laporan hasil penelitian cendawan

25
Laporan Hasil Penelitian Cendawan di Daerah Tangerang Disusun oleh: Adam Solenel (1400810059) Charles (1400810049) Dika Widi Arianto (1400810040) Dominikus Adhitya P (1400810055) Jurusan Bioteknologi dan Neuroscience Fakultas Ilmu Hayati Surya University Serpong 2016

Upload: jonathan-liau

Post on 11-Jul-2016

89 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Deskripsi mengenai cendawan di sekitar Tangerang Selatan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

Laporan Hasil Penelitian Cendawan di Daerah Tangerang

Disusun oleh:

Adam Solenel (1400810059)

Charles (1400810049)

Dika Widi Arianto (1400810040)

Dominikus Adhitya P (1400810055)

Jurusan Bioteknologi dan Neuroscience

Fakultas Ilmu Hayati

Surya University

Serpong

2016

Page 2: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

I. Pendahuluan

Indonesia adalah negara dengan kepemilikan pulau sebanyak 17.500 pulau yang

terbentang luas sepanjang garis khatulistiwa. Hal tersebut menempatkan Indonesia sebagai

negara ketiga dengan jumlah keanekaragaman hayati terbesesar setelah Brazil dan Kongo.

Kekayaan flora dan fauna Indonesia dapat meningkat seiring dengan jenis flora dan fauna

yang terus ditemukan1. Jamur adalah salah satu jenis flora yang banyak ditemukan di

Indonesia hal tersebut di dukung dengan topografi Indonesia yang memiliki lingkungan yang

relatif lembab dan basah sehingga cocok sebagai tempat pertumbuhan jamur, saat ini

diperkirakan diversitas jamur mencapai 1,5 juta spesies di dunia dan 200.000 di antaranya

ditemukan di Indonesia2,3, tetapi tidak seluruh spesies jamur tersebut telah di identifikasi

sehingga tidak ada kepastian mengenai jumlah spesies jamur di Indonesia. Di lain pihak

jamur memiliki peran penting sebagai dekomposer alami dalam alam dan memiliki khasiat

yang berguna bagi mahkluk hidup khususnya manusia4. Sebagai negara dengan tingkat

keanekaragaman hayati yang tinggi penelitian mengenai kenanekaragaman jamur di

Indonesia masih sangat terbatas dan disamping itu laju penurunan keanekaragaman hayati

berjalan sangat cepat baik yang disebakan oleh bencana alam dan ulah manusia.

Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keaneragaman spesies

jamur baik maksrokopis dan mikroskopis dengan tujuan menjaga dan memberikan

pengetahuan lebih kepada masyarakat mengenai pentingnya jamur dalam siklus hidup di

alam dan khasiatnya bagi makhluk hidup.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengoleksi cendawan dari

lokasi yang telah ditentukan, yaitu di taman kota 2 dan 1 BSD dan di taman kota kehati

Jombang. Setelah itu dilakukan identifikasi jamur menggunakan buku identifikasi yang telah

disediakan

Page 3: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

II. Metodologi

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 09, 19, dan 23 Februari 2016 di taman kota 2 BSD,

taman kota 1 BSD, dan taman kota kehati Jombang. Sebelum melakukan pengamatan dan

pengoleksian jamur dilakukan pembagian kelompok sebanyak 3 kelompok besar dimana

setiap kelompok telah memiliki lokasi masing-masing untuk melakukan pengamatan dan

pengoleksian jamur secara eksploratif. Pengamatan dan pengoleksian jamur dilakukan

dengan cara pengambilan gambar disertai pengukuran lalu dicatat siapa yang menemukan

dan habitat jamurnya. Pengoleksian jamur dilakukan dengan hati-hati agar mendapatkan

tubuh buah jamur secara utuh sehingga dibutuhkan kertas koran dan kantong plastik

sebagai wadah jamur. Setelah kegiatan eksplorasi pengamatan dan pengoleksian jamur

selesai dilakukan identifikasi jamur dengan menggunakan jurnal hasil penelitian jamur

dengan judul Cara koleksi, karakter makroskopis dan mikroskopis Agaricales yang di tuis

oleh Atik Retnowati (tanpa tahun). Identifikasi jamur dilakukan secara makroskopis dan

mikroskopis. Makroskopis terdiri atas tudung buah (pileus), bilah (lamellae), dan batang

(stipe). Mikroskopis yaitu warna spora dengan menggunakan KOH.

III. Hasil dan Pembahasan

No Foto Literatur Foto Lapangan Morfologi

1 Dugaan Spesies: Agaricus tri sulphuratus Pileus (Warna Orange)Dari atas: MembundarDari samping: HemisphericalBentuk pusat: Slightly depressedAspek tepi: StraightBentuk tepi: Undulate

Lamellae (2 series of lamellulae)Bentuk: MenggelendutCara menempel: AdneksaLamella edge: Even or entire

StipePenyisipan: PusatBentuk & Struktur: membuluhBagian bawah: Dengan rizomorf

Sifat dapat dimakan: Tidak diketahuiSubstrat: TanahFungsi:Tidak diketahui

http://libutron.tumblr.com/post/80696633512/agaricus-trisulphuratus-agaricales-from-ko

Page 4: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

2 Dugaan Spesies: Mycena strobilinoides

www.rogersmushrooms.com/gallery//DisplayBlock~bid~6512~source~gallerychooserresult.asp

Pileus (Warna Coklat)Dari atas: MembundarDari samping: HemisphericalBentuk pusat: Slightly depressedAspek tepi: StraightBentuk tepi: Undute

Lamellae (3 series of lamellulae)Bentuk: MenggelendutCara menempel: AdneksaLamella edge: Eroded

StipePenyisipan: PusatBentuk & Struktur: Menyempit di bagian atas & membuluhBagian bawah: Subbulbous

Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan5

Substrat: TanahFungsi: Berperan penting dalam dekompoposisi material tanaman5

3 Dugaan Spesies: Hohenbuehelia fluxilis

Jensen, D.B et al. 2003

Pileus (Warna Putih)Dari atas: Rounded flabelliformDari samping: Cembung rataBentuk pusat: Slightly depressedAspek Tepi: StraightBentuk tepi: Exceeding lamellae

Lamellae (3 series of lamellulae)Bentuk: MembusurCara menempel: MenggalaLamella edge: Undunate

Sifat dapat dimakan: Tidak diketahuiSubstrat: Batang kayu matiFungsi:Saprofit dan menangkap nematoda dengan miselium untuk memperoleh nitrogen6

Dugaan Spesies: Cyathus striatus

Page 5: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

(Hall, I.R et al)

Pileus (Warna Hitam)Dari atas: MembundarDari samping: Applanate

Lamellae tidak jelas

StipeDari atas: Pusat

Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakanSubstrat: Batang pohon mati7Fungsi: Saprofit7 Ciri khusus: Pada bagian tengah nampak seperti telur. Memantulkan tetesan air hujan untuk menyebarkan spora.7

4 Dugaan Spesies: Inocybe geophylla

http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~6436~source~gallerychooserresult.asp

Pileus (Warna Putih)Dari atas: MembundarDari samping: Cembung rataBentuk pusat: SubumbonateAspek tepi: StraightBentuk tepi: Undulate

Lamellae (2 series of lamellulae)Bentuk: Agak menggelendutCara menempel: AdneksaLamela edge: Even or entire

Stipe (Warna Putih)Penyisipan: PusatBentuk & Struktur: SolidBagian bawah: Subbulbous

Sifat dapatt dimakan: Beracun8

Susbstrat: TanahFungsi: Sebagai obat8

5 Dugaan Spesies: Melanotus horizontalis

Page 6: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

http://www.mycokey.com/MycoKeySolidState/species/Melanotus_horizontalis.html

Pileus (Warna Putih Kecoklatan)Dari atas: Rounded flabelliformDari samping: Plano-concaveBentuk pusat: SlightlydepressedAspek tepi: StraightBentuk tepi: Eroded

Lamellae (2 Series of lamellulae)Dilihat dari bawah: IntervenoseBentuk: Agak menggelendutCara menempel: MenggalaLamella edge: Undulate

Tidak ada stipe

Sifat dapat dimakan: Tidak diketahuiSubstrat: Batang kayu matiFungsi: Saprobik pada kayu mati9

6 Dugaan Spesies: Polyporus alveolaris

http://www.messiah.edu/oakes/fungi_on_wood/poroid%20fungi/species%20pages/Polyporus%20alveolaris.htm

Pileus (Warna Putih Kecoklatan)Dari atas: Rounded flabelliformDari samping: Cembung rata

Lamellae (Porose)

Tidak ada stipe

Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan10

Substrat: Batang kayu matiFungsi: Sebagaia senyawa antifungal11

7 Dugaan Spesies: Lenzites betulina

Page 7: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

(Hall, I.R et al)

Pileus(Warna Coklat Muda)Dari atas: Rounded flabelliformDari samping: Cembung rata

Lamellae (Porose)

Tidak ada stipe

Ciri khusus: Dimidate*

Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan12

Substrat: Batang kayu dekat tanahFungsi: Bermanfaat sebagai antifungall13

8 Dugaan Spesies: Cortinarius pulchellus Morfologi

http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~5438~source~gallerychooserresult.asp

Pileus (Warna Coklat)Dari atas: MembundarDari samping: ApplanateBentuk pusat: DepressedAspek Tepi: Exceeding lamellaeBentuk tepi: Eroded

Lamellae (3 series of lamellulae)Dari bawah: FurcateBentuk: Agak menggelendutCara menempel: BergubangLamellae edge: Eroded

StipePenyisipan: PusatBentuk & Struktur: Meyilinder & StuffedBagian bawah: Rizomorf

Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan14

Substrat: TanahFungsi: Tidak diketahui

9 Dugaan Spesies: Phellinus nigricans

Page 8: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~6606~source~gallerychooserresult.asp

Pileus (Warna Coklat Keputihan)Dari atas: Rounded flabelliformBentuk tepi: Lurus

Tidak ada lamellae

StipePenyisipan: Lateral & reduced

Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan14

Substrat: Batang kayu matiFungsi: Sebagai antioksidan14

10 Dugaan Spesies: Ganoderma lingzhi

(Mortimer et al. 2014)

Pileus (Warna Coklat putih)Dari atas: Rounded flabelliformBentuk tepi: Lurus

Tidak ada lamellae

Tidak ada stipe

Sifat dapat dimakan: Dapat dimakan15

Substrat: Batang kayu matiFungsi: Sebagai bahan medis15

11 Dugaan Spesies: Pluteus lutevirens

http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~6661~gid~~source~gallerydefault.asp

Pileus (Warna kuning)Dari atas: MembundarDari samping: Cembung rataBentuk pusat: DepressedAspek tepi: StraightBentuk tepi: Crenulate

Lamellae (3 series of lamellulae)Dari bawah: MenggarpuBentuk: MenggelendutCara menempel: Memisah

StipePenyisipan: MenyampingBentuk & Struktur: Menyilinder & Stuffed

Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan16

Substrat: Batang kayu mati

Page 9: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

Fungsi: Tidak diketahui

12 Dugaan Spesies: Russula elegans

http://www2.muse.it/russulales-news/tx_photos.asp?index=5476

Pileus (Warna Coklat Keputihan)Dari atas: MembundarDari samping: Cembung rataBentuk pusat: Slightly depressedAspek tepi: StraightBentuk tepi: Appendiculate

LamellaeBentuk: TransvernoseDari bawah: MenggarpuBentuk: MemiteCara menempel: Bebas

SporaBulat kehitaman

StipePenyisipan: PusatBentuk & Struktur: Membuluh yang meluasBagian bawah: Rizomorf

Sifat dapat dimakan: Beracun, berbau seperti buah17

Substrat: TanahFungsi: Tidak di ketahui

13 Dugaan Spesies: Lycoperdon pyriforme

(Conte et al. 2008)

Pileus (Warna Cokalt muda)Dari atas: MembundarBerdaging

LamellaeDilihat dari bawah: AnastomisWarna spora: Coklat kekuningan

StipePanjang: 3cmDiameter: 1cmBentuk & Struktur: SolidBagian bawah: Rizomorf

SporaWarna : transparan kekuninganBentuk : lonjong

Sifat dapat dimakan: Hanya jamur muda yang dapat

Page 10: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

dimakan18

Substrat: TanahFungsi: Sebagai olahan makanan18

14 Dugaan Spesies: Fomes fomentarius

http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~5928.asp

Pileus (Warna Hitam coklat putih)Dari atas: MengginjalBentuk tepi: Lurus

Tidak ada lamellae

StipePenyisipan: Lateral & reduced

Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakanSubstrat: Batang kayu keras, sebagai saprofit dan parasit. Penyebab white rot19,20

Fungsi: Sebagai obat-obatan seperti obat kanker dan diare, pengganti arang20)

Ciri khusus: Memiliki bentuk dan corak berbeda-beda di tiap daerah21

15 Dugaan Spesies: Mycena sp.

http://photos.rnr.id.au/2008/05/21/Mycena_sp_SherbrookeForest080521-2457.jpg

Pileus (Warna Coklat keputihan)Dari atas: MembundarDari samping: ApplanateBentuk pusat: Slightly depressedAspek tepi: ReflexedBentuk tepi: Crenulate

Lamellae sudah tidak dapat dilihat karena hancur saat dibungkus dengan koran

StipePenyisipan; PusarBentuk & Struktur: Menyilinder & SolidBagian bawah: Dengan rizomorf

Sifat dapat dimakan: Tidak diketahuiSubstrat: Batang kayu matiFungsi: Antijamur22

Page 11: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

16 Dugaan Spesies: Panellus stipticus

http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~6570~source~gallerychooserresult.asp

Pileus (Warna Coklat keputihan)Dari atas: Rounded flabelliformDari samping: Cembung rataBentuk pusat: Slightly depressedAspek tepi: InflexedBentuk tepi: Eroded

Lamellae (2 series of lamellulae)Dari bawah: AnastomisBentuk: MemitaCara menempel: Menggala

Tidak ada stipe

Sifat dapat dimakan: Dapat dimakan (22)Substrat: Pelepah daun pisangFungsi: Sebagai Obat-obatan, bioremediasi, dan pemecah senyawa berbahaya seperti DDT23

17 Dugaan Spesies: Trogia infundibuliformis

(Moertimer et al. 2014)

Pileus (Warna Coklat keputihan)Dari atas: MengginjalDari samping: Cembung rataBentuk pusat: SubumbilicateAspek tepi: StraightBentuk tepi: Eroded

Lamellae (2 series of lamellulae)Dilihat dari bawah: Tida dilihat karena sudah hancur saat di bungkus koranBentuk: SegmentasiCara menempel: Menggala

StipePenyisipan: MenyampingBentuk & Struktur: Silinder & SolidBagian bawah: Subbulbous

Sifat dapat dimakan: Dapat dimakan24

Substrat: Pelepah daun pisangFungsi: Pembususkan pada kayu24

Page 12: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

18 Dugaan Spesies: Mycena praedecurrens

http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~6503~gid~~source~gallerydefault.asp

Pileus (Warna Hitam coklat)Dari atas: MembundarDari samping: Cembung rataBentuk pusat: Slightly depressedAspek tepi: StraightBentuk tepi:Eroded

Lamellae tidak di amati karena sudah hancur saaat di bungkus dengan koran

StipePenyisipan: PusatBentuk & Struktur: Menyilinder & Membuluh yang meluasDari bawah: Bulbous

Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan25

Substrat: TanahFungsi: Tidak diketahui

Pileus Lamellae Stipe

Page 13: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

Membundar Menggelendut Pusat

Hemispherical Adneksa Membuluh

Slightly depresses Even or entire Dengan rizomorf

StraightEroded

Menyempit dibagian atas

Undulate MembusurSubbulbous

Undunate MenggalaSolid

Rounded flabeliform Undate Menyamping

Page 14: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

Cembung rata AdneksaMenyilinder

Exceeding lamellae Intervenose

Membuuh yang meluas

Applanate Agak menggelendutBulbous

Subumbonate

Undulate

Stuffed

Plano-concaveAnastomis Lateral & reduced

ErodedMemita

Inflexed Segmetasi

Page 15: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

Mengginjal Menggarpu

Subumbilicate Bergubang

With papilaMemisah

Depressed Bebas

Crenulate

Appendiculate

Reflexed

Page 16: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

Indonesia adalah negara dengan kepemilikikan keanekaragaman hayati terbesar ketiga

setelah Brazil dan Kongo. Hal tersebut membuat Indonesia memiliki jumlah flora dan fauna

yang banyak. Jamur merupakan salah satu jenis flora yang terdapat di Indonesia tetapi

penelitian mengenai keanekaragaman jamur di Indonesia masih terbatas. Oleh sebab itu

penulis tertarik melakukan penelitian mengenai keanekaragaman jamur di Indonesia.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah pembagian 3 kelompok besar dengan tujuan

diperoleh jamur lebih banyak dan dapat fokus pada wilayah yang telah ditetapkan. Alat dan

bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kertas koran; label; alat tulis; kantong

plastik; cutter; penggaris; kamera; silet; mikroskop; KOH; preparat; dan pinset. Jamur yang

diperoleh dikoleksi, karena waktu yang tidak cukup untuk langsung melakukan identifikasi di

tempat sehingga jamur dibawa ke laboratoirum biologi yang berada di ruko allicante. Jamur

di identifikasi secara makroskopis; mikroskopis; sifat dapat dimakan; substrat; dan fungsi.

Makroskopis terdiri dari tudung buah (pileus); bilah (lamellae); dan batang (stipe).

Mikroskopis berupa warna spora. Pengidentifikasian jamur menggunakan jurnal hasil

penelitian jamur dengan judul Cara koleksi, karakter makroskopis dan mikroskopis

Agaricales yang di tuis oleh Atik Retnowati (tanpa tahun). Identifikasi tudung buah (pileus)

dilihat dari atas, dilihat dari samping, bentuk pusat dengan cara membelah bagian tengah

batang sampai tudung buah menggunakan silet, aspek tepi, dan bentuk tepi. Bilah (lamellae)

dilihat dari bawah; cara menempel; dan bentuk. Batang (stipe) dilihat dari peyisipan; bentuk

& struktur; dan bagian bawah. Pengamatan bilah dan batang tidak perlu membelah

menggunakan silet kembali karena pada awal tahap pengamatan tudung buah sudah

dibelah. Identifikasi spora dilakukan dengan cara mengambil sedikit bagian tuduh buah

jamur menggunakan silet kemudian dibelah kecil dan dilelatakkan di kaca preparat lalu

diberikan KOH menggunakan pinset selanjutnya diamati menggunakan mikroskop. Sifat

dapat dimakan dan fungsi jamur dilakukan dengan cara studi literatur menggunakan

penelitian yang telah dipublikasi oleh peneliti terdahulu. Berdasarkan hasil koleksi dan

identifikasi jamur diatas diperoleh spesies jamur ini terbagi menjadi 1 divisi, 3 kelas, 3 ordo,

dan 14 famili. Divisi tersebut adalah Basidiomycota hal tersebut sesuai dengan pernyataan

(Santoso, dikutip dalam Tampubolon et al 2015) yang menyebutkan divisi Basidiomycota

sering direpresentasikan sebagai jamur makroskopis. Jamur makroskopis divisi

Basidiomycota terdiri atas kelas Agaricomycetes, Basidiomycetes, dan

Homobasidiomycetes. Kelas Agaricomycetes merupakan kelas yang mendominasi dalam

penelitian ini terdiri dari 3 ordo, yaitu ordo Agaricales, Polyporales, dan Russulales. Ordo

Agaricales dan Polyporales merupakan ordo yang mendominasi dalam penelitian ini. Ordo

Agaricales terdiri atas 11 famili dan 13 spesies. Ordo Polyporales terdiri atas 3 famili dan 5

spesies. Total spesies jamur dalam penelitian ini adalah 18 spesies jamur. Pada

pengamatan diperoleh jamur yang merupakan anggota famili Polyporaceae dimana famili

Page 17: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

tersebut memiliki hymenium (lapisan subur) dalam pori-pori dibawah payung secara vertikal.

Pengamatan di taman kota 1 BSD diperoleh Ganoderma lingzhi yang dikenal sebagai jamur

kayu. Jamur tersebut dianggap bermanfaat sebagai obat untuk meningkatkan kekebalan

tubuh manusia27. Di 3 lokasi penelitian ditemukan spesies jamur yang bersifat parasit bagi

pohon. Jamur makroskopis yang ditemukan di 3 lokasi pada umumnya terdapat di kayu mati

dan serasah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Meiliawati (2013) bahwa jamur

berperan sebagai dekomposer. Seluruh spesies jamur merupakan dugaan sementara

dengan tujuan mengindari kesalahan infomarsi bagi pembaca.

V. Penutup

Berdasarkan pembahasan diatas diperoleh 18 spesies jamur makroskopis termasuk dalam

1 divisi, 3 kelas, 3 ordo, dan 14 famili. Divisi Basidiomycota meliputi kelas Agaricomycetes

(16 jenis), Basidiomycetes (1 jenis), Homobasidiomycetes (1 jenis). 3 ordo terdiri dari

Agaricales, Polyporales, dan Russulales serta 14 famili meliputi famili Psathyrellaceae,

Mycenaceae, Pleurotaceae, Nidulariaceae, Inocybaceae, Struphariaceae, Polyporaceae,

Hymenochaetaceae, Ganodermataceae, Pluteaceae, Russulaceae, Agaricaceae,

Cortinariaceae dan Marasmiaceae. Habitat jamur yang di identifikasi umumnya ditemukan

di batang kayu mati, tanah, serasah, dan sebagian kecil di pohon hidup. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Meiliawati (2013) bahwa jamur berperan sebagai dekomposer bahan

organik. Sebagai penutup, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing

atas nama Ibu Floreta Fiska Yuliarni yang telah membantu melakukan pengambilan data di

lapangan dan mengidentifikasi jamur.

VI. Referensi

1. Lipi (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). 2013. Bioresources untuk Pembangunan

Ekonomi Hijau. 25

2. Tampubolon, Santa.D.W.M et al. (tanpa tahun). Keanekaragaman Jamur Makroskopis

di Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara Desa Tongkoh Kabupaten Karo

Sumatera Utara. 176

3. Bahrun dan Muchroji. 2005. Bertanam Jamur Merang. Jakarta: PT. Musi Perkasa

Utama.

4. Meiliawati, D dan Kuswytasari, N.D. 2013. Isolasi dan Identifikasi Jamur Kayu Lignolitik

dari Vegetasi Mangrove Wonorejo. Jurnal Sains dan Seni Pomits 2(1): 16

5. USDA (United States Departement of Agricultures). Mushrooms of the National Forest in

Alaska. 10-11

6. Jensen, D.B et al (eds). 2003. The Biodiversity of Greenland-a country study. Iceland:

Pinngortitaleriffik

Page 18: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

7. Hall, I.R et al. 2003. EDIBLE AND POISONOUS MUSHROOMS OF THE WORLD. 296.

Portland: Timber Press. Inc

8. Lurie et al. 2009. Mushroom poisoning from species of genus Inocybe (fiber head

mushroom): a case series with exact species identification. Clinical Toxicology. 47 (6):

562

9. http://species.als.scot/species/NHMSYS0001489292#overview . Diakses 01 Maret 2016

10. http://www.messiah.edu/oakes/fungi_on_wood/poroid%20fungi/species%20pages/

Polyporus%20alveolaris.htm . Diakses 02 Maret 2016

11. Wang H, Ng TB, Liu Q. 2004. "Alveolarin, a novel antifungal polypeptide from the wild

mushroom Polyporus alveolaris". Peptides 25 (4): 693–96. (11)

12. Hall, I.R et al. 2003. EDIBLE AND POISONOUS MUSHROOMS OF THE WORLD. 260

13. Cheng et al. 2008. Antifungal activity of cinnamaldehyde and eugenol congeners against

wood-rot fungi. 99 (11):5145

14. http://identification.growing-mushrooms.com/isedible/cortinarius-pulchellus-460/ .

Diakses 05 Maret 2016

15. Wang et al. 2013. Extraction of polysaccharides from Phellinus nigricans mycelia and

their antioxidant activities in vitro. 99:110

16. Mortimer et al (eds). 2014. Mushrooms for Trees and PeopleA field guide to useful

mushrooms of the Mekong region. 22. China: World Agroforestry Center

17. http://www.first-nature.com/fungi/pluteus-chrysophaeus.php . Diakses 02 Maret 2016

18. https://books.google.co.id/books?

id=WPWsZNvOqVAC&pg=PA404&lpg=PA404&dq=russula+elegans&source=bl&ots=8L

zLHrZ-

AL&sig=P8BtQpj1CyL1TYBGgaNdSnQWus0&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjFyrv8oKLLA

hXQC44KHWUeD48Q6AEIVDAL#v=onepage&q=russula%20elegans&f=false. Diakses

02 Maret 2016

19. Conte et al. 2008. The Edible Mushrooms Book. 87. New York: Darling Kinderaley

20. http://www.mushroomexpert.com/fomes_fomentarius.html . Diakses 03 Maret 016

21. http://www.medicalmushrooms.net/fomes-fomentarius/ . Diakses 03 Maret 2016

22. Spoerke, D. G. dan Barry H. Rumack. 1994. Handbook of Mushroom Poisoning:

Diagnosis and Treatment. pp. 404. Florida: CRC Press

23. Aqueveque, P et al. 2005. Favolon B, a new triterpenoid isolated from the Chilean

Mycena sp. strain 96180. 58(1): 61

24. Sivinski, John. 1981. Arthropods Attracted to Luminous Fungi. Psyche: A Journal of

Entomology 88.3-4: 383-90.

25. http://www.fao.org/docrep/007/y5489e/y5489e14.htm . Diakses 03 Maret 2016

Page 19: Laporan Hasil Penelitian Cendawan

26. Mortimer et al (eds). 2014. Mushrooms for Trees and PeopleA field guide to useful

mushrooms of the Mekong region. 76. China: World Agroforestry Center

27. http://identification.growing-mushrooms.com/?

flesh=mushroom+slimy+or+sticky&page=10. Diakses 04 Maret 2016

28. Wirnangsi et al. 2013. Identifikasi Jamur Makroskopis Di Cagar Alam Tangale

Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo.