determinan
DESCRIPTION
Determinan. Pertemuan 2. Fungsi Determinan. Det(A) = 3(-2) – 1.4 = -10. Det(B) = (45+84+96) – (105+(-48)+(-72)) = 240. Landasan Teori Determinan. Permutasi. Perhatikan himpunan integer { 1, 2, 3, …, n }. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Determinan
Pertemuan 2
Fungsi Determinan
24
13A Det(A) = 3(-2) – 1.4 = -10
87
54
21
987
654
321
B
Det(B) = (45+84+96) – (105+(-48)+(-72)) = 240
Landasan Teori Determinan
Permutasi
Perhatikan himpunan integer { 1, 2, 3, …, n }.
Susunan ke-n integer ini dengan urutan tertentu (tidak ada integer yang dihapus dan tidak ada integer yang diulang) disebut permutasi.
Contoh: himpunan S = { 1, 2, 3, 4 }; ada 24 permutasi dari S
(1, 2, 3, 4) (2, 1, 3, 4) (3, 1, 2, 4) (4, 1, 2, 3)
(1, 2, 4, 3) (2, 1, 4, 3) (3, 1, 4, 2) (4, 1, 3, 2)
(1, 3, 2, 4) (2, 3, 1, 4) (3, 2, 1, 4) (4, 2, 1, 3)
(1, 3, 4, 2) (2, 3, 4, 1) (3, 2, 4, 1) (4, 2, 3, 1)
(1, 4, 2, 3) (2, 4, 1, 3) (3, 4, 1, 2) (4, 3, 1, 2)
(1, 4, 2, 3) (2, 4, 3, 1) (3, 4, 2, 1) (4, 3, 2, 1)
Pohon Permutasi
contoh pohon dengan “akar” integer 1
1
4
3 4
3 4 2
2
2 3
4 3 4 2 3 2
Permutasi himpunan integer {1, 2, 3, …, n}:
Susunan elemen-elemen integer ini dengan urutan tertentu; tidak ada integer yang dihapus dan tidak ada integer yang diulang (j1, j2, j3, …, jn)
Inversi dalam permutasi (j1, j2, j3, …, jn) terjadi jika integer yang lebih besar mendahului integer yang lebih kecil.
Contoh:
dalam urutan (4, 2, 1, 3) terdapat 4 inversi: 4 > 2, 4 > 1, 4 > 3, 2 > 1
Suatu inversi disebut genap jika banyaknya inversi dalam urutan genap, dan disebut gasal jika banyaknya inversi dalam urutan adalah gasal.
Dalam contoh di atas inversinya adalah genap.
Hasil kali elementer (elementary product):
Dalam sebuah matriks A (n x n) yang disebut perkalian elementer
a1 a2 a3 ……………an j1 j2 j3 jn
Catatan: indeks baris : selalu urut 1, 2, 3, …, n
indeks kolom: urutan permutasi j1, j2, j3, …, jn
Hasil kali elementer bertanda (signed elementary product):
Jika (j1, j2, j3, …, jn) merupakan inversi
•genap, maka perkalian elementer adalah positif
•gasal, maka perkalian elementer adalah negatif
Definisi (formal) DETERMINAN:
+ a11a22a33 – a11a23a32
+ a12a23a31 – a12a21a33
+ a13a21a32 – a13a22a31
Determinan dari matriks bujursangkar A berorde n adalah jumlah dari semua permutasi n (n!) hasil kali bertanda dari elemen-elemen matriks tersebut.
Matriks A (n x n). Fungsi determinan, dinotasikan det(A), adalah jumlah semua hasil kali elementer bertanda.
Contoh: A (3 x 3); jumlah semua hasil kali elementer bertanda
adalah jumlah dari semua elemen berikut ini:
Bandingkan dengan cara perhitungan “non-formal”nya:
a11 a12 a13 a11 a12 a13
A = a21 a22 a23 a21 a22 a23
a31 a32 a33 a31 a32 a33
+ a11a22a33 (inversi = 0) – a11a23a32 (inversi = 1)
+ a12a23a31 (inversi = 2) – a12a21a33 (inversi = 1)
+ a13a21a32 (inversi = 2) – a13a22a31 (inversi = 3)
review:
1. Menghitung det(A) di mana A matriks (2x2) atau (3x3) cukup mudah.
2. Menghitung det(A) di mana A matriks (nxn) untuk semua n 2 secara umum dilakukan dengan menjumlahkan semua hasil kali elementer bertanda dari matriks A.
Cara lain untuk menghitung det(A) di mana A(nxn) adalah dengan Reduksi Baris ( Operasi Baris Elementer ).
1. Matriks A diubah menjadi matriks segi-3 atas (segi-3 bawah), matriks segi-3 ini disebut A’.
2. Det(A) = det(A’) = hasil kali semua entri diagonal utama matriks A’.
Teorema:
1. Bila A(n x n) matriks segitiga atas/bawah, maka Det(A) adalah hasil kali dari elemen-elemen diagonal utama.
Contoh:
Bukti:
600
730
372
ADet(A) = 2(-3) 6 = -36
00
30
72
600
730
372
A
a11 a12 a13 a11 a12 a13
A = 0 a22 a23 0 a22 a23
0 0 a33 0 0 a33
diagonal utama
+ a11a22a33 0 – a11a23a32
+ a12a23a31 – a12a21a33
+ a13a21a32 – a13a22a31
Secara umum: untuk A(3 x 3)
Teorema Matriks A (n x n), terhadap A dilakukan
OBE
2. Bila B berasal dari matriks A yang salah satu barisnya dikalikan dengan skalar k, maka det(B) = k x det(A)
3. Bila B berasal dari matriks A dengan menukar dua barisnya, maka det(B) = – det(A)
4. Bila B berasal dari matriks A dengan menambahkan kelipatan salah satu baris A pada baris lain, maka det(B) = det(A)
Teorema5. Det(A) = Det(AT)
6. Det(A) = 0 bila• Ada 2 baris / 2 kolom yang sebanding
• Ada satu baris-nol / satu kolom-nol
7. Jika A dan B matriks bujur sangkar berukuran sama, maka det(AB) = det(A) det(B)
8. Jika A, B, C matriks bujur sangkar berukuran sama, dan baris ke-r matriks C didapat dari penjumlahan baris ke-r matriks A dan baris ke-r matriks B, maka det(C) = det(A) + det(B)
9. “idem” untuk kolom
Terminologi: A matriks (3 x 3)
Minor (aij) disingkat Mij: determinan dari sub-matriks yang tersisa jika baris-i dan kolom-j dihapus dari matriks A
Cofactor (aij) disingkat Cij : ( –1 )i+j Mij
a11 a12 a13
A = a21 a22 a23
a31 a32 a33
Cofactor (aij) disingkat Cij : ( –1 )i+j Mij
Adjoint(A) disingkat adj(A): Matriks yang terbentuk dari cofactors A
C11 C12 C13
C21 C22 C23
C31 C32 C33
METODE EKSPANSI MINOR dan KOFAKTOR Andaikan ada sebuah determinan dengan orde ke-n maka
yang dimaksud dengan MINOR unsur aij adalah determinan yang berasal dari determinan orde ke-n tadi dikurangi dengan baris ke-I dan kolom ke-j.
44434241
34333231
24232221
14131211
aaaa
aaaa
aaaa
aaaa
D
Maka MINOR unsur a33 adalah minor baris ke-3 kolom ke-2
444341
242321
141311
32
aaa
aaa
aaa
M
Sedangkan yang dimaksud dengan KOFAKTOR suatu unsur determinan aij adalah
Maka KOFAKTOR unsur
3223
32 )1( MC
ijji
ij MC )1(
32a
Contoh :
198
765
432
A
620145.47.275
4232
MMinor 32a
Kofaktor 32a 6)6()1( 2332 C
Teorema Laplace
A matriks (nxn).
Det(A) dapat dihitung dengan ekspansi cofactor sepanjang salah satu baris, atau sepanjang salah satu kolom dari A.(“Determinan dari suatu matriks sama dengan jumlah perkalian elemen-elemen dari sembarang baris atau kolom dengan kofaktor-kofaktornya”.)
Ekspansi sepanjang baris-i:
Det (A) = ai1Ci1 + ai2Ci2 + … + ainCin
Ekspansi sepanjang kolom-j:
Det (A) = a1jC1j + a2jC2j + … + anjCnj
Contoh
751
432
321
A
43
32)1.(1
75
32)1.(2
75
43)1.(1)det( 131211A
11.1.1)1).(1.(21.1.1)det( A