ensefalopati print

Upload: andri-wijaya

Post on 14-Apr-2018

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    1/29

    1 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    GASTROENTERITIS

    PENDAHULUAN

    Hingga kini penyakit diare masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan

    anak Indonesia. Diare atau juga sering disebut gastroenteritis adalah penyebab utama

    kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang. Dengan perkiraan 1,3 milyar

    episod dan 3,2 juta kematian setiap tahun pada balita.secara keseluruhan anak-anak ini

    mengalami rata-rata 3,3 episod diare per tahun ,tetapi di beberapa tempat dapat lebih dari

    9 episod per tahun.Sekitar 80% kematian yang berhubungan dengan diare adalah dehidrasi

    sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya.Penyebab kematian lain yang

    penting adalah : disenti,kekurangan gizi dan infeksi yang serius seperti pneumonia.

    Menurut laporan Departemen Kesehatan,di indonesia setiap anak mengalami diare 1,6-

    2 kali setahun.Hasil dari SKRT (Survai Kesehatan Rumah Tangga) di indonesia angka kematian

    diare anak balita dan bayi permil pertahun berturut-turut menunjukkan angka sebagai

    berikut:6,6 (anank balita) dan 22(bayi) pertahun 1980; 3,7 (anak balita) dan 13,3(bayi) pada

    tahun 1985/1986;2,1 (anak balita) dan 7,3(bayi) pada tahun 1992; 1 (anak balita) dan 8 (bayi)

    pada tahun 1995.Sementara itu morbiditas diare tidak menunjukan hal yang sama.Dari hasil

    studi morbiditas oleh Departemen Kesehatan di 8 propinsi pada tahun 1989,1990 dan 1995

    berturut-turut morbiditas diare menunjukkan 78,5%,10,3% dan 100%.

    Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi. Hal ini di sebabkan karena adanya

    anoreksia pada penderita diare sehingga ia makan lebih sedikit dari pada biasanya dan

    kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makanannya

    meningkat akibat dari adanya infeksi.Setiap episodnya berkepanjangan,dampaknya terhadap

    pertumbuhan akan meningkat.Penyakit diare juga berdampak pada status ekonomi negara-

    negara berkembang.(1)

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    2/29

    2 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    I. DEFINISI

    Gastroenteritis atau diare adalah meningkatnya frekuensi defekasi lebih banyak dari

    biasanya (lebih dari 3x/hari) dan berubahnya konsistensi tinja menjadi lebih lunak atau cair

    dengan atau tanpa darah dan lendir.(2,3)

    Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare

    dengan atau tanpa disertai muntah dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Diare

    yang dimaksud adalah buang air besar berkali-kali dengan jumlah yang melebihi 4 kali dan

    bentuk feses yang cair dapat disertai dengan darah atau lender.5

    II. EPIDEMIOLOGI

    1. Penyebaran kuman yang menyebabkan diareKuman penyebab diare biasanya menyebar melalui mulut (orofecal) antara lain melalui

    makanan atau minuman yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan tinja

    penderita.

    2. Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare Tidak memberikan ASI sampai umur 2 tahun Kurang gizi Campak Imunodefisiensi/imunosupresi

    3. UmurKebanyakan episod diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.insiden paling tinggi

    pada golongan umur 6 11 bulan yaitu pada masa di berikan makanan pendamping.

    Pola ini menggambarkan efek penurunan kadar antibodi ibu,kurangnya kekebalan aktif

    bayi,pengenalan makanan yang mungkin terpapar bakteri tinja dan kontak langsung

    dengan tinja manusia atau binatang pada saat bayi mulai dapat merangkak. Kebanyakan

    kuman usus merangsang paling tidak sebagian kekebalan melawan infeksi atau penyakit

    yang berulang.

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    3/29

    3 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    4. Variasi musimanVariasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografi.Pada daerah sub-

    tropik,diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas sedangkan diare

    karena virus,terutama rotavirus,puncaknya pada musim dingin.Di daerah tropik,diare

    rotavirus terjadi sepanjang tahun frekuensi nya meningkat pada musim hujan.Insiden

    diare persisten mengikuti pola musiman yang sama seperti diare cair akut.

    5. Infeksi AsimtomatikKebanyakan infeksi usus bersifat asimtomatik dan proporsi asimtomatik ini meningkat di

    atas umur 2 tahun karena pembentukan imunitas aktif.Pada saat infeksi

    asimtomatik,yang mungkin berakhir dalam beberapa hari atau minggui,tinja

    mengandung virus,bakteri atau kista protozoa yang infeksius.Orang dengan terinfeksi

    asimtomatik mempunyai peranan penting dalam penyebaran beberapa kuman enterik

    terutama bila mereka tidak menyadari adanya infeksi,tidak menjaga kebersihan dan

    sering pindah dari satu tempat ke tempat lain.

    6. Epidemi/wabah/Kejadian Luar BiasaDua kuman usus patogen V.cholerae 0,1 dan Shigella disentri tipe1 adalah penyebab

    utama wabah/kejadian luar biasa yang angka kesakitan dan kematian pada semua

    golongan umur cukup tinggi.Sejak tahun 1961 kolera yang di sebabkan oleh V.cholerae0,1 biotype Eltor telah menyebar ke negara-negara Afrika,Amerika latin,Asia dan Timur

    Tengah dan di beberapa daerah di Amerika Utara dan Eropa.Dalam waktu yang sama

    S.disentri tipe 1 menjadi penyebab wabah yang besar dibAmerika Tengah dan terakhir di

    Afrika Tengah dan Asia selatan.(1)

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    4/29

    4 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    III. ETIOLOGI

    Etiologi diare dapat di bagi dalam beberapa faktor,yaitu :

    1.

    Infeksia. Infeksi enteral :

    Yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada

    anak,yaitu:

    Infeksi Virus: Rotavirus,Adenovirus,Kalsivirus,Koronavirus,Astrovirus,VirusNorwalk,Enterovirus(Virus ECHO,Coxsackie,Poliomyelitis)

    Infeksi Bakteri: Escherichia coli enterotoksigenik,Escherichia colienteropatogenik,Vibrio cholerae,Shigella,Salmonella (non-

    typhus),Campylobacter jejuni,Aeromonassp,Yersiniaenterocolitica,Bacillus

    cereus,Staphylococcus aureus.

    Infeksiparasit:Cacing(Ascaris,Trichiuris,Oxyuris,Strongyloides),Protozoa(E.histolytica,G.lamblia,T.hominis),Jamur(candida albicans).

    b. Infeksi parenteralYaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti otitis media

    akut(OMA),Tonsilofaringitis,Bronkopneumonia,Ensefalitis.Keadaan ini terutama

    terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

    2. Non Infeksia. Malabsorbsi

    Malabsorbsi karbohidrat seperti Disakarida(intoleransi laktosa,maltosa dan

    sukrosa), Monosakarida (intoleransi glukosa,fruktosa dan galaktosa). Pada bayi

    dan anak yang terpentinng dan tersering ialah toleransi laktosa.

    b. Faktor makanan Alergi makanan Keracunan makanan

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    5/29

    5 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    Makanan basic. Faktor Psikologi :rasa takut dan cemas.4

    Mekanisme dasar timbulnya diare adalah:

    1. Gangguan Sekretorik (secretory diarrhea)Akibat rangsangan tertentu sehingga pada dinding usus akan terjadi peningkatan

    sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Hal ini terjadi bila absorbsi natrium oleh vili

    gagal sedangkan sekesi klorida di sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hasil akhir

    adalah sekresi cairan yang mengakibatkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh sebagai

    tinja cair. Hal ini menyebabkan dehidrasi.1

    Penyebab dari diare Sekretorik ini adalah infeksi virus, hiperperistaltik usus halus yangdapat di sebabkan oleh bahan-bahan kimia, makanan (misalnya keracunan

    makanan,makanan yang pedas,sudah basi)gangguan syaraf,hawa dingin,alergi. Defisiensi

    imun terutama SigA (secretory Immunoglobulin A) yang mengakibatkan terjadinya

    bakteri/jamur tumbuh berlipat ganda(overgrowth).2

    Pengikatan reseptor dengan zat perantara kimiawi ekstra sel hanya memiliki dua cara

    pokok untuk menimbulkan respon sel yang diinginkan:

    1.

    Dengan membuka atau menutup saluran-salulran tertentu di membrane untukmengatur pergerakan ion-ion tertentu masuk atau keluar sel.

    2. Dengan memindahkan sinyal kesuatu zat perantara kimiawi intrasel, yang kemudianmemicu suatu rangkaian proses biokimiawi terperogram di dalam sel.

    Terdapat dua jalur utama perantara kedua pada intra sel, satu yang menggunakan

    adenosine monofosfat siklik (cAMP) dan yang lain menggunakan Ca.

    2. Gangguan Osmotik (osmotic diarrhea)Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat di serap akan menyebabkan tekanan

    osmotik dalam rongga usus meningkat,sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke

    dalam rongga usus.Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk

    mengeluarkannya dan timbul diare.Sehingga menyebabkan dehidrasi karena kehilangan

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    6/29

    6 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    cairan tubuh.Penyebab dari diare Osmotik ini adalah Malabsorbsi makanan (malabsorbsi

    glukosa),KKP (Kekurangan kalori protein),BBLR dan bayi baru lahir.(1,2,3)

    IV. KLASIFIKASI1. Diare cair akut

    Diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan

    kurang dari 7 hari) dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair dan tanpa darah dengan

    frekuensi lebih dari 3 kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam,mungkin di sertai

    muntah dan panas.

    Diare cair akut menyebabkan dehidrasi dan bila masukan makanan berkurang. Juga

    mengakibatkan kurang gizi. Kematian terjadi karena dehidrasi.

    Penyebab terpenting diare cair akut pada anak-anak di negara berkembang adalah

    Rotavirus, Escherichia coli enterotoksigenik, Shigella, Campylobacter jejuni dan

    Cryptosporodium.Di beberapa tempat Vibrio cholera 01,Salmonella dan E. Coli

    enteropatogenik juga merupakan penyebab yang penting.

    2. DisentriDisentri adalah diare akut yang di sertai darah dalam tinja,darah terlihat secara kasat

    mata.Diare berdarah sering di sebut sebagai sindroma disentri yang terdiri dari kumpulan

    gejala,diare dengan darah dan lendir dalam feses dan adanya tenesmus.Darah yang hanya

    terlihat secara mikroskopis atau tinja bewarna hitam yang menandakan adanya darah pada

    saluran pencernaan atas,bukan merupakan diare berdarah.Akibat penting disentri antara

    lain ialah anoreksia,penurunan berat badan dengan cepat dan kerusakan mukosa usus

    karena bakteri invasif.

    Penyebab utama disentri akut adalah shigella.Penyebab lain adalah Campylobacter

    jejuni dan yang jarang ialah E coli enteroinvasif atau salmonella.Entamoeba histolytica

    dapat menyebabkan disentri yang serius pada orang dewasa muda tetapi jarang

    menyebabkan disentri pada anak.

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    7/29

    7 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    3. Diare persistenDiare persisten adalah diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih

    dari 14 hari atau lebih. Episod ini dapat di mulai sebagai diare cair atau disentri.Kehilangan

    berat badan yang nyata sering terjadi.Volume tinja dapat dalam jumlah yang banyak

    sehingga ada resiko mengalami dehidrasi.Tidak ada penyebab mikroba tunggal untuk

    diare persisten,

    E coli enteroaggeregratife,shigella dan cryptosporidium mungkin berperan lebih besar

    dari pada penyebab lain.

    Penyebab dari diare persisten adalah adanya faktor resiko berlanjutnya diare akut

    menjadi diare persisten,yaitu:

    Usia bayi kurang dari 4 bulan

    Tidak mendapat ASIMalnutrisiDiare akut dengan etiologi bakteri invasifTatalaksana diare akut yang tidak tepat seperti pemakaian antibiotik yang tidak

    sesuai.(1,3)

    V. PATOGENESIS

    1. Virus

    Beberapa jenis virus seperti rotavirus,berkembang biak dalam epitel vili usus halus

    menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya sel-sel vili yang secara

    normal mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian sementara oleh sel epitel berbentuk

    kripta yang belum matang. Menyebabkan usus mensekresi air dan elektrolit. Kerusakan vili

    dapat juga di hubungkan dengan hilangnya enzim disakarida terutama laktosa.

    Penyembuhan terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel vilinya menjadi matang.

    2. Bakteri Penempelan di mucosa

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    8/29

    8 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    Bakteri yang berkembang biak dalam usus halus pertama-tama harus

    menempelmukosa untuk menghindarkan diri dari penyapuan.Penempelan terjadi

    melalui antigen yang menyerupai rambut getar di sebut pili atau fimbria,yang melekat

    pada reseptor di permukaan usus.

    Hal ini terjadi misalnya pada E.coli enterotoksigenik dan V.cholerae 01.Pada

    beberapa keadaan,penempelan di mukosa di hubungkan dengan perubahan epitel usus

    yang menyebabkan pengurangan kapasitas penyerapan atau menyebabkan sekresi

    cairan (misalnya infeksi E coli enteropatogenik atau enteroaggregasi).

    Toxin yang menyebabkan sekresiE.coli enterotoxigenik,V.cholerae 01 dan beberapa bakteri lain mengeluarkan

    toxin yang menghambat fungsi sel epitel.Toxin ini mengurangi absorbsi natrium melaluivili dan mungkin meningkatkan sekresi chlorida dari kripta,yang menyebabkan sekresi

    air dan elektrolit.Penyembuhan terjadi bila sel yang sakit di ganti dengan sel yang sehat

    setelah 2-4 hari.

    Invasi mukosaShigella,C jejuni,E coli enteroinvasife dan Salmonella dapat menyebabkan diare

    berdarah melalui invasi dan perusakan sel epitel mukosa.ini terjadi sebagian besar di

    kolon dan bagian distal ileum.Invasi mungkin diikuti dengan pembentukan mikroabsesdan ulkus superfisial yang menyebabkan adanya sel darah merah dan sel darah putih

    atau terlihat adanya darah dalam tinja.Toksin yang di hasilkan oleh kuman ini

    menyebabkan kerusakan jaringan dan kemungkinan juga sekresi air dan elektrolit dari

    mukosa.

    4. Protozoa Penempelan mukosa

    G.lamblia dan Cryptosporidium menempel pada epitel usus halus dan

    menyebabkan pemendekan vili yang kemungkinan menyebabkan diare.

    Invasi mukosacE.histolitica menyebabkan diare dengan cara menginvasi epitel mukosa di kolon

    atau ileum yang menyebabkan mikroabses dan ulkus.namun begitu keadaan ini

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    9/29

    9 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    baru terjadi bila strainnya sangat ganas.Pada manusia 90% infeksi terjadi oleh strain

    yang tidak ganas,dalam hal ini tidak ada invasi ke mukosa dan tidak timbul gejala

    atau tanda-tanda,meskipun kista amoeba dan trofozoit mungkin ada di dalam

    tinjanya.(1,3)

    VI. GEJALA KLINIS

    Mula-mula bayi menjadi cengeng,gelisah,suhu tubuh mungkin meningkat,nafsu makan

    berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare.Tinja cair mungkin di sertai lendir dan atau

    darah.Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan

    empedu.Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama

    makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat,yang berasal dari laktosa yang tidak

    dapat di absorbsi usus selama diare.

    Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat di sebabkan oleh

    lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan

    elektrolit.Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit maka gejala dehidrasi

    mulai tampak,berat badan turun,turgor kulit berkurang,mata dan ubun-ubun besar menjadi

    cekung,selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

    Pada dehidrasi berat,volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan

    hipovolemik dengan gejalanya yaitu denyut jantung menjadi cepat,kecil,tekanan darah

    menurun,penderita menjadi lemah,kesadaran menurun (apatis,samnolen dan kadang-

    kadang sampai soporokomateus)

    Akibat dehidrasi diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila sudah ada asidosis

    metabolik,penderita akan tampak pucat dengan pernafasan yang cepat dan dalam

    (pernafasan kussmaul).

    Asidosis metabolik terjadi karena:

    1. Kehilangan NaHCO3 melalui tinja2. Ketosis kelaparan3. Produk-produk metabolik yang bersifat asam tidak dapat di keluarkan (oleh karena

    oliguria atau anuria)

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    10/29

    10 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    4. Berpindahnya ion natrium dari cairan ekstrasel ke cairan intrasel5. Penimbunan asam laktat (anoksia jaringan tubuh)6. Gejala khas diare oleh berbagai penyebab(2,3)

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    11/29

    11 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    Gejala Klinik Rotavirus ShigellaSalmonell

    aETEC EIEC Cholera

    Masa tunas 12 17 ja

    m 24- 48 jam 6

    72 jam

    6 72

    jam

    6 72

    jam

    48 72

    jam

    Panas ++ ++ ++ - ++ -

    Mual & muntah sering Jarang sering - - sering

    Nyeri perut tenesmusTenesmus,

    kram

    Tenesmus,

    kolik+

    Tenesmu

    s, kramKram

    Nyeri kepala - + + - - -

    Lamanya sakit 5 7 hari > 7 hari 3 7 hari 2- 3 hari variasi 3 hari

    Sifat tinja :

    - Volumesedang sedikit sedikit banyak sedikit

    Sangat

    banyak

    - Frekuensi Sampai

    10

    kali/hari

    > 10

    kali/harisering sering sering

    terus

    meneru

    s

    - Konsistensi cair lembek lembek cair lembek Cair

    - Lendir/darah- sering

    kadang-

    kadang- + -

    - Bau - +/- busuk + - amis

    (khas)

    - Warna kuning -

    hijaumerah hijau kehijauan

    Tidak

    berwarnamerah-hijau

    Sprt air

    cucian beras

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    12/29

    12 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    VII. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

    1. Pemeriksaan tinjaa. Makroskopis dan mikroskopisb. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinites bila di duga

    terdapat intoleransi glukosac. Bila perlu di lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi

    2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah,dengan menentukan pHdan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut

    ASTRUP (bila memungkinkan)

    3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium,kalium,kalsium dan fosfor dalam serum

    (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)

    5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secarakualitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

    (3)

    VIII. DIAGNOSIS

    Cara mendiagnosis pasien diare adalah dengan menentukan 3 hal berikut:

    1. Menentukan persistensinyaTanyakan pada orang tua pasien sudan berapa lama pasien menderita diare.Apakah

    sudah lebih dari 14 hari atau belum,sehingga nantinya dapat menentukan apakah diare

    pada pasien termasuk diare akut atau diare persisten.Hal ini berkaitan dengan tatalaksana

    diare yang berkaitan dengan penyulit ataupun komplikasi dari diare tersebut.

    Leukosit - + + - + -

    Lain-lainanoreksia kejang +/- sepsis +/-

    Meteori

    s-mus

    infeksi

    sistemik+/-

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    13/29

    13 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    2. Menentukan EtiologiDiagnosis klinis diare berdarah hanya berdasarkan adanya darah yang dapat di

    lihat secara kasat mata pada tinja.Hal ini dapat langsung di tanyakan pada orang tua

    maupun di lihat sendiri oleh dokter.Pada beberapa episode shigelosis,diare pada

    awalnya lebih cair dan menjadi berdarah setelah 1-2 hari.Diare cair ini dapat sangat

    berat dan menimbulkan dehidrasi.Seringkali di sertai demam,nyeri perut,nyeri pada

    rektum dan tenesmus.

    Kematian karena disentri biasanya di sebabkan oleh kerusakan yang berat pada ileum

    dan kolon,komplikasi sepsis,infeksi sekunder misalnya pneumonia atau gizi buruk.

    3. Menentukan derajat dehidrasiLakukan anamnesis dengan teliti terutama tentang asupan peroral,frekuensi

    miksi atau urin,frekuensi serta volume tinja dan muntah yang keluar.Tanyakan juga

    apakah pasien sudah pernah periksa dan apakah pasien mengkonsumsi obat tertentu

    sebelumnya.Saat melakukan anamnesis,amati keadaan umum dan aktivitas

    anak.Adanya demam menunjukan proses inflamasi dan dapat pula timbul karena adanya

    dehidrasi.

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    14/29

    14 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    Berikut ini penilaian derajat dehidrasi yang timbul pada penderita diare(2)

    :

    Penilaian Tanpa Dehidrasi

    Dehidrasi Ringan-Sedang

    (1 tanda * + 1 atau lebih

    tanda lain)

    Dehidrasi Berat

    (1 tanda * + 1 atau

    lebih tanda lain)

    Keadaan

    umum

    Mata

    Air mata

    Mulut dan

    Lidah

    Rasa haus

    Baik,sadar

    Normal

    Ada

    Basah

    Minum biasa

    tidak haus

    *Gelisah,rewel

    Cekung

    Tidak ada

    Kering

    *Haus,ingin minum banyak

    *Lesu,lunglai atau

    tidak sadar

    Sangat cekung dan

    kering

    Tidak ada

    Sangat kering

    *Malas minum atau

    tidak bisa minum

    Turgor kulit Kembali cepat *Kembali Lambat *Kembali sangat

    lambat (>2 detik)

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    15/29

    15 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    Nadi Normal Normal/Cepat Sangat cepat,lemah

    sampai tak teraba

    Pernafasan Normal Lebih cepat Sangat cepat dan

    dalam

    Ubun-ubun Normal Cekung Sangat cekung

    %

    kehilangan

    BB

    < 5% 5-10 % > 10 %

    IX. TATALAKSANA

    Penatalakasanaan:

    1.Rehidrasi2.Dukungan nutrisi3.Terapi medikamentosa4.

    Edukasi orang tua

    1. RehidrasiSalah satu komplikasi diare yang paling sering terjadi adalah dehidrasi.Mencegah

    terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari memberikan Cairan Rumah Tangga(CRT)

    yang di anjurkan seperti air tajin,kuah sayur atau air sup.Bila terjadi dehidrasi,anak harus

    segera di bawa ke petugas kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan cepat

    yaitu dengan oralit.Komposisi cairan rehidrasi oral sangat penting untuk memperolehpenyerapan yang optimal.

    Tatalaksana Rehidrasi pada pasien Diare dengan Dehidrasi Berat

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    16/29

    16 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bias minum, beri oralit melalui mulut,sementara infus disiapkan. Beri 100 ml/kgBB cairan Ringer Laktat atau Ringer asetat

    (atau jika tak tersedia, gunakan larutan NaCL yang dibagi sebagai berikut:

    Umur Pemberian pertama

    30 ml/KgBB selama:

    Pemberian berikut

    70ml/kgBB selama:

    12 bulan 30 menit 2.5 jam

    Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba.

    -Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika status hidrasi belum membaik, beri

    tetesan intravena lebih cepat.

    Dan berikan oralit sesuai usia anak,yaitu:2 tahun : 100 200 cc/x mencret

    Periksa kembali anak setiap 1-2 jam:- Jika anak muntah terus-menerus atau perut makin kembung, beri cairan lebih

    lambat.

    - Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak untuk pengobatanintravena.

    Sesudah 6 jam, periksa kembali anak.

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    17/29

    17 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    2. Dukungan nutrisiMakanan tetap di teruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu

    anak sehat untuk pengganti nutrisi yang hilang serta mencegah agar tidak menjadi gizi

    buruk.Pada diare berdarah nafsu makan akan berkurang.Adanya perbaikan nafsu makan

    menandakan fase kesembuhan.ASI tetap di teruskan selama terjadinya diare pada diare

    cair akut maupun pada diare akut erdarah dan di berikan dengan frekuensi lebih sering dari

    biasanya.Anak umur 6 bulan ke atas sebaiknya mendapat makan seperti biasanya.

    3. Terapi medikamentosaa. Suplementasi Zinc

    Zinc di berikan selama 10 hari berturut-turut terbukti mengurangi lama dan beratnya

    diare,mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan berikutnya.Zinc juga dapat

    mengembalikan nafsu makan anak.

    Dosis zinc:

    < 6 bulan : 1/2 tablet (10 mg) / hari > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) / hari

    Cara pemberian tabletzinc

    :Untuk bayi,tablet zinc dapat di larutkan dengan air matang,ASI atau oralit.

    Untuk anak-anak yang lebih besar,zinc dapat di kunyah atau di larutkan dalam air matang

    atau oralit.Tunjukan cara penggunaan tablet zinc kepada orang tua atau wali anak dan

    meyakinkan bahwa pemberian tablet zinc harus di berikan selama 10 hari berturut-turut

    meskipun anak sudah sembuh.

    Efek Zincterhadap Diare

    Zinc merupakan mikronutrien penting untuk kesehatan dan perkembangan anak.Diare

    dapat menurunkan kadar zinc dalam plasma pada bayi dan anak.penurunan asupan

    makanan dan penyerapan nutrisi dan peningkatan kebutuhan nutrisi,sering secara

    bersama-sama menyebabkan penurunan berat badan dan berlanjut ke gagal

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    18/29

    18 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    tumbuh.Defisiensi zinc menyebabkan gangguan absorpsi air dan elektrolit.zinc mampu

    menurunkan durasi dan frekuensi diare pada anak,terutama anak dengan penurunan kadar

    zinc yang berat.

    b. Antibiotik selektifAntibiotik tidak di berikan pada kasus diare cair akut kecuali dengan indikasi yaitu pada

    diare berdarah dan kolera.Secara umum tatalaksana pada disentri dikelola sama dengan

    kasus diare lain sesuai dengan acuan tatlaksana diare akut.Hal khusus mengenai

    tatalaksana disentri adalah pemberian antibiotika oral selama 5 hari yang masih sensitif

    terhadap shigella menurut pola kuman setempat.

    Dahulu semua kasus disentri pada tahap awal di beri antibiotika kotrimoksazole

    dengan dosis 5-8 mg/kgBB/hari.Namun saat ini telah banyak strain shigell resisten terhad

    apampicillin, amoksisillin, metronidazol, tetrasiklin, golongan

    aminoglikosida,kloramfenikol,sulfonamid dan kotrimoksazol sehingga WHO tidak

    merekomendasikan penggunaan obat tersebut.

    Obat pilihan untuk pengobatan disentri berdasarkan WHO 2005 adalah dengan

    golongan Quinolon seperti ciprofloksasin dengan dosis 30-50 mg/kgBB/hari dalam 3 dosis

    selama 5 hari.Pemantauan di lakukan setelah 2 hari pengobatan,lihat apakah adaperbaikan tanda-tanda seperti tidak adanya demam,diare berkurang,darah dalam feses

    berkurang dan peningkatan nafsu makan.jika tidak ada perbaikan maka amati adanya

    penyulit,hentikan pemberian antibiotik sebelumnya dan berikan antibiotik yang sensitif

    terhadap shigella berdasarkan area.

    Jika kedua jenis antibiotiktersebut tidak ada memberikan perbaikan maka amati

    kembsali adanya penyulit atau penyebab selain disentri.Pada pasien rawat jalan dianjurkan

    pemberian sefalosporin generasi ketiga seperti sefiksik 5 mg/kgBB/hari/oral..Penderita dipesankan kembali jika tidak membaik atau bertambah berat dan muncul tanda-tanda

    komplikasi yang mencakup panas tingga,kejang,penurunan kesadaran,tidak mau makan

    dan menjadi lemah.

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    19/29

    19 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    4. Edukasi Orang tuaNasihat pada Ibu atau pengasuh untuk kembali segera jika ada demam,tinja

    berdarah,muntah berulang,makan atau minum sedikit,sangat haus,diare makin sering atau

    belum membaik dalam 3 hari.

    Indikasi rawat inap pada penderita diare akut berdarah adalah malnutrisi,usia kurang dari 1

    tahun,menderita campak pada 6 bulan terakhir,adanya dehidrasi dan disentri yang datang

    sudah dengan komplikasi.(3) (6)

    X. PENCEGAHAN

    Tujuh intervensi pencegahan diare yang efektif, yaitu:2

    1. Pemberian ASI2. Perbaikan makanan pendamping ASI3. Penggunaan air bersih untuk kebersihan dan untuk minum4. Cuci tangan5. Penggunaan jamban6. Pembuangan tinja bayi yang aman7. Imunisasi campak

    1. Pemberian ASIKeuntungan-keuntungan pemberian ASI adalah:

    Pemberian ASI penuh selama 4-6 bulan sangat mengurangi resiko diare yang fatal danresiko infeksi yang serius.

    Pemberian ASI adalah bersih,tidak membutuhkan botol,dot,air dan formula yang mudahterkontaminasi dengan bakteri yang mungkin menyebabkan diare.

    ASI mempunyai sifat imunologik (terutama antibody) yang melindungi bayi terhadapinfeksi terutama diare,yang ini tidak ada pada susu sapi atau formula.

    Komposisi ASI ideal untuk bayi,susu sapi atau formula mungkin di buat terlalu encer (yangmengurangi nilai gizi) atau terlalu pekat (tidak cukup air) dan kemungkinan mengandung

    gula dan garam terlalu banyak.

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    20/29

    20 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    ASI adalah makanan yang lengkap,mengandung semua zat-zat gizi dan air yang dibutuhkan bayi sehat selama 4-6 bulan pertama kehidupan.Namun begitu bayi dengan

    berat badan lahir rendah (BBLR) perlu di berikan tambahan preparat besi,bila tersedia.

    ASI murah,tidak perlu mengeluarkan biaya seperti yang harus di keluarkan untukmakanan pengganti ASI seperti ongkos bahan bakar,peralatan susu formula dan waktu

    Ibu untuk menyiapkannya.

    Pemberian ASI membantu menjarangkan kelahiran.Ibu-ibu yang menyusui biasanyamempunyai masa tidak subur lebih panjang dari pada tidak menyusui.

    Intoleransi susu jarang terjadi pada bayi yang hanya mendapat ASI Pemberian ASI segera setelah melahirkan merangsang Ibu dan Bayi nya,mempunyai keun

    tungan emosional untuk keduanya dan membantu mendapatkan tempat bagi anak di

    dalam keluarga.

    2. Menyiapkan dan memberikan makanan tambahanIbu harus di ajari tentang cara menyiapkan ,memberikan dan menyimpan makanan

    penyapihan untuk memperbaiki resiko kontaminasi bakteri.yaitu:

    Mencuci tangan yang bersih sebelum menyiapkan makanan penyapihan dansebelum memberi makanan bayi.

    Menyiapkan makanan pada tempat yang bersih

    Memasak atau mendidihkan makanan dengan benar. Bila mungkin menyiapkan makanan sesaat sebelum makanan di masak. Menutupi makanan yang di simpan. Bila makanan di siapkan lebih dari 2 jam sebelum di gunakan,panasi sampai panas

    benar (dan kemudian biarkan dingin) sebelum di berikan kepada bayi.

    Memberikan makanan kepada bayi dengan sendok yang bersih dari cangkir ataudengan sendok makan khusus.Botol susu tidak boleh di gunakan.

    Cucilah makanan yang tidak di masak dengan air bersih sebelum di berikan kepadabayi.

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    21/29

    21 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    3. Penggunaan air bersih untuk kebersihan dan untuk minum Menggunakan air yang tersedia untuk kebersihan keluarga dan rumah tangga.Bila air

    tercemar,simpan terpisah dari air yang di gunakan untuk minum atau penyiapan

    makanan.

    Mengambil air minum dari sumber yang paling bersih yang tersedia. Melindungi sumber air dengan menjauhkan dari binatang.dengan menempatkan jamban

    dengan jarak 10 m.

    Menampung dan menyimpan air minum dalam wadah yang bersih. Mendidihkan air yang akan digunakan untuk membuat makanan dan minuman keluarga.

    4. Cuci tangan Menyediakan tempat cuci tangan di rumah Semua anggota keluarga harus mencuci tangan dengan baik yaitu sesudah menceboi

    anak,sesudah buang air besar,sebelum menyiapkan makanan,sebelum makan,sebelum

    memberi makan anak.

    Orang dewasa harus mencuci tangan anak.5. Penggunaan jamban

    Mempunyai jamban yang bersih dan berfungsi yang di gunakan oleh setiap anggotaskeluarga.jaga agar jamban tetap bersih dengan mencuci secara rutin

    Apabila tidak ada jamban,buang air besar jauh dari rumah,lebih kurang 10 m dari sumberair,tutupi tinja dengan tanah,jangan biarkan anak pergi ke tempat buang air besar

    sendirian.

    6. Pembuanagan tinja bayi yang aman Cepat-cepat kumpulkan tinja anak atau bayi ,bungkus dengan daun yang lebar atau

    kertas koran dan masukan ke dalam jamban atau di timbun.

    Bantulah anak-anak yang lebih besar buang air besar di jamban. Ceboki anak dengan bersih,kemudian cucilah tangan anak serta tangan pencebok dengan

    sabun dan air.

    7. Imunisasi campak

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    22/29

    22 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    Anak-anak yang menderita campak atau yang menderita campak 4 minggu sebelumnya

    mempunyai resiko lebih tinggi untuk mendapat dire atau disentri yang berat dan fatal

    (terdapat bukti bahwa meningkatnya resiko berakhir 6 bulan sesudah episod campak).

    Karena kuatnya hubungan antara campak dan diare yang berat dan keefektifan vaksinasi

    campak,imunisasi terhadap campak merupakan cara yang efektif untuk menurunkan

    morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan diare.Imunisasi campak yang di berikan

    pada umur yang di anjurkan dapat mencegah sampai 25 % kematian balita yang

    berhubungan.(1)

    XI. KOMPLIKASI

    1. Kelainan elektrolit dan asam basaKeadaan ini termasuk:

    1. Hipernatremi yaitu terdapat kekurangan air dan natrium tetapi proporsi kekuranganair lebih banyak,konsentrasi natrium serum meningkat ( > 150mmol/l),Osmolaritas

    serum meningkat ( >295 Osmol/l),sangat haus yang lebih berat derajatnya bila di

    bandingkan dengan derajat dehidrasinya,anak sangat iritabel.kejang mungkin bisa

    terjadi terutama bila konsentrasi natrium lebih dari 165 mmol/l.

    2. Hiponatremi yaitu adanya kekurangan air dan natrium tetapi kekurangan natriumlebih banyak,konsentrasi natrium serum rendah (

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    23/29

    23 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    Tidak dapat minum Kembung dan ileus paralitik Malabsorbsi glukosa

    3. Kejang-kejang1. Hipoglikemi

    Banyak pada bayi atau anak gizi buruk.Bila penyebabnya hipoglikemi,pemberian

    2,5 ml/kg larutan selama 5 menit menyebabkan kesadarannya membaik dengan

    cepat.setelah sadar beri anak makan atau di beri larutan oralit untuk mencegah

    terjadinya kejang lagi.

    2.

    HiperpireksiaBeberapa anak terutama bayi dapat mengalami kejang bila demam,resiko

    meningkat bila demam tinggi (>40 C)Berikan paracetamol atau kompres dengan

    menyeka badan menggunakan air hangat dan mengipasi.

    3. Hipernatremi atau Hiponatremi4. Ensefalopati

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    24/29

    24 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    Ensefalopati

    Ensefalopati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kelainan fungsi otak

    menyeluruh yang dapat akut atau kronik. Etiologi ensefalopati pada anak meliputi penyebab

    infeksi, toksis (misal, karbon monoksida, atau, timah hitam), metabolic dan iskemik.8

    Jenis-jenis ensefalopati

    1. Cerebral Palsy2. Ensefalomiopati Mitokondrial3. Ensefalopati lain

    1. Cerebral PalsyCerebral Palsy (CP) adalah ensefalopati statis yag mungkin didefinisikan sebagai kelainan

    postur dan gerakan non progresif, sering disertaI dengan epilepsy dan ketidaknormalan bicara,

    penglihatan dan kecerdasan akibat dari cacat atau lesi otak yang sedang berkembang. CP

    merupakan suattu kelainan yang lazim, dengan perkiraan prevalensi 2/1.000 populasi. Keadaan

    ini pertama kali diuraikan hampir 150 tahun yang lalu oleh Little, ahli bedah ortopedik. Ia

    mengusulkan bahwa penyebab utama meliputi trauma lahir dan asfiksia, juga prematuritas, dan

    bahwa perbaikan perawatan obstetric akan secara bermakna mengurangi insiden CP. Selama 2-

    3 dasawarsa terakhir, ada kemajuan yang pesat di bidang perawatan obstetric dan neonatus,

    namun sayangnya sebenernya tidak ada perubahan dalam insiden CP.

    Epidemiologi dan etiologi

    Collaborative perinatal project, dimana sekitar 45.000 anak secara teratur dipantau

    sejak dalam kandungan hingga umur 7 tahun, melaporkan angka prevalensi cerebral palsy (CP)

    sekitar 4/1.000 bayi lahir hidup. Asfiksia lahir merupakan penyebab CP yang tidak lazim,

    lagipula kehamilan yang berisiko tinggi membuahkan anak yang normal secara neurologis.

    Meskipun penyebab CP tidak dapat dikenali pada sebagian besar kasus, sejumlah besar anak

    dengan CP mengalami anomaly congenital diluar system saraf sentral (SSS) yang dapat

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    25/29

    25 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    menempatkan mereka pada peningkatan risiko untuk terjadinya asfiksia selama periode

    perinatal.

    Manifetasi klinis

    Cerebral palsy disertai dengan spectrum kecacatan perkembangan, termasuk:

    -retardasi mental,

    -epilepsy,

    -kelainan fungsi penglihatan,

    -gangguan pendengaran,

    -gangguan bicara,

    -kognitif,

    -dan perilaku.

    Diagnosis

    Karena CP biasanya disertai dengan spectrum kelainan perkembangan yang luas,

    pendekatan multidisipliner adalah paling membantu dalam penilaian dan manejemen anak.

    EEG dasa dan CT scan mungkin terindikasi untuk menentukan lokasi dan luas lesi structuralatau malformasi congenital yang terkait. Pemeriksaan tambahan dapat mencakup uji

    pendengaran dan fungsi penglihatan.

    Terapi

    Beberapa obat digunakan untuk mengobati spastisitas, termasuk natrium dantrolen,

    benzodiazepine, dan baklofen. Baklofen intratekal telah digunakan secara berhasil pada anak

    terpilih dengan spastisitas berat. Terapi eksperimental ini memerlukan pendekatan tim dantindak lanjut yang tetap untuk komplikasi mekanisme pemompaan infuse dan infeksi. Toksin

    Botulinum sedang dipelajari untuk manajemen spastisitas pada kelompok otot teertentu, dan

    temuan awal menunjukan respon positif pada penderita yang diteliti.

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    26/29

    26 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    Tim dokter dari berbagai spesialisasi demikian juga ahliterapi kerja dan fisik, patologi

    bicara, pekerja social, pendidik, serta ahli psikologi perkembangan memberikan sumbangan

    penting untuk penatalaksaan anak. Orang tua berperan penting dalam penyembuhan.

    2. Ensefalomiopati Mitokondriala.Ensefalomiopati Mitokondria, asidosis laktat, dan episode mirip stroke

    Penderita ini mungkin normal selama beberapa tahun pertama, namun secara

    bertahap mereka menunjukan perkembangan motorik dan kognitif. Anak ini mempunyai

    perawakan pendek dan mengalami gangguan kejang-kejang setempat atau menyeluruh.

    Akhirnya penderita datang dengan hemiparesis akut yang dapat bergantian dari sebelah

    ke sebelah.

    Pemeriksaan CT scan menampakkan kalsifikasi ganglia basalis pada beberapa

    penderita dan daerah terang pada hemisfer serebri. Kadar laktat serum selama episode

    akut meningkat.

    b.Ensefalomiopati nekrotikans subakutSebagian besar penderita datang selama masa bayi dengan masalah menelan

    dan makan, muntah-muntah, dan gagal tumbuh. Tanda keterlambatan motorik dan

    kemampuan bicara dapat nyata, dan kejang menyeluruh, lemah, hipotonia, ataksia,

    tremor, dan mistagmus merupakan temuan yang menonjol. Pernafasan sebentar

    dengan disertai desakan atau menangis tersedu-sedu adalah khas dan menunjukan

    disfungsi batang otak.

    Kadar laktat serum yang meningkat merupakan tanda utama penyakit ini.

    3. Ensefalopati laina. Sindrom zellweger (sindroma serebrohepatorenal)

    Bayi dengan sindrom ini memiliki wajah dismorfik yang terdiri dari penonjolan

    frontal dan fontanela anterior besar. Oksiput tampak rata, dan telinga eksterna tidak

    normal. Palatum sangat lengkung, lipatan kulitleher berlebihan, hipotonia berat, dan

    arefleksia biasanya nyata.

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    27/29

    27 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    Kejang-kejang menyeluruh menjadi nyata pada awal kehidupan, diserrtai dengan

    keterlambatan perkembangan menyeluruh berat dan kehilangan pendengaran

    bilateralyang berarti.

    Hepatomegali merupakan temuan yang menonjol segera setelah lahir, sering

    disertai dengan riwayat ikterus noenatrum yang lama. Penderita dengan sindroma

    zellweger jarang bertahan hidup hingga melebihi 1 tahun.

    b. Ensefalopati sindrom imunodefisiensi didapat (AIDS)Tanda neurologis pada penderita yang terinfeksi secara kongenital mungkin mucul

    selama awal masa bayi dan mungkin tertunda hingga usia lima tahun. Tanda utama

    ensefalopati AIDS adalah henti pertumbuhan otak, bukti adanya keterlambatan

    perkembangan, dan evolusi tanda neurologis.

    c. Ensefalopati luka bakarEnsefalopati ini berkembang pada sekitar 5% anak dengan luka bakar yang berarti

    selama beberapa minggu pertama rawat inap. Tidak ada penyebab tunggal ensefalopati

    luka bakar namun agaknya kombinasi beberapa factor yang meliputi anoksia (mingisap

    asap, keracunan karbonmonosida, laringospasme), kelainan elektrolit, bakteremia dansepsis, thrombosis vena korteks, luka kepala yang terjadi bersamaan, edema otak,

    reaksi obat, dan distress emosi.

    Manajemen ensefalopati luka bakar diarahkan pada pencarian sebab yang

    mendasari dan terapi hipoksemia, kejang, kelainan elektrolit spesifik, atau edema otak.

    Prognosis untuk kesembuhan neurologis total pada umumnya sangat baik, terutama

    jika kejang merupakan kelainan primer.

    d. Ensefalopati hipertensiEnsefalopati hipertensi adalah paling lazim disertai dengna penyakit ginjal pada

    anak, termasuk glomerulonefritis akut, pielonefritis kronik, dan penyakit ginjal stadium

    akhir. Hipertensi sistemik yang mencolok dapat menimbulkan vasokonstriktor

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    28/29

    28 Ensefalopati ec GE Berat | Ita karina

    pembuluh darah otak, yang mengakibatkan permeabilitas vascular, yang menimbulkan

    daerah edema dan perdarahan otak setempat.

    Pengobatan diarahkan pada pemulihan keadaan normotensif dan mengendalikan

    kejang dengan antikonvulsan yang sesuai.

    4. Ensefalopati radiasiEnsefalopati radiasi akut paling mungkin berkembang pada penderita muda yang pernah

    mendapatkan dosis harian yang besar. Radiasi yang berlebihan melukai permeabilitas

    vaskuler, edema otak, dan berbagai perdarahan. Anak ini mungkin secara mendadak

    menjadi irritable dan lesu, mengeluh sakit kepala, kejang atau dating dengan tanda

    nurologis setempat. Steroid sering bermanfaat dalam mengurangi edema otak dan

    memulihakan tanda neurologis.

    Ensefalopati radiasi akhir berkembang beberpa bulan sampai beberapa tahun setelah

    selesai penyelesaian terapi. Ensefalopati ini jarang pada anak. Keadaain ini ditandai

    dengan sakit kepala dan tanda neurologis setempat progresif lambat, termasuk

    hemiparesis dan kejang. Meskipun penyebab belum diketahui tetapi hasil CT scan

    menampakan atrofi otak dan lesi densitas rendah.

  • 7/27/2019 Ensefalopati Print

    29/29

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Departemen Kesehatan R.I.1999.Buku Ajar Diare.Pendidikan Medis Pemberantasan Diare(PMPD).Hal 3 135

    2. Suraatmaja,S.2007.Kapita Selekta Gastroenterologi Anak.Jakarta:Sagung seto.Hal 1 273. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1985.Buku

    Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta:Infomedika Jakarta.Hal 283 286

    4. WHO.2009.Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit.Jakarta:WHO.Hal 131 15. Lean S. Gastroenteritis.pdf6. Behram, Kliegman, Arvin. Nelson Textbook of Pediatrics.Vol3.1999.Jakarta: EGC.Hal 2085-

    2089