revitalisasi semangat bahari untuk menyongsong...

14
REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA MELALUI KARYA SASTRA MELAYU Agik Nur Efendi Universitas Negeri Malang

Upload: vodung

Post on 30-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG INDONESIA

SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA MELALUI KARYA SASTRA MELAYU

Agik Nur EfendiUniversitas Negeri Malang

Page 2: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

Bahasa, sastra, dan kekuatan kultural bangsa Indonesia

KBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018

Page 3: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

KBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018

11

44

Alquran lebih banyak membahas air 13 ayat yang menyampaikan tentang daratan, 32 ayat menyebutkan tentang laut.

Memiliki kesamaan dengan perhitungan ahli sains, yakni sekitar 71% wilayah bumi adalah air

Bekal historis-kultural Kerajaan di Nusantara Kerajaan Sriwijaya mampu menguasai perdagangan, pelayaran, kekuasaan maritim tidak

hanya di Nusantara, tetapi telah sampai ke mancanegara. Majapahit memiliki armada laut yang sangat kuat dan ditakuti serta menguasai perdagangan. Kerajaan Malaka, kerajaan Demak, Banten, Jepara, Palembang, Jambi, Ternate, dan Tidore.

Kedatangan Belanda mengubah pandangan ke daratan Belanda membuat doktrin untuk menjauhkan masyarakat dari laut menuju daratan, bahkan

hingga ke pegunungan. Pada saat itulah sektor pertanian dan daratan menjadi berkembang.

22

33Sektor Kelautan Perlu Dimunculkan Hamengkubuwono X, (2014) menyampaikan bahwa keperkasaan, kegigihan, keberanian,

dan kejayaan nenek moyang bangsa Indonesia sebagai pelaut dapat menjadi pelecutsemangat bagi berikutnya.

Page 4: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

KBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018

Kerjasama semua pihakKerjasama semua pihak

Perlu digaungkan kembaliPerlu digaungkan kembali

Pandangan Pratiwi (2016)Pandangan Pratiwi (2016)

Melalui Hikayat Hang TuahMelalui Hikayat Hang Tuah

Gagasan menjadi poros maritim merupakan wujud aktualisasi wawasandan kearifan nusantara untuk menumbukan sikap, pola pikir, dan tingkahlaku bangsa Indonesia.

Untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagai poros maritim dunia membutuhkanwaktu dan proses yang cukup lama, serta membutuhkan kerjasama seluruh stake holder terkait serta generasi penerus bangsa.

Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan bahari dalam menumbukan cita-cita sebagaiporos maritim dunia.

Sekolah merupakan tempat belajar atau laboratorium budaya yang memfasilitasi siswa untuk belajar danmelakukan berbagai adaptasi sosial dan hubungan multibudaya yang selaras dan produktif.

membantu menumbuhkan kembali semangat bahari pada generasi muda penerus bangsa. Selain itu, menghayati kisah Hang Tuah juga dapat mengantarkan siswa untuk lebih mengenal jati diri bangsa

Page 5: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

KBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018

• Kassim Ahmad, Braginsky, Errington, Kratz, Abu Hassan Sham, Lokman Abdul Samad, Muhammad Haji Saleh, Ali, Nor Hashimah dan Ruzaiman

• Aksi-aksi heroik

• Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, dan Brunai

• Bukti konkretkebudayaan buah hasilpemikiran orang-orangterdahulu yang dituangkan ke dalambahasa dan sastra Hikayat

Hang Tuahkarya sastrayang agung

Negara-negara Asia

Tenggara

Banyakditeliti

Aksikepahlawanmelegendadi bidangmaritim

Page 6: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

KBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018

Pandangan mengembalikan kejayaan kelautan

Indonesia telah memiliki bekal historis-kultural. Hasrat kolektif ini telah tertanam dalamimaji sosial.

Konstruksi dibangun dari masa lalu yang menjadi realitas baru pada masa sekarang.

Imajinasi melibatkan sintesis yang memadukan aspek-aspek dari ingatan, kenangan, atau pengalaman menjadi sebuah konstruksi mental yang berbeda.

Imajinasi tidak hanya penting bagi individu, tetapi jugamasyarakat, bangsa, dan negara

Imajinasi kolektif yang menyatukan dan tumbuh ikatansolidaritas serta ikatan kesetiaap terhadap negara-bangsanya.

Dalam konteks, semboyan “Bhineka Tunggal Ika”

ImajiImaji

Imajinasi mengenai kebangsaan dan negara bangsa di Indonesia selama inidibangun dari percampuran antara citra-citra primordialisme di satu pihak, danteknologi serta pengetahuan modern di lain pihak (Faruk, 2008: 37).

Page 7: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

KBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018

Konteks Maritim pada Hikayat Hang Tuah

Tokoh

Pranata hubungandagang

Penarikan pajak

Sarana dantransportasi

Kedaulatan danpolitik

Pembuat kapal

Bakat Hang Tuah yang akan menjadi pemimpin di lautan telah tampakketika dirinya memutuskan untuk mencari sesuatu yang berguna dengancara berlayar di lautan.

Pada suatu hari, Hang Tuah menyarankan kepada mereka, “Teman-temankusayang, kurasa kita berlima bisa mendayung perahu ke suatu tempat di manakita bisa mendapatkan uang.”Hang Jebat dan Hang Kasturi menjawab, “Betul juga, mengapa kita berlimatidak berlayar saja?”(Sallah, 2013:84).

Selain pengetahuan, imajinasi mampu memberikan bentuk pemikiran dantindakan yang mampu merubah suatu hal. Dalam hal ini Hang Tuahmenjadi pelopor atau inisiator untuk menyongsong perubahan dalamhidup.

Page 8: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

KBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018

Konteks Maritim pada Hikayat Hang Tuah

Tokoh

Pranata hubungandagang

Penarikan pajak

Sarana dantransportasi

Kedaulatan danpolitik

Pembuat kapal

Terlaksananya hubungan dagang yang baik tidak lepas dari lokasi yangstrategis dan pemerintahan yang bijaksana. Sehingga mendorong iklimyang baik.

Tanpa membuang waktu, dia memanggil semua kapten kapalnya, danmemerintahkan mereka, “Kapten, aku ingin berlayar ke Tanah Melayu, sekarang kalian harus memuat barang dagangan yang cocokuntuk dibawa ke sana.” Ketujuh kapten tersebut mulai mengisi kapal dengan barangdagangan dan dalam tujuh hari mereka telah siap. Tak lama kemudian, mereka berlayar menuju Tanah Melayu (Salleh, 2013:180).

Page 9: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

KBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018

Konteks Maritim pada Hikayat Hang Tuah

Tokoh

Pranata hubungandagang

Penarikan pajak

Sarana dantransportasi

Kedaulatan danpolitik

Pembuat kapal

Yang Mulia berkata, “Bendahara Terhormat, aku ingin menunjuk para kaptengaliung itu sebagai kepala muara sungai. Mereka akan memungut pajak darisiapa pun yang datang untuk berdagang, yang saat ini semanya ada sebelassungai. Seandainya musuh menyerbu atau menyerang penduduk negeri ini,maka mereka akan melakukan patrol di laut dan bertindak sebagai penjagapantai (Salleh, 2013:214).

Salah satu aspek yang lancar menyumbang devisa yaitu dari sektor pajak.Penerapan pajak dilakukan dari setiap orang yang berdagang di muarasungai. Hasil pajak akan dikelolah untuk kesejahteraan pedagang

Page 10: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

KBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018

Konteks Maritim pada Hikayat Hang Tuah

Tokoh

Pranata hubungandagang

Penarikan pajak

Sarana dantransportasi

Kedaulatan danpolitik

Pembuat kapal

Kemajuan sektor perdagangan di laut, pesisir, dan sungai merupakanfaktor utama sumber kekuatan suatu banga. Untuk mengembangkanperekonomian tersebut, diperlukan adanya tempat berdagang yang baik,seperti adanya pelabuhan.

Tak lama kemudian, para nelayan menemuinya untuk menyerahkan hadiahberupa daun sirih dan buah pinang, serta berbagai macam buah-buahan.Dengan bantuan mereka, dia mengemudikan kapalnya memasuki pelabuhan(Salleh, 2013:183).

Setelah singgah beberapa hari di Palembang, Paduka Raja berpamitan danberlayar menuju Malaka. Ketika mereka memasuki pelabuhan, alat musikditabuh dan dipetik dengan irama yang sangat keras. Sebagai balasan,Laksamana menembakkan tujuh meriam (Salleh, 2013:359).

Page 11: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

KBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018

Konteks Maritim pada Hikayat Hang Tuah

Tokoh

Pranata hubungandagang

Penarikan pajak

Sarana dantransportasi

Kedaulatan danpolitik

Pembuat kapal

PEMBANGUNAN BENTENG, PASUKAN MATA-MATA, ARMADA KAPAL YANG MEMADAI.

•Sebagai wilayah maritim yang memiliki banyak pulau, pembangunanbenteng di pulau yang terdepan atau pulau yang strategis dibutuhkandalam menjaga kedaulatan.

•Kerajaan Majapahit yang dikenal memiliki armada laut yang hebat,mereka selalu menjaga keamanan dengan menerjunkan pasukan mata-mata.

•Sebagai transportasi laut yang memadai, kapal memegang peran yangsangat vital. Untuk menuju poros maritim dunia, dibutuhkan secarapenuh adanya kapal yang berkualitas.

Page 12: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

KBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018

Konteks Maritim pada Hikayat Hang Tuah

Tokoh

Pranata hubungandagang

Penarikan pajak

Sarana dantransportasi

Kedaulatan danpolitik

Pembuat kapal

Masyarakat nusantara memiliki kearifan lokal dalam membuat kapal.

“Bendahara dan Tumenggung memerintahkan para pekerja untuk pergi kehutan guna memilih pepohonan untuk dijadikan papan. Dalam waktu lima hari, lunas dan papannya telah siap. Semuanya dibawa menuju tempat pembuatankapal. Suasananya menggembirakan ketika Raja hadir saat peletakan lunas danlambang kapal.Paduka Raja berkata, “Bendahara Terhormat, apa desain terbaik untuk kapalini?”Bendahara menjawab, “Maharaja, hamba ingin membuat kapal ini dengandesain seekor kumbang nuri (Salleh, 2013:264).

Page 13: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

KBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018

Peran pemerintah sebagai inisiator diperlukan, tetapi sumber daya manusiajuga menjadi hal yang diperlukan guna menyongsong sebagai poros maritimdunia.4

Imajinasi kolektif dapat membantu mengubah kehidupan masyarakat ke arahyang lebih baik.1

2

3

5

PENUTUPPENUTUP

Bekal tokoh, pranata dagang, sistem, sarana & transportasi, kedaulatan & politik, sumber daya kreatif.

Adanya perubahan tersebut bersumber dari sumber daya manusia yang dimilikisuatu wilayah, baik para pelaku maupun dari para inspiratornya.

Hikayat Hang Tuah menjadi bahan yang relevan untuk diajarkan kepadapeserta didik sehingga menimbulkan rasa nasionalisme.

Page 14: REVITALISASI SEMANGAT BAHARI UNTUK MENYONGSONG …kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail... · Singapura, Thailand Selatan, danBrunai •Buktikonkret kebudayaanbuahhasil

DAFTAR PUSTAKAAli, Ismail. 2013. “Menghidupkan Semula Semangat Nusantara Melalui Pengajian Sejarah Maritim di Alam Melayu”. Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol 1, No. 2, September 2013:

193—212.Anderson, Benedict. 2002. Imagined Communities: Komunitaskomunitas Terbayang. Yogyakarta: Insist dan Pustaka Pelajar.Buwono X, Hamengku, 2014. “Budaya Maritim Indonesia, Peluang, Tantangan, dan Strategi”. Makalah disajikan pada Road Map Pembangunan Kelautan dan Kemaritiman Indonesia serta

Pencangan Bulan Maritim UGM. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: UGM.Djamil, Agus S. 2004. Al-Qur’an dan Lautan. Bandung: PT Mizan Pustaka.Hanif, Hasrul. 2007. “Antagonisme Sosial, Diskonsensus, dan Rantai Ekuivalensi: Menegaskan Kembali Urgensi Model Demokrasi Agonistik. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol 11, Nomor 1,

Juli 2007: 119—136.Murniati. 2017. “Estafet Kesusastraan Melayu Islam”. Koran Republika, 19 Februari 2017.Prasetyono, E. 2008. “Strategi Pertahanan Indonesia di Masa Depan”. Jurnal Analisis CSIS. Vol. 37, No. 3 September 2008: 347—361.Pratiwi, Yuni. 2016. “Film Animasi Cerita dengan Konteks Multibudaya untuk Mendukung Pengembangan Kekritisan Penalaran Anak Usia SD”. Jurnal Litera. Vol 15, No.2, Oktober 2016: 292—

304.Ramdhan, Muhammad dan Taslim Arifin. 2013. Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penilaian Proporsi Luas Laut Indonesia. Jurnal Ilmiah Geomatika, Vol 19, No. 2, Desember 2013:

141—146.Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Salleh, Muhammad Haji. 2013. Hikayat Hang Tuah. Jakarta: PT. Ufuk Publishing House.Setkab. 2016. Pidato di Sidang IMO, Presiden Jokowi Komitmen Jadian Indonesia Poros Maritim Dunia. Diunduh dari http://setkab.go.id/pidato-di-sidang-imo-presiden-jokowi-komitmen-

jadikan-indonesia-poros-maritim-dunia/ pada 21 Februari 2017.Setneg.2009. Indonesia Tuan Rumah 3 Kegiatan Kelautan Internasional (Online), Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Tersedia dalam: http://www.setneg.go.id/index.php?o

ption=com_content&task=view&id=3266 (Diakses 21 Februari 2017).Silalahi, Harry Tjan. 2005. Nasionalisme dan Strategi Keamanan Nasional. Jakarta: CSIS.Sitohang, J. 2008. Perbatasan Wilayah Laut Indonesia di Laut China Selatan: Kepentingan Indonesia di Perairan Natuna. Jakarta: LIPI Press.Smith, Anthony D. 1991. The Ethnic Origins of Nations. Oxford: Blackwell Publishing.Sukma, R. 2014. “Gagasan Poros Maritim”. Kompas, 21 Agustus 2014.

TERIMA KASIHKBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018