“era baru pembelajaran menyongsong generasi emas”

24
“Era Baru Pembe PROGRAM P UN SEMINAR NASI Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pas i ISBN: 978-602 elajaran Menyongsong Gener M STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJ PROGRAM PASCASARJANA NIVERSITAS NEGERI MALANG 2014 IONAL TEKNOLOGI PEMBEL Malang, 22 Nopem scasarjana UM, 2014 2-71934-0-6 rasi Emas” JARAN LAJARAN mber 2014

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

“Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARANPROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

i

ISBN: 978-602

“Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARANPROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2014

SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PEMBELAJARANMalang, 22 Nopember 2014

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014 602-71934-0-6

“Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Malang, 22 Nopember 2014

Page 2: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

i

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran 2014

ISBN: 978-602-71934-0-6

Diterbitkan oleh:

Program Studi Teknologi Pembelajaran

Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Jl. Semarang No.5 Malang 65145

Telepon/Faksimili: 0341-551334

Laman: www.tep.pasca.um.ac.id

Hak Cipta ©2014 ada pada penulis

Artikel pada prosiding ini dapat digunakan, dimodifikasi, dan disebarkan secara

bebas untuk tujuan bukan komersil (non profit), dengan syarat tidak menghapus atau

mengubah atribut penulis. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang kecuali

mendapatkan izin terlebih dahulu dari penulis.

Page 3: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

ii

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar

vi

Sambutan Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Malang vii

Organisasi Penyelenggara viii

Daftar Peserta Seminar Nasional TEP x

Program Studi Teknologi Pembelajaran Pascasarjana UM xiv

Makalah

Syamsul Arifin, Punaji

Setyosari, I Wayan

Ardhana, Waras

Kamdi

Model Keberterimaan Penggunaan Mobile

Learning Dalam Pembelajaran Mahasiswa

1-11

Lidia Susanti

Pengaruh Strategi Pembelajaran

(Problem Solving-Direct Instruction) Dan

Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil

Belajar Biologi Pada Siswa SMA Kelas X

12-21

I Gde Wawan Sudatha

Peningkatan Kompetensi Guru Melalui

Pelatihan Merancang Pembelajaran

Terintegrasi Teknologi Informasi Dan

Komunikasi (TIK) Pada Guru-Guru SMP

Di Kecamatan Buleleng

22-29

Syamsul Hidayat

Peranan Komputer Sebagai Media

Pembelajaran Bagi Anak

30-38

Khoirul Efendiy Implementasi Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar

Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP

Negeri 04 Ampelgading Tahun Ajaran

2013-2014

39-45

Sudiyono

Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai

Metode Pembelajaran Yang Komprehensif

46-55

Punaji Setyosari

Pembelajaran Di Era Digital: Teknologi

Yang Memadai Untuk Menumbuhkan

Belajar

56-68

Susilaningsih

Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah

Pengembangan Media Audio/Radio

69-73

Yerry S, Sulthoni,

Arafah H

Pengembangan Thesaurus Online Sebagai

Electronic Performance Support System

Dalam Pembelajaran

74-83

Mundir, ,Bendot Tri

Utomo, Siti Aisyah

Kebijakan Pendidikan Agama (Sebuah

Kristalisasi Komparatif Antara Orde Lama,

Orde Baru, Dan Era Reformasi)

84-94

Page 4: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

iii

Edy Herianto, Wildan,

Baharuddin

Model Pengembangan Pendidikan

Kesadaran Pariwisata Melalui Pendekatan

Konstruksi Kurikulum Muatan Lokal

Pariwisata Berbasis Pendidikan Karakter

Bagi Kelompok Sadar Wisata di Pulau

Lombok

95-106

Fajar Arianto

Penggunaan Mobile Teknologi Sebagai

Mindtools Dalam Problem Solving

107-113

Ratna Djuniwati

Lisminingsih

Meningkatkan Kecakapan Hidup

Melalui Pembelajaran Berbasis Projek

Dengan Multimedia

114-125

Eka Pramono Adi,

Henry Praherdhiono

Pengembangan Teknologi Kolaborasi On-

Line Dengan Memberikan Navigasi

Sumber Rujukan Pada Aplikasi Penulisan

Dan Penyuntingan Karya Ilmiah Dosen

126-136

Saida Ulfa

Pocket Knowledge Teknologi Pertanian

Bagi Penyuluh BPTP Jawa Timur Berbasis

Mobile Learning Application

137-144

Achmad Jauhari Sistem Informasi Evaluasi Mutu Akademik

Dan Proses Pembelajaran Menggunakan

Metode Enhanced Cumulative Voting

145-150

Nurmida Catherine

Sitompul

Karakteristik Perilaku Komunikasi

Nonverbal Guru Peserta Program Profesi

Keguruan Sekolah Dasar (PPGSD) Pada

Praktek Mengajar Di Laboratorium

Microteaching

151-165

Ahsan Romadlon

Junaidi

Satu Langkah Menuju Inklusi

Pembelajaran Untuk Siswa Yang Beragam

166-175

Kuntoro Boga Andri Pengembangan Model Pembelajaran

Trimitra (Petani-Penyuluh-Peneliti) Dalam

Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian Di

Jawa Timur

176-187

P. Dian D. Degeng

Pengembangan Model Orkestra

Pembelajaran Bermedia Montessori Untuk

Pembelajaran Panca Indra Dan Kecakapan

Hidup Sehari-Hari Anak Usia TK

188-197

Henry Praherdhiono,

Eka Pramono Adi

Pengembangan Kenyamanan Lingkungan

Cloud Computing Bagi Pebelajar Secara

Cyberwellness

198-207

Achmad Buchori , Budi

Lazarusli Dan Rosalina

Ginting

Pengembangan Model Pembelajaran

Pendidikan Karakter Melalui E-Comic Di

Sekolah Dasar

208-218

M. Djauzi Moedzakir,

Ach. Rasyad

Pengembangan Pembelajaran

Transformatif Berbasis Paradigma Lifelong

219-233

Page 5: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

iv

Learning Pada Setting Pendidikan Non-

Formal Dan Informal

Endang Sri Redjeki,

M. Djauzi Moedzakir,

Sopingi

Model Pelatihan Heutagogis Untuk

Pamong Belajar Dalam Rangka

Peningkatan Kualitas Pengelolaan Program

Pendidikan Luar Sekolah

234-247

Deka Dyah Utami

Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Sebagai Inovasi Dalam Pengembangan

Buku Praktikum IPA Kimia Di SMP/MTs

248-255

Marungkil Pasarib

Hubungan Antara Tingkat Perkembangan

Kognitif Dengan Hasil Belajar Fisika

Siswa Kelas XI SMA Lab School Palu

256-266

Nafidh Anwar, Saeful

Karim, Ridwan

Effendi

Profil Kemampuan Inkuiri Dan Hasil

Belajar Siswa Dengan Strategi Teaching

Learning Sequences Dalam Inkuiri

Terbimbing Pada Materi Gaya Gesek

267-276

Sukisno, I Nyoman

Sudana Degeng,

Punadji Setyosari

,Sulton

Pengaruh Strategi Pembelajaran Klarifikasi

Nilai Dan Locus Of Control Terhadap

Hasil Belajar Pkn Dan Kemampuan

Berpendapat Mahasiswa

277-288

Bilqis Firyal Nabilah Pengembangan Tutorial Digital Kelas

Maya Dengan Blended Learning

289-299

Amir Hamzah

Profil Pembelajaran Karakter Di Sekolah

Dasar (Studi Kasus Pada Sekolah Dasar Di

Kota Sampang)

300-316

Eka Widyawati, Edy

Bambang Irawan, Toto

Nusantara

Koneksi Matematika Dalam

Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel Bagi Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 1 Tarakan

317-324

Robertus Se

Pengembangan Karakter Peserta Didik

Melalui Pembelajaran Geografi Berbasis

Inkuiri

325-338

Andika Bagus, Nur

Rahma Putra

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Menggunakan Peta Pikiran (Mind

Mapping) Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Siswa SMKN 6 Malang

339-346

Mochamad

Syaichudin

Studi Evaluatif Implementasi Kurikulum

Full Day School Dalam Proses

Pembelajaran Di Kelas

(Studi Kasus Di Sd Islam Salman Al Farisi

Kota Bandung)

347-353

Sutikno Keunggulan Strategi Pembelajaran Mandiri 354-363

Page 6: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

v

Pada Praktik Produktif Di SMK

Arifin Pengembangan Kecerdasan Emosional

Guru Dalam Mewujudkan Sekolah

Berkarakter

364-373

Kuntoro Boga Andri

Perkembangan Transfer Informasi

Teknologi Pertanian Melalui Kegiatan

Penyuluhan Pertanian Di Jawa Timur

374-387

Sukiniarti, Prayekti

Kendala Penerapan Pembelajaran Tematik

Di Kelas Rendah

388-404

Akmaludin

Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris

Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan

Pertanian Pembangunan Negeri Kupang

405-414

A. Jauhar Fuad

Open Learning Environment: Dasar Teori

Dan Implementasinya

415-426

Muhammad

Ardiansyah

Pengembangan Kompetensi Dan Perilaku

Kepemimpinan Kepala Sekolah Melalui

Eksplorasi Diri Dan Sumber-Sumber

Belajar

427-437

Sultan

Aplikasi Model Pengajaran Pencapaian

Konsep Dalam Pembelajaran Teks Cerita

Fiksi Di Sekolah Dasar

438-449

A.Nur Indah Pertiwi,

Dedi Kuswandi, Saida

Ulfa

Pengaruh Implementasi Mobile Assisted

Language Learning (Mall) Terhadap

Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Mata

Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VIII SMP

450-458

Abd. Ghofur Implementasi Konsep Teknologi

Pembelajaran Yang Memadai Dalam

Menumbuhkan Aktivitas Belajar

459-467

Manesa

Susanto Yunus Alfian

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

II Dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas V Bidang Studi Ilmu

Pengetahuan Sosial Di Kota Palangka Raya

Pembelajaran Pemikiran Historis Dalam

Bentuk Diskusi Tokoh Sejarah Dengan

Mengimplementasikannya Problem- based

Learning

468-480

481-490

Page 7: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

viii

ORGANISASI PENYELENGGARA

Pelindung : Rektor Universitas Negeri Malang

Penanggung jawab : Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd.

(Direktur Pascasarjana)

Pengarah

: Prof. Dr. Punaji Setyosari, M.Ed., M.Pd.

(Ketua Program Studi Teknologi Pembelajaran

PPS UM)

Ketua Penyelenggara : Dr.Dedi Kuswandi, M.Pd

Wakil Ketua : Solikhan, M.Pd

Bendahara : Hernawaty Damanik

Reviewer

Seksi Makalah dan

Prosiding

:

:

Saida Ulfa, ST, M.Ed, Ph.D

Dr.Anselmus Toenlioe, M.Pd

Dr.Sihkabudin, M.Pd

Dr.Sulthoni, M.Pd

Saida Ulfa, ST, M.Ed, Ph.D

Siyamta

Andi Nur Indah Pertiwi

Mihram

Seksi Humas : Abd. Ghofur

Deka Dyah Utami

Seksi Acara : Jauhar Fuad

M. Syaichudin

Kesekretariatan : Khoirul Efendiy

M. Muklason

Seksi Publikasi dan

Dokumentasi

: Ode Abdurrachman

Ahmad Charis

Pembantu Umum : Marzoan

Fajar Arifianto

Seksi Konsumsi : Sofiatul Azmi

Paustina Mahuse

Seksi Penerima Tamu |

Akomodasi

: Yetursance Manafe

Mufdalifah

Page 8: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

ix

Moderator :

• Syamsul Arifin S3 TEP 2012,

• Sudiyono S3 TEP 2012,

• M. Syaichudin S3 TEP 2013,

• Mufdalifah S3 TEP 2013,

• Yetursance Manafe S3 TEP 2013,

• Mahasiswa S2 sebagai Notulen

Moderator Panel :

1. Dr. Dedi Kuswandi, M.Pd.

2. Dr. Sihkabuden, M.Pd.

3. Dr. Wasis D Dwiyogo, M.Pd.

MC

• Ibu Dr. Heny Indraswari, M.Pd.

• Dr. Didik Sukriyono, M.Hum. FIS

Dirigen

• Johana Manubey (S2 2014)

Pembaca Do’a

• M. Syaichudin, M.Pd.

Page 9: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

151

KARAKTERISTIK PERILAKU KOMUNIKASI NONVERBAL GURU

PESERTA PROGRAM PROFESI KEGURUAN SEKOLAH DASAR (PPGSD)

PADA PRAKTEK MENGAJAR DI LABORATORIUM MICROTEACHING

Nurmida Catherine Sitompul Universitas PGRI Adi Buana

Program Pascasarjana Program Studi Teknologi Pendidikan

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik perilaku komunikasi

nonverbal guru peserta PPGSD di laboratorium microteaching. Penelitian ini

mengunakan rancangan penelitian deskriptif. Aspek perilaku komunikasi nonverbal

yang dikaji adalah bahasa tubuh yang digunakan oleh para guru pada interaksi

tatap muka di Lab. Microteaching. Subyek penelitian adalah guru peserta PPGSD

UNIPA tahun 2011 sebanyak 58 orang. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Guru

cenderung menggunakan jari telunjuk (menunjuk) pada saat mempersilakan siswa,

memberi instruksi dan menunjuk obyek dan memanggil siswa; 2) Guru

menganggukan kepala untuk menyatakan persetujuan atas pendapat siswa,

kegembiraannya atas keberhasilan siswa, serta menyatakan pujian kepada siswa.

Menggelengkan kepala dan memalingkan wajah digunakan guru untuk menyatakan

ketidaksetujuan, 3) Guru memperlihatkan kontak mata yang sama yaitu

mengarahkan pandangan ke seluruh kelas (tiap-tiap siswa) pada saat membuka dan

mengakhiri pembelajaran; 4) Guru memperlihatkan ekspresi wajah normal dalam

semua momen pesan, dan 5) Posisi berdiri membelakangi siswa, di samping kiri

papan tulis serta di samping kanan papan tulis dipergunakan guru terjadi saat guru

menulis di papan. Gerakan badan yang dinamis, dan kaku tampak saat guru

menyajikan materi pada pembelajaran tatap muka. Penelitian pada konteks di kelas

sangat diharapkan sebagai kelanjutan penelitian ini.

Kata kunci : body language, nonverbal immediacy, laboratorium microteaching

PENDAHULUAN

Perilaku nonverbal telah menjadi fokus dari sejumlah penelitian di bidang

komunikasi dan ilmu perilaku manusia (Ugurel, 2010:3), juga termasuk penelitian di

dalam kelas pembelajaran (classroom). Studi lanjutan diperlukan untuk memberikan

pemaham yang lebih luas lagi tentang hubungan motivasi pelajar dengan bagaimana

motivasi tersebut diekspresikan, dan bagaimana motivasi pelajar dalam praktek

pembelajaran (Stefanou, Perencevich, DiCintio dan Turner dalam Velez, 2012).

Lebih lanjut dinyatakan bahwa bahwa “what teachers do and say can have powerful

and pervasive effects on students’ intentions for learning, subsequent learning

behaviors, and academic engagement”. Sehingga faktor komunikasi menjadi sangat

penting dalam proses pembelajaran karena aktivitas pembelajaran pada dasarnya

adalah bersifat interaktif, dan juga didasarkan pada rasionel bahwa komunikasi yang

Page 10: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

152

dikelola dan dikembangkan secara baik, dapat menunjang tercapainya tujuan

pembelajaran yang diharapkan (Muhadjir, 1991; Sadiman., et al, 1993).

Seorang guru memerlukan communication skill untuk memampukannya

mengelola berbagai interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran. Tetapi

pentingnya faktor komunikasi dalam proses pembelajaran tidak menjadikan faktor

ini mendapat perhatian yang penting pula, tetapi justru sering diabaikan serta

sebagian besar keputusan yang berkenaan dengan aspek komunikasi diserahkan

kepada guru itu sendiri (Valencic, McCroskey, & Richmond: 2005a). Pada kondisi

seperti ini cara guru berkomunikasi tidak dipertimbangkan sebagai faktor yang turut

berperan dalam proses pembelajaran siswa. Kondisi ini tidak sesuai dengan hakekat

bahwa kegiatan pembelajaran di dalam kelas merupakan aktivitas yang bersifat

interaktif. Dan hal ini telah dinyatakan oleh Albert Mehrabian (dalam Pease, 1987)

menjelaskan bahwa dalam interaksi manusia hanya 7% saja yang dilakukan melalui

pesan verbal, 38% melalui nada suara dan bunyi-bunyian, dan 55% melalui pesan

nonverbal.

Mengingat akan pentingnya komunikasi ini, sejumlah pakar berpendapat

bahwa komunikasi dalam bentuk simbol-simbol nonverbal dapat digunakan sebagai

sarana untuk berinteraksi, dan bahkan dalam konteks tertentu, pesan nonverbal dapat

digunakan sebagai pengganti pesan verbal (Argyle, 1973; Ekman dan Freisen, 1975;

Birdwhistell, 1985; Richmond., et al, 1991; Pease, 1996). Dilihat dari aspek

fungsional Oliva (1985) berpendapat perilaku komunikasi nonverbal merupakan

suatu ketrampilan yang dapat digunakan sebagai strategi penyajian pelajaran.

Artinya, penyajian materi melalui penggunaan keterampilan komunikasi nonverbal

sangat berguna sebagai saluran pesan yang berfungsi untuk mempertegas pesan

pembelajaran yang hendak disampaikan.

Sejumlah hasil penelitian menunjukkan pentingnya perilaku komunikasi

nonverbal guru dalam proses pembelajaran. Babad, Bernieri & Rosenthal (1991)

menemukan bahwa siswa dapat mengenal dengan sangat baik perilaku komunikasi

verbal maupun nonverbal guru, sehingga siswa dikatakan sebagai keen observer.

Sejak awal guru masuk ke kelas para siswa telah menaruh perhatian pada bagian

wajah guru (Sitompul, 2009). Sementara penelitian yang dilakukan oleh Thweatt &

McCroskey (1998) menemukan bahwa perilaku komunikasi nonverbal guru dapat

mempengaruhi persepsi siswa dalam memberikan penilaian terhadap kredibilitas

guru. Penelititian Chesebro & McCroskey (1998) menunjukkan hubungan perilaku

Page 11: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

153

komunikasi nonverbal imidiasi guru dengan afeksi siswa yang positif baik terhadap

mata pelajaran (subject matter) maupun terhadap guru. Penelitian tersebut

melaporkan bahwa bila siswa diajar dengan teacher immediacy maka siswa lebih

termotivasi untuk belajar dan guru imidiasi tersebut dinilai menggunakan teknik-

teknik yang prososial dalam mengajar, sedangkan guru yang tidak menunjukkan

perilaku imidiasi dinilai sebagai seorang yang tidak berkelakuan baik (misbehavior).

Penelitian-penelitian yang lain membuktikan bahwa perilaku komunikasi nv guru

memberikan dampak langsung (direct impact) tidak hanya terhadap hasil

pembelajaran (instructional outcomes) dari aspek hasil belajar afektif (affective

learning) tetapi juga hasil belajar kognitif (cognitive learning) (Richmond dkk,

1987; McCroskey dkk, 1996; Chesebro & McCroskey, 2000; Richmond dkk, 2003;

Albers, 2004). Dengan demikian perilaku komunikasi nonverbal secara tidak

langsung memberikan konstribusi untuk meningkatkan hasil belajar kognitif

(cognitive learning) dengan cara meningkatkan keterlibatan (involved in academic

tasks) siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Pentingnya peran komunikasi nonverbal dalam pembelajaran tampaknya belum

banyak diteliti pada konteks guru di Indonesia dan secarfa umum masih sangat

langkanya penelitian mengenai komunikasi nonverbal. Disini peneliti melihat

urgensi penelitian ini untuk dilakukan mulai dari penelitian yang sangat dasar.

Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apa karakteristik bahasa tubuh

yang digunakan guru peserta PPGSD pada saat menyampaikan pesan pembelajaran

di laboratorium microteaching?

Definisi operasional dari perilaku komunikasi nonverbal yang dipakai dalam

penelitian ini adalah suatu bentuk komunikasi manusia dimana kegiatan

penyampaian pesan dilakukan melalui penggunaan berbagai simbol nonverbal

seperti perilaku nonverbal, simbol-simbol budaya, simbol-simbol sosial, serta

simbol-simbol keagamaan. Pada penelitian ini simbol nonverbal yang diteliti adalah

bahasa tubuh, yaitu yang dipergunakan dalam mengajar di laboratorium

microteaching. Sedangkan Pemetaaan variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 1

sebagai berikut:

Page 12: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

154

Tabel 1 Pemetaan Variabel Penelitian

KONSEP VARIABEL INDIKATOR

Perilaku

Komunikasi

Nonverbal

Ciri perilaku bahasa

tubuh

1. Isyarat tangan

2. Gerakan kepala

3. Kontak mata

4. Ekspresi wajah

5. Posisi dan gerakan badan

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan bahasa tubuh yang dipakai oleh peserta PPGSD

pada saat praktek mengajar di Lab. Microteaching UNIPA Surabaya. Subyek

penelitian adalah para guru peserta PPGSD UNIPA Surabaya Kouta 2011 yang

mengikuti praktek mengajar di Lab., yaitu sebanyak 59 orang. Data yang diamati

merupakan hasil rekaman praktek mengajar di Lab.Microteaching bulan Januari

Tahun 2012. Ada 1 rekaman yang tidak dapat diakses sehingga jumlah rekaman

yang di pakai dalam penelitianini adalah 58.

Data dijaring dengan menggunakan teknik observasi dan daftar cek list yang

diadaptasi dari angket yang disusun oleh Maniyeni (1996). Aspek bahasa tubuh yaitu

sebanyak 5 indikator yaitu: 1) Isyarat tangan, 2) Gerakan kepala, 3) Kontak Mata, 4)

Eskpresi wajah, dan 5) Posisi dan gerakan badan, yang secara rinci dapat dilihat pada

Tabel 2. Data-data yang telah dikumpulkan pada lembar pengamatan kemudian

dianalisis dengan menggunakan teknik perhitungan persentase tentang karakteristik

bahasa tubuh guru peserta PPGSD.

Tabel 2 Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen

KONSEP VARIABEL INDIKATOR INDIKATOR

IMPIRIK

Perilaku

Komunikasi

Nonverbal

Ciri perilaku

bahasa tubuh

1.Isyarat

tangan

Mempersilahkan, memberi

instruksi, menunjuk obyek/

jarak, memanggil, menyatakan

besaran obyek, persetujuan,

ketidaksetujuan, mengalihkan

perhatian, menghitung,

memuji

2.Gerakan

kepala

Menyatakan: persetujuan,

ketidak-setujuan, gembira,

kekesalan

Page 13: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

155

3.Kontak mata

Saat membuka pelajaran,

berdialog, mengajukan

pertanyaan, mengakhiri

pembelajaran

4.Ekspresi

wajah

Normal, serius, marah,

surprise, gembira, gugup,

angker, takut

5.Posisi dan

gerakan badan

Saat menulis, berdialog,

membaca di papan tulis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data Penelitian

Hasil penelitian merupakan deskripsi profil perilaku bahasa tubuh guru peserta

PPGSD UNIPA Surabaya pada saat pembelajaran tatap muka di

Lab.Microteaching. Data disajikan dengan menggunakan teknik tabulasi, dimana

setiap tabel mencerminkan profil data variabel, sub variabel dan indikator

empirik, yang diwakili oleh sejumlah item. Setiap item berisi sejumlah opsi

bahasa tubuh yang ditunjukkan oleh subyek ketika mengajar, dimana setiap opsi

memiliki skor dengan tingkat persentasi tertentu yang menggambarkan

kecenderungan bahasa tubuh yang digunakan oleh subyek. Variabel komunikasi

nonverbal yang diamati dalam penelitian ini adalah bahasa tubuh, yang

dikategorikan ke dalam 5 sub variabel yaitu: (1) isyarat tangan, (2) gerakan

kepala, (3) kontak mata, (4) ekspresi wajah, dan (5) posisi badan.

Profil bahasa tubuh guru peserta PPGSD adalah sebagai berikut:

Karakteristik Isyarat Tangan Guru Peserta PPGSD

Data profil isyarat tangan guru yang diobservasi adalah isyarat tangan yang

biasanya digunakan ketika mempersilahkan siswa, memberi instruksi, menunjuk

obyek atau jarak, memanggil siswa, menyatakan besaran sebuah obyek, menyatakan

persetujuan, menyatakan ketidak-setujuan, mengalihkan perhatian, menghitung,

serta memuji keberhasilan siswa. Analisis data menunjukkan kecederungan gerakan

isyarat tangan guru peserta PPGSD sebagai berikut:

1) 46,6% guru mempersilahkan siswa dengan menggunakan jari telunjuk

(menunjuk), 24,1% mempersilahkan dengan cara membuka telapak tangan,

sedang sebesar 27,6 tanpa menggunakan isyarat tangan.

Page 14: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

156

2) 87,9% guru memberi instruksi kepada siswa dengan menggunakan jari telunjuk

(menunjuk), sedangkan 8,6% mempersilakan dengan menggunakan telapak

tangan.

3) 87,9% guru menunjuk obyek dengan menggunakan jari telunjuk (menunjuk)

sedangkan 6,9% dengan menggunakan telapak tangan.

4) 62,1% guru memanggil siswa dengan menggunakan jari telunjuk, 20,7% dengan

cara menggapai (telapak tangan ke atas), sedangkan 10,3% dengan cara

menggapai (telapak tangan ke bawah).

5) 20,7% guru menyatakan besaran obyek dengan cara membentuk ukuran obyek

dengan jari, dan 32,8% lainnya dengan cara membentuk ukuran obyek dengan

lengan, sedangkan sebesar 46,6% tidak menggunakan isyarat tangan.

6) 43,1% guru menyatakan persetujuan dengan cara menggunakan tanda jempol

sedangkan 56,9% tidak menggunakan isyarat tangan.

7) untuk menyatakan ketidaksetujuan, ada 10,3% guru menyatakannya dengan cara

menggerakkan telunjuk ke kiri ke kanan sedangkan 89,67% lainnya tidak

menggunakan isyarat tangan.

8) 77,6% guru mengalihkan perhatian siswa tanpa menggunakan isyarat tangan,

19% dan sisanya dengan cara menepukkan tangan sedangkan 1,7% mengetuk

papan atau meja dengan tangan, dan 1,7% mengetuk papan atau meja dengan

spidol.

9) saat menghitung, 20,7% guru dari ibu jari (jempol), 32,8 % menghitung mulai

dari kelingking, 15,5% menghitung mulai dari jari telunjuk, dan 31,0% lainnya

menghitung tanpa menggunakan isyarat tangan.

10) Setengah dari guru (50%) tanda jempol untuk memuji keberhasilan yang dicapai

siswa, 1,7% memuji keberhasilan dengan menggunakan tanda V dan 3,5%

memuji keberhasilan dengan tepuk tangan (lainnya), sedangkan 45% guru tidak

menggunakan isyarat tangan untuk memuji keberhasilan siswa atau guru

memberikan pujian dengan kata-kata (secara verbal) seperti: ‘bagus’, ‘hebat’,

‘pintar.’

Karakteristik Gerakan Kepala Guru Peserta PPGSD

Karakteristik gerakan kepala guru peserta PPGSD yang diamati adalah meliputi

gerakan kepala yang dipergunakan oleh guru dalam menyatakan persetujuan,

menyatakan ketidaksetujuan, menyatakaan kegembiraan, serta menyatakan

Page 15: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

157

pujian. Analisis data memperlihatkan kecederungan gerakan kepala guru peserta

PPGSD sebagai berikut:

1) Hampir seluruh guru (93,1%) menyatakan persetujuan atas pendapat siswa

dengan cara menganggukan kepala dan lainnya (6,9%) tanpa menggunakan

gerakan kepala.

2) Sebagian besar guru (87,5%) menyatakan ketidaksetujuan atas pendapat siswa

tanpa menggunakan gerakan kepala, 19% menyatakan ketidaksetujuan atas

pendapat siswa dengan cara menggelengkan kepala, 5% menyatakan

ketidaksetujuan atas pendapat siswa dengan cara mengganggukkan kepala.

3) 79,3% guru menyatakan kegembiraannya atas keberhasilan siswa dengan cara

menganggukan kepala dan lainnya sebesar 20,7% tanpa menggunakan gerakan

kepala.

4) Sebagian besar guru (60,3%) menyatakan pujian kepada siswa dengan cara

menganggukan kepala dan lainnya (22,4%) tanpa menggunakan gerakan kepala.

Karakteristik Kontak Mata Guru Peserta PPGSD

Aspek-aspek kontak mata yang amati terdiri dari: kontak mata saatmembuka

pembelajaran, berdialog, mengajukan pertanyaan, serta mengakhiri

pembelajaran. Analisis data menunjukkan kecederungan kontak mata guru

peserta PPGSD sebagai berikut:

1) 58, 6% guru memandang ke seluruh kelas saat membuka pembelajaran, 31%

memandang secara terfokus (tanda ∆), sedang 8,6% menghindari kontak mata

dengan para siswa.

2) saat berdialog dengan siswa, 87,9% guru memandang secara terfokus (tanda ∆),

sedangkan 10,3% menghindari kontak mata dan 1,7% beralih pandangan.

3) saat mengajukan pertanyaan kepada siswa tertentu, 63,3% guru memandang

siswa secara terfokus sedangkan 36,4% lainnya menghindari kontak mata.

4) seluruh (100%) responden memandang ke seluruh kelas saat mengakhiri

pelajaran.

Karakteristik Ekspresi Wajah Guru Peserta PPGSD

Aspek ekspresi wajah yang disajikan meliputi, ekspresi wajah normal, serius,

gembira, surprise, marah, serta gugup. Indikator ekspresi wajah ini, dihubungkan

Page 16: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

158

dengan saat menyampaikan materi, menyatakan persetujuan, ketidak setujuan,

merepons kesalahan siswa, serta merespons keberhasilan siswa. Analisis data

menunjukkan kencederungan ekspresi wajah guru peserta PPGSD UNIPA

sebagai berikut:

1) 72,4% guru menunjukkan ekspresi wajah normal saat menyampaikan materi

pelajaran, 13,8% memperlihatkan ekspresi wajah serius, 10,3% memperlihatkan

ekspresi wajah gembira, 3,45% memperlihatkan ekspresi wajah gugup.

2) 65,5% guru menunjukkan ekspresi wajah normal jika me-nyatakan persetujuan

atas pendapat siswa, 22,4% menunjukkan ekspresi wajah gembira, sedangkan

12,1% lainnya memperlihatkan ekspresi wajah serius.

3) 81 % guru memperlihatkan ekspresi wajah normal ketika menyatakan

ketidaksetujuan atas pendapat siswa, 17,2% lainnya menunjukkan ekspresi

wajah serius, dan 1,7% guru memperlihatkan ekspresi wajah gembira.

4) 77,6% guru memperlihatkan ekspresi wajah normal saat menanggapi kesalahan

yang dilakukan siswa, sementara 19% selebihnya memperlihatkan ekspresi

wajah serius dan 1,7% memperlihatkan wajah gembira.

5) 55,2% guru memperlihatkan ekspresi wajah gembira normal saat menanggapi

keberhasilan siswa, 34,5% menunjukkan ekspresi wajah normal, 6,9%

memperlihatkan ekspresi wajah serius dan 4,5% memperlihatkan ekspresi

wajah surprise.

Karakteristik Posisi Badan Guru Peserta PPGSD

Posisi badan guru yang umumnya dipakai dalam pembelajaran tatap muka yaitu

menghadap, membelakangi, berada di samping kanan, di samping kiri, sedangkan

gerakan badan mengacu pada gerakan badan yang dinamis atau luwes, gerakan

yang kaku dan gerakan yang kacau. Posisi dan gerakan badan dimaksud

berhubungan dengan situasi dimana dosen sedang menyampaikan materi

pelajaran, berdialog dan saat menulis di papan tulis. Analisis data memperlihatkan

kencederungan posisi badan guru peserta PPGSD UNIPA sebagai berikut:

1) 100% guru berdiri pada posisi berhadap-hadapan dengan siswa saat

menyampaikan materi pelajaran.

Page 17: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

159

2) saat menulis dipapan tulis 69,4% guru cenderung berdiri membelakangi siswa,

24% lainnya berdiri di samping kiri papan tulis dan 6,8% berdiri di samping

kanan papan tulis.

3) Hampir seluruh guru (96,7%) menunjukkan gerakan badan yang dinamis saat

menyajikan materi pelajaran dalam keadaan berdiri, sedangkan 3,3% lainnya

memperlihatkan gerakan badan yang kaku.

Pembahasan

Karakteristik Bahasa Tubuh Guru Peserta PPGSD

Pembahasan hasil penelitian berdasarkan perilaku komunikasi nonverbal guru

peserta PPGSD yang terdiri atas variabel bahasa tubuh yang membawahi 5 sub

variabel: (1) isyarat tangan; (2) gerakan kepala; (3) kontak mata; (4) ekspresi

wajah;dan (5) posisi dan gerakan badan yang biasanya digunakan guru dalam

pembelajaran tatap muka.

Karakteristik Isyarat Tangan

Temuan penelitian menunjukkan bahwa karakterstik isyarat tangan yang

digunakan guru peserta PPGSD untuk menyampaikan pesan adalah sebagai berikut:

1) Ada 2 cara yang dipergunakan oleh guru untuk mempersilahkan siswa, yaitu jari

telunjuk (menunjuk), dan dengan cara membuka telapak tangan.

2) Guru memberi instruksi kepada siswa dan menunjuk obyek dengan

menggunakan jari telunjuk (menunjuk).

3) Ada 3 cara yang dipakai oleh guru untuk memanggil siswa yaitu: lebih dari

setengah guru memanggil siswa dengan menggunakan jari telunjuk, sedangkan

yang lainnya dengan cara menggapai (telapak tangan ke atas), atau dengan cara

menggapai (telapak tangan ke bawah).

4) Jumlah guru yang menyatakan persetujuan dengan menggunakan isyatat tangan

dan yang tidak menggunakan bahasa tubuh hampir sama. Isyarat tangan untuk

menyatakan persetujuan dengan cara menggunakan tanda jempol

5) sebagai titik awal menghitung isyarat tangan yang dipergunakan oleh guru yaitu

dari ibu jari (jempol), menghitung mulai dari kelingking, serta menghitung

mulai dari jari telunjuk.

6) Setengah dari guru tanda jempol untuk memuji keberhasilan yang dicapai siswa

dan hampir setengahnya tidak menggunakan isyarat tangan untuk memuji

Page 18: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

160

keberhasilan siswa atau guru memberikan pujian dengan kata-kata (secara

verbal) seperti: ‘bagus’, ‘hebat’, ‘pintar.’

Karakteristik Gerakan Kepala

Terdapat dua karakteristik umum gerakan kepala guru peserta PPGSD

yang menjadi temuan penelitian yaitu:

1) Guru menganggukan kepala untuk menyatakan persetujuan atas pendapat siswa,

kegembiraannya atas keberhasilan siswa, serta menyatakan pujian kepada siswa.

2) menggelengkan kepala dan memalingkan wajah digunakan guru untuk

menyatakan ketidaksetujuan.

Karakteristik Kontak Mata

Temuan penelitian memperlihatkan adanya dua ciri umum kontak mata guru

peserta PPGSD sebagai berikut:

1) mengarahkan pandangan ke seluruh kelas (tiap-tiap siswa) digunakan guru saat

membuka perbelajaran serta saat mengakhiri pembelajaran, namun ada juga

guru yang menghindari kontak mata dengan para siswa ketika membuka

pembelajaran.

2) memandang secara terfokus (tanda ∆ pada sekitar daerah wajah) digunakan guru

saat melakukan dialog maupun mengajukan pertanyaan tertentu kepada siswa,

namun ada juga guru yang menghindari kontak mata pada kedua momen pesan

tersebut.

Karakteristik Ekspresi Wajah Guru Peserta PPGSD

Temuan penelitian memperlihatkan adanya dua ciri umum ekspresi wajah guru

peserta PPGSD sebagai berikut:

1) ekspresi wajah normal yang diperlihatkan guru tampak dalam semua momen

pesan.

2) ekspresi wajah serius, ekspresi wajah gembira, serta ekspresi wajah

gugupmenyajikan materi pelajaran.

3) ekspresi wajah serius terlihat pada menyajikan materi pelajaran, menyatakan

persetujuan atas pendapat siswa, menyatakan ketidaksetujuan atas pendapat

siswa, menanggapi kesalahan yang dilakukan siswa.

4) ekspresi wajah surprise terlihat pada saat menanggapi keberhasilan siswa.

Page 19: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

161

5) ekspresi wajah gembira terlihat pada saat guru menyatakan ketidaksetujuan atas

pendapat siswa.

Karakteristik Posisi Badan Guru Peserta PPGSD

Dari hasil penelitian ditemukan adanya tiga ciri posisi badan dan tiga ciri

gerakan badan Guru Peserta PPGSD saat perkuliahan tatap muka. Posisi dan

gerakan badan guru meliputi:

1) posisiberhadap-hadapan dengan siswa digunakan guru menyampaikan materi

pembelajaran dalam keadaan berdiri.

2) posisi berdiri membelakangi siswa,di samping kiri papan tulis serta di samping

kanan papan tulis dipergunakan guru terjadi saat guru menulis di papan.

3) Gerakan badan yang dinamis, dan kaku tampak saat guru menyajikan materi

pada pembelajaran tatap muka.

Berdasarkan temuan mengenai karakteristik bahasa tubuh guru yang telah

diuraikan di atas maka ditemukan beberapa ciri umum bahasa tubuh guru yang

dipandang dapat berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi pembelajaran

sebagai berikut:

1) Karakteristik Isyarat Tangan

Guru menggunakan dua atau lebih isyarat tangan yang berbeda untuk

menyampaikan pesan yang sama. Hal ini dapat membingungkan siswa sebagai si

penerima pesan. Masih banyak guru yang belum memanfaatkan isyarat tangan

dalam menyampaikan pesan kepada siswa atau cenderung menggunakan bahasa

verbal.

2) Karakteristik Gerakan Kepala

Karakteristik gerakan kepala menunjukkan adanya kesamaan pada semua guru

yaitu menganggukan kepala untuk menyatakan persetujuan atas pendapat siswa,

kegembiraan atas keberhasilan siswa serta menyatakan pujian kepada siswa.

3) Karakteristik Kontak Mata

Terdapat persamaan kontak mata ketika guru membuka dan mengakhiri

pembelajaran yaitu guru memalingkan pandangan ke seluruh kelas (tiap-tiap

siswa). Saat berdialog atau mengajukan pertanyaan kepada siswa masih ada guru

yang menghindari kontak mata, tetapi jumlahnya sangat sedikit.

Page 20: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

162

4) Karakteristik Ekspresi Wajah

Masih ada guru yang memperlihatkan ekspresi wajah guru ketika menyampaikan

materi. Namun dalam konteks praktek mengajar untuk mendapatkan sertifikat

profesi bisa saja ada guru yang menjadi gugup karena takut melakukan

kesalahan.

5) Karakteristik Posisi Badan

Saat menulis di papan tulis masih banyak guru yang memperlihatkan posisi yang

membelakangi siswa.

Bila ciri-ciri umum tubuh guru yang diperlihat oleh guru di atas di bahas

secara teoritik, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Guru menggunakan

dua atau lebih isyarat tangan yang berbeda untuk menyampaikan pesan yang sama.

Hal ini dapat membingungkan siswa sebagai si penerima pesan, tetapi hal ini dapat

dihindari bila isyarat tangan tersebut digunakan bersamaan secara konsisten dengan

bahasa verbal. Mempersilakan siswa dengan membuka telapak tangan lebih baik dari

pada menunjukkan karena isyarat dengan menggunakan tangan telunjuk dapat

dimaknai siswa sebagai “bawahan” sehingga hubungan antara siswa dan guru dalam

kelas pembelajaran seperti hubungan pimpinan dengan bawahannya, padahal siswa

adalah mitra belajar bukan bawahan (Babad, Barnieri dan Rosenthal, 1991). Selain

itu cukup banyak guru yang belum memanfaatkan isyarat tangan dalam

menyampaikan pesan kepada siswa atau lebih banyak menggunakan bahasa verbal.

Hal ini terutama pada saat mengalihkan perhatian siswa, guru mengatakan:

“perhatian anak-anak, perhatian anak”, atau “tolong diperhatian temannya,” dan

biasanya dengan intonasi suara yang lebih tinggi dan keras dari biasanya. Bila siswa

belum juga memberikan perhatian biasanya guru cenderung semakin meninggikan

atau mengeraskan suaranya dan suasana kelas dapat berubah menjadi seperti’pasar’.

Atau ketika memberikan pujian atas keberhasilan siswa masih banyak guru

menyatakannya secara verbal seperti: ‘bagus’, ‘pintar’, atau ‘hebat’. Kata-kata

pujian ini memang baik tetapi bila ditambah dengan isyarat jempol dapat

memberikan penguatan yang dapat meningkatkan motivasi siswa.

Gerakan kepala yang diperlihat oleh para guru untuk menyatakan persetujuan

atas pendapat siswa, kegembiraan atas keberhasilan siswa serta menyatakan pujian

kepada siswa. Karakteristik gerakan kepalaa seperti ini adalah umum (Thomson,

1991). Dalam menggunakan kontak mata, masih ada guru yang menghindari kontak

mata. Bila hal ini terjadi maka terkesan guru gugup dalam menyampaikan

Page 21: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

163

pembelajaran. Guru yang terkesan gugup tentu akan mengurangi kredibilitasnya

sebagai seorang pengajar. Guru harus belajar untuk kontak mata dengan para siswa

satu-persatu, dengan memberikan jeda waktu selama 2-3 detik (Bender, 1996).

Secara umum ekspresi wajah yang diperlihatkan oleh guru adalah ekspresi

wajah yang simpatik. Menurut Bender (1996) ekspresi wajah yang simpatik paling

baik digunakan pada saat menyajikan materi termasuk apabila siswa menunjukkan

perilaku yang kurang berkenan. Sedangkan mengenai posisi dan gerakan badan,

masih banyak guru yang membelakangi siswa ketika menulis di papan tulis. Hal ini

dapat menimbulkan rasa kurang simpatik dari siswa.

Waktu penyajian materi yang dilakukan guru di Lab. berdurasi 20 menit

sehingga bahasa tubuh yang diperlihatkan oleh para guru sangat terbatas. Namun

demikian temuan dari penelitian ini menunjukkan adanya sejumlah karakteristik

bahasa tubuh yang diperlihatkan oleh guru ketika berinteraksi dengan para siswa di

Lab. Yaitu:

1. Guru memperlihatkan bahasa tubuh sebagai cara (saluran) untuk menyampaikan

pesan.

2. Guru memperlihatkan bahasa tubuh yang sama dan ada yang berbeda untuk

menyampaikan pesan yang sama.

3. Masih banyak guru yang belum menggunakan bahasa tubuh sebagai saluran

penyampai pesan atau menggunakan bahasa verbal.

KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan tentang karakteristik bahasa tubuh peserta PPGSD

dapat disusun sebagai berikut:

1) Guru cenderung menggunakan jari telunjuk (menunjuk) pada saat mempersilakan

siswa, memberi instruksi dan menunjuk obyek dan memanggil siswa. Isyarat

tangan untuk menyatakan persetujuan dan memuji atas keberhasilan siswa

dengan cara menggunakan tanda jempol. Masih banyak guru yang belum

menggunakan isyarat tangan atau lebih banyak menggunakan bahasa verbal.

2) Guru menganggukkan kepala untuk menyatakan persetujuan atas pendapat

siswa, kegembiraannya atas keberhasilan siswa, serta menyatakan pujian

kepada siswa. Menggelengkan kepala dan memalingkan wajah digunakan guru

untuk menyatakan ketidaksetujuan.

Page 22: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

164

3) Guru memperlihatkan kontak mata yang sama yaitu mengarahkan pandangan ke

seluruh kelas (tiap-tiap siswa) pada saat membuka perbelajaran serta saat

mengakhiri pembelajaran. Masih ada juga guru yang menghindari kontak mata

dengan para siswa ketika membuka pembelajaran. Karakteristik yang sama

juga ditemui pada saat guru saat melakukan dialog maupun mengajukan

pertanyaan tertentu kepada siswa yaitu memandang secara terfokus (tanda ∆

pada sekitar daerah wajah), namun ada juga guru yang menghindari kontak mata

pada kedua momen pesan tersebut.

4) Guru memperlihatkan ekspresi wajah normal dalam semua momen pesan.

5) Posisi berdiri membelakangi siswa,di samping kiri papan tulis serta di samping

kanan papan tulis dipergunakan guru terjadi saat guru menulis di papan.

Gerakan badan yang dinamis, dan kaku tampak saat guru menyajikan materi

pada pembelajaran tatap muka.

Mengingat penelitian ini dilakukan pada skala laboratorim maka perlu

dilanjutkan penelitian pada situasi pembelajaran yang sebenarnya dan dengan

menambah variabel-variabel lain yang secara teoritik memiliki keterkaitkan dengan

perilaku komunikasi nonverbal khususnya dalam konteks pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN Albers, D. L. 2004. Nonverbal Immediacy in the Classroom, (online),

(http://clearinghouse.missouriwestern.edu/manuscripts/236.asp, diakses 14 Maret

2006).

Babad, E. 1995. The “Teacher’s Pet” Phenomenon, Students’ Perceptions of Teachers’ Differential

Behavior, and Students’ Morale. Journal of Educational Psychology, 87 (3): 361-374.

Babad, E., Bernieri, F. & Rosenthal, R. 1991. Students as Judges of Teachers’ Verbal and

Nonverbal Behavior. American Educational Research Journal, 28(1): 211-234.

Birdwhistell, R.L. 1985. Kinesics and Context: Essays on Body Motion Communication. USA: University

of Pennsylvania Publication.

Chesebro, J.L. & McCroskey, J.C. 1998. The Relationship of Teacher Clarity and Teacher

Immediacy with Students’ Experiences of State Receiver Apprehension. Communication

Quarterly, 46: 446-456

Chesebro, J.L. & McCroskey, J.C. 2001. The Relationship of Teacher Clarity and Immediacy with

Student State Receiver Apprehension, Affect, and Cognitive Learning. Communication

Education, 50 (1): 59-68.

Derlega, V.J. & Margulis, T. 1983. Loneliness and Intimate Communication. Dalam Perlman, D. and

Chozby, P.C. (Eds.). Social Psychology. (hlm. 207-226). New York: Holt, Reinehart and

Winston.

Ekman, P., Friesen, W. & O’Sullivan, M. 1988. Smile When Lying. Journal of Personality and

Social Psychology, 54(3): 414-420.

Gazda, G. 1989. Group Counseling A Development Approach. 4th edition. Boston: Allyn and Bacon,

Inc.

Januszewski, A. & Molenda, M. 2008. Educational Technology: A Definition with Commentary.

New York: Lawrence Erlbaum Associates.

Kemp, J. E. & Dayton, D.K. 1985. Planning and Producing Instructional Media. New York: Harper and

Row, Publishers.

Page 23: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

165

Knapp, M.L. 1978. Interpersonal and Communication and Human Relationships. Boston: Allyn and

Bacon, Inc.

Krendl, K.A., Ware, W.H., Reid, K.A. & Warren, R. 1996. Learning by Any Other Name:

Communication Research Traditions in Learning and Media. Dalam Jonassen, D.H. (Ed.),

Handbook of Research for Educational Communications and Technology (hlm. 93-111).

New York: Simon & Schuster Macmillan.

McCroskey, J.C., Fayer, J.M., Richmond, V.P., Sallinen, A. & Barraclough, R.A. 1996. A

Multi-cultural Examination of the Relationship between Nonverbal Immediacy and

Affective Learning. Communication Quarterly, 44, 297-307.

McCroskey, J.C., Richmond, V.P., Sallinen, A., Fayer, J.M. & Barraclough, R.A. 1995. A

Cross-cultural and Multi-Behavioral Analysis of the Relationship between

Nonverbal Immediacy and Teacher Evaluation. Communication Education, 44, 281-

290.

McCroskey, J.C., Sallinen, A., Fayer, J.M., Richmond, V.P., & Barraclough, R.A. 1996.

Nonverbal Immediacy and Cognitive Learning: A Cross-cultural Investigation.

Communication Education, 45: 200-211. Miller, P.W. 2005. Body Language in the Classroom. Techniques, Nov/Dec 2005; 80, 8. ProQuest

Education Journals pg. 28, (online), diakses 17 Oktober 2006.

Muhadjir, N. (1991). Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Oliva, P.F. 1984. Supervision for Today’s School. 2nd ed. New York: Longman.

Pease, A. 1987. Bahasa Tubuh: Bagaimana Membaca Pikiran Seseorang Melalui Gerak Isyarat.

Jakarta: Penerbit Arcan.

Richmond, V.P., McCroskey, J.C. & Johnson, A.D. 2003. Development of the Nonverbal

Immediacy Scale (NIS): Measures of Self- and Other-Reported Nonverbal

Immediacy. Communication Quarterly, 51: 504-517.

Richmond, V.P., McCroskey, J.C., Kearney, P. & Plax, T.G. 1987. Power in the

Classroom VII: Linking Behavior Alteration Techniques to Cognitive Learning.

Communication Education, 36(1): 1-12. Richmond, V.P., McCroskey, J.M. & Payne, S.K. 1991. Nonverbal Behavior in Interpersonal

Relation. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Sadiman, A.S., Raharjo, R., Haryono, A.R. (1993) Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Schutz, W.C. 1971. Here Comes Every-Body. New York: Harper and Row, Publishers.

Seel, B.B. & Richey, R.C. 1994. Instructional Technology: The Definition and Domain of the Field.

Washington DC: AECT.

Sitompul, Nurmida C. 2009. Perilaku Komunikasi Nonverbal Guru dalam Kelas Pembelajaran:

Maknanya Bagi Pembelajaran Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi, Tidak Diterbitkan.

Malang: Universitas Negeri Malang.

Thomson, P. (1996). The Secrets of Communication. London: Simon & Schuster Ltd.

Thweatt, K.S. & McCroskey, J.C. 1998. The Impact of Teacher Immediacy and Misbehaviors on

Teacher Credibility. Communication Education, 47 (348-358).

Tubbs, S.L. 1987. Human Comunication. New York: Random House.

Ugurel, Merih. 2010. Differences Between Teacher’s Nonverbal Communication In different

Cultures. Theses, The University of Texas at Austin. (Online).

(http://www.search.proquest.com diakses 10 Oktober 2014).

Valencic, K.M., McCroskey, J.C. & Richmond, V.P. 2005a. A Preliminary Test of a Theory of

Instructional Communication. (Online),

(http://www.JamesCMcCroskey.com/electronic/001.htm, diakses 27 Maret 2006).

Valencic, K.M., McCroskey, J.C., & Richmond, V.P. 2005b. The Relationship between Teachers’

Temperament and Students’ Perceptions of Teacher Communication Behavior. (Online),

(http://www.JamesMcCroskey.com/electronic/002.htm, diakses 27 Maret 2006).

Velez, Jonathan J. And cano, Jamie. 2012. Instuctor Verbal and Nonverbal Immediacy and the

Realationship with Student Self-Efficacy and Task Value Motivation. Journal of Agricultural

Education, 53 (2): 87-98.

Whiteside, R.L. 1996. Bahasa Wajah. Jakarta: Penerbit Arcan.

Wooten, A.G. & McCroskey, J.C. 1996. Student Trust of Teacher as a Function of Socio-

Communicative Style of Teacher and Socio-Communicative Orientation of Student.

Communication Research Reports, 13: 94-100.

Page 24: “Era Baru Pembelajaran Menyongsong Generasi Emas”

Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014

ii

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Jl. Semarang No.5, Malang 65145, telp.0341-551334 Laman: http://tep.pasca.um.ac.id