hubungan interpersonal

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi ada di mana-mana: di rumah, ketika anggota- anggota keluarga berbincang-bincang di meja makan; di kampus, ketika mahasiswa-mahasiswa mendiskusikan mata kuliah; di kantor, ketika kepala seksi membagi tugas; di masjid, ketika mubaligh berkhotbah; dan juga di DPR, ketika wakil-wakil rakyat memutuskan nasib bangsa. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi menentukan kualitas hidup kita. Dengan komunikasi kita membentuk saling pengertian menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban. Tetapi dengan komunikasi kita juga menyuburkan perpecahan, menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian, merintangi kemajuan, dan menghambat pemikiran. Dengan komunikasi ini pula, kemudian kita membangun hubungan interpersonal (antarpribadi) dengan orang lain. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan; kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk Hubungan Interpersonal Page 1

Upload: bayus4

Post on 30-Jun-2015

3.570 views

Category:

Documents


50 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN INTERPERSONAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi ada di mana-mana: di rumah, ketika anggota-anggota keluarga

berbincang-bincang di meja makan; di kampus, ketika mahasiswa-mahasiswa

mendiskusikan mata kuliah; di kantor, ketika kepala seksi membagi tugas; di masjid,

ketika mubaligh berkhotbah; dan juga di DPR, ketika wakil-wakil rakyat memutuskan

nasib bangsa. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian

mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi.

Komunikasi menentukan kualitas hidup kita.

Dengan komunikasi kita membentuk saling pengertian menumbuhkan

persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan

peradaban. Tetapi dengan komunikasi kita juga menyuburkan perpecahan, menghidupkan

permusuhan, menanamkan kebencian, merintangi kemajuan, dan menghambat pemikiran.

Dengan komunikasi ini pula, kemudian kita membangun hubungan interpersonal

(antarpribadi) dengan orang lain.

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Setiap

kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan; kita

juga menentukan kadar hubungan interpersonal. Dari segi psikologi komunikasi, kita

dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk

mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya sehingga makin efektif komunikasi

itu berlangsung.

B. Rumusan Masalah

Makalah ini akan memaparkan hal-hal yang akan mampu menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan Hubungan Interpersonal?

2. Apa sajakah faktor yang terkandung dalam Hubungan Interpersonal?

3. Apa sajakah macam-macam teori Hubungan Interpersonal?

4. Bagaimanakah tahapan dalam hubungan interpersonal?

5. Apa sajakah faktor-faktor yang mampu menumbuhkan Hubungan Interpersonal

dalam Komunikasi Interpersonal?

Hubungan Interpersonal Page 1

Page 2: HUBUNGAN INTERPERSONAL

C. Tujuan

Penulis memiliki beberapa tujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu :

1. Menjelaskan pengertian Hubungan Interpersonal

2. Menguraikan faktor yang terkandung dalam hubungan interpersonal

3. Menjabarkan teori tentang Hubungan Interpersonal

4. Menjelaskan tahapan dalam Hubungan Interpersonal

5. Menjelaskan faktor-faktor yang mampu menumbuhkan Hubungan Interpersonal

dalam Komunikasi Interpersonal

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari karya tulis ini adalah memberikan pengetahuan yang lebih kepada

para pembaca agar dapat memahami hal-hal yang menyangkut hubungan interpersonal

secara lebih mendalam. Hubungan Interpersonal sebagai bagian utama dari kehidupan

perlu dipahami sehingga kita mampu menentukan sikap/langkah yang tepat dalam

menghadapi setiap situasi dan kondisi.

Hubungan Interpersonal Page 2

Page 3: HUBUNGAN INTERPERSONAL

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal adalah hubungan antara dua orang atau lebih, mulai dari

tingkat hubungan yang sekilas sampai abadi. Asosiasi ini mungkin didasarkan pada cinta

dan suka, interaksi bisnis biasa, atau beberapa jenis dari komitmen sosial lain. Hubungan

interpersonal berlangsung dalam berbagai macam konteks, seperti keluarga, teman,

pernikahan, rekan, kerja, klub, lingkungan tetangga, dan tempat ibadah. Hubungan

tersebut mungkin diatur oleh undang-undang, adat, atau kesepakatan bersama, dan

merupakan dasar dari kelompok-kelompok sosial dan masyarakat secara keseluruhan.

Walaupun manusia pada dasarnya makhluk sosial, hubungan interpersonal tidak selalu

sehat. Contoh hubungan yang tidak sehat termasuk hubungan yang kasar dan otoriter.

Suatu hubungan biasanya dilihat sebagai hubungan antara dua individu, seperti

hubungan romantis atau intim, atau hubungan orangtua-anak. Individu dapat juga

memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok orang, seperti hubungan antara seorang

ulama dan jemaahnya, paman dan keluarga, atau walikota dan kota. Akhirnya, kelompok

atau bahkan negara-negara mungkin memiliki hubungan satu sama lain, meskipun

domain ini jauh lebih luas daripada yang tercakup dalam topik hubungan interpersonal.

Kebanyakan orang dalam menelaah hubungan berfokus pada hubungan intim. Namun

hubungan intim, hanya sebagian kecil dari topik hubungan interpersonal. Hubungan

interpersonal juga dapat mencakup persahabatan.

Hubungan ini biasanya melibatkan beberapa tingkat saling ketergantungan. Orang-

orang dalam suatu hubungan cenderung mempengaruhi satu sama lain, berbagi pikiran

dan perasaan mereka, dan terlibat dalam kegiatan bersama. Karena saling ketergantungan

ini, hal yang paling membawa perubahan atau dampak pada satu anggota dalam suatu

hubungan pada tingkat tertentu akan berdampak pada anggota lain. Studi tentang

hubungan interpersonal melibatkan beberapa cabang ilmu-ilmu sosial, termasuk disiplin

ilmu seperti sosiologi, psikologi, dan antropologi.

Hubungan interpersonal terbentuk ketika proses pengolahan pesan, (baik verbal

maupun nonverbal) secara timbal-balik terjadi dan hal ini dinamakan komunikasi

interpersonal. Ketika hubungan interpersonal interpersonal tumbuh, terjadi pula

kesepakatan tentang aturan berkomunikasi antara para partisipan yang terlibat.

Hubungan Interpersonal Page 3

Page 4: HUBUNGAN INTERPERSONAL

B. Faktor-Faktor dalam Hubungan Interpersonal

1. Jumlah individu yang terlibat yaitu hubungan diad dan hubungan triad. Hubungan

diad adalah hubungan antara dua individu. William Wimot mengemukakan ciri-ciri

hubungan interpersonal,antara lain adanya tujuan khusus, adanya fungsi yang

berbeda, memiliki pola komunikasi yang khas. Hubungan triad adalah hubungan

interpersonal antara tiga orang. Dibandingkan dengan hubungan diad, hubungan ini

lebih kompleks, tingkat keintiman rendah dan keputusan yang diambil berdasarkan

voting.

2. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, adalah hubungan tugas (task relationship) dan

hubungan sosial (social relationship).

3. Berdasarkan jangka waktu: hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang.

4. Berdasarkan tingkat kedalaman/keintiman: hubungan akrab/intim.

C. Teori-teori Hubungan Interpersonal

Ada 4 model hubungan interpersonal yaitu meliputi :

1. Model pertukaran sosial (social exchange model)

Hubungan interpersonal diidentikkan dengan suatu transaksi dagang. Orang

berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya

dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya

(akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya). Menurut Thibault dan

Kelley, dua tokoh utama dalam teori ini menyatakan bahwa ganjaran, biaya, laba,

dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini. Tingkat

perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria

dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang.

2. Model peranan (role model)

Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap

orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan

akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role

expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan

terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas

dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan

sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah

kemampuan memainkan peranan tertentu.

Hubungan Interpersonal Page 4

Page 5: HUBUNGAN INTERPERSONAL

3. Model permainan (games people play model)

Model ini berasal dari psikiater Eric Berne yang kemudian dikenal sebagai

analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-

individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan

ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :

Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan

perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).

Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi

secara rasional, sesuai dengan situasi, dan biasanya berkenaan dengan masalah-

masalah penting yang memerlukan pengambilan keputusan secara sadar)

Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman

kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan

kesenangan).

Pada interaksi individu menggunakan salah satu kepribadian tersebut sedang

yang lain membalasnya dengan menampilkan salah satu dari kepribadian tersebut

juga. Sebagai contoh seorang suami yang sakit dan ingin minta perhatian pada istri

(kepribadian anak), kemudian istri menyadari rasa sakit suami dan merawatnya

(kepribadian orang tua).

4. Model Interaksional (interacsional model)

Model ini memandang hubungan interpersonal sebagi suatu sistem . Setiap

sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Hubungan interpersonal dapat

dipandang sebagai sistem dengan sifat-sifatnya. Untuk menganalisanya kita harus

melihat pada karakteristik individu yang terlibat, sifat-sifat kelompok, dan sifat-sifat

lingkungan. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode

komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan, serta permainan yang dilakukan.

Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.

D. Tahapan dalam Hubungan Interpersonal

Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss (1996) dalam bukunya 'Human Communication'

menuliskan analisis Knapp (1984) mengenai siklus hubungan interpersonal yang terdiri

dari 10 tahapan, 5 tahap pertama merupakan tahap menuju kebersamaan (coming

together) dan 5 tahap berikutnya menuju perpisahan (coming apart). Knapp menganggap

Hubungan Interpersonal Page 5

Page 6: HUBUNGAN INTERPERSONAL

hubungan manusia bersifat sekuensial, suatu tahap mengikuti tahap selanjutnya dengan

sedikit kesempatan untuk melompat-lompat. Namun harus diingat bahwa perpindahan

tahap itu dapat maju atau mundur. Banyak hubungan berhenti pada suatu tahap tertentu

(misalnya tahap penjajagan, penggiatan, atau pengikatan), dan tidak berlangsung lebih

jauh lagi. Siklus hubungan menurut Knapp adalah :

1. Tahap Memulai (Initiating) merupakan usaha-usaha yang sangat awal yang kita

lakukan dalam percakapan dengan seseorang yang baru kita kenal. Tujuannya adalah

untuk mengadakan kontak dan menyatakan minat. Biasanya komunikasi dilakukan

dengan hati-hati dan konvensional.

Contoh:

"Hai, apa kabar?"

"Baik, bagaimana dengan Anda?"

2. Tahap Penjajagan (Experimenting) adalah fase di mana kita mencoba topik-topik

percakapan untuk mengenal satu sama lain. Biasanya kita banyak mengajukan

pertanyaan dan berbasa-basi. Tujuan komunkasi di sini adalah untuk mengetahui

kesamaan dan perbedaan di antara kedua belah pihak dengan cara-cara yang aman.

Hubungan akan lebih menyenangkan jika dalam tahap ini berhasil dibangun

kepentingan-kepentingan yang sama. Suka atau tidak suka, kebanyakan hubungan kita

mungkin tidak berlangsung lebih jauh dari tahap ini.

Contoh:

"Oh, jadi Anda senang main ski... Saya juga."

"Benarkah? Bagus. Di mana Anda biasanya main ski?"

3. Penggiatan (Intesifying) menandai awal keintiman, berbagi informasi pribadi, dan

awal informalitas yang lebih besar. Perubahan terjadi dalam perilaku komunkasi

verbal maupun nonverbal. Secara verbal, derajat keterbukaan dalam membuka diri

lebih besar, misalnya: "Kedua orang tuaku bercerai..." atau "Aku jatuh hati padamu...",

dsb. Perubahan komunikasi nonverbal menjadi lebih intim terlihat dari kedekatan fisik,

tangan yang berpegangan, kontak mata yang lebih sering , dsb.

Contoh:

"Aku...aku kira aku jatuh cinta padamu."

"Aku... aku juga."

Hubungan Interpersonal Page 6

Page 7: HUBUNGAN INTERPERSONAL

4. Pengintegrasian (integrating) terjadi bila dua orang mulai menganggap diri mereka

sebagai pasangan. Keduanya secara aktif memupuk semua minat, sikap dan kualitas

yang tampaknya membuat mereka unik sebagai pasangan. Mereka mungkin juga

melakukan hal itu dengan cara simbolik misal bertukar cincin, menyebut suatu lagu

sebagai 'lagu kita', dst. Contoh percakapan:

"Aku merasa menjadi bagian dari dirimu..."

"Yah, kita seperti sudah bersatu. Apa yang terjadi padamu terjadi juga padaku.

5. Pengikatan (Bounding) adalah tahap yang lebih formal atau ritualistik, bisa

berbentuk pertunangan atau perkawinan, namun "berhubungan tetap" juga merupakan

suatu bentuk pengikatan. Pasangan tsb sepakat menerima seperangkat aturan atau

norma yang mengatur hubungan mereka, dan mereka kini lebih sulit untuk berpisah.

Contoh percakapan:

"Aku ingin selalu bersamamu.

"Mari kita menikah saja."

Hubungan manusia mungkin stabil dalam tahap-tahap perkembangan sebelum

pengikatan, namun hubungan yang mencapai fase paling akrab pun bisa juga merosot

lagi. Hanya saja pada fase paling akrab, perpisahan tidak terjadi begitu saja, melainkan

berproses, yang ditandai dengan semakin berkurangnya kontak dan keintiman. Lima

tahap berikutnya menggambarkan kemerosotan yang dapat terjadi dalam hubungan yang

telah mencapai tahap pengikatan.

1. Pembedaan (Differentiating) terjadi bila dua orang menetapkan bahwa mungkin

hubungan mereka terlalu membatasi. Sekarang mereka mulai memusatkan perhatian

pada perbedaan-perbedaan daripada kesamaan-kesamaan. Mereka ingin mengerjakan

urusan mereka sendiri-sendiri, dan mulai menekankan individualitas. Fase ini ditandai

dengan makin seringnya terjadi perselisihan di antara mereka.

Contoh:

"Aku tidak suka menghadiri keramaian-keramaian besar."

"Kadang-kadang aku tidak memahamimu. Ini satu perbedaan di antara kita."

2. Pembatasan (Circumscribing) adalah suatu tahap yang menunjukkan bahwa

pasangan mulai mengurangi frekuensi dan keintiman komunikasi mereka. Topik-topik

tertentu yang cenderung menimbulkan suasana panas berusaha dihindari. Sikap

Hubungan Interpersonal Page 7

Page 8: HUBUNGAN INTERPERSONAL

mereka menjadi lebih formal seolah-olah mereka tidak mengenal satu sama lain secara

baik.

Contoh:

"Apakah tidak apa-apa kalau aku berjalan-jalan sekarang?"

"Aku tak peduli. Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan."

3. Stagnasi (Stagnating) menunjukkan kemerosotan hubungan yang semakin jauh

sehingga mereka mencoba untuk bertahan dengan alasan-alasan keagamaan atau

keuangan, atau demi kebaikan anak-anak, atau faktor lain yang tidak berhubungan

dengan daya tarik terhadap pasangannya. Komunikasi verbal dan nonverbal semakin

menyerupai komunikasi antara orang-orang asing. Hubungan itu sendiri tak pernah

dibicarakan lagi.

Contoh:

"Apa yang akan kita bicarakan?"

"OK. Aku tahu apa yang akan kau katakan, dan kau tahu apa yang akan

kukatakan."

4. Penghindaran (Avoiding) adalah suatu taktik untuk meminimalkan penderitaan atas

pengalaman hubungan yang merosot sama sekali. Perceraian fisik sering terjadi, atau

paling tidak walau pun mereka masih tinggal bersama/berdekatan mereka mampu

menjaga kontak yang minimum.

Contoh:

"Aku sangat sibuk, aku tidak tahu kapan aku bisa bertemu denganmu."

"Bila aku tak bisa menerimamu saat kau mencoba menghubungiku, harap maklum."

5. Pemutusan (Terminating) adalah tahap final dalam suatu hubungan. Menurut Knapp,

pemutusan hubungan bisa terjadi setelah suatu percakapan singkat maupun setelah

tumbuhnya keintiman sepanjang hidup. Umumnya, semakin lama dan semakin penting

hubungan itu, semakin menyakitkan perpisahan yang terjadi.

Contoh:

"Aku akan pergi...kau tak perlu mencoba menghubungiku lagi."

"Jangan khawatir...tidak akan pernah."

Hubungan Interpersonal Page 8

Page 9: HUBUNGAN INTERPERSONAL

Menurut Jalaluddin Rakhmat (1998), penulis buku 'Psikologi Komunikasi',

hubungan interpersonal berlangsung melewati 3 tahap, yaitu: pembentukan hubungan,

peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan.

1. Pembentukan Hubungan Interpersonal

Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan. Perkenalan adalah proses

komunikasi di mana individu mengirimkan (secara sadar) atau menyampaikan

(kadang-kadang tidak sengaja) informasi tentang struktur dan isi kepribadiannya

kepada bakal sahabatnya, dengan menggunakan cara-cara yang agak berbeda pada

bermacam-macam tahap perkembangan persahabatan. Initial contact phase (fase

kontak awal) ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk "menangkap" informasi dari

reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap,

dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan

proses mengungkapkan diri. Bila mereka merasa berbeda, mereka akan berusaha

menyembunyikan dirinya, dan hubungan interpersonal mungkin diakhiri. Pada tahap

'saling menyelidik' ini, informasi yang dicari dan disampaikan umumnya berkisar

mengenai data demografis, seperti: usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga,

dsb.

Dengan data demografis, orang berusaha membentuk kesan tentang diri orang

lain.  Katakanlah, Anda lahir di Tapanuli dari keluarga Batak Karo. Saya segera

menangkap identitas, sikap, dan nilai-nilai yang Anda anut. Dari informasi itu, saya

bisa menduga Anda beragama Kristen. Informasi lebih lanjut tentang pendidikan dan

pekerjaan Anda akan mempengaruhi penilaian saya terhadap diri Anda.

Menurut Charles R. Burger (1973), informasi pada tahap perkenalan dapat

dikelompokkan menjadi 7 kategori, yaitu: (1) informasi demografis; (2) sikap dan

pendapat: tentang orang atau obyek; (3) rencana yang akan datang; (4) kepribadian,

misalnya: "Bagaimana Anda menghadapi kenaikan harga sekarang ini?"; (5) perilaku

pada masa lalu, misalnya: "Mengapa Anda sekolah di SMP Katholik?"; (6) orang lain,

misalnya:"Apakah Anda kenal dengan Suvlika?"; (7) hobi dan minat.

Informasi-informasi itu tidak selalu kita peroleh melalui komunikasi verbal. Kita

juga membentuk kesan dari petunjuk proksemik, kinesik, paralinguistik, dan

artifaktual. Cara Anda mempertahankan jarak, gerak tangan, lirikan mata Anda,

intonasi suara, dan pakaian yang Anda kenakan akan membentuk kesan pertama.

Kesan pertama ini amat menentukan apakah hubungan interpersonal harus diakhiri

atau diperteguh. Menurut William Brooks dan Phlip Emmert, kesan pertama sangat

Hubungan Interpersonal Page 9

Page 10: HUBUNGAN INTERPERSONAL

menentukan, karena itu hal-hal yang pertama kelihatan (hal-hal yang menentukan

kesan pertama) menjadi sangat penting. Para ahli psikologi sosial menemukan bahwa

penampilan fisik, apa yang diucapkan pertama, apa yang dilakukan pertama mejadi

penentu yang penting terhadap pembentukan citra pertama seseorang.

2. Peneguhan Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Ada 4 faktor

penting yang diperlukan untuk memelihara keseimbangan dan memperteguh hubungan

interpersonal, yaitu: keakraban, kontrol, respon yang tepat, dan nada emosional yang

tepat.

Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan

interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat

keakraban yang diperlukan. Jika dua orang melakukan tingkat keakraban yang

berbeda, akan terjadi ketidak-serasian dan kejanggalan. Jika A menggunakan

teknik sosial seperti berdiri lebih dekat, melihat lebih sering, dan tersenyum lebih

banyak daripada B, maka B akan merasa A bersifat agresif dan terlalu akrab,

sedangkan A akan merasa B bersikap acuh tak acuh dan sombong.

Kontrol. Ini adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa dan

bilamana. Jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil

kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak, siapakah yang

menentukan, siapakah yang dominan. Konflik terjadi umumnya bila masing-

masing pihak ingin berkuasa, atau tidak ada yang mau mengalah.

Ketepatan respons. Artinya respons A harus diikuti oleh respons B yang sesuai.

Dalam percakapan misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon

dengan tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan. Bayangkan apa

jadinya jika pertanyaan dibalas dengan pertanyaan, atau lelucon dibalas dengan

nasehat. Respons ini bukan saja berkenaan dengan pesan-pesan verbal, tetapi juga

pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan saya yang serius dijawab dengan main-

main, ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh diterima dengan air muka yang

menunjukkan sikap tidak percaya, hubungan interpersonal akan mengalami

keretakan. Ini berarti Anda memberikan respons yang tidak tepat.

Dalam konteks ini respon terbagi ke dalam dua kelompok: konfirmasi dan

diskonfirmasi. Respon yang termasuk konfirmasi dan diskonfirmasi dijelaskan di

bawah ini:

Hubungan Interpersonal Page 10

Page 11: HUBUNGAN INTERPERSONAL

Konfirmasi

1. Pengakuan Langsung (direct acknowledgement): menerima pernyataan dan

merespon dengan segera; misalnya “Saya setuju. Anda benar”

2. Perasaan Positif (positive feeling): mengungkapkan perasaan yang positif

terhadap apa yang telah dikatakan

3. Respon meminta keterangan (clarifying response): meminta untuk

menerangkan isi pesan; misalnya “ceritakan lebih banyak tentang itu”.

4. Respon setuju (agreeing response): memperteguh apa yang telah

dikatakan

5. Respon suportif (supportive response): mengungkapkan pengertian dan

dukungan terhadap apa yang dinyatakan.

Diskonfirmasi

1. Respon sekilas (tangential response): memberikan respon terhadap

pernyataan, tetapi dengan segera mengalihkan pembicaraan

2. Respon Impersonal (impersonal response): memberikan komentar dengan

menggunakan kata ganti orang ketiga; misalnya “orang memang sering

marah diperlakukan seperti itu”

3. Respon kosong (impervious response): tidak menghiraukan sama sekali;

tidak memberikan sambutan verbal maupun nonverbal.

4. Respon yang tidak relevan (irrelevan response): seperti respon sekilas,

berusaha mengalihkan pembicaraan tanpa menghubungkan sama sekali

dengan pembicaraan.

5. Respon interupsi (interrupting response): memotong pembicaraan sebelum

selesai, dan mengambil alih pembicaraan.

6. Respon rancu (incoherent response): berbicara dengan kalimat yang

kacau, rancu, atau tidak lengkap.

7. Respon kontradiktif (incongruous response): menyampaikan pesan verbal

yang bertentangan dengan pesan nonverbal.

Keserasian suasana emosional ketika berlangsungnya komunikasi adalah faktor

berikutnya yang diperlukan dalam memelihara hubungan interpersonal. Walaupun

mungkin saja terjadi dua orang berinteraksi dengan suasana emosional yang

berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil, besar kemungkinan salah satu pihak

mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi. Bila saya turut sedih ketika

Anda mengungkapkan penderitaan Anda, saya menyamakan suasana emosional

Hubungan Interpersonal Page 11

Page 12: HUBUNGAN INTERPERSONAL

saya dengan suasana emosional Anda. Anda akan menganggap saya "dingin" bila

saya menanggapi penderitaan Anda dengan perasaan yang netral.

3. Pemutusan Hubungan Interpersonal

Walaupun kita dapat menyimpulkan bahwa jika empat faktor di atas tidak ada,

hubungan interpersonal akan diakhiri, sesungguhnya penelitian tentang pemutusan

hubungan masih jarang sekali dilakukan. Namun demikian, kita dapat mengambil

analisis R.D. Nye (1973) dalam bukunya "Conflict among Humans". Nye

menyebutkan 5 sumber konflik, yaitu:

Kompetisi. Salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan

orang lain, misalnya menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan

merendahkan orang lain.

Dominasi. Salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang

itu merasakan hak-haknya dilanggar.

Kegagalan. Masing-masing berusaha menyalahkan yang lain ketika tujuan

bersama tidak tercapai.

Provokasi. Salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui

menyinggung perasaan yang lain.

Perbedaan nilai. Kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.

E. Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal dalam Komunikasi

Interpersonal

Pola-pola komunikasi interpersonal mempunyai efek yang berlainan pada hubungan

interpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa semakin sering orang melakukan

komunikasi interpersonal dengan ornag lain, makin baik hubungan mereka. Yang

menjadi soal bukanlah berapa kali komunikasi dilakukan, tetapi bagaimana komunikasi

itu dilakukan. Berikut akan disebutkan tiga hal yang dapat menumbuhkan hubungan

interpersonal yang baik.

a. Percaya (trust)

Percaya merupakan faktor utama yang mempengaruhi komunikasi

interpersonal. Jika dalam hubungan interpersonal kita percaya bahwa seseorang tidak

akan mengkhianati atau merugikan kita, maka kita akan cenderung lebih membuka

diri kepada orang tersebut. Secara ilmiah, percaya didefinisikan sebagai

“mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang

Hubungan Interpersonal Page 12

Page 13: HUBUNGAN INTERPERSONAL

pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko” (Giffin, dalam

Rakhmat 1985). Definisi ini menyebutkan tiga unsur percaya: (1) ada situasi yang

menimbulkan resiko. Resiko itu dapat berupa kerugian. Bila tidak ada resiko, tidak ada

rasa percaya; (2) orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti

menyadari bahwa akibat-akibatnya bergantung pada perilaku orang lain; (3) orang

yang yakin bahwa perilaku orang lain dapat berakibat baik baginya.

Percaya kepada orang lain membawa beberapa keuntungan, pertama,

“percaya” meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran

komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas

peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Kedua, hilangnya kepercayaan pada

orang lain akan menghambat perkembangan hubungan interpersonal yang akrab.

Keakraban hanya terjadi bila kita semua bersedia untuk mengungkapkan perasaan dan

pikiran kita.

Sejauh mana kita percaya kepada orang lain dipengaruhi oleh faktor-faktor

personal dan situasional. Menurut Deutsch dalam Rakhmat 1985, orang yang harga

dirinya positif akan cenderung mempercayai orang lain, sebaliknya orang yang

mempunyai kepribadian otoriter cenderung sukar mempercayai orang lain. Di samping

faktor-faktor personal, ada tiga faktor lain yang berhubungan dengan sikap percaya:

1. Karakteristik dan maksud orang lain. Orang akan menaruh kepercayaan kepada

seorang yang dianggap memiliki kemampuan, keterampilan, atau pengalaman

dalam bidang tertentu. Pada akhirnya kita akan percaya kepada orang yang

mempunyai maksud yang sama dengan kita.

2. Hubungan kekuasaan. Percaya tumbuh apabila orang-orang mempunyai

kekuasaan terhadap orang lain. Bila kita tahu bahwa seseorang akan patuh dan

tunduk kepada kita, maka kita akan mempercayai orng tersebut.

3. Sifat dan kualitas komunikasi. Bila komunikasi bersifat terbuka, maksud dan

tujuan sudah jelas, maka akan tumbuh sikap percaya.

b. Sikap Suportif

Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi.

Orang bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empatis.

Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal (ketakutan,

kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensif, dsb) atau faktor-faktor

situasional seperti perilaku komunikasi orang lain. Sudah jelas, dengan sikap defensif

Hubungan Interpersonal Page 13

Page 14: HUBUNGAN INTERPERSONAL

komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang defensif akan lebih banyak

melingdungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi

ketimbang memahami pesan orang lain.

Jack R. Gibb menyebutkan secara singkat enam perilaku yang menimbulkan

iklim defensif dan suportif:

Perilaku defensif dan suportif dari Jack Gibb

Iklim Defensif

1. Evaluasi

2. Kontrol

3. Strategi

4. Netralitas

5. Superioritas

6. Kepastian

Iklim Suportif

1. Deskripsi

2. Orientasi Masalah

3. Spontanitas

4. Empati

5. Persamaan

6. Provesionalisme

1) Evaluasi dan Deskripsi. Evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain; memuji

atau mengecam. Dalam mengevaluasi kita mempersoalkan nilai dan motif orang

lain. Evaluasi biasanya menyebutkan kelemahan orang lain, mengungkapkan

betapa jelek perilakunya, meruntuhkan harga dirinya, yang kemudian bisa

melahirkan sikap defensif. Deskripsi artinya penyampaian perasaan dan persepsi

tanpa menilai. Deskripsi dapat terjadi juga ketika kita mengevaluasi gagasan

orang lain, tetapi orang “merasa” bahwa kita menghargai diri mereka (menerima

mereka sebagai individu yang patut dihargai).

2) Kontrol dan orientasi masalah. Perilaku kontrol artinya berusaha untuk mengubah

orang lain, mengendalikan perilakunya, mengubah sikap, pendapat, dan

tindakannya. Sebaliknya orientasi masalah adalah mengomunikasikan keinginan

untuk bekerja sama mencari pemecahan masalah.

3) Strategi dan Spontanitas. Strategi adalah penggunaan tipuan-tipuan atau

manipulasi untuk mempengaruhi orang lain. Spontanitas artinya sikap jujur dan

dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam.

4) Netralitas dan Empati. Netralitas berarti sikap impersonal—memperlakukan

orang lain tidak sebagai persona, melainkan sebagai objek. Bersikap netral bukan

berarti objektif, melainkan menunjukkan sikap tak acuh, tidak menghiraukan

perasaan dan pengalaman orang lain.

Hubungan Interpersonal Page 14

Page 15: HUBUNGAN INTERPERSONAL

5) Superioritas dan Persamaan. Superioritas artinya sikap menunjukkan anda lebih

tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan

intelektual, kekayaan, atau kecantikan. Persamaan adalah sikap memperlakukan

orang lain secara horizontal dan demokratis. Dengan persamaan, status boleh jadi

beda, tetapi komunikasi tidak vertikal dan tidak menggurui.

6) Kepastian dan Provesionalisme. Orang yang memiliki sifat kepastian bersifat

dogmatis, ingin menang sendiri, dan melihat pendapatnya sebagai kebenaran

mutlak yang tidak dapat diganggu gugat. Provesionalisme sebaliknya, adalah

kesediaan untuk meninjau kembali pendapat kita, untuk mengakui bahwa

pendapat manusia adalah tempat kesalahan; karena itu wajar kalau suatu saat

pendapat dan keyakinannya bisa berubah.

c. Sikap Terbuka

Sikap terbuka (open-mindedness) amat besar pengaruhnya dalam

menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Sikap open minded terwujud

dalam menilai sesuatu secara objektif, berorientasi pada isi, mencari informasi dari

berbagai sumber, lebih bersifat provesional dan bersedia mengubah kepercayaannya.

Lawan dari sikap terbuka adalah dogmatisme (sikap tertutup). Bersama-sama dengan

sikap percaya dan sikap suportif, sikap terbuka mendorong timbulnya saling

pengertian, saling menghargai, dan paling penting saling mengembangkan kualitas

hubungan interpersonal.

Hubungan Interpersonal Page 15

Page 16: HUBUNGAN INTERPERSONAL

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Hubungan interpersonal adalah hubungan antara dua orang atau lebih, mulai dari

tingkat hubungan yang sekilas sampai abadi. Hubungan interpersonal terbentuk

ketika proses pengolahan pesan, (baik verbal maupun nonverbal) secara timbal-balik

terjadi dan ketika hubungan interpersonal interpersonal tumbuh, terjadi pula

kesepakatan tentang aturan berkomunikasi antara para partisipan yang terlibat.

2. Faktor-faktor dalam hubungan interpersonal terdiri dari jumlah individu yang

terlibat, tujuan yang ingin dicapai, jangka waktu, serta tingkat kedalaman/keintiman.

3. Model hubungan interpersonal meliputi: Model pertukaran sosial (social exchange

model), Model peranan (role model), Model permainan (games people play model),

Model Interaksional (interacsional model)

4. Menurut Knapp, tahapan dalam hubungan interpersonal terdiri dari Tahap Memulai

(Initiating), Tahap Penjajagan (Experimenting), Penggiatan (Intesifying),

Pengintegrasian (integrating), Pengikatan (Bounding). Sedangkan Jalaluddin

Rakhmat hubungan interpersonal berlangsung melewati 3 tahap, yaitu: pembentukan

hubungan, peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan.

5. Hal yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik diantaranya

Percaya (trust), Sikap Suportif, dan Sikap Terbuka (open-mindedness)

Hubungan Interpersonal Page 16

Page 17: HUBUNGAN INTERPERSONAL

DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaluddin. 1985. Psikologi Komunikasi. Penerbit Remaja Karya: Bandung.

Sosiawan, Edwi Arief. 2005. Psikologi Sosial. Diakses pada tanggal 10 Mei 2010 dalam

www.edwias.com

Wiyadi Pur. 2009. Tahap-tahap dalam Hubungan Interpersonal. Diakses pada tanggal 10 Mei

2010 dalam http://www.yuhibu2.co.cc/2009/09/tahap-tahap-dalam-hubungan.html

_____, 2009. Interpersonal Relationship. Diakses pada tanggal 15 Mei 2010 dalam

http://en.wikipedia.org/wiki/Interpersonal_relationship

Hubungan Interpersonal Page 17