hubungan antara motivasi stimulasi toilet training

5
 Vol.I No.2 April 2010 ISSN: 2086-3098  Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 136 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI STIMULASI TOILET T RAINING OLEH IBU DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK PRASEKOLAH Subagyo*, Ani Sulasih**, Siti Widajati*  ABSTRAK Toilet training pada anak merupakan suatu cara untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar, serta buang air besar pada tempatnya. Sekitar 30% anak berumur 4 tahun, 10% anak berumur 6 tahun, 3% anak berumur 12 tahun dan 1% anak berumur 18 tahun masih buang air kecil tidak disengaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi stimulasi toilet training oleh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak prasekolah di TK Pertiwi dan RA Desa Plosoharjo Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk. Jenis penelitian analitik yang bersifat Cross Sectional. Sampel diambil dengan teknik Simple Random Sampling sebesar 32 orang tua anak. Pengumpulan data melalui pengisian kuesioner dan wawancara terstruktur, kemudian dilakukan pengolahan dan analisis statistik Spearman rank. Hasil penelitian menggambarkan bahwa motivasi stimulasi toilet training oleh ibu kategori baik 84,4% dan keberhasilan toilet training pada anak prasekolah kategori baik 75%. Hasil uji korelasi adalah p ≤   0,05, dan r=0,597; yang menunjukkan tingkat hubungan agak rendah. Dapat disimpulkan ada hubungan antara motivasi stimulasi toilet training oleh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak  prasekolah . Agar toilet training berhasil, diperlukan motivasi orang tua melakukan stimulasi agar anak terbiasa melakukan secara bertahap dan mandiri. Kata kunci : Motivasi stimulasi, t oilet training, anak prasekolah *: Prodi Kebidanan Magetan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes Surabaya **: Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk PENDAHULUAN Latar belakang Toilet Training  pada anak merupakan cara untuk melatih anak agar mampu mengontrol buang air kecil dan buang air besar (Hidayat, 2005). Latihan buang air besar atau buang air kecil membutuhkan kematangan otot-otot pada daerah pembuangan kotoran ( anus dan saluran kemih). Anak-anak harus dilatih menguasai otot-otot alat pembuangan pada waktu buang air besar dan buang air kecil (Anonim, 2008). Anak harus mampu mengenali dorongan untuk melepaskan atau menahan dan mampu mengkomunikasikannya (Nursalam dkk, 2005). Toilet training  diharapkan dapat melatih anak untuk mampu BAB dan BAK di tempat yang telah ditentukan. Selain itu, toilet training  juga mengajarkan anak dapat membersihkan kotoran sendiri dan memakai kembali celananya (Mufattahah, 2008). Konsep menstimulasi anak untuk melakukan toilet training  diperkenalkan pada si kecil sejak dini yaitu usia 1 s/d 3 tahun. Toilet training  dilakukan pada anak ketika masuk fase kemandirian (Hidayat, 2005); pelatihan BAB biasanya mulai umur 2 sampai 3 tahun, dan pelatihan BAK ketika anak pada umur 3 sampai 4 tahun. Walaupun bukan pekerjaan sederhana, namun orang tua harus tetap termotivasi untuk merangsang anaknya agar terbiasa BAK atau BAB sesuai waktu dan tempatnya (Mufattahah, 2008). Stimulasi perkembangan

Upload: rizky-fadilah

Post on 21-Jul-2015

1.043 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Vol.I No.2 April 2010

ISSN: 2086-3098

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI STIMULASI TOILET TRAINING OLEH IBU DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK PRASEKOLAH Subagyo*, Ani Sulasih**, Siti Widajati* ABSTRAK Toilet training pada anak merupakan suatu cara untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar, serta buang air besar pada tempatnya. Sekitar 30% anak berumur 4 tahun, 10% anak berumur 6 tahun, 3% anak berumur 12 tahun dan 1% anak berumur 18 tahun masih buang air kecil tidak disengaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi stimulasi toilet training oleh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak prasekolah di TK Pertiwi dan RA Desa Plosoharjo Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk. Jenis penelitian analitik yang bersifat Cross Sectional. Sampel diambil dengan teknik Simple Random Sampling sebesar 32 orang tua anak. Pengumpulan data melalui pengisian kuesioner dan wawancara terstruktur, kemudian dilakukan pengolahan dan analisis statistik Spearman rank. Hasil penelitian menggambarkan bahwa motivasi stimulasi toilet training oleh ibu kategori baik 84,4% dan keberhasilan toilet training pada anak prasekolah kategori baik 75%. Hasil uji korelasi adalah p 0,05, dan r=0,597; yang menunjukkan tingkat hubungan agak rendah. Dapat disimpulkan ada hubungan antara motivasi stimulasi toilet training oleh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak prasekolah. Agar toilet training berhasil, diperlukan motivasi orang tua melakukan stimulasi agar anak terbiasa melakukan secara bertahap dan mandiri. Kata kunci : Motivasi stimulasi, toilet training, anak prasekolah *: Prodi Kebidanan Magetan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes Surabaya **: Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk PENDAHULUAN Latar belakang Toilet Training pada anak merupakan cara untuk melatih anak agar mampu mengontrol buang air kecil dan buang air besar (Hidayat, 2005). Latihan buang air besar atau buang air kecil membutuhkan kematangan otot-otot pada daerah pembuangan kotoran (anus dan saluran kemih). Anak-anak harus dilatih menguasai otot-otot alat pembuangan pada waktu buang air besar dan buang air kecil (Anonim, 2008). Anak harus mampu mengenali dorongan untuk melepaskan atau menahan dan mampu mengkomunikasikannya (Nursalam dkk, 2005). Toilet training diharapkan dapat melatih anak untuk mampu BAB dan BAK di tempat yang telah ditentukan. Selain itu, toilet training juga mengajarkan anak dapat membersihkan kotoran sendiri dan memakai kembali celananya (Mufattahah, 2008). Konsep menstimulasi anak untuk melakukan toilet training diperkenalkan pada si kecil sejak dini yaitu usia 1 s/d 3 tahun. Toilet training dilakukan pada anak ketika masuk fase kemandirian (Hidayat, 2005); pelatihan BAB biasanya mulai umur 2 sampai 3 tahun, dan pelatihan BAK ketika anak pada umur 3 sampai 4 tahun. Walaupun bukan pekerjaan sederhana, namun orang tua harus tetap termotivasi untuk merangsang anaknya agar terbiasa BAK atau BAB sesuai waktu dan tempatnya (Mufattahah, 2008). Stimulasi perkembangan

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

136

Vol.I No.2 April 2010

ISSN: 2086-3098

anak dalam kemampuan bersosialisasi dan kemandirian dengan melatih BAK dan BAB di kamar mandi/WC, yaitu dengan mengajari anak untuk memberitahu orang tua bila ingin BAK atau BAB dan mendampingi anak saat BAK atau BAB serta memberitahu cara membersihkan diri dan menyiram kotoran (Dep. Kes. RI, 2005). Training BAK mungkin menjadi tidak sempurna sampai anak usia 4-5 tahun terutama pada malam hari. Anak umur 5 tahun kebanyakan dapat melakukan BAB sendiri, melepas dan memakai pakaian dalam sendiri. Sekitar 30% anak berumur 4 tahun, 10% anak berumur 6 tahun, 3% anak berumur 12 tahun dan 1% anak berumur 18 tahun masih mengompol atau BAK secara tak sengaja (Anonim, 2008). Hasil survei pendahuluan tanggal 9-21 Juni 2008 terhadap 10 anak dari 59 anak di TK Pertiwi Desa Plosoharjo Pace Nganjuk adalah 8 anak BAB dan BAK di sembarang tempat, BAK di celana 1 anak, BAB di celana 1 anak, jadi tidak bisa mengontrol BAB dan BAK, serta tidak BAB/BAK di tempat yang telah tersedia sejumlah 10 anak (16,95%). Hasil observasi penulis terhadap ibu yang mengantar anak bahwa sejumlah 6 (10,2%) ibu meskipun mengetahui anaknya ingin BAB dan BAK namun tidak termotivasi untuk mengarahkan anaknya BAB/BAK di tempat yang telah disediakan. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan program toilet training antara lain: 1). Motivasi orang tua, 2). Kesiapan anak secara fisik, psikologis maupun secara intelektual (Hidayat, 2005). Selain itu, kesiapan orang tua mengajari anak dan pola asuh orang tua juga penting (Supartini, 2004). Melihat banyaknya faktor yang mempengaruhi keberhasilan toilet training, apabila anak tidak diajarkan toilet training sejak dini dapat berakibat akan susah mengubah pola yang telah menjadi perilaku dan anak tidak dapat segera mandiri. Atas dasar fakta tersebut, perlu dikaji lebih mendalam mengenai Hubungan antara motivasi stimulasi toilet training oleh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak prasekolah. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1) mengidentifikasi motivasi stimulasi toilet training oleh ibu, 2) mengidentifikasi keberhasilan toilet training anak 5-6 tahun, 3) menganalisis hubungan antara motivasi stimulasi toilet training oleh ibu dengan keberhasilan toilet training anak prasekolah. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian analitik ini menggunakan rancangan cross sectional. Variabel independen penelitian yaitu motivasi stimulasi toilet training oleh ibu, sedangkan variabel dependen adalah keberhasilan toilet training pada anak prasekolah. Populasi penelitian adalah semua ibu beserta anak prasekolah usia 5-6 tahun di TK Pertiwi dan RA Desa Plosoharjo, Pace, Nganjuk, mulai bulan Juni 2008 sampai dengan Januari 2009 sebesar 32 anak beserta orang tuanya, dengan kriteria: a) di rumah tersedia fasilitas toilet, b) anak tidak sedang sakit, c) anak diasuh sendiri oleh orang tua, d) ibu yang tidak bekerja/ibu rumah tangga. Sampel sebesar 32 orang, yang diambil dengan cara probability sampling, cara simple random sampling. Pengumpulan data motivasi stimulasi toilet training menggunakan kuesioner dengan pertanyaan bentuk tertutup. Data keberhasilan toilet training dikumpulkan dengan pedoman wawancara terstruktur (structured or interview), berskala Likert. Teknik pengumpulan data melaui observasi terhadap anak setiap hari, dan memberikan pertanyaan kepada ibu anak/pengasuh, pada saat mengantar anak. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara deskriptif berupa distribusi frekuensi. Untuk membuktikan hipotesis penelitian adanyaJurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 137

Vol.I No.2 April 2010

ISSN: 2086-3098

hubungan antara variabel independen dan dependen, digunakan uji korelasi Spearman rank, dengan 0,05. Nilai koefisien korelasi dihitung guna menentukan tingkat hubungan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data yang meliputi motivasi stimulasi toilet training oleh ibu dan keberhasilan toilet training anak prasekolah diuraikan sebagai berikut:Tabel 1. Keberhasilan Toilet Training Menurut Motivasi Stimulasi Toilet Training pada Anak Prasekolah di TK Pertiwi dan RA Desa Plosoharjo Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk Nopember 2008 Keberhasilan Toilet Training pada Anak Prasekolah Total Kurang Cukup Baik N % N % N % N % Cukup 2 40 2 40 1 20 5 100 Baik 0 0 4 14,8 23 85,2 27 100 Total 2 6,3 6 18,8 24 75 32 100

1. Ibu yang mempunyai motivasi toilet training kategori baik sebanyak 27 (84,4%), dan yang memiliki motivasi stimulasi toilet training kategori cukup sebanyak 5 (15,6%). 2. Ibu yang mempunyai tingkat keberhasilan toilet training kategori baik sebanyak 24 (75%), memiliki tingkat keberhasilan toilet training kategori cukup sebanyak 6 (18,8%) dan mempunyai tingkat keberhasilan toilet training kategori kurang sebanyak 2 (6,2%). 3. Dengan motivasi stimulasi toilet training kategori baik dengan keberhasilan toilet training baik sejumlah 23 (85,2%); terlihat pada Tabel 1. 4. Uji Spearman rank menunjukkan nilai p=0,00 (