pendidikan karakter

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Para siswa yang bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura adalah generasi penerus bangsa yang masih remaja. Mereka memerlukan banyak pembinaan sebagai persiapan menuju jenjang kedewasaan. Keberhasilan pembinaan mereka menjadi sumbangan yang amat besar dalam usaha membina generasi yang bermoral. Sebaliknya kegagalan dalam membina mereka merupakan suatu bibit bencana bagi kelansungan hidup bangsa. Pembinaan pelajar mempunyai makna penting, lebih- lebih pada akhir-akhir ini sering terdengar berbagai masalah terhadap pelajar tersebut, seperti perkelahian antar kelompok atau sekolah, kenakalan remaja, minum- minuman keras, berjudi, narkoba serta pergaulan bebas dan sebagainya. Keadaan ini semuanya menunjukkan kemerosotan moral di kalangan pelajar. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pendidikan karakter yang baik dari orang tua kepada pelajar. Dengan adanya pendidikan karakter yang baik dari orang tua tersebut, maka akan terwujud generasi muda yang bermoral. Melalui pendidikan karakter dari orang tua maka pelajar dapat memperoleh suatu citra tentang sosok pribadi muslim yang 1

Upload: julia-maerdhiya

Post on 12-Aug-2015

191 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PENDIDIKAN KARAKTER

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN KARAKTER

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Para siswa yang bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura adalah

generasi penerus bangsa yang masih remaja. Mereka memerlukan banyak

pembinaan sebagai persiapan menuju jenjang kedewasaan. Keberhasilan pembinaan

mereka menjadi sumbangan yang amat besar dalam usaha membina generasi yang

bermoral. Sebaliknya kegagalan dalam membina mereka merupakan suatu bibit

bencana bagi kelansungan hidup bangsa.

Pembinaan pelajar mempunyai makna penting, lebih-lebih pada akhir-akhir ini

sering terdengar berbagai masalah terhadap pelajar tersebut, seperti perkelahian

antar kelompok atau sekolah, kenakalan remaja, minum-minuman keras, berjudi,

narkoba serta pergaulan bebas dan sebagainya. Keadaan ini semuanya menunjukkan

kemerosotan moral di kalangan pelajar.

Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah

memberikan pendidikan karakter yang baik dari orang tua kepada pelajar. Dengan

adanya pendidikan karakter yang baik dari orang tua tersebut, maka akan terwujud

generasi muda yang bermoral. Melalui pendidikan karakter dari orang tua maka

pelajar dapat memperoleh suatu citra tentang sosok pribadi muslim yang yang dapat

dijadikan teladan dalam kehidupannya. Dengan demikian sangatlah penting

pendidikan karakter dari orang tua bagi pembinaan moral pelajar dalam kehidupan

mereka.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik membahas hal

tersebut dalam penelitian karya ilmiah ini. Untuk itu dipihlah judul penelitian karya

ilmiah ini: “Pengaruh Pendidikan Karakter dari Orang Tua terhadap Sikap Pelajar

dalam Pengamalan Moral di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura “

1

Page 2: PENDIDIKAN KARAKTER

B. Ruang Lingkup Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan ruang

lingkup masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan karakter dari orang tua bagi pelajar;

2. Sikap pelajar dalam pengamalan moral;

3. Pengaruh pendidikan karakter dari orang tua terhadap sikap pelajar dalam

pengamalan moral.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup masalah diatas dapat dikemukakan rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pendidikan karakter dari orang tua bagi pelajar di

Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura?

2. Bagaimanakah sikap pelajar dalam pengamalan moral pelajar di

Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura?

3. Bagaimanakah pengaruh pendidikan karakter dari orang tua terhadap sikap

pelajar dalam pengamalan moral di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pendidikan karakter dari orang tua bagi pelajar di Madrasah

Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura;

2. Untuk mengetahui sikap pelajar dalam pengamalan moral pelajar di Madrasah

Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura;

3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan karakter dari orang tua terhadap sikap

pelajar dalam pengamalan moral di kota Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Pura.

2

Page 3: PENDIDIKAN KARAKTER

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam kegiatan penelitian ini adalah:

1. Sebagai suatu kegiatan untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis

tentang masalah pendidikan karakter dari orang tua bagi pelajar, sikap pelajar

dalam pengamalan moral dan pengaruh pendidikan karakter dari orang tua

terhadap sikap pelajar dalam pengamalan moral;

2. Sebagai sumbangan bagai karya tulis tentang masalah pendidikan karakter dari

orang tua bagi pelajar, sikap pelajar dalam pengamalan moral dan pengaruh

pendidikan karakter dari orang tua terhadap sikap pelajar dalam pengamalan

moral;

3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi orang orang tua dan orang-orang yang

terlibat dalam kegiatan tersebut, sehingga diwujudkan dalam pengamalan moral

yang lebih baik pada pelajar.

3

Page 4: PENDIDIKAN KARAKTER

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Teori

1. Pengertian Pendidikan dan Karakter

Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto sebagimana dikutip oleh Anwar

Pendidikan ialah "Segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak

untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan."1

Menurut KBBI (1997:232) “ pendidikan adalah proses pengubahan sikap orang

atau tata laku seorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan proses, cara mendidik.”

Dari kedua defenisi di atas dapat diketahui bahwa pendidikan terjadi antara -

Orang dewasa dengan orang belum dewasa (anak-anak). Pendidikan berlangsung

melalui proses-proses Semua langkah-langkah dalam proses pendidikan

mempunyai tujuan-tujuan yan terjadi interaksi edukasi.

Menurut KBBI (1997:444) “karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau

budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain.”

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap

individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,

bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa

membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan

yang ia buat. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan

nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan

pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki

kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu

bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas,

namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi

bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur

bangsa serta agama.2

1 Anwar, Saepul,“Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam“, hlm 12 http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-anak/dampak-pendidikan-karakter-

terhadap-akademi-anak/

4

Page 5: PENDIDIKAN KARAKTER

2. Pendidikan Karakter dari Orang Tua

Berbagai tanggung jawab besar harus dipikul para orang tua atas pendidikan

anak, baik yang berkenaan dengan iman, moral, mental jasmani maupun rohani.

Tak diragukan bahwa tanggung jawab tersebut merupakan tanggung jawab yang

paling besar dalam pendidikan anak. Orang tua yang baik tentu akan mencari

berbagai metode yang lebih efektif, seperti dengan keteladanan, kebiasaan,

memberikan mandat, memberikan nasehat, memberikan perhatian dan hukuman.

Mencari kaidah-kaidah pendidikan karakter yang berpengaruh dalam

mempersiapkan anak secara mental dan motal, saintikal, spiritual dan etos sosial,

sehinggga dapat mencapai kematangan yang sempurna. Diantara cara-cara praktis

yang patut digunakan oleh keluarga untuk menanamkan semangat pengamalan

moral pada anak dengan cara :

Memberikan teladan yang baik kepada mereka tentang kekuatan iman kepada Allah dan berpengaruh pada ajaran-ajaran agama dalam bentuk yang sempurna dalam waktu tertentu, membaiasakan mereka menunaikan syiar-syiar agama semenjak kecil sehingga penuaian itu menjadi kebiasaan yang mendarah daging, mereka melakukannya dengan kemauaan sendiri dan merasakan tentram sebab mereka melakukannya, menyiapkan suasana agama dan spiritual yang sesuai dirumah dimana mereka berada.3

Namun dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah pendidikan karakter dari

orang tua. Pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan secara individu dan

sosial dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan kebebasan

individu itu sendiri.4

Secara sederhana pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang Anda

lakukan yang mempengaruhi karakter anak-anak yang Anda ajar. Namun secara

lebih fokus, kita lihat seperti yang diutarakan Dr Thomas Lickona mengenai

definisi Pendidikan Berkarakter, bahwa “pendidikan berkarakter adalah usaha

sengaja untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan

nilai-nilai etika inti.” Dalam bukunya, Educating for Character,1 Dr Lickona

menegaskan bahwa “Ketika kita berpikir tentang jenis karakter yang kita inginkan

bagi anak-anak kita, jelas bahwa kita ingin mereka bisa menilai apa yang benar, 3 Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: Al Husna, 1986), hlm 374 Baca : Koesoema, Doni, Pendid ikan Karakter Strategi Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm 194, dari www.pendidikankarakter.org , akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB

5

Page 6: PENDIDIKAN KARAKTER

peduli secara mendalam tentang apa yang benar, dan kemudian melakukan apa

yang mereka yakini untuk menjadi benar bahkan dalam menghadapi tekanan dari

luar dan godaan dari dalam”.

Dalam hal ini Indonesia Heritage Foundation merumuskan nilai-nilai yang

patut diajarkan kepada anak-anak untuk menjadikannya pribadi berkarakter. Ratna

Megawangi menamakannya "9 Pilar Karakter", yakni

1. cinta Tuhan dan kebenaran; 2. bertanggung jawab, berdisiplinan, dan mandiri; 3. mempunyai amanah; 4. bersikap hormat dan santun; 5. mempunyai rasa kasih sayang, kepedulian, dan mampu kerja sama; 6. percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah; 7. mempunyai rasa keadilan dan sikap kepemimpinan; 8. baik dan rendah hati; 9. mempunyai toleransi dan cinta damai.5

Pendidikan karakter bukanlah sebuah mata pelajaran yang harus dihafal.

Pendidikan karakter merupakan keseluruhan proses pendidikan yang dialami

seorang pelajar sebagai pengalaman pembentukan kepribadian melalui memahami

dan mengalami sendiri nilai-nilai, keutamaan-keutamaan moral, nilai-nilai ideal

agama, nilai-nilai moral Pancasila, dan sebagainya.

“…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti

(kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu

tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak

kita..” 6

Orang tua yang gemar bekerja keras, disiplin, setiap pada nilai-nilai moral,

agama, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan akan membantu

pembentukan karakter seorang siswa. Demikian pula guru yang terbuka, dedicated,

jujur dan adil atau masyarakat dan negara yang menjunjung tinggi kebebasan,

demokrasi, multikulturalisme, keadilan sosial, dan sebagainya. Inilah lingkungan

yang kondusif bagi pembentukan karakter.

5 http://narashelley.multiply.com/journal/item/8/Pendidikan_Karakter, akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB6 http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/30/14263248/pendidikan karakterharus holistik , akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB

6

Page 7: PENDIDIKAN KARAKTER

Dalam konteks pembimbingan orang tua terhadap remaja, ada tiga jenis pola

asuh yang dapat diterapkan oleh orang tua, yaitu:

a. Pola asuh “bina kasih” (induction)

b. Pola asuh “unjuk kuasa” (power assertion)

c. Pola asuh “lepas kasih” (love withdrawal).7

Untuk kepentingan anak seharusnya orang tua memberikan pendidikan yang

bisa diterima anak tanpa merasa terpaksa. Ingat, proses pendidikan adalah wahana

untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak, yang awalnya tidak tahu

menjadi tahu. Ketika kita ingin semua murid atau anak kita pintar secara akademik,

tanpa melihat potensi yang lain, itu sama saja dengan mendidiknya secara keras.

Itulah kiranya yang tidak harus dilakukan oleh orang tua ketika mengelola anak-

anak untuk kemajuan bangsa pada masa mendatang.8

Oleh karena itu Islam mengakui adanya metode pendidikan dengan cara

keteladanan yang diberikan oleh orang tua. Allah berfirman:

Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullulah itu suri tauladan

yang baik”9 (Q.S al Ahzab : 21 )

Pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan baik yang merupakan sifat wajib

Rasul yaitu Siddiq, amanah, tabligh dan fathanah. Jika empat sifat ini bisa di

ajarkan oleh orang tua maka diharapakan karakter pada anak juga akan baik.

Ada pepatah mengatakan, ”Jika engkau ingin melihat masa depan suatu bangsa,

maka lihatlah kondisi generasi penerusnya hari ini”. Oleh karena itu pembentukan

karakter terbaik pada anak menjadi hal yang sangat penting karena anak merupakan

generasi penerus yang akan melanjutkan eksistensi bangsa. Berbagai pendapat dari

banyak pakar pendidikan anak menyatakan bahwa terbentuknya karakter

kepribadian manusia ditentukan oleh faktor nature dan nurture.

Pengaruh nature yaitu pengaruh alami atau yang dikenal sebagai fitrah. Agama

mengajarkan bahwa setiap manusia yang lahir memiliki fitrah mencintai kebaikan.

Di dalam sebuah hadist Qudsi digambarkan bahwa manusia dilahirkan dalam

keadaan fitrah (suci), seperti yang diriwayatkan oleh Muslim, Allah SWT

7 Asrori, Muhammad, Psikologi Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2007), hlm. 1218 http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/30/14263248/pembentukan.karakter, akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB9 Departemen Agama RI, Al Qur’an Terjemahan, (Jakarta: 1982), hlm 498

7

Page 8: PENDIDIKAN KARAKTER

berfirman: ”Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hambaku dalam keadaan

lurus, suci dan bersih. Kemudian datanglah setan-setan yang menggelincirkan

mereka dan menyesatkannya dari kebencian agama mereka. Dan setan-setan pun

telah mengharamkan segala sesuatu bagi mereka apa-apa yang telah Aku halalkan.”

Namun, faktor nature atau fitrah bersifat potensial atau belum termanifestasikan

ketika manusia dilahirkan,maka dibutuhkan faktor lain untuk mendukung

pembentukan karakter kepribadian seseorang yaitu faktor lingkungan.

Pengaruh nurture yaitu faktor lingkungan. Lingkungan mempunyai peranan

dalam mempengaruhi perkembangan karakter pada anak-anak. Seorang anak

telahir untuk memiliki fitrah yang baik, tetapi jika lingkungan sekitarnya kurang

mendukung maka potensi fitrah yang baik tersebu tidak akan terbentuk dan justru

memunculkan karakter-karakter yang bertentangan dengan fitrah manusia. Oleh

karena itu, pendidikan karakter sejak usia anak-anak sangat penting untuk

membentuk karakter kepribadian seseorang yang tentunya sebagai unsur terkecil

pembentuk bangsa, kualitas SDM tersebut juga akan membentuk karakter

kepribadian bangsa itu.

Perilaku keseharian orang tua yang dirasakan anak termasuk hal yang

memiliki batas pengaruh tersendiri di dalam jiwa dan kepribadian anak. Sigmun

Fred sebagaimana dikutip Juniar (2007, Keteladanan Orang Tua dan Hubungan

dengan Minat Membaca Al-Quran bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung

Pura) mengatakan bahwa :” keberagaman anak terpola dengan tingkah laku

bapaknya, pengaruh ini oleh Sigmun Fred disebut Father Image. Jadi Baik

buruknya citra bapak akan mempengaruhi sikap keberagaman anak.10

Anak akan tumbuh dalam kebaikan kan terdidik dalam keutamaan akhlak

jika ia melihat kedua orang tuanya memberikan pendidikan karakter yang baik.

Penulis beranggapan bahwa pendidikan karakter yang baik dari orang tua

merupakan faktor yang sangat memberikan bekas dalam memperbaiki anak,

memberi petunjuk dan mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang

secara bersama-sama mengembangkan kehidupan.

Dengan demikiaan, perlu diketahui oleh para orang tua bahwa pendidikan

karakter adalah penopang dalam meluruskan kenakalan anak. Bahkan merupakan

10 Hamid, Abdullah Muhyadin, Kegelisahan Rasulullulah Mendengar Tangis Anak, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1990), hlm. 205

8

Page 9: PENDIDIKAN KARAKTER

dasar dalam meningkatkan keutamaan, kemuliaan dan etika sosial yang terpuji.

Tanpa memberikan teladan yang baik, pendidikan anak tidak akan berhasil dan

nasehat tidak akan berpengaruh.

3. Sikap Siswa dalam Pengamalan Moral

Salah satu satu hal penting bagi siswa dalam pelaksanaan moral di

masyarakat adalah sikap. J.T Lobby Loekmono mengemukakan tentang sikap

sebagai berikut :

Sikap merupakan kecenderungan di dalam diri subjek untuk menerima atau menolak sesuatu berdasarkan penilaian. Sikap ada hubungannya dengan perasaan dan pengalaman. Bila pengalaman yang diperoleh menimbulkan perasaan aman dan senang, maka akan timbul pola-pola sikap tertentu yang cenderung akan selalu diulang dan dipertahankan; sebaliknya bila pengalaman yang diperoleh tidak menimbulkan rasa senang dan aman, maka sikap yang akan ditunjukkan adalah menolak atau menghindari.11

W.J Thomas sebagimana dikutip oleh J.T Lobby Loekmomo memberi

batasan “Sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukanm perbuatan-

perbuatan nyata ataupun mungkin akan terjadi di kegiatan-kegiatan sosial.”12

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa sikap merupakan suatu

kesadaran indivudu terhadap sesuatu perbuatan yang akan dilakukannya.

Kesadaran tersebut merupakan hasil penilaian dengan berdasarkan pengalaman

dan perasaan. Bila pengalaman yang diperoleh menimbulkan rasa senang dan

aman, maka timbullah tindakan menerima atau mempertahankannya. Pola-pola

sikap tertentu akan terus dipertahankan. Sebaliknya bila pengalaman yang

diperoleh tidak meni,bulkan perasaan senang dan aman, maka sikap yang

ditunjukkan akan menolak dan menghindarinya.

Istilah moral berasal dari bahasa Latin “mores” yang artinya tata cara dalam

kehidupan, adat istiadat, atau kebiasaan. Moral pada dasarnya merupakan

rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi. Moralitas

merupakan aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan

kehidupan sosial secara harmonis, adil dan seimbang.13

11 Loekmono, J.T. Lobby, Belajar Bagaimana Belajar, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1994), hlm. 44

12 Ahmad, Abu, Psikologi Sosial Cet VII, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1985), hlm 5213 Asrori, Muhammad, Psikologi Pembelajaran, (Bandung : CV Wacana Prima, 2007), hlm. 155

9

Page 10: PENDIDIKAN KARAKTER

Merurut KBBI (1997:665) “moral adalah baik buruk yang diterima umum

mengenai perbuatan, sikap kewajiban dan sebagainya.”

Mitchell telah meringkaskan lima perubahan dasar dalam moral yang harus

dilakukan oleh remaja yaitu:

d. pandangan moral individu semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang konkret;

e. Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan;

f. Penilaian moral menjadi semakin kognitif. Ia mendorong remaja lebih berani menganalisis kode sosial dan kode pribadi dari pada masa anak-anak dan berani mengambil keputusan terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya;

g. Penilaian moral menjadi kurang egosentris;h. Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa

penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis.14

Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu:

a. Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum.b. Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode moral

sebagai kode prilaku.c. Melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri.15

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2006 yang berisikan Standar

Kelulusan Siswa yang mengarah pada pendidikan karakter bagi seorang pelajar

yaitu:

1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja

2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya

3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya

4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial 5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial

ekonomi dalam lingkup global6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis,

kreatif, dan inovatif7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam

pengambilan keputusan

14 http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-psikologi-tentang-moral-dan.html akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB15 http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-psikologi-tentang-moral-dan.html akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB

10

Page 11: PENDIDIKAN KARAKTER

8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri

9. Menunjukkan sikap kompetitif & sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial12. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara

demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia13. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya14. Mengapresiasi karya seni dan budaya15. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.16. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan

lingkungan.17. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.18. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di

masyarakat.19. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain.20. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan

estetis.21. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam

bahasa Indonesia dan Inggris.22. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi

Hal ini berarti permerintah sangat memberikan perhatiannya terhadap

pendidikan karakter bagi pejalar agar terwujud generasi yang bermoral.

Seharusnya sekolah tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual saja

tetapi juga membentuk kecerdasan dalam aspek emosional, spiritulitas dan sosial

pada diri pelajar sehingga pelajar juga memiliki kemampuan untuk dapat

berinteraksi sosial dengan dunia luar dan tidak terpenjara oleh belenggu sekolah.16

B. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan

penelitian. Hipotesis secara bahasa adalah dugaan sementara atau jawaban

sementara. Hipotesis adalah suatu hal sering dipermasalahkan dalam kegiatan

penelitian.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan

sementara tentang hubungan dua variabel atau lebih. Benar atau tidaknya

pernyataan tersebut kan diuji berdasarkan hasil penelitian. Hasil pengujian ini akan

menjadi kesimpulan pokok dari kegiatan penelitian yang dilakukan.

16 www.hupelita.com akses akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB

11

Page 12: PENDIDIKAN KARAKTER

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ” pendidikan

karakter dari orang tua berperangaruh positif terhadap sikap siswa dalam

pengamalan moral pelajar MAN 2 Tanjung Pura”.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

12

Page 13: PENDIDIKAN KARAKTER

A. Metode Penelitian

Setiap penelitian harus didukung oleh data-data untuk yang akan dianalisis. Untuk

itu diperlukan metode dalam penelitiannya.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Halini sesuai dengan pena\dapat

Surakhman dalam Dewi (2002 : 9) mengatakan,

”Penelitian Deskriptif merupakan penelitian yan bertujuan dalam pemecahan

masalah yang ada pada sekarang. Data yang di dapat di lapangan dianalisis dan

diinterprestasikan. Hasil dari analisis dan interprestasi data ini akan diperoleh

kesimpulan-kesimpulan penelitian.”

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Tanjung Pura jalan Tengku Amir Hamzah

No. 94 Kecamatan Tanjung Pura.

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 10-17 Juni 2010.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Adapun populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pelajar di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura yang

berjumlah 732 orang. Dari jumlah populasi tersebut diambil 40 orang untuk dijadikan

sampel penelitian. Penarikan sampel dilakukan secara random sampling di tiga belas

kelas yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura.

D. Instrument Pengumpul Data

Untuk mendapatkan data penelitian yang dibutuhkan, dilakukan dengan beberapa

metode :

1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap lokasi

penelitian, berkenaan dengan keadaan sarana dan fasilitas di sekolah ini.

2. Angket, yaitu dengan memberikan seperangkat item pertanyaan terhadap siswa

sampel penelitian berkenaan dengan pengaruh pendidikan karakter dari orang tua

terhadap sikap siswa dalam pengamalan moral.

3. Library reseach, yaitu dengan melakukan penganalisisan terhadap buku-buku yang

di tulis oleh pakar pendididikan karakter dan pengamalan moral

13

Page 14: PENDIDIKAN KARAKTER

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian ini, maka kita perlu dilakukan

teknik pengumpulan data, yaitu menggunakan non tes. Teknik non tes dalam penelitian

ini menggunakan angket untuk mengumpulkan data pendidikan karakter dari orang tua

dan sikap pelajar dalam pengamalan moral. Bentuk angket adalah angket tertutup, yaitu

dengan menyediakan jawaban untuk setiap pertanyaan. Untuk aspek pendidikan

karakter dari orang tua untuk jawaban “ya” diberi nilai 3, jawaban “tidak” diberi nilai 2

dan jawaban “kadang-kadang” diberi nilai 1. Untuk aspek sikap siswa dalam

pengamalan moral untuk jawaban “sering-sering” diberi nilai 3, jawaban “kadang-

kadang” diberi nilai 2 dan jawaban “sangat jarang” diberi nilai 1.

F. Teknik Analisis Data

Angket yang penulis berikan kepada responden siswa ternyata semua telah penulis

terima kembali dengan jawaban yang beragam, sehingga semua datanya dapat penulis

olah. Pengolahan data hasil angket adalah dengan cara menghitung persentase dari dua

puluh pertanyaan yang dibagi atas dua aspek penilaian yaitu pendidikan karakter dari

orang tua dan sikap siswa dalam pengamalan moral. Dengan menggunakan rumus

Gullo (1981:19)

P = F/N x 100%

Keterangan :

P = persentase

F = jumlah frekuensi

N = jumlah sampel/responden

% = persentasi jumlah

Untuk menentukan taraf pengaruh pendidikan karakter dari orang tua terhadap

sikap siswa dalam pengamalan moral siswa di MAN 2 Tanjung Pura, digunakan skala

evaluasi menurut Arikunto (1998:201) :

80% - 100% = sangat baik

70% - 79% = baik

60% - 68% = cukup

50% - 59% = kurang baik

14

Page 15: PENDIDIKAN KARAKTER

< 40% = sangat kurang baik

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA PENELITIAN

A. Pendidikan Karakter dari Orang Tua

Sebagaiman telah diuraikan pada bagian metode penelitian, bahwa alat yang

digunakan untuk mendapatkan data adalah angket dengan 20 soal. 10 soal pertama

15

Page 16: PENDIDIKAN KARAKTER

mengenai pendidikan karakter dari orang tua kemudian 10 soal selanjutnya mengenai

sikap siswa dalam pengamalan moral

Dari hasil angket penelitian yang telah diberikan kepada 40 responden untuk aspek

pendidikan karakter dari orang tua diperoleh data sebagai berikut :

No Variasi jawaban F %

1 Ya 267 66.75

2 Tidak 52 13

3 Kadang-kadang 82 20.5

Jumlah 40 100

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa 267 (66.75%) responden

menyatakan bahwa ya orang tua menjadi teladan bagi kehidupan. Dari skala evaluasi

yang telah dikemukakan Arikunto maka didapat dikategorikan cukup.

B. Sikap Siswa Dalam Pengamalan Moral

Dari hasil angket penelitian yang telah diberikan kepada 40 responden untuk aspek

sikap siswa dalam pengamalan moral diperoleh data sebagai berikut :

No Variasi jawaban F %

1 Sering 249 62.25

2 Kadang-kadang 111 27.75

3 Sangat jarang 40 10

Jumlah 400 100

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa 249 (62.25%) responden

menyatakan bahwa sering dalam pengamalan moral. Dari skala evaluasi yang telah

dikemukakan Arikunto maka didapat skala evaluasi cukup.

BAB V

PENUTUP

Pembahasan dalam bab ini merupakn bahasan yang terakhir dalm penelitian ini.

Dalam bab ini dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai inti pembahasan terhadap

16

Page 17: PENDIDIKAN KARAKTER

objek pokok masalah yang diteliti. Selanjutnya dikemukakan dalam beberapa saran

yang berhubungan erat dengan pokok kaitan masalah dalam penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan dari hasil pembahasan terhadap pokok pembahasan dalam

karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan karakter dari orang tua terhadap siswa MAN 2 Tanjung Pura secara

umum sudah cukup baik, di mana para siswa umumnya menyenangi orang tua

mereka dan menjadi contoh dalam kehidupan mereka.

2. Pengamalan moral yang dilakukan siswa MAN 2 Tanjung Pura secara umum telah

dilaksanakan dengan cukup baik, sehingga dapat membina pribadi mereka dengan

lebih baik.

3. Pendidikan karakter dari orang tua telah memeberikan pengaruh positif terhadap

sikap siswa dalam pengamalan moral bagi para siswa MAN 2 Tanjung Pura.

B. SARAN

Adapun saran-saran penulis sehubungan dengan pokok bahasan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Hendaknya orang tua memberikan pengajaran dan dorongan kepada anaknya

untuk bersikap dan bermoral yangbaik

2. Hendaknya orang tua dapat mengarahkan dan mengawasi anak-anaknya agar

senantiasa melaksanakan berbagai ajaran agama Islam sebagai salah pelaksanaan

moral dalam kehidupan

3. Hendaknya siswa dapat mengaktualisasikan ajaran pendidikan dari orang tua

dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1985. Psikologi Sosial Cet VII. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Anwar, Saeful. Tanpa Tahun. “Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam”.

17

Page 18: PENDIDIKAN KARAKTER

Arikunto, Suharsimi. 2998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asrori, Muhammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Departemen Agama RI. 1982. Al Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta.

Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Koesoema, Doni. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Pendidikan Anak Bangsa.

Jakarta: Grasindo.

Hamid, Abdullah Muhyadin. 1990. Kegelisahan Rasulullulah Mendengar Tangis Anak.

Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Langgulung, Hasan. 1986. Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Al Husna.

Loekmono, J.T. Lobby. 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: PT BPK Gunung

Mulia.

Situs-situs

www.pendidikankarakter.org

www.hupelita.com

http://narashelley.multiply.com/journal/item/8/Pendidikan_Karakter

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/30/14263248/pembentukan.karakter

http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-psikologi-tentang-moral-dan.html

http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-anak/dampak-pendidikan-

karakter-terhadap-akademi-anak/

18