implantasi sel punca mesenkimal autolog pada cedera … sel punca... · kerusakan tulang rawan...

2
463 TEKNIK CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012 Osteoartritis (OA) atau radang sendi merupa- kan penyakit yang disebabkan oleh rusaknya dan hilangnya tulang rawan sendi yang ber- peran sebagai bantalan antartulang pada sendi. Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling sering ditemukan dan terutama menyerang sendi-sendi besar penopang be- rat badan seperti sendi lutut. Messner dkk. melaporkan bahwa riwayat cedera tulang rawan dapat meningkatkan risiko menderita osteoartritis lebih awal. Osteoartritis dapat digolongkan menjadi osteoartritis primer dan sekunder. Pada OA primer, proses degene- ratif dianggap sebagai penyebab karena pada umumnya penderita berusia di atas 40 tahun. Selain itu, faktor genetik serta faktor mekanik atau metabolik seperti hemofili, peradangan sendi akibat rematik atau infeksi bakteri, dis- plasia sendi, trauma sendi lutut, juga berperan pada OA primer. Osteoartritis yang disebab- kan oleh penyakit atau kondisi lain ini disebut OA sekunder. Orang-orang yang berisiko ting- gi terhadap penyakit ini adalah yang memiliki pekerjaan yang melibatkan gerak penekukan lutut berulang, berdiri terlalu lama, mengang- kat beban berat atau kegiatan rutin lain yang menambah beban pada sendi lutut. Obesitas juga diduga merupakan faktor risiko terutama pada wanita. 1,2 Keluhan yang paling sering ditemukan pada cedera tulang rawan adalah rasa nyeri yang disebabkan oleh gesekan antar tulang akibat hilangnya bantalan tulang rawan, dan keka- kuan sendi. Keluhan ini dapat mengganggu gerak sendi saat berjalan sehingga dapat mengurangi kualitas hidup penderitanya. Se- lain itu, jika dibiarkan akan terjadi peradangan yang berlanjut menjadi OA, yang pada tahap lanjut akan mengakibatkan perubahan ben- tuk sendi. Apabila telah terjadi perubahan bentuk maka sendi lutut tersebut harus di- ganti dengan protesis agar penderita dapat melakukan aktivitasnya secara lebih baik. 1,2 Kerusakan tulang rawan sendi lutut yang cu- kup dalam tidak dapat sembuh sendiri kare- na sel-sel jaringan tulang rawan pada sendi lutut mempunyai kemampuan rendah untuk memperbaiki diri sendiri. Karena itu, diperlu- kan tindakan dari luar untuk membantu per- baikan tulang rawan, misalnya tindakan bedah (microfracture, drilling) atau transplantasi sel tulang rawan (kondrosit) autolog (autologous Chondrocyte Implantation). 2,3 Saat ini telah dikembangkan prosedur terapi sel menggunakan sel punca mesenkimal (mesenchymal stem cells). Sel punca mesen- kimal memiliki kemampuan untuk berdife- rensiasi menjadi sel-sel tulang, tulang rawan, lemak atau jaringan ikat. Sel punca mesen- kimal dapat diperoleh dari sumsum tulang penderita yang umumnya diambil melalui aspirasi tulang krista iliaka. Sel punca me- senkimal diisolasi dari aspirat sumsum tulang tersebut dan kemudian diperbanyak jumlah- nya di laboratorium. Setelah itu sel-sel punca tersebut diimplantasikan ke daerah yang mengalami kerusakan. Sel punca yang diim- plantasikan tersebut diharapkan akan berdife- rensiasi menjadi sel tulang rawan sehingga terjadi regenerasi pada daerah cedera tulang rawan tersebut. 4-7 Terapi sel punca (stem cell) untuk kerusakan tulang rawan sendi telah mulai dikembang- kan di Indonesia. Pada tahun 2009-2010 Departemen Orthopaedi dan Traumatologi FKUI/RSCM bekerja sama dengan Departe- men Orthopaedi National University Hos- pital Singapore dan Laboratorium ReGeniC melakukan uji validasi teknik dan kualitas isolasi dan perbanyakan sel punca mesen- kimal sebagai persiapan untuk prosedur im- plantasi sel punca pada penderita kerusakan tulang rawan sendi. 2,8 Saat ini Departemen Orthopaedi dan Traumatologi FKUI/RSCM bekerja sama dengan Laboratorium ReGeniC melakukan uji klinis transplantasi sel punca mesenkimal autolog pada beberapa pende- rita cedera tulang rawan sendi lutut dengan kelompok umur 15-55 tahun. Dua orang pen- derita berusia 22 dan 25 tahun dengan diag- nosis cedera tulang rawan sendi lutut telah diterapi dengan terapi sel punca mesenkimal autolog yang didahului oleh tindakan bedah minimal invasif berupa microfracture dengan bantuan alat artroskopi sehingga luka ope- rasi yang ditimbulkan hanya dua luka kecil berukuran ± 0,5 cm. Sumsum tulang sebagai sumber sel punca mesenkimal diambil mela- lui aspirasi sederhana dari krista iliaka. Sel punca mesenkimal yang telah diperbanyak hingga mencapai jumlah tertentu disuntik- kan secara intraartikular pada sendi lutut di poliklinik rawat jalan tanpa prosedur pembe- dahan lagi. Prosedur terapi sel ini merupakan pengembangan dari teknik sebelumnya ka- rena menggunakan teknik artroskopi (teknik bedah minimal invasif ) dan implantasi sel dilakukan dengan injeksi intraartikular se- hingga pasien tidak harus menjalani prose- dur pembedahan. Evaluasi klinis dan radiologis (MRI) pada kedua pasien pasca-implantasi sel punca menunjuk- kan hasil baik, yaitu tidak ada keluhan nyeri dan tampak pertumbuhan tulang rawan pada pencitraan MRI. Dengan demikian prosedur ini diharapkan dapat menjadi alternatif terapi yang menjanjikan pada cedera tulang rawan (Gambar). Implantasi Sel Punca Mesenkimal Autolog pada Cedera Tulang Rawan Sendi Lutut Vita Kurniati Lubis 1 , Andri M.T. Lubis 2 , Yuyus Kusnadi 3 , Lakshmi Sandhow 3 , Maurin Merlina 3 1 Innogene Kalbiotech Pte. Ltd., Jakarta, Indonesia 2 Departemen Orthopaedi dan Traumatologi, FKUI/RSCM, Jakarta, Indonesia 3 Stem Cell and Cancer Institute, Jakarta, Indonesia CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 463 CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 463 6/8/2012 2:34:52 PM 6/8/2012 2:34:52 PM

Upload: lyhuong

Post on 07-Feb-2018

314 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Implantasi Sel Punca Mesenkimal Autolog pada Cedera … Sel Punca... · Kerusakan tulang rawan sendi lutut yang cu-kup dalam tidak dapat sembuh sendiri kare-na sel-sel jaringan tulang

463

TEKNIK

CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012

Osteoartritis (OA) atau radang sendi merupa-kan penyakit yang disebabkan oleh rusaknya dan hilangnya tulang rawan sendi yang ber-peran sebagai bantalan antartulang pada sendi. Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling sering ditemukan dan terutama menyerang sendi-sendi besar penopang be-rat badan seperti sendi lutut. Messner dkk. melaporkan bahwa riwayat cedera tulang rawan dapat meningkatkan risiko menderita osteoartritis lebih awal. Osteoartritis dapat digolongkan menjadi osteoartritis primer dan sekunder. Pada OA primer, proses degene-ratif dianggap sebagai penyebab karena pada umumnya penderita berusia di atas 40 tahun. Selain itu, faktor genetik serta faktor mekanik atau metabolik seperti hemofi li, peradangan sendi akibat rematik atau infeksi bakteri, dis-plasia sendi, trauma sendi lutut, juga berperan pada OA primer. Osteoartritis yang disebab-kan oleh penyakit atau kondisi lain ini disebut OA sekunder. Orang-orang yang berisiko ting-gi terhadap penyakit ini adalah yang memiliki pekerjaan yang melibatkan gerak penekukan lutut berulang, berdiri terlalu lama, mengang-kat beban berat atau kegiatan rutin lain yang menambah beban pada sendi lutut. Obesitas juga diduga merupakan faktor risiko terutama pada wanita.1,2

Keluhan yang paling sering ditemukan pada cedera tulang rawan adalah rasa nyeri yang disebabkan oleh gesekan antar tulang akibat hilangnya bantalan tulang rawan, dan keka-kuan sendi. Keluhan ini dapat mengganggu gerak sendi saat berjalan sehingga dapat mengurangi kualitas hidup penderitanya. Se-lain itu, jika dibiarkan akan terjadi peradangan yang berlanjut menjadi OA, yang pada tahap lanjut akan mengakibatkan perubahan ben-tuk sendi. Apabila telah terjadi perubahan

bentuk maka sendi lutut tersebut harus di-ganti dengan protesis agar penderita dapat melakukan aktivitasnya secara lebih baik.1,2

Kerusakan tulang rawan sendi lutut yang cu-kup dalam tidak dapat sembuh sendiri kare-na sel-sel jaringan tulang rawan pada sendi lutut mempunyai kemampuan rendah untuk memperbaiki diri sendiri. Karena itu, diperlu-kan tindakan dari luar untuk membantu per-baikan tulang rawan, misalnya tindakan bedah (microfracture, drilling) atau transplantasi sel tulang rawan (kondrosit) autolog (autologous Chondrocyte Implantation).2,3

Saat ini telah dikembangkan prosedur terapi sel menggunakan sel punca mesenkimal (mesenchymal stem cells). Sel punca mesen-kimal memiliki kemampuan untuk berdife-rensiasi menjadi sel-sel tulang, tulang rawan, lemak atau jaringan ikat. Sel punca mesen-kimal dapat diperoleh dari sumsum tulang penderita yang umumnya diambil melalui aspirasi tulang krista iliaka. Sel punca me-senkimal diisolasi dari aspirat sumsum tulang tersebut dan kemudian diperbanyak jumlah-nya di laboratorium. Setelah itu sel-sel punca tersebut diimplantasikan ke daerah yang mengalami kerusakan. Sel punca yang diim-plantasikan tersebut diharapkan akan berdife-rensiasi menjadi sel tulang rawan sehingga terjadi regenerasi pada daerah cedera tulang rawan tersebut.4-7

Terapi sel punca (stem cell) untuk kerusakan tulang rawan sendi telah mulai dikembang-kan di Indonesia. Pada tahun 2009-2010 Departemen Orthopaedi dan Traumatologi FKUI/RSCM bekerja sama dengan Departe-men Orthopaedi National University Hos-pital Singapore dan Laboratorium ReGeniC

melakukan uji validasi teknik dan kualitas isolasi dan perbanyakan sel punca mesen-kimal sebagai persiapan untuk prosedur im-plantasi sel punca pada penderita kerusakan tulang rawan sendi.2,8 Saat ini Departemen Orthopaedi dan Traumatologi FKUI/RSCM bekerja sama dengan Laboratorium ReGeniC melakukan uji klinis transplantasi sel punca mesenkimal autolog pada beberapa pende-rita cedera tulang rawan sendi lutut dengan kelompok umur 15-55 tahun. Dua orang pen-derita berusia 22 dan 25 tahun dengan diag-nosis cedera tulang rawan sendi lutut telah diterapi dengan terapi sel punca mesenkimal autolog yang didahului oleh tindakan bedah minimal invasif berupa microfracture dengan bantuan alat artroskopi sehingga luka ope-rasi yang ditimbulkan hanya dua luka kecil berukuran ± 0,5 cm. Sumsum tulang sebagai sumber sel punca mesenkimal diambil mela-lui aspirasi sederhana dari krista iliaka. Sel punca mesenkimal yang telah diperbanyak hingga mencapai jumlah tertentu disuntik-kan secara intraartikular pada sendi lutut di poliklinik rawat jalan tanpa prosedur pembe-dahan lagi. Prosedur terapi sel ini merupakan pengembangan dari teknik sebelumnya ka-rena menggunakan teknik artroskopi (teknik bedah minimal invasif ) dan implantasi sel dilakukan dengan injeksi intraartikular se-hingga pasien tidak harus menjalani prose-dur pembedahan.

Evaluasi klinis dan radiologis (MRI) pada kedua pasien pasca-implantasi sel punca menunjuk-kan hasil baik, yaitu tidak ada keluhan nyeri dan tampak pertumbuhan tulang rawan pada pencitraan MRI. Dengan demikian prosedur ini diharapkan dapat menjadi alternatif terapi yang menjanjikan pada cedera tulang rawan (Gambar).

Implantasi Sel Punca Mesenkimal Autologpada Cedera Tulang Rawan Sendi Lutut

Vita Kurniati Lubis1, Andri M.T. Lubis2, Yuyus Kusnadi3, Lakshmi Sandhow3, Maurin Merlina3

1Innogene Kalbiotech Pte. Ltd., Jakarta, Indonesia2Departemen Orthopaedi dan Traumatologi, FKUI/RSCM, Jakarta, Indonesia

3Stem Cell and Cancer Institute, Jakarta, Indonesia

CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 463CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 463 6/8/2012 2:34:52 PM6/8/2012 2:34:52 PM

Page 2: Implantasi Sel Punca Mesenkimal Autolog pada Cedera … Sel Punca... · Kerusakan tulang rawan sendi lutut yang cu-kup dalam tidak dapat sembuh sendiri kare-na sel-sel jaringan tulang

464

TEKNIK

CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012

Prosedur implantasi sel punca intraartikular (Dikutip seizin: Dr. dr. Andri M.T. Lubis, SpOT dan Laboratorium ReGeniC)

DAFTAR PUSTAKA

1. Felson DT, Lawrence RC, Dieppe PA, Hirsch R, Helmick CG, Jordan JM, et al. Osteoarthritis: New insights. Part 1: The disease and its risk factors. Ann Intern Med. 2000;133(8):635-46.

2. Hui JHP, Marchie A. Current management of cartilage defect: A review. APLAR J Rheum. 2003;6:170-7.

3. Redman SN, Oldfi eld SF, Archer CW. Current strategies for articular cartilage repair. Eur Cells Mater. 2005;9:23-32.

4. Pountos I, Corscadden D, Emery P, Giannoudis PV. Mesenchymal stem cell tissue engineering: techniques for isolation, expansion and application. Injury 2007;38:S23-33.

5. Dominici M, Le Blanc K, Mueller I, Slaper-Cortenbach I, Marini F, Krause D, et al. Minimal criteria for defi ning multipotent mesenchymal stromal cells. The International Society for Cellular

Therapy position statement. Cytotherapy 2006;8(4):315-7.

6. Horwitz EM, Le Blanc K, Dominici M, Mueller I, Slaper-Cortenbach I, Marini FC, et al. Clarifi cation of the nomenclature for MSC: the International Society for Cellular Therapy position state-

ment. Cytotherapy 2005;7(5):393-5.

7. Koga H, Engebretsen L, Brinchmann JE, Muneta T, Sekiya I. Mesenchymal stem cell-based therapy for cartilage repair: A review. Knee Surg Sports Traumatol Arthrosc. 2009;17(11):1289-

97.

8. Nejadnik H, Hui JH, Feng Choong EP, Tai BC, Lee EH. Autologous bone marrow-derived mesenchymal stem cells versus autologous chondrocyte implantation: an observational cohort

study. Am J Sports Med. 2010;38(6):1110-6.

Aspirasi sumsum tulang krista iliaka dan tindakan microfracture dengan alat artroskopi

Isolasi dan perbanyakan sel punca mesenkimal dari sumsum tulang iliaka

Penyuntikan sel punca mesenkimal pasien pada sendi lutut

Kultur hari ke-9

Kultur hari ke-2B

CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 464CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 464 6/8/2012 2:34:59 PM6/8/2012 2:34:59 PM