identifikasi gulma air di sepanjang aliran sungai di …repository.uinjambi.ac.id/1749/1/saharuddin...
TRANSCRIPT
-
i
IDENTIFIKASI GULMA AIR DI SEPANJANG ALIRAN
SUNGAI DI DESA LAMBUR LUAR KABUPATEN
TANJUNGJABUNG TIMUR
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
SAHARUDDIN
NIM TB.151032
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur Alhamdulillah ku ucapkan kepada Allah SWT dengan izin dan
rahmat-Nya ku dapat menyelesaikan karya kecil ku ini walaupun dengan
hambatan dan lika liku perjuangan, ku ikhlas dan sabar demi cita-cita dan
harapan. Tiada rangkaian kata yang terindah melainkan doa dan ucapan
terimakasih yang teramat dalam dengan penuh cinta dan kasih sayang ku
persembahkan skripsi ini kepada:
Ayah H. Hallade’ dan Ibu Hj. Sitti Arafa merekalah malaikat tak bersayap
yang telah banyak berjasa dan berkorban dengan ketulusan hati. Dalam mendidik
tak akan mampu untuk dibalas atas kasih sayang, kesabaran, keikhlasan
perjuangan dengan tetesan keringat, jerih payahnya demi si buah hati dapat
menempuh dan menyelesaikan masa studi di Universitas Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
Sebagai bakti, hormat dan terimakasih yang tiada terhingga Kepada abang
yang amat ku cintai Sahartang , dan adikku Safitriani yang lucu, terimkasih atas
canda tawanya semua yang tak pernah bosan selalu membimbing dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan.
Serta tak lupa pula untuk teman-teman ku kelas C yang senasib
seperjuangan yang telah memberi warna pada saat perkuliahan sehingga dapat
menyelesaikan karya kecil ku.
Dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi ini. Ku
ucapakan terimakasih semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian
Amin..
-
vii
MOTTO
َالن ََرَ يَ خَ َلن َلَ َمَ هَ ع َف َنَ ا ََاس َاس
"Artinya : “ Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”
(H.R Thabroni).
-
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
„Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas ridhonya
sehingga skripsi ini dapat dirampungkan. Sholawat dan salam atas Nabi SAW
pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiyah
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak telah memberikan motivasi baik
moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny Safita, M.Pd selaku Ketua Jurusan Program Studi Tadris Biologi dan
Bapak Fery Kurniawan, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Tadris
Biologi
4. Bapak Dr. A. Malik selaku Dosen Pembimbing I dan ibu Nining Nuraida,
M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak kepala Dinas pertanian Profinsi Jambi yang telah memberikan Izin
Untuk Identifikasi gulma airnya sehingga kami mudah mengolah datanya.
6. Orang tua, keluarga dan sahabat-sahabat yang telah memberikan motivasi yang
tiada henti-hentinya hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga besar Tadris Biologi 2015 yang telah memberi warna selama
perkuliahan.
-
ix
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu secara tidak langsung
telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, Mei 2019
Penulis
Saharuddin
TB. 151032
-
x
ABSTRAK
Nama : Saharuddin
Jurusan : Tadris Biologi
Judul : Identifikasi Gulma Air Di Sepanjang Aliran Sungai di Desa Lambur
Luar Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Tujuan dari penelitian ini untuk pengatahuan tambahan di Kawasan Tanjung
Jabung Timur yang memiliki banyak keanekaragaman tumbuh-tumbuhan dan
hewan, dari salah satu jenis keanekaragaman yang ada dikawasan Tanjung Jabung
Timur tepatnya di Muara Sabak Timur didesa Lambur Luar itu terdapat gulma air
yang tersebar di aliran sungai parit bank dan belum ada yang melakukan
penelitian tentang identifikasi gulma air tersebut, sehingga sekarang ini gulma
tersebut yang terdapat disana jenisnya semakin sedikit diakibatkan oleh aktifitas
masyarakat dan adanya pencemaran air oleh sampah rumah tangga, jajanan ringan
anak-anak dan pembasmian gulma air itu sendiri karena dirasa menghalangi saat
kendaraan air yang memakai mesin lewat sehingga membuat biota airnyapun
berkurang seperti ikan gabus, ikan sepat dan berbagai jenis ikan air tawar
lainnya,sebelum gulma airnya semua mati maka sipeneliti malakukan identifikasi
sehingga nantinya bisa jadi arsip daerah.
Kata kunci : Identifikasi dan Gulma air.
-
xi
ABSTRACT
Name : Saharuddin
Study Program/Departement : Tadris Biologi
Title : Identification of Water Weeds along the River
Stream in Lambur Luar Village, East Tanjung
Jabung Regency
The purpose of this study is for additional knowledge in the East Tanjung Jabung
area that has a large diversity of plants and animals, from one type of diversity
that is in the East Tanjung Jabung region precisely in Muara Sabak Timur in the
Outer Lambur village there are water weeds scattered in the river bank trenches
and no one has carried out research on the identification of water weeds, so that
now the weeds that are there there are increasingly less caused by community
activities and the presence of water pollution by household waste, children's
snacks and eradication of water weeds themselves because It was felt that it was
blocking when water vehicles using the engine passed so as to reduce the water
biota such as cork fish, sepat fish and various other types of freshwater fish,
before the water weeds all died, the researchers conducted identification so that
later they could become regional archives.
Keywords: Identification and water weeds
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i
NOTA DINAS………………………………………………………... ii
PENGESAHAN……………………………………………………… iv
PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………. v
PERSEMBAHAN………………………………………………….... vi
MOTTO…………………………………………………………….... vii
KATA PENGANTAR……………………………………………… viii
ABSTRAK…………………………………………………………… x
ABSTRACT…………………………………………………………. xi
DAFTAR ISI………………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL………………………………………….……….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………….…………… 1
B. Identifikasi masalah………………………….……………...... 6
C. Batasan Masalah..………………………….…………………. 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………….….... 7
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Gulma........................................................................................ 8
1. Pengertian Gulma................................................................ 8
2. Morfologi Gulma dan Pengolahan Gulma.......................... 11
3. Krakteristik Gulma………………...................................... 13
4. Perkembangbiakan Gulma..................................................
5. Habitat Gulma.....................................................................
6. Manfaat Gulma...................................................................
B. Gulma Air.................................................................................
1. Pengelompokan Gulma Air .................………………….
14
15
15
16
17
-
xiii
2. Perkembangbiakan Gulma Air.........................................
3. Kerugian yang ditimbulkan Gulma Air...........................
4. Manfaat Gulma Air.........................................................
18
18
19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian.......………………………….… 20
B. Alat dan Bahan......................………………………….……... 20
C. Metode Penelitian………………………….……………......... 20
1. Observasi.....................………………………….………… 22
2. Metode Jelajah (Eksplorasi).................................………… 23
3. Dokumentasi.............................…………………………... 24
4. Jalur Pengambilan Sampel…………….....……………….. 24
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..........................………………………….…... 26
1. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)……………….…... 27
2. Bunga Teratai (Nymphaea alba L)...…………………….... 28
3. Kiyambang (Salvinia molesta).............……………….…... 29
4. Gulma Banta (Leersia hexandra).........................................
5. Rumput Satria (Sataria magna)...........................................
6. Rumput banggala (Panicum purpurascen)..........................
7. Goose grass (Panicum Repens)...........................................
8. Rumput jarum (NymphaeaceaeI).........................................
9. Aur-aur (Commelina diffusa burm. F.)................................
10. Rumput Teki (Cyperus rotundus)..........................................
30
31
32
34
35
36
37
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………….………………………... 38
B. Saran………………………….………………………………. 38
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pangumpulan data (Eksplorasi)……………............................ 22
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting dan
potensial bagi kehidupan manusia sehingga perlu dijaga keberadaannya
sebagai fungsi penyangga sistem kehidupan. Selain itu hutan mempunyai
pengaruh yang sangat luas terhadap keadaan tanah, sumber air,
pemukiman manusia, rekreasi, pelindung marga satwa dan pendidikan Tri
Cahyanto dalam (Pradiastoro, 2004. Hal. 145).
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
biodiversitas tertinggi di dunia. Tidak hanya termasuk sepuluh negara
dengan megabiodiversitas, Indonesia juga merupakan lima negara dengan
diversitas tumbuhan tertinggi. Namun, Indonesia juga merupakan negara
dengan populasi manusia keempat di dunia. Sebagai negara berkembang,
pertumbuhan penduduk di Indonesia juga tinggi. Tingkat urbanisasi juga
semakin tinggi serta dapat memberikan efek negatif bagi penduduk kota,
lingkungan, dan biodiversitas Rahmat Azhari Kemal dalam (Pham dan
Nakagoshi 2007). Dan Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki
tingkat biodiversity yang tinggi dengan potensi kekayaan alam yang
melimpah didukung oleh wilayah yang luas dengan banyak kepulauan dan
berada di daerah tropis. Menurut Annisa Novianti Samin1 dalam
(Tuheteru dan Mahfudz 2012).
Hutan tropis Indonesia merupakan salah satu hutan tropis terluas
didunia setelah Brazil di benua amerika selatan dan Kongo di benua afrika.
Kelimpahan flora dan fauna hutan tropis di Indonesia sangat tinggi dan
masih banyak yang belum teridentifikasi Andi Kusumo dalam (Purba et
al., 2014) dan Muhammad Imam Surya dalam (Indrawan et al. 2007).
Indonesia merupakan negara yang mempunyai hutan hujan tropis yang
cukup luas dan keanekaragaman jenis tumbuhan terbesar keempat di
-
2
dunia. Keanekaragaman jenis tumbuhan tersebut tergambar pada hutan-
hutan yang tersebar di seluruh kawasan Indonesia
UU No. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan merupakan kawasan
hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara
kesuburan tanah. Hutan lindung di Indonesia mempunyai fungsi penting
dalam menjaga ekosistem dan keanekaragaman hayati dunia. Adanya
ancaman maupun gangguan mengakibatkan beberapa kawasan hutan
lindung di Indonesia mengalami penurunan luasan kawasan Muhammad
Imam Surya dalam (Ginoga et al. 2005; Supangat 2013).
Sedangkan hutan hujan tropis Sumatera pada tahun 2007 hanya
sekitar 29% dari hutan yang dilindungi dan ditetapkan sebagai kawasan
konservasi, dan hanya sembilan dari 38 sektor eko-floristik memiliki
lebih dari 50% dari tutupan hutan tersisa yang dilindungi. Tiga puluh
delapan persen dari sisa hutan tersebut berada dalam kategori "sangat
terancam", "terancam punah", atau "rentan" dilihat dari sektor eko-
floristik (5 juta ha), tetapi hanya 1 juta ha (20%) yang dilindungi. Sejak
tahun 1985-2007, telah terjadi kehilangan hutan 10,2 juta ha (85%) pada
kawasan hampirata (peneplain) bagian timur, dataran rendah bagian
barat, dan rawa-rawa di Sumatera. Selain itu, sekitar 41% kawasan hutan
pegunungan telah hilang di Sumatera bagian selatan, tengah, dan utara.
Hutan pada zona submontana dan montana di Sumatera Tengah juga
telah hilang berturut-turut sebanyak 6% dan 4% dalam rentang tahun
tersebut Muhamad Muhaimin dalam (Laumonier et al. 2010).
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan ibukota Muara Sabak
sejak akhir tahun 1999 telah menjadi Kabupaten baru yang terpisah dari
Kabupaten Tanjung Jabung (Berdasarkan UU RI No.54 tahun 1999
tanggal 4 Oktober 1999). Setelah pemekaran, luas wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur menjadi 5.445,0 Km2dan menempati urutan
-
3
kelima diantara Kabupaten / Kota yang ada di Propinsi Jambi atau seluas
10,2persen dari luaswilayah Provinsi Jambi. namun sejalan dengan
berlakunya Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan Perda No. 11 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Laporan Keterangan PertanggungjawabanBupati Tanjung
Jabung Timur Tahun 20164tahun 2011 –2031, luas Kabupaten Tanjung
Jabung Timur termasuk perairan dan 27 pulau kecil. Disamping itu
memiliki panjang pantai sekitar 191 km atau 90,5 % dari panjang pantai
ProvinsiJambi.Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang terletak di pantai
timur Pulau Sumatera ini berbatasan langsung dengan Propinsi
Kepulauan Riau dan merupakan daerah Hinterlandsegitiga pertumbuhan
ekonomi Singapura –Batam –Johor (Sibajo).Wilayah perairanlaut
kabupaten ini merupakan bagian dari alur pelayaran kapal nasional dan
internasional (ALKI I) dari utara ke selatan atau seba
-
Utara berbatasan dengan Laut China Selatan. Sementara di sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi dan Provinsi
Sumatera Selatan, di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina
Selatan, sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Muaro Jambi
Tumbuhan merupakan organisme autotrof yang dapat
menghasilkan bahan organik untuk keperluan hidupnya dan menjadi
ujung rantai makanan bagi beragam jenis organisme heterotof. Dari
beragam jenis tumbuhan terdapat jenis-jenis tumbuhan berbunga yang
menghasilkan buah baik buah sederhana, buah agregat maupun buah
majemuk. Tumbuhan yang menghasilkan buah mempunyai peran sangat
penting.
-
4
Kaidah dasar ekologi tumbuhan kenyataan bahwa tumbuhan sudah
ada dan hidup dipermukaan bumi sejak lama dan oleh karena itu akan
selalu tanggap terhadap segala perubahan alam lingkungan yang ada
disekitarnya. Lingkungan merupakan kesatuan dari segala faktor-faktor
baik yang hidup (biotis) maupun yang mati (abiotis) yang dapat
mempengaruhi tumbuhan, perkembangbiakan atau penyebaran dari jenis
tumbuhan. Secara umum, lingkungan dapat di kelompokkan menjadi dua
komponen utama yaitu lingkungan makro dan yang mikro. Lingkungan
makro ialah lingkungan yang meliputi skala daerah yang luas, termasuk
didalamnya adalah iklim dan tanah seperti intesitas cahaya, kelembaban,
kecepatan angin dan suhu. Lingkungan yang mikro meliputi skala daerah
yang kecil dan sempit dimana lingkungan ini dapat dipengaruhi oleh
adanya objek (batuan, pohon, dan sebagainya), zat kimia (hara, bahan
organik, atau anorganik) dan tpokgrafi. (Soetikno S. Sastroutomo1990
hal.9)
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Oosting (1956) bahwa
organisme hidup dipengaruhi oleh lingkungan, dimana lingkungan
merupakan himpunan beberapa faktor alam yang berbeda termasuk
substansi air dan tanah, kondisi (Suhu dan cahaya), angin, organisme dan
waktu. Faktor lingkungan abiotik sangat menentukkan penyebaran,
pertumbuhan populasi suatu organisme. Tiap jenis organisme hanya dapat
hidup pada kondisi abiotik tertentu yang berada dalam kisaran toleransi
yang sesuai dengan organisme tersebut Annisa Novianti Samin dalam
(Suin, 2002).
Suatu ekosistem dapat terdiri dari tumbuhan, hewan,
mikroorganisme, tanah, batuan, mineral, sumber air dan suasana lokal
berinteraksi dengan satu sama lain. Sehingga tidaklah mengherankan
bilamana kemudian jasa ekosistem didefinisikan sebagai semua manfaat
yang berguna bagi manusia yang dapat diperoleh dari suatu ekosistem
(Eliezer, 2001).
-
5
Definisi jasa ekosistem berkembang dan semakin meluas untuk
menggambarkan bagaimana suatu ekosistem memberikan layanan yang
sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan umat
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. (Wahyudin,
2016:35-36).
Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di
suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu
daerah dari segi penyebarannya tumbuhan yang ada baik secara ruang
dan waktu. Rawa-rawa, hutan padang rumput dapat dijadikan contoh dari
tipe vegetasi. (Soetikno S. Sastroutomo1990 Hal.10) Struktur dan
komposisi suatu vegetasi dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya
yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami
pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan hasil interaksi berbagai
faktor lingkungan Tri Cahyanto dalam (Arrijani dkk., 2006).
Air merupakan media yang dibutuhkan organisme untuk
kehidupan, tidak terkecuali pada ikan. Berdasarkan kandungan garam
yang terdapat pada perairan, air dapat dibedakan menjadi 3 golongan
besar yaitu air tawar, air payau, dan air laut. Banyaknya kandungan
garam yang terdapat di perairan disebut dengan salinitas. Salinitas adalah
konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat didalam air laut
(Hutabarat dan Evan, 1985). Wilayah pesisir merupakan salah satu sistem
ekologi peraitan yang produktif, beragam dan kompleks, maka dari itu
potensi akan adanya gangguan, ganguan itu dinamakan gulma, tumbuhan
gulma. sangatlah beragam baik itu di daratan maupun di sungai dengan
keadaan air yang tawar.
Gulma ialah tumbuhan yang kehadirannya tidak
dikehendaki oleh manusia. Keberadaan gulma menyebabkan terjadinya
persaingan antara tanaman utama dengan gulma. Gulma yang tumbuh
menyertai tanaman budidaya dapat menurunkan hasil baik kualitas
maupun kuantitasnya (Widaryanto, 2010).
-
6
sGulma air merupakan tanaman air pengganggu yang kehadirannya
tidak diinginkan serta selalu tumbuh dalam populasi yang besar
(blooming). Kehadiran gulma air dinilai merugikan, baik secara estetika
dan secara ekologi. Selain itu, gulma air juga dapat menjadi tempat
berlindung dan berkembang biaknya populasi hewan yang menjadi vektor
penyakit (Pratiwi dalam Resmikasari, 2008).
Kawasan Tanjung Jabung Timur memiliki banyak keanekaragaman
tumbuh-tumbuhan dan hewan, dari salah satu jenis keanekaragaman yang
ada dikawasan Tanjung Jabung Timur tepatnya di Muara Sabak Timur
didesa Lambur Luar itu terdapat gulma air yang tersebar di aliran sungai
parit bank dan belum ada yang melakukan penelitian tentang identifikasi
gulma air tersebut, sehingga sekarang ini gulma tersebut yang terdapat
disana jenisnya semakin sedikit diakibatkan oleh aktifitas masyarakat dan
adanya pencemaran air oleh sampah rumah tangga, jajanan ringan anak-
anak dan pembasmian gulma air itu sendiri karena dirasa menghalangi saat
kendaraan air yang memakai mesin lewat sehingga membuat biota
airnyapun berkurang seperti ikan gabus, ikan sepat dan berbagai jenis ikan
air tawar lainnya, oleh sebab itu peneliti ingin melakukan “Identifikasi
Gulma Air di Sepanjang aliran Sungai di Desa Lambur Luar
Kabupaten Tanjung Jabung Timur”
B. Identifikasi Masalah
1. Belum ada penelitian mengenai identifikasi tentang gulma air di
sepanjang aliran sungai di Desa Lambur Luar.
2. Masih kurangnya penelitian data tentang gulma air pada suatu
lingkungan tertentu, khususnya di kabupaten Tanjab Timur.
C. Batasan Masalah
1. Identifikasi yang dilakukan hanyalah gulma air di sepangjang aliran
sungai Lambur Luar
2. Lokasi penelitian dibatasi pada wilayah dari parit bang sampai parit 5
3. Pengambilan gulma air dilakukan dengan metode Metode jelajah
(Eksplorasi)
-
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masah diatas dapat dirumuskan
permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Apasaja Ordo gulma Air yang akan ditemukan di kawasan disepanjang
aliran sungai desa Lambur Luar
2. Berapa Genus gulma air yang bisa di identifikasi di kawasan
disepanjang aliransungai desa Lambur Luar
E. Tujuan penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penelitian diatas , penulis dapat menuliskan tujuan
dari penelitian ini yaitu
a. Mengeksplorisasi jenis gulma air di kawasan disepanjang
aliransungai desa Lambur Luar
b. Mengatahui jumlah gulma air di kawasan disepanjang
aliransungai desa Lambur Luar
2. Manfaat Penelitian
a. Menambah khasanah ilmu pengatahuan penulis dalam dunia
pendidikan pada umumnya dan pendidikan biologi pada
khususnya.
b. Sebagai alternatif sumber belajar praktikum untuk mata kulia
ekologi dan taksonomi tumbuhan 1 pada pendidikan biologi.
c. Dapat melestarikan jenis-jenis tumbuhan gulma air yang ada pada
Lambur Luar tanjung Jabung Timur.
-
8
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teori
1. Gulma
a. Pengertian Gulma
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuhanya salah tempat.
Sebagai tumbuhan, gulma selalau berada disekitar tanaman yang
selalu dibudidayakan dan berasosiasi dengan cara yang khas,
karena luas penyebaran gulma mempunya berbagai nama sesuai
dengan asal daerah dan negaranya seperti Weed (Inggris), Unkraut
(Jerman), Onkruit (Belanda), dan Tzao (Cina), serta banyak nama
lainnya. (Jody Moenandir 1990. Hal 5) Dalam bahasa indonesia
diketahui sebagai rerumputan atau rumpai yang berarti tumbuhan
berumput (grassy plants,) herba (herb), tumbuhan pengganggu
(noxious plans), dan akhirnya sekarang adalah gulma berarti
tumbuhan yang tidak diinginkan. (Yernelis Sukman 1991. Hal 2)
Gulma dikenal karena adanya perlakuan manusia pada
sebidang tanah untuk ditanami dengan tanaman yang dapat
memenuhi kebutuhannya. Berarti manusia yang karena
kebutuhannnya secara subjektif membedakan tanaman menjadi
gulma dan bukan gulma. Tanaman bukan gulma dapat termasuk
pertamanan yang dibudidayakan, tanaman ruderalle, dan tanaman
liar. Gulma terhadap pertamanan merupakan tanaman pesaing
(Jody Moenandir 1990. Hal 1).
Pada umumnya, gulma mempunyai daya adaptasi dan daya
saing yang tinggi. Soetikno (1990) menjelaskan bahwa adaptasi
yang tinggi tersebut berhubungan dengan daya kompetisi yang
tinggi; sebagai rumah (inang) sementara bagi hama dan penyakit;
mengurangi mutu hasil panen dan menghambat kelancaran
aktivitas pertanian.
-
9
Definisi gulma terpendek adalah yang dikemukakan oleh
Prof. Beal yaitu sebagai “a plent out of place”/tumbuhan yang
salah tempat (king,1974) terdapat 30 definisi yang sebagian besar
didasarkan pada “mengapa ia salah tempat”. Numata (1971)
memandang gulma dari niche/relung/tempat berfungsinya.
Berdasarkan relungnya maka vegetasi dapat dibedakan menjadi
tanaman (Crop), gulma (Weed), tumbuhan rudral dan tmbuhan liar.
Tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan, karna itu
diinginkan manusia. Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh
pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia.
Tumbuhan rudal adalah tumbuhan yang dibudidayakan, tumbuha
pada habitat alami yang terganggu (ruderal) tetapi bukan digunkan
untuk tujuan produksi (misal:sepanjang tepi jalan, sepanjang tepi
sungai dan sebagainya) sedangkan tumbuhan liar adalah tumbuhan
yang tumbuh pada habitat alami. (Yernelis Sukman 1991. Hal 2-3)
Dalam perkembangan disiplin gulma moderen menurut
Soerjani (1988), gulma cenderung didevinisikan sebagai tumbuhan
yang peranan, potensi dan haikat kehadirannya belum sepenuhnya
kita ketahui. Sementara itu menurut kenyataan alminya, relung
gulma tidak hanya relung ruang (special niehe) relung tropik
(sumber hara yang diperlukan dan dampak yang dihasilkannya),
serta relung multidimensional (pengaruhnya terhadap suhu, pH,
kelembaban dan sebagainya, tetapi juga relung genetik (perannya
sebagai sumberdaya genetik).
Ketika mata pencarian diusahakan pada pola bercocok
tanaman, muncul masalah tumbuhan penggangu (gulma) yang
menjadi salah satu faktor pembatas peningkatan kuantitas dan
kualitas produksi pertanian. Perubahan lingkungan (ekosistem)
yang dilakukan untuk menginfestasikan usaha pertanian memberi
peluang besar bagi pengembangbiakan dan penyebaran aneka
tumbuhan jenis pengganggu. Tumbuhan jenis pengganggu
-
10
umumnya mampu mempertahankan diri dalam menghadapi
perubahan lingkungan karena dapat beradaptasi dan bersaing
(Rahmat Rukman dan Sugandi Saputra. Hal.11)
Kehadiran gulma di suatu lahan pertanian secara umum
memberikan pengaruh negatif terhadap tanaman budidaya yaitu
sebagai penghasil alelopati, alelomediasi dan alelopoli. Gulma
dikatakan penghasil alelopati karena dapat mengeluarkan bahan
kimia untuk menekan bahkan mematikan tumbuhan lain.
Alelomediasi karena gulma merupakan tempat tinggal bagi
beberapa jenis hama tertentu atau gulma sebagai penghubung
antara hama dengan tanaman budidaya, sedangkan alelopoli,
karena gulma selalu bersifat monopoli atas air, hara, CO2, O2 dan
sinar matahari (Riry, 2008).
b. Morfologi dan Penggolongan Gulma
Menurut Triharso (1994) dan Rukmana dan Saputra
(1999), berdasarkan morfologinya gulma dapat dibedakan atas
golongan rerumputan (Grasses), golongan teki (Sedges),
golongan berdaun lebar (Broad-Leaved) dan golongan
pakisan/pakuan (Fern). Golongan rerumputan mencakup jenis
gulma yang termasuk ke dalam famili Gramineae. Selain
merupakan komponen terbesar dari seluruh populasi gulma,
famili ini memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi,
distribusinya amat luas dan mampu tumbuh pada lahan kering
maupun tergenang. Ciri-ciri golongan rerumputan ini adalah :
1). batangnya berbentuk silindris, ada pula yang agak pipih
atau persegi; 2). batang biasanya berongga, beberapa
diantaranya berisi; 3). daunnya tunggal terdapat pada buku dan
berbentuk garis; 4). duduk daun berseling membentuk barisan
kanan dan kiri; 5). tulang daunnya sejajar dan di tengah
helaiannya terdapat ibu tulang daun; 6). daun terdiri dari
pelepah dan helaian daun dengan tepi daunnya rata; 7). lidah
-
11
daun kerap tampak jelas pada batas antara pelepah dan helaian
daun; 8). bunga tersusun dalam bulir; 9). bulir tersusun dari
anak bulir yang bertangkai meskipun ada yang tidak
bertangkai; 10). bakal buah beruang satu dan berbiji satu; 11).
bentuk buah ada yang bulat memenjang seperti perahu, bulat
telur atau datar cembung. Gulma yang tergolong rerumputan
diantarnya ilalang (Imperata cylindrica), rumput pahit atau
pahitan (Axonopus compresus), rumput belulang (Eleusine
indica), jajagoan (Echinochloa crusgalli), lempuyangan atau
jajahean (Panicum repens), dan lain-lain.
Gulma golongan teki-tekian meliputi semua jenis gulma
yang termasuk ke dalam famili Cyperaceae. Golongan teki
terdiri atas ± 4.000 spesies. Ciri-ciri gulma golongan ini yaitu :
1). batang pada umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang
bulat atau pipih dan berisi; 2). daun berjejal pada pangkal
batang dan tersusun dalam tiga deretan; 3). daun duduk dan
berbentuk pita dengan urat daun membujur; 4). pelepah daun
berbentuk buluh; 5). tidak memiliki lidah daun; 6). bunga
tersusun dalam bulir atau anak bulir dan biasanya dilingkupi
oleh satu daun pelindung; 7). ibu tangkai karangan bunga tidak
berbuku-buku; 8). organ perbanyakan utamanya ada yang
terletak dalam tanah, ada pula menggunakan biji.
Contoh gulma yang termasuk dalam golongan ini
adalah : Teki (Cyperus rotundus), Wlingi (Scirpus grossus),
Rumput Sendayan (Rhynchospora corymbosa), Jekeng
(Cyperus iria), babawangan (Eriocaulon cinereum), rumput
knop (Cyperus kyllingia), dan lain-lain.
Sedangkan yang tergolong dalam gulma berdaun lebar
meliputi semua jenis gulma selain famili Gramineae dan
Cyperaceae. Gulma berdaun lebar umumnya terdiri atas
golongan Dycotelodoneae. Ciri-ciri umum berdaun lebar ini
-
12
adalah ukuran daunnya lebar, tulang daun berbentuk jaringan
dan terdapat tunas-tunas tambahan pada setiap ketiak daun.
Contoh gulma berdaun lebar antara lain : Bayam duri
(Amaranthus spinosus), Babandotan atau Wedusan (Ageratum
conyzoides), Saliara (Lantana camara), Kremah (Alternanthera
philoxeroides), Genjer (Limnocharis flava), dan sebagainya.
Untuk golongan gulma pakisan/pakuan (Pteridophyta/Fern)
semua gulma yang berasal dari keluarga pakis-pakisan,
misalnya pakis kadal (Dryopteris aridus) dan pakis kinca
(Neprolepsis biserata). Berdasarkan habitatnya, Triharso (1994)
juga menggolongkan menjadi gulma darat (terestrial weeds),
gulma air (aquatic weeds) dan gulma yang menumpang pada
tumbuhan lain (aereal weeds).
Sifat-sifat umum yang dimiliki gulma adalah cepat
berkembang biak, periode pembungaan cukup lama,
pembentukan biji berlainan umur, bunga umumnya majemuk,
berbiji banyak, sifat dormansi biji yang lama, daya adaptasi
yang luas dan tahan terhadap lingkungan yang nkurang
menguntungkan .(Rukmana dan Saputra, 1999).
Gulma merupakan salah satu faktor pengganggu
pertumbuhan tanaman karena keberadaannya dapat
menurunkan produksi akibat persaingan pengambilan unsur
hara, air, sinar matahari, dan ruang hidup; menurunkan mutu
hasil akibat kontaminasi dengan bagian gulma; mengeluarkan
senyawa allelopati yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman; menjadi inang bagi hama dan penyakit; mengganggu
tata guna air; dan meningkatkan pembiayaan usaha tani
(Sukman dan Yakup, 1991).
Gulma dapat dibedakan menjadi beberapa golongan :
sesuai dengan bentk daun (daun lebar atau daun sempit), lama
-
13
hdupnya (setahun atau semusim, dua tahun atau tahunan), serta
golongan pentingnya (golongan sangat ganas atau agak ganas).
Gulma berdaun lebar. Tumbuhan ini mempunyai bentuk
daun lebar, dari jenis dikotil dan pada umumnya mempunya
lintasan.
Gulma berdaun sempit, tumbuhan ini mempunyai
bentuk daun sempit panjang, dari jenis monokotil dari pada
umumnya mempunyai lintasan
Gulma semusim atau setahun (annual). Tumbuhan ini
menyelesaikan daur hidupnya dari biji, tumbuh sampai mati
selalma semusim atau setahun. Karena banya biji yang
terbentuk, maka persisten.
Gulma dua tahunan (biennial). Tumbuhan ini
menyelesaikan hidupnya selama antar satu sampai dua tahun.
Bunga dibentuk pada tahun kedua.
Gulma tahunan (perennial). Tumbuhan ini
menyelesaikan daur hidupnya selama lebih dari dua tahun.
Kebanyakan tumbuhan ini membentuk biji banyak untuk
penyebaran dan dapat pula menyebar secara vegetatif.karna
beda penyebarannya tumbuhan ini dibagi perennial sederhana
dan perennial merayap. (Jody Moenndir, Hal.6)
c. Krakteristik Gulma
Dikenal berbagai sistem klasifikasi gulma yang
menggambarkan krakteristiknya, seperti klasifikasi berdasarkan
karekteristik reproduksi, bentuk kehidupan, botani dan lain –
lain adapun sebagai berikut :
a. Rumput (Grasses)
b. Teki (Sedges)
c. Gulma daun lebar (Broad-leaved Weeds)
d. Gulma semusim, dua musim dan tahunan (Annual,
Biennial, and Parennial Weeds)
-
14
e. Gulma berkayu (Woody Weeds)
f. Gulma Air (Aquatic Weeds)
g. Gulma perambat (Climbers)
h. Gulma Epifit dan Parasit
d. Perkembangbiakan Gulma
Perkebangbiakan gulma ditinjau dari segi mekanisme
perkembangannya adalah sangat efesien, dan bila diperhatikan
jauh lebih efesien dari tanaman budidaya yang diusahakan.
Para ahli telah berusaha mengendalikan gulma tersebut, namun
masih tetap efesien perkembangbiakannya. Hal ini dikarnakan
sifat efesiensi telah didapat dari seleksi alam dan adanya
penyesuaian ekologis. (Yernelis Sukman. Hal.15)
a. Perkembangan Secara Generatif
Perkembangan secara generatif hanya diperuntukan
untuk gulma kelas Angiospermae dan Gymnospermae.
Pembungaan yang terjadi semusim lebih kurang lima
minggu setelah perkecambahan, dan selanjutnya prioden ini
berjalan lambat, diikuti pemasakan biji. Dengan adanya
priode tersebut maka biji-biji gulma akan tidak dapat
dihasilkan dalam waktu yang bersamaan. Lain halnya
dengan tanaman budidaya yang dapat menghasilkan dalam
waktu yang bersamaan. Kebanyakan berbunga majemuk,
tetapi ada juga yang berbentuk tunggal meskipun jarang
ditemui. Bunga tunggal biasanya dapat menghasilkan biji
yang sangat banyak. (Yernelis Sukman. Hal. 16 )
b. Perkembangan Secara Vegetatif
Kebanyakan gulma tahunan tumbuh telah lama
tidak diolah, dan berkembangbiaknya sebagian besar secara
vegetatif. Dengan melakukan pengolahan bagian tanah
yang vegetatif yang terpotong dapat menghasilkan
tumbuhan baru tetapi melakukan pengolahan tanah
-
15
berulang kali dan mematikan bagian-bagian gulma yang
terpotong tersebut. Rhizoma, stolon dan bagian akar yang
menjalar dapat berubah menjadi tumbuhan baru bila
dipotong sewaktu pengolahan tanah. Umumnya bagian
vegetatif gulma yang dapat tumbuh kembali adalah umbi,
akar, batang, rhizoma dan stolon . (Yernelis Sukman. Hal.
17-18).
e. Habitat
Berdasarkan habitat umum, gulma digolongkan menjadi
berikut.
a. Gulma Darat (Terrestrial Weeds)
Gulma darat tumbuh pada didaerah kering dan bila
tergenang air akan mati. Contoh gulma darat antara lain:
Teki (Cyperus Rotundus L.), alang-alang (Imperata
Cylindra L.), golektrak atau balakbak atau rumput setawan
(Borreria latifolia (Aubl.) K. Sch), sangga langit atau
toroto ( Tridax Procumbens L.).
b. Gulma Air (Aquatic Weeds)
Gulma air adalah gulma yang sebagian atau seluruh
hidupnya berada di air. Contoh gulma air antara lain :
hidrila (Hydrilla verticillata Pres.), eceng lembut atau
wewehan (Monochoria vaginalis), cacanbean (Ludwigia
octovalis), kayambang (Cerotophyllum demersum), dan
eceng gondok (Eichornia crassipes).
f. Manfaat Gulma
Gulma disamping merugikan juga memberikan manfaat
bagi manusia, terutama bila kepentingan manusia terhadap
tumbuhan tersebut bersifat subyektif. Adapun manfaat gulama
adalah sebagai berikut:
-
16
1. Gulma yang dapat dikomsumsi oleh manusia
Beberapa gulma yang dapat dikomsumsi antara lain
: Selada air (Nasturtium officinale), Semanggi (Marsilea
crenata), Kangkung air (Ipomoea aquatica), Umbi teki
(Cyperus ratundus) dan lain-lain
2. Sumber pencarian bagi buruh tani
Kehadiran gulma di sekitaran tanaman budidaya
yang harus dikendalikan, akan menciptakan lapangan
pekerjaan bagi seluruh buruh tani (khususnya untuk
pengendalian gulma secara manual dengan tangan atau
penyiangan).
3. Meningkatkatkan kesuburan tanah
Gulma Azolla pinnata yang sering berasosiasi
dengan tanaman padi sawah bersimbiosis dengan Anabaena
azollae pinnata dapat juga digunakan sebagai bahan
pembuat kompos dengan kandungan N yang tinggi.
4. Mencegah atau mengurangi tingkat erosi
Contohnya seperti putri malu (Mimosa Invisa
Mimosa pudica), Alang-alang (Imperta cylindrica), yang
mempunyai sistem perakaran yang kuat dan distribusinya
luas dapat memperkuat argegat tanah sehingga menghindari
terjadinya erosi pada tanah dengan kemiringan yang tinggi.
5. Sebagai bahan pakan ternak
Banyak sekali gulma yang dipergunakan sebagai
bahan ternak bagi hewan peliharaan seperti sapi, kambing,
lembu, adapun beberapa contoh bahan pakan ternak gulma
antara lain : Axonphus compressus, Cynodon dactylon,
panitum maximum, Ageratum conyzoides, Stylosanthes
guyanensis, Mucuna pruriens, Sphenoclae zeylanica,
Ludwiga adscendens dan sebagainya.
-
17
6. Sebagai bahan penutup tanah dalam bentuk mulsa atau
sersah.
Gulma-gulma kering dapat dimanfaatkan sebagai bahan
penutup tanah untuk mencegah terjadinya evaporasi
berlbihan pada musim kemarau.
2. Gulma Air
Adanya gulma air dalam suatu area perairan akan
menggangu dalam hal :lalu lintas air, volume air akan berkurang,
menahan proyek irigasi, mengurangi daya untuk listrik. Masalah
ini diperparah dengan adanya area perairan tersebut dan
menyuburkan pertumbuhan dan perkembangan gulma air. (Jody
Moenandir 2002 Hal.93 )
a. Pengelompokan Gulma Air
1. kelompok mengapung (Floating), tipe ini sangat dikenal
dengan contoh Eichhornia crassipes (Eceng gondok, water
hyacinth), Salvina Sp.Pistia stratiotes (water lettuce). Familia
eceng gondok (Pontederiaceae) terdiri dari 6 genus :
Eichhornia, Reussia, Ileteranthera, Hydrothrex, ponderia
dan Monochoria. Sedangkan genus Eichhornia mempunyai 5
spesies : E.crassipes, E. Paradox, E. Paniculata, E.azurea
dan E. Diversifolia dan mempunyai 5 spesies ialah :
S.molesta, S. nataus, S.cuculata, S. nolasta
2. kelompok yang hidupnya dibawah permukaan air
(submarged), terdapat dua contoh utama ialah Hydlilla
verticellata (hidrilla) dan Mycrophyllum spicatum (water
milfoil)
3. kelompok yang mempunyai perakaran tumbuh meluas
dipermukaan air (emergent), dengan contoh : Typha sp.
(cattails), Cyperus papyrus (papyrus), Scirpus sp. (bulrush)
dan Phragmites communis (fragmit reed).
-
18
b. Perkembangbiakan Gulma Air
Gulma air dapat berkembangbiak secara:
1. Vegetatif (aseksual) dengan menggunakan bagian-bagian
vegetatif tanaman seperti stolon (pada jenis teki-tekian), umbi,
spora (pada semanggi)
2. Generatif (seksual) dengan biji, misalnya pada Limnocharis
flafa, Eichornia cassipes, Monochoria vaginalis.
c. Kerugian yang Ditimbulkan Gulma Air
Beberapa yang ditimbulkan gulma air antara lain :
1. Pada populasi yang banyak dapat mengurangi daya tambang
waduk atau bendungan atau ekosistem air lainnya karena
volume sebagian besar digunakan oleh gulma.
2. Dapat mengakibatkan pembrosan air sebagai akibat
terjadinya pendangkalan perairan dari aspek evapotranpirasi.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa evaporasi
(kehilangan air anpa gula) mencapai 5,9 mm/hari.
Sedangkankan evapotranpirasi lebih tinggi bagi yaitu 7-8 jari
dari evapottranpirasi karena pda saat matahari diatas ekuaror
(lama penyinaran kurang lebih 18 jam) intensitas matahari
sangat tinggi.
3. Menghambat saluran irigasi. Hal ini dapat mengakibatkan
kekurangan air pada lahan-lahan pertanian.
4. Menghambat transportasi air. Terutama di sungai-sungai di
wilayah kalimantan, jenis-jenis Hydrilla sp. Menyangkut di
baling-baling motor sehingga menggangu transportasi air.
5. Menggangu kehidupan perikanan. Ppulasi gulma air yang
inggi akan menghambat penetrasi oksigen sehingga
mengurangi jumlah O2 terlarut dalam air yang pada akhirnya
produksi ikan akan turun. Selain itu populasi gulma air akan
menghambat masuknya sinar matahari, akhirnya produksi
fito-planton berkurang sehingga produksi ikan juga turun.
-
19
6. Komonitas gulma air yang tinggi merupakan habitat yang
baik bagi vektor penyakit. Sebagai contoh keong air
(Oncomelania hepensis) pada akar eceng gondok merupakan
vektor penyakit cacing akar di rawa pening. (Pujiwati
Istirochah. 2017 Hal 76 )
d. Manfaat Gulma air.
Manfaat gulma air secara umum sebagai biofilter melalui
kemampuannya dalam menyerap dan mengurai limbah budidaya
ikan. Limbah budidaya yang mematikan ikan pada konsentrasi
tertentu adalah nitrogen. Nitrogen memiliki dampak negatif secara
langsung terhadap pertumbuhan dan imunitas ikan (Frances et al.,
2000; Biswas et al., 2006; Remen et al., 2008).
Menurut Boyd (2015), pemecahan nitrogen organik
(protein, urea dan feses) serta nitrogen anorganik yang berasal dari
dekomposisi bahan organik oleh mikroba atau jamur menjadi
amonia (NH3). Amonia merupakan buangan metabolik, pada
kensentrasi tertentu sangat beracun bagi organisme air (Benli et al.,
2008). Sehingga ikan gabus mampu tumbuh dan berkembang
dengan nyaman. Kenyaman untuk tumbuh dan berkembangnya
ikan gabus salah satu indikatornya adalah gambaran darah
(Supriyono et al., 2011)
Manfaat gulma air lainnya adalah tempat berlindung ikan
gabus dari pemangsaan, baik sesama jenis maupun predator
lainnya. Sehingga mampu menurunkan tingkat mortalitas akibat
pemangsaan sesama (kanibalisme) maupun predator lainnya. Peran
lainnya adalah sebagai produsen utama, pemasok oksigen dan
menyerap logam berat (Putra, 2006).
walaupun banyak kerugiannya yang ditimbulkan gulma air,
namun manfaat yang diberikan juga ada beberapa di antaranya:
-
20
1. Beberapa jenis dapat di komsumsi contohnya: Nasturtium
officinale (selada air), Marsilea crenata (semanggi),
Limnocharis flawa (genjer), Ipomea aquatica (kangkung air).
2. Sebagai produsen dari ekosistem perairan
3. Sebagai pensuplai oksigen dan meningkatkan O2 terlarut
dalam air
4. Memperlabat arus air yang deras, sehingga dapat menjernikan
air. Terutama akar-akar eceng gondok yang perakarannya
sangat lembut (dapat menagkap kotoran) sehingga air menjadi
bersih
5. Pengatur daur unsur hara dalam air secara seimbang, sehingga
dapat mencegah “Eutrofikasi” (perrumbuhan yang besar sekali
dari ganggang atau algae).
6. Dapat menyerap logam-logam beracun (Pb, Hg), senyawa
penyebab kangker atau karsinogenik (Ca, Ni) dan senyawa-
senyawa organik seperti fenol.
7. Dapat dimanfaatkan untuk absorsi nitrogen di udara dan
sebagai bahan pembuat pupuk hijau (Azolla pinnata)
Penelitian penggunaan gulma air sebagai biofilter maupun
naungan pada budidaya ikan air tawar penting sudah banyak
informasinya. Gulma air sebagai biofilter pada budidaya ikan nila
(Setiadi & Setijaningsih 2011); fitoremidiasi limbah budidaya ikan
lele (Clarias sp) (Effendi 2016); dan sebagai naungan pada
pemijahan ikan gabus (Bijaksana 2010).
1. Menambah kesuburan tanah terutama dalam hal bahan organik.
Contoh : Angeratum conyzoides
2. Mencegah atau timbulnya erosi
Contoh : Mimosa invisa
3. Sebagai bahan makanan ternak
Contoh : Pennisetum purpureum
4. Bahan penutup tanah dalam bentuk mulsa atau serasah.
-
21
Contoh : Imperata cylindrica
5. Sebagai bahan industri kertas
Contoh : Eichhornia crassipes
6. Sebagai medium penanaman jamur merang
Contoh : Imperata cylindrica
7. Sebagai bahan obat tradisional.
Contoh : Amarantuthus spinosus
8. Sebagai bahan makanan dan sayuran
Contoh : Limnocharis flafa
9. Sebagai tanaman pagar atau hias
Contoh : Crotalaria anagyroides
10. Sebagai penghasil gas bio dan bahan krajinan.
Contoh : Eichhornia ctassipes
-
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dikawasan Tanjung Jabung Timur yang
terletak di Desa Lambur Luar pada aliran sungai dari parit bang sampai
parit 5.
Waktu penelitian pengambilan sampel dilakukan selama 1 hari
dengan menggunakan tekhnik jelajah Sampling (Eksplorasi) dan akan di
Identifikasi di dinas pertanian provinsi Jambi
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kamera, spidol
permanen, carter, kantong plastik, label herbarium, tali rafia,alat tulis dan
buku kunci determinasi tumbuhan. Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitin ini adalah : jenis-jenis Gulma air yang akan di jadikan spesimen
Herbarium kering dan Herbarium basah serta alkohol 70%
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian sains. Penelitian
sains merupakan penelitian suatu proses investigasi yang dilakukan
dengan aktif, tekun, dan sistematis yang bertujuan untuk memudahkan dan
menginfestigasi fakta-fakta.
1. Observasi
Menurut Hariwijaya & Triton, (2007, hal 22) Observasi
merupakan “metode pengumpulan data secara sistematis melalui
pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti”.
Observasi yang dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui dan
mendapatkan informasi dasar mengenai kondisi umum lokasi
penelitian (kondisi fisik, biotik dan kependudukan).
-
23
2. Metode jelajah (Eksplorasi)
Eksplorasi dilakukan dengan menggunakan metode jelajah di
lokasi penelitian. Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan selama
penjelajahan dicatat pada buku catatan lapangan. Selain pencatatan
jenis, dilakukan juga kegiatan pengoleksian spesimen tumbuhan.
Eksplorasi dilakukan dengan metode jelajah secara acak
terwakili dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari tiap-tiap
kawasan jelajah, sehingga tiap kawasan memiliki contoh yang bisa
dijadikan sebagai pembanding dengan daerah lainnya. kawasan
sampel ini bisa dibagi berdasarkan kebutuhan dan tujuan dari
penelitian itu sendiri, misal pengumpulan data berdasarkan ketinggian
lokasi, berdasarkan tingkat kelembaban, berdasarkan tipe habitat dan
lain-lain.
Tahap pertama ialah eksplorasi, kegiatan eksplorasi yang
digunakan pada penelitian ini mengacu pada metode jelajah secara
acak terwakili di daerah sungai lambur luar Kecematan Muara sabak
Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Pada pelaksanaan tahap ini
peneliti akan menyelusuri sungai parit bang sampai parit 5 dengan
pengambilan sampel gulma dengan krakteristik yang berbeda-beda
pada saat menemukannya atau pengambilannya (pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh
sampel yang memiliki karakteristik yang dikehendaki).
Tahap selanjutnya ialah identifikasi, tahapan ini dilakukan
melalui desk study di dinas Pertanian Provinsi Jamb dengan cara
mencocokan sampel dengan deskripsi kemudian dicatat ciri
morfologinya. Adapun deskripsi yang diamati mencakup panjang
tanaman, jumlah anakan jumlah daun per rumpun, bentuk daun, warna
daun, bentuk bunga, warna bunga. Pada tahapan ini juga diperlihatkan
gambar sampel keragaman karakter tumbuhan gulma yang sudah
didapatkan. Pada kegiatan karakterisasi dilakukan kegiatan
penggolongan secara visual untuk pembagian gulma air yang sudah
-
24
ditetapkan. Kenapa memilih metode ini karena metode ini lebih
fleksibel dari pada metode Plot serta jangkauannya juga lebih luas.
3. Dokumentasi
Dokumentasi tumbuhan yang sudah didapatkan di lapangan,
agar objek yang diambil menjadi lebih jelas dan pengingat agar
tumbuhan yang diteliti tepat dan tidak keliru.
4. Jalur pengambilan sampel (Peta Jelajah).
Adapun rute pengambilan sambel yang akan ditempuh dapat
kita lihat melalui peta dibawah ini.
Keterangan : Jalan Raya
Rumah Warga
250 km
700 km
1.100
Km
-
25
Parit Pengambilan Gulma
Kebun Kelapa
Kebun Kelapa Sawit
Awal Mula Obsevasi
Akhir Observasi
Keterangan aktifitas pengambilan sambel dilihat dari rute :
a. Star dimulainya pengambilan sampel dari Parit 5
b. Perjalanan yang ditempuh yaitu dari parit 5 sampai parit
bang atau parit 10
c. Mengambil spesias gulma yang berbeda yang
ditemukan saat perjalan pengambilan sampel dengan
metode Eksplorasi (Metode Jelajah)
d. Tidak lupa membawa Alat dan Bahan yang sudah
dijelaskan diatas.
Google Maps
-
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Temuan Umum
a. Sejarah Desa
Konon pada tahun 1954 sebuah perahu lambo (perahu kayu)
terdampar dikuala sungai kemudian daerah ini diberi nama Lamboro
oleh seorang petuah kampung bernama H.Podang yang waktu itu
masih berdomisili di Kampung Laut. Lamboro yang kemudian lebih
dikenal dengan nama Lambur mengandung pengertian melimpah,
sangat banyak, melambung tinggi. Daerah ini menurut orang yang
pertama kali menggali anak sungai (parit 1) H.Juma (Alm) mengatakan
di Lambur tempat gudang rejeki, daerah makmur, subur dan kaya akan
sumber daya alam sehingga dikatakan dalam sebuah istilah berbunyi ”
Dikepalamu ada beras dikakimu ada ikan ” semboyan inilah yang
terus dipertahankan masyarakat Lambur sampai saat ini sehingga desa
ini memang dikenal daerah lumbung padi dan hasil laut yang cukup
diandalkan sebagai mata pencaharian untuk meningkatkan kesejateraan
masyarakat
Desa Lambur pada tahun 1956 telah disahkan menjadi sebuah
desa defenitif yang dinahkodai oleh seorang mangku bernama Abdul
Rasyid dari kepemimpinan Abdul Rasyid dilanjutkan dengan mangku
yang lain seperti : Muhammad Amin, Zainal CH dan Ngatta Mamma.
Selanjutnya pada tahun 1972 Desa Lambur sudah dipimpin oleh
seorang Kepala Desa bernama Harun Thaib yang diangkat/penetapan
dari seorang polisi aktif dengan masa tugas sampai tahun 1989 setelah
berjalan kepemimpinan beliau selama 17 tahun. Pada tahun 1989
sedang digemborkan pemilihan lansung kepala desa maka LMD
(Lembaga Masyarakat Desa) membentuk Panitia PILKADES untuk
melaksanakan penyaringan dan pencalonan kepala Desa dari hasil
penyaringan yang dilakukan oleh panitia maka didapatkan 3 (tiga)
-
27
orang yang akan ikut bertarung diantaranya : (1) H.Rajab, (2) Ngatta
Mamma dan (3) Harun Thaib dari ketiga pasang calon kepala desa
yang mendapat suara terbanyak adalah Harun Thaib untuk priode
1989-1998.
Namun 2 (dua) tahun menjelang masa jabatan Harun Thaib
habis, kerena faktor usia dan kesehatan tidak memungkingkan lagi
untuk melanjutkan pemerintahan maka ditunjuklah M.Syargawi Amin
yang pada waktu itu menjabat sebagai Sekretaris Desa untuk
melanjutkan pemerintahan sampai diadakan pemilihan Kepala Desa
berikutnya.
Pada tahun 1998 maka diadakanlah Pemilihan Kepala Desa
yang kedua kalinya yang diikuti 2 (dua) orang calon yang ikut
bertarung untuk merebut posisi orang nomor satu di Desa Lambur
yakni M.Syargawi Amin dan Andi Panna. Dari pertarungan ini yang
mendapat nasib baik dan dukungan serta suara terbanyak dari
masyarakat adalah M. Syargawi Amin, dengan masa jabatan selama 8
(delapan) tahun, setahun setelah terpilihnya M.Syargawi Amin
tepatnya pada tahun 1999 seiring dengan Otonomi Daerah maka
wilayah Tanjung Jabung dimekarkan menjadi 2 wilayah yakni Tanjung
Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, sementara jabatan M.
Syargawi Amin selaku Kepala Desa Lambur masih terus dijabat
sampai tahun 2006.
Seiring dengan otonomi daerah tersebut, Tepatnya pada tahun
2004 Pemerintah Kabupaten Tanjung jabung Timur memekarkan Desa
Lambur menjadi 2 (dua) Desa yakni Desa Lambur dan Desa Kota
Harapan. Dengan dimekarkannya Desa Lambur menjadi 2 (dua) Desa
maka secara geografis dan luas daerah secara otomatis berubah, maka
sistem aparatur desapun kembali dibenahi. Dan pada tahun 2007
kembali masyarakat Lambur melaksanakan pesta demokrasi untuk
pemilihan Kepala Desa Berikutnya. Karena jiwa kepemimpinan dan
-
28
kepeduliannya terhadap pembangunan Desa Lambur, maka masyarakat
kembali memilih M.Syargawi Amin sebagai Kepala Desa Lambur
dengan masa jabatan enam tahun ( 2007-2013) dari pesaingnya adalah
H.Budi Amin Pilkades berikutnya pada tahun 2013 akhir Pemerintah
Desa Lambur kembali melaksanakan pesta Demokrasi pada Tanggal
18 September 2013 Periode 2013-2019 yang terdiri dari 3 (tiga) Calon
Kepala Desa yaitu : Zainuddin, H. Mabade dan M. Ali, A.Md
dengan Perolehan suara masing sebagai berikut :
No. Urut Nama Calon Perolehan Suara Persentase
1 ZAINUDDIN 1.865 68%
2 H. MABADE 557 20%
3 M .ALI, A.Md 332 12%
JUMLAH 2.754 100%
Tabel 4.1 Sumber : Panitia Pilkades 2013
Melihat dari awal berdirinya Desa Lambur pada tahun 1956
yang secara administrasi masih satu wilayah dengan Kampung Laut
yang dipimpin oleh seorang Mangku karena jarak antara Lambur
dengan Kampung Laut cukup jauh sehingga pemerintahan tidak
berjalan dengan baik dan efektif. Pada tahun 1971 Desa Lambur
berpisah dari wilayah Kampung Laut dan telah memiliki Kepala Desa
sendiri dengan maksud dan tujuan agar pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan berjalan dengan baik. Sejalan dengan itu dalam
rangka untuk meningkatkan pelayanan masyarakat maka pada tahun
1970 Datuk Harun Taib bersama perangkatnya dan masyarakat
membangun Kantor Desa sendiri secara swadaya dan alhamdullillah
sampai sekarang kantor tersebut masih berdiri kokoh.
Penduduk desa pertama kali adalah para pendatang dari
Sulawesi (Suku Bugis) sekitar tahun 1960an, tepatnya di muara Sungai
Lambur. Kelompok pendatang ini kemudian mendirikan pemukiman di
-
29
sekitar sungai dan beberapa saat kemudian diikuti dengan kelompok
keluarga lain, baik yang langsung dari Pulau Sulawesi maupun orang-
orang Bugis yang telah berdomisili di Nipah Panjang, Muara Sabak,
Kota Jambi dan lainnya, serta suku lain terutama suku Jawa, Cina,
Kerinci, Batak, Melayu Jambi, dan lainnya.
Maksud kedatangan penduduk ke desa ini pertama kali adalah
sebagai nelayan yang memerlukan lokasi tempat berlabuh bagi perahu
dayung yang mereka gunakan sebagai sarana menangkap ikan. Pada
saat menetap inilah dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga akan
beras, kemudian mereka mulai mengolah lahan untuk tanaman pangan
(padi) dan selanjutnya menanam kelapa yang ternyata hasilnya cukup
baik dan berkembang sampai saat sekarang. Perkembangan penduduk
desa mengalami arus turun naik dari periode ke periode seperti pada
akhir tahun 1970an dan awal 1980an jumlah penduduk datang cukup
banyak, tetapi mulai tahun 1990an jumlah pendatang semakin sedikit
dan bahkan sebagian kembali ke Sulawesi. Penduduk yang
meninggalkan desa sampai saat masih memiliki lahan dan tidak diolah
sehingga menjadi semak dan belukar terutama di parit 9,10, dan 11
yang saat ini disebut Dusun Baru. Pada lokasi ini masih ditemukan
bekas lahan persawahan yang sudah ditumbuhi semak dan belukar.
Sesuai perkembangan sistem administrasi pemerintahan di
Indonesia, sebutan desa sewaktu berdiri adalah kampung yang
dikepalai oleh seseorang yang disebut dengan Kepala Kampung atau
lebih popular disebut dengan panggilan datuk. Setelah diberlakukan
UU No. 5 tahun 1979 tentang pemerintah desa, maka pada tahun 1980
sebutan kampung berubah menjadi desa yang dikepalai oleh seseorang
yang disebut dengan Kepala Desa sampai sekarang masih tetap populer
dengan sebutan datuk oleh masyarakat.
Sejak berdirinya Desa Lambur sampai sekarang telah tercatat 2
orang pemimpin dalam kurung waktu 41 Tahun untuk melihat
-
30
perkembangan dan pergantian Kepala Desa Lambur dapat dilihat pada
Tabel
Perkembangan Kepemimpinan Desa Lambur
No Nama Tahun Menjabat Sebutan
1 Abdul Rasyid 1956 Mangku
2 M.Amin 1960 Mangku
3 Zainal. CH 1964 Mangku
4 Ngatta Mamma 1971 Mangku
5 Harun Thaib 1971-1989 Kepala Desa
6 Harun Thaib 1989-1998 Kepala Desa
7 M.Syargawi Amin 1992-1998 Pjs.Kepala
Desa
8 M.Syargawi Amin 1998-2007 Kepala Desa
9 M.Syargawi Amin 2007-2013 Kepala Desa
10 Zainuddin 2013-2019 Kepala Desa
Tabel 4.1 Sumber : Sekretariat Desa Lambur
Seorang mangku dalam tabel diatas dibantu oleh seorang Juru
Tulis atau jaman sekarang dikenal dengan sebutan Sekretaris Desa
(Sekdes) pada kepemimpinan Harun Taib dan M.Syargawi Amin, juru
tulis/sekdes yang telah menjabat adalah selalu mengalami pergantian
kemudian sejalan dengan diberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor
45 Tahun 2007 tentang Pengangkatan Sekretaris Desa menjadi PNS
yang dilakukan secara bertahab maka Pemerintaha Kabupaten Tanjung
Jabung Timur melakukan amanah PP tersebut dengan mengangkat
Sekdes PNS dalam 3 Tahap yakni Tahun 2007, 2009 dan terakhir 2010
untuk Sekdes Desa Lambur dan Desa Siau dalam dalam Kecamatan
Muara Sabak Timur
-
31
C. Demografi/Kependudukan
Dari data Penduduk berdasarkan Laporan Penduduk pada
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Tahun 2014 yang dilaporkan oleh Petugas Registrasi Desa
Lambur tercatat sekitar 5.152 Jiwa dan tercatat sekitar 1.341 Rumah
Tangga dan 1.480 KK sebagaimana tersebut dalam Tabel 2 dibawah
ini :
Jumlah Penduduk Desa Lambur
No. Dusun
Jumlah Jumlah
Jiwa
Jumlah
Rumah
Tangga
Laki-
laki Perempuan
1 SIAU 177 167 344 110
2 SUKANEGARA 865 802 1.667 412
3 POLEWALI 537 548 1.085 266
4 KARYA BARU 578 564 1.142 270
5 SETIA
PALAPA
168 177 345 114
6 SETIA MAJU 255 251 506 140
7 BARU 34 29 63 29
JUMLAH 2.614 2.538 5.152 1.341
Tabel 4.3 Arsip Desa
Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung
Timur terbesar yang tersebar ke 93 Desa/Kelurahan dalam Kabupaten
-
32
Tanjung Jabung Timur ( 73 Desa dan 20 Kelurahan ) jumlah
penduduk Desa Lambur 5.152 jiwa jumlah laki-laki 2.614 jiwa dan
perempuan 2.538 jiwa. Penduduk Desa ini didominasi dari agama
islam sekitar 98% sesuai dengan asal usul yang kebanyakan
masyarakatnya berasal dari suku bugis dan suku-suku lainnya,
komposisi agama dapat dilihat pada Tabel 3.
Jumlah Penduduk Desa Lambur Menurut Agama
D
D
ata pencaharian utama penduduk Desa Lambur adalah petani, pekebun
dan nelayan sehingga desa ini menunjukkan ciri khas sebagai desa
pertanian padi, perkebunan kelapa dan perikanan/laut. Lebih dari
separuh (52,30%) penduduk Desa Lambur merupakan petani padi,
pekebun (kelapa) sekitar (9,20%) dan sekitar 27,57% merupakan
nelayan. Perkembangan usaha penggilingan padi, kopra dan
pengusaha ikan dan udang mendorong cukup besarnya (0,55%)
penduduk bekerja sebagai pengusaha/toke sedangkan sisanya sekitar
1,0% bekerja sebagai pegawai negeri (guru dan pegawai kesehatan)
dan pedagang, TNI, Polri dan tukang. Sumber pendapatan lain
masyarakat desa diluar sektor pertanian dan perikanan laut adalah
usaha rumah walet dan perdagangan.
No Agama Jumlah
(KK)
Jumlah
(Jiwa)
Presentase
%
1 Islam 1.470 5.055 98,00
2 Kristen 5 78 1,61
3 Hindu 0 0 0,00
4 Budha 5 19 0,39
5 Lainnya 0 0 0,00
Jumlah 1.480 5.152 100
-
33
Tabel. 4 Penduduk Desa Lambur Berdasarkan Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah
(orang) Proporsi %
1 PNS 32 1,00
2 ABRI - 0
3 POLRI - 0
4 Karyawan Swasta 100 2,00
5 Dagang 196 4,00
6 Tukang 57 1,00
7 Petani 1.926 37,00
8 Pekebun 1.186 23,00
9 Buruh 13 0
10 Pengusaha/Toke 60 1,00
11 Nelayan 1.557 30,00
12 Guru Honorer 25 1,00
Jumlah 5.152 100
Dari tabel 4 diatas digambarkan secara rinci bahwa penduduk
Desa Lambur mayoritas berprofesi sebagai petani, pekebun dan
nelayan dari jumlah total usia kerja sebanyak 3.519 orang dengan
tingkat usia 17 – 51 tahun untuk lebih jelas jumlah angkatan kerja
Desa Lambur per desember 2010 dapat dilihat pada tabel 5 dibawah
ini.
a. Temukan Khusus
Adapun hasil pengambilan sampel di lapangan dengan
menggunakan metode jelajah yaitu mendapatkan 10 sampel tumbuhan
gulma air dengan jenis yang berbeda.
-
34
Tabel 4.1. Hasil pengumpulan data (Eksplorasi)
Tabel Hasil Jumlah spesies Tanaman Yang di Dapatkan
NO Sepesies Jumlah Family
1. Alliaceae 1
2. Nymphaea alba L 1
3. Araciace 1
No Family Scientific Name Vernacular
name
Local
Name
1
Pontederia
ceacae
Eichhornia
crassipes Eceng gondok
Eceng
gondok
2 Nyamphae
aceae Nymphaea alba L Bunga Teratai Teratai
3 Salvininia Salvinia molesta kiambang kayamba
ng
4 Graminae Leersia hexandra Rumput Banta banta
5 Poaceae Sataria magna Rumput setaria Rumput
kambing
6 Poaceae Panicum
purpurascens
Rumput
Benggala Benggala
7 Poaceae Panicum Repens Goose grass Carulang
8 Poaceae Chrysopogon
aciculatus
Spikerush
jarum
Rumput
jarum
9 Commelin
aceae
Commelina
nudiflora L. Aur-aur Aur
10 Cyperecea
e Cyperus rotundus Teki ladang
Rumput
teki
-
35
4. Poaceae 5
5. Commelinaceacae 1
6. Cyperacece 1
Berdasarkan tabel diatas jenis-jenis gulma air yang ditemukan saat
jelajah wilayah di Desa Lambur Luar dapat dikelompokkan menjadi 10
famili, dengan jenis tumbuhan terbanyak berasal dari family Poaceae yaitu
sebanyak 3 jenis tumbuhan.
Dari 10 jenis gulma air terebut didapatkan di sekitar Parit 5 sampai
parit Bank Berikut gambaran secara umum dari tumbuhan-tumbuhan
tersebut:
1. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes).
Gambar 4.1. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes).
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
-
36
a. Klasifikasi ilmiah tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Viridiplantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Commelinales
Family : Alliaceae
Genus : Eichhornia Kunth
Spesies : Eichhornia crassipes
b. Deskripsi Tumbuhan
Tumbuhan air, mengapung, tumbuhan berumpun, dengan
tinggi 4-8 cm. Bagian akar serabut, batang tidak memiliki, daun
tunggal, bertangkai, tersusun berjejal diatas akar, berwarna hijau
dengan panjang 7-25 cm, berbentuk bulat telur, bagian ujung
meruncng, pangkal meruncing, tepi merat, permukan mengkilat,
tangkai menggelembung. Bunga majemuk, bentuk bulir, panjang
mahkota 2-3 cm, daun mahkota berlekatan. Buah kotak sejati, beruang
tiga, warna hijau, bentuk biji bulat berwarna kehitaman dan tumbuhan
ini dapat diperbanyak dengan mengunakan sistem generatif ( melalui
biji) dan mempunyai akar serabut.
-
37
2. Bunga Teratai (Nymphaea alba L)
Gambar 4.2. Bunga Teratai (Nymphaea alba L)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi ilmiah tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Nymphaeles
Family : Nyamphaeace
Genus : Nyamphea L.
Spesies : Nymphaea alba L
b. Deskribsi Tumbuh
Bunga teratai adalah jenis tanaman air yang termasuk dalam
suku Nymphaeceae, juga disebut dengan genus Nelumbo (lotus).
Dalam bahasa Inggris bunga teratai dikenal sebagai Water-lily. Teratai
juga merupakan tumbuhan air yang dapat tumbuh di daerah bersuhu
20-30 °C. Teratai tumbuh di perairan tenang dan lembab, memerlukan
banyak sinar matahari.
Ciri akar bunga teratai memiliki akar yang kuat, panjang dan
berumbi serta berongga. Akar tanaman bunga teratai kurang baik
perkemban karena tidak memiliki bulu akar atau tudung akar, Ciri
batang bunga teratai memiliki bentuk batang berongga, permukaan
-
38
halus, berwarna hijau hingga kekuningan dan Ciri bunga teratai
tumbuh tegak pada tangkai yang merupakan perpanjangan dari rimpag
tanaman. Bunga teratai mempunyai kelopak banyak dam berlapisang
selang-seling, dengn bagian ujung runcing. Selain itu warna bunga
teratai berwarna merah mudah, putih, biru, kuning dan warna gradasi.
3. Kiyambang (Salvinia molesta)
Gambar 4.3. Kiyambang (Salvinia molesta)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliopsida
Kelas : Liliospida
Ordo : Alismatale
Family : Araciace
Genus : Pistia L.
Spesies : Salvinia molesta
b. Deskripsi Tumbuhan
Kiambang hidup secara terapung di permukaan air yang tidak
mempunyai arus pergerakan mengalir atau tenang seperti tasik,
-
39
lombong, kolam, paya, parit, taliair dan sawah padi. Ia mempunyai
akar rerambut yang berjuntai ke dalam air yang berfungsi sebagai
penyerap nutrien. Daun pokok kiambang berbentuk roset iatu seakan
bunga mawar atau pokok kobis.
4. Gulma Banta (Leersia hexandra)
Gambar 4.4 Gulma Banta (Leersia hexandra)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Spermatopyta
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Leersia
Spesies : Leersia hexandra
b. Deksribsi Tumbuhan
Rumput Banta adalah jenis tanaman yang habitatnya bisa
hidup di air dan didarat biasanya masyarakat membuatnya sebagai
-
40
racikan obat sakit kepala dan pusing. Ciri akar rumput banta ini yaitu
serabut dan mudah untuk dicabut, Memiliki daun yang seperti
tanaman padi dengan batang yang lembek dan mengkilat
5. Rumput Satria (Sataria magna)
Gambar 4.5. Rumput Satria (Sataria magna)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Identifikasi Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Liliopsida
Kelas : Spermatopyta
Ordo : Cyperales
Family : Poaceae
Genus : Setaria
Spesies : Setaria sphacelata
b. Deksribsi Tumbuhan
Rumput setaria merupakan salah satu rumput hijauan
yang biasanya digunakan untuk pakan ternak, terutamanya
ternak ruminansia seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan
-
41
juga lainnya. Rumput setaria ini berasal dari dari Afrika tropic,
dan menyebar luas keberbagai wilayah dengan cepat. Selain
itu, rumput ini memiliki siklus hidup parenial dan juga dapat
berkembangbiak dengan cepat curah hujan 750 – 100 mm/
tahun dan juga dengan ketinggian 1.000 – 3.000 m dpl.
6. Rumput banggala (Panicum purpurascen)
Gambar 4.1. Rumput banggala (Panicum purpurascen)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Identifikasi Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Leersia
Spesies : Lersia hexandra
b. Deskribsi Tumbuhan
Rumput Benggala merupakan salah satu rumput yang biasanya
digunakan sebagai pakan ternak ruminansia sebagai asupan protein
kasar, lemak kasar, dan juga kandungan lainnya. Rumput benggal ini
-
42
berasal dari Zimbabwe, Afrika dengan penyebaran yang sangat cepat
diberbagai wilayah terutamanya Indonesia. Rumput ini sangat di kenal
dan juga banyak di manfaatkan bagi peternak dan juga sebagian orang
ada yang budidayakan rumput ini sebagai pakan ternak. Rumput ini
memiliki daun banyak, dengan pertumbuhan cepat, berumpun dengan
ketinggian 60-80 cm, dan juga memiliki batang rongga dengan
diameter 2,5 cm.
7. Goose grass (Panicum Repens)
Gambar 4.7 Goose grass (Panicum Repens)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Identifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Panicum
Spesies : Panicum Repens
b. Deskribsi Tumbuhan
Rumput tahunan dengan akar rimpang sepanjang 12-40 cm,
menjalar di bawah permukaan tanah, tebal rimpang hingga 20 mm,
-
43
putih, berdaging. Daun berukuran 4-30 cm x 3-9 mm berbentuk garis
dengan kaki lebar dan ujung runcing. Bunga majemuk berupa malai
agak jarang sepanjang 8-22 cm. Senang tumbuh di tempat yang
lembab dan tidak menyukai kekeringan. Menghasilkan daun yang
sedikit, kebanyakan tumbuh sebagai gulma yang mengganggu tanaman
pertanian. Nilai gizi yang dikandung memuaskan dan herbivora gemar
memakannya serta rimpang di beberapa tempat.
8. Rumput jarum (NymphaeaceaeI)
Gambar 4.8 Rumput jarum (Chrysopogon aciculatus)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Identifikasi Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Chrysopongon Trin
Spesies : Chrysopogon aciculatus
b. Deskribsi Tumbuhan
Akar tunggal, kuat, dapat berkembangbiak dengan tunas
baru. Batang berbentuk tegak, lurus, dengan diameter 1-2 mm
-
44
dengan panjang mencapai 14-21 cm bahkan lebih tergantung
dengan pertumbuhan. Batang ini berwarna kehijuan muda hingga
tua, yang memiliki beberapa tangkai muda untuk menyokong daun
yang tumbuh. Daun berbentuk pita bergaris, pangkal daun
meruncing, dengan ukuran rata – rata mencapai 2-13 cm dengan
lebar 2-4 mm. Dan biasanya sering dianggap sebagai hama
(tumbuhan penggangu) karena menghalangi perahu mau lewat saat
aktifitas masyarakat mulai di atas air.
9. Aur-aur (Commelina diffusa burm. F.)
Gambar 4.9 Aur-aur (Commelina nudiflora L..)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Identifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Commelinales
Family : Commelinaceae
Genus : Commelina
Spesies : Commelina nudiflora L.
http://www.plantamor.com/index.php?plantsearch=Commelinaceaehttp://www.plantamor.com/index.php?plantsearch=Commelina
-
45
b. Dekskripsi Tanaman
Aur-aur (Commelina nudiflora L..) adalah Tanaman yang
tingginya 60-90cm, mempunya batang yang panjang dan
merayap. Daun: Secara ovate, sampai 5cm lebar 4cm panjang dan
bunga berdiameter 10-15mm serta memiliki bunga berwarna
ungu.
10. Rumput Teki (Cyperus rotundus)
Gambar 4.10 Rumput Teki (Cyperus rotundus)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Identifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Poales
Family : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L
http://www.plantamor.com/index.php?plantsearch=Commelinahttp://www.plantamor.com/index.php?plantsearch=Commelina
-
46
b. Deskribsi Tumbuhan
Rumput teki merupakan tanaman perennial (tahunan) yang
dapat tumbuh hingga mencapai 140 cm. Daunnya tumbuh dengan
tiga jajaran dasar yang panjangnya sekitar 5-20 cm, biasanya terdiri
dari 4-10 helai daun yang tumbuh pada pangkal batang. Batang
bunganya memiliki penampang segitiga yang tumbuh tajam ke atas
Bunganya biseksual dan kepala bunga memiliki 3-8 bias tak sama.
Berbunga majemuk berupa bulir dengan jumlah sekitar 5-25 bunga
Bunga berwarna kuning kecoklatan dan berbentuk seperti payung.
Akar atau rimpangnya awalnya berwarna putih, lama kelamaan
berwarna coklat kemerahan hingga hitam, berdaging dengan
diameter 25 mm. Beberapa rimpangnya dapat tumbuh di
permukaan tanah, rimpang lainnya tumbuh berumpun secara
horizontal atau ke bawah Rumput teki lebih menyukai kondisi
kering, tetapi tolerir terhadap tanah lembab.
-
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang Identifikasi tumbuhan gulma air di desa Lambur
Luar kabupaten Tanjab Timur Maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Jenis-jenis tumbuhan gulma air yang dapat ditemukan sebanyak 10 jenis tumbuhan
gulma air yang dikelompokkan menjadi 10 Family yang sudah di identifikasi
2. Kebanyakan dari gulma yang ada di sana dibasmi karena dirasa mengganggu aktifitas
penduduk. Padahal gulma tersebut adalah tempat biota ikan air tawar hidup seperti
ikan gabus dan ikan sepat
3. Semakin lama jumlah dari gulma tersebut semakin berkurang karena ada pembasmian
dan pencemaran lingkungan.
B. Saran
a. Sebaiknya sama-sama kita jaga lingkungan soalnya sangat berpegaruh pada
kelangsungan hidup selanjutnya
b. Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang sehat
-
DAFTAR PUSTAKA
Adang Saputra, (2017) Penentuan Jenis Gulma Air sebagai Naungan (shelter) pada
Pendederan Ikan Gabus Channa striata di Kolam. Vol 07
Ahmad Azhari Kamal, (2015), Review: Tumbuhan di kota urban Indonesia: Nilai
bioteknologis dan proyeksi keragaman pada 2050 Vol 1
Agus Susanto, dkk (2018) Keragaman Serangga Hama pada Tanaman Asparagus (
Asparagus officinalis L.) di Sentra Budidaya Tanaman Agroduta Lembang Jawa
Barat. Vol 01
Andi Kusumo, dkk (2016), Struktur Vegetasi Kawasan Hutan Alam dan Hutan Rerdegradasi
di Taman Nasional Tesso Nilo. Vol 14
Annisa Novianti Samin, dkk (2016) Analisis Vegetasi Tumbuhan Pantai Pada Kawasan
Wisata Pasir Jambak, Kota Padang. Vol 10
Bambang Hero Suharjo, dkk (2011), Suksesi Alami Paska Kebakaran pada Hutan Sekunder
di Desa Fatuquero, Kecamatan Railaco, Kabupaten Ermera-Timor Leste. Vol 02
Dio Prioyo Pragoyo, dkk (2017), Pengaruh Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan Dan
Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merril) Pada Berbagai Sistem Olah
Tanah. Vol 5
Fahruddin Afrianto, (2016). Identifikasi Pertumbuhan Gulma Pada Penyiapan Media Tanam
Tanah Gambut Setelah Pemberian Kapur Dolomit. Vol. 15
Hendra Gunawan, (2115), Suksesi sekunder hutan terganggu bekas perambahan di Taman
Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat Vol.1
Indriyanto, (2010), Pengantar Budi Daya Hutan, jakarta: Bumi Aksara.
Moenandir, (1990), Pengantar Ilmu dan Pengandalian Gulma, Jakarta CV. Rajawali.
Monandir, (2010), Ilmu Gulma, Universitas Brawijaya Press.
Muhammad Muhaimin, (2016), Eksplorasi tumbuhan dan studi komposisi vegetasi di zona
bukit dari Gunung Patah, Bengkulu. Vol 2
-
Pujiwati Istirochah (2017), Pengantar Ilmu Gulma Intemedia
Tri Cahyono, dkk (2014) Analisis Vegetasi Pohon Hutan Alam Gunung Manglayang
Kabupaten Bandung, Vol 8
Tri Retnaningsih Soeprobowati, (2011) Ekologi Bentang Lahan, Vol 13
Sukman, (1991), Gulma dan Tkehnik Pegandaliannya, Jakarta PT. Raja Grafindo persada.
Yudi Wahyudin dkk, (2016), Jasa Ekosistem Lamun Bagi Kesejahteraan Manusia
-
Scanned by CamScanner
-
Scanned by CamScanner
-
Scanned by CamScanner
-
Scanned by CamScanner
-
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRUCULUM VITAE)
Nama Lengkap : Saharuddin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Lambur 16 September 1996
Alamat : Jl. Jend. A Thalib Rt. IV telanai pura Provinsi Jambi
Pekerjaan : Mahasiswa
E-mail : [email protected]
Telepon : 0853 8455 5600
Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal
1. SD/MI, tahun tamat : SD Negeri 34 Lambur Luar Tahun Tamat 2009
2. SMP/MTS, tahun tamat : SMP N 11 Tanjab Timur Tahun Tamat 2012
3. SMA/MA, tahun tamat : SMA S LPM Lambur luar Tahun Tamat 2015
Pengalaman Organisasi
1. Anggota dari Organisasi Ikatan Mahasiswa Sulewesi Selatan (IKAMI)
2. Anggota dari Organisasi Ikatan Mahasiswa Lambur Kota Harapan (IkaMalaka)
3. Anggota dari Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
4. Anggota dari lembaga Daarud Tauhid Cabang Jambi
Motto Hidup : Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya
mailto:[email protected]
COVERNOTA DINAS PB INOTA DINAS PB IIPENGESAHANPERNYATAAN ORISINALITASPERSEMBAHANMOTTOKATA PENGANTARABSTRAKABSTRACTDAFTAR ISIDAFTAR TABELBAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANGB. IDENTIFIKASI MASALAHC. BATASALAN MASALAHD. RUMUSAN MASALAHE. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
BAB II KAJIAN TEORITIKA. DESKRIPSI TEORI
BAB III METODE PENELITIANA. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIANB. ALAT DAN BAHANC. METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. HASIL PENELITIAN
BAB V PENUTUPA. KESIMPULANB. SARAN
DAFTAR PUSTAKAKARTU BIMBINGAN DP IKARTU BIMBINGAN DP IIDAFTAR RIWAYAT HIDUP