hasil penelitian pendidikan karakter dalam …

272
HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 4 BANTIMURUNG BERDASARKAN PROGRAM ADIWIYATA SUMIATI 11A17005 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2014

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

HASIL PENELITIAN

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENGELOLAAN

LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 4 BANTIMURUNG

BERDASARKAN PROGRAM ADIWIYATA

SUMIATI

11A17005

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2014

Page 2: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

LEMBAR PENGESAHAN

N a m a : Sumiati

Nomor Pokok : 11A17005

Program Studi : Ilmu Pendidikan

Judul Disertasi: Pendidikan Karakter Dalam Pengelolaan Lingkungan Di SMPN

4 Bantimurung Berdasarkan Program Adiwiyata

Makassar, Pebruari 2015

Menyetujui:

Prof. Dr. H. Alimuddin Mahmud, M.Pd.

Promotor

Prof. Dr. H. Gufran.D.Dirawan, M.EMD, MA. Prof. Dr.Hj. Rabihatun Idris,MS

Kopromotor Kopromotor

Mengetahui:

Ketua Program Studi Direktur Program Pascasarjana

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar

Prof. Dr. H. Arifin Ahmad, M.A. Prof. Dr. Jasruddin, M.Si.

NIP. 19500212197602 1 001 NIP. 19641222 199103 1 002

Page 3: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …
Page 4: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

32

LEMBAR VALIDASI

PEDOMAN WAWANCARA

A. Petunjuk

Dalam rangka penyusunan disertasi dengan judul “ Pendidikan Karakter

Dalam Pengelolaan Lingkungan di SMP Negeri 4 Bantimurung

Berdasarkan Program Adiwiyata,” peneliti melakukan penelitian tentang

pengimplentasian pendidikan karakter di sekolah menengah pertama dengan

basis pengelolaan lingkungan yang dan berdasarkan program adiwiyata. Mohon

kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan:

1. Penilaian dengan meninjau beberapa aspek, penilaian umum, dan saran-saran

untuk merevisi instrumen wawancara yang telah di susun.

2. Penilaian dengan meninjau kesesuaian butir soal dan indikator yang diamati

dengan memberikan tanda cek list (√) pada kolom nilai yang telah tersedia

dengan menggunakan skala sebagai berikut:

1 : Tidak Relevan

2 : Agak Relevan

3 : Relevan

4 : Sangat Relevan

3. Untuk revisi- revisi, Bapak/Ibu dapat langsung menuliskan pada naskah yang

perlu untuk direvisi atau menuliskannya pada bagian saran yang telah

disediakan.

Terima kasih atas perhatian Bapak/ Ibu untuk memberikan penilaian secara

objektif.

Page 5: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

33

B. Format Penilaian ( Dinas Pendidikan dan BAPPEDA)

Indikator Butir Soal Skala Penilaian

1 2 3 4

a. Gambaran

umum

Kabupaten

Maros

1. Tofografi

2. Demogratif

b. Sejarah dan

perkembangan

SMPN 4

Bantimurung.

1. Tofografi

2. Demografi

c. Jumlah siswa

SMPN 4

Bantimurung

1. Siswa dan

siswi SMPN 4

Bantimurung

d. Pelaksanaan

pendidikan

karakter

1. Perencanaan

2. Kurikulum

3. Silabus

4. RPP

5. pembelajaran

e. Pengelolaan

lingkungan

1. Pemanfaatan

2. Pelestarian

3. Berkelanjutan

f. Program

adiwiyata

1. Pengembangan

kebijakan

sekolah peduli

lingkungan dan

1. Jelaskan kondisi

lingkungan pendidikan

di kabupaten maros?

2. Jelaskan kondisi

lingkungan instansi

pendidikan di Kabupaten

Maros?

3. Jelaskan kondisi umum

pelaksanaan pendidikan

karakter pada SMP

Negeri Kabupaten

Maros?

4. Bagaimana pengelolaan

lingkungan di SMP

Negeri Kabupaten

Maros berdasarkan

program adiwiyata?

5. Bagaimana perencanaan

pendidikan karakter

yang berbasis

pengelolaan lingkungan

di SMP Negeri

Kabupaten Maros?

6. Jelaskan teknik evaluasi

pendidikan karakter

dalam pengelolaan

lingkungan berdasarkan

program adiwiyata di

SMP Negeri Kabupaten

Maros?

7. Bagaimana kondisi

lingkungan di

Kabupaten Maros?

8. Bagaimana keterkaitan

antara kondisi

lingkungan terhadap

perencanaan pendidikan

di Kabupaten Maros?

9. Bagaimana keterkaitan

antara pengelolaan

lingkungan dengan

perencanaan

Page 6: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

34

berbudaya

lingkungan

2. Pengembangan

kurikulum

berbasis

lingkungan

3. Pengembangan

kegiatan

berbasis

partisipatif

pembangunan di

Kabupaten Maros?

10. Bagaimanakah

perencanaan sistem

pendidikan dalam

kaitannya dengan

pendidikan karakter?

11. Apakah ada

perencanaan pendidikan

karakter di sekolah?

Konsep inti Karakter dan Kondisi

lingkungan pendidikan di

Kabupaten Maros.

Page 7: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

35

C. Format Penilaian (Kepala Sekolah)

Indikator Butir Soal Skala Penilaian

1 2 3 4

a. Sejarah

Perkembanga

n SMPN 4

Bantimurung

1. Tofografi

2. Demografi

b. Pelaksanaan

Pendidikan

Karakter

1. Perencanaan

2. Kurikulum

3. Silabus

4. Rpp

5. Proses

Pembelajaran

c. Pengelolaan

Lingkungan

1. Pemanfaatan

2. Pelestarian

3. Berkelanjutan

d. Program

Adiwiyata

1. Pengembanga

n kebijakan

sekolah peduli

lingkungan

dan berbudaya

lingkungan.

2. Pengembanga

n kurikulum

berbasis

lingkungan.

3. Pengembanga

n kegiatan

berbasis

partisipatif.

4. Pengelolaan

dan atau

pengembanga

1. Jelaskan sejarah

perkembangan SMP Negeri 4

Bantimurung?

2. Berapa jumlah siswa dan

siswi SMP Negeri 4

Bantimurung?

3. Jelaskan pelaksanaan

pendidikan karakter di SMP

Negeri 4 bantimurung?

4. Bagaimana pelaksanaan

pengelolaan lingkungan di

SMP Negeri 4 Bantimurung?

5. Bagaimana pemahamannya

tentang program adiwiyata?

6. Bagaimana perencanaan

pendidikan karakter dalam

pengelolaan lingkungan

berdasarkan program

adiwiyata?

7. Bagaimana pelaksanaan

pendidikan lingkungan

berdasarkan program

adiwiyata di SMP Negeri 4

Bantimurung?

8. Bagaimana teknik evaluasi

pendidikan karakter dalam

pengelolaan lingkungan

berdasarkan program

adiwiyata?

9. Bagaimana dampak

pendidikan karakter dalam

pengelolaan lingkungan

berdasarkan programa

adiwiyata?

10. Jelaskan pemanfaatan sarana

dan prasarana yang ramah

lingkungan di SMP Negeri 4

Bantimurung?

11. Bagaimana cara menerapkan

pengetahuan lingkungan dan

seluruh warga sekolah di

SMP Negeri 4 Bantimurung?

Page 8: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

36

n sarana

pendukung

sekolah.

e. Evaluasi

pendidikan

karakter,

pendidikan

lingkungan

dan program

adiwiyata

1. Manajemen

sekolah.

2. Kurikulum

sekolah.

3. Silabus dan

RPP

4. Proses

pembelajaran.

5. Penilaian.

12. Jelaskan cara

mengkomunikasikan

pembelajaran lingkungan

hidup seluruh warga sekolah

di SMP Negeri 4

Bantimurung?

13. Bagaimana tingkat kejujuran

siswa di SMP Negeri 4

Bantimurung?

Konsep Inti Pendidikan karakter,

pendidikan lingkungan, dan

program adiwiyata

Page 9: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

37

D. Format Penilaian ( Guru BK, PKn, Agama dan wali kelas)

Indikator Butir Soal Skala Penilaian

1 2 3 4

a. Disiplin

1. Kebersihan

dan

ketertiban

kelas.

2. Menjaga

kebersihan

toilet,

halaman,

kebun

sekolah, dan

lingkungan

sekolah.

b. Kerja keras

1. Melakukan

pagi bersih

setiap hari

mulai pukul

06.30 s/d

06.50.

2. Membentuk

piket harian

3. Mentaati

jadwal

kegiatan

sekolah.

c. Kreatif

1. Membiasaka

n menyapa.

2. Menghormati

ide/pendapat

orang lain

3. Membiasaka

n

mengucapka

n terima

kasih.

4. Berani

mengakui

kesalahan.

1. Bagaimana sikap siswa

terhadap peraturan dan

tata tertib sekolah?

2. Bagaimana perilaku siswa

terhadap kebersihan

lingkungan sekolah?

3. Jelaskan perilaku siswa

pada saat proses

pembelajaran berlangsung

di kelas?

4. Bagaimana sikap siswa

jika berpapasan dengan

guru-guru di sekolah?

5. Bagaimana sikap siswa

terhadap siswa lainnya

jika mereka saling

bertemu di lingkungan

sekolah?

6. Bagaimana sikap siswa

melihat sampah yang

berserakan di dalam kelas

ataupun diluar kelas?

7. Bagaimana sikap siswa

terhadap perayaan hari-

hari besar?

8. Jelaskan etika siswa pada

saat menyampaikan

pendapat kepada orang

lain di sekolah?

9. Bagaimana sikap siswa

jika mendapat pujian atau

bantuan dari orang lain di

sekolah?

10. Bagaimana sikap siswa

terhadap pelaksanaan

shalat dhuhur berjamaah

setiap hari di sekolah?

11. Bagaimana sikap siswa

terhadap pelaksanaan

sholat Dhuha berjamaah

yang dilaksanakan setiap

hari sabtu pagi di sekolah?

Page 10: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

38

5. Memanfaatk

an lahan dan

fasilitas

sekolah.

d. Peduli sosial

1. Merayakan

peringatan

hari besar

2. Menyampaik

an pendapat

secara sopan

tanpa

menyinggun

g perasaan

orang lain.

e. Tanggung

jawab

1. Membaca

Al-Qur’an

dan berdo’a

setiap pagi

sebelum

pembelajaran

di mulai

2. Sholat dhuha

berjamaah

setiap hari

sabtu

3. Shalat

Dhuhur

berjamaah

setiap hari

12. Pengaruh apa yang di

timbulkan terhadap siswa

dengan membacAl-Qur’an

dan berdo’a sebelum

pembelajaran di mulai?

13. Bagaimana sikap siswa

terhadap pelaksanaan pagi

bersih setiap hari yang

dilakukan mulai pukul

06.30 s/d 06.50 di

sekolah?

14. Bagaimana perilaku siswa

terhadap pembentukan

piket harian di sekolah?

15. Bagaimana tingkat

kejujuran siswa yang di

tanamkan di sekolah?

16. Jelaskan perilaku siswa

saat proses pembelajaran

berlangsung di kelas?

17. Bagaimana perilaku siswa

pada saat ulangan harian

dan ulangan semester di

kelas?

18. Apa kreativitas siswa di

kelas?

19. Bagaimana sikap siswa

terhadap tugas

membersihkan kelas setiap

hari?

20. Bagaimana sikap siswa

terhadap pelaksanaan

upacara bendera yang

dilaksanakan setiap hari

senin di sekolah?

21. Bagaimana sikap siswa

dalam mematuhi waktu

jam pelajaran di mulai?

Konsep inti Disiplin, kerja keras,

kreatif, rasa ingin tahu,

peduli lingkungan, peduli

sosial, tanggung jawab

Page 11: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

39

E. Format Penilaian (Siswa Dan Orang Tua Siswa)

Indikator Butir Soal Skala Penilaian

1 2 3 4

a. Pengelolaan

lingkungan

1. Pemanfaatan

2. Pelestarian

3. Berkelanjutan.

b. Program

adiwiyata

1. Pengembangan

kebijakan sekolah

peduli lingkungan

dan berbudaya

lingkungan

2. Pengembangan

kurikulum berbasis

lingkungan.

3. Pengembangan

kegiatan berbasis

partisifatif

4. Pengelolaan dan

atau

pengembangan

sarana pendukung

sekolah.

c. Dampak

pendidikan

karakter dalam

pengelolaan

lingkungan

1. Manajemen.

2. Kurikulum

3. Silabus dan RPP

4. Proses

pembelajaran

5. Penilaian.

d. disiplin

1. Kebersihan dan

ketertiban kelas.

2. Menjaga

kebersihan toilet,

1. Apakah anda menjaga

kebersihan lingkungan

lingkungan sekolah?

2. Apakah anda menjaga

kerapian berpakaian

setiap hari ke sekolah?

3. Apakah anda datang ke

sekolah tepat waktu

sebelum pembelajaran di

mulai?

4. Apakah anda paham

tentang pendidikan

karakter?

5. Apakah anda mengerti

program adiwiyata?

6. Bagaimana anda

melestarikan ingkungan

hidup di sekolah?

7. Apakah anda selalu

melaksanakan pagi

bersih sebelum

pembelajaran di mulai

bersama warga sekolah

lainnya?

8. Apakah anda mengerti

tujuan dari program

adiwiyata?

9. Bagaimana tanggapan

Page 12: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

40

halaman, kebun

sekolah, dan

lingkungan

sekolah.

e. Kerja keras

1. Pembuatan taman

kelas

2. Penanaman pohon

besar dan kecil

yang produktif

3. Membangun toilet

1 kelas 1 toilet.

4. Melakukan pagi

bersih setiap hari

mulai pukul 06.30

s/d 06.50.

5. Membentuk piket

harian.

6. Mentaati jadwal

kegiatan sekolah.

f. Kreatif

1. Membiasakan

menyapa

2. Menghormati

ide/pendapat orang

lain.

3. Membiasakan

mengucapkan

terima kasih

4. Berani mengakui

kesalahan.

5. Memanfaatkan

lahan dan fasilitas

sekolah.

g. Rasa ingin tahu

1. Melakukan

kegiatan

pembelajaran

tentang

perlindungan dan

pengelolaan

lingkungan hidup.

2. Menerapkan

anda dengan pelaksanaan

sholat Dhuha berjamaah

yang dilakukan setiap

hari sabtu pagi di

sekolah?

10. Bagaimana tanggapan

anda tentang shalat

dhuhur berjamaah yang

dilaksanakan setiap hari

di sekolah?

11. Apakah anda setuju

dengan membaca Al-

Qur’an dan berdo’a

sebelum mata pelajaran

dimulai?

12. Apakah anda memiliki

pengetahuan tentang

pengelolaan lingkungan

hidup di sekolah?

13. Bagaimana pendapat

anda dengan adanya

piket sekolah dan piket

kelas di sekolah?

14. Apa harapan anda

dengan dijadikannya

sekolah adiwiyata di

SMP Negeri 4

Bantimurung?

15. Apa dampak bagi anda

dengan andanya program

adiwiyata di sekolahnya?

Page 13: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

41

pengetahuan

lingkungan hidup.

3. Mengkomunikasik

an hasil

pembelajaran

lingkungan hidup

dengan berbagai

cara dan media.

h. Peduli

lingkungnan

1. Ketersediaan

sarana dan

prasarana

pendukung yang

ramah lingkungan.

2. Peningkatan

kualitas

pengelolaan dan

pemanfaatan

sarana dan

prasarana yang

ramah lingkungan.

i. Peduli sosial

1. Membiasakan

salam

2. Merayakan

peringatan hari

besar

3. Membiasakan

menyapa kepada

setiap orang di

sekolah

4. Membiasakan

mengucapkan

terima kasih

5. Menyampaikan

pendapat secara

sopan tanpa

menyinggung

perasaan orang

lain.

j. Tanggung jawab

1. Bertanggung jawab

16. Apakah anda memahami

tujuan kurikulum

pendidikan karakter di

SMP Negeri 4

Bantimurung?

17. Apakah ada perubahan

sikap dan perilaku anak

anda dengan adanya

kurikulum pendidikan

karakter di sekolahnya?

18. Apakah anda memahami

pendidikan lingkungan

yang dilaksanakan di

SMP Negeri 4

Bantimurung?

19. Apakah perilaku siswa di

rumah sudah ada

kepedulian terhadap

lingkungan?

20. Apakah siswa sudah

menjaga kebersihan

rumahnya?

21. Apakah anda merasa

bangga karena sikap

siswa kepada orang tua

di rumah sudah

memperlihatkan karakter

yang mulia?

22. Bagaimana dengan

Page 14: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

42

atas kebersihan

lingkungan sekolah

2. Membaca Al-

Qur’an dan

berdo’a setiap pagi

sebelum

pembelajaran.

3. Sholat dhuha

berjamaah setiap

hari sabtu pagi.

4. Sholat Dhuhur

berjamaah setiap

hari

kedisiplinan siswa dalam

mengatur waktu bermain

dan belajarnya?

23. Bagaimana dengan nilai

kejujuran siswa dalam

kehidupan sehari-

harunya?

24. Bagaimana dengan

kehadiran siswa di

sekolah?

25. Bagaimana dengan

ibadah siswa di rumah,

terutama dengan shalat

lima waktu?

26. Bagaimana pendapat

anda dengan adanya

perubahan SMP Negeri 4

Bantimurung menjadi

sekolah adiwiyata?

27. Apakah anda mengetahui

apa itu sekolah

adiwiyata?

Konsep Inti Pendidikan karakter,

pengelolaan lingkungan,

program adiwiyata, disiplin,

kerja keras, kreatif, rasa

ingin tahu, peduli

lingkungan, peduli sosial,

tanggung jawab.

Page 15: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

43

F. Format Penilaian (Observasi)

Indikator Butir Soal Skala Penilaian

1 2 3 4

a. Pelaksanaan

Pendidikan

Karakter

1. Perencanaan,

kurikulum,

silabus, RPP,

pembelajaran

b. Pengelolaan

lingkungan

1. Pemanfaatan

2. Pelestarian

3. Berkelanjutan

c. Program

Adiwiyata

1.Pengembanga

n kebijakan

sekolah

peduli

lingkungan

dan

berbudaya

lingkungan.

2. Pengembang

an kurikulum

berbasis

lingkungan.

3. Pengembang

an kegiatan

berbasis

partisipatif.

4. Pengelolaan

dan atau

pengembang

an sarana

pendukung

sekolah

d. Disiplin

1. Penilaian

2. Kebersihan

dan

1. SMP Negeri 4 Bantimurung

melaksanakan pendidikan

karakter dan pendidikan

lingkungan secara terintegrasi

2. Pengelola SMP Negeri 4

Bantimurung bersama-sama

merencanakan pengintegrasian

pendidikan karakter melalui

pengelolaan lingkungan hidup

di sekolah

3. Pendidikan karakter masuk

dalam kurikulum pembelajaran

4. Silabusa dan RPP di SMP

Negeri 4 Bantimurung masih

mengintegrasikan pelaksanaan

pendidikan karakter

5. Komite SMP Negeri 4

Bantimurung membantu agar

pelaksanaan pendidikan

karakter dapat terlaksana

dengan baik

6. Para orang tua sangat senang

dengan adanya pendidikan

karakter di sekolah

7. Orang tua menjadi mitra dalam

membentuk karakter siswa jika

sudah berada dalam

lingkungan keluarga

8. Guru dan siswa memanfaatkan

lahan dan fasilitas sekolah

seperti pengomposan,

pembibitan, penghijauan dan

daur ulang sampah

9. Sampah organik dan anorganik

di pisah kemudian diolah

menjadi pupuk tanaman yang

ada di kebun sekolah

10. Sampah plastik di olah

menjadi keranjang, bunga-

bunga, taplak meja dan lain-

Page 16: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

44

ketertiban

kelas

3. Menjaga

kebersihan

toilet,

halaman,

kebun

sekolah, dan

lingkungan

sekolah.

e. kerja keras

1. Pembuatan

taman kelas

2. Penanaman

pohon besar

dan kecil

yang

produktif

3. Membangun

toilet 1 kelas

1 toilet

4. Melakukan

pagi bersih

setiap hari

mulai pukul

06.30 s/d 06.

50.

5. Membentuk

piket harian

6. Mentaati

jadwal

kegiatan

sekolah

f. Kreatif

1. Membiasaka

n menyapa

2. Menghormati

ide/pendapat

orang lain

3. Membiasaka

n

mengucapka

n terima

kasih

4. Berani

mengakui

lain yang bernilai ekonomi

11. Kebun sekolah di manfaatkan

dengan menanam apotik hidup

12. Green house di pergunakan

untuk pembibitan tanaman

13. Bekas kaleng cat di

manfaatkan kembali, misalnya

dijadikan tempat sampah

14. Warga sekolah membuat

tempat penampungan kupu-

kupu agar tetap berkembang

dengan baik kupu-kupu

tersebut

15. Kebersihan dan keindahan

taman sekolah di jaga di

lestarikan tanaman bunga dan

pohon yang ada di dalamnya

16. Pembentukan piket harian di

laksanakan secara terus

menerus secara bergantian

oleh siswa dan siswi sekolah

setiap harinya.

17. Melakukan pagi bersih setiap

hari pukul 06.30 s/d 06.50

18. Pohon-pohon yang ada di

lingkungan sekolah di jaga

agar tetap rindang daunnya.

19. Pembuatan taman kelas di

kerjakan oleh siswa dibantu

oleh para guru.

20. Penanaman pohon-pohon

besar yang produktif.

21. Membangun toilet satu kelas

satu toilet.

22. Menerapkan absen pagi dan

siang untuk tenaga pendidik

dan kependidikan.

23. Melaksanakan shalat dhuha

berjamaah setiap hari sabtu

pagi.

24. Setiap siswa bertanggung

jawab atas kebersihan

lingkungan sekolah dan

berkewajiban memelihara

tanaman yang berada di

lingkungan sekolah.

Page 17: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

45

kesalahan

5. Memanfsaatk

an lahan dan

fasilitas

sekolah

g. Rasa Ingin

Tahu

1. Melakukan

pembelajar

an tentang

perlindunga

n dan

pengelolaan

lingkungan

hidup

2. Mengkomu

nikasikan

hasil

pembelajar

an

lingkungan

hidup

dengan

berbagai

cara dan

media

h. Peduli

lingkungan

1. Ketersediaa

n sarana

dan

prasarana

pendukung

yang ramah

lingkungan

2. Peningkata

n kualitas

pengelolaan

dan

pemanfaata

n sarana

dan

prasarana

yang ramah

lingkungan

25. Menyediakan tempat sampah

secara terpisah antara sampah

organik dan anorganik dan air

bersih.

26. Peserta didik melakukan

kegiatan pembelajaran tentang

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup.

27. Menyediakan sarana

prasarana untuk pengomposan,

pemanfaatan dan pengolahan

air, hutan/taman/kebun

sekolah, green house, toga,

kolam ikan, biopori, sumur

serapan, biogas dll.

28. Memelihara sarana dan

prasarana sekolah yang ramah

lingkungan sesuai fungsinya

seperti: ruang memiliki

pengaturan cahaya dan

ventilasi udara secara alami.

29. Pemeliharaan dan pengaturan

pohon peneduh dan

penghijauan serta

menggunakan paving.

30. Menjaga kualitas pelayanan

kantin sehat dan ramah

lingkungan.

31. Apakah ada silabus dan RPP

pendidikan lingkungan di

SMPN 4 Bantimurung.

32. Apakah proses pembelajaran

pendidikan lingkungan masih

terintegrasi dengan mata

pelajaran lain.

33. Program adiwiyata merupakan

jalur percepatan melaksanakan

pengelolaan lingkungan di

sekolah.

34. SMP Negeri 4 Bantimurung

sudah melaksanakan

pengelolaan lingkungan sesuai

aturan yang ada dalam

program adiwiyata.

Page 18: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

46

i. Peduli sosial

1. Merayakan

peringatan

hari besar

j. Bertanggun

g jawab

1. Bertanggun

g jawab

atas

kebersihan

lingkungan

sekolah

2. Membaca

Al-Qur’an

dan berdo’a

setisp pagi

sebelum

pembelajar

an

3. Sholat

dhuha

berjamaah

setisp hari

sabtu pagi

4. Sholat

Dhuhur

berjamaah

setiap hari

35. Tehnik evaluasi dalam

program adiwiyata sudah

terlaksana di SMP Negeri 4

Bantimurung kaitannya

dengan pengelolaan

lingkungan.

36. SMP Negeri 4 Bantimurung

sudah menjadi sekolah

adiwiyata menurut hasil

penelitian dari tim penilai di

tingkat nasional.

Konsep Inti Pendidikan karakter,

pengelolaan lingkungan,

program adiwiyata, disiplin,

kerja keras, kreatif, rasa ingin

tahu, peduli lingkungan, peduli

sosial, tanggung jawab.

Page 19: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

i

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 20

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 20

D. Manfaat Hasil Penelitian ......................................................... 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 23

2.1. Pendidikan Karakter dan Pendidikan Lingkungan .................... 23

2.1.1. Defenisi Pendidikan Karakter ...................................... 23

2.1.2. Indikator Pendidikan Karakter ..................................... 29

2.1.3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter ................................ 38

2.2. Pendidikan Lingkungan .......................................................... 47

2.2.1. Pengelolaan Lingkungan Hidup ................................... 47

2.2.2. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah ............................... 49

2.2.3. Pelestarian Lingkungan Sekolah .................................. 63

2.2.4. Pembangunan Berkelanjutan ........................................ 76

2.3. Sekolah Adiwiyata .................................................................. 81

2.3.1. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan ................................................ 81

2.3.2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan ........ 82

2.3.3. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif............. 83

2.3.4. Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana

Pendukung Sekolah ...................................................... 83

2.4. Penelitian Yang Relevan ......................................................... 85

2.5. Kerangka Pikir ........................................................................ 89

2.5.1. Perencanaan Konsep Pendidikan Karakter dan Pendidikan

Lingkungan Di SMP Negeri 4 Bantimurung ............... 89

2.5.2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup Di SMPN 4 Bantimurung ............. 94

Page 20: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

ii

2.5.3. Evaluasi Pendidikan Karakter Dalam Pengelolaan

Lingkungan Di SMPN 4 Bantimurung ........................ 97

2.5.4. Dampak pendidikan Karakter Dalam Lingkungan

Hidup Di SMPN 4 Bantimurung .................................. 100

BAB III METODE PENELITIAN ................................................... 104

3.1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ............................................. 104

3.2. Lokasi Penelitian ..................................................................... 104

3.3. Fokus dan Deskripsi Penelitian ............................................... 105

3.3.1. Fokus Penelitian ........................................................... 105

3.3.2. Deskripsi Penelitian ..................................................... 105

3.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 111

3.5. Teknik Analisis Data ............................................................... 112

BAB IV PROFIL SMP NEGERI KABUPATEN MAROS ............ 114

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian .................................... 114

4.1.1. Kondisi Umum Kabupaten Maros ............................... 114

4.1.2. Kondisi Umum Sekolah Di Kabupaten Maros ............ 122

4.2. Kondisi Sekolah Di SMP Negeri 4 Bantimurung ................... 129

4.2.1. Sejarah SMP Negeri 4 Bantimurung ............................ 129

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... 133

A. HASIL PENELITIAN ........................................................... 133

5.1.Kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung .................................. 136

5.1.1. Pengembangan Diri ...................................................... 146

5.1.2. Pengembangan Pendidikan Karakter ........................... 150

5.1.3. Pengaturan Beban Kerja ............................................... 155

5.1.4. Ketuntasan Belajar ....................................................... 157

5.1.5. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan ....................... 159

5.1.6. Pendidikan Kecakapan Hidup ...................................... 161

5.1.7. Pendidikan Berbasis keunggulan Lokal dan Global .... 163

5.2. Kalender Pendidikan 163

5.3. Pendidikan Karakter Bernuansa Lingkungan.......................... 165

5.4. Program Lingkungan ............................................................... 180

Page 21: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

iii

5.5. Program Adiwiyata ................................................................. 182

B. PEMBAHASAN ..................................................................... 198

5.6. Konsep Pendidikan Karakter Dan Pendidikan Lingkungan

Di SMP Negeri 4 Bantimurung .............................................. 198

5.6.1. Kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung ........................ 198

5.6.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................... 200

5.7. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dan Pendidikan

Lingkungan Berdasarkan Program Adiwiyata ....................... 204

5.7.1. Pembelajaran .................................................................. 204

5.7.2. Sekolah Adiwiyata ......................................................... 210

5.8. Evaluasi Pendidikan Karakter Dan Pendidikan Lingkungan

Berdasarkan program Adiwiyata ........................................... 222

5.8.1. Sarana Prasarana ............................................................ 222

5.8.2. Manajemen Sekolah ....................................................... 233

5.9. Dampak Pendidikan karakter Dan Pendidikan Lingkungan

Berdasarkan Program Adiwiyata ........................................... 236

5.9.1. Observasi Peserta Didik ................................................. 236

5.9.2. Observasi Kondisi Umum Sekolah ................................ 239

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 242

Page 22: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu cara merubah sikap dan perilaku

siswa serta masyarakat menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat, hal ini

dimungkinkan karena pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan fisik, daya

jiwa, (akal, rasa dan kehendak), sosial dan moralitas manusia serta merupakan alat

terpenting untuk menjaga diri dan memelihara nilai-nilai positif (Setiawan: 2010).

Sebagaimana yang tercermin dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional

menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal 3, yang

menyatakan;

“ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab”.

Dalam konteks ini terlihat bahwa pendidikan karakter telah menjadi

bagian dalam tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu Pendidikan karakter

sebenarnya bukan konsep yang baru dalam konteks masyarakat Indonesia. Bahkan

sejak awal kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru, dan kini masa

reformasi telah banyak langkah-langkah yang sudah dilakukan dalam kerangka

membentuk pendidikan karakter, namun belum menjadi fokus utama dalam

pendidikan nasional. Pendidikan karakter masih seringkali di sinonimkan dengan

pendidikan akhlak (Gunawan: 2012). Sedangkan tujuan pendidikan dasar adalah

Page 23: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

2

meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

(Kurikulum SMPN 4 Bantimurung; 2012/2013). Kembali di perkuat oleh

kebijakan yang menjadikan pendidikan karakter sebagai program Pendidikan

Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II. Menurut Lickona (2012) ada tujuh alasan

mengapa karakter itu harus di sampaikan:

1. Merupakan cara terbaik untuk menjamin anak-anak (Peserta didik)

memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya;

2. Merupakan cara untuk meningkatkan prestasi akademik;

3. Merupakan cara terbaik karena sebagian peserta didik tidak dapat

membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat lain;

4. Mempersiapkan peserta didik untuk menghormati pihak atau orang lain

dan dapat hidup dalam masyarakat yang beragam;

5. Mengajarkan pembiasaan karena berangkat dari akar masalah yang

berkaitan dengan problem moral-sosial, seperti ketidak sopanan,

ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja

(belajar) yang rendah;

6. Merupakan persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat

kerja; dan

7. Mengajarkan nilai-nilai budaya merupakan bagian dari kerja peradaban.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tempat yang tepat

untuk mengajarkan pendidikan karakter adalah di sekolah dengan metode

peneladanan dan pembiasaan meskipun dengan keterbatasan waktu yang ada.

Page 24: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

3

Oleh karena itu dengan melihat potensi sumber daya pendidik yang dimiliki SMP

Negeri 4 Bantimurung, yaitu dengan kondisi pendidik di sekolah tersebut 95%

berkualifikasi sarjana (S1) dan telah lulus sertifikasi sekitar 75% , serta sebagian

besar guru senior yang rata-rata pengalaman mengajarnya di atas 15 tahun,

sehingga dengan kondisi para pendidik serta para pengelola SMP Negeri 4 sangat

mendukung terlaksananya pendidikan karakter dengan metode peneladanan

kepada para peserta didik di sekolah tersebut.

Adapun inti dari kurikulum yang memuat pendidikan berkarakter memiliki

tiga konsep, yaitu meliputi:

1) Kurikulum sebagai substansi, maksudnya adalah: kurikulum di pandang

sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi peserta didik di sekolah, atau

sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin di capai. Suatu kurikulum juga

dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan,

bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum

juga digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama

antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan

dengan masyarakat. Konsep ini sebenarnya tidak jauh beda dengan konsep

kurikulum sebelumnya, namun dalam kurikulum 2013 ini lebih bertumpu

kepada kualitas guru sebagai implementator di lapangan. Kualitas guru perlu

di perhatikan dan guru juga tidak boleh menjadi pribadi yang malas dan

berhenti belajar. Dan sistem pendidikan harus mencegah terjadinya

kemalasan guru akibat yang bersangkutan telah mendapatkan sertifikasi.

Page 25: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

4

2) Kurikulum sebagai suatu sistem, maksudnya adalah: kurikulum 2013 sebagai

suatu sistem, yaitu merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem

pendidikan, bahkan sistem masyarakat, dan juga mencakup sistem personalia,

dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum,

melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya.

3) Kurikulum sebagai suatu bidang studi, maksudnya adalah : merupakan bidang

kajian para ahli kurikulum sebagai bidang studi dengan mengembangkan

ilmu tentang kurikulum, mempelajari konsep-konsep dasar tentang

kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan

percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya bidang

studi kurikulum. Inti dari kurikulum 2013 ada pada upaya penyederhanaan

dan sifatnya yang tematik-integratif. Kurikulum 2013 ini disiapkan untuk

mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi tantangan masa depan.

Titik berat kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa

memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan; observasi,

wawancara, (bertanya), bernalar, dan mengkomunikasikan

(mempersentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah

menerima materi pembelajaran, (situs Perhimpunan Pelajar Indonesia(PPI)

Belanda, senin, 7/1/2013).

Uraian dari ketiga konsep dasar kurikulum pendidikan karakter dapat

disimpulkan bahwa posisi kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung sudah

mencakup ketiga konsep dasar kurikulum 2013 yang memuat pendidikan

karakter tersebut, karena kenyataan dilapangan bahwa di SMP Negeri 4

Page 26: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

5

Bantimurung itu dengan berdasar dari visi dan misinya adalah bertujuan untuk

mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi tantangan masa depan,

generasi yang selalu berfikir positif, berakhlak mulia, kreatif sebagaimana yang

di titik beratkan dari kurikulum yang memuat pendidikan karakter dengan

pendekatan pembelajaran scientifik/ilmiah dalam proses pembelajarannya.

Apabila kurikulum memuat pendidikan karakter yang di selenggarakan

di sekolah, maka pengelola sekolah akan menjadi contoh dan sekaligus

koordinator program tersebut. Hal ini karena seluruh pengelola sekolah yang

memang secara khusus memiliki tugas untuk membantu peserta didik

mengembangkan kepedulian sosial dan masalah-masalah kesehatan mental,

dengan demikian pengelola sekolah harus sangat akrab dengan program

pendidikan karakter. Pengelola sekolah harus mampu melibatkan semua

pemangku kepentingan (peserta didik, guru bidang studi, orang tua, kepala

sekolah) di dalam mensukseskan pelaksanaan programnya. Mulai dari program

pelayanan dasar yang berupa rancangan kurikulum bimbingan yang berisi materi

tentang pendidikan karakter, seperti kerjasama, keberagaman, kejujuran,

menangani kecemasan, membantu orang lain, persahabatan, cara belajar,

manajemen konflik, pencegahan penggunaan narkotika, dan sebagainya. Program

perencanaan individual berupa kemampuan untuk membuat pilihan, membuat

keputusan, dan seterusnya (Gunawan:2012).

Sementara itu, pengelolaan lingkungan yang berdasarkan program

adiwiyata adalah merupakan aplikasi dari pendidikan karakter dengan melalui

pengelolaan lingkungan serta sikap dan kreatifitas peserta didik dan seluruh warga

Page 27: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

6

yang ada di lingkungan sekolah, baik itu di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah

Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan seterusnya. Sehingga

pendidikan lingkungan hidup yang di selenggarakan di sekolah memiliki

karakteristik tersendiri yang berbeda di masyarakat luas. Oleh karena itu di

perlukan pengetahuan tentang pendidikan lingkungan hidup secara formal agar

fokus dalam pelaksanaannya di lingkungan sekolah. Jadi keberadaan program

adiwiyata merupakan salah satu program yang bertujuan menciptakan sekolah

peduli dan berbudaya lingkungan yang merupakan salah satu point dari 18 nilai

karakter yang ada di dalam pendidikan karakter. Kemudian pelaksanaan

pendidikan karakter tidak cukup hanya dilaksanakan di sekolah dan perguruan

tinggi saja. Bahkan dalam langkah selanjutnya pendidikan karakter perlu

dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Juga pelaksanaan pendidikan

karakter tidak dihafal seperti materi ujian.

Pendidikan karakter memerlukan peneladanan dan pembiasaan.

Pembiasaan untuk berbuat baik, pembiasaan untuk berlaku jujur, tolong

menolong, toleransi, malu berbuat curang, malu bersikap malas, malu

membiarkan lingkungannya kotor. Dengan adanya peneladanan dan pembiasaan

seperti itu, maka dunia pendidikan tidak dianggap hanya mampu melahirkan

lulusan-lulusan manusia dengan tingkat intelektualitas yang bukan hanya

Intelektual Quetion (IQ) tapi juga Emotional Quetion (EQ) dan Spritual Quetion

(SQ) yang memadai. Serta banyaknya dari lulusan sekolah yang memiliki nilai

tinggi, berotak cerdas, serta mampu menyelesaikan berbagai soal mata pelajaran

dengan sangat tepat, namun tidak mempunyai mental kepribadian yang baik pula.

Page 28: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

7

Hal ini terbukti bahwa perilaku negatif masyarakat Indonesia yang terjadi di

kalangan pelajar dan mahasiswa maupun kalangan yang lainnya, jelas

menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya di

sebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan pendidikan karakter di lembaga

pendidikan (Gunawan: 2012).

Fenomena tersebut di atas jelas menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi

SMP Negeri 4 Bantimurung. Sebab dalam pandangannnya, apa jadinya jika

pendidikan dasar dan menengah yang ada di tengah masyarakat ini memiliki

banyak orang cerdas, namun ternyata mental dan perilaku mereka sama sekali

tidak cerdas. Bahkan, tidak ada korelasi antara tingginya nilai yang diperoreh di

bangku pendidikan dengan perilaku mereka di tengah-tengah masyarakat.

Akibatnya muncullah sosok-sosok orang pandai yang memperalat orang bodoh

atau orang pandai yang menindas orang lemah. Padahal pada hakikatnya

pendidikan dilaksanakan bukan sekedar untuk mengejar nilai-nilai, melainkan

memberikan pengarahan kepada setiap orang agar dapat bertindak dan bersikap

yang benar sesuai dengan kaidah-kaidah dan spirit keilmuan yang dipelajari

(Aunilla: 2011). Selanjutnya para pakar pendidikan terutama pakar pendidikan

Agama Islam sepakat bahwa pendidikan budi pekerti, moralitas atau akhlak

sangat penting dan mesti segera terwujud.

Sesuai dengan yang telah tercantum dalam Undang-Undang No. 20

tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal I butir l2 dan 13 yang menyebutkan

bahwa pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan formal yang dapat

Page 29: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

8

dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, dan pendidikan informal adalah

jalur pendidikan keluarga dan lingkungan (UUD No 20 Tahun 2003).

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) adalah merupakan salah satu

bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada

jenjang menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar dan Ibtidaiyah. Di

Kabupaten Maros Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) berjumlah 43

sekolah, sementara yang masuk dalam sekolah adiwiyata atau yang sudah

melaksanakan pendidikan lingkungan untuk tingkat sekolah menengah pertama

negeri ataupun swasta, baru berjumlah 9 sekolah, diantaranya; (1) SMPN 4

Bantimurung; (2) SMPN 5 Mandai; (3) SMPN 10 Bantimurung; (4) SMPN 15

Simbang; (5) SMPN 16 Mandai; (6) SMPN 22 Bantimurung; (7) SMP Angkasa;

(8) SMP PGRI 3 Maros; (9) SMP IT Darul Istiqamah Putri. Dari jumlah Sekolah

Menengah Pertama Negeri yang ada di Kabupaten Maros dengan jumlah sekolah

yang sudah melaksanakan program adiwiyata belum bisa dikatakan ada kemajuan

yang signifikan karena masih jauh dari harapan Pendidikan Lingkungan Hidup,

yaitu agar seluruh pemangku kepentingan dapat bersinergi dalam melaksanakan

pendidikan lingkungan hidup. Oleh karena itu kehadiran dari Program Adiwiyata

ini di harapkan dapat meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup, baik

itu lingkungan sekolah maupun masyarakat. Sebagaimana dari tujuan program

adiwiyata itu sendiri yaitu, bertujuan untuk mendorong dan membentuk sekolah

peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melaksanakan

upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan

generasi sekarang maupun yang akan datang. Dimana pertama kali di canangkan

Page 30: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

9

program ini pada tanggal 21 Pebruari 2006 oleh Kementrian Negara Lingkungan

Hidup (KNLH).

Oleh karena itu dengan melihat potensi sumber daya pendidik yang

dimiliki SMP Negeri 4 Bantimurung, yaitu dengan kondisi pendidik di sekolah

tersebut 95% berkualifikasi sarjana (S1) dan telah lulus sertifikasi sekitar 75% ,

serta sebagian besar guru senior yang rata-rata pengalaman mengajarnya di atas

15 tahun, sehingga dengan kondisi para pendidik serta para pengelola SMP Negeri

4 Bantimurung sangat mendukung terlaksananya pendidikan karakter dengan

metode peneladanan kepada para peserta didik di sekolah tersebut.

SMP Negeri 4 Bantimurung adalah merupakan salah satu SMPN yang

sudah menjadi sekolah adiwiyata tingkat nasional tahun 2014 dan juga dari

keenam SMPN yang sudah memenuhi syarat baik itu secara administrasi maupun

dalam pelaksanaan Program Adiwiyata sesuai dengan standar evaluasi pencapaian

adiwiyata. Kondisi lingkungan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4

Bantimurung saat ini sudah masuk dalam penilaian untuk bisa maju ke tingkat

adiwiyata mandiri karena dianggap layak oleh tim adiwiyata yang ada di tingkat

nasional tersebut. Apabila program adiwiyata ini di laksanakan di SMP Negeri 4

Bantimurung sesuai dengan prosedur serta aturan-aturan yang sudah di tetapkan,

maka dengan sendirinya pendidikan karakter sudah bisa terlaksana dengan baik.

Sebab, sikap dan perilaku peserta didik serta seluruh warga sekolah yang ada di

lingkungan SMP Negeri 4 Bantimurung sudah mencerminkan kepribadian yang

memiliki karakter yang berakhlak mulia.

Page 31: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

10

Pendidikan karakter bukanlah merupakan ide baru sepanjang sejarah, di

seluruh dunia pendidikan telah memiliki dua tujuan utama untuk membantu para

peserta didik menjadi pintar dan untuk mereka menjadi baik. Para peserta didik ini

memerlukan karakter bagi kedua hal tersebut. Mereka memerlukan kekuatan

karakter seperti etos kerja yang kuat, disiplin diri, dan ketekunan untuk sukses di

sekolah dan kehidupannya dalam karakter rasa hormat, tanggung jawab untuk

memiliki hubungan dan kehidupan antar pribadi yang positif dalam masyarakat

(Lickona: 2012).

Pendidikan karakter kemudian mulai dibicarakan dikalangan masyarakat

awam maupun di dunia pendidikan sejak tahun 2010. Banyak media dan pakar

pendidikan, maupun tokoh masyarakat memberikan rekomendasi agar pendidikan

karakter segera diberlakukan. Karena pendidikan karakter dapat digunakan

sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional. Dimana Visi

yang harus dicapai yaitu mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia,

bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah pancasila

(Sulityowati: 2012).

Apabila jati diri suatu bangsa sudah mengalami ketidakpastian dan tidak

memiliki karakter yang tangguh, maka perlu segera dicari cara

mengembalikannya. Membangun masyarakat yang berkarakter melalui

pendidikan merupakan solusi terbaik. Pendidikan karakter dimulai dari

pendidikan informal, dan secara paralel berlanjut pada pendidikan formal dan

nonformal. Tantangan saat ini dan ke depan adalah bagaimana kita mampu

menempatkan pendidikan karakter sebagai kekuatan bangsa. Oleh karena itu,

Page 32: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

11

kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat

penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga

menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik, sosial, dan budaya

bangsa ( Wiyani: 2012).

Berdasarkan hasil kajian berbagai disiplin dan pendekatan, terdapat

beberapa kesamaan pandangan bahwa segala macam krisis yang terjadi pada

bangsa Indonesia yaitu, berpangkal dari krisis akhlak atau moral. Krisis ini secara

langsung sangat berhubungan erat dengan pendidikan karakter. Konstribusi

pendidikan dalam konteks ini, adalah pada pembangunan mentalitas manusia yang

merupakan produknya. Ironisnya krisis tersebut menurut sementara pihak

disebabkan karena kegagalan pendidikan agama,(Muhaimin: 2005).

Untuk mewujudkan hal itu semua, perlu dicari jalan terbaik untuk

membangun dan mengembangkan karakter manusia dan bangsa Indonesia agar

memiliki karakter yang baik, unggul dan mulia. Upaya yang tepat untuk itu adalah

melalui pendidikan, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting

(urgen) dan utama dalam menanamkan, mentransformasikan dan menumbuh

kembangkan karakter positif siswa, serta mengubah watak yang tidak baik

menjadi baik. Seperti yang dikatakan para ahli, bahwa pendidikan merupakan

daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,

karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak (Gunawan: 2012).

Terkait dengan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, maka

sesungguhnya pendidikan dan pembangunan karakter sudah tertuang dalam fungsi

dan tujuan pendidikan nasional. Hanya saja permasalahan di lapangan, fungsi dan

Page 33: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

12

tujuan pendidikan nasional itu seolah gagal dilaksanakan, dan yang menjadi

persoalan ialah harapan kita untuk memiliki generasi bangsa yang tak hanya

cerdas, tetapi juga berakhlak mulia untuk menghadapi rintangan yang berarti.

Seiring banyaknya lembaga pendidikan yang berlomba meningkatkan nilai

kecerdasan otak, namun mengabaikan kecerdasan hati, jiwa, perilaku, pendidikan

tarnpaknya mengalami kepincangan dalam mencapai tujuan yang hakiki.

Akibatnya, sering kali dijumpai perilaku tidak terdidik yang justru dilakukan oleh

kaum terdidik (Sulityowati: 2012).

Dari sinilah, dapat diketahui bahwa ternyata dunia pendidikan hanya

mampu melahirkan manusia yang cerdas secara otak atau intelektual, namun gagal

secara moral. Kondisi itu akhirnya mengundang pertanyaan dan kritikan dari

banyak pengamat mengenai relevansi dunia pendidikan terhadap perilaku

seseorang dalam hidup keseharian (Gunawan: 2012).

Upaya pembentukan karakter sesuai budaya bangsa tidak semata-mata

hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan

kegiatan di luar sekolah. Akan tetapi juga melalui proses pembiasaan (habituasi)

dalam kehidupan. Dimana Nilai karakter religius, jujur, disiplin, toleran, kerja

keras, cinta damai, tanggung jawab harus tercermin dalam perilaku manusia

sehari-hari. Pembiasaan itu bukan hanya mengajarkan (aspek kognitif) mana yang

benar dan mana yang salah, akan tetapi juga mampu merasakan (aspek afektif),

nilai yang baik dan tidak baik serta bersedia melakukannya (aspek psikomotorik)

dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di

masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuhkembangakan siswa yang pada

Page 34: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

13

akhirnya akan menjadi pencerminan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu,

sekolah memiliki peranan yang sangat besar sebagai pusat pembudayaan melalui

pengembangan budaya sekolah, (Sulistyowati: 2012).

Kondisi seperti ini menyebabkan banyak pihak untuk menyimpulkan

perlunya pendidikan karakter diajarkan secara intensif di sekolah. Kajian

mengenai karakter atau moral tidak bersifat teknis melainkan refleksi, yaitu

refleksi tentang tema-tema yang berkaitan dengan perilaku manusia (Zubaedi:

2012).

Banyak kalangan mengatakan bahwa pendidikan karakter rnerupakan

kebutuhan mendesak untuk segera diterapkan di Indonesia, Mereka beranggapan

bahwa dunia pendidikan yang ada sekarang ini sedang memasuki masa-masa yang

sangat pelik dan meminta penanganan yang sangat serius, baik oleh pemerintah

maupun masyarakat luas. Tak hanya itu, banyak kucuran anggaran pendidikan

yang sangat besar disertai dengan berbagai terobosan sepertinya masih belum

mampu memecahkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan, terutama

mengenai cara mencetak alumni pendidikan yang unggul, beriman, bertakwa

profesional, dan berkarakter.

Pengalaman menunjukkan bahwa berbagai program pendidikan dan

pengajaran dalam kurikulum, seperti pelajaran budi pekerti, PKn, sudah diajarkan

di sekolah-sekolah, walaupun dalam kenyataannya masih belum mencapai hasil

yang optimal. Kegagalan itu dikarenakan adanya pemaksaan konsep yang

sekularistik, kurang seriusnya aspek pengalaman, dan tidak ada contoh dalam

program tersebut. Padahal program pendidikan karakter sangat memerlukan

Page 35: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

14

contoh dan keteladanan, bukan hanya konsep dan wacana belaka. Tentu saja peran

guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan karakter.

Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, meskipun dasar dari

pendidikan karakter itu sendiri adalah di dalam keluarga, karena pendidik pertama

dan utama adalah keluarga (orang tua). Kalau seorang anak mendapat pendidikan

karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik

selanjutnya. Oleh sebab itu pendidikan karakter akan terwujud apabila ketiga

unsur lingkungan saling mendukung dimana seorang anak (siswa) berada. Ketiga

lingkungan yang di maksud adalah; (a) lingkungan keluarga; (b) lingkungan

masyarakat; dan (c) lingkungan sekolah. Namun realita yang ada lingkungan

keluarga (orang tua) lebih mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang

karakternya. sehingga banyak orang tua yang gagal mendidik anak-anaknya (a)

karena mementingkan IQ dan melupakan EQ dari anak tersebut; (b) karena

dipengaruhi faktor kesibukan mereka dengan alasan untuk mencari rejeki.

Sekolah harus berkomitmen untuk mengembangkan karakter peserta didik

berdasarkan nilai-nilai dan mendefinisikannya dalam bentuk perilaku yang dapat

diamati dalam kehidupan sekolah sehari-hari. Selain itu, sekolah harus

mencontohkan nilai-nilai itu, mengkaji dan mendiskusikannya dan menjadi dasar

dalam hubungan antar manusia (Muslich: 2011).

Tercapainya prinsip-prinsip dalam pendidikan karakter di sekolah tentunya

sangat berhubungan erat dengan tugas guru sebagai tenaga pendidik. Seorang

guru harus benar-benar marnpu memberikan penjelasan mengenai tujuan

pendidikan dan cara bersikap yang semestinya. Sebab, mendidik adalah kegiatan

Page 36: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

15

memberi pengajaran kepada peserta didik, membuatnya mampu memahami

sesuatu, dan dengan pemahaman yang dimilikinya ia dapat mengembangkan

potensi dirinya dengan menerapkan sesuatu yang telah dipelajarinya. Selain itu,

keadaan tersebut memunculkan gagasan baru tentang pentingnya menerapkan

pendidikan karakter di sekolah guna melahirkan generasi bangsa yang cerdas

secara akal, namun juga cerdas secara moral. Pendidikan karakter di sekolah bisa

jadi merupakan tawaran yang sangat menarik untuk dilaksanakan (Gunawan:

2012)

Pendidikan karakter di sekolah yang mempercepat pengembangan

pendidikan lingkungan hidup melalui program adiwiyata oleh KNLH sehingga

kurikulum sudah mengintegrasikan dengan mata pelajaran lain yang ada di SMP

Negeri 4 Bantimurung saat ini, yaitu menjaga kebersihan lingkungan sekolah,

menanam pohon, membuat taman sekolah, kebun sekolah, membuat hutan

sekolah, tanama toga (apotik hidup), membangun toilet, menyiapkan penangkaran

kupu-kupu, memiliki green house, menyiapkan tempat sampah organik dan

anorganik, mengolah sampah plastik sehingga memiliki nilai ekonomi di sekolah

serta menjadikan peserta didik lebih kreatif. Meskipun masih menemukan banyak

kesulitan, karena tidak bisa terlaksana dengan baik konsep pendidikan lingkungan

hidup di sekolah. Sebab dari hasil pengamatan yang di lakukan masih kurangnya

kesadaran bagi warga sekolah di SMP tersebut. Permasalahan itu terjadi karena

tehnik pembelajaran pendidikan lingkungan hidup belum diajarkan secara

monolitik tetapi masih terintegrasi dengan mata pelajaran lain. Sehingga guru

mata pelajaran tidak bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik, karena mata

Page 37: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

16

pelajaran pokok yang menjadi kewajiban utama yang harus di tuntaskan. Betapa

pentingnya pendidikan lingkungan hidup, karena manusia dan lingkungan hidup

merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan. Limgkugan hidup mempengaruhi

pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraan manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya maupun dalam melakukan aktivitas hubungan sosialnya.

Seperti yang di sebutkan dalam UUD No 32 tahun 2009 tentang proteksi dan

pengelolaan lingkungan, (Soerjani: 2009; 76) mengatakan bahwa lingkungan

hidup merupakan”.....sistem kehidupan yang terdiri atas ruang, pengada ragawi

(benda, abiota, niorhidup) dan pengada insani (biota, makhluk hidup) termasuk

manusia dan perilakunya, keadaan atau tatanan alam (gempa, gunung api meletus,

petir, badai dan sebagainya), daya (peluang, tantangan dan kesempatan) yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan

makhluk hidup lainnya”.

Kemudian sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari

kepribadian secara utuh dari seseorang: mentalitas, sikap dan perilaku. Pendidikan

karakter semacam ini lebih tepat sebagai pendidikan budi pekerti. Pembelajaran

tentang tata krama, sopan santun, dan adat istiadat, menjadikan pendidikan

karakter semacam ini lebih menekankan kepada perilaku-perilaku aktual tentang

bagaimana seseorang dapat di sebut berkepribadian baik atau tidak baik

berdasarkan norma-norma yang bersifat kontekstual dan kultural (Wibowo;

http://www.pendidikankarakter, sabtu 05 pebruari 2014).

Menurunnya kualitas moral dalam kehidupan manusia indonesia dewasa

ini, terutama di kalangan siswa, menuntut di selenggarakannya pendidikan

Page 38: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

17

karakter. Sekolah di tuntut untuk memainkan peran dan tanggungjawabnya untuk

menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik dan membantu para siswa

membentuk dan membangun karakter mereka dengan nilai-nilai yang baik.

Pendidikan karakter diarahkan untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu

seperti rasa hormat, tanggung jawab, jujur, peduli, dan adil serta membantu siswa

untuk memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan mereka sendiri. Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak di perlukan

bukan hanya di sekolah saja, tapi di rumah dan di lingkungan sosial

(http://www.pendidikankarakter.com, sabtu, 08 maret 2014).

Dan kemudian terbit Memorandum bersama antara Departemen

Pendidikan dan Kebudayaa, dengan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup

No. 0142/1996 dan No Kep: 89/MENLH/5/1996 tentang pembinaan dan

pengembangan pendidikan lingkungan hidup, tanggal 21 mei 1996. Dan salah satu

program yang di gulirkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup di sebut Program

“Adiwiyata”

Adiwiyata mempunyai pengertian sebagai tempat yang baik dan ideal

dimana dapat diperoleh secara ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika

yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup

menuju kearah cita-cita pembangunan berkelanjutan. Program adiwiyata

diimplementasikan di sekolah sebagai upaya untuk menciptakan kondisi yang

baik bagi sekolah sebagai tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah,

sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab

dalam upaya penyelamatan lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di

Page 39: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

18

Indonesia. Program adiwiyata harus harus berdasarkan norma-norma

Kebersamaan, Keterbukaan, Kejujuran, Keadilan, dan Kelestarian Fungsi

Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam. Hal tersebut selaras dengan program

pendidikan karakter bangsa yang sekarang ini sedang gencar digulirkan oleh

pemerintah.

Sekolah dikatakan sebagai sekolah adiwiyata jika telah melaksanakan

indikator dan kriteria program adiwiyata, yaitu: (1) Pengembangan kebijakan

sekolah peduli dan berbudaya lingkungan; (2) Pengembangan kurikulum berbasis

lingkungan; (3) Pengembangan Kegiatan berbasis partisipatif; (4) pengelolaan dan

atau pengembangan sarana pendukung sekolah (Tim Adiwiyata Tingkat Nasional:

2011).

Dengan berdasar dari kategori untuk menjadi sekolah adiwiyata, maka

kurikulum Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bantimurung mengembangkan

nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan

yang terjadi di sekolah. Nilai-nilai yang di maksud diantaranya religius, jujur,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta

damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai

– nilai tersebut tidak diajarkan sebagai mata pelajaran tertentu tetapi di

integrasikan pada setiap pembelajaran maupun kegiatan pengembangan diri.

Strategi penyampaiannya tidak bersifat informatif tetapi lebih bersifat

keteladanan.

Page 40: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

19

Adapun program-program unggulan yang dimiliki Sekolah Menengah

Pertama Negeri 4 tersebut, antara lain:

(1) Program Religius; setiap jumat pagi diselenggarakan kegiatan baca tulis bagi

siswa yang belum lancar membaca Al-Qur’an yang dibimbing oleh Tim

Penyuluh dari Depag Kabupaten Maros. Seluruh peserta didik, pendidik,

tenaga kependidikan yang perempuan muslim wajib memakai jilbab.

(2) Program Peduli Lingkungan; program ini dilaksanakan harian, dimulai pukul

07.00 sd 07.20 oleh semua warga sekolah sesuai dengan lokasi masing-

masing dengan membersihkan lingkungan, menata taman, merawat taman.

Setiap siswa diwajibkan memelihara 1 tanaman.

(3) Pengembangan Sumber Daya Manusia; pengembangan Sumber Daya Manusia

diikuti oleh tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan yang di laksanakan

setiap hari sabtu. Melaksanakan open class setiap mata pelajaran.(Kurikulum

SMPN 4 Bantimurung, 2012/2013).

Dari program-program unggulan yang dimiliki Sekolah Menengah Pertama

Negeri 4 Bantimurung tersebut yang memotivasi peneliti untuk bisa menggali

seperti apa proses pelaksanaan pendidikan karakter dengan basis nilai karakternya

pengelolaan lingkungan hidup dengan basic program adiwiyata di sekolah

tersebut.

Page 41: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

20

B. Rumusan Masalah (Research Question)

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

beberapa permasalahan yang menjadi sasaran penelitian ini sekaligus berfungsi

sebagai pedoman pembahasan, yakni :

1. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Karakter dan Pendidikan Lingkungan

Berdasarkan Program Adiwiyata di SMP Negeri 4 Bantimurung?

2. Bagaimana Evaluasi Pendidikan Karakter dan Pendidikan Lingkungan

Berdasarkan Program Adiwiyata di SMP Negeri 4 Bantimurung?

3. Bagaimana Dampak Pendidikan Karakter dan Pendidikan Lingkungan

Berdasarkan Program Adiwiyata di SMP Negeri 4 Bantimurung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian

ini adalah:

a. Menganalisis Pelaksanaan Pendidikan Karakter yang mengintegrasikan

Pendidikan Lingkungan berdasarkan Program Adiwiyata di SMP Negeri 4

Bantimurung.

b. Menganalisis Evaluasi Pendidikan Karakter yang mengintegrasikan

Pendidikan Lingkungan Berdasarkan Program Adiwiyata di SMP Negeri 4

Bantimurung.

Page 42: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

21

c. Menganalisis Dampak Pendidikan Karakter yang mengintegrasikan

Pendidikan Lingkungan berdasarkan Program Adiwiyata di SMP Negeri 4

Bantimurung.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi tingkat sekolah menengah

khususnya SMP Negeri 4 Bantimurung baik secara teoritis maupun praktis;

1. Manfaat Teoritis, Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

informasi dan menambah khasanah, minimal sebagai tambahan wawasan bagi

peneliti yang mengambil topik tentang pentingnya pendidikan karakter dan

pendidikan lingkungan diajarkan di sekolah. Meskipun realita di lapangan

bahwa pendidikan lingkungan hidup masih diajarkan dengan cara

mengintegrasikan pada sebagian mata pelajaran yang ada relevansinya dengan

mata pelajaran yang ada di sekolah tersebut. Pendidikan lingkungan

berdasarkan Program Adiwiyata yang merupakan bagian dari 18 nilai karakter

yang diharapkan mampu merobah pola pikir tentang pengelolaan

(pemanfaatan, pelestarian, dan keberlanjutan) lingkungan hidup di sekolah

maupun lingkungan masyarakat luas, sehingga bisa menggambarkan akhlak

atau moral siswa yang mengalami kemorosotan pada saat sekarng ini.

2. Manfaat Praktis, Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsi pemikiran

kepada segenap pengelola pihak-pihak pelaksana pendidikan, khususnya pihak

SMP Negeri 4 Bantimurung di Kabupaten Maros agar dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dan pengembangan dalam proses pendidikan dengan

Page 43: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

22

mengimplementasikan pendidikan karakter serta cara mengelola lingkungan

hidup berdasarkan program adiwiyata untuk menjadi sekolah Adiwiyata, baik

di tingkat Kabupaten, Provinsi, serta di tingkat Nasional maupun menjadi

sekolah adiwiyata mandiri. Harapan penelitian ini di lakukan adalah supaya

bisa memberikan satu konsep pengetahuan agar dikembangkan suatu

pendekatan monolitik yang dikemas dalam suatu mata pelajaran yang berdiri

sendiri yang secara otomatis di masukkan dalam kurikulum, dan memiliki

silabus dan RPP serta Guru (pendidik) dari latar belakang Pendidikan

Kependudukan Lingkungan Hidup (PKLH). Agar pendidikan lingkungan

hidup bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan pembangunan

berkelanjutan.

Page 44: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendidikan Karakter dan Pendidikan Lingkungan

2.1.1. Defenisi Pendidikan Karakter

Pengertian karakter menurut pusat bahasa Depdiknas (2012) adalah”

bawaan hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,

temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku,

bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut (Tadkiroatun Musfiroh: 2008),

karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behavior),

motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa

Yunani yang berarti “to Mark” atau menandai dan menfokuskan bagaimana

mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku,

sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan

orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah

moral disebut dengan berkarakter mulia.

Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi

dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional,

logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung

jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya,

jujur, menepati janji, adil rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut,

setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin,

antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efesien,

menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah,

Page 45: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

24

cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga memiliki

kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan individu juga mampu

bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut (Suciptoardi, 27 oktober

2010).

Karakter diartikan juga sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak

atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari pada yang lain

(Purwadarminta: 1985). Dengan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa

membangun karakter adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian

rupa sehingga berbeda dari yang lainnya. Adapun makna berkarakter adalah;

berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa individu yang berkarakter baik adalah seseorang yang

berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada

umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya disertai dengan

kesadaran, emosi, dan motivasinya (perasaannya), (Fathurrohman; 2013: 17).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, seseorang yang

memiliki karakter yang baik adalah seseorang yang memiliki kepribadian,

perilaku, sifat, tabiat, watak yang berbeda dengan orang lain, serta mampu

mengatur emosinya yang disertai kesadaran dengan melakukan segala sesuatu

dengan menggunakan hati dan perasaannya. Oleh karena itu, senantiasa akan

berusaha melakukan yang terbaik terhadap sang pencipta, dirinya, sesama,

lingkungan, bangsa dan negaranya.

Page 46: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

25

Menurut Thomas Lickona (2012), pendidikan karakter adalah pendidikan

untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang

hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik,

jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan

sebagainya. Menurut Elkind dan Sweet, pendidikan karakter adalah upaya yang

disengaja untuk membantu memahami manusia, peduli atas nilai-nilai etis/susila

(Gunawan: 2012).

Menurut pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

karakter harus diajarkan dan diberikan peneladanan serta pembiasaan, baik itu di

rumah, di sekolah maupun dalam masyarakat luas. Pendidikan karakter

membutuhkan keikhlasan, ketulusan, kesabaran di dalam membentuk kepribadian

anak, sehingga pendidikan karakter ini harus diajarkan dengan sungguh-sungguh

di sekolah oleh seorang pendidik yang tidak hanya mengajar tetapi mendidik

siswanya. Karena apabila seorang pendidik hanya mengajar maka sekedar

menunaikan kewajiban semata untuk menyelesaikan materi ajar sesuai dengan

tuntutan kurikulum, silabus dan RPP yang berlaku di sekolah tersebut.

Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter adalah hal positif

apa saja yang dilakukan pendidik dan berpengaruh kepada karakter peserta didik

yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh

dari seorang pendidik untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para peserta didik

(Muchlas Samami: 2012). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter

adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter

peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku pendidik, cara

Page 47: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

26

guru berbicara atau menyampaikan materi bagaimana pendidik bertoleransi, dan

berbagai hal terkait dengan pendidik tersebut.

Uraian di atas jika ditelaah dengan baik, maka dapat dipahami bahwa

pendidikan karakter bukan hanya ditujukan buat peserta didik di sekolah, tetapi

yang utama adalah seorang pendidik yang memberikan pembelajaran harus

memiliki karakter yang bisa dijadikan contoh tauladan yang baik bagi peserta

didiknya, baik itu pada saat mengajar di depan kelas maupun di luar kelas atau

bahkan setelah keluar dari lingkungan sekolah. Sebab terkadang seorang anak

(peserta didik) jauh lebih mempercayai perkataan gurunya (pendidik) di sekolah

daripada orang tuanya di rumah. Sehingga seorang pendidik harus dengan

kesungguhan hati di dalam mengemban tugasnya di sekolah, apalagi anak (peserta

didik) yang masih duduk di sekolah dasar. Karena dengan segala kepolosannya

mereka menerima dan menampung segala yang dipelajari di sekolah di dalam

memori otaknya, baik itu yang positif ataupun yang negatif.

Selanjutnya Menurut David Elkind dan Freddy Sweet Ph.D (2004)

Pendidikan karakter adalah segala upaya yang dilakukan pendidik, yang mampu

memengaruhi karakter peserta didik. Pendidik membantu membentuk watak

peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku pendidik, cara

pendidik berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana pendidik bertoleransi,

dan berbagai hal terkait lainnya. Anak (peserta didik) yang masih duduk di

bangku sekolah dasar masih perlu dibantu mencari jati dirinya oleh pendidik di

lingkungan sekolah agar mereka bisa tumbuh dan berkembang menjadi anak yang

Page 48: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

27

memiliki karakter ataupun akhlak yang baik dan sesuai dengan yang ada dalam

ajaran agama.

Pendidikan karakter dari sisi substansi dan tujuannya sama dengan

pendidikan budi pekerti, sebagai sarana untuk mengadakan perubahan secara

mendasar, karena membawa perubahan individu sampai ke akar-akarnya

(dikemukakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono ketika memberikan

sambutan pada puncak peringatan hari pendidikan nasional, pada tgl 11 mei 2010,

yang bertemakan pendidikan karakter untuk membangun peradaban bangsa).

Pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang

bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-

nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui

pembelajaran dari kandungan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam pendidikan

karakter.

Kemudian pendidikan dalam masyarakat merupakan suatu proses interaksi

antara pendidik dengan anak didik. Anak yang berilmu akan semakin mudah

mengambil keputusan dan akan menguatkan dalam mencari pemecahan masalah

ketika berhadapan dengan dunia nyata. Tugas seorang pendidik tidak hanya

terbatas pada penyampaian materi pelajaran kepada anak didik saja, melainkan

merupakan tugas berat dan sulit. Tugas tersebut menuntut dari seorang pendidik

untuk bersifat sabar, amanah, ketulusan dan mengayomi anak didiknya (syalhub:

2008).

Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya

membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai

Page 49: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

28

secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Pendidikan karakter

yang selama ini ada di sekolah perlu segera di kaji, dan di cari alternatif-alternatif

solusinya, serta perlu dikembangkan secara lebih operasional sehingga mudah

diimplementasikan di sekolah. Oleh sebab itu pendidikan karakter pada dasarnya

dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi

pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata

pelajaran perlu di kembangkan, diekplisitkan, dikaitkan dengan konteks

kehidupan sehari-hari serta dikaitkan dengan kitab suci sesuai dengan agama

peserta didik tersebut (Fathurrohman, Suryana dan Fatriny; 2013).

Kemudian menurut Ali Ibrahim Akbar (2009), praktik pendidikan di

Indonesia cenderung lebih berorientasi pada pendidikan berbasis hard skill

(keterampilan teknis) yang lebih bersifat mengembangkan inteligence, Emosional

Questions (EQ), dan Spritual Questions (SQ). Karena mengingat kalau

pembelajaran di berbagai sekolah bahkan perguruan tinggi lebih menekankan

pada perolehan nilai hasil ulangan maupun nilai hasil ujian. Banyak pendidik yang

memiliki persepsi bahwa peserta didik yang memiliki kompetensi yang baik

adalah memiliki nilai hasil ulangan/hasil ujian yang tinggi. Proses internalisasi

pendidikan budaya dan karakter kedalam institusi pendidikan di tengah rumit dan

kompleksnya persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan justru perlu dimaknai

sebagai cara Tuhan untuk meningkatkan derajat dan kualitas hidup bangsa kita.

Pendidikan karakter bukan hanya sekedar memberikan pengertian atau

definisi-definisi tentang yang baik dan yang buruk, melainkan sebagai upaya

mengubah sifat, watak, kepribadian dan keadaan batin manusia sesuai dengan

Page 50: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

29

nilai-nilai yang dianggap luhur dan terpuji. Melalui pendidikan karakter ini

diharapkan dapat melahirkan manusia yang memiliki kebebasan menentukan

pilihannya tanpa paksaan dan tanggung jawab, yaitu manusia-manusia yang

merdeka, dinamis, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab baik terhadap Tuhan,

manusia, masyarakat, maupun dirinya sendiri (Nata: 2012).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa kewajiban terhadap

diri sendiri harus ditunaikan, tetapi jangan melupakan kewajiban terhadap Tuhan

dan orang lain, sehingga menjadi manusia yang bukan hanya cerdas tapi memiliki

akhlak yang baik serta bertanggungjawab terhadap segala perbuatan yang baik

dan buruk dalam kehidupan dunia maupun akhirat.

2.1.2. Indikator Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan

pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik

ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).

Penguatan dan pengembangan memiliki makna bahwa pendidikan dalam setting

sekolah bukanlah sekedar suatu dogmatisasi nilai kepada peserta didik, tetapi

sebuah proses yang membawa peserta didik untuk memahami dan merefleksi

bagaimana suatu nilai menjadi penting untuk diwujudkan dalam perilaku

keseharian manusia, termasuk bagi anak. Penguatan juga mengarahkan proses

pendidikan pada proses pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah baik dalam

setting kelas maupun sekolah. Penguatan pun memiliki makna adanya hubungan

antara penguatan perilaku melalui pembiasaan di sekolah dengan pembiasaan di

rumah (Kesuma, Triatna dan Permana: 2011).

Page 51: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

30

Oleh sebab itu, keberhasilan program pendidikan karakter dapat di ketahui

melalui pencapaian beberapa indikator, seperti berikut:

a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap

perkembangan remaja.

b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

c. Menunjukkan sikap percaya diri.

d. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih

luas.

e. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial

ekonomi dalam lingkup nasional.

f. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-

sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif.

g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

h. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi

yang dimilikinya.

i. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari.

j. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial.

k. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.

l. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara

kesatuan Republik Indonesia.

m. Menghargai karya seni dan budaya nasional.

Page 52: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

31

n. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya.

o. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu

luang dengan baik.

p. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.

q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di

masyarakat; menghargai adanya perbedaan pendapat.

r. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana.

s. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis

dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana.

t. Menguasai pengetahuan yang di perlukan untuk mengikuti pendidikan

menengah.

u. Memiliki jiwa kewirausahaan.

Dari penjelasan tentang indikator pendidikan karakter di atas, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa dalam pendidikan karakter sangat di harapkan adanya

saling memahami, menyayangi, menghargai, memotivasi secara positif serta

saling mendukung ke hal-hal yang lebih baik. Dan terlebih lagi jadilah diri sendiri

di dalam mengaktualisasikan potensi diri dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Mokhtar Lubis (2012), karakter bangsa indonesia yaitu

meremehkan mutu, suka menerabas, tidak percaya diri, tidak berdisiplin,

mengabaikan tanggung jawab, hipokrit, lemah kreativitas, etos kerja buruk, suka

feodalisme, dan tak punya malu. Jadi karakter lemah tersebut menjadi realitas

dalam kehidupan bangsa indonesia. Nilai-nilai tersebut sudah ada sejak bangsa

indonesia masih di jajah bangsa asing beratus-ratus tahun yang lalu. Karakter

Page 53: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

32

tersebut akhirnya mengkristalisasi pada masyarakat indonesia. Bahkan ketika

bangsa ini sudah merdeka pun karakter tersebut masih melekat. Kondisi inilah

yang melatarbelakangi lahirnya pendidikan berkarakter, dengan di tetapkannya 18

nilai karakter yang menjadi dasar dalam proses pendidikan atau dengan bahasa

sederhananya mengubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap

dan keterampilan (Listyarti: 2012).

Kemudian adapun proses pendidikan karakter itu sendiri di dasarkan pada

totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif,

afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks

interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat.

Berdasarkan totalitas psikologis dan sosiokultural pendidikan karakter

dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Olah hati, olah pikir, olah rasa/karsa, dan olahraga.

b. Beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati,

berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa

patriotik.

c. Ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong

royong, nasionalis, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum,

bangga menggunakan bahasa dan produk indonesia, dinamis, kerja keras,

dan beretos kerja.

d. Bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan,

bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, gigih, cerdas, kritis,

kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi

Page 54: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

33

IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni) dan reflektif (Setyarti:

2012).

Selama ini strategi untuk melakukan pembentukan karakter hanya

mengandalkan pendidikan agama di sekolah. Pendapat ini benar, tetapi belum

cukup. Pembentukan karakter sesungguhnya melibatkan pendidikan moral,

pendidikan nilai dan pendidikan agama. Pendidikan moral berfungsi sebagai dasar

bagi semua pendidikan karakter, berupa keputusan moral individual, yakni

menjadi manusia yang baik atau buruk, berkaitan dengan batin seseorang, berupa

keputusan, pilihan yang bebas dan bertanggung jawab. Selanjutnya pendidikan

nilai berkaitan dengan budi pekerti, tata krama, sopan santun dalam masyarakat

dan akhlak, berfungsi membantu peserta didik mengenal, menyadari pentingnya

dan menghayati nilai-nilai yang pantas dan semestinya dijadikan panduan bagi

sikap dan perilaku manusia, baik secara perorangan maupun bersama-sama dalam

suatu masyarakat. Sementara itu pendidikan agama berfungsi sebagai pondasi

yang lebih kokoh bagi kehidupan (Koesoema: 2007).

Ada beberapa strategi pembentukan karakter, yaitu;

a. Keteladanan; Tumpuan pendidikan karakter ada pada pundak pendidik.

Konsistensi dalam mengajarkan pendidikan karakter tidak sekedar melalui

sesuatu yang dikatakan melalui pembelajaran di kelas, melainkan nilai itu

juga tampil diri sang guru, dalam kehidupannya yang nyata di luar kelas.

Keteladanan ini merupakan perilaku dan sikap pendidik dan tenaga

kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui

Page 55: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

34

tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi

peserta didik lainnya.

b. Pembiasaan.

c. Menciptakan suasana yang kondusif.

d. Integrasi dan Internalisasi.

e. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai.

f. Membangun landasan yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan

toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.

g. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas

ajar.

h. Mengembangkan keterampilan untuk melakukan aktifitas sehari-hari.

i. Menumbuhkan kecerdasan emosi dan penghargaan terhadap hak-hak asasi

orang lain.

j. Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan untuk melindungi

keselamatan diri dan keselamatan orang lain.

k. Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk beradaptasi aktif secara

teratur dan mengisi waktu luang dengan aktivitas yang bersifat kreatif

(Wiyani, 2012).

Ada empat jenis karakter yang selama ini dikenal dan dilaksanakan

dalam proses pendidikan. Keempat macam karakter tersebut:

a. Pendidikan karakter berbasis nilai religius, yang merupakan kebenaran

wahyu Tuhan (konservasi moral).

Page 56: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

35

b. Pendidikan karakter berbasis nilai budaya antara lain yang berupa budi

pekerti, Pancasila, apresiasi sastra, serta keteladanan tokoh-tokoh sejarah

dan para pemimpin bangsa (konservasi ringkungan).

c. Pendidikan karakter berbasis lingkungan.

d. Pendidikan karakter berbasis potensi diri; yaitu sikap pribadi, hasil proses

kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk kualitas

pendidikan (konservasi humanis) (Khan: 2010).

Pendidikan karakter berbasis potensi diri adalah proses kegiatan yang

dilakukan dengan segala daya upaya secara sadar dan terencana untuk

mengarahkan anak didik agar mereka mampu mengatasi diri melalui kebebasan

dan penalaran serta mengembangkan segala potensi diri yang dimiliki anak didik

(Asmani, 2012).

Salah satu strategi pembinaan peserta didik di sekolah adalah pembinaan

lingkungan. Strategi ini diselenggarakan dalam rangka mengukuhkan sekolah

sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan perilaku dan pola hidup sehat

kepada warganya (Gunawan: 2012). Contoh penerapan strategi ini antara lain

adalah; sebagaimana tertera dalam Visi dan Misi yang ada di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 4 Bantimurung. Adapun Visi dari Sekolah Menengah Pertama

Negeri 4 Bantimurung adalah : “ Unggul Dalam Prestasi, Peduli Terhadap

Lingkungan Berlandaskan Imtaq Dan Iptek”. Kemudian Misi dari Sekolah

Menengah Pertama Negeri 4 Bantimurung tersebut adalah sebagai berikut: 1)

Mewujudkan proses belajar mengajar yang berkualitas; 2) Mewujudkan manusia

berwawasan global, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab; 3) Mewujudkan

Page 57: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

36

manusia yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia; 4) Mewujudkan

sekolah yang bersih, indah dan sehat; 5) Membentuk pribadi yang peduli terhadap

pelestarian alam, aktif dalam pencegahan pencemaran dan pengrusakan

lingkungan, (Kurikulum SMPN 4 Bantimurung; 2012/2013).

Mengacu pada Visi dan Misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan

dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai

berikut:

a. Terwujudnya suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan,

komunikatif, tanpa takut salah, dan demokrasi.

b. Terpenuhinya perangkat pembelajaran untuk semua mata pelajaran dengan

mempertimbangkan pengembangan nilai relegius dan budi pekerti luhur.

c. Terwujudnya budaya gemar membaca, kerjasama, saling menghargai,

disiplin, jujur, kerja keras, kreatif dan inovatif.

d. Terwujudnya peningkatan prestasi dibidang akademik dan non akademik.

e. Terwujudnya efisiensi waktu belajar, optimalisasi penggunaan sumber

belajar dilingkungan untuk menghasilkan karya dan prestasi yang

maksimal.

f. Terwujudnya lingkungan sekolah yang memiliki kepedulian sosial dan

lingkungan, cinta damai, cinta tanah air, semangat kebangsaan, serta hidup

demokrasi.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan tersebut dapat mendorong siswa dalam

meningkatkan kualitas belajar dan kreativitas sehingga bisa lebih berprestasi di

berbagai jenis kegiatan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Segala potensi

Page 58: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

37

anak didik bersifat unik, mereka masing-masing memiliki potensi terpendam.

Dalam proses pendidikan karakter semua potensi anak didik perlu digali. Inilah

gunanya kegiatan yang dilakukan di lingkungan sekolah agar dapat memunculkan

bakat-bakat tersebut.

Kemudian Menurut Mochtar Buchori (2007), pengembangan karakter

seharusnya membawa anak ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai

secara afektif, akhirnya kepengamalan nilai secara nyata. Untuk sampai ke

praksis, ada satu peristiwa batin yang amat penting yang harus terjadi dalam diri

anak, yaitu munculnya keinginan yang sangat kuat (tekad) untuk mengamalkan

nilai. Peristiwa ini di sebut Conatio, dan langkah untuk membimbing anak

membulatkan tekad ini di sebut langkah konatif. Pendidikan karakter mestinya

mengikuti langkah-langkah yang sistematis, dimulai dari pengenalan nilai secara

kognitif, langkah memahami dan menghayati nilai secara afektif, dan langkah

pembentukan tekad secara konatif. Ki Hajar Dewantoro( menerjemahkannya

dengan kata-kata cipta, rasa dan karsa. Jadi karakter dikembangkan melalui tahap

pengetahuan (knowing), pelaksanaan (akting), dan kebiasaan (habit). Karakter

tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan

kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak

terlatih (menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter juga

menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikian diperlukan tiga

komponen karakter yang baik (componen of good character) yaitu moral knowing

(pengetahuan tentang moral), moral feeling atau perasaan (penguatan emosi)

tentang moral, dan moral action atau perbuatan moral. Hal ini diperlukan agar

Page 59: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

38

peserta didik dan atau warga sekolah lain yang terlibat dalam sistem pendidikan

tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati dan mengamalkan

(mengerjakan) nilai-nilai kebajikan (moral) (Gunawan: 2012; 38-40).

Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa pendidikan karakter

bisa terlaksana dan terealisasi dengan baik apabila peserta didik dan atau warga

sekolah dalam sistem pendidikan tersebut memiliki kemampuan; memahami,

merasakan, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai moral yang menjadi tuntutan

dari pendidikan karakter itu sendiri. Dan untuk kesemuanya itu tidak terlepas dari

dukungan lingkungan yang kondusif di sekitarnya. Sebab apabila di dukung

dengan lingkungan yang bersih dan nyaman, maka seluruh aktivitas bisa

dijalankan dengan baik oleh seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitarnya.

2.1.3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Penyelenggaraan pendidikan karakter perlu dilaksanakan secara bersama-

sama, oleh semua guru, termasuk guru bidang studi umum seperti guru biologi,

guru matematika, guru pendidikan jasmani, guru ilmu pengetahuan sosial, guru

ilmu pengetahuan alam, dan guru-guru yang lainnya, yang bukan guru agama.

Dan cara yang tepat bagi mereka guru umum adalah dengan mengintegrasikan

nilai-nilai agama (karakter) dalam proses pembelajaran. Sebagaimana dinyatakan

dalam buku panduan pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses

pembelajaran adalah, pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran

akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah

laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung

di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran, selain untuk

Page 60: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

39

menjadikan peserta didik untuk menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan,

juga di rancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal,

menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku,

(Gunawan: 2012; 214-215).

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pendidikan

karakter itu harus di laksanakan dengan cara mengintegrasikan kesemua mata

pelajaran yang ada di sekolah, agar pendidikan karakter menjadi tanggung semua

guru – guru di sekolah pada khususnya dan semua pengelola sekolah pada

umumnya. Hal itu dilakukan agar pendidikan karakter tidak hanya menjadi

tanggung jawab oleh satu orang guru, seperti guru agama misalnya. Pendidikan

karakter ini secara terintegrasi pada semua mata pelajaran agar bisa terlaksana

dengan baik sesuai dengan harapan bangsa dan negara, terlebih lagi bisa

menjadikan siswa-siswi menjadi generasi penerus yang cerdas dan berkarakter.

Sedikitnya terdapat 8 (delapan) jurus yang perlu diperhatikan dalam

menyukseskan pendidikan karakter di sekolah. Kedelapan jurus tersebut adalah

(a)pahami hakikat pendidikan karakter, (b)sosialisasikan dengan tepat, (c)

ciptakan lingkungan yang kondusif, (d) kembangkan sarana dan sumber belajar

yang memadai, (e) disiplinkan peserta didik, (f)pilih kepala sekolah yang

amanah, (g)wujudkan guru yang dapat digugu dan ditiru, (h) libatkan seluruh

warga sekolah dalam menyukseskan pendidikan karakter, (Mulyasa: 2011:14).

Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan keterampilan.

Pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan menyesatkan, dan

keterampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkan. Karakter itu akan

Page 61: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

40

membentuk motivasi, yang di bentuk dengan metode dan proses yang

bermartabat. Karakter bukan sekedar penampilan lahiriah, melainkan

mengungkapkan secara implisit hal-hal yang tersembunyi. Dan karakter yang baik

mencakup pengertian, kepedulian, dan tindakan berdasarkan nilai-nilai etika, serta

meliputi aspek kognitif, emosional, dan perilaku dari kehidupan moral. Yang

Kemudian di tegaskan oleh Marthin Luther King (2011) “Kecerdasan yang

berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya, (Asmani: 2011; 29).

Jadi pada prinsipnya mendidik karakter bukan hanya menjadi tugas

sebagian guru tertentu saja seperti guru PPKn, guru akidah akhlak, guru

bimbingan konseling ataupun guru agama. Pendidikan karakter menjadi tanggung

jawab kita bersama termasuk di dalamnya seluruh guru mata pelajaran.

Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan peserta didik dengan ayat, dalil,

ataupun teori-teori kebaikan. Guru sebagai ujung tombak terlaksananya

pembelajaran hendaknya mampu meramu kurikulum terpadu yang dapat

menyentuh seluruh kebutuhan anak. Salah satunya dengan menerapkan kurikulum

holistis berbasis karakter.

Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum di SMP Negeri 4 Bantimurung

berpedoman pada prinsip-prinsip berikut ini:

a. Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya.

Hal ini dilakukan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki

posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

Page 62: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

41

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan

tersebut pada setiap awal tahun pelajaran dilakukan beberapa kegiatan antara

lain: 1) melakukan pengukuran intake, 2) perhitungan KKM, 3) pilihan

pengembangan diri 4) angket sosial ekonomi orang tua, 5) analisis strategi

pembelajaran sesuai perkembangan peserta didik. Untuk menunjang hal

tersebut peran guru BK, Wali kelas, dan Staf dimaksimalkan.

b. Beragam dan terpadu.

Dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,

kondisi daerah, jenjang dan menghargai serta tidak diskriminatif terhadap

perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan

gender. Pada sebagian besar pembelajaran dilakukan secara berkelompok

dengan memperhatikan keragaman dan kelompok selalu berubah-ubah untuk

melatih kecerdasan interpersoanl. Kurikulum meliputi substansi komponen

muatan wajib kurikulum , muatan lokal, dan pengembangan diri secara

terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna

dan tepat antar substansi. Muatan wajib sesuai dengan aturan nasional,

sedangkan untuk muatan lokal terdapat 2 materi yaitu bahasa jawa dan

Handycraft yang mengembangkan sanitari sebagai perwujudan dari

pengembangan nilai-nilai kewirausahaan dan ekonomi kreatif, serta

kemandirian.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni.

Page 63: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

42

Hal ini dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,

semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik

untuk mengiuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pngetahuan,

teknologi dan seni. Fasilitas WIFI selama waktu tertentu selalu ada,, studi

wisata menuju tempat berteknologi, alamiah, dan bernuansa seni senantiasa

menjadi kewajiban bagi semua peserta didik. Semua itu merupakan

pengembangan nilai kecerdasan, cinta ilmu, dan keingintahuan.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

Pengembangan ini dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan,

dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan keterampilan

pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,

dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. Pembelajaran baik di

kelas maupun di luar kelas senantiasa mengembangkan strategi kontekstual,

kebermaknaan bagi peserta didik sesuai dengan budaya di masyarakatnya.

Kegiatan dilakukan untuk mengembangkan nilai ekonomi kreatif,

kemandirian dan kewirausahaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan.

Substansi ini mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan, pengembangan

Page 64: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

43

kompetensi dilakukan meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

psikomotor yang seimbang implikasinya kriteria kelulusan maupun kenaikan

kelas tidak hanya unsur akademik tetapi juga afektif (kepribadian, kelakuan,

ketertiban). Penerapan poin reward dan punishment yang meliputi unsur ;

kedisiplinan, kejujuran, ketaatan beragama, cinta tanah air, dilakukan setiap

saat oleh semua warga sekolah.

f. Belajar sepanjang hayat

Hal ini diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Ini

mencerminkan keterkaitan antar unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,

dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang

selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Setiap

peserta didik membuat jurnal belajar yang intinya merefleksi belajar setiap

hari, program wajib baca kitab (Islam Alqur‟an, Kristen Al Kitab, dll) sebagai

perwujudan penanaman nilai relegius dilingkungan sekolah, program

kebersihan lingkungan pada jam ke-0 setiap hari. Kegiatan-kegiatan tersebut

dilakukan terus menerus dengan keteladanan dari guru dan bersifat

pembiasaan.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah

Dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah

untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan

memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka

Page 65: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

44

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sesuai dengan Standar Isi di

kembangkan kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia,

Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian, dan kelompok Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi sebagai pengembangan nilai-nilai kebangsaan

(nasinalisme). Struktur kurikulum terdapat muatan lokal di samping mata

pelajaran dan bersifat nasional. Muatan lokal di SMP Negeri 4 Bantimurung

adalah Keterampilan Rumah Tangga, (Kurikulum SMP Negeri 4

Bantimurung, 2011/2012).

Uraian diatas yang merupakan prinsip dasar pengembangan kurikulum yang ada

di SMP Negeri 4 Bantimurung, menjelaskan bahwa didalam penetapan kurikulum

yang berkarakter pelaksanaannya berpusat pada peserta didik, sebab di sesuaikan

dengan kebutuhan, potensi, dan lingkungannya.

Munculnya gagasan program pendidikan karakter di Indonesia, bisa

dimaklumi. Sebab, selama ini dirasakan, bahwa proses pendidikan masih kurang

berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan, banyak yang

menyebut, pendidikan telah gagal karena banyak lulusan lembaga pendidikan

indonesia termasuk sarjana yang pandai dan mahir dalam menjawab soal ujian,

berotak cerdas, tetapi tidak memiliki mental yang kuat, bahkan mereka cenderung

amoral. Dan pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi soal

ujian, dan teknik-teknik menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan

pembiasaan. Pembiasaan untuk berbuat baik; pembiasaan untuk berlaku jujur,

kesatria; malu berbuat curang; malu bersikap malas; malu membiarkan

lingkungannya kotor,(Gunawan; 2012).

Page 66: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

45

Menurut Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna

yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah

membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat

dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga

masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau

bangsa, secara umum adalah adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak

dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari

pendidikan karakter dalam konteks pendidikan adalah pendidikan nilai, yakni

pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa indonesia sendiri,

dalam rangka membina kepribadian generasi bangsa.

Uraian diatas menunjukkan bahwa bukan semata-mata otak cerdas yang

dimiliki oleh peserta didik, tetapi sikap dan perilaku yang baik mesti menjadi

pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Agar bisa memiliki mental yang kuat

serta berakhlak mulia, itu adalah salah satu tujuan pendidikan karakter. Oleh

sebab itu untuk mencapai hal tersebut IQ dan EQ seorang anak (siswa) keduanya

harus di asah dengan baik oleh seluruh unsur yang bertanggung jawab di dalam

pembentukan karakter siswa (anak) baik itu di lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan masyarakat. Seorang guru di sekolah harus memahami

bahwa merobah sikap seorang anak mudah tetapi merobah pola pikir itu yang

susah. Jadi seyogyanya seorang guru harus punya kemampuan, kognitif, afektif

dan psikomotor yang memiliki nilai karakter yang mulia untuk mengembangkan

kemampuan tersebut.

Page 67: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

46

Kemudian Kemendiknas (2010) memberikan rekomendasi 11 prinsip

untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif sebagai berikut:

a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter;

b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup

pemikiran, perasaan, dan perilaku;

c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk

membangun karakter;

d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian;

e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku

yang baik;

f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang

yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan

membantu mereka untuk sukses;

g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik;

h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi

tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang

sama;

i. Memiliki pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam

membangun inisiatif pendidikan karakter;

j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam

usaha membangun karakter; dan

k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru

karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.

Page 68: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

47

Berdasarkan dari sebelas prinsip-prinsip yang di rekomendasikan oleh

kemendiknas tersebut, dapat disimpulkan bahwa seluruh warga sekolah

(Kepsek, guru, staf dan para siswa) wajib mendukung terlaksananya seluruh

komponen dari pendidikan karakter dengan memfungsikan keluarga dan

anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter,

misalnya dalam menumbuhkan kesadaran tentang mengelola lingkungan

dengan baik.

2.2. Pendidikan Lingkungan

2.2.1. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lingkungan bisa dibedakan menjadi dua bagian yaitu, lingkungan biotik

dan abiotik. Jika berada di sekolah, lingkungan biotiknya siswa, guru, dan semua

orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun

sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik

berupa udara, meja, kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam

benda mati yang ada di sekitarnya. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama

manusia di sebut juga sebagai lingungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang

membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk

kepribadian seseorang. Secara khusus, sering di gunakan istilah lingkungan hidup

untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan

hidup segenap makhluk hidup di bumi. Adapun menurut UU RI No. 32 Tahun

2009, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

Page 69: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

48

memengaruhi alam itu sendiri, serta kelangsungan peri kehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (Pasal 1:1), Arjana (2013).

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat di bedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Unsur hayati (biotik), yaitu; unsur lingkungan hidup yang terdiri dari

renik.

2. Unsur sosial budaya, yaitu; lingkungan sosial dan budaya yang di buat

manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam

perilaku sebagai makhluk sosial.

3. Unsur fisik (abiotik), yaitu; unsur ingkungan hidup yang terdiri dari

benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.

Pendidikan mungkin salah satu alternatif untuk mengembalikan semua

kesadaran ini melalui jalur formal. Membangun kesadaran terhadap lingkungan

erat kaitannya dengan membangun budaya atau karakter itu sendiri. Artinya,

diperlukan waktu cukup lama disertai konsistensi para pembuat kebijakan dan

pelaksana di bawahnya untuk menjadikan budaya cinta lingkungan menjadi

karakter suatu bangsa. Konsep lingkungan hidup atau green education hendaknya

di maknai bukan hanya sebagai wacana kurikulum yang pada akhirnya akan

terjebak menjadi konsep hapalan atau kognisi, tak jauh beda dengan pelajaran

PKPS/PPKn atau pelajaran agama di sekolah yang tidak membentuk nilai dan

karakter siswa (Muslich: 2011: 210).

Berdasarkan defenisi diatas maka dapat di simpulkan, bahwa pengertian

ilmu lingkungan itu sendiri adalah ilmu tentang kenyataan lingkungan hidup, serta

Page 70: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

49

bagaimana pengelolaannya agar menjaga dan menjamin kelangsungan kehidupan

dan kesejahteraan manusia serta makluk hidup lainnya.

Menurut Emil Salim (1992) Lingkungan hidup adalah segala benda dan

kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal-hal yang

hidup termasuk kehidupan manusia. Dan dalam UU RI No 32 Tahun 2009 (Pasal

3) memuat tujuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu: (a)

melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; (b) menjamin

keselamatan, kesehatan dan kehidupan manusia; (c) menjamin kelangsungan

kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem; (d) menjaga kelestarian

fungsi lingkungan hidup; (e) mencapai keserasian, keselarasan dan keseimbangan

lingkungan hidup; (f) menjamin terpenuhinya keadilangenerasi masa kini dan

generasi masa depan; (g) menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas

lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia; (h) mengendalikan

pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana; (i) mewujudkan pembangunan

berkelanjutan; (j) mengantisipasi isu lingkungan global (Rahmadi: 2012: 63).

Oleh sebab itu dalam pengelolaan lingkungan harus diketahui bagaimana

memanfaatkan, melestarikan dan berkelanjutan dari segala sesuatu yang ada di

sekitar kita untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2.2.2. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah

Undang-Undang RI No. 32 tahun 2009 (Pasal 1:18 ) merumuskan bahwa

“ pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatan secara bijaksana

dan bagi sumber daya terbarui menjamin kesinambungan persediaannya dengan

tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya”.

Page 71: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

50

Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990

Tentang Pengendalian Pencemaran Air, Keputusan Menteri Negara

Kependudukan dan Lingkungan Hidup, dan ISO 14001 tentang pengelolaan dan

standarisasi lingkungan bagi pelaku industri, dan lain sebagainya. Meskipun, tetap

masih banyak pelanggaran di sana-sini (Susilo: 2012; 94).

Dan sebagai perbandingan sasaran pengelolaan lingkungan hidup,

sebagaimana di rumuskan dalam Undang-Undang Perlindungan Pengelolaan

Lingkungan Hidup memuat 8 hak setiap orang dalam kaitannya dengan

lingkungan hidup, meliputi: (1) hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat

sebagai hak asasi manusia, (2) hak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, (3)

hak kses informasi,(4) hak akses partisipasi, (5) hak mengajukan usul atau

keberatan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat

menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, (6) hak untuk berperan dalam

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, (7) hak untuk melakyukan

pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakanlingkungan hidup, dan

(8) hak untuk tidak dapat di tuntut secara pidana dan perdata memperjuangkan

hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat (UUPPLH, pasal 65 dan 66).

Kemudian dalam pada pasal 4 Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup meliputi unsur-unsur

berikut: (a) perencanaan, (b) pemanfaatan, (c) pengendalian (d) pemeliharaan, (e)

pengawasan, (f) penegakan hukum.

Seperti di nyatakan undang-undang tersebut, sekalipun hak untuk

mendapat lingkungan yang sehat merupakan jaminan yang seharusnya diberikan

Page 72: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

51

negara, sering masyarakat harus menjadi korban keteledoran pemerintah

menerapkan kebijakan lingkungan. Bencana tanah longsor yang menyebabkan 24

korban, di mojokerto, jawa timur, 11 desember 2002, jelas menunjukkan

keteledoran dari pemerintah (Susilo; 2012).

Berbicara tentang pendidikan lingkungan bukan hal yang baru. Kalau

kita merunut jejak sejarah sudah di mulai sejak abad 19 tepatnya pada tahun 1891,

saat Wilbur Jackman di sebut sebagai bapaknya studi tentang alam (Nature Study)

dengan diterbitkannya buku tentang alam untuk sekolah. Dan Fokus utama dari

gerakan pendidikan alam adalah mengembangkan pemahaman dan rasa hormat

manusia terhadap lingkungan alami dan menanamkan daya atau kekuatan

observasi yang akurat. Hal ini memberi implikasi bahwa jika seseorang menjadi

lebih tertarik terhadap lingkungannya, maka akan menjadi lebih peduli terhadap

masalah-masalah lingkungan (Yusuf Hilmi AdiSendjaja: diseminarkan open

mind; 2007)

Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu

yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan

merupakan ruang tiga dimensi, di dalam mana organisme merupakan salah satu

bagiannya. Lingkungan bersifat dinamis dalam arti berubah-ubah setiap saat.

Perubahan dan perbedaan yang terjadi baik secara mutlak maupun relatif dari

faktor-faktor lingkungan terhadap tumbuh-tumbuhan akan berbeda-beda menurut

waktu, tempat dan keadaan tumbuhan itu sendiri (Irwan: 2012; 108-109).

Alam lingkungan yang didalamnya termasuk manusia merupakan

jaringan kehidupan yang menunjukkan adanya saling ketergantungan antara

Page 73: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

52

makhluk yang satu dengan makhluk yang lainnya, misalnya air dan tanah untuk

hidup sedangkan tanah memerlukan tanaman untuk resapan air dan menjaga

kesuburan tanah dan menghindari erosi. Dengan demikian maka alam lingkungan

memerlukan keseimbangan untuk tetap lestari, jika salah satu bagian terganggu

maka akan mempengaruhi bagian yang lain, oleh karena hendaknya kita harus

mengelola lingkungan agar kelestariannya tetap terjaga dan seimbang (Abyan:

1996). Oleh karena itu pendidikan karakter secara terpadu di dalam pembelajaran

adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitas diperolehnya kesadaran akan pentingnya

nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik

sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun

di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran,

selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang

ditargetkan, juga di rancang untuk menjadikan peserta didik mengenal,

menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku

(Suciptoardi: 2010).

Adapun nilai-nilai karakter yang dikembangkan pada peserta didik melalui

kegiatan pembinaan menurut Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 Tentang

pembinaan Kesiswaan menyebutkan adanya sepuluh kelompok, yaitu:

a. Keimanan dan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Budi Pekerti Luhur dan Akhlak Mulia.

c. Kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara.

d. Prestasi akademik, seni atau olahraga sesuai bakat dan minat.

Page 74: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

53

e. Demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup,

kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural.

f. Kreativitas, keterampilan, dan kewirausahaan.

g. Kualitas jasmani, kesehatan, dan gizi berbasis sumber gizi yang

terdiversifikasi.

h. Sastra dan budaya.

i. Teknologi informasi dan komunikasi.

j. Komunikasi dalam bahasa Inggris (Gunawan, 2012).

Oleh Syarbini (2012) dinyatakan bahwa kesepuluh nilai tersebut diatas

akan dijabarkan kedalam 18 indikator nilai-nilai yang dikembangkan dalam

pendidikan karakter yang dideskripsikan sebagai berikut:

a. Religius, Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup

rukun dengan pemeluk agama lain.

b. Jujur, Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

c. Toleronsi, Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,

etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

d. Disiplin, Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

e. Kerja Keras, Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas

dengan sebaik-baiknya.

Page 75: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

54

f. Kreatif, Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri, Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas.

h. Demokratis, Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak

dan kewajiban dirinya dan orang lain.

i. Rasa Ingin Tahu, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih dalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,

dan didengar.

j. Semangat Kebangsaan, Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan

kelompoknya.

k. Cinta Tanah Air, Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian,dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.

l. Menghargai Prestasi, Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta

menghormati keberhasilan orang lain.

m. Bersahabat/Komunikatif, Tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

n. Cinta Damai, Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain

merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

Page 76: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

55

o. Gemar Membaca, Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

p. Peduli Lingkungan, Sikap dan Tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-

upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

q. Peduli Sosial, Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

r. Tanggung Jawab, Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan yang

Maha Esa (Syarbini: 2012).

Dengan berdasarkan dari 18 nilai karakter tersebut maka, pada prinsipnya,

pengembangan pendidikan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok

bahasan tetapi terintegrasi kedalam mata pelajaran, pengembangan diri dan

budaya sekolah. Guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang

dikembangkan dalam pendidikan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah

ada. Indikator nilai-nilai karakter bangsa ada dua jenis, yaitu (1)indikator sekolah

dan kelas, dan (2) indikator untuk mata pelajaran. Indikator sekolah dan kelas

adalah penanda yang di gunakan oleh kepala sekolah, guru dan personalia sekolah

dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga

pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga

Page 77: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

56

dengan kegiatan sekolah yang di programkan dalam kegiatan sekolah sehari-hari

(rutin).

Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif seorang peserta

didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Perilaku yang di kembangkan

dalam indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa bersifat progresif, artinya

perilaku tersebut berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas dengan

jenjang kelas diatasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki

kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan

sebelum di tingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks (Kurikulum SMPN 4

Bantimurung: 2012/2013).

Adapun kelompok mata pelajaran yang terintegrasi berdasarkan data dari

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bantimurung tahun ajaran

2012/2013, dengan pendidikan karakter yang berbasis kebudayaan lingkungan,

antara lain:

a. Pendidikan Agama

Pendidikan agama yang diselenggarakan di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 4 Bantimurung adalah agama Islam.

Tujuannya:

1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik sesuai keyakinan

agamanya masing-masing;

2. Menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan;

3. Menanamkan sikap pada peserta didik bahwa bersih itu adalah bagian

daripada iman;

Page 78: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

57

4. Memberikan wawasan terhadap keberagaman agama di indonesia; dan

5. Menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama.

Ruang lingkupnya:

1. Membaca Al-Qur‟an menurut tajwid, mulai dari caramembaca “Al”

syamsiah dan “Al” Qomariyah sampai menerapkan hukum bacaan mad

dan waqof.

2. Aspek-aspek rukun iman, yang dimulai dari iman kepada Allah sampai

kepada iman kepada Qadha dan Qhadar serta asmaul husna.

3. Perilaku terpuji seperti qanaah, tasawuh, dan menjaga kebersihan

lingkungan sekitar serta menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti

ananiah, hasad, ghadab dan namimah.

4. Tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jamaah, baik sholat

wajib maupun salat sunat.

5. Sejarah nabi muhammad dan para sahabat serta menceritakan sejarah

masuk dan berkembangnya islam di nusantara.

b. Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Tujuannya:

Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang kesadaran hidup

berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan

kesatuan, kepedulian, demokrasi, kebersamaan dan kesadaran akan hak

kewajiban diri dan orang lain.

Page 79: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

58

Ruang lingkupnya:

1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: rukun dalam perbedaan, cinta

lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa indonesia, sumpah pemuda,

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan

negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,

keterbukaan dan jaminan keadilan.

2. Norma, hukum dan peraturan, yang meliputi: tertib dalam kehidupan

keluarga, terutama ikut terlibat dalam kegiatan pelestarian lingkungan sekitar

baik di sekolah maupun di rumah, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku

di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan

peradilan internasional.

3. Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban

anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional Hak Asasi

Manusia, pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia.

4. Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai

warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan

pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan

kedudukan warganegara.

5. Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di indonesia, hubungan

dasar negara dengan konstitusi.

Page 80: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

59

6. Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem

politik, budaya politik budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem

pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

7. Pancasila, meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara, proses

perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai pancasila

dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka.

8. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan

organisasi internasional, serta mengevaluasi globalisasi.

c. Bahasa Indonesia

Tujuannya:

Membina keterampilan bebahasa secara lisan dan tertulis serta dapat

menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap

IPTEK. Dan menumbuhkan kesadaran, berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif,

dan bertanggung jawab, serta aktif dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup.

Ruang lingkupnya: 1)Mendengarkan; 2)Berbicara; 3)Membaca; dan 4)Menulis

d. Ilmu Pengetahuan Alam

Tujuannya:

Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk

menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK serta

menumbuhkan kecerdasan, keingintahuan, berpikir logis, kritis, kratif, gaya hidup

sehat, menghargai keragaman, cinta ilmu, dan bertanggung jawab.

Page 81: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

60

Ruang lingkupnya: 1)Makhluk dan proses kehidupan; 2)Materi dan sifatnya;

3)Energi dan perubahannya; 4)Penghematan energi; 5)Bumi dan alam semesta,

dan; 6)Upaya-upaya pelestarian lingkungan serta mengatasi pencemaran global.

e. Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuannya:

Memberikan pengetahuan sosiokultural masyarakat yang majemuk,

mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat serta memiliki keterampilan

hidup secara mandiri.

Ruang lingkupnya: 1)Manusia, tempat, dan lingkungannya; 2)Waktu,

keberlanjutan, dan perubahan; 3)Sistem sosial dan budaya; 4)Perilaku, ekonomi

dan kesejahetraan; 5)Perilaku masyarakat dalam mengatasi kejadian-kejadian

dan masalah pengrusakan lingkungan.

f. Seni Budaya

Tujuannya:

Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi dan pemanfaatan (daur ulang),

dan kecintaan pada seni budaya nasionsl, menghargai keberagaman, menghargai

karya orang lain, dan nasinalisme.

Ruang Lingkupnya:

1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam

menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan

bahan-bahan bekas demi pelastarianlingkungan, pengembangan kreativitas

siswa dalam mendaur ulang.

Page 82: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

61

2. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan

alat musik, apresiasi karya musik.

3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan oah tubuh dengan dan

tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.

4. Seni teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara

yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari, dan seni peran.

g. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

Tujuannya:

Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran dan

keterampilan dalam bidang olah raga, menanamkan rasa sportifitas, tanggung

jawab disiplin dan percaya diri pada peserta didik.

Ruang lingkupnya:

1. Permainan dan olah raga meliputi: olah raga tradisional, permainan,

eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor dan nonlokomotor,manipulatif,

atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja,

tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri, serta aktivitas lainnya.

2. Aktivitas pengembangan, meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen

kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.

3. Aktivitas senam, meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,

dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

4. Aktivitas ritmik, meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik,

serta aktivitas lainnya.

Page 83: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

62

5. Aktivitas jasmani, meliputi: budaya hidup sehat, upaya pencegahan

lingkungan hidup, dan wabah-wabah penyakit.

h. Teknologi Informasi dan Komunikasi

Tujuannya:

Memberikan keterampilan dalam bidang teknologi informatika dan

komunikasi yang sesuai dengan bakat dan minat peserta didik, berpikir logis,

kritis, kreatif, dan menghargai karya orang lain.

Ruang lingkupnya:

1. Perangkat keras dan lunak yang digunakan untuk mengumpulkan,

menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi;

2. Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu

perangkat ke perangkat lainnya.

3. Penggunaan teknologi informatika dan upaya penyelamatan lingkungan

hidup.

i. Muatan Lokal

1. Muatan lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan

keunggulan daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga

pendidik. Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa

kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan lingkungan.

Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara lain kemampuan

menggunakan barang-barang bekas (sampah) dengan menjadikannya produk-

produk yang bisa bernilai ekonomi.

Page 84: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

63

2. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di

dalam proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut

dapat menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

3. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus

mengembangkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk

setiap muatan lokal yang diselenggarakan.

4. Muatan lokal yang diselenggarakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4

Bantimurung adalah kerajinan rumah tangga, (Dewan Guru, Kurikulum

2012/2013).

Dengan berdasarkan dari uraian diatas adalah merupakan sejumlah mata

pelajaran di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bantimurung yang diintegrasi

dengan pendidikan karakter berbasis kebudayaan lingkungan, maka tampak jelas

bahwa beberapa komponen yang menjelaskan tentang pengelolaan lingkungan

mulai dari pemanfaatan, pelestarian serta pengembangan kreativitas para siswa

yang memiliki nilai budaya dan nilai ekonomi didalam mengembangkan

kepribadian yang berkarakter, baik untuk pribadi siswa maupun untuk orang lain.

2.2.3. Pelestarian Lingkungan Sekolah

Menurut kamus besar bahasa indonesia, kata lestari artinya tetap selama-

lamanya, kekal, tidak berubah sebagai sediakala, melestarikan (menjadikan,

membiarkan) tetap tidak berubah dan serasi: cocok, sesuai, berdasarkan kamus ini

melestarikan, keserasian, dan keseimbangan lingkungan berarti membuat tetap

tidak berubah atau keserasian dan keseimbangan lingkungan.

Page 85: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

64

Pelestarian fungsi lingkungan hidup di rumuskan dalam pasal 1 ayat 6

yaitu “ rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup. “ konsep daya dukung lingkungan hidup di rumuskan

dalam pasal 1 butir 7, yaitu „kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung

perikehidupan manusia, makhluk hidup lain dan keseimbangan antar kedua”.

Selanjutnya, konsep daya tampung lingkungan hidup di rumuskan sebagai

berikut: “ kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi dan/atau

komponen lain yang masuk atau di masukkan kedalamnya. “ konsep daya dukung

lingkungan berguna dalam kaitannya dengan pengendalian perusakan lingkungan

hidup, sedangkan konsep daya tampung lingkungan hidup berguna dalam

kaitannya dengan pengendalian pencemaran lingkungan hidup. Rumusan

pengertian-pengertian pelestarian lingkungan hidup, daya dukung lingkungan

hidup dan daya tampung lingkungan hidup dalam UU RI No 32 Tahun 2009 atau

lebih di kenal dengan Undang Undang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan

Hidup (UUPPLH) tidak berbeda secara prinsipil dengan rumusan pengertian

ketiga konsep itu dalam UULH 1997, (Rahmadi : 2012: 59).

Undang-Undang RI No. 32 tahun 2009 (Pasal 1:2) merumuskan bahwa

“upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,

pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum” (Rahmadi: 2012: 58).

Kemudian pada tahun 1986, pendidikan lingkungan hidup dimasukkan ke

dalam pendidikan formal dengan di bentuknya mata pelajaran pendidikan

Page 86: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

65

kependudukan dan lingkungan hidup. Depdikbud merasa perlu untuk mulai

mengintegrasikan PKLH ke dalam semua mata pelajaran. Pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah (menengah umum dan kejuruan), penyampaian

materi ajar tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup secara integratif

dituangkan dalam sistem kurikulum dengan memasukkan masalah-masalah

kependudukan dan lingkungan hidup dilakukan sebagai upaya untuk

meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam mencari pemecahan

dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan (Pigai, 2009).

Pendidikan lingkungan adalah proses mengenai nilai, dan konsep

clatifiying dalam rangka untuk mengembangkan keterampilan dan sikap yang di

perlukan untuk memahami dan menghargai keterkaitan antara manusia, budaya

dan biofisik sekitarnya. Pendidikan lingkungan hidup juga mencakup praktek

dalam pengambilan keputusan dan perumusan diri kode perilaku tentang isu-isu

mengenai kualitas lingkungan. Tujuan pendidikan lingkungan hidup (PLH) secara

internasional sesuai rumusan Belgrade Charter antara lain:

a. Untuk mengembangkan kesadaran yang jelas, kekhawatiran tentang

ekonomi, sosial, politik dan ekologi saling ketergantungan di perkotaan

dan pedesaan.

b. Untuk memberikan setiap orang dengan peluang untuk memperoleh

pengetahuan, nilai-nilai, sikap, komitmen dan keahlian yang dibutuhkan

untuk melindungi dan meningkatkan lingkungan hidup.

c. Untuk membuat model dan bentuk baru perilaku individu, kelompok dan

masyarakat secara keseluruhan terhadap lingkungan.

Page 87: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

66

Dalam kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung mengatakan bahwa

tidak dapat di pungkiri dengan adanya kemajuan jaman di mana era sekarang

adalah merupakan era industrialisasi, keadaan lingkungan sudah begitu

tercemarnya baik udara, air, maupun tanah. Selain pencemaran akibat

industrialisasi ternyata yang menyumbang pencemaran lingkungan adalah

perilaku masyarakat yang tidak sehat, seperti menggunakan bungkus plastik dan

membuangnya di sembarang tempat sehingga keadaan tanah dan sungai disekitar

kita menjadi tidak sehat lagi.

Menyadari hal tersebut SMP Negeri 4 Bantimurung merasa terpanggil

untuk merubah karakter masyarakat sedini mungkin yaitu melalui pembelajaran

lingkungan hidup kepada seluruh masyarakat sekolah utamanya peserta didik.

Dalam melakukan program tersebut ada 3 kegiatan yang senantiasa dilakukan,

yaitu:

a. Melakukan kegiatan pagi bersih setiap hari mulai 07.00 sd 07.20 sebelum

apel pagi.

b. Melakukan kegiatan jumat bersih pada setiap hari jumat jam 07.30 sd

08.40

c. Memberikan pembelajaran lingkungan hidup yang terintegrasi pada semua

mata pelajaran (kurikulum SMPN 4 Bantimurung TA. 2012/2013)

Dengan dimasukkannya pendidikan lingkungan hidup kedalam

pendidikan formal dan mengintegrasikan di sebagian besar mata pelajaran yang

ada di sekolah menengah umum, maka perlu di lihat seperti apa manajemen untuk

Page 88: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

67

mencapai tujuan yang di harapkan bersama, baik itu untuk pendidik maupun

terhadap peserta didik, serta sejauhmana tingkat pencapaian hasil yang diperoleh.

a. Manajemen Pendidikan

Menurut H. Koontz & O‟Donnel (Aldag, 1987), manajemen

berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan

orang lain. Hampir senada dengan pendapat tersebut, Siregar (1987) menyatakan

bahwa manajemen adalah proses yang membeda-bedakan atas: perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan dan pengendalian, dengan

memanfaatkan ilmu dan seni, agar tujuan yang telah di tetapkan dapat tercapai.

Manajemen juga di definisikan sebagai sekumpulan orang yang memiliki tujuan

bersama dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan

(Fathurrohman, at all; 2013).

Selanjutnya menurut Gaffar (1989) menyebutkan bahwa manajemen

pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerjasama yang sistematik,

sistemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan

nasional. Secara lebih luas, manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai

segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk

mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Kemudian manajemen pendidikan dapat di definisikan sebagai seni dan

ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

Page 89: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

68

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, (Usman; 2011: 12).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen

pendidikan merupakan suatu proses kerjasama didalam mewujudkan suasana

belajar yang aktif, terarah sekaligus peserta didik dapat mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan mulai dari keyakinan, pengelolaan emosi,

wawasan, kecerdasan, kreativitas, akhlak mulia dan tujuan pendidikan yang sudah

ditetapkan sesuai dengan yang diperlukan dirinya, masyarkat, bangsa dan negara.

Sebagai suatu sistem pendidikan, maka dalam pendidikan karakter juga

terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang selanjutnya akan dikelola melalui

bidang-bidang perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Unsur-unsur

pendidikan karakter yang akan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan

tersebut antara lain meliputi: (a) nilai-nilai karakter kompetensi lulusan, (b)

muatan kurikulum nilai-nilai karakter, (c) nilai-nilai karakter dalam pembelajaran,

(d) nilai-nilai karakter pendidik dan tenaga kependidikan, dan (e) nilai-nilai

karakter pembinaan kepesertadidikan (Zuchdi, 2011).

Adapun tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:

1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, menyenangkan, dan bermakna (PAKEMB);

2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Page 90: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

69

3) Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan

(tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai

manajer);

4) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien;

5) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas

administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau

konsultan manajer pendidikan);

6) Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu

disebabkan oleh manajernya;

7) Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan

akuntabel; dan

8) Meningkatnya citra positif pendidikan, (Usman; 2011:13).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan

pembelajaran yang sesuai dengan apa yang diinginkan baik itu oleh pendidik

terlebih lagi oleh peserta didik, adalah tergantung bagaimana manajemen dikelola

secara baik dan benar sesuai dengan aturan yang ada.

Beberapa contoh bentuk kegiatan pendidikan karakter yang terpadu

dengan manajemen sekolah yang ada di SMP Negeri 4 Bantimurung antara lain;

(a) kebersihan lingkungan setiap hari sebelum apel pagi; (b) piket kelas; (c)

ibadah/sholat duhur/jum‟at berjamaah; (d) baca surat pendek dan berdo‟a sebelum

dan sesudah pembelajaran di kelas; (e) upacara bendera tiap senin; dan (f) setiap

jum‟at di laksanakan kerja bakti selama 2 jam pelajaran.

Page 91: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

70

Dengan beberapa contoh kegiatan yang sudah terlaksana di SMP Negeri 4

Bantimurung yang merupakan kegiatan rutinitas yang terjadwal telah

menggambarkan bahwa manajemen sekolah di kelola sesuai dengan unsur-unsur

dalam sistem pendidikan karakter.

b. Kurikulum Pendidikan

Menurut Nana Syaodih (2004:4) Istilah kurikulum sering dimaknai plan

for learning (rencana pendidikan). Sebagai rencana pendidikan kurikulum

memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, urutan isi dan proses

pendidikan. Secara etimologis kata kurikulum diambil dari bahasa Yunani,

Curere, berarti jarak yang harus ditempuh oleh para pelari dari mulai start sampai

finish (Nana Sudjana, 2002:2). Pengertian inilah yang kemudian diterapkan dalam

bidang pendidikan. Sedangkan dalam pengertian terminologi pengertian

kurikulum didefinisikan sebagai sejumlah materi pelajaran yang harus ditempuh

dan dipelajari oleh peserta didik untuk memperoleh sejumlah pengetahuan, yang

telah tersusun secara sistematis dan logis (Hamalik; 2007:1).

Sementara itu, Ramayulis (2005:9) mendefinisikan bahwa kurikulum

merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem

pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan

pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada

semua jenis dan tingkat pendidikan. Kemudian menurut, Zakiah Daradjat (1996:

122) memandang kurikulum sebagai suatu program yang direncanakan dalam

pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan tertentu.

Page 92: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

71

Berdasarkan dari beberapa pengertian kurikulum diatas, dapat

disimpulkan bahwa tanpa ada perencanaan di dalam pendidikan, maka proses

pembelajaran tidak akan mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan. Sebab

setiap memulai pembelajaran tentu berdasar dari kurikulum tersebut.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan kerangka dasar Standar

Kompetensi Lulusan (SKL), standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar

(KD). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum

operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan

pendidikan. Pengembangannya harus berdasarkan satuan pendidikan, potensi

daerah, atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta

didik (Kurikulum SMPN 4 Bantimurung; 2012/2013).

Menurut Sudjana (2002:35), isi kurikulum harus dapat menentukan

berhasil tidaknya suatu tujuan. Adapun isi kurikulum itu adalah sebagai berikut:

1. Isi kurikulum harus sesuai tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa

atau peserta didik. Artinya, sejalan dengan tahap perkembangan anak.

2. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai dengan

tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.

Page 93: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

72

3. Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya

mengandung aspek intelektual, moral dan sosial secara seimbang

(balance).

4. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji,

artinya tidak cepat lapuk hanya karena perubahan tuntutan hidup sehari-

hari.

5. Isi kurikulum harus mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip,

konsep yang terdapat di dalamnya bukan hanya sekedar informasi faktual.

6. Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Isi

kurikulum disusun dalam bentuk program pendidikan yang nantinya

dijabarkan dan dilaksanakan melalui proses pengajaran/pengalaman

belajar anak didik (Gunawan: 2012: 114).

Oleh sebab itu penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa

dapat di lakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik.

Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi,

dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup

yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu lokal).

Pengembangan kurikulum tersebut dapat di lakukan antara lain:

a. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.

b. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup

yang ada di masyarakat sekitar.

c. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.

Page 94: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

73

d. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran siswa tentang lingkungan hidup. (http://kartikaprams.

blogspot.com/2012/11/program-adiwiyata-lingkungan hidup.html, minggu

09 maret 2013).

Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan

wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan

yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

pengelolaan pendidikan dengan di berikannya wewenang kepada satuan

pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada undang-undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi

dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35 mengenai standar nasional

pendidikan.

c. Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya berperan sebagai model

atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola

pembelajaran (manajer of learning). Dengan demikian efektifitas proses

pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh karenanya keberhasilan suatu proses

pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru.

Menurut Dunkin (1974) ada sejumlah aspek yang dapat memengaruhi

kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu antara lain:

1. Teacher formative experience meliputi jenis kelamin serta semua

pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka.

Page 95: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

74

2. Teacher training experience meliputi pengalaman-pengalaman yang

berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru,

misalnya pengalaman latihan profesional, tingkatan pendidikan,

pengalaman jabatan, dan lain sebagainya.

3. Teacher properties adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat

yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru

terhadap siswa, kemampuan atau intelegensi guru, motivasi dan

kemampuan mereka baik dalam pengelolaan pembelajaran termasuk

didalamnya kemampuan merencanakan dan evaluasi pembelajaran

maupun kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran,(Sanjaya;

2006:52-53).

Oleh karena itu, wujud sekolah dengan konsep lingkungan hidup yang

nyata akan bercermin dari beberapa hal, diantaranya sekolah memiliki kurikulum

yang bermuatan wawasan lingkungan, sekolah mempunyai rancang bangun, dan

penggunanaan bahan/ pemeliharaan sarana serta prasarana berdasarkan prinsip-

prinsip ramah lingkungan. Sekolah memiliki manajemen yang efektif dan efisien,

sementara warga sekolah memiliki kepedulian lingkungan sebagai manifestasi

rasa syukur kepada Allah SWT (Susilo: 2012).

Kemudian siswa akan diperkenalkan dengan konsep pendidikan yang

menyatu dengan alam. Mereka bagian dari alam itu sendiri. Dalam QS Ali Imran

Ayat 190 Allah SWT berfirman yang artinya, “Sesungguhnya dalam penciptaan

langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran

Allah bagi orang yang berakal”. Pendekatan pembelajaran lingkungan pada

Page 96: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

75

intinya adalah mendekatkan anak pada kekuasaan sang pencipta. Kesadaran

bahwa segala sesuatu di alam menjadi obyek pembelajaran (Muslich: 2011).

Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan

pendekatan proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui

berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Di kelas dikembangkan

melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di

sekolah di kembangkan dengan upaya pengkondisian atau perencanaan sejak awal

tahun pelajaran, dan dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan

sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki

kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai budaya

dan karakter bangsa. Di masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstra

kurikuler dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan

rasa cinta dan tanah air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk

menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial (Kurikulum SMPN 4

Bantimurung: 2012/2013).

Kegiatan nyata yang dilakukan di SMP Negeri 4 Bantimurung adalah

sebagai berikut:

NO NILAI KEGIATAN YANG DILAKUKAN

1 Bersih dan Nyaman Membentuk piket harian

Melakukan pagi bersih setiap hari oleh seluruh

warga sekolah mulai pukul 06.30 sd 06.50

Pembuatan taman kelas

Penanaman pohon-pohon besar maupun

Page 97: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

76

produktif

Membangun toilet 1 kelas 1 toilet

2 Disiplin Menerapkan absen pagi dan siang untuk tenaga

pendidik dan kependidikan

Menggalakkan piket pintu gerbang

Membuat aturan yang dimusyawarahkan seluruh

warga sekolah tentang kehadiran di sekolah

pukul 06.30 tepat

3 Sopan Membiasakan salam setiap bertemudengan

warga sekolah

Membudayakan pakaian yang rapi

Membiasakan menyapa kepada setiap orang

yang berada di sekolah

4 Religius Membaca al qur‟an dan berdo‟a setiap pagi

sebelum pembelajaran

Sholat dhuha berjamaah setiap hari sabtu pagi

Sholat dhuhur berjamaah setiap hari

Merayakan peringatan hari besar

Mengadakan pondok dan khasanah ramadhan

2.2.4. Pembangunan Berkelanjutan

Pengertian Pembangunan berkelanjutan, sebagaimana dirumuskan

dalam pasal 1 butir 3 UUPPLH, adalah “ upaya sadar dan terencana, yang

Page 98: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

77

memadukan lingkungan hidup, sosial, ekonomi ke dalam strategi pembangunan

untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,

kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan”.

Fritjof Capra (2005) menyatakan bahwa masyarakat berkelanjutan

adalah masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengurangi

kesempatan generasi-generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Masih menurut Capra, defenisi berkelanjutan bukan menggambarkan kenyataan

kondisi masyarakat dan lingkungan sekarang saja. Namun, justru yang

dipentingkan masyarakat nanti atau ke depan. Ia lebih menandaskan nasehat moral

penting sebagai keinginan “Suci” komunitas dunia dalam ikut memelihara

keberlangsungan lingkungan global (Susilo: 2012:185).

Sementara itu, Emil Salim (1992) menyatakan asumsi-asumsi dasar dan

ide-ide pokok yang mendasari pembangunan berkelanjutan, yaitu: (1) proses

pembangunan itu mesti berlangsung secara berlanjut, terus menerus, kontinu,

ditopang oleh sumber alam, dijamin dengan kualitas lingkungan, dan manusia

yang terus berlanjut, (2) sumber alam, terutama udara, air dan tanah memiliki

ambang batas, (3) kualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas

hidup, (4) pola penggunaan sumber alam masa kini mestinya tidak menutup

kemungkinan memilih opsi atau pilihan lain di masa depan, dan (5) mengandaikan

solidaritas transgenerasi, di mana pembangunan ini memungkinkan generasi

sekarang untuk meningkatkan kesejahteraan, tanpa mengurangi kemungkinan bagi

generasi masa depan untuk meningkatkan kesejateraan (Salim, 1992: 5).

Page 99: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

78

Pendidikan lingkungan hidup yang benar seharusnya menghasilkan out

put anak didik yang mempunyai karakter sidiq, istikamah, fatanah, amanah dan

tablig. Karakter ini jika terhimpun pada diri anak didik akan menjadi kunci bagi

keseimbangan alam dan lingkungan. Dengan demikian konsep lingkungan hidup

atau GE yang akan di terapkan harus bersifat partisipatif yang menyertakan semua

komponen masyarakat, kemudian berkelanjutan dengan tetap istikamah serta ajek

yang berorientasi pada pendidikan karakter yang akan di bangun serta bersifat

menyeluruh.(diadaptasikan dari tulisan Asep Kusnawan dengan tajuk yang sama).

Hal ini berkenaan dengan kepedulian terhadap sosial dan lingkungan. Nilai

karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada alam sekitarnya. Selain itu, mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi

bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Asmani: 2011; 40).

Seperti kata-kata yang lain, kebersihan, keindahan, dan ketertiban

merupakan kata-kata yang hanya indah bila dikatakan, tetapi sangat berat

dilaksanakan. Akibatnya, lingkungan tetap kotor dan semrawut. Persis ketika

ustadz memberikan ceramah bahwa kebersihan itu sebagian dari iman, sementara

dirinya membuang puntung rokok sembarangan. Begitu pun dengan istilah K3 ini,

sangat mudah dikatakan. Namun, banyak orang tidak sadar dirinya melakukan

sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan pernyataannya tentang K3 itu.

Maka dari itu, agenda membangun karakter masyarakat yang berbasis K3

saya kira harus dimulai dari SD atau kalau perlu dari taman kanak-kanak. Dari SD

inilah seorang anak harus mulai belajar bagaimana berperilaku ketika melihat

Page 100: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

79

sampah, ketika melihat bangku yang tidak lurus di dalam kelas, atau hal-hal kecil

lainnya. Salah satu contoh, ketika belajar tentang kebersihan adalah sebagian dari

iman, anak-anak jangan dituntut untuk menghafal lalu kedepan satu-satu.

Kemudian, anak yang tidak bisa mendapatkan nilai yang jelek atau perlakukan

fisik. Ketika belajar tentang kebersihan, ajaklah anak-anak ke WC untuk

membersihkan semua kotoran yang ada di dalamnya, atau minta mereka untuk

melihat sekitar ruangan kelasnya, apakah masih ada sampah di sekitarnya. Kalau

masih ada, sampah dibersihkan dan dibuang ke tempat sampah (Muslich: 2011;

157-159).

Apabila pola hidup sehat, bersih, dan tertib mulai dipraktikkan sejak kecil,

saya kira beberapa tahun kedepan K3 tidak lagi menjadi bagian dari sosialisasi

karena telah menjadi pola hidup anak-anak yang kelak sudah menjadi orangtua.

Jika sekarang anak-anak sudah dibiasakan dengan pelajaran-pelajaran praktis

seperti ini, saya kira mereka tidak akan menjadi orang dewasa dan orangtua saat

ini yang hanya hafal K3, tetapi sulit melaksanakannya (Muslich: 2011; 159).

Perlu diingat, pada sisi lain manusia juga memiliki watak ramah,

bersahabat, berpihak pada alam dan seisinya. Jika potensi-potensi baik ini bisa

diberdayakan, kekhawatiran para malaikat tidak akan terbukti. Sekalipun

jumlahnya tidak banyak, masih ada sekelompok manusia yang berjuang dengan

tujuan menyelamatkan dan melakukan konservasi lingkungan. Tidak sedikit

manusia yang bisa menjalankan fungsi sebagai khalifah (wakil Allah di muka

bumi ini), seperti dikehendaki oleh Allah Swt (Susilo: 2012; 91-92).

Page 101: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

80

Oleh sebab itu, budaya yang di kembangkan oleh manusia akan

berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu

kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari

luar, artinya orang asing. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap

lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu akan

berbeda dengan lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang berbeda

pula.

Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan

lingkungan, antara lain:

a. Physical Environment, menunjuk pada lingkungan natural seperti:

temperatur, curah hujan, iklim, wilayah geografis, flora dan fauna.

b. Cultural Sosial Environment, meliputi aspek – aspek kebudayaan besert

proses sosiolisasi sepertti norma-norma, adat istiadat, dan nilai-nilai.

c. Environment Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakat

menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.

d. Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun

rumah, komunitas, kota beserta usaha-usaha manusia dalam memodifikasi

lingkungan fisik seperti budaya pertanian dan iklim.

Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa kebudayaan yang berlaku dan

di kembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku,

norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi ciri khas suatu

masyarakat dengan masyarakat lainnya (Setiadi, at.all: 2007;38-39).

Page 102: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

81

2.3. Sekolah Adiwiyata

Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan

ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta

etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup

kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Jadi tujuan program

adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam

upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah

yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (Kementerian LH dan

Pend. Dan Kebudayaan).

Program adiwiyata diimplementasikan di sekolah sebagai upaya untuk

menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah sebagai tempat pembelajaran dan

penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut

dapat turut bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan bagi

sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Program adiwiyata harus berdasarkan

norma-norma Kebersamaan, Keterbukaan, Kejujuran, Keadilan, dan Kelestarian

Fungsi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam. Hal tersebut selaras dengan

program pendidikan karakter bangsa yang sekarang ini sedang gencar digulirkan

oleh pemerintah.

Sekolah dikatakan sebagai sekolah adiwiyata jika telah melaksanakan

indikator dan kriteria program adiwiyata, yaitu:

2.3.1. Pengembangan Kebijakan sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan

maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya

Page 103: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

82

kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai

dengan prinsip-prinsip dasar program adiwiyata yaitu partisipatif dan

berkelanjutan.

Pengembangan kebijakan sekolah tersebut antara lain:

a. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan

b. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan

lingkungan hidup.

c. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga

kependidikan dan non kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan

hidup.

d. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.

e. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang

bersih dan sehat.

f. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi

kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup.

2.3.2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan

Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat

dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan

materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk

memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan

dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu Lokal).

Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan antara lain: (1)

Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran; (2) Penggalian dan

Page 104: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

83

pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat

sekitar; (3) Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya; dan

(4) Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.

2.3.3. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan,

warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan

hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya

dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga

sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Kegiatan tersebut antara lain:

a. Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan

hidup berbasis partisipatif di sekolah.

b. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar,

c. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan

pendidikan lingkungan hidup di sekolah.

2.3.4. Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah

Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan

perlu didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan

lingkungan hidup, antara lain meliputi:

a. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk

pendidikan lingkungan hidup.

b. Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar

kawasan sekolah.

Page 105: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

84

c. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air, dan ATK).

d. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat.

e. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.

Adapun manfaat dilaksanakannya program adiwiyata adalah, antara lain:

a. Merubah perilaku warga sekolah untuk melakukan budaya pelestarian

lingkungan.

b. Meningkatkan efesiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah.

c. Meningkatkan penghematan sumber dana melalui pengurangan sumber

daya dan energi.

d. Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif

bagi semua warga sekolah.

e. Menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah.

f. Mengetahui bagaimana menghindari berbagai resiko dampak lingkungan

di wilayah sekolah.

g. Memberikan pembelajaran bagi generasi muda tentang pemeliharaan dan

pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar.

h. Mendapat penghargaan sekolah adiwiyata tingkat kabupaten, propinsi dan

tingkat nasional.

Uraian diatas menyimpulkan bahwa manfaat dari kepedulian serta

budaya lingkungan memberikan banyak pembelajaran, yaitu; belajar hidup

disiplin, belajar hemat, serta kebersamaan. Dan paling utama adalah menciptakan

kenyamana beraktivitas sebagai warga sekolah pada khususnya dan warga

Page 106: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

85

masyarakat pada umumnya, dengan kata lain bahwa dalam tubuh yang sehat

terdapat jiwa yang sehat pula.

2.4. Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa hasil penelitian yang relevan

dan berkaitan dengan pembahasan dari penelitian kali ini yaitu pelaksanaan

pendidikan karakter di sekolah menengah, pendidikan lingkungan, dan kriteria

sekolah adiwiyata. Dari beberapa hasil penelitian yang relevan sebelumnya akan

menjadi pembanding sekaligus sebagai penguat bagi peneliti dalam merumuskan

kerangka berpikir penelitian.

Hasil penelitian Syamsu Kamaruddin (2012) mengemukakan bahwa

dalam lingkungan pendidikan, dalam bentuk program pendidikan karakter yang

telah dilakukan baik secara formal maupun informal, ini dimaksudkan sebagai

salah satu ide pendukung untuk tindak lanjut di desain dalam bentuk kegiatan.

Sebab, pendidikan karakter pada dasarnya harus mengacu pada visi dan misi dari

lembaga yang bersangkutan. Ini menunjukkan dua hal orientasi dalam karakter

siswa adalah: aspek karakter manusia dan peserta didik.

Hasil penelitian Dindin Jamaluddin (2013) mengatakan bahwa pendidikan

karakter sangat penting dilaksanakan dan untuk kurikulum pendidikan nasional.

Penelitian Marvin W. Berkowitz and Melinda C. Bier ( 2007) menurutnya;

bahwa dilakukan penelitian ini untuk menjawab tiga pertanyaan, yaitu: 1)

pendidikan karakter dapat terlaksana jika diimplementasikan dengan luas dan

terus menerus agar memiliki dampak yang kuat; 2) pendidikan karakter yang

cenderung efektif meliputi: pengembangan profesional, mahasiswa interaktif,

Page 107: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

86

strategi pedagogis, fokus eksplisit pada karakter/etika, pelatihan langsung dari

kompetensi sosial dan emosional, dan 3) pemodelan karakter harus selasar dengan

strategi pengelolaan kelas/perilaku, dan pelayanan masyarakat/KKN.

Penelitian Sue B. Schou ( 2001) menurutnya; bahwa keberhasilan siswa

dalam pengaturan online adalah penting bagi badan-badan akreditasi dan

administrasi universitas serta fakultas dalam mengajar (Eaton, 2001). Studi ini

memberikan bukti bahwa hasil belajar bagi siswa secara online dan mahasiswa

yang diajarkan secara tradisional tidak berbeda. Selain itu, siswa dalam

lingkungan online menunjukkan peningkatan dalam sikap mereka terhadap

statistik.

Penelitian A brief review of the literature (1999) mengatakan bagaimana

membentuk dasar untuk mengajarkan nilai-nilai karakter, yaitu ada beberapa

konsep; (a) aspek tentang perilaku atau proses mental; dan (b)prinsip-prinsip

(hubungan antar konsep) yang mendukung perlunya nilai-nilai pendidikan.

Hasil penelitian Elena Oliete Aldea ( 2011) untuk menganilisis makna

bersaing dan interpretasi dalam sebuah film yang ditawarkan terhadap latar

belakang budaya global tersebut. Karena proses globalisasi mendorong kontak

budaya yang intens antara masyarakat sebelumnya sehingga akan ada perubahan

sosial budaya, dan perubahan ini akan berjalan seiring dengan yang namanya

ketakutan global.

Penelitian Sheila T. Murphy, Lauren B. Frank, Meghan B. Moran, and

Paula Patnoe-Woodley (2011) bagaimana keterlibatan emosional dalam

menentukan perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam dunia pendidikan

Page 108: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

87

hiburan, bahwa keterlibatan karakter tertentu telah dikatakan merupakan prediktor

penting karena kemampuannya meningkatkan emosi yang pada gilirannya

menghasilkan perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku para pemirsa.

Penelitian Daniel Lapsley and David Yeager (2006) mengatakan bahwa;

bagaimana orang tua dan pendidik menghadapi anak-anak dalam hal

pembentukan karakternya. Dari hasil kajiannya dalam peneitian ini, di mulai dari

beberapa asumsi tentang alam karakter moral serta nilai-nilai dalam kehidupan

sehari-hari di sekolah. Kemudian membandingkan dua paradigma yang dominan

sepanjang beberapa dimensi tetapi dengan satu tujuan yang sama. Pada bagian

ketiga mengkaji pendekatan teoritis umum untuk MCE (Moral Character

Education) termasuk tahap moral serta teori domain dan minat baru untuk

identitas diri sebagai tujuan pendidikan.

Penelitian Ruiz-Bernardo, et.all ( 2012) mengusulkan sekelompok faktor

yang berhubungan dengan diri, konteks dan proses yang mendukung

pengembangan sensitivitas antar budaya. Diagnosis sosial dilakukan di provinsi

Spanyol dari Castellon untuk mengidentifikasi faktor-faktor ini dengan cara studi

korelasional. Sebuah nonprobabilistic dan sampel yang refresentatif yang terdiri

dari 995 orang dari 37 Negara yang berbeda yang digunakan sebagai sampel. Data

dikumpulkan dengan cara adaptasi dari skala yang diusulkan oleh Chen dan

Starosta (2000) untuk penilaian sensitivitas antarbudaya. Hasil penelitian

menunjukkan empat profil, dan karakteristik utama mereka pelajari. Variabelnya

seperti asal negara, jenis kelamin, latar belakang akademik, jumlah bahasa yang

Page 109: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

88

dipakai, atau pengalaman hidup di negara asing mengungkapkan pengaruh positif

pada pengembangan sikap dari perbedaan tersebut.

Penelitian Ernesto Lasso De Lavega (2004) mengatakan bahwa selama

30 tahun terakhir, pendidikan lingkungan telah menjadi bagian dari kurikulum di

sekolah umum Soutwest Florida. Tujuan kurikulum, seperti, sikap lingkungan,

pengetahuan, dan kesadaran (AKA), telah di teliti dalam literatur sebagai cara

untuk meningkatkan perilaku keseluruhan warga di masa depan terhadap

lingkungan. Studi ini menemukan perbedaan secara signifikan melalui statistik

antara kelompok –kelompok mengenai tingkat kesadaran, pengetahuan, dan sikap

yang terkait dengan isu-isu lingkungan. Penelitian ini mendukung evaluasi tingkat

AKA antara peserta sebagai pendekatan yang tepat untuk tujuan evaluasi dalam

kurikulum lingkungan. Selain itu, studi ini menunjukkan pengukuran sederhana

dari AKA sebagai upaya untuk menyatukan parameter yang diukur oleh berbagai

instrumen yang di temukan di seluruh literatur pendidikan lingkungan. Jadi

penelitian ini dapat membantu ahli lingkungan, instruktur, dan distrik sekolah

dalam evaluasi kurikulum pendidikan lingkungan.

Dari beberapa temuan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter dan pendidikan lingkungan dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain: kesadaran orang tua, pendidik, pengetahuan, sikap serta

emosional seseorang menjadi dasar keberhasilan pendidikan karakter yang

berbasis pengelolaan lingkungan baik itu di sekolah maupun dalam masyarakat.

Page 110: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

89

2.5. Kerangka Pikir

Persoalan pokok yang dibahas dalam proposal penelitian ini adalah

tentang pendidikan karakter dalam pengelolaan lingkungan berdasarkan program

adiwiyata, dalam hal ini lokasi penelitiannya di fokuskan di SMP Negeri 4

Bantimurung. Berbicara tentang pendidikan karakter dalam pengelolaan

lingkungan di sekolah adiwiyata tentu tidak akan lepas dari berbagai komponen

terkait. Komponen terpenting dalam hal ini adalah kompetensi guru/pembina yang

harus mampu menyikapi persoalan karakteristik dan kondisi peserta didik dengan

baik, sehingga mereka memiliki mental kepribadian yang tidak hanya cerdas,

namun juga bermoral. Pendidikan karakter terhadap lingkungan di sekolah

dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat membentuk karakter dalam

diri siswa tersebut.

Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter yang berbudaya

lingkungan di sekolah adiwiyata, maka akan di uraikan dalam kerangka teoritik di

bawah ini:

2.5.1. Perencanaan Konsep Pendidikan Karakter dan Pendidikan

Lingkungan di SMP Negeri 4 Bantimurung.

Perencanaan merupakan suatu bentuk dari pengambilan keputusan

(decision making). Sehubungan dengan itu persiapan mengajar yang

dikembangkan oleh guru menurut Ornstein (1990: 465-466) keputusannya akan

di pengaruhi oleh 2 (dua) area, yaitu, 1) pengetahuan guru terhadap studi, yang di

tekankan pada organisasi dan penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman

peserta didik terhadap materi dan pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan

materi tersebut, 2) pengetahuan guru terhadap sistem pendidikan, yang di

Page 111: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

90

tekankan pada aktivitas guru, seperti mendiagnosis, mengelompokkan, mengatur,

dan mengevaluasi peserta didik, serta mengimplementasikan aktivitas

pembelajaran dan pengalaman belajar, (Mulyasa: 2011; 100).

Kemudian menurut Cynthia (1993; 113), mengemukakan bahwa proses

pembelajaran yang di mulai dengan fase pengembangan perencanaan

pembelajaran, ketika kompetensi dan metodologi telah diidentifikasi, akan

membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi

peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran.

Sebaliknya, tanpa perencanaan, seorang guru akan mengalami hambatan dalam

proses pembelajaran yang di lakukannya. Maka dari itu dalam perencanaan

pembelajaran, indikatornya meliputi: Kurikulum, Silabus, dan RPP.

a. Kurikulum

Guru merupakan pengembang kurikulum bagi kelasnya, yang akan

menerjemahkan, menjabarkan, dan mentransformasikan nilai-nilai yang terdapat

dalam kurikulum kepada peserta didik. Dalam hal ini, tugas guru tidak hanya

mentransfer pengetahuan, tetapi juga lebih dari itu, membelajarkan anak supaya

dapat berpikir integral dan komprehensif, untuk membentuk kompetensi dan

mencapai makna tertinggi, (Mulyasa; 2011; 100-101).

Struktur dan muatan kurikulum pada SMP Negeri 4 Bantimurung tahun

2012/2013 yang tertuang dalam standar Isi meliputi lima kelompok mata

pelajaran sebagai berikut:

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

Page 112: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

91

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

4. Kelompok mata pelajaran estetika

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran tersebut memiliki cakupan dan kegiatan masing-masing

seperti diungkapkan di dalam PP 19/2005 tentang standar Nasional Pendidikan

pasal 6 ayat (1) dan pasal 7 sebagai berikut:

Kelopmok

Mata

Pelajaran

Cakupan Melalui

Agama

dan

Akhlak

Mulia

Kelompok mata pelajaran agama

dan akhlak mulia dimaksudkan

untuk membentuk peserta didik

menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa serta berakhlak mulai.

Akhlak mulia mencakup etika, budi

pekerti dalam menjaga kebersihan

dan peningkatan keimanan, atau

moral sebagai perwujudan dari

pendidikan agama.

-. Kegiatan intra kurikuler dan

ekstrakurikuler.

-. Semua guru mapel pada

waktu tertentu melaporkan

akhlak peserta didik tertentu.

-. Contoh kegiatan keagamaan

diluar jam pelajaran;

(1)peringatan hari besar

agama, baca alqur‟an dan do‟a

bersama sebelum mulai

pembelajaran, sholat dhuhur

berjamaah dilaksanakan secara

bergantian mengingat masjid

tidak mampu menampung

seluruh siswa, (2)kegiatan

pesantren kilat pada bulan

ramadhan.

Kewargan

egaraan

dan

Kepribadi

an

Kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian

dimaksudkan untuk peningkatan

kesadaran dan wawasan peserta

didik akan status, hak, dan

kewajibannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, serta peningkatan

kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk

wawasan kebangsaan , jiwa dan

patriotisme bela negara,

penghargaan terhadap hak-hak

asasi manusia, kemajemukan

-.Kegiatan pembelajaran di

kelas dan di luar kelas.

-.Semua guru mapel

melaporkan tentang indikator

yang ada pada cakupan

kelompok Kewarganegaraan

dan Kepribadian.

-.Memberi reward peserta

didik yang sudah berbuat jujur,

dan memotivasi yang lain agar

juga berbuat jujur.

Page 113: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

92

bangsa, pelestarian lingkungan

hidup, kesetaraan gender,

demokrasi, tanggung jawab sosial,

ketaatan pada hukum, ketaatan

membayar pajak, dan sikap serta

perilaku anti korupsi, kolusi dan

nepotisme.

Ilmu

Pengetahu

an dan

Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi pada

SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan

untuk memperoleh kompetensi

dasar ilmu pengetahuan dan

teknologi serta membudayakan

berpikir ilmiah secara kritis, kreatif

dan mandiri dalam rangka usaha

penyelamatan lingkungan hidup.

Kegiatan pembelajaran bahasa,

matematika, ilmu pengetahuan

alam, ilmu pengetahuan sosial,

keterampilan/kejuruan, dan/

atau teknologi informasi dan

komunikasi, serta muatan lokal

yang relevan.

Estetika Kelompok mata pelajaran estetika

dimaksudkan untuk meningkatkan

sensitivitas, kemampuan

mengekspresikan dan kemampuan

mengapresiaisi keindahan dan

harmoni, kemampuan

mengapresiasi dan

mengekspresikan keindahan serta

harmoni mencakup apresiasi dan

ekspresi, baik dalam kehidupan

individual sehingga menikmati dan

mensyukuri hidup, maupun dalam

kehidupan kemasyarakatan

sehingga mampu menciptakan

kebersamaan yang harmonis.

Kegiatan bahasa, seni dan

budaya, keterampilan, dan

muatan lokal yang relevan, dan

pengembangan

diri/ekstrakurikuler kegiatan

kebersihan dan pemeliharaan

taman setiap hari lima belas

(15) menit, sebelum pelajaran

di mulai pembacaan alquran

bersama-sama.

Jasmani,

olahraga

dan

kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani,

olahraga dan kesehatan pada

SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan

untuk meningkatkan potensi fisik

serta membudayakan sportivitas

dan kesadaran hidup sehat, menjaga

lingkungan hidup sekitar agar

senantiasa bersih, nyaman, sehat

dan indah.

Kegiatan pendidikan jasmani,

olahraga, pendidikan

kesehatan, ilmu pengetahuan

alam, dan muatan lokal yang

relevan, dan pengembangan

diri/ektrakurikuler.

Page 114: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

93

b. Silabus

Secara sederhana istilah silabus dapat dimaknai sebagai garis besar,

ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pembelajaran(Salim:1987:

98). Dalam pengertian yang lebih terperinci menurut Mulyasa (2006:190)

mengatakan, silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata

pelajaran tertentu, dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi (SK)

dan kompetensi dasar (KD), indikator, materi pembelajaran, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar. Kemudian prinsip yang mendasari pengembangan

silabus menurut Mulyasa (2006: 191) antara lain ialah: (1)silabus harus ilmiah, (2)

memiliki relevansi, (3)memiliki fleksibilitas atau tidak kaku, (4)kontinuitas, (5)

memadai, (6) aktual dan kontekstual, (7)efektifitas, dan (8)efesiensi,(Gunawan :

2012: 278-283).

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20

dinyatakan bahwa: “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil

belajar”. Menurut Mulyasa (2006:217) menyebutkan bahwa ada dua fungsi utama

RPP dalam kegiatan pembelajaran, yaitu fungsi perencanaan dan fungsi

pelaksanaan. Fungsi perencanaan maksudnya bahwa rencana pelaksanaan

pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan proses

pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Kemudian fungsi pelaksanaan

maksudnya, bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran akan berfungsi untuk

Page 115: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

94

mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Oleh

karena itu, kegiatan pembelajaran harus terorganisasi dengan baik, melalui

serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat. Selanjutnya, Depdiknas

(2008) menyebutkan bahwa dalam menyusun dan mengembangkan rencana

pelaksanaan pembelajaran, hendaknya guru pada satuan pendidikan

memperhatikan beberapa prinsip, sebagai berikut: (1) memperhatikan perbedaan

individu peserta didik, (2) mendorong partisipasi aktif peserta didik,

(3)memberikan umpan balik dan tindak lanjut, (4)keterkaitan dan keterpaduan, (5)

menerapkan teknologi informasi dan komunikasi, ( Gunawan; 2012: 298-301).

2.5.2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Pengelolaan Lingkungan

hidup di SMPN 4 Bantimurung

Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) telah di sepakati pada

tanggal 19 pebruari 2004 oleh 4 (empat) Departemen, yaitu; (1) Kementrian

Lingkungan Hidup (KNLH); (2) Departemen Pendidikan Nasional; (3)

Departemen Agama; dan (4) Departemen Dalam Negeri. Kebijakan ini sebagai

dasar arahan bagi para pemangku kepentingan (Stakeholders) dalam pelaksanaan

dan pengembangan PLH di Indonesia serta sebagai salah satu solusi dalam upaya

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pelestarian

fungsi lingkungan hidup.

Dalam upaya mempercepat pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup

khususnya jalur pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah, maka pada tanggal 21 pebruari 2006 telah dicanangkan PROGRAM

ADIWIYATA, dengan tujuan mendorong dan membentuk sekolah peduli dan

berbudaya lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya

Page 116: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

95

pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan

generasi sekarang maupun yang akan datang (Panduan Adiwiyata: 2011).

Kemudian Jendral Pendidikan Menengah, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, mendukung pengembangan program ADIWIYATA di SMA dan

SMK dan diharapkan program ini dapat menjadi bagian dari kurikulum yang

penting diterapkan sebagai bagian pengembangan pendidikan karakter siswa.

Oleh sebab itu, Integrasi pendidikan karakter di dalam proses

pembelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Diantara prinsip-prinsip yang

dapat diadopsi dalam membuat perencanaan pembelajaran (merancang kegiatan

pembelajaran dan penilaian dalam silabus, RPP, dan bahan ajar), melaksanakan

proses pembelajaran, dan evaluasi adalah prinsip-prinsip pembelajaran

kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang selama ini telah

diperkenalkan kepada guru seluruh indonesia sejak 2002. Kemendiknas (2010)

telah menguraikan prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual dan pelaksanaan

pembelajaran dengan integrasi pendidikan karakter pada tahap perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi (Gunawan: 2012: 224).

Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan

demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang

semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada satuan

pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada undang-undang nomor

Page 117: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

96

20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi

dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35 mengenai standar nasional

pendidikan.

Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan dan kondisi daerah harus segera dilaksanakan. Bentuk nyata

desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah diberikannya kewenangan kepada

satuan pendidikan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan

pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunan

maupun pelaksanaannya di satuan pendidikan.

Satuan pendidikan merupakan pusat pengembangan budaya. Maka

kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung mengembangkan nilai-nilai budaya dan

karakter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di

sekolah. Nilai-nilai yang dimaksud diantaranya: relegius, jujur, tolerasnsi,

disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut

tidak diajarkan sebagai mata pelajaran tertentu tetapi diintegrasikan pada setiap

pembelajaran maupun kegiatan pengembangan diri. Strategi penyampaiannya

tidak bersifat informatif tetapi lebih bersifat keteladanan. Pendidik sangat

menentukan keberhasilan pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa di

SMP Negeri 4 Bantimurung, (Kurikulum SMPN 4 Bantimurung; 2012/2013).

Dengan mengacu dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sejak

dicanangkannya program ADIWIYATA pada tahun 2006 sampai saat ini, serta

Page 118: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

97

dari dukungan dari Jendral Pendidikan menengah serta Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan sangat mengharapkan agar supaya program ini dapat menjadi

bagian dari kurikulum, dan yang penting diterapkan sebagai bagian

pengembangan pendidikan karakter siswa.

2.5.3. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pengelolaan Lingkungan di SMP

Negeri 4 Bantimurung.

Monitoring dan evaluasi secara umum bertujuan untuk mengembangkan

dan meningkatkan kualitas program pembinaan pendidikan karakter sesuai dengan

perencanaan yang telah ditetapkan. Lebih lanjut secara rinci tujuan monitoring

dan evaluasi pembentukan karakter adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengamatan dan pembimbingan secara langsung

keterlaksanaan program pendidikan karakter di sekolah.

2. Memperoleh gambaran mutu pendidikan karakter di sekolah secara umum.

3. Melihat kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program dan

mengidentifikasi masalah yang ada, dan selanjutnya mencari solusi yang

komprehensif agar program pendidikan karakter dapat tercapai.

4. Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk

menyusun rekomendasi terkait perbaikan pelaksanaan program pendidikan

karakter ke depan.

5. Memberikan masukan kepada pihak yang memerlukan untuk bahan

pembinaan dan peningkatan kualitas program pembentukan karakter.

6. Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program pembinaan

pendidikan karakter di sekolah, (Fathurrohman, dkk: 2013:195).

Page 119: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

98

Berdasarkan dari tujuan monitoring dan evaluasi diatas, dapat disimpulkan

bahwa untuk mengetahui dan menganalisis tingkat keberhasilan dari pelaksanaan

pendidikan karakter yang ada di sekolah, maka seluruh pengelola yang ada di

sekolah harus mampu mencari solusi di setiap permasalahan yang di temukan di

lingkungan sekolah, baik itu permasalahan yang terjadi di kelas pada saat proses

pembelajaran maupun di luar kelas atau di lingkungan sekolah.

Sebagaimana tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Maka sejalan dengan itu SMP Negeri 4

Bantimurung memiliki Visi “Unggul dalam Prestasi, Prima dalam Pelayanan

Berdasarkan IMTAQ dan IPTEK”. Sedangkan Misi sekolah adalah: Mewujudkan

proses belajar mengajar yang berkualitas, mewujudkan manusia yang berwawasan

global, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab, mewujudkan manusia yang

beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia, mewujudkan sekolah yang bersih,

indah, nyaman, dan sehat, serta memberikan pelayanan prima dan menggalang

potensi masyarakat dalam pengembangan sekolah. Untuk mencapai kesemuanya

itu, dengan harapan dapat memberikan rambu-rambu tentang norma, etika dan

disiplin yang harus di patuhi oleh peserta didik. Maka di susunlah aturan-aturan di

SMP Negeri 4 Bantimurung Tahun Pelajaran (2012/2013), sebagai berikut:

1. Pakaian Seragama Sekolah: Seragam Osis, Seragam Identitas Sekolah,

Pakaian Olahraga, Seragam Pramuka.

2. Kerapihan : Rambut, Kuku, Tato, Make up.

3. Masuk dan pulang Sekolah

Page 120: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

99

4. Kebersihan, Kedisiplinan, dan Ketertiban

5. Sopan Santun Dalam Pergaulan

6. Upacara Bendera dan Peringatan Hari-Hari Besar

7. Larangan-larangan

8. Penjelasan Tambahan, (Dewan Guru, SMP Negeri 4 Bantimurung: 2012).

Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan

mengacu pada indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui

pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di

sekolah, model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya

perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan), maupun memberikan

tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya.

Dalam penetapan ketuntasan belajar, sekolah menetapkan kriteria

ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya

dukung, dan tingkat kemampuan awal peserta didik (intake) serta dalam

penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan

menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mencapai ketuntasan

ideal, sebab setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang

berbeda.

SMP Negeri 4 Bantimurung berusaha menggunakan prinsip Mastery

Learning (ketuntasan Belajar) walaupun sistem paket. Artinya setiap peserta

didik harus mengikuti kegiatan kenaikan kelas bersama-sama., sedangkan untuk

yang belum tuntas KKM harus mengikuti pembelajaran remidi, dan peserta didik

Page 121: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

100

yang sudah mencapai KKM harus mengikuti kegiatan pengayaan. Kemudian

untuk untuk kenaikan kelas menggunakan dua aspek yaitu, aspek akademis dan

aspek non akademis,( Kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung, 2012/2013).

2.5.4. Dampak Pendidikan Karakter dalam Lingkungan hidup SMP Negeri 4

Bantimurung.

Peran serta Dinas Pendidikan Kabupaten Maros dalam penyelenggaraan

pendidikan yang baik di SMP Negeri 4 Bantimurung sangat dirasakan misalnya

dengan diadakannya monitoring dan evaluasi kinerja pendidik maupun tenaga

kependidikan, sehingga lebih memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

Asosiasi profesi yang ada baik di sekolah seperti MGMPS maupun di tingkat

kabupaten seperti MGMP, manfaatnya sangat dirasakan oleh pendidik di SMP

Negeri 4 Bantimurung, karena melalui wadah tersebut para pendidik dapat

bertukar pikiran tentang hal-hal yang berkaitan dengan administrasi yang harus

disiapkan maupun krsulitan-kesulitan materi pembelajaran yang dialami pada saat

pembelajaran.

SMP Negeri 4 Bantimurung berlokasi sangat strategis karena berdekatan

dengan tempat Wisata Pemandian Alam Bantimurung yang sangat terkenal baik di

dalam maupun di luar negeri sehingga sangat menguntungkan apabila

dimanfaatkan sebaik-baiknya karena dapat digunakan sebagai tempat bekerjasama

untuk belajar lapangan bagi peserta didik yang berminat di bidang pariwisata.

Selain itu, SMP Negeri 4 Bantimurung juga berdekatan Taman Nasional

Bantimurung Bulusaraung yang syarat dengan sumber ilmu pengetahuan.

Kondisi sosial budaya masyarakat sekitar sekolah dan kebanyakan orang

tua siswa sudah memiliki pengetahuan yang cukup, bersahabat akrab dengan

Page 122: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

101

sekolah, agamis, ekonomi menegah kebawah, semangat untuk maju. Lingkungan

sekolah secara fisik sudah mencukupi, lokasi cukup baik tidak pernah banjir, jauh

dari polusi maupun kebisingan, ruang bebas (alam terbuka) cukup luas sehingga

sangat memenuhi syarat bagi peserta didik untuk mengembangkan olah raga, olah

pikir, dan olah rasa. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi

pertimbangan dalam penentuan struktur kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung.

Kemudian yang menjadi landasan yuridis kurikulum SMP Negeri 4

Bantimurung berdasarkan dengan Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang

sistem pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, “Pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab”. Dan pasal 32 ayat (1), “ Negara memajukan kebudayaan

nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan

masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.

Oleh karena itu, kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung di susun sebagai

pedoman bagi semua warga sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan

pendidikan yang sesuai dengan karakteristik sekolah, tujuan pendidikan nasional,

dan prinsip-prinsip pendidikan serta tujuan sekolah baik jangka pendek,

menengah, maupun jangka panjang.

Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan

pendekatan proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui

berbagai kegiatan di kelas, sekolah dan masyarakat. Di kelas dikembangkan

Page 123: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

102

melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di

sekolah di kembangkan dengan upaya pengkondisian atau perencanaan sejak awal

tahun pelajaran, dan dimasukkan ke kalender akademik dan yang dilakukan

sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki

kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan niali-nilai budaya

dan karakter bangsa. Di masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstra

kurikuler dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan

rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan

kepedulian dan kesetiakawanan sosial (Kurikulum SMPN 4 Bantimurung:

2012/2013).

Page 124: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

103

Kerangka pikir di halaman terpisah

Page 125: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

104

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu metode

penelitian yang pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Bantimurung Kabupaten

Maros Provinsi Sulawesi Selatan. Penentuan lokasi didasarkan atas pertimbangan

bahwa: (1) di SMP Negeri 4 Bantimurung ini telah melaksanakan pendidikan

karakter yang berbasis pengelolaan lingkungan dengan keikutsertaannya dalam

Program Adiwiyata; (2) Di sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian tentang

pendidikan karakter yang berbasis pendidikan lingkungan; (3) Di sekolah ini

tingkat keberhasilan dalam tiga tahun terakhir ini yakni, tahun pelajaran

2011/2012, 2012/2013, dan 2013/2014 melalui indikator keberhasilan dalam ujian

nasional menunjukkan presentase tingkat keberhasilan selalu meningkat. Hal

inilah yang mengusik keingintahuan penulis untuk meneliti tentang kualitas yang

diperoleh apakah sejalan dengan kecerdasan iman dan ketakwaannya. Karena

harapan kita untuk memiliki generasi bangsa yang tak hanya cerdas tetapi juga

berakhlak mulia.

Page 126: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

105

3.3. Fokus dan Deskripsi Penelitian

3.3.1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah pendidikan karakter dalam

mengintegrasikan pendidikan lingkungan, yaitu pengelolaan lingkungan

(pemanfaatan, pelestarian, keberlanjutan) di sekolah. Dimana titik utama dari

penelitian ini adalah mengindentifikasi diantara 18 nilai karakter yang berbasis

pendidikan lingkungan sebagai parameter mengukur hubungan antara pendidikan

karakter dan pendidikan lingkungan berdasarkan program adiwiyata.

3.3.2. Deskripsi Penelitian

Adapun kelompok nilai karakter yang berbasis pendidikan lingkungan

diantara 18 nilai karakter yang menjadi fokus utama, yaitu ada 7 aspek, antara

lain:

1. Aspek disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Indikatornya:

a. Setiap kelas dibentuk tim piket kelas yang secara bergiliran bertugas

menjaga kebersihan dan ketertiban kelas

b. Setiap piket kelas yang bertugas hendaknya menyiapkan dan memelihara

perlengkapan kelas.

c. Setiap tim piket mempunyai tugas masing-masing.

d. Setiap siswa membiasakan menjaga kebersihan kamar kecil/toilet,

halaman sekolah, kebun sekolah, dan lingkungan sekolah.

Page 127: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

106

e. Setiap siswa membiasakan membuang sampah pada tempat yang telah di

tentukan.

f. Setiap siswa membiasakan budaya antri dalam mengikuti berbagai

kegiatan sekolah dan luar sekolah yang berlangsung bersama-sama.

g. Setiap siswa menjaga suasana ketenangan belajar baik di kelas,

perpustakaan, laboratorium maupun di tempat lain di lingkungan sekolah.

h. Setiap siswa mentaati jadwal kegiatan sekolah, seperti penggunaan dan

pinjaman buku di perpustakaan, penggunaan laboratorium dan sumber

belajar lainnya.

i. Setiap siswa menyelesaikan tugas yang di berikan sekolah sesuai

ketentuan yang ditetapkan.

j. Setiap siswa bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan sekolah dan

berkewajiban memelihara tanaman yang berada di lingkungan sekolah.

2. Aspek kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-

sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

Indikatornya:

a. Pembuatan taman kelas

b. Penanaman pohon-pohon besar maupun pohon produktif

c. Membangun toilet 1 kelas 1 toilet

d. Melakukan pagi bersih setiap hari oleh seluruh warga sekolah mulai pukul

06.30 sd 06.50

e. Membentuk piket harian

Page 128: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

107

f. Setiap siswa mentaati jadwal kegiatan sekolah, seperti penggunaan dan

pinjaman buku di perpustakaan, penggunaan laboratorium dan sumber

belajar lainnya.

3. Aspek kreatif, yaitu berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah di miliki.

Indikatornya:

a. Membiasakan menyapa kakak/adik, untuk sapaan kepada yang lebih

tua/muda

b. Menghormati ide pikiran dan pendapat hak cipta orang lain, dan hak milik

teman dan warga sekolah.

c. Membiasakan diri mengucapkan terima kasih kalau memperoleh bantuan

atau jasa dari orang lain.

d. Berani mengakui kesalahan yang terlanjur telah dilakukan dan meminta

maaf apabila merasa melanggar hak orang lain atau berbuat salah kepada

orang lain.

e. Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah, antara lain: pengomposan,

pembibitan, penghijauan dan daur ulang sampah.

4. Aspek rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih dalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat, dan didengar.

Page 129: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

108

Indikatornya:

a. Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup, antara lain: makalah, puisi/sajak,

artikel, lagu, hasil penelitian, gambar, seni tari, produk daur ulang, dll.

b. Menerapkan pengetahuan lingkungan hidup yang diperoleh untuk

memecahkan masalah lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya: peserta didik mempunyai kemampuan memecahkan masalah

lingkungan hidup.

c. Mengkomunikasikan hasil pembelajaran lingkungan hidup dengan

berbagai cara dan media, misalnya: majalah dinding, buletin sekolah,

pameran, web site, radio, TV, surat kabar, jurnal, dll.

5. Aspek peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi.

Indikatornya:

a. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang ramah lingkungan,

antara lain:

1. Menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan

lingkungan hidup di sekolah, sepert: air bersih, sampah

(penyediaan tempat sampah terpisah, komposter), tinja, air

limbah/drainase, ruang terbuka hijau, kebisingan/getaran/radiasi,

dll.

Page 130: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

109

2. Menyediakan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran

lingkungan hidup di sekolah, seperti: pengomposan, pemanfaatan

dan pengolahan air, hutan/taman/kebun sekolah. Green house,

toga, kolam ikan, biopori, sumur resapan, biogas,dll.

b. Peningkatan kualitas pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan

prasarana yang ramah lingkungan, antara lain:

1. Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan

sesuai fungsinya, seperti: ruang memiliki pengaturan cahaya dan

ventilasi udara secara alami, pemeliharaan dan pengaturan pohon

peneduh dan penghijauan, menggunakan paving.

2. Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi

sekolah, seperti: penanggung jawab, tata tertib, pelaksana (daftar

piket), pengawas, dll terkait dalam kegiatan penyediaan dan

pemakaian sarana fasilitas sanitasi sekolah.

3. Memanfaatkan listrik, air dan ATK secara efisien

4. Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah

lingkungan, seperti: (1) kantin tidak menjual makanan/minuman

yang mengandung bahan pengawet/pengenyal, pewarna, perasa

yang tidak sesuai dengan standar kesehatan, (2) kantin tidak

menjual makanan yang tercemar/terkontaminasi, kadaluarsa, dan

(3) kantin tidak menjual makanan yang dikemas dari plastik,

styrofoam, dan aluminium foil.

Page 131: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

110

6. Aspek peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi

bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Indikatornya:

a. Membiasakan salam setiap bertemu dengan warga sekolah

b. Merayakan peringatan hari besar

c. Membiasakan menyapa kepada setiap orang yang berada di sekolah

d. Membiasakan diri mengucapkan terima kasih kalau memperoleh bantuan

atau jasa dari orang lain.

e. Menyampaikan pendapat secara sopan tanpa menyinggung perasaan

orang lain.

7. Aspek tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan terhadap diri

sendiri, masyarakat, lingkungan (ala, sosial, dan budaya) negara dan Tuhan

yang maha esa.

Indikatornya:

a. Setiap siswa bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan sekolah dan

berkewajiban memelihara tanaman yang berada di lingkungan sekolah

b. Setiap siswa membaca alqur’an dan berdo’a setiap pagi sebelum

pembelajaran.

c. Sholat Dhuha berjamaah setiap hari sabtu pagi

d. Sholat dhuhur berjamaah setiap hari

Page 132: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

111

e. Setiap siswa berani mengakui kesalahan yang terlanjur telah dilakukan dan

meminta maaf apabila merasa melanggar hak orang lain atau berbuat salah

kepada orang lain

f. Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera dengan pakaian seragam

yang telah ditentukan.

g. Setiap siswa wajib mengikuti upacara peringatan hari-hari besar nasional(

Hari Pendidikan Nasional, dll), dan hari besar keagamaan yang

diselenggarakan oleh sekolah (Maulid Nabi, Isra Mi’raj, dll)

Berdasarkan uraian diatas, dapat di simpulkan bahwa di SMP Negeri 4

Bantimurung telah melaksanakan diantara 18 nilai karakter yang berbasis

pendidikana lingkungan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam usaha pengumpulan data seakurat mungkin terkait variabel-

variabel yang akan dianalisis, penulis menggunakan beberapa teknik/metode,

yakni:

1. Observasi; adalah merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan

pengamatan terhadap obyek penelitian, baik langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu metode observasi yang dilakukan peneliti yaitu

observasi langung kepada obyek yang diteliti guna memperoleh data yang

sebenarnya terhadap permasalahan yang diteliti, yaitu : (a) pengetahuan,

(b)sikap, dan (c) perilaku siswa, berdasarkan 7 nilai karakter yang berbasis

pendidikan lingkungan. Adapun yang di observasi adalah; guru dan siswa di

SMP Negeri 4 Bantimurung.

Page 133: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

112

2. Interview/wawancara; digunakan untuk menggali informasi seakurat mungkin

dalam rangka menguatkan hasil observasi/pengamatan yang telah dilakukan

atau sedang dilakukan di sekolah tersebut. Metode ini dilakukan oleh peneliti

dengan mewawancara langsung, yaitu: Kepala sekolah, guru BK (Kelas VII,

VIII, IX), guru PKn, guru Agama, dan siswa itu sendiri.

3. Dokumentasi; adalah tehnik pengumpulan data yang diperoleh melalui

catatan-catatan atau arsip guru dan sekolah sebagai sumber data yang

berkaitan dengan obyek penelitian. Adapun dokumen yang dimaksud yaitu:

data siswa, data guru, data pegawai serta data sekolah yang ada di SMP

Negeri 4 Bantimurung. Oleh karena metode ini dimaksudkan sebagai bahan

bukti penguat dari beberapa metode sebelumnya.

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini secara garis besar dilakukan dengan

prosedur sebagai berikut:

1. Display data yaitu mengelompokkan data yang sejenis dan saling terkait

berdasarkan topik-topik data hasil pengamatan dan wawancara terhadap

sampel dan responden penelitian, selanjutnya dianalisis untuk ditetapkan

kesimpulannya.

2. Reduksi data yaitu menganalisis data secara keseluruhan kemudian

memberikan penilaian dan simpulan sesuai dengan topik, sebagai upaya

mencari bagian-bagian yang saling terkait agar menjadi lebih sederhana. .

Data yang peneliti dapatkan dari hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi, baik yang berkaitan dengan kurikulum, kepala sekolah, guru,

Page 134: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

113

staf, siswa maupun yang berkaitan dengan pembelajaran, peneliti memilih

dan memilah mana yang sesuai dengan pokok permasalahan dan yang tidak

sesuai, agar tidak terjadi kerancuan dalam penyajian data.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi; adalah upaya untuk mengartikan data

yang ditampilkan dengan melibatkan pemahaman peneliti.

Page 135: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

114

BAB IV

PROFIL SMP NEGERI KABUPATEN MAROS

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

4.1.1. Kondisi Umum Kabupaten Maros

a. Kondisi Sosial Ekonomi Kabupaten Maros

Berdasarkan BPS: 2013 menjelaskan bahwa, Kabupaten Maros merupakan

salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terletak dibagian barat

Sulawesi Selatan antara 40’45’50’07’ lintang selatan dan 109’205’-129’12’ bujur

timur yang berbatasan dengan Kabupaten Pangkep sebelah utara, Kota Makassar

dan Kabupaten Gowa sebelah Selatan, Kabupaten Bone disebelah Timur dan Selat

Makassar disebelah Barat. Ibukota Kabupaten Maros terletak tiga puluh kilometer

arah utara kota Makassar ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Bandar Udara

Internasional Sultan Hasanuddin terletak di abupaten Maros, yang merupakan

Bandar Udara terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Letak Kabupaten Maros

yang berdekatan dengan Kota Makassar merupakan potensi bagi pengembangan

berbagai kegiatan produksi dan ekonomi di Kabupaten Maros.

Secara umum luas wilayah Kabupaten Maros kurang lebih 1.619,12 km

dan secara administrasi pemerintah terdiri dari 14 wilayah Kecamatan dan 103

Desa/Kelurahan. Kedudukan secara administratif berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

4. Sebelah Selatan berbatsan dengan Kabupaten Gowa.

Page 136: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

115

Secara administratif, kabupaten Maros terdiri atas 14 Kecamatan, 80

Desa, dan 23 Kelurahan. Pembagian wilayah menurut kecamatan, ibukota

kecamatan dan jumlah desa/kelurahan, sebagai berikut:

Tabel 2.2

Luas Wilayah Menurut kecamatan Tahun 2010

No

.

Kecamatan Ibukota

Kecamatan

Jumlah

Desa/Kel

urahan

Luas Persentase

Terhadap

Luas

Kab(%)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Mandai

Moncongloe

Maros Baru

Lau

Turikale

Marusu

Bontoa

Bantimurung

Simbang

Tanralili

Tompobulu

Camba

Cenrana

Mallawa

Bontoa

Mocongloe

Baju Bodoa

Maccini Baji

Turikale

Temmapadduae

Bontoa

Kalabbirang

Jene’Taesa

Borong

Pucak

Campaniaga

Limampocoe

Sabila

6

5

7

6

7

7

9

8

6

8

8

8

7

11

49,11

46,87

53,76

53,73

29,93

73,83

93,52

173,70

105,31

89,45

287,65

145,36

180,97

235,92

3,03

2,89

3,32

3.32

1,85

4,56

5,78

10,73

6,50

5,52

17,77

8,98

11,18

14,57

Total 103 1.619,11 100,00

Sumber: Perda Kabupaten Maros No.10 tahun 2010

Tabel di atas, memperlihatkan daftar luas wilayah perkecamatan dan total

wilayah Kabupaten Maros. Dapat teramati Kecamatan Tompobulu sebagai daerah

terluas diikuti Kecamatan Mallawa, menyusul Kecamatan Cenrana dan

seterusnya. Sementara sejumlah wilayah kota dapat teramati daftar luas wilayah

Page 137: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

116

terupdate daerah tahun 2010, yaitu kecamatan Turikale dengan luas wilayah 29,93

Km dan Kecamatan Maros Baru dengan luas wilayah 53,76 Km.

Penduduk Kabupaten Maros berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010

berjumlah 319.020 jiwa, yang tersebar di 14 Kecamatan, dengan jumlah penduduk

terbesar yakni 41.294 jiwa yang mendiami Kecamatan Turikale. Secara

keseluruhan, jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak

dari penduduk yang berjenis kelamin laki-laki, hal ini tercermin dari angka rasio

jenis kelamin yang lebih kecil dari 100. Namun di Kecamatan Mandai dan

Kecamatan Tanralili, rasio jenis kelamin laki-laki lebih besar dari 100, hal ini

menunjukkan jumlah penduduk di dua Kecamatan tersebut lebih dari penduduk

perempuan. Tingkat kepadatan tertinggi ditemukan di Kecamatan Turikale, 1.380

jiwa/km2, sedangkan yang terendah di Kecamatan Mallawa, 45 jiwa/km2.

Kepadatan penduduk suatu daerah mampu menjadi bahan indikasi tata

lingkungan yang padat dan kerab tidak teratur memenuhi syarat lingkungan sehat

dan bersih. Sanitasi lingkungan merupakan faktor utama penentu dan penunjang

lingkungan sehat. Sehingga, sasaran wilayah program sanitasi ini telah searah

kebutuhan tata Kota Kabupaten Maros.

b. Kondisi Perekonomian Kabupaten Maros

Kabupaten Maros juga merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan

yang memiliki kekayaan alam. Ditinjau dari keindahan alam dan berdirinya

sejumlah lokasi bisnis serta penetapan Bandara Sultan Hasanuddin terletak di

Kawasan Kabupaten Maros diharapkan mampu menjadi langkah positif untuk

perkembangan perekonomian daerah. Kondisi diatas, tentu akan berdampak baik

Page 138: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

117

untuk Kabupaten Maros apabila diberdayakan dengan baik. Kemajuan

perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari perkembangannya PDRB nya. Nilai

PDRB Kabupaten Maros selama kurun waktu tahun 2005-2009 mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini di pengaruhi oleh produksi beberapa

jenis komoditas kegiatan ekonomi yang mengalami peningkatan, disamping itu

harga komoditas kegiatan ekonomi tersebut juga mengalami peningkatan.

Kemudian sebagian besar dari luas wilayah Kabupaten /maros merupakan

dataran rendah sehingga sangat potensial untuk kegiatan sektor-sektor pertanian,

perkebunan, peternakan dan perikanan. Kawasan pantai sepanjang 31 km sangat

sesuai dengan kegiatan pengelolaan hasil laut. Disamping itu potensi perairan

pantai tersebut dapat dikembangkan menjadi objek wisata bahari, meliputi:

(1) Pertanian, (2) Peternakan, (3) Perikanan, (4) Pertambangn dan galian, (5)

perdagangan, (6) Perindustrian, (7) Pariwisata.

Maka untuk menciptakan kondisi hidup yang sehat maka diperlukan

program dan kegiatan yang menyentuh langsung pada peningkatan perilaku hidup

bersih dan sehat bagi masyarakat. Program ini bertujuan mewujudkan lingkungan

hidup yang sehat, sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan keluarga dan

msyarakat yang lebih baik. Sasaran yang ingin dicapai dalam program ini

diantaranya meningkatnya presentase keluarga yang memenuhi syarat kesehatan

menjadi dengan peningkatan persentase pengguna air bersih, peningkatan jumlah

jamban sesuai syarat kesehatan dan pengurangan genangan air dan pengurangan

timbunan sampah serta peningkatan persentase tempat-tempat umum yang sesuai

standar kesehatan. Selain itu peningkatan pola hidup bersih sehat dapat dilakukan

Page 139: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

118

dengan menargetkan bertambahnya desa bebas dari buang air besar sembarangan

atau yang disebut sebagai desa ODF.

Program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan

perilaku atau tindakan yang dipraktikkan/dilakukan atas dasar kesadaran sebagai

hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga atau kelompok

masyarakat yang sesuai dengan norma-norma kesehatan, untuk dapat menolong

diri sendiri dalam pembangunan bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya kesehatan masyarakatnya.

Sasaran PHBS di tatanan pendidikan adalah seluruh anggota keluarga

institusi pendidikan yang terbagi dalam sasaran primer, yaitu sasaran utama dalam

institusi pendidikan yang akan diubah perilakunya (peserta didik dan pendidik)

yang bermasalah baik individu maupun kelompok. Sasaran sekunder yaitu

sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang

bermasalah (kepala sekolah, guru, orang tua peserta didik, kader kesehatan

sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK, serta

sasaran tersier, yaitu sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu

dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk

tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan (Kepala Desa, Camat,

Kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat dan orang tua peserta didik).

c. Kondisi Sosial Budaya di Kabupaten Maros

Pemerintah Kabupaten Maros mengusung Visi dan Misi berdasarkan

RPJMD adalah sebagai berikut:

Page 140: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

119

Visi “Mewujudkan masyarakat Maros yang sejahtera dan beriman melalui

Pemerintahan yang bersih dan profesional”.

Yang Sejahtera menurut pengertian Kementerian Koordinator Kesejahteraan

Rakyat yaitu suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya.

Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang papan,

kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan dan kebutuhan dasar lainnya seperti

lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan

partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan takwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

Berdasarkan pengertian tersebut indikatornya adalah tercukupinya

kebutuhan minimum hak dasar yang meliputi; pangan, kesehatan, pendidikan,

pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan

hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk

berpartisipasi dalam kehidupan sosial ekonomi dan politik. Yang dimaksud

Beriman adalah menjalankan ibadah yang telah disyariatkan oleh agama, ini

mencakup aspek amalan hati, perkataan dan perbuatan dan tunduk kepada Allah,

terhadap perintah dan larangannya. Indikatornya adalah dilaksanakan nilai-nilai

keagamaan bagi para pemeluk agama.

Yang dimaksud Pemerintahan yang bersih dan profesional adalah pemerintah

yang menjalankan prinsip-prinsip Good Govemance yang meliputi 10 prinsip

yaitu:

1. Akuntabilitas: adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari pembangunan daerah

harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai

Page 141: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

120

pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Pengawasan: adalah setiap kegiatan pembangunan daerah dipantau secara

proporsional baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat atau rakyat sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Daya Tanggap: adalah tingkat kepekaan para penyelenggara peemrintah

terhadap perkembangan dan dinamika masyarakat untuk penanganan segera.

4. Profesionalisme: adalah tingkat kemampuan penyelenggara pemerintah yang

menguasai bidangnya sehingga mampu memberi pelayanan yang optimal

kepada masyarakat.

5. Efesiensi dan efektifitas: terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat

dengan pemanfaatan sumber daya secara optimal dengan hal yang maksimal.

6. Transparansi: adalah keterbukaan informasi yang benar, jujur dan tidak di

diskriminatif tentang penyelenggaraan pembangunan daerah dengan tetap

memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia

negara.

7. Kesetaraan : adalah memberi peluang yang sama bagi setiap anggota

masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.

8. Wawasan ke depan: adalah membangun daerah berdasarkan visi dan strategis

yang jelas dan mengikut sertakan warga dalam seluruh proses pembangunan,

sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap

kemajuan daerahnya.

Page 142: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

121

9. Partisipasi: adalah mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam

menyampaikan pendapat dalam proses pembangunan, yang menyangkut

kepentingan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

10. Penegakan hukum: adalah mewujudkan supremasi hukum yang adil bagi

semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan

nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Misi secara garis besar adalah:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat dengan mendorong secara

sungguh-sungguh simpul perekonomian;

2. Mengoptimalkan sumber-sumber pendanaan melalui penciptaan iklim, usaha

yang kondusif ;

3. Penataan birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik;

4. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan;

5. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi masyarakat;

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan;

7. Meningkatkan pembinaan keagamaan;

8. Meningkatkan pemberdayaan perempuan;

9. Meningkatkan daya dukung lingkungan hidup.

Berdasarkan Visi, Misi Kabupaten Maros, maka nilai karakter tergambarkan

lewat Visinya yaitu “mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan beriman melalui

pemerintahan yang bersih dan profesional”. Dalam hal ini selain ingin

mewujudkan masyarakat yang sejahtera, lingkungan yang bersih, pemerintahan

Page 143: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

122

yang bersih serta profesional, akan tetapi tetap mengutamakan keimanan dan

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4.1.2. Kondisi Umum Sekolah di Kabupaten Maros

Pembangunan bidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Pembangunan Symber Daya Manusia (SDM) suatu Negara

akan menentukan karakter dari pembangunan ekonomi dan sosial. Berdasarkan

data dari Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Maros, pada tahun 2011 di

Kabupaten Maros jumlah Taman kanak-Kanak (TK) sebanyak 87 buah, jumlah

guru sebanyak 345 orang dengan jumlah siswa sebanyak 1.862 orang. Sekolah

Dasar (SD) sebanyak 274 buah dengan jumlah guru sebanyak 1.908 orang

termasuk guru honor serta jumlah murid sebanyak 44.851 orang. Jumlah SMP

sebanyak 86 buah dengan jumlah guru sebanyak 1.680 orang dan murid sebanyak

16.709 orang. Jumlah SMU 48 buah dengan jumlah guru 1.271 orang dan murid

sebanyak 10.794 orang.

Dengan melihat hasil observasi dan wawancara kondisi sekolah yang ada

di Kabupaten Maros mulai dari tingkat TK sampai tingkat SMU keseluruhan

jumlah guru 5.204 orang termasuk guru honor dan jumlah peserta didik

keseluruhan adalah sejumlah 76.124 orang, data tersebut yang diperoleh dari

Dinas Pendidikan Nasional pada tahun 2011.

Page 144: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

123

Tabel 2.11

Fasilitas Pendidikan yang Tersedia di Kabupaten Maros Tahun 2011

N

o

Kecamatan T

K

SD

Negeri

SD

Swasta

M

I

SLTP

Negeri

SLTP

Swasta

M

ts

SMU

Negeri

SMU

swasta

SMK

Negeri

SMK

Swasta

M

A

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Mandai

Moncongloe

Maros Baru

Marusu

Turikale

Lau

Bontoa

Bantimurung

Simbang

Tanralili

Tompobulu

Camba

Cenrana

Mallawa

Jumlah :

8

5

5

5

10

5

3

8

7

5

0

13

7

6

87

14

8

17

13

18

15

25

27

17

20

13

21

18

17

243

4

0

0

0

4

0

0

0

1

0

0

0

1

0

10

2

1

1

1

2

1

1

3

2

1

4

1

-

1

21

2

2

3

2

1

2

3

3

3

1

2

2

4

3

33

2

2

2

2

5

2

0

2

0

2

2

1

1

0

23

2

0

3

1

4

4

2

3

3

3

2

2

1

1

31

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

13

1

2

1

1

3

1

0

1

0

1

0

1

0

0

12

0

0

0

0

0

1

0

0

1

0

0

0

0

0

2

1

0

0

1

5

0

0

0

1

1

0

0

0

0

9

2

0

2

0

4

4

1

2

3

2

2

0

0

0

22

Sumber Data: BPS Kabupaten Maros, Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Maros

Kegiatan pemantauan rumah sehat, telah diperoleh data jumlah rumah

hunian masyarakat Kabupaten Maros per Kecamatan teramati jumlah terbesar

berada pada empat kecamatan dalam wilayah kota Kabupaten. Kecamatan

Turikale sebagai sebagai pusat Kota , memiliki tingkat kepadatan rumah yang

tertinggi diikuti kecamatan Mandai sebagai lokasi arah pengembangan kota

Maros.

Seiring dengan tuntutan perkembangan penyelenggaraan pemerintahan

daerah, monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas penyelnggaraan pemerintahan

Page 145: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

124

senantiasa dilaksanakan, sehingga sampai dengan akhir desember tahun 2010

telah dilakukan penyesuaian/perubahan organisasi perangkat daerah dan berlaku

efektif pada tahun 2011 sebagai berikut:

1. Dinas Pendidikan

2. Dinas Kesehatan

3. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

4. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi

6. Dinas Pekerjaan Umum

7. Dinas Tata Ruang dan Perumahan

8. Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan

9. Dinas Pengelola Keuangan Daerah

10. Dinas Pertambangan dan Energi

11. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

12. Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman

13. Dinas Pertanian

14. Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan

15. Dinas Kehutanan dan Perkebunan

16. Dinas Perikanan , Kelautan dan Peternakan

17. Dinas Pemuda Olah Raga dan Seni

18. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

19. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

20. Badan Pemberdayaan Masyarakatdan Pemerintahan Desa

Page 146: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

125

21. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

22. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

23. Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat

24. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

25. Badan Lingkungan Hidup

26. Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal

27. Kantor Perpustakaan dan Arsip

28. Kantor Pendapatan Daerah

29. Inspektorat

30. Rumah Sakit Umum Salewangang

31. Satuan Polisi Pamong Praja

32. Sekretariat Daerah

33. Sekretariat DPRD

34. Sekretariat KORPRI

Rangkaian hubungan dan jaringan segenap dan jaringan segenap aparatur

daerah di harapkan mampu berkordinasi secara aktif, baik dalam perencanaan,

pelaksanaan, sampai pada tahap kontrol dan evaluasi kegiatan demi tercapainya

visi misi daerah Kabupaten Maros. Peran serta seluruh dinas daerah dan lembaga

teknis daerah untuk berbuat sesuai wilayah jangkauan SKPD masing-masing

sangat diharapkan mampu memajukan kesejahteraan masyarakat Kabupaten

Maros. Keterlibatan Kabupaten Maros dalam kegiatan PPSP 2012 ini diharapkan

mampu mengarahkan kita dalam pembenahan sanitasi serta menyadarkan seluruh

Page 147: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

126

Kabupaten Maros tentang pentingnya sanitasi demi menjaga hidup sehat dan

lingkungan Kabupaten Maros yang nyaman.

Oleh karena itu Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi

baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Kemudian PHBS (perilaku

hidup bersih dan sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas

dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau

keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam

mewujudkan kesehatan masyarakat. Tujuan Perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan

masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta msyarakat termasuk swasta dan

dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Pada dasarnya PHBS berada di lima tatanan yakni: (1) tatanan rumah tangga, (2)

tananan sekolah, (3) tatanan tempat kerja, (4) tatanan tempat umum, dan (5)

tatanan fasilitas kesehatan.

Berdasarkan dari kelima tatanan yang terdapat dalam PHBS, maka bisa di

ketahui tentang kondisi fasilitas sanitasi yang ada di setiap jenjang pendidikan,

SD/MI.SMP/MTs/SMA/MA/SMK, serta perilaku hidup bersih dan sehat

(higyene) pembersihan toilet sekolah. dapat di lihat dari jumlah SD/MI yang di

survei oleh tim studi semua sekolah yang ada telah menyediakan toliet/wc akan

tetapi belum menydiakan sarana urinoir. Dari jumlah sekolah tersebut 8

diantaranya telah menyediakan tempat cuci tangan dengan 7 sekolah yang selalu

menyediakan persediaan sabun sebagai alat pembersih. Dan dari survei juga telah

menggambarkan peran guru, siswa dan pesuruh sekolah dalam hal pembersihan

Page 148: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

127

toilet sekolah. untuk tingkat SMP/MTs, dari 2 sekolah yang di survei semua

sekolah telah dilengkapi dengan toilet, baik toilet guru, maupun untuk siswa

dengan sarana air bersih dan di peroleh dari PDAM. Dari jumlah sekolah yang di

survei hanya satu sekolah yang menyediakan tempat cuci tangan dan persediaan

sabun sedangkan sekolah untuk tingkat SMA/SMK, dari jumlah 3 sekolah yang

disurvei seluruhnya telah menyediakan sarana toilet/ WC baik untuk guru maupun

siswa dan tempat cuci tangan. Hanya ada 2 sekolah yang menyediakan persediaan

sabun sebagai alat pembersih dan yang melakukan pembersihan toilet dilakukan

oleh pesuruh sekolah. keterangan di atas memperlihatkan perlunya promosi hidup

sehat menyangkut MCK di lingkup sekolah Kabupaten Maros.

Lingkungan sekolah cukup tepat sebagai sasaran pengajaran dan promosi

hidup sehat untuk anak-anak didik. Prinsip pembelajaran generasi muda, tentunya

pedulian kelak akan berimpas kepedulian masyarakat Kabupaten Maros untuk

hidup bersih dan sehat.

Kemudian dalam pelaksanaan survei juga telah memberikan gambaran

tentang pengelolaan sampah dan pengetahuan higyene yang diberikan sekolah-

sekolah dalam wilayah kajian PPSP Kabupaten Maros disetiap jenjang

pendidikan, DS/MI/SMP/MTs/SMA/SMK. Dari seluruh sekolah yang disurvei

menunjukkan murid telah dibekali dengan pengetahuan higyene dan sanitasi pada

saat pertemuan/penyuluhan-penyuluhan atau setiap apel pagi sebelum jam

pelajaran dimulai, juga pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan

saat proses belajar mengajar di kelas. Untuk pengelolaan sampah saat ini sekolah-

sekolah yang hanya melakukan pengumpulan sampah pada bak sampah yang telah

Page 149: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

128

disediakan untu kemudian diangkut oleh armada penganggut sampah dalam

wilayah pelayanan sampah.

Landasan hukum Pengelolaan Persampahan diatur baik melalui undang-

undang, Peraturan Menteri hingga Peraturan Daerah yang menguraikan ketentuan-

ketentuan pengelolaan persampahan di Kabupaten Maros, antara lain:

a. Undang-undang nomor 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan pemukiman

b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang

persamapahan.

c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009

TentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/2006 tentang kebijakan

dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan

(KSNP-SPP).

Selanjutnya diatur dalam (1) Petunjuk Teknis Nomor KDT 636. 728 Pet. I

judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata Cara Pengelolaan

Sampah dengan sistem daur ulang pada lingkungan, spesipikasi area penimbunan

sampah dengan sistem lahan urug terkendali di TPA sampah, (2) Petunjuk Teknis

Nomor KDT 361.728 Pet. I Judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik

Skala Lingkungan.

Untuk sekolah-sekolah yang tidak dilayani cakupan pelayanan

persampahan, sampah yang ada biasanya dikumpul, dibuat kompos dan dibakar.

Pemerintah Daerah Kabupaten Maros juga telah memfasilitasi wadah komposter

untuk beberapa sekolah dalam wilayah cakupan pelayanan, hanya saja komposter

Page 150: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

129

sekolah ini belum efektif dilaksanakan. Untuk tempat buangan air kotor (limbah

gray water) berasal dari toilet/WC. Dan dari survei juga telah diperoleh gambaran

bahwa seluruh sekolah yang disurvei kondisi higyenenya sehat.

4.2. Kondisi Sekolah di SMP Negeri 4 Bantimurung

4.2.1. Sejarah SMP Negeri 4 Bantimurung

SMP Negeri 4 Bantimurung yang merupakan salah satu lembaga

pendidikan formal Negeri yang ada di Kecamatan Bantimurung. Sekolah ini

sangat strategis karena letaknya yang berada di pusat kecamatan Bantimurung

Kabupaten Maros, serta jalur transfortasi sangat lancar karena merupakan jalan

poros utama yang di lewati oleh kenadaraan umum dan hal tersebut sangat

membantu peserta didik untuk menjangkau SMP Negeri 4 Bantimurung dan

fasilitas sekolah yang sangat memadai serta pendidik yang sudah cukup

berpengalaman di bidangnya masing-masing. Letaknya : Alamat: Pakalu No. 79,

Kelurahan : Kalabbirang; Kecamatan: Bantimurung; Kabupaten: Maros.

SMP Negeri 4 Bantimurung awalnya adalah SMP Negeri 1 Bantimurung

yang merupakan sekolah integrasi dari SMEP Negeri Maros cabang Bantimurung.

Namun sejak januari 1979 resmilah berdiri SMP Negeri 1 Bantimurung yang

terletak di kelurahan Kalabbirang. Di Kepalai langsung oleh eks Kepala SMEP

Negeri Cabang Bantimurung Bapak Usman L. Jay, SH, kemudian di ganti oleh

Drs. Sariman,M.Pd yang menjabat sampai sekarang. Perkembangan SMP Negeri

1 Bantimurung sejak berdirinya sampai sekarang dapat dilihat dari tiga unsur,

yakni keadaan peserta didik, staf pengajar, dan keadaan sarana dan prasarana

(Dokumen SMP Negeri 1 Bantimurung: 1979).

Page 151: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

130

Faktor pendukung dari perkembangan SMP Negeri 1 Bantimurung adalah

letaknya yang sangat strategis yang berada di pusat kecamatan Banimurung

Kabupaten Maros dengan jalur transfortasi yang sangat lancar oleh kendaraan

umum, yang kemudian juga staf pengajarnya di dominasi Sarjana (S1) serta

resapon yang positif terhadap keberadaan SMP Negeri 1 Bantimurung pada

masyarakat,(Sariman: Kepsek Negeri 4 Bantimurung”Wawancara”28 agustus

2014).

Page 152: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

131

Page 153: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

133

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan data dan hasil wawancara yang di peroleh peneliti,

(Kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung, 2012/2013) menjelaskan bahwa sejak

peralihan dari SMP Negeri Bantimurung menjadi SMP Negeri 4 Bantimurung

yang sampai sekarang memiliki potensi-potensi dan karakteristik SMP Negeri 4

Bantimurung.

1. Peserta didik

Peserta didik yang ada di SMP Negeri 4 Bantimurung umumnya berasal dari

kecamatan Bantimurung dan Kecamatan Simbang yang sebagian besar

berdomisili dipinggiran jalan poros Bantimurung – Maros. Karena SMP

Negeri 4 Bantimurung terletak di pinggir jalan raya sehingga menjadi pilihan

sebagian besar peserta didik mengingat transfortasinya yang sangat lancar.

2. Pendidik

Pendidik di SMP Negeri 4 Bantimurung 95% berkualifikasi sarjana (S1) dan

yang telah lulus sertifikasi sekitar 75%. Sebagian besar guru senior yang rata-

rata pengalaman mengajarnya di atas 15 tahun.

3. Sarana Prasarana

Luas tanah SMP Negeri 4 Bantimurung mencapai 8.692 m2, yang

didalamnya terdapat bangunan ruang belajar 24 ruang, laboratorium IPA 2

ruang, perpustakaan 1 ruang, laboratorium komputer 2 ruang, masjid yang

dapat menampung kira-kira 200 jamaah, ruang osis 1 ruang, kamar

Page 154: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

134

mandi/WC peserta didik 6 ruang, dan sebuah ruang kantin kejujuran serta

ruang koperasi guru dan pegawai.

4. Pembiayaan

Pembiayaan operasional sekolah sepenuhnya didanai dari dana BOS dan Dana

Pendidikan Gratis. Sedangkan untuk pembangunan gedung baru atau

rehabilitasi SMP Negeri 4 Bantimurung sering mendapatkan bantuan dari

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

5. Program

SMP Negeri 4 Bantimurung mempunyai program-program unggulan yang

tidak dimiliki oleh setiap sekolah negeri disekitarnya, misalnya:

a. Program relegius

Setiap jumat pagi diselenggarakan kegiatan baca tulis bagi siswa yang

belum lancar membaca Al-Qur’an yang dibimbing oleh Tim Penyuluh dari

Depag Kabupaten Maros. Seluruh peserta didik, pendidik, tenaga

kependidikan yang perempuan muslim wajib memakai jilbab.

b. Program Peduli Lingkungan

Program ini dilaksanakan harian,dimulai pukul 07.00 sd 07.20 oleh semua

warga sekolah sesuai dengan lokasi masing-masing dengan membersihkan

lingkungan, menata taman, dan merawat taman. Setiap siswa diwajibkan

memelihara 1 tanaman.

c. Pengembangan SDM

Page 155: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

135

Pengembangan SDM diikuti oleh tenaga pendidik maupun tenaga

kependidikan yang dilaksanakan setiap hari sabtu. Dan juga melaksanakan

open class setiap mata pelajaran.

6. Komite Sekolah

Komite sekolah yang ada di SMP Negeri 4 Bantimurung keberadaannya

benar-benar bermanfaat bagi sekolah sebagai mitra komite sekolah SMP

Negeri 4 Bantimurung. Sangat banyak membantu dengan memberi masukan

kepada sekolah dalam menyusun program maupun membantu mengawasi

pelaksanaan program tersebut sehingga apa yang sudah di programkan dapat

berjalan dengan baik.

7. Dinas Pendidikan

Peran serta Dinas Pendidikan Kabupaten Maros dalam penyelenggaraan

pendidikan yang baik di SMP Negeri 4 Bantimurung sangat di rasakan

misalnya dengan diadakannya monitoring dan evaluasi kinerja pendidik

maupun tenaga kependidikan, sehingga lebih memperbaiki kekurangan-

kekurangan yang ada.

8. Asosiasi Profesi

Asosiasi profesi yang ada baik di sekolah seperti MGMPS maupun di tingkat

kabupaten seperti MGMP, manfaatnya sangat dirasakan oleh pendidik di

SMP Negeri 4 Bantimurung, karena melalui wadah tersebut para pendidik

dapat bertukar pikiran tentang hal-hal yag berkaitan dengan administrasi yang

harus disiapkan maupun kesulitan-kesulitan materi pembelajaran yang

dialami pada saat pembelajaran.

Page 156: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

136

9. Dunia Industri Kepariwisataan

SMP Negeri 4 Bantimurung berlokasi sangat strategis karena berdekatan

dengan tempat wisata permandian alam bantimurung yang sangat terkenal

baik di dalam Negeri maupun diluar Negeri sehingga sangat menguntungkan

apabila dimanfaatkan sebaik-baiknya karena dapat digunakan sebagai tempat

bekerjasama untuk belajar lapangan bagi peserta didik yang berminat di

bidang pariwisata. Selain itu, SMP Negeri 4 Bantimurung juga berdekatan

dengan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yan syarat dengan sumber

ilmu pengetahuan.

10. Pengembangan Instrumen

Untuk mendukung terlaksananya program dengan baik, maka perlu dibuatkan

instrumen. Instrumen yang sudah dikembangkan di SMP Negeri 4

Bantimurung antara lain analisis hasil penilaian, analisis butir soal, analisis

kegiatan pengembangan SDM, analisis program lingkungan.

5.1. Kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung

SMP Negeri 4 Bantimurung mempunyai landasan penyusunan Kurikulum,

yaitu meliputi:

a. Landasan Filosofis

Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-niai

budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai

budaya yang bersumber dari pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan

bernegara yang mencakup religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan

keadilam. Nilai-nilai ini dijadikandasar filosofis dalam pengembangan kurikulum

Page 157: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

137

sekolah. Kondisi sosial budaya masyarakat sekitar sekolah dan kebanyakan orang

tua siswa sudah memiliki pengetahuan yang cukup, bersahabat akrab dengan

sekolah, agamis, ekonomi menengah kebawah, semangat untuk maju.

Lingkungan sekolah secara fisik sudah mencukupi, lokasi cukup baik tidak

pernah banjir, jauh dari polusi maupun kebisingan, ruang bebas (alam

terbuka)cukup luas sehingga sangat memenuhi syarat bagi peserta didik untuk

mengembangkan olah raga, olah pikir, dan olah rasa. Kekuatan dan kelemahan

dari hal-hal ini akan menjadi pertimbangan dalam penentuan struktur kurikulum

SMP Negeri 4 Bantimurung.

b. Landasan Yuridis

Secara yuridis kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung ini dikembangkan

berdasarkan:

1. Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan

persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat

manusia” dan pasal 32 ayat (1), “Negara memajukan kebudayaan nasional

Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat

dalam memelihara dengan mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

Bab II Pasal 3,” Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

didik seutuhnya agar menjadi manusiayang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatiaf,

mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

Page 158: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

138

jawab”. Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis

pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,

potensi daerah, dan peserta didik”. Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan

dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap

kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah

koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama

kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan

menengah”.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan Pasal 17 ayat (1), ”Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/MAK, atau bentuk

lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi

daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat peserta

didik.”

4. Inpres nomor 6 tahun 2009 tentang pengembangan ekonomi kreatif

5. Inpres no.1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas

Pembangunan Nasional tahun 2010.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 Tahun 2007 tentang

Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan nomor 24 Tahun 2006

tentang pelaksanaan Standar Isi dan standar Kompetensi Lulusan, “Satuan

Pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang di susun oleh Badan Penelitian

dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional bersama unit terkait”.

Page 159: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

139

7. Beberapa Permendiknas yang terkait dengan standar Nasional Pendidikan.

8. Perda nomor 13 tentang Penyelenggaraan Pendidikan yang tercantum dalam

lembaran daerah Kabupaten Sidoarjo nomor 3 tahun 2008 seri E.

c. Tujuan Penyusunan Kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung

Kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung disusun sebagai pedoman bagi semua

warga sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang sesuai

dengan karakteristik sekolah, tujuan pendidikan nasional, dan prinsip-prinsip

pendidikan serta tujuan sekolah baik jangka pendek, menengah, maupun

panjang.

d. Prinsip pengembangan Kurikulum (KTSP)

Pengembangan Kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung ini berpedoman pada

prinsip-prinsip berikut ini:

1. Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung

pencapaian tujuan tersebut pada setiap awal tahun pelajaran di lakukan

beberapa kegiatan antara lain: 1) melakukan pengukuran intake, 2)

perhitungan KKM, 3) pilihan pengembangan diri 4) angket sosial ekonomi

orang tua, 5) analisis strategi pembelajaran sesuai perkembangan peserta

Page 160: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

140

didik. Untuk menunjang hal tersebut peran guru BK, Wali kelas, dan staf

dimaksimalkan.

2. Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan menghargai dan tidak

diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status

sosial ekonomi, dan gender. Pada sebagian besar pembelajaran dilakukan

secara berkelompok dengan memperhatikan keragaman dan kelompok

selaluberubah-ubah untuk melatih kecerdasan interpersonal. Kurikulum

meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan

pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan

kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi. Muatan wajib

sesuai dengan aturan Nasional, sedangkan untuk muatan lokal terdapat 2

materi yaitu Bahasa Jawa dan Handycraft yang mengembangkan sanitair

sebagai perwujudan dari pengembangan nilai-nilai kewirausahaan dan

ekonomi kreatif, serta kemandirian.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh

karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar

peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni. Fasilitas WIFI selama waktu tertentu selalu

ada. Studi wisata menuju tempat berteknologi, alamiah, dan bernuansa seni

Page 161: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

141

senantiasa menjadi kewajiban bagi semua peserta didik, semua itu merupakan

pengembangan nilai kecerdasan, cinta ilmu, dan keingin tahuan.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan,

dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengmebangan keterampilan

pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,

dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. Pembelajaran baik di

kelas maupun di luar kelas senantiasa mengembangkan strategi kontekstual,

kebermaknaan bagi peserta didik sesuai dengan budaya di masyarakatnya.

Pada pertengahan semester dilakukan pembelajaran aplikatif di sekitar

sekolah sambil melihat potensi daerah setempat sehingga ada kerja sama

dengan dengan home industri dan lembaga tertentu, kegiatan dilakukan untuk

mengembangkan nilai ekonomi kreatif, kemandirian dan kewirausahaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan di sajikan secara

berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. Pengembangan

kompetensi dilakukan meliputi aspek kognitif, asfek afektif, dan aspek

psikomotor yang seimbang implikasinya kriteria kelulusan maupun kenaikan

kelas tidak hanya unsur akademik tetapi juga afektif (kepribadian, kelakuan,

ketertiban). Penerapan poin reward dan punishment yang meliputi unsur,

Page 162: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

142

kedisiplinan, kejujuran, ketaatan beragama, cinta tanah air dilakukan setiap

saat oleh semua warga sekolah.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,

informal dengan memperhatikan kondisi dari tuntutan lingkungan yang

selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Setiap

peserta didik membuat jurnal belajar yang intinya merefleksi belajar setiap

hari, program wajib baca kitab (Islam Alqur’an, Kristen Al-Kitab dll) sebagai

prwujudan penanaman nilai relegius dilingkungan sekolah, program

kebersihan lingkungan pada jam ke-0 setiap hari. Kegiatan-kegiatan tersebut

dilakukan terus menerus dengan keteladanan dari guru dan bersifat

pembiasaan.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah

harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka

Tunggal ika dalam kerangka Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sesuai dengan standar isi dikembangkan kelompok mata pelajaran pendidikan

Agama dan Akhlak Mulia, Pendidikan Kewarganeraan dan Kepribadian, dan

kelompok Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai pengembangan nilai-nilai

Page 163: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

143

kebangsaan (nasionalisme0. Struktur kurikulum terdapat muatan lokal

disamping mata pelajaran dan yang bersifat nasional. Muatan lokal di SMP

Negeri 4 Bantimurung adalah keterampilan rumah tangga.

Oleh sebab itu SMP Negeri 4 Bantimurung memiliki struktur dan muatan

kurikulum tahun 2011/2012 yang tertuang dalam standar isi meliputi lima

kelompok mata pelajaran sebagai berikut:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

d. Kelompok mata pelajaran estetika

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Kelompok mata pelajaran tersebut memiliki cakupan dan kegiatan masing-

masing seperti diungkapkan di dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan pasal 6 ayat (1) Pasal 7 sebagai berikut:

Kelompok Mata

Pelajaran Cakupan Melalui

Agama dan

Akhlak Mulia

Kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak mulia

dimaksudkan untuk membentuk

peserta didik menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa

serta berakhlak mulia. Akhlak

mulia mencakup etika, budi

pekerti serta menjaga

kebersihan dan peningkatan

keimanan, atau moral sebagai

perwujudan dari pendidikan

agama.

1. Kegiatan intra kurikuler

dan ekstra kurikuler

2. Semua guru mapel pada

waktu tertentu melaporkan

akhlak peserta didik

tertentu.

3. Contoh kegiatan agama

diluar jam pelajaran;

(a)peringatan hari besar

agama, baca Al-Qur’an dan

berdoa’a bersama sebelum

mulai pembelajaran, Sholat

Dhuhur berjamaah

dilaksanakan secara

bergantian mengingat

masjid tidak mampu

Page 164: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

144

menampung seluruh siswa,

(b) kegiatan pesantren kilat

pada bulan Ramadhan.

Kewarganegaraan

dan kepribadian

Kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan

kepribadian dimaksudkan untuk

peningkatan kesadaran dan

wawasan peserta peserta didik

akan status , hak, dan kewajiban

nya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, serta peningkatan

kualitas dirinya sebagai

manusia kesadaran dan

wawasan termasuk wawasan

kebangsaan, jiwa dan

prioritasme bela negara,

penghargaan terhadap hak-hak

asasi manusia, kemajukan

bangsa, pelestarian lingkungan

hidup, kesetaraan gender,

demokrasi, tanggung jawab

sosial, ketaatan pada hukum,

ketaatan pada hukum, ketaatan

membayar pajak, dan sikap

serta perilaku anti korupsi,

kolusi, dan nepotisme.

1. Kegiatan pembelajaran di

kelas dan diluar kelas.

2. Semua guru mapel

melaporkan tentang

indikator yang ada pada

cakupan kelompok

kewarganegaraan dan

kepribadian.

3. Memberi reward peserta

didik yang sudah berbuat

jujur, dan memotivasi yang

lain agar juga berbuat jujur.

Ilmu pengetahuan

dan teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi pada

SMP/MTs/SMPLB

dimaksudkan untuk

memperoleh kompetensi dasar

ilmu pengetahuan dan teknologi

serta membudayakan berpikir

ilmiah secara kritis, kreatif dan

mandiri dalam meningkatkan

usaha penyelamatan lingkungan

hidup.

Kegiatan pembelajaran bahasa,

matematika, ilmu pengetahuan

alam, ilmu pengetahuan sosial,

keterampilan/kejuruan,

dan/atau teknologi informasi

dan komunikasi, serta muatan

lokal yang relevan.

Estetika Kelompok mata pelajaran

estetika dimaksudkan untuk

meningkatkan sensitivitas,

kemampuan mengekspresikan

dan kemampuan mengapresiasi

keindahan dan harmoni

mencakup apresiasi dan

ekspresi, baik dalam kehidupan

Kegiatan bahasa, seni dan

budaya, keterampilan, dan

muatan lokal yang relevan,

dan pengembangan

diri/ekstrakurikuler kegiatan

kebersihan dan pemeliharaan

taman, setiap hari limbelas

(15) menit sebelum

Page 165: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

145

kemasyarakatan sehingga

mampu menciptakan

kebersamaan yang harmonis.

pembacaan Al Qu’an dan do’a

bersama.

Jasmani, Olah

Raga, dan

Kesehatan

Kelompok mata pelajaran

jasmani, olahraga dan kesehatan

pada SMP/MTs/SMPLB

dimaksudkan untuk

meningkatkan potensi fisik serta

mebudayakan sportivitas dan

kesadaran hidup sehat, menjaga

lingkungan hidup sekitar agar

senantiasa bersih, nyaman,

indah dan sehat.

Kegiatan pendidikan jasmani,

olahraga, pendidikan

kesehatan, ilmu pengetahuan

alam, dan muatan lokal yang

relevan, dan pengembangan

diri/ekstrakurikuler.

Struktur kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran termasuk pengembangan

diri sebagai berikut ini.

KOMPONEN Kelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 6 6 5

4. Bahasa Inggris 4 4 4

5. Matematika 4 4 4

6. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 6 6 6

8. Seni Budaya 2 2 2

9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan 2 2 2

10. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2

B. Muatan Lokal

1. Kerajinan Rumah Tangga 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2* 2* 2*

1. Bimbingan Konseling

2. Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Karate

b. Paduan Suara

c. Kepramukaan

d. Baca Al-Qur’an

e. Palang Merah Remaja

f. KIR

g. Olimpiade Matematika

Page 166: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

146

h. Olimpiade IPA

i. Olimpiade IPS

j. Bola Volly Prestasi

Jumlah 36 36 36

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran.

5.1.1. Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan

diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat. Kegiatan pengembangan diri dapat

dilakukan dalam bentuk bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.

1). Jenis-jenis pengembangan diri

Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu terprogram dan

tidak terprogram.

a. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan

perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi

kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok dan atau klasikal

melalui penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Pelaksanaan

Layanan dan kegiatan pendukung

konseling

1. Individual

2. Kelompok

3. Klasikal, tatap muka guru BK

masuk ke kelas (open sesi)

4. Home Visit

Ekstrakurikuler 1. Karate

2. Paduan Suara

3. Kepramukaan

4. Baca Al-Qur’an

5. Gesispeling

6. Jumat Bersih

7. Palang Merah Remaja

8. KIR

9. Olimpiade Matematika

10. Olimpiade IPA

Page 167: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

147

11. Olimpiade IPS

12. Bola Volly Prestasi.

b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan

sebagai berikut:

Kegiatan Contoh

Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan

terjadwal

1. Kebersihan lingkungan setiap hari

sebelum apel pagi.

2. Ibadah/sholat duhur/ jum’at

berjamaah.

3. Baca surat pendek dan berdoa

sebelum dan sesudah pembelajaran

di kelas.

4. Upacara bendera tiap senin.

5. Setiap jum’at dilaksanakan kerja

bakti selama 2 jam pelajaran.

Spontan, adalah kegiatan tidak

terjadwal dalam kejadian khusus.

1. Memberi dan menjawab salam

2. Meminta maaf

3. Berterima kasih

4. Mengunjungi kerabat yang sakit

5. Membuang sampah pada

tempatnya.

6. Mengumumkan barang temuan

7. Melerai pertengkaran

8. Mengumpulkan infaq untuk

masjid.

Keteladanan, adalah kegaiatan dalam

bentuk perilaku sehari-hari.

1. Perilaku guru selalu positif

2. Mengambil sampah yang

berserakan

3. Cara bicara yang sopan

4. Mengucapkan terima kasih

5. Meminta maaf

6. Menghargai pendapat orang lain

7. Memberikan kesempatan terhadap

pendapat yang berbeda

8. Mendahulukan kesempatan kepada

orang tua

9. Penugasan peserta didik secara

bergilir

10. Menaati taat tertib (disiplin, tata

waktu dan tata peraturan)

11. Memberikan salam ketika bertemu

12. Berpakaian rapi dan bersih

13. Menepati janji

14. Memberikan penghargaan kepada

Page 168: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

148

orang yang berprestasi

15. Perilaku santun

16. Pengendalian diri yang baik

17. Memuji kepada orang yang jujur

18. Mengakui kebenaran orang lain

19. Mengakui kesalahan diri sendiri

20. Berani mengambil keputusan

21. Berani berkata benar

22. Melindungi kaum yang lemah

23. Membantu kaum yang fakir

24. Sabar mendengarkan orang lain

25. Mengunjungi teman yang sakit

26. Menunjukkan budaya gemar

membaca

27. Mengembalikan barang yang

bukan miliknya

28. Antri

29. Mendamaikan

30. Semangat tinggi dalam bekerja.

Jenis, nilai-nilai yang ditanamkan dan strategi yang digunakan pada

Pengembangan Diri di SMP Negeri 4 Bantimurung adalah sebagai berikut ini.

Jenis Pengembangan Diri Nilai-nilai yang

ditanamkan

Strategi

A. Bimbingan Konseling

(BK)

a. Kemandirian

b. Percaya diri

c. Demokrasi

d. Peduli sosial

e. Komunikatif

f. Jujur

a. Pemebentukan

karakter atau

kepribadian

b. Pemebrian motivasi

c. Bimbingan karier

B. Kegiatan

Ekstrakurikuler

1. Kepramukaan

a. Demokratis

b. Disiplin

c. Kerjasama

d. Rasa kebangsaan

e. Toleransi

f. Peduli sosial dan

lingkungan

g. Cinta damai

h. Kerja keras

a. Latihan terprogram

(kepemimpinan,

berorganisasi)

2. PMR

a. Peduli sosial

b. Toleransi

c. Disiplin komunikatif

a. Latihan terprogram

3. KIR Olimpiade a. Komunikatif a. Pembinaan Rutin

Page 169: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

149

b. Rasa Ingin Tahu

c. Kerja Keras

d. Senang membaca

e. Menghargai prestasi

f. Jujur

b. Mengikuti

perlombaan

c. Pameran atau pekan

ilmiah

d. Publikasi ilmiah

secara internal

4. Olahraga

a. Sportifitas

b. Menghargai prestasi

c. Kerja keras

d. Cinta damai

e. Disiplin

f. Jujur

a. Melalui latihan rutin

(antara lain: bola voli,

basket, tenis meja,

badminton, pencak

silat, outbond)

b. Perlombaan olahraga

5. Kerohanian

a. Relegius

b. Rasa kebangsaan

c. Cinta tanah air

a. Beribadah rutin

b. Peringatan hari besar

Agama

c. Kegiatan keagamaan

6. Seni

budaya/Sanggar

seni

a. Disiplin

b. Jujur

c. Peduli budaya

d. Peduli sosial

e. Cinta tanah air

f. Semangat kebangsaan

a. Latihan rutin

b. Mengikuti vokal grup

c. Berkompetisi internal

dan eksternal

d. Pangelaran seni

7. Kepemimpinan

(kepramukaan,

Paskibra)

a. Tanggung jawab

b. Keberanian

c. Tekun

d. Sportivitas

e. Disiplin

f. Mandiri

g. Demokratis

h. Cinta damai

i. Cinta tanah air

j. Peduli lingkungan

k. Peduli sosial

l. Keteladanan

m. Sabar

n. Toleransi

o. Kerja keras

p. Pantang menyerah

q. Kerja sama

a. Kegiatan OSIS

b. Kepramukaan

c. Kegiatan kerohaniaan

d. Kegiatan KIR

e. Kegiatan PMR

8. Gesispling

a. Kegiatan

membersihkan

lingkungan sekolah

dan masyarakat

b. Kegiatan pembibitan,

pengomposan,

pendauran ulang

Page 170: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

150

sampah di sekolah

c. Mekanisme Pelaksanaan Pengembangan Diri

1). Pengembangan diri dilaksanakan di luar jam pembelajaran dan dibina oleh

pendidik dari dalam maupun dari luar SMP Negeri 4 Bantimurung yang

mempunyai kualifikasi yang baik berdasarkan surat keputusan kepala

sekolah.

2). Jadwal kegiatan

NO JENIS KEGIATAN HARI PUKUL PEMBINA

1 Karate Rabu, Sabtu 15.00-17.00 Nurdin (TNI)

2 Paduan Suara Sabtu 12.00-13.00 Hj. Aida Rayana,

S.Pd

3 Kepramukaan Sabtu 15.00-17.00 Hamsinah, S.Pd

4 Baca Al-Qur’an Jum’at 07.00-07.30 TIM Penyuluh

Depag

5 PMR Sabtu 15.00-17.00 Muh. Sale

6 KIR Senin 13.00-14.00 Harding, S.Pd

7 Olimpade Matematika Kamis 15.00-17.00 Aisa Husa, S.Pd

8 Olimpiade IPA Kamis 13.00-15.00 Dahniar, S.Pd

9 Olimpiade IPS Kamis 15.00-17.00 Hj. Hamdana, S.Pd

10 Bola Volly Prestasi Sabtu 16.00-17.00 Drs. Syahruddin

d. Penilaian

Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada

sekolah dan orang tua dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif.

5.1.2. Pengembangan Pendidikan Karakter

Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan karakter bangsa tidak

dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran,

pengembangan diri dan budaya sekolah. Pendidik dan sekolah perlu

mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter

bangsa ke dalam KTSP, silabus dan RPP yang sudah ada.

Page 171: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

151

Adapun nilai-nilai pendidikan karakter yang akan diintegrasikan dalam

Mata Pelajaran akan mengacu atau berpedoman pada Panduan Pendidikan yang

dikeluarkan Direktorat PSMP, yaitu:

Mata Pelajaran Nilai Utama Yang Dikembangkan

1. Pendidikan Agama Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan,

ketangguhan, kepedulian,

kedemokrasian, kesantunan,

kedisiplinan, bertanggung jawab, cinta

ilmu, keingintahuan, percaya diri,

menghargai, keberagamaan, kepatuahan

pada aturan sosial, bergaya hidup sehat,

kesadaran akan hal dan kewajiban,

kerja keras, dan peduli lingkungan.

2. PKn Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan,

ketangguhan, kepedulian,

kedemokratisan, nasionalisme,

kepatuhan pada aturan sosial,

menghargai keberagaman, kesadaran

akan hak dan kewajiban diri dan orang

lain.

3. Bahasa Indonesia Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan,

ketangguham, kepedulian,

kedemokratisan, berfikir logis, kritis,

kreatif dan inovatif, percaya diri,

bertanggung jawab, keingintahuan,

kesantunan, nasionalisme.

4. Matematika Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan,

ketangguhan, kepedulian,

kedemokratisan, berpikir logis, kritis,

kerja keras, keingintahuan,

kemandirian, percaya diri.

5. IPS Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan,

ketangguhan, kepedulian,

kedemokratisan, nasionalisme,

menghargai keberagaman, berpikir

logis, kritis, kreatif, inovatif, peduli

sosial dan lingkungan, berjiwa

wirausaha, kerja keras.

6. IPA Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan,

ketangguhan, kepedulian,

kedemokratisan, keingintahuan,

berpikir logis, kreatif dan inovatif,

jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri,

Page 172: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

152

menghargai keberagaman, kedisiplian,

kemandirian, cinta ilmu, tanggung

jawab.

7. Bahasa Inggris Kereligiusan, kecerdasan,

ketangguhan, kejujuran, kemandirian,

kedemokratisan, menghargai

keberagaman, kepatuhan, kesantunan,

percaya diri, mandiri, bekerjasama,

kepatuhan pada aturan sosial.

8. Seni Budaya Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan,

ketangguhan, kepedulian,

kedemokratisan, menghargai

keberagaman, nasionalisme,

menghargai karya orang lain, ingin

tahu, kedisiplinan.

9. Penjasorkes Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan,

ketangguhan, kepedulian,

kedemokratisan, bergaya hidup sehat,

kerja keras, kedisiplinan, percaya diri,

mandiri, menghargai karya dan prestasi

orang lain.

10. TIK/Keterampilan Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan ,

ketangguhan, kepedulian,

kedemokratisan, berpikir logis, kritis,

kreatif dan inovatif, kemandirian,

bertanggung jawab, dan menghargai

karya orang lain.

11. Muatan Lokal Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan,

ketangguhan, kepedulian,

kedemokratisan, menghargai

keberagaman, menghargai karya orang

lain dan nasionalisme.

Indikator nilai-nilai karakter bangsa ada dua jenis yaitu (1) indikator

sekolah dan kelas, dan (2) indikator untuk mata pelajaran. Indikator sekolah dan

kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru dan personalia

sekolah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sekolah sebagai

lemabaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini

berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dam kegiatan

Page 173: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

153

sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku

afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Perilaku

yang dikembangkan dalam indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa

bersifat progresif, artinya perilaku tersebut berkembang semakin kompleks antara

satu jenjang kelas dengan kelas di atasnya bahkan dalam jenjang kelas yang sama.

Guru memiliki kebebasan dalam menentukan beberapa lama suatu perilaku harus

dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.

Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan

pendekatan proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui

berbagai kegiatan di kelas, sekolah dan masyarakat. Di kelas dikembangkan

melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di

sekolah dikembangkan dengan upaya pengondisian atau perencanaan sejak awal

tahun pelajaran dan dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan

sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki

kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai budaya

dan karakter bangsa. Di masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstr

kurikuler dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan

rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan

kepedulian dan kesetiakawanan sosial.

Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan

mengacu pada indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui

pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di

sekolah, model anecdotal recond (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya

Page 174: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

154

perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan), maupun memberikan

tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan

kepada pesera didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya.

Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan dan sebagainya

guru dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam

pernyataan kualitatif sebagai berikut:

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda

awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).

MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan

adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi

belum konsisten).

MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan

beberapa tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai

konsisten).

MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan

perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).

Setiap tahun diharapkan ada peningkatan dari BT hingga ke MK, wilayah yang

diamati juga diharapkan melebar ke semua sektor.

Kegiatan nyata yang dilakukan di SMP Negeri 4 bantimurung adalah sebagai

berikut:

NO NILAI KEGIATAN YANG DILAKUKAN

1 Bersih dan Nyaman a. Membentuk piket harian

b. Melakukan pagi bersih setiap pagi oleh seluruh

warga sekolah mulai 06.30 s/d 06.50

c. Membuat taman kelas

d. Penanaman pohon-pohon besar maupun pohon

Page 175: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

155

produktif.

e. Membangun toilet 1 kelas 1 toilet

2 Disiplin a. Menerapkan absen pagi dan siang untuk

tenaga pendidik dan kependidikan

b. Menggalakkan piket pintu gerbang

c. Membuat aturan yang dimusyawarahkan

seluruh warga sekolah tentang kehadiran di

sekolah pukul 06.30 tepat.

3 Sopan a. Membiasan salam setiap bertemu dengan

warga sekolah

b. Membudayakan pakaian yang rapi

c. Membiasakan menyapa kepada setiap orang

yang berada di sekolah.

4 Religius a. Membaca Al-Qur’an dan berdoa setiap pagi

sebelum pembelajaran

b. Sholat Dhuha berjamaah setiap hari sabtu pagi

c. Sholat dhuhur berjamaah setiap hari

d. Merayakan peringatan hari besar

e. Mengadakan pondok dan khasanah romadhan.

5.1.3. Pengaturan Beban Kerja

Beban belajar ditentukan mengacu pada ketentuan standar pengelolaan

pendidikan yang berlaku di suatu pendidikan. Pengaturan beban belajar di SMP

Negeri 4 Bantimurung dengan sistem paket yang didasarkan pada struktur dan

muatan kurikulum dengan alokasi waktu sebagai berikut:

a. Beban belajar untuk peserta didik kelas VII (tujuh) dan VII (delapan)

adalah 35 jam pelajaran per minggu, sedangkan untuk kelas IX (sembilan)

adalah 34 jam pelajaran per minggu.

b. Alokasi waktu 40 menit untuk setiap mata pelajaran.

Kelas

Jam tatap

muka (menit)

Jml. Jam/

minggu

Minggu

efektif per

tahun

Waktu

pembelajaran/jam

per tahun

VII 40 35 43 1.505 jam/tahun

VII 40 35 43 1.505 jam/tahun

IX 40 34 34 1.156 jam/tahun

Page 176: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

156

1. Alokasi waktu untuk kelas VII dan VIII mata pelajaran Bahasa Indonesia

dilakukan penambahan 1 jam pelajaran sehingga menjadi 5 jam pelajaran. Hal

ini dikarenakan rata-rata tempat tinggal peserta didik berada di pedasaan

sehingga keterpakaian Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sangat

kurang. Setelah berinteraksi di SMP selama 2 tahun berangsur-angsur

kekurangan itu akan berubah sehingga pada saat kelas IX jumlah jam Bahasa

Indonesia dikembalikan menjadi 4 jam pelajaran/minggu.

2. Alokasi waktu pelajaran Bahasa Inggris ada penambahan 1 jam mata

pelajaran sehingga menajdi 5 jam mata pelajaran/minggu. Hal ini dikarenakan

rata-rata orang dan peserta didik menginginkan setelah SMP melanjutkan ke

SMA RSBI. Salah satu kriteria untuk masuk ke SMA RSBI adalah memiliki

kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut di

samping ada penambahan alokasi waktu masih ditunjang lagi dengan

kegiatan pengembangan diri yang menyangkut peningkatan berbahasa inggris

baik peserta didik maupun pendidiknya.

3. Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti pesera didik adalah

penugasan terstruktur (TT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT)

yang waktunya maksimal lima puluh persen (50%) dari jumlah tatap muka.

Penugasan terstruktur di SMP 4 Negeri Bantimurung diberikan alokasi waktu

setelah siswa melakukan sholat jamaah Dhuhur. Contoh TT diantaranya

pembelajaran remidi dan pengayaan, sedangkan contoh KMTT adalah

pekerjaan rumah yang sifatnya mendalami KD dengan metode investigasi dan

penemuan. Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas

Page 177: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

157

individu atau kelompok yang disesuaikan dengan potensi, minat, dan bakat

peserta didik.

5.1.4. Ketuntasan Belajar

Dalam ketetapan ketuntasan belajar, sekolah menetapkan kriteria

ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya

dukung dan tingkat kemampuan awal peserta didik (intake) dalam

penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan

menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mencapai ketuntasan

ideal.

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang

berbeda, maka ditetapkan KKM sebagai berikut:

Penetapan KKM

Komponen KKM 2011-2012 KKM 2012-2013

VII VIII IX VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 68 69 70 70 71 72

2. Pendidikan Kewarganegaraan 67 69 70 70 70 75

3. Bahasa Indonesia 68 70 70 70 73 75

4. Bahasa Inggris 63 65 67 70 70 70

5. Matematika 62 63 60 70 72 73

6. Ilmu Pengetahuan Alam 65 66 67 70 71 72

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 68 69 67 70 73 75

8. Seni Budaya 71 72 73 70 75 77

9. Pendidikan Jasmani Olahraga

dan Kesehatan 68 69 70 70 71 72

10. Teknogoli Informasi dan

Komunikasi 65 67 70 70 72 75

B. Muatan Lokal

Kerajinan Rumah Tangga 71 72 73 71 72 73

C. Pengembangan Diri

1. BK Min Baik

2. Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Karate Min Baik

Page 178: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

158

b. Paduan Suara Min Baik

c. Kepramukaan Min Baik

d. Baca Al-qur’an Min Baik

e. PMR Min Baik

f. KIR Min Baik

g. Olimpiade Matematika Min Baik

h. Olimpiade IPA Min Baik

i. Olimpiade IPS Min Baik

j. Sepak Bola Prestasi Min Baik

k. Gesispling Min Baik

SMP Negeri 4 Bantimurung berusaha menggunakan prinsip mastery

learning (ketuntasan belajar) walaupun sistem paket. Artinya setiap peserta didik

harus mengikuti kegiatan kenaikan kelas bersama-sama, sedangkan untuk yang

belum tuntas KKM harus mengikuti pembelajaran remidi dan peserta didik yang

sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.

1. Program Remedial (perbaikan)

a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM

dalam setiap kompetensi dasar dan/atau indikator.

b. Kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam pelajaran.

c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial

penilaian.

d. Penelian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.

e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial dibatasi maksimal 2 kali.

f. Nilai remedial maksimum sama dengan nilai KKM.

2. Program Pengayaan

a. Pengayaaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM

dalam setiap kompetensi dasar.

Page 179: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

159

b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di luar jam pelajaran.

c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.

d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat

digumakan.

5.1.5. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan

1. Kenaikan Kelas

Kriteria menggunakan dua aspek, yaitu aspek akademis dan aspek non

akademis.

a. Aspek akademis meliputi:

1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk kelompok

mata pelajaran selain mata pelajaran IPTEK, yaitu mata pelajaran

Pendidikan Agama, PKn, Penjaskesor dan Seni Budaya.

Ketentuan Predikat nilai akhir (NA) sebagai berikut:

NA < 6,0 predikat kurang

7,0 ≤ NA ≥ 8,5 predikat baik

NAS > 8,5 predikat sangat baik

3) Boleh ada nilai di bawah KKM (dihitung rata-rata raport semester I dan

II), maksimal 2 mata pelajaran.

Contoh:

Mata

Pelajaran KKM

Nilai

Semester

I

Nilai

Semester

II

Rata-rata Keterangan

IPA 78 76 80 78

Untuk harian ini

dihitung tuntas,

meskipun semester I

Page 180: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

160

belum tuntas tetapi

rata-ratanya semester

I dan II sama dengan

KKM

Matematika 71 70 70 70

Untuk harian ini

dihitung tidak

dihitung tuntas,

karena rata-rata

semester I dan II di

bawah KKM

Bahasa

Inggris 76 78 72 75

Untuk harian ini

dihitung tidak tuntas,

karena rata-rata

semester I da II

dibawah KKM

b. Aspek non Akademis

1) Nilai sikap/perilaku dan budi pekerti minimal baik.

2) Ketidak hadiran tanpa keterangan maksimal 18 dalam satu tahun terakhir,

yang ditujukan dari catatan wali kelas.

2. Kelulusan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, pasal 72 ayat (1) menyebutkan bahwa peserta didik dinyatakan lulus

dari satuan pendidikan dasar dan menengah apabila:

a. telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

b. Memiliki nilai minimal baik untuk kelompok mata pelajaran selain

kelompok mata pelajaran IPTEK.

c. Lulus ujian sekolah, dan

d. Lulus ujian nasional.

Page 181: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

161

5.1.6. Pendidikan Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup di SMP Negeri 4 Bantimurung dilaksanakan

secara intergrasi kepada semua mata pelajaran. Pengintegrasian dilaksanakan

dengan terlebih dahulu menganalisa KD pada setiap mata pelajaran yang

mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam kecakapan hidup tertentu. Proses

analisis dilakukan oleh tim pendidik pada setiap mata pelajaran melalui kegiatan

Worshop maupun MGMP. Berdasarkan analisis tersebut, pendidik dapat

mengimplementasikan kecakapan hidup sebagai muatan tambahan dalam

pembelajaran.

Pendidikan kecakapan hidup secara maksimal dikembangkan melalui

pembelajaran mata pelajaran Teknologi Informasi, seni budaya, keterampilan dan

muatan harian handy craft serta kegiatan pengembangan diri. Secara terperinci

penjabaran kecakapan hidup (Life skill) pada setiap harian diatur sebagai berikut.

Page 182: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

162

KHUSUS HALAMAN INI AKAN ADA TABEL

Page 183: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

163

5.1.7. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

SMP Negeri 4 Bantimurung merupakan wilayah yang berdekatan wisata

permandian alam Bantimurung dan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung,

sehingga sangat potensial untuk mengembangkan karya souvenir untuk para

wisatawan.

5.2. Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan

pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup awal

tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari

libur. Permulaan waktu pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran

pada awal tahun pelajaran pada SMP Negeri 4 Bantimurung.

Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk

setiap tahun pelajaran pada SMP negeri 4 Bantimrung. Waktu pembelajaran

efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam

pembelajaran untuk setiap mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah

jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan

pembelajaran pada SMP Negeri 4 Bantimurung. Waktu libur meliputi, libur

semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum

termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. Alokasi waktu minggu

efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya pada SMP Negeri 4 Bantimurung

dapat disajikan sebagai berikut:

Page 184: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

164

a. Permulaan tahun pembelajaran. Senin 12 juli 2012. Hari-hari pertama

masuk sekolah diisi dengan kegiatan orientasi siswa selama 3 hari, yaitu

tanggal 16, 17 dan 18 juli 2012.

b. Waktu belajar. Dalam penyelenggaraan pendidikan SMP Negeri 4

Bantimurung menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun

pelajran menjadi semester 1 (ganjil) dan semester 2 (genap).

1. Semester 1 (ganjil)

- Awal semester ganjil pada hari senin, 16 juli 2012

- Ulangan tengah semester, 8-13 oktober 2012

- Libur awal ramadhan 19 s/d 28 juli 2012

- Libur sekitar lebaran, 13-25 agustus 2012

- Penerimaan raport semester ganjil, 29 desember 2012

- Libur semester ganjil, 31 desember 2012-5 januari 2013

2. Semester 2 (genap)

- Awal semester genap, 7 januari 2013

- Ulangan tengah semester, 11-16 maret 2013

- Ulangan semester genap, 3-8 juni 2013

- Porseni Tingkat Kecamatan, 10-15 juni 2013

- Porseni tingkat Kabupaten, 17-22 juni 2013

- Penerimaan laporan pendidikan / kenaikan kelas, 29 juni 2013

Page 185: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

165

5.3. Pendidikan Karakter Bernuansa Lingkungan

1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama

No Silabus dan RPP Nilai Karakter Rubrik Penilaian

1 Menghayati Al-Qur’an

sebagai implementasi dari

pemahaman rukun iman

a. Disiplin

b. Kerja keras

c. Kreatif

d. Rasa Ingin Tahu

e. Tanggung Jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan dalam

diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

2 Beriman kepada Allah SWT a. Disiplin

b. Kerja keras

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli lingkungan

e. Peduli sosial

f. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan dalam

diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerjasama

3 Beriman kepada Malaikat

Allah SWT

a. Kerja keras

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli lingkungan

d. Peduli sosial

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan dalam

diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

4 Menerapkan ketentuan

bersuci dari hadast kecil dan

hadast besar berdasarkan

syariat Islam

a. Disiplin

b. Kerja keras

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli lingkungan

e. Peduli sosial

f. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan dalam

diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerjasama

5 Menunaikan shalat wajib

berjamaah sebagai

implementasi dari

pemahaman rukun Islam

a. Disiplin

b.Rasa ingin tahu

c.Peduli sosial

d.Tanggung Jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan dalam

diskusi

Page 186: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

166

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

6 Menunaikan shalat jumat

sebagai implementasi dari

pemahaman QS. Al- Jumuah

(62): 9

a. Kerja keras

b.Rasa ingin tahu

c.Peduli sosial

d. Tanggung Jawab

1. Kejesalan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan dalam

diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

7 Menunaikan shalat jamak

qasar ketika berpergian jauh

(musafir) sebagai

implemetasi dari pemahaman

ketaatan beribadah.

a. Kerja keras

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan dalam

diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

8 Menghargai perilaku jujur

sebagai implementasi dari

pemahaman QS. Al- Baqarah

(2): 42 dan hadis yang terkait.

a. Kerja keras

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan dalam

diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

9 Menghargai perilaku hormat

dan patuh kepada orang tua

dan guru sebagai

implementasi dari QS. A-

Baqarah (2): 83 dan hadis

terkait.

a. Disiplin

b. Kerja keras

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan dalam

diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

10 Menghargai perilaku empati

terhadap sebagai

implementasi dar QS. An-

Nisa (4): 8 dan hadis terkait

a. Disiplin

b. Kerja keras

c. Rasa inigin tahu

d. Peduli sosial

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan dalam

diskusi

3. Kejelasan dan

Page 187: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

167

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

11 Menghargai perilaku ikhlas,

sabar dan pemaaf sebagai

implementasi dari

pemahaman QS. An-Nisa (4):

146, QS. Al-Baqarah (2): 153

dan QS. Ali Imran (3): 134

dan hadis terkait.

a. Disiplin

b. Kerja keras

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalam

informasi

2. Keaktifan dalam

diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

2. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarga Negaraan (PKN)

No Silabus dan RPP Nilai Karakter Rubrik Penilaian

1 Menghargai perilaku beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan YME dan

berakhlak mulia dalam kehidupan

di sekolah dan masyarakat.

a. Disiplin

b. Kerja keras

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalam

informasi

2. Kekatifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

2 Menghargai semangat dan

komitmen kebangsaan seperti

yang ditunjukkan oleh para

pendiri negara dalam perumusan

dan penetapan pancasila sebagai

dasar Negara.

a. Kerja keras

b. Peduli sosial

c. Peduli lingkungan

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam dikusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

3 Menghargai perilaku sesuai

norma-norma dalam berinteraksi

dengan kelompok sebaya dan

masyarakat sekitar.

a. Disiplin

b. Kerja keras

c. Kreatif

d. Peduli sosial

e. Tanggung jawab

1. Kejesalan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

4 Menghargai sikap toleran

terhadap keberagaman suku,

a. Disiplin

b. Kreatif

1. Kejelasan dan

kedalaman

Page 188: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

168

agama, ras, budaya, dan gender. c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Peduli lingkungan

f. Tanggung jawab

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

5 Menghargai semangat persatuan

dan kesatuan dalam memahami

daerah tempat tinggalnya sebagai

bagian yang utuh dan tak

terpisahkan dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

a. Disiplin

b. Kerja keras

c. Kreatif

d. Rasa ingin tahu

e. Peduli sosial

f. Peduli lingkungan

g. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

6 Memahami sejarah dan semangat

komitmen para pendiri negara

dalam merumuskan dan

menetapkan Pancasila sebagai

Dasar Negara

a. Kerja keras

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalam

infomasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

7 Menyaji hasil telaah tentang

“sejarah dan semangat komitmen

para pendiri negara dalam

merumuskan dan menetapkan

Pancasila sebagai Dasar Negara”

a. Kerja keras

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

infomasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

No Silabus dan RPP Nilai Karakter Rubrik Penilaian

1 Menghargai dan mensyukuri

keberadaan bahasa indonesia

sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa untuk mempersatukan

bangsa Indonesia di tengah

keberagaman bahasa dan budaya.

a. Kerja keras

b. Rasa ingin tahu

c. Kreatif

d. Peduli sosial

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

infomasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

Page 189: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

169

presentasi

4. Kerja sama

2 Menghargai dan mensyukuri

keberadaan bahasa Indonesia

sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa sebagai sarana

memahami informasi lisan dan

tulisan.

a. Kerja keras

b. Rasa ingin tahu

c. Kreatif

d. Peduli sosial

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

3 Menghargai dan mensyukuri

keberadaan bahasa indonesia

sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa sebagai sarana

menyajikan informasi lisan dan

tulisan.

a. Kerja keras

b. Keatif

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presntasi

4. Kerja sama

4 Memahami teks cerita moral/fabel

ulasan diskusi, cerita prosedur dan

biografi baik lisan dan tulisan.

a. Kerja keras

b. Kreatif

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

5 Menangkap makna teks cerita

moral/fabel baik lisan maupun

tulisan.

a. Kerja keras

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

4. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

No Silabus dan RPP Nilai Karakter Rubrik Penilaian

1 Mengagumi keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan

tentang aspek fisik dan kimiawi,

a. Kreatif

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli sosial

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

Page 190: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

170

kehidupan dalam ekosistem dan

peranan manusia dalam

lingkungan serta mewujudkannya

dalam pengamalan ajaran agama

yang dianutnya.

d. Peduli

lingkungan

e. Tanggung jawab

2. Keaktifan

dalam dikusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

2 Menunjukkan perilaku ilmiah

(memiliki rasa ingin tahu;

obyektif; jujur; teliti; cermat;

tekun; hati-hati; bertanggung

jawab; terbuka; kritis; kreatif;

inovatif; dan peduli lingkungan)

dalam aktivitas sehari-hari sebagai

wujud implementasi sikap dalam

melakukan pengamatan,

percobaan, dan diskusi.

a. Disiplin

b. Kerja keras

c. Kreatif

d. Rasa ingin tahu

e. Peduli sosial

f. Peduli

lingkungan

g. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

3 Menghargai kerja individu dan

kelompok dalam aktivitas sehari-

hari sebagai wujud implementasi

melaksanakan percobaan dan

melaporkan hasil percobaan.

a. Kerja keras

b. Kreatif

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

4 Menunjukkan perliaku bijaksana

dan bertanggung jawab dalam

aktivitas sehari-hari sebagai

wujud implementasi sikap dalam

memilih makanan dan minuman

yang menyehatkan dan tidak

merusak tubuh.

a. Kreatif

b. Kerja keras

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Peduli

lingkungan

f. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

5 Menunjukkan penghargaan

kepada orang lain dalam aktivitas

sehari-hari sebagai wujud

implementasi penghargaan pada

orang yang menjual makanan

sehat tanpa campuran zat aditif

yang berbahaya.

a. Kerja keras

b. Kreatif

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Peduli

lingkungan

f. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

6 Memahami gerak lurus dan

pengaruh gaya terhadap gerak

berdasarkan hukum Newton, serta

a. Kerja keras

b. Kreatif

c. Raa ingin tahu

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

Page 191: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

171

penerapannya pada gerak

mahkluk hidup dan gerak benda

pada kehidupan sehari-hari.

d. Peduli sosial

e. Peduli

lingkungan

f. Tanggung jawab

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

7 Melakukan penyelidikan tentang

gerak, gerak pada mahluk hidup

dan percobaan tentang pengaruh

gaya terhadap gerak.

a. Kerja keras

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

dalam

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

No Silabus dan RPP Nilai Karakter Rubrik Penilaian

1 Menghargai ajaran agama dalam

berpikir dan berperilaku sebagai

penduduk Indonesia dengan

mempertimbangkan kelembagaan

sosial.

a. Kerja keras

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

2 Menghargai Karunia Tuhan Yang

Maha Esa telah menciptakan

manusia dan lingkungannya.

a. Kerja keras

b. Kreatif

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Peduli

lingkungan

f. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

3 Meniru perilaku jujur, disiplin,

bertanggung jawab, peduli,

santun, dan percaya diri

sebagaimana di tunjukkan oleh

tokoh-tokoh pada masa Hindu-

Budha dan Islam dalam

kehidupan sekarang.

a. Disiplin

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

Page 192: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

172

4. Kerja sama

3 Memahami aspek keruangan dan

konektivitas antar ruang dan

waktu dalam lingkup regional

serta perubahan dan

keberlanjutankehidupan manusia

(ekonomi, sosial, budaya,

pendidikan, dan politik).

a. Kreatif

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli sosial

d. Peduli

lingkungan

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

4 Menyajikan hasil pengamatan

tentang hasil –hasil kebudayaan

dan pikiran masyarakat pada masa

pra aksara, masa Hindu-Budha

dan masa Islam dalam aspek

geografis, ekonomi, budaya, dan

politik yang masih hidup dalam

masyarakat sekarang.

a. Kreatif

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli sosial

d. Peduli

lingkungan

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

6. Mata Pelajaran Seni Budaya

No Silabus dan RPP Nilai Karakter Rubrik Penilaian

1 Menerima keragaman dan

keunikan karya gambar flora,

fauna, dan alam benda sebagai

anugerah Tuhan.

a. Kreatif

b. Peduli sosial

c. Peduli

lingkungan

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan

dankedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapianpresent

asi

4. Kerja sama

2 Menanggapi keragaman dan

keunikan karya gambar flora,

fauna, dan alam benda sebagai

anugerah Tuhan.

a. Kreatif

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli sosial

d. Peduli

lingkungan

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

3 Menghargai keragaman dan

keunikan karya gambar flora,

fauna, dan alam benda sebagai

anugerah Tuhan.

a. Kreatif

b. Rasa ingin tahu

c. Peduli sosial

d. Peduli

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

Page 193: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

173

lingkungan

e. Tanggung jawab

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

4 Menghargai orang lain dalam

mengapresiasi dan berkarya

gambar flora, fauna, dan alam

benda.

a. Kreatif

b. Peduli sosial

c. Peduli

lingkungan

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

5 Bersikap jujur dalam

mengapresiasi dan berkarya

gambar flora, fauna, dan alam

benda.

a. Kreatif

b. Peduli sosial

c. Peduli

lingkungan

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

6 Bersikap disiplin dalam

mengapresiasi dan berkarya

gambar flora, fauna, dan alam

benda

a. Disiplin

b. Kreatif

c. Kerja keras

d. Rasa ingin tahu

e. Peduli sosial

f. Peduli

lingkungan

g. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

7 Mengidentifikasi unsur-unsur

gambar flora, fauna dan alam

benda dengan tepat.

a. Kreatif

b. Kerja keras

c. Peduli sosial

d. Peduli

lingkungan

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

8 Mengidentifikasi prosedur

berkarya gambar flora, fauna dan

alam benda

a. Kreatif

b. Kerja keras

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Peduli

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

Page 194: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

174

lingkungan

f. Tanggung jawab

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

9 Menggambar flora, fauna dan

alam benda berdasarkan

pengamatan objek dengan tehnik

basah dan tehnik kering.

a. Kreatif

b. Kerja keras

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Peduli

lingkungan

f. Tanggun jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

10 Menyajikan gambar flora, fauna

dan alam benda dalam diskusi di

kelas.

a. Kerja keras

b. Kreatif

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

7. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

No Silabus dan RPP Nilai Karakter Rubrik Penilaian

1 Menghayati dan mengamalkan

nilai-nilai agama yang dianut

dalam melakukan aktivitas

jasmani, permainan, olahraga dan

dicerminkan dengan:

a. Pembiasaan perilaku

berdoa sebelum dan

sesudah pelajaran.

b. Selalu berusaha secara

maksimal dan tawakkal

dengan hasil akhir.

c. Membiasakan perilaku

baik dalam berolahraga

dan latihan.

a. Disiplin

b. Kerja keras

c. Kreatif

d. Rasa ingin tahu

e. Peduli sosial

f. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentai

4. Kerja sama

2 Berperilaku sportif dalam

bermain.

a. Disiplin

b. Kreatif

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

Page 195: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

175

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

3 Bertanggung jawab dalam

penggunaan sarana dan prasarana

pembelajaran serta menjaga

keselamatan diri sendiri, orang

lain dan lingkungan sekitar.

a. Disiplin

b. Kerja keras

c. Kreatif

d. Peduli sosial

e. Peduli

lingkungan

f. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

4 Menghargai perbedaan

karakteristik individual dalam

melakukan berbagai aktivitas

fisik.

a. Kerja keras

b. Kreatif

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

5 Menunjukkan kemauan kerjasama

dalam melakukan berbagai

aktivitas fisik.

a. Kerja keras

b. Kreatif

c. Peduli sosial

d. Peduli

lingkungan

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

inforamsi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

6 Toleransi dan mau berbagi dengan

teman dalam melakukan berbagai

aktivitas fisik.

a. Kerja keras

b. Peduli sosial

c. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

7 Disiplin dalam melakukan

berbagai aktivitas fisik.

a. Disiplin

b. Kreatif

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

Page 196: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

176

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

8 Menerima kekalahan dan

kemenangan dalam permainan.

a. Disiplin

b. Kerja keras

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerpian

presentasi

4. Kerja sama

9 Memahami konsep variasi dan

kombinasi keterampilan

permainan bola besar

a. Kreatif

b. Kerja keras

c. Rasa ingin tahu

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

10 Mempraktikkan variasi dan

kombinasi keterampilan berbagai

permainan bola besar dengan

koordinasi yang baik.

a. Kreatif

b. Kerja keras

c. Peduli sosial

d. Tanggung jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

8. Mata Pelajaran Tehnologi Informasi dan Komunikasi

No Silabus dan RPP Nilai Karakter Rubrik Penilaian

1 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a. Menjelaskan peserta didik

tentang keuntungan dan

kerugian dampak TIK

b. Mencari informasi di media

cetak (buku, majalah dsb)

tentang sejarah perkembangan

TIK

c. Menjelaskan fungsi beberapa

perangkat TIK

a. Kreatif

b. Kerja keras

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Tanggung

jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

Page 197: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

177

d. Melibatkan peserta didik

secara aktif dalam setiap

kegiatan pembelajaran, dan

e. Memfasilitasi peserta didik

melakukan percobaan di

laboratorium, studio atau

lapangan.

2 Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Membiasakan peserta didik

membaca dan menulis yang

beragam melalui tugas-tugas

tertentu yang bermakna;

b. Memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas,

diskusi, dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru

baik secara lisan maupun

tertulis;

c. Memberi kesempatan untuk

berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan

bertindak tanpa rasa takut;

d. Memfasilitasi peserta didik

dalam pembelajaran kooperatif

dan kolaboratif;

e. Memfasilitasi peserta didik

berkompetensi secara sehat

untuk meningkatkan prestasi

belajar;

f. Memfasilitasi peserta didik

membuat laporan eksplorasi

yang di lakukan baik lisan

maupun tertulis, secara

individual maupun kelompok;

g. Memfasilitasi peserta didik

untuk menyajikan hasil kerja

individual maupun kelompok;

h. Memfasilitasi peserta didik

melakukan pameran,

turnamen, festival, serta

produk yang di hasilkan;

i. Memfasilitasi peserta didik

melakukan kegiatan yang

menumbuhkan kebanggaan

dan rasa percaya diri peserta

a. Kreatif

b. Kerja keras

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Tanggung

jawab

1. Kejelasan dak

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

Page 198: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

178

didik.

3 Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. Guru bertanya jawab tentang

hal-hal yang belum diketahui

siswa

b. Guru bersama siswa bertanya

jawab meluruskan kesalah

pahaman, memberikan

penguatan dan penyimpulan

a. Kerja keras

b. Kreatif

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Tanggung

jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

9. Mata Pelajaran Muatan Lokal

No Silabus dan RPP Nilai Karakter Rubrik Penilaian

1 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a. Membaca buku sumber untuk

mencari pengertian.

b. Menguraikan jenis peralatan

dan produk jahit dan sulam

c. Melibatkan peserta didik

mencari informasi yang luas

dan dalam tentang topik/tema

materi yang akan di pelajari

dengan menerapkan prinsip

alam takambang jadi guru dan

belajar dari aneka sumber;

d. Menggunakan beragam

pendekatan pembelajaran,

media pembelajaran dan

sumber belajar lain.

e. Memfasilitasi terjadinya

interaksi antarpeserta didik

serta antar peserta didik

dengan guru, lingkungan dan

sumber belajar lainnya.

f. Melibatkan peserta didik

secara aktif dalam setiap

pembelajaran dan,

g. Memfasilitasi peserta didik

melakukan percobaan di

laboratorium studio atau

lapangan.

a. Kreatif

b. Kerja keras

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Peduli

lingkungan

f. Tanggung

jawab

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

2 Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Kreatif

b. Kerja keras

1. Kejelasan dan

kedalaman

Page 199: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

179

a. Memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas,

diskusi, dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru

baik secara lisan maupun

tulisan.

b. Memberi kesempatan untuk

berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan

bertindak tanpa rasa takut.

c. Mendeskripsikan fungsi

peralatan dan bahan.

d. Mengamati produk kerajinan

teknik jahit dan sulam , untuk

menentukan teknik dan

kualitas.

e. Memfasilitasi peserta didik

dalam pembelajaran kooperatif

dan kolaboratif.

f. Memfasilitasi peserta didik

berkompetensi secara

sehatuntuk meningkatkan

prestasi belajar.

g. Memfasilitasi peserta didik

membuat laporan eksplorasi

yang dilakukan baik lisan

maupun tertulis , secara

individual maupun kelompok.

h. Memfasilitasi peserta didik

untuk menyajikan hasil kerja

individual maupun kelompok.

i. Memfasilitasi peserta didik

melakukan pameran,

turnamen, festival, serta

produk yang dihasilkan.

j. Memfasilitasi peserta didik

melakukan kegiatan yang

menumbuhkan kebanggaan

dan rasa percaya diri peserta

didik.

c. Rasa ingin tahu

d. Peduli sosial

e. Tanggung

jawab

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

kerapian

presentasi

4. Kerja sama

3 Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi guru:

a. Memberikan umpan balik

positif dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat,

maupun hadiah terhadap

a. Disiplin

b. Kreatif

c. Kerja keras

d. Rasa ingin tahu

e. Peduli sosial

f. Tanggung

1. Kejelasan dan

kedalaman

informasi

2. Keaktifan

dalam diskusi

3. Kejelasan dan

Page 200: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

180

keberhasilan peserta didik.

b. Memberikan konfirmasi

terhadap hasil eksplorasi dan

elaborasi peserta didik melalui

berbagai sumber.

c. Memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman

belajar yang telah dilakukan.

d. Memfasilitasi peserta didik

untuk memperoleh

pengalaman yang bermakna

dalam memcapai kompetensi

dasar.

- Berfungsi sebagai

narasumber dan fasilitator

dalam menjawab

pertanyaan peserta didik

yang menghadapi kesulitan,

dengan menggunakan

bahasa yang baku dan

benar.

- Membantu menyelesaikan

masalah.

- Memberikan acuan agar

peserta didik dapat

melakukan pengecekan

hasil eksplorasi.

- Memberi informasi untuk

bereksplorasi lebih jauh.

- Memberikan motivasi

kepada peserta didik yang

kurang atau belum

berpartisipasi aktif.

jawab kerapian

presentasi

4. Kerja sama

5.4. Program Lingkungan

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen

Pendidikan Nasional (Ditjen Dikdasmen Depdiknas), menetapkan bahwa

penyampaian mata ajar tentang kependudukan dan lingkungan hidup secara

integratif di tuangkan dalam kurikulum tahun 1984 dengan memasukkan materi

Page 201: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

181

kependudukan dan lingkungan hidup ke dalam semua mata pelajaran pada tingkat

menengah umum dan kejuruan. Tahun 1989/1990 hingga 2007, Ditjen Dikdasmen

Depdiknas, melalui proyek Pendidikan Kependudukan dan lingkungan hidup

(PKLH) melaksanakan program pendidikan Kependudukan dan Lingkungan

hidup; sedangkan sekolah berbudaya Lingkungan (SBL) mulai dikembangkan pada

tahun 2003 di 120 sekolah. sampai dengan berakhirnya tahun 2007, proyek PKLH

telah berhasil mengembangkan SBL di 470 sekolah, 4 lembaga Penjamin Mutu

(LPMP) dan 2 Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG), (Tim Adiwiyata:

2011).

(Kurikulum SMP N 4 Bantimurung: 2012/2013) menjelaskan bahwa;

tidak dapat dipungkiri dengan adanya kemajuan zaman dimana era sekarang

adalah era industrialisasi, keadaan lingkungan sudah begitu tercemarnya baik

udara, air maupun tanah. Selain pencemaran akibat industrialisasi, ternyata yang

menyumbang pencemaran lingkungan adalah perilaku masyarakat yang tidak

sehat, seperti penggunaan bungkus plastik dan membuangnya sembarangan

sehingga keadaan tanah dan sungai disekitar kita menjadi tidak sehat lagi.

Menyadari hal tersebut SMP Negeri 4 Bantimurung merasa terpanggil

untuk merubah karakter masyarakat sedini mungkin yaitu melalui pembelajaran

lingkungan hidup kepada seluruh masyarakat sekolah utamanya peserta didik.

Dalam melakukan program tersebut ada 3 kegiatan.

1. Melakukan kegiatan pagi bersih setiap hari mulai pukul 07.00 s/d 07.20

sebelum apel pagi.

Page 202: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

182

2. Melakukan kegiatan jumat bersih pada setiap hari jumat jam 07.30 s/d

08.40.

3. Memberikan pembelajaran lingkungan hidup yang terintegrasi pada semua

mata pelajaran.

Oleh karena itu program peduli lingkungan di SMP Negeri 4 Bantimurung

dilaksanakan harian, dimulai pukul 07.00 sd 07.20 oleh semua warga sekolah

sesuai dengan lokasi masing-masing dengan membersihkan lingkungan, menata

taman, merawat taman, dan setiap siswa diwajibkan memelihara 1 tanaman.

5.5. Program Adiwiyata

Dengan melaksanakan program adiwiyata akan menciptakan warga sekolah,

khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus

mendukung dan mewujudkan sumber daya manusia yang memiliki karakter bangsa

terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai

pembangunan berkelanjutan daerah. Dan untuk mencapai tujuan program

adiwiyata, maka di tetapkan 4 (empat) komponen yang menjadi satu kesatuan utuh

dalam mencapai sekolah adiyiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah;

1. Kebijakan berwawasan lingkungan

2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan

3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif

4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

Kemudian SMP Negeri 4 Bantimurung dengan berdasar petunjuk evaluasi

pencapaian adiwiyata untuk mencapai target menjadi sekolah adiwiyata dengan

Page 203: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

183

melakukan keempat komponen dari prinsip dasar adiwiyata, dijelaskan dalam

tabel berikut:

Page 204: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

184

Page 205: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

185

Page 206: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

186

Page 207: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

187

Page 208: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

188

Page 209: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

189

Page 210: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

190

Page 211: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

191

Page 212: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

192

Page 213: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

193

Page 214: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

194

Page 215: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

195

Page 216: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

196

Page 217: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

197

Tabel di sini

Page 218: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

198

B. PEMBAHASAN

5.6. Konsep Pendidikan Karakter dan Pendidikan Lingkungan di SMP

Negeri 4 Bantimurung

5.6.1. Kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung

SMP Negeri 4 Bantimurung menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP: 2006) untuk kelas IX dan kurikulum 2013 untuk kelas VII dan

kelas VIII dengan mengintegrasikan pendidikan karakter. Kurikulum 2013

dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam

perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar

kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar

keterampilan.

Penggunaan kurikulum di SMP Negeri 4 Bantimurung yang berbeda pada

tiap jenjang kelas yang berbeda dengan pertimbangan bahwa kurikulum 2013

harus di laksanakan dari tingkatan awal (kelas VII) agar pelaksanaannya mencapai

indikator yang di tentukan. Di tingkat Kelas IX tetap menggunakan KTSP karena

pencapaian indikator dari setiap mata pelajaran harus tuntas dan berkelanjutan.

Menurut Kepala Sekolah beserta seluruh guru mata pelajaran yang ada di

SMP Negeri 4 Bantimurung mengatakan bahwa, KTSP sudah mengintegrasikan

pendidikan karakter yang berbasis pendidikan lingkungan sebelum adanya

kurikulum 2013 atau lebih di kenal dengan kurikulum berkarakter. Oleh sebab itu

Kurikulum 2013 merupakan kelanjutan dari kurikulum sebelumnya (KTSP),

(Sariman, Kepsek, Wawancara; 8/10/2014).

Page 219: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

199

KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan di laksanakan

oleh masing-masing satuan pendidikan . pengembangannya harus berdasarkan

satuan pendidikan, potensi daerah, atau karakteristik daerah, sosial budaya

masyarakat setempat dan peserta didik. Pemberlakuan undang-undang Republik

Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menurut pelaksanaan

otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan.

Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi

desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya

wewenang kepada satuan pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu

pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 36

mengenai standar nasional pendidikan, (Kurikulum SMPN 4 Bantimurung;

2012/2013).

Pada Bab II Pasal 3 di sebutkan bahwa, “Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”. Dan pada Bab X Pasal 36 tentang kurikulum di nyatakan bahwa, (1)

pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) kurikulum pada

semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsif diverifikasi

Page 220: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

200

sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, (3) kurikulum

di susun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) Peningkatan Iman dan Takwa, (b)

Peningkatan akhlak mulia, (c) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minsat

peserta didik, (d) Keragaman potensi daerah dan lingkungan, (e) Tuntutan

pembangunan daerah dan nasional, (f) Tuntutan dunia kerja, (g) Perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (h) Agama, (i) Dinamika perkembangan

global, dan (j) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, (Ulil Amri Syafri:

2012)

Berdasarkan kedua pasal dari Undang-undang Sisdiknas (Pasal 3 dan Pasal

36) sudah menjadi pedoman kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran di SMP

Negeri 4 Bantimurung. Dengan berdasarkan hal tersebut apabila proses

pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan baik dan profesional oleh

manajemen sekolah, maka tujuan dari pendidikan karakter dan harapan bangsa

Indonesia bisa tercapai dengan baik pula.

5.6.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

SMP Negeri 4 Bantimurung membuat RPP berdasarkan dari kurikulum,

dan silabus yang berlaku di jenjang pendidikan tersebut (KTSP dan Kurikulum

2013). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersusun, yaitu meliputi;

a. Kompetensi inti, Kompotensi Dasar dan Indikator

b. Tujuan pembelajaran

c. Materi

d. Pendekatan metode dan model pembelajaran

Page 221: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

201

e. Media

f. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

g. Kegiatan penutup

h. Penilaian.

Page 222: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

202

Page 223: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

203

Dari hasil analisis Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dari sembilan (9) mata pelajaran yang terintegrasi pendidikan karakter melalui

pengelolaan lingkungan dari tujuh (7) nilai karakter yang menjadi indikator

sebagai tolok ukur dari penelitian ini, maka dapat di simpulkan bahwa mata

pelajaran yang paling banyak membentuk nilai karakter adalah: Pendidikan

Agama, PKn, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni

Budaya, Penjaskes, dan Muatan Lokal. Sedangkan pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ada beberapa nilai

karakter yang tidak di bentuk dalam silabus dan RPP tersebut.

Kemudian dari sembilan mata pelajaran yang menjadi indikator sebagai

mata pelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter melalui pengelolaan

lingkungan berdasarkan program adiwiyata, nilai karakter yang di kedepankan

adalah nilai karakter: (a) kreatif, (b) rasa ingin tahu, (c) peduli sosial, (d) peduli

lingkungan, dan (e) tanggung jawab. Dan berdasarkan observasi siswa di temukan

bahwa tingkat kepedulian siswa terhadap lingkungan sangat tinggi, dengan

senantiasa berusaha menjaga kebersihan lingkungan sekolah, baik itu dalam kelas

maupun di luar kelas. serta menjaga ketenangan dan ketentraman dalam proses

pembelajaran di sekolah agar berjalan lancar untuk mencapai tujuan yang sudah di

susun dan diatur bersama seluruh warga sekolah SMP Negeri 4 Bantimurung.

Sejalan dengan itu dengan berdasarkan Visi, Misi SMP Negeri 4

Bantimurung, maka tersusun tata tertib siswa dengan harapan memberikan rambu-

rambu yang jelas tentang norma, etika dan disiplin yang harus di patuhi oleh

peserta didik, sebagai berikut:

Page 224: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

204

a. Pakaian seragam siswa

b. Kerapihan (Rambut, Kuku, Tato, Make up)

c. Masuk dan Pulang Sekolah

d. Kebersihan, kedisiplinan dan ketertiban

e. Sopan santun pergaulan

f. Upacara bendera dan peringatan hari-hari besar, dan

g. Larangan-larangan

5.7. Pelaksanaan Pendidikan Karakter dan Pendidikan Lingkungan

Berdasarkan Program Adiwiyata

5.7.1. Pembelajaran

Proses pembelajaran di SMP Negeri 4 Bantimurung adalah

mengintegrasikan pendidikan karakter pada semua mata pelajaran yang ada,

namun proses pembelajaran masalah pengelolaan lingkungan hanya terintegrasi

pada sembilan mata pelajaran. Sehingga dalam penelitian ini mata pelajaran yang

menjadi indikator hanya sembilan (9) karena dari sembilan mata pelajaran itu

yang sudah mengintegrasikan pendidikan karakter dan pendidikan lingkungan.

SMP Negeri 4 Bantimurung menggunakan dua kurikulum yaitu:

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas IX dan kurikulum

2013 untuk kelas VII dan kelas VIII yang menjadi dasar dari proses

pembelajarannya. Dari Tahun Ajaran 2012/2013 SMP Negeri 4 Bantimurung

merupakan salah satu sekolah dari empat sekolah lainnya dengan jenjang sekolah

yang sama merupakan sekolah yang di jadikan uji coba dalam menggunakan

kurikulum 2013, sehingga sampai di tetapkannya penggunaan kurikulum 2013

Page 225: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

205

untuk tahun ajaran 2013/2014 pada semua sekolah di seluruh Indonesia untuk

semua tingkatan, SMP Negeri 4 Bantimurung tetap mengakui bahwa tingkat

kesulitan dari kurikulum 2013 adalah pada tehnik penilaian terhadap peserta didik

dan persediaan buku-buku untuk peserta didik dan pendidik masih sangat terbatas,

sehingga saat ini Kurikulum 2013 di perpanjang masa transisinya.Tujuannya

adalah untuk mempersiapkan segala sesuatu yang menjadi dasar pelaksanaan

Kurikulum 2013 dan dalam hal ini adalah kesiapan guru yang paling utama di

persiapkan. Akan tetapi SMP Negeri 4 Bantimurung masih tetap menggunakan

kurikulum 2013, karena akan menjadi sekolah percontohan untuk penggunaan

kurikulum 2013 di Kabupaten Maros, (wawancara Kepsek SMPN 4 Bantimurung:

15/ 12/ 2014).

Oleh karena adanya aturan bahwa tidak di perbolehkan pihak sekolah

menyiapkan buku-buku tersebut. Pihak sekolah hanya menunggu di datangkan

dari Kemendiknas, dan apabila ada sekolah yang berani melanggar aturan yang

sudah di tentukan maka akan di kenakan sanksi sesuai dengan aturan yang

berlaku. Meskipun demikian tetap ada beberapa sekolah di Kabupaten Maros

yang berani meng-adakan buku-buku tersebut dengan pertimbangan bahwa

adanya aturan akademik dalam perencanaan, pelaksanaan dan pencapaian hasil

yang sudah di tentukan di setiap program yang berlaku. Dan sikap yang seperti ini

tidak di halangi oleh pejabat Dinas Pendidikan karena dianggap wajar. Sehingga

sekolah yang berani mengambil langkah seperti ini di nilai bahwa sekolah yang

memiliki kepala sekolah (pemimpin setengah gila) karena memiliki keberanian

seperti itu. Dan menurutnya pula bahwa menghadapi situasi seperti itu memang di

Page 226: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

206

butuhkan pemimpin yang punya keberanian dan bukan pemimpin yang hanya

diam menunggu karena takut melanggar aturan yang bisa jadi akan menjadi

taruhan bagi jabatan mereka, demi kelancaran program pendidikan di Kabupaten

Maros pada khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya., (wawancara Kabag

Dinas Pendidikan: oktober 2014).

Menganalisis hasil wawancara dari kepala sekolah SMP Negeri 4

Bantimurung serta wawancara dari Kepala Bagian Kurikulum Dinas Pendidikan

Kabupaten Maros, peneliti berkesimpulan bahwa untuk meningkatkan pendidikan

secara maksimal dan lebih baik di Kabupaten Maros, maka dibutuhkan usaha dan

keberanian untuk mengambil suatu keputusan demi kepentingan bersama baik

untuk pemerintahan daerah maupun generasi penerus Bangsa. Seorang pendidik

yang profesional, cerdas dan berkarakter sangat di butuhkan di bidang pendidikan,

akan tetapi kesemuanya itu harus di landasi dengan keikhlasan dan keberanian.

Proses pembelajaran kurikulum 2013 merupakan lanjutan dari Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP: 2006).

Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 4 Bantimurung

sebagai berikut:

a. Pendahuluan (10 menit)

1. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik.

2. Apersepsi: sesuai materi yang akan diajarkan pada hari itu dengan

menunjukkan contoh untuk membangkitkan minat peserta didik.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Page 227: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

207

b. Kegiatan Inti (100 menit)

Dalam kegiatan inti, peserta didik melakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Merumuskan masalah-masalah pokok.

2. Mengumpulkan data.

3. Menganalisis data dan menyimpulkan.

c. Penutup

Kegiatan penutup mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan pemahaman tentang

materi yang di pelajari

2. Guru bersama-sama peserta didik melakukan refleksi tentang proses dan

hasil pembelajaran yang telah di capai.

3. Guru memberikan tugas individual untuk menyiapkan bahan dan alat

untuk pelaksanaan pembelajaran berikutnya.

Page 228: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

208

Page 229: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

209

Berdasarkan hasil analisis proses pembelajaran dari sembilan mata

pelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam pengelolaan

lingkungan dengan 7 nilai karakter yang menjadi indikator dari penelitian ini,

dapat di simpulkan bahwa; nilai karakter terbentuk dalam proses pembelajaran

yang tertinggi adalah nilai karakter ( peduli sosial, peduli lingkungan, dan

tanggung jawab). Sedangkan nilai karakter terbentuk yang terendah adalah nilai

karakter (kreatif, rasa ingin tahu). Kemudian pada mata pelajaran yang

memberikan distribusi membentuk nilai karakter yang tertinggi adalah mata

pelajaran; Pendidikan Agama, dan Muatan Lokal. Dan mata pelajaran yang

memberikan distribusi dalam membentuk karakter terendah adalah mata pelajaran

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Sedangkan pada mata

pelajaran lainnya (PKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Seni Budaya dan Teknologi

Informasi dan Komunikasi memberikan distribusi dalam membentuk nilai

karakter sedang pada proses pembelajaran tersebut.

Oleh karena itu pengembangan atau pembentukan karakter di yakini perlu

dan penting untuk dilakukan oleh sekolah dan stakeholders-nya untuk menjadi

pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah. tujuan pendidikan

karakter pada dasarnya adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik (insan

Kamil). Tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik akan mendorong peserta

didik tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal

yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar dan memiliki tujuan hidup.

Masyarakat juga berperan membentuk karakter anak melalui orang tua dan

lingkungannya, (Gunawan: 2012).

Page 230: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

210

Russel Williams, menggambarkan karakter laksana “otot”, yang akan

menjadi lembek jika tidak dilatih. Dengan latihan demi latihan, maka “otot-otot”

karakter akan menjadi kuat dan akan mewujud menjadi kebiasaan (habit). Orang

yang berkarakter tidak melaksanakan suatu aktivitas karena takut akan hukuman,

tetapi karena mencintai kebaikan (loving the good). Karena cinta itulah, maka

muncul keinginan untuk berbuat baik (desiring the good) ( Adian Husaini, 2010).

Berdasarkan pembahasan dari hasil observasi di lapangan dan hasil

penelitian lain, kemudian pendapat Russel Williams dalam tulisan Adian Husaini,

maka dapat disimpulkan bahwa karakter peserta didik dapat di bentuk dengan

melalui wadah pendidikan di sekolah dengan senantiasa dilatih dan dilatih yang

akan mewujud menjadi kebiasaan dalam pembentukan karakternya, agar dapat

memunculkan keinginannya untuk melakukan nilai-nilai karakter yang baik serta

menjadi anak-anak yang baik pula (insan kamil) sesuai dengan tujuan dari

pendidikan karakter dan harapan bangsa sebagai generasi penerus.

5.7.2. Sekolah Adiwiyata

Pendidikan Lingkungan Hidup yang dikembangkan oleh Kementerian

Negara Lingkungan Hidup (KNLH) sejak tahun 2006 melalui program Adiwiyata

merupakan lanjutan dari program pendidikan Kependudukan dan Lingkungan

Hidup (PKLH), Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang perlu disinergikan di pusat,

provinsi dan kabupaten/kota. Dan untuk mempercepat pencapaian dan sekaligus

penyebaran pelaksanaan program adiwiyata pada pendidikan menengah dapat

Page 231: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

211

dibentuk pilot-project atau percontohan sekolah Adiwiyata, ( Tim Adiwiyata:

2011).

SMP Negeri 4 Bantimurung adalah binaan dari SMP Negeri 2 Maros dan

kemudian menjadi pilot project atau percontohan sekolah adiwiyata tahun ajaran

2012/2013, dan tahun ajaran 2013/2014 sudah menjadi sekolah adiwiyata tingkat

nasional yang kemudian sudah berhak membina tiga sekolah lainnya yang ada di

kabupaten Maros. Dan menurut kepala sekolah SMP Negeri 4 Bantimurung

bahwa pada tanggal 22 desember 2014 adalah penerimaan sertifikat dari

kementerian lingkungan hidup (tim adiwiyata) di Jakarta dan akan dihadiri oleh

kepala sekolah SMP Negeri 4 Bantimurung tersebut, (wawancara Kepala Sekolah

SMPN 4 Bantimurung).

Melihat persoalan lingkungan hidup yang terjadi dan kapasitas

sumberdaya manusia yang memanfaatkan dan mengelola lingkungan hidup, maka

program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah perlu terus dikembangkan dalam memberikan pemahaman,

penyadaran, dan tuntunan kepada siswa dalam bersikap dan berperilaku peduli

dan berbudaya lingkungan. Oleh karena itu, kami menyambut baik upaya yang

dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup melalui program Adiwiyata, program

ini perlu mendapat dukungan dan partisipasi semua pemangku pendidikan untuk

mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, ( Tim Adiwiyata: 2011).

Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah SMP Negeri 4 Bantimurung

dan penjelasan dari tim adiwiyata dalam buku panduan adiwiyata, peneliti

berkesimpulan bahwa perlu adanya keberanian dan kerjasama yang baik di dalam

Page 232: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

212

melaksanakan program adiwiyata di sekolah tingkat dasar dan menengah. Untuk

mendapatkan hasil yang baik maka harus terus dikembangkan pemahaman,

penyadaran dan senantiasa menuntun peserta didik dalam bersikap dan

berperilaku peduli dan berbudaya lingkungan di sekolah tersebut.

(Tim Adiwiyata: 2011) menyatakan; Dengan melihat perkembangan

adiwiyata dari tahun 2006-2011 yang baru mencapai 95 SD/ MI se-Indonesia dan

82 SMP dari 50.760 SMP/MTs se-Indonesia, maka terlihat bahwa masih sedikit

sekolah (SD dan SMP) yang ikut menyelenggarakan program adiwiyata. Oleh

karena itu, para pemangku pendidikan di pusat dan di daerah baik tingkat provinsi

maupun di tingkat kabupaten/kota diharapkan dapat bekerjasama dan bahu

membahu dengan pihak lainnya untuk melaksanakan pengelolaan dan

menyukseskan program Adiwiyata.

Dengan melaksanakan program adiwiyata akan menciptakan warga

sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan,

sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki

karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya

dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Adiwiyata mempunyai pengertian

atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala

ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang etika yang dapat menjadi

dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada

cita-cita pembangunan berkelanjutan.

Tujuan program adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang

bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

Page 233: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

213

melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan

berkelanjutan. Kemudian pelaksanaan program adiwiyata diletakkan pada dua

prinsip dasar, meliput: (1) partisipatif: Komunitas sekolah terlibat manajemen

sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

sesuai tanggung jawab dan peran, (2) berkelanjutan; seluruh kegiatan harus

dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.

Untuk mencapai tujuan program adiwiyata, maka di tetapkan 4 (empat)

komponen progran yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah

adiwiyata, keempat komponen tersebut adalah; (1) kebijakan berwawasan

lingkungan, (2) pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, (3) kegiatan

lingkungan berbasis partisifatip, (4) pengelolaan sarana pendukung ramah

lingkungan. Adapun keuntungan mengikuti program adiwiyata, adalah sebagai

berikut:

1. Mendukung pencapaian standar kompetensi / kompetensi dasar dan

standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.

2. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui

penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan

energi.

3. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar

yang lebih nyaman dan kondusif.

4. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan

pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah

dan masyarakat sekitar.

Page 234: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

214

5. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

melalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan

pelestarian fungsi lingkungan di sekolah.

Sebagai upaya menanamkan nilai budaya dan peduli lingkungan di

sekolah yang lebih banyak di wilayah Indonesia, maka perlu ditetapkan sebuah

target pencapaiannya. Target pencapaian jumlah sekolah adiwiyata dari tahun

2012 sampai tahun 2014 adalah 6.480 sekolah, sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 5.3

Target Pencapaian Program Adiwiyata Tahun 2012-2014

No Sekolah 2012 2013 2014 Total

1 SD/MI 1x540

Kab/Kota

1x540

Kab/Kota

1x540

Kab/Kota 1.620 Sekolah

2 SMP/MTs 1x540

Kab/Kota

1X540

Kab/Kota

1X540

Kab/Kota 1.620 Sekolah

3 SMA/MA 1x540

Kab/Kota

1x540

Kab/Kota

1x540

Kab/Kota 1.620 Sekolah

4 SMK 1x540

Kab/Kota

1x540

Kab/Kota

1x540

Kab/Kota 1.620 Sekolah

TOTAL 2.160 Sekolah 2.160 Sekolah 2.160 Sekolah 6.480 Sekolah

Target pencapaian program adiwiyata tersebut di atas direncanakan dengan dasar

pemikiran bahwa:

1. Propinsi diharapkan mendorong semua kabupaten /kota melaksanakan 4

sekolah masing-masing mendorong semua kabupaten/kota melaksanakan 4

sekolah setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP, SMA,

SMK) mulai tahun 2012, maka tahun 2012-2014 akan tercapai perolehan

adiwiyata 6.480 sekolah.

Page 235: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

215

2. Dengan target pencapaian setiap kabupaten/kota 4 sekolah pada setiap jenjang

pendidikan akan memudahkan pembinaan dan pembiayaan untuk mencapai

sekolah adiwiyata.

Kemudian pelaksanaan program adiwiyata terdiri dari tim nasional,

propinsi, kabupaten/kota juga di sekolah. Unsur dan peran masing-masing tim

seperti tercantum dibawah ini:

1. Tim Nasional

Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: Kementerian Lingkungan Hidup

(koordinator), Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Dalam

Negeri, Kementerian Agama, LSM Pendidikan lingkungan, perguruan tinggi,

media serta swasta. Tim tingkat nasional ditetapkan melalui surat keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Peran dan tugas pokok dari tim nasional adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan kebijakan, program, panduan, materi pembinaan dan

instrumen observasi.

b. Melskukan koordinasi dengan pusat pengelolaan ekoregion (PPE) dan

Propinsi.

c. Melakukan sosialisasi program dengan propinsi

d. Melakukan bimbingan teknis kepada tim propinsi dalam rangka

pembinaan sekolah

e. Menetapkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat nasional

Page 236: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

216

f. Melakukan evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program adiwiyata

kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup tembusan kepada menteri

Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Tim propinsi

Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: Badan lingkungan Hidup Propinsi

(Koordinator), Dinas pendidikan, Kanwil Agama, LSM pendidikan

lingkungan, media massa, perguruan tinggi serta swasta, tim propinsi

ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur.

Peran dan tugas pokok dari tim propinsi adalah sebagai berikut;

a. Mengembangkan program adiwiyata tingkat propinsi

b. Koordinasi dengan Kabupaten/kota

c. Melakukan sosialisasi program ke kabupaten/kota

d. Bimbingan teknis kepada kabupaten/kota dalam rangka pembinaan

sekolah.

e. Membuat pilot project untuk 4 satuan pendidikan yang berbeda (SD,

SMP, SMA, SMK) setiap propinsi.

f. Menetapkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat propinsi.

g. Melakukan evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program adiwiyata

kepada Gubernur tembusan kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup.

3. Tim Kabupaten/Kota

Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: Badan Lingkungan

Kabupaten/kota (koordinator), dinas pendidikan, Kantor Agama, LSM

Page 237: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

217

pendidikan lingkungan, media, perguruan tinggi, swasta, sekolah adiwiyata

mandiri. Tim kabupaten ditetapkan melalui surat keputusan Bupati/Walikota.

Peran dan tugas pokok dari tim kabupaten/kota adalah sebagai berikut;

a. Mengembangkan/melaksanakan program adiwiyata tingkat

kabupaten/kota.

b. Sosialisasi program adiwiyata kepada sekolah.

c. Bimbingan teknis kepada sekolah.

d. Membuat pilot project untuk satuan pendidikan yang berbeda (SD, SMP,

SMA, SMK) setiap kabupaten/kota.

e. Menetapkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat kabupaten/kota.

f. Melakukan evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program adiwiyata

kepada Bupati/Walikota tembusan kepada Badan Lingkungan Hidup

Propinsi.

4. Tim Sekolah

Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: guru, siswa dan komite sekolah

Tim sekolah ditetapkan melalui SK kepala sekolah.

Peran dan tugas sekolah dari tim sekolah adalah sebagai berikut;

a. Mengkaji kondisi lingkungan hidup sekolah, kebijakan sekolah,

kurikulum sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana prasarana.

b. Membuat rencana kerja dan mengalokasikan anggaran sekolah

berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, dan disesuaikan dengan

komponen, standar, dan implementasi adiwiyata.

c. Melaksanakan rencana kerja sekolah

Page 238: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

218

d. Melakukan pemantauan dan evaluasi.

e. Menyampaikan laporan kepala sekolah tembusan Badan Lingkungan

Hidup kabupaten/kota dan instansi terkait.

Untuk mencapai tujuan program yang telah ditetapkan dalam panduan

ini, maka diperlukan dukungan pembiayaan untuk pelaksanaan pembinaan dan

pemberian penghargaan adiwiyata yang diperoleh dari berbagai sumber antara

lain:

a. Anggaran pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Provinsi, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kabupaten/ Kota.

b. Sumber lain yang tidak mengikat mengikat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Target pencapaian pembinaan 2012-2014

a. 33 propinsi melakukan pembinaan (sosialisasi dan bimbingan teknis)

kepada seluruh kabupaten/kota diwilayahnya.

b. Setiap kabupaten/kota melakukan pembinaan (sosialisasi dan bimbingan

teknis) sejumlah 2,5% dari total sekolah disetiap jenjang pendidikan dasar

dan menengah (SD, SMP, SMA, SMK) di wilayahnya.

SMP Negeri 4 Bantimurung saat ini sudah berada di posisi sekolah

adiwiyata tingkat nasional, setelah dilakukan observasi lapangan dan berdasarkan

matrik rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program adiwiyata, dan tim

adiwiyata nasional menetapkan nilai pencapaian sekolah dinyatakan telah

memenuhi standar nilai untuk mendapatkan penghargaan sebagai sekolah

Page 239: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

219

adiwiyata tingkat nasional, (wawancara kepala sekolah SMPN 4 Bantimurung:

2014).

Maka tugas dari SMP Negeri 4 Bantimurung setelah mendapatkan

penghargaan dari tim adiwiyata nasional, sebagaimana dijelaskan dalam buku

panduan tim adiwiyata, sebagai berikut;

a. Tim Nasional menetapkan jenjang dan jumlah sekolah yang akan

dilakukan observasi lapangan berdasarkan usulan propinsi.

b. Calon sekolah adiwiyata nasional yang terpilih, dilakukan observasi

lapangan

c. Berdasarkan matrik rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program

adiwiyata, tim adiwiyata nasional menetapkan nilai pencapaian sekolah.

d. Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah adiwiyata

nasional apabila mencapai nilai minimal 72, yaitu 90% dari total nilai

maksimal (80).

Kemudian hasil pengumpulan data dari Dinas Pendidikan yang

dilakukan peneliti, maka berdasarkan keputusan Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Maros, NOMOR: 800/11/KPTS/DISDIK/2014, menetapkan nama

sekolah binaan/IMBAS, yaitu: SMPN 5 Mandai, SDN 2 Unggulan dan SMAN 4

Bantimurung sebagai calon sekolah adiwiyata Mandiri, dijelaskan dalam tabel

berikut:

Page 240: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

220

Tabel 5.4

Binaan SMP Negeri 5 Mandai

No Nama Sekolah Kecamatan Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

11.

SD Angkasa 1

SMP PGRI 3 Maros

SMA Angkasa

SMP Negeri 16 Mandai

SD Negeri 154 Tumalia

SMP IT Darus Istiqamah Putri

SD 179 Inpres Batangase

SD Negeri 103 Inpres Hasanuddin

SD 178 Bontoa

SD Angkasa 3

SMP Angkasa

Mandai

Mandai

Mandai

Mandai

Turikale

Turikale

Mandai

Mandai

Mandai

Mandai

Mandai

Tabel 5.5

Binaan SMA Negeri 4 Bantimurung

No Nama Sekolah Kecamatan Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

SMA Negeri 5 Tanralili

SMA Negeri 12 Cenrana

SMK Negeri 2 Simbang

SMP Negeri 15 Simbang

SMP Negeri 10 Bantimurung

SMP Negeri 22 Bantimurung

SD Negeri 1 Pakalu

SD Negeri 105 Alatengae

MA Darul Ulum Bantimurung

MA III Simbang

Tanralili

Cenrana

Simbang

Simbang

Bantimurung

Bantimurung

Bantimurung

Bantimurung

Bantimurung

Simbang

Page 241: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

221

Tabel 5.6

Binaan SD Negeri 2 Unggulan Maros

No Nama Sekolah Kecamatan Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

SD Negeri 191 Inpres Baruga

SD Negeri 142 Talamangape

SD Negeri 112 Turikale

SD 111 Inpres Polejiwa

SD Negeri 39 Kassi

SD 216 Inpres Kassi

SD Negeri 125 Marampesu

SD Negeri Belang-Belang

SD 241 Perumnas Tumalia

SD Negeri 227 Bonto Cina

Bantimurung

Lau

Turikale

Turikale

Turikale

Turikale

Turikale

Lau

Turikale

Turikale

Berdasarkan hasil analisis dari dokumen Dinas pendidikan Kabupaten

Maros, menunjukkan bahwa ketiga sekolah yang menjadi calon sekolah adiwiyata

mandiri dapat di simpulkan bahwa apabila benar-benar dapat terlaksana dalam

membina 31 sekolah dari ketiga sekolah adiwiyata mandiri, maka semakin banyak

sekolah yang mengikuti dan melaksanakan program adiwiyata, dan semakin

tercipta sikap peduli dan berbudaya lingkungan yang diharapkan akan semakin

baik kualitas lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Dengan partisipasi semua pihak dalam melaksanakan dan mendukung

program adiwiyata, maka akan terjadi perubahan perilaku yang berbuday

lingkungan, peningkatan kulaitas sumber daya manusia dan kualitas lingkungan

hidup, yang akan mendukung perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

menuju pembangunan berkelanjutan di daerah.

Page 242: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

222

Dengan berdasarkan hasil wawancara serta dari tim adiwiyata dalam buku

panduan adiwiyata, maka akan nampak gambaran karakter yang mencerminkan

akhlak yang baik sesuai dengan harapan bangsa dan negara terhadap generasi

penerus. Dengan mendukung program adiwiyata adalah mengajarkan kepada

peserta didik untuk melindungi, mengelola, melestarikan dan memanfaatkan serta

meningkatkan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam serta kualitas

lingkungan hidup yang ada disekitarnya.

5.8. Evaluasi Pendidikan Karakter dan Pendidikan Lingkungan

Berdasarkan program Adiwiyata

5.8.1. Sarana/Prasarana

SMP Negeri 4 Bantimurung memiliki luas tanah mencapai 8.692 m2,

yang didalamnya terdapat bangunan ruang belajar 24 ruang. Laboratorium IPA 2

ruang, perpustakaan 1 ruang, laboratorium komputer 2 ruang, masjid yang dapat

menampung ± 200 jamaah, ruang osis 1 ruang, kamar mandi/wc peserta didik 6

ruang, dan sebuah ruang kantin kejujuran serta ruang koperasi guru dan pegawai.

SMP Negeri 4 Bantimurung berlokasi sangat strategis karena berdekatan

dengan tempat wisata permandian alam bantimurung yang sangat terkenal baik di

dalam maupun di luar Negeri sehingga sangat menguntungkan apabila

dimanfaatkan sebaik-baiknya karena dapat digunakan sebagai tempat bekerjasama

untuk belajar lapangan bagi peserta didik yang berminat di bidang pariwisata.

Selain itu, SMP Negeri 4 Bantimurung juga berdekatan dengan taman nasional

Bantimurung Bulusaraung yang syarat dengan ilmu pengetahuan.

Page 243: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

223

Kemudian peran serta Dinas Pendidikan Kabupaten Maros dalam

penyelenggaraan pendidikan yang baik di SMP Negeri 4 Bantimurung sangat

dirasakan misalnya dengan diadakannya monitoring dan evaluasi kinerja pendidk

maupun tenaga kependidikan, sehingga lebih memperbaiki kekurangan-

kekurangan yang ada. Selajutnya asosiasi profesi yang ada baik di sekolah seperti

MGMPS maupun di tingkat Kabupaten seperti MGMP, manfaatnya sangat

dirasakan oleh pendidik di SMP Negeri 4 Bantimurung, karena melalui wadah

tersebut para pendidik dapat bertukar pikiran tentang hal-hal yang berkaitan

dengan administrasi yang harus disiapkan maupun kesulitan-kesulitan materi

pembelajaran yang dialami pada saat pembelajaran.

Untuk mendukung terlaksananya program dengan baik, maka perlu

dibuatkan instrumen. Instrumen yang sudah dikembangkan di SMP Negeri 4

Bantimurung antara lain analisis hasil penilaian, analisis butir soal, analisis

kegiatan pengembangan SDM, analisis program lingkungan.

Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di kelas, guru

adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian,

guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya,

yakni mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur

siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa atas bimbingan guru

sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, (Arikunto : 2009).

Berdasarkan hasil penjelasan dari kurikulum SMP Negeri 4 Bantimurung

dan dari hasil penelitian Suharsimi Arikunto (2009) mengenai evaluasi dalam

pendidikan dapat di simpulkan bahwa kurikulum 2006 (KTSP) dan kurikulum

Page 244: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

224

2013 tehnik penilaian dan evaluasi pendidikan tidak terlepas dari sarana dan

prasarana yang ada di sekolah tersebut. Karena guru adalah merupakan pihak

yang bertanggung jawab atas hasil pembelajaran peserta didik dari segala aspek.

Dalam tabel di bawah ini akan dijelaskan tehnik evaluasi bagi peserta didik

mencakup tiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotorik).

Page 245: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

225

Page 246: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

226

Berdasarkan hasil analisa dari tabel evaluasi pembelajaran dengan tujuh

nilai karakter sebagai indikator dari penelitian tersebut dan sembilan mata

pelajaran yang menjadi tolok ukur dalam pelaksanaan ke tujuh nilai karakter

sebagai indikator, maka dapat di lihat karakter yang terbentuk dalam proses

pembelajaran di SMP Negeri 4 Bantimurung yaitu mulai dari nilai karakter yang

mempunyai nilai tertinggi sampai nilai karakter yang terendah. Pada Mata

pelajaran Pendidikan Agama membentuk nilai karakter yang tertinggi adalah,

tanggung jawab dengan mendapatkan penilaian dari hasil evaluasi 100 %,

sedangkan dalam pembentukan karakter; disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan

peduli sosial mendapatkan penilaian dari hasil evaluasi pembelajaran antara 80%

hingga 95 %, sementara pembentukan nilai karakter yang terendah adalah, kreatif

dengan nilai 10 % dan nilai karakter peduli lingkungan dengan nilai 30 %.

Dengan melihat hasil analisa dari mata pelajaran Pendidikan Agama dapat

disimpulkan bahwa pembentukan nilai karakter yang terlaksana dalam proses

pembelajaran belum merata, dengan membatasi hanya dari satu aspek nilai

karakter yang dibentuk yaitu tanggung jawab, sementara aspek-aspek yang

lainnya seperti aspek nilai karakter; kreatif dan peduli lingkungan yang sangat

jauh perbedaan pelaksanaannya dengan nilai karakter tanggung jawab, disiplin,

kerja keras, rasa ingin tahu dan peduli sosial. Padahal dengan kehadiran program

adiwiyata di SMP Negeri 4 Bantimurung yang diharapkan kepedulian lingkungan

semestinya berada pada pembentukan nilai karakter tertinggi sesuai dengan

keinginan adiwiyata itu sendiri. Itu berarti bahwa penilaian tim adiwiyata terhadap

SMP Negeri 4 Bantimurung dengan memberikan penghargaan sebagai sekolah

Page 247: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

227

adiwiyata tingkat nasional tidak berdasar pada nilai karakter bangsa, dan

penilaiannya hanya terbatas pada lingkungan seutuhnya. Dimana semestinya

penilaian terhadap lingkungan harus berdasarkan dari sikap dan perilaku pada

peserta didik dan pendidik yang mencerminkan akhlak yang mulia dalam

kepedulian terhadap lingkungannya.

Pada mata pelajaran kedua adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

pembentukan nilai karakter pada proses pembelajaran dapat di lihat dari hasil

evaluasi adalah pembentukan nilai karakter tertinggi yaitu nilai karakter; peduli

sosial dan tanggung jawab dengan hasil evaluasi 100 %. Sementara pada

pembentukan nilai karakter sedang adalah, kerja keras, kreatif dan rasa ingin tahu

dengan hasil evaluasi 85 %, kemudian pembentukan nilai karakter terendah adalah

disiplin dengan nilai 60 % dan peduli lingkungan 40 %.

Dari hasil analisa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan dalam membentuk nilai karakter

jika di bandingkan dengan Pendidikan Agama. Pembentukan nilai karakter yang

tertinggi yaitu peduli sosial dan tanggung jawab, sementara pada aspek nilai

karakter peduli lingkungan sudah mulai nampak nilai karakternya. Jadi

keberadaan program adiwiyata sudah bisa di maknai sesuai dengan harapan

bangsa dan negara.

Pada mata pelajaran ketiga adalah Bahasa Indonesia, pembentukan nilai

karakter dalam proses pembelajaran dapat diketahui melalui hasil evaluasi yaitu

nilai karakter tertinggi yang terbentuk adalah; kerja keras, peduli sosial, dan

tanggung jawab dengan nilai 100 %, sementara pada pembentukan nilai karakter

Page 248: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

228

sedang terdapat pada nilai karakter kreatif dengan nilai 95%, sedangkan

pembentukan nilai karakter terendah adalah rasa ingin tahu dengan nilai 70%.

Kemudian pembentukan nilai karakter disiplin dan peduli lingkungan 0%.

Berdasarkan hasil analisa dari mata pelajaran Bahasa Indonesia telah

membentuk tiga aspek nilai karakter tertinggi yaitu; kerja keras, peduli sosial, dan

tanggung jawab. Akan tetapi yang tidak terbentuk sama sekali adalah dari aspek

nilai karakter disiplin dan peduli lingkungan. Itu berarti bahwa pada mata

pelajaran bahasa indonesia sikap dan perilaku peserta didik terhadap aspek nilai

karakter kedisiplinan dan kepeduliannya terhadap lingkungan belum ada. Oleh

karena itu dengan kehadiran program adiwiyata yang memberikan penghargaan

menjadi sekolah adiwiyata pada posisi tingkat nasional semestinya aspek disiplin

dan peduli lingkungan harus lebih baik dari sebelumnya.

Mata pelajaran keempat adalah Ilmu Pengetahuan Alam, dalam proses

pembelajarannya pembentukan nilai karkater yang tertinggi adalah, rasa ingin

tahu, peduli sosial, tanggung jawab dengan nilai 100 %, sementara nilai karakter

pada tingkat sedang yang terbentuk adalah nilai karakter kerja keras, kreatif dan

peduli lingkungan dengan nilai antara 85 % hingga 95%, sedangkan nilai karakter

terendah yang terbentuk adalah disiplin dengan nilai 10%.

Berdasarkan hasil analisa dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA)dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajarannya telah membentuk

tiga aspek nilai karakter tertinggi yaitu, rasa ingin tahu, peduli sosial dan tanggung

jawab. Hal ini menggambarkan bahwa pada mata pelajaran IPA telah memberikan

pembentukan aspek nilai karakter pada peserta didik yang lebih baik tanpa

Page 249: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

229

mengurangi aspek-aspek lainnya pada proses pembelajaran tersebut. sedangkan

aspek nilai karakter kerja keras, kreatif, peduli lingkungan dan disiplin dalam

mata pelajaran pendidikan ilmu pengetahuan alam sudah memberikan

pembentukan aspek nilai karakter yang tidak jauh beda dengan pembentukan nilai

karakter; rasa ingin tahu, peduli sosial dan tanggung jawab. Itu berarti bahwa pada

mata pelajaran IPA telah mampu memberikan pembentukan nilai karakter secara

keseluruhan pada peserta didik dengan merata dan maksimal sesuai dengan

pendidikan karakter dan keberadaan dari program adiwiyata.

Mata pelajaran kelima Ilmu Pengetahuan Sosial, dalam proses

pembelajarannya yang membentuk nilai karakter yang tertinggi adalah, rasa ingin

tahu, peduli sosial, dan tanggung jawab dari evaluasi dengan nilai 100 %,

sementara pembentukan nilai karakter sedang yaitu, kreatif, kerja keras, dan

peduli lingkungan dengan nilai 85-95%, sedangkan pembentukan nilai karkater

terendah terdapat pada nilai karakter disiplin dengan nilai 10 %.

Berdasarkan hasil analisa dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) dalam pembentukan nilai karakter pada proses pembelajarannya, hampir

sama dengan nilai karakter yang terbentuk dari proses pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Oleh sebab itu, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial telah membentuk sikap dan perilaku peserta didik dengan berdasarkan

aspek nilai karakter dan program adiwiyata.

Mata pelajaran keenam Seni Budaya, dalam proses pembelajarannya yang

membentuk nilai karakter tertinggi adalah, kreatif, peduli sosial, dan tanggung

jawab dari hasil evaluasi mempunyai nilai 100 %, sementara pembentukan nilai

Page 250: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

230

karkater sedang yaitu, rasa ingin tahu dan peduli lingkungan dengan nilai 70-95%,

sedangkan pembentukan nilai karakter terendah adalah, disiplin dan kerja keras

dengan nilai 10-50 %.

Berdasarkan hasil analisa dari mata pelajaran seni budaya dapat

disimpulkan bahwa pada proses pembelajarannya aspek nilai karakter, kreatif,

peduli sosial, tanggung jawab, dan peduli lingkungan sudah dilaksanakan dengan

baik sesuai dengan hasil evaluasi pembelajaran. Meskipun dari aspek nilai

karakter, disiplin, kerja keras dan rasa ingin tahu belum bisa terlaksana sesuai

dengan harapan pendidikan karakter, akan tetapi setidaknya sudah ada usaha

untuk memberikan pembelajaran pada peserta didik.

Mata pelajaran ketujuh Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesenian, dalam

proses pembelajarannya membentuk nilai karakter tertinggi yaitu, tanggung jawab

dari hasil evaluasi dengan nilai 100%, sementara pembentukan nilai karakter

sedang adalah terdapat pada nilai karakter, kerja keras, kreatif dan peduli sosial,

dengan hasil evaluasi 85-95%, sedangkan nilai karakter yang terendah pada

proses pembelajarannya adalah nilai karakter, peduli lingkungan, rasa ingin tahu,

dan disiplin dengan nilai 20%, 30%, dan 50%. Mata pelajaran kedelapan

Teknologi Informasi dan komunikasi pada proses pembelajarannya membentuk

nilai karakter tertinggi terdapat pada nilai karakter, kerja keras, kreatif, rasa ingin

tahu, peduli sosial dan tanggung jawab dari hasil evaluasi memperoleh nilai

100%, sedangkan nilai karakter disiplin dan peduli lingkungan tidak membentuk

nilai karakter atau dengan nilai 0%.

Page 251: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

231

Berdasarkan hasil analisa dari mata pelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan (PJOK), dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan ketujuh

nilai karakter yang menjadi indikator dari penelitian ini, proses pembelajaran

dalam pembentukan nilai karakter belum menggambarkan nilai yang signifikan

dari hasil evaluasi pembelajaran tersebut. sebab jika di bandingkan dengan mata

pelajaran seni budaya pada proses pembelajarannya PJOK masih kurang peduli

dengan pembentukan nilai-nilai karakter yang di harapkan. Padahal semestinya

tingkat kepedulian terhadap lingkungan pada khususnya, bisa lebih di perhatikan

apalagi dengan adanya program adiwiyata di SMP Negeri 4 tersebut. apalagi

setelah SMP Negeri 4 Bantimurung sudah masuk kategori sekolah adiwiyata

tingkat nasional pada saat sekarang ini.

Kemudian pada mata pelajaran kesembilan Muatan Lokal, dalam proses

pembelajarannya mempunyai nilai karakter tertinggi terdapat pada nilai karakter,

kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, peduli sosial, dan tanggung jawab dari hasil

evaluasi dengan nilai 100%, sedangkan pada nilai karakter, disiplin dan peduli

lingkungan tidak terdapat pembentukan nilai karakter atau memperoleh nilai 0%.

Berdasarkan hasil analisa pada mata pelajaran muatan lokal dapat

disimpulkan bahwa mulai dari karakter kerja, kreatif, rasa ingin tahu, peduli

sosial, dan tanggung jawab sudah terlaksana melalui proses pembelajarannya,

akan tetapi pelaksanaan proses pembelajaran dari aspek nilai karakter disiplin dan

peduli limgkungan belum di laksanakan, padahal keberadaan program adiwiyata

di SMP Negeri 4 Bantimurung diharapkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan

Page 252: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

232

sudah menggambarkan adanya nilai karakter dari sikap dan perilaku peserta didik

terhadap lingkungan sekitarnya.

Hasil analisis dari evaluasi proses pembelajaran nilai karakter tertinggi

dari sembilan mata pelajaran yang menjadi indikator dari penelitian ini adalah

nilai karakter “tanggung jawab” dengan nilai 900 atau 1,285%, sedangkan

pembentukan nilai karakter terendah dari hasil evaluasi proses pembelajaran

adalah nilai karakter “disiplin” dengan jumlah nilai 220 atau 0,314%. Untuk mata

pelajaran yang terbanyak membentuk nilai karakter pada proses pembelajaran

adalah mata pelajaran “Ilmu Pengetahuan Alam” dengan total nilai 585 atau 0,835

%, kemudian disusul mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan total nilai

575 atau 0,82%. sedangkan mata pelajaran terendah dalam membentuk nilai

karakter pada proses pembelajaran adalah mata pelajaran “Bahasa Indonesia dan

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan total nilai 465 atau 0,664%.

Berdasarkan hasil analisa mulai dari tujuh nilai karakter dan sembilan

mata pelajaran yang menjadi indikator dari penelitian di SMP Negeri 4

Bantimurung, dapat disimpulkan bahwa apa yang menjadi harapan dari

keberadaan program adiwiyata di sekolah tersebut, masih jauh dari harapan makna

adiwiyata itu sendiri. Sebab jika dikaitkan antara nilai karakter peduli lingkungan

dengan program adiwiyata dapat disimpulkan bahwa belum signifikan antara

harapan pendidikan karakter dan program adiwiyata. Meskipun nilai-nilai karakter

yang lainnya sudah mencerminkan sikap dan perilaku sesuai harapan bangsa dan

negara, akan tetapi keinginan dari program adiwiyata belum tercapai.

Page 253: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

233

5.8.2. Manajemen Sekolah

Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sejalan dengan itu SMP Negeri 4

Bantimurung memiliki Visi “Unggul dalam prestasi, prima dalam pelayanan

berdasarkan IMTAQ dan IPTEK”. Sedangkan Misi sekolah adalah: mewujudkan

proses belajar mengajar yang berkualitas, mewujudkan manusia yang berwawasan

global, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab, mewujudkan manusia yang

berimandan bertaqwa serta berakhlak mulia, mewujudkan sekolah yang bersih,

indah, nyaman, dan sehat, serta memberikan pelayanan prima dan menggalang

potensi masyarakat dalam pengembangan sekolah, (Kurikulum SMPN 4

Bantimurung: 2012).

Oleh sebab itu berdasarkan dari Visi dan Misi SMP Negeri 4 Bantimurung

maka guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan memiliki tugas dan

kewajiban melaksanakan proses pembelajaran secara aktif, efektif, dan efisien.

Tugas dan tanggung jawab guru:

a. Menyusun Program pembelajaran (prota, promes, pemetaan SK/SD, RPP)

b. Menyusun silabus pembelajaran

c. Melaksanakan program pembelajaran

d. Melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran (Ulhar, UTS, UAS) dan

bertanggung jawab atas pencapaian target kurikulum.

e. Mengadakan pengembangan setiap bidang pembelajaran yang menjadi

tanggung jawabnya.

Page 254: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

234

f. Membuat analisis hasil ulangan harian yang telah dilakukan.

g. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.

h. Meneliti daftar hadir peserta didik sebelum memulai pembelajaran.

i. Membuat dan menyusun lembar kerja untuk mata pelajaran yang

memerlukan lembar kerja.

j. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing peserta

didik.

k. Membersihkan ruang tempat praktik, pengembalian alat pinjaman,

pemeliharaan dan pengawasan kebersihan masing-masing alat praktik

lainnya pada setiap akhir pembelajaran.

l. Mencatat atau mengisi buku kegiatan kelas, buku jurnal kelas setiap

selesai pembelajaran.

m. Menyelesaikan sendiri masalah peserta didik dalam hubungannya dengan

mata pelajaran yang diampunya.

n. Menyampaikan kepada guru BK/BK/ Wali Kelas tentang masalah-masalah

siswa yang bersifat khusus.

Disamping tugas dan tanggung jawab yang di embannya, guru harus

menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, tanah air, Bangsa dan Negara sehingga guru memiliki kewajiban

sebagai berikut;

a. Menjaga kode etik keguruan.

b. Mengikuti upacara bendera setiap hari senin dan upacara-upacara hari

besar nasional.

Page 255: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

235

c. Menghadiri rapat-rapat dinas yang diadakan di sekolah.

d. Membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk manusia

pembangunan sesuai dengan pancasila dan UUD 1945.

e. Hadir 10 menit sebelum KBM dimulai.

f. Berpakaian rapi dan mengenakan seragam sesuai ketentuan.

g. Berpenampilan rapi dan sopan.

h. Menandatangani daftar hadir.

i. Masuk dan keluar kelas tepat waktu (sesuai jam pelajaran)

j. Memberitahukan kepala sekolah bila berhalangan hadir dan

menyampaikan tugas untuk peserta didik.

k. Menyiapkan program pembelajaran pada awal tahun pelajaran.

l. Menyerahkan perangkat pembelajaran pada setiap semester dan akhir

tahun pelajaran.

m. Turut mengamankan kebijakan kepala sekolah.

n. Membantu menegakkan disiplin sekolah.

o. Peduli terhadap kebersihan, ketertiban, dan keindahan lingkungan sekolah.

p. Tidak merokok didalam kelas. (merokok di tempat yang telah di tentukan).

q. Menjalin hubungan kekeluargaan terhadap sesama warga sekolah.

r. Memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi.

s. Siap melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan sekolah.

t. Memberi laporan pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan kepada

kepala sekolah.

Page 256: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

236

5.9. Dampak Pendidikan Karakter dan Pendidikan Lingkungan

Berdasarkan Program Adiwiyata

5.9.1. Observasi Peserta Didik

Apabila Silabus dan RPP serta proses pembelajaran di SMP Negeri

4 Bantimurung di jadikan dasar penilaian dalam keberhasilan realisasi pendidikan

karakter, pendidikan lingkungan serta tujuan dari program adiwiyata, maka nilai

karakter yang menjadi indikator dari penelitian tersebut akan jauh dari harapan

pembangunan berkelanjutan. Sebab apabila dibandingkan antara data dari

perangkat pembelajaran dengan hasil observasi peserta didik ada perbedaan.

Hasil wawancara dari peserta didik yang masih duduk di bangku kelas VII

(Farhan Suhardi kelas VII C) mengatakan bahwa pendidikan karakter bagi peserta

didik dapat memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi, adanya semangat

belajar dan cerminan kepribadian guru yang dengan penuh kesabaran

membimbing mereka agar bisa menjadi generasi penerus yang berakhlak mulia.

Sikap yang ditunjukkan guru tersebut merupakan peneladanan yang memiliki nilai

karakter, peduli sosial, kerja keras, dan tanggung jawab. Dan menurut peserta

didik yang masih duduk di kelas VIII atas nama Ikhsan Irsyat juga menambahkan

bahwa dalam pendidikan karakter sudah banyak memberikan pembelajaran

tentang nilai-nilai karakter seperti, kejujuran yang sudah dirasakan oleh seluruh

peserta didik, yaitu pada saat belanja di kantin sekolah para peserta didik

diberikan kepercayaan untuk makan dan membayar sendiri sesuai dengan jumlah

yang di makan beserta harganya dan telah disiapkan tempat menyimpan uang

pembayaran tersebut. kemudian pada saat mereka ulangan, peserta didik diberikan

Page 257: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

237

pengarahan bahwa nilai yang tinggi bukan suatu ukuran keberhasilan peserta

didik, akan tetapi mesikpun nilainya rendah yang penting bukan hasil nyontek

buku atau nyontek dari teman melainkan hasil kerja kerasnya sendiri, itu sudah

menunjukkan peserta didik sudah melakukan bentuk nilai karakter jujur.

Kemudian nilai karakter tanggung jawab juga sudah dapat dilaksanakan oleh

peserta didik seperti, pada saat membersihkan lingkungan sekolah, seluruh peserta

didik di bagi dalam beberapa kelompok dan diberikan bagian masing-masing

untuk dibersihkan. Mereka mengerjakannya tanpa ada pengawasan yang ketat dari

para guru, akan tetapi peserta didik bisa melakukan dengan baik sesuai dengan

pembagian area tersebut.

Kemudian hasil wawancara dari peserta didik yang sudah duduk di kelas

IX atas nama Rappe, yang notabene sudah lama di sekolah dalam melakukan

segala kegiatan di sekolah tersebut menambahkan pula bahwa nilai karakter

disiplin sudah ditanamkan dengan melalui suatu kegiatan, baik itu dalam proses

pembelajaran maupun dalam pengembangan diri. Sebagai contoh dalam

beribadah, dari guru Pendidikan Agama Islam memberikan motivasi sebelum

masuk belajar, sekiranya melaksanakan sholat dhuha terlebih dahulu di mesjid

yang ada di lingkungan sekolah. Selanjutnya nilai karakter kreatifitas pun sudah

dapat dilakukan oleh para peserta didik. Dan sebagai contoh dari kreativitas

peserta didik di sekolah yaitu dalam hal mengolah sampah-sampah plastik yang

bisa di jadikan benda yang berharga, misalnya plastik kerupuk yang bisa dijadikan

hiasan di kelas atau bahkan dapat memiliki nilai ekonomis, kemudian gelas plastik

dapat di buat menjadi tas-tas yang dapat dijual dan di pamerkan pada pameran-

Page 258: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

238

pameran yang dilaksanakan oleh pihak sekolah lain. Dari contoh diatas sudah

dapat disimpulkan bahwa peserta didik sudah memiliki tanggung jawab terhadap

kebersihan lingkungan sekolah dan kebersihan lingkungan masyarakat sekitar.

Maka dalam hal ini nilai karakter yang terlaksana adalah nilai karakter, kreatif,

kerja keras, peduli lingkungan, dan tanggung jawab.

Pembentukan nilai karakter yang mengembangkan nilai karakter kreatif,

tanggung jawab, rasa ingin tahu juga sudah dikembangkan melalui proses

pembelajaran di kelas. sistem pembelajaran yang di lakukan oleh setiap guru mata

pelajaran adalah peserta didik di bagi dalam beberapa kelompok kemudian guru

menjelaskan tujuan pembelajaran, dan peserta didik lalu mencari jawaban dari

tujuan pembelajaran tersebut. setelah peserta didik sudah mendapatkan jawaban

tersebut, maka perwakilan tiap-tiap kelompok maju ke depan dan

mempersentasikan hasil diskusi kelompok. Dalam hal ini yang menggunakan

sistem pembelajaran seperti contoh diatas adalah semua mata pelajaran kecuali

mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan (PJOK).

Untuk mendukung kepedulian lingkungan di sekolah, dari hasil

wawancara dengan peserta didik tadi, adalah adanya pembagian tugas di dalam

kelas ataupun diluar kelas, dengan membagi rata kepada seluruh peserta didik

yang bergiliran membersihkan setiap hari. Memelihara tanaman seperti (merawat

serta menyiram tanaman). Kemudian peserta didik di berikan tugas untuk

membawa bibit tanaman baik itu tanaman mangga ataupun tanaman bunga. Dan

setiap peserta didik membawa 1 bibit tanaman ke sekolah. jadi bibit tanaman yang

mereka bawa yang berupa tanaman bunga sebagian besar di tanam di tempat

Page 259: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

239

penangkaran kupu-kupu yang sudah disiapkan karena berfungsi untuk makanan

dari kupu-kupu tersebut. sementara itu pohon mangga yang ada dan sudah besar

masih sekitar 3 pohon, tetapi yang masih kecil-kecil sekitar 15 pohon.

Ditambahkan lagi dari peserta didik lainnya mengatakan bahwa ada semacam

rambu-rambu yang di tempel di sekitar sekolah/kelas dengan tulisan LISA (Lihat

Sampah Ambil), setiap upacara bendera pada hari senin petugas pembina upacara

senantiasa menyampaikan agar peserta didik membudayakan LISA.

Menyangkut masalah kebersihan di SMP Negeri 4 Bantimurung menjadi

hal penting yang harus dilaksanakan pada setiap harinya. Bahkan ada hari tertentu

setiap kelas di bagi dalam beberapa kelompok untuk membersihkan seluruh

linkgungan sekolah dalam waktu 60 menit. Apa yang sudah dilakukan oleh

seluruh peserta didik di sekolah tersebut adalah merupakan dampak dari adanya

pendidikan karakter dan program adiwiyata yang bermakna bahwa sekolah yang

berwawasan dan peduli terhadap lingkungan. Ditambah adanya oraganisasi osis

dan gesispling yang bermuara untuk kebersihan dan kenyaman dalam lingkungan

sekolah, baik itu untuk belajar maupun untuk bermain.

Berdasarkan hasil observasi peserta didik melalui wawancara mendalam

dapat disimpulkan bahwa dampak pendidikan karakter yang berwawasan dan

peduli lingkungan sudah sesuai dengan harapan dari program adiwiyata tersebut.

5.9.2. Observasi Kondisi Umum Sekolah

SMP Negeri 4 Bantimurung berdiri pada tahun 1979 dan diresmikan

pada tanggal 27 pebruari 1979, sekolah ini beralamat di Pakalu, jalan poros

Bantimurung km9, berdekatan dengan taman wisata bantimurung dan taman

Page 260: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

240

nasional Bantimurung bulusaraung. Kondisi sosial ekonomi orang tua siswa

sebagian besar adalah petani, PNS dan Pedagang. Sekolah ini masuk dalam

kategori sekolah adiwiyata tingkat nasional dan sekolah binaan usaid. Kemudian

memiliki jumlah guru PNS dan Non PNS 46 orang, staf 9 orang. Pendidik yang

berkualifikasi S2 (strata dua)satu orang (Kepsek) dan selebihnya adalah S1(strata

satu). Sekolah ini memiliki peserta didik sebanyak 824 orang, yang di

kelompokkan dalam 25 rombel (rombongan belajar), kelas VII memiliki 8 rombel,

kelas VIII memiliki 8 rombel dan kelas IX memiliki 9 rombel di tambah dengan 1

ruang Laboratorium fisika , 1 ruang laboratorium biologi, 1 ruang laboratorium

komputer 1, 1 ruang BK , 1 ruang UKS dan Osis, 1 ruang perpustakaan, 1buah

gudang, 1 ruang keterampilan, dan setiap sudut ruangan kelas dilengkapi sudut

baca. Sekolah juga memiliki ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah,

ruang guru, ruang tata usaha, ruang tamu. Prasarana lain adalah 1 buah gudang, 1

buah dapur, 1 ruang produksi, 1 ruang data, 1 ruang arsip, 1 ruang PMR/pramuka,

6 buah majalah dinding.

Kemudian untuk menunjang pendidikan lingkungan hidup dan kesehatan

sekolah ini dilengkapi dengan: Penangkaran kupu-kupu,Taman baca, 1 buah

Green house untuk penyimpanan pupuk tanaman dan pembibitan pohon, Taman

bunga yang dilengkapi air mancur, 1 buah kantin sehat, 1 buah mesjid, 6 buah

tempat istirahat siswa di tiap-tiap sudut kelas yang nyaman dan sejuk, 6 buah

toilet siswa, 2 buah toilet guru, area tanaman apotik hidup, rumah kompos,

warung sampah, 50 buah tempat sampah terpilah (organik dan anorganik), area

Page 261: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

241

kebun sekolah, area hutan sekolah. Untuk menunjang kegiatan olahraga sekolah

memiliki lapangan olah raga untuk , bola volly, bola basket, dan tenis meja.

Berdasarkan hasil observasi kondisi umum SMP Negeri 4 Bantimurung

dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penilaian dari sarana dan prasarana

memang sudah mendukung pelaksanaan pendidikan karakter, pendidikan

lingkungan dan tujuan dari program adiwiyata.jika dibandingkan hasil observasi

dengan hasil analisa dari Silabus dan RPP ada perbedaan dari yang tertuang dalam

dokumentasi dengan realisasi pelaksanaan di sekolah tersebut.

Page 262: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

242

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 4

Bantimurung, dengan mengacu pada tujuh (7) nilai karakter dan sembilan (9)

mata pelajaran sebagai indikator dalam penelitian ini, maka peneliti dapat

mengemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Negeri 4 Bantimurung

terintegrasi pada semua mata pelajaran, namun pada proses pembelajaran

yang terintegrasi dengan pengelolaan lingkungan hanya pada sembilan

mata pelajaran, dengan menggunakan dua kurikulum yaitu; Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006) dan Kurikulum 2013. Dan SMP

Negeri 4 Bantimurung merupakan sekolah uji coba dalam penggunaan

kurikulum 2013, sehingga setelah di berhentikannya penggunaan

kurikulum 2013 pada proses pembelajaran di sekolah-sekolah, SMP

Negeri 4 Bantimurung tetap menggunakan kurikulum tersebut sampai

sekarang. Oleh karena sebelum di tetapkannya penggunaan kurikulum

2013 sudah berjalan 2 tahun di sekolah tersebut menggunakan kurikulum

2013 atau lebih di kenal dengan kurikulum berkarakter. Mulai dari

perencanaan sampai pelaksanaan pendidikan karakter dan pendidikan

lingkungan dengan berdasarkan program adiwiyata, maka SMP Negeri 4

Bantimurung sekarang sudah menjadi sekolah adiwiyata.

Page 263: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

243

2. Hasil evaluasi dari tujuh nilai karakter dan sembilan mata pelajaran yang

menjadi indikator penelitian di SMP Negeri 4 Bantimurung, bahwa apa

yang menjadi harapan dari keberadaan progrsm adiwiyata di sekolah

tersebut, masih jauh dari harapan adiwiyata itu sendiri. Sebab jika

dikaitkan antara nilai karakter peduli lingkungan dengan program

adiwiyata belum signifikan antara harapan pendidikan karakter dengan

program adiwiyata. Meskipun nilai-nilai karakter lainnya sudah

mencerminkan sikap dan perilaku sesuai dengan harapan bangsa, akan

tetapi keinginan dari program adiwiyata belum tercapai sepenuhnya.

3. Dampak pendidikan karakter dan pendidikan lingkungan yang

berdasarkan program adiwiyata di SMP Negeri 4 Bantimurung,

berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap peserta didik adalah

dapat memberikan kepercayaan, dan semangat belajar, serta adanya

cerminan kepribadian guru dengan penuh kesabaran membimbing mereka

agar bisa menjadi generasi penerus yang memiliki akhlak yang mulia.

Oleh sebab itu secara keseluruhan penilaian saran dan prasarana memang

sudah mendukung pelaksanaan pendidikan karakter dan pendidikan

lingkungan serta tujuan dari program adiwiyata. Akan tetapi jika di

badingkan antara hasil observasi, wawancara dengan analisa dari silabus

dan RPP banyak perbedaan antara dokumentasi dengan yang terealisasi di

lapangan.

Page 264: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

244

B. Saran

Temuan penelitian ini sangat berguna untuk dijadikan dasar keberhasilan

terlaksananya pendidikan karakter dan pendidikan lingkungan serta tujuan dari

program adiwiyata di tiap-tiap sekolah yang ada di Kabupaten Maros pada

umumnya dan di SMP Negeri 4 Bantimurung pada khususnya. Oleh karena itu

peneliti memberikan saran berikut ini:

1. Pendidik sebaiknya dalam menyusun perangkat pembelajaran dalam hal ini

merupakan hal yang sangat penting dilakukan sebelum melaksanakan

proses pembelajaran, baik itu dalam kelas maupun di luar kelas. sebaikanya

menyusun silabus dan RPP sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di

lingkungan mana pendidik dan peserta didik berada, tanpa keluar dari

kurikulum yang ada di tingkat satuan tersebut.

2. Para pemegang kebijakan dalam hal ini kepala sekolah dan pengawas

benar-benar memperhatikan perangkat pembelajaran para pendidik yang

ada di setiap sekolah, baik di tingkat sekolah dasar maupun di tingkat

lanjutan atas. Agar apa yang menjadi harapan serta tujuan pendidikan yang

berdasarkan UU No 20 tahun 2003 dapat tercapai dengan baik. Dan secara

teoritik, peneliti menyarankan agar pelaksanaan pendidikan lingkungan

yang masih terintegrasi dengan mata pelajaran lain dapat laksanakan secara

monolitik atau dengan kata lain mata pelajarannya berdiri sendiri agar

dapat terlaksana dengan lebih baik di sekolah tersebut.

3. Peneliti juga menyarankan kepada peneliti lain untuk dapat melengkapi

ataupun mengevaluasi hasil penelitian ini dengan melakukan penelitian lain

Page 265: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

245

yang sejenis agar bisa menemukan fakta-fakta lain yang mungkin belum di

dapatkan oleh penelitian yang kami lakukan.

Page 266: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

246

DAFTAR PUSTAKA

Abudin, N, 2012, Kapita Selekta Pendidikan Islam, cet. l, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Amirulloh, S, H, 2012, Buku Pintar Pendidikan Karakter, cet. l, Jakarta: as@-

Prima Pustaka.

Anas, S, 2010, Pengantar Statistik Pendidikan, cet. XXI, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Arief Furchan. H, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2004

Danu, P, 2009, Pius Abdillah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya:

Arkola.

Departemen Agama Republik Indonesia, 1411 H, Al-Qur'an dan Terjemahnya,

Al-Madinat al- Munawwarat: Mujamma' Khadim al-Haramayn al- Syar-

rfayn al-Malik Fahd li Thiba'at al-Mushhaf al-Syarif.

--------, 2009, Al-Qur'an dan Tafsirnya, cet.III, Jakarta: Departemen Agama RI.

Doni, K, A, 2007, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di zaman Global,

Jakarta : Grasindo.

Endah , S, 2012, Implementasi Kurikulum Pendidikan Karaker, yogyakarta: PT.

Citra Aji Pratama.

Fuad bin Abdul Azis, A, 2008, Begini Seharusnya Menjadi Guru, cet. l, Jakarta:

Darul Haq.

Hariyanto, M, S, 2012, Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Cet. II.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gunawan, H, 2012, Pendidikan Krakater, Konsep dan Implementasinya, cet. II.

Bandung: Alfabeta.

Ibn Ishaq, A, S, . Abdullah bin Muhammad, bin, A, 1414 H/1994 M, Labaabut

Tafsiir Min lbni Kaisiir, cet.l, Kairo: Mu-assasah Daar al- Hilaal.

Page 267: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

247

lbrahim, Sudjana, N, 2010, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, cet. VI,

Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Jamal, M, A, 2010, Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Cet. IV,

Yogyakarta: DIVA Press.

John M. E, dan Hasan, S, 2007, Kamus Inggris Indonesia (An English-lndonesia

Dictionary), cet. XXIX, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka utama.

Lexy J, M, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. XlV, Bandung : PT'

Remaja Rosda Karya.

Masnur, M, 2011, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional, Cet. II, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Muhaimin, 2005, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah

Madrasah dan perguruan Tinggi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Novan, A,w, 2012, Manajemen Pendidikan Karakter, Konsep dan

Implementasinya di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Nurla Isna, A, 2011, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di sekolah, Cet.

1. Yogyakarta: Laksana.

Poeswadarminta, W. J. S, 1985, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai

Pustaka.

Shihab,Q, 2009, Tafsir al-Misbah, cet. l, Jakarta: Lentera Hati.

Suharsimi , A, 1998, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, cet. XI,

Jakarta: PT Rineke Cipta.

Sugiono, 2002, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, cet. X, Bandung: Alfabeta.

Page 268: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

248

Suryobroto , B, 1997, Proses Belajar Mengajar di sekolah, Jakarta: PT Rineke

cipta.

Lickona, T, 2012, Character Matters ( Persoalan Karakter), Penerjemah; Juma

Abdu Wamaungo, Cet. l, Jakarta: PT Bumi Aksara.

--------, 2012, Educating For Character (Mendidik Untuk Membentuk Karakter),

Penerjemah: Juma Abdu Wamaungo, Cet. l, PT Bumi Aksara.

Ulil Amri, S, 2012, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran, cet. 1, Jakarta:

Rajawali Press.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang sistem Pendidikan Nasional.

Yahya Khan, D, 2010, Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri, Cet. I,

Yogyakarta: Pelangi Publishing.

Zubaedi, 2012, Desain Pendidikan karakter, Konsepsi dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan,Cet.II, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Muslich, M, 2011, Pendidikan Karakter (Menjawab Tantangan Krisis

Multdimensional ), cet. 1. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmani, M, J, 2011, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Di

Sekolah, cet. 1. Yogyakarta: Diva Press.

Susilo Dwi K. R, 2012, Sosiologi Lingkungan, cet. III. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Berkowitz W. Marvin and Bier C. Melinda, 2007, What Works In Character

Education, Journal of Recearch in Character Education, 5(1), pp, 9-48.

Kamaruddin A. S, 2012, Character Education and Social Behavior, journal of

Education and Learning, vol.6(4) pp.223-230.

Jamaluddin, D, Pebruary, 2013, Character Education in Islamic Perspective,

International Journal Of Scientific & Tecnology Research Volume 2, Issue

2.

Page 269: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

249

Ruiz-Bernardo, Paola; Ferrandez-Berrueco, Reina & Sales-Ciges, Maria-

Auxiliadora , 2012. Application of the CIPP model in the study of factors

that promote intercultural sensitivity. RELIEVE, v. 18, n. 2, art. 4. DOI:

10.7203/relieve. 18.2.1993

Guidry O. Allen, 2008, Charcter Education Through a Reflective Moral Inquiry:

A Revised Modal that Answer Old Questions. Journal of Curriculum and

Instruction (JoCI), January 2008, Volume 2, Number 1.

Murphy T. Sheila, Frank B. Lauren, Moran B. Meghan & Woodley-Patnoe

Paula,......Involved, Transported, or Emotional? Exploring the

Determinants of Change in knowledge, Attitudes, and Behavior in

Entertainment-Education. Journal of communication ISSN 002-9916

Lisyarti, R, 2012, Pendidikan Karakter dalam metode, Aktif, Inovtif, dan

Kreatif, Penerbit: Erlangga

Irwan Djamal, Z, 2012, Prinsip-Prinsip Ekologi (Ekosistem, Lingkungan dan

sekitarnya), Penerbit: PT Bumi Aksara

Abyan, A, 1996, Fiqih Madrasah Tsanawiyah III (Penerbit: PT Karya Toha Putra

Semarang).

Rahmadi, T, 2013, Hukum Lingkungan Di Indonesia (Penerbit: Raja Grafindo

Persada).

Usman, H, 2011, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan) (Penerbit:

Bumi Aksara, Jakarta Timur).

Sanjaya, W, 2012, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses

Pendidikan) (Penerbit: Kencana Premada Media Group, Jakarta).

Tim Adiwiyata Tingkat Nasional, 2011, Panduan Adiwiyata (Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan)(Penerbit: Tim Adiwiyata)

Fathurrohman, P, et.all, 2013, Pengembangan Pendidikan Karakter (Penerbit:

Refika Aditama, Bandung).

SMP Negeri 4 Bantimurung, 2012, Kurikulum 2012/2013 (Disusun oleh: Dewan

Guru).

Page 270: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

250

Mulyasa, E. 2012, Manajemen Pendidikan Karakter (Penerbit: Bumi Aksara,

Jakatra).

Kemendiknas, 2011, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter ( Penerbit: Pusat

Kurikulum dan Perbukuan).

Page 271: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

131

Adapun struktur pembagian tugas mengajar di SMP Negeri 4 Bantimurung

terlihat dalam tabel berikut ini:

No Nama Guru/ NIP

Tugas

Mengajar

Tugas

Tambahan

Jmlh jam

mengajar/

Minggu

1 Drs.Sariman, M.Pd 19620310 198412 1 005 Matematika Kepala Sekolah 10 jam

2 Hj. Rohani. A.Md 19561220 198101 2 003 Matematika - 25 jam

3 Aisa Husa, S.Pd 19650413 198412 2 001 Matematika Ket.Rumpun

Mapel

25 jam

4 Arlina, S.Pd, M.Pd 19791205 200312 2 008 Matematika - 10 jam

5 Ernawati, S.Pd ----------- Matematika - 10 jam

6 Herna, S.Pd ----------- Matematika - 10 jam

7 Madina, S.Pd 19861218 201101 2 017 Matematika - 26 jam

8 Dra.Hj.Indo Tuwo 19581231 198303 2 101 Pendais Urs.Kesiswaan

Ket.Rumpun

Mapel

27 jam

9 Muh.Nasir, S.Ag ----------- Pendais - 24 jam

10 H. Mansyur Hasyim,

S.Ag

19550927 198801 1 001 Pendais - 15 jam

11 Rahmawati, S.Pd 19570906 198302 2 002 PKN - 24 jam

12 Nurjannah, S.Pd 19630621 198403 2 004 PKN Ket.Rumpun

Mapel

24 jam

13 Maemuna, S.Pd 19630807 198411 2 004 PKN Ka.

Perpustakaan

12 jam

14 Fatmawati, SE, M.Si ----------- PKN - 6 jam

15 Ramlah, S.Pd 19590318 198603 2 006 B.Indonesia Ket.Rumpun

Mapel

30 jam

16 Hj.Muliati, S.Pd 19690611 199103 2 008 B.Indonesia Urusan Humas 24 jam

17 St. Nurcaya, S.Pd 19641227 198512 2 004 B.Indonesia - 24 jam

18 Afrida.R, S.Pd 19700424 199412 2 006 B.Indonesia - 24 jam

19 Drs. H. Sainal 19640617 199702 1 002 B.Indonesia Ka.Lab.Bahasa 24 jam

20 Habibah, S.Pd 19661231 200604 2 076 B.Indonesia - 24 jam

21 Sata, S.Pd 19591231 198103 1 120 Bhs.Inggris Ket.Rumpun

Mapel

24 jam

22 Ganing 19570129 198103 1 007 Bhs.Inggris Urusan sarana

dan prasarana

24 jam

23 Hamsina, S.Pd 19691201 199203 2 011 Bhs.Inggris - 24 jam

24 Nirwana, S.Pd ----------- Bhs.Inggris - 8 jam

25 Basri Saleng, S.Pd GTT Bhs.Inggris - 20 jam

26 Hj.Nahariah.N,S.Pd 19640621 198411 2 002 IPA - 25 jam

27 Hj.Ilamming, S.Pd 19670605 199001 2 003 IPA Ket.Rumpun

Mapel

25 jam

28 Nurhayati, S.Pd 19660701 199203 2 010 IPA - 25 jam

29 Harding, S.Pd 19710323 199412 1 001 IPA Wakasek 15 jam

30 Rosdiana, S.Pd 19691013 199702 2 003 IPA Ka.Lab.Fisika 12 jam

31 Dahniar, S.Pd 19770613 200012 2 004 IPA Wakasek 12 jam

32 Hj.Hamdana, S.Pd 19610316 198301 2 004 IPS Wakasek 12 jam

Page 272: HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM …

132

33 Hajrah, S.Pd 19600818 198501 2 002 IPS - 24 jam

34 Dra. Hapida 19661231 200012 2 013 IPS - 25 jam

35 Dra. Darhani 19690715 199703 2 010 IPS Ket. Rump.

mapel

24 jam

36 Drs. Samsuddin

Wallu

19641231 200012 1 015 IPS - 24 jam

37 Drs. Aswaluddin 19670715 199802 1 004 Kesenian - 15 jam

38 Hj. Aida Rayara,

S.Pd

19681228 199303 2 012 Kesenian Ket. Rump.

Mapel

27 jam

39 Jaliah, S.Pd GTT Kesenian - 24 jam

40 Drs. Syahruddin 19641121 196903 1 011 Penjaskes Ket. Rump.

Mapel/Ur.

Kurikulum

24 jam

41 Nurdin 19571231 198303 1 201 Penjaskes - 24 jam

42 Makmur GTT Penjaskes - 18 jam

43 Dra. Hj. Rahmania, S 19610816 198303 2 017 Mulok/KR

T

Koord.

keterampilan

24 jam

44 Dra. Sazthabina R 19670825 199703 2 002 Mulok/KR

T

- 24 jam

45 Sufrianti Kaune,

S.Pd

GTT TIKOM Ket. Rump.

Mapel

18 jam

46 Mardiana, S.Pd 19730118 200502 2 002 B.

Konseling

8 ABCDEFGH -

47 Hasnah, S.Pd 19630715 198601 2 003 B.

Konseling

7 ABCDEFGH

48 Hartiah, S.Pd 19750704 200502 2 003 B.

Konseling

9 ABCDEFGHI

Jumlah 932 jam