fikih munakahat

18
FIKIH MUNAKAHAT : PEMBAGIAN KAJIAN FIKIH : 1 . FIKIH Ibadat : salat. Zakat, shaum, Haji 2 . Fikih Muamalat : jual-beli (perdagangan), gadai, hutang piutang, pinjam meminjam, barang temuan, hibah, wakaf, dll . 3 . Fikih Munakahat : nikah, talak, rujuk, nafkah, menyusui, memelihara anak, dll 4 . Fikih Jinayat: hukum murtad, pezina, peminum, mencuri, membunuh, tuduhan berbuat zina, dll .

Upload: kuakalibawang

Post on 07-Dec-2014

84 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: FIKIH MUNAKAHAT

FIKIH MUNAKAHAT:

PEMBAGIAN KAJIAN FIKIH:1.FIKIH Ibadat : salat. Zakat, shaum, Haji

2.Fikih Muamalat : jual-beli (perdagangan), gadai, hutang piutang, pinjam meminjam, barang temuan, hibah, wakaf, dll .

3.Fikih Munakahat : nikah, talak, rujuk, nafkah, menyusui, memelihara anak, dll 4.Fikih Jinayat: hukum murtad, pezina, peminum, mencuri, membunuh,

tuduhan berbuat zina, dll.

Page 2: FIKIH MUNAKAHAT

NIKAH: • HUKUMNYA :• 1.Sunnah: bagi yang mampu (jima’, biaya konsekwensi pernikahan).

النور) ( ) :• وامائكم عبادكم من والصالحين منكم األيامى (32وأنكحواالرعد) ( ) : • وذرية أزواجا لهم وجعلنا قبلك من رسال أرسلنا (38ولقدالذاريات) ( ) : • تذكرون لعلكم زوجين خلقنا شئ قبل (49ومنالطيبات) ( • من ورزقكم وحفدة بنين أزواجكم من لكم وجعل أزواجا أنفسكم من لكم جعل والله

(72النحل) : لم) , , , • ومن للفرج وأحصن للبصر أغض فانه فليتزوج الباءة منكم استطاع من الشباب معشر يا

مسعود , ( ) ( . ابن عن الجماعة رواه وجاء له فانه بالصوم فعليه يستطعالقيامة) ( • يوم األمم بكم مباه فانى والودود الولود تزوجوا

• 2.Makruh : bagi yang tidak punya keinginan untuk nikah, tidak punya biaya hidup atau yang dilanda sakit yang berkepanjangan, sementara sang isteri berkecukupan, dan tidak punya nafsu seksual lagi.

• 3.Wajib: bagi yang sudah mampu secara fisik maupun ekonomi, takut akan zina. atau karena sudah bernazar.

• 4.Haram : bagi yang tidak bisa melaksanakan kewajiban sebagai suami dalam hal infak atau berhubungan seksual. Atau mempunyai penyakit menular atau penyakit yang menyebabkan tidak bisa berhubungan. Atau bagi yang mau berpoligami tapi yakin dia tidak bisa berbuat adil dalam segala hal.

• 5.Mubah : jika tidak ada alasan yang memakruhkan, mengharamkan, mensunnahkan atau mewajibkan.

Page 3: FIKIH MUNAKAHAT

Hikmah Nikah :• 1.menyalurkan hasrat (nafsu) biologis yang berakibat pada kepuasan batin dan kesehatan.• 2.sesuai dengan perilaku makhluk hidup yang selalu berpasang pasangan. 3.mengikuti sunnah

(perilaku) para Nabi dan para rasul.• 4.mendapatkan keturunan yang saleh dan berkualitas sehingga tercipta generasi yang

dibanggakan untuk membangun peradaban manusia yang diciptakan oleh Allah sebagai “Khalifah” di bumi.

• 5.menjadi pemicu untuk giat bekerja, memberdayakan diri sehingga bisa mandiri dalam hidup. • 6.mendapatkan ketenangan batin (sukun), tercipta keharmonisan dalam rumah tangga (mawaddah

warahmah).• 7.memperbanyak jaringan kekeluargaan antara keluarga suami dan isteri.• 8.memperbanyak saluran untuk beribadah melalui nafkah kepada anak dan isteri, mendidik anak

anak untuk menjadi anak yang saleh.• 9.menjadikan seseorang bersikap dewasa, bertanggung jawab, mempunyai perangai kebapakan/

keibuan.• 10. Allah menjanjikan mereka yang menikah, dengan banyaknya rizki, mendapatkan kecukupan

dalam hidup.• 11. anak anak yang saleh, bisa menjadi kekayaan yang tak ternilai dalam kehidupan seorang

muslim. Bisa membantu di dunia dikala orang tuanya sudah tak berdaya, dan menjadi amal yang tak terhenti (amal jariyah) di akhirat. Karena selalu mendoakan kedua orang tuanya.

Page 4: FIKIH MUNAKAHAT

Macam macam nikah Jahiliyah:• 1.Nikah Khadn : mempunyai wanita simpanan.• 2.Nikah Badal : bergantian isteri dengan temannya.• 3.Nikah Istibdla’ : menyuruh isterinya “berhubungan” dengan orang ternama, agar

mempunyai keturunan yang unggul.• 4.Nikah “Mudlamadah”: perempuan fakir yang menyerahkan dirinya kepada lelaki

kaya. Setelah dapat “pesangon” banyak kembali kepada suaminya sendiri.• 5.al-Bigha’ : yaitu berzina untuk mendapatkan materi. Jika tidak ada materi

disebut zina saja.• 6.Nikah “Jama’i”(1) (poliandri) disebut juga nikah “Mukhadanah”: satu

perempuan digauli oleh banyak orang. Jika punya anak, salah satu dari yang “menghamili” ditunjuk menjadi ayah dari anak tersebut.

• 7.Nikah Jama’i (2):satu perempuan digauli oleh beberapa lelaki. Jika hamil maka dipanggil juru tebak (qaafah) untuk menentukan “ayah” dari bayi tersebut.

• 8.Nikah Syar’i : nikah seperti nikah syar’i yang berlaku dalam islam. Ada calon suami-isteri, wali, dua saksi, mahar.

Page 5: FIKIH MUNAKAHAT

Pernikahan Tidak Satu Majelis :• Pengertian :• yaitu pernikahan yang pada saat terjadi akad nikah, antara calon suami dan wali, saksi dan calon isteri tidak dalam

satu majelis akad.• Rukun pernikahan :• Menurut Jumhur :• 1.dua calon mempelai pria dan wanita.• 2.wali dari pihak wanita.• 3.Ijab dan kabul.• 4.Saksi. (syarat)• 5.Mahar (syarat)• Menurut Hanafi rukun nikah hanya satu yaitu : Ijab dan Kabul.• Persoalan :• Pernikahan adalah sesuatu yang sakral, penuh tanggung jawab, laksana sekolahan yang memberi banyak

pelajaran, peruntungan nasib masa depan individu manusia. Maka akad pernikahan harus dilaksanakan penuh ke hati hatian, yaitu dengan terpenuhinya semua syarat dalam pernikahan.

• Pada saat ini alat telekomunikasi semakin canggih. Dalam transaksi perdagangan keuangan, transaksi dilakukan dengan teknologi modern.

• Terkadang kedua calon mempelai berjauhan. Untuk bertemu dalam satu majelis terkadang susah karena beberapa hal. Bagaimana jika pernikahan dilakukan melalui telpon, teleconference dan lain sebagainya ?

• Substansi Persoalan Satu Majelis. • Apakah yang dimaksud dengan satu mejelis adalah : satu tempat dan satu waktu ? Atau satu waktu walau tidak

satu tempat?

Page 6: FIKIH MUNAKAHAT

Hukum Akad Nikah Tidak Satu Majlis:

• 1.Tidak sah : a.pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan membawa dampak yang luas dalam kehidupan. Maka harus hati hati dalam pelaksanaannya. Sesuatu yang terkait dengan keturunan (farj) dan darah (menjaga kehidupan seseorang) harus ekstra hati hati. Jangan sampai salah. Sekali salah akan berdampak dalam kehidupan berumah tangga.

• 2.Sah: disamakan dengan akad jual beli. Jual beli tidak mesti dalam satu majlis. Pada masa sekarang jual beli melalui telpon, internet, faksmile dll dihukumi sah.

• 3.Sah dalam kondisi tertentu seperti letak yang berjauhan antara mempelai pria dan wanita dan susah mendatangkan keduanya dalam satu majlis akad. Dengan syarat suara yang bersangkutan sudah dikenali oleh pihak yang tekait.

Page 7: FIKIH MUNAKAHAT

Nikah Mut’ah :• Definisi : • pernikahan antara seorang lelaki dan perempuan dalam kurun waktu yang sudah ditentukan. • Mut’ah = besenang senang. Karena tujuannya adalah untuk kepuasan seksual saja, bukan untuk membentuk keluarga. Jika

masa yang ditentukan habis, keduanya berpisah tanpa shigat talak/cerai.غير : • من بانتهائها النكاح ينتهى معينة مدة المال من بشئ المرأة الرجل ينكح أن هو المتعة نكاح الحامد محمد الشيخ عرفه

قبل , , أحدهما مات ان بينهما يجرى توارث وال بحيضتين رحمها استبراء المرأة وعلى سكنى وال نفقة وجوب فيه وليس طالقروته . ) ( يابى انترنت فى المتعة وزواج المسيار زواج انظر النكاح انتهاء

• Sejarah :• Nikah Mut’ah pernah diperbolehkan sebelum perang Khaibar, lalu dilarang pada waktu di Khaibar bersama dengan

pelarangan makan daging Himar rumahan. Kemudian diperbolehkan pada waktu pembukaan kota Mekah, kemudian diharamkan untuk selamanya. Dalam riwayat lain : Hajji Wada’. Zuhaili menyebutkan bahwa NM dibolehkan pada : perang Authas, Umrah Qadla’, Fath Makah, perang Tabuk. Sebagian ulama mengatakan inilah hukum yang paling unik dalam islam. Yaitu stu hukum dibolehkan, kemudian dilarang, dibolehkan lagi kemudian dilarang untuk selamanya.

• Alasan dibolehkannya NM: ‘uzubah syadidah (lama tak bertemu isteri) karena terus berperang dan sedikitnya perempuan. • Rukun Nikah Mut’ah :• a. Shigat ijab kabul. b. Calon “mempelai” perempuan. c. Mahar. d. Waktu. Dari rukun ini tidak disebutkan saksi atau wali. • Hukumnya :• 1.Jumhur ulama ahlissunnah, termasuk Ibadliyyah (Khawaraij) dan Zaidiyyah (Syi’ah) : tidak sah. Ibn Rusyd melansir bahwa

diharamkanya NM sudah demikian mutawatir melalui riwayat riwayat yang sangat masyhur.• 2.Ibn Abbas : ada tiga riwayat : a. Boleh. B. Boleh dalam keadaan darurat. C.tidak boleh sebagaimana jumhur ahlissunnah.• 3.Syi’ah Imamiyyah : boleh. Diantara sahabat yang membolehkan : Ibn Abbas, Ibn Mas’ud, Jabir, ‘Amr ibn Hurayyits, Abu

Sa’id, Salamah bin Umayyah bin Khalaf, Thawus, Sa’id bin Jubair, Ibn Juraij, dll.

Page 8: FIKIH MUNAKAHAT

Alasan yang melarang: • 1.Alasan Rasional :• a. Tujuan pernikahan adalah untuk membentuk keluarga, sementara NM tidak bertujuan untuk itu.

tapi untuk bersenang senang.• b.perempuan dalam NM menjadi pihak yang menderita, karena tidak ada tanggung jawab “suami”.

Tidak ada pewarisan (dlm satu riwayat : ada pewarisan jika ada perjanjian), tidak ada idah (dlm satu riwayat : satu atau dua kali haid), tidak ada perceraian/talak.

• c.dalam NM tidak ada saksi dan wali. Jadi tidak beda dengan perzinaan. Bagaimana jika terjadi persoalan antara kedua suami isteri.

• d.jika suami menafikan anak hasil NM, tidak ada proses Li’an sebagaimana dalam perkawinan biasa. Hal ini akan menyakitkan pihak perempuan.

• e. anak NM dinisbatkan kepada ibunya saja. Ibunya harus menafkahinya sendirian.

• 2.Alasan Istidlal :• -dalam Al-Qur’an (al-Mu’minun : 5-6) tidak boleh melakukan hubungan seksual kecuali dengan

isteri. Dalam NM perempuan ybs bukan isteri. Sebab kalau isteri ada konsekwensi a.l ada pewarisan antara suami isteri, ada talak/perceraian, ada idah dan adanya hubungan nasab. Dalam NM hal itu tidak ada. Suami boleh menafikan anak NM tanpa li’an. pewarisan hanya antara anak dengan bapak dan ibunya saja.

Page 9: FIKIH MUNAKAHAT

• Dalil dalil yang melarang:• 1. hadis Nabi :

أن : • صحيحه فى البخارى عنهما : مارواه الله رضى عباس البن قال عليااألهلية الحمر لحوم وعن المتعة عن نهى وسلم عليه الله صلى النبى ان

خيبر . زمنكان • أنه حدثه أباه أن الجهنى سبرة بن الربيع حديث من مسلم مارواه

الناس : ” أيها فقال مكة فتح فى وسلم عليه الله صلى الله رسول معيوم , الى ذلك حرم الله وان بالنساء االستمتاع فى لكم أذنت قد انى

آتيتموهن . مما تأخذوا وال سبيله فليخل شئ منهن عنده كان فمن لقيامةشيئا .

صلى : : • الله رسول لنا رخص األكوع بن سلمة قال وأحمد مسلم مارواهعنه . نهى ثم أيام ثالثة أوطاس عام النساء متعة فى وسلم عليه الله

الله : : • صلى الله رسول ان معبد بن سبرة قال داود وأبو أحمد مارواهالمتعة . نكاح عن نهى الوداع حجة فى وسلم عليه

• 2.Kesepakatan empat Imam fikih, dan mayoritas para sahabat.•

Page 10: FIKIH MUNAKAHAT

• Dalil yang melegalkan :• 1. ayat : 24 an-Nisa’. Banyak riwayat membubuhkan tambahan kata : Ila

ajalin Musamma (untuk masa tertentu). Hal ini mengarah kepada NM.• 2.Kebolehan Nikah Mut’ah bersifat pasti, sementara penghapusan hukum

NM bersifat zhanni. Hukum yang zhanni tidak bisa menghapuskan hukum yang sudah pasti.atau dengan kata lain penghapusan hukum NM belum pasti. Maka yang diberlakukan adalah kaedah “Istishhabul Ashli” atau “Ibqa’u ma Kaana ‘ala ma kaana”

• 3.Syi’ah berpandangan bahwa yang menghapus hukum NM adalah Umar, bukan Nabi.

• 4.Jika penghapusan hukum NM bersifat mutawatir, mestinya Ibn Abbas, Imran bin Hushain mengetahuinya. Tapi kenapa Ibnu Abbas masih membolehkannya (dalam satu riwayat). Jika khabar penghapusan NM bersifat ahaad, maka khabar aahaad tidak bisa menghapuskan hukum kebolehan nikah mut’ah yang bersifat mutawatir.

Page 11: FIKIH MUNAKAHAT

• Munaqasyah Dalil :• Jumhur berpendapat bahwa ayat:4 dalam surah an-Nisa’ jika dikaitkan dengan

NM masih bersifat dugaan. Tafsir yang rajih adalah pernikahan biasa. Karena konteks ayat mengarah ke pernikahan biasa.

• Dalam ayat surah an-Nisa, orang yang tidak mampu biaya nikah hendaklah mencari amat saja. Mestinya jika tidak mampu NM saja. Berarti ayat diatas terkait dengan nikah biasa. Tidak ada hubungannya dengan NM.

• Riwayat pengharaman NM sudah demikian masyhur. Kemungkinan sebagian sahabat ada yang ulamamendengar hadis tersebut. Sahabat Ali sendiri melarangnya.

• Ibn Abbas merujuk kembali fatwanya dan akhirnya sama dengan pendapat jumhur.

• Kesimpulan :• Nikah Mut’ah sesuai pendapat jumhur ulama: mufassirin, fuqaha’, muhadditsin :

haram sampai hari kiamat. • NM tidak sesuai dengan tujuan pernikahan dalam islam.• NM sangat merugikan pihak perempuan dalam banyak segi.

Page 12: FIKIH MUNAKAHAT

• Pendapat Ulama :• 1.hukumnya tidak sah. (fatwa Majma’ al –fiqah al-islami Saudi Arabia no 52 (2/6).• 2.hukumnya sah.(fatwa Syekh Bin Baz, mufti Saudi Arabia. No fatwa : 2201)• Alasan yang tidak mensahkan:• Pernikahan adalah “Mitsaq Ghalizh” (perjanjian yang berat), menyangkut nasab dan keturunan.

Maka harus ekstra hati hati. Caranya harus menghadirkan semua yang terlibat dalam pernikahan. • Terkadang orang bisa menirukan suara orang lain. Maka bisa berakibat fatal.• Alasan yang mensahkan :• a.yang dimaksud dengan “ittihad al-majelis” adalah satu waktu.• b.pernikahan adalah salah satu bentuk transaksi (akad) sebagaimana juga perdagangan. Jika dalam

perdagangan transaksi bisa sah melalui telpon dlsb, maka pernikahan juga demikian.• c.yang paling penting adalah: 1. hadirnya saksi pernikahan dan wali pada saat akad nikah terjadi. 2.

calon suami harus benar benar yang bersangkutan. 3.tidak ada unsur “permainan” seperti menirukan suara orang lain.

• Jalan Selamat : • 1. mewakilkan pernikahannya kepada orang lain.• 2.pada saat pernikahan dengan telpon atau lainnya, harus dilaksanakan ekstra hati hati. Semua

pihak harus betul betul pihak yang terkait. • 3.tidak ada unsur main main.

Page 13: FIKIH MUNAKAHAT

Perkawinan Beda Agama: • Perkawinan dengan orang musyrik :• Pengertian : orang yang menyembah kepada selain Allah S.W.T, termasuk orang atheis yang tidak berketuhanan. Termasuk juga perempuan yang

murtad.• Semua ulama sepakat perkawinan dengan orang musyrik tidak sah.• Dalilnya :

البقرة) ( ) ( ) : • يؤمنوا حتى المشركين تنكحوا وال يؤمن حتى المشركات تنكحوا (221والالكوافر) ( ) ( • بعصم تمسكوا وال لهن يحلون والهم لهم حل (10الممتحنة : ( الهن

• Alasan : tidak akan terjadi hubungan yang harmonis antara suami dan isteri.• Perkawinan dengan Ahli Kitab :• Pengertian Ahli Kitab :• Yaitu kaum yang mempunyai kitab samawi yang menjadi pegangan hidup mereka. Mereka adalah Yahudi dan Nasrani.• Rasyid Ridla : ahli kitab adalah mereka yang mempunyai kitab samawi, atau diyakini mempunyai ikatan denga kitab suci walaupun hubungan itu

sudah buram dan cenderung terputus. Termasuk dalam katagori ini adalah penganut konghucu, hindu dan lainnya.• Pendapat Ulama :• Dilihat personilnya :• a. Jika suaminya yahudi atau kristen, sedangkan isterinya muslimah, maka jumhur ulama tidak mensahkan perkawinan seperti ini. • b. Jika suaminya muslim sedangkan isterinya yahudi atau Nasrani, maka pendapat ulama adalah sbb : • 1.Tidak sah. (Ibnu Umar ) : alasannya : orang nasrani adalah penyembah Nabi Isa. Mereka adalah musyrik.• 2.Sah secara mutlak. Alasannya : sesuai dengan ayat : 5 al-Maidah. • 3.Sah dengan syarat. Diketahui bahwa perempuan itu mempunyai keturunan israili. Dalilnya : kata : “Min Qablikum” pada ayat 5 al-Maidah.

Page 14: FIKIH MUNAKAHAT

• Syarat sah nikah dengan kitabiyah menurut Imam Syafi’i:

• 1.jika perempuannya yahudiyah : maka harus keturunan isra’iliyyah.

• 2.tidak diketahui kapan dari nenek moyangnya yang memeluk agama yahudi setelah agama tersebut di nasakh oleh agama islam. Jika diketahui bahwa nenek moyangnya memeluk agama yahudi sedtelah dinasakh oleh agama islam, maka tidak sah nikahnya.

• Jika Nasraniyyah : maka harus diketahui bahwa nenek moyang telah memeluk agama nasrani sebelum dinasakh oleh agama islam.

Page 15: FIKIH MUNAKAHAT

Mu’asyarah bil Ma’ruf:

• Pengertian :• Mu’asyarah : Mukhalathah, Mumazajah.

Menggauli.• al-Ma’ruf : sesuatu diketahui. Apa yang tidak

diingkari baik oleh syara’ atau kehormatan oleh masyarakat. Atau sesuatu yang diketahui kebaikannya oleh syara’ atau adat kebiasaan (‘urf) satu masyarakat.

• Mu’asyarah bil ma’ruf : menggauli isteri dengan baik, sesuai dengan aturan syara’, dan sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat.

Page 16: FIKIH MUNAKAHAT

• Komentar Ulama :• 1.berkata yang baik. Berperilaku yang baik.

Berpenampilan yang baik.• 2.tidak menyakiti. Tidak berkata kotor. Wajah

yang selalu ceria.• 3.memenuhi hak haknya seperti mahar, nafkah.

Tidak bermuka masam tanpa sebab.• 4.berkata baik. Tidak berlaku kasar. Tidak

memperlihatkan ketertarikan kepada perempuan lain.

Page 17: FIKIH MUNAKAHAT

• Dalil dalil Mu’asyarah bil ma’ruf :البقرة- .) 1• بالمعروف عليهن الذى مثل (228ولهنالحديث- ) (2• ألهلى خيركم وأنا ألهله خيركم خيركمالنساء- ) : 3• بالمعروف (19وعاشروهنغير-) , , 4• شيئا منهن تملوكون ليس عوان عندكم هن فانما خيرا بالنساء استوصوا

اضربوهن , , و المضاجع فى فاهجروهن فعلن فان مبينة بفاحشة يأتين أن اال ذلكسبيال , . عليهن تبغوا فال أطعنكم فان مبرح غير ضربا

يوطئن , . • فال نسائكم على حقكم فأما حقا عليكم ولنسائكم حقا نسائكم على لكم انتكرهون , . لمن بيوتكم فى يأذن وال تكرهون من فرشكم

ماجه ( . ) • ابن رواه وطعامهن كسوتهن فى اليهن تحسنوا أن عليكم وحقهن أالاألوطار : نيل األحوص بن عمرو عن وصححه (210/ 6والترمذى

نيل- ) ( ) : 5• عائشة عن وصححه الترمذى رواه ألهلى خيركم وأنا ألهله خيركم خيركم(6/206األوطار

أحمد- ) , ( ) 6• رواه لنسائهم خياركم وخياركم خلقا أحسنهم المؤمنين أكملهريرة ( . أبى عن وصححه والترمذى

Page 18: FIKIH MUNAKAHAT

• Refferensi :• 1. al-Fiqh al- Islami wa adillatuhu : Wahbah Zuhaili, jilid

9 al Ahwal asy-Syakhshiyyah. Dar al-Fikr.• 2.Tahrim Nikah al-Mut’ah : Abul Fath, Nasr bin

Ibrahim al-Maqdisi. Muqaddimah : Syekh ‘Athiyyah Muhammad Salim. Hammad al-Anshari. Dar at-Turats. Madinah.

• 3.http:// islamqa.com/ar/ref/105531.• 4.http://www.islamicweb.com/arabic/shia/mut’a.htm.• 5.http://ar.wikipedia.org/wiki.