cerita kasihnya ibu

2
CERITA KASIHNYA IBU, Konon pada zaman dahulu, di Jepun ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya. Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak boleh berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah-tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini. "Bu, kita! sudah sampai ", kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia sanggup melakukannya. Si ibu, dengan tatapan penuh kasih berkata: "Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai saat ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang. Nak, Ibu tidak mahu kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan ". Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan, merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia. Mungkin cerita diatas hanya dongeng. Tapi di zaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang serupa cerita diatas. Banyak manula yang terabaikan, entah kerana anak-anaknya sibuk perniagaan dll. Orang tua terpinggir, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jikalau ada masa saja. Kiranya cerita diatas boleh membuka mata hati kita, untuk mencintai orang tua dan manula. Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, disaat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa. Ingat perjuangan mereka pada waktu mereka muda,

Upload: azampalamshopdaniel

Post on 12-Jan-2016

229 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

cerita-cerita motivasi untuk tatapan ramai

TRANSCRIPT

Page 1: Cerita Kasihnya Ibu

CERITA KASIHNYA IBU,

Konon pada zaman dahulu, di Jepun ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya. Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak boleh berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah-tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.

"Bu, kita! sudah sampai ", kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia sanggup melakukannya. Si ibu, dengan tatapan penuh kasih berkata: "Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai saat ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.

Nak, Ibu tidak mahu kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan ". Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan, merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.

Mungkin cerita diatas hanya dongeng. Tapi di zaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang serupa cerita diatas. Banyak manula yang terabaikan, entah kerana anak-anaknya sibuk perniagaan dll. Orang tua terpinggir, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jikalau ada masa saja. Kiranya cerita diatas boleh membuka mata hati kita, untuk mencintai orang tua dan manula. Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, disaat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa. Ingat perjuangan mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi seperti sekarang ini.