gambaran asuhan keperawatan pada dengan …repository.poltekkes-kdi.ac.id/580/1/kti nuraemi.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN “GASTRITIS” PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI DI RUANG
MAWAR BLUD RS BENYAMIN GULUH
KABUPATEN KOLAKA
TAHUN 2018
Karya Tulis Ilmiah
Oleh :
N U R A E M I
NIM. 14408 2017 00059
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
KENDARI
2018
2
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN “GASTRITIS” PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI DI RUANG
MAWAR BLUD RS BENYAMIN GULUH
KABUPATEN KOLAKA
TAHUN 2018
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan program
Diploma III Keperawatan
Oleh :
N U R A E M I
NIM. 14408 2017 00059
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
KENDARI
2018
3
4
1
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : NURAEMI
NIM : 14408 2017 00059
Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
Judul KTI :
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar –
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbutan tersebut.
Kolaka, Juli 2018
Yang membuat pernyataan,
NURAEMI
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
“GASTRITIS” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI DI RUANG MAWAR BLUD RUMAH SAKIT
BENYAMIN GULUH KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2018
iv
2
3
MOTTO
Ketika perjuangan, perjalanan panjang, dan semua hal yang harus kutempuh untuk
mendapatakan gelar Diploma begitu berat, yang membuatku sesekali harus duduk
terdiam dan berkata dalam hati ”sudah cukup”, yang terkadang membuatku
mengeluh bahwa aku lelah, Suami dan anak – anakku yang terkadang harus
kuabaikan karena bertumpuknya tugas kuliah yang harus kuselesaikan, sungguh
ini berat,.
Sambil menghirup napas panjang, ku kuatkan niatku, ku bulatkan tekadku bahwa
aku bisa melalui semua ini, sedikit lagi, sebentar lagi,.
Aku percaya semua ini adalah sebuah proses untuk menjadi Sesuatu yang indah,
hingga semua ini selesai.
“Harapan tidak hanya sekedar di inginkan,
tapi perlu diperjuangkan” (Nuraemi / 2018)
vi
4
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
Rahmat-Nya yang berupa kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari dengan judul : Gambaran Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan “Gastritis”
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di Ruang Mawar BLUD Rumah Sakit
Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2018.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
hambatan namun berkat bimbingan dari para pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan kesempatannya terhadap penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Untuk itu dengan selesainya Karya Tulis Ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat :
1. Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari bapak Indriono
Hadi, S. Kep, Ns, M. Kes
2. Muhaimin Saranani, S.Kep., Ns.,M.Kep selaku pembimbing yang tidak henti-
hentinya memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh ketelitian dan
kesabaran sehingga terselesaikannya karya tulis ini.
vii
5
3. Tim penguji Indriono Hadi, S. Kep., Ns., M. Kes, Reni Devianti Usman, M. Kep,
Sp. KMB, Dian Yuniar, SKM., M. Kep yang telah memberikan masukan
berharga untuk penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
4. Para Dosen dan Staf jurusan keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari, yang
telah memberikan sumbangan pemikiran dan dengan sabar telah mendidik
penulis selama mengikuti pendidikan.
5. Klien dan keluarga selaku penerima asuhan keperawatan dalam
pelaksanaan studi kasus.
6. Orangtua tercinta yang telah memberi dorongan, motivasi dan doanya
hingga ucapan terima kasih saja tidak akan pernah cukup untuk
menggambarkan penghargaan saya.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun karya tulis
ilmiah ini baik langsung maupun tidak langsung yang penulis tidak bisa
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun bagi karya tulis ini.
Semoga dengan keberadaan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi bahan
yang bermanfaat khususnya bagi setiap pembaca dan bagi perkembangan
kualitas ilmu keperawatan.
Kolaka, Juli 2018
Penulis
viii
6
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
LEMBAR KEASLIAN TULISAN .................................................................. iv
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
ABSTRAK ....................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan .................................................................... 4
E. Metode Penelitian ..................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7
A. Definisi ....................................................................................... 7
B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan ............................... 7
C. Fisiologi Lambung ..................................................................... 9
D. Klasifikasi .................................................................................. 11
E. Etiologi ....................................................................................... 12
F. Patofisiologi ............................................................................... 12
G. Manifestasi Klinik ...................................................................... 13
H. Pemeriksaan Penunjang .............................................................. 14
I. Komplikasi ................................................................................. 14
J. Penatalaksanaan…………….…………………………………. 15
K. Pathway ..................................................................................... . 16
ix
7
L. Fokus Pengkajian ....................................................................... 17
M. Fokus Diagnosa Keperawatan ................................................... 17
N. Fokus Intervensi Keperawatan ................................................... 18
BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................... 21
A. Pengkajian .................................................................................. 21
B. Diagnosa Keperawatan .............................................................. 30
C. Intervensi Keperawatan........................................ ..................... 30
D. Implementasi dan Evaluasi........................................................ 31
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 35
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 38
A. Kesimpulan ................................................................................. 38
B. Saran ........................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... XL
LAMPIRAN
x
8
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Diagnosa, Tujuan Dan Kriteria Hasil Serta Intervensi ................... 18
Tabel 3.1 Pemeriksaan Laboraorium .............................................................. 28
Tabel 3.2 klasifiksai data ................................................................................ 28
Tabel 3.3 Analisa Data ................................................................................... 29
Tabel 3.4 Diagnosa, Tujuan Dan Kriteria Hasil Serta Intervensi .................... 30
Tabel 3.5 Implementasi dan Evaluasi ............................................................. 31
Tabel 3.5 Catatan Perkembangan .................................................................... 34
xi
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Format pengkajian Data Dasar
Lampiran 2 : Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 3 : Surat ijin penelitian dari BLUD RS Benyamin Guluh Kolaka
Lampiran 4 : Lembar Konsultasi
Lampiran 5 : Permohonsn Izin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Keterangan Bebas Administrasi
xii
10
ABSTRAK
Nuraemi. 14408 2017 00059. “Asuhan keperwatan pada Ny.J dengan Gangguan
Sistem Pencernaan (gastritis) Dalam Pemenuha Kebutuhan Nutrisi di Ruang
Mawar BLUD RS Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka”. Gastritis merupakan
suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub-mukosa lambung. Secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut (Syam, 2014). Tujuan studi kasus ini adalah mampu mengidentifikasi
gambaran asuhan keperawatan pada klien Ny.J dengan Gangguan Sistem
Pencernaan (gastritis) Dalam Pemenuha Kebutuhan Nutrisi di Ruang Mawar
BLUD RS Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka. Untuk melakukan asuhan
keperawatan maka dilakukan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Berdasarkan
studi kasus yang dilakukan pada Ny.J melalui penerapan proses keperawatan
prioritas utama diagnosa keperawatan pada kasus ini adalah ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 hari dari diagnosa tersebut, diagnosa tersebut belum dapat teratasi.
Kata kunci : Gangguan Sistem Pencernaan : Gastritis
Referensi : ( 2003 - 2014 )
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan keseharian, manusia sering kali terlarut dalam
tuntutan pekerjaan dan aktivitas, sehingga mengabaikan pemeliharaan
kesehatan. Bagi mereka yang bekerja dan tinggal di kota – kota besar,
aktivitas yang padat serta tuntutan pekerjaan yang serba cepat dan tepat,
menjadi prioritas utama yang mengalahkan semuanya. Begitu pula bagi
mereka yang baru saja merintis karier, pasti seluruh waktu dan tenaga
seakan habis di tempat kerja. Kesibukan inilah yang nantinya memicu
seseorang untuk mengabaikan pola makan yang sehat dan teratur,
akibatnya dapat meningkatkan resiko timbulnya penyakit gastritis (El
Manan M, 2011).
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang terbagi
menjadi gastritis akut maupun gastritis kronis. Gastritis akut sering di
akibatkan oleh diet yang sembrono. Individu ini makan terlalu cepat atau
makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit. Penyebab lain dari penyakit gastritis akut mencakup
alcohol, aspirin, refluks empedu, atau terapi radiasi. Sedangkan gastritis
kronis merupakan inflamasi lambung yang lama yang dapat di sebabkan
oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri
Helicobacter pylory ( H. pylory). Manifestasi klinik dari penyakit gastritis
adalah mual dan muntah, sering merasa lapar, perut kembung, dan nyeri
1
2
epigastrium yang luar biasa. (Smeltzer, 2001).
Nutrient merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi
tubuh. Nutrien mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menyediakan energi
untuk proses dan pergerakan tubuh, menyediakan struktur material
untuk jaringan tubuh seperti tulang dan otot, serta mengatur proses tubuh
(Kozier, 2004). Enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Air adalah komponen yang
vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral
tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan
keseimbangan asam basa (Renata, 2006).
Salah satu masalah yang paling sering dijumpai pada penderita
gastritis adalah gangguan pemenuhan nutrisi, hal ini disebabkan karena
adanya proses pengikisan pada mukosa lambung yang menyebabkan asam
lambung meningkat dan memicu terjadinya mual dan muntah, keadaan
inilah yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan sehingga dapat
menyebabkan kurangnya asupan nutrisi pasien. Oleh sebab itu Perawat
harus selalu waspada terhadap adanya indikator gastritis hemoragi,
hematemesis (muntah darah), tachikardi, dan hipotensi. Penatalaksanaan
bagi pasien penderita gastritis akut diantaranya dengan menginstruksikan
pasien untuk menghindari alkohol sampai gejalanya berkurang, sedangkan
bagi pasien dengan gastritis kronis di atasi dengan memodifikasi diet
pasien, meningkatkan istrahat, .mengurangi stress, dan memulai
3
farmakoterapi. (Smeltzer, 2001).
Pengetahuan pasien tentang gastritis juga perlu di evaluasi sehingga
rencana penyuluhan dapat bersifat individual. Untuk itulah perlu adanya
bekal pengetahuan dan keterampilan praktis yang cukup bagi perawat
untuk dapat berperan dalam menangani pasien-pasien gastritis sehingga
keberhasilan terapinya dapat dicapai. Pengetahuan praktis seperti itu perlu
diperbaharui secara terus menerus sesuai dengan perkembangan ilmu
keperawatan. (Smeltzer, 2001).
Berdasarkan uraian di atas , maka penulis tertarik untuk menyusun
karya tulis ilmiah dengan judul : Gambaran Asuhan Keperawatan Pada
Pasien dengan Gangguan Sistem Pencernaan “Gastritis” Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di Ruang Mawar BLUD Rumah Sakit
Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2018.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
gambaran asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
pencernaan “gastritis” dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi diruang
Mawar BLUD RS Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka tahun 2018 ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi gambaran asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem pencernaan gastritis dalam pemenuhan kebutuhan
4
nutrisi di ruang mawar BLUD RS Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka
tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
1) Penulis mampu mengkaji klien dengan Gastritis di ruang mawar
BLUD Rumah Sakit RS Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka tahun
2018.
2) Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien
dengan Gastritis khususnya dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di
ruang mawar BLUD Rumah Sakit RS Benyamin Guluh Kabupaten
Kolaka tahun 2018.
3) Penulis mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan Gastritis khususnya dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di
di ruang mawar BLUD Rumah Sakit RS Benyamin Guluh
Kabupaten Kolaka tahun 2018.
4) Penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan Gastritis khususnya dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di
ruang mawar BLUD Rumah Sakit RS Benyamin Guluh Kabupaten
Kolaka tahun 2018.
5) Penulis mampu mengevaluasi klien dengan Gastritis khususnya
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di ruang mawar BLUD
Rumah Sakit RS Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka tahun 2018.
5
6) Penulis mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan klien
dengan Gastritis khususnya dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di
ruang mawar BLUD Rumah Sakit RS Benyamin Guluh Kabupaten
Kolaka tahun 2018.
D. Manfaat Penulisan
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat
memberi manfaat :
1. Bagi Akademis.
Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan
khususnya dalam hal gambaran asuhan keperawatan pada klien dengan
Gastritis dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di ruang mawar BLUD
Rumah Sakit RS Benyamin Guluh Kolaka tahun 2018.
2. Bagi Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan dan tambahan bagi
pelayanan di Rumah Sakit agar dapat melakukan asuhan keperawatan
klien dengan gastritis dengan baik.
3. Bagi Profesi kesehatan.
Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada klien
dengan gastritis.
4. Bagi Peneliti.
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan
6
pada klien dengan gastritis dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
E. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus sebagai salah
satu jenis pendekatan diskripsi yaitu penelitian yang dilakukan secara
intensif, terperinci dan mendalam terhadap individu atau gejala tertentu
terhadap keadaan atau kejadian sebagai kasus dengan menggunakan cara-
cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data,
analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Pendekatan studi kasus adalah
suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau
menginterprestasikan suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa
adanya intervensi pihak luar (Nasir dkk, 2011).
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Gastritis
Gastritis merupakan suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa
dan sub-mukosa lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan
adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut (Syam, 2014).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung klinis yang
ditemukan berupa dispepsia atau indigesti berdasarkan pemeriksaan
endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto
memperlihatkan iregularitas mukosa (Brunner & Suddarth, 2015).
B. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Lambung terletak di daerah epigastrik dan sebagian di sebelah kiri
hipokondrik dan umbilikal. Bagian atas disebut fundus dan bagian bawah
disebut antrum pilorik. Berhubungan dengan esofagus melalui spinkter
kardia dan duodenum melalui spinkter pilorik (Evelyn, 2002). Struktur
lambung menurut (Evelyn, 2002):
1) Lapisan peritoneal yang merupakan lapisan serosa
2) Lapisan otot
a) Lapisan longitudinal yag bersambung dengan esofagus
b) Lapisan sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorik
membentuk spinkter.
7
8
c) Lapisan obliq yang terdapat pada bagian fundus dan berjalan mulai
dari orifisium cardiac, membelok ke bawah melalui kurvatura
minor.
3) Lapisan submukosa terdiri dari jaringan areolar yg banyak
mengandung pembuluh darah dan limfe.
4) Lapisan mukosa berbentuk rugae (kerutan), dilapisi epitelium silindris
yg mensekresi mukus. Terdapat 3 tipe sel sekresi dalam mukosa
lambung. Sel-sel parietal, mensekresi asam hidroklorik (HCl). Faktor-
faktor instrinsik; sel-sel chief yang mensekresi enzim pencernaan
seperti : pepsinogen. Sel-sel gastrin pada kelenjar pilorik, mensekresi
hormon gastrin. Pepsinogen disekresikan sebagai prekusor tidak aktif,
yang diaktifkan oleh HCl menjadi pepsin (enzim pemecah protein).
Mensekresi lipase dan amilase (pemecah lemak dan zat tepung atau
KH). Gastrin, hormon yang mengatur lingkungan asam.
Menurut (Evelyn, 2002) Lambung dan saluran pencernaan yang
dapat mekar paling banyak terletak di epigastrik dan sebagian di sebelah
kiri hepokondria umbilikalis, lambung terdiri fundus bagian utama dan
atrum pilorik.Lambung berhubungan dengan esofogus melalui
arifisium/kardia duodenum melalui arifisium pilorik. Lambung
terletakdibawah diafragma, di depan pankreas dan limpa menempel pada
sebelah kiri fundus.
9
Lambung menerima persediaan darah yang melimpah dari arteria
gastrika dan arteria irenalis persarafan diambil dari vagus dan plaxus
seliaka sisterna simpatis. Fungsi lambung menurut Price (2006), yaitu :
1) Lambung menerima makanan dan bekerja sebagai penampung
untuk jangka pendek.
2) Semua makanan di cairkan dan di campur dengan asam hidro
khlorida dengan cara ini disiapkan untuk dicerna oleh usus.
3) Protein dicerna menjadi pepton.
4) Susu dibekukan dan kasein di keluarkan.
5) Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung.
6) Faktor anti anemia di bentuk
7) Khina yaitu isi lambung yang cair, di salurkan melalui duodenum.
C. Fisiologi Lambung
Lambung merupakan bagian dari saluran pencernaan yang
berbentuk seperti kantung, dapat berdilatasi, dan berfungsi mencerna
makanan dibantu oleh asam klorida (HCl) dan enzim-enzim seperti pepsin,
renin, dan lipase.Lambung memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi
pencernaan dan fungsi motorik. Sebagai fungsi pencernaan dan sekresi,
yaitu pencernaan protein oleh pepsin dan HCl, sintesis dan pelepasan
gastrin yang dipengaruhi oleh protein yang dimakan, akan mensekresi
mukus yang membentuk selubung dan melindungi lambung serta sebagai
pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut, sekresi bikarbonat
bersama dengan sekresi gel mukus yang berperan sebagai barier dari asam
10
lumen dan pepsin. Fungsi motorik lambung terdiri atas penyimpanan
makanan sampai makanan dapat diproses dalam duodenum, pencampuran
makanan dengan asam lambung, hingga membentuk suatu kimus, dan
pengosongan makanan dari lambung ke dalam usus dengan kecepatan
yang sesuai untuk pencernaan dan absorbsi dalam usus halus (Price, 2006).
Lambung akan mensekresikan asam klorida (HCl) atau asam
lambung dan enzim untuk mencerna makanan. Lambung memiliki
motilitas khusus untuk gerakan pencampuran makanan yang dicerna dan
cairan lambung, untuk membentuk cairan padat yang dinamakan kimus
kemudian dikosongkan ke duodenum.Sel-sel lambung setiap hari
mensekresikan sekitar 2500 ml cairan lambung yang mengandung
berbagai zat, diantaranya adalah HCl dan pepsinogen.HCl membunuh
sebagian besar bakteri yang masuk, membantu pencernaan protein,
menghasilkan pH yang diperlukan pepsin untuk mencerna protein, serta
merangsang empedu dan cairan pankreas.Asam lambung cukup pekat
untuk menyebabkan kerusakan jaringan, tetapi pada orang normal mukosa
lambung tidak mengalami iritasi atau tercerna karena sebagian cairan
lambung mengandung mukus, yang merupakan faktor perlindungan
lambung (Ganong, 2001).
Sekresi asam lambung dipengaruhi oleh kerja saraf dan
hormon.Sistem saraf yang bekerja yatu saraf pusat dan saraf otonom,
yakni saraf simpatis dan parasimpatis. Adapun hormon yang bekerja
antara lain adalah hormon gastrin, asetilkolin, dan histamin. Terdapat tiga
11
fase yang menyebabkan sekresi asam lambung.Pertama, fase sefalik,
sekresi asam lambung terjadi meskipun makanan belum masuk lambung,
akibat memikirkan atau merasakan makanan. Kedua, fase gastrik, ketika
makanan masuk lambung akan merangsang mekanisme sekresi asam
lambung yang berlangsung selama beberapa jam, selama makanan masih
berada di dalam lambung. Ketiga, fase intestinal, proses sekresi asam
lambung terjadi ketika makanan mengenai mukosa usus. Produksi asam
lambung akan tetap berlangsung meskipun dalam kondisi tidur. Kebiasaan
makan yang teratur sangat penting bagi sekresi asam lambung karena
kondisi tersebut memudahkan lambung mengenali waktu makan sehingga
produksi lambung terkontrol (Ganong, 2001).
D. Klasifikasi
Menurut Mansjoer (2003), gastritis diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
1. Gastritis akut
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan,
biasanyajinak dan dapat sembuh sendiri, merupakan respon mukosa
lambung terhadap berbagai iritan lokal.Endotoksin bakteri (setelah
makan makanan yang terkontaminasi) alkohol, kafein dan aspirin
merupakan agen-agen penyebab yang sering. Obat-obatan lain, seperti
NSAID (indometasin, ibuprofen, naproksen, sulfanamide, steroid dan
digitalis) juga terlibat. Beberapa makanan berbumbu termasuk cuka,
lada, atau mustard, alkohol, aspirin, steroid, dan asam empedu yang
juga disebabkan oleh diet yang tidak benar, makan yang terlalu banyak
12
dan terlalu cepat atau makan makanan yang pedas dan terlalu banyak
bumbu.
2. Gastritis kronik
Gastritis kronik berhubungan dengan helicobacter pylori, apalagi jika
ditemukan ulkus pada pemeriksaan penunjang yang juga
menimbulkan atropi beberapa sel fungsional tunika mukosa.
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multi faktor dengan
perjalanan klinis yang bervariasi. Kelainan ini berkaitan erat dengan
infeksi .Dengan ditandai oleh atrofi progresif epitel kelenjar disertai
dengan kehilangan sel pametal dan chief cell. Akibatnya produksi asam
klorida, pepsin dan faktor intrinsik menurun. Dinding lambung
menjadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan yang rata. Bentuk
gastritits ini sering dihubungkan dengan anemia pernisiosa, tukak
lambung dan kanker.
E. Etiologi
Menurut (Syam, 2014), penyebab gastritis yaitu obat- obatan
seperti aspirin, alkohol, trauma pada lambung, kelainan pembuluh darah
pada lambung, luka akibat operasi/bedah lambung, autoimun pada anemia
pernisiosa, adanya tumor pada lambung. Selain itu faktor kejiwaan atau
stressjuga berperan terhadap timbulnya serangan ulang penyakit tersebut,
kemudian juga gastropati reaktif dan infeksi khususnya pada helicobacter
pylori.
13
F. Patofisiologi
Mukosa barier lambung umumnya melindungi lambung dari
pencernaan terhadap lambung itu sendiri, yang disebut proses autodigesti
acid, prostaglandin yang memberikan perlindungan ini. Ketika mukosa
barier ini rusak maka timbul gastritis. Setelah barier ini rusak terjadilah
perlukaan mukosa dan diperburuk oleh histamin dan stimulasi saraf
colinergic. Kemudian HCL dapat berdifusi balik kedalam mucus dan
menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil, yang mengakibatkan
terjadinya bengkak, perdarahan, dan erosi pada lambung (Dermawan,
2010).
Gastritis akut merupakan penyakit yang biasanya bersifat jinak dan
swasirna; merupakan respons mukosa lambung terhadap berbagai iritan
lokal. Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan terkontaminasi),
kafein, alkohol, dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim. Infeksi
H. pylori lebih sering dianggap sebagai penyebab gastritis akut.
Organisme tersebut melekat pada epitel lambung dan menghancurkan
lapisan mukosa pelindung, meninggalkan daerah epitel yang gundul. Obat
lain juga terlibat, misalnya anti inflamasi nonsteroid (NSAID: misalnya
indomestasin, ibuprofen, naproksen), sulfonamida, dan digitalis. Asam
empedu, enzim pankreas, dan etanol juga diketahui mengganggu mukosa
lambung (Doenges, 2014)
14
G. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala dari gastritis menurut (Brunner & Suddarth, 2005)
yaitu rasa terbakar di lambung dan akan menjadi semakin
parah ketika sedang makan, disusul dengan nyeri ulu hati,
mual dan sering muntah, tekanan darah menurun, pusing,
keringat dingin, nadi cepat, kadang berat badan menurun ,
disertai dengan nasfu makan menurun secara drastis, wajah
pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin. Selain itu
perut akan terasa nyeri, pedih (kembung dan sesak) di
bagian atas perut (ulu hati), merasa lambung sangat penuh
ketika sehabis makan, sering sendawa bila keadaan lapar,
sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah
perut.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk
perdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan /
derajatulkus jaringan /cedera.
2. Foto rontgen = dilakukan untuk membedakan diagnosa penyebab / sisi
lesi.
3. Analisa gaster= dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah,
mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh :peningkatanasam
hidroklorik dan pembentukan asam nokturnal penyebab ulkus duo
15
denal. Penurunan atau jumlah normal diduga ulkus gaster, dipersekresi
berat dan asiditas menunjukkan sindrom Zollinger – Ellison.
4. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilakukan bila endoskopi tidak
dapat disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi
kolatera dan kemungkinan isi perdarahan.
5. Amilase serum= meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah
diduga gastritis (Doengoes, 2014).
I. Komplikasi
Komplikasi gastritis menurut Mansjoer (2003), adalah :
1. Kompikasi gastritis akut
a. Perdarahan saluran cerna bagian atasberupa hematemesis dan
melena dapat berakhir sebagai syok hemoragik.
b. Tukak peptik.
2. Komplikasi gastritis kronis
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas
b. Ulkus
c. Perforasi
d. Anemia Karena gangguan absorbsi vitamin B12
J. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2003), faktor utama penatalaksanaan
gastritisadalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan
porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam
lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton,
16
antikolinergik, dan antasid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa
sukralfat dan prostaglandin.Sedangkan penatalaksanaan untuk gastritis
kronis adalah kemungkinan diberikan pengobatan empiris berupa antasid,
antagonis H2,inhibitor pompa proton dan obat-obat prokinetik. Jika
endoskopi dapat dilakukan terapi eradikasi kecuali jika hasil CLO, kultur
dan P ketiganya negatif atau hasil serologi negative. Terapi eradikasi juga
diberikan pada seleksi khusus pasien ang menderita penyakit- penyakit
seperti : ulkus duodeni, ulkus ventrikuli, MALT lymphoma, pasca reseksi
kanker lambung. Untuk penatalaksanaan diet yaitu makan makanan
dengan kandungan serat yang tinggi, makanan secara teratur dan terjadwal,
hindari konsumsi kafein yang berlebihan, cola, alkohol dan hindari
merokok, akan meningkatkan tingkat kesembuhan dan menurunkan
kekambuhan.
17
K. Pathway
Merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan
secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. (Hidayat, 2008).
Gambar 2.1 : Patofisiologi Gastritis ( Mutaqqin, 2013).
Predisposisi infeksi bakteri
Helicobacter pylori
OAINS
(Indometasin, Ibuprofen,
Asam Salisilat)
Stres Psikologis
Sekresi H+ meningkat
Sekresi pepsinogen
Minuman Beralkohol Infeksi virus, infeksi jamur,
makanan dan minuman
yang bersifat instan, iskemia
dan trauma lambung
langsung
Penurunan
imunitas
Sintesis
prostaglandin
Menurun
Perlindungan mukosa
menurun Perfusi darah lokal
menurun
Fungsi barier terganggu Peradangan mukosa
lambung Agregasi bahan kimia
meningkat
Garam empedu
Kurang pengetahuan Gastritis Perdarahan Hematemesis
Respon
psikologis
Kecemasan
Respons saraf lokal dari
iritasi mukosa
Nyeri
Mual, muntah, dan anoreksia
Intake nutrisi tidak
adekuat
Risiko ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan
STRES FISIK
Trauma langsung, pembedahan, transplantasi organ,
tuberkulosis, luka bakar, sepsis.
Gangguan Pola
Tidur
18
L. Fokus Pengkajian
Berdasarkan Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC
NOC (2011) Pengkajian juga disebut pengumpulan data adalah langkah
awal dalam berfikir kritis dan pengambilan keputusan yang menghasilkan
diagnosis keperawatan. Dalam pengkajian keperawatan berdasarkan
diagnosis NANDA intervensi NIC dan kriteria hasil NOC data yang
dapat diperoleh dari hasil pengkajian berupa :
1. Data Subjektif
Didapatkan keluhan seperti kram abdomen, nyeri abdomen, menolak
makan, persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makanan,
melaporkan perubahan sensasi rasa, melaporkan kurangnya asupan
makanan dan merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan.
2. Data Objektif
Dapat ditemukan adanya diare, adanya bukti kekurangan asupan
makanan, kehilangan rambut yang berlebihan, bising usus hiperaktif,
kurangnya minat terhadap makanan, membran mukosa pucat, menolak
untuk makan, tonus otot buruk, rongga mulut terluka (inflamasi),
kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan dan mengunyah
M. Fokus Diagnosa Keperawatan
Sebelum membuat diagnosa keperawatan maka data yang
terkumpul diidentifikasi untuk menentukan masalah melalui analisa data,
pengelompokkan data dan menentukan diagnosa keperawatan. Diagnosa
keperawatan adalah keputusan atau kesimpulan yang terjadi akibat dari
19
hasil pengkajian keperawatan. Menurut Judith M (2011) dalam buku saku
keperawatan NANDA NIC NOC, diagnosa keperawatan pada klien
dengan gangguan sistem pencernaan adalah Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, dapat berhubungan dengan kesulitan
mengunyah dan menelan, mual/muntah, kehilangan selera makan, dan atau
gangguan makan. Penggunaan diagnosis ini, hanya jika terdapat satu
diantara tanda NANDA berikut :
1. Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
2. Kehilangan berat badan dengan asupan makanan yang adekuat
3. Melaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA
(Recomended Daily Allowance)
N. Fokus Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan
yang ditemukan, dengan ditemukannya diagnosa keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, maka tujuan dan
kriteria hasil serta intervensi Judith (2011) dalam buku saku keperawatan
NANDA NIC NOC dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut :
Tabel, 2.1 Diagnosa, Tujuan Dan Kriteria Hasil, Serta Intervensi
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Dan
Kriteria Hasil
Intervensi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Definisi : Intake nutrisi
NOC :
Nutritional
Status :
food and
Fluid
NIC :
Nutrition Management
Kaji adanya alergi
Makanan
Kolaborasi dengan
20
tidak cukup untuk
keperluan metabolisme
tubuh.
Batasan karakteristik :
Berat badan 20 %
atau lebih di bawah
ideal
Dilaporkan adanya
intake makanan yang
kurang dari RDA
(Recomended Daily
Allowance)
Membran mukosa
dan konjungtiva
pucat
Kelemahan otot yang
digunakan untuk
menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada
rongga mulut
Mudah merasa
kenyang, sesaat
setelah mengunyah
makanan
Dilaporkan atau fakta
adanya kekurangan
makanan
Dilaporkan adanya
perubahan sensasi
rasa
Intake
Kriteria Hasil :
Adanya
peningkatan
berat badan
sesuai
dengan
tujuan
Berat badan
ideal sesuai
dengan
tinggi badan
Mampu
mengidentifi
kasi
kebutuhan
nutrisi
Tidak ada
tanda tanda
malnutrisi
Tidak terjadi
penurunan
berat badan
yang berarti
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
21
Perasaan
ketidakmampuan
untuk mengunyah
makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB
dengan makanan
cukup
Keengganan untuk
makan
Kram pada abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri abdominal
dengan atau tanpa
patologi
Kurang berminat
terhadap makanan
Pembuluh darah
kapiler mulai rapuh
Diare dan atau
steatorrhea
Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
Suara usus hiperaktif
Kurangnya informasi,
misinformasi
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas
normal
Monitor adanya
penurunan berat badan
Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
Monitor lingkungan
selama makan
Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak selama
jam makan
Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
Monitor mual dan
muntah
Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
22
mencerna makanan
ekonomi.
Monitor makanan
kesukaan
Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan
intake nuntrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan
cavitas oral.
Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
23
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Ny. J
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 22 Tahun
Suku/bangsa : Tolaki/Indonesia
Status : Menikah
Alamat : Baula
Pekerjaan : Pelajar dan IRT
No. RM : 097993
Tanggal MRS : 28/6/2018
Tanggal Pengkajian : 30/6/2018
b. Identitas Penanggung
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 45 tahun
Suku/bangsa : Tolaki/Indonesia
Hubungan : Ibu kandung
Alamat : Baula
24
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk rumah sakit : klien mengatakan nafsu makan menurun,
mual dan muntah sehingga memeriksakan diri kedokter dan
memutuskan menjalani perawatan di RS. BLUD Benyamin Guluh
Kabupaten Kolaka.
b) Keluhan Utama : Klien mengatakan nafsu makan menurun
c) Riwayat Keluhan Utama : Klien mengatakan nafsu makan menurun,
mual dan muntah disertai nyeri pada daerah uluhati sejak 3 hari yang
lalu
d) Upaya yang telah dilakukan : Minum obat
e) Diagnosa medis : Gastritis
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a) Klien mengatakan pernah mengalami penyakit muntaber
(gastroenteritis) dan sering sakit kepala
b) Klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit dengan penyakit
muntaber
c) Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap obat atau makanan
tertentu
d) Klien mengatakan tidak pernah dioperasi
e) Klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan
4. Riwayat Kesehatan Keluarga.
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang pernah mengalami penyakit yang
sama, dan tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti
25
diabetes dan hipertensi.
Genogram
Gambar 2.2
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempun
: Meninggal
: Tinggal serumah
: Klien
Penjelasan :
Menurut penuturan Ny. J, ia merupakan anak ke 2 dari tiga
bersaudara, kedua orangtua Ny. J masih hidup. Kakek dan nenek Ny. J
meninggal karena usia tua dan klien tidak mengetahui ada tidaknya
penyakit keturunan yang di derita oleh kakek atau neneknya. Klien Ny.J
26
tinggal serumah dengan suami, kedua orang tua, dan kedua saudaranya.
Klien Ny.J belum memiliki keturunan.
5. Riwayat Psikososial
Klien mengatakan khawatir dengan kondisinya sekarang dan merasa
bersalah terhadap dirinya sendiri karena tidak mengikuti pola makan yang
sehat dan teratur
6. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum ; klien tampak lemah
2) Tanda - tanda vital : TD : 110/60 mmHg. N: 68 x/menit, RR : 20
x/menit, SB : 36, 3 °C
3) BB sebelum sakit : 62 Kg, BB saat sakit : 59 Kg, TB : 162 cm
4) Head To Toe
a) Kepala : Mesochepal, benjolan (-), rambut lurus berwarna hitam,
akar
rambut tidak mudah tercabut, tidak ada nyeri tekan.
b) Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil ± 2
mm,
mata cekung (-), nyeri tekan tidak ada.
c) Hidung : Simetris, pernapasan cuping hidung (-), polip (-).
d) Telinga : Telinga simetris kanan dan kiri, serumen (-).
e) Wajah : Ekspresi wajah meringis, klien tampak gelisah dan selalu
bertanya tentang kondisinya.
f) Mulut : Gigi lengkap, caries (+), mukosa bibir kering,
27
stomatitis (-).
g) Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-), benjolan (-), DVJ (-),
pergerakan leher baik.
h) Dada : Simetris kanan dan kiri.
i) Abdomen : Tidak terdapat asites dan terdengar bising usus
8x/menit.
j) Ekstremitas : Edema (-), terpasang infus pada lengan kanan 20
tetes
/menit
5) Review of system
a) System perkemihan
Inspeksi : pembesaran suprapubik (-), distensi abdomen (-).
Palpasi : nyeri tekan (-), pembesaran ginjal (-).
b) System pencernaan
Inspeksi : asites (-), distensi (-).
Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), hepatomegaly (-).
Perkusi : thympani.
Auskultasi : bising usus kiri bawah 8x/menit.
c) System pernapasan
Inspeksi ; bentuk dada simetris kanan dan kiri, retraksi intercostalis
(+), batuk (-), secret (+).
Perkusi : sonor (+)
Auskultasi : vesikuler
28
d) System kardiovaskuler
Inspeksi : sianosis (-)
Palpasi : denyut ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak pada area jantung
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan bunyi jantung 2 normal, gallop (-
), murmur (-).
e) System musculoskeletal
Inspeksi : Kekuatan otot baik
Palpasi : massa (-).
f) System persarafan
Inspeksi : GCS 15 (E: 4, M:6, V:5) : Composmentis
Palpasi : kaku kuduk (-)
g) System integument
Inspeksi : kulit bersih, lesi (-), vesikel (-), bulla (-), eritema (-),
purpura(-)
Palpasi : turgor kulit elastis.
h) System genitalia
Tidak dikaji
i) System endokrin
Palpasi : pembesaran kelenjar tiroid (-).
7. Pola Kegiatan sehari - hari
a. Pola asupan nutrisi : Sebelum sakit, klien mengatakan
memiliki kebiasaan makan tidak teratur,
29
dan suka mengkonsumsi makanan asam
dan pedas. Frekuensi makan 2 atau 3 kali
sehari dan selalu tidak dihabiskan, saat
sakit klien makan bubur dengan
frekuensi 3 kali sehari dan hanya
menghabiskan ¼ porsi makanannya,
klien mengatakan nafsu makannya
menurun.
b. Pola istirahat dan tidur : Klien mengatakan sebelum sakit, tidur
teratur kurang lebih 8 jam malam dan 2
jam siang, sedangkan saat sakit tidur
kurang lebih 7 jam malam dan 1 jam
siang.
c. Pola kebersihan : sebelum sakit klien biasanya mandi,
keramas, dan sikt gigi 2x/hari, saat sakit
klien hanya di lap basah.
d. Pola aktivitas : klien tampak berbaring di tempat tidur,
sebelum sakit klien aktif dalam
perkuliahan
e. Pola eliminasi
BAK : Ny. J mengatakan sebelum sakit 1 - 2
kali BAB /hari dengan konsistensi padat,
saat sakit belum pernah BAB
30
BAK : Ny. J Mengatakan sebelum sakit BAK
lancar dengan frekuensi 5 – 6 kali sehari,
saat sakit 6-7 kali sehari.
8. Pemeriksaan diagnostic (28 – 6 - 2018)
Tabel 3.1 : Pemeriksaan laboratorium pada Ny. J Di Ruang Mawar
BLUD RS Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka.
Darah rutin Nilai normal
WBC ; + 6,1 x 103/µl
RBC : - 4, 76 x 106 /µl
HGB : - 14,7 g/dl
HCT : - 43,3 %
PLT : 178 x 103 /µl
4,0 – 12 x 103 /µl
4,0 – 5,3 x 103/µl
11,5 – 14,5 g/dl
33 – 45 %
150 – 400 x 103 /µl
9. Terapi medis
a. IVFD RL 20 tetes/menit
b. Ondancentron 1 amp/iv 12 jam
c. Metilprednisolon 1 amp/iv/24 jam
d. Ranitidine 1 amp/iv/12 jam
e. Omepraksole 1 Vial/iv/12 jam
10. Klasifikasi Data
31
Tabel 3.2 : Klasifikasi Data.
Data subyektif Data Obyektif
Klien mengatakan nafsu
makan menurun
Klien mengatakan mual
dan muntah
TTV : TD : 110/60 mmHg,
RR : 20x/menit, N :
80x/menit, S : 36, 3°C
Klien tampak lemah dan
berbaring di tempat tidur
Klien menghabiskan ¼
dari 1 porsi makanannya
BB sebelum sakit : 62 Kg,
BB saat sakit : 59 Kg
Mukosa bibir kering
11. Analisa Data
Tabel 3.3 : Analisa data pada
No Data Etiologi Masalah
1. DS:
- Klien mengatakan
nafsu makan menurun
- Klien mengatakan mual
dan muntah
DO:
- TTV :
TD : 110/60 mmHg
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
Stres Psikologis
Sekresi pepsinogen
Peradangan mukosa
lambung
Peningkatan asam
lambung
Ketidakseimb
angan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
32
S : 36, 3°C
- Klien menghabiskan ¼
dari 1 porsi
makanannya
- Mukosa bibir kering
- BB sebelum sakit : 62
Kg, BB saat sakit : 59
Kg
- Klien tampak lemah
dan berbaring ditempat
tidur
Mual, muntah
Anoreksia
Intake nutrisi tidak
adekuat
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data diatas, prioritas diagnosa keperawatan yang
penulis angkat adalah : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah ditandai dengan : data
subjektif klien mengatakan napsu makan menurun, mual dan muntah, data
objektif yaitu TTV : TD : 110/60 mmHg, RR : 20x/menit, N : 80x/menit, S :
36, 3°C. Klien tampak lemah dan berbaring di tempat tidur, klien
menghabiskan ¼ dari 1 porsi makanannya, BB sebelum sakit : 62 Kg, BB saat
sakit : 59 Kg, mukosa bibir kering.
C. Intervensi Keperawatan
Tabel, 3.4 Diagnosa, Tujuan Dan Kriteria Hasil, Serta Intervensi
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Dan
Kriteria Hasil
Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :
33
kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual dan muntah
ditandai dengan
DS:
- Klien mengatakan nafsu
makan menurun
- Klien mengatakan mual
dan muntah
DO:
- TTV :
TD : 110/60 mmHg
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 36, 3°C
- Klien menghabiskan ¼
dari 1 porsi makanannya
- Mukosa bibir kering
- BB sebelum sakit : 62
Kg, BB saat sakit : 59
Kg
- Klien tampak lemah dan
berbaring ditempat tidur
Nutritional
Status : food
and Fluid
Intake
Kriteria Hasil :
Adanya
peningkatan
berat badan
sesuai
dengan
tujuan
Berat badan
ideal sesuai
dengan
tinggi badan
Mampu
mengidentifi
kasi
kebutuhan
nutrisi
Tidak ada
tanda tanda
malnutrisi
Tidak terjadi
penurunan
berat badan
yang berarti
Nutrition Management
Kaji adanya alergi
Makanan
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C
Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
Monitor adanya
penurunan berat badan
Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
Monitor mual dan
muntah
34
D. Implementasi dan Evaluasi
Tabel, 3.5 Implementasi dan Evaluasi
No.
Dx
Hari/tanggal
Pukul
Implementasi Evaluasi
I Minggu
1/07/2018
08.00
08.01
08.02
08.03
08.05
NIC :
Nutrition Management
1) Mengkaji adanya alergi
Makanan
Hasil : Klien
mengatakan tidak alergi
terhadap makanan atau
obat obatan tertentu
2) Menganjurkan pasien
untuk meningkatkan
protein dan vitamin C
Hasil : Klien
mengatakan akan
mengikuti anjuran
3) Memberikan makanan
yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
Hasil : klien makan
bubur
4) Memberikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
Hasil : klien mengerti
dan pahan penjelasan
perawat
Minggu 1/07/2018
(13.00)
S : Klien mengatakan
Nafsu makan menurun
O : Keadaan Umum baik
Klien menghabiskan
½ porsi makanannya
Mual (+), Muntah (-)
A : Masalah belum
Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
35
08.06
08.07
08.10
08.12
08.15
5) Mengkaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Hasil : klien tidak
mampu menghabiskan
porsi makan yang
diberikan
Nutrition Monitoring
1) Memonitor adanya
penurunan berat badan
Hasil : BB sebelum sakit
: 62 Kg, BB saat sakit :
59 Kg
2) Memonitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
Hasil : klien hanya
berbaring
3) Memonitor turgor kulit
Hasil : Turgor kulit baik
4) Memonitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
Hasil : tidak ada tanda –
tanda kekeringan
rambut,kusam dan
mudah patah
5) Memonitor mual dan
muntah
Hasil : Mual (+),
Muntah (-)
36
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada
asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 30 Juni 2018 di ruang
perawatan mawar BLUD RS Benyamin Guluh Kolaka. Prinsip
pembahasan ini akan memfokuskan kebutuhan dasar manusia didalam
asuhan keperawatan yaitu pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Ny. J.
Abraham maslow menjelaskan konsep dasar kebutuhan manusia dalam
kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan paling dasar. Kebutuhan
nutrisi (makanan) yaitu apabili nutrisi yang diperlukan tidak diperoleh,
maka tubuh akan menggunakan sumber – sumber dari tubuh itu sendiri,
sehingga keadaan gizi dalam tubuh menurun.
A. Pengkajian
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
dialami oleh pasien Ny. J akibat menderita gastritis. Memiliki ciri khas
tersendiri terkait dengan penyakit yang dialami, yaitu adanya rasa mual
muntah, yang menyebabkan menurunnya napsu makan klien. Karakteristik
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dialami klien adalah adanya
penurunan berat badan, meskipun berdasarkan nilai indeks masa tubuh
masih dalam rentang yang normal. Hal ini berbeda dengan nilai indeks
masa tubuh yang normal dikarenakan adanya penurunan konsumsi
makanan.
37
37
B. Diagnosa keperawatan
Perumusan diagnosa keperawatan didasarkan pada batasan karakteristik
yang muncul pada klien, yaitu data subjektif, antara lain klien mengatakan nafsu
makan berkurang, kondisi tersebut akan menimbulkan terjadinya respon
penurunan fungsi imun dan infeksi H.Pylory sehingga menimbulkan peradangan
lokal, erosi kecil serta perdarahan (Wehbi, 2009). Pada kasus yang dialami Ny. J
terjadi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kekurangan
nutrisi adalah intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolik, ditunjukkan dengan tanda dan gejala yang muncul yaitu, mual,
muntah (NANDA, 2005).
C. Intervensi
Penentuan rencana tindakan seharusnya didasarkan pada prinsip SMART (
Subjective, Measurable atau dapat diukur, Acheivable atau dapat dicapai,
Rasional atau sesuai akal sehat, Time atau ada kriteria waktu pencapaian). Yang
dilakukan oleh penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat
menunjukkan kriteria hasil : Adanya peningkatan berat badan ideal sesuai dengan
tinggi badan, mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi, tidak ada tanda tanda
malnutrisi, tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
Berdasarkan teori dan aplikasi pada Ny. J terdapat kesenjangan yaitu Ny. J
belum bisa membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena
waktu pencapaian yang diharapkan terlalu singkat. Penyusunan intervensi dalam
kasus ini tidak sepenuhnya sesuai dengan teori, namun disesuaikan dengan
kebutuhan dan keadaan klien.
38
D. Implementasi
Penulis melakuan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
yang telah disusun. Didapatkan hasil implementasi dari Ny.J hari pertama
dan kedua berat badan 59 kg. Berat badan sebelum sakit 62 kg, nafsu
makan klien berkurang,
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah memberi
pengetahuan kepada klien tentang intake nutrisi berkaitan dengan gastritis
yang klien alami. Memfasilitasi kenaikan berat badan klien dan kolaborasi
dengan tim ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis
makanan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Hal ini diharapkan sesuai
dengan kebutuhan nutrisi klien.
E. Evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan selama tiga hari sudah
dilakukan secara komprehensif dengan rencana asuhan keperawatan serta
telah berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Didapatkan data hasil
evaluasi keadaan pasien berdasarkan kriteria hasil, maka
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada Ny. J belum
teratasi yaitu klien masih mual, dan hanya menghabiskan makanannya
dalam porsi sedang dan belum belum ada penambahan berat badan.
39
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hasil pengkajian pada Ny. J dengan gangguan sistem pencernaan gastritis
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah klien mengalami penurunan
berat badan
2. Diagnosa keperawatan pada Ny. J adalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan
intake nutrisi, anoreksia, mual dan muntah.
3. Rencana asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien Ny. J yaitu seuai
dengan intervensi keperawatan NANDA NIC NOC
4. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat
5. Evaluasi dilakukan tanggal 1 sampai 3 Juli 2018 pukul 13.00 WIB dengan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan belum tercapai yaitu
klien masih mual, dan hanya menghabiskan makanannya dalam porsi
sedang dan belum belum ada penambahan berat badan.
B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan pendidikan yang lebih
berkualitas dan profesional sehingga dapat tercipta perawat yang terampil,
inovatif dan profesional yang mampu memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan kode etik keperawatan
40
40
2. Bagi pelayanan kesehatan (rumah sakit)
Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempertahankan
kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan klien sehingga asuhan
keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan klien pada
umumnya dan pada klien gastritis secara khusus.
3. Research selanjutnya
Lebih memperoleh data yang lebih akurat sebagai data dukung
penelitian selanjutnya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
4. Bagi penulis
Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan asuhan
keperawatan selanjutnya pada pasien dengan gastritis.
41
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi.(2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.
Asmadi.(2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba medika.
Dermawan, Deden. (2010). Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta : Goysen
Publishing.
Doenges, Marilynn. (2014). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ed. 3. Jakarta: EGC.
Evelyn, Pearce. (2002). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis.Jakarta : EGC.
Ganong. W. F. (2008). Buku Ajar Fisisologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Hidayat, Aziz Alimul. (2008). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa
data. Jakarta: Salemba Medika.
Mansjoer, Arief, dkk. (2003). Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta : Media
Aesculapius.
Mubarak dan Chayatin.(2014). Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
Dalam Praktik. Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba medika.
Nasir, dkk. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan: Konsep Pembuatankarya
Tulis dan Thesis Untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Potter, dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume 1 dan 2 :
Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta : Graha Ilmu.
Sangadji, dan Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dalam
Penelitian. Yogyakarta : CV Andi Offset.
Setiadi.(2012). Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori
dan Praktik.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syam, Ari, dkk. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 6.Jakarta :
Interna Publishing.
Wilkinson, Judith M.(2011). Buku saku diagnosa Keperawatan Edisi 9 Diagnosis
NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54