hukum internasional

182
HUKUM INTERNASIONAL Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang 2010

Upload: caesar

Post on 24-Feb-2016

288 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Hukum Internasional. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang 2010. Identitas Mata Kuliah. Nama : Hukum Internasional Sifat : Wajib SKS : 3 Prasyarat : PIH, PHI, IN Semester : Ganjil / Genap. Deskripsi & Kompetensi. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum Internasional

HUKUM INTERNASIONAL

Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang

2010

Page 2: Hukum Internasional

IDENTITAS MATA KULIAH Nama : Hukum Internasional Sifat : Wajib SKS : 3 Prasyarat : PIH, PHI, IN Semester : Ganjil / Genap

Page 3: Hukum Internasional

DESKRIPSI & KOMPETENSI Merupakan mata kuliah bersifat dasar

yang berisi asas, teori dan konsep-konsep dalam Hukum Internasional.

Mahasiswa dapat memahami asas, teori dan konsep-konsep dalam Hukum Internasional dan mampu menggunakannya untuk memecahkan kasus-kasus konkrit

Page 4: Hukum Internasional

I. PENDAHULUAN Ruang Lingkup Bahasan Pengertian, Definisi dan Peristilahan Bentuk Perwujudan Hukum

Internasional Sejarah dan Perkembangan Hukum

Internasional Hakekat Dan Dasar Berlakunya

Hukum Internasional Masyarakat Internasional Sebagai

Landasan Sosiologis Hukum Internasional

Hakekat Dan Fungsi Kedaulatan Negara Dalam Masyarakat Internasional

Page 5: Hukum Internasional

II. HUBUNGAN HUKUM INTERNASIONAL DENGAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

Pengertian Hubungan Internasional

Sejarah Hubungan Internasional

Asas-asas dalam Hubungan Internasional

Bentuk-bentuk Hubungan Internasional

Page 6: Hukum Internasional

III. HUBUNGAN ANTARA HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL

Sistem dalam hubungan HI dan HN Pengutamaan dalam hubungan HI

dan HN Berlakunya HI dalam HN

Page 7: Hukum Internasional

IV. SUMBER - SUMBER HUKUM INTERNASIONAL Pengertian Jenis Sumber HI

Perjanjian Internasional Kebiasaan Internasional Prinsip-prinsip hukum umum Putusan pengadilan dan doktrin sebagai

sumber hukum tambahan

Page 8: Hukum Internasional

V. SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL Pengertian

Jenis-jenis Subyek Hukum Internasionala) Negarab) Tahta Sucic) Organisasi Internasionald) Individue) Pemberontak dan Beligerenf) Perkembangan Terakhir

Page 9: Hukum Internasional

VI. PENGAKUAN Pengertian Pengakuan De Jure dan De Facto Akibat Hukum dari Pengakuan

Pengakuan terhadap Insurgensi dan Beligerensi

Pengakuan Berkenaan dengan Wilayah dan Non Pengakuan

Page 10: Hukum Internasional

VII. KEDAULATAN Kedaulatan wilayah darat Kedaulatan wilayah laut Kedaulatan wilayah udara

VIII. Yurisdiksi

Pengertian dan Unsur Yurisdiksi

Jenis Jenis Yurisdiksi

Page 11: Hukum Internasional

IX. TANGGUNG JAWAB NEGARA Tanggung Jawab Negara atas

Pelanggaran Perjanjian Internasional atau terhadap Kewajiban Kontraktual

Tanggung Jawab Negara terhadap Pelanggaran Hukum Internasional

Upaya Hukum untuk Memperoleh Kompensasi/Pemulihan Hak

Page 12: Hukum Internasional

X. SUKSESI Pengertian & Jenis Sebab dari Suksesi Akibat Hukum Suksesi

XI. Penyelesaian Sengketa Internasional Pengertian Bentuk Penyelesaian

Sengketa Internasional

Page 13: Hukum Internasional

REFERENSI Pengantar Hukum

Internasional (Prof. Dr. Mochtar K.)

Hukum Internasional ( F. Sugeng Istanto) (Boer Mauna)

Pengantar Hukum Internasional

(J.G. Starke)

Page 14: Hukum Internasional

METODE KNOWLEDGE TRANSFER DAN SISTEM PENILAIAN One – Two Way Traffic

Sistem - Kehadiran minimal 80% - Tugas Terstruktur I - Ujian Tengah Semester - Tugas Terstruktur II - Ujian Akhir Semester - Keaktifan diskusi

Page 15: Hukum Internasional

HUKUM (Oppenheim ) “kumpulan ketentuan yang mengatur tingkah

laku manusia dalam masyarakat yang berlaku-nya dipertahankan oleh ‘external power’ masyarakat yang bersangkutan”.

INTERNASIONAL ‘inter’ = sesama, antar ‘nasional’ = negara internasional = antar negara

= antar batas negara

Page 16: Hukum Internasional

Hukum Internasional

Publik

Keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur persoalan yang bukan perdata yang melintasi batas negara

Hukum Perdata Internasional

Keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara

Page 17: Hukum Internasional

DEFINISI DAN PERISTILAHAN

Page 18: Hukum Internasional

ISTILAH ???

Hukum Bangsa Bangsa ( Law of Nations)

IUS GENTIUM (Greece) (Romans) Bonafide-Pacta SS Hukum Antar Negara (Inter – States

Law)

HUKUM INTERNASIONAL

Page 19: Hukum Internasional

DEFINISI

Grotius ( De Jure Belli ac Pacis) Hukum dan hubungan internasional didasarkan

pada kemauan bebas dan persetujuan beberapa atau semua negara. Ini ditujukan demi kepentingan bersama dari mereka yang menyatakan diri di dalamnya

J.L. Brierly Himpunan kaidah dan asas tindakan yang

mengikat bagi negara yang beradab dalam hubungan

mereka antara yang satu dengan yang lainnya

Page 20: Hukum Internasional

Charles Cheny Hide International law may be defined as that body of law

which is composed for its greater part of principles and rules of conduct which states feel themselves bound to observe, and therefore, do commonly observe in their relations with each other, and which includes also :

a) the rules of law relating to the functioning of international institutions or organizations, their relation with each other and their relations with states and individuals b) certain rules of law relating to individuals and non state entities so far as their rights or duties of such individuals and non state entities are the concern of the international community

Page 21: Hukum Internasional

Mochtar Kusumaatmadja Keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur

hubungan / persoalan yang melintasi batas negara antara :

(1) negara dengan negara (2) negara dengan subyek hukum lain bukan

negara atau subyek hukum bukan negara satu

sama lain

Page 22: Hukum Internasional

BENTUK / PERWUJUDAN HUKUM INTERNASIONAL Hukum Internasional Regional Hukum

Internasional Universal

Hukum Internasional Khusus

Page 23: Hukum Internasional

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HUKUM INTERNASIONAL

Page 24: Hukum Internasional

Sejarah Hukum Internasional

a.Yunani ( dlm-luar kota) – Islam (Siyar) – Indonesia (Kediri Mongol)

b. Perjanjian Westphalia --- 1618-1648 war –penanda sistem hukum internasional modern

c. Congress of Vienna (1815) – pengakhiran perang Napoleon – perdagangan budak – prinsip lintas damai perairan – fase awal perkembangan HI

d. Liga Bangsa-Bangsa (1920) – pengakhiran & pencegahan WW I-II – instansi permanen antar negara dalam penyelesaian sengketa dan Permanent Court of International Justice

e. Perserikatan Bangsa-Bangsa (1945)

Page 25: Hukum Internasional

Perkembangan Hukum Internasional

a. Perubahan Peta Bumi Politik – negara2 baru (Konvensi Montevidio 1933-Hak dan Kewajiban Bangsa, Konf Asia Afrika 1955 Bandung)

b. Kemajuan Teknologi (explorasi laut, luar angkasa)

c. Perubahan Struktur Organisasi dan Masyarakat Internasional (ICC-Nurenberg-Tokyo, ICRC, Human Right Watch)

Page 26: Hukum Internasional

HAKEKAT DAN DASAR

BERLAKUNYA HUKUM

INTERNASIONAL

Page 27: Hukum Internasional

Hakikat Berlakunya Hukum Internasional

Hukum Internasional = Soft Law – Norma Moral ???

= Austin : Hukum merupakan kumpulan ketentuan yang mengatur perilaku dan ada paksaan atasnya. Jadi perlu ada badan legislatif-eksekutif-judikatif dan hukum yang memaksa.

Hukum Internasional = Really Law ??? => Dixon & Oppenheim : Ada aturan hukum

(ex: UN Convention, Treaty), masyarakat internasional, jaminan pelaksanaan dari luar/ external power (sanksi diplomatik, ganti rugi )

Page 28: Hukum Internasional

Dasar Mengikatnya Hukum Internasional

a. Teori Hukum Alam – Grotius – Hukum Internasional dipatuhi karena merupakan hukum alam yang berada di tempat lebih tinggi dibanding aturan lain

b. Teori Positivisme – Ikatan Hukum Internasional ada karena ada kehendak negara untuk mematuhinya

c. Teori Sosiologis – Ikatan Hukum Internasional ada karena fakta kemasyarakatan atas pemenuhan kebutuhan dasar mereka

Page 29: Hukum Internasional

• Koordinasi

• Sederajat HI• Subordinasi

• Analogi constitutional law

HD

Page 30: Hukum Internasional

ALASAN TUJUAN

-- Hakikat manusia sebagai makhluk sosial

-- Pemenuhan kebutuhan bangsa untuk kepentingan nasional

-- Salah satu syarat pening-

katan kebutuhan rakyat

-- Perdamaian dan per- saudaraan antar

bangsa

Page 31: Hukum Internasional

DEFINISI HUBUNGAN INTERNASIONAL

Page 32: Hukum Internasional

Hugo De Groot Hukum & hubungan Internasional didasarkan

pada kemauan bebas dan persetujuan negara-negara demi kepentingan bersama dari yang mengikatkan diri .

Daniel S. PappIlmu yang mempelajari masalah-masalah inter-

nasional & sistem yg membentuk hubungan internasional serta para aktor yg terlibat di dalamnya.

Rencana Strategi Politik LN RI (RENSTRA)hubungan antar bangsa dalam segala aspeknya yg dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut

Page 33: Hukum Internasional

LANDASAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

Page 34: Hukum Internasional

1. Pasal 1 United Nation Charter (Piagam PBB) :

PBB menciptakan perdamaian dan keamanan internasional serta berusaha mencegah timbulnya bahaya yang mengancam perdamaian dan keamanan.

PBB mengembangkan persahabatan antar bangsa atas dasar persamaan dan hak menentukan nasib sendiri

PBB mengembangkan kerjasama internasional dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan ekonomi, sosial budaya, kemanusiaan, serta menghormati hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan suku, jenis kelamin, bahasa dan agama.

2. Pembukaan UUD 1945 Alinea ke IV Tap MPR no.IV/MPR/1999 tentang GBHN UU no.37 tahun 1999 tentang Hubungan Internasional

Page 35: Hukum Internasional

ASAS-ASAS HUBUNGAN INTERNASIONAL

Page 36: Hukum Internasional

a. Kebangsaan : WN mendapat perlakuan dari negara dimana ia berasal

b. Teritorial : berlaku bagi semua orang baik WN/bukan

c. Pacta Sunt Servanda : Perjanjian yang ada harus ditaati oleh pihak yg terlibat

d. Egality : Kedudukan para pihak sama

e. Courtesy : Saling menghormati dan menjaga kehormatan negara

f. Reciprocity : Tindakan suatu negara kepada negara lain dapat dibalas setimpal

Page 37: Hukum Internasional

BENTUK HUBUNGAN INTERNASIONAL

Page 38: Hukum Internasional

HUKUM INTERNASION

AL

DIPLOMASI

NEGOSIASI

LOBBY

BENTUK HUBUNGAN INTERNASIONAL

DIATUR

Page 39: Hukum Internasional

DiplomasiKegiatan yang menyangkut hubungan antar negara

yg satu dengan negara lain.-Proses komunikasi antarpelaku politik internasional dan instrumen untuk mencapai tujuan kebijakan politik luar negeri suatu negara-Alat-alat perlengkapan/instrument diplomasi :

Departemen Luar Negeri Perwakilan Diplomatik

Page 40: Hukum Internasional

Negosiasi/ Perundingan- suatu bentuk penyelesaian sengketa yang dihadapi antara dua negara tanpa melibatkan pihak ketiga.- Perundingan yang diadakan dalam rangka perjanjian bilateral disebut ‘talk’.- Perundingan yang diadakan dalam rangka perjanjian multi-lateral disebut ‘diplomatic conference’.- Selain secara resmi, ada juga perundingan yang tidak resmi yang disebut ‘corridor talk’.

Page 41: Hukum Internasional

Lobby- kegiatan politik yang dilakukan untuk mempengaruhi negara tertentu, untuk memastikan bahwa pandangan atau kepentingan suatu negara dapat tersampaikan.

- Lobby bertujuan agar kerja sama internasional yang dijalin antara satu negara dan negara lain dapat berjalan lancar.

Page 42: Hukum Internasional

SUBJEK – SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL

Page 43: Hukum Internasional

DEFINISI & KLASIFIKASI SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL

Page 44: Hukum Internasional

Subjek Hukum = pemegang hak dan kewajiban secara hukum

dengan sesama (indv-bdn hkm) Subjek HI= pemegang hak dan kewajiban menurut hukum

internasional

Page 45: Hukum Internasional

Kemampuan Subjek Hukum Internasional :

a. Mempertahankan hak2nya dgn mengajukan tuntutan internasional b. Mengajukan klaim dlm hal terjadinya pelanggaran internasional c. Membuat perjanjian antar sesama subyek HI d. Menikmati hak istimewa, perlindungan, kekebalan dr yurisdiksi nasional negara lain e. Memikul tanggung jawab secar internasional (international state responsibility)

Page 46: Hukum Internasional

Klasifikasi Subjek Hukum Internasional : a. Negara b. Organisasi Internasional c. Individu d. Tahta Suci e. ICRC f. Belligerency g. Kelompok Pembebasan h. NGO k. MNC

Page 47: Hukum Internasional

NEGARA

Page 48: Hukum Internasional

Subjek hukum paling tua-utama = kedaulatan

Kedaulatan = internal + eksternal

internal : kekuasaan tertinggi mengatur domestik ( pemerintah & hkm nasional)

eksternal : hubungan internasional dengan SHI lain dengan mengutamakan kaidah HI

Page 49: Hukum Internasional

Art 1 1933 Montevideo Convention on Right and Duties of State

“ The State as a person in international law should posses the following qualification :

a. permanent population b. defined territory c. government d. capacity to enter into relation with other state”

Page 50: Hukum Internasional

Prinsip Utama Hak dan Kewajiban Negaraa. Kesetaraan (equality before sovereign state) - juridical – sovereign – territorial integrity –

ecosoc system – live peace and good faith

b. Kemerdekaan - self reliance & intervensi asing

c. Non Intervensi

d. Membela Diri - pengecualian dari prinsip non intervensi

karena keharusan (necessity) dan kepatuhan (proportionality)

Page 51: Hukum Internasional

ORGANISASI INTERNASIONA

L

Page 52: Hukum Internasional

M. Virally : “suatu persekutuan negara2 yang dibentuk dengan persetujuan antara anggotanya & mempunyai suatu sistem yang tetap/ perangkat badan2 yang tugasnya adalah untuk mencapai tujuan kepentingan bersama dengan cara mengadakan kerja sama antara para anggotanya”.

Tujuan pendiriannya didasarkan keinginan meningkatkan dan melembagakan kerjasama internasional secara permanen

Page 53: Hukum Internasional

Kualifikasi dari suatu organisasi internasional yang sudah memiliki kepribadian hukum internasional menurut Ian Browlie:

1. A permanent association of states, with lawful objects, equipped with organs;

2. A distinction in term of legal powers and purposes between the organization and its member states;

3. The existence of legal power exercisable on the international plane and not solely within the system of one or more states;

Page 54: Hukum Internasional

Klasifikasi organisasi internasional Theodore A. coulombis dan James H. wolfe:

1. Organisasi internasional (antar pemerintah) dengan keanggotaan dalam ruang lingkup global dengan maksud dan tujuan yang bersifat umum. Cth: PBB

2. Organisasi internasional (antar pemerintah) dengan keanggotaan dalam ruang lingkup global dengan maksud dan tujuan yang khusus atau spesifik. Cth: world bank, IMF;

3. Organisasi internasional (antar pemerintah) dengan keanggotaan yang regional atau kawasan dan dengan maksud dan tujuan yang umum.cth: Asean

4. Organisasi internasional (antar pemerintah) dengan keanggotaan yang regional atau kawasan tapi dengan maksud dan tujuan yang spesifik. Cth:NAFTA;

Page 55: Hukum Internasional

Faktor-faktor penyebab berakhirnya organisasi internasional:

1. Kesepakatan negara-negara anggotanya untuk mengakhiri eksistensi organisasi internasional

2. Tujuan oraganisasi itu sudah terwujud atau tercapai;

3. Negara-negara anggota dari organisasi-organisasi internsional yg lama kemudian mendirikan organisasi internsional baru dgn asas, maksud dan tujuan yang sama atau serupa dgn organisasi internsional yg lama;

4. Pengunduran diri secara satu persatu dari negara-negara anggota suatu organisasi internsional sehingga lama kelamaan negara-negara anggotanya semakin berkurang dan aktivitas organisasi berkurang/ berakhir;

Page 56: Hukum Internasional

INDIVIDU

Page 57: Hukum Internasional

Awalnya individu sebagai SHN dengan persetujuan negara dapat menjadi SHI

Saat ini dapat bertindak langsung sebagai SHI (Perjanjian Versailles 1919)-dapat ke ICC

Kekejaman Pasukan Jerman saat WW II konsep individual criminal responsibility –

delicta juris gentium

Page 58: Hukum Internasional

TAKHTA SUCI

Page 59: Hukum Internasional

Disebut sebagai Holy See, Vatikan

Lateran Treaty 1929 Perjanjian Italia-Holy See “mengembalikan sebidang tanah di Roma

kepada Takhta Suci dan memungkinkan didirikannya negara Vatican serta mengakui kedaulatannya sehingga dpt menjalankan misinya di dunia.”

Dalam praktik hubungan internasional, Paus diperlakukan sesuai tata kelakuan diplomatik

Batas wewenang : keagamaan dan kemanusiaan

Page 60: Hukum Internasional

ICRC

Page 61: Hukum Internasional

ICRC : International Committee for the Red Cross

Memberikan bantuan yang berlandaskan kemanusiaan tanpa memandang SARA

Melandasi adanya Konvensi Jenewa 1949 tentang Perlindungan Perang

Page 62: Hukum Internasional

BELLIGERENCY

Page 63: Hukum Internasional

Pemberontak = pihak yg ingin memisahkan diri dr suatu pemerintahan yg sah & ingin mewujudkan suatu entitas yg mandiri.

Belligerent = pelaku perang (combatant).

PEMBERONTAK

1. Teroganisir & teratur dibwh pimpinan yg jelas;

2. Menggunakan tanda pengenal / uniform yg jelas;

3. Menguasai suatu wilayah scr efektif;

4. Mendapat dukungan dr rakyat di wilayah yg didudukinya.

BELLIGERENT

Page 64: Hukum Internasional

KELOMPOK PEMBEBASAN

Page 65: Hukum Internasional

Tidak ada kriteria objektif dalam penentuan statusnya

Lebih didasarkan pertimbangan politik masyarakat internasional dan keyakinan dalam penyampaian cita-cita pada masyarakat

Ex : PLO – Wakil Palestina

Page 66: Hukum Internasional

NGO

Page 67: Hukum Internasional

Didirikan berdasar hukum nasional dari negara tempatnya berkedudukan atau berkantor pusat, tetapi NGO dapat memiliki cabang-cabang di pelbagai negara, sehingga merupakan jaringan internasional dengan bidang kegiatan dan aktivitas yang lintas batas negara.

Page 68: Hukum Internasional

MNC

Page 69: Hukum Internasional

Memiliki kantor pusat di suatu negara & melakukan kegiatan-kegiatannya

Perusahaan ini berstatus swasta & merupakan kesatuan non pemerintah & tidak berstatus international legal person, tetapi dalam hal tertentu dapat membuat perjanjian dengan Pemerintah dan memberlakukan prinsip HI

Ex : GM, Ford, Exxon, Shell, Toyota

Page 70: Hukum Internasional

DEFINISI DAN KLASIFIKASI SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

Page 71: Hukum Internasional

Sumber Hukum Internasional : a) Formal : proses yang membuat suatu ketentuan

menjadi ketentuan hukum positif b) Material : Prinsip2 yang menentukan isi ketentuan hukum yang berlaku

Klasifikasi Sumber Hukum Internasional (par.38.1 Statuta MI)a. Perjanjian Internasional (international convention)b. Kebiasaan Internasional (international custom )c. Prinsip Hukum Umum (general principles of law)d. Putusan Pengadilan dan ajaran hukum para sarjana (judicial

decision & teaching of the most highly qualified publicist of the various nations)

e. Keputusan Organisasi Internasional (tambahan)

(par.38.2 Statuta MI- ex aequeo et bono principle)

Page 72: Hukum Internasional

PERJANJIAN INTERNASIONAL

Page 73: Hukum Internasional

Mochtar Kusumaatmadja“perjanjian yg diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa & bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu”.

A.S. Harshey“International treaties or conventions are agreements or contracts between two or more states, usually negotiated mutual reciprocal obligation”

Page 74: Hukum Internasional

Konvensi Wina 1969 Art 2“perjanjian antar negara dalam bentuk tertulis dan diatur oleh hukum internasional”.

Konvensi Wina 1986 Art 2“PI adl suatu persetujuan yg diatur oleh hk internasional & ditandatangani dlm bentuk tertulis :a. Antara satu negara / lebih dg antara satu organisasi internasional / lebih.b. antar organisasi internasional.

Page 75: Hukum Internasional

Peristilahan Perjanjian Internasional : a. Treaty b. Convention c. Charter d. Statute e. Agreement f. Pact

Page 76: Hukum Internasional

a. Treaty : digunakan untuk perjanjian yang sifatnya

khidmad (ex: perjanjian perdamaian, arbitrase). Di Indonesia sering diartikan sebagai traktat.

b. Convention : digunakan untuk perjanjian internasional

yang bersifat Law Making Treaty, yaitu PI yang melahirkan kaidah hukum baru.

c. Charter : digunakan untuk perjanjian yang membentuk organisasi internasional, ex : PBB, ASEAN

Page 77: Hukum Internasional

d. Statute : Lazim digunakan dalam piagam Mahkamah

Internasional dan Peradilan Pidana Internasional dalam Statuta Roma.

e. Agreement : Lazim digunakan untuk perjanjian yang

sifatnya bilateral

f. Pact : Lazim digunakan untuk perjanjian yang

membentuk pakta pertahanan/pakta perdamaian.

Page 78: Hukum Internasional

Asas-Asas dalam Perjanjian Internasional :a. Free Consentb. Good Faithc. Pacta Sunt Servandad. Pacta Tertiis Nec Nocent Nec Prosunte. Non Retroactivef. Rebus Sic Stantibus

Page 79: Hukum Internasional

Kekuatan mengikat Perjanjian Internasional dibedakan menjadi :

a. Treaty Contract : sifat perjanjian tertutup, negara pihak

ketiga tidak bisa bergabung dalamnya.

Ex : Perbatasan, hutang piutang b. Law Making Treaties : sifat perjanjian dapat mengikat

pihak ke 3, menetapkan ketentuan hukum

internasional yang berlaku umum.

Berlaku dan Mengikatnya Perjanjian Internasional : a. Berlaku segera setelah penandatanganan b. Berlaku 60 hari setelah penandatanganan c. Berlaku setelah terkumpul 30 piagam ratifikasi d. Berlaku 30 hari setelah terkumpul 60 piagam ratifikasi

Page 80: Hukum Internasional

KEBIASAAN INTERNATIONAL

Page 81: Hukum Internasional

Merupakan sumber hukum tertua dalam hukum internasional.

Definisi Kebiasaan Internasional : 1. perilaku/praktek negara-negara

2. dilakukan dalam pergaulan internasional3. bersifat umum.4. telah diakui dan diterima

5. sebagai bagian hukum internasional

Ex : Hukum Perang, Praktik Konsuler

Page 82: Hukum Internasional

‘Kebiasaan Internasional = kesopanan internasional= persahabatan ??

Unsur Kebiasaan Internasional : a. Unsur Faktual terdiri dari : - Praktik negara-negara : pernyataan pimpinan negara, resolusi Majelis Umum PBB - Praktik umum : dapat timbul dr negara yang berkepentingan menjadi umum. - Praktik yang berulang-ulang : kekonsistenan praktik - Jangka waktu : didasarkan pada kepentingan negara b. Unsur Psikologi : - opinion juris : diterimanya suatu kebiasaan internasional

sbg suatu yg mengikat yg menimbulkan hak &

kewajiban.

Page 83: Hukum Internasional

PRINSIP HUKUM UMUM

Page 84: Hukum Internasional

Merupakan aturan umum yang dapat diterapkan pada masyarakat internasional sebagai kaedah hukum yang tidak boleh diabaikan dalam pembentukan hukum internasional & nasional.

Ruang lingkup : 1. Meliputi setiap aturan hukum & tak dapat

diabaikan 2. Ada dalam sistem hukum nasional negara di

dunia 3. Relevan dalam penyelesaian sengketa 4. Relevan dengan hubungan internasional, ex :

asas bonafides

Page 85: Hukum Internasional

Kedudukan Prinsip Hukum Umum 1. Sumber hukum primer 2. Sebagai kaidah yang membatasi, tidak

bertentangan dengan kaedah hukum 3. Membentuk sistem hukum vertikal

IUS COGENS

PERJANJIAN INTERNASIONAL

KEBIASAAN

NORMA2 LAIN

PRINSIP HUKUM UMUM

Page 86: Hukum Internasional

SYARAT2 PRINSIP HUKUM UMUM1. Harus memiliki arti penting/ luar biasa bg

HI2. Lebih istimewa jika dibandingkan dg

prinsip2 / asas2 hk lainnya krn relatif meliputi scope yg luas.

3. Menjadi bagian esensial dlm sistem HI yang ada

4. Diterima sbg suatu hal yg mengikat & tidak boleh dilanggar.

5. Menyangkut kepentingan bersama masyarakat internasional scr keseluruhan/ umum.

Page 87: Hukum Internasional

PUTUSAN PENGADILAN DAN DOKTRIN

Page 88: Hukum Internasional

Putusan pengadilan & doktrin mrp sumber hukum tambahan.

Pasal 59 Statuta Mahkamah Internasional :“the decision of the Court has no binding force except between the parties and in respect of that particular case”

Salah satu fungsi doktrin adalah sbg pedoman utk menemukan apa yg menjadi hukum internasional, meskipun ajaran para sarjana tdk menimbulkan hukum.

Ex : Anglo Norwegian Fisheries Case K.Jenewa 1958 Laut

Teritorial dan wilayah berdekatan.

Page 89: Hukum Internasional

KEPUTUSAN ORGANISASI INTERNASIONAL

Page 90: Hukum Internasional

Resolusi Majelis Umum PBB “Universal Declaration of Human Rights” 1948

Sifatnya tidak mengikat scr langsung tp terbukti mengilhami dan dimuat dlm konstitusi kebanyakan negara

Resolusi Hak Menentukan Nasib Sendiri (self determination)

Page 91: Hukum Internasional

HUBUNGAN HUKUM

INTERNASIONAL DAN HUKUM

NASIONAL

Page 92: Hukum Internasional

SISTEM

Page 93: Hukum Internasional

Monisme ( Lauterpacht, Hans Kelsen) - Hukum internasional dan hukum nasional

adalah satu kesatuan. - Merupakan perwujudan hukum alam yang

memandang hukum yang berlaku umum. - Monisme dibagi menjadi primat : a. hukum nasional b. hukum internasional

Page 94: Hukum Internasional

Kontribusi aliran monisme : a. Muncul ketentuan humanis dalam pengaturan

1948 UNDHR b. Memperkuat Vienna Convention on the Law of

Treaties 1969 Art 27, “ hukum nasional tidak boleh dijadikan sebagai dalih

untuk menghindar dari kewajiban hukum internasional”. Ex : pembatasan hak etnis tertentu dalam hkm

nasional, bertentangan dengan pengaturan HAM

internasional : UU Lingkungan 32/2009 – izin membakar

hutan bertentangan dengan ASEAN Trans-border Haze Control

Page 95: Hukum Internasional

Dualisme : Hukum internasional dan hukum nasional adalah dua

keseluruhan hukum yang berbeda dan berdiri sendiri.

Triepel : a. Ada perbedaan subjek dan sumber antara HI dan HN b. Subjek HI adalah negara dan HN adalah individu c. Sumber HI adalah kehendak bersama negara dan

sumber HN adalah kehendak dan kekuasaan negara

Anzilotti : a. Ada perbedaan prinsip dasar mengikat antara HI dan HN

b. HI dilandasi prinsip pacta sunt servanda, dan HN dilandasi dasar peraturan perundang-undangan

yang harus ditaati

Page 96: Hukum Internasional

PENGUTAMAAN

Page 97: Hukum Internasional

Monisme ( Starke) a. Hukum internasional diutamakan dari hukum

nasional b. Pengutamakaan hukum nasional yang

jumlahnya banyak menimbulkan anarki dan ketergantungan

hukum internasional pada hukum nasional

Dualisme ( Trieppl & Strupp) Keberlakuan HI murni kewenangan penguasa

domestik, jadi HN memiliki kedudukan yg lebih tinggi dr HI.

Page 98: Hukum Internasional

BERLAKUNYA HUKUM INTERNASIONAL ATAS HUKUM NASIONAL

Page 99: Hukum Internasional

Dalam Perjanjian Internasional

Teori Transformasi : adanya alih bentuk ketentuan

hukum dengan melahirkan ketentuan undang

-undang baru Ex : UU 23/1997 ratifikasi Konvensi Rio-

Stockholm

Teori Delegasi : pengadopsian ketentuan hukum

internasional tanpa melahirkan ketentuan

undang-undang baru Ex : UU 9/1972 ratifikasi CEDAW

Page 100: Hukum Internasional

Dalam Kebiasaan Internasional

Doktrin Blackstone/inkorporasi : hukum internasional berlaku otomatis dalam hukum nasional (praktek Inggris).

Ex : Kasus Bremen Tobacco- nasionalisasi perusahaan Belanda 1958- asas prompt-effective-adequate ganti rugi

Page 101: Hukum Internasional

Peranan hukum internasional dalam menunjang hukum nasional :

a. mewadahi para subyek HN dari 2 negara atau lebih

dapat mengadakan hubungan hukum (perdata)

internasional; b. sarana untuk mengharmonisasikan pelbagai

HN negara-negara mengenai masalah tertentu; c. HI dapat menjadi masukan bagi HN

berkenaan dgn suatu masalah yang pengaturannya terlebih

dahulu muncul didalam hukum (konvensi)

internasional

Page 102: Hukum Internasional

KEDAULATAN NEGARA DAN YURISDIKSI

Page 103: Hukum Internasional

ISTILAH DAN PENGERTIAN Jurisdiction (Inggris) yurisdictio

(Latin) yuris (kepunyaan) dan dictio(ucapan, sebutan).

Berarti: - kepunyaan, seperti yg ditentukan oleh hukum;

- hak, menurut hukum;-kekuasaan, menurut hukum;-kewenangan, menurut

hukum;

Page 104: Hukum Internasional

Prof. Sugeng Istanto“Yurisdksi adalah kekuasaan,kemampuan, hak / wewenang untuk menetapkan hukum.”

D.J. Harris“kekuasaan negara berdasarkan hukum internasional untuk mengatur orang & barang oleh negaranya”.

Malcolm N. Shaw“kemampuan untuk membuat hukum (prescriptive jurisdiction) dan kemampuan untuk memaksa supaya hukum tsb ditegakkan (enforcement jurisdiction)”

Page 105: Hukum Internasional

Yurisdiksi negara arti luas kekuasaan atau kewenangan dari suatu

negara untuk menetapkan dan memaksakan (To declare and enforce) hukum yang dibuat oleh negara atau bangsa itu sendiri.

Yurisdiksi = hak, kewenangan berdasarkan hukum yang TIDAK berdasar paksaan atau kekuasaan

Page 106: Hukum Internasional

HUBUNGAN ANTARA KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA Kedaulatan pada dasarnya mengandung 2 aspek:

1. Internal berupa kekuasaan tertinggi untuk mengatur semua yang terjadi dalam batas-batas wilayahnya;

2. Eksternal kekuasaan tertinggi untuk mengadakan hubungan dengan anggota masyarakat internasional maupun mengatur semua yang terjadi di luar wilayah negara yang berkaitan dengan kepentingan negara itu;

Berdasarkan kedaulatan itu maka dapat diturunkan hak, kewenangan negara untuk mengatur masalah intern maupun ekstern.

Page 107: Hukum Internasional

Yurisdiksi Negara dalam Hukum Internasional Imre Anthony state jurisdiction in public

international law means the right of state to regulate or affect by legislative, executive or judicial, measure the right of persons, property, acts or events with respect to matter not exclusively of domestic concern.

Page 108: Hukum Internasional

JENIS YURISDIKSI NEGARA Yurisdiksi untuk mengatur

Yurisdiksi atas objek yang diatur

Yurisdiksi atas tempat terjadinya objek yang diatur

Page 109: Hukum Internasional

YURISDIKSI UNTUK MENGATUR Yurisdiksi Legislatif (Legislative Jurisdiction)

Yurisdiksi Eksekutif (Executive Jurisdiction)

Yurisdiksi Yudikatif (Judicative Jurisdiction)

Page 110: Hukum Internasional

Yurisdiksi legislatif penetapan suatu peraturan

perundang-undangan untuk mengatur suatu obyek / masalah yang tidak terdapat aturannya dalam undang-undang nasionalnya.

Yurisdiksi eksekutif penerapan peraturan yang telah

ditetapkan dengan tetap menghormati yurisdiksi negara lain, manakala telah mengatur hal yang sama

Page 111: Hukum Internasional

Yurisdiksi Yudikatif berkaitan dengan kewenangan badan

peradilan dalam mengadili suatu perkara berdasar peraturan yang dibuat dan dilaksanakan oleh negara bersangkutan dengan tetap menghormati yurisdiksi negara lain

Page 112: Hukum Internasional

YURISDIKSI ATAS OBJEK YANG DIATUR Yurisdiksi personal

Yurisdiksi kebendaan

Yurisdiksi kriminal

Yurisdiksi sipil

Page 113: Hukum Internasional

Yurisdiksi personal = orang / subjek hukum Dititikberatkan pada penundukan yurisdiksi

atas personal, baik nasional maupun asing ( Badan Usaha) dlm hak dan kewajibannya

Dalam yurisdiksi atas orang juga ditentukan : a. active nationality principle hukum negara selalu mengikuti namun ada batasan asas selektifitas b. passive nationality principle penundukan orang asing dalam hukum nasional untuk melindungi WN nya

Page 114: Hukum Internasional

Yurisdiksi kebendaan ditujukan pada hak negara atas benda yang ada di wilayahnya

Jenis Benda : a. Benda tetap dalam batas wilayah negara b. Benda yang suatu waktu dalam wilayah negara namun waktu lain di negara lain c. Benda yang sebagian di wilayah negara dan sebagian lain di wilayah negara lain

Pengaturan secara umum dalam HI namun secara detail dalam hukum nasional

Page 115: Hukum Internasional

Yurisdiksi kriminal tidak dibatasi wilayah serta ada nilai kepatutan dan kelayakan atasnya.

Locus Delictie : terjadi di batas wilayah negara (peristiwa-

akibat-pelaku), terjadi di sebagian wilayah – negara lain, dua negara, k.WNan beda ( peristiwa – akibat)

Akibat Pidana Ditetapkan penuh-sebagian-belum oleh negara Ex : Konvensi Tokyo 1963-Kejahatan Udara, Konvensi

1961-Narkotika

Page 116: Hukum Internasional

Yurisdiksi sipil terkait kewenangan negara atas peristiwa hukum sipil di tempat tertentu.

Variasi peristiwa sipil : segi subjek – tempat terjadi – jenis peristiwa hukum sipil

Mungkin timbul konflik yurisdiksi, walau tetap ada pengecualian,

Ex : ICSID (International Chamber for the Settlement of Investment Dispute) New York

Page 117: Hukum Internasional

YURISDIKSI ATAS TEMPAT OBJEK Yurisdiksi Teritorial

Yurisdiksi Quasi-Teritorial

Yurisdiksi Ekstra-Teritorial

Yurisdiksi Universal

Yurisdiksi Eksklusif

Page 118: Hukum Internasional

Yurisdiksi teritorial merupakan yurisdiksi negara menerapkan hukum nasional atas segala sesuatu dalam batas wilayahnya, namun tetap dibatasi kaidah HI

Yang dikategorikan lingkup negara : a. daratan tempat rakyat tinggal b. tanah di bawah wilayah sampai ~ bawah c. perairan : teritorial, pedalaman d. dasar laut dan tanah dibawah perairan kepulauan e. ruang udara diatas wilayah darat dan air

Page 119: Hukum Internasional

Yang dikecualikan dari Yurisdiksi teritorial : a. kepala negara/pemerintah asing b. staf diplomatik, konsuler c. angkatan bersenjata asing d. kepala, staf lembaga internasional e. gedung perwakilan diplomatik f. gedung lembaga internasional g. kapal asing yang sedang bertugas di wilayah satu negara Alasannya : memperlancar pelaksanaan tugas,

perwakilan sesama subjek HI (setara)-par in parem imperium non habet –tidak boleh penerapan yurisdiksi antar yang setara

Page 120: Hukum Internasional

Yurisdiksi quasi teritorial adalah yurisdiksi teritorial yang diterapkan pada area yang bukan merupakan wilayah negara tetapi berdekatan dan bersambungan dengan wilayah negara lain .

Ex : art 33 (1) UNCLOS 1982 tentang zona tambahan bagi negara pantai untuk mencegah dan menghukum pelanggaran bea cukai, fiskal dalam wilayah teritorialnya

Page 121: Hukum Internasional

Yurisdiksi ekstra-teritorial dilakukan untuk peristiwa hukum yang terjadi diluar wilayah negara dan diberikan kebiasaan internasional untuk menjembataninya dalam pengaturan secara nasional oleh negara masing masing

Page 122: Hukum Internasional

Yurisdiksi universal tidak berdasar tempat-waktu-pelaku peristiwa hukum didasarkan kepentingan dan keadilan universal

Alasan pengkategorian yurisdiksi universal : supaya peristiwa hukum yang terkait

keamanan dan keadilan universal manusia tidak dilanggar dan kewajiban menjaganya

Ex : Genocide Convention 1949, UNCLOS 1982

Page 123: Hukum Internasional

Yurisdiksi eksklusif didasari perkembangan iptek – eksplorasi dasar laut, SDA

Ex ; 1945 klaim Truman-landas kontinen-Amerika Latin, Eropa-Landas kontinen Conv 1958

art 2 UNCLOS hak berdaulat negara pantai dalam eksplorasi dan bersifat mutlak tidak hanya atas landas kontinen tapi ZEE.

Hak berdaulat bukan kedaulatan tapi hak untuk bidang tertentu, misal : produksi energi air, riset ilmiah laut, konservasi laut

Page 124: Hukum Internasional

Elemen yurisdiksi eksklusif :

a. subjek : pihak pemilik jurisdiksi

b. objek : sasaran yurisdiksi, ex : SDA

c. perilaku : perbuatan tertentu atas objek

d. area : tempat berlakunya yurisdiksi

Page 125: Hukum Internasional

PENGAKUAN

Page 126: Hukum Internasional

I. Definisi PengakuanII. Elemen PengakuanIII. Pengakuan NegaraIV. Pengakuan PemerintahV. Pengakuan PemberontakVI. Pengakuan hak internasional

Page 127: Hukum Internasional

INSTITUTE OF INTERNATIONAL LAW

The recognition of new state is the free act by which one or more states acknowledge the existence on definite territory of human society politically organized, independent of any other existing state, and capable of observing the obligation of international law, and by which they manifest therefore their intention to consider it a member of the international community”

Page 128: Hukum Internasional

OPPENHEIM – LAUTERPACHT Tindakan pengakuan adalah kewajiban dari

negara-negara yang telah ada bila syarat-syarat sebagai negara baru telah terpenuhi.

IAN BROWNLIE Recognition is a public act of state; Recognition is an optional and political act; There is no legal duty in this regard; There is obligation to perform recognition for

special purpose.

Page 129: Hukum Internasional

Adanya tindakan satu/lebih negara yang melakukan pengakuan;

Adanya suatu teritori tertentu;

Adanya masyarakat/ kumpulan manusia yang diorganisir secara politis;

Teritori tersebut bebas dari campur tangan negara lain;

Teritori tersebut mampu melaksanakan kewajiban menurut hukum Internasional;

Page 130: Hukum Internasional

Teori Declaratoir/ EvindentiaryPengakuan hanya sebuah pernyataan formal saja bahwa suatu negara telah lahir atau ada.

Teori KonstitutifUntuk menjadi subjek hukum internasional, pengakuan harus ada melalui pernyataan dari negara-negara lain, walaupun unsur kenegaraan telah terpenuhi

Teori Jalan Tengah/ Pemisah Untuk menjadi sebuah pribadi hukum, suatu negara

tidak memerlukan pengakuan. Namun, agar pribadi hukum dapat melaksanakan hak dan kewajibannya dalam hukum internasional maka diperlukan pengakuan oleh negara-negara lain.

Page 131: Hukum Internasional

Merupakan pernyataan suatu negara yang mengakui negara lain sebagai subjek hukum internasional

Kriteria umum : - Stabilitas negara & Dukungan Penduduk- Kesanggupan melaksanakan kewajiban internasional

Kriteria politis : Kebijaksanaan individual Discretionary Act

Ex : Rhodesia(1965)-Inggris-Ian Smith =Zimbabwe (1980)

: Israel – PBB (1949)+Yordania, Mesir : AS- RRC (1978)

Page 132: Hukum Internasional

Bentuk-Bentuk Pengakuan 1. Pengakuan Tegas – Nota Diplomatik, PI Ex : Jepang-Korea (peace treaty), Vatican (Lateran)

2. Pengakuan Diam-Diam Ex : AS-China (1971-Nixon) 3. Pengakuan Kolektif =x PBB Ex : ASEAN-Kamboja, Helsinki Treaty –

Jerman

4. Pengakuan Prematur : negara memisahkan dari

negara induk, India- Bangladesh (1971-1972)

Page 133: Hukum Internasional

Pengakuan pemerintah merupakan accesoir dari pengakuan negara

Dapat dicabut namun personalitas internasional negara tidak berubah

A matter of policy for every state

Akibat hukum :a. Hubungan resmib. Mempunyai tanggung jawab negarac. Mempunyai hak dan kewajiban di peradilan

internasionald. Memiliki harta dari pemerintah sebelumnya

Page 134: Hukum Internasional

Doktrin-Doktrin Pengakuan Pemerintah :

a. Tobar (constitutional legitimation), Ex : AS-Huerta

b. Stimson (elimination of violation) – Manchu-Jepang

c. Estrada (exemption is prohibited over state)

d. De Jure – Efektivitas, Regularitas, Eksklusivitas

Page 135: Hukum Internasional

Gerakan menentang pemerintah dgn menggunakan kekerasan;

Semata-mata merupakan soal intern negara ybs;

Pelaku-pelakunya bertindak dgn motif politik/ bukan penjahat kriminal;

Bila pemberontakan dalam suatu negara telah mengambil proporsi sedemikian rupa, maka negara-negara lain tidak mungkin menutup mata terhadap pemberontakan itu;

Page 136: Hukum Internasional

Pengakuan atas hak-hak teritorial baru berkenaan adanya suatu fakta atau peristiwa dimana suatu negara memperoleh tambahan wilayah.

Dgn adanya pengakuan dari negara-negara lain atas tambahan wilayah yang diperoleh, lama kelamaan hak negara itu atas wilayah tersebut dapat menjadi semakin kuat dan sah menurut HI.

Suatu negara dapat memperoleh tambahan wilayah sepanjang cara-car memperolehnya dapat dibenarkan menurut HI.

Page 137: Hukum Internasional

SUKSESI

Page 138: Hukum Internasional

ISTILAH Suksesi = Succession

Suksesi = Hukum Perdata = Penggantian subjek hukum oleh subjek hukum lain, ex : waris

Suksesi dalam hukum internasional Peralihan hak dan kewajiban internasional, baik

dr negara atau pemerintah lama ke baru.

Page 139: Hukum Internasional

JENIS Suksesi Negara

Suksesi Pemerintahan

Page 140: Hukum Internasional

PERKEMBANGAN SUKSESI Common/Universal Doctrine Clean State Doctrine

1978 Vienna Convention – State Succession related to International Treaty

1983 Vienna Convention – State Succession related to state debts, belongings, formal letters

Page 141: Hukum Internasional

SUKSESI NEGARA Peralihan – predecessor – successor – hak

kewajiban

Berakhirnya kolonial – bipolar timur barat – komunisme – demokrasi transparansi good governance

Suksesi Universal - Parsial

2 issue penting : factual state succession – legal state succession

Page 142: Hukum Internasional

FACTUAL STATE SUCCESSION

Absorption/ Penyerapan : suatu negara diserap oleh negara lain. Contohnya, penyerapan Korea oleh Jepang tahun 1910.

Pemecahan /dismemberment): suatu negara terpecah menjadi beberapa negara yang masing-masing berdiri sendiri.

Ex : Lenyap – Uni Sovyet, atau wilayah terbagi jadi mandiri – Yugoslavia

Kombinasi dari pemecahan dan penyerapan, yaitu satu negara pecah menjadi beberapa bagian dan kemudian bagian-bagian itu lalu diserap oleh negara atau negara-negara lain. Contohnya, pecahnya Polandia tahun 1795 yang beberapa pecahannya masing-masing diserap oleh Rusia, Austria, dan Prusia.

Negara merdeka baru (newly independent states). Yaitu beberapa wilayah yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah negara lain atau berada di bawah jajahan kemudian memerdekakan diri menjadi negara-negara yang berdaulat.

Page 143: Hukum Internasional

LEGAL STATE SUCCESSION kekayaan negara (public property) hak-hak privat (private rights) tuntutan-tuntutan terhadap perbuatan

melawan hukum (claims in tort or delict) hutang-hutang negara (public debts)

Page 144: Hukum Internasional

SUKSESI DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL

Devolution Agreement (art 17 & 24 ‘78 Vienna Conv)

(pacta tertiis nec nocent nec prosunt)

Pengecualian : a. servitude & dispositive treaty b. fundamental rights c. political rights

Opsi lain : tidak berlaku negara yg merdeka – moving treaty frontier rules

Page 145: Hukum Internasional

SUKSESI DAN ASET-ARSIP NEGARA

Aset berupa pemerintah dan swasta

Pembagian aset pemerintah dalam batas wilayah (HKI). Ex : RRC v. UK – HK (1997)

Kompensasi bagi aset swasta

State Archive : documents, iconographic document, all object of historical value, archeological object

Beralih

Page 146: Hukum Internasional

SUKSESI DAN HUTANG NEGARA

Ada imbal balik dari predecessor state terhadap successor state

Ada pembayaran pemerintah pusat dan daerah Proporsionalitas : jumlah-luas-kekayaan-pajak Pengecualian : golongan tertentu – perang

terdahulu

Page 147: Hukum Internasional

SUKSESI DALAM KAITAN INDIVIDU

Tidak diatur dalam Konvensi Wina 1978 dan 1983

Diberikan kebebasan pada individu dalam menentukan kewarganegaraan mengikuti predecessor maupun successor melalui instrumen hukum nasional

1961 Conv. On the Reduction of Statelessness : negara harus menjamin tidak ada individu yang menjadi stateless akibat praktek suksesi di negaranay

Page 148: Hukum Internasional

SUKSESI DAN KEANGGOTAAN DALAM OI

Keanggotaan dalam OI ditentukan oleh konstitusi masing-masing organisasi

Ex : PBB tidak mengatur secara spesifik, hanya terhadap negara baru maka berlaku aturan atasnya

Ex : Uni Sovyet membentuk 3 negara Baltik, Georgia dan 11 negara lain ( 3 diantara Rusia-Belorusia-Ukraina), akhirnya Rusia menggantikan U.Sovyet sbg anggota tetap DK PBB, Belorusia-Ukraina sebagai anggota dan yang lain mendaftarkan diri sebagai negara baru di PBB

Page 149: Hukum Internasional

SUKSESI NEGARA DALAM KAITAN DELIK

Successor tidak bertanggung jawab atas tort maupun delik yang dilakukan predecessor

Prinsip ini berasal dari prinsip hukum tentang sifat personal kesalahan

Page 150: Hukum Internasional

.SUKSESI DAN PENGAKUAN

Bilamana suksesi negara itu bersifat universal, yang berarti hilangnya identitas internasional dari negara yang bersangkutan, maka pengakuan itu otomatis gugur.

Sedangkan bila suksesi itu bersifat parsial, yang berarti negara yang lama (predecessor state) tidak kehilangan identitas internasionalnya, maka dalam hal ini berlaku “asas kontinyuitas negara” (continuity of state principle). Artinya, pengakuan yang pernah diberikan itu tetap berlaku. Namun, bilamana negara yang memberikan pengakuan tadi tidak lagi memandang negara yang pernah diberi pengakuan itu memenuhi syarat negara menurut hukum internasional, maka pengakuan itu dapat ditarik kembali. Pada umumnya, jika itu terjadi, penarikan kembali pengakuan itu tidak dilakukan secara tegas.

Page 151: Hukum Internasional

SUKSESI PEMERINTAHAN Ada prinsip kontinuitas adanya perubahan intern dalam organisasi

pemerintah/ susunan kenegaraan tidak merubah hak dan kewajiban internasional

Ex : India (1947) perubahan UUD – kemerdekaan,

anggota PBB tetap.

Page 152: Hukum Internasional

TANGGUNG JAWAB NEGARA

Page 153: Hukum Internasional

HAKIKAT TANGGUNG JAWAB NEGARA

Tanggung jawab negara = State Responsibility

Tanggung Jawab : kewajiban memberikan jawaban atas hal yang terjadi dan memberikan pemulihan atas kerugian yang mungkin ditimbulkan.

Page 154: Hukum Internasional

Dalam Hukum Internasional dikenal 2 macam aturan, yaitu :

a. primary rules seperangkat aturan yang

mendefinisikan hak dan kewajiban negara dalam bentuk

konvensi b. secondary rules seperangkat aturan yang

mendefinisikan apa akibat hukum ketika primary rules

dilanggar.

Tanggung jawab negara muncul sbg akibat dari prinsip persamaan dan kedaulatan negara dlm Hukum Internasional.

Page 155: Hukum Internasional

Tanggung jawab negara muncul ketika : a. ada negara yang merugikan negara lain b. ada pelanggaran atas perbuatan yang melanggar hukum internasional c. ada kerugian sebagai akibat tindakan yang melanggar hukum

Tanggung jawab negara timbul walau menurut HN bukan pelanggaran.

Akibatnya suatu negara tidak dapat menghindar tanggung jawab internasional karena kebenaran hukum nasional, kecuali karena keadaan darurat maupun pembelaan diri

Page 156: Hukum Internasional

DASAR HUKUM

Draft articles on Responsibility of States for

Internationally Wrongful Acts - adopted by the International Law Commission 53rd

session (2001)

Exc : General Agreement on Tariff and Trade dan Europe Convention of Human

Rights

Page 157: Hukum Internasional

ALASAN TANGGUNG JAWAB NEGARA UN Charter terhadap ancaman / pelanggaran

keamanan internasional

Adanya praktek dominasi kolonial, penjajahan, genosida, apartheid, polusi besar dari udara, air.

Adanya konsep erga ormes yang mempunyai 2 ciri :

a. universal dan mengikat negara tanpa kecuali b. solidaritas, dimana negara-negara dianggap mempunyai kepentingan hukum dalam memberikan perlindungan

Page 158: Hukum Internasional

TEORI TANGGUNG JAWAB

Teori Kesalahan (Fault Theory) melatarbelakangi prinsip tanggung jawab

subjektif (subjective responsibility) atau tanggung jawab atas dasar kesalahan (liability based on fault), yaitu tanggung jawab negara atas perbuatannya baru dikatakan ada jika dapat dibuktikan adanya unsur kesalahan pada perbuatan itu.

Page 159: Hukum Internasional

Teori Risiko (Risk Theory) - melatarbelakangi prinsip absolute

liability, dimana negara mutlak bertanggung jawab atas kegiatan yang menimbulkan akibat yang berbahaya walau kegiatannya sah menurut hukum.

Ex : Convention on International Liability for Damage caused by Space Objects of 1972 yang menyatakan bahwa negara peluncur (launching state) mutlak bertanggung jawab untuk membayar kompensasi untuk kerugian di permukaan bumi atau pada pesawat udara yang sedang dalam penerbangan yang ditimbulkan oleh benda angkasa miliknya.

Page 160: Hukum Internasional

MACAM-MACAM PERTANGGUNGJAWABAN NEGARA

Perjanjian Internasional pelanggaran atas perjanjian

internasional menimbulkan kewajiban untuk mengganti rugi, ex : pacta sunt servanda

Page 161: Hukum Internasional

Konsesi Dlm perjanjian konsesi antara negara & WN/

korporasi asing dikenal klausula Calvo, dimana penerima konsesi melepaskan perlindungan pemerintah dalam sengketa yang timbul dari perjanjian. Sengketa tersebut harus diajukan dan tunduk ke pengadilan nasional negara pemberi konsesi.

Ex : North American Dredging Co. of Texas v. United Mexican States – jurisdiction breach of contract in Illinois Central Railroad

Klausula ini dibenarkan bila pengadilan konsesi digunakan sebelum campur tangan negaranya, tapi dibatalkan bila untuk menghapus hak negara dalam melindungi warga negaranya maupun mengikat negara lain tidak campur tangan dalam pelanggaran HI

Page 162: Hukum Internasional

Ekspropriasi merupakan pencabutan hak milik perorangan

untuk kepentingan umum dan disertai ganti rugi

Pada abad 19 ekspropriasi warga asing wajib ganti rugi, namun pada abad 20 dianggap tidak bertentangan bila ada pengumuman politik dalam negeri negara dan tanpa pembedaan warga negara nasional dan asing

Ekspropriasi yang melanggar hukum internasional mewajibkan adanya penggantian ganti rugi atas pihak yang dirugikan

Ex : Chorzow factory (Jerman-Polandia) – suksesi-

privat Oberschlesische Stickstoffwerrke

Page 163: Hukum Internasional

Hutang Negara Ada 3 teori tentang hak negara dalam

melindungi warga negaranya (kreditor ) : a. Teori Lord Palmerston negara kreditor berhak mengadakan campur tangan diplomatik dan intervensi bersenjata terhadap negara debitur yang tidak

membayar b. Teori Drago negara kreditor tidak berhak menggunakan kekerasan dalam menagih hutang c. Teori yang diterima umum kewajiban negara debitur sama dgn

kewajiban negara menurut hukum perjanjian pada umumnya

Page 164: Hukum Internasional

Kejahatan Internasional Merupakan pelanggaran kewajiban

internasional negara yang bukan pelanggaran kewajiban kontrak, dan berkaitan dengan perlindungan warga negara asing

Doctrine of imputability kejahatan yang dilakukan petugas

negara/yg bertindak atas namanya dapat dibebankan kepada negara.

Doctrine ini bisa ditetapkan ketika pelanggaran ditetapkan oleh hukum internasional sebagai suatu kesalahan

ex : Corfu Channel Case (ICJ 1949); - UK-Albania

Page 165: Hukum Internasional

PEMULIHAN ATAS PELANGGARAN Dapat berupa satisfaction maupun

pecuniary reparation

Satisfaction merupakan pemulihan atas perbuatan yg melanggar kehormatan negara, yg dilakukan melalui jalur diplomatik , umumnya diwujudkan dg permohonan maaf scr resmi atau jaminan tdk akan terulangnya perbuatan itu.

Pecuniary reparation merupakan pemulihan atas perbuatan yg merugikan negara lain scr materiil. Bisa dilakukan dg jalur litigasi maupun non litigasi

Page 166: Hukum Internasional

PEMBEBASAN TANGGUNG JAWAB Pembebasan tanggung jawab dapat

diberikan untuk 2 alasan, yaitu : a. Pembelaan (Defences) b. Pembenaran ( Justification)

Ex :liberian tanker torrey canyon-english (state necessity) : the gill – tentara anti meksiko (force

majeur)

Page 167: Hukum Internasional

Pembelaan (Defences)

Berdasar 1980 ILC Draft on State Responsibility,terdapat pengkategorian pembelaan, yaitu : a. Ada pemaksaan satu negara oleh negara lain dalam melakukan perbuatan melawan hukum.

b. Ada persetujuan tindakan oleh negara yang menderita kerugian.

c. Tindakan tersebut merupakan upaya perlawanan yang diperbolehkan, namun dengan perkecualian

penggunaan kekuatan bersenjata.

d. Adanya tindakan dikarenakan force majeure oleh pejabat negara dan tidak ada maksud menimbul- kan akibat yang membahayakan.

Page 168: Hukum Internasional

Pembenaran (Justification) Ada bentuk keharusan atau pembelaan diri.

Keharusan tidak bisa dijadikan pembenaran bagi pelanggaran kewajiban internasional suatu negara, kecuali :

tindakan itu merupakan satu-satunya cara menyelamatkan suatu kepentingan esensial negara itu dari suatu bahaya yang sangat besar

tindakan itu tidak menimbulkan gangguan yang serius terhadap kepentingan esensial dari negara tersebut

Pembelaan diri (self-defence) dapat digunakan sebagai pembenaran terhadap suatu tindakan jika pembelaan diri itu dilakukan sebagai pembelaan diri yang sah sesuai dengan ketentuan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan maka tindakan itu bukan bertentangan dengan hukum (dan karenanya tidak dapat dijadikan alasan pembenar atau pembenaran).

Page 169: Hukum Internasional

PENYELESAIAN SENGKETA

INTERNASIONAL

Page 170: Hukum Internasional

DEFINISI Sengketa (dispute) =x Konflik (conflict) Spesifik =x Tidak fokus Sengketa = Konflik bukan vice

versa

Sengketa internasional – sengketa yang bukan secara eksklusif merupakan urusan dalam negeri suatu negara dan tidak hanya menyangkut hubungan antar negara saja

Page 171: Hukum Internasional

BATASAN SENGKETA INTERNASIONAL

Elemen sengketa hukum internasional : a. mampu diselesaikan oleh aturan HI b. mempengaruhi kepentingan vital negara c. penerapan HI yang ada dapat menghasilkan keputusan hukum

Hal yang dapat diajukan : (par 36.2 ICJ Statute) a. interpretasi dari treaty b. persoalan hukum internasional c. adanya fakta hukum yang menimbulkan dilanggarnya kewajiban internasional d. upaya tanggung jawab atas dilanggarnya kewajiban

internasional

Page 172: Hukum Internasional

CARA PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL Damai a. Jalur Politik - negosiasi - jasa baik - mediasi - inquiry b. Jalur Hukum - Arbitrase - Pengadilan Internasional

Non Damai - Perang - Non Perang ( putus hub diplomatik, retorsi, blokade, embargo, reprisal )

Page 173: Hukum Internasional

PENYELESAIAN SENGKETA JALUR DAMAI Art 33 UN Charter “the parties to any dispute ……..first of all seek

a solution by negotiation, enquiry, mediation, arbitration….other means of their choice”

Ex : Treaty of Amity & Cooperation in Southeast

Asia 1976. The Declaration of the GA-UN No 2625 on Principles of Intl Law concerning friendly relation & cooperation among states in acc w/ UN Charter 1970

Page 174: Hukum Internasional

Jalur Politik

a. Negosiasi Merupakan cara paling awal dalam

penyelesaian sengketa, namun perlu ada jalur diplomatik

Tidak jarang kedudukan para pihak sama seimbang dan perlu waktu lama untuk realisasi

Ex : UNCLOS 1982 –penggunaan pihak ketiga : North Sea Continental Shelf Case –

negosiasi dan equitable principle

Page 175: Hukum Internasional

b. Jasa Baik Merupakan penggunaan pihak ketiga bila

negosiasi gagal , walau bukan menjamin sukses Ex : Finlandia 2005 – Indonesia v. GAM

c. Mediasi Ditentukan pihak bersengketa/ masy.internasio-

nal/ sukarela. Mediator punya kewenangan dan mengajukan solusi. Namun keadilan masih belum mutlak terpenuhi karena posisi negara superior dan inferior. Bisa NGO,individu, negara, organisasi

Ex : Uni Sovyet dlm Kashmir Case, Pope John Paul II dalam Beagle Channel Case -Chili v. Argentina

Page 176: Hukum Internasional

d. Inquiry Digunakan untuk memfasilitasi penyelesaian

sengketa dengan kebenaran fakta, oleh komisi permanen untuk expert opinion dan mutlak bila perlu.

Ex : Red Crusader Case Denmark v. Inggris : Dogger Bank 1904 Soviet v. Inggris

e. Konsiliasi – inquiry & mediasif. Penyelesaian melalui PBBg. Penyelesaian melalui organisasi regional (ex : ASEAN Charter)

Page 177: Hukum Internasional

Jalur Hukum

a. Arbitrase – ILC “a procedure for the settlement of dispute

between states by a binding award on the basis of law and as a result of undertaking voluntarily accepted”

Ada pembentukan badan Permanent Court of Arbitration (PCA) dan International Center for Settlement of Investment Dispute (ICSID)

Ex : Clipperton Case 1932 Perancis v. MexicoAlasan Arbitrase :b. Arbitrator dapat dipilih tidak seperti ICJc. Ketentuan hukum berlaku mengikatd. Penyelesaian sengketa hukum

Page 178: Hukum Internasional

b. Pengadilan Internasional - Permanent Court of International of Justice (PCIJ) predecessor ICJ. - International Tribunal for the Law of the Sea - ICC – Individu

Syarat mengakses di ICJ : menjadi anggota PBB atau bagi non anggota yang

menjadi pihak dengan rekomendasi DK dan disetujui Majelis Umum atau bagi non pihak-anggota dengan mendepositkan deklarasi pengakuan jurisdiksi ICJ dan menundukkan diri atas ICJ melalui akta special agreement-klausul pilihan-pengakuan diam diam

Page 179: Hukum Internasional

PENYELESAIAN SENGKETA JALUR NON DAMAI

a. Retorsi tindakan tidak bersahabat sebagai pembalasan

tindakan tidak bersahabat terhadap negara lain. Ex : pemutusan hubungan diplomatik, penghentian bantuan ekonomi

b. Reprisal Tindakan pembalasan dan pemaksa dalam

penyelesaian sengketa dan sifatnya lebih keras ex : Pemboman pelabuhan Almeria Spanyol 1937

oleh Jerman atas bombardir kapal Deustchland oleh AU Spanyol

Page 180: Hukum Internasional

c. Blokade Damai -Dilakukan untuk memaksa negara yang diblokade agar memenuhi ganti rugi - Memiliki tingkatan di atas reprisal namun di bawah perang

d. Embargo merupakan larangan ekspor barang ke

negara yang dikenai embargo, namun kurang efektif

dibanding reprisal dan blokade damai

Page 181: Hukum Internasional

e. Perang - Ada pembagian sebelum dan sesudah Hukum Humaniter Internasional - Ditujukan menaklukkan negara lawan sehingga negara yang kalah tidak mempunyai alternatif dalam menerima syarat Awal perkembangan : Grotius use of force – just

cause, abad 17-18 konsep self defence, 1928- larangan perang oleh Kellog Brian Pact

Perkembangan lanjutan : keberadaan hukum humaniter internasional dalam The Haque Laws of War on Means and Method of Warfare dan The Geneva Convention on victim protection of armed conflict

Page 182: Hukum Internasional

SEKIAN DAN TERIMA KASIH