buku panduan guru

175

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Panduan Guru
Page 2: Buku Panduan Guru

Buku Panduan Guru

Tunarungu

Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2016

SMALB

KELAS XI

Page 3: Buku Panduan Guru

ii

Hak Cipta pada kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang–Undang

Cetakan ke-1, 2016

Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle , 12pt

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

PPKn SMALB - Tunarungu Ringan: Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. –Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.

xii, 161 hl. : ilus.; 25 cm.

Untuk SMALB Kelas XI ISBN 978-602-358-448-2 (jilid lengkap)

ISBN 978-602-358-450-5 (jilid 2)

I. I. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan – Studi dan Pengajaran Judul

II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kemernterian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku ini merupakan "dokumen hidup" yang senantiasa diperbaiku, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

: Dudi Gunawan: (tim pengarah)

: Badan Bahasa

: Pusat Kurikulum dan Pembelajaran: Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Penulis

Penyunting materi

Penyunting bahasa

Penyelia PenerbitanDiterbitkan oleh

Kotak katalog dalam terbitan (KDT)

Page 4: Buku Panduan Guru

iii

KATA PENGANTAR

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat

kompetensi peserta didik dari sisi pengetahuan, keterampilan,

dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar

dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran,

sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup

kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar

kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok

keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti

rumusan tersebut.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas

XI SMALB-B (TUNARUNGU) dirancang untuk menghasilkan

siswa yang memiliki keimanan dan akhlak mulia sebagaimana

diarahkan oleh falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu

Pancasila sehingga dapat berperan sebagai warga negara yang

efektif dan bertanggung jawab. Pembahasannya secara utuh

mencakup empat pilar kebangsaan yang terkait satu sama

lain, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara

Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan dirancang berbasis aktivitas yang

diharapkan dapat mendorong siswa menjadi warga negara

yang baik melalui kepeduliannya terhadap permasalahan dan

tantangan yang dihadapi masyarakat sekitarnya. Kepedulian

tersebut ditunjukkan dalam bentuk partisipasi aktif dalam

pengembangan komunitas yang terkait dengan dirinya.

Page 5: Buku Panduan Guru

iv

Kompetensi yang dihasilkan bukan lagi terbatas pada kajian

pengetahuan dan keterampilan penyajian hasil kajiannya

dalam bentuk karya tulis, tetapi lebih ditekankan kepada

pembentukan sikap dan tindakan nyata yang harus mampu

dilakukan oleh tiap siswa. Dengan demikian akan terbentuk

sikap yang cinta dan bangga sebagai bangsa Indonesia.

Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan

perlu terus dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan. Oleh

karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan

kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan

penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi

tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan

kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia

pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus

tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Juni 2016

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

ANIES BASWEDAN

Page 6: Buku Panduan Guru

v

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................... iv

Daftar Isi ..................................................................... v

Daftar Gambar ........................................................... x

Daftar Tabel .......................................................... ..... xi

Bagian I Petunjuk Umum .......................................... 1

A. Rasional .......................................................... ..... 1

B. Pembelajaran.......................................................... 5

1.Higher Order Thinking Skills (HOTS) ................... . 11

2. Model-model Pembelajaran ............................ ... 15

3. Pemilihan model pembelajaran yang tepat ......... 27

4. Model Pembelajaran Kooperatif.......................... . 31

5. Strategi Pembelajaran Kontekstual Dalam

Pembelajaran .............................................. ..... 38

6. Model Sistem Komunikasi Pembelajaran Tunarungu. 44

C. Kompetensi Dasar dan Indikator

1. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PPKn ............. 61

2. Tujuan Pembelajaran PPKn ................................ 62

3. Materi Pembelajaran PPKn ................................. 63

4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran PPKn 22

D. Penilaian Pembelajaran ................................. 67

1. Penilaian Dalam Pembelajaran ............................ 25

2. Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan

............................................... .......................... 70

Page 7: Buku Panduan Guru

vi

Bagian II Petunjuk Khusus ........................................ 84

Bab I Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai

Nilai-Nilai Pacasila .................................... 50

A. Pembelajaran ......................................... 52

1. Kompetensi Dasar ............................ 52

2. Indikator ......................................... 53

3. Pengalaman Belajar ......................... 53

4. Media dan Sumber Belajar .............. 54

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ...... 54

B. Penilaian, Remedial dan Pengayaan ...... 93

1. Penilaian ......................................... 94

2. Essay ............................................. 95

3. Tugas Keterampilan ........................ 95

4. Interaksi Dengan Orang Tua .................. 68

Bab II Sistem Hukum Peradilan di Indonesia ..... 69

A. Pembelajaran ......................................... 71

1. Kompetensi Dasar ............................ 71

2. Indikator ......................................... 100

3. Pengalaman Belajar ......................... 100

4. Media dan Sumber Belajar .............. 73

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ...... 73

B. Penilaian dan Tindak Lanjut .................. 81

1. Penilaian ......................................... 81

2. Tindak Lanjut .................................. 83

C. Uji Kompetensi Bab II ........................... 108

D. Interaksi Dengan Orang Tua .................. 108

Ujian Tengah Semester I ........................................... 88

Page 8: Buku Panduan Guru

vii

Bab III Ancaman Internasional dan Ekternal

dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika ...... 92

A. Pembelajaran ......................................... 94

1. Kompetensi Dasar ............................ 94

2. Indikator ......................................... 95

3. Pengalaman Belajar ......................... 95

4. Media dan Sumber Belajar .............. 96

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ...... 96

B. Penilaian dan Tindak Lanjut .................. 105

1. Penilaian ......................................... 105

2. Tindak Lanjut .................................. 108

C. Uji Kompetensi Bab III .......................... 108

D. Interaksi Dengan Orang Tua .................. 111

Ujian Akhir Semester I .............................................. 112

Bab IV Tantangan Persatuan dan Kesatuan

Bangsa dalam Negara Kesatuan Repubrik

Indonesia ............................................... 133

A. Pembelajaran ......................................... 134

1. Kompetensi Dasar ............................ 118

2. Indikator ......................................... 119

3. Pengalaman Belajar ......................... 119

4. Media dan Sumber Belajar .............. 120

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ...... 136

B. Penilaian dan Tindak Lanjut .................. 140

1. Penilaian ......................................... 129

2. Tindak Lanjut .................................. 141

C. Uji Kompetensi Bab IV .......................... 141

Page 9: Buku Panduan Guru

viii

D. Interaksi Dengan Orang Tua .................. 143

Ujian Tengah Semester II .......................................... 143

Ujian Akhir Semester II ............................................. 145

Indeks ......................................................................... 149

Glosarium ................................................................... 152

Daftar Pustaka ............................................................ 158

Daftar Kontak ............................................................. 160

Page 10: Buku Panduan Guru

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peserta didik memiliki hak dan kewajiban

yang sama .............................................. 52

Gambar 2.1 Demokrasi harus ditanamkan sejak dini .. 71

Gambar 3.1 Setiap peserta didik mendapat

perlindugan hukum ................................ 94

Gambar 4.1 Teman dapat saling melindungi dari

ancaman internal ................................... 118

Page 11: Buku Panduan Guru

x

DAFTAR TABEL

Bagian Umum

Tabel 1.1 KI dan KD Mata Pelajaran PPKn Kelas XI ... 4

Tabel 1.2 Silabus PPKn Kelas XI SMALB-D .............. 7

Tabel 1.3 Alokasi Waktu Penggunaan Buku ............. 16

Tabel 1.4 Kegiatan Guru dan Peserta Didik ............... 23

Tabel 1.5 Contoh Format Hasil Pengamatan Sikap .... 31

Tabel 1.6 Contoh Format Penilaian Diri Sikap Jujur 32

Tabel 1.7 Contoh Format Penilaian Antarteman

Sikap Disiplin ............................................ 34

Tabel 1.8 Contoh Format Jurnal ............................... 35

Tabel 1.9 Contoh Format Observasi ......................... 36

Tabel 1.10 Contoh Format Rekapitulasi Penilaian

Sikap ........................................................ 40

Bagian Khusus

Tabel 1.1 Instrumen Penilaian Diri Bab I .................. 66

Tabel 2.1 Instrumen Penilaian Diri Bab II ................. 85

Tabel 1 Instrumen Penilaian Diri UTS I .................. 89

Tabel 3.1 Instrumen Penilaian Diri Bab III ................ 109

Tabel 1 Instrumen Penilaian Diri UAS I .................. 113

Tabel 4.1 Instrumen Penilaian Diri Bab IV ................ 133

Tabel 1 Instrumen Penilaian Diri UTS II ................. 137

Tabel 1 Instrumen Penilaian Diri UAS II ................. 160

Page 12: Buku Panduan Guru

1

BAGIAN I

PETUNJUK UMUM

A. RASIONAL

Kurikulum 2013 mengalami beberapa perkembangan dan

perbaikan sejak digulirkannya pada tahun 2013. Perbaikan

kurikulum tersebut berlandaskan pada landasan kebijakan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam

Peraturan Menteri Pendidian dan Kebudayaan Nomor 160

tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan

Kurikulum 2013. Pelaksanaan perbaikannya juga atas

dasar masukan dari berbagai lapisan publik (masyarakat

sipil, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia

persekolahan) terhadap ide, desaian, dokumen, dan

implementasi kurikulum yang diperoleh melalui monitoring

dan evaluasi dari berbagai media. Berdasarkan hasil

monitoring dan evaluasi serta masukan publik tersebut,

terdapat beberapa masukan umum, antara lain adanya

pemahaman yang kurang tepat oleh masyarakat yang

diakibatkan oleh format penyajian dan nomenklatur dalam

Kurikulum 2013: (1) Kompetensi Dasar (KD) pada

Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan KD pada KI-2 yang dianggap

kurang logis dikaitkan dengan karakteristik mata

pelajaran; (2) terindikasi adanya inkonsistensi antara KD

dalam silabus dan buku teks (baik lingkup materi maupun

urutannya); (3) belum ada pernyataan eksplisit dalam

dokumen kurikulum tentang perlunya peserta didik lebih

melek teknologi; (4) format penilaian dianggap terlalu rumit

Page 13: Buku Panduan Guru

2

dan perlu penyederhanaan; (5) penegasan kembali

pengertian pembelajaran saintifik yang bukan satu-satunya

pendekatan dalam proses pembelajaran di kelas; (6)

penyelerasan dan perbaikan teknis buku teks pelajaran

agar mudah dipelajari oleh peserta didik.

Secara umum, perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan agar

selaras antara ide, desain, dokumen, dan pelaksanaannya.

Secara khusus, perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan

menyelaraskan KI-KD, silabus, pedoman mata pelajaran,

pembelajaran, penilaian, dan buku teks.

Perbaikan tersebut di atas dilaksanakan berdasarkan

prinsip perbaikan kurikulum sebagai berikut.

1. Keselarasan (Alignment)

Antara dokumen KI-KD, Silabus, Pedoman Mata

Pelajaran, Buku Teks Pelajaran, Pembelajaran, dan

Penilaian Hasil Belajar harus selaras dari aspek

kompetensi dan lingkup materi.

2. Mudah Dipelajari (Learnable)

Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan

dalam KD mudah dipelajari oleh peserta didik sesuai

dengan tingkat perkembangan psikologis dan aspek

pedagogis.

3. Mudah Diajarkan (Teachable)

Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan

pada KD mudah diajarkan oleh guru sesuai dengan

gaya belajar peserta didik, karakteristik mata

pelajaran, karakteristik kompetensi, dan sumber

belajar yang ada di lingkungan.

Page 14: Buku Panduan Guru

3

4. Terukur (Measurable)

Kompetensi dan materi yang diajarkan terukur

melalui indikator yang mudah dirumuskan dan layak

dilaksanakan.

5. Bermakna untuk Dipelajari (Worth to be learnt)

Kompetensi dan materi yang diajarkan mempunyai

kebermaknaan bagi peserta didik sebagai bekal

kehidupan.

Memperhatikan perkembangan perbaikan Kurikulum

di atas, maka diadakan perbaikan terhadap dokumen

Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus menyangkut

kebijakan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI Nomor 40 Tahun 2014 tentang kerangka

dasar dan stuktur kurikulum sekolah menengah atas

Luar Biasa dan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor157 tahun 2014 tentang Kurikulum

Pendidikan Khusus. Berkenaan dengan itu, maka

diperlukan beberapa contoh praktis yang dibutuhkan

guru untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum

2013 Pendidikan Khusus dengan tepat yang berkaitan

dengan pembelajaran dan penilaian, serta unsur

penunjang lainnya.

Untuk membantu guru dalam mengimplementasikan

Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus, maka Direktorat PK-PLK

menyusun Buku Guru, Buku guru ini ditulis sebagai bagian

dari upaya mewujudkan kepedulian pemerintah melalui

Page 15: Buku Panduan Guru

4

penugasan kepada guru untuk membantu peserta didik dalam

mencapai hasil belajar yang baik.

Buku guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

untuk SMALB-B kelas XI ini yang berisi petunjuk umum dan

petunjuk khusus contoh praktis untuk setiap materi. Materi

Pancasila dan Kewarganegaraan akan terlihat dari sikap dan

perilaku seseorang atau sekelompok orang. Setiap bab dalam

buku ini mencerminkan aktivitas siswa sebagai warganegara

Indonesia. Bab 1 adalah materi tentang Hak dan Kewajiban

Asasi Manusia Sesuai Nilai-Nilai Pancasila. pada Bab 2.

Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia pada Bab 3. Materi

yang berkaitan dengan Ancaman Internal dan Ekternal dalam

bingkai bhinneka tunggal ika Bab 4. materi Faktor Pendorong

dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa.

Pedoman guru digunakan untuk mengelola

pembelajaran terutama dalam memfasilitasi peserta didik

tunarungu untuk memahami materi dan mengamalkan pesan-

pesan moral yang ada pada buku teks pelajaran. Bagian

umum pada buku guru mata pelajaran Pendidikan PPKn ini

merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan

pembelajaran untuk peserta didik tunarungu kelas XI.

Ada lima yang diuraikan dalam bagian I: Petunjuk

umum ini, yaitu A. Pembelajaran, B Kompetensi Dasar, tan

Materi dan Kegiatan Pembelajaran, C.Tujuan Pembelajaran

PPKn, D. Materi Pembelajaran PPKn, E. Pengalaman

Pembelajaran PPKn, F. Penilaian Pembelajaran. Bagian II:

Petunjuk Khusus mengenai Materi PPKn setiap setiap bab,

dibagi 4 Bab. Tiap bab membahas tentang Kegiatan

Page 16: Buku Panduan Guru

5

Pembelajaran, Kegiatan Penilaian dan Kegiatan Interaksi

dengan Orang Tua.

B. Pembelajaran

Berdasarkan hasil monitoring pelaksanaan

Kurikulum 2013 dan masukan publik terdapat kekeliruan

pemahaman tentang penerapan pendekatan pembelajaran

saintifik. Pendekatan Saintifik: mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi,

mengomunikasikan (5M) dipahami sebagai prosedur

baku dan digunakan sebagai satu-satunya pendekatan

dalam melaksanakan pembelajaran untuk semua mata

pelajaran. Hal ini menyulitkan guru dalam penerapanya

untuk mata-mata pelajaran tertentu. Oleh karena itu,

pada perbaikan dokumen Kurikulum 2013 ditekankan

bahwa pendekatan saintifik bukan satu-satunya

pendekatan pembelajaran. Mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan

mengomunikasikan bukanlah sekedar urutan baku

langkah-langkah pembelajaran. Akan tetapi merupakan

pengalaman belajar dan sekaligus sebagai kompetensi

yang harus dilatihkan secara terus menerus sehingga

akan menghasilkan peserta didik yang memiliki

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal

ini akan mendorong setiap peserta didik untuk menjadi

pembelajar sepanjang hayat dan bersikap ilmiah dalam

kehidupan. Kondisi ini dibangun oleh ekosistem

Page 17: Buku Panduan Guru

6

pendidikan di sekolah melalui pembelajaran berbasis

aktivitas dan pendekatan keilmuan.

Pembelajaran dikembangkan dan diimplementasikan

berdasarkan karakteristik mata pelajaran PPKn dan

karakteristik kompetensi dasar (KD mata pelajaran). KD

akan dicapai melalui pemberian pengalaman belajar yang

bervariasi sesuai dengan konteks dan keunggulan lokal,

kebutuhan peserta didik, berpikir tingkat tinggi (higher

order thinking skills) sesuai dengan tuntutan kebutuhan

kompetensi abad ke-21.

Guru diberikan keleluasaan dalam mengembangkan

pengalaman belajar atau pendekatan-pendekatan

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran PPKn, kompetensi, materi pelajaran, dan

kondisi daerah.

Model-model pembelajaran beserta sintaknya (seperti

discovery learning, problem based learning, project based

learning) tetap dapat digunakan sesuai dengan

karakteristik kompetensi dasar, materi pelajaran yang

akan dicapai oleh peserta didik. Guru diberikan ruang

yang seluas-luasnya untuk menerapkan berbagai model-

model lain seperti: Model Pembelajaran Kooperatif

(Cooperative Learning), Pembelajaran Tematik Terpadu.

Dengan kata lain, guru tidak disibukkan dengan

penamaan pendekatan dan model pembelajaran yang

digunakan, akan tetapi lebih menekankan pada variasi

pengalaman-pengalaman belajar yang akan dilakukan

oleh peserta didik.

Page 18: Buku Panduan Guru

7

Semua perbaikan-perbaikan terhadap pembelajaran

dilakukan dalam rangka:

1. memudahkan guru merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran berdasarkan silabus (yang dituangkan

dalam RPP);

2. memberikan alternatif kegiatan pembelajaran untuk

mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum dan

lingkungan belajar yang tersedia; dan

3. menyelaraskan dan menyederhanakan penilaian

pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Berikut ini merupakan karakteristik dan prinsip

pembelajaran berbasis aktivitas.

1. Karakteristik pembelajaran berbasis aktivitas

a. interaktif dan inspiratif;

b. menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif;

c. kontekstual dan kolaboratif;

d. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan

e. sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

2. Prinsip pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut:

a. peserta didikdifasilitasi untuk mencari tahu;

b. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;

c. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;

d. pembelajaran berbasis kompetensi;

e. pembelajaran terpadu;

f. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen

Page 19: Buku Panduan Guru

8

yang memiliki kebenaran multi dimensi;

g. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;

h. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan

keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills;

i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar

sepanjang hayat;

j. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan

memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),

membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran (tut wuri handayani);

k. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah,

dan di masyarakat;

l. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

m. pengakuan atas perbedaan individual dan latar

belakang budaya peserta didik; dan

n. suasana belajarmenyenangkan dan menantang.

Karakteristik dan prinsip tersebut harus diaplikasikan

oleh guru dalam pembelajarannya disesuaikan dengan

karaktristik kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta

didik. Sebagai contoh, agar karakteristik pembelajaran

kontekstual dan kolaboratif dapat terlaksana, maka guru

harus dapat mengembangkan materi pembelajaran yang

relevan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar

(kontekstual), serta dapat menciptakan kegiatan yang

Page 20: Buku Panduan Guru

9

melibatkan peserta didik untuk dapat berkolaborasi antar

sesamanya, misalnya kerja kelompok atau diskusi

kelompok.

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisi

pasiaktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian

kompetensi lulusan.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan

Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan:

1. Dari pesertadidikdiberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu;

2. Darigurusebagaisatu-satunyasumberbelajarmenjadibelajar berbasis aneka sumber belajar;

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai

penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; 4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran

berbasis kompetensi;

5. Dari pembelajaran parsial menujupembelajaran terpadu; 6. Daripembelajaran yang menekankan jawaban

tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi; 7. Daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan

aplikatif;

8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);

9. pembelajaranyang mengutamakan

Page 21: Buku Panduan Guru

10

pembudayaan danpemberdayaanpesertadidiksebagai pembelajar sepanjanghayat.

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sungtulodo), membangun kemauan(ingmadyo mangun karso),danmengembangkan kreativitaspesertadidikdalam proses pembelajaran (tutwurihandayani);

11. Pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

12. Pembelajaranyangmenerapkanprinsipbahwasiapasajaadal

ahguru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah

kelas.

13. Pemanfaatanteknologiinformasidankomunikasiuntukmeni

ngkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;dan

14. Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budayapesertadidik.

Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar

proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

Karakteristik pembelajaran pada mata pelajaran PPKn

setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi

Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran

pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan

kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan

pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan

ruang lingkup materi.

Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar

(standard-based education), kurikulum berbasis kompetensi

(competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas

Page 22: Buku Panduan Guru

11

(mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar

merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi

minimal. Untuk itu, berbagai pengalaman belajar perlu

dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah

dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar secara

optimal.

1. Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Pembelajaran yang disajikan sebaiknya dapat

memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis, logis,

dan sistematis sesuai dengan karakteristik PPKn,

serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi

(higher order thinking skills atau HOTS). Anderson

mengkategorikan tingkat berpikir seperti dalam tabel

berikut.

Page 23: Buku Panduan Guru

12

Tabel 5. Deskripsi Kemampuan Kognitif

KATEGORI DESKRIPSI

Mengingat

(Remember)

Menyajikan fakta dari ingatan (mengenai fakta

penting/recognizing;

memanggil/recalling/retrieving)

Memahami

(Understand)

Memaknai materi yang dipelajari dengan kata-

kata/kalimat sendiri (interpretasi/interpreting,

memberi contoh/illustrating,

mengkalsifikasi/classifying/categorizing,

meringkas/summarizing/abstracting,

menyimpulkan/concluding/ektrapolating/interpola

ting, predicting,

membandingkan/comparing/contrasting/mapping

/matching, menjelaskan/constructing model e.g.

cause-effect)

Menerapkan

(Apply)

Melaksanakan (executing), menggunakan prosedur

(implementing) untuk suatu situasi baru

Page 24: Buku Panduan Guru

13

(melakukan, menerapkan)

Menganalisis

(Analyze)

Mengelompokkan informasi/fenomena dalam

bagian-bagian penting

(differentiating/discriminating/focusing/selecting),

menentukan keterkaitan antar komponen

(organizing/finding

coherence/integrating/outlining/structuring),

menemukan pikiran pokok/bias/nilai penulis

(attributing/deconstructing)

Mengevaluasi

(Evaluate)

Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan

uraian/fakta

(checking/coordinating/detecting/monitoring/testin

g), menilai metode mana yang paling sesuai untuk

menyelesaikan masalah (critiquing/judging)

Mencipta

(Create)

Mengembangkan hipotesis (generating),

merencanakan penelitian (planning/designing),

mengembangkan produk baru

(producing/constructing)

H

O

T

S

Page 25: Buku Panduan Guru

14

Berdasarkan tingkat berpikir yang tercantum dalam

Tabel 5di atas, ada kemampuan berpikir tingkat tinggi

(higher order thinking skills = HOTS) yang harus

dikuasai oleh peserta didik yaitu kemampuan untuk

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Oleh

sebab itu, maka dalam pembelajaran Bapak/Ibu guru

dianjurkan untuk mendorong peserta didiknya

memiliki kemampuan tersebut dengan menyajikan

pembelajaran yang variatif serta pemberian materi

yang “tidak biasa” yang dikembangkan dari KD-KI 3.

Contoh kegiatan pembelajaran untuk mendorong

peserta didik memilki keterampilan berpikir tingkat

tinggi (HOTS).

1) Guru menugaskan peserta didik untuk

menganalisis permasalahan yang disajikan melalui

lembar kerja berkaitan dengan materi hak dan

kewajiban asasi manusia sesuai pancasila dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara

2) Peserta didik menganalisa permasalahan tersebut

melalui kegiatan diskusi kelompok, yang diawali

dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang

ditemukan dalam permasalahan;

3) Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi

berkaitan dengan permasalahan yang disajikan dari

berbagai sumber belajar, kemudian bersama

kelompoknya mengolah data yang terkumpul untuk

Page 26: Buku Panduan Guru

15

dianalisis sehingga menghasilkan rumusan

penyelesaian masalah;

4) Melalui diskusi dan tanya jawab bersama

kelompoknya, peserta didik melakukan evaluasi

terhadap rumusan penyelesaian masalah yang

diperolehnya;

5) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya, kemudian membuat kesimpulan

bersama;

6) Selama kegiatan berlangsung, guru melakukan

pengamatan dan pendampingan.

Berikut adalah contoh-contoh soal HOTS yang sesuai

dengan KD 1.2, KD 2.2, KD 3.2 dan 4.2 mata

pelajaran PPKn di atas.

Permasalahan 1

Ada warga masyarakat yang diadili dan dijatuhi hukuman! Bagaimana hakim mengadili warga masyarakat tersebut?

Diskusikan dengan teman sebangku! Buatlah ringkasan sederhana dari hasil diskusi!

Page 27: Buku Panduan Guru

16

Alternatif Penyelesaian:

Permasalahan 2

2. Model-model Pembelajaran

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan

melalui tiga besaran kegiatan, yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Ketiga rangkaian kegiatan ini dilaksanakan secara

berurutan dan disesuaikan dengan karakteristik

materi pelajaran saat itu.

a. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

Menyimak kasus dalam permasalahan penegakan hukum.

Menganalisis permasalahan dalam kasus tersebut dengan berdiskusi

dalam kelompok.

Menganalisis keputusan hakim dalam penyelesaian kasus tersebut.

Menyusun alternatif penyelesaian kasus atau putusan yang

seharusnya diambil oleh hakim dengan berdiskusi dalam kelompok.

Menyusun laporan hasil pembahasan kasus dan mempresentasikan

hasil diskusi kelompok tersebut.

Carilah artikel yang membahas perkara atau sengketa antara orang-orang yang beragama Islam!

Apakah solusi dari perkara yang dihadapi?

Uraikan analisismu dan sampaikan di depan kelas!

Page 28: Buku Panduan Guru

17

1) mengondisikan suasana belajar yang

menyenangkan;

2) mendiskusikan kompetensi yang sudah

dipelajari dan dikembangkan sebelumnya

berkaitan dengan kompetensi yang akan

dipelajari dan dikembangkan;

3) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;

4) menyampaikan garis besar cakupan materi

dan kegiatan yang akan dilakukan; dan

5) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian

yang akan digunakan.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran

untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. Kegiatan inti menggunakan

pembelajaran berbasis keilmuan dan berbasis

aktivitas yang disesuaikan dengan karakteristik

mata pelajaran dan peserta didik. Guru

memfasilitasi peserta didik untuk melakukan

aktivitas yang membangun kemampuan sesuai

Page 29: Buku Panduan Guru

18

dengan tuntutan kompetensi. Dalam setiap

kegiatan guru harus memperhatikan

perkembangan sikap peserta didik pada

kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara

lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti,

kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan,

menghargai pendapat orang lain yang

tercantum dalam silabus.

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup terdiri atas:

1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a)

membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b)

melakukan refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan

umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran; dan

2) Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian;

(b) merencanakan kegiatan tindak lanjut

dalam bentuk pembelajaran remedi, program

pengayaan, layanan konseling dan/atau

memberikan tugas baik tugas individual

maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar

peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Selain itu, pembelajaran dalam Kurikulum 2013

dapat dilaksanakan dengan menggunakan

Page 30: Buku Panduan Guru

19

pendekatan berbasis keilmuan yaitu pembelajaran

yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam

membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.

Pendekatan ini menekankan pada proses

pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi

pembelajaran melalui pengalaman belajar

mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi/mencoba, mengasosiasi dan

mengomunikasikan.

Contoh;

Dalam kegiatan pembelajaran PPKn untuk

memberikan pengalaman belajar mengamati dalam

RPP dapat ditulis; “Menyimak isi bacaan, atau

gambar atau teks/cerita/masalah atau

mendiskusikan dalam kelompok tentang materi

hak dan kewajiban asasi manusia sesuai pancasila

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”.

Sedangkan untuk kegiatan mengumpulkan

informasi/mencoba dapat ditulis: “Mengidentifikasi

informasi berdasarkan kasus atau permasalahan

relevan yang disajikan terkait dengan hak dan

kewajiban asasi manusia sesuai pancasila dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara ”.

Silahkan Bapak/Ibu merancang kegiatan saintifik

yang lain dalam pembelajaran yang dituliskan

pada RPP, selain kegiatan mengamati dan

mengumpulkan informasi.

Page 31: Buku Panduan Guru

20

Selain itu, Bapak/Ibu guru dapat menggunakan

model pembelajaran yang relevan dengan

karakteristik mata pelajaran, KD, atau

karakteristik materi, antara lain discovery based-

learning, project-based learning, problem-based

learning, inquiry based-learning, atau model

lain yang relevan.

a. Langkah model discovery based-learningadalah

sebagai berikut;

1) Stimulation (memberi stimulus); guru

memberikan stimulan, untuk diamati peserta

didik agar mendapat pengalaman belajar

mengamati pengetahuan konseptual melalui

kegiatan membaca, mengamati situasi atau

melihat gambar.

2) Problem Statement (mengidentifikasi

masalah); merupakan kegiatan peserta didik

dalam menemukan permasalahan apa saja

yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini

peserta didik diberikan pengalaman untuk

menanya, mencari informasi, dan

merumuskan masalah.

3) DataCollecting (mengumpulkan data);

mencari dan mengumpulkan data/informasi

yang dapat digunakan untuk menemukan

solusi pemecahan masalah yang dihadapi.

Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian,

Page 32: Buku Panduan Guru

21

akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan

peserta didik untuk mencari atau

merumuskan berbagai alternatif pemecahan

masalah, jika satu alternatif mengalami

kegagalan.

4) Data Processing (mengolah data); peserta

didik mencoba dan mengeksplorasi

kemampuan pengetahuan konseptualnya

untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata,

sehingga kegiatan ini juga akan melatih

keterampilan berfikir logis dan aplikatif.

5) Verification (memverifikasi); peserta didik

mengecek kebenaran atau keabsahan hasil

pengolahan data melalui berbagai kegiatan,

atau mencari sumber yang relevan baik dari

buku atau media, serta mengasosiasikannya

sehingga menjadi suatu kesimpulan.

6) Generalization (menyimpulkan); peserta didik

digiring untuk menggeneralisasikan hasil

kesimpulannya pada suatu kejadian atau

permasalahan yang serupa, sehingga

kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan

metakognisi peserta didik.

b. Langkah-langkah model Problem-Based

Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

Page 33: Buku Panduan Guru

22

1) Mengorientasikan; tahap ini untuk

memfokuskan peserta didik mengamati

masalah yang menjadi objek pembelajaran.

Contoh:

Peserta didik mengamati atau menyimak

permasalahan kasuistik berkaitan dengan

penegakan hukum pada materi sstem

hukum peradilan di indonesia sesuai

dengan UUD 45.

2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran;

pengorganisasian pembelajaran merupakan

salah satu kegiatan dimana peserta didik

menyampaikan berbagai pertanyaan (atau

menanya) terhadap masalah yang dikaji

Contoh;

Peserta didik difasilitasi untuk membuat

beberapa pertanyaan mengenai informasi

yang didapatkan dari hasil pengamatan

tentang penegak hukum, dan menuliskan

minimal 4 pertanyaan yang memuat kata-

kata “kepolisian”, “kejaksaan”,

“kehakiman”, dan “advokat”.

3) Membimbing penyelidikan mandiri dan

kelompok; pada tahap ini peserta didik

melakukan percobaan untuk memperoleh

data dalam rangka menjawab atau

menyelesaikan masalah yang dikaji.

Contoh ;

Page 34: Buku Panduan Guru

23

Peserta didik melengkapi informasi dengan

mencari mencari berbagai informasi yang

mendukung dari beberapa buku referensi,

internet, atau sumber yang lain untuk

menguatkan dugaan yang dibuat. Peserta

didik diminta mencari permasalahan

penegakan hukum dan mengelompokan

permasalahan berdasarkan tugas dari

aparat penegak hukum yang berada di

Indonesia serta membahas alternatif

pemecahan masalah tersebut baik secara

mandiri atau kelompok.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya;

peserta didik mengasosiasi data yang

ditemukan dari percobaan dengan berbagai

data lain dari berbagai sumber.

Contoh;

Peserta didik diminta menganalisis

beberapa permasalahan yang melibatkan

lembaga peradilan diantaranya berkaitan

dengan masalah kenakalan atau

pelanggaran yang diperoleh dari artikel

koran atau internet. Kemudian peserta

didik diminta membuat dugaan awal

mengenai ciri-ciri , serta hubungannya

dengan lembaga peradilan kemudian

mempresentasikan di depan kelas.

Page 35: Buku Panduan Guru

24

5) Menganalisis dan evaluasi proses pemecahan

masalah; setelah peserta didik mendapat

jawaban terhadap masalah yang ada,

selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.

Contoh;

Peserta didik diminta menganalisis

beberapa permasalahan yang melibatkan

lembaga peradilan, membuat dugaan awal

dan mempresentasikan di depan kelas.

Guru membantu peserta didik melakukan

refleksi terhadap penyelidikan mereka dan

proses-proses yang mereka gunakan.

Peserta didik diminta menuliskan

kesimpulan yang didapatkan tentang apa

itu lembaga peradilan serta ciri-ciri yang

dapat membedakan setiap lembaga tersebut

berdasarkan tugasnya. Setelah itu peserta

didik diminta mendiskusikan kesimpulan

kelompoknya dengan peserta

didik/kelompok lainnya.

c. Langkah pembelajaran dalam model Project

Based-Learning adalah sebagai berikut;

1) Menyiapkan pertanyaan atau penugasan

proyek.

Pertanyaan harus dapat mendorong peserta

didik dalam melakukan suatu

aktivitas/proyek, misalnya yang berkaitan

Page 36: Buku Panduan Guru

25

dengan konsep dalam KD-KI 4 disesuaikan

dengan realitas dunia nyata.

2) Mendesain perencanaan proyek.

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif

antar peserta didik, dan peserta didik

dengan guru. Dengan demikian peserta

didik diharapkan akan merasa memiliki

atas proyek tersebut. Perencanaan berisi

tentang kegiatan, alat, dan bahan yang

berguna untuk penyelesaian proyek

3) Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari

sebuah proyek.

Peserta didik menyusun jadwal aktivitas

dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas

pada tahap ini antara lain: (1) membuat

timeline untuk menyelesaikan proyek, (2)

membuat deadline penyelesaian proyek, (3)

membawa peserta didik agar merencanakan

cara yang baru, (4) membimbing peserta

didik ketika mereka membuat cara yang

tidak berhubungan dengan proyek, dan (5)

meminta peserta didik untuk membuat

penjelasan (alasan) tentang pemilihan

suatu cara.

4) Memonitor kegiatan dan perkembangan

proyek.

Kegiatan monitoring perkembangan proyek

merupakan kegiatan guru dan peserta

Page 37: Buku Panduan Guru

26

didik. Guru bertanggungjawab untuk

melakukan monitor terhadap aktivitas

peserta didik selama menyelesaikan proyek.

Guru berperan menjadi mentor bagi

aktivitas peserta didik. Agar mempermudah

proses monitoring, dibuat sebuah rubrik

yang dapat merekam keseluruhan aktivitas

yang penting.

Peserta didik melakukan pengecekan atas

kerja mereka sendiri, sesuai dengan tahap

perkembangan proyeknya, sehingga

memungkinkan mereka untuk terus

melakukan perbaikan dan akhirnya

diperoleh suatu proyak yang sudah sesuai

dengan kriteria penugasan.

5) Menguji hasil.

Pengujian hasil dapat dilakukan melalui

presentasi atau penyajian proyek. Pada

kegaiatan ini, guru dapat mengukur

ketercapaian kompetensi peserta didiknya,

dan peserta didik dapat melihat dimana

kekurangan dan/atau kelebihan proyek

yang mereka hasilkan berdasarkan

masukkan dari peserta didik/kelompok lain

serta masukkan dari guru.

6) Mengevaluasi kegiatan/pengalaman.

Pada akhir proses pembelajaran, peserta

didik dan guru melakukan refleksi terhadap

Page 38: Buku Panduan Guru

27

aktivitas dan hasil proyek yang sudah

dilakukan. Proses refleksi dilakukan baik

secara individu maupun kelompok. Pada

tahap ini peserta didik diminta untuk

mengungkapkan perasaan dan

pengalamannya selama menyelesaikan

proyek. Guru dan peserta didik

mengembangkan diskusi dalam rangka

memperbaiki kinerja selama proses

pembelajaran, sehingga pada akhirnya

ditemukan suatu temuan untuk menjawab

permasalahan yang diajukan pada tahap

pertama pembelajaran dan permasalahan

lain yang serupa.

c. Langkah-langkah dalam modelinquiry based-

learning terdiri

atas:

1) Mengamati berbagi fenomena alam yang akan

memberikan pengalaman belajar kepada

peserta didik bagaimana mengamati berbagai

fakta atau fenomena.

2) Mengajukan pertanyaan tentang fenomena

yang dihadapi untuk melatih peserta didik

mengeksplorasi fenomena melalui berbagai

sumber.

3) Mengajukan dugaan atau kemungkinan

jawaban dapat melatih peserta didik dalam

Page 39: Buku Panduan Guru

28

mengasosiasi atau melakukan penalaran

terhadap kemungkinan jawaban dari

pertanyaan yang diajukan.

4) Mengumpulkan data yang terkait dengan

dugaan atau pertanyaan yang diajukan,

sehingga peserta didik dapat memprediksi

dugaan yang paling tepat sebagai dasar

untuk merumuskan suatu kesimpulan.

5) Merumuskan kesimpulan-kesimpulan

berdasarkan data yang telah diolah atau

dianalisis, sehingga peserta didik dapat

mempresentasikan atau menyajikan hasil

temuannya.

Silahkan bapak/ibu coba berikan contoh

untuk tiap-tiap langkah pembelajaran dengan

model inquiry based-learning di atas.

3. Pemilihan model pembelajaran yang tepat

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran

Kurikulum 2013, maka sebuah model

pembelajaran yang dikembangkan harus dapat

mendorong dan memotivasi peserta didik dalam

mengembangkan ide dan kreatifitasnya,

sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif,

menyenangkan, dan inspiratif. Selain itu model

yang digunakan juga harus dapat mendorong

peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

Page 40: Buku Panduan Guru

29

diskusi maupun dalam kegaiatan lain, dan

dapat meningkatkan sifat percaya diri.

Cara menentukan sebuah model pembelajaran

yang akan dilaksanakan dalam kegiatan

pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata

pelajaran. Hal tersebut disesuaikan dengan

karakteristik materi pada masing-masing mata

pelajaran. Secara umum. Hal-hal yang dapat

dipertimbangkan dalam menentukan model

pembelajaran yang akan digunakan hal-hal

sebagai berikut.

a. Kesesuaian model pembelajaran dengan

karakteristik mata pelajaran, sehingga ada

kemungkinan mata pelajaran tertentu tidak

menggunakan model yang diuraikan di atas,

tetapi menggunakan model khusus untuk

mata pelajaran tersebut. Sebagai contoh untuk

mata pelajaran bahasa menggunakan

pembelajaran berbasis teks.

b. Kesesuaian model pembelajaran dengan

karakteristik KD-KI 2 yang dapat

mengembangkan kompetensi sikap, dan

kesesuaian materi pembelajaran dengan

tuntutan KD-KI 3 dan/atau KD-KI 4 untuk

memgembangkan kompetensi pengetahuan

dan/atau keterampilan.

c. Kesesuaian model pembelajaran dengan

tujuan pembelajaran yang spesifik dalam

Page 41: Buku Panduan Guru

30

mengembangkan potensi dan kompetensi,

misalnya untuk mengembangkan interaksi

sosial, atau mengolah informasi.

d. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan

dengan pendekatan saintifik.

Contoh:

Dengan memperhatikan karakteristik pemilihan

model di atas, serta hasil analisis terhadap KI-

KD, Pedoman Mata Pelajaran, dan Silabus,

maka untuk KD 3.1 dan 4.1 seperti diuraikan

sebelumnya, serta memperhatikan indikator

sikap dari KI 2 yaitu disiplin, kerja sama,

tanggung jawab, rasa ingin tahu dan sikap

kritis, maka pembelajaran akan disajikan

dengan model DiscoveryBased-Learning sebagai

berikut.

1) Stimulation (memberi stimulus);

Guru menyajikan berbagai permasalahan

berkaitan materi hak dan kewajiban asasi

manusia, sistem hukum peradilan di

Indonesia berupa gambar atau teks untuk

diamati oleh peserta didik secara

berkelompok, baik melalui tayangan ppt

maupun lembar kerja.

2) Problem Statement (mengidentifikasi masalah)

Peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur

atau variabel-variabel yang ada hak dan

Page 42: Buku Panduan Guru

31

kewajiban asasi manusia, sistem hukum

peradilan di Indonesia dan membuat catatan

berdasarkan hasil temuan, serta membuat

rumusan penyelesaian masalah masalah

berdasarkan data-data yang ditemukan.

3) Data Collecting (mengumpulkan data);

Peserta didik mencari serta mengumpulkan

data/informasi yang berkaitan dengan

permasalahan hak dan kewajiban asasi

manusia, sistem hukum peradilan di

Indonesia baik dari buku paket PPKn kelas

XI, sumber lain yang relevan atau intenet.

4) Data Processing (mengolah data);

Peserta didik melakukan diskusi bersama

kelompok untuk menyelesaikan masalah hak

dan kewajiban asasi manusia, sistem hukum

peradilan di Indonesia dengan menggunakan

berbagai informasi yang telah dikumpulkan

dan membuat kesimpulan sementara hasil

kesepakatan dari kelompoknya.

5) Verification (memverifikasi);

Peserta didik memverifikasi penyelesaian

masalah hasil diskusi kelompoknya,dan

setelah kegiatan diskusi kelompok selesai,

perwakilan kelompok mempresentasikan

hasil diskusi kelompoknya untuk

membandingkan hasil diskusi antar

Page 43: Buku Panduan Guru

32

kelompok. Arahkan proses pembelajaran ke

bentuk tanya jawab.

6) Generalization (menyimpulkan);

Peserta didik dengan bimbingan guru

membuat kesimpulan berkaitan dengan

materi hak dan kewajiban asasi manusia,

sistem hukum peradilan di Indonesia

berdasarkan hasil rangkuman dari

kesimpulan setiap kelompok setelah sesi

presentasi.

berkaitan dengan materi hak dan kewajiban

asasi manusia, sistem hukum peradilan di

Indonesia berdasarkan hasil rangkuman dari

kesimpulan setiap kelompok setelah sesi

presentasi.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran

yang mengutamakan kerjasama diantara peserta didik

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keterampilan

kooperatif yang harus dikuasai peserta didik berfungsi

untuk melancarkan hubungan kerja, dan tugas. Peranan

hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangan

komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan

tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota

kelompok selama kegiatan. Menurut Rusman (2012: 209),

“Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk

mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran

Page 44: Buku Panduan Guru

33

penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap

keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial”.

Pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2010) memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

1. Untuk menuntaskan materi, peserta didik belajar dalam kelompok dan bekerja sama.

2. Kelompok dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3. Jika dalam kelas terdapat peserta didik yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.

4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

Tujuan dari pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya

(2010) adalah:

1. Hasil belajar akademik, yaitu untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas akademik.

Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu peserta didik dalam memahami konsep yang

sulit. 2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar peserta

didik menerima temannya yang mempunyai berbagai

macam latar belakang. 3. Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk

mengembangkan keterampilan sosial peserta didik

diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya,

mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam

pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yang

dikembangkan untuk peserta didik tunarungu menurut

Rusman (2012: 211) adalah sebagai berikut:

Page 45: Buku Panduan Guru

34

Tabel 2.1

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tahap Indikator Tingkah Laku Guru

1. Menyampaikan tujuan dan

memotivasi peserta didik.

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik.

2. Menyajikan informasi.

Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan

demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

3. Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-

kelompok belajar.

Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar melakukan transisi efisien.

4. Membimbing kelompok bekerja

dan belajar.

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat

mengerjakan tugas.

5. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6. Memberikan penghargaan.

Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar peserta didik

baik individu maupun kelompok.

Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan

pelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar. Fase

ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan

bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya, peserta

didik dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini

diikuti bimbingan guru pada saat peserta didik bekerja

bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka.

Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi

Page 46: Buku Panduan Guru

35

hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang

telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap

usaha-usaha kelompok maupun individu.

b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah

pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah

kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk

belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran

berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk

memecahkan masalah dunia nyata.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu

model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk

“belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok

untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.

Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat

peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang

dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik,

sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi

yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

Terdapat lima strategi penggunaan Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning

(PBL), yaitu:

1. Permasalahan sebagai kajian.

2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.

3. Permasalahan sebagai contoh.

4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari

proses.

Page 47: Buku Panduan Guru

36

5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.

Peran guru, peserta didik dan masalah dalam

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based

Learning (PBL), adalah sebagai berikut:

1. Peran Guru sebagai Pelatih

a. Bertanya tentang pemikiran.

b. Memonitor pembelajaran.

c. Menantang peserta didik untuk berpikir.

d. Menjaga agar peserta didik terlibat.

e. Mengatur dinamika kelompok.

f. Menjaga berlangsungnya proses.

2. Peran Peserta Didik sebagai Problem Solver

a. Peserta yang aktif.

b. Terlibat langsung dalam pembelajaran.

c. Membangun pembelajaran.

3. Peran Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi

a. Menarik untuk dipecahkan.

b. Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya

dengan pelajaran yang dipelajari.

Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau

Problem Based Learning (PBL), adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan

masalah. Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan

untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

2. Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran

berbasis masalah penting menjembatani „gap‟ antara

pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental

Page 48: Buku Panduan Guru

37

yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah.

Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah

yang dapat dikembangkan: (a) PBL mendorong

kerjasama dalam menyelesaikan tugas; (b) PBL memiliki

elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan

dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik

secara bertahap dapat memi peran yang diamati

tersebut; dan (3) PBL melibatkan peserta didik dalam

penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan

mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena

dunia nyata dan membangun femannya tentang

fenomena itu.

3. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning).

Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta

didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri

apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi

harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.

Tabel 2.2

Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahap Indikator Tingkah Laku Guru

1. Orientasi peserta didik pada

masalah.

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang

diperlukan, dan memotivasi peserta didik terlibat pada aktivitas

pemecahan masalah.

2. Mengorganisasi

peserta didik untuk belajar.

Membantu peserta didik

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah

tersebut.

3. Membimbing Mendorong peserta didik untuk

Page 49: Buku Panduan Guru

38

Tahap Indikator Tingkah Laku Guru

pengalaman individu/

kelompok.

mengumpulkan informasi yang sesuai, Melaksanakan eksperimen

untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,

dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

5. Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan

masalah.

Membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

Masalah yang disajikan dalam pembelajaran berbasis

masalah tidak perlu berupa penyelesaian masalah (problem

solving) sebagaimana biasanya, tetapi pembentukan

masalah (problem posing) yang kemudian diselesaikan.

Melalui pendekatan PBM peserta didik mempresentasikan

gagasannya.

Peserta didik terlatih merefleksikan persepsinya,

berargumentasi dan mengkomunikasikan ke pihak lain,

sehingga guru pun memahami proses berpikir peserta

didik. Guru dapat membimbing serta mengintervensikan

ide baru berupa konsep dan prinsip. Dengan demikian,

pembelajaran berlangsung sesuai dengan kemampuan

peserta didik, sehingga interaksi antara guru dan peserta

didik, serta peserta didik dengan peserta didik menjadi

terkondisi dan terkendali.

Page 50: Buku Panduan Guru

39

Rusman (2012: 243) mencantumkan langkah-langkah

pembelajaran berbasis masalah sebagaimana tercantum

dalam tabel 2.2 di atas.

5. Strategi Pembelajaran Kontekstual Dalam Pembelajaran

Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching and

Learning (CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang

holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk

memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya

dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks

kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan

kultural) sehingga peserta didik memiliki

pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat

diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke

permasalahan/ konteks lainnya.

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan

suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi

dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong peserta didik

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini,

hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi

peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung lebih

alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan

mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke

peserta didik. Pembelajaran kontekstual dengan

pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu

Page 51: Buku Panduan Guru

40

strategi yang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran

berbasis kompetensi.

Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual

(Contextual Teaching and Learning), yaitu relating,

experiencing, applying, cooperating, dan transfering

diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi

secara maksimal. Dalam kelas kontekstual, tugas guru

adalah membantu peserta didik mencapai tujuannya. Guru

lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi

informasi.

Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang

bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru

bagi anggota kelas (peserta didik). Sesuatu yang baru

datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.

Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan

pendekatan kontekstual.

Pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and

Learning (CTL) adalah "konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan

situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta

didik membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidu-pan

mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen

utama pembelaaran efektif, yakni: konstruktivisme

(constructivism), bertanya (questioning), menemukan

(inquiri), masyarakat belajar (learning community),

pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic

assessment)".

Page 52: Buku Panduan Guru

41

Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat

diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa

saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.

Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis

besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL

adalah sebagai berikut:

1. Kembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan

belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan

baru yang diperolehnya.

2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk

semua topik.

3. Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan

bertanya.

4. Ciptakan masyarakat belajar.

5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

7. Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic

assessment) dengan berbagai cara.

Karakteristik dari pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) sebagaimana dikutip Rusman (2012: 198)

adalah sebagai berikut:

1) Kerjasama; 2) Saling menunjang; 3) Menyenangkan, tidak membosankan; 4) Belajar dengan bergairah; 5)

Pembelajaran terintegrasi; 6) Menggunakan berbagai sumber; 7) Peserta didik aktif; 8) Sharing dengan teman; 9) Peserta didik kritis guru kreatif; 10) Dinding dan

lorong-lorong penuh dengan hasil kerja peserta didik, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain; dan 11)

Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi

Page 53: Buku Panduan Guru

42

hasil karya peserta didik, laporan hasil pratikum, karangan peserta didik dan lain-lain.

Dalam pembelajaran kontekstual, program

pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas

yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi

tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama peserta

didiknya sehubungan dengan topik yang akan

dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan

pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut,

materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan

authentic assessment-nya.

Dalam konteks tersebut, program yang dirancang guru

benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan

dikerjakannya bersama peserta didiknya. Secara umum

tidak ada perbedaan mendasar format antara program

pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran

kontekstual. Program pembelajaran konvensional lebih

menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai

(jelas dan operasional), sedangkan program untuk

pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario

pembelajarannya.

Beberapa komponen utama dalam pembelajaran

Kontekstual menurut Johnson (2000: 65), yang dapat di

uraikan sebagai berikut:

1. Melakukan hubungan yang bermakna (Making

Meaningful Connections)

Page 54: Buku Panduan Guru

43

Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung

dari pembelajaran dan pengajaran kontekstual. Ketika

peserta didik dapat mengkaitkan isi dari mata pelajaran

akademik, ilmu pengetahuan alam. Atau sejarah dengan

pengalamannya mereka sendiri, mereka menemukan

makna, dan makna memberi mereka alasan untuk

belajar. Mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan

seseorang membuat proses belajar menjadi hidup dan

keterkaitan inilah inti dari CTL.

2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti (Doing

Significant Works)

Model pembelajaran ini menekankan bahwa semua

proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas

harus punya arti bagi peserta didik sehingga mereka

dapat mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan

sehari-hari.

3. Belajar yang diatur sendiri (Self-Regulated Learning)

Pembelajaran yang diatur sendiri, merupakan

pembelajaran yang aktif, mandiri, melibatkan kegiatan

menghubungkan masalah ilmu dengan kehidupan

sehari-hari dengan cara-cara yang berarti bagi peserta

didik. Pembelajaran yang diatur peserta didik sendiri,

memberi kebebasan kepada peserta didik untuk

menggunakan gaya belajarnya sendiri.

4. Bekerjasama (collaborating) Peserta didik dapat

bekerja sama

Guru membantu peserta didik bekerja secara efektif dan

efisien dalam kelompok, membantu mereka memahami

Page 55: Buku Panduan Guru

44

bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling

berkomunikasi.

5. Berpikir kritis dan kreatif (Critical dan Creative

Thinking)

Pembelajaran kontekstual membantu peserta didik

mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi,

berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalah

suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan

sistematis dalam menilai, memecahkan masalah

menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis

asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah

suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian,

ketajaman pemahaman dalam mengembangkan

sesuatu.

6. Mengasuh atau memelihara pribadi (Nuturing The

Individual)

Dalam pembelajaran kontekstual peserta didik bukan

hanya mengembangkan kemampuan intelektual dan

keterampilan, tetapi juga aspek-aspek kepribadian:

integritas pribadi, sikap, minat, tanggung jawab,

disiplin, motif berprestasi. Guru berperan sebagai

konselor, dan mentor. Tugas dan kegiatan yang akan

dilakukan peserta didik harus sesuai dengan minat,

kebutuhan dan kemampuannya.

7. Mencapai standar yang tinggi (Reaching High

Standards)

Pembelajaran aktual diarahkan agar peserta didik

berkembang secara optimal, mencapai keunggulan

Page 56: Buku Panduan Guru

45

(excellent). Tiap peserta didik bisa mencapai

keunggulan, asalkan dia dibantu oleh gurunya dalam

menemukan potensi dan kekuatannya.

8. Menggunakan Penilaian yang otentik (Using

Authentic Assessment)

Penilaian autentik menantang para peserta didik untuk

menerapkan informasi dan keterampilan akademik baru

dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian

autentik merupakan antitesis dari ujian standar,

penilaian autentik memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka

sambil mempertunjukkan apa yang sudah mereka

pelajari.

6. Model Sistem Komunikasi Pembelajaran Tunarungu

Gunawan.D (2010:14) menyatakan model sistem

komunikasi ini meliputi keseluruhan cara yang digunakan

kaum tunarungu di dalam berinteraksi dengan

lingkungannya. Komunikasi tersebut dapat dilakukan

dengan cara verbal, non-verbal, dan kombinasi keduanya

yang disebut dengan campuran. Cara verbal sendiri dapat

dibedakan atas penggunaan oral, tulisan maupun membaca

ujaran sebagai komponen. Sedangkan untuk cara non-

verbal komponen yang termasuk di dalamnya yaitu gesti,

mimik, isyarat baku dan alamiah. Sedangkan untuk cara

campuran merupakan kombinasi antara komunikasi verbal

dan non-verbal. Pendekatan pembelajaran bahasa untuk

siswa tunarungu terbagi dalam tiga metode yaitu Metode

Page 57: Buku Panduan Guru

46

Formal, Metode Okasional, dan Metode Maternal Reflektif

(MMR). Keseluruhan sistem komunikasi tersebut dapat

dilihat berikut ini:

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan

menggunakan oral (lisan, bicara) tulisan dan membaca

ujaran.

(a) Oral (lisan, bicara)

Oral adalah suatu cara dalam berkomunikasi

dengan menggunakan bahasa lisan sebagai alat untuk

berkomunikasi. Berdasarkan apa yang diungkapkan

oleh Mullholand (1980) dalam Lani Bunawan (1997:5),

maka komunikasi dengan oral yaitu:

1) Suatu sistem komunikasi yang menggunakan bicara,

sisa pendengaran, baca ujaran, dan atau rangsangan

vibrasi serta perabaan (vibrotaktil) untuk suatu

percakapan spontan.

2) Suatu sistem pendidikan dimana kegiatan belajar

mengajar berlangsung dengan menggunakan bahasa

lisan dan tulisan.

Pendekatan seperti ini juga dikenal dengan

sebutan pendekatan oral aural atau metode AVO

(Auditory/ Visual/ Oral) atau juga Oral Murni karena

sama sekali tidak mengggunakan isyarat selain

isyarat lazim (gesture) atau ungkapan badani

sebagaimana digunakan manusia dalam

berkomunikadi pada umumnya.

Page 58: Buku Panduan Guru

47

Adapun keunggulan dari oral dibandingkan

bahasa isyarat yaitu:

1) Kecepatan berbicara jauh lebih cepat daripada

berbahasa isyarat.

2) Bahasa bicara lebih fleksibel, baik pembicara

maupun lawan bicara lebih bebas.

3) Bahasa bicara lebih berdiferensiasi.

4) Isyarat bersifat terlalu afektif, cenderung

menyebabkan kurang terkendalinya perasaan.

5) Dengan isyarat ada kecenderungan untuk

memeragakan pikiran atau hal yang kongkrit,

emosional atau situasional saja.

6) Bila seseorang berbicara, maka “pesan” atau

ungkapan seolah-olah keluar dari diri orang itu

agar sampai pada lawan bicara. Sedangkan

dengan berisyarat seseorang akan lebih terpusat

pada diri sendiri, kurang memberi kesan adanya

sesuatu yang “keluar” ke orang lain, bahkan

perhatian lawan bicara lebih terarah terhadap

gerak tangan penyampai pesan.

Adapun berdasarkan jenisnya metode oral

dapat dibedakan atas:

1) Pendekatan Oral Kinestetik, yaitu pendekatan

oral yang mengandalkan baca ujaran, peniruan

melalui penglihatan, serta rangsangan perabaan

dan kinestetik tanpa pemanfaatan sisa

pendengaran.

Page 59: Buku Panduan Guru

48

2) Pendekatan Unisensory/Akupedik yang memberi

penekanan pada pemberian Alat Bantu Dengar

(ABD) yang bermutu tinggi serta latihan

mendengar dengan menomorduakan baca ujaran

terutama pada tahap permulaan pendidikan

anak (A. P. Quiqley and R. E. Kretchmer, 1982).

3) Pendekatan Oral Grafik (Graphic-Oral) yang

menggunakan tulisan sebagai sarana guna

mengembangkan kemampuan komunikasi oral.

(b) Tulisan

Komunikasi secara verbal dapat juga

dilakukan dengan menggunakan tulisan. Tulisan

yang digunakan bersifat situasional yaitu

digunakan sesuai dengan kondisi dan tempat

dimana tulisan tersebut akan digunakan.

Contohnya apabila seorang yang normal

pendengaran menyampaikan informasi berupa

tulisan kepada tunarungu dan memiliki

kebangsaan atau daerah yang berbeda maka

diusahakan menggunakan tulisan yang dapat

dimengerti oleh kedua pihak. Tulisan itu dapat

berupa lambang-lambang bahasa yang disepakati

bersama dan berlaku di suatu daerah tertentu.

(c) Membaca Ujaran

Membaca ujaran merupakan kegiatan yang

bukan hanya mencakup sekedar pengamatan gerak

bibir tetapi meliputi pengamatan atas bahasa

Page 60: Buku Panduan Guru

49

tubuh, ekspresi, dan konteks secara keseluruhan

dimana komunikasi ini berlangsung.

Untuk mencapai keterampilan dalam

membaca bahasa ujaran, seseorang dituntut untuk

memiliki suatu taraf penguasaan bahasa tertentu,

karena di dalam membaca ujaran terdapat

kompensasi dari pengetahuan bahasa yang telah

dimiliki dengan pengetahuan tentang pokok

pembicaraan.

Adapun faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kemampuan membaca ujaran

seseorang yaitu korelasi antara taraf intelegensi dan

kemampuan membaca ujaran, dan daya ingat

visual terhadap bentuk-bentuk yang non-verbal.

Van Uden (1968) dalam Lani Bunawan (1997:

45) menggolongkan kemampuan baca ujaran

sebagai suatu kegiatn yang bersifat visual motorik.

Anak tunarungu di dalam latihan bicara dengan

menggunakan cermin akan dibiasakan untuk

mengamati gerak bibir sendiri sebagai persiapan

untuk membaca bibir orang lain. Dengan

pengalaman mengamati gerak bibir sendiri tersebut

kemudian anak belajar untuk mencari gerakan

pada lawan bicara sehingga akan terampil membaca

ujaran.

Membaca ujaran merupakan sarana yang

berharga dalam program latihan komunikasi bagi

anak tunarungu apabila memenuhi persyaratan

Page 61: Buku Panduan Guru

50

seperti keterampilan berbahasa tertentu,

pengetahuan tentang topik yang dibicarakan dan

persyaratan teknis lain seperti berhadapan wajah

pada jarak yang tak terlalu jauh (lebih kurang 30

em) dari lawan bicara, penerangan yang cukup dan

lain sebagainya.

2. Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi non-verbal yaitu komunikasi tanpa

lisan dengan menggunakan keseluruhan ekpresi tubuh

seperti sikap tubuh, eskpresi wajah (mimik),

gesti/gerak (gestures) dan isyarat yang dilakukan

secara wajar dan alami.

Adapun isyarat sendiri terbagi atas isyarat baku

dan isyarat alamiah, yaitu sebagai berikut:

a. Isyarat Alamiah yaitu suatu isyarat sebagaimana

digunakan anak tunarungu (berbeda dari bahasa

tubuh), Isyarat ini merupakan suatu ungkapan

manual (dengan tangan) yang disepakati bersama

antar pemakai (konvensional), dikenal secara

terbatas dalam kelompok tertentu (esoteric), dan

merupakan pengganti kata (A. Van Uden dalam Lani

Bunawan (1997: 13).

b. Isyarat Formal yaitu isyarat yang sengaja

dikembangkan dan memiliki struktur bahasa yang

sama dengan bahasa lisan masyarakat. Berbagai

bentuk bahasa isyarat formal yang dikembangkan

antara lain:

Page 62: Buku Panduan Guru

51

1) Bahasa isyarat yang dinamakan Sign English

atau Siglish atau Amerika atau juga disebut

Pidgin Sign English (PSE) yang merupakan

gabungan atau campuran antara bahasa isyarat

asli/ alami dengan bahasa Inggris.

2) Bahasa Isyarat yang memiliki struktur yang

tepat sama dengan bahasa lisan masyarakat dan

dapat digolongkan dalam bahasa isyarat

struktural dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a) Sedapat mungkin menggunakan kosa isyarat

ASL/BSL/Isyarat Alami.

b) Membuat isyarat baru untuk menunjukkan

struktur bahasa seperti afiksasi, bentuk

jamak, bentuk lampau, dan sebagainya.

c) Satu isyarat mewakili satu kata.

d) Menggunakan ejaan jari sebagai penunjang

untuk gejala bahasa yang sukar dibuatkan

isyarat.

3. Komunikasi Campuran

Komunikasi campuran ini merupakan kombinasi

atau perpaduan antara penggunaan komunikasi verbal

dan komunikasi non-verbal. Komunikasi dengan

metode ini sering juga dinamakan sebagai metode oral

tambah (oral +) karena pada umumnya sasarannya

adalah agar anak tetap menguasai keterampilan

berbicara dengan memberi penunjang visual yang lebih

nyata daripada membaca ujaran, karena dalam metode

Page 63: Buku Panduan Guru

52

kombinasi, unsur bicara digunakan bersamaan atau

berbarengan dengan unsur isyarat, maka dikenal juga

dengan nama metode simultan/serempak

4. Pendekatan Pembelajaran

a. Metode Formal

Metode ini dapat disamakan dengan metode

mengajar bahasa asing atau bahasa kedua pada

seseorang. Ciri-ciri metode ini adalah:

1) Kegiatan belajar mengajar bahasa berawal dari

guru dan hampir seluruhnya dikuasai oleh guru.

2) Titik berat pengajaran bahasa terletak pada

penguasaan struktur dan tata bahasa.

3) Pola-pola kalimat dilatihkan kepada anak didik

secara bertahap mulai dari kalimat yang mudah

sampai kompleks.

Metode ini disebut juga metode gramatikal,

structural, atau konstruktif. Tokoh-tokoh yang

mengembangkan metode ini antara lain George

Ewing (1887), Katarina Barry (1899), De L‟Epee

(1771), Fitzgerald (1927), dan Chomsky (1968). (Lani

Bunawan. 2000: 68)

b. Metode Okasional

Metode ini dikenal juga dengan aliran natural,

dimana pengajaran bahasa dilaksanakan dengan

mengikuti cara sebagaimana anak dengar mulai

belajar bahasa. Cara mengajar bahasa tanpa

program melainkan dengan menciptakan

percakapan berdasarkan situasi hangat yang

Page 64: Buku Panduan Guru

53

sedang dialami anak dan mengandalkan pada

kemampuan meniru anak sehingga disebut metode

imitatif. Ciri-ciri metode ini, yaitu:

1) Menggunakan bahasa sehari-hari yang lazim

dipergunakan dalam percakapan.

2) Menggunakan setiap kesempatan untuk

memberi bahasa yang wajar.

3) Bertolak dari pengalaman anak.

4) Memberi penekanan pada pelajaran membaca.

5) Tidak mengadakan penyederhanaan

berhubungan dengan kesulitan tata bahasa.

6) Mengandalkan dorongan meniru/ imitasi.

Prinsip metode okasional ini adalah: “ Apa yang

sedang kau alami, katakanlah begini…….” Sesuai

dengan prinsip tersebut maka metode ini mulai

mengajar anak bertolak dari hal-hal yang sedang

dialaminya dengan mengadakan percakapan secara

lisan atau tertulis atau dengan abjad

jari ataupun secara oral-aural.

c. Metode Maternal Reflektif (MMR)

Dalam Lani Bunawan (2000: 71) disebutkan bahwa

Metode Maternal Reflektif dikenal juga dengan

sebutan metode Van Uden. A. Van Uden menyadari

bahwa pendekatan natural jauh lebih baik daripada

pendekatan struktural, namun menilai bahwa

metode tersebut masih dapat disempurnakan

berdasarkan temuan psikolinguistik. Percakapan

Page 65: Buku Panduan Guru

54

merupakan kunci perkembangan bahasa anak

tunarungu (D. Hollingshead, 1982). Selain tekanan

pada percakapan, diutamakan pula penemuan

bentuk bahasa oleh anak sendiri dan bukan

pengajaran melalui kegiatan analisa. MMR

merupakan metode yang menggabungkan aspek

terbaik dari metode natural dan structural (M. N.

Griffey, 1980). Prinsip dari metode percakapan ini

adalah: “ Apa yang ingin kau katakan, katakanlah

begini…..”

e. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

Orang-orang yang memiliki gangguan

pendengaran, khususnya yang memiliki gangguan

pendengaran berat, mereka mengalami kesulitan dalam

mengakses bunyi bahasa secara penuh lewat

pendengarannya. Kondisi ini akan berdampak terhadap

kemampuan bicaranya, yakni kemampuan berbicara

dan bahasanya mengalami keterhambatan, dan pada

gilirannya menghambat perkembangan kepribadian,

kecerdasan, dan penampilannya sebagai makhluk

social.

Berpangkal dari keadaan tersebut, para akhli

pendidikan sejak zaman dulu telah berupaya

mengembangkan kemampuan berbicara anak, dan

pengembangan kemampuan berbicara ditempatkan

sebagai prioritas utama. Sampai pada abad 19 metode

oral sangat mendominasi kegiatan pendidikan anak

Page 66: Buku Panduan Guru

55

yang mengalami gangguan pendengaran, dan saat itu

metode ini dianggap sebagai metode unggulan, tetapi

dalam perjalanan pelaksanaannya kenyataan

menunjukkan lain, metode tersebut menunjukkan hasil

yang kurang memuaskan, khsususnya di Indonesia,

karena kurang terpenuhinya persyaratan yang

diperlukan dalam mengembangkan metode ini, seperti

kemampuan guru, sarana-sarana penunjangnya

Pada tahun 1960-an di Negara-negara yang telah

berkembang, muncul pandangan baru dalam

pendidikan anak yang mengalami gangguan

pendengaran. Pandangan tersebut, mengemukakan

pendekatan baru, yaitu suatu pendekatan yang

memanfaatkan segala media komunikasi yang sudah

lazim seperti: berbicara, membaca ujaran, menulis,

membaca dan mendengar ditambah dengan media

komunikasi lain, seperti: isyarat alamiah, abjad jari, dan

isyarat yang dibakukan dalam pengajaran anak yang

mengalami gangguan pendengaran. Pendekatan yang

memanfaatkan segala cara tersebut disebut metode

komunikasi total.

Metode komunikasi total bertujuan agar anak

yang mengalami gangguan pendengaran dalam

melakukan komunikasi tidak hanya isyarat saja, tetapi

dapat memanfaatkan segala hal yang dapat dijadikan

media dalam berkomunikasi sehingga terjadi

komunikasi yang efektif antar sesama anak yang

Page 67: Buku Panduan Guru

56

mengalami gangguan pendengaran atau dengan

masyarakat yang lebih luas.

C.Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar dapat dicapai melalui proses

pembelajaran dan pengembangan pengalaman belajar atas

dasar indikator yang dirumuskan pada setiap Kompetensi

Dasar dari Kompetensi Inti (KI) 3, pada mata pelajaran

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Berikut ini

adalah penjabaran indikator dari Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti (KI) 3:

Tabel 1.1

KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN

PEMBELAJAR ANAK TUNARUNGU KELAS XI

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

1.1 Menghayati nilai-nilai dalam harmonisasi hak dan kewajiban

asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

2.1 Mengamalkan

nilai-nilai dalam harmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai

1. Hak dan Kewajiban Azasi Manusia

sesuai Nilai-nilai Pancasila

1. Membaca teks dan mengamati gambar suatu peristiwa yang mengandung Nilai-

nilai Hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

2. Dengan bimbingan guru mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi tersebut Mencari dan

Page 68: Buku Panduan Guru

57

dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

3.1 Menganalisis hak dan kewajiban asasi manusia sesuai nilai-nilai Pancasila dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

4.1 Melaksanakan hak dan kewajiban asasi manusia sesuai nilai-nilai Pancasila dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.

mengumpulkan informasi/data yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan materi tentang “Nilai-nilai Hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara”

3. Mencari beberapa contoh konkrit suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan Nilai-nilai Hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

4. Menyusun dan menyajikan laporan tertulis hasil pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi “Nilai-nilai Hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”

5. Mempraktekan perilaku

saling menghormati dan menghargai serta

bekerja sama yang

menggambarkan Nilai-

nilai Hak asasi

manusia sesuai dengan

Page 69: Buku Panduan Guru

58

Pancasila dalam

kehidupan berbangsa

dan bernegara dalam kehidupannya sehari-

hari.

1.2 Menghayati nilai-nilai secara adil dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2.2 Mengembangkan nilai-nilai secara adil dalam system hokum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3.2 Menganalisis sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4.2 Menyajikan sistem hukum dan peradilan di

2.Sistem hukum peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

1. Membaca teks dan mengamati gambar suatu peristiwa yang berkenaan dengan Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Mengajukan beberapa pertanyaan dengan bimbingan guru yang terkait dengan materi tentang Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Mencari dan mengumpulkan informasi/data yang terkait dengan

pertanyaan yang diajukan sesuai dengan materi tentang “Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”

4. Mencari beberapa contoh konkrit suatu

Page 70: Buku Panduan Guru

59

Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan “Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945” dalam kehidupannya sehari-

hari. 5. Menyusun dan

menyajikan laporan tertulis hasil pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi “Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”

1.3 Menghayati dengan penuh rasa syukur nilai-nilai yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara dalam bidang “ekonomi” dan strategi mengatasinya dalam membangun integrasi nasional

3. Ancaman internal dan eksternal dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

1. Membaca teks dan mengamati beberapa gambar suatu peristiwa yang berkenaan dengan Ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

2. Mengajukan beberapa pertanyaan bersama bimbingan

Page 71: Buku Panduan Guru

60

berdasarkan asas BhinnekaTunggal Ika

2.3 Mengembangkan dengan penuh rasa syukur nilai-nilai yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara dalam

bidang “politik” dan strategi mengatasinya dalam membangun integrasi nasional berdasarkan asas Bhinneka Tunggal Ika.

3.3 Menganalisis kasus-kasus ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

4.3 Memberikan contoh penyelesaian kasus-kasus ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

guru yang terkait dengan materi tentang Ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

3. Mencari informasi/data untuk menjawab

pertanyaan yang sudah disusun terkait dengan materi tentang ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

4. Mencari beberapa contoh konkrit suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan materi tentang ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

5. Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah yang terkait dengan materi tentang ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

6. Mempraktekan perilaku saling

Page 72: Buku Panduan Guru

61

menghormati dan menghargai serta bekerja sama yang menggambarkan pencegahan terhadap ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

1.4 Menghayati nilai-nilai secara adil persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.4 Mengembangkan nilai-nilai secara adil, persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3.4 Menganalisis factor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4.4 Mengomunikasikan factor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik

4.Tantangan persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

1. Membaca teks dan mengamati beberapa gambar suatu peristiwa yang berkenaan dengan materi tentang Faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

2. Mengajukan beberapa pertanyaan bersama bimbingan guru yang terkait dengan materi tentang Faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

3. Mencari informasi/data untuk menjawab pertanyaan yang sudah disusun terkait dengan materi tentang faktor pedorong dan penghambat

Page 73: Buku Panduan Guru

62

Indonesia

persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

4. Mencari beberapa contoh konkrit suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan materi tentang faktor

pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

5. Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah yang terkait dengan materi tentang faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

6. Menunjukkan sikap jujur, kerja sama dan tanggung jawab dalam upaya membangun persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

Page 74: Buku Panduan Guru

63

2. Tujuan Pembelajaran PPKn

Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Kelas XI SMALB Tunarungu

bertujuan agar peserta didik tunarungu memiliki

kemampuan sebagai berikut:

a. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan

dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Menghayati isi dan makna pasal 28 dan 29 ayat (2)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

c. Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

d. Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara.

e. Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasal-

pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dalam berbagai aspek

kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,

pertahanan dan keamanan, serta hukum.

f. Mengamalkan sikap toleransi antar umat beragama

dan kepercayaan dalam hidup bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

g. Mengamalkan perilaku toleransi dan harmoni

keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara Indonesia.

Page 75: Buku Panduan Guru

64

h. Mengamalkan nilai dan budaya demokrasi dengan

mengutamakan prinsip musyawarah mufakat dalam

kehidupan sehari-hari dalam konteks Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

3. Materi Pembelajaran PPKn

PPKn berupaya mengantarkan warganegara

Indonesia menjadi ilmuwan dan profesional yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air; menjadi

warganegara demokratis yang berkeadaban; yang

memiliki daya saing; berdisiplin; dan berpartisipasi aktif

dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan

sistem nilai Pancasila. PPKn adalah pendidikan

demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga

masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis,

melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada

generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk

kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak

warga masyarakat (Zamroni dalam Darmadi, 2013).

Mata pelajaran PPKn untuk kelas XI SMALB-B

membahas empat materi berikut ini.

a. Hak dan kewajiban asasi manusia sesuai Pancasila

sesuai Nilai-nilai.

b. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia sesuai

dengan Undang-undang Dasar Tahun 1945.

c. Ancaman Internal dan Ekternal dalam Bingkai

Bhinneka Tunggal Ika.

Page 76: Buku Panduan Guru

65

d. Tantangan persatuan dan Kesatuan bangsa dalam

Negara Kesatuan Repubrik Indonesia.

4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran PPKn

Mata pelajaran PPKn kelas XI SMALB-B memiliki

empat Kompetensi Inti yang dijabarkan dalam 20

Kompetensi Dasar. Kompetensi Dasar mata pelajaran

PPKn terurai dalam empat Kompetensi Inti (KI).

Kompetensi Inti 1 berkaitan dengan sikap diri terhadap

Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi Inti 2 berkaitan

dengan karakter diri dan sikap sosial. Kompetensi Inti 3

berisi Kompetensi Dasar tentang pengetahuan terhadap

materi pembelajaran, sedangkan Kompetensi Inti 4

berisi Kompetensi Dasar tentang penyajian

keterampilan. KI 1, KI 2, dan KI 4 harus dikembangkan

dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap

materi pokok yang tercantum dalam KI 3. Kompetensi

Inti 1 dan Kompetensi Inti 2 diajarkan secara tidak

langsung pada setiap kegiatan pembelajaran, sedangkan

KI-3 dan KI-4 diajarkan secara langsung.

a. Empat Kompetensi Inti (KI) kemudian dijabarkan

menjadi 20 Kompetensi Dasar (KD), merupakan

bahan kajian yang akan ditransformasikan selama

satu tahun (dua semester) yang terurai dalam 32

minggu. Kegiatan pembelajaran selama 32 minggu

dibagi menjadi dua semester. Setiap semester terbagi

menjadi 15 minggu. Selama 15 minggu merupakan

kegiatan pembelajaran yang tidak termasuk kegiatan

Page 77: Buku Panduan Guru

66

lain seperti: ulangan harian, ujian tengah semester

(UTS), dan ujian akhir semester (UAS) yang masing-

masing diberi waktu 2 jam/minggu. UTS dan UAS

dilaksanakan pada semester 1 dan semester 2.

Waktu efektif untuk kegiatan pembelajaran PPKn

sebagai mata pelajaran wajib di SMALB-B adalah 2 x

45 menit x 32 minggu/pertahun (15

minggu/semester). Pelaksanaan UTS 1 dilaksanakan

pada minggu ke-11, sedangkan UTS 2 dilaksanakan

pada minggu ke-26. UAS 1 dilaksanakan pada

minggu ke-17 dan UAS 2 dilaksanakan pada minggu

ke-32. Ujian dilaksanakan 2 jam pelajaran (2 x 45

menit). Pelaksanaan Ulangan Harian ditentukan oleh

guru

b. Secara garis besar, penggunaan buku siswa

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas XI

SMALB Tunarungu dapat digambarkan pada tabel di

bawah ini. Satu bab pada buku siswa dapat

diajarkan selama 4 (empat) minggu. Adapun siklus

pembelajaran selama 4 (empat) minggu tersebut

dapat dilakukan dengan cara berikut.

Page 78: Buku Panduan Guru

67

Tabel 1.2

Penggunaan Buku Siswa

Bab

1-4 5-8 9-12 13-17 18-22 23-27 28-32 Smt

I 4

UTS

I

UTS

4

II 6

4

III 6

II

UAS

IV 6

2

c. Untuk efektivitas dan optimalisasi pelaksanaan

pembelajaran pihak pemerintah melalui

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

menerbitkan buku teks pelajaran untuk mata

pelajaran pendidikan pancasila dan

kewarganegaraan kelas XI. Berdasarkan jumlah KD

terutama yang terkait dengan penjabaran

Kompetensi Inti (KI) 3, buku teks pelajaran

pendidikan pancasila dan kewarganegaraan Kelas

XI disusun menjadi Empat bab.

Bab I : Hak dan Kewajiban Azasi Manusia

Sesuai Nilai-nilai Pancasila

Page 79: Buku Panduan Guru

68

Bab II : Sistem Hukum Peradilan di Indonesia

Sesuai dengan Undang-Undang Dasar

Tahun 1945

Bab III : Ancaman Internal dan Ekternal

dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Bab IV : Tantangan Persatuan dan Kesatuan

Bangsa dalam Negara Kesatuan

Repubrik Indonesia

D.Penilaian Pembelajaran

1. Penilaian dalam Pembelajaran

Analisis penilaian hasil belajar peserta didik pada bagian

ini bertujuan untuk memperbaiki kompetensi peserta

didik dalam suatu pembelajaran sehingga guru dapat

menyusun program remedial atau pengayaan serta

perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Penilaian

dalam proses pembelajaran meliputi penilaian sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu kepada

tujuan kurikulum. Tujuan kurikulum mencakup empat

kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)

sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.

Kompetensi tersebut dicapai melalui proses

pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan

nonkurikuler/ekstrakurikuler

Kompetensi sikap spiritual yaitu “Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”.

Sedangkan Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menghayati

Page 80: Buku Panduan Guru

69

dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),

santun, responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa pada pergaulan dunia” merupakan

kompetensi yang akan diraih oleh peserta didik sebagai

nurturant effect dari pembelajaran pengetahuan dan

keterampilan. Oleh karena itu penilaianya tidak

dikaitkan dengan KD mata pelajaran terkecuali untuk

mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan

PPKn.

Penilaian sikap sesungguhnya dimaksudkan untuk

penumbuhan, pengembangan, dan pembinaan

kompetensi sikap yang dilakukan sepanjang proses

pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai

dasar pengembangan karakter peserta didik lebih

lanjut. Oleh sebab itu, penilaian sikap sesuangguhnya

bukan memberikan justifikasi pada posisi sikap anak,

melainkan sebagai dasar untuk pembinaan agar peserta

didik memiliki sikap spiritual dan sosial sebagaimana

yang ditetapkan dalam kurikulum.

Perbaikan kurikulum 2013 menetapkan bahwa KI-1 dan

KI-2 tidak dijabarkan ke dalam KD, kecuali mata

pelajaran Agama dan Budi Pekerta dan PPKn. Oleh

karena itu, guru mata pelajaran selain Agama dan Budi

Pekerta dan PPKn tidak memberikan penilaian sikap

Page 81: Buku Panduan Guru

70

yang dikaitkan dengan KD-KD mata pelajaran. Guru

mata pelajaran tersebut hanya memberikan penilaian

umum tentang sikap sebagai masukan untuk pelaporan

nilai sikap yang akan dirumuskan oleh guru kelas/wali

kelas. Hal ini dipandang lebih sederhana dan

memudahkan dalam melakukan penilaian sikap oleh

seluruh guru mata pelajaran.

Penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan

dilaksanakan melalui berbagai cara sesuai dengan

karakteristik KD yang dijabarkan dalam indikator.

Teknik penilaian pengetahuan dapat dilaksanakan

dengan salah satu cara dari berbagai cara (tes tulis, tes

lisan dan penugasan). Ini bukan berarti bahwa setiap KD

pengetahuan harus dinilai melalui tiga cara tersebut.

Akan tetapi, guru dapat memilih cara yang paling sesuai

dengan karakteristik KD dan indikatornya. Demikian

juga dengan penilaian kompetensi keterampilan juga

dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari

berbagai cara, misalnya menggunakan praktik/kinerja,

proyek, porto folio, atau penugasan). Ini juga bukan

berarti bahwa satu KD keterampilan harus dinilai

dengan keseluruhan cara tersebut. Akan tetapi guru

memilih cara atau teknik yang paling tepat sesuai

dengan karakteristik KD keterampilan dan indikatornya.

Perbaikan juga dilakukan terhadap skala penilaian.

Skala penilaian yang semula menggunakan skala 1 – 4

diubah menjadi menjadi 0 – 100, sesuai yang diatur

pada Permendikbud No. 53 Tahun 2015 tentang

Page 82: Buku Panduan Guru

71

Penilaiah Hasil Belajar oleh Pendidik. Dalam

Permendikbud tersebut juga diatur tentang Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh satuan

pendidikan, yang dalam peraturan sebelumnya KKM

tersebut ditetapkan secara nasional.

2.Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan

a. Penilaian Sikap

Penilaian sikap dilakukan secara berkelanjutan dan

komprehensif oleh guru mata pelajaran, guru

bimbingan konseling, dan wali kelas dengan

menggunakan observasi dan informasi lain yang

valid dan relevan dari berbagai sumber. Informasi

tersebut harus ditindaklanjuti oleh pendidik. Skema

penilaian sikap dapat dilihat pada Gambar 5

berikut.

Gambar 7. Skema Penilaian Sikap

Page 83: Buku Panduan Guru

72

Penilaian sikap dapat dilakukan melalui tahapan

sebagai berikut.

1) Perencanaan penilaian sikap

Penilaian sikap dapat dilakukan melalui

observasi,penilaian diri, penilaian antar

temandan jurnal kecuali untuk Pendidikan

Agama yang dilakukan guru. Observasi dalam

penilaian sikap peserta didik merupakan teknik

yang dilakukan secara berkesinambungan

melalui pengamatan perilaku. Asumsinyasetiap

peserta didikpada dasarnya berperilaku baik

sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang

sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif)

yang berkaitan dengan indikator sikap spiritual

dan sikap sosial. Catatan hal-hal positif dan

menonjol digunakan untuk menguatkan perilaku

positif, sedangkan perilaku negatif digunakan

untuk pembinaan.Untuk menentukan penilaian

sikap, terlebih dahulu dirumuskan sikap sikap

yang akan dikembangkan sekolah.Sikap yang

dikembangkan sekolah harus mengacu pada Visi

sekolah.

Langkah yang harus dilakukan, yaitu :

(1) Merumuskan nilai sikap yang dikembangkan

sekolah dari Visi sekolah . Misalnya

“Menciptakan insan berprestasi,berbudaya dan

bertaqwa.” Sekolah mengembangkan sikap

Page 84: Buku Panduan Guru

73

jujur, bertanggung jawab, kompetitif, disiplin,

religius.

(2) Membuat format jurnal yang akan dilakukan

pendidik untuk melakukan penilaian sikap.

Format jurnal sebaiknya disepakati oleh

seluruh guru mapel. Contoh format jurnal

dapat dilihat pada panduan penilaian hasil

belajar untuk SMA yang diterbitkan Direktorat

PSMA tahun 2015.

2) Pelaksanaan penilaian sikap

Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dilakukan

setiap hari selama pembelajaran

satusemester.Penilaian dilakukan oleh wali kelas,

guru BK, dan guru mata pelajaran sertapeserta

didik.Penilaian sikap spiritual di dalam kelas

dilakukan oleh guru matapelajaran.Selama proses

pembelajaran guru mengamati dan mencatat

perilaku peserta didik yang sangat baik atau

kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku

tersebut teramati atau menerima laporan tentang

perilaku tersebut. Perilaku yang diamati bisa

berupa kedisiplinan, tanggungjawab, kejujuran,

kepedulian, responsif dan pro-aktif.Misalnya, saat

diskusi kelompok mau pun diskusi kelas guru

mengamati beberapa peserta didik terlihat sangat

menonjol dalam keaktifan bertanya dan atau

memberi tanggapan maka guru dapat mencatat

Page 85: Buku Panduan Guru

74

dalam jurnal tentang sikap responsif dan pro-aktif

mereka. Demikian juga sebaliknya, seorang

peserta didik dalam kelompok tidak aktif malah

mengerjakan yang lain, guru juga mencatat

perilaku peserta didik tersebut dalam jurnal.

Nama Satuan pendidikan : SMALB Negeri 5

Jakarta

Tahun pelajaran : 2016/2017

Kelas/Semester : XI/ Semester I

Mata Pelajaran : PPKn

NO WAKTU NAMA KEJADIAN/

PERILAKU

BUTIR

SIKAP

POS

/

NEG

TINDAK

LANJUT

1 16 Mei

2016

Abraha

m

Tidak mengikuti

praktikum

Memecahkan

prisma kaca

Melaporkan alat yang

dipecahkan

Disiplin

Tanggu

ng jawab,

jujur

-

+

Dipanggil

melalui tim

ketertiban,

untuk didata dan diberikan

pembinaan

oleh guru

mapel dan

dilaporkan kepada wali

kelas

Diberikan

penghargaan atas sikap

jujur dengan

pengurangan

poin

pelanggaran

Page 86: Buku Panduan Guru

75

NO WAKTU NAMA KEJADIAN/

PERILAKU

BUTIR

SIKAP

POS

/

NEG

TINDAK

LANJUT

Dst..

3) Pemanfaatan hasil penilaian sikap

Pengamatan sikap dilakukan guru secara berkala,

kemudian dibuat rekapitulasi untuk

dideskripsikan dan dilaporkan kepada wali kelas.

Pendidik melakukan pengamatan terhadap

perilaku peserta didik selama 1 semester.

Laporan guru ditindak lanjuti oleh wali kelas dan

menjadi catatan wali kelas untuk memberikan

deskripsi penilaian sikap di rapor.

b. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan mengukur kemampuan

kognitif dan kecakapan berpikir tingkat rendah

sampai tinggi peserta didik. Penilaian pengetahuan

dilakukan untuk mengetahui pencapaian ketuntasan

belajar, mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan

penguasaan pengetahuan dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, pemberian umpan balik kepada

peserta didik oleh guru sangat penting sehingga hasil

penilaian dapat digunakan untuk perbaikan mutu

pembelajaran. Selanjutnya skema penilaian

Page 87: Buku Panduan Guru

76

pengetahuan dapat ditunjukkan pada Gambar 6

berikut.

Gambar 8. Skema Penilaian Pengetahuan

Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat

digunakan sesuai dengan karakteristik masing-

masing KD. Teknik yang digunakan adalah tes

tertulis, tes lisan, dan penugasan.

1) Perencanaan penilaian pengetahuan

Penilaian kompetensi pengetahuan sudah

direncanakan dalam RPP. Karena penilaian

kompetensi pengetahuan harus dilaksanakan

untuk setiap IPK. IPK tersebut dijabarkan dalam

indikator soal yang menggambarkan

kemampuan berfikir tingkat rendah (LOTS) dan

kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS).

Contoh perencanaan penilaian pengetahuan

pada mata pelajaran Matematika Umum untuk

KD 3.1, yaitu:

Page 88: Buku Panduan Guru

77

N

o

IPK DARI KI-3 INDIKATOR

SOAL

RENCANA PENILAIAN

TEHNI

K

WAKTU

PELAKSANAA

N

1. 3.7.1Menjelaska

n konsep

segitiga siku-

siku

Dst..

3.7.6Menentuka

n nilai perbanding

an

trigonometri

dari segitiga

siku-siku

3.7.1.1

Melalui kegiatan

tanya

jawab,

pengamata

n gambar dan

diskusi

kelompok,

peserta

didik

dapat menjelask

an konsep

segitiga

siku-siku

3.7.6

Diberikan

gambar

segitiga

siku-siku

yang kedua

sisinya

diketahui ,

peserta

didik

dapat menentuk

an nilai

perbandin

gan

trigonometri dari

segitiga

siku-siku

tersebut

Tes

Lisan

Tes

Tertulis

PH

PH

Page 89: Buku Panduan Guru

78

Guru merancang penilaian untuk setiap

indikator yang dikembangkan, sebagai contoh

berikut.

Langkah yang harus dilakukan:

(1) Menyusun kisi kisi soal dapat menggunakan

format kisi-kisi

(2) Mengembangkan soal sesuai kisi kisi

(3) Membuat pedoman penskoran dan kuci

jawaban

(4) Menganalisis soal secara kualitatif

(menggunakan format analisis kualitatif)

2) Pelaksanaan penilaian pengetahuan

Penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai

proses dan hasil belajarpeserta didik. Penilaian

proses dilakukan dalam bentuk penilaian harian

melalui tes tertulis, tes lisan, maupun

penugasan. Cakupan penilaian harian meliputi

seluruh indikator dari satu kompetensi dasar

atau lebih sedangkan cakupan penugasan

disesuaikan dengan karakteristik kompetensi

dasar.

3) Pemanfaatan hasil penilaian pengetahuan

Hasil penilaian selanjutnya dianalisis dan

hasilnya digunakan sebagai acuan dalam

menyusun program remedial dan/atau

Page 90: Buku Panduan Guru

79

pengayaan serta perbaikan proses pembelajaran

berikutnya.

a. Remedial

Pembelajaran remedial bertujuan agar peserta

didik yang mengalami kesulitan belajar dapat

mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.

Pembelajaran remedial dapat dilakukan

melalui pembelajaran ulang, pemberian

bimbingan khusus, pemberian tugas, atau

pemanfaatan tutor sebaya.

Contoh penentuan program remedial.

Jika peserta didik dalam satu kelas yang

mencapai ketuntasan kurang dari 50% maka

bentuk pembelajaran remedialnya adalah

pembelajaran ulang.

b. Pengayaan

Pengayaan pembelajaran dapat digunakan

untuk mencapai kompetensi dasar ataupun

untuk pengembangan dari kompetensi dasar

yang sudah ditentukan.

C.Penilaian Keterampilan

Penilaian ketrampilan tidak terlepas dari penilaian

pengetahuan dan sikap. Dalam penilian ketrampilan

harus mencakup ketrampilan berfikir (abstrak) dan

ketrampilan kongkrit untuk mata pelajaran tertentu.

Page 91: Buku Panduan Guru

80

Penilaian ketrampilan dapat dilakukan dengan

berbagai tehnik antara lain penilaian praktek/kinerja,

proyek, dan porto folio.

Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada

Gambar 9.

Gambar 9. Skema Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan

berbagai teknik antara lain penilaian praktik/kinerja,

proyek, dan portofolio. Teknik penilaian lain dapat

digunakan sesuai dengan karakteristik kompetensi

mata pelajaran PPKn yang akan diukur. Instrumen

yang digunakan dapat berupa daftar cek atau skala

penilaian yang dilengkapi rubrik.

Page 92: Buku Panduan Guru

81

1) Perencanaan penilaian keterampilan

Kegiatan yang dilakukan pada persiapan

pelaksanaan penilaian keterampilan adalah:

Mencermati kompetensi yang dituntut dalam KD

dari KI-4 melalui IPK yang dikembangkan seperti

tabel berikut.

Tabel 7. Perencanaan Penilaian Ketrampilan

No IPK DARI KI-4 INDIKATOR SOAL

RENCANA PENILAIAN

TEHNIK WAKTU

PELAKSANAAN

4.4.Mengkomunikasikan

faktor pendorong

dan penghambat

persatuan dan

kesatuan bangsa

dalam NKRI

Disajikan

permasalaha

n faktor

pendorong

dan

penghambat

persatuan

dan

kesatuan

bangsa

dalam NKRI

Unjuk

kerja/

praktik

Unjuk kerja/

praktik

PH

PH

Page 93: Buku Panduan Guru

82

Menyusun rubrik penilaian seperti contoh

berikut.

Tabel 8. Contoh Rubrik Penilaian Keterampilan

NO ASPEK YANG

DINILAI

KRITERIA SKOR

1 Keterampilan

menyelesaikan

masalah

Penyelesaian

sesuai dengan

algoritma dan

hasilnya benar

Penyelesaian

sesuai

algoritma dan

hasilnya salah

Penyelesaian

tidak sesuai

algoritma dan

hasilnya benar

Penyelesaian

tidak sesuai

algoritma dan

hasilnya salah

(4)

(3)

(2)

(1)

2 .dst

........................

2) Pelaksanaan penilaian keterampilan

Pelaksanaan penilaian keterampilan dilakukan

untuk menilai proses dan hasil belajarpeserta

didik. Penilaian proses dilakukan melalui penilaian

praktik/kinerja selama proses pembelajaran.

Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui

penilaian produk, penilaianproyek, dan penilaian

portofolio yang diberikan setelah pembelajaran.

Page 94: Buku Panduan Guru

83

Kinerja peserta didik dalam kelompok dicermati

guru dengan menggunakan lembar pengamatan

seperti contoh berikut.

Hari/Tanggal : 3 September 2015

KD : 4.1

Kegiatan : Unjuk Kerja/ Praktik

NO. KEGIATAN YANG

DIAMATI

YA TIDAK

1 Terlibat dalam kegiatan

diskusi kelompok

2 Mengerjakan lembar kerja

3 Mengumpulkan hasil

lembar kerja tepat waktu

4 Mempresentasikan hasil

diskusi kelompok

5 Menguasai materi yang

dipresentasikan

Dst

3) Pemanfaatan hasil penilaian keterampilan

Setelah penilaian dilaksanakan, guru memberikan

umpan balik berupa komentar pada kinerja

peserta didik. Hasil penilaian kinerja tersebut

selanjutnya dianalisis untuk mengetahui

ketercapaian kompetensi sehingga dapat

menentukan rencana remedial atau pengayaan.

Page 95: Buku Panduan Guru

84

BAGIAN II

PETUNJUK KHUSUS

Buku ini merupakan pedoman guru untuk mengelola

pembelajaran terutama dalam memfasilitasi peserta didik

untuk memahami materi dan mengamalkan pesan-pesan

moral yang ada pada buku teks pelajaran. Materi ajar yang

ada pada buku teks pelajaran PPKn akan diajarkan selama

satu tahun pelajaran. Sesuai dengan desain waktu dan materi

seluruh Bab akan diselesaikan dalam waktu 32 minggu

pembelajaran. Buku pedoman guru ini memberi informasi

tentang format buku teks mata pelajaran PPKn yang tersusun

dalam empat Bab. Setiap Bab diurai dengan sangat sistematis.

Agar pembelajaran itu lebih efektif dan terarah, maka buku ini

dilengkapi dengan peta konsep pada setiap Bab. Uraian setiap

Bab adalah berikut ini.

1. Kegiatan Pembelajaran

a. Kompetensi Dasar

b. Indikator

c. Pengalaman Belajar

d. Media dan Sumber Belajar

e. Langkah-langkah Pembelajaran

2. Kegiatan Penilaian

a. Penilaian

b. Tindak Lanjut

3. Kegiatan Interaksi Dengan Orang Tua

Page 96: Buku Panduan Guru

85

BAB I

HAK DAN

KEWAJIBAN AZASI

MANUSIA SESUAI

NILAI-NILAI

PANCASILA

Page 97: Buku Panduan Guru

86

BAB I

HAK DAN KEWAJIBAN AZASI MANUSIA SESUAI NILAI-

NILAI PANCASILA

Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab I

tentang hak dan kewajiban azasi manusia sesuai nilai-nilai

pancasila, maka perhatikan peta konsep di bawah ini.

Hak dan

Kewajiban Asasi

Manusia

Sesuai Nilai-Nilai

Pancasila

Hak dan Kewajiban

Asasi Manusia

Pengertian Hak Asasi Manusia

Pembagian Hak

Asasi Manusia

Upaya

Penegakan HAM

Pengadilan Hak

Asasi Manusia

Penghormatan Hak

Asasi Manusia

Kasus-Kasus Pelanggaran

HAM

Pelanggaran HAM

Pelanggaran Dalam

Kehidupan Sehari-

hari

Hak dan Kewajiban

Asasi Manusia dalam

Pancasila

Nilai-nilai Pancasila

UUD Tahun 1945

UU No. 39 Tahun

1999

Page 98: Buku Panduan Guru

87

A. Pembelajaran

Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 1.1 Peserta didik memiliki hak dan kewajiban yang sama

1. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar pada Bab I hak dan kewajiban azasi

manusia sesuai nilai-nilai pancasila, adalah berikut ini.

1.1 Menghayati nilai-nilai dalam harmonisasi hak

dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan

Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara

2.1 Mengamalkan nilai-nilai dalam harmonisasi hak

dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan

Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara

3.1 Menganalisis hak dan kewajiban asasi manusia

sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

Page 99: Buku Panduan Guru

88

4.1 Melaksanakan hak dan kewajiban asasi manusia

sesuai nilai-nilai Pancasila dalam dinamika

kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Indikator

Indikator pada Bab I hak dan kewajiban azasi

manusia sesuai nilai-nilai pancasila, adalah berikut ini.

a. Menyebutkan pengertian hak azasi manusia.

b. Menjelaskan pembagian hak azasi manusia.

c. Menguraikan nilai-nilai pancasila.

d. Menjelaskan rumusan tesk pembukaan UUD 45

e. Mendiskusikan undang-undang nomor 39 tahun

1999 tentang hak azasi manusia.

f. Mencarikan kasus-kasus pelanggaran hak azasi

manusia

g. Mengamati pelanggaran HAM dalam kehidupan

sehari-hari

h. Menguraikan upaya penegakan hak azasi manusia

3. Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab I

Hak dan Kewajiban Azasi Manusia sesuai Nilai-nilai

Pancasila adalah mendorong peserta didik untuk

mampu memahami hal-hal berikut ini.

a. Hak dan Kewajiban Azasi Manusia.

b. Hak dan Kewajiban Azasi Manusia dlam Pancasila.

c. Kasus-kasus Pelanggaran Hak Azasi Manusia.

d. Upaya Penegakan Hak Azasi Manusia.

Page 100: Buku Panduan Guru

89

4. Media/alat dan Sumber belajar

Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari proses pembelajaran untuk mencapai

kompetensi yang menjadi tuntutan dalam

pembelajaran. Media pembelajaran sebagai sarana

bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

Media pembelajaran akan mempengaruhi iklim

belajar, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata

dan dikelola oleh guru. Dalam memilih media

pembelajaran harus mempertimbangkan prinsip

psikologi peserta didik, antara lain motivasi,

perbedaan individu. Emosi, partisipasi umpan balik,

penguatan dan penerapan. Penggunaan media

pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,

ruang dan waktu. Misalnya dalam pelajaran PPKn

untuk Mencari beberapa contoh konkrit suatu

peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan

dengan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia sesuai

Nilai-nilai Pancasila.

Alat pembelajaran adalah setiap peralatan yang dapat

menunjang efektifitas dan efisiensi pembelajaran dan

dapat mempengaruhi tingkah laku peserta didik.

gambar peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang

berkenaan dengan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia

sesuai Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara, Sumber belajar adalah

semua sumber yang dapat digunakan oleh peserta

didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun

Page 101: Buku Panduan Guru

90

secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta

didik untuk mencapai kompetensi tertentu. Sumber

belajar dapat berupa buku, data, orang, lingkungan,

alam dan sebagainya. Penulisan sumber belajar di RPP

harus jelas dan pasti.

5. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pembelajaran pada Bab I Hak dan Kewajiban Asasi

Manusia sesuai Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan

bernegara dilaksanakan pada minggu ke-1 sampai

dengan minggu ke-5 (450 menit).

Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan

potensi dan pembangunan karakter setiap peserta

didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan

yang berlangsung di sekolah, keluarga dan

masyarakat. Peserta didik mengembangkan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya

dalam berbagai situasi, di sekolah, keluarga, dan

masyarakat. Proses tersebut berlangsung melalui

kegiatan tatap muka di kelas, kegiatan terstruktur,

dan kegiatan mandiri.

Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan yang

dipetakan dalam pertemuan. Setiap pertemuan

memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan

kegiatan penutup.

a. Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan

pendahuluan:

Page 102: Buku Panduan Guru

91

1. mengkondisikan suasana belajar yang

menyenangkan;

2. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari

dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan

kompetensi yang akan dipelajari dan

dikembangkan;

3. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan

manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;

4. menyampaikan garis besar cakupan materi dan

kegiatan yang akan dilakukan; dan

5. menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang

akan digunakan.

b. Dalam kegiatan inti memuat hal hal yang berkaitan

dengan pendekatan dan metode/model yang

dijabarkan dalam Materi

1. Membaca teks dan mengamati gambar suatu

peristiwa yang mengandung Hak dan Kewajiban asasi

manusia sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara

2. Dengan bimbingan guru mengajukan beberapa

pertanyaan yang terkait dengan materi tersebut

3. Mencari dan mengumpulkan informasi/data yang

terkait dengan pertanyaan yang diajukan berkenaan

dengan materi tentang “Hak dan Kewajiban asasi

manusia sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara”

4. Mencari beberapa contoh konkrit suatu peristiwa

yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan

Page 103: Buku Panduan Guru

92

Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan

Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara

5. Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan

Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara

6. Menyusun dan menyajikan laporan tertulis hasil

pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi

“Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan

Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara”

7. Mempraktekan perilaku saling menghormati dan

menghargai serta bekerja sama yang menggambarkan

Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan

Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang

dilakukan diakhir pembelajaran.

8. Hal yang harus dilakukan pada kegiatan ini

adalah menemukan kesimpulan proses

pembelajaran,melakukan penilaian untuk mengetahui

tingkat ketercapaian indikator pembelajaran,

melakukan refleksi kebermanfaatan pembelajaran

yang dirasakan oleh peserta didik, dan melakukan

tindak lanjut supaya materi ajar yang disampaikan

pada hari itu lebih dipahami oleh peserta didik.

Kegiatan penutup dalam pembelajaran PPKn

Page 104: Buku Panduan Guru

93

misalnya, Menyusun dan menyajikan laporan tertulis hasil

pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi “Hak dan

Kewajiban asasi manusia sesuai dengan Nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Guru melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat

ketercapaian indikator. Instrumen penilaian

menjadi lampiran RPP.

Guru meminta beberapa peserta didik untuk

mengungkapkan manfaat mengetahui konsep Hak

dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan Nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Guru memberikan tugas kepada peserta didik. Materi

Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan

Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

6. Penilaian, Remedial dan Pengayaan

Penilaian dalam RPP mengukur ketercapaian indikator

pencapaian kompetensi. Penilaian untuk mengukur

ketercapaian indikator dapat dilakukan dengan beberapa

macam tehnik penilaian. Untuk lebih mudah dalam

melaksanakan penilaian, sebaiknya dari indikator

pencapaian kompetensi dijabarkan kedalam indikator

soal.

Page 105: Buku Panduan Guru

94

Instrumen penilaian menjadi lampiran RPP.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Apakah yang dimaksud HAM ? 2. Siapakah yang memberikan hak dasar manusia ? 3. Bagaimana sikap manusia terhadaphak oran laian ? 4. Manakah yang harus dipenuhi lebih dulu? 5. Bagaimana jika hak dan kewajiban tidak seimbang?

1. Penilaian Diri

Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.

Lakukan dengan jujur!

Tabel 1.1 Instrumen Penilaian Diri Bab I

No.

Pernyataan 1 2 3 4 5

1.

Pelajar bersyukur memiliki Pancasila yang melindungi

hak-hak asasi warganegara.

2

.

Pelajar memiliki perilaku

menghormati hak-hak teman.

3.

Pelajar bersikap ramah dengan semua teman yang

berbeda-beda.

4.

Pelajar saat bertindak mencerminkan sikap yang

santun dan lemah lembut.

5

.

Pelajar memenuhi kewajiban

untuk kepentingan bersama.

Jumlah Skor:

Keterangan:

a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan.

b. Skor 2, jika pernah melakukan.

Page 106: Buku Panduan Guru

95

c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan.

d. Skor 4, jika sering melakukan.

e. Skor 5, jika sangat sering melakukan.

2. Essay

1. Jaminan yang dimiliki rakyat adalah …

2. Masyarakat menjalan hak dan kewajiban dengan

seimbang.

3. Jaminan kesehatan di Indonesia tercantum dalam …

4. Pajak dapat mewujudkan keadilan ekonomi karena

5. Kewajiban peserta didik adalah …

3. Tugas Keterampilan

Tugas projek pada Bab I mencakup:

a. Membuat rangkuman sederhana tentang perilaku

hak dan kewajiban yang mencerminkan nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

b. Melakukan kegiatan wawancara terhadap tokoh

masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta

didik tentang bagaimana pandangan mereka

mengenai pelanggaran hak asasi manusia di

lingkungan sekitar.

c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan

rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas.

Page 107: Buku Panduan Guru

96

4.Interaksi Dengan Orang Tua

Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik

dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu

memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah

dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar

dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak

lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan

semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah

diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian

dari portofolio peserta didik.

Page 108: Buku Panduan Guru

97

BAB II

SISTEM HUKUM

PERADILAN DI

INDONESIA SESUAI

DENGAN UUD 45

Page 109: Buku Panduan Guru

98

BAB II

Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945

Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab II tentang

Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945, maka perhatikan peta konsep di

bawah ini.

Sistem

Hukum dan

Peradilan

di Indonesia

Sistem Hukum di Indonesia

Negara Hukum

Prinsip Negara

Hukum

Kekuasaan

Kehakiman

Sistem Peradilan di Indonesia

Peradilan Umum

Peradilan Agama

Peradilan Militer

Peradilan Tata

Usaha Negara

Sikap

Menjunjung Hukum

Penyelesaian Kasus

Hukum

Peran Penegak

Hukum

Partisipasi

Masyarakat Dalam

Hukum

Page 110: Buku Panduan Guru

99

A. Pembelajaran

Gambar 2.1 Setiap peserta didik mendapat perlindugan hukum Sumber: Dokumen Penulis

1. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar pada Bab II Sistem Hukum

Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang

Dasar Tahun 1945 adalah berikut ini.

1.2 Menghayati nilai-nilai secara adil dalam sistem hukum

dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2.2 Mengembangkan nilai-nilai secara adil dalam system

hokum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

3.2 Menganalisis sistem hukum dan peradilan di Indonesia

sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Page 111: Buku Panduan Guru

100

Indonesia Tahun 1945.

4.2 Menyajikan sistem hukum dan peradilan di Indonesia

sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945

2. Indikator

Indikator pada Bab II Sistem Hukum Peradilan di

Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun

1945 adalah berikut ini.

a. Menguraikan Sistem Hukum di Indonesia

b. Menguraikan Sistem Peradilan di Indonesia

c. Menjelaskan sikap menjunjung hukum

3.Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab II

Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia Sesuai

dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 adalah

mendorong peserta didik untuk mampu memahami hal-

hal berikut ini.

a. Sistem hukum di Indonesia.

b. Sistem peradilan di Indonesia.

c. Sikap menjunjung hukum di Indonesia.

4. Media dan Sumber Belajar

Media dan sumber belajar yang digunakan pada Bab

II Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia Sesuai

dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 di Indonesia

adalah berikut ini: gambar, LCD, komputer, dan

Page 112: Buku Panduan Guru

101

Gambar dari media cetak atau elektronik, Koran atau

majalah yang berisi artikel yang diperlukan dalam Bab

ini, Peta Indonesia lengkap, Video tentang beragam

peristiwa di Indonesia, Televisi atau radio yang

menyiarkan berita-berita terkini dan Kunjungan

langsung pada lembaga-lembaga terkait yang ada di

sekitar sekolah.

5. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pembelajaran pada Bab II Sistem Hukum Peradilan

di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar

Tahun 1945 dilaksanakan pada minggu ke-12 sampai

dengan minggu ke-16.

a. Pada bab ini, selayaknya guru mampu menyiapkan

diri dengan membaca berbagai literatur (sumber

bacaan lengkap) yang berkaitan dengan sistem

hukum dan peradilan di Indonesia.

b. Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery

learning, metode diskusi dengan model pembelajaran

bekerja dalam kelompok.

c. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif

tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia,

sebaiknya guru menampilkan artikel dan gambar

yang berkaitan dengan hukum yang berlaku di

Indonesia dan kegiatan peradilan di daerah masing-

masing.

d. Membagi peserta didik dalam kelompok dan

melakukan diskusi terhadap fakta-fakta,

Page 113: Buku Panduan Guru

102

membandingkan dengan teori-teori yang ada, dan

melaporkan hasil diskusi.

e. Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran

yang dibahas pada bagian umum di atas

Pelaksanaan pembelajaran PPKn pada materi ini

secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1)

Kegiatan Pendahuluan; (2) Kegiatan Inti; dan (3)

Kegiatan Penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan oleh guru dan

peserta didik dengan kegiatan berikut ini.

1) Mengkondisikan suasana belajar

2) Berdoa, mengecek kehadiran, kebersihan dan

kerapian kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber

belajar.

3) Membangun motivasi di kelas.

4) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari

dan yang akan dicapai serta mendapat penjelasan

tentang garis besar cakupan materi dan kegiatan

yang akan dilakukan.

5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang

akan digunakan.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan oleh guru dan peserta didik

dengan kegiatan berikut ini.

1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

Page 114: Buku Panduan Guru

103

a) Kegiatan 1: Ayo amati!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

(1) Ketertarikan peserta didik untuk

memperhatikan lingkungan sekitar.

(2) Sikap teliti dan cermat dalam melakukan

pengamatan.

(3) Keterampilan dalam menulis uraian

kegiatan dalam kolom yang telah

dicontohkan.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

a) Kegiatan 1: Ayo amati!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

3) Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

a) Kegiatan 1: Ayo amati!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!

Page 115: Buku Panduan Guru

104

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

4) Pertemuan Keempat (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

a) Kegiatan 1: Ayo amati!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

5) Pertemuan Kelima (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan pembelajaran proyek PPKn untuk

membuat ..

a) K

b) ..

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup dilakukan oleh guru dan peserta

didik dengan kegiatan berikut ini.

1) Menyimpulkan materi pembelajaran.

2) Melaksanakan post test.

3) Merefleksi materi pembelajaran.

4) Mendapatkan umpan balik atas pembelajaran

minggu ini.

5) Menyelesaikan evaluasi pada setiap kegiatan.

Page 116: Buku Panduan Guru

105

6) Menerima penjelasan tentang rencana kegiatan

pada pertemuan berikut.

7) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dalam

bentuk remedial, pengayaan, tugas individu,

maupun tugas kelompok.

B. Penilaian dan Tindak Lanjut

1. Penilaian

Penilaian yang dilakukan selama dan setelah

pembelajaran berlangsung adalah berikut ini.

a. Peserta didik diberi penilaian melalui pengamatan

membuat tugas maupun presentasi hasil kerja.

b. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk

melihat penguasaan materi yang dicapai dengan

pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi 2.1 sampai

dengan evaluasi 2.4 pada Bab II

c. Peserta didik diberi nilai terhadap hasil jawaban

penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru

terhadap hasil pembelajaran peserta didik

dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban

peserta didik. Penilaian dilakukan bukan hanya

untuk memberikan angka terhadap jawaban peserta

didik, melainkan meluruskan, memperkuat, dan

memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah

dibuat oleh peserta didik.

Page 117: Buku Panduan Guru

106

2. Tindak Lanjut

Kegiatan tindak lanjut pada Bab ini dapat

dilaksanakan dalam bentuk remedial atau pengayaan.

a. Remedial

Remedial diberikan pada peserta didik hanya pada

indikator yang belum tercapai. Pemberian soal

remedial dapat diambil dari soal yang sudah ada

pada pembahasan tersebut atau guru dapat

membuat ulang soal remedial sesuai dengan

indikator yang belum tercapai pada Bab ini.

b. Pengayaan

Kegiatan pengayaan dilakukan dengan memberikan

bahan bacaan baru yang berkaitan dengan materi

pada bab II tentang sistem hukum dan peradilan di

Indonesia. Peserta didik dapat diminta mengamati

kejadian-kejadian di lingkungan sekitar untuk

kemudian dilaporkan kembali.

C. Uji Kompetensi Bab II

Uji Kompetensi secara keseluruhan pada Bab II tentang

Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (dapat dilihat pada

Buku Siswa PPKn) terdiri dari empat bentuk, yaitu:

penilaian diri untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda

dan uraian untuk mengukur KI.3, dan tugas keterampilan

Page 118: Buku Panduan Guru

107

yang harus dikumpulkan peserta didik untuk mengukur

KI.4.

1. Penilaian Diri

Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.

Lakukan dengan jujur!

Contoh: Seorang peserta didik bernama Tono mendapat

nilai sebagai berikut.

Tabel 1.2 Instrumen Penilaian Sikap Bab II

No Waktu Nama Kejadian/ Perilaku

Butir Sikap

Positif/ Negatif

Tindak Lanjut

1.

2.

3.

4.

5.

Keterangan:

a. Perilaku yang dituliskan adalah sikap peserta didik yang

sangat menonjol positif atau negatifnya.

b. Catatan sikap dibuat dan dilaporkan sebagai bahan

penilaian sikap spiritual dan sosial.

c. Catatan sikap peserta didik hasil pengamatan dituliskan

dalam jurnal guru.

2. Pilihan Ganda

1. B

2. A

3. C

4. A

5. D

Page 119: Buku Panduan Guru

108

3. Essay

a. Hal 38 buku siswa

b. Hal 39 buku siswa

4. Tugas Keterampilan

Tugas keterampilan pada Bab II mencakup:

a. Membuat rangkuman sederhana tentang perilaku-

perilaku yang mencerminkan sikap taat hukum.

b. Melakukan kegiatan wawancara terhadap tokoh

masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta didik

tentang bagaimana pandangan mereka mengenai

penegak hukum di Indonesia pada masa sekarang.

c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan rapi,

dan menyampaikan hasilnya di depan kelas.

D. Interaksi Dengan Orang Tua

Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik

dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu

memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah

dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar

dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak

lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan

semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah

diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian

dari portofolio peserta didik.

Page 120: Buku Panduan Guru

109

Ujian Tengah

Semester

(UTS) I

Minggu ke-9

Page 121: Buku Panduan Guru

110

A. Waktu Pelaksanaan UTS

Ujian Tengah Semester (UTS) semester 1

diselenggarakan pada minggu ke-9. Latihan materi yang

diberikan pada UTS semester 1 adalah materi pada Bab I

tentang Hak dan Kewajiban Azasi Manusia sesuai Nilai-

nilai Pancasila dalam Kehidupan Bernegara dan Bab II

tentang Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia Sesuai

dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945

B. Penilaian UTS

Penilaian kegiatan UTS terdiri dari empat bentuk, yaitu:

penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan

ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio

yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4.

1. Penilaian Diri

Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.

Lakukan dengan jujur!

Tabel 2.3

Instrumen Penilaian Diri UTS I

No. Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Pelajar menerima setiap keputusan bersama.

2. Pelajar bersyukur memiliki Pancasila yang melindungi hak-hak asasi warganegara.

3. Pelajar melestarikan budaya memberi pendapat.

4. Pelajar memiliki perilaku menghormati hak-hak teman.

Page 122: Buku Panduan Guru

111

5. Pelajar bersikap ramah terhadap teman yang berbeda

pendapat.

Jumlah Skor:

Keterangan:

a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan

b. Skor 2, jika pernah melakukan

c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan

d. Skor 4, jika sering melakukan

e. Skor 5, jika sangat sering melakukan

2. Jawaban Singkat

1. Yunani

2. Negara

3. Hak dan kewajibannya

4. Mentaati aturan sekolah

5. GBHN

3. Essay

1. Kewajiban peserta didik adalah

2. Ciri-ciri masyarakat demokratis adalah

3. Jaminan yang dimiliki rakyat adalah

4. Contoh mewujudkan demokrasi di lingkungan

keluarga adalah

5. Pajak dapat mewujudkan keadilan ekonomi, sebab

pajak digunakan untuk

Page 123: Buku Panduan Guru

112

Ujian Akhir

Semester

(UAS) I

Minggu ke-14

Page 124: Buku Panduan Guru

113

A. Waktu Pelaksanaan UAS

Ujian Akhir Semester (UTS) semester 1 diselenggarakan

pada minggu ke-11. Latihan materi yang diberikan pada

UAS semester 1 adalah materi pada Bab I tentang Nilai-

nilai Hak Azasi Manusia sesuai Pancasila dalam Kehidupan

Bernegara Pancasila dan Bab II tentang Sistem Hukum

Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang

Dasar Tahun 1945

B. Penilaian UAS

Penilaian kegiatan UAS terdiri dari empat bentuk, yaitu:

penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan

ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio

yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4.

1. Penilaian Diri

Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.

Lakukan dengan jujur!

Tabel 2. 2

Instrumen Penilaian Diri UTS I

No. Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Pelajar bertindak mencerminkan tertib pada

peraturan.

2. Pelajar turut serta menjaga

ketertiban lingkungan sekolah.

3. Pelajar menjaga kelangsungan demokrasi di dalam kelas.

Page 125: Buku Panduan Guru

114

4. Pelajar mencerminkan perilaku demokrasi di kelas.

5. Pelajar bersikap ramah dengan semua teman yang

berbeda-beda.

Jumlah Skor:

Keterangan:

a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan.

b. Skor 2, jika pernah melakukan.

c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan.

d. Skor 4, jika sering melakukan.

e. Skor 5, jika sangat sering melakukan.

2. Pilihan Ganda

Kunci Jawaban Pilihan Ganda adalah berikut ini.

1. B

2. A

3. A

4. D

5. B

6. C

7. A

8. C

9. D

10. E

3. Jawaban Singkat

1. lahir.

2. UU RI Nomor: 20 Tahun 2003.

3. DPR.

4. Jaksa

Page 126: Buku Panduan Guru

115

5. Diri sendiri.

4. Essay

1. Jaminan kesehatan di Indonesia adalah

2. Ciri-ciri masyarakat demokratis adalah

Page 127: Buku Panduan Guru

116

BAB III

ANCAMAN INTERNASIONAL

DAN EKTERNAL DALAM

BINGKAI BHINEKA TUNGGAL

IKA

Page 128: Buku Panduan Guru

117

BAB III

Ancaman Internasional dan Ekternal Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab III

tentang Berbagai Ancaman Internasional dan Ekternal Dalam

Bingkai Bhinneka Tunggal Ika, maka perhatikan peta konsep di

bawah ini.

Ancaman Internasional

dan Ekternal Dalam Bingkai

Bhinneka Tunggal Ika

Ancaman

Terhadap Integrasi Nasional

Ancaman Bidang

Ideologi

Ancaman Bidang

Politik

Ancaman Bidang

Ekonomi

Ancaman Bidang

Sosial Budaya

Ancaman Bidang

Pertahanan dan Keamanan

Strategi Mengatasi

Berbagai Ancaman

Strategi Asimilasi

Strategi Akulturasi

Strategi Pluralisme

Page 129: Buku Panduan Guru

118

A. Pembelajaran

Gambar 4.1 Teman dapat saling melindungi dari ancaman internal Sumber: Dokumen Penulis

1. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar pada Bab III Berbagai Ancaman

Internasional dan Ekternal Dalam Bingkai Bhinneka

Tunggal Ika adalah berikut ini.

1.3 Menghayati dengan penuh rasa syukur nilai-nilai yang

membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara

dalam bidang “ekonomi” dan strategi mengatasinya

dalam membangun integrasi nasional berdasarkan asas

BhinnekaTunggal Ika

2.3 Mengembangkan dengan penuh rasa syukur nilai-nilai

yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap

negara dalam bidang “politik” dan strategi mengatasinya

dalam membangun integrasi nasional berdasarkan asas

Bhinneka Tunggal Ika.

3.3 Menganalisis kasus-kasus ancaman internal dan

eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai

Bhinneka Tunggal Ika

4.3 Memberikan contoh penyelesaian kasus-kasus ancaman

internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam

dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Page 130: Buku Panduan Guru

119

2. Indikator

Indikator pada Bab Bab III Berbagai Ancaman Dalam

Bingkai Bhinneka Tunggal Ika adalah berikut ini.

a. Menguraikan ancaman terhadap integrasi Nasional.

b. Menjelaskan stategi mengatasi berbagai ancaman

3.Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab III

Berbagai Ancaman Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

adalah mendorong peserta didik untuk mampu

memahami hal-hal berikut ini.

a. Ancaman di bidang ideologi.

b. Ancaman di bidang politik.

c. Ancaman di bidang ekonomi.

d. Ancaman di bidang sosial budaya.

e. Ancaman di bidang pertahanan dan keamanan

f. Strategi Asimilasi

g. Strategi Akulturasi

h. Strategi Pluralisme

4.Media dan Sumber Belajar

Media dan sumber belajar yang digunakan pada Bab

III Ancaman Internal dan Ekternal Terhadap dalam

Bingkai Bhineka Tunggal Ika adalah berikut ini.

a. Koran atau majalah yang berisi artikel yang

diperlukan dalam Bab ini.

b. Peta Indonesia lengkap.

Page 131: Buku Panduan Guru

120

c. Video tentang beragam peristiwa di Indonesia.

d. Televisi atau radio yang menyiarkan berita-berita

terkini.

e. Kunjungan langsung pada lembaga-lembaga terkait

yang ada di sekitar sekolah.

f. Buku-buku PPKn

5.Langkah-Langkah Pembelajaran

Pembelajaran pada Bab III Ancaman Internal dan

Ekternal dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika

dilaksanakan pada minggu ke-18 sampai dengan

minggu ke-25.

a. Pada bab ini, selayaknya guru mampu menyiapkan

diri dengan membaca berbagai literatur (sumber

bacaan lengkap) yang berkaitan dengan kasus-kasus

ancaman internal terhadap ipoleksosbudhankam.

b. Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery

learning, metode diskusi dengan model pembelajaran

bekerja dalam kelompok.

c. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif

tentang ancaman internal terhadap

ipoleksosbudhankam, sebaiknya guru menampilkan

artikel dan gambar yang berkaitan dengan ancaman

internal yang muncul di negara Indonesia.

d. Membagi peserta didik dalam kelompok dan

melakukan diskusi terhadap fakta-fakta,

membandingkan dengan teori-teori yang ada, dan

melaporkan hasil diskusi.

Page 132: Buku Panduan Guru

121

Pelaksanaan pembelajaran PPKn pada materi ini

secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1)

Kegiatan Pendahuluan; (2) Kegiatan Inti; dan (3)

Kegiatan Penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan oleh guru dan

peserta didik dengan kegiatan berikut ini.

1) Mengkondisikan suasana belajar

2) Berdoa, mengecek kehadiran, kebersihan dan

kerapian kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber

belajar.

3) Membangun motivasi di kelas.

4) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari

dan yang akan dicapai serta mendapat penjelasan

tentang garis besar cakupan materi dan kegiatan

yang akan dilakukan.

5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang

akan digunakan.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan oleh guru dan peserta didik

dengan kegiatan berikut ini.

1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

a) Kegiatan 1: Ayo amati!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

(1) Ketertarikan peserta didik untuk

memperhatikan lingkungan sekitar.

Page 133: Buku Panduan Guru

122

(2) Sikap teliti dan cermat dalam melakukan

pengamatan.

(3) Keterampilan dalam menulis uraian

kegiatan dalam kolom yang telah

dicontohkan.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

a) Kegiatan 1: Ayo amati!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

3) Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

a) Kegiatan 1: Ayo amati!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

4) Pertemuan Keempat (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

Page 134: Buku Panduan Guru

123

a) Kegiatan 1: Ayo amati!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

5) Pertemuan Kelima (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan pembelajaran proyek PPKn untuk

membuat ..

a) K

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup dilakukan oleh guru dan peserta

didik dengan kegiatan berikut ini.

1) Menyimpulkan materi pembelajaran.

2) Melaksanakan post test.

3) Merefleksi materi pembelajaran.

4) Mendapatkan umpan balik atas pembelajaran

minggu ini.

5) Menyelesaikan evaluasi pada setiap kegiatan.

6) Menerima penjelasan tentang rencana kegiatan

pada pertemuan berikut.

7) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dalam

bentuk remedial, pengayaan, tugas individu,

maupun tugas kelompok.

Page 135: Buku Panduan Guru

124

B. Penilaian dan Tindak Lanjut

1. Penilaian

Penilaian yang dilakukan selama dan setelah

pembelajaran berlangsung adalah berikut ini.

a. Peserta didik diberi penilaian melalui pengamatan

membuat tugas maupun presentasi hasil kerja.

b. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk

melihat penguasaan materi yang dicapai dengan

pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi 4.1 sampai

dengan evaluasi 4.5 pada Bab III

c. Peserta didik diberi nilai terhadap hasil jawaban

penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru

terhadap hasil pembelajaran peserta didik

dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban

peserta didik. Penilaian dilakukan bukan hanya

untuk memberikan angka terhadap jawaban peserta

didik, melainkan meluruskan, memperkuat, dan

memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah

dibuat oleh peserta didik.

2. Tindak Lanjut

Kegiatan tindak lanjut pada Bab ini dapat

dilaksanakan dalam bentuk remedial atau pengayaan.

a. Remedial

Remedial diberikan pada peserta didik hanya pada

indikator yang belum tercapai. Pemberian soal

remedial dapat diambil dari soal yang sudah ada

pada pembahasan tersebut atau guru dapat

Page 136: Buku Panduan Guru

125

membuat ulang soal remedial sesuai dengan

indikator yang belum tercapai pada Bab ini.

b. Pengayaan

Kegiatan pengayaan dilakukan dengan memberikan

bahan bacaan baru yang berkaitan dengan materi

pada bab III ini tentang Ancaman Dalam Bingkai

Bhinneka Tunggal Ika. Peserta didik dapat diminta

mengamati kejadian-kejadian di lingkungan sekitar

untuk kemudian dilaporkan kembali.

C. Uji Kompetensi Bab III

Uji Kompetensi secara keseluruhan pada Bab III tentang

Ancaman Internal dan ekternal Terhadap dalam bingkai

Bhineka Tunggal Ika (dapat dilihat pada Buku Siswa PPKn)

terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian diri untuk

mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk

mengukur KI.3, dan tugas keterampilan yang harus

dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4.

1. Penilaian Diri

Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.

Lakukan dengan jujur!

Contoh: Seorang peserta didik bernama Andi mendapat

nilai sebagai berikut.

Page 137: Buku Panduan Guru

126

Tabel 4.1 Instrumen Penilaian Diri Bab III

No. Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Bersyukur menjadi warganegara Indonesia yang kaya akan keragaman suku bangsa.

2. Memiliki perilaku yang mencintai produk dalam negeri.

3. Ramah dengan semua teman yang berbeda suku, agama, dan

golongan.

4. Saat berpendapat mencerminkan

sikap hati-hati. √

5. Menjaga keamanan keluarga dari

ancaman kejahatan. √

Jumlah Skor 3 12 5

Jumlah Skor Keseluruhan 20

Keterangan:

a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan.

b. Skor 2, jika pernah melakukan.

c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan.

d. Skor 4, jika sering melakukan.

e. Skor 5, jika sangat sering melakukan.

Kriteria Penilaian:

a. Aspek penilaian bergerak dari angka 1 sampai 5.

b. Skor maksimal adalah 25.

c. Nilai akhir diperoleh dengan membagi skor perolehan

dengan skor maksimal dikalikan 10.

Hasil Perhitungan:

Skor perolehan x 100 = 20 x 100 = 80

Skor maksimal 25

Page 138: Buku Panduan Guru

127

Nilai akhir penilaian diri yang diperoleh peserta didik pada

Bab III adalah 80.

2. Pilihan Ganda

1. B

2. A

3. C

4. D

5. E

3. Uraian

6. K

4. Tugas Keterampilan

Tugas keterampilan pada Bab III mencakup:

a. Membuat rangkuman sederhana tentang Ancaman

Internal dan ekternal dalam bingkai Bhineka

Tunggal Ika.

b. Melakukan kegiatan wawancara terhadap tokoh

masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta

didik tentang bagaimana pandangan mereka

mengenai kasus ancaman internal pada masa

sekarang.

c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan

rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas.

D. Interaksi Dengan Orang Tua

Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik

dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu

Page 139: Buku Panduan Guru

128

memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah

dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar

dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak

lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan

semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah

diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian

dari portofolio peserta didik.

Page 140: Buku Panduan Guru

129

Ujian Tengah

Semester

(UTS) 2

Minggu ke-21

Page 141: Buku Panduan Guru

130

A. Waktu Pelaksanaan UTS

Ujian Tengah Semester (UTS) semester 2

diselenggarakan pada minggu ke-26. Latihan materi yang

diberikan pada UTS semester 2 adalah materi pada Bab III

tentang Ancaman Internal dan ekternal dalam Bingkai

Bhineka Tunggal Ika.

B. Penilaian UTS

Penilaian kegiatan UTS terdiri dari empat bentuk, yaitu:

penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan

ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio

yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4.

1. Penilaian Diri

Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.

Lakukan dengan jujur!

Tabel 5.1 Instrumen Penilaian Diri UTS 2

No. Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Bersyukur menjadi warganegara

Indonesia yang kaya akan keragaman suku bangsa.

2. Memiliki perilaku yang sangat mencintai produk dari luar negeri.

3. Ramah dengan semua teman yang berbeda suku, agama, dan golongan.

4. Saat berpendapat mencerminkan sikap kebebasan.

5. Menjaga keamanan sekolah dari ancaman kejahatan dari luar

sekolah.

Jumlah Skor:

Page 142: Buku Panduan Guru

131

Keterangan:

a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan.

b. Skor 2, jika pernah melakukan.

c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan.

d. Skor 4, jika sering melakukan.

e. Skor 5, jika sangat sering melakukan.

2. Jawaban Singkat

1. banyaknya konflik.

2. demokrasi.

3. menciptakan lapangan usaha sendiri.

4. provokasi.

5. instalasi penting pemerintah.

3. Essay

1. Peristiwa pergantian ideologi terjadi pada tanggal 30

September 1965 yang dikenal dengan peristiwa G 30

S/PKI.

2. Dasar pendirian partai adalah

3. Dampak perdagangan bebas adalah

4. Menghindari konflik dengan cara

5. Pemberontakan bersenjata adalah

Page 143: Buku Panduan Guru

132

BAB IV

TANTANGAN

PERSATUAN DAN

KESATUAN BANGSA

DALAM NEGARA

KESATUAN

REPUBRIK

INDONESIA

Page 144: Buku Panduan Guru

133

BAB IV

TANTANGAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM NEGARA KESATUAN REPUBRIK INDONESIA

(NKRI)

Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab IV tentang

Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI,

maka perhatikan peta konsep di bawah ini.

Kata Kunci: Persatuan, Kesatuan, Keberagaman

Tantangan Persatuan

dan Kesatuan

Bangsa Dalam NKRI

Faktor Pendorong dan

Penghambat Persatuan dan

Kesatuan Bangsa

Wilayah

Indonesia

Keanekaragaman

Sosial Budaya

Potensi Sumber

Daya Alam

Isu Kemiskinan

Makna Persatuan dan

Kesatuan Bangsa

Semangat

Kebangkitan Nasional

Sumpah Pemuda

Proklamasi

Kemerdekaan

Sila Persatuan

Indonesia

Usaha

Mempertahan-kan Persatuan dan Kesatuan

Bangsa

Gotong Royong

Pembiasaan di

Lingkungan

Sekolah

Page 145: Buku Panduan Guru

134

A. Pembelajaran

Gambar 4.1 Peserta didik berasal dari suku bangsa yang beragam Sumber: Dokumen Penulis

1. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar pada Bab IV tentang Tantangan

Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI, adalah

berikut ini.

1.4 Menghayati nilai-nilai secara adil persatuan dan

kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

2.4 Mengembangkan nilai-nilai secara adil, persatuan dan

kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

3.4 Menganalisis factor pedorong dan penghambat persatuan

dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

4.4 Mengomunikasikan factor pedorong dan penghambat

persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia

Page 146: Buku Panduan Guru

135

2. Indikator

Indikator pada Bab IV tentang Tantangan Persatuan

dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI, adalah berikut ini.

a. Menjelaskan makna persatuan bangsa

b. Menjelaskan makna kesatuan bangsa

c. Mengidentifikasi faktor pendorong persatauan

kesatuan bangsa.

d. Mengidentifikasi faktor penghambat persatauan

kesatuan bangsa.

e. Menguraikan usaha mempertahankan Persatuan

Bangsa.

f. Menguraikan usaha mempertahankan Kesatuan

Bangsa

3. Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab IV

Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam

NKRI adalah mendorong peserta didik untuk mampu

memahami hal-hal berikut ini.

a. Semangat kebangkitan nasional.

b. Sumpah pemuda

c. Sila persatuan Indonesia

d. Wilayah Indonesia

e. Keanekaragaman sosial budaya

f. Potensi sumber daya alam

g. Isu kemiskinan

h. Gotong royong

i. Pembiasaan di lingkungan sekolah

Page 147: Buku Panduan Guru

136

4. Media dan Sumber Belajar

Media dan sumber belajar yang digunakan pada Bab

IV Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam

NKRI adalah berikut ini.

a. Gambar dari media cetak atau elektronik tentang

Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam

NKRI.

b. Koran atau majalah yang berisi artikel yang

diperlukan dalam Bab IV ini.

c. Peta Indonesia lengkap.

d. Video tentang beragam peristiwa di Indonesia.

e. Televisi atau radio yang menyiarkan berita-berita

terkini.

f. Kunjungan langsung pada lembaga-lembaga terkait

yang ada di sekitar sekolah.

g. Buku sumber yang berkaitan dengan PPKn

5. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pembelajaran pada Bab IV Tantangan Persatuan dan

Kesatuan Bangsa Dalam NKRI dilaksanakan pada

minggu ke-27 sampai dengan minggu ke-33.

a. Pada bab ini, selayaknya guru mampu menyiapkan

diri dengan membaca berbagai literatur (sumber

bacaan lengkap) yang berkaitan dengan Tantangan

Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI .

b. Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery

learning, metode diskusi dengan model pembelajaran

bekerja dalam kelompok.

Page 148: Buku Panduan Guru

137

c. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif

tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Dalam NKRI, sebaiknya guru menampilkan artikel

dan gambar yang berkaitan dengan persatuan dan

kesatuan di negara Indonesia.

d. Guru diharapkan menerapkan model-model

pembelajaran yang ada di petunjuk dibagian awal.

e. Membagi peserta didik dalam kelompok dan

melakukan diskusi terhadap fakta-fakta,

membandingkan dengan teori-teori yang ada, dan

melaporkan hasil diskusi.

Pelaksanaan pembelajaran PPKn pada materi ini

secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1)

Kegiatan Pendahuluan; (2) Kegiatan Inti; dan (3)

Kegiatan Penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan oleh guru dan

peserta didik dengan kegiatan berikut ini.

1) Mengkondisikan suasana belajar

2) Berdoa, mengecek kehadiran, kebersihan dan

kerapian kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber

belajar.

3) Membangun motivasi di kelas.

4) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari

dan yang akan dicapai serta mendapat penjelasan

tentang garis besar cakupan materi dan kegiatan

yang akan dilakukan.

Page 149: Buku Panduan Guru

138

5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang

akan digunakan.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan oleh guru dan peserta didik

dengan kegiatan berikut ini.

1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

a) Kegiatan 1: Ayo amati!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

(1) Ketertarikan peserta didik untuk

memperhatikan lingkungan sekitar.

(2) Sikap teliti dan cermat dalam melakukan

pengamatan.

(3) Keterampilan dalam menulis uraian

kegiatan dalam kolom yang telah

dicontohkan.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

a) Kegiatan 1: Ayo amati!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

Page 150: Buku Panduan Guru

139

3) Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

a) Kegiatan 1: Ayo amati!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

4) Pertemuan Keempat (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2.

a) Kegiatan 1: Ayo amati!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi!

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini.

5) Pertemuan Kelima (2 x 45 menit)

Guru dan peserta didik diharapkan dapat

menyelesaikan pembelajaran proyek PPKn untuk

membuat ..

a) K

b) ..

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup dilakukan oleh guru dan peserta

didik dengan kegiatan berikut ini.

Page 151: Buku Panduan Guru

140

1) Menyimpulkan materi pembelajaran.

2) Melaksanakan post test.

3) Merefleksi materi pembelajaran.

4) Mendapatkan umpan balik atas pembelajaran

minggu ini.

5) Menyelesaikan evaluasi pada setiap kegiatan.

6) Menerima penjelasan tentang rencana kegiatan

pada pertemuan berikut.

7) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dalam

bentuk remedial, pengayaan, tugas individu,

maupun tugas kelompok.

B. Penilaian dan Tindak Lanjut

1. Penilaian

Penilaian yang dilakukan selama dan setelah

pembelajaran berlangsung adalah berikut ini.

a. Peserta didik diberi penilaian melalui pengamatan

membuat tugas maupun presentasi hasil kerja.

b. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk

melihat penguasaan materi yang dicapai dengan

pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi 4.1 sampai

dengan evaluasi 4.4 pada Bab IV

c. Peserta didik diberi nilai terhadap hasil jawaban

penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru

terhadap hasil pembelajaran peserta didik

dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban

peserta didik. Penilaian dilakukan bukan hanya

untuk memberikan angka terhadap jawaban peserta

Page 152: Buku Panduan Guru

141

didik, melainkan meluruskan, memperkuat, dan

memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah

dibuat oleh peserta didik.

2. Tindak Lanjut

Kegiatan tindak lanjut pada Bab IV ini dapat

dilaksanakan dalam bentuk remedial atau pengayaan.

a. Remedial

Remedial diberikan pada peserta didik hanya pada

indikator yang belum tercapai. Pemberian soal

remedial dapat diambil dari soal yang sudah ada

pada pembahasan tersebut atau guru dapat

membuat ulang soal remedial sesuai dengan

indikator yang belum tercapai pada Bab IV ini.

b. Pengayaan

Kegiatan pengayaan dilakukan dengan memberikan

bahan bacaan baru yang berkaitan dengan materi

pada bab ini tentang Tantangan Persatuan dan

Kesatuan Bangsa Dalam NKRI. Peserta didik dapat

diminta mengamati kejadian-kejadian di lingkungan

sekitar untuk kemudian dilaporkan kembali.

C. Uji Kompetensi Bab IV

Uji Kompetensi secara keseluruhan pada Bab IV tentang

Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI

(dapat dilihat pada Buku Siswa PPKn) terdiri dari empat

bentuk, yaitu: penilaian diri untuk mengukur KI.1 dan

KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan

Page 153: Buku Panduan Guru

142

tugas keterampilan yang harus dikumpulkan peserta didik

untuk mengukur KI.4.

1. Penilaian Diri

Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.

Lakukan dengan jujur!

Contoh: Seorang peserta didik bernama Andi mendapat

nilai sebagai berikut.

Tabel 4.1

Instrumen Penilaian Diri Bab IV

No. Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Bersyukur menjadi warganegara Indonesia yang

memiliki sejarah perjuangan bangsa yang berani.

2. Memiliki perilaku senang mengenal budaya dari daerah lain.

3. Ramah dengan semua teman yang berbeda agama atau

keyakinan.

4. Saat bertindak

mencerminkan sikap peduli pada teman yang berbeda suku.

5. Mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan dengan

kepentingan anggota kelompok.

Jumlah Skor 3 12 5

Jumlah Skor Keseluruhan 20

Keterangan:

a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan.

Page 154: Buku Panduan Guru

143

b. Skor 2, jika pernah melakukan.

c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan.

d. Skor 4, jika sering melakukan.

e. Skor 5, jika sangat sering melakukan.

Kriteria Penilaian:

a. Aspek penilaian bergerak dari angka 1 sampai 5.

b. Skor maksimal adalah 25.

c. Nilai akhir diperoleh dengan membagi skor perolehan

dengan skor maksimal dikalikan 10.

Hasil Perhitungan:

Nilai akhir penilaian diri yang diperoleh peserta didik pada

Bab IV adalah 80.

6. Pilihan Ganda

1. A

2. D

3. B

4. E

5. E

7. Essay

7. K

8. Tugas Keterampilan

Tugas keterampilan pada Bab IV mencakup:

a. Membuat rangkuman sederhana tentang perilaku

yang mencerminkan persatuan dan kesatuan.

Skor perolehan x 100 = 20 x 100 = 80

Skor maksimal 25

Page 155: Buku Panduan Guru

144

b. Melakukan kegiatan wawancara terhadap tokoh

masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta

didik tentang bagaimana pandangan mereka

mengenai nilai-nilai persatuan pada masa sekarang.

c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan

rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas.

D. Interaksi Dengan Orang Tua

Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik

dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu

memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah

dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar

dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak

lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan

semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah

diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian

dari portofolio peserta didik.

Page 156: Buku Panduan Guru

145

Ujian Akhir

Semester

(UAS) 2

Minggu ke-34

Page 157: Buku Panduan Guru

146

A. Waktu Pelaksanaan UAS

Ujian Akhir Semester (UAS) semester 2 diselenggarakan pada

minggu ke-34. Latihan materi yang diberikan pada UAS

semester 2 adalah materi pada Bab IV tentang Tantangan

Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI

B. Penilaian UAS

Penilaian kegiatan UAS terdiri dari empat bentuk, yaitu:

penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan

ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio

yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4.

1. Penilaian Diri

Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai.

Lakukan dengan jujur!

Tabel 1 Instrumen Penilaian Diri UAS 2

No. Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Bersyukur menjadi warganegara

Indonesia yang memiliki keragaman suku bangsa

2. Memiliki perilaku yang mencintai produk dalam negeri.

3. Ramah dengan semua teman yang berbeda suku dan agama.

4. Saat bertindak mencerminkan sikap peduli pada semua teman.

5. Mementingkan kepentingan kelas

dari pada kepentingan pribadi.

Jumlah Skor:

Page 158: Buku Panduan Guru

147

Keterangan:

a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan.

b. Skor 2, jika pernah melakukan.

c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan.

d. Skor 4, jika sering melakukan.

e. Skor 5, jika sangat sering melakukan.

2. Pilihan Ganda

Kunci Jawaban Pilihan Ganda adalah berikut ini.

1. B

2. B

3. D

4. B

5. B

6. A

7. D

8. E

9. C

10. C

3. Jawaban Singkat

1. ….

2. …

4. Essay

Page 159: Buku Panduan Guru

148

Indeks

Page 160: Buku Panduan Guru

149

Indeks

A

Absolut Ancaman Aturan

B Budaya

D Dekrit

Demokrasi Devisa Diskriminatif

Dominasi

E Ekonomi Eksekutif

Ekspor Ekstrim Emosi

Eskalasi Etos

F Fatwa

G Global

Globalisasi H

HAM Hukum

I Ideologi

Ikrar Impor Independen

Intensitas

Page 161: Buku Panduan Guru

150

Internasional

K Kasus Keamanan

Kolusi Konflik Konstitusi

Kontrol Konvensional

Korupsi Kriminal

L Liberalisme

M Martabat

Massa Materialistis Militansi

Militer Modal

Mutu

N Naskah Nepotisme

Norma

O P Paham

Pancasila Partai

Pedoman Pemerintah Pelanggaran

Pelecehan Peradilan

Page 162: Buku Panduan Guru

151

Perdata Perkara

Pertahanan Penegakan Penganiayaan

Pidana Politik Pornoaksi

Prinsip

R Ras Reformasi

S Sabotase

Sanksi Seksual

Sengketa Sidang Sistem

Sosial Strategi

T Teror

Toleransi V

Visi

W Wakaf Warisan

Watak Wilayah

Page 163: Buku Panduan Guru

152

Glosarium

Page 164: Buku Panduan Guru

153

Glosarium

ancaman usaha yang dilaksanakan secara konsepsional

melalui tindak politik dan/atau kejahatan yang

diperkirakan dapat membahayakan tatanan serta

kepentingan negara dan bangsa

budaya akal budi, pikiran manusia, yang mempunyai

peradaban

demokrasi bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh

rakyatnya turut serta memerintah dengan perantara

wakilnya

demokratis berciri demokrasi

ekonomi ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan

pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti

halnya keuangan, perindustrian, dan perdagangan)

hak kekuasaan untuk berbuat sesuatu karena telah

ditentukan oleh Undang-Undang dan aturan

hak asasi manusia hak yang dilindungi secara internasional

seperti hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk

memilih, hak untuk mengeluarkan pendapat

hukum sekumpulan peraturan yang berlaku di masyarakat

dan dibuat oleh badan resmi yang bersifat wajib,

memaksa, dan akan mendapat sanksi tegas jika

melanggarnya

ideologi kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas

pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan

untuk kelangsungan hidup

Page 165: Buku Panduan Guru

154

keberagaman berbagai ragam atau berbagai macam

kesatuan bergabung jadi satu

kewajiban sesuatu yang harus dilaksanakan sebagai

keharusan

konflik perselisihan atau pertentangan

Pancasila dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi

negara

pelanggaran perbuatan melanggar

pemilu pemilihan umum yang diselenggarakan setiap lima

tahun sekali untuk memilih wakil rakyat

peradilan segala sesuatu mengenai perkara pengadilan

melalui proses mengadili oleh dewan atau majelis yang

mengadili perkara dan diputuskan oleh hakim

persatuan gabung

politik pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau

kenegaraan

sosial sifat-sifat kemasyarakatan (sifat suka memperhatikan

umum, suka menolong, dan sebagainya)

Page 166: Buku Panduan Guru

155

DAFTAR PUSTAKA

Page 167: Buku Panduan Guru

156

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Rini. (2014). Prinsip-Prinsip Program Pengayaan.

(Online). Tersedia: http://membumikan-pendidikan. blogspot.co.id/2014/10/prinsip-prinsip-program-

pengayaan.html [28 Maret 2016]. Anggarda, Giantara. (2013). Konsep Dasar Pengajaran

Remedial dan Pengayaan. (Online). Tersedia: http://conditionaloflife.blogspot.co.id/2013/05/konse

p-dasar-pengajaran-remedial-dan.html Anonim. (2002). Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

1945 Hasil Amandemen. Jakarta: Ganeca Sains.

Anonim. (2010). Pengertian Umum Budaya Politik. (Online). Tersedia:

http://definisipengertian.blogspot.com/2010/05/pengertian-budaya-politik.html [10 Februari].

Cahyati, Dwi dan Warsito. (2010). Pelajaran Kewarganegaraan Untuk Kelas X SMA, MA, dan SMK. Jakarta: Pusat

Kurikulum dan perbukuan Kementerian Pendidikan nasional.

Darmadi, Hamid. (2013). Urgensi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan. (Online). Tersedia:

http://hamiddarmadi.blogspot.com/2013/07/urgensi-pendidikan-Pancasila-dan.html. [Diunduh tanggal 14

November 2013 Jam 20.00]. Gunawan.D (2010) Komunikasi Anak Tunarungu: Program

khusus sistem isyarat Bahasa Indonesia Dinas Pendidikan Profinsi JawaBarat.

Gunawan.D (2016) Modul Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Kementerian Pendidikan dan

Page 168: Buku Panduan Guru

157

Kebudayaan, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusu, Jakarta

Hallahan, Daniel P & Kouffman, James, M. (1991). Exceptional Children Introduction to Special Education. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Faiq, Muhammad. (2013). Mengenal Direct Instruction (Model

Pembelajaran Langsung/Model Pengajaran Langsung). (Online). Tersedia:

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/direc-instruction-model-pembelajaran-langsung.html. [Diunduh tanggal 4 Desember 2013

Jam 02.00].

Hartono, Sunaryati. (2006). Bhinneka Tunggal Ika: Sebagai Asas Hukum bagi Pembangunan Hukum Nasional. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Kaelan. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan

Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.

Kaelan. (2010). Pendidikan Pancasila Edisi Reformasi. Yogyakarta: Paradigma.

Lubis, Yusnawan. (2014). Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Untuk SMA/SMK Kelas XI. Jakarta:

Kemendikbud.

Manan, Bagir. (2001). Menyongsong Fajar Otonomi Daerah. Yogyakarta: Pusat Studi Hukum (PSH) Fakultas

Hukum Universitas Islam Indonesia (UII). Muladi. (2009). Hak Asasi Manusia: Hakekat, Konsep dan

Implikasinya dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat. Bandung: Refika Aditama.

Muslim, Ahmad Toha dan M. Sugiarmin. (...). Ortopedi Dalam

Pendidikan Anak Tunadaksa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Page 169: Buku Panduan Guru

158

Rusman. (2012). Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-

model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi ke-dua. Jakarta: Rajawali Pers.

Sadikin, Ali. (2012). Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Pengajaran Remedial. (Online). Tersedia: https://alisadikinwear.

wordpress.com/2012/07/22 tujuan-fungsi-dan-prinsip-pengajaran-remedial/ [28 Maret 2016]

Sudrajat, Akhmad. (2008). Pembelajaran Remedial. (Online).

Tersedia: https://akhmadsudrajat.wordpress.com

/2008/08/13/pembelajaran-remedial-dalam-ktsp/[28 Maret 2016].

Sundawa, Dadang, dkk. (2008). Contextual Teaching and

Learning Pendidikan Kewarganegaraan: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional. Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning (Teori, Reset,

dan Praktik). Bandung: Nusa Media.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3.

Jakarta: Balai Pustaka.

Widodo, Eko dan Taufiqurrahman. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan 2 Untuk SMP/MTs kelas 2. Jakarta:

Kemendikbud.

Page 170: Buku Panduan Guru

159

PENULIS

Page 171: Buku Panduan Guru

160

Riwayat Penulis

DUDI GUNAWAN SULAEMAN, Lahir di Kota Bandung tanggal 21 Nopember 1962, hidup dibesarkan di lingkungan yang keras mengarah ke yang negatif (Terminal Cicaheum), tetapi berkat didikan dan bimbingan dari orang tua yang terhormat Ayahhanda: H. Dudeh Sulaeman dan Ibunda Hj Ai Tuti Herawati, Putra pertama dari tujuh

bersaudara. Pada Tahun 1990 menikah dengan Hj Yeti Karyeti berasal dari Bandung, yang berprofesi sebagai karyawan PDAM Kota Bandung, dikaruniai dua orang anak Shena

Giantasya (mahasiswa UPI) dan Ilyasa Kausar Fachri (mahasiswa UPI). Jenjang Pendidikan formal yang ditempuh adalah TK Pelangi Cicaheum, SDN Cicaheum lulus tahun 1975, SMPN 17 Bandung lulus tahun 1978, SPGN I Bandung lulus tahun 1981, SGPLBN Bandung lulus tahun 1983, FIPPLB lulus tahun 1986 (Sarjana Pendikan Luar Biasa Spesialisasi Tunarungu), S2 (Magister Pendidikan) Program Studi Bimbingan dan Konseling (Pendidikan Khusus) lulus tahun 2004 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Pada tahun 2008 melanjutkan ke S3 (Program Doktoral) Bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah PascaSarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Alhamdulilah lulus tahun 2012. Pengalaman kerja pada tahun 1983 sebagai tenaga sukwan di SLB-B Cicendo, tahun 1984 diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri sebagai guru SLB-B Pembina Tk Profinsi JawaBarat di Cimalaka Kabupaten Sumedang, Tahun 1989-1995. menjadi Dosen SGPLBN Bandung. Tahun 1995 sampai sekarang menjadi staf pengajar di Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tambahan pengalaman kerja Tahun 2005 Penulis merintis sekolah Usia Dini (TK/TPA Miftahul Manan di Cicaheum), sampai sekarang menjadi Kepala Sekolah. Menjadi Konsultan THT Depsos Profinsi JawaBarat, Sebagai Audolog (pemeriksa pendengaran), mengajar di Universitas Terbuka, sebagai nara sumber pendidikan luar biasa DEPDIKBUD tingkat profinsi maupun Nasional. Pengalaman berorganisasi di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Jurusan Pendidikan Luar Biasa, sebagai biro Kemahasiswaan tahun 2005-2011, dan tahun 2011 sampai sekarang Biro Akademik serta menangani anak-anak berkebutuhan khusus di Lab PLB

Page 172: Buku Panduan Guru

161

menangani hambatan bicara. Tambahan lainnya di dalam melaksanakan pengabdian masyarakat aktif di BPOC (Badan Pembina Olahraga Cacad), dan pemberian penyuluhan pendidikan khusus, Narasumber Nasional Kurikulum 2013 dll. Karya ilmiah yang dihasilkan berupa seminar, penelitian, pembuatan buku, artikel yang diterbitkan dalam jurnal Nasional dan Internasional. Penghargaan yang diperoleh dari Presiden Republik Indonesia yaitu Satya Lencana Karya Satya dan dari Rektor UPI Karya Bakti Satya 10 tahun dan 20 tahun.

Page 173: Buku Panduan Guru

162

RIWAYAT HIDUP PENILAI

Nama Lengkap: Dr.At. Sugeng

Priyanto, M.Si., telepon kantor 0248508014, HP 08122925181, e-mail:[email protected] kantor: Program Studi Pendidikan Pancasila dan Ke-warganegaraan, Jurusan Politik dan Kewar-ganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang (UNNES). Bidang keahlian: Ilmu-ilmu Sosial dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Riwayat pendidikan tinggi, S-1 Program Studi Pendidikan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara, IKIP Semarang, tahun 1988, S-2 Program Studi Sosiologi Agama, UKSW Salatiga, tahun 1999, dan S-3 Program Studi Agama dan Lintas Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tahun 2015 dengan judul disertasi Islam-Jawa: Praktik Keagamaan Masyarakat Miskin Kampung Tambakrejo, Kota Semarang. Riwayat pekerjaan sebagai dosen IKIP Semarang yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada Fakultas Ilmu Sosial sejak tahun 1989. Mata kuliah yang diampunya antara lain Teori-teori Sosial Budaya, Sosiologi Politik, dan Kurikulum dan Buku Teks. Kegiatan lain dalam sepuluh tahun terakhir antara lain Anggota Tim Pengembang Kurikulum SMP pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Narasumber Nasional Kurikulum 2013, Penilai Buku Teks dan Non-teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang semuanya pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Pendidikan dan Pelatihan Guru, baik pada tingkat sekolah, kabupataen/kota, provinsi, maupun nasional. Judul buku yang ditulis, antara lain Pendidikan Kewarganegaraan SMP Kelas VII, VIII, IX, Penulisan Bersama,

Page 174: Buku Panduan Guru

163

Buku Sekolah Elektronik (BSE) Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, tahun 2008, Pendidikan Kewarganegaraan, Penulisan Bersama, Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar, Pendidikan Kewarganegaraan, Penulisan Bersama, tahun 2011, Dinamika Ideologi Partai Politik Keagamaan Pada Masa Orde Baru, tahun 2015, Islam-Jawa: Praktik Keagamaan Masyarakat Miskin Kampung Tambakrejo, Kota Semarang, tahun 2015. Judul penelitian yang dihasilkan antara lain Kajian Pemberdayaan Masyarakat Korban Bencana Merapi di Kabupaten Magelang, tahun 2011 dan Interaksi Kelas Sosial Masyarakat Miskin Kampung Tambakrejo Kota Semarang, tahun 2012. Kegiatan lain yang dilakukan pengembangan potensi dan pemberdayaan masyarakat miskin di bidang pendidikan.

Page 175: Buku Panduan Guru