pakan tambahan bergizi tinggi. Atomos.2005. 1-6.

[51] ANONIMOUS. Risalah Temukarya Program Iptekda BATAN Tahun 1999/2000. BATAN;PROYEK IPTEKDA. 2000.

[52] ANONIMOUS. lokarya Pemanfaatan Hasil Litbang Iptek Nuklir pada program IPTEKDAtahun 2000-2001 .

[53] ANONIMOUS. lokarya Pemanfaatan Hasil Litbang Iptek Nuklir pada program IPTEKDAtahun 2001-2002.

[54] ANONIMOUS. lokarya Pemanfaatan Hasil Litbang Iptek Nuklir pada program IPTEKDAtahun 2002-2003.

[55] ANONIMOUS. lokarya Pemanfaatan HasH Litbang Iptek Nuklir pada program IPTEKDAtahun 2003-2004, Yogyakarta.

[56] SUHARYONO, A. KURNIAWATI, FIRSONI., All. A., AND ADIARTO. Biologicalevaluation of available local feed resources and field testing of new feed supplements in

37

Page 38: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

Indonesia. IAEA, Regional Co-Operative Agreement for Asia and the Pacific Region.Final Project Review Meeting on Improving Animal Productivity and ReproductiveEfficiency (RAS/5/035-Phase II) 11-15 October 2004, Bangkok, Thailand. (Report)

[57] SUHARYONO, Y. WIDIAWATI AND WINUGROHO, M. Reduction of methaneproduction by multi-nutrient feed supplement (MFS) in beef cattle in relation to manuremanagement and rice yield Final Review Meeting RAS 5/044, Jakarta May 2008.(Unpublished).

[58] SUHARYONO. Penerapan Teknologi Suplementasi Pakan.Media Peternakan. JurnalIImu Pengetahuan dan Teknologi Peternakan. Med.Pet. Vol. 24 NO.3. Edisi Khusus,Jurusan IImu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan IPB, Desember, 2001.64-70.

[59] SUHARYONO. Manfaat teknik nuklir terhadap kegiatan nutrisi ternak APISORA, PATIRBATAN, Jakarta 5-6 Agustus 2008 (Unpublished).

[60] BIRD, S.H. Production from ciliate - free ruminant. The Roles of Protozoa and Fungi inRuminant Digestion. Proceedings of International Seminar Held at The University ofNew England, Armidale, Australia 26-29 September 1988. Editors: J.V. Nolan, RA.Lengand D.1. Demeyer. Penambul Books Armidale NSW. 1988.233-246.

[61] SIREGAR, S.B. Penggemukan Sapi Potong. Penebar Surabaya. 2000. Hal. 52.[62] SUHARYONO. Nilai ekonomis pemanfaatan SPM dan UMMB sebagai suplemen pakan

ternak ruminansia.(belum terbit).[63] ANGGORODI, R IImu Makanan Ternak Umum. Cet. ke-2. PT Gramedia. Jakarta. 1980.[64] BATH, D.L.F.N. DICKINSON, HA TUCKER AND RD. APPLEMEN. Dairy Cattle:

Priciples, Practices, Problems, Profits. 3rd ed. Lea and Febiger, Philadelphia. 1985.[65] SIREGAR, S. Sapi Perah: Jenis, Teknik Pemeliharaan dan Analisa Usaha. Cet. Ke-2.

Panebar Swadaya. Jakarta. 1992.[66] CHURCH, D.C. The Ruminant Animal Digestive Physiology and Nutrition A Reston Book.

Prentice Hall. Engle wood Cliffs. New Jersey. 1988.[67] CLARCK, J.H. AND C.L. DAVIS. Some aspects of feeding high producing dairy cows. J.

DairySci. 1980.73: 1039-1050.[68] SUHARYONO, ASIH, K., WAHIDIN, T.S. Perbaikan produksi dan kualitas air susu pada

sapi perah dengan pemberian suplemen pakan multinutrien (SPM). Inovasi TeknologiSapi Perah Unggul Indonesia yang adaptif pada kondisi Agroekosistem berbeda untukmeningkatkan daya saing. Prosiding Lokakarya Nasional, Ciawi, 23 Nopember, 2006.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan kerma Dirjektorat Perbibitan DitjenPeternakan dan IPB. 2006.158-163.

[69] SUHARYONO. Evaluasi nilai biologis dan kandungan mineral daun pohon Gliricidiamaculata dan Enterolobium cyclocarpum sebagai pakan suplemen denganmenggunakan radio isotop P-32 dan analisa pengaktifan netron. Prosiding SeminarNasional Peternakan dan Veteriner. P4Libang Pertanian, Deptan. Bogor. 1998.

[70] SUHARYONO, MELLAWATI, J., Bintara, H.S., I. Aplikasi analisis pengangtifan netron(APN) untuk pengukuran kandungan mineral dalam pakan ternak dan vitamin B12dalam darah tikus. Seminar nasional Sains dan Teknologi Peternakan 1995.83-95.

[71] SUHARYONO DAN LELANANINGTYAS, N. Penggunaan daun tanaman leguminosasebagai sumber protein untuk formulasi pakan tambahan kambing peranakan etawa.Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, 2001. Pusat PenelitianPengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Deptan.2001. 318-326.

[72] SUHARYONO DAN WIDIAWATI, Y. Pengaruh pemberian supplemen pakan multinutrienterhadap konsumsi pakan dan ekosistem rumen sapi PO yang diberi pakan silase daritanaman jagung yang mulai berbunga. Seminar Nasional AINI VI. Kearifan local dalampenyediaan serta Pengembangan Pakan dan Ternak di Era Globalisasi. Bagian Nutrisidan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan UGM. 2007. 393-397.

[73] SUHARYONO, WINUGROHO, M.,WIDIAWATI, Y The Effect of feed supplement multinutrient supplementation to corn leaves silage basal diet on methane production andproductivity of ongole generation cattle. Proceedings of The 4 th ISTAP "AnimalProduction and Sustainable Agriculture in The Tropic" Faculty of Animal Science, GajahMada University, November 8-9,2006. Published by Faculty of Animal Science, GajahMada University, Yogyakarta, Indonesia.2006. 236-241.

[74] KURIHARA, M., TERADA, F., HUNTER, RA, NISHIDA, T AND MCCRABB, G.J. Theeffect of diet and live weight gain on methane production in temperate and tropical beef

38

Page 39: Ir. Suharyono, M.Rur.Sci

Pengembangan suplemen pakan untuk ternak ... (Ir. Suharyono, M.Rur.Sci.)

cattle. In."Proceedings of the 8th World Conference on Animal Production, SeoulNational University, Seoul, Korea. Vol: 1 (Eds. JK Jung and HW lee). 1998.364-365.

[75] WHITELAW, F.G, EADIE, J.M, BRUCE, l.A, SHAND, W.J. Methane Formation inFaunated and Ciliate-Free Cattle and Its Relationship With Rumen Volatile Fatty AcidsProportions. British J. Nutrition. 1984. 52(2): 261-275.

[76] KURIHARA, M., MAGNER, T., HUNTER, RA, AND MCCRABB, G.J. MethaneProduction and Energy Partition of Cattle in the Tropics. British J. of Nutrition. 81 :263­272. 1999.

[77] ABDUlRAZAK, SA, RW. MUINGA, W. THORPE, AND E.R ORSKOV.Supplementation with gliricidia sepium and leucaena leucocephala on voluntary foodintake, digestibility, rumen fermentation and live weight of crossbred steers offered zeamays stover. Livestock Production Science 1997.49: 53-62.

[78] SATTER, lD., AND l.l. SLYTER Effect of ammonia concentration on rumen microbialproduction in vitro. British Journal of Nutrition .1974.32: 199-208.

[79] McCRABB, G.J., and HUNTER, RR, Methane emission from beef cattle in tropicalproduction system. CSIRO Tropical Agriculture, Rockhamton, Queensland 4702,Australia 1988.

[80] NRC. Nutrient Requirement Of Sheep. 6 Th Rev. Ed. Ed. National Academy Press,Washington, D.C. 1985.

[81] JOHNSON, D.E., POUNGCHOMPU AND WANAPAT, M. Green house gas emissionfrom livestock production system. Proceeding of AHAT/BSAS International Conference:Integrating Livestock-Crop System to Meet Challenges of Globalisation. Vo1.1. Publishby British Society of Animal Science. 2005. 36-47.

[82] ANONIMOUS. Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan Iptek Nuklir,lokakarya, Jakarta, Nopember 2008.

[83] GATOT, I. Program fokus dari 5 komoditas dan 32 jenis komoditas nasional untukperiode 2010-2015. Badan Litbang Pertanian Deptan.2008.

39