dms - panduan
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 DMS - Panduan
1/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012
PANDUANKETERAMPILAN KLINIKDASAR (KKD)Modul Dermatomuskuloskeletal 2013/2014
SEKSI PENDIDIKANFKUI 2012
-
8/18/2019 DMS - Panduan
2/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 2
D FT R ISI P NDU NPENUNTUN BAGIAN I: PEMERIKSAAN FISIK SISTIM MUSKULOSKELETAL ................................. 3
PENUNTUN 1: PEMERIKSAAN BAHU ....................................................................................................... 5
PENUNTUN 2: PEMERIKSAAN SIKU ......................................................................................................... 7
PENTUNTUN 3: PEMERIKSAAN PERGELANGAN TANGAN DAN TANGAN ............................... 8
PENUNTUN 4: PEMERIKSAAN GELANG PINGGUL (COXA/HIP)................................................. 12
PENUNTUN 5: PEMERIKSAAN LUTUT.................................................................................................. 13
PENUNTUN 6: PEMERIKSAAN ANKLE DAN KAKI ............................................................................ 15
PENUNTUN 7: PEMERIKSAAN PUNGGUNG BAWAH (LOWER BACK) ..................................... 16
PENUNTUN 8: IMOBILISASI DARURAT SEMENTARA PADA CEDERA SERVIKAL ............... 17
PENUNTUN 9: PEMERIKSAAN FISIK FRAKTUR TULANG PANJANG DAN PEMASANGANBIDAI .................................................................................................................................................................. 18
Penuntun bagian II: PENYUNTIKAN INTRAVENA ................................................................................ 20
PENUNTUN BAGIAN III: PUNKSI DAN KANULASI VENA ................................................................... 22
PENUNTUN 1: PUNGSI VENA ................................................................................................................... 22
PENUNTUN 2: PEMASANGAN KANULASI VENA .............................................................................. 23
-
8/18/2019 DMS - Panduan
3/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 3
PENUNTUN bagian I
PEMERIKS N FISIK SISTIMMUSKULOSKELET L
Objektif Setelah menyelesaikan stasion keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Melakukan pemeriksaan fisik pada kelainan sistim muskuloskeletal.
Mengetahui sistim muskuloskeletal yang terdiri dari tulang, sendi, otot dan saraf dan kelainannyadapat berupa :
1. Kongenital dan kelainan perkembangan2. Infeksi dan inflamasi3. Arthritis dan kelainan rematik4. Disfungsi metabolik dan degenerasi5. Tumor dan lesi yang mirip dengan tumor6. Gangguan sensoris dan kelemahan otot7. Cedera dan gangguan mekanis yang terjadi
Gejala yang timbul umumnya adalah :1. Nyeri2. Kekakuan sendi3. Bengkak4. Kelainan bentuk (deformitas)5. Gangguan sensibilitas6. Gangguan fungsi
Pemeriksaan fisik sebenarnya mulai dilakukan saat melihat pasien dengan mengobservasitampilan, postur dan cara berjalan. Pemeriksaan terdiri dari pemeriksaan keadaan umum danlokal. Pemeriksaan lokal ( dimulai dari sisi yang sehat) terdiri dari :
1. Inspeksi : LOOK ( skin, shape, position )2. Palpasi : FEEL ( skin, soft tissues, bone and joints )3. Gerak : MOVE (aktif, pasif, abnormal)4. Test khusus
LOOK :- Kulit : parut luka ( scar ), perubahan warna dan lipatan kulit abnormal- Shape / bentuk : bengkak, wasting , benjolan, bentuk tulang bengkok- Posisi : berbagai kelainan sendi dan lesi saraf mengakibatkan deformitas yang khas. Ingat
ekstremitas memiliki 3 dimensi, sehingga carilah deformitas dalam 3 bidang.
FEEL :- Kulit : hangat/dingin, lembab/kering, sensoris normal/abnormal- Jaringan lunak : benjolan, pulsasi- tulang dan sendi : bentuk luar, penebalan sinovial, cairan sendi- Nyeri tekan : selalu penting dan sering kali diagnostik bila terlokalisir
MOVE :- Aktif : minta pasien untuk menggerakkan sendi dan periksa kekuatannya- Pasif : catat lingkup gerak sendi pada setiap bidang gerak fisiologis- Abnormal ? : stabilitas gerak sendi
TEST KHUSUS :- Pemeriksaan ini khusus untuk daerah tertentu dengan keunikan tertentu
Persiapan 1. Mengetahui Kurikulum Berbasis Kompetensi FKUI 2006
-
8/18/2019 DMS - Panduan
4/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 4
2. Membaca tutor’s guide dan student’ s guide
Aktivitas1. Tutor akan menerangkan sistim muskuloskeletal yang terdiri dari tulang, sendi, otot dan
saraf dan kelainannya.
2.
Tutor menerangkan anamnesis dalam kelainan muskuloskeletal3. Tutor mendemonstrasikan pemeriksaan fisik kelainan muskuloskeletal secara umum.
-
8/18/2019 DMS - Panduan
5/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 5
PENUNTUN 1
PEMERIKSAAN BAHUStruktur Anatomi
Tulang :- humerus- klavikula- skapula
Sendi :- glenohumeral- sternoklavikular- akromioklavikular- „sendi‟ skapulotorasik
Otot :- Skapulohumeral : „SITS‟ (=‟rotator cuff‟)
o supraspinatuso infraspinatus dan teres minoro subskapularis
- Aksioskapular :o trapeziuso rhomboido serratus anterioro levator scapulae
- Aksiohumeralo pektoralis mayoro pektoralis minoro latissimus dorsi
Lain-lain :- Kapsul sendi- Bursa :
o bursa subskapulariso bursa subakromial
Tehni k Pemeri ksaan
Pemeriksaan dimulai saat pasien memasuki ruangan dengan melihat cara berjalan danmelenggang lengannya. Kedua bagian bahu sampai dengan tangan harus dapat dilihat. (pasienharus melepaskan pakaian atas seluruhnya)
INSPEKSI/LOOK Perhatikan bahu dari :
- depan, samping dan belakang- bentuk sendi bahu : simetrisitasnya, perbedaan tinggi
-
8/18/2019 DMS - Panduan
6/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 6
- perhatikan penonjolan tulang (bony prominences) klavikula, skapula- kontur otot deltoid, trapezius, supra spinatus.- perhatikan adanya pembengkakan, deformitas, atrofi otot, fasikulasi- perubahan warna kulit, gambaran pembuluh darah.
PALPASI/FEEL - Minta penderita menunjuk daerah yang sakit
o Nyeri pada puncak bahu : sendi akromioklavikular o Nyeri pada aspek lateral : rotator cuff o Nyeri bagian anterior : tendon bisipital
- Raba tonjolan-tonjolan tulang : adanya nyeri tekan MOVE/RANGE OF MOTIONTerdapat 6 gerak ‘sendi bahu’ (=’shoulder girdle’)
- fleksi (=forward flexion) : 0-165 0 - ekstensi (=backward extension) : 0-60 0
-
abduksi : 0-1700
- adduksi : 0-50 0 - rotasi internal (ri) dalam adduksi – ri dalam abduksi 90- rotasi eksternal (re) dalam adduksi – re dalam abduksi 90
TEST KHUSUS :- ‘Apley scratch test’ : pasien meraih skapula kontralateral dengan abduksi e.r. dan
adduksi i.r.
-
8/18/2019 DMS - Panduan
7/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 7
PENUNTUN 2
PEMERIKSAAN SIKUStruktur Anatomi
Tulang :- distal humerus :
o kondilus lateraliso kondilus medialiso epikondilus medialiso troklea humeri
-
proksimal radius :o kaput radiio kolum radii
- proksimal ulna :o olekranono fossa olekraniio prosesus coronoid
Sendi :- sendi radio-humeral- sendi radio-ulnar proksimal- sendi humero-ulnar
Otot :
-
bisep- trisep- ankoneus- brakhioradialis- pronator teres- supinator
Tehni k Pemeri ksaan
INSPEKSI/LOOK
-
Kedua siku harus dapat terlihat dari depan, samping dan belakang.- Perhatikan bentuk siku dalam ekstensi dan fleksi- Perhatikan adanya benjolan atau bengkak.
PALPASI/FEEL- Raba prosesus olekranon- Raba epikondilus lateral dan medial- Raba adanya nyeri tekan, bengkak dan penebalan- Raba N Ulnaris antara prosesus olekranon dan epikondilus medialis
MOVE/RANGE OF MOTION- Fleksi- Ekstensi
-
Pronasi- Supinasi
-
8/18/2019 DMS - Panduan
8/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 8
PENUNTUN 3
PEMERIKSAAN PERGELANGAN TANGANDAN TANGAN
Struktur Anatomi
Tulang :- Radius dan ulna distal- 8 tulang karpal- ujung distal radius dan ulna- 5 metakarpal- jari 2 – 5 : falangs proksimal, tengah,
distal- jempol : tidak memiliki falangs
tengahSendi :
- Pergelangan tangan :o radiokarpalo radio-ulnar distalo interkarpal
- Tangan dan jari :o falangs metakarpal (MCP)o interfalangs proksimal (PIP)o interfalangs distal (DIP)
Otot :- Fleksor- Ekstensor- Pronator- Supinator- Intrinsik (lumbrikal dan interosseus)
Lain-lain :- Tendon dan sarung tendon- Carpal tunnel- Saraf
Tehni k Pemeri ksaan
INSPEKSI/LOOK Perhatikan posisi tangan :
- dalam gerakan wajar ( gerakan normal, wajar dan lentur)- ‘at rest’, jarijemari dalam sedikit fleksi dan paralel satu dengan lainnya.
Permukaan dorsal dan palmar :- pergelangan tangan- tangan dan jari- perhatikan adanya pembengkakan pada sendi
Deformitas pergelangan tangan, tangan, jari jemari Perhatikan kontur permukaan palmar :
- Tenar- Hipotenar
PALPASI/FEEL Pergelangan tangan : perhatikan pembengkakan, nyeri
- permukaan lateral dan medial ( distal ulna dan radial)- palpasi le kuk (‘groove’) pada daerah dorsal dengan ibu jari dan jari2 lain pada palmar - raba prosesus styloideus radii- raba ‘anatomical snuffbox’ (distal dari proc. styl.rad.)
- raba ke delapan os carpalia, metakarpal dan falangs- kompresi medial-lateral daerah MCP dengan genggaman ibu jari dan jari lainnya
-
8/18/2019 DMS - Panduan
9/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 9
- raba bagian distal dan sisi- sisi ‘knuckles’ dengan ibu jari sambil jari telunjuk merabakaput metakarpal pada daerah palmar.
- raba ibu jari dan jari lainnya dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk anda : bagianmedial dan lateral PIP, DIP
MOVE/RANGE OF MOTION Pergelangan tangan :
- Fleksi/ekstensi :o Stabilkan lengan bawah (pegang siku)o Gerakan aktifo Gerakan pasif
- Deviasi radial dan ulnar :o Gerakan aktifo Gerakan pasif
- Kekuatan genggam :o Perintahkan menggenggam jari telunjuk dan tengah andao Usahakan melepaskan jari dari genggaman
Jari jemari :- Fleksi ekstensi- Abduksi/adduksi
Ibu jari :- Fleksi/ekstensi- Abduksi/adduksi- Oposisi
TEST SENSORIS JARITest sensoris untuk memeriksa secara kasar integritas saraf perifer
- N. Medianus : pulpa jari telunjuk (II)- N. Ulnaris : pulpa jari V- N. Radialis : bagian dorsal ‘webspace’ antara ibu jari dan telunjuk
-
8/18/2019 DMS - Panduan
10/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 10
natomical Snuff ox
*Anatomical snuff box is a triangular depression on the lateral aspect of wrist immediately distalto the radial styloid process, that becomes prominent when thumb is fully extended.
-
8/18/2019 DMS - Panduan
11/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 11
*The Contents of anatomical snuff box are: - Cephalic vein- Radial artery- Superficial radial nerve
*Floor of the anatomical snuff box is formed by: - Radial styloid- Scaphoid (smooth convex articular surface)- Trapezium- Base of First metacarpal
*Boundaries of anatomical snuff box: - Lateral/Anterior wall
~Abductor PollicisLongus (Radially)~Extensor PollicisBrevis (Medially)
- Medial/Posterior wall~Extensor PollicisLongus
-
8/18/2019 DMS - Panduan
12/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 12
PENUNTUN 4
PEMERIKSAAN GELANG PINGGULCOXA/HIP)
Struktur Anatomi
Tulang :- asetabulum- kaput femur- kollum femur- trokanter mayor- trokanter minor
Sendi :- sendi koksa
Otot : grup ektensor, fleksor dan adduktor- gluteus maksimus/minimus- piriformis- gemelli superior- obturator internus- gemeli inferior- iliopsoas- tensor fascia lata- rektus femoris- sartorius- adduktor
Tehni k Pemeri ksaan
INSPEKSI/LOOK- observasi gaya berjalan (gait) : stance dan swing phase- perhatikan daerah lumbal saat berjalan- kulit sekitar panggul- asimetri kontir otot
PALPASI/FEEL Pasien berbaring :
- krista iliaka- SIAS- PSIS- trokanter mayor- tuberositas ischium- regio inguinal : NAV femoralis
MOVE/RANGE OF MOTIONTerlentang :
- Fleksi- Abduksi- Adduksi- Rotasi internal
- Rotasi eksternalTengkurap :
- Ekstensi- Rotasi internal- Rotasi eksternal
-
8/18/2019 DMS - Panduan
13/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 13
PENUNTUN 5
PEMERIKSAAN LUTUTStruktur Anatomi
Tulang :- Femur distal- Tibia proksimal- Patella- Fibula proksimal
Sendi :- Tibiofemoral- Patellofemoral
Otot :- Ekpansi quadrisep- Vastus medialis- Vastus lateralis
- Vastus intermedius- Rektus femoris- Tendon patella
Lain-lain :- Meniskus lateral- Meniskus medial- Anterior Cruciate Ligamen (ACL)- Posterior Cruciate Ligamen (PCL)- Ligamen Kolateral Lateral- Ligamen Kolateral Medial- Kapsul sendi
Tehni k Pemeri ksaan
Pemeriksaan dimulai saat pasien memasuki ruangan dengan melihat cara berjalan, posisi lutut saat berjalan. Bagian lutut harus dapat dilihat. INSPEKSI/LOOK
- posisi lutut saat berdiri, jalan dan berbaring- warna kulit, gambaran vaskularisasi- pembengkakan atau massa pada bagian anterior/posterior, lateral/medial- luka/fistel/ulkus
PALPASI/FEEL - meraba pembengkakan/massa, deskripsi konsistensi dan batas-batasnya- meraba vaskularisasi dan pulsasi pembuluh darah di lutut.- meraba posisi patella di lutut- perhatikan adanya nyeri tekan di persendian- The bulge sign
-
8/18/2019 DMS - Panduan
14/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 14
- Test ballotement patella
MOVE/RANGE OF MOTION- menilai range of motion (ROM) lutut dengan gerakan fleksi-ekstensi dan menyatakannya
dalam derajat. Normal : 0 - 120 0
Test khusus :- Test stabilitas sendi lutut :o Anterior drawer signo Posterior drawer sign
-
8/18/2019 DMS - Panduan
15/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 15
PENUNTUN 6
PEMERIKSAAN NKL DAN KAKIStruktur Anatomi
Tulang :- Tibia- Fibula- Talus
Sendi :
-
tibiotalar- subtalar
Tehni k Pemeri ksaan
INSPEKSI/LOOK- permukaan ankle dan kaki : deformitas, nodul, bengkak, kelainan kulit, ‘ corn ’ (mata
ikan), ‘ calluses ’ (kapalan). plantar wart, ulkus- kelainan pada jari kaki : hallux valgus, hammer toes
PALPASI/FEEL- bagian anterior sendi pergelngan kaki/ankle : nyeri tekan, bengkak- tumit dan tendo achilles- MTP- kompresi MTP 1-5 mediolateral
- kaput MT MOVE/RANGE OF MOTION- plantar fleksi- dorsi fleksi- inversi- eversi
-
8/18/2019 DMS - Panduan
16/24
-
8/18/2019 DMS - Panduan
17/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 17
- Ekstensi- Rotasi kanan dan kiri- Fleksi lateral kanan dan kiri (lateral bending)
PENUNTUN 8
IMOBILISASI DARURAT SEMENTARAPADA CEDERA SERVIKAL
Objektif Setelah menyelesaikan stasion keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Mengenali kondisi pasien yang memerlukan imobilisasi servikal2. Manfaat imobilisasi servikal.
3.
Memasang imobilisasi/stabilisasi kolumna servikalis
Persiapan 1. Mengetahui Kurikulum Berbasis Kompetensi FKUI 20062. Menyediakan alat-alat yang diperlukan :
a. Brankar b. Hard collarc. Philadelphia collard. Plester coklat besare. Bantal pasir
Aktivitas1. Tutor akan menerangkan kondisi pasien yang memerlukan imobilisasi servikal2. Tutor menerangkan alat-alat yang digunakan3. Tutor mendemonstrasikan tehnik imobilisasi servikal dengan seorang mahasiswa/i
menjadi model:a. Imobilisasi kepala dalam keadaan netral
b. Aplikasi bantal pasirc. Aplikasi plester-brankard. Aplikasi hard collare. Aplikasi Philadelphia collar
4. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan tehnik tersebut secara berturut-turutdalam kelompok dengan salah seorang mahasiswa menjadi model.
-
8/18/2019 DMS - Panduan
18/24
-
8/18/2019 DMS - Panduan
19/24
-
8/18/2019 DMS - Panduan
20/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 20
Penuntun bagian IIPenyuntikan Intravena
Cara pemberian obat kepada pasien terbagi atas cara enteral atau parenteral. Dengan cara enteral berarti menggunakan saluran pencernaan untuk pemberian obat/vaksin, contoh cara oral(diminum). Cara parenteral sering diartikan memberikan obat dengan penyuntikan, walaupun artisebenarmya adalah metoda selain cara oral. Dapat dengan cara transdermal, inhalasi atau nasal
spray dan intravena serta continuous infusion.
Penyuntikan intravenaPenyuntikan intravena merupakan salah satu cara pemberian obat parenteral. Teknik ini dapatmengurangi nyeri karena iritasi obat, dapat diberikan oabt dalam dosis yang lebih banyak
dibandingkan teknik subkutan atau intradermal dan obat cepat diabsorbsi.
Indikasi : penyakit atau kondisi yang memerlukan pemberian obat parenteral untuk mengobati penyakit atau mencegah penyakit tertentu.Perlu diingatkan bahwa pasien punya hak untuk menolak metoda terapi ini.
Dalam pemberian obat perlu diingatkan adanya “five rights” , yaitu1. obat benar : label obat perlu diperiksa ketika mengeluarkan obat dari tempat
penyimpanan, ketika mengambil obat dan ketika memasukkan obat kembali ke tempat penyimpanan obat.
2. Pasien yang benar : selalu memeriksa apakah nama pasien sesuai dengan yang tertulis
dalam label obat dan pastikan pasien tersebut sesuai dengan identitasnya.3. dosis tepat : perhatikan agar dosis yang diberikan sesuai dengan dosis obat yangdibutuhkan pasien.
4. metoda pemberian yang tepat : perhatikan apakah obat diberikan denga cara enteral atau parenteral.
5. waktu yang tepat : perhatikan saat pemberian obat apakah telah sesuai dengan jadwaldan perhatikan juga lama penggunaan obat. Perlu dicatat waktu pemebrian obat setelahobat diberikan kepada pasien.
Kontra indikasi :1. alergi terhadap obat yang akan diberikan2. tidak tersedida lokasi penyuntikan yang adekuat3. ganggaun pembekuan darah
Komplikasi1. Hematom2. Phlebitis3. Thrombophlebitis4. Infiltrasi5. Emboli6. Infeksi/Septikemia
PERHATIAN: ketika melaksanakan suntik intramuskular agar dicegah tangan mahasiswatertusuk jarum. Hal ini dapat menularkan penyakit.
Tempat suntikanPenyuntikan Intravena dapat dilakukan di vena tangan dan lengan. Ilustrasi dibawah inimenunjukkan tempat penyuntikan intravena yang sering dilakukan.
-
8/18/2019 DMS - Panduan
21/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 21
Langkah penyuntikan intravena.1. mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyebutkan tindakan yang akan
dilakukan2. cuci tangan dan gunakan sarung tanganCARA MENGAMBIL OBAT.3. ambil jarum suntik yang baru.4. buang sisa udara di dalam jarum dengan mendorong plunger.5. ambil ampul aquabidest dan oleskan kapas alkohol, patahkan ujung ampul.6. aspirasi obat 2 cc7. buang sisa udara di dalam jarum dengan mendorong plunger
CARA PENYUNTIKAN INTRAMUSKULER.8. buka pakaian yang menutupi lengan9. pastikan pasien relax dan sangga ( support ) lengan pasien di bawah vena yang akan
digunakan10. pasang tourniquet11. tentukan vena yang sesuai untuk suntikan12. tunggu beberapa saat agar vena membesar13. lakukan desinfeksi daerah suntikan dengan kapas alkohol. Mulai dari tengah ke perifer.
Tunggu sampai alkohol kering.
14. stabilisasi vena dengan meregangkan kulit dengan arah longitudinal terhadap vena.Lakukan ini dengan tangan yang tidak akan digunakan untuk insersi jarum.
15. arahkan jarum dengan sudut antara 10-35 derajat16. tusuk kulit dan masukan jarum ke vena17. pegang syringe dan jarum dengan stabil18. aspirasi. Apabila darah vena terlihat, jarum telah masuk vena. Bila tidak terlihat darah
vena, coba lagi.19. kendurkan tourniqet.20. suntikan obat21. periksa, apakah ada nyeri, bengkak, hematom. Apabila ragu apakah jarum masih di dalam
vena, dapat dilakukan asapirasi kembali.
22. tarik jarum dengan gentle, setelah obat masuk.23. segera tekan daerah bekas suntikan dengan kapas alkohol24. lepaskan kapas alkohol dan lihat apakah ada perdarahan di tempat suntikan. Bila
diperlukan plester kapas alkohol di tempat suntikan25. buang bekas suntikan pada tempat sampah medis
Daftar pustaka:1. Rios RJ : Injections. Dalam Dehn RW, Asprey DP (eds): Essential clinical procedures,
edisi 2, Saunders,2007, 93-112.
-
8/18/2019 DMS - Panduan
22/24
TENTIR KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD) FKUI 2012 22
PENUNTUN B GI N IIIPUNKSI D N K NUL SI VEN
PENUNTUN 1
PUNKSI VENA
Indikasi:1. Mengambil darah untuk tujuan pemeriksaan laboratorium2. Melakukan penyuntikan secara intravena
Kontraindikasi :1. Terdapat infeksi didaerah penusukan
Komplikasi :1. Infeksi2. Iritasi/peradangan ( phlebitis )3. Hematoma subkutis
Prosedur Kegiatan: No Aktifitas Waktu Metode1 Instruktur memberikan pengantar dan
gambaran secara teori tindakan pungsivena
10„ Kuliah dan diskusi
2 Instruktur mendemonstrasikan caramelakukan pungsi vena pada phantom
15‟ Demonstrasi
3 Mahasiswa melakukan praktikumsendiri sesuai gilirannya. Instruktormengevaluasi dan memberikan arahansesuai dengan skill checklist
5‟ tiapmahasiswa
Praktikum
Sasaran Pembelajaran:1. Mahasiswa dapat menerangkan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan dan
tujuannya2. Mahasiswa dapat melakukan tindakan desinfeksi3. Mahasiswa dapat menentukan lokasi vena yang akan dipungsi4. Mahasiswa dapat melakukan tindakan pungsi vena dengan benar5. Mahasiswa dapat membersihkan dan membuang sampah tajam/infeksius pada tempatnya
Peralatan: 1. Alat pelindung diri (sarung tangan)2. Set phantom tangan untuk pungsi vena3. Spuit 3 cc4. Wing needle no 255. Kapas alkohol pada tempatnya6. Alat pembendung vena7. Kain pengalas8. Plester9. Bengkok untuk tempat bahan kotor, spuit bekas / sampah tajam
-
8/18/2019 DMS - Panduan
23/24
-
8/18/2019 DMS - Panduan
24/24