ips sejarah wajib- kerajaan kalingga kelas x

11

Upload: cakra-bhirawa

Post on 29-Jul-2015

232 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

1. -CAKRA BHIRAWA -RANGGA INDRAWAN -M. FAIZAL X-MIA 1 2. NUSANTARA 3. JAVA ISLAND 4. Asal-Usul Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Sumber sejarah kerajaan ini masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber catatan China, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya. Kisah Catatan Cina Peninggalan Lain-Lain 5. Kisah Lokal Terdapat kisah yang berkembang di Jawa Tengah utara mengenai seorang Maharani legendaris yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebenaran dengan keras tanpa pandang bulu. Kisah legenda ini bercerita mengenai Ratu Shima yang mendidik rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan menindak keras kejahatan pencurian. Ia menerapkan hukuman yang keras yaitu pemotongan tangan bagi siapa saja yang mencuri. Pada suatu ketika seorang raja dari seberang lautan mendengar mengenai kemashuran rakyat kerajaan Kalingga yang terkenal jujur dan taat hukum. Untuk mengujinya ia meletakkan sekantung uang emas di persimpangan jalan dekat pasar. Tak ada sorang pun rakyat Kalingga yang berani menyentuh apalagi mengambil barang yang bukan miliknya. Hingga tiga tahun kemudian kantung itu disentuh oleh putra mahkota dengan kakinya. Ratu Shima demi menjunjung hukum menjatuhkan hukuman mati kepada putranya. Dewan menteri memohon agar Ratu mengampuni kesalahan putranya. Karena kaki sang pangeranlah yang menyentuh barang yang bukan miliknya, maka sang pangeran dijatuhi hukuman dipotong kakinya Carita Parahyangan putri Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh. Maharani Shima memiliki cucu yang bernama Sanahayang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M). Setelah Maharani Shima meninggal pada tahun 732 M, Ratu Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran. Pada abad ke-5 muncul Kerajaan Ho-ling yang diperkirakan terletak di utara Jawa Tengah. Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat dari prasasti dan catatan dari negeri Cina. Pada tahun 752, Kerajaan Ho- ling menjadi wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan perdagangan Hindu, bersama Malayu dan Tarumanagara yang sebelumnya telah ditaklukan Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-Buddha. 6. Catatan dari zaman Dinasti Tang Ho-ling atau disebut Jawa yang terletak di Lautan Selatan. Di sebelah utaranya terletak Ta Hen La (Kamboja), di sebelah timurnya terletak Po-Li (Pulau Bali) dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera. Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu. Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasananya terbuat dari gading. Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapa Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah. Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Ho-ling diperintah oleh Ratu Hsi- mo (Shima). Ia adalah seorang ratu yang sangat adil dan bijaksana. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman dan tentram. Catatan I-Tsing Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M) menyebutkan bahwa pada abad ke-7 tanah Jawa telah menjadi salah satu pusat pengetahuan agama Buddha Hinayana. Di Ho-ling ada pendeta Cina bernama Hwining, yang menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha ke dalam Bahasa Tionghoa. Ia bekerjasama dengan pendeta Jawa bernama Janabadra. Kitab terjemahan itu antara lain memuat cerita tentang Nirwana, tetapi cerita ini berbeda dengan cerita Nirwana dalam agama Buddha Hinayana. 7. Prasasti P Candi Home Prasasti Tukmas Prasasti Sojomerto Prasasti Tuk Mas (berarti "mata air emas") adalah sebuah prasasti yang dipahatkan pada batu alam besar yang berdiri di dekat suatu mata air, yang ditemukan di lereng baratGunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang. Prasasti Tuk Mas dipahat dengan aksara Pallawa dan dalam bahasa Sanskerta.Bentuk aksaranya lebih muda daripada aksara masa Purnawarman, dan diperkirakan berasal dari sekitar abad ke-6 hingga abad ke-7 M. Prasasti Sojomerto merupakan peninggalan Wangsa Sailendra yang ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuna. Prasasti ini tidak menyebutkan angka tahun, berdasarkan taksiran analisis paleografi diperkirakan berasal dari kurun akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8 masehi. Prasasti ini bersifat keagamaan Siwais. Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu. Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm, dan tinggi 78 cm.Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian barisnya rusak terkikis usia. Terjemahan inskripsi yang terbaca: Sembah kepada Siwa Bhatara Paramecwara dan semua dewa- dewa... dari yang mulia Dapunta SelendraSantanu adalah nama bapaknya, Bhadrawati adalah nama ibunya, Sampula adalah nama bininya dari yang mulia Selendra. Candi Bubrah Candi Angin Candi Bubrah terdapat di desa Tempur, Kecamatan Tempur, Kabupaten Jepara. Candi Bubrah adalah candi yang belum di ketahui asal muasal dan siapa pembuatnya serta pada zaman kapan candi bubrah di buat. Berjarak sekitar 2 km ke arah puncak,,Candi Bubrah bisa dilihat berada di sisi kiri jalur pendakian. Bangunan ini terdiri dari dua kelompok. Satu kelompok di bagian yang lebih rendah, dan satu kelompok lagi berada di bagian yang lebih tinggi. Sedangkan Candi Angin sendiri, dengan bentuk dan karakter yang sama seperti candi Bubar berada di puncak. Candi Angin terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Candi Angin menyimpan teka-teki yang belum terpecahkan. Menurut para penelitian Candi Angin lebih tua dari pada Candi Borobudur, Candi Angin di sinyalir adalah peninggalan Kerajaan Kalingga. Bahkan ada yang beranggapan kalau candi ini buatan manusia purba di karenakan tidak terdapat ornamen-ornamen Hindu- Budha. 8. POLITIK Menurut berita china, Kerajaan Holing atau Kalingga diperintah oleh seorang wanita bernama Ratu Sima. Masa pemerintahannya dimulai sekitar tahun 674 M. Kepemimpinan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Setiap pelanggar diberikan sanksi tegas. Tidak peduli apakah pelanggar tersebut adalah warga istana atau bukan. Rakyat selau tunduk dan taat pada ratu sima, begitu juga dengan pejabat kerajaan. Oleh karena itu ketertiban dan ketentraman di Kalingga berjalan dengan baik. Menurut naskah Carita Parahyangan, Ratu Sima memiliki cucu bernama Sahana yang menikah dengan Raja Brantasenawa dari Kerajaan Galuh. Sahana memiliki anak bernama Sanjaya yang kelak menjadi Dinasti Sanjaya. Sepeninggalan Ratu Sima, Kerajaan Kalinggaditaklukan oleh Kerajaan Sriwijaya. SOSIAL & AGAMA Kehidupan sosial di Kerajaan Kalingga berjalan dengan tertib dan teratur. Hal ini terjadi berkat kepemimpinan Ratu Sima yang tegas dan bijaksana dalam menjalankan hukum dan pemerintahannya. EKONOMI Perekonomian Kerajaan Kalingga bergerak dibidang perdagangan dan pertanian. Bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai utara di jawa tengah, perdagangan adalah matapencaharian utama mereka. Letaknya yang cukup strategis membuat kalingga sering disinggahi ooleh para pedagang dari luar negeri. Kalingga merupakan daerah penghasil kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading. Di Holing ada sumber air asin yang dimanfaatkan untuk membuat garam. Hidup rakyat Holing tenteram, karena tidak ada kejahatan dan kebohongan. Berkat kondisi itu rakyat Ho- ling sangat memperhatikan pendidikan.buktinya rakyat ho-ling sudah mengenal tulisan,selain tulisan masyarakat Ho-ling juga telah mengenal ilmu perbintangan dan dimanfaat dalam bercocok tanam. Sementara itu, sebagian masyarakat yang tinggal di pedalaman yang subur, memanfaatkan kondisi tanah yang subur tersebut untuk mengembangkan sektor pertanian. Hasil-hasil pertanian yang diperdagangkan antara lain beras dan minuman. Penduduk kalingga dikenal pandai membuat minuman berasal dari bunga kelapa dan bunga aren. Minuman tesebut memiliki rasa manis dan dapat memabukkan. Dari hasil perdagangan dan pertanian tersebut, penduduk kalingga hidup makmur. Dalam catatan ITsing, pada tahun 664-667, pendeta Budha Cina bernama Hwu-ning dengan pembantunya Yun-ki datang ke Ho-ling. Mereka bersama dengan Joh-napo-to-lo menerjemahkan kitab Buddha bagian nirwana. Akan tetapi kitab yang diterjemahkan tersebut sangat berbeda dengan Kitab Suci Budha Mahayana, dengan demikian jelas bahwa holing bukan merupakan penganut agama Budha Mahayana, tetapi menganut agama Budha Hinayana aliran Mulasarastiwada.