file · web viewbelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... oleh karena itu sangat...

22
MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN Judul: TEORI-TEORI BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM KELAS Oleh : Kelompok 3 Prodi : PGMI Semester : IV Anggota : Nama NPM 1. Sukron Frudin 1063945 2. Siti Tri Mustika Sari 1063925 3. Yuneni Dwi Fitrianti 1064045 1

Upload: phamquynh

Post on 01-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Judul:

TEORI-TEORI BELAJAR DAN IMPLIKASINYADALAM KELAS

Oleh : Kelompok 3Prodi : PGMISemester : IVAnggota :Nama NPM1. Sukron Frudin 10639452. Siti Tri Mustika Sari 10639253. Yuneni Dwi Fitrianti 1064045

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

JURAI SIWO METRO

TAHUN 2012

1

Page 2: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori adalah sekumpulan dalil yang berkaitan secara sistematis yang

menetapkan kaitan sebab akibat diantara variabel yang saling bergantung.

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap terjadi sebagai hasil

latihan atau pengalaman. Perubahan yang dimaksud harus relatif permanen

dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama. Oleh karena itu sangat

dibutuhkan teori-teori belajar.

Memasuki abad ke-19 beberapa ahli psikologi mengadakan penelitian

eksperimental tentang teori belajar, walau pada waktu itu para ahli

menggunakan binatang sebagai objek penelitian didasarkan pada pemikiran

bahwa apabila binatang yang kecerdasannya dianggap rendah dapat

melakukan eksperimen teori belajar, maka sudah dapat dipastikan bahwa

eksperimen itu pun dapat berlaku bahkan dapat lebih berhasil pada manusia,

karena manusia lebih cerdas daripada binatang.

Teori belajar yang secara umum dapat dikelompokkan dalam empat

kelompok atau aliran meliputi (a) teori belajar behaviouristik, (b) teori belajar

kognitif, (c) teori belajar humanistik, (d) teori belajar sibernetik. Keempat

aliran teori belajar tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, yakni aliran

behaviouristik menekankan pada “hasil” daripada proses belajar. Aliran

kognitif menekankan pada “proses” belajar. Aliran humanistik menekankan

pada “isi” atau apa yang dipelajari. Aliran sibernetik menekankan pada

“sistem informasi” yang dipelajari.

Implikasi teori belajar dalam pendidikan merupakan suatu usaha yang

harus dilakukan, khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan

dengan bertitik tolak untuk perbaikan pendidikan, sangat besar perannya untuk

peningkatan pendidikan, baik dilihat dari segi pendidikan secara umum

maupun dalam perspektif Islam.

2

Page 3: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan. Adapun permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah teori belajar behavioristik, kognitif, humanistik, dan

sibernetik itu?

2. Bagaimanakah implikasi dari teori belajar behavioristik, kognitif,

humanistik, dan sibernetik di dalam kelas?

3. Bagaimanakah implementasi teori belajar perspektif Islam?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui teori belajar behavioristik, kognitif, humanistik, dan

sibernetik.

2. Mengetahui implikasi dari teori belajar behavioristik, kognitif,

humanistik, dan sibernetik di dalam kelas.

3. Mengetahui implementasi teori belajar perspektif Islam.

3

Page 4: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

BAB II

PEMBAHASAN

TEORI-TEORI BELAJAR DAN IMPLIKASINYA

1.1 Teori Belajar

Belajar merupakan ciri khas manusia yang membedakannya dengan

binatang. Belajar yang dilakukan manusia merupakan bagian hidupnya dan

berlangsung seumur hidup. Dalam belajar, pebelajar yang lebih penting sebab

tanpa pebelajar tidak ada proses belajar. Oleh karena itu tenaga pengajar perlu

memahami terlebih dahulu teori belajar, karena membantu pengajar untuk

memahami proses belajar yang terjadi didalam diri pebelajar, dengan kondisi

ini pengajar dapat mengerti kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang

mempengaruhi, memperlancar atau menghambat proses belajar.

Teori ini merupakan sumber hipotesis atau dugaan-dugaan tentang proses

belajar yang dapat diuji kebenarannya melalui eksperimen atau penelitian,

dengan demikian dapat meningkatkan pengertian seseorang tentang proses

belajar mengajar.

Secara umum semua teori belajar dapat kita kelompokkan menjadi empat

golongan atau aliran yaitu:

a. Teori Belajar Behavioristik

b. Teori Belajar Kognitif

c. Teori Belajar Humanistik

d. Teori Belajar Sibernetik

A. Aliran Behaviouristik

Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku, tidak lain adalah

perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus

dan respons.1 Atau dengan kata lain,belajar adalah perubahan yang dialami

siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru

sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respons. Para ahli yang banyak

berkarya dalam aliran ini antara lain: Thorndike, (1911); Watson, (1963);

Hull, (1943); dan Skinner, (1968).

1 Gredler, Margaret Bell., Learning and Instuction Theory Into Practice, (New York: McMillan Publishing Company, 1986)

4

Page 5: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

a. Thorndike

Menurut Thorndike (1911), salah seorang pendiri aliran tingkah laku,

belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa

pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga bisa berupa

pikiran, perasaan, atau gerakan).

b. Watson

Berbeda dengan Thorndike, menurut Watson pelopor yang datang

sesudah Thorndike, stimulus dan respons tersebut harus berbentuk tingkah

laku yang “bisa diamati” (Observable)2 . Dengan kata lain, Watson

mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi dalam

belajar dan menganggapnya sebagai faktor yang tidak perlu diketahui.

c. Clark Hull

Menurut Hull, tingkah laku seseorang berfungsi untuk menjaga

kelangsungan hidup. Oleh karena itu, dalam teori Hull, kebutuhan biologis

dan pemuasan kebutuhan biologis menempati posisi sentral. Kebutuhan

dikonsepkan sebagai dorongan, seperti lapar, haus, tidur, hilangnya rasa

nyeri, dan sebagainya. Stimulus hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan

biologis ini, meskipun respons mungkin bermacam-macam bentuknya.

d. Skinner

Menurut Skinner, deskripsi hubungan antara stimulus dan repons

untuk menjelaskan perubahan tingkah laku (dalam hubungannya dengan

lingkungan) menurut versi Watson adalah deskripsi yang tidak lengkap.

Respons yang diberikan oleh siswa tidaklah sesederhana itu, sebab pada

dasarnya setiap stimulus yang diberikan juga menghasilkan berbagai

konsekuensi, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkah laku

siswa.

B. Aliran Kognitif

Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih

mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Bagi penganut

aliran ini, belajar tidak sekadar melibatkan hubungan antara stimulus dan

2 Ibid

5

Page 6: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

respons. Namun lebih dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat

kompleks.

Menurut teori ini, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang

individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan

lingkungan.3 Proses ini tidak berjalan terpatah-patah, terpisah-pisah, tetapi

melalui proses yang mengalir, bersambung-sambung, menyeluruh.

Dalam praktik, teori ini antara lain terwujud dalam “tahap-tahap

perkembangan” yang diusulkan oleh Jean Piaget, “belajar bermakna”nya

Ausubel, dan “belajar penemuan secara bebas” (free discovery learning) oleh

Jerome Bruner.

a. Piaget

Menurut Jean Piaget (1975), bahwa proses belajar sebenarnya terdiri

dari tiga tahapan, yakni (1) asimilasi, (2) akomodasi, (3) equilibrasi

(penyimpangan)4. Proses asimilasi adalah proses penyatuan informasi baru

ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Akomodasi adalah

penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Equilibrasi

adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

b. Ausubel

Menurut Ausubel (1968), siswa akan belajar dengan baik jika apa

yang disebut “pengatur kemajuan (belajar)” (Advance Organizers)

didefinisikan dan dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa.5

Ausubel percaya bahwa “advance organizers” dapat memberikan tiga

macam manfaat, yakni:

1. dapat menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi belajar

yang akan dipelajari oleh siswa;

2. dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara apa

yang sedang dipelajari siswa “saat ini” dengan apa yang “akan”

dipelajari siswa;

3 Margaret Bell, et al., Belajar dan Membelajarkani, Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No: 11 (Jakarta: Universitas Terbuka bekerja sama dengan Rajawali, 1991)

4 Piaget, J, Comments on Mathematical Education, Contemporary Education, 47 (1) hlm.5-10.5 Degeng I Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel, (Jakarta: Proyek P2T Dirjen

Dikti, 1989), hlm.115.

6

Page 7: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

3. mampu membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih

mudah.

c. Bruner

Menurut Bruner, proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif

jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu

aturan (termasuk konsep, teori, definisi, dan sebagainya) melalui contoh-

contoh yang menggambarkan (mewakili) aturan yang menjadi sumbernya.6

Dengan kata lain, siswa dibimbing secara secara induktif untuk memahami

suatu kebenaran umum.

C. Aliran Teori Humanistik

Bagi penganut teori ini, proses belajar harus berhulu dan bermuara

pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya

“isi” dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara

tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.

Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya

yang paling ideal daripada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang biasa

kita amati dalam dunia keseharian.

Teori ini terwujud dalam teori Bloom dan Krathwohl dalam bentuk

Taksonomi Bloom. Selain itu, empat pakar lain yang juga termasuk ke dalam

kubu teori ini adalah Kolb, Honey, dan Mumford, serta Hibermas, yang

masing-masing pendapatnya akan dibahas berikut ini.

a. Bloom dan Krathwohl

Dalam hal ini, bloom dan Krathwohl menunjukkan apa yang mungkin

dikuasasi oleh siswa, yang tercakup dalam tiga kawasan berikut.

1. Kognitif

Kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu

1) pengetahuan (mengingat, menghafal);

2) pemahaman (menginterpretasikan);

3) aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah);

6 Ibid. hlm. 98.

7

Page 8: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

4) analisis (menjabarkan suatu konsep);

5) sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu

konsep utuh);

6) evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainya).

2. Psikomotor

Psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu

1) peniruan;

2) penggunaan;

3) ketepatan;

4) perangkaian;

5) naturalisasi.

3. Afektif

Afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu

1) pengenalan;

2) merespons;

3) penghargaan;

4) pengorganisasian;

5) pengamalan.

Pada tingkatan yang lebih praktis, taksonomi ini telah banyak

membantu praktisi pendidikan untuk memformulasikan tujuan-tujuan

belajar dalam bahasa yang mudah dipahami, operasional, serta dapat

diukur.

b. Kolb

Sementara itu, seorang ahli lain yang bernama Kolb membagi tahapan

belajar menjadi empat tahap, yaitu

1) pengalaman konkret;

2) pengamatan aktif dan reflektif;

3) konseptualisasi;

4) eksperimentasi aktif.

Pada tahap pertama dalam proses belajar, seorang siswa hanya mampu

sekadar ikut mengalami suatu kejadian.

8

Page 9: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

Pada tahap kedua, siswa tersebut lambat laun mampu mengadakan

observasi aktif terhadap kejadian itu, serta mulai berusaha memikirkan dan

memahaminya.

Pada tahap ketiga, siswa mulai belajar untuk membuat abstraksi atau

“teori” tentang sesuatu hal yang pernah diamatinya.

Pada tahap akhir, siswa sudah mampu mengaplikasikan suatu aturan

umum ke situasi yang baru.

c. Honey dan Mumford

Berdasarkan teori ini,mereka menggolongkan empat macam tipe

siswa, yakni (1) aktivis, (2) reflektor, (3) teoris, dan (4) pragmatis.

Ciri siswa yang bertipe aktivis adalah mereka yang suka melibatkan

diri pada pengalaman-pengalaman baru. Mereka cenderung berpikiran

terbuka dan mudah diajak berdialog.

Untuk siswa yang bertipe reflektor, sebaliknya , cenderung sangat

berhati-hati mengambil langkah. Dalam proses pengambilan keputusan,

siswa tipe ini cenderung “konservatif” dalam arti mereka lebih suka

menimbang-nimbang secara cermat, baik buruk suatu keputusan.

Sedangkan siswa yang bertipe teoris biasanya sangat kritis, senang

menganalisis, dan tidak menyukai pendapat, atau penilaian yang sifatnya

subjektif. Bagi mereka, berpikir secara rasional adalah sesuatu yang sangat

penting.

Untuk siswa yang bertipe pragmatis biasanya menaruh perhatian besar

pada aspek-aspek praktis dari segala hal. Teori memang penting kata

mereka. Kebanyakan siswa dengan tipe ini tidak suka berlarut-larut dalam

membahas aspek teoritis filosofis dari sesuatu. Bagi mereka, sesuatu

dikatakan ada gunanya dan baik jika hanya bisa dipraktikkan.

d. Habermas

Menurutnya belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik dengan

lingkungan maupun dengan sesama manusia. Dengan asumsi ini,

Habermas mengelompokkan tipe belajar menjadi tiga bagian yaitu

1. belajar teknis (technical learning);

2. belajar praktis (practical learning);

9

Page 10: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

3. belajar emansipatoris (emancipatory learning).

Dalam belajar teknis, siswa belajar bagaimana berinteraksi dengan

alam sekelilingnya. Mereka berusaha menguasai dan mengelola alam

dengan cara mempelajari keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan

untuk itu.

Dalam belajar praktis,siswa juga belajar berinteraksi, tetapi pada tahap

ini yang lebih dipentingkan adalah interaksi antara dia dengan orang-orang

sekelilingnya. Pada tahap ini, pemahaman siswa terhadap alam tidak

berhenti, sebagai suatu pemahaman yang kering dan terlepas kaitannya

dengan manusia.

Sedangkan dalam belajar emansipatoris, siswa berusaha mencapai

pemahaman dan kesadaran yang sebaik mungkin tentang perubahan

kulturasi dari suatu lingkungan. Bagi Habermas, pemahaman dan

kesadaran terhadap transformasi kultural ini dianggap tahap belajar yang

paling tinggi, sebab transformasi kultural inilah yang dianggap sebagai

tujuan pendidikan yang paling tinggi.

D. Teori belajar Sibernetik

Teori ini masih baru jika dibandingkan dengan ketiga teori yang telah

dijelaskan sebelumnya . Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan

ilmu informasi. Menurut teori ini belajar adalah pengolahan informasi . Teori

ini berasumsi bahwa tidak ada satupun jenis cara belajar yang ideal untuk

segala situasi, sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.

Teori ini dikembangkan oleh Landa (dalam bentuk pendekatan

algoritmik dan Neuristik) serta Pask and Scott dengan pembagian tipe siswa

yaitu tipe Wholist dan tipe Ferialist.

Teori sibernetik ini dikritik karena lebih menekankan pada sistem

informasi yang akan dipelajari, tetapi kurang memperhatikan bagaimana

proses belajar berlangsung sehingga untuk selanjutnya banyak yang

berasumsi bahwa teori ini sulit untuk dipraktikkan.7

7 Uno, Hamzah.B .2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

hlm 6-18

10

Page 11: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

2.2 Implikasi Teori Belajar dalam Pembelajaran

Implikasi teori belajar merupakan suatu bagian terpenting dari teknologi

pendidikan yang memiliki potensi cukup besar dalam mengoptimalisasikan

peningkatan pendidikan dengan memanfaatkan faktor-faktor yang tersedia

yaitu sarana dan prasarana. Dengan memfungsikan hubungan antara

keterkaitan antar sistem berbagai sarana maupun prasarana yang tersedia

menjadi suatu kesatuan dalam sisitem pendidikan akan menghasilkan suatu

sistem pendidikan yang dapat mengefisiensikan pengembangan pendidikan.

Adapun implikasi teori-teori belajar dalam pembelajaran di kelas atau dalam

dunia pendidikan adalah:

A. Implikasi Teori Behaviouristik

Implikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran tergantung

dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran,

karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.

Pelopor terpenting teori ini antara lain adalah : Pavlov, Watson, Skinner,

Thorndike, Hull, dan Guthrie .

Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik

memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak

berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar

adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan

pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar.

Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan

yang sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah,

sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan

oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan

memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan.

Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus

dipahami oleh murid.

Demikian halnya dalam pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai

objek pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari

11

Page 12: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

pendidik. Oleh karena itu, para pendidik mengembangkan kurikulum yang

terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses

pembelajaran yang harus dicapai oleh para pebelajar. Begitu juga dalam

proses evaluasi belajar, pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata

dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang

dijangkau dalam proses evaluasi.

Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran

dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar

untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya

sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis

dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti

kinerja mesin atau robot. Akibatnya pebelajar kurang mampu untuk

berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.

Karena teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan telah

terstruktur rapi dan teratur, maka pebelajar atau orang yang belajar harus

dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu

secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam

belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan

disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan

pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan

keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk

perilaku yang pantas diberi hadiah. Demikian juga, ketaatan pada aturan

dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Pebelajar atau peserta

didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga

kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri

pebelajar.8

B. ImplikasiTeori Kognitif

8 http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik#Teori_Belajar_Menurut_Edwin_Guthri

e

12

Page 13: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

Implikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru harus

memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam

proses berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar

menggunakan benda-benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan,

guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari

sederhana ke kompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna,

memperhatian perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan

siswa.

C. Implikasi Teori Humanistik

Implikasi teori humanistik dalam pembelajaran, guru lebih

mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman

serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.

D. Implikasi Teori Sibernetik

Implikasi teori sibernetik terhadap proses pembelajaran hendaknya

menarik perhatian, memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa,

merangsang kegiatan pada prasyarat belajar, menyajikan bahan

perangsang, memberikan bimbingan belajar, mendorong untuk kerja, dan

menilai unjuk kerja.9

2.3 Implementasi Teori-Teori Belajar dalam Perspektif Islam

Berkenaan dengan teori belajar pendidikan agama Islam, dalam

membahas tentang teori pendidikan dalam Alquran, Abdurrahman Saleh

Abdullah (1994:23) menyatakan bahwa secara nyata, Alquran merupakan

sebuah kitab yang banyak menunjukkan verifikasi-verifikasi ilmiah.

Alquran surat Al-Baqarah [2]:3 menyatakan bahwa beriman kepada yang

gaib merupakan bagian dari iman yang mendahului petunjuk tingkah laku

yang dapat diamati secara nyata.

Selanjutnya Abdurrahman (1994:24) menyatakan bahwa karena asas-

asas dasarnya dipadukan antara satu dengan yang lain, maka teori

pendidikan Islam (termasuk teori belajar pendidikan agama Islam) dapat

dinyatakan sebagai teori terpadu dan menyeluruh dimana asas-asas dasar

Alquran membentuk inti prima. Sejauh Alquran mengandung satu kesatuan

9 http://mohamad-haris.blogspot.com/2011/10/teori-belajar-dan-aplikasinya.html10Tohirin.2011.Psikologi Pembelajaran Pendidikan Islam.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. hlm 70-71

13

Page 14: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

pandangan terhadap manusia dan alam semesta, maka teori pendidikan

Islam harus terletak pada dasar satu kesatuan tersebut.10

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori behaviouristik menekankan pada “hasil” daripada proses belajar.

Teori kognitif menekankan pada “proses” belajar. Teori humanistik

menekankan pada “isi” atau apa yang dipelajari. Teori sibernetik menekankan

pada “sistem informasi” yang dipelajari.

3.2 Saran

Sebagai seorang pengajar perlu sekali mengetahui teori-teori belajar agar

pendidikan di Indonesia menjadi semakin lebih baik di masa sekarang dan

yang akan datang.

14

Page 15: file · Web viewBelajar adalah perubahan tingkah laku yang ... Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori-teori ... khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan

DAFTAR PUSTAKA

Uno, Hamzah.B .2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Tohirin. 2011. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

http://mohamad-haris.blogspot.com/2011/10/teori-belajar-dan-aplikasinya.html

http://id.wikipedia.org/wiki/

Teori_Belajar_Behavioristik#Teori_Belajar_Menurut_Edwin_Guthrie

15