geografi x - sandy firmansyah.pdf
TRANSCRIPT
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
1
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
Penulis mampu menyelesaikan buku yang sederhana ini. Buku ini disusun dalam rangka
memahami sebagian kecil dari ayat-ayat Allah yang begitu luas, sehingga kita dapat
memanfaatkan alam ciptaan-Nya, khususnya yang ada di planet bumi yang kita diami ini,
untuk kesejahteraan umat manusia.
Seiring dengan adanya tuntutan dan kebutuhan yang semakin meningkat terhadap
pemenuhan buku yang berkualitas bagi pendidikan, buku Geografi: Jelajah Perairan untuk
kelas X ini hadir. Buku ini dapat digunakan sebagai bahan panduan bagi pelajar pada jenjang
SMA/MA. Buku Geografi ini mengacu pada kurikulum 2013 dan disajikan dalam format
bahasa yang menarik agar materi yang disampaikan mudah dipahami siswa.
Materi pembelajaran yang disajikan dalam buku ini telah disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku saat ini. Penyajian materi pembelaajran tersebut dilengkapi juga
ddengan pengayaan-pengayaan yang kreatif, inovatif, kontekstual, sesuai dengan materi dan
konsep yang dipelajari serta dapat merangsang kemapuan berpikir dari peserta didik. Dengan
demikian, diharapkan peserta didik dapat mengembangakna wawasan produktivitas,
kecakapan spasial, rasa ingin tahu, dan keinginan untuk belajar lebih jauh. Selain itu, sebagai
penunjang penyajian materi disajikan juga gambar dan foto sehingga lebih menarik dan
peserta didik tidak merasa bosan dalam mempelajari materi yang disajikan.
Pada akhir bab, disajikan juga soal-soal evaluasi, yang terdiri atas soal evaluasi bab,
dan semester. Soal evaluasi ini berguna sebagai instrument untuk mengukur tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari, baik menyangkut aspek kognitif,
afektif, maupun psikomotorik peserta didik.
Akhirnya, kami berharap semoga buku ini dapat memberikan kontribusi positif dalam
memenuhi tuntutan dan kebutuhan dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.
Surakarta, Februari 2014
Penulis
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
2
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU
Materi-materi pembelajaran dalam buku ini disajikan secara sistematis, komunikatif, dan interkatif. Berikut ini
Petunjuk Penggunaan Buku yang kami tawarkan kepada Anda untuk membaca dan memahami isi buku ini.
1) Manfaat Anda Mempelajari Bab Ini, Memuat tujuan umum yang harus
Anda kuasai dalam setiap bab.
2) Kata Kunci, merupakan kata-kata penting dalam bidang hidrosfer yang
harus Anda pahami.
3) Analisis Geografi, kegiatan yang bertujuan mengembangkan kecakapan
personal, social, akademik, dan vokasional.
4) Teropong, kegiatan yang bertujuan menumbuhkan kreativitas dan rasa ingin
tahu.
5) Horison, berisi konsep geografi yang penting untuk diketahui. Disajikan
dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
6) Materi Pembelajaran, memuat teori atau konsep dan prinsip atau hokum
yang sesuai dengan perkembangan ilmu geografi dan keterkinian.
7) Gambar dan Ilustrasi, disajikan untuk mendukung materi yang sedang
dibahas.
8) Profil, menampilkan tokoh-tokoh geografi Indonesia dan Luar negeri.
Bertujuan menumbuhkan semangat kewirausahaan, etos kerja dan
semangat inovatif.
9) Browsing, menginformasikan situs-situs di internet sebagai penunjang
pembelajaran dalam materi tersebut. Bertujuan member tantangan untuk
belajar lebih jauh.
10) Fokus, berisi kata-kata atau frase-frase penting dalam materi setiap bab
supaya Anda lebih memahami makna kata atau frase tersebut.
11) Studi Kasus, berisi evaluasi kerja
12) Peta Konsep, berisi alur konsep tentang materi yang dipelajari.
13) Evaluasi, bertujuan menguji kemampuan peserta didik terhadap materi yang
telah dipelajari.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar iii
Petunjuk Penggunaan Buku iv
Peta Konsep v
Bab 5 Hubungan Manusia Dan Lingkungan Akibat Dinamika
Hidrosfer ... 1
A. Ruang untuk Air . 2
B. Perairan Darat dan Potensinya ... 12
C. Perairan Laut dan Potensinya . 25
D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan Darat . 38
E. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan Laut ... 47
Ikthisiar . 57
Evaluasi .. 58
Daftar Istilah .. 64
Daftar Pustaka 65
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
4
BAB 5 HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT
DINAMIKA HIDROSFER
Dari seluruh permukaan bumi 70 % terdiri atas air baik yang
terjadi di daratan maupun laut, dan hanya yang sedikit yang terdapat
di udara dan di lapisan dalam perut bumi, Maka sering juga bumi kita
dijuluki planet biru karena sebagian besar tertutup air. Permukaan
bumi yang menutupi air disebut juga hidrosfer, dan sangat bermanfaat
bagi kehidupan bagi seluruh makhluk hidup yang tinggal di muka
bumi ini. Air yang ada di muka bumi baik yang di permukaan
maupun di dalam tanah jumlahnya tetap dan tidak akan berubah.
Namun, pasokan air dapat berbeda di setiap wilayah, banyak factor
yang mempengaruhinya. Manusia harus hati-hati dalam
memanfaatkan ai agar ketersediaan air dalam waktu dan tempat yang
berbeda tetap seimbang. Sehubungan dengan itu, apa yang dimaksud
siklus hidrologi ?
Setelah mempelajari bab ini siswa
diharapkan mampu :
1. Menjelaskan siklus hidrologi,
perairan darat, perairan laut,
daerah aliran sungai, penyebab
dan dampak banjir,
2. Menjelaskan usaha mengurangi
resiko banjir dan pengaruh
hidrosfer secara umum bagi
kehidupan
Tujuan Pembelajaran
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
5
A. RUANG UNTUK AIR
1.1. Tiada Kehidupan Tanpa Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini
di bumi, tetapi tidak di planet lain dalam Sistem Tata Surya dan menutupi hamper 71 % permukaan bumi. Wujudnya
bisa berupa cairan, es (padat) dan uap/gas. Dengan kata lain karena air, maka Bumi menjadi satu-satunya planet dalam
tata Surya yag memiliki kehidupan.
Tidak seluruh air yang ada di muka bumi secara aktif terlibat dalam siklus hidrologi. Sebagian air yang ada di
permukaan bumi bersifat statis., misalnya dalam bentuk es pada wilayah kutub utara dan selatan. Jumlah total air
dalam bentuk es di wilayah utara di perkirakan mencapai gram (atau 167 geogram). Di dalam tanah juga terkandung
air dalam jumlah sekitar 2,5 geogram yang tidak terlibat langsung dalam siklus hidrologi. Dari total air laut dan air
tawar yang lebih dari 13.500 geogram, hanya sekitar 4,4 geogram yang secara aktif terlibat dalam siklus hidrologi.
Semua organism yang hidup tersusun atas sel-sel yang berisi air sedikitnya 60 % dan aktivitas metaboliknya
mengambil tempat di larutan air. Dapat dikatakan bahwa untuk kepentingan manusia dan kepentingan komersial
lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan.
Air juga merupakan bagian penting dari sumber daya alam yang mempunyai karakteristik unik dibandingkan
dengan sumber daya lainnya. Air bersifat sumber daya yang terbarukan dan dinamis. Artinya sumber utama air yang
berupa hujan akan selalu dating sesuai dengan waktu atau musimnya sepanjang tahun.
Namun pada kondisi tertentu air bisa bersifat tak terbarukan, misalnya pada kondisi geologi tertentu di mana
proses perjalanan air tanah membutuhkan waktu ribuan tahun, sehingga bilamana pengambilan air tanah berlebihan,
air akan habis.
Oleh karena itu tidak berlebihan bila dikatakan oleh Pindar Water is the best of all things.
1.2. Proses Perjalanan Air Dan Siklus Hidrologi
Air secara alami mengalir dari hulu ke hilir, dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah. Air
mengalir di atas permukaan tanah namun air juga mengalir di dalam tanah.
Air dalam siklus hidrologi mengalami perubahan bentuk dari cair ke gas dan kembali ke bentuk cair, kadang juga
air berubah ke bentuk padat. Perubahan air ke bentuk padat dalam siklus hidrologi terjadi jika butiran air tersebut
berada pada udara yang sangat dingin atau di bawah titik beku air. Perubahan ke bentuk padat ini dapat terjadi pada
lapisan atas troposfer atau pada air di permukaan bumi, terutama pada wilayah di utara Tropic of Cancer atau selatan
Topic of Capricon. Juga dapatr pada tempat-tempat yang tinggi (> 5000 meter dari permuakaan laut) didaerah tropis.
Untuk memahami siklus hidrologi, perlu dipahami terlebih dahulu tentang proses perubahan bentuk air dari uap
ke cair, dari cair ke padat, dan sebaliknya. Perubahan air dari bentuk padat ke cair (disebut mencair atau meleleh)
membutuhkan energi. Es akan mencair jika dipanaskan. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk mencairkan es disebut
panas laten fusi (latent beat of fusion). Untuk mencair 1 gram es pada suhu dibutuhkan energi sebesar 80 cal.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
6
Selanjutnya perubahan air dari bentuk cair ke bentuk uap (disebut penguapan) juga memerlukan energi. Air jika
dipanaskan akan menguap. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk menguapkan air disebut panas laten vaporisasi (latent
beat of vaporization). Jumlah energi yang dibutuhkan untuk menguapkan 1 gram air pada suhu adalah sebesar 586 cal.
Perubahan air dari bentuk uap ke bentuk cair (disebut Kondensasi) akan menghasilkan energi setara dengan energi
panas laten evaporasi. Demikian pula halnya perubahan air dari bentuk cair ke bentuk padat (disebut pembekuan) akan
menghasilkan energi setara panas laten fungsi. Proses perjalanan air secara umum dilukiskan dalam gambar 1-1.
Gambar 1. Skema perjalanan siklus hidrologi
Mengacu pada gambar 1-1 proses perjalanan air dijelaskan sebagai berikut.
1. Penguapan/evaporasi : Terjadi pada air laut karena panas matahari yang merupakan sumber
air terbesar. Evaporasi juga terjadi pada sungai, danau, rawa, tambak, embung, situ-situ,
waduk, dll.
2. Evapotrasnpirasi : Air diambil oleh tanaman melalui akar-akarnya yang dipakai untuk kebutuhan hidup dari
tanaman tersebut dengan transpirasi, lau air didalam tanaman juga keluar berupa uap akibat energy panas
matahari (evaporasi). Proses pengambilan air oleh akar tana,man kemudian terjadinya penguapan dari tanaman
disebut sebagai evapo-transpirasi.
3. Hujan turun : Uap air akibat dari evaporasi dan evapo-transpirasi bergerak di atmosfir (udara) kemudian akibat
perbedaan temperature di atmosfir dari panas menjadi dingin maka air akan terbentuk akibat kondensasi dari
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
7
uap menjadi cairan. Bila temperature berada di bawah titik beku Kristal-kristal es akan terbentuk. Tetesan air
kecil tumbuh oleh kondensasi dan berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara
turbulen sampai pada kondisi yang cukup besar menjadi butir-butir air. Apabila jumlah butir air sudah cukup
banyak dan akibat berat sendiri (secara gravitasi) butir-butir air itu akan turun kebumi dan proses turunnya
butiran air ini disebut dengan hujan. Bila temperatur udara turun sampai di bawah 0o Celcius, maka butiran air
akan berubah menjadi salju.
4. Air hujan di tanaman : Air hujan jatuh atau mengalir melalui tanaman. Bila tanaman cukup rimbun maka perlu
waktu yang relative lama untuk air mencapai tanah. Waktu air mencapai tanah. Waktu air mengalir melalui
tanaman berbeda-beda untuk tiap jenis tanaman.
5. Aliran permukaan (run-off) : Secara gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang
rendah, dari gunung-gunung, pegunungan ke lembah, lalu ke daerah lebih rendah, sampai ke daerah pantai dan
akhirnya akan bermuara ke laut maupun danau. Aliran air ini disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di
atas muka tanah.
6. Banjir/genangan : Terjadi banjir dan genangan akibat luapan sungai atau drainase yang tak mampu mengalirkan
air. Banjir atau genangan juga terjadi di daerah rendah berupa cekungan atau retensi.
7. Aliran sungai : Aliran permukaan biasanya akan memasuki daerah tangkapan air (catchment area) atau daerah
aliran sungai (DAS) menuju ke sistem sungai. Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai
kecil menuju ke sistem sungai besar dan akhirnya akan menuju mulut sungai atau sering disebut estuari yaitu
tempat bertemunya sungai dengan laut. Dapat juga berakhirnya system sungai sungai di danau.
8. Transpirasi : Sepeti telah di uraikan di 2, air didalam tanah diambil oleh tanaman melalui akar-akanya yang
dipakai untuk kebutuhan hidup dari tanaman tersebut.
9. Kapiler : Air dalam tanah mengalir dari aliran air tanah karena mempunyai daya kapiler untuk menaikkan air ke
vadoze zone menjadi butiran air tanah (soil moisture), demikian juga butiran air tanah ini naik secara kapiler ke
permukaan tanah.
10. Infiltrasi : Sebagian dari air permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah dalam bentuk infiltrasi.
11. Aliran antara (inter flow) : Yaitu air di daerah vadose zone yang mengalir menuju mengisi sistem jaringan
sungai, waduk, situ-situ, rawa, dan danau.
12. Aliran dasar (base flow) : Yaitu aliran air tanah yang mengisi sistem jaringan sungai, waduk, situ-situ, rawa,
dan danau.
13. Aliran run-out : Yaitu aliran air tanah yang langsung menuju ke laut.
14. Perkolasi : Air dari soil moisture di daerah vadose zone yang mengisi aliran air tanah.
15. Kapiler : Yaitu aliran dari air tanah yang mengisi soil moisture.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
8
Perjalanan air tersebut berada dalam ruang baik : ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang dalam bumi. Dikaitkan dengan istilah penataan ruang, air dalam proses
perjalanannya ada, berinteraksi dan dalam tata ruang berupa wujud struktur ruang dan pola ruang.
Dalam wujud struktur ruang, air mengalir pada/dalam susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana (infrakstruktur). Dalam wujud pola ruang, perjalanan air melalui dan
berinteraksi dengan distribusi peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Di daerah tangkapan/imbuhan (recharge area) air tanah, air dari permukaan tanah meresap
ke dalam tanah mengisi akuifer baik akuifer bebas (unconfined aquifer) maupun akuifer tertekan
(confined aquifer). Di daerah pelepasan/luahan (discharge area) air tanah keluar dengan berbagai
cara, misalnya menjadi mata air, air di dalam sumur dangkal maupun air di dalam sumur bor
(sumur dalam) atau menjadi aliran dasar (base flow)
Dari gambar 1-1 juga menunjukkan keseimbangan aliran air baik yang berupa uap/gas atau
air yaitu mulai dari evaporasi dari laut, butiran air di udara, hujan (dilaut & di darat, aliran
permukaan & aliran air tanah (A+B+C+D = E+F+G)).
Dalam kehidupan manusia di permukaan bumi ini terdapat tiga macam siklus air yaitu
sebagai berikut :
a. Siklus Pendek
laut => penguapan => kondensasi => awan =>hujan di laut
Gambar 2. Siklus hidrologi pendek
Siklus hidrologi pendek ini terjadi karena hanya melalui tiga dari sembilan
komponen proses sikuls hidrologi. Siklus hidrologi pendek ini pertama terjadi proses
evaporasi atau penguapan air dari laut, kemudian uap air tersebut melakukan
kondensasi berupa titik-titik air embun. Dari proses kondensasi, uap air yang telah
terkumpul banyak dalam awan mengalami presipitasi dengan menurunkannya dalam
bentuk hujan
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
9
b. Siklus Sedang
Gambar 3. Siklus Hidrologi sedang
Laut => penguapan => H2O dalam gas=>kondensasi=>awan=>hujan=>sungai=>laut
Pada siklus sedang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin menuju ke daratan. Di daratan uap
air membentuk awan yang akhirnya jatuh sebagai hujan di atas daratan. Air hujan tersebut akan mengalir
melalui sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke laut.
c. Siklus Panjang
Gambar 4. Siklus Hidrologi panjang
Laut => penguapan => pengkristalan (sublimasi) => salju => hujan => gletser=>sungai=>laut
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
10
Pada siklus panjang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin ke atas daratan. Adanya
pendinginan yang mencapai titik beku pada ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan yang
mengandung kristal es. Awan tersebut menurunkan hujan es atau salju di pegunungan. Di permukaan
bumi es mengalir dalam bentuk gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke lautan.
1.3 Siklus Hidrologi Dan Tampungan
Dari sudut pandang ketersediaan air maka siklus hidrologi dapat dipandang juga dari sisi tampungan (storage).
Hal ini sangat penting dalam upaya untuk menampung air tawar sebanyak-banyaknya dari air hujan sebagai sumber
utamanya.
Tampungan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Tampungan intersepsi/interseption storage.
B. Tampungan di tanaman/storage in plants
C. Tampungan di atas permukaan tanah/channel storage
D. Tampungan jaringan sungai/surface storage-on soi
E. Tampungan di zona tak jenuh/vadose zone
F. Tampungan air tanah/groundwater storage di bawah muka air tanah.
G. Tampungan di atmosfir
H. Tampungan di gudang-gudang air minum kemasan
Dengan mengetahui tampungan (wadah) air maka untuk perencanaan pengelolaan sumber daya air, perjalanan air
secara alami dengan melihat siklus atau perjalanan dari air ke pada tampungan, dapat ditentukan di mana wadah air itu
sekaligus juga diketahui berapa besar kapasitas dari wadah tersebut. Hal tersebut juga dapat dipakai sebagai salah satu
referensi penentuan tata guna lahan dalam perencanaan tata ruang air, penataan ruang, pengurusan hutan dan
pengelolaan pantai.
Di Indonesia sendiri pembangunan, penentuan tata guna lahan serta penataan ruang tidak mengacu pada hal-hal
yang disebutkan diatas. Sehingga, sering kita jumpai di Negara ini terjadinya fenomena banjir di saat musim hujan dan
kekeringan di saat musim kemarau. Apabila penataan ruang mengacu pada siklus hidrologi dan tampungannya maka
hal-hal seperti banjir dan kekeringan akan teratasi. Misalnya, dengan jumlah curah hujan yang tinggi di Indonesia ini
bisa disiasati dengan pembangunan waduk, pelestarian wadukl, rawa, situ dan lain-lain untuk menampung curah hujan
sehingga air yang tertampung tersebut dapat dijakdikan sebagai bahan baku air minum serta dapat dijadikan sebagai
sumber irigasi bagi pertanian. Kenyataannya banyak pembangunan yang ada di Indonesia tidak mempertimbangkan
aspek-aspek tersebut, sebagai contohnya pembangunan rumah yang berada di bantaran sungai, serta pinggiran waduk
ini bisa menjadikan luas areal tampungan air berkurang.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
11
Analisis Geografi 6.1
Bentuklah kelompok sendiri atas 4-6 orang dengan komposisi disesuaikan kondisi kelasmu.
Buatlah maket proses siklus hidrologi. Kerjakan pada stereoform. Lakukan analisis singkat disertai
buku sumber. Kemudian laporkan hasilnya pada guru.
B. PERAIRAN DARAT DAN POTENSINYA
2.1 Perairan Darat
Perairan darat adalah semua bentuk air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda padat
(es dan salju). Adapun dari keduanya yang banyak dimanfaatkan oleh manusia adalah yang berbentuk benda cair yaitu
air. Meliputi di antaranya air permukaan, air tanah, sungai, danau, dan sebagian air rawa.
Air di daratan sebagian besar berasal dari curah hujan. Air hujan ini sebagian meresap ke dalam tanah, ada yang
mengalir pada permukaan tanah melalui sungai kemudian terus ke laut. Ada juga yang mengalir ke danau atau ke
rawa-rawa, sebagian ada yang menguap langsung atau melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang-binatang. Kesemuanya
akan mengalir kembali ke laut. Dari laut airnya akan menguap dan akhirnya menjadi hujan, kemudian menuju ke
daratan lagi. Proses inilah yang dinamakan siklus air.
Perbandingan antara banyaknya air yang meresap dan mengalir di permukaan, bergantung pada berbagai faktor
sebagai berikut.
a. Jumlah curah hujan yang jatuh.
b. Kekuatan jatuhnya butiran air hujan di permukaan bumi.
c. Lamanya curah hujan.
d. Penutupan vegetasi di permukaan bumi.
e. Derajat permeabilitas (meloloskan air) dan struktur bumi.
Renungkan Allah SWT menciptakan bumi dan isinya tidak begitu saja, melainkan dengan penuh ketelitian, bayangkan saja
apabila di bumi ini tidak terjadi siklus hidrologi? Apa mungkin ada kehidupan? YA tentunya tidak, dengan
berjalanya siklus hidrologi menjadikan air selalu ada di muka bumi ini, sehingga kita manusia dapat
menggunakan air sesuai kebutuhan kita. Tentunya kita harus bersyukur kepada Allah SWT atas rahmat yang
telah ia berikan kepada kita.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
12
f. Kemiringan topografi.
Perairan darat sendiri dapat dikategorikan menjadi dua yakni, air tanah dan air permukaan.
A. Air Tanah
1. Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah
merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak
yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
Menurut Budhikuswansusilo, air tanah (Groundwater) adalah nama untuk menggambarkan air yang tersimpan di
bawah tanah dalam batuan yang permeabel. Periode penyimpanannya dapat berbeda waktunya bergantung dari kondisi
geologinya (beberapa minggu tahun). Pergerakan air tanah dapat muncul ke permukaan, dengan manifestasinya
sebagai mata air (spring) atau sungai (river).
Menurut Herlambang (1996:5) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang
antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer.
Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau
kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh.
Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air disebut akuifer.
2. Asal- Usul Air Tanah dan Sifat Air Tanah
Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya air (tanah), untuk memahami asal-usul (origin)
dan sifat-sifat (nature) air tanah, agar tidak terjadi kesalah-pengertian tentang sumberdaya yang dikelola. Kesalah-
pengertian tersebut akan menjadikan tujuan mewujudkan kemanfaatan air tanah terutama bagi kaum miskin
pengelolaan tidak mencapai sasarannya, bahkan justru akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi keterdapatan
air tanah itu sendiri serta kaum miskin tersebut. Hal-hal pokok yang perlu dipahami tentang asal-usul dan sifat-sifat air
tanah antara lain tentang: Asal air tanah, Pembentukan air tanah, wadah air tanah, pegaliran dan imbuhan air tanah
serta mutu air tanah.
2.1 Asal Air Tanah
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah dan terletak pada zona jenuh air. Air tanah
berasal dari permukaan tanah, misalkan hujan, sungai, danau. Dan dari dalam bumi sendiri diamana air tersebut terjadi
bersama-sama dengan batuannya, misalkan pada waktu terjadinya batuan endapan terdapat air yang terjebak oleh
batuan endapan tersebut. Contohnya: air fosil yang biasanya asin air volkanik panas dan mengandung sulfur.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
13
2.2 Pembentukan Air Tanah
Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada lajur/zona jenuh air (zone of
saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona
tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan
menjadi air tanah.
Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa yang selalu berulang dari urutan
tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air
pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanih atau badan air dan penguapan
kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air
permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan
penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta manusia yang berada di permiukaan.
Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi (pemompaan, pencemaran dll)
terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap air permukaan, demikian sebaliknya.
Air tanah bagian air yang berada pada lapisan dibawah permukaan tanah. Permukaan yang merupakan bagian
atas dari tubuh bagian air itu disebut permukaan preatik.berdasarkan kenyataan tersebut terdapat dua jenis lapisan
batuan utama, yaitu lapisan kedap (impermeable) dan lapisan tak kedap air (permeable).
a. Lapisan kedap, kadar pori lapisan tak kedap air atau tak tembus air sangat kecil,
sehingga kemampuan untuk meneruskan air juga kecil.
b. Lapisan tak kedap, kadar pori lapisan tak kedap air atau tembus air cukup besar. Oleh
karena itu, kemampuan untuk meneruskan air juga besar.
c. Penampang air tanah, air tanah freatik terdapat pada formasi lapisan batuan porous yang
menjadi pengikat air tanah dengan jumlah cukup besar.
2.3 Wadah Air Tanah
Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan melalukan air tanah dalam jumlah
berarti ke sumur-sumur atau mata air mata air disebut akuifer. Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi
geologi yang dapat bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang disebut akuifer tersebut dialasi oleh lapisan
lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang rendah, misalnya lempung, dikenal sebagai akuitard. Lapisan yang
sama dapat juga menutupi akuifer, yang menjadikan air tanah dalam akuifer tersebut di bawah tekanan (confined
aquifer). Di beberapa daerah yang sesuai, pengeboran yang menyadap air tanah tertekan tersebut menjadikan air tanah
muncul ke permukaan tanpa membutuhkan pemompaan. Sementara akuifer tanpa lapisan penutup di atasnya, air tanah
di dalamnya tanpa tekanan (unconfined aquifer), sama dengan tekanan udara luar.
Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar: (i) kapasitas menyimpan air tanah dan (ii) kapasitas
mengalirkan air tanah. Namun demikaian sebagai hasil dari keragaman geologinya, akuifer sangat beragam dalam
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
14
sifat-sifat hidroliknya (kelulusan dan simpanan) dan volume tandoannya (ketebalan dan sebaran geografinya).
Berdasarkan sifat-sifat tersebut akuifer dapat mengandung air tanah dalam jumlah yang sangat besar dengan sebaran
yang luas hingga ribuan km2 atau sebaliknya.
Sebaran akuifer serta pengaliran air tanah tidak mengenal batas-batas kewenangan administratif pemerintahan.
Suatu wilayah yang dibatasi oleh batasan-batasan geologis yang mengandung satu akuifer atau lebih dengan
penyebaran luas, disebut cekungan air tanah.
2.4 Pengaliran Dan Imbuhan Air Tanah
Saat ini di daerah-daerah perkotaan yang pemanfaatan air tanah dalamnya sudah sangat intensif, seperti di
Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, dan Medan, muka air tanah dalam (piezometic head)umumnya sudah berada di
bawah muka air tanah dangkal (phreatic head). Akibatnya terjadi perubahan pola imbuhan, yang sebelumnya air tanah
dalam memasok air tanah dangkal (karena piezometic head lebih tinggi dari phreatic head), saat ini justru sebaliknya
air tanah dangkal memasok air tanah dalam.
Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer melampaui jumlah rata-rata imbuhan, maka
akan terjadi penurunan muka air tanah secara menerus serta pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer. (Seperti
halnya aliran uang tunai ke dalam tabungan, kalau pengeluaran melebihi pemasukan, maka saldo tabungan akan terus
berkurang). Jika ini hal ini terjadi, maka kondisi demikian disebut pengambilan berlebih (over exploitation) , dan
penambangan air tanah terjadi.
2.5 Mutu Air Tanah
Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah secara alami sangat dipengaruhi oleh
jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut
akan berubah manakala terjadi intervensi manusia terhadap air tanah, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan,
pembuangan libah, dll.
Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat pencemar dari permukaan. Namun
karena tanah/batuan bersifat melemahkan zat-zat pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air tanah dangkal
sangat tergantung dari kedudukan akuifer, besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di zona takjenuh,
serta batuan penyusun akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan pola imbuhan, maka air tanah dalam di daerah-daerah
perkotaan yang telah intensif pemanfaatan air tanahnya, menjadi sangat rawan pencemaran, apabila air tanah
dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah tercemar. Air tanah yang tercemar adalah pembawa bibit-bibit penyakit
yang berasal dari air (water born diseases).
2.6 Macam- macam Air Tanah
Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990:41-42) bahwa macam-macam akifer sebagai berikut:
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
15
Akifer Bebas (Unconfined Aquifer)
yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air.
Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table (preatiklevel), yaitu permukaan air yang
mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
Akifer Tertekan (Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun
di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air
dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.
Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)
yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya
merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan
air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi tertekan.
Gambar 4. Macam-macam air
tanah dilihat dari penampang melintang
2.7 Gerakan Air Tanah
Pergerakan air di bawah tanah
dengan sumber airnya adalah air hujan
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
16
dapat digambarkan dalam beberapa tahapan berikut:
Sebidang tanah alami yang permukaannya ditumbuhi rerumputan dan sebatang pohon
besar
Ketika turun hujan, air hujan mulai membasahi permukaan tanah
Tanah yang alami dengan tetumbuhan di atasnya menyediakan pori-pori, rongga-rongga
dan celah tanah bagi air hujan sehingga air hujan bisa leluasa merembes atau meresap ke
dalam tanah. Air itu akan turun hingga kedalaman beberapa puluh meter.
Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah sampai dia mencapai lapisan tanah
atau batuan yang jarak antar butirannya sangat-sangat sempit yang tidak memungkinkan bagi air untuk
melewatinya. Ini adalah lapisan yang bersifat impermeabel. Lapisan seperti ini disebut lapisan aquitard
(gambar sebelah kanan bersifat impermeabel yang
sulit diisi air, sementara yang kiri bersifat permeabel
yang berisi air).
Karena air tak bisa lagi turun
ke bawah, maka air tadi hanya
bisa mengisi ruang di antara
butiran batuan di atas lapisan
aquitard.
Air yang datang kemudian
akan menambah volume air yang mengisi rongga-rongga antar butiran dan akan tersimpan
disana. Penambahan volume air akan berhenti seiring dengan berhentinya hujan.
Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air yang tidak bisa
diserap dan berada di permukaan tanah disebut air permukaan
Permukaan air tanah disebut water table, sementara lapisan tanah yang terisi air tanah disebut
zona saturasi air. Permukaan zona saturasi yang tak lain adalah water table tersebut selalu
mengikuti bentuk topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi.
Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari bawah ke atas (gaya kapiler). Air
bergerak horisontal pada dasarnya mengikuti hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan
gradien hidrolik. Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi volume air tanah yang melalui batuan
berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan tebal lapisan.
2.7 Kondisi Air Tanah Dataran Aluvial
Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang
lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi,
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
17
suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh
air ketempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah
pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan
hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya.
Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan.
Volume air tanah dalam dataran alluvial di tentukan oleh tebal dan penyebaran permeabilitas
dari akifer yang terbentuk dalam aluvium dan dilluvium yang mengendap dalam dataran. Apabila
suatu daerah materi penyusunnya atas materi halus (liat/berdebu) umumnya permeabilitasnya kecil,
sedangkan suatu daerah yang tersusun atas pasir dan kerikil permeabilitasnya besar. Air tanah yang
mengendap di dataran banjir ditambah langsung dari peresapan air susupan. Permukaan air
tanahnya dangkal sehingga pengambilan air dapat dengan sumur dangkal.
Dataran alluvial unsur-unsur yang dominan adalah unsur NO2, NO3, Ca, Mg, Si, dan Fe.
Kelebihan Nitrit karena pengaruh zat buangan (urine), pembusukan organik dari hasil reduksi nitrat
yang ada disekitar air tanah (Karmono dan Joko Cahyo, 1978:11). Hal ini selain dipengaruhi oleh
faktor alam juga sebagai aktivitas manusia misalnya adanya lahan pertanian yang mengkonsumsi
pupuk organik yang mengandung nitrat.
2.8 Metode Pencarian Air Tanah
Tiap jenis airtanah memerlukan metode pencarian yang spesifik. Diantaranya adalah:
Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika)
Penekanannya pada aspek fisik yaitu merekonstruksi pola sebaran lapisan akuifer. Beberapa
metode yang sudah umum kita dengar dalam metode ini adalah pengukuran geolistrik yang
meliputi pengukuran tahanan jenis, induce polarisation (IP) dan lain-lain. Pengukuran lainnya
adalah dengan menggunakan sesimik, gaya berat dan banyak lagi.
Metode berdasarkan aspek kimia (Hidrogeokimia)
Penekanannya pada aspek kimia yaitu mencoba merunut pola pergerakan airtanah. Secara
teori ketika air melewati suatu media, maka air ini akan melarutkan komponen yang dilewatinya.
Sebagai contoh air yang telah lama mengalir di bawah permukaan tanah akan memiliki kandungan
mineral yang berasal dari batuan yang dilewatinya secara melimpah.
2.8 Teknologi Pengolahan Air Tanah Sumur Artesis
2.8.1 Air Sumur artesis
Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer yang
diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) hal ini mengakibatkan
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
18
perubahan tekanan antara airtanah yang berada di bawah lapisan penutup dan airtanah yang berada
diatasnya. Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai airtanah tertekan (confined
aquifer) dan airtanah bebas (unconfined aquifer). Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan
airtanah bebas sering kita lihat dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk, sedangkan airtanah
tertekan dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus lapisan penutupnya.
Airtanah bebas (water table) memiliki karakter berfluktuasi terhadap iklim sekitar, mudah
tercemar dan cenderung memiliki kesamaan karakter kimia dengan air hujan. Kemudahannya untuk
didapatkan membuat kecenderungan disebut sebagai airtanah dangkal.
Airtanah tertekan/ airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut sebagai air sumur artesis
(artesian well). Pola pergerakannya yang menghasilkan gradient potensial, mengakibatkan adanya
istilah artesis positif ; kejadian dimana potensial airtanah ini berada diatas permukaan tanah
sehingga airtanah akan mengalir vertikal secara alami menuju kestimbangan garis potensial khayal
ini. Artesis nol ; kejadian dimana garis potensial khayal ini sama dengan permukaan tanah sehingga
muka airtanah akan sama dengan muka tanah. Terakhir artesis negatif ; kejadian dimana garis
potensial khayal ini dibawah permukaan tanah sehingga muka airtanah akan berada di bawah
permukaa
n tanah.
Gambar 7. Metode pencarian
air tanah
(http://www.fishyforum.com/
fishysalt/fishyronment/9689-
airtanah-apa-dan-bagaimana-
mencarinya.html)
2.8.2 Teknologi Pengolahan Air Tanah Sumur Artesis Untuk Air Minum
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut
belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Air yang
layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat
tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak
layak untuk diminum. Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat maupun tidak langsung dan secara perlahan.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
19
Untuk menanggulangi masalah tersebut, salah satu alternatif yakni dengan cara mengolah air tanah atau air
sumur sehingga didapatkan air dengan kualitas yang memenuhi syarat kesehatan.
Tujuan teknologi pengolahan air ini adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat
yang masih menggunakan air tanah atau air sumur sebagai sumber kebutuhan air bersih. Sedangkan sasarannya adalah
menyebar luaskan paket teknologi pengolahan air sumur siap minum kepada masyarakat yang memerlukan.
Unit alat pengolahan air ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas air sumur atau air tanah sehingga
langsung dapat diminum tanpa proses pemanasan. Unit alat ini sangat cocok digunakan untuk keperluan Asrama,
Pesantren, Pemukiman padat penduduk, dan lain-lain.
2.9.1 Pengembangan dan Pemanfaatan Air Tanah
Sumberdaya airtanah mempunyai peran cukup penting sebagai pasokan air untuk berbagai
sektor pembangunan, antara lain:
Air minum perkotaan atau pedesaan
Air industri
Air irigasi,dll.
2.9.2 Keunggulan Sumber Daya Air Tanah
Keunggulan sumber daya air tanah yaitu:
Secara Hygienis lebih sehat karena telah mengalami proses filtrasi secaraalamiah.
Cadangan relatif tetap sepanjang tahun.
Mutu relatif tetap.
Apabila air tanah tersedia, dapat diperoleh di tempat tersebut tanpa peralatan mahal.
2.9.3 Kekurangan Sumber Daya Air Tanah
Kekeurangan atau kelemahan dari sumber daya air tanah yaitu:
Terdapat di bawah permukaan tanah, untuk pemanfaatannya harus dilakukandengan
membuat sumur gali / bor.
Keterdapatan tidak merata pada setiap tempat.
Cadangannya terbatas, untuk keperluan air minum perkotaan atau air irigasi /industri yang
cukup besar, mungkin cadangan tidak mencukupi.
2.9.4 Dampak Pemanfaatan Air Tanah
Pada kenyataannya pemanfaatan air untuk memenuhi kebutuhan sektor industri dan jasa
masih mengandalkan airtanah secara berlebih dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
sumber daya air tanah maupun lingkungan, antara lain:
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
20
- Penurunan muka airtanah
- Intrusi air laut
- Amblesan tanah
Penurunan Muka Air Tanah
Pemanfaatan airtanah yang terus meningkat menyebabkan penurunan muka airtanah.
Hasil rekaman muka airtanah pada sumur-sumur pantau didaerah pengambilan airtanah intensif
seperti: Cekungan Jakarta, Bandung, Semarang, Pasuruan, Mojokerto menunjukkan
kecenderungan muka airtanahnya yang terus menurun. Demikian juga di daerah DIY.
Contoh cekungan di daerah Semarang:
Perubahan kedudukan muka airtanah di cekungan Semarang periode 1993- 1994
diuraikan berikut ini;
Daerah Semarang Utara meliputi Pusat Kota, pemukiman Tanah Mas (Muka Air
tanah Statis) dan daerah industri Kaligawe, MASnya antara 14,19 28,91m. bmt,
denganpenurunan antara 0,6-1,9 m/tahun.
Daerah Semarang Selatan meliputi daerah Candi, Banyumanik MASnya antara 20,24 -
48,24 m.bmt dengan penurunan antara 0,37- 0,70 m/tahun.
Daerah Kendal meliputi Kec. Kaliwungu, kota Kendal MAS nya antara
+1,0 hingga 21,16 m.bmt dengan penurunan antara 0,20 0,55 m/tahun.
Daerah Demak meliputi Kota demak dan Mranggen MASnya antara + 0,50 hingga
25,40 m.bmt dengan penurunan antara 0,15 0,45 m/tahun.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
21
Gambar 9. Peta persebaran cekungan air tanah dei pulau Jawa
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
22
Intrusi Air Laut
Apabila keseimbangan hidrostatik antara air tanah tawar dan air tanah asin di daerah
pantai terganggu, maka akan terjadi pergerakan airtanah asin/air laut ke arah darat dan terjadilah
intrusi air laut.
Terminologi intrusi pada hakekatnya digunakan hanya setelah ada aksi, yaitu pengambilan
airtanah yang mengganggu keseimbangan hidrostatik. Adanya intrusi air laut ini merupakan
permasalahan pada pemanfaatan airtanah di daerah pantai, karena berakibat langsung pada
mutu airtanah.
Airtanah yang sebelumnya layak digunakan untuk air minum, karena adanya intrusi air
laut, maka terjadi degradasi mutu, sehingga tidak layak lagi digunakan untuk air minum.
Intrusi air laut teramati didaerah pantai Jakarta, Semarang, Denpasar, Medan dan daerah-
daerah pantai lainnya yang pemanfaatan airnya telah demikian intensif.
Contoh cekungan di daerah Semarang:
Daerah Semarang bagian utara penyusupan air asin semakin meningkat sejak beberapa tahun
terakhir, terutama pada daerah pemukiman pusat perkotaan, dan di beberpa wilayah industri di
bagian utara, miksalnya daerah sekitar Muara Kali Garang, Tanah Mas, Pengapon, Simpang
Lima. Data penyusupan air asin tersebut diatas adalah berdasarkan hasil pemantauan dari
beberapa sumur gali penduduk yang tersebar, maupun dari kualitas sumur bor di beberapa
tempat. Didaerah Semarang penyusupan air asin ini diperkirakan sudah mencapai sejauh 2 km ke
arah selatan garis pantai.
Amblesan Tanah
Permasalahan amblesan tanah (land subsidence) dapat akibat pengambilan airtanah yang
berlebihan dari lapisan akuifer yang tertekan (confined aquifers). Akibat pengambilan yang
berlebihan (over pumpage), maka airtanah yang tersimpan dalam pori- pori lapisan penutup
akuifer (confined layer) akan terperas keluar danmengakibatkan penyusutan lapisan penutup
tersebut. Refleksinya adalah penurunan permukaan tanah.
Amblesan tanah tidak dapat dilihat seketika, tetapi teramati dalam kurun waktu yang lama
dan berakibat pada daerah yang luas. Meskipun penyebab penurunan tersebut masih
memerlukan penelitian dan pemantaun rinci, namun bila mengacu fenomena serupa beberapa
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
23
kota dunia seperti Bangkok, Venesia, Tokyo maupun Meksiko dapat diyakini, bahwa penurunan
tersebut adalah bukti amblesan tanah yang disebabkan oleh pengambilan airtanah yang
berlebihan.
Contoh Cekungan di daerah Semarang:
Amblesan tanah terjadi juga didaerah pantai utara Semarang dengan
indikasi telah mulai tampak antara lain:
Fondasi sumurbor pantau di kompleks Sekolah STM Perkapalan dekat Muara
kali Garang, Tambak Ikan seolah-olah terangkat kurang lebih 20 cm (Juli1994),
namun pada kenyataan permukaan tanah di sekitarnya yang mengalami penurunan.
Terjadinya retakan-retakan pada lantai bangunan Sekolah Pelayaran
Singosari, hampir pada semua bangunan di kompleks tersebut.
Terjadinya genangan air laut di daerah pantai, dan banjir di bagian Muara
Kali Karang yang sebelumnya belum pernah terjadi.
2.10 Upaya Pengendalian Dan Aspek Teknis
Mengingat sebaran airtanah tidak dibatasi oleh batas-batas administratif suatu daerah, maka
pengelolaan airtanah berdasarkan aspek teknis seharusnya mengacu padasuatu cekungan air
tanah, yakni suatu wilayah yang ditentukan oleh batasan- batasan hidrogeologi, di mana semua
event hidrolika (pengisian, pengambilan dan pengaliran airtanah) berlangsung.
Batasan-batasan teknis hidrogeologi ini menyangkut geometri dan parameterakuifer, jumlah dan mutu
airtanah, pengaliran dan keterdapatan airtanah. Batasanbatasan tersebut menentukan berapa jumlah airtanah
yang dapat dimanfaatkan dan bagaimana upaya konservasi airtanah harus dilakukan.
Beberapa tindakan upaya pengendalian dampak negatif akibat pemompaanairtanah secara
berlebihan, antara lain:
Analisis Geografi 6.1
Bentuklah kelompok sendiri atas 4-6 orang dengan komposisi disesuaikan kondisi kelasmu.
Carilah peta cekungan air tanah di indonesia, kemudian analisislah dengan pendekatan spasial.
Renungkan Kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kita telah dilimpahi berbagai sumber daya alam,
seperti air tanah, tanpa air tanah kita akan kesulitan untuk hidup, yakni utuk minum. Dengan sumber daya air
tanah yang melimpah ini tentunya kita juga harus menjaga dan melestarikannya. Supaya air tanah ini tidak
tercemar dan akibatnya akan rusak, coba bayangkan saja apabila kita tanpa air tanah? Kerhidupan akan terasa
sulit. Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa kita tentunya wajib menjada dan melestarikan pemberian dari
sang pencipta kita.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
24
B. Air Permukaan
Air permukaan adalah bagian dari air hujan yang tidak mengalami infiltrasi (peresapan),
atau air hujan yang mengalami peresapan dan muncul kembali ke permukaan bumi sebagai mata
air. Mata air yang muncul di permukaan bumi akan mengalir sebagai air permukaan.
Yang termasuk air permukaan meliputi air sungai (rivers), saluran (streams), sumber
(springs), danau, dan waduk. Jumlah aior permukaan diperkirakan hanya 0,35 juta km3 atau hanya
sekitar satu persen dari air tawar yang ada di bumi. Air permukaan berasal dari aliran langsung air
hujan, lelehan salju, dan aliran yang berasal dari air tanah.
Sebelum aliran air hujan langsung atau aliran permukaan (surface runoff) terjadi, hujan harus
terlebih dahulu memenuhi kebutuhan penguapan, intersepsi, infiltrasi, simpanan permukaan,
penahanan permukaan, dan penahanan saluran.
Macam-macam air permukaan :
a) Sungai
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan
bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan
aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu : limpasan yang berasal dari hujan,
limpasan dari anak2 sungai, dan limpasan dari air tanah.
Pada umumnya, sungai bermuara sampai ke laut atau danau2. Tetapi, adapula
sungai2 yang muaranya tidak dapat mencapai laut banyak terdapat di daerah gurun yang
amat kering. Di Australia, sungai jenis ini disebut creek dan di Arab disebut Wadi. Pada
saat hujan, palung2 sungai ini berisi air tetapi bilamana hujan tidak ada, sungai ini hanya
berupa palung2 yang kerin. Air hujan yang mengalir tidak dapat mencapai laut karena
banyak meresap ke dalam tanah yang kering dan ada pula yang habis menguap kembali
ke atmosfer.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
25
Gambar 10. Sistem Aliran Sungai
Besarnya volume air yang mengalir pada suatu sugai dalam satuan waktu pada titik
tertentu di sungai itu, disebut debit air. Debit air sungai terkecil terdapat di bagian hulu,
sedangkan yang terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang besar berarti debit airnya
besar, sebaliknya, sungai yang kecil berarti debit airnya kecil.
Besar kecilnya volume air yang mengalir (debit air sungai) dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :
1. Iklim, usur iklim sangat berpengaruh terhadap debit air sungai. Banyaknya curah
hujan (Presipitasi) dan besarnya penguapan (evaporasi) sangat menentukan volume
air yang ada dalam sungai.
Pada saat musim penghujan presipitasi lebih besar dibandingkan besarnya
evaporasi yang mengakibatkan debit air menjadi besar bahkan terjadi luapan air atau
banjir. Tetapi sebaliknya, pada musim kemarau jumlah presipitasi menurun tetapi
tingkat penguapan meningkat sehingga debit air semakin kecil.
2. Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), luas dan ketinggian daerah aliran sungai
berpengaruh besar terhadap debit air sungai. Daerah aliran sungai adalah bagian
permukaan bumi yang berfungsi untuk menerima, menyimpan, dan mengalirkan air
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
26
hujan yang jatuh di atasnya melalui sungai. Contoh : hujan yang jatuh pada bagian
permukaan bumi mengalirkan airnya ke sungai, misalnya sungai Kapuas. Bagian
permukaan bumi yang menerima air hujan dan mengalirkan airnya ke sungai Kapuas
disebut DAS Kapuas. Das biasanya dibatasi oleh punggung/igir perbukitan atau
pegunungan. DAS yang luas berarti memiliki daerah tangkapan hujan yang luas pula,
sehingga debit air sungai yang mengalir pada DAS itu akan lebih besar.
Ada berbagai bentuk atau tipe sungai yaitu :
Sungai Consequent Lateral, yakni sungai yang arah alirannya menuruni lereng2 asli
yang ada di permukaan bumi seperti dome, blockmountain, atau dataran yang baru
terangkat.
Sungai Consequent Longitudinal, yakni sungai yang alirannya sejajar dengan antiklinal
(bagian puncak gelombang pegungungan).
Sungai Subsequent, yakni sungai yang terjadi jika pada sebuah sungai consequent
lateralterjadi erosi mundur yang akhirnya akan sampai ke puncak lerengnya, sehingga
sungai tersebut akan mengadakan erosi se samping dan memperluas lembahnya.
Akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikuti arah strike (arah patahan).
Sungai Superimposed, yakni sungai yang mengalir pada lapisan sedimen datar yang
menutupi lapisan batuan di bawahnya. Apabila terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat
mengikis lapisan2 penutup dan memotong formasi batuan yang semula tertutup, sehingga
sungai itu menempuh jalan yang tidak sesuai dengan struktur batuan.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
27
Sungai Antecedent, yakni sungai yang arah alirannya tetap karena dapat mengimbangi
pangangkatan yang terjadi. Sungai ini hanya dapat terjadi bila pengangkatan tersebut
berjalan dengan lambat.
Sungai Resequent, yakni sungai yang mengalir menuruni dip slope (kemiringan
patahan) dari formasi2 daerah tersebut dan searah dengan sungai consequent lateral.
Sungai resequent ini terjadi lebih akhir sehingga lebih muda dan sering merupakan anak
sungai subsequent.
Sungai Obsequent, yakni sungai yang mengalir menuruni permukaan patahan, jadi
berlawanan dengan dip dari formasi2 patahan.
Sungai Insequent, yakni sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab2 yang nyata.
Sungai ini tidak mengalir mengikuti perlapisan batuan atau dip. Sungai ini mengalir
dengan arah tidak tentu sehingga terjadi pola aliran dendritis.
Sungai Reverse, yani sugai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya melawan
suatu pengangkatan, sehingga mengubah arahnya untuk menyesuaikan diri.
Sungai Composit, yakni sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan struktur
geologinya. Kebanyakan sungai yang besar merupakan sungai composit.
Sungai Anaclinal, yakni sungai yang mengalir pada permukaan, yang secara lambat
terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah arus sungai.
Sungai Compound, yakni sungai yang membawa air dari daerah yang berlawanan
geomorfologinya.
Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut :
1. Pararel
adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan miring sekali, sehingga gradient dari sungai
itu besar dan sungainya dapat mengambil jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang kurang lebih lurus.
Pola ini misalnya dapat terbentuk pada suatu coastal plain (dataran pantai) yang masih muda yang lereng
aslinya miring sekali kea rah laut.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
28
2. Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat pada daerah yang mempunyai struktur patahan, baik yang
berupa patahan sesungguhnya atau hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku2.
3. Angulate, adalah pola aliran yang tidak membentuk sudut siku2 tetapi lebih kecil atau lebih besar dari 90o. di sini
masih kelihatan bahwa sungai2 masih mengikuti garis2 patahan.
4. Radial Centrifugal, adalah pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome yang baru mencapai stadium
muda dan pola alirannya menuruni lereng2 pegunungan.
5. Radial Centripetal, adalah pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu kaldera dari gunung berapi
atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat depresi tersebut.
6. Trellis, adalah pola aliran yang berbentuk seperti trails. Di sini sungai mangalir sepanjang lembah dari suatu
bentukan antiklin dan sinklin yang pararel.
7. Annular, adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau kaldera yang sudah mencapai
stadium dewasa dan sudah timbul sungai consequent, subsequent, resequent dan obsequent.
8. Dentritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat pada daerah yang batu2annya
homogen, dan lereng2nya tidak begitu terjal, sehingga sungai2nya tidak cukup mempunyai kekuatan untuk
menempuh jalan yang lurus dan pendek.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
29
Gambar 12. Pola aliran sungai
Geo Individu
Bukalah citra google earth, Carilah aliran sungai kemudian lihatlah pola aliran apa yang terbentuk
pada sungai tersebut!!!
Macam-macam sungai berdasarkan aliran airnya, yaitu sebagai berikut :
Sungai Episodik, yaitu sungai yang airnya tetap mengalir baik pada musim kemarau
maupun pada musim penghujan. Jenis sungai ini banyak terdapat di Irian Jaya, Sumatera,
dan Kalimantan.
Sungai Periodik, yaitu sungai yang hanya berair pada musim penghujan saja, sedang pada
musim kemarau kering tak berair. Jenis sungai ini banyak terdapat di Jawa Timur, Nusa
Tenggara, dan Sulawesi, pada umumnya sungai periodik ini mempunyai mata air dari
daerah2 yang hutannya sudah gundul.
Macam-macam sungai berdasarkan sumber airnya yaitu sebagai berikut :
Sungai Tadah Hujan, yaitu sungai yang volume airnya tergantung pada air hujan, seperti
sungai-sungai di Pulau Jawa.
Sungai Campuran atau Sungai Kombinasi, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari
air hujan dan gletser (salju yang mencair, kemudian mengalir) oleh karena itu jika sungai
mata airnya dari gletser disebut sungai gletser. Contohnya sungai Mamberema di Irian
Jaya.
Daerah aliran sungai (DAS)
kumpulan sungai pada suatu sistem cekungan dengan aliran keluar atau muara tunggal
membentuk daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai adalah wilayah tampungan yang
masuk kedalam wilayah air sungai.
Contoh-contoh daerah aliran sungai di indonesia:
a. DAS ciliwung, yang mempunyai hulu di bogor dan hilir di jakarta.
b. DAS bengawan solo, yang mempunyai hulu di wonogiri dan hilir di gresik.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
30
c. DAS mahakam, yang mempunyai hulu di pegunungan bawui dan hilir di samarinda.
Banjir di daerah aliran sungai
akibat hujan yang aliran airnya melalui hutan-hutan gundul, daerah yang kurang
bervegetasi (tanaman di permukaan bumi sebagai daya serap air, maka timbullah banjir)
a) faktor penyebab banjir
banjir sering terjadi didaerah hilir DAS, meskipun penyebab banjir tidak selalu terjadi
di bagian hilir. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya banjir antara lain:
Penebangan hutan yang berlebihan,
Penutupan daun dan kantong-kantong air lainnya,
Berubahnya saluran drainase dan sungai
b) Dampak banjir
Dampak yang ditimbulkan banjir antara lain:
1) Bangunan seperti rumah, gedung sekolah, jembatan menjadi rusak
2) Jaringan jalan,telepon, listrik menjadi rusak atau terputus
3) Pencemaran air dan tanah
c) Usaha penanggulangan banjir
Supaya DAS tidak mengalami kerusakan maka perlu adanya usaha pemeliharaan
sehingga unsur-unsur yang ada dalam DAS (unsur fisik,kimia dan biologi) tetap terjaga
kelestariannya.
Usaha menjaga kelestarian DAS dapat dilakukan dengan konservasi lahan di dalm DAS
tersebut. Konservasi lahan dapat dilakukan dengan dua metode,yaitu:
1) Metode vegetatif, antara lain:
a) Penghutan kembali lahan gundul
b) Penghijauan
2) Metode mekanik, atara lain:
a) Pembuatan selokan atau saluran air
b) Pembuatan sumur
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
31
c) Pembuatan tanggul pada lereng-lereng curam
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi resiko banjir antara lain:
1) Upaya penghijauan
2) Pembuatan teras-teras
3) Pembuatan tanggul-tanggul dipinggir sungai
4) Pembuatan terusan saluran air
Bagian-bagian pada daerah aliran sungai, yaitu :
1) Bagian Hulu Sungai.
Yaitu bagian sungai yang dekat dengan mata air, merupakan sungai dalam stadium
muda, dengan ciri2 :
Pengikisan kearah dalam atau vertikal.
Aliran airnya deras
Tebingnya curam
Tidak terjadi proses pengendapan/sedimentasi
Belum terdapat teras2 sungai.
2) Bagian Tengah Sungai.
Yaitu bagian antara hulu sungai dengan hilir sungai dan disebut stadium dewasa,
dengan cirri-ciri :
Pengikisan ke arah dalam dan samping,
Alirannya kurang begitu jelas,
Banyak terjadi pengendapan
Terdapat teras-teras sungai,
Terbentuknya pola aliran yang berkelok-kelok atau disebut meander.
3) Bagian Hilir Sungai.
Yaitu bagian sungai yang dekat ke laut, dan disebut stadium tua dengan ciri2 :
Pengikisan tidak terjadi
Aliran air tenang
Banyak terjadi pengendapan
Teras-teras sudah tidak jelas
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
32
Sungai banyak berkelok-kelok
Terdapat beting-beting pasir di tengah sungai yang disebut dengan delta.
Gambar 13. Sistem pembagian pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
Meander Sungai
Meander adalah bentuk kelokan-kelokan aliran sungai. Terbentuknya meander karena
adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batu-batuan yang amper y amper y dan
kurang resisten terhadap erosi.
Pada lemgkungan meander masing-masing terhadap dua sisi. Bagian dari lengkungan
meander yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkna aliran tersebut berpindah
disebut undercut. Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung dibandingkan arus pada
sisi dalam, sehingga sisi luar lengkungan tererosi dan hasilnya terendapkan pada sisi dalam.
Demikian seterusnya sampai pada suatu saat meander mungkin akan berbentuk setengah
lingkaran atau bahkan amper melingkar penuh. Batas daratan yang sempit yang memisahkan
antara tikungan yang satu dan tikungan lainnya akhirnya terpotong oleh saluran yang baru, dan
terbentuklah danau tapal kuda atau danau mati (oxbow lake).
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
33
Gambar 14. Animasi Perubahan Meander Sungai
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
34
Gambar 15. Meander sungai dilihat dari citra ikonos google Earth
Delta
Pada ujung aliran dekat danau muara di laut atau danau, akan terbentuk suatu endapan
yang disebut delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Ada faktor-faktor
yang memengaruhi perbedaan terdebut antara lain jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan
musim.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
35
Gambar 16. Delta sungai
Pertumbuhan suatu lembah sungai
Lembah sungai adalah suaru bentuk permukaan yang lebih rendah daripada bagian
lainnya yang dihasilkan oleh pengikisan air. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan
melalui 3 proses yaitu :
a. Pedalaman lembah sungai
Di daerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai memiliki
aliran yang cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses erosi dan
transportasi bekerja lebih dominan.
b. Pelebaran lembah sungai
Pada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi menyamping
(lateral). Hal ini disebabkan lambatnya kecepatan arus yang mengalir.
c. Pemanjangan lembah sungai
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
36
Pemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut,
sehingga daratan bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang berarti
menambah pula muka daratan.
Peranan sungai
Sungai mempunyai peranan yang sangat peting bagi kehidupan manusia, misalnya sebagai
berikut.
1) Di sungai terdapat bahan-bahan bangunan sifatnya pasir, batu kali dan kerikil.
2) Sungai sebagai sumber pencaharian penduduk misalnya pengambilan pasir.
3) Debit airnya dapat digunakan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik.
B. Danau.
Danau ialah suatu kumpulan air dalam cekungan tertentu, yang biasanya berbentuk
mangkuk. Danau mendapat air dari curah hujan, sungai2, serta mata air, dan air tanah. Keempat
sumber tersebut bersama-sama dapat mengisi dan memberikan suplai air pada danau. Dalam hal
demikian biasanya danau itu bersifat permanen, artinya tetap berair sepanjang tahun. Sebaliknya,
jika sumber air pengisi danau itu hanya salah satu unsur saja misalnya dari curah hujan, maka
danau itu umumnya bersifat temporer atau periodic. Artinya danau tersebut pada waktu2 tertentu
kering.
Menurut macam airnya, danau dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut :
1. Danau Air Asin.
Pada umumnya danau air asin terdapat di daerah semiarid dan arid, di mana penguapan yang
terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran keluaran. Kalau danau semacam ini menjadi kering,
maka tinggallah lapisan garam di dasar danau tersebut. Danau2 yang bersifat temporer banyak
terdapat di daerah arid yang mempunyai kadar garam tinggi. Contoh danau kadar garam yang
tinggi adalah Great Salt Lake, kadar garamnya sebesar 18,6 %, dan Danau Merah (dekat laut
asam), kadar garamnya 32 %.
2. Danau Air Tawar.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
37
Danau air tawar terutama terdapat di daerah2 humid (basah) dimana curah hujan tinggi. Pada
umumnya, danau ini mendapatkan air dari curah hujan dan selalu mengalirkan airnya kembali ke
laut. Jadi danau ini merupakan danau terbuka.
Menurut terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut :
1) Danau Vulkanik/Kawah/Maar, yaitu danau yang terjadi karena peletusan gunung
berapi yang menimbulkan kawah luas di puncaknya. Kawah tersebut kemudian terisi
oleh air hujan dan terbentuklah danau. Contoh : Danau Kawah Gunung Kelud dan
Gunung Batur.
Gambar 16. Danau kawah gunung kelud
Sumber diambil senin, 22 mei 2012 10:35
2) Danau Lembah Gletser, setelah zaman es berakhir, daerah2 yang dulunya dilalui
gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Kalau lembah yang telah terisi air itu tak
berhubungan dengan laut, maka lembah itu akan menjadi danau. Contohnya: danau
Michigan, danau Huron, Superior, Erie, dan danau Ontario.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
38
Gambar 17. Penampakan Danau
Michigan dari peta topografi
1:50.000
3) Da
nau Tektonik, adalah danau yang terjadi karena peristiwa tektonik; yang
mengakibatkan terperosoknya sebagian kulit bumi. Maka terbentuklah cekungan yang
cukup besar. Contoh danau tektonik adalah : danau toba, singkarak, kerinci dll.
Gambar 18. Penampakan
Danau toba
Sumber: Diambil dari citra
ikonos yang telah di ubah
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
39
4) Danau Dolina/Karst, adalah danau yang terjadi karena pelarutan batuan kapur,
sehingga membentuk cekungan2 yang yang bentuknya seperti dolina/karst. Danau ini
banyak ditemukan di daerah pegunungan kapur.
Gambar 19. Danau Lais Da Rims di swiss merupakan danau karst
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
40
5) Danau Hempangan/Bendungan, adalah danau yang terjadi karena aliran sebuah sungai
terbendung oleh lava, sehingga airnya menggenang dan terbentuklah danau. Contohnya
danau laut tawar di Aceh dan Tondano.
Gambar 20. Danau matano, Towuti dan Danau Wawonto di Pulau Sulawesi
6) Danau Buatan, adalah danau yang dibendung oleh manusia dengan tujuan untuk irigasi,
perikanan, pembangkit tenaga listrik dan lain. Contohnya : Danau Siombak di Marelan,
Proyek Asahan dll.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
41
Gambar 21. Danau Buatan
di Korea yang dibentuk
menyerupai symbol hati
Peranan Danau
Danau mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan manusia . Pada umumnya danau
digunakan sebagai berikut:
sebagai sumber air tawar,
sumber pembangkit tenaga listrik,
Perikanan,
pengairan atau irigasi ,
pencegah banjir,
sarana rekreasi serta olah raga.
Danau terutama yang berfungsi sebagai bendungan juga dapat mengalami pengurangan air karena
adanya aliran air keluar.
C. Rawa
Rawa adalah daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan
tanah lumpur dengan kadar air relatif tinggi.
Rawa dilihat dari genangan airnya, dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
1) Rawa yang airnya selalu tergenang
Tanah2 di daerah rawa yang selalu tergenang airnya tidak dapat dimanfaatkan
sebagai lahan pertanian kerena lahannya tertutup tanah gambut yang tebal. Di daerah rawa
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
42
yang airnya selalu tergenang, sulit terdapat bentuk kehidupan binatang karena airnya
sangat asam. Derajat keasaman (pH) di daerah ini mencapai 4,5 atau kurang dengan warna
air kemerah-merahan.
2) Rawa yang airnya tidak selalu tergenang.
Rawa jenis ini mengandung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai pada
saat air laut pasang dan airnya relatif mongering pada saat air laut surut. Akibat adanya
pergantian air tawar di daerah rawa, maka keasaman tanah tidak terlalu tinggi sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai areal sawah pasang surut. Salah satu tanda yang menunjukkan
bahwa kawasan rawa memiliki tanah yang tidak terlalu asam adalah banyaknya pohon2
rumbia.
Berdasarkan kondisi air dan tumbuh-tumbuhan yang hidup, rawa dibedakan menjadi 4 macam
yaitu :
a. Swamp
b. Marsh
c. Bog
d. Rawa pasang surut
B. PERAIRAN LAUT
Berdasarkan letaknya, laut dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu :
1) Laut Tepi.
Laut tepi merupakan laut yang berada di tepi benua dan dipisahkan oleh kepulauan dari samudera.
Contoh dari laut ini adalah Laut Cina Selatan yang terletak di tepi Benua Asia.
2) Laut Pedalaman.
Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan atau terletak di
tengah2 suatu benua. Laut yang masuk jenis ini adalah laut hitam yang terletak di tengah Benua Asia,
juga Laut Adriatik.
3) Laut Tengah.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
43
4) Laut tengah merupakan lautan yang memisahkan dua benua atau lebih. Misalnya laut tengah
(Mediterania) yang memisahkan Benua Eropa dan Afrika, juga laut Indonesia yang memisahkan Benua
Asia dengan Australia.
4) Selat.
Selat merupakan laut sempit yang terletak di antara dua pulau atau dua benua. Misalnya selat
Sunda yang terletak di antara pulau Sumatera dengan Pulau Jawa.
5) Teluk.
Teluk merupakan laut yang menjorok ke daratan. Contoh dari teluk adalah Teluk Siam yang
terdapat di Thailand.
Pembagian laut menurut zona atau jalur kedalamannya, laut dapat dibedakan
menjadi beberapa zona sebagai berikut :
1) Zona Litoral atau Jalur Pasang, yaitu bagian cekungan lautan yang terletak diantara
pasang naik dan pasang surut.
2) Zona Epineritik, yaitu bagian cekungan lautan diantara garis2 surut dan tempat
paling dalam yang masih dapat dicapai oleh daya sinar matahari (pada umumnya sampai sedalam
50 m).
3) Zona Neritik, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 50 200 m.
4) Zona Batial, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 200 2000 m.
5) Zona Abisal, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya lebih dari 2000 m.
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
44
Gambar 24. Zonasi perairan Laut
Pembagian laut menurut terjadinya, laut dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu
sebagai berikut :
Laut Transgresi atau Laut Meluas, yaitu laut yang terjadi karena perubahan permukaan
air laut positif, baik yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut itu sendiri atau oleh
turunnya daratan perlahan-lahan, sehingga sebagian dari daratan digenangi air. Laut jenis ini pada
umumnya terjadi pada akhir zaman glacial. Contoh : Laut Utara dan Laut Jawa.
Laut Ingresi atau Laut Tanah Turun, laut ini terjadi karena turunnya tanah sebagai
akibat tekanan vertikal (gaya endogen) yang menimbulkan patahan. Contoh : laut Karibia, Laut
Jepang, dan Laut Tengah.
Laut Regresi atau Laut Menyempit, laut ini terjadi karena laut mengalami proses
penyempitan akibat adanya endapan2 di laut yang dibawa sungai sehingga laut tersebut mengalami
pendangkalan. Contohnya : Selat Malaka.
Arus laut adalah aliran air laut yang mempunyai arah dan peredaran yang tetap dan teratur.
Gerak aliran arus laut dapat disamakan dengan aliran air sungai, tetapi aliran arus laut lebih lebar.
Arus laut dapat dibedakan menurut letak, suhu, dan cara terjadinya.
1. Menurut letaknya
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
45
Arus bawah ialah arus laut yang bergerak di bawah permukaan laut, misalnya arus
bawah di Selat Gibraltar.
Arus atas ialah arus laut yang bergerak di permukaan laut, misalnya arus Kalifornia.
2. Menurut suhunya.
Arus panas ialah bila suhu arus air laut lebih panas daripada suhu air laut di sekitarnya,
misalnya arus teluk.
Arus dingin ialah bila suhu arus laut lebih dingin dari laut di sekitarnya, misalnya arus
Labrador.
3. Menurut terjadinya.
1) Arus karena perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut.
2) Arus karena dingin
3) Arus karena perbedaan niveau (beda tinggi muka air)
4) Arus karena pengaruh daratan/benua.
5) Arus karena pasang naik dan surut.
Kecerahan atau warna air laut tergantung pada zat2 oraganik maupun anorganik yang ada di
laut. Warna air laut ada beberapa macam karena beberapa sebab berikut :
o Pada umumny lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang
bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak daripada sinar lain.
o Warna kuning, karena dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai Kuning di
Cina (sungai Huang Ho).
o Warna hijau, karena adanya plankton2 dalam jumlah besar.
o Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es, misalnya latu di Kutub Utara
dan Selatan.
o Warna ungu, karena adanya organism kecil yang mengeluarkan sinar2 fosfor,
misalnya Laut Ambon.
o Warna hitam, karena dasarnya terdapat lumpur hitam. Misalnya laut Hitam.
o Warna merah, karena banyaknya binatang2 kecil berwarna merah yang terapung-
apung, misalnya laut merah.
Salinitas atau kadar garam air laut adalah banyaknya garam (dinyatakan dengan gram) yang
terdapat dalam satu liter air laut. Garam di laut berasal dari hasil2 pelapukan di daratan. Hasil2
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
46
pelapukan ini mengandung bermacam-macam garam, yang oleh air sungai di larutkan,
dihanyutkan, serta dibawa ke laut. Hampir di setiap tempat laut memiliki salinitas (kadar garam)
antara 33% hingga 37%. Pada air laut dalam, nilai salinitas antara 34,5% dan 35% rata2 salinitas
air laut adalah 35%.
Menurut Clarke, di dalam air laut terdapat larutan garam seperti :
1) Kalsium karbonat (CaCO3) : 0,34%
2) Magnesium bromida (MgBr2) : 0,22%
3) Kalium Sulfat (K2SO4) : 2,64%
4) Kalsium sulfat (CaSO4) : 3,60%
5) Magnesium sulfat (MgSO4) : 4,74%
6) Magnesium Klorida (MgCL2) : 10,88%
7) Natrium Klorida (NaCl) : 77,78%
Perubahan kadar garam di laut tidak besar. Hal ini disebabkan oleh kecilnya proses
penguapan bila dibandingkan dengan isi air laut tersebut. Besar kecilnya kadar garam di laut
ditentukan oleh faktor2 berikut :
1) Banyak sedikitnya air yang berasal dari gletser
2) Besar kecilnya curah hujan di tempat tersebut
3) Besar kecilnya penguapan di tempat tersebut
4) Besar kecilnya atau banyak sedikitnya sungai yang bermuara di tempat tersebut.
Mineral laut berasal dari daratan yang dibawa oleh aliran sungai2. Mineral itu
antara lain adalah :
Garam, tempat2 pembuatan garam dijumpai di Pulau Madura dan Rembang.
Kapur, berasal dari kerang, globigerine (foraminifera), dan sebagainya.
Kalium karbonat, berasal dari sebangsa lumut (potash)
Fosfat, berasal dari tulang2 ikan dan kotoran burung pemakan ikan, dan biasanya untuk
pupuk.
Kekayaan fauna dan flora laut sama halnya dengan daratan. Pada umumnya
organisme laut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1) Bentos, ialah binatang2 laut yang hidupnya di dasar laut. Bentos ini dapat pula dibagi
menjadi dua golongan yaitu : (1) bentos sesial, yang hidupnya terikat pada suatu tempat, misalnya
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
47
tiram, koral, jenis2 brochipoda dan sebagainya, dan (2)bentos vagil, yang bergerak di dasar laut,
misalnya landak laut, siput laut, dan sebagainya.
2) Pelagos, ialah organisme yang hidupnya tak tergantung pada dasar laut dan umumnya
menjadi penghuni lapisan air bagian atas. Pelagos dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
(1) nekton, ialah golongan organisme yang mempunyai alat badan sendiri untuk bergerak sehingga
dapat tinggal di daerah tertentu yang menyediakan banyak makanan atau tempat2 yang keadaannya
baik bagi mereka. Contoh : semua jenis ikan, ubur2 dan sebagainya (2) plankton, ialah golongan
organisme yang tidak mempunyai alat2 badan sendiri untuk bergerak. Gerakan mereka bergantung
pada arus yang disebabkan oleh angin atau perbedaan suhu. Contoh : jenis2 binatang bersel satu
seperti radiolarian, foraminifera, dan tumbuh2an yang bersel satu misalnya algae, diatomea,
demikian juga binatang2 bersel banyak yang kecil seperti sebangsa udang kecil.
Sama halnya dengan di daratan, di lautan pun sedimentasi terjadi terutama berasal dari sisa2
organisme yang mati maupun bahan2 anorganis. Beberapa jenis endapan lumpur berturut-turut dari
pantai ke laut dalam, yaitu :
1. Endapan Lumpur Terigen, endapan yang terdiri dari materi2 halus, terutama materi2
dari daratan yang dibawa oleh sungai2.
2. Endapan Lumpur Globigerina, yaitu endapan yang terdiri atas sisa2 binatang dan
tumbuhan2 yang telah mati, terutama terdiri dari kapur berasam arang dan asam kersik. Lumpur
globigerina di atas terutama terdapat di dasar laut yang dalamnya antara 2000 m sampai 4000 m.
3. Endapan Lumpur Radiolaria atau Lumpur Laut Merah, yaitu endapan yang
sebagian berasal dari hasil2 letusan gunung berapi di dalam laut dan sebagian berasal dari sisa2
binatang yang amat kecil yang berangka zat kersik. Endapan ini terdapat pada laut yang dalam
(4.000 7.000 m) dan tidak terdapat kapur atau persenyawaan2 kapur
2.morfologi dasar laut
a. paparan benua (continental shelf) yaitu dasar lautan yang dangkal dan merupakan
daratan yang meluas serta terdapat di sepanjang pantai. Sebetulnya continental shelf
ini adalah bagian dari benua yang berdekatan dan tergenang oleh air air laut
(dalamnya tak lebih dari 200 m). Contoh:
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
48
b. dangkalan laut utara uang terletak di sekitar kepulauan inggris dan merupakan bagian
dari benua eropa.
c. b.punggung laut (ridge) yaitu dasar lautan yang dangkal, memanjang dan sempit yang
di kanan kirinya merupakan laut dalam. Contohnya: pegunungan disamudra atlantik
d. c.palung laut (trench) yaitu dasar laut yang sangat dalam, memanjang,sempit dan
terjal, seolah-olah merupakan lembah didasar laut.palung atau trog terjadi karena
tektogenesa, patahan, maupun lipatan. Contohnya: palung laut filipina
e. d.cekungan laut (basin) yaitu dasar laut dalam dan berbentuk oval menyerupai suatu
baskom uang luas. Contohnya: cekungan laut timur.
3.kualitas air laut
Air laut banyak mengandung garam bahkan juga mengandung gas udara yang terlarut.
Diperkirakan hampir 50 triliun matrik ton garam yang larut dalam air laut. Semua gas-gas yang
terdapat di udara dapat dijumpai dilaut meskipun dalm jumlah yang berbeda.
4.suhu air laut
Suhu air laut adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi organisme kehidupan di
lautan. Karena suhu memengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun perkembangbiakan
organisme-organisme tersebut.
5.kecerahan dan warna
Warna air laut bermacam-macam, tergantung kepada gelombang warna yang terpantul
atau sedimen yang diendapkan. Pada umumnya di dekat pantai terlihat kehijau-hijauan dan
biasanya terdapat binatang koral.
6.salinitas/kadar garam
Konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat di dalam laut dikenal sebagai
salinitas. Konsentrasi ini biasanya sebesar 3% dari berat seluruhnya. Hal ini biasanya lebih sering
disebut sebagai bagian per seribu atau biasa ditulis dengan 35%o. Konsentrasi garam-garam ini
jumlahnya sama dalm setiap contoh-contoh air laut, sekalian mereka diambil dari tempat yang
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
49
berbeda diseluruh dunia. Cara yang biasa untuk mengukur salinitas adalah dengan menghitung
kadar klor (klorinitas).
7. Zona pesisir
Pesisir dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Pesisir daratan (coastal plain)
b. Pesisir daratan aluvial (coastal aluvial plain)
c. Pesisir pulau penghalang (barrier island coast)
8. gelombang laut (sea wave)
Gelonang laut dapat didefinisikan sebagai proses gerakan naik turunnya molekul air
laut, membentuk punack dam lembah pada lapisan permukaan air laut. Gerakan gelombang laut ini
secara umum terbentuk karena adanya gerkan angin (massa udara yang bergerak, walaupun
kadang-kadang gelombang laut ini timbul akibat aktivitas vulkanisme atau tektonisme di dasar
laut).
Helmholtz menerangkan prinsip terjadinya gelombang sebagi berikut. jika ada dua masa
benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang
geraknya akan terbentuk gelombang.
9.Arus laut (sea current)
Arus laut adalah gerakan massa air laut dari suatu tempat ke tempat lain. Gerkan ini
bisa secara mendatar dan horizontal yang berupa arus permukaan atau arus dasar, dan dapat pula
merupakan gerakan massa air secara vertikal dari lapisan air bagian bawah ke lapisan atas atau
sebaliknya.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya arus laut, yaitu:
a. Gerakan angin
b. Perbedaan tinggi
c. Perbedaan suhu
d. Perbedaan kadar dan salinitas
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
50
Jenis arus laut dapat dibedakan menurut temperatur dan letaknya. Berdasarkan
temperaturnya arus laut laut dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Arus panas adalah arus laut yang temperatur airnya lebih tinggi (panas) daripada
temperatur air laut atau yang didatangi.
b. Arus dingin adalah arus laut yang temperatur airnya lebih rendah (dingin) daripada
temperatur air laut yang didatangi.
Berdasarkan letaknya, arus laut dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
a. Arus atas (arus permukaan) adalah arus laut yang bergerak sebagi arus berada di
permukaan laut. Contohnya semua arus laut yang disebabkan oleh angin.
b. Arus bawah adalah air yang bergerak sebagai arus laut berada didasar laut. Jika arah
gerakannya berubah ke arah vertikal, arus ini akan menjadi up welling dan sinkin
pada beberapa daerah pantai.
c. Long shore current adalah arah aliran arus yang sejajar dengan garis pantai.
d. Rip current adalah arus yang berada di pantai berpasir halus dan bergelombang agak
besar. Arah gerakannya tegak lurus dengan garis pantai. Biasanya rip current ini
mampu menyeret pasir di bawahnya beserta orang yang berada di tempat itu menuju
ke laut yang lebih dalam. Contoh di pantai parangtritis yang memiliki kecepatan 80
km/jam.
C. PEMANFAATAN PERAIRAN DARAT dan PELESTARIANNYA
1. PEMANFAATAN PERAIRAN DARAT
Di muka bumi ini banyak sekali air hujan yang mengalir tanpa adanya tempat untuk
menampung air hujan itu, seandainyapun ada maka akan lebih mudah bagi kita umat
manusia untuk dapat mengelola air yang ada di muka bumi ini. Sehingga tidak
menimbulkan kerugian bagi manusia itu sendiri. Pemanfaatan air khususnya air darat
seperti sungai, rawa, waduk, dan danau di Negara kita Indonesia ini hanya terbatas pada
fungsi perikanan dan fungsi sumber daya listrik saja.
Kita harusnya bisa menengok ke beberapa Negara yang sudah maju, seperti jerman.
Di Negara ini tampungan air tidak hanya berguna bagi sumber daya listrik, perikanan tapi
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
51
juga dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan juga sarana air baku untuk kebutuhan rumah
tangga.
Adapun manfaat dari perairan darat sebagai berikut :
a. Sumber Daya Listrik (PLTA)
Waduk dan danau kebanyakan di jadikan sebagai sumber daya listrik. Dari
sini manusia beranggapan bahwa hal termudah menemukan sumber listrik
dengan cara membangun PLTA di waduk, karena selain air yang melimpah
juga debit air yang keluar dapat dikontrol oleh manusia.
Banyak sekali contoh-contoh waduk, bendungan, dan danau yang dijadikan
sebagai PLTA, seperti : Waduk Jatiluhur, Waduk gajah mungur, Waduk
cirata, dan lain-lain.
Gambar 25. Contoh waduk yang dijadikan sebagai PLTA
b. Perikanan dan irigasi
Dengan adanya waduk, rawa maupun telaga secara mandiri masyarakat
dapat memanfatkannya sebagi perikanan air tawar. Perikanan air tawar
sendiri banyak sekali kita jumpai hamper di setiap waduk, telaga maupun
rawa.
Gambar 26. Waduk
yang dimanfaatkan
sebagai karamba
untuk perikanan
-
Geografi Kelas X ~ Jelajah Hidrologi
52
c. Cadangan Air Baku
Penggunaan air permukaan harus dioptimalkan untuk mengatasi krisis
ketersediaan air baku. Upaya ini juga untuk menghemat cadangan air tanah,
yang terletak lebih dalam, sebagai sumber daya air terakhir. Seringkali
tersiar berita bahwa Negara kita krisis air bersih.
Padahal, Indonesia dilimpahi ketersediaan air baku encapai 4 trilliun meter
kubik per tahun, dari besaran tersebut 3,9 trilliun meter kubik/tahun masih
merupakan potensi yang berasal dari air tanah. Sedangkan yang dapat
dimanfaatkan mencapai 691 juta meter kubik/tahun. Sayangnya,
ketersediaan air tidak merata di Indonesia.
Dengan membuat tampungan-tampungan air hujan maka kita dapat
mengakali tentang adanya krisis air baku. Sehingga nantinya air darat atau
air permukaan tidak semuanya te