dialog bulan puasa 2

31

Upload: indira-mulyawan

Post on 24-Mar-2016

273 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

H Bakri Wahid

TRANSCRIPT

Page 1: Dialog Bulan Puasa 2
Page 2: Dialog Bulan Puasa 2

1

DIALOG

BULAN PUASA

2

Keterangan :

Selaku Pak Kyai oleh : Haji Bakri Wahid, B.A.

Daeng Naba oleh : Syamsul Marlin, B.A.

Page 3: Dialog Bulan Puasa 2

2

MASALAH AZAB KUBUR

DAN

AZAB NERAKA

PAK KIAY : Assalamu’alaikum

DG. NABA : Wa Alaikummusalam

PAK KIAY : O Dg. Naba sudah lama tibanya?

DG. NABA : Saya rupayanya lebih dahulu dari Pak Kiay

PAK KIAY : Bagiamana Dg. Naba?

DG. NABA : Sejah tadi saya tunggu-tunggu Pak Kiay, saya

baca-baca surat ini Pak Kiay, Sesuai dengan

agrimen atau perjanjian kita bahwa tiapmalam

akan kita coba menjawab surat-surat yang sudah

masuk ini.

PAK KIAY : Dengan syarat, pertama surat iut bisa kita jawab

yang mana relevans dengan acara yang kita

bicarakan.

DG. NABA : O, ya, sesuai dengan acara yang kita bicarakan

PAK KIAY : Jika ada surat-surat yang kita tidak jawab sebentar,

tapi akan kita sebut namanyaorang yang berkirim

surat, oleh karena masalah pertama masalah etik.

Yang kedua masalahnya menyangkut masalah-

masalah politik Begitu Dg. Naba.

Page 4: Dialog Bulan Puasa 2

3

DG. NABA : ya cocokmi Pak Kiay. Nah ini surat dari Tarakan

Pak Kiay, tanggal 31-08-1975. Dari umar Thalib

Toko Bungkul Kec. Sembakung Kab. Gulungan

Kalimantan Timur.

PAK KIAY : Apa pertanyaannya Dg.Naba?

DG. NABA : Pertanyaannya Pak Kiay, dua saja. Apakah

hubungannya menyimpan uang di Bank kemudian

bunganya akan saya ambil, apakah hukumnyaitu.

Yang kedua, saya menjadi makmum sembahyang

jamaah Apa yang saya harus baca waktu Imam

sedang membaca Fatihah direkaat kedua Apakah

hkumnya? Ini Pak Kiay.

PAK KIAY : Begini Dg. Naba. Pertanyaan yang pertama,

berhubungan dengan personalan Bank, Kalau kita

mencari keputusan Alim Ulama se Indonesia, itu

belum ada membicarakan masalah Bank. Pernah

ada saya dengan bahwa organisasi Muhammadiyah

mengadakan Bank ditinjai dari segi Hukum Islam.

Disitu bunyk kabarnya saya dapat informasi,

bahwa Bank itu termasuk menyimpan uang dan

menerima bunganya, termasuk hokum Musyabihat.

Musyabihat itu Dg. Naba, diragukan haramnya dan

juga diragukan halalnya terletak pada masalah ayat

yang satu sama lain Dg. Naba, dipahami secara

agak rumit.

DG. NABA : O, ya jadi tegasnya bolelah simpan saja kalau

menyimpan. Kalau menurut Dg. Naba, cocok itu

Pak Kiay. Kalau menyimpan uang di Bank, artinya

boleh untuk kemanan tokh? Kalau tidak di Bank,

Page 5: Dialog Bulan Puasa 2

4

tidak aman itu uang. Yang kedua lagi Pak Kiay

masalah sembayang.

PAK KIAY : Masalah Fatihah kalau imamnya membaca Fatihah

bagaimana sikap makmum. Apakah membaca

Fatihah juga atau tidak membaca Fatihah Masalah

ini Dg. Naba masalah khilafiyah endapat2 banyak

diajukan. Ada pendapat yang mengatakan Imam

membaca Fatihah makmum diam. Ada yang bilang

Imam membaca Fatihah. Makmumn wajib

membaca Fatihah. Ada yang bilang bila Imam

membaca Fatihah kedngaran suaranya, makmum

diam. Tapi bila sura Imam itu tidak kedngaran

baca Fatihah makmum mesti baca. Bagini Dg.

Naba. Kesimpulan dapat dibagi dua saja yang

setuju dan yang tidak setuju membaca. Apapun

pendapat ini sama, ini kan masalah-masalah

Fatihah itu sudah masalah pendapat. Pendapat

yang agak terkuat, dapat dibilang membaca

Fatihah. Adapun waktunya dan tempatnya, ini juga

jadi persoalan. Ada yang menyatakan sesudah

Wala’dhallim Amin, ada yang mengatakan ikuti

imam itu membaca Fatihah begitu Dg. Naga.

Dg. NABA : Ia, kalau imam membaca Fatihah makmu ikut

membacanya, ada juga sesudah amin baru baca

Fatihah jadi mana yang kuat Pak Kiay

PAK KIAY : Begini Dg. Naba, ya kita persilahkan kepada

penanya untuk menganalisa lebih jauh. Adapun

hadist yang lebih nampaknya disini, yaitu

terbayang kepada kita dimana hadistnya berbunyi

begini. LA-TAQAUU BISYAIIN MINAL QIRAA

Page 6: Dialog Bulan Puasa 2

5

– ATI IDZA QARA ‘TUBIHII ILLAH BI UMMI

QUR’AAN (HR. ABU DAUD)

DG. NABA : Artinya Pak Kiay

PAK KIAY : jangan kamu baca sesuatu apabila Aku

membacanya kecuali Fatiha. Jadi hadist itu

Nampak-nampak member peluang ini, mudah

interpertasi Dg. Naba kalau membaca imam, ikut

dibelakangnya. Karena didengan Nabi Fatiha,

sahabat itu. Kemudian Nabi baca surat, sahat juga

ikut. Itu Nabi Cegah, jangan ikut saya membaca

kecuali Fatihanya. Begitu Dg. Naba.

DG. NABA : O, ya, inilah jawaban dari Pak Kiay terhadap bapak

Umar Thalib Kalimantan Timur. Atas perhatian

anda, kami ucapkan banyak terimakasih.

Selanjutnya ada lagi Pak Kiay ini lagi Pak Kiay

dari Ujung Pandang tgl. 01-09-1975. Yang

berkirim surat, Rusdy Sipil Skodam XIV/HN

Asrama mattoanging.

Kesimpulan Pak Kiay, didalam hadist katanya ada

disebut yang pertama azab kubur, yang kedua azab

neraka. Minta penjelasan sebagaimana tersebut

pada a dan b tersebut diatas. Atas jawaban, tak

lupa banyak terima kasih.

PAK KIAY : Jadi ada azab kubur, ada azab neraka. Minta

penjelasan.

DG. NABA : A. apakah sama azab kubur dan azab neraka.

PAK KIAY : Apakah ditanyakan sama?

DG. Naba : tidak saya lagi yang tambah.

Page 7: Dialog Bulan Puasa 2

6

PAK KIAY : Begini Dg. Naba sudah jelas bahwa azab kubur

ada. AL AZABUL QABRI HAQQUN ini hadist

riwayat Buhari, azab kubur itu adalah benar, jadi

jelas ada azab kubur seperti yang dijelaskan hadist

riwayat Buchari Dg. Naba. Begitu juga azab

neraka, itu benar. Jadi kalau itu saja yang diminta

penjelasan, sudah jelas bahwa manusia di azab

didalam kuburannya dan di azab di neraka.

DG. NABA : A. tapi sakah azab kubur dan azb neraka?

PAK KIAY : O, apakah sama azab kubur dan azab neraka. Tentu

sudah jelas tidak sama. Ketika samaannya itu

didalam hadist sudah disebut diantaranya hadist

Muslim JADRIBU DHARBATIN MIN HADIDIN

itu disebut begitu : bahwa orang didalam kubur itu

azabnya mereka dipukul dengan sepotong besi, itu

hadist riwayat Muslim Dg. Naba. Tapi didalam

neraka, tidaklah disebut sepotong besi, malah

dibakar.

DG. NABA : Dibakar selama-lamanya. Terima kasih Pak Kiay

dan demikianlah jawaban Pak Kiay melali Dg.

Naba terhadap pertanyaan Pak Rusdy. Atas

perhatian Pak Rusdy, kami ucapkan banyak terima

kasih. Selanjutnya lain lagi Pak Kiay Surat yang

lain lagi. Kita kembali lagi kepada dialog kita yang

lalu itu.

Begini Pak Kiay : Bagaimana yang dikatakan

boros didalam berbelanja rumah tangga. Kan Pak

kiay dulu membirakan masalah boros.

PAK KIAY : Ia, bahwa boros itu ada dua bentuknyha. Boros

dalam masalah biologie, boros dalam masalah

Page 8: Dialog Bulan Puasa 2

7

belanjda di dalam rumah tangga. Nah masalah

makan sudah, minum sudah.

DG. NABA : Sekarang bagaimana yang dikatakan boros dalam

masalah berbelannya dalam rumah tangga.

PAK KIAY : Begini Dg. Naba yang dikatakan boros dalam

berbelanja rumah tangga, ialah berbelanja untuk

makanan, pakaian, berlebih untuk yang

sewajarnya.

DG. NABA : O, ya kalau sewajarnya bajunya hanya 4 lalu dibeli

enam. Boros itu Pak Kiay?

PAK KIAY : Betul Dg. Naba. Itu berlebih dari yang sewajarnya

berapa yang sewajarnya, itu ukuran lain lagi. Itu

mungkin mengikuti situasi atau bagaimana, tetapi

harus kita ingat yang sewajarnya.

DG. NABA : Jadi Pak Kiay, belanja untuk makan, pakaian

berlebih dari yang sewajarnya. Tapi itu dikatakan

boros dalam berbelanja rumah tangga.

PAK KIAY : Tapi itu diperingatkan lagi Dg. Naba.

DG. NABA : O, saya mau Tanya tadi bahwa apakah ada

pringatan Nabi begitu, tapi Pak Kiay sudah bilang.

Sekarang bagaimana bunyinya peringatan Nabi itu.

PAK KIAY : Memang Dg. Naba, saya bisa sebutkan dan hadist

yang berhubung degnan persoalan itu, tidak usah

banyak-banyak. Pertama hadist riwayat Dahsat:

MANIQLASHADA AGHNA HUMALLAAHU

WAMAN TABADZDZARA ARQARAHU

MULLAAHU. “Siapa yang hemat, Allah akan

kayakan, setiap yang boros, Allah akan miskinkan.

Page 9: Dialog Bulan Puasa 2

8

DG. NABA : O, siapa yang hemat, Allah akan kayakan.

PAK KIAY : Siapa yang boros, Allah akan miskinkan.

DG. NABA : A. A. orang pemboros memang gampang miskin.

Orang hemat, artinyha orang kikir, tentu kaya.

PAK KIAY : Lain hemat, lain kikir Dg. Naba. Hemat pangkal

kaya, boros pangkal miskin.

DG. NABA : Itulah titik tolak dari hadist itu. Jadi pangkal

miskin, hemat pangkal kaya.

PAK KIAY : Ini ayat kedua lagi, hadist riwayat tebrani,

SAYAKUUNU RIJAALUN MIN UMMATIE

YA’KULUUNA ALQAA NATHTHA AAMI WA

YASRABUUNA ALWAANASYSYARAA-

BASUUNA ALWAANTS TSIYAABI, WAYAT

BI WAYAL ASYADDA QUUNA FIL

KALAAMI, ULAA IKA, WAYA TSYADDA,

Akan ada orang-orang dari ummat saya mereka

makan macam-macam warna makan, mereka

minum macam-macam warna minuman, mereka

pakai macam-macam warna pakaian, mereka kasar

bicara, mereka inilah sejahat-jahat ummat saya.

DG. NABA : O, Nabi sudah bilang akan dating nanti suatu masa

ada ummatku. Mereka makan macam-macam

makanannya, merka minum macam-macam

minumannya, mereka pakai macam-macam warna

kakaiannya, bicaranya kasar. Inilah ummat yang

kasar. Begitu Pak Kiay ya, kalau begitu ibadah

puasa ada hubungannya dengan pelaksanaan hidup

sederhana.

Page 10: Dialog Bulan Puasa 2

9

PAK KIAY : Memang Dg. Naba.

DG. NABA : Kalau begitu Pak Kiay apa yang dikatakan hidup

sederhana itu.

PAK KIAY : O, ya sampailah kita kepda perrsoalan hidup

sederhana. Pernah Dg. Naba bilang ini rencana

Pemerintah. Begini Dg. Naba. Islam bukan

menyesuaikn diri. Tapi apa yang dilaksanakan

Pemerintah, sesuai dengan Islam, itu harus diingat.

Sebab Dg. Naba. Islah itu adalah untuk kebaikan

manusia didunai dan diakhirat. Jadi Islam itu yang

membawa kebaikan. Segala bentuk yang

membawa kebaikan, itu memang sudah cocok

dengan Islam. Tapi suatu bentukyang tidak baik,

itu tidak cocok sekarang Dg. Naba. Hidup

sederhana, adalah hidupyang wajar, tidak melebihi

dari kewajaran, tidak melebihi dari yang

sewajarnya.

DG. NABA : Hidup sederhana, adalah diup yang wajar, tidak

melebihi kewajaran dan tidak kurang dari

sewajarnya. Kalau melebihi kewajaran bagaimana?

PAK KIAY : Jadi kalau melebihi kewajaran Dg. Naba, itu boros

namanya. Oran gyang, tidak akan boros.

DG. NABA : Jadi orang kalaupuasa pemboros, tidak cocok lalu

bagaimana kalau kurang dari sewajarnya?

PAK KIAY : Orang yang hidup kurang dari sewajarnya padahal

dia ada, itu bakhilnamanya. Orang yang bakhil

juga tidak akan terdapat pada puasa.

Page 11: Dialog Bulan Puasa 2

10

DG. NABA : Artinya, orang puasa tidak bakhil. Jadi tidak boros,

tidak bakhil, itulah hidup sederhana.

PAK KIAY : Benar demikian Dg. Naba Begitulah, bila

kehidupan sederhanaini dapat diwujudkan Dg.

Naba, dia akan mewujudkan pula ketahuan

Nasional dibidang ekonomi

DG. NABA : Mewujudkan ketahanan Nasional dibidang

ekonomi.

PAK KYAI : Ia, begitu hebatnya kaitan ibadah puasa Dg. Naba

DG. NABA : O, ya, ya, jadi bila hidup boros dan bakhil, akan

menghancurkan ketahanan Nasional.

PAK KIAY : Benar Dg. Naba. Ini menurut faktanya sejarah kita

cerita Dg. Naba. Menurut stamina sejarah didunia

ini. Itu kehancuran ummat-umat terdahulu Dg.

Naba, itu karena dua persoalan, karena boros dan

bakhil. Sebaliknya Nabi-nabi itu kemegahannya,

dan bertahan ajarannya, sejarah, itu adalah manusia

yang sederhana. Boleh Dg. Naba sebut manusia

besar di dunai setiap, tinjaulah kehidupannya,

pastilah manusia sederhana.

DG. NABA : Musti sederhana. Kalau tidak sederhana, tidak bias

jadi besar.

PAK KIAY : Jadi kalau mau jadi orang besar, sederhanalah

DG. NABA : Kalau kau orang kecil sudah sederhana, besarka

PAK KIAY : Disinlah letaknya pola hidup sederhana, Dg. Naba.

DG. NABA : Jadi Pak Kiay, bila hidup boros dan bakhil artinya

bias menghancurkan ketahanan Nasional. Bila

Page 12: Dialog Bulan Puasa 2

11

tidak bakhil dan tidak boros artinya sederhana,

akan memperkuat daya tahan Nasional.

PAK KIAY : Oleh sebab itu Dg. Naba, Bapak-bapak kita dipusat

sudah member contoh, perkawinan anaknya

disederhanakan. Tapi saying di daerah-daerah

masih belum mengikuti contoh yang demikian.

DG. NABA : O, persis, itu yang saya mau Tanya Pak Kiay.

Yang sama mau Tanya Pak Kiay, contoh kenkrit

yang dapat Pak Kiay kemukakan.

PAK KIAY : Itu contoh diantaranya, tapi masih banyak

contohyang lain Dg. Naba.

DG. NABA : Tetapi memang Pak Iay, bapak-bapak kita seperti

di Jakarta itu, seperti pak Hatta dulu mengawinkan

anaknya, itu sederhana. Tetapi kita borosnya bukan

main. Apakah tidak ada tuntunan Nabi tentang

perkawinan itu Pak Kiay.

PAK KIAY : Cukup Dg. Naba

DG. NABA : O, cukup, antara lain tentang pestanya itu

bagaimana Pak Kiay?

PAK KIAY : Cuma orang tiak mau ikuti

DG. NABA : O, orang tidak mau ikuti.

PAK KIAY : Karena katanya kalau dia ikuti, dia takut kalah

gensi.

DG, NABA : Barangkali dia tidak tahu Pak Kiay

PAK KIAY : Jaka tidak tahu, marilah kita beritahu

Page 13: Dialog Bulan Puasa 2

12

DG. NABA : Antara lain contoh bagaimana Pak Kiay

PAK KIAY : Nabi mengatakan AHSANUN NIKAAHI

BARATAN AISARUHUM MU NATAN Artinya

“Nikah yang berkah atau perkawinanyangpaling

berkah adalah pembiayaan pestanya yang

sederhana.

DG. NABA : Pembiayaan pestanya yang sederhana. Itulah

perkawinan yang diber berkah. Artinya perkawinan

yang berpoyah-poyah, yang serba mewah, tidak

diberi berkah.Tapi orang kerjakan juga karena

gensi. Contohlainlagi Pak Kiay

PAK KIAY : Contoh lainlagi, begini, kehanduran karun dg.

Naba itu karena bakhilnya.

DG. NABA : Karun hancur karena bakhilnya.

PAK KIAY : Namruz, hancur karena borosnya

DG. NABA : namruz hancur karena borosnya.

PAK KIAY : nian Pancu (Presiden Pitnam yang lalu) hancur

karena korupsinya.

DG. NABA : O, ya Karun karena kikir, Namruz hancur karena

boros, Nian Pancu hancur karena korupsinya.

PAK KIAY : Nian Pancu hancur karena koruspnya. Semua

masalah harta. Karena itu Dg. Naba. Tuhan

memang sudah memberikan peringatan.

DG NABA : A tuhan memberikan peringatan didalam Qur’an

tentu begitu. Bagaimana bunyi peringatanTuhanitu

Pak Kiay.

Page 14: Dialog Bulan Puasa 2

13

PAK KIAY : Sura Asyura ayat (27) Tuhan berfirman :LAW

BASTHAL LAAHUR RIZQA LI’ABDIHII

LABA GHAW FIL ARDHI Artinya “Kalau Allah

memewahkan hambanya dengan rezeki, mereka

melampau batas dimuka bumi

DG. NABA : Artinya orang mewah suda melampaui batas.

PAK KIAY : Ia karena mempunyai harta yang banyak. Itu yang

melahirkan boros, melampau batas disitu. Kalau

DALAM HADIST SAHE Bochari, lain juga

bunyinya. Ada juga peringatannya?

PAK KIAY : Ada, bunyinya : TATANAA FASUUHAA

KAMAA TANAA FASUUHAA.

FATUHKLIKAKUM KAMAA AHLAKATHUM

Artinya “Karena harta yang dikurniakan Allah,

mereka mempamerkan berlomba-lomba

mempamerkan kekayaannya masing-masing, maka

karena mempamerkan kekayaan ditengah-tengah

orang miskin yang lebih banyak jumlahnya, maka

itulah yang membuat binasa mereka.

DG NABA : O, ya, jadikaya, mewah-mewah, mepamerkan

kekayaan terhadap rakyat banyak, itu artinya

kecelakaan. Kalau terjadi pameran kekayaan

ditengah-tengah rakyat miskin, ditengah-tengah

orang banyak, itulah yang membuat kebencian si

miskin pada mereka, tentu begitu

PAK KIAY : Betul Dg. Naba. Oleh sebab itu Dg. Naba, didalam

agama istilah ini disebut FATUHULIKUM.

Artinya mebuat binasanya ummat itu. Kalau dalam

Page 15: Dialog Bulan Puasa 2

14

istilah politik. Istilah revolusi social, Ini yang akan

menghancurkan nasional.

DG. NABA : O, ya didalam istilah agama disebut

FATUHLIKAKUM yang mencelakaan kamu

semua. Kalau dalam istilah politik disebut revolusi

social. Sebabnya karena kesalahannya, ia kaya-

kaya mempamerkan kekayaannya di tengah-tengah

rakyat miskin. Jadi yang baik. Sederhana

PAK KIAY : Iulah Pemerintah membuat anjuran hidup

sederhana supaya jangan binasa.

DG. NABA : Sudah waktu Pak Kiay

PAK KIAY : Sudah waktukah, saya juga tidak kethui ini Dg.

Naba.

DG. NABA : Sampai disitu dulu Pak Kiay

PAK KIAY : Baiklah nanti kita akan lanjutkan. Baiklah Dg.

Naba kita tinggalkan saja dulu Studio ini.

DG. NABA : Ia, Pak Kiay, saya juga mau ke Mesjid Pak Kiay

Baiklah saya permisi Assalamu alaikum

Warahmatullah Wabarakatuh

PAK KIAY : Alaikummussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Page 16: Dialog Bulan Puasa 2

15

MIMPI BERCAMPUR ISTRI

SEMENTARA PUASA

DG. NABA : Assalamu’alaikum

PAK KIAY : Alaikummussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Mari Dg. Naba

DG. NABA : Ie Pak Kiay, saya bawa surat lagi Pak Kiay

PAK KIAY : Bawa surat lagi Dg. Naba. Sudah banyak surat

masuk ya

DG.NABA : Ia, Pak Kiay, kita bacadulu suratnya, ini dari

Balikpapan Pak Kiay

PAK KIAY : Dari Balikpapan, bias orang berkirim surat dari

Balikpapan Dg. Naba

DG. NABA : Bisa Pak Kiay asal jangan orang dari balik tanah.

Kan ada Balikpapan dari KalimantanTimur, ada

Balikpapan dibawah tanah. Ini yang di

KalimantanTimur Pak Kiay

Pk kiay : Jadi bukanyang dibawah tanah.

DG. NABA : Ia Pak Kiay ini rupaya dariDaali R. Peg. P.

Pertamina UNIT IV Balikpapan Kalimantan

Timur, jauhini surat Pak Kiay

PAK KIAY : O, ya a[a uamg dotamualam Dg/ Maba

DG. NABA : yang ditanyakan, bilamana kita dua laki istri

bermimpi didalam bulan puasa baik malam

ataupunsiang hari, mimpinya bercampur atau

Page 17: Dialog Bulan Puasa 2

16

kumpul dengan isteri. Apakah keduanya wajib

mandi junnub itu pertama. Yang kedua, apakah

kedunaya batal puasanya> Yang ketiga apakah

puasanyaitu bias diganti dihari mendatang?

Demikian Pak Kiay pertanyaannya.

PAK KIAY : Itu pertanyaannya? Begini Dg. Naba, kalau dia

mimpi suami isteri pada siang hari, asal ini mimpi

Dg. Naba lain campur. Kalau dia mimpi disiang

hari suami isteri dua-dua mimpi, kanhebat ini

sekali duamimpi.

DG. NABA : Heba, dua-dua mimpi, mungkin sama-sama juga

mimpinya.

PAK KIAY : Mimpinyasama, pada waktuyang sama, dan acara

mimpinya sama. Ini juga aneh dan lucu juga Dg.

Naba.

DG. NABA : KAN INI PERTANYAAN?

PAK KIAY : Ya bias terjadi, bukan suatu yang mustahil. Begini

Dg. Naba. Kalau mimpi siang hari campur lantas

ada yang keluar, maka dia memang diwajibka

nmandi. Ia kalau lantas tidak ada yang keluar, tidak

diwajibkanmandi. Begitu Dg. Naba. Hal ini Dg.

Naba, pernah ditanyakan oleh seseorang sahabat

atau namanya ummu salamah kepada Nabi.

DG. NABA : O, pernah terjadi petanyaan begini pada zaman

Rasulullah, lalu sahabat itu dating kepada Nabi

menanyakan tentang ini. Bagaimana bunyinya Pak

Kiay…

Page 18: Dialog Bulan Puasa 2

17

PAK KIAY : Apabila katakana, katanya JAATHUMUSULAIN

ILA RASULULLAH FAQALA ANNALLAH

LAYASTAHIM MINAL HAQ HAL AL MINAL

ARTHIN MINAL HUSLI ISA IYA QALAMA;

Artinya “Telahdatang ummu Sulaim kepada

Rasulullah dan bertanya. Dia bilang allah tidak

malu masalah yang haq, benar kata Nabi Apa kau

maksud. Sayamaksudnya ya Rasullah katanya,

Adakah kita wanita-wanita itu mandi apa bila

mimpi

DG. NABA : A. sudah malu Sjanambi, mimpinya mimpi gitu-

gituan

PAK KIAY : Nabi Tanya, ia kalau ada air yang keluar, begitu.

Jadi kalau ada air yang keluar, baru mandi. Kalau

tidak tidak usahmandi. Walaupunyang bertanya

Ummu Salamh, yang tidak Ummu salamah juga

kena. Jadi bukan Ummu Sulaim saja yang harus

kena yang bukan ummau Sulaim juga kena

DG. NABA : Begitu. Ya pokok sama masalahnya. Lalu apakah

keduanya batal puasanya Pak Kiay?

PAK KIAY : jawabanya tidak batal karena yang

membatalkanpuasa, campur yang benar-benar,

bukan mimpi. Kalau mimpi Dg. Naba. Tidak

membatalkan walaupun bentuknya sama rasaya

sama perasaan mimpi. Karena dalam Al-Qur’an

dikatakaN LA AJUNAHA ALAIKUM FIMA

TATTUM WALA KINA TA AMMADE

QULUBUKUM . Kamu tidak berdosa apa tersalah

dihatimu sengaja, baru batal begitu, malah berdosa.

Page 19: Dialog Bulan Puasa 2

18

DG. NABA : Jadi tegasnya, pusanya tidak batal. Tapi kalau ada

yangkeluar, mandimi. Lalu Pak Kiay kalau

memang tidak batal puasa berate juga mimpi

minum tidak batal puasa.

PAK KIAY : Betul

DG. NABA : Karena mimpi

PAK KIAY : Mimpi makan tidak batal puasa, mimpi minum

tiidak batal puasa.

DG. NABA : Mimpi gitu-gituan tidak batal puasa. Pokoknya

mimpi saja. Sekarang apakah puasanyaitu bias

diganti dihari mendatang.

PAK KIAY : Karan tidak batal, tentu tidakperlu diganti

DG. NABA : Jadi karenatidak batal, tidak perlu ganti, Tidak

berulang, tidak perlu bayar. Demikianlah Pak

Kiay.

Jadi karena tidak batal, tidak perlu ganti. Tidak

berutang, tidak perlu bayar. Demikianlah Pak Daali

R. Dari Peg. PN Pertamina, jawaban Pak Kiay pai

Dg Naba. Teirma kasih aas perhaitn anda.

Kita lanjutkan lagi Paki Iaya. Saya dengar, ulama-

ulama kita membaca Qur’an bahwa kita dianjurkan

mencari rezeki dan memakan apa yang kita dapat

Kenapa Tuhan menghancrukan kita kaena rezeki

dia suru itu cari. Kan dulu Pak Kiay mengatakan

begini;

PAK KIAY : Manusai hancur karena harta, pameran kekayaan.

Ini, ia, Begini Dg. Naba. Kalau itu ulama pernah

Page 20: Dialog Bulan Puasa 2

19

Dg. Naba dengan membacakan Al-Qur’an yang

menganjurkan kita mencar rezeki, itu memang Dg.

Naba di dalam al-qur’an yang menganjurkan kit

amencari rezeki, itu memang Dg. Naba. Didalam

al-qur’an banyak yang bunyi macam itu.

Diantaranya : FAIZAQUDIA LISSHALATU

FANTASIRU FIL ARDHI WABTAQHI MIN

FADILILAH; artinya “kalau kamu selesai

sembahyang Jumat, tinggalkanlah tempat itu,

bertebaranlah kamu dimuka bumi carilah kurnia

Allah mencari rezeki. Itu ayat-ayat yang

menjelaskan. Ada lagi tadi yang Dg. Naba

sebutkan tadi, disuruh makan apa yangkamu

peroleh. Itu ayatnya berbunyi begini : QULLUU

MIN SAMARIHI IZA ASMARA

WAQTHUHAQQAHA YAUMAHASADI; artinya

makanlah buah-buahan yang telah berbuah, kamu

berikan haqnya pada waktu mengentamnya. Jadi

memang disuru makan, tetapi jangan lupa

zakatnya. Nah sekaran gDg. Naba menjelaskan

kenapa Tuhan mau hancurkan kita. Pada hal dia

suru tuntut, dia suru cari, dia suru makan, kenapa

kita binasakan. Ada sebabnya.

DG. NABA : Bagiamana sebabnya Pak Kiay

PAK KIAY : Sebabnya yang pertama, Ia tidak hidup sederhana

degnan rezeki yang dikurniakan Allah, sehingga

terjadi pamerna kekayaan. Sedan\gkan jumlahyang

berpunya, atau yangkaya, adalah jumlah sedikit

danyang tidak berpunya atau yang miskin, adalah

golongan yang lebih banyak. Oleh Karen aitu Dg.

Naba, yang tidak berpunya atuasimiskin, timbul

Page 21: Dialog Bulan Puasa 2

20

sifat dengkinya kepada orang yang memamerkan

kekayaan tadi itu.

DG. NABA : O… timbul sifat dengkinya simiskin? Apa itu

dengki Paki Kiay…

PAK KIAY : JadiDg. Naba Tanya sifat dengki?

DG. NABA : Jadi orang yangmemamerkan kekayaan, ditengah-

tengah orang yang melarat, akan memancing sifat

dengkinya simiskin. Sekaran gapa sifat dengki itu.

PAK KIAY : Dengk Dg. Naba (ini definisinya), Dengki adalah

bercita-cita hilangnya nikmat Allah atau tidak

sampainya nikmat Allah kepada seseorang, itu

dengki

DG. NABA : Jadi kalu begitu, dengki bercita-cita hilangnya

nikmat atau tidak sampainya nikmat itu kepada

seseorang.

PAK KIAY : Betul Dg. Naba

DG NABA : ia, lalu

PAK KIAY : Dengki dan sentiment, adalah pokok dari ajaran

komunisme

DG. NABA : O, dengki dan sentiment, pokok ajran Komunis.

AK KIAY : Dan dari dengki itu Dg. Naba, timbul bermacam-

macam masalah kejahatan. Timbul dendam, timbul

fitnah, timbul penghasut, golongan simiskin

dihasut supaya dengki kepada si pemimpin.

DG. NABA : Kepada pengusa, ia, itu ajaran komunis.

Page 22: Dialog Bulan Puasa 2

21

PAK KIAY : Ia, ajran komunis itu.

DG. NABA : Ia, lalu?

PAK KIAY : yang kedua Dg. Naba Karen dua sebanya kita

dihancurkan tuhan ini, yang pertama pameran

kekayaan menimbulkan kebencian hati simiskin.

Yang kedua Dg. Naba, tidak dapat membangun

system hidup social yang istilahnya zakat, istilah

infaz, istilah sedekah, inilah Dg. Naba sebab-sebab

hilangnya ketahanan Nasional dibidang ekonomi

bila tidak dapat dilaksanakan SISTEM hidup social

dengan harta.

DG. NABA : Begini lagi Pak Kiay, sekarang dengki kejahatan

sumber bahaya. Pokoknya dengki submer

kejahatanyang berbahaya dan pokok ajaran

komunis. Apa dapat diketahui bahwa orang itu

dengki kepada kita Pak Kiay?

PAK KIAY : Jadi kita seditk menyinggun masalha Dengki?

DG NABA ; ia

PAK KIAY : Begini Dg. Naba

DG. NABA : Minimpang, disitu juga

PAK KIAY : Masalahnya kita berbicara masalah hidup seerhana.

Karena pameran kekayaan, timbul soal dengki/

Dengki perlu dibahas dulu. Kalau Dg. Naba

menanyakan apakah kita bias tahu orang itu dengki

sama kita? Dapt diketahui Dg. Naba. Menurut

Firman Tuhan sudah ada penjelasannya.

DG. NABA : Bagaimana

Page 23: Dialog Bulan Puasa 2

22

PAK KIAY : Bunya firman Tuhanitu begini Dgr. Naba. Surat

Ali Imran ayat 130 INTAMSASQUL

HASANATUM TASUHUM? WA INTU

SIBKUM SALATUN YAQRAHU BIHA. Artinya,

jika kamu mendapatkan kebaikan orang-orang

dengki sakit hatinya.

DG. NABA : O, kalau kita mendapat baik, orang-orang dengki

sakit hati sama kita.

PAKI KIAY : dan jika kamu mendapat kesulitan, ditimpa

musibah, dapat kejahatan, YAFRAHU BIAH,

mereka sangat gemberi sekali. Jadi air muka

berobah denganitu dapat dikeahui bahwa orang itu

dengki.

DG. NABA : Tadi Pak Kiay mengatakan dengki itu kejahatan

yang berbahaya. Apa bahaya-bahaya yang

ditimbulkan dengki, setelah kita tahu tanda-

tandanya tadi. Sekarang kejahatannya.

PAK KIAY : Bahayanya yang ditimbulkan. Begini Dg. Naba.

Dengki itu Dg. Naba, membawa bahaya. Bahaya

yang ditimbulkan oleh dengki, dua. Berbahaya

didunia dan berbahaya diakhirat.

DG. NABA : Bahwa dengki ada dua, ada di dunia dan ada

diakhirat, apa bahaya di dunia.

Sekarang bahaya dari pada sifat dengki yang

terdapt dalam hati itu, didunia : ertama, mendorong

orang yang dengki berbuat criminal, kejahatan,

Seab Dg. Naba………………

DG. NABA : Tentu realisasinya lari kesana.

Page 24: Dialog Bulan Puasa 2

23

PAK KIAY : Sebab orang dengki, mempunyai sifat jadi benci.

Kebencianitu mendorong kejahatan untuk

melepaskan kebentian itu mendorong kejahatan

untuk melepaskan kebenciannya denganjalan

menghasut, memfitnah, mengejek, menghina

sampai kepada sehalling dan mengenainya,

menyakiti.

Karena itu Nabi sudah memberikan memang

peringatan.

DG. NABA : nabi memberikan peringatan. Bagaimana

peringatan Nabi Itu?

PAK KIAY : Bagaimana peringatannabiitu, hadistnya berbunyi :

ANDRATABIN BIN SAGLAKA QALA SAW.

LAYA ZAALUNNASU BIGAIRIN WALAM

YATAHASADU TAUTINNISI; Artinya “Dari

Banda bin Saglaba katanya bahwa Nabi sudah

bersabda. Sabda nabi begini : senantiasa manusia

di dalam kebaikan selama tidak terdapat dengki di

hati mereka

DG. NABA : Jadi di dalam suatu tempat, orang-orang itu akan

selalu merasa baik, selalau merasa tenteram selama

tidak ada diantara mereak itu merasa dengki.

PAK KIAY : Betul, jadi Dg. Naba, berdasarkan hadist itu

masyarakat, kelompok, Korps, itu selamanya

berada dalam kedamaian, dalam keamanan, dalam

ketenteraman dalam rukun, bila tidak ada rasa

dengki dihati mereka.

DG. NAGA : Jadi dalam suatu tempat bila tidak aman, tidak

terteram, tandanya ada orang dengki disitu.

Page 25: Dialog Bulan Puasa 2

24

PAK KIAY : Betul, banyak fitnah, banyak gunjing, hilang

keamanan, hilang ketentraman, tandanya dengki

ada. Kalau begitu, ini menghasilkan kestabilan

Nasional, kalau tingkat nasional. Kestabilan R.K.

kalau tingkat RK. Hilang dibikinnya, ketahanaan

Nasional tidak bisa diciptakan kalu manusia dengki

ini banyak.

DG. NABA : Yang kedua apa lagi Pak Kiay

PAK KIAY : Yang kedua, yang kedua Dg. Naba bahaya dari

dengki tertutup hati orang dengki itu, untuk

menerima kebenaran yang dating dari orang yang

di dengkinya.

DG. NABA : O, ya biar kebenaran kalau dating dari yang dia

dengki yang tidak dia sukai, kepadanya, tidak

diterima walaupun itu benar.

PAK KIAY : Tidak diterima walaupun itu benar, dan akan

diterimanya walaupun itu salah dari orang yang

tidak di dengkinya. Akibatnya apa? Yang salah

dijalankan, yang benar di tinggalkan. Akibatnya

lebih jauh, hancurlah masyarakat.

DG. NABA : O, ya kebenaran tidak mau dijalankan karena

bersumber dariorang yang di dengki. Kesalahan

kita jalankan karena bersumber dari yang kita

sukai.

PAK KIAY : Apa lagi Pak Kiay

PAK KIAY : Yang ketiga lagi yang berikut ada lagi. Yang

ketiga Dg. Naba, itu dengki menyiksa diri se

dengki sendiri.

Page 26: Dialog Bulan Puasa 2

25

DG. NABA : Menyiksa diri sidengki sendiri. Maksud Pak Kiay

bagaimana

PAK KIAY : Kalau dia dengki, dia yang tersika. Coba beli

televise, tidak bisa tidur karena sakit hatinya.

DG. NABA : O, ia, ia seharusnya dia senang tetangga sudah beli

televise, tokh kita bisa kesebelah lihat juga. Tapi

dai tidak enak……

PAK KIAY : Dia piker bagaimana caranya supaya ini orang

disebelah tidak punya televisi.

PAK KIAY : Orang beli Radio, dia tidak bisa makan, coba lihat.

Orang buat rumah, hatinya sakit, coba bayangkan.

Sakit hati sendiri, tidak makan sendiri, tidak bisa

tidur sendiri, karena orang beli apa-apa, itu siksa

diri sendiri

DG. NABA : Ia. Jadi dengki menyiksa diri sendiri. Supaya tidak

tersiksa diri sendiri, jangan dengki. Bagaimana

bahaya dengki terhadap agama dan akhirat Pak

Kiay

PAK KIAY : Sekarang Dg. Naba Tanya ini. Bahayanya dengki

terhadap kehidupan beragama, dan kehidupan di

akhirat kelak. Pertama-tama Dg. Naba, Ibadahnya

tidak diterima Tuhan.

DG. NABA : O, orang dengki, ibadahnya tidak diterima.

PAK KIAY : Betul Dg. Naba.

DG. NABA : O, pantas dia dengki terus

PAK KIAY : Ini ada penjelasan Rasulullah dalam hadist Abi

Huraerah. Nabi katakan begini : IYYAKUM

Page 27: Dialog Bulan Puasa 2

26

WALHASADA, FAINNAL HASADA,

YAQQULUL HASANATI,

KAMAAYUAQQULUNNARU HAZAM Artinya;

“Awas kamu dengan sifat dengki, sesungguhnay

dengki kata Nabi, akan memakan kebaikan

sebagaimana api memakan kayu yang kering.

DG. NABA : Ya, api memakan kayu kering, habis.

PAK KIAY : Ia, dengki memakan amal, habis, kalau kayu

dimakan api, habis tapi ada sisa. Apa sisanya?

DG. NABA : Abu

PAK KIAY : orang dengki beribadah juga habis tapi ada

sisanyha.

DG. NABA : Apa?

PAK KIAY : Celannya robek karena sembahyang tikar

sembahyangnya sudah hancur karena sembahyang,

itu sisinya. Pahalanya sudah tidak ada lagi. Itu

bahayanya.

DG. NABA : O, ya lalu kemudian?

PAK KIAY : Kemudian bahaya berikut? Bahaya yang berikut

Dg. Naba, orang itu akan dimasukkan Tuhan

kedalam Negara tanpa dihisap, tanpa diperiksa,

langsung di lempar masuk.

DG. NABA : Masa Allah Pak Kiay, itu orang dengki itu

PAK KIAY : Itu orang dengki. Begini Dg. Naba, ada orang

dimasukkan disurga tanpa dihisap, tanpa diperiksa,

begini Dg. Dating begitu dibukakan pintu surge

masuk. Siapa? Para Nabi, Aulia? Orang shaleh,

Page 28: Dialog Bulan Puasa 2

27

orang yang jujur, ini masuk surge suhada, tanpa

diperiksa. Ada juga yang dimasukkan di neraka,

tanpa diperiksa.

DG. NABA : A… tanpa dihidap, tanpa diperhitungkan karena

sudah jelas tidak baiknya.

PAK KIAY : Karena sudah jelas tidak baiknya.

DG. NABA : Ia, ia yang tadi jelas baiknya, jadi tanpa diperiksa

PAK KIAY : Itu ada penjelasan Rasulullah Dg. Naba

DG. NABA : Bagaimana penjelasan Rasulullah Pak Kiay

PAK KIAY : Nabi menjelaskan dalam hadist yang sedikit agak

panjang

DG. NABA : Bagaimana bunyinya Pak Kiay

PAK KIAY : AN IBNU UMAR QALANNABI SAW.

FITTATUM YADKHULUNNARA QABLA

SITTA BISITTATI FIEYIYA RASULULLAH

MARHUT? QALA AL UMARABBISHURI,

WAL ARADU BIL ASABIAH WADDHA

HAKUNU BIL KIFRI WATU JARRU JARRLI

KHIANAH WAALURITTANU BIL JAHLI, WA

ULAMAU BIL HASADI.

DG. NABA : Artinya Pak Kiay

PAK KIAY : Artinya, enam kata Nabi Ummat yang dimasukkan

ke dalam neraka, enam golongan ummat yang

dimasukkan ke dalam neraka dengan tidak ada

pertanyaan, dengan tidak ada hisap, terus sahabat

Tanya siapa itu ya Rasulullah. Nabi jawab,

Page 29: Dialog Bulan Puasa 2

28

pertama pemerintah yang berlaku shalim didalam

pemerintahannya.

DG. NABA : Pemerintah yang berlaku shalim di dalam

pemerintahannya, artinya pemerintah yang tidak

shalim, tidak begitu.

PAK KIAY : yang kedua, Dg. Naba, orang arab yang

membanggakan keturunan arabnya.

DG. NABA : A. a. orang arab yang membanggakan keturunan

arabnya. Jadi orang arab yang tidak

membanggakan keturunan arabnya, tidak kena ke

surge itu.

PAK KIAY : kepala-kepala kampung yang memerintah dengan

sombongnya.

DG. NAGA : A. kepala-kepala kampung yang memerintah

dengan sombong dengan congkak.

PAK KIAY : Pedagang yang berdagang dengan hianat, tidak

jujur.

DG. NABA : O, pedagangyang menghianat, itu masuk neraka

tanpa dihisap.

PAK KIAY : Penduduk kampung, Desa, yang bermasa bodoh.

DG. NABA : O, penduduk jaga masuk neraka, tadi pemimpin

PAK KIAY : Ia, Rakyatnya yang masa bodoh. Orang PKK, ya

PKK lah, orang sekarang pupuk ya pupuklah, ini

bermasa bodoh, masuk neraka tanpa ditanya

karena tidak bisa digerakkan.

PAK KIAY : yang keenam, ulama yang bersifat dengki

Page 30: Dialog Bulan Puasa 2

29

DG. NAGA : Ulama, wah masa ada ulama yang bersifat dengki.

Pak kiay

PAK KIAY : Sebenarnya tidak perlu heran. Kenapa? Ulama

punya juga banyak murid antara perebutan

pengaruh Ulama B semacam ini, timbullah sifat

dengki.

DG. NABA : O, ya.ya. Kalau menurut saya, bulan lulama lap

Pak Kiay

PAK KIAY : Kan itu masuk neraka dia geser serbannya,

jubahnya tanpa ditanya masuk neraka. Dengan

demikian cukup penduduk neraka ia

pemerintahannya, ia kepala Kampungnya, ia

penduduk Rakya jelatanya, ia pedagangnya, ia

ulamanya, ia rasialis Arabnya.

DG. NABA : o, ya jadi lengkap penduduk neraka, silahkan

dirikan pemerintahan.

PAK KIAY : Betul Dg. Naba

DG. NABA : O, Pak Kiay sudah waktu?

PAK KIAY : O, sudah waktu?

DG. NABA : Ia, sampai disini dulu Pak Kiay, tapi ini menarik

Pak Kiaya, musti dilanjutkan. Sampai disini dulu

Pak Kiaya, kita mau berangkat ke mesjid. Saya

berangkat duluan Assalamu’alaikum

PAK KIAY : Alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Page 31: Dialog Bulan Puasa 2