efektivitas formula tablet ekstrak padina …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal dwi...

10
1 EFEKTIVITAS FORMULA TABLET EKSTRAK Padina australis SEBAGAI ANTIBAKTERI Escherichia coli Dwi Liana Hanura 1) , Bina Lohita Sari 2) , Tri Saptari Haryani 3) 1), 2), 3) Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan ABSTRAK Padina australis (P.australis) merupakan salah satu rumput laut yang mempunyai potensi sebagai antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli (E.coli). Selain mengandung bahan hidrokoloid sebagai metabolit primernya, rumput laut juga mengandung metabolit sekunder. Triterpenoid dan steroid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam rumput laut, dan memiliki berbagai aktivitas sebagai bakterisida, dan antialergi. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk tiga formula tablet dan menentukan aktivitas dan efektivitasnya terhadap bakteri E.coli.Sebelum melakukan uji efektivitas, dilakukan terlebih dahulu uji aktivitas antibakteri E.coli pada 3 formula. Formula tablet dengan konsentrasi zat aktif yaitu formula I (20%), II (25%), III (30%) dan menggunakan kontrol negatif berupa tablet tanpa zat aktif. Ketiga formula diuji aktivitas dan efektivitas terhadap bakteri E.coli dengan menggunakan kontrol positif amoxycillin (10 ppm). Selanjutnya dilihat lebar daerah hambat (LDH) atau zona bening yang dihasilkan dari ketiga formula, kontrol positif dan kontrol negatif. Hasil uji aktivitas antibakteri tablet ekstrak P.australis menunjukkan formula I, II, III, adalah 4,28, 7,14, dan 7,71 ppm. Efektivitas ekstrak etanol pada sediaan tablet dilakukan dengan meningkatkan kadar ekstrak setiap formula, dengan Formula I (40%), II (50%), III (60%), dan kontrol positif amoxycillin dengan konsentrasi 20 ppm. Hasil uji efektivitas formula I, II, III, mempunyai LDH sebesar 4,74, 6,66, 7,77 ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa formula III paling efektif terhadap bakteri E.coli dibandingkan dengan formula I dan II. Kata kunci : Padina australis, tablet, antibakteri Escherichia coli. ABSTRACT Padina australis (P.australis) is one of the seaweed that have a potential as an antibacterial, in the bacterium Escherichia coli (E.coli). Besides containing hydrocolloid materials as its primary metabolite, seaweed also contain secondary metabolites. Triterpenoids and steroids are secondary metabolites contained in seaweed, and has a variety of activities as a bactericide, and hypo-allergenic. This study aims to establish three tablet formula and determine the activity and effectiveness against the bacteria E.coli. Before performing effectiveness of test, it conducted first test antibacterial activity of E.coli in 3 formulas. Formula tablets with active substance concentration that is the formula I (20%), II (25%), III (30%) and using a negative control in the form of tablets with no active ingredient. The third activity was tested formula and effectiveness against E. coli bacteria using a positive control amoxycillin (10 ppm). Furthermore, the inhibition zone width (IZW) or a clear zone resulting from the three formulas, positive and negative controls. The results of antibacterial activity test tablet extract Padina australis show the formula I, II, III, is 4.28, 7.14 and 7.71 ppm. The effectiveness of ethanol extract in tablet dosage extract is done by increasing the levels of each formula, with Formula I (40%), II (50%), III (60%), and positive control amoxycillin with a concentration of 20 ppm. The result of the effectiveness of the formula I, II, III, has IZW 4.74, 6.66, 7.77 ppm. These results indicate that the most effective of formula III against E.coli compared to formula I and II. Keywords: Padina australis, tablet, Escherichia coli antibacterial.

Upload: vannhu

Post on 02-Mar-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS FORMULA TABLET EKSTRAK Padina …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Dwi 066111151.pdf · amoxycillin tablet 500 mg, amylum manihot (amprotab), PVP, dan Mg stearat

1

EFEKTIVITAS FORMULA TABLET EKSTRAK Padina australis

SEBAGAI ANTIBAKTERI Escherichia coli

Dwi Liana Hanura 1), Bina Lohita Sari 2), Tri Saptari Haryani 3) 1), 2), 3) Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan

ABSTRAK

Padina australis (P.australis) merupakan salah satu rumput laut yang mempunyai potensi sebagai

antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli (E.coli). Selain mengandung bahan hidrokoloid sebagai

metabolit primernya, rumput laut juga mengandung metabolit sekunder. Triterpenoid dan steroid merupakan

senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam rumput laut, dan memiliki berbagai aktivitas sebagai

bakterisida, dan antialergi. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk tiga formula tablet dan menentukan

aktivitas dan efektivitasnya terhadap bakteri E.coli.Sebelum melakukan uji efektivitas, dilakukan terlebih

dahulu uji aktivitas antibakteri E.coli pada 3 formula. Formula tablet dengan konsentrasi zat aktif yaitu

formula I (20%), II (25%), III (30%) dan menggunakan kontrol negatif berupa tablet tanpa zat aktif. Ketiga

formula diuji aktivitas dan efektivitas terhadap bakteri E.coli dengan menggunakan kontrol positif

amoxycillin (10 ppm). Selanjutnya dilihat lebar daerah hambat (LDH) atau zona bening yang dihasilkan dari

ketiga formula, kontrol positif dan kontrol negatif. Hasil uji aktivitas antibakteri tablet ekstrak P.australis

menunjukkan formula I, II, III, adalah 4,28, 7,14, dan 7,71 ppm. Efektivitas ekstrak etanol pada sediaan tablet

dilakukan dengan meningkatkan kadar ekstrak setiap formula, dengan Formula I (40%), II (50%), III (60%),

dan kontrol positif amoxycillin dengan konsentrasi 20 ppm. Hasil uji efektivitas formula I, II, III, mempunyai

LDH sebesar 4,74, 6,66, 7,77 ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa formula III paling efektif

terhadap bakteri E.coli dibandingkan dengan formula I dan II.

Kata kunci : Padina australis, tablet, antibakteri Escherichia coli.

ABSTRACT

Padina australis (P.australis) is one of the seaweed that have a potential as an antibacterial, in the bacterium

Escherichia coli (E.coli). Besides containing hydrocolloid materials as its primary metabolite, seaweed also

contain secondary metabolites. Triterpenoids and steroids are secondary metabolites contained in seaweed,

and has a variety of activities as a bactericide, and hypo-allergenic. This study aims to establish three tablet

formula and determine the activity and effectiveness against the bacteria E.coli. Before performing

effectiveness of test, it conducted first test antibacterial activity of E.coli in 3 formulas. Formula tablets with

active substance concentration that is the formula I (20%), II (25%), III (30%) and using a negative control in

the form of tablets with no active ingredient. The third activity was tested formula and effectiveness against E.

coli bacteria using a positive control amoxycillin (10 ppm). Furthermore, the inhibition zone width (IZW) or a

clear zone resulting from the three formulas, positive and negative controls. The results of antibacterial

activity test tablet extract Padina australis show the formula I, II, III, is 4.28, 7.14 and 7.71 ppm. The

effectiveness of ethanol extract in tablet dosage extract is done by increasing the levels of each formula, with

Formula I (40%), II (50%), III (60%), and positive control amoxycillin with a concentration of 20 ppm. The

result of the effectiveness of the formula I, II, III, has IZW 4.74, 6.66, 7.77 ppm. These results indicate that

the most effective of formula III against E.coli compared to formula I and II.

Keywords: Padina australis, tablet, Escherichia coli antibacterial.

Page 2: EFEKTIVITAS FORMULA TABLET EKSTRAK Padina …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Dwi 066111151.pdf · amoxycillin tablet 500 mg, amylum manihot (amprotab), PVP, dan Mg stearat

2

PENDAHULUAN

Rumput laut adalah salah satu hasil

perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi

dan menjadi sumber devisa nonmigas. Secara

umum, banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku

industri makanan, kosmetik, farmasi, dan lain-

lain. Ditinjau secara biologi, rumput laut adalah

kelompok tumbuhan berklorofil yang terdiri dari

satu atau banyak sel dan berbentuk koloni.

Didalam alga terdapat bahan-bahan organik

seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral dan

juga senyawa bioaktif (Putra,2006).

Rumput laut merupakan bagian dari

tumbuhan laut perairan yang diklasifikasikan

kedalam 2 kelompok yaitu makro alga dan mikro

alga. Rumput laut termasuk pada kelompok makro

alga yaitu penghasil bahan-bahan hidrokoloid.

Selain mengandung bahan hidrokoloid sebagai

komponen primernya, rumput laut juga

mengandung komponen sekunder yang

kegunaannya cukup menarik yaitu sebagai obat-

obatan dan keperluan lain seperti kosmetik dan

industri lainnya (Suptijah, 2002).

Diare adalah penyakit yang disebabkan

oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri,

virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan

protozoa. Diare merupakan penyakit infeksi yang

saat ini masih menjadi permasalahan di negara-

negara berkembang, khususnya Indonesia. Jumlah

penderita diare di Indonesia pada tahun 2004

tercatat sebesar 596.050 penderita (Amiruddin,

2007). Escherichia coli merupakan contoh bakteri

Gram negatif yang dapat menyebabkan diare

(Adnyana dkk., 2004). Oleh karena itu, bakteri ini

akan digunakan sebagai mikrobia uji dalam

penelitian ini.

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk

sediaan padat yang biasanya dibuat dengan

penambahan bahan tambahan farmasetik yang

sesuai (Ansel,1989). Kelebihan sediaan tablet

yaitu ringan, mudah dalam pembungkusan,

pemindahan, dan penyimpanan. Pasien

menemukan kemudahan untuk membawanya dan

tidak perlu menggunakan alat bantu seperti

sendok untuk pemakaiannya. Kerugiannya yaitu

beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat

dan kompak dan obat yang rasanya pahit, bau

yang tidak dapat dihilangkan atau obat yang peka

terhadap kelembaban udara perlu pengapsulan

atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila

mungkin) atau memerlukan penyalutan (Banker

dan Anderson,1986).

Menurut Widyani (2011), rumput laut jenis

Turbinaria decurens dapat dibuat menjadi sediaan

tablet agar mudah, nyaman dan praktis

dikonsumsi oleh masyarakat. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan oleh Haryani, dkk

(2014), telah dilakukan uji fitokimia dan LDH

pada Padina australis dengan diameter zona

bening ekstrak etanol 96% sebesar 14,37 mm

sebagai antibakteri Escherichia coli, maka

dilakukan uji aktivitas sediaan tablet dilanjutkan

dengan uji efektivitas tablet.

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan Alat yang akan digunakan dalam penelitian

ini antara lain alat-alat gelas, batang pengaduk,

penggaris, neraca analitik, Vacuum dry, cawan

petri, jarum ose, autoklaf ALL AMERICAN,

inkubator Fisher, kertas wattman, moisture

balance AND MX-50, tanur VULCAN A-560,

mesh, pencetak tablet.

Bahan yang digunakan meliputi rumput

laut (Padina australis) yang didapat dari pantai

Bayah, Banten, bakteri uji strain Escherichia coli

yang didapat dari Departemen Biologi Institut

Pertanian Bogor, antibiotik pembanding

amoxycillin tablet 500 mg, amylum manihot

(amprotab), PVP, dan Mg stearat.

Pembuatan Simplisia Padina australis

Sampel Padina australis dibersihkan dari

kotoran yang menempel menggunakan air

mengalir. Sampel yang digunakan dalam

pembuatan ekstrak ini adalah simplisia kering

yang dikeringkan dalam oven pada suhu 50oC

selama dua hari hingga mengering. Kemudian

simplisia kering dihaluskan hingga diperoleh

bubuk kering (serbuk halus) dan diayak dengan

mesh 20, lalu ditimbang dan disimpan di dalam

wadah bersih dan tertutup rapat.

Pembuatan Ekstrak Padina australis Ekstraksi menggunakan metode maserasi.

Proses ekstraksi di mulai dengan cara sampel

serbuk sebanyak 100 gr dimaserasi menggunakan

etanol 96% dengan perbandingan 1:10 selama

3x24 jam. Selanjutnya direndam dalam 250 ml

etanol (maserasi) selama 1x24 jam, dan saring

dengan menggunakan kertas saring dan filtrat

ditampung dalam erlenmeyer, hasil filtrat di

peroleh filtrat 1. Residu yang diperoleh direndam

dengan 750 ml etanol 96% selama 1x24 jam,

kemudian disaring hingga diperoleh filtrat. Filtrat

Page 3: EFEKTIVITAS FORMULA TABLET EKSTRAK Padina …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Dwi 066111151.pdf · amoxycillin tablet 500 mg, amylum manihot (amprotab), PVP, dan Mg stearat

3

1 dan 2 dievaporasi menggunakan vacuum dry,

kemudian hasil menjadi ekstrak kering.

Uji Kadar Air Padina australis

Penentuan kadar air dilakukan dengan

menggunakan moisture balance. Sampel

dimasukkan sebanyak 1 gram ke dalam alat yang

telah disiapkan, pada suhu 1050C. Kemudian

kadar yang tertera pada moisture balance dicatat.

Dilakukan pengulangan 2 kali.

Uji Kadar Abu Padina australis

Ditimbang sebanyak 2 gram serbuk

simplisia dimasukkan kedalam krus silikat yang

telah dipijarkan dan ditara. Dipijarkan perlahan

hingga arang habis, didinginkan, kemudian

ditimbang. Jika dengan cara ini ini arang tidak

dapat dihilangkan, ditambahkan air panas, dan

disaring melalui kertas saring dalam krus yang

sama. Filtrat dimasukkan kedalam krus, diuapkan,

dipijarkan hingga bobot tetap, kemudian

ditimbang. Dihitung kadar abu terhadap bahan

yang telah dikeringkan diudara (Depkes RI,

1979).

Kadar abu (%) =

(Bobot krus + abu simplisia) − Bobot krus kosong

Bobot sampel simplisia serbukx 100%

Analisis Fitokimia

Uji fitokimia dilakukan pada ekstrak nano

propolis untuk mengetahui kandungan flavonoid,

saponin, tanin, alkaloid, triterpenoid dan steroid

secara kualitatif.

a. Uji Alkaloid Sebanyak 0,5 gr sampel ditambah dengan

larutan basa amonia 1% dan kloroform dalam

tabung reaksi, kemudian lapisan kloroform

(lapisan bawah) dipipet dan ditambahkan HCl 2N

lalu dikocok. Larutan yang didapat dibagi empat,

yaitu blanko dan sisanya direaksikan masing-

masing dengan pereaksi Mayer dan Dragendorff.

Hasil positif yaitu campuran dengan pereaksi

Mayer menimbulkan endapan putih dan campuran

dengan pereaksi Dragendorff menimbulkan

kekeruhan dan endapan jingga (Soebagio dkk,

2007).

b. Uji Tanin

Sebanyak 0,5 gram ekstrak Padina

australis dimasukkan kedalam tabung reaksi

dilarutkan dengan sedikit aquadest kemudian

dipanaskan di atas penangas air lalu diteteskan

dengan larutan gelatin 1% dan natrium klorida

10% (1:1). Hasil positif terbentuknya endapan

putih (DepKes RI, 1989).

c. Uji Saponin

Sebanyak 0,5 gram esktrak Padina

australis dilarutkan dengan Aquadest lalu

dipanaskan di atas penangas air. Setelah dingin,

larutan dalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat

selama ± 30 detik. Hasil positif yaitu terbentuknya

busa yang konsisten selama beberapa menit

dengan penambahan 1 tetes HCl encer masih

terbentuk busa (Soebagio dkk, 2007).

d. Uji Steroid dan Triterpenoid Sebanyak 1 mL ekstrak Padina australis

ditambahkan dengan eter lalu dikocok. Lapisan

eter diambil dan diuapkan dengan cawan penguap

di atas penangas air. Filtrat yang didapat

ditambahkan dengan pereaksi Lieberman-

Burchard. Hasil positif untuk senyawa steroid

ialah timbulnya warna hijau sedangkan untuk

senyawa triterpenoid hasil positif ditandai dengan

munculnya warna ungu (Soebagio dkk, 2007).

Formulasi Tablet

Tabel 1. Formulasi Tablet Ekstrak Padina

australis

BAHAN Formula (%)

I II III IV

Ekstrak Padina australis 20 25 30 -

Amprotab (%) 70 65 60 90

PVP (%) 3 3 3 3

Avicel pH 102 (%) 5 5 5 5

Talk (%) 1 1 1 1

Mg stearat (%) 1 1 1 1

Keterangan : dibuat 1 tablet 250 mg

Metode Pembuatan Granul

Pembuatan granul dilakukan dengan

metode granulasi basah. Ekstrak dicampur dengan

setengah bagian amprotab, kemudian teteskan

PVP yang telah dilarutkan dengan etanol 96%

sambil diaduk homogen hingga diperoleh massa

yang kompak dan dapat dikepal. Campuran

kemudian diayak dengan ayakan mesh no. 12

kemudian granul basah dikeringkan dalam oven

pada suhu 40˚C. Granul yang sudah kering diayak

kembali dengan ayakan mesh no. 18. Dilakukan

evaluasi granul.

a. Evaluasi Granul

1) Penetapan kadar air granul

Pemeriksaan kadar air granul dilakukan

dengan menggunakan moisture balance. Setiap

formula dimasukkan 1 g granul ke dalam alat

yang telah disiapkan, pada suhu 1050C. Kemudian

catat kadar yang tertera pada moisture balance.

Page 4: EFEKTIVITAS FORMULA TABLET EKSTRAK Padina …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Dwi 066111151.pdf · amoxycillin tablet 500 mg, amylum manihot (amprotab), PVP, dan Mg stearat

4

Pengukuran diulang sebanyak 2 kali, syarat 2-5%

(Lachman, 1989).

2) Uji Aliran Granul

Uji aliran granul dilakukan dengan

melewatkan 50 g granul ke dalam alat Flowtester

sampai masa granul melewati corong, kemudian

dicatat waktunya. Pengukuran diulang sebanyak 2

kali. Penghitungan daya aliran granul dilakukan

menggunakan rumus:

f =M

T

Keterangan:

f = Daya aliran (g/detik)

T = Waktu (detik)

M = Massa Granul (g)

Tabel 2.Tipe Aliran berdasarkan Daya Alir

Harga Daya Alir (f) Keterangan

>10 Bebas mengalir

4 – 10 Mudah mengalir

1,4 – 4 Kohesif

<1,4 Sangat kohesif

Sumber: Aulton, 1988

3) Uji Sudut Diam

Penentuan sudut diam dilakukan dengan

memasukkan sejumlah massa granul kedalam

corong. Massa yang jatuh akan membentuk

kerucut, lalu diukur tinggi dan diameter kerucut.

Percobaan ini diulang sebanyak 2 kali. Tipe

aliran berdasarkan sudut istirahat dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Tipe Aliran berdasarkan Sudut Diam

Sudut Istirahat (α) Keterangan

< 250 Sangat Mudah Mengalir

250<α<400 Mudah Mengalir

>400 Sukar Mengalir

Sumber: Aulton,1988

Rumus yang digunakan untuk menentukan sudut

diam.

Tan-1 α = h

r

h

r α

4) Uji Kompresibilitas

Uji kompresibilitas dilakukan dengan

menimbang 50 gram massa granul, lalu

dimasukkan kedalam tabung dari alat Tap Density

Tester. Perubahan volume dicatat sebelum dan

sesudah pengetukan. Tipe aliran berdasarkan

kompresibilitas dapat dilihat pada tabel 4. Nilai

kompresibilitas dapat dihitung menggunakan

persamaan Carr:

Kompresibilitas (%) : 𝜌1− 𝜌2

𝜌2 x 100%

𝜌 = 𝑔

𝑣

Keterangan :

g = bobot granul (g)

V = volume sejumlah g granul (ml)

𝜌 = kerapatan (g/ml)

𝜌1 = kerapatan granul sebelum diketuk (g/ml)

𝜌2 = kerpatan granul setelah diketuk (g/ml)

% = kompresibilitas (%)

Tabel 4. Tipe Aliran Berdasarkan Kompresibilitas

Indeks kompresibilitas (%) Tipe aliran

5-12 Sangat baik sekali

12-16 Sangat baik

18-21 Baik

23-28 Sedang

28-35 Buruk

35-38 Sangat buruk

>40 Sangat buruk sekali

Sumber : Aulton, 1988

Metode Pembuatan Tablet

Granul yang telah dievalusai dicampur

dengan setengah bagian amilum, magnesium

stearat dan aerosil. Kemudian campur sampai

homogen. Lakukan pencetakan tablet dengan

menggunakan mesin pencetak tablet. Lakukan

evaluasi tablet.

a. Evaluasi Tablet

1) Uji keseragaman bobot

Sebanyak 20 tablet ditimbang satu per satu,

kemudian dihitung bobot rata-ratanya.

2) Uji keseragaman ukuran

Sebanyak 10 tablet diukur diameter dan

tebalnya satu per satu kemudian dihitung rata-

ratanya. Diameter tablet tidak lebih dari 3x

dan tidak kurang dari 4/3 tebal tablet.

3) Uji kekerasan tablet

Sebanyak 10 tablet secara bergantian di-

letakkan di antara ruang penjepit kemudian

dijepit dengan memutar alat penekan,

sehingga tablet kokoh ditempatnya dan

petunjuk berada pada skala 0, melalui putaran

pada sebuah sekrup, tablet akan pecah dan

dibaca penunjuk skala pada alat tersebut.

4) Uji kerapuhan tablet

Page 5: EFEKTIVITAS FORMULA TABLET EKSTRAK Padina …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Dwi 066111151.pdf · amoxycillin tablet 500 mg, amylum manihot (amprotab), PVP, dan Mg stearat

5

Sejumlah tablet yang telah dibebaskan dari

debu ditimbang dan dimasukkan ke dalam

friabilator. Mesin dijalankan dengan

kecepatan 25 rpm selama 4 menit. Tablet

dikeluarkan dan di-bebasdebukan kembali,

lalu ditimbang. Persenta-se kehilangan bobot

menunjukkan kerapuhan-nya.

5) Uji Waktu Hancur

Masukkan 5 tablet kedalam keranjang, turun

naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap

menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak

ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa,

kecuali fragmen berasal dari zat penyalut.

Kecuali dinyatakan lain, waktu yang

diperlukan untuk menghancurkan kelima

tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet

tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit

untuk tablet bersalut gula dan bersalut

selaput.

Pembuatan Media

a. Nutrien Agar

Ditimbang sebanyak 23 g serbuk nutrien

agar kemudian disuspensikan dengan air suling

yang ditambahkan sedikit demi sedikit dalam

erlenmeyer hingga 1000 ml, dipanaskan sampai

bahan larut sempurna. Disterilkan dalam autoklaf

pada suhu 121°C selama 15 menit (Difco, 1977).

b. Pembuatan Agar Miring

Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 3 ml

media nutrien agar, didiamkan pada suhu kamar

sampai sediaan membeku pada posisi miring,

kemudian disimpan dalam lemari pendingin.

Pembiakan Bakteri

a. Pembuatan Stok Kultur

Diambil satu koloni bakteri E.coli dengan

menggunakan jarum ose steril, lalu ditanamkan

pada media nutrien agar miring dengan cara

menggores, setelah itu diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 35 ± 2°C selama 18-24 jam (Lay dan

Hastowo S, 1992).

b. Sterilisasi Alat

Alat-alat yang tidak rusak bila dipanaskan

dengan suhu yang berkisar antara 110°C dan

121°C, disterilkan terlebih dahulu didalam

autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit dan

alat-alat gelas disterilkan di oven suhu 160-170°C

selama 2 jam. Jarum ose dibakar dengan lampu

bunsen. Alat-alat plastik direbus dalam air panas

(Lay dan Hastowo, 1992).

c. Uji Aktivitas Sediaan tablet

Sesudah dilakukan evaluasi tablet, terlebih

dahulu diuji aktivitas terhadap tablet. Pengujian

aktivitas sediaan tablet terhadap bakteri

Escherichia coli dilakukan menggunakan uji

difusi menurut Kirby-Bauer dengan metode

cawan gores (Lay, 1994). Pada media plate agar

digoreskan satu lup biakan bakteri Escherichia

coli, kemudian kertas cakram yang sudah

mengandung sediaan tablet ekstrak Padina

australis diletakkan diatas permukaan media plate

agar dan diletakkan agar sediaan tablet dapat

meresap dengan baik dan merata. Pembacaan

hasil dilakukan setelah biakan diinkubasi pada

suhu kamar selama 18-24 jam, dengan cara

mengukur lebar daerah hambatan (zona bening)

disekitar kertas cakram, menggunakan jangka

sorong atau penggaris. Perlakuan yang digunakan

dalam pengujian ini yaitu sediaan tablet dari

ekstrak Padina australis yang sudah dilarutkan

dengan 100 ml akuades, yang sudah direndam

dalam kertas cakram dengan konsentrasi 20%,

25%, dan 30%. Untuk kontrol positif digunakan

amoxycillin 10 ppm.

d. Uji Efektivitas Sediaan tablet

Sesudah dilakukan uji aktivitas tablet

Padina australis, kemudian dilakukan uji

efektivitas terhadap tablet. Pengujian efektivitas

sediaan tablet terhadap bakteri Escherichia coli

dilakukan menggunakan uji difusi menurut Kirby-

Bauer dengan metode cawan gores (Lay, 1994).

Pada media plate agar digoreskan satu lup biakan

bakteri Escherichia coli, kemudian kertas cakram

yang sudah mengandung sediaan tablet ekstrak

Padina australis diletakkan diatas permukaan

media plate agar dan diletakkan agar sediaan

tablet dapat meresap dengan baik dan merata.

Pembacaan hasil dilakukan setelah biakan

diinkubasi pada suhu kamar selama 18-24 jam,

dengan cara mengukur lebar daerah hambatan

(zona bening) disekitar kertas cakram,

menggunakan jangka sorong atau penggaris.

Perlakuan yang digunakan dalam pengujian ini

yaitu sediaan tablet dari ekstrak Padina australis

yang sudah dilarutkan dengan 100 ml akuades,

yang sudah direndam dalam kertas cakram dengan

konsentrasi 40%, 50%, dan 60%. Untuk kontrol

positif digunakan amoxycillin 20 ppm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Serbuk Ekstrak Kering Padina australis

Rumput laut Padina australis diperoleh

langsung dari perairan pantai Bayah Banten dalam

bentuk basah sebanyak 1,5 kg. Rumput laut

dikeringkan didalam oven dengan suhu 40-45°C

selama 2-3 hari, setelah dikeringkan didapatkan

rumput laut Padina australis sebanyak 250 gram.

Page 6: EFEKTIVITAS FORMULA TABLET EKSTRAK Padina …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Dwi 066111151.pdf · amoxycillin tablet 500 mg, amylum manihot (amprotab), PVP, dan Mg stearat

6

Rumput laut Padina australis kemudian di

ekstraksi menggunakan etanol 96% dan

dikeringkan lagi dengan vaccum dry.

Karakteristik Serbuk Ekstrak Kering Padina

australis

Pemeriksaan pendahuluan Padina australis

bertujuan untuk mendapatkan karakteristik Padina

australis yang akan digunakan dalam formulasi

tablet. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi

pemeriksaan kadar air, kadar abu dan fitokimia.

Hasil pengujian kadar air serbuk simplisia Padina

australis dengan menggunakan moisture balance

yaitu sebesar 6,11%. Nilai tersebut hampir sama

dengan kadar air hasil penelitian Fitrya, dkk 2010

yaitu 6,4%. Tujuan dilakukan kadar air pada

simplisia yaitu memperkecil pertumbuhan

mikroorganisme yang tumbuh sehingga

menyebabkan kerusakan pada simplisia yang

mengakibatkan penurunan mutu simplisia

(Muchtadi dan Ayustaningwarno, 2010). Hasil

penentuan kadar air rumput laut Padina australis

dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Penentuan Kadar Air Padina

australis

Simplisia Kadar air

(%)

Rata-rata

kadar air (%)

Padina

australis

6,11

6,01

6,22

6,11

Hasil perhitungan kadar abu simplisia

Padina australis sebesar 14,53% nilai tersebut

lebih banyak dari hasil penelitian Santoso, dkk

(2003) sebesar 5,50%. Hal ini dapat disebabkan

karena adanya perbedaan perlakuan seperti proses

pencucian terhadap sampel. Lama pencucian

dapat mengurangi serbuk halus yang terdapat pada

sampel. Menurut Fitrya, dkk 2010, tingginya

kadar abu ini menunjukkan banyaknya kandungan

material organik yang terdapat pada thallus

Padina australis. Hasil penentuan kadar abu dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Penentuan Kadar Abu Padina

australis

Simplisia Kadar Abu

(%)

Rata-rata

Kadar Abu

(%)

Rumput laut

Padina australis

14,9

14,11 14,53

Pengujian fitokimia dilakukan untuk

mengetahui golongan senyawa yang terkandung

dalam suatu tanaman. Pengujian fitokimia dalam

penelitian ini meliputi uji tanin, uji saponin, uji

steroid dan triterpenoid. Hasil pengujian fitokimia

dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Pengujian Fitokimia Padina

australis

Keterangan : + : positif mengandung senyawa

Menurut Harborne (1987) senyawa

metabolit sekunder yang umum terdapat pada

tanaman adalah alkaloid, flavonoid, steroid,

saponin, terpenoid, dan tanin. Menurut Robinson,

1995 senyawa alkaloid dan terpenoid berperan

sebagai antifungi, dan senyawa fenol, kuinon,

tannin dan saponin berperan sebagai antibakteri.

Hasil fitokimia Padina australis positif

mengandung senyawa alkaloid, tanin,saponin dan

triterpenoid yang artinya Padina australis

mempunyai khasiat sebagai antifungi dan

antibakteri.

Evaluasi Granul

Evaluasi granul yang dilakukan meliputi uji kadar

air granul, uji aliran granul, uji sudut diam, dan

kompresibilitas.

Uji Kadar Air Granul

Pada penelitian ini kadar air granul dari

masing-masing formula dapat dilihat pada Tabel

10.

Tabel 10. Hasil Uji Kadar Air Granul

Formula Kadar Air

I 3,71%

II 3,33%

III 3,2%

IV 3,41%

Dari keempat formula diatas memiliki

kadar air yang memenuhi persyaratan yaitu

diantara 2-5% (Lachman, 1989). Kadar air granul

dilakukan untuk mengetahui keadaan granul,

granul yang terlalu basah atau lembab akan

berpengaruh pada saat pencetakan tablet yang

akan melekat pada dinding punch, sedangkan

granul yang terlalu kering akan menyebabkan

tablet mudah rapuh.

Uji Aliran Granul

Uji aliran granul dilakukan untuk

mengetahui apakah laju alir granul pada masing-

Page 7: EFEKTIVITAS FORMULA TABLET EKSTRAK Padina …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Dwi 066111151.pdf · amoxycillin tablet 500 mg, amylum manihot (amprotab), PVP, dan Mg stearat

7

masing formula memenuhi persyaratan atau tidak.

Uji aliran granul menggunakan alat flowmeter.

Dari hasil evaluasi granul pada penelitian dapat

dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Uji Aliran granul

Formula Laju alir (gram/detik)

I 6,97

II 6,85

III 7,01

IV 6,77

Dari data di atas dapat dinyatakan bahwa

semua granul memiliki laju alir yang mudah

mengalir dan memenuhi syarat menurut Aulton,

1988 yaitu antara 4-10 g/s. Granul mengalir paling

cepat yaitu granul pada formula 4 yaitu sebesar

6,77 g/s. Adanya perbedaan variasi laju alir dalam

formulasi disebabkan oleh adanya konsentrasi

perbedaan pada zat aktif yang terdapat dalam

masing-masing formula.

Uji Sudut Diam

Salah satu cara untuk mengetahui baik

tidaknya suatu granul yaitu dengan cara

pengukuran sudut diam. Semakin kecil sudut diam

yang terbentuk, maka massa granulyang

dihasilkan semakin mudah mengalir (Lachman,

1989). Hasil uji sudut diam dapat dilihat pada

Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Uji Sudut Diam

Formula Sudut diam (°)

I 34,50

II 35,46

III 36,26

IV 35,44

Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan

bahwa semua granul mempunyai tipe aliran

berdasarkan sudut diam yaitu mudah mengalir dan

memenuhi syarat menurut Aulton, 1998 yaitu

dengan sudut istirahat atau sudut diam antara 25-

40°.

Uji Kompresibilitas

Kompresibilitas merupakan pengukuran

terhadap persen kemampatan. Hasil uji

kompresibilitas dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Hasil Uji Kompresibilitas

Formula Kompresibiltas (%)

I 15,86

II 16,27

III 16,27

IV 15,28

Dari data di atas dapat dinyatakan bahwa

semua granul mempunyai tipe aliran berdasarkan

kompresibilitas yaitu sangat baik (Aulton, 1988).

Dari ke empat formula menunjukkan bahwa

semua massa cetak tablet memenuhi syaratuntuk

dicetak menjadi tablet.

Evaluasi Tablet

Setelah semua evaluasi granul, kemudian

granul dicetak menjadi tablet dan dilakukan

evaluasi tablet yang meliputi keragaman ukuran,

keragaman bobot, kekerasan, friabilita dan waktu

hancur.

Keragaman Ukuran

Keragaman ukuran merupakan cara untuk

mengetahui tebal dan diameter tablet. Dilakukan

dengan mengukur menggunakan jangka sorong.

Hasil keragaman ukuran dapat dilihat pada Tabel

14.

Tabel 14. Uji Keragaman Ukuran

Formula

Tebal (T) dan Diameter (D)

Tablet (cm)

T D

I 0,8648 0,4308

II 0,8634 0,4358

III 0,8652 0,4396

IV 0,8674 0,4314

Perbedaan hasil dari diameter dan tebal

tablet ini mungkin dikarenakan bobot dan tekanan

yang ditimbulkan dari mesin tablet tidak seragam.

Uji Keragaman Bobot

Uji keseragaman bobot dilakukan untuk

mengetahui bobot rata-rata dari masing-masing

tablet dan formula. Hasil keragaman bobot dapat

dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil Uji Keragaman Bobot

Formula Rata-rata Keragaman Bobot (mg)

I 255,8

II 262,7

III 265,1

IV 272,9

Perbedaan keseragaman bobot dapat terjadi

karena beberapa faktor yaitu, ukuran partikel dan

kondisi peralatan yang digunakan selama proses

pengempaan seperti berubahnya pengaruh tekanan

yang ditimbulkan. Walaupun volume massa cetak

yang masuk kedalam die sama banyak, tetapi

dengan adanya perbedaan sedikit saja proporsisi

partikel besar dan kecil akan mempengaruhi bobot

tablet yang dicetak (Surjadi, 2004).

Uji Kekerasan

Pengujian kekerasan tablet dilakukan untuk

mengetahui kekerasan tablet terhadap guncangan

Page 8: EFEKTIVITAS FORMULA TABLET EKSTRAK Padina …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Dwi 066111151.pdf · amoxycillin tablet 500 mg, amylum manihot (amprotab), PVP, dan Mg stearat

8

mekanik pada saat proses pengempaan dan

packing. Hasil uji kekerasan tablet dapat dilihat

pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil Uji Kekerasan

Formula Rata-rata Uji Kekerasan (Kg/Cm3)

I 5,47

II 5,61

III 6,82

IV 5,38

Dari hasil uji kekerasan tablet ke empat formula

memenuhi persyaratan yaitu 4-7 Kg/Cm3 (Ansel,

1989).

Uji Friabilita

Uji friabilitas dilakukan untuk mengetahui

tingkat kerapuhan tablet, karena tablet yang rapuh

dan rusak akan berkurang kandungan zat

berkhasiatnya sehingga akan mempengaruhi efek

terapinya. Hasil uji friabilita dapat dilihat pada

Tabel 17.

Tabel 17. Hasil Uji Friabilita

Formula Hasil Uji Friabilita (%)

I 0,20

II 0,25

III 0,23

IV 0,21

Hasil pemeriksaan uji friabilita dari ke empat

formula memenuhi syarat untuk uji friabilita

tablet, karena hasil yang diperoleh tidak melebihi

persyaratan yaitu 0,8%.

Hasil Uji Waktu Hancur Waktu hancur merupakan salah satu

parameter pengujian sediaan tablet yang penting,

karena berkaitan dengan pelepasan zat aktif dari

sediaan tablet yang telah dikonsumsi. Apabila

suatu tablet waktu hancurnya lebih lama dari

standar yang telah ditentukan, maka sediaan zat

aktif dari sediaan tablet tidak dapat dilepaskan

sesuai dengan waktu dan dosis yang diharapkan.

Uji waktu hancur tablet menurut persyaratan yaitu

tidak boleh lebih dari 15 menit. Hasil uji waktu

hancur dari sediaan tablet dapat dilihat pada Tabel

18.

Tabel 18. Hasil Uji waktu Hancur

Formula Waktu hancur

I 10,44

II 10,50

III 12,03

IV 10,39

Dari data diatas dapat dilihat hasil uji waktu

hancur ke empat formula memenuhi persyaratan.

Uji Aktivitas Antibakteri

Hasil pengujian aktivitas tablet Padina

australis terhadap pertumbuhan bakteri

Escherichia coli dapat dilihat pada gambar 3.

a b c

Gambar 3. Hasil Uji Aktivitas Tablet

Keterangan : a. Ulangan ke-1

b. Ulangan ke-2

c. Ulangan ke-3

Gambar diatas menunjukkan bahwa

formula 1 sampai formula 3 sudah membentuk

zona atau lebar daerah hambat. Lebar daerah

hambat yang dihasilkan dari masing-masing

formula berbeda sesuai dengan besarnya

kosentrasi yang diberikan. Pada uji aktivitas

sediaan tablet ini menggunakan formula 1 dengan

konsentrasi zat aktif 20%, formula 2 dengan zat

aktif 25%, formula 3 dengan zat aktif 30% dan

formula 4 digunakan sebagai kontrol positif yaitu

tablet tanpa zat aktif. Kontrol positif yang

digunakan yaitu amoxycillin dengan konsentrasi

10 ppm, dari keempat formula yang digunakan,

terdapat zona hambat yang paling besar yaitu pada

formula 3 dengan konsentrasi zat aktif sebesar

30% dan dengan zona hambat sebesar 2,5 mm.

Uji Efektivitas Antibakteri

Pengujian efektivitas tablet Padina

australis terhadap antibakteri Escherichia coli

dilakukan dengan mengukur lebar daerah hambat

(LDH), dari hasil penelitian diperoleh zona

hambat (zona bening).Menurut Dwijoseputro

(1987), tingkat efektifitas suatu bahan

menggunakan metode Kirby-Bauer dikatakan

sensitif jika terbentuk zona hambat atau daerah

bening disekeliling kertas cakram. Dengan kata

lain, zona bening disekitar kertas cakram

menunjukkan aktivitas antibakteri (K.Rosyidah

dkk, 2010). Pengujian akitivitas antibakteri dalam

penelitian ini digunakan tablet dari empat formula

dengan meningkatkan dosis, dimana formula

empat digunakan sebagai kontrol negatif karena

tidak mengandung zat aktif, dan kontol positif

yang digunakan yaitu larutan amoxycillin dengan

konsentrasi 20 ppm. Hasil zona hambat yang

terbentuk dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 9: EFEKTIVITAS FORMULA TABLET EKSTRAK Padina …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Dwi 066111151.pdf · amoxycillin tablet 500 mg, amylum manihot (amprotab), PVP, dan Mg stearat

9

a b c

Gambar 4. Hasil uji efektivitas tablet

Keterangan : a. Ulangan ke-1

b. Ulangan ke-2

c. Ulangan ke-3

Dari hasil gambar diatas menunjukkan zona

hambat yang terbentuk pada masing-masing

formula. Pada formula I terdapat zona hambat

sebesar 2mm, formula II mempunyai zona hambat

3mm, formula 4 mempunyai zona hambat 1mm,

dan kontrol positif mempunyai zona hambat

sebesar 4,5mm. Formula 4 digunakan sebagai

kontol negatif. Daya hambat yang terbentuk

merupakan daerah bening yang berada disekitar

perlakuan dan tidak terdapat pertumbuhan koloni

dari bakteri.

Masing-masing formula mempunyai

perbedaan pada zona hambat yang ditimbulkan,

ini menyatakan bahwa semakin tinggi kadar zat

aktif pada formula maka semakin besar pula

aktivitas daya antibakterinya. Hal ini dapat dilihat

dari lebar zona hambat yang terbentuk pada kertas

cakram yang terisi formula dengan konsentrasi

tinggi dibandingkan dengan kertas cakram yang

terisi formula dengan konsentrasi rendah.

Amoxycillin dengan kadar 20 ppm yang

digunakan sebagai kontrol positif memberikan

zona hambat terbesar. Dengan hasil perhitungan

lebar daerah hambat yang terbentuk sebesar

4,5mm. Adanya zat aktif yang terkandung dalam

Padina australis seperti alkaloid dan terpenoid

yang memiliki aktivitas bakteriostatik, maka dapat

dinyatakan bahwa Padina australis memiliki

aktivitas antibakteri.

Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan

dapat disimpulkan bahwa tablet ekstrak Padina

australismemiliki efektivitas antibakteri terhadap

bakteri Escherichia coli. Semakin besar

konsentrasi zat aktif maka semakin besar pula

zona bening atau lebar diameter hambat yang

dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA Adnyana, I., Elin Y., Joseph I.S. 2004. Uji

Akifitas Antibakteri Penyebab Diare.

FMIPA. Padang.

Amiruddin R. 2007. Current Issuekematian anak

(penyakit diare). Universitas Hasanuddin,

Makassar.

Ansel, C Howard. 1989. Pengantar Bentuk

Sediaan Farmasi Edisi Keempat, Jakarta;

Universitas Indonesia Press, Hal 244, 255,

259-272.

Aulton, M.E. 1988. The Science of Dosage from

Design. Churchill Livingstone. Endiburg.

Banker, G. S. Dan Anderson, N. R. 1986. Tablet,

dalam Lachman, L. Lieberman, H. A.,

Kanig, J. L. (Eds), Teori Dan Praktek

Farmasi Industri. Diterjemahkan oleh Siti

Suyatmi. UI-Press. Jakarta.

DepKes RI. 1989. Materia Medika Indonesi. Jilid

V. Jakarta : Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

DepKes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi

keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Harborne. J. 1987. Metode Fitokimia. Edisi ke-2.

Kosasih Padmawinata, penerjemah.

Bandung. ITB-Press.

Lachman, L., Lieberman, HA. Kanig J.L. 1989.

Teori dan Praktek Farmasi Industri. Ed ke

3. Penerjemah : Siti Suyatmi. Jakarta : UI

Press.Terjemahan dari: The Teory and

Practice of Industrial Pharmacy.

Lieberman, J.L kanig. 1989. Teori Dan Praktek

Farmasi Industri. Terjemahan oleh S.

Suyatni, UI Press. Jakarta.

Putra, S.E., 2006. Alga Laut Sebagai Biotarget

Industri. Lipi.

Robinson. T. 1995. Kandungan Organik

Tumbuhan, edisi VI. Hal 191-216.

Diterjemahkan Oleh Kosasih Padmawinata,

ITB. Bandung.

Rosyidah, K., S.A. nurmuhaimina, N.Komari, dan

M.D. Astuti 2010. Aktivitas Antibakteri

Fraksi Saponin Dari Kulit Batang

Tumbuhan Kasturi (Mangifera casturi).

Alchemy. Vol 1 no 2. Maret 2010.

Santoso J. 2003. Studies on nutritional

components and antioxidant activity in

several Indonesia seaweeds [disertasi].

Tokyo : chemistry of Food and Nutrition

Laboratory. Department of Food science

and Technology, Gradyate School Of

Fisheries : Tokyo University of Fisheries

Suptijah, P. 2002. Rumput laut : prospek dan

tantangannya.

Surjadi, Herlina. 2008. Formulasi Tablet Ekstrak

Pegagan Dengan Metode Cetak Langsung.

Skripsi. Jurusan Farmasi Fakultas

Page 10: EFEKTIVITAS FORMULA TABLET EKSTRAK Padina …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Dwi 066111151.pdf · amoxycillin tablet 500 mg, amylum manihot (amprotab), PVP, dan Mg stearat

10

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Padjajaran. Bandung.

Soebagio, B., Rusdiana, T. dan Khairudin. 2007.

Pembuatan Gel Dengan Aqupec hv-505

dari Ekstrak Umbi Bawang Merah (Allium

cepa, L.) sebagai Antioksidan. Bandung:

Fakultas Farmasi, Universitas Padjajaran.

Triastinurmiatiningsih dan Tri Saptari Haryani.

2008. Potensi Rumput Laut di Pantai

Bayah, Kabupaten Lebak, Banten Sebagai

Anti Bakteri Escherichia coli. Jurnal

Matematika, Sains, dan teknologi. Vol 9,

no 1.

Widyani Silvia. 2011. Formulasi Tablet Ekstrak

Etanol Rumput Laut Coklat Turbinaria

decurens Menggunakan Adsorben Avicel

dan Pengikat PVP. Universitas Pancasila.

Jakarta.