‘iedh al-fithri menguatkan kendali politik … filepolitik bermarwah 1 oleh: ... 2 guru besar ilmu...
TRANSCRIPT
‘IEDH AL-FITHRI MENGUATKAN KENDALI POLITIK BERMARWAH 1
Oleh: Arifuddin Ahmad 2
كاتو وبر هللا ورمحة عليكم السالم بسم ميحرلا نمحرلا هللا
لهعهبادهههالصاحلههيالذهي لله احلمد يافة األعيادهضه م أيا يام لهمن عهيدا الي وم ىذا جعلو ,حرمالصاهلة قام منله وغ فران رمضان صام سحر لهمن وب ركة رمضان لي للا اهل اهلو ل ان اشهد .رمضان فهه م مدا ان واشهد .قدير شيئ ك ل على وى و احلمد ، ولو الم لك لو لو ، شرهيك ل وحده عبد ب ورس ول و
اه ىذا على وسلاهم صلاه الله م . يلهلعامله رحة ع وث امل رسلهي األنمه خيه الكرهيه النبه
وامل
يك م .والعائهداته العائهد ون اي ها ب عد ، اما .أجعهي وأصحابهوه آلهوه وعلى ي ا وصه للاه وىبهت ق ون فسه ت ق ون فاز ف قد
وأن ت م إهل ت وت ن ول ت قاتهوه حق الل ات ق وا ءامن وا الذهين يأي ها : ت عال للا قال .املرا اكب ر للا اكب ر للا اكب ر للا .م سلهم ون را لله واحلمد كبهي يل ب كرة للاه وس بحان كثهي اهلو ل .واصه
ن عب د ول للا اهل اهلو ل .وحده الحزاب وىزم واعزج نده عبده ونصر وعده صدق وحده للا اهله اهل ي اهي نافهق ونا كرهه ولو الداهين لو م لهصه
.مل
‘Âidîn ‘âidât yang berbahagia Hari ini 1 Syawal 1439 H., kita kembali merayakan ‘Îd al-
Fithri (baca: Idul Fitri), yakni kembali fithri atau makan setelah
sebulan penuh dapat mengendalikan kebutuhan fa’ali, terutama pada
siang hari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari sebagai
upaya menguatkan dimensi insaniah serta kembali fitrah atau suci
dari dosa setelah sebulan penuh mengendalikan kebutuhan hawa
1 Khutbah ‘Id al-Fithri, disampaikan di Lapangan Universitas Muhamamdiyah Makassar,
1 Syawal 1439 H./15 Juni 2017 M.
2 Guru Besar Ilmu Hadis dan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin
Makassar.
2
nafsu sebagai upaya menguatkan dimensi Ilahiah; Idul Fitri juga
merupakan hari kemenangan yang ditandai dengan bergemanya
takbîr, tahmîd, tasbîh dan tahlîl sebagai wujud kesadaran dalam
membesarkan, memuji, menyucikan dan mengesakan Allah swt.
karena Dialah satu-satunya yang pantas dibesarkan, dipuji,
disucikan, dan diesakan.
Salam dan taslim kita haturkan kepada junjungan Nabiyyullâh
Muhammad saw. beserta keluarga dan para sahabat serta seluruh
umatnya, sebagai bukti kecintaan untuk mengikuti dan meneladani
sifat-sifat mulia beliau dalam menegakkan kalimat Allah dalam
bingkai kerisalahan dan kerahmatan; beliau telah mencontohkan
model kehidupan yang ideal di bawah naungan Al-Qur’an, uswah
hasanah; dengan kekokohan iman, ketaatan beribadah serta
keindahan akhlak, beliau menyerukan dan membuktikan Islam
sebagai rahmat yang bersifat universal, syamil dan kamil, meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia, baik berkaitan dengan kehidupan
pribadi dan keluarga (individual); sosial kemasyarakatan (sosial),
maupun sosial budaya (kultural) serta politik dan pemerintahan
(struktural).
احلمد هلل و أكرب هللا أكرب هللا Hadirin yang berbahagia
Mencermati suasana bulan suci Ramadhan 1439 H, syahr al-
mubarak yang bertepatan dengan tahun politik, di mana ada 171
daerah yang akan melaksanakan pilkada serentak, terdiri dari 17
provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten, Alhamdulillah! kendali politik
relatif masih bermarwah atau bermartabat, bahkan materi dakwah
yang disampaikan oleh para muballigh umumnya mengandung
pesan kedamaian dan harmoni untuk mewujudkan kondisi yang
3
tetap stabil dan kondusif. Meskipun, ada juga yang secara cerdas
dapat mengemas sosialisasi paslon dalam bentuk buka bersama atau
semacamnya.
Namun di sisi lain, pelaksanaan ibadah yang kita lakukan
umumnya masih lebih berorientasi mengejar keutamaan, fadhilah
berupa pahala yang berlipatganda dan/atau mengugurkan
kewajiban sehingga belum signifikan memengaruhi perilaku
keseharian kita, semoga yang hadir pada lapangan Unismuh tidak
termasuk di dalamnya. Kemaksiatan dan kemunkaran, seperti
pencurian, dan perampokan; perzinahan; perkelahian; dan
pembunuhan serta berbagai bentuk kezaliman lainnya, masih
memadati pemberitaan, baik di media cetak maupun elektornik.
Alhamdulillah, Ramadhan 1439 H baru saja berlalu. Ia
dihadirkan oleh Allah Swt sebagai salah satu paket training dengan
durasi sebulan penuh bertujuan meningkatkan ketaqwaan kepada
Allah Swt (QS al-Baqarah:183) dan berfungsi sebagai benteng atau
perisai serta diharapkan dapat membentuk karakter atau akhlaq al-
karimah sekaligus mengembalikan fitrah kemanusiaan kita. Insya
Allah dengan kembalinya kefitrahan, kita akan senantiasa dekat
dengan Allah Swt dan dekat dengan sesama manusia.
Mengembalikan kefitrahan akan memudahkan menjaga kendali
perilaku kita, termasuk kendali untuk mewujudkan politik yang
bermarwah.
Sebagai benteng atau kendali perilaku, puasa telah melatih
kita beberapa hal sebagaimana ditegaskan Rasulullah saw, antara
lain:
4
ى ر علي وهوس لم،ق الل الصاه يام ج ن ةف لعنأبه عنو ،أنرس ولاللهص لىللا يالل ي رةرضهص ائهمم رت يه ام ر ؤقات ل و أوش اتو ف لي ق للإهماه ه ل،وإهنه وال ذهين فسه يبهي دههه.ي رف ول
طعام و وش رابو وش هوتو مه نل ي ت ر ك المهس كه عهنداللهت عالمهنرهيحه أطيب الصائهمه فمه ل وف ا وأنأجزهيبهوهواحلسنة بهعشرهأمثاله يام له رواهالبخارى أجلهيالصاه
Dari Abu Huraerah r.a: Bahwasanya Rasulullah saw telah bersabda: “Puasa adalah benteng, maka dari itu jangan berbuat rafats dan bertindak bodoh; Jika seseorang mengajak perang atau mengajak bertengkar, katakanlah aku sedang shaum hingga dua kali. Demi zat yang ditangan-Nya diriku, hembusan mulut orang shaum di sisi Allah lebih harum dibanding parfum kasturi. Dia meninggalkan makan, minum dan menahan syahwatnya karena Aku (Allah). Shiam untuk-Ku dan Aku memberinya pahala. Kebaikan dinilai sepuluh kali lipat.” HR. al-Bukhari
Berdasarkan hadis di atas, setidaknya ada tiga pelatihan
mendasar agar kita memiliki kendali, termasuk kendali untuk
mewujudkan politik bermarwah, yakni: (1) pengendalian perilaku,
(2) pengendalian emosi, dan (3) pengendalian pemenuhan
kebutuhan fa’ali.
1. Mengendalikan Perilaku
Frase: ه ل ي رف ول maka jangan berbuat rafats dan“ ف ل
bertindak bodoh”, menunjukkan bahwa puasa melatih kita untuk
dapat mengendalikan perkataan/perbuatan yang ‘nyerempet’ porno
apalagi perzinahan serta tidak bertindak bodoh, termasuk
perkataan/perbuatan yang tidak berguna, termasuk permainan yang
sia-sia apalagi yang sudah terlarang.
Dalam riwayat lain, Abu Huraerah ra melaporkan bahwa
Rasulullah saw pernah menyampaikan:
5
،فإهنسابكأحدأوجهه يام مهناللغوهوالرف ه االصاه ،إهن والشربه يام مهناألكله لليسالصاهصائهم صائهم،إهماه عليكف لت ق للإهماه
“Puasa bukan sekedar menahan makan dan minum tetapi puasa juga menahan dari permainan yang sia-sia dan rafats. Dan, jika kamu dicela seseorang atau diganggu, maka katakan, saya berpuasa (2 kali).” HR. Ibnu Huzaemah, al-Hakim, dan al-Baihaqiy.
Kalau saja perilaku yang masih tergolong perbuatan/ucapan yang
sia-sia atau dosa kecil saat berpuasa kita mampu tinggalkan,
seharusnya perbuatan/ucapan yang dilarang apalagi dosa besar
seharusnya lebih mudah ditinggalkan. Bukan sebaliknya, karena
Ramadhan sudah berlalu dan tidak sedang berpuasa lagi, maka
kembali kepada kebiasaan semula, seperti salah satu kebijakan
pemerintah yang menutup THM di saat bulan Ramadhan ditutup,
tapi setelah lebaran di buka kembali. Jika, di dalam THM ada
perzinahan, maka seolah-olah di bulan Ramadhan dilarang berzina
dan kalau sudah lebaran boleh lagi kembali berzina. Naudzu bi Allah
min dzalik.
Di antara perilaku yang dilarang terkait dengan politik
adalah menyebarkan berita hoax, mengadu-domba, menfitnah,
meneror, dan mencela. Bahkan, Allah Swt dalam QS al-Hujurat: 6 –
13 menegaskan larangan-larangan tersebut, termasuk mencari-cari
kesalahan orang lain dan berghibah. Maka, dengan pelatihan
Ramadhan, khususnya ibadah puasa yang telah mendidik kita untuk
meninggalkan perilaku yang masih tergolong permainan yang sia-sia
atau dosa kecil, diharapkan dapat menjaga perilaku, termasuk yang
dapat menodai politik bermarwah.
6
2. Mengendalikan emosi
Frase:ص ائهم ام ر ؤقات ل و أوش اتو ف لي ق للإهماه Jika seseorang“ إهنه
mengajak perang atau mengajak bertengkar, katakanlah aku sedang
shaum”, menunjukkan bahwa puasa melatih kita untuk dapat
mengendalikan emosi saat berpuasa, yakni saat lapar dan haus
sekalipun. Hal ini dimaksudkan agar saat tidak puasa kita lebih
mudah mengendalikan emosi.
Bahkan, frase: س كه المه عهن داللهت ع المه نرهي حه أطي ب الص ائهمه ف مه ل ل وف “hembusan mulut orang shaum di sisi Allah lebih harum dibanding parfum kasturi”, dapat dipahami bahwa puasa melatih kita untuk bertutur kata yang baik, santun, dan beradab.
Perbuatan atau ucapan yang mudah menyuluh emosi,
khususnya yang terkait dengan politik antara lain adalah difitnah,
dicemooh, diteror, diadu-domba, apalagi diajak berkelahi. Dengan
pelatihan selama sebulan penuh diharapkan mampu membentuk
karakter kita sebagai seorang yang memiliki kendali emosi sehingga
tidak mudah tersuluh amarah yang dapat merusak hubungan dengan
sesama, termasuk dengan rival politik atau sesama pendukung
paslon, apalagi suami isteri bertengkar hanya karena perbedaan
pilihan dalam pilkada serentak yang akan berlangsung bulan ini,
tepatnya 27 Juni 2018.
3. Mengendalikan kebutuhan fa’ali
Frase: طعام و وش رابو وش هوتو مه نأجله ي dia meninggalkan” ي ت ر ك
makan, minum dan menahan syahwatnya karena Aku (Allah)”,
menunjukkan bahwa puasa melatih kita untuk dapat mengendalikan
pemenuhan kebutuhan dasar yang bersifat fa’ali, yaitu anatomi
7
kebutuhan tubuh kita untuk mempertahanan hidup, terutama
makan, minum, dan seks yang dilakukan semata karena Allah Swt.
Ketentuan puasa adalah menahan makan, minum, dan hubungan
seksual mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenam matahari,
yakni, sesuatu yang pada asalnya merupakan milik dan halal bagi
kita karena makan, minum, dan seks yang asalnya dilarang atau
haram tetap berlaku, baik di kala puasa maupun sedang tidak puasa.
Hal ini dimaksudkan agar orang yang berpuasa terlatih memiliki
kendali dalam memenuhi kebutuhan fa’ali-nya, yakni kalau saja yang
halal dan merupakan milik sendiri dapat dikendalikan semoga yang
bukan milik kita dan dilarang lebih mudah dikendalikan.
Dalam kaitannya dengan politik bermarwah, salah satu
pelanggaran yang sering ditemukan dalam sistem perpolitikan kita
adalah gampang dibujuk dengan sembako atau money politik dan
bahkan perempuan cantik padahal kita sudah tahu kalau hal itu
adalah dilarang. Bukankah menerima paket sembako dengan
perjanjian politik merupakan salah satu bentuk risywah atau
sogokan yang dilarang oleh ajaran agama Islam. Rasulullah saw
bersabda:
لعنث وبنقالل لعنرس ول يوالرائهش ي عنه يوالم رتشه للاهصلىللا عليوهوسلمالراشهن ه ما يب ي رواهاحد.الذهييشه
“Dari Tsawban, dia berkata: Rasulullah saw mengutuk orang yang memberi sogok dan yang menerimanya serta mereka yang menjadi perantara “.(H.R. Ahmad)
Jika saat berpuasa mampu mengendalikan diri dalam
pemenuhan kebutuhan fa’ali karena didasari oleh keimanan dan
ihtisab, maka seharusnya sogokan pun dapat kita hindari jika dalam
8
memenuhi kebutuhan kita pasca Ramadhan tetap didasari oleh
landasan iman dan ihtisab. Hari ini adalah hari raya makan (‘id al-
fithri) bahkan dilarang puasa, semoga kita kembali makan dan
kembali kepada kefitrahan dan dapat menjaga bahkan lebih
menguatkan kendali kita untuk tidak mengonsumsi sesuatu yang
dilarang termasuk money politik atau sembako politik.
Hadirin yang berbahagia احلمد هلل و أكرب هللا أكرب هللا
Hari ini adalah hari yang raya bagi orang-orang telah
mengembalikan kefitrahan dirinya dan meningkatkan kualitas iman
dan ketaqwaannya bahkan meraih predikat ketaqwaan melalui
training Ramadhan. Predikat ketaqwaan diharapkan mampu
menguatkan kendali kita, termasuk kendali politik bermartabat.
Bukankah kata taqwa berakar dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang
berarti memelihara, yakni menjaga diri agar selamat dunia dan
akhirat; melindungi sesuatu, yakni melindunginya dari berbagai hal
yang membahayakan dan merugikan. Secara istilah, taqwa berarti:
وي نواىواجتن ابللاإمتث الاألوام ر Yakni, mengikuti segala perintah Allah dan
menjauhi segala larangan-Nya. Inti ketaqwaan adalah kemampuan
mengendalikan diri untuk senantiasa menaati aturan, khususnya
aturan yang datangnya dari Allah Swt.
Dengan demikian, seseorang yang memiliki predikat
ketaqwaan seharusnya mampu menjaga seluruh ucapan dan
perilakunya yang menyalahi aturan Allah dan Rasul-Nya serta
pemerintah, termasuk aturan terkait dengan pilkada serentak. Insya
9
Allah dengan mematuhi aturan yang berlaku dengan dasar iman dan
ketaqwaan kita mampu mewujudkan politik bermarwah.
Untuk mengetahui tingkat ketaqwaan, kita dapat
mengukurnya berdasarkan beberapa indikator, baik yang terkait
dengan hubungan kita dengan pencipta, Allah Swt maupun dengan
sesama ciptaan-Nya, khususnya dengan sesama manusia. Bukankah
kunci kemuliaan, harkat dan martabat (marwah) ditentukan oleh
sejauh mana kita membangun hubungan yang baik dengan Allah Swt
dan hubungan yang harmonis dengan sesama, habl min Allah wa habl
min al-nas (QS Ali Imran: 112).
Beberapa indikator ketaqwaan, antara lain disebutkan di
dalam QS al-Baqarah:3-4, berbunyi:
وي قهيم ونالصلةومهارزق ناى مي نفهق ون لغيبه اأ نزهلإهلي ك.الذهيني ؤمهن ونبه والذهيني ؤمهن ونبهرةهى مي وقهن ونو لخه (4-3قرةلالب)ماأ نزهلمهنق بلهكوبه
“Yaitu, mereka yang beriman kepada yang ghaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezki yang Kami berikan kepadanya; dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya hari akhirat.”
Ayat di atas menunjukkan bahwa orang beriman adalah
orang yang melaksanakan shalat, berzakat, dan menjadikan Al-
Qur’an sebagai pedoman serta yakin akan adanya hari akhirat. Jika
indikator ini kita kaitkan dengan politik bermarwah, maka setiap
orang seharusnya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman
berperilaku dan perilakunya berdampak pada hari akhirat, sehingga
ia tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran. Dan, di sisi lain dapat
menjadi timbangan bagi pemilih untuk menentukan pilihannya,
10
yakni mereka yang melaksanakan shalat dan dermawan serta
berkomitmen menjalankan aturan Allah di dalam Al-Qur’an dan
yakin akan hari akhirat.
Adapun indikator ketaqwaan terkait hubungan dengan
sesama, antara disebutkan di dalam QS Ali Imran: 134-135,
berbunyi:
والل ه ب والع افهيع نهالن اسه الس راءهوالض راءهوالك افهمهيالغ ي ال ذهيني نفهق ونفهش ةأوفلم واأن ف س ه ماك ر وااللفاس ت غفر واله ذ ن و ههموم ن.الم حسه نهي وال ذهينإهااف عل وافاحه
رواعلىماف عل واوى مي علم ون ي صه ول الل الذن وبإهل (431-431)ي غفهر “(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan, (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzhalimi diri sendiri (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan, mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.”
Ayat di atas menunjukkan bahwa diantara ciri ketaqwaaan,
khususnya berkaitan dengan sesama, maka perlu menjaga menjalin
keharmonisan dengan membudayakan berinfaq, mengendalikan
amarah, pemaaf, dan berbuat ihsan serta segera mengingat Allah dan
beristighfar jika melakukan kesalahan atau dosa.
Budaya berinfaq, baik yang wajib seperti zakat maupun
yang dianjurkan, seperti sedekah di bulan Ramadhan mestinya tidak
berhenti dan bahkan tidak hanya diperlukan pada saat lapang, tetapi
juga dikala sempit. Sebab, orang-orang yang membutuhkan pun
tidak hanya butuh pada bulan Ramadhan saja – minimal bersedekah
dengan senyum yang ikhlas. Bukan orang yang mudah jika
11
menginginkan jabatan, yakni hanya pandai berbagi di saat dia dalam
keadaan terdesak dan bahkan berani meminjam uang untuk
dibagikan kepada mereka yang dianggap dapat menentukan jabatan,
tetapi jika sudah menduduki jabatan dan bahkan mendapatkan
pendapatan yang memadai maka dia menjadi kikir lagi sombong.
Naudzu billahi min dzalik.
Mengendalikan amarah. Kemampuan mengendalikan
amarah merupakan langkah awal untuk dapat memelihara
keserasian hubungan dengan sesama jika terjadi perselisihan dengan
pihak lain. Sikap seperti ini seringkali sulit diwujudkan karena ada
sifat kesombongan dan keangkuhan yang dimiliki. Sikap marah
mudah bangkit jika seseorang merasa lebih berkuasa daripada orang
lain terlebih lagi jika dalam keadaan lapar. Jika seseorang dapat
mengendalikan kemarahan dalam keadaan lapar (berpuasa)
semoga lebih mudah mengendalikan amarah jika tidak berpuasa
sekalipun dalam suasana suhu politik memanas.
Pemaaf. Kemampuan memaafkan orang lain adalah langkah
kedua setelah kemampuan mengendalikan amarah. Kata maaf
berasal dari bahasa Al-Qur’an yang berarti “menghapus” karena yang
memaafkan menghapus bekas-bekas luka di hatinya. Bukanlah
memaafkan, apabila masih ada tersisa bekas luka di dalam hati, bila
masih ada dendam yang membara, termasuk dendam politik. Jika
bekas masih ada tersisa, maka itu menunjukkan bahwa apa yang
dilakukan baru sampai pada tahap menahan amarah. Itu sebabnya,
maka seseorang yang memohon maaf dari orang lain agar terlebih
dahulu menyesali perbuatannya, bertekad untuk tidak
melakukannya lagi, serta memohon maaf sambil mengembalikan hak
12
yang pernah diambilnya itu. Menjadi pemaaf jauh lebih bermarwah
dan mendatangkan kemaslahatan serta menjauhkan berbagai
kerugian dan petaka yang membahayakan.
Berbuat ihsan. Untuk membuktikan ketaqwaan kita, maka
belum lengkap jika hanya gemar berderma, menahan amarah dan
pemaaf, tetapi seseorang harus dapat berbuat baik terhadap sesama.
Hari ini salah satu momentum untuk saling memafkan dan bahkan
dapat berbuat ihsan, termasuk kepada mereka yang telah mencela
atau menfitnah atau lainnya. Itulah sebabnya mengapa Allah
menutup ayat ini dengan menggunakan sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat ihsan, karena sifat ini
merupakan sikap yang paling tinggi derajatnya, yakni setelah
membuka lembaran baru, maka diisi atau ditutupi dengan perbuatan
baik (takfir). Karenanya, bukalah lembaran baru dan tutup lembaran
lama, wujudkan sikap ihsan dengan beramal shalih, itulah yang
paling disukai Allah.
Zikrullah dan istighfar, manusia pada dasarnya memiliki
kelemahan dan keterbatasan, yakni kadang keliru dan lupa, مللال ءء sehingga terkadang berbuat kesalahan bahkan berbuat ,والنس يان
maksiat dan munkarat namun ia segera mengingat Allah serta
beristighfar. Karena itu, kesalahan yang telah kita lakukan
sebelumnya, baik sebelum Ramadhan maupun pada bulan
Ramadhan Allah ampuni, termasuk yang terkait dengan pelanggaran
kode etik berpolitik.
Karakter seperti yang telah disebutkan di atas tentunya harus
diamalkan dan dilestarikan, khususnya di hari raya fitri ini.
13
Bukankah gemar berinfaq, menahan amarah, pemaaf, dan berbuat
baik kepada orang lain serta senantiasa berzikir dan beristighfar
dapat menyejukkan suasana agar hubungan silaturahim terjalin
dengan erat meskipun suhu politik semakin panas menjelang pilkada
serentak. Jangan sampai hubungan silaturrahim dirusak hanya
karena untuk satu hari pilkada.
Boleh jadi pada masa lalu ada hubungan yang terputus, pernah
ada kesalahpahaman sehingga terjadi konflik, yang mengakibatkan
persaudaraan menjadi renggang, maka pada hari ini moment paling
baik untuk saling memaafkan, membina kembali hubungan
persaudaraan dan persahabatan tersebut. Tidak ada dengki dan
permusuhan. Itulah sebabnya kita perlu saling berjabat tangan
(mushafahah) sebagai bukti keihklasan kita untuk saling memaafkan.
Allah swt berfirman di dalam QS al-A’raf:199, berbunyi:
لهي وأعرهضعنهالاىه لع رفه خ ذهالعفووأم ربه“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf
serta berpalinglah dari orang orang yang bodoh.”
Mari kita saling memaafkan, saling merekatkan silaturrahim,
terutama dengan orang-orang terdekat kita, orang tua, suami/isteri,
anak, saudara, tetangga, dan kolega serta sesama kaum muslimin/at
bahkan dengan sesama umat manusia. Mari kita hentikan segala
yang dapat merusak dan memutuskan silaturrahim dan saling
menjaga serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
14
احلمد وهلل أكرب هللا أكرب هللا
Jama’ah ‘Id al-Fithri yang berbahagia
Semoga training pada bulan Ramadhan telah meningkatkan
ketaqwaan dan mendekatkan kembali hubungan secara vertikal
dengan Allah Swt (iman yang kokoh serta taqwa) dan secara
horizontal dengan sesama manusia (berakhlaq al-karimah) serta
memberi energi positif yang senantiasa menguatkan kendali dalam
bertutur kata dan berperilaku yang santun dan menyejukkan,
sehingga sekalipun suhu politik meningkat seiring dengan semakin
mendekatnya pilkada kita mampu mewujudkan politik yang
bermarwah.
.خبيوأنتمعامكلوالفائزينالعائدينمنومنكممناللاتقبل
Selanjutnya, marilah kita bersama-sama menundukkan kepala
dengan penuh keikhlasan, menengadahkan tangan diiringi harapan,
memohon ampunan atas segala kekhilafan, dosa, dan kelalaian kita.
Wahai yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang
keagungan serta rahmat-Nya meliputi sahabat maupun lawan, meliputi
orang yang berlaku baik maupun yang aniaya, yang beriman maupun
yang ingkar. Ya Allah kami menyembah Engkau karena Engkaulah
satu-satunya yang patut disembah. Kami tidak menghamba kepada siapa
pun kecuali kepada-Mu yang memiliki hari pengadilan.
Ya Allah tumbuh suburkanlah benih kasih, kekokohan iman, dan
predikat taqwa pada jiwa kami, anugerahilah kami kekuatan lahir dan
batin untuk tetap berbakti kepada-Mu. Terimalah kami kelak di sisi-
Mu ketika kami menghadapkan diri kepada-Mu; Ya Allah
masukkanlah kami sebagai hamba-hamba-Mu yang sukses
beramadhan, meraih ampunan-Mu, menjadi hamba-Mu yang
istiqamah dalam iman dan taqwa serta memiliki kendali yang kuat
15
dalam menjaga tutur kata dan perilaku, baik secara pribadi dan
keluarga maupun sosial kemasyarakatan dan sosial politik.
Ya Allah, masih banyak hamba-Mu di muka bumi yang belum
melaksanakan ibadah kepada-Mu, mereka melalaikan shalat, puasa,
zakat, dan kewajiban lainnya bahkan mereka menghabiskan rezeki
yang Engkau anugerahkan kepada kemaksiatan dan kemungkaran
serta menyogok orang lain untuk kepentingan politik. Ya Allah,
janganlah Engkau siksa mereka, janganlah Engkau berikan
penderitaan kepada mereka, tapi ampunilah mereka, berikanlah
kepada mereka petunjuk, keimanan dan ketaqwaan karena mereka
belum memahami dengan sempurna pentingnya ibadah dalam
kehidupan dan siksaan sogok-menyogok kelak di akhirat.
Ya Allah, masih banyak pula hamba-Mu yang durhaka kepada
kedua orang tuanya, durhaka kepada suami/isterinya, durhaka
kepada pemimpinnya. Ya Allah, janganlah Engkau siksa mereka,
janganlah Engkau berikan penderitaan kepada mereka, tapi
ampunilah mereka, berikanlah kepada mereka petunjuk, keimanan,
dan ketaqwaan karena mereka belum memahami resiko
kedurhakaan kepada kedua orang tua, kepada suami/isteri, dan/atau
kepada pemimpin.
Ya Allah, ampunilah segala dosa kami dan dosa orang tua kami,
dosa para pemimpin kami. Ya Allah wafatkanlah kami beserta orang-
orang saleh, para syuhada, para shiddiqin, dan para muhsinin serta
hindarkanlah kami dari siksaan api nerakaMu.
Ya Allah yang Maha Pemurah, janganlah Engkau membiarkan
diantara kami pada pagi hari ini meninggalkan tempat ini sebelum
Engkau ampuni dosa-dosa kami; kabulkan cita-cita kami, ringankan dan
bebaskan penderitaan kami dan sembuhkan penyakit kami, sehatkan
dan ‘afiatkan kami serta tetapkan yang terbaik dalam perjalanan
16
hidup kami. Ya Allah wujudkan politik bermartabat di negeri kami,
terutama peran serta kaum muslimin, terutama warga persyarikatan
Muhammadiyah wa bil khusus keluarga Besar UNISMUH Makassar.
Ya Allah masukkanlah kami ke dalam golongan hamba-hamba-Mu
yang Engkau ridhai dan hindarkanlah kami dari siksaan-Mu di Dunia
dan di Akhirat. Amiin!!!
اغفرلنا رب نا .رضاك التماس ف عملناه ما كل و وتالوت نا قيامنا و صيامنا منا ت قبل اللهم .املستقيم صراطك إل أمورن ووالة اىدن أللهم .األب رار وت وف نامع اسيئآتن عنا وكفر ذن وب ناين نصر من انصر اللهم .والمسلمي اإلسالم أعز اللهم .المسلمي خذل من ذل واخ الدة آمنة مطمئنة احل ص مباركة جامعة UNISMUH Makassar امعة ال ه ذ ى اجعل اللهم
نة مطمئ ب لدة Indonesia ىذه ب لدت ناو مطمئنة مدي نة Makassar ىذه مدي ن ت ناواجعل ربنا آتنا ىف الدنيا حسنة وىف اآلخرة حسنة وقنا عذاب النار. .المسلمي بالد سائر و
.العالمي رب هلل واحلمد ,أجعي صحبو و آلو وعلى ممد رسولك على هللا وصلى .وب ركاتو هللا ورمحة عليكم والسالم