dialog kick andy [jadi]
TRANSCRIPT
Bahasa Indonesia
Kata Pengantar
Puji Syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena tanpa berkat dan
perlindungan-Nya, saya tidak dapat membuat Laporan Dialog yang bertopik
Pelayanan kepada Sesama yang Membutuhkan ini.
Perlu diketahui bahwa saya membuat laporan ini tidak semata-mata hanya diminta
oleh Bapak Hasti, tetapi, saya ingin membuat ini juga dengan tujuan, yaitu agar saya
bisa lebih memahami pelajaran Bahasa Indonesia dan bisa menambah wawasan saya
dan teman-teman semua.
Laporan ini disusun berdasarkan pelajaran Bahasa Indonesia oleh Bapak Hasti,
khususnya tentang materi mencatat dialog agar saya dapat semakin mengerti,
memahami, dan bisa menerapkan materi ini dalam kehidupan sehari-hari, dan terarah
dengan baik.
Terima Kasih kepada Bapak Hasti, karena telah mengajari saya sehingga laporan ini
dapat menjadi hasil yang baik. Saya juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang
membantu saya membuat laporan ini sehingga tercipta hasil yang baik.
Akhir kata, saya mohon kritik dan saran dari teman-teman sekalian. Saya mohon maaf
apabila ada kesalahan penulisan, baik yang disengaja, maupun yang tidak disengaja.
Saya mengucapkan terima kasih pada Pater, Bapak/Ibu Guru, dan teman-teman
sekalian
Jakarta, 12 Agustus 2013
Penyusun
Laporan Mencatat Dialog
Judul/Tema : Memberikan makna dalam hidup dengan membantu mereka
yang membutuhkan
Narasumber :
1. Linayati Tjindra (Koordinator Komunitas Sahabat Anak)
2. Rahimah Abdulrahim (Koordinator Komunitas Drive
Books, not Cars)
3. Taha Binsar Grangsang (Koordinator Komunitas Berhati)
4. Iman Surahman Hadi (Koordinator Komunitas GEPPUK)
Pembawa Acara : Andy F. Noya
Nama Stasiun : Metro TV
Waktu Siar : 26 Juli 2013, Pk. 13.30 – 15.00
1. Isi/gagasan dalam dialog
Dewasa ini, kebanyakan orang-orang menginginkan / ingin punya arti dalam
kehidupan mereka. Dan karena itulah masing-masing orang mencoba memberikan
makna dalamk kehidupan mereka. Caranya bisa bermacam-macam. Salah satu cara
adalah dengan membantu orang lain. Namun sekarang, tidak banyak orang yang rela
mengulurkan tangan dan terjun langsung ke dalam pemukiman kumuh untuk
membantu anak-anak yang tersingkirkan.
Arus globalisasi sekarang ini sudah semakin maju dan modern. Dan di zaman
modern ini, semua orang mengurus dirinya masing-masing ,khususnya di kota-kota
besar. Masing-masing orang bersifat individualistis dan hanya berusaha untuk
mencukupi kebutuhan mereka. Akhirnya, orang-orang yang gagal dalam perang pun
tersingkirkan dan hanya bisa mengais-ngais di kota-kota besar, seperti Jakarta.
Namun, pada acara Kick Andy kali ini, masih ada orang-orang yang rela keluar dari
ruangan nyaman dan tentram mereka menuju ke sebuah tempat yang kumuh dan kotor
demi membantu mereka yang tersingkirkan.
Narasumber 1 – Linayati Tjindra
- Mendirikan Yayasan Sahabat Anak
- Memberikan hak-hak anak jalanan, dengan bantuan voulenter.
- Memberikan bimbingan gratis di 7 area di Jakarta
- Relawan dari anak SMA sampai orang-orang yang berwirausaha.
- Yang ikut acara rutin sekitar 600 anak.
- “Anak-anak itu seperti selembar kertas putih yang masih bisa kita
tuliskan sesuatu yang baik.” kata Ibu Linayati.
- Pelayanan anak = pelayanan hulu, Dari situ kita bisa mencetak orang-
orang yang besar
- Jika tidak diubah dari anak maka bisa jadi calon teroris, calon
provokator, calon perusuh, dan sebagainya.
- Memulai Yayasan dengan mengadakan Jambore Anak Jalanan pada
tahun 1997. Dalam rangka Hari Anak Nasional 23 Juli.
- Sudah mengurus anak jalanan selama 16 tahun dan masih aktif.
- Selama 16 tahun itu terdapat suka dan duka juga.
- Sudah mengalami kekurangan budget, hutang, rasa bosan, dan takut.
- Semua masalah bisa lewat dan kuncinya jika mengurus anak jalanan
adalah dengan tidak sendiri, bekerja bersama-sama.
- Jika sedang sibuk, ada rekan lain yang menggantikan. Dan sebaliknya.
- Setelah Jambore kita sepakat ini bukan puncak, tapi baru awal.
- Yang paling perlu saat itu adik-adik di Prumpung, dimana disitu
merupakan lokasi/tempat pelacuran.
- Pertama mendekati mereka, ajak mengobrol, ke rumah mereka, dan
jalan bersama mereka.
- Masyarakat disana juga menyediakan rumah untuk mereka belajar.
- Ada orang tua yang memberikan respon positif dan ada yang negative
karena anaknya diajak belajar sehingga waktu untuk mencari uang
berkurang.
- Mulai merambah ke kelas Character Building setelah pendekatan dan
pengajaran.
- Memperjuangkan 10 Hak Anak, sesuai dengan PBB.
- Ibu Linayati berpendapat bahwa partisipasi anak adalah hak yang
paling sering dilanggar di Indonesia.
- Yayasan Sahabat anak telah berdiri di Grogol, Gambir, Manggarai,
Tanah Abang, Cijantung, Kota Tua.
- Yayasan di Kota Tua hasil pimpinan Jambore tahun lalu dan dipimpin
oleh mantan anak jalanan yang pernah mengikuti bimbingan
regenerasi.
- “Pada dasarnya bukan uang, bukan barang yang mereka butuhkan.”
jawab beliau, “Teman ngobrol, sahabatlah yang utama.”
- Memberikan uang di jalan semakin membuat mereka betah di jalanan.
Jalanan merupakan ladang profesi bagi mereka.
- Beliau mengadakan survey, dan uang yang mereka berikan paling
banyak disetor ke orang tua atau senior, dan dibuat untuk jajan dan
bermain game online, bukan untuk makan ataupun bersekolah.
- Yang mereka sarankan adalah uang yang ingin diberikan untuk anak
jalanan disumbangkan ke lembaga yang terpercaya, dan lebih baik
memberikan mereka makan dan minuman seperti susu, dan
sebagainya.
- Membuat gerobak pintar, yang didalemnya terdapat buku-buku,
nutrisi-nutrisi, dan layar untuk panggung boneka. Di Grogol dan
Plumpung dijalankannya.
- Sahabat Anak memberikan beasiswa untuk anak-anak jalanan, yang
dananya diambil dari donatur dan proposal serta penjualan barang-
barang seperti mug, dsb yang hasilnya diberikan kepada anak-anak.
- Kita sering protes pada pemerintah tapi tidak melakukan apa-apa,
maka tidak ada yang berubah. Maka beliau melakukan aksi dimulai
dari lingkungan mereka sendiri.
- Setidaknya mereka bisa menghitung, membaca, menulis, hal-hal dasar.
- Jangan sampai kita jadi zombie metropolis dan tidak melakukan
sesuatu yang “giving”.
- Kita belajar dari mereka atas ketangguhan mereka dan kehormatan
mereka atas orang tua.
- Ibu Linayati berharap tidak ada lagi anak jalanan di Jakarta dan di
Indonesia.
Pesan Tersirat :
Ketika ada suatu ketidakpastian dan ketidakmungkinan, dengan niat dan
kerjasama maka pasti ada jalan keluar.
Narasumber 2 – Rahimah Abdulrahim
- Ide awal dari dua orang Amerika mereka yang ingin membantu Sahabat Anak
dan Taman Bacaan Pelangi.
- Mereka awalnya mengumpulkan buku dan terkumpul novel inggris dewasa,
yang susah diberikan untuk anak-anak.
- Lalu mempunyai ide untuk menjual buku novel inggris tersebut dan hasilnya
digunakan untuk membeli buku-buku dan diberikan untuk Sahabat anak dan
Taman Bacaan Pelangi.
- Nama Gerakannya Drive Books, not Cars.
- Di awal mendapat bantuan dari Starbucks. Mereka memperbolehkan menaruh
box di seluruh outlet Starbucks di Jakarta dan Bandung.
- Menjual buku di pinggir jalan . tidak malu sama sekali.
- Tahun pertama buku terkumpul 2.000-3.000an.
- Ibu Rahiman mengatakan bahwa selain book sales pada Car Free Day, juga
diadakan penjualan kecil-kecilan pada saat Festival, dan acara lainnya.
- Biasanya saat penjualan hari pertama menyortir buku dan hari kedua baru
penjualan.
- Orang mengetahui kegiatan ini lewat Twitter, Facebook, dan sebagainya.
Pesan Tersirat ;
Malu bukan penghambat untuk melakukan perubahan, aksi nyata, dan sesuatu yang
beda untuk sesama yang membutuhkan.
Narasumber 3 – Taha Binsar Grangsang
- Bapal Habinsal berkata, “Kita dari komunitas ini, ingin menciptakan
kesadaran para jemaat juga temtang arti pentingnya kebersihan toilet itu.”
- Aksi mereka membersihkan toiletnya.
- Berawal dari janji jika masalahnya selesai maka akan membersihkan toilet di
Masjid dekat tempat tinggal orang tuanya.
- Anggota komunitas sekarang 70 orang.
- Anggota komunitas beragama berbeda-beda.
- Anggota komunitas tidak dibayar dalam kerjanya.
- Pertama kirim proposal ke tempat ibadah atau ada pengurus tempat ibadah
yang meminta untuk dibersihkan, dan semua kegiatan itu gratis
- Peralatan kebersihan dibayar dengan patungan
- Membersihkan tempat ibadah tiap 2 minggu sekali
- Sudah membersihkan 139 tempat ibadah.
- Bapak Habinsal menolak sumbangan berupa uang dalam komunitasnya
karena takut akan terjadi penyelewengan.
- Orang lain bisa menyumbang alat-alat kebersihan dan sebagainya.
- Area kebersihan di wilayah Jabodetabek.
- Berhati : Bersihkan Rumah Ibadah, Bersihkan Hati.
- Dengan hati yang ikhlas pasti ada manfaat yang kita dapatkan.
Pesan Tersirat :
Tidak semua hal dapat dibayar oleh uang.
Narasumber 4 – Iman Surahman Hadi
- Koordinator Komunitas GEPPUK (Gerakan Para Pendongeng untuk
Kemanusiaan)
- Menghibur dan berbagi kasih pada anak-anak.
- Tertarik untuk membantu anak-anak di Somalia pada awalnya.
- Murni untuk kemanusiaan, bukan untuk mendapatkan uang
- Relawan ada yang mendongeng untuk hobi dan mendongeng untuk profesi.
- Mendongeng sejak lulus SMA.
- Mengingat guru yang pernah mendongeng secara detail.
- Sebagian dari relawan mencari nafkah dengan mendongeng. Tapi dalam
kegiatan murni relawan.
- Relawan merelakan sebagian pendapatan mereka untuk kegiatan ini.
- Mendongeng di berbagai tempat, seperti korban bencana, dsb.
- Anggota sekitar 50 orang.
- Anggaran patungan kesepakatan Rp 50.000 namun biasanya lebih.
- Cerita yang ditampilkan biasanya yang menyemangati anak-anak
- Mendongeng juga di depan narapidana.
- “Kita menceritakan apa yang terjadi diluar sana, dan memotivasi mereka
untuk tetap tenang” kata Pak Iman.
- Mendongeng juga di terminal pada saat mudik lebaran dengan tujuan agar
anak-anak saat pulang kampung tetap senang dan tenang.
- Bapak Iman menceritakan kisah aksinya saat berusaha mendongeng di
Pakistan beserta masalahnya dalam bahasa yang akan beliau gunakan.
- Bercerita tentang Keong. Pesan moral : Tidak pernah boleh mengeluh atas
apapun yang terjadi. Dan musibah di belakang kita harus kita syukuri dan kita
tidak tahu bahwa musibah itu bisa merupakan berkah bagi kita.
Pesan Tersirat :
Bakat yang kita miliki bisa kita gunakan untuk membantu orang lain yang
membutuhkan
2. Kesimpulan dialog :
Dialog 4 narasumber ini menceritakan tentang bagaimana mereka
mengadakan aksi nyata untuk membantu mereka yang membutuhkan. Semua
komunitas yang diwakilkan 4 narasumber tersebut melakukan aksi social
tanpa pandang bulu dan tulus ikhlas bahkan dengan rela menggunakan
pendapatan mereka demi berjalannya aksi social ini.
Relawan-relawan tersebut tidak bersifat individualistis. Walaupun
sebenarnya mereka sudah hidup mapan dan tidak perlu repot-repot lagi,
mereka tetap bersedia untuk tergabung dalam komunitas dan mengadakan aksi
social. Hal ini merupakan tindakan yang terpuji dan patut didukung oleh
berbagai pihak dengan tujuan agar tidak adanya lagi anak pengamen dan
pengemis jalanan khususnya di Ibukota Jakarta.
Aksi ini memberikan manfaat dan dampak yang sangat besar baik bagi
orang yang terpinggirkan maupun kita semua karena dengan adanya
komunitas ini menyadarkan hidup kita yang selalu bersifat individualism agar
bisa dan rela membantu sesama dengan tulus ikhlas dan sepenuh hati.
3. Komentar / Tanggapan saya
Saya sangat terkesan dan terharu akan 4 gagasan dan ide yang masing-
masing komunitas lakukan untuk melayani sesama yang membutuhkan.
Karena mereka tidak hanya protes kepada pemerintah kurang ini-itu, mereka
juga melakukan aksi yang konkret dan nyata serta berdampak besar bagi
orang-orang yang tersingkirkan.
Dalam kisah aksi yang dilakukan Yayasan Sahabat Anak, Saya setuju
dengan pendapat yang dikemukakan Ibu Linayati bahwa memberikan uang
pada anak jalanan malah akan membuat mereka betah di jalanan. Hal itu
dibuktikan dengan fakta bahwa uang yang digunakan lebih sering digunakan
untuk jajan dan game online dan malah bukan untuk bersekolah.
Saya juga setuju atas pendapat beliau bahwa didikan Character Building untuk
anak di usia dini itu penting, karena didukung fakta bahwa kasus kriminalitas
yang sedang marak terjadi sering disebabkan karena kurangnya perhatian
orangtua dan tidak adanya penanaman karakter pada diri anak tersebut.
Sedangkan pada kisah Gerakan Drive Books, Not Cars, Saya setuju dengan
pendapat Ibu Rahimah bahwa memberikan buku pada anak-anak jalanan
penting dengan fakta bahwa ilmu yang anak-anak jalanan dapat sangat
minimal. Hanya dengan adanya komunitas aksi social ini mereka dapat
memenuhi ilmu mereka. Dan buku bermanfaat multifungsi, bisa sebagai
hiburan, sarana pendidikan, dan mengasah kreatifitas mereka dikala senggang
dan tidak mencari nafkah di jalan.
Saya juga setuju untuk ide beliau menaruh kotak-kotak di outlet Starbucks
karena dengan adanya kotak tersebut pengunjung yang biasanya mengunjungi
tempat itu secara rutin bisa memberikan buku-buku dan dapat meringankan
pekerjaan komunitas tersebut. Saran saya sebaiknya kotak-kotak tersebut juga
ditempatkan di beberapa sekolah yang dirasa menengah ke atas sehingga siswa
juga bisa berpartisipasi menyumbang buku pada anak-anak jalanan.
Saya juga sangat terkesan dengan jawaban beliau ketika ditanya apakah dia
tidak malu menjual buku-buku dipinggir jalan. “Enggak…” kata beliau,
“Enggak sama sekali.” Dari hal itu saya belajar bahwa malu bukanlah
penghambat kita untuk melakukan sesuatu yang beda, melakukan suatu
perubahan untuk anak-anak jalanan ini.
Yayasan Sehati juga merupakan aksi yang sangat terpuji. Saya setuju dengan
pendapat Bapak Habinsal untuk tidak menerima uang karena jika ada uang
berlebih bisa ada pikiran antar anggota satu dengan yang lain untuk
menyalahgunakannya. Namun saran saya sebatas anggota tidak merasa
dirugikan dengan komunitas ini untuk patungan membeli peralatan
kebersihan, maka peraturan untuk tidak menerima uang merupakan hal yang
baik dan pantas dipuji.
Saya juga setuju dengan ide beliau untuk membersihkan tempat ibadah karena
dengan itu, jemaat yang masuk tempat ibadah dapat menyadari pentingnya
kebersihan dan kepedulian mereka akan tempat ibadah. Membersihkan tempat
ibadah ini juga menjadi sarana untuk mengingatkan jemaat kepada lingkungan
sekitar mereka.
Dan untuk Yayasan GEPPUK yang namanya sedikit aneh, saya setuju dengan
ide Bapak Iman untuk mendongeng khususnya kepada narapidana karena
mereka tidak tahu apa yang terjadi diluar. Mereka selalu berada di dalam sel
dan terlepas itu tidak tahu menahu kejadian di luar kandang. Dengan adanya
komunitas tersebut narapidana bisa diberikan motivasi dan cerita-cerita yang
terjadi sekarang ini.
Saya juga terkesan dengan ide beliau untuk mendongeng dan menghibur orang
banyak hingga ke mancanegara hanya dengan patungan dana. Pendapatnya
bahwa anak-anak harus diberi hiburan agar senang dan nyaman sejalan dengan
aksinya mendongeng kepada anak-anak yang tersingkirkan hingga ke pelosok
daerah nusantara.
Penutup
Saya Mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Guru dan teman-
teman semua yang telah membaca laporan ini. Saya mohon maaf apabila
ada kesalahan penulisan baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Mudah-mudahan laporan ini nantinya dapat berguna bagi kita
semua di masa mendatang,