case ppok made new.doc

Upload: ni-made-m-j

Post on 04-Jun-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    1/41

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang

    ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif

    nonreversible atau reversible parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan

    emfisema atau gabungan keduanya. Bronkhitis kronik sendiri ditandai dengan

    adanya batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut, dan tidak disebabkan penyakit lainnya.

    edangkan emfisema adalah suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh

    pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding

    alveoli.

    Pada prakteknya !ukup banyak penderita bronkitis kronis "uga

    memperlihatkan tanda-tanda emfisema, termasuk penderita asma persisten berat

    dengan obstruksi "alan napas yang tidak reversible penuh, dan memenuhi kriteria

    PPOK.

    Kebiasaan merokok merupakan satu-satunya penyebab kausal yang

    terpenting dari PPOK, "auh lebih penting daripada faktor penyebab lainnya. elain

    itu, faktor risiko lain yang dapat menyebabkan PPOK diantaranya adalah

    hipereaktiviti bronkus, ri#ayat infeksi saluran nafas ba#ah berulang, dan ri#ayat

    terpa"an polusi udara di lingkungan dan tempat ker"a.

    $i %ndonesia, berdasarkan urvei Kesehatan &umah 'angga tahun *+,

    asma, bronkitis kronik, dan emfisema menduduki peringkat ke- sebagai

    penyebab kesakitan terbanyak dari penyebab kesakitan utama. K&' $epkes

    &% menun"ukkan angka kematian karena asma, bronkitis kronis, dan

    emfisema menduduki peringkat ke-+ dari penyebab tersering kematian di

    %ndonesia. /aktor yang berperan dalam peningkatan tersebut diantaranya adalah

    kebiasaan merokok yang masih tinggi (laki-laki di atas tahun +-01), polusi

    udara terutama di kota besar, dan industrialisasi. Karena "umlah dan tingkat

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    2/41

    mortalitas akibat kasus PPOK di %ndonesia adalah tinggi, maka sebagai dokter

    umum harus dapat mengenali dan melakukan terapi pada PPOK.

    1.2. Tujuan

    'u"uan pembuatan laporan kasus yang ber"udul 2Penyakit Paru Obstruktif

    Kronis (PPOK) ini adalah untuk membahas ge"ala-ge"ala klinis, pemeriksaan

    fisik, pemeriksaan penun"ang, penatalaksanaan, dan prognosis bagi penderita

    penyakit ini, mengingat kasus PPOK semakin meningkat setiap tahunnya. $engan

    begitu diharapkan kita mampu menekan angka morbiditas dan mortalitas PPOK.

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    3/41

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    I. ANAMNESIS

    A. Identta! Pa!en

    ama 4 'n. 55

    6mur 4 0 tahun

    7enis Kelamin 4 8aki-lakiPeker"aan 4 Pensiunan

    9gama 4 Kristen

    9lamat 4 7l. Kesehatan o., Kp :edong

    'anggal ;asuk 4 eptember 3

    'anggal Periksa 4 Oktober 3

    o &; 4 *..

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    4/41

    beristirahat. dan pasien sering sulit tidur pada malam hari karena sesak.

    Pasien tidur lebih nyaman dengan 3 bantal. esak nafas diikuti dengan

    keluhan batuk dengan dahak. $ahak yang keluar ber#arna putih terkadang

    kekuningan tidak disertai dengan darah. Pasien mengatakan bah#a

    keluhan sering timbul "ika pasien terpapar dengan asap rokok. demam

    disangkal, penurunan berat badan, nafsu makan menurun, keringat malam

    (-), nyeri dada (>) saat batuk. B9B tidak ada kelainan. Pasien mengeluh

    B9K tidak lampias. aat B9K pasien merasakan nyeri, dan pasien harus

    menge"an saat Bak. Pasien "uga mengatakan pan!arannya lemah.

    D. R%a&at Pen&akt Da"ulu

    &i#ayat $; 4 disangkal

    &i#ayat hipertensi 4pasien memiliki ri#ayat hipertensi dengan

    pengobatan menggunakan amlodipin @ mg

    &i#ayat sakit "antung 4 disangkal

    &i#ayat minum O9' 4 disangkal

    &i#ayat penyakit asma 4 disangkal

    &i#ayat alergi 4 disangkal

    E. R%a&at Pen&akt Keluarga

    &i#ayat penyakit serupa 4 disangkal

    &i#ayat 5ipertensi 4 disangkal

    &i#ayat $; 4 disangkal

    &i#ayat 7antung 4 disangkal

    &i#ayat asma 4 di keluarga pasien ada yang memiliki

    penyakit asma

    '. R%a&at Ke(a!aan Pr(ad

    &i#ayat olah raga 4 pasien "arang berolahraga

    &i#ayat minum alkohol 4 pasien terkadang minum alkohol

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    5/41

    &i#ayat merokok 4 pasien se"ak berumur tahun merokok.

    $alam satu hari pasien bisa menghabiskan min , bungkus rokok. Pasien

    baru berhenti merokok se"ak minggu lalu.

    II. PEMERIKSAAN 'ISIK

    A. Keadaan U#u# 4 tampak sakit sedang,

    B. Ke!adaran 4 !ompos mentis

    $. Tanda )tal

    'ekanan darah 4 A0 mm5g

    adi 4 @Amenit

    Pernapasan 4 + @Amenit

    uhu 4 3+, C

    D. Ke*ala 4 normo!ephali, simetris.

    E. Mata 4 Con"ungtiva anemis (-A-), s!lera ikterik (-A-)

    Pupil isokor (3 mmA3mm), &eflek !ahaya (>A>).

    '. Hdung 4 afas !uping hidung (-),deformitas (-), deviasi septum (-),

    darah (-), se!ret (-).

    +. Telnga 4 darah (-), se!ret (-).

    H. Mulut 4 mukosa basah (>), sianosis (-), lidah kotor (-).

    I. Le"er 4 limfonodi tidak membesar.

    ,. T"-ra 4

    ,antung

    %nspeksi 4 i!tus !ordis tidak tampak

    Palpasi 4 i!tus !ordis tidak kuat angkat

    Perkusi 4 batas "antung sulit dinilai

    9uskultasi 4 Bunyi "antung %-%% intensitas normal, reguler, murmur (-),

    gallop (-)

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    6/41

    Paru

    %nspeksi 4 Pengembangan dada kanan D kiri, retraks, nafas dangkal,

    kostal tampak "elas, bentuk dada barrel !hest.pursed lips

    breathing.

    Palpasi 4 /remitus raba kanan D kiri

    Perkusi 4 onorAsonor

    9uskultasi 4 uara dasar vesikuler

    uara tambahan &honki (-A-)

    EheeFing (>A>)

    K. A(d-#en

    %nspeksi 4 $inding perut se"a"ar dengan dinding dada

    9uskultasi 4 Bising usus (>)

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    7/41

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    8/41

    Elektr-lt

    Pe#erk!aan Ha!l Nla n-r#al

    atrium 3+ mmolA8 3+-

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    9/41

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    10/41

    $. Pe#erk!aan Ultra!-n-gra

    Kesimpilan 4 5epar, kandung empedu, limpa, pan!reas normal

    Kedua gin"al normal, tetapi ada kista (poly!ysti! kidney)

    BP5 (Iol 3 !m3)

    Iesi!a urinaria normal

    &H6;HA$9/'9& ;99895

    9. 9namnesis

    Pasien datang dengan keluhan sesak dan batuk yang berlangsung

    se"ak hari yang lalu, keluhan ini sudah dirasakan kambuh-kambuhan

    se"ak beberapa bulan terakhir. sesak dirasakan bertambah berat apabila

    menghirup asap rokok ataupun debu dan beraktivitas berat. esak

    berkurang apabila pasien beristirahat. Pasien mengaku satu tahun yang

    lalu pernah mendapatkan pengobatan dengan !ara diuapi. Batuk

    disertai dahak ber#arna putih dan tidak disertai darah. afsu makan

    sedikit menurunl. Pasien seorang bekas perokok (minimal , batang

    perhari), selama = tahun dan sudah berhenti merokok se"ak =

    minggu yang lalu.

    B. $iagnosis /isik

    Iital ign 4 && 4

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    11/41

    ). DIA+NOSIS BANDIN+

    9. 9sma bronkial

    B. Bronkiektasis

    C. Pneumonia

    D. PENATALAKSANAAN

    . Pro ra#at inap

    . $iet4 nasi tim

    3. %I/$4 % &8>aminophillin %%A< "am

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    12/41

    /rekuensi Pernapasan

    'emperatur

    Keadaan pesifik

    Kepala

    8eher

    'hora@

    9bdomen

    Hkstremitas

    pulmikort 3@Ahari

    1 Okt-(er 21

    4 esak, batuk, belum B9B, nyeri saat B9K

    O 4 Keadaan 6mum

    ensorium Compos ;entis

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    13/41

    'ekanan $arah

    adi

    /rekuensi Pernapasan

    'emperatur

    Keadaan pesifik

    Kepala

    8eher

    'hora@

    9bdomen

    Hkstremitas

    A0 mm5g

    0+@Am reguler

    pulmikort 3@Ahari

    &en!ana 6: prostat

    2 Okt-(er 21

    3

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    14/41

    4 esak berkurang, batuk berdahak, nyeri saat

    batuk, nyer saat B9K

    O 4 Keadaan 6mum

    ensorium

    'ekanan $arah

    adi

    /rekuensi Pernapasan

    'emperatur

    Keadaan pesifik

    Kepala

    8eher 'hora@

    9bdomen

    Hkstremitas

    Compos ;entis

    A0 mm5g

    +@Am reguler

    +@Am

    3+,oC

    Palpebra !on"ungtiva pu!at (-), klera ikterik

    (-), Pembesaran K:B (-)Barrel !hest, sela iga melebar

    Cor 4

    B" % %% normal, murmur (-), gallop (-)

    Pulmo 4

    %4 statis simetris, dinamis4

    P4 stem fremitus simetris kanan dan kiri

    P4 sonor pada kedua lapangan paru

    94 Bunyi nafas dasar ekspirasi meman"ang,

    ronkhi (-A-), #heeFing (>A>)

    %4 perut tampak datar,

    P4 supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan

    (-)

    94 bising usus (>) 3@Amenit,

    P4 timpani

    Hdema pretibial (-A-), 9kral hangat, Clubbing

    finger (-A-)

    9 4 PPOK

    P 4 -

    O nasal -< lpm- $iet nasi saring

    - %I/$4 % &8A< "am

    % %nofusinA< "am

    - OB5 syrup 3 @ !

    - ;etal prednisolon @ +, mg

    - Ceftria@on @ gr

    - &anitidine @ amp

    - /lumu!il 3 @ sa!h

    -

    eurobion @ tab

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    15/41

    - 9lpraFolam , mg kAp

    - %nhalasi dengan ventolin > pulmikort 3@Ahari

    -&en!ana periksa P9, 5b9!

    - Konsul neurologi

    BAB III

    PENCAKIT PARU OBSTRUKTI' KRONIK /PPOK3

    .1 Den!

    Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) didefinisikan oleh Global Initiative

    for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) sebagai suatu penyakit kronik

    dengan karakteristik berupa hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya

    reversibel. PPOK menurut Perhimpunan $okter Paru %ndonesia (P$P%) adalah

    penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas

    yang bersifat progresif nonreversibel atau reversibel parsial.

    PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.

    Bronkitis kronik adalah kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik

    berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun

    berturut-turut, tidak disebabkan penyakit lainnya. Hmfisema adalah suatu kelainan

    anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus

    terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.

    .2 Kla!ka!

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    16/41

    :O8$ mengklasifikasi PPOK men"adi4

    .2.1 Derajat I PPOK rngan

    $engan atau tanpa ge"ala klinis (batuk produksi sputum).

    Keterbatasan aliran udara ringan (IHP A KIP G 01J IHP L *1

    Prediksi). Pada dera"at ini, orang tersebut mungkin tidak menyadari bah#a

    fungsi parunya abnormal.

    .2.2 Derajat II PPOK !edang

    emakin memburuknya hambatan aliran udara (IHPA KIP G 01J

    1 G IHPG *1), disertai dengan adanya pemendekan dalam bernafas.

    $alam tingkat ini pasien biasanya mulai men!ari pengobatan oleh karena

    sesak nafas yang dialaminya.

    .2. Derajat III PPOK (erat

    $itandai dengan keterbatasan A hambatan aliran udara yang semakin

    memburuk (IHP A KIP G 01J 31 IHP G 1 prediksi). 'er"adi

    sesak nafas yang semakin memberat, penurunan kapasitas latihan dan

    eksaserbasi yang berulang yang berdampak pada kualitas hidup pasien.

    .2.4 Derajat I) PPOK !angat (erat

    +

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    17/41

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    18/41

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    19/41

    .8 Pat-!-l-g

    Karakteristik PPOK adalah keradangan kronis mulai dari saluran napas,

    parenkim paru sampai struktur vaskukler pulmonal. $iberbagai bagian paru

    di"umpai peningkatan akrofag, limfosit ' (terutama C$*) dan neutrofil. el-sel

    radang yang teraktivasi akan mengeluarkan berbagai mediator seperti 8eukotrien

    B

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    20/41

    Pada bronkitis kronis maupun emfisema ter"adi penyempitan saluran napas.

    Penyempitan ini dapat mengakibatkan obstruksi dan menimbulkan sesak. Pada

    bronkitis kronik, saluran pernapasan yang berdiameter ke!il (G mm) men"adi

    lebih sempit dan berkelok-kelok. Penyempitan ini ter"adi karena metaplasi sel

    goblet. aluran napas besar "uga menyempit karena hipertrofi dan hiperplasi

    kelen"ar mukus. Pada emfisema paru, penyempitan saluran napas disebabkan oleh

    berkurangnya elastisitas paru-paru (at harma, +).

    :ambar . Penyakit Paru Obstruksi Kronik

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    21/41

    Bronkitis kronik melibatkan inflamasi dan edema "alan nafas yang

    menyebabkan penyempitan dan obstruksi "alan nafas. %nflamasi "uga menstimulasi

    produksi mukus, yang dapat memperberat obstruksi "alan nafas. Obstruksi "alan

    nafas, terutama dengan mukus, meningkatkan ke"adian infeksi paru oleh bakteri.

    Patogenesis emfisema dapat dibagi men"adi 3 ke"adian yang saling

    berhubungan4 () Pemaparan yang kronik dari asap rokok yang menyebabkan

    pengerahan sel inflamatory ke dalam ruang udara terminal paru, () el-sel

    inflamasi ini mengeluarkan elastolytic proteinase yang merusak matriks

    ekstraseluler paru, dan (3) perbaikan yang tidak efektif dari elastin dan mungkin

    komponen matriks ekstraseluler yang lain.

    Kerusakan dinding alveoli mengurangi elastisitas paru. 5ilangnya elastisitas

    menyebabkan kolapsnya bronkhiolus, menhambat aliran udara keluar dari alveoli.

    6dara tertahan di alveoli dan mengurangi kemampuan paru untuk menyusut

    selama ekshalasi. Berkurangnya ekspansi paru selama bernafas menyebabkan

    berkurangnya "umlah udara yang diinhalasi pada proses bernafas berikutnya.

    aluran nafas normal akan melebar karena perlekatan alveolar selama

    ekspirasi diikuti oleh proses pengosongan alveolar dan pengempisan paru.

    Perlekatan alveolar pada PPOK rusak karena emfisema menyebabkan penutupan

    "alan nafas ketika ekspirasi dan menyebabkan air trapping pada alveoli dan

    hiperinflasi. aluran nafas perifer mengalami obstruksi dan destruksi karena

    proses inflamasi dan fibrosis, lumen saluran nafas tertutup oleh sekresi mukus

    yang ter"ebak akibat bersihan mukosilier kurang sempurna. Proses pernafasan

    normal dibandingkan PPOK terlihat pada gambar .

    Ek!*ra! N-r#al PPOK

    Hkspirasi mudah karena elastic recoil Hkspirasi sulit karena penurunan

    alveolus normal dan bronkus normal elastic recoil alveolus dan

    penyempitan bronkus

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    22/41

    :ambar . Proses pernafasan normal dan PPOK

    .7 +ejala kln! PPOK

    Pasien biasanya mengeluhkan keluhan utama yaitu sesak napas dan batuk.

    9dapun ge"ala yang terlihat seperti 4

    . esak apas

    'imbul progresif se!ara gradual dalam beberapa tahun. ;ula-mula

    ringan lebih lan"ut akan mengganggu aktivitas sehari-hari. esak napas

    bertambah berat mendadak menandakan adanya eksaserbasi. esak

    nafas (dispnea) biasanya mulai sekitar umur + atau 0 tahun, tetapi

    ge"ala ini bisa men"adi ge"ala yang dominan. $ispnea menyebabkan

    pasien men"adi lemah dan sulit untuk beraktifitas, dan kurangnya

    aktifitas ini bisa menambah berat ge"ala

    . Batuk Kronis

    Batuk kronis biasanya berdahak kadang episodik dan memberat #aktu

    pagi hari. $ahak biasanya mukoid tetapi bertambah purulen bila

    eksaserbasi. :e"ala yang mun!ul biasanya batuk produktif atau nyeri

    dada yang ter"adi sekitar umur tahun. putum dimulai pada pagihari dan biasanya mukoid. elama periode eksaserbasi sputum ini bisa

    berubah men"adi purulen.

    3. esak napas (#heeFing)

    &i#ayat #heeFing tidak "arang ditemukan pada PPOK dan ini

    menun"ukan komponen reversibel penyakitnya.Bronkospasme bukan

    satun-satunya penyebab #heeFing. EheeFing pada PPOK ter"adi saat

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    23/41

    pengerahan tenaga (e@ertion) mungkin karena udara le#at saluran

    napas yang sempit oleh radang atau sikatrik.

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    24/41

    $iafragma ditekan dan terbatas pergerakannya. uara nafas

    menurun pada stadium ini, dan suara "antung sering

    terdengar "auh. &onkhi kasar sering terdengar pada basal

    paru. Hkspirasi meman"ang (lebih dari < detik dengan

    stetoskop sekitar trakea) bisa terlihat pada pasien dengan

    dera"at signifikan penyempitan "alan nafas.

    Pada pasien dengan emfisema yang utama, nafas yang

    pendek merupakan ge"ala mayor. $ispnea biasanya tampak

    selama peningkatan aktifitas fisik, tapi se"alan dengan

    progresifitas penyakit, dispnea bisa ter"adi saat istirahat.

    Pada pasien dengan bronkhitis kronik, batuk kronik dan

    produksi sputum merupakan ge"ala utama. putum

    biasanya "ernih dan tebal. %nfeksi paru berulang dapat

    menyebabkan demam, dispnea, batuk, produksi sputum

    yang purulen dan #heeFing.

    Pasien PPOK stadium akhir mengambil posisi yang dapat

    mengurangi dispnea, seperti bersandar ke depan dengan

    berat badan bertumpu pada lengan (ripod position). Otot

    nafas tambahan yang melingkupi leher dan bahu

    sepenuhnya digunakan. Hkspirasi sering dengan

    mengerutkan bibir (pursed lips!breathing) dan kontraksi

    paksa otot abdomen. Pembesaran sela iga selama inspirasi

    merupakan penemuan yang klasik yang dideskripsikan oleh

    Eilliam tokes tahun *30. Pembesaran hati yang lunak

    mengindikasikan adanya gagal "antung. $istensi vena

    leher, terutama selama ekspirasi, bisa "uga dilihat pada

    keadaan tidak ada gagal "antung karena peningkatan

    tekanan intra thoraks. ianosis bisa ter"adi, dan flapping

    tremor dapat dilihat pada keadaan hipoksemi dan

    hiperkapni.

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    25/41

    "lue bloater (:ambaran khas pada bronkitis kronik,

    penderita gemuk sianosis, terdapat edema tungkai danronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer)

    %nspeksi

    o Pursed ! lips breathing (mulut setengah terkatup

    men!u!u)

    o "arrel chest (diameter antero - posterior dan

    transversal sebanding)

    o Penggunaan otot bantu napas

    o 5ipertropi otot bantu napas

    o Pelebaran sela iga

    o Bila telah ter"adi gagal "antung kanan terlihat

    denyut vena "ugularis leher dan edema tungkai

    o Penampilanpink puffer atau blue bloater

    Palpasi

    o Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar

    Perkusi

    o Pada emfisema hipersonor dan batas "antung

    menge!il, letak diafragma rendah, hepar terdorong

    ke ba#ah

    9uskultasi

    o uara napas vesikuler normal, atau melemah

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    26/41

    o 'erdapat ronki dan atau mengi pada #aktu bernapas

    biasa atau pada ekspirasi paksa ekspirasimeman"ang bunyi "antung terdengar "auh

    . Pemeriksaan penun"ang 4

    a) Pemeriksaan radiologi

    Pada bronkitis kronis, foto thoraks memperlihatkan

    tubular shado# berupa bayangan garis-garis yang

    paralel keluar dari hilus menu"u apeks paru dan !orakan

    paru yang bertambah.

    Pada emfisema, foto thoraks menun"ukkan adanya

    hiperinflasi dengan gambaran diafragma yang rendah

    dan datar, pen!iutan pembuluh darah pulmonal, dan

    penambahan !ortakan ke distal.

    :ambar 3. /oto 'horaks normal dan PPOK

    b) Pemeriksaan fungsi paru (spirometri)

    'es spirometri mengukur aliran udara ke dalam dan ke luar

    paru. %ni mengindikasikan ada atau tidaknya obstruksi "alan

    nafas. 5asil dari tes spirometri berguna untuk menegakkan

    diagnosa kelainan paru spesifik.

    !) Pemeriksaan gas darah

    d) Pemeriksaan HK:

    e) Pemeriksaan 8aboratorium darah (gambaran leukositosis)

    f) Pemeriksaan sputum

    +

    NormalNormal HyperinflationHyperinflation

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    27/41

    Pada bronkhitis kronik yang stabil, sputum mukoid, dan

    makrofag merupakan sel yang predominan. Pada fase

    eksaserbasi, sputum biasanya men"adi purulen dengan

    netrofil yang penuh. Pe#arnaan :ram biasanya

    menun"ukkan organisme !ampuran. Patogen yang paling

    sering ditemukan dari kultur adalah #treptococcus

    pneumoniae, $aemophilus influen%ae, dan &ora'ella

    catarrhalis. Bagaimanapun, kultur dan pe#arnaan :ram

    "arang diperlukan sebelum terapi antimikroba dimulai pada

    pasien ra#at "alan.

    .; Penatalak!anaan

    9dapun tu"uan dari penatalaksanaan COP$ ini adalah 4

    ;en!egah progesifitas penyakit

    ;engurangi ge"ala

    ;eningkatkan toleransi latihan

    ;en!egah dan mengobati komplikasi

    ;en!egah dan mengobati eksaserbasi berulang

    ;en!egah atau meminimalkan efek samping obat

    ;emperbaiki dan men!egah penurunan faal paru

    ;eningkatkan kualitas hidup penderita

    ;enurunkan angka kematian

    Program berhenti merokok sebaiknya dimasukkan sebagai salah satu tu"uan

    selama tatalaksana COP$.

    'u"uan tersebut dapat di!apai melalui < komponen program tatalaksana,

    yaitu 4

    1. E9alua! dan #-nt-r *en&akt

    PPOK merupakan penyakit yang progresif, artinya fungsi paru akan

    menurun seiring ber"alannya #aktu. Oleh karena itu, monitor merupakan

    0

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    28/41

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    29/41

    ;emberikan dorongan kuat untuk semua perokok untuk berhenti

    merokok

    3). A!!e!! (ilai)

    ;emberikan penilaian untuk usaha berhenti merokok

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    30/41

    - PPOK dengan IHPG 1 prediksi

    (dera"at %%% dan %I)

    - Hksaserbasi akut

    !. Obat-obat tambahan lain

    ;ukolitik (mukokinetik,

    mukoregulator) 4 ambroksol, karbosistein, gliserol iodida

    9ntioksidan 4 -9setil-

    sistein

    %munoregulator

    (imunostimulator, imunomodulator)4 tidak rutin

    9ntitusif 4 tidak rutin

    Iaksinasi 4 influenFa,

    pneumokokus

    'erapi on-/armakologis

    a. &ehabilitasi 4 latihan fisik, latihanendurance, latihan pernapasan, rehabilitasi psikososial

    b. 'erapi oksigen "angka pan"ang (L "am

    sehari)4 pada PPOK dera"at %I, 9:$D

    PaOG mm5g, atau O

    G **1 dengan atau tanpa hiperkapnia

    PaO -+ mm5g, atau

    aOG **1 disertai hipertensi pulmonal, edema perifer

    karena gagal "antung, polisitemia

    Pada pasien PPOK, harus di ingat, bah#a pemberian oksigen

    harus dipantau se!ara ketat. Oleh karena, pada pasien PPOK

    ter"adi hiperkapnia kronik yang menyebabkan adaptasi

    kemoreseptor-kemoreseptor !entral yang dalam keadaan

    normal berespons terhadap karbon dioksida. ;aka yang

    menyebabkan pasien terus bernapas adalah rendahnya

    3

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    31/41

    konsentrasi oksigen di dalam darah arteri yang terus

    merangsang kemoreseptor-kemoreseptor perifer yang relatif

    kurang peka. Kemoreseptor perifer ini hanya aktif melepaskan

    muatan apabila POlebih dari mm5g, maka dorongan untuk

    bernapas yang tersisa ini akan hilang. Pengidap PPOK

    biasanya memiliki kadar oksigen yang sangat rendah dan tidak

    dapat diberi terapi dengan oksigen tinggi. 5al ini sangat

    mempengaruhi koalitas hidup. Ientimask adalah !ara paling

    efektif untuk memberikan oksigen pada pasien PPOK.

    !. utrisi

    d. Pembedahan4 pada PPOK berat, (bila dapat

    memperbaiki fungs paru atau gerakan mekanik paru)

    Penatalaksanaan menurut dera"at PPOK

    DERA,AT KARAKTERISTIK REKOMENDASI PEN+OBATAN

    emua

    dera"at

    5indari faktor pen!etus

    Iaksinasi influenFa

    $era"at %

    (PPOK

    &ingan)

    IHP A KIP G 0 1

    IHP*1 Prediksi

    a. Bronkodilator ker"a singkat

    (9B9, antikolinergik ker"a pendek)

    bila perlu

    b. Pemberian antikolinergik ker"a

    lama sebagai terapi pemeliharaan

    3

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    32/41

    $era"at %%

    (PPOK

    sedang)

    IHP A KIP G 0 1

    1 IHP *1Prediksi dengan atau

    tanpa ge"ala

    . Pengobatan reguler

    dengan bronkodilator4

    a. 9ntikoliner

    gik ker"a lama

    sebagai terapi

    pemeliharaan

    b. 89B9

    !. imptomati

    k

    . &ehabilitasi

    Kortikosteroid

    inhalasi bila u"i

    steroid positif

    $era"at %%%

    (PPOK

    Berat)

    IHP A KIP G 01J

    31 IHP 1

    prediksi

    $engan atau tanpa

    ge"ala

    . Pengobatan reguler

    dengan atau lebih

    bronkodilator4

    a. 9ntikoliner

    gik ker"a lama

    sebagai terapi

    pemeliharaan

    b. 89B9

    !. imptomati

    k

    . &ehabilitasi

    Kortikosteroid

    inhalasi bila u"i

    steroid positif

    atau

    eksaserbasi

    berulang

    3

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    33/41

    $era"at %I

    (PPOK

    sangat

    berat)

    IHP A KIP G 01J

    IHP G 31 prediksi

    atau gagal nafas atau

    gagal "antung kanan

    . Pengobatan reguler dengan atau

    lebih bronkodilator4

    a. 9ntikolinergik ker"a lama

    sebagai terapi pemeliharaan

    b. 89B9

    !. Pengobatan komplikasi

    d. Kortikosteroid inhalasi bila

    memberikan respons klinis atau

    eksaserbasi berulang

    . &ehabilitasi

    3. 'erapi oksigen

    "angka pan"ang bila gagal nafas

    pertimbangkan terapi bedah

    9lgoritme Penanganan PPOK

    33

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    34/41

    3

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    35/41

    3

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    36/41

    .0. Dagn-!! Bandng

    $iagnosis Banding PPOK 9dalah

    9sma

    OP' (indroma Obstruksi Pas!atuber!ulososis)4 9dalah penyakit

    obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita

    pas!atuber!ulosis dengan lesi paru yang minimal.

    Pneumotoraks

    :agal "antung kronik

    Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal 4

    bronkiektasis, destroyed lung

    Per(edaan A!#a? PPOK? dan SOPT

    (umber 4 P$P%,)

    .1 K-#*lka!

    Komplikasi yang dapat ter"adi pada PPOK adalah4

    a. :agal napas

    - :agal napas kronik

    5asil analisis gas darah pOG + mm5g dan pCOL + mm5g, dan

    p5 normal, penatalaksanaan 4

    3+

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    37/41

    - 7aga keseimbangan pOdan pCO

    - Bronkodilator adekuat

    - 'erapi oksigen yang adekuat terutama #aktu latihan atau #aktu

    tidur

    - 9ntioksidan

    - 8atihan pernapasan dengan pursed lips breathing

    - :agal napas akut pada gagal napas kronik

    :agal napas akut pada gagal napas kronik, ditandai oleh 4

    - esak napas dengan atau tanpa sianosis

    - putum bertambah dan purulen

    - $emam

    - Kesadaran menurun

    b. %nfeksi berulang

    Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan

    terbentuk koloni kuman, hal ini memudahkan ter"adi infeksi berulang. Pada

    kondisi kronik dengan imunitas men"adi lebih rendah, ditandai dengan

    menurunnya kadar limfosit darah.

    !. Kor pulmonal

    $itandai oleh P pulmonal pada HK:, hematokrit L 1, dapat disertai

    gagal "antung kanan.

    30

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    38/41

    BAB I)

    ANALISIS KASUS

    eorang laki-laki berinisial 'n. 55 berusia 0 tahun yang beralamat di 7l.

    Kesehatan o., Kp :edong datang ke & 6K% dengan keluhan utama sesak

    yang bertambah hebat se"ak = hari ;&. $ari keluhan tersebut, yang dapat

    kita pikirkan adalah gangguan di sistem respirasiAparu, gangguan di hepar, gagal

    "antung, dan gangguan gin"al.

    = tahun ;&, pasien mengeluh sesak nafas yang disertai dengan batuk,

    dahak (>), #arna putih, = sendok makan setiap batuk. $emam (>) tidak terlalu

    tinggi, demam turun naik, nyeri dada (-), mual (>), muntah (-), nafsu makan biasa,

    B9B dan B9K biasa. Pasien berobat ke &umah akit ? dan dira#at selama =

    minggu. Pasien mengatakan saat dira#at pasien sering diuap.

    = 3 bulan ;&, pasien kembali mengeluh sesak nafas yang sering

    kambuh-kambuhan disertai batuk berdahak semakin sering, dahak #arna putih, =

    sendok makan setiap batuk, hilang timbul, keluhan biasanya ter"adi "ika pasien

    terpapar asap rokok. $emam (-).

    = hari ;& pasien datang dengan keluhan sesak nafas. esak nafas

    dirasakan semakin lama semakin memberat. Keluhan dirasa memberat terutama

    "ika pasien berbi!ara, akan sedikit berkurang bila pasien beristirahat. dan pasien

    sering sulit tidur pada malam hari karena sesak. Pasien tidur lebih nyaman dengan

    3 bantal. esak nafas diikuti dengan keluhan batuk dengan dahak. $ahak yang

    keluar ber#arna putih terkadang kekuningan tidak disertai dengan darah. Pasien

    mengatakan bah#a keluhan sering timbul "ika pasien terpapar dengan asap rokok.

    demam disangkal, penurunan berat badan disangkal, nafsu makan menurun,

    keringat malam (-), nyeri dada (>) saat batuk. B9B tidak ada kelainan. Pasien

    3*

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    39/41

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    40/41

    DA'TAR PUSTAKA

    . 9gustin 5, unus /. Proses &etabolisme pada Penyakit Paru Obstruksi

    ronik (PPO). 7 &espir %ndo. *J*(3)4-+.

    . 9lsaggaf 5ood, dkk.

  • 8/14/2019 CASE PPOK MADE new.doc

    41/41

    . Perhimpunan $okter Paru %ndonesia. Penyakit paru obstruksi kronik

    pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan $okter Paru

    %ndonesia, 7akarta4 +. p. -*

    . &iyanto B, 5isyam B. Obstruksi saluran pernapasan akut.Dalam. buku

    a+ar ilmu penyakit dalam +ilid II ed3. 7akarta4 Pusat Penerbitan $epartemen %lmu

    Penyakit $alam /K6%. +. 5al. *