data 1

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Pademangan 1.1.1.1. Keadaan Geografis a. Letak Wilayah Kecamatan Pademangan merupakan salah satu dari enam kecamatan yang ada di wilayah Kotamadya Jakarta Utara. Kecamatan Pademangan secara administrasi mempunyai luas wilayah 1.187 km2. Profil Puskesmas Kecamatan Pademangan tahun 2014 mengenai teritorial wilayah Pademangan terdiri dari tiga kelurahan yaitu: Kelurahan Pademangan Timur Kelurahan Pademangan Barat Kelurahan Ancol b. Batas Wilayah Kecamatan Pademangan Utara : Laut Jawa, Teluk Jakarta Timur : Sungai Tiram, Jembatan PLTU dan Kali Sunter, Tanjung Priuk Selatan : Rel KA. Pademangan-Kota dan Arteri Mangga Dua, Sawah Besar dan Tamansari Barat : Kali Opak Sepanjang Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gambir 1

Upload: novialbar

Post on 11-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Pademangan

1.1.1.1. Keadaan Geografis

a. Letak Wilayah

Kecamatan Pademangan merupakan salah satu dari enam kecamatan yang ada

di wilayah Kotamadya Jakarta Utara. Kecamatan Pademangan secara administrasi

mempunyai luas wilayah 1.187 km2. Profil Puskesmas Kecamatan Pademangan tahun

2014 mengenai teritorial wilayah Pademangan terdiri dari tiga kelurahan yaitu:

Kelurahan Pademangan Timur

Kelurahan Pademangan Barat

Kelurahan Ancol

b. Batas Wilayah Kecamatan Pademangan

Utara : Laut Jawa, Teluk Jakarta

Timur : Sungai Tiram, Jembatan PLTU dan Kali Sunter,

Tanjung Priuk

Selatan : Rel KA. Pademangan-Kota dan Arteri Mangga Dua,

Sawah Besar dan Tamansari

Barat : Kali Opak Sepanjang Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gambir

Gambar 1.1 Peta Kecamatan Pademangan

Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Pademangan

1

c. Luas Wilayah

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Pademangan

Kelurahan Luas Wilayah

(Ha)

Jumlah RW Jumlah RT

Pademangan Timur 370.2 Ha 10 145

Pademangan Barat 630.8 Ha 16 213

Ancol 186 Ha 7 63

Jumlah 1187 Ha 33 421

Sumber : Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Pademangan

1.1.1.2. Keadaan Demografi

a. Jumlah Penduduk

Wilayah Kecamatan Pademangan adalah wilayah padat penduduk yang sangat

heterogen. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara pada akhir tahun 2014,

Kecamatan Pademangan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 162.857, dengan

kepadatan penduduk 1.189 per km2.

Kepadatan penduduk per Kelurahan di wilayah Puskesmas Kecamatan

Pademangan Tahun 2015.

Tabel 1.2 Data kepadatan penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan

Pademangan Tahun 2015

No. Kelurahan Luas

wilayah

(Ha)

Jumlah Penduduk Kepadatan

jiwa/km2

1 Pademangan Barat I 315,8 40.900 329

2 Pademangan Barat II 315 40.860 329

3 Pademangan Timur 370,2 43.070 237

4 Ancol 186 33.520 294

Jumlah 1.187 158.350 1.189(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Pademangan 2015)

Berdasarkan tabel 1.2. didapatkan bahwa data kepadatan penduduk di wilayah

Puskesmas Kecamatan Pademangan paling tinggi adalah Pademangan Barat.

2

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW), dan

Rukun Tetangga (RT) di wilayah puskesmas kecamatan Pademangan Tahun 2014

No. Kelurahan Jumlah

Penduduk

RW RT KK

1 Pademangan Barat 90.112 16 213 25.998

2 Pademangan Timur 32.460 10 145 12.773

3 Ancol 40.285 7 66 18.603

Jumlah 162.857 33 423 57.374

(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun 2014)

Berdasarkan tabel 1.3. didapatkan bahwa data jumlah penduduk menurut KK,

RT dan RW terbanyak adalah Pademangan Barat.

Tabel 1.4 Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Pademangan Tahun 2014

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tidak Sekolah 15.042

2 Tidak Tamat SD 15.043

3 Tamat SD 30.036

4 Tamat SLTP 34.903

5 Tamat SLTA 34.662

6 Tamat Akademi/PT 13.818

(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Periode Tahun 2014)

Berdasarkan tabel 1.4. didapatkan bahwa data penduduk menurut tingkat

pendidikan di wilayah Kecamatan Pademangan terbanyak adalah tamat

Akademi/Perguruan Tinggi.

3

Tabel 1.5 Data Penduduk Menurut Kelamin dan Kelompok Umur di Wilayah

puskesmas kecamatan Pademangan Tahun 2014

NO UMUR LAKI –LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0- 4 Th 5.717 5.233 10.950

2 5-9 Th 7.259 6.479 13.738

3 10-14 Th 6.277 6.018 12.295

4 15-19 Th 6.363 5.912 12.275

5 20-24 Th 7.206 6.930 14.136

6

7

25-29 Th

30-34 Th

9.259 8.944 18.203

9.936 8.754 18.690

8 35-39 Th 7.556 7.213 14.769

9 40-44 Th 7.375 5.875 13.250

10 45-49 Th 5.755 4.972 10.727

11 50 –54 Th 4.502 4.011 8.513

12 55-59 Th 2.940 2.923 5.863

13 60-64 Th 2.043 1.984 4.027

14 65-69 Th 1.272 1.311 2.583

15 70- 74 Th 838 817 1.655

16 > 75 Th 596 587 1.183

JUMLAH 84.894 77.963 162.857

(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Pademangan 2014)

Keterangan :

Berdasarkan tabel 1.5. didapatkan bahwa jumlah penduduk menurut golongan usia

di wilayah Kecamatan Pademangan, penduduk usia produktif (usia 15-65 tahun)

sebanyak 115.453 dan penduduk usia non produktif 46.404

Persentase usia produktif (usia 15-65 thn) : 115.453 x 100 % = 70,80 %

162.857

Presentase usia non produktif : 46.404 x 100 % = 28,49 %

162.857

Dependency ratio : 46.404 = 0,401

115.453

4

1.1.1.3. Fasilitas Umum

Tabel 1.6 Sarana Kesehatan di Wilayah kecamatan Pademangan Tahun 2014

NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH

1 PUSKESMAS 5

2 POSYANDU 41

3 BALAI PENGOBATAN UMUM/ KLINIK 24 JAM 5

4 DOKTER UMUM PRAKTEK SWASTA 15

5 DOKTER GIGI PRAKTEK SWASTA 0

6 DOKTER PRAKTEK BERSAMA 5

7 RUMAH BERSALIN 1

8 APOTIK 11

9 DUKUN BERANAK 0

10 LABORATORIUM KLINIK 3

JUMLAH 86(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Tahun 2014)

1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas

1.1.2.1 Definisi

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah pusat pengembangan,

pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan garda

terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk tujuan tersebut, puskesmas

berfungsi melayani tugas teknis dan administratif.

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.

Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan infrastruktur lainnya

merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.

Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 –

50.000 penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan

maka puskesmas perlu ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana

5

yang disebut Puskesmas Pembantu atau Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar

dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi

satu kelurahan.

Indonesia sehat 2015 adalah visi pembangunan sehat di Indonesia. Puskesmas

dijadikan sebagai ujung tombak upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat

maupun kesehatan perorangan. Lebih dari tiga dasawarsa Republik Indonesia mencoba

berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah

dalam hal ini Departemen Kesehatan Republik Indonesia, telah mengembangkan

berbagai inovasi strategi peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih efektif, efisien

dan terpadu. Gagasan–gagasan baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan pelayanan

kesehatan dicoba namun demikian faktanya adalah kualitas pelayanan kesehatan di

negara Indonesia masih jauh dari memuaskan bila dibandingkan dengan negara-negara

tetangga.

1.1.2.2 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan Puskesmas meliputi :

a. Promotif (peningkatan kesehatan)

b. Preventif (upaya pencegahan)

c. Kuratif (pengobatan)

d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

1.1.2.3 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat

adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan

perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya. Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator

utama, yaitu :

1. Lingkungan sehat

2. Perilaku sehat

6

3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

4. Derajat kesehatan penduduk Kecamatan.

Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi

pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat yang

harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah Kecamatan

setempat.

1.1.2.4 Misi Puskesmas

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain

yangdiselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspekkesehatan,

yaitupembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap

kesehatan,setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.

b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah

kerjanya.

Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui

peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian hidup.

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan.

Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

sesuai dengan standard dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan

pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat

dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat

beserta lingkungannya.

Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,

keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah

kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi

kesehatan yang sesuai.

7

1.1.2.5 Strategi Puskesmas

a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan.

b. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan masyarakat

dan keluarga.

c. Meningkatkan profesionalisme petugas.

d. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang

diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

1.1.2.6 Fungsi Puskesmas

a. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di

samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk

pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

b. Pusat pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan

kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif

dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya,

serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan.

Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan

memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat setempat.

c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat

pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:

8

d. Pelayanan kesehatan perorangan.

Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama

menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan

pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut

adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

e. Pelayanan kesehatan masyarakat.

Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan

kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan,

pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan

kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai

program kesehatan masyarakat lainnya.

Diagram 1.1 Fungsi Puskesmas

Sumber : Trihoho, 2005

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, puskesmas

bertanggung jawab menyelenggarakan program kesehatan perorangan dan program

kesehatan masyarakat, yang bila ditinjau dalam sistem kesehatan nasional, keduanya

merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Program kesehatan tersebut

9

dikelompokkan menjadi dua yaitu program kesehatan wajib dan program kesehatan

pengembangan.

1.1.2.7 Upaya Kesehatan Wajib

Program yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global

serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Program kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di

wilayah Indonesia. Program kesehatan wajib Puskesmas adalah:

a. Program Promosi Kesehatan

b. Program Kesehatan Lingkungan

c. Program Kesehatan Ibu dan Anak

d. Program Keluarga Berencana

e. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

f. Program pencegahan dan Pengendalian

Penyakit Menular

g. Program Pengobatan Dasar

Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib yang ditampilkan dalam

bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.7 Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator

Promosi kesehatan Promosi hidup bersih

dan sehat

Tatanan sehat

Perbaikan perilaku sehat

Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Pembinaan kesehatan lingkungan di

tempat-tempat umum (TPM).

Program kesehatan kerja indrustri.

Program kesehatan Lingkungan

pemukiman (PKLP).

Kesehatan ibu dan anak ANC

Pertolongan persalinan

MTBS

Imunisasi

Cakupan K1, K4

Cakupan Linakes

Cakupan MTBS

Cakupan Imunisasi

Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga

Berencana

Cakupan MKET

10

Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator

Pemberantasan

penyakit menular

Diare Cakupan kasus diare

ISPA Cakupan kasus ISPA

Tuberkulosis Cakupan penemuan kasus

Angka penyembuhan

Angka Konversi

Malaria Cakupan kasus malaria

Cakupan kelambunisasi

Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap

yodium

Cakupan vit A /Fe / cap yodium

PSG % gizi kurang / buruk, SKDN

Promosi Kesehatan % kadar gizi

Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan

UGD Jumlah kasus yang ditangani

Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan

Sumber : Trihono, 2005

1.1.2.8 Upaya Kesehatan Pengembangan

Program yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan

di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Program

kesehatan pengembangan dipilih dari daftar program kesehatan pokok puskesmas yang

telah ada yakni :

a. Program Kesehatan Sekolah

b. Program Kesehatan Olahraga

c. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat

d. Program Kesehatan Kerja

e. Program Kesehatan Gigi & Mulut

f. Program Kesehatan Jiwa

g. Program Kesehatan Mata

h. Program Kesehatan Usia Lanjut

i. Program Pembinaan Pengobatan Tradisional

11

Pemilihan program kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas

bersama dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan mempertimbangkan masukan dari

Konkes/ BPKM/ BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila program

kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan

serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan program kesehatan

pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.

Dalam keadaan tertentu program kesehatan pengembangan puskesmas dapat

pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten / kota. Penyelenggaraan

program kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas

penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut

dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya

menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap

program puskesmas, baik program kesehatan wajib maupun program kesehatan

pengembangan.

Tabel 1.8 Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

No Upaya kesehatan

pengembangan

Kegiatan Indikator

1 Upaya Kesehatan

Sekolah

UKS/UKGS Jumlah Sekolah dg

UKS/UKGS % sekolah

sehat

2 Upaya kesehatan olah

raga

Memasyarakatkan olah

raga untuk kesehatan

Jumlah kelompok senam

Jumlah klub jantung sehat

3 Upaya perawatan

kesehatan masyarakat

Kunjungan rumah

konseling

% keluarga rawan yang

dikunjungi

4 Upaya kesehatan kerja Memasyarakatkan

masker (norma sehat

dalam bekerja)

% pos UKK

Tingkat perkembangan pos

UKK

12

Tabel 1.8 Lanjutan Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

No Upaya kesehatan

pengembangan

Kegiatan Indikator

5 Upaya kesehatan gigi dan

mulut

Poliklinik gigi Jumlah kasus gigi

6 Upaya kesehatan jiwa Konseling Jumlah kasus penyakit jiwa

7 Upaya kesehatan mata Mencegah

kebutaan

Jumlah penderita katarak

yang dioperasi.

Jumlah kelainan visus yang

dikoreksi

8 Upaya kesehatan usia lanjut

Usaha pembinaan

pengobatan tradisional

Memasyarakatkan

perilaku sehat di

usia lanjut

Membina

pengobatan

tradisional yang

rasional

% Posyandu Usila

Tingkat perkembangan

Posyandu Usila

Jumlah sarasehan battra

Jumlah battra yang dibina

Sumber : Trihono, 2005

1.1.2.9 Azas Puskesmas

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus

melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga

berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya.

13

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan

terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat,

agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini,

berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan

Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh

puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain

a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)

b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa

percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)

e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos

Kesehatan Pesantren (Pokestren)

f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda

g. Kesehatan Kerja : Pos Program Kesehatan Kerja (Pos UKK)

h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)

i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga

j. (TOGA),Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra)

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang

optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara

terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :

a. Keterpaduan Lintas Program

Program memadukan penyelengaraan berbagai program kesehatan yang

menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh : MTBS, UKS, Puskesmas

Keliling, Posyandu

14

b. Keterpaduan Lintas Sektor

Program memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program

dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatn dan

dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektoral antara lain

1. UKS, Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

pendidikan & agama.

2. Promosi Kesehatan, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian.

3. Perbaikan Gizi, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha dan

organisasi kemsyarakatan.

4. Kesehatan kerja, keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala

desa, tenaga kerja & dunia usaha.

4. Azas Rujukan

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit

atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara

vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana

pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata

sarana pelayanan kesehatan yang sama. Ada dua macam rujukan yang dikenal

yakni :

a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu,

maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang

lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan program kesehatan

perorangan dibedakan atas :

1. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis

(contoh: operasi) dan lain-lain.

2. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium

yang lebih lengkap.

15

3. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih

kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau

menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan

masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana.

Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:

1. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,

peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,

bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.

2. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar

biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan

karena bencana alam.

3. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan

tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau

penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas

tidak mampu.

Gambar 1.2 Sistem Rujukan Puskesmas

Sumber :Trihono, 2005

16

1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Pademangan

Dalam era globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan fisik baik di

bidang kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan – perubahan ini berdampak

terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi

dunia kesehatan Indonesia untuk menghadapi hal tersebut.

Upaya – upaya kesehatan yang ada baik promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan sehingga

derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan.

Diharapkan dengan penanganan yang tepat, maka visi dari departemen

kesehatan yang disampaikan menteri kesehatan yaitu menuju Indonesia Sehat 2015

dapat segera tercapai. Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak

ketinggalan dalam mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat

2015. Untuk mencapai visi tersebut dinas kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta

menetapkan syarat – syarat yang harus dicapai oleh jajarannya melalui Standar

Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat acuan dalam surat keputusan

Gubernur No. 12 tahun 2006 (Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Pademangan,

2010)

Puskesmas kecamatan Pademangan yang terletak di Jl. Budi Mulia No 11 RT

015/011 Jakarta Utara ini berada di atas tanah seluas kurang lebih 2970 m2 dengan luas

bangunan seluas kurang lebih 1500 m2. Puskesmas ini terdiri dari tiga lantai yang

berdiri sejak tahun 1993.

Puskesmas kecamatan Pademangan merupakan puskesmas Pembina yang berada

di wilayah Kecamatan Pademangan, yang bertugas membina puskesmas kelurahan

yang berada di bawahnya, ada 4 (empat) puskesmas kelurahan di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pademangan yaitu:

Puskesmas Kecamatan Pademangan, berlokasi di jl. Pademangan Gang 22 Jakarta

Utara. Puskesmas ini berdiri diatas tanah seluas kurang lebih 200 m2 dengan luas

bangunan kurang lebih 140 m2.

Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1, berlokasi di jl. Ampera Besar No.11

Rt 02/06 Jakarta Utara. Puskesmas ini berdiri diatas tanah seluas kurang lebih 256

m2 dengan luas bangunan kurang lebih 138 m2.

17

Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2, berlokasi di jl. Waspada Raya Gg. B2

Pademangan.

Puskesmas Kelurahan Ancol, berlokasi di jl. Ancol Barat VI Rt.01/01 Jakarta

Utara. Puskesmas ini berdiri diatas tanah seluas kurang lebih 430 m2 dengan luas

bangunan kurang lebih 162 m2.

Puskesmas Kecamatan Pademangan sebagai salah satu unit pelaksana teknis

Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK Gubernur

tersebut dengan menerapkan pola – pola pelayanan kesehatan baik secara individu

maupun kesatuan masyarakat yang berkiblat kepada SPM tersebut. Melalui visi dan

misi yang telah dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Pademangan diharapkan

pencapaian tersebut dilakukan secara optimal.

1.1.3.1. Visi dan Misi Puskesmas Pademangan

Visi :

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan prima yang berorientasi pada kepuasan

pelanggan sesuai standar internasional menuju Indonesia Sehat 2015.

Misi :

- Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif, preventif,

kuratf dan rehabilitatif.

- Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkualitas.

- Meningkatkan kualitas pelayanan dan program sesuai standar mutu.

- Mengembangkan sisi manajemen kesehatan.

- Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan puskesmas.

- Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.

18

1.1.3.2 Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Pademangan

“ CARE 4 U ”

C : Cepat dan tepat

A : Aman dan sesuai kebutuhan

R : Ramah dan penuh senyum

E : Empati dan perhatian penuh

4 : 4 kegiatan utama promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

U : Usaha maksimal dengan iringan doa

1.1.3.3 Sumber Daya Manusia

Tabel 1.9 Data Jumlah Sumber Daya Manusia pada Kecamatan Pademangan

No. Jabatan Profesi A B C D

1 Dokter Umum 1 1 1 6

2 Dokter Gigi/Spesialis 1 1 1 2

3 Perawat Umum 2 2 3 5

4 Perawat Gigi 1 1 1 1

5 Bidan 1 2 4 8

6 Ahli Gizi 1 - 1 2

7 Kesling - - - 1

8 Asisten Apotik 1 1 1 2

9 Analis - - - 1

Jumlah Pegawai 8 8 11 28

(Sumber: Data Kepegawaian Puskesmas Kecamatan Pademangan)

Keterangan :

A : Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1

B : Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2

C : Puskesmas Kelurahan Ancol

D : Puskesmas Kecamatan Pademangan

19

1.1.3.4 Organogram Puskesmas Kecamatan Pademangan

20

KA.SUB.BAG.TATA USAHAYanti Noviyanti S.Kom, M.ap

KEPALA PUSKESMAS KECAMATANDrg. Dara Pahlarini

PENGADMINISTARSI UMUMSukaedi

PENGADMINISTARSI KEPEGAWAIANSukaedi

PENGELOLA RUMAH TANGGAWasiyat

PENGELOLA KEUANGANJunaida

PENGELOLA PERENCANAANDra. Idah Sari

PENGELOLA MUTUDrg. Catharina Yetty H

KOOR. PENUNJANGYunita Wulandari SKM

KOOR. PELAYANANDr. Nurfaridah

KA. PUSKESMAS KELURAHAN PADENGAN BARAT I

Drg. Mimin Kristanu

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN MEDIS UMUM

Dr. T Merry Djohan

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN KES. GIGI & MULUTDrg. Catharina Yetty H

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN KIA & KB

Erry Suhaerlina

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN 24 JAM

Dr. Vicky Danis Ilmansyah

SATUAN PELAKSANA GADAR & BENCANA DAN AMBULAN RUJUKAN

Dr. Vicky Danis Ilmansyah

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM

Han Han Fena H

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN GIZIResmi Dian Lestari

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN FARMASIEndah Ismu Kardinah,Apt

SATUAN PELAKSANA KESEHATAN MASYRAKAT

Fransisca Herawaty

KA. PUSKESMAS KELURAHAN PADENGAN BARAT II

Dr. Tjhin Fariyana

KA. PUSKESMAS KELURAHAN ANCOL

Drg. Maria Angela Bieka

KA. SUB, KELOMPOK JABATAN FUNGSIONALDr. Nurfaridah

FUNGSIONAL DOKTER UMUMDr. T. Merry DjohanNiken Susilowati

FUNGSIONAL DOKTER GIGIDrg. Catharina Yetty H Drg. Mimin Kristanu

FUNGSIONAL PERAWATTetty Komalawati Oom R

FUNGSIONAL BIDANErry SuhaerlinaMoina Sihombing

1.1.3.5 Sarana dan Prasarana

Puskesmas Kecamatan Pademangan terdiri dari dua lantai, pada lantai satu

terdapat Ruang tindakan, Instalasi Gawat Darurat (IGD), kantor, loket pendaftaran dan

loket pembayaran. Di lantai dua terdapat ruang TB, laboratorium, poli gigi, polit MTBS,

pelayanan gizi, ruang KIA, balai pengobatan umum, ruang kepala Puskesmas, ruang

tata usaha dan apotik.

Di puskesmas Kecamatan Pademangan juga dilengkapi fasilitas perlengkapan

medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat-

alat tidak habis pakai yang diberikan kepada Puskesmas.

Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :

1. Basic Equipment :

a. Umum

b. KlA set

2. Public Health Nursing dan Midwifery kit

3. Diagnostic and Surgical Equipment

4. Physician kit

5. Health Education Equipment

6. Laboratory Equipment

7. Alat - alat resusitasi dasar

8. Skrining kit bagi UKS di Puskesmas

9. Alat- alat imunisasi

10. IUD set (for family planning )

11. Perangkat peralatan gigi A dan B

12. Alat kesehatan gigi

Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan

Pademangan adalah :

1. Meubel :

a. Almari arsip dan obat

b. Almari kartu

c. Almari instrumen

d. Meja periksa

e. Meja kerja

21

f. Kursi

g. Bangku tunggu

2. Kendaraan / transportasi :

a. Mobil AMBULANCE 1 buah

b. Sepeda motor 8 buah

3. Perlengkapan kantor :

a. Administrasi (formulir, kertas, map, dll)

b. Mesin tulis (portabel, elektronik)

c. Mesin hitung

d. Personal komputer lima unit pada puskesmas Kecamatan.

4. Alat komunikasi : telepon

5. Alat penerangan : PLN

6. Alat rumah tangga kantor :

a. Televisi

b. Kulkas (untuk vaksin)

c. Peralatan dapur

d. Kasur, bantal, sprei, gorden, taplak

e. Alat - alat kebersihan

1.4 Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)

Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di Puskesmas

se-Kecamatan Pademangan, yaitu :

1.4.1 Program Pengendalian Penyakit TB Paru

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang menular , disebabkan oleh

kuman mycobacterium tuberculosis dengan sumber penularan dahak yang mengandung

kuman TB.

Mulai tahun 1995 Program pemberantasan dan Penanggulangan penyakit TB

mengadopsi pada strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) seperti

yang telah direkomendasikan WHO. Program Penanggulangan penyakit ini merupakan

salah satu yang prioritas karena masih tingginya angka prevalensi penyakit ini. yaitu

107 per 100.000 penduduk dengan tingkat penularan yang tinggi yaitu 1 penderita TB

22

dahak positif dalam setahun dapat menyebarkan penyakit kepada 10 s/d 15 orang yang

kemudian dahaknya mengandung kuman TB juga, begitu seterusnya.

Kemajuan dibidang farmakologi memungkinkan beberapa macam obat (untuk

pengobatan TB) dikombinasi dalam satu tablet dengan tidak mengganggu bio

availability dari obat-obat tersebut artinya OAT kombipak telah disederhanakan

menjadi OAT FDC yang akan membantu dalam pelaksanaan DOTS. Pengobatan

dengan FDC ini sudah dimulai tahun 2006.

Indikator kinerja dalam program P2ML adalah sebagai berikut :

1. Angka Penemuan Kasus (CDR/case detection rate) = >70 %

2. Angka Konversi (CVR/conversion rate) = >85 %

3. Angka Kesembuhan (CR/cure rate) = >85 %

4. Error Rate = < 5%

Rumus perhitungan angka Penemuan Kasus (CDR), Angka Konversi (CVR),

Angka Kesembuhan (CR) dan Error Rate :

a. CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB BTA positif pada

penduduk suatu wilayah.

= %100tentuilayah terpenduduk w pada )(BTA perkiraan Jumlah

)(BTA penemuan Jumlah

b. CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA positif menjadi BTA

negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara penderita TB paru yang

diobati.

=

%100

)(BTA Jumlah

intensif fasesetelah (-)BTA menjadi )(BTA Jumlah

c. CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif menjadi BTA negatif

setelah pengobatan selesai

= %100 )(BTA Jumlah

selesai pengobatansetelah (-)BTA menjadi )(BTA Jumlah

d. Error Rate adalah angka kesalahan laboratorium yang menunjukkan persentase

kesalahan diagnosis yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksaan pertama, setelah

23

diuji silang oleh BLK atau laboratorium rujukan lain dimana kualitas diagnosis

secara mikroskopis di laboratorium pemeriksaan pertama

=

Tabel 1.10 Angka Penemuan Penderita (CDR/ Case Detection Rate) TB di

Puskesmasse- Kecamatan Pademangan

Januari – Mei Tahun 2015

PUSKESMAS

KELURAHAN

PERKIRAAN

BTA POS ( + )

(a)

PENEMUAN

PENDERITA BTA

POS (+)

(b)

CDR

( % )

b/a x 100%

(target >70 %)

PKC Pademangan 21 10 47,6%

PKL Pademangan Barat I 17 8 47 %

PKL Pademangan Barat II 39 16 41%

PKL Ancol 10 3 30 %

Jumlah  87 37 42,5%

Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas se-Kecamatan Pademangan Periode Januari – Mei 2015

Tabel 1.11 Angka Konversi (CVR/ Conversion Rate) Penderita TB di Puskesmas

se-Kecamatan Pademangan Januari - Mei Tahun 2015

PUSKESMAS

PENEMUAN

BTA POS

(+)

(a)

PENEMUAN

PENDERITA

KONVERSI

(b)

ANGKA KONVERSI (% )

b/a x 100% (Target > 85%)

PKC Pademangan 10 9 90 %PKL Pademangan Barat I 8 6 25 %PKL Pademangan Barat II 16 14 87,5 %PKL Ancol 3 1 33,3 %

JUMLAH 37 30 81 %

Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas se-Kecamatan Pademangan Periode Januari – Mei 2015

24

1.4.2 Program Pengendalian Penyakit Diare

Penyakit diare masih merupakan penyaki potensial KLB, bila ada bencana banjir

atau air PAM mati dalam waktu relative lama. Kunjungan penderita di unit-unit

pelayanan kesehatanpun masih tetap tinggi maka perlu pemantauan harian. Pelaporan

mingguan dalam rangka antisipasi terjadinya KLB.Tujuan progam P2 Diare adalah

menurukan angka kematian akibat diare, tatalaksana diare standar dan meningkatkan

penggunaan oralit di tingkat rumah tangga.

Indikator kinerja P2 diare adalah angka kesakitan,5%. Tahun 2014 berdasarkan

laporan STP & LB 1 Puskesmas jumlah kasus Diare di Kecamatan Pademangan 2.246

kasus.

IR (Incidence Rate) : Jumlah penyakit baru x k

Jumlah populasi beresiko

Tabel 1.12 Angka Insidens (IR/Incidence Rate)Kasus Diare pada Balita di

Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Pademangan

Periode Januari – Mei Tahun 2015

No. Puskesmas

Jumlah

Balita

(a)

Jumlah Balita Penderita

Diare(b)

IR (Incidence Rate)

(< 5 %)%100

a

b

1. PKC Pademangan 4.307 102 2,3 %

2.PKL Pademangan Barat I

4.086204

4,9 %

3.PKL Pademangan Barat II

4.090199

4,8 %

4. PKL Ancol 3.352 152 4,5 %

Jumlah 15.835 657 4,1 %

Sumber : Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari – Mei

2015

Keterangan : Dari tabel 1.12 di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus

diare pada balita di wilayah se-Kecamatan Pademangan periode Januari – Mei 2015

4,1% sehingga sesuai dengan target yang di tetapkan yaitu <5 %.

25

1.4.3 Program Pengendalian Penyakit Pneumonia

Tujuan kegiatan pengendalian penyakit Pneumonia adalah penemuan pneumonia

pada balita, tatalaksana pneumonia dan menurunkan angka kematian balita. Indikator

kinerja Pengendalian Penyakit Pneumonia adalah persentase kasus Pneumonia balita

<10 % per tahun.

IR Pneumonia = %100balitadan bayiJumlah

baru PneumoniaISPA / penderitaJumlah

Tabel 1.13 Jumlah Penderita Pneumonia pada Puskesmas di Wilayah se-Kecamatan Pademangan Januari – Mei Tahun 2015

No. PuskesmasJumlah

balita

Jumlah

Penderita

Pneumonia

IR (Incidence

Rate)

(<10 %)

%100a

b

1.PKC Pademangan

4.307 51 1,2 %

2. PKL Pademangan Barat I 4.086 15 0,4 %

3. PKL Pademangan Barat II 4.090 47 1,1 %

4. PKL Ancol 3.352 15 0,4 %

Jumlah 15.835 128 0,8 %

Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas se-Kecamatan Pademangan Periode Januari – Mei 2015

Keterangan : Dari tabel di atas persentase kasus Pneumonia pada balita di wilayah

Kecamatan Pademangan periode Januari – Maret 2015 di daerah tersebut sesuai target

yaitu 3,3% dimana target yang ditentukan <10%.

1.4.4 Program Pengendalian Penyakit Kusta

Penyakit kusta merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh

Mycobacterium Leprae, terutama menyerang saraf tepi dan seluruh organ tubuh kecuali

SSP.

26

Jumlah penderita kasus Pneumonia

Kegiatan program pemberantasan penyakit kusta meliputi penemuan kasus dini,

diagnosis dan klasifiskasi, pengobatan, pembinaan pengobatan, pencegahan cacat dan

perawatan dini, pencatatan dan pelaporan, penyuluhan kesehatan,dan penggerakan

peran, dan manajemen holistic.

Jumlah penderita kusta di wilayah Kecamatan Pademangan pada tahun 2015

sebanyak 6 orang, dan merupakan kasus baru. Keseluruhan menderit MB. Target

penemuan kasus kusta adalah 1 : 10.000. sedangkan di Puskesmas Pademangan 0,4 :

10.000.

IR Kusta = Jumlah kasus baru x k

Jumlah Populasi beresiko

6 kasus x 10.000 = 0,4

158.350

1.4.4 Program Pengendalian Penyakit HIV / AIDS

Untuk memberantas penyakit HIV / AIDS Puskesmas Kecamatan Pademangan

selalu memberikan penyuluhan kepada warga yang memiliki resiko tinggi. Kepada

masyarakat umum juga dilakukan pemberian informasi melalui penyuluhan, poster

ataupun leaflet. Selain itu juga dilakukan skrining pada masyarakat yang beresiko serta

ibu hamil wajib untuk melakukan rapid test HIV/AIDS.

Data penderita HIV/AIDS di wilayah Pademangan tercatat sebanyak 8 orang,

yaitu 8 orang penderita HIV dan 0 orang penderita AIDS. Indikator kinerja angka

kesakitan adalah sebesar 0,4 %.

Tabel 1.14 Jumlah Kasus HIV/AIDS pada Puskesmas di Wilayah se-Kecamatan Pademangan Tahun 2015

No. Puskesmas HIV AIDS

1. PKC Pademangan 4 0

2. PKL Pademangan Barat I 1 0

3. PKL Pademangan Barat II 0 0

4. Kelurahan Ancol 3 0

27

8 0

Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas se-Kecamatan Pademangan Tahun 2015

IR HIV = Jumlah Kasus Baru x kPopulasi Beresiko

8 x 100% = 0,005 % 158.350

1.5 Identifikasi Masalah

Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML) merupakan suatu

subsistem Puskesmas, untuk mendukung prasarana tersebut dibutuhkan beberapa fungsi

yaitu:

1. Angka Penemuan Penderita (CDR) TB se-Puskesmas Kecamatan Pademangan

sebesar 36 %

2. Angka Konversi Penderita (CVR) TB di Puskesmas Pademangan Barat I sebesar

25%

3. Angka Konversi Penderita (CVR) TB di Puskesmas Kelurahan Ancol sebesar

33,3%.

1.6 Rumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas se-Kecamatan

Pademangan maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan

membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa

yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat

perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.

Rumusan masalah dari Program P2ML di puskesmas adalah sebagai berikut :

4. Angka Penemuan Penderita (CDR) TB se-Puskesmas Kecamatan Pademangan

sebesar 36 % dengan target > 70%, dikatakan tidak mencapai target.

5. Angka Konversi Penderita (CVR) TB di Puskesmas Pademangan Barat I sebesar 25

% dengan target >85%, dikatakan tidak mencapai target.

6. Angka Konversi Penderita (CVR) TB di Puskesmas Kelurahan Ancol sebesar 33,3

% dengan target >85%, dikatakan tidak mencapai target.

28