hubungan antara minat menjadi perawat dan … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar...

88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA AKPER RSPAD GATOT SOEBROTO TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh: Khomsatun Ibrohim Sholeh NIM : S. 541102045 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: vohuong

Post on 18-Apr-2018

239 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT

DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA

MAHASISWA AKPER RSPAD GATOT SOEBROTO

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh:

Khomsatun Ibrohim Sholeh NIM : S. 541102045

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2

Page 3: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 3

Page 4: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 4

Page 5: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 5

ABSTRAK

Khomsatun Ibrohim Sholeh, 2012. Hubungan antara Minat menjadi Perawat dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Akper RSPAD Gatot Soebroto. Tesis, Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan: Umum: Untuk menganalisis hubungan antara minat menjadi perawat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mahasiswa Akper RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Khusus: (1) Menganalisis hubungan antara minat menjadi perawat dengan prestasi belajar. (2) Menganalisis hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. (3) Menganalisis hubungan antara minat menjadi perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. Metode: Penelitian ini dilaksanakan di Akper RSPAD Gatot Soebroto mulai bulan Februari – Juli 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akper RSPAD Gatot Soebroto tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 270 orang yang terdiri atas tingkat I, II dan III. Sampel diambil pada mahasiswa tingkat satu (I) saja yang berjumlah 90 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan uji Analisis Regresi Berganda, Uji F, uji t, Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif. Tingkat signifikansi 5%. Hasil: (1) Variabel minat menjadi perawat berpengaruh dengan prestasi belajar dengan nilai thitung sebesar 2,328, sumbangan relatif sebesar 55,79% dan sumbangan efektif sebesar 11,99%. (2) Variabel motivasi belajar keperawatan berpengaruh dengan prestasi belajar dengan nilai thitung sebesar 2,056, sumbangan relatif sebesar 44,21% dan sumbangan efektif sebesar 9,51%. (3) Terdapat hubungan minat dan motivasi dengan prestasi belajar dengan uji F sebesar 11,900 dengan nilai koefisien determinasi sebesar R2 = 21,5 % sehingga 21,5 % variasi yang terjadi pada prestasi belajar dapat dijelaskan oleh minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan melalui regresi Y = 1,296 + 0,012 X1 + 0,011 X2. Simpulan: (1) Ada hubungan positif yang signifikan antara minat menjadi perawat dengan prestasi belajar. (2) Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar (3) Ada hubungan positif yang signifikan secara bersama antara minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar. Kata kunci: minat menjadi perawat, motivasi belajar, prestasi belajar

Page 6: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 6

ABSTRACT Khomsatun Ibrohim Sholeh, 2012. The Correlation between the Interest and Learning motivation with the students achievement in Nurshing Academy RSPAD Gatot Soebroto. Thesis, Medical Education Profession. Postgraduate Program, Sebelas Maret University of Surakarta.

Objective: General: To analyze the corelation of interest and motive with the achievement learn student in Nurshing Academy RSPAD Gatot Soebroto. Special: (1) Analysing relation between interest become the nurse with the achievement learn. (2) Analysing re lation between motivation learn with the achievement learn. (3) Analysing relation between interest become the nurse and motivate with the achievement learn by together. Method: This Research executed in nurshing RSPAD Gatot Soebroto start the Februari-July 2012. Method used in this research is correlation and descriptive. Population in this research is all student of Nurshing Academy RSPAD Gatot Soebroto school year 2011/2012 up to 270 in level I, II and III. Sampel taken at student mount one (level I) amounting to 90 people. Instrument used by questionnary. Examination of Validity and reliabilitas instrument use the test analyse the doubled regression, F-test, t-test, and contribution relative and effective. The significant of 5%. Result: (1) The variabel Interest become the nurse have an effect on with the achievement learn with the value t of 2,328, contribution relative equal to 55,79% and effective contribution equal to 11,99%. (2) Variable motivate to learn the treatment have an effect on with the achievement learn with the value t of 2,056, contribution relative equal to 44,21% and effective contribution equal to 9,51%. (3) There are interest relation and motivate with the achievement learn with the test F to 11,900 with the value of coefficient determinasi equal to R2 = 21,5 % so that 21,5 % variation of that happened achievement learn explainable by interest become the nurse and motivate to learn the treatment through the regresi Y = 1,296 + 0,012 X1 + 0,011 X2. Conclusion: (1) There is positive relation which significant between interest become the nurse with the achievement learn. (2) There is positive relation which significant between motivation learn the treatment with the achievement learn. (3) There is positive relation which significant together between interest become the nurse and motivate to learn the treatment with the achievement learn.

Keyword: interest become the nurse, motivate to learn the, achievement learn.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 7

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun tesis dengan judul

“Hubungan antara minat menjadi perawat dan motivasi belajar dengan

prestasi belajar pada mahasiswa Akper RSPAD Gatot Soebroto”. Tesis ini

disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Kesehatan pada Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mengalami kesulitan namun

berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan dapat teratasi, untuk itu

penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Raviks Karsidi, Drs, MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir, MS selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Hari Wujoso, dr, Sp. F, MM selaku Ketua Program Magister Kedokteran

Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dedy Achdiat Dasuki, dr., Sp.M, Brigadir Jenderal TNI selaku Direktur

Kesehatan Angkatan Darat, yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

5. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd selaku pembimbing I yang senantiasa dengan

sabar membimbing dan mengarahkan dalam penulisan tesis ini.

6. Pancrasia Murdani, K, dr, MHPEd selaku pembimbing II yang senantiasa

dengan tekun membimbing dan mengarahkan dalam penulisan tesis ini.

7. Ns. Kristianawati, S.Kep, M.Biomed selaku Direktur Akper RSPAD Gatot

Soebroto yang telah memberikan izin penelitian tesis ini.

8. Istri dan anak-anakku tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan

semangat sehingga dapat menyelesaikan tesis ini

Page 8: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 8

9. Teman seperjuangan mahasiswa Pascasarjana program Magister Kedokteran

Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menjalin kerjasama

dalam menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Akhirnya semoga semua kebaikan yang diberikan memperoleh imbalan dari

Allah SWT dan dicatat sebagai amal ibadah. Demi kesempurnaan dan perbaikan

penelitian tesis ini penulis harapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Terima

kasih.

Penulis

Page 9: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 9

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................ ................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. v

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................ ........................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................... 4

C. Perumusan Masalah ........................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ................................................................ 5

E. Manfaat Penelitian .............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 7

A. Kajian Teori ....................................................................... 7

1. Minat Belajar................................................................ 7

2. Motivasi ....................................................................... 18

3. Prestasi Belajar ............................................................. 25

4. Profesi Keperawatan ..................................................... 30

5. Akademi Keperawatan ................................................ 33

B. Penelitian yang Relevan ..................................................... 37

Page 10: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 10

C. Kerangka Berpikir ............................................................. 39

1. Hubungan minat dengan prestasi belajar ...................... 39

2. Hubungan motivasi dengan prestasi bela jar ................. 39

3. Hubungan minat dan motivasi dengan prestasi belajar . 40

D. Hipotesis ............................................................................ 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 43

A. Desain Penelitian ................................................................... 43

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 43

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 43

D. Tehnik Pengumpulan Data .................................................... 44

E. Variabel Penelitian ................................................................ 46

F. Definisi Operasional .............................................................. 46

G. Tehnik Analisis Data ............................................................ 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………… 57

A. Hasil Penelitian ………………………………………………. 57

1. Uji Prasyarat ……………………………………………. 62

2. Uji Hipotesis ……………………………………………. 66

B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………. 72

C. Keterbatasan Penelitian ……………………………………….. 76

BAB V PENUTUP ………………………………………………………… 77

A. Kesimpulan ……………………………………………………. 77

B. Implikasi ……………………………………………………….. 77

C. Saran …………………………………………………………… 78

DAFTAR PUSTAKA ................................ ..................................................... 80

LAMPIRAN ................................................................................................. 82

Page 11: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 11

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Daftar rekapitulasi penerimaan mahasiswa baru ............................ 2

Tabel 2.1 Konversi Nilai .............................................................................. 33

Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 46

Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Variabel Minat menjadi Perawat ..................... 58

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Minat Menjadi Perawat ................................ . 58

Tabel 4.3 Deskriptif Statistik Variabel Motivasi Belajar ............................... 59

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ........................................... 59

Tabel 4.5 Deskriptif Statistik Variabel Prestasi Belajar ................................ 60

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar ............................................ 61

Tabel 4.7 Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Minat menjadi Perawat ....... 62

Tabel 4.8 Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Motivasi Belajar ................. 63

Tabel 4.9 Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Prestasi Belajar ................... 63

Tabel 4.10 Hasil Uji Distribusi Normal Residual .......................................... 64

Tabel 4.11 Hasil Uji Auto Korelasi .............................................................. 66

Tabel 4.12 Hubungan minat menjadi Perawat dengan prestasi Belajar .......... 67

Tabel 4.13 Hubungan Motivasi Belajar dengan prestasi Belajar ................... 68

Tabel 4.14 Hasil Analisis Koefisien Regresi berganda ................................ . 69

Tabel 4.15 Rangkuman hasil perhitungan Uji t ............................................. 71

Tabel 4.16 Rangkuman hasil perhitungan SR, SE dan R2 ............................. 72

Page 12: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 12

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .......................................................... 41

Gambar 3.1 Kurva Analisis F test ................................ ................................ . 52

Gambar 3.2 Kurva Analisis T test ................................................................ 54

Gambar 4.1 Grafik Batang Frekuensi Minat Menjadi Perawat ....................... 58

Gambar 4.2 Grafik Batang Motivasi Belajar Keperawatan ............................ 60

Gambar 4.3 Grafik Batang Prestasi Belajar ................................................... 61

Gambar 4.4 Skatter Diagram X1-Y ................................................................ 65

Gambar 4.5 Skatter Diagram X2-Y ................................................................ 65

Page 13: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 13

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Lembar Angket Penelitian ....................................................... 82

Lampiran 2. Kuesioner Skala Minat menjadi Perawat ................................ . 85

Lampiran 3. Kuesioner Skala Motivasi ....................................................... 87

Lampiran 4. Hasil Prestasi Belajar .............................................................. 89

Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliability Minat menjadi perawat (X1) ......... 90

Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliability Motivasi Belajar (X2) ................... 93

Lampiran 7. Uji Normalitas Variabel X1, X2 dan Y ..................................... 96

Lampiran 8. Uji Linearitas Variabel X1, X2 .................................................. 97

Lampiran 9. Uji Regresi Linear .................................................................. 98

Lampiran 10. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ....... 99

Page 14: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 14

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Lembar Angket Penelitian ....................................................... 82

Lampiran 2. Kuesioner Skala Minat menjadi Perawat ................................ . 85

Lampiran 3. Kuesioner Skala Motivasi ....................................................... 87

Lampiran 4. Hasil Prestasi Belajar .............................................................. 89

Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliability Minat menjadi perawat (X1) ......... 90

Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliability Motivasi Belajar (X2) ................... 93

Lampiran 7. Uji Normalitas Variabel X1, X2 dan Y ..................................... 96

Lampiran 8. Uji Linearitas Variabel X1, X2 .................................................. 97

Lampiran 9. Uji Regresi Linear .................................................................. 98

Lampiran 10. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ....... 99

Page 15: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Minat

a. Pengertian minat

Minat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kecenderungan hati yang

tinggi terhadap suatu gairah keinginan. Secara sederhana, minat (interest) berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Menurut Ensiklopedi Pendidikan, minat adalah kesediaan jiwa yang

sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar.

Menurut Slameto (2010), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan

pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya

adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar

diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.

Ormrod (Astiningrum, 2007), menyatakan bahwa minat dapat dipandang sebagai

suatu motivasi intrinsik yang mendorong seseorang untuk melakukan perilaku

tertentu. Hal ini disebabkan karena perasaan positif akan menyertai tindakan yang

didasari minat, misalnya saat seseorang terlibat dalam kegiatan yang menarik

maka orang tersebut akan mengalami perasaan bahagia.

Minat memegang peranan penting dalam kehidupannya dan mempunyai dampak

yang besar atas prilaku dan sikap, minat menjadi sumber motivasi yang kuat

untuk belajar, anak yang berminat terhadap sesuatu kegiatan baik itu bekerja

Page 16: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 16

maupun belajar, akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. William Amstrong (Zanikhan, 2008), menyatakan bahwa konsentrasi

tidak ada bila tidak ada minat yang memadai, seseorang tidak akan melakukan

kegiatan jika tidak ada minat, Lester dan Alice Crow juga menekankan beberapa

pentingnya minat untuk mencapai sukses dalam hidup seseorang.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat itu ada

pada setiap individu dan minat itu timbul karena objek yang terpilih dari

lingkungan menjadi perhatian individu tersebut. Perhatian dapat berkembang

menjadi kuat dan mampu menimbulkan perasaan senang. Minat dapat dikatakan

sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam

mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-

ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan

atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang

sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat mempunyai

hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat

merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap keinginan, misalnya minat

untuk menjadi perawat.

Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa

seseorang lebih menyukai sesuatu dari pada yang lain. Dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang

memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian

yang lebih besar terhadap subyek tersebut.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 17

Sebagai contoh seseorang yang berminat terhadap pendidikan keperawatan maka

perhatiannya akan selalu tertuju pada keadaan-keadaan yang berhubungan dengan

dunia kesehatan atau keperawatan, sehingga untuk mewujudkan keinginan

tersebut pendidikan keperawatan akan menjadi pilihannya.

b. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi minat

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian setelah

berinteraksi dengan lingkungan. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan

mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat

baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar-

belajar selanjutnya. Seorang perawat tidak dilahirkan untuk menjadi perawat

tetapi akibat pengalaman dan belajarnya kemudian tertarik untuk menjadi

perawat.

Mengutip pendapat dari para ahli yaitu Anne dkk, (2001) berpendapat bahwa

minat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi, pemilihan kejuruan

(vocational), jenis kelamin, umur, pengalaman, keturunan. Sedangkan Jones

(Tagar, 2001) bahwa minat digolongkan menjadi dua, minat intrinsik dan minat

ektrinsik. Minat instrinsik merupakan kecenderungan individu yang berhubungan

dengan aktivitas itu sendiri, sedangkan minat ekstrinsik kecenderungan individu

untuk memilih aktifitas tersebut berdasarkan tujuan agar dapat memenuhi

harapan-harapan orang tertentu dan sebagainya. Minat yang dimiliki siswa, baik

yang ditimbulkan secara instrinsik maupun ekstrinsik akan dapat mempengaruhi

perilakunya dalam mengikuti kegiatan pelajaran.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 18

Menurut Bernard (Sardiman, 2011) minat timbul tidak secara tiba-tiba atau

spontan, melainkan timbul akibat partisipasi, pengalaman, kebiasaan, sehingga

minat akan selalu terkait dengan soal kebutuhan atau keinginan

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor

minat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, dan lingkungan individu.

c. Meningkatnya minat menjadi Perawat

Beberapa ahli berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk rnembangkitkan

minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat

yang telah ada. Misalnya seseorang berminat pada pendidikan keperawatan, maka

kepadanya diberikan pandangan-pandangan tentang dunia kesehatan, prospek atau

masa depan dunia kesehatan khususnya keperawatan, prospek dunia kerja dan

sebagainya.

Menurut Tanner dan Tanner (Slameto, 2010), minat dapat dibentuk dengan jalan

memberikan informasi-informasi mengenai subyek yang menjadi pilihannya.

Misalnya tentang minat belajar di pendidikan keperawatan maka informasi yang

diberikan meliputi apa itu perawat, peran dan fungsi perawat, bagaimana prosedur

untuk menjadi perawat, prasarat apa yang harus dimiliki dan sebagainya. Dapat

pula untuk rnembangkitkan minat dengan cara memberikan insentif.

Dari penjelasan di atas maka faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk

menjadi seorang perawat sebagai berikut :

1) Profesi Keperawatan

Profesionalisme keperawatan merupakan proses dinamis dimana profesi

keperawatan yang telah terbentuk mengalami perubahan dan perkembangan

Page 19: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 19

karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat. Proses

profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan,

dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat. Profesi Keperawatan adalah

profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari profesi lain, d ituntut untuk

mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan

kesehatan di Indonesia agar keberadaannya mendapat pengakuan dari masyarakat

(Lia Mulyati, 2009).

Untuk mewujudkan pengakuan tersebut, maka perawat masih harus

memperjuangkan langkah-langkah profesionalisme sesuai dengan keadaan dan

lingkungan sosial di Indonesia. Proses ini merupakan tantangan bagi perawat

Indonesia dan perlu dipersiapkan dengan baik, berencana, berkelanjutan dan

tentunya memerlukan waktu yang lama.

Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai

dengan perubahan-perubahan yang cepat disegala bidang, menuju kepada keadaan

yang lebih baik. Di bidang kesehatan, tuntutan reformasi total muncul karena

masih adanya ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar

golongan, kurangnya kemandirian dalam pembangunan bangsa dan derajat

kesehatan masyarakat yang masih tertinggal di bandingkan dengan negara

tetangga. Reformasi bidang kesehatan juga diperlukan karena adanya lima

fenomena utama yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan

pembangunan kesehatan yaitu perubahan pada dinamika kependudukan, temuan

substansial IPTEK kesehatan/kedokteran, tantangan global, perubahan lingkungan

dan demokrasi di segala bidang.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 20

Keperawatan sebagai profesi :

1. Mempunyai body of knowledge

Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan

(nursing science) yang mencakup ilmu–ilmu dasar (alam, sosia l, perilaku),

ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan dasar, ilmu

keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas.Pendidikan berbasis

keahlian pada jenjang pendidikan tinggi. Di Indonesia berbagai jenjang

pendidikan telah dikembangkan dengan mempunyai standar kompetensi yang

berbeda-beda mulai D III Keperawatan sampai dengan S3 akan

dikembangkan.

2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang

profesi Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem

Kesehatan Nasional. Oleh karena itu sistem pemberian Askep dikembangkan

sebagai bagian integral dari sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada

masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan.

Pelayanan/askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh

didasarkan pada kebutuhan klien, berpedoman pada standar asuhan

keperawatan dan etika keperawatan.

3. Memiliki perhimpunan/organisasi profesi

Keperawatan harus memiliki organisasi profesi, organisasi profesi ini sangat

menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan

Page 21: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 21

sebagai profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya membangun

keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam inovasi

keperawatan di Indonesia.

4. Pemberlakuan kode etik keperawatan

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat profesional selalu

menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik

keperawatan.

5. Otonomi

Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab untuk

mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan

menetapkan standar asuhan keperawatan melalui proses keperawatan,

penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan praktik keperawatan

dalam bentuk legislasi keperawatan (Kepmenkes No.1239 Tahun 2001 )

6. Motivasi bersifat altruistik

Masyarakat profesional keperawatan Indonesia bertanggung jawab membina

dan mendudukkan peran dan fungsi keperawatan sebagai pelayanan

profesional dalam pembangunan kesehatan serta tetap berpegang pada sifat

dan hakikat keperawatan sebagai profesi serta selalu berorientasi kepada

kepentingan masyarakat.

Dengan melihat definisi, ciri profesi yang telah disebutkan diatas dapat

kita analisis bahwa keperawatan di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu

profesi. Sesuai Permenkes RI No.1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik

Perawat, dijelaskan perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan

Page 22: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 22

keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi

oleh keadaan sosia l baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Jadi

peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatukan aktifitas perawat

dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan

diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab

keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik keperawatan. Dimana

setiap peran yang dinyatakan sebagai cirri tepisah demi untuk kejelasan.

Doheny (1992) mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat

profesional, meliputi :

1. Care Giver (pemberi asuhan keperawatan perawat dapat memberikan

pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien,

dengan menggunakan proses keperawatan meliputi : Pengkajian, diagnosa,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi),

2. Client Advocate (pelindung klien),

3. Counsellor (pembimbing),

4. Educator (pendidik klien),

5. Collaborator (bekerja sama dengan tim),

6. Coordinator (perawat memanfaatkan semua sumber dan potensi yang ada baik

materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada

intervensi yang terlewatkan maupun tumpang tindih),

Page 23: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 23

7. Change Agent (sebagai pembaharu),

8. Consultant (sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik

klien).

Dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan, perawat

memperhatikan individu sebagai makhluk yang holistik dan unik. Peran

utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien meliputi

treatmen keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan dan menjalankan

treatment medical sesuai dengan pendelegasian yang diberikan.

2) Harapan / Cita – cita

Cita-cita adalah gambaran dalam fikiran tentang apa yang ingin dicapai dalam

hidup. Setiap manusia pasti memiliki keinginan memiliki sesuatu atau menjadi

apa dalam hidupnya. Jauh sebelum keinginannya tercapai terlebih dahulu orang

menggambarkan dalam fikirannya apa dan siapa yang ingin digapai, misalnya

gambaran tentang profesi perawat yang ingin dicapainya, maka bagaimana cara

untuk mempelajari dan memahami sehingga mendapatkan status sosial sebagai

perawat.

Cita-cita merupakan implementasi dari kapasitas berfikir manusia, maka selalu

terangsang untuk memperoleh yang lebih baik, membuang yang lama yang tidak

memenuhi cita rasanya dan mengupayakan hal baru yang dapat memuaskan

jiwanya. Dalam perspektip ini maka cita-cita manusia hampir tidak pernah sama,

karena cita-cita seseorang sangat bergantung kepada kapasitas dan corak jiwanya.

Seorang perawat mempunyai cita-cita yang sejalan dengan kecenderungannya

pada dunia keperawatan.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 24

Dalam membangun cita-cita sering tidak menyadari dari mana datangnya cita-cita

itu dan kapan mulai tumbuhnya, karena cita-cita tumbuh bersamaan dengan proses

kehidupan yang berkesinambungan dimana ia terlibat langsung

3) Rasa Kemanusiaan dan Sosial

Pekerjaan seorang perawat adalah pekerjaan manusiawi untuk menolong sesama

manusia agar mendapatkan kesehatan yang tinggi dan untuk mengadakan

lingkungan yang sehat bagi penderita maupun orang sehat. Perawatan adalah

pekerjaan yang berguna dan penting, serta dapat memberi kepuasan batin bagi

orang-orang yang memasukinya.

Perawat perlu mengatasi keperluan-keperluan dalam merawat penderita secara

langsung/tidak langsung. Misalnya mengenai sikapnya, karena menghadapi

penderita dari bermacam-macam tingkatan, umur, dan lain-lain. Maka perlu

diperhatikan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan jasmani maupun rohani

penderita, sehingga bila penderita itu memerlukan pertolongan dapat diberikan

secara cepat. Perawat harus dapat memberi bimbingan hidup sehat kepada

penderita.

Dari uraian-uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan secara lebih spesifik bahwa

syarat untuk menjadi perawat yang baik adalah :

Berminat terhadap perawatan, sehingga perawat dapat memberikan

kepuasan perawatan pada penderita.

Mempunyai rasa kasih sayang.

Mempunyai rasa sosial dan tabiat ramah.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 25

Mempunyai kemampuan untuk menjaga nama baik perawat dan

instansi/unit kerjanya

Berpikiran dan berkelakuan baik serta berbadan sehat agar supaya

sanggup menjalankan pekerjaannya.

Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya

diyakini oleh para anggota suatu masyarakat tertentu sebagai “yang salah”

atau “yang benar” (Berkowit Z,1964 ). Pertimbangan moral adalah

penilaian tentang benar dan baiknya sebuah tindakan. Akan tetapi tidak

semua penilaian tentang “baik” dan “benar” itu merupakan pertimbangan

moral, banyak diantaranya justru merupakan penilaian terhadap kebaikan /

kebenaran, estesis, teknologis / bijak. Jadi jelas bahwa seorang perawat

harus benar-benar mempertimbangkan nilai-nilai moral dalam setiap

tindakannya. Seorang perawat harus mempunyai prinsip-prinsip moral,

tetapi prinsip moral itu bukan sebagai suatu peraturan konkret untuk

bertindak, namun sebagai suatu pedoman umum untuk memilih apakah

tindakan-tindakan yang dilakukan perawat itu benar atau salah. Seorang

perawat harus mempunyai rasa kemanusiaan dan moralitas yang tinggi

terhadap sesama. Karena dengan begitu, antara perawat dan pasien akan

terjalin hubungan yang baik. Perawat akan merasakan kepuasan batin, bila

ia mampu membantu penyembuhan pasien dan si pasien sendiri merasa

puas atas pelayanan perawatan yang diberikan, dengan kata lain terjadi

interaksi antara perawat dan pasien.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 26

4) Pengalaman pribadi

Kemampuan perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan

keperawatan masih rendah. Disebabkan karena belum adanya standar

dokumentasi keperawatan yang baku. Untuk itu perawat perlu menyusun suatu

model dokumentasi yang baru, lebih efisien dan lebih bermakna dalam pencatatan

dan penyimpanannya yang meliputi ketrampilan komunikasi, ketrampilan

dokumentasi dan ketrampilan standar dokumentasi.

Kegiatan perawat sendiri dalam melakukan dokumentasi asuhan keperawatan

dipengauhi oleh beberapa faktor antara lain : tingkat pendidikan, pengetahuan,

motivasi, format asuhan keperawatan serta kemampuan perawat dalam

mendokumentasikan asuhan keperawatan dan pengalaman kerja dari perawat itu

sendiri.

2. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin Movere yang berarti

menggerakkan (to move). Menurut Mitchell dalam Winardi ( 2001)

mengemukakan bahwa motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang

menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya bukanlah hal yang dapat

diamati, tetapi sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktifitas yang dilakukan

oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam orang itu, kekuatan

pendorong itulah yang disebut sebagai motif.

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Motif dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di

Page 27: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 27

dalam subyek untuk melakukan aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Berawal dari kata motif maka motivas i dapat diartikan sebagai daya penggerak

yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama bila

kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak (Sardiman,

2011)

Menurut Mc Donald dalam Sardiman (2011) motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut motivasi

mengandung tiga elemen yaitu mengawali adanya perubahan energi, munculnya

rasa feeling dan dirangsang karena adanya tujuan, sehingga motivasi adalah

sebagai suatu yang komplek.

Dalam kegiatan belajar motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, untuk mencapai

tujuan. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non

intelekktual yang mempunyai peranan menumbuhkan gairah, merasa senang dan

semangat untuk belajar.

Siswa dengan motivasi yang kuat akan mempunyai banyak energi untuk

melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 2011)

b. Macam-Macam Motivasi (Sardiman, 2011)

1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

Page 28: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 28

a) Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, sehingga tanpa

dipelajari. Misal dorongan makan, minum dorongan bekerja, dorongan

seksual. Frandsen (Sardiman, 2011) memberi istilah Phsycological drives.

b) Motif yang dipelajari disini motif timbul karena dipelajari. Contoh

dorongan untuk belajar dan mengajar. Disebut juga motif sosial sehingga

diistilahkan dengan Affiliative needs.

2) Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Yang termasuk motivasi jasmaniah adalah reflek, insting, otomatis, nafsu,

sedang yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.

3) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

a) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar. Contoh seorang siswa melakukan belajar

karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau ketrampilan

agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, sehingga motivasi

muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan yang esensial bukan

sekedar simbul dan seremonial belaka.

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena

adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi

yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000).

Sedangkan menurut Djamarah (2002), motivasi instrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam

setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Menurut

Winata dalam Erriniati (2001) ada beberapa strategi dalam mengajar untuk

membangun motivasi intrinsik. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:

Page 29: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 29

(1) Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa.

(2) Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran

sebatas yang pokok.

(3) Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan

tugas dan memanfaatkan sumber belajar di sekolah.

(4) Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya.

(5) Meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik adalah

motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu

dirangsang dari luar. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik dalam

dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak

memerlukan motivasi dari luar dirinya.

b) Motivasi ekstrinsik adalah aktifnya atau berfungsinya motif karena adanya

rangsangan dari luar. Contoh siswa belajar karena akan menghadapi ujian

dengan harapan nilai baik dan mendapat pujian atau hadiah. Jenis motivasi

ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena

adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan

kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.

Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar

mendapat peringkat pertama dikelasnya (Usman, 2000). Sedangkan

menurut Djamarah (2002), motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari

motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 30

Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi

instrinsik antata lain:

(1) Kompetisi (persaingan) : guru berusaha menciptakan persaingan

diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha

memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan

mengatasi prestasi orang lain.

(2) Pace Making (membuat tujuan sementara atu dekat): Pada awal

kegiatan belajar mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu

menyampaikan kepada siswa TIK yang akan dicapai sehingga dengan

demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK tersebut.

(3) Tujuan yang jelas, motif mendorong individu untuk mencapai

tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tu juan bagi individu

yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakuakan

sesuatu perbuatan.

(4) Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapat menimbulkan rasa

puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan

kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian,

guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk

meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja dengan bimbingan

guru.

(5) Minat yang besar, motif akan timbul jika individu memiliki minat

yang besar.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 31

(6) Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau

belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti

dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak

ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan

diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal

agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan

motivasi yang kuat bagi siswa.

Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi ekstrinsik adalah motivasi

yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya

perangsang dari laur, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai

nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.

c. Indikator Motivasi Belajar

Menurut Keller seperti yang di kutip oleh Prasetya, Suciati, danWardani

dikemukakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidance, and Satisfaction)

1) Perhatian

Perhatian siswa didorong oleh rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa

ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan sehingga siswa akan

memberikan perhatian, dan perhatian tersebut terpelihara selama

proses belajar mengajar, bahkan lebih lama lagi. Rasa ingin tahu ini

dapat dirangsang atau dipancing melalui elemen-elemen yang baru,

aneh, lain dengan yang sudah ada. Apabila elemen-elemen seperti itu

dimasukan dalam rancangan pembelajaran, hal itu akan menstimulir

rasa ingin tahu siswa. Namun yang perlu diperhatikan stimulir tersebut

Page 32: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 32

jangan terlalu berlebihan, sebab akan menjadikan hal yang biasaan dan

kurang keefektifannya.

2) Relevan

Relevan menunjukkan adanya hubungan antara materi pelajaran dengan

kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi akan terpelihara apabila

mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan

pribadi, atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.

Kebutuhan pribadi dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu

motivasi pribadi, motif instuental, dan motif cultural.

3) Kepercayaan Diri

Merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat

berinteraksi secara positif dengan linkungan. Konsep tersebut

berhubungan dengan keyakinan pribadi siswa bahwa dirinya memiliki

untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.

Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan

meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Hal

ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa yang lampau.

Dengan demikian ada hubungan spiral antara pengalaman sukses

dengan motivasi. Motivasi dapat menghasilkan ketekunan yang

membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses

tersebut akan memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas berikutnya.

4) Kepuasan

Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan

kepuasan, dan siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai

tujuan serupa. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh

Page 33: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 33

konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari

luar diri siswa. Untuk memelihara dan meningkatkan motivasi siswa,

guru dapat menggunakan pemberian penguatan berupa pujian,

kesempatan dan lain-lain. Berkaitan dengan hal tersebut di atas sudah

sangat jelas sekali bahwa, seseorang di dalam melakukan sesuatu

tindakan pasti mempunyai suatu alasan yang dijadikan dasar, atas

sebab apa dia melakukan tindakan tersebut.

3. Prestasi Belajar

a. Definisi Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah siswa mendapat

pengajaran dalam waktu tertentu. Hasil pengajaran dapat dikatakan berhasil

apabila pengajaran itu mencapai tujuan yang ingin diraih yaitu tujuan belajar

(Isnanto, 2005). Sedang menurut Tirtonegoro (2004) prestasi belajar adalah hasil

penilaian, hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

angka maupun huruf yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai anak dalam

periode tertentu.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam pendidikan di sekolah,

ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung

pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Prestasi belajar seseorang

tidak akan langsung kelihatan, tanpa melakukan sesuatu yang menampakkan

kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Belajar dapat terjadi melalui

interaksi dengan lingkungan, bergaul dengan orang lain, memegang benda dan

dalam hal ini seseorang harus aktif sendiri, melibatkan diri dengan segala

pemikiran, kemauan dan perasaannya.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 34

Hasil akhir dari suatu proses belajar yang dijalani oleh seseorang akan dinilai

dengan angka atau huruf. Jika seseorang melakukan usaha yang sungguh-sungguh

dalam proses belajarnya maka akan diperoleh nilai yang tinggi. Sebaliknya jika

seseorang dalam proses belajarnya tidak sungguh-sungguh dan hanya bermalas-

malasan maka nilai yang diperolehnya akan kurang memuaskan.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat peremial dalam sejarah

karena rentang kehidupannya, manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang

dan kemampuannya masing-masing (Arifin, 2000).

Prestasi belajar semakin terasa penting dipermasalahkan karena mempunyai

beberapa fungsi utama yaitu:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai siswa.

2) Prestasi belajar siswa lambang pemusatan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu kegiatan

pendidikan.

4) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap siswa.

Pada dasarnya prestasi adalah hasil maksimal dari suatu pembelajaran atau

kegiatan yang menunjukkan tentang adanya penguasaan sejumlah pengetahuan

atau kecakapan tertentu. Bukari (1997) berpendapat bahwa prestasi adalah “hasil

yang dicapai anak sebagai hasil belajar yang berupa angka, huruf serta tindakan

hasil belajar yang dicapai”.

Morgan dalam Ngalim Purwanto (2001) menjelaskan bahwa belajar adalah “setiap

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu

Page 35: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 35

hasil latihan dan pengalaman”. Kimbel dan Gagerham dalam Sukarno (2001:

13) menjelaskan bahwa “ belajar itu 1) ditandai perubahan tingkah laku, 2)

perubahan itu secara relatif tetap, 3) perubahan itu merupakan hasil dari

pengalaman dan latihan, 4) latihan dan pengalaman itu diberi pengetahuan”.

Winkel (2001) menyatakan “belajar merupakan suatu aktivitas menta l yang

berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan sikap yang secara relatif konstan

dan berbekas”.

Prestasi belajar menurut Tirtonegoro (2004) adalah “penilaian hasil usaha bentuk

simbol, angka, huruf ataupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai setiap anak dalam suatu periode tertentu”. Sukarno (2001: 16) menyatakan

bahwa “prestasi belajar adalah suatu hasil maksimal yang diperolah dengan

usahanya dalam rangka mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat

belajar”.

Dengan demikian, prestasi belajar diartikan sebagai hasil yang telah dicapai

seseorang yang telah mengerjakan sesuatu hasil kegiatan belajar. Keberhasilan

belajar atau disebut juga prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang

yang telah mengerjakan serangkaian proses belajar mengajar atau penguasaan

pengetahuan dan ketrampilan yang umumnya diwujudkan dalam bentuk nilai test

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Ahmadi (2004), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar meliputi:

1) Faktor Internal

Page 36: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

a) Faktor jasmaniah (fisiologi) anak yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,

struktur tubuh dan sebagainya.

Faktor jasmaniah seorang anak seperti adanya penglihatan yang baik

tentunya dapat mempermudah aktifitas belajar membaca pada anak,

karena anak dapat melihat dengan baik huruf-huruf yang terdapat dalam

bacaan tersebut.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh

terdiri atas :

(1) Faktor intelektif yang meliputi :

(a) Faktor potensial yaitu kecepatan dan bakat

(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

Bakat merupakan kecakapan pada diri seorang anak merupakan

sejak kecil. Apabila seorang anak mempunyai bakat membaca dengan

baik maka prestasi yang tinggi dapat diraih di kemudian hari.

(2) Faktor non intelektif, yaitu usur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

Aktivitas membaca akan dilakukan oleh anak atau tidak sangat

ditentukan oleh minat anak terhadap aktivitas tersebut. Di sini nampak

bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu

aktivitas. Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu

kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari

ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga

diartikan sebagai sikap positif anak terhadap aspek-aspek lingkungan.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 37

Ada juga yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan

rasa senang.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Membaca merupakan proses aktif dari pikiran yang dilakukan melalui

mata terhadap bacaan. Dalam kegiatan membaca, pembaca memproses

informasi dari teks yang dibaca untuk memperoleh makna. Membaca

merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena

membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi berfungsi

sebagai alat untuk memperluas pengetahuan bahasa seseorang. Dengan

demikian, anak sejak kelas awal SD perlu memperoleh latihan membaca

dengan baik khususnya membaca permulaan.

2) Faktor eksternal

(a) Faktor lingkungan sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga;

lingkungan sosial; lingkungan masyarakat; dan lingkungan

kelompok

(b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

kesenian.

(c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan

iklim.

Berdasarkan uraian di atas maka daktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar dipengaruhi oleh dirinya sendiri (internal) maupun

dari luar diri (eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor

Page 38: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 38

yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam

rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang

sebaik-baiknya.

c. Indikator Prestasi Belajar

Prestasi belajar biasanya dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor di antaranya

ia lah dorongan dari dalam (motif), bahan yang dipelajari, alat-alat pelajaran,

banyaknva waktu yang digunakan, cara belajar dan sebagainya (Purwanto, 2001).

Secara unit dapat diuraikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar adalah:

1) Motif

Prestasi belajar banyak ditentukan oleh motif, di mana motif

tersebut dibedakan menjadi dua yaitu motif intrinsik dan ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah motif yang berasal dari diri siswa itu

sendiri, sedang motif intrinsik adalah motif yang berasal dari luar

diri siswa. Dalam hal ini motif intrinsik dianggap mempunyai

pengaruh yang kuat terhadap prestasi belajar. Karena dengan

adanya motif intrinsik siswa telah mempunyai kesadaran betapa

pentingnya ilmu baginya. Sebaliknya jika motivasi dari dalam diri

siswa lemah maka siswa enggan belajar sehingga prestasi yang

dicapai sangat rendah.

2) Bahan yang dipelajari

Page 39: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 39

Bahan yang terlalu tinggi tidak sesuai dengan kemampuan siswa

atau tidak menarik perhatian siswa atau sebaliknya akan

menghasilkan prestasi yang berbeda.

3) Alat-alat pelajaran

Mendidik atau mengajar tanpa alat pengajaran hasilnya kurang

baik bila dibandingkan dengan mendidik dan mengajar dengan

menggunakan alat atau peraga yang lengkap. Sebab dengan alat

atau peraga yang lengkap dapat membantu siswa dalam memahami

pelajaran, serta akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman

yang mendalam, sehingga pelajaran yang diterima tidak mudah

dilupakan.

4) Banyaknya waktu yang diperlukan

Banyaknya materi yang diberikan kepada siswa sangat dipengaruhi

oleh waktu yang dipergunakan. Kita menyadari bahwa waktu yang

singkat tidak mungkin mendapatkan suatu hasil yang memuaskan.

Maka materi yang diberikan dalam waktu yang lama dengan

efisien, memungkinkan mendapatkan prestasi belajar yang lebih

baik.

5) Cara Belajar

Cara Belajar adalah suatu usaha siswa untuk mendapatkan prestasi

yang lebih baik. Cara-cara tersebut tentu berbeda antara yang satu

dengan yang lain. Ada yang bela jar secara kelompok lebih baik

hasilnya dan sebaliknya ada yang belajar secara individu. Belajar

yang baik adalah belajar sedikit demi sedikit dan secara rutin

Page 40: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 40

sebaliknya belajar dengan cara mendadak dalam keadaan serba

tidak siap tentunya hasilnya kurang memuaskan.

Berdasarkan uraian di atas maka motif, bahan yang dipelajari, alat-

alat pela jaran, banyaknya waktu yang diperlukan, cara belajar

merupakan aspek yang saling mendukung dalam prestasi belajar.

d. Alat Untuk Mengukur Keberhasilan Belajar

Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mengidentifikasi besar kecilnya

obyek atau gejala. Berbicara masalah pengukuran tidak bisa terlepas dari kegiatan

evaluasi yang mana evaluasi merupakan kelanjutan setelah dilakukan proses

pengukuran. Menurut Winkel (2001) Evaluasi berarti penentuan sampai berapa

jauh sesuatu berharga, bermutu atau bernilai. Evaluasi terhadap hasil belajar yang

dicapai oleh pebelajar dan terhadap proses belajar mengajar mengandung

penilaian terhadap hasil belajar atau proses belajar itu, sampai seberapa jauh

keduanya dapat dinilai baik.

Bloom (2001) telah menerapkan dua bentuk evaluasi yaitu evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses

belajar mengajar masih berlangsung, sehingga diperoleh feedback mengenai

kemajuan yang telah tercapai. Sedang yang dimaksud evaluasi sumatif ya itu

penggunaan tes-tes pada akhir satu periode pengajaran tertentu, yang meliputi

beberapa unit pelajaran atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu

semester, bahkan mungkin pada saat satu bidang studi selesai dipelajari.

Fungsi evaluasi belajar adalah untuk menimbulkan motivasi pada siswa,

memberikan umpan balik kepada siswa, memberi umpan balik pada tenaga

Page 41: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 41

pengajar, memberi informasi pada orang tua, memperoleh informasi tentang

kelulusan,mempertanggungjawabkan suatu program studi. Pelaksanaan evaluasi

dapat dilakukan dengan ujian tertulis . lesan, kuis, praktik maupun presentasi hasil

dari penugasan. Hasil dari kegiatan evaluasi berupa nilai yang dinyatakan dalam

Indek Prestasi (IP), dengan rumus :

(IP) = Ki x Ni

Keterangan:

K = Jumlah SKS mata kuliah yang diambil

N = Nilai masing-masing mata kuliah

i =Indek

(Pedoman Evaluasi Program D III Keperawatan, 2000)

Indek Prestasi Ujian Akhir Program adalah angka yang menunjukan prestasi

belajar mahasiswa yang dihitung berdasarkan nilai ujian akhir program dan

dipakai sebagai parameter mutu lulusan, dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Konversi Nilai

NILAI

ABSOLUT NILAI MUTU

NILAI

LAMBANG PRESTASI

79 – 100 3,51 - 4,00 A Sangat Baik

68 – 78 2,75 – 3,50 B Baik

56 – 67 2,00 - 2,74 C Cukup

41 – 55 1,00 - 1,99 D Kurang

0 – 40 0,00 - 0,99 E Kurang Sekali

(Pusdiknakes, Depkes RI, 2001)

4. Akademi Keperawatan (Akper)

a. Tujuan Pendidikan

Page 42: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 42

Menghasilkan perawat profesional pemula yang kompeten dalam:

1) Melaksanakan pelayanan keperawatan

2) Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam

mengelola asuhan keperawatan.

3) Berperan serta dalam kegiatan penelitian.

4) Berperan serta aktif dalam mendidik dan melatih pasien dalam

kemandirian hidup sehat.

5) Mengembangkan diri secara terus menerus untuk meningkatkan

kemampuan secara professional.

6) Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai

dengan etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya.

7) Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang efektif, produktif, terbuka,

menerima perubahan serta berorientasi ke masa depan,sesuai dengan

perannya.

(Kurikulum Pendidikan DIII Keperawatan, 2006)

b. Kurikulum Pendidikan.

Penyelenggaraan pendidikan pada program Pcndidikan Diploma III Keperawatan

mempergunakan kurikulum Nasional yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan

Nasional dengan surat keputusan nomor 239/U/1999 tanggal 4 Oktober 1999.

Kurikulum disusun berlandaskan pada Visi, Misi dari Pendidikan Diploma III

Keperawatan Falsafah keperawatan yang mencakup konsep manusia, kesehatan,

lingkungan dan keperawatan serta berorientasi pada kaidah-kaidah pendidikan

Page 43: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 43

tinggi nasional, organisasi kurikulum yang mengarahkan jalannya program

pendidikan, tujuan program pendidikan dan tujuan institusi.

c. Pedoman Implementasi.

1) Beban dan lama Studi

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No :

232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan

Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia No: 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi,

Program Pendidikan Diploma III Keperawatan memiliki lama studi 6 semester

dengan batas maksimal 10 semester. Kurikulum terdiri dari kurikulum inti sebesar

96 SKS dan muatan pelengkap dapat dikembangkan sebesar 14-24 SKS.

Kurikulum inti terdiri dari teori 42 SKS (44%), praktikum dan klinik 56 SKS

(56%). Kurikulum Insitusional dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan dan

kebutuhan lingkungan serta ciri khas institusi yang bersangkutan.

2) Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar meliputi teori (T), praktikum (P) dan klinik (K) atau

lapangan (L) Satuan kredit semester (SKS) adalah takaran penghargaan terhadap

pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan

terjadwal perminggu sebanyak 1 (satu) jam perkuliahan atau 2 (dua) jam

praktikum atau 4 (empat) jam kerja klinik/lapangan.

Kegiatan praktikum dilaksanakan di laboratorium kelas atau klinik dengan

menggunakan metoda simulasi, demonstrasi, role play dan bedside teaching.

Kegiatan pcmbelajaran klinik atau lapangan dilaksanakan langsung di lahan

Page 44: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

praktek dengan berbagai metoda yang sesuai, misalnya bedside teaching,

conference (konferensi) dan nursing round (ronde keperawatan). Pengalaman

belajar praktikum merupakan prasarat pengalaman belajar klinik, di mana

mahasiswa melaksanakan praktek di laboratorium terlebih dahulu di bawah

bimbingan dosen untuk selanjutnya belajar klinik di bawah bimbingan instruktur

klinik dan dosen.

3) Lahan Praktek

Lahan praktek yang digunakan harus mendukung pencapaian kompetensi

mahasiswaa Diploma III Keperawatan, dengan kriteria tersedia kasus yang

mendukung dan memiliki instruktur klinik yang memenuhi kriteria. Lahan praktek

meliputi rumah sakit umum kelas A, B dan C , rumah sakit khusus, Puskesmas,

kelompok khusus, misal anak sekolah disekolah, pekerja industri, lansia di panti

wredha atau panti asuhan.

4) Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan guna menilai sejauh mana

kompetensi yang telah dicapai atau dikuasai oleh mahasiswa sebagai hasil belajar

yang dinyatakan dalam bentuk nilai dari setiap mata kuliah dan penilaian

pencapaian kompetensi. Evaluasi hasil belajar dari setiap mata kuliah mencakup

evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi pencapaian kompetensi dilakukan setelah

kegiatan belajar dilaksanakan untuk kompetensi yang diharapkan.

Evaluasi pencapaian kompetensi menggunakan Pedoman Penilaian Pencapaian

Kompetensi yang sesuai, misalnya menggunakan OSCE (Objective Structure

Competencies Evaluation) atau ASCA (Objective Structure Competency

Page 45: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 45

Assesment) atau CPE (Clinical Practice Examination), baik teori maupun

ketrampilan yang terintegrasi dikelas, dilaboratorium dan lahan praklek. OSCE

adalah suatu penilaian yang terstruktur dari kompetensi yang telah dikuasai oleh

mahasiswa, terutama untuk evaluasi formatif. Sedang CPE adalah metoda

penilaian untuk mengukur pengetahuan ketrampilan dan pengelolaan kasus yang

dipresentasikan dan digunakan untuk evaluasi sumatife.

5) Yudisium

Yudisium adalah penetapan kelulusan akhir studi mahasiswa pada program

Diploma III Keperawatan. Predikat kelulusan terdiri dari 3 (tiga) tingkat, yaitu :

memuaskan, sangat memuaskan dan dengan pujian. Indeks Prestasi Komulatif

(IPK) sebagai dasar penentuan predikat kelulusan seperti pada label 2.1

B. Penelitian yang Relevan

1. Ismahmudi (2007) yang berjudul ”Hubungan Antara Minat dan Motivasi

Mahasiswa Mengikuti Pembelajaran Klinik Keperawatan dengan Pencapaian

Target Keterampilan Klinik di Akper Muhammadiyah Samarinda, Kalimantan

Timur”. Penelitian ini menekankan pada hubungan antara minat dan motivasi

mengikuti pembelajaran klinik dengan pencapaian target keterampilan klinik.

Metode penelitiannya adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan

crossectional dan analisa data dengan spearman rank. Pengambilan sampel

dengan total sampling. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa minat belajar

mahasiswa mayoritas adalah tinggi (47,8%), motivasi belajar mahasiswa

mayoritas adalah sangat tinggi (65,1%) dan pencapaian target keterampilan

Page 46: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 46

klinik mata ajaran bagi mahasiswa berada pada kategori tercapai. Hasil

analisis menunjukkan ada hubungan antara minat motivasi mahasiswa

mengikuti pembelajaran klinik keperawatan dengan pencapaian target

keterampilan klinik (nilai rho berkisar antara 0,60 s/d 0,79).

2. Maay (2004) yang berjudul ”Hubungan Motivasi, Kepatuhan dan Intelegensi

dalam Pembelajaran Laboratorium Teknik Keperawatan Dasar dengan

Kemampuan Keterampilan Klinik: KDM II Mahasiswa di Laboratorium

Akademi Keperawatan Panti Rapih Yogyakarta”. Penelitian ini menekankan

pada hubungan antara motivasi, kepatuhan dan intelegensi dalam

pembelajaran laboratorium dengan kemampuan keterampilan klinik.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan

retrospektif. Subyek dipilih dengan tehnik random sampling. Analisa data

dengan pearson. Pengumpulan data untuk motivasi dan kepatuhan

menggunakan kuesioner dan intelegensi dengan alat ukur IQ oleh psikologi

UGM. Hasil penelitian yaitu bahwa motivasi mahasiswa 100% kategori baik

dan 0% kategori kurang. Uji hipotesis terdapat hubungan yang bermakna

antara motivasi dengan kemampuan keterampilan klinik dengan tingkat

kemaknaan rendah dan nilai koefisien korelasi 0,300.

3. Cristyani (2007) yang berjudul “Gambaran Faktor Internal Mahasiswa PSIK

A dalam Melaksanakan Pembelajaran Keterampilan di Skill. Lab Keperawatan

FK UGM (Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada)” Penelitian ini

menekankan pada gambaran faktor internal mahasiswa yang meliputi minat,

motivasi, kesiapan belajar dan kelelahan belajar pada mahasiswa PSIK A

Page 47: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 47

dalam melaksanakan pembelajaran keterampilan keperawatan di Skill Lab. FK

UGM. Metode Penelitiannya yaitu deskriptif dengan rancangan crossecsional,

sampel penelitian berjumlah 70 mahasiswa dengan tehnik random sampling

dan pengumpulan data dengan kuesioner. Hasil penelitian ya itu: faktor

internal mahasiswa PSIK program A dalam melaksanakan pembelajaran

ketrampilan keperawatan berada dalam kategori sedang. Subvariabel minat,

motivasi dan kesiapan belajar berada dalam kategori sedang dan subvariabel

kelelahan belajar berada dalam kategori rendah. Kesimpulannya yaitu minat,

motivasi, kesiapan belajar yang berkategori sedang dan kelelahan belajar yang

berkategori rendah tidak menjadi penghambat bagi mahasiswa untuk

melaksanakan pembelajaran keterampilan keperawatan di Skill Lab. FK

UGM.

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan minat menjadi perawat dengan Prestasi Belajar

Minat adalah ketertarikan seseorang terhadap obyek tertentu sehingga ada

kecenderungan jiwa terhadap keinginan, seperti halnya seorang yang berminat

masuk pendidikan keperawatan. Beberapa faktor yang dapat membangkitkan

minat seseorang antara lain : membangkitkan adanya suatu kebutuhan,

menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberi

kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik dan menggunakan berbagai

Page 48: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 48

macam bentuk mengajar. Minat akan mendorong seseorang untuk melakukan

aktifitas sesuai dengan kebutuhannya, misal seorang mahasiswa akan tergerak

untuk aktif belajar sehingga dapat memperoleh hasil atau prestasi seperti yang

diharapkan. Minat yang tinggi terhadap pilihan jurusan pendidikan maka akan

timbul semangat yang tinggi untuk memfasilitasi dalam rangka meraih prestasi,

sebaliknya minat yang rendah akan menimbulkan ketidak tertarikan dalam

belajarnya sehingga tidak ada upaya untuk meraih prestasi.

2. Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar

Seperti halnya minat, motivasi belajar seseorang yang tinggi merupakan motor

penggerak untuk melakukan aktifltas belajar dan selalu berusaha untuk mencapai

hasil seperti apa yang diinginkan atau cita-citakan. Misal seorang mahasiswa

dengan motivasi yang tinggi untuk menjadi perawat maka akan termotivasi untuk

belajar sehingga akan memperoleh hasil belajar atau prestasi belajar yang baik.

Mengingat keterikatan yang cukup kuat antara motivasi bela jar dengan prestasi

belajar, timbul dugaan bahwa penyebab prestasi belajar yang rendah dikalangan

mahasiswa adalah kurangnya motivasi dalam menjalankan kegiatan belajarnya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Agnes Maria (2005) menunjukkan

bahwa setelah mengendalikan faktor intelegensi dan motivasi intrinsik diperoleh

hasil ada pengaruh yang signifikan dari keempat komponen motivasi belajar

ekstrinsik terhadap prestasi belajar dengan R2 sebesar 26.5%

3. Hubungan minat menjadi perawat dan motivasi belajar dengan prestasi

belajar

Page 49: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 49

Minat dan motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses

belajar mengajar sehingga seseorang merasa senang dan terpanggil untuk

meningkatkan mutu pembelajaran, karena faktor-faktor tcrsebut lebih berpengaruh

untuk mewujudkan aktivitas untuk mencapai suatu tujuan terutama dalam meraih

prestasi belajar secara optimal. Sebuah hasil penelitian faktor-faktor penentu

tinggi rendahnya prestasi belajar yang dilakukan oleh Herpratiwi (2006) dari hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa aspek motivasi belajar terhadap pelajaran

sebesar 27,86% dan aspek minat dilihat dari komponen perhatian dari siswa

24,15%, bila dibanding dengan aspek-aspek yang lain seperti ketertarikan dengan

materi pelajaran, keyakinan dan percaya diri siswa.

Minat dan motivasi yang tinggi akan semakin menguatkan atau meneguhkan

seseorang atau individu untuk melakukan atau berbuat dalam mencapai apa yang

diinginkan, sehingga seorang mahasiswa dengan minat dan motivasi yang tinggi

akan jauh lebih semangat untuk selalu berusaha atau belajar sehingga diperoleh

hasil atau prestasi belajar yang tinggi pula.

Sebaliknya seseorang yang tidak ada minat maka akan menurunkan semangat

sehingga tidak ada dorongan atau motivasi untuk berusaha kearah pencapaian

suatu hasil yang baik. . Seperti pendapat Sardiman (2006) bahwa proses belajar itu

akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Dari uraian tersebut diatas dapat

di simpulkan bahwa minat akan mempengaruhi motivasi bela jar, semakin tinggi

motivasi akan semakin baik hasil atau prestasi belajarnya, begitu juga sebaliknya

semakin rendah minat maka motivasi akan menurun sehingga mempengaruhi hasil

atau prestasi belajar yang rendah pula.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 50

Selain kedua faktor minat (X1) dan motivasi (X2) tersebut di atas prestasi belajar

dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti kecerdasan, bakat, konsentrasi,

kemampuan kognitif, reaksi, organisasi dan ulangan, sosial, ekonomi dan

lingkungan proses belajar mengajar. Dari berbagai faktor tersebut diatas peneliti

hanya mengambil atau meneliti minat dan motivasi saja sedang faktor yang lain

tidak diteliti

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

1. Ada hubungan positif antara minat menjadi perawat dengan prestasi belajar.

2. Ada hubungan positif antara motivasi belajar keperawatan dengan prestasi

belajar

Minat Menjadi Perawat :

Motivasi Belajar :

PRESTASI BELAJAR

1. Profesi Perawat

2. Harapan / Cita – cita

3. Rasa Kemanusiaan dan Sosial

4. Pengalaman pribadi

1. Perhatian

2. Relevan

3. Kepercayaan Diri

4. Kepuasan

Page 51: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 51

3. Ada hubungan positif secara bersama antara minat menjadi perawat dan

motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 52

BAB III

METODOLOGl PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan

rancangan korelasional. Yaitu mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu

faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor berdasar pada

koefisien korelasi (Sunarjo , 2000). Alasan menggunakan metoda deskriptif

korelasional ini adalah untuk memberi gambaran hubungan variabel bebas yaitu

minat dan motivasi dengan variabel terikat yaitu prestasi belajar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada institusi Akademi Keperawatan RSPAD Gatot

Soebroto Jakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian di laksanakan pada bulan Februari – Juli 2012.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akper RSPAD Gatot

Soebroto tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 270 orang yang terdiri atas

tingkat I, II dan III

2. Sampel

Page 53: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 53

Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti. Apabila subyek kurang dari

100, maka semua diambil, sehingga merupakan penelitian populasi, selanjutnya

bila jumlah subyek besar maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% dari

populasi (Arikunto, 2002). Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil pada

mahasiswa tingkat satu (I) yang berjumlah 90 orang, karena masih mempunyai

idealisme yang tinggi dan belum terpengaruh oleh lingkungan luar.

Berbagai macam teknik atau cara pengambilan sampel, menurut Sutrisno Hadi

(2004) ada dua macam yaitu teknik random sampling dan non random sampling.

Teknik random sampling dapat dilakukan dengan cara acak dapat dengan melalui

undian, ordinal dan randomisasi dari label bilangan random, sedang teknik non

random sampling tidak memberi kesempatan seluruh individu menjadi anggota

sampel, cara ini dapat ditempuh dengan teknik purposive sampling yaitu

pengambilan sampel berdasar ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi

yang sudah diketahui sebelumnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket

Data variabel bebas berupa minat belajar dan motivasi belajar diambil

menggunakan sistem angket yang juga biasa disebut kuesioner yaitu sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,

2002) Alasan peneliti menggunakan angket adalah:

a. Angket penggunaannya sistematis dari sederhana

b. Menghemat waktu, biaya dan dana

Page 54: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 54

c. Data diperoleh secara obyektif dari responden

Ada berbagai jenis angket yang dibedakan berdasar cara menjawab, bentuk

jawaban yang diberikan dan bentuk angket. Dari kriteria tesebut maka angket

yang digunakan adalah menggunakan angket terbuka dengan chek list dan tiap

alternatif jawaban menggunakan skala Likert. Jawaban setiap pertanyaan disusun

dalam gradasi dari positif (favorable) sampai negatif (Unfavorable), berupa kata-

kata Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju

(STS), masing-masing diberi skor satu sampai empat (1 - 4). Setiap alternatif

jawaban mempunyai bobot atau skor yang berbeda-beda. Pemberian skor untuk

tiap-tiap alternatif jawaban disesuaikan dengan kriteria item. Untuk pertanyaan

yang favorable maka penghitungan skor atau nilainya adalah:

1. Sangat Setuju (SS) : nilai 4

2. Setuju (S) : nilai 3

3. Tidak Setuju (TS) : nilai 2

4. Sangat Tidak Setuju (STS) : nilai 1

Sedang pertanyaan yang unfavorable perhitungan skor atau nilainya adalah :

1. Sangat Setuju (SS) : nilai 1

2. Setuju (S) : nilai 2

3. Tidak Setuju (TS) : nilai 3

4. Sangat Tidak Setuju (STS) : nilai 4

2. Dokumentasi

Page 55: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 55

Arikunto (2003) menjelaskan bahwa metoda dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat legger, agenda dan sebagainya.

Peneliti menggunakan metoda dokumentasi untuk mendapatkan data variabel

terikat mengenai hasil prestasi belajar berupa indek prestasi komulatif ujian akhir

semester.

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat yaitu prestasi belajar dan dua

variabel bebas minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan.

1. Variabel prestasi belajar (Y)

2. Variabel minat menjadi perawat (X1)

3. Variabel motivasi belajar keperawatan (X2)

F. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

NO VARIABEL Indikator SKALA

PENGUKURAN

1 Minat menjadi Perawat adalah ketertarikan seseorang untuk memilih profesi perawat yang dianggap sesuai dengan keinginannya.

a. Profesi Perawat b. Harapan / cita-cita c. Mengabdi kepada

kemanusiaan dan rasa jiwa sosial

d. Pengalaman pribadi

Alat Ukur: Angket Skala: Interval

2 Motivasi penggerak dan pendorong tingkah laku manusia baik dari dalam maupun dari luar untuk melakukan aktifitas agar mencapai tujuan tertentu

a. Perhatian b. Relevan c. Kepercayaan diri d. Kepuasan

Alat Ukur: Angket Skala: Interval

Page 56: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 56

3 Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang yang telah mengerjakan serangkaian proses belajar mengajar atau penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang umumnya diwujudkan dalam bentuk nilai test

Indek Prestasi Ujian Akhir Program

Alat ukur : dokumentasi Skala: Interval

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas Butir

Validitas adalah suatu ukuran yang mewujudkan kevalidan / kesakhihan suatu

instrumen (Arikunto, 2003). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengukur data variabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data

yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang

dimaksud, sesuai dengan cara pengujiannya ada dua macam yaitu : validitas

internal dan validitas eksternal. Dalam penelitian ini uji validitas yaitu validitas

internal. Validitas internal adalah validitas yang dicapai apabila terdapat

kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan

(Arikunto, 2003). Dengan kata lain sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas

internal apabila setiap bagian instrumen mendukung misi instrumen secara

keseluruhan yaitu mengungkapkan data dari variabel yang dimaksud. Sebelum

Page 57: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 57

instrumen digunakan sebagai alat pengumpulan data maka uji coba dilakukan

terlebih dahulu kepada 15 responden yang diambil secara acak.

Uji validitas internal yang dilakukan yaitu analisis butir yaitu mengkorelasikan

skor-skor yang ada pada butir dengan skor total. Sedangkan rumus yang

digunakan dalam mengukur validitas instrumen ini adalah rumus Product moment

dari Pearson.

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

r xy = Koefisien korelasi suatu butir

N = Cacah objek

X = Skor Butir

Y = Skor total

Untuk menilai valid tidaknya instrumen, dilakukan dengan mengkonsultasikan

hasil kerjanya dengan r tabel product moment. Jika diperoleh r hitung lebih besar

dari r tabel berarti r tersebut valid. Sebaliknya apabila r hitung lebih kecil

daripada r tabel maka instrument dikatakan tidak valid dan tidak layak digunakan

untuk pengambilan data. Adapun langkah untuk menguji validitas setiap butir

adalah sebagai berikut :

a. Membuat tabel analisis butir untuk variabel X dan Y

b. Mengkorelasikan jumlah skor masing-masing butir dengan skor total

c. Hasil yang diperoleh masing-masing perhitungan tersebut dikonsultasikan

dengan Product Moment.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 58

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrument cukup dapat

dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrumen sudah baik (Arikunto, 2003). Instrumen yang sudah dapat dipercaya

(reliabel) akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel

menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu. Pada penelitian ini untuk

mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpa, karena instrumen dalam

penelitian ini berbentuk kuesioner yang skornya merupakan rentangan antara 1 – 4

dan uji validitas menggunakan item total. Seperti yang dikemukakan Arikunto,

(2003) bahwa untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0,

misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus Alpa sebagai

berikut :

2

2

11

x

j

S

S

kk

Keterangan :

= Koefisien reliabilitas instrument

k = Banyaknya item soal

Sj2 = Jumlah Varian Butir

Sx2 = Varian Soal

Instrumen dikatakan reliabel jika koefisien Alpha > 60% (Anwar, 2002).

2. Teknik Analisis Data

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Page 59: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 59

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

ataukah tidak. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak

digunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Kritera pengujian apabila nilai

signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.

2) Uji Linearitas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat berbentuk linier atau tidak. Untuk

keperluan uji linieritas ini digunakan uji statistik F yang rumusnya sebagai

berikut:

F = res

reg

RK

RK

Keterangan :

F = koefisien regresi

RKreg = rerata kuadrat garis regresi

RKres = rerata kuadrat residu

(Sugiyono, 2007)

Kriteria pengujian linieritas adalah jika nilai F hasil perhitungan lebih

kecil dari nilai F tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat berbentuk linier.

3) Uji Multikolunearitas

Pengujian multikolinieritas adalah untuk melihat apakah terdapat lebih

dari satu hubungan linier antara variabel independen yang dijelaskan dari

Page 60: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 60

model regresi. Untuk mengetahui gejala tersebut, pada program SPSS

ditentukan dengan menggunakan dua cara.

a) Jika nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) pada Colinieritas

Statistic berada di sektor 1;

b) Jika nilai Tolerance pada Colinieritas Statistic mendekati nilai 1

(Santoso, 2003).

4) Uji Heterokedastisitas

Untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi

ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Dapat juga dikatakan bahwa suatu asumsi klasik dari model

regresi linear klasik adalah gangguan. Uji semuanya mempunyai varians

yang sama. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka terdapat masalah

heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan pengujian menurut Glejser. Kriteria pengujiannya dengan

membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel. Hasil

pendeteksian tidak menunjukkan adanya heterokedastisitas apabila nilai t

hitung dari masing-masing variabel independen < t tabel.

5) Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada hasil perhitungan

dari model regresi linear berganda digunakan uji Durbin Watson (DW).

Dari hasil perhitungan model regresi linear berganda antara variabel

independen dengan variabel dependen diperoleh nilai D-W hitung. Dengan

Page 61: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 61

kritik pengujian dua sisi dan tingkat signifikansi 0,05 digunakan ketentuan

dU < DW hitung < 4-dU.

b. Uji Hipotesis

1) Analisis Regresi Berganda

Persamaan rumusnya yang dirumuskan adalah.

Y = 0 + 1X1 + 2X2 + e (Ghozali, 2004)

Keterangan

Y = Prestasi belajar X1 = Minat belajar X2 = Motivasi belajar

0 = Konstanta n = Koefisien Regreasi

e = variabel pengganggu

2) Uji F

Analisis F-test dimaksudkan untuk menguji apakah secara bersama-sama

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Rumus yang

dimaksud adalah sebagai berikut :

k)1(n SSEk / SSR

F (Sugiyono, 2007)

Keterangan

SSR = Sum of Square Regresion SSE = Sum of Square Residual k = Banyaknya prediktor, yaitu X1, X2.

a) Menentukan Hipotesis

1 2 = 0, artinya tidak ada pengaruh positif secara bersama-

sama variabel X1, X2. terhadap variabel Y

Page 62: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 62

Ha : 1 2 -sama

variabel X1, X2. terhadap variabel Y

b) Level of Significance (

Derajat kebebasan dk = n-1-k

F tabel = ( ; k; n-1-k)

c) Kriteria Pengujian

Gambar 3.1 Kurva Analisis F test

Ho diterima bila : Fhitung Ftabel

Ho ditolak bila : Fhitung > Ftabel

d) Nilai F hitung

k1n SSEk / SSR

F (Sugiyono, 2007)

e) Keputusan

Dengan membandingkan antara Fhitung dan Ftabel, maka akan dapat

menentukan apakah Ho diterima atau ditolak. Apabila Ho diterima

maka tidak ada pengaruh positif secara bersama-sama variabel X1, X2.

terhadap variabel Y. Apabila Ho ditolak maka ada pengaruh positif

secara bersama-sama variabel X1, X2. terhadap variabel Y

3) Uji t-test

Ditolak Ho

iterima Ho

F ( ; k ; n – 1 – k)

Page 63: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 63

Analisis t-test digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen (Y) secara parsial. Berdasarkan analisis

tersebut akan diketahui signifikan tindakan pengaruh variabel X1 terhadap Y, X2

terhadap Y. Proses pengujian partial regression coeficient dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Hipotesis

Ho : = 0, artinya tidak ada pengaruh positif antara variabel

independen (X) secara parsial terhadap variabel

dependen (Y).

Ho : 0, artinya ada pengaruh positif antara variabel

independen (X) secara parsial terhadap variabel

dependen (Y)

b) Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0 ,05

c) Nilai kritis t /2; db;k; n-1-k

d) Kriteria Pengujian

Gambar 3.2 Kurva Analisis T test

e) Perhitungan uji t

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

-t ( / 2 ; n – 1 – -t ( / 2 ; n – 1 –

Page 64: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 64

bSb

t

f) Keputusan Pengujian

Apabila Ho diterima maka tidak ada pengaruh positif antara

variabel independen (X) secara parsia l terhadap variabel

dependen (Y)

Apabila Ho ditolak maka ada pengaruh positif antara variabel

independen (X) secara parsial terhadap variabel dependen (Y).

4) Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

Untuk mencari besarnya sumbangan relatif masing-masing variabel

bebas (prediktor) terhadap variabel terikat (kriterium) menggunakan rumus

sebagai berikut :

a) Prediktor X1

SR% X1 = %1002211

11 xyxayxa

yxa

b) Prediktor X2

SR% X2 = %1002211

22 xyxayxa

yxa

Keterangan :

SR%X1 = sumbangan relatif X1

SR%X2 = sumbangan relatif X2

Page 65: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 65

a1 = koefisien prediktor X1

a2 = koefisien prediktor X2

x1y = jumlah produk antara x1 dan y

x2y = jumlah produk antara x2 dan y

(Sugiyono, 2007: 26)

Adapun untuk mencari besarnya sumbangan efektif masing-masing

variabel bebas (prediktor) terhadap variabel terikat (kriterium)

menggunakan rumus sebagai berikut:

a) Prediktor X1

SE%X1 = SR%X1 x R²

b) Prediktor X2

SE%X2 = SR%X2 x R²

Keterangan :

SE%X1 = sumbangan efektif X1

SE%X2 = sumbangan efektif X2

SR%X1 = sumbangan relatif X1

SR%X2 = sumbangan relatif X2

R² = koefisien korelasi determinasi

(Sugiyono, 2007)

Page 66: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua variabel bebas terdiri dari

variabel minat menjadi perawat (X1) dan motivasi belajar (X2) serta variabel

terikat berupa prestasi belajar (Y). Angket yang digunakan sebagai pengumpulan

data dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan try out terhadap 30 mahasiswa.

Tujuan try out adalah untuk mengetahui adanya item-item yang tidak memenuhi

syarat validitas dan reliabilitas. Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa

semua item (27 item) dalam angket untuk variabel minat menjadi perawat adalah

valid ( > r tabel 0.3739) dan reliabel (nilai Cronbach alpha 0,932 > r tabel 0.3739).

Untuk variable motivasi belajar menunjukkan bahwa semua item (20 item) dalam

angket adalah valid ( > r tabel 0,4329) dan reliabel (nilai Cronbach alpha 0,934 > r

table 0.3739).

Data dari hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi data dari semua

variabel, meliputi:

1. Minat Menjadi Perawat (X1)

Minat menjadi perawat adalah ketertarikan seseorang untuk memilih

sesuatu yang d ianggapnya sesuai dengan keinginannya. Indikator minat

menjadi perawat ini adalah profesi keperawatan, harapan/cita-cita, pengabdian

rasa kemanusiaan, pengalaman pribadi, Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan

bahwa dari jawaban responden sebanyak 90 orang diketahui skor minimal 72 dan

Page 67: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 67

skor maksimal 105. Dari data ini diperoleh nilai rata-rata sebesar 86,76 dan

standar deviasi 6,656.

Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Variabel Minat Menjadi Perawat

Minat Menjadi Perawat N Valid 90 Missing 0 Mean 86.76 Median 86.00 Mode 81 Std. Deviation 6.656 Minimum 72 Maximum 105 Sum 7808

Berdasar tabel distribusi frekuensi dari variabel minat menjadi perawat

(X1) dengan grafik batang adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Minat Menjadi Perawat

Minat Menjadi

Perawat

Interval Frekuensi Persentase

Rendah 72 – 83 34 37,78%

Sedang 84 – 95 46 51,11%

Tinggi 96 – 105 10 11,11%

Jumlah 90 100.00%

Gambar 4.1 Grafik Batang Frekuensi Minat Menjadi Perawat

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Rendah Sedang Tinggi

Page 68: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 68

2. Motivasi Belajar Keperawatan (X2)

Motivasi adalah penggerak dan pendorong tingkah laku manusia baik

dari dalam maupun dari luar untuk melakukan aktifitas agar mencapai

tujuan tertentu. Indikator motivasi belajar keperawatan adalah perhatian, relevan,

kepercayaan diri, dan kepuasan. Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor

minimal motivasi belajar keperawatan adalah 52 dan skor maksimal 80. Dari data

ini diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,09 dan standar deviasi 6,283.

Tabel 4.3 Deskriptif Statistik Variabel Motivasi Belajar

Motivasi Belajar N Valid 90 Missing 0 Mean 65.09 Median 64.00 Mode 60 Std. Deviation 6.283 Minimum 52 Maximum 80 Sum 5858

Berdasar tabel distribusi frekuensi dari variabel motivasi belajar

keperawatan (X2) dengan grafik batang adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Keperawatan

Minat Menjadi

Perawat

Interval Frekuensi Persentase

Rendah 52 – 61 26 28,89%

Sedang 62 – 71 47 52,22%

Tinggi 72 – 80 17 18,89%

Jumlah 90 100.00%

Page 69: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 69

Gambar 4.2 Grafik Batang Motivasi Belajar Keperawatan

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Rendah Sedang Tinggi

3. Prestasi Belajar (Y)

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang yang telah mengerjakan

serangkaian proses belajar mengajar atau penguasaan pengetahuan dan

keterampilan yang umumnya diwujudkan dalam bentuk nilai test. Pengukuran

prestasi belajar dengan menggunakan Indek Prestasi Ujian Akhir Program.

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa nila i minimal prestasi belajar dalam

indeks prestasi mahasiswa adalah 2,74 dan nilai maksimal 3 ,73. Dari data ini

diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,06 dan standar deviasi 0,289.

Tabel 4.5 Deskriptif Statistik Variabel Prestasi Belajar

Prestasi Belajar N Valid 90 Missing 0 Mean 3.0636 Median 3.0650 Mode 2.89(a) Std. Deviation .28924 Minimum 2.74 Maximum 3.73 Sum 275.72

Page 70: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 70

Berdasar tabel distribusi frekuensi dari variabel prestasi belajar (Y) dengan

grafik batang adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar

Nilai

Absolut Nilai Mutu

Nilai

Lambang Prestasi Frekuensi Persentase

79 – 100

3,51 - 4,00

A

Sangat Baik (A) 9 10,00%

68 – 78 2,75 – 3,50 B Baik (B) 69 76,67%

56 – 67 2,00 - 2,74 C Cukup ( C ) 12 13,33%

41 – 55 1,00 - 1,99 D Kurang (D) 0 0,00%

0 – 40 0,00 - 0,99 E Kurang Sekali (E) 0 0,00%

Jumlah 90 100,00%

Gambar 4.3 Grafik Batang Prestasi Belajar

0,0 0%

10 ,00%

20 ,00%

30 ,00%

40 ,00%

50 ,00%

60 ,00%

70 ,00%

80 ,00%

Sangat Baik (A ) Baik (B) C uk up ( C ) Kuran g (D) Kuran g Sekali (E )

Page 71: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 71

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel

terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas yang dibantu

program SPSS dapat dilihat dengan nilai p pada uji Kolmogorof Smirnov, maka

interpretasinya adalah apabila nila i p > 0 ,05 maka data berdistribusi normal dan

apabila p < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Hasilnya adalah sebagai

berikut :

1) Variabel Minat menjadi Perawat

Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan nilai signifikansi variabel minat

menjadi perawat sebesar 0,254 sehingga nilai signifikansi > 0,05 maka

data berdistribusi normal.

Tabel 4.7 Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Minat Menjadi Perawat

Minat Menjadi

Perawat N 90 Normal Parameters(a,b) Mean 86.76 Std. Deviation 6.656 Most Extreme Differences

Absolute .107

Positive .107 Negative -.066 Kolmogorov-Smirnov Z 1.015 Asymp. Sig. (2-tailed) .254

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

2) Variabel Motivasi Belajar

Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan nilai signifikansi variabel

motivasi belajar sebesar 0,071 sehingga nilai signifikansi > 0 ,05 maka

data berdistribusi normal.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 72

Tabel 4.8 Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Motivasi Belajar

Motivasi Belajar

N 90 Normal Parameters(a,b) Mean 65.09 Std. Deviation 6.283 Most Extreme Differences Absolute .147 Positive .147 Negative -.088 Kolmogorov-Smirnov Z 1.396 Asymp. Sig. (2-tailed) .071

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

3) Variabel Prestasi Belajar.

Berdasarkan tabel 4.9 dapat disimpulkan nilai signifikansi variabel

prestasi belajar sebesar 0,981 sehingga nilai signifikansi > 0,05 maka

data berdistribusi normal.

Tabel 4.9 Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Prestasi Belajar

Prestasi Belajar N 90 Normal Parameters(a,b) Mean 3.0636 Std. Deviation .28924 Most Extreme Differences Absolute .049 Positive .049 Negative -.039 Kolmogorov-Smirnov Z .467 Asymp. Sig. (2-tailed) .981

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 73

4) Residual

Tabel 4.10 Hasil Uji Distribusi Normal Residual

Unstandardized

Residual N

90

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation .25630257 Most Extreme Differences

Absolute .060

Positive .060 Negative -.045 Kolmogorov-Smirnov Z .572 Asymp. Sig. (2-tailed) .899

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan nilai signifikansi residual

sebesar 0,899 sehingga nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi

normal.

b. Uji linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat berbentuk linier atau tidak. Kriteria

pengujian linieritas adalah jika nilai-nilai scatter berada di sekitar garis

diagonal maka dikatakan linier.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 74

1) Minat menjadi Perawat (X1) dengan Prestasi Bela jar (Y)

Gambar 4.4 Skatter Diagram X1-Y

Hasil uji d idapatkan nilai-nilai scatter berada di sekitar garis diagonal

maka dikatakan linier.

2) Motivasi Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar (Y)

Hasil uji didapatkan nilai-nilai scatter berada di sekitar garis diagonal

maka dikatakan linier.

Gambar 4.5 Skatter Diagram X2-Y

Page 75: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 75

c. Uji Autokorelasi

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode waktu t dengan

kesalahan pada periode waktu t-1. Penelitian ini, pengujian autokorelasi

dilakukan dengan model atau uji Durbin Watson. Adapun hasil yang

diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .463(a) .215 .197 .25923 1.977

Berdasarkan hasil tabel di atas menunjukkan bahwa hasil u ji Durbin Watson

sebesar 1,977, nilai DW (Durbin Watson) dengan z=5%, untuk n= 90 dengan

K=2 diperoleh dl = 1,61 dan du = 1,70. Dari hasil yang diperoleh tersebut bahwa

nilai DW sebesar 1,977, maka nilai DW berada diantara 1 ,70 < DW < 2,3

sehingga data penelitian tidak mengalami gejala autokorelasi.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian disini adalah menguji hubungan antar variabel.

Berikut disajikan hasil pengujian hipotesis dalam tabel:

a. Analisis Hubungan Minat Menjadi Perawat dengan Prestasi Belajar

Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif antara minat

menjadi perawat dengan prestasi belajar. Analisis yang digunakan untuk

menguji hubungan variabel bebas dan variabel terkait dengan uji statistik

product moment. Berdasarkan hasil yang didapatkan dengan menggunakan

Page 76: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 76

pengolahan SPSS versi 15 nilai r hitung adalah 0,420 dan nilai p hitung

adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara minat

menjadi perawat dengan prestasi belajar. Dimana semakin positif minat

menjadi perawat maka prestasi belajar akan terus meningkat. Berikut ini

disajikan tabel hubungan minat menjadi perawat dengan prestasi belajar.

Tabel 4.12 Hubungan Minat Menjadi Perawat dengan Prestasi Belajar.

Variabel Nilai r p-value interpretasi

Minat Menjadi

Perawat

0,420 0,000 Signifikan

Minat adalah ketertarikan seseorang terhadap obyek tertentu sehingga ada

kecenderungan jiwa terhadap keinginan, seperti halnya seorang yang berminat

masuk pendidikan keperawatan. Beberapa faktor yang dapat membangkitkan

minat seseorang antara lain : membangkitkan adanya suatu kebutuhan,

menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, m emberi

kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik dan menggunakan berbagai

macam bentuk mengajar. Minat akan mendorong seseorang untuk melakukan

aktifitas sesuai dengan kebutuhannya, misal seorang mahasiswa akan tergerak

untuk aktif belajar sehingga dapat memperoleh hasil atau prestasi seperti yang

diharapkan. Minat yang tinggi terhadap pilihan jurusan pendidikan maka akan

timbul semangat yang tinggi untuk memfasilitasi dalam rangka meraih

prestasi, sebaliknya minat yang rendah akan menimbulkan ketidak tertarikan

dalam belajarnya sehingga tidak ada upaya untuk meraih prestasi.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 77

b. Analisis Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif antara motivasi

belajar keperawatan dengan prestasi belajar. Analisis yang digunakan untuk

menguji hubungan variabel bebas dan variabel terkait dengan uji statistik

product moment. Berdasarkan hasil yang didapatkan dengan menggunakan

pengolahan SPSS versi 15 nilai r hitung adalah 0,407 dan nilai p hitung

adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara

motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar. Dimana semakin positif

motivasi belajar maka prestasi belajar akan terus meningkat. Berikut ini

disajikan tabel hubungan motivasi belajar keperawatan dengan prestasi

belajar.

Tabel 4.13 Hubungan Motivasi belajar dengan Prestasi Belajar.

Variabel Nilai r p-value interpretasi

Motivasi belajar 0,407 0,000 Signifikan

Seperti halnya minat, motivasi belajar seseorang yang tinggi merupakan motor

penggerak untuk melakukan aktifitas belajar dan selalu berusaha untuk

mencapai hasil seperti apa yang diinginkan atau cita-citakan. Misal seorang

mahasiswa dengan motivasi yang tinggi untuk menjadi perawat maka akan

termotivasi untuk belajar sehingga akan memperoleh hasil belajar atau prestasi

belajar yang baik. Mengingat keterikatan yang cukup kuat antara motivasi

belajar dengan prestasi belajar, timbul dugaan bahwa penyebab prestasi belajar

yang rendah dikalangan mahasiswa adalah kurangnya motivasi dalam

menjalankan kegiatan belajarnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Page 78: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 78

Agnes Maria (2005) menunjukkan bahwa setelah mengendalikan faktor

intelegensi dan motivasi intrinsik diperoleh hasil ada pengaruh yang signifikan

dari keempat komponen motivasi belajar ekstrinsik terhadap prestasi belajar

dengan R2 sebesar 26.5%.

c. Analisis Regresi Berganda

Metode Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara variabel independen terhadap variabel dependen. Setelah dihitung

dengan menggunakan komputer program SPSS 15, maka diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.14 Hasil Analisis Koefisien Regresi Berganda

Variabel Independen Koefisien

Regresi thitung Signifikansi Keputusan

X1

X2

0,012

0,011

2,328

2,056

0,022

0,043

Signifikan

Signifikan

Konstanta : 1,296

R = 0,463 Fhitung = 11,900

R2 = 0,215 Sig = 0,000

Berdasarkan tabel 4.14, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 1,296+0,012X1+0,011X2 + e

Interpretasi.

1) Konstanta (a) : 1,296 berarti apabila tidak ada variabel independen

( minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan ), maka

nilai prestasi belajar mahasiswa sebesar 1,296.

2) b1 = 0,012 : berarti apabila variabel m inat menjadi perawat

meningkat 1 point sedangkan variabel motivasi belajar keperawatan

Page 79: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 79

tetap, maka variabel m inat menjadi perawat mempunyai pengaruh

positif terhadap prestasi belajar sebesar 0,012.

3) b2 = 0,011 : berarti apabila variabel motivasi belajar keperawatan

meningkat 1 point sedangkan variabel minat menjadi perawat tetap,

maka variabel motivasi belajar keperawatan mempunyai pengaruh

positif terhadap prestasi belajar sebesar 0,011.

Dari hasil d i atas menunjukkan bahwa pengaruh positif variabel minat

menjadi perawat lebih besar daripada variabel motivasi belajar

keperawatan sehingga dapat dikatakan variabel minat menjadi perawat

lebih dominan dari pada variabel motivasi belajar keperawatan.

d. Uji F

Digunakan untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen jika digunakan bersama-sama atau serentak.

Dalam hal ini adalah untuk menguji apakah variabel minat menjadi perawat

dan motivasi belajar keperawatan terhadap prestasi belajar apabila digunakan

bersama-sama atau serentak. Dari uji F dengan menggunakan komputer

program SPSS 15 diperoleh Fhitung sebesar 11,900 dengan angka signifikan

0,000, sehingga nilai Fhitung (11,900) > Ftabel (3,09) maka H0 ditolak dan

menerima H1 yaitu ada pengaruh yang signifikan antara minat menjadi

perawat dan motivasi belajar keperawatan terhadap prestasi belajar.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 80

e. Uji t-test

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi dari pengaruh variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen. Dalam hal ini adalah

untuk melihat dari variabel minat menjadi perawat dan motivasi belajar

keperawatan terhadap prestasi belajar. Dari uji t menggunakan SPSS 15

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.15 Rangkuman Hasil Perhitungan uji t

Variabel ;dk N Harga t

Ket thitung ttabel

X1 ~ Y

X2 ~ Y

0,05;89 90 2,328

2,056

1,99

1,99

Signifikan

Signifikan

Dari rangkuman hasil perhitungan pada tabel 4.15 di atas, d iperoleh hasil

thitung variabel minat menjadi perawat terhadap prestasi belajar sebesar 2,328.

Nilai thitung (2 ,328) > ttabel (1 ,99), maka kesimpulannya adalah menolak H0 dan

menerima H1 yaitu ada pengaruh yang signifikan antara minat menjadi

perawat terhadap prestasi belajar. Uji t untuk variabel motivasi belajar

keperawatan terhadap prestasi belajar diperoleh sebesar 2,056. Nilai thitung

(2 ,056) > ttabel (1 ,99), maka kesimpulannya adalah menolak H0 dan menerima

H1 yaitu ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar keperawatan

terhadap prestasi belajar.

f. Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)

Sumbangan relatif maupun sumbangan efektif digunakan untuk

mengetahui kontribusi masing-masing variabel independen (X1 dan X2)

Page 81: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 81

terhadap variabel dependen (Y). Hasil perhitungan sumbangan relatif dan

atau sumbangan efektif dapat dilihat dari hasil sebagai berikut :

Tabel 4.16 Rangkuman Hasil Perhitungan SR, SE dan R2

Variabel SR SE R2

Minat menjadi perawat (X1) 55,79% 11,995% 0,215

Motivasi belajar keperawatan

(X2)

44,21% 9,505% 0,215

Berdasarkan tabel 4.16 diatas bahwa sumbangan relatif variabel minat

menjadi perawat terhadap prestasi belajar adalah sebesar 55,79%, sedangkan

variabel motivasi belajar keperawatan adalah sebesar 44,21%. Berdasarkan

hasil tersebut bahwa variabel minat menjadi perawat lebih mampu

mempengaruhi terhadap prestasi belajar. Koefisien determinasi sebesar R2 =

21,5%, ini menunjukkan bahwa 11,995% variasi yang terjadi pada prestasi

belajar dapat dijelaskan oleh minat menjadi perawat melalui regresi

Y = 1,479 + 0,018 X1 dan 9,505% variasi yang terjadi pada prestasi belajar

dapat dijelaskan oleh motivasi belajar melalui regresi Y = 1,843 + 0,019 X2.

g. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi sebesar R2 = 21,5 %, ini menunjukkan bahwa 21,5 %

variasi yang terjadi pada prestasi belajar dapat dijelaskan oleh minat menjadi

perawat dan motivasi belajar keperawatan melalui regresi Y =

1,296 + 0,012 X1 + 0,011 X2.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat lakukan

pembahasan sebagai berikut :

Page 82: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 82

1. Hubungan minat menjadi perawat dengan Prestasi Belajar

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel minat menjadi perawat

berpengaruh dengan prestasi belajar. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji t bahwa

nilai thitung (2 ,328) > ttabel (1,99), sehingga hipotesis penelitian dapat dibuktikan.

Minat adalah ketertarikan seseorang terhadap obyek tertentu sehingga ada

kecenderungan jiwa terhadap keinginan, seperti halnya seorang yang berminat

masuk pendidikan keperawatan. Beberapa faktor yang dapat membangkitkan

minat seseorang antara lain : membangkitkan adanya suatu kebutuhan,

menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberi

kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik dan menggunakan berbagai

macam bentuk mengajar. Minat akan mendorong seseorang untuk melakukan

aktifitas sesuai dengan kebutuhannya, misal seorang mahasiswa akan tergerak

untuk aktif belajar sehingga dapat memperoleh hasil atau prestasi seperti yang

diharapkan. Minat yang tinggi terhadap pilihan jurusan pendidikan maka akan

timbul semangat yang tinggi untuk memfasilitasi dalam rangka meraih prestasi,

sebaliknya minat yang rendah akan menimbulkan ketidak tertarikan dalam

belajarnya sehingga tidak ada upaya untuk meraih prestasi. Menurut Tanner dan

Tanner (Slameto, 2010), minat dapat dibentuk dengan jalan memberikan

informasi-informasi mengenai subyek yang menjadi pilihannya. Misalnya tentang

minat belajar di pendidikan keperawatan maka informasi yang diberikan meliputi

apa itu perawat, peran dan fungsi perawat, bagaimana prosedur untuk menjadi

perawat, prasarat apa yang harus dimiliki dan sebagainya. Dapat pula untuk

rnembangkitkan minat dengan cara memberikan insentif.

Page 83: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 83

2. Hubungan motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar

keperawatan berpengaruh dengan prestasi belajar. Hal ini dapat diketahui dari

hasil uji t bahwa nilai thitung (2,056) > ttabel (1,99), sehingga hipotesis penelitian

dapat dibuktikan. Seperti halnya minat, motivasi belajar seseorang yang tinggi

merupakan motor penggerak untuk melakukan aktifitas belajar dan selalu

berusaha untuk mencapai hasil seperti apa yang diinginkan atau cita-citakan.

Misal seorang mahasiswa dengan motivasi yang tinggi untuk menjadi perawat

maka akan termotivasi untuk belajar sehingga akan memperoleh hasil belajar atau

prestasi belajar yang baik. Mengingat keterikatan yang cukup kuat antara motivasi

belajar dengan prestasi belajar, timbul dugaan bahwa penyebab prestasi belajar

yang rendah dikalangan mahasiswa adalah kurangnya motivasi dalam

menjalankan kegiatan belajarnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Agnes

Maria (2005) menunjukkan bahwa setelah mengendalikan faktor intelegensi dan

motivasi intrinsik diperoleh hasil ada pengaruh yang signifikan dari keempat

komponen motivasi belajar ekstrinsik terhadap prestasi belajar dengan R2 sebesar

26.5%.

3. Hubungan minat menjadi perawat dan motivasi belajar dengan prestasi

belajar

Terdapat hubungan minat dan motivasi dengan prestasi belajar. Hasil ini

berdasarkan hasil uji F sebesar 11,900 dengan angka signifikan 0,000, sehingga

hipotesis penelitian yang berbunyi “Ada hubungan positif secara bersama antara

Page 84: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 84

minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar”

dapat dibuktikan. Minat dan motivasi mempunyai peranan yang sangat penting

dalam proses belajar mengajar sehingga seseorang merasa senang dan terpanggil

untuk meningkatkan mutu pembelajaran, karena faktor-faktor tersebut lebih

berpengaruh untuk mewujudkan aktivitas untuk mencapai suatu tujuan terutama

dalam meraih prestasi belajar secara optimal. Sebuah hasil penelitian faktor-faktor

penentu tinggi rendahnya prestasi bela jar yang dilakukan oleh Herpratiwi (2006)

dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa aspek motivasi belajar terhadap

pelajaran sebesar 27,86% dan aspek minat dilihat dari komponen perhatian dari

siswa 24,15%, bila dibanding dengan aspek-aspek yang lain seperti ketertarikan

dengan materi pelajaran, keyakinan dan percaya diri siswa.

Minat dan motivasi yang tinggi akan semakin menguatkan atau

meneguhkan seseorang atau individu untuk melakukan atau berbuat dalam

mencapai apa yang diinginkan, sehingga seorang mahasiswa dengan minat dan

motivasi yang tinggi akan jauh lebih semangat untuk selalu berusaha atau belajar

sehingga diperoleh hasil atau prestasi belajar yang tinggi pula. Sebaliknya

seseorang yang tidak ada minat maka akan menurunkan semangat sehingga tidak

ada dorongan atau motivasi untuk berusaha kearah pencapaian suatu hasil yang

baik. Seperti pendapat Sardiman (2006) bahwa proses belajar itu akan berjalan

lancar kalau disertai dengan minat. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa minat akan mempengaruhi motivasi belajar, semakin tinggi motivasi akan

semakin baik hasil atau prestasi belajarnya, begitu juga sebaliknya semakin

rendah minat maka motivasi akan menurun sehingga mempengaruhi hasil atau

Page 85: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 85

prestasi belajar yang rendah pula. Selain kedua faktor minat (X1) dan motivasi

(X2) tersebut di atas prestasi belajar dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain

seperti kecerdasan, bakat, konsentrasi, kemampuan kognitif, reaksi, organisasi dan

ulangan, sosial, ekonomi dan lingkungan proses belajar mengajar. Dari berbagai

faktor tersebut diatas peneliti hanya mengambil atau meneliti minat dan motivasi

saja sedang faktor yang lain tidak diteliti.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti telah berusaha seoptimal mungkin, namun

demikian masih ada beberapa kelemahan dan keterbatasan dalam melakukan

penelitian, yaitu Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel

penelitian ini adalah kuesioner/angket, dimana setiap sampel/responden tidak

dilakukan uji kejujuran, sehingga dalam mengisi kuesioner/angket belum tentu

sesuai dengan kenyataan pada dirinya.

Page 86: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Ada hubungan positif yang signifikan antara minat menjadi perawat dengan

prestasi belajar, makin besar minat menjadi perawat semakin tinggi prestasi

belajar yang diperoleh.

2. Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar keperawatan

dengan prestasi belajar, semakin besar motivasi belajar semakin tinggi prestasi

belajar yang diperoleh.

3. Ada hubungan positif yang signifikan secara bersama antara minat menjadi

perawat dan motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar, semakin

besar minat menjadi perawat dan motivasi belajar semakin tinggi prestasi yang

akan diperoleh.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Berdasarkan kesimpulan di atas mengenai hubungan minat menjadi

perawat dan motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar yang

membuktikan bahwa semakin tinggi minat dan motivasi belajar keperawatan

maka semakin baik pula prestasi yang didapat mahasiswa. Minat akan menambah

kegembiraan pada setiap kegiatan belajar yang ditekuni mahasiswa. Apabila

individu berminat maka pengalaman mereka akan lebih menyenangkan dan

Page 87: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 87

kegiatan belajar akan dilakukan optimal. Oleh karena itu mahasiswa diharapkan

terus menumbuhkan dan mengembangkan minat dan motivasi belajar yang lebih

baik sehingga akan memperoleh prestasi yang maksimal.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas maka hasil penelitian ini bisa

dijadikan pertimbangan bagi pengelola akademik untuk perbaikan dan

peningkatan mutu bagi mahasiswa dan dosen dalam belajar keperawatan.

Mahasiswa yang berminat dan bermotivasi tinggi perlu diimbangi dengan

kemampuan dosen sebagai fasilitator dan motivator untuk meningkatkan prestasi

yang lebih baik.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yang

diharapkan dapat manfaat bagi institusi pendidikan maupun mahasiswa Akper

RSPAD Gatot Soebroto. Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai

berikut :

1. Bagi institusi pendidikan

a. Perlu diketahui tingkatan minat dan motivasi para peserta didik pada awal

proses belajar mengajar sebagai data dasar dalam memberikan pembinaan.

b. Penyelenggaraan proses belajar mengajar yang didukung oleh sarana dan

prasarana serta SDM yang memadai sehingga dapat meningkatkan minat

dan motivasi belajar bagi mahasiswa.

c. Diupayakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga meningkatkan

minat dan motivasi bela jar mahasiswa.

Page 88: HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN … · perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. ... kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 88

d. Oleh karena rata-rata mahasiswa memiliki minat dan motivasi yang

sedang, untuk mencapai hasil prestasi yang optimal perlu memperbaiki

dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

2. Bagi mahasiswa

a. Mahasiswa hendaknya dapat mengikuti kegiatan proses belajar mengajar

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dari institusi pendidikan.

b. Adanya penghargaan bagi mahasiswa yang berprestasi dan sanksi bagi

yang melanggar sehingga memacu minat dan motivasi mahasiswa dalam

belajarnya.

c. Terfasilitasinya kebutuhan belajar mahasiswa sehingga meningkatkan

semangat dan gairah belajar mahasiswa.

d. Perlu dipertahankan minat dan motivasi yang telah dimiliki sehingga

prestasi belajar akan bisa dipertahankan atau lebih dioptimalkan.

3. Bagi Sumber Daya Manusia

a. Semakin banyak sumber daya manusia yang mampu meningkatkan minat

untuk menjadi perawat maka akan diperoleh prestasi belajar yang tinggi.

b. Semakin banyak sumber daya manusia yang mampu meningkatkan

motivasi belajar maka akan diperoleh prestasi yang lebih tinggi.