geografi x - sandy firmansyah.pdf

Upload: gentur-adie

Post on 09-Jan-2016

113 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    1

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,

    Penulis mampu menyelesaikan buku yang sederhana ini. Buku ini disusun dalam rangka

    memahami sebagian kecil dari ayat-ayat Allah yang begitu luas, sehingga kita dapat

    memanfaatkan alam ciptaan-Nya, khususnya yang ada di planet bumi yang kita diami ini,

    untuk kesejahteraan umat manusia.

    Seiring dengan adanya tuntutan dan kebutuhan yang semakin meningkat terhadap

    pemenuhan buku yang berkualitas bagi pendidikan, buku Geografi: Jelajah Perairan untuk

    kelas X ini hadir. Buku ini dapat digunakan sebagai bahan panduan bagi pelajar pada jenjang

    SMA/MA. Buku Geografi ini mengacu pada kurikulum 2013 dan disajikan dalam format

    bahasa yang menarik agar materi yang disampaikan mudah dipahami siswa.

    Materi pembelajaran yang disajikan dalam buku ini telah disesuaikan dengan

    kurikulum yang berlaku saat ini. Penyajian materi pembelaajran tersebut dilengkapi juga

    ddengan pengayaan-pengayaan yang kreatif, inovatif, kontekstual, sesuai dengan materi dan

    konsep yang dipelajari serta dapat merangsang kemapuan berpikir dari peserta didik. Dengan

    demikian, diharapkan peserta didik dapat mengembangakna wawasan produktivitas,

    kecakapan spasial, rasa ingin tahu, dan keinginan untuk belajar lebih jauh. Selain itu, sebagai

    penunjang penyajian materi disajikan juga gambar dan foto sehingga lebih menarik dan

    peserta didik tidak merasa bosan dalam mempelajari materi yang disajikan.

    Pada akhir bab, disajikan juga soal-soal evaluasi, yang terdiri atas soal evaluasi bab,

    dan semester. Soal evaluasi ini berguna sebagai instrument untuk mengukur tingkat

    pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari, baik menyangkut aspek kognitif,

    afektif, maupun psikomotorik peserta didik.

    Akhirnya, kami berharap semoga buku ini dapat memberikan kontribusi positif dalam

    memenuhi tuntutan dan kebutuhan dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.

    Surakarta, Februari 2014

    Penulis

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    2

    PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU

    Materi-materi pembelajaran dalam buku ini disajikan secara sistematis, komunikatif, dan interkatif. Berikut ini

    Petunjuk Penggunaan Buku yang kami tawarkan kepada Anda untuk membaca dan memahami isi buku ini.

    1) Manfaat Anda Mempelajari Bab Ini, Memuat tujuan umum yang harus

    Anda kuasai dalam setiap bab.

    2) Kata Kunci, merupakan kata-kata penting dalam bidang hidrosfer yang

    harus Anda pahami.

    3) Analisis Geografi, kegiatan yang bertujuan mengembangkan kecakapan

    personal, social, akademik, dan vokasional.

    4) Teropong, kegiatan yang bertujuan menumbuhkan kreativitas dan rasa ingin

    tahu.

    5) Horison, berisi konsep geografi yang penting untuk diketahui. Disajikan

    dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

    6) Materi Pembelajaran, memuat teori atau konsep dan prinsip atau hokum

    yang sesuai dengan perkembangan ilmu geografi dan keterkinian.

    7) Gambar dan Ilustrasi, disajikan untuk mendukung materi yang sedang

    dibahas.

    8) Profil, menampilkan tokoh-tokoh geografi Indonesia dan Luar negeri.

    Bertujuan menumbuhkan semangat kewirausahaan, etos kerja dan

    semangat inovatif.

    9) Browsing, menginformasikan situs-situs di internet sebagai penunjang

    pembelajaran dalam materi tersebut. Bertujuan member tantangan untuk

    belajar lebih jauh.

    10) Fokus, berisi kata-kata atau frase-frase penting dalam materi setiap bab

    supaya Anda lebih memahami makna kata atau frase tersebut.

    11) Studi Kasus, berisi evaluasi kerja

    12) Peta Konsep, berisi alur konsep tentang materi yang dipelajari.

    13) Evaluasi, bertujuan menguji kemampuan peserta didik terhadap materi yang

    telah dipelajari.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    3

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar iii

    Petunjuk Penggunaan Buku iv

    Peta Konsep v

    Bab 5 Hubungan Manusia Dan Lingkungan Akibat Dinamika

    Hidrosfer ... 1

    A. Ruang untuk Air . 2

    B. Perairan Darat dan Potensinya ... 12

    C. Perairan Laut dan Potensinya . 25

    D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan Darat . 38

    E. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan Laut ... 47

    Ikthisiar . 57

    Evaluasi .. 58

    Daftar Istilah .. 64

    Daftar Pustaka 65

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    4

    BAB 5 HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT

    DINAMIKA HIDROSFER

    Dari seluruh permukaan bumi 70 % terdiri atas air baik yang

    terjadi di daratan maupun laut, dan hanya yang sedikit yang terdapat

    di udara dan di lapisan dalam perut bumi, Maka sering juga bumi kita

    dijuluki planet biru karena sebagian besar tertutup air. Permukaan

    bumi yang menutupi air disebut juga hidrosfer, dan sangat bermanfaat

    bagi kehidupan bagi seluruh makhluk hidup yang tinggal di muka

    bumi ini. Air yang ada di muka bumi baik yang di permukaan

    maupun di dalam tanah jumlahnya tetap dan tidak akan berubah.

    Namun, pasokan air dapat berbeda di setiap wilayah, banyak factor

    yang mempengaruhinya. Manusia harus hati-hati dalam

    memanfaatkan ai agar ketersediaan air dalam waktu dan tempat yang

    berbeda tetap seimbang. Sehubungan dengan itu, apa yang dimaksud

    siklus hidrologi ?

    Setelah mempelajari bab ini siswa

    diharapkan mampu :

    1. Menjelaskan siklus hidrologi,

    perairan darat, perairan laut,

    daerah aliran sungai, penyebab

    dan dampak banjir,

    2. Menjelaskan usaha mengurangi

    resiko banjir dan pengaruh

    hidrosfer secara umum bagi

    kehidupan

    Tujuan Pembelajaran

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    5

    A. RUANG UNTUK AIR

    1.1. Tiada Kehidupan Tanpa Air

    Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini

    di bumi, tetapi tidak di planet lain dalam Sistem Tata Surya dan menutupi hamper 71 % permukaan bumi. Wujudnya

    bisa berupa cairan, es (padat) dan uap/gas. Dengan kata lain karena air, maka Bumi menjadi satu-satunya planet dalam

    tata Surya yag memiliki kehidupan.

    Tidak seluruh air yang ada di muka bumi secara aktif terlibat dalam siklus hidrologi. Sebagian air yang ada di

    permukaan bumi bersifat statis., misalnya dalam bentuk es pada wilayah kutub utara dan selatan. Jumlah total air

    dalam bentuk es di wilayah utara di perkirakan mencapai gram (atau 167 geogram). Di dalam tanah juga terkandung

    air dalam jumlah sekitar 2,5 geogram yang tidak terlibat langsung dalam siklus hidrologi. Dari total air laut dan air

    tawar yang lebih dari 13.500 geogram, hanya sekitar 4,4 geogram yang secara aktif terlibat dalam siklus hidrologi.

    Semua organism yang hidup tersusun atas sel-sel yang berisi air sedikitnya 60 % dan aktivitas metaboliknya

    mengambil tempat di larutan air. Dapat dikatakan bahwa untuk kepentingan manusia dan kepentingan komersial

    lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan.

    Air juga merupakan bagian penting dari sumber daya alam yang mempunyai karakteristik unik dibandingkan

    dengan sumber daya lainnya. Air bersifat sumber daya yang terbarukan dan dinamis. Artinya sumber utama air yang

    berupa hujan akan selalu dating sesuai dengan waktu atau musimnya sepanjang tahun.

    Namun pada kondisi tertentu air bisa bersifat tak terbarukan, misalnya pada kondisi geologi tertentu di mana

    proses perjalanan air tanah membutuhkan waktu ribuan tahun, sehingga bilamana pengambilan air tanah berlebihan,

    air akan habis.

    Oleh karena itu tidak berlebihan bila dikatakan oleh Pindar Water is the best of all things.

    1.2. Proses Perjalanan Air Dan Siklus Hidrologi

    Air secara alami mengalir dari hulu ke hilir, dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah. Air

    mengalir di atas permukaan tanah namun air juga mengalir di dalam tanah.

    Air dalam siklus hidrologi mengalami perubahan bentuk dari cair ke gas dan kembali ke bentuk cair, kadang juga

    air berubah ke bentuk padat. Perubahan air ke bentuk padat dalam siklus hidrologi terjadi jika butiran air tersebut

    berada pada udara yang sangat dingin atau di bawah titik beku air. Perubahan ke bentuk padat ini dapat terjadi pada

    lapisan atas troposfer atau pada air di permukaan bumi, terutama pada wilayah di utara Tropic of Cancer atau selatan

    Topic of Capricon. Juga dapatr pada tempat-tempat yang tinggi (> 5000 meter dari permuakaan laut) didaerah tropis.

    Untuk memahami siklus hidrologi, perlu dipahami terlebih dahulu tentang proses perubahan bentuk air dari uap

    ke cair, dari cair ke padat, dan sebaliknya. Perubahan air dari bentuk padat ke cair (disebut mencair atau meleleh)

    membutuhkan energi. Es akan mencair jika dipanaskan. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk mencairkan es disebut

    panas laten fusi (latent beat of fusion). Untuk mencair 1 gram es pada suhu dibutuhkan energi sebesar 80 cal.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    6

    Selanjutnya perubahan air dari bentuk cair ke bentuk uap (disebut penguapan) juga memerlukan energi. Air jika

    dipanaskan akan menguap. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk menguapkan air disebut panas laten vaporisasi (latent

    beat of vaporization). Jumlah energi yang dibutuhkan untuk menguapkan 1 gram air pada suhu adalah sebesar 586 cal.

    Perubahan air dari bentuk uap ke bentuk cair (disebut Kondensasi) akan menghasilkan energi setara dengan energi

    panas laten evaporasi. Demikian pula halnya perubahan air dari bentuk cair ke bentuk padat (disebut pembekuan) akan

    menghasilkan energi setara panas laten fungsi. Proses perjalanan air secara umum dilukiskan dalam gambar 1-1.

    Gambar 1. Skema perjalanan siklus hidrologi

    Mengacu pada gambar 1-1 proses perjalanan air dijelaskan sebagai berikut.

    1. Penguapan/evaporasi : Terjadi pada air laut karena panas matahari yang merupakan sumber

    air terbesar. Evaporasi juga terjadi pada sungai, danau, rawa, tambak, embung, situ-situ,

    waduk, dll.

    2. Evapotrasnpirasi : Air diambil oleh tanaman melalui akar-akarnya yang dipakai untuk kebutuhan hidup dari

    tanaman tersebut dengan transpirasi, lau air didalam tanaman juga keluar berupa uap akibat energy panas

    matahari (evaporasi). Proses pengambilan air oleh akar tana,man kemudian terjadinya penguapan dari tanaman

    disebut sebagai evapo-transpirasi.

    3. Hujan turun : Uap air akibat dari evaporasi dan evapo-transpirasi bergerak di atmosfir (udara) kemudian akibat

    perbedaan temperature di atmosfir dari panas menjadi dingin maka air akan terbentuk akibat kondensasi dari

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    7

    uap menjadi cairan. Bila temperature berada di bawah titik beku Kristal-kristal es akan terbentuk. Tetesan air

    kecil tumbuh oleh kondensasi dan berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara

    turbulen sampai pada kondisi yang cukup besar menjadi butir-butir air. Apabila jumlah butir air sudah cukup

    banyak dan akibat berat sendiri (secara gravitasi) butir-butir air itu akan turun kebumi dan proses turunnya

    butiran air ini disebut dengan hujan. Bila temperatur udara turun sampai di bawah 0o Celcius, maka butiran air

    akan berubah menjadi salju.

    4. Air hujan di tanaman : Air hujan jatuh atau mengalir melalui tanaman. Bila tanaman cukup rimbun maka perlu

    waktu yang relative lama untuk air mencapai tanah. Waktu air mencapai tanah. Waktu air mengalir melalui

    tanaman berbeda-beda untuk tiap jenis tanaman.

    5. Aliran permukaan (run-off) : Secara gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang

    rendah, dari gunung-gunung, pegunungan ke lembah, lalu ke daerah lebih rendah, sampai ke daerah pantai dan

    akhirnya akan bermuara ke laut maupun danau. Aliran air ini disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di

    atas muka tanah.

    6. Banjir/genangan : Terjadi banjir dan genangan akibat luapan sungai atau drainase yang tak mampu mengalirkan

    air. Banjir atau genangan juga terjadi di daerah rendah berupa cekungan atau retensi.

    7. Aliran sungai : Aliran permukaan biasanya akan memasuki daerah tangkapan air (catchment area) atau daerah

    aliran sungai (DAS) menuju ke sistem sungai. Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai

    kecil menuju ke sistem sungai besar dan akhirnya akan menuju mulut sungai atau sering disebut estuari yaitu

    tempat bertemunya sungai dengan laut. Dapat juga berakhirnya system sungai sungai di danau.

    8. Transpirasi : Sepeti telah di uraikan di 2, air didalam tanah diambil oleh tanaman melalui akar-akanya yang

    dipakai untuk kebutuhan hidup dari tanaman tersebut.

    9. Kapiler : Air dalam tanah mengalir dari aliran air tanah karena mempunyai daya kapiler untuk menaikkan air ke

    vadoze zone menjadi butiran air tanah (soil moisture), demikian juga butiran air tanah ini naik secara kapiler ke

    permukaan tanah.

    10. Infiltrasi : Sebagian dari air permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah dalam bentuk infiltrasi.

    11. Aliran antara (inter flow) : Yaitu air di daerah vadose zone yang mengalir menuju mengisi sistem jaringan

    sungai, waduk, situ-situ, rawa, dan danau.

    12. Aliran dasar (base flow) : Yaitu aliran air tanah yang mengisi sistem jaringan sungai, waduk, situ-situ, rawa,

    dan danau.

    13. Aliran run-out : Yaitu aliran air tanah yang langsung menuju ke laut.

    14. Perkolasi : Air dari soil moisture di daerah vadose zone yang mengisi aliran air tanah.

    15. Kapiler : Yaitu aliran dari air tanah yang mengisi soil moisture.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    8

    Perjalanan air tersebut berada dalam ruang baik : ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

    termasuk ruang dalam bumi. Dikaitkan dengan istilah penataan ruang, air dalam proses

    perjalanannya ada, berinteraksi dan dalam tata ruang berupa wujud struktur ruang dan pola ruang.

    Dalam wujud struktur ruang, air mengalir pada/dalam susunan pusat-pusat permukiman dan sistem

    jaringan prasarana dan sarana (infrakstruktur). Dalam wujud pola ruang, perjalanan air melalui dan

    berinteraksi dengan distribusi peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

    Di daerah tangkapan/imbuhan (recharge area) air tanah, air dari permukaan tanah meresap

    ke dalam tanah mengisi akuifer baik akuifer bebas (unconfined aquifer) maupun akuifer tertekan

    (confined aquifer). Di daerah pelepasan/luahan (discharge area) air tanah keluar dengan berbagai

    cara, misalnya menjadi mata air, air di dalam sumur dangkal maupun air di dalam sumur bor

    (sumur dalam) atau menjadi aliran dasar (base flow)

    Dari gambar 1-1 juga menunjukkan keseimbangan aliran air baik yang berupa uap/gas atau

    air yaitu mulai dari evaporasi dari laut, butiran air di udara, hujan (dilaut & di darat, aliran

    permukaan & aliran air tanah (A+B+C+D = E+F+G)).

    Dalam kehidupan manusia di permukaan bumi ini terdapat tiga macam siklus air yaitu

    sebagai berikut :

    a. Siklus Pendek

    laut => penguapan => kondensasi => awan =>hujan di laut

    Gambar 2. Siklus hidrologi pendek

    Siklus hidrologi pendek ini terjadi karena hanya melalui tiga dari sembilan

    komponen proses sikuls hidrologi. Siklus hidrologi pendek ini pertama terjadi proses

    evaporasi atau penguapan air dari laut, kemudian uap air tersebut melakukan

    kondensasi berupa titik-titik air embun. Dari proses kondensasi, uap air yang telah

    terkumpul banyak dalam awan mengalami presipitasi dengan menurunkannya dalam

    bentuk hujan

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    9

    b. Siklus Sedang

    Gambar 3. Siklus Hidrologi sedang

    Laut => penguapan => H2O dalam gas=>kondensasi=>awan=>hujan=>sungai=>laut

    Pada siklus sedang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin menuju ke daratan. Di daratan uap

    air membentuk awan yang akhirnya jatuh sebagai hujan di atas daratan. Air hujan tersebut akan mengalir

    melalui sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke laut.

    c. Siklus Panjang

    Gambar 4. Siklus Hidrologi panjang

    Laut => penguapan => pengkristalan (sublimasi) => salju => hujan => gletser=>sungai=>laut

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    10

    Pada siklus panjang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin ke atas daratan. Adanya

    pendinginan yang mencapai titik beku pada ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan yang

    mengandung kristal es. Awan tersebut menurunkan hujan es atau salju di pegunungan. Di permukaan

    bumi es mengalir dalam bentuk gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke lautan.

    1.3 Siklus Hidrologi Dan Tampungan

    Dari sudut pandang ketersediaan air maka siklus hidrologi dapat dipandang juga dari sisi tampungan (storage).

    Hal ini sangat penting dalam upaya untuk menampung air tawar sebanyak-banyaknya dari air hujan sebagai sumber

    utamanya.

    Tampungan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

    A. Tampungan intersepsi/interseption storage.

    B. Tampungan di tanaman/storage in plants

    C. Tampungan di atas permukaan tanah/channel storage

    D. Tampungan jaringan sungai/surface storage-on soi

    E. Tampungan di zona tak jenuh/vadose zone

    F. Tampungan air tanah/groundwater storage di bawah muka air tanah.

    G. Tampungan di atmosfir

    H. Tampungan di gudang-gudang air minum kemasan

    Dengan mengetahui tampungan (wadah) air maka untuk perencanaan pengelolaan sumber daya air, perjalanan air

    secara alami dengan melihat siklus atau perjalanan dari air ke pada tampungan, dapat ditentukan di mana wadah air itu

    sekaligus juga diketahui berapa besar kapasitas dari wadah tersebut. Hal tersebut juga dapat dipakai sebagai salah satu

    referensi penentuan tata guna lahan dalam perencanaan tata ruang air, penataan ruang, pengurusan hutan dan

    pengelolaan pantai.

    Di Indonesia sendiri pembangunan, penentuan tata guna lahan serta penataan ruang tidak mengacu pada hal-hal

    yang disebutkan diatas. Sehingga, sering kita jumpai di Negara ini terjadinya fenomena banjir di saat musim hujan dan

    kekeringan di saat musim kemarau. Apabila penataan ruang mengacu pada siklus hidrologi dan tampungannya maka

    hal-hal seperti banjir dan kekeringan akan teratasi. Misalnya, dengan jumlah curah hujan yang tinggi di Indonesia ini

    bisa disiasati dengan pembangunan waduk, pelestarian wadukl, rawa, situ dan lain-lain untuk menampung curah hujan

    sehingga air yang tertampung tersebut dapat dijakdikan sebagai bahan baku air minum serta dapat dijadikan sebagai

    sumber irigasi bagi pertanian. Kenyataannya banyak pembangunan yang ada di Indonesia tidak mempertimbangkan

    aspek-aspek tersebut, sebagai contohnya pembangunan rumah yang berada di bantaran sungai, serta pinggiran waduk

    ini bisa menjadikan luas areal tampungan air berkurang.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    11

    Analisis Geografi 6.1

    Bentuklah kelompok sendiri atas 4-6 orang dengan komposisi disesuaikan kondisi kelasmu.

    Buatlah maket proses siklus hidrologi. Kerjakan pada stereoform. Lakukan analisis singkat disertai

    buku sumber. Kemudian laporkan hasilnya pada guru.

    B. PERAIRAN DARAT DAN POTENSINYA

    2.1 Perairan Darat

    Perairan darat adalah semua bentuk air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda padat

    (es dan salju). Adapun dari keduanya yang banyak dimanfaatkan oleh manusia adalah yang berbentuk benda cair yaitu

    air. Meliputi di antaranya air permukaan, air tanah, sungai, danau, dan sebagian air rawa.

    Air di daratan sebagian besar berasal dari curah hujan. Air hujan ini sebagian meresap ke dalam tanah, ada yang

    mengalir pada permukaan tanah melalui sungai kemudian terus ke laut. Ada juga yang mengalir ke danau atau ke

    rawa-rawa, sebagian ada yang menguap langsung atau melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang-binatang. Kesemuanya

    akan mengalir kembali ke laut. Dari laut airnya akan menguap dan akhirnya menjadi hujan, kemudian menuju ke

    daratan lagi. Proses inilah yang dinamakan siklus air.

    Perbandingan antara banyaknya air yang meresap dan mengalir di permukaan, bergantung pada berbagai faktor

    sebagai berikut.

    a. Jumlah curah hujan yang jatuh.

    b. Kekuatan jatuhnya butiran air hujan di permukaan bumi.

    c. Lamanya curah hujan.

    d. Penutupan vegetasi di permukaan bumi.

    e. Derajat permeabilitas (meloloskan air) dan struktur bumi.

    Renungkan Allah SWT menciptakan bumi dan isinya tidak begitu saja, melainkan dengan penuh ketelitian, bayangkan saja

    apabila di bumi ini tidak terjadi siklus hidrologi? Apa mungkin ada kehidupan? YA tentunya tidak, dengan

    berjalanya siklus hidrologi menjadikan air selalu ada di muka bumi ini, sehingga kita manusia dapat

    menggunakan air sesuai kebutuhan kita. Tentunya kita harus bersyukur kepada Allah SWT atas rahmat yang

    telah ia berikan kepada kita.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    12

    f. Kemiringan topografi.

    Perairan darat sendiri dapat dikategorikan menjadi dua yakni, air tanah dan air permukaan.

    A. Air Tanah

    1. Pengertian Air Tanah

    Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah

    merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak

    yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.

    Menurut Budhikuswansusilo, air tanah (Groundwater) adalah nama untuk menggambarkan air yang tersimpan di

    bawah tanah dalam batuan yang permeabel. Periode penyimpanannya dapat berbeda waktunya bergantung dari kondisi

    geologinya (beberapa minggu tahun). Pergerakan air tanah dapat muncul ke permukaan, dengan manifestasinya

    sebagai mata air (spring) atau sungai (river).

    Menurut Herlambang (1996:5) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang

    antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer.

    Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau

    kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh.

    Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air disebut akuifer.

    2. Asal- Usul Air Tanah dan Sifat Air Tanah

    Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya air (tanah), untuk memahami asal-usul (origin)

    dan sifat-sifat (nature) air tanah, agar tidak terjadi kesalah-pengertian tentang sumberdaya yang dikelola. Kesalah-

    pengertian tersebut akan menjadikan tujuan mewujudkan kemanfaatan air tanah terutama bagi kaum miskin

    pengelolaan tidak mencapai sasarannya, bahkan justru akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi keterdapatan

    air tanah itu sendiri serta kaum miskin tersebut. Hal-hal pokok yang perlu dipahami tentang asal-usul dan sifat-sifat air

    tanah antara lain tentang: Asal air tanah, Pembentukan air tanah, wadah air tanah, pegaliran dan imbuhan air tanah

    serta mutu air tanah.

    2.1 Asal Air Tanah

    Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah dan terletak pada zona jenuh air. Air tanah

    berasal dari permukaan tanah, misalkan hujan, sungai, danau. Dan dari dalam bumi sendiri diamana air tersebut terjadi

    bersama-sama dengan batuannya, misalkan pada waktu terjadinya batuan endapan terdapat air yang terjebak oleh

    batuan endapan tersebut. Contohnya: air fosil yang biasanya asin air volkanik panas dan mengandung sulfur.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    13

    2.2 Pembentukan Air Tanah

    Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada lajur/zona jenuh air (zone of

    saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona

    tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan

    menjadi air tanah.

    Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa yang selalu berulang dari urutan

    tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air

    pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanih atau badan air dan penguapan

    kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air

    permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan

    penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta manusia yang berada di permiukaan.

    Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi (pemompaan, pencemaran dll)

    terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap air permukaan, demikian sebaliknya.

    Air tanah bagian air yang berada pada lapisan dibawah permukaan tanah. Permukaan yang merupakan bagian

    atas dari tubuh bagian air itu disebut permukaan preatik.berdasarkan kenyataan tersebut terdapat dua jenis lapisan

    batuan utama, yaitu lapisan kedap (impermeable) dan lapisan tak kedap air (permeable).

    a. Lapisan kedap, kadar pori lapisan tak kedap air atau tak tembus air sangat kecil,

    sehingga kemampuan untuk meneruskan air juga kecil.

    b. Lapisan tak kedap, kadar pori lapisan tak kedap air atau tembus air cukup besar. Oleh

    karena itu, kemampuan untuk meneruskan air juga besar.

    c. Penampang air tanah, air tanah freatik terdapat pada formasi lapisan batuan porous yang

    menjadi pengikat air tanah dengan jumlah cukup besar.

    2.3 Wadah Air Tanah

    Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan melalukan air tanah dalam jumlah

    berarti ke sumur-sumur atau mata air mata air disebut akuifer. Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi

    geologi yang dapat bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang disebut akuifer tersebut dialasi oleh lapisan

    lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang rendah, misalnya lempung, dikenal sebagai akuitard. Lapisan yang

    sama dapat juga menutupi akuifer, yang menjadikan air tanah dalam akuifer tersebut di bawah tekanan (confined

    aquifer). Di beberapa daerah yang sesuai, pengeboran yang menyadap air tanah tertekan tersebut menjadikan air tanah

    muncul ke permukaan tanpa membutuhkan pemompaan. Sementara akuifer tanpa lapisan penutup di atasnya, air tanah

    di dalamnya tanpa tekanan (unconfined aquifer), sama dengan tekanan udara luar.

    Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar: (i) kapasitas menyimpan air tanah dan (ii) kapasitas

    mengalirkan air tanah. Namun demikaian sebagai hasil dari keragaman geologinya, akuifer sangat beragam dalam

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    14

    sifat-sifat hidroliknya (kelulusan dan simpanan) dan volume tandoannya (ketebalan dan sebaran geografinya).

    Berdasarkan sifat-sifat tersebut akuifer dapat mengandung air tanah dalam jumlah yang sangat besar dengan sebaran

    yang luas hingga ribuan km2 atau sebaliknya.

    Sebaran akuifer serta pengaliran air tanah tidak mengenal batas-batas kewenangan administratif pemerintahan.

    Suatu wilayah yang dibatasi oleh batasan-batasan geologis yang mengandung satu akuifer atau lebih dengan

    penyebaran luas, disebut cekungan air tanah.

    2.4 Pengaliran Dan Imbuhan Air Tanah

    Saat ini di daerah-daerah perkotaan yang pemanfaatan air tanah dalamnya sudah sangat intensif, seperti di

    Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, dan Medan, muka air tanah dalam (piezometic head)umumnya sudah berada di

    bawah muka air tanah dangkal (phreatic head). Akibatnya terjadi perubahan pola imbuhan, yang sebelumnya air tanah

    dalam memasok air tanah dangkal (karena piezometic head lebih tinggi dari phreatic head), saat ini justru sebaliknya

    air tanah dangkal memasok air tanah dalam.

    Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer melampaui jumlah rata-rata imbuhan, maka

    akan terjadi penurunan muka air tanah secara menerus serta pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer. (Seperti

    halnya aliran uang tunai ke dalam tabungan, kalau pengeluaran melebihi pemasukan, maka saldo tabungan akan terus

    berkurang). Jika ini hal ini terjadi, maka kondisi demikian disebut pengambilan berlebih (over exploitation) , dan

    penambangan air tanah terjadi.

    2.5 Mutu Air Tanah

    Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah secara alami sangat dipengaruhi oleh

    jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut

    akan berubah manakala terjadi intervensi manusia terhadap air tanah, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan,

    pembuangan libah, dll.

    Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat pencemar dari permukaan. Namun

    karena tanah/batuan bersifat melemahkan zat-zat pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air tanah dangkal

    sangat tergantung dari kedudukan akuifer, besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di zona takjenuh,

    serta batuan penyusun akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan pola imbuhan, maka air tanah dalam di daerah-daerah

    perkotaan yang telah intensif pemanfaatan air tanahnya, menjadi sangat rawan pencemaran, apabila air tanah

    dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah tercemar. Air tanah yang tercemar adalah pembawa bibit-bibit penyakit

    yang berasal dari air (water born diseases).

    2.6 Macam- macam Air Tanah

    Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990:41-42) bahwa macam-macam akifer sebagai berikut:

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    15

    Akifer Bebas (Unconfined Aquifer)

    yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air.

    Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table (preatiklevel), yaitu permukaan air yang

    mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.

    Akifer Tertekan (Confined Aquifer)

    yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun

    di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.

    Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer)

    yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air

    dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.

    Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)

    yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya

    merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan

    air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi tertekan.

    Gambar 4. Macam-macam air

    tanah dilihat dari penampang melintang

    2.7 Gerakan Air Tanah

    Pergerakan air di bawah tanah

    dengan sumber airnya adalah air hujan

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    16

    dapat digambarkan dalam beberapa tahapan berikut:

    Sebidang tanah alami yang permukaannya ditumbuhi rerumputan dan sebatang pohon

    besar

    Ketika turun hujan, air hujan mulai membasahi permukaan tanah

    Tanah yang alami dengan tetumbuhan di atasnya menyediakan pori-pori, rongga-rongga

    dan celah tanah bagi air hujan sehingga air hujan bisa leluasa merembes atau meresap ke

    dalam tanah. Air itu akan turun hingga kedalaman beberapa puluh meter.

    Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah sampai dia mencapai lapisan tanah

    atau batuan yang jarak antar butirannya sangat-sangat sempit yang tidak memungkinkan bagi air untuk

    melewatinya. Ini adalah lapisan yang bersifat impermeabel. Lapisan seperti ini disebut lapisan aquitard

    (gambar sebelah kanan bersifat impermeabel yang

    sulit diisi air, sementara yang kiri bersifat permeabel

    yang berisi air).

    Karena air tak bisa lagi turun

    ke bawah, maka air tadi hanya

    bisa mengisi ruang di antara

    butiran batuan di atas lapisan

    aquitard.

    Air yang datang kemudian

    akan menambah volume air yang mengisi rongga-rongga antar butiran dan akan tersimpan

    disana. Penambahan volume air akan berhenti seiring dengan berhentinya hujan.

    Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air yang tidak bisa

    diserap dan berada di permukaan tanah disebut air permukaan

    Permukaan air tanah disebut water table, sementara lapisan tanah yang terisi air tanah disebut

    zona saturasi air. Permukaan zona saturasi yang tak lain adalah water table tersebut selalu

    mengikuti bentuk topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi.

    Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari bawah ke atas (gaya kapiler). Air

    bergerak horisontal pada dasarnya mengikuti hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan

    gradien hidrolik. Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi volume air tanah yang melalui batuan

    berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan tebal lapisan.

    2.7 Kondisi Air Tanah Dataran Aluvial

    Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang

    lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi,

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    17

    suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh

    air ketempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah

    pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan

    hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya.

    Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan.

    Volume air tanah dalam dataran alluvial di tentukan oleh tebal dan penyebaran permeabilitas

    dari akifer yang terbentuk dalam aluvium dan dilluvium yang mengendap dalam dataran. Apabila

    suatu daerah materi penyusunnya atas materi halus (liat/berdebu) umumnya permeabilitasnya kecil,

    sedangkan suatu daerah yang tersusun atas pasir dan kerikil permeabilitasnya besar. Air tanah yang

    mengendap di dataran banjir ditambah langsung dari peresapan air susupan. Permukaan air

    tanahnya dangkal sehingga pengambilan air dapat dengan sumur dangkal.

    Dataran alluvial unsur-unsur yang dominan adalah unsur NO2, NO3, Ca, Mg, Si, dan Fe.

    Kelebihan Nitrit karena pengaruh zat buangan (urine), pembusukan organik dari hasil reduksi nitrat

    yang ada disekitar air tanah (Karmono dan Joko Cahyo, 1978:11). Hal ini selain dipengaruhi oleh

    faktor alam juga sebagai aktivitas manusia misalnya adanya lahan pertanian yang mengkonsumsi

    pupuk organik yang mengandung nitrat.

    2.8 Metode Pencarian Air Tanah

    Tiap jenis airtanah memerlukan metode pencarian yang spesifik. Diantaranya adalah:

    Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika)

    Penekanannya pada aspek fisik yaitu merekonstruksi pola sebaran lapisan akuifer. Beberapa

    metode yang sudah umum kita dengar dalam metode ini adalah pengukuran geolistrik yang

    meliputi pengukuran tahanan jenis, induce polarisation (IP) dan lain-lain. Pengukuran lainnya

    adalah dengan menggunakan sesimik, gaya berat dan banyak lagi.

    Metode berdasarkan aspek kimia (Hidrogeokimia)

    Penekanannya pada aspek kimia yaitu mencoba merunut pola pergerakan airtanah. Secara

    teori ketika air melewati suatu media, maka air ini akan melarutkan komponen yang dilewatinya.

    Sebagai contoh air yang telah lama mengalir di bawah permukaan tanah akan memiliki kandungan

    mineral yang berasal dari batuan yang dilewatinya secara melimpah.

    2.8 Teknologi Pengolahan Air Tanah Sumur Artesis

    2.8.1 Air Sumur artesis

    Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer yang

    diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) hal ini mengakibatkan

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    18

    perubahan tekanan antara airtanah yang berada di bawah lapisan penutup dan airtanah yang berada

    diatasnya. Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai airtanah tertekan (confined

    aquifer) dan airtanah bebas (unconfined aquifer). Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan

    airtanah bebas sering kita lihat dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk, sedangkan airtanah

    tertekan dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus lapisan penutupnya.

    Airtanah bebas (water table) memiliki karakter berfluktuasi terhadap iklim sekitar, mudah

    tercemar dan cenderung memiliki kesamaan karakter kimia dengan air hujan. Kemudahannya untuk

    didapatkan membuat kecenderungan disebut sebagai airtanah dangkal.

    Airtanah tertekan/ airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut sebagai air sumur artesis

    (artesian well). Pola pergerakannya yang menghasilkan gradient potensial, mengakibatkan adanya

    istilah artesis positif ; kejadian dimana potensial airtanah ini berada diatas permukaan tanah

    sehingga airtanah akan mengalir vertikal secara alami menuju kestimbangan garis potensial khayal

    ini. Artesis nol ; kejadian dimana garis potensial khayal ini sama dengan permukaan tanah sehingga

    muka airtanah akan sama dengan muka tanah. Terakhir artesis negatif ; kejadian dimana garis

    potensial khayal ini dibawah permukaan tanah sehingga muka airtanah akan berada di bawah

    permukaa

    n tanah.

    Gambar 7. Metode pencarian

    air tanah

    (http://www.fishyforum.com/

    fishysalt/fishyronment/9689-

    airtanah-apa-dan-bagaimana-

    mencarinya.html)

    2.8.2 Teknologi Pengolahan Air Tanah Sumur Artesis Untuk Air Minum

    Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut

    belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Air yang

    layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat

    tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak

    layak untuk diminum. Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat menimbulkan

    gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat maupun tidak langsung dan secara perlahan.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    19

    Untuk menanggulangi masalah tersebut, salah satu alternatif yakni dengan cara mengolah air tanah atau air

    sumur sehingga didapatkan air dengan kualitas yang memenuhi syarat kesehatan.

    Tujuan teknologi pengolahan air ini adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat

    yang masih menggunakan air tanah atau air sumur sebagai sumber kebutuhan air bersih. Sedangkan sasarannya adalah

    menyebar luaskan paket teknologi pengolahan air sumur siap minum kepada masyarakat yang memerlukan.

    Unit alat pengolahan air ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas air sumur atau air tanah sehingga

    langsung dapat diminum tanpa proses pemanasan. Unit alat ini sangat cocok digunakan untuk keperluan Asrama,

    Pesantren, Pemukiman padat penduduk, dan lain-lain.

    2.9.1 Pengembangan dan Pemanfaatan Air Tanah

    Sumberdaya airtanah mempunyai peran cukup penting sebagai pasokan air untuk berbagai

    sektor pembangunan, antara lain:

    Air minum perkotaan atau pedesaan

    Air industri

    Air irigasi,dll.

    2.9.2 Keunggulan Sumber Daya Air Tanah

    Keunggulan sumber daya air tanah yaitu:

    Secara Hygienis lebih sehat karena telah mengalami proses filtrasi secaraalamiah.

    Cadangan relatif tetap sepanjang tahun.

    Mutu relatif tetap.

    Apabila air tanah tersedia, dapat diperoleh di tempat tersebut tanpa peralatan mahal.

    2.9.3 Kekurangan Sumber Daya Air Tanah

    Kekeurangan atau kelemahan dari sumber daya air tanah yaitu:

    Terdapat di bawah permukaan tanah, untuk pemanfaatannya harus dilakukandengan

    membuat sumur gali / bor.

    Keterdapatan tidak merata pada setiap tempat.

    Cadangannya terbatas, untuk keperluan air minum perkotaan atau air irigasi /industri yang

    cukup besar, mungkin cadangan tidak mencukupi.

    2.9.4 Dampak Pemanfaatan Air Tanah

    Pada kenyataannya pemanfaatan air untuk memenuhi kebutuhan sektor industri dan jasa

    masih mengandalkan airtanah secara berlebih dapat menimbulkan dampak negatif terhadap

    sumber daya air tanah maupun lingkungan, antara lain:

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    20

    - Penurunan muka airtanah

    - Intrusi air laut

    - Amblesan tanah

    Penurunan Muka Air Tanah

    Pemanfaatan airtanah yang terus meningkat menyebabkan penurunan muka airtanah.

    Hasil rekaman muka airtanah pada sumur-sumur pantau didaerah pengambilan airtanah intensif

    seperti: Cekungan Jakarta, Bandung, Semarang, Pasuruan, Mojokerto menunjukkan

    kecenderungan muka airtanahnya yang terus menurun. Demikian juga di daerah DIY.

    Contoh cekungan di daerah Semarang:

    Perubahan kedudukan muka airtanah di cekungan Semarang periode 1993- 1994

    diuraikan berikut ini;

    Daerah Semarang Utara meliputi Pusat Kota, pemukiman Tanah Mas (Muka Air

    tanah Statis) dan daerah industri Kaligawe, MASnya antara 14,19 28,91m. bmt,

    denganpenurunan antara 0,6-1,9 m/tahun.

    Daerah Semarang Selatan meliputi daerah Candi, Banyumanik MASnya antara 20,24 -

    48,24 m.bmt dengan penurunan antara 0,37- 0,70 m/tahun.

    Daerah Kendal meliputi Kec. Kaliwungu, kota Kendal MAS nya antara

    +1,0 hingga 21,16 m.bmt dengan penurunan antara 0,20 0,55 m/tahun.

    Daerah Demak meliputi Kota demak dan Mranggen MASnya antara + 0,50 hingga

    25,40 m.bmt dengan penurunan antara 0,15 0,45 m/tahun.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    21

    Gambar 9. Peta persebaran cekungan air tanah dei pulau Jawa

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    22

    Intrusi Air Laut

    Apabila keseimbangan hidrostatik antara air tanah tawar dan air tanah asin di daerah

    pantai terganggu, maka akan terjadi pergerakan airtanah asin/air laut ke arah darat dan terjadilah

    intrusi air laut.

    Terminologi intrusi pada hakekatnya digunakan hanya setelah ada aksi, yaitu pengambilan

    airtanah yang mengganggu keseimbangan hidrostatik. Adanya intrusi air laut ini merupakan

    permasalahan pada pemanfaatan airtanah di daerah pantai, karena berakibat langsung pada

    mutu airtanah.

    Airtanah yang sebelumnya layak digunakan untuk air minum, karena adanya intrusi air

    laut, maka terjadi degradasi mutu, sehingga tidak layak lagi digunakan untuk air minum.

    Intrusi air laut teramati didaerah pantai Jakarta, Semarang, Denpasar, Medan dan daerah-

    daerah pantai lainnya yang pemanfaatan airnya telah demikian intensif.

    Contoh cekungan di daerah Semarang:

    Daerah Semarang bagian utara penyusupan air asin semakin meningkat sejak beberapa tahun

    terakhir, terutama pada daerah pemukiman pusat perkotaan, dan di beberpa wilayah industri di

    bagian utara, miksalnya daerah sekitar Muara Kali Garang, Tanah Mas, Pengapon, Simpang

    Lima. Data penyusupan air asin tersebut diatas adalah berdasarkan hasil pemantauan dari

    beberapa sumur gali penduduk yang tersebar, maupun dari kualitas sumur bor di beberapa

    tempat. Didaerah Semarang penyusupan air asin ini diperkirakan sudah mencapai sejauh 2 km ke

    arah selatan garis pantai.

    Amblesan Tanah

    Permasalahan amblesan tanah (land subsidence) dapat akibat pengambilan airtanah yang

    berlebihan dari lapisan akuifer yang tertekan (confined aquifers). Akibat pengambilan yang

    berlebihan (over pumpage), maka airtanah yang tersimpan dalam pori- pori lapisan penutup

    akuifer (confined layer) akan terperas keluar danmengakibatkan penyusutan lapisan penutup

    tersebut. Refleksinya adalah penurunan permukaan tanah.

    Amblesan tanah tidak dapat dilihat seketika, tetapi teramati dalam kurun waktu yang lama

    dan berakibat pada daerah yang luas. Meskipun penyebab penurunan tersebut masih

    memerlukan penelitian dan pemantaun rinci, namun bila mengacu fenomena serupa beberapa

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    23

    kota dunia seperti Bangkok, Venesia, Tokyo maupun Meksiko dapat diyakini, bahwa penurunan

    tersebut adalah bukti amblesan tanah yang disebabkan oleh pengambilan airtanah yang

    berlebihan.

    Contoh Cekungan di daerah Semarang:

    Amblesan tanah terjadi juga didaerah pantai utara Semarang dengan

    indikasi telah mulai tampak antara lain:

    Fondasi sumurbor pantau di kompleks Sekolah STM Perkapalan dekat Muara

    kali Garang, Tambak Ikan seolah-olah terangkat kurang lebih 20 cm (Juli1994),

    namun pada kenyataan permukaan tanah di sekitarnya yang mengalami penurunan.

    Terjadinya retakan-retakan pada lantai bangunan Sekolah Pelayaran

    Singosari, hampir pada semua bangunan di kompleks tersebut.

    Terjadinya genangan air laut di daerah pantai, dan banjir di bagian Muara

    Kali Karang yang sebelumnya belum pernah terjadi.

    2.10 Upaya Pengendalian Dan Aspek Teknis

    Mengingat sebaran airtanah tidak dibatasi oleh batas-batas administratif suatu daerah, maka

    pengelolaan airtanah berdasarkan aspek teknis seharusnya mengacu padasuatu cekungan air

    tanah, yakni suatu wilayah yang ditentukan oleh batasan- batasan hidrogeologi, di mana semua

    event hidrolika (pengisian, pengambilan dan pengaliran airtanah) berlangsung.

    Batasan-batasan teknis hidrogeologi ini menyangkut geometri dan parameterakuifer, jumlah dan mutu

    airtanah, pengaliran dan keterdapatan airtanah. Batasanbatasan tersebut menentukan berapa jumlah airtanah

    yang dapat dimanfaatkan dan bagaimana upaya konservasi airtanah harus dilakukan.

    Beberapa tindakan upaya pengendalian dampak negatif akibat pemompaanairtanah secara

    berlebihan, antara lain:

    Analisis Geografi 6.1

    Bentuklah kelompok sendiri atas 4-6 orang dengan komposisi disesuaikan kondisi kelasmu.

    Carilah peta cekungan air tanah di indonesia, kemudian analisislah dengan pendekatan spasial.

    Renungkan Kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kita telah dilimpahi berbagai sumber daya alam,

    seperti air tanah, tanpa air tanah kita akan kesulitan untuk hidup, yakni utuk minum. Dengan sumber daya air

    tanah yang melimpah ini tentunya kita juga harus menjaga dan melestarikannya. Supaya air tanah ini tidak

    tercemar dan akibatnya akan rusak, coba bayangkan saja apabila kita tanpa air tanah? Kerhidupan akan terasa

    sulit. Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa kita tentunya wajib menjada dan melestarikan pemberian dari

    sang pencipta kita.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    24

    B. Air Permukaan

    Air permukaan adalah bagian dari air hujan yang tidak mengalami infiltrasi (peresapan),

    atau air hujan yang mengalami peresapan dan muncul kembali ke permukaan bumi sebagai mata

    air. Mata air yang muncul di permukaan bumi akan mengalir sebagai air permukaan.

    Yang termasuk air permukaan meliputi air sungai (rivers), saluran (streams), sumber

    (springs), danau, dan waduk. Jumlah aior permukaan diperkirakan hanya 0,35 juta km3 atau hanya

    sekitar satu persen dari air tawar yang ada di bumi. Air permukaan berasal dari aliran langsung air

    hujan, lelehan salju, dan aliran yang berasal dari air tanah.

    Sebelum aliran air hujan langsung atau aliran permukaan (surface runoff) terjadi, hujan harus

    terlebih dahulu memenuhi kebutuhan penguapan, intersepsi, infiltrasi, simpanan permukaan,

    penahanan permukaan, dan penahanan saluran.

    Macam-macam air permukaan :

    a) Sungai

    Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan

    bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan

    aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu : limpasan yang berasal dari hujan,

    limpasan dari anak2 sungai, dan limpasan dari air tanah.

    Pada umumnya, sungai bermuara sampai ke laut atau danau2. Tetapi, adapula

    sungai2 yang muaranya tidak dapat mencapai laut banyak terdapat di daerah gurun yang

    amat kering. Di Australia, sungai jenis ini disebut creek dan di Arab disebut Wadi. Pada

    saat hujan, palung2 sungai ini berisi air tetapi bilamana hujan tidak ada, sungai ini hanya

    berupa palung2 yang kerin. Air hujan yang mengalir tidak dapat mencapai laut karena

    banyak meresap ke dalam tanah yang kering dan ada pula yang habis menguap kembali

    ke atmosfer.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    25

    Gambar 10. Sistem Aliran Sungai

    Besarnya volume air yang mengalir pada suatu sugai dalam satuan waktu pada titik

    tertentu di sungai itu, disebut debit air. Debit air sungai terkecil terdapat di bagian hulu,

    sedangkan yang terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang besar berarti debit airnya

    besar, sebaliknya, sungai yang kecil berarti debit airnya kecil.

    Besar kecilnya volume air yang mengalir (debit air sungai) dipengaruhi oleh

    beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :

    1. Iklim, usur iklim sangat berpengaruh terhadap debit air sungai. Banyaknya curah

    hujan (Presipitasi) dan besarnya penguapan (evaporasi) sangat menentukan volume

    air yang ada dalam sungai.

    Pada saat musim penghujan presipitasi lebih besar dibandingkan besarnya

    evaporasi yang mengakibatkan debit air menjadi besar bahkan terjadi luapan air atau

    banjir. Tetapi sebaliknya, pada musim kemarau jumlah presipitasi menurun tetapi

    tingkat penguapan meningkat sehingga debit air semakin kecil.

    2. Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), luas dan ketinggian daerah aliran sungai

    berpengaruh besar terhadap debit air sungai. Daerah aliran sungai adalah bagian

    permukaan bumi yang berfungsi untuk menerima, menyimpan, dan mengalirkan air

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    26

    hujan yang jatuh di atasnya melalui sungai. Contoh : hujan yang jatuh pada bagian

    permukaan bumi mengalirkan airnya ke sungai, misalnya sungai Kapuas. Bagian

    permukaan bumi yang menerima air hujan dan mengalirkan airnya ke sungai Kapuas

    disebut DAS Kapuas. Das biasanya dibatasi oleh punggung/igir perbukitan atau

    pegunungan. DAS yang luas berarti memiliki daerah tangkapan hujan yang luas pula,

    sehingga debit air sungai yang mengalir pada DAS itu akan lebih besar.

    Ada berbagai bentuk atau tipe sungai yaitu :

    Sungai Consequent Lateral, yakni sungai yang arah alirannya menuruni lereng2 asli

    yang ada di permukaan bumi seperti dome, blockmountain, atau dataran yang baru

    terangkat.

    Sungai Consequent Longitudinal, yakni sungai yang alirannya sejajar dengan antiklinal

    (bagian puncak gelombang pegungungan).

    Sungai Subsequent, yakni sungai yang terjadi jika pada sebuah sungai consequent

    lateralterjadi erosi mundur yang akhirnya akan sampai ke puncak lerengnya, sehingga

    sungai tersebut akan mengadakan erosi se samping dan memperluas lembahnya.

    Akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikuti arah strike (arah patahan).

    Sungai Superimposed, yakni sungai yang mengalir pada lapisan sedimen datar yang

    menutupi lapisan batuan di bawahnya. Apabila terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat

    mengikis lapisan2 penutup dan memotong formasi batuan yang semula tertutup, sehingga

    sungai itu menempuh jalan yang tidak sesuai dengan struktur batuan.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    27

    Sungai Antecedent, yakni sungai yang arah alirannya tetap karena dapat mengimbangi

    pangangkatan yang terjadi. Sungai ini hanya dapat terjadi bila pengangkatan tersebut

    berjalan dengan lambat.

    Sungai Resequent, yakni sungai yang mengalir menuruni dip slope (kemiringan

    patahan) dari formasi2 daerah tersebut dan searah dengan sungai consequent lateral.

    Sungai resequent ini terjadi lebih akhir sehingga lebih muda dan sering merupakan anak

    sungai subsequent.

    Sungai Obsequent, yakni sungai yang mengalir menuruni permukaan patahan, jadi

    berlawanan dengan dip dari formasi2 patahan.

    Sungai Insequent, yakni sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab2 yang nyata.

    Sungai ini tidak mengalir mengikuti perlapisan batuan atau dip. Sungai ini mengalir

    dengan arah tidak tentu sehingga terjadi pola aliran dendritis.

    Sungai Reverse, yani sugai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya melawan

    suatu pengangkatan, sehingga mengubah arahnya untuk menyesuaikan diri.

    Sungai Composit, yakni sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan struktur

    geologinya. Kebanyakan sungai yang besar merupakan sungai composit.

    Sungai Anaclinal, yakni sungai yang mengalir pada permukaan, yang secara lambat

    terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah arus sungai.

    Sungai Compound, yakni sungai yang membawa air dari daerah yang berlawanan

    geomorfologinya.

    Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut :

    1. Pararel

    adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan miring sekali, sehingga gradient dari sungai

    itu besar dan sungainya dapat mengambil jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang kurang lebih lurus.

    Pola ini misalnya dapat terbentuk pada suatu coastal plain (dataran pantai) yang masih muda yang lereng

    aslinya miring sekali kea rah laut.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    28

    2. Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat pada daerah yang mempunyai struktur patahan, baik yang

    berupa patahan sesungguhnya atau hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku2.

    3. Angulate, adalah pola aliran yang tidak membentuk sudut siku2 tetapi lebih kecil atau lebih besar dari 90o. di sini

    masih kelihatan bahwa sungai2 masih mengikuti garis2 patahan.

    4. Radial Centrifugal, adalah pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome yang baru mencapai stadium

    muda dan pola alirannya menuruni lereng2 pegunungan.

    5. Radial Centripetal, adalah pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu kaldera dari gunung berapi

    atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat depresi tersebut.

    6. Trellis, adalah pola aliran yang berbentuk seperti trails. Di sini sungai mangalir sepanjang lembah dari suatu

    bentukan antiklin dan sinklin yang pararel.

    7. Annular, adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau kaldera yang sudah mencapai

    stadium dewasa dan sudah timbul sungai consequent, subsequent, resequent dan obsequent.

    8. Dentritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat pada daerah yang batu2annya

    homogen, dan lereng2nya tidak begitu terjal, sehingga sungai2nya tidak cukup mempunyai kekuatan untuk

    menempuh jalan yang lurus dan pendek.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    29

    Gambar 12. Pola aliran sungai

    Geo Individu

    Bukalah citra google earth, Carilah aliran sungai kemudian lihatlah pola aliran apa yang terbentuk

    pada sungai tersebut!!!

    Macam-macam sungai berdasarkan aliran airnya, yaitu sebagai berikut :

    Sungai Episodik, yaitu sungai yang airnya tetap mengalir baik pada musim kemarau

    maupun pada musim penghujan. Jenis sungai ini banyak terdapat di Irian Jaya, Sumatera,

    dan Kalimantan.

    Sungai Periodik, yaitu sungai yang hanya berair pada musim penghujan saja, sedang pada

    musim kemarau kering tak berair. Jenis sungai ini banyak terdapat di Jawa Timur, Nusa

    Tenggara, dan Sulawesi, pada umumnya sungai periodik ini mempunyai mata air dari

    daerah2 yang hutannya sudah gundul.

    Macam-macam sungai berdasarkan sumber airnya yaitu sebagai berikut :

    Sungai Tadah Hujan, yaitu sungai yang volume airnya tergantung pada air hujan, seperti

    sungai-sungai di Pulau Jawa.

    Sungai Campuran atau Sungai Kombinasi, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari

    air hujan dan gletser (salju yang mencair, kemudian mengalir) oleh karena itu jika sungai

    mata airnya dari gletser disebut sungai gletser. Contohnya sungai Mamberema di Irian

    Jaya.

    Daerah aliran sungai (DAS)

    kumpulan sungai pada suatu sistem cekungan dengan aliran keluar atau muara tunggal

    membentuk daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai adalah wilayah tampungan yang

    masuk kedalam wilayah air sungai.

    Contoh-contoh daerah aliran sungai di indonesia:

    a. DAS ciliwung, yang mempunyai hulu di bogor dan hilir di jakarta.

    b. DAS bengawan solo, yang mempunyai hulu di wonogiri dan hilir di gresik.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    30

    c. DAS mahakam, yang mempunyai hulu di pegunungan bawui dan hilir di samarinda.

    Banjir di daerah aliran sungai

    akibat hujan yang aliran airnya melalui hutan-hutan gundul, daerah yang kurang

    bervegetasi (tanaman di permukaan bumi sebagai daya serap air, maka timbullah banjir)

    a) faktor penyebab banjir

    banjir sering terjadi didaerah hilir DAS, meskipun penyebab banjir tidak selalu terjadi

    di bagian hilir. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya banjir antara lain:

    Penebangan hutan yang berlebihan,

    Penutupan daun dan kantong-kantong air lainnya,

    Berubahnya saluran drainase dan sungai

    b) Dampak banjir

    Dampak yang ditimbulkan banjir antara lain:

    1) Bangunan seperti rumah, gedung sekolah, jembatan menjadi rusak

    2) Jaringan jalan,telepon, listrik menjadi rusak atau terputus

    3) Pencemaran air dan tanah

    c) Usaha penanggulangan banjir

    Supaya DAS tidak mengalami kerusakan maka perlu adanya usaha pemeliharaan

    sehingga unsur-unsur yang ada dalam DAS (unsur fisik,kimia dan biologi) tetap terjaga

    kelestariannya.

    Usaha menjaga kelestarian DAS dapat dilakukan dengan konservasi lahan di dalm DAS

    tersebut. Konservasi lahan dapat dilakukan dengan dua metode,yaitu:

    1) Metode vegetatif, antara lain:

    a) Penghutan kembali lahan gundul

    b) Penghijauan

    2) Metode mekanik, atara lain:

    a) Pembuatan selokan atau saluran air

    b) Pembuatan sumur

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    31

    c) Pembuatan tanggul pada lereng-lereng curam

    Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi resiko banjir antara lain:

    1) Upaya penghijauan

    2) Pembuatan teras-teras

    3) Pembuatan tanggul-tanggul dipinggir sungai

    4) Pembuatan terusan saluran air

    Bagian-bagian pada daerah aliran sungai, yaitu :

    1) Bagian Hulu Sungai.

    Yaitu bagian sungai yang dekat dengan mata air, merupakan sungai dalam stadium

    muda, dengan ciri2 :

    Pengikisan kearah dalam atau vertikal.

    Aliran airnya deras

    Tebingnya curam

    Tidak terjadi proses pengendapan/sedimentasi

    Belum terdapat teras2 sungai.

    2) Bagian Tengah Sungai.

    Yaitu bagian antara hulu sungai dengan hilir sungai dan disebut stadium dewasa,

    dengan cirri-ciri :

    Pengikisan ke arah dalam dan samping,

    Alirannya kurang begitu jelas,

    Banyak terjadi pengendapan

    Terdapat teras-teras sungai,

    Terbentuknya pola aliran yang berkelok-kelok atau disebut meander.

    3) Bagian Hilir Sungai.

    Yaitu bagian sungai yang dekat ke laut, dan disebut stadium tua dengan ciri2 :

    Pengikisan tidak terjadi

    Aliran air tenang

    Banyak terjadi pengendapan

    Teras-teras sudah tidak jelas

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    32

    Sungai banyak berkelok-kelok

    Terdapat beting-beting pasir di tengah sungai yang disebut dengan delta.

    Gambar 13. Sistem pembagian pada Daerah Aliran Sungai (DAS)

    Meander Sungai

    Meander adalah bentuk kelokan-kelokan aliran sungai. Terbentuknya meander karena

    adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batu-batuan yang amper y amper y dan

    kurang resisten terhadap erosi.

    Pada lemgkungan meander masing-masing terhadap dua sisi. Bagian dari lengkungan

    meander yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkna aliran tersebut berpindah

    disebut undercut. Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung dibandingkan arus pada

    sisi dalam, sehingga sisi luar lengkungan tererosi dan hasilnya terendapkan pada sisi dalam.

    Demikian seterusnya sampai pada suatu saat meander mungkin akan berbentuk setengah

    lingkaran atau bahkan amper melingkar penuh. Batas daratan yang sempit yang memisahkan

    antara tikungan yang satu dan tikungan lainnya akhirnya terpotong oleh saluran yang baru, dan

    terbentuklah danau tapal kuda atau danau mati (oxbow lake).

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    33

    Gambar 14. Animasi Perubahan Meander Sungai

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    34

    Gambar 15. Meander sungai dilihat dari citra ikonos google Earth

    Delta

    Pada ujung aliran dekat danau muara di laut atau danau, akan terbentuk suatu endapan

    yang disebut delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Ada faktor-faktor

    yang memengaruhi perbedaan terdebut antara lain jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan

    musim.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    35

    Gambar 16. Delta sungai

    Pertumbuhan suatu lembah sungai

    Lembah sungai adalah suaru bentuk permukaan yang lebih rendah daripada bagian

    lainnya yang dihasilkan oleh pengikisan air. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan

    melalui 3 proses yaitu :

    a. Pedalaman lembah sungai

    Di daerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai memiliki

    aliran yang cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses erosi dan

    transportasi bekerja lebih dominan.

    b. Pelebaran lembah sungai

    Pada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi menyamping

    (lateral). Hal ini disebabkan lambatnya kecepatan arus yang mengalir.

    c. Pemanjangan lembah sungai

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    36

    Pemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut,

    sehingga daratan bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang berarti

    menambah pula muka daratan.

    Peranan sungai

    Sungai mempunyai peranan yang sangat peting bagi kehidupan manusia, misalnya sebagai

    berikut.

    1) Di sungai terdapat bahan-bahan bangunan sifatnya pasir, batu kali dan kerikil.

    2) Sungai sebagai sumber pencaharian penduduk misalnya pengambilan pasir.

    3) Debit airnya dapat digunakan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik.

    B. Danau.

    Danau ialah suatu kumpulan air dalam cekungan tertentu, yang biasanya berbentuk

    mangkuk. Danau mendapat air dari curah hujan, sungai2, serta mata air, dan air tanah. Keempat

    sumber tersebut bersama-sama dapat mengisi dan memberikan suplai air pada danau. Dalam hal

    demikian biasanya danau itu bersifat permanen, artinya tetap berair sepanjang tahun. Sebaliknya,

    jika sumber air pengisi danau itu hanya salah satu unsur saja misalnya dari curah hujan, maka

    danau itu umumnya bersifat temporer atau periodic. Artinya danau tersebut pada waktu2 tertentu

    kering.

    Menurut macam airnya, danau dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut :

    1. Danau Air Asin.

    Pada umumnya danau air asin terdapat di daerah semiarid dan arid, di mana penguapan yang

    terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran keluaran. Kalau danau semacam ini menjadi kering,

    maka tinggallah lapisan garam di dasar danau tersebut. Danau2 yang bersifat temporer banyak

    terdapat di daerah arid yang mempunyai kadar garam tinggi. Contoh danau kadar garam yang

    tinggi adalah Great Salt Lake, kadar garamnya sebesar 18,6 %, dan Danau Merah (dekat laut

    asam), kadar garamnya 32 %.

    2. Danau Air Tawar.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    37

    Danau air tawar terutama terdapat di daerah2 humid (basah) dimana curah hujan tinggi. Pada

    umumnya, danau ini mendapatkan air dari curah hujan dan selalu mengalirkan airnya kembali ke

    laut. Jadi danau ini merupakan danau terbuka.

    Menurut terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut :

    1) Danau Vulkanik/Kawah/Maar, yaitu danau yang terjadi karena peletusan gunung

    berapi yang menimbulkan kawah luas di puncaknya. Kawah tersebut kemudian terisi

    oleh air hujan dan terbentuklah danau. Contoh : Danau Kawah Gunung Kelud dan

    Gunung Batur.

    Gambar 16. Danau kawah gunung kelud

    Sumber diambil senin, 22 mei 2012 10:35

    2) Danau Lembah Gletser, setelah zaman es berakhir, daerah2 yang dulunya dilalui

    gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Kalau lembah yang telah terisi air itu tak

    berhubungan dengan laut, maka lembah itu akan menjadi danau. Contohnya: danau

    Michigan, danau Huron, Superior, Erie, dan danau Ontario.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    38

    Gambar 17. Penampakan Danau

    Michigan dari peta topografi

    1:50.000

    3) Da

    nau Tektonik, adalah danau yang terjadi karena peristiwa tektonik; yang

    mengakibatkan terperosoknya sebagian kulit bumi. Maka terbentuklah cekungan yang

    cukup besar. Contoh danau tektonik adalah : danau toba, singkarak, kerinci dll.

    Gambar 18. Penampakan

    Danau toba

    Sumber: Diambil dari citra

    ikonos yang telah di ubah

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    39

    4) Danau Dolina/Karst, adalah danau yang terjadi karena pelarutan batuan kapur,

    sehingga membentuk cekungan2 yang yang bentuknya seperti dolina/karst. Danau ini

    banyak ditemukan di daerah pegunungan kapur.

    Gambar 19. Danau Lais Da Rims di swiss merupakan danau karst

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    40

    5) Danau Hempangan/Bendungan, adalah danau yang terjadi karena aliran sebuah sungai

    terbendung oleh lava, sehingga airnya menggenang dan terbentuklah danau. Contohnya

    danau laut tawar di Aceh dan Tondano.

    Gambar 20. Danau matano, Towuti dan Danau Wawonto di Pulau Sulawesi

    6) Danau Buatan, adalah danau yang dibendung oleh manusia dengan tujuan untuk irigasi,

    perikanan, pembangkit tenaga listrik dan lain. Contohnya : Danau Siombak di Marelan,

    Proyek Asahan dll.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    41

    Gambar 21. Danau Buatan

    di Korea yang dibentuk

    menyerupai symbol hati

    Peranan Danau

    Danau mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan manusia . Pada umumnya danau

    digunakan sebagai berikut:

    sebagai sumber air tawar,

    sumber pembangkit tenaga listrik,

    Perikanan,

    pengairan atau irigasi ,

    pencegah banjir,

    sarana rekreasi serta olah raga.

    Danau terutama yang berfungsi sebagai bendungan juga dapat mengalami pengurangan air karena

    adanya aliran air keluar.

    C. Rawa

    Rawa adalah daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan

    tanah lumpur dengan kadar air relatif tinggi.

    Rawa dilihat dari genangan airnya, dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :

    1) Rawa yang airnya selalu tergenang

    Tanah2 di daerah rawa yang selalu tergenang airnya tidak dapat dimanfaatkan

    sebagai lahan pertanian kerena lahannya tertutup tanah gambut yang tebal. Di daerah rawa

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    42

    yang airnya selalu tergenang, sulit terdapat bentuk kehidupan binatang karena airnya

    sangat asam. Derajat keasaman (pH) di daerah ini mencapai 4,5 atau kurang dengan warna

    air kemerah-merahan.

    2) Rawa yang airnya tidak selalu tergenang.

    Rawa jenis ini mengandung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai pada

    saat air laut pasang dan airnya relatif mongering pada saat air laut surut. Akibat adanya

    pergantian air tawar di daerah rawa, maka keasaman tanah tidak terlalu tinggi sehingga

    dapat dimanfaatkan sebagai areal sawah pasang surut. Salah satu tanda yang menunjukkan

    bahwa kawasan rawa memiliki tanah yang tidak terlalu asam adalah banyaknya pohon2

    rumbia.

    Berdasarkan kondisi air dan tumbuh-tumbuhan yang hidup, rawa dibedakan menjadi 4 macam

    yaitu :

    a. Swamp

    b. Marsh

    c. Bog

    d. Rawa pasang surut

    B. PERAIRAN LAUT

    Berdasarkan letaknya, laut dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu :

    1) Laut Tepi.

    Laut tepi merupakan laut yang berada di tepi benua dan dipisahkan oleh kepulauan dari samudera.

    Contoh dari laut ini adalah Laut Cina Selatan yang terletak di tepi Benua Asia.

    2) Laut Pedalaman.

    Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan atau terletak di

    tengah2 suatu benua. Laut yang masuk jenis ini adalah laut hitam yang terletak di tengah Benua Asia,

    juga Laut Adriatik.

    3) Laut Tengah.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    43

    4) Laut tengah merupakan lautan yang memisahkan dua benua atau lebih. Misalnya laut tengah

    (Mediterania) yang memisahkan Benua Eropa dan Afrika, juga laut Indonesia yang memisahkan Benua

    Asia dengan Australia.

    4) Selat.

    Selat merupakan laut sempit yang terletak di antara dua pulau atau dua benua. Misalnya selat

    Sunda yang terletak di antara pulau Sumatera dengan Pulau Jawa.

    5) Teluk.

    Teluk merupakan laut yang menjorok ke daratan. Contoh dari teluk adalah Teluk Siam yang

    terdapat di Thailand.

    Pembagian laut menurut zona atau jalur kedalamannya, laut dapat dibedakan

    menjadi beberapa zona sebagai berikut :

    1) Zona Litoral atau Jalur Pasang, yaitu bagian cekungan lautan yang terletak diantara

    pasang naik dan pasang surut.

    2) Zona Epineritik, yaitu bagian cekungan lautan diantara garis2 surut dan tempat

    paling dalam yang masih dapat dicapai oleh daya sinar matahari (pada umumnya sampai sedalam

    50 m).

    3) Zona Neritik, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 50 200 m.

    4) Zona Batial, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 200 2000 m.

    5) Zona Abisal, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya lebih dari 2000 m.

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    44

    Gambar 24. Zonasi perairan Laut

    Pembagian laut menurut terjadinya, laut dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu

    sebagai berikut :

    Laut Transgresi atau Laut Meluas, yaitu laut yang terjadi karena perubahan permukaan

    air laut positif, baik yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut itu sendiri atau oleh

    turunnya daratan perlahan-lahan, sehingga sebagian dari daratan digenangi air. Laut jenis ini pada

    umumnya terjadi pada akhir zaman glacial. Contoh : Laut Utara dan Laut Jawa.

    Laut Ingresi atau Laut Tanah Turun, laut ini terjadi karena turunnya tanah sebagai

    akibat tekanan vertikal (gaya endogen) yang menimbulkan patahan. Contoh : laut Karibia, Laut

    Jepang, dan Laut Tengah.

    Laut Regresi atau Laut Menyempit, laut ini terjadi karena laut mengalami proses

    penyempitan akibat adanya endapan2 di laut yang dibawa sungai sehingga laut tersebut mengalami

    pendangkalan. Contohnya : Selat Malaka.

    Arus laut adalah aliran air laut yang mempunyai arah dan peredaran yang tetap dan teratur.

    Gerak aliran arus laut dapat disamakan dengan aliran air sungai, tetapi aliran arus laut lebih lebar.

    Arus laut dapat dibedakan menurut letak, suhu, dan cara terjadinya.

    1. Menurut letaknya

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    45

    Arus bawah ialah arus laut yang bergerak di bawah permukaan laut, misalnya arus

    bawah di Selat Gibraltar.

    Arus atas ialah arus laut yang bergerak di permukaan laut, misalnya arus Kalifornia.

    2. Menurut suhunya.

    Arus panas ialah bila suhu arus air laut lebih panas daripada suhu air laut di sekitarnya,

    misalnya arus teluk.

    Arus dingin ialah bila suhu arus laut lebih dingin dari laut di sekitarnya, misalnya arus

    Labrador.

    3. Menurut terjadinya.

    1) Arus karena perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut.

    2) Arus karena dingin

    3) Arus karena perbedaan niveau (beda tinggi muka air)

    4) Arus karena pengaruh daratan/benua.

    5) Arus karena pasang naik dan surut.

    Kecerahan atau warna air laut tergantung pada zat2 oraganik maupun anorganik yang ada di

    laut. Warna air laut ada beberapa macam karena beberapa sebab berikut :

    o Pada umumny lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang

    bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak daripada sinar lain.

    o Warna kuning, karena dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai Kuning di

    Cina (sungai Huang Ho).

    o Warna hijau, karena adanya plankton2 dalam jumlah besar.

    o Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es, misalnya latu di Kutub Utara

    dan Selatan.

    o Warna ungu, karena adanya organism kecil yang mengeluarkan sinar2 fosfor,

    misalnya Laut Ambon.

    o Warna hitam, karena dasarnya terdapat lumpur hitam. Misalnya laut Hitam.

    o Warna merah, karena banyaknya binatang2 kecil berwarna merah yang terapung-

    apung, misalnya laut merah.

    Salinitas atau kadar garam air laut adalah banyaknya garam (dinyatakan dengan gram) yang

    terdapat dalam satu liter air laut. Garam di laut berasal dari hasil2 pelapukan di daratan. Hasil2

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    46

    pelapukan ini mengandung bermacam-macam garam, yang oleh air sungai di larutkan,

    dihanyutkan, serta dibawa ke laut. Hampir di setiap tempat laut memiliki salinitas (kadar garam)

    antara 33% hingga 37%. Pada air laut dalam, nilai salinitas antara 34,5% dan 35% rata2 salinitas

    air laut adalah 35%.

    Menurut Clarke, di dalam air laut terdapat larutan garam seperti :

    1) Kalsium karbonat (CaCO3) : 0,34%

    2) Magnesium bromida (MgBr2) : 0,22%

    3) Kalium Sulfat (K2SO4) : 2,64%

    4) Kalsium sulfat (CaSO4) : 3,60%

    5) Magnesium sulfat (MgSO4) : 4,74%

    6) Magnesium Klorida (MgCL2) : 10,88%

    7) Natrium Klorida (NaCl) : 77,78%

    Perubahan kadar garam di laut tidak besar. Hal ini disebabkan oleh kecilnya proses

    penguapan bila dibandingkan dengan isi air laut tersebut. Besar kecilnya kadar garam di laut

    ditentukan oleh faktor2 berikut :

    1) Banyak sedikitnya air yang berasal dari gletser

    2) Besar kecilnya curah hujan di tempat tersebut

    3) Besar kecilnya penguapan di tempat tersebut

    4) Besar kecilnya atau banyak sedikitnya sungai yang bermuara di tempat tersebut.

    Mineral laut berasal dari daratan yang dibawa oleh aliran sungai2. Mineral itu

    antara lain adalah :

    Garam, tempat2 pembuatan garam dijumpai di Pulau Madura dan Rembang.

    Kapur, berasal dari kerang, globigerine (foraminifera), dan sebagainya.

    Kalium karbonat, berasal dari sebangsa lumut (potash)

    Fosfat, berasal dari tulang2 ikan dan kotoran burung pemakan ikan, dan biasanya untuk

    pupuk.

    Kekayaan fauna dan flora laut sama halnya dengan daratan. Pada umumnya

    organisme laut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

    1) Bentos, ialah binatang2 laut yang hidupnya di dasar laut. Bentos ini dapat pula dibagi

    menjadi dua golongan yaitu : (1) bentos sesial, yang hidupnya terikat pada suatu tempat, misalnya

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    47

    tiram, koral, jenis2 brochipoda dan sebagainya, dan (2)bentos vagil, yang bergerak di dasar laut,

    misalnya landak laut, siput laut, dan sebagainya.

    2) Pelagos, ialah organisme yang hidupnya tak tergantung pada dasar laut dan umumnya

    menjadi penghuni lapisan air bagian atas. Pelagos dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu

    (1) nekton, ialah golongan organisme yang mempunyai alat badan sendiri untuk bergerak sehingga

    dapat tinggal di daerah tertentu yang menyediakan banyak makanan atau tempat2 yang keadaannya

    baik bagi mereka. Contoh : semua jenis ikan, ubur2 dan sebagainya (2) plankton, ialah golongan

    organisme yang tidak mempunyai alat2 badan sendiri untuk bergerak. Gerakan mereka bergantung

    pada arus yang disebabkan oleh angin atau perbedaan suhu. Contoh : jenis2 binatang bersel satu

    seperti radiolarian, foraminifera, dan tumbuh2an yang bersel satu misalnya algae, diatomea,

    demikian juga binatang2 bersel banyak yang kecil seperti sebangsa udang kecil.

    Sama halnya dengan di daratan, di lautan pun sedimentasi terjadi terutama berasal dari sisa2

    organisme yang mati maupun bahan2 anorganis. Beberapa jenis endapan lumpur berturut-turut dari

    pantai ke laut dalam, yaitu :

    1. Endapan Lumpur Terigen, endapan yang terdiri dari materi2 halus, terutama materi2

    dari daratan yang dibawa oleh sungai2.

    2. Endapan Lumpur Globigerina, yaitu endapan yang terdiri atas sisa2 binatang dan

    tumbuhan2 yang telah mati, terutama terdiri dari kapur berasam arang dan asam kersik. Lumpur

    globigerina di atas terutama terdapat di dasar laut yang dalamnya antara 2000 m sampai 4000 m.

    3. Endapan Lumpur Radiolaria atau Lumpur Laut Merah, yaitu endapan yang

    sebagian berasal dari hasil2 letusan gunung berapi di dalam laut dan sebagian berasal dari sisa2

    binatang yang amat kecil yang berangka zat kersik. Endapan ini terdapat pada laut yang dalam

    (4.000 7.000 m) dan tidak terdapat kapur atau persenyawaan2 kapur

    2.morfologi dasar laut

    a. paparan benua (continental shelf) yaitu dasar lautan yang dangkal dan merupakan

    daratan yang meluas serta terdapat di sepanjang pantai. Sebetulnya continental shelf

    ini adalah bagian dari benua yang berdekatan dan tergenang oleh air air laut

    (dalamnya tak lebih dari 200 m). Contoh:

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    48

    b. dangkalan laut utara uang terletak di sekitar kepulauan inggris dan merupakan bagian

    dari benua eropa.

    c. b.punggung laut (ridge) yaitu dasar lautan yang dangkal, memanjang dan sempit yang

    di kanan kirinya merupakan laut dalam. Contohnya: pegunungan disamudra atlantik

    d. c.palung laut (trench) yaitu dasar laut yang sangat dalam, memanjang,sempit dan

    terjal, seolah-olah merupakan lembah didasar laut.palung atau trog terjadi karena

    tektogenesa, patahan, maupun lipatan. Contohnya: palung laut filipina

    e. d.cekungan laut (basin) yaitu dasar laut dalam dan berbentuk oval menyerupai suatu

    baskom uang luas. Contohnya: cekungan laut timur.

    3.kualitas air laut

    Air laut banyak mengandung garam bahkan juga mengandung gas udara yang terlarut.

    Diperkirakan hampir 50 triliun matrik ton garam yang larut dalam air laut. Semua gas-gas yang

    terdapat di udara dapat dijumpai dilaut meskipun dalm jumlah yang berbeda.

    4.suhu air laut

    Suhu air laut adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi organisme kehidupan di

    lautan. Karena suhu memengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun perkembangbiakan

    organisme-organisme tersebut.

    5.kecerahan dan warna

    Warna air laut bermacam-macam, tergantung kepada gelombang warna yang terpantul

    atau sedimen yang diendapkan. Pada umumnya di dekat pantai terlihat kehijau-hijauan dan

    biasanya terdapat binatang koral.

    6.salinitas/kadar garam

    Konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat di dalam laut dikenal sebagai

    salinitas. Konsentrasi ini biasanya sebesar 3% dari berat seluruhnya. Hal ini biasanya lebih sering

    disebut sebagai bagian per seribu atau biasa ditulis dengan 35%o. Konsentrasi garam-garam ini

    jumlahnya sama dalm setiap contoh-contoh air laut, sekalian mereka diambil dari tempat yang

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    49

    berbeda diseluruh dunia. Cara yang biasa untuk mengukur salinitas adalah dengan menghitung

    kadar klor (klorinitas).

    7. Zona pesisir

    Pesisir dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

    a. Pesisir daratan (coastal plain)

    b. Pesisir daratan aluvial (coastal aluvial plain)

    c. Pesisir pulau penghalang (barrier island coast)

    8. gelombang laut (sea wave)

    Gelonang laut dapat didefinisikan sebagai proses gerakan naik turunnya molekul air

    laut, membentuk punack dam lembah pada lapisan permukaan air laut. Gerakan gelombang laut ini

    secara umum terbentuk karena adanya gerkan angin (massa udara yang bergerak, walaupun

    kadang-kadang gelombang laut ini timbul akibat aktivitas vulkanisme atau tektonisme di dasar

    laut).

    Helmholtz menerangkan prinsip terjadinya gelombang sebagi berikut. jika ada dua masa

    benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang

    geraknya akan terbentuk gelombang.

    9.Arus laut (sea current)

    Arus laut adalah gerakan massa air laut dari suatu tempat ke tempat lain. Gerkan ini

    bisa secara mendatar dan horizontal yang berupa arus permukaan atau arus dasar, dan dapat pula

    merupakan gerakan massa air secara vertikal dari lapisan air bagian bawah ke lapisan atas atau

    sebaliknya.

    Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya arus laut, yaitu:

    a. Gerakan angin

    b. Perbedaan tinggi

    c. Perbedaan suhu

    d. Perbedaan kadar dan salinitas

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    50

    Jenis arus laut dapat dibedakan menurut temperatur dan letaknya. Berdasarkan

    temperaturnya arus laut laut dibedakan menjadi dua, yaitu:

    a. Arus panas adalah arus laut yang temperatur airnya lebih tinggi (panas) daripada

    temperatur air laut atau yang didatangi.

    b. Arus dingin adalah arus laut yang temperatur airnya lebih rendah (dingin) daripada

    temperatur air laut yang didatangi.

    Berdasarkan letaknya, arus laut dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

    a. Arus atas (arus permukaan) adalah arus laut yang bergerak sebagi arus berada di

    permukaan laut. Contohnya semua arus laut yang disebabkan oleh angin.

    b. Arus bawah adalah air yang bergerak sebagai arus laut berada didasar laut. Jika arah

    gerakannya berubah ke arah vertikal, arus ini akan menjadi up welling dan sinkin

    pada beberapa daerah pantai.

    c. Long shore current adalah arah aliran arus yang sejajar dengan garis pantai.

    d. Rip current adalah arus yang berada di pantai berpasir halus dan bergelombang agak

    besar. Arah gerakannya tegak lurus dengan garis pantai. Biasanya rip current ini

    mampu menyeret pasir di bawahnya beserta orang yang berada di tempat itu menuju

    ke laut yang lebih dalam. Contoh di pantai parangtritis yang memiliki kecepatan 80

    km/jam.

    C. PEMANFAATAN PERAIRAN DARAT dan PELESTARIANNYA

    1. PEMANFAATAN PERAIRAN DARAT

    Di muka bumi ini banyak sekali air hujan yang mengalir tanpa adanya tempat untuk

    menampung air hujan itu, seandainyapun ada maka akan lebih mudah bagi kita umat

    manusia untuk dapat mengelola air yang ada di muka bumi ini. Sehingga tidak

    menimbulkan kerugian bagi manusia itu sendiri. Pemanfaatan air khususnya air darat

    seperti sungai, rawa, waduk, dan danau di Negara kita Indonesia ini hanya terbatas pada

    fungsi perikanan dan fungsi sumber daya listrik saja.

    Kita harusnya bisa menengok ke beberapa Negara yang sudah maju, seperti jerman.

    Di Negara ini tampungan air tidak hanya berguna bagi sumber daya listrik, perikanan tapi

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    51

    juga dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan juga sarana air baku untuk kebutuhan rumah

    tangga.

    Adapun manfaat dari perairan darat sebagai berikut :

    a. Sumber Daya Listrik (PLTA)

    Waduk dan danau kebanyakan di jadikan sebagai sumber daya listrik. Dari

    sini manusia beranggapan bahwa hal termudah menemukan sumber listrik

    dengan cara membangun PLTA di waduk, karena selain air yang melimpah

    juga debit air yang keluar dapat dikontrol oleh manusia.

    Banyak sekali contoh-contoh waduk, bendungan, dan danau yang dijadikan

    sebagai PLTA, seperti : Waduk Jatiluhur, Waduk gajah mungur, Waduk

    cirata, dan lain-lain.

    Gambar 25. Contoh waduk yang dijadikan sebagai PLTA

    b. Perikanan dan irigasi

    Dengan adanya waduk, rawa maupun telaga secara mandiri masyarakat

    dapat memanfatkannya sebagi perikanan air tawar. Perikanan air tawar

    sendiri banyak sekali kita jumpai hamper di setiap waduk, telaga maupun

    rawa.

    Gambar 26. Waduk

    yang dimanfaatkan

    sebagai karamba

    untuk perikanan

  • Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi

    52

    c. Cadangan Air Baku

    Penggunaan air permukaan harus dioptimalkan untuk mengatasi krisis

    ketersediaan air baku. Upaya ini juga untuk menghemat cadangan air tanah,

    yang terletak lebih dalam, sebagai sumber daya air terakhir. Seringkali

    tersiar berita bahwa Negara kita krisis air bersih.

    Padahal, Indonesia dilimpahi ketersediaan air baku encapai 4 trilliun meter

    kubik per tahun, dari besaran tersebut 3,9 trilliun meter kubik/tahun masih

    merupakan potensi yang berasal dari air tanah. Sedangkan yang dapat

    dimanfaatkan mencapai 691 juta meter kubik/tahun. Sayangnya,

    ketersediaan air tidak merata di Indonesia.

    Dengan membuat tampungan-tampungan air hujan maka kita dapat

    mengakali tentang adanya krisis air baku. Sehingga nantinya air darat atau

    air permukaan tidak semuanya te