draft laporan pendahuluan pekerjaan penetapan batas ruang perkeretaapian semarang pekalongan 2015

86
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmatNya laporan pendahuluan untuk pekerjaan Pemetaan Jalur Ganda Kereta Api Kutoarjo – Solo ini dapat selesai dengan baik. Laporan Pendahuluan ini dibuat dalam rangka sebagai persiapan pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang, berdasarkan Surat Perjanjian Nomer: 15/KTR/PPFP.KA/IV/2012, Tanggal 27 April 2012 dan Surat Perintah Mulai Kerja Nomer: 16/SPMK/SP3.KA/IV/2012 Tanggal 30 April 2012. Laporan pendahuluan menyajikan metoda pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api mulai dari pendahuluan, metodologi pelaksanaan pekerjaan, rencana kerja dan kegiatan yang sudah dilaksanakan baik di kantor maupun di lapangan atau di lokasi pekerjaan. Dalam laporan ini dilampirkan beberapa data sekunder yang sudah dapat di inventarisasi sebagai hasil pelaksanaan kegiatan inventarisasi data, koordinasi dan survey pendahuluan di lokasi pekerjaan. Demikian laporan ini, tak lupa kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Jakarta, September 2015 PT. DWI ELTIS KONSULTAN i

Upload: kunto-adji

Post on 07-Jan-2017

1.998 views

Category:

Data & Analytics


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmatNya laporan

pendahuluan untuk pekerjaan Pemetaan Jalur Ganda Kereta Api Kutoarjo ndash Solo ini dapat

selesai dengan baik Laporan Pendahuluan ini dibuat dalam rangka sebagai persiapan

pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan -

Semarang Tawang berdasarkan Surat Perjanjian Nomer 15KTRPPFPKAIV2012 Tanggal 27

April 2012 dan Surat Perintah Mulai Kerja Nomer 16SPMKSP3KAIV2012 Tanggal 30 April

2012

Laporan pendahuluan menyajikan metoda pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api mulai dari pendahuluan metodologi pelaksanaan pekerjaan

rencana kerja dan kegiatan yang sudah dilaksanakan baik di kantor maupun di lapangan atau di

lokasi pekerjaan Dalam laporan ini dilampirkan beberapa data sekunder yang sudah dapat di

inventarisasi sebagai hasil pelaksanaan kegiatan inventarisasi data koordinasi dan survey

pendahuluan di lokasi pekerjaan Demikian laporan ini tak lupa kami mengharapkan kritik dan

saran untuk perbaikan

Jakarta September 2015

PT DWI ELTIS KONSULTAN

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi

DAFTAR ISIii

BAB I PENDAHULUAN1

II LATAR BELAKANG1

III MAKSUD DAN TUJUAN2

IIII LOKASI KEGIATAN3

IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN4

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN18

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN18

BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN20

IIII PERSIAPAN23

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN23

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN25

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN26

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN27

IIIII SURVEY LAPANGAN29

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON29

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL30

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)30

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI30

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)30

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG30

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN PELENGKAP 30

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN30

IIIVII INPUT DATA31

IIIVIII DATA PROSESING31

IIIVIV PENGGAMBARAN32

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR33

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI34

ii

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG34

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG34

BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN35

IIII PEMBUATAN PETA KERJA35

IIIII VOLUME PEKERJAAN36

IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA37

IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN37

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN38

IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN40

BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN44

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER44

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR44

IVIII PETA GROUND KART44

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI44

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT44

IVIII SURVAI PENDAHULUAN44

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA46

BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA48

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN48

VII PERSIAPAN LAPANGAN48

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN48

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA48

LAMPIRAN ndash LAMPIRAN49

LAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)49

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL)49

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART49

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN49

iii

BAB I PENDAHULUANII LATAR BELAKANG

A Dasar Hukum

a) Undang ndash Undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian

b) Peraturan Pemerintah No 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan

Perkeretaapian

c) Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta

Api

d) Peraturan Menteri No 60 tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api

e) Peraturan-peraturan lainnya yang terkait

B Gambaran Umum

Jalur Kereta api sebagai salah satu jaringan transportasi angkutan darat yang

keberadaannya sudah ada dari tahun 1864 sudah mengalami banyak perubahan dari

segi luas dan penggunaan lahan Hal ini disebabkan oleh berkembangnya Kereta Api

untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang maupun akibat pembangunan

masyarakat di sekitar jalur kereta api

Menurut Undang ndash Undang nomor 23 tahun 2007 pasal 36 yang dimaksud jalur

kereta api meliputi ruang manfaat jalur (RUMAJA) kereta api ruang milik jalur (RUMIJA)

kereta api dan ruang pengawasan jalur (RUWASJA) kereta api

Kondisi saat ini belum tersedia data gambar maupun peta yang menggambarkan

secara detail batasan topografi jenis prasarana dan fasilitas di dalam jaringan jalur

kereta api sehingga menimbulkan kesulitan pada saat ada rencana pengembangan

maupun pemanfaatan lahan di sepanjang jalur kereta api

Sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai revitalisasi perkeretaapian dimana

kereta api menjadi tulang punggung angkutan penumpang dan barang skala nasional

maka diperlukan data yang akurat dan terintegrasi dengan jaringan moda transportasi

yang lain Guna memenuhi kebutuhan data jaringan jalur kereta api maka perlu

dilakukan studi pemetaan jalur kereta api eksisting khususnya yang sudah jalur ganda

1

III MAKSUD DAN TUJUAN

A Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan pemetaan jalur ganda kereta api di lintas ini adalah untuk

menggambarkanmemetakan dan mendata jaringan jalur ganda kereta api dan

utilitasbangunan pelengkap yang ada didalamnya termasuk memberikanmemasang

patok-patok batas RUMAJA dan RUMIJA lengkap dengan buku diskripsi dan

dokumentasi di tiap-tiap patok

B Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan dokumen yang berkualitas baik

yang dapat dijadikan Pedomanreferensi teknis dalam proses perencanaan

pengembanganpeningkatan pembangunan dimasa mendatang

2

IIII LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan Penetapan batas ruang jalur kereta api adalah pada lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang

Gambar I-1 Lokasi Kegiatan

3

IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN

A Kegiatan Survey Sekunder

1 Instansional

a Lingkup dan Ketentuan kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah Pengumpulan data-data yang relevan

dari berbagai pihakinstansi yang terkait untuk mendukung keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

b Ketentuan-ketentuan untuk kegiatan

Dalam Pengumpulan data sekunder minimal konsultan mendapatkan dan atau

memiliki data-data sebagai berikut

(1) Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi

Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar

(2) Peta Ground Kart

(3) Data-data utilitas jembatan dan bangunan pelengkap

(4) Data sungai dan sistem drainase perkotaanwilayah

(5) DatagambarLaporan Akhir dari pekerjaan pembuatan desain yang pernah

dilakukan sebelumnya dan terkait dengan pekerjaan ini

(6) Data-data lain yang terkait dan relevan dalam menunjang keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

Data-data yang diperoleh yang kemudian diolah haruslah representatif

terhadap kondisi dilapangan dan dapat diverivikasi kebenarannya

2 Peninjauan Lapangan (Reconnaissance)

a) Lingkup kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah mengadakan peninjauan

awalpendahuluan ke lapangan untuk mengadakan evaluasi secara visual ke

lokasi

b) Ketentuan kegiatan

Hal-hal yang dilakukan pada kegiatan peninjauan awalpendahuluan minimal

memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut

Survey Topografi awal mencakup

4

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu

dilakukan pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap (BM= Bench Mark) hasil studi terdahulu dan atau BM

yang terdekat dengan lokasilintas yang akan dipetakan

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang

Jalan Kereta Api eksisting

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran topografi survey

jaringan Utilitas serta rencana pemasangan Patok Rumija dan Rumaja

sampai penggambaran

B Kegiatan Survey Primer

(1) Lingkup Kegiatan

Kondisi lokasi yang ada perlu survey secara teliti sehingga dalam pelaksanaan

pekerjaan hal-hal yang menjadi kendala sudah di antisipasi dari berbagai aspek

pelaksanaan

a) Survai topografi meliputi

(1) Penentuan metode pelaksanaan

(2) Penentuan Referensi Pengukuran

(3) Pengukuran situasi

(4) Pengukuran profil memanjang dan melintang

(5) Penentuan titik-titik BM Rumija dan Rumaja

(6) Penggambaran

b) Survey Jaringan Utilitas dan bangunan pelengkap yang berada dalam jalur

kereta api di sepanjang lintas

(2) Ketentuan kegiatan

a) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Geodesi Topografi yang dilakukan

secara lengkap dan sistematis setidaknya meliputi ketentuan-ketentuan

sebagai berikut

(1) Penentuan Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan peralatan digital

otomatis atau di kombinasi dengan peralatan manualPengolahan data

ukur sampai penggambaran dilakukan juga dengan metode digital Dalam

pelaksanaan minimal memperhatikan hal-hal sebagai berikut

5

(a) Titik Kontrol Tanah

i Titik Kontrol Horizontal ditentukan dengan metode pengukuran

poligon Pertama kali pengukuran poligon utama dilakukan di

sepanjang lokasi pekerjaan berupa kring tertutup Untuk

merapatkan jaringan titik kontrol horizontal dapat dilakukan

dengan menggunakan poligon cabang

ii Titik Kontrol Vertikal ditentukan dengan sipat datar

(b) Kerapatan Titik Kontrol

i Kontrol Horizontal

Pada tiap spasi (5-10 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu 1 titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

ii Kontrol Vertikal

Pada tiap spasi (25-5 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

Jalur pengukuran poligon cabang sebaiknya diusahakan berbentuk

garis lurus sehingga penyebaran titik-titik kontrol yang didapatkan

memenuhi batasan diatas

(c) Poligon

i Jalur pengukuran poligon utama dilakukan mengelilingi daerah

survai serta dimulai dan diakhirinya pada titik yang sama (kring

tertutup) Jika disekitar lokasi proyek terdapat titik tetap yang

telah diketahui koordinatnya maka jalur poligon utama harus

melalui titik tetap tersebut dan pengukuran tetap dilakukan

secara kring tertutup

ii Pengukuran poligon cabang dilakukan dengan kedua ujungnya

terikat pada titik-titik poligon utama atau dilakukan secara kring

6

tertutup pada 2 (dua) buah bench mark yang saling kelihatan (sisi

poligon utama)

iii Stasiun pengukuran poligon selain pada titik permanen maupun

semi permanen dapat terbuat dari patok kayu dengan ukuran

minimal sebagai berikut

i) Panjang 40 cm

ii) Penampang (5x7) cm

Sedangkan pada tanah yang lunak diperlukan patok kayu yang

panjang sehingga patok tersebut tidak mudah berubah

kedudukannya setelah ditancapkanPatok kayu ditancapkan

dengan bagian atas menonjol setinggi 10 cm diatas permukaan

tanahUntuk mendefinisikan titik secara pasti pada penampang

patok bagian atas harus dipasang paku

iv Titik-titik poligon diberi nomor dengan huruf dan diikuti oleh

angka Penomoran ini dilakukan dengan memakai cat

v Ketelitian pengukuran poligon utama minimal 00005 cm dan

untuk poligon cabang minimal 0001 cm

(d) Sudut Horizontal

i Sudut horizontal diukur dengan teodolit 1rdquo (Wild T2 atau yang

sejenis)

ii Pembacaan sudut horizontal pada pengkuran poligon utama

dilakukan sebanyak 2 seri ganda sedangkan untuk poligon

cabang sebanyak 1 seri ganda Bacaan 1 seri ganda didefinisikan

sebagai berikut

i) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target muka

ii) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target belakang

Perbedaan maximum sudut-sudut horizontal hasil bacaan

adalah 10rdquo

iii Pengukuran sudut horizontal dalam 2 seri ganda dilakukan

dengan setting awal berbeda yaitu 00 dan 900 Jika dirasa perlu

setting awal dapat dilakukan pada 450 dan 1350 Bagian sekon

cukup di baca sampai angka pasti (bulat)

7

iv Sebelum pembacaan sudut dilakukan gelembung nivo kotak

dan nivo tabung harus diatur dengan teliti

v Untuk memperkecil kesalahan ukuran sudut akibat kesalahan

centering maka perpindahan alat ukur pada titik atau stasiun

pengukuran harus dilakukan dengan metode centering

paksaan

vi Tripod harus dipasang pada tanah yang stabil agar ketelitian

pengukuran terjamin

vii Jalur pengukuran poligon sebaiknya menghindari lokasi yang

sulit sawah dan tanah yang tidak stabil

(e) Sudut Vertikal

i Sudut vertikal diukur dengan menggunakan alat theodolith 1rdquo

(wild T2 atau yang sejenisnya)

ii Pengukuran ini dilakukan dalam 2 kedudukan teropong yaitu

teropong dalam kedudukan biasa dan luar biasa

iii Pengukuran sudut vertikal dilakukan dari tiap ujung sisi poligon

untuk mereduksi jarak ke jarak horizontal

(f) Jarak

i Jarak antara titik-titik poligon utama diukur dengan jarak ukur

elektromagnetik (EDM) yang mempunyai ketelitian plusmn (5 mm + 3

ppmD)

ii Jarak tersebut diukur 2 kali dari arah yang berlawanan (pulang-

pergi) dan pada tiap arah minimal dilakukan 3 kali pembacaan

iii Jarak horizontal antara titik-titik poligon cabang diukur dengan

menggunakan meteran pegas dan minimal dilakukan

pembacaan 2 kali

(g) Sipat Datar

i Alat ukur yang digunakan adalah waterpass (Wild NAK-2 atau

yang sejenis) Minimal seminggu sekali kemiringan garis bidik

alat ukur sipat datar ini harus diperiksa jika dirasa perlu

kesalahan garis bidik dapat dikoreksikan

8

ii Untuk menentukan beda tinggi antara 2 buah titik yang

berjauhan letaknya rambu ukur harus diletakkan diatas plat

besi atau patok kayu sebagai titik perantara

iii Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo rambu dan kepada

pemegang rambu harus agar diinstruksikan untuk menjaga

rambu tetap vertikal pada saat pengukuran dilakukan

iv Jarak antara alat ukur terhadap rambu tidak boleh melebihi 50

meter

v Jarak antara alat ukur ke rambu belakang dan jarak alat ukur ke

rambu muka diusahakan sama Pada waktu pelaksanaan

perbedaan jumlah jarak ke rambu belakang dan jumlah jarak ke

rambu muka harus tidak lebih dari 5 meter

vi Pembacaan ke rambu dilakukan diantara (02-28) meter dan

ketiga benang dibaca penuh

vii Pengukuran harus dilakukan dengan jumlah slaak genap dan

rambu awal menjadi rambu akhir

viii Semua Bench Mark dan titk-titik tetap lainnya diukur secara

kring tertutup dan merupakan jalur sipat datar utama Pada

tiap seksi (antara 2 pasang Bench Mark) pengukuran dilakukan

dari 2 arah yang berlawanan (pulang-pergi) Jalur pengukuran

pulang dan jalur pengukuran pergi tidak boleh sama

Pengukuran pulang pergi boleh dilakukan oleh pengukur yang

sama atau pengukur yang berbeda

ix Jika disekitar lokasi proyek terdapat titk-titik tetap lainnya yang

telah diketahui ketinggiannya maka jalur pengukuran sipat

datar utama harus melalui titik tetap tersebut dan tetap

dilakukan pulang pergi serta berupa kring tertutup

x Ketelitian pengukuran sipat datar utama adalah 12radick km pada

kring tertutup dimana k adalah panjang jalur dalam satuan km

xi Pengukuran sipat datar cabang dimulai dan diakhiri pada titik-

titik sipat datar utama dengan kata lain kedua ujung jalur sipat

datar cabang terikat pada titik-titik sipat datar utama

9

xii Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20radick km

dimana k adalah jalur satuan km

(h) Situasi

i Jarak diukur dengan menggunakan meteran Untuk daerah

yang relatif datar beda tinggi diukur dengan sipat datar

sedangkan untuk daerah yang curam beda tinggi dapat

ditentukan dengan theodolite (T) Dalam hal ini ketiga benag

harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak yang diukur dengan

pita ukur

ii Kerapatan titik-titik detail situasi adalah tiap spasi (2-25 ) cm

pada bidang datar atau peta yaitu pada setiap

i) (20-25) meter untuk skala 11000

ii) (40-50) meter untuk skala 1 2000

iii) (100-125) meter untuk skala 1 5000

iii Semua titik-titik detail harus ditentukan posisinya ( XYZ)

sehingga dapat digambarkan pada peta situasi seperti

i) Pojok bangunan tetap

ii) Titik penyelidikan tanah

iii) Batas kampung

iv) Detail jalan inspeksi dan perlintasan

v) Dan lain-lain

iv Lebar daerah pengukuran di sekitar jembatan dapat diperbesar

sesuai kebutuhan perencanaan

(i) Contour (Garis Ketinggian)

Contour dapat dilakukan dengan cara interpolasi atau ditentukan

dilapangan setelah posisi horizontal dan ketinggian titik-titik kontrol

di plot

(j) Plotting

i Semua titik-titik kontrol di plot dengan cara plotting koordinat

ii Plotting titik-titik detail situasi dapat dilakukan dengan cara

plotting koordinat dan atau cara grafis dengan argumen sudut

dan jarak datar

10

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 2: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi

DAFTAR ISIii

BAB I PENDAHULUAN1

II LATAR BELAKANG1

III MAKSUD DAN TUJUAN2

IIII LOKASI KEGIATAN3

IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN4

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN18

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN18

BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN20

IIII PERSIAPAN23

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN23

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN25

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN26

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN27

IIIII SURVEY LAPANGAN29

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON29

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL30

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)30

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI30

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)30

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG30

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN PELENGKAP 30

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN30

IIIVII INPUT DATA31

IIIVIII DATA PROSESING31

IIIVIV PENGGAMBARAN32

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR33

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI34

ii

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG34

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG34

BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN35

IIII PEMBUATAN PETA KERJA35

IIIII VOLUME PEKERJAAN36

IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA37

IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN37

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN38

IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN40

BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN44

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER44

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR44

IVIII PETA GROUND KART44

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI44

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT44

IVIII SURVAI PENDAHULUAN44

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA46

BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA48

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN48

VII PERSIAPAN LAPANGAN48

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN48

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA48

LAMPIRAN ndash LAMPIRAN49

LAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)49

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL)49

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART49

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN49

iii

BAB I PENDAHULUANII LATAR BELAKANG

A Dasar Hukum

a) Undang ndash Undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian

b) Peraturan Pemerintah No 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan

Perkeretaapian

c) Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta

Api

d) Peraturan Menteri No 60 tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api

e) Peraturan-peraturan lainnya yang terkait

B Gambaran Umum

Jalur Kereta api sebagai salah satu jaringan transportasi angkutan darat yang

keberadaannya sudah ada dari tahun 1864 sudah mengalami banyak perubahan dari

segi luas dan penggunaan lahan Hal ini disebabkan oleh berkembangnya Kereta Api

untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang maupun akibat pembangunan

masyarakat di sekitar jalur kereta api

Menurut Undang ndash Undang nomor 23 tahun 2007 pasal 36 yang dimaksud jalur

kereta api meliputi ruang manfaat jalur (RUMAJA) kereta api ruang milik jalur (RUMIJA)

kereta api dan ruang pengawasan jalur (RUWASJA) kereta api

Kondisi saat ini belum tersedia data gambar maupun peta yang menggambarkan

secara detail batasan topografi jenis prasarana dan fasilitas di dalam jaringan jalur

kereta api sehingga menimbulkan kesulitan pada saat ada rencana pengembangan

maupun pemanfaatan lahan di sepanjang jalur kereta api

Sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai revitalisasi perkeretaapian dimana

kereta api menjadi tulang punggung angkutan penumpang dan barang skala nasional

maka diperlukan data yang akurat dan terintegrasi dengan jaringan moda transportasi

yang lain Guna memenuhi kebutuhan data jaringan jalur kereta api maka perlu

dilakukan studi pemetaan jalur kereta api eksisting khususnya yang sudah jalur ganda

1

III MAKSUD DAN TUJUAN

A Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan pemetaan jalur ganda kereta api di lintas ini adalah untuk

menggambarkanmemetakan dan mendata jaringan jalur ganda kereta api dan

utilitasbangunan pelengkap yang ada didalamnya termasuk memberikanmemasang

patok-patok batas RUMAJA dan RUMIJA lengkap dengan buku diskripsi dan

dokumentasi di tiap-tiap patok

B Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan dokumen yang berkualitas baik

yang dapat dijadikan Pedomanreferensi teknis dalam proses perencanaan

pengembanganpeningkatan pembangunan dimasa mendatang

2

IIII LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan Penetapan batas ruang jalur kereta api adalah pada lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang

Gambar I-1 Lokasi Kegiatan

3

IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN

A Kegiatan Survey Sekunder

1 Instansional

a Lingkup dan Ketentuan kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah Pengumpulan data-data yang relevan

dari berbagai pihakinstansi yang terkait untuk mendukung keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

b Ketentuan-ketentuan untuk kegiatan

Dalam Pengumpulan data sekunder minimal konsultan mendapatkan dan atau

memiliki data-data sebagai berikut

(1) Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi

Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar

(2) Peta Ground Kart

(3) Data-data utilitas jembatan dan bangunan pelengkap

(4) Data sungai dan sistem drainase perkotaanwilayah

(5) DatagambarLaporan Akhir dari pekerjaan pembuatan desain yang pernah

dilakukan sebelumnya dan terkait dengan pekerjaan ini

(6) Data-data lain yang terkait dan relevan dalam menunjang keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

Data-data yang diperoleh yang kemudian diolah haruslah representatif

terhadap kondisi dilapangan dan dapat diverivikasi kebenarannya

2 Peninjauan Lapangan (Reconnaissance)

a) Lingkup kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah mengadakan peninjauan

awalpendahuluan ke lapangan untuk mengadakan evaluasi secara visual ke

lokasi

b) Ketentuan kegiatan

Hal-hal yang dilakukan pada kegiatan peninjauan awalpendahuluan minimal

memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut

Survey Topografi awal mencakup

4

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu

dilakukan pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap (BM= Bench Mark) hasil studi terdahulu dan atau BM

yang terdekat dengan lokasilintas yang akan dipetakan

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang

Jalan Kereta Api eksisting

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran topografi survey

jaringan Utilitas serta rencana pemasangan Patok Rumija dan Rumaja

sampai penggambaran

B Kegiatan Survey Primer

(1) Lingkup Kegiatan

Kondisi lokasi yang ada perlu survey secara teliti sehingga dalam pelaksanaan

pekerjaan hal-hal yang menjadi kendala sudah di antisipasi dari berbagai aspek

pelaksanaan

a) Survai topografi meliputi

(1) Penentuan metode pelaksanaan

(2) Penentuan Referensi Pengukuran

(3) Pengukuran situasi

(4) Pengukuran profil memanjang dan melintang

(5) Penentuan titik-titik BM Rumija dan Rumaja

(6) Penggambaran

b) Survey Jaringan Utilitas dan bangunan pelengkap yang berada dalam jalur

kereta api di sepanjang lintas

(2) Ketentuan kegiatan

a) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Geodesi Topografi yang dilakukan

secara lengkap dan sistematis setidaknya meliputi ketentuan-ketentuan

sebagai berikut

(1) Penentuan Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan peralatan digital

otomatis atau di kombinasi dengan peralatan manualPengolahan data

ukur sampai penggambaran dilakukan juga dengan metode digital Dalam

pelaksanaan minimal memperhatikan hal-hal sebagai berikut

5

(a) Titik Kontrol Tanah

i Titik Kontrol Horizontal ditentukan dengan metode pengukuran

poligon Pertama kali pengukuran poligon utama dilakukan di

sepanjang lokasi pekerjaan berupa kring tertutup Untuk

merapatkan jaringan titik kontrol horizontal dapat dilakukan

dengan menggunakan poligon cabang

ii Titik Kontrol Vertikal ditentukan dengan sipat datar

(b) Kerapatan Titik Kontrol

i Kontrol Horizontal

Pada tiap spasi (5-10 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu 1 titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

ii Kontrol Vertikal

Pada tiap spasi (25-5 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

Jalur pengukuran poligon cabang sebaiknya diusahakan berbentuk

garis lurus sehingga penyebaran titik-titik kontrol yang didapatkan

memenuhi batasan diatas

(c) Poligon

i Jalur pengukuran poligon utama dilakukan mengelilingi daerah

survai serta dimulai dan diakhirinya pada titik yang sama (kring

tertutup) Jika disekitar lokasi proyek terdapat titik tetap yang

telah diketahui koordinatnya maka jalur poligon utama harus

melalui titik tetap tersebut dan pengukuran tetap dilakukan

secara kring tertutup

ii Pengukuran poligon cabang dilakukan dengan kedua ujungnya

terikat pada titik-titik poligon utama atau dilakukan secara kring

6

tertutup pada 2 (dua) buah bench mark yang saling kelihatan (sisi

poligon utama)

iii Stasiun pengukuran poligon selain pada titik permanen maupun

semi permanen dapat terbuat dari patok kayu dengan ukuran

minimal sebagai berikut

i) Panjang 40 cm

ii) Penampang (5x7) cm

Sedangkan pada tanah yang lunak diperlukan patok kayu yang

panjang sehingga patok tersebut tidak mudah berubah

kedudukannya setelah ditancapkanPatok kayu ditancapkan

dengan bagian atas menonjol setinggi 10 cm diatas permukaan

tanahUntuk mendefinisikan titik secara pasti pada penampang

patok bagian atas harus dipasang paku

iv Titik-titik poligon diberi nomor dengan huruf dan diikuti oleh

angka Penomoran ini dilakukan dengan memakai cat

v Ketelitian pengukuran poligon utama minimal 00005 cm dan

untuk poligon cabang minimal 0001 cm

(d) Sudut Horizontal

i Sudut horizontal diukur dengan teodolit 1rdquo (Wild T2 atau yang

sejenis)

ii Pembacaan sudut horizontal pada pengkuran poligon utama

dilakukan sebanyak 2 seri ganda sedangkan untuk poligon

cabang sebanyak 1 seri ganda Bacaan 1 seri ganda didefinisikan

sebagai berikut

i) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target muka

ii) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target belakang

Perbedaan maximum sudut-sudut horizontal hasil bacaan

adalah 10rdquo

iii Pengukuran sudut horizontal dalam 2 seri ganda dilakukan

dengan setting awal berbeda yaitu 00 dan 900 Jika dirasa perlu

setting awal dapat dilakukan pada 450 dan 1350 Bagian sekon

cukup di baca sampai angka pasti (bulat)

7

iv Sebelum pembacaan sudut dilakukan gelembung nivo kotak

dan nivo tabung harus diatur dengan teliti

v Untuk memperkecil kesalahan ukuran sudut akibat kesalahan

centering maka perpindahan alat ukur pada titik atau stasiun

pengukuran harus dilakukan dengan metode centering

paksaan

vi Tripod harus dipasang pada tanah yang stabil agar ketelitian

pengukuran terjamin

vii Jalur pengukuran poligon sebaiknya menghindari lokasi yang

sulit sawah dan tanah yang tidak stabil

(e) Sudut Vertikal

i Sudut vertikal diukur dengan menggunakan alat theodolith 1rdquo

(wild T2 atau yang sejenisnya)

ii Pengukuran ini dilakukan dalam 2 kedudukan teropong yaitu

teropong dalam kedudukan biasa dan luar biasa

iii Pengukuran sudut vertikal dilakukan dari tiap ujung sisi poligon

untuk mereduksi jarak ke jarak horizontal

(f) Jarak

i Jarak antara titik-titik poligon utama diukur dengan jarak ukur

elektromagnetik (EDM) yang mempunyai ketelitian plusmn (5 mm + 3

ppmD)

ii Jarak tersebut diukur 2 kali dari arah yang berlawanan (pulang-

pergi) dan pada tiap arah minimal dilakukan 3 kali pembacaan

iii Jarak horizontal antara titik-titik poligon cabang diukur dengan

menggunakan meteran pegas dan minimal dilakukan

pembacaan 2 kali

(g) Sipat Datar

i Alat ukur yang digunakan adalah waterpass (Wild NAK-2 atau

yang sejenis) Minimal seminggu sekali kemiringan garis bidik

alat ukur sipat datar ini harus diperiksa jika dirasa perlu

kesalahan garis bidik dapat dikoreksikan

8

ii Untuk menentukan beda tinggi antara 2 buah titik yang

berjauhan letaknya rambu ukur harus diletakkan diatas plat

besi atau patok kayu sebagai titik perantara

iii Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo rambu dan kepada

pemegang rambu harus agar diinstruksikan untuk menjaga

rambu tetap vertikal pada saat pengukuran dilakukan

iv Jarak antara alat ukur terhadap rambu tidak boleh melebihi 50

meter

v Jarak antara alat ukur ke rambu belakang dan jarak alat ukur ke

rambu muka diusahakan sama Pada waktu pelaksanaan

perbedaan jumlah jarak ke rambu belakang dan jumlah jarak ke

rambu muka harus tidak lebih dari 5 meter

vi Pembacaan ke rambu dilakukan diantara (02-28) meter dan

ketiga benang dibaca penuh

vii Pengukuran harus dilakukan dengan jumlah slaak genap dan

rambu awal menjadi rambu akhir

viii Semua Bench Mark dan titk-titik tetap lainnya diukur secara

kring tertutup dan merupakan jalur sipat datar utama Pada

tiap seksi (antara 2 pasang Bench Mark) pengukuran dilakukan

dari 2 arah yang berlawanan (pulang-pergi) Jalur pengukuran

pulang dan jalur pengukuran pergi tidak boleh sama

Pengukuran pulang pergi boleh dilakukan oleh pengukur yang

sama atau pengukur yang berbeda

ix Jika disekitar lokasi proyek terdapat titk-titik tetap lainnya yang

telah diketahui ketinggiannya maka jalur pengukuran sipat

datar utama harus melalui titik tetap tersebut dan tetap

dilakukan pulang pergi serta berupa kring tertutup

x Ketelitian pengukuran sipat datar utama adalah 12radick km pada

kring tertutup dimana k adalah panjang jalur dalam satuan km

xi Pengukuran sipat datar cabang dimulai dan diakhiri pada titik-

titik sipat datar utama dengan kata lain kedua ujung jalur sipat

datar cabang terikat pada titik-titik sipat datar utama

9

xii Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20radick km

dimana k adalah jalur satuan km

(h) Situasi

i Jarak diukur dengan menggunakan meteran Untuk daerah

yang relatif datar beda tinggi diukur dengan sipat datar

sedangkan untuk daerah yang curam beda tinggi dapat

ditentukan dengan theodolite (T) Dalam hal ini ketiga benag

harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak yang diukur dengan

pita ukur

ii Kerapatan titik-titik detail situasi adalah tiap spasi (2-25 ) cm

pada bidang datar atau peta yaitu pada setiap

i) (20-25) meter untuk skala 11000

ii) (40-50) meter untuk skala 1 2000

iii) (100-125) meter untuk skala 1 5000

iii Semua titik-titik detail harus ditentukan posisinya ( XYZ)

sehingga dapat digambarkan pada peta situasi seperti

i) Pojok bangunan tetap

ii) Titik penyelidikan tanah

iii) Batas kampung

iv) Detail jalan inspeksi dan perlintasan

v) Dan lain-lain

iv Lebar daerah pengukuran di sekitar jembatan dapat diperbesar

sesuai kebutuhan perencanaan

(i) Contour (Garis Ketinggian)

Contour dapat dilakukan dengan cara interpolasi atau ditentukan

dilapangan setelah posisi horizontal dan ketinggian titik-titik kontrol

di plot

(j) Plotting

i Semua titik-titik kontrol di plot dengan cara plotting koordinat

ii Plotting titik-titik detail situasi dapat dilakukan dengan cara

plotting koordinat dan atau cara grafis dengan argumen sudut

dan jarak datar

10

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 3: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG34

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG34

BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN35

IIII PEMBUATAN PETA KERJA35

IIIII VOLUME PEKERJAAN36

IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA37

IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN37

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN38

IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN40

BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN44

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER44

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR44

IVIII PETA GROUND KART44

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI44

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT44

IVIII SURVAI PENDAHULUAN44

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA46

BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA48

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN48

VII PERSIAPAN LAPANGAN48

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN48

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA48

LAMPIRAN ndash LAMPIRAN49

LAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)49

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL)49

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART49

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN49

iii

BAB I PENDAHULUANII LATAR BELAKANG

A Dasar Hukum

a) Undang ndash Undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian

b) Peraturan Pemerintah No 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan

Perkeretaapian

c) Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta

Api

d) Peraturan Menteri No 60 tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api

e) Peraturan-peraturan lainnya yang terkait

B Gambaran Umum

Jalur Kereta api sebagai salah satu jaringan transportasi angkutan darat yang

keberadaannya sudah ada dari tahun 1864 sudah mengalami banyak perubahan dari

segi luas dan penggunaan lahan Hal ini disebabkan oleh berkembangnya Kereta Api

untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang maupun akibat pembangunan

masyarakat di sekitar jalur kereta api

Menurut Undang ndash Undang nomor 23 tahun 2007 pasal 36 yang dimaksud jalur

kereta api meliputi ruang manfaat jalur (RUMAJA) kereta api ruang milik jalur (RUMIJA)

kereta api dan ruang pengawasan jalur (RUWASJA) kereta api

Kondisi saat ini belum tersedia data gambar maupun peta yang menggambarkan

secara detail batasan topografi jenis prasarana dan fasilitas di dalam jaringan jalur

kereta api sehingga menimbulkan kesulitan pada saat ada rencana pengembangan

maupun pemanfaatan lahan di sepanjang jalur kereta api

Sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai revitalisasi perkeretaapian dimana

kereta api menjadi tulang punggung angkutan penumpang dan barang skala nasional

maka diperlukan data yang akurat dan terintegrasi dengan jaringan moda transportasi

yang lain Guna memenuhi kebutuhan data jaringan jalur kereta api maka perlu

dilakukan studi pemetaan jalur kereta api eksisting khususnya yang sudah jalur ganda

1

III MAKSUD DAN TUJUAN

A Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan pemetaan jalur ganda kereta api di lintas ini adalah untuk

menggambarkanmemetakan dan mendata jaringan jalur ganda kereta api dan

utilitasbangunan pelengkap yang ada didalamnya termasuk memberikanmemasang

patok-patok batas RUMAJA dan RUMIJA lengkap dengan buku diskripsi dan

dokumentasi di tiap-tiap patok

B Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan dokumen yang berkualitas baik

yang dapat dijadikan Pedomanreferensi teknis dalam proses perencanaan

pengembanganpeningkatan pembangunan dimasa mendatang

2

IIII LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan Penetapan batas ruang jalur kereta api adalah pada lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang

Gambar I-1 Lokasi Kegiatan

3

IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN

A Kegiatan Survey Sekunder

1 Instansional

a Lingkup dan Ketentuan kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah Pengumpulan data-data yang relevan

dari berbagai pihakinstansi yang terkait untuk mendukung keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

b Ketentuan-ketentuan untuk kegiatan

Dalam Pengumpulan data sekunder minimal konsultan mendapatkan dan atau

memiliki data-data sebagai berikut

(1) Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi

Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar

(2) Peta Ground Kart

(3) Data-data utilitas jembatan dan bangunan pelengkap

(4) Data sungai dan sistem drainase perkotaanwilayah

(5) DatagambarLaporan Akhir dari pekerjaan pembuatan desain yang pernah

dilakukan sebelumnya dan terkait dengan pekerjaan ini

(6) Data-data lain yang terkait dan relevan dalam menunjang keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

Data-data yang diperoleh yang kemudian diolah haruslah representatif

terhadap kondisi dilapangan dan dapat diverivikasi kebenarannya

2 Peninjauan Lapangan (Reconnaissance)

a) Lingkup kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah mengadakan peninjauan

awalpendahuluan ke lapangan untuk mengadakan evaluasi secara visual ke

lokasi

b) Ketentuan kegiatan

Hal-hal yang dilakukan pada kegiatan peninjauan awalpendahuluan minimal

memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut

Survey Topografi awal mencakup

4

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu

dilakukan pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap (BM= Bench Mark) hasil studi terdahulu dan atau BM

yang terdekat dengan lokasilintas yang akan dipetakan

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang

Jalan Kereta Api eksisting

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran topografi survey

jaringan Utilitas serta rencana pemasangan Patok Rumija dan Rumaja

sampai penggambaran

B Kegiatan Survey Primer

(1) Lingkup Kegiatan

Kondisi lokasi yang ada perlu survey secara teliti sehingga dalam pelaksanaan

pekerjaan hal-hal yang menjadi kendala sudah di antisipasi dari berbagai aspek

pelaksanaan

a) Survai topografi meliputi

(1) Penentuan metode pelaksanaan

(2) Penentuan Referensi Pengukuran

(3) Pengukuran situasi

(4) Pengukuran profil memanjang dan melintang

(5) Penentuan titik-titik BM Rumija dan Rumaja

(6) Penggambaran

b) Survey Jaringan Utilitas dan bangunan pelengkap yang berada dalam jalur

kereta api di sepanjang lintas

(2) Ketentuan kegiatan

a) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Geodesi Topografi yang dilakukan

secara lengkap dan sistematis setidaknya meliputi ketentuan-ketentuan

sebagai berikut

(1) Penentuan Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan peralatan digital

otomatis atau di kombinasi dengan peralatan manualPengolahan data

ukur sampai penggambaran dilakukan juga dengan metode digital Dalam

pelaksanaan minimal memperhatikan hal-hal sebagai berikut

5

(a) Titik Kontrol Tanah

i Titik Kontrol Horizontal ditentukan dengan metode pengukuran

poligon Pertama kali pengukuran poligon utama dilakukan di

sepanjang lokasi pekerjaan berupa kring tertutup Untuk

merapatkan jaringan titik kontrol horizontal dapat dilakukan

dengan menggunakan poligon cabang

ii Titik Kontrol Vertikal ditentukan dengan sipat datar

(b) Kerapatan Titik Kontrol

i Kontrol Horizontal

Pada tiap spasi (5-10 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu 1 titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

ii Kontrol Vertikal

Pada tiap spasi (25-5 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

Jalur pengukuran poligon cabang sebaiknya diusahakan berbentuk

garis lurus sehingga penyebaran titik-titik kontrol yang didapatkan

memenuhi batasan diatas

(c) Poligon

i Jalur pengukuran poligon utama dilakukan mengelilingi daerah

survai serta dimulai dan diakhirinya pada titik yang sama (kring

tertutup) Jika disekitar lokasi proyek terdapat titik tetap yang

telah diketahui koordinatnya maka jalur poligon utama harus

melalui titik tetap tersebut dan pengukuran tetap dilakukan

secara kring tertutup

ii Pengukuran poligon cabang dilakukan dengan kedua ujungnya

terikat pada titik-titik poligon utama atau dilakukan secara kring

6

tertutup pada 2 (dua) buah bench mark yang saling kelihatan (sisi

poligon utama)

iii Stasiun pengukuran poligon selain pada titik permanen maupun

semi permanen dapat terbuat dari patok kayu dengan ukuran

minimal sebagai berikut

i) Panjang 40 cm

ii) Penampang (5x7) cm

Sedangkan pada tanah yang lunak diperlukan patok kayu yang

panjang sehingga patok tersebut tidak mudah berubah

kedudukannya setelah ditancapkanPatok kayu ditancapkan

dengan bagian atas menonjol setinggi 10 cm diatas permukaan

tanahUntuk mendefinisikan titik secara pasti pada penampang

patok bagian atas harus dipasang paku

iv Titik-titik poligon diberi nomor dengan huruf dan diikuti oleh

angka Penomoran ini dilakukan dengan memakai cat

v Ketelitian pengukuran poligon utama minimal 00005 cm dan

untuk poligon cabang minimal 0001 cm

(d) Sudut Horizontal

i Sudut horizontal diukur dengan teodolit 1rdquo (Wild T2 atau yang

sejenis)

ii Pembacaan sudut horizontal pada pengkuran poligon utama

dilakukan sebanyak 2 seri ganda sedangkan untuk poligon

cabang sebanyak 1 seri ganda Bacaan 1 seri ganda didefinisikan

sebagai berikut

i) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target muka

ii) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target belakang

Perbedaan maximum sudut-sudut horizontal hasil bacaan

adalah 10rdquo

iii Pengukuran sudut horizontal dalam 2 seri ganda dilakukan

dengan setting awal berbeda yaitu 00 dan 900 Jika dirasa perlu

setting awal dapat dilakukan pada 450 dan 1350 Bagian sekon

cukup di baca sampai angka pasti (bulat)

7

iv Sebelum pembacaan sudut dilakukan gelembung nivo kotak

dan nivo tabung harus diatur dengan teliti

v Untuk memperkecil kesalahan ukuran sudut akibat kesalahan

centering maka perpindahan alat ukur pada titik atau stasiun

pengukuran harus dilakukan dengan metode centering

paksaan

vi Tripod harus dipasang pada tanah yang stabil agar ketelitian

pengukuran terjamin

vii Jalur pengukuran poligon sebaiknya menghindari lokasi yang

sulit sawah dan tanah yang tidak stabil

(e) Sudut Vertikal

i Sudut vertikal diukur dengan menggunakan alat theodolith 1rdquo

(wild T2 atau yang sejenisnya)

ii Pengukuran ini dilakukan dalam 2 kedudukan teropong yaitu

teropong dalam kedudukan biasa dan luar biasa

iii Pengukuran sudut vertikal dilakukan dari tiap ujung sisi poligon

untuk mereduksi jarak ke jarak horizontal

(f) Jarak

i Jarak antara titik-titik poligon utama diukur dengan jarak ukur

elektromagnetik (EDM) yang mempunyai ketelitian plusmn (5 mm + 3

ppmD)

ii Jarak tersebut diukur 2 kali dari arah yang berlawanan (pulang-

pergi) dan pada tiap arah minimal dilakukan 3 kali pembacaan

iii Jarak horizontal antara titik-titik poligon cabang diukur dengan

menggunakan meteran pegas dan minimal dilakukan

pembacaan 2 kali

(g) Sipat Datar

i Alat ukur yang digunakan adalah waterpass (Wild NAK-2 atau

yang sejenis) Minimal seminggu sekali kemiringan garis bidik

alat ukur sipat datar ini harus diperiksa jika dirasa perlu

kesalahan garis bidik dapat dikoreksikan

8

ii Untuk menentukan beda tinggi antara 2 buah titik yang

berjauhan letaknya rambu ukur harus diletakkan diatas plat

besi atau patok kayu sebagai titik perantara

iii Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo rambu dan kepada

pemegang rambu harus agar diinstruksikan untuk menjaga

rambu tetap vertikal pada saat pengukuran dilakukan

iv Jarak antara alat ukur terhadap rambu tidak boleh melebihi 50

meter

v Jarak antara alat ukur ke rambu belakang dan jarak alat ukur ke

rambu muka diusahakan sama Pada waktu pelaksanaan

perbedaan jumlah jarak ke rambu belakang dan jumlah jarak ke

rambu muka harus tidak lebih dari 5 meter

vi Pembacaan ke rambu dilakukan diantara (02-28) meter dan

ketiga benang dibaca penuh

vii Pengukuran harus dilakukan dengan jumlah slaak genap dan

rambu awal menjadi rambu akhir

viii Semua Bench Mark dan titk-titik tetap lainnya diukur secara

kring tertutup dan merupakan jalur sipat datar utama Pada

tiap seksi (antara 2 pasang Bench Mark) pengukuran dilakukan

dari 2 arah yang berlawanan (pulang-pergi) Jalur pengukuran

pulang dan jalur pengukuran pergi tidak boleh sama

Pengukuran pulang pergi boleh dilakukan oleh pengukur yang

sama atau pengukur yang berbeda

ix Jika disekitar lokasi proyek terdapat titk-titik tetap lainnya yang

telah diketahui ketinggiannya maka jalur pengukuran sipat

datar utama harus melalui titik tetap tersebut dan tetap

dilakukan pulang pergi serta berupa kring tertutup

x Ketelitian pengukuran sipat datar utama adalah 12radick km pada

kring tertutup dimana k adalah panjang jalur dalam satuan km

xi Pengukuran sipat datar cabang dimulai dan diakhiri pada titik-

titik sipat datar utama dengan kata lain kedua ujung jalur sipat

datar cabang terikat pada titik-titik sipat datar utama

9

xii Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20radick km

dimana k adalah jalur satuan km

(h) Situasi

i Jarak diukur dengan menggunakan meteran Untuk daerah

yang relatif datar beda tinggi diukur dengan sipat datar

sedangkan untuk daerah yang curam beda tinggi dapat

ditentukan dengan theodolite (T) Dalam hal ini ketiga benag

harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak yang diukur dengan

pita ukur

ii Kerapatan titik-titik detail situasi adalah tiap spasi (2-25 ) cm

pada bidang datar atau peta yaitu pada setiap

i) (20-25) meter untuk skala 11000

ii) (40-50) meter untuk skala 1 2000

iii) (100-125) meter untuk skala 1 5000

iii Semua titik-titik detail harus ditentukan posisinya ( XYZ)

sehingga dapat digambarkan pada peta situasi seperti

i) Pojok bangunan tetap

ii) Titik penyelidikan tanah

iii) Batas kampung

iv) Detail jalan inspeksi dan perlintasan

v) Dan lain-lain

iv Lebar daerah pengukuran di sekitar jembatan dapat diperbesar

sesuai kebutuhan perencanaan

(i) Contour (Garis Ketinggian)

Contour dapat dilakukan dengan cara interpolasi atau ditentukan

dilapangan setelah posisi horizontal dan ketinggian titik-titik kontrol

di plot

(j) Plotting

i Semua titik-titik kontrol di plot dengan cara plotting koordinat

ii Plotting titik-titik detail situasi dapat dilakukan dengan cara

plotting koordinat dan atau cara grafis dengan argumen sudut

dan jarak datar

10

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 4: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

BAB I PENDAHULUANII LATAR BELAKANG

A Dasar Hukum

a) Undang ndash Undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian

b) Peraturan Pemerintah No 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan

Perkeretaapian

c) Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta

Api

d) Peraturan Menteri No 60 tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api

e) Peraturan-peraturan lainnya yang terkait

B Gambaran Umum

Jalur Kereta api sebagai salah satu jaringan transportasi angkutan darat yang

keberadaannya sudah ada dari tahun 1864 sudah mengalami banyak perubahan dari

segi luas dan penggunaan lahan Hal ini disebabkan oleh berkembangnya Kereta Api

untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang maupun akibat pembangunan

masyarakat di sekitar jalur kereta api

Menurut Undang ndash Undang nomor 23 tahun 2007 pasal 36 yang dimaksud jalur

kereta api meliputi ruang manfaat jalur (RUMAJA) kereta api ruang milik jalur (RUMIJA)

kereta api dan ruang pengawasan jalur (RUWASJA) kereta api

Kondisi saat ini belum tersedia data gambar maupun peta yang menggambarkan

secara detail batasan topografi jenis prasarana dan fasilitas di dalam jaringan jalur

kereta api sehingga menimbulkan kesulitan pada saat ada rencana pengembangan

maupun pemanfaatan lahan di sepanjang jalur kereta api

Sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai revitalisasi perkeretaapian dimana

kereta api menjadi tulang punggung angkutan penumpang dan barang skala nasional

maka diperlukan data yang akurat dan terintegrasi dengan jaringan moda transportasi

yang lain Guna memenuhi kebutuhan data jaringan jalur kereta api maka perlu

dilakukan studi pemetaan jalur kereta api eksisting khususnya yang sudah jalur ganda

1

III MAKSUD DAN TUJUAN

A Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan pemetaan jalur ganda kereta api di lintas ini adalah untuk

menggambarkanmemetakan dan mendata jaringan jalur ganda kereta api dan

utilitasbangunan pelengkap yang ada didalamnya termasuk memberikanmemasang

patok-patok batas RUMAJA dan RUMIJA lengkap dengan buku diskripsi dan

dokumentasi di tiap-tiap patok

B Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan dokumen yang berkualitas baik

yang dapat dijadikan Pedomanreferensi teknis dalam proses perencanaan

pengembanganpeningkatan pembangunan dimasa mendatang

2

IIII LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan Penetapan batas ruang jalur kereta api adalah pada lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang

Gambar I-1 Lokasi Kegiatan

3

IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN

A Kegiatan Survey Sekunder

1 Instansional

a Lingkup dan Ketentuan kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah Pengumpulan data-data yang relevan

dari berbagai pihakinstansi yang terkait untuk mendukung keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

b Ketentuan-ketentuan untuk kegiatan

Dalam Pengumpulan data sekunder minimal konsultan mendapatkan dan atau

memiliki data-data sebagai berikut

(1) Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi

Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar

(2) Peta Ground Kart

(3) Data-data utilitas jembatan dan bangunan pelengkap

(4) Data sungai dan sistem drainase perkotaanwilayah

(5) DatagambarLaporan Akhir dari pekerjaan pembuatan desain yang pernah

dilakukan sebelumnya dan terkait dengan pekerjaan ini

(6) Data-data lain yang terkait dan relevan dalam menunjang keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

Data-data yang diperoleh yang kemudian diolah haruslah representatif

terhadap kondisi dilapangan dan dapat diverivikasi kebenarannya

2 Peninjauan Lapangan (Reconnaissance)

a) Lingkup kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah mengadakan peninjauan

awalpendahuluan ke lapangan untuk mengadakan evaluasi secara visual ke

lokasi

b) Ketentuan kegiatan

Hal-hal yang dilakukan pada kegiatan peninjauan awalpendahuluan minimal

memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut

Survey Topografi awal mencakup

4

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu

dilakukan pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap (BM= Bench Mark) hasil studi terdahulu dan atau BM

yang terdekat dengan lokasilintas yang akan dipetakan

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang

Jalan Kereta Api eksisting

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran topografi survey

jaringan Utilitas serta rencana pemasangan Patok Rumija dan Rumaja

sampai penggambaran

B Kegiatan Survey Primer

(1) Lingkup Kegiatan

Kondisi lokasi yang ada perlu survey secara teliti sehingga dalam pelaksanaan

pekerjaan hal-hal yang menjadi kendala sudah di antisipasi dari berbagai aspek

pelaksanaan

a) Survai topografi meliputi

(1) Penentuan metode pelaksanaan

(2) Penentuan Referensi Pengukuran

(3) Pengukuran situasi

(4) Pengukuran profil memanjang dan melintang

(5) Penentuan titik-titik BM Rumija dan Rumaja

(6) Penggambaran

b) Survey Jaringan Utilitas dan bangunan pelengkap yang berada dalam jalur

kereta api di sepanjang lintas

(2) Ketentuan kegiatan

a) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Geodesi Topografi yang dilakukan

secara lengkap dan sistematis setidaknya meliputi ketentuan-ketentuan

sebagai berikut

(1) Penentuan Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan peralatan digital

otomatis atau di kombinasi dengan peralatan manualPengolahan data

ukur sampai penggambaran dilakukan juga dengan metode digital Dalam

pelaksanaan minimal memperhatikan hal-hal sebagai berikut

5

(a) Titik Kontrol Tanah

i Titik Kontrol Horizontal ditentukan dengan metode pengukuran

poligon Pertama kali pengukuran poligon utama dilakukan di

sepanjang lokasi pekerjaan berupa kring tertutup Untuk

merapatkan jaringan titik kontrol horizontal dapat dilakukan

dengan menggunakan poligon cabang

ii Titik Kontrol Vertikal ditentukan dengan sipat datar

(b) Kerapatan Titik Kontrol

i Kontrol Horizontal

Pada tiap spasi (5-10 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu 1 titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

ii Kontrol Vertikal

Pada tiap spasi (25-5 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

Jalur pengukuran poligon cabang sebaiknya diusahakan berbentuk

garis lurus sehingga penyebaran titik-titik kontrol yang didapatkan

memenuhi batasan diatas

(c) Poligon

i Jalur pengukuran poligon utama dilakukan mengelilingi daerah

survai serta dimulai dan diakhirinya pada titik yang sama (kring

tertutup) Jika disekitar lokasi proyek terdapat titik tetap yang

telah diketahui koordinatnya maka jalur poligon utama harus

melalui titik tetap tersebut dan pengukuran tetap dilakukan

secara kring tertutup

ii Pengukuran poligon cabang dilakukan dengan kedua ujungnya

terikat pada titik-titik poligon utama atau dilakukan secara kring

6

tertutup pada 2 (dua) buah bench mark yang saling kelihatan (sisi

poligon utama)

iii Stasiun pengukuran poligon selain pada titik permanen maupun

semi permanen dapat terbuat dari patok kayu dengan ukuran

minimal sebagai berikut

i) Panjang 40 cm

ii) Penampang (5x7) cm

Sedangkan pada tanah yang lunak diperlukan patok kayu yang

panjang sehingga patok tersebut tidak mudah berubah

kedudukannya setelah ditancapkanPatok kayu ditancapkan

dengan bagian atas menonjol setinggi 10 cm diatas permukaan

tanahUntuk mendefinisikan titik secara pasti pada penampang

patok bagian atas harus dipasang paku

iv Titik-titik poligon diberi nomor dengan huruf dan diikuti oleh

angka Penomoran ini dilakukan dengan memakai cat

v Ketelitian pengukuran poligon utama minimal 00005 cm dan

untuk poligon cabang minimal 0001 cm

(d) Sudut Horizontal

i Sudut horizontal diukur dengan teodolit 1rdquo (Wild T2 atau yang

sejenis)

ii Pembacaan sudut horizontal pada pengkuran poligon utama

dilakukan sebanyak 2 seri ganda sedangkan untuk poligon

cabang sebanyak 1 seri ganda Bacaan 1 seri ganda didefinisikan

sebagai berikut

i) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target muka

ii) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target belakang

Perbedaan maximum sudut-sudut horizontal hasil bacaan

adalah 10rdquo

iii Pengukuran sudut horizontal dalam 2 seri ganda dilakukan

dengan setting awal berbeda yaitu 00 dan 900 Jika dirasa perlu

setting awal dapat dilakukan pada 450 dan 1350 Bagian sekon

cukup di baca sampai angka pasti (bulat)

7

iv Sebelum pembacaan sudut dilakukan gelembung nivo kotak

dan nivo tabung harus diatur dengan teliti

v Untuk memperkecil kesalahan ukuran sudut akibat kesalahan

centering maka perpindahan alat ukur pada titik atau stasiun

pengukuran harus dilakukan dengan metode centering

paksaan

vi Tripod harus dipasang pada tanah yang stabil agar ketelitian

pengukuran terjamin

vii Jalur pengukuran poligon sebaiknya menghindari lokasi yang

sulit sawah dan tanah yang tidak stabil

(e) Sudut Vertikal

i Sudut vertikal diukur dengan menggunakan alat theodolith 1rdquo

(wild T2 atau yang sejenisnya)

ii Pengukuran ini dilakukan dalam 2 kedudukan teropong yaitu

teropong dalam kedudukan biasa dan luar biasa

iii Pengukuran sudut vertikal dilakukan dari tiap ujung sisi poligon

untuk mereduksi jarak ke jarak horizontal

(f) Jarak

i Jarak antara titik-titik poligon utama diukur dengan jarak ukur

elektromagnetik (EDM) yang mempunyai ketelitian plusmn (5 mm + 3

ppmD)

ii Jarak tersebut diukur 2 kali dari arah yang berlawanan (pulang-

pergi) dan pada tiap arah minimal dilakukan 3 kali pembacaan

iii Jarak horizontal antara titik-titik poligon cabang diukur dengan

menggunakan meteran pegas dan minimal dilakukan

pembacaan 2 kali

(g) Sipat Datar

i Alat ukur yang digunakan adalah waterpass (Wild NAK-2 atau

yang sejenis) Minimal seminggu sekali kemiringan garis bidik

alat ukur sipat datar ini harus diperiksa jika dirasa perlu

kesalahan garis bidik dapat dikoreksikan

8

ii Untuk menentukan beda tinggi antara 2 buah titik yang

berjauhan letaknya rambu ukur harus diletakkan diatas plat

besi atau patok kayu sebagai titik perantara

iii Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo rambu dan kepada

pemegang rambu harus agar diinstruksikan untuk menjaga

rambu tetap vertikal pada saat pengukuran dilakukan

iv Jarak antara alat ukur terhadap rambu tidak boleh melebihi 50

meter

v Jarak antara alat ukur ke rambu belakang dan jarak alat ukur ke

rambu muka diusahakan sama Pada waktu pelaksanaan

perbedaan jumlah jarak ke rambu belakang dan jumlah jarak ke

rambu muka harus tidak lebih dari 5 meter

vi Pembacaan ke rambu dilakukan diantara (02-28) meter dan

ketiga benang dibaca penuh

vii Pengukuran harus dilakukan dengan jumlah slaak genap dan

rambu awal menjadi rambu akhir

viii Semua Bench Mark dan titk-titik tetap lainnya diukur secara

kring tertutup dan merupakan jalur sipat datar utama Pada

tiap seksi (antara 2 pasang Bench Mark) pengukuran dilakukan

dari 2 arah yang berlawanan (pulang-pergi) Jalur pengukuran

pulang dan jalur pengukuran pergi tidak boleh sama

Pengukuran pulang pergi boleh dilakukan oleh pengukur yang

sama atau pengukur yang berbeda

ix Jika disekitar lokasi proyek terdapat titk-titik tetap lainnya yang

telah diketahui ketinggiannya maka jalur pengukuran sipat

datar utama harus melalui titik tetap tersebut dan tetap

dilakukan pulang pergi serta berupa kring tertutup

x Ketelitian pengukuran sipat datar utama adalah 12radick km pada

kring tertutup dimana k adalah panjang jalur dalam satuan km

xi Pengukuran sipat datar cabang dimulai dan diakhiri pada titik-

titik sipat datar utama dengan kata lain kedua ujung jalur sipat

datar cabang terikat pada titik-titik sipat datar utama

9

xii Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20radick km

dimana k adalah jalur satuan km

(h) Situasi

i Jarak diukur dengan menggunakan meteran Untuk daerah

yang relatif datar beda tinggi diukur dengan sipat datar

sedangkan untuk daerah yang curam beda tinggi dapat

ditentukan dengan theodolite (T) Dalam hal ini ketiga benag

harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak yang diukur dengan

pita ukur

ii Kerapatan titik-titik detail situasi adalah tiap spasi (2-25 ) cm

pada bidang datar atau peta yaitu pada setiap

i) (20-25) meter untuk skala 11000

ii) (40-50) meter untuk skala 1 2000

iii) (100-125) meter untuk skala 1 5000

iii Semua titik-titik detail harus ditentukan posisinya ( XYZ)

sehingga dapat digambarkan pada peta situasi seperti

i) Pojok bangunan tetap

ii) Titik penyelidikan tanah

iii) Batas kampung

iv) Detail jalan inspeksi dan perlintasan

v) Dan lain-lain

iv Lebar daerah pengukuran di sekitar jembatan dapat diperbesar

sesuai kebutuhan perencanaan

(i) Contour (Garis Ketinggian)

Contour dapat dilakukan dengan cara interpolasi atau ditentukan

dilapangan setelah posisi horizontal dan ketinggian titik-titik kontrol

di plot

(j) Plotting

i Semua titik-titik kontrol di plot dengan cara plotting koordinat

ii Plotting titik-titik detail situasi dapat dilakukan dengan cara

plotting koordinat dan atau cara grafis dengan argumen sudut

dan jarak datar

10

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 5: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

III MAKSUD DAN TUJUAN

A Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan pemetaan jalur ganda kereta api di lintas ini adalah untuk

menggambarkanmemetakan dan mendata jaringan jalur ganda kereta api dan

utilitasbangunan pelengkap yang ada didalamnya termasuk memberikanmemasang

patok-patok batas RUMAJA dan RUMIJA lengkap dengan buku diskripsi dan

dokumentasi di tiap-tiap patok

B Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan dokumen yang berkualitas baik

yang dapat dijadikan Pedomanreferensi teknis dalam proses perencanaan

pengembanganpeningkatan pembangunan dimasa mendatang

2

IIII LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan Penetapan batas ruang jalur kereta api adalah pada lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang

Gambar I-1 Lokasi Kegiatan

3

IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN

A Kegiatan Survey Sekunder

1 Instansional

a Lingkup dan Ketentuan kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah Pengumpulan data-data yang relevan

dari berbagai pihakinstansi yang terkait untuk mendukung keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

b Ketentuan-ketentuan untuk kegiatan

Dalam Pengumpulan data sekunder minimal konsultan mendapatkan dan atau

memiliki data-data sebagai berikut

(1) Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi

Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar

(2) Peta Ground Kart

(3) Data-data utilitas jembatan dan bangunan pelengkap

(4) Data sungai dan sistem drainase perkotaanwilayah

(5) DatagambarLaporan Akhir dari pekerjaan pembuatan desain yang pernah

dilakukan sebelumnya dan terkait dengan pekerjaan ini

(6) Data-data lain yang terkait dan relevan dalam menunjang keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

Data-data yang diperoleh yang kemudian diolah haruslah representatif

terhadap kondisi dilapangan dan dapat diverivikasi kebenarannya

2 Peninjauan Lapangan (Reconnaissance)

a) Lingkup kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah mengadakan peninjauan

awalpendahuluan ke lapangan untuk mengadakan evaluasi secara visual ke

lokasi

b) Ketentuan kegiatan

Hal-hal yang dilakukan pada kegiatan peninjauan awalpendahuluan minimal

memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut

Survey Topografi awal mencakup

4

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu

dilakukan pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap (BM= Bench Mark) hasil studi terdahulu dan atau BM

yang terdekat dengan lokasilintas yang akan dipetakan

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang

Jalan Kereta Api eksisting

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran topografi survey

jaringan Utilitas serta rencana pemasangan Patok Rumija dan Rumaja

sampai penggambaran

B Kegiatan Survey Primer

(1) Lingkup Kegiatan

Kondisi lokasi yang ada perlu survey secara teliti sehingga dalam pelaksanaan

pekerjaan hal-hal yang menjadi kendala sudah di antisipasi dari berbagai aspek

pelaksanaan

a) Survai topografi meliputi

(1) Penentuan metode pelaksanaan

(2) Penentuan Referensi Pengukuran

(3) Pengukuran situasi

(4) Pengukuran profil memanjang dan melintang

(5) Penentuan titik-titik BM Rumija dan Rumaja

(6) Penggambaran

b) Survey Jaringan Utilitas dan bangunan pelengkap yang berada dalam jalur

kereta api di sepanjang lintas

(2) Ketentuan kegiatan

a) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Geodesi Topografi yang dilakukan

secara lengkap dan sistematis setidaknya meliputi ketentuan-ketentuan

sebagai berikut

(1) Penentuan Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan peralatan digital

otomatis atau di kombinasi dengan peralatan manualPengolahan data

ukur sampai penggambaran dilakukan juga dengan metode digital Dalam

pelaksanaan minimal memperhatikan hal-hal sebagai berikut

5

(a) Titik Kontrol Tanah

i Titik Kontrol Horizontal ditentukan dengan metode pengukuran

poligon Pertama kali pengukuran poligon utama dilakukan di

sepanjang lokasi pekerjaan berupa kring tertutup Untuk

merapatkan jaringan titik kontrol horizontal dapat dilakukan

dengan menggunakan poligon cabang

ii Titik Kontrol Vertikal ditentukan dengan sipat datar

(b) Kerapatan Titik Kontrol

i Kontrol Horizontal

Pada tiap spasi (5-10 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu 1 titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

ii Kontrol Vertikal

Pada tiap spasi (25-5 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

Jalur pengukuran poligon cabang sebaiknya diusahakan berbentuk

garis lurus sehingga penyebaran titik-titik kontrol yang didapatkan

memenuhi batasan diatas

(c) Poligon

i Jalur pengukuran poligon utama dilakukan mengelilingi daerah

survai serta dimulai dan diakhirinya pada titik yang sama (kring

tertutup) Jika disekitar lokasi proyek terdapat titik tetap yang

telah diketahui koordinatnya maka jalur poligon utama harus

melalui titik tetap tersebut dan pengukuran tetap dilakukan

secara kring tertutup

ii Pengukuran poligon cabang dilakukan dengan kedua ujungnya

terikat pada titik-titik poligon utama atau dilakukan secara kring

6

tertutup pada 2 (dua) buah bench mark yang saling kelihatan (sisi

poligon utama)

iii Stasiun pengukuran poligon selain pada titik permanen maupun

semi permanen dapat terbuat dari patok kayu dengan ukuran

minimal sebagai berikut

i) Panjang 40 cm

ii) Penampang (5x7) cm

Sedangkan pada tanah yang lunak diperlukan patok kayu yang

panjang sehingga patok tersebut tidak mudah berubah

kedudukannya setelah ditancapkanPatok kayu ditancapkan

dengan bagian atas menonjol setinggi 10 cm diatas permukaan

tanahUntuk mendefinisikan titik secara pasti pada penampang

patok bagian atas harus dipasang paku

iv Titik-titik poligon diberi nomor dengan huruf dan diikuti oleh

angka Penomoran ini dilakukan dengan memakai cat

v Ketelitian pengukuran poligon utama minimal 00005 cm dan

untuk poligon cabang minimal 0001 cm

(d) Sudut Horizontal

i Sudut horizontal diukur dengan teodolit 1rdquo (Wild T2 atau yang

sejenis)

ii Pembacaan sudut horizontal pada pengkuran poligon utama

dilakukan sebanyak 2 seri ganda sedangkan untuk poligon

cabang sebanyak 1 seri ganda Bacaan 1 seri ganda didefinisikan

sebagai berikut

i) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target muka

ii) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target belakang

Perbedaan maximum sudut-sudut horizontal hasil bacaan

adalah 10rdquo

iii Pengukuran sudut horizontal dalam 2 seri ganda dilakukan

dengan setting awal berbeda yaitu 00 dan 900 Jika dirasa perlu

setting awal dapat dilakukan pada 450 dan 1350 Bagian sekon

cukup di baca sampai angka pasti (bulat)

7

iv Sebelum pembacaan sudut dilakukan gelembung nivo kotak

dan nivo tabung harus diatur dengan teliti

v Untuk memperkecil kesalahan ukuran sudut akibat kesalahan

centering maka perpindahan alat ukur pada titik atau stasiun

pengukuran harus dilakukan dengan metode centering

paksaan

vi Tripod harus dipasang pada tanah yang stabil agar ketelitian

pengukuran terjamin

vii Jalur pengukuran poligon sebaiknya menghindari lokasi yang

sulit sawah dan tanah yang tidak stabil

(e) Sudut Vertikal

i Sudut vertikal diukur dengan menggunakan alat theodolith 1rdquo

(wild T2 atau yang sejenisnya)

ii Pengukuran ini dilakukan dalam 2 kedudukan teropong yaitu

teropong dalam kedudukan biasa dan luar biasa

iii Pengukuran sudut vertikal dilakukan dari tiap ujung sisi poligon

untuk mereduksi jarak ke jarak horizontal

(f) Jarak

i Jarak antara titik-titik poligon utama diukur dengan jarak ukur

elektromagnetik (EDM) yang mempunyai ketelitian plusmn (5 mm + 3

ppmD)

ii Jarak tersebut diukur 2 kali dari arah yang berlawanan (pulang-

pergi) dan pada tiap arah minimal dilakukan 3 kali pembacaan

iii Jarak horizontal antara titik-titik poligon cabang diukur dengan

menggunakan meteran pegas dan minimal dilakukan

pembacaan 2 kali

(g) Sipat Datar

i Alat ukur yang digunakan adalah waterpass (Wild NAK-2 atau

yang sejenis) Minimal seminggu sekali kemiringan garis bidik

alat ukur sipat datar ini harus diperiksa jika dirasa perlu

kesalahan garis bidik dapat dikoreksikan

8

ii Untuk menentukan beda tinggi antara 2 buah titik yang

berjauhan letaknya rambu ukur harus diletakkan diatas plat

besi atau patok kayu sebagai titik perantara

iii Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo rambu dan kepada

pemegang rambu harus agar diinstruksikan untuk menjaga

rambu tetap vertikal pada saat pengukuran dilakukan

iv Jarak antara alat ukur terhadap rambu tidak boleh melebihi 50

meter

v Jarak antara alat ukur ke rambu belakang dan jarak alat ukur ke

rambu muka diusahakan sama Pada waktu pelaksanaan

perbedaan jumlah jarak ke rambu belakang dan jumlah jarak ke

rambu muka harus tidak lebih dari 5 meter

vi Pembacaan ke rambu dilakukan diantara (02-28) meter dan

ketiga benang dibaca penuh

vii Pengukuran harus dilakukan dengan jumlah slaak genap dan

rambu awal menjadi rambu akhir

viii Semua Bench Mark dan titk-titik tetap lainnya diukur secara

kring tertutup dan merupakan jalur sipat datar utama Pada

tiap seksi (antara 2 pasang Bench Mark) pengukuran dilakukan

dari 2 arah yang berlawanan (pulang-pergi) Jalur pengukuran

pulang dan jalur pengukuran pergi tidak boleh sama

Pengukuran pulang pergi boleh dilakukan oleh pengukur yang

sama atau pengukur yang berbeda

ix Jika disekitar lokasi proyek terdapat titk-titik tetap lainnya yang

telah diketahui ketinggiannya maka jalur pengukuran sipat

datar utama harus melalui titik tetap tersebut dan tetap

dilakukan pulang pergi serta berupa kring tertutup

x Ketelitian pengukuran sipat datar utama adalah 12radick km pada

kring tertutup dimana k adalah panjang jalur dalam satuan km

xi Pengukuran sipat datar cabang dimulai dan diakhiri pada titik-

titik sipat datar utama dengan kata lain kedua ujung jalur sipat

datar cabang terikat pada titik-titik sipat datar utama

9

xii Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20radick km

dimana k adalah jalur satuan km

(h) Situasi

i Jarak diukur dengan menggunakan meteran Untuk daerah

yang relatif datar beda tinggi diukur dengan sipat datar

sedangkan untuk daerah yang curam beda tinggi dapat

ditentukan dengan theodolite (T) Dalam hal ini ketiga benag

harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak yang diukur dengan

pita ukur

ii Kerapatan titik-titik detail situasi adalah tiap spasi (2-25 ) cm

pada bidang datar atau peta yaitu pada setiap

i) (20-25) meter untuk skala 11000

ii) (40-50) meter untuk skala 1 2000

iii) (100-125) meter untuk skala 1 5000

iii Semua titik-titik detail harus ditentukan posisinya ( XYZ)

sehingga dapat digambarkan pada peta situasi seperti

i) Pojok bangunan tetap

ii) Titik penyelidikan tanah

iii) Batas kampung

iv) Detail jalan inspeksi dan perlintasan

v) Dan lain-lain

iv Lebar daerah pengukuran di sekitar jembatan dapat diperbesar

sesuai kebutuhan perencanaan

(i) Contour (Garis Ketinggian)

Contour dapat dilakukan dengan cara interpolasi atau ditentukan

dilapangan setelah posisi horizontal dan ketinggian titik-titik kontrol

di plot

(j) Plotting

i Semua titik-titik kontrol di plot dengan cara plotting koordinat

ii Plotting titik-titik detail situasi dapat dilakukan dengan cara

plotting koordinat dan atau cara grafis dengan argumen sudut

dan jarak datar

10

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 6: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

IIII LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan Penetapan batas ruang jalur kereta api adalah pada lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang

Gambar I-1 Lokasi Kegiatan

3

IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN

A Kegiatan Survey Sekunder

1 Instansional

a Lingkup dan Ketentuan kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah Pengumpulan data-data yang relevan

dari berbagai pihakinstansi yang terkait untuk mendukung keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

b Ketentuan-ketentuan untuk kegiatan

Dalam Pengumpulan data sekunder minimal konsultan mendapatkan dan atau

memiliki data-data sebagai berikut

(1) Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi

Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar

(2) Peta Ground Kart

(3) Data-data utilitas jembatan dan bangunan pelengkap

(4) Data sungai dan sistem drainase perkotaanwilayah

(5) DatagambarLaporan Akhir dari pekerjaan pembuatan desain yang pernah

dilakukan sebelumnya dan terkait dengan pekerjaan ini

(6) Data-data lain yang terkait dan relevan dalam menunjang keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

Data-data yang diperoleh yang kemudian diolah haruslah representatif

terhadap kondisi dilapangan dan dapat diverivikasi kebenarannya

2 Peninjauan Lapangan (Reconnaissance)

a) Lingkup kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah mengadakan peninjauan

awalpendahuluan ke lapangan untuk mengadakan evaluasi secara visual ke

lokasi

b) Ketentuan kegiatan

Hal-hal yang dilakukan pada kegiatan peninjauan awalpendahuluan minimal

memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut

Survey Topografi awal mencakup

4

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu

dilakukan pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap (BM= Bench Mark) hasil studi terdahulu dan atau BM

yang terdekat dengan lokasilintas yang akan dipetakan

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang

Jalan Kereta Api eksisting

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran topografi survey

jaringan Utilitas serta rencana pemasangan Patok Rumija dan Rumaja

sampai penggambaran

B Kegiatan Survey Primer

(1) Lingkup Kegiatan

Kondisi lokasi yang ada perlu survey secara teliti sehingga dalam pelaksanaan

pekerjaan hal-hal yang menjadi kendala sudah di antisipasi dari berbagai aspek

pelaksanaan

a) Survai topografi meliputi

(1) Penentuan metode pelaksanaan

(2) Penentuan Referensi Pengukuran

(3) Pengukuran situasi

(4) Pengukuran profil memanjang dan melintang

(5) Penentuan titik-titik BM Rumija dan Rumaja

(6) Penggambaran

b) Survey Jaringan Utilitas dan bangunan pelengkap yang berada dalam jalur

kereta api di sepanjang lintas

(2) Ketentuan kegiatan

a) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Geodesi Topografi yang dilakukan

secara lengkap dan sistematis setidaknya meliputi ketentuan-ketentuan

sebagai berikut

(1) Penentuan Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan peralatan digital

otomatis atau di kombinasi dengan peralatan manualPengolahan data

ukur sampai penggambaran dilakukan juga dengan metode digital Dalam

pelaksanaan minimal memperhatikan hal-hal sebagai berikut

5

(a) Titik Kontrol Tanah

i Titik Kontrol Horizontal ditentukan dengan metode pengukuran

poligon Pertama kali pengukuran poligon utama dilakukan di

sepanjang lokasi pekerjaan berupa kring tertutup Untuk

merapatkan jaringan titik kontrol horizontal dapat dilakukan

dengan menggunakan poligon cabang

ii Titik Kontrol Vertikal ditentukan dengan sipat datar

(b) Kerapatan Titik Kontrol

i Kontrol Horizontal

Pada tiap spasi (5-10 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu 1 titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

ii Kontrol Vertikal

Pada tiap spasi (25-5 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

Jalur pengukuran poligon cabang sebaiknya diusahakan berbentuk

garis lurus sehingga penyebaran titik-titik kontrol yang didapatkan

memenuhi batasan diatas

(c) Poligon

i Jalur pengukuran poligon utama dilakukan mengelilingi daerah

survai serta dimulai dan diakhirinya pada titik yang sama (kring

tertutup) Jika disekitar lokasi proyek terdapat titik tetap yang

telah diketahui koordinatnya maka jalur poligon utama harus

melalui titik tetap tersebut dan pengukuran tetap dilakukan

secara kring tertutup

ii Pengukuran poligon cabang dilakukan dengan kedua ujungnya

terikat pada titik-titik poligon utama atau dilakukan secara kring

6

tertutup pada 2 (dua) buah bench mark yang saling kelihatan (sisi

poligon utama)

iii Stasiun pengukuran poligon selain pada titik permanen maupun

semi permanen dapat terbuat dari patok kayu dengan ukuran

minimal sebagai berikut

i) Panjang 40 cm

ii) Penampang (5x7) cm

Sedangkan pada tanah yang lunak diperlukan patok kayu yang

panjang sehingga patok tersebut tidak mudah berubah

kedudukannya setelah ditancapkanPatok kayu ditancapkan

dengan bagian atas menonjol setinggi 10 cm diatas permukaan

tanahUntuk mendefinisikan titik secara pasti pada penampang

patok bagian atas harus dipasang paku

iv Titik-titik poligon diberi nomor dengan huruf dan diikuti oleh

angka Penomoran ini dilakukan dengan memakai cat

v Ketelitian pengukuran poligon utama minimal 00005 cm dan

untuk poligon cabang minimal 0001 cm

(d) Sudut Horizontal

i Sudut horizontal diukur dengan teodolit 1rdquo (Wild T2 atau yang

sejenis)

ii Pembacaan sudut horizontal pada pengkuran poligon utama

dilakukan sebanyak 2 seri ganda sedangkan untuk poligon

cabang sebanyak 1 seri ganda Bacaan 1 seri ganda didefinisikan

sebagai berikut

i) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target muka

ii) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target belakang

Perbedaan maximum sudut-sudut horizontal hasil bacaan

adalah 10rdquo

iii Pengukuran sudut horizontal dalam 2 seri ganda dilakukan

dengan setting awal berbeda yaitu 00 dan 900 Jika dirasa perlu

setting awal dapat dilakukan pada 450 dan 1350 Bagian sekon

cukup di baca sampai angka pasti (bulat)

7

iv Sebelum pembacaan sudut dilakukan gelembung nivo kotak

dan nivo tabung harus diatur dengan teliti

v Untuk memperkecil kesalahan ukuran sudut akibat kesalahan

centering maka perpindahan alat ukur pada titik atau stasiun

pengukuran harus dilakukan dengan metode centering

paksaan

vi Tripod harus dipasang pada tanah yang stabil agar ketelitian

pengukuran terjamin

vii Jalur pengukuran poligon sebaiknya menghindari lokasi yang

sulit sawah dan tanah yang tidak stabil

(e) Sudut Vertikal

i Sudut vertikal diukur dengan menggunakan alat theodolith 1rdquo

(wild T2 atau yang sejenisnya)

ii Pengukuran ini dilakukan dalam 2 kedudukan teropong yaitu

teropong dalam kedudukan biasa dan luar biasa

iii Pengukuran sudut vertikal dilakukan dari tiap ujung sisi poligon

untuk mereduksi jarak ke jarak horizontal

(f) Jarak

i Jarak antara titik-titik poligon utama diukur dengan jarak ukur

elektromagnetik (EDM) yang mempunyai ketelitian plusmn (5 mm + 3

ppmD)

ii Jarak tersebut diukur 2 kali dari arah yang berlawanan (pulang-

pergi) dan pada tiap arah minimal dilakukan 3 kali pembacaan

iii Jarak horizontal antara titik-titik poligon cabang diukur dengan

menggunakan meteran pegas dan minimal dilakukan

pembacaan 2 kali

(g) Sipat Datar

i Alat ukur yang digunakan adalah waterpass (Wild NAK-2 atau

yang sejenis) Minimal seminggu sekali kemiringan garis bidik

alat ukur sipat datar ini harus diperiksa jika dirasa perlu

kesalahan garis bidik dapat dikoreksikan

8

ii Untuk menentukan beda tinggi antara 2 buah titik yang

berjauhan letaknya rambu ukur harus diletakkan diatas plat

besi atau patok kayu sebagai titik perantara

iii Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo rambu dan kepada

pemegang rambu harus agar diinstruksikan untuk menjaga

rambu tetap vertikal pada saat pengukuran dilakukan

iv Jarak antara alat ukur terhadap rambu tidak boleh melebihi 50

meter

v Jarak antara alat ukur ke rambu belakang dan jarak alat ukur ke

rambu muka diusahakan sama Pada waktu pelaksanaan

perbedaan jumlah jarak ke rambu belakang dan jumlah jarak ke

rambu muka harus tidak lebih dari 5 meter

vi Pembacaan ke rambu dilakukan diantara (02-28) meter dan

ketiga benang dibaca penuh

vii Pengukuran harus dilakukan dengan jumlah slaak genap dan

rambu awal menjadi rambu akhir

viii Semua Bench Mark dan titk-titik tetap lainnya diukur secara

kring tertutup dan merupakan jalur sipat datar utama Pada

tiap seksi (antara 2 pasang Bench Mark) pengukuran dilakukan

dari 2 arah yang berlawanan (pulang-pergi) Jalur pengukuran

pulang dan jalur pengukuran pergi tidak boleh sama

Pengukuran pulang pergi boleh dilakukan oleh pengukur yang

sama atau pengukur yang berbeda

ix Jika disekitar lokasi proyek terdapat titk-titik tetap lainnya yang

telah diketahui ketinggiannya maka jalur pengukuran sipat

datar utama harus melalui titik tetap tersebut dan tetap

dilakukan pulang pergi serta berupa kring tertutup

x Ketelitian pengukuran sipat datar utama adalah 12radick km pada

kring tertutup dimana k adalah panjang jalur dalam satuan km

xi Pengukuran sipat datar cabang dimulai dan diakhiri pada titik-

titik sipat datar utama dengan kata lain kedua ujung jalur sipat

datar cabang terikat pada titik-titik sipat datar utama

9

xii Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20radick km

dimana k adalah jalur satuan km

(h) Situasi

i Jarak diukur dengan menggunakan meteran Untuk daerah

yang relatif datar beda tinggi diukur dengan sipat datar

sedangkan untuk daerah yang curam beda tinggi dapat

ditentukan dengan theodolite (T) Dalam hal ini ketiga benag

harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak yang diukur dengan

pita ukur

ii Kerapatan titik-titik detail situasi adalah tiap spasi (2-25 ) cm

pada bidang datar atau peta yaitu pada setiap

i) (20-25) meter untuk skala 11000

ii) (40-50) meter untuk skala 1 2000

iii) (100-125) meter untuk skala 1 5000

iii Semua titik-titik detail harus ditentukan posisinya ( XYZ)

sehingga dapat digambarkan pada peta situasi seperti

i) Pojok bangunan tetap

ii) Titik penyelidikan tanah

iii) Batas kampung

iv) Detail jalan inspeksi dan perlintasan

v) Dan lain-lain

iv Lebar daerah pengukuran di sekitar jembatan dapat diperbesar

sesuai kebutuhan perencanaan

(i) Contour (Garis Ketinggian)

Contour dapat dilakukan dengan cara interpolasi atau ditentukan

dilapangan setelah posisi horizontal dan ketinggian titik-titik kontrol

di plot

(j) Plotting

i Semua titik-titik kontrol di plot dengan cara plotting koordinat

ii Plotting titik-titik detail situasi dapat dilakukan dengan cara

plotting koordinat dan atau cara grafis dengan argumen sudut

dan jarak datar

10

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 7: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN

A Kegiatan Survey Sekunder

1 Instansional

a Lingkup dan Ketentuan kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah Pengumpulan data-data yang relevan

dari berbagai pihakinstansi yang terkait untuk mendukung keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

b Ketentuan-ketentuan untuk kegiatan

Dalam Pengumpulan data sekunder minimal konsultan mendapatkan dan atau

memiliki data-data sebagai berikut

(1) Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi

Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar

(2) Peta Ground Kart

(3) Data-data utilitas jembatan dan bangunan pelengkap

(4) Data sungai dan sistem drainase perkotaanwilayah

(5) DatagambarLaporan Akhir dari pekerjaan pembuatan desain yang pernah

dilakukan sebelumnya dan terkait dengan pekerjaan ini

(6) Data-data lain yang terkait dan relevan dalam menunjang keberhasilan

pelaksanaan kegiatan ini

Data-data yang diperoleh yang kemudian diolah haruslah representatif

terhadap kondisi dilapangan dan dapat diverivikasi kebenarannya

2 Peninjauan Lapangan (Reconnaissance)

a) Lingkup kegiatan

Adapun lingkup dari kegiatan ini adalah mengadakan peninjauan

awalpendahuluan ke lapangan untuk mengadakan evaluasi secara visual ke

lokasi

b) Ketentuan kegiatan

Hal-hal yang dilakukan pada kegiatan peninjauan awalpendahuluan minimal

memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut

Survey Topografi awal mencakup

4

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu

dilakukan pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap (BM= Bench Mark) hasil studi terdahulu dan atau BM

yang terdekat dengan lokasilintas yang akan dipetakan

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang

Jalan Kereta Api eksisting

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran topografi survey

jaringan Utilitas serta rencana pemasangan Patok Rumija dan Rumaja

sampai penggambaran

B Kegiatan Survey Primer

(1) Lingkup Kegiatan

Kondisi lokasi yang ada perlu survey secara teliti sehingga dalam pelaksanaan

pekerjaan hal-hal yang menjadi kendala sudah di antisipasi dari berbagai aspek

pelaksanaan

a) Survai topografi meliputi

(1) Penentuan metode pelaksanaan

(2) Penentuan Referensi Pengukuran

(3) Pengukuran situasi

(4) Pengukuran profil memanjang dan melintang

(5) Penentuan titik-titik BM Rumija dan Rumaja

(6) Penggambaran

b) Survey Jaringan Utilitas dan bangunan pelengkap yang berada dalam jalur

kereta api di sepanjang lintas

(2) Ketentuan kegiatan

a) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Geodesi Topografi yang dilakukan

secara lengkap dan sistematis setidaknya meliputi ketentuan-ketentuan

sebagai berikut

(1) Penentuan Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan peralatan digital

otomatis atau di kombinasi dengan peralatan manualPengolahan data

ukur sampai penggambaran dilakukan juga dengan metode digital Dalam

pelaksanaan minimal memperhatikan hal-hal sebagai berikut

5

(a) Titik Kontrol Tanah

i Titik Kontrol Horizontal ditentukan dengan metode pengukuran

poligon Pertama kali pengukuran poligon utama dilakukan di

sepanjang lokasi pekerjaan berupa kring tertutup Untuk

merapatkan jaringan titik kontrol horizontal dapat dilakukan

dengan menggunakan poligon cabang

ii Titik Kontrol Vertikal ditentukan dengan sipat datar

(b) Kerapatan Titik Kontrol

i Kontrol Horizontal

Pada tiap spasi (5-10 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu 1 titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

ii Kontrol Vertikal

Pada tiap spasi (25-5 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

Jalur pengukuran poligon cabang sebaiknya diusahakan berbentuk

garis lurus sehingga penyebaran titik-titik kontrol yang didapatkan

memenuhi batasan diatas

(c) Poligon

i Jalur pengukuran poligon utama dilakukan mengelilingi daerah

survai serta dimulai dan diakhirinya pada titik yang sama (kring

tertutup) Jika disekitar lokasi proyek terdapat titik tetap yang

telah diketahui koordinatnya maka jalur poligon utama harus

melalui titik tetap tersebut dan pengukuran tetap dilakukan

secara kring tertutup

ii Pengukuran poligon cabang dilakukan dengan kedua ujungnya

terikat pada titik-titik poligon utama atau dilakukan secara kring

6

tertutup pada 2 (dua) buah bench mark yang saling kelihatan (sisi

poligon utama)

iii Stasiun pengukuran poligon selain pada titik permanen maupun

semi permanen dapat terbuat dari patok kayu dengan ukuran

minimal sebagai berikut

i) Panjang 40 cm

ii) Penampang (5x7) cm

Sedangkan pada tanah yang lunak diperlukan patok kayu yang

panjang sehingga patok tersebut tidak mudah berubah

kedudukannya setelah ditancapkanPatok kayu ditancapkan

dengan bagian atas menonjol setinggi 10 cm diatas permukaan

tanahUntuk mendefinisikan titik secara pasti pada penampang

patok bagian atas harus dipasang paku

iv Titik-titik poligon diberi nomor dengan huruf dan diikuti oleh

angka Penomoran ini dilakukan dengan memakai cat

v Ketelitian pengukuran poligon utama minimal 00005 cm dan

untuk poligon cabang minimal 0001 cm

(d) Sudut Horizontal

i Sudut horizontal diukur dengan teodolit 1rdquo (Wild T2 atau yang

sejenis)

ii Pembacaan sudut horizontal pada pengkuran poligon utama

dilakukan sebanyak 2 seri ganda sedangkan untuk poligon

cabang sebanyak 1 seri ganda Bacaan 1 seri ganda didefinisikan

sebagai berikut

i) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target muka

ii) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target belakang

Perbedaan maximum sudut-sudut horizontal hasil bacaan

adalah 10rdquo

iii Pengukuran sudut horizontal dalam 2 seri ganda dilakukan

dengan setting awal berbeda yaitu 00 dan 900 Jika dirasa perlu

setting awal dapat dilakukan pada 450 dan 1350 Bagian sekon

cukup di baca sampai angka pasti (bulat)

7

iv Sebelum pembacaan sudut dilakukan gelembung nivo kotak

dan nivo tabung harus diatur dengan teliti

v Untuk memperkecil kesalahan ukuran sudut akibat kesalahan

centering maka perpindahan alat ukur pada titik atau stasiun

pengukuran harus dilakukan dengan metode centering

paksaan

vi Tripod harus dipasang pada tanah yang stabil agar ketelitian

pengukuran terjamin

vii Jalur pengukuran poligon sebaiknya menghindari lokasi yang

sulit sawah dan tanah yang tidak stabil

(e) Sudut Vertikal

i Sudut vertikal diukur dengan menggunakan alat theodolith 1rdquo

(wild T2 atau yang sejenisnya)

ii Pengukuran ini dilakukan dalam 2 kedudukan teropong yaitu

teropong dalam kedudukan biasa dan luar biasa

iii Pengukuran sudut vertikal dilakukan dari tiap ujung sisi poligon

untuk mereduksi jarak ke jarak horizontal

(f) Jarak

i Jarak antara titik-titik poligon utama diukur dengan jarak ukur

elektromagnetik (EDM) yang mempunyai ketelitian plusmn (5 mm + 3

ppmD)

ii Jarak tersebut diukur 2 kali dari arah yang berlawanan (pulang-

pergi) dan pada tiap arah minimal dilakukan 3 kali pembacaan

iii Jarak horizontal antara titik-titik poligon cabang diukur dengan

menggunakan meteran pegas dan minimal dilakukan

pembacaan 2 kali

(g) Sipat Datar

i Alat ukur yang digunakan adalah waterpass (Wild NAK-2 atau

yang sejenis) Minimal seminggu sekali kemiringan garis bidik

alat ukur sipat datar ini harus diperiksa jika dirasa perlu

kesalahan garis bidik dapat dikoreksikan

8

ii Untuk menentukan beda tinggi antara 2 buah titik yang

berjauhan letaknya rambu ukur harus diletakkan diatas plat

besi atau patok kayu sebagai titik perantara

iii Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo rambu dan kepada

pemegang rambu harus agar diinstruksikan untuk menjaga

rambu tetap vertikal pada saat pengukuran dilakukan

iv Jarak antara alat ukur terhadap rambu tidak boleh melebihi 50

meter

v Jarak antara alat ukur ke rambu belakang dan jarak alat ukur ke

rambu muka diusahakan sama Pada waktu pelaksanaan

perbedaan jumlah jarak ke rambu belakang dan jumlah jarak ke

rambu muka harus tidak lebih dari 5 meter

vi Pembacaan ke rambu dilakukan diantara (02-28) meter dan

ketiga benang dibaca penuh

vii Pengukuran harus dilakukan dengan jumlah slaak genap dan

rambu awal menjadi rambu akhir

viii Semua Bench Mark dan titk-titik tetap lainnya diukur secara

kring tertutup dan merupakan jalur sipat datar utama Pada

tiap seksi (antara 2 pasang Bench Mark) pengukuran dilakukan

dari 2 arah yang berlawanan (pulang-pergi) Jalur pengukuran

pulang dan jalur pengukuran pergi tidak boleh sama

Pengukuran pulang pergi boleh dilakukan oleh pengukur yang

sama atau pengukur yang berbeda

ix Jika disekitar lokasi proyek terdapat titk-titik tetap lainnya yang

telah diketahui ketinggiannya maka jalur pengukuran sipat

datar utama harus melalui titik tetap tersebut dan tetap

dilakukan pulang pergi serta berupa kring tertutup

x Ketelitian pengukuran sipat datar utama adalah 12radick km pada

kring tertutup dimana k adalah panjang jalur dalam satuan km

xi Pengukuran sipat datar cabang dimulai dan diakhiri pada titik-

titik sipat datar utama dengan kata lain kedua ujung jalur sipat

datar cabang terikat pada titik-titik sipat datar utama

9

xii Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20radick km

dimana k adalah jalur satuan km

(h) Situasi

i Jarak diukur dengan menggunakan meteran Untuk daerah

yang relatif datar beda tinggi diukur dengan sipat datar

sedangkan untuk daerah yang curam beda tinggi dapat

ditentukan dengan theodolite (T) Dalam hal ini ketiga benag

harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak yang diukur dengan

pita ukur

ii Kerapatan titik-titik detail situasi adalah tiap spasi (2-25 ) cm

pada bidang datar atau peta yaitu pada setiap

i) (20-25) meter untuk skala 11000

ii) (40-50) meter untuk skala 1 2000

iii) (100-125) meter untuk skala 1 5000

iii Semua titik-titik detail harus ditentukan posisinya ( XYZ)

sehingga dapat digambarkan pada peta situasi seperti

i) Pojok bangunan tetap

ii) Titik penyelidikan tanah

iii) Batas kampung

iv) Detail jalan inspeksi dan perlintasan

v) Dan lain-lain

iv Lebar daerah pengukuran di sekitar jembatan dapat diperbesar

sesuai kebutuhan perencanaan

(i) Contour (Garis Ketinggian)

Contour dapat dilakukan dengan cara interpolasi atau ditentukan

dilapangan setelah posisi horizontal dan ketinggian titik-titik kontrol

di plot

(j) Plotting

i Semua titik-titik kontrol di plot dengan cara plotting koordinat

ii Plotting titik-titik detail situasi dapat dilakukan dengan cara

plotting koordinat dan atau cara grafis dengan argumen sudut

dan jarak datar

10

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 8: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu

dilakukan pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap (BM= Bench Mark) hasil studi terdahulu dan atau BM

yang terdekat dengan lokasilintas yang akan dipetakan

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang

Jalan Kereta Api eksisting

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran topografi survey

jaringan Utilitas serta rencana pemasangan Patok Rumija dan Rumaja

sampai penggambaran

B Kegiatan Survey Primer

(1) Lingkup Kegiatan

Kondisi lokasi yang ada perlu survey secara teliti sehingga dalam pelaksanaan

pekerjaan hal-hal yang menjadi kendala sudah di antisipasi dari berbagai aspek

pelaksanaan

a) Survai topografi meliputi

(1) Penentuan metode pelaksanaan

(2) Penentuan Referensi Pengukuran

(3) Pengukuran situasi

(4) Pengukuran profil memanjang dan melintang

(5) Penentuan titik-titik BM Rumija dan Rumaja

(6) Penggambaran

b) Survey Jaringan Utilitas dan bangunan pelengkap yang berada dalam jalur

kereta api di sepanjang lintas

(2) Ketentuan kegiatan

a) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Geodesi Topografi yang dilakukan

secara lengkap dan sistematis setidaknya meliputi ketentuan-ketentuan

sebagai berikut

(1) Penentuan Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan peralatan digital

otomatis atau di kombinasi dengan peralatan manualPengolahan data

ukur sampai penggambaran dilakukan juga dengan metode digital Dalam

pelaksanaan minimal memperhatikan hal-hal sebagai berikut

5

(a) Titik Kontrol Tanah

i Titik Kontrol Horizontal ditentukan dengan metode pengukuran

poligon Pertama kali pengukuran poligon utama dilakukan di

sepanjang lokasi pekerjaan berupa kring tertutup Untuk

merapatkan jaringan titik kontrol horizontal dapat dilakukan

dengan menggunakan poligon cabang

ii Titik Kontrol Vertikal ditentukan dengan sipat datar

(b) Kerapatan Titik Kontrol

i Kontrol Horizontal

Pada tiap spasi (5-10 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu 1 titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

ii Kontrol Vertikal

Pada tiap spasi (25-5 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

Jalur pengukuran poligon cabang sebaiknya diusahakan berbentuk

garis lurus sehingga penyebaran titik-titik kontrol yang didapatkan

memenuhi batasan diatas

(c) Poligon

i Jalur pengukuran poligon utama dilakukan mengelilingi daerah

survai serta dimulai dan diakhirinya pada titik yang sama (kring

tertutup) Jika disekitar lokasi proyek terdapat titik tetap yang

telah diketahui koordinatnya maka jalur poligon utama harus

melalui titik tetap tersebut dan pengukuran tetap dilakukan

secara kring tertutup

ii Pengukuran poligon cabang dilakukan dengan kedua ujungnya

terikat pada titik-titik poligon utama atau dilakukan secara kring

6

tertutup pada 2 (dua) buah bench mark yang saling kelihatan (sisi

poligon utama)

iii Stasiun pengukuran poligon selain pada titik permanen maupun

semi permanen dapat terbuat dari patok kayu dengan ukuran

minimal sebagai berikut

i) Panjang 40 cm

ii) Penampang (5x7) cm

Sedangkan pada tanah yang lunak diperlukan patok kayu yang

panjang sehingga patok tersebut tidak mudah berubah

kedudukannya setelah ditancapkanPatok kayu ditancapkan

dengan bagian atas menonjol setinggi 10 cm diatas permukaan

tanahUntuk mendefinisikan titik secara pasti pada penampang

patok bagian atas harus dipasang paku

iv Titik-titik poligon diberi nomor dengan huruf dan diikuti oleh

angka Penomoran ini dilakukan dengan memakai cat

v Ketelitian pengukuran poligon utama minimal 00005 cm dan

untuk poligon cabang minimal 0001 cm

(d) Sudut Horizontal

i Sudut horizontal diukur dengan teodolit 1rdquo (Wild T2 atau yang

sejenis)

ii Pembacaan sudut horizontal pada pengkuran poligon utama

dilakukan sebanyak 2 seri ganda sedangkan untuk poligon

cabang sebanyak 1 seri ganda Bacaan 1 seri ganda didefinisikan

sebagai berikut

i) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target muka

ii) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target belakang

Perbedaan maximum sudut-sudut horizontal hasil bacaan

adalah 10rdquo

iii Pengukuran sudut horizontal dalam 2 seri ganda dilakukan

dengan setting awal berbeda yaitu 00 dan 900 Jika dirasa perlu

setting awal dapat dilakukan pada 450 dan 1350 Bagian sekon

cukup di baca sampai angka pasti (bulat)

7

iv Sebelum pembacaan sudut dilakukan gelembung nivo kotak

dan nivo tabung harus diatur dengan teliti

v Untuk memperkecil kesalahan ukuran sudut akibat kesalahan

centering maka perpindahan alat ukur pada titik atau stasiun

pengukuran harus dilakukan dengan metode centering

paksaan

vi Tripod harus dipasang pada tanah yang stabil agar ketelitian

pengukuran terjamin

vii Jalur pengukuran poligon sebaiknya menghindari lokasi yang

sulit sawah dan tanah yang tidak stabil

(e) Sudut Vertikal

i Sudut vertikal diukur dengan menggunakan alat theodolith 1rdquo

(wild T2 atau yang sejenisnya)

ii Pengukuran ini dilakukan dalam 2 kedudukan teropong yaitu

teropong dalam kedudukan biasa dan luar biasa

iii Pengukuran sudut vertikal dilakukan dari tiap ujung sisi poligon

untuk mereduksi jarak ke jarak horizontal

(f) Jarak

i Jarak antara titik-titik poligon utama diukur dengan jarak ukur

elektromagnetik (EDM) yang mempunyai ketelitian plusmn (5 mm + 3

ppmD)

ii Jarak tersebut diukur 2 kali dari arah yang berlawanan (pulang-

pergi) dan pada tiap arah minimal dilakukan 3 kali pembacaan

iii Jarak horizontal antara titik-titik poligon cabang diukur dengan

menggunakan meteran pegas dan minimal dilakukan

pembacaan 2 kali

(g) Sipat Datar

i Alat ukur yang digunakan adalah waterpass (Wild NAK-2 atau

yang sejenis) Minimal seminggu sekali kemiringan garis bidik

alat ukur sipat datar ini harus diperiksa jika dirasa perlu

kesalahan garis bidik dapat dikoreksikan

8

ii Untuk menentukan beda tinggi antara 2 buah titik yang

berjauhan letaknya rambu ukur harus diletakkan diatas plat

besi atau patok kayu sebagai titik perantara

iii Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo rambu dan kepada

pemegang rambu harus agar diinstruksikan untuk menjaga

rambu tetap vertikal pada saat pengukuran dilakukan

iv Jarak antara alat ukur terhadap rambu tidak boleh melebihi 50

meter

v Jarak antara alat ukur ke rambu belakang dan jarak alat ukur ke

rambu muka diusahakan sama Pada waktu pelaksanaan

perbedaan jumlah jarak ke rambu belakang dan jumlah jarak ke

rambu muka harus tidak lebih dari 5 meter

vi Pembacaan ke rambu dilakukan diantara (02-28) meter dan

ketiga benang dibaca penuh

vii Pengukuran harus dilakukan dengan jumlah slaak genap dan

rambu awal menjadi rambu akhir

viii Semua Bench Mark dan titk-titik tetap lainnya diukur secara

kring tertutup dan merupakan jalur sipat datar utama Pada

tiap seksi (antara 2 pasang Bench Mark) pengukuran dilakukan

dari 2 arah yang berlawanan (pulang-pergi) Jalur pengukuran

pulang dan jalur pengukuran pergi tidak boleh sama

Pengukuran pulang pergi boleh dilakukan oleh pengukur yang

sama atau pengukur yang berbeda

ix Jika disekitar lokasi proyek terdapat titk-titik tetap lainnya yang

telah diketahui ketinggiannya maka jalur pengukuran sipat

datar utama harus melalui titik tetap tersebut dan tetap

dilakukan pulang pergi serta berupa kring tertutup

x Ketelitian pengukuran sipat datar utama adalah 12radick km pada

kring tertutup dimana k adalah panjang jalur dalam satuan km

xi Pengukuran sipat datar cabang dimulai dan diakhiri pada titik-

titik sipat datar utama dengan kata lain kedua ujung jalur sipat

datar cabang terikat pada titik-titik sipat datar utama

9

xii Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20radick km

dimana k adalah jalur satuan km

(h) Situasi

i Jarak diukur dengan menggunakan meteran Untuk daerah

yang relatif datar beda tinggi diukur dengan sipat datar

sedangkan untuk daerah yang curam beda tinggi dapat

ditentukan dengan theodolite (T) Dalam hal ini ketiga benag

harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak yang diukur dengan

pita ukur

ii Kerapatan titik-titik detail situasi adalah tiap spasi (2-25 ) cm

pada bidang datar atau peta yaitu pada setiap

i) (20-25) meter untuk skala 11000

ii) (40-50) meter untuk skala 1 2000

iii) (100-125) meter untuk skala 1 5000

iii Semua titik-titik detail harus ditentukan posisinya ( XYZ)

sehingga dapat digambarkan pada peta situasi seperti

i) Pojok bangunan tetap

ii) Titik penyelidikan tanah

iii) Batas kampung

iv) Detail jalan inspeksi dan perlintasan

v) Dan lain-lain

iv Lebar daerah pengukuran di sekitar jembatan dapat diperbesar

sesuai kebutuhan perencanaan

(i) Contour (Garis Ketinggian)

Contour dapat dilakukan dengan cara interpolasi atau ditentukan

dilapangan setelah posisi horizontal dan ketinggian titik-titik kontrol

di plot

(j) Plotting

i Semua titik-titik kontrol di plot dengan cara plotting koordinat

ii Plotting titik-titik detail situasi dapat dilakukan dengan cara

plotting koordinat dan atau cara grafis dengan argumen sudut

dan jarak datar

10

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 9: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

(a) Titik Kontrol Tanah

i Titik Kontrol Horizontal ditentukan dengan metode pengukuran

poligon Pertama kali pengukuran poligon utama dilakukan di

sepanjang lokasi pekerjaan berupa kring tertutup Untuk

merapatkan jaringan titik kontrol horizontal dapat dilakukan

dengan menggunakan poligon cabang

ii Titik Kontrol Vertikal ditentukan dengan sipat datar

(b) Kerapatan Titik Kontrol

i Kontrol Horizontal

Pada tiap spasi (5-10 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu 1 titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

ii Kontrol Vertikal

Pada tiap spasi (25-5 cm) diatas bidang datarpeta terdapat 1

titik kontrol yaitu titik kontrol pada tiap

i) (50-100) meter untuk skala 1 1000

ii) (100-200) meter untuk skala 1 2000

iii) (250-500) meter untuk skala 15000

Jalur pengukuran poligon cabang sebaiknya diusahakan berbentuk

garis lurus sehingga penyebaran titik-titik kontrol yang didapatkan

memenuhi batasan diatas

(c) Poligon

i Jalur pengukuran poligon utama dilakukan mengelilingi daerah

survai serta dimulai dan diakhirinya pada titik yang sama (kring

tertutup) Jika disekitar lokasi proyek terdapat titik tetap yang

telah diketahui koordinatnya maka jalur poligon utama harus

melalui titik tetap tersebut dan pengukuran tetap dilakukan

secara kring tertutup

ii Pengukuran poligon cabang dilakukan dengan kedua ujungnya

terikat pada titik-titik poligon utama atau dilakukan secara kring

6

tertutup pada 2 (dua) buah bench mark yang saling kelihatan (sisi

poligon utama)

iii Stasiun pengukuran poligon selain pada titik permanen maupun

semi permanen dapat terbuat dari patok kayu dengan ukuran

minimal sebagai berikut

i) Panjang 40 cm

ii) Penampang (5x7) cm

Sedangkan pada tanah yang lunak diperlukan patok kayu yang

panjang sehingga patok tersebut tidak mudah berubah

kedudukannya setelah ditancapkanPatok kayu ditancapkan

dengan bagian atas menonjol setinggi 10 cm diatas permukaan

tanahUntuk mendefinisikan titik secara pasti pada penampang

patok bagian atas harus dipasang paku

iv Titik-titik poligon diberi nomor dengan huruf dan diikuti oleh

angka Penomoran ini dilakukan dengan memakai cat

v Ketelitian pengukuran poligon utama minimal 00005 cm dan

untuk poligon cabang minimal 0001 cm

(d) Sudut Horizontal

i Sudut horizontal diukur dengan teodolit 1rdquo (Wild T2 atau yang

sejenis)

ii Pembacaan sudut horizontal pada pengkuran poligon utama

dilakukan sebanyak 2 seri ganda sedangkan untuk poligon

cabang sebanyak 1 seri ganda Bacaan 1 seri ganda didefinisikan

sebagai berikut

i) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target muka

ii) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target belakang

Perbedaan maximum sudut-sudut horizontal hasil bacaan

adalah 10rdquo

iii Pengukuran sudut horizontal dalam 2 seri ganda dilakukan

dengan setting awal berbeda yaitu 00 dan 900 Jika dirasa perlu

setting awal dapat dilakukan pada 450 dan 1350 Bagian sekon

cukup di baca sampai angka pasti (bulat)

7

iv Sebelum pembacaan sudut dilakukan gelembung nivo kotak

dan nivo tabung harus diatur dengan teliti

v Untuk memperkecil kesalahan ukuran sudut akibat kesalahan

centering maka perpindahan alat ukur pada titik atau stasiun

pengukuran harus dilakukan dengan metode centering

paksaan

vi Tripod harus dipasang pada tanah yang stabil agar ketelitian

pengukuran terjamin

vii Jalur pengukuran poligon sebaiknya menghindari lokasi yang

sulit sawah dan tanah yang tidak stabil

(e) Sudut Vertikal

i Sudut vertikal diukur dengan menggunakan alat theodolith 1rdquo

(wild T2 atau yang sejenisnya)

ii Pengukuran ini dilakukan dalam 2 kedudukan teropong yaitu

teropong dalam kedudukan biasa dan luar biasa

iii Pengukuran sudut vertikal dilakukan dari tiap ujung sisi poligon

untuk mereduksi jarak ke jarak horizontal

(f) Jarak

i Jarak antara titik-titik poligon utama diukur dengan jarak ukur

elektromagnetik (EDM) yang mempunyai ketelitian plusmn (5 mm + 3

ppmD)

ii Jarak tersebut diukur 2 kali dari arah yang berlawanan (pulang-

pergi) dan pada tiap arah minimal dilakukan 3 kali pembacaan

iii Jarak horizontal antara titik-titik poligon cabang diukur dengan

menggunakan meteran pegas dan minimal dilakukan

pembacaan 2 kali

(g) Sipat Datar

i Alat ukur yang digunakan adalah waterpass (Wild NAK-2 atau

yang sejenis) Minimal seminggu sekali kemiringan garis bidik

alat ukur sipat datar ini harus diperiksa jika dirasa perlu

kesalahan garis bidik dapat dikoreksikan

8

ii Untuk menentukan beda tinggi antara 2 buah titik yang

berjauhan letaknya rambu ukur harus diletakkan diatas plat

besi atau patok kayu sebagai titik perantara

iii Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo rambu dan kepada

pemegang rambu harus agar diinstruksikan untuk menjaga

rambu tetap vertikal pada saat pengukuran dilakukan

iv Jarak antara alat ukur terhadap rambu tidak boleh melebihi 50

meter

v Jarak antara alat ukur ke rambu belakang dan jarak alat ukur ke

rambu muka diusahakan sama Pada waktu pelaksanaan

perbedaan jumlah jarak ke rambu belakang dan jumlah jarak ke

rambu muka harus tidak lebih dari 5 meter

vi Pembacaan ke rambu dilakukan diantara (02-28) meter dan

ketiga benang dibaca penuh

vii Pengukuran harus dilakukan dengan jumlah slaak genap dan

rambu awal menjadi rambu akhir

viii Semua Bench Mark dan titk-titik tetap lainnya diukur secara

kring tertutup dan merupakan jalur sipat datar utama Pada

tiap seksi (antara 2 pasang Bench Mark) pengukuran dilakukan

dari 2 arah yang berlawanan (pulang-pergi) Jalur pengukuran

pulang dan jalur pengukuran pergi tidak boleh sama

Pengukuran pulang pergi boleh dilakukan oleh pengukur yang

sama atau pengukur yang berbeda

ix Jika disekitar lokasi proyek terdapat titk-titik tetap lainnya yang

telah diketahui ketinggiannya maka jalur pengukuran sipat

datar utama harus melalui titik tetap tersebut dan tetap

dilakukan pulang pergi serta berupa kring tertutup

x Ketelitian pengukuran sipat datar utama adalah 12radick km pada

kring tertutup dimana k adalah panjang jalur dalam satuan km

xi Pengukuran sipat datar cabang dimulai dan diakhiri pada titik-

titik sipat datar utama dengan kata lain kedua ujung jalur sipat

datar cabang terikat pada titik-titik sipat datar utama

9

xii Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20radick km

dimana k adalah jalur satuan km

(h) Situasi

i Jarak diukur dengan menggunakan meteran Untuk daerah

yang relatif datar beda tinggi diukur dengan sipat datar

sedangkan untuk daerah yang curam beda tinggi dapat

ditentukan dengan theodolite (T) Dalam hal ini ketiga benag

harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak yang diukur dengan

pita ukur

ii Kerapatan titik-titik detail situasi adalah tiap spasi (2-25 ) cm

pada bidang datar atau peta yaitu pada setiap

i) (20-25) meter untuk skala 11000

ii) (40-50) meter untuk skala 1 2000

iii) (100-125) meter untuk skala 1 5000

iii Semua titik-titik detail harus ditentukan posisinya ( XYZ)

sehingga dapat digambarkan pada peta situasi seperti

i) Pojok bangunan tetap

ii) Titik penyelidikan tanah

iii) Batas kampung

iv) Detail jalan inspeksi dan perlintasan

v) Dan lain-lain

iv Lebar daerah pengukuran di sekitar jembatan dapat diperbesar

sesuai kebutuhan perencanaan

(i) Contour (Garis Ketinggian)

Contour dapat dilakukan dengan cara interpolasi atau ditentukan

dilapangan setelah posisi horizontal dan ketinggian titik-titik kontrol

di plot

(j) Plotting

i Semua titik-titik kontrol di plot dengan cara plotting koordinat

ii Plotting titik-titik detail situasi dapat dilakukan dengan cara

plotting koordinat dan atau cara grafis dengan argumen sudut

dan jarak datar

10

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 10: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

tertutup pada 2 (dua) buah bench mark yang saling kelihatan (sisi

poligon utama)

iii Stasiun pengukuran poligon selain pada titik permanen maupun

semi permanen dapat terbuat dari patok kayu dengan ukuran

minimal sebagai berikut

i) Panjang 40 cm

ii) Penampang (5x7) cm

Sedangkan pada tanah yang lunak diperlukan patok kayu yang

panjang sehingga patok tersebut tidak mudah berubah

kedudukannya setelah ditancapkanPatok kayu ditancapkan

dengan bagian atas menonjol setinggi 10 cm diatas permukaan

tanahUntuk mendefinisikan titik secara pasti pada penampang

patok bagian atas harus dipasang paku

iv Titik-titik poligon diberi nomor dengan huruf dan diikuti oleh

angka Penomoran ini dilakukan dengan memakai cat

v Ketelitian pengukuran poligon utama minimal 00005 cm dan

untuk poligon cabang minimal 0001 cm

(d) Sudut Horizontal

i Sudut horizontal diukur dengan teodolit 1rdquo (Wild T2 atau yang

sejenis)

ii Pembacaan sudut horizontal pada pengkuran poligon utama

dilakukan sebanyak 2 seri ganda sedangkan untuk poligon

cabang sebanyak 1 seri ganda Bacaan 1 seri ganda didefinisikan

sebagai berikut

i) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target muka

ii) Teropong dalam keadaan luar biasa ke target belakang

Perbedaan maximum sudut-sudut horizontal hasil bacaan

adalah 10rdquo

iii Pengukuran sudut horizontal dalam 2 seri ganda dilakukan

dengan setting awal berbeda yaitu 00 dan 900 Jika dirasa perlu

setting awal dapat dilakukan pada 450 dan 1350 Bagian sekon

cukup di baca sampai angka pasti (bulat)

7

iv Sebelum pembacaan sudut dilakukan gelembung nivo kotak

dan nivo tabung harus diatur dengan teliti

v Untuk memperkecil kesalahan ukuran sudut akibat kesalahan

centering maka perpindahan alat ukur pada titik atau stasiun

pengukuran harus dilakukan dengan metode centering

paksaan

vi Tripod harus dipasang pada tanah yang stabil agar ketelitian

pengukuran terjamin

vii Jalur pengukuran poligon sebaiknya menghindari lokasi yang

sulit sawah dan tanah yang tidak stabil

(e) Sudut Vertikal

i Sudut vertikal diukur dengan menggunakan alat theodolith 1rdquo

(wild T2 atau yang sejenisnya)

ii Pengukuran ini dilakukan dalam 2 kedudukan teropong yaitu

teropong dalam kedudukan biasa dan luar biasa

iii Pengukuran sudut vertikal dilakukan dari tiap ujung sisi poligon

untuk mereduksi jarak ke jarak horizontal

(f) Jarak

i Jarak antara titik-titik poligon utama diukur dengan jarak ukur

elektromagnetik (EDM) yang mempunyai ketelitian plusmn (5 mm + 3

ppmD)

ii Jarak tersebut diukur 2 kali dari arah yang berlawanan (pulang-

pergi) dan pada tiap arah minimal dilakukan 3 kali pembacaan

iii Jarak horizontal antara titik-titik poligon cabang diukur dengan

menggunakan meteran pegas dan minimal dilakukan

pembacaan 2 kali

(g) Sipat Datar

i Alat ukur yang digunakan adalah waterpass (Wild NAK-2 atau

yang sejenis) Minimal seminggu sekali kemiringan garis bidik

alat ukur sipat datar ini harus diperiksa jika dirasa perlu

kesalahan garis bidik dapat dikoreksikan

8

ii Untuk menentukan beda tinggi antara 2 buah titik yang

berjauhan letaknya rambu ukur harus diletakkan diatas plat

besi atau patok kayu sebagai titik perantara

iii Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo rambu dan kepada

pemegang rambu harus agar diinstruksikan untuk menjaga

rambu tetap vertikal pada saat pengukuran dilakukan

iv Jarak antara alat ukur terhadap rambu tidak boleh melebihi 50

meter

v Jarak antara alat ukur ke rambu belakang dan jarak alat ukur ke

rambu muka diusahakan sama Pada waktu pelaksanaan

perbedaan jumlah jarak ke rambu belakang dan jumlah jarak ke

rambu muka harus tidak lebih dari 5 meter

vi Pembacaan ke rambu dilakukan diantara (02-28) meter dan

ketiga benang dibaca penuh

vii Pengukuran harus dilakukan dengan jumlah slaak genap dan

rambu awal menjadi rambu akhir

viii Semua Bench Mark dan titk-titik tetap lainnya diukur secara

kring tertutup dan merupakan jalur sipat datar utama Pada

tiap seksi (antara 2 pasang Bench Mark) pengukuran dilakukan

dari 2 arah yang berlawanan (pulang-pergi) Jalur pengukuran

pulang dan jalur pengukuran pergi tidak boleh sama

Pengukuran pulang pergi boleh dilakukan oleh pengukur yang

sama atau pengukur yang berbeda

ix Jika disekitar lokasi proyek terdapat titk-titik tetap lainnya yang

telah diketahui ketinggiannya maka jalur pengukuran sipat

datar utama harus melalui titik tetap tersebut dan tetap

dilakukan pulang pergi serta berupa kring tertutup

x Ketelitian pengukuran sipat datar utama adalah 12radick km pada

kring tertutup dimana k adalah panjang jalur dalam satuan km

xi Pengukuran sipat datar cabang dimulai dan diakhiri pada titik-

titik sipat datar utama dengan kata lain kedua ujung jalur sipat

datar cabang terikat pada titik-titik sipat datar utama

9

xii Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20radick km

dimana k adalah jalur satuan km

(h) Situasi

i Jarak diukur dengan menggunakan meteran Untuk daerah

yang relatif datar beda tinggi diukur dengan sipat datar

sedangkan untuk daerah yang curam beda tinggi dapat

ditentukan dengan theodolite (T) Dalam hal ini ketiga benag

harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak yang diukur dengan

pita ukur

ii Kerapatan titik-titik detail situasi adalah tiap spasi (2-25 ) cm

pada bidang datar atau peta yaitu pada setiap

i) (20-25) meter untuk skala 11000

ii) (40-50) meter untuk skala 1 2000

iii) (100-125) meter untuk skala 1 5000

iii Semua titik-titik detail harus ditentukan posisinya ( XYZ)

sehingga dapat digambarkan pada peta situasi seperti

i) Pojok bangunan tetap

ii) Titik penyelidikan tanah

iii) Batas kampung

iv) Detail jalan inspeksi dan perlintasan

v) Dan lain-lain

iv Lebar daerah pengukuran di sekitar jembatan dapat diperbesar

sesuai kebutuhan perencanaan

(i) Contour (Garis Ketinggian)

Contour dapat dilakukan dengan cara interpolasi atau ditentukan

dilapangan setelah posisi horizontal dan ketinggian titik-titik kontrol

di plot

(j) Plotting

i Semua titik-titik kontrol di plot dengan cara plotting koordinat

ii Plotting titik-titik detail situasi dapat dilakukan dengan cara

plotting koordinat dan atau cara grafis dengan argumen sudut

dan jarak datar

10

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 11: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

iv Sebelum pembacaan sudut dilakukan gelembung nivo kotak

dan nivo tabung harus diatur dengan teliti

v Untuk memperkecil kesalahan ukuran sudut akibat kesalahan

centering maka perpindahan alat ukur pada titik atau stasiun

pengukuran harus dilakukan dengan metode centering

paksaan

vi Tripod harus dipasang pada tanah yang stabil agar ketelitian

pengukuran terjamin

vii Jalur pengukuran poligon sebaiknya menghindari lokasi yang

sulit sawah dan tanah yang tidak stabil

(e) Sudut Vertikal

i Sudut vertikal diukur dengan menggunakan alat theodolith 1rdquo

(wild T2 atau yang sejenisnya)

ii Pengukuran ini dilakukan dalam 2 kedudukan teropong yaitu

teropong dalam kedudukan biasa dan luar biasa

iii Pengukuran sudut vertikal dilakukan dari tiap ujung sisi poligon

untuk mereduksi jarak ke jarak horizontal

(f) Jarak

i Jarak antara titik-titik poligon utama diukur dengan jarak ukur

elektromagnetik (EDM) yang mempunyai ketelitian plusmn (5 mm + 3

ppmD)

ii Jarak tersebut diukur 2 kali dari arah yang berlawanan (pulang-

pergi) dan pada tiap arah minimal dilakukan 3 kali pembacaan

iii Jarak horizontal antara titik-titik poligon cabang diukur dengan

menggunakan meteran pegas dan minimal dilakukan

pembacaan 2 kali

(g) Sipat Datar

i Alat ukur yang digunakan adalah waterpass (Wild NAK-2 atau

yang sejenis) Minimal seminggu sekali kemiringan garis bidik

alat ukur sipat datar ini harus diperiksa jika dirasa perlu

kesalahan garis bidik dapat dikoreksikan

8

ii Untuk menentukan beda tinggi antara 2 buah titik yang

berjauhan letaknya rambu ukur harus diletakkan diatas plat

besi atau patok kayu sebagai titik perantara

iii Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo rambu dan kepada

pemegang rambu harus agar diinstruksikan untuk menjaga

rambu tetap vertikal pada saat pengukuran dilakukan

iv Jarak antara alat ukur terhadap rambu tidak boleh melebihi 50

meter

v Jarak antara alat ukur ke rambu belakang dan jarak alat ukur ke

rambu muka diusahakan sama Pada waktu pelaksanaan

perbedaan jumlah jarak ke rambu belakang dan jumlah jarak ke

rambu muka harus tidak lebih dari 5 meter

vi Pembacaan ke rambu dilakukan diantara (02-28) meter dan

ketiga benang dibaca penuh

vii Pengukuran harus dilakukan dengan jumlah slaak genap dan

rambu awal menjadi rambu akhir

viii Semua Bench Mark dan titk-titik tetap lainnya diukur secara

kring tertutup dan merupakan jalur sipat datar utama Pada

tiap seksi (antara 2 pasang Bench Mark) pengukuran dilakukan

dari 2 arah yang berlawanan (pulang-pergi) Jalur pengukuran

pulang dan jalur pengukuran pergi tidak boleh sama

Pengukuran pulang pergi boleh dilakukan oleh pengukur yang

sama atau pengukur yang berbeda

ix Jika disekitar lokasi proyek terdapat titk-titik tetap lainnya yang

telah diketahui ketinggiannya maka jalur pengukuran sipat

datar utama harus melalui titik tetap tersebut dan tetap

dilakukan pulang pergi serta berupa kring tertutup

x Ketelitian pengukuran sipat datar utama adalah 12radick km pada

kring tertutup dimana k adalah panjang jalur dalam satuan km

xi Pengukuran sipat datar cabang dimulai dan diakhiri pada titik-

titik sipat datar utama dengan kata lain kedua ujung jalur sipat

datar cabang terikat pada titik-titik sipat datar utama

9

xii Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20radick km

dimana k adalah jalur satuan km

(h) Situasi

i Jarak diukur dengan menggunakan meteran Untuk daerah

yang relatif datar beda tinggi diukur dengan sipat datar

sedangkan untuk daerah yang curam beda tinggi dapat

ditentukan dengan theodolite (T) Dalam hal ini ketiga benag

harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak yang diukur dengan

pita ukur

ii Kerapatan titik-titik detail situasi adalah tiap spasi (2-25 ) cm

pada bidang datar atau peta yaitu pada setiap

i) (20-25) meter untuk skala 11000

ii) (40-50) meter untuk skala 1 2000

iii) (100-125) meter untuk skala 1 5000

iii Semua titik-titik detail harus ditentukan posisinya ( XYZ)

sehingga dapat digambarkan pada peta situasi seperti

i) Pojok bangunan tetap

ii) Titik penyelidikan tanah

iii) Batas kampung

iv) Detail jalan inspeksi dan perlintasan

v) Dan lain-lain

iv Lebar daerah pengukuran di sekitar jembatan dapat diperbesar

sesuai kebutuhan perencanaan

(i) Contour (Garis Ketinggian)

Contour dapat dilakukan dengan cara interpolasi atau ditentukan

dilapangan setelah posisi horizontal dan ketinggian titik-titik kontrol

di plot

(j) Plotting

i Semua titik-titik kontrol di plot dengan cara plotting koordinat

ii Plotting titik-titik detail situasi dapat dilakukan dengan cara

plotting koordinat dan atau cara grafis dengan argumen sudut

dan jarak datar

10

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 12: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

ii Untuk menentukan beda tinggi antara 2 buah titik yang

berjauhan letaknya rambu ukur harus diletakkan diatas plat

besi atau patok kayu sebagai titik perantara

iii Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo rambu dan kepada

pemegang rambu harus agar diinstruksikan untuk menjaga

rambu tetap vertikal pada saat pengukuran dilakukan

iv Jarak antara alat ukur terhadap rambu tidak boleh melebihi 50

meter

v Jarak antara alat ukur ke rambu belakang dan jarak alat ukur ke

rambu muka diusahakan sama Pada waktu pelaksanaan

perbedaan jumlah jarak ke rambu belakang dan jumlah jarak ke

rambu muka harus tidak lebih dari 5 meter

vi Pembacaan ke rambu dilakukan diantara (02-28) meter dan

ketiga benang dibaca penuh

vii Pengukuran harus dilakukan dengan jumlah slaak genap dan

rambu awal menjadi rambu akhir

viii Semua Bench Mark dan titk-titik tetap lainnya diukur secara

kring tertutup dan merupakan jalur sipat datar utama Pada

tiap seksi (antara 2 pasang Bench Mark) pengukuran dilakukan

dari 2 arah yang berlawanan (pulang-pergi) Jalur pengukuran

pulang dan jalur pengukuran pergi tidak boleh sama

Pengukuran pulang pergi boleh dilakukan oleh pengukur yang

sama atau pengukur yang berbeda

ix Jika disekitar lokasi proyek terdapat titk-titik tetap lainnya yang

telah diketahui ketinggiannya maka jalur pengukuran sipat

datar utama harus melalui titik tetap tersebut dan tetap

dilakukan pulang pergi serta berupa kring tertutup

x Ketelitian pengukuran sipat datar utama adalah 12radick km pada

kring tertutup dimana k adalah panjang jalur dalam satuan km

xi Pengukuran sipat datar cabang dimulai dan diakhiri pada titik-

titik sipat datar utama dengan kata lain kedua ujung jalur sipat

datar cabang terikat pada titik-titik sipat datar utama

9

xii Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20radick km

dimana k adalah jalur satuan km

(h) Situasi

i Jarak diukur dengan menggunakan meteran Untuk daerah

yang relatif datar beda tinggi diukur dengan sipat datar

sedangkan untuk daerah yang curam beda tinggi dapat

ditentukan dengan theodolite (T) Dalam hal ini ketiga benag

harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak yang diukur dengan

pita ukur

ii Kerapatan titik-titik detail situasi adalah tiap spasi (2-25 ) cm

pada bidang datar atau peta yaitu pada setiap

i) (20-25) meter untuk skala 11000

ii) (40-50) meter untuk skala 1 2000

iii) (100-125) meter untuk skala 1 5000

iii Semua titik-titik detail harus ditentukan posisinya ( XYZ)

sehingga dapat digambarkan pada peta situasi seperti

i) Pojok bangunan tetap

ii) Titik penyelidikan tanah

iii) Batas kampung

iv) Detail jalan inspeksi dan perlintasan

v) Dan lain-lain

iv Lebar daerah pengukuran di sekitar jembatan dapat diperbesar

sesuai kebutuhan perencanaan

(i) Contour (Garis Ketinggian)

Contour dapat dilakukan dengan cara interpolasi atau ditentukan

dilapangan setelah posisi horizontal dan ketinggian titik-titik kontrol

di plot

(j) Plotting

i Semua titik-titik kontrol di plot dengan cara plotting koordinat

ii Plotting titik-titik detail situasi dapat dilakukan dengan cara

plotting koordinat dan atau cara grafis dengan argumen sudut

dan jarak datar

10

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 13: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

xii Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20radick km

dimana k adalah jalur satuan km

(h) Situasi

i Jarak diukur dengan menggunakan meteran Untuk daerah

yang relatif datar beda tinggi diukur dengan sipat datar

sedangkan untuk daerah yang curam beda tinggi dapat

ditentukan dengan theodolite (T) Dalam hal ini ketiga benag

harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak yang diukur dengan

pita ukur

ii Kerapatan titik-titik detail situasi adalah tiap spasi (2-25 ) cm

pada bidang datar atau peta yaitu pada setiap

i) (20-25) meter untuk skala 11000

ii) (40-50) meter untuk skala 1 2000

iii) (100-125) meter untuk skala 1 5000

iii Semua titik-titik detail harus ditentukan posisinya ( XYZ)

sehingga dapat digambarkan pada peta situasi seperti

i) Pojok bangunan tetap

ii) Titik penyelidikan tanah

iii) Batas kampung

iv) Detail jalan inspeksi dan perlintasan

v) Dan lain-lain

iv Lebar daerah pengukuran di sekitar jembatan dapat diperbesar

sesuai kebutuhan perencanaan

(i) Contour (Garis Ketinggian)

Contour dapat dilakukan dengan cara interpolasi atau ditentukan

dilapangan setelah posisi horizontal dan ketinggian titik-titik kontrol

di plot

(j) Plotting

i Semua titik-titik kontrol di plot dengan cara plotting koordinat

ii Plotting titik-titik detail situasi dapat dilakukan dengan cara

plotting koordinat dan atau cara grafis dengan argumen sudut

dan jarak datar

10

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 14: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

iii Pekerjaan sebaiknya dilakukan dilapangan sebelum semua staf

lapangan meninggalkan lokasi proyek

(k) Pengambilan dan Proses Data Lapangan

i Semua formulir berukuran folio

ii Semua data lapangan ditulis dengan menggunakan tinta hitam

atau ballpoint hitam

iii Jika terjadi kesalahan dalam menulis data lapangan maka

kesalahan tersebut dapat dicoret dengan garis tunggal

Menghapus data dengan menggunakan setip dalam hal ini

tidak dibenarkan

iv Semua data lapangan harus dilengkapi nama pengukur tanggal

pengukuran nomor alat ukur dan sebagainya

v Hitungan sebaiknya dilakukan 2 kali agar tidak terjadi kesalahan

dalam hitungan

vi Proses hitungan dilakukan di lapangan hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah hasil ukuran telah memenuhi

toleransi yang diijinkan Hitungan-hitungan tersebut antara lain

meliputi

i) Untuk titik kontrol horizontal

(i) Periksa hitungan sudut dan jarak rata-rata

(ii) Periksa hitungan azimuth matahari

(iii) Periksa hitungan salah satu penutup horizontal

(iv) Periksa hitungan salah satu penutup absis dan

ordinat

(v) Periksa hitungan ketelitian pengukuran poligon

ii) Untuk titik kontrol vertikal

(i) Periksa semua jumlah jarak ke muka dan

jumlah jarak ke belakang

(ii) Periksa hitungan beda tinggi ukuran pulang dan

pergi serta rata-ratanya untuk tiap seksi

(iii) Periksa hitungan beda tinggi dan salah satu

penutupnya dalam kring tertutup

11

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 15: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

vii Hitungan perataan untuk titik-titik poligon

dilakukan berbanding lurus dengan jarak yaitu

sebagai berikut

radic x=(d D )timesfx dan radic y=(d D )timesfy

Dimana radic x = Koreksi untuk absis

radic y = Koreksi untuk ordinat

fx = Salah satu penutup absis

fy = Salah satu penutup ordinat

d = Jarak sisi-sisi poligon

D = Jumlah jarak sisi-sisi poligon

Hal yang sama berlaku juga untuk hitungan

perataan sipat datar Semua perhitungan-

perhitungan (AnalisisInterpretasiGrafik)

harus dibuat dan dilampirkan pada laporan

(2) Referensi Pengukuran koordinat X Y dan elevasi

(a) Untuk menentukan koordinat X dan Y sedapatnya dilakukan

pengikatan kepada Titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG) orde 4 (BPN) atau

titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada

paling dekat ke lokasi kegiatan

(b) Untuk ketinggian (elevasi) sedapatnya dilakukan pengikatan kepada

Titik Tinggi Geodetik (TTG) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atau

titik referensi hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling

dekat ke lokasi kegiatan

(3) Pengukuran untuk pemetaan situasi

Untuk pemetaan situasi trase Jalur kereta api dilakukan dengan

ketentuan sebagi berikut

(a) Pengukuran situasi di lakukan pada jalan rel minimum 50 m ke kiri dan

50 m ke kanan dari as jalur jalan rel

(b) Pengukuran situasi di lokasi emplasemen dilakukan selebar minimum

100 m ke arah kiri dan 100 m ke arah kanan dari as jalur jalan rel kereta

api atau sampai batas terluar area eplasemen (ROW)

12

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 16: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Dalam pengukuran situasi semua bentuk bangunan existing yang ada pada

sekitar jalur kereta api harus dimasukkan dalam peta meliputi

(a) Posisi jalan rel existing pada lintas

(b) Jaringan sinyal tiang sinyal bantu semua tiang rambu pada jalur kereta

api papan lengkung dll

(c) Bangunan hikmat dan jalan perlintasan

(d) Pagar patok batas jalan KA termasuk bangunan infrastruktur lainnya

(e) Tiangjaringan listrik tiangjaringan listrik tiang PJU jaringan kabel

sinyal termasuk jaringan pipakabel bawah tanah

(f) Bentuk bangunan yang ekstrim seperti turap kolam tambak rawa

bukit dll

Untuk pemetaan situasi di area Jembatan (BH gt 10 m) kereta api dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Dilakukan minimun selebar 100 m ke arah hilir dan 100 m ke arah hulu

sungai terhadap as jalur jalan kereta api

(2) Bila dalam radius minimum 300 m ke arah hulu hilir ada belokan

sungai atau bangunan sungai (misalnya ambang bendung dan

sebagainya) pengukuran harus mencakup lokasi hal ndash hal tersebut

(4) Pengukuran potongan memanjang

(1) Pada as jalur kereta api

Dilakukan terhadap masing-masing as track jalur ganda jalan kereta api

di sepanjang lintas

(2) Pada as sungai di BH gt 10m

Dilakukan terhadap as sungai dan atau titik terdalam minimal

sepanjangmencakup 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd 300

m ke arah hilir dari as Jalur ganda kereta api

(5) Pengukuran potongan melintang

(1) Pada Jalur kereta api

(a) Dilakukan setiap interval 50 m untuk bagian lurus dan 25 m pada

bagian lengkungan

13

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 17: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

(b) Untuk area jembatan dilakukan pengukuran profil melintang

dengan interval 25 m sepanjang jembatan dan ditambah ke

belakang pangkal masing-masing jembatan sejauh 100 m

(c) Panjang setiap potongan (cross section) adalah 50 m ke kanan

dan 50 m kekiri as jalur ganda jalan kereta api

(2) Pada sungai di BH gt 10 m

(a) Dilakukan sejauh 100 m sd 300 mke arah hulu dan 100 m sd

300 mke arah hilir dari as Jalur ganda dengan interval potongan

setiap 50 meter

(b) Panjang setiap potongan minimal mencakup 50 m ke kanan dan

50 m ke kiri dari tepi sungai (50 m + lebar sungai + 50 m)

(6) Laporan survai topografi berikut gambar-gambar hasil pengukuran dan

dokumentasi hasil pekerjaan

14

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 18: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

(7) Monumentasi Benchmark (BM) Rumaja dan Rumija

(a) Pemasangan Bench Mark (BM) pada awal dan akhir lokasi proyek

masing-masing dipasang 2 buah yang saling terlihat dengan sejarak

maksimum 75 m Hal yang sama juga dilakukan sepanjang lintas

dengan interval+ 1 km

(b) Pemasangan Patok RUMAJA dan RUMIJA dilengkapi keterangannya

dengan interval +1km pada kanan dan kiri jalur ganda jalan kereta api

sepanjang lokasi proyek

(c) Daftardiskripsi patok Benchmark (BM) RUMAJA dan RUMIJA dan titik-

titik tetap lainnya lengkap dengan koordinat (xyz) harus dibuat secara

terpisah dengan titik-titik lainnya dalam formulir tersendiri dibuat

lengkap dengan photo dan sketsa lokasinya disampaikan dalam bentuk

pelaporan tersendiri sebagai lampiran laporan akhir

15

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 19: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

(d) Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA terbuat dari konstruksi

beton ukuran 20 x 20 x 125 cm Dan tertera logo Ditjen

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan nomor urut serta

kodeinformasi lain yang diperlukan menggunakan bahan marmer

putih ukuran 12x15 cm

(e) Setiap Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA harus dipasang

dengan kokoh dan tetap pada posisinya

Gambar I-2 Contoh Konstruksi Patok Benchmark (BM) RUMIJA dan RUMAJA

b) Secara detail ketentuan kegiatan Survey Jalur kereta api jaringan utilitas dan

bangunan pelengkap yang dilakukan secara lengkap sistematis serta

mengidentifikasi hal-hal sebagi berikut

(1) Jenis identitas konstruksi dan alinyemen jalan rel existing

(2) Jenis identitas bangunan Hikmat existing misalnya Jembatan Box

culvert siphon dll

(3) Jenis identitas sistem persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

perkeretaapian existing

(4) Jenis identitas jaringan utilitas existing lainnya seperti pipa PDAM pipa

gas kabel optic dan lain sebagainya

(5) Identitas stasiunemplasemen existing

16

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 20: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

(6) Jenis identitas perlintasan sebidang dan tidak sebidang

(7) Serta peralatan danatau bangunan pelengkap lain khususnya yang

berada pada jalur kereta api

C Kegiatan Pemetaan

Berdasarkan hasil pekerjaan survey lapangan yang telah di kaji dan didiskusikan dengan

pemberi tugas kemudian penyedia jasa membuat gambar pemetaan

1) Dalam kegiatan ini konsultan (bila diperlukan) mengacu dari peraturanreferensi

yang berlaku antara lain

a) Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

b) AVBP 1932

c) Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) 1989

d) BMS ( Bridge Management System)

e) Peraturanreferensi lainnya yang ada kaitannya dengan kegiatan ini

2) Proses penggambaran Peta

Hasil akhir dari kegiatan ini adalah gambar pemetaan dimana dalam prosesnya

baik pengolahan data termasuk penggambaran harus dilakukan secara digital

menggunakan komputer dan software seperti Autodesk Land Desktop atau

Autodesk AutoCAD sehingga waktu pengerjaannya lebih efektif dan efisien

Hal-hal tersebut diatas setidaknya harus mencakup

a) Gambar alinyemen horizontal vertikal trase jalur ganda diatas peta topografi

(1) Skala 1 1000

(2) Interval kontur 100 m

b) Gambar peta situasi sekitar jembatan

(1) Skala 1 500

(2) Interval kontur 05 m

c) Gambar potongan memanjang jalan rel dan memanjang as sungai

(1) Skala H 1 1000

(2) Skala V 1 100

d) Gambar potongan melintang jalan rel dan melintang sungai

(1) Skala H 1 100

(2) Skala V 1 100

(3) Interval 50 m pada jalur lurus

(4) Interval 25 m pada jalur lengkungan

17

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 21: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

e) Semua gambar dicetak pada kertas HVS ukuran A3 (semua tulisan angka serta

notasi dapat dibaca tanpa alat bantu)

f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan

Ditjen Perkeretaapian

IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini maksimal 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan Didalam jangka waktu tersebut Konsultan

harus menyerahkan semua hasil pekerjaan

IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil akhir atau produk akhir pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dapat dibagi dua yaitu produk bentuk fisik

di lokasi dan produk akhir berupa dokumen sebagai berikut

a Produk Akhir Berupa bentuk Fisik Dilapangan

b Produk Akhir Berupa Dokumen

1) Laporan Pendahuluan

Secara garis besar memuat

(1) Metode pelaksanaan pekerjaan

(2) Rencana Kerja

(3) Data sekunder yang telah dikumpulkan

(4) Survey pendahuluan hasil pendataan awal lapangan dan hasil koordinasi atau

pembahasan dengan pihak terkait

(5) Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

2) Laporan Antara

Secara garis besar memuat

(1) kemajuan pekerjaan yang telah dicapai

(2) Hasil kegiatan pengukuran dan pendataan di jalur kereta api

(3) Metodologikonsep penyajian Peta

(4) Hasil pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija yang sudah dilakukan

18

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 22: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

(5) Hasil Koordinasipembahasan dengan pihak terkait

(6) Ketentuan pokok dalam penyusunan konsep laporan akhir

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

3) Konsep Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Hasil pelaksanaan pekerjaan seperti hasil pengolahan data

(2) Konsep penyajian peta

(3) Hasil pekerjaan pemasanganpematokan Rumaja dan Rumija

Laporan diserahkan sebanyak 15 (lima belas) buku selambat-lambatnya 5 (lima) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan

4) Laporan Akhir

Secara garis besar memuat

(1) Koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan hasil pembahasannya dengan

pemberi tugas

(2) Finalisasi laporan akhir termasuk gambar hasil pemetaan

Laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan termasuk softcopy keseluruhan laporan

yang disimpandirekam dalam flashdisk sebanyak 2 (buah) buahrangkap

Secara keseluruhan buku-buku yang harus di sampaikan antara lain

1) Buku 1 Laporan Akhir

2) Buku 2 Ringkasan Eksekutif

3) Buku 3 Laporan Survei Topografi (termasuk Deskripsi BM GPS Deskripsi BM amp

Deskripsi Rumaja-Rumija)

4) Buku 4 Album Gambar Pemetaan (termasuk Situasi-Longsection amp Cross Section)

5) Buku 5 Laporan Survei Track Jaringan Utilitas amp Bangunan pendukung pada Jalur

Kereta Api (termasuk trackalinyemen emplasemen BH JPL sintelis amp bangunan

pendukung lainnya)

19

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 23: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Kereta Api

lintas Pekalongan - Semarang Tawang adalah kegiatan pemasangan patok batas Rumaja dan

Rumija yang di-ikuti dengan survey pengukuran dan pemetaan topografi untuk dapat

menggambarkan kondisi jalur kereta api eksisting akurat dan lengkap dengan batas-batas

Ruang Manfaat Jalur dan Ruang Milik Jalur yang dipasang di lapangan untuk kemudian

disajikan dalam bentuk peta topografi jalur kereta api eksisting sehinga didapat suatu data yang

baik dan layak untuk dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan teknis dalam proses

perencanaan pengembangan dan pembangunan jalur kereta api

Agar maksud dan tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan optimal maka peta situasi

topografi jalur kereta api eksisting sebagai hasil akhir pekerjaan ini harus memuat semua obyek

penting yaitu antara lainya

a Semua posisi kop rel existing yang ada yang dapat menggambarkan alinemen horizontal

dan elinemen vertikal jalan rel kereta api

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti patok piket atau patok hektometer

patok KM tiang sinyal bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain

sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya lengkap

dengan palang pintu dan rambu-rambu perlintasan

d Pagar dan atau patok batas tanah milik kereta api (ROW) bangunan infrasruktur yang

ada disekitar jalan kereta api yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran

melintang rel dan lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti jaringan kawat sinyal tiang dan jaringan

telepon tiang dan jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa

PAM pipa Gas Kabel listrik bawah tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan

lain sebagainya

f Bangunan penguat seperti turap pasangan batu bronjong batu kali sheet pile dan

lain sebagainya

20

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 24: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

g Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografi di sepanjang

jalur kereta api dan areal sekitarnya yang disajikan dalam bentuk garis kontur (garis

ketinggian) dengan interval 10 meter Secara garis besar lingkup pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api terdiri atas kegiatan sebagai berikut

1 Persiapan

- Inventarisasi data sekunder

- Survei pendahuluan atau survei awal

- Pembuatan rencana kerja

- Persiapan personel dan peralatan

2 Pekerjaan Lapangan

- Persiapan Lapangan

- Pemasangan BM Patok RUMAJA dan RUMIJA

- Pengukuran polygonkerangka kontrol horizontal (poligon)

- Pengukuran waterpaskerangka control vertical (waterpas)

- Pengukuran profil memanjang dan potongan melintang

- Pengukuran situasi topografi

- pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

3 Pengolahan data dan penggambaran

- Input data

- Prosesing data

- Penggambaran

- Penyajian akhir peta dan data

4 Pembuatan laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Konsep Laporan Akhir

- Laporan Akhir

- Lampiran Laporan Akhir

Untuk lebih jelasnya proses dan urutan kegiatan pelaksanaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api lintas Jakarta ndash Bogor dapat disajikan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut

21

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 25: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Gambar II-3 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

22

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 26: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

IIII PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api adalah

tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan ini yang meliputi kegiatan persiapan yang bersifat

administratif dan persiapan teknis yang dilakukan sebelum mobilisasi tim ke lapangan atau

lokasi pekerjaan yaitu antara lain

1 Penentuan sistim koordinat dan referensi pengukuran

2 Inventarisasi data sekunder

3 Survey pendahuluan

4 Penyusunan rencana kerja

5 Persiapan administrasi dan Peralatan

IIIII PENENTUAN SISTIM KOORDINAT DAN REFERENSI PENGUKURAN

Sebagaimana dijelaskan dalam diagram alir bahwasanya pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana jalur kereta api adalah proses pekerjaan survei dan pemetaan jalur kereta api Dalam

proses pemetaan topography maupun jenis pemetaan yang lainya sebelum pelaksanaan survey

dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan sistim koordinat dan proyeksi peta yang akan

digunaka disesuaikan dengan maksud dan tujuan pekerjaan pemetaan tersebut Sesuai dengan

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan penetapan batas ruang prasaranakereta api

adalah untuk membuat peta topografi jalur kereta api existing maka sebaiknya digunakan

sistim proyeksi peta dan sistim koordinat Nasional Indonesia sebagaimana telah ditetapkan

oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yaitu

Sistim Proyeksi Universal Tranvese Merkator (UTM) dengan Elepsoid Referensi (WGS-1987)

Berdasarkan sistim koordinat yang akan dipakai dalam pekerjaan pemetaan ini maka dapat

ditentukan referensi yang akan digunakan dalam pengukuran dilapangan baik itu referensi

koordinat planimetris (xy) maupun elevasi atau ketinggian (z)

Untuk mendukung penggunaan sistim koordinat UTM tersebut maka dalam survei pengukuran

pemetaan ini akan digunakan sebagai referensi koordinat (XY) yaitu stasiun GPS Bakosurtanal

atau Jaring Kontrol Geodetik Nasional yang terdekat dengan lokasi pekerjaan Berdasarkan peta

sebaran stasiun GPS Jaringan Kontrol Geodetik Nasional dari Bakosurtanal dapat ditentukan

beberapa titik stasiun GPS yang dapat digunakan sebagai referensi pengukuran pemetaan jalur

kereta api lintas Pekalongan ndash Semarang Tawang sebagai berikut

23

ismail - 220815
Disesuaikan dengan Lokasi referensi pengukuran di Pekalongan ndash Semarang Tawang

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 27: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Kantor Bakosurtanal (BIG) Jl Raya Bogor Km46 Cibinong

Bogor

Titik GPS BCOL - (Orde I) Jembatan Ancol Tanjung Priok Jakarta Utara

Untuk parameter elevasi (z) agar sesuai dengan sistim koordinat yang digunakan yaitu sistim

koordinat UTM yang berlaku secara nasional maka untuk referensi vertical atau elevasi (Z)

harus digunakan titik Jaring Kontrol Vertikal Nasional yaitu titik TTG (titik tinggi geodesi) yang

telah dibuat dan dipasang oleh Bakosurtanal disepanjang jalan nasional

Berdasarkan inventarisasi data yang telah dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dipilih

titik TTG dan Patok PP (Piel Priok) yang terdekat dengan lokasi pekerjaan yang dapat dipakai

sebagai referensi pengukuran elevasi yaitu antara lain

a PP628A Patok dipasang pada pilar tangga pintu air di tepi Jl Minangkabau Manggarai

Jakarta Selatan

b TTG No008 Dipasang pada pagar sebelah kiri pintu masuk Gereja Zebauth Jl Ir H

Juanda - Bogor

c TTG No009 Dipasang didepan halaman Kantor Direktorat PHPA Jl Surya Kencana Bogor

IIIIII INVENTARISASI DATA SEKUNDER

Kegiatan inventarisasi data sekunder ini adalah kegiatan pengumpulan dan inventarisasi data

existing yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja maupun data yang dapat dipakai

dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan yaitu antara lain

Datagambarlaporan akhir dari studi-studi terdahulu yang tekait dengan pekerjaan ini

Peta rupa bumi dari BAKOSURTANAL skala 1 25000 atau Peta Jantop (Jawatan

Topografi Angkatan Darat)

Peta Ground-Kart

Data koordinat GPS dan Titik TTG yang akan digunakan sebagai referensi

Data-data jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

24

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 28: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

IIIIIII SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan atau survey awal yaitu pengumpulan data lapangan secara garis besar

yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan yang tujuan adalah

sebagai berikut

Mengidentifikasi dan menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan yang akan

dilaksanakan

Mengamati kondisi topografi dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan

pengukuran khusus atau lebih mendetail

Mencari titik tetap BM (Bench Mark) hasil pelaksanaaan pekerjaan desain yang pernah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan sebagai referensi

Mencari Titik-titik BM eksisting yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran

seperti titik GPS titik PP atau TTG dan lain sebagainya

Mengamati jalur KA bangunan pelengkap dan jaringan utilitas sepanjang Jalan Kereta

Api eksisting termasuk dokumentasinya

Mengamati lokasi atau tempat yang tepat untuk dijadikan lokasi base camp

Membuat dokumentasi hasil peninjauan awal

IIIIIV PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Rencana kerja atau program kerja dibuat sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang disusun berdasarkan data sekunder yang didapat dan hasil survei pendahuluan

yaitu terdiri atas

a Pembuatan Peta Kerja

b Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

c Jadwal Penugasan Personel

Penyusunan rencana kerja ini akan dibahas lebih detail pada bab III Rencana Kerja dan

organisasi pelaksanaan pekerjaan

25

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 29: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

IIIIV PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN PERALATAN

A Persiapan administrasi

Persiapan administrasi dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api meliputi pengurusan beberapa surat sebagai berikut

Surat pengantar koordinasi dengan Instansi terkait yaitu antara lain

EVP DAOP 4 Semarang

Surat Keterangan dari Satuan Kerja Pengambangan dan Peningkatan Prasarana

Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Surat tugas personel petugas lapangan

Surat Jalan untuk kendaraan dan tim petugas lapangan dll

B Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan survey

di lapangan atau dilokasi Dalam persiapan peralatan ini dilakukan kalibrasi terhadap alat

ukur yang akan dipergunakan dilapangan adapun persyaratan secara umum dalam

melakukan kalibrasi untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut

Kalibrasi Intrumen Teodolith Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat

teodolith adalah sebagai berikut

- Sumbu I harus benar-benar vertical dengan melakukan koreksi terhadap nivo kotak

dan nivo tabung

- Sumbu II harus tegak lurus sumbu I dengan melakukan koreksi benang silang teropong

kanan kiri

- Garis bidik harus tegak lurus sumbu II dengan melakukan terhadap koreksi benang

silang teropong atas bawah

C Kalibrasi Intrumen Waterpas

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kalibrasi untuk alat waterpass adalah sebagai

berikut

- Sumbu I harus vertical dengan melakukan koreksi pada nivo kotak

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo dengan koreksi teropong

D Kalibrasi Instrumen EDM (Total Station)

Kalibrasi teodolith total station pada prinsipnya dilakukan sama seperti melakukan kalibrasi

teodolith pada umumnya hanya untuk melakukan kalibrasi EDM pada teodolith tosal

26

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 30: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

station dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar

(meteran) baja selisih harga jarak terukur harus sesuasi dengan spesifikasi alat (10 ppm)

dan koreksi dilakukan secara digital sesuai manual alatnya jika koreksi yang dilakukan pada

alat dan spesifikasi alat tidak bisa dipenuhi maka kalibrasi harus dilakukan oleh agen

pabrikan

IIIIVI PERSIAPAN DI LAPANGAN

Persiapan di lapangan yaitu persiapan yang dilakukan di lapangan atau di lokasi pekerjaan yaitu

antara lain

1 Koordinasi Instansi terkait

2 Pengadaan Base Camp

3 Pengadaan tenaga lokal

4 Pengadaan material

A Koordinasi Instansi Terkait

Sebagai persiapan di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Kereta Api lintas Pekalongan - Semarang Tawang dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait yaitu antara lain

1) Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Prasarana Perkeretaapian

2) DAOP 4 Semarang untuk pengurusan sarat ijin survei dan inventarisasi data

sekunder

3) Kepala Stasiun di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dan

4) Kepala Sektor di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang

Maksud dan tujuan koordinasi adalah pemberitahuan dan permohonan ijin untuk

melaksanakan survei di lintasan Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan melampirkan

surat ijin survei dari DAOP 4 Semarang

B Pengadaan Base Camp

Pengadaan base camp sebagai tempat menginap dan tempat kerja para petugas lapangan

di lokasi pekerjaan dilakukan dengan cara menyewa rumah penduduk

Mengingat lokasi pekerjaan adalah jalur kereta memanjang yang membentang dari stasiun

Jakarta Kota sampai dengan stasiun Bogor maka lokasi base camp dipilih 3 (tiga) lokasi

27

ismail - 220815
Disesuaikan Dengan Lokasi Kegiatan

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 31: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

yang memudahkan mobilisasi dan transportasi dalam pelaksanaan survei pengukuran di

lapangan yaitu

1 Base Camp 1 lokasi disekitar Manggarai Jakarta Selatan

2 Base Camp 2 lokasi disekitar Depok Jawa Barat

3 Base Camp 3 lokasi disekitas Cilebut Kabupaten Bogor

Lokasi base camp ini ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu mobilisasi ke lokasi yang

masih efisien bahwa satu lokasi base camp menjangkau 10 km ke arah hulu dan 10 km ke

arah hilir lokasi pekerjaan sebagaimana telah diplot pada peta kerja

C Pengadaan Tenaga Lokal

Pengadaan tenaga lokal dilakukan dengan mengadakan perekrutan terhadap tenaga kerja

dan masyarakat di sekitar lokasi base camp melalui pengurus RT pengurus RW atau

Kepala Desa setempat Adapun kebutuhan tenaga lokal dalam pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api ini diperuntukan sebagai

a Tenaga pembantu survei

b Tenaga tukang dan pembantu tukang untuk pemasangan patok beton (BM GPS

Patok Rumaja dan patok Rumija)

Perekrutan tenaga lokal untuk pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

jalur kereta api ini dilakukan sebanyak 26 orang

D Pengadaan Material

Pengadaan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemetaan ini dilakukan

di sekitar lokasi base camp

Pengadaan material dilakukan untuk material pembuatan dan pemasangan patok beton

yaitu BM BM GPS patok Rumaja dan patok Rumija yaitu antara lain

a Besi cor (besi begel) untuk kerangka beton

b Pasir

c Semen

d Plat besi Cashing beton dan lain sebagainya

28

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 32: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

IIIII SURVEY LAPANGAN

Kegiatan survey lapangan adalah pelaksanaan pengambilan data primer langsung di lapangan

yang diawali dengan pemasangan patok beton BM dan patok Rumaja dan Rumija kemudian

dilakukan pengukuran pemetaan jalur kereta api secara lengkap dan menyeluruh

Kegiatan survey lapangan ini dapat dirinci terdiri atas pekerjaan sebagai berikut

MonumentasiPemasangan Patok Beton

Pengukuran kerangka kontrol horisontal

Pengukuran Kerangka kontrol vertikal dan profil memanjang

Pengukuran situasi

Pengukuran potongan melintang

Pengukuran jalur KA jaringan utilitas dan bangunan pelengkap

Pengolahan data dan penggambaran di lapangan

IIIIII MONUMENTASIPEMASANGAN PATOK BETON

Monumentasi adalah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan

batas ruang prasaranakereta api yang meliputi pemasangan batok beton yang baru dan

inventarisasi patok BM existing yang ada dilapangan yang telah dipasang dalam pelaksanaan

pekerjaan sebelumnya

Kegiatan monumentasi atau pemasangan patok beton dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

penetapan batas ruang prasaranakereta api Pekalongan ndash Semarang Tawang meliputi 3 (tiga)

jenis patok beton sebagai berikut

1 Patok BM Pemetaan yaitu patok beton atau BM yang dipasang sebagai jaringan kerangka

kontrol peta yang selanjutnya akan dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim

Satelit GPS dan sistim Poligon

Patok BM pemetaan ini dipasang 2 (dua) buah pada setiap interval 1 kilometer sehingga

secara keseluruhan akan dipasang 110 buah BM

Patok BM pemetaan ini diberikan dua sistim penomeran sesuai dengan sistim pengukuran

koordinatnya yaitu

1) BM GPS adalah BM pemetaan yang dipasang setiap interval 5 km ini dan

pengukuran koordinatnya dilakukan dengan sistim Satelit GPS

29

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 33: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Dari total panjang lokasi pekerjaan 88 km akan dipasang BM dengan Nomor GPS

sebanyak (dua puluh empat) buah mulai dari GPS-01 GPS-02dst

hingga GPS-24

2) BM yaitu patok BM pemetaan selain BM GPS yang pengukuran koordinatnya

dilakukan pengukuran poligon yang jumlah keseluruhannya 86 buah mulai dari

BM-01 BM-02helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipdst hingga BM-86

2 Patok RUMAJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Manfaat Jalur

kereta api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang dimaksud Ruang

Manfaat Jalur yaitu terdiri dari jalan rel pada permukaan tanah diukur dari sisi terluar jalan

rel beserta bidang tanah di kiri kanan atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi

jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi kereta api dan

bangunan pelengkap lainnya Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada

permukaan tanah yang masuk terowongan diukur di dari sisi terluar konstruksi

terowongan

Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan tanah yang berada di

jembatan diukur di dari sisi terluar konstruksi jembatan Untuk itu patok Rumaja dipasang

pada akhir konstruksi jalur KA untuk jalan rel pada permukaan tanah pada sisi luar saluran

drainase dan pada jembatan pada sisi luar konstruksi jembatan (pondasi) baik pada sisi

kanan dan kiri jalur ganda kereta api dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar

dengan patok kilometer (KM) jalur KA Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang

sebanyak 110 buah patok Rumaja Patok Rumaja harus dicat dengan warna biru dengan

label dibuat dari marmer yang dipahat sesuai dengan Nomor Patok Rumaja sesuai dengan

nomor KM atau sta pada patok piket

3 Patok RUMIJA yaitu patok beton yang dipasang sebagai titik batas Ruang Milik Jalur kereta

api Sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 Ruang Milik Jalur kereta api adalah

bidang tanah di kiri dan kanan batas ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk

pengamanan konstruksi jalan rel

Patok batas RUMIJA dipasang pada jarak 6 (enam) meter kesebelah kanan dan kiri dari titik

patok RUMAJA dan dipasang setiap interval 1 kilometer sejajar dengan patok kilometer

(KM) jalur kereta api Dari seluruh areal pekerjaan 55 km akan dipasang sebanyak 110 buah

patok Rumija

Patok Rumija harus dicat dengan warna biru dengan label dibuat dari marmer yang dipahat

sesuai dengan Nomor Patok Rumija sesuai dengan nomor KM atau sta pada patok piket

30

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 34: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Dalam hal jarak antara patok RUMAJA dan patok batas ROW kurang dari 6 meter maka

posisi patok Rumija ditempatkan pada batas ROW dan dicat dengan warna kuning

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija dilakukan setelah gambar crosection pada lokasi

pemasangan dibuat sehingga pemasangan patok Rumaja dan Rumija tidak terjadi

kesalahan dalam menentukan jarak antara patok dengan center line rel kereta

Pemasangan patok Rumaja dan Rumija secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut

Pelaksanaan pemasangan patok BM Patok GPS Patok RUMAJA dan patok RUMIJA dilakukan

dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai berikut

Patok BM patok BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA dibuat dengan ukuran

20cm x 20cm tinggi 125 cm yang dipasang 75 cm ditanam dalam tanah dan 50 cm

diatas permukaan tanah

Patok beton dibuat dengan bahan beton cor dengan rangka besi begel dengan

konstruksi sebagai berikut

Gambar II-4 Sketsa Kontruksi Pemasangan Patok dan BM

Agar konstruksi patok kuat dan kokoh setiap patok dipasang dengan cara

melakukan penggalian dan pengecoran langsung dilapangan bukan dibuat di base

camp kemudian ditanam di lapangan

Setiap PATOK dipasang pada lokasi dengan kondisi tanah yang stabil atau tanah

keras dan dipilih pada lokasi tanah datar dan yang terlindung serta aman dari

kemungkinan gangguan hewan atau kendaraan

31

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 35: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Setiap PATOK dipasang baut yang diberi tanda silang diatasnya dengan cara

digergaji sebagai titik point PATOK dalam pelaksanaan pengukuran dan dicat

dengan cat besi atau atau cat tembok dengan warna Biru

Setiap PATOK dipasang Label PATOK yang menyertakan logo Kementerian

Perhubungan Kode (BM BM-GPS RUMAJA atau RUMIJA) serta Nomer patok

secara berurutan seperti contoh berikut ini

Setiap Patok harus dibuatkan diskripsinya yang mencantumkan Nomer Patok

Tanggal dibuat Koordinat Patok Sketsa posisi patok serta foto patok untuk

kemudian dijilid menjadi buku diskripsi patok sebagai salah satu lampiran laporan

akhir

Untuk label penomeran patok BM BM-GPS Patok RUMAJA dan Patok RUMIJA kami

menggunakan bahan marmer dengan ukuran 12 cm x 10 cm yang dipahat dan diberi cat warna

biru sebagai berikut

Gambar II-5 Contoh pemasangan label dengan menggunakan bahan marmer

Penomeran BM BM-GPS patok RUMAJA dan patok RUMIJA untuk pekerjaan penetapan batas

ruang prasarana jalur kereta api mulai dari Jakarta sampai dengan Bogor dapat dirinci sebagai

berikut

1) Penomeran BM mulai dari BM-01 BM-02 helliphelliphelliphellip helliphelliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan BM-86

2) Penomeran BM GPS mulai dari BM GPS-01 GPS-02helliphelliphelliphelliphellipdst sampai dengan GPS-24

3) Penomeran Patok RUMAJA mulai dari RUMAJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMAJA-55 di stasiun Semarang Tawang

4) Penomeran Patok RUMIJA mulai dari RUMIJA-00 di stasiun Pekalongan sampai dengan

RUMIJA-55 di stasiun Semarang Tawang Inventarisasi PatokBM Existing

32

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 36: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

a Inventarisasi PatokBM eksisting dilakukan terhadap semua Patok dan BM existing yang

ada dilapangan hasil pelaksaaan pekerjaan DED yang terdahulu dilakukan dengan

mencatat nama kode dan nomer masing-masing PatokBM untuk kemudian akan

dilakukan pengukuran koordinatnya dengan sistim koordinat yang baru yang digunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang prasarana ini

b Semua PatokBM eksisting akan dibuat diskripsi PatokBM eksisting sebagaimana

dilakukan untuk patok yang baru dipasang Untuk itu harus dibuat sketsa lokasi

PatokBM terhadap obyek disekitar lokasi PatokBM dan didokumentasikan (difoto)

IIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL

Pengukuran kerangka kontrol horizontal adalah pengukuran untuk menentukan koordinat titik-

titik kerangka kontrol peta Oleh karena lokasi pekerjaan penetapan batas ruang prasarana

kereta api antara Pekalongan ndash Semarang Tawang merupakan areal yang bentuknya

memanjang (88 km x 50 sd 100 meter)

maka idealnya kerangka kontrol horisontal ditentukan dengan dua sistim pengukuran yaitu

Pengukuran GPS yaitu untuk menentukan koordinat kerangka kontrol peta untuk

interval plusmn 5 sd 6 km dan selanjutnya digunakan sebagai referensi atau kontrol dalam

pengukuran kerangka kontrol jarak dekat (pengukuran poligon)

Pengukuran Poligon yaitu pengukuran untuk menentukan kerangka kontrol peta yang

langsung digunakan dalam pelaksanaan pengukuran lainnya dalam pemetan

(pengukuran potongan melintang pengukuran situasi dan pengukuran lainnya)

A Pengukuran GPS

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan metode pengukuran satellit GPS

dilakukan terhadap 24 titik BM yang telah dipasang 2 buah setiap interval plusmn 5 km dengan

metoda kerja sebagai berikut

1 Pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan reciever Geodetic GPS presisi

dengan sistim pengamatan ldquoStatic Relative Positioning dengan pengamatan

Difference Carrier Beat Phase dengan menggunakan 4 buah reciever GPS

2 Pengamatan GPS dilakukan dengan referensi koordinat GPS Bakosurtanal yang

terdekat dengan lokasi pekerjan yaitu

Titik GPS N0001 - (Orde 0) Bakosurtanal Cibinong

Titik GPS BCOL - (Orde I) Ancol Jakarta Utara

33

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 37: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

2 Semua tugu GPS yang dipasang diukur dengan metode GPS setelah antenna

dirdquocentering optiskan diatas Tugu GPS serta diukur tinggi antenanya terhadap

tanda silang bautrdquomarkrdquo

3 Penentuan posisi adalah dengan cara relatif sehingga dihasilkan baseline DXDY dan

DZ

4 Waktu observasi yang telah dikerjakan minimal selama 120 menit untuk empat alat

secara simultan yang akan diproses dengan mengambil hasil tiga non trivial baseline

dengan minimal menggunakan 6 satelit

5 Elevation Mask tidak kurang dari 15 derajat di atas horizon

6 Data Carrier Phase direkam dengan interval 15 detik setiap epochnya

B Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka kontrol horisontal peta dengan menggunakan pengukuran poligon

dilakukan untuk menentukan kerangka kontrol horizontal jarak dekat (100 sd 200 m) yang

akan digunakan langsung dalam pengukuran situasi obyek dilapangan maupun pengukuran

potongan melintang

Pengukuran poligon dilakukan metoda dan tata-cara sebagai berikut

1) dengan mengadakan pengukuran poligon dengan system loop terbuka terikat

sempurna terhadap dua titik BM-GPS setiap interval 5 km

Gambar II-6 Koordinat titik AC B dan D ditentukan melalui pengukuran GPS

2) Jaringan pengukuran poligon kerangka peta diusahakan melewati semua PATOK

atau BM yang baru dipasang maupun titik BM eksisting yang ada dilapangan

3) Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan Teodolith ketelitian sudut 5 second

seperti Wild T-1 atau Total Station yang sederajat ketelitiannya dengan pembacaan

sudut minimal 2 (dua) seri pengukuran sudut

34

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 38: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

4) Sudut pada masing-masing titik poligon dihindarkan sudut lancip (minimal 30 derajat)

dan sudut yang terlampau besar (maksimal 330 derajat)

5) Ketentuan kesalahan penutup pengukuran sudut poligon adalah le10 radic n detik dimana

n adalah jumlah titik-titik poligon dalam satu loop pengukuran

6) Jarak antara dua titik poligon minimal 100 meter dan maksimal 200 meter disesuaikan

dengan keadaan lapangan dan mempertimbangkan kemudahan dalam pengukuran

situasi topografi maupun pengukuran potongan melintang

7) Pengukuran jarak poligon menggunakan alat ukur jarak elektronis EDM (Electric

Distance Measuremant) atau teodolith Total Station dengan pembacaan jarak

dilakukan minimal 4 (empat) kali dan Kesalahan linear setiap loop poligon adalah le

110000

8) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang atau mengadakan pengukuran ulang pada

titik-titik yang diperkirakan terdapat kesalahan pengukuran

9) Bilamana toleransi kesalahan penutup sudut dan kesalahan linear tidak terpenuhi tim

survei harus melakukan pengukuran ulang

IIIIIIII PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL (WATERPASSING)

Pengukuran kerangka kontrol vertikal sebagai kelengkapan pengukuran kerangka peta

dilakukan dengan sistim waterpassing atau leveling dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran waterpas atau leveling harus dimulai dari titik ikat referensi ketinggian atau

elevasi yang telah ditentukan yaitu patok PP (Piel Priok) atau TTG (titik tinggi geodesi) yang

terdekat dengan lokasi

2 Jaringan pengukuran waterpaslevelling harus melalui semua titik PATOK dan BM semua

titik jaringan poligon dan harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatik

level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

3 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) dan sistim pulang pergi setiap hari kerja

4 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

35

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 39: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

5 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

6 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIIV PENGUKURAN SITUASI

Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan posisi dan

bentuk semua bangunan existing atau obyek yang ada dilapangan seperti Rel KA Batas badan

jalan semua bangunan hikmat eksisting semua bangunan pelengkap (rambu-rambu Jalan KA

Tiang Sinyal dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-

titik tinggi permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada

di lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara sebagai

berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total station dan

pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan atau

menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk topografi

dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan existing

yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal bantu

semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air jalan

perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar jalan

KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan lain

sebagainya

36

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 40: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong batu

kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan disekitar

areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun alang-alang

makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

dan lain sebagainya) serta semua utilitas yang ada perlintasan serta semua titik-titik tinggi

permukaan tanah yang dapat mewakili bentuk topografi permukaan tanah yang ada di

lapangan

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan metoda kerja dan tata-cara

sebagai berikut

1 Pengukuran situasi harus dilakukan dengan menggunakan alat theodolith total

station dan pengukuran dilakukan dari titik BM atau titik poligon yang terdekat dan

atau menggunakan titik bantu bila diperlukan

2 Pengukuran situasi meliputi pengukuran untuk menentukan posisi dan bentuk semua

bangunan existing yang ada serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili bentuk

topografi dari permukaan tanah yang ada dilapangan

3 Pengukuran situasi harus dapat menentukan posisi dan bentuk semua bangunan

existing yang ada meliputi

a Semua posisi jalan rel existing yang ada

b Semua bangunan pelengkap esisting lainya seperti jaringan sinyal tiang sinyal

bantu semua tiang rambu jalan KA papan lengkung dan lain sebagainya

c Semua bangunan hikmat existing seperti jembatan gorong-gorong saluran air

jalan perlintasan baik itu jalan setapak jalan tanah jalan aspalbeton atau jalan

raya

d Pagar dan patok batas tanah milik KA bangunan infrasruktur yang ada disekitar

jalan KA yaitu antara lain jalan saluran box culvertsaluran melintang rel dan

lain sebagainya

e Semua bangunan utilitas yang ada seperti tiang dan jaringan telepon tiang dan

jaringan listrik tiang PJU jaringan pipa bawah tanah bila ada (pipa PAM pipa Gas

37

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 41: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Kabel listrik bawa tanah dan lain sebagainya) jaringan kabel sinyal dan lain

sebagainya

f Bentuk permukaan tanah yang ekstrim sperti turap pasangan batu bronjong

batu kali kolam air tambak rawa bukit dan lain sebagainya

4 Untuk melengkapi data tata guna lahan harus dicatat jenis peruntukan lahan

disekitar areal jalan kereta api seperti tambak rawa sawah ladang hutan kebun

alang-alang makam kampong atau pemukiman dan lain sebagainya

IIIIIV PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG (CROSSECTION)

Pengukuran potongan atau cross section adalah pengukuran ketinggian permukaan tanah

untuk menggambarkan profil potongan melintang Trase jalan rel KA yaitu dengan melakukan

pengukuran ketinggian permukaan tanah pada satu garis lurus yang mempunyai arah tegak

lurus terhadap Centerline rel pada setiap titik STA yang telah dipasang atau diberikan tanda

pada badan rel bagian luar

Pengukuran cross section atau potongan melintang jalan rel dilakukan dengan metoda kerja

dan tata-cara sebagai berikut

1 Untuk mendapatkan data yang akurat pengukuran cross section harus dilakukan dengan

menggunakan alat waterpas Wild Nak-2 untuk daerah datar dan pada daerah terjal dapat

digunakan alat theodolith atau Total Station sedangkan untuk elevasi jalan rel tetap diukur

menggunakan waterpas

2 Pengukuran cross section dilakukan setiap jarak 50 meter pada daerah lurus dan 25 meter

pada daerah tikunganlengkung dan koridor pengukuran adalah 50 meter ke-arah kanan

dan kiri dari rel terluar yang ada

3 Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan waterpas pembacaan rambu ukur

harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang tengah dan bebang

bawah) dengan posisi rambu keadaaan tegak dengan bantuan nivo rambu

4 Pengukuran cross section dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan

keadaan tinggi rendah permukaan tanah sesungguhnya dilapangan dengan mengikuti

profil tanah yang ada di lapangan yaitu antara lain kop rel bagian atas badan jalan

bagian bawah badan jalan saluran drainase batas tanah Kereta Api dan seterusnya hingga

akhir koridor pengukuran yang ditetapkan

38

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 42: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

5 Arah pengukuran harus benar-benar membentuk garis lurus yang tegak lurus terhadap

jalan rel pada titik sta masing-masing hal dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

mewakili profil melintang permukaan tanah yang sesungguhnya

6 Pengukuran cross section juga dilakukan pada titik perlintasan rel kereta api dengan jalan

baik itu perlintasan resmi maupun perlintasan tidak resmi (liar)

IIIIIVI PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Pengukuran profil memanjang dilakukan terhada kop rel kereta api dilakukan dengan metoda

waterpassing atau menggunakan alat waterpas sama persis metoda dan cara melakukan

pengukuran waterpass untuk kerangka kontrol vertical pada sub bab 234

Adapun metoda kerja dan tata-cara pelaksanaan pengukuran profil memanjang adalah sebagai

berikut

1 Pengukuran profil memanjang harus dilakukan untuk menentukan elevasi kop rel kereta

api tepat pada titik sta yang telah dipasang sebelumnya yaitu tiap interval 50 meter pada

daerah lurus dan setiap interval 25 meter pada daerah lengkung dan pada area jembatan

yang bentangnya lebih dari 100 meter sampai dengan 100 meter dari masing-masing

pangkal jembatan

2 Setiap seksi pengukuran waterpas profil memanjang harus dimulai dari titik patok BM yang

telah dipasang atau titik polygon terdekat dan melalui semua titik sta yang telah dipasang

kemudian mengikat kembali ke titik patok BM atau titik polygon terdekat pada akhir seksi

pengukuran

3 Pengukuran waterpas profil memanjang harus dilakukan dengan menggunakan alat

waterpass automatik level Wild NAK-2 atau yang sederajat ketelitiannya

4 Pengukuran levelling dilakukan dengan sistim double stand (setiap kedudukan rambu

diukur dari dua kedudukan berdiri alat) atau sistim pulang pergi setiap hari kerja

5 Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang (benang atas benang

tengah dan benang bawah) dengan keadaan rambu beridiri tegak yang diatur dengan

bantuan nivo rambu dan diletakan diatas sepatu rambu (footstaf)

6 Setiap satu slag pengukuran diusahakan jarak antara alat ke rambu belakang sama dengan

jarak alat ke rambu depan dan tidak lebih dari 60 meter

7 Pengukuran waterpas profil memanjang selain mengukur elevasi kop rel pada patok sta

juga harus mengukur titik-titik penting lainnya seperti titik awal lengkung titik tengah dan

titik akhir lengkung dan titik posisi wesel titik ujung pangkal jembatan

39

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 43: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

8 Batas toleransi hasil pengukuran waterpaslevelling untuk setiap seksi ditentukan maksimal

tidak lebih dari 101049679D mm dimana D adalah jumlah jarak pengukuran dalam satuan Km dan

bilamana toleransi tersebut tidak terpenuhi maka tim survai harus melakukan pengukuran

ulang

IIIIIVII SURVEY JALUR KERETA API JARINGAN UTILITAS DAN BANGUNAN

PELENGKAP

Survey jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap dilakukan dengan melakukan

peninjauan atau survey lapangan untuk oleh tim (tenaga ahli dan asisten tenaga ahli) untuk

memeriksa kondisi existing jalur kereta api jaringan utilitas dan bangunan pelengkap lainya

untuk kemudian nanti diperintahkan kepada tim pengukuran untuk melakukan pengukuran

penentuan posisi dan bentuk semua obyek yang penting yaitu antara lain

1 Konstruksi atau alinyemen jalan rel kereta api existing

2 Bangunan Hikmat existing misalnya jembatan box culvert siphon gorong-gorong dan

lain sebagainya

3 Jaringan dan system persinyalan telekomunikasi dan instalasi listrik

4 Jaringan utilitas existing lainya yang ada di lapangan seperti jaringan saluran drainase

dan lain sebagainya

5 Stasiun lengkap dengan emplasemen dan bangunan pelengkap lainya

6 Semua peralatan dan atau bangunan pelengkap lainnya khususnya yang berada pada

jalur kereta api seperti posisi dan bentuk wesel semua rambu jalan kereta api dan lain

sebagainya

7 Pengukuran jalur kereta api jaringan utilitas bangunan pelengkap dan semua bangunan

exsisting dilakukan sekaligus pada pelaksanaan pengukuran situasi topografi

IIIV PENGOLAHAN DATA DAN PENGGAMBARAN

Pekerjaan pengolahan data atau data prosesing dan penggambaran ini adalah pekerjaan studio

yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjaan lapangan serta

dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan

Pekerjaan ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok sebagai berikut

a Input Data

b Data Prosesing

c Pengambaran

40

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 44: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

IIIVII INPUT DATA

Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau memasukan data (input) dari

data hasil pengukuran di lapangan (data lapangan) ke dalam media komputer untuk nantinya

akan dilakukan proses perhitungan Pelaksanaan pekerjaan key-in data ke dalam komputer ini

pada dasarnya adalah sebagaimana memindahkan data manual lapangan ke dalam format

perhitungan data dalam software Microsoft Excel

Input data atau Key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah survaior selesai

melakukan pengukuran sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu langsung dikey-in

dan harus selesai pada malam hari itu juga sehingga proses perhitungan dapat dilakukan

secara langsung

Untuk validasi data semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam

media komputer harus dicetak dan dilakukan pengecekan (checking) dan pemeriksaan

berdasarkan data lapangan yang asli dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda

dan harus dilakukan pembetulan atau editing data dalam komputer

Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station keyin data

tidak diperlukan karena data pengukuran dilapangan sudah terekam pada alatnya hingga

dapat langsung dilakukan down-load ke computer di base camp

Setelah semua data lapangan dalam media komputer dilakukan validasi dan editing

pembetulan maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan

IIIVIII DATA PROSESING

Data prosesing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat

(X Y X) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus rumus dan kaidah-kaidah

perhitungan dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel

Data prosesing dalam proses pemetaan topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

a Prosesing data poligon

b Prosesing data waterpas (leveling)

c Prosesing data crosection

d Prosesing data situasi

Prosesing data poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon

bouwdith untuk setiap loop pengukuran dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi

41

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 45: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan besarnya sudut azimuth di titik masing-masing

sedangkan koreksi linear dikoreksikan secara proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon

Prosesing data waterpasleveling dilakukan menggunakan rumus least square yang mana

kelalahan penutup dibagi rata untuk semua titik Setelah semua data poligon dan data waterpas

selesai dilakukan baru kemudian dilakukan perthitungan data crosection dan data situasi

sehingga dihasilkan data koordinat titik (x y z)

IIIVIV PENGGAMBARAN

Proses penggambaran dari semua data hasil pengukuran dilakukan secara digital dengan

mempergunakan software Autodesk Land Dekstop 2006 yang berbasis pada software AutoCad

Proses penggambaran dalam survey pemetaan topografi dapat dibagi dalam 3 jenis

penggambaran sebagai berikut

1 Penggambaran peta situasi topografi

2 Penggambaran potongan memanjanglong profil

3 Penggambaran potongan melintang

Pelaksanaan penggambaran situasi topografi dilakukan secara bertahap sebagai berikut

2 Ploting koordinat

3 Penggambaran situasi

4 Penggambaran garis kontur

Proses penggambaran peta situasi topografi dilakukan dengan menggunakan software

Autodesk Land Dekstop 2006 Proses penggambaran peta situasi ini dimulai dengan melakukan

pekerjaan ploting data koordinat semua hasil pengukuran untuk selanjutnya dilakukan

penggambaran untuk detail bangunan existing yaitu meliputi

1 Bangunan jalan rel dan perlengkapanya (kop rel wesel rambu jalan tubuh baan jaringan

kawatkabel sinyal sinyal bantu dan lain sebagainya)

2 Infrastrukur existing jalan saluran sungai bangunan existing bangunan emplasemen

stasiun rumah penduduk pagar tembok pagar besi dan lain sebagainya

3 Sarana utilitas yang ada tiang telepon tiang listrik jaringan kabel sinyal jaringan kabel

telekomunikasi jaringan kabel yang lain yang ada jaringan pipa gas bila ada dan lain

sebagainya

4 Khusus untuk penggambaran rel kereta api dan wesel harus dapat disajikan dengan atribut

yang menyertakan data jenis dan tipe Rel dan Wesel yang ada

42

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 46: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Setelah semua detail bangunan existing semua digambar baru dilakukan proses

penggambaran garis kontur melalui proses pembuatan break line pada bangunan atau detail

khusus seperti rel kereta api tubuh baan saluran sungai tebing turap dan lain sebagainya

Untuk kemudian dilakukan proses pembuatan surface dari semua titik detail yang telah diplot

baru kemudian dilakukan proses pembuatan garis kontur secara otomatis Proses terakhir dari

proses penggambaran situasi adalah finaslisasi editing yaitu meliputi penghalusan garis

kontur pembuatan legenda pemasangan grid dan pembuatan format penyajian dalam kop

Untuk pembuatan gambar potongan melintang maupun gambar potongan memanjang

(profil memanjang) dilakukan secara otomatis dalam software autocad dengan input data

potongan melintang yaitu nomer titik jarak antar titik dan elevasi titik

Lingkup kegiatan pengolahan data dan penggambaran adalah pekerjaan pengolahan

data ukur lapangan melalui perhitungan-perhitungan dalam kaidah-kaidah ilmu geodesi

menjadi titik-titik koordinat (XYZ) definitif untuk kemudian diplot ke dalam sistim koordinat

yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan penggambaran menjadi peta topografi

Pengolahan data harus dilakukan secara digital menggunakan komputer dan proses

penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop

2006 yang berbasis kepada software AutoCad

IIV PENYAJIAN PETA DAN GAMBAR

Peta topografi dan gambar-gambar lainnya sebagai hasil akhir dari pelaksanaan survey

lapangan setelah melalui proses pengolahan data dan penggambaran sedapat mungkin

disajikan dalam format dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut

a Undang-undang No 23 (TH-2007)

b Peraturan Pemerintah No 56 (TH-2009)

c Peraturan Pemerintah No 72 (TH-2009)

d Peraturan Dinas No 10 (PD 10)

e Peraturan Menteri No28

f Peraturan Menteri No36

g Peraturan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah ini

Penyajian akhir Peta dan gambar sebagai produk akhir pelaksanaan kegiatan survey penetapan

batas ruang prasarana kereta api dapat dirinci dalam kegiatan sebagai berikut

43

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 47: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

IIVII PENYAJIAN PETA SITUASI TOPOGRAFI

a Peta situasi topografi harus dibuat secara digital dengan skala 11000 yang dibuat dalam

format software yang berbasis kepada Software AutoCad yaitu Autodesk Land Dekstop

2006

b Peta situasi topografi harus dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 1 (satu) meter

c Peta situasi topografi harus disajikan dengan pengaturan layer dan ketebalan garis yang

baik agar semua obyek dapat ditampilkan dalam printout peta dalam kertas HVS ukuran A-

3 dan dapat dibaca tanpa dengan alat bantu penglihatan

d Masing-masing obyek detail peta disajikan layer tersendiri dan diberi nama layer sesuai

obyek yang digambarkan dengan warna tersendiri atau tidak sama dengan layer untuk

obyek yang lain

e Peta situasi topografi harus disajikan dalam format notasi dan KOP Dirjen Perkeretaapian

dan dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIII PENYAJIAN GAMBAR PROFIL MEMANJANG

a Gambar profil memanjang jalan rel yang menampilkan elevasi kop rel setiap interval 25

meter dan disajikan dengan skala Horisontal 1 1000 dan skala Vertikal 1 100

b Gambar profil memanjang jalan rel juga disajikan data kelandaian dan potongan jembatan

atau bangunan hikmat yang ada sesuai dengan keadaan lapangan

c Gambar profil memanjang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

IIVIV GAMBAR POTONGAN MELINTANG

a Gambar potongan melintang jalan KA dibuat setiap interval 50 meter pada daerah lurus

dan interval 25 meter pada daerah lengkung disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan

skala vertical 1 100

b Gambar potongan melintang sungai dibuat setiap interval 25 meter sampai dengan jarak

100 meter kearah hulu dan hilir sungai disajikan dengan skala horisontal 1 100 dan skala

vertical 1 100

c Gambar potongan melintang harus dibuat secara digital dalam software AutoCAD dan

dicetak pada kertas HVS ukuran A-3

44

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 48: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

BAB IIIRENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api antara

Pekalongan ndash Semarang Tawang dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam

Kerangka Acuan Kerja diperlukan program kerja atau rencana kerja yang memadai sehingga

maksud dan tujuan serta sasaran akhir dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dicapai dengan

optimal

Program kerja atau Rencana kerja ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan survei

lapangan hingga penyelesaian akhir pekerjaan terdiri atas

1) Pembuatan Peta Kerja

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan atau time schedule

3) Organisasi tim pelaksana

4) Jadwal Penugasanan Personel

5) Uraian tugas dan tanggung jawab personel

IIII PEMBUATAN PETA KERJA

Peta kerja adalah peta yang memuat semua rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang

disajikan dalam bentuk peta atau gambar kerja yang selanjutnya akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun di kantor

Pembuatan peta kerja dilakukan dengan menggunnakan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

atau Peta Topografi (Jantop) existing sebagai peta dasar yang memuat seluruh lokasi

pekerjaan dan dibuat atau digambarkan seluruh rencana kegiatan yang harus dilaksanakan di

lapangan untuk selanjutnya digunakan sebagai media dalam pembagian tugas tim panduan

petugas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta monitoring kemajuan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan

45

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 49: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Peta kerja harus memuat hal-hal penting dan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

di lapangan yaitu antara lain

1) Posisi Titik Ikat sebagai referensi pengukuran baik itu untuk referensi koordinat (XY)

misalnya Titik GPS (Bakosurtanal atau BPN) dan referensi ketinggian atau elevasi (Z)

misalnya Titik Tinggi Geodesi (TTG)

2) Rencana posisi monumentasi atau pemasangan Bench Mark Patok RUMAJA Patok

RUMIJA Patok STA

3) Rencana jalur pengukuran waterpas (jaringan kerangka kontrol vertical)

4) Rencana Jalur pengukuran poligon (jaringan kerangka kontrol horizontal) dan jaringan

pengukuran GPS

5) Rencana Jalur pengukuran Potongan Melintang atau Cros Section

6) Rencana posisi Base Camp

7) dan lain sebagainya

IIIII VOLUME PEKERJAAN

Salah satu parameter yang sangat penting dalam pembuatan atau penyusunan Jadwal

pelaksanaan pekerjaan adalah parameter volume pekerjaan untuk masing-masing kegiatan

Untuk itu Tabel volume pekerjaan pada tiap item kegiatan dibuat atau dihitung

berdasarkan ketentuan teknis dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah di-plot pada peta kerja

Berdasarkan analisa dan perhitungan semua rencana kegiatan yang sudah dituangkan dalam

peta kerja ditentukan dan dihitung jumlah volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan yang

harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan

46

ismail - 240815
Ditambah Peta Kerja

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 50: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Tabel III-1 Volume Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

IIIIIIKAPASITAS TIM PELAKSANA

Parameter lain yang sangat menentukan dalam pembuatan Jadwal pelaksanaan pekerjaan

selain volume pekerjaan adalah ldquokapasitas tim pelaksanardquo dalam satu hari kerja Satu tim

pelaksana pengukuran terdiri dari 1 orang surveyor 2 orang asisten surveyor dan 4 orang

tenaga lokal Parameter kapasitas tim pelaksana ditentukan berdasarkan pengalaman

melaksanakan pekerjaan sejenis Berdasarkan pengalaman kapasitas tim pelaksana dalam satu

hari kerja dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

IIIIVWAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan KAK waktu pelaksanaan Penetapan Batas Prasarana Jalur Kereta Api Lintas

Pekalongan ndash Semarang Tawang 180 (seratus delapan puluh) hari Kalender

47

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 51: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan daftar volume pekerjaan yang telah dibuat

dan kapasitas Personil per hari masing-masing pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan Jadwal pelaksanaan harus dibuat dengan ketentuan sebagai

berikut

a) Jadwal pelaksanaan dibuat sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan mulai dari kegiatan

persiapan pekerjaan lapangan proses pengolahan data dan penggambaran hingga

penyerahan produk akhir

b) Masing-masing jenis kegiatan harus ditabulasikan jumlah volume pekerjaan jumlah

Personil tim pelaksana kapasitas tim dan durasi waktu pelaksnaan

c) Jadwal waktu pelaksanaan disusun dengan mempertimbangkan ketentuan waktu

pelaksanaan dan tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan

kerja

Dengan memperhatikan waktu yang disediakan maka dapat ditentukan jumlah tim yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Dengan

ditetapkannya jumlah tim pelaksana untuk tiap item pekerjaan maka dapat ditentukan jenis

peralatan dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan volume pekerjaan jumlah waktu yang disediakan kapasitas kerja

timhari maka dapat disusun jadwal pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur

Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang sebagai berikut

48

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 52: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Tabel III-2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

49

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 53: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

IIIVIORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

A Deskripsi Tugas Anggota Tim

Rincian tugas-tugas pokok anggota Tim Pelaksana ini adalah sebagai berikut

1) Pemimpin Tim Pelaksana

- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan pekerjaan ini

- Mengkoordinir dan mengontrol tenaga-tenaga dalam Tim Pelaksana

- Menyusun schedule pelaksanaan dan memonitormengontrol jalannya pelaksanaan

pekerjaan ini

- Menyelenggarakan hubungan kerja pada tingkat Tim Pendamping maupun Pemimpin

Proyek

2) Ahli Jalan Kereta Api

- Melaksanakan survai teknis dalam menentukan jarak as track existing terhadap track

baru

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Merencanakan Geometri jalan rel dan membuat perhitungan-perhitungan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran desain alinyemen

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

3) Ahli StrukturJembatan KA

- Melaksanakan survai teknis

- Melaksanakan evaluasi data survei teknis

- Membuat usulan desain untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas

- Menetapkan metoda dan melaksanakan perhitungan-perhitungan jembatan

- Mengkoordinir dan memeriksa penggambaran Desain jembatan struktur

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

4) Ahli Geodesi

- Mereview dan mempelajari data-data yang ada dan berhubungan dengan pekerjaan

pengukuranpemetaan

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survai Topografi

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan survai topografi

- Mempersiapkan dan menyusun laporan survai

50

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 54: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

5) Ahli Sinyal Perkeretaapian

- Mengkoordinir tenaga-tenaga dalam Tim Survei Sinyal

- Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Survai sinyal di lapangan

- Melaksanakan survai teknis

- Memeriksa contoh hasil survai

- Memeriksa hasil penggambaran

- Memberi saran-saran kepada ahli Geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

6) Ahli Telekomunikasi

- Melaksanakan survai teknis Jaringan Telkomunikasi

- Melaksanakan evaluasi data survai teknis

- Membuat masukan kepada ahli geodesi

- Bertanggung jawab kepada Pemimpin Tim

B Bagan Organisasi Proyek

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik efektif dan efisien perlu direncanakan

organisasi pelaksana yang jelas teratur dan terkoordinasi secara baik sehingga alur perintah

atau alur koordinasi kerja antara komponen tidak saling menghambat

Bagan organisasi untuk melaksanakanmenyelesaikan pekerjaan survai teknis dan desain ini

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah ini

51

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 55: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Gambar III-7 Struktur Organisasi Pekerjaan

52

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 56: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Laporan PendahuluanPenetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

Tabel III-3 Jadwal Penugasan Personil Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVTenaga AhliKetua TimTeknik SipilAhli Jalan KATeknik SipilAhli GeodesiTeknik GeodesiAhli Jembatan KATeknik SipilAhli Sinyal TElektro

Tenaga PendukungSekretarisCAD Operator 1CAD Operator 2

B123

12345

BULAN 6PosisiNo

A

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5

53

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 57: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

BAB IVKEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

Hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang dalam kurun

waktu 30 (tiga) puluh hari pertama sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

adalah pekerjaan persiapan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut

a) Pengumpulan data sekunderInventarisasi data eksisting

b) Survai pendahuluan

c) Koordinasi dengan Instansi Terkait

d) Penyusunan program kerja

IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Data-data eksisting yang dapat di-inventarisasi dalam rangka persiapan pelaksanaan Penetapan

Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang yaitu antara

lain

IVII PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI GEOSPASIAL) ATAU PETA

TOPOGRAFI JANTOP DALAM SKALA 1 50000 ATAU YANG LEBIH BESAR

IVIII PETA GROUND KART

IVIIII DISKRIPSI PATOK REFERENSI ELEVASI

IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penetapan Batas Ruang

Prasarana Jalur Kereta Api Antara Pekalongan - Semarang Tawang adalah dengan DAOP 4

Semarang PT KAI

IVIIISURVAI PENDAHULUAN

Survey pendahuluan telah dilakukan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei

2015 Adapun hasil yang signifikan dalam pelaksanaan survey pendahuluan yaitu

54

ismail - 240815
Ditambah Foto
ismail - 240815
Ditambah Foto

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 58: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

55

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 59: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja sebagai persiapan dan acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

atau di lokasi telah dilakukan yaitu antara lain

1 Peta Kerja (lampiran 2)

2 Jadwal Pelaksanaan ( Bab III)

3 Jadwal Penugasan Personil (Bab III)

Hasil pelaksanaan Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan -

Semarang Tawang sampai dengan tanggal 3 September 2015 secara keseluruhan dapat

disajikan dalam bentuk mapping progress dalam halaman berikut

56

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 60: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

Tabel IV-4 Mapping Progress Penetapan Batas Ruang Prasarana Jalur Kereta Api antara Pekalongan - Semarang Tawang

PROGRESSBOBOT ()

()

Lok 1 518 10000Km 88 5544 000Km 88 2130 000Km 88 570 000

Bulan 6 573 1667

1 Laporan Pendahuluan Buku 15 028 100002 Laporan Antara Buku 15 037 0003 Konsep Laporan Akhir Buku 15 047 0004 Laporan Akhir

Buku 1 Laporan Akhir Buku 5 032 000Buku 2 Ringkasan Eksekutif Buku 5 008 000Buku 3 Laporan Survey Topografi Buku 5 032 000Buku 4 Album Gambar Pemetaan Buku 5 443 000Buku 5 Lap Survai Jaringan Ultilitas Deskripsi BM Rumaja dan Rumija Buku 5 032 000

5 Softcopy dalam bentuk Flashdisk Bh 2 004 000TOTAL 10000 1548

Operasional KantorF Biaya Pelaporan

A

C Pemasangan Patok Rumaja dan RumijaD Survei Jaringan Utilitas Jalur Kereta ApiE

NO URAIAN KEGIATAN SATUAN

Pengumpulan Data dan Survei PendahuluanB Survei Topografi

VOLUME

57

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 61: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

BAB VRENCANA KERJA SELANJUTNYA

Rencana kerja selanjutnya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penetapan batas ruang

prasarana kereta api Jakarta - Bogor adalah sebagai berikut

- Persiapan peralatan

- Persiapan lapangan

- Survei pengukuran lapangan

- Pembuatan Laporan Antara

VI PERALATAN YANG AKAN DIPERGUNAKAN

Peralatan yang akan dipergunakan di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu antara

lain

Tabel V-1 Daftar peralatan yang dipergunakan

No Peralatan1 Alat Ukur Topografi 2 unit2 Roll Meter 3 buah3 Komputer 4 unit4 Printer 4 unit5 Projector 1 unit6 Kamera 1 unit7 kendaraan roda 4 1 unit

Jumlah

VII PERSIAPAN LAPANGAN

VIII SURVEI PENGUKURAN LAPANGAN

VIV PEMBUATAN LAPORAN ANTARA

58

ismail - 240815
Diisi dengan peralatan di kak

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan
Page 62: Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Semarang Pekalongan 2015

LAMPIRAN ndash LAMPIRANLAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAMPIRAN 2 PETA RUPA BUMI BIG (BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL)

LAMPIRAN 3 PETA GROUND KART

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI SURVEY PENDAHULUAN

59

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I PENDAHULUAN
    • II LATAR BELAKANG
    • III MAKSUD DAN TUJUAN
    • IIII LOKASI KEGIATAN
    • IIV RUANG LINGKUP PEKERJAAN
    • IV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
    • IVI HASIL AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
      • BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
        • IIII Persiapan
          • IIIII Penentuan Sistim Koordinat dan Referensi Pengukuran
          • IIIIII Inventarisasi Data Sekunder
          • IIIIIII Survey Pendahuluan
          • IIIIIV Penyusunan Rencana Kerja
          • IIIIV Persiapan Administrasi dan Peralatan
          • IIIIVI Persiapan Di Lapangan
            • IIIII Survey Lapangan
              • IIIIII MonumentasiPemasangan Patok Beton
              • IIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
              • IIIIIIII Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (Waterpassing)
              • IIIIIIV Pengukuran Situasi
              • IIIIIV Pengukuran Potongan Melintang (Crossection)
              • IIIIIVI Pengukuran Profil Memanjang
              • IIIIIVII Survey Jalur Kereta Api Jaringan Utilitas dan Bangunan Pelengkap
                • IIIV Pengolahan Data dan Penggambaran
                  • IIIVII Input Data
                  • IIIVIII Data prosesing
                  • IIIVIV Penggambaran
                    • IIV Penyajian Peta dan Gambar
                      • IIVII Penyajian Peta situasi topografi
                      • IIVIII Penyajian Gambar Profil Memanjang
                      • IIVIV Gambar Potongan Melintang
                          • BAB III RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
                            • IIII PEMBUATAN PETA KERJA
                            • IIIII VOLUME PEKERJAAN
                            • IIIIII KAPASITAS TIM PELAKSANA
                            • IIIIV WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
                            • IIIVI ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
                              • BAB IV KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
                                • IVI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
                                  • IVII Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 50000 atau yang lebih besar
                                  • IVIII Peta Ground Kart
                                  • IVIIII Diskripsi Patok Referensi Elevasi
                                    • IVII KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
                                    • IVIII SURVAI PENDAHULUAN
                                    • IVIV PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
                                      • BAB V RENCANA KERJA SELANJUTNYA
                                        • VI Peralatan yang akan dipergunakan
                                        • VII Persiapan Lapangan
                                        • VIII Survei Pengukuran Lapangan
                                        • VIV Pembuatan Laporan Antara
                                          • LAMPIRAN ndash LAMPIRAN
                                            • Lampiran 1 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
                                            • Lampiran 2 Peta Rupa Bumi BIG (Badan Informasi Geospasial)
                                            • Lampiran 3 Peta Ground Kart
                                            • Lampiran 4 Dokumentasi Survey Pendahuluan