RAS

DUKUNGAN DAN AGENDA RISTEK UNTUK DUKUNGAN DAN AGENDA RISTEK UNTUK PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TEKNOLOGI SEL PUNCATEKNOLOGI SEL PUNCA

DUKUNGAN DAN AGENDA RISTEK UNTUK DUKUNGAN DAN AGENDA RISTEK UNTUK PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TEKNOLOGI SEL PUNCATEKNOLOGI SEL PUNCA

RISTEK

Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Disampaikan pada Seminar Sehari ASPI: Sel Punca, Potensi dan Pemanfaatannya, Jakarta 25 Oktober 2008

Disampaikan pada Seminar Sehari ASPI: Sel Punca, Potensi dan Pemanfaatannya, Jakarta 25 Oktober 2008

ROY SPARRINGA

RAS

Isu Strategis

Sinergi ABG

Agenda Ristek

Kesimpulan dan

Saran

AGENDAAGENDA

RAS

ISU STRATEGIS R&D SEL PUNCA ISU STRATEGIS R&D SEL PUNCA ISU STRATEGIS R&D SEL PUNCA ISU STRATEGIS R&D SEL PUNCA

11

RAS

ISU STRATEGIS R&D SEL PUNCA ISU STRATEGIS R&D SEL PUNCA ISU STRATEGIS R&D SEL PUNCA ISU STRATEGIS R&D SEL PUNCA

• Etika• Regulasi• Fokus penelitian• SDM• Fasilitas• Pendanaan• HKI• Sinergi ABG

ETIKA

• Iptek untuk mengungkap “what is possible – what we can do”.

• Iptek bukan untuk mengungkap “what is right – what we should do”

• Maka dari itu aplikasi teknologi sel punca membutuhkan ethical system.

• Referensi mengenai etika penelitian sel punca dapat merujuk Komisi Bioetika Nasional.

Opini masyarakat AS

The Gallup Organization, “Society’s Moral Boundaries,” May 16, 2005

Worldwide Stem Cell Regulations

• 2003- Puerto Rico mengajukan proposal untuk melarang reproductive and research cloning, namun ditentang oleh Inggris dan beberapa negara, sehingga direncanakan untuk dibahas pada Tahun 2004.

• 2004 – Gagal untuk dibahas

REGULASI

Embryonic Reproductive Cloning Laws Worldwide

32 Negara melarang reproductive cloning

Embryonic Research Cloning Laws Worldwide

21 negara melarang embryonic research cloning

Four Policy Options-Stem Cell Research

• The Restrictive Option: Prohibits human embryo research; does not explicitly permit research with existing human embryonic stem cell lines (shown in red)

• The Permissive Option: Accepts the production of human embryos for research purposes through in vitro fertilization and/or nuclear transfer (cloning) (shown in green)

• The Moderate Option: Permits the derivation of new human embryonic stem cell lines but only through the use of remaining embryos from infertility clinics (shown in blue)

• The Compromise Option: Permits research with existing human embryonic stem cell lines but not the derivation of new stem cell lines through the destruction of human embryos (shown in yellow)

Disimpulkan dari LeRoy Walters (2007) Lihat gambar berikut

The European Union

Restrictive

Permissive

Moderate

Compromise

The Middle East and the Persian Gulf

Permissive

Moderate

AFRICA

Moderate

ASIA

Permissive

Moderate

Australia and New Zealand

South America

Moderate

North America (Outside the US)

Moderate

USA

Restrictive

Permissive

Moderate

RAS

REGULASI SEL PUNCA - Indonesia

• KLINISPedoman Penyelenggaraan Pelayanan Sel Punca telah dibuat oleh Tim Nasional Sel Punca Indonesia

• PENELITIAN Peraturan panduan penelitian sel punca belum disusun. Diharapkan para peneliti sel punca (ASPI) dapat memberikan masukan untuk penyusunan pedoman tersebut kepada KNRT.

Fokus Penelitian

RAS

• Banyak bidang R&D sel punca yang menarik untuk dilakukan di Indonesia.

• Faktor pembatas utama adalah SDM, fasilitas, teknologi yang dikuasai, regulasi, dan dana.

• Sebaiknya R&D difokuskan pada bidang aplikatif yang layak untuk dikembangkan dan banyak dibutuhkan masyarakat

THE PROMISE OF STEM CELL RESEARCH

Current Clinical Uses of Adult Stem Cells

• Cancers—Lymphomas, multiple myeloma, leukemias, breast cancer, neuroblastoma, renal cell carcinoma, ovarian cancer

• Autoimmune diseases—multiple sclerosis, systemic lupus, rheumatoid, arthritis, scleroderma, scleromyxedema, Crohn’s disease

• Anemias (incl. sickle cell anemia)• Immunodeficiencies—including human gene therapy• Bone/cartilage deformities—children with osteogenesis imperfecta• Corneal scarring-generation of new corneas to restore sight• Stroke—neural cell implants in clinical trials• Repairing cardiac tissue after heart attack—bone marrow or muscle stem• cells from patient• Parkinson’s—retinal stem cells, patient’s own neural stem cells, injected• growth factors• Growth of new blood vessels—e.g., preventing gangrene• Gastrointestinal epithelia—regenerate damaged ulcerous tissue• Skin—grafts grown from hair follicle stem cells, after plucking a few hairs• from patient• Wound healing—bone marrow stem cells stimulated skin healing• Spinal cord injury—clinical trials currently in Portugal, Italy, S. Korea

Kemampuan Peneliti

RAS

• Saat ini belum ada pemetaan kemampuan secara komprehensif mengenai kemampuan peneliti dalam bidang sel punca di Indonesia

• Track record para peneliti?• Kerjasama antar peneliti?• Output / outcome?• Mimpi mereka?

Fasilitas Penelitian

RAS

• Saat ini belum ada informasi fasilitas penelitian sel punca secara komprehensif di Indonesia

• Mungkinkah lembaga penelitian membuka diri untuk saling bekerjasama dalam collaborative infrastructure network?

• Terbentuknya jejaring akan memberikan akses para peneliti sel punca untuk mendayagunakan sumberdaya yang dimiliki Indonesia.

• Jejaring ini adalah salah satu bentuk nyata dari kerjasama ABG

HKI• Paten / HKI sel punca yang menggunakan

hESCs di negara maju cukup kompleks.• Metode dalam medical treatment tidak dapat

dipatenkan (misalnya di New Zealand) yang berimplikasi pada stem cell-based therapies.

• HKI merupakan salah satu kendala dalam komersialisasi hasil R&D sel punca.

• Untuk itu perlu mengikuti perkembangan yang kompleks dan cepat ini

RAS

RAS

PENDANAAN

• Dana penelitian dari pemerintah melalui program insentif*

• Insentif bagi Badan Usaha (PP 35 / 2007): perlu model success story

• Industri

• Konsorsium?

* Insentif penelitian sel punca mulai 2009 (bottom up) dan 2010 (mulai semi top down)

RAS

PP 35 / 2007

Pengalokasian Sebagian Pendapatan Badan Usaha untuk Peningkatan Kemampuan Perekayasaan, Inovasi, dan Difusi Teknologi

Insentif pemerintah untuk Badan Usaha

RAS

Tata cara permohonan insentif

MENTERIMENTERIMENTERIMENTERI

INSTANSI PEMERINTAHINSTANSI PEMERINTAH

YANG BERWENANGYANG BERWENANG

INSTANSI PEMERINTAHINSTANSI PEMERINTAH

YANG BERWENANGYANG BERWENANG

BADAN USAHABADAN USAHABADAN USAHABADAN USAHA

TIM PENGKAJI DAN PENILAITIM PENGKAJI DAN PENILAITIM PENGKAJI DAN PENILAITIM PENGKAJI DAN PENILAI

PP 35/2007, Pasal 8,9,10,11,12)PP 35/2007, Pasal 8,9,10,11,12)PP 35/2007, Pasal 8,9,10,11,12)PP 35/2007, Pasal 8,9,10,11,12)

1

23

4 4

5 6

1. Badan usaha mengajukan proposal untuk rekomendasi insentif

2. Meminta saran dan pertimbangan

3. Menyampaikan saran dan pertimbangan

4. Memberikan persetujuan dan penolakan kepada badan usaha, serta memberikan tembusan kepada instansi yang berwenang.

5. Badan usaha mengajukan permohonan insentif

6. Instansi berwenang memberikan insentif kepada badan usaha

RAS

SINERGI ABGSINERGI ABGSINERGI ABGSINERGI ABG

22

RAS

SINERGI ABGSINERGI ABGSINERGI ABGSINERGI ABG

A B G

AKADEMISI

PEBISNIS

PEMERINTAH

AcademicBusiness

Government

How to improve?

APLIKASI SEL PUNCA

A B G

Research enhancement

Industry, health institution and market access

Opportunity structure

• R & D

• Engineering, Innovation and diffusion.

• R & D

• Engineering, Innovation and diffusion.

• Development and utilization by industry and health institution

• Development and utilization by industry and health institution

• Providing regulatory framework to strengthen the empowerment (human, research, health institute, industry)

• Providing regulatory framework to strengthen the empowerment (human, research, health institute, industry)

RAS

• Mendayagunakan peran ABG.• Memecahkan masalah isu strategis melalui

kerjasama ABG secara bertahap dengan skala prioritas.

• Memerlukan leadership yang kuat dan memperkuat jejaring antar simpul ABG yang relevan.

• Membangun komitmen ABG.• Menyiapkan program sinergis melalui riset yang

terencana, terukur dan berorientasi pada tujuan yang spesifik (Objective Oriented Project Planning).

• Membuat rencana menjadi aksi sesungguhnya.

ABG synergy: How to make happen?

RAS

AGENDA RISTEKAGENDA RISTEKAGENDA RISTEKAGENDA RISTEK

33

RAS

AGENDA RISTEKAGENDA RISTEK

Immediate SHORT TERM MEDIUM TERM

2009 2010 2014

?? ??Riset insentif

Road MapRenstra

Draft RPJMN

2008

Pelaksanaan R&D Sel Punca, sesuai dengan RPJMN 2010-2014

Objective Oriented Project Planning

Analisis situasi

RAS

Mengapa Road Map Penelitian Pengembangan dan Penerapan Sel Punca diperlukan?

UNTUK:• Keterpaduan• Peningkatan akselerasi• Prioritas program• Identifikasi untuk sinergi ABG• Dukungan pemerintah

Mengapa Road Map Penelitian Pengembangan dan Penerapan Sel Punca diperlukan?

UNTUK:• Keterpaduan• Peningkatan akselerasi• Prioritas program• Identifikasi untuk sinergi ABG• Dukungan pemerintah

RAS

Indonesia SehatIndonesia SehatOVERALL G

OAL

OBJECTIVESOBJECTIVES

COMPONENT OBJECTIVESCOMPONENT OBJECTIVES

EXPECTED OUTPUTSEXPECTED OUTPUTS

ACTIVITIESACTIVITIES

Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Sel Punca di Indonesia berkembang

Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Sel Punca di Indonesia berkembang

Goal

Sektor lain

Sektor lain

Sektor lain

Sektor lain

Contoh

RAS

ObjectivesObjectivesComponent Objectives

Component Objectives

OutputsOutputs

ActivitiesActivities

GOALGOAL

Perlu Kerangka

Kerja Logis

RAS

Logframe matrix structure and sequence for completion

Project description

Indicator Means of verification

Assumptions

Goal

Objective

Component objectives

Outputs

Activities

PreconditionsMelalui kerangka kerja logis diharapkan arah R&D jelas, keberhasilan terukur, sinergi ABG terjadi, pemanfaatan sumberdaya optimal

RAS

KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARAN

44

RAS

Regulation?

Regulation?

Resea

rch

faci

lity

Resea

rch

faci

lity

11

Hum

an

reso

urce

s?

Hum

an

reso

urce

s?

Ince

ntiv

e sy

stem

?

Ince

ntiv

e sy

stem

?

Tech

nolo

gy?

Tech

nolo

gy?

R&D

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN R&D TEKNOLOGI SEL PUNCA

Priority?

22 33 44 55 66 77

Tran

sfer

of

tech

nolo

gy?

Tran

sfer

of

tech

nolo

gy?

Capac

ity

build

ing?

Capac

ity

build

ing?

88 99

Network

ing?

Network

ing?

Res

earc

h fo

cus

Res

earc

h fo

cus

Leverage?

KESIMPULAN

RAS

• Knowing is not enough; we must apply

• Willing is not enough; we must do

Johann von Goethe(28 Aug 1749 - 22 March 1832)

SARAN

RAS

RISTEK

State Ministry of Research and Technology, Republic of Indonesia

Deputy for Research, Science and Technology DevelopmentAssistant Deputy for Medical and Health Sciences

BPPT Building II, 8thFl. Jl MH Thamrin 8, Jakarta 10340INDONESIA

Tel: +62 21 3169292, +62 21 3169286; Fax: +62 3102014E mail: ad-pkk@ristek.go.id; sparringa@ristek.go.id

State Ministry of Research and Technology, Republic of Indonesia

Deputy for Research, Science and Technology DevelopmentAssistant Deputy for Medical and Health Sciences

BPPT Building II, 8thFl. Jl MH Thamrin 8, Jakarta 10340INDONESIA

Tel: +62 21 3169292, +62 21 3169286; Fax: +62 3102014E mail: ad-pkk@ristek.go.id; sparringa@ristek.go.id