dialog imam abu hanifah dengan ilmuwan atheis 52 150606 dialog...dialog imam abu hanifah dengan...

1

Click here to load reader

Upload: phamduong

Post on 01-May-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dialog Imam Abu Hanifah Dengan Ilmuwan Atheis 52 150606 Dialog...Dialog Imam Abu Hanifah Dengan Ilmuwan Atheis Abu H Suatu hari, manusia berkumpul di masjid, seorang ilmuwan atheis

Dialog Imam Abu Hanifah Dengan Ilmuwan Atheis

Suatu hari, manusia berkumpul di masjid, seorang ilmuwan atheis berbangsa Rom naik mimbar dan mahu mengadakan tukar fikiran dengan sesiapa saja, dia hendak menyerang ulama-ulama Islam. Ketika Abu Hanifah menghampiri mimbar, athies itu berkata: "Saya hendak tukar fikiran dengan tuan".

Abu Hanifah : Katakan pendapat tuan! Atheis : Pada tahun berapakah Rabbmu dilahirkan? Abu Hanifah : Allah berfirman: "Dia tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan" Atheis : Masuk akalkah bila dikatakan bahawa Allah adalah pertama yang tiada

apa-apa sebelumNya?, Pada tahun berapa Dia ada? Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu. Atheis : Berikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan! Abu Hanifah : Tahukah tuan tentang perhitungan? Atheis : Ya. Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu? Atheis : Tidak ada angka. Abu Hanifah : Jika sebelum satu tiada angka, kenapa tuan hairan sebelum Allah Yang Maha Esa tidak ada yang mendahuluiNya? Atheis : Dimanakah Rabbmu berada sekarang? Abu Hanifah : Tahukah tuan bagaimana bentuk susu? Apakah di dalam susu itu keju? Atheis : Ya, sudah tentu. Abu Hanifah : Perlihatkan kepadaku di bahagian mana keju itu sekarang? Atheis : Tiada tempat khusus. Ia bercampur dengan susu di seluruh bahagian. Abu Hanifah : Kalau keju tiada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan

meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta'ala?, Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!

Atheis : Tunjukkan kepada kami zat Rabbmu, apakah ia padat seperti besi, atau cair seperti air, atau wap seperti gas?

Abu Hanifah : Pernahkan tuan mendampingi pesakit yang akan meninggal? Atheis : Ya, pernah. Abu Hanifah : Sebelum itu ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota

tubuhnya.Tiba-tiba tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu? Atheis : Kerana rohnya telah meninggalkan tubuhnya. Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada di sana? Atheis : Ya, masih ada. Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu padat seperti besi, atau cair

seperti air atau menguap seperti gas? Atheis : Entahlah, kami tidak tahu.

Abu Hanifah : Kalau tuan tidak tahu bagaimana zat mahupun bentuk roh,bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta'ala?!!

Atheis : Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?

Abu Hanifah : Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?

Atheis : Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru. Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu buatan itu, bagaimana dengan

Allah Taala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia Nur cahaya langit dan bumi.

Atheis : Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?

Abu Hanifah : Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya. Atheis : Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air kecil

dan besar? Abu Hanifah : Tuan sudah mempraktikkannya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup

dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar di sana.

Atheis : Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dinafkahkan?

Abu Hanifah : Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidak berkurang.

Atheis : Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?

Abu Hanifah : Tuan menjawab semua pertanyaan saya dari mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan.

Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah pula naik di atas.

Abu Hanifah : Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. PekerjaanNya sekarang ialah bahawa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang kafir yang tidak hak seperti tuan, Dia akan menurunkannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai yang berhak, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu".

Dikeluarkan oleh Syukbah Dakwah dan Pendidikan, Masjid Negeri Sabah. Siri 23/06