bukupin pediatric acute surg 2012

11
7/21/2019 Bukupin Pediatric Acute Surg 2012 http://slidepdf.com/reader/full/bukupin-pediatric-acute-surg-2012 1/11 Pediatric Acute Surgical Care Poerwadi , Lulik Inggarwati Buku Perioperatif  Tujuan instruksional umum: 1. Mampu mengenali kelainan bedah akut bayi–anak. 2. Mampu mengenali perubahan fsiologik dan patologis bayi–anak dengan kelainan bedah akut.  Tujuan instruksional umum: 1. Mampu melakukan koreksi dan stabilisasi kasus bedah akut bayi– anak. 2. Mampu melakukan pemeriksaan yang sistematik, eekti &efsien. . Mampu membuat diagnosis dini kasus bedah bayi–anak. !. Mampu men"egah kerusakan organ lebih lanjut dengan mempertahankan perusi, oksigenasi, serta nutrisi. #. Mampu melakukan pemantauan dengan baik. $. Mampu melakukan tindakan bedah: tepat indikasi, tepat %aktu dan tepat tindakan. Pendahuluan bayi 'nak berbeda dengan orang de%asa: (erbedaan anatomi, fsiologi, patofsiologi dan pola penyakit pada anak memerlukan pendekatan perioperati yang berbeda. (erbedaan itu dimulai sejak proses diagnostik, resusitasi stabilisasi, "ara merujuk, transportasi, persiapan pra bedah, prosedur bedah, penanganan intrabedah, pas"a bedah, sampai rehabilitasi Kunci Keberhasilan Penanganan Kasus Bedah Akut Bayi– Anak 1. )iagnosis dini keadaan bedah akut bayi–anak. 2. (emeriksaan yang sistematik, eekti, efsien dan aman. . (enanganan perioperati memadai: a. *+aluasi kondisi fsiologik , lakukan resusitasi sesuai yang dibutuhkan. b. (enopangan ungsi organ se"ara akti. ". (emberian obat tepat dosis, tepat indikasi dan tepat pemberian. d. (emantauan ketat. e. Tindakan bedah tepat indikasi, tepat %aktu dan tepat tindakan. Anatoi 'natomi bayi– anak berbeda dengan de%asa dalam ukuran, bentuk, struktur serta komposisi jaringan. ayi–anak mempunyai uuran kepala lebih besar, ontanela dan sutura belum menutup. -eher pendek, posisi lebih eksi, jalan napas sempit, pendek, letaknya lebih kranial, sehingga sangat potensial terjadi obstruksi jalan napas. ila terjadi obstruksi, maka "ara membebaskannya akan lebih sulit.  Tulang–tulang dada sangat elastis, paru belum mengembang sempurna, sehingga harus %aspada adanya "edera organ diba%ahnya pada trauma. /uraktan belum "ukup, sehingga harus %aspada terhadap barotrauma. (embuluh darah masih lembut, sihingga pemasangan kateter +ena akan lebih sulit. )i daerah abdomen, otot–otot tipis, omentum tipis, hepar lebih besar, harus di%aspadai bila terjadi trauma. -uas pemukaan tubuh lebih luas, "adangan lemak ba%ah kulit demikian tipis. /emua tersebut sangat berpengaruh dalam penanganan kasus bedah bayi–anak. Proses !siologi pada neonatus (roses fsisologi neonatus berbeda dengan orang de%asa dalam beberapa hal, antara lain: 'daptasi 'daptasi sistem pernapasan 'l+eoli belum matur, produksi suraktan belum memadai, sehingga paru sangat rentan terhadap barotrauma, bila tidak hati–hati %aktu memberikan napas bantuan dapat mengakibatkan ke"a"atan seumur hidup. 'daptasi sistem sirkulasi.

Upload: fannia-reynatha

Post on 04-Mar-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

oke

TRANSCRIPT

Page 1: Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

7/21/2019 Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bukupin-pediatric-acute-surg-2012 1/11

Pediatric Acute Surgical Care Poerwadi , Lulik Inggarwati Buku Perioperatif Tujuan instruksional umum:

1. Mampu mengenali kelainan bedah akut bayi–anak.2. Mampu mengenali perubahan fsiologik dan patologis bayi–anak

dengan kelainan bedah akut.

 Tujuan instruksional umum:

1. Mampu melakukan koreksi dan stabilisasi kasus bedah akut bayi–

anak.2. Mampu melakukan pemeriksaan yang sistematik, eekti 

&efsien.. Mampu membuat diagnosis dini kasus bedah bayi–anak.

!. Mampu men"egah kerusakan organ lebih lanjut denganmempertahankan perusi, oksigenasi, serta nutrisi.

#. Mampu melakukan pemantauan dengan baik.$. Mampu melakukan tindakan bedah: tepat indikasi, tepat %aktu

dan tepat tindakan.

Pendahuluan

bayi 'nak berbeda dengan orang de%asa:(erbedaan anatomi, fsiologi, patofsiologi dan pola penyakit padaanak memerlukan pendekatan perioperati yang berbeda.(erbedaan itu dimulai sejak proses diagnostik, resusitasi stabilisasi, "ara merujuk, transportasi, persiapan pra bedah,prosedur bedah, penanganan intrabedah, pas"a bedah, sampairehabilitasi

Kunci Keberhasilan Penanganan Kasus Bedah Akut Bayi–

Anak 

1. )iagnosis dini keadaan bedah akut bayi–anak.

2. (emeriksaan yang sistematik, eekti, efsien dan aman.

. (enanganan perioperati memadai:

a. *+aluasi kondisi fsiologik , lakukan resusitasi sesuai

yang dibutuhkan.

b. (enopangan ungsi organ se"ara akti.

". (emberian obat tepat dosis, tepat indikasi dan tepat

pemberian.

d. (emantauan ketat.

e. Tindakan bedah tepat indikasi, tepat %aktu dan tepat

tindakan.

Anatoi

'natomi bayi– anak berbeda dengan de%asa dalam ukuran,

bentuk, struktur serta komposisi jaringan. ayi–anak mempunyai

uuran kepala lebih besar, ontanela dan sutura belum menutup.

-eher pendek, posisi lebih eksi, jalan napas sempit, pendek,

letaknya lebih kranial, sehingga sangat potensial terjadi

obstruksi jalan napas. ila terjadi obstruksi, maka "ara

membebaskannya akan lebih sulit.

 Tulang–tulang dada sangat elastis, paru belum mengembang

sempurna, sehingga harus %aspada adanya "edera organ

diba%ahnya pada trauma. /uraktan belum "ukup, sehingga

harus %aspada terhadap barotrauma. (embuluh darah masih

lembut, sihingga pemasangan kateter +ena akan lebih sulit. )i

daerah abdomen, otot–otot tipis, omentum tipis, hepar lebih

besar, harus di%aspadai bila terjadi trauma.

-uas pemukaan tubuh lebih luas, "adangan lemak ba%ah kulit

demikian tipis. /emua tersebut sangat berpengaruh dalampenanganan kasus bedah bayi–anak.

Proses !siologi pada neonatus

(roses fsisologi neonatus berbeda dengan orang de%asa dalam

beberapa hal, antara lain:

'daptasi

'daptasi sistem pernapasan

'l+eoli belum matur, produksi suraktan belum memadai,

sehingga paru sangat rentan terhadap barotrauma, bila tidak

hati–hati %aktu memberikan napas bantuan dapat

mengakibatkan ke"a"atan seumur hidup.

'daptasi sistem sirkulasi.

Page 2: Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

7/21/2019 Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bukupin-pediatric-acute-surg-2012 2/11

'daptasi sistem sirkulasi dimulai sejak tali pusat dipotong makaakan terjadi perubahan sistem sirkulasi dari sirkulasi etal kesirkulasi neonatal. /aat ini bayi sudah bernapas spontansehingga tekanan dalam atrium kanan akan turun, darahsistemik akan masuk kedalam atrium kanan, ke +entrikel kananseterusnya mengakibatkan tahanan dalam paru menurun. 'kibatproses inspirasi maka darah akan mengisi kepembuluh darahkapiler di sekitar al+eoli paru, akibatnya tekanan didalam paruakan meningkat, hal ini akan menimbulkan alairan darah keatrium kiri, selanjutnya ke +entrikel kiri dan seterusnya. /aat initerjadi

perbedaan tekanan atrium kiri dan atrium kanan yang akan menutup oramen o+ale. ila selama proses–proses tersebut di atas

terjadi gangguan maka bisa mengakibatkan gangguan dari anatomi jantung.

0olume darah

0olume darah bayi tergantung umur kehamilan dan derajat dari transusi dari ibu meli%ati plasentanya. ayi normal, aterm

mempunyai +olume darah sebanyak # m- per kilogram berat badan, +olume ini akan lebih tinggi pada bayi  preterm +olumenya bisa

sampai 1 m- per kilogram berat badan. (edoman ini perlu diketahui untuk menentukan saat atau indikasi melakukan transus

darah pada bayi yaitu bila kehilangan +olume darahnya melebihi 23 dari +olume darah normal.

(engendalian suhu tubuh

(erubahan suhu dari dalam rahim ibu ke dunia luar sangat berpengaruh pada kelanjutan hidup bayi, hal ini sering dilupakan dalam

praktek sehari–hari pera%atan bayi. 'daptasi terhadap perubahan suhu ini masih rendah pada bayi baru lahir terlebih untuk bayi–

bayi yang lahir prematur4 sehingga apabila pera%atan kurang baik, bayi akan mudah jatuh dalam keadaaan hipotermiaa dengansegala akibatnya.

5endahnya proses adaptasi termal pada bayi disebabkan permukaan tubuh bayi relati lebih luas serta "adangan lemak ba%ah

kulitnya masih sedikit sehingga bayi akan lebih mudah kehilangan panas meli%ati proses e+aporasi, radiasi, maupun konduksi

Mekanisme utama bayi untuk mempertahankan suhu tubuhnya adalah se"ara kimia%i yaitu apabila udara disekitarnya dingin maka

tubuh akan memproduksi panas dengan "ara meningkatkan produksi noradrenalin oleh sara simpatik yang akan meningkatkan

sirkulasi darah dan respirasi untuk meningkatkan metabolisme tubuh.

Metabolisme tubuh ini utamanya diambil dari "adangan lemak ba%ah kulit.

a. ayi dengan "adangan lemak ba%ah kulit yang masih minimal, juga respons simpatiknya yang masih belum sempurna, maka

kemampuan metabolisme untuk memproduksi panas tubuh masih rendah, sehingga bayi sangat berisiko untuk jatuh pada

hipotermia. 6leh karena itu dalam pera%atan bayi baru lahir harus dalam keadaan hangat.

b. 7riteria bayi dikatakan hipotermia apabila temperatur sentralnya kurang dari $89.

". 'kibat hipotermia akan terjadi hambatan pada sistem pernapasan, gangguan susunan sara pusat, gangguan kardio+askula

yang kesemuanya akan mengakibatkan gangguan metabolisme tubuh.

Metabolisme Tubuh

a. ipoglikemia.

ayi normal kadar glukosa darahnya adalah # – $ mgd- sedangkan bayi dengan berat badan lahir rendah kadar glukosa

darahnya hanya ! mgd-.

ipoglikemia tejadi bila kadar gula darahnya kurang dari mgd- pada bayi aterm dan kurang dari 2 mgd- pada bay

 preterm, hal ini berlangsung sampai bayi umur hari yang disebut sebagai keadaan hipoglikemia transien. ari ke ! dan

seterusnya kadar glukosa darah akan menjadi ! mgd-.

ipoglikemia sering kali tidak menunjukkan gejala klinik, kita harus %aspada apabila mendapatkan bayi yang gemetar, sesak

napas, sianosis, apatis, hipotonia, hipotermia sampai kejang–kejang, bayi dengan keadaan tersebut merupakan indikasi untuk

diperiksa kadar gula darahnya.

ipoglikemia potensial terjadi pada bayi–bayi dalam keadaan sakit, mengalami kelainan kongenital, sehingga kita harus lebih

%aspada pada bayi–bayi tersebut.

b. 7eseimbangan asam basa(emantauan keseimbangan asam basa sangat penting pada bayi, khususnya pada bayi–bayi dengan kelainan ba%aan yang

potensial bisa terjadi gangguan asam dan basa.

". ipokalsemia

7adar kalsium darah pada bayi normal: 1,; mmol-, hipokalsemia dapat terjadi pada ! jam pertama pada bayi yang sakit.

d. iperbilirubinemia

iperbilirubinemia yang tidak terikat pada bayi baru lahir bisa men"apai 12 <mol- masih dianggap fsiologik sampai bayi

berusia –! hari, kadar bilirubuin ini akan berangsur–angsur turun dan hilang sampai bayi umur 1 hari. )engan kada

normalnya 1= <mol-. 7eadaan patologik bila didapatkan peningkatan kadar bilirubin tersebut terjadi "epat yaitu pada $ jam

pertama dari kelahiran hal ini biasanya diakibatkan oleh karena produksi bilirubin yang meningkat akibat adanaya proses

himolisis darah yang berlebihan.

/timulasi /ensorik

Page 3: Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

7/21/2019 Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bukupin-pediatric-acute-surg-2012 3/11

/timulasi sensoris ini dikatakan sangat berperan dalam membantu proses pertumbuhan serta ungsionalisasi organ–organ tubuh bay

serta dalam upaya adaptasi dengan lingkungan.

/timulasi sensorik ini bisa oleh karena sinar lampu, musik, sentuhan–sentuhan halus dan kasih sayang, tetapi harus diingat apabila

sentuhan sensoris tadi melebihi nilai batas yang bisa diterima oleh bayi, justru bisa menimbulkan rustasi dan kegelisahan sampa

kepanikan bayi.

9airan dan *lektrolit

/etelah lahir, bayi akan kehilangan "airan meli%ati proses e+aporasi melalui permukaan tubuh dan pernapasan >insensible %ater

loss?, serta kehilangan "airan meli%ati air seni dan eses.

Insensible water loss pada bayi aterm men"apai 1 m-7g jam sedangkan pada bayi  preterm men"apai m-7g jam. 7eadaan

ini akan meningkat pada bayi yang dilakukan ototerapi, ebris, dengan sesak napas atau udara sekitar yang panas. ayi dengan

kelainan ba%aan bedah pasti terjadi penyimpangan atau gangguan dari keseimbangan "airan dan elektrolit tsb, keadaan ini harus

segera ditangani pada penatalaksanaan umum pertama.

 Terapi "airan merupakan hal sangat penting dalam menangani kasus bedah pada bayi–anak, lebih sering bayi dengan kelainan

ba%aan dilahirkan prematur, ini akan lebih menyulitkan. /ehingga sangat diperlukan pengetahuan tentang fsiologi "airan pada bayi–

anak, untuk bisa mengenali defsit dan melakukan koreksi.

(erubahan "airan tubuh se"ara fsiologik normal

anyaknya "airan tubuh normal pada neonatus adalah =#–3 dari berat badan, dibandingkan dengan orang de%asa yang tingga

$–$# 3, hal ini disebabkan karena hasil penambahan "airan bayi dari ibu selama proses kelahiran, se"ara fsiologik ternyata "airan

ini dibutuhkan oleh bayi selama hari pertama, "airan ini akan berangsur–angsur berkurang sampai ! – #3 pada minggu pertama,

sampai akhirnya tinggal $#3 pada usia de%asa.

ayi (rematur

(erubahan "airan tubuh etus, juga mengalami perubahan sampai saat neonatus. @etus umur kehamilan 2–2 minggu, "airan

tubuhnya sebanyak 3 dari berat badan, sedangkan "airan ekstra sel sebesar #23 berat badan, dibandingkan de%asa 2–2#3.

(ada minggu pertama setelah kelahiran, akan kehilangan "airan sebanyak 123, bila proses ini terganggu, maka akan berakibat

terganggunya penutupan duktus arteriosis, gangguan pernapasan dan mungkin necrotizing enterocolitis.

(eran Ainjal

Ainjal sangat berperan dalam pengaturan "airan tubuh, meli%ati proses fltrasi glomerulus dan resorbsi tubulus. ayi norma

kemampuan fltrasi glomerulusnya hanya 2#3 dari orang de%asa, se"ara berangsur–angsur kemampuan ini akan meningkat se"ara

"epat pada umur 2 tahun sudah seperti orang de%asa.

 Tubulus ginjal akan mengatur osmolalitas urin, bayi aterm  osmolalitas air seninya sebesar $–= m6smolkg berat badandibandingkan orang de%asa yang bisa lebih dari 12 m6smolkg berat badan. al ini berarti kemampuan fltrasi tubulus ginjal bay

masih belum sempurna, sehingga apabila terjadi dehidrasi akan lebih menyulitkan, demikian pula akan sangat mudah terjadi ove

hidrasi.

/elain dikendalikan tubulus ginjal, osmolalitas urin se"ara endogen dipengaruhi oleh kadar ele"trolit, metabolit dalam darah dan

se"ara eksogen oleh makanan dan minuman melalui oral. /e"ara hormonal osmolalitas juga dipengaruhi oleh kadar +asopresin dan

'), akan meningkatkan permeabilitas tubulus distal meli%ati mekanisme sel 'M( siklik. ') akan diproduksi oleh rangsangan

peningkatan +olume intra +asal dan osmolalitas "airan ekstra sel. Tubulus ginjal pada neonatus kurang sensiti pada ').

Batrium

Batrium sangat berperan dalam terapi "airan tubuh, karena osmolalitas "airan ekstra sel ;3 tergantung pada kadar ion akti yaitu

BaC, dimana kadarnya tergantung dari asupan makanan minuman, kehilangan BaC melalui keringat, air seni dan "airan usus.

7adar BaC  serum normal berkisal 1=–1!= mmol-, disebut hiponatremia bila D1 mmol- akan menimbulkan gejala klinik

sedangkan abila kadarnya sampai kurang dari 12 mmol- akan menimbulkan an"aman nya%a akibat edema otak, dan jaringan

sehingga menimbulkan gangguan ungsi organ.

@ormula utuk melakukan koreksi kekurangan BaC

)iberikan separuhnya, sedangkan sisanya disesuaikan dengan hasil e+aluasi berikutnya.

7alium

7alium berperan penting dalam proses keseimbangan asam–basa tubuh. anya #–$ mmol kadar 7 C  dalam "airan ekstra sel

kadarnya dalam plasma antara .!–#.$ mmol-. /ebagian besar 7 C berada di dalam sel, dimana 2 ada di jaringan otot. 7ebutuhan

7 C  antara 2–! mmolkghari, rata–rata mmolkghari, tergantung umur kelahiran. 7ehilangan 7 C melalui air seni, rata–rata 2

mmolhari, bila pengeluaran lebih mmolkghari dan kadar 7 C di serum kurang dari ,# mmol, maka hal ini merupakan indikator

kehilangan "airan yang berlebihan.

Page 4: Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

7/21/2019 Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bukupin-pediatric-acute-surg-2012 4/11

*skresi yang meningkat melalui urin pada kasus alkalosis respiratorik atau metabolik akan diganti melalui retensi C atau BaC. -ebih

banyak 7 C dibutuhkan pada keadaan alkalosis sebab 7C akan terekresi bersama 96  dalam proses keseimbangan asam basa tubuh

ion C juga masuk kedalam sel, sedangkan 7 C keluar ke "airan ekstra sel.

ipokalemia juga harus diperhatikan selama pemberian T(B, tetapi bila diren"anakan pemberian suplemen 7 C  harus diperhatikan

produksi urin.

7asus hipokalemia ringan sampai sedang dapat dilakukan koreksi melalui pemberian per oral, selama tidak ada kontra indikasi. ila

tidak dapat, pemberian intra +ena haruslah berhati–hati. (emberian intra +ena tidak boleh melebihi ! mmolhari dilarutkan dalam 1

liter "airan inus.

Sodium bicarbonate

(emberian sodium bicarbonate  harus sangat dilakukan dengan sangat berhati– hati, karena sangat membahayakan dan harus

berdasarkan indikasi yang tepat. (ada kasus asidosis harus dilakukan e+aluasi se"ara seksama penyebabnya >syok, hipo+entilasi,

hipoksia?, harus diatasi dulu penebab primer dengan melakukan perbaikan sirkulasi, perusi, +entilasi, oksigenasi4 bila semua sudah

terkoreksi masih dijumpai asidosis, barul dipikirkan pemberian bikarbonas natrikus.

(ada kasus asidosis, indikasi pemberian bikarbonas natrikus adalah bila dijumpai p D =.1, atau bila standard bicarbonate kurang

dari #mmol-.

@ormula yang bisa dipakai adalah :

 Tidak dibenarkan pemberian se"ara bolus dan harus dilarutkan dalam "airan inus. (emberian pertama 2#3 dari defsit dalam ! jam

dan hentikan biala p sudah E =,1#, atau standard bicarbonate men"apai –1 mmol-. ahaya potensial pemberian bikarbonasnatrikus adalah pada kondisi hipokalemia, edema otak, anoksia perieral.

7ehilangan "airan rongga ketiga

7ehilangan "airan rongga ketiga adalah hilangnya "airan ekstra sel ke dalam rongga lain yang tidak berguna.

9ontohnya kasus peritonitis terjadi sekuesterisasi "airan dalam rongga peritoneal, ileus obstruksi terjadi sekuesterisasi "airan dalam

lumen usus, luka bakar.

al ini terjadi karena bila "airan ekstra sel melepas BaC, maka akan berlangsung penarikan air dari intra sel untuk menyamakan

osmolalitas.

7eseimbangan "airan ini tak bisa dikoreksi, sebab ada perbedaan tekanan osmotik dan hidrostatik selama proses diusi, yaitu

keluarnya "airan intra +asal ke "airan ektra sel.

)iagnostik

ayi–anak tidak bisa mengeluh, sehingga tidak jarang kelainan diketahui terlambat. (emeriksaan penunjang kerap lebih sulit

dikerjakan, bahkan bisa mengundang risiko, bila tidak dikerjakan dengan "ermat.

@asilitas yang diperlukan ukurannya berbeda–beda, menyesuaikan dengan usia dan berat badan bayi. (ola penyakit kelainan yang

ada juga sangat berbeda dengan orang de%asa. Fnsisi dan tehnik bedah yang dikerjakan juga berbeda. (erlakuan prabedah

intrabedah dan pas"a bedahpun berbeda. 7elainan bedah pada bayi–anak terbanyak adalah kelainan ba%aan, perlu diingat kelainanba%aan seringkali bersiat multiple dan tidak jarang dapat mengan"am nya%a apabila tidak segera ditangani.

Beberapa kelainan yang sering di"upai dan harus diingat

F. 7elainan–kelainan tergolong cito 

F.1. 7elainan yang dapat mengakibatkan gangguan pada jalan napas

a. 'tresia choana.

b. 9elah bibir dan langit–langit yang berat >5obinGs /eHuen"e, (ierre 5obin syndrome?.

". 7elainan–kelainan laring dan trakea.

d. 'tresia esoagus, dengan atau tanpa fstel ke trakea.

e. 7elainan–kelainan yang potensial menimbulkan aspirasi >ileus obstruksi dengan perut sangat kembung, atresia ani?.

. 6bstruksi saluran napas atas trakhea akibat ineksi >diteri, phlegmon dasar mulut?, higroma besar.

F.2. 7elainan yang dapat menimbulkan gangguan pernapasan

Page 5: Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

7/21/2019 Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bukupin-pediatric-acute-surg-2012 5/11

a. ernia diaragmatika.

b. 'tresia esoagus disertai fstel dengan trakea.

". (erut yang sangat distensi, akibat obtruksi atau perorasi usus.

d. (neumotorak.

e. ematotorak.

F.. 7elainan yang dapat menimbulkan gangguan sirkulasi dan +askularisasi atau strangulasi

a. 7elainan–kelainan jantung ba%aan berat.

b. Fntussusepsi.

". ernia inkarserata,

d. /yok hemoragik.

e. 0ol+ulus usus.

F.!. Fneksi

a. 'ppendisitis.

b. (eritonitis.

". B*9.

F.#. -ain–lain

a. Malormasi anorektal tanpa fstel.

b. 6malokel pe"ah.

". Aastros"hiIis.

d. Teratoma sakrokoksigeus.

FF. 7elainan–kelainan tergolong urgent  

a. Infantile hypertrophic pylorus stenosis.

b. 6bstruksi duodenum >atresia duodeni, malrotasi, pancreas anulare?

". 'tresia biliaris.

d. 7ista duktus koledokus.

e. ernia inguinalis lateralis reponibilis.

. 'tresia usus halus.

g. Malormasi anorektal dengan fstel adeHuat.

h# 7olostomi pada penyakit irs"hsprung yang gagal dengan pengobatan konser+ati.

Penatalaksanaan Perioperatif 

'. (enatalaksanaan Jmum.

. (enatalaksanaan 7husus.

9. (enatalaksanaan Transportasi.

A# Penatalaksanaan $u

(enatalaksanaan umum meliputi usaha–usaha untuk mempertahankan kondisi bayi tetap optimal, atau memperbaiki kondisi bayi dar

keadaan kurang optimal menjadi optimal dan stabil, untuk menjalani proses diagnostik lanjut, bahkan tindakan bedah bila ada

indikasi.

Jsaha–usaha pada penatalaksanaan umum meliputi:

1. Kalan napas

 Kalan napas harus dipertahankan tetap bebas dari air liur yang banyak >atresia esoagus?, muntah >obstruksi usus?, bila

diperlukan dan sesuai indikasi dapat dilakukan atau memasang jalan napas defniti.

/etelah jalan napas bebas, diberikan bantuan oksigen bisa dengan masker atau kap kepala.

2. 0entilasi.

0entilasi harus betul–betul dia%asi supaya proses respirasi bisa berjalan lebih baik, pada keadaan–keadaan tertentu bisa

dilakukan bantuan +entilasi, dengan "atatan hati–hati jangan sampai terjadi barotrauma, harus diingat tidal +olume harus sesua

berat badan bayi, dan rekuensi pernapasan bayi lebih "epat. (emantauan terhadap +entilasi dilakukan dengan melakukanpemasangan pulse oximeter  dan se"ara periodik dilakukan analisis gas darah.

. /irkulasi.

/irkulasi pada bayi–anak masih sangat labil khususnya bila bayi tersebut mengalami kelainan bedah kongenital. (ada kondisi in

pemberian "airan intra +ena sudah merupakan indikasi mutlak untuk mempertahankan sirkulasi dan perusi jaringan.

Aangguan sirkulasi pada bayi–anak ditandai a%al dengan denyut nadi yang meningkat, sedangkan tekanan darah relati tetap

 Tekanan darah turun bila derajat dehidrasi melebihi !#3 dari +olume darah.

(emantauan terhadap ungsi sirkulasi dan perusi dapat dipantau dari kondisi kesadaran >perusi otak?, suhu perier >akral

perusi kulit? dan produksi urin >perusi ginjal?.

(roduksi urin pada bayi normal L 2 m-7g jam

(emantauan produksi urin mutlak harus dikerjakan pada pera%atan bayi–bayi yang sakit.

!. -ingkungan.

Page 6: Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

7/21/2019 Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bukupin-pediatric-acute-surg-2012 6/11

-ingkungan untuk bayi yang sakit harus diperhatikan temperatur, kelembaban, kebisingan dan bahkan sinar yang masuk

Jsahakan bayi dira%at dalam inkubator yang dapat mengendalikan hal–hal tersebut di atas serta bisa melakukan pemantauan

terhadap ungsi–ungsi +ital.

#. (ipa lambung

(ipa lambung dipasang pada bayi–bayi dengan gangguan pada sistem gastro intestinal, dengan tujuan selain men"egah aspirasi

 juga untuk dekompresi dari saluran "erna, oleh karena itu pada bayi ini harus dipasang pipa lambung dengan ukuran besar yang

dapat masuk, bila tidak dapat masuk melalui naso−gastrik, dapat dipasang melalui oro−gastrik. (erhatikan fksasinya, jangan

sampai menghalangi jalan napas, serta jangan menimbulkan tekanan–tekanan pada jaringan sekitar >hidung, bibir? yang dapat

berakibat nekrosis jaringan.

B# Penatalaksanaan Khusus

(enatalaksanaan khusus kasus bedah bayi–anak meliputi

1. Initial assessment .

2. 5esusitasi dan stabilisasi persiapan prabedah.

. Menegakkan diagnosis.

!. Menentukan indikasi bedah.

#. Menentukan ma"am pembedahan.

$. Melakukan persiapan pra bedah.

=. Melakukan tindakan selama pembedahan.

. Melakukan pera%atan pas"a bedah.

%# Initial Assessment 

Initial assessment  pada bayi sering sulit, karena kesulitan melakukan hetero −anamnesis pada ibunya yang masih dira%at pas"a

proses persalinan, kita hanya mengandalkan data yang diperoleh dari petugas medik yang menangani mendampingi proses

kelahiran bayi tersebut, serta pemeriksaan klinik dan penunjang yang ada.

&# 'esusitasi dan Stabilisasi ( Persiapan Prabedah

7asus darurat bayi–anak sering diketahui terlambat, sudah jatuh dalam proses katabolisme, hipotermia dengan segala akibatnya

sehingga resusitasi sering sulit, maka tindakan bedahpun kerap tertunda, bahkan tidak jarang bayi tersebut justru sampai meninggal

dunia tidak sempat dilakukan tindakan bedah.

 Tindakan diagnostik lanjut, dan tindakan bedah baru bisa dikerjakan setelah bayi–anak tersebut dalam kondisi stabil.

)# *enegakkan +iagnosis

Menegakkan diagnosis kasus bedah pada bayi–anak, sering diperlukan pemeriksaan penunjang yang in+asi >colon in loop, CT scan

dengan kontras? dan harus dikerjakan dengan general ansestesi, untuk itu anak harus dalam kondisi stabil, serta "ara melakukan

tindakan tersebut juga harus diingat dan mengikuti kaidah–kaidah tata"ara penanganan bayi–anak.

# *enentukan Indikasi Bedah

Fndikasi bedah darurat >cito? adalah adanya kelainan yang dapat mengan"am nya%a, atau mengakibatkan gangguan serius pada

organ tubuh, dimana tindakan bedah harus segera dilaksanakan dengan persiapan minimal, namun dalam kondisi stabil, bila

terlambat dapat terjadi an"aman ji%a atau kerusakan organ permanen.

Ugent , yaitu tindakan bedah yang dikerjakan masih mempunyai %aktu untuk menjadikan kondisi pasien optimal.

Kelainan yang Sering +i"upai dan *asalah yang +ihadapi

Page 7: Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

7/21/2019 Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bukupin-pediatric-acute-surg-2012 7/11

C# Penatalaksanaan

-ransportasi

ayi yang telah dilakukan

stabilisasi dan optimalisas

pada %aktu

penatalaksanaan umum

selanjutnya akan dilakukan

proses transportasi. /elama

transportasi bayi–anak

harus dalam kondisi sepert

pera%atan di rumah sakit

sehingga kondisi bayi tetap

stabil selama proses

transport tersebut

 Transportasi ini dapa

berupa transportasi intrarumah sakit atau anta

rumah sakit yaitu ke pusa

pelayanan bedah anak

(enatalaksanaan

transportasi ini memerlukan

keahlian dan asilitas yang

khusus untuk menjaga

kondisi optimal, melakukan

pemantauan serta

melakukan tindakan apabila

selama proses transpo

terjadi gangguan ungs

+italnya.

*ACA*

K.LAI/A

/

P'0BL.*

 1A/2

+I3A+API

P . / A - A L A K S A / A A /

+IA2/0S-IK P'A B.+A3 -'A/SP0'

0P.'ASI

*ACA*-I*I/

2

Atresia

esofagu

s

− -idak

ditahui#

− Aspirasi

− Pneuoni

a

−BBL'

− Kelainan

lain

− Pasang /2-

− Babygra

− Puasa

− 3isap liur 4

/2-

− Posisi 5

duduk#

− -eroregula

si

−Posisi 5

duduk#

−-hroregul

a6si

− 2astrosto

i

− Anastoosi

s

− Cito

− Urgent 

3ernia

diafrag

ati6ka

− +istres

napas

− 3ipoplasi

a paru

− BBL'

− 7oto torak,

de6ngan

/2- terpa6

sang

– Puasa

– Pasng /2-

0ksigenasi (

– 'espirator

−Posisi tidur

iring

kiri

bawah

− 'eparasi

defek

diafrag

a

Urgen

t,

setela

h gas

darah

baik 

0falok 

el pecah

4

2astrosc

hi68is

− 3ipoteri

a

− +ispropor

si usus

4 ca9u

abdoe

n

− *udah

− -eroregula

si

− Koreksi

de!sit

cairan,

elektrolit 4

infeksi

−-eroregul

a6si

− Silastoplas

ti−  Cito

0bstruk 

si

duodenu

− Keterla

bat6an

diagnosi

s

Katabolise

− 7oto Polos:

+ouble

buble#

7oto kolon

−Koreksi

de!sit

cairan 4

elektrolit

−-eroregul

a6si

− Laparotoi

:

Ladd;s

procedur

e

− +uodenost

oi (

duodeno6

plasti

− Urgent 

0bstruk 

si "e"uno

ileal

− Kebung

<<

− Aspirasi,

− +istress

napas

− Katabolis

e

− 7oto polos

perut

− 7oto kolon

− Koreksi

de!sit

cairan 4

elektrolit

− -eroregul

asi

− Laparotoi

:

− delayed

anastoo

sis

− Urgent 

Intussus

epsi

−Strangula

si

− -erlabat

− -rias

− – 7oto kolon

−Koreksi

de!sit

cairan 4

elektrolit

− -eroregul

asi

'eposisi:

− /on

bedah (

bedah

−Cito

3ernia

inguinali

s

Inkarser

ata

− Strangula

si

− 'esidif 

− Klinik :

udah

− Koreksi

cairan 4

elektrolit#

−  Konse9atif

=baru >

− -eroregul

asi

− -idur posisi

head

down

− +apat

dicoba

dikebali

kan

=baru >

− Cito

− Klinik 

− Koreksi

de!sit

cairan 4

elektrolit− 'epososi

Page 8: Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

7/21/2019 Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bukupin-pediatric-acute-surg-2012 8/11

 

/elama proses transportasi tersebut yang harus selalu dipantau adalah:

1. Kalan napas, harus selalu terjaga dan dipantau tentang kelan"arannya, kemungkinan tersumbatnya jalan napas pada bay

yang muntah, apabila dirasa perlu dapat dilakukan pembebasan jalan napas selama proses transpor tersebut, oleh karena

itu diperlukan asilitas berupa alat penghisap, alat perlindungan jalan napas, bahkan alat–alat jalan napas defniti.

2. 0entilasi dan oksigenasi harus dijaga kelan"aran dan kehangatannya serta harus ada pemantauan berupa pulse oximetri.

9atatan: hati–hati pada setiap perubahan posisi dari bayi atau anak harus dilakukan kontrol ulang posisi tube yang

terpasang pada pasien–pasien dengan pemasangan pipa endotrakeal.

. /irkulasi, dipertahankan kelan"aran inus intra +ena yang ada, jumlah tetesan, kehangatan serta produksi urin selamatransportasi.

!. 6bat–obatan, harus tersedia obat–obatan emergensi >eedrin, epinerin, sulas atropin, dopamin, dll? selama proses

transportasi.

#. Termoregulasi, diperhatikan dan dijaga bayi jangan sampai jatuh dalam kondisi hipotermia.

al–hal tersebut di atas harus bisa dilaksanakan selama proses transportasi, untuk ini diperlukan incubator  khusus untuk

transpor.

7ondisi minimal bila tidak mempunyai incubator  transpor bayi harus dibungkus dengan kapas, selimut, selanjutnya bagian

luar dilapisi dengan aluminium foil.

'mbulans untuk transportasi juga harus diperhatikan ke"epatannya serta kestabilan kendaraan selama perjalanan.

 Transportasi termasuk pemilihan tempat yang akan dituju harus mempunyai asilitas dan tenaga ahli yang "o"ok untuk

bedah pada bayi atau anak tersebut. Tranportasi dapat dikerjakan se%aktu etus masih dalam rahim ibu >intra uterin ? atau

setelah bayi lahir, semua tergantung situasi kelainan dan asilitas.

Persiapan pra bedah

Melakukan e+aluasi ulang meliputi beberapa hal. )inilai kondisi '9)*, status nutrisin, alergi, obat yang sudah diberikan, tindakan

bedah yang sudah dikerjakan dan hasil yang di"apai. ila kondisi tetap stabil dilakukan pemeriksaan lanjut sesuai protokol yang

berlaku sedangkan apabila keadaan belum memungkinkan, maka resusitasi dilanjutkan, atau dilakukan tindakan sederhana untuk

membantu memperbaiki keadaan umum tersebut. al lain yang harus diperhatikan adalah adanya kelainan ba%aan lain, diluar

kelainan primer.

3al khusus yang harus dilakukan sebelu asuk ke kaar operasi:

1. Memberikan inormasi se"ara jelas tentang penyakit, kondisi fsik pasien, serta tindakan yang akan dikerjakan serta kemungkinan

risiko penyulit yang bisa terjadi.

2. (uasakan, persiapan usus untuk kasus saluran "erna, untuk pasien dengan tidak bisa kemasukan nutrisi melalui oral

dipertimbangkan pemberikan nutrisi parenteral.

. (asang pipa lambung.

!. Intravenous uids, serta pemberian obat melalui +ena.

-erapi cairan selaa pebedahan :

a. 6perasi yang singkat dan sederhana

)iberikan kebutuhan rumatan, perhatikan suhu kamar operasi yang panas dapat meningkatkan insensible water loss, segera

setelah operasi anak dapat diberikan oral feeding.

Page 9: Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

7/21/2019 Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bukupin-pediatric-acute-surg-2012 9/11

Page 10: Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

7/21/2019 Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bukupin-pediatric-acute-surg-2012 10/11

(erhatian khusus harus diberikan pada pasien malnutrisi, sakit menahun dan pasien dehidrasi hipotonik atau hipertonik, pada pasien

ini pemberian "airannya harus lebih perlahan dengan pemantauan lebih ketat. 7oreksi defsit dapatmelalui jalur oral selama tidak

ada kontra indikassi, untuk dehidrasi ringan sampai sedang dengan "airan rehdrasi ormula 6, untuk kasus bedah sering

parenteral karena pasien harus puasa.

/e"ara fsiologik pada bayi dapat diberikan se"ara bolus sebanyak 1 mlkg, berdasarkan keadaan kliniknya die+aluasi hasilnya

dapat diulangi bila masih dehidrasi.

2. egular %aintenance 

egular maintenance meliputi:

a. 7ebutuhan +olume.

b. 7ebutuhan elektrolit.

". 9ara dan ke"epatan pemberian.

d. 7omposisi "airan.

e. *+aluasi teratur.

a. 7ebutuhan 0olume

erdasarkan berat badan.

7ebutuhan %aintenence: memakai pedoman ule of thumb:

erat adan 7ebutuhan

–1kg 1 m-kg2! jam1–2kg # m-kg2! jamE2kg 2 m-kg2!jam

'tau dengan "ara mudah:

b. 7ebutuhan *lektrolit

7ebutuhan Ba, 7, 9l rata– rata L m*Hkg2!jam

7e"epatan pemberian : memakai mikrodrip yang $ tetes per ml "airan atau memakai mikro buret atau syrenge pump.

7omposisi "airan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan

 . Mengembalikan kehilangan "airan:

9airan usus, mengandung elektrolit dengan ma"am kandungan seperti berikut:

Perawatan pasca bedah

(era%atan pas"a bedah meliputi:

1. (emantauan: +ital sign, elektrolit >hati–hati: bayi prematur D!$ minggu, mudah apnea?

2. Temperature control – incubator .

. &luid therapy  : Inta'eoutput  charts

(era%atan dalam inkubator akan meningkatkan insensible water loss, maka diperlukan tambahkan "airan pertahanan.

 Timbang berat badan tiap hari, penambahan berat badan tidak boleh lebih dari 13 berat badan.

7ebutuhan elektrolit pas"a bedah

BaC  : !–# m*Hkghari 7 C  :1–2 m*Hkghari

Page 11: Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

7/21/2019 Bukupin Pediatric Acute Surg 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bukupin-pediatric-acute-surg-2012 11/11

(ostoperative hyponatremia dapat terjadi akibat intestinal losses pra bedah atau selama pembedahan >pasien diare, fstula usus

muntah, atau melalui pipa lambung ? 

 Trauma pembedahan juga akan meningkatkan adrenocorticoid, se"ara fsiologik menghambat ekresi natrium dan air sampai !

 jam pertama pas"a bedah.

!. espiratory care# bayi sangat mudah terjadi apnea, terutama bila kedinginan, hati– hati jangan sampai terjadi hipo+entilasi.

#. )utrition# diberikan se"epat mungkin begitu usus sudah mulai bekerja, dengan memantau produksi pipa lambung, bising usus

dan atus. 'pabila sampai lebih # hari belum bisa nutrisi per oral, atau bila belum bisa adekuat, maka sudah ada indikasi untuk

pemberian nutrisi parenteral

$. 5ee+aluasi teratur kondisi kliniknya.=. 7omunikasi dengan orang tua.

. *thical assessment + Interdisciplinary *thical Committee ?

Penutup

(enatalaksanaan peri operati bayi–anak sangat berdeda dengan orang de%asa. ayi–anak masih memerlukan adaptasi, organ

tubuhnya belum matur, harus tumbuh dan berkembang, sangat rentan terhadap stres dan perubahan yang terjadi. (enatalaksanaan

perioperati bayi–anak memerlukan pengetahuan, ketrampilan, pengalaman serta asilitas tersendiri. asil baik didapatkan apabila

penanganan perioperati dikerjakan se"ara benar dan oleh tenaga yang kompeten, se"ara kerja tim.

+aftar Pustaka

1. )iaI K . (erinatal 'nesthesia and 9riti"al 9are, .. /aunders 9ompany ar"ourt ra"e Ko+ano+ih, Fn", 1;;1.2. 9ohn /- , Aerald /, arrison A. (erioperati+e medi"ine4 M" Ara%–ill, 2$.. 'l+in . Auidelines or pediatri" perioperati+e anesthesia en+ironment. (ediat. 1;;;4 12: #12–#1#.

!. Meier ', 9illey 5*, )illon (, 9oran /A. The pediatri" surgi"al patient: Fntrodu"tion. '+ailable in %ebsitehttp:%%%.meds"ape."om+ie%arti"le##!$

#. 9aliornia /o"iety o 'nesthesiologists. 9/' poli"y on pediatri" anesthesia 2. '+ailable in %ebsiteD"sahH.orgpdpro"sapedpoli"y.pdE. 'kses @ebruary 1, 2#.