data 1
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Pademangan
1.1.1.1. Keadaan Geografis
a. Letak Wilayah
Kecamatan Pademangan merupakan salah satu dari enam kecamatan yang ada
di wilayah Kotamadya Jakarta Utara. Kecamatan Pademangan secara administrasi
mempunyai luas wilayah 1.187 km2. Profil Puskesmas Kecamatan Pademangan tahun
2014 mengenai teritorial wilayah Pademangan terdiri dari tiga kelurahan yaitu:
Kelurahan Pademangan Timur
Kelurahan Pademangan Barat
Kelurahan Ancol
b. Batas Wilayah Kecamatan Pademangan
Utara : Laut Jawa, Teluk Jakarta
Timur : Sungai Tiram, Jembatan PLTU dan Kali Sunter,
Tanjung Priuk
Selatan : Rel KA. Pademangan-Kota dan Arteri Mangga Dua,
Sawah Besar dan Tamansari
Barat : Kali Opak Sepanjang Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gambir
Gambar 1.1 Peta Kecamatan Pademangan
Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Pademangan
1
c. Luas Wilayah
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Pademangan
Kelurahan Luas Wilayah
(Ha)
Jumlah RW Jumlah RT
Pademangan Timur 370.2 Ha 10 145
Pademangan Barat 630.8 Ha 16 213
Ancol 186 Ha 7 63
Jumlah 1187 Ha 33 421
Sumber : Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Pademangan
1.1.1.2. Keadaan Demografi
a. Jumlah Penduduk
Wilayah Kecamatan Pademangan adalah wilayah padat penduduk yang sangat
heterogen. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara pada akhir tahun 2014,
Kecamatan Pademangan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 162.857, dengan
kepadatan penduduk 1.189 per km2.
Kepadatan penduduk per Kelurahan di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Tahun 2015.
Tabel 1.2 Data kepadatan penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Tahun 2015
No. Kelurahan Luas
wilayah
(Ha)
Jumlah Penduduk Kepadatan
jiwa/km2
1 Pademangan Barat I 315,8 40.900 329
2 Pademangan Barat II 315 40.860 329
3 Pademangan Timur 370,2 43.070 237
4 Ancol 186 33.520 294
Jumlah 1.187 158.350 1.189(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Pademangan 2015)
Berdasarkan tabel 1.2. didapatkan bahwa data kepadatan penduduk di wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan paling tinggi adalah Pademangan Barat.
2
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW), dan
Rukun Tetangga (RT) di wilayah puskesmas kecamatan Pademangan Tahun 2014
No. Kelurahan Jumlah
Penduduk
RW RT KK
1 Pademangan Barat 90.112 16 213 25.998
2 Pademangan Timur 32.460 10 145 12.773
3 Ancol 40.285 7 66 18.603
Jumlah 162.857 33 423 57.374
(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun 2014)
Berdasarkan tabel 1.3. didapatkan bahwa data jumlah penduduk menurut KK,
RT dan RW terbanyak adalah Pademangan Barat.
Tabel 1.4 Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan Tahun 2014
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Tidak Sekolah 15.042
2 Tidak Tamat SD 15.043
3 Tamat SD 30.036
4 Tamat SLTP 34.903
5 Tamat SLTA 34.662
6 Tamat Akademi/PT 13.818
(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Periode Tahun 2014)
Berdasarkan tabel 1.4. didapatkan bahwa data penduduk menurut tingkat
pendidikan di wilayah Kecamatan Pademangan terbanyak adalah tamat
Akademi/Perguruan Tinggi.
3
Tabel 1.5 Data Penduduk Menurut Kelamin dan Kelompok Umur di Wilayah
puskesmas kecamatan Pademangan Tahun 2014
NO UMUR LAKI –LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 0- 4 Th 5.717 5.233 10.950
2 5-9 Th 7.259 6.479 13.738
3 10-14 Th 6.277 6.018 12.295
4 15-19 Th 6.363 5.912 12.275
5 20-24 Th 7.206 6.930 14.136
6
7
25-29 Th
30-34 Th
9.259 8.944 18.203
9.936 8.754 18.690
8 35-39 Th 7.556 7.213 14.769
9 40-44 Th 7.375 5.875 13.250
10 45-49 Th 5.755 4.972 10.727
11 50 –54 Th 4.502 4.011 8.513
12 55-59 Th 2.940 2.923 5.863
13 60-64 Th 2.043 1.984 4.027
14 65-69 Th 1.272 1.311 2.583
15 70- 74 Th 838 817 1.655
16 > 75 Th 596 587 1.183
JUMLAH 84.894 77.963 162.857
(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Pademangan 2014)
Keterangan :
Berdasarkan tabel 1.5. didapatkan bahwa jumlah penduduk menurut golongan usia
di wilayah Kecamatan Pademangan, penduduk usia produktif (usia 15-65 tahun)
sebanyak 115.453 dan penduduk usia non produktif 46.404
Persentase usia produktif (usia 15-65 thn) : 115.453 x 100 % = 70,80 %
162.857
Presentase usia non produktif : 46.404 x 100 % = 28,49 %
162.857
Dependency ratio : 46.404 = 0,401
115.453
4
1.1.1.3. Fasilitas Umum
Tabel 1.6 Sarana Kesehatan di Wilayah kecamatan Pademangan Tahun 2014
NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH
1 PUSKESMAS 5
2 POSYANDU 41
3 BALAI PENGOBATAN UMUM/ KLINIK 24 JAM 5
4 DOKTER UMUM PRAKTEK SWASTA 15
5 DOKTER GIGI PRAKTEK SWASTA 0
6 DOKTER PRAKTEK BERSAMA 5
7 RUMAH BERSALIN 1
8 APOTIK 11
9 DUKUN BERANAK 0
10 LABORATORIUM KLINIK 3
JUMLAH 86(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Tahun 2014)
1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas
1.1.2.1 Definisi
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah pusat pengembangan,
pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan garda
terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk tujuan tersebut, puskesmas
berfungsi melayani tugas teknis dan administratif.
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan infrastruktur lainnya
merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 –
50.000 penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan
maka puskesmas perlu ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana
5
yang disebut Puskesmas Pembantu atau Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar
dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi
satu kelurahan.
Indonesia sehat 2015 adalah visi pembangunan sehat di Indonesia. Puskesmas
dijadikan sebagai ujung tombak upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat
maupun kesehatan perorangan. Lebih dari tiga dasawarsa Republik Indonesia mencoba
berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah
dalam hal ini Departemen Kesehatan Republik Indonesia, telah mengembangkan
berbagai inovasi strategi peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih efektif, efisien
dan terpadu. Gagasan–gagasan baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan pelayanan
kesehatan dicoba namun demikian faktanya adalah kualitas pelayanan kesehatan di
negara Indonesia masih jauh dari memuaskan bila dibandingkan dengan negara-negara
tetangga.
1.1.2.2 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan Puskesmas meliputi :
a. Promotif (peningkatan kesehatan)
b. Preventif (upaya pencegahan)
c. Kuratif (pengobatan)
d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
1.1.2.3 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat
adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator
utama, yaitu :
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
6
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk Kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat yang
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah Kecamatan
setempat.
1.1.2.4 Misi Puskesmas
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain
yangdiselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspekkesehatan,
yaitupembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan,setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui
peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian hidup.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standard dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat
dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah
kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi
kesehatan yang sesuai.
7
1.1.2.5 Strategi Puskesmas
a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan.
b. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan masyarakat
dan keluarga.
c. Meningkatkan profesionalisme petugas.
d. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang
diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
1.1.2.6 Fungsi Puskesmas
a. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya,
serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan.
Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat setempat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:
8
d. Pelayanan kesehatan perorangan.
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
e. Pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai
program kesehatan masyarakat lainnya.
Diagram 1.1 Fungsi Puskesmas
Sumber : Trihoho, 2005
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan program kesehatan perorangan dan program
kesehatan masyarakat, yang bila ditinjau dalam sistem kesehatan nasional, keduanya
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Program kesehatan tersebut
9
dikelompokkan menjadi dua yaitu program kesehatan wajib dan program kesehatan
pengembangan.
1.1.2.7 Upaya Kesehatan Wajib
Program yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global
serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Program kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di
wilayah Indonesia. Program kesehatan wajib Puskesmas adalah:
a. Program Promosi Kesehatan
b. Program Kesehatan Lingkungan
c. Program Kesehatan Ibu dan Anak
d. Program Keluarga Berencana
e. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
f. Program pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular
g. Program Pengobatan Dasar
Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib yang ditampilkan dalam
bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.7 Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator
Promosi kesehatan Promosi hidup bersih
dan sehat
Tatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Pembinaan kesehatan lingkungan di
tempat-tempat umum (TPM).
Program kesehatan kerja indrustri.
Program kesehatan Lingkungan
pemukiman (PKLP).
Kesehatan ibu dan anak ANC
Pertolongan persalinan
MTBS
Imunisasi
Cakupan K1, K4
Cakupan Linakes
Cakupan MTBS
Cakupan Imunisasi
Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga
Berencana
Cakupan MKET
10
Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator
Pemberantasan
penyakit menular
Diare Cakupan kasus diare
ISPA Cakupan kasus ISPA
Tuberkulosis Cakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
Angka Konversi
Malaria Cakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisasi
Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap
yodium
Cakupan vit A /Fe / cap yodium
PSG % gizi kurang / buruk, SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi
Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan
UGD Jumlah kasus yang ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
Sumber : Trihono, 2005
1.1.2.8 Upaya Kesehatan Pengembangan
Program yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Program
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar program kesehatan pokok puskesmas yang
telah ada yakni :
a. Program Kesehatan Sekolah
b. Program Kesehatan Olahraga
c. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Program Kesehatan Kerja
e. Program Kesehatan Gigi & Mulut
f. Program Kesehatan Jiwa
g. Program Kesehatan Mata
h. Program Kesehatan Usia Lanjut
i. Program Pembinaan Pengobatan Tradisional
11
Pemilihan program kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan mempertimbangkan masukan dari
Konkes/ BPKM/ BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila program
kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan
serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan program kesehatan
pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Dalam keadaan tertentu program kesehatan pengembangan puskesmas dapat
pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten / kota. Penyelenggaraan
program kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas
penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut
dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya
menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap
program puskesmas, baik program kesehatan wajib maupun program kesehatan
pengembangan.
Tabel 1.8 Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
No Upaya kesehatan
pengembangan
Kegiatan Indikator
1 Upaya Kesehatan
Sekolah
UKS/UKGS Jumlah Sekolah dg
UKS/UKGS % sekolah
sehat
2 Upaya kesehatan olah
raga
Memasyarakatkan olah
raga untuk kesehatan
Jumlah kelompok senam
Jumlah klub jantung sehat
3 Upaya perawatan
kesehatan masyarakat
Kunjungan rumah
konseling
% keluarga rawan yang
dikunjungi
4 Upaya kesehatan kerja Memasyarakatkan
masker (norma sehat
dalam bekerja)
% pos UKK
Tingkat perkembangan pos
UKK
12
Tabel 1.8 Lanjutan Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
No Upaya kesehatan
pengembangan
Kegiatan Indikator
5 Upaya kesehatan gigi dan
mulut
Poliklinik gigi Jumlah kasus gigi
6 Upaya kesehatan jiwa Konseling Jumlah kasus penyakit jiwa
7 Upaya kesehatan mata Mencegah
kebutaan
Jumlah penderita katarak
yang dioperasi.
Jumlah kelainan visus yang
dikoreksi
8 Upaya kesehatan usia lanjut
Usaha pembinaan
pengobatan tradisional
Memasyarakatkan
perilaku sehat di
usia lanjut
Membina
pengobatan
tradisional yang
rasional
% Posyandu Usila
Tingkat perkembangan
Posyandu Usila
Jumlah sarasehan battra
Jumlah battra yang dibina
Sumber : Trihono, 2005
1.1.2.9 Azas Puskesmas
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus
melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
13
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat,
agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini,
berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos
Kesehatan Pesantren (Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Program Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga
j. (TOGA),Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra)
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Program memadukan penyelengaraan berbagai program kesehatan yang
menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh : MTBS, UKS, Puskesmas
Keliling, Posyandu
14
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Program memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program
dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatn dan
dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektoral antara lain
1. UKS, Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
pendidikan & agama.
2. Promosi Kesehatan, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian.
3. Perbaikan Gizi, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha dan
organisasi kemsyarakatan.
4. Kesehatan kerja, keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, tenaga kerja & dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata
sarana pelayanan kesehatan yang sama. Ada dua macam rujukan yang dikenal
yakni :
a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu,
maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang
lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan program kesehatan
perorangan dibedakan atas :
1. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis
(contoh: operasi) dan lain-lain.
2. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
15
3. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana.
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:
1. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
2. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar
biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan
karena bencana alam.
3. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas
tidak mampu.
Gambar 1.2 Sistem Rujukan Puskesmas
Sumber :Trihono, 2005
16
1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Pademangan
Dalam era globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan fisik baik di
bidang kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan – perubahan ini berdampak
terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi
dunia kesehatan Indonesia untuk menghadapi hal tersebut.
Upaya – upaya kesehatan yang ada baik promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan sehingga
derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan.
Diharapkan dengan penanganan yang tepat, maka visi dari departemen
kesehatan yang disampaikan menteri kesehatan yaitu menuju Indonesia Sehat 2015
dapat segera tercapai. Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak
ketinggalan dalam mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat
2015. Untuk mencapai visi tersebut dinas kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta
menetapkan syarat – syarat yang harus dicapai oleh jajarannya melalui Standar
Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat acuan dalam surat keputusan
Gubernur No. 12 tahun 2006 (Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Pademangan,
2010)
Puskesmas kecamatan Pademangan yang terletak di Jl. Budi Mulia No 11 RT
015/011 Jakarta Utara ini berada di atas tanah seluas kurang lebih 2970 m2 dengan luas
bangunan seluas kurang lebih 1500 m2. Puskesmas ini terdiri dari tiga lantai yang
berdiri sejak tahun 1993.
Puskesmas kecamatan Pademangan merupakan puskesmas Pembina yang berada
di wilayah Kecamatan Pademangan, yang bertugas membina puskesmas kelurahan
yang berada di bawahnya, ada 4 (empat) puskesmas kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Pademangan yaitu:
Puskesmas Kecamatan Pademangan, berlokasi di jl. Pademangan Gang 22 Jakarta
Utara. Puskesmas ini berdiri diatas tanah seluas kurang lebih 200 m2 dengan luas
bangunan kurang lebih 140 m2.
Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1, berlokasi di jl. Ampera Besar No.11
Rt 02/06 Jakarta Utara. Puskesmas ini berdiri diatas tanah seluas kurang lebih 256
m2 dengan luas bangunan kurang lebih 138 m2.
17
Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2, berlokasi di jl. Waspada Raya Gg. B2
Pademangan.
Puskesmas Kelurahan Ancol, berlokasi di jl. Ancol Barat VI Rt.01/01 Jakarta
Utara. Puskesmas ini berdiri diatas tanah seluas kurang lebih 430 m2 dengan luas
bangunan kurang lebih 162 m2.
Puskesmas Kecamatan Pademangan sebagai salah satu unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK Gubernur
tersebut dengan menerapkan pola – pola pelayanan kesehatan baik secara individu
maupun kesatuan masyarakat yang berkiblat kepada SPM tersebut. Melalui visi dan
misi yang telah dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Pademangan diharapkan
pencapaian tersebut dilakukan secara optimal.
1.1.3.1. Visi dan Misi Puskesmas Pademangan
Visi :
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan prima yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan sesuai standar internasional menuju Indonesia Sehat 2015.
Misi :
- Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif, preventif,
kuratf dan rehabilitatif.
- Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkualitas.
- Meningkatkan kualitas pelayanan dan program sesuai standar mutu.
- Mengembangkan sisi manajemen kesehatan.
- Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan puskesmas.
- Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.
18
1.1.3.2 Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Pademangan
“ CARE 4 U ”
C : Cepat dan tepat
A : Aman dan sesuai kebutuhan
R : Ramah dan penuh senyum
E : Empati dan perhatian penuh
4 : 4 kegiatan utama promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
U : Usaha maksimal dengan iringan doa
1.1.3.3 Sumber Daya Manusia
Tabel 1.9 Data Jumlah Sumber Daya Manusia pada Kecamatan Pademangan
No. Jabatan Profesi A B C D
1 Dokter Umum 1 1 1 6
2 Dokter Gigi/Spesialis 1 1 1 2
3 Perawat Umum 2 2 3 5
4 Perawat Gigi 1 1 1 1
5 Bidan 1 2 4 8
6 Ahli Gizi 1 - 1 2
7 Kesling - - - 1
8 Asisten Apotik 1 1 1 2
9 Analis - - - 1
Jumlah Pegawai 8 8 11 28
(Sumber: Data Kepegawaian Puskesmas Kecamatan Pademangan)
Keterangan :
A : Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
B : Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
C : Puskesmas Kelurahan Ancol
D : Puskesmas Kecamatan Pademangan
19
1.1.3.4 Organogram Puskesmas Kecamatan Pademangan
20
KA.SUB.BAG.TATA USAHAYanti Noviyanti S.Kom, M.ap
KEPALA PUSKESMAS KECAMATANDrg. Dara Pahlarini
PENGADMINISTARSI UMUMSukaedi
PENGADMINISTARSI KEPEGAWAIANSukaedi
PENGELOLA RUMAH TANGGAWasiyat
PENGELOLA KEUANGANJunaida
PENGELOLA PERENCANAANDra. Idah Sari
PENGELOLA MUTUDrg. Catharina Yetty H
KOOR. PENUNJANGYunita Wulandari SKM
KOOR. PELAYANANDr. Nurfaridah
KA. PUSKESMAS KELURAHAN PADENGAN BARAT I
Drg. Mimin Kristanu
SATUAN PELAKSANA PELAYANAN MEDIS UMUM
Dr. T Merry Djohan
SATUAN PELAKSANA PELAYANAN KES. GIGI & MULUTDrg. Catharina Yetty H
SATUAN PELAKSANA PELAYANAN KIA & KB
Erry Suhaerlina
SATUAN PELAKSANA PELAYANAN 24 JAM
Dr. Vicky Danis Ilmansyah
SATUAN PELAKSANA GADAR & BENCANA DAN AMBULAN RUJUKAN
Dr. Vicky Danis Ilmansyah
SATUAN PELAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM
Han Han Fena H
SATUAN PELAKSANA PELAYANAN GIZIResmi Dian Lestari
SATUAN PELAKSANA PELAYANAN FARMASIEndah Ismu Kardinah,Apt
SATUAN PELAKSANA KESEHATAN MASYRAKAT
Fransisca Herawaty
KA. PUSKESMAS KELURAHAN PADENGAN BARAT II
Dr. Tjhin Fariyana
KA. PUSKESMAS KELURAHAN ANCOL
Drg. Maria Angela Bieka
KA. SUB, KELOMPOK JABATAN FUNGSIONALDr. Nurfaridah
FUNGSIONAL DOKTER UMUMDr. T. Merry DjohanNiken Susilowati
FUNGSIONAL DOKTER GIGIDrg. Catharina Yetty H Drg. Mimin Kristanu
FUNGSIONAL PERAWATTetty Komalawati Oom R
FUNGSIONAL BIDANErry SuhaerlinaMoina Sihombing
1.1.3.5 Sarana dan Prasarana
Puskesmas Kecamatan Pademangan terdiri dari dua lantai, pada lantai satu
terdapat Ruang tindakan, Instalasi Gawat Darurat (IGD), kantor, loket pendaftaran dan
loket pembayaran. Di lantai dua terdapat ruang TB, laboratorium, poli gigi, polit MTBS,
pelayanan gizi, ruang KIA, balai pengobatan umum, ruang kepala Puskesmas, ruang
tata usaha dan apotik.
Di puskesmas Kecamatan Pademangan juga dilengkapi fasilitas perlengkapan
medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat-
alat tidak habis pakai yang diberikan kepada Puskesmas.
Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :
1. Basic Equipment :
a. Umum
b. KlA set
2. Public Health Nursing dan Midwifery kit
3. Diagnostic and Surgical Equipment
4. Physician kit
5. Health Education Equipment
6. Laboratory Equipment
7. Alat - alat resusitasi dasar
8. Skrining kit bagi UKS di Puskesmas
9. Alat- alat imunisasi
10. IUD set (for family planning )
11. Perangkat peralatan gigi A dan B
12. Alat kesehatan gigi
Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan
Pademangan adalah :
1. Meubel :
a. Almari arsip dan obat
b. Almari kartu
c. Almari instrumen
d. Meja periksa
e. Meja kerja
21
f. Kursi
g. Bangku tunggu
2. Kendaraan / transportasi :
a. Mobil AMBULANCE 1 buah
b. Sepeda motor 8 buah
3. Perlengkapan kantor :
a. Administrasi (formulir, kertas, map, dll)
b. Mesin tulis (portabel, elektronik)
c. Mesin hitung
d. Personal komputer lima unit pada puskesmas Kecamatan.
4. Alat komunikasi : telepon
5. Alat penerangan : PLN
6. Alat rumah tangga kantor :
a. Televisi
b. Kulkas (untuk vaksin)
c. Peralatan dapur
d. Kasur, bantal, sprei, gorden, taplak
e. Alat - alat kebersihan
1.4 Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)
Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di Puskesmas
se-Kecamatan Pademangan, yaitu :
1.4.1 Program Pengendalian Penyakit TB Paru
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang menular , disebabkan oleh
kuman mycobacterium tuberculosis dengan sumber penularan dahak yang mengandung
kuman TB.
Mulai tahun 1995 Program pemberantasan dan Penanggulangan penyakit TB
mengadopsi pada strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) seperti
yang telah direkomendasikan WHO. Program Penanggulangan penyakit ini merupakan
salah satu yang prioritas karena masih tingginya angka prevalensi penyakit ini. yaitu
107 per 100.000 penduduk dengan tingkat penularan yang tinggi yaitu 1 penderita TB
22
dahak positif dalam setahun dapat menyebarkan penyakit kepada 10 s/d 15 orang yang
kemudian dahaknya mengandung kuman TB juga, begitu seterusnya.
Kemajuan dibidang farmakologi memungkinkan beberapa macam obat (untuk
pengobatan TB) dikombinasi dalam satu tablet dengan tidak mengganggu bio
availability dari obat-obat tersebut artinya OAT kombipak telah disederhanakan
menjadi OAT FDC yang akan membantu dalam pelaksanaan DOTS. Pengobatan
dengan FDC ini sudah dimulai tahun 2006.
Indikator kinerja dalam program P2ML adalah sebagai berikut :
1. Angka Penemuan Kasus (CDR/case detection rate) = >70 %
2. Angka Konversi (CVR/conversion rate) = >85 %
3. Angka Kesembuhan (CR/cure rate) = >85 %
4. Error Rate = < 5%
Rumus perhitungan angka Penemuan Kasus (CDR), Angka Konversi (CVR),
Angka Kesembuhan (CR) dan Error Rate :
a. CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB BTA positif pada
penduduk suatu wilayah.
= %100tentuilayah terpenduduk w pada )(BTA perkiraan Jumlah
)(BTA penemuan Jumlah
b. CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA positif menjadi BTA
negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara penderita TB paru yang
diobati.
=
%100
)(BTA Jumlah
intensif fasesetelah (-)BTA menjadi )(BTA Jumlah
c. CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif menjadi BTA negatif
setelah pengobatan selesai
= %100 )(BTA Jumlah
selesai pengobatansetelah (-)BTA menjadi )(BTA Jumlah
d. Error Rate adalah angka kesalahan laboratorium yang menunjukkan persentase
kesalahan diagnosis yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksaan pertama, setelah
23
diuji silang oleh BLK atau laboratorium rujukan lain dimana kualitas diagnosis
secara mikroskopis di laboratorium pemeriksaan pertama
=
Tabel 1.10 Angka Penemuan Penderita (CDR/ Case Detection Rate) TB di
Puskesmasse- Kecamatan Pademangan
Januari – Mei Tahun 2015
PUSKESMAS
KELURAHAN
PERKIRAAN
BTA POS ( + )
(a)
PENEMUAN
PENDERITA BTA
POS (+)
(b)
CDR
( % )
b/a x 100%
(target >70 %)
PKC Pademangan 21 10 47,6%
PKL Pademangan Barat I 17 8 47 %
PKL Pademangan Barat II 39 16 41%
PKL Ancol 10 3 30 %
Jumlah 87 37 42,5%
Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas se-Kecamatan Pademangan Periode Januari – Mei 2015
Tabel 1.11 Angka Konversi (CVR/ Conversion Rate) Penderita TB di Puskesmas
se-Kecamatan Pademangan Januari - Mei Tahun 2015
PUSKESMAS
PENEMUAN
BTA POS
(+)
(a)
PENEMUAN
PENDERITA
KONVERSI
(b)
ANGKA KONVERSI (% )
b/a x 100% (Target > 85%)
PKC Pademangan 10 9 90 %PKL Pademangan Barat I 8 6 25 %PKL Pademangan Barat II 16 14 87,5 %PKL Ancol 3 1 33,3 %
JUMLAH 37 30 81 %
Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas se-Kecamatan Pademangan Periode Januari – Mei 2015
24
1.4.2 Program Pengendalian Penyakit Diare
Penyakit diare masih merupakan penyaki potensial KLB, bila ada bencana banjir
atau air PAM mati dalam waktu relative lama. Kunjungan penderita di unit-unit
pelayanan kesehatanpun masih tetap tinggi maka perlu pemantauan harian. Pelaporan
mingguan dalam rangka antisipasi terjadinya KLB.Tujuan progam P2 Diare adalah
menurukan angka kematian akibat diare, tatalaksana diare standar dan meningkatkan
penggunaan oralit di tingkat rumah tangga.
Indikator kinerja P2 diare adalah angka kesakitan,5%. Tahun 2014 berdasarkan
laporan STP & LB 1 Puskesmas jumlah kasus Diare di Kecamatan Pademangan 2.246
kasus.
IR (Incidence Rate) : Jumlah penyakit baru x k
Jumlah populasi beresiko
Tabel 1.12 Angka Insidens (IR/Incidence Rate)Kasus Diare pada Balita di
Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Pademangan
Periode Januari – Mei Tahun 2015
No. Puskesmas
Jumlah
Balita
(a)
Jumlah Balita Penderita
Diare(b)
IR (Incidence Rate)
(< 5 %)%100
a
b
1. PKC Pademangan 4.307 102 2,3 %
2.PKL Pademangan Barat I
4.086204
4,9 %
3.PKL Pademangan Barat II
4.090199
4,8 %
4. PKL Ancol 3.352 152 4,5 %
Jumlah 15.835 657 4,1 %
Sumber : Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari – Mei
2015
Keterangan : Dari tabel 1.12 di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus
diare pada balita di wilayah se-Kecamatan Pademangan periode Januari – Mei 2015
4,1% sehingga sesuai dengan target yang di tetapkan yaitu <5 %.
25
1.4.3 Program Pengendalian Penyakit Pneumonia
Tujuan kegiatan pengendalian penyakit Pneumonia adalah penemuan pneumonia
pada balita, tatalaksana pneumonia dan menurunkan angka kematian balita. Indikator
kinerja Pengendalian Penyakit Pneumonia adalah persentase kasus Pneumonia balita
<10 % per tahun.
IR Pneumonia = %100balitadan bayiJumlah
baru PneumoniaISPA / penderitaJumlah
Tabel 1.13 Jumlah Penderita Pneumonia pada Puskesmas di Wilayah se-Kecamatan Pademangan Januari – Mei Tahun 2015
No. PuskesmasJumlah
balita
Jumlah
Penderita
Pneumonia
IR (Incidence
Rate)
(<10 %)
%100a
b
1.PKC Pademangan
4.307 51 1,2 %
2. PKL Pademangan Barat I 4.086 15 0,4 %
3. PKL Pademangan Barat II 4.090 47 1,1 %
4. PKL Ancol 3.352 15 0,4 %
Jumlah 15.835 128 0,8 %
Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas se-Kecamatan Pademangan Periode Januari – Mei 2015
Keterangan : Dari tabel di atas persentase kasus Pneumonia pada balita di wilayah
Kecamatan Pademangan periode Januari – Maret 2015 di daerah tersebut sesuai target
yaitu 3,3% dimana target yang ditentukan <10%.
1.4.4 Program Pengendalian Penyakit Kusta
Penyakit kusta merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh
Mycobacterium Leprae, terutama menyerang saraf tepi dan seluruh organ tubuh kecuali
SSP.
26
Jumlah penderita kasus Pneumonia
Kegiatan program pemberantasan penyakit kusta meliputi penemuan kasus dini,
diagnosis dan klasifiskasi, pengobatan, pembinaan pengobatan, pencegahan cacat dan
perawatan dini, pencatatan dan pelaporan, penyuluhan kesehatan,dan penggerakan
peran, dan manajemen holistic.
Jumlah penderita kusta di wilayah Kecamatan Pademangan pada tahun 2015
sebanyak 6 orang, dan merupakan kasus baru. Keseluruhan menderit MB. Target
penemuan kasus kusta adalah 1 : 10.000. sedangkan di Puskesmas Pademangan 0,4 :
10.000.
IR Kusta = Jumlah kasus baru x k
Jumlah Populasi beresiko
6 kasus x 10.000 = 0,4
158.350
1.4.4 Program Pengendalian Penyakit HIV / AIDS
Untuk memberantas penyakit HIV / AIDS Puskesmas Kecamatan Pademangan
selalu memberikan penyuluhan kepada warga yang memiliki resiko tinggi. Kepada
masyarakat umum juga dilakukan pemberian informasi melalui penyuluhan, poster
ataupun leaflet. Selain itu juga dilakukan skrining pada masyarakat yang beresiko serta
ibu hamil wajib untuk melakukan rapid test HIV/AIDS.
Data penderita HIV/AIDS di wilayah Pademangan tercatat sebanyak 8 orang,
yaitu 8 orang penderita HIV dan 0 orang penderita AIDS. Indikator kinerja angka
kesakitan adalah sebesar 0,4 %.
Tabel 1.14 Jumlah Kasus HIV/AIDS pada Puskesmas di Wilayah se-Kecamatan Pademangan Tahun 2015
No. Puskesmas HIV AIDS
1. PKC Pademangan 4 0
2. PKL Pademangan Barat I 1 0
3. PKL Pademangan Barat II 0 0
4. Kelurahan Ancol 3 0
27
8 0
Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas se-Kecamatan Pademangan Tahun 2015
IR HIV = Jumlah Kasus Baru x kPopulasi Beresiko
8 x 100% = 0,005 % 158.350
1.5 Identifikasi Masalah
Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML) merupakan suatu
subsistem Puskesmas, untuk mendukung prasarana tersebut dibutuhkan beberapa fungsi
yaitu:
1. Angka Penemuan Penderita (CDR) TB se-Puskesmas Kecamatan Pademangan
sebesar 36 %
2. Angka Konversi Penderita (CVR) TB di Puskesmas Pademangan Barat I sebesar
25%
3. Angka Konversi Penderita (CVR) TB di Puskesmas Kelurahan Ancol sebesar
33,3%.
1.6 Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas se-Kecamatan
Pademangan maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan
membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa
yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat
perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.
Rumusan masalah dari Program P2ML di puskesmas adalah sebagai berikut :
4. Angka Penemuan Penderita (CDR) TB se-Puskesmas Kecamatan Pademangan
sebesar 36 % dengan target > 70%, dikatakan tidak mencapai target.
5. Angka Konversi Penderita (CVR) TB di Puskesmas Pademangan Barat I sebesar 25
% dengan target >85%, dikatakan tidak mencapai target.
6. Angka Konversi Penderita (CVR) TB di Puskesmas Kelurahan Ancol sebesar 33,3
% dengan target >85%, dikatakan tidak mencapai target.
28