identifikasi jenis gulma pada pengembangan kelapa …

55
IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) (TM1) DI LAHAN TADAH HUJAN SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD ALI IMRON 1204290136 AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN 2017

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA

SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) (TM1) DI LAHAN TADAH HUJAN

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD ALI IMRON

1204290136

AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Page 2: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

ii

IDENTIFIKASI JENIS GULMA TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacq) (TM1) DILAHAN TADAH HUJAN

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD ALI IMRON

1204290136

AGROEKOTEKNOLOGI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Strata-1 (S1) pada

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Komisi Pembimbing

Ir. Alridiwirsah, M.M.

Ketua

Ir. Efrida Lubis, M.P.

Anggota

Disahkan Oleh:

Dekan

Ir. Alridiwirsah, M.M.

Tanggal Lulus: 27 April 2017

Page 3: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

i

RINGKASAN

MUHAMMAD ALI IMRON Skripsi ini berjudul ”Identifikasi Jenis Gulma

Pada Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jacq) (TMI)

di Lahan Tadah Hujan” telah dilaksanakan di Dusun Wonorejo 33, Sungai

Sentang, Kualuh Hilir Kabupaten Labura, Sumatera Utara dengan ketinggian ±

3meter di atas permukaan laut (mdpl) dibawah bimbingan bapak Ir. Alridiwirsah,

M.M. selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Hj. Efrida Lubis, M.P. selaku

anggota komisi pembimbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis

gulma yang tumbuh pada pengembangan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis

jacq) dilahan tadah hujan. Metode yang digunakan adalah plot sampling, dengan

membuat plot secara acak dengan ukuran 100×100 cm.

Dari hasil penelitian pada pengembangan kelapa sawit dilahan tadah hujan

gulma yang tumbuh terdapat 11 jenis yaitu gulma Cromolaena odorata, Clidenia

hirta, Amaranthus spinosus, Phyllanthus niruri, Imperata cylindrica, Cyperus

rotundus, Crassocephalum crepidoides, Mimosa pudica, Borreria latifolia,

Ageratum conyzoides, Borreria alata. Gulma yang mendominasi adalah gulma

Krinyuh (Cromolaena odorata)dengan nilai SDR 11.30%, Gulma Lalang

(Imperata cylindrica) dengan nilai SDR 14.62%, Gulma Teki (Cyperus rotundus)

dengan nilai SDR 14.25%, Gulma Babadotan (Ageratum conyzoides) dengan nilai

SDR 10.70%. Terdapat perbedaan jenis gulma yang tumbuh, gulma yang

mendominasi di bawah tegakan kelapa sawit adalah benik-benikan dengan nilai

SDR 10,57%. Gulma yang mendominasi dilahan tadah hujan adalah gulma

Ilalang (Imperata cylindirca) dengan nilai SDR 14.62 %.

i

Page 4: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

ii

SUMMARY

MUHAMMAD ALI IMRON this thesis entitled "Identification of

Weed Type on Development of (Elaeis guineensis Jacq) (TMI) Palm Oil

Plant in Rainfed Land" was conducted in Wonorejo 33 Dusun, Sungai Sentang,

Kualuh Hilir Kabupaten Labura, North Sumatera with an altitude of ± 3meter

above sea level (mdpl) under the guidance of Mr. Ir. Alridiwirsah, M.M. as

chairman of the supervising commission and Mrs. Ir. Hj. Efrida Lubis, M.P. as a

member of the supervising commission. This study aims to identify the types of

weed a that grow on the development of oil palm crops (Elaeis guineensis jacq) in

rain-fed areas. The method used is plot sampling, by making plot randomly with

size 100 × 100 cm.

From the results of research on the development of oil palm in the field

of weeds that grow weeds there are 11 species of weeds Cromolaena odorata,

Clidenia hirta, Amaranthus spinosus, Phyllanthus niruri, Imperata cylindrica,

Cyperus rotundus, Crassocephalum crepidoides, Mimosa pudica, Borreria

latifolia, Ageratum conyzoides, Borreria alata . The dominant weeds are Krinyuh

weed (Cromolaena odorata) with SDR 11.30%, Weedang Lalang (Imperata

cylindrica) with SDR 14.62%, Teki Weed (Cyperus rotundus) with SDR 14.25%,

Babadotan Weed (Ageratum conyzoides) with SDR 10.70 %. . There are different

types of weeds that grow, dominant weeds under palm stands are seeded with

SDR values of 10.57%. Weeds that dominate the rain-fed field are Ilalang weed

(Imperata cylindirca) with SDR value of 14.62%.

ii

Page 5: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

iii

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Ali Imron dilahirkan pada tanggal 25 juli 1994 di Pulo Godang

Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhan Batu Utara Sumatera Utara. Merupakan

anak ketujuh bersaudara dari pasangan ayahanda H. Pahri Munthe dan ibunda Hj.

Sairohani Ritonga.

Pendidikan yang telah di tempuh sebagai berikut:

1. Tahun 2006 Menyelesaikan sekolah dasar Negri (SDN) di SDN 112323

Desa Silumajang Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhan Batu Utara.

2. Tahun 2009 Menyelesaikan Sekolah Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTs)

di Pondok Peantren Ahmadul Jariyah Kota Pinang Labuhan Batu Selatan.

3. Tahun 2012 Mesnyelesaikan Sekolah Madrasah Aliyah Swasta (MAs) di

Pondok Pesantren Ahmadul Jariah Kota Pinang Labuhan Batu Selatan.

4. Tahun2012 Melanjutkan Pendidikan Strata 1 (S1) Pada Program Studi

Agroekotegnologi di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara (UMSU), Medan.

Kegiatan yang sempat diikuti selama menjadi mahasiswa fakultas pertanian

UMSU antara lain:

1. Mengikuti MASTA pemimpinan komisariat ikatan mahasiswa

muhammadiyah (IMM) Fakultas Pertanian UMSU tahun 2012

2. Mengikuti masa pengenalan dan penyambutan mahasiswa baru (MPPMB)

BEM Fakultas Pertanian UMSU tahun 2012.

3. Praktek Kerja Lapangan (PKL) di perkebunan PD.Paya Pinang Group di

Kota Tebing Tinggi pada tahun 2014

iii

Page 6: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

iv

4. Melaksanakan peneitian dan praktek skripsi di desa wonerejo 33

seisentang kec. Kuala hilir, Kabupaten Labuhan Batu Utara, dengan

ketinggian ± 3 meter di atas permukaan laut (m dpl) pada 10 oktober 2016

iv

Page 7: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT

karena berkat rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan usulan penelitian ini yang berjudul, “IDENTIFIKASI JENIS

GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis

Jacq) (TM1) DI LAHAN TADAH HUJAN’’. Tujuan dari penyusunan usulan

penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan kuliah

S1 pada Program Studi Agroekoteknologi di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ayahanda H. Pahri Munthe dan Ibunda Hj. Sairohani Ritonga yang telah

memberikan dukungan baik moral maupun material dalam melaksanakan

penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Ir. Alridiwirsah, M.M. Sebagai Ketua Komisi Pembimbing.

3. Ibu Ir. Efrida Lubis, M.P. Sebagai Wakil Ketua Komisi Pembimbing.

4. Ibu Hj. Sri Utami, S.P,M.P. Sebagai Ketua Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

5. Bapak Ir. Alridiwirsah, M.M. sebagai dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara.

6. Ibu Ir. Asritanarni Munar, M.P. sebagai Wakil Dekan I Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

v

Page 8: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

vi

7. Bapak Hadriman Khair, S.P., M.Sc. Sebagai Wakil Dekan III Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

8. Rekan-rekan mahasiswa dan tatausaha Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara, khususnya teman-teman Agroekaoteknologi-

3 yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

9. Sahabat teristimewa Yodia Utami S.Pd, yang sama-sama berjuang

menyelesaikan penyusunan skripsi untuk meraih gelar sarjana, yang

memberikana dukungan dan do’anya, serta memberikan semangat dikala rasa

putus asa datang menghampiri sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Atas

dasar itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan Skripsi ini. Semoga hasil-hasil yang dituangkan dalam Skripsi ini

dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan, khususnya dalam budidaya tanaman

kelapa sawit, Amin.

Medan, April 2017

Penulis

iv

Page 9: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN .................................................................................. i

RIWAYAT HIDUP .......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... x

PENDAHULUAN ........................................................................... 1

Latar Belakang ..................................................................... 1

Tujuan Penelitian .................................................................. 2

Hipotesis .......................................................................... 2

Kegunaan Penelitian ............................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 4

Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit .............................. 4

Pengembangan Kelapa Sawit ............................................... 7

Gulma Di Perkebunanan Kelapa Sawit ............................... 7

Klasifikasi Gulma ................................................................. 9

Morfologi Gulma ................................................................ 9

Siklus Hidup Gulma ............................................................. 10

Habitat Gulma ..................................................................... 11

Perkembangbiakan Gulma ................................................... 12

BAHAN DAN METODE ................................................................ 15

Tempat dan Waktu ............................................................... 15

Bahan dan Alat ..................................................................... 15

Metode Penelitian ................................................................. 15

PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................... 16

Survei Lahan ....................................................................... 16

Penentuan Petak Sampel Pengamatan .................................. 16

Identifikasi Gulma ................................................................ 16

Parameter Pengamatan ......................................................... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 18

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 31

vii

Page 10: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Tabel 1. Jenis Gulma Berdasarkan Morfologi .......................... 19

2. Tabel 2. Data Jenis Gulma di Bawah Tegakan Kelapa Sawit .. 26

3. Tabel 3. Data Jenis Gulma di Lahan Tadah Hujan ................... 27

viii

Page 11: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Gulma Krinyuh (Cromolaena odorata) .................................... 37

2. Gulma Herandong (Clidenia hirta) .......................................... 37

3. Gulma Bayam Duri (Amaranthus spinosus)............................. 37

4. Gulma Meniran (Phyllanthus niruri) ........................................ 38

5. Gulma Ilalang (Imperata cylindrica) ........................................ 38

6. Gulma Teki (Cyperus rotundus) ............................................... 38

7. Gulma Sintrong (Crassocephalum crepidoides) ...................... 39

8. Gulam Putri Malu (Mimosa pudica) ......................................... 39

9. Gulma Kentangan (Borreria latifolia) ...................................... 39

10. Gulma Babadotan (Ageratum conyzoides) ............................... 40

11. Gulma Golerak (Borreria alata) .............................................. 40

ix

Page 12: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Bagan Keseluruhan Plot Penelitian .......................................... 33

2. Data Pengamatan Jenis Gulma Pada Ulangan 1 ...................... 34

3. Data Pengamatan Jenis Gulma Pada Ulangan 2 ...................... 35

4. Data Pengamatan Jenis Gulma Pada Ulangan 3 ...................... 36

5. Dokumentasi Gulma ................................................................ 37

6. Data Curah Hujan Harian Tahun 2015 ..................................... 41

7. Data Curah Hujan Harian Tahun 2016 ..................................... 42

8. Data Curah Hujan Haria Tahun 2017 ....................................... 43

x

Page 13: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq ) merupakan tumbuhan tropis yang

berasal dari Afrika Barat (Fauzi dkk., 2002). Tanaman ini dapat tumbuh di luar

daerah asalnya, termasuk Indonesia. Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting

bagi pembangunan nasional. Selain mampu menyediakan lapangan kerja, hasil

dari tanaman ini juga merupakan sumber devisa negara (Syahputra Edy, 2011).

Pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia memiliki arti

penting bagi Indonesia, baik dari aspek ekonomis, maupun sosial. Ditinjau dari

aspek ekonomi, perkebunan kelapa sawit dapat mendukung industri dalam negeri

berbasis produk berbahan dasar kelapa sawit. Selain itu, produksi minyak sawit

Indonesia sebagian besar di ekspor ke berbagai negara seperti negara-negara di

Eropa, negara-negara di Amerika, dan Asia (Malaysia, Singapura, India, Arab,

dan Jepang) sehingga menjadi sumber devisa bagi negara. Dari segi aspek sosial,

terjadi penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar dan memperkecil kesenjangan

pendapatan petani dengan pengusaha perkebunann (Sunarko, 2009)

Produksi tanaman kelapa sawit, baik yang diusahakan dalam bentuk

perkebunan rakyat ataupun perkebunan swasta ditentukan oleh beberapa faktor

antara lain hama, penyakit dan gulma. Dalam pertanian gulma merupakan

tumbuhan yang mengganggu tanaman pokok pada masa pertumbuhan dan

perkembangan hidup tanaman merupakan salah satu masalah penting yang dapat

menurunkan produksi tanaman. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman

budidaya bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan

1

Page 14: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

2

tentu saja praktek pertanian di samping faktor lain. Disamping itu gulma dapat

mengeluarkan zat allelopati yang mengakibatkan sakit atau matinya tanaman

pokok.

Pertumbuhan gulma dalam ruang yang sama mengikat akan terjadi

persaingan di antara keduanya dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman utama

akan terhambat sehingga sangat dibutuhkan pengelolaan yang baik yaitu

mengidentifikasi keberadaan gulma dan secara khusus bahwa gulma juga

memiliki persyaratan pertumbuhan sehingga gulma dapat berkembang dengan

baik. Pada lahan tadah hujan suhu tentu berbeda, karna musim hujan lahan akan

tergenang sedangkan musim kemarau lahan akan kering. Diasumsikan gulma

yang berkembang pada lahan tadah hujan berbeda.

Penelitian sebelumnya yang telah di lakukan oleh Supriadi (2016)

identifikasi gulma pada pengembangan tanaman padi di bawah tegakan kelapa

sawit menyimpulkan bawa 16 jenis gulma yang berkembang, saat itu di amati

pada musim hujan (lahan dalam kondisi tergenang), sehingga saya tertarik untuk

mengamati gulma yang berkembang pada musim kemarau.

Tujuan Penelitian

Untuk mengidentifikasi jenis gulma yang tumbuh pada pengembangan

tanaman kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq ) di lahan tadah hujan.

Hipotesis

1. Ada perbedaan jenis gulma yang tumbuh di lahan tadah hujan.

Page 15: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

3

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) pada

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai bahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan terutama

dibidang pertanian.

Page 16: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

4

TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit

Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Pertumbuhan dan produktivitas

kelapa sawit dipengaruhi oleh faktor luar maupun faktor dalam tanaman kelapa

sawit itu sendiri, antara lain jenis atau varietas tanaman. Sedangkan faktor luar

adalah faktor lingkungan antara lain iklim dan tanah (Mangoensoekarjo dan

Semangun, 2005).

Iklim

Secara umun kondisi iklim yang cocok bagi kelapa sawit terletak diantara

150 LU – 15

0 LS. Curah hujan optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit

rata-rata 2000 – 2500 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa

bulan kering yag berkepanjangan. Curah hujan yang merata ini dapat menurunkan

penguapan dari tanah dan tanaman kelapa sawit. Air merupakan pelarut unsur -

unsur hara didalam tanah. Sehingga dengan bantuan air, unsur tersebut menjadi

tersedia bagi tanaman. Bila tanah dalam keadaan kering, akar tanaman sulit

menyerap ion mineral dari dalam tanah (Suwarto dan Octavianty, 2010).

Curah Hujan

Tanaman Kelapa sawit menghendaki curah hujan 1.500 – 4.000 mm per

tahun, tetapi curah hujan optimal 2.000 – 3.000 mm per tahun, dengan jumlah hari

hujan tidak lebih dari 180 hari per tahun (Fauzi, 2005).

Penyinaran Matahari

Sinar matahari sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, karena

merupakan salah satu syarat mutlak bagi terjadinya proses fotosintesis. Untuk

4

Page 17: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

5

pertumbuhan kelapa sawit yang optimal diperlukan sekurang-kurangnya 5 jam

penyinaran per hari sepanjang tahun. Meskipun sebaiknya selama beberapa bulan

terdapat 7 jam penyinaran per hari, tetapi statistik menunjukkan bahwa di

berbagai wilayah kelapa sawit yang lama penyinarannya diluar batas-batas

tersebut dapat diperoleh produktivitas yang memadai juga (Mangoensoekarjo dan

Semangun, 2005).

Tanah

Tingkat keasaman (pH) yang obtimum untuk sawit adalah 5,0–5,5. Kelapa

sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase (beririgasi) baik

dan memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Untuk

mencapai tingkat keasaman ini maka didaerah gambut diperlukan perlakuan

pemberian pupuk. dolomite atau kieserite dalam jumlah yang lebih besar bila

dibandingkan dengan kelapa sawit yang ditanam ditanah darat. Kemiringan lahan

kebun kelapa sawit sebaiknya tidak lebih 150. Jika kemiringan lahan sudah

melibihi 150 maka diperlukan tindakan konservasi tanah berupa pembuatan

terasan, tapak kuda, rorak dan parit dan kaki bukit (Sunarko, 2012).

Lahan

Lahan merupakan bagian dari bentang alam yang mencakup lingkungan

fisik termasuk iklim, topografi, tanah, hidrologi, dan vegetasi yang semuanya

secara potensial berpengaruh terhadap penggunaan lahan. klasifikasi kesesuaian

lahan adalah pengelompokan lahan berdasarkan kesesuiannya untuk tujuan

tertentu. Hasil perbandingan dari jenis penggunaan lahan dengan kualitas lahan

dikombinasikan dengan hasil analisis pemasukan pendapatan, biaya-manfaat,

akibat pada lingkungan dan analisis sosial ekonomi menghasilkan suatu

Page 18: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

6

klasifikasi yang menunjukkan kesesuaian masing-masing satuan peta tanah (SPT)

untuk jenis penggunaan tertentu. Klasifikasi kesesuaian lahan merupakan survai

komplit/lengkap terhadap seluruh sumberdaya, yaitu iklim, tanah, air, jumlah

penduduk, dan kondisi sosial ekonomi.

Lahan Basah

Lahan basah adalah wilayah-wilayah rawa, daratan rendah, gambut atau

air, baik alami atau buatan, permanen atau temporer, dengan air tenang atau

mengalir, tawar, atau asin, termasuk area laut dengan kedalaman air yang tidak

melebihi 6 meter pada saat air surut. Food and Agriculture Organization (FAO),

menetapkan tentang lahan basah, yaitu : daerah pesisir pantai dan riparian yang

berbatasan dengan lahan basah dapat dimasukkan dalam inventarisasi, begitu pula

pulau-pulau atau daerah laut yang memiliki kedalaman lebih dari 6 meter pada

saat air surut. Menurut Scott (1989) dalam Febriano M R (2013), lahan basah di

Asia terdiri atas bermacam-macam jenis, berupa habitat alami dan buatan. Daerah

inter-tidal dan muara, seperti sungai, danau, dan pesisir. Sungai dan rawa yang

terbentuk dari genangan banjir, anak sungai dan danau dapat membentuk hutan

rawa gambut, hutan rawa air tawar, serta gambut dan lumpur.

Keterbatasan lahan produktif menyebabkan ekstensifikasi pertanian

mengarah pada lahan-lahan marginal, lahan basah merupakan salah satu jenis

lahan yang tergolong lahan marginal. Lahan tadah hujan adalah lahan yang

sumber air pengalirannya berasal dari curah hujan tanpa adanya bangunan irigasi

permanen, lahan tadah hujan umumnya tidak subur (miskin hara) sering

mengalami kekeringan. Di lahan tadah hujan, dimana kondisi lahan pada saat

hujan tergenang dan pada saat musim kemarau lahan ini kering, sehingga pada

Page 19: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

7

saat musim hujan lahan ini dimanfaatkan untuk menanam padi dan saat musim

kemarau lahan ini digunakan untuk menanam tanamn kelapa sawit.

Pengembangan Kelapa Sawit

Lahan pasang surut memiliki potensi untuk pengembangan kelapa sawit

baik didasarkan pada karakteristik lahan maupun luasnya, namun demikian

masalah utama yang dihadapi adalah kondisi drainase yang terhambat sampai

tergenang. Agar perakaran tanaman kelapa sawit dapat berkembang setidaknya di

perlukan lapisan yang tidak tergenang air sedalam 50-75 cm dan idealnya adalah

lebih kurang 100 cm (Winarna, 2007).

Pengembangan kelapa sawit dilahan pasang surut akan dihadapkan pada

berbagai tantangan terkait dengan karekteristik tanah pada lahan pasang surut,

yaitu tantangan dalam pengolahan lahan, kulturteknis maupun investasi untuk

pengembangan infrastruktur. Untuk itu, pengembangan lahan rawa pasang surut

memerlukan perencanaan, pengelolaan, dan pemamfaatan yang tepat serta

penerapan teknologi yang sesuai, terutama pengelolaan tanah dan air. Dengan

upaya seperti itu diharapkan lahan rawa pasang surut dapat menjadi lahan

pertanian atau perkebunan yang produktif, berkelanjutan, dan berwawasan

lingkungan (Suriadikarta, 2005).

Gulma Di Perkebunan Kelapa Sawit

Gulma merupakan tanaman pengganggu yang kehadirannya tidak

diinginkan. Kehadiran gulma ini dinilai merugikan karena secara estetika akan

mengganggu keindahan taman dan secara fungsi akan mengurangi hara,

pemanfaatan sinar matahari, air tanah, dan tempat tumbuh yang dapat

Page 20: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

8

dimanfaatkan oleh tanaman utama. Gulma menyebabkan gangguan dan kerugian

pada pertumbuhandan produksi tanaman kelapa sawit (Sembodo, 2010).

Gulma adalah suatu tumbuhan liar yang tumbuh pada lahan tanaman

budidaya, tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman pokok (tanaman yang segaja

ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (areal) yang diinginkan

oleh si penanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada

di dekat atau di sekitar tanaman tersebut. Penertian gulma yang lain adalah

tumbuhan yang belum diketahui mamfaatnya secara pasti sehingga kebanyakan

orang mengangap bahwa gulma mempunyai nilai negatif yang lebih besar dari

pada nilai ekonomisnya. Gulma mudah tumbuh pada tempat yang miskin nutrisi

sampai yang kaya nutrisi. Umumnya, gulma mudah melakukan regenerasi

sehingga unggul dalam persaingan dengan tanaman budidaya (Pahan, 2008).

Secara fisik gulma bersaing dengan tanaman budidaya dalam hal

memperoleh ruang, cahaya, air, nutrisi, gas-gas penting, serta zat kimia (alelopati)

yang disekresikan. Gulma sering dikonotasikan ke dalam kompetisi terhadap

aktifitas manusia/pertanian (Pahan, 2008).

Perkebunan kelapa sawit tidak dikehendaki karena dapat mengakibatkan hal

sebagai berikut:

a. Menurunkan produksi akibat persaingan dalm pengambilan unsur hara, air,

sinar matahari dan ruang hidup.

b. Menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi oleh bagian-bagian

gulma.

c. Mengeluarkan senyawa alelopati yang dapat menggangu pertumbuhan

tanaman.

Page 21: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

9

d. Menjadi inang (host) bagi hama, disamping bersifat patogen yang

menyerang tanaman.

e. Menganggu tataguna air.

f. Secara umum, kehadiran gulma akan meninggkatkan biaya usah tani

karena adaya penambahan kegiatan di pertanaman (Pahan, 2008).

Klasifikasi Gulma

Klasifikasi gulma dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya

gulma dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat morfologi , siklus hidup, Habitat,

ataupun berdasarkan pengaruhnya terhadap tanaman perkebunan (Pahan, 2008).

Berdasarkan morfologi gulma

Berdasarkan sifat morfologi nya, gulma dapat dibedakan menjadi gulma

berdaun sempit (grasses), gulma teki-tekian (sedges), gulma berdaun lebar (broad

leaves) dan gulma pakis-pakisan (ferns) (Pahan, 2008).

1) Gulma berdaun sempit

Gulma berdaun sempit memiliki ciri khas sebagai berikut : daun menyerupai

pita, batang tanaman beruas-ruas, tanaman tumbuh tegak atau menjalar dan

memiliki pelepah serta heleyan daun. Contoh-contoh gulma berdaun sempit.

a. Axonopus compressus

b. Imperata cylindrica

c. Ishaemum timorense (Barus, 2007).

2) Gulma berdaun lebar

Pada umumnya, gulma berdaun lebar lebar merupakan tumbuhan berkeping

dua meskipun ada yang berkeping satu. Gulma berdaun lebar memiliki ciri-ciri

Page 22: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

10

bentuk daun melebar dan tanaman tumbuh tegak atau menjalar. Contoh jenis

gulma berdaun lebar adalah sebagai berikut:

a. Ageratum conyzoides

b. Cassia tora

c. Mikania micrantha (Barus, 2007).

3. Gulma teki-tekian

Gulma jenis teki-tekian mirip dengan gulma berdaun sempit, namun

memiliki batang berbentuk segitiga. Berberapa contoh gulma teki-tekian adalah

sebagai berikut :

a. Cyperus rotundus

b. Cvperus kylingia

c. Cyperus compressus (Barus, 2007).

4. Gulma pakis-pakisan

Gulma jenis pakis-pakisan (ferns) umumnya berkembang biak dengan spora

dan berbatang tegak atau menjalar. Contoh gulma pakis-pakisan adalah sebagai

berikut :

a. Dicranopteris linearis

b. Lygodium flexuosum

c. Teanitis blechnoides (Barus, 2007).

Berdasarkan siklus hidup gulma

Berdasarkan siklus hidupnya gulma dapat dibedakan menjadi gulma

semusim, gulma dua musim dan gulma tahunan.

Page 23: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

11

1) Gulma semusim

Gulma semusim merupakan gulma yang siklus hidupnya dalam satu tahun

atau satu musim, contohnya Ageratum conyzoides (Pahan, 2008).

2) Gulma dua musim

Gulma dua musim disebut juga dengan gulma biennial, gulma ini

memerlukan dua musim pertumbuhan untuk menyelesaikan siklus hidupnya,

biasanya berbentuk roset pada tahun pertama dan menghasilkan bunga pada tahun

kedua (Pahan, 2008).

3). Gulma tahunan

Gulma tahunan disebut juga dengan gulma perennial, gulma ini hidup lebih

dari dua tahun dan mungkin dalam kenyataannya hampir tidak terbatas, contohnya

Imperata cylindrica.(Pahan, 2008).

Berdasarkan habitat (tempat tumbuh) gulma

Berdasarkan habitatnya gulma dapat dibedakan menjadi gulma air (Aquatic

weeds) dan gulma daratan (terestrial weeds).

1) Gulma air (Aquatic weeds)

Pada umumnya, gulma air tumbuh di air, baik mengapung, tengelam,

ataupun setengah tengelam. Contoh gulma air adalah sebagai berikut:

a. Cyperus iria

b. Echionochloa colonum

c. Salvinia molesta (Barus, 2007).

2) Gulma daratan (terestrial weeds)

Gulma daratan tumbuh di darat, antara lain di tegalan dan di perkebunan.

Jenis gulma darat yang tumbuh di perkebunan sangat tergantung pada jenis

Page 24: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

12

tanaman utama, jenis tanah, iklim dan pola tanam. Contoh-contoh jenis gulma

daratan sebagai berikut :

a. Ageratum conyzoides

b. Imperata cylindrical

c. Axonopus compressus (Barus, 2007).

Perkembangbiakan Gulma

1. Dengan biji

Sebagian besar gulma berkembangbiak dengan biji dan menghasilkan jumlah

biji yang sangat banyak. Contoh gulma berkembangbiak dengan biji adalah:

a) Amaranthus spinosus

b) Cynodon dactylon

c) Eragrostis amabilis (Triharso, 2004).

2. Stolon

Adapula gulma yang dapat membentuk individu baru dengan stolon yaitu

bagian batang menyerupai akar yang menjalar di atas permukaan tanah. Dimana

batang ini terdiri dari nodus (buku) dan internodus (ruas), pada setiap nodus dapat

keluar serabut-serabut akar dan tunas sehingga dapat mebentuk individu baru.

Contoh gulma ini adalah:

a) Paspalum conjugatum

b) Cynodon dactylon (Triharso, 2004).

3. Rhizome (akar rimpang)

Yaitu batang beserta bagian-bagiannya yang manjalar di dalam tanah,

bercabang-cabang, tumbuh mendatar dan pada ujungnya atau pada buku dapat

muncul tunas yang membentuk individu baru (Triharso, 2004).

Page 25: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

13

4. Tuber (umbi)

Umbi merupakan pembengkakan dari batang atupun akar yang digunakan

sebagai tempat penyimpanan atau penimbun makanan cadangan, sehingga umbi

tersebut bisa membesar. Pada beberapa bagian dari umbi tersebut terdapat titik

(mata) yang pada saatnya nanti bisa muncul atau keluar tunas yang merupakan

individu baru dari gulma tersebut. Contoh gulma ini adalah:

a) Cyperus rotundus

b) Cyperus irinaria (Triharso, 2004).

5. Bulbus (umbi lapis)

Bulbus juga termasuk umbi yang merupakan tempat menyimpan makanan

cadangan tetapi bentuknya berlapis-lapis. Gulma golongan ini dapat ditemukan

pada keluarga Allium, contoh: Allium veneale (bawang-bawang) (Triharso, 2004).

6. Dengan daun

Pada beberapa jenis gulma juga dapat berkembangbiak dengan daunnya

yang telah dewasa. Daun ini berbentuk membulat ataupun oval, pada pinggir daun

bergerigi atau terdapat lekukan yang nantinya tempat muncul tunas menjadi

individu baru. Contohnya:

a) Calanchoe sp

b) Ranunculus bulbasus (Triharso, 2004).

7. Runner (Sulur)

Stolon yang keluar dari ketiak daun dimana internodianya (ruas) sangat

panjang, membentuk tunas pada bagian ujung. Contoh: Eichornia crassipes

(Triharso, 2004)

Page 26: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

14

8. Spora.

Ada juga beberapa gulma yang dapat berkembang biak dengan spora,

dimana spora ini bila telah matang dapat diterbangkan oleh angina. Contoh

gulma ini kebanyakan dari keluarga paku-pakuan seperti:

a) Nephrolepsis bisserata

b) Lygopodiu sp (Triharso, 2004).

Page 27: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

15

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada pengembangan kelapa sawit di lahan

Tadah Hujan Didusun Wonorejo Tiga – Tiga Desa Sungai Sentang, Kecamatan

Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Provinsi Sumatera Utara,yang di

laksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan maret 2017.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan, yaitu tali rafia, kayu kecil berukuran 30 cm,

kantong plastik, lup, Timbangan, kamera dan alat-alat tulis.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah plot sampling, dengan membuat

plot secara acak dengan ukuran 100x100 cm.

Page 28: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

16

PELAKSANAAN PENELITIAN

Lahan Pengamatan

Dilokasi pengembangan kelapa sawit yang berumur 3-4 tahun di lahan

tadah hujan seluas 2 hektar.

Penentuan Petak Sampel Pengamatan

Petak sampel dibuat pada plot-plot secara acak. Dimana pada lahan ada 3

ulangan cara penentuan ulangan adalah ulangan I tanaman ditebang 50%, ulangan

II tamanan ditebang 75%, dan ulangan III tamanan yang di tebang tidak ada. Pada

setiap ul angan ada 3 plot pengamatan dengan ukuran 100×100cm.

Identifikasi Gulma

Identifikasi gulma di amati dengan menggunakan alat kaca pembesar (lup)

berdasarkan (morfologi gulma) meliputi Bentuk (batang, daun, bunga), Warna

( batang, daun, bunga), lalu didokumentasi.

Parameter Pengamatan

Jenis Gulma

Mengidentifikasi berdasarkan secara visual berdasarkan morfologi

kemudian disesuaikan dengan referensi yaitu bentuk (batang, daun, bungan),

warna (batang, daun, bunga). Semua yang ada pada plot diamati.

Kerapatan Nisbi (KN)

Kerapatan gulma yang tumbuh dari jenis spesies yang berbeda dihitung,

dengan membandingkan jumlah individu spesies dibagi dengan jumlah semua

Page 29: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

17

individu spesies. Lalu hitung tiap gulma yang tumbuh dari tiap jenis spesies yang

berbeda dari tiap petakan sampel. Dengan rumus

Frekuensi Nisbi (FN)

Jumlah gulma yang tumbuh dari tiap jenis spesies yang berbeda dihitung,

dengan membandingkan jumlah frekuensi dibagi dengan jumlah semua individu

spesies. Lalu hitung tiap gulma yang tumbuh dari tiap jenis spesies yang berbeda

dari tiap petakan sampel. Dengan rumus

Frekuensi Mutlak (FM)

Jumlah petakan yang berisi spesies gulma tertentu dihitung. Kemudian

hitung berapa jumlah petak sampel yang ditumbuhi spesies gulma tersebut dari

tiap responden.

Kerapatan Mutlak (KM)

Jumlah individu jenis gulma itu dari seluruh interval rintisan, unit, atau

petak sampel.

Summed Dominance Ratio (SDR)

Nilai SDR akan menunjukan gulma yang dominan pada areal

pengembangan kelapa sawit. Nilai SDR kemudian disusun berturut-turut dari

yang besar sampai yang terkecil. Dengan rumus

Page 30: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis Gulma

Data jenis gulma pada pengamatan I, II, dan III dapat dilihat pada

Lampiran 2, 3, dan 4. Hasil identifikasi menunjukan bahwa jenis gulma yang

tumbuh di lahan tadah hujan terdapat 11 jenis. Berdasarkan jenis morfologi gulma

dapat dilihat pada tabel 1.

Page 31: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

19

Tabel 1. Jenis Gulma Berdasarkan Morfologi

NO

BENTUK WARNA

Spesies

Jumlah DAUN BATANG BUNGA DAUN BATANG BUNGA

1

Segitiga,

runcing,

lancip

Bulat

Lonjong

Hijau

Tua

Kecoklatan

Biru

Krinyuh

(Cromolaena odorata)

370

2

Bulat telur

Bulat

Majemuk

Hijau

Coklat

Putih

Herandong

(Clidenia hirta)

156

3

Lonjong

Bulat

Majemuk

Hijau

Hijau

Putih

Bayam Duri

(Amaranthus spinosus

)

96

4

Bulat telur

Bulat

Tunggal

Hijau

Hujau

Putih

Meniran (Phyllanthus

niruri)

89

5

Runcing

Silinder

Majemuk

Hijau

Hijau

putih

Ilalang

(Imperata

Cylindrica)

552

6

Runcing

Segitiga

Payung

Hijau

Hijau

Hijau

Kecoklatan

Teki (cyperus

rotundus)

532

7

Lonjung

Bulat

Cawan

Hijau

Hijau

putih

Sintrong

(Crassocephalum

crepidoides)

234

8

Runcing

Bulat

Bulat

Hijau

Kehijauan

Merah muda

Putri Malu (Mimosa

pudica)

70

9

Bulat telur

Segi empat

Lonjong

Hijau

kekuning-

kuningan

Hijau

Putih

Kentangan

(Borrevia latifolia)

10

Lebar

,ujung

lancip dan

bergerigi

Bulat

Lonceng

Hijau

Hijau

Putih,biru

muda,

keunguan

Babadotan

(Ageratum conyzoides)

337

11

Bulat telur

Segi empat

Lonjong

Hijau

Hijau

Putih

Goletrak (Borreria

alata)

92

Page 32: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

20

Berdasarkan tabel 1 dapat kita lihat bahwa pada pengamatan jenis gulma yang

ada diareal pengembangan kelapa sawit dilahan tadah hujan pada ulangan 1, 2 dan

3 jenis gulma yang paling dominan pada semua petak sampel adalah Ageratum

conyzoides, Imperata cylindrica, Cyperus rotundus Cromolaena odorata.

Adapun ciri-ciri gulma diatas dapat dilihat sebagai berikut:

a. Gulma Krinyuh (Cromolaena odorata)

Krinyuh adalah gulma atau tumbuhan pengganggu yang sangat merugikan

tanaman budidaya di sekitarnya, gulma ini merupakan tumbuhan perdu berkayu

tahunan. Gulma ini memiliki bentuk daun oval. Warna bunga pada saat muda

kebiruan, semakin tua menjadi cokelat , sedangkan bentuk bunga lonjong seperti

membentuk lonceng. Batang krinyuh berwarna hijau dan berbentuk bulat dan

terdapat rambut halus. Krinyuh merupakan gulma daratan dan gulma ini

berkembang biak dengan biji.

b. Herandong (Clidenia hirta)

Clidenia hirta merupakan Bunga tumbuhan ini memiliki ciri: infloresens

terbatas, daun mahkota (petal) berwarna putih, benang sari berjumlah sepuluh,

bunga biseksual, tabung kelopak melebar berbentuk lonceng dengan panjang 0,5

cm, dan tangkai bunga berukuran 3-4 cm. Daun Clidenia hirta memiliki ciri:

pertulangan daun melengkung 3-9, bentuk daun bulat telur, ujung daun

meruncing, pangkal daun berbentuk jantung, tepi daun beringgit (crenate),

permukaan daun adaksial dan abaksial berambut, panjang daun 5-18 cm, lebar

daun 3-10 cm, daun tanpa stipula, dan tangkai daun berambut jarang. Batang C.

Page 33: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

21

hirta memiliki ciri: tegak, ditutupi rambut halus, bertangkai berhadapan, dan

tingginya 82-190 cm.

c. Gulma bayam duri (Amaranthus spinosus)

Bayam duri (Amaranthus spinosus L.) merupakan salah satu gulma yang

dapat menurunkan hasil produksi tanaman yang dibudidayakan. Tumbuhan ini

banyak tumbuh liar di kebun-kebun dengan ketinggian 1.400 m dpl. Tingginya

dapat mencapai 1 meter. Tumbuhan ini termasuk tumbuh semusim. Tumbuhan

ini dapat dikembangbiakkan melalui bijinya yang bulat, kecil dan hitam. Sebagai

tanda khas dari tumbuhan bayam duri yaitu pada pohon batang, tepatnya di

pangkal tangkai daun terdapat duri, sehingga orang mengenal sebagai bayam duri.

Bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup sinar matahari dengan

suhu udara antara 25 – 350 C. Batang tanaman bayam duri ini kecil berbentuk

bulat, lunak dan berair. Batangnya berwarna merah kecoklatan. Yang menjadi ciri

khas pada tanaman ini adalah adanya duri yang terdapat pada pangkal batang

tanaman ini. Memiliki daun tunggal. Berwarna kehijauan, bentuk bundar telur

memanjang (ovalis). Bunga terdapat di axilaar batang. Merupakan bunga

berkelamin tunggal, yang berwarna hijau.. Kumpulan bunganya berbentuk bulir

untuk bunga jantannya.

d. Gulma Meniran (Phyllanthus niruri)

Meniran merupakan tumbuhan liar yang tumbuh dan tersebar diseluruh

daratan Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Meniran dapar berkembang biak

dengan biji. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut : Batangnya berwarna hijau

kemerahan, dan bentuk batang bulat. Daun tunggal, letaknya berseling. Helaian

Page 34: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

22

daun bulat telur sampai bulat memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat,

permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi daun rata, dengan panjang 1,5 cm dan

lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau. Pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan

bunga betina. Bunga jantan keluar dari bawah ketiak daun, sedangkan bunga

betina keluar dari atas ketiak daun, bunga meniran berwarna putih.

e. Gulma Ilalang (Imperata cylindrica)

Imperata cylindrica merupakan tumbuhan yang tumbuh tahunan. Ilalang

dapat tegak berumpun rapat yang sampai ketinggian 2.500 m dpl, dapat tumbuh

pada tanah kering yang terbuka dan gulma ini berkembang biak dengan biji.

Ilalang memiliki ciri-ciri yaitu: Batang berbentuk segi tiga dan berwarna hijau,

daun berbentuk silinder dan berwarna hijau sedangkan bunga berbentuk majemuk

dan meiliki warna putih.

f. Gulma Teki (Cyperus rotundus)

Cyperus rotundus merupakan gulma tahunan yang cukup berbahaya

diperkebunan kelapa sawit gulma ini mempunyai umbi dan akar ramping. Batang

berbentuk segitiga, warna permukaan atas hijau tua, sedangkan permukaan bawah

hijau muda, mempunyai parit yang membujur dibagian tengah dan ujungnya agak

meruncing lebih pendek dari batang yang membawa bunga. Daun berbentuk

runcing sedangkan pada warna daun berwarna hijau. Bunga berbetuk seperti

payung dan memiliki warna hijau dan kecoklatan. Gulma ini hidup dilahan

tergenang dan dilahan kering. Gulma ini dapat berkembang biak dengan stolon .

Page 35: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

23

g. Sintrong (Crassocephalum crepidioides)

Crassocephalum crepidioides merupakan gulma musiman dengan tinggi

hingga 1 m. Bunga berbentuk cawan dan bewarna putih, batang berbentuk bulat

dan bewarna hijau sedangkan daun berbentuk lonjong dan bwrwarna hijau.

Crassocephalum crepidioides hidup dilahan kering dan berkembang biak dengan

biji.

h. Putri malu ( Mimosa pudica)

Putri malu atau dalam bahasa latin disebut Mimosa pudica adalah

tumbuhan dengan ciri daun yang dapat menutup dengan sendirinya saat disentuh

dan membuka kembali setelah beberapa lama. Tanaman berduri ini termasuk

dalam tanaman berbiji tertutup dan terdapat pada kelompok tumbuhan berkeping

dua atau dikotil. Putri malu ini desebut gulma semusim dan dapat berkembang

biak dengan biji. Putri malu memiliki ciri-ciri yaitu: Daun berbentuk runcing dan

berwarna kehijaun, batang brwarna kehijauan dan berbentuk bulat sedangkan

bunga berbentuk bulat dan berwarna merah muda.

i. Gulma Kentangan (Borreria latifolia)

Gulma ini banyak ditemukan pada daerah dengan musim kemarau

pendek, pada lahan yang kering yang mendapat sinar matahari penuh atau

agak ternaungi. Tumbuh mulai di dataran rendah hingga ketinggian 1600 m dpl.

Pada umumnya bercabang mulai dari bawah. Batang bersegi empat dan lunak dan

berwarna hijau . Daun agak tebal, sederhana, utuh, berbentuk bulat telur dan

berwarna hijau kekuning-kuningan. Bunga biseksual, kecil, bertandan dan terletak

Page 36: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

24

pada ketiak daun berbentuk lonjong dan berwarna putih. Gulma ini dapat

berkembang biak dengan biji.

j. Gulma Babadotan (Ageratum conycoides)

Babadotan merupakan golongan gulma berdaun lebar yang tumbuh hampir

di setiap tempat terutama di daerah tropis. Babadotan dapat tumbuh dilingkungan

yang kering maupun lembab babadotan ini tumbuh pada ketinggian 3000 m dpl,

gulma ini berkembang biak dengan biji atau di kotil, babadotan mempunyai ciri-

ciri seperti Batang : batang babadotan benbentuk bulat dan berwarna hijau, tegak,

mempunyai cabang dan berbulu diseluruh batang nya. Daun: mempunyai daun

lebar dengan ujung nya yang lancip serta bergerigi. Bunga : bunga babadotan

berwarna putih,biru muda dan ke unguan.

k. Gulma Goletrak ( Borreria alata)

Borreria alata merupakan gulma semusiman tumbuh tegak tingginya 15-

20 cm biasanya kurang lebih 25 cm. Gulma ini dapat berkembang biak dengan

biji. Membentuk cabang dari bagian pangkal batang berwarna warnanya ungu,

bentuk penampangnya segi empat, sisi-sisinya segi empat dan berwarna hijau.

Daun Borreria alata memiliki bentuk bulat telur dan berwarna hijau, tepi daun

terasa kasar bila diraba karena adanya bulu-bulu halus yang keras, permukaan

atas berwarna hijau gelap keungu-unguan dengan urat daun yang nyata. Bunga

berbentuk lonjong dan berwarna putih.

Page 37: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

25

Data Jenis Gulma

Dari hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh supriadi(2016)

mengenai identifikasi gulma pada pengembangan tanaman padi di bawah tegakan

kelapa sawit , di temukan 16 jenis gulma yaitu: Lindernia anagalli, Cyperus

cyperoides, Leersia hexandra, Cyperus kyllingia, Eleocharis retroflesa,

Echinochloa crusgalli, Frimbristylist miliaceae, Cypirus iria, Alternantrhera

phyloxeroiders, Brachiaria reptans, Cyperus distans, Ludwigia adscendens,

Limnocharis flava, Nymphaea alba, Melastoma affine, Phyhmthns niruri. Dan

pada penelitian selanjutnya mengenai identifikasi jenis gulma pada

pengembangan kelapa sawit dilahan tadah hujan di temukan 11 jenis gulma yaitu:

Cromolaena odorata, Clidenia hirta, Alternan theria phyloxerolders, Phruthns

niruri, Imperata clyndrica, Cyperus rotundus, Crassocephalum crepidoides,

Mimosa pudica, Borrevia lativolia, Ageratum conycoides, Borreria alata. Untuk

melihat hasil kedua penelitian dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.

Page 38: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

26

Tabel 2. Data Jenis Gulma di Bawah Tegakan Kelapa Sawit

No Nama spesies KM FM KN FN SDR

1

Benik-Benikan

(Lindernia anagallis)

22 3 13,25% 7,89% 10,57%

2 Rumput Pako

(Cyperus cyperoides)

19 3 11,45% 7,89% 9,67%

3 Kalamenta

(Leersia hexandra)

18 3 10,84% 7,89% 9,37%

4 Rumput Kenop

(Cyperus kyllingia)

15 3 9,04% 7,89% 8,47%

5 Bulu Babi

(Eleocharis retroflesa)

13 3 7,83% 7,89% 7,86%

6 Jajagoan

(Echinochloa crusgalli)

13 3 7,83% 7,89% 7,86%

7 Rumput Teki

(Frimbristylist miliaceae)

13 3 7,83% 7,89% 7,86%

8 Rumput Teki

(Cypirus iria)

7 3 4,22% 7,89% 6,06%

9 Bayam Kramah

(Alternantrhera

phyloxeroiders)

10 2 6,02% 5,26% 5,64%

10 Rumput Teki

(Brachiaria reptans)

7 2 4,22% 5,26% 4,74%

11 Rumput Teki

(Cyperus distans)

7 2 4,22% 5,26% 4,74%

12 Kerangkong

(Ludwigia adscendens)

7 2 4,22% 5,26% 4,74%

13 Genjer

(Limnocharis flava)

6 2 3,61% 5,26% 4,44%

14 Teratai Putih

(Nymphaea alba)

4 2 2,41% 5,26% 3,84%

15 Senggani

(Melastoma affine)

2 1 1,20% 2,63% 1,92%

16 Rumput Teki

(Phyhmthns niruri)

3 1 1,81% 3% 2,22%

Jumlah 166 38 100% 100% 100%

Ket: KM (Kerapatan Mutlak)

FM (Frekuensi Mutlak)

KN (Kerapatan Nisbi)

FN (Frekuensi Nisbi)

Dari hasil pengamatan di bawah tegakan kelapa sawit bahwa data jenis

gulma yang mendominasi adalah gulma Benik-Benikan (Lindernia anagallis)

yaitu dengan nilai SDR 10,57%, gulma Rumput Pako (Cyperus cyperoides)

Page 39: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

27

dengan nilai SDR 9,67%, gulma Kalamenta (Leersia hexandra) dengan nilai SDR

9,37% dan gulma rumput kenop (cyperus kyllingia) dengan nilai SDR 8,47%.

Tabel 3. Data Jenis Gulma di Lahan Tadah Hujan

NO Nama spesies KM FM KN FN SDR

1 Krinyuh (Cromolaena

odorata) 370 3 13.50% 9.09% 11.30%

2 Herandong (Clidenia hirta) 156 3 5.69% 9.09% 7.39%

3 Bayam Duri (Amaranthus

spinosus ) 96 3 3.50% 9.09% 6.30%

4 Meniran (Phyllanthus niruri) 89 3 3.25% 9.09% 6.17%

5 Ilalang (Imperata

cylindrica) 552 3 20.15% 9.09% 14.62%

6 Rumput Teki (Cyperus

rotundus) 532 3 19.42% 9.09% 14.25%

7 Sintrong (Crassocephalum

crepidoides) 234 3 8.54% 9.09% 8.82%

8 Putri Malu (Mimosa pudica) 70 3 2.55% 9.09% 5.82%

9 Kentangan (Borreria

latifolia) 212 3 7.74% 9.09% 8.41%

10 Babadotan (Ageratum

conycoides) 337 3 12.30% 9.09% 10.70%

11 G oletrak (Borreria alata) 92 3 3.36% 9.09% 6.22%

Jumlah 2740 33 100.00% 100.00% 100.00%

Ket: KM (Kerapatan Mutlak)

FM (Frekuensi Mutlak)

KN (Kerapatan Nisbi)

FN (Frekuensi Nisbi)

Dari hasil pengamatan menyeluruh di lahan tadah hujan bahwa jenis gulma

pada ulangan 1 ada 11 jenis, yang mendominasi adalah gulma rumput teki

(Cyperus rotundus) yaitu dengan nilai SDR 14,25%. Sedangkan Krinyuh

Page 40: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

28

(Choromolaena odorata) yaitu dengan nilai SDR 11,30%. Sedangkan gulma yang

resesif di ulangan 1 terdapat gulma putri malu (Mimosa pudica) dengan nilai SDR

5,82%.

Pada ulangan 2 ada 11 jenis Gulma, yang mendominasi adalah gulma

ilalang (Imperata cyilindrica) yaitu dengan nilai SDR 14,62%. Sedangkan gulma

yang resesif pada ulangan 2 yaitu gulma meniran (Phyllanthus niruri) dengan

nilai SDR 6,17%%.

Pada ulangan 3 ada 11 jenis gulma, yang mendominasi adalah gulma

Babadotan (Ageratum conicoides) yaitu dengan nilai SDR 10,70%. Sedangkan

gulma yang resesif adalah Goletrak (Borreria alata) yaitu dengan nilai SDR

6,22%.

Pada pengembangan kelapa sawit di lahan tadah hujan jumlah kerapatan

mutlak 2740 dan frekuensi mutlak 33. Hal ini disesuaikan pada ulangan 1 dengan

penebangan sawit 50% sehingga cahaya yang masuk lebih banyak di bandingkan

pada ulangan 2 dan 3 yaitu penebangan 75% dan 100% sehingga pada ulangan 2

dan 3 sinar matahari lebih sedikit masuk sehingga populasi gulma tidak banyak.

Gulma sama halnya dengan tumbuhan lainya yang membutuhkan syarat

hidup dan lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhannya. Bila lingkungan

tersebut tidak lagi sesuai untuk pertumbuhannya maka gulma yang tumbuh akan

berkurang jumlahnya atau tidak dapat tumbuh sama sekali pada lingkungan

tersebut. Pada tabel 2 dapat dilihat gulma yang mendominasi adalah gulma beik-

benikan (Lindernia anagallis) dengan nilai SDR 10.57%, merupakan gulma

penting relatif kecil yang dapat mengganggu tanaman tumbuh baik di persawahan

Page 41: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

29

yang lembab sampai tergenang. Pada tabel 3 dan dapat di lihat gulma yang

mendominasi pada setiap petak sampel adalah gulma Ilalang (Imperata

cylindrica) dengan nilai SDR 14.62%, merupakan gulma yang memiliki daya

adaftasi yang tinggi artinya dalam kondisi lahan yang ekstrim ilalang dapat

bertahan dan dapat berkembang. Gulma yang tumbuh, telah menyesuaikan diri

dengan cara bercocok tanam yang dilakukan baik dilahan kering maupun dilahan

tergenang. Maka dari itu gulma dapat dijadikan sebagai indikator atau petunjuk

dilahan pertanian dalam pengembangan kelapa sawit dengan sistem budidaya

yang berbeda-beda.

Page 42: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

30

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pada pengembangan kelapa sawit dilahan tadah hujan ada 11jenis gulma

yang tumbuh yaitu gulma Cromolaena odorata, Clidenia hirta,

Amaranthus spinosus, Phyllanthus niruri, Imperata cylindrica, Cyperus

rotundus, Crassocephalum crepidoides, Mimosa pudica, Borreria latifolia,

Ageratum conyzoides, Borreria alata.

2. Gulma yang mendominasi adalah gulma Krinyuh (Cromolaena

odorata)dengan nilai SDR 11.30%, Gulma Lalang (Imperata cylindrica)

dengan nilai SDR 14.62%, Gulma Teki (Cyperus rotundus) dengan nilai

SDR 14.25%, Gulma Babadotan (Ageratum conyzoides) dengan nilai SDR

10.70%.

3. Terdapat perbedaan jenis gulma yang tumbuh, gulma yang mendominasi

di bawah tegakan kelapa sawit adalah benik-benikan dengan nilai SDR

10,57%. Gulma yang mendominasi dilahan tadah hujan adalah gulma

Ilalang (Imperata cylindirca) dengan nilai SDR 14.62 %.

Saran

Dilihat dari gulma yang mendominasi adalah gulma Krinyuh

(Cromolaena odorata), gulma Lalang (Imperata cylindrica), gulma Teki

(Cyperus rotundus), dan gulma Babadotan (Ageratum conyzoides). Hal ini

merupakan gulma yang daya adaptasi cukup kuat, sehingga perlu di lakukan

pencegahan sehingga populasi tidak meningkat dan tidak mengganggu

pertumbuhan kelapa sawit.

Page 43: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

31

Lampiran 1. Bagan Keseluruhan Plot Penelitian

Ulangan III Ulangan II Ulangan I

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1

2

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

P3

3

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

4

5

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

6

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

7

8

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

P2

9

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

10

11

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

12

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

13

14

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

P1

15

X

X

X

X

X

X

X

16

17

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

18

X

X

X

X

X

X

X

U

S

Keterangan : X = Kelapa sawit

P3 = Tegakan 100% (tidak ada populasi kelapasawit yang

ditebang).

P2 = Tegakan 75% (25% populasi kelapa sawit ditebang).

Page 44: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

32

P1 = Tegakan 50% (50% populasi kelapa sawit ditebang)

Lampiran 2. Data pengamatan jenis gulma pada ulangan 1

NO Nama spesies Sampel

KM PS1 PS2 PS3

1 krinyuh (Cromolacna

odorata) 33 24 24 81

2 Herandong (Clidenia hirta) 12 16 13 41

3 Bayam Duri (Amaranthus

spinosus ) 9 7 14 30

4 Meniran (Phyllanthus niruri) 3 3 8 14

5 Ilalang (Imperata

Cyilindrica) 53 50 36 139

6 Rumput Teki (Cyperus

Rotundus) 51 51 55 157

7 Sintrong (Crassocephalum

Crepidoides) 24 19 14 57

8 Putri Malu (Mimosa Pudica) 5 6 11 22

9 Kentangan (Borria

latifolia) 15 19 14 48

10 Babadotan (Ageratum

conycoides) 33 35 25 93

11 G oletrak (Borreria alata) 3 2 11 16

Jumlah 241 232 225 698

Page 45: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

33

Lampiran 3. Data pengamtan jenis gulma pada ulangan 2

NO Nama spesies Sampel

KM PS1 PS2 PS3

1 Krinyuh (Cromolacna

odorata) 40 23 41 104

2 Herandong (Clidenia hirta) 17 16 18 51

3 Bayam Duri (Amaranthus

spinosus ) 12 11 9 32

4 Meniran (Phyllanthus niruri) 9 6 4 19

5 Ilalang (Imperatam

cylindrica) 69 52 67 188

6 Rumput Teki (Cyperus

rotundus) 57 51 38 146

7 Sintrong (Crassocephalum

crepidoides) 16 30 23 69

8 Putri Malu (Mimosa pudica) 5 9 16 30

9 Kentangan (Borreria

latifolia) 17 21 17 55

10 Babadotan (Ageratum

conycoides) 38 35 31 104

11 G oletrak (Borreria Alata) 12 18 7 37

Jumlah 292 272 271 835

Page 46: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

34

Lampiran 4. Data pengamatan jenis gulma pada ulangan 3

NO Nama spesies Sampel

KM PS1 PS2 PS3

1 Krinyuh (Cromolacna

odorata) 82 61 42 185

2 Herandong (Clidenia hirta) 27 14 23 64

3 Bayam Duri (Amaranthus

spinosus ) 17 8 9 34

4 Meniran (Phyllanthus

niruri) 15 17 24 56

5 Ilalang (Imperata

cylindrica) 79 76 70 225

6 Rumput Teki (Cyperus

rotundus) 88 78 63 229

7 Sintrong (Crassocephalum

crepidoides) 37 35 36 108

8 Putri Malu (Mimosa

pudica) 1 10 7 18

9 Kentangan (Borreia

latfolia) 22 38 49 109

10 Babadotan (Ageratum

conycoides) 56 33 51 140

11 G oletrak (Borreria alata) 10 16 13 39

Jumlah 434 386 387 1207

Page 47: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

35

Lampiran 5. Dokumentasi Gulma

1. Gulma Krinyuh (Cromolaena odorata)

2. Herandong (Clidenia hirta)

3. Gulma bayam duri (Amaranthus spinosus)

Page 48: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

36

4. Gulma Meniran (Phyllanthus niruri)

5. Gulma Ilalang (Imperata cylindrica)

6. Gulma Teki (Cyperus rotundus)

Page 49: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

37

7. Sintrong (Crassocephalum crepidioides)

8. Putri malu ( Mimosa pudica)

9. Gulma Kentangan (Borreria latifolia)

Page 50: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

38

10. Gulma Babadotan (Ageratum conycoides)

11. Gulma Goletrak ( Borreria alata)

Page 51: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

39

DATA CURAH HUJAN HARIAN

Stasiun/Pos Hujan : KP. Mesjid

Tahun : 2015 Kabupaten :Labura

TGL JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

1 3 - - - - - - - - 2 5 -

2 5 - - - - 15 - 10 - - 8 2

3 - - - - - - - 4 - 2 15 5

4 - - - - - - - - - - 1 -

5 - - - - - - - - - - -

6 - - 2 - - - - 3 2 3 2 2

7 2 - - - - 45 - - - 2 3 -

8 - 2 - - - - - 12 - - 25 -

9 - - - 2 - - - 7 25 - 5 5

10 - - - - 12 - - - - - - -

JLM I 10 2 2 2 12 60 - 36 27 9 64 14

11 - - - - - - - 3 - - 35 -

12 - - - - - 1 - - - - 2 -

13 5 - - - - 2 - 25 - - - 3

14 - 3 - - - - - - - 8 25 -

15 - - - - - - 5 - - 10 6 2

16 - - - - - - - 3 2 - 2 -

17 - - 7 - - - - - - - - -

18 - - - - - - 7 - 3 - - -

19 - - - - - - - - - - - 3

20 - - - - - - - - 8 - - -

JLM II 5 3 7 - - 3 12 31 13 18 70 8

21 - - - - - - - 15 3 - - 2

22 - - - - - - - - 10 - 23 -

23 - 8 - - - - - - - - - -

24 3 - - - - - - - - - 25 -

25 - - - 3 - - 2 - 15 - 2 -

26 - - 7 - - - - - - - 5 -

27 - - - - - - - - - 10 20 -

28 - - - - - - - - 7 2 3 1

29 - - - - - - - - 2 8 - 2

30 - - - - - - 5 - 1 4 8

31 - - - - - -

JLM III 3 8 7 3 - - 2 20 37 21 82 11

HH 5 3 3 2 1 4 3 10 10 11 20 10

MAX 5 8 7 3 12 45 7 25 25 10 25 8

TOTAL 18 13 16 5 12 63 14 87 77 48 216 32

Keterangan :

TTU : Tidak Terukur

HH : Jumlah Hari Hujan

MAX : Curah Hujan Maksimum

TOTAL : Jumlah Curah Hujan Dasarian I,II,III

Page 52: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

40

DATA CURAH HUJAN HARIAN

Stasiun/Pos Hujan : KP. Mesjid

Tahun : 2016 Kabupaten : Labura

Keterangan :

TTU : Tidak Terukur

HH : Jumlah Hari Hujan

MAX : Curah Hujan Maksimum

TOTAL : Jumlah Curah Hujan Dasarian I,II,III

TGL JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

1 - - - - - - - 10 22 - 8 -

2 10 - - - - - - - 1 - 1 2

3 25 - - - - 7 - - - 2 - -

4 - 7 - - - - - - - - - -

5 - 78 - - - - - 2 2 5 4 2

6 - 15 - - - - 1 - - - - -

7 - 43 - - - - - - 3 - - -

8 - 28 - - - 2 - - - - 13 6

9 - 4 - - - 2 - - - - - 7

10 - 7 - - - - - - - 3 17 4

JLM I 35 182 0 0 0 11 1 12 28 10 33 21

11 - - 1 - 5 37 - - - 5 7 22

12 - - - - - - - - - - 8 33

13 - 45 2 - - - - - - 4 10 -

14 - 30 2 - - - - - - - - -

15 2 - 6 2 - - - - - 13 - -

16 7 - - - - - - - - 10 - 9

17 20 - - - - 2 2 - - 11 - 7

18 3 - - - - - - - 3 - - -

19 10 - - 1 - - - - 5 - - -

20 - - - - 2 1 3 7 - - 1 4

JLM II 42 75 11 3 7 40 5 7 8 43 26 75

21 - 5 - - 35 - - 3 4 - - 2

22 - - - - - - - - - 10 - -

23 - - - - - - 3 - - 2 - 5

24 - - - - - - 15 - - - - -

25 3 - - - 10 - - 25 - - - 20

26 - - - - - - - - 5 - 3 -

27 5 3 - - 5 - 3 - 3 3 - -

28 - - - - 7 - 18 - 2 - 2 -

29 - - - 20 - - - - - - - -

30 - - 3 45 - 12 15 - 80 - -

31 - - - - 8 - -

JLM III 8 8 0 23 102 - 50 9 14 100 5 27

HH 9 11 4 4 7 6 8 7 10 12 11 13

MAX 20 78 6 20 45 37 18 25 5 80 13 33

TOTAL 85 265 11 26 109 51 56 28 50 153 64 123

Page 53: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

41

DATA CURAH HUJAN HARIAN

Stasiun/Pos Hujan : KP. Mesjid

Tahun : 2017 Kabupaten : Labura

Keterangan :

TTU : Tidak Terukur

HH : Jumlah Hari Hujan

MAX : Curah Hujan Maksimum

TOTAL : Jumlah Curah Hujan Dasarian I,II,III

TGL JA

N

FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

1 - - 15 - - - - -

2 25 10 2 - - - - 50

3 18 - 39 - - - - -

4 1 - - - - - - -

5 - - - - - - 59 -

6 - - - - 5 - 15 -

7 - - - 97 - - - 18

8 - - - - - - - 27

9 - - - 5 - - - -

10 - - - - - - - -

JLM I 44 10 56 102 5 - 74 95

11 - - - - 63 - -

12 - - - - 15 - 43

13 - - - 2 12 - -

14 - 7 - 36 - - 38

15 - - - 74 76,5 - 17

16 - - - 3 - - -

17 - - - - - - -

18 4 - - - 2 - -

19 2 10 - 8 - - -

20 1 - 33 - 31,5 - -

JLM II 7 17 33 123 200 - 98

21 35 - - - - - -

22 13 - - - - - -

23 5 3 - - - 50 -

24 19 2 - - - - -

25 29 - - - 16 - -

26 26 - - - - - -

27 76 3 1 - - - -

28 2 2 - - - 1 -

29 56 2 - - - -

30 - 21 - - - -

31 - - - -

JLM III 261 10 24 - 16 51 -

HH 15 7 7 7 8 2 5 3

MAX 76 10 56 74 76 50 59 50

TOTAL 312 37 113 232 221 51 172 95

Page 54: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

42

DAFTAR PUSTAKA

Barus, E. 2007. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Kanisius. Yogyakarta. 91

hal.

Fauzi, Y, dkk. 2002. Kelapa Sawit, Budidaya, Pemanfaatan Hasil Limbah,

Analisis dan Pemasaran Penebar Swadaya. Jakarta.

Fauzi. 2005. Kelapa sawit, budidaya, pemanfaatan hasil dan limbah, analisis

usaha dan pemasaran. Penebar Swadaya. Bogor. 163 Hal.

Febriano, M,R. 2013. Pembukaan Lahan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)

Dikebun Batang Toru, PTPN III (Persero) Tapanuli Selatan, Sumatera

Utara. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mangoensoekarj dkk. 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta. 605 hal.

Maria, 2016 . Pengaruh Ekstrak Air Daun Babandotan (Ageratum Conyzoides)

Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah. Universitas Lampung

Bandar. Lampung.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu

hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 411 hal.

Sembodo, D. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaanya. Graha Ilmu. Yogyakarta. 166

Hal.

Sunarko. 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem

Kemitraan. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Sunarko. 2012. Membangun Kebun Mini Kelapa Sawit di Lahhan 2 Hektare.

Perseroan Terbatas AgroMedia Pustaka. Jakarta Selatan.

Supriadi. 2016. Identifikasi Jenis Gulma Pada Pengembangan Tanaman Padi

(Oryza sativa. L) di Bawah Tegakan Kelapa Sawit. Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.

Suriadikarta, D.A. 2005. Pengelolaan Lahan Sulfat Masam Untuk Usaha

Pertanian. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol 24(1).

Suwarto dan Y, Octavianty. 2010. Budidaya Tanaman Perkebunan Unggulan.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Syah S,A,.dkk, 2014. Jenis-Jenis Tumbuhan Suku Asteraceae di Desa Mataue

Kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Universitas Tadulako. 312 Hal.

Syahputra, Edy, dkk. 2011. Weeds Assessment di Perkebunan Kelapa Sawit

Lahan Gambut. Perkebuanan dan Lahan Tropika. (1) 2088-6381. Hal 37-

42.

Page 55: IDENTIFIKASI JENIS GULMA PADA PENGEMBANGAN KELAPA …

43

Triharso, 2004. Identifikasi gulma dan pengendalian gulma dipembibitan main

nursery pada tanaman kelapa sawit. Politeknik Pertanian Negri

Samarinda. Samainda.

Winarna, 2007. Potensi dan kendala lahan rawa pasang surut untuk budidaya

tanaman kelapa sawit. Prosiding seminar. Proseding seminar. Nasional

pertanian lahan rawa. kuala kapuas, p: 223-235