draf pedoman rm
DESCRIPTION
Draf Pedoman RmTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit adalah unit organisasi pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan yang bersifat preventif, kuratif maupun rehabilitatif. RSKIA
Wijayakusuma sebagai Rumah Sakit Khusus Ibu Anak mempunyai tugas pokok
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara serasi, terpadu dengan upaya
peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan
peraturan perundang - undangan yang berlaku.
Keberadaan unit rekam medis pada suatu rumah sakit sangat penting. Hal ini
karena sumber informasi yang berasal dari data rekam medis sangat berguna sebagai
landasan untuk menilai kinerja unit pelayanan medis, sehingga dapat digunakan untuk
evaluasi kinerja dan kepuasan pasien yang akan mempengaruhi pengambilan
keputusan atau penetapan kebijakan selanjutnya.
Dalam rangka memberikan pelayanan medis kepada setiap pasien wajib
dibuatkan suatu dokumen yang berisi rekaman setiap tindakan pelayanan medis
kepada pasien tersebut secara kronologis yang disebut dengan Rekam Medis. Dengan
Rekam medis pelayanan medis mempunyai bukti sah yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Standar tentang pelayanan dan operasional unit rekam medis diatur dalam
PERMENKES No. 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis, KMK No. 377 Tahun
2007 tentang Standar Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, Kepmenkes No. 129
Tahun 2008 tentang SPM Rumah Sakit, Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan dan
Penyajian Data RS Tahun 2005, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan,
PORMIKI Tahun2008, Kep Dirjen Yanmed 78/1991 tentang Penyelenggaraan Rekam
Medis di RS, dan SE Dirjen Yanmed HK.00.06.1.5.01160 tentang Petunjuk Teknis
Pengadaan Formulir Rekam Medis Dasar dan Pemusnahan Arsip Rekam Medis di
Rumah Sakit Tahun 1995.
Pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Khusus Ibu Anak Wijayakusuma
Kebumen seiring berkembangnya klasifikasi atau standar yang telah dicapai,
mengalami perubahan atau peningkatan – peningkatan menuju pelayanan prima
sesuai visi dan misi rumah sakit.
Sebelum tahun 2009 pengelolaan rekam medis masih memanfaatkan ilmu dan
pengetahuan sebatas bagaimana pelayanan langsung kepada pasien dapat berjalan,
namun kesinambungan informasi medis belum dapat sesuai dengan harapan.
Mengingat system penomoran yang digunakan adalh system penomoran langsung
yang kemudian berubah menjadi system penomoran langsung berdasarkan alphabet
dari nama depan pasien yang mendaftar, sehingga memungkinkan satu pasien
memiliki lebih dari satu nomor rekam medis. System penyimpanan yang berpengaruh
terhadap kesinambungan informasi medis pasien juga belum tertata dengan baik.
Ketidakefektifitas dan efisiensi pengelolaan penyimpanan dikarenakan dokumen
rekam medis disimpan menggunakan system desentralisai dima ada pemisahan antara
dokumen rekam medis poliklinik dan rawat inap, sehingga untuk pemberian informasi
kepada pasien yang bersangkutan masih belum oprimal mengingat jarak tempat
penyimpanan dokumen rekam medis letaknya berjauhan.
Pada awal tahun 2009 pengelola rekam medis Rumah Sakit Khusus Ibu Anak
Wijayakusuma Kebumen mulai menata diri sesuai tuntutan parameter setiap standar
yang harus dipenuhi, agar kualitas pelayanan tetap terjaga. Gambaran umum pada
rentang waktu pengelolaan tahun……..sampai dengan tahun 2008 terjadi kevakuman
pengendalian mutu pelayanan rekam medis, sehingga awal tahun 2009 segala
komponen pendukung rekam medis merumuskan bagaimana mencapai standar
harapan yang relative berkembang seiring dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta paradigm baru tentang sarana pelayanan umum/ kesehatan yang berkualitas
yaitu pendekatan kepada kepuasan pelanggan.
Kebijakan serta standar pelayanan banyak direvisi sesuai kebutuhan dan
tuntutan pelayanan. Hingga dilakukan pendekatan mutu yang diharapkan dapat
dipenuhi melalui penerapan system informasi rekam medis berbasis teknologi
informasi termasuk sarana fisik dan peralatan pendukung sesuai dengan rencana
pengembangan (master plan) rumah sakit.
Diharapkan akhir tahun 2013 sarana fisik dan pendukung pengelolaan rekam
medis (SDM, Kebijakan, SPO) dapat segera terwujud, sehingga system pengelolaan
atau penyelenggaraan rekam medis dapat optimal sesuai dengan standar, minimal
sebagai beriku : Sistem Penomoran dengan Unit Numbering System, dan Penjajaran
dengan Terminal Digit Filling System.
B. RUANG LINGKUP
1. Ruang Lingkup Pengetahuan
Pedoman rekam medis ini digunakan pada unit rekam medis Rumah Sakit
Khusus Ibu Anak Wijayakusuma Kebumen
2. Ruang Lingkup Lokasi
Lokasi pembuatan pedoman rekam medis ini berada di unit rekam medis Rumah
Sakit Khusus Ibu Anak Wijayakusuma Kebumen
3. Ruang Lingkup Waktu
Pedoman rekam medis ini dibuat pada bulan Febuari 2013
4. Ruang Lingkup Sumber Info
Pedoman rekam medis ini mengambil informasi dari unit kerja rekam medis di
Rumah Sakit Khusus Ibu Anak Wijayakusuma Kebumen
C. BATASAN OPERASIONAL
1. Rekam Medis
Rekam medis menurut Permenkes Republik Indonesia No.269/
Menkes/Per/III/2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah di berikan kepada pasien.
2. Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis
Ditinjau dari pemusatan atau penyatuan dokumen rekam medis
penyimpanan dokumen rekam medis dibagi menjadi dua, yaitu :
Sentralisasi dan Desentralisasi
Ditinjau dari cara penjajaran dokumen penyimpanan rekam medis dibagi
menjadi tiga cara yaitu : Sistem Nomor Langsung (Straight Numerical),
Sistem Angka Akhir (Terminal Digits Filling System), Cara Angka Tengah
(Middle digits filling system).
3. Petugas Rekam Medis
Seorang pegawai rekam medis atau perekam medis harus memiliki
kompetensi. Kompetensi tersebut meliputi :
1. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit dan Masalah – masalah yang
Berkaitan dengan Kesehatan dan Tindakan – tindakan Medis
2. Aspek Hukum dan Etika Profesi
3. Manajemen Kesehatan dan Informasi Kesehatan
4. Menjaga Mutu Rekam Medis
5. Statistik Kesehatan
6. Manajemen Unit Kerja Manajemen Informasi Kesehatan / Rekam Medis
7. Kemitraan Profesi
4. SPO
SPO (Standar Prosedur Operasional) adalah suatu standar/pedoman tertulis
yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan
dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.
D. LANDASAN HUKUM
1. Pertanggungjawaban terhadap Rekam Medis
Rumah Sakit bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada
didalam rekam medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan ataupun
memalsukan data yang ada di dalam rekam medis atau dipergunakan oleh
orang yang semestinya tidak diberi ijin.
1. Tanggung jawab dokter yang merawat
2. Tanggung jawab petugas Rekam Medis
3. Tanggung Jawab Pimpinan Rumah Sakit
4. Tanggung Jawab Staf Medis
2. Pemilikan Rekam Medis dan Kerahasiaan Rekam Medis
Penentuan pemilikan rekam medis Permenkes 749a/Menkes/Per/XIII/1989
secara hukum berkas rekam medis milik rumah sakit sedangkan isinya milik
pasien. Para dokter sering membawa pulang berkas rekam medis karena merasa
berwenang penuh atas pasiennnya, sementara petugas rekam medis berkeras
mempertahankan berkas rekam medis di lingkup kerjanya. Secara hukum tidak
ada bantahan terhadap pemilikan.
Secara umum telah disadari bahwa informasi yang didapat dari rekam
medis bersifat rahasia. Namun konsep kerahasiaan ini akan ditemui banyak
pengecualian. Pada dasarnya informasi yang bersumber dari rekam medis ada
dua kategori :
a. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan yaitu laporan yang terdapat
dalam berkas rekam medis sebagai hasil pemeriksaan , pengobatan,
observasi dan wawancara dengan pasien.informasi ini tidak boleh
disebarluaskan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang.
b. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan disini adalah perihal
identitas (nama, alamat dan lain-lain), tetapi perlu diingat diagnosa akhir
pasien mengandung nilai medis maka lembaran tersebut harus tetap
dirahasiakan dan tidak boleh disebarkan kepada pihak-pihak yang tidak
berwewenang.
Sumber hukum yang bisadijadikan acuan di dalam masalah kerahasiaan
suatu informasi yang menyangkut rekam medis pasien dapat dilihat pada
peraturan pemerintah No. 10 tahun 1966 yaitu : “Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran”. Dengan adanya peraturan ini maka siapapun yang bekerja di
rumah sakit khususnya bagi mereka yang berhubungan dengan datarekam medis
wajib memperhatikan ketentuan tersebut.
Pasal 1 :Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang
diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada watu atau
semata melakukan pekerjaannya dalam laporan kedokteran.
Pasal 3 :Yang diwajibkan menyompan rahasiayang dimaksud dalam pasal
ialah :
a. Tenaga Kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang tenaga
kesehatan (Lembaran Negara Th. 1963 No.79)
b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas salam lapangan
pemeriksaan, pengobatan atau perawatan dan orang lain yang
ditetapkan oleh mentri kesehatan.
3. Inform Concent
Setiap pasien yang datang ke rumah sakit harus mengikuti peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit tersebut. Dari hubungan ini terlihat bahwa setiap pasien
yang mendapat pelayanan tersebut mempunyai hak untuk memperoleh atau
menolak pengobatan. Bila pasien dalam perwalian, maka walilah yang
mengatasnamakan keputusan hak tersebut pada pasien.
Persetujuan inform concent adalah sebelum dilakukannya suatu tindakan
medis di luar prosedur.
Formulir informed concent harus ditanda tangani oleh pihak-pihak tertentu,
yaitu :
Dokter yang melakukan tindakan/operasi, sebagai bukti bahwa dokter
memberikan penjelasan atau informasi mengenai keuntungan/kerugian
(resiko) yang diterima apabila bersedia dilakukan operasi atau tindak.
Pasien/keluarga pasien, wajib menandatangani formulir informed
concent, sebagai bukti bahwa pasien/keluarga pasien telah menerima dan
mengerti dengan sepenuhanya informasi yang diberikan oleh dokter
kepada dirinya atau keluarganya dan telah mengerti pula segala resiko
yang akan diterima apabila dilakukan tindakan/operasi.
Saksi, adalah dari keluarga pasien maupun kerabat apabila dalam keadaan
darurat keluarga pasien tidak ada, wajib menandatangani formulir
persetujuan Tindakan Medis (Informed Concent) apabila pasien yang akan
dilakukan operasi/tindakan memiliki resiko yang sangat tinggi untuk
keberhasilan operasinya, ataupun pasien tersebut sedang dalam
pemeriksaan dar kepolisian. Apabila setelah operasi dilaksanakan ternyata
pasien tersbut meninggal, saksi sangat dibutuhkan untuk memberikan
keterangan di pengadilan, apabila dibutuhkan.
4. Pemberian Informasi Rekam Medis
Seorang pasien dapat memberikan persetujuan untuk memeriksa isi rekam
medis dengan memberikan surat kuasa. Orang yang membawa surat kuasa ini
harus menunjukkan tanda pengenal yang shah kepada pimpinan rumah sakit,
sebelum mereka diijinkan menetili isi rekam medis yang diminta. Pimpinan
rumah sakit setelah berkonsultasi dengan bagian rekam medis dan komite medis
harus menetapkan peraturan yang mengatur pemberian informasi yang berasal
dari rekam medis itu.
5. Rekam Medis Pengadilan
Penyajian informasi yang diambil dari rekam medis sebagai bahan bukti
dalam proses suatu persidangan dan di dapat bahan resmi lainnya senatiasa
merupakan proses yang wajar. Sesungguhnya reka medis disimpan dan dijaga
dengan sebaik-baiknya bukan semata-mata untuk kepentingan medis dan
administratif, tetapi juga karena isinya sangat diperlukan oleh individu dan
organisasi yang secara hukum berhak mengetahuinya. Rekam medis ini adalah
kronologis yang tidak disangsikan kebenarannya tentang pertolongan,
perawatan, pengobatan seseorang pasien selama mendapatkan pelayanan di
rumah sakit.
6. Adopsi
Berdasar dari kata adop yang artinya mengangkat anak. Pedoman rekam
medis menghadapi rekam medis dengan kasus adop adalah sebagai berikut :
Adopsi telah mengakibatkan orang tua kandung melepaskan hanya untuk
memeriksa berkas rekam medis anaknya telah diangkat sebab dengan
pengangkatan itu seluru hak orang tua berakhir.
Adopsi telah mengakibatkan orang tua baru menerima hak sebagai orang
tua asli, berarti hak untuk memeriksa berkas medis anak angkatnya hingga
mencapai dewasa. Namuan, orang tua baru tidak boleh melihat berkas rekam
medis anak masa lampaunya.
Anak angkat mempunyai hak untuk mambaca berkas rekam medis dirinya
pada saat memcapai usia dewasa namua, petugas rekam medis harus menurut
identitas orang tua aslinya, seperti pada keterangan di atas.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia sesuai dengan kualifikasi pendidikan pada unit rekam
medis diatur dalam Permenkes No. 377/ Menkes/ SK/ III/ 2007 Tanggal 27 Maret
2007, sebagai berikut :
1. Diploma 3 (D3) Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang ditempuh Selma 6
(enam) semester, dengan gelar Ahli madya.
2. Diploma 4 (D4) Manajemen Informasi Kesehtan yang ditempuh selama 8
(delapan) semester, dengan gelar Sarjana Sains Terapan MIK.
3. Strata 1 (S1) Manajemen Informsasi Kesehatan yang ditempuh selama 8
(delapan) semester, dengan gelar Sarjana Manajemen Informasi Kesehatan.
4. Strata 2 (S2) Manajemen Informasi Kesehatan yang ditempuh selama 4 (empat)
semester, dengan gelar Magister Manajemen Informasi Kesehatan.
Menurut Wursanto (1991), petugas rekam medis harus memiliki syarat – syarat
sebagai berikut:
1. Teliti, dalam hal ini ketelitian sangat diperlukan agar dapat membedakan
perkataan, nama atau angka yang sepintas lalu nampaknya bersamaan.
2. Cerdas, petugas rekam medis harus mampu menggunakan pikirannya dengan
baik, memiliki daya ingat yang tajam sehingga tidak mudah lupa.
3. Penuh minat dan perhatian terhadap tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
4. Rapi, setiap petugas harus mampu menciptakan dan menjaga kerapihan dan
kebersihan dan ketertiban terhadap arsip yang disimpan.
5. Tekun dalam pelaksanaan tugas.
6. Mampu memegang/menyimpan rahasia.
7. Mampu mengadakan hubungan yang baik dengan semua pihak.
8. Memiliki keahlian dalam bidang kearsipan.
Struktur Organisasi Unit Rekam Medis RSKIA Wijayakusuma Kebumen
Panitia/Komite Rekam Medis Kepala Bagian Sekretariat dan Rekam Medis
Komite Medis
Dir
ektu
r R
SK
IA W
ijaya
kusu
ma
Staff
Koord Urusan Pendaftaran Rawat Jalan
Staff
Koord Urusan Pendaftaran Rawat Inap
Staff
Koord Urusan Pelayanan & Registrasi
Staff
Koord Urusan Pengolahan Data & PelaporanKoord Urusan Penyimpanan & Pengarsipan
Staff
Kaur Rekam Medis
Tabel distribusi ketenagaan unit Rekam Medis RSKIA Wijayakusuma Kebumen
No. Jabatan Status Pendidikan Jumlah
1 Kaur Rekam Medis
2 Koor. Urusan Pendaftaran Rawat
Jalan
3 Koor. Urusan Pendaftaran Rawat
Inap
4 Koord Urusan Pelayanan &
Registrasi
5 Koord Urusan Pengolahan Data &
Pelaporan
6 Koord Urusan Penyimpanan &
Pengarsipan
Dari tabel dapat dilihat bahwa latar belakang pendidikan sebagian besar staff
bukan dari spesifikasi rekam medis. Hanya……. staff……………….. yang berlatar
belakang pendidikan rekam medis.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pola pengaturan ketenagaan Unit Rekam Medis yaitu :
a. Untuk Dinas Pagi :
yang bertugas sejumlah 3 ( tiga ) orang dengan standar minimal mengerti dan
bisa melaksanakan prosedur rekam medis sesuai dengan SPO yang berlaku
Kategori :
1 orang penanggung jawab urusan pendaftaran
2 orang pelaksana / petugas rekam medis
b. Untuk Dinas Sore :
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal minimal
mengerti dan bisa melaksanakan prosedur rekam medis sesuai dengan SPO yang
berlaku
Kategori :
1 orang penanggung jawab urusan pendaftaran
1 orang pelaksana / petugas rekam medis
Pengaturan Jaga Petugas Rekam Medis
Pengaturan jadwal dinas petugas rekam medis dibuat dan di pertanggung
jawabkan oleh Kaur Rekam Medis dan disetujui oleh Sub Bagian Sekretariat
dan Rekam Medis
Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke semua
petugas rekam medis setiap satu bulan.
Untuk petugas rekam medis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka petugas rekam medis tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada
buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang
ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan,
maka permintaan disetujui).
Setiap tugas jaga / shift harus ada petugas rekam medis penanggung jawab shift
Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dan dinas sore.
Apabila ada perekam medis karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka petugas rekam medis yang
bersangkutan harus memberitahu Kaur Rekam Medis selambatnya sehari
sebelum jadwal jaga dan diharapkan perekam medis yang bersangkutan sudah
mencari perekam medis pengganti.
Apabila ada perekam medis tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan ( tidak terencana ), maka Kaur Rekam Medis akan mencari perekam
medis pengganti.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
1. Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan
Keterangan:
A. Ruang Tunggu Pasien
B. Loket Pendaftaran
C. Komputer
D. Rak Filling
E. Timbangan Dewasa
F. Timbangan Bayi
G. Loket Yanmed
2. Ruang Rekam Medis ( Penyimpanan DRM Ranap )
Keterangan :
A. Meja Kerja
B. Rak Penyimpanan DRM
3. Ruang Rekam Medis
Keterangan :
A. Almari penyimpanan lembar rekam
medis
B. Meja Kerja
C. CCTV
D. Komputer
B. STANDAR FASILITAS
Unit rekam medis RSKIA Wijayakusuma Kebumen terletak di gedung utama
yang terdiri dari tempat penerimaan pasien, ruang rekam medis, dan ruang
penyimpanan dokumen rekam medis.
F
E
C
G
D
B
A
PintuU
B
B
A
U
pintu
B
B
A c
A D Pintu
U
Tempat penerimaan pasien terdiri dari 1 (satu) meja pendaftaran dan
seperangkat computer yang terletak tepat di sebelah barat pintu masuk utama
poliklinik RSKIA Wijayakusuma Kebumen.
Ruang rekam medis terletak disebelah selatan tempat penerimaan pasien yang
terdiri dari seperangkat mebeler (meja kursi kerja) dan seperangkat computer serta
printer dan almari penyimpanan lembar RL 1 sampai dengan RL 5 (Isi dokumen
rekam medis).
Sedang ruang penyimpanan dokumen rekam medis dibagi menjadi 2, yaitu
tempat penyimpanan dokumen rawat jalan dan rawat inap. Tempat penyimpanan
dokumen rawat jalan terletak dekat dengan loket atau tempat penerimaan pasien
sehingga memudahkan dalam pencarian dan menghemat waktu pelayanan. Sedang
untuk tempat penyimpanan dokumen rekam medis rawat inap terletak disebelah ruang
rekam medis dan terdiri dari seperangkat computer dan lemari penyimpanan serta
mebeler ( meja kursi kerja).
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN
1. Petugas Penanggung Jawab
Penanggung jawab koord. urusan pendaftaran rawat jalan.
Petugas pendaftaran
2. Perangkat Kerja
KIB dan Kartu rawat jalan
Register
Seperangkat komputer
Karcis pendaftaran
Nomor antrian
3. Tata Laksana Pendaftaran Rawat Jalan
Pendaftaran pasien datang dilakukan oleh pasien / keluarga dibagian
admission ( loket pendaftaran ) dengan mengambil nomor antrian terlebih
dahulu.
Pasien membayar uang pendaftaran sesuai dengan jenis pasien ( lama, baru
atau daftar melalui telp. )
Pasien menimbang berat badan.
Sebagai bukti pasien sudah mendaftar, bagian admission akan memberikan
status rawat jalan.
Status rawat jalan akan disatukan dengan KIB, Karcis pendaftaran, dan
Nomor antrian yang kemudian akan didistribusikan kebagian poliklinik yang
dituju.
Pasien menunggu di ruang tunggu yang sudah disediakan, menunggu antrian
poliklinik.
B. PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT INAP
1. Petugas Penanggung Jawab
Penanggung jawab koord. urusan pendaftaran rawat inap.
Petugas pendaftaran
2. Perangkat Kerja
KIB dan Kartu rawat jalan
Status rekam medis rawat inap
Register
Seperangkat komputer
3. Tata Laksana Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Pendaftaran pasien datang dilakukan oleh pasien / keluarga dibagian
admission ( loket pendaftaran ).
Pasien menandatangani surat pernyataan atau surat persetujuan rawat inap
Pasien didata untuk kelengkapan status rekam medis rawat inap.
Pasien ke UGD untuk mendapatkan tindakan perawatan lebih lanjut.
C. SISTEM IDENTIFIKASI DAN PENOMORAN
1. Petugas Penanggung Jawab
Penanggung jawab koord. urusan dokumen dan registrasi
Petugas pendaftaran
2. Perangkat Kerja
KIB dan Kartu rawat jalan
Status rekam medis rawat jalan / inap
Register
Seperangkat komputer
3. Tata Laksana Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Pendataan pasien dilakukan di tempat penerimaan pasien
Data pasien untuk rawat jalan meliputi : Nama Lengkap, Tanggal Lahir,
Nama Orang Tua, Alamat, Nomor Telp.
Data pasien untuk rawat inap meliputi : RL1 sampai RL 5
Penulisan nama anak diikuti singkatan ( An. ) dibelakang nama, sedang
untuk penulisan orang tua diikuti singkatan ( Tn. / Ny. ).
Penomoran DRM diawali dengan alphabet dari huruf pertama nama pasien
yang kemudian disertakan 2 digit tahun pendaftaran dan 4 digit nomor
rekam medis urutan dari register pasien
Pasien ke UGD untuk mendapatkan tindakan perawatan lebih lanjut.
D. KLASIFIKASI PENYAKIT
1. Petugas Penanggung Jawab
Penanggung jawab koord. urusan pengolahan data dan pelaporan
Petugas rekam medis
2. Perangkat Kerja
Kartu rawat jalan dan status rawat inap
Form atau lembar laporan
Seperangkat computer
ICD 10 dan ICD 9
3. Tata Laksana Klasifikasi Penyakit
Status rawat jalan dan rawat inap dipisah
Masing – masing status dibuatkan table klasifikasi penyakit berdasarkan umur
jenis kelamin dan jumlah penderita
Perhitungan atau pengelompokan dilakukan satu persatu dengan cara menyisir
DRM baik rawat jalan maupun rawat inap
Jumlah penderita menentukan jenis penyakit terbanyak yang diderita pasien
guna untuk pengklasifikasian penyakit.
E. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
1. Petugas Penanggung Jawab
Penanggung jawab koord. urusan pengolahan data dan pelaporan
Petugas rekam medis
2. Perangkat Kerja
Kartu rawat jalan dan status rawat inap
Form atau lembar laporan
Seperangkat computer dan printer
ICD 10 dan ICD 9
3. Tata Laksana Pengolahan dan Analisa Data
Status rawat jalan dan rawat inap dipisah
Masing – masing status dibuatkan table klasifikasi penyakit berdasarkan
umur jenis kelamin dan jumlah penderita atau kunjungan
Perhitungan atau pengelompokan dilakukan satu persatu dengan cara
menyisir DRM baik rawat jalan maupun rawat inap
Kegiatan dilakukan setiap hari untuk sensus harian rawat jalan dan rawat
inap dan tiga bulan sekali untuk sensus triwulan
Hasil sensus digunakan untuk menentukan perhitungan BOR, TOI, AvLOS,
GDR dan NDR guna untuk menentukan efisiensi RS melalu grafik Baber
Johnson
Hasil pengolahan data baik bulanan maupun triwulan dilaporkan ke Dinkes
sesuai dengan format yang telah ditentukan.
F. SIMBOL DAN TANDA KHUSUS
1. Petugas Penanggung Jawab
Penanggung jawab koord. urusan dokumen dan registrasi
Petugas pendaftaran
2. Perangkat Kerja
KIB dan Kartu rawat jalan
Status rekam medis rawat jalan / inap
Register
Seperangkat komputer
3. Tata Laksana Simbol dan Tanda Khusus
Penggunaan symbol dan tanda khusus dilakukan oleh petugas pendaftaran
Penulisan nama anak diikuti singkatan ( An. ) dibelakang nama, sedang
untuk penulisan orang tua diikuti singkatan ( Tn. / Ny. )
Pasien ke UGD untuk mendapatkan tindakan perawatan lebih lanjut.
G. PENYELESAIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS
1. Petugas Penanggung Jawab
Penanggung jawab koord. urusan penyimpanan dan pengarsipan
Petugas rekam medis
2. Perangkat Kerja
Kartu rawat jalan dan status rekam medis rawat inap
Register
Seperangkat komputer
3. Tata Laksana Penyelesaian dan Pengembalian Rekam Medis
Dokemen rekam medis yang telah digunakan harus dikembalikan ke bagian
penyimpanan DRM selambat – lambatnya 2 x 24 jam.
Pengembalian status rawat jalan langsung ke bagian filling untuk di input
datanya guna mendapatkan sensus harian dan langsung diarsipkan sedang
pengembalian status rawat inap dikoreksi kembali untuk menentukan apakah
DRM yang dikembalikan sudah terisi lengkap atau belum dan sesuai
dengan register rawat inap.
H. PENYIMPANAN REKAM MEDIS
1. Petugas Penanggung Jawab
Penanggung jawab koord. urusan penyimpanan dan pengarsipan
Petugas rekam medis
2. Perangkat Kerja
Kartu rawat jalan dan status rekam medis rawat inap
Register
Seperangkat computer
Tracer
3. Tata Laksana Penyimpanan Rekam Medis
Dokumen rekam medis yang telah digunakan harus dikembalikan ke bagian
penyimpanan DRM selambat – lambatnya 2 x 24 jam.
Pengembalian status rawat jalan langsung ke bagian filling untuk di input
datanya guna mendapatkan sensus harian dan langsung diarsipkan sedang
pengembalian status rawat inap dikoreksi kembali untuk menentukan apakah
DRM yang dikembalikan sudah terisi lengkap atau belum dan sesuai
dengan register rawat inap.
Penyimpanan DRM rawat inap dan rawat jalan dipisah
Untuk DRM rawat jalan penyimpanan dilakukan sesuai dengan nomor urut
rekam medis pasien sedang DRM rawat inap disimpan berurutan sesuai
dengan tanggal pasien pulang.
I. PELEPASAN INFORMASI
1. Petugas Penanggung Jawab
Penanggung jawab koord. urusan pelayanan dan registrasi
Petugas rekam medis
2. Perangkat Kerja
Kartu rawat jalan dan status rekam medis rawat inap
Register
Seperangkat computer
Pesawat telephone
3. Tata Laksana Pelepasan Informasi
Penyampaian informasi yang berkaitan dengan isi rekam medis disesuaikan
dengan peraturan yang berlaku
Keluarga pasien yang ingin mengetahui segala tindakan yang diterima
pasien selama dirawat dibutkan resume medis
Status rekam medis tidak boleh difotocopy kecuali untuk urusan tertentu dan
atas persetujuan dari Rumah Sakit
J. PEMINJAMAN REKAM MEDIS
1. Petugas Penanggung Jawab
Penanggung jawab koord. urusan penyimpanan dan pengarsipan
Petugas rekam medis
2. Perangkat Kerja
Kartu rawat jalan dan status rekam medis rawat inap
Register
Seperangkat computer
Tracer
Buku ekspedisi
3. Tata Laksana Peminjaman Rekam Medis
Dokumen rekam medis yang dipinjam ditulis pada buku ekspedisi
peminjaman DRM
Unit yang meminjam harus menulis data lengkap sesuai dengan format yang
sudah ditentukan ( No. RM, Nama Pasien, Unit Peminjam, TTD yang
bersangkutan )
K. PEMISAHAN REKAM MEDIS IN-AKTIF
1. Petugas Penanggung Jawab
Penanggung jawab koord. urusan penyimpanan dan pengarsipan
Petugas rekam medis
2. Perangkat Kerja
Kartu rawat jalan dan status rekam medis rawat inap
Seperangkat computer
Tracer
3. Tata Laksana Pemisahan Rekam Medis In-Aktif
Dokumen rekam medis yang sudah berjangka waktu 5 tahun dipisahkan dari
DRM yang baru
Penyimpanan DRM yang dipisahkan sesuai dengan atau urut nomor DRM
pasien
Pemisahan dilakukan dengan cara penyisiran DRM satu persatu
L. PENGHAPUSAN REKAM MEDIS
1. Petugas Penanggung Jawab
Penanggung jawab koord. urusan penyimpanan dan pengarsipan
Petugas rekam medis
2. Perangkat Kerja
Kartu rawat jalan dan status rekam medis rawat inap
Seperangkat computer
Alat peretensi
3. Tata Laksana Penghapusan Rekam Medis In-Aktif
Dokumen rekam medis yang dipisahkan (DRM in aktif ) jika sudah
berjangka waktu 2 tahun dari masa in aktif maka siap untuk dimusnahkan
Petuga peretensi menyertakan surat persetujuan dari kaur rekam medis dan
direktur untuk pemusnahan DRM in aktif
Pemusnahan dilakukan dengan cara penghancuran DRM dengan alat
penghancur kertas.
BAB V
LOGISTIK
1. Tempat Penerimaan Pasien
Alat tulis kantor
Mebeuler : meja, kursi
Kartu antrian
Logistik berkas RM
Pesawat telephone
Seperangkat komputer + printer
SPO
Karcis pendaftaran
2. Filling
Rak penyimpanan
Meja dan kursi
Tracer
Seperangkat komputer + printer
ATK
Pesawat telephone
SPO
3. Assembling
Stapples dan penjepit kertas
Alat pelubang kertas/perforator
Meja dan kursi
Berkas rekam medis
ATK
SPO
4. Coding
Meja dan kursi
Berkas rekam medis
ICD – 10
ATK
ICD 9
Kamus kedokteran
Seperangkat komputer
SPO
5. Statistik dan Pelaporan
Seperangkat komputer dan printer
Meja dan kursi
ATK
SPO
Kalkulator
Lembar laporan
6. SKM
Komputer dan printer
Meja dan Kursi
Form pembuatan surat – surat
ATK
Buku register permintaan SKM
Berkas Rekam Medis
Pesawat telephone
SPO
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
BAB VIII
PENUTUP