hak penguasaan kekayaan alam atas air oleh negara...

79
HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM (STUDI ATAS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 85/PUU-XI/2013 TENTANG PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) USWATUN KHASANAH 11150490000054 HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 22-Jul-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA

DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

(STUDI ATAS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 85/PUU-XI/2013

TENTANG PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2004

TENTANG SUMBER DAYA AIR)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

USWATUN KHASANAH

11150490000054

HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik
Page 3: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik
Page 4: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik
Page 5: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

iv

ABSTRAK

Uswatun Khasanah NIM 11150490000054 HAK PENGUASAAN KEKAYAAN

ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

DAN HUKUM ISLAM (STUDI ATAS PUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI NOMOR 85/PUU-XI/2013 TENTANG PENGUJIAN UNDANG-

UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR),

Skripsi Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2019 M/1440 H, 1x +

Halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian teori kepemilikan

dalam islam dan teori kedaulatan negara, dari Putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor 85/PUU-XI/2013 Tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun

2004 Tentang Sumber Daya Air.

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian yuridis normatif, dengan

menggunakan pendekatan perundang-undangan (statu approach) dan pendekatan

kasus (case approach). Sumber data yang digunakan data primer dan data

sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

kepustakaan yaitu analisis yurisprudensi.

Penelitian ini menunjukan bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

85/PUU-XI/2013 telah ada kesesuaian dengan teori hukum, bahwa bumi dan air

dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Kata Kunci : Sumber Daya Air, Penguasaan Sumber Daya Air, Peran

Negara

Dosen Pembimbing : Dr. M. Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H.

Daftar Pustaka : 1986-2018

Page 6: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat ilahi robbi Allah SWT yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah memberikan karunia, ampunan dan

pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta

salam senantiasa tidak lupa tercurahkan kepada junjungan baginda dan suri

tauladan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan

hingga zaman terang benderang seperti sekarang ini. Semoga kelak kita mendapat

syafa’atnya di akhirat.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

gelar Sarjana Hukum Program Studi Hukum Ekonomi Syariah pada Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya, penulis inngin menyampaikan rasa terima kasih kepada para pihak

yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini, yaitu sebagai berikut:

1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, SH., MH., MA, Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. AM. Hasan Ali, MA., ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah dan

Dr. Abdurrauf, MA., sekretaris Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. M. Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H., selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta kesabaran dalam

memberikan arahan, motivasi, bimbingan dan saran-saran yang sangat

berharga sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., selaku dosen pembimbing

akademik.

5. Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman

Page 7: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

vi

serta staf yang telah memberikan fasilitas dan menjaga kebersihan fakultas

selama masa perkuliahan.

6. Teristimewa kepada orangtua tercinta Ayahanda Syaffrudin Balfash dan

Ibunda Lilis Sri Mulyati yang telah memberi kasih sayang lahir batin

teramat besar dan memberikan dukungan tiada henti. Serta kepada adik-

adik tersayang Faris Muhammad dan Tuhfatul Maula yang selalu

memberikan semangat untuk segara wisuda.

7. Himpunan Mahasiswa Islam Komfaksy, Keluarga Besar Muamalat,

Mahasiswa Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Kelas B, serta

Angkatan 2015 yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat

berproses di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Teman-teman KKN Gempur 2018, terutama Muthia, Hilmah dan Espe

yang selalu menyemangati dalam penulisan skripsi.

9. Teman-teman SMP (saleb) khususnya Firda, Meisya, Indah, Lulu, Niken,

Liza, Riska, Rizqoh, Fia, Nurindah, Dilla, Alifah, Iif. yang telah

memberikan dukungan kepada penulis.

10. Orang-orang terdekat Evi Fitriah, Kholidah Hanum, Farda Syarifah, Rifa

Rafida, Rifdah Afifah (sobi) yang selalu menjadi teman baik bagi penulis.

Tidak lupa teruntuk Radi Fitrah yang selalu membantu, menyemangati

dalam suka maupun duka dalam penulisan skripsi ini.

Terimakasih kepada orang-orang yang telah memberikan semangat

dalam menyelesaikan skripsi ini, mohon maaf apabila tidak dapat di ucapkan

namanya satu per satu, semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan

pembaca pada umumnya.

Jakarta, 27 September 2019

Penulis

Uswatun Khasanah

Page 8: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................... iii

ABSTRAK .............................................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. v

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 3

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ........................................................ 4

D. Metode Penelitian ............................................................................................. 5

E. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 7

BAB II KONSEP KEDAULATAN DAN KEPEMILIKAN DALAM PENGUASAAN

ATAS SUMBER DAYA AIR

A. Kajian Teoritis .................................................................................................. 9

1. Pengertian Teori Kedaulatan ..................................................................... 9

2. Pengertian Teori Kepemilikan .................................................................. 10

3. Konseptual ................................................................................................ 11

B. Hak menguasai Negara ................................................................................... 12

1. Pengertian Kekuasaan Negara .................................................................. 12

2. Pengertian Menguasai Negara .................................................................. 13

3. Makna Penguasaan Negara ...................................................................... 14

4. Penguasaan Negara Menurut Konstitusi .................................................. 14

5. Penguasaan Negara dalam Perundang-Undangan .................................... 15

C. Pengelolaan Atas Sumber Daya Air ............................................................... 16

D. Penguasaan Sumber Daya Air oleh Negara ................................................... 17

Page 9: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

viii

E. Hak Milik ....................................................................................................... 18

1. Pengertian Hak Milik ............................................................................... 18

2. Sebab-Sebab Kepemilikan ....................................................................... 22

3. Sifat Kepemilikan ..................................................................................... 23

4. Macam-Macam Kepemilikan ................................................................... 23

F. Mahkamah Konstitusi ..................................................................................... 25

G. Pengujian Undang-Undang ............................................................................ 26

H. Tinjauan Kajian Terdahulu ............................................................................. 27

BAB III PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 85/PUU-XI/2013

TENTANG PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1945

TENTANG SUMBER DAYA AIR

A. Kronologi Kasus ............................................................................................. 32

B. Pertimbangan Hukum ..................................................................................... 34

C. Amar Putusan ................................................................................................. 38

BAB IV ANALISIS PERAN ATAU KEWAJIBAN NEGARA DALAM

PENGUASAAN SUMBER DAYA AIR OLEH NEGARA

A. Peran atau kewajiban negara terhadap penguasaan Sumber Daya Air oleh

negara menurut Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013 .. 41

B. Penguasaan Sumber Daya Air oleh Negara menurut hukum islam .............. 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 65

B. Saran ................................................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 67

Page 10: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia, para tokoh nasional yang terbentuk dalam wadah yang

disebut Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(BPUPKI) mempersiapkan suatu naskah konstitusi yang kemudian dikenal

dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 di samping

mengatur tata kenegaraan juga mengatur tata kehidupan sosial, ekonomi dan

kebudayaan seperti termuat dalam Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, dan Pasal 34.

Corak Undang-Undang Dasar Neagara Republik Indonesia Tahun 1945

sebagai konstitusi ekonomi terlihat pada materi Pasal 33 Undang-Undang

Dasar 1945, yang berbunyi:

1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan.

2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai

hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai

oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Kemudiaan hadirlah Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air telah menimbulkan berbagai reaksi diseluruh kalangan masyarakat

karena Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tersebut dinilai telah

menyebabkan adanya privatisasi air, yaitu penguasaan air dari pemerintah

kepada swasta. Mahkamah Konstitusi (MK) pada tanggal 18 Februari 2015

Page 11: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

2

melalui Putusan No. 85/PUU-XI/2013 telah membatalkan berlakunya UU No.

7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (UU SDA).1

Di Indonesia, ide privatisasi pengelolaan air dimulai pada tahun 1991,

ketika Bank Dunia menawarkan pinjaman USD 92 juta kepada PAM Jaya

untuk memperbaiki infrastrukturnya. Pada 1999, Bank Dunia memberikan

pinjaman lagi di sektor sumber daya air atau Water Resources Sector

Adjustment Loan (WATSAL) sebesar USD 300 juta untuk penataan kembali

kebijakan sektor air di Indonesia. Penataan ini untuk memberikan peluang

partisipasi sektor swasta (privatisasi) dalam pengelolaan layanan air.

Berdasarkan paradigma pengelolaan sumberdaya air yang dijelaskan di

atas, maka ada kesalahan mendasar dari UU SDA terhadap Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu adalah air dipandang

sebagai barang ekonomi dengan diperkenalkannya hak guna air yang terdiri

dari hak guna pakai dan hak guna usaha dan penyelenggaraan oleh swasta

(privatisasi). Hal inilah yang menjadi dasar alasan Mahkamah Konstitusi

(MK) membatalkan semua pasal dalam UU SDA pada tanggal 18 Februari

2015 melalui Putusan MK Nomor 85/PUU-XI/2013.2

Pengelolaan privatisasi air bukanlah barang baru di Indonesia. Proyek

privatisasi air pertama terjadi di Serang Utara tahun 1993, kemudian Batam

tahun 1996. Lalu pada tahun 1998 privatisasi air paling kontroversi terjadi di

Indonesia, ketika dua perusahaan asing Suez Lyonnaise des Eaux (Perancis)

dan Thames Water (Inggris) mendapatkan konsesi 25 tahun untuk

menyediakan layanan air di Jakarta melalui proses penunjukan langsung.

Islam sebagai agama wahyu juga mengatur tentang kepemilikan dan

pengelolaan sumber daya alam. Jenis kepemilikan atas sumber daya alam

terdiri dari (i) kepemilikan individu (milk fardiyah) (ii) kepemilikan umum

1 MK Batalkan UU Sumber Daya Air, http://www.hukumonline.com/mkbatalkan-uu-

sumber-daya-air, diakses pada tanggal 5 April 2016, Pukul 15.40 WIB 2 Justicia M. Grace Istia, “Implikasi Pembatalan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004

Tentang Sumber Daya Air Terhadap Perusahaan Pengelola Air (Pdam Kota Surakarta Dan PT

Tirta Investama Klaten)”, Privat Law, Vol. IV, No. 2, (Juli - Desember 2016), h. 19.

Page 12: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

3

(milk’ammah) dan, kepemilikan negara (milk daulah).3 Terminologi konsep

kepemilikan dalam Islam ini memang tidak berbeda dengan konsep ekonomi

konvensional. Akan tetapi, secara substansi dan implementasi konsep

kepemilikan (property right) menurut ajaran Islam berbeda cukup signifikan.

Islam mengakui kepemilikan individu atau swasta akan tetapi tidak boleh

memilikinya dalam arti seluas-luasnya.

Dalam pandangan fiqih siyasah, pemerintah sebagai pemegang kekuasaan

harus dapat menyejahterakan rakyatnya dengan memenuhi semua

kebutuhannya, termasuk kebutuhan terhadap air, hal ini sesuai dengan kaidah

fiqih yang berbunyi:4

تصرف االمام على الرعية منوط بالمصلحة

”kebijakan yang di ambil oleh pemerintah atas rakyatnya harus di bebankan

(diarahkan) kepada kepentingan umum”

Berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan pada latar belakang di atas,

peniliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi mengenai “Hak

penguasaan kekayaan alam atas air oleh negara dalam perspektif hukum

islam dan hukum positif (Studi Atas Putusan Mahkamah Konstitusi No.

85/Puu-XI/2013 Tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 7

Tahun2004 Tentang Sumber Daya Air)”.

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, dapat

diidentifikasikan ke dalam beberapa masalah yaitu :

1) Adanya privatisasi air dari pemerintah kepada swasta

2) Kurangnya kepedulian pemerintah terhadap masyarakat dalam

pengelolaan air

3 Rofiq Yunusal-Mishry, Ushul al-Iqtishod al-Islami, (Beirut: Dar as-Syamiyah,1993), h.

41. 4 Imam Musbikin, Qawa’id Al-Fiqhiyah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), h

.124

Page 13: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

4

3) Terdapat beberapa dampak privatisasi air yang dilakukan

perusahaan swasta

4) Masyarakat tidak mendapatkan haknya dalam penggunaan air

dengan baik

5) Kurangnya peran negara dalam mengatasi atau memegang Sumber

Daya Air negara

2. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dalam penelitian ini, penulis memberikan

batasan dalam masalah ini agar lebih fokus dan terarah dan tidak

meluas. Maka dari itu batasan masalah yang akan diteliti yaitu

mengenai “Hak Negara dalam Kekuasaan atas Sumber Daya Air”.

3. Perumusan Masalah

Berikutnya untuk mempermudah, penulis merumuskan beberapa

masalah yaitu :

1) Apa peran atau kewajiban negara terhadap penguasaan sumber

daya air munurut putusan mahkamah konstitusi nomor 85/PUU-

XI/2013?

2) Bagaimana pandangan hukum islam mengenai penguasaan sumber

daya air oleh negara?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian :

1) Menganalisis mengenai penguasaan air oleh negara dalam

perspektif hukum islam.

2) Menganalisis peran negara dalam penguasaan Sumber Daya Air.

D. Manfaat Penelitian

1) Manfaat bagi penulis, untuk mengembangkan ilmu yang telah

didapatkan selama perkuliahan, dan juga memeberikan wawasan

bagi penulis dalam pengelolaan air oleh negara.

2) Manfaat bagi praktisi,memberikan referensi untuk pemerintah dan

masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam.

Page 14: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

5

3) Manfaat bagi akademis, memberikan referensi dan informasi untuk

peneliti selanjutnya.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pendekatan

yuridis normatif. Menurut Soerjano Soekanto pendekatan yuridis

normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti

bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar untuk di teliti

dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan

dan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang di

teliti.5

2. Pendekatan Masalah

Dalam penelitian yurudis normatif, terdapat beberapa macam

pendekatan. Adapun dalam penyusunan skripsi ini penulis

menggunakan dua macam pendekatan yaitu:6

a. Pendekatan Perundang-undangan (statute approach)

Pendekatan ini digunakan dengan menalaah norma-norma

hukum seperti undang-undang dan regulasi yang bersangkutan

dengan isu hukum yang ditangani. Sehingga hasil telaah tersebut

berupa argumentasi dapat memecahkan masalah yang dihadapi.

b. Pendekatan kasus (case approach)

Pendekatan kasus (case approach) dalam penelitian

normatif bertujuan untuk mempelajari kaidah hukum yang

dilakukan dalam praktik hukum. Terutama menegenai kasus-kasus

yang telah diputus sebagaimana yang dapat dilihat dalam

yurisprudensi terhadap perkara-perkara yang menjadi fokus

penelitian.

5 Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan

Singkat), (Rajawali Pers, Jakarta, 2001), h. 13-14 6 Jhonny Ibrahum, teori dan metodologi penelitian hukum normatif, (bayumedia

publishing, juli 2008), h. 299

Page 15: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

6

3. Sumber dan Jenis Data Penelitian

Data yang akan digunakan di dalam penelitian ini meliputi data

sekunder dan data primer, yaitu :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang terdiri atas peraturan

perundang-undang yang diurut berdasarkan hierarki Undang-

Undang, serta putusan-putusan hakim.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang terdiri atas buku-buku

teks yang ditulis para ahli hukum yang berpengaruh, jurnal-jurnal

hukum, pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, dan komentar

atas putusan pengadilan yang terkait dengan topik penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yuridis normatif, maka

data yang akan di kumpulkan adalah dengan analisis yurisprudensi.

Teknik analisis ini diawali dengan menggabungkan berbagai dokumen

termasuk peraturan perundang-undangan ataupun referensi-referensi

islam yang berkaitan dengan penguasaan sumber daya air oleh negara.

Page 16: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

7

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan kemudahan dalam memahami penelitian serta

memberikan gambaran yang menyeluruh secara garis besar, sistematika

penulisan penelitian dibagi menjadi :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : KONSEP KEDAULATAN DAN KONSEP

KEPEMILIKAN DALAM PENGUASAAN

ATAS SUMBER DAYA AIR

Bab ini membahas mengenai teori-teori kepemilikan

atas sumber daya air, teori-teori kedaulatan negara

atas penguasaan sumber daya air, pengertian

mahkamah konstitusi dan pengujian undang-

undang.

BAB III : PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

NOMOR 85/PUU-XI/2013 TENTANG

PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR

7 TAHUN 1945 TENTANG SUMBER DAYA

AIR

Bab ini menjelaskan isi duduk perkara,

pertimbangan mahkamah dalam putusan mahkamah

konstitusi nomor 85/PUU-XI/2013 tentang

pengujian undang-undang nomor 7 tahun 1945

tentang sumber daya air.

Page 17: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

8

BAB IV : ANALISIS PERAN ATAU KEWAJIBAN

NEGARA DALAM PENGUASAAN SUMBER

DAYA AIR OLEH NEGARA

Berisi tentang hasil dan analisa dari penelitian yang

dilakukan, yang menggunakan konsep kepemilikan

dalam fiqih muamalah dan konsep kedaulatan.

BAB V : PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran yang dapat

diberikan dari hasil penelitian.

Page 18: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

9

BAB II

KONSEP KEDAULATAN DAN KEPEMILIKAN DALAM PENGUASAAN

ATAS SUMBER DAYA AIR

A. Kajian Teoritis

Dalam kerangka teori penelitian ini, penulis akan membahas

mengenai teori hak penguasaan negara terhadap sumber daya air.

Penulis akan memaparkan tentang pengertian kedaulatan negara dan

kepemilikan. Kemudian penulis akan membahas mengenai hak-hak

dan kewajiban negara atas sumber daya air yang dimiliki dan

pengujian undang-undang sumber daya air oleh putusan mahkamah

konstitusi.

1. Teori Kedaulatan

Jika kekuasaan diartikan secara yuridis, maka kekuasaan

disebut sebagai kedaulatan, tentang pengertian kedaulatan ini

terdapat perbedaan pendapat. Mula-mula kedaulatan diartikan

sebagai kekuasaan tertinggi yang bersifat mutlak, karena tidak ada

kekuasaan lain yang mengatasinya (superlatif).

Kemudian dengan timbulnya hubungan antarbangsa dan

negara, maka kedaulatan itu mulai terasa terbatas lebih-lebih

dengan adanya perjanjian-perjanjian internasional di mana dengan

keterikatan dalam perjanjian internasional tersebut berarti

mengurangi kedaulatan negara keluar. Kedaulatan ke dalam

dengan dibatasi oleh hukum positifnya, sehingga arti kedaulatan ini

menjadi relatif.1

Pengertian kedaulatan tidak sama menurut beberapa sarjana

karena itu kedaulatan itu sering ditinjau menurut sejarahnya.

Menurut urutan waktunya, macam-macam kedaulatan dikenal

sebagai berikut :

1Moh. Kusnadi, danBintan R. Saragih, Ilmu Neagara, (Gaya media pratama jakarta), h.

122

Page 19: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

10

1. Kedaulatan Tuhan

2. Kedaulatan Raja-Raja

3. Kedaulatan Rakyat

4. Kedaulatan Negara

5. Kedaulatan Hukum

2. Teori Kepemilikan

Dalam pandangan Islam, kepemilikan terhadap sumber

daya alam yang ada di bumi pada dasarnya ialah milik Allah SWT

(QS. Al-Nuur: 33). Kepemilikan yang ada pada Allah SWT pada

dasarnya ialah semata untuk menciptakan kesejahteraan dan

keadilan bagi segenap manusia.

Untuk mengatur penggunaan kepemilikan tersebut di muka

bumi, Allah mengaturnya lewat pesan universal Al-Qur’an dan

pesan-pesan Rasul-Nya, seperti yang ada dalam Hadis atau

Sunnah. Pesan Al-Qur’an dan Hadis inilah yang kemudian

melahirkan ijtihad ulama’. Hak kepemilikan sumber daya alam

dalam Islam ditegaskan sangat spesifik dalam sebuah Hadis yang

berbunyi: “Kaum Muslim bersekutu (memiliki hak yang sama)

dalam tiga hal: air, padang rumput dan api” (HR Abu Dawud,

Ahmad dan Ibnu Majah).

Dalam pandangan fiqih siyasah, pemerintah sebagai

pemegang kekuasaan harus dapat menyejahterakan rakyatnya

dengan memenuhi semua kebutuhannya, termasuk kebutuhan

terhadap air, hal ini sesuai dengan kaidah fiqih yang berbunyi:2

تصرف االمام على الرعية منوط بالمصلحة ”kebijakan yang diambil oleh pemerintah atas rakyatnya harus

dibebankan (diarahkan) kepada kepentingan umum”.

2Imam Musbikin, Qawa’id Al-Fiqhiyah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), h.124

Page 20: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

11

3. Konseptual

Kerangka konseptual akan menjelaskan beberapa konsep terkait

istilah-istilah yang di gunakan dalam penelitian ini:

1. Sumber Daya Air, adalah sumber daya yang berupa air yang

berguna atau potensial untuk memenuhi kebutuhan bagi

kehidupan manusia.

2. Kekuasaan Negara, adalah wewenang yang diberikan kepada

penguasa atau pemerintah untuk mengatur dan menjaga wilayah

kekuasaannya dari penguasa negara lain.

3. Pengelolaan Sumber Daya Air, adalah upaya merencanakan,

melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelanggaraan

konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan

pengendalian daya air rusak.

4. Privatisasi Air, adalah berpindahnya pengelolaan air baik

sebagian maupun seluruhnya dari sektor publik kepada sektor

swasta.

5. Hak Asasi Manusia, adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap

pribadi manusia sebagai anugrah tuhan yang dibawa sejak lahir.

6. Kepemilikan, adalah kekuasaan yang didukung secara sosial

untuk memegang kontrol terhadap sesuatu yang dimiliki secara

eksklusif dan menggunakannya untuk tujuan pribadi atau publik.

7. Mahkamah Kontitusi, adalah lembaga tinggi negara dalam

sistem ketatanegaraan indonesia yang merupakan pemegang

kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung.

8. Kedaulatan Negara, adalah kekuasaan mutlak atau kekuasaan

tertinggi atas penduduk dan wilayah bumi beserta isinya yang di

punyai oleh sistem negara nasional yang berdaulat.

Page 21: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

12

B. Hak Menguasai Negara

1. Pengertian Kekuasaan Negara

Seacara umum kekuasaan itu sering diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok lain sesuai

dengan kehendak pemegang kekuasaan itu sendiri. Oleh Miriam

Budiarjo,3 kekuasaan diartikan sebagai “kemampuan seseorang atau

kelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau

orang lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai

dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan

itu”.4

Sebagai suatu konsep hukum publik, maka wewenang terdiri atas

sekurang-kurangnyatiga komponen, yakni pengaruh, dasar hukum, dan

konformitas hukum.5Komponen pengaruh ialah penggunaan

wewenangdimaksudkan untuk mengendalikan perilaku subjek hukum.

Komponen dasar hukum, bahwa wewenang itu selalu harus dapat

ditunjuk dasar hukumnya. Adapun komponen konformitas hukum

adalah mengandung makna adanya standar wewenang baik untuk

semua jenis wewenang maupun untuk jenis wewenang tertentu.6

Tanpa adanya penguasaan negara, maka tidak mungkin tujuan

negarayang telah ditetapkan dalam konstitusi atau UUD dapat

diwujudkan. Teori kedaulatan negara melihat bahwa kekuasaan negara

itu ada karena negaralah yang berdaulat.7 Pada dasarnya pemberian

kekuasaan bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

3 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Gramedia, Jakarta 1977), h. 35

4 Moh. Kusnadi, dan Bintan R. Saragih, Ilmu Neagara,(Gaya media pratama jakarta),h.

115 5Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Gramedia, Jakarta 1977), h. 18

6 Ada banyak teori mengenai pemberian kekuasaan kepada negara seperti teori teokrasi,

yang menyatakan bahwa asal mula dari kekuasaan itu sebenarnya datangnya dari tuhan. Teori

hukum alam justru menyatakan sebaliknya, bahwa kekuasaan itu berasal dari rakyat, kemudian

kekuasaan yang ada pada rakyat itu diserahkan kepada seseorang yang disebut raja untuk

menyelenggarakan kepentingan masyarakat dengan melalui suatu perjanjian masyarakat. Dalam

teori hukum modern, pelimpahan kekuasaan tersebut kepada negara merupakan suatu mandat atau

pemberian kewenangan kepada negara melalui suatu ketetapan. 7 Sjachran Basah, Loc, cit.

Page 22: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

13

1. Pemberian kekuasaan yang sifatnya “atributif” disebut juga sebagai

pembentukan kekuasaan, karena dari keaadaan yang belum ada

menjadi ada. Pembentukan kekuasaan ini menyebabkan timbulnya

kekuasaan baru.

2. Pemberian kekuasaan yang sifatnya “derivatif” disebut juga

sebagai “pelimpahan kekuasaan” karena kekuasaan ini dialihkan

kepada badan hukum publik lain.

Umumnya kekuasaan negara itu dijalankan atau diselenggarakan

berdasar pada teori pemisahan atau pembagian kekuasaan8 yang

dikenal selama ini akan terbagi kedalam tiga bagian, yakni kekuasaan

negara yang melaksanakan perundang-undangan, kekuasaan negara

yang melaksanakan peradilan dan kekuasaan negara yang

melaksanakan pemerintahan.9

2. Pengertian Hak Menguasai Neagara

Salah satu tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana

dinyatakan dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945, khususnya dalam

alinea keempat, adalah memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan hal tersebut, maka

ditetapkan dasar dan sistem perekonomian Indonesia dalam suatu

ketentuan dasar, yakni dalam ketentuan Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945.

Masih banyak yang menilai, bahwa ketentuan dalam pasal tersebut

sukar sekali dipahami dan memerlukan banyak interpretasi, baik karena

cita-cita besar yang terkandung didalamnya maupun karena belum

8 Konsikuensi dari ajaran ini bahwa meskipun ajaran tersebut tidak diterapkan secara

konsikuen diberbagai negara khususnya di indonesia, akan tetapi ajaran ini telah memberikan

dasar untuk membatasi kekuasaan negara secara tidak terbatas. Ide itu harus dilihat sebagai suatu

pemikiran yang memberikan pembatasan kekuasaan negara dan memberikan jaminan dan

perlindungan dari tindakan sewenang-wenang dari mereka yang berkuasa atas nama negara.

Melalui pemisahan atau pembagian kekuasaan, maka kekuasaan negara yang bertumpu kepada

seseorang penguasa dapat di batasi. Hal ii sejalan dengan pandangan Montesquieu bahwa, tujuan

pertama dari negara bukanlah negara menjadi alat kekuasaan (“machtsapparat”), melainkan

negara harus menjadi suatu alat hukum (“rechtsapparat”). 9 A. Hamid S. Attamimi, Teori Perundang-Undangan Indonesia, pidato pengukuhan

dalam Penerimaan Jabatan Guru Besar Tetap, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, (Jakarta, 22

April 1992), h. 8.

Page 23: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

14

adanya ketentuan yang secara resmi menjabarkan apa dan bagaimana

maksud dan tujuan dari pasal tersebut.10

3. Makna Penguasaan Negara

Penguasaan oleh negara itu dapat dilakukan melalui peraturan

perundang-undangan, kebijakansanaan, pengaturan, pemilikan

langsung, dan penguasaan oleh pemerintah. Untuk memperjelas

pengertian tentang arti penguasaan negara itu, maka terlebih dahulu

perlu dilakukan penelusuran secara historis mengenai perumusan Pasal

33 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 sebagai landasan berpijak secara

normatif, baru kemudian dilakukan suatu analisis peraturan perundang-

undangan dan berbagai pandangan atau pendapat berkaitan dengan

penguasaan negara dalam cabang-cabang produksi yang penting bagi

negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak.

4. Penguasaan Negara Menurut Konstitusi

Mohammad Hatta beranggapan, bahwa bangsa Indonesia lemah

kedudukan ekonominya, sehingga dia hanya kuat dengan koperasi.

Bagi Muhammad Hatta sendiri keberadaan usaha negara dalam sistem

ekonomi hanya pada pengadaan pelayanan umum, seperti listrik, air,

dan gas, atau apa yang disebut public utilities yang merupakan bidang

garapan negara, ditambah dengan cabang-cabang produksi yang

penting bagi negara lainnya seperti industri pokok dan tambang,

sehingga perlu dikuasai oleh negara.11

Menurut beliau pengertian

“dikuasai” bukan secara otomatis dikelola langsung oleh negara atau

pemerintah, akan tetapi dapat menyerahkan pada pihak swasta, asalkan

dengan pengawasan pemerintah. Dalam kaitan usaha negara, maka

Muhammad Hatta berpendapat bahwatidak perlu negara menjadi

10

M. Rusli Karim, Negara: Suatu Analisis Mengenai Pengertian Asal Usul dan

Fungsi,(Tiara Wacana, Yogyakarta, Cetakan Pertama, 1997), h. 1. 11

Yusril Ihza Mahendra, Dinamika Tata Negara Indonesia: Komplikasi Aktual Masalah

Konstitusi Dewan Perwakilan dan Sistem Kepartaian, (Gema Insani Press, Jakarta, 1996), h. 4.

Page 24: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

15

pengusaha atau ondernemer, akan tetapi cukup dengan pengawasan

dari pemerintah.12

Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneia (1995) dijelaskan arti kata

penguasaan yang berasal dari akar kata “kuasa”. Kuasa diartikan

sebagai suatu kemampuan atau kesanggupan untuk berbuat sesuatu,

dapat pula diartikan sebagai wewenang atas sesuatu atau untuk

menentukan (memerintah, mewakili, mengurus dan sebagainya) atau

orang yang diserahi wewenang. Sedangkan pengertian “menguasai”

atau “dikuasai” adalah berkuasa atas (sesuatu)atau mengurus dan

mengusahakan sesuatu.13

5. Penguasaan Negara Dalam Perundang-Undangan

Dalam ketentuan hukum positif, khususnya dalam Pasal 4 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi

disebutkan, bahwa penyelenggaraan telekomunikasi dikuasai oleh

negara dan pembinannya dilakukan oleh pemerintah. Dalam

penjelasan Pasal 4 ayat (1) tersebut dikemukakan bahwa, penguasaan

oleh negara tersebut pada garis besarnya berarti kewenangan utntuk:

1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,

penyediaan, dan pemeliharaannya.

2. Menentukan dan mengatur hak-hak.

3. Menentukan dan mengatur hubungan hukum dan perbuatan-

perbuatan hukum berkenaan dengan penyelenggaraan

telekomunikasi.

Dapat disimpulkan bahwa penguasaan oleh negara itu tidaklah

sepenuhnya mutlak dilaksanakan oleh negara, dalam arti negara tetap

membuka kemungkinan adanya suatu kerjasama atau sebagai mitra

usaha dengan koperasi dan usaha swasta terhadap cabang-cabang

12

Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

Cetakan Ketujuh Belas, 1996), h. 45. 13

W. Friedmann, The State and The Rule of Law in a Mixed Economy, Steven And Son,

London, h. 5.

Page 25: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

16

produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat orang

banyak selama tidak merugikan kepentingan negara dan masyarakat.14

C. Pengelolaan Atas Sumber Daya Air

Berdasarkan pada situasi dan kondisi konflik atas Sumber Daya

Air dan ketercabutan regulasi atas Sumber Daya Air, arah politik

legislasi terhadap UU SDA menuai berbagai perdebatan. Putusan

Mahkamah Konstitusi memberikan penegasan atas dibatalkannya

keberlakuan secara kesluruhan UU SDA karena tidak memenuhi enam

prinsip15

dasar pembatasan pengelolaan sumber daya air. Tata kelola

sumber daya air sejatinya harus dilandaskan terhadap pasal 33 ayat (2)

dan ayat (3) UUD NRI Tahun 1945, bahwa:

Pasal (2) “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan

yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara”.

Pasal (3) “Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat”.

Harmonisasi dan sinkronisasi hukum dipandang penting mana kala

terdapat perbedaan mendasar kontekstualisasi paradigma penguasaan

atas sumber daya air antara aturan UU SDA dengan UU Pengairan

mengedepankan pengelolaan sumber daya air dengan pendekatan

tanggung jawab negara (pengusaan negara) yang mengutamakan

kepentingan kebutuhan sosial (hajat hidup orang banyak) dan pelibatan

masyarakat dalam perencanaan pengusahaan, perlindungan dan

14

Aminuddin Ilmar,Hak Menguasai Negara Dalam Privatisasi BUMN, (Kencana, Jakarta,

Cetakan Kesatu, Juni 2012), h. 43. 15

Enam prinsip tersebut antara lain. Pertama, Setiap pengusahaan atas air tidak boleh

mengganggu, mengesampingkan, apalagi meniadakan hak rakyat atas air Karen bumi dan air dan

kekayaan alam yang terkandung didalamnya selain harus dikuasai oleh Negara, juga

peruntukannya adalah sebesar-besar kemakmuran rakyat. Kedua, Negara harus memenuhi hak

rakyat atas air. Ketiga, Harus mengingat kelestarian lingkungan hidup, sebab sebagai salah satu

hak asasi manusia. Keempat, Air sebagai cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup

orang banyak yang harus dikuasai oleh Negara. Kelima, sebagai kelanjutan hak menguasai oleh

Negara dan karena air merupakan sesuatu yang sangat menguasai hajat hidup orang banyak maka

prioritas utama yang diberikan penguasaan atas air adalah BUMN/D. Keenam, Pemerintah

dimungkinkan untuk memberikan izin kepada usaha swasta untuk melakukan pengusaan atas air

dengan syarat-syarat tertentu dan ketat. Dalam, Putusan MK No. 85/PUU-XI/2013. h, 138-139

Page 26: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

17

pembiayaan atas manfaat dari pengairan serta belum detail mengatur

soal pemanfaatan air untuk kepentingan industri lainnya.16

Konsep penguasaan oleh Negara tersebut dipertajam lagi oleh

Mahkamah Konstitusi dalam putusan No. 63/PUU-X/2012 perihal

Pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan

Gas Bumi. Dalam putusan ini Mahkamah Konstitusi membagi

penguasaan Negara dalam tiga tingkatan. Tingkat pertama adalah

pengelolaan secara langsung oleh negara, yang kedua adalah dengan

membuat kebijakan dan pengurusan dan ketiga adalah melalui fungsi

pengaturan dan pengawasan.17

D. Penguasaan Sumber Daya Air oleh Negara

Dalam pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok Agraria juga menjelaskan bahwa hak menguasai

negara terhadap bumi, air dan ruang angkasa bukan dalam artian

memiliki, akan tetapi memberi kewenangan kepada negara sebagai

organisasi kekuasaan dari bangsa Indonesia, untuk tingkatan tertinggi.

Dalam Pasal 2 UUPA diatur bahwa hak menguasai dari negara

memberi wewenang untuk:

1) Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,

persediaan, dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut.

2) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara

orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa.

3) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara

orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi,

air dan ruang angkasa.

Mandat pengawasan (toezichthoudensdaad) dilakukan oleh negara

khususnya oleh pemerintah dalam rangka mengawasi dan

16

Ria Casmi Arrsa, “Telaah Sociolegal Terhadap Terwujudnya Kedaulatan Hak Atas

Sumber Daya Air”, Jurnal Recgtvinding, Vol 4, No. 2 (Agustus:2015), h. 12 17

paragraf 3.12 putusan Mahkamah Konstitusi No. 36/PUU-X/2012.

Page 27: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

18

mengendalikan agar penguasaan oleh Negara tersebut dilakukan benar-

benar untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.18

Konsep penguasaan oleh negara ini juga menjadi paradigma yang

digunakan dalam memutus pengelolaan sumber daya air. Berdasarkan

putusan Mahkamah Konstitusi, secara konstitusional air telah diakui

sebagai hak asasi manusia. Dengan demikian, adalah menjadi kewajiban

negara untuk menjamin terpenuhinya hak tersebut dengan paradigma

bahwa negara harus menghormati (to respect), melindungi (to protect)

dan memenuhinya (to fulfil).19

Bila merujuk pada ketentuan Pasal 28I ayat (4) UUD 1945, negara

utamanya pemerintah bertanggung jawab atas perlindungan (protection),

pemajuan(promotion), penegakan (enforcement), dan pemenuhan

(fulfillment) hak asasi manusia.

E. Hak Milik

1. Pengertian Hak Milik

Islam telah menetapkan adanya hak milik perseorangan

terhadap harta yang dihasilkan dengan cara-cara yang tidak

melanggar hukum syara’. Dan oleh karena itu islam juga

menetapkan cara-cara melindungi hak milik ini, baik melindungi

dari pencurian, perampokan, perampasan yang disertai dengan

sanksinya.

Juga seorang pemilik harta mempunyai hak mentasharufkan

hartanya dengan cara menjualnya, menyewakannya,

mewasiatkannya, menggadaikannya, memberikannya dan lain

sebagainya dari hak-hak tasharuf yang diperkenankan syara dan

18

Pertimbangan Mahkamah Konstitusi dalam putusan perkara No. 001-021-022/PUU-

I/2003 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan. Tafsir

atas frasa “dikuasai oleh negara” tersebut diikuti dalam putusan-putusan Mahkamah Konstitusi

berikutnya yakni putusan No. 002/PUU-I/2003 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, dan putusan No. 36/PUU-X/2012 perihal Pengujian

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. 19

Putusan Mahkamah Konstitusi No. 058-059-060-063/PUU-II/2004 dan Putusan No.

008/PUUIII/2005 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air, h. 487

Page 28: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

19

hak-hak pengambilan manfaatnya, pembuktian adanya hak milik

perseorangan ini misalnya dalam al-qur’an:

An-nisa:2

“Dan berikanlah kepada anak yatim (yang sudah baligh) harta-harta

mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk, dan

jangan kamu makan harta mereka (dengan jalan mencampur

adukannya)kepada hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan

(menukar dan memakan) itu adalah dosa besar”.

Dan dalam hadits Nabi SAW yang berbunyi: “Siapa yang

mengambil sebagian harta orang muslim tanpa haknya, dia

menemui Allah Azza wa Jalla yang dalam keadaan marah kepada-

Nya”.20

Secara etimologi, kata milik berasal dari bahasa arab al-

milk yang berarti penguasaan terhadap sesuatu. Al-milkjuga berarti

sesuatu yang dimiliki (harta).Secara terminologi, ada beberapa

definisi al-milk yang dikemukakan oleh para fuqoha, antara lain:

Definisi yang disampaikan oleh Muhammad Musthafa al-Syalabi:21

اختصاص بالشيئ يمنع الغير ويمكن صاحبه من التصرف فيه ابتداء اال لمانع شرعي

“Hak milik adalah keistimewaan (ihtishash) atas suatu benda yang

menghalangi pihak lain bertindak atasnya dan memungkinkan

pemiliknya membelanjakannya secara langsung selama tidak ada

halangan syara (halangan yang ditetapkan hukum islam)”.

Ali al-Khafifi22

menyampaikan definisi sebagai berikut:

اختصاص يمكن صاحبه شرعا ان يستبد بالتصرف واألنتفاع عند عدم المانع الشرعي

20

AH. Azharudin Lathif,Fiqih Muamalat,(Cetakan 1, Desember 2005) 21

AH. Azharudin Lathif,Fiqih Muamalat,(Cetakan 1, Desember 2005), h. 47 22

AH. Azharudin Lathif,Fiqih Muamalat,(Cetakan 1, Desember 2005), h. 48

Page 29: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

20

“Hak milik adalah keistimewaan yang memungkinkan pemiliknya

bebas membelanjakan dan memanfaatkannya sepanjang tidak ada

halangan syara”.

Definisi yang disampaikan oleh Musthafa Ahmad al-Zarqa:23

اختصاص حاجز شرعا صاحبه التصرف إال المانع

“Milik adalah keistimewaan (ihtishash) yang bersifat

mengahalangi (orang lain) yang syara’ memberikan kewenangan

kepada pemiliknya membelanjakan kecuali terdapat halangan

syara”.

Definisi yang disampaikan oleh Wahbah al-Zuhaily:24

اختصاص بالشيئ يمنع الغير منه و يمكن صاحبه من التصرف ابتداء إال لمانع شرعي

”Milik adalah keistimewaan (ihtishash terhadap sesuatu yang

menghalangi orang lain darinya dan pemiliknya bebas

membelanjakannya secara langsung kecuali ada halangan

syar’iy”

Seluruh definisi yang disampaikandiatas menggunakan term

ishtishash sebagai kata kunci milkiyah. Jadi hak milik adalah

sebuah ishtishash (keistimewaan/kekhususan). Dalam definisi

tersebut terdapat dua ishtishash atau keitimewaan yang diberikan

oleh syara’ kepada pemilik harta:

Pertama, keistimewaan dalam menghalangi orang lain untuk

memanfaatkannya tanpa kehendak atau tanpa izin pemiliknya.

Kedua, keistimewaan dalam membelanjakannya (tasharruf).

Tasharruf adalah: “sesuatu yang dilakukan oleh seseorang berdasarkan iradah

(kehendak-Nya) dan syara’ menetapkan atasnya beberapa

konsikuensi yang berkaitan dengan baik”.

Jadi pada prinsip atas dasar milkiyah (pemilikan) seseorang

mempunyai keistimewaan berupa kebebasan dalam

23

Ghufron A mas’adi, Fiqih Muamalah Kontekstual ,(Jakarta, Raja Grafindo Persada,

2002), h. 48 24

Ghufron A mas’adi, Fiqih Muamalah Kontekstual ,(Jakarta, Raja Grafindo Persada,

2002), h. 48

Page 30: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

21

membelanjakannya selama tidak ada halangan tertentu yang

diakui oleh syara’.

a. Prinsip Pertama

Tentang ini adalah menetapkan bahwa hakikatnya harta itu

adalah milik Allah. Firman Allah dalam al-Qur’an:

(Q.S. Al-hadid:7)

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan

nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah

menjadikan kamu menguasainya. Maka orng-orang yang

beriman di antara kamu dan nafkahkan (sebagian)dari

hartanya memperoleh pahala yang besar”.

b. Prinsip Kedua

Harta kekayaan jangan sampai hanya ada atau dimiliki oleh

segolongan kecil masyarakat:

(Q.S.Al-hsyr:7)

“supaya harta itu tidak beredar di antara orang-orang kaya

saja di antara kamu”.

(Q.S. Al-hsyr:9)

“Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka

itulah orang-orang yang beruntung”.

c. Prinsip Ketiga

Ada barang-barang yang karena dharurinya adalah untuk

kepentingan masyarakat seluruhnya, seperti jalan-jalan,

irigasi, tempat-tempat peribadatan. Adapun Hadits Nabi

SAW. Yang berbunyi:

المسلمون شركاء في ثالث في الكإل والماء والنار

“Manusia bersyarikat dalam tiga hal: air, rumput, dan api”.

Page 31: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

22

Adalah air yang belum jadi milik perseorangan dan

api di dalam mengambil penerangan dan manfaat nyalanya.

Air, padang rumput, dan api merupakan sebagian

harta yang pertama kali diperbolehkan oleh Rasulullah

SAW untuk seluruh umat manusia. Mereka berserikat

didalamnya dan melarang mereka untuk memiliki bagian

apa pun dari sarana umum tersebut, karena hal itu

merupakan hak seluruh rakyat. Rakyat boleh mengambil air

dari sungai-sungai yang ada untuk mengairi sawah dan

ladang mereka. Rakyat juga boleh mengambil rumput untuk

hewan ternak mereka dari padang rumput yang tidak

dimiliki oleh seseorang.

Dalam hal ini pemerintah tidak boleh

memberikannya hanya kepada satu golongan dan melarang

golongan lainnya. Pemerintah hanya diperbolehkan

melakukan pengaturan agar tidak terjadi perselisihan antar

sesama anggota masyarakat dalammemanfaatkan sarana

umum tersebut.

2. Sebab-sebab Kepemilikan

Harta yang dikuasai manusia pada hakekatnya adalah milik

Allah SWT. Kedudukan manusia hanyalah sebagai makhluk yang

diberi amanah (kepercayaan) untuk menguasai dan

mendayagunakan harta tersebut sesuai dengan petunjuk Allah

SWT dan rasul-Nya. Walaupun demikian tidak semua manusia

dapat menguasai atau memilikinya sehingga ia dapat dengan bebas

mendayagunkannya. Faktor-faktor yang menyebabkan harta dapat

dimiliki anatara lain:

(1) Penguasaan terhadap harta bebas (ihraz al-mubahat), yaitu

harta yang belum dimiliki orang lain secara sah dan tak ada

penghalang syara’ untuk dimiliki.

Page 32: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

23

(2) Khalafiyah, yaitu berpindahnya sesuatu menjadi milik

seseorang karena kedudukannya sebagai penerus pemilik lama

atau kedudukannya sebagai pemilik barang tertentu yang telah

rusak atau musnah dan digantikan dengan sesuatu yang baru

oleh orang yang merusaknya

(3) Tawallud Mamluk, yaitu segala sesuatu yang lahir atau tumbuh

dari obyek hak yang telah dimiliki, menjadi hak bagi yang

memiliki obyek hak tersebut.

(4) Akad, yaitu pertalian atau ketertarikan antara ijab dan qobul

sesuai dengan kehendak syari’ah (Allah SWT dan Rasul-Nya)

yang menimbulkan akibat hukum pada obyek akad.

3. Sifat Kepemilikan

Persoalan ini dibahas ulama fiqih dalam kaitan milik

pribadi dengan kepentingan umum. Mereka sepakat bahwa islam

sangat menghormati kemerdekaan seseorang untuk memiliki

sesuatu, selama itu sejalan dengan cara yang digariskan syara’. Ia

bebas mengembangkan hartanya tersebut dan mencari keuntungan

sebanyak-banyaknya dengan cara yang jujur.

Namun demikian pemilik harta secara hakiki adalah Allah

SWT. Seseorang dikatakan memiliki harta hanya secara majasi dan

harta itu merupakan amanah ditangan yang harus dipergunakan

untuk kemaslahatan dirinya dan orang lain (QS. 5:120 dan QS.

57:7).25

4. Macam-macam Kepemilikan

Dari segi unsur harta (benda dan manfaat) dibedakan menjadi

dua:26

a. Milk al-tam (pemilikan sempurna), yaitu apabila materi dan

manfaat harta itu dimiliki sepenuhnya oleh seseorang sehingga

seluruh hak yang terkait dalam harta itu berada di bawah

25

AH. Azharudin Lathif, Fiqih Muamalat,(Cetakan 1, Desember 2005), h. 51 26

AH. Azharudin Lathif, Fiqih Muamalat, (Cetakan 1, Desember 2005), h. 53

Page 33: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

24

penguasaannya. Milik seperti itu bersifat mutlak, tidak dibatasi

masa, dan tidak bisa digugurkan oleh orang lain.

b. Milk al-naqish (pemilikan tidak sempurna), yakni pemilikan

atas salah satu unsur saja.

Dari segi obyek (mahal) pemilikan dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Milk Ain (memiliki benda), pemilikan ini diperoleh melalui

empat sebab pemilikan yang telah disampaikan di muka.

b. Milk Manfaat, yaitu pemilikan seseorang untuk memanfaatkan

suatu harta benda milik orang lain dengan keharusan menjaga

materi bendanya.

c. Milk Dain, yaitu pemilikan harta benda yang berada dalam

tanggung jawab orang lain karena sebab tertentu.

Dari sisi bentuknya, milik dibedakan menjadi dua:27

a. Milk al-mutamayyaz (milik jelas) adalah pemilikan sesuatu

benda yang mempunyai batas-batas yang jelas dan tertentu

yang dapat dipisahkan dari yang lainnya.

b. Milk al-masya’ (milik bercampur), adalah pemilikan atas

sebagian, baik sedikit atau banyak, yang tidak tertentu dari

sebuah harta benda, seperti pemilikan atas separuh rumah, atau

seperempat kebun dan lain sebagainya.

Al-Qur’an, sebagai fondasi agama Islam, menyatakan bahwa

air merupakan hal paling penting bagi keberlangsungan hidup

seluruh makhluk di muka bumi sekaligus bumi itu sendiri. Dalam

Surat An Nahl, 65: dikatakan Dan Allah menurunkan dari langit

air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah

matinya.

27

Ghufron A mas’adi, Fiqih Muamalah Kontekstual ,(Jakarta, Raja Grafindo Persada,

2002), h. 66.

Page 34: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

25

Pertama adalah fungsi air sebagai unsur keberlangsungan

makhluk hidup, sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya.

Informasi kedua adalah mengenai apa yang disebut sebagai teori

daur hidrologi air dewasa ini. Hal tersebut ditunjukkan dalam

kalimat “Allah SWT menurunkan air dari langit, lalu diaturnya

menjadi sumber-sumber air di bumi”. Pernyataan ini mengandung

kesimpulan bahwa air yang ada di muka bumi ini merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan, yang juga berimplikasi terhadap

hukum tentang pengaturan air dalam kehidupan manusia.

Alasan mendasar dari eksistensi kepemilikan ketiga hak

tersebut (air, padang, rumput dan api) karena manfaat hak

ketiganya yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.

Privatisasi terhadap ketiga hak tersebut berarti akan meniadakan

hak-hak publik untuk menggunakan dan mengonsumsinya.

F. Mahkamah Konstitusi

Mahkamah konstitusi (MK) merupakan lembaga peradilan sebagai

salah satu pelaku kekuasaan kehakiman di samping Mahkamah Agung

(MA), yang di bentuk melalui perubahan ketiga UUD NRI Tahun 1945.

Indonesia merupakan negara ke-78 yang membentuk MK pembentukan

MK sendiri merupakan fenomena negara modern abad ke-20.28

Latar

belakang pembentukan Mahkamah Konstitusi tidak lepas dari

perkembangan hukum dan ketatanegaraan tentang pengujian produk

hukum oleh lembaga peradilan yang biasanya disebut Judicial Review.

Selain itu, adanya kekosongan pengaturan pengujian (judicial

review) terhadap undang-undang secara tidak langsung telah

menguntungkan kekuasaan karena produk perundang-undangnya tidak

akan ada yang menggangu gugat, dan karenanya untuk menjamin bahwa

28

Jimly Asshiddiqie, Mahkamah Konstitusi Kompilasi Ketentuan UUD, UU dan

peraturan di pusat 78 negara, Tahun 2002.

Page 35: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

26

penyusunan peraturan perundang-undangan akan selaras dengan konstitusi

harus ditentukan mekanisme untuk mengawasinya melalui hak menguji.

G. Pengujian Undang-Undang

Dalam praktik, dikenal adanya tiga macam norma hukum yang

dapat diuji atau yang biasa disebut sebagai non control mecahanism.

Ketiga bentuk norma hukum tersebut sama-sama dapat diuji kebenarannya

melalui mekanisme peradilan (justisial) ataupun mekanisme non-justicial.

Jika pengujian itu dilakukan oleh lembaga peradilan, maka proses

pengujiannya itu disebut sebagai judicial review atau pengujian oleh

lembaga judisial atau pengadilan. Akan tetapi, jika pengujian itu dilakukan

bukan oleh lembaga peradilan, maka hal itu tidak dapat dikatakan sebagai

judicial review.29

Baik di dalam kepustkaan maupun dalam praktek dikenal adanya

dua macam hak menguji, yaitu:

a. Hak Menguji Formil (Formele Toetsingsrecht)

Yang dimaksud dengan hak menguji formil ini adalah wewenang

untuk menilai, apakah suatu produk legislatif seperti undang-undang

misalnya terjelma melalui cara-cara (procedure) sebagaimana telah

ditentukan atau diatur dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku ataukah tidak.30

b. Hak Menguji Material (materiele toetsingsrecht)

Hak menguji material adalah suatu wewenang untuk menyelidiki

dan kemudian menilai, apakah suatu peraturan perundang-undangan

isinya sesuai atau bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi

derajatnya, serta apakah suatu kekuasaan tertentu (verordenede macht)

berhak mengeluarkan suatu peraturan tertentu.31

29

Jimly Asshiddiqie, Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, (Sinar Grafika: Jakarta

Timur, 2010), Hal. 1 30

Dr. Sri Soemantri, M., S.H., Hak Menguji Material Di IndonesiaI, (Bandung: Penerbit

Alumni, 1986), Hal. 6 31

Dr. Sri Soemantri, M., S.H., Hak Menguji Material Di IndonesiaI, (Bandung: Penerbit

Alumni, 1986), Hal. 8

Page 36: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

27

H. Studi Review Terdahulu

“Perencanaan/Pengendalian dan Pengembangan Potensi Sumber Daya

Air Kabupaten Pasuruan”. Oleh Sukobar. Tahun 2010. Dalam jurnalnya

membahas tentang peengelolaan potensi sumber daya air (Air Permukaan

dan Air Bawah Tanah) di Kabupaten Pasuruan terhadap jumlah kebutuhan

air (Water Demand) menurut kualitas air dan peruntukannya. Objek

penelitian ini lebih berfokus pada Kabupaten Pasuruan. Studi teoritis dan

studi lapangan (survey) mengenai identifikasi Potensi Sumber Daya Air

Kabupaten Pasuruan yang akan dilakukan adalah Melakukan survey dan

investigasi untuk mendapatkan data (informasi) yang berkaitan dengan

keperluan analisa dan kajian, beberapa data sekunder dan data primer,

Melakukan analisa dan kajian Posisi dan Sebaran Sumber Daya Air,

Melakukan analisis dan kajian Kapasitas Sumber Air, dan Melakukan

analisis dan kajian Kualitas. Dari hasil penelitiannya disebutkan bahwa

potensi sumber daya air di Kabupaten Pasuruan dibagi menjadi dua yaitu,

air permukaan dan air di bawah tanah. Dan seberapa banyak air bersih

yang dibutuhkan warga Kabupaten Pasuruan. Dalam strategi

pengelolaannya melakukan beberapa hal yaitu,tingkat kepentingan

(Urgensi) penyediaan air dan kondisi Demand dan Suplainya.32

Perbedaannya dengan penelitian ini adalah penelitian ini tidak hanya

membahas Sumber Daya Air saja. Tetapi, penelitian ini lebih membahas

bagaimana perencana/pengendalian dan pengembangan potensi Sumber

Daya Air di Kabupaten Pasuruan.

“Undang-Undang Air No. 7 Tahun 2004 Dalam Perspektif

Manajemen Sumber Daya Air”. Oleh Putu Doddy Heka Ardana.

Mahasiswa Universitas Ngurah Rai. Tahun 2017. Dalam jurnalnya

membahas tentang nilai positif dan nilai negatif dari UU Air No. 7 Tahun

2004. Mengenai tentang sisi negatif dan positif dari undang-undang

sumber daya air ini. Meskipun muncul suatu isu privatisasi dan

32

Sukobar, “Perencanaan/Pengendalian dan Pengembangan Potensi Sumber Daya Air

Kabupaten Pasuruan”, Volume 8, Nomor 2, (Agustus 2010).

Page 37: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

28

komersialisasi oleh beberapa pihak terhadap sumber daya air Indonesia,

terdapat sisi positif yang berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan

sumber daya air. Sisi positif tersebut yang utama adalah pembentukan

Dewan Air Nasional yang berperan penting dalam pengelolaan sumber

daya air dan sebagai badan atau lembaga koordinasi antar wilayah

mengenai tata kelola sumber daya air. UU Sumber Daya Air no. 7 Tahun

2004 mengenai sumber daya air ini harus diinformasikan secara luas

kepada masyarakat luas, baik itu masyarakat pendidikan maupun

stakeholders.33

Perbedaannya dengan penelitian ini adalah tidak hanya

membahas Undang-Undang Tentang Sumber Daya Air No. 7 Tahun 2004.

Tetapi, penelitian ini lebih membahas tentang kebijakan dalam

pengelolaan air dan nilai positif dan negatif dari UU Sumber Daya Air No.

7 Tahun 2004.

“Studi tentang hukum air dan problematika Pemenuhan hak asasi

manusia atas air di indonesia”. Oleh Hamid Chalid. Tahun 2018. Dalam

jurnalnya membahas tentang hak asasi manusia atas air dan juga

privatisasi di indonesia. Kegiatan penelitian ini adalah sebuah penelitian

lapangan maka metode penelitian yang digunakan adalah yuridis

empiris.34

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini utamanya adalah

data primer, yakni data-data yang diperoleh secara langsung dari lapangan.

Namun pada prakteknya penelitian ini tidak akan bisa mengesampingkan

pentingnya data-data sekunder, yakni data-data yang diperoleh melalui

studi kepustakaan. Dari hasil penelitiannya disebutkan bahwa, seluruh air

yang ada di bumi, hanya 2,35% saja yang merupakan air tawar (fresh

water), sisanya adalah air laut (salt water). Dari 2,35% air tawar tadi, dua

pertiganya terperangkap dalam glaciers dan tertutup salju permanen. Sisa

33

Putu Doddy Heka Ardana, “Undang-Undang Air No. 7 Tahun 2004 Dalam Perspektif

Manajemen Sumber Daya Air”, Mahasiswa Universitas Ngurah Rai. (Tahun 2017). 34

Peter Mahmud Marzuki, “Penelitian Hukum. Edisi Revisi”. (Jakarta: Prenada Media

Group, Cet. Kesembilan, 2011), h. 140.

Page 38: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

29

sepertiganya masih pula dikotori dengan polusi.35

Menurut data, ada

sekitar 2 juta ton air segar setiap hari terbuang percuma karena polusi dan

lain-lain.36

Pintu masuknya tidak lain ialah melalui Undang-Undang No. 7

Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (UU SDA) yang sejak awal

pembentukannya memang sarat dengan pengaruh dan tekanan World Bank

yang memang mengusung misi untuk melakukan liberalisasi dan

privatisasi air di Indonesia.37

Perbedaannya dengan penelitian ini adalah

tidak hanya membahas tentang hukum air pemenuhan hak asasi manusia.

Tetapi, penelitian ini lebih membahas tentang privatisasi air di Negara kita

Indonesia serta upaya yang harus di lakukan dalam menangani privatisasi

air.

“Pengelolaan sumber daya air bagi swasembada pangan dalam sistem

agribisnis syariah”. Oleh Ujang Maman. Tahun 2014. Dalam jurnalnya

membahas tentang kepemilikan dan dampak negatif dari sumber daya air.

Metode studi dalam penulisan artikel ini adalah menggunakan studi

pustaka yang terkait dengan agribisnis syariah. Aspek yang menjadi fokus

kajian adalah mengenai konsepsi kepemilikan tentang asset-asset strategis

yang menjadi kepentingan umum.Analisis data menggunakan analisis

diskriptif dengan pendekatan sistem agribisnis syariah. Dari hasil

penelitiannya disebutkan bahwa Pengelolaan sumber daya air di Indonesia

tidak mengenal adanya konsepsi kepemilikan umum. Trend pengelolaan

sumber daya alam di Indonesia lebih menekankan pada swastanisasi, yakni

memberikan yang besar kepada swasta, seperti tampak dalam Desa

Babakan Pari, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat. Dalam pengelolaan sumber

daya air ini tidak ada kejelasan konsepsi kepemilikan. Laporan kunjungan

mahasiswa yang dipaparkan di atas mungkin masih banyak memiliki

35

Rosemary Lyster, “The Current Status of Water Law in New South Wales.” Makalah

dalam seminar tentang Water Law Reform in New South Wales, the Faculty of Law, the

University of Sydney, (22 September 2004). 36

Di negara berkembang, sekitar 50% air yang ada tercemar oleh berbagai polutan. Ibid 37

Hamid Chalid, “Studi Tentang Hukum Air Dan Problematika Pemenuhan Hak Asasi

Manusia Atas Air Di Indonesia”, Jurnal Hukum dan Pembangunan (Tahun ke-48 No.2 April-Juni

2018).

Page 39: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

30

kekurangan dari segi pendalaman informasi dan metodologi studi yang

dilakukan. Tapi satu hal yang sangat penting dari laporan tersebut adalah

perlunya reorientasi pengelolaan sumber daya air bagi kebutuhan warga

secara lokal dan juga bagi pemenuhan kebutuhan air untuk budidaya padi.

Kekurangan air akan mejadi persoalan tersendiri bagi usaha mewujudkan

swasembada pangan. Adanya krisis air bagi sektor pertanian. Sebagai

sebuah kerangka teoritis untuk menjaga keberlanjutan lahan pertanian

pangan, kita dapat menganalisis dengan pendekatan sistem agribisnis.38

Perbedaannya dengan penelitian ini adalah penelitian ini lebih membahas

sistem agraria bisnisnya dan konsep kepemilikan.

“Implikasi pembatalan undang-undang nomor 7 tahun 2004 tentang

Sumber Daya Air terhadap perusahaan pengelola air (PDAM Kota

Surakarta dan PT Tirta Investama Klaten)”. Oleh Justicia M. Grace Istia.

Tahun 2016. Dalam jurnalnya membahas tentang implikasi pembatalan

UU SDA terhadap perusahaan pengelola air milik pemerintah dan milik

swasta, dalam hal ini adalah PDAM Kota Surakarta dan PT Tirta

Investama Klaten. Penelitian menggunakan jenis penelitian empiris dan

bersifat deskriptif, yang mendeskripsikan secara lengkap mengenai akibat

hukum yang ditimbulkan setelah dibatalkannya UU SDA terhadap proses

pengelolaan air oleh perusahaan pengelola air, baik perusahaan milik

negara maupun milik swasta dan mendeskripsikan juga mengenai

implikasi hukum setelah di berlakukannya kembali UU Pengairan. Penulis

melakukan wawancara dengan Ibu Laksmisitha P., S.H. selaku Kepala

Seksi Hukum, Humas, dan Kerjasama PDAM Surakarta. Dari hasil

penelitiannya di sebutkan bahwa UU Nomor 8 Tahun 2011 Tentang

perubahan atas UU Nomor 4 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi

menyatakan bahwa MK dilarang membuat putusan Ultra Petita Partium,

Hakim tidak boleh memberi putusan tentang sesuatu yang tidak dituntut

atau tidak diminta dalam petitum atau mengabulkan lebih dari pada yang

38

Ujang Maman, “Pengelolaan Sumber Daya Air Bagi Swasembada Pangan Dalam

Sistem Agribisnis Syariah”, Jurnal Agribisnis, Vol. 8, No. 2, (Desember 2014), h. 141-154.

Page 40: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

31

ditutuntut oleh penggugat, tetapi Hakim tidak dilarang memberi putusan

yang mengurangi isi dari tuntutan gugatan. Landasanya adalah pasal 178

ayat 3 HIR, dan pasal 189 ayat 3 R.Bg. PP PSDA menyatakan izin

pengusahaan sumber daya air yang ditetapkan hanya terbatas pada

pemberian izin oleh pemerintah kepada pemegang izin untuk memperoleh

dan mengusahakan sejumlah (kuota) air, daya air dan/atau sumber air

sesuai dengan alokasi yang ditetapkan Pemerintah atau Pemerintah Daerah

kepada pengguna air.39

Perbedaannya penelitian ini adalah lebih

membahas tentang pembatalan UU SDA pada PDAM Kota Surakarta dan

PT Tirta Investama Klaten.

“Hak Menguasai Negara: Konsep Pengelolaan Sumber Daya Air

Berdimensi Transendental”. Oleh Ahmad. Dalam jurnalnya membahas

tentang hak menguasai negara dalam pengelolaan sumber daya air. Jenis

penelitian ini adalah penelitian library research yang sumber datanya

diperoleh melalui penelitian terhadap berbagai literatur yang relevan

dengan obyek penelitian sebagaimana yang termuat secara lengkap dalam

daftar pustaka. Adapun tipe penelitian ini adalah deskriptif analitis. Hasil

penelitian disebutkan bahwa Dalam perkembangannya negara memberikan

ruang bagi perseorangan dan atau pihak swasta untuk ikut mengelola

sumber daya air dalam bentuk hak guna usaha air yang dapat diberikan

kepada perseorangan atau badan usaha dengan izin dari Pemerintah atau

Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya. Dan juga membahas

tentang Konsep Hak Menguasai Negara dalam Pengelolaan Sumber Daya

Air Berdimensi Transendental.40

Perbedaannya penelitian ini adalah lebih

membahas tentang Hak Menguasai Negara dalam pengelolaan Sumber

Daya Air Berdimensi Transendental.

39

Justicia M. Grace Istia, “Implikasi pembatalan undang-undang nomor 7 tahun 2004

tentang Sumber daya air terhadap perusahaan pengelola air (pdam kota Surakarta dan pt tirta

investama klaten)”. Privat Law, Vol. IV No. 2 (Juli - Desember 2016). 40

Ahmad. “Hak Menguasai Negara: Konsep Pengelolaan Sumber Daya Air Berdimensi

Transendental”.

Page 41: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

32

BAB III

PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

NOMOR 85/PUU-XI/2013

A. KRONOLOGI KASUS

Prof. H.M. Din Syamsudin, M.A., yaitu Ketua Umum Pimpinan

Pusat (PP) Muhammadiyah, sebagai pemohon I beserta anggota yang

lainnya. Mengajukan pengujian materiil Konstitusional atas Perbaikan

Permohonan Pengujian Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10,

Pasal 26, Pasal 29 ayat (2) dan ayat (5), Pasal 45, Pasal 46, Pasal 48

ayat (1), Pasal 49 ayat (1), Pasal 80, Pasal 91, Pasal 92 ayat (1), ayat

(2) dan ayat (3) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air terhadap Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Yang didaftarkan di kepaniteraan Mahkamah Konstitusi

pada tanggal 23 September 2013 berdasarkan Akta Penerimaan Berkas

Perkara Nomor 478/PAN.MK/2013 dan telah dicatat dalam Buku

Registrasi Perkara Konstitusi dengan Nomor 85/PUU-XI/2013 pada

tanggal 16 Oktober 2013 setelah diperbaiki.

Pemohon mengajukan uji materiil Undang-Undang Nomor 7

Tahun 2013 Tentang Sumber Daya Air, dengan beberapa alasan

pokok, alasan-alasan permohonan yang dikemukakan pemohon tidak

akan seluruhnya dijelaskan, melainkan hanya pada isu penting yang

berkaitan dengan penguasaan sumber daya air, yaitu:

a. Komersialisasi dan swastanisasi pengelolaan sumber daya air, yaitu

penguasaan dan monopoli sumber-sumber air oleh swasta,

terkonsentrasinya penggunaan air bagi kepentingan komersil, dan

Pasal 40, Pasal 41 dan Pasal 45 Undang-undang Nomor 7 Tahun

2004 tentang Sumber Daya Air yang mengandung muatan

privatisasi atas penyediaan air minum, pengelolaan sumber daya air

dan irigasi bagi pertanian.

Page 42: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

33

b. Faktanya terbukti dengan keluarnya Peraturan Pemerintah (PP)

Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan

Air Minum (SPAM) yang pada Pasal 1 Butir 9 menyatakan

“Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah BUMN/BUMD,

koperasi, badan usaha swasta, atau kelompok masyarakat”.

Padahal, dalam pasal 40 ayat (2) UU SDA sudah dinyatakan bahwa

pengembangan SPAM adalah tanggung jawab pemerintah pusat

atau pemerintah daerah, sehingga Pasal 40 ayat (3) UU SDA

menyatakan “penyelenggaraan SPAM adalah BUMN dan/atau

BUMD”.

c. Bahwa pengembangan SPAM seperti pada PP Nomor 16 Tahun

2005 yang merupakan implementasi Pasal 40 Undang-Undang a

quo adalah merupakan swastanisasi terselubung dan pengingkaran

penafsiran Konstitusional Mahkamah terhadap Undang-Undang a

quo. Dengan kondisi yang demikian ini maka melahirkan secara

sempurna telah melahirkan mindset pengelola air yang selalu

profit-oriented.

d. Kewajiban dan tanggung jawab negara dalam hal penyediaan

fasilitas pelayanan umum kepada rakyat, termasuk dalam hal ini

adalah penyediaan air yang bersih dan sehat sebagai turunan Pasal

33 ayat (2) , ayat (3), ayat (4) serta Pasal 34 ayat (3) Undang-

Undang Dasar 1945.

Petitum atau tuntutan yang disampaikan oleh seluruh pemohon

kepada Mahkamah Konstitusi oleh pemohon perkara Nomor 085/PUU-

XI/2013, yaitu sebagai berikut:

a. Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan pengujian

Undang-Undang PEMOHON.

b. Menyatakan ketentuan dalam Pasal 6 ayat (2), Pasal 6 ayat (3),

Pasal 7, Pasal 8 ayat (1), Pasal 8 ayat (2), Pasal 9 ayat (1), Pasal 11

ayat (3), Pasal 29 ayat (3), Pasal 40 ayat (4), Pasal 49, Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Page 43: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

34

bertentangan dengan Pasal 18B ayat (2), Pasal 28A, Pasal 28D ayat

(1), Pasal 28H ayat (1) dan ayat (2), Pasal 28I ayat (2) serta Pasal

33 ayat (3) dan ayat (4) UUD 1945.

c. Menyatakan ketentuan dalam Pasal 6 ayat (2), Pasal 6 ayat (3),

Pasal 7, Pasal 8 ayat (1), Pasal 8 ayat (2), Pasal 9 ayat (1), Pasal 11

ayat (3), Pasal 29 ayat (3), Pasal 40 ayat (4), Pasal 49, Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air tidak

mempunyai kekuatan hukum mengikat.

d. Memerintahkan amar Putusan Majelis Hakim dari Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia yang mengabulkan permohonan

pengZujian UndangUndang Nomor 7 Tahun 2004 terhadap UUD

1945 untuk dimuat dalam Berita Negara dalam jangka waktu paling

lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak putusan diucapkan.

B. PERTIMBANGAN HUKUM

Mahkamah Konstitusi menjatuhkan pertimbangan yang sangat erat

kaitannya dengan Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 9, Pasal 26, ayat

(7), Pasal 80, Pasal 45, serta Pasal 46 UU sumber daya air, yang

mengandung muatan penguasaan dan monopoli atas sumber daya air

yang bertentangan dengan prinsip dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Di mana dalam tuntutan yang berasas pada pasal-pasal tersebut,

dapat diketahui bahwa Undang-Undang a quo sudah memberikan

ruang seluas-luasnya bagi swasta (badan usaha dan individu) untuk

menguasai sumber daya air. Bahwa guna mempertimbangkan

permasalahan permohonan para pemohon, Mahkamah perlu

mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

Kesejahteraan rakyat salah satunya berasal dari sumber daya alam

yang termasuk di dalamnya sumber daya air. Pandangan sebagaimana

di uraikan di atas secara konstitusional dirumuskan dalam Pasal 33

ayat (3) UUD 1945, ayat tersebut termasuk salah satu dari 3 (tiga) ayat

dari Pasal 33 UUD 1945 yang tidak diubah dalam perubahan UUD

Page 44: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

35

1945 Tahun 1999 sampai dengan Tahun 2002, menurut Mahkamah,

ketiga ayat dimaksud merupakan bentuk konstitusionalitas dianutnya

demokrasi ekonomi, selain demokrasi politik, yang terkait dengan

penyelenggaraan negara sebagaimana dimaksud sila keempat dan sila

kelima pancasila.

Berdasarkan pertimbangan tersebut ada beberapa pembatasan yang

ketat untuk menjaga kelestarian dan ketersediaan air bagi kehidupan

bangsa:

Pertama, setiap pengusahaan air tidak boleh mengganggu,

mengesampingkan, apalagi meniadakan hak rakyat atas air karena

bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya selain

harus dikuasai oleh negara, juga peruntukannya adalah untuk sebesar-

besar kemakmuran rakyat.

Kedua, adalah bahwa negara harus memenuhi hak rakyat atas air.

Sebagaimana dipertimbangkan di atas, akses terhadap air adalah salah

satu hak asasi tersendiri maka pasal 28I (4) menentukan,

“perlindungan, kemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi

manusia adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah.

Ketiga, haru mengingat kelestarian lingkungan hidup, sebagai

salah satu hak asasi manusia, pasal 28H (1) UUD 1945 menentukan,

“setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin tempat tinggal,

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan”.

Keempat adalah bahwa sebagai cabang produksi yang penting dan

menguasai hajat hidup orang banyak yang harus dikuasai oleh negara

dan air yang menurut pasal 33 ayat 3 UUD 1945 harus dikuasai oleh

negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

maka pengawasan dan pengendalian oleh negara atas air sifatnya

mutlak.

Kelima, adalah sebagai kelanjutan hak menguasai oleh negara dan

karena air merupakan sesuatu yang sangat menguasai hajat hidup

Page 45: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

36

orang banyak maka prioritas utama yang diberikan pengusahaan atas

air adalah Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah.

Bahwa oleh karena UU SDA dinyatakan bertentangan dengan

UUD 1945 dan untuk mencegah terjadinya kekosongan pengaturan

mengenai sumber daya air maka sembari menunggu pembentukan

Undang-Undang baru yang memperhatikan Putusan Mahkamah oleh

pembentuk Undang-Undang, maka Undang-Undang Nomor 11 Tahun

1974 Tetang Pengairan diberlakukan kembali.

Bahwa hukum adalah salah satu sarana yang dipergunakan negara

untuk menyelenggarakan fungsi guna mencapai tujuan. Norma hukum

mengenal adanya hierarki atau tata susunan norma, yang dalam

hierarki tersebut UUD 1945 menempati posisi tertinggi.

Bahwa Pasal 60 UU MK menyatakan “(1) Terhadap materi

muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dalam undang-undang yang telah

diuji, tidak dapat dimohonkan pengujian kembali, (2) Ketentuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat di kecualikan jika metri

muatan dalam UUD Tahun 1945 yang di jadikan dasar pengujian

berbeda”. Melihat dasar pengujian konstitusionalitas antara

pemohonan a quo dengan dasar pengujian dalam permohonan Nomor

058-059-060-063/PUU-II/2004 dan Nomor 008/PUU-III/2005 adalah

sama, menurut Mahkamah, sebagaimana yang akan di pertimbangkan

di bawah, terdapat penafsiran yang berbeda dalam pelaksanaan UU

SDA dengan pertimbangan Mahkamah dalam Putusan Nomor 058-

059-060-063/PUU-II/2004 dan Nomor 008/PUU-III/2005 sebelumnya.

Dengan demikian permohonan para Pemohon a quo dapat

diterima. Mahkamah perlu menegaskan bahwa di Indonesia makna

bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara. Air adalah salah satu unsur yang sangat penting

dan mendasar dalam hidup dan kehidupan manusia atau menguasai

hajat hidup orang banyak.

Page 46: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

37

Penelaahan Mahkamah terhadap amanat yang terkandung dalam

Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, khususnya mengenai sumber daya air,

membawa Mahkamah pada kesimpulan bahwa akses terhadap air

merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia. Dalam pertimbangan

hukum putusan dimaksud, selanjutnya Mahkamah mengatakan, antara

lain : “Komentar umum tersebut menafsirkan hak atas kesehatan

sebagai hak inklusif yang meliputi tidak hanya pelayanan kesehatan

yang terus menerus yang layak tetapi juga meliputi faktor-faktor yang

menentukan kesehatan yang baik, termasuk salah satu di dalamnya

adalah akses kepada air minum yang aman. Pada Tahun 2002 Komite

selanjutnya mengakui bahwa akses terhadap air adalah sebagai hak

asasi yang tersendiri”. Oleh karena itu Mahkamah pun kemudian

menegaskan bahwa sebagai bagian dari hak asasi maka negara wajib

menghormati (to respect), melindungi (to protect), dan memenuhinya

(to fulfil), ketiga aspek tersebut tidak hanya menyangkut kebutuhan

sekarang tetapi juga harus dijamin kesinambungannya untuk masa

depan karena menyangkut eksistensi manusia.

Menurut Mahkamah menyatakan pula pengairan, pertanian,

pembangkit tenaga listrik, dan keperluan industri menjadi faktor

penting pula bagi manusia untuk hidup layak. Mahkamah antara lain,

menyatakan: “fungsi pengurusan (berstuursdaad) oleh negara

dilakukan oleh pemerintah dengan kewenanngannya untuk

mengeluarkan dan mencabut fasilitas perizinan (vergunning), lisensi

(licentie), dan konsensi (concessie). Fungsi pengaturan oleh negara

(regelandaad) dilakukan melalui kewenangan legislasi oleh DPR

bersama dengan pemerintah, dan regulasi oleh pemerintah (eksekutif).

Fungsi pengelolaan (beheersdaad) dilakukan malalui mekanisme

pemilikan saham (share-holding) dan/atau melalui keterlibatan

langsung dalam manajemen Badan Usaha Milik Negara atau Badan

Hukum Milik Negara sebagai instrumen kelembagaan melalui mana

negara c.q. pemerintah mendayagunakan penguasaannya atas

Page 47: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

38

sumber-sumber kekeyaan itu untuk digunakan bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Demikian pula fungsi pengawasan oleh negara

(toezichtthoudensdaad) dilakukan oleh negara c.q. pemerintah dalam

rangka mengawasi dan mengendalikan agar pelaksaan penguasaan

oleh negara atas cabang produksi yang penting dan/atau yang

menguasai hajat hidup orang banyak dimaksud benar-benar dilakukan

untuk sebesar-besarnya kemakmuran seluruh rakyat”.

Menurut Mahkamah keenam Peraturan Pemerintah tidak

memenuhi enam prinsip dasar pembatasan pengelolaan sumber daya

air. Peraturan Pemerintah tersebut diantranya yaitu: PP Nomor 16

Tahun 2005, PP Nomor 20 Tahun 2006, PPNomor 42 Tahun 2008, PP

Nomor 43 Tahun 2008, PP Nomor 38 Tahun 2011, PP Nomor 73

Tahun 2013.

C. AMAR PUTUSAN

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013 telah

membatalkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air. Menurut pertimbangan hukum Mahkamah Konstitusi dalam

putusan ini, pelaksanaan Undang-Undang Sumber Daya Air telah

melanggar syarat konstitusionalitas (conditionally constitutional)

pemberlakuan undang-undang sebagaimana pernah ditentukan dalam

putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 058-059-060-063/PUU-II/2004.

Dalam putusan itu ditegaskan, meskipun permohonan uji materiil

atas Undang-Undang Sumber Daya Air sebelumnya pernah ditolak

Mahkamah Konstitusi tahun 2004, putusan Mahkamah Konstitusi

tahun 2004 memutuskan bahwa manakala pada kemudian hari

pelaksanaan Undang-Undang Sumber Daya Air ditafsirkan berbeda

dari syarat konstitusional penerapannya sebagaimana ditentukan dalam

putusan Mahkamah Konstitusi tahun 2004, Mahkamah Konstitusi

dapat menguji kembali Undang-Undang tersebut.

Dalam putusannya, majelis hakim Mahkamah Konstitusi juga

menafsirkan frase “dikuasai oleh negara” dalam pasal 33 ayat (3) UUD

Page 48: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

39

1945 yang berbunyi: ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

Mahkamah Konstitusi menilai bahwa pasal-pasal yang dimohon uji

materiil dalam Undang-Undang Sumber Daya Air itu merupakan

jantungnya Undang-Undang Sumber Daya Air sehingga Mahkamah

Konstitusi melalui putusan Nomor 85/PUU-XI/2013 membatalkan

berlakunya Undang-Undang Sumber Daya Air. Guna mencegah

terjadinya kekosongan norma hukum, Mahkamah Konstitusi melalui

putusan itu juga memberlakukan kembali Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1974 tentang Pengairan, yang sebelumnya sudah dicabut

berlakunya oleh Undang-Undang Sumber Daya Air tahun 2004.

Putusan Mahkamah Konstitusi ini merupakan putusan yang

progresif karena dapat menghentikan praktik-praktik liberalisasi air

secara terencana yang dilegalisasi oleh berbagai peraturan perundang-

undangan pelaksanaan dari Undang-Undang Sumber Daya Air.

Namun, dengan putusan yang memberlakukan kembali Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 1974, bisa timbul penilaian bahwa

Mahkamah Konstitusi justru menguji materiil Pasal 20 Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang pada

intinya mengatur kewenangan legislasi DPR dan presiden.

Pemberlakuan (kembali) suatu Undang-Undang menurut Undang-

Undang Dasar merupakan domain kewenangan legislasi DPR dan

presiden. Kemudian dalam amar putusan mengadili, menyatakan:

1) Permohonan Pemohon III tidak dapat diterima.

2) Mengabulkan Pemohon I, Pemohon II, Pemohon IV, Pemohon V,

Pemohon VI, Pemohon VII, Pemohon VIII, Pemohon XI, Pemohon

X, dan Pemohon XI untuk seluruhnya.

3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

(Lembara Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377)

Page 49: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

40

bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

4) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

(Lembara Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377)

tidak memiliki kekuatan hukum.

5) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046)

berlaku kembali.

6) Memerintahkan pemuatan putusan ini dengan menempatkannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya.

Page 50: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

41

BAB IV

ANALISIS PERAN ATAU KEWAJIBAN NEGARA DALAM

PENGUASAAN SUMBER DAYA AIR OLEH NEGARA

A. Peran atau Kewajiban Negara Terhadap Penguasaan Sumber Daya Air

menurut Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013

Seperti yang sudah dijelaskan penulis pada bab sebelumnya bahwa

Sumber Daya Air merupakan sumber daya yang berguna atau potensial untuk

memenuhi kebutuhan bagi kehidupan manusia. Dan dalam pegelolaan sumber

daya air yaitu merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi

penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya

air, dan pengendalian sumber daya air rusak. Sehingga sumber daya air kita,

dapat terjaga untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang SDA perlu dikelola

menurut asas-asas sebagai berikut:

a. Asas kelestarian mengandung pengertian bahwa pendayagunaan sumber

daya air diselenggarakan dengan menjaga kelestarian fungsi sumber daya

air itu secara berkelanjutan.

b. Asas keseimbangan mengandung pengertian untuk senantiasa

menempatkan fungsi sosial, fungsi lingkungan hidup, dan fungsi

ekonomis secara harmonis.

c. Asas kemanfaatan umum mengandung pengertian bahwa pengelolaan

sumber daya air dilaksanakan untuk memberikan manfaat sebesar-

besarnya bagi kepentingan umum secara efektif dan efisien.

d. Asas keterpaduan dan keserasian mengandung pengertian bahwa

pengelolaan sumber daya air dilakukan secara terpadu dalam

mewujudkan keserasian untuk berbagai kepentingan dan memperhatikan

sifat alami air yang dinamis.

e. Asas keadilan mengandung pengertian bahwa pengelolaan sumber daya

air dilakukan secara merata ke seluruh lapisan masyarakat di wilayah

Page 51: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

42

tanah air, sehingga setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan

yang sama untuk berperan dan menikmati hasilnya secara nyata dan tetap

memberikan perlindungan kepada lapisan masyarakat yang tingkat

ekonominya berkekurangan.

f. Asas kemandirian mengandung pengertian bahwa pengelolaan sumber

daya air dilakukan dengan memperhatikan kemampuan dan keunggulan

sumber daya setempat.

g. Asas transparansi dan akuntabilitas mengandung pengertian bahwa

pengelolaan sumber daya air dilakukan secara terbuka dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Dengan asas-asas tersebut, sumber daya air perlu dikelola secara

menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkungan dengan tujuan

mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

a. Menurut Teori Kedaulatan

Pengertian kedaulatan tidak sama menurut beberapa sarjana karena itu

kedaulatan itu sering ditinjau menurut sejarahnya. Menurut urutan

waktunya, macam-macam kedaulatan dikenal sebagai berikut :

1. Kedaulatan Tuhan

2. Kedaulatan Raja-Raja

3. Kedaulatan Rakyat

4. Kedaulatan Negara

5. Kedaulatan Hukum

Secara umum kekuasaan itu sering diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain/kelompok lain sesuai

dengan kehendak pemegang kekuasaan itu sendiri. Oleh Miriam

Budiarjo,1 kekuasaan diartikan sebagai “kemampuan seseorang atau

kelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau

1 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Gramedia, Jakarta 1977), h.35

Page 52: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

43

orang lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai

dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan

itu”.2

Tanpa adanya penguasaan negara, maka tidak mungkin tujuan negara

yang telah ditetapkan dalam konstitusi atau UUD dapat diwujudkan.

Teori kedaulatan negara melihat bahwa kekuasaan negara itu ada karena

negaralah yang berdaulat.3 Pada dasarnya pemberian kekuasaan bisa

dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Pemberian kekuasaan yang sifatnya “atributif” disebut juga sebagai

pembentukan kekuasaan, karena dari keaadaan yang belum ada

menjadi ada. Pembentukan kekuasaan ini menyebabkan timbulnya

kekuasaan baru.

2. Pemberian kekuasaan yang sifatnya “derivatif” disebut juga sebagai

“pelimpahan kekuasaan” karena kekuasaan ini dialihkan kepada badan

hukum publik lain.

Dengan demikian, pengertian kata penguasaan atau dikuasai oleh

negara adalah suatu kemampuan atau kesanggupan yang ada pada negara

berdasar wewenang yang dimiliki atau yang ada padanya untuk

menentukan sesuatu dapat dalam bentuk memerintah, mewakili atau

mengurus cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang

menguasai hajat hidup orang banyak.

Pengakuan akses terhadap air sebagai hak asasi manusia

mengindikasikan dua hal disatu pihak adalah pengakuan terhadap

kenyataan bahwa air merupakan kebutuhan yang demikian penting bagi

hidup manusia, dipihak lain perlunya perlindungan kepada setiap orang

atas akses untuk mendapatkan air.

2 Moh. Kusnadi, dan Bintan R. Saragih, Ilmu Neagara,(Gaya media pratama jakarta),h.

115 3 Sjachran Basah, Loc, cit.

Page 53: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

44

Demi perlindungan tersebut perlu dipositifkan hak atas air menjadi

hak yang tertinggi dalam bidang hukum yaitu hak asasi manusia.

Permasalahan yang timbul kemudian adalah bagaimana posisi negara

dalam hubungannya dengan air sebagai benda publik atau benda sosial

yang bahkan telah diakui sebagai bagian dari hak asasi manusia.

Pada bab sebelumnya sudah dijelaskan mengenai hak menguasai

negara. penguasaan negara dalam cabang-cabang produksi yang penting

bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, harus pula

didasarkan pada pembatasan yang jelas dan tegas melalui penafsiran

ketentuan Pasal 33 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945, yakni apakah

penguasaan negara itu tidak sampai merugikan kepentingan rakyat atau

tidak. Perumusan Pasal 33 ayat (2) UUD NRI 1945 secara jelas dan tegas

sangat diperlukan, untuk memperjelas kegiatan usaha BUMN sekaligus

untuk menetapkan kriteria atau batasan privatisasi BUMN.4

Seperti diketahui bahwa dasar dan sistem perekonomian Indonesia

telah diatur dalam ketentuan Pasal 33 UUD NRI 1945 yang berbunyi

sebagai berikut:

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan.

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai

hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran

rakyat.

Dalam Pasal 2 UUPA diatur bahwa hak menguasai dari negara

memberi wewenang untuk:

4 Moh. Kusnadi, dan Bintan R. Saragih, Ilmu Neagara, (Gaya media pratama jakarta), h.

122

Page 54: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

45

1) Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,

persediaan, dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut.

2) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-

orang dengan bumi, air dan ruang angkasa.

3) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-

orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan

ruang angkasa.

Hak menguasai oleh Negara tersebut dalam ayat (1) pasal ini memberi

wewenang kepada Pemerintah untuk:

a. Mengelola serta mengembangkan kemanfaatan air dan atau sumber-

sumber air.

b. Menyusun, mengesahkan, dan/atau memberi izin berdasarkan

perencanaan dan perencanaan teknis tata pengaturan air dan tata

pengairan.

c. Mengatur, mengesahkan, dan atau memberi izin peruntukkan,

penggunaan, penyediaan air, dan atau sumber-sumber air.

d. Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin pengusahaan air,

dan/atau sumber-sumber air.

e. Menentukan dan mengatur perbuatan-perbuatan hukum dan

hubungan-hubungan hukum antara orang dan atau badan hukum

dalam persoalan air dan atau sumber-sumber air.

Penguasaan sumber daya alam oleh negara, sebagaimana diatur dalam

UUD 1945 tidak dapat dipisahkan dengan tujuan dari penguasaan

tersebut yaitu guna mewujudkan sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Keterkaitan penguasaan oleh negara untuk kemakmuran rakyat, menurut

Bagir Manan akan mewujudkan kewajiban negara dalam hal:

1) Segala bentuk pemanfaatan (bumi dan air) serta hasil yang didapat

(kekayaan alam), harus secara nyata meningkatkan kemakmuran dan

kesejahteraan masyarakat.

Page 55: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

46

2) Melindungi dan menjamin segala hak-hak rakyat yang terdapat di

dalam atau di atas bumi, air dan berbagai kekayaan alam tertentu yang

dapat dihasilkan secara langsung atau dinikmati langsung oleh rakyat.

3) Mencegah segala tindakan dari pihak manapun yang akan

menyebabkan rakyat tidak mempunyai kesempatan atau akan

kehilangan haknya dalam menikmati kekayaan alam.

Pentingnya membahas konsep dan hakikat kekuasaan khususnya

kekuasaan negara dalam cabang-cabang produksi yang penting bagi

negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, tidak lain adalah

untuk memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap makna “hak

menguasai negara”. Bagaimanapun juga perlu diperjelas dasar teoritis

dari penguasaan negara, yang selama ini sering kali masih diperdebatkan

baik dalam bidang akademis maupun praktis, sehingga perlu di tinjau

secara teoretis dari berbagai sudut pandang yang melandasi adanya

penguasaan negara itu. Untuk itu, terlebih dahulu akan dikemukakan

berbagai teori atau pandangan mengenai konsep kekuasaan itu sendiri

sehubungan dengan kieberadaan negara sebagai suatu organisasi

kekuasaan.

Dalam ilmu politik dikenal berbagai konsep yang berkaitan erat

dengan konsep kekuasaan, seperti wewenang atau kewenangan

(authority), pengaruh (influence), persuasi (persuasion), kekuatan

(force), dan manipulasi. Namun demikian, yang terpenting dan sangat

erat kaitannya dalam pembahasan ini adalah konsep kekuasaan yang

berkenaan dengan kewenangan (authority) dari negara.

Jika kekuasaan diartikan secara yuridis, maka kekuasaan disebut

sebagai kedaulatan, tentang pengertian kedaulatan ini terdapat perbedaan

pendapat. Mula-mula kedaulatan di artikan sebagai kekuasaan tertinggi

yang bersifat mutlak, karena tidak ada kekuasaan lain yang mengatasinya

(superlatif).

Konsep penguasaan oleh Negara tersebut dipertajam lagi oleh

Mahkamah Konstitusi dalam putusan No. 63/PUU-X/2012 perihal

Page 56: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

47

Pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan

Gas Bumi. Dalam putusan ini Mahkamah Konstitusi membagi

penguasaan Negara dalam tiga tingkatan. Tingkat pertama adalah

pengelolaan secara langsung oleh negara, yang kedua adalah dengan

membuat kebijakan dan pengurusan dan ketiga adalah melalui fungsi

pengaturan dan pengawasan.

Penguasaan oleh negara itu dapat dilakukan melalui peraturan

perundang-undangan, kebijaksanaan, pengaturan, pemilikan langsung,

dan penguasaan oleh pemerintah. Untuk memperjelas pengertian tentang

arti penguasaan negara itu, maka terlebih dahulu perlu dilakukan

penelusuran secara historis mengenai perumusan Pasal 33 ayat (2) UUD

1945 sebagai landasan berpijak secara normatif, baru kemudian

dilakukan suatu analisis peraturan perundang-undangan dan berbagai

pandangan atau pendapat berkaitan dengan penguasaan negara dalam

cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai

hajat hidup orang banyak.

Kemudian dengan timbulnya hubungan antarbangsa dan negara, maka

kedaulatan itu mulai terasa terbatas lebih-lebih dengan adanya perjanjian-

perjanjian internasional di mana dengan keterikatan dalam perjanjian

internasional tersebut berarti mengurangi kedaulatan negara keluar.

Kedaulatan ke dalam dengan dibatasi oleh hukum positifnya, sehingga

arti kedaulatan ini menjadi relatif.5

Umumnya kekuasaan negara itu dijalankan atau diselenggarakan

berdasar pada teori pemisahan atau pembagian kekuasaan6 yang dikenal

5 Moh. Kusnadi, danBintan R. Saragih, Ilmu Neagara, (Gaya media pratama jakarta), h.

122 6 Konsikuensi dari ajaran ini bahwa meskipun ajaran tersebut tidak diterapkan secara

konsikuen diberbagai negara khususnya di indonesia, akan tetapi ajaran ini telah memberikan

dasar untuk membatasi kekuasaan negara secara tidak terbatas. Ide itu harus dilihat sebagai suatu

pemikiran yang memberikan pembatasan kekuasaan negara dan memberikan jaminan dan

perlindungan dari tindakan sewenang-wenang dari mereka yang berkuasa atas nama negara.

Melalui pemisahan atau pembagian kekuasaan, maka kekuasaan negara yang bertumpu kepada

seseorang penguasa dapat di batasi. Hal ii sejalan dengan pandangan Montesquieu bahwa, tujuan

pertama dari negara bukanlah negara menjadi alat kekuasaan (“machtsapparat”), melainkan

negara harus menjadi suatu alat hukum (“rechtsapparat”).

Page 57: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

48

selama ini akan terbagi kedalam tiga bagian, yakni kekuasaan negara

yang melaksanakan perundang-undangan, kekuasaan negara yang

melaksanakan peradilan dan kekuasaan negara yang melaksanakan

pemerintahan.7

Salah satu tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan

dalam pembukaan UUD NRI 1945, khususnya dalam alinea keempat,

adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

bangsa. Berdasar hal itu, maka ditetapkan dasar dan sistem perekonomian

Indonesia dalam suatu ketentuan dasar, yakni dalam ketentuan Pasal 33

UUD NRI 1945.

Namun demikian, rumusan pasal tersebut dalam pelaksanannya paling

banyak diperdebatkan meskipun dalam bagian penjelasan UUD NRI

Tahun 1945 sebelum dilakukan proses amandemen itu sendiri sudah

dianggap jelas. Padahal masih banyak yang menilai, bahwa ketentuan

dalam pasal tersebut sukar sekali dipahami dan memerlukan banyak

interpretasi, baik karena cita-cita besar yang terkandung didalamnya

maupun karena belum adanya ketentuan yang secara resmi menjabarkan

apa dan bagaimana maksud dan tujuan dari pasal tersebut.8

Sistem ekonomi yang kita kenal selama ini, yakni sistem ekonomi

kapitalistik maupun sistem ekonomi sosialistik. Masing-masing sitem

ekonomi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sistem

ekonomi kapitalistik pada dasarnya berasumsi bahwa peranan negara

atau pemerintah dalam bidang ekonomi harus semaksimal mungkin

dikurangi. Adapun sistem ekonomi sosialistik justru sebaliknya

beranggapan bahwa dengan melalui peranan negara dalam bidang

ekonomi akan dapat memberikan hasil yang lebih mamadai dan

menjamin terselenggaranya kesejahteraan masyarakat.

7 A. Hamid S. Attamimi, Teori Perundang-Undangan Indonesia, pidato pengukuhan

dalam Penerimaan Jabatan Guru Besar Tetap, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, (Jakarta, 22

April 1992), h. 8. 8 M. Rusli Karim, Negara: Suatu Analisis Mengenai Pengertian Asal Usul dan Fungsi,

Tiara Wacana, Yogyakarta, Cetakan Pertama, 1997, h. 1.

Page 58: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

49

Penguasaan sumber daya alam oleh negara, sebagaimana diatur dalam

UUD 1945 tidak dapat dipisahkan dengan tujuan dari penguasaan

tersebut yaitu guna mewujudkan sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Pengertian ”dikuasai negara” adalah termasuk pengertian mengatur

dan/atau menyelenggarakan, membina dan mengawasi, terutama untuk

memperbaiki dan meningkatkan pelayanan, sehingga sumber daya air

dapat didayagunakan secara adil dan berkelanjutan.

Berdasarkan kedudukan air sebagai hak asasi manusia, maka negara

utamanya pemerintah bertanggung jawab untuk melindungi, memajukan,

menegakkan dan memenuhinya. Meskipun demikian, untuk pemanfaatan

air dalam fungsi sekundernya, keterlibatan swasta menjadi penting sebab

pada tataran tertentu, air pun dapat dikenai harga secara ekonomi. Negara

mempunyai hak menguasai sumber daya air, prioritas utama menguasai

atas air diberikan kepada BUMN/BUMD.

Tanggung jawab negara dalam pemenuhan hak warga negara tidak

bisa dilepaskan dari kekuasaan yang dimiliki oleh negara. Kekuasaan

negara berlandaskan pada konsepsi kedaulatan. Konsepsi kedaulatan

berkenaan dengan pemegang kekuasaan tertinggi. Kekuasaan ini bisa

dipandang dari kekuasaan di bidang politik dan kekuasaan dibidang

ekonomi. Dalam konsespsi kedaulatan raja misalnya kedaulatan yang

dimiliki oleh raja dari segi politik adalah kedaulatan atas rakyatnya

sementara dari segi ekonomi adalah kedaulatan atas kekayaan atau harta

benda sebagaimana dalam konsep perdata termasuk kekayaan atas tanah

dan air sebagai sumber penghidupan.9

Konsep kedaulatan yang berlaku di Indonesia berdasarkan UUD 1945

adalah kedaulatan rakyat yang disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 ayat

(2) yang berbunyi, “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilakukan

menurut Undang-Undang Dasar”. Dengan demikian, kekuasaan tertinggi,

termasuk dalam hal pengelolaan sumber daya alam, dalam hal ini sumber

9 Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, (Jakarta: Sekretariat

Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2005), h. 147

Page 59: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

50

daya air, dilakukan dengan memperhatikan kepentingan pemegang

kedaulatan tertinggi yakni rakyat. UUD NRI Tahun 1945 menjadi

pedoman bagaimana penyelenggaraan kedaulatan rakyat ini dilakukan.10

Selama ini, UU SDA 2004 telah memanjakan negara sehingga lalai

dan akhirnya melepaskan tanggung jawab pengelolaan air. Pelalaian

tanggung jawab tersebut dilaksanakan melalui mekanisme hak guna

usaha. Pasal 9 Ayat 1 UU SDA 2004 menyatakan bahwa hak guna usaha

air dapat diberikan kepada perseorangan atau badan usaha dengan izin

dari Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

Selanjutnya Pasal 40 Ayat (4) UU SDA 2004 menyatakan bahwa

koperasi, badan usaha swasta, dan masyarakat dapat berperan serta dalam

penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.

Menurut penulis dalam teori kedaulatan ini pada intinya peran negara

dalam pengelolaan sumber daya air ini sangat erat kaitannya dengan

kewajiban negara untuk memenuhi hak atas air sebagai hak asasi

manusia. Selain UUD NRI Tahun 1945 yang telah menegaskan

kewajiban negara untuk menghargai, melindungi, memajukan dan

memenuhi hak asasi manusia.

Kewajiban inti yang demikian, tidak bisa diserahkan kepada swasta

untuk memenuhinya sebab pada dasarnya negara yang memiliki

kewajiban untuk memenuhi hak asasi manusia. Secara umum negara

memiliki tiga jenis kewajiban terkait hak asasi manusia yakni kewajiban

negatif untuk menghargai hak asasi manusia, kewajiban positif untuk

melindungi hak asasi manusia dalam arti untuk mencegah terjadinya

pelanggaran hak asasi oleh pihak ketiga dan kewajiban untuk memenuhi

hak asasi manusia.11

10

Helmi Kasim, “Penegasan Peran Negara dalam Pemenuhan Hak Warga Negara Atas

Air”, Jurnal Konstitusi, Vol. 12, No. 2, (Jakarta, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Juni

2015), h. 362. 11

Helmi Kasim, “Perspektif Konstitusional Kedudukan Negara dan Swasta dalam

Pengelolaan Sumber Daya Air Menurut UUD 1945”, Jurnal Konstitusi, Vol 13, No. 2, (Juni:2016),

h. 470.

Page 60: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

51

b. Menurut Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013

Menurut penulis Mahkamah Konstitusi adalah lembaga tinggi negara

dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang

kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung.

Mahkamah Konstitusi diharapkan mampu menegakan konstitusi dan

prinsip Negara hukum sesuai dengan kewenangan yang diberikan.

Mahkamah Konstitusi juga diharuskan mampu memberi keseimbangan

(checks and balances) antara lembaga negara dan menyelesaikan

sengketa konstitusional, agar hukum dasar yang terkandung dalam UUD

NRI Tahun 1945 tetap terjaga.

Mahkamah Konstitusi mempunyai empat kewenangan, dan satu

kewajiban, yaitu:

1. Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar.

2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya

diberikan oleh Undang-Undang Dasar.

3. Memutus pembubaran partai politik.

4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

5. Waib, memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat

mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden

menurut Undang-Undang.

Dalam Putusan Mahkamah Konstitus tersebuti memberikan pedoman

mengenai bagaimana konsepsi implementatif dari penguasaan negara atas

sumber daya alam. Konsepsi implementatif tersebut, yaitu:

1. Prinsip kedaulatan rakyat Indonesia atas segala sumber kekayaan.

2. Prinsip rakyat secara kolektif itu dikonstruksikan oleh UUD NRI

Tahun 1945 memberi mandat kepada negara.

3. Prinsip mandat rakyat secara kolektif untuk mengadakan kebijakan

(beleid) dan tindakan pengurusan (bestuursdaad), pengaturan

(regelendaad), pengelolaan (beheersdaad) dan pengawasan

(toezichtoudendaad) untuk tujuan sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

Page 61: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

52

Menurut Putusan Mahkmah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013

Pengelolaan secara langsung oleh negara merupakan penguasaan yang

paling utama dan ini dilakukan dengan mendayagunakan BUMN.

Dengan kata lain, konstitusi, berdasarkan tafsir Mahkamah Konstitusi

dalam putusannya, menempatkan BUMN dalam garda terdepan

penguasaan oleh negara dengan melakukan pengelolan langsung atas

bumi dan air untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Mahkamah Konsitutusi secara jelas dan tegas meletakkan titik tolak

pertimbangannya pengujian UU No.7 tahun 2004 pada Pasal 33 ayat (3)

UUD 1945 yang menyatakan bahwa air adalah bahwa sebagai cabang

produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak yang

harus dikuasai oleh negara dan air yang menurut Pasal 33 ayat (3) UUD

1945 harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat maka pengawasan dan pengendalian oleh negara atas

air sifatnya mutlak.12

Air harus dikuasai oleh negara untuk dipergunakan bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, penguasaan atas air oleh

negara dilakukan dengan maksud semata-mata agar air dipergunakan

untuk kemakmuran rakyat. Bila merujuk pada public trust doctrine maka

dalam hal ini penguasaan oleh negara atas air tersebut mengandung

pengertian bahwa penguasaan tersebut merupakan amanah yang

dipercayakan rakyat kepada negara yang berarti menempatkan rakyat

sebagai pemberi amanah dan negara sebagai penerima amanah.

Penguasaan ini pun harus dilakukan dengan merujuk pada konstitusi

atau putusan Mahkamah Konstitusi sebagai landasan konstitusionalnya.

Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi, ada lima mandat yang

diberikan rakyat kepada negara untuk melaksanakan penguasaan tersebut

yakni mandat untuk mengadakan kebijakan (beleid) dan melakukan

12

Pertimbangan hukum Mahkamah Konstitusi bagian 3.22 dalam putusan perkara nomor

85/PUU-XI/2013, h. 138

Page 62: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

53

tindakan pengurusan (bestuursdaad) yang dijabarkan ke dalam

kewenangan untuk mengeluarkan dan mecabut fasilitas perizinan

(vergunning), lisensi (licentie) dan konsesi (concessie).

Mandat untuk melakukan fungsi pengaturan (regelendaad) yang

diwujudkan melalui kewenangan legislasi oleh DPR bersama dengan

pemerintah dan kewenangan regulasi oleh pemerintah. Mandat untuk

melakukan fungsi pengurusan (beheersdaad) melalui mekanisme

kepemilikan saham (share-holding) atau keterlibatan langsung dalam

manajemen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Hukum

Milik Negara (BHMN).

Mandat pengawasan (toezichthoudensdaad) dilakukan oleh negara

khususnya oleh pemerintah dalam rangka mengawasi dan mengendalikan

agar penguasaan oleh Negara tersebut dilakukan benar-benar untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat13

.

Konsep penguasaan oleh negara ini juga menjadi paradigma yang

digunakan dalam memutus pengelolaan sumber daya air. Berdasarkan

putusan Mahkamah Konstitusi, secara konstitusional air telah diakui

sebagai hak asasi manusia. Dengan demikian, adalah menjadi kewajiban

negara untuk menjamin terpenuhinya hak tersebut dengan paradigma

bahwa negara harus menghormati (to respect), melindungi (to protect)

dan memenuhinya (to fulfil)14

.

Bila merujuk pada ketentuan Pasal 28I ayat (4) UUD 1945, negara

utamanya pemerintah bertanggung jawab atas perlindungan (protection),

pemajuan (promotion), penegakan (enforcement), dan pemenuhan

(fulfillment) hak asasi manusia.

Putusan Mahkamah Konstitusi memberikan penegasan atas

dibatalkannya keberlakuan secara kesluruhan UU SDA karena tidak

13

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013, bagian 2.3, h. 70 14

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013, bagian 2.3, h. 65.

Page 63: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

54

memenuhi enam prinsip diantaranya: Pertama, Setiap pengusahaan atas

air tidak boleh mengganggu, mengesampingkan, apalagi meniadakan hak

rakyat atas air Karena bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung

didalamnya selain harus dikuasai oleh Negara, juga peruntukannya

adalah sebesar-besar kemakmuran rakyat. Kedua, Negara harus

memenuhi hak rakyat atas air. Ketiga, Harus mengingat kelestarian

lingkungan hidup, sebab sebagai salah satu hak asasi manusia. Keempat,

Air sebagai cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup

orang banyak yang harus dikuasai oleh Negara. Kelima, sebagai

kelanjutan hak menguasai oleh Negara dan karena air merupakan sesuatu

yang sangat menguasai hajat hidup orang banyak maka prioritas utama

yang diberikan penguasaan atas air adalah BUMN/BUMD. Keenam,

Pemerintah dimungkinkan untuk memberikan izin kepada usaha swasta

untuk melakukan pengusaan atas air dengan syarat-syarat tertentu dan

ketat.15

Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi, penguasaan atas air dan

pengelolaannya sepenuhnya diserahkan kepada negara. Pemenuhan

kebutuhan akan air merupakan tanggung jawab negara. Negara memiliki

kewajiban fundamental untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar

demikian terpenuhi dengan baik. Kegagalan memenuhi kebutuhan dasar

ini atau setidaknya menyediakan akses untuk terpenuhinya kebutuhan

tersebut dapat menempatkan negara pada posisi tidak bertanggung jawab

(irresponsible). Penguasaan dan pengelolaan ini berkaitan dengan fungsi

negara yang berdasarkan public trust doctrine sebagai pengemban amanat

dari rakyat atas pengelolaan air sebagai benda publik (res commune).

Pasal 5 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan

bahwa negara memiliki kewajiban untuk menjamin hak atas air bagi

15

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013. h, 138-139

Page 64: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

55

setiap orang guna memenuhi kebutuhan minimum sehari-hari yang sehat,

bersih dan produktif. Sayangnya, pada pasal-pasal berikutnya tidak

pernah ditemukan mekanisme yang hendak ditempuh oleh negara agar

jaminan negara sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 5 ini dapat

diwujudkan. Jaminan ketersediaan air bagi semua orang tidak mendapat

mekanisme yang tegas dan jelas, maupun janji akan adanya pengaturan

lebih lanjut dalam bentuk peraturan pemerintah atau peraturan di

bawahnya.

Meskipun negara berperan mutlak dalam pengelolaan sumber daya

air, peran swasta juga tidak dinafikan. Salah satu alasan mendasar

pelibatan swasta dalam pengelolaan air adalah faktor dana.

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013 secara

substantif menentukan rambu-rambu pengusahaan air berupa

pembatasan-pembatasan yang harus diperhatikan ketika air ditempatkan

sebagai benda ekonomi dan dikenai harga secara ekonomi. Dalam

putusan ini, semua bentuk pengelolaan air diarahkan pada terpenuhinya

hak warga negara atas air sebab air telah ditentukan sebagai hak asasi

manusia.

Pada dasarnya penulis berpendapat bahwa menurut teori kedaulatan

yang telah dijelaskan di atas telah sesuai dengan isi Putusan Mahkamah

Konstitusi, bahwa peran negara atau pemerintah pada intinya adalah

memenuhi hak dan kewajiban masyarakat atas penggunaan Sumber Daya

Air, karena hakikatnya Sumber Daya Air merupakan sesuatu yang sangat

penting menguasai hajat hidup orang banyak.

Seperti sudah dijelaskan dalam pertimbangan hukum Putusan

Mahkamah Konstitusi, bahwa pengelolaan sumber daya air ditujukan

sebesar-besarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat,

sebaliknya, Sumber Daya Air di negara kit, bukan untuk komersialisasi,

privatisasi atau swastanisasi, dan monopoli.

Page 65: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

56

Penulis beranggapan bahwa antara teori hukum dan isi Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013 mengenai peran dan

kewajiban negara dalam penguasaan sumber daya air kita ini, telah sesuai

karena sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 28I ayat (4) UUD 1945

bahwa negara utamanya pemerintah memiliki tanggung jawab atau

kewajiban dalam perlindungan (protection), pemajuan (promotion),

penegakan (enforcement), dan pemenuhan (fullfilment) hak asasi

manusia. Maka dari itu sudah jelas bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor 85/PUU-XI/2013 hanya ingin realisasi dalam melaksanakan

pengelolaan sumber daya air negara, sesuai dengan dasar hukum yang

telah ditetapkan yaitu pada Undang-Undang Dasar 1945.

B. Hak Penguasaan Sumber Daya Air Oleh Negara Pespektif Hukum Islam

Pada umumnya air, seperti yang telah dijelaskan di atas, merupakan

salah satu benda yang menjadi milik umum dan bisa dimanfaatkan oleh

semua orang. Sedangkan air yang dieksplorasi ada tiga macam, yaitu: air

sungai, air sumur, dan air dari mata air.

Seluruh makhluk hidup di muka bumi membutuhkan air. Sejak awal

kehidupan, mahluk hidup terutama manusia telah memanfaatkan air untuk

kelangsungan hidupnya, bahkan mutlak dibutuhkan manusia. Seiring dengan

pertambahan penduduk dan perkembangan industri, kebutuhan manusia akan

air cenderung meningkat.

Mengingat pentingnya air sebagai sumber kehidupan seluruh makhluk

hidup, maka pengaturan air pun tidak cukup hanya diatur oleh peraturan

ditingkat Undang-Undang (UU), tetapi juga perlu diatur dalam konstitusi. Hal

ini disadari betul oleh para pendiri negara kita. Oleh karena itu, tatkala

merumuskan ketentuan tentang sumber daya alam dalam konstitusi, air

merupakan komponen sumber daya alam yang mesti dimasukan dan diatur

dalam konstitusi.

Page 66: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

57

Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 memberi ruang yang luas bagi

swasta untuk menguasai sumber-sumber air (air tanah, segala bentuk air

permukaan, dan sebagian badan sungai). Instrumen Hak Guna dalam pasal 7,

8, 9,dan 10 menjadi dasar alokasi dan penguasaan sumber-sumber air kepada

swasta (individu dan badan usaha).

Pengaturan dengan instrumen Hak Guna mirip dengan instrumen

water rights dari Water Management Policy dari Bank Dunia. Instrumen yang

sama tersebut juga telah didesakkan oleh Bank Dunia kepada Pemerintah

Srilanka dalam penyusunan pengelolaan air dan irigasi pertanian tahun 1996.

Instrumen Hak Guna ini menjadi dasar pengelolaan air dan menjiwai

sebagian besar pasal-pasal dalam Undang-undang Sumber daya Air ini.

Pemikiran para pendiri negara kita (the founding fathers) ini telah

melahirkan rumusan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan, ”Bumi

dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara

dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”

1. Perspektif Teori Kepemilikan

Dalam pandangan Islam kepemilikan terhadap sumber daya alam yang

ada di bumi pada dasarnya ialah milik Allah SWT. Kepemilikan yang

ada pada Allah SWT pada dasarnya ialah semata untuk menciptakan

kesejahteraan dan keadilan bagi segenap manusia. Untuk mengatur

penggunaan kepemilikan tersebut di muka bumi, Allah SWT

mengaturnya lewat pesan universal Al-Qur‟an dan pesan-pesan rasul-Nya

seperti yang ada dalam Hadist dan Sunnah. Pesan Al-Qur‟an dan Hadist

inilah yang kemudian melahirkan ijtihad ulama‟.

Adapun Hadits Nabi SAW. Yang berbunyi:

المسلمون شركاء في ثالث في الكإل والماء والنار

“Manusia bersyarikat dalam tiga hal: air, rumput, dan api”.

Page 67: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

58

Islam telah menetapkan adanya hak milik perseorangan terhadap harta

yang dihasilkan dengan cara-cara yang tidak melanggar hukum syara‟.

Dan oleh karena itu islam juga menetapkan cara-cara melindungi hak

milik ini, baik melindungi dari pencurian, perampokan, perampasan yang

disertai dengan sanksinya.

Secara etimologi, kata milik berasal dari bahasa arab al-milk yang

berarti penguasaan terhadap sesuatu. Al-milk juga berarti sesuatu yang

dimiliki (harta). Secara terminologi, ada beberapa definisi al-milk yang

dikemukakan oleh para fuqoha, antara lain:

Definisi yang disampaikan oleh Muhammad Musthafa al-Syalabi:16

اختصاص بالشيئ يمنع الغير ويمكن صاحبه من التصرف فيه ابتداء اال لمانع شرعي

“Hak milik adalah keistimewaan (ihtishash) atas suatu benda yang

menghalangi pihak lain bertindak atasnya dan memungkinkan

pemiliknya membelanjakannya secara langsung selama tidak ada

halangan syara (halangan yang ditetapkan hukum islam)”.

Dari dasar-dasar hukum tentang hak milik tersebut dapat kita ketahui

bahwasannya semua harta-harta manusia termasuk air, rumput dan api

adalah kepunyaan Allah dan diperuntukkan bagi umatnya. Jadi, menjadi

kewajiban bagi makhluk terutama manusia untuk senantiasa

memanfaatkan nikmat dari Allah SWT tersebut untuk kepentingan dan

keberlangsungan hidup makhluk di dunia.

Jadi, kekuasaan Allah SWT disini terhadap penguasaan langit, bumi

dan segala apa yang ada di dalamnya mutlak milik Allah yang tidak

dipunyai makhluk-Nya, sedangkan hak manusia terhadap langit bumi dan

segala hal yang ada di dalamnya hanyalah merupakan hak semu, yang

mana manusia hanya mempunyai hak untuk memanfaatkannya demi

16

AH. Azharudin Lathif,Fiqih Muamalat,(Cetakan 1, Desember 2005), h. 47

Page 68: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

59

kesejahteraan manusia itu sendiri. Sudah sepatutnya kita dapat terlepas

dari praktek komersialisasi di mana semakin terbatasnya sumber mata air

menjadikan air sebagai komoditas yang memiliki nilai komersil sangat

tinggi.

Alasan mendasar dari eksistensi kepemilikan ketiga hak tersebut (air,

padang, rumput dan api) karena manfaat hak ketiganya yang berkaitan

dengan hajat hidup orang banyak. Peniadaan terhadap hak-hak publik

tersebut akan mendorong terhadap kemiskinan, pemelaratan dan

kemudaratan. Privatisasi terhadap ketiga hak tersebut berarti akan

meniadakan hak-hak publik untuk menggunakan dan mengkonsumsinya.

Wahbah Zuhaili menafsirkan (QS. Al-Anbiyya‟: 30)

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi

keduanya dahulu menyatu kemudian kami pisahkan antara keduanya, dan

kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa

mereka tidak beriman?”.

Maksud dari ayat diatas menurut Wahbah Zuhaili bahwa setiap

makhluk hidup diciptakan dari unsur air. Unsur terpenting dari makhluk

hidup di dunia ini adalah air. Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa

makhluk hidup tidak bisa hidup tanpa adanya air. Islam sependapat

bahwa hak atas air termasuk hal yang paling dasar bagi manusia untuk

keberlangsungan hidup di dunia ini.17

Kepemilikan dari sudut pandang pihak yang berhak memanfaatkannya

dapat dibagi menjadi dua bagian:

1) Kepemilikan pribadi (milkiyah fardiyah), yaitu: kepemilikan

terhadap suatu harta yang hak pemanfaatannya hanya untuk

seseorang yang tertentu sebagai pemilik harta.

2) Kepemilikan umum (milkiyah „ammah), yaitu: kepemilikan terhadap

sesuatu yang hak pemanfaatannya ditetapkan bagi kelompok

17

Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Munir, juz IX, (Damaskus: Dar al-fikr, 2003), h. 48-51

Page 69: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

60

masyarakat dengan ketentuan setiap anggota masyarakat berhak

menggunakannya atas nama bagian dari masyarakat tersebut.

Namun ada sebagian fuqaha yang menambahkan pembagian

kepemilikan dari sudut pandang pihak yang memanfaatkannya menjadi

tiga bagian dengan menambah satu bagian, yaitu:

3) kepemilikan negara (milkiyah dauliyah), yaitu: harta yang

merupakan hak bagi seluruh kaum muslimin atau rakyat dan

pengelolaannya menjadi wewenang khalifah atau negara, dimana

khalifah atau negara berhak memberikan atau mengkhususkannya

kepada sebagian kaum muslim atau rakyat sesuai dengan ijtihadnya.

Makna pengelolaan oleh khalifah ini adalah adanya kekuasaan yang

dimiliki khalifah untuk mengelolanya.

Kepemilikan individu ialah kekayaan yang dapat dimiliki oleh setiap

individu masyarakat melalui sebab-sebab kepemilikan yang disyariatkan

oleh Allah SWT seperti hak hasil bekerja,waris, dan pemberian harta

negara kepada rakyat. Kepemilikan umum ialah kekayaan yang oleh

Allah diperuntukkan bagi seluruh umat seperti kekayaan alam yang tidak

boleh dimiliki secara perseorangan. Sedangkan kepemilikan negara

adalah kekayaan yang merupakan hak seluruh kaum muslim yang

pengelolaannya menjadi wewenang negara seperti harta fa’i, kharaj,

jizyah dan lain sebagainya.

Air, padang rumput, dan api merupakan sebagian harta yang pertama

kali diperbolehkan oleh Rasulullah SAW untuk seluruh umat manusia.

Mereka berserikat didalamnya dan melarang mereka untuk memiliki

bagian apa pun dari sarana umum tersebut, karena hal itu merupakan hak

seluruh rakyat. Rakyat boleh mengambil air dari sungai-sungai yang ada

untuk mengairi sawah dan ladang mereka. Rakyat juga boleh mengambil

rumput untuk hewan ternak mereka dari padang rumput yang tidak

dimiliki oleh seseorang.

Page 70: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

61

Menurut aturan islam, kekayaan alam adalah bagian dari kepemilikan

umum. Kepemilikan umum ini wajib dikelola oleh negara. Hasilnya

diserahkan untuk kesejahteraan rakyat secara umum sebaliknya, haram

hukumnya menyerahkan pengelolaan kepemilikan umum kepada

individu, swasta apalagi asing.

Terkait kepemilikan umum, Imam at-Tirmidzi juga meriwayatkan

hadist dari penunturan Abyadh bin Hammal. Dalam hadis tersebut

diceritakan bahwa Abyadh bin Hammal pernah meminta kepada

Rasulullah SAW. Untuk dapat mengelola sebuah tambang garam.

Rasulullah SAW lalu meluluskan permintaan itu, namun, beliau segera

diingatkan oleh seorang sahabat, “Wahai Rasulullah, tahukah anda, apa

yang telah anda berikan kepada dia? sungguh anda telah memberikan

sesuatu yang bagaikan air mengalir (mau al-iddu).” Rasulullah SAW

kemudian bersabda, “Ambil kembali tambang tersebut dari dia.” (HR at-

Tirmidzi).

Dengan demikian, untuk mengakhiri kisruh pengelolaan sumber daya

alam sebagaimana yang terjadi saat ini, mau tidak mau kita harus

kembali pada ketentuan syariah islam. Selama pengelolaan sumber daya

alam didasarkan pada aturan-aturan sekular kapitalis, tidak di atur dengan

syariah islam, semua itu tidak akan banyak manfaatnya bagi rakyat dan

pastinya akan kehilangan berkahnya. Terbukti di tengah berlimpahnya

sumber daya alam kita, mayoritas rakyat negri ini miskin, masih banyak

yang kekurangan air atau tidak mendapatkan haknya sebagai warga

negara Indonesia. Paslnya, sebagian besar kekayaan alam kita hanya di

nikmati oleh segelintir orang, terutama pihak swasta atau pihak asing,

bukan oleh rakyat kebanyakan.18

Berbeda dengan sistem kapitalis, islam dalam praktek berekonomi

terdapat etika-etika yang mengaturnya agar sistem berekonomi akan

18

https://mediaumat.news. Di akses pada tanggal 27 September 2019, pukul 07.14 WIB

Page 71: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

62

tercipta keadilan serta memperlakukan lingkungan hidup dengan baik

dan bijaksana agar lingkungan dapat terjaga dan dapat dimanfaatkan di

era sekarang maupun di era akan mendatang. Ketika berbicara soal air

yang dijadikan komoditas barang yang diperjual belikan Islam dengan

tegas melarang. Karena air merupakan hak publik dan mempunyai peran

yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup seluruh makhluk di

bumi.

Dalam hal ini pemerintah tidak boleh memberikannya hanya kepada

satu golongan dan melarang golongan lainnya. Pemerintah hanya

diperbolehkan melakukan pengaturan agar tidak terjadi perselisihan antar

sesama anggota masyarakat dalam memanfaatkan sarana umum tersebut.

Pada Perkara Nomor 85/PUU-XI/2013, Mahkamah Konstitusi

memutuskan menyatakan bahwa UU No. 7 Tahun 2004 tidak memiliki

kekuatan hukum mengikat dan menyatakan Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1974 tentang Pengairan berlaku kembali. UU No. 7 Tahun 2004

dianggap:19

1) Mengandung muatan penguasaan dan monopoli sumber-sumber

daya air yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dikuasai negara

dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2) Mengandung muatan yang memposisikan bahwa penggunaan air

adalah condong untuk kepentingan komersial.

3) Mengandung muatan yang memicu konflik horizontal.

4) Menghilangkan tanggung jawab negara dalam pemenuhan

kebutuhan air.

5) Merupakan UU yang diskriminatif.

Dalam pandangan fiqih siyasah, pemerintah sebagai pemegang

kekuasaan harus dapat menyejahterakan rakyatnya dengan memenuhi

19

Alasan Pemohon dalam Perkara Nomor 85/PUU-XI/2013.

Page 72: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

63

semua kebutuhannya, termasuk kebutuhan terhadap air, hal ini sesuai

dengan kaidah fiqih yang berbunyi:20

عية منوط بالمصلحة ف االمام على الر تصر

”kebijakan yang diambil oleh pemerintah atas rakyatnya harus

dibebankan (diarahkan) kepada kepentingan umum”

Pada dasarnya islam dalam menentukan hukum islam semua

kaidah akan bertujuan satu yakni:

“Menolak kerusakan itu di dahulukan daripada menarik

kebaikan”21

.

Maksud dari kaidah fiqh tersebut adalah bagaimana tujuan dari

penetapan hukum tercipta dapat memilah-memilah antara lebih banyak

manfaat atau lebih banyak madharat yang tercipta. Jika kita

menariknya kedalam Al-Maqasid Asy-syari‟ah yakni tujuan-tujuan

dari pokok syari‟at Islam yaitu dapat memberikan keadilan yang

menyeluruh tidak hanya memberikan bersikap adil terhadap manusia

tetapi juga keseimbangan hidup. Hukum mengenai air harus memenuhi

syarat-syarat yang telah dijadikan rujukan dalam penentapan hukum

yakni berdasarkan tujuan maqasid asy-syari‟ah.

Dalam Maqasid Asy-Syari‟ah terdapat beberapa prinsip yaitu

prinsip keadilan, rahmat, hikmah, kesejahteraan manusia, dan

kebaikan. Prinsip-prinsip tersebut yang merupakan tujuan

diberlakukannya hukum Islam dari seluruh aspek kehidupan tidak

terlepas dari hukum yang diterapkan termasuk hukum tentang sumber

daya air. Jika diberlakukannya komersialisasi sumber daya air, Islam

dengan jelas melarang praktek tersebut, karena air merupakan barang

20Imam Musbikin, Qawa’id Al-Fiqhiyah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001),

h.124 21

Moh. Adib Bisri. Terjemahan Al Faraidul Bahiyah Risalah Qawaid Fiqh, (Rembang:

Menara Kudus, 1997), h. 24.

Page 73: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

64

publik dan setiap makhluk akan mengalami kepunahan tanpa adanya

air.

Karena bagaimanapun bentuk privatisasi pasti akan berujung pada

komersialisasi. Karena tujuan utama dari privatisasi adalah

mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Dengan berpegang

pada prinsip kaidah Islam yang lebih mengedapankan kebaikan dan

meninggalkan keburukan praktek komersialisasi sumber daya air di

Indonesia menurut hukum islam tidak diperbolehkan. Ini bertujuan

untuk terciptanya sebuah keadilan, rahmat, hikmah, kesejahteraan

manusia, dan kebaikan.

Karena praktek komersialisasi sumber daya air sangat merugikan

bagi orang miskin karena untuk mengakses air bersih mereka akan

kesusahan dengan dana yang serba terbatas. Ditambahkan lagi efek

kedepan dari praktek tersebut jikalau terjadi kelangkaan air ini bisa

mengakibatkan terjadinya monopoli air. Hal ini bisa saja terjadi

mengingat daerah resapan air di Indonesia memberikan sikap bagi

setiap individu agar lebih baik dan bijaksana dalam memanfaatkan air.

Menurut penulis, penguasaan sumber daya air oleh negara dalam

pandangan islam yang diatur dalam fiqih muamalah dan fiqih siyasah

bahwa, kekayaan alam adalah bagian dari kepemilikan umum.

Kepemilikan umum ini wajib dikelola oleh negara. Hasilnya

diserahkan untuk kesejahteraan rakyat secara umum sebaliknya, haram

hukumnya menyerahkan pengelolaan kepemilikan umum kepada

individu, swasta apalagi asing.

Page 74: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat

menarik kesimpulan yaitu:

1. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013 mengenai peran dan

kewajiban negara dalam penguasaan sumber daya air, telah sesuai karena

sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 28I ayat (4) UUD 1945 bahwa negara

utamanya pemerintah memiliki tanggung jawab atau kewajiban dalam

perlindungan (protection), pemajuan (promotion), penegakan (enforcement), dan

pemenuhan (fullfilment) hak asasi manusia.

2. Menurut pandangan hukum islam yang merujuk pada fiqih muamalah yaitu teori

kepemilikan bahwa penguasaan sumber daya air dan semua kekayan alam yang

ada di negara harus dikuasai oleh negara. Lebih tepatnya oleh pemerintah yang

mengatur semuanya. Karena hakikatnya sumber daya air sebesar-besarnya untuk

kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Tetapi dalam Undang-Undang Nomor 7

tahun 2004 tentang sumber daya air adanya keterkaitan dengan terlibatnya pihak

swasta dalam proses pengelolaanya, hal ini tidak terlepas dari pergeseran makna

air yang sebelumnya merupakan barang publik berubah menjadi komoditas yang

lebih mementingkan aspek ekonomi yang akhirnya berorientasi pada mencari

keuntungan. Apabila sumber daya air dipegang oleh swasta seharusnya adanya

batasan-batasan yang diberikan pemerintah kepada pihak swasta.

B. Saran

Dari hasil penelitian di atas maka penulis menyarankan agar:

1. Pemerintah lebih memperhatikan hasil pertimbangan hakim agar tidak terjadi

penyelewengan makna penguasaan negara atas sumber daya air. Karena

masyarakat pun membutuhkan haknya untuk mendapatkan keadilan atas sumber

daya air di negaranya sendiri. Jika pemerintah ingin memberi peluang kepada

pihak swasta ikut campur tangan dalam pengelolaan sumber daya air kita, lebih

baik diberi batasan yang sangat ketat agar tidak terjadi komersialisasi ataupun

privatisasi air untuk mencapai kesejahteraan rakyat.

Page 75: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

66

2. Pemerintah hendaknya segara membuat Undang-Undang baru mengenai Sumber

Daya Air dengan memperhatikan kemaslahatan masyarakat dan tidak merugikan

masyarakat kembali, sesuai dengan prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan yang

tertera dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (3)

Page 76: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

67

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Yunusal-Mishry, Rofiq, Ushul al-Iqtishod al-Islami, (Beirut: Dar as-

Syamiyah,1993).

Musbikin, Imam, Qawa’id Al-Fiqhiyah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2001).

Soekanto, Soerjono, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat),

(Rajawali Pers, Jakarta, 2001).

Ibrahum, Jhony, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Bayumedia

Publishing, Juli 2008).

Kusnadi, Moh, Ilmu Neagara, (Gaya media pratama jakarta).

Budiarjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Gramedia, Jakarta 1977).

Attamimi, Hamid, Teori Perundang-Undangan Indonesia, pidato pengukuhan

dalam Penerimaan Jabatan Guru Besar Tetap, Fakultas Hukum,

Universitas Indonesia, (Jakarta, 22 April 1992).

Karim,M. Rusli, Negara: Suatu Analisis Mengenai Pengertian Asal Usul dan

Fungsi,(Tiara Wacana, Yogyakarta, Cetakan Pertama, 1997).

Mahendra, Yusril Ihza, Dinamika Tata Negara Indonesia: Komplikasi Aktual

Masalah Konstitusi Dewan Perwakilan dan Sistem Kepartaian, (Gema

Insani Press, Jakarta, 1996).

Friedmann, W, The State and The Rule of Law in a Mixed Economy, Steven And

Son, London.

Ilmar, Aminudin, Hak Menguasai Negara Dalam Privatisasi BUMN, (Kencana,

Jakarta, Cetakan Kesatu, Juni 2012).

Lathif, Azharudin AH, Fiqih Muamalat,(Cetakan 1, Desember 2005).

Mas’adi, Ghufron, Fiqih Muamalah Kontekstual ,(Jakarta, Raja Grafindo Persada,

2002).

Asshiddiqie, Jimly, Mahkamah Konstitusi Kompilasi Ketentuan UUD, UU dan

peraturan di pusat 78 negara,(Tahun 2002).

Page 77: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

68

Asshiddiqie, Jimly, Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, (Sinar Grafika:

Jakarta Timur, 2010).

Soemantri, Sri, Hak Menguji Material Di Indonesia, (Bandung: Penerbit Alumni,

1986).

Marzuki, Mahmud, Petter, Penelitian Hukum. Edisi Revisi. (Jakarta: Prenada

Media Group, Cet. Kesembilan, 2011).

Asshiddiqie, Jimly, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, (Jakarta:

Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2005).

Zuhaili, Wahbah, Tafsir al-Munir, juz IX, (Damaskus: Dar al-fikr, 2003).

Bisri, Moh, Adib, Terjemahan Al Faraidul Bahiyah Risalah Qawaid Fiqh,

(Rembang: Menara Kudus, 1997).

JURNAL DAN SKRIPSI

Grace Istia, Justicia, “Implikasi Pembatalan Undang-Undang Nomor 7 Tahun

2004 Tentang Sumber Daya Air Terhadap Perusahaan Pengelola Air

(Pdam Kota Surakarta Dan PT Tirta Investama Klaten)”, Privat Law,

Vol. IV, No. 2, (Juli - Desember 2016).

Arrsa, Ria Casmi, “Telaah Sociolegal Terhadap Terwujudnya Kedaulatan Hak

Atas Sumber Daya Air”, Jurnal Recgtvinding, Vol 4, No. 2

(Agustus:2015).

Sukobar, “Perencanaan/Pengendalian dan Pengembangan Potensi Sumber Daya

Air Kabupaten Pasuruan”, Volume 8, Nomor 2, (Agustus 2010).

Ardana, Heka, Doni, Putu, “Undang-Undang Air No. 7 Tahun 2004 Dalam

Perspektif Manajemen Sumber Daya Air”, Mahasiswa Universitas

Ngurah Rai. (Tahun 2017).

Chalid, Hamid, “Studi Tentang Hukum Air Dan Problematika Pemenuhan Hak

Asasi Manusia Atas Air Di Indonesia”, Jurnal Hukum dan

Pembangunan (Tahun ke-48 No.2 April-Juni 2018).

Maman, Ujang, “Pengelolaan Sumber Daya Air Bagi Swasembada Pangan Dalam

Sistem Agribisnis Syariah”, Jurnal Agribisnis, Vol. 8, No. 2,

(Desember 2014).

Page 78: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

69

Ahmad, “Hak Menguasai Negara: Konsep Pengelolaan Sumber Daya Air

Berdimensi Transendental”.

Kasim, Helmi, “Perspektif Konstitusional Kedudukan Negara dan Swasta dalam

Pengelolaan Sumber Daya Air Menurut UUD 1945”, Jurnal

Konstitusi, Vol 13, No. 2, (Juni:2016).

Kasim, Helmi “Penegasan Peran Negara dalam Pemenuhan Hak Warga Negara

Atas Air”, Jurnal Konstitusi, Vol. 12, No. 2, (Jakarta, Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia, Juni 2015).

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Sumber Daya Air

PUTUSAN

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013 Tentang Pengujian

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.

INTERNET DAN ARTIKEL

MK Batalkan UU Sumber Daya Air, http://www.hukumonline.com/mkbatalkan-

uu-sumber-daya-air, diakses pada tanggal 5 April 2016, Pukul 15.40

WIB

Rosemary Lyster, “The Current Status of Water Law in New South Wales.”

Makalah dalam seminar tentang Water Law Reform in New South

Wales, the Faculty of Law, the University of Sydney, (22 September

2004).

https://metro.tempo.co

Page 79: HAK PENGUASAAN KEKAYAAN ALAM ATAS AIR OLEH NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48534/1/USWAT… · BAB I PENDAHULUAN . A. Latar. ... Dasar Negara Republik

70

https://m.liputan6.com/amp/3885185/upaya-hukum-kandas-di-mahkamah-agung-

air-minum-di-jakarta-milik-swasta

https://m.hukumonline.com enam materi muatan dalam RUU Sumber Daya Air

https://mediaumat.news. Diakses pada tanggal 27 September 2019, pukul 07.14 WIB