oleh - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/skripsi sofiana.pdf ·...

111
PENGARUH TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0 - 1 BULAN DI WILAYAH KERJA RSUD BOMBANA TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH S O F I A N A P00312017142 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV 2018

Upload: dangxuyen

Post on 10-Jul-2019

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

PENGARUH TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0 - 1 BULAN

DI WILAYAH KERJA RSUD BOMBANA TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH

S O F I A N A P00312017142

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV

2018

Page 2: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
Page 3: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
Page 4: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

BIODATA PENULIS

A. Identitas

1. Nama : Sofiana

2. NIM : P0032017142

3. Tempat/Tanggal Lahir : Kasipute, 22 Juli 1994

4. Anak ke : Lima dari 5 bersaudara

5. Suku/bangsa : Bugis/Indonesia

6. Agama : Islam

7. Alamat : Bombana

B. Latar Belakang Pendidikan

1. Tamat TK Dharma Wanita Kasipute : Tahun 2001

2. Tamat SDN 2 Lampopala : Tahun 2006

3. Tamat MTsN 1 Kasipute : Tahun 2009

4. Tamat SMAN 1 Rumbia : Tahun 2012

5. Tamat STIK GIA Makassar : Tahun 2015

6. D IV Poltekkes Kemenkes Kendari : Tahun 2017

Page 5: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah mengajarkan

kepada manusia apa – apa yang belum diketahuinya dan memberikan

hidayah dan rahmat – Nya antara lain berupa kekuatan lahir dan batin

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan

segala keterbatasan dan kekurangan, yang merupakan salah satu syarat

dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Kebidanan Poltekkes

Kendari dengan judul “Pengaruh Teknik Menyusui Yang Benar Terhadap

Peningkatan Berat Badan Bayi Umur 1 Bulan Di Wilayah Kerja RSUD

Bombana Tahun 2018”

Dalam penyusunan proposal ini banyak sekali kendala dan

hambatan yang penulis dapatkan namun atas bimbingan dan arahan serta

motivasi dari berbagai pihak secara moril maupun materil sehingga

penulis menyelesaikan peyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan

terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada Pembimbing I Ibu

Arsulfa, S.Si.T, M.Keb dan Pembimbing II Ibu Melania Asi, S.Si.T, M.Kes

yang dengan penuh kesabaran dan senantiasa meluangkan waktu dalam

memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan motivasi.

Selanjutnya dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kendari.

2. drg. Riswanto selaku direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bombana.

Page 6: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

3. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari.

4. Ibu Wahida, S.SiT, M.Keb selaku Penguji I, Ibu Hj. Sitti Zenab, SKM,

SST, M.Keb selaku Penguji II, dan Ibu Andi Malahayati, S.SiT, M.Kes

selaku penguji III yang telah banyak memberikan saran dan masukan

demi sempurnanya skripsi ini.

5. Para dosen dan seluruh staf tata usaha di lingkungan Politeknik

Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan.

6. Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politekkes

Kendari.

7. Terima kasih teruntuk almarhum ayah H. Sofyan yang telah

mengajarkan arti sebuah kerja keras tanpa keluh kesah meskipun tak

sempat melihat dan mendampingi saya memakai toga kedua, semoga

ini menjadi salah satu amal jariyah untuk beliau. Teruntuk mama Hj.

Hamdana terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya kepada penulis,

mengajarkan untuk selalu mencari ilmu.

8. Terima kasih untuk keempat kakakku Darmawati, Darmiati, Hasfin,

dan Wafir, atas kehangatan kasih sayangnya selalu serta menjadi

motivator terhebat sejagat raya.

9. Untuk Anti, Kak Tika, Kak Tari, dan Kak Sari, terimakasih atas diskusi

– diskusi yang selalu memberikan pencerahan dalam penyelesaian

skripsi ini. Dan untuk Fitrah, Amel, Mila, Wira, Kak Lhya dan Kak Muji

Page 7: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

yang selalu menghibur dan membantu selama menempuh hari – hari

perjuangan pengerjaan skripsi.

10. Terimakasih teruntuk crew NICU – Pediatric RSUD Bombana atas

kebijaksanaan dan pengertiannya saya dapat melanjutkan sekolah,

dan terimakasih atas keikhlasan dan ketulusannya dalam membantu

proses penelitian dan pengerjaan skripsi.

11. Terimakasih untuk Warni, Mhyta, Fachreza, Firdaus, Bakri, Adi dan

anggota Satgas Pa’Massiara lainnya yangtelah banyak membantu

selama menempuh pendidikan.

12. Rekan-rekan mahasiswa program studi DIV Kebidanan Poltekkes

Kendari, yang senantiasa saling berbagi dalam suka dan duka dimana

dan kapan saja.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak terdapat kesalahan didalamnya. Oleh karena itu saran dan kritik

yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penulis sebagai suatu

masukan untuk penyempurnaan proposal ini.

Akhirnya penulis berserah diri atas kehadirat – Nya, karena sadar

dengan segala keterbatasan sehingga jauh dari kesempurnaan. Namun

demikian dengan penuh harapan dan doa semoga skripsi ini dapat

bermanfaat.

Kendari, Juli 2018

Penulis

Page 8: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

BIODATA ................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

ABSTRAK ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

C. TujuanPenelitian ............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian ......................................................................... 6

BAB II Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8

A. Telaah Pustaka ............................................................................... 8

B. Landasan Teori ............................................................................... 55

C. Kerangka Teori ............................................................................... 57

D. Kerangka Konsep ........................................................................... 58

E. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 58

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 59

A. Jenis dan Desain Penlitian ............................................................. 59

B. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 59

C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 60

D. Variable Penelitian .......................................................................... 62

E. Devisi Oprasional ............................................................................ 62

F. Jenis dan Sumber Penelitian .......................................................... 63

G. Istrumen Penilitian .......................................................................... 63

H. Pengolahan dan Analisis Data........................................................ 63

I. Etika Penelitian ............................................................................... 66

Page 9: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 67

A. Gambaran Umum Penelitian .......................................................... 67

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 67

C. Hasil Penelitian ............................................................................... 71

D. Pembahasan ................................................................................... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 80

A. Kesimpulan ..................................................................................... 80

B. Saran ............................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 10: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Komposisi Kandungan ASI ..................................... 27

Tabel 2.2 Perbedaan Komposisi ASI, Susu Sapi, dan Susu Formula ...... 28

Tabel 2.3 Kandungan Komposisi dalam 100 ml ASI, ................................ 28

Susu Sapi, dan Susu Formula ........................................................ 28

Tabel 2.4 Berat Badan Normal Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin. .. 53

Tabel 4.1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan ............................ 69

Tabel 4.2 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap .............................. 69

Tabel 4.3 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Penunjang ............................... 69

Tabel 4.5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Penunjang Non Medis ............ 70

Tabel 4.5 Ketenagaan Rumah Sakit.......................................................... 70

Tabel 4.6 Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Bayi .......... 72

Tabel 4.7 Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas Ibu ....................... 73

Tabel 4.8 Responden Berdasarkan Teknik Menyusui ............................. 73

yang Benar Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi ................. 73

Page 11: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permintaan Menjadi Responden

Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Respondens

Lampiran 3 Lembar Observasi Penimbangan Berat Badan Bayi

Lampiran 4 Lembar Observasi Teknik Menyusui Yang Benar

Lampiran 5 Master Tabel Hasil Penelitan dan SPSS

Lampiran 6 Lembar Pengajuan Judul

Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 11 Pamflet Teknik Menyusui Yang Benar

Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 13 Persetujuan Publikasi

Lampiran 14 Surat Pernyataan Bebas Plagiarisme

Lampiran 15 Surat Keterangan Bebas Pustaka

Page 12: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

ABSTRAK

PENGARUH TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR TERHADAP

PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI UMUR 1 BULAN

DI WILAYAH KERJA RSUD BOMBANA

TAHUN 2018

Sofiana1, Arsulfa2, Melania Asi2

Latar Belakang: ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Dengan teknik menyusui yang benar, ibu dapat menyusui secara optimal sehingga pertumbuhan bayi baik terutama dilihat dengan kenaikan berat badan bayi. Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh teknik menyusui yang benar terhadap peningkatan berat badan bayi umur 0 – 1 bulan di wilayah kerja RSUD bombana Tahun 2018. Metode Penelitian: Menggunakan metode quasi eksperimen dengan pendekatan one group pre test - post test design. sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien atau bayi umur 0 – 1 bulan dan ibu yang di rawat gabung berjumlah 25. Teknik pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi penelitian untuk mengobservasi teknik menyusui yang benar dan peningkatan berat badan bayi. Pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan bayi digital. Data dianalisis dengan uji koefisien kontingensi dan diolah menggunakan SPSS 22. Hasil Penelitian: Menunjukkan sebagian besar responden yang teknik menyusui yang benar berat badan bayi naik sebesar 22 orang, tidak naik sebanyak 1 orang. Sedangkan, teknik menyusui yang tidak benar (salah) tidak terjadi peningkatan berat badan sebanyak 2 orang. Berdasarkan hasil uji analisis koefisien kontingensi menunjukkan bahwa penelitian dari 25 responden diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknik menyusui yang benar terhadap peningkatan berat badan bayi umur 0 – 1 bulan. Kesimpulan: Ada pengaruh teknik menyusui yang benar terhadap peningkatan berat badan bayi umur 0 – 1 bulan.

Kata kunci : tehnik menyusui, peningkatan berat badan.

1. Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan.

2. Dosen Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan.

Page 13: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada usia 0 hari atau saat bayi baru lahir, bayi perlu

mendapatkan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) minimal 2 jam. Selama 6

bulan setelah bayi lahir, ibu disarankan memberikan ASI eksklusif dan

memantau pertumbuhan bayi serta memeriksakan kesehatan bayi

kepada tenaga kesehatan (Monika, F.B 2014).

Proses pertumbuhan dan pekembangan bayi dipengaruhi oleh

makanan yang diberikan pada bayi. Bayi yang mendapatkan ASI akan

mempunyai status gizi yang baik serta mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang optimal. Pertumbuhan yang optimal dapat dilihat

dari penambahan berat badan, tinggi badan maupun lingkar kepala,

sedangkan perkembangan yang optimal dapat dilihat dari adanya

peningkatan kemampuan motorik, psikomotorik dan bahasa (Dewi

Kartika, 2017).

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI

kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar

(Rudi Haryono, 2014). Teknik menyusui merupakan hal yang penting

dalam memulai proses menyusui ibu pada bayinya. Hanya

dikarenakan ibu tidak mengetahui teknik menyusui yang benar,seperti

misalnya cara meletakkan bayi serta melepas puting susu setelah bayi

menyusui dapat mengakibatkan puting susu terasa nyeri. Pada minggu

Page 14: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

pertama persalinan ibu mengalami fase dimana mengakibatkan ibu

lebih sensitif. Disini, ibu memerlukan pendampingan dari tenaga

kesehatan maupun orang yang terdekat disekitarnya agar dapat

membantu ibu memulai proses menyusui (Pongki Jaya, 2014).

World Health Organization (WHO) merekomendasikan

pemberian ASI eksklusif sekurang – kurangnya selama 6 bulan

pertama kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping

sampai usia 2 tahun. Berdasarkan data UNICEF 2013, sebanyak 136,7

juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang

disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama. Bayi yang tidak

diberi ASI eksklusif di negara industri lebih besar meninggal dari pada

bayi yang diberi ASI eksklusif, sementara di negara berkembang

hanya 39% ibu – ibu memberikan ASI eksklusif.

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia pada tahun 2016,

persentase bayi 0 – 5 bulan yang masih mendapat ASI eksklusif

sebesar 54,0%, sedangkan bayi yang telah mendapatkan ASI eksklusif

sampai usia 6 bulan adalah 29,5%. Cakupan ASI eksklusif pada bayi 0

– 5 bulan berkisar antara 32,3% (gorontalo) sampai 79,9% (Nusa

Tenggara Timur). Dari 34 provinsi hanya 3 provinsi yang belum

mencapai target yaitu gorontalo 32,3%, Riau 39,7%, dan Kalimantan

Tengah 40,0%.

Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan

Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan cakupan

Page 15: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

pemberian ASI pada bayi 0 – 6 bulan di Sulawesi Tenggara cenderung

fluaktif, peningkatan signifikan dilaporkan pada tahun 2015 dengn

cakupan 54,15%, atau naik sebesar 21,25% dari tahun sebelumnya,

namun di tahun 2016 kembali turun menjadi 46,63%. Tercatat hanya

Kabupaten Kolaka Utara yang mampu mencapai target tersebut

dengan capaian 85,79%, semetara Kabupaten Bombana hanya

56,99%, dan terendah Kabupaten Muna hanya mencapai 28,71%.

Beberapa faktor yang dapat menghambat ibu memberikan ASI

pada bayinya adalah perubahan sosial budaya, faktor psikologis, faktor

fisik, kurangnya dorongan dari petugas kesehatan, sehingga

masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang

manfaat pemberian ASI dan teknik menyusui yang benar. Penerangan

yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang

menganjurkan penggantian ASI dengan susu formula (Haryono Rudi

dan Sulis Setianingsih, 2014).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pongki Jaya (2014),

menunjukkan dari 28 ibu yang ikut dalam penelitian ini, hanya 15 ibu

(53,7%) yang melakukan teknik menyusui yang benar dan bayinya

mengalami kenaikan berat badan, dan ada 13 ibu (46,3%) yang tidak

menerapkan teknik menyusui yang benar dan bayinya tidak mengalami

kenaikan berat badan.

Selanjutnya penelitian lain juga dilakukan oleh Dewi Kartika Sari

(2017), menunjukkan dari 165 bayi yang ditimbang, ada sebesar 38

Page 16: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

bayi yang tidak mengalami kenaikan berat badan, tetap atau naik

tetapi tidak mengikuti garis pertumbuhan dalam buku KMS.

Dengan teknik menyusui yang benar, ibu dapat menyusui

secara optimal sehingga pertumbuhan bayi baik terutama dilihat

dengan kenaikan berat badan bayi. Selain itu, juga dapat mencegah

masalah – masalah yang sering terjadi pada saat menyusui (Dewi

Kartika, 2017).

Berdasarkan data yang diperoleh di Ruang Kebidanan RSUD

Bombana dari bulan April sampai Mei terdapat 56 bayi yang lahir, 23

bayi diantaranya dirawat di ruang bayi dan 33 dirawat gabung. Studi

awal yang dilakukan dengan cara wawancara langsung “Apakah ibu

dapat melakukan teknik menyusui yang benar ?” dan obrsevasi

langsung pada 6 ibu bayi di RSUD Bombana didapatkan 2 (33,3%) ibu

yang dapat melakukan teknik menyusui yang benar dengan posisi dan

fiksasi bayi yang benar serta puting dan areola masuk kemulut bayi.

Kemudian ada 4 (66,7%) ibu tidak dapat menyusui dengan teknik yang

benar.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh teknik menyusui yang

benar terhadap peningkatan berat badan bayi umur 0 – 1 bulan di

wilayah kerja RSUD Bombana”.

Page 17: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh teknik menyusui yang benar terhadap

peningkatan berat badan bayi umur 0 – 1 bulan di wilayah kerja RSUD

Bombana ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh teknik menyusui yang benar

terhadap peningkatan berat badan bayi umur 0 – 1 bulan di wilayah

kerja RSUD Bombana.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui ibu dapat melakukan teknik menyusui yang

benar.

b. Untuk mengetahui berat badan bayi sebelum dan setelah diberi

perlakuan teknik menyusui yang benar.

c. Untuk menganalisa pengaruh teknik menyusui yang benar

terhadap peningkatan berat badan bayi umur 0 – 1 bulan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan

tentang pengaruh teknik menyusui yang benar terhadap

peningkatan berat bayi umur 0 – 1 bulan oleh institusi Poltekkes

Kemenkes Kendari.

Page 18: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

profesi kebidanan.

c. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peniliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa,

orangtua/masyarakat sebagai sumber infomasi tentang teknik

menyusui yang benar.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi RSUD Bombana

untuk meningkatkan pelayanan bagi kesehatan anak terutama

dalam meningkatkan teknik menyusui yang benar dalam

pemberian ASI.

c. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi dinas kesehatan

Kabupaten Bombana untuk meningkatkan cakupan pemberian

ASI.

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian Pongki Jaya (2014), yang berjudul hubungan teknik

menyususi dan pijat bayi dengan peningkatan berat badan bayi di

Desa Suwaluh Kecematan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo

Tahun 2014. Hasil penelitian menyatakan ada hubungan teknik

menyususi dan pijat bayi dengan peningkatan berat badan bayi.

Perbedaan penelitian ini adalah jenis penelitian dan analisi data.

Jenis penelitian ini adalah case control, sedangkan penelitian yang

dilakukan sekarang adalah quasi eksperimen.

Page 19: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

2. Penelitian Dewi Kartika Sari (2017), yang berjudul hubungan teknik,

frekuensi, durasi menyusui dan asupan energi dengan berat badan

bayi usia 1 – 6 bulan di Puskesmas Tasikmadu Kabupaten

Karanganyar Tahun 2017. Hasil penelitian menyatakan ada

hubungan teknik, frekuensi, durasi menyusui dan asupan energi

dengan berat badan bayi usia 1 – 6 bulan. Jenis penelitian ini

adalah obsevasional analitik, sedangkan penelitian yang dilakukan

sekarang adalah quasi eksperimen.

Page 20: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Konsep Dasar Menyusui

a. Pengertian

Air susu ibu (ASI) emulsi lemak dalam larutan protein

laktosa, dan garam – garam organik yang disekresi oleh kedua

kelenjar payudara ibu, yang berguna sebagai makanan utama

bagi bayi. Eksklusif adalah terpisah dari yang lain, atau disebut

khusus (Haryono, Rudi dan Sulis Setianingsih, 2014).

ASI eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai

“pemberian ASI secara eksklusif” saja, tanpa tambahan cairan

lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan

tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur

susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Widyasih Hesty, dkk. 2012).

ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja

pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa cairan ataupun makanan

lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun (Damai

Yanti dan Dian Sundawati, 2011).

Menyusui merupakan proses yang kompleks. Dengan

mengetahui bagaimana payudara menghasilkan ASI akan

membantu para ibu mengerti proses menyusui sehingga dapat

menyusui secara eksklusif. ASI dipoduksi atas hasil kerja

Page 21: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

gabungan hormon dan refleks. Ketika bayi mulai menyusu, akan

terjadi dua refleks yang akan menyebabkan ASI keluar. Hal ini

disebut dengan refleks pembentukan atau refleks prolaktin yang

dirangsang oleh hormon prolaktin dan refleks pengeluaran ASI

atau disebut juga “let down” refleks (Haryono Rudi dan Sulis

Setianingsih, 2014).

b. Fisiologi Laktasi

Selama kehamilan, hormon estrogen dan progesteron

menginduksi perkembangan alveolus dan duktus laktiferus di

dalam payudara. Sesudah bayi dilahirkan, disusul kemudian

terjadinya peristiwa penurunan kadar hormon estrogen.

Penurunan kadar estrogen ini nantinya juga akan mendorong

naiknya kadar prolaktin, hormon yang mengambil peran pening

dalam proses menyusui.

Produksi ASI merupakan hasil perangsangan payudara

oleh homon prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise

anterior. Bila bayi mengisap maka ASI akan dikeluarkan dari

sinus laktiferus. Proses pengisapan akan merangsang ujung

saraf disekitar payudara untuk membawa pesan ke kelenjar

hipofise anterior untuk memproduksi hormon prolaktin. Prolaktin

kemudian akan dialirkan ke kelenjar payudara untuk

merangsang pembuatan ASI. Hal ini disebut dengan refleks

pembentukan ASI atau refleks prolaktin.

Page 22: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang

kelenjar hipofisis. Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf di

sekitar payudara dirangsang oleh isapan bayi. Oksitosin akan

dilahirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan

merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli dan memeras

ASI keluar, hanya ASI di dalam sinus laktiferus yang dapat

dikeluarkan oleh bayi atau ibunya. Oksitosin dibentuk lebih

cepat dibandingkan prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di

payudara akan mengalir untuk diisap. Oksitosin sudah mulai

bekerja saat ibu berkeinginan menyusui (sebelum bayi

mengisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik,

maka bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI.

Payudara seolah – olah telah berhenti memproduksi ASI,

padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak

mengalir keluar. Efek oksitosin lainnya adalah menyebabkan

uterus berkontraksi setelah melahirkan. Sehingga dapat

membatu mengurangi perdarahan (Haryono Rudi dan Sulis

Setianingsih, 2014).

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi poduksi ASI

Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung

dari stimulasi pada kelenjar payudara. Factor-faktor yang

mempengaruhi pembentukan dan produksi ASI antara lain:

Page 23: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

1) Faktor makanan ibu

Seorang ibu yang kekurangan gizi akan

mengakibatkan menurunnya jumlah asi dan akhirnya

produksi ASI berhenti. Hal ini disebabkan pada masa

kehamilan jumlah pangan dan gizi yang dikomsumsi ibu

tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak

dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah

satu komponen ASI dan sebagai sumber energy selama

menyusui.

2) Faktor isapan bayi

Isapan mulut bayi akan menstimulasi kelenjar

hipotalamus pada bagian hipofisis anterior dan posterior.

Hipofisis anterior menghasilkan rangsang (rangsangan

prolactin) untuk meningkatkan sekresi (pengeluaran)

hormone prolaktin. Hormon prolaktin bekerja pada kelenjar

susu (alveoli) untuk memproduksi ASI. Isapan bayi tidak

sempurna atau puting ibu yang sangat kecil akan membuat

produlsi hormon oksitosin dan hormon proklatin akan terus

menurun dan ASI akan berhenti.

3) Frekuensi penyusuan

Pada studi yang dilakukan pada ibu dengan bayi

cukup bulan menujukan bahwa frekuensi penyusuan kurang

lebih 10 kali per hari selama 2 minggu pertama setelah

Page 24: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

melahirkan berhubungan dengan meningkatkan produksi

ASI. Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan

paling sedikit 8 kali per hari pada priode awal setelah

melahirkan. Penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan

stimulai hormon dalam kelenjar payudara.

4) Riwayat penyakit

Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang

mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi

ASI.

5) Faktor psikologis

Ganguan psikologis pada ibu menyebabkan

berkurangnya produksi dalam pengeluaran ASI. Menyusui

memerlukan ketenangan, ketentraman, dan perasan dari

ibu. Kecemasan dan kesedihan dapat menyebabkan

ketenangan yang mempengaruhi saraf, pembuluh darah dan

sebagainya sehingga akan mengganggu produksi ASI.

6) Dukungan suami maupun keluarga lain

Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah

akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk

menyusui. Perasaan ibu yang bahagia, senang, perasaan

menyayangi bayi, memeluk, mencium dan mendengar

bayinya menangis akan meningkatkan pengeluaran ASI.

Page 25: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

7) Berat badan lahir

Ada hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI.

Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap,

frekuensi, dan lama penyusuan dibandingkan bayi yang

lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan

sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap yang

mengakibatkan perbedaan inti yang besar dibandingkan bayi

yang mendapatkan formula.

8) Perawatan payudara

Perawatan payudara yang dimulai dari kehamilan

bulan ke 7- 8 memegang peran penting dalam menyusui

bayi. Payudara yang terawat akan produksi ASI yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan bayi dan dengan perawatan

payudara yang baik,maka puting tidak akan lecet sewaktu

diisap bayi. Perawatan fisik payudara menjelang masa

laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut selama 6

minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut

diharapkan apabila terdapat penyumbatan pada ductus

laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktu menyusui

ASI akan keluar dengan lancar.

9) Jenis persalinan

Pada persalinan normal proses menyusui dapat

dilakukan setelah bayi lahir. Biasanya ASI sudah keluar

Page 26: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

pada hari pertama persalinan. Sedangkan pada persalinan

tindakan section caesaria (sesar) seringkali ibu kesulitan

menyusui bayinya segera setelah lahir, terutama jika ibu

diberikan anestesi (bius) umum. Ibu relative tidak dapat

menyusui bayinya pada jam pertama setelah bayi lahir.

Kondisi luka oprasi dibagian perut membuat proses

menyusui sedikit terhambat.

10) Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi

produksi ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur

(umur kehamilan kurang dari 37 minggu) sangat lemah dan

tidak mampu mengisap secara efektif sehingga ASI lebih

rendah dari pada yang lahir tidak premature. Lemahnya

kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebakan

berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi

organ.

11) Konsumsi rokok

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan

mengganggu hormone prolaktin dan oksitosin untuk produksi

ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin

dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin.

Page 27: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

12) Komsumsi alkohol

Meskipun minum alkohol dosis rendah disatu sisi

dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membuat

proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat

menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim pada saat

penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin.

13) Cara menyusui yang tidak tepat

Teknik menyusui yang tidak tepat, tidak dapat

mengosongkan payudara dengan benar yang akhirnya akan

menurunkan produksi ASI.

14) Rawat gabung

Bila dekat dengan ibunya, maka bayi akan segera

disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan

proses fisiologis yang alami, dimana bayi mendapatkan

nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan

menyusui, maka akan timbul refleks oksitosin yang akan

membantu proses fisiologis involusi rahim (proses

pengembalian ukuran rahim sebelum hamil). Disamping itu

akan timbul refleks prolaktin yang akan memacu proses

produksi ASI.

15) Pil kontrasepsi (pil KB)

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi hormone

estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan volume

Page 28: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

dan durasi ASI, sebaiknya bila pil hanya mengadung

progestin (mini pil) maka tidak ada dampak terhadap volume

ASI (WHO tals force on oral contraceptives, 1988 dalam

ACC/SCN, 1991). WHO merekomendasikan pil progestin

untuk ibu menyusui yang ingin menggunakan pil kontrasepsi

(Haryono Rudi dan Sulis Setianingsih, 2014).

d. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI

1) Faktor Pemudah (predisposing factors)

a) Pendidikan

Pendidikan akan membuat seseorang terdorong

untuk ingin tahu, untuk mencari pengalaman dan untuk

mengorganisasikan pengalaman sehingga informasi

yang diterima akan menjadi pengetahuan. Pengetahuan

yang dimiliki akan membentuk suatu keyakinan untuk

melakukan perilaku tertentu. Pendidikan mempengaruhi

pemberian ASI, ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih

mudah menerima suatu ide baru dibanding dengan ibu

yang berpendidikan rendah. Sehingga promosi dan

infomasi mengenai ASI dengan mudah dapat diterima

dan dilaksanakan.

b) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi

yang diperhatikan dan diingat. Informasi tersebut bisa

Page 29: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

berasal dari pendidikan formal maupun non formal,

perakapan, membaca, mendengarkan radio, menonton

televisi dan pengalaman hidup. Contoh pengalaman

hidup yaitu pengalaman menyusui anak sebelumnya.

c) Nilai – nilai atau adat budaya

Adat budaya akan mempengaruhi ibu untuk

memberikan ASI karena sudah menjadi budaya dalam

keluarganya. Salah satu adat budaya yang masih banyak

dilakukan di masyarakat yaitu adat selapanan, dimana

bayi diberi sesuap bubur dengan alasan untuk melatih

alat pencernaan bayi. Padahal hal tersebut tidak benar,

namun dapat dilakukan oleh masyarakat karena sudah

menjadi adat budaya dalam keluarga.

2) Fakor pendukung (enabling factors)

a) Pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga adalah penghasilan yang

diperoleh suami istri dari berbagai kegiatan ekonomi

sehari – hari, misalnya gaji. ASI memiliki kualitas baik

hanya jika ibu mengkonsumsi makanan dengan

kandungan gizi baik. Keluarga yang memiliki cukup

pangan memungkinkan ibu untuk memberi ASI Eksklusif

lebih tinggi dibanding keluarga yang tidak memiliki cukup

pangan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kondisi

Page 30: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

sosial ekonomi yang saling terkait yaitu pendapatan

keluarga memiliki hubungan dengan keputusan untuk

memberikan ASI Eksklusif bagi bayi.

b) Ketersediaan waktu

Ketersediaan waktu seorang ibu untuk menyusui

berkaitan dengan erat dengan status pekerjaannya.

Banyak ibu yang tak memberikan ASI karena berbagai

alasan, diantaranya karena harus kembali bekerja

setelah cuti melahirkannya selesai. Padahal istilah harus

kembali bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan

ASI secara eksklusif. Bagi ibu – ibu yang bekerja, ASI

bisa diperah setiap 3 sampai 4 jam sekali untuk disimpan

dalam lemari pendingin.

c) Kesehatan ibu

Kondisi kesehatan ibu mempunyai pengaruh yang

sangat penting dalam keberlangsungan proses

menyusui. Ibu yang mempunyai penyakit menular

(misalnya HIV/AIDS, TBC, Hepatitis B) atau penyakit

pada payudara (misalnya kanker payudara, kelainan

puting susu) sehingga tidak boleh ataupun tidak bisa

menyusui bayinya.

Page 31: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

3) Faktor pendorong (reinforcing factors)

a) Dukungan keluarga

Dukungan dari lingkungan keluarga termasuk

suami, orang tua, saudara lainnya sangat menentukan

keberhasilan menyusui. Karena pengaruh keluarga

berdampak pada kondisi emosi ibu sehingga secara tidak

langsung mempengaruhi produksi ASI. Seorang ibu yang

mendapatkan dukungan dari suami dan anggota

keluarga lainnya akan meningkatkan pemberian ASI

pada bayinya.

b) Dukugan petugas kesehatan

Petugas kesehatan yang profesional bisa menjadi

faktor pendukung ibu dalam memberikan ASI. Dukungan

tenaga kesehatan kaitannya dengan nasehat kepada ibu

untuk memberikan ASI kepada bayinya menentukan

keberlanjutan ibu dalam pemberian ASI (Haryono Rudi

dan Sulis Setianingsih, 2014).

e. Manfaat ASI

1) Manfaat ASI bagi bayi

a) Aspek Gizi

Manfaat kolostrum dari aspek gizi adalah :

(1) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA

untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi

Page 32: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

terutama diare. Jumlah kolustrum yang diproduksi

bervariasi tergantung dari hispan bayi pada sehari –

hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit tetapi cukup

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu

kolostrum harus diberikan pada bayi. Kolostrum

mengandung protein, vitamin A yang tinggi,

mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga

sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari – hari

pertama kelahiran.

(2) Membantu mengeluarkan mekonium (feses bayi).

b) Aspek Imunologi (Kekebalan Tubuh)

(1) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas

kontaminasi. Immunoglobin A (IgA) dalam ASI

kadarnya tinggi yang dapat melumpuhkan bakteri

pathogen E.Coli dan berbagai virus di saluran

pencernaan.

(2) Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan

komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di

saluran pencernaan.

(3) Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri

E. Coli, salmonella dan virus. Jumlah lysosim dalam

ASI 300 kali lebih banyak dari pada susu sapi.

Page 33: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

(4) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama

lebih dari 1.000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu

Bronchus Asociated Lympocite Tisue (BALT) antibodi

pernafasan, dan Gut Lympocite Tisue (GALT) antibodi

saluran pernafasan, Mammary Lympocite Tisue

(MALT) antibodi jaringan payudara ibu.

(5) Faktor Bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung

nitrogen untuk menunjang petumbuhan bakteri

Lactobacillus Bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman

flora usus bayi dan berguna untuk menghambat

pertumbuhan bakteri yang merugikan.

c) Aspek Psikologi

Interaksi antara ibu dan bayi dapat membantu

pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi.

Pengaruh kontak langsung ibu – bayi ikatan kasih sayang

ibu – bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti

sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa

aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan

tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah

dikenal sejak bayi masih di dalam rahim.

d) Aspek Kecerdasan

Interaksi antara ibu – bayi dan kandungan gizi

dalam ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan

Page 34: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

sistem saraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan

bayi. ASI mengandung berbagai zat gizi yang bisa

meningkatkan kecerdasan bayi, seperti asam lemak

esensial, protein, vitamin B kompleks, yodium, zat besi,

dan seng.

e) Aspek Neurologis

Dengan menghisap payudara, koordinasi saraf

menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi

dapat lebih sempurna. ASI mengandung vitamin dan

mineral yang lengkap. Meski kadar mineral ASI yang

relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6

bulan. Hampir semua vitamin dan mineral dalam ASI

akan diserap oleh tubuh bayi. Zat makanan yang tidak

terserap akan memperberat kerja usus bayi, menganggu

keseimbangan (ekologi) dalam usus bayi, dan

meningkatkan pertumbuhan bakteri yang jahat. Satu hal

yang menyebabkan ASI efisien adalah jumlah zat – zat

ini akan berubah secara otomatis sesuai dengan

kebutuhan pertumbuhan bayi saat ini (Haryono Rudi dan

Sulis Setianingsih, 2014).

Page 35: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

2) Manfaat ASI bagi ibu

a) Mengurangi terjadinya perdarahan dan anemia

Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan

maka kemungkinan terjadinya pendarahan setelah

melahirkan akan berkurang karena pada ibu menyusui

terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga

untuk kontraksi/penutupan pembuluh darah sehingga

perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini pun akan

mengurangi kemungkinan terjadinya anemia karena

kekurangan zat besi.

b) Menunda kehamilan

Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang

aman, murah dan cukup berhasil. Selama ibu memberi

ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada

6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan

hamil sampa bayi berusia 12 bulan.

c) Mengecilkan rahim

Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat

akan membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.

Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibanding pada

ibu yang tidak menyusui.

Page 36: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

d) Lebih cepat langsing kembali

Oleh karena menyusui memerlukan energi maka

tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun

selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang

menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan

sebelum hamil.

e) Mengurangi risiko terkena kanker

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya

kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita

dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2

tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara

akan berkurang sampai sekitar 25%. Penelitian lain juga

menemukan bahwa risiko terkena kanker ovarium pada

ibu yang menyusui berkurang sampai 25%.

f) Lebih ekonomis atau murah

Dengan memberikan ASI berarti menghemat

pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan

menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu

formula. ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat

bayi, misalnya biaya jasa dokter dan biaya perawatan di

rumah sakit.

Page 37: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

g) Tidak merepotkan dan menghemat waktu

Dapat diberikan pada bayi tanpa harus

menyiapkan atau memasak air, tanpa harus mencuci

botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas.

Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama

pada malam hari, apalagi kalau persediaan susu habis

pada malam hari.

h) Portable dan praktis

Mudah dibawah kemana – mana (portable)

sehingga saat berpergian tidak perlu membawa berbagai

alat untuk minum susu formula. ASI dapat diberikan

dimana saja dalam keadaan siap minum, serta selalu

dalam suhu yang tepat.

i) Memberikan kepuasan bagi ibu

Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan

merasakan kepuasan, kebanggan, dan kebahagiaan

yang mendalam (Haryono Rudi dan Sulis Setianingsih,

2014).

f. Komposisi ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktose, dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah

kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi.

Page 38: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Beberapa hal berikut adalah pengetahuan mengenai ASI dan

komposisi gizi yang ada didalamya.

1) ASI

a) ASI berbeda dengan susu sapi.

Komposisi cairan tersebut mempunyai

keseimbangan biokimia yang sangat tepat untuk

pertumbuhan bayi, sehingga tidak mungkin ditiru oleh

buatan manusia.

b) ASI berbeda dari satu ibu ke ibu lain.

Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu

karena konsep kerja ASI adalah berdasar stadium laktasi.

2) Komposisi ASI

a) ASI kolustrum, yaitu ASI yang dihasilkan padahari ke 1 –

3, berwarna kekuningan dan agak kental, bentuk agak

kasar karena mengandung butiran lemak dan sel epitel.

Manfaat kolustrum adalah sebagai berikut.

(1) Sebagai pembersih selaput usus Bayi Baru Lahir

(BBL), sehingga saluran pencernaan siap untuk

menerima makanan.

(2) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama

gamma globulin sehingga dapat memberikan

perlindungan tubuh terhadap infeksi.

Page 39: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

(3) Mengandung zat antibodi sehingga mampu

melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi

untuk jangka waktu sampai 6 bulan.

b) ASI peralihan, yaitu ASI yang dihasilkan mulai hari ke – 4

sampai hari ke – 10

c) ASI mature, yaitu dihasilkan mulai hari ke – 10 sampai

seterusnya.

Berikut ini perbedaan kadar gizi yang dihasilkan kolostrum,

ASI transisi, dan ASI mature (Sutanto Andina Vita, 2018).

Tabel 2.1 Perbedaan Komposisi Kandungan ASI

Kandungan Kolostrum Transisi ASI Mature

Energi (kg kla)

Laktosa (gr/100 ml)

Lemak (gr/100 ml)

Protein (gr/100 ml)

Mineral (gr/100 ml)

Imunoglobin :

Ig A (mg/100 ml)

Ig G (mg/100 ml)

Ig M (mg/100 ml)

Lisosim (mg/100 ml)

Laktoferin

57,0

6,5

2,9

1,195

0,3

335,9

5,9

17,1

14,2 – 16,4

420 - 520

63,0

6,7

3,6

0,965

0,3

-

-

-

-

-

65,0

7,0

3,8

1,324

0,2

119,6

2,9

2,9

24,3 – 27,5

250 – 270

Page 40: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Tabel 2.2 Perbedaan Komposisi ASI, Susu Sapi dan Susu Formula

Komposisi/ 100 ml ASI matur Susu Sapi Susu Formula

Kalori

Protein

Laktabumin (%)

Kasein (%)

Air (ml)

Lemak (gr)

Karbohidrat

Ash (gr)

75

1,2

80

20

87,1

4,5

7,1

0,21

69

3,5

18

82

87,3

3,5

4,9

0,72

67

1,5

60

40

90

3,8

6,9

0,34

Tabel 2.3 Kandungan Komposisi dalam 100 ml ASI, Susu Sapi,dan

Susu Formula

Vitamin ASI Susu Sapi Susu Formula

A (iu)

C (mg)

D (iu)

E (iu)

Thiamin (mg)

Riboflamin (mg)

Niacin (mg)

Ph

Bacteria iontent

182

5

2,2

0,08

0,01

0,04

0,2

Alkaline

Sterile

140

1

42

0,04

0,04

0,03

0,17

Acid

Nonsterile

210

5,3

42

0,04

0,04

0,06

0,7

Acid

Sterile

Sumber : Andina Vita Susanto, 2018

Mineral ASI Susu Sapi Susu Formula

Na

K

Ca

P

Mg

Fe

Zn

16

53

33

14

4

0,05

0,15

50

144

128

93

13

Trace

0,04

21

69

46

32

5,3

1,3

0,42

Page 41: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

g. Tata Cara Menyusui Yang Tepat

Sebagaimana kegiatan – kegiatan profesional yang

memiliki teknik dalam pengerjaannya, menyusuipun juga

memiliki teknik yang harus diterapkan. Menyusui ibarat sebuah

seni bagi kehidupan ibu menyusui. Butuh teknik dan irama serta

tidak bisa dikerjakan ala kadarnya, akan tetapi setelah ibu

memahami basicnya, ibu akan dengan sangat mudah

menyusui.

Kunci dari menyusui sebenarnya ada pada posisi bayi

yang benar dalam menyusui yang akan mempengaruhi

pelekatan mulut bayi yang benar. Dimana hal itu harus

didapatkan ibu ketika pasca bersalin dari tenaga kesehatan

yang ikhlas memberikan informasi dan pengajaran secara

langsung kepada ibu menyusui. Di sanalah pentingnya

kerjasama antara pihak seperti ibu menyusui yang butuh

informasi dan tenaga kesehatan yang sabar dan ikhlas

memberikan bantuan kepada ibu menyusui.

Posisi dan fiksasi yang benar saat menyusu akan

membuat ASI mengalir banyak tanpa harus banyak ASI yang

keluar dari mulut bayi dan terbuang percuma, hasilnya dapat

meningkatkan produksi ASI sesuai kebutuhan bayi (Andina Vita

Sutanto, 2018).

Page 42: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

1) Teknik menyusui yang benar

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan

ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi

dengan benar.

Sebelum menyusui, ASI dikelurkan sedikit kemudian

dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini

mempunyai manfat sebagai desinfektan dan menjaga

kelambaban puting susu.

a) Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.

b) Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik

menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak

tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran

kursi.

c) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak

pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan

bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.

d) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan

yang satu di depan.

e) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi

menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala

bayi)

f) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

g) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang.

Page 43: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

h) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan 4 jari

yang lain menopang di bawah. Jangan menekan puting

susu atau areolanya saja.

i) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting

refleks) dengan cara :

Menyentuh pipi dengan puting susu, atau

menyentuh sisi mulut bayi. Setelah bayi membuka mulut,

dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu

dengan puting dan areola dimasukkan kemulut bayi.

Usahakan sebagian areola dapat masuk ke dalam mulut

bayi, sehigga puting susu berada di bawah langit – langit

dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat

penampungan ASI yang terletak di bawah areola.

Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu

dipegang atau disangga lagi.

j) Ketika bayi sudah merasa kenyang, cara melepas isapan

bayi yaitu jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi

melalui sudut mulut, atau dagu bayi ditekan ke bawah.

Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum

terkosongkan (yang dihisap terakhir). Setelah selesai

menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada

puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering sendiri

(Haryono Rudi dan Sulis Setianingsih, 2014).

Page 44: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

2) Tanda bayi menyusu dengan posisi dan perlekatan yang

benar

a) Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu (perut

bayi menempel pada perut ibu).

b) Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara.

c) Areola tidak akan bisa terlihat jelas.

d) Dapat dilihat hisapan lamban dan dalam serta menelan.

e) Bayi terlihat senang dan tenang.

f) Ibu tidak merasakan nyeri pada puting (Sutanto Andina

Vita, 2018).

3) Macam – macam posisi menyusui

a) Posisi menyusui sambil bediri yang benar

b) Posisi menyusui sambil duduk yang benar

c) Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

d) Posisi menyusui bayi baru lahir sambil tiduran yang benar

e) Posisi menyusui bayi bila ASI penuh

Pada ASI yang memancar (penuh), bayi

ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit

menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak

tersendak.

f) Posisi menyusui pada bayi kembar

Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara

seperti memegang bola bila disusui bersamaan, di

Page 45: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

payudara kiri dan kanan (Haryono Rudi dan Sulis

Setianingsih, 2014).

4) Durasi dan frekuensi menyusui

Sebaiknya bayi disusui secara secara nir – jadwal (on

demand), karena bayi akan menentukan sendiri

kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi

menangis bukan karena sebab lain (kencing,

kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu

sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat

dapat mengosongkan 1 payudara sekitar 5 sampai 7 menit

dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waku 2

jam. Pada awalnya bayi akan menyusui dengan jadwal yang

tak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1- 2

minggu kemudian.

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik,

karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan

produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui nir – jadwal,

sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah

menyusui. Ibu yang bekerja di luar rumah dianjurkan agar

lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering

disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI

(Haryono Rudi dan Sulis Setianingsih, 2014).

Page 46: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

h. Masalah – Masalah Dalam Pemberian Asi

1) Puting susu datar atau terbenam

Untuk mengetahui apakah puting susu datar, cubitlah

areola di sisi puting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk,

puting susu yang normal akan menonjol, namun puting susu

yang datar tidak menonjol. Tidak selalu ibu dengan puting

susu yang datar mengalami kesulitan besar waktu menyusui.

Dengan pengalaman, banyak ibu yang tetap bisa

memberikan ASI kepada bayinya.

Bila dijumpai puting susu datar, dilakukan :

a) Usahakan puting menonjol keluar dengan cara menarik

dengan tangan (gerakan Hoffman), atau dengan

menggunakan pompa puting susu.

b) Jika tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui

dengan sedikit penekanan pada bagian areola dengan

jari sehingga membentuk “dot” ketika memasukkan

puting susu ke dalam mulut bayi. Bila terlau penuh ASI

dapat diperas dahulu dan diberikan dengan sendok atau

cangkir. Dengan demikian, diharapkan puting susu akan

sedikit demi sedikit keluar dan lentur.

Bila terjadi puting susu terbenam, puting akan tampak

masuk ke dalam areola sebagian atau seluruhnya. Kelainan

Page 47: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

ini seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak pada

saat kehamilan, sehingga dapat diusahakan perbaikannya.

Bila dijumpai puting susu yang terbenam, diusahakan

dengan cara :

a) Lakukan gerakan Hoffman, yaitu dengan meletakkan

kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah areola,

kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah

berlawanan (walaupun hasilnya kadang-kadang kurang

memuaskan).

b) Dapat menggunakan pompa puting susu atau jarum

suntik 10 ml yang telah dimodifikasi, setiap hari, untuk

mencoba mengisap supaya puting susu menonjol keluar.

Namun harus dihindari rasa bosan dan lelah sewaktu

mencoba mengeluarkan puting, karena rasa bosan dan

marah justru akan menyebabkan produksi ASI

berkurang. Karena itu harus dipertimbangkan benar,

berapa lama ibu mencoba dengan cara seperti itu.

2) Puting susu lecet

Puting susu lecet dapat disebabkan trauma pada

puting susu, selain itu dapat juga terjadi retak dan

pembentukan celah – celah. Retakan pada puting susu bisa

sembuh sendiri dalam waktu 48 jam. Bila dijumpai lecet atau

jenis trauma lain pada puting susu, dikerjakan :

Page 48: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

a) Kalau rasa nyeri dan luka lecet dan tidak terlalu berat, ibu

bisa terus menyusui bayi.

b) Puting susu diolesi ASI dan biarkan mengering dengan

sendirinya.

c) Jangan menggunakan BH terlalu ketat.

d) Apabila terdapat rasa nyeri hebat, atau luka makin besar,

puting susu yang sakit diistirahatkan sampai

memungkinkan untuk kembali menyusui bayi pada puting

susu yang sakit tersebut. Biasanya masa istirahat ini

tidak lama, sekitar 24 jam.

e) Selama puting susu bersangkutan diistirahatkan, ASI

dikeluarkan oleh ibu dengan tangan. Sebaiknya jangan

menggunakan pompa, karena menambah rasa nyeri dan

membuka luka tambah parah.

f) Lepaskan isapan bayi dengan cara yang baik, yaitu

dengan cara menekan dagu bayi atau memasukkan jari

kelingking yang bersih ke dalam mulut bayi.

3) Payudara bengkak

Kadang-kandang payudara terasa membengkak atau

penuh. Hal ini terjadi karena edema (pembengkakan) ringan

oleh pembunuh darah vena atau saluran limfe (getah bening)

akibat ASI yang menumpuk di dalam payudara. Kejadian ini

Page 49: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

jarang terjadi kalau pemberian ASI sesuai dengan kemauan

bayi.

Jika terdapat hal-hal seperti ini, dapat dilakukan:

a) Bayi disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak

b) Setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong

c) Gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman

d) Kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak

e) Rasa nyeri juga dapat dikurangi dengan obat analgesic

f) ASI dapat diperas sedikit dengan tangan, frekuensi

pengeluaran harus lebih sering

g) Dalam waktu 1-2 hari keluhan akan reda

4) Saluran susu tersumbat

Saluran susu tersumbat (obstructed duct) adalah

keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran

susu/duktus laktiferus yang dapat disebabkan oleh beberapa hal

misalnya tekanan jari pada payudara waktu menyusui,

pemakaian BH yang terlalu ketat, dan komplikasi payudara

bengkak yang berlanjut yang menyebabkan terjadinya

sumbatan. Pada ibu yang kurus, sumbatan ini tampak sebagai

benjolan yang teraba lunak.

Sumbatan saluran susu dapat dicegah dengan cara

melakukan:

a) Perawatan payudara pasca persalinan secara teratur

Page 50: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

b) Memakai BH yang menopang dan tidak terlalu ketat

c) Mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila setelah

menyusui payudara masih terasa penuh

d) Bila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air hangat

dan dingin, yaitu kompres hangat sebelum menyusui supaya

bayi lebih mudah menghisap puting susu, dan kompres

dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan

pembengkakan. Sumbatan saluran susu dapat berlanjut

menjadi mastitis, karena itu perlu dirawat dengan baik.

5) Mastitis dan abses payudara

Mastitis adalah peradangan payudara. Bagian yang

terkena menjadi merah, bengkak, nyeri, dan panas. Tempratur

badan ibu meninggi, kadang disertai menggigil. Kejadian ini

biasanya terjadi 1 – 3 minggu setelah melahirkan, akibatkan

lanjutan dari sumbatan saluran susu.

Bila mastitis berlanjut, dapat terjadi abses payudara. Ibu

tampak sakit lebih parah, payudara lebih merah dan mengkilat,

benjolan tidak lagi sekeras pada mastitis, tetapi mengandung

cairan nanah.

Cara mengatasi mastitis :

a) Dokter memberikan pegobatan antibiotika dan simptomatika

(sesuai gejala) terhadap nyeri.

b) Kompres hangat.

Page 51: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

c) Ibu cukup istrahat dan banyak minum.

d) Sebelum terbentuk abses,menyusui harus terus dilanjutkan,

dimulai dari bagian yang sakit. Jika sudah terjadi abses,

payudara sakit tidak boleh disusukan, mungkin perlu juga

tindakan bedah. Tapi payudara yang sehat harus tetap

digunakan menyusui, dengan perawatan dan kebersihan

yang sebaik mungkin.

Tindakan yang harus segera dilakukan pada abses

payudara adalah :

a) Merujuk ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi dan

drainase pus.

b) Pemberian antibiotik dosis tinggi serta simptomatik

analgesik/antipiretik.

c) Ibu harus cukup beristrahat.

d) Bayi dihentikan menyusui pada payudara yang sakit,

sementara pada payudara yang sehat diteruskan.

e) Ibu pasca section caesarea dengan anesthesia umum tidak

mungkin segera dapat menyusui bayinya, karena ibu belum

sadar akibat pembiusan. Bila keadaan ibu mulai

membaik/sadar, penyusunan dini dapat segera dimulai

dengan bantuan tenaga bidan atau perawat.

Page 52: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Posisi menyusui yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

a) Ibu dapat dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan

kepala yang ditopang bantal atau siku, sementara bayi

disusukan dengan kakinya kearah ibu.

b) Apabila ibu dapat duduk, bayi dapat ditidurkan di bantal di

atas pangkuan ibu dengan posisi kaki bayi mengarah

kebelakang ibu di bawah lengan ibu.

c) Dengan posisi memegang bola (football position) yaitu ibu

terlentang, bayi berada di ketiak ibu dengan kaki kearah atas

dan tangan ibu memegang kepala bayi.

6) Sindrom ASI kurang

Sindrom ASI kurang adalah keadaan dimana ibu merasa

bahwa ASI-nya kurang, dengan berbagai alasan yang menurut

ibu merupakan tanda tersebut, misalnya payudara kecil,

padahal ukuran payudara tidak menggambarkan kemampuan

ibu untuk memproduksi ASI. Sebesar apapun ukuran payudara

seorang wanita, tetap dianggap normal, kecuali jika ada

kelainan tertentu misalnya tumor. Ukuran payudara ideal sangat

dipengaruhi faktor lingkungan atau penilaian masyarakat

setempat.

ASI yang tampak berubah kekentalannya, misalnya lebih

encer, disangka telah berkurang, padahal kekentalan ASI bisa

saja berubah – ubah. Payudara tampak mengecil, lembek atau

Page 53: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

tidak penuh/merembes lagi, padahal ini suatu tanda bahwa

produksi ASI telah sesuai dengan keperluan bayi.

Jika keluhan – keluhan semacam ini, cobalah

mengadakan evaluasi dan pendekatan psikologis seperti

tersebut di atas, serta coba dievaluasi juga hal – hal berikut :

a) Ibu jangan merokok, karena merokok mengurangi produksi

ASI

b) Jika ibu menggunakan pil KB, cobalah berkonsultasi dengan

dokter atau bidan

c) Jangan menggunakan alat bantu puting susu, karena akan

membingungkan dan melelahkan bayi, serta mengurangi

produksi ASI

d) Teruskan menyusui dengan sabar dan sesering mungkin,

karena akan memperbanyak produksi ASI

e) Cobalah menyusui dengan payudara pertama kurang lebih

10 menit, kemudian payudara kedua selama kurang lebih 20

menit, karena saat awal bayi lebih kuat menyusu

f) Menyusui di mulai dari payudara yang terakhir disusukan

secara berganti – ganti

g) Jangan memberikan susu buatan, karena akan

membingungkan bayi

h) Ibu harus banyak beristirahat, labih banyak minum, dan

perhatikan kecukupan gizi makanan

Page 54: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

i) Ibu harus tenang, santai, jangan tegang/stress, karena

ketegangan dan kecemasan akan mengurangi produksi ASI,

ibu harus menyusui dalam suasana yang nyaman.

7) Bingung puting

Bingung puting (nipple confusion) adalah suatu keadaan

yang terjadi karena bayi mendapat susu formula ataupun ASI

dalam botol dan bergantian dengan menyusu pada puting ibu.

Peristiwa ini terjadi karena proses menyusu pada puting ibu

berbeda dengan menyusu pada botol. Menyusu pada puting

memerlukan kerja otot – otot pipi, gusi, langit – langit dan lidah,

sebaliknya menyusu pada botol akan membuat bayi pasif

menerima susu karena dot sudah berlubang di ujungnya.

Tanda – tanda bayi bingung puting adalah bayi mengisap

puting seperti mengisap dot, lemah, terputus – putus, dan

sebentar, atau dapat juga bayi menolak menyusu.

Untuk menghindari bayi bingung puting, maka jangan

menggunakan susu formula tanpa indikasi yang sangat kuat.

Kalau terpaksa harus memberikan susu formula, berikan

dengan sendok atau pipet, jangan sekali – kali menggunakan

botol atau kempengan.

8) Bayi sering menangis

Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan dunia

di sekitarnya. Karena itu bila bayi sering menangis, perlu dicari

Page 55: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

sebabnya. Yaitu dengan cara memperhatikan mengapa bayi

menangis, apakah karena laktasi belum berjalan dengan baik,

atau karena sebab lain seperti ngompol, sakit, merasa jemu,

ingin digendong atau disayang ibu. Keadaan – keadaan itu

merupakan hal yang biasa, ibu tidak perlu cemas, karena

kecemasan ibu dapat mengganggu proses laktasi karena

produksi ASI bekurang. Cobalah mengatasi dengan memeriksa

pakaian bayi, mungkin perlu diganti karena basah, cobalah

mengganti posisi bayi menjadi tengkurap, atau bayi digendong

dan dibelai. Mungkin bayi belum puas menyusu karena posisi

bayi tidak benar waktu menyusu, akibatnya ASI tidak keluar

dengan baik.

9) Ibu sakit

Pada umumnya ibu sakit bukanlah alasan untuk

menghentikan menyusui, karena bayi telah di hadapkan pada

penyakit ibu sebelum gejala timbul dan dirasakan oleh ibu.

Selain itu, ASI justru akan melindungi bayi dari penyakit.

10) Ibu menderita penyakit Hepatitis (HBsAg+) atau AIDS (HIV+)

Ibu yang menderita hepatitis atau AIDS tidak

diperkenankan menyusui bayinya, karena dapat menularkan

virus kepada bayinya melalui ASI. AIDS pada anak muncul

bersama-sama seperti AIDS pada orang dewasa. Pada orang

dewasa, penularan HIV umumnya melalui 3 cara, yaitu

Page 56: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

hubungan seksual dengan penderita, penularan parenteral

seperti transfuse darah, jarum suntik yang dipakai bersama

dengan penderita, serta perinatal dari ibu yang menderita

kepada bayinya.

11) Bayi kembar

Ibu dari bayi kembar harus diyakinkan bahwa ia akan

sanggup menyusui bayi-bayinya. Mula-mula ibu dapat menyusui

seorang demi seorang, tetapi sebenarnya ibu dapat menyusui

sekaligus berdua. Salah satu posisi yang mudah untuk

menyusui ialah dengan posisi memegang bola (football

position) meskipun football position merupakan cara yang baik,

ibu sebaiknya mencoba posisi lain secara berganti-ganti.

Susuilah bayi secara lebih sering, selama waktu yang diinginkan

masing-masing.

12) Bayi premature dan bayi berat lahir rendah

Bayi berat lahir rendah dan premature mempunyai masalah

menyusui karena reflex mengisapnya masih lemah, karena itu

menyusuilah lebih sering, meski waktu menyusuinya tidak lama.

Mula-mula sentulah langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih

untuk merangsang mengisap.

13) Bayi bibir sumbing

Pendapat yang mengatakan bahwa bayi sumbing tidak

dapat menyusu tidaklah benar. Bila mana bayi mengalami

Page 57: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

sumbing pada palatummolle (langit-langit lunak mulut), bayi

dapat menyusu tampak kesulitan dengan posisi khusus.

Demikian pula bila bayi menderita sumbing pada bibir. Keadaan

yang sulit adalah bila sumbing terjadi pada bibir, langit – langit

keras dan lunak (palatum durum dan palatummolle) sehingga

bayi sulit menyusu dengan baik.

Posisi menyusui yang dianjurkan pada bayi sumbingadalah:

a) Posisi bayi duduk

b) Pegang puting susu dan areola selagi menyusui, untuk

membantu bayi mendapat ASI yang cukup

c) Ibu jari dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir

bayi

d) Bila bayi menderita sumbing pada bibir dan langt - langit

(labio palatoskisis), ASI dikeluarkan dengan manual/pompa,

kemudian diberikan dengan sendok/pipet, atau botol dengan

dot yang panjang sehingga ASI dapat masuk dengan

sempurna. Dengan cara ini akan belajar mengisap dan

menelah ASI, menyesuaikan dengan irama pernapasan.

14) Bayi sakit

Bayi yang sakit mungkin tidak diperbolehkan

mendapatkan makanan per oral (melalui mulut) dengan indikasi

khusus, tetapi pada umumnya bayi masih diperbolehkan

mendapatkan ASI. Dengan demikian, ASI harus tetap diberikan,

Page 58: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

bahkan pada penyakit tertentu seperti diare, pemberian ASI

justru penting.

Bayi yang mendapat ASI jarang menderita mencret. Bayi

normal buang air besar 6 kali sehari, lembek, hal itu bukanlah

mencret. Tidak ada alasan sama sekali untuk menghentikan ASI

karena telah terbukti bahwa ASI tidak merugikan bagi bayi yang

mencret memerlukan cairan rehidrasi yang cukup. Telah

dibuktikan, bahwa ASI dapat diterima dengan baik oleh anak

yang muntah dan mencret.

Selain diare, bayi sering menderita muntah. Muntah pada

bayi dapat disebabkan berbagai hal. Tatalaksana khusus

tergantung pada latar belakang penyebabnya. Menyusui

bukanlah kontraindikasi untuk anak muntah, dan anak dengan

muntah dapat menerima ASI dengan baik. Susuilah bayi dalam

posisi duduk, sedikit – sedikit tetapi lebih sering. Buat bayi

bersendawa seperti biasanya, tetapi jangan menggoyang –

goyang badan bayi, karena dapat merangsang muntah kembali.

15) Bayi kuning / ikterik /ikterus

Ikterus adalah menifestasi hyperbilirubinemia (kelebihan

bilirubin) yang bisa dilihat, yaitu pada kulit dan sklera (putih bola

mata). Pada orang dewasa ikterus terjadi bila kadar bilirubin

serum mencapai 2 mg/dl atau lebih, semetara pada bayi baru

Page 59: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

lahir ikterus jarang timbul sebelum kadar bilirubin serum

mencapai 7 mg/dl.

Ibu disarankan untuk menyusui lebih sering tanpa

memikirkan suplementasi atau penghetian laktasi. Disarankan

juga untuk menjemur bayi dibawah sinar matahari pagi sekitar

pukul 7 hingga 8 pagi. Caranya lepas semua pakaian bayi

kecuali popok, jemur tubuh bayi dengan posisi telentang selama

15 menit kemudian tengkurap selama 15 menit juga.Yang

terpenting adalah perbanyak pemberian ASI (Haryono Rudi dan

Sulis Setianingsih, 2014).

2. Konsep Berat Badan Bayi

a. Pengertian

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang

terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir

(neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosis bayi

normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir

dibawah 2500 gram. Pada masa bayi – balita, berat badan

dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik

maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti

dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. Di samping itu

pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar

perhitungan dosis obat dan makanan. (Pongki Jaya, 2014)

Page 60: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu

lahir akan kembali pada hari ke – 10. Berat badan menjadi 2

kali berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3

kali berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali

berat badan lahir pada umur 2 tahun (Armini Ni Wayan, 2017).

Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai

perhitungan antara lain :

1) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan

dalam waktu singkat karena perubahan – perubahan

konsumsi makanan dan kesehatan.

2) Memberikan gambaran status gizi sekarang dan gambaran

tentang petumbuhan.

3) Merupakan ukuran antopometri yang sudah dipakai secara

umum dan luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal

baru memerlukan penjelasan secara meluas.

4) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh

keterampilan pengukur.

5) Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk

penilaian gizi, berat badan dan tinggi badan sudah

dibuktikan dimana – mana sebagai indeks yang tidak

tergantung pada umur (Pongki Jaya, 2014).

Page 61: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

b. Alat mengukur berat badan

1) Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang.

Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi

beberapa persyaratan

a) Mudah digunakan dan dibawah dari satu tempatt ke

tempat yang lain.

b) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.

c) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg

d) Skalanya mudah dibaca

2) Cukup aman untuk menimbang bayi dan anak balita.

a) Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudiann

dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam

penimbangan bayi, anak balita adalah dacin :

b) Dacin sudah dikenal umum sampai dipelosok pedesaan.

c) Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.

d) Ketelitian dan ketetapan cukup baik.

e) Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan

maksimun 25kg.

f) Jenis timbangan lain yang digunakan adalah detecto

scale, timbangan bayi manual, timbangan bayi digital.

g) Alat lain yang diperlukan dalah kantong celana

timbangan atau kain sarun, kotak atau keranjang yang

tidak membahayakan anak terjatuh pada waktu

Page 62: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

ditimbang. Diperlukan pula tali atau sejenisnya yang

cukup kuat untuk menggantungkan dacin.

c. Cara menimbang berat badan bayi dengan dacin

1) Memeriksa dacin dengan seksama, masih dalam kondisi

baik atau tidak. Dacin yang baik adalah apabila bandul geser

berada pada posisi skala 0,0 kg, jarum penunjuk berada

pada posisi seimbang. Setelah alat timbang lainnya (celana

atau sarung timbang) dipasang pada dacin, lakukan

peneraan yaitu cara menambah beban pada ujung tangkai

dacin, misalnya plastik berisi pasir.

2) Petunjuk bagaimana cara menimbang balita dengan

menggunakan dacin. Langkah-langkah tersebut dikenal

dengan penimbangan, yaitu :

a) Menggantungkan dacin pada : Dahan pohon, palang

rumah, atau penyangga kaki tiga

b) Memeriksa apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik

batang dacin ke bawah kuat-kuat.

c) Letakkan bandul geser pada angka 0 (nol) sebelum

dipakai. Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman

d) Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung

timbang yang kosong pada dacin. Ingat bandul geser

pada angka 0 (nol)

Page 63: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

e) Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana

timbang, sarung timbang atau kotak timbangan dengan

cara memasukkan pasir ke dalam kantong plastik.

f) Anak atau bayi ditimbang, dan seimbangkan dacin. Saat

ditimbang, pakaian dibuat seminim mungkin, sepatu,

baju/pakaian yang cukup tebal harus ditanggalkan

kantong celana timbang tidak dapat digunakan.

g) Geser bandul sampai tercapai keadaan seimbang, kedua

ujung jarum terdapat pada satu titik.

h) Tentukan berat badan anak atau bayi, dengan membaca

angka di ujung bandul geser.

i) Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik kertas.

Catat berat badan dengan teliti sampai satu angka

desimal,misalnya 7,5 kg

j) Geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin

dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat

diturunkan.

d. Cara menimbang berat badan bayi dengan timbangan bayi

digital.

1) Periksalah timbangan bayi dengan seksama, apakah dalam

kondisi baik atau tidak.

2) Letakkan timbangan pada alas yang rata dan kuat.

Page 64: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

3) Beri alas tipis yang bersih, misalnya selimut tipis atau tisu

lebar.

4) Pastikan bahwa angka yang tertera berada pada angka nol

(0).

5) Sebelum ditimbang, lepaskan alas kaki, baju dan topi bayi.

Bayi sebaiknya ditimbang tanpa pakaian.

6) Pengukur berdiri di depan skala timbangan

7) Bayi ditidurkan pada timbangan.

8) Ketika menimbang, tangan petugas diletakkan diatas tubuh

bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat

ditimbang.

9) Tentukan hasil berat badan bayi sesuai dengan angka yang

tertera pada timbangan, kemudian catat hasil

pengukurannya.

e. Pertambahan Berat Badan Bayi

Kurva pertumbuhan berat badan bayi memuaskan yaitu

menunjukan kenaikan berat badan bayi selama triwulan I

kenaikan berat badan 150 – 250 gram/minggu. Selama triwulan

ke – 2 kenaikan berat badan bayi 500 – 600 gram/bulan (Pongki

Jaya, 2014).

Page 65: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Tabel 2.4 Berat badan normal berdasarkan umur dan jenis kelamin.

Umur Berat Badan Laki - Laki Berat Badan Perempuan

0 2500 gram 2500 gram

1 3500 gram 3500 gram

2 4200 gram 4000 gram

3 5200 gram 5000 gram

4 6200 gram 6000 gram

5 7200 gram 7000 gram

6 8200 gram 8000 gram

7 9200 gram 8400 gram

8 9400 gram 8600 gram

9 9600 gram 8800 gram

10 9800 gram 9000 gram

11 10 kg 9200 gram

12 10,2 kg 9500 gram

Sumber : Pongki Jaya, 2014.

f. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menimbang berat

badan bayi.

1) Pemeriksaan alat timbang

Alat timbang harus diperiksa secara seksama, apakah

masih dalam kondisi baik atau tidak sebelum digunakan.

2) Anak atau bayi yang ditimbang

Anak atau bayi yang akan ditimbang sebaiknya

memakai pakaian seminim mungkin dan seringan mungkin.

Sepatu, baju dan topi sebaiknya dilepaskan.

3) Keamanan

Faktor keamanan penimbangan sangat perlu

diperhatikan. Segala sesuatu menyangkut keamanan harus

diperhatikan termasuk lantai dimana di lakukan

penimbangan. Lantai tidak boleh terlalu licin, berkerikil atau

Page 66: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

bertangga. Hal itu dapat mempengaruhi keamanan, baik

yang ditimbang, maupun petugas.

4) Pengetahuan dasar petugas

Cara memperlancar proses penimbangan, petugas

dianjurkan untuk mengetahui berat badan secara umum

pada umur-umur tertentu (Suryani Eko dan Atik Badi’ah,

2017).

3. Konsep Dasar Pengaruh Teknik Menyusui Yang Benar

Segera setelah lahir atau satu jam setelah proses persalinan

mulai kenalkan bayi terhadap ASI dan ajarkanlah bayi untuk

mengenal puting susu ibunya. Pemberian satu jam setelah

persalinan akan berpengaruh pada proses menyusui selanjutnya.

Produksi ASI juga dipengarui oleh isapan bayi, yang

nantinya mempengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin untuk

memproduksi ASI. Hisapan yang adekuat akan mempercepat

volume ASI yang keluar, volume ASI yang keluar akan

mempercepat proses pengosongan payudara yang akhirnya akan

mempecepat proses produksi ASI. Kalaupun ASI tidak keluar itu

karena teknik menyusui yang tidak benar. Karena itu seorang bayi

harus diajari menyusui dengan cara memasukkan seluruh areola

payudara ke dalam mulut bayi. Jika bayi hanya menghisap puting

susu saja ASI yang keluar hanya sedikit. ASI banyak yang keluar

akan meningkatkan produksinya, sehingga kebutuhan bayi akan

Page 67: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

nutrisi tercukupi. Dengan teknik menyusui yang benar, bayi akan

tumbuh dengan baik dengan kriteria :

a. Setelah 2 minggu kelahiran berat badan tercapai kembali.

b. Bayi tidak mengalami dehidrasi (kulit lembab dan kenyal, turgor

kulit negatif)

c. Penurunan BB selama 2 minggu tidak melebihi 10% BB waktu

lahir (Sutanto Andina Vita, 2018).

d. Kenaikan berat badan bayi selama triwulan I kenaikan berat

badan 150 – 250 gram/minggu. Selama triwulan ke – 2

kenaikan berat badan bayi 500 – 600 gram/bulan (Pongki Jaya,

2014).

B. Landasan Teori

Air susu ibu susu (ASI) emulsi lemak dalam larutan protein

laktosa, dan garam – garam organik yang disekresi oleh kedua

kelenjar payudara ibu, yang berguna sebagai makanan utama bagi

bayi. Eksklusiif adalah terpisah dari yang lain, atau disebut khusus

(Dewi Katika Sari, 2017).

Menyusui merupakan proses yang kompleks. Dengan

mengetahui bagaimana payudara menghasilkan ASI akan membantu

para ibu mengerti proses menyusui sehingga dapat menyusui secara

eksklusif. ASI dipoduksi atas hasil kerja gabungan hormon dan refleks.

Ketika bayi mulai menyusu, akan terjadi dua refleks yang akan

menyebabkan ASI keluar. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan

Page 68: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

atau refleks prolaktin yang dirangsang oleh hormon prolaktin dan

refleks pengeluaran ASI atau disebut juga “let down” refleks (Haryono

Rudi dan Sulis Setianingsih, 2014).

Posisi dan fiksasi yang benar saat menyusu akan membuat ASI

mengalir banyak tanpa harus banyak ASI yang keluar dari mulut bayi

dan terbuang percuma, hasilnya dapat meningkatkan produksi ASI

sesuai kebutuhan bayi.

Berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju

pertumbuhan fisik maupun status gizi. Dengan teknik menyusui yang

benar, bayi akan tumbuh dengan baik dengan kriteria :Setelah 2

minggu kelahiran berat badan tercapai kembali,bayi tidak mengalami

dehidrasi (kulit lembab dan kenyal, turgor kulit negatif), dan penurunan

BB selama 2 minggu tidak melebihi 10% BB waktu lahir. Kenaikan

berat badan bayi selama triwulan I kenaikan berat badan 150 – 250

gram/minggu. Selama triwulan ke – 2 kenaikan berat badan bayi 500 –

600 gram/bulan.

Page 69: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

C. Kerangka Teori Teknik Menyusui Yang Benar

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI

Sumber : Haryono Rudi dan Sulis Setianingsih, 2014.

a. Status gizi ibu

b. Isapan Bayi

c. Frekuensi

Menyusui

d. Riwayat Penyakit

e. Faktor Psikologis

f. Berat Badan Lahir

g. Perawatan

Payudara

h. Jenis Persalinan

i. Umur Kehamilan

j. Konsumsi Rokok

k. Konsumsi Alkohol

l. Teknik Menyusui

Yang Benar

m. Rawat Gabung

n. Pil Kontrasepsi

Produksi ASI

Peningkatan Berat

Badan Bayi

Page 70: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

D. Kerangka Konsep

Keterangan

Variabel bebas : Teknik Menyusui Yang Benar

Variabel terikat : Peningkatan Berat Bedan

E. Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh teknik menyusui yang benar terhadap

peningkatan berat badan bayi umur 0 – 1 bulan.

Teknik Menyusui

yang Benar

Peningkatan Berat

Badan Bayi

Page 71: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen

tanpa kelompok control dengan pendekatan one group pre test - post

test design. Penelitian dilakukan sebanyak dua kali, yaitu observasi

sebelum eksperimen (01) disebut pre test, dan observasi sesudah

eskperimen (02) disebut post test dengan satu kelompok sampel. Pre

test dan post test dilakukan dengan menggunakan lembar observasi

(Notoadmojo, 2012).

Secara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut :

Pretest Perlakuan Posttest

01 X 02

Desain penelitian one group pre test – post test

Keterangan :

O1 :observasi pre test (berat badan awal)

X : perlakuan (teknik menyusui yang benar)

O2 : observasi post test (berat badan akhir)

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 30 Juni – 28 Juli

2018.

Page 72: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

2. Tempat penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di wilayah kerja RSUD

Bombana.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian atau

obyek yang akan diteliti (Abd Nasir, dkk, 2011). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pasien atau bayi umur 0 – 1 bulan dan

ibu yang di rawat gabung periode April – Mei 2018 adalah 33.

2. Sampel penelitian

Menurut Abd Nasir (2011), rumus sederhana yang digunakan

untuk menentukan besar sampel adalah rumus Slovin :

( )

Keterangan :

: besar sampel dalam penelitian

N : besar populasi dalam penelitian

d : 0,1 (derajat ketelitian)

Maka banyaknya sampel dalam penelitian

( )

( )

= 25

Jadi besar sampel pada penelitian ini adalah 25 responden.

Page 73: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

3. Tehnik sampling

Tehnik pengambilan sampel pada penilitian ini adalah

menggunakan teknik accidental sampling.

4. Kriteria sampel

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik responden umum

suatu subjek penelitian dari populasi target yang terjangkau

yang akan diteliti (Abd. Nasir, 2011).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Bayi yang berat lahir normal ≥ 2500

2) Ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0 – 1 bulan

3) Bayi dengan refleks isap yang baik

4) Ibu bersedia menjadi responden

b. Kriteria esklusi

Kriteria esklusi adalah karakteristik umum yang tidak

dimasukan dalam penelitian (Notoatmodjo, 2012). Kriteria

ekslusi dalam penelitian ini adala :

1) Bayi dengan berat badan lahir rendah.

2) Bayi kelainan atau patologis yang lain.

3) Ibu menyusui yang mempunyai kelainan pada payudara.

Page 74: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

D. Variable Penelitian

1. Variabel bebas (independen)

Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi variable

dependen. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah teknik

menyusui yang benar.

2. Varibel terikat (dependen)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini

variable terikatnya adalah peningkatan berat badan bayi baru lahir.

E. Definisi Operasional

1. Teknik menyusui yang benar dimaksud dalam penelitian ini adalah

aktivitas menyusui bayi yang mengacu pada 14 item tindakan

menyusui yang benar. Cara mengamati teknik menyusui yang

benar dengan skala ordinal (Dhames Vidia Angsuko. 2009).

Hasil ukur :

Benar : Jika skor 6 – 10

Salah : Jika skor 0 – 5

2. Berat badan adalah merupakan ukuran antropometri yang dapat

digunakan untuk melihat laju peningkatan berat badan setelah

diberikan tindakan teknik menyusui yang benar. Diukur dengan

timbangan bayi digital. Cara mengamati peningkatan berat badan

dengan skala nominal (Pongki Jaya, 2014).

Page 75: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Hasil ukur :

a. Normal : terjadi peningkatan berat badan pada bayi

b. Tidak normal : tidak terjadi peningkatan berat badan pada bayi.

F. Jenis Dan Sumber Data Penelitian

Jenis data adalah data primer yang diperoleh dari RSUD

Bombana.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

lembar observasi penelitian untuk mengobservasi teknik menyusui

yang benar dan peningkatan berat badan bayi. Pengukuran berat

badan dengan menggunakan timbangan bayi digital.

H. Pengolahan Dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Yaitu dengan cara memeriksa kelengkapan data setiap

responden sesuai dengan variable yang diteliti.

b. Koding

Yaitu memberikan kode kepada responden pada setiap

data responden yang dikumpulkan.

c. Scoring

Yaitu dengan cara memberikan skor pada setiap data

responden.

Page 76: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

d. Tabulasi

Yaitu data yang telah dikumpulkan dalam bentuk tabel

dan dianalisis dalam daftar statistik dengan menggunakan

kalkulator.

e. Entry

Kegiatan memasukan data kedalam program komputer

untuk selanjutnya dilakukan pengelompokan data atau analisis

data menggunakan uji statistik.

2. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan dalam penelitian dengan

melakukan analisis data yang meliputi persiapan, tabulasi dan

aplikasi data (Sastroasmoro Sudigdo dan Sofyan Ismael, 2011).

a. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap variable dari hasil

penelitian. Analisis ini menghasilkan distribusi dan persentasi

dari setiap variable yang diteliti.

Keterangan :

P = persentase

F = frekuensi yang sedang dicari presentasinya

N = jumlah sampel

Untuk variabel teknik menyusui yang benar, skor teknik

menyusui yang benar diperoleh dari observasi, skor 2 jika

dilakukan dengan sempurna, skor 1 jika dilakukan tetapi kurang

Page 77: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

sempurna dan skor 0 jika tidak dilakukan. Skor maksimal 28

dan skor minimal 0. Untuk mencari skala interval dengan

menggunakan rumus :

Skala Interval = {a (m - n)}/b

= {1 (28 - 0)}/10

= 28/10

= 2.8

Keterangan :

a = jumlah atribut

m = skor tertinggi yang mungkin terjadi

n = skor terendah yang mungkin terjadi

b = jumlah skor penilaian yang ingin dicapai

Skor yang didapatkan dibagi dengan skala interval,

kemudian hasilnya di masukan kedalam kriteria (Dhames Vidia

Angsuko, 2009).

b. Analisis bivariat dengan uji koefisien kontingensi

Analisis bivariat dilakuakan untuk melihat hubungan

variable bebas dan variabel terikat. Analisa data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan statistic

koefisien kontingensi dengan menggunakan system

komputerisasi statistical product and service solution (SPSS) 22

untuk menentukan nilai signifikansi (p) dengan tingkat

kepercayaan 95% (0,05).

Page 78: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

I. Etika Penelitian

Mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan

manusia. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah

sebagai berikut :

1. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum

penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk

menjadi responden.

Sebelum sampel penelitian menandatangani lembar

persetujuan penelitian, peneliti memberikan informasi kepada

sampel penelitian tentang tujuan dan sifat sukarela dalam

mengikuti penelitian ini.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data

tetapi dalam bentuk kode pada masing-masing lembar tersebut.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang

telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Page 79: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian telah dilakukan pada tanggal 30 Juni – 28 Juli 2018

pada bayi umur 0 – 1 bulan di wilayah kerja Rumah Sakit Umum

Daerah Bombana. Penelitian ini menggunakan one group pre-test

post-test desain. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

accidental sampling sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 25

orang. Dilakukan pre-test terlebih dahulu dengan penimbangan berat

badan bayi, setelah itu peneliti memberikan perlakuan teknik menyusui

yang benar kepada responden, dan setelah itu dilaksanakan post-test

atau penimbangan berat badan bayi kembali.

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bombana terletak di

Jalan Poros Poea. Lokasi ini berada ditengah ibu kota Kabupaten

Bombana dengan jalur akses menuju rumah sakit sangat banyak

sehingga memudahkan masyarakat menjangkau fasilitas

pelayanan kesehatan.

Wilayah rumah sakit dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara dengan jalan poros

b. Sebelah selatan dengan perumahan masyarakat

c. Sebelah barat dengan perumahan masyarakat

Page 80: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

d. Sebelah timur dengan perumahan masyarakat

2. Fasilitas Rumah Sakit

a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan

Tabel 4.1 Distribusi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan

No Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Poliklinik Umum Poliklinik Gigi dan mulut Poliklinik Bedah Poliklinik Anak Poliklinik Interna Poli Fisioterapi Pliklinik Obsterti dan Gynekologi Unit Gawat Darurat

Sumber : Data Sekunder Profil RS Bombana Tahun 2017

b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap

Tabel 4.2 Distribusi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap

No Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap

1. 2. 3. 4. 5.

Rawat Inap Khusus VIP dan Perawatan Interna Rawat Inap Khusus Penyakit Bedah ICU Rawat Inap Khusus Anak dan Obgyn Ruang Perinatologi

Sumber: Data Sekunder Profil RS Bombana Tahun 2017

c. Unit Penujang Medis

Tabel 4.3 distrubusi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Penunjang

No Unit Penunjang Medis

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Laboratorium Apotik Radiologi Fisioterapi Instalasi Gizi Bank Darah Sanitasi Lingkungan Kamar Mayat

Sumber: Data Sekunder Profil RS Bombana Tahun 2017

Page 81: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

d. Unit Penunjang Non Medis

Tabel 4.5 Distribusi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Penunjang Non Medis

No Distribusi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Penunjang Non Medis

1. 2. 3. 4.

Gizi/ Dapur IPS/RS Kamar Pemulusaran Jenazah Binatu/Laundry

Sumber: Data Sekunder Profil RS Bombana Tahun 2017

3. Ketenagaan

Ketenagaan atau tenaga yang didalamnya terdiri dari

berbagai Latar belakang pendidikan dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Ketenagaan rumah Sakit

KATEGORI JUMLAH TENAGA

PNS SUKARELA

A. MEDIS 1 0

1. Dokter Spesialis 1 0

a. dr. Sp. Obgyn 1 0

b. dr. Sp. Penyakit Dalam 1 0

c. dr. Sp. Anak 1 0

d. dr. Sp. Bedah 1 0

e. dr. Sp. Radiologi 1 0

f. dr. Sp. Anastesi 1 0

2. Dokter Umum 5 3

3. Dokter Gigi 3 0

B. KEPERAWATAN

1. Perawat

a. Sarjana Keperawatan 11 6

b. D.3 Keperawatan 84 86

2. Bidan

a. D 4 Bidan 3 0

b. D.3 Kebidanan 21 10

Page 82: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Tabel 4.5 Distribusi Ketenagaan rumah Sakit

C. FARMASI

1. Apoteker 5 3

2. S1 Farmasi/Farmakologi Kimia

2 8

3. D 3 Farmasi 1 1

D. Kesmas

1. SKM 12 3

2. Sanitarian 1 0

E. Gizi

1. S1-Gizi 1 0

2. Akademi/D3-Gizi 6 0

3. Juru Masak 0 8

F. Keterapian Fisik

1. Fisioterapis 3 0

G. Keteknikan Medis

1. Radiografer 8 0

2. Teknisi Elektromedis 1 0

3. Analysisi Kesehatan 4. Analysis Kimia

5 1

8 0

H. TENAGA NON PARAMEDIS

1. S1-Ekonomi 7 3

2. Sarjana Hukum 0 2

3. Sarjana Lainnya 1 1

4. Sarjana Muda Administrasi 0 1

5. D.3 Komputer 1 3 Sumber: Data Sekunder Profil RS Bombana Tahun 2017

4. Visi Dan Misi Rumah Sakit

Visi Rumah Sakit Kabupaten Bombana adalah menjadi

tempat pelayanan yang paling prima di bidang kesehatan di

Kabupaten Bombana dan sekitarnya.

Adapun Misi dari Rumah Sakit Kabupaten Bombana adalah

sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu,

profesional dan terjangkau semua lapisan masyarakat

Page 83: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

b. Menjadikan rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan

kesehatan di Kabupaten Bombana

c. Menyelenggarakan pembiayaan Rumah Sakit yang berbasis

kinerja, terbuka, efisien, dan efektif

d. Meningkatkan sumberdaya manusia dan kesejahteraan

karyawan guna menunjang kinerja aparatur

e. Menciptkan Lingkungan kinerja yang aman, nyaman, dan

kondusif guna mendukung proses penyembuhan pasien

f. Menjadikan Rumah Sakit sebagai Tempat pendidikan tenaga

keperawatan guna mencetak tenaga perawat yang mampu

bersaing di Tingkat global.

C. Hasil Penelitian

1. Analisi Univariat

a. Jenis Kelamin

Hasil penelitian karakteristik reponden berdasarkan jenis

kelamin bayi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Bayi

Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki – Laki 13 52

Perempuan 12 48

Jumlah 25 100

Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari 25 responden

penelitian yang diamati, jenis kelamin laki – laki sebanyak 13 bayi

(52%), dan perempuan sebanyak 12 bayi (12%).

Page 84: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

b. Paritas Ibu

Hasil penilitian karakteristik reponden berdasarkan paritas

ibu dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas Ibu

Paritas Ibu Frekuensi %

Primigravida 5 20

Multigravida 16 64

Grademulti 4 16

Jumlah 25 100

Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 25

responden penelitian yang diamati, primipara sebanyak 5 orang

(20%), multigravida sebanyak 16 orang (64%), dan grademulti

sebanyak 4 orang (16%).

c. Teknik Menyusui Yang Benar dengan Peningkatan Berat Badan

Bayi

Hasil penilitian karakteristik reponden berdasarkan teknik

menyusui yang benar terhadap peningkatan berat badan bayi dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Teknik Menyusui Yang Benar Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi

Teknik Menyusui

Yang Benar

Peningkatan BB Jumlah

Naik Tidak Naik

Benar 22 (88%) 1 (4%) 23 (92%)

Salah 0 (0%) 2 (8%) 2 (8%)

Jumlah 22 (88%) 3 (12%) 25 (100%)

Sumber : Data Primer, 2018

Page 85: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan data sebagian besar

responden yang teknik menyusui yang benar berat badan bayi naik

sebesar 22 orang, tidak naik sebanyak 1 orang. Sedangkan, teknik

menyusui yang tidak benar (salah) tidak terjadi peningkatan berat

badan sebanyak 2 orang.

2. Analisi Bivariat

Berdasarkan data yang dikumpulkan, dilakukan analisis

dengan uji Koefisien Kontingensi, kemudian data diolah dengan

SPSS versi 22. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh teknik menyusui yang benar terhadap

peningkatan berat badan bayi umur 0 – 1 bulan.

Dalam penelitian ini variabel bebas (independen) adalah

teknik menyusui yang benar dan variabel terikat (dependen) adalah

peningkatan berat badan bayi.

Berdasarkan hasil uji analisis pada menunjukkan bahwa

penelitian dari 25 responden diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar

0.000 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

teknik menyusui yang benar terhadap peningkatan berat badan

bayi umur 0 – 1 bulan.

Nilai Koefisien Korelasi/r = 0.624 artinya korelasi atau

hubungan antara teknik menyusui yang benar dengan peningkatan

berat badan kuat. Dan karena nilai r + maka hubungan yang terjadi

Page 86: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

berbanding lurus yakni semakin bagus teknik menyusui maka

peningkatan berat badan bayi semakin bagus.

D. Pembahasan

1. Teknik Menyusui yang Benar

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan data yang menerapkan

teknik menyusui yang benar sebanyak 23 (92%) responden,

sedangkan yang tidak menerapkan teknik menyusui yang benar

ada sebanyak 2 (8%) responden. Hal ini menunjukan bahwa

sebagian responden mempunyai teknik menyusui yang benar

dalam menyusui bayinya, agar mendapatkan hasil yang optimal

maka perlu diperhatikan posisi, cara, lama dan frekuensi ibu

menyusui. Posisi ibu harus benar yakni ibu dalam posisi duduk

dengan punggung lurus agar ibu nyaman. Perut bayi melekat pada

perut ibu, bayi dipegang dengan satu tangan, leher terletak disiku

dan bokong bayi ditelapak tangan ibu. Telinga dan lengan ibu

berada pada satu garis, kepala bayi menengadah, payudara

dipegang pada ibu jari di atas dan 4 jari yang lain dibawah, jangan

menekan puting susu atau areolanya saja. Bayi diberi rangsangan

untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara menyentuh pipi

dengan putting susu, atau menyentuh sisi mulut bayi, setelah bayi

membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara

ibu dengan putting dan areola dimasukkan kemulut bayi. Ketika

bayi sudah merasa kenyang, bayi disendawakan dengan menepuk

Page 87: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

punggungnya dengan perlahan. Ibu menyusui secara bergantian

dari payudara kanan payudara kekiri. menyusui kurang lebih 8 - 12

kali/hari (Haryono Rudi dan Sulis Setianingsih, 2014).

Observasi yang penulis lakukan kesalahan para responden

terletak pada posisi duduk yang tidak tegak, dan posisi bayi sat

menyusu sehingga ibu kurang nyaman dan cepat lelah pada saat

menyusui bayinya.

Setelah selesai menyusui bayi tidak disendawakan hal ini

dikarenakan ibu kurang memahami tujuan menyendawakan bayi

setelah menyusui, yakni untuk mengeluarkan udara dalam lambung

bayi agar tidak kembung dan muntah, bila bayi kembung kapasitas

lambung yang seharusnya untuk ASI akan berbagi dengan udara,

sehingga mengurangi volume ASI yang masuk untuk bayi. Bila bayi

muntah jumlah ASI yang seharusnya masuk dikeluarkan kembali

kedua hal tersebut menyebapkan jumlah nutrisi yang masuk

berkurang.

Ibu menyusui bayinya tidak bergantian dari payudara kiri

kekanan atau kanan kekiri (salah satu payudara saja) di sebabkan

ASI tidak keluar atau ibu lebih nyaman menyusui dengan salah

satu payudara saja, tujuan menyusui secara bergantian untuk

merangsang produksi ASI pada kedua payudara. Agar jumlah ASI

yang diproduksi kedua payudara sama sehingga mencukupi

Page 88: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

kebutuhan bayi. Menyusui secara bergantian juga berpengaruh

pada bentuk anatomi payudara bu.

Apabila ibu menyusui bayi dengan benar, ibu mendapatkan

kepuasan tersendiri saat menyusui bayinya. Karena saat menyusui

bayinya, ibu dapat memberikan kasih sayang dengan sepenuhnya

dengan mendekap dan mengusap bayinya dengan penuh

kelembutan. Usapan dengan dekapan ibu saat menyusui dapat

membangun konsep percaya diri dan dasar spiritual yang baik

kelak bila sang anak dewasa selain itu juga mendapatkan jadwal

sikap enggan menyusu yang ditunjukan oleh bayi dipengaruhi

kenyaman bayi saat menyusu sebelumnya. Bila bayi enggan

menyusu dikarenakan oleh bayi yang kurang nyaman, hal ini dapat

dipengaruhi oleh keadaan psikologis ibu karena apabila ibu berada

dalam psikologis yang baik dia akan memberikan dekapan dan

usapan yang tulus untuk bayinya.

2. Peningkatan berat badan bayi

Berdasarkan tabel 4.9 terdapat jumlah responden yang berat

badan meningkat sebesar 22 responden (88%) dan yang yang

tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 3 responden

(12%).

Berat badan bayi yang tidak sesuai dengan standar dapat

disebabkan karena teknik menyusui yang salah sehingga jumlah

asupan yang masuk tidak sesuai dengan kebutuhan bayi,

Page 89: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

kebanyakan bayi dalam dekapan ibu juga berpengaruh pada

proses bayi menyusu pada ibunya. Bila bayi nyaman bayi saat

dalam dekapan ibu maka iya akan merasa senang saat menyusu,

hal ini akan berpengaruh dalam kualitas hisapan bayi yang akan

berpengaruh pada proses produksi ASI dan jumlah ASI yang

masuk yang nantinya akan menentukan cukup atau tidak ASI

tersebut bagi kebutuhan dirinya. Keadaan emosi juga berpengaruh

pada keadaan dirinya, karena bila dalam keadaan yang kurang

stabil hal ini berakibat pada kondisi fisiknya yang dapat pula

mempengaruhi kondisi gizi ibu sehingga berakibat pada kualitas

ASI. Selain itu juga bermanfaat untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi dengan sentuhan dan pandangan kasih

sayang setiap hari akan meningkatkan kadar hormone penyerapan

dan kadar insulin. (Pongki Jaya, 2014)

3. Hubungan teknik menyusui dengan peningkatkan berat badan

Bedasarkan table 4.9 didapatkan sebagian besar atau

responden yang teknik menyusui benar dengan berat badan bayi

naik sebesar 22 responden (88%). Berdasarkan hasil uji analisis

pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa penelitian dari 25 responden

diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 (p < 0,05) yang

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknik menyusui yang

benar terhadap peningkatan berat badan bayi umur 0 – 1 bulan.

Page 90: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Nilai Koefisien Korelasi / r = 0.624 artinya korelasi atau ada

hubungan antara tehnik menyusui yang benar dan peningkatan

berat badan. Dan karena nilai r+ maka hubungan yang terjadi

berbanding lurus yakni semakin bagus tehnik menyusui maka

peningkatan berat badan bayi semakin bagus. Produksi ASI juga

dipengaruhi oleh isapan bayi, yang nantinya mempengaruhi

hormone prolaktin dan oxitocyn untuk memproduksi ASI. Hisapan

yang adekuat akan mempercepat volume ASI yang keluar, volume

ASI yang keluar akan mempercepat proses pengosongan

payudara yang akhirnya akan mempercepat proses produksi ASI.

Semakin sering bayi mengisap payudara ibunya maka akan

bertambah volume ASI yang berada dalam gudang

penyimpanannya, sehingga tak munking ASI yang diproduksi akan

berkurang. Kalau pun tak keluar itu dikarenakan teknik menyusui

yang tidak benar, karena itu seorang bayi harus diajari menyusui

seluruh areola payudara kedalam mulut bayi. Jika bayi hanya

mengisap putting susu saja ASI yang keluar hanya sedikit .

Banyaknya jumlah ASI yang dikeluarkan oleh payudara ibu

berpengaruh pada produksi ASI selanjutnya. Hal ini dipengaruhi

oleh teknik menyusui yang benar. Hal ini juga disarankan oleh

responden yang menyusui bayinya dengan benar, saat mereka

menyusui bayinya hanya dibutukan waktu kurang lebih 10 menit

pada salah satu payudara. dan mereka juga mengatakan bahwa

Page 91: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

jumlah ASI yang dikeluarkan sangat banyak, jadi saat bayi sudah

kenyang dan selesai menyusu ASI tetap keluar.

Pada bayi yang disendawakan setelah selesai menyusu

jumlah ASI yang masuk tidak akan berkurang karna bayi kembung.

Sehingga jumlah ASI yang masuk sesuai dengan kebutuhan bayi

akan berpengaruh pada berat badan bayi.

Demi meningkatkan pembangunan sumber daya manusia

yang berkualitas hendaknya tenaga kesehatan beserta kader

kesehatan dapat melakukan langkah untuk melaksanakan

penyuluhan tentang teknik menyusui yang benar dan manfaat

pemberian ASI, sehingga dapat mencapai berat badan bayi sesuai

dengan standar.

Page 92: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Dari data yang diperoleh responden yang menerapkan tehnik

menyusui yang benar sebanyak 23 responden (88%).

2. Setelah diberikan perlakuan tehnik menyusui yang benar dari 25

responden, 22 diantaranya menerapkan tehnik menyusui yang

benar dan terjadi peningkatan, kemudian 1 diantaranya

menerapkan tehnik menyusui yang benar terjadi peningkatan tapi

tidak memenuhi standar. Sedangkan, pada responden yang tidak

menerapkan tehnik menyusui yang benar tidak terjadi peningkatan

sebanyak 2 responden.

3. Hasil analisis pre test dan post test menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh teknik menyusui yang benar yang sangat kuat terhadap

peningkatan berat badan bayi umur 0 – 1 bulan dengan nilai

signifikansi (p) sebesar 0.000 (p < 0,05).

B. Saran

1. Bagi Tempat Penilitan

Diharapkan pihak terkait dalam hal ini bidan dan perawat

melakukan konseling dan memberikan pendidikan kesehatan pada

ibu menyusui dan keluarga tentang tehnik menyusui yang benar.

Page 93: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

2. Bagi Responden Penelitian

Diharapkan bagi responden menjadi lebih baik dalam

menerapkan tehnik menyusui yang benar guna meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan bayi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

acuan untuk melakukan penelitian dengan lebih mendetail dan

lebih sempurna lagi. Diharapkan dapat menjadi sumbangan

pemikiran serta referensi bagi rekan – rekan mahasiswa khususnya

para peniliti berikutnya.

Page 94: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Lampiran 1

LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Bapak/Ibu Anak..........

di Tempat

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir di Program Studi

Ilmu Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari, maka saya:

Nama : Sofiana

NIM : P00312017142

Akan melaksanakan penelitian dengan judul penilitian pengaruh

teknik menyusui terhadap peningkatan berat badan bayi umur 0 – 1 bulan

di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah Bombana. Untuk

kepentingan tersebut saya mohon bapak/ibu untuk berkenan menjadi

responden pada penelitian ini. Identitas dan informasi yang berkaitan

dengan ibu dirahasiakan oleh peneliti.

Atas partisipasi dan dukungannya di sampaikan ucapan terimakasih.

Bombana,

2018

Hormat Saya,

Sofiana

Page 95: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Lampiran 2

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

Dengan ini saya menyatakan tidak keberatan dan bersedia menjadi

responden pada penelitian yang akan dilakukan oleh Sofiana dari

Program Studi Ilmu Kebidanan Poltekkes Kendari dengan judul penilitian

pengaruh teknik menyusui terhadap peningkatan berat badan bayi umur 0

– 1 bulan di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah Bombana. Saya

juga sudah mendapat penjelasan tentang penilitian yang dilakukan.

Bombana,

2018

Peneliti Responden

Sofiana ( )

Page 96: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Lampiran 3

Lembar Observasi Penimbangan Berat Badan Bayi

(Instrumen Penelitian)

A. Identitas Responden

1. No responden :

2. Inisial responden :

3. Jenis Kelamin :

4. Paritas Ibu :

5. Berat Badan Lahir :

B. Penimbangan Berat Badan

Penimbangan Pre test

Minggu ke - I

Post test

Minggu ke - 2 Minggu ke - 3

Berat Badan Bayi .....gram .....gram ......gram

Page 97: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Lampiran 4

Lembar Observasi Teknik Menyusui Yang Benar

(Instrumen Penelitian)

No Teknik Menyusui Yang Benar Skor

2 1 0

1. Menyiapkan peralatan, seperti kapas, air

hangat, bantal dan penopang kaki ibu.

2.

Memilih posisi yang paling nyaman untuk

menyusui. Jika posisi duduk, punggung

bersandar (tegap) dan kaki diberi peyangga

(tidak boleh menggantung).

3.

Membaringkan bayi diatas bantal dengan baik

dan posisi bayi menghadap perut ibu.

4.

Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis

lurus serta kepala tidak menengadah.

5.

Melakukan masase payudara dan

mengeluarkan sedikit ASI untuk membasahi

puting susu.

6.

Menopang payudara dengan tangan kiri atau

tangan kanan dan empat jari menahan bagian

bawah areola mamae sampai bayi membuka

mulut.

7.

Setelah bayi siap menyusu masukkan puting

susu sampai daerah areola mamae masuk

kemulut bayi dan dagu bayi menempel pada

payudara ibu.

8.

Mempertahankan posisi bayi yang tepat dan

nyaman sehingga memungkinkan bayi dapat

menghisap dengan benar.

9.

Bayi tampak menghisap kuat dengan irama

perlahan

10.

Menyusui bayi selama ia mau dan memberikan

ASI secar bergantian pada kedua payudara.

11.

Setelah bayi selesai menyusu, membasahi

puting susu dan sekitarnya oleh ASI dan

membiarkan kering sendiri.

Page 98: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

12. Setelah menyusui, menyendawakan bayi

dengan cara :

a. Menegakkan bayi dan menyandarkan

dipundak, kemudian menepuk punggung

secara perlahan.

b. Menelungkupkan bayi secara melintang di

atas pangkuan kemudian menggosok –

gosok punggung bayi.

c. Mendudukan bayi di atas pangkuan dengan

punggung bersandar pada dada kemudian

menepuk punggung secara perlahan.

13. Bayi tampak tenang.

14. Puting susu ibu tidak terasa nyeri.

Total Skor

Keterangan :

Skor 2 : dilakukan dengan sempurna

Skor 1 : dilakukan tetapi tidak sempurna

Skor 0 : tidak dilakukan

Page 99: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Lampiran 5

Master Tabel Hasil Penelitian

No Nama

(Inisial) JK BBL

Berat Badan

Selisih Teknik

Menyusui Yang Benar

Pre Test Post Test

I II III Rata - Rata

1 Wa L 3290 3210 3400 3650 3420 440 Benar

2 Fa L 2670 2560 2680 2880 2707 320 Benar

3 My P 2745 2600 2850 3100 2850 500 Benar

4 Bi L 3665 3580 3690 3750 3673 170 Salah

5 Wi L 3565 3495 3615 3810 3640 315 Benar

6 Pu L 2980 2750 3000 3300 3017 550 Benar

7 Ti P 2740 2600 2800 3010 2803 410 Benar

8 Ma P 3385 2900 3426 3660 3329 760 Benar

9 Vi L 3170 2930 3200 3385 3172 455 Benar

10 Fi L 3215 3180 3395 3625 3400 445 Benar

11 Ha P 3200 2950 3050 3115 3038 165 Benar

12 Is P 2760 2700 2940 3150 2930 450 Benar

13 As L 2570 2510 2700 2890 2700 380 Benar

14 An L 3695 3535 3715 3920 3723 385 Benar

15 Sa P 2670 2640 2720 2900 2753 260 Benar

16 De P 2945 2900 3250 3440 3197 540 Benar

17 Ma P 2665 2630 2760 2950 2780 320 Benar

18 Ec P 3655 3595 3770 3945 3770 350 Benar

19 Ra L 3015 2975 3240 3500 3238 525 Benar

20 Li P 3210 3180 3400 3680 3420 500 Benar

21 Ii P 3180 3110 3285 3460 3285 350 Benar

22 Ni L 2695 2545 2680 2760 2662 215 Salah

23 Yo L 2995 2750 3215 3435 3133 685 Benar

24 Ju L 2825 2700 2860 3040 2867 340 Benar

25 So P 2805 2645 2880 3100 2875 455 Benar

Keterangan

L : Laki – Laki

P : Perempuan

Page 100: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Lampiran 5

Hasil Perhitungan Uji Statistik dengan SPSS 22

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

tehnik menyusui *

peningkatan berat badan

25 100.0% 0 0.0% 25 100.0%

tehnik menyusui * peningkatan berat badan

Crosstabulation

Count

peningkatan berat badan

Total normal tidak normal

tehnik menyusui benar 22 1 23

salah 0 2 2

Total 22 3 25

Symmetric Measures

Value

Approximate

Significance

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .624 .000

N of Valid Cases 25

Page 101: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
Page 102: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
Page 103: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
Page 104: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
Page 105: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
Page 106: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Lampiran 12

Dokumentasi Penelitian

Penimbangan Berat Badan

Penimbangan Berat Badan

Page 107: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Penimbangan Berat Badan

Memberikan perlakuan tehnik menyusui yang benar

Page 108: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Memberikan perlakuan tehnik menyusui yang benar

Memberikan perlakuan tehnik menyusui yang benar.

Page 109: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Lampiran 13

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sofiana

NIM : P00312017142

Program Studi : DIV Kebidanan

Dengan ini menyetujui untuk memberikan izin kepada pihak Poltekkes

Kemenkes Kendari Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non – Exclusive

Royalti – Free Right) atas skripsi saya yang berjudul :

PENGARUH TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR TERHADAP

PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0 – 1 BULAN

DI WILAYAH KERJA RSUD BOMBANA

TAHUN 2018

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Poltekkes Kemenkes

Kendari berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,mengelola dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan dan menampilkan atau

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Kendari, 23 Agustus 2018

Sofiana P00312017142

Page 110: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan

Lampiran 14

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan

bahwa skripsi ini, saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai peraturan

yang berlaku di Politeknik Kesehatan Kendari.

Jika dikemudian hari ternyata saa melakuukan tindakan plagiarisme saya

akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang

dijatuhkan oleh Politeknik Kesehatan Kendari.

Kendari, 23 Agustus 2018

Sofiana P00312017142

Page 111: OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/548/1/SKRIPSI SOFIANA.pdf · Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan