i wayan juni antara kritikn

11
 

Upload: ombak-rindu

Post on 14-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 I Wayan Juni Antara Kritikn

    1/11

  • 5/24/2018 I Wayan Juni Antara Kritikn

    2/11

    I Wayan Juni Antara Transposisi #1 Acrilyc and Oil on Canvas/130cm x 130cm 2011.

  • 5/24/2018 I Wayan Juni Antara Kritikn

    3/11

    DESKRIPSI

    Karya lukis I Wayan Juni Antara yang berjudul Transposisi #1 dengan ukuran

    persegi 130cm x 130cm menghadirkan figur kartun jepang Naruto yang sedang berlari

    dan terlihat akan mengeluarkan jurus-jurus ninjanya. Naruto dikomposisikan berada

    agak ditengah-tengah bidang kanvas, pergerakan Naruto terlihat dinamis dengan

    tatapan mata yang terfokus kepada satu objek. Juni Antara juga menghadirkan figur-

    figur pewayangan dengan gaya wayang Kamasan Klungkung. Pada visualnya karya

    lukis ini dihadirkan dengan posisi kotak-kotak beraturan dan ada juga yang tidak

    beraturan. Tokoh wayang yang dihadirkan ialah puna kawan dari pihak protagonis

    Tualen dan Mredah, dihadirkan pula tokoh Rama, putri, pembantu putri, tokoh

    laksmana, batu dan pohon yang distilisasi. Tokoh-tokoh wayang yang dihadirkan

    mempunyai adegan penceritaan sebagaimana layaknya adegan pada lukisan wayang

    Kamasan Klungkung, namun dapat dilihat secara nyata pada karya ini tokoh-tokoh

    wayang yang bercerita di sini ditempatkan pada kotak-kotak yang ditempatkan baik

    secara beraturan mahu pun tidak.

    Terdapat dua adegan wira cerita wayang yang dihadirkan pada karya ini,

    adegan wayang diatas merupakan tokoh punakawan protagonis Tualen dan Mredah

    serta tokoh Laksmana yang membawa keris, kemudian dibawahnya ada tokoh putri

    dan raja ditemani oleh pembantu putri. Adegan wayang seolah menempel pada

    background tokoh Naruto. Warna yang digunakan pada tokoh Naruto menuruti warna

  • 5/24/2018 I Wayan Juni Antara Kritikn

    4/11

    tokoh aslinya kemudian pada cerita wayang menghadirkan beberapa warna asli namun

    ada beberapa warna kontras seperti merah, biru, kuning oker, serta hijau. Beberapa

    bagian tubuh wayang terlihat mencatu dengan latar belakang.

    Secara ringkas dan umum dapat penulis deskripsi kan yang dihadirkan adalah

    sebuah karya lukisan modern, berukuran persegi. Subject matter-nya merupakan tokoh

    kartun Naruto dari Jepang yang terkenal serta tokoh-tokoh wayang bergaya wayang

    Kamasan Klungkung.

    ANALISIS.

    Bentuk-bentuk yang dihadirkan di dalam karya Transposisi #1 merupakan

    bentuk modern dan tradisi, nampak pada tokoh modern kartun Jepang yaitu Naruto

    serta hadirnya tokoh-tokoh wayang sebagai kutub tradisional. Garis pada tokoh

    wayang mengikuti pola bentuk garis wayang pada umumnya yaitu adanya

    teknik nyigar dan cawi pada tokoh wayang, kemudian pewarnaan secara realis suryalis

    terhadap tokoh Naruto. Bentuk wayang masih diadopsi dengan bentuk aslinya, serta

    bentuk naruto digarap senyata mungkin dengan tokoh aslinya. Pola-pola kotak-kotak

    sekilas seperti bentuk dalam sebuah game tetris.

  • 5/24/2018 I Wayan Juni Antara Kritikn

    5/11

    Sikap tokoh Naruto menunjukkan bahwa ia sedang melakukan acting, bentuk

    mata yang terlihat focus serta bentuk selendang sebagai ikat kepala yang menjuntai

    kedepan memberikan bentuk ruang tiga dimensi dengan teknik pencahayaan yang

    tepat. Badan Naruto yang sedang membongkok serta sikap kaki kanan lebih diatas kaki

    kiri menegaskan bahasa tubuh yang sigap. Bentuk garis-garis lipatan kain pada pakaian

    yang dikenakan naruto menambah aksen gerak tubuh nya sehingga seirama dan selaras

    dengan pergerakan Naruto.

    Teknik yang digunakan dalam melukis masih menggunakan teknik pemakaian

    kuas serta pencampuran medium warna iaitu akrilik dan minyak. Secara teknik adanya

    tekstrur minim di dalam perwujudan wayang. Pewarnaan latar belakang menggunakan

    warna Prussian blue dari sudut kanan atas bergradasi secara horizontal menuju

    kepojok kiri bawah. Warna latar belakang dari wayang kemasan dalam

    karya Trasposisi #1 sangat kontras dengan warna latar wayang kamasan pada

    umumnya, Juni Antara menggunakan warna merah (red carmine) pada latar belakang

    figur wayang karyanya.Bentuk-bentuk tradisi dari langit dan awan secara stilisasi juga

    dihadirkan pada karya ini. Warna-warna khas dari wayang kemasan dihadirkan pula

    walaupun dengan intensitiesyang minim.

  • 5/24/2018 I Wayan Juni Antara Kritikn

    6/11

    Pada bagian-bagian tertentu nampak terlihat adanya bagian menyatu dan

    menghasilkan warna-warna baru seperti pada tubuh wayang yang berada pada luar

    kotak menjadi warna kehijauan, sepertinya ini sengaja diciptakan karena pengaruh dari

    percampuan antara warna biru dan kuning serta tak luput juga menggunakan

    teknik sigar. Secara keseluruhan dapat jelas dilihat bahawa I Wayan Juni Antara

    menghadirkan ikon tradisi diwakilkan oleh figura cerita bergaya wayang Kamasan

    serta nuansa modernitas serta merta menghadirkan tokoh Naruto sebagai ikon kartun

    terkenal di belahan dunia timur termasuk Indonesia.

    INTERPRETASI

    Menginterpretasikan dari judul Transposisi #1 merupakan karya yang

    mempertemukan atau dapat juga dikatakan sebuah tambrakan secara halus dari kosa

    rupa tradisi dengan wacana global. Teks-teks visual seperti wayang serta Naruto secara

    vulgar menampilkan dua kutub yang berbeza. Pentafsiran terhadap kosa rupa tradisi

    serta modern globalisasi menjadi wacana yang ingin diangkat oleh perupa I Wayan

    Juni Antara. Kegelisahannya terhadap seni tradisi seperti wayang digarap secara apik

    dengan mengkotak-kotakkan tubuh wayang yang memberikan gambaran bahawa seni

    tradisi yang masih terbelenggu oleh pakem-pakem klasikal dan pada era globalisasi ini

    telah di dominasi oleh tayang-tayangan kartun Jepang.

  • 5/24/2018 I Wayan Juni Antara Kritikn

    7/11

    Dapat dibaca pula usaha Juni Antara dalam menyejajarkan tokoh wayang

    dengan tokoh Naruto. Seperti yang sudah diulas sebelumnya tokoh Naruto merupakan

    tokoh kartun Ninja yang notabene terdapat pada zaman Jepang masa kuno, berkat

    teknologi dan kemampuan seniman Jepang di dalam berolah kreatif maka Naruto,

    seorang Ninja zaman Jepang Kuno mampu diangkat kembali tanpa meninggalkan cirri

    khas eranya walaupun ada beberapa bagian yang sudah dimodenkan seperti pakaian

    ninja dan atribut lainnya. karya ini seolah menjadi pertanyaan mampu kan tradisi Bali

    seperti halnya wira cerita wayang men global dan digemari anak-anak hingga kalangan

    dewasa? Juni Antara mewacanakan hal itu pada karya ini.

    Secara analisis semiotik tanda yang dihadirkan Juni Antara ialah tokoh Naruto

    yang secara naratif menguasai seluruh bidang. Secara denotasi Naruto dihadirkan

    sebagai Naruto yang sesungguhnya, Naruto yang sedang beraksi. Secara Denotasi

    wayang atau tokoh wayang yang dihadirkan memang dimaksudkan sebagai sebuah

    seni tradisi, sebuah lokalitas, khas, bernuansa tradisi Bali dengan bentuknya bergaya

    Kamasan Klungkung. Kemudian dilihat dari sudut Konotatif Naruto menjadi latar

    secara menyeluruh memberikan makna penguasaan secara global tanpa meninggalkan

    ketradisian Jepang dalam konteks ini adalah digunakannya Ninja sebagai bagian

    tradisi. Tokoh-tokoh serta adegan wayang yang tersusun kotak serta beberapa bagian

    mencatu dan lepas berkonotasi sebagai sebuah tradisi dengan lingkup pakem-pakem

    yang kini mulai dilihat oleh globalisasi serta beberapa bagian tradisi yang memang

    sudah berbaur dengan kosa rupa globalisasi modern.

  • 5/24/2018 I Wayan Juni Antara Kritikn

    8/11

    Pada adegan wayang dibagi menjadi dua adegan, yang pertama bagian atas

    merupakan adegan peperangan. Secara ikonografi figura kastria menghunus senjata

    keris merupakan seorang yang mempunyai kedudukan sosial tinggi, dilihat dari

    bentuk mahkota denganGaruda Mungkur. Garuda Mungkur pada sebahagian mahkota

    wayang secara ikonografi memiliki artis sebagai jimat protektif di belakang kepala

    kastria memiliki kepentingan yang khas. Secara original, atribut-atribut ini bisa

    diberikan secara sistematis hanya kepada figura-figura yang diperkarakan memiliki

    anugrah ilahi tertentu atau ketampanan. Adegan peperangan pada karya ini dibaca

    sebagai sebuah usaha untuk memperjuangkan dialek-dialek tika tradisi yang kian

    ditinggalkan generasi muda kini, serta merta dihadirkan tokoh punakawan protagonis

    Twalen dan Mredah merupakan sebagai penuntun, pamomong, teman kehidupan.

    Secara mendalam Ponokawan adalah lambang rakyat yang hadir dalam kehidupan

    kenegaraan dan selalu menyampaikan aspirasinya kepada para pemimpin negara.

    Lebih jauh lagi, Ponokawan juga sebagai simbol hati nurani manusia. Ponokawan

    berasal dari kata pono yang berarti tahu, dan kawan yang berarti teman. Teman yang

    tahu tentan hidup dan kehidupan.

    Adegan wayang kedua yaitu di bagian bawah merupakan sebuah adegan yang

    menghadirkan tokoh-tokoh sorang raja yang sedang bercengkerama dengan puteri,

    permaisuri, serta dayang nya. Di sini nampak belum jelas treenails apa hubungan dari

    adegan ini dengan yang adegan wayang di atasnya, kemudian adegan bercengkerama

    dengan tokoh naruto. Apakah Juni Antara hanya menempatkan begitu saja adegan

    wayang tanpa memikirkan kemungkinan adanya sebuah point dari adegannya atau

  • 5/24/2018 I Wayan Juni Antara Kritikn

    9/11

    hanya sebagai pelengkap dari kosa rupa tradisi saja dengan maksud hanya sebatas

    wakil dari bentuk-bentuk tradisi? Menurut pandangan saya belum ada deskripsi secara

    mengkhusus mengenai adegan wayang kedua (pojok kiri bawah), hanya sebatas

    penempatan begitu saja untuk melengkapi unsur tradisi.

    Dari keseluruhan objek yang dihadirkan dapat diresapi ialah adanya wacana

    etnisitas yang ingin diangkat ke permukaan oleh Juni Antara. Sebuah relasi-relasi

    kontras namun di balik itu semua adanya harapan bahawa tradisi Bali dirindukan

    berkaca kepada tradisi jepang dengan mengangkat lokalitasinya sebagai

    sebuah image baru dari tradisi Jepang. Sebuah benturan antara tradisi dan globalisasi

    namun masing-masing kutub memiliki sisi tradisi tersendiri hanya saja ada satu kutub

    yang belum terjamah secara total dan selalu di bayang-bayangi oleh globalisasi. Liat

    saja penempatan kotak-kotak pada sisi kiri bidang lukisan yang masih berkumpul dan

    beberapa di sisi kanan yang sudah hilang, menunjukkan bahawa sebahagian besar

    pakem-pakem tradisi sudah hilang, di bongkar oleh Globalisasi teknologi. Gradasi

    warna dapat diertikan sebagai sebuah perubahan zaman, perubahan era, perubahan

    bentuk, dan lainnya dari tradisi ke bentuk modern namun tetap menerapkan ciri

    tradisional.

  • 5/24/2018 I Wayan Juni Antara Kritikn

    10/11

    PERTIMBANGAN

    Secara teknik pewarnaan pada tokoh Naruto digarap dengan ketekunan, dilihat dari

    warna yang meniru prototype Naruto pada tokoh kartun. Pencahayaan didukung

    dengan teknik penggarapan lipatan-lipatan kain menambah kuatnya kesan gerak

    dinamis dari tokoh Naruto. Sepertinya Juni Antara berpatokan pada penokohan Naruto

    yang Imaginatif dapat dibaca dari karakter, warna, bentuk anatomi, bentuk wajah,

    mata, telinga, rambut serta bentuk kain selendang dinilai sangat kartunis imaginatif

    bergaya manga.

    Penggambaran pada tokoh wayang walaupun tidak keseluruhan menyerupai

    prototaipnya seperti wayang kemasan namun kesan estetik dari pewarnaan yang

    dihadirkan cukup mengesankan. Adanya sebuah tinjauan estetis dari gradasi serta

    warna-warna kontra yang dihadirkan memberikan efek tersendiri dalam menghadirkan

    kosa rupa tradisi dengan garapan baru.

    Komposisi figura Naruto dibuat secara utuh dan besar merupakan sebuah ide untuk

    menunjukkan besarnya sebuah tradisi yang dikembangkan dan diperkenalkan melalui

    teknologi di era globalisasi serta sebagai pengantar maksud atau idea seniman dalam

    menuangkan gagasan nya kepada tradisi Bali untuk berkaca kepada tradisi Jepang.

    Sebagai komparasi sepertinya karya Juni Antara yang menghadirkan kotak-kotak

    sebagai sebuah identiti selain dari pada kosa rupa tradisi diranah kontemporer sebagai

  • 5/24/2018 I Wayan Juni Antara Kritikn

    11/11

    konsep umum yang dikumandangakan memiliki persamaan dalam menginterpretasi

    sebuah pengkotak-kotakan dengan karya-karya lukis Sutjipto Adi[18].Karya-karya

    sucipto adi bertemakan sosial politik dengan menggabungkan teknik lukis dan drawing

    . Namun dilihat dari segi perbezaan figura kotak pada Sutjipto adi cenderung menyatu

    dengan background dan permainan warna lah yang membentuk bentuk kotak-kotak

    dari karya Sutjipto Adi. pengolahan warna karya Juni Antara cenderung lebih cerah

    dan terlihat nge-pop. Walaupun hanya sebatas perbandingan namun dalam pembuatan

    kritik seni secara akademik, komparasi sebuah karya perlu dilakukan untuk melihat

    berbagai sisi-sisi estetik dan gaya khas masing-masing seniman dalam menuangkan

    ekspresinya.

    Sebagai saran, perlu untuk memperhitungkan penempatan kotak-kotak serta

    memilih adegan wayang naratif sehingga mampu memberikan narasi yang lebih kuat

    terhadap subjek matter nya, selain berperanan serta dalam memenuhi nilai artistik dan

    estetik pemilihan adegan yang naratif akan memudahkan masyarakat membaca teks-

    teks visual yang ingin di hadirkan oleh seniman.

    http://dewagdepurwita.wordpress.com/2013/05/28/transposisi1-mengupas-karya-lukis-i-wayan-juniantara-melalui-kritik-seni-rupa-ilmiah/#_ftn18http://dewagdepurwita.wordpress.com/2013/05/28/transposisi1-mengupas-karya-lukis-i-wayan-juniantara-melalui-kritik-seni-rupa-ilmiah/#_ftn18http://dewagdepurwita.wordpress.com/2013/05/28/transposisi1-mengupas-karya-lukis-i-wayan-juniantara-melalui-kritik-seni-rupa-ilmiah/#_ftn18http://dewagdepurwita.wordpress.com/2013/05/28/transposisi1-mengupas-karya-lukis-i-wayan-juniantara-melalui-kritik-seni-rupa-ilmiah/#_ftn18