pembuatan tablet effervescent ekstrak jahe merah …
TRANSCRIPT
PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK JAHE
MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) DENGAN
NATRIUM BIKARBONAT DAN ASAM SITRAT
SKRIPSI
OLEH:
NUGRAHA DOANTA BAYANG
NIM 121501028
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK JAHE
MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) DENGAN
NATRIUM BIKARBONAT DAN ASAM SITRAT
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memproleh
Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
NUGRAHA DOANTA BAYANG
NIM 121501028
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
PENGESAHAN SKRIPSI
PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK JAHE
MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) DENGAN
NATRIUM BIKARBONAT DAN ASAM SITRAT
OLEH:
NUGRAHA DOANTA BAYANG
NIM 121501028
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal: 6 Juni 2017
Medan, Juli 2017
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt.
NIP 195707231986012001
Disetujui Oleh:
Pembimbing I, Panitia Penguji,
Drs. Agusmal Dalimunthe, M.S., Apt. Dr. Anayanti Arianto, M.Si., Apt.
NIP 1954060819831005 NIP 195310301980031002
Drs. Agusmal Dalimunthe, M.S., Apt.
NIP 197812052010121004
Pembimbing II,
Dr. Panal Sitorus, M.Si., Apt.
Universitas Sumatera Utara
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan berkat, kasih dan karuniaNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara dengan judul “Pembuatan Tablet Effervescent Ekstrak Jahe Merah (Zingiber
officinale Rosc. Var. Rubrum) dengan Natrium Bikarbonat dan Asam Sitrat”.
Kandungan gingerol jahe merah lebih tinggi dibandingkan dengan jahe
lainnya. Senyawa identitas pada jahe merah [6]-gingerol disebutkan memiliki
banyak manfaat seperti antipiretik, antitusif, antiinflamasi, analgesik dan memiliki
efek hipotensif. Selama ini jahe merah hanya dikonsumsi sebagai minuman
penyegar dengan cara menyeduh langsung rimpangnya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendapatkan formula dengan jumlah asam-basa yang memberikan
hasil evaluasi sifat fisik dari tablet effervescent yang terbaik. Hasil penelitian yang
telah diperoleh menunjukkan tablet effervescent tidak memenuhi evaluasi
kekerasan tablet. Harapan dari penelitian ini dapat memberikan informasi
pengaruh variasi jumlah asam-basa terhadap sifat fisik tablet effervescent ekstrak
jahe merah.
Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Agusmal Dalimunthe,
M.S., Apt., dan Bapak Dr. Panal Sitorus, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing
yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi dengan penuh kesabaran
dan keikhlasan selama penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung. Rasa
hormat dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis sampaikan Ibu
Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Universitas Sumatera Utara
v
Sumatera Utara yang telah memberikan fasilitas sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan dan penelitian. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Ibu Dr. Anayanti Arianto, M.Si., Apt., dan Ibu Dr. Marline
Nainggolan, M.S., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran,
arahan, kritik dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Awaluddin Saragih,
M.Si., Apt., selaku penasehat akademik yang telah memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis serta Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi
USU yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan tiada
terhingga kepada kedua orangtua, ayahanda Syahadat Sebayang dan ibunda Rina
Perangin-angin serta kepada kakak ku tercinta (Priskila Rulu Sebayang dan Putri
Rudangta Sebayang) yang telah memberikan doa dan dukungannya bagi penulis
dalam menempuh dan menyelesaikan pendidikan, nasehat serta pengorbanan baik
moril maupun materil dalam penyelesaian penelitian dan bahan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua.
Medan, Mei 2017
Penulis,
Nugraha Doanta Bayang
NIM 121501028
Universitas Sumatera Utara
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Nugraha Doanta Bayang
Nomor Induk Mahasiswa : 121501028
Program Studi : S-1 Reguler Farmasi
Judul Skripsi : Pembuatan Tablet Effervescent Ekstrak Jahe
Merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum)
dengan Natrium Bikarbonat dan Asam Sitrat
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan data dari
hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri dan belum pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi lain serta bukan
plagiat karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya di dalam daftar
pustaka.
Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam
skripsi ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia
menerima sanksi apapun oleh Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara dan bukan menjadi tanggung jawab dosen
pembimbing.
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk
dapat digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.
Medan, Mei 2017
Yang membuat pernyataan,
Nugraha Doanta Bayang
NIM 121501028
Universitas Sumatera Utara
vii
PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK JAHE MERAH
(Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) DENGAN NATRIUM
BIKARBONAT DAN ASAM SITRAT
ABSTRAK
Latar Belakang: Jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) merupakan
salah satu bahan alami yang dapat dikembangkan untuk mengobati berbagai
penyakit seperti penyakit reumatik, asma, stroke, diabetes, sakit otot, sakit
tenggorokan, hipertensi, mual, demam dan infeksi. Senyawa utama dalam jahe
merah adalah [6]-gingerol dan [6]-gingerdiol. Kandungan gingerol jahe merah
lebih tinggi dibandingkan dengan jahe lainnya. Jahe merah sebagai minuman
penyegar umumnya dikonsumsi dengan cara menyeduh langsung rimpangnya,
sehingga pada penelitian ini dilakukan formulasi sediaan rimpang jahe merah
dalam bentuk tablet effervescent karena akan cepat larut dalam air, serta
memberikan rasa segar dari reaksi asam basa sehingga akan disukai masyarakat.
Tujuan: Mengetahui pengaruh variasi jumlah asam dan basa terhadap sifat fisik
tablet effervescent ekstrak jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum)
serta mengetahui formula yang menunjukkan hasil evaluasi terbaik.
Metode: Ekstrak rimpang jahe merah diperoleh dengan maserasi menggunaan
etanol 96%. Tablet effervescent dibuat dengan metode granulasi basah dengan 5
formula variasi jumlah asam basa berbeda yang bereaksi sempurna, yaitu 10%,
20%, 30%, 40%, 50%, kemudian dilakukan uji preformulasi dan evaluasi tablet.
Asam sitrat digunakan sebagai sumber asam dan natrium bikarbonat sebagai
sumber basa.
Hasil: Hasil preformulasi formula 1 sampai 5 masing-masing adalah: sudut diam
29,27o, 30,19
o, 30,63
o, 31,87
o, 32,68
o, waktu alir 8,94detik, 7,29detik, 6,93detik,
6,95detik; 5,74detik, indeks tap 16,52%, 16,48%, 14,8%, 13,9%, 12,0%. Hasil
evaluasi tablet formula 1 sampai 5 masing-masing: friabilitas 1,4%,1,28%, 1,12%,
0,98%, 0,97%, kekerasan 1,1 Kg, 1,3 Kg, 1,7 Kg, 1,8 Kg, 2,2 Kg, waktu larut 112
detik, 101 detik, 98 detik, 87 detik, 74 detik dan bobot rata-rata 2945 mg, 2961
mg, 2995 mg, 3010 mg, 3023 mg.
Kesimpulan: Penggunaan berbagai variasi jumlah asam basa mempengaruhi sifat
fisik tablet effervescent jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) dan
menunjukkan hasil preformulasi dan evaluasi yang berbeda. Dari hasil penelitian
formula 5 yang memberikan hasil terbaik sifat fisik tablet effervescent ekstrak
jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum).
Kata Kunci: Jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum), tablet
effervescent, asam sitrat, natrium bikarbonat.
Universitas Sumatera Utara
viii
THE MAKING OF RED GINGER (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum)
EXTRACT EFFERVESCENT TABLET WITH SODIUM
BICARBONATE AND CITRIC ACID
ABSTRACT
Background: Red Ginger (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) is one of the
natural ingredients that can be developed to treat various diseases such as
rheumatic disease, asthma, stroke, diabetes, muscle aches, sore throat,
hypertension, nausea, fever and infection. The major compounds in red ginger are
[6]-gingerol and [6]-gingerdiol. The amount of gingerol in red ginger higher than
other gingers. Red ginger is consumed as a refreshment drink by brewing directly
the rhizome, so in this study is made formulation of red ginger rhizome in the
form of effervescent tablet because it will quickly dissolve in water, as well as
provide a fresh feeling of acid-base reaction so that will be liked by the peoples.
Purpose: Purpose of this research is to know the effect of acid and base amount
variation on the physical properties of red ginger extract effervescent tablets
(Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) and to know which formula showed the
best preformulation and evaluation results.
Method: Red ginger rhizome extract was obtained by maceration using 96%
ethanol. Effervescent tablet was made by wet granulation method with 5 formula
of variation of different amount of different base acids which reacted perfectly, ie
10%, 20%, 30%, 40%, 50%, then was tested tablet preformulation and evaluation.
Citric acid is used as a source of acid and sodium bicarbonate as a base source.
Result: The preformulated results of the formula 1 to 5 were respectively: the
stationary angle of 29.27o, 30.19
o, 30.63
o, 31.87
o, 32.68
o, the flow time 8.94 sec,
7.29 sec, 6.93 sec, 6 , 95 sec; 5.74 sec, tap index 16.52%, 16.48%, 14.8%, 13.9%,
12.0 %. The evaluation results of tablets of formula 1 to 5 were: Friability 1.4%,
1.28%, 1.12%, 0.98%, 0.97%, hardness 1.1 Kg, 1.3 kg, 1.7 Kg, 1.8 Kg, 2.2 Kg,
soluble time 112 seconds, 101 seconds, 98 seconds, 87 seconds, 74 seconds and
average weight 2945 mg, 2961 mg, 2995 mg, 3010 mg, 3023 mg.
Conclusion: The use of various acid-base amount variation affecting the physical
properties of red ginger effervescent tablets (Zingiber officinale Rosc. Var.
Rubrum) and showing different preformulation and evaluation results. From result
of study of formula 5 which give best result of tablet physical properties of red
ginger effervescent tablet (Zingiber officinale Rosc.Var. Rubrum).
Keywords: Red ginger (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum), effervescent
tablets, citric acid, sodium bicarbonate.
Universitas Sumatera Utara
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN .......................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .............................................................. 5
1.3 Hipotesis ............................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7
2.1 Uraiaan Tumbuhan ................................................................ 7
2.1.1 Klasifikasi tumbuhan ................................................. 7
2.1.2 Morfologi tumbuhan.................................................... 8
2.1.3 Kandungan kimia.......................................................... 10
2.1.4 Manfaat tumbuhan ...................................................... 11
2.2 Ekstrasi ................................................................................. 13
2.3 Uraiaan Sediaan Tablet ......................................................... 15
Universitas Sumatera Utara
x
2.3.1 Pengertian tablet ........................................................ 15
2.3.2 Tablet effervescent ...................................................... 16
2.3.2.1 Manfaat effervescent ....................................... 19
2.3.3 Metode pembuatan tablet............................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 24
3.1 Alat ......................................................................................... 24
3.2 Bahan .................................................................................... 24
2.3 Pembuatan Larutan Pereaksi ................................................ 25
3.3.1 Pereaksi Meyer .......................................................... 25
3.3.2 Pereaksi NaOH 2N....................................................... 25
3.3.3 Pereaksi Boucharda .................................................... 25
3.3.4 Pereaksi Dragendorff .................................................. 25
3.3.5 Pereaksi Besi (III)Klorida1% .................................... 25
3.3.6 Pereaksi Besi (III) Klorida 2N ................................... 26
3.3.7 Pereaksi Timbal (III) Asetat 0,4M ............................. 26
3.3.8 Pereaksi Liebermann-Burchard ................................. 26
3.3.9 Pereaksi Molisch ........................................................ 26
3.3.10 Pereaksi Kloralhidrat ............................................... 26
3.4 Prosedur Kerja ..................................................................... 26
3.4.1 Pengumpulan tanaman ................................................ 26
3.4.2 Identifikasi tanaman .................................................... 27
3.4.3 Pembuatan simplisia .................................................... 27
3.4.4 Karakterisasi simplisia ................................................ 27
3.4.4.1 Pemeriksaan makroskopik ................................ 27
3.4.4.2 Pemeriksaan mikroskopik .................................. 27
Universitas Sumatera Utara
xi
3.4.4.3 Penetapan Kadar Air ......................................... 27
3.4.4.3.1 Penjenuhan toluen .............................. 27
3.4.4.3.2 Penetapan kadar air simplisia............. 28
3.4.4.4 Penetapan kadar sari larut dalam air ................. 28
3.4.4.5 Penetapan kadar sari larut dalam etanol ........... 28
3.4.4.6 Penetapan kadar abu total ................................ 29
3.4.4.7 Penetapan kadar abu tidak larut asam .............. 29
3.4.5 Pembuatan ekstrak...................................................... 29
3.4.6 Skrining fitokimia rimpang jahe merah .................... 30
3.4.6.1 Pemeriksaan alkaloida .................................... 30
3.4.6.2 Pemeriksaan flavonoida ................................ 31
3.4.6.3 Pemeriksaan saponin ..................................... 31
3.4.6.4 Pemeriksaan tanin ......................................... 31
3.4.6.5 Pemeriksaan glikosida .................................. 32
3.4.6.6 Pemeriksaan steroida/triterpenoid ................. 32
3.4.7 Formula sediaan tablet .............................................. 33
3.4.7.1 Pembuatan granul ekstrak kering jahe merah 33
3.4.7.2 Pembuatan pengikat pasta amilum ................ 34
3.4.7.3 Formula ........................................................ 34
2.4.7.4 Pembuatan tablet effervescent ...................... 36
3.4.8 Uji preformulasi ........................................................ 37
3.4.8.1 Sudut diam granul .......................................... 37
3.4.8.2 Penetapan waktu alir granul ........................... 38
3.4.8.3 Penetapan indeks tap granul ........................... 38
3.4.9 Uji evaluasi tablet ...................................................... 38
Universitas Sumatera Utara
xii
3. 4.9.1 Uji kekerasan tablet ....................................... 38
3. 4.9.2 Uji friabilitas tablet ....................................... 39
3. 4.9.3 Uji waktu larut............................................... 39
3. 4.9.4 Uji keseragaman bobot .................................. 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 41
4.1 Hasil Identifikasi Sampel ...................................................... 41
4.2 Hasil Pemeriksaan Karakterisasi .......................................... 41
4.3 Hasil Pembuatan Ekstrak ...................................................... 43
4.4 Skrining fitokimia ................................................................. 43
4.5 Hasil Uji Preformulasi Granul .............................................. 44
4.5.1 Sudut diam granul ....................................................... 44
4.5.2 Waktu alir granul ......................................................... 46
4.5.3 Indeks tap granul ......................................................... 47
4.6 Hasil Evaluasi Tablet Effervescent ...................................... 49
4.6.1 Hasil uji friabilitas tablet ............................................. 49
4.6.2 Hasil uji kekerasan tablet ............................................. 50
4.6.3 Hasil uji waktu larut ..................................................... 52
4.6.4 Hasil uji keseragaman bobot ........................................ 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 56
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 56
5.2 Saran ................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 58
LAMPIRAN ............................................................................................... 63
Universitas Sumatera Utara
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Formula tablet effervescent ekstrak jahe merah dengan variasi
jumlah antara asam sitrat dengan natrium bikarbonat per tablet
(mg) ................................................................................................... 34
3.2 Persyaratan keseragaman bobot ......................................................... 40
4.1 Hasil pemeriksaan karaterisasi serbuk simplisia rimpang jahe
merah ........................................................................................................ 41
4.2 Hasil skrining fitokimia ektrak rimpang jahe merah ......................... 43
4.3 Hasil uji sudut diam granul ................................................................ 44
4.4 Hasil uji waktu alir granul. ................................................................ 46
4.5 Hasil uji indeks tap granul ................................................................ 47
4.6 Hasil uji evaluasi friabilitas tablet ..................................................... 49
4.7 Hasil uji evaluasi kekerasan tablet ..................................................... 51
4.8 Hasil uji evaluasi waktu larut ............................................................. 52
4.9 Hasil uji keseragaman bobot .............................................................. 54
4.10 Hasil uji evaluasi tablet effervescent yang beredar dan formula 5 ..... 55
Universitas Sumatera Utara
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Histogram sudut diam massa granul. .............................................. 44
4.2 Histogram waktu alir massa granul .................................................... 46
4.3 Histogram indeks massa tap ............................................................ 48
4.4 Histogram friabilitas tablet .............................................................. 50
4.5 Histogram kekerasan tablet ............................................................. 51
4.6 Histogram waktu larut tablet ........................................................... 53
4.7 Histogram keseragaman bobot tablet .............................................. 54
Universitas Sumatera Utara
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Hasil identifikasi tumbuhan ....................................................... 63
2 Gambar tumbuhan, rimpang dan simplisia jahe merah ............. 64
3 Hasil mikroskopik serbuk simplisia rimpang jahe merah .......... 65
4 Hasil mikroskopik (pati) serbuk simplisia rimpang jahe
merah .......................................................................................... 66
5 Bagan pembuatan simplisia, karakterisasi simplisia dan
skrining fitokimia ekstrak .......................................................... 67
6 Bagan pembuatan ekstrak etanol rimpang jahe merah .............. 68
7 Perhitungan % rendemen ekstrak jahe merah ............................ 69
8 Penetapan kadar air .................................................................... 70
9 Penetapan kadar sari yang larut dalam air ................................. 71
10 Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol ........................... 72
11 Penetapan kadar abu total simplisia jahe merah ........................ 73
12 Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam ............................. 74
13 Pembuatan sediaan tablet ........................................................... 75
14 Hasil uji preformulasi granul ..................................................... 77
15 Gambar sediaan tablet ............................................................... 78
16 Hasil uji evaluasi tablet .............................................................. 79
17 Hasil uji evaluasi tablet effervescent merek dagang ................... 84
18 Alat yang digunakan .................................................................. 86
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan obat tradisional di Indonesia telah dilakukan sejak berabad-
abad yang lalu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa hingga 65%
dari penduduk negara-negara maju telah menggunakan pengobatan tradisional.
Pengembangan tanaman obat alam khas Indonesia memiliki arti dalam upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dan kemandirian di bidang
kesehatan. Hal ini didasari dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 381/MENKES/SK/III/2007 tentang kebijakan obat tradisional.
(Teohardi, 2015).
Jahe merah adalah salah satu bumbu dapur yang sudah lama dimanfaatkan
sebagai tanaman obat. Sebagai bumbu dapur, rimpang jahe merah digunakan
untuk mengolah masakan dan penganan. Pemakaian jahe merah sebagai tanaman
obat semakin berkembang dengan pesat seiring dengan mulai berkembangnya
pemakaian bahan-bahan alami untuk pengobatan. Semula penggunaannya hanya
berdasarkan kebiasaan orang tua zaman dahulu, yang diwariskan secara turun
menurun. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
dilengkapi dengan penelitian yang mendukung, jahe mulai dimanfaatkan secara
komersial (Tim Lentera, 2002).
Pengolahan jahe merah sebagai obat dimulai dari dapur di rumah-rumah
dengan cara yang masih sederhana. Misalnya dengan cara menumbuk kemudiaan
menyeduhnya dengan air panas dan airnya diminum untuk mengobati masuk
angin. Saat ini pemanfaatan jahe merah berkembang secara komersial dengan
Universitas Sumatera Utara
2
pengolahan yang menggunakan teknologi tepat guna. Penyulingan minyak jahe
merah dan oleoresin jahe merah yang berasal dari rimpang juga semakin
berkembang untuk dijadikan bahan baku pembuatan obat di perusahaan farmasi
(Tim Lentera, 2002).
Jenis-jenis penyakit yang dapat diobati dengan jahe merah pun bertambah
banyak, karena semakin banyaknya penelitian mengenai khasiat dan manfaat jahe
merah oleh balai-balai penelitian (Tim Lentera, 2002). Jahe merah merupakan
salah satu jenis bahan alami yang dapat dikembangkan secara tradisional,
kegunaan jahe antara lain mengobati penyakit reumatik, asma, stroke, diabetes,
sakit otot, sakit tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi
(Teohardi, 2015).
Rimpang jahe mengandung 2 komponen utama yaitu (1) komponen
volatile dan (2) komponen non-volatile. Komponen volatile terdiri dari oleoresin
(4,0-7,5%), yang bertanggung jawab terhadap aroma jahe (minyak atsiri) dengan
komponen terbanyak adalah zingiberen dan zingiberol. Komponen non-volatile
pada jahe bertanggung jawab terhadap rasa pedas, salah satu diantaranya adalah
gingerol (Bermawie, dkk., 2011). Jahe merah memiliki banyak keunggulan
dibandingkan dengan jenis jahe lainnya terutama jika ditinjau dari segi kandungan
senyawa kimia dalam rimpangnya. Di dalam rimpang jahe merah terkandung zat
gingerol, oleoresin dan minyak atsiri yang tinggi dibandingkan dengan jenis jahe
lain (Tim Lentera, 2002).
Senyawa identitas pada jahe merah adalah [6]-gingerol dan [6]-gingerdiol.
Kandungan gingerol jahe merah lebih tinggi dibandingkan dengan jahe lainnya
(Rehman, dkk., 2011). Karakteristik bau dan aroma jahe berasal dari campuran
senyawa zingeron, shagaol dan minyak atsiri dengan kisaran 1-3% dalam jahe
Universitas Sumatera Utara
3
segar, sedangkan kepedasan dari jahe akibat adanya turunan senyawa non-volatil
fenil propanoid seperti gingerol dan shagaol. Gingerol merupakan senyawa yang
memiliki efek sebagai antiinflamasi, antipiretik, antitusif, antioksidan
gastroprotective, cardiotonic dan antihepatoksik. [6]-gingerol yang merupakan
senyawa identitas jahe merah telah disebutkan memiliki efek seperti antipiretik,
antitusif, antiinflamasi, analgesik dan memiliki efek hipotensif (Bermawie, dkk.,
2011).
Selama ini, jahe merah hanya dikonsumsi sebagai minuman penyegar
dengan cara menyeduh langsung rimpangnya, dalam bentuk sirup, atau berupa
minuman instan seduhan, sehingga perlu dilakukan formulasi sediaan rimpang
jahe merah. Salah satu sediaan yang cocok adalah tablet effervescent karena akan
cepat larut dalam air, serta memberikan rasa segar dari reaksi asam basa seperti
minuman bersoda sehingga akan disukai masyarakat (Kartikasari, dkk., 2015).
Bentuk sediaan effervescent juga membantu menutupi rasa obat yang tidak
menyenangkan (Siregar dan Wikarsa, 2010) serta obat yang dikonsumsi dalam
bentuk cairan akan lebih cepat diabsorbsi dalam saluran cerna (Ansel, 1989).
Tablet effervescent dibuat dengan mengempa sumber asam dan basa untuk
menghasilkan CO2 yang berfungsi menghancurkan tablet saat tablet dilarutkan ke
dalam air dan juga menghasilkan rasa yang segar (Kartikasari, dkk., 2015).
Sediaan tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan tablet yang
dibuat dengan cara pengempaan bahan-bahan aktif dengan campuran asam-asam
organik, seperti asam sitrat, asam tartrat, asam malat dengan karbonat ataupun
bikarbonat, yang bereaksi dengan cepat pada penambahan air dengan melepas gas
karbon dioksida (Lachman,1994). Sumber asam yang paling umum digunakan
pembuatan tablet effervescent adalah asam sitrat dan asam tartrat (Wilisa, 2009).
Universitas Sumatera Utara
4
Asam sitrat adalah asam makanan yang paling umum digunakan. Asam
sitrat mudah didapat, melimpah, relatif tidak mahal, sangat mudah larut, memiliki
kekuatan asam yang tinggi, tersedia sebagai granula halus, mengalir bebas,
tersedia dalam bentuk anhidrat dan monohidrat serta memiliki kualitas makanan
(Siregar dan Wikarsa, 2010).
Sumber karbonat, digunakan sebagai bahan penghancur dan sumber
timbulnya gas yang berupa CO2 pada tablet effervescent. Sumber karbonat yang
biasa digunakan dalam pembuatan tablet effervescent adalah natrium karbonat dan
natrium bikarbonat. Keduanya adalah karbonat yang paling reaktif (Mohrle,
1989).
Pembuatan tablet effervescent, natrium bikarbonat merupakan sumber
karbon yang paling utama yang dapat larut sempurna, non-higroskopik, murah,
banyak, dan tersedia secara komersial mulai dari bentuk bubuk sampai dengan
bentuk granul, sehingga natrium bikarbonat lebih banyak dipakai dalam
pembuatan tablet effervescent (Mohrle, 1989).
Berdasarkan uraian diatas peneliti telah melakukan penelitian dengan
memformulasikan ekstrak rimpang jahe merah menjadi tablet effervescent.
Menurut Wehling dan Fred (2002), formula tablet effervescent dengan jumlah
asam basa yang digunakan adalah 10% sampai 60%, oleh karena itu maka peneliti
memformulasikan tablet effervescent ektrak rimpang jahe merah dengan lima
formula, yaitu jumlah asam sitrat dan basa natrium bikarbonat sebesar 10%, 20%,
30%, 40% dan 50% kemudian dilakukan uji preformulasi dan evaluasi pada tablet
effervescent ekstrak rimpang jahe merah tersebut. Hasil evaluasi tablet
effervescent ekstrak jahe merah dibandingkan juga dengan evaluasi sediaan tablet
effervescent yang telah beredar dipasaran.
Universitas Sumatera Utara
5
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum)
dapat diformulasi menjadi tablet effervescent?
2. Bagaimanakah pengaruh perbedaan variasi jumlah bahan asam dan basa
terhadap preformulasi granul dan evaluasi tablet effervescent ekstrak rimpang
jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum)?
3. Formula manakah yang menunjukkan hasil preformulasi dan evaluasi tablet
effervescent terbaik?
1.3 Hipotesis
1. Ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) dapat
diformulasi menjadi tablet effervescent.
2. Perbedaan variasi jumlah bahan asam dan basa memeberikan pengaruh yang
berbeda terhadap hasil preformulasi dan evaluasi tablet effervescent ekstrak
rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum).
3. Salah satu dari kelima formula menunjukkan hasil evaluasi sifat fisik tablet
effervescent yang terbaik.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var.
Rubrum) dapat diformulasikan menjadi tablet effervescent.
2. Untuk mengetahui pengaruh variasi jumlah bahan asam dan basa terhadap
hasil preformulasi dan evaluasi tablet effervescent ekstrak rimpang jahe merah
(Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum).
Universitas Sumatera Utara
6
3. Untuk mengetahui formula yang memberikan hasil terbaik terhadap
preformulasi dan evaluasi tablet effervescent ekstrak rimpang jahe merah
(Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum).
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai bahan informasi tentang pengaruh
konsentrasi bahan asam dan basa terhadap sifat fisik tablet effervescent ekstrak
jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) serta untuk mengetahui
formula terbaik dalam pembuatan tablet effervescent ekstrak rimpang jahe merah
(Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum).
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraiaan Tumbuhan
Di Indonesia dikenal 3 varietas jahe yakni jahe merah (Zingiber
officinale var. rubrum), jahe putih kecil (Zingiber officinale var. amarum) dan jahe
putih besar (Zingiber officinale var. officinale). Ketiga jenis jahe tersebut
memiliki perbedaan morfologi pada ukuran dan warna kulit rimpang, akar, batang,
kadar minyak atsiri, kadar pati dan kadar serat (Rostiana, dkk., 1991). Jahe merah
yang dikenal di Indonesia hanya satu jenis, namun di beberapa daerah termasuk di
Bengkulu ditemukan jahe merah dengan ukuran rimpang sangat kecil dan sangat
pedas, sehingga diduga di Indonesia terdapat 2 macam jahe merah, yaitu rimpang
besar dan rimpang kecil seperti yang dilaporkan Rumpfius dan Valeton
(Bermawie, 2003).
2.1.1 Klasifikasi tumbuhan
Klasifikasi tumbuhan jahe merah menurut Bermawie (2011) adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Rosc.
Universitas Sumatera Utara
8
2.1.2 Morfologi tumbuhan
Jahe termasuk tanaman tahunan, berbatang semu dan berdiri tegak dengan
ketinggian mencapai 0,75 m. Secara morfologi, tanaman jahe terdiri atas akar,
rimpang, batang, daun dan bunga. Perakaran tanaman jahe merupakan akar
serabut yang muncul dari rimpangnya, dari rimpang muncul tunas-tunas yang
akan tumbuh menjadi tanaman baru. Akar tumbuh dari bagian bawah rimpang,
sedangkan tunas akan tumbuh dari bagian atas rimpang. Batang pada tanaman
jahe merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus, berbentuk bulat pipih,
tidak bercabang tersusun atas seludang-seludang dan pelepah daun yang saling
menutup sehingga membentuk seperti batang. Helaian daun tersusun berseling,
tipis berbentuk bangun garis sampai lanset, berwarna hijau gelap pada bagian atas
dan lebih pucat pada bagian bawah, tulang daun sangat jelas, tersusun sejajar.
Panjang daun sekitar 5-25 cm dan lebar 0,8-2,5 cm. Bagian ujung daun agak
tumpul dengan panjang lidah 0,3-0,6 cm. Permukan atas daun terdapat bulu-bulu
putih. Ujung daun meruncing, pangkal daun membulat atau tumpul.Batas antara
pelepah dan helaian daun terdapat lidah daun (Bermawie, 2003).
Batang jahe merah merupakang batang semu, terbentuk oleh kumpulan
pelepah daun, berwarna hijau kemerahan. Tinggi tanaman mencapai 34,18-62,28
cm. Daun tersusun berselang seling secara teratur dan memiliki warna lebih hijau
(gelap) dibandingkan dengan kedua tipe lainnya. Permukaan daun bagian atas
berwarna hijau muda dibandingkan dengan bagian bawahnya. Luas daun 32,55-
51,18 cm2 dengan panjang 24,30-24,79 cm, lebar 2,79-31,18 cm, lebar tajuk
36,9352,87 cm. Rimpang jahe ini berwarna merah hingga jingga muda. Ukuran
rimpang jahe merah lebih kecil dibandingkan dengan kedua jenis jahe lainnya,
yakni panjang rimpang 12,33-12,60 cm, tinggi mencapai 5,86-7,03 cm, dan berat
Universitas Sumatera Utara
9
rata-rata 0,29-1,17 Kg. Akar berserat agak kasar dengan panjang 17,03-24,06 cm
dan diameter akar mencapai 5,36-5,46 mm. Jahe merah memiliki aroma yang
tajam dan rasanya sangat pedas (Tim Lentera, 2002).
Rimpang jahe merupakan modifikasi bentuk dari batang tidak teratur.
Bagian luar rimpang dari jahe ditutupi dengan daun yang berbentuk seperti sisik
tipis, tersusun melingkar. Rimpang jahe adalah bagian dari tanaman jahe yang
memiliki nilai ekonomi dan dimanfatkan untuk berbagai keperluan antara lain
sebagai rempah, bumbu masak, bahan baku obat tradisional, makanan dan
minuman dan parfum. Bunga pada tanaman jahe terletak pada ketiak daun
pelindung. Bentuk bunga bervariasi antara lain panjang, bulat telur, lonjong,
runcing atau tumpul. Bunga berukuran panjang 2-2,5 cm dan lebar 1-1,5 cm.
Bunga jahe panjangnya 30 cm berbentuk spika, bunga berwarna putih kekuningan
dengan bercak-bercak ungu merah. Bunga jahe terbentuk langsung dari rimpang,
tersusun dalam rangkaian bulir (Spica) berbentuk silinder. Setiap bunga dilindungi
oleh daun pelindung berwarna hijau berbentuk bulat telur atau jorong (Rugayah,
1994).
Jahe merupakan tanaman berkelamin dua (hermaprodit), masing-masing
bunga terdapat dua tangkai sari, dua keping kepala sari dan satu bakal buah.
Diameter serbuk sari berkisar antara 77-104 µm dengan dinding yang tebal.
Kepala putik ujungnya bulat berlubang berukuran 0,5 mm, dikelilingi oleh bulu-
bulu yang agak kaku (Melati, 2011).
Jahe merupakan tanaman yang bersifat self incompatible (Dhamayanthi,
dkk., 2003) dan posisi kepala putik lebih tinggi dibandingkan kepala sari (Pillai,
dkk., 1978), struktur seperti ini mengakibatkan sistem penyerbukan jahe adalah
menyerbuk silang. Buah berbentuk bulat panjang, berkulit tipis berwarna merah
Universitas Sumatera Utara
10
yang memiliki tiga ruang berisi masing-masing banyak bakal biji berwarna hitam
dan memiliki selaput biji (Rugayah, 1994).
2.1.3 Kandungan kimia
Jahe memiliki efek farmakologis yang berkhasiat sebagai obat yang
mampu memperkuat khasiat obat yang dicampurkannya. Menurut Tim Lantera
(2002), dari ketiga jenis jahe, jahe merah lebih banyak digunakan sebagai obat
karena kandungan minyak atsiri dan oleoresinnya paling tinggi dibandingkan
dengan jahe jenis lainnya (Kaitu, dkk., 2014). Minyak atsiri yang terkandung pada
jahe merah sekitar 2,58-2,72%, termasuk volatile oil atau minyak yang mudah
menguap. Minyak atsiri merupakan komponen yang memberikan bau atau aroma
yang khas. Sementara itu, oleoresin termasuk non-volatile oil atau minyak yang
tidak mudah menguap (Herliana, 2013).
Jahe merah memiliki efek antiinflamasi. Efek ini disebabkan komponen
aktif jahe merah yang terdiri dari gingerol dan zingeron yang berfungsi
menghambat leukotrien dan prostaglandin yang merupakan mediator radang
(Herliana, 2013). Beberapa senyawa diantaranya gingerol, shogaol, dan zingeron
memberi aktivitas farmakologi dan fisiologis seperti efek antioksidan,
antiinflamasi, analgetik, antikarsinogenik, dan kardiotonik. Jahe merah
menghambat proses siklooksigenase-2 (COX2) dan lipooksigenase (Dugasani,
dkk., 2009; Breemen, 2010).
Kandungan yang mempunyai efek antiinflamasi tersebut adalah gingerol
dan shogaol. Gingerol dan shogaol mempunyai efek dalam menghambat produksi
PGE2. Kandungan [6]-gingerol, [8]-gingerol, [10]-gingerol dan [6]-shogaol
mempunyai efek farmakologi mencakup antioksidan dan antiinflamasi.
Kandungan [6]-shogaol lebih poten dibanding [6]-gingerol dalam menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
11
efek antiinflamasi. Kandungan yang mempunyai efek antiinflamasi [6]-shogaol >
[10]-gingerol > [8]gingerol > [6]-gingerol. Gingerol dan shogaol merupakan
turunan alkaloid. Jahe merah juga mengandung saponin, tanin, dan flavonoid
(Bhargava, dkk., 2012).
2.1.4 Manfaat tumbuhan
Jahe biasanya aman sebagai obat herbal (Weidner dan Sigwart 2001).
Hasil penelitian terhadap tikus hamil yang diberikan ekstrak jahe secara oral tidak
mempengaruhi kehamilan dan tidak menyebabkan toksisitas sampai konsentrasi
1000 mg/kg, walaupun dilaporkan juga beberapa efek samping minor akibat
konsumsi jahe seperti diare ringan atau reaksi alergi ringan. Efek samping
terutama terjadi bila jahe dikonsumsi mentah. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa bila jahe dikonsumsi dalam jangka panjang akan mempunyai efek
hipoglikemik dan hipolipidemik (Ahmed dan Sharma 1997). Hasil penelitian
farmakologi menyatakan bahwa senyawa antioksidan alami dalam jahe cukup
tinggi dan sangat efisien dalam menghambat radikal bebas superoksida dan
hidroksil yang dihasilkan oleh sel-sel kanker, dan bersifat sebagai
antikarsinogenik, non-toksik dan non-mutagenik pada konsentrasi tinggi (Manju
dan Nalini 2005).
Beberapa senyawa, termasuk gingerol, shogaol dan zingeron memberikan
aktivitas farmakologi dan fisiologis seperti efek antioksidan, antiinflammasi,
analgesik, antikarsinogenik dan kardiotonik (Surh, dkk., 1999; Masuda, dkk.,
1995). Senyawa murni (E-8 beta, 17 epoxy land-12-diene-15,16-dial) dapat
menghambat biosintesa kolesterol di dalam homogenasi hati tikus (Tanabe,dkk.,
1993). Senyawa [6]-gingerol telah dibuktikan mempunyai aktivitas sebagai
antipiretik, antitusif, hipotensif (Mamoru, dkk., 1984), antiimflamasi dan
Universitas Sumatera Utara
12
analgesik (Kim, dkk., 2005), antitumor (Surh, dkk., 1999), antikanker (Dorai,
dkk., 2004), antioksidan (Masuda, dkk., 2004), antifungal (Ficker, dkk., 2003).
Selain itu, sangat efektif untuk mencegah sinar ultra violet B (UVB) dan bisa
sebagai terapi untuk mencegah kerusakan kulit (Ali, dkk., 2008).
Konsentrasi rendah [6]-gingerol and [6]-shogaolternyata dapat
menurunkan tekanan darah (Suekawa, dkk., 1984). Jahe dilaporkan dapat
mengurangi resiko penyakit jantung dan meningkatkan performan dari jantung
selama olah raga, karena memberikan efek relaks dalam tubuh. Selain itu, dapat
mengurangi berat badan dan anti hiperlipidemia, serta mengurangi mual dan
muntah pada ibu hamil (Bermawie, 2011). Secara invitro telah dibuktikan bahwa
bahan aktif dalam jahe berpotensi dan prospektif untuk mengobati penyakit
Alzheimer (Kim, dkk., 2005), penyakit kronik seperti diabetes (Sekiya,dkk.,
2004), dan hipertensi (Ghayur dan Gilani 2005), untuk mencegah mabuk laut,
telah dicobakan supplemen jahe terhadap 1741 orang turis dengan dosis 250 mg
setiap 2 jam, hasilnya menunjukkan sangat efektif sama seperti bila
mengkonsumsi obat untuk mencegah mabuk laut (Schmid, dkk., 1994), pada
percobaan lain, dilakukan terhadap 11 orang dewasa yang telah menjalani
kemoterapi, ternyata mengalami penurunan mual setelah mengkonsumsi serbuk
jahe 1,5 g (Meyer, dkk., 1995; Pecoraro, dkk., 1998).
Ekstrak jahe merah oral dalam dosis rendah 0,2– 2 mg/kg menunjukkan
efek analgesik dan anti-inflamasi sangat efektif, karena adanya sinergisitas
senyawa dalam ekstrak jahe merah. Bahkan ketika diberikan kepada 8 volunter
ternyata sangat efektif dalam mencegah mabuk laut termasuk di dalamnya vertigo
yang berhubungan dengan mabuk laut (Grontved, dkk., 1988). Senyawa
zingerone, yang memberikan karakter sangat tajam dari rimpang jahe, sangat
Universitas Sumatera Utara
13
efektif terhadap E.coli penyebab diare, terutama pada anak-anak.Adanya sejumlah
mineral seperti kalium, mangan tembaga dan magnesium juga sangat
membantu.Kalium dalam sebuah komponen penting dari sel dan cairan tubuh
yang membantu mengendalikan detak jantung dan tekanan darah (Bermawie,
2011). Demikian juga telah dicobakan terhadap kadet angkatan laut ternyata
secara signifikan bisa lebih efektif untuk mencegah mabuk laut terutama untuk
mual dan vertigo (Grontved,dkk., 1988).
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan zat target dan zat yang tidak berguna dimana
teknik pemisahan berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut antara dua pelarut
atau lebih (Harbone, 1987). Diketahui senyawa aktif yang dikandung simplisia
akan mempermudah pemilihan pelarut dengan cara ekstraksi yang tepat. Ekstrak
adalah sediaan yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes
RI, 2000).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2000), beberapa metode ekstraksi
dengan menggunakan pelarut yaitu:
a. Cara dingin
1. Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperatur ruang (kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan
prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi
Universitas Sumatera Utara
14
kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu (terus menerus).
Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut yang
sesuai setelah dilakukan penyaringan dari maserat pertama dan maserat
seterusnya .
2. Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada
temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan,
tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak
(perklorat) yang jumlahnya 1–5 kali bahan.
b. Cara panas
1. Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan
dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses
pada residu pertama samai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses
ekstraksi sempurna.
2. Soklet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu
dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
3. Digesti adalah maserasi kinetik atau dengan pengadukan yang kontinu
pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu
secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 oC.
4. Infudasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas
(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur
96-98 oC) selama waktu tertentu (15-20 menit).
Universitas Sumatera Utara
15
5. Dekoktasi adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30 menit) dan
temperatur sampai titik didih air.
2.3 Uraian Sediaan Tablet
2.3.1 Pengertian tablet
Definisi tablet menurut Farmakope Indonesia edisi III adalah sediaan padat
kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler,
kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih,
dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang dapat berfungsi sebagai
bahan pengisi, bahan pengembang, bahan pengikat, bahan pelicin, bahan
pembasah atau bahan lain yang cocok.
Tablet merupakan jenis sediaan yang banyak digunakan sampai sekarang
karena memberikan dosis yang tepat pada pemakaiannya, mudah pemakaiannya,
mudah pengemasannya, stabilitas kimia dan aktifitas fisiologis dari bahan-bahan
obat cukup baik, sebagai bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih
zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu sediaan
tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesifitas, kecepatan disintegrasi dan
sifat antilekat) dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk dalam mesin
tablet. Tablet kempa adalah unit bentuk sediaan solid, dibuat dengan mengempa
suatu campuran serbuk yang mengandung zat aktif dengan atau tanpa bahan
tanbahan atau bahan tertentu yang dipilih guna membantu dalam proses
pembuatan dan untuk menciptakan sifat-sifat sediaan tablet yang dikehendaki
(Banker dan Anderson, 1994; Siregar dan Wikarsa, 2010).
Menurut Banker dan Anderson (1994), tablet yang dinyatakan baik harus
memenuhi syarat, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
16
a. Bebas dari kerusakan seperti pecah pada permukaan dari sisi-sisi tablet.
b. Memiliki kemampuan dan daya tahan terhadap pengaruh mekanis selama
proses produksi, pengemasan dan distribusi.
c. Dapat menjamin kestabilan fisik maupun kimia dari zat berkhasiat yang
terkandung didalamnya.
d. Dapat membebaskan zat berkhasiat dengan baik sehingga memberikan efek
pengobatan seperti yang dikehendaki.
2.3.2 Tablet effervecent
Effervescent didefenisikan sebagai timbulnya gelembung gas dari
cairansebagai hasil dari reaksi kimia. Campuran effervescent telah diketahui dan
digunakan sebagai obat sejak 100 tahun yang lalu. Tablet effervescent merupakan
metode yang nyaman untuk pemberian sejumlah zat aktif atau bahan kimia
yang telah diukur sebelumnya dengan disolusi. Larutan effervescent berkilau,
lezat, dan menyediakan zat aktif dalam bentuk larutan dengan ketersediaanhayati
yang terjamin bagi orang yang sulit menelan tablet atau kapsul biasa (Siregar dan
Wikarsa, 2010). Gas yang dihasilkan saat pelarutan effervescent adalah karbon
dioksida sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda)
(Lieberman, dkk., 1992).
Tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan tablet dengan
cara pengempaan bahan-bahan aktif campuran asam-asam organik, seperti asam
sitrat atau asam tartarat dan natrium bikarbonat. Bila tablet ini dimasukkan ke
dalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara asam dan natrium bikarbonat
sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan menghasilkan gas
karbondioksida serta air. Reaksinya cukup cepat dan biasanya berlangsung dalam
waktu satu menit atau kurang. Disamping menghasilkan larutan yang jernih, tablet
Universitas Sumatera Utara
17
effervescent juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang
dapat membantu memperbaiki rasa obat-obat tertentu (Banker dan Anderson,
1994).
Reaksinya adalah sebagai berikut :
C6H8O7 + 3 NaHCO3 Na3C6H5O7 + 4 H2O + 3 CO2
Asam sitrat Na-Bikarbonat Na-Sitrat Air Karbondioksida
Reaksi di atas tidak dikehendaki terjadi sebelum effervescent dilarutkan,
oleh karena itu kadar air bahan baku dan kelembaban lingkungan perlu
dikendalikan tetap rendah untuk mencegah ketidakstabilan produk. Pengendalian
akan berlangsung secara cepat karena hasil reaksi adalah air. Kelarutan dari bahan
baku merupakan salah satu hal yang penting dalam pembuatan tablet effervescent,
jika kelarutannya kurang baik maka reaksi tidak akan terjadi dan tablet tidak larut
dengan cepat (Lieberman, dkk., 1992).
a. Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan asam yang umum digunakan sebagai asam
makanan dan harganya relatif murah. Asam ini memiliki kelarutan yang tinggi,
mempunyai kekuatan asam yang tinggi dan tersedia dalam bentuk granular,
anhidrat dan bentuk monohidrat. Selain itu, tersedia juga dalam bentuk serbuk.
Asam ini sangat higroskopis, oleh karena itu penanganan dan penyimpanannya
memerlukan perhatian khusus (Lieberman, dkk., 1992).
Sumber asam yang paling umum digunakan dalam pembuatan tablet
effervescent adalah asam sitrat dan asam tartarat. Asam sitrat terdapat dalam
bentuk serbuk hablur, bentuk anhidrat dan juga dalam bentuk monohidrat (Wilisa,
2009).
Asam sitrat adalah asam makanan yang paling umum digunakan. Asam
Universitas Sumatera Utara
18
sitrat mudah di dapat, melimpah, relatif tidak mahal, sangat mudah larut, memiliki
kekuatan asam yang tinggi, tersedia sebagai granula halus, mengalir bebas,
tersedia dalam bentuk anhidrat dan bentuk monohidrat berkualitas makanan.
Asam sitrat sangat higroskopis sehingga harus disimpan dengan hati-hati untuk
mencegah pemaparan pada daerah dengan kelembaban yang tinggi jika bahan ini
di keluarkan dari wadah aslinya dan di kemas kembali dengan tidak sesuai. Asam
sitrat mudah larut dalam etanol, pada kelembaban relatif yang lebih rendah dari
65% asam sitrat mengembang pada suhu 25oC (Siregar dan Wikarsa, 2010).
b. Natrium Bikarbonat
Natrium bikarbonat merupakan serbuk kristal berwarna putih yang
memiliki rasa asin, mudah larut air, dan tidak higroskopis. Natrium bikarbonat
pada RH di atas 85% akan cepat menyerap air di lingkungannya dan akan
menyebabkan dekomposisi dan hilangnya karbondioksida sehingga sebagai bahan
effervescent diperlukan penyimpanan yang rapat. Natrium bikarbonat selain dapat
dipakai sebagai salah satu bahan gas forming yang menghasilkan karbondioksida,
senyawa ini juga dapat dipakai sebagai pengisi tablet effervescent (Juita, 2008).
Natrium bikarbonat merupakan sumber utama karbondioksida dalam
sistem effervescent. Senyawa ini larut sempurna dalam air, tidak higroskopis,
tidak mahal, banyak tersedia di pasaran dalam lima tingkat ukuran partikel (mulai
dari serbuk halus sampai granula seragam yang mengalir bebas), dapat dimakan
dan digunakan secara luas dalam produk makanan sebagai soda kue. Natrium
bikarbonat merupakan alkali natrium yang paling lemah, mempunyai pH 8,3
dalam larutan air dalam konsentrasi 0,85%. Zat ini menghasilkan kira-kira 52%
karbondioksida (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Sumber karbonat, digunakan sebagai bahan penghancur dan sumber
Universitas Sumatera Utara
19
timbulnya gas yang berupa CO2 pada tablet effervescent. Sumber karbonat yang
biasa digunakan dalam pembuatan tablet effervescent adalah natrium karbonat dan
natrium bikarbonat. Keduanya adalah yang paling reaktif. Dalam tablet
effervescent, sodium bikarbonat merupakan sumber karbon yang paling utama
yang dapat larut sempurna, non-higroskopik, murah, banyak, dan tersedia secara
komersial mulai dari bentuk bubuk sampai bentuk granul, sehingga natrium
bikarbonat lebih banyak dipakai dalam pembuatan tablet effervescent (Mohrle,
1989).
2.3.2.1 Manfaat effervescent
Keuntungan tablet effervescent adalah bentuk sediaan tablet dengan
penyiapan bahan-bahan dalam waktu seketika jika mengandung dosis yang tepat,
sedangkan kerugian tablet effervescent adalah kesukaran untuk menghasilkan
produk yang stabil secara kimia. Bahkan kelembaban udara selama pembuatan
produk mungkin sudah cukup untuk memulai reaktivitas effervescent. Selama
reaksi berlangsung, air yang dibebaskan dari bikarbonat menyebabkan
autokatalisis dari reaksi (Banker dan Anderson, 1994).
Kelembaban udara di sekitar tablet setelah wadahnya di buka juga dapat
menyebabkan penurunan kualitas yang cepat dari produk, setelah sampai di
tangan konsumen. Karena itu tablet effervescent dikemas secara khusus dalam
kantong lembaran alumunium kedap udara atau kemasan padat dalam tabung
silindris dengan ruang udara yang minimum (Banker dan Anderson, 1994).
Ada berbagai keuntungan sediaan tablet effervescent seperti di bawah ini :
1. Memberi cita rasa menyenangkan karena membantu menutup rasa zat aktif
yang tidak menyenangkan.
2. Tablet mudah digunakan setelah dilarutkan, nyaman dan merupakan bentuk
Universitas Sumatera Utara
20
sediaan yang mengandung zat aktif.
3. Dapat dikemas secara individual untuk mencegah masuknya kelembaban
sehingga menghindari masalah ketidakstabilan kandungan selama
penyimpanan.
4. Dapat diberikan kepada pasien yang sulit menelan tablet atau kapsul (setelah
dilarutkan terlebih dulu dalam air minum).
5. Zat aktif yang tidak stabil apabila disimpan dalam larutan bercair akan lebih
stabil dalam tablet effervescent.
(Siregar dan Wikarsa, 2010)
2.3.3 Metode pembuatan tablet
Menurut Ansel (1989), ada tiga metode pembuatan tablet kompresi yang
berlaku yaitu metode granulasi basah, metode granulasi kering dan cetak
langsung.
a. Granulasi basah
Metode ini merupakan metode pembuatan yang paling banyak digunakan
dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam
pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut: menimbang dan
mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi basah, pengayakan granul basah,
pengeringan, pengayakan granul kering, pencampuran bahan pelicin dan
bahanpenghancur, pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel, 1989).
Bahan aktif, pengisi dan disintegran dicampur hingga homogen. Bahan
pengikat ditambahkan untuk mencampur serbuk dengan cara pengadukan. Massa
serbuk terbasahi oleh bahan pengikat hingga massa tersebut mempunyai
konsistensi lembab, kemudian massa lembab tersebut dilewatkan pada mesh.
Setelah itu ditempatkan pada wadah yang sesuai dan dimasukkan dalam lemari
Universitas Sumatera Utara
21
pengering. Setelah kering, granul tersebut dikurangi ukuran partikelnya dengan
melewatkannya pada pengayakan mesh yang ukurannya lebih kecil. Ukuran
ayakan tergantung pada diameter punch, kemudian ke dalam granul kering
ditambahkan lubrikan atau glidan sebagai serbuk fine untuk meningkatkan aliran
granul, kemudian dicetak menjadi tablet (Sahoo, 2007).
b. Granulasi kering
Metode granulasi kering disebut juga slugging, merupakan salah satu
metode pembuatan tablet dengan cara mengempa campuran bahan kering (zat
aktif dan eksipien) menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar (granul). Dengan metode ini,
baik bahan aktif ataupun bahan pengisi harus memiliki sifat kohesif supaya massa
yang jumlahnya besar dapat dibentuk. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan
yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya
terhadap uap air atau karena tidak tahan terhadap pemanasan (Ansel, 1989).
c. Kompresi/cetak langsung
Cetak langsung berarti mengompres tablet secara langsung dari bahan
bubuk tanpa memodifikasi sifat fisik bahan tablet tersebut. Metode ini berlaku
untuk bahan kimia berbentuk kristal yang memiliki karakteristik kompresibilitas
dan sifat alir yang baik seperti: garam kalium (klorat, klorida, bromida), natrium
klorida, amonium klorida, methenamine, kalsium laktat, asetosaldan lain-lain
(Sahoo, 2007).
Kompresi langsung merupakan metode pilihan dalam manufaktur tablet
apabila proses itu dapat digunakan untuk memproduksi produk jadi bermutu
tinggi. Metode ini paling tepat karena menggunakan penanganan bahan-bahan
paling sedikit dan tidak melibatkan tahap pengeringan. Oleh karena itu, metode ini
Universitas Sumatera Utara
22
paling efisien energi, paling cepat dan paling ekonomis untuk memproduksi
tablet. Sebaliknya, banyak situasi ketika cetak langsung tidak dapat dilakukan
pada zat aktif dengan dosis kecil, zat aktif dengan masalah pemisahan dan
keseragaman kandungan; zat aktif dosis besar yang tidak dapat dikompresi
langsung atau yang mempunyai sifat aliran yang buruk; pembuatan tablet tertentu
atau dalam pengoperasian manufaktur tablet tertentu (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Adapun pemeriksaan sifat fisik campuran granul yang sering dilakukan,
yaitu:
a. Waktu alir
Merupakan waktu yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah granul
pada alat yang dipakai. Apabila granul mempunyai sifat alir yang baik maka
pengisian pada ruang kempa menjadi konstan sehingga dihasilkan tablet yang
mempunyai bobot seragam (Parrot, 1971).
b. Sudut diam
Sudut diam adalah sudut yang terbentuk antara permukaan tumpukan
granul dengan bidang horizontal. Corong berada pada suatu ketinggian yang
dikehendaki diatas bidang horizontal. Bubuk atau granul dituang perlahan-lahan
sampai didapat tumpukan bubuk yang berbentuk kerucut. Bila sudut diam <300
biasanya menujukkan bahwa granul dapat mengalir bebas, dan bila sudutnya >400
biasanya sifat alirnya kurang baik (Banker dan Anderson, 1994).
c. Indeks pengetapan
Didefinisikan sebagai penurunan volume sejumlah granul karena
kemampuannya mengisi ruang antara granul dan memampat lebih rapat lagi. Alat
digunakan volumeter, terdiri dari gelas ukur diletakkan pada suatu alat bergerak
naik turun secara mekanik dengan alat penggerak (Banker dan Anderson, 1994).
Universitas Sumatera Utara
23
Beberapa parameter untuk pemeriksaan kualitas sediaan tablet, yaitu:
a. Keseragaman bobot
Variasi bobot tablet dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi granul yang
berbeda, sifat alir granul yang tidak baik akan menyebabkan jumlah serbuk yang
masuk dalam ruang kompresi tidak seragam, sehingga menghasilkan bobot tablet
yang berbeda (Lieberman, dkk., 1992).
Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya
penyimpangan bobot pada tiap tablet terhadap bobot rata-rata dari semua tablet
sesuai syarat yang ditentukan Farmakope Indonesia.
b. Kekerasan
Dinyatakan sebagai daya tahan terhadap tekanan, tegangan, patahan,
guliran, gosokan dan jatuhan (Voight, 1995). Kekerasan tablet umumnya 4-8 kg
(Parrot, 1971).
c. Waktu larut
Waktu larut adalah karakteristik yang sangat penting dalam tablet
effervescent. Waktu larut didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk
hancurnya tablet dalam media yang sesuai, dan dalam hal ini digunakan air.
Tablet effervescent yang baik akan hancur dan terlarut cepat tidak lebih dari 2
menit (Mohrle, 1989).
d. Kerapuhan
Dinyatakan sebagai ketahanan suatu tablet terhadap goncangan selama
proses pengangkutan dan penyimpanan. Tablet yang mudah rapuh dan pecah akan
kehilangan keindahan dalam penampilannya serta menimbulkan variasi pada
bobot tablet dan keseragaman dosis obat. Nilai kerapuhan yang dapat diterima
sebagai batas tertinggi adalah 1% (Banker dan Anderson, 1994).
Universitas Sumatera Utara
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang meliputi tahap
penyiapan sampel, indentifikasi sampel, pembuatan simplisia, karakterisasi
simplisia, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak, uji preformulasi massa cetak
tablet, pencetakan tablet dan evaluasi tablet. Penelitian ini dilaksanakan di
Laboratorium Farmakognosi dan Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi II
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara pada bulan September 2016 hingga
Februari 2017.
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Blender (Philips),
corong pisah, cawan porselen, penjepit tabung, cawan porselen berdasar rata,
desikator, rotary evaporator (Haake D), mikroskop, kertas saring, oven
(Memmert), pipet tetes, neraca kasar, penangas air, ayakan mesh 12 dan 20,
batang pengaduk, hardness tester (Copley), lemari pengering, mesin cetak tablet
single punch (Erweka), lumpang dan alu, kertas perkamen, neraca analitis
(Ohaus), Roche friabilator (Erweka), spatula, spatel, stopwatch dan sejumlah alat
gelas lainnya.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang jahe
merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum), etanol 96%, air suling, laktosa,
amilum manihot, vitamin C, asam sitrat, natrium bikarbonat, dekstrin, PEG 6000
Universitas Sumatera Utara
25
dan bahan-bahan berkualitas proanalisa : α-naftol, amil alkohol, asam nitrat pekat,
asam asetat anhidrat, asam klorida pekat, asam sulfat pekat, besi (III) klorida,
bismuth nitrat, iodium, isopropanol, kalium iodida, kloroform, metanol, natrium
hidroksida, natrium klorida, n-heksana, raksa (II) klorida, serbuk magnesium,
timbal (II) asetat dan toluen.
3.3 Pembuatan Larutan Pereaksi
3.3.1 Pereaksi Meyer
Sebanyak 2,266 g raksa (II) klorida dilarutkan dalam air suling hingga 100
ml dan pada wadah lain dilarutkan 50 g kalium iodida dalam 100 ml air suling. 60
ml larutan I dicampurkan dengan 10 ml larutan II dan ditambahkan air suling
hingga 100 ml (Ditjen POM RI, 1995).
3.3.2 Pereaksi natrium hidroksida 2 N
Sebanyak 8,002 g natrium hidroksida ditimbang, kemudian dilarutkan
dalam air suling hingga 100 ml (Ditjen POM RI, 1979).
3.3.3 Pereaksi Bouchardat
Sebanyak 4 g kalium iodida dan 2 g iodium dilarutkan dalam air suling
secukupnya hingga 100 ml (Ditjen POM RI, 1995).
3.3.4 Pereaksi Dragendorff
Pereaksi dibuat dua larutan persediaan : (1) 0,6 g bismut nitrat dalam 2 ml
HCl pekat dan 10 ml air; (2) 6 g kalium iodida dalam 10 ml air. Larutan
persediaan ini dicampur dengan 7 ml HCl pekat dan 15 ml air (Harborne, 1987).
3.3.5 Pereaksi besi (III) klorida 1%
Sebanyak 1 g besi (III) klorida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air
suling hingga 100 ml, lalu disaring (Ditjen POM RI, 1979).
Universitas Sumatera Utara
26
3.3.6 Pereaksi asam klorida 2 N
Asam klorida pekat sebanyak 16,6 ml ditambahkan air suling sampai 100
ml (Ditjen POM RI, 1979).
3.3.7 Pereaksi timbal (II) asetat 0,4 M
Sebanyak 15,17 g timbal asetat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air
suling bebas karbon dioksida hingga 100 ml (Ditjen POM RI, 1995).
3.3.8 Pereaksi Liebermann-Burchard
Sebanyak 10 tetes asam asetat anhidrat dicampur dengan 1 tetes asam
sulfat pekat. Ditambahkan dengan hati-hati asetat anhidrida ke dalam campuran
tersebut, didinginkan (Ditjen POM RI, 1995)
3.3.9 Pereaksi Molisch
Sebanyak 3 g alfa naftol dilarutkan dalam 15 ml etanol 95 % ditambahkan
dengan asam nitrat 0,5 N secukupnya hingga diperoleh larutan 100 ml (Ditjen
POM RI, 1995).
3.3.10 Pereaksi kloralhidrat
Pereaksi kloralhidrat dibuat dengan cara melarutkan kloralhidrat sebanyak
50 g dalam 20 ml air (Ditjen POM RI, 1995).
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Pengumpulan tanaman
Pengambilan sampel tanaman dilakukan secara purposif yaitu bahan
tanaman diambil dengan cara tanpa membandingkan tanaman yang sama dengan
daerah lain. Bahan tanaman yang digunakan adalah rimpang jahe merah yang
diperoleh dari daerah Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera
Utara.
Universitas Sumatera Utara
27
3.4.2 Identifikasi tanaman
Identifikasi bahan tanaman dilakukan di “Herbarium Medanense”,
Universitas Sumatera Utara.
3.4.3 Pembuatan simplisia
Rimpang jahe merah yang masih segar di sortasi dan ditimbang, dicuci
bersih dari pengotor dengan air dan ditiriskan, selanjutnya rimpang diiris
melintang dengan ketebalan 2-5 mm, kemudian dikeringkan di lemari pengering
dengan suhu ±40o, irisan rimpang jahe merah yang telah kering ditandai dengan
rapuh saat dipatahkan, kemudian simplisia diserbuk menggunakan blender
sehingga diperoleh serbuk simplisia dan disimpan dalam wadah yang tertutup
rapat (Meilisa, 2009).
3.4.4 Karakterisasi simplisia
3.4.4.1 Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia rimpang
jahe merah dengan mengamati bentuk, bau, rasa dan warna.
3.4.4.2 Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia rimpang
jahe merah. Serbuk simplisia ditaburkan di atas kaca objek yang telah ditetesi
dengan air dan ditutup dengan kaca penutup, kemudian diamati di bawah
mikroskop, untuk pati dilihat dalam air (Meilisa, 2009).
3.4.4.3 Penetapan kadar air
3.4.4.3.1 Penjenuhan toluen
Sebanyak 200 ml toluen dimasukkan ke dalam labu alas bulat, lalu
ditambahkan 2 ml air suling, kemudian alat dipasang dan dilakukan destilasi
selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama ± 30 menit,
Universitas Sumatera Utara
28
kemudian volume air hasil destilasi dalam tabung penerima dibaca dengan
ketelitian 0,05 ml.
3.4.4.3.2 Penetapan kadar air simplisia
Labu berisi toluen tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah
ditimbang seksama, dipanaskan hati-hati selama 15 menit, setelah toluene
mendidih, kecepatan toluen diatur 2 tetes per detik sampai sebagian besar air
terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes per detik dan
setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen.
Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, tabung penerima dibiarkan mendingin pada
suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan
ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kadar air
yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen
(WHO., 1998).
3.4.4.4 Penetapan kadar sari larut dalam air
Sebanyak 5 g serbuk simplisia dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-
kloroform (2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1 liter) dengan
menggunakan botol bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama,
kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sebanyak 20 ml filtrat diuapkan
hingga kering dalam cawan yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara.
Residu dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC sampai diperoleh bobot tetap.
Kadar sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan
(Depkes RI., 1995).
3.4.4.5 Penetapan kadar sari larut dalam etanol
Sebanyak 5 g serbuk simplisia dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml
etanol 96% dengan menggunakan botol bersumbat sambil sesekali dikocok selama
Universitas Sumatera Utara
29
6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sebanyak 20 ml
filtrat diuapkan hingga kering dalam cawan yang berdasar rata yang telah
dipanaskan dan ditara. Residu dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC sampai
diperoleh bobot tetap. Kadar sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan
yang telah dikeringkan (Depkes RI., 1995).
3.4.4.6 Penetapan kadar abu total
Sebanyak 2,5 g serbuk simplisia yang telah digerus dan ditimbang seksama,
dimasukkan ke dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian
diratakan. Kurs porselin bersama isinya dipijarkan perlahan hingga arang habis,
didinginkan, ditimbang sampai diperoleh bobot yang tetap. Kadar abu dihitung
terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara (Ditjen POM RI, 1995).
3.4.4.7 Penetapan kadar abu yang tidak larut asam
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total dididihkan dengan 25ml
asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut asam dikumpulkan,
disaring dengan kertas saring, lalu cuci dengan air panas. Residu dan kertas saring
dipijarkan sampai diperoleh bobot yang tetap, dinginkan, dan ditimbang beratnya.
Kadar abu yang tidak larut asam dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan
di udara (Ditjen POM RI, 1995).
3.4.5 Pembuatan ekstrak
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut
etanol 96%. Cara kerja :
Sebanyak 1500 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 75 bagian pelarut
(11,25 liter) etanol 96%, dimasukkan ke dalam bejana bertutup dan dibiarkan
pada suhu kamar selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk,
kemudian setelah 5 hari hasil maserasi disaring dan diperas. Ampas ditambah
Universitas Sumatera Utara
30
dengan cairan penyari etanol 96% hingga diperoleh 100 bagian (15 liter) maserat
kemudian dibiarkan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya selama 2 hari dan
diendaptuangkan atau saring (Ditjen POM RI, 1979). Seluruh maserat
digabungkan lalu diuapkan dengan alat rotary evaporator pada temperatur kurang
lebih 40o C dan diperoleh ekstrak etanol kental. Bagan pembuatan ekstrak etanol
secara maserasi dapat dilihat pada Lampiran6.
Rendemen dari ektrak kemudian dihitung dengan rumus:
% Rendemen = berat ekstrak yang diperoleh
berat bahan yang diekstrak 00
3.4.6 Skrining fitokimia rimpang jahe merah
Skrining fitokimia terhadap rimpang jahe merah dilakukan untuk
mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung di dalam ekstrak rimpang
jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum). Golongan senyawa kimia
yang diperiksadalam jahe merah meliputi senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida,
tanin dan steroid/triterpenoid.
3.4.6.1 Pemeriksaan alkaloida
Ekstrak ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan 1 ml asam
klorida 2N dan 9 ml air suling, dipanasakan di atas penangas air selama 2 menit.
Didinginkan dan disaring. Filtrat dipakai untuk percobaan sebagai berikut :
a. Filtrat sebayak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Meyer,akan
terbentuk endapan menggumpal bewarna putih atau kuning.
b. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Bouchardat,
akan terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam.
c. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Dragendorf,
akan terbentuk endapan merah atau jingga.
Universitas Sumatera Utara
31
Ekstrak mengandung alkaloida jika sekurang-kurangnya terbentuk
endapan dengan menggunakan dua golongan larutan percobaan yang digunakan,
tetapi jika reaksi 1 dan 2 hanya terjadi kekeruhan dilanjutkan pemeriksaan.
Pemeriksaan jika terjadi kekeruhan dengan cara sebanyak 8 ml filtrat
ditambahkan 2 ml ammonia pekat dan dikocok dengan 5 ml campuran eter-
kloroform (3:1) dan dibiarkan memisah, diambil lapisan eter-kloroform,
ditambahkan sedikit natrium sulfat anhidrat, disaring dan diuapkan filtrat di dalam
gelas arloji di atas penangas air, dilarutkan residunya dengan sedikit HCl 2N.
Alkaloid positif jika terjadi endapan atau kekeruhan paling banyak dua dari tiga
percobaan di atas (Farnsworth, 1966).
3.4.6.2 Pemeriksaan flavonoida
Sebanyak 0,5 g ekstrak ditambahkan 20 ml air panas, dididihkan selama 10
menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 ml filtrat ditambahkan 0,1 g
serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok
dan dibiarkan memisah. Flavonoida positif jika terjadi warna merah, kuning,
jingga pada lapisan amil alkohol (Farnsworth, 1966).
3.4.6.3 Pemeriksaan saponin
Sebanyak 0,5 g ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan
10 ml air panas, didinginkan kemudian dikocok selama 10 detik, jika terbentuk
busa setinggi 1 sampai 10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak
hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2N menunjukkan adanya saponin
(Ditjen POM RI, 1995).
3.4.6.4 Pemeriksaan tanin
Sebanyak 0,5 g ekstrak disari dengan 10 ml air suling lalu disaring,
filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna. Larutan diambil sebanyak
Universitas Sumatera Utara
32
2 ml dan ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi besi (III) klorida 1 %, jika terjadi
terbentuknya warna hijau, biru, atau kehitaman menunjukkan adanya tanin
(Farnsworth, 1966).
3.4.6.5 Pemeriksaan glikosida
Sebanyak 3 g ekstrak disari dengn 30 ml campuran etanol 95% dengan air
suling (7:3), ditambahkan asam sulfat pekat hingga diperoleh pH 2, kemudian
direfluks selama 10 menit, didinginkan dan disaring. Sebanyak 20 ml filtrat
ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal (II) asetat 0,4 M, dikocok,
didiamkan 5 menit lalu disaring. Filtrat disari dengan 20 ml campuran isopropanol
dan kloroform (2:3), dilakukan sebanyak 3 kali. Kumpulan sari air diuapkan
dengan temperatur tidak lebih dari 50 oC. Sisanya dilarutkan dalam 2 ml metanol.
Larutan sisa dipakai untuk percobaan berikut:
a. Larutan sisa dimasukkan ke dalam tabung reaksi selanjutnya diuapkan di atas
penangas air, pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes pereaksi Molish.
Tambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung, terbentuk
cincin ungu pada batas kedua cairan, menunjukkan adanya ikatan gula.
b. Larutan percobaan diuapkan di atas penangas air. Larutkan sisa dalam 5 ml
asam asetat anhidrat. Tambahkan 10 tetes asam sulfat pekat, akan terjadi
warna biru atau hijau, menunjukkan adanya glikosida (Ditjen POM., 1995).
3.4.6.6 Pemeriksaan steroida/triterpenoida
Sebanyak 1g sampel dimaserasi dengan n-heksana selama 2 jam, lalu
disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap, pada sisa filtrat yang telah
diuapkan ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrida dan 1 tetes asam sulfat
pekat.Timbulwarna biru atau hijau menunjukkan adanya steroid dan timbul warna
merah, pink atau ungu menunjukkan adanya triterpenoid (Farnsworth, 1966).
Universitas Sumatera Utara
33
3.4.7 Formula Sediaan Tablet
Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap sediaan farmasi yang beredar
di pasaran yang mengandung ekstrak jahe merah ditemukan bahwa sediaan
dengan nama KAPSUL JAHE MERAH AL-GHUROBA yang diproduksi oleh
CV.AL-GRUROBA, telah terdaftar di BPOM RI dengan nomor registrasi
TR133368121 mengandung setaradengan 2 g simplisia kering, jika dikorelasikan
dengan hasil rendemen sebesar 13,6 % didapat dosis per sediaannya 272 mg.
Penelitian Kartikasari (2015) tentang jahemenggunakan dosis 300 mg ekstrak
kering rimpang jahe untuk tiap tablet effervescent didasarkan rasa pedas dari
gingerol. Berdasarkan uraian di atas sehingga peneliti memakai dosis 300 mg
3.4.7.1 Pembuatan granul ekstrak jahe merah
Ekstrak jahe merah yang didapat berupa ekstrak kental. Ekstrak kental
tidak dapat diformulasikan menjadi tablet effervescent, untuk dapat dikempa
bahan harus berbentuk serbuk atau granul. Ekstrak dikeringkan dengan
menambahkan amilum ke ekstrak hingga terbentuk campuran yang kering.
Dilakukan dengan menambahkan amilum dengan perbandingan 1:2,5; 1:3; 1:3,5;
dan 1:4, kemudian dilihat perbandingan terkecil yang menunjukkan hasil yang
sesuai.
Penambahan amilum dengan perbandingan 1:3 sudah menunjukkan hasil
yang kering, sehingga dipilih perbandingan ini. Dikeringkan dengan
menambahkan sedikit demi sedikit amilum manihot, hingga diperoleh massa
kering, lalu disimpan dalam lemari pengering, setelah kering di tambahkan bahan
pengikat pasta amilum 10% sedikit demi sedikit hingga terbentuk massa kompak,
lalu diayak dengan mesh 12. Granul kering diayak kembali dengan mesh 20 agar
didapat ukuran granul yang lebih kecil.
Universitas Sumatera Utara
34
3.4.7.2 Pembuatan pengikat pasta amilum
Amilum manihot ditimbang sesuai jumlah yang dibutuhkan dimasukkan
kedalam beaker glass ditambahkan sama banyak air suling sehingga terbentuk
seperti suspensi, kemudian dipanaskan langsung dengan api sambil diaduk-aduk
sampai mendidih hingga terbentuk pasta. Ditimbang dan dicek bobotnya,
dicukupkan dengan air suling panas sehingga diperoleh massa amilum manihot
yang dibutuhkan (Cartensen, 1977).
3.4.7.3 Formula
Formula tablet dengan variasi jumlah antara asam sitrat dan natrium
bikarbonat seperti tercantum pada Tabel 3.1
R/ Ekstrak jahe merah 300 mg
Vitamin C 100 mg
Asam Sitrat x %
Natrium bikarbonat y %
Dekstrin 1%
PEG 6000 2%
Laktosa ad 3000 mg
m.f tab dtd No.L
bobot per tablet : 3000 mg
Diameter : 20 mm
Tabel 3.1 Formula tablet effervescent ekstrak jahe merah dengan variasi
konsentrasi antara asam sitrat dengan natrium bikarbonat per satuan
tablet (mg).
Bahan F1 F2 F3 F4 F5
Ekstrakjahe
merah+Amilum 1200 1200 1200 1200 1200
Vitamin C 100 100 100 100 100
Asam sitrat 129,7 259,5 389,3 519,0 648,8
Na.bikarbonat 170,2 340,4 510,6 680,9 851,1
Dekstrin 30 30 30 30 30
PEG 8000 60 60 60 60 60
Laktosa 1310,1 1010,2 710,1 410,1 110,1
Jumlah 3000 3000 3000 3000 3000
Keterangan:
F1 = Formula tablet effervescent ekstrak jahe merah dengan asam sitrat dan
natrium bikarbonat sebanyak 10%
Universitas Sumatera Utara
35
F2 = Formula tablet effervescent ekstrak jahe merah dengan asam sitrat dan
natrium bikarbonat sebanyak 20%
F3 = Formula tablet effervescent ekstrak jahe merah dengan asam sitrat dan
natrium bikarbonat sebanyak 30%
F4 = Formula tablet effervescent ekstrak jahe merah dengan asam sitrat dan
natrium bikarbonat sebanyak 40%
F5 = Formula tablet effervescent ekstrak jahe merah dengan asam sitrat dan
natrium bikarbonat sebanyak 50%
Formula pada table 3.1 adalah untuk pembuatan 1 tablet dengan berat tablet
3000 mg dengan diameter 20 mm.
Pada formula diatas, berikut penjelasan bahan.
1. Ekstrak jahe merah
Ekstrak jahe merah pada formula merupakan zat aktif yang memiliki
berbagai macam fungsi.
2. Vitamin C
Vitamin C merupakan sebagai zat aktif serta memberiksan rasa asam yang
segar. Vitamin C yang digunakan berbentuk kristal.
3. Asam sitrat
Asam sitrat sebagai sumber asam, merupakan asam organik yang memiliki
banyak kelebihan. Asam sitrat akan berekasi dengan sumber basa dan
membentuk gas karbon dioksida.
4. Natrium bikarbonat
Natrium bikarbonat merupakan sumber basa yang paling umum digunakan
dalam formulasi tablet effervescent karena sangat reaktif. Natrium
bikarbonat akan bereaksi dengan sumber asam dan membentuk gas.
5. Dekstrin
Dekstrin sebagai bahan pengikat tambahan yang larut dalam air dengan
konsentrasi sebesar 1%. Berdasarkan Handbook Of Pharmaceutical
Universitas Sumatera Utara
36
Excipients 5th edition yang menyebutkan penggunaan dekstrin sebagai
pengikat tablet cetak langsung adalah sebesar 0,1 – 1% (Raymond, 2005)
6. PEG 6000
PEG 6000 digunakan sebagai lubrikan pada formula dengan konsentrasi
sebesar 2%. Bahan ini larut dalam air. Menurut buku Handbook Of
Pharmaceutical Excipients 5th
edition penggunaan PEG sebagai pelican
berada dalam rentang kosentrasi antara 2-5% (Raymond, 2005). PEG
3000-20.000 berbentuk padatan kristal.
7. Laktosa
Pengisi yang digunakan adalah laktosa.
Penentuan bobot dan diameter tablet ekstrak jahe merah didasarkan pada
membandingkan bentuk sediaan tablet effervescent yang beredar. Tablet
effervescent CDR dan tablet effervescent Redoxon dengan netto 4600 mg dan
diameter 25 mm. Tablet pada penelitian ini memiki jumlah bahan yang lebih
sedikit sehingga bobot tablet dan diameter tablet diperkecil sesuai yang
dibutuhkan yaitu bobot 3000 mg dan diameter 20 mm.
3.4.7.4 Pembuatan tablet effervescent
Pembuatan tablet effervescent ekstrak jahe merah dengan variasi
konsentrasi asam sitrat dengan natrium bikarbonat dilakukan dengan cara:
1. Ditimbang ekstrak jahe merah yang telah dikeringkan dan laktosa sesuai
masing-masing formula.
2. Dicampurkan ekstrak jahe merah yang telah dikeringkan dengan amilum dan
laktosa sesuai dengan yang dibutuhkan, kemudian ditambahkan
pengikatmucilago amili 10% hingga terbentuk masa yang kompak, kemudian
diayak dengan menggunakan mesh 12.
Universitas Sumatera Utara
37
3. Dikeringkan granul di lemari pengering, setelah kering diayak dengan
menggunakan mesh 20.
4. Ditimbang asam sitrat, natrium bikarbonat, dekstrin, vitamin C dan
polietilenglikol 6000.
5. Ditambahkan dekstrin, vitamin C dan polietilenglikol 6000. Campur hingga
homogen.
6. Ditambahkan asam sitrat dan natrium bikarbonat, campur hingga homogen.
7. Diaduk semua bahan hingga tercampur homogen.
8. Dilakukan uji preformulasi yang terdiri dari indeks tap, waktu alir dan sudut
diam
9. Dicetak bahan dengan mesin pencetak tablet dengan bobot 3000 mg dan
diameter 20 mm.
Tablet dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah sebanyak 5 formula
berbeda yang masing-masing terdiri dari 50 tablet. Perbedan masing-masing
formula terdapat pada konsentrasi asam dan basa pada masing-masing formula,
yaitu: 10%, 20%, 30%, 40%, 50%. Masing-masing tablet dibuat dengan bobot
3000 mg dan diameter tablet sebesar 20 mm.
3.4.8 Uji preformulasi
3.4.8.1 Sudut diam granul
Sudut diam granul diuji dengan cara ditimbang 100 g granul kemudian
dimasukkan ke dalam corong alir yang telah dirangkai, permukaan granul
diratakan, lalu penutup corong dibuka, sehingga granul mengalir sampai habis.
Tinggi tumpukan granul yang terbentuk diukur. Granul yang mempunyai daya alir
bebas akan mempunyai sudut diam antara 20° sampai 40° (Banker dan Anderson,
1994).
Universitas Sumatera Utara
38
Sudut diam dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
3.4.8.2 Waktu alir granul
Penentuan waktu alir granul dilakukan dengan cara: Ditimbang 100 g
granul, kemudian dimasukkan ke dalam corong yang telah dirangkai kemudian
permukaanya diratakan. Penutup bawah dibuka bersamaan dengan dihidupkan
stopwatch. Stopwatch dihentikan tepat pada saat garnul habis melewati corong
dan dicatat waktu alirnya. Syarat waktu alir granul lebih kecil dari 10 detik
(Voight, 1995).
3.4.8.3 Indeks tap granul
Dimasukkan granul ke dalam gelas ukur sampai garis tanda dan dinyatakan
sebagai volume awalnya (V0), kemudian gelas ukur dihentakkan sebanyak 20 kali
dengan alat yang dimodifikasi sehingga diperoleh volume akhir (V1).Syarat
indeks tap lebih kecil dari 20 % (Voight, 1995).
Indeks tap dapat dihitung dengan rumus :
ndeks Tap V
V
0
V0
00
3.4.9 Uji evaluasi tablet
Evaluasi tablet yang dilakukan adalah pemeriksaan kekerasan, kerapuhan,
waktu hancur, serta keseragaman bobot tablet.
3.4.9.1 Uji kekerasan tablet
Penetapan kekerasan tablet menggunakan alat hardness tester (Copley).
Cara: Diambil tablet, masing-masing diletakkan pada alat dengan posisi tidur, alat
diatur, kemudian ditekan tombol start. Saat tablet pecah angka yang tertera pada
Keterangan :
V0= volume sebelum hentakan
V1= volume setelah hentakan
Tg θ= 2H
D
Keterangan :
θ = sudut diam
H = tinggi tumpukan granul (cm)
D = diameter tumpukan granul (cm)
Universitas Sumatera Utara
39
layar digital dicatat. Percobaan ini dilakukan untuk 5 tablet. Syarat kekerasan
tablet yaitu: 4-8 Kg (Abu-Izza dan Matthew, 2004). Kekerasan tablet effervescent
ekstrak rimpang jahe merah juga dibandingkan dengan sediaan beredar, yaitu
CDR® dan Redoxon
® untuk mendapat perbandingan dengan tablet yang telah
digunakan masyarakat.
3.4.9.2 Uji friabilitas tablet
Penetapan friabilitas tablet menggunakan alat Roche friabilator. Cara:
ditimbang 20 tablet yang telah dibersihkan, dimasukkan ke dalam alat dan diputar
selama 4 menit (100 kali putaran). Setelah batas waktu yang ditentukan tablet
dikeluarkan dan dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Banker dan
Anderson, 1994). Siregar dan Wikarsa (2010) menjelaskan bahwa persyaratan
friabilitas yaitu maksimal 1% untuk tablet konvensional.
Friabilitas dapat dihitung dengan rumus:
riabilitas A
A 00
Friabilitas tablet effervescent ekstrak rimpang jahe merah juga
dibandingkan dengan sediaan beredar, yaitu CDR® dan Redoxon
® untuk
mendapat perbandingan dengan tablet yang telah digunakan masyarakat.
3.4.9.3 Uji waktu larut
Uji waktu larut, diambil tiga tablet kemudian diuji satu persatu dalam
suatu gelas yang berisi air sekitar 200 ml pada suhu ±250C yang kemudian
ditentukan waktu larutnya mulai dari tablet dimasukkan dalam gelas hingga tablet
habis larut. Waktu larut tablet effervescent adalah kurang dari 2 menit (120detik)
(Mohrle, 1989). Waktu larut tablet effervescent ekstrak rimpang jahe merah juga
Keterangan :
A = bobot sebelum
B = bobot sesudah
Universitas Sumatera Utara
40
dibandingkan dengan sediaan beredar, yaitu CDR® dan Redoxon
® untuk
mendapat perbandingan dengan tablet yang telah digunakan masyarakat. Larutan
yang dihasilkan juga diamati, tablet effervescent harus menghasilkan larutan yang
jernih.
3.4.9.4 Uji keseragaman bobot
Ditimbang 20 tablet, ditimbang tablet satu persatu, dihitung bobot rata-rata
pada tablet.
Deviasi = obot tablet – bobot rata-rata
bobot rata-rata 00
Persyaratan penyimpangan bobot rata-rata sesuai tabel 3.2, tidak boleh
lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata
dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satu tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata dari harga yang ditetapkan pada kolom B, jika
tidak menggunakan 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet dengan persyaratan:
Tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata
yang ditetapkan pada kolom A dan kolom B (Ditjen POM RI, 1979).
Tabel 3.2 Persyaratan keseragaman bobot
Bobot Rata-rata Penyimpangan terhadap bobot rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg sampai 15 mg 10% 20%
151 mg sampai 300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%
Universitas Sumatera Utara
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Sampel
Hasil identifikasi tanaman yang dikirim ke Laboratorium Herbarium
Medanese, Universitas Sumatera Utara, menyatakan bahwa tumbuhan yang
digunakanadalah jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) dari famili
Zingiberaceae. Hasil dapat dilihat pada lampiran 1.
4.2 Hasil Pemeriksaan Karakterisasi
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia rimpang jahe merah yang meliputi
hasil uji organoleptis dan makroskopik rimpang jahe merah (Zingiber officinale
Rosc. Var. Rubrum) menunjukkan bahwa rimpang berbentuk bulat memanjang,
warna coklat kemerahan di bagian luar, warna daging kuning kecoklatan, dengan
panjang rimpang kurang lebih 5-9 cm. Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia
diperoleh bentuk rajangan warna merah kecoklatan, berbau khas, rasa pahit, getir
dan pedas, serta permukaan luar berkerut. Hasil pemeriksaan mikroskopik dapat
dilihat pada lampiran 3 dam lampiran 4.
Hasil karakterisasi simplisia rimpang jahe merah dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia rimpang jahe merah.
No Parameter Hasil diperoleh(%) Persyaratan
1 Kadar Air 7,99% < 10%
2 Kadar sari larut air 13,20% > 8,9%
3 Kadar sari larut etanol 13,41% > 3,5 %
4 Kadar Abu Total 4,86% < 4,4%
5 Kadar Abu Tidak Larut Asam 0,70% < 0,74%
Universitas Sumatera Utara
25
Penetapan kadar air pada simplisia jahe merah dilakukan untuk
mengetahui jumlah air yang terkandung dalam simplisia yang digunakan. Kadar
air simplisia ditetapkan untuk menjaga kualitas simplisia karena kadar air
berkaitan dengan kemungkinan pertumbuhan jamur/kapang. Hasil penetapan
kadar air diperoleh lebih kecil dari 10% yaitu 7,99%. Kadar air yang melebihi
10% dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba, keberadaan
jamur atau serangga, serta mendorong kerusakan mutu simplisia (WHO, 1998).
Penetapan kadar sari dilakukan menggunakan dua pelarut, yaitu air dan
etanol. Penetapan kadar sari larut air adalah untuk mengetahui kadar senyawa
kimia bersifat polar yang terkandung di dalam simplisia, sedangkan kadar sari
larut dalam etanol dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa larut dalam etanol,
baik senyawa polar maupun non-polar. Hasil karakterisasi simplisia rimpang jahe
merah menunjukkan kadar sari yang larut dalam air sebesar 13,20%, sedangkan
kadar sari yang larut dalam etanol sebesar 13,41 %. Menurut persyaratan kadar
sari yang larut dalam air tidak kurang dari 8,9% dan kadar sari yang larut dalam
etanol tidak kurang dari 3,5% (Depkes RI, 2000).
Penetapan kadar abu dimaksudkan untuk mengetahui kandungan mineral
setelah pemijaran yang meliputi baik abu fisiologis yang berasal dari jaringan
tanaman itu sendiri yang terdapat di dalam sampel maupun yang non-fisiologis
yang merupakan residu dari proses pengkestraksian (WHO, 1998). Kadar abu
tidak larut asam untuk menunjukkan jumlah silikat, khususnya pasir yang ada
pada simplisia dengan cara melarutkan abu total dalam asam klorida (WHO,
1998). Penetapan kadar abu pada simplisia rimpang jahe merah menunjukkan
kadar abu total sebesar 4,86% dan kadar abu tidak larut dalam asam sebesar
0,70%. Hasil diatas menunjukkan bahwa kadar abu total yang ada tidak memenuhi
Universitas Sumatera Utara
26
persyaratan yang tertera pada Materia Medika Indonesia yaitu tidak lebih dari
4,4%, sedangkan untuk kadar abu tidak larut asam memenuhi persyaratan yaitu
tidak lebih dari 0,74% (Depkes RI., 2000).
Hasil perhitungan karakterisasi simplisia rimpang jahe merah meliputi
penetapan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu dan
kadar abu tidak larut asam dapat dilihat pada lampiran 8 sampai lampiran 12.
4.3 Hasil Pembuatan Ekstrak
Ekstrak kental yang diperoleh dari jumlah total rimpang segar 1500 g
sebesar 204,4 g, sehingga rendemen hasil yang diperoleh sebesar 13,6%.
Rendemen = 204,4 500
x 100% = 13,6 %
4.4 Skrining Fitokimia
Uji skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa
kimia yang terkandung di dalam ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale
Rosc. Var. Rubrum). Hasil skrining fitokimia terhadap rimpang jahe merah
(Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia rimpang jahe merah
No. Golongan senyawa kimia Ekstrak Rimpang Jahe
merah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Alkaloid
Flavonoid
Glikosida
Tanin
Saponin
Triterpenoid/Steroid
-
+
+
+
+
+
Keterangan : (+) = Mengandung senyawa
(–) = Tidak mengandung senyawa
Universitas Sumatera Utara
27
Hasil diatas menunjukkan ekstrak jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var.
Rubrum) mengandung golongan senyawa kimia yaitu flavonoid, glikosida, tanin,
saponin, dan triterpenoid/steroid.
4.5 Hasil Preformulasi Granul
4.5.1 Sudut diam granul
Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji sudut diam dari berbagai variasi
perbandingan asam basa ekstrak rimpang jahe merah
Tabel 4.3 Hasil uji sudut diam granul
Uji
Preformulasi
Formula
Persyaratan
F1 F2 F3 F4 F5
SudutDiam 29,27 o 30,17 o 30,68 o 31,89 o 32,67 o 20o-40o
Gambar 4.1 merupakan histogram yang menunjukkan perbandingan uji
preformulasi sudut diam granul ekstrak jahe merah dari kelima formula :
Gambar 4.1 Histogram sudut diam massa granul
27
28
29
30
31
32
33
F1 F2 F3 F4 F5
Der
aja
t (
o )
Formula
Uji Preformulasi Sudut Diam
Keterangan Gambar 4.1
F1 = Jumlah asam-basa 10% dari total bobot tablet
F2 = Jumlah asam-basa 20% dari total bobot tablet
F3 = Jumlah asam-basa 30% dari total bobot tablet
F4 = Jumlah asam-basa 40% dari total bobot tablet
F5 = Jumlah asam-basa 50% dari total bobot tablet
Universitas Sumatera Utara
28
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa sudut diam kelima formula memenuhi
persyaratan. Formula dengan jumlah asam basa paling banyak yaitu pada formula
5 menunjukkan hasil uji sudut diam yang paling besar, namun tetap memenuhi
syarat.
Semakin kecil sudut diam semakin baik sifat alir granul. Sudut diam lebih
kecil atau sama dengan 30° biasanya bahan dapat mengalir bebas. Daya alir pada
granul mempengaruhi proses pengisian atau penempatan granul pada mesin cetak
tablet, sehingga dengan waktu alir yang baik diharapkan bobot yang dihasilkan
dapat seragam serta tidak memberikan celah kosong pada massa tablet yang akan
mempengaruhi mutu sediaan tablet tersebut (Banker dan Anderson, 1994; Sharma,
dkk., 2011).
Suatu serbuk yang tidak kohesif mengalir baik, menyebar, membentuk
timbunan yang rendah. Bahan yang lebif kohesif membentuk timbunan yang lebih
tinggi yang kurang menyebar. Definisi sudut diam adalah sudut permukaan bebas
dari tumpukan serbuk dengan suatu bidang horizontal (Swarbrick dan Boylan,
1992).
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa sudut diam granul mengalami
peningkatan dengan meningkatnya jumlah kandungan asam dan basa pada setiap
formula. Asam sitrat merupakan bahan yang sangat higroskopis, pada kelembahan
relatif yang lebih rendah dari 65% asam sitrat akan mengembang pada suhu 250C.
Asam sitrat akan membentuk granul yang lebih besar dengan tingkat hohesif yang
lebih tinggi sehingga semakin besar jumlah asam sitrat dalam formula akan
memiliki lebih banyak granul sitrat yang membesar dan memiliki nilai kohesif
besar sehingga membentuk tumpukan yang lebih tinggi (Siregar dan Wikasa,
2010).
Universitas Sumatera Utara
29
4.5.2 Waktu alir granul
Hasil waktu alir granul dapat dilihat pada Tabel 4.4 yang menunjukkan
hasil uji waktu alir dari berbagai variasi jumlah asam dan basa tablet effervescent
ekstrak rimpang jahe merah. Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa kelima formula
menunjukkan waktu alir yang berbeda, namun seluruh formula masih memenuhi
persyaratan waktu alir granul.
Tabel 4.4 Hasil uji waktu alir granul
Uji
Preformulasi
Formula Persyaratan
F1 F2 F3 F4 F5
Waktu alir 8,94
detik
7,29
detik
6,93
detik
6,95
detik
5,74
detik < 10 detik
Gambar 4.2 merupakan histogram yang menunjukkan perbandingan uji
preformulasi waktu alir granul ekstrak jahe merah dari kelima formula :
Gambar 4.2 Histogram waktu alir massa granul
Menurut (Voight, 1995) syarat waktu yang diperlukan granul untuk
mengalir yaitu lebih kecil dari 10 detik. Waktu alir yang baik pada granul
0
2
4
6
8
10
F1 F2 F3 F4 F5
Wa
ktu
ali
r (d
etik
)
Formula
Uji Preformulasi Waktu alir
Keterangan Gambar 4.2
F1 = Jumlah asam-basa 10% dari total bobot tablet
F2 = Jumlah asam-basa 20% dari total bobot tablet
F3 = Jumlah asam-basa 30% dari total bobot tablet
F4 = Jumlah asam-basa 40% dari total bobot tablet
F5 = Jumlah asam-basa 50% dari total bobot tablet
Universitas Sumatera Utara
30
mempengaruhi pengisian yang seragam pada proses pencetakan tablet. Proses
pengisian lubang kempa didasarkan pada aliran granul yang kontiniu dan seragam
dari corong, apabila granul tidak mudah mengalir, maka granul yang cenderung
bergerak tak teratur melalui bingkai pengisi menyebabkan beberapa lubang kempa
tidak terisi sempurna, hal ini tentu dapat mempengaruhi bobot tablet bahkan
kerapuhan tablet itu sendiri (Lachman, dkk., 1994).
Pada gambar 4.2 dapat dilihat waktu alir meningkat sesuai peningkatan
jumlah asam dan basa dalam formula.Asam sitrat merupakan bahan yang sangat
higroskopis, yang dapat mengikat partikel lain sehingga terbentuk granul yang
lebih besar. Granul yang lebih besar akan mengalir lebih cepat karena pengaruh
gaya berat. Sehingga secara teoritis, semakin besar persentase asam sitrat yang
digunakan, semakin baik sifat alir granul karena ukuran granul yang terbentuk
semakin besar (Siregar dan Wikasa, 2010).
4.5.3 Indeks tap granul
Hasil indeks tap granul dari berbagai variasi konsentrasi pengikat granul
ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) pada kelima
formula yang dibuat dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil uji indeks tap granul
Uji
Preformulasi
Formula Persyaratan
F1 F2 F3 F4 F5
Indeks tap 16,52% 16,48% 14,8% 13,9% 12,0% ≤ 20
Nilai indeks tap semakin tinggi maka akan berpengaruh terhadap proses
pencetakan tablet, semakin kecil nilai dari indeks tap granul maka penyusutan
volume yang terjadi akan semakin rendah sehingga semakin seragam pengisian
Universitas Sumatera Utara
31
lesung tablet pada proses pencetakan dan semakin seragam juga bobot tablet dan
zat berkhasiat yang terkandung dalam tablet (Voight, 1995).
Gambar 4.3 menunjukkan hasil uji indeks tap granul dan dapat dilihat nilai
indeks tap menurun sesuai dengan peningkatan jumlah asam dan basa. Asam sitrat
yang bersifat sangat higroskopis danakan mengikat partikel yang ada disekitarnya
sehingga dapat membentuk granul yang lebih besar. Granul tersebut akan
memiliki nilai kohesif yang lebih besar sehingga campuran akan memiliki celah-
celah yang kecil antar granul, sehingga persen penyusutan akan lebih kecil searah
meningkatnya jumlah asam dan basa yang di gunakan (Siregar dan Wikasa, 2010).
Gambar 4.3 merupakan histogram yang menunjukkan perbandingan uji
preformulasi indeks tap granul ekstrak jahe merah dari kelima formula :
Gambar 4.3 Histogram indeks tap massa granul
0
5
10
15
20
F1 F2 F3 F4 F5
Ind
eks
tap
(%
)
Formula
Uji Preformulasi Indeks tap
Keterangan Gambar 4.3:
F1 = Jumlah asam-basa 10% dari total bobot tablet
F2 = Jumlah asam-basa 20% dari total bobot tablet
F3 = Jumlah asam-basa 30% dari total bobot tablet
F4 = Jumlah asam-basa 40% dari total bobot tablet
F5 = Jumlah asam-basa 50% dari total bobot tablet
Universitas Sumatera Utara
32
4.6 Hasil Evaluasi Tablet Effervescent
4.6.1 Hasil uji friabilitas tablet
Hasil friabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.6, berikut ini adalah hasil uji
friabilitas tablet dari berbagai variasi konsentrasi granul ekstrak rimpang jahe
merah pada formula yang dibuat.
Tabel 4.6 Hasil uji evaluasi friabilitas tablet
Uji
Evaluasi
Formula
Persyaratan F1 F2 F3 F4 F5
Friabilitas 1,4 1,28 1,12 0,98 0,97 ≤ 1%
Friabilitas, yaitu merupakan suatu karakteritik penting yang saling
berhubungan yang dapat menunjukkan apakah tablet akan menjadi sumbing, retak
atau berdebu selama proses pengemasan (Loftus dan Nash,1984). Menurut Siregar
(2010), friabilitas maksimal 1% untuk tablet konvensional.
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa 2 dari lima tablet memenuhi persyaratan,
yaitu formula 4 dan formula 5. Friabilitas tablet effervescent ekstrak jahe merah
tidak dapat dibandingkan dengan dua sediaan yang telah beredar. Hal ini
disebabkan uji friabilitas yang dilakukan pada tablet effervescent yang telah
beredar tidak dapat diukur, tablet effervescent sediaan beredar hancur selama
proses pengujian. Uji ini dilakukan untuk ketahanan tablet terhadap guncangan
selama pembuatan, pengemasan dan pendistribusian (Lachman dkk., 1994).
Uji friabilitas memberi petunjuk kemampuan tablet mencegah sumbing
dan goresan pada penanganan selama pengemasan dan pengiriman (Lieberman,
dkk., 1992). Menurut Siregar dan Wikarsa (2010) ketahanan yang kurang pada
tablet terhadap goncangan selama proses pengangkutan dan penyimpanan. Tablet
Universitas Sumatera Utara
33
yang rapuh dan pecah kehilangan keindahan penampilannya serta terjadi variasi
pada bobot tablet dan keseragaman dosis obat (Banker dan Anderson, 1994).
Gambar 4.4 merupakan histogram yang menunjukkan perbandingan uji
evaluasi friabilitas (kerapuhan) tablet ekstrak jahe merah dari kelima formula:
Gambar 4.4 Histogram friabilitas tablet
4.6.2 Hasil uji kekerasan tablet
Hasil kekerasan tablet effervescent ekstrak jahe merah dapat dilihat pada
Tabel 4.7.
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa kelima formula tablet ini mempunyai
kekerasan yang berbeda, namun tidak ada satupun tablet yang memenuhi
persyaratan dimana menurut Parrot (1971) syarat kekerasan tablet yaitu 4-8 kg.
Setiap granul tablet, baik dibuat dengan metode granulasi basah atau dengan
metode kempa langsung, harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu granul
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
F1 F2 F3 F4 F5
Fria
bil
itas
Formula
Uji Evaluasi Friabilitas
Keterangan Gambar 4.4:
F1 = Jumlah asam-basa 10% dari total bobot tablet
F2 = Jumlah asam-basa 20% dari total bobot tablet
F3 = Jumlah asam-basa 30% dari total bobot tablet
F4 = Jumlah asam-basa 40% dari total bobot tablet
F5 = Jumlah asam-basa 50% dari total bobot tablet
Universitas Sumatera Utara
34
tersebut harus dapat terikat bersama-sama bila diberi tekanan. Granulasi dikatakan
ideal apabila menghasilkan granul yang akan terikat bila diberikan tekanan
minimum untuk waktu tersingkat, apabila gaya ikatan partikel makin besar,
kekerasan yang dicapai makin mendekati optimum (Lachman, dkk.,1994).
Tabel 4.7 Hasil uji evaluasi kekerasan tablet
Uji Evaluasi Formula
Persyaratan F1 F2 F3 F4 F5
Kekerasan tablet
(Kg) 1,1 1,3 1,7 1,8 2,2 4-8 kg
Gambar 4.5 merupakan histogram yang menunjukkan perbandingan uji
evaluasi kekerasan tablet ekstrak jahe merah dari kelima formula :
Gambar 4.5 Histogram kekerasan tablet
Menurut Siregar dan Wikarsa (2010), kekerasan tablet tergantung pada
volume bobot bahan dan celah antara punch dan diebawah pada waktu
0
0.5
1
1.5
2
2.5
F1 F2 F3 F4 F5
Formula
Kek
erasa
n t
ab
let
(Kg)
Uji Evaluasi Kekerasan tablet
Keterangan Gambar 4.5
F1 = Jumlah asam-basa 10% dari total bobot tablet
F2 = Jumlah asam-basa 20% dari total bobot tablet
F3 = Jumlah asam-basa 30% dari total bobot tablet
F4 = Jumlah asam-basa 40% dari total bobot tablet
F5 = Jumlah asam-basa 50% dari total bobot tablet
Universitas Sumatera Utara
35
pengempakan tablet, jika volume bahan atau jarak antara punch dan die bawah
bervariasi, maka kekerasan dari sediaan tablet juga bervariasi. Bobot granul yang
jatuh ke dalam tempat pencetakan berbeda meskipun memiliki volume yang sama
untuk setiap formula. Hal ini ditunjukkan dari perbedaan hasil uji preformulasi
indeks tap, dimana persentase penyusutan berbanding lurus dengan kekerasan
tablet.Sebagai parameter pembanding tambahan, dilakukan uji kekerasan tablet
effervescent terhadap dua produk yang telah beredar, yaitu CDR® dan Redoxon
®.
Nilai rata-rata kekerasan CDR® sebesar 4,47 Kg dan Redoxon
®sebesar 7,11 Kg.
Nilai kekerasan tablet effervescent ekstrak jahe merah terbesar yaitu formula 5
sebesar 2,2 Kg tidak memenuhi standart.
4.6.3 Hasil uji waktu larut
Waktu larut tablet effervescentyaitu tidak lebih dari 2 menit atau 120 detik
(Mohrle, 1989). Hal ini menunjukkan bahwa formula 1-5 masih memenuhi syarat
waktu larut yang ditentukan.
Tabel 4.8 Hasil uji evaluasi waktu larut
Uji Evaluasi Formula
Persyaratan F1 F2 F3 F4 F5
Waktu
(detik) 112 101 98 87 74 ≤ 20 detik
Hasil waktu larut tablet effervescent berbanding lurus dengan peningkatan
jumlah asam dan basa dalam formula. Hal ini terjadi karena semakin besar
kosentrasi zat semakin tinggi laju reaksi.
Sebagai parameter pembanding tambahan, dilakukan uji waktu larut
terhadap tablet effervescent CDR® dan Redoxon
®. Waktu larut CDR
® sebesar 67
detik dan Redoxon® sebesar 88 detik. Kelima formula sesuai syarat yaitu dapat
Universitas Sumatera Utara
36
larut dalam waktu dibawah 150 detik, namun waktu larut formula 4 (87 detik)
menunjukkan hasil mendekati waktu larut Redoxon®(88 detik) dan waktu larut
formula 5 (74 detik) dalam rentang antara waktu larut CDR® dan Redoxon
®(67
detik – 88 detik).
Gambar 4.6 merupakan histogram yang menunjukkan perbandingan uji
evaluasi Waktu larut tablet ekstrak jahe merah dari kelima formula:
Gambar 4.6 Histogram waktu larut tablet
Tablet effervescent yang telah dicetak diuji kelarutannya, setelah
terjadinya reaksi. Diharapkan didapat larutan yang jernih. Kelima formula yang
dicetak saat dilarutkan tidak menghasilkan larutan yang jernih, hal ini disebabkan
karena penggunaan amilum sebagai bahan untuk mengeringkan ekstrak.Amilum
tidak larut dalam air, sehingga saat tablet effervescent bereaksi dan pecah amilum
dari tablet effervescent akan membentuk endapan dalam larutan. Kesalahan ini
0
20
40
60
80
100
120
F1 F2 F3 F4 F5
Formula
Wa
ktu
(d
etik
)
Uji Evaluasi Waktu larut
Keterangan Gambar 4.6:
F1 = Jumlah asam-basa 10% dari total bobot tablet
F2 = Jumlah asam-basa 20% dari total bobot tablet
F3 = Jumlah asam-basa 30% dari total bobot tablet
F4 = Jumlah asam-basa 40% dari total bobot tablet
F5 = Jumlah asam-basa 50% dari total bobot tablet
Universitas Sumatera Utara
37
dapat diperbaiki berikutnya dengan menggunakan bahan pengering ekstrak yang
larut air seperti laktosa, dapat juga menggunakan freeze dryer untuk mendapatkan
ekstrak kering, sehingga tidak perlu menggunakan bahan pengering ekstrak.
se.
4.6.4 Hasil uji keseragaman bobot
Hasil evaluasi keseragaman bobot sediaan tablet dapat dilihat pada Tabel
4.9 Keseragaman bobot kelima formula dengan berbagai variasi konsentrasi
antara asam tartrat dengan natrium bikarbonat ini memenuhi persyaratan
keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia Edisi III (1979), yaitu tidak
lebih dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata
dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tablet yang menyimpang
dari bobot yang ditetapkan pada kolom B. Dimana nilai A=5% dan B=10%.
Tabel 4.9 Hasil uji keragaman bobot
Keterangan F1 F2 F3 F4 F5
Bobot rata-rata (mg) 2945 2961 2995 3010 3023
A1 (%) - - - - -
A2 (%) - - - - -
B (%) - - - - -
Gambar 4.7 Histogram keseragaman bobot tablet
2900
2920
2940
2960
2980
3000
3020
3040
F1 F2 F3 F4 F5
Bo
bo
t ra
ta-r
ata
(m
g)
Formula
Uji Evaluasi Keseragaman bobot
Universitas Sumatera Utara
38
Gambar 4.7 merupakan histogram yang menunjukkan hasil uji evaluasi
keseragaman bobot tablet ekstrak jahe merah dari kelima formula.
Dari keseluruhan formula dari formula 1 sampai dengan formula 5
memenuhi syarat keseragaman bobot, dengan tidak ada berat tablet yang
menyimpang
Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji evaluasi yang dilakukan terhadap
sediaan tablet effervescent yang beredar, yaitu CDR® dan Redoxon
®dengan
formula 5 yang dibuat yang menunjukkan hasil sifat fisik tablet terbaik
Tabel 4.10 Hasil uji evaluasi tablet effervescent yang beredar dan formula 5
Uji Evaluasi Tablet
CDR Redoxon Formula 5
Waktu larut 67 detik 88 detik 74 detik
Kekerasan 4,47 Kg 7,11 Kg 2,2 Kg
Friabilitas tablet hancur tablet hancur 0,97 %
Keseragaman bobot 4,495 gram 4,468 gram 3,023 gram
Keterangan Gambar 4.7:
F1 = Jumlah asam-basa 10% dari total bobot tablet
F2 = Jumlah asam-basa 20% dari total bobot tablet
F3 = Jumlah asam-basa 30% dari total bobot tablet
F4 = Jumlah asam-basa 40% dari total bobot tablet
F5 = Jumlah asam-basa 50% dari total bobot tablet
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
PERANCANGAN SISTEM
4.1 Analisis Sistem
Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Kelurahan Bagan
Deli Kecamatan Medan Belawan berbasis Web, terlebih dahulu penulis
merencanakan bagaimana alur kerja dari sistem yang akan dibuat. Sehingga
sistem yang akan dibangun dapat sesuai dengan kebutuhan dari user yang akan
menggunakan layanan website ini.
Sistem ini dibuat atas dasar untuk lebih memudahkan dalam memperoleh
informasi yang di perlukan dalam melengkapi syarat untuk administrasi
kependudukan. Saat ini proses perolehan informasi khususnya di kelurahan bagan
deli masih menggunakan cara manual yang artinya mengharuskan masyarakat
datang secara langsung ke kantor kelurahan untuk memenuhi syarat administrasi
pengurusan kependudukan. Hal ini tentu kurang mengefisienkan waktu.
Selain itu saat ini banyak hal sudah diterapkan secara digital untuk lebih
mendukung rutinitas manusia sehari-hari. Yang artinya sistem lama/cara
konvensional mulai dialihkan ke sistem digital. Hal ini dilakukan karena banyak
orang mengharapkan suatu proses/cara yang cepat dalam suatu hal, yang tentunya
lebih mendukung rutinitas mereka. Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba
membangun sebuah Sistem Informasi Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan
Belawan Berbasis Web yang dapat mempermudah dan mempercepat proses
memperoleh informasi kepengurusan surat kependudukan.
Universitas Sumatera Utara
27
27
4.2 Perancangan Sistem/Website yang akan dibuat
Perancangan sistem merupakan kegiatan mentransformasikan hasil analisis ke
dalam suatu perencanaan untuk dapat diimplementasikan. Tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan user/pengguna mengenai gambaran perancangan sistem
yang akan dibuat serta implementasinya.
Pada sistem ini akan dirancang form-form yang akan dibuat dalam Sistem
Informasi Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Berbasis Web,
diantaranya ada form utama yang memuat rancangan halaman utama web, form
admin yang memuat proses penambahan, pengeditan serta penghapusan data
ataupun informasi, selanjutnya form user yang memuat informasi kepengurusan
surat kependudukan
4.2.1 Form Utama
Pada halaman utama sistem terdapat menu-menu seperti home, profil,
layanan,hubungi kami. Ketika menu home di klik kita akan tetap berada pada
halaman utama sistem, menu profil di klik akan menampilkan informasi tentang
sejarah dan tabel struktur organisasi kantor lurah bagan deli, menu layanan di klik
akan menampilkan informasi layanan kelurahan bagan deli, menu hubungi kami
di klik akan menampilkan nomor telefon dan alamat kelurahan bagan deli.
Universitas Sumatera Utara
28
28
4.2.2 Form Admin
Pada halaman utama sistem terdapat menu-menu seperti home, profil,
layanan,hubungi kami, logout. Ketika menu home di klik kita akan tetap berada
pada halaman utama sistem, menu profil di klik akan menampilkan informasi
tentang sejarah dan tabel struktur organisasi kantor lurah bagan deli, menu
layanan di klik akan menampilkan informasi layanan kelurahan bagan deli, menu
hubungi kami di klik akan menampilkan nomor telefon dan alamat kelurahan
bagan deli, menu hubungi kami di klik akan kembali pada form login.
4.3 Flowchart Program
Flowchart merupakan sekumpulan symbol yang menujukkan serta
menggambarkan rangkaian kegiatan program. Flowchart menggunakan simbol-
simbol grafis untuk menjelaskan urutan-urutan dari prosedur yang ada dalam
sistem. Berikut simbol-simbol standar flowchart :
Tabel 4.1. Simbol-Simbol Flowchart
No Simbol Nama Fungsi
1. Terminator Simbol untuk memulai dan
mengakhiri suatu program.
2. Proses Simbol yang menunjukkan
setiap proses pengolahan.
Universitas Sumatera Utara
29
29
Tabel 4.1. Lanjutan
3. Decision Proses pengambilan keputusan
untuk memilih kondisi yang
tepat.
4. Input-Output Proses untuk memasukkan
data atau menampilkan hasil
dari suatu proses.
5. Predefined-Data Proses pemberian definisi awal
dari suatu variabel atau data.
6. Connector Simbol penghubung dalam
halaman kerja yang sama.
7. Predifined-
proses
Untuk menyatakan kumpulan
langkah-langkah proses.
8. Off-page
Connector
Penghubung halaman pada
halaman yang berbeda.
9. Magnetic Disk Untuk menyimpan data.
10. Data Storage Untuk menunjukkan
input/output menggunakan
disket.
11. Display Untuk output yang ditujukan
ke suatu device seperti
monitor.
Universitas Sumatera Utara
30
30
Tabel 4.1. Lanjutan
12. Document Simbol untuk data yang
berbentuk informasi.
13. Arus atau flow Arah alir suatu prosedur yang
dapat dilakukan dari atas ke
bawah, bawah ke atas, kiri ke
kanan atau kanan ke kiri.
Universitas Sumatera Utara
31
31
4.3.1 Rancangan Flowchart Program
No
No Yes
No Yes
No Yes
No Yes
Gambar 4.1. Flowchart Halaman Awal
Home
Profil
Layana
n
Hubung
i
Finish
Start
Halaman
Awal
Halaman Home
Halaman Profil
Halaman Layanan
Halaman Hubungi
Kami
Universitas Sumatera Utara
32
32
No
Yes
Gambar 4.2. Flowchart Admin
Finish
Halaman
awal
Kondis
i
Masukkan
username,
password
Cek username,
dan password
Start
Mengedit atau
menambah data
Database
Username
dan
password
salah
Universitas Sumatera Utara
33
33
4.4 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram atau DFD adalah gambaran model sistem secara logika. Data
flow diagram dapat digunakan baik pada tahap analisis maupun tahap desain,
namun diagram ini lebih cocok digunakan untuk tahap desain karena dapat
memberikan batasan ruang lingkup, sehingga pekerjaan pengembangan sistem
dapat lebih terfokuskan. Berikut rancangan Data Flow Diagram sistem:
Data syarat kepengurusan Data pegawai kelurahan
Surat kependudukan bagan deli
Informasi syarat kepengurusan
Surat kependudukan
Gambar 4.4. Diagram Konteks Sistem Informasi Kelurahan Bagan Deli
4.5 Rancangan Database
Secara umum database terdiri dari sekumpulan file (tabel) yang saling berkaitan
antara file yang satu dengan file yang lainnya yang memungkinkan pemakai dapat
mengakses dan memanipulasi file-file tersebut.
USER 0
Sistem
Informasi
Kelurahan
Bagan Deli
ADMIN
Universitas Sumatera Utara
34
34
Struktur database digunakan untuk menentukan file database yang digunakan
seperti field, tipe data dan ukuran data. Dalam perancangan Website Sistem
Informasi Kelurahan Bagan Deli, desain sistem ini terdiri dari 1 tabel. Adapun
rancangan database yang digunakan adalah:
1. Tabel Pegawai
Tabel ini digunakan untuk mengisi dan menyiman data-data jabatan dan nip
pegawai yang ada di kelurahan bagan deli
Tabel 4.2. Tabel pegawai
Field Type Key Extra
no int(10) PRI Auto_Increment
nip varchar(50)
nama varchar(50)
jabatan varchar(50)
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan langkah-langkah atau prosedur-prosedur yang
dilakukan dalam menyelesaikan desain sistem yang telah disetujui, untuk menguji
dan memulai sistem baru yang dirancang.
5.2 Komponen Dalam Implementasi Sistem
Agar perancangan system yang telah kita buat daat berjalan dengan baik atau
tidak, maka diperlukan pengujian terhadap sistem yang telah dikerjakan. Oleh
karena itu, dibutuhkan beberapa komponen untuk mencakup perangkat keras
(Hardware), perangkat lunak (Software), dan perangkat manusia (Brainware).
5.2.1 Perangkat Keras (Hardware)
Hardware merupakan komponen yang terlihat secara fisik yang saling bekerja
sama dalam pengolahan data. Perangkat keras yang digunakan meliputi:
1. Monitor
2. CPU (Central Processing Unit)
3. Hardisk sebagai tempat sistem beroperasi dalam media penyimpanan
4. Memori minimal 4 GB
Universitas Sumatera Utara
36
36
5.2.2 Perangkat Lunak (Software)
Software adalah instruksi atau program-program komputer yang dapat digunakan
oleh komputer dengan memberikan fungsi serta penampilan yag diinginkan.
Perangkat lunak yang digunakan meliputi:
1. Sistem Operasi Windows 7
2. Adobe Dreamweaver CS5 sebagai tempat mendesain website
3. XAMPP 3.2.1 dimana di dalamnya terdapat Apache sebagai server, PHP
sebagai bahasa pemrograman yang digunakan dan MySQL sebagai software
pembuatan database.
4. Google Chrome sebagai browser tempat menjalankan program yang telah
dirancang.
5. Aplikasi Photoshop
5.2.3 Unsur Manusia (Brainware)
Brainware meruakan faktor yang menangani fasilitas komputer yang ada. Faktor
manusia yang dimaksud adalah orang-orang yang memiliki bagian untuk
menangani sistem dan merupakan unsur manusia yang meliputi:
1. Analisa sistem, yaitu orang yang membentuk dan membagun fasilitas
rancangan sistem atau program.
2. Programmer, yaitu orang yang digunakan dalam membuat dan membangun
suatu program.
Universitas Sumatera Utara
37
37
3. Operator (Administrator), yaitu orang yang mengoperasikan sistem seperti
mmasukkan data untuk dioperasikan oleh komputer dalam menghasilkan
suatu informasi.
4. Public, yaitu orang yang akan memakai sistem yang telah dibuat untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan.
5.4 Design Aplikasi
Gambar 5.1. Tampilan Profil Kelurahan Bagan Deli
Gambar 5.2. Tampilan Persyaratan Pengurusan KK Kelurahan Bagan Deli
Universitas Sumatera Utara
38
38
Gambar 5.3. Tampilan Persyaratan Pengurusan KTP Kelurahan Bagan Deli
Gambar 5.4. Tampilan Form Login Admin Kelurahan Bagan Deli
Universitas Sumatera Utara
39
39
Gambar 5.5. Tampilan Form menambah,mengubah,menghapus Struktur
Kepegawaian Kelurahan Bagan Deli
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan, pembuatan sampai implementasi dari Sistem Informasi
Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Berbasis Web, kesimpulan
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Sistem yang dirancang merupakan sistem informasi berbasis web yang dapat
memberikan informasi secara online kepada masyarakat khususnya
masyarakat Kelurahan Bagan Deli.
2. Dengan adanya sistem informasi Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan
Belawan berbasis web, masyarakat tidak perlu mengalami kesulitan untuk
memperoleh informasi syarat pengurusan berkas karena dapat dilakukan
secara online.
6.2 Saran
Untuk pengembangan sistem lebih lanjut, adapun saran yang dapat penulis
sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk pengembangan sistem lebih lanjut, diharapkan agar ruang lingkup
sistem informasi yang dibuat dapat lebih luas dalam memberikan informasi
yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
41
41
2. Mengenalkan sistem ini kepada masyarakat yang berdomisili di Kelurahan
Bagan Deli bahwa dalam memperoleh informasi syarat pengurusan surat,
dapat dilakukan secara online sehingga lebih mempermudah.
3. Diharapkan desain Website dapat diperbaharui menjadi lebih baik lagi agar
user lebih tertarik untuk mengunjungi website ini.
Universitas Sumatera Utara
41
42
DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2012. Adobe Dreamweaver CS6 dan PHP-MySQL untuk Pemula. CV
ANDI OFFSET. Yogyakarta
Drs. Suarga, M.Sc., M.Math., Ph. D. 2012. Algoritma dan Pemrograman. CV
ANDI OFFSET. Yogyakarta
Iftandi, Irwan. 2007. Dasar-dasar Algoritma Pemrograman Komputer. Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan
UNS (UNS Press). Surakarta.
Jr, Raymond McLoed dan Schell, P. George. 2007. Sistem Informasi Manajemen.
PT INDEKS. Indonesia
Nugroho, Bunafit. 2009. Aplikasi Pemrograman Web Dinamis dengan PHP dan
MySQL. GAVA MEDIA. Yogyakarta
Setiawan, Agung. 2003. Pengantar Sistem Komputer. INFORMATIKA.
BANDUNG
Universitas Sumatera Utara
41
43
Lampiran 1. Listing Program
1. Halaman Index
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN"
"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd">
<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="model/style.css" />
<head>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"
/>
<title>Untitled Document</title>
</head>
<body>
<div class="utama">
<div class="header"><h1><b> Kelurahan Bagan Deli
Kecamatan Medan Belawan</b></h1></div>
<div class="logo"></div>
<div class="menu-utama">
<nav>
<ul>
<li><a href="index.php">Beranda</a>
<ul>
</ul>
</li>
<li><a href="">Profil</a>
<ul>
Universitas Sumatera Utara
41
44
<li><a href="profil.php">Sejarah </a></li>
<li><a href="struktur.php">Struktur Organisasi</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href="">Pelayanan </a>
<ul>
<li><a href="KK.php">Pengurusan KK</a></li>
<li><a href="ktp.php">Pengurusan KTP</a></li>
<li><a href="akte.php">Pengurusan Akte Kelahiran</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href="hubungi.php">Hubungi
Kami </a>
<ul>
</ul>
</li>
</ul>
</nav>
</div>
<div class="content">
<marquee>
<div class="mk1">
<div class="mk2">
<div class="mk3">
Universitas Sumatera Utara
41
45
<div class="mk4"></div>
</div>
</div>
</div>
</marquee>
</div>
<div class="kanan">
<div id="mycalendar">
<?php
$namabulan =
array("","Januari","Pebruari","Maret","April","Mei","Juni","Juli",
"Agustus","September","Oktober","November","Desember");
function draw_calendar($month,$year){
/* draw table */
$calendar = '<table cellpadding="0" cellspacing="0"
class="calendar">';
/* table headings */
$headings =
array('Ming','Sen','Sel','Rab','Kam','Jum','Sab');
$calendar.= '<tr class="calendar-row"><td class="calendar-
day-head">'.implode('</td><td class="calendar-day-
head">',$headings).'</td></tr>';
/* days and weeks vars now ... */
$running_day = date('w',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_month = date('t',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_this_week = 1;
Universitas Sumatera Utara
41
46
$day_counter = 0;
$dates_array = array();
/* row for week one */
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
/* print "blank" days until the first of the current week */
for($x = 0; $x < $running_day; $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np"> </td>';
$days_in_this_week++;
endfor;
/* keep going with days.... */
for($list_day = 1; $list_day <= $days_in_month;
$list_day++):
$calendar.= '<td class="calendar-day">';
/* add in the day number */
if($list_day==date("j"))
{
$calendar.= '<div class="day-number"
title="Today">'.$list_day.'</div>';
}
else
{
$calendar.= '<div class="day-
number">'.$list_day.'</div>';
}
/** QUERY THE DATABASE FOR AN ENTRY FOR THIS DAY
!! IF MATCHES FOUND, PRINT THEM !! **/
$calendar.= str_repeat('<p> </p>',2);
Universitas Sumatera Utara
41
47
$calendar.= '</td>';
if($running_day == 6):
$calendar.= '</tr>';
if(($day_counter+1) != $days_in_month):
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
endif;
$running_day = -1;
$days_in_this_week = 0;
endif;
$days_in_this_week++; $running_day++; $day_counter++;
endfor;
/* finish the rest of the days in the week */
if($days_in_this_week < 8):
for($x = 1; $x <= (8 - $days_in_this_week); $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np">
</td>';
endfor;
endif;
/* final row */
$calendar.= '</tr>';
/* end the table */
$calendar.= '</table>';
/* all done, return result */
return $calendar;
}
if(empty($pilbulan) && empty($piltahun))
Universitas Sumatera Utara
41
48
{
$pilbulan=date("n");
$piltahun=date("Y");
}
echo "<h2>".$namabulan[$pilbulan]." ".$piltahun."</h2>";
echo draw_calendar($pilbulan,$piltahun);
?>
</div>
<br ><br />
Go to :
<br ><br />
<div class="F">
<a href=""><img src="model/gambar/fb_icon_325x325.png" /></a>
<div class="T">
<a href="https://twitter.com/login?lang=id"><img
src="model/gambar/twitter_logo.gif" /></a>
<div class="L">
<a href="https://line.me/id/"><img src="model/gambar/line.jpg"
/></a>
<div class="W">
<a href="https://www.whatsapp.com/?l=id"><img
src="model/gambar/wa.jpg" /></a>
<div class="I">
<a href="https://www.instagram.com/?hl=id"><img
src="model/gambar/NewInstagramLogo.png" /></a>
</div>
Universitas Sumatera Utara
41
49
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="footer">
© KELURAHAN BAGAN DELI</div>
</body>
</html>
2. Profil
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN"
"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd">
<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="model/style-
profil.css" />
<head>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"
/>
<title>Profil Kelurahan Bagan Deli</title>
</head>
Universitas Sumatera Utara
41
50
<body>
<div class="utama">
<div class="header"><h1> Kelurahan Bagan Deli
Kecamatan Medan Belawan</h1></div>
<div class="logo"></div>
<div class="menu-utama">
<div class="menu-utama">
<nav>
<ul>
<li><a href="index.php">Beranda</a>
<ul>
</ul>
</li>
<li><a href="">Profil</a>
<ul>
<li><a href="profil.php">Sejarah </a></li>
<li><a href="struktur.php">Struktur
Organisasi </a></li>
</ul>
</li>
<li><a href="">Pelayanan </a>
<ul>
<li><a href="KK.php">Pengurusan KK</a></li>
<li><a href="ktp.php">Pengurusan KTP</a></li>
<li><a href="akte.php">Pengurusan Akte Kelahiran</a></li>
Universitas Sumatera Utara
41
51
</ul>
</li>
<li><a href="hubungi.php">Hubungi
Kami </a>
<ul>
</ul>
</li>
</ul>
</nav>
</div>
<div class="content"><p>
Kelurahan Bagan Deli terletak di tepi Muara Deli sampai ke tepian
Kuala
Deli. Dulunya, tempat ini dinamakan Pulau Putri yang merupakan
tempat
persinggahan Keluarga Sultan Deli. Berdasarkan surat pengakuan dan
kesaksian
tanggal 28 November 1983 oleh Mantan Penghulu Bagan Deli Tahun
1939 s/d
1947, yaitu Bapak Muhamad Ilyas dan Mantan Penghulu Bagan Deli
Tahun 1952
s/d 1969, yaitu Bapak Hasyim Syami, bahwa letak Kampung Bagan Deli
diperkirakan berada di tepi Muara Deli/Kuala Deli bertepatan
dengan letak
persinggahan Pulau Putri tersebut.
<br></br>
Muara Deli, perairan Kuala Deli, dan Kampung Bagan Deli juga
merupakan daerah yang strategis bagi saudagar Bugis dan Cina untuk
melakukan
"Tambat dan Labuh" Tongkang perahu layar mereka serta tempat
beristirahat
Universitas Sumatera Utara
41
52
sebelum menuju Pekan Labuhan Deli, atau sebaliknya. Begitu juga
bagi
masyarakat nelayan di sekitar Sungai Deli, Kampung Bagan Deli
dapat digunakan
juga sebagai tempat untuk beristirahat mereka sebelum atau sesudah
melaut.
Begitulah maka tempat beristirahat atau persinggahan tersebut itu
disebut dengan
nama "BAGAN" di tepi Muara Deli/Kuala Deli yang selanjutnya
dinamakan
Bagan Deli, walaupun Kampung Bagan Deli waktu itu dihuni hanya
beberapa
keluarga saja.Kehidupan penduduk ketika itu ditopang dari membuat
atap Nipah
dan menjalin Bilah untuk membuat belat (alat untuk menangkap
ikan).<br></br>
Pada tahun 1910, ketika utusan Kesultanan Deli datang ke Kampung
Bagan Deli untuk memberitahukan bahwa keluarga Sultan Deli akan
berkunjung
ke Persinggahan Pulau Putri maka satu orang Tokoh di Kampung Bagan
Deli
akan menyiapkan segala sesuatunya sehubungan dengan penyambutan
kunjungan
tersebut (persiapan tempat, makanan, dan keamanan) termasuk
mamandu Perahu
Kesultanan Deli dari Persinggahan Pasar Raja (posisi sekarang
diantara Lorong
Pertamina dengan Lorong I Veteran) menuju persinggahan Pulau Putri
(posisi
sekarang: Pantai Ocean Pasifik). Tokoh tersebut selanjutnya
tercatat sebagai orang
pertama yang diangkat/ditunjuk oleh Kesultanan Deli menjadi
Penghulu
Kampung Bagan Deli yaitu Bapak H.Awal, setelah Proklamasi
Kemerdekaan
Republik Indonesia tahun 1945, Kampung Bagan Deli secara
administratif
Universitas Sumatera Utara
41
53
menjadi Desa Bagan Deli yang berada di bawah Pemerintahan Sumatera
Timur.<br></br>
Dan pada perkembangannya, kini tahun 2011 Kampung Bagan Deli
menjadi
Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara.</p>
</div>
</div>
<div class="kanan">
<div id="mycalendar">
<?php
$namabulan =
array("","Januari","Pebruari","Maret","April","Mei","Juni","Juli",
"Agustus","September","Oktober","November","Desember");
function draw_calendar($month,$year){
/* draw table */
$calendar = '<table cellpadding="0" cellspacing="0"
class="calendar">';
/* table headings */
$headings =
array('Ming','Sen','Sel','Rab','Kam','Jum','Sab');
$calendar.= '<tr class="calendar-row"><td class="calendar-
day-head">'.implode('</td><td class="calendar-day-
head">',$headings).'</td></tr>';
/* days and weeks vars now ... */
$running_day = date('w',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_month = date('t',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_this_week = 1;
$day_counter = 0;
$dates_array = array();
Universitas Sumatera Utara
41
54
/* row for week one */
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
/* print "blank" days until the first of the current week */
for($x = 0; $x < $running_day; $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np"> </td>';
$days_in_this_week++;
endfor;
/* keep going with days.... */
for($list_day = 1; $list_day <= $days_in_month;
$list_day++):
$calendar.= '<td class="calendar-day">';
/* add in the day number */
if($list_day==date("j"))
{
$calendar.= '<div class="day-number"
title="Today">'.$list_day.'</div>';
}
else
{
$calendar.= '<div class="day-
number">'.$list_day.'</div>';
}
/** QUERY THE DATABASE FOR AN ENTRY FOR THIS DAY
!! IF MATCHES FOUND, PRINT THEM !! **/
$calendar.= str_repeat('<p> </p>',2);
$calendar.= '</td>';
if($running_day == 6):
$calendar.= '</tr>';
if(($day_counter+1) != $days_in_month):
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
Universitas Sumatera Utara
41
55
endif;
$running_day = -1;
$days_in_this_week = 0;
endif;
$days_in_this_week++; $running_day++; $day_counter++;
endfor;
/* finish the rest of the days in the week */
if($days_in_this_week < 8):
for($x = 1; $x <= (8 - $days_in_this_week); $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np">
</td>';
endfor;
endif;
/* final row */
$calendar.= '</tr>';
/* end the table */
$calendar.= '</table>';
/* all done, return result */
return $calendar;
}
if(empty($pilbulan) && empty($piltahun))
{
$pilbulan=date("n");
$piltahun=date("Y");
}
echo "<h2>".$namabulan[$pilbulan]." ".$piltahun."</h2>";
Universitas Sumatera Utara
41
56
echo draw_calendar($pilbulan,$piltahun);
?>
</div>
<br ><br />
Go to :
<br ><br />
<div class="F">
<a href=""><img src="model/gambar/fb_icon_325x325.png" /></a>
<div class="T">
<a href="https://twitter.com/login?lang=id"><img
src="model/gambar/twitter_logo.gif" /></a>
<div class="L">
<a href="https://line.me/id/"><img src="model/gambar/line.jpg"
/></a>
<div class="W">
<a href="https://www.whatsapp.com/?l=id"><img
src="model/gambar/wa.jpg" /></a>
<div class="I">
<a href="https://www.instagram.com/?hl=id"><img
src="model/gambar/NewInstagramLogo.png" /></a>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="footer">
Universitas Sumatera Utara
41
57
© KELURAHAN BAGAN DELI</div>
</body>
</html>
3. Struktur
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN"
"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd">
<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="model/style-
struktur.css" />
<head>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"
/>
<title>Untitled Document</title>
</head>
<body>
<div class="utama">
<div class="header"><h1> Kelurahan Bagan Deli
Kecamatan Medan Belawan</h1></div>
<div class="logo"></div>
<div class="menu-utama">
<nav>
<ul>
<li><a href="index.php">Beranda</a>
<ul>
</ul>
</li>
Universitas Sumatera Utara
41
58
<li><a href="">Profil</a>
<ul>
<li><a href="profil.php">Sejarah </a></li>
<li><a href="struktur.php">Struktur Organisasi</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href="">Pelayanan </a>
<ul>
<li><a href="KK.php">Pengurusan KK</a></li>
<li><a href="ktp.php">Pengurusan KTP</a></li>
<li><a href="akte.php">Pengurusan Akte Kelahiran</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href="hubungi.php">Hubungi
Kami </a>
<ul>
</ul>
</li>
</ul>
</nav>
</div>
<div class="content">
<h2 align="center">Data Pegawai</h2>
<table width="745" border="1" align="center">
<tr>
<td width="56">No</td>
Universitas Sumatera Utara
41
59
<td width="71">Nip</td>
<td width="65">Nama</td>
<td width="44">Jabatan</td>
</tr>
<?php
include "include/koneksi.php";
$qpegawai = mysql_query("SELECT * FROM tb_pegawai");
while($rpegawai = mysql_fetch_array($qpegawai)){
?>
<tr>
<td><?php echo $rpegawai['no'];?></td>
<td><?php echo $rpegawai['nip'];?></td>
<td><?php echo $rpegawai['nama'];?></td>
<td><?php echo $rpegawai['jabatan'];?></td>
</tr>
<?php } ?>
</table>
<div class="ad">
<a href="login.php"><img src="model/gambar/admin.png" /></a>
</div>
</div>
</div>
<div class="kanan">
<div id="mycalendar">
<?php
Universitas Sumatera Utara
41
60
$namabulan =
array("","Januari","Pebruari","Maret","April","Mei","Juni","Juli",
"Agustus","September","Oktober","November","Desember");
function draw_calendar($month,$year){
/* draw table */
$calendar = '<table cellpadding="0" cellspacing="0"
class="calendar">';
/* table headings */
$headings =
array('Ming','Sen','Sel','Rab','Kam','Jum','Sab');
$calendar.= '<tr class="calendar-row"><td class="calendar-
day-head">'.implode('</td><td class="calendar-day-
head">',$headings).'</td></tr>';
/* days and weeks vars now ... */
$running_day = date('w',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_month = date('t',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_this_week = 1;
$day_counter = 0;
$dates_array = array();
/* row for week one */
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
/* print "blank" days until the first of the current week */
for($x = 0; $x < $running_day; $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np"> </td>';
$days_in_this_week++;
endfor;
Universitas Sumatera Utara
41
61
/* keep going with days.... */
for($list_day = 1; $list_day <= $days_in_month;
$list_day++):
$calendar.= '<td class="calendar-day">';
/* add in the day number */
if($list_day==date("j"))
{
$calendar.= '<div class="day-number"
title="Today">'.$list_day.'</div>';
}
else
{
$calendar.= '<div class="day-
number">'.$list_day.'</div>';
}
/** QUERY THE DATABASE FOR AN ENTRY FOR THIS DAY
!! IF MATCHES FOUND, PRINT THEM !! **/
$calendar.= str_repeat('<p> </p>',2);
$calendar.= '</td>';
if($running_day == 6):
$calendar.= '</tr>';
if(($day_counter+1) != $days_in_month):
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
endif;
$running_day = -1;
$days_in_this_week = 0;
endif;
$days_in_this_week++; $running_day++; $day_counter++;
endfor;
Universitas Sumatera Utara
41
62
/* finish the rest of the days in the week */
if($days_in_this_week < 8):
for($x = 1; $x <= (8 - $days_in_this_week); $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np">
</td>';
endfor;
endif;
/* final row */
$calendar.= '</tr>';
/* end the table */
$calendar.= '</table>';
/* all done, return result */
return $calendar;
}
if(empty($pilbulan) && empty($piltahun))
{
$pilbulan=date("n");
$piltahun=date("Y");
}
echo "<h2>".$namabulan[$pilbulan]." ".$piltahun."</h2>";
echo draw_calendar($pilbulan,$piltahun);
?>
</div>
Universitas Sumatera Utara
41
63
<br ><br />
Go to :
<br ><br />
<div class="F">
<a href=""><img src="model/gambar/fb_icon_325x325.png" /></a>
<div class="T">
<a href="https://twitter.com/login?lang=id"><img
src="model/gambar/twitter_logo.gif" /></a>
<div class="L">
<a href="https://line.me/id/"><img src="model/gambar/line.jpg"
/></a>
<div class="W">
<a href="https://www.whatsapp.com/?l=id"><img
src="model/gambar/wa.jpg" /></a>
<div class="I">
<a href="https://www.instagram.com/?hl=id"><img
src="model/gambar/NewInstagramLogo.png" /></a>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Universitas Sumatera Utara
41
64
</div>
<div class="footer">
© KELURAHAN BAGAN DELI</div>
</body>
</html>
</body>
</html>
4. KTP
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN"
"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd">
<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="model/style-ktp.css"
/>
<head>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"
/>
<title>Untitled Document</title>
</head>
<body>
<div class="utama">
<div class="header"><h1> Kelurahan Bagan Deli
Kecamatan Medan Belawan</h1></div>
<div class="logo"></div>
<div class="menu-utama">
Universitas Sumatera Utara
41
65
<nav>
<ul>
<li><a href="index.php">Beranda</a>
<ul>
</ul>
</li>
<li><a href="">Profil</a>
<ul>
<li><a href="profil.php">Sejarah </a></li>
<li><a href="struktur.php">Struktur Organisasi</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href="">Pelayanan </a>
<ul>
<li><a href="KK.php">Pengurusan KK</a></li>
<li><a href="ktp.php">Pengurusan E-KTP</a></li>
<li><a href="akte.php">Pengurusan Akte Kelahiran</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href="hubungi.php">Hubungi
Kami </a>
<ul>
</ul>
</li>
Universitas Sumatera Utara
41
66
</ul>
</nav>
</div>
<div class="content1"><br ></br>
</div>
<div class="content2"><br ></br>
</div>
<div class="kanan">
<div id="mycalendar">
<?php
$namabulan =
array("","Januari","Pebruari","Maret","April","Mei","Juni","Juli",
"Agustus","September","Oktober","November","Desember");
function draw_calendar($month,$year){
/* draw table */
$calendar = '<table cellpadding="0" cellspacing="0"
class="calendar">';
/* table headings */
$headings =
array('Ming','Sen','Sel','Rab','Kam','Jum','Sab');
$calendar.= '<tr class="calendar-row"><td class="calendar-
day-head">'.implode('</td><td class="calendar-day-
head">',$headings).'</td></tr>';
/* days and weeks vars now ... */
Universitas Sumatera Utara
41
67
$running_day = date('w',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_month = date('t',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_this_week = 1;
$day_counter = 0;
$dates_array = array();
/* row for week one */
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
/* print "blank" days until the first of the current week */
for($x = 0; $x < $running_day; $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np"> </td>';
$days_in_this_week++;
endfor;
/* keep going with days.... */
for($list_day = 1; $list_day <= $days_in_month;
$list_day++):
$calendar.= '<td class="calendar-day">';
/* add in the day number */
if($list_day==date("j"))
{
$calendar.= '<div class="day-number"
title="Today">'.$list_day.'</div>';
}
else
{
$calendar.= '<div class="day-
number">'.$list_day.'</div>';
}
Universitas Sumatera Utara
41
68
/** QUERY THE DATABASE FOR AN ENTRY FOR THIS DAY
!! IF MATCHES FOUND, PRINT THEM !! **/
$calendar.= str_repeat('<p> </p>',2);
$calendar.= '</td>';
if($running_day == 6):
$calendar.= '</tr>';
if(($day_counter+1) != $days_in_month):
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
endif;
$running_day = -1;
$days_in_this_week = 0;
endif;
$days_in_this_week++; $running_day++; $day_counter++;
endfor;
/* finish the rest of the days in the week */
if($days_in_this_week < 8):
for($x = 1; $x <= (8 - $days_in_this_week); $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np">
</td>';
endfor;
endif;
/* final row */
$calendar.= '</tr>';
/* end the table */
$calendar.= '</table>';
Universitas Sumatera Utara
41
69
/* all done, return result */
return $calendar;
}
if(empty($pilbulan) && empty($piltahun))
{
$pilbulan=date("n");
$piltahun=date("Y");
}
echo "<h2>".$namabulan[$pilbulan]." ".$piltahun."</h2>";
echo draw_calendar($pilbulan,$piltahun);
?>
</div>
<br ><br />
Go to :
<br ><br />
<div class="F">
<a href=""><img src="model/gambar/fb_icon_325x325.png" /></a>
<div class="T">
<a href="https://twitter.com/login?lang=id"><img
src="model/gambar/twitter_logo.gif" /></a>
<div class="L">
Universitas Sumatera Utara
41
70
<a href="https://line.me/id/"><img src="model/gambar/line.jpg"
/></a>
<div class="W">
<a href="https://www.whatsapp.com/?l=id"><img
src="model/gambar/wa.jpg" /></a>
<div class="I">
<a href="https://www.instagram.com/?hl=id"><img
src="model/gambar/NewInstagramLogo.png" /></a>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="footer">
© KELURAHAN BAGAN DELI</div>
</body>
</html>
5. KK
Universitas Sumatera Utara
41
71
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN"
"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd">
<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="model/style-kk.css"
/>
<head>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"
/>
<title>Syarat KK</title>
</head>
<body>
<div class="utama">
<div class="header"><h1> Kelurahan Bagan Deli
Kecamatan Medan Belawan</h1></div>
<div class="logo"></div>
<div class="menu-utama">
<nav>
<ul>
<li><a href="index.php">Beranda</a>
<ul>
</ul>
</li>
<li><a href="">Profil</a>
<ul>
<li><a href="profil.php">Sejarah </a></li>
<li><a href="struktur.php">Struktur Organisasi</a></li>
</ul>
</li>
Universitas Sumatera Utara
41
72
<li><a href="">Pelayanan </a>
<ul>
<li><a href="KK.php">Pengurusan KK</a></li>
<li><a href="ktp.php">Pengurusan E-KTP</a></li>
<li><a href="akte.php">Pengurusan Akte Kelahiran</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href="hubungi.php">Hubungi
Kami </a>
<ul>
</ul>
</li>
</ul>
</nav>
</div>
<div class="content1">
<b></b>
</div>
<div class="content2">
</div>
<div class="kanan">
<div id="mycalendar">
Universitas Sumatera Utara
41
73
<?php
$namabulan =
array("","Januari","Pebruari","Maret","April","Mei","Juni","Juli",
"Agustus","September","Oktober","November","Desember");
function draw_calendar($month,$year){
/* draw table */
$calendar = '<table cellpadding="0" cellspacing="0"
class="calendar">';
/* table headings */
$headings =
array('Ming','Sen','Sel','Rab','Kam','Jum','Sab');
$calendar.= '<tr class="calendar-row"><td class="calendar-
day-head">'.implode('</td><td class="calendar-day-
head">',$headings).'</td></tr>';
/* days and weeks vars now ... */
$running_day = date('w',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_month = date('t',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_this_week = 1;
$day_counter = 0;
$dates_array = array();
/* row for week one */
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
/* print "blank" days until the first of the current week */
for($x = 0; $x < $running_day; $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np"> </td>';
$days_in_this_week++;
endfor;
Universitas Sumatera Utara
41
74
/* keep going with days.... */
for($list_day = 1; $list_day <= $days_in_month;
$list_day++):
$calendar.= '<td class="calendar-day">';
/* add in the day number */
if($list_day==date("j"))
{
$calendar.= '<div class="day-number"
title="Today">'.$list_day.'</div>';
}
else
{
$calendar.= '<div class="day-
number">'.$list_day.'</div>';
}
/** QUERY THE DATABASE FOR AN ENTRY FOR THIS DAY
!! IF MATCHES FOUND, PRINT THEM !! **/
$calendar.= str_repeat('<p> </p>',2);
$calendar.= '</td>';
if($running_day == 6):
$calendar.= '</tr>';
if(($day_counter+1) != $days_in_month):
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
endif;
$running_day = -1;
$days_in_this_week = 0;
endif;
$days_in_this_week++; $running_day++; $day_counter++;
endfor;
Universitas Sumatera Utara
41
75
/* finish the rest of the days in the week */
if($days_in_this_week < 8):
for($x = 1; $x <= (8 - $days_in_this_week); $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np">
</td>';
endfor;
endif;
/* final row */
$calendar.= '</tr>';
/* end the table */
$calendar.= '</table>';
/* all done, return result */
return $calendar;
}
if(empty($pilbulan) && empty($piltahun))
{
$pilbulan=date("n");
$piltahun=date("Y");
}
echo "<h2>".$namabulan[$pilbulan]." ".$piltahun."</h2>";
echo draw_calendar($pilbulan,$piltahun);
?>
</div>
Universitas Sumatera Utara
41
76
<br ><br />
Go to :
<br ><br />
<div class="F">
<a href=""><img src="model/gambar/fb_icon_325x325.png" /></a>
<div class="T">
<a href="https://twitter.com/login?lang=id"><img
src="model/gambar/twitter_logo.gif" /></a>
<div class="L">
<a href="https://line.me/id/"><img src="model/gambar/line.jpg"
/></a>
<div class="W">
<a href="https://www.whatsapp.com/?l=id"><img
src="model/gambar/wa.jpg" /></a>
<div class="I">
<a href="https://www.instagram.com/?hl=id"><img
src="model/gambar/NewInstagramLogo.png" /></a>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Universitas Sumatera Utara
41
77
</div>
</div>
<div class="footer">
© KELURAHAN BAGAN DELI</div>
</body>
</html>
6. Login
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN"
"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd">
<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="model/style-
login.css" />
<head>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"
/>
<title>Untitled Document</title>
</head>
<body>
<div class="utama">
<div class="header"><h1> Kelurahan Bagan Deli
Kecamatan Medan Belawan</h1></div>
<div class="logo"></div>
<div class="menu-utama">
<nav>
<ul>
Universitas Sumatera Utara
41
78
<li><a href="index.php">Beranda</a>
<ul>
</ul>
</li>
<li><a href="">Profil</a>
<ul>
<li><a href="profil.php">Sejarah </a></li>
<li><a href="struktur.php">Struktur Organisasi</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href="">Pelayanan </a>
<ul>
<li><a href="KK.php">Pengurusan KK</a></li>
<li><a href="ktp.php">Pengurusan KTP</a></li>
<li><a href="akte.php">Pengurusan Akte Kelahiran</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href="hubungi.php">Hubungi
Kami </a>
<ul>
</ul>
</li>
</ul>
</nav>
</div>
Universitas Sumatera Utara
41
79
<div class="content">
<br ><br /><br ><br /><br ><br /><br ><br /><br ><br />
<form action="cek.php" method="post">
<div align="center">
<h2 align="center">Masuk</h2>
<table width="200" border="1">
<tr>
<td>Username</td>
<td>:</td>
<td><label for="username"></label>
<input type="text" name="username" id="username" /></td>
</tr>
<tr>
<td>Password</td>
<td>:</td>
<td><label for="password"></label>
<input type="password" name="password" id="password"
/></td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3"><div align="center">
<input type="submit" name="button" id="button"
value="Masuk" />
<input type="reset" name="button2" id="button2"
value="Batal" />
</div></td>
</tr>
</table>
</div>
Universitas Sumatera Utara
41
80
</form>
</div>
</div>
<div class="kanan">
<div id="mycalendar">
<?php
$namabulan =
array("","Januari","Pebruari","Maret","April","Mei","Juni","Juli",
"Agustus","September","Oktober","November","Desember");
function draw_calendar($month,$year){
/* draw table */
$calendar = '<table cellpadding="0" cellspacing="0"
class="calendar">';
/* table headings */
$headings =
array('Ming','Sen','Sel','Rab','Kam','Jum','Sab');
$calendar.= '<tr class="calendar-row"><td class="calendar-
day-head">'.implode('</td><td class="calendar-day-
head">',$headings).'</td></tr>';
/* days and weeks vars now ... */
$running_day = date('w',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_month = date('t',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_this_week = 1;
$day_counter = 0;
Universitas Sumatera Utara
41
81
$dates_array = array();
/* row for week one */
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
/* print "blank" days until the first of the current week */
for($x = 0; $x < $running_day; $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np"> </td>';
$days_in_this_week++;
endfor;
/* keep going with days.... */
for($list_day = 1; $list_day <= $days_in_month;
$list_day++):
$calendar.= '<td class="calendar-day">';
/* add in the day number */
if($list_day==date("j"))
{
$calendar.= '<div class="day-number"
title="Today">'.$list_day.'</div>';
}
else
{
$calendar.= '<div class="day-
number">'.$list_day.'</div>';
}
/** QUERY THE DATABASE FOR AN ENTRY FOR THIS DAY
!! IF MATCHES FOUND, PRINT THEM !! **/
$calendar.= str_repeat('<p> </p>',2);
$calendar.= '</td>';
Universitas Sumatera Utara
41
82
if($running_day == 6):
$calendar.= '</tr>';
if(($day_counter+1) != $days_in_month):
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
endif;
$running_day = -1;
$days_in_this_week = 0;
endif;
$days_in_this_week++; $running_day++; $day_counter++;
endfor;
/* finish the rest of the days in the week */
if($days_in_this_week < 8):
for($x = 1; $x <= (8 - $days_in_this_week); $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np">
</td>';
endfor;
endif;
/* final row */
$calendar.= '</tr>';
/* end the table */
$calendar.= '</table>';
/* all done, return result */
return $calendar;
}
Universitas Sumatera Utara
41
83
if(empty($pilbulan) && empty($piltahun))
{
$pilbulan=date("n");
$piltahun=date("Y");
}
echo "<h2>".$namabulan[$pilbulan]." ".$piltahun."</h2>";
echo draw_calendar($pilbulan,$piltahun);
?>
</div>
<br ><br />
Go to :
<br ><br />
<div class="F">
<a href=""><img src="model/gambar/fb_icon_325x325.png" /></a>
<div class="T">
<a href="https://twitter.com/login?lang=id"><img
src="model/gambar/twitter_logo.gif" /></a>
<div class="L">
<a href="https://line.me/id/"><img src="model/gambar/line.jpg"
/></a>
<div class="W">
<a href="https://www.whatsapp.com/?l=id"><img
src="model/gambar/wa.jpg" /></a>
Universitas Sumatera Utara
41
84
<div class="I">
<a href="https://www.instagram.com/?hl=id"><img
src="model/gambar/NewInstagramLogo.png" /></a>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="footer">
© KELURAHAN BAGAN DELI</div>
</body>
</html>
</body>
</html>
7. Admin
Universitas Sumatera Utara
41
85
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN"
"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd">
<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="model/style-
admin.css" />
<head>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"
/>
<title>Untitled Document</title>
</head>
<body>
<div class="utama">
<div class="header"><h1><b>Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan
Belawan</b></h1></div>
<div class="logo"></div>
<div class="menu-utama">
<nav>
<ul>
<li><a href="index.php"><b>Beranda</b></a>
<ul>
</ul>
</li>
<li><a href=""><b>Profil</a>
<ul>
<li><a href="profil.php"><b>Sejarah </b></a></li>
<li><a href="struktur.php"><b>Struktur Organisasi</b></a></li>
</ul>
</li>
Universitas Sumatera Utara
41
86
<li><a href=""><b>Pelayanan </b></a>
<ul>
<li><a href="KK.php"><b>Pengurusan KK</b></a></li>
<li><a href="ktp.php"><b>Pengurusan KTP</b></a></li>
<li><a href="akte.php"><b>Pengurusan Akte Kelahiran</b></a></li>
</ul>
</li>
<li><a href="hubungi.php"><b>Hubungi
Kami </b></a>
<ul>
</ul>
</li>
<li><a href="include/logout.php"><b>Log
Out </b></a>
<ul>
</ul>
</li>
</ul>
</nav>
</div>
<div class="content">
<br ><br /><br ><br />
<br ><br />
Universitas Sumatera Utara
41
87
<form action="include/in_pegawai.php" method="post">
<div align="center">
<h2 align="center">Data Pegawai</h2>
<table width="200" border="1">
<tr>
<td>Nip</td>
<td>:</td>
<td><label for="nip"></label>
<input type="text" name="nip" id="nip" /></td>
</tr>
<tr>
<td>Nama</td>
<td>:</td>
<td><label for="nama"></label>
<input type="text" name="nama" id="nama" /></td>
</tr>
<tr>
<td>Jabatan</td>
<td>:</td>
<td><label for="jabatan"></label>
<input type="text" name="jabatan" id="jabatan" /></td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3"><div align="center">
<input type="submit" name="button" id="button"
value="Simpan" />
<input type="reset" name="button2" id="button2"
value="Batal" />
Universitas Sumatera Utara
41
88
</div></td>
</tr>
</table>
</div>
</form>
<br ><br /><br ><br /><br ><br />
<h2 align="center">Data Pegawai</h2>
<table width="745" border="1" align="center">
<tr>
<td width="56">No</td>
<td width="71">Nip</td>
<td width="65">Nama</td>
<td width="44">Jabatan</td>
<td width="70">Pilih</td>
</tr>
<?php
include "include/koneksi.php";
$qpegawai = mysql_query("SELECT * FROM tb_pegawai");
while($rpegawai = mysql_fetch_array($qpegawai)){
?>
<tr>
<td><?php echo $rpegawai['no'];?></td>
<td><?php echo $rpegawai['nip'];?></td>
<td><?php echo $rpegawai['nama'];?></td>
<td><?php echo $rpegawai['jabatan'];?></td>
<td> <a href="f_up_pegawai.php?no=<?php echo
$rpegawai['no'];?>">Edit</a> |<a
href="include/del_pegawai.php?no=<?php echo $rpegawai['no'];?> "
onclick="return confirm('Yakin mau hapus..??');">Delete </a> </td>
</tr>
Universitas Sumatera Utara
41
89
<?php } ?>
</table>
</div>
<div class="kanan">
<div id="mycalendar">
<?php
$namabulan =
array("","Januari","Pebruari","Maret","April","Mei","Juni","Juli",
"Agustus","September","Oktober","November","Desember");
function draw_calendar($month,$year){
/* draw table */
$calendar = '<table cellpadding="0" cellspacing="0"
class="calendar">';
/* table headings */
$headings =
array('Ming','Sen','Sel','Rab','Kam','Jum','Sab');
$calendar.= '<tr class="calendar-row"><td class="calendar-
day-head">'.implode('</td><td class="calendar-day-
head">',$headings).'</td></tr>';
/* days and weeks vars now ... */
$running_day = date('w',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_month = date('t',mktime(0,0,0,$month,1,$year));
$days_in_this_week = 1;
$day_counter = 0;
Universitas Sumatera Utara
41
90
$dates_array = array();
/* row for week one */
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
/* print "blank" days until the first of the current week */
for($x = 0; $x < $running_day; $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np"> </td>';
$days_in_this_week++;
endfor;
/* keep going with days.... */
for($list_day = 1; $list_day <= $days_in_month;
$list_day++):
$calendar.= '<td class="calendar-day">';
/* add in the day number */
if($list_day==date("j"))
{
$calendar.= '<div class="day-number"
title="Today">'.$list_day.'</div>';
}
else
{
$calendar.= '<div class="day-
number">'.$list_day.'</div>';
}
/** QUERY THE DATABASE FOR AN ENTRY FOR THIS DAY
!! IF MATCHES FOUND, PRINT THEM !! **/
$calendar.= str_repeat('<p> </p>',2);
$calendar.= '</td>';
Universitas Sumatera Utara
41
91
if($running_day == 6):
$calendar.= '</tr>';
if(($day_counter+1) != $days_in_month):
$calendar.= '<tr class="calendar-row">';
endif;
$running_day = -1;
$days_in_this_week = 0;
endif;
$days_in_this_week++; $running_day++; $day_counter++;
endfor;
/* finish the rest of the days in the week */
if($days_in_this_week < 8):
for($x = 1; $x <= (8 - $days_in_this_week); $x++):
$calendar.= '<td class="calendar-day-np">
</td>';
endfor;
endif;
/* final row */
$calendar.= '</tr>';
/* end the table */
$calendar.= '</table>';
/* all done, return result */
return $calendar;
}
Universitas Sumatera Utara
41
92
if(empty($pilbulan) && empty($piltahun))
{
$pilbulan=date("n");
$piltahun=date("Y");
}
echo "<h2>".$namabulan[$pilbulan]." ".$piltahun."</h2>";
echo draw_calendar($pilbulan,$piltahun);
?>
</div>
<br ><br />
Go to :
<br ><br />
<div class="F">
<a href=""><img src="model/gambar/fb_icon_325x325.png" /></a>
<div class="T">
<a href="https://twitter.com/login?lang=id"><img
src="model/gambar/twitter_logo.gif" /></a>
<div class="L">
<a href="https://line.me/id/"><img src="model/gambar/line.jpg"
/></a>
<div class="W">
<a href="https://www.whatsapp.com/?l=id"><img
src="model/gambar/wa.jpg" /></a>
Universitas Sumatera Utara
41
93
<div class="I">
<a href="https://www.instagram.com/?hl=id"><img
src="model/gambar/NewInstagramLogo.png" /></a>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="footer">
© KELURAHAN BAGAN DELI</div>
</body>
</html>
</body>
</html>
Universitas Sumatera Utara
41
94
Universitas Sumatera Utara