ca paru
DESCRIPTION
asuhan keperawatanTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIK
CITOMEGALOVYRUS (CMV)
OLEH:
NAMA : AKIFA SYAHRIR, S. KEP
NIM : (70900115009)
KELOMPOK : II (DUA)
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) (
)
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN IX
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2015
BAB IKONSEP MEDIS
A. Pengertian
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali
dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen,
lingkungan, terutama asap rokok
( Suryo, 2010).
Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat
terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah
karsinogen lingkungan terutama asap rokok (IlmuPenyakitDalam, 2001).
B. Etiologi
Seperti kanker pada umumnya, etiologi yang pasti dari karsinoma
bronkogenik masih belum diketahui, namun diperkirakan bahwa inhalasi
jangka panjang dari bahan karsinogenik merupakan factor utama, tanpa
mengesampingkan kemungkinan peranan predisposisi hubungan keluarga
ataupun suku bangsa/ rasserta status immunologis. Bahan inhalasi
karsinogenik yang banyak disorot adalah rokok. Selain itu beberapa factor
yang dimungkinkan dapat ikut berperan dalam peningkatan angka kejadian
kanker paru antara lain: asap dari pabrik/ industri yang mengandung asbestos,
bahan radioaktif, uranium; penyakit TB paru, serta faktor lingkungan lainnya.
C. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesiperifer yang disebabka noleh
metaplasia, hyperplasia dan di splasiamen embusruang pleura, biasa timbu
lefusi pleura, dan bias diikuti invasi langsung pada kostadankorpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang
terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti
dengan supurasi di bagian distal. Gejala-gejala yang timbul dapat berupa
batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin. Wheezing unilateral dapat
terdengar pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan
adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke
struktur-struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus,
pericardium, otak, tulang rangka.
D. Manifestasi klinik
1. Gejala awal.
Stridor local dan di spnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi
bronkus.
2. Gejala umum.
a. Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk
mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi
berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan
purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
b. Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang
mengalami ulserasi.
c. Anoreksia, lelah, berkurangnyaberatbadan.
E. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
F. Komplikasi
1. Efusi pleura
2. Sindroma vena superior
3. Sidrom penekanan tulang belakang
4. Reseksi Bedah dapat mengakibatkan gagal napas
5. Terapi radiasi dapat mengakibatkan penurunan fungsi jantung paru
6. Kemoterapi kombinasi radiasi dapat menyebabkan pneumonitis
7. Kemoterapi menyebabkan toksisitas paru dan leukemia
G. Penatalaksanaan
1. Radiologi
a. Foto thorax posterior-anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi
adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi.
Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural,
atelektasi serosi tulang rusuk atau vertebra.
b. Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2. Laboratorium.
a. Sitologi (sputum, pleural, atau noduslimfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi
kebutuhan ventilasi.
c. Teskulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada
kanker paru).
3. Histopatologi.
a. Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian, dan pembersihan
sitologilesi (besarnya karsinoma bronco genik dapat diketahui).
b. Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsidengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien
maupun keluarga.
d. Supotif.
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti
pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti
nyeridan anti infeksi.
(1) Pembedahan.
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit
parulain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara
mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru-paru yang tidak
terkena kanker.
(a) Toraktomi eksplorasi.
Untuk mengkomfirmasi diagnose tersangka penyakit paru atau
toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.
(b) Pneumo nektomi pengangkatan paru).
Karsinoma bronco genik bila mandengan lobektomi tidak
semua lesi bisa diangkat.
(c) Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
Karsinoma bronco genik yang terbatas pada satulobus,
bronkiak tesis bleb atau bulaem fisematosa; absesparu; infeksi
jamur; tumor jinak tuberkulois.
(d) Resesi segmental.
Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.
(e) Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metasmetik, atau
penyakit peradangan yang terlokalisir. Merupakan
pengangkatan dari permukaan paru-paru berbentuk baji
(potonganes).
(f) Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan-bahan fibrin dari pleura
viscelaris.
(2) Radiasi
Pada beberapa kasus, radio terapi dilakukan sebagai pengobatan
kuratif dan bias juga sebagai terapi adjuvant/paliatifpada tumor
dengan kom plikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/penekanan
terhadap pembuluh darah/ bronkus.
(3) Kemoterafi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan
tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau
dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi
radiasi.
H. Prognosis
Sebagian besar kanker paru tidak bisa disembuhkan secara total. Pada
lebih dari 50% pasien yang diagnosis, kanker telah menyebar ke seluruh
tubuh (metastasis). Melalui aliran darah dan getah bening, sel kanker dapat
menyebar ke tulang, otak, hati dan kelenjar adrenal.
Tidak ada yang dapat memastikan harapan hidup pasien. Hal ini
sangat tergantung pada tahap apa kanker ditemukan, kondisi dan usia
pasien, dan bagaimana respon kanker terhadap pengobatan. Karsinoma sel
kecil seringkali ditemukan terlambat sehingga penyembuhan tidak
mungkin lagi. Kelangsungan hidup rata-rata pasien ini sekitar 8-9 bulan.
Pasien karsinoma non-sel kecil cenderung memiliki prospek lebih baik,
bisa sampai 5 tahun sejak didiagnosis.
BAB IIKONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Kelemahan, ketidak mampuan, mempertahankan kebiasaan
rutin, dispnoe karena aktivitas , kelesuan biasanya tahap lanjut.
2. Sirkulasi Peningkatan Vena Jugularis, Bunyi jantung:
gesekan perikordial (menunjukkan efusi ), takikardia, disritmia.
3. Integritas Ego
Ansietas, takut akan kematian, menolak kondisi yang berat,
gelisah, insomnia, pertanyan yang diulang-ulang
4. Eliminasi
Diare yang hilang timbul (ketidak seimbangan hormonal),
peningkatan frekuensi/jumlah urine.
5. Makanan/cairan
Penurunan Berat badan, nafsu makan buruk, penurunan
masukan makanan, kesulitan menelan, haus/peningkatan
masukan cairan Kurus, kerempeng, atau penampilan kurang
bobot ( tahap lanjut 0, edema wajah, periorbital ( ketidak
seimbangan hormonal ), Glukosa dalam urine.
6. Ketidak nyamanan/nyeri
Nyeri dada, dimana tidak/dapat dipengaruhi oleh perubahan
posisi. Nyeri bahu/tangan, nyeri tulang/sendi, erosi kartilago
sekunder terhadap peningkatan hormon pertumbuhan. Nyeri
abdomen hilang/timbul.
7. Pernafasan
Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya ,
peningkatan produksi sputum, nafas pendek, pekerja terpapar
bahan karsinogenik, serak, paralisis pita suara, dan riwayat
merokok.Dsipnoe, meni gkat dengan kerja, peningkatan
fremitus taktil, krekels/mengi pada inspirasi atau ekspirasi
(gangguan aliran udara). Krekels/mengi yang menetap
penyimpangan trakeal (area yang mengalami lesi) Hemoptisis.
8. Keamanan
Demam, mungkin ada/tidak, kemerahan, kulit pucat.
9. Seksualitas
Ginekomastia, amenorea, atau impoten.
10. Penyuluhan/pembelajaran
Faktor resiko keluarga : adanya riwayat kanker paru, TBC.
Kegagalan untuk membaik.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
4. Nyeri akut
5. Hipetermi
6. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
7. Gangguan mobilitas fisik
C. Rencana/Intervensi Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
NOC:
Status respirasi : kepatenan jalan nafas
Indikator:
rata- rata pernafasan
ritme pernafasan
kedalaman inspirasi
kemampuan membersihkan sekresi
Status respirasi : ventilasi
Indikator :
rata-rata pernafasan
ritme perafasan
kedalaman inspirasi
suara perkusi
volume tidal
kapasitas vital
NIC
Monitor Respirasi
Aktifitas:
- buka jalan nafas dengan meggunakan teknik chin lift atau
jaw thrust, bila perlu
- monitor frekuensi, ritme, dan usaha respirasi
- catat pergerakan dada, lihat kesimetrisan.
- monitor pola nafas
- monitor kebisingan respirasi
- catat letak trakea
- palpasi kesamaan ekspansi paru
- monitor sekresi respirasi pasien
- Auskultasi bunyi paru setelah perawatan dan catat hasilnya
- Monitor kemampuan pasien untuk batuk secara efektif
- Monitor dyspnea dan hal-hal yang meingkatkan atau
memperburuknya
Airway Management
Aktifitas :
- Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau ut;ter thrust
bila perlu
- Posisikan pasien untuk memaksimalkanventilasi
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Berikan bronkodilator bila perlu
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
- Monitor respirasi dan position O2
2. Pola napas tidak efektif
NOC
Kepatenan jalan nafas:
Indikator :
- Frekuensi nafas normal
- Irama nafas normal
- Tidak ada demam
- Tidak cemas
- Bebas dari suara nafas tambahan
Ventilasi
Indikator :
- Pengembangan dada simetris
- Kenyamanan dalam bernafas
- Frekuensi nafas normal
- Suara nafas normal
- Tidak ada suara nafas tambahan
Status tanda-tanda vital
Indikator :
- suhu badan
- denyut nadi
- pernapasan
- tekanan darah diastolic
- tekanan darah sistolik
NIC
Manajemen jalan nafas
Aktivitas :
- Buka jalan nafas dengan teknik mengangkat dagu atau
dengan mendorong rahang sesuai keadaan
- Beri aerosol, pelembab/oksigen, ultrasonic humidifier jika
diperlukan
- Posisikan pasien untuk mengurangi dispnu
- Monitor pernafasan dan status oksigen
- Dorong nafas dalam, pelan dan batuk
- Identifikasi masukan jalan nafas baik yang aktual ataupun
potensial
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi yang
potensial
Monitor pernafasan
Aktivitas :
- Monitor frekuensi, rata-rata, irama, kedalaman dan usaha
bernafas
- Catat pergerakkan dada, lihat kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, dan supraklavikula dan retaksi otot intercostal
- Monitor bising pernafasan seperti ribut atau dengkuran
- Monitor pola nafas seperti bradipnu, takipnu, hiperventilasi,
pernafasan kussmaul, Ceyne stokes, apnu, biot dan pola
ataksi
3. Gangguan pertukaran gas
NOC
Keseimbangan elektrolit dan asam basa
Indikator :
- Denyut jantung
- Irama jantung
- Pernapasan
- Irama napas
- Sodium serum
- Pottasium serum
- Klorida serum
- Kalsium serum
- Magnesium serum
- pH serum : DBN*
- Albumin serum : DBN
- Kreatinin serum : DBN
- Bikarbonat serum :DBN
NIC
Manajemen asam basa
Aktivitas :
- Jaga kepatenan jalan napas
- Pantau ABG dan level elektrolit
- Monitor status hemodinamik termasuk CVP (tekanan vena
sentral), MAP (tekanan arteri rata-rata), PAP (tekanan arteri
paru)
- Pantau kehilangan asam (muntah, diare, diuresis, melalui
nasogastrik) dan bikarbonat (drainase fistula dan diare)
- Posisikan untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat seperti
membuka jalan napas dan menaikkan kepala tempat tidur
- Pantau gejala gagal pernapasan seperti PaO2 yang rendah,
peningkatan PaCO2, dan kelemahan otot napas
- Pantau pola napas
- Pantau factor penentu pengangkutan oksigen jaringan
seperti PaO2, SaO2, kadar Hb dan cardiac output
- Sediakan terapi oksigen
- Berikan dukungan ventilasi mekanik
- Pantau factor penentu konsumsi oksigen seperti SvO2,
avDO2 (perbedaan oksigen arterivena)
- Pantau ketidakseimbangan elektrolit yang semakin buruk
dengan mengoreksi ketidakseimbangan asam basa
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif dalam pengobatan
ketidakseimbangan asam basa
Manajemen Jalan Nafas
Aktivitas :
- Buka jalan nafas dengan teknik mengangkat dagu atau
dengan mendorong rahang sesuai keadaan
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi yang
potensial
- Identifikasi masukan jalan nafas baik yang aktual ataupun
potensial
- Masukkan jalan nafas/ nasofaringeal sesuai kebutuhan
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction/pengisapan
- Kaji keinsetifan spirometer
- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya ventilasi yang turun
atau yang hilang dan catat adanya bunyi tambahan
- Lakukan pengisapan endotrakeal atau nasotrakeal
- Beri bronkodilator jika diperlukan
- Beri aerosol, pelembab/oksigen, ultrasonic humidifier jika
diperlukan
- Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan
cairan
- Posisikan pasien untuk mengurangi dispnue
- Monitor pernafasan dan status oksigen.
Monitor Pernafasan
Aktivitas :
- Monitor frekuensi, rata-rata, irama, kedalaman dan usaha
bernafas
- Catat pergerakkan dada, lihat kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, dan supraklavikula dan retaksi otot intercostal
- Monitor bising pernafasan seperti ribut atau dengkuran
- Monitor pola nafas seperti bradipnu, takipnu, hiperventilasi,
pernafasan kussmaul, Ceyne stokes, apnu, biot dan pola
ataksi
- Palpasi jumlah pengembangan paru
- Perkusi anterior dan posterior torak dari apeks sampai basis
secara bilateral
- Catat lokasi trakea
- Monitor kelemahan otot diafragma
- Auskultasi bunyi nafas, catat ventilasi yang turun atau
hilang
- Tentukan apakah harus dilakukan pengisapan dari hasil
auskultasi seperti adanya ronkhi atau wheezing
- Auskultasi lagi paru setelah dilakukan treatmen
- Monitor sekresi pernafasan pasien
- Monitor dispnu dan persitiwa yang bisa meningkatkan
kejadian dispnu
- Monitor hasil penyinaran (X-Ray)
4. Nyeri akut
NOC
Kontrol Nyeri
Indikator :
- Menilai factor penyebab
- Recognize lamanya Nyeri
- Penggunaan analgesic yang tepat
- Gunakan tanda-tanda vital memantau perawatan
- Menilai gejala dari nyeri
- Gunakan catatan nyeri
- Laporkan bila nyeri terkontrol
Tingkat Nyeri
- Melaporkan Nyeri
- Frekuensi nyeri
- Panjangnya episode nyeri
- Ekspresi nyeri lisan
- Ekspresi wajah saat nyeri
- Melindungi bagian tubuh yang nyeri
- Kegelisahan
- Hilangnya Nafsu makan
NIC
Manajemen nyeri
Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
dan penyebab.
Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal, terutama untuk
pasien yang tidak bisa mengkomunikasikannya secara
efektif
Pastikan pasien mendapatkan perawatan dengan analgesic
Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari-hari
(tidur, nafsu makan, aktivitas, kesadaran, mood, hubungan
sosial, performance kerja dan melakukan tanggung jawab
sehari-hari)
Gunakan metoda penilaian yang berkembang untuk
memonitor perubahan nyeri serta mengidentifikasi faktor
aktual dan potensial dalam mempercepat penyembuhan
Tentukan tingkat kebutuhan pasien yang dapat memberikan
kenyamanan pada pasien dan rencana keperawatan
Menyediakan informasi tentang nyeri, contohnya penyebab
nyeri, bagaimana kejadiannya, mengantisipasi
ketidaknyamanan terhadap prosedur
Pilihlah variasi dari ukuran pengobatan (farmakologis,
nonfarmakologis, dan hubungan atar pribadi) untuk
mengurangi nyeri
Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri ketika memilih
metoda mengurangi nyeri
Mendorong pasien dalam memonitor nyerinya sendiri
Pemberian Analgesik
Menentukan lokasi , karakteristik, mutu, dan intensitas
nyeri sebelum mengobati pasien
Periksa order/pesanan medis untuk obat, dosis, dan
frekuensi yang ditentukan analgesik
Cek riwayat alergi obat
Tentukan jenis analgesik yang digunakan berdasarkan tipe
dan tingkat nyeri.
Tentukan analgesik yang cocok, rute pemberian dan dosis
optimal.
Utamakan pemberian secara IV dibanding IM sebagai
lokasi penyuntikan, jika mungkin
Cek pemberian analgesik selama 24 jam untuk mencegah
terjadinya puncak nyeri tanpa rasa sakit, terutama dengan
nyeri yang menjengkelkan
Mengkaji pengetahuan pasien atau anggota keluarga
mengenai analgesic, terutama sekali opioids(karena resiko
kecanduan tinggi)
Dokumentasikan respon pasien tentang analgesik, catat efek
yang merugikan
5. Hipetermi
NOC
Termoregulasi
Indikator:
Tidak adanya sakit kepala
Tidak adanya ngilu pada otot
Tidak adanya iritabilitas
Tidak adanya perasaan mengantuk
Tidak adanya perubahan warna kulit
Tidak adanya kejang pada otot
Tanda-tanda vital
Indikator:
Suhu tubuh
Denyut jantung
Ritme jantung
Denyut nadi radial
Tingkat pernafasan
Ritme nafas
Tekanan sistol darah
Tekanan diastol darah
Tekanan nadi
NIC
Pengobatan demam
Tindakan:
Pantau suhu berkali-kali jika diperlukan
Adakan pemantauan suhu secara berkelanjutan, jika
diperlukan
Pantau warna kulit dan suhu
Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan, jika diperlukan
Pantau untuk penurunan tingkat kesadaran
Pantau aktivitas berlebihan
Pantau intake dan output
Pantau selalu suhu untuk mencegah indikasi hipotermia
Monitor tanda-tanda vital
Tindakan:
Monitor tekanan darah, temperatur, status respirasi
Monitor irama paru-paru
Monitor bunyi jantung
Identifikasi penyebab terjadinya perubahan tanda-tanda
vital
6. Gangguan mobilitas fisik
NOC
Tingkat pergerakan
Keseimbangan penampilan
Posisi tubuh
Ambulansi : berjalan
Perpindahan sendi
Perpindahan otot
Ambulansi : berjalan
Pertahanan berat
Berjalan dengan langkah efektif
Berjalan dengan langkah sedang
Berjalan dengan cepat
Berjalan dengan langkah naik
Berjalan dengan langkah turun
Berjalan dengan miring ke atas
Berjalan dengan miring ke bawah
NIC
Terapi latihan : ambulansi
Mengatur tinggi rendah tempat tidur, jika diperlukan
Mengganti posisi tidur dengan mudah dilakukan
Meningkatkan kemampuan untuk bangun dari tidur atau
dari kursi roda
Membantu pasien untuk duduj dan menyamping dari tempat
tidur
Konsultasi dengan terapi fisik tentang rencana ambulansi,
jika diperlukan
Mengintruksikan penggunaan alat bantu, jika diperlukan
Mengintruksikan pasien bagaiman posisi yang benar dalam
proses berpindah
Gunakan gaitbelt untuk membentu berpindah dan
ambulansi, jika diperlukan
Menolang pasien untuk berpindah, jika dibutuhkan
Menyediakan cueing ard di kepala sebagai fasilitas untuk
berpindah
Membantu pasien dengan inisial ambulansi dan jika
dibutuhkan
Mengintruksikan pasien tentang keamanan berpindah dan
teknik ambulansi
Mengontrol pasien menggunakan crutches atau alat bantu
jalan lainya
Membantu pasien untuk berdiri dan ambulansi jarak jauh
Membantu pasien untuk meningkatkan kemandirian dalam
ambulansi jarak jauh
Meningkatkan kemandirian ambulansi dengan batas aman
7. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
NOC
Status nutrisi
Asupan zat gizi
Asupan makanan dan cairan
Energi
Indeks masa tubuh
Berat badan
Status nutrisi : intake nutrien
- Intake kalori
- Intake ptotein
- Intake lemak
- Intake karbohidrat
- Intake zat besi
- Intake vitamin
- Intake mineral
- Intake kalsium
Pengontrolan berat badan
Menggunakan suplemen nutrisi jika diperlukan
Mempertahankan pola makan yang dianjurkan
Mempertahankan intake kalorioptimal harian
NIC
Manajemen nutrisi
Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung
intake kalori harian, jika diperlukan
Memantau ketepatan urutan makanan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi harian
Menetukan kebutuhan makanan saluran nasogastric
Anjurkan pasien untuk memilih makanan ringan, jika
kekurangan air liur mengganggu proses menelan
Memastikan bahwa makanan berupa makanan yang tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
Membantu pasien membentuk posisi duduk yang benar
sebelum makan
Mengajarkan pasien dan kelurga tentang memilih makanan
Monitor Nutrisi
Aktivitas:
Timbang berat badan klien
Monitor kehilangan dan pertambahan berat badan
Monitor respon emosi klien terhadap situasi dan tempat
makan
Monitor adanya mual dan muntah
Monitor nilai albumin, total protein, hemoglobin dan
hematokrit
Monitor nilai limfosit dan elektrolit
Monitor menu makanan dan pilihannya
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Monitor tingkat energi, lelah, lesu, dan lemah
Monitor intake kalori dan nutrisi
DaftarPustaka
Brunner & Suddarth.2009.Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8
vol.1.Jakarta :Salemba Medika
Elizabeth, J. Corwin.2008. BukuSakuPatofisiologis. Jakarta: ECG
Herdman, Heather T. 2010. Diagnosis KeperawatanDefinisidanKlasifikasi 2009-
2011. Jakarta: EGC. Allihbahasa: Made Sumarwati, DwiWidiarti,
EtsuTiar.
Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan.
Yogyakarta: B First
Wilkinson, M. Judith. 2007. BukuSaku Diagnosis Keperawatanedisi 7. Jakarta :
EGC.