identifikasi gulma air di sepanjang aliran sungai di …repository.uinjambi.ac.id/1749/1/saharuddin...

68
i IDENTIFIKASI GULMA AIR DI SEPANJANG ALIRAN SUNGAI DI DESA LAMBUR LUAR KABUPATEN TANJUNGJABUNG TIMUR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan SAHARUDDIN NIM TB.151032 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 11-Feb-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    IDENTIFIKASI GULMA AIR DI SEPANJANG ALIRAN

    SUNGAI DI DESA LAMBUR LUAR KABUPATEN

    TANJUNGJABUNG TIMUR

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Pendidikan

    SAHARUDDIN

    NIM TB.151032

    PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur Alhamdulillah ku ucapkan kepada Allah SWT dengan izin dan

    rahmat-Nya ku dapat menyelesaikan karya kecil ku ini walaupun dengan

    hambatan dan lika liku perjuangan, ku ikhlas dan sabar demi cita-cita dan

    harapan. Tiada rangkaian kata yang terindah melainkan doa dan ucapan

    terimakasih yang teramat dalam dengan penuh cinta dan kasih sayang ku

    persembahkan skripsi ini kepada:

    Ayah H. Hallade’ dan Ibu Hj. Sitti Arafa merekalah malaikat tak bersayap

    yang telah banyak berjasa dan berkorban dengan ketulusan hati. Dalam mendidik

    tak akan mampu untuk dibalas atas kasih sayang, kesabaran, keikhlasan

    perjuangan dengan tetesan keringat, jerih payahnya demi si buah hati dapat

    menempuh dan menyelesaikan masa studi di Universitas Sultan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    Sebagai bakti, hormat dan terimakasih yang tiada terhingga Kepada abang

    yang amat ku cintai Sahartang , dan adikku Safitriani yang lucu, terimkasih atas

    canda tawanya semua yang tak pernah bosan selalu membimbing dengan penuh

    kesabaran dan keikhlasan.

    Serta tak lupa pula untuk teman-teman ku kelas C yang senasib

    seperjuangan yang telah memberi warna pada saat perkuliahan sehingga dapat

    menyelesaikan karya kecil ku.

    Dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi ini. Ku

    ucapakan terimakasih semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian

    Amin..

  • vii

    MOTTO

    َالن ََرَ يَ خَ َلن َلَ َمَ هَ ع َف َنَ ا ََاس َاس

    "Artinya : “ Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”

    (H.R Thabroni).

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha

    „Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas ridhonya

    sehingga skripsi ini dapat dirampungkan. Sholawat dan salam atas Nabi SAW

    pembawa risalah pencerahan bagi manusia.

    Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

    akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiyah

    UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

    penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak telah memberikan motivasi baik

    moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis menyampaikan terima

    kasih dan penghargaan kepada:

    1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

    Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Ibu Reny Safita, M.Pd selaku Ketua Jurusan Program Studi Tadris Biologi dan

    Bapak Fery Kurniawan, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Tadris

    Biologi

    4. Bapak Dr. A. Malik selaku Dosen Pembimbing I dan ibu Nining Nuraida,

    M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

    mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    5. Bapak kepala Dinas pertanian Profinsi Jambi yang telah memberikan Izin

    Untuk Identifikasi gulma airnya sehingga kami mudah mengolah datanya.

    6. Orang tua, keluarga dan sahabat-sahabat yang telah memberikan motivasi yang

    tiada henti-hentinya hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    7. Keluarga besar Tadris Biologi 2015 yang telah memberi warna selama

    perkuliahan.

  • ix

    8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu secara tidak langsung

    telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

    Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan

    amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

    pengembangan ilmu.

    Jambi, Mei 2019

    Penulis

    Saharuddin

    TB. 151032

  • x

    ABSTRAK

    Nama : Saharuddin

    Jurusan : Tadris Biologi

    Judul : Identifikasi Gulma Air Di Sepanjang Aliran Sungai di Desa Lambur

    Luar Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Tujuan dari penelitian ini untuk pengatahuan tambahan di Kawasan Tanjung

    Jabung Timur yang memiliki banyak keanekaragaman tumbuh-tumbuhan dan

    hewan, dari salah satu jenis keanekaragaman yang ada dikawasan Tanjung Jabung

    Timur tepatnya di Muara Sabak Timur didesa Lambur Luar itu terdapat gulma air

    yang tersebar di aliran sungai parit bank dan belum ada yang melakukan

    penelitian tentang identifikasi gulma air tersebut, sehingga sekarang ini gulma

    tersebut yang terdapat disana jenisnya semakin sedikit diakibatkan oleh aktifitas

    masyarakat dan adanya pencemaran air oleh sampah rumah tangga, jajanan ringan

    anak-anak dan pembasmian gulma air itu sendiri karena dirasa menghalangi saat

    kendaraan air yang memakai mesin lewat sehingga membuat biota airnyapun

    berkurang seperti ikan gabus, ikan sepat dan berbagai jenis ikan air tawar

    lainnya,sebelum gulma airnya semua mati maka sipeneliti malakukan identifikasi

    sehingga nantinya bisa jadi arsip daerah.

    Kata kunci : Identifikasi dan Gulma air.

  • xi

    ABSTRACT

    Name : Saharuddin

    Study Program/Departement : Tadris Biologi

    Title : Identification of Water Weeds along the River

    Stream in Lambur Luar Village, East Tanjung

    Jabung Regency

    The purpose of this study is for additional knowledge in the East Tanjung Jabung

    area that has a large diversity of plants and animals, from one type of diversity

    that is in the East Tanjung Jabung region precisely in Muara Sabak Timur in the

    Outer Lambur village there are water weeds scattered in the river bank trenches

    and no one has carried out research on the identification of water weeds, so that

    now the weeds that are there there are increasingly less caused by community

    activities and the presence of water pollution by household waste, children's

    snacks and eradication of water weeds themselves because It was felt that it was

    blocking when water vehicles using the engine passed so as to reduce the water

    biota such as cork fish, sepat fish and various other types of freshwater fish,

    before the water weeds all died, the researchers conducted identification so that

    later they could become regional archives.

    Keywords: Identification and water weeds

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i

    NOTA DINAS………………………………………………………... ii

    PENGESAHAN……………………………………………………… iv

    PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………. v

    PERSEMBAHAN………………………………………………….... vi

    MOTTO…………………………………………………………….... vii

    KATA PENGANTAR……………………………………………… viii

    ABSTRAK…………………………………………………………… x

    ABSTRACT…………………………………………………………. xi

    DAFTAR ISI………………………………………………………… xii

    DAFTAR TABEL………………………………………….……….. xiv

    DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah………………………….…………… 1

    B. Identifikasi masalah………………………….……………...... 6

    C. Batasan Masalah..………………………….…………………. 6

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………….….... 7

    BAB II KAJIAN TEORITIK

    A. Gulma........................................................................................ 8

    1. Pengertian Gulma................................................................ 8

    2. Morfologi Gulma dan Pengolahan Gulma.......................... 11

    3. Krakteristik Gulma………………...................................... 13

    4. Perkembangbiakan Gulma..................................................

    5. Habitat Gulma.....................................................................

    6. Manfaat Gulma...................................................................

    B. Gulma Air.................................................................................

    1. Pengelompokan Gulma Air .................………………….

    14

    15

    15

    16

    17

  • xiii

    2. Perkembangbiakan Gulma Air.........................................

    3. Kerugian yang ditimbulkan Gulma Air...........................

    4. Manfaat Gulma Air.........................................................

    18

    18

    19

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Waktu dan Tempat Penelitian.......………………………….… 20

    B. Alat dan Bahan......................………………………….……... 20

    C. Metode Penelitian………………………….……………......... 20

    1. Observasi.....................………………………….………… 22

    2. Metode Jelajah (Eksplorasi).................................………… 23

    3. Dokumentasi.............................…………………………... 24

    4. Jalur Pengambilan Sampel…………….....……………….. 24

    BAB IV PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian..........................………………………….…... 26

    1. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)……………….…... 27

    2. Bunga Teratai (Nymphaea alba L)...…………………….... 28

    3. Kiyambang (Salvinia molesta).............……………….…... 29

    4. Gulma Banta (Leersia hexandra).........................................

    5. Rumput Satria (Sataria magna)...........................................

    6. Rumput banggala (Panicum purpurascen)..........................

    7. Goose grass (Panicum Repens)...........................................

    8. Rumput jarum (NymphaeaceaeI).........................................

    9. Aur-aur (Commelina diffusa burm. F.)................................

    10. Rumput Teki (Cyperus rotundus)..........................................

    30

    31

    32

    34

    35

    36

    37

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan………………………….………………………... 38

    B. Saran………………………….………………………………. 38

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Pangumpulan data (Eksplorasi)……………............................ 22

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Hutan merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting dan

    potensial bagi kehidupan manusia sehingga perlu dijaga keberadaannya

    sebagai fungsi penyangga sistem kehidupan. Selain itu hutan mempunyai

    pengaruh yang sangat luas terhadap keadaan tanah, sumber air,

    pemukiman manusia, rekreasi, pelindung marga satwa dan pendidikan Tri

    Cahyanto dalam (Pradiastoro, 2004. Hal. 145).

    Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki

    biodiversitas tertinggi di dunia. Tidak hanya termasuk sepuluh negara

    dengan megabiodiversitas, Indonesia juga merupakan lima negara dengan

    diversitas tumbuhan tertinggi. Namun, Indonesia juga merupakan negara

    dengan populasi manusia keempat di dunia. Sebagai negara berkembang,

    pertumbuhan penduduk di Indonesia juga tinggi. Tingkat urbanisasi juga

    semakin tinggi serta dapat memberikan efek negatif bagi penduduk kota,

    lingkungan, dan biodiversitas Rahmat Azhari Kemal dalam (Pham dan

    Nakagoshi 2007). Dan Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki

    tingkat biodiversity yang tinggi dengan potensi kekayaan alam yang

    melimpah didukung oleh wilayah yang luas dengan banyak kepulauan dan

    berada di daerah tropis. Menurut Annisa Novianti Samin1 dalam

    (Tuheteru dan Mahfudz 2012).

    Hutan tropis Indonesia merupakan salah satu hutan tropis terluas

    didunia setelah Brazil di benua amerika selatan dan Kongo di benua afrika.

    Kelimpahan flora dan fauna hutan tropis di Indonesia sangat tinggi dan

    masih banyak yang belum teridentifikasi Andi Kusumo dalam (Purba et

    al., 2014) dan Muhammad Imam Surya dalam (Indrawan et al. 2007).

    Indonesia merupakan negara yang mempunyai hutan hujan tropis yang

    cukup luas dan keanekaragaman jenis tumbuhan terbesar keempat di

  • 2

    dunia. Keanekaragaman jenis tumbuhan tersebut tergambar pada hutan-

    hutan yang tersebar di seluruh kawasan Indonesia

    UU No. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan merupakan kawasan

    hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem

    penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,

    mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara

    kesuburan tanah. Hutan lindung di Indonesia mempunyai fungsi penting

    dalam menjaga ekosistem dan keanekaragaman hayati dunia. Adanya

    ancaman maupun gangguan mengakibatkan beberapa kawasan hutan

    lindung di Indonesia mengalami penurunan luasan kawasan Muhammad

    Imam Surya dalam (Ginoga et al. 2005; Supangat 2013).

    Sedangkan hutan hujan tropis Sumatera pada tahun 2007 hanya

    sekitar 29% dari hutan yang dilindungi dan ditetapkan sebagai kawasan

    konservasi, dan hanya sembilan dari 38 sektor eko-floristik memiliki

    lebih dari 50% dari tutupan hutan tersisa yang dilindungi. Tiga puluh

    delapan persen dari sisa hutan tersebut berada dalam kategori "sangat

    terancam", "terancam punah", atau "rentan" dilihat dari sektor eko-

    floristik (5 juta ha), tetapi hanya 1 juta ha (20%) yang dilindungi. Sejak

    tahun 1985-2007, telah terjadi kehilangan hutan 10,2 juta ha (85%) pada

    kawasan hampirata (peneplain) bagian timur, dataran rendah bagian

    barat, dan rawa-rawa di Sumatera. Selain itu, sekitar 41% kawasan hutan

    pegunungan telah hilang di Sumatera bagian selatan, tengah, dan utara.

    Hutan pada zona submontana dan montana di Sumatera Tengah juga

    telah hilang berturut-turut sebanyak 6% dan 4% dalam rentang tahun

    tersebut Muhamad Muhaimin dalam (Laumonier et al. 2010).

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan ibukota Muara Sabak

    sejak akhir tahun 1999 telah menjadi Kabupaten baru yang terpisah dari

    Kabupaten Tanjung Jabung (Berdasarkan UU RI No.54 tahun 1999

    tanggal 4 Oktober 1999). Setelah pemekaran, luas wilayah Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur menjadi 5.445,0 Km2dan menempati urutan

  • 3

    kelima diantara Kabupaten / Kota yang ada di Propinsi Jambi atau seluas

    10,2persen dari luaswilayah Provinsi Jambi. namun sejalan dengan

    berlakunya Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

    Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan Perda No. 11 Tahun 2012

    tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Laporan Keterangan PertanggungjawabanBupati Tanjung

    Jabung Timur Tahun 20164tahun 2011 –2031, luas Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur termasuk perairan dan 27 pulau kecil. Disamping itu

    memiliki panjang pantai sekitar 191 km atau 90,5 % dari panjang pantai

    ProvinsiJambi.Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang terletak di pantai

    timur Pulau Sumatera ini berbatasan langsung dengan Propinsi

    Kepulauan Riau dan merupakan daerah Hinterlandsegitiga pertumbuhan

    ekonomi Singapura –Batam –Johor (Sibajo).Wilayah perairanlaut

    kabupaten ini merupakan bagian dari alur pelayaran kapal nasional dan

    internasional (ALKI I) dari utara ke selatan atau seba

    -

    Utara berbatasan dengan Laut China Selatan. Sementara di sebelah

    Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi dan Provinsi

    Sumatera Selatan, di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina

    Selatan, sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Muaro Jambi

    Tumbuhan merupakan organisme autotrof yang dapat

    menghasilkan bahan organik untuk keperluan hidupnya dan menjadi

    ujung rantai makanan bagi beragam jenis organisme heterotof. Dari

    beragam jenis tumbuhan terdapat jenis-jenis tumbuhan berbunga yang

    menghasilkan buah baik buah sederhana, buah agregat maupun buah

    majemuk. Tumbuhan yang menghasilkan buah mempunyai peran sangat

    penting.

  • 4

    Kaidah dasar ekologi tumbuhan kenyataan bahwa tumbuhan sudah

    ada dan hidup dipermukaan bumi sejak lama dan oleh karena itu akan

    selalu tanggap terhadap segala perubahan alam lingkungan yang ada

    disekitarnya. Lingkungan merupakan kesatuan dari segala faktor-faktor

    baik yang hidup (biotis) maupun yang mati (abiotis) yang dapat

    mempengaruhi tumbuhan, perkembangbiakan atau penyebaran dari jenis

    tumbuhan. Secara umum, lingkungan dapat di kelompokkan menjadi dua

    komponen utama yaitu lingkungan makro dan yang mikro. Lingkungan

    makro ialah lingkungan yang meliputi skala daerah yang luas, termasuk

    didalamnya adalah iklim dan tanah seperti intesitas cahaya, kelembaban,

    kecepatan angin dan suhu. Lingkungan yang mikro meliputi skala daerah

    yang kecil dan sempit dimana lingkungan ini dapat dipengaruhi oleh

    adanya objek (batuan, pohon, dan sebagainya), zat kimia (hara, bahan

    organik, atau anorganik) dan tpokgrafi. (Soetikno S. Sastroutomo1990

    hal.9)

    Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Oosting (1956) bahwa

    organisme hidup dipengaruhi oleh lingkungan, dimana lingkungan

    merupakan himpunan beberapa faktor alam yang berbeda termasuk

    substansi air dan tanah, kondisi (Suhu dan cahaya), angin, organisme dan

    waktu. Faktor lingkungan abiotik sangat menentukkan penyebaran,

    pertumbuhan populasi suatu organisme. Tiap jenis organisme hanya dapat

    hidup pada kondisi abiotik tertentu yang berada dalam kisaran toleransi

    yang sesuai dengan organisme tersebut Annisa Novianti Samin dalam

    (Suin, 2002).

    Suatu ekosistem dapat terdiri dari tumbuhan, hewan,

    mikroorganisme, tanah, batuan, mineral, sumber air dan suasana lokal

    berinteraksi dengan satu sama lain. Sehingga tidaklah mengherankan

    bilamana kemudian jasa ekosistem didefinisikan sebagai semua manfaat

    yang berguna bagi manusia yang dapat diperoleh dari suatu ekosistem

    (Eliezer, 2001).

  • 5

    Definisi jasa ekosistem berkembang dan semakin meluas untuk

    menggambarkan bagaimana suatu ekosistem memberikan layanan yang

    sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan umat

    manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. (Wahyudin,

    2016:35-36).

    Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di

    suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu

    daerah dari segi penyebarannya tumbuhan yang ada baik secara ruang

    dan waktu. Rawa-rawa, hutan padang rumput dapat dijadikan contoh dari

    tipe vegetasi. (Soetikno S. Sastroutomo1990 Hal.10) Struktur dan

    komposisi suatu vegetasi dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya

    yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami

    pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan hasil interaksi berbagai

    faktor lingkungan Tri Cahyanto dalam (Arrijani dkk., 2006).

    Air merupakan media yang dibutuhkan organisme untuk

    kehidupan, tidak terkecuali pada ikan. Berdasarkan kandungan garam

    yang terdapat pada perairan, air dapat dibedakan menjadi 3 golongan

    besar yaitu air tawar, air payau, dan air laut. Banyaknya kandungan

    garam yang terdapat di perairan disebut dengan salinitas. Salinitas adalah

    konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat didalam air laut

    (Hutabarat dan Evan, 1985). Wilayah pesisir merupakan salah satu sistem

    ekologi peraitan yang produktif, beragam dan kompleks, maka dari itu

    potensi akan adanya gangguan, ganguan itu dinamakan gulma, tumbuhan

    gulma. sangatlah beragam baik itu di daratan maupun di sungai dengan

    keadaan air yang tawar.

    Gulma ialah tumbuhan yang kehadirannya tidak

    dikehendaki oleh manusia. Keberadaan gulma menyebabkan terjadinya

    persaingan antara tanaman utama dengan gulma. Gulma yang tumbuh

    menyertai tanaman budidaya dapat menurunkan hasil baik kualitas

    maupun kuantitasnya (Widaryanto, 2010).

  • 6

    sGulma air merupakan tanaman air pengganggu yang kehadirannya

    tidak diinginkan serta selalu tumbuh dalam populasi yang besar

    (blooming). Kehadiran gulma air dinilai merugikan, baik secara estetika

    dan secara ekologi. Selain itu, gulma air juga dapat menjadi tempat

    berlindung dan berkembang biaknya populasi hewan yang menjadi vektor

    penyakit (Pratiwi dalam Resmikasari, 2008).

    Kawasan Tanjung Jabung Timur memiliki banyak keanekaragaman

    tumbuh-tumbuhan dan hewan, dari salah satu jenis keanekaragaman yang

    ada dikawasan Tanjung Jabung Timur tepatnya di Muara Sabak Timur

    didesa Lambur Luar itu terdapat gulma air yang tersebar di aliran sungai

    parit bank dan belum ada yang melakukan penelitian tentang identifikasi

    gulma air tersebut, sehingga sekarang ini gulma tersebut yang terdapat

    disana jenisnya semakin sedikit diakibatkan oleh aktifitas masyarakat dan

    adanya pencemaran air oleh sampah rumah tangga, jajanan ringan anak-

    anak dan pembasmian gulma air itu sendiri karena dirasa menghalangi saat

    kendaraan air yang memakai mesin lewat sehingga membuat biota

    airnyapun berkurang seperti ikan gabus, ikan sepat dan berbagai jenis ikan

    air tawar lainnya, oleh sebab itu peneliti ingin melakukan “Identifikasi

    Gulma Air di Sepanjang aliran Sungai di Desa Lambur Luar

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur”

    B. Identifikasi Masalah

    1. Belum ada penelitian mengenai identifikasi tentang gulma air di

    sepanjang aliran sungai di Desa Lambur Luar.

    2. Masih kurangnya penelitian data tentang gulma air pada suatu

    lingkungan tertentu, khususnya di kabupaten Tanjab Timur.

    C. Batasan Masalah

    1. Identifikasi yang dilakukan hanyalah gulma air di sepangjang aliran

    sungai Lambur Luar

    2. Lokasi penelitian dibatasi pada wilayah dari parit bang sampai parit 5

    3. Pengambilan gulma air dilakukan dengan metode Metode jelajah

    (Eksplorasi)

  • 7

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masah diatas dapat dirumuskan

    permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai

    berikut.

    1. Apasaja Ordo gulma Air yang akan ditemukan di kawasan disepanjang

    aliran sungai desa Lambur Luar

    2. Berapa Genus gulma air yang bisa di identifikasi di kawasan

    disepanjang aliransungai desa Lambur Luar

    E. Tujuan penelitian dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan penelitian diatas , penulis dapat menuliskan tujuan

    dari penelitian ini yaitu

    a. Mengeksplorisasi jenis gulma air di kawasan disepanjang

    aliransungai desa Lambur Luar

    b. Mengatahui jumlah gulma air di kawasan disepanjang

    aliransungai desa Lambur Luar

    2. Manfaat Penelitian

    a. Menambah khasanah ilmu pengatahuan penulis dalam dunia

    pendidikan pada umumnya dan pendidikan biologi pada

    khususnya.

    b. Sebagai alternatif sumber belajar praktikum untuk mata kulia

    ekologi dan taksonomi tumbuhan 1 pada pendidikan biologi.

    c. Dapat melestarikan jenis-jenis tumbuhan gulma air yang ada pada

    Lambur Luar tanjung Jabung Timur.

  • 8

    BAB II

    KAJIAN TEORITIK

    A. Deskripsi Teori

    1. Gulma

    a. Pengertian Gulma

    Gulma adalah tumbuhan yang tumbuhanya salah tempat.

    Sebagai tumbuhan, gulma selalau berada disekitar tanaman yang

    selalu dibudidayakan dan berasosiasi dengan cara yang khas,

    karena luas penyebaran gulma mempunya berbagai nama sesuai

    dengan asal daerah dan negaranya seperti Weed (Inggris), Unkraut

    (Jerman), Onkruit (Belanda), dan Tzao (Cina), serta banyak nama

    lainnya. (Jody Moenandir 1990. Hal 5) Dalam bahasa indonesia

    diketahui sebagai rerumputan atau rumpai yang berarti tumbuhan

    berumput (grassy plants,) herba (herb), tumbuhan pengganggu

    (noxious plans), dan akhirnya sekarang adalah gulma berarti

    tumbuhan yang tidak diinginkan. (Yernelis Sukman 1991. Hal 2)

    Gulma dikenal karena adanya perlakuan manusia pada

    sebidang tanah untuk ditanami dengan tanaman yang dapat

    memenuhi kebutuhannya. Berarti manusia yang karena

    kebutuhannnya secara subjektif membedakan tanaman menjadi

    gulma dan bukan gulma. Tanaman bukan gulma dapat termasuk

    pertamanan yang dibudidayakan, tanaman ruderalle, dan tanaman

    liar. Gulma terhadap pertamanan merupakan tanaman pesaing

    (Jody Moenandir 1990. Hal 1).

    Pada umumnya, gulma mempunyai daya adaptasi dan daya

    saing yang tinggi. Soetikno (1990) menjelaskan bahwa adaptasi

    yang tinggi tersebut berhubungan dengan daya kompetisi yang

    tinggi; sebagai rumah (inang) sementara bagi hama dan penyakit;

    mengurangi mutu hasil panen dan menghambat kelancaran

    aktivitas pertanian.

  • 9

    Definisi gulma terpendek adalah yang dikemukakan oleh

    Prof. Beal yaitu sebagai “a plent out of place”/tumbuhan yang

    salah tempat (king,1974) terdapat 30 definisi yang sebagian besar

    didasarkan pada “mengapa ia salah tempat”. Numata (1971)

    memandang gulma dari niche/relung/tempat berfungsinya.

    Berdasarkan relungnya maka vegetasi dapat dibedakan menjadi

    tanaman (Crop), gulma (Weed), tumbuhan rudral dan tmbuhan liar.

    Tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan, karna itu

    diinginkan manusia. Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh

    pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia.

    Tumbuhan rudal adalah tumbuhan yang dibudidayakan, tumbuha

    pada habitat alami yang terganggu (ruderal) tetapi bukan digunkan

    untuk tujuan produksi (misal:sepanjang tepi jalan, sepanjang tepi

    sungai dan sebagainya) sedangkan tumbuhan liar adalah tumbuhan

    yang tumbuh pada habitat alami. (Yernelis Sukman 1991. Hal 2-3)

    Dalam perkembangan disiplin gulma moderen menurut

    Soerjani (1988), gulma cenderung didevinisikan sebagai tumbuhan

    yang peranan, potensi dan haikat kehadirannya belum sepenuhnya

    kita ketahui. Sementara itu menurut kenyataan alminya, relung

    gulma tidak hanya relung ruang (special niehe) relung tropik

    (sumber hara yang diperlukan dan dampak yang dihasilkannya),

    serta relung multidimensional (pengaruhnya terhadap suhu, pH,

    kelembaban dan sebagainya, tetapi juga relung genetik (perannya

    sebagai sumberdaya genetik).

    Ketika mata pencarian diusahakan pada pola bercocok

    tanaman, muncul masalah tumbuhan penggangu (gulma) yang

    menjadi salah satu faktor pembatas peningkatan kuantitas dan

    kualitas produksi pertanian. Perubahan lingkungan (ekosistem)

    yang dilakukan untuk menginfestasikan usaha pertanian memberi

    peluang besar bagi pengembangbiakan dan penyebaran aneka

    tumbuhan jenis pengganggu. Tumbuhan jenis pengganggu

  • 10

    umumnya mampu mempertahankan diri dalam menghadapi

    perubahan lingkungan karena dapat beradaptasi dan bersaing

    (Rahmat Rukman dan Sugandi Saputra. Hal.11)

    Kehadiran gulma di suatu lahan pertanian secara umum

    memberikan pengaruh negatif terhadap tanaman budidaya yaitu

    sebagai penghasil alelopati, alelomediasi dan alelopoli. Gulma

    dikatakan penghasil alelopati karena dapat mengeluarkan bahan

    kimia untuk menekan bahkan mematikan tumbuhan lain.

    Alelomediasi karena gulma merupakan tempat tinggal bagi

    beberapa jenis hama tertentu atau gulma sebagai penghubung

    antara hama dengan tanaman budidaya, sedangkan alelopoli,

    karena gulma selalu bersifat monopoli atas air, hara, CO2, O2 dan

    sinar matahari (Riry, 2008).

    b. Morfologi dan Penggolongan Gulma

    Menurut Triharso (1994) dan Rukmana dan Saputra

    (1999), berdasarkan morfologinya gulma dapat dibedakan atas

    golongan rerumputan (Grasses), golongan teki (Sedges),

    golongan berdaun lebar (Broad-Leaved) dan golongan

    pakisan/pakuan (Fern). Golongan rerumputan mencakup jenis

    gulma yang termasuk ke dalam famili Gramineae. Selain

    merupakan komponen terbesar dari seluruh populasi gulma,

    famili ini memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi,

    distribusinya amat luas dan mampu tumbuh pada lahan kering

    maupun tergenang. Ciri-ciri golongan rerumputan ini adalah :

    1). batangnya berbentuk silindris, ada pula yang agak pipih

    atau persegi; 2). batang biasanya berongga, beberapa

    diantaranya berisi; 3). daunnya tunggal terdapat pada buku dan

    berbentuk garis; 4). duduk daun berseling membentuk barisan

    kanan dan kiri; 5). tulang daunnya sejajar dan di tengah

    helaiannya terdapat ibu tulang daun; 6). daun terdiri dari

    pelepah dan helaian daun dengan tepi daunnya rata; 7). lidah

  • 11

    daun kerap tampak jelas pada batas antara pelepah dan helaian

    daun; 8). bunga tersusun dalam bulir; 9). bulir tersusun dari

    anak bulir yang bertangkai meskipun ada yang tidak

    bertangkai; 10). bakal buah beruang satu dan berbiji satu; 11).

    bentuk buah ada yang bulat memenjang seperti perahu, bulat

    telur atau datar cembung. Gulma yang tergolong rerumputan

    diantarnya ilalang (Imperata cylindrica), rumput pahit atau

    pahitan (Axonopus compresus), rumput belulang (Eleusine

    indica), jajagoan (Echinochloa crusgalli), lempuyangan atau

    jajahean (Panicum repens), dan lain-lain.

    Gulma golongan teki-tekian meliputi semua jenis gulma

    yang termasuk ke dalam famili Cyperaceae. Golongan teki

    terdiri atas ± 4.000 spesies. Ciri-ciri gulma golongan ini yaitu :

    1). batang pada umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang

    bulat atau pipih dan berisi; 2). daun berjejal pada pangkal

    batang dan tersusun dalam tiga deretan; 3). daun duduk dan

    berbentuk pita dengan urat daun membujur; 4). pelepah daun

    berbentuk buluh; 5). tidak memiliki lidah daun; 6). bunga

    tersusun dalam bulir atau anak bulir dan biasanya dilingkupi

    oleh satu daun pelindung; 7). ibu tangkai karangan bunga tidak

    berbuku-buku; 8). organ perbanyakan utamanya ada yang

    terletak dalam tanah, ada pula menggunakan biji.

    Contoh gulma yang termasuk dalam golongan ini

    adalah : Teki (Cyperus rotundus), Wlingi (Scirpus grossus),

    Rumput Sendayan (Rhynchospora corymbosa), Jekeng

    (Cyperus iria), babawangan (Eriocaulon cinereum), rumput

    knop (Cyperus kyllingia), dan lain-lain.

    Sedangkan yang tergolong dalam gulma berdaun lebar

    meliputi semua jenis gulma selain famili Gramineae dan

    Cyperaceae. Gulma berdaun lebar umumnya terdiri atas

    golongan Dycotelodoneae. Ciri-ciri umum berdaun lebar ini

  • 12

    adalah ukuran daunnya lebar, tulang daun berbentuk jaringan

    dan terdapat tunas-tunas tambahan pada setiap ketiak daun.

    Contoh gulma berdaun lebar antara lain : Bayam duri

    (Amaranthus spinosus), Babandotan atau Wedusan (Ageratum

    conyzoides), Saliara (Lantana camara), Kremah (Alternanthera

    philoxeroides), Genjer (Limnocharis flava), dan sebagainya.

    Untuk golongan gulma pakisan/pakuan (Pteridophyta/Fern)

    semua gulma yang berasal dari keluarga pakis-pakisan,

    misalnya pakis kadal (Dryopteris aridus) dan pakis kinca

    (Neprolepsis biserata). Berdasarkan habitatnya, Triharso (1994)

    juga menggolongkan menjadi gulma darat (terestrial weeds),

    gulma air (aquatic weeds) dan gulma yang menumpang pada

    tumbuhan lain (aereal weeds).

    Sifat-sifat umum yang dimiliki gulma adalah cepat

    berkembang biak, periode pembungaan cukup lama,

    pembentukan biji berlainan umur, bunga umumnya majemuk,

    berbiji banyak, sifat dormansi biji yang lama, daya adaptasi

    yang luas dan tahan terhadap lingkungan yang nkurang

    menguntungkan .(Rukmana dan Saputra, 1999).

    Gulma merupakan salah satu faktor pengganggu

    pertumbuhan tanaman karena keberadaannya dapat

    menurunkan produksi akibat persaingan pengambilan unsur

    hara, air, sinar matahari, dan ruang hidup; menurunkan mutu

    hasil akibat kontaminasi dengan bagian gulma; mengeluarkan

    senyawa allelopati yang dapat mengganggu pertumbuhan

    tanaman; menjadi inang bagi hama dan penyakit; mengganggu

    tata guna air; dan meningkatkan pembiayaan usaha tani

    (Sukman dan Yakup, 1991).

    Gulma dapat dibedakan menjadi beberapa golongan :

    sesuai dengan bentk daun (daun lebar atau daun sempit), lama

  • 13

    hdupnya (setahun atau semusim, dua tahun atau tahunan), serta

    golongan pentingnya (golongan sangat ganas atau agak ganas).

    Gulma berdaun lebar. Tumbuhan ini mempunyai bentuk

    daun lebar, dari jenis dikotil dan pada umumnya mempunya

    lintasan.

    Gulma berdaun sempit, tumbuhan ini mempunyai

    bentuk daun sempit panjang, dari jenis monokotil dari pada

    umumnya mempunyai lintasan

    Gulma semusim atau setahun (annual). Tumbuhan ini

    menyelesaikan daur hidupnya dari biji, tumbuh sampai mati

    selalma semusim atau setahun. Karena banya biji yang

    terbentuk, maka persisten.

    Gulma dua tahunan (biennial). Tumbuhan ini

    menyelesaikan hidupnya selama antar satu sampai dua tahun.

    Bunga dibentuk pada tahun kedua.

    Gulma tahunan (perennial). Tumbuhan ini

    menyelesaikan daur hidupnya selama lebih dari dua tahun.

    Kebanyakan tumbuhan ini membentuk biji banyak untuk

    penyebaran dan dapat pula menyebar secara vegetatif.karna

    beda penyebarannya tumbuhan ini dibagi perennial sederhana

    dan perennial merayap. (Jody Moenndir, Hal.6)

    c. Krakteristik Gulma

    Dikenal berbagai sistem klasifikasi gulma yang

    menggambarkan krakteristiknya, seperti klasifikasi berdasarkan

    karekteristik reproduksi, bentuk kehidupan, botani dan lain –

    lain adapun sebagai berikut :

    a. Rumput (Grasses)

    b. Teki (Sedges)

    c. Gulma daun lebar (Broad-leaved Weeds)

    d. Gulma semusim, dua musim dan tahunan (Annual,

    Biennial, and Parennial Weeds)

  • 14

    e. Gulma berkayu (Woody Weeds)

    f. Gulma Air (Aquatic Weeds)

    g. Gulma perambat (Climbers)

    h. Gulma Epifit dan Parasit

    d. Perkembangbiakan Gulma

    Perkebangbiakan gulma ditinjau dari segi mekanisme

    perkembangannya adalah sangat efesien, dan bila diperhatikan

    jauh lebih efesien dari tanaman budidaya yang diusahakan.

    Para ahli telah berusaha mengendalikan gulma tersebut, namun

    masih tetap efesien perkembangbiakannya. Hal ini dikarnakan

    sifat efesiensi telah didapat dari seleksi alam dan adanya

    penyesuaian ekologis. (Yernelis Sukman. Hal.15)

    a. Perkembangan Secara Generatif

    Perkembangan secara generatif hanya diperuntukan

    untuk gulma kelas Angiospermae dan Gymnospermae.

    Pembungaan yang terjadi semusim lebih kurang lima

    minggu setelah perkecambahan, dan selanjutnya prioden ini

    berjalan lambat, diikuti pemasakan biji. Dengan adanya

    priode tersebut maka biji-biji gulma akan tidak dapat

    dihasilkan dalam waktu yang bersamaan. Lain halnya

    dengan tanaman budidaya yang dapat menghasilkan dalam

    waktu yang bersamaan. Kebanyakan berbunga majemuk,

    tetapi ada juga yang berbentuk tunggal meskipun jarang

    ditemui. Bunga tunggal biasanya dapat menghasilkan biji

    yang sangat banyak. (Yernelis Sukman. Hal. 16 )

    b. Perkembangan Secara Vegetatif

    Kebanyakan gulma tahunan tumbuh telah lama

    tidak diolah, dan berkembangbiaknya sebagian besar secara

    vegetatif. Dengan melakukan pengolahan bagian tanah

    yang vegetatif yang terpotong dapat menghasilkan

    tumbuhan baru tetapi melakukan pengolahan tanah

  • 15

    berulang kali dan mematikan bagian-bagian gulma yang

    terpotong tersebut. Rhizoma, stolon dan bagian akar yang

    menjalar dapat berubah menjadi tumbuhan baru bila

    dipotong sewaktu pengolahan tanah. Umumnya bagian

    vegetatif gulma yang dapat tumbuh kembali adalah umbi,

    akar, batang, rhizoma dan stolon . (Yernelis Sukman. Hal.

    17-18).

    e. Habitat

    Berdasarkan habitat umum, gulma digolongkan menjadi

    berikut.

    a. Gulma Darat (Terrestrial Weeds)

    Gulma darat tumbuh pada didaerah kering dan bila

    tergenang air akan mati. Contoh gulma darat antara lain:

    Teki (Cyperus Rotundus L.), alang-alang (Imperata

    Cylindra L.), golektrak atau balakbak atau rumput setawan

    (Borreria latifolia (Aubl.) K. Sch), sangga langit atau

    toroto ( Tridax Procumbens L.).

    b. Gulma Air (Aquatic Weeds)

    Gulma air adalah gulma yang sebagian atau seluruh

    hidupnya berada di air. Contoh gulma air antara lain :

    hidrila (Hydrilla verticillata Pres.), eceng lembut atau

    wewehan (Monochoria vaginalis), cacanbean (Ludwigia

    octovalis), kayambang (Cerotophyllum demersum), dan

    eceng gondok (Eichornia crassipes).

    f. Manfaat Gulma

    Gulma disamping merugikan juga memberikan manfaat

    bagi manusia, terutama bila kepentingan manusia terhadap

    tumbuhan tersebut bersifat subyektif. Adapun manfaat gulama

    adalah sebagai berikut:

  • 16

    1. Gulma yang dapat dikomsumsi oleh manusia

    Beberapa gulma yang dapat dikomsumsi antara lain

    : Selada air (Nasturtium officinale), Semanggi (Marsilea

    crenata), Kangkung air (Ipomoea aquatica), Umbi teki

    (Cyperus ratundus) dan lain-lain

    2. Sumber pencarian bagi buruh tani

    Kehadiran gulma di sekitaran tanaman budidaya

    yang harus dikendalikan, akan menciptakan lapangan

    pekerjaan bagi seluruh buruh tani (khususnya untuk

    pengendalian gulma secara manual dengan tangan atau

    penyiangan).

    3. Meningkatkatkan kesuburan tanah

    Gulma Azolla pinnata yang sering berasosiasi

    dengan tanaman padi sawah bersimbiosis dengan Anabaena

    azollae pinnata dapat juga digunakan sebagai bahan

    pembuat kompos dengan kandungan N yang tinggi.

    4. Mencegah atau mengurangi tingkat erosi

    Contohnya seperti putri malu (Mimosa Invisa

    Mimosa pudica), Alang-alang (Imperta cylindrica), yang

    mempunyai sistem perakaran yang kuat dan distribusinya

    luas dapat memperkuat argegat tanah sehingga menghindari

    terjadinya erosi pada tanah dengan kemiringan yang tinggi.

    5. Sebagai bahan pakan ternak

    Banyak sekali gulma yang dipergunakan sebagai

    bahan ternak bagi hewan peliharaan seperti sapi, kambing,

    lembu, adapun beberapa contoh bahan pakan ternak gulma

    antara lain : Axonphus compressus, Cynodon dactylon,

    panitum maximum, Ageratum conyzoides, Stylosanthes

    guyanensis, Mucuna pruriens, Sphenoclae zeylanica,

    Ludwiga adscendens dan sebagainya.

  • 17

    6. Sebagai bahan penutup tanah dalam bentuk mulsa atau

    sersah.

    Gulma-gulma kering dapat dimanfaatkan sebagai bahan

    penutup tanah untuk mencegah terjadinya evaporasi

    berlbihan pada musim kemarau.

    2. Gulma Air

    Adanya gulma air dalam suatu area perairan akan

    menggangu dalam hal :lalu lintas air, volume air akan berkurang,

    menahan proyek irigasi, mengurangi daya untuk listrik. Masalah

    ini diperparah dengan adanya area perairan tersebut dan

    menyuburkan pertumbuhan dan perkembangan gulma air. (Jody

    Moenandir 2002 Hal.93 )

    a. Pengelompokan Gulma Air

    1. kelompok mengapung (Floating), tipe ini sangat dikenal

    dengan contoh Eichhornia crassipes (Eceng gondok, water

    hyacinth), Salvina Sp.Pistia stratiotes (water lettuce). Familia

    eceng gondok (Pontederiaceae) terdiri dari 6 genus :

    Eichhornia, Reussia, Ileteranthera, Hydrothrex, ponderia

    dan Monochoria. Sedangkan genus Eichhornia mempunyai 5

    spesies : E.crassipes, E. Paradox, E. Paniculata, E.azurea

    dan E. Diversifolia dan mempunyai 5 spesies ialah :

    S.molesta, S. nataus, S.cuculata, S. nolasta

    2. kelompok yang hidupnya dibawah permukaan air

    (submarged), terdapat dua contoh utama ialah Hydlilla

    verticellata (hidrilla) dan Mycrophyllum spicatum (water

    milfoil)

    3. kelompok yang mempunyai perakaran tumbuh meluas

    dipermukaan air (emergent), dengan contoh : Typha sp.

    (cattails), Cyperus papyrus (papyrus), Scirpus sp. (bulrush)

    dan Phragmites communis (fragmit reed).

  • 18

    b. Perkembangbiakan Gulma Air

    Gulma air dapat berkembangbiak secara:

    1. Vegetatif (aseksual) dengan menggunakan bagian-bagian

    vegetatif tanaman seperti stolon (pada jenis teki-tekian), umbi,

    spora (pada semanggi)

    2. Generatif (seksual) dengan biji, misalnya pada Limnocharis

    flafa, Eichornia cassipes, Monochoria vaginalis.

    c. Kerugian yang Ditimbulkan Gulma Air

    Beberapa yang ditimbulkan gulma air antara lain :

    1. Pada populasi yang banyak dapat mengurangi daya tambang

    waduk atau bendungan atau ekosistem air lainnya karena

    volume sebagian besar digunakan oleh gulma.

    2. Dapat mengakibatkan pembrosan air sebagai akibat

    terjadinya pendangkalan perairan dari aspek evapotranpirasi.

    Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa evaporasi

    (kehilangan air anpa gula) mencapai 5,9 mm/hari.

    Sedangkankan evapotranpirasi lebih tinggi bagi yaitu 7-8 jari

    dari evapottranpirasi karena pda saat matahari diatas ekuaror

    (lama penyinaran kurang lebih 18 jam) intensitas matahari

    sangat tinggi.

    3. Menghambat saluran irigasi. Hal ini dapat mengakibatkan

    kekurangan air pada lahan-lahan pertanian.

    4. Menghambat transportasi air. Terutama di sungai-sungai di

    wilayah kalimantan, jenis-jenis Hydrilla sp. Menyangkut di

    baling-baling motor sehingga menggangu transportasi air.

    5. Menggangu kehidupan perikanan. Ppulasi gulma air yang

    inggi akan menghambat penetrasi oksigen sehingga

    mengurangi jumlah O2 terlarut dalam air yang pada akhirnya

    produksi ikan akan turun. Selain itu populasi gulma air akan

    menghambat masuknya sinar matahari, akhirnya produksi

    fito-planton berkurang sehingga produksi ikan juga turun.

  • 19

    6. Komonitas gulma air yang tinggi merupakan habitat yang

    baik bagi vektor penyakit. Sebagai contoh keong air

    (Oncomelania hepensis) pada akar eceng gondok merupakan

    vektor penyakit cacing akar di rawa pening. (Pujiwati

    Istirochah. 2017 Hal 76 )

    d. Manfaat Gulma air.

    Manfaat gulma air secara umum sebagai biofilter melalui

    kemampuannya dalam menyerap dan mengurai limbah budidaya

    ikan. Limbah budidaya yang mematikan ikan pada konsentrasi

    tertentu adalah nitrogen. Nitrogen memiliki dampak negatif secara

    langsung terhadap pertumbuhan dan imunitas ikan (Frances et al.,

    2000; Biswas et al., 2006; Remen et al., 2008).

    Menurut Boyd (2015), pemecahan nitrogen organik

    (protein, urea dan feses) serta nitrogen anorganik yang berasal dari

    dekomposisi bahan organik oleh mikroba atau jamur menjadi

    amonia (NH3). Amonia merupakan buangan metabolik, pada

    kensentrasi tertentu sangat beracun bagi organisme air (Benli et al.,

    2008). Sehingga ikan gabus mampu tumbuh dan berkembang

    dengan nyaman. Kenyaman untuk tumbuh dan berkembangnya

    ikan gabus salah satu indikatornya adalah gambaran darah

    (Supriyono et al., 2011)

    Manfaat gulma air lainnya adalah tempat berlindung ikan

    gabus dari pemangsaan, baik sesama jenis maupun predator

    lainnya. Sehingga mampu menurunkan tingkat mortalitas akibat

    pemangsaan sesama (kanibalisme) maupun predator lainnya. Peran

    lainnya adalah sebagai produsen utama, pemasok oksigen dan

    menyerap logam berat (Putra, 2006).

    walaupun banyak kerugiannya yang ditimbulkan gulma air,

    namun manfaat yang diberikan juga ada beberapa di antaranya:

  • 20

    1. Beberapa jenis dapat di komsumsi contohnya: Nasturtium

    officinale (selada air), Marsilea crenata (semanggi),

    Limnocharis flawa (genjer), Ipomea aquatica (kangkung air).

    2. Sebagai produsen dari ekosistem perairan

    3. Sebagai pensuplai oksigen dan meningkatkan O2 terlarut

    dalam air

    4. Memperlabat arus air yang deras, sehingga dapat menjernikan

    air. Terutama akar-akar eceng gondok yang perakarannya

    sangat lembut (dapat menagkap kotoran) sehingga air menjadi

    bersih

    5. Pengatur daur unsur hara dalam air secara seimbang, sehingga

    dapat mencegah “Eutrofikasi” (perrumbuhan yang besar sekali

    dari ganggang atau algae).

    6. Dapat menyerap logam-logam beracun (Pb, Hg), senyawa

    penyebab kangker atau karsinogenik (Ca, Ni) dan senyawa-

    senyawa organik seperti fenol.

    7. Dapat dimanfaatkan untuk absorsi nitrogen di udara dan

    sebagai bahan pembuat pupuk hijau (Azolla pinnata)

    Penelitian penggunaan gulma air sebagai biofilter maupun

    naungan pada budidaya ikan air tawar penting sudah banyak

    informasinya. Gulma air sebagai biofilter pada budidaya ikan nila

    (Setiadi & Setijaningsih 2011); fitoremidiasi limbah budidaya ikan

    lele (Clarias sp) (Effendi 2016); dan sebagai naungan pada

    pemijahan ikan gabus (Bijaksana 2010).

    1. Menambah kesuburan tanah terutama dalam hal bahan organik.

    Contoh : Angeratum conyzoides

    2. Mencegah atau timbulnya erosi

    Contoh : Mimosa invisa

    3. Sebagai bahan makanan ternak

    Contoh : Pennisetum purpureum

    4. Bahan penutup tanah dalam bentuk mulsa atau serasah.

  • 21

    Contoh : Imperata cylindrica

    5. Sebagai bahan industri kertas

    Contoh : Eichhornia crassipes

    6. Sebagai medium penanaman jamur merang

    Contoh : Imperata cylindrica

    7. Sebagai bahan obat tradisional.

    Contoh : Amarantuthus spinosus

    8. Sebagai bahan makanan dan sayuran

    Contoh : Limnocharis flafa

    9. Sebagai tanaman pagar atau hias

    Contoh : Crotalaria anagyroides

    10. Sebagai penghasil gas bio dan bahan krajinan.

    Contoh : Eichhornia ctassipes

  • 22

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian dilakukan dikawasan Tanjung Jabung Timur yang

    terletak di Desa Lambur Luar pada aliran sungai dari parit bang sampai

    parit 5.

    Waktu penelitian pengambilan sampel dilakukan selama 1 hari

    dengan menggunakan tekhnik jelajah Sampling (Eksplorasi) dan akan di

    Identifikasi di dinas pertanian provinsi Jambi

    B. Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kamera, spidol

    permanen, carter, kantong plastik, label herbarium, tali rafia,alat tulis dan

    buku kunci determinasi tumbuhan. Bahan-bahan yang digunakan dalam

    penelitin ini adalah : jenis-jenis Gulma air yang akan di jadikan spesimen

    Herbarium kering dan Herbarium basah serta alkohol 70%

    C. Metode Penelitian

    Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian sains. Penelitian

    sains merupakan penelitian suatu proses investigasi yang dilakukan

    dengan aktif, tekun, dan sistematis yang bertujuan untuk memudahkan dan

    menginfestigasi fakta-fakta.

    1. Observasi

    Menurut Hariwijaya & Triton, (2007, hal 22) Observasi

    merupakan “metode pengumpulan data secara sistematis melalui

    pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti”.

    Observasi yang dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui dan

    mendapatkan informasi dasar mengenai kondisi umum lokasi

    penelitian (kondisi fisik, biotik dan kependudukan).

  • 23

    2. Metode jelajah (Eksplorasi)

    Eksplorasi dilakukan dengan menggunakan metode jelajah di

    lokasi penelitian. Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan selama

    penjelajahan dicatat pada buku catatan lapangan. Selain pencatatan

    jenis, dilakukan juga kegiatan pengoleksian spesimen tumbuhan.

    Eksplorasi dilakukan dengan metode jelajah secara acak

    terwakili dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari tiap-tiap

    kawasan jelajah, sehingga tiap kawasan memiliki contoh yang bisa

    dijadikan sebagai pembanding dengan daerah lainnya. kawasan

    sampel ini bisa dibagi berdasarkan kebutuhan dan tujuan dari

    penelitian itu sendiri, misal pengumpulan data berdasarkan ketinggian

    lokasi, berdasarkan tingkat kelembaban, berdasarkan tipe habitat dan

    lain-lain.

    Tahap pertama ialah eksplorasi, kegiatan eksplorasi yang

    digunakan pada penelitian ini mengacu pada metode jelajah secara

    acak terwakili di daerah sungai lambur luar Kecematan Muara sabak

    Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Pada pelaksanaan tahap ini

    peneliti akan menyelusuri sungai parit bang sampai parit 5 dengan

    pengambilan sampel gulma dengan krakteristik yang berbeda-beda

    pada saat menemukannya atau pengambilannya (pengambilan sampel

    berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh

    sampel yang memiliki karakteristik yang dikehendaki).

    Tahap selanjutnya ialah identifikasi, tahapan ini dilakukan

    melalui desk study di dinas Pertanian Provinsi Jamb dengan cara

    mencocokan sampel dengan deskripsi kemudian dicatat ciri

    morfologinya. Adapun deskripsi yang diamati mencakup panjang

    tanaman, jumlah anakan jumlah daun per rumpun, bentuk daun, warna

    daun, bentuk bunga, warna bunga. Pada tahapan ini juga diperlihatkan

    gambar sampel keragaman karakter tumbuhan gulma yang sudah

    didapatkan. Pada kegiatan karakterisasi dilakukan kegiatan

    penggolongan secara visual untuk pembagian gulma air yang sudah

  • 24

    ditetapkan. Kenapa memilih metode ini karena metode ini lebih

    fleksibel dari pada metode Plot serta jangkauannya juga lebih luas.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi tumbuhan yang sudah didapatkan di lapangan,

    agar objek yang diambil menjadi lebih jelas dan pengingat agar

    tumbuhan yang diteliti tepat dan tidak keliru.

    4. Jalur pengambilan sampel (Peta Jelajah).

    Adapun rute pengambilan sambel yang akan ditempuh dapat

    kita lihat melalui peta dibawah ini.

    Keterangan : Jalan Raya

    Rumah Warga

    250 km

    700 km

    1.100

    Km

  • 25

    Parit Pengambilan Gulma

    Kebun Kelapa

    Kebun Kelapa Sawit

    Awal Mula Obsevasi

    Akhir Observasi

    Keterangan aktifitas pengambilan sambel dilihat dari rute :

    a. Star dimulainya pengambilan sampel dari Parit 5

    b. Perjalanan yang ditempuh yaitu dari parit 5 sampai parit

    bang atau parit 10

    c. Mengambil spesias gulma yang berbeda yang

    ditemukan saat perjalan pengambilan sampel dengan

    metode Eksplorasi (Metode Jelajah)

    d. Tidak lupa membawa Alat dan Bahan yang sudah

    dijelaskan diatas.

    Google Maps

  • 26

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Temuan Umum

    a. Sejarah Desa

    Konon pada tahun 1954 sebuah perahu lambo (perahu kayu)

    terdampar dikuala sungai kemudian daerah ini diberi nama Lamboro

    oleh seorang petuah kampung bernama H.Podang yang waktu itu

    masih berdomisili di Kampung Laut. Lamboro yang kemudian lebih

    dikenal dengan nama Lambur mengandung pengertian melimpah,

    sangat banyak, melambung tinggi. Daerah ini menurut orang yang

    pertama kali menggali anak sungai (parit 1) H.Juma (Alm) mengatakan

    di Lambur tempat gudang rejeki, daerah makmur, subur dan kaya akan

    sumber daya alam sehingga dikatakan dalam sebuah istilah berbunyi ”

    Dikepalamu ada beras dikakimu ada ikan ” semboyan inilah yang

    terus dipertahankan masyarakat Lambur sampai saat ini sehingga desa

    ini memang dikenal daerah lumbung padi dan hasil laut yang cukup

    diandalkan sebagai mata pencaharian untuk meningkatkan kesejateraan

    masyarakat

    Desa Lambur pada tahun 1956 telah disahkan menjadi sebuah

    desa defenitif yang dinahkodai oleh seorang mangku bernama Abdul

    Rasyid dari kepemimpinan Abdul Rasyid dilanjutkan dengan mangku

    yang lain seperti : Muhammad Amin, Zainal CH dan Ngatta Mamma.

    Selanjutnya pada tahun 1972 Desa Lambur sudah dipimpin oleh

    seorang Kepala Desa bernama Harun Thaib yang diangkat/penetapan

    dari seorang polisi aktif dengan masa tugas sampai tahun 1989 setelah

    berjalan kepemimpinan beliau selama 17 tahun. Pada tahun 1989

    sedang digemborkan pemilihan lansung kepala desa maka LMD

    (Lembaga Masyarakat Desa) membentuk Panitia PILKADES untuk

    melaksanakan penyaringan dan pencalonan kepala Desa dari hasil

    penyaringan yang dilakukan oleh panitia maka didapatkan 3 (tiga)

  • 27

    orang yang akan ikut bertarung diantaranya : (1) H.Rajab, (2) Ngatta

    Mamma dan (3) Harun Thaib dari ketiga pasang calon kepala desa

    yang mendapat suara terbanyak adalah Harun Thaib untuk priode

    1989-1998.

    Namun 2 (dua) tahun menjelang masa jabatan Harun Thaib

    habis, kerena faktor usia dan kesehatan tidak memungkingkan lagi

    untuk melanjutkan pemerintahan maka ditunjuklah M.Syargawi Amin

    yang pada waktu itu menjabat sebagai Sekretaris Desa untuk

    melanjutkan pemerintahan sampai diadakan pemilihan Kepala Desa

    berikutnya.

    Pada tahun 1998 maka diadakanlah Pemilihan Kepala Desa

    yang kedua kalinya yang diikuti 2 (dua) orang calon yang ikut

    bertarung untuk merebut posisi orang nomor satu di Desa Lambur

    yakni M.Syargawi Amin dan Andi Panna. Dari pertarungan ini yang

    mendapat nasib baik dan dukungan serta suara terbanyak dari

    masyarakat adalah M. Syargawi Amin, dengan masa jabatan selama 8

    (delapan) tahun, setahun setelah terpilihnya M.Syargawi Amin

    tepatnya pada tahun 1999 seiring dengan Otonomi Daerah maka

    wilayah Tanjung Jabung dimekarkan menjadi 2 wilayah yakni Tanjung

    Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, sementara jabatan M.

    Syargawi Amin selaku Kepala Desa Lambur masih terus dijabat

    sampai tahun 2006.

    Seiring dengan otonomi daerah tersebut, Tepatnya pada tahun

    2004 Pemerintah Kabupaten Tanjung jabung Timur memekarkan Desa

    Lambur menjadi 2 (dua) Desa yakni Desa Lambur dan Desa Kota

    Harapan. Dengan dimekarkannya Desa Lambur menjadi 2 (dua) Desa

    maka secara geografis dan luas daerah secara otomatis berubah, maka

    sistem aparatur desapun kembali dibenahi. Dan pada tahun 2007

    kembali masyarakat Lambur melaksanakan pesta demokrasi untuk

    pemilihan Kepala Desa Berikutnya. Karena jiwa kepemimpinan dan

  • 28

    kepeduliannya terhadap pembangunan Desa Lambur, maka masyarakat

    kembali memilih M.Syargawi Amin sebagai Kepala Desa Lambur

    dengan masa jabatan enam tahun ( 2007-2013) dari pesaingnya adalah

    H.Budi Amin Pilkades berikutnya pada tahun 2013 akhir Pemerintah

    Desa Lambur kembali melaksanakan pesta Demokrasi pada Tanggal

    18 September 2013 Periode 2013-2019 yang terdiri dari 3 (tiga) Calon

    Kepala Desa yaitu : Zainuddin, H. Mabade dan M. Ali, A.Md

    dengan Perolehan suara masing sebagai berikut :

    No. Urut Nama Calon Perolehan Suara Persentase

    1 ZAINUDDIN 1.865 68%

    2 H. MABADE 557 20%

    3 M .ALI, A.Md 332 12%

    JUMLAH 2.754 100%

    Tabel 4.1 Sumber : Panitia Pilkades 2013

    Melihat dari awal berdirinya Desa Lambur pada tahun 1956

    yang secara administrasi masih satu wilayah dengan Kampung Laut

    yang dipimpin oleh seorang Mangku karena jarak antara Lambur

    dengan Kampung Laut cukup jauh sehingga pemerintahan tidak

    berjalan dengan baik dan efektif. Pada tahun 1971 Desa Lambur

    berpisah dari wilayah Kampung Laut dan telah memiliki Kepala Desa

    sendiri dengan maksud dan tujuan agar pemerintahan, pembangunan

    dan kemasyarakatan berjalan dengan baik. Sejalan dengan itu dalam

    rangka untuk meningkatkan pelayanan masyarakat maka pada tahun

    1970 Datuk Harun Taib bersama perangkatnya dan masyarakat

    membangun Kantor Desa sendiri secara swadaya dan alhamdullillah

    sampai sekarang kantor tersebut masih berdiri kokoh.

    Penduduk desa pertama kali adalah para pendatang dari

    Sulawesi (Suku Bugis) sekitar tahun 1960an, tepatnya di muara Sungai

    Lambur. Kelompok pendatang ini kemudian mendirikan pemukiman di

  • 29

    sekitar sungai dan beberapa saat kemudian diikuti dengan kelompok

    keluarga lain, baik yang langsung dari Pulau Sulawesi maupun orang-

    orang Bugis yang telah berdomisili di Nipah Panjang, Muara Sabak,

    Kota Jambi dan lainnya, serta suku lain terutama suku Jawa, Cina,

    Kerinci, Batak, Melayu Jambi, dan lainnya.

    Maksud kedatangan penduduk ke desa ini pertama kali adalah

    sebagai nelayan yang memerlukan lokasi tempat berlabuh bagi perahu

    dayung yang mereka gunakan sebagai sarana menangkap ikan. Pada

    saat menetap inilah dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga akan

    beras, kemudian mereka mulai mengolah lahan untuk tanaman pangan

    (padi) dan selanjutnya menanam kelapa yang ternyata hasilnya cukup

    baik dan berkembang sampai saat sekarang. Perkembangan penduduk

    desa mengalami arus turun naik dari periode ke periode seperti pada

    akhir tahun 1970an dan awal 1980an jumlah penduduk datang cukup

    banyak, tetapi mulai tahun 1990an jumlah pendatang semakin sedikit

    dan bahkan sebagian kembali ke Sulawesi. Penduduk yang

    meninggalkan desa sampai saat masih memiliki lahan dan tidak diolah

    sehingga menjadi semak dan belukar terutama di parit 9,10, dan 11

    yang saat ini disebut Dusun Baru. Pada lokasi ini masih ditemukan

    bekas lahan persawahan yang sudah ditumbuhi semak dan belukar.

    Sesuai perkembangan sistem administrasi pemerintahan di

    Indonesia, sebutan desa sewaktu berdiri adalah kampung yang

    dikepalai oleh seseorang yang disebut dengan Kepala Kampung atau

    lebih popular disebut dengan panggilan datuk. Setelah diberlakukan

    UU No. 5 tahun 1979 tentang pemerintah desa, maka pada tahun 1980

    sebutan kampung berubah menjadi desa yang dikepalai oleh seseorang

    yang disebut dengan Kepala Desa sampai sekarang masih tetap populer

    dengan sebutan datuk oleh masyarakat.

    Sejak berdirinya Desa Lambur sampai sekarang telah tercatat 2

    orang pemimpin dalam kurung waktu 41 Tahun untuk melihat

  • 30

    perkembangan dan pergantian Kepala Desa Lambur dapat dilihat pada

    Tabel

    Perkembangan Kepemimpinan Desa Lambur

    No Nama Tahun Menjabat Sebutan

    1 Abdul Rasyid 1956 Mangku

    2 M.Amin 1960 Mangku

    3 Zainal. CH 1964 Mangku

    4 Ngatta Mamma 1971 Mangku

    5 Harun Thaib 1971-1989 Kepala Desa

    6 Harun Thaib 1989-1998 Kepala Desa

    7 M.Syargawi Amin 1992-1998 Pjs.Kepala

    Desa

    8 M.Syargawi Amin 1998-2007 Kepala Desa

    9 M.Syargawi Amin 2007-2013 Kepala Desa

    10 Zainuddin 2013-2019 Kepala Desa

    Tabel 4.1 Sumber : Sekretariat Desa Lambur

    Seorang mangku dalam tabel diatas dibantu oleh seorang Juru

    Tulis atau jaman sekarang dikenal dengan sebutan Sekretaris Desa

    (Sekdes) pada kepemimpinan Harun Taib dan M.Syargawi Amin, juru

    tulis/sekdes yang telah menjabat adalah selalu mengalami pergantian

    kemudian sejalan dengan diberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor

    45 Tahun 2007 tentang Pengangkatan Sekretaris Desa menjadi PNS

    yang dilakukan secara bertahab maka Pemerintaha Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur melakukan amanah PP tersebut dengan mengangkat

    Sekdes PNS dalam 3 Tahap yakni Tahun 2007, 2009 dan terakhir 2010

    untuk Sekdes Desa Lambur dan Desa Siau dalam dalam Kecamatan

    Muara Sabak Timur

  • 31

    C. Demografi/Kependudukan

    Dari data Penduduk berdasarkan Laporan Penduduk pada

    Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur Tahun 2014 yang dilaporkan oleh Petugas Registrasi Desa

    Lambur tercatat sekitar 5.152 Jiwa dan tercatat sekitar 1.341 Rumah

    Tangga dan 1.480 KK sebagaimana tersebut dalam Tabel 2 dibawah

    ini :

    Jumlah Penduduk Desa Lambur

    No. Dusun

    Jumlah Jumlah

    Jiwa

    Jumlah

    Rumah

    Tangga

    Laki-

    laki Perempuan

    1 SIAU 177 167 344 110

    2 SUKANEGARA 865 802 1.667 412

    3 POLEWALI 537 548 1.085 266

    4 KARYA BARU 578 564 1.142 270

    5 SETIA

    PALAPA

    168 177 345 114

    6 SETIA MAJU 255 251 506 140

    7 BARU 34 29 63 29

    JUMLAH 2.614 2.538 5.152 1.341

    Tabel 4.3 Arsip Desa

    Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur terbesar yang tersebar ke 93 Desa/Kelurahan dalam Kabupaten

  • 32

    Tanjung Jabung Timur ( 73 Desa dan 20 Kelurahan ) jumlah

    penduduk Desa Lambur 5.152 jiwa jumlah laki-laki 2.614 jiwa dan

    perempuan 2.538 jiwa. Penduduk Desa ini didominasi dari agama

    islam sekitar 98% sesuai dengan asal usul yang kebanyakan

    masyarakatnya berasal dari suku bugis dan suku-suku lainnya,

    komposisi agama dapat dilihat pada Tabel 3.

    Jumlah Penduduk Desa Lambur Menurut Agama

    D

    D

    ata pencaharian utama penduduk Desa Lambur adalah petani, pekebun

    dan nelayan sehingga desa ini menunjukkan ciri khas sebagai desa

    pertanian padi, perkebunan kelapa dan perikanan/laut. Lebih dari

    separuh (52,30%) penduduk Desa Lambur merupakan petani padi,

    pekebun (kelapa) sekitar (9,20%) dan sekitar 27,57% merupakan

    nelayan. Perkembangan usaha penggilingan padi, kopra dan

    pengusaha ikan dan udang mendorong cukup besarnya (0,55%)

    penduduk bekerja sebagai pengusaha/toke sedangkan sisanya sekitar

    1,0% bekerja sebagai pegawai negeri (guru dan pegawai kesehatan)

    dan pedagang, TNI, Polri dan tukang. Sumber pendapatan lain

    masyarakat desa diluar sektor pertanian dan perikanan laut adalah

    usaha rumah walet dan perdagangan.

    No Agama Jumlah

    (KK)

    Jumlah

    (Jiwa)

    Presentase

    %

    1 Islam 1.470 5.055 98,00

    2 Kristen 5 78 1,61

    3 Hindu 0 0 0,00

    4 Budha 5 19 0,39

    5 Lainnya 0 0 0,00

    Jumlah 1.480 5.152 100

  • 33

    Tabel. 4 Penduduk Desa Lambur Berdasarkan Mata Pencaharian

    No Mata Pencaharian Jumlah

    (orang) Proporsi %

    1 PNS 32 1,00

    2 ABRI - 0

    3 POLRI - 0

    4 Karyawan Swasta 100 2,00

    5 Dagang 196 4,00

    6 Tukang 57 1,00

    7 Petani 1.926 37,00

    8 Pekebun 1.186 23,00

    9 Buruh 13 0

    10 Pengusaha/Toke 60 1,00

    11 Nelayan 1.557 30,00

    12 Guru Honorer 25 1,00

    Jumlah 5.152 100

    Dari tabel 4 diatas digambarkan secara rinci bahwa penduduk

    Desa Lambur mayoritas berprofesi sebagai petani, pekebun dan

    nelayan dari jumlah total usia kerja sebanyak 3.519 orang dengan

    tingkat usia 17 – 51 tahun untuk lebih jelas jumlah angkatan kerja

    Desa Lambur per desember 2010 dapat dilihat pada tabel 5 dibawah

    ini.

    a. Temukan Khusus

    Adapun hasil pengambilan sampel di lapangan dengan

    menggunakan metode jelajah yaitu mendapatkan 10 sampel tumbuhan

    gulma air dengan jenis yang berbeda.

  • 34

    Tabel 4.1. Hasil pengumpulan data (Eksplorasi)

    Tabel Hasil Jumlah spesies Tanaman Yang di Dapatkan

    NO Sepesies Jumlah Family

    1. Alliaceae 1

    2. Nymphaea alba L 1

    3. Araciace 1

    No Family Scientific Name Vernacular

    name

    Local

    Name

    1

    Pontederia

    ceacae

    Eichhornia

    crassipes Eceng gondok

    Eceng

    gondok

    2 Nyamphae

    aceae Nymphaea alba L Bunga Teratai Teratai

    3 Salvininia Salvinia molesta kiambang kayamba

    ng

    4 Graminae Leersia hexandra Rumput Banta banta

    5 Poaceae Sataria magna Rumput setaria Rumput

    kambing

    6 Poaceae Panicum

    purpurascens

    Rumput

    Benggala Benggala

    7 Poaceae Panicum Repens Goose grass Carulang

    8 Poaceae Chrysopogon

    aciculatus

    Spikerush

    jarum

    Rumput

    jarum

    9 Commelin

    aceae

    Commelina

    nudiflora L. Aur-aur Aur

    10 Cyperecea

    e Cyperus rotundus Teki ladang

    Rumput

    teki

  • 35

    4. Poaceae 5

    5. Commelinaceacae 1

    6. Cyperacece 1

    Berdasarkan tabel diatas jenis-jenis gulma air yang ditemukan saat

    jelajah wilayah di Desa Lambur Luar dapat dikelompokkan menjadi 10

    famili, dengan jenis tumbuhan terbanyak berasal dari family Poaceae yaitu

    sebanyak 3 jenis tumbuhan.

    Dari 10 jenis gulma air terebut didapatkan di sekitar Parit 5 sampai

    parit Bank Berikut gambaran secara umum dari tumbuhan-tumbuhan

    tersebut:

    1. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes).

    Gambar 4.1. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes).

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

  • 36

    a. Klasifikasi ilmiah tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Viridiplantae

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Commelinales

    Family : Alliaceae

    Genus : Eichhornia Kunth

    Spesies : Eichhornia crassipes

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Tumbuhan air, mengapung, tumbuhan berumpun, dengan

    tinggi 4-8 cm. Bagian akar serabut, batang tidak memiliki, daun

    tunggal, bertangkai, tersusun berjejal diatas akar, berwarna hijau

    dengan panjang 7-25 cm, berbentuk bulat telur, bagian ujung

    meruncng, pangkal meruncing, tepi merat, permukan mengkilat,

    tangkai menggelembung. Bunga majemuk, bentuk bulir, panjang

    mahkota 2-3 cm, daun mahkota berlekatan. Buah kotak sejati, beruang

    tiga, warna hijau, bentuk biji bulat berwarna kehitaman dan tumbuhan

    ini dapat diperbanyak dengan mengunakan sistem generatif ( melalui

    biji) dan mempunyai akar serabut.

  • 37

    2. Bunga Teratai (Nymphaea alba L)

    Gambar 4.2. Bunga Teratai (Nymphaea alba L)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi ilmiah tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Tracheophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Nymphaeles

    Family : Nyamphaeace

    Genus : Nyamphea L.

    Spesies : Nymphaea alba L

    b. Deskribsi Tumbuh

    Bunga teratai adalah jenis tanaman air yang termasuk dalam

    suku Nymphaeceae, juga disebut dengan genus Nelumbo (lotus).

    Dalam bahasa Inggris bunga teratai dikenal sebagai Water-lily. Teratai

    juga merupakan tumbuhan air yang dapat tumbuh di daerah bersuhu

    20-30 °C. Teratai tumbuh di perairan tenang dan lembab, memerlukan

    banyak sinar matahari.

    Ciri akar bunga teratai memiliki akar yang kuat, panjang dan

    berumbi serta berongga. Akar tanaman bunga teratai kurang baik

    perkemban karena tidak memiliki bulu akar atau tudung akar, Ciri

    batang bunga teratai memiliki bentuk batang berongga, permukaan

  • 38

    halus, berwarna hijau hingga kekuningan dan Ciri bunga teratai

    tumbuh tegak pada tangkai yang merupakan perpanjangan dari rimpag

    tanaman. Bunga teratai mempunyai kelopak banyak dam berlapisang

    selang-seling, dengn bagian ujung runcing. Selain itu warna bunga

    teratai berwarna merah mudah, putih, biru, kuning dan warna gradasi.

    3. Kiyambang (Salvinia molesta)

    Gambar 4.3. Kiyambang (Salvinia molesta)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliopsida

    Kelas : Liliospida

    Ordo : Alismatale

    Family : Araciace

    Genus : Pistia L.

    Spesies : Salvinia molesta

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Kiambang hidup secara terapung di permukaan air yang tidak

    mempunyai arus pergerakan mengalir atau tenang seperti tasik,

  • 39

    lombong, kolam, paya, parit, taliair dan sawah padi. Ia mempunyai

    akar rerambut yang berjuntai ke dalam air yang berfungsi sebagai

    penyerap nutrien. Daun pokok kiambang berbentuk roset iatu seakan

    bunga mawar atau pokok kobis.

    4. Gulma Banta (Leersia hexandra)

    Gambar 4.4 Gulma Banta (Leersia hexandra)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Tracheophyta

    Kelas : Spermatopyta

    Ordo : Poales

    Family : Poaceae

    Genus : Leersia

    Spesies : Leersia hexandra

    b. Deksribsi Tumbuhan

    Rumput Banta adalah jenis tanaman yang habitatnya bisa

    hidup di air dan didarat biasanya masyarakat membuatnya sebagai

  • 40

    racikan obat sakit kepala dan pusing. Ciri akar rumput banta ini yaitu

    serabut dan mudah untuk dicabut, Memiliki daun yang seperti

    tanaman padi dengan batang yang lembek dan mengkilat

    5. Rumput Satria (Sataria magna)

    Gambar 4.5. Rumput Satria (Sataria magna)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Identifikasi Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Liliopsida

    Kelas : Spermatopyta

    Ordo : Cyperales

    Family : Poaceae

    Genus : Setaria

    Spesies : Setaria sphacelata

    b. Deksribsi Tumbuhan

    Rumput setaria merupakan salah satu rumput hijauan

    yang biasanya digunakan untuk pakan ternak, terutamanya

    ternak ruminansia seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan

  • 41

    juga lainnya. Rumput setaria ini berasal dari dari Afrika tropic,

    dan menyebar luas keberbagai wilayah dengan cepat. Selain

    itu, rumput ini memiliki siklus hidup parenial dan juga dapat

    berkembangbiak dengan cepat curah hujan 750 – 100 mm/

    tahun dan juga dengan ketinggian 1.000 – 3.000 m dpl.

    6. Rumput banggala (Panicum purpurascen)

    Gambar 4.1. Rumput banggala (Panicum purpurascen)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Identifikasi Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliphyta

    Kelas : Liliopsida

    Ordo : Poales

    Family : Poaceae

    Genus : Leersia

    Spesies : Lersia hexandra

    b. Deskribsi Tumbuhan

    Rumput Benggala merupakan salah satu rumput yang biasanya

    digunakan sebagai pakan ternak ruminansia sebagai asupan protein

    kasar, lemak kasar, dan juga kandungan lainnya. Rumput benggal ini

  • 42

    berasal dari Zimbabwe, Afrika dengan penyebaran yang sangat cepat

    diberbagai wilayah terutamanya Indonesia. Rumput ini sangat di kenal

    dan juga banyak di manfaatkan bagi peternak dan juga sebagian orang

    ada yang budidayakan rumput ini sebagai pakan ternak. Rumput ini

    memiliki daun banyak, dengan pertumbuhan cepat, berumpun dengan

    ketinggian 60-80 cm, dan juga memiliki batang rongga dengan

    diameter 2,5 cm.

    7. Goose grass (Panicum Repens)

    Gambar 4.7 Goose grass (Panicum Repens)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Identifikasi Tanaman

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliphyta

    Kelas : Liliopsida

    Ordo : Poales

    Family : Poaceae

    Genus : Panicum

    Spesies : Panicum Repens

    b. Deskribsi Tumbuhan

    Rumput tahunan dengan akar rimpang sepanjang 12-40 cm,

    menjalar di bawah permukaan tanah, tebal rimpang hingga 20 mm,

  • 43

    putih, berdaging. Daun berukuran 4-30 cm x 3-9 mm berbentuk garis

    dengan kaki lebar dan ujung runcing. Bunga majemuk berupa malai

    agak jarang sepanjang 8-22 cm. Senang tumbuh di tempat yang

    lembab dan tidak menyukai kekeringan. Menghasilkan daun yang

    sedikit, kebanyakan tumbuh sebagai gulma yang mengganggu tanaman

    pertanian. Nilai gizi yang dikandung memuaskan dan herbivora gemar

    memakannya serta rimpang di beberapa tempat.

    8. Rumput jarum (NymphaeaceaeI)

    Gambar 4.8 Rumput jarum (Chrysopogon aciculatus)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Identifikasi Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Tracheophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Poales

    Family : Poaceae

    Genus : Chrysopongon Trin

    Spesies : Chrysopogon aciculatus

    b. Deskribsi Tumbuhan

    Akar tunggal, kuat, dapat berkembangbiak dengan tunas

    baru. Batang berbentuk tegak, lurus, dengan diameter 1-2 mm

  • 44

    dengan panjang mencapai 14-21 cm bahkan lebih tergantung

    dengan pertumbuhan. Batang ini berwarna kehijuan muda hingga

    tua, yang memiliki beberapa tangkai muda untuk menyokong daun

    yang tumbuh. Daun berbentuk pita bergaris, pangkal daun

    meruncing, dengan ukuran rata – rata mencapai 2-13 cm dengan

    lebar 2-4 mm. Dan biasanya sering dianggap sebagai hama

    (tumbuhan penggangu) karena menghalangi perahu mau lewat saat

    aktifitas masyarakat mulai di atas air.

    9. Aur-aur (Commelina diffusa burm. F.)

    Gambar 4.9 Aur-aur (Commelina nudiflora L..)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Identifikasi Tanaman

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Tracheophyta

    Kelas : Magnoliophyta

    Ordo : Commelinales

    Family : Commelinaceae

    Genus : Commelina

    Spesies : Commelina nudiflora L.

    http://www.plantamor.com/index.php?plantsearch=Commelinaceaehttp://www.plantamor.com/index.php?plantsearch=Commelina

  • 45

    b. Dekskripsi Tanaman

    Aur-aur (Commelina nudiflora L..) adalah Tanaman yang

    tingginya 60-90cm, mempunya batang yang panjang dan

    merayap. Daun: Secara ovate, sampai 5cm lebar 4cm panjang dan

    bunga berdiameter 10-15mm serta memiliki bunga berwarna

    ungu.

    10. Rumput Teki (Cyperus rotundus)

    Gambar 4.10 Rumput Teki (Cyperus rotundus)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Identifikasi Tanaman

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Tracheophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Poales

    Family : Cyperaceae

    Genus : Cyperus

    Spesies : Cyperus rotundus L

    http://www.plantamor.com/index.php?plantsearch=Commelinahttp://www.plantamor.com/index.php?plantsearch=Commelina

  • 46

    b. Deskribsi Tumbuhan

    Rumput teki merupakan tanaman perennial (tahunan) yang

    dapat tumbuh hingga mencapai 140 cm. Daunnya tumbuh dengan

    tiga jajaran dasar yang panjangnya sekitar 5-20 cm, biasanya terdiri

    dari 4-10 helai daun yang tumbuh pada pangkal batang. Batang

    bunganya memiliki penampang segitiga yang tumbuh tajam ke atas

    Bunganya biseksual dan kepala bunga memiliki 3-8 bias tak sama.

    Berbunga majemuk berupa bulir dengan jumlah sekitar 5-25 bunga

    Bunga berwarna kuning kecoklatan dan berbentuk seperti payung.

    Akar atau rimpangnya awalnya berwarna putih, lama kelamaan

    berwarna coklat kemerahan hingga hitam, berdaging dengan

    diameter 25 mm. Beberapa rimpangnya dapat tumbuh di

    permukaan tanah, rimpang lainnya tumbuh berumpun secara

    horizontal atau ke bawah Rumput teki lebih menyukai kondisi

    kering, tetapi tolerir terhadap tanah lembab.

  • 47

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari hasil pembahasan tentang Identifikasi tumbuhan gulma air di desa Lambur

    Luar kabupaten Tanjab Timur Maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

    1. Jenis-jenis tumbuhan gulma air yang dapat ditemukan sebanyak 10 jenis tumbuhan

    gulma air yang dikelompokkan menjadi 10 Family yang sudah di identifikasi

    2. Kebanyakan dari gulma yang ada di sana dibasmi karena dirasa mengganggu aktifitas

    penduduk. Padahal gulma tersebut adalah tempat biota ikan air tawar hidup seperti

    ikan gabus dan ikan sepat

    3. Semakin lama jumlah dari gulma tersebut semakin berkurang karena ada pembasmian

    dan pencemaran lingkungan.

    B. Saran

    a. Sebaiknya sama-sama kita jaga lingkungan soalnya sangat berpegaruh pada

    kelangsungan hidup selanjutnya

    b. Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang sehat

  • DAFTAR PUSTAKA

    Adang Saputra, (2017) Penentuan Jenis Gulma Air sebagai Naungan (shelter) pada

    Pendederan Ikan Gabus Channa striata di Kolam. Vol 07

    Ahmad Azhari Kamal, (2015), Review: Tumbuhan di kota urban Indonesia: Nilai

    bioteknologis dan proyeksi keragaman pada 2050 Vol 1

    Agus Susanto, dkk (2018) Keragaman Serangga Hama pada Tanaman Asparagus (

    Asparagus officinalis L.) di Sentra Budidaya Tanaman Agroduta Lembang Jawa

    Barat. Vol 01

    Andi Kusumo, dkk (2016), Struktur Vegetasi Kawasan Hutan Alam dan Hutan Rerdegradasi

    di Taman Nasional Tesso Nilo. Vol 14

    Annisa Novianti Samin, dkk (2016) Analisis Vegetasi Tumbuhan Pantai Pada Kawasan

    Wisata Pasir Jambak, Kota Padang. Vol 10

    Bambang Hero Suharjo, dkk (2011), Suksesi Alami Paska Kebakaran pada Hutan Sekunder

    di Desa Fatuquero, Kecamatan Railaco, Kabupaten Ermera-Timor Leste. Vol 02

    Dio Prioyo Pragoyo, dkk (2017), Pengaruh Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan Dan

    Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merril) Pada Berbagai Sistem Olah

    Tanah. Vol 5

    Fahruddin Afrianto, (2016). Identifikasi Pertumbuhan Gulma Pada Penyiapan Media Tanam

    Tanah Gambut Setelah Pemberian Kapur Dolomit. Vol. 15

    Hendra Gunawan, (2115), Suksesi sekunder hutan terganggu bekas perambahan di Taman

    Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat Vol.1

    Indriyanto, (2010), Pengantar Budi Daya Hutan, jakarta: Bumi Aksara.

    Moenandir, (1990), Pengantar Ilmu dan Pengandalian Gulma, Jakarta CV. Rajawali.

    Monandir, (2010), Ilmu Gulma, Universitas Brawijaya Press.

    Muhammad Muhaimin, (2016), Eksplorasi tumbuhan dan studi komposisi vegetasi di zona

    bukit dari Gunung Patah, Bengkulu. Vol 2

  • Pujiwati Istirochah (2017), Pengantar Ilmu Gulma Intemedia

    Tri Cahyono, dkk (2014) Analisis Vegetasi Pohon Hutan Alam Gunung Manglayang

    Kabupaten Bandung, Vol 8

    Tri Retnaningsih Soeprobowati, (2011) Ekologi Bentang Lahan, Vol 13

    Sukman, (1991), Gulma dan Tkehnik Pegandaliannya, Jakarta PT. Raja Grafindo persada.

    Yudi Wahyudin dkk, (2016), Jasa Ekosistem Lamun Bagi Kesejahteraan Manusia

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRUCULUM VITAE)

    Nama Lengkap : Saharuddin

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Tempat/Tanggal Lahir : Lambur 16 September 1996

    Alamat : Jl. Jend. A Thalib Rt. IV telanai pura Provinsi Jambi

    Pekerjaan : Mahasiswa

    E-mail : [email protected]

    Telepon : 0853 8455 5600

    Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal

    1. SD/MI, tahun tamat : SD Negeri 34 Lambur Luar Tahun Tamat 2009

    2. SMP/MTS, tahun tamat : SMP N 11 Tanjab Timur Tahun Tamat 2012

    3. SMA/MA, tahun tamat : SMA S LPM Lambur luar Tahun Tamat 2015

    Pengalaman Organisasi

    1. Anggota dari Organisasi Ikatan Mahasiswa Sulewesi Selatan (IKAMI)

    2. Anggota dari Organisasi Ikatan Mahasiswa Lambur Kota Harapan (IkaMalaka)

    3. Anggota dari Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

    4. Anggota dari lembaga Daarud Tauhid Cabang Jambi

    Motto Hidup : Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya

    mailto:[email protected]

    COVERNOTA DINAS PB INOTA DINAS PB IIPENGESAHANPERNYATAAN ORISINALITASPERSEMBAHANMOTTOKATA PENGANTARABSTRAKABSTRACTDAFTAR ISIDAFTAR TABELBAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANGB. IDENTIFIKASI MASALAHC. BATASALAN MASALAHD. RUMUSAN MASALAHE. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

    BAB II KAJIAN TEORITIKA. DESKRIPSI TEORI

    BAB III METODE PENELITIANA. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIANB. ALAT DAN BAHANC. METODE PENELITIAN

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. HASIL PENELITIAN

    BAB V PENUTUPA. KESIMPULANB. SARAN

    DAFTAR PUSTAKAKARTU BIMBINGAN DP IKARTU BIMBINGAN DP IIDAFTAR RIWAYAT HIDUP