program peningkatan keselamatan perkeretaapian hermanto dwiatmoko

44
PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Jakarta, 20 Desember 2012 Disampaikan Oleh : DIREKTUR KESELAMATAN PERKERETAAPIAN Ir. Hermanto Dwiatmoko MSTr.

Upload: indonesia-infrastructure-initiative

Post on 30-May-2015

1.110 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

PROGRAM PENINGKATAN

KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Jakarta, 20 Desember 2012

Disampaikan Oleh :

DIREKTUR KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

Ir. Hermanto Dwiatmoko MSTr.

Page 2: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

KONDISI KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

EVALUASI PELAKSANAAN ROAD MAP TO ZERO ACCIDENT

RENCANA AKSI PENINGKATAN KESELAMATAN PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN

PENUTUP

1

Page 3: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

POLA PIKIR PENINGKATAN KESELAMATAN

PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN

2

ROAD MAP TO

ZERO ACCIDENT

FUNGSI

REGULATOR

INSPEKSI DAN

AUDIT

KESELAMATAN

PENINGKATAN

KOMPETENSI

SDM

PENEGAKAN

HUKUM

TINGKAT

KESELAMATAN

SAAT INI

PENINGKATAN

KESELAMATAN

PERKERETAAPIAN

PENANGANAN

DAN ANALISIS

KECELAKAAN

PENYUSUNAN

REGULASI

UU/PP

PerMen/PerDirjen

• Keterbatasan

Anggaran

• Keterbatasan

SDM kompeten

• SOP dalam

proses

• Keterbatasan

peralatan

EVALUASI

PENINGKATAN

KELAIKAN

PRASARANA DAN

SARANA

Page 4: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

PENDAHULUAN

3

Page 5: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

PENDAHULUAN

• PERAN PEMERINTAH SEBAGAI REGULATOR PERKERETAAPIAN

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2007 ttg Perkeretaapian, perkeretaapian dikuasai Negara dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah.

• PEMISAHAN FUNGSI REGULATOR DAN OPERATOR

Fungsi Regulator oleh Pemerintah yaitu Pembinaan Perkeretaapian yang meliputi Pengaturan, Pengendalian dan Pengawasan.

Fungsi Operator oleh Badan Usaha Penyelenggara yang meliputi Pengadaan atau Pembangunan, Pengoperasian, Perawatan dan Pengusahaan.

• KETERBUKAAN DALAM PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN

Penyelenggaraan Perkeretaapian adalah terbuka, yakni dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum (BUMN, BUMD, BUMS, Pemerintah maupun Pemerintah Daerah).

• PERAN SERTA PEMERINTAH DAERAH

Penyelenggaraan perkeretaapian harus memperhatikan otonomi daerah, dan membuka peluang bagi Pemerintah Daerah (provinsi dan kabupaten/kota) untuk mewujudkan perkeretaapian daerah yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.

• PERAN SERTA SWASTA DAN MASYARAKAT

Dalam penyelenggaraan perkeretaapian peluang peran serta swasta dan masyarakat dalam Penyelenggaraan Perkeretaapian sangat besar, kecuali apabila swasta dan masyarakat tidak mampu untuk melaksanakannya, maka akan diambil alih oleh Pemerintah.

4

Page 6: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

DASAR DAN TUJUAN PENYELENGGARAAN

PERKERETAAPIAN

UU No. 23/2007 ttg Perkeretaapian

pasal 3:

“Perkeretaapian diselenggarakan

dengan tujuan untuk memperlancar

perpindahan orang dan/atau barang

secara massal dengan selamat,

aman, nyaman, cepat dan lancar,

tertib dan teratur, efisien, terpadu

dengan moda transportasi lain,

serta menunjang pemerataan,

pertumbuhan, stabilitas, pendorong,

dan penggerak pembangunan

nasional.”

VISI

KATA KUNCI PENYELENGGARAAN

PERKERETAAPIAN INDONESIA

Cepat &

Lancar

Selamat

Massal

Nyaman

Aman

Tepat

Efisien

Tertib &

Teratur

5

Page 7: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

PERAN STAKEHOLDER PERKERETAAPIAN

DALAM PENINGKATAN KESELAMATAN

PENYELENGGARA PERKERETAAPIAN

(OPERATOR)

PEMERINTAH (REGULATOR)

MASYARAKAT

1. penyusunan Regulasi

2. Pengujian dan Sertifikasi

3. Penegakan Hukum

4. Sosialisasi

1. Kepedulian Keselamatan

2. Menjaga ketertiban, keselamatan

dan keamanan

1. Pemenuhan standar/laik

operasi dan pelayanan

2. Pemeriksaan dan

Perawatan

3. Tanggung jawab kepada

publik dan pemerintah

saat terjadi kecelakaan 6

Page 8: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

KONDISI KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

7

Page 9: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

DATA KECELAKAAN KERETA API

No JENIS

KECELAKAAN

TAHUN

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012*

1 Tabrakan KA

dengan KA

5 3 3 5 3 1 2

2 Anjlokan 68 110 99 41 25 23 19

3 Terguling 5 7 8 7 4 2 2

4 Banjir/longsor 3 3 8 8 6 1 4

5 Lain-lain 11 16 8 8 4 6 2

JUMLAH 92 139 126 69 42 33 29

* Posisi 23 Nopember 2012

8

Page 10: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

DATA KORBAN KECELAKAAN KERETA API

NO. KORBAN TAHUN

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 MENINGGAL 50 34 45 57 79 39

2 LUKA BERAT 76 128 78 122 93 45

3 LUKA RINGAN 52 164 73 76 104 28

JUMLAH 178 326 196 255 276 112

9

Page 11: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

PROSENTASE FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KA

TAHUN 2009 S/D 2011

Dari diagram tersebut penyebab

kecelakaan (di luar faktor eksternal)

yang paling dominan 3 tahun terakhir

dari tahun 2009 s/d 2011 adalah :

SDM Operator : 51 kejadian (24 %)

Sarana : 44 kejadian (21 %)

Prasarana : 22 kejadian (10 %)

44

22

51

77

19

SARANA

PRASARANA

SDM OPERATOR

EKSTERNAL

ALAM

10

Page 12: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN KA

PRASARANA SARANA MANUSIA EKSTERNAL

Adanya kecrotan (mud

pumping)

Jalan rel tidak laik

Bantalan kayu

rapuh

Rel patah

Wesel rusak

Badan jalan

longsor/amblas

Jembatan kurang laik

Kurangnya

perawatan

Terjadinya karat

(jembatan besi)

Pengereman tidak

bekerja dengan baik

Kerusakan pada as

dan roda

As patah

Bearing macet

Pembebanan tidak

merata

Kelebihan Beban

Kurangnya

perawatan sarana,

tidak menggunakan

suku cadang standar.

Masinis tidak

malaksanakan

standar prosedur

operasi yang

ditetapkan

(melanggar

kecepatan)

Pengaturan dinasan

kurang baik sehingga

menimbulkan

kelelahan fisik

Faktor fisik

ngantuk, tertidur,

dsb

Masyarakat tidak

disiplin melintasi

perlintasan sebidang

Bangunan liar

disekitar jalan rel

mengganggu

pandangan bebas

masinis

Vandalisme,

pencurian alat

penambat,

melempar kaca.

Terjadinya bencana

alam, gempa bumi,

longsor, banjir, dll 11

Page 13: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM

ROAD MAP TO ZERO ACCIDENT

12

Page 14: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

ROAD MAP TO ZERO ACCIDENT

13

Page 15: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT

JENDERAL PERKERETAAPIAN

TUGAS

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang Perkeretaapian.

FUNGSI

1. Menyiapkan perumusan kebijakan di bidang Perkeretaapian;

2. Melaksanakan kebijakan di bidang perkeretaapian;

3. Menyusun standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang Perkeretaapian;

4. Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi;

5. Melaksanakan administrasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14

Page 16: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

UU No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;

PP No 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan

Perkeretaapian;

PP No 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Kereta Api;

Peraturan Menteri Perhubungan (41 Permen) tentang :

Standar Teknis Prasarana dan Sarana Perkeretaapian

Pengujian, perawatan dan pemeriksaan prasarana dan sarana

perkeretaapian

Standar Kompetensi/keahlian tenaga penguji, inspektur dan

auditor perkeretaapian

Standar Kompetensi awak sarana dan petugas pengoperasian

prasarana perkeretaapian

Standar Pelayanan Minimal

Rencana Induk Perkeretaapian Nasional

PENYUSUNAN REGULASI

15

Page 17: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

Pengujian prasarana perkeretaapian

• Uji pertama & uji berkala

Sertifikasi prasarana perkeretaapian

yang sudah lulus uji pertama atau

berkala

Peningkatan jalur kereta api al.

penggantian rel, bantalan, wesel, dll.

Peningkatan Fasilitas Operasi KA

PENINGKATAN KELAIKAN PRASARANA

PERKERETAAPIAN

16

Page 18: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

Pengujian Sarana Perkeretaapian

• Uji pertama dan uji berkala

Sertifikasi sarana perkeretaapian yang

sudah lulus uji pertama atau berkala

Pengadaan K3 dan Rehabilitasi KRL

Melengkapi peralatan pengujian sarana

perkeretaapian di Balai Yasa:

• Bogie Tester

• Spring Tester

• Wheel Flaw Detector

• dll

PENINGKATAN KELAIKAN SARANA

PERKERETAAPIAN

17

Page 19: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

Peningkatan kompetensi SDM Ditjen

Perkeretaapian

Pelatihan penguji prasarana & sarana, inspektur

dan auditor perkeretaapian

Sertifikasi penguji, inspektur dan auditor

perkeretaapian

Sertifikasi kecakapan awak sarana dan petugas

pengoperasian prasarana perkeretaapian

Akreditasi badan hukum atau lembaga diklat SDM

perkeretaapian

Penyegaran dan pembinaan kepada petugas

operasional untuk mematuhi peraturan yang

berlaku

Pembinaan keselamatan kepada para konsultan /

kontraktor terutama yang langsung di lapangan

PENINGKATAN KOMPETENSI SDM

18

Page 20: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

Pelaksanaan audit keselamatan terhadap

sarana, prasarana, dan operasional KA/

GAPEKA.

Pelaksanaan random check/inspeksi sarana

dan prasarana.

Pemantauan batas kecepatan (taspat).

Pelaksanaan identifikasi daerah rawan

kecelakaan.

Penanganan perlintasan sebidang

(pembuatan flyover/underpass,

pemasangan warning device pada pintu

perlintasan).

Sosialisasi keselamatan perkeretaapian.

Pemantauan dan penelitian kecelakaan KA.

PENCEGAHAN KECELAKAAN KA

19

Page 21: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

Penyidikan terhadap pelanggaran

tindak pidana di bidang

perkeretaapian (calo, pelanggaran

semboyan/kecepatan)

Penertiban, pembongkaran

bangunan liar di jalur KA.

Penertiban penumpang di atas atap

kereta, kabin masinis, gerbong

barang.

Pemeriksaan sertifikat awak sarana

serta petugas operasional KA.

Pemasangan tanda larangan di jalur

KA.

Diklat PPNS Perkeretaapian.

PENEGAKAN HUKUM

20

Page 22: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

KELEMBAGAAN PERKERETAAPIAN

Organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah disempurnakan

dengan pembentukan Direktorat Keselamatan Perkeretaapian yang

telah terpisah dari Direktorat Sarana Perkeretaapian

PT. Kereta Api telah membentuk Direktorat Keselamatan dan

Keamanan

Sesuai dengan amanat UU Nomor 23 tahun 2007 tentang

Perkeretaapian, Ditjen Perkeretaapian telah mengusulkan

organisasi pengelola prasarana perkeretaapian, yaitu :

UPT Balai Perkeretaapian

UPT Pengujian Prasarana dan Sarana Perkeretaapian

UPT Perawatan Prasarana dan Sarana Perekeretaapian

21

Page 23: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

RESTRUKTURISASI BUMN PERKERETAAPIAN

22

Page 24: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

DASAR PEMIKIRAN

UU 23/2007 tentang Perkeretaapian pasal 17 ayat 1 :

Penyelenggaraan perkeretaapian umum sebagaimana dimaksud

dalam pasal 5 ayat (1) huruf a berupa penyelenggaraan :

Prasarana perkeretaapian; dan atau

Sarana perkeretaapian

Prinsip dasar dari UU 23/2007 adalah dibukanya peran

swasta (non monopoli) dan otonomi daerah

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang memprogramkan

Percepatan Pemisahan antara Fungsi Regulator dan

Operator melalui Pemisahan Badan Penyelenggara

Prasarana dan Badan Penyelenggara Sarana

Perkeretaapian (Target Desember 2011)

23

Page 25: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN

24

Saat Ini

Badan

Hukum

Lainny

a

Pemda

Penyelenggaraan perkeretaapian harus

efisien dan responsif terhadap pasar –

pelayanan yang kompetitif

• Bergantung pada APBN

• Dominasi monopoli PT. KA

• Perencanaan yang sentralistis

Harapan Yang Akan Datang

(Menurut UU)

Page 26: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN

Penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum meliputi

kegiatan : (pasal 18)

Pembangunan prasarana;

Pengoperasian prasarana;

Perawatan prasarana; dan

Pengusahaan prasarana.

Penyelenggaraan sarana perkeretaapian umum meliputi

kegiatan : (pasal 25)

Pengadaan sarana;

Pengoperasian sarana;

Perawatan sarana;

Pengusahaan sarana.

25

Page 27: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

KONDISI PENYELENGGARAAN

PERKERETAAPIAN DI INDONESIA SAAT INI

Penyelenggaraan perkeretaapian saat ini (prasarana

dan sarana) masih monopoli PT. KA (persero) sehingga

tidak mungkin ada badan usaha sarana (swasta/BUMD)

yang mau mengusahakan sarana perkeretaapian di

lintas yang diselenggarakan PT. KAI, karena

dikhawatirkan ada perlakuan yang tidak sama antara

sarana yang dimiliki swasta/BUMD dan PT. KAI

Mengingat pengelolaan prasarana dan sarana dalam

satu organisasi, perlu jelas pembukuan anggarannya,

namun dengan pemisahan badan usaha prasarana dan

sarana, pengelolaan diharapkan lebih transparan

26

Page 28: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

ALTERNATIF BENTUK BADAN USAHA

Badan Usaha Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian

dapat berbentuk :

Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan skema Badan Layanan

Umum (BLU)

Perusahaan Jawatan (Perjan)

Perusahaan Umum (Perum)

Dasar pertimbangan : bahwa badan usaha ini tidak

menguntungkan dan harus mendapatkan anggaran dari

Pemerintah berupa pembangunan dan perawatan

prasarana perkeretaapian milik pemerintah

27

Page 29: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

ALTERNATIF BENTUK BADAN USAHA

• Badan Usaha Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dapat berbentuk Perseroan (PT) dengan pertimbangan bahwa penyelenggaraan sarana dapat menguntungkan (komersil)

• Perlu dipertimbangkan untuk yang menangani angkutan yang bersifat penugasan dapat dipisahkan dengan yang bersifat komersial. Demikian juga angkutan perkotaan dapat dipisahkan dengan angkutan antar kota.

• Badan Usaha Penyelenggara Sarana Perkeretaapian, dapat dibuat beberapa alternatif : – Angkutan Antar Kota (Komersial)

– Angkutan Antar Kota (Penugasan)

– Angkutan Perkotaan (Penugasan)

28

Page 30: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

UPAYA TINDAK LANJUT

1. Perlu kejelasan tentang Pemilikan Asset, Inventarisasi

asset pemerintah dan asset PT. KAI

2. Asset Pemerintah dan PT. KAI di bidang prasarana

perkeretaapian dikelola oleh Badan Usaha Prasarana

Perkeretaapian

3. Asset sarana perkeretaapian milik pemerintah (KRL,

KRD, Kereta K3) dikelola oleh Badan Usaa Sarana

Perkeretaapian untuk Penugasan

4. Asset sarana perkeretaapian milik PT. KAI (Lok, Kereta,

gerbong) dikelola oleh Badan Usaa Sarana

Perkeretaapian Komersial

29

Page 31: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

UPAYA TINDAK LANJUT

5. Perlu kejelasan bentuk Badan Usaha Penyelenggara

Prasarana Perkeretaapian : UPT/BLU, Perjan atau

Perum

6. Pegawai PT. KAI yang menangani prasarana

perkeretaapian dialihkan menjadi pegawai Badan

Usaha Prasarana Pekeretaapian, antara lain : pegawai

stasiun (KS, PPKA), perawatan prasarana (DK, SK,

Kasi JJ).

7. PT. KAI yang menangani sarana perkeretaapian

dialihkan menjadi pegawai Badan Usaha Sarana

Perkeretaapian, antara lain pegawai Balai Yasa, Depo,

masinis, asisten masinis

30

Page 32: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

ALTERNATIF I

PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

PEMERINTAH

(Regulator)

Pembangun

an jalur KA

Perintis

Badan Usaha

Penyelenggara Sarana

BUMN/BUMD/SWASTA

(Penugasan)

UPT

Penyelenggara

Prasarana

Badan Usaha

Penyelenggara Sarana

BUMN/BUMD

(komersil) BUMN/ SWASTA

(menyewakan

lahan)

TAC

IMO

PSO

APBN

TAC

Perawatan (dpt

dikerjasamakan

pihak lain)

Badan Usaha

Penyelenggara

Sarana - SWASTA

(komersil) 31

Page 33: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

ALTERNATIF 2

PEMBENTUKAN PERUSAHAAN UMUM

PEMERINTAH

(Regulator)

Pembangunan

jalur KA

Perintis

Badan Usaha

Penyelenggara

Sarana – BUMN

(Penugasan)

Perum

Penyelenggara

Prasarana

Badan Usaha

Penyelenggara

Sarana BUMN

(komersil) BUMN/ SWASTA

(menyewakan

lahan)

TAC PSO

APBN

TAC

Perawatan (dpt

dikerjasamakan

pihak lain)

Badan Usaha

Penyelenggara

Sarana - SWASTA

(komersil) 32

Page 34: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

PERBANDINGAN ALTERNATIF

NO

ALTERNATIF I

(UPT/BLU)

ALTERNATIF II

(PERJAN/PERUM)

ALTERNATIF III

(PERJAN/PERUM)

1 Prasarana milik

Pemerintah

Prasarana milik

Pemerintah

Prasarana diserahkan

kepada Badan

Penyelenggara

2 IMO dari Pemerintah IMO dari Pemerintah Membiayai sendiri

perawatan

3 TAC kepada

Pemerintah

TAC kepada

Pemerintah Menerima TAC

4 Subsidi dari

Pemerintah

Subsidi dari

Pemerintah Resiko terjadi kerugian

33

Page 35: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

PROGRAM STRATEGIS PEMERINTAH DI

TAHUN 2012

Pilot project peralatan pengamanan perjalanan kereta

api otomatis (automatic train protection)

34

Page 36: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

PROGRAM STRATEGIS PEMERINTAH DI

TAHUN 2012

Penyiapan simulator dalam pengujian dan sertifikasi

SDM Perkeretaapian operasional (PPKA dan Masinis)

Penyegaran dan sosialisasi keselamatan terhadap

SDM regulator dan operator dalam rangka

pemenuhan kompetensi mengingat faktor manusia

merupakan faktor yang dominan terhadap

peningkatan keselamatan perekeretaapian

Penyidikan terhadap pelanggaran hukum di bidang

perkeretaapian (UU No. 23/2007 ttg Perkeretaapian)

35

Page 37: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

RENCANA AKSI PENINGKATAN KESELAMATAN

PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN

36

Page 38: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

RENCANA AKSI

Mendeskripsikan permasalahan perkeretaapian serta rencana aksi

penanganannya, penanggung jawab pelaksanaan, instansi terkait

dan kriteria keberhasilan pelaksanaan aksi. Target waktu

pelaksanaan telah ditentukan untuk memperjelas penyelesaian.

Dibagi kedalam 5 sektor, yakni:

1. Sarana dan Prasarana

2. Sumber daya Manusia

3. Kerangka Aturan dan Penegakkan Hukum

4. Sistem Informasi

5. Koordinasi dan Kelembagaan

37

Page 39: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

PROGRAM JANGKA PANJANG

PEMERINTAH

REGULASI

Penyusunan Peraturan Menteri/Dirjen untuk penjabaran UU dan

PP yang dapat memuat pedoman pelaksanaan dan prosedur

pelaksanaan

PRASARANA/SARANA PERKERETAAPIAN

Pengujian dan sertifikasi Prasarana/Sarana Perkeretaapian dalam

rangka kelaikan operasi

SDM PERKERETAAPIAN

Pengujian dan sertifIkasi SDM Perkeretaapian dalam rangka

pemenuhan kompetensi SDM Perkeretaapian

PENEGAKAN HUKUM

Proses penyidikan terhadap pelanggaran hukum di bidang

perkertaapian (UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian)

AUDIT DAN INSPEKSI KESELAMATAN

Pelaksanaan audit dan insepksi keselamatan secara rutin dan

berkala

38

Page 40: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

PENINGKATAN KESELAMATAN

PERKERETRAAPIAN

39

AUDIT KESELAMATAN INSPEKSI (RAMP CHECK)

PEMANTAUAN TASPAT

PENELITIAN KECELAKAAN

PENEGAKAN HUKUM

SERTIFIKASI DAN PELATIHAN TEKNIS SDM SOSIALISASI KESELAMATAN

Page 41: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

PENUTUP

40

Page 42: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

KESIMPULAN

Peningkatan keselamatan perkeretaapian terus dilaksanakan

sesuai program “Roadmap to Zero Accident”

Sesuai amanat UU No. 23 Tahun 2007 tentang

Perkeretaapian, untuk mempertahankan kelaikan operasi

sarana dan prasarana perkeretaapian wajib dilakukan

pengujian, pemeriksaan dan perawatan

Disamping unsur pengujian, pemeriksaan dan perawatan,

unsur audit, inspeksi dan penegakan hukum sangat penting

untuk ditingkatkan, karena adanya pelanggaran dan

ketidaktertiban yang dapat menyebabkan kecelakaan kereta

api

Pembinaan dan peningkatan kompetensi SDM

Perkeretaapian harus dilakukan secara rutin

41

Page 43: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

KESIMPULAN

Seluruh stakeholder perkeretaapian harus memiliki tingkat

kedisiplinan dan “safety awareness” yang tinggi (selalu

mengutamakan azas keselamatan)

Koordinasi antara stakeholder perkeretaapian perlu

ditingkatkan agar tercapai “Roadmap to Zero Accident”

Sebagaimana diamanatkan dalam UU 23/2007 serta

ditegaskan dalam MP3EI diperlukan pemisahan Badan

Penyelenggara Prasarana dan Badan Penyelenggara Sarana

Perkeretaapian dengan prinsip dasar dibukanya peran

swasta (non monopoli) dan otonomi daerah. Pemisahan

Badan Penyelenggara merupakan bagian dari

penyelenggaraan perkeretaapian yang berbasiskan

keselamatan.

42

Page 44: Program peningkatan keselamatan perkeretaapian   hermanto dwiatmoko

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jl. Medan Merdeka Barat No. 8, Jakarta Pusat 10110, Indonesia Tel. +62 - 21 - 3506204, 385683 Fax. +62 - 21 - 3813972

Website : www.perkeretaapian.dephub.go.id

Sekian & Terima Kasih

43