Download - Status Pasien Asma
BAB I
PENDAHULUAN
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang ditandai
adanya mengi episodik, batuk dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan saluran
nafas, termasuk dalam kelompok penyakit saluran pernafasan kronik. World
Health Organization (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia
menderita asma. Bahkan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga
mencapai 180.000 orang setiap tahun. Sumber lain menyebutkan bahwa pasien
asma sudah mencapai 300 juta orang di seluruh dunia dan terus meningkat selama
20 tahun belakangan ini. Apabila tidak dicegah dan ditangani dengan baik, maka
diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensi yang lebih tinggi lagi pada masa
akan datang serta mengganggu proses tumbuh-kembang anak dan kualitas hidup
pasien(1).
Asma memberi dampak negatif bagi pengidapnya seperti sering
menyebabkan anak tidak masuk sekolah, membatasi kegiatan olahraga serta
aktifitas seluruh keluarga, juga dapat merusak fungsi sistem saraf pusat,
menurunkan kualitas hidup penderitanya, dan menimbulkan masalah pembiayaan.
Selain itu, mortalitas asma relatif tinggi. WHO memperkirakan terdapat 250.000
kematian akibat asma(2).
Asma dapat diderita seumur hidup sebagaimana penyakit alergi lainnya, dan
tidak dapat disembuhkan secara total. Upaya terbaik yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi permasalahan asma hingga saat ini masih berupa upaya penurunan
frekuensi dan derajat serangan, sedangkan penatalaksanaan utama adalah
menghindari faktor penyebab(2).
1
Klinik Dokter Keluarga FK UNISMA No. RM :
Berkas Pembinaan Keluarga Nama pasien : An.R
PKM Cemoro Donomulyo Nama KK : Tn.M
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn.M
Alamat lengkap : Tambak Rejo 5/1
Bentuk Keluarga : extended family
Tabel 1. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No Nama Status L/P
Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik
Ket
1 Tn.M Ayah L 36 th STM Swasta T -
2 Ny .S Ibu P 34 th SMA Swasta T -
3. An.R Keponakan P 8 th SD Pelajar Y Asma Bronchial
4. An. Y Anak L 6 th SD Pelajar T -
Sumber : Data Primer, 30 Agustus 2012
Kesimpulan :
Dalam keluarga Tn.M yang berbentuk extended family, An.R wanita umur
8 tahun, sebagai penderita Asma Bronchiale.
2
BAB II
STATUS PENDERITA
A. ANAMNESIS
1. Identitas Penderita
Nama : An.R
Umur : 8 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Tambakrejo 5/1
Status Pernikahan : Belum menikah
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 27 Agustus 2012
2. Keluhan Utama : Sesak nafas
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
An.R dibawa ke RS dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari yang lalu,
gejala tersebut datang tiba-tiba setelah pulang dari sekolah. Sesak semakin
lama bertambah parah terutama bila pagi hari bangun tidur, aktifitas yg
berat sampai akhirnya pasien dibawa ke PKM. Sesak lebih ringan jika
dipakai tidur posisi setengah duduk Keluarga pasien juga mengatakan selain
sesak juga disertai batuk berdahak dan pilek.
Keluarga pasien mengatakan sesak yang diderita pasien kambuh-
kambuhan. Lima bulan terakhir sesak kambuh hampir tiap bulan, hal ini
disebabkan karena tingginya aktifitas disekolah dan cuaca panas serta
berdebu. Setiap kali sesak bunyi nafas pasien ngik-ngik,susah bernafas dan
sulit bicara
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
- MRS dengan keluhan sama (+) : 3x, usia 1 tahun (MRS 2 hari) dan
usia 3 tahun (MRS 4 hari), usia 5 tahun (4 hari). Kalau aktifitas tinggi
3
batuk-batuk, diberikan obat rawat jalan biasanya sembuh. Alergi
dingin (+) : batuk-batuk, alergi udang : kulitnya merah-merah dan
gatal,
- Riwayat batuk 2bln tdk sembuh : disangkal
- Riwayat batuk darah : disangkal
- Riwayat kejang : disangkal
- Riwayat alergi obat : disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat keluarga dengan sesak sering kambuh : (+) ibu
- Riwayat anggota keluarga satu rumah batu lama : -
- Riwayat penyakit jantung : disangkal
- Riwayat hipertensi : disangkal
- Riwayat sakit gula : disangkal
6. Riwayat kehamilan: ANC rutin ke bidan, pernah sesak saat hamil usia 8
bln.
7. Riwayat kelahiran: melahirkan dengan UK 9 bulan di bidan, lahir
spontan, BB lahir 3000 g
8. Riwayat tumbang: sama dengan tumbang teman seusia pasien
9. Riwayat Imunisasi: mengikuti setiap program imunisasi sampai usia 2
tahun
10. Riwayat Kebiasaan
Riwayat pengisian waktu luang : menonton TV atau bermain dengan adik
sepupu
Riwayat olahraga : olah raga ringan hanya disekolah
11. Riwayat Psiko Sosio Ekonomi
Penderita anak satu-satunya dari pasangan suami istri Ny.T dan Tn.W.
Penderita tinggal bersama dengan tante nya (adik dari ayah penderita)
sejak usia 1 tahun karena ibu nya pergi ke Hongkong menjadi TKW. Ayah
penderita tinggal di dekat rumah tantenya namun pasien tidak tinggal
bersama ayahnya karena lebih nyaman tinggal bersama keluarga
4
tantenya.Penderita kurang aktif dengan kegiatan bersama disekolah dan
teman temannya karena terganggu dengan sesaknya yang sering kambuh
12. Riwayat Gizi.
Penderita makan sehari-hari biasanya antara 2 kali kadang-kadang
penderita malas makan jadi makan hanya sedikit saja. Penderita biasanya
makan dengan nasi sepiring, dan lauk pauk seperti telur, tahu-tempe,
ayam dan juga dengan daging, kadang makan buah-buahan. Pasien tidak
suka sayur dan jarang minum air putih.
13. Anamnesis Sistem
a. Kulit : Warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)
b. Kepala : Sakit kepala (-), pusing (-), rambut kepala tidak rontok,
luka pada kepala (-), benjolan/borok di kepala (-)
c. Mata : Pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan kabur
(-), ketajaman baik
d. Hidung : Tersumbat (-), mimisan (-)
e. Telinga : Pendengaran berkurang (-), berdengung (-), keluar cairan
(-)
g. Mulut : Sariawan (-), mulut kering (-)
h. Tenggorokan : Sakit menelan (-), serak (-)
i. Pernafasan : Sesak nafas (-), mengi (-), batuk (+)
j. Kardiovaskuler : Berdebar-debar (-), nyeri dada (-), ampeg (-)
k. Gastrointestinal : Mual (-), muntah (-), diare (-), nafsu makan
menurun (+), nyeri perut (-)
l. Genitourinaria : BAK lancar, 4-6 kali/hari warna dan jumlah biasa
m.Neuropsikiatri : Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)
Psikiatrik : emosi stabil, mudah marah (-)
n. Muskuloskeletal : Kaku sendi (-), nyeri tangan (+), nyeri kaki (-), nyeri otot
(-), lemas (+)
o. Ekstremitas : Atas sebelah kiri : bengkak (-), luka dan nyeri (-)
Atas sebelah kanan : bengkak (-), luka dan nyeri (-)
Bawah sebelah kiri : bengkak (-), luka (-), nyeri (-)
5
Bawah sebelah kanan: bengkak (-), luka (-), sakit (-)
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Tampak sakit, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan
cukup
2. Tanda Vital
Tanda Vital
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 120 x/menit, reguler, isi cukup
Pernafasan : 40 x/menit, dalam dan cepat
Suhu : 37,5oC
BB : 19 kg TB : 114 cm
3. Kulit Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
4. Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut tidak
mudah dicabut, atrofi m. Temporalis (-), makula (-),
papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah/bells
palsy (-)
5. Mata : Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor (3mm/3mm), reflek kornea (+/+), warna
kelopak (coklat kehitaman), katarak (-/-),
radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
6. Hidung : Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis(-),
deformitas hidung (-), hiperpigmentasi (-), sadle
nose (-)
7. Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil
lidah atrofi (-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-)
8. Telinga : Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran
berkurang (-), cuping telinga dalam batas normal
9. Tenggorokan : Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
6
10. Leher : JVP (5+2) cmH2O tidak meningkat, trakea
ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
11. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (+), retraksi suprasternal (+)
- Cor :I : Ictus cordis tak tampak
P : Ictus cordis tak kuat angkat
P : Batas kiri atas : SIC II 1 cm lateral LPSS
Batas kiri bawah : SIC V 1 cm lateral LMCS
Batas kanan atas : SIC II LSD
Batas kanan bawah : SIC IV LSD
Batas jantung kesan tidak melebar
A: BJ I–II intensitas normal, regular, bising (-)
- Pulmo: (depan dan belakang)
I : Pengembangan dada kanan = kiri
P : Fremitus raba kanan = kiri
P : Sonor / sonor
A: Suara dasar vesikuler (+ /+)
suara tambahan RBK (-/-), wheezing ekspiratoar(+/+),
ekspirasi memanjang
12. Abdomen
I :Dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)
P :Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P :Timpani
A :Peristaltik (+) normal
13. Sistem Collumna Vertebralis
I :Deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P :Nyeri tekan (-)
P :NKCV (-/-)
14. Ektremitas: palmar eritema (-/-), jari tabuh (-/-)
7
akral dingin oedem
+ + - - + + - -
15. Sistem genetalia: Dalam batas normal
16. Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur : Dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : Dalam batas normal
Fungsi Sensorik : Dalam batas normal
Fungsi motorik :K 5 5 T N N RF 2 2 RP - -
5 5 N N 2 2 - -17. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : Sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran : Kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
Afek : Appropriate
Psikomotor : Normoaktif
Proses pikir : Bentuk :realistik
Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
Arus : koheren
Insight : Baik
C. RESUME
An.R, perempuan, 8 tahun dibawa ke RS dengan keluhan sesak nafas
sejak 2 hari yang lalu, gejala tersebut datang tiba-tiba setelah pulang dari
sekolah. Sesak semakin lama bertambah parah terutama bila pagi hari bangun
tidur, aktifitas yg berat sampai akhirnya pasien dibawa ke PKM. Sesak lebih
ringan jika dipakai tidur posisi setengah duduk Keluarga pasien juga
mengatakan selain sesak juga disertai batuk berdahak dan pilek. Keluarga
pasien mengatakan sesak yang diderita pasien kambuh-kambuhan. Lima bulan
terakhir sesak kambuh hampir tiap bulan, hal ini disebabkan karena tingginya
aktifitas disekolah dan cuaca panas serta berdebu. Setiap kali sesak bunyi
nafas pasien ngik-ngik,susah bernafas dan sulit bicara.Riwayat penyakit
8
dahulu pernah MRS 3X dengan keluhan sama (sesak) : usia 1 tahun (MRS 2
hari) dan usia 3 tahun (MRS 4 hari), usia 5 tahun (4 hari). Kalau aktifitas
tinggi batuk-batuk, diberikan obat rawat jalan biasanya sembuh. Alergi dingin
(+) : batuk-batuk, alergi udang : kulitnya merah-merah dan gatal. Riwayat
keluarga dengan sesak sering kambuh (+) ibu penderita.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak kesulitan
bernafas, compos mentis, status gizi kesan kurang. Tanda vital T : 110/80
mmHg, N : 120x/menit regular isi cukup, RR : 40 x/menit cepat dan dalam, S :
37,5oC. Inspeksi thorak terdapat retraksi interkosta dan suprasternal, auskultasi
wheezing ekspiratoar (+/+), ekspirasi memanjang (+), akral dingin (+/+)
D. Diagnosa Kerja
Asma Bronchiale (derajat sedang, episodic sering) dengan Observasi Febris
Planing Dx: Ro thorak, Lab
E. PENATALAKSANAAN
Non Medika mentosa
- Istirahat yang cukup
- Ganti kasur tidur dengan busa
- Bila membersihkan rumah dipel saja
- Dianjurkan agar tidak menggunakan kipas angin
- HIndari aktifitas yang berat
- Hindari kacang, telur, udang, buah
- Menghindarkan anak dari asap rokok,
- tidak memelihara hewan berbulu,
- memperbaiki ventilasi ruangan, mengurangi kelembaban kamar.
Medikamentosa
- O2 nasal kanul 2-4 lt/mnt
- Nebul Bricasma
- IVFD Dekstrosa 5% 8 tpm
- Drip aminofilin 10 mg/jam
- Inj Dexametason 3x 0,5 mg
9
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hb 14,4 13-17 g/dL
Leukosit 16.400 4-11 ribu m3
LED 7-15 0-15/jam
Hitung Jenis 1/1/1/87/9/2 1-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7
Hitung Eritosit 5.680.000 4,5-6,5 juta/cmm
Hitung Trombosit 299.000 150-450 ribu/cmm
Hematokrit 45,6 40- 54 %
MCV/MCH/MCHC 80,3/26,2/32,6 80-97 fL/27-31 pg/32-36 %
Follow up
Tgl Subyektif Obyektif Assesment Therapy28/08/12.
29/08/12
29/08/12
30/08/12
Batuk (+) Sesak (-)
Batuk (+)Sesak (-)
Batuk (+)Sesak (-)
Batuk (+) berkurangSesak (-)
N: 90S: 36,5 R: 26x/mnt thorax : cor : dbn Pulmo : retraksi (-), rhonky (-/-),
wheezing (+/+)
N: 96S: 36,5 R: 27x/mnt thorax : cor : dbn Pulmo : retraksi (-), rhonky (-/-),
wheezing (+/+) berkurang
N: 96S: 36,5 R: 24x/mnt thorax : cor : dbn Pulmo : retraksi (-), rhonky (-/-),
wheezing (-/-)
N: 96S: 36,5 R: 24x/mnt thorax : cor : dbn Pulmo : retraksi (-), rhonky (-/-),
wheezing (-/-)
Asma Bronchial
Asma bronchial
Asma bronchial
Asma Bronchial
Inj Cefotaxim 3x350 mgInj dexa 3x 0,5 mgDrip aminofilin 10 mg/jamPO: citocetin Syr 3x1 cth
Inj cefotaxim 3x350 mgInj dexa 3x0,5 mgDrip aminofilin 10 mg/jamPO: citocetin Syr 3x1 cth
Inj cefotaxim 3x350 mgInj dexa 3x0,5 mgPO: citocetin Syr 3x1 cth
BLPL
10
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari penderita (An.R, 8 tahun),paman, bibi dan
saudara sepupu pasien. An.R selama sakit, tidak dapat bersekolah
karena sesaknya. An.R dan keluarga dirumah mengetahui sakit apa
yang diderita karena sudah sering kambuh.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga mereka terjalin cukup baik, dan saling
memperhatikan satu sama lain, terutama dalam masalah kesehatan.
Meskipun dalam keluarga tersebut pasien bukan anak kandung. An.R
termasuk anak pendiam.
3. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, mereka hanya anggota masyarakat
biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat.
Dalam kehidupan sosial An.R kurang berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan, disamping karena usianya, juga karena sering sakit.
11
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penghasilan keluarga selama ini cukup. Untuk biaya hidup sehari-
hari seperti makan, minum, atau iuran membayar listrik berasal dari
penghasilan paman dan bibi yang berjualan bahan kebutuhan sehari-hari di
depan rumah. Untuk biaya hidup dan sekolah An.R diperoleh dari
penghasilan ibu pasien yang bekerja di luar negeri (Hongkong). Untuk
kebutuhan air dengan menggunakan air PDAM. Untuk memasak memakai
kompor LPG. Penderita makan sehari-hari biasanya antara 3 kali dengan
nasi putih, dan lauk pauk seperti tahu-tempe, daging, ayam, namun pasien
tidak suka sayur. Kalau ada keluarga yang sakit biasa berobat ke puskesmas
atau rumah sakit. Bila sakitnya kambuh pasien pergi puskesmas dan biasa
kontrol ke rumah sakit.
Kesimpulan :
Dari poin satu sampai empat dari fungsi holistik, fungsi psikologis dan
fungsi sosial ekonom keluarga An.R umur 8 tahun, cukup baik karena
perhatian tentang pentingnya kesehatan dari masing-masing anggota keluarga,
kemauan mereka untuk segera mencari pengobatan, serta ditunjang dengan
kondisi ekonomi yang cukup.
B. FUNGSI FISIOLOGIS (A.P.G.A.R SCORE)
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R
SCORE dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0.
A.P.G.A.R SCORE disini akan dilakukan pada masing-masing anggota
keluarga dan kemudian dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis
keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-4 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 =
baik.
1. Adaptasi
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga
yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang
lain.
12
2. Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
3. Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut.
4. Affection
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.
5. Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu
yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
Tabel 1. APGAR An.R terhadap keluarga
A.P.G.A.R An.R Terhadap KeluargaHampir selalu
Kadang-kadang
Hampir tidak
pernah
ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah
Ö
PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
Ö
G
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
Ö
A
Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
Ö
RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
Ö
Total poin = 5
Tabel 2. APGAR Tn..M terhadap keluarga
A.P.G.A.R Tn.M Terhadap KeluargaHampir selalu
Kadang-kadang
Hampir tidak
pernah
ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah
Ö
PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
Ö
13
G
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
Ö
ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
Ö
RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
Ö
Total poin = 5
Tabel 2. APGAR Ny.S terhadap keluarga
A.P.G.A.R Ny.S Terhadap KeluargaHampir selalu
Kadang-kadang
Hampir tidak
pernah
ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah
Ö
PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
Ö
G
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
Ö
ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
Ö
RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
Ö
Total poin = 5
A.P.G.A.R SCORE keluarga pasien = (5+5+5) / 3= 5
Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga pasien sedang
Secara keseluruhan total poin dari A.P.G.A.R keluarga pasien adalah
15, sehingga rata-rata A.P.G.A.R dari keluarga pasien adalah 5. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga pasien dalam
keadaan sedang.
C. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M)
Fungsi patologis dari keluarga An.R dinilai dengan menggunakan
S.C.R.E.E.M sebagai berikut :
Tabel 4. Fungsi patologis ( S.C.R.E.M ) dari keluarga An.R
14
Kesimpulan :
Dalam keluarga An.R fungsi patologis tidak ada yang positif
D. GENOGRAM
Alamat lengkap : Tambak rejo 5/1
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
Diagram 1. Genogram Keluarga An.R
Keterangan : tinggal dalam satu rumahKesimpulan :
15
SUMBER PATOLOGI KETSocial Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga
dengan saudara, partisipasi mereka dalam kegiatan kemasyarakatan cukup aktif.
-
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang bersifat hajatan, sunatan, nyadran dll. Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan kesopanan.
-
Religion Pemahaman agama cukup. Penerapan ajaran juga baik, hal ini dapat dilihat dari penderita dan keluarga yang rutin menjalankan sholat lima waktu di masjid.
-
Economic Ekonomi keluarga ini tergolong cukup, untuk kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, mampu mencukupi kebutuhan sekunder namun tidak mememiliki rencana ekonomi.
-
Education Pendidikan anggota keluarga cukup memadai. Pendidikan dan pengetahuan penderita kurang. Kemampuan untuk memperoleh dan memiliki fasilitas pendidikan seperti buku dan koran cukup memadai.
-
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga tidak mempunyai kartu jaminan kesehatan namun mampu untuk membiayai biaya kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit.
-
Tn. M Ny.D
Ny.S
Tn. Y Ny.N
Ny.Da
Tn. YNy.N
An.R
Tn. M
An.Y
Dari genogram di atas dapat disimpulkan bahwa asma bronchial yang diderita
oleh An.R merupakan penyakit yang diturunkan dari anggota keluarga yang
lain yakni ibu kandung pasien
E. Informasi Pola Interaksi Keluarga
Diagram 2. Pola Interaksi Keluarga An.R
Keterangan : hubungan baik Hubungan jelek
Kesimpulan :
Hubungan antara An.R dengan paman, bibi serta sepupunya cukup baik.
Dalam keluarga ini tidak pernah terjadi konflik atau hubungan buruk antar
anggota keluarga, namun hubungan dengan ayah kurang baik.
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
1. Faktor Perilaku Keluarga
An.R adalah keponakan dari Ny.S. Ibu kandung An.R sedang
bekerja di luar negeri (Hongkong) semenjak usia 1 tahun. Sedangkan ayah
pasien tinggal dirumah sendiri. Bibi pasien (Ny.S) mengatakan bila pasien
tinggal dengan ayah kandungnya tidak ada teman untuk bermain karena
pasien biasanya bermain dengan anak bibi pasien (An.Y). Kadang-kadang
pasien hanya bermain saja ke rumah ayah kandungnya karena ayah
kandungnya meminta. An.R dan keluarganya menyempatkan waktu
istirahat di rumah dengan berbincang-bincang dan menonton televisi.
16
Ny.S
An.F
Tn. MAn.Y
Ayah An.R
Terkadang saat ada masalah mereka akan membicarakannya. Namun,
karena An.R cenderung pendiam maka kadang-kadang sampai bingung
dengan sikap An.R. Bibi pasien mengatakan An.R adalah anak yg penurut
tidak pernah membantah perintah atau selalu mendengarkan nasihat.
Ny.S dan keluarga selalu memperhatikan kesehatan keponakannya.
Saat keponakannya sakit, Ny.S selalu khawatir dan segera mengajak
anaknya untuk berobat. Untuk sakitnya ini, Ny.S dan keluarga sudah
mengetahui karena sudah sering kambuh. Tapi hal ini membuat keluarga
semakin kawatir karena tidak mengetahui bagaimana perjalanan
penyakitnya nanti.
2. Faktor Non Perilaku
Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga
menengah ke atas. Keluarga ini memiliki sumber penghasilan yaitu toko
bahan kebutuhan sehari-hari beserta uang yang diberikan oleh ibu kandung
pasien namun hanya digunakan untuk kebutuhan pasien.
Rumah yang dihuni keluarga ini belum memenuhi standar
kesehatan. Dimana pembuangan limbah keluarga belum memenuhi sanitasi
lingkungan karena limbah keluarga tidak dialirkan melainkan hanya dibiarkan
keluar dari rumah ke belakang rumah serta belum adanya got pembuangan
limbah keluarga. Sampah keluarga dibuang di dua pembuangan sampah yang
ada di belakang rumah.
Diagram 3. Faktor Perilaku dan Non Perilaku
17
Keluarga An.R
Pengetahuan :Keluarga kurang
mengetahui penyakit penderita
Keturunan:Ada faktor keturunan
Pelayanan Kesehatan:Jika sakit An.R sering berobat ke
puskesmas namun tidak rutin
Tindakan:Keluarga
mengantarkan penderita untuk
periksa ke dokter
Sikap:Cukup perhatian keluarga
terhadap penyakit penderita namun orang tua kandung
terutama ayah kurang
Lingkungan:Keluarga kurang memahami
pentingnya kebersihan lingkungan terhadap kesehatan
penderita
: Faktor Perilaku
: Faktor Non Perilaku
B. Identifikasi Lingkungan Rumah
1. Gambaran Lingkungan
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 11 x 10 m2 yang
berdempetan dengan rumah tetangganya dan menghadap ke utara, tidak
memiliki pekarangan rumah. Terdiri dari ruang kamar tamu dan ruang
keluarga, 3 kamar tidur, satu dapur, satu kamar mandi yang sudah memiliki
fasilitas jamban keluarga. Pintu masuk dan keluar ada dua, di bagian depan
rumah dan di bagian belakang rumah pintu ditutup dengan bahan kayu.
Jendela kaca ada. Lantai rumah sebagian sudah memakai keramik. Ventilasi
dan penerangan rumah kurang baik. Atap rumah tersusun dari genteng dan
ditutup langit- langit gips. Kamar memiliki satu kasur untuk tidur. Dinding
rumah berupa tembok batu bata. Perabotan rumah tangga lengkap. Sumber air
untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini menggunakan sumur. Secara
keseluruhan kebersihan rumah masih kurang. Sehari-hari keluarga memasak
menggunakan LPG.
2. Denah Rumah
18
Luas rumah adalah 11m x 10m, menghadap ke arah utara. Jendela
kaca ada, tapi pencahayaan dalam ruangan kurang.Kamar Mandi
Ruang K
eluarga
Dapur+ ruang makan
Kamar
Kamar
Tempat cuci baju
Kesimpulan :
Lingkungan rumah kurang memenuhi syarat kesehatan.
DAFTAR MASALAH
A. MASALAH MEDIS :
1. Sesak
2. Batuk
B. MASALAH NON MEDIS :
1. Tingkat pengetahuan keluarga An.R tentang kesehatan kurang.
2. Kurangnya perhatian ayah kandung terhadap kondisi kesehatan dan tumbuh
kembang anak
3. Kondisi lingkungan dan rumah An.R kurang sehat.
4. Tidak berobat rutin
5. Malas makan sayur
6. Faktor genetik
19
Ruang tamu
Kamar
Toko
C. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan
faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
D. MATRIKULASI MASALAH
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks. (Azrul, 1996)
Tabel 8. Matrikulasi masalah
No. Daftar Masalah I T R JumlahIxTxRP S SB Mn Mo Ma
1. Tingkat pengetahuan keluarga An.R tentang kesehatan kurang
5 4 4 4 3 3 3 8.840
2. Kondisi lingkungan dan rumah An.R kurang sehat
3 3 3 3 2 2 3 972
3 Kurangnya perhatian orang tua kandung terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak
5 3 4 4 2 2 4 3840
4 Adanya faktor genetik 3 3 3 3 3 3 3 21875 Tidak berobat rutin karena
rumah jauh, berobat bila ada keluhan
2 3 2 3 4 2 3 864
6 Gizi yang belum terpenuhi karena malas makan dan tidak suka sayur
2 3 2 2 3 3 2 432
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
20
Pengetahuan keluarga An.R tenteng penyakitnya
An.R dengan asma bronchiale
Kondisi lingkungan dan rumah An.R kurang sehat
Kurangnya perhatian orangtua kandung
Adanya faktor genetik
Gizi yang belum terpenuhi karena malas makan dan tidak suka sayur
Tidak berobat rutin karena rumah jauh, berobat bila ada keluhan
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
Kriteria penilaian :
1 : tidak penting
2 : agak penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting
DIAGNOSA HOLISTIK
1. Aspek Personal
Keluhan Utama: Sesak anafas
Harapan: Pasien dan keluarga berharap agar keluhannya bisa cepat sembuh dan
tidak sering kambuh
Kekhawatiran: Pasien tdan keluarga takut sesaknya sering kambuh karena bisa
mengganggu aktifitas dan sekolah.
2. Aspek Klinis
Asma Bronchiale (derajat sedang episodic sering) dengan observasi febris dan
leukositosis
3. Aspek Resiko Internal
Asupan gizi kurang, faktor genetik, pengetahuan tentang sakit yang diderita
pasien masih kurang
4. Aspek Resiko Eksternal :
Lingkungan rumah kurang menjaga kebersihan, berdebu, kurangnya perhatian
orang tua kandung karena tidak tinggal serumah dengan ayah dan ibu bekerja
di luar negeri, tidak berobat rutin karena rumah jauh berobat jika ada keluhan
saja
5. Aspek Fungsional:
Pasien tidak dapat beraktifitas , bisa melakukan sedikit aktifitas ditempat tidur
(derajat 4)
PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
21
1. Promotif :
Konseling terhadap keluarga agar mengetahui penyakit Asma, perjalanan
penyakit dan komplikasinya
Menjelaskan bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan tapi dapat
dikontrol, karena didukung oleh faktor genetic
Meningkatkan upaya agar anak senang makan sayur
Konseling pada orangtua kandung bahwa pasien masih membutuhkan
perhatian orangtua
2. Preventif :
Perlu dijelaskan agar menghindari faktor pencetus, serta menjaga kebersihan
diri serta lingkungan rumah.
3. Kuratif :
Segera pergi ke puskesmas bila sesak kambuh
Dijelaskan mengenai pengobatan rutin asma untuk mengontrol agar tidak
kambuh, Jika perlu konsultasi dengan dokter spesialis anak
4. Rehabilitatif :
Penderita dianjurkan untuk membatasi aktifitas dan tetap aktif sesuai
kemampuan tanpa terganggu dengan sakit yang diderita
Olahraga pernafasan
22