identifikasi penyakit busuk buah pada tanaman kopi...

9
1 IDENTIFIKASI PENYAKIT BUSUK BUAH PADA TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffeea arabica Linnaeus) POD DISEASE IDENTIFICATION FROM ARABICA COFFEE PLANTS (Coffeea Arabica Linnaeus) Main Sese Inda Laila, Nurariaty Agus, Annie P. Saranga ABSTRAK Penelitian dalam bentuk percobaan bertujuan untuk mengetahui Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab penyakit busuk buah di pertanaman kopi Arabika (C. Arabica) yang dilaksanakan di kebun Petani Desa Pana, Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang dan Laboratorium Hama, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pelaksanaannya dari Austus 2010 sampai dengan Nopember 2010. Hasil percobaan menunjukan bahwa penyakit busuk buah disebabkan oleh cendawan Fusarium, sp yang diawali dengan adanya serangan hama bubuk buah kopi . Kata Kunci : Kopi Arabika; Busuk Buah; Fusarium sp. ABSTRACT The objectives of this study are to determine the causal agents of pod diseases on Arabica coffee plants. Research was carried out in the form of an experiment in the garden of farmer in Sub-district of Alla Pana Enrekang and at the Laboratory of Pest and Plant Pathology, Department of Pests and Plant Pathology, Faculty of Agriculture, Hasanuddin University in Makassar from from August 2010 Until April 2011. The result showed that the symptoms of pod disease were caused by firsth of infection of insect pests H. hampei, and then followed by the Fusarium sp. infection. Key Words : Coffeea Arabica, Pod Diseases; Fusarium sp. PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea spp.) merupakan komoditas ekspor unggulan yang dikembangkan di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia. Permintaan kopi Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat karena seperti kopi Robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat serta kopi Arabika mempunyai karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang unik dan ekselen (Yusianto, 2005). Menurut data dari Worldbank, pada periode tahun 2005-2008, Indonesia merupakan eksportir kopi ke-4 dunia, dengan kontribusi rata-rata sebesar 4,76 persen. Brazil menempati posisi pertama dengan kontribusi rata-rata sebesar 24,30 persen, diikuti dengan

Upload: truongnhu

Post on 04-Mar-2018

222 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI PENYAKIT BUSUK BUAH PADA TANAMAN KOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/bf20e3671af288555749931bf356bcbf.pdf · 1 identifikasi penyakit busuk buah pada tanaman kopi arabika

1

IDENTIFIKASI PENYAKIT BUSUK BUAH PADA TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffeea arabica Linnaeus)

POD DISEASE IDENTIFICATION FROM ARABICA COFFEE PLANTS (Coffeea Arabica Linnaeus)

Main Sese Inda Laila, Nurariaty Agus, Annie P. Saranga

ABSTRAK

Penelitian dalam bentuk percobaan bertujuan untuk mengetahui Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab penyakit busuk buah di pertanaman kopi Arabika (C. Arabica) yang dilaksanakan di kebun Petani Desa Pana, Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang dan Laboratorium Hama, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pelaksanaannya dari Austus 2010 sampai dengan Nopember 2010. Hasil percobaan menunjukan bahwa penyakit busuk buah disebabkan oleh cendawan Fusarium, sp yang diawali dengan adanya serangan hama bubuk buah kopi. Kata Kunci : Kopi Arabika; Busuk Buah; Fusarium sp.

ABSTRACT The objectives of this study are to determine the causal agents of pod diseases on Arabica coffee plants. Research was carried out in the form of an experiment in the garden of farmer in Sub-district of Alla Pana Enrekang and at the Laboratory of Pest and Plant Pathology, Department of Pests and Plant Pathology, Faculty of Agriculture, Hasanuddin University in Makassar from from August 2010 Until April 2011. The result showed that the symptoms of pod disease were caused by firsth of infection of insect pests H. hampei, and then followed by the Fusarium sp. infection. Key Words : Coffeea Arabica, Pod Diseases; Fusarium sp.

PENDAHULUAN

Tanaman kopi (Coffea spp.) merupakan komoditas ekspor unggulan yang

dikembangkan di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran

dunia. Permintaan kopi Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat karena seperti kopi

Robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat serta kopi Arabika mempunyai

karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang unik dan ekselen (Yusianto, 2005).

Menurut data dari Worldbank, pada periode tahun 2005-2008, Indonesia merupakan

eksportir kopi ke-4 dunia, dengan kontribusi rata-rata sebesar 4,76 persen. Brazil

menempati posisi pertama dengan kontribusi rata-rata sebesar 24,30 persen, diikuti dengan

Page 2: IDENTIFIKASI PENYAKIT BUSUK BUAH PADA TANAMAN KOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/bf20e3671af288555749931bf356bcbf.pdf · 1 identifikasi penyakit busuk buah pada tanaman kopi arabika

2

Vietnam (17,94 persen) dan Columbia (10,65 persen). Negara tujuan ekspor kopi Indonesia

yang utama adalah Amerika Serikat dengan kontribusi rata-rata sebesar 19,35 persen dari

total ekspor kopi Indonesia, serta ke Jepang, Jerman dan Italia, masing-masing dengan

kontribusi rata-rata sebesar 14,96 persen, 15,88 persen, dan 6,71 persen (Anonim, 2009).

Saat ini kopi Arabika (Coffeea arabica L.) mempunyai nilai ekonomis yang cukup

tinggi dibandingkan dengan kopi Robusta. Pada tahun 1990 harga kopi Arabika 1,85

U$D/Kg, sedangkan kopi Robusta 0,83 U$D/Kg (Anonim, 2009).

Dalam hal perkopian di Indonesia , kopi rakyat memegang peranan yang penting,

mengingat sebagian besar (93 %) produksi kopi merupakan kopi rakyat. Namun demikian

kondisi pengelolaan usaha tani pada kopi rakyat relatif masih kurang baik dibanding kondisi

perkebunan besar Negara (PBN). Ada dua permasalahan utama yang diidentifikasi pada

perkebunan kopi rakyat, yaitu rendahnya produktivitas dan mutu hasil yang kurang

memenuhi syarat untuk diekspor.Di Sulawesi Selatan berdasarkan data Statistik Dinas

Perkebunan Prov. Sul Sel tahun 2008, luas areal pertanaman kopi Arabika sebesar

47.181,46 ha yang melibatkan 65.178 KK petani dengan total produksi hanya sebesar

19.384,69 ton, karena produktivitasnya yang masih sangat rendah yaitu hanya sebesar

636,24 kg/ha/tahun, sementara potensi produksinya dapat mencapai 1.500 kg/ha/tahun.

Demikian halnya dengan Kabupaten Enrekang yang merupakan salah satu daerah

penghasil kopi Arabika di Sulawesi Selatan dari luas areal sebesar 11.384 ha dengan jumlah

petani sebanyak 16.632 KK produksinya pada tahun 2008 hanya sebesar 5.350 ton karena

produktivitas hanya mencapai 648,48 kg/ha/tahunnya.

Rendahnya produktivitas kopi di antaranya disebabkan adanya serangan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT). Beberapa jenis OPT yang menyerang tanaman kopi di

Sulawesi Selatan adalah hama penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei Ferr.),

penggerek batang, (Zeuzera sp.,), Penggerek cabang (Xylosandrus spp.), kutu hijau (Cocus

viridis), kutu putih (Ferrisia virgata), penyakit karat daun (Hemileia vastatrix), Cercospora

Page 3: IDENTIFIKASI PENYAKIT BUSUK BUAH PADA TANAMAN KOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/bf20e3671af288555749931bf356bcbf.pdf · 1 identifikasi penyakit busuk buah pada tanaman kopi arabika

3

sp., Embun jelaga dan Busuk buah kopi serta terakhir yang disebabkan oleh nematoda

(Anonim, 2010)

Penyakit busuk buah menyebabkan kerugian serius telah dilaporkan pertama kali dari

Kenya, sebesar 75% di beberapa perkebunan. Penyakit ini menyebabkan matinya tanaman

kopi di beberapa daerah di Kenya dan Ethiopia. Di daerah lain, kerugian dapat mencapai

80%. Perkiraan konservatif lebih dari kerugian yang terjadi di Kenya adalah 20% (Griffiths,

1971 dalam Ferreira dan Rebecca 1991)

Busuk buah juga dilaporkan menyerang perkebunan kopi milik masyarakat di

Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Akibatnya,

jumlah hasil produksi mengalami penurunan hingga 30 persen, juga sangat meresahkan

para petani kopi di daerah itu (Nababan, 2010).

METODE PENGUJIAN

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di kebun Petani Desa Pana Kecamatan Alla Kabupaten

Enrekang, dengan ketinggian kurang lebih 800 m dpl, rata-rata suhu harian antara 21 –

280C, pH tanah antara 5,5 – 6. Jenis kopi pada areal percobaan adalah kopi Arabika

varietas Lini S 795 berumur 7- 10 tahun. Pemeliharaan tanaman cukup intensif dengan

tanaman penaung dadap (Erythrina spp) dan lamtoro (Leucaena leucocephala), suren

(Toona sureni Merr). Jarak tanam 1,5 – 1,5 m sampai dengan 2 x 2 m.

2. Identifikasi Penyebab Penyakit Busuk Buah

Page 4: IDENTIFIKASI PENYAKIT BUSUK BUAH PADA TANAMAN KOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/bf20e3671af288555749931bf356bcbf.pdf · 1 identifikasi penyakit busuk buah pada tanaman kopi arabika

4

Buah kopi yang memperlihatkan gejala serangan busuk buah dipetik,

kemudian disterilkan dengan cara merendam dalam larutan alkohol 70 persen

kemudian dibilas beberapa kali dengan air steril. Buah yang telah disterilkan

tersebut diletakkan pada kertas saring kemudian diinkubasikan selama beberapa hari.

Miselium yang tumbuh pada buah kemudian di identifikasi. Misellium yang tumbuh

pada kertas saring dipindahkan pada media PDA dan diinkubasikan selama

beberapa hari. Untuk memperoleh kultur yang murni miselium yang tumbuh

pada media AKD di atas dipindahkan kembali pada media PDA yang baru.

Biakan murninya kemudian diinokulasikan pada buah sehat untuk

rnelihat apakah organisme yang diisolasi tersebut dapat menimbulkan gejala

penyakit yang sama seperti ditemukan di lapang.

Inokulasi terhadap buah yang sehat dilakukan terhadap buah buah kopi

sehat yang berwarna merah dan yang masih hijau. Untuk memastikan apakah ada

infeksi dari serangga sebelum hadirnya cendawan patogen, buah-buah yang akan

diinokulasikan dibagi dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok buah terdiri dari 3

cawan petri yang berisi 5 buah sehat, sehingga total 18 cawan petri. Pada cawan petri

kelompok 1 buah merah dan buah hijau ditusuk dengan jarum menyerupai lubang

gerekan hama bubuk buah kopi dan disemprotkan dengan cendawan Fusarium sp.

sebanyak 1 ml dengan konsentrasi spora 1 x 106. Kelompok cawan petri ke 2 berisi

buah-buah merah dan buah hijau tidak ditusuk jarum dan disemprotkan dengan

cendawan Fusarium sebanyak 1 ml dengan konsentrasi spora 1 x 106 . Kelompok

cawan petri ke 3 berisi buah hijau dan buah merah yang tidak ditusuk jarum dan tidak

disemprotkan Beauveria. Selanjutnya diamati setiap hari. Misellium yang tumbuh

selanjutnya diambil dan diidentifikasi dibawah mikroskop untuk selanjutnya

dicocokkan dengan buku Barnet dan Hunter (1972)

Pengamatan lebih lanjut dilakukan dengan cara mengambil 100 buah

sampel buah kopi yang bergejala busuk diambil dari pertanaman kopi Arabika di lokasi

penelitian selanjutnya dibawa ke Laboratorium. Sampel Buah yang terserang dibelah

Page 5: IDENTIFIKASI PENYAKIT BUSUK BUAH PADA TANAMAN KOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/bf20e3671af288555749931bf356bcbf.pdf · 1 identifikasi penyakit busuk buah pada tanaman kopi arabika

5

selanjutnya diamati dibawah mikroskop dan dilihat keberadaan penyebab penyakit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gejala serangan buah kopi yang terserang busuk buah seperti yang terlihat pada

Gambar 1. Pada buah hijau awalnya terdapat bercak hitam dan akhirnya seluruh buah

hitam dan pada permukaan buah terlihat spora berwarna putih.

Gambar 1 : Gejala serangan penyakit busuk buah pada buah hijau (A) dan pada buah merah (B)

Sumber : Main Sese Inda Laila (2011)

Pada pengamatan patogen di laboratorium ditemukan jenis cendawan dengan ciri -ciri

yaitu miselium yang tumbuh pada media PDA awalnya berwarna putih selanjutnya terlihat

ada semburat warna pink muda dibagian tengah. Konidiofor ramping, konidia hialin terdiri

dari mikrokonidia dan makrokonidia. Mikrokonidia berbentuk lonjong dan melengkung terdiri

dari 1 sel sedangkan makrokonidia terdiri dari beberapa sel bentuknya sedikit melengkung

dengan ujung yang lancip seperti kano. Bentuk morpologi cendawan Fusarium dapat dilihat

pada Gambar 2.

A B

Page 6: IDENTIFIKASI PENYAKIT BUSUK BUAH PADA TANAMAN KOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/bf20e3671af288555749931bf356bcbf.pdf · 1 identifikasi penyakit busuk buah pada tanaman kopi arabika

6

Gambar 2 : A = Penumbuhan Patogen pada kertas saring; B = Biakan Murni Fusarium

sp; C = mikrokonidia cendawan Fusarium sp dan D = makrokonidia Fusarium sp.

Menurut Burnett dan Hunter (1972) cendawan Fusarium sp. mempunyai struktur

tubuh berupa miselium seperti kapas dalam media kultur, seringkali terlihat berwarna

merah jambu, ungu atau kuning pada bagian tengah. Konidiofor bervariasi ada yang

ramping dan sederhana atau gemuk. Konidia ((phialospores) hialin. Makrokonidia terdiri dari

beberapa sel bentuknya sedikit melengkung atau bengkok di ujungnya lancip, biasanya

berbentuk kano. Mikrokonidia bersel satu berbentuk bulat telur atau lonjong tersusun sendiri-

sendiri atau dalam rantai. Berdasarkan kesamaan ciri-ciri cendawan Fusarium sp. menurut

Burnet dan Hunter (1972) dengan cendawan yang diamati maka disimpulkan bahwa

cendawan penyebab busuk buah adalah Fusarium sp.

Hal ini sejalan dengan laporan Soenartiningsih, Yulianto dan Kadir, 1989,

bahwa Fusarium sp, sering menjadi parasit yang dapat menginfeksi bij i-bij ian atau

bagian tanaman lainnya. Gejala yang timbul oleh cendawan ini berupa

kelayuan,busuk buah, dumping off dan busuk pada biji-bijian. Cendawan ini

menghasilkan tiga macam toksin yang menyerang pembuluh xylem yaitu : asam fusaric,

asam dehydrofusaric, dan lycomarasmin. Toksin – toksin tersebut akan mengubah

permeabilitas membran plasma dari sel tanaman inang sehingga mengakibatkan tanaman

A B

C D

Page 7: IDENTIFIKASI PENYAKIT BUSUK BUAH PADA TANAMAN KOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/bf20e3671af288555749931bf356bcbf.pdf · 1 identifikasi penyakit busuk buah pada tanaman kopi arabika

7

yang terinfeksi lebih cepat kehilangan air daripada tanaman yang sehat, (Sastrahidayat,

1990 dalam anaf, 2011).

Hasil inokulasi kembali memperlihatkan buah-buah hijau yang ditusuk jarum

memperlihatkan gejala terinfeksi yaitu mula-mula pada bagian yang luka berwarna hitam

yang akhirnya menyebar ke seluruh permukaan buah. Selanjutnya pada permukaan buah

tumbuh spora putih. Apabila buah dibelah seluruh daging buah juga menghitam. Sedangkan

pada buah hijau yang tidak ditusuk jarum tidak memperlihatkan gejala apa-apa. Untuk buah-

buah merah yang ditusuk jarum dan tidak ditusuk jarum semuanya memperlihatkan gejala

terinfeksi yaitu mula-mula pada permukaan buah ada bercak berwarna hitam yang akhirnya

menyebar ke seluruh permukaan buah dan pada permukaan buah tumbuh spora putih.

Cendawan hanya menginfeksi kulit buah dan tidak merusak biji kopi.

Hasil inokulasi pada buah buah hijau menunjukkan bahwa cendawan hanya dapat

menginfeksi buah-buah yang sudah terlebih dahulu dilukai. Hal ini membuktikan bahwa

pada buah-buah hijau cendawan dapat menginfeksi apabila buah-buah tersebut terlebih

dahulu terinfeksi oleh serangga diantaranya adalah hama bubuk buah kopi. Hal ini sejalan

dengan laporan Soekadar (2007) bahwa serangan Hama bubuk buah kopi pada buah -

buah muda hanya untuk keperluan makan bagi imago yang dapat menyebabkan selanjutnya

buah-buah tersebut ditinggalkan dan lubang bekas gerekan dapat dijadikan tempat masuk

bagi cendawan patogen. Selanjutnya Vega et al (1999) melaporkan bahwa imago H.

Hampei bisa sebagai vektor dari cendawan patogen. Di perkebunan kopi, asosiasi antara

serangga dengan cendawan dapat memberikan manfaat bagi cendawan adalah (1)

cendawan dapat berpindah ke lokasi yang diingiinkan; (2) memfasilitasi masuknya

cendawan ke tanaman inang melalui luka akibat gerekan serangga; (3) serangga dapat

berfungsi sebagai inang dari cendawan yaitu hubungan yang satu diuntungkan dan yang

satu tidak dirugikan. Hasil inokulasi Fusarium sp. pada buah kopi di media kertas saring

dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 8: IDENTIFIKASI PENYAKIT BUSUK BUAH PADA TANAMAN KOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/bf20e3671af288555749931bf356bcbf.pdf · 1 identifikasi penyakit busuk buah pada tanaman kopi arabika

8

Gambar 3 : Inokulasi patogen pada Buah Kopi Hijau dan Merah (A), buah kopi hijau yang tidak diberi perlakuan tusukan jarum dan tidak terinfeksi (B), Buah merah yang terinfeksi (C) dan buah hijau yang diberi perlakuan tusukan jarum dan terinfeksi (D)

Pengamatan pada 100 sampel buah busuk ternyata didapati 78 buah ditemukan

keberadaan H. hampei sedangkan 22 buah tidak ditemukan keberadaan H. hampei.

Kesimpulan

Penyakit Busuk Buah disebabkan oleh cendawan Fusarium sp. yang diawali dengan

adanya serangan hama bubuk buah kopi (H. hampei).

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang metode pengendalian penyakit busuk

buah (Fusarium sp.) pada tanaman kopi.

A B

D C

Page 9: IDENTIFIKASI PENYAKIT BUSUK BUAH PADA TANAMAN KOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/bf20e3671af288555749931bf356bcbf.pdf · 1 identifikasi penyakit busuk buah pada tanaman kopi arabika

9

DAFTAR PUSTAKA

Anaf, 2011. Cendawan Fusarium sp. (online) http://anafzhu.blogspot.com/ 2009/ 06/cendawan-fusarium-sp.html. Diakses 4-5-2011.

Anonim, 2009. Statistik Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008. Dinas

perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar. Anonim, 2010. Laporan Serangan OPT Penting Tanaman Perkebunan Provinsi Sulawesi

Selatan. Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar. Barnett, H.L. and H.B. Barry B., 1972. Illustrated Genera of Imperfect Fungi. Third Edition.

Burgess Publishing Company. Minneapolis Minnesota. Ferreira, S. A. and Rebecca A. B., 1991. Colletotrichum coffeanum (online),

(http://wwww.google.com/colletotricum coffeanum.htm. diakses 1 September 2010). Department of Plant Pathology, CTAHR.. University of Hawaii. Manoa.

Nababan, B. M. , 2010, Hama Busuk Buah Serang Kopi Di Humbahas (online)

(http://nababan.wordpress.com/2010/10/22/hama-busuk-buah-serang-kopi-di-humbahas/ diakses 5 April 2011).

Soertoningsih, Yulianto dan Tryni.S.K., 1989. Pengaruh suhu dan fungis ida

terhadap pertumbuhan jamur Fusarium sp pada media biji-bijian. Pertemuan Tahunan V. Perhimpunan Entomology Indonesia Cabang Ujung Pandang dan Fitopatologi Indonesia Komisariat Sulawesi Selatan.

Vega, E. Fernando E., G. Mercadier and P.F. Dowd, 1999. Fungi Assosiated with the Coffee

Berry Borer Hypothenemus hampei (Ferrari) (Coleoptera: Scolitidae). Proceeding of the 18 th International Scientific Colloquium on Coffee. Helsinki. Assosiation Scientifique Internationale du Cafe (ASIC). Pp. 229-238.

Wiryadiputra, 2007, Pengendalian Hama Pengerek Buah Kopi Hypothenemus hampei (Ferr)

dengan Komponen Utama Pada Penggunaan Perangkap Brocarp Trap. Pusat penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember. Jawa Timur. P-2-9