buku aku pegawai penjara

62
___________________________Aku Pegawai Penjara 1 KATA SAMBUTAN KATA SAMBUTAN KATA SAMBUTAN KATA SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN (Drs. (Drs. (Drs. (Drs. MARDJAMAN, Bc.IP) MARDJAMAN, Bc.IP) MARDJAMAN, Bc.IP) MARDJAMAN, Bc.IP) ehidupan merupakan amanah yang seyogyanya dijalani dengan tanggung jawab yang diemban seorang Khalifah di muka bumi. Hidup seperti itu harus pula dituntun oleh hati nurani yang hakekatnya senantiasa jernih, tidak ditutupi, tidak tertutup kabut kepentingan lain, selain dari mengabdi kepada sesama, kepada alam dan kepada Sang Khalik. Dalam perjalanan hidupnya setidak- tidaknya dalam usia pengabdiannya sebagai pegawai penjara (seperti dikehendaki dan dipakai sebagai judul) – saya melihat sosok Ngusman berjalan kadang tertatih kadang pula melesat dalam menunaikan langkah-langkah sebagai penanggungjawab yang ingin jujur dengan hati nuraninya. Di lingkungan Pemasyarakatan Indonesia, sosok Ngusman seperti sosok yang dihadirkan K ___________________________Aku Pegawai Penjara 2 oleh Sang Khalik untuk menyelamatkan beberapa kejadian destruktif di beberapa institusi Pemasyarakatan. Setidak-tidaknya pada pasca pemberontakan penghuni Rutan Medaeng Jawa Timur, pasca kerusuhan Lapas Makasar Sulawesi Selatan dan kemelut yang berkepanjangan di Lapas Cipinang Jakarta Raya. Seperti orang yang memang telah dipilih olehNya sosok itu dapat menyelesaikan semua masalah pokok dan ikutannya sampai tuntas. Pengkayaan pengalaman melalui “sekolah penyelesaian kemelut” mendorong dirinya untuk menyampaikan pengalaman itu kepada generasi penerusnya. Salah satunya melalui ungkapan dalam buku ini “Aku Bangga Menjadi Pegawai Penjara” yang menyimpan dan mengurai banyak makna dari judulnya yang bersahaja. Buku ini : bacaan, pelajaran, mungkin juga hiburan yang akan memperkaya wawasan pembacanya untuk memandang dunia

Upload: mistery-humanoid

Post on 04-Jul-2015

418 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

1

KATA SAMBUTANKATA SAMBUTANKATA SAMBUTANKATA SAMBUTAN

DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATANDIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATANDIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATANDIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN (Drs.(Drs.(Drs.(Drs. MARDJAMAN, Bc.IP)MARDJAMAN, Bc.IP)MARDJAMAN, Bc.IP)MARDJAMAN, Bc.IP)

ehidupan merupakan amanah yang

seyogyanya dijalani dengan tanggung

jawab yang diemban seorang Khalifah di muka

bumi. Hidup seperti itu harus pula dituntun oleh

hati nurani yang hakekatnya senantiasa jernih,

tidak ditutupi, tidak tertutup kabut kepentingan

lain, selain dari mengabdi kepada sesama, kepada

alam dan kepada Sang Khalik.

Dalam perjalanan hidupnya setidak-

tidaknya dalam usia pengabdiannya sebagai

pegawai penjara (seperti dikehendaki dan dipakai

sebagai judul) – saya melihat sosok Ngusman

berjalan kadang tertatih kadang pula melesat

dalam menunaikan langkah-langkah sebagai

penanggungjawab yang ingin jujur dengan hati

nuraninya.

Di lingkungan Pemasyarakatan Indonesia,

sosok Ngusman seperti sosok yang dihadirkan

K

___________________________Aku Pegawai Penjara

2

oleh Sang Khalik untuk menyelamatkan beberapa

kejadian destruktif di beberapa institusi

Pemasyarakatan. Setidak-tidaknya pada pasca

pemberontakan penghuni Rutan Medaeng Jawa

Timur, pasca kerusuhan Lapas Makasar Sulawesi

Selatan dan kemelut yang berkepanjangan di

Lapas Cipinang Jakarta Raya. Seperti orang yang

memang telah dipilih olehNya sosok itu dapat

menyelesaikan semua masalah pokok dan

ikutannya sampai tuntas.

Pengkayaan pengalaman melalui “sekolah

penyelesaian kemelut” mendorong dirinya

untuk menyampaikan pengalaman itu kepada

generasi penerusnya. Salah satunya melalui

ungkapan dalam buku ini “Aku Bangga

Menjadi Pegawai Penjara” yang menyimpan

dan mengurai banyak makna dari judulnya yang

bersahaja.

Buku ini : bacaan, pelajaran, mungkin juga

hiburan yang akan memperkaya wawasan

pembacanya untuk memandang dunia

Page 2: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

3

Pemasyarakatan dan sebagai pelajaran yang baik

bagi generasi muda pemasyarakatan.

Saya yakin buku ini bermanfaat.

Jakarta, 01 Maret 2007

Drs. MARDJAMAN, Bc.IP Drs. MARDJAMAN, Bc.IP Drs. MARDJAMAN, Bc.IP Drs. MARDJAMAN, Bc.IP

___________________________Aku Pegawai Penjara

4

KATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur ke hadlirat Allah

SWT, dalam memasuki usia yang ke- 60 tahun ini

saya masih diberikan kesehatan untuk

menyelesaikan tugas saya sebagai Kepala Kantor

Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia Jawa Tengah.

Perjalanan karier saya yang 39 (tiga puluh

sembilan) tahun rasanya sayang kalau moment-

moment penting dalam karier saya terlewatkan

begitu saja. Untuk itu saya mencoba membuat

catatan-catatan penting dalam perjalanan karier

saya di Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia khsususnya Lembaga Pemasyarakatan

dalam bentuk buku yang mudah-mudahan dapat

menjadi bacaan dan wawasan bagi petugas di

bidang pemasyarakatan.

Buku ini berjudul : “Aku Bangga Menjadi

Pegawai Penjara” , berisi tentang perjalanan

karier saya, yang sangat mengesankan sekaligus

menegangkan dalam memimpin sebuah Lembaga

Page 3: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

5

Pemasyarakatan. Harapan saya atas buku ini

adalah agar apa yang saya lalui dalam perjalanan

karier saya bisa menjadi motivasi bagi generasi

penerus saya di bidang pemasyarakatan.

Akhirnya mudah-mudahan buku ini dapat

bermanfaat bagi yang membacanya dan saya

ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan (yang

tidak bisa saya sebutkan satu persatu) yang telah

membantu dalam penyelesaian penulisan catatan

perjalanan karier saya ini.

NGUSMAN, Bc.IPNGUSMAN, Bc.IPNGUSMAN, Bc.IPNGUSMAN, Bc.IP., SH., SH., SH., SH

SSSSekilas Perjalanan Karir di Pemekilas Perjalanan Karir di Pemekilas Perjalanan Karir di Pemekilas Perjalanan Karir di Pemaaaasyarakatansyarakatansyarakatansyarakatan

___________________________Aku Pegawai Penjara

6

aya dilahirkan 60 (enam puluh tahun) yang

lalu dari keluarga kecil dengan dua

bersaudara (kakak saya perempuan). Dalam

perjalanan hidup yang kami lalui kakak saya satu-

satunya meninggal dunia, akhirnya saya hidup

dengan kedua orangtua saya.

Berawal dari kegemaran olah raga (Saya

lulus dari SGPD (Sekolah Guru Pendidikan

Djasmani – sekarang Olah Raga)), tahun 1967

saya melamar menjadi pegawai di Direktorat

Jenderal Pemasyarakatan. Waktu itu saya tercatat

sebagai pemain sepakbola Persis Solo (Persatuan

Sepak Bola Indonesia Solo/Surakarta). Agar para

pemain Persis Solo tidak meninggalkan kota Solo

maka beberapa pemain Persis Solo ditawari untuk

melamar pekerjaan pada 4 (empat) instansi yang

berada di kota Solo, yang pertama Pemda

(pemerintah daerah) tingkat II Kotamadya

Surakarta, kedua Lembaga Pemasyarakatan

Surakarta (Solo), yang ketiga di salah satu bank

swasta di Surakarta dan yang keempat di pabrik

S

Page 4: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

7

tekstil Karangasem Surakarta. Dari keempat

tawaran itu diadakan undian dan saya harus

memilih salah satu diantaranya, dan kebetulan di

lembaga pemasyarakatan membutuhkan seorang

pegawai yang mempunyai kemampuan di bidang

olah raga (untuk pembinaan narapidana dan

tahanan), selanjutnya pihak Persis Solo

memberikan rekomendasi berdasarkan

kemampuan yang saya miliki, dan akhirnya

dengan tanpa melalui prosedur test saya diterima

di Lembaga Pemasyarakatan Surakarta.

Awal mulai saya bekerja, saya belum tahu

apa yang namanya pembinaan narapidana dan

tahanan, banyak waktu di luar jam kerja saya

pergunakan untuk di kantor (jarang pulang)

karena setiap pulang kantor saya melanjutkan

dengan beberapa kegiatan olah raga bersama

narapidana dan tahanan yaitu volley ball, bahkan

sampai-sampai saya makan bersama dengan Napi

(narapidana) dan tahanan. Selanjutnya saya

mengikuti “Basic Course” untuk pegawai baru di

___________________________Aku Pegawai Penjara

8

bidang pemasyarakatan selama 1 (satu) bulan dan

praktek sebagai Polsus (Polisi Khusus) untuk

Lembaga Pemasyarakatan selama 3 (tiga) bulan

yang dididik oleh Polres Surakarta, kemudian saya

ditempatkan di bagian keamanan.

Seiring dengan kegiatan saya sebagai

pegawai di Lapas Solo pada tahun 1970 ada

pengumuman tentang penerimaan taruna AKIP

(Akademi Ilmu Pemasyarakatan) yang membuka

kesempatan bagi pegawai Lembaga

Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan

(Rutan) untuk mengikuti pendidikan ilmu

pemasyarakatan di Jakarta, akhirnya saya tercatat

sebagai taruna AKIP angkatan VI.

Setelah lulus dari AKIP tahun 1973 saya

dikembalikan di Lapas Solo, dan saya ditempatkan

di bagian Pendidikan, yang memberikan

bimbingan kepada narapidana dan tahanan,

selanjutnya saya diangkat sebagai Kepala Seksi

Pembinaan Narapidana.

Page 5: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

9

Pada tahun 1984 – 1986 saya diangkat

sebagai Kepala Rumah Tahanan Boyolali, dan

alhamdulillan waktu 2 (dua) tahun saya lewati

dengan keadaan yang aman dan tidak ada

narapidana ataupun tahanan yang lari selama

kepemimpinan saya waktu itu.

Setelah 2 (dua) tahun di Boyolali saya

dipindahtugaskan lagi sebagai Kepala Rutan di

Pangkep (Pangkajene Kepulauan) Sulawesi

Selatan. Saya belum pernah membayangkan

bahwa saya akan ditempatkan di luar pulau Jawa

dengan menempuh perjalanan kapal laut -

pesawat terbang dan diteruskan dengan

perjalanan darat (sedangkan saya sendiri belum

pernah mengalami pergi ke luar Jawa). Singkatnya

saya naik kapal bersama keluarga (anak, isteri dan

orang tua) menuju tempat tugas yang baru di

Rutan Pangkajene Kepulauan dengan menjual

barang yang saya miliki selama di Surakarta untuk

bekal berangkat ke Sulawesi Selatan, karena uang

perjalanan didnas tidak cukup untuk ongkos 4

___________________________Aku Pegawai Penjara

10

(empat) orang anak, isteri dan orang tua saya

yang selalu ikut saya kemana saya bertugas.

Setelah sampai di tempat tujuan, ternyata daerah

ini terdiri dari 2/3 laut, 1/3 daratan, dan saya

ditugaskan di Pangkajene Kepulauan Sulawesi

Selatan selama lebih kurang 9 (sembilan) tahun 2

bulan, syukur alhamdulilah tugas tersebut bisa

saya laksanakan dengan baik dan enjoy.. (saya

bersama isteri dan anak-anak menikmatinya),

dengan cara menyesuaikan diri dengan budaya

dan kebiasaan orang Bugis dan Makassar.

Setelah menikmati kehidupan 9 (sembilan)

2 bulan tahun di Pangkep saya dipindahtugaskan

ke daerah Polmas - Polewali Mamasa, yang

tempatnya lebih jauh lagi dari ibukota Makassar

(sekitar 200 km dari kota Makassar).

2 (dua) tahun di Polmas saya dipindahkan

ke Rutan Klas I Medaeng Surabaya. Pada waktu

itu sekitar tahun 1997 baru saja terjadi reformasi

(nasional), di Rutan Medaeng terjadi

pemberontakan dan pembakaran semua asset

Page 6: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

11

milik negara – rutan dibakar penghuni, narapidana

dan tahanan berbuat anarkhis -, tapi alhamdulillah

tidak terjadi pelarian karena di ‘back-up’ oleh

pasukan Brimob Medaeng yang berada di dekat

Rutan maupun dari batalyon angkatan darat

“Branjangan” yang berada di Surabaya. Setelah

pemberontakan ini barulah saya menjadi Kepala

Rutan Medaeng.

Disinilah saya mulai mengenal tindakan

anarkhis narapidana dan tahanan, karena saya

pernah bertugas di Sulawesi Selatan (yang cukup

keras karakter perorangannya), saya tidak terlalu

sulit untuk mengendalikan napi, tahanan maupun

petugas yang berada di Rutan Surabaya dan

akhirnya Rutan Surabaya pulih kembali dan dapat

melakukan pelayanan maupun pembinaan kepada

narapidana dan tahanan yang ada di rutan

Medaeng Surabaya.

Setelah lebih kurang 2 (dua) tahun berada

di Rutan Medaeng saya diperintahkan untuk

pindah ke Lapas Klas I Makasar. Siapapun petugas

___________________________Aku Pegawai Penjara

12

waktu itu akan bingung dan tanda tanya karena

seorang pajabat eselon IIIb.....kok langsung

ditugaskan di eselon IIb, tidak melalui eselon IIIª

(mestinya harus memimpin lapas klas IIa lebih

dulu).

Namun akhirnya saya dilantik sebagai

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Makasar

oleh Kepala Kantor Wilayah yang waktu itu dijabat

oleh pak Kardono. Dan pada waktu itu keadaan LP

Klas I Makassar betul-betul sangat

memprihatinkan dan perlu penanganan secara

khusus dan serius karena baru saja terjadi

kerusuhan yang sangat hebat dengan pembakaran

semua asset bangunan lapas dan pelarian/

pemberontakan dua kali berturut-turut dengan

penghuni (napi/tahanan) lari melewati pintu

gerbang sebanyak 54 orang dan yang kedua 57

orang dengan melawan petugas.

Setelah saya membenahi Lapas Klas I

Makasar saya sudah mendapat tugas lagi untuk

segera ke Jakarta, singkatnya saya diminta untuk

Page 7: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

13

memimpin Lapas Klas I Cipinang Jakarta Raya.

Ternyata di Lapas Cipinang baru saja terjadi

kerusuhan dan pembakaran, narapidana lari lewat

tali yang diikatkan pada pohon di luar tembok

penjara dan 2 (dua) orang napi GAM (Gerakan

Aceh Merdeka) lari dengan mengancam petugas

dengan pistol dan granat yanag bisa dibawa dari

dalam LP.

Yah... narapidana dan penjara, itulah

pekerjaan saya dan yang saya hadapi setiap hari ,

bahkan sampai akhir masa pensiun saat ini saya

menjadi Kepala Kantor Wilayah Departemen

Hukum dan Hak Asasi Manusia, saya telah

berhadapan dengan narapidana dan penjara

secara langsung selama kurang lebih 36 (tiga

puluh enam) tahun lamanya.

Berbagai macam tantangan telah saya lalui

dalam kurun 39 tahun saya berkarir. Tidak pernah

terbayangkan pada saat saya memulai pekerjaan

ini saya akan menjadi Kepala Kantor Wilayah

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.

___________________________Aku Pegawai Penjara

14

Sebelum saya menduduki jabatan terakhir

ini saya telah melalui berbagai macam penugasan

di Departemen Hukum dan HAM, dari sejak

menjadi pegawai dengan golongan Ic, eselon IV,

eselon III, dan saat ini eselon IIa dengan

golongan IV/d dan pangkat Pembina Utama

Madya; dari pegawai biasa, penjaga penjara

(sipir), Kepala Rumah Tahanan, Kepala Lembaga

Pemasyarakatan sampai Kepala Kantor Wilayah

Departemen Hukum dan HAM. Dan saya sendiri

tidak pernah menyangka dari pegawai golongan I

dan bertugas di pos jaga bisa menjabat 2 (dua)

kali Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I dan 3

(tiga) kali Kepala Kantor Wilayah.

Dari tiga puluh sembilan tahun karir saya di

Departemen Hukum dan HAM ada beberapa fase

yang sangat menegangkan sekaligus

mengesankan, yaitu saat saya menjadi Kepala

Rumah Tahanan (KaRutan) dan Kepala Lembaga

Pemasyarakatan (Kalapas). Selama menjalankan

tugas sebagai Kalapas selalu ditempatkan pada

Page 8: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

15

daerah-daerah dan tempat-tempat yang rawan

konflik (Lembaga Pemsayarakatan), setelah Lapas

tersebut mengalami pemberontakan, kerusuhan

dan pelarian-pelarian, tapi yang membuat saya

bangga adalah bahwa tantangan ini bisa saya

lewati dengan mulus selamat dan selalu

mendapatkan pertolongan dari Tuhan Yang Maha

Kuasa dan selalu mendapatkan kemudahan

kesehatan dan perlindunganNya, karena selama

saya menjalani tugas sebagai Kepala Lembaga

Pemasyarakatan tidak pernah ada narapidana

yang “lari”, dan semua narapidana/ tahanan juga

pegawai selalu bisa saya berdayakan.

Dari mulai Surabaya, Makasar, sampai

Lapas Klas I Cipinang-Jakarta, banyak hal yang

menjadikan saya bisa berbangga bahwa AKU ADALAH AKU ADALAH AKU ADALAH AKU ADALAH

PEGAWAI PENJARAPEGAWAI PENJARAPEGAWAI PENJARAPEGAWAI PENJARA.

Dengan berakhirnya masa kerja saya dan

memasuki masa pensiun setelah 39 (tiga puluh

sembilan) tahun saya bekerja, tak lupa ucapan

terima kasih saya kepada beliau-beliau yang telah

___________________________Aku Pegawai Penjara

16

membantu karir saya dan pihak-pihak yang tidak

bisa disebutkan satu-persatu, antara lain kepada :

1. Bapak Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH;

2. Bapak Drs. Hasanudin, Bc.IP., SH., MH;

3. Bapak Adhi Soejatno, Bc.IP., SH;

4. Bapak Drs. Mardjaman, Bc.IP;

Dan tentunya yang tidak bisa saya lupakan adalah

semua rekan-rekan kerja saya baik di

pemasyarakatan maupun di Kantor Wilayah

Sulawesi Tengah, Papua (Irian Jaya) maupun di

Jawa Tengah.

Page 9: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

17

PERJALANAN KARIERPERJALANAN KARIERPERJALANAN KARIERPERJALANAN KARIER

RUMAH TAHANAN SURAKARTARUMAH TAHANAN SURAKARTARUMAH TAHANAN SURAKARTARUMAH TAHANAN SURAKARTA 1967 1967 1967 1967 ---- 1983198319831983

umah Tahanan (Rutan) Surakarta

adalah awal karier saya. Tahun 1973

setelah saya selesai menjalani pendidikan ilmu

pemasyarakatan (AKIP) saya dikembalikan ke

Rutan Surakarta, sebentar ditempatkan di bagian

penjagaan saya dipindahkan di bidang pendidikan.

Di sini yang saya melakukan pembinaan dan

bimbingan kepada narapidana dan tahanan untuk

melakukan kegiatan-kegiatan khususnya olah raga

dan saya memberikan arahan untuk melakukan

olah raga secara baik dan benar. Selanjutnya saya

dipindahkan sebagai Kepala Seksi Pembinaan

Narapidana, yang tugasnya tidak jauh berbeda

dengan apa yang sudah saya lakukan sebelumnya.

Di Rutan Surakarta ini saya sebagai

pegawai baru hampir setiap hari bermaian olah

raga bersama para napi / tahanan dan juga

R

___________________________Aku Pegawai Penjara

18

beberapa pegawai termasuk saudara Sugeng

Hendrijo yang saat ini menjadi Kepala Kantor

Wilayah Departemen Hukum dan HAM Jawa Barat

dan hampir setiap hari bertanding dengan saya

bemain ping-pong, catur sampai volley Ball.

Page 10: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

19

RUMAH TAHANAN BOYOLALIRUMAH TAHANAN BOYOLALIRUMAH TAHANAN BOYOLALIRUMAH TAHANAN BOYOLALI

Pada tahun 1985 saya dipercaya sebagai

Kepala Rumah Tahanan Boyolali Jawa Tengah,

yang pada waktu itu Kepala Rutan boyolali Bapak

Soejito pensiun dan kelihatannya hubungan antara

kepala Rutan dadn anak buah kurang harmonis,

indikatornya antara lain adalah :

- proyek-proyek Rutan boyolali tidak selesai;

- tanda tangan Kepala rutan dipalsu oleh

petugas;

- kurang harmonis kehidupan di dadlam

kantor.

Di Rutan Boyolali ini saya lalui pertama kali

menjadi seorang pimpinan yang harus bisa

bekerjasama dengan teman-teman petugas serta

perlu adanya koordinasi nyata dengan instansi

terkait untuk kelancaran tugas kedinasan

___________________________Aku Pegawai Penjara

20

RUMAH TAHANAN RUMAH TAHANAN RUMAH TAHANAN RUMAH TAHANAN PANGKAJENE KEPULAUAPANGKAJENE KEPULAUAPANGKAJENE KEPULAUAPANGKAJENE KEPULAUANNNN

SULAWESI SELATANSULAWESI SELATANSULAWESI SELATANSULAWESI SELATAN

etelah 2 (dua) tahun bertugas di Boyolali

saya dipindahtugaskan lagi sebagai

Kepala Rutan di Pangkep (Pangkajene Kepulauan),

saya belum pernah membayangkan bahwa saya

akan ditempatkan di luar pulau Jawa dengan

menempuh perjalanan kapal laut bahkan pesawat

terbang. Singkatnya saya naik kapal bersama

keluarga menuju tempat tugas yang baru di rutan

Pangkajene Kepulauan, ternyata daerah ini terdiri

dari 2/3 laut, 1/3 daratan, dan saat saya

ditugaskan di Pangkajene kepulauan Sulawesi

Selatan selama lebih kurang 9 (sembilan) tahun 2

bulan, syukur alhamdulilah tugas tersebut bisa

saya laksanakan dengan baik dan enjoy.. (saya

bersama isteri menikmatinya).

Selama bertugas di Pangkep ini saya

telah mengalami pergantian tiga bupati (Jumadi

Yunus, Nasir, dan Baso Amrullah), 5 (lima)

S

Page 11: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

21

Dandim dan 6 (enam) Kapolres, dan juga sampai

ada beberapa pergantian kepala-kepala dinas

disana, namun saya masih tetap bertahan sebagai

kepala Rutan di Pangkep. Itu semua saya lalui

dengan senang hati, tanpa amengenal pendidikan

penjenjangan (Sepada maupun Sepala)

Untuk menikmati tugas saya ini saya ikut

aktif di dalam kegiatan olah raga baik tenis, catur

maupun sepakbola dan saya selalu diminta oleh

bapak Bupati (baik bapak Jumadi, Nasir maupun

bapak Baso Amrullah) untuk selalu aktif. Sampai-

sampai pada suatu saat saya dipanggil oleh bapak

Kakanwil Sulawesi Selaltan (bapak Taher

Abdullah), beliau mengungkapkan rasa bangga

dan senang terhadap saya karena selama

bertugas di Pangkep telah terjalin hubungan yang

sangat baik antara Rutan, Pemda setempat

maupun instansi-instansi terkait. Saya mengetahui

itu setelah pak Kakanwil menunjukkan ke saya

surat pernyataan dari bupati (Baso Amrullah) yg

ditujukan kepada Kakanwil Departemen

___________________________Aku Pegawai Penjara

22

Kehakiman Sulawesi Selatan tentang

penghargaannya kepada saya bahwa kinerja saya

menurut bupati sangat bagus sekali di Pangkep.

Hal ini membuat motivasi saya bertambah dalam

melaksanakan tugas di daerah Sulawesi Selatan.

Perlu dijelaskan disini bahwa selama

bertugas di Rutan Pangkep bisa berusaha/ bisnis

ayam bangkok yang saya bawa daei solo dengan

keuntungan yang sangat menjanjikan.

Di Pangkep dengan pegawai 32 orang, 28

orang laki-laki dan 4 orang perempuan, tetapi

semuanya saling bahu membahu (kompak) dan

setiap upacara di Kabupaten peleton Rutan

Pangkep tidak pernah ketinggalan, selalu ikut

berpartisipasi (yang selesai jaga malam selalu ikut

upacara) dan yang lebih hebat lagi semua personil

laki-laki ikut upacara dan Rutan hanya dijaga

teman-teman wanita tanpa a ada masalah dan

selalu aman sampai + 10 tahun tanpa ada

pelarian maupun masalah.

Page 12: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

23

RUMAH TAHANAN POLMASRUMAH TAHANAN POLMASRUMAH TAHANAN POLMASRUMAH TAHANAN POLMAS (POLEWALI MAMASA)(POLEWALI MAMASA)(POLEWALI MAMASA)(POLEWALI MAMASA)

1995 1995 1995 1995 –––– 1997199719971997

(sembilan) tahun 2 bulan saya

menikmati kehidupan di Pangkep,

selanjutnya saya dipindahtugaskan ke daerah

Polemas -Polewali Mamasa (sekitar 200 km dari

kota Makasar). Di sinipun saya sangat bangga dan

juga bahagia karena saya bisa menjalin hubungan

yang baik dengan tokoh masyarakat di sana

(orang yang dituakan di Polmas – namanya bapak

H. MINGGA, pensiunan Bupati berpangkat

Kolonel). Disamping itu saya juga sangat aktif di

kegiatan pemda setempat dalam wujud partisipasi

kerja bakti, kebersihan yang melibatkan pegawai

lapas dan narapidana yang sudah mengikuti

asimilasi, dan kegiatan-kegiatan bersama instansi

terkait, dalam kegiatan pemda maupun olah raga

bersama. Saya juga memberdayakan narapidana

untuk membersihkan lingkungan lapangan

Kabupaten setelah selesai untuk kegiataan hari

besar. Kegiatan seperti kerja bakti dan perduli

9

___________________________Aku Pegawai Penjara

24

pada pemda setempat yang saya lakukan secara

rutin ini juga diketahui oleh bapak bupati

setempat (Andi Pasilong - yang juga seorang

pensiunan militer). Saya berprinsip dimanapun

saya bertugas saya harus bisa mengabdikan diri

saya kepada daerah dimana saya bertugas.

Pada suatu saat bapak Bupati

memerintahkan pada Kepala Bagian Umum (Setda

Kabaupaten Polmas) untuk datang ke rumah

dinas saya (Kalapas) - saya ingat betul pada

waktu itu hari Jum’at -, saya diminta menghadap

bapak Bupati di rumah jabatan Bupati Polmas,

sore hari itu juga saya menghadap bapak Bupati.

Ternyata beliau sudah menunggu dan didepan

rumah jabatan Bupati sudah ada mobil kijang baru

tahun 1996, begitu saya ketemu beliau, saya

disalami dan saya diberi mobil kijang baru tahun

1996 tersebut untuk dipakai sebagai mobil dinas.

Saya bangga dan bahagia sebagai seorang

Kalapas yang biasanya naik mobil sel wagon, saya

dapat mobil kijang baru – Kantor Wilayah saja

Page 13: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

25

belum punya kijang baru dengan tipe yang sama.

Mobil ini saya pakai tetapi setelah saya

dipindahkan ke Rutan Klas I Medaeng di Surabaya,

mobil ini akan ditarik ke Kanwil, saya tidak

memperbolehkannya (karena mobil ini dari Pemda

Kabupaten setempat), akhirnya mobil saya

kembalikan lagi ke Pemda karena saya sudah

selesai bertugas di Polmas.

___________________________Aku Pegawai Penjara

26

RUMAH TAHANAN MEDAENG SURABAYARUMAH TAHANAN MEDAENG SURABAYARUMAH TAHANAN MEDAENG SURABAYARUMAH TAHANAN MEDAENG SURABAYA 1997 1997 1997 1997 ---- 2000200020002000

aya pindah di Rutan (Rumah Tahanan)

Klas I Medaeng Surabaya setelah terjadi

pemberontakan pada tahun 1997 di Rutan

Medaeng.(Reformasi yang melanda negeri kita

pada waktu itu ikkut berdampak di Rutan Klas I

Medaeng Surabaya

Pada saat saya bermaksud melihat

keadaan (setelah saya diminta untuk memimpin

Rutan Medaeng) di Rutan Medaeng, tahu-tahu

oleh Kakanwil Jawa Timur saya langsung diminta

serah terima jabatan (tanpa persiapan) – keluarga

masih ditinggal semua di Sulawesi -, akhirnya saya

langsung dilantik menjadi KaRutan Medaeng

Surabaya. Ada kejadian menarik pada awal saya

dilantik menjadi KaRutan Medaeng, kejadiannya

pada saat saya menginap di Hotel Brantas

Surabaya, 2 (dua) malam menginap di Hotel

Brantas uang saya hilang semua (waktu itu saya

tinggal mandi), selanjutnya saya complain ke hotel

S

Page 14: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

27

akhirnya saya dibebaskan untuk menginap 2 hari

disana.

Pada saat saya mengawali tugas ini

kondisi pegawai sangat “drop”, tidak bisa

mengendalikan narapidana/tahanan. Keadaan

pada saat itu sangat mencekam, di Rumah

Tahanan (Rutan) Medaeng Surabaya baru saja

terjadi kerusuhan yang mengakibatkan

terbakarnya Rutan (dibakar oleh penghuni Rumah

Tahanan), sehingga mengakibatkan sarana dan

prasarana kantor habis karena dibakar,

narapidana/tahanan banyak yang dipindahkan

karena melakukan perbuatan anarkhis.

Disinilah saya mulai mengenal tindakan

anarkhis narapidana dan tahanan. Karena saya

pernah bertugas di Sulawesi Selatan (yang cukup

keras karakter perorangannya), saya tidak terlalu

sulit untuk mengendalikan napi, tahanan maupun

petugas yang berada di Rutan Medaeng Surabaya.

Dan akhirnya Rutan Medaeng Surabaya pulih

kembali serta dapat melakukan pelayanan maupun

___________________________Aku Pegawai Penjara

28

pembinaan kepada narapidana dan tahanan yang

ada di rutan Medaeng Surabaya.

Page 15: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

29

LELELELEMBAGA PEMASYARAKATAN MBAGA PEMASYARAKATAN MBAGA PEMASYARAKATAN MBAGA PEMASYARAKATAN KLAS KLAS KLAS KLAS IIII MAKASMAKASMAKASMAKASSSSSARARARAR

2000 2000 2000 2000 –––– 2001200120012001

elanjutnya setelah dua setengah tahun di

Rutan Medaeng saya diperintahakan

untuk segera menjadi Kepala Lapas Klas I

Makasar. Waktu itu saya sempat heran dan

bertanya-tanya, saya sebagai Kepala Rutan

dengan status eselon III/b kok diperintahkan

untuk memimpin di unit dengan status II/b (tidak

melalui eselon III/a terlebih dahulu).

Sebetulnya waktu itu saya mendengar

kabar bahwa saya diusulkan untuk menjadi

kalapas klas IIª Pamekasan di Madura, tetapi

kebijakan dari pimpinan Departemen justru

menempatkan saya langsung menjadi Kalapas

Klas I Makasar. Karena ini merupakan

kepercayaan dari pimpinan Departemen dan

merupakan amanah bagi saya dengan senang hati

saya bersama isteri dan anak-anak kembali lagi

menyeberangi lautan untuk menuju Sulawesi

S

___________________________Aku Pegawai Penjara

30

Selatan tepatnya LP Klas I Makasar, daerah yang

pernah saya lalui 2 tahun yang lalu dan saya

pernah bertugas di daerah ini selama + 11 tahun

6 bulan, jadi sudah tidak asing lagi bagi saya

untuk bertugas di LP Klas I Makasar. Dan lagi-lagi

ternyata di Lapas Makasar baru saja terjadi

pemberontakan narapidana dan tahanan yang

mengakibatkan “lari”nya beberapa orang

narapidana dan tahanan.

Saya menggantikan pak Sukartono

Supangat yang sebelumnya dijabat oleh bapak

Sulthoni Khosil. Pada saat dipimpin pak Sulthoni

Khosil napi lari 54 orang, selanjutnya karena ada

pelarian dan pemberontakan serta pembakaran

semua aset milik LP hangus terbakar, pak Sulthoni

Khosil diganti oleh pak Sukartono Supangat.

Penggantian yang baru berjalan + 3 bulan tidak

membuahkan hasil yang baik, tetapi keadaan

bertambah parah dengan adanya perlawanan

narpidana/ tahanan kepada petugas yang

mengakibatkan napi/tahanan melawan petugas

Page 16: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

31

dengan menyerang pintu gerbang dan melarikan

diri sejumlah 57 orang, keadaan ini lebih parah

dari Rutan Klas I Medaeng Surabaya.

Akhirnya saya dilantik sebagai Kepala

Lembaga Pemasyarakatan Klas I Makasar oleh

Kepala Kantor Wilayah yang waktu itu dijabat oleh

pak Kardono. Hari Rabu saya dilantik, Kamis saya

“ngecek” keadaan, untuk seorang Kalapaas

dalam kondisi darurat begini yang perlu diketahui

dan diperhatikan dulu bagi saya adalah :

1. keberadaan senjata api, saya

menanyakan dimana senjata-senjata

disimpan, dan saya tanyakan semua

kepada petugas di Lapas Makasar,

ternyata untuk menjaga keamanan

senjata dititipkan di Kodim (Komando

Distrik Militer). Karena saya melihat

situasi dan kondisi yang ada saya tidak

percaya saja pada penjelsan KPLP, tapi

saya cek langsung ke Kodim Makasar,

apakah benar senjata-senjata laras

___________________________Aku Pegawai Penjara

32

panjang dan pendek milik Lapas Klas I

Makasar untuk sementara dititipkan di

Kodim?, waktu itu saya bisa langsung

ketemu dengan Komandan Kodim, dan

diberitahukan bahwa betul-betul senjata

baik laras panjang maupun pendek milik

Lapas Klas I Makasar tersimpan di Kodim

Makasar dan juga ada bukti serah terima

senjata. Untuk itu saya baru puas bahwa

senjata betul-betul lengkap.

2. keadaan atau keberadaan para

narapidana/tahanan, untuk ini saya

menanyakan berapa total jumlah

penghuni (narapidana dan tahanan) yang

melarikan diri, berapa yang didalam

lapas, berapa yang dipindahkan, dan

berapa yang diopname di rumah sakit,

dan yang sudah kembali serta napi yang

kena luka tembak dan lain-lainnya.

Saya bangga dan bahagia mendapatkan

tugas baru ini. Saya tidak menyangka bahwa

Page 17: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

33

Lapas Makasar (pada waktu itu Kalapasnya bapak

Sulthoni Khosil) terjadi pemberontakan dan

perbuatan anarkhis serta melawan petugas dari

para penghuni yang membakar semua bangunan,

sarana dan prasarana yang ada di Lapas Klas I

Makasar. Karena Lapas Klas I Makasar ada sarana

bengkel kerja (untuk membuat anyaman rotan)

yang sangat besar (setelah bangunan dan aset

dibakar termasuk gudang pabrik kerajinan rotan

lapas Makasar), maka api kebakaran sampai

menjulang tinggi kelihatan dari pelabuhan

Makasar dan seluruh kota Makasar, yang tersisa

hanya mushola dan seperempat bangunan kantor,

semua habis rata dengan tanah dilalap api dan

napi melakukan perlawanan dengan petugas,

melawan petugas yang akhirnya bisa menjebol/

melumpuhkan petugas pintu gerbang dan

sebagian penghuni melarikan diri dengan melawan

petugas sebanyak 54 orang. Penghuni menjadi

beringas, petugas tidak berdaya, untuk sementara

Kalapas (Sulthoni Kosil) ditarik di Kanwil dan

___________________________Aku Pegawai Penjara

34

diganti Kalapas baru dari Bandung yaitu pak

Sukartono Supangat. Pak Sukartono Supangat

menjabat Kalapas Klas I Makasar lebih kurang 3

(tiga) bulan, setelah itu terjadi pemberontakan

lagi dimana para penghuni melawan petugas dan

melarikan diri melalui pintu gerbang sebanyak 57

orang, oleh karenanya waktu itu pimpinan

Departemen melalui Direktur Jenderal

Pemasyarakatan menunjuk Kepala Rutan Medaeng

untuk menjabat sebagai Kalapas Klas I Makasar

menggantikan bapak Sukartono Supangat.

Suatu saat (masih dua hari) setelah saya

dilantik (tepatnya hari sabtu) datang menghadap

saya salah seorang Kepala Bidang (Salahudin

Undu, SH) di ruang Kalapas Klas I Makasar. Saya

belum pernah mengenal dan tahu beliau, tetapi

karena dia salah satu Kabid saya apalagi beliau

orang Makasar yang lebih tahu situasi dan

keadaan Lapas Makasar, semestinya harus bisa

saya ajak bersama-sama mengantisipasi keadaan

yang baru melanda Lapas Klas I Makasar, tetapi

Page 18: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

35

apa yang saya harapkan ini bukannya menjadikan

saya bisa menjaga kebersamaan dengan pegawai

tetapi pak Salahudin ini malah marah-marah yang

tidak tahu apa sebabnya, dia malah mengatakan

bahwa “...saya putra daerah, saya punya massa

yang banyak (pegawai/penghuni)... “. Saya

tadinya merasa kaget karena dalam situasi begini

kok justru salah satu Kabid saya tidak bisa diajak

kebersamaannya (dalam menjagag situasi

kondusif), malah kalau saya perhatikan dia

sebagai penghambat terwujudnya Lapas Makasar

bisa pulih kembali.

Selanjutnya saya perintahkan kepada

Kabag Umum untuk mengumpulkan semua

pegawai Lapas Klas I Makasar guna mengikuti

apel siang (jam 1 siang) sebelum pulang, apabila

ada pegawai yang tidak mengikuti apel (=pulang)

berarti dia yang menimbulkan kekacauan di Lapas

Makasar, dan saya sampaikan dalam apel

tersebut : “Saya ada disini adalah bukan atas

kemauan saya tetapi atas perintah pimpinan

___________________________Aku Pegawai Penjara

36

Departemen, dan untuk itu marilah kita bersama-

sama untuk bisa mengamankan, membina

narapidana dan tahanan agar tidak terjadi

pemberontakan lagi, yang bisa merusak sarana

dan prasarana kantor.......”, disini saya bicara

“keras”, karena memang kondisinya saya harus

bicara “keras”. Saya terpaksa berbicara setengaah

melawan, bahwa saya siap menghadapi saipapun

baik di kantor, di alan maupun di rumah, apabila

ada petugas yang ingin mencoba memanasi

penghuni untuk berontak ladi yang ketiga kalinya.

Akhirnya ada pegawai yang benar-benar ingin

mengikuti saya, ada yang setengah-setengah dan

ada beberapa pegawai yang malah sebagai

“provokator”.

Beruntung saya pernah bertugas di

Sulawesi Selatan yaitu daerah yang cukup keras

(pangkep) maupun di polmas yang cukup lama

(11 tahun) dan juga banyak teman yang dari

bugis maupun Makasar, jadi saya mengetahui

persis budaya orang Bugis dan Makassar.

Page 19: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

37

Sehingga tidak terlalu sulit bagi saya beradaptasi

dengan pegawai-pegawai maupun para penghuni

Lapas Klas I Makasar. Pada waktu itu saya juga

bangga dan bahagia sekali karena Kapolda Sulsel

Bapak Firman Ghani (Irjen Pol) adalah teman baik

saya yaitu partner main tenis lapangan setiap ada

pertandingan-pertandingan tenis waktu bertugas

di Pangkajene Kepulauan (waktu itu beliau

Kapolres). Saya menghadap beliau mengutarakan

mengenai keadaan Lapas Klas I Makasar dan

kelihatannya beliau sudah tahu tentang situasi dan

kondisi Lapas Makasar, dan beliau senang karena

Kalapasnya saat ini adalah teman belliau sendiri

(saya), beliau sempat mengatakan apa adanya

bahwa Kalapas yang terdahulu memang kurang

koordinasi, sehingga di lapangan tidak sejalan.

Waktu itu Kapolda (Firman Ghani) mengatakan

keinginannya mengunjungi Lapas Klas I Makasar,

untuk melihat di lapangan sampai sejauh mana

kondisi pegawai dan para penghuni, karena

sampai berontak 2 kali dan lari 54 orang yang

___________________________Aku Pegawai Penjara

38

pertama dan kedua lari lagi 57 orang dan semua

asset lapas dibakar semua.

Seminggu setelah saya mengadakan

koordinasi dengan Kapolda, beliau berkenan

berkunjung dan melihat situasi Lapas Makasar

yang telah terjadi dua kali pemberontakan dan

pelarian sampai 111 orang, beliau minta dengan

saya supaya bisa bertatap muka dengan pegawai-

pegawai Lapas Klas I Makasar, ini semua berjalan

dengan baik dan koordinasi dengan Polda dan

Kodim setempat itulah yang membuat saya terus

lancar dan aman bertugas di Lapas Makassar,

pegawai memberikan dukungan penuh dan yang

tidak sejalan saya pindahkan, termasuk yang

namanya Salahudin Undu.

Saya bersama-sama petugas Lapas

Makasar saling bahu membahu, senjata di Kodim

kita tarik kembali, seijin Kapolda karena situasi

genting, pegawai-pegawai tertentu boleh

membawa senjata. Akhirnya setelah keadaan

pegawai pulih kembali dan kompak, saya

Page 20: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

39

perintahkan kepada para petugas untuk berusaha

menangkap kembali napi-napi yang berontak

kabur yang jumlahnya 111 tadi dalam waktu 1

tahun 90 % mereka ketangkap kembali atau

menyerahkan diri.

Dalam penangkapan napi-napi yang lari itu

tidak semuanya mulus, tetapi ada salah satu napi

yang saya masih ingat betul namanya Palalo

(orang Bulukumba), dia salah satu provokator

kerusuhan dan pemberontakan yang terjadi di

Lapas Makasar. Sewaktu mau ditangkap mereka

melawan dengan parang yang panjang dengan

terpaksa petugas melumpuhkan dengan ditembak

kakinya (yang kemudian diamputasi) dan dibawa

ke rumah sakit. Yang menjadi masalah pihak

keluarga berbondong-bondong dengan naik truck

(3 truck) menuju lapas makasar untuk minta

pertanggungjawaban pada Kalapas, dan diwakili

oleh Kepala Bidang tidak mau (harus Kalapas).

Saya selaku kalapas memberikan penjelasan

kepada keluarga/ teman-temannya bahwa Palalo

___________________________Aku Pegawai Penjara

40

ini salah satu napi (sisa hukuman masih 15 tahun)

provokator pemberontakan Lapas Makasar,

akhirnya mereka mau menerima penjelasan saya.

Saya selalu bersyukur bahwa apa yang saya

lakukan selalu didukung oleh teman-teman

petugas maupun aparat keamanan setempat.

Setelah 6 bulan kejadian ini Lapas Makasar

menjadi aman kembali pada fungsinya, dan

Lapas Klas I mulai dibangun lagi termasuk untuk

sarana dan prasarana, setelah itu saya baru bisa

tenang. (sebelum itu selama 6 bulan saya tidur

selalu membawa parang dan penjalin yang

panjang - dalam menghadapi situasi dan kondisi

serta tantangan yang ada – untuk kewaspadaan)

Selama seminggu saya amati tidak ada

perubahan yang berarti selanjutnya saya

melaporkan ke pimpinan Departemen, bahwa

untuk menjaga situasi kondusif dan kembali

normalnya Lapas Makasar maka pak Salahudin ini

harus dipindahkan dari Lapas Makasar karena

kalau tidak, dia selalu akan menjadi “trouble

Page 21: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

41

maker” di Lapas Makasar ini, saya juga tidak

tahu apa motivasinya, apakah dia ingin menjadi

Kepala Lapas saya juga nggak tahu, tetapi kalau

saya amati memang ini yang dia inginkan (supaya

dia yang menjadi Kalapas). Akhirnya Sekjen

Departemen Kehakiman dan HAM – bapak

Hasanudin memberikan bantuan kepada saya dan

pak Salahudin dipindahkan ke daerah yang dekat

dengan Philipina - Kepala Lapas di Pulau Sangir

Talaud - sebelah utara pulau Sulawesi. Dengan

pindahnya pak Salahudin situasi menjadi tenang,

pegawai saya ajak olah raga, saya ajari mereka

menggunakan senjata/ pistol, akhirnya kita bisa

menangkap kembali napi/tahanan yang lari, dari

111 yang lari bisa kembali waktu itu 33 (tiga puluh

tiga) orang dan ini masih bertambah terus , jadi

sangat luar biasa. Disamping itu ada kejadian

yang membawa derita bagi pegawai/petugas

karena ada narapidana (namanya Palalo) yang

mempunyai kemampuan (menggunakan pedang) -

dia tokoh hitam di Bulukumba, waktu ditangkap

___________________________Aku Pegawai Penjara

42

dia melawan dengan parang/pedang dan

ditembak dengan senjata laras pendek oleh

petugas, tetapi tidak mempan, akhirnya dengan

menggunakan laras panjang tembakan mengenai

kaki napi ini. Ini peristiwa yang sangat luar biasa,

karena setelah ditangkap dan kakinya kena

tembakan, dimana lukanya cukup parah, akhirnya

kakinya diamputasi. Keesokan harinya saya

didatangi keluarga dadn temana-teman Palalo dari

Bulukumba (3 truck), yang meminta jenazah napi

Palalo (yang kena tembak dan kakinya

diamputasi) – karena dikira napi tersebut telah

meninggal. Padahal pada waktu itu napi Palalo

tersebut sedang dirawat di rumah sakit Makasar.

Selanjutnya napi tersebut dilanjutkan

perawatannya di rumah sakit di dalam Lapas

Makasar dan terhadap dia juga dilakukan

pembinaan, akhirnya yang bersangkutan

mengakui kesalahannya, dan menjadi sadar serta

mengikuti pembinaan-pembinaan yang diadakan

di Lapas Makasar. Setelah itu keadaan menjadi

Page 22: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

43

aman, dengan adanya koordinasi dengan Kapolda

Sulawesi Selatan (yang kebetulan teman baik

saya yang ketemu lagi di Makassar, beliau

Kapolda, saya Kepala Lapas Klas I Makasar).

Akhirnya saya diback-up oleh beliau dan pegawai

sudah diperbolehkan menggunakan senjata api,

sepanjang berurusan dengan dinas. Ini ada

manfaatnya, dengan pegawai membawa pistol

menimbulkan kepercayaan diri dan lebih

bertanaggung jawab dalam melaksanakan tugas

sehari-hari dalam menghadapi narapidana dan

tahanan. Selanjutnya hampir separo dari

narapidana/ tahanan yang lari bisa kembali ke

Lapas lagi, ada yang menyerahkan diri. Keadaan

sudah aman, sarana dan prasarana sudah

dilengkapi. Suatu sore saya ditelpon oleh pak Adhi

Soejatno bahwa saya harus segera ke jakarta...

___________________________Aku Pegawai Penjara

44

LEMBAGA PEMASYARAKATAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I KLAS I KLAS I KLAS I CIPINANG, JAKARTACIPINANG, JAKARTACIPINANG, JAKARTACIPINANG, JAKARTA Agustus 2001- Juni 2002

empat ini adalah tempat dimana saya

diuji lagi dalam meniti perjalanan karir

sebagai seorang pegawai penjara.

Pada akhir bulan Juli tahun 2001 pada sore

hari saya mendapat telepon dari bapak Adhi

Sujatno (Direktur Jenderal Pemasyarakatan pada

saat itu) : “Dik Ngusman, anda berangkat ke

Jakarta…..”- saat itu saya sebagai Kepala

Lembaga Pemasyarakatan Klas I Makasar, saya

mengira saya dipanggil untuk mengikuti diklat,

pelatihan atau tugas lain mengenai

pemasyarakatan, tidak lama setelah itu saya

mendapat telepon dari Sekretaris Jenderal

Departemen Kehakiman dan HAM (Bapak

Hasanudin) – untuk segera berangkat ke Jakarta

sebagai Kepala Lembaga Pemasyarakatan

Cipinang di Jakarta – saat itu juga saya merasa

“ada apa lagi ini?............”. Saya berpikir bahwa

T

Page 23: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

45

saya baru 1 (satu) tahun sebagai Kalapas di

Makassar dan baru selesai melalui masa-masa

kritis setelah menyelesaikan beberapa konflik yang

terjadi di dalam LP Makasar, dan saat itu LP

Makasar dalam tahap pembenahan. Ternyata di

lapas Cipinang juga dalam keadaan rusuh setelah

dari pak Yan Takasiliang diganti dengan bapak

Asep , belum ada perubahan yang berarti, bahkan

sedikit banyak kondisi di lapas ini membawa pak

Asep menjadi sakit dan mengalami stroke. Pak

Sekjen mengatakan : “Pokoknya SK diterima di

Jakarta dan segera berangkat ke Jakarta”.

Akhirnya karena ini memang tugas maka

berangkatlah saya ke Jakarta, sampai di Jakarta

saya dijemput oleh Direktur Keamanan Direktorat

Jenderal pemasyarakatan bapak Sugeng Hendrijo

dan stafnya bernama bapak Sihabudin (salah satu

pejabat eselon III di Veteran 11 Jakarta –

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan) dan saya

diinapkan di hotel dekat dengan Lapas Klas 1

Cipinang. Selanjutnya tanggal 2 Agustus 2001

___________________________Aku Pegawai Penjara

46

saya serah terima dengan pak Asep yang saat itu

sedang sakit stroke. Saya dilantik oleh bapak

Imam Santoso selaku Kepala Kantor Wilayah

Departemen Hukum dan HAM DKI Jakarta. Beliau

berpesan bahwa tanggung jawab Lembaga

Pemasyarakatan Cipinang diserahkan kepada

saya, beliau mengatakan : “Pak ngusman anda

harus mulai action dan siap terjun di lapangan....“.

Saat itu jumlah pegawai yang jumlahnya +

500 (lima ratus) orang tidak semuanya dapat

diberdayakan (sebagai petugas yang mampu

membina dan mengamankan narapidana) –

kurang lebih hanya 75 orang yang dapat

membantu saya dalam pembinaan narapidana

(yang mempunyai kemampuan dan integritas yang

tinggi dalam menjalankan tugas , bahkan ada

beberapa orang yang bisa dianggap sebagai faktor

penghambat. -Situasi ini sebagai tantangan untuk

saya sebagai Kalapas baru-. Saya katakan sebagai

faktor penghambat karena ternyata mereka sudah

berani memasukkan “barang” (yang tidak jelas) ke

Page 24: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

47

dalam Lapas tanpa melalui pemeriksaan petugas

portir (tanpa prosedur yang benar), kalau ditegur

malah melawan. Saya sendiri juga dilawan oleh

pegawai, waktu saya menanyakan pada salah

seorang pegawai kenapa membawa ‘barang-

barang’ masuk ke dalam lapas tidak diperiksa di

portir?, pegawai tersebut mengatakan kepada

saya: “Bapak ini Kalapas baru disini, silahkan kalau

Bapak yang periksa……“. Waktu itu saya diam

saja, dia ngeloyor pergi, akhirnya dia kembali lagi

kepada saya sambil menanyakan: “bapak tadi

mengatakan apa kepada saya?, saya jawab :

“kenapa kamu bawa barang tidak diperiksa?, kalau

kamu nglawan…., saya pukul kamu, atau kalau

ketahuan kamu bawa barang terlarang saya

laporkan polisi dan pasti akan saya proses dan

teruskan mengenai proses hukumnya ke

Pengadilan“......Ternyata cara saya ini berhasil,

dan pegawai tersebut akhirnya mematuhi perintah

saya, setiap membawa barang ke dalam diperiksa

terlebih dahulu di portir.

___________________________Aku Pegawai Penjara

48

Sebaliknya narapidana yg jumlahnya +

2500 orang telah menguasai situasi lapas, tidak

terkontrol, dan cenderung anarkhis, praktis kunci-

kunci pengaman untuk hunian tidak berfungsi dan

semua kegiatan di sektor-sektor tertentu di lapas

dikuasai oleh narapidana bukan

pegawai/petugas, sebagai contoh misalnya

besukan narapidana, bukannya pegawai yang

mengatur tetapi napi2 yang melakukan

pengawasan, dan terjadi pungutan2 oleh napi.

Inilah yang membuat saya berpikir mulai

darimana saya melangkah melakukan

pembinaan para narapidana dan pegawai

ini?.

Di Lapas Klas 1 Cipinang ini ada yang

namanya Kawabi (Korps Warga Binaan) – suatu

organisasi/ group/kelompok atau persatuan

narapidana yang semula dengan maksud dan

tujuan baik telah disalahgunakan, mereka

menguasai semua lini yang ada di lapas dari

kegiatan olahraga sampai dapur tempat memasak

Page 25: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

49

makanan narapidana mereka (napi) yang

menguasai – dan pegawai tidak berdaya untuk

menguasai keadaan itu - sungguh sangat ironis.

Sampai ada seorang narapidana yang

bebas, tetapi sampai 3 hari dicari tidak ada dan

setelah itu + 4 hari muncul dengan dikawal

beberapa napi dari etnis tertentu minta tebusan

uang Rp20.000.000,- (dua puluh juta rupiah). Dan

tragisnya pegawai sudah tidak bisa memasukkan

narapidana/tahanan pada kamar-kamar hunian

dalam blok-blok hunian.

Saya sempat berpikir, wah… “babak belur”

lagi ini saya, setelah saya ditempatkan di Rutan

Medaeng kemudian Makasar sekarang saya diuji

lagi di Lapas Cipinang. Tetapi saya bisa membaca

situasi dan bisa mencari akar masalah yang

mendasar serta koordinasi - sekali lagi koordinasi-

dengan aparat keamanan baik polri maupun

Garnisun Ibukota, dan berkat perrtolongan Tuhan

semuanya bisa didatasi denegan lancar. Meskipun

pada saat pak Yan Takasiliang ada pelarian dan

___________________________Aku Pegawai Penjara

50

pak Asep juga ada pelarian tapi alhamdulillah pada

saat saya memimpin Lapas klas I Cipinang tidak

ada satupun narapidana yang lari, dan saya bisa

menguasai Lapas Cipinang. Dalam waktu 2 (dua)

bulan sebelum itu saya tidak bisa tidur selama 2

(dua) bulan. Kalau orang biasanya stress 1 atau 2

hari, tetapi saya mengalami “stress” sampai

hampir 6 (enam) tahun, betul-betul Tuhan

memberikan kekuatan pada saya untuk

menghadapi ini semua (bahkan sebetulnya saya di

Rutan Medaeng sudah berhenti merokok,

ditempatkan di Makasar, saya kembali merokok

lagi, berhenti lagi, ditempatkan lagi di Lapas

Cipinang – stress - merokok terulang kembali…..).

Atas beberapa kejadian-kejadian di Lapas

Cipinang ini langkah-langkah yang saya lakukan

antara lain :

1. mengembalikan wibawa petugas sebagai

pengaman, pembina dan pendidik;

2. melatih ketrampilan petugas menggunakan

senjata api, baik laras panjang mauapun

Page 26: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

51

pendek, olah raga (untuk kebersamaan0

dan latihan bela diri;

3. pendekatan “personal approach” kepada

para penghuni khususnya para pemuka dari

masing-masing etnis/ kelompok;

4. koordinasi yang nyata;

5. mencari akar permasalahan.

Kejadian yang tidak akan saya lupakan

adalah adanya “masa jahiliyah’’ di lapas Cipinang

pada awal saya memimpin Lapas Cipinang. Pada

waktu itu hari Kamis sore di bulan Agustus 2001,

pak Sagala (komandan jaga sore itu) lari masuk ke

ruang Kalapas melaporkan kalau di Rumah Sakit

(Lapas Cipinang) ada penyiksaan. Saya langsung

meluncur ke rumas sakit dan berusaha masuk ke

rumah sakit didampingi saudara Siswadi dan

seorang pemuka namanya Abiyono. Untuk masuk

ke rumah sakit ini saya sebagai Kalapas menglami

kesulitan, kami ditahan oleh tokoh Kawabi,

mereka mengatakan : “disini tidak ada

___________________________Aku Pegawai Penjara

52

petugass…yang ada Kawabi…”. Akhirnya kami

mengadakan kompromi dengan pemuka napi yang

lain bernama Surono. Setelah bisa masuk,

ternyata di rumah sakit telah terjadi perbuatan

“Penyaliban” (betul-betul disalib, diikat dengan

kayu dan ditempelkan di pohon dan di atas pohon

serta disiksa secara bersama-sama) terhadap 3

(tiga) orang narapidana, akhirnya setelah saya

adakan dialog dengan mereka 2 (dua) orang napi

bisa kita turunkan dan kita larikan ke rumah sakit

dengan segera dan alhamdulillah napi tersebut

tertolong jiwanya, sementara yang satu

meninggal.

Di LP Cipinang hampir semua napi (ribuan)

mempersenjatai diri dengan pedang, panah, pisau

dll. Saya perintahkan kepada narapidana/ tahanan

untuk menyerahkan senjata tajam dan

dikumpulkan, yang terjadi mereka menyerahkan

dan mengumpulkan, tetapi mereka kemudian

membuatnya lagi dari potongan-potongan pagar

besi yang ada di sekitar lingkungan lembaga

Page 27: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

53

pemasyarakatan. Dan sebelumnya napi dan

tahanan di LP Cipinang telah merarmpas dan

menjarah gudang milik LP cipinang yang berisi

ratusan pedang asli/ kuno peninggalan jaman

Belanda.

Menghadapi situasi yang panas, petugas

tidak berdaya serta kondisi yang amburadul,

didalam perenungan dan do’a saya, saya sempat

memohon agar saya bisa menjadi 1000

(seribu) orang yang akan mampu

mengendalikan narapidana........

Akhirnya dengan segala kemampuan yang

saya miliki dengan dibantu oleh para petugas dan

juga Kapolres Jakarta Timur bersama-sama

jajarannya – saya ingat persis waktu itu

Kapolresnya bapak Kombes Pol. Idda Gassing,

sampai beliau 24 jam HP-nya siap dihubungi

sekirarnya ada hal-hal yang mendesak - Lapas

secara perlahan bisa dikuasai kembali. Secara

keseluruhan saya menjadi Kalapas Cipinang

selama 1 (satu) tahun 10 (sepuluh) bulan, dengan

___________________________Aku Pegawai Penjara

54

2 (dua) bulan pertama menjabat saya tidak bisa

tidur. Setelah 1 tahun 10 bulan saya di Lapas

Cipinang saya dipromosikan untuk menjadi Kepala

Kantor Wilayah Sulawesi Tengah (Palu).

KEPALA KANTKEPALA KANTKEPALA KANTKEPALA KANTOR WILAYAHOR WILAYAHOR WILAYAHOR WILAYAH SULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAH

2002 2002 2002 2002 ---- 2004200420042004

Page 28: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

55

Setelah Bertugas Di LP Cipinang + 1 (satu)

tahun 10 bulan saya dipromosikan untuk

mengganti Bapak Sindhu Krisna selaku Korpas

(Koordidnator Pemasyarakatan) Jawa Timur,

beliau didpromosikan sebagai pejabat eselon I

tinggal menunggu SK dan saya juga sudah senang

kalau jadi Korpas di Jawa Timur menunggu

pensiun karena saya sudah betul-betul capai

berpikir dan “berkelahi” selama 6 (enam) tahun

berturut-turut, di Rutan Surabaya, LP Makasar

dan LP Cipinang. Kalau tetman-teman saya

sempat “stroke” karena mikir LP Cipinang (sebagai

Kalapas), saya sebetulnya juga sempat “stroke”,

tetapi hanya “lokal”. Untungnya selama di

Jakarta banyak Pijat Refleksi dan pijat tradisional,

ini yang membuat saya tertolong.

Ada berita menggembirakan buat saya

selama saya di Cipinang saya sempat mendengar

berita dari teman yang saya kenal baik bahwa

saya diusulkan pangkat luar biasa/ kenaikan

___________________________Aku Pegawai Penjara

56

pangkat luar biasa satu tingkat dari pangkat saya

saat itu dengan pertimbangan antara laiin ;

- 3 (tiga) kali berturut-turut mengamankan

dan menormalakan lagi Rutan dan LP;

- tanpa ada pelarian dan korban berarti

dalam memulihkan kembali khususnya LP

Klas I Makasar dan LP Klas I Cipinang;

- menangkap kembali pelarian LP Makasar

dengan jumlah 111 orang dan selama saya

di LP Makasar mereka berhasil ditangkap

kembali dan menyereahkan diri + 90%;

- mengembalikan wibawa dan gairah kereja

petugas LP;

- mengembalikan fungsi ‘pembinaan” napi

dan semua pelayanan masyarakat maupun

penghuni.

Mendengar kabar tersebut saya bangga dan

bahagia karena didukung oleh :

- bapak Menteri Hukum dan HAM pada waktu

itu;

Page 29: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

57

- bapak Sekretaris Jenderal Departemen

Hukum dan HAM;

- bapak Kepala Kantor Wilayah Departemen

Hukum dan HAM DKI Jakarta;

dan DP 3 saya oleh Bapak Kakanwil DKI Jakarta

(bapak Mardjaman), rata-rata diatas 95. Tetapi ini

semua hanya impian dan tidak terwujud,

sedangkan alasan dan pendukungnya sangat

membantu, tetapi kenapa tidak berhasil?,

tentunya ada yang kurang senang. Namun

demikian saya bangga dan bahagia, karena saya

urung menjadi Korpas Jawa Timur, tetapi saya

langsung menjadi Kepala Kantor Wilayah

Departemen Hukum dan HAM Sulawesi Tengah

(Palu) – yang saya sendiri tidak pernah

membayangkan bahwa saya akan menjadi Kepala

Kantor Wilayah departemen Hukum dan HAM.

Sebagai Kepala Kantor Wilayah merupakan

tugas dan wawasan baru bagi saya yang tidak

langsung mengawasi narapidana / tahanan tetapi

lebih luas lagi sebagai kepanjangan tangan

___________________________Aku Pegawai Penjara

58

Menteri di daerah. Di sini saya banyak belajar

mengenai Pelayanan hukum, HAM, HKI, Notaris,

Keimigrasian dan lain-lain, ini semua membuat

saya harus banyak belajar dan memotivasi diri.

KEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAH IRIAN JAYAIRIAN JAYAIRIAN JAYAIRIAN JAYA

2004 2004 2004 2004 –––– 2222005005005005

Page 30: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

59

Pada waktu saya menjabat sebagai Kepala

Kantor Wilayah di Irian Jaya (Papua), waktu itu

Lapas Klas IIb yang berpenghuni + 100 – 150

narapidana 98 persen adalah narapidana OPM

(Organisasi Papua Merdeka), yang antara lain

terlibat penyerangan Kodim.

Lembaga Pemasyarakatan Abepura di

Papua , penghuni + 300 orang, penghuninya

adalah napi/tahanan kualitas tinggi OPM

(Organisasi Papua Merdeka - yang menentang

negara), dan narkoba. Di tengah kondisi penghuni

lapas yang demikian, Kalapasnya kurang

bertanggungjawab karena sering semaunya

sendiri mengeluarkan baik napi maupun tahanan,

malah yang dikeluarkan tidak ada yang kembali,

sepertinya malah disuruh lari atau dilarikan yang

akhirnya mendapatkan sorotan tajam oleh

masyarakat atau pemda setempat. Waktu

pelantikan saya sebagai Kakanwil Irian sambutan

bapak gubernur sangat “mencengangkan” saya ,

karena sambutan pokok beliau intinya mengkritik

___________________________Aku Pegawai Penjara

60

Lapas Jayapura dimana Kalapas maupun

personilnya semaunya sendiri mengeluarkan

napi/tahanan dan napi/tahanan ini kalau

dikeluarkan selalu membuat masalah di

masyarakat. Waktu itu yang menghadiri sebagai

saksi dari pejabat eselon 1 Departemen hukum

dan HAM adalah mantan Direktur Jenderal

Pemasyarakatan yang saat itu menjadi Staf Ahli

Menteri (Bapak Taher Abdullah), beliau begitu

seksama mencermati pidato bapak gubernur

sebelum beliau kembali ke Jakarta, saya diberi

pesan-pesan khusus supaya segera menangani

apa yang menjadi sorotan baik masyarakat

maupun pemerintah daerah setempat. Ini

menjadikan saya teringat kembali tugas-tugas

saya sewaktu menjadi Kalapas Surabaya,

Makassar, dan Cipinang, akhirnya saya seperti

back to basic (bukan Kakanwil tetapi

berkecimpung lagi dengan dunia

pemasyarakatan). Waktu itu saya langsung sidak

(inspeksi mendadak) di Lapas Abepura dan setelah

Page 31: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

61

saya cermati, ternyata Kalapas memberikan

contoh yang kurang baik terhadap pegawainya,

dimana seorang Kalapas sering mengeluarkan napi

maupun tahanan tanpa prosedur yang benar

(semaunya sendiri), yang akhirnya contoh seperti

ini diikuti oleh pegawai – pegawai di bawahnya.

Inilah yang menjadi prioritas utama saya untuk

membenahi salah satu Lapas di Irian.

Setelah mengadakan pendekatan-

pendekatan - Kalapas ditunjang dengan isterinya

masih semaunya sendiri - akhirnya saya

mengusulkan supaya Kalapas diganti dan saya

memberikan masukan kepada Direktur Jenderal

Pemasyarakatan bahwa tidak pantas apabila dia

menjadi Kalapas (sebaiknya menjadi Kabid di

Kanwil). Tetapi apa yang terjadi Pak Darsono

(Kalapas), tidak menjadi Kepala Bidang tetapi

menjadi Kalapas di Kendari dan yang

bersangkutan sudah menunjukan SK kolektif

kepada saya. Melihat itu saya perduli, saya

berangkat ke Jakarta agar Pak Darsono tetap

___________________________Aku Pegawai Penjara

62

menjadi Kepala Bidang (saya banyak membawa

bukti-bukti dalam memimpin lapas) – karena dia

tidak bisa memimpin lembaga pemasyarakatan.

Saya menghadap pak Sekretaris Jenderal

departemen Hukum dan HAM pada waktu itu

(Hasanudin) dan Sekretaris Direktorat Jenderal

Pemasyarakatan, akhirnya pak Darsono menjadi

Kepala Bidang (Pemasayrakatan) di Kalimantan

Selatan. Posisi Kalapas Jayapura diganti oleh Joni

Priatno.

Selain itu (sebelum saya dilantik Kakanwil

Irian) ada masalah Lapas Wamena (yang berada

di gunung Mulia- Irian), daerah yang sangat

rawan terhadap gangguan keamanan, terutama

yang menentang NKRI, tempat persembunyian

anggota OPM, secara otomatis penghuninya

adalah orang-orang yang menentang NKRI, yaitu

antara lain Kepala OPM. Disini Lapas yang

kapasitasnya 300, isinya pada waktu itu sekitar

120 orang dari 120 orang itu 95% adalah pelaku-

pelaku yang menentang NKRI dan yang paling

Page 32: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

63

berat diantara penghuni itu sebanyak 12 orang

karena melakukan penyerangan dan pembunuhan

anggotra Kodim Wamena, sekaligus merampas

senjata. Setelah melalui proses persidangan yang

bersangkutan ditempatkan di Lapas Wamena

dengan pidana antara 15, 20 dan seumur hidup.

Karena situasi Lapas dalam segi keamanan kurang

mendukung dan sudah seharusnya kalau napi

dengan hukuman seumur hidup harus di Lapas

Klas I, maka Kalapas Wamena mengajukan ke

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan melalui

Kantor Wilayah untuk memindahkan 10 orang napi

OPM tersebut ke Lapas Klas 1 Makassar. Setelah

melalui prosedur dan persyaratan yang cukup,

Lapas Wamena mendapatkan dropping dana

untuk memindahkan 10 napi tersebut dari

Wamena Ke Lapas Klas 1 Makassar. Ijin sudah

turun dan uang sudah ada, tetapi tidak bisa

dilaksanakan (mengingat kemananan) karena

Kakanwil Jayapura dan Kalapas tidak tahu harus

___________________________Aku Pegawai Penjara

64

berbuat apa dan bagaimana. Peristiwa ini terjadi

tahun 2003.

Tahun 2004 setelah saya menjadi Kakanwil

di Irian, Kalapas Wamena menghadap saya untuk

membicarakan masalah pemindahan itu karena

Kalapas ini melaporkan selalu mendapatkan

ancaman, dan pegawainya sangat minim dan

penghuni sangat berbahaya (pegawai sering tidak

masuk dan mabuk). Akhirnya saya membantu

untuk melaksanakan pemindahan tersebut dan

berkoordinasi dengan pihak Auri (dengan

memberikan pinjaman pesawat terbang), dengan

mengganti biaya aftur pesawat. Untuk

memindahkan 10 orang ini ke pesawat hercules

mengalami kesulitan karena banyak hambatan

dari masyarakat. Akhirnya pesawat sudah

berangkat dengan transit di Biak untuk mengisi

bahan bakar pesawat, tetapi alangkah kagetnya

pesawat masih dalam perjalanan dari Wamena ke

Biak dan pesawat arus bermalam di Biak, rumah

jabatan Kepala Kantor Wilayah Departemen

Page 33: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

65

Hukum Dan HAM di Jayapura didatangi 3 (tiga)

truck orang-orang dari Wamena untuk menuntut

supaya 10 (sepuluh) orang tersebut dikembalikan

lagi ke Wamena (tidak diperbolehkan dipindah ke

Makassar). Lebih gilanya lagi bahwa teror ini tidak

saja dilakukan oleh orang2 dari Wamena tetapi

dari LSM-LSM (yang menurut perkiraan saya

dikendalikan oleh LSM asing). Karena situasi yang

sangat mencekam dan pegawai Kantor Wilayah

hanya ada 1 (satu) orang yg bisa mem-backup

saya, keputusan saya : isteri dan anak (satu-

satunya anak saya yang ikut ke Irian) saya suruh

lari dan membawa pakaian, tetapi isteri saya

justru menyarankan agar saya saja yang lari –

karena anak saya sakit -. Saya dihandle oleh

Kepala Divisi Pemasyarakatan dan Kepala Divisi

Keimigrasian (Prabowo dan Hari Setiyawan) di dua

tempat, oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan

ditunggu pakai motor, dan Kepala Divisi

Keimigrasian dengan mobil, saya dilarikan ke

Polda dan membuat laporan apa adanya mengenai

___________________________Aku Pegawai Penjara

66

kejadian tersebut. Dan Kapolda sudah

mengantisipasi mengenai kejadian tersebut. Oleh

karena itu Polda mengamankan keadaan di rumah

maupun di kantor. Setelah menginap di Polda saya

kembali ke kantor. Akhirnya saya menghadapi

dengan melayani LSM dan sebagian masyarakat

Wamena asal tidak ada tindakan anarkhis, dengan

memberikan penjelasan bahwa penempatan ini

sudah sesuai dengan prosedur. Karena penjelasan

saya cukup meyakinkan bagi LSM dan masyarakat

wamena. Atas perintah bapak Mardjaman dan

saya selaku mantan Kalapas Makassar saya tengok

10 orang pindahan dari Lapas Wamena, dan saya

beri penjelasan bahwa di Lapas Klas 1 sarana

prasarana pembinaan lebih lengkap, jadi disinilah

tempat paling baik bagi napi dengan hukuman

tinggi. Setelah melalui beberapa tahapan akhirnya

mereka sadar dan berbuat baik dan saat ini masih

menghuni Lapas Makassar dan telah mendapat

remisi berulang-ulang. Selanjutnya setelah

menjalani tugas di Irian lebih kurang 7 bulan

Page 34: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

67

saya diberitahu oleh pimpinan Departemen bahwa

saya akan dipindahkan ke Jawa Tengah. Akhirnya

pada bulan April 2005 saya mendapat SK mutasi

tugas di Kanwil Jateng. Saya bangga karena saya

diantar oleh rekan-rekan, bahkan Kapolda Irian

Jaya (Dody Sumantyawan – sekarang Kapolda

Jawa Tengah) mengantar sampai di Bandara.

KEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAH JAWA TENGAHJAWA TENGAHJAWA TENGAHJAWA TENGAH

April 2005 April 2005 April 2005 April 2005 –––– April 2007April 2007April 2007April 2007

___________________________Aku Pegawai Penjara

68

uat saya yang paling mengesankan di

Jawa Tengah adalah, bahwa setelah

saya banyak berkecimpung di dunia

pemasyarakatan, di dua Kantor Wilayah (Palu dan

Irian), Setelah berada di Kanwil Departemen

hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah saya

sebetulnya agak terkejut dengan beban tugas

yang harus dihadapi tiap hari. Karena tugas-tugas

pemasyarakatan di Jawa Tengah untuk

pemasyarakatan saja dengan 63 unit pelaksana

teknis pemasyarakatan (2 Lapas Klas I) adalah

sampai ke pulau (lapas) nusakambangan, sebagai

tempat penyangga dari pemasyarakatan DKI

Jakarta dan Jawa Timur (untuk narapidana

dengan hukuman tinggi), belum tugas-tugas di

bidang yang lain.

Disamping tugas-tugas di bidang

pemasyarakatan juga tugas-tugas di bidang

keimigrasian dengan 6 (enam) Kantor Imigrasi.

Lebih-lebih lagi mengenai tugas dari Divisi

Pelayanan Hukum dan HAM, dan kalau boleh saya

B

Page 35: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

69

katakan bahwa pekerjaan divisi ini sangat

menyita waktu dari hari ke hari. Hal ini karena di

Kanwil Jawa Tengah kegiatan di Divisi Pelayanan

Hukum dan HAM sangat padat sekali, apalagi

dengan dilimpahkannya tugas-tugas dari pusat

mengenai pelayanan hukum umum.

Di bidang kenotariatan, saya telah melantik

sejumlah 24 Majelis Pengawas Daerah Notaris di

Jawa Tengah dan hampir setiap bulan saya

melaksanakan kegiatan pengangkatan sumpah

notaris baru. Untuk bidang Hak Asasi Manusia

(HAM) saya telah mengukuhkan Panitia Ranham di

setiap daerah kabupaten/ kota sebanyak 30 (tiga

pulluh) Kabupaten/ Kota.

___________________________Aku Pegawai Penjara

70

Pelantikan Kepala Kantor Wilayah Jawa Tengah

Pelantikan Anggota Majelis Pengawas Notaris Propinsi Jawa Tengah

Page 36: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

71

DALAM BERBAGAI KEGIATANDALAM BERBAGAI KEGIATANDALAM BERBAGAI KEGIATANDALAM BERBAGAI KEGIATAN

Pengambilan Sumpah Jabatan Notaris

Pelantikan Anggota Majelis Pengawas Daerah Notaris Jawa Tengah

___________________________Aku Pegawai Penjara

72

Kunjungan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum Dan HAM Di LP Wanita Semarang

Kunjungan Anggota Komisi III DPR RI Di LP Wanita Semarang

Page 37: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

73

Pelantikan Pejabat Eselon III / IV Di lingkungan Kantor Wilayah Departemen Hukum dan

HAM Jawa Tengah

___________________________Aku Pegawai Penjara

74

Kegiatan Olah Raga Menjelang Purna tugasKegiatan Olah Raga Menjelang Purna tugasKegiatan Olah Raga Menjelang Purna tugasKegiatan Olah Raga Menjelang Purna tugas

Tumpeng Ulang Tahun ke 60 (10 Maret 2007)

Page 38: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

75

GAGASANGAGASANGAGASANGAGASAN DAN KIAT SEBAGAI DAN KIAT SEBAGAI DAN KIAT SEBAGAI DAN KIAT SEBAGAI PEGAWAI PEGAWAI PEGAWAI PEGAWAI PENJARAPENJARAPENJARAPENJARA

Ada beberapa gagasan dan pemikiran saya

sehubungan dengan bidang pemasyarakatan yang

hadapi selama kurang lebih 39 tahun :

- kesejahteraan pegawai/ petugas perlu

diperhatikan agar mereka termotivasi untuk

melakukan pengawasan dan pembinaan;

- perlunya peningkatan sarana dan prasarana

di lembaga pemsyarakatan guna

mendukung kegiatan pengawasan dan

pembinaan narapidana/ tahanan di

lembaga pemasyarakatan.

Kiat saya selama menghadapi berbagai

permasalahan menghadapi keadaan yang sudah

“mapan” dalam konotasi negatif, maka saya akan

melakukan :

- pendekatan secara personal dan persuasif,

saya dekati mereka, saya ajak bicara dan

mencoba mencari duduk permasalahan

yang sebenarnya;

___________________________Aku Pegawai Penjara

76

- koordinasi dengan beberapa instansi

terkait;

- kepada pegawai/ petugas saya akan

melakukan tindakan yang tegas, apabila

mereka bekerja tidak sesuai dengan

prosedur.

Page 39: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

77

PERSONAL QUOTEPERSONAL QUOTEPERSONAL QUOTEPERSONAL QUOTE

� saya selalu punya prinsip bahwa tidak ada masalah

di dunia ini yang tidak dapat diselesaikan, hanya

dengan kemauan maka kita akan dapat

menyelesaikan masalah yang kita hadapi

� menghadapi permasalahan di pemasyarakatan

rasanya saya ingin menjadi seribu orang, yang bisa

bersama-sama mengatasi masalah

� sekali melangkah, teruskan langkahmu, dan jangan

pernah ragu

� jalani hidup ini dengan apa adanya, maka semua

akan lancar

� hidup itu tidak usah “ngoyo”, yang ada di hadapan

kita itu yang harus kita kerjakan

� berpikirlah mudah, maka semuanya akan menjadi

mudah

MEREKAMEREKAMEREKAMEREKA BICARABICARABICARABICARA

___________________________Aku Pegawai Penjara

78

TENTANG NGUSMAN, BC.IP., SHTENTANG NGUSMAN, BC.IP., SHTENTANG NGUSMAN, BC.IP., SHTENTANG NGUSMAN, BC.IP., SH::::

DIREKTUR JDIREKTUR JDIREKTUR JDIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATANENDERAL PEMASYARAKATANENDERAL PEMASYARAKATANENDERAL PEMASYARAKATAN DEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIADEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIADEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIADEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

((((Dra. MARDJAMAN, Bc.IP.Dra. MARDJAMAN, Bc.IP.Dra. MARDJAMAN, Bc.IP.Dra. MARDJAMAN, Bc.IP.))))

Awal saya mengenal sosok Sdr. Ngusman,

adalah pada waktu beliau ditugaskan di Rutan

Medaeng Surabaya pasca “Pemberontakan

Penghuninya” menjelang saya mengakhiri tugas

sebagai Kepala Lapas Kalisosok surabaya

beberapa bulan kemudian. Pengamatan beberapa

bulan itu meyakinkan saya bahwa saudara

Ngusman dengan komitmennya akan berhasil

menertibkan Rumah Tahanan Negara (Rutan)

Page 40: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

79

Medaeng melalui pembenahan yang mendasar

terutama di kalangan para petugasnya.

Oleh karenanya saya tidak heran kalau

kemudian yang bersangkutan mendapat tugas

membenahi Lapas Klas I Makassar yang tengah

bergejolak. Dan dari jakarta saya selaku direktur

Rumah Tahanan Negara Direktorat Jenderal

pemasyarakatan, memonitor terus gerak

langkahnya dalam membenahi Lapas Klas I

Makassar, sekali lagi dengan komitmen dan

ketegasannya yang khas.

Uniknya, pada awal tugas barunya –

membenahi lagi- Lapas Klas I Cipinang Jakarta

yang rusak komplikatif, saya “menyusul” ke

Jakarta dalama tugas sebagai Kepala Kantor

Wilayah Departemen Kehakiman DKI Jakarta, dan

di sana kami bahu membahu bersama aparat

Kepolisian RI memulihkan kondisi Lapas Klas I

Cipinang, Lapas terbesar di Indonesia pada saat

itu.

___________________________Aku Pegawai Penjara

80

Sampai akhir masa baktinya pada akhir

Maret 2007 tidak ada yang berubah pada dirirnya,

komitmennya, semangatnya, nada suaranya,

sampai kepada sayangnya terhadap ayam-ayam

dan burung peliharaannya.

Semoga dalam menjalani hidup yang utuh

bersama keluarga dan teman-temannya lebih

tergambar arif dan bijaknya. Amien.

Page 41: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

81

KEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIADEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIADEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIADEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PROPINSI JAWA TENGAHPROPINSI JAWA TENGAHPROPINSI JAWA TENGAHPROPINSI JAWA TENGAH (Dra. UNTUNG SUGIYONO, Bc.IP.,(Dra. UNTUNG SUGIYONO, Bc.IP.,(Dra. UNTUNG SUGIYONO, Bc.IP.,(Dra. UNTUNG SUGIYONO, Bc.IP., MMMMMMMM))))

Saya mengenal beliau sejak saya belum

masuk AKIP, berawal dengan perkenalan tersebut

mendorong diri saya untuk dapat masuk menjadi

taruna AKIP. Dengan postur tubuh yang saat itu

masih sangat ideal dan dibarengi dengan

kemampuan serta hobby olah raga (sportifitas

tinggi), dalam meretas karier jabatannya tidak

semua orang dapat mengikuti jejak beliau.

Berbekal ilmu pengetahuan, pengalaman dan

kepercayaan diri serta sportifitas tersebut beliau

berhasil menyelesaikan masalah-masalah yang

pelik di jajaran pemasyarakatan khususnya dalam

___________________________Aku Pegawai Penjara

82

menata Lembaga-lembaga Pemasyarakatan yang

saat itu bergejolak (pemberontakan dan

pembakaran). Dalam kehidupan sehari-hari beliau

selalu memperhatikan hubungan silaturahmi baik

dengan rekan-rekan seprofesinya maupun dengan

adik-adik kelasnya, termasuk dengan saya sendiri.

Sejak awal mulai beliau bertugas sampai dengan

saat ini masih tetap ajeg berjalan, beliau tetap

menjalin komunikasi yang baik dan tidak henti-

hentinya memberikan motivasi dan pesan agar

selalu kerja dengan baik dan memikirkan

kepentingan organisasi.

Sangat sulit untuk mencari figur dan

karakter seperti beliau yang berani dan tegas

dalam menghadapi masalah yang terkait dengan

tugas-tugas yang rumit dan membahayakan.

Page 42: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

83

IBUIBUIBUIBU YULIANA NGUSMANYULIANA NGUSMANYULIANA NGUSMANYULIANA NGUSMAN (Pendamping Perjalanan Karir)(Pendamping Perjalanan Karir)(Pendamping Perjalanan Karir)(Pendamping Perjalanan Karir)

elama mendampingi perjalanan karir

bapak sampai memasuki masa pensiun

ini banyak suka dan duka yang saya lewati

bersama beliau, tetapi suka maupun duka ini

selalu kita nikmati bersama. Saya juga merasakan

bahwa selama beliau menjalankan tugas, selalu

ditempatkan di daerah-daerah yang rawan konflik

(narapidananya), tetapi saya selaku isteri selalu

memberikan support kepada beliau tanpa

bermaksud ikut campur dalam urusan pekerjaan.

Selain saya sebagai anggota Dharma

Wanita saya juga karyawati, buat saya ini tugas

yang sangat berat juga saat mendampingi beliau.

Pak Ngusman adalah tipe orang yang tidak bisa

‘pisah” dengan keluarga, sehingga kemanapun

beliau bertugas saya harus selalu mendampingi.

Untuk masalah ini ada suatu kejadian saat surat

pindah tugas saya (dalam rangka mengikuti

kepindahan beliau juga) baru turun, bapak sudah

S

___________________________Aku Pegawai Penjara

84

dipindahtugaskan lagi, dan yang menguntungkan

adalah karena saya masih satu atap di

Departemen Hukum dan HAM maka surat tugas

saya diproses lagi supaya tetap bisa mengikuti

tugas suami (karena pada prinsipnya “Tertib

Keluarga” dalam menjalankan tugas juga harus

dipatuhi).

Selama saya mendampingi beliau, kami

pernah ditugaskan di daerah yang sangat terpencil

yaitu daerah Pangkep, Sulawesi Selatan. Di

daerah ini pak Ngusman ditugaskan selama 10

(sepuluh) tahun dengan kondisi iklim yang

sangat “parah”, kalau musim panas sangat panas

sekali, kalau musim hujan sampai banjir dan selalu

air banjir ini masuk ke rumah. Pada saat itu

anak-anak masih kecil (kelas 4 SD, 2 SD, 1 SD dan

yang terkecil baru berumur 4 tahun).

Kemudian tugas dilanjutkan ke Kabupaten

Polemas (Polewali Mamasa) Sulawesi Barat,

yah.... ini memang resiko dari isteri pegawai yang

sudah mengangkat sumpah untuk mematuhi

Page 43: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

85

apabila ditugaskan dimana saja. Puncak karier

bapak memang diawali dari memimpin Rumah

Tahanan Klas I Medaeng Surabaya pada tahun

1997.

Saat mengawali karier di Rutan Medaeng,

keadaan kantor yang sudah tidak berbentuk

(karena terbakar), sarana dan prasarana yang

“tinggal” seadanya, kami sempat tidur “melantai”

(tidur beralaskan lantai). Disini saya sebagai isteri

pimpinan selain saya harus support pak Ngusman

saya juga harus menjaga situasi kondusif untuk

isteri-isteri pegawai yang tergabung dalam

organisasi Dharma Wanita Rutan Medaeng.

Selanjutnya setelah dua setengah tahun

menjalani tugas sebagai Kepala Rutan Klas I

Medaeng, bapak kembali mendapatkan tugas di

Lembaga Pemasyarakatan Klas I Makasar yang

menurut beritanya juga terjadi konflik sehingga

banyak napi yang lari. Di Lapas Makasar yang

menurut ceritanya orang-orangnya

bertemperamen “tinggi”, saya tanpa

___________________________Aku Pegawai Penjara

86

sepengetahuan bapak selalu berdo’a agar bapak

diberi kekuatan dalam menghadapi permasalahan

yang terjadi didalam pekerjaan baik secara intern

pegawai maupun menghadapi narapidana.

Dari sisi organisasi dharma wanita di Lapas

Makasar suasana sangat kondusif. Saya sebagai

isteri Kepala Lapas selalu berusaha untuk tidak

ikut campur dalam permasalahan yang dihadapi

bapak. Saya selalu menjaga agar bapak supaya

lebih tenang dan selalu mendorong dengan do’a

setiap lepas dari jam 12 malam, agar kami semua

diberi perlindungan dalam menjalankan tugas

yang merupakan amanat yang diberikan kepada

bapak.

Baru menjalankan tugas di Lapas Makasar,

bapak sudah mendapat tugas baru lagi di Lapas

Klas I Cipinang di Jakarta. Oh.. ya selama saya

mendampingi bapak menjalankan tugas saya

tidak punya pembantu di rumah, jadi ya...saya

merangkap untuk semuanya, dan saya cukup

nyaman bisa mengerjakan semuanya sendiri.

Page 44: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

87

Nah...tugas berat menunggu di Lapas Cipinang ini

dimana Lapas Cipinang waktu itu baru mendapat

sorotan publik. Di rumah dinas saya ditemani oleh

beberapa anak-anak AKIP (Akademi Ilmu

Pemasyarakatan) yang cukup meramaikan rumah

saya dan saya merasa aman dan nyaman tinggal

bersama mereka. Mental saya sebagai isteri

pegawai juga diuji disini, saya harus selalu support

bapak agar tenang dan selalu siap berhadapan

dengan masalah-masalah yang ada di kantor.

Kebiasaan saya berdo’a tengah malam lepas dari

jam 12 malam tetap saya jalankan, lebih-lebih

saat bertugas di Lapas Cipinang ini.

Ada kejadian lucu dan menegangkan

campur mengharukan saat saya mendampingi

pindah tugas beliau, saya pernah ketinggalan

pesawat (bener-bener ketinggalan!!...) saat akan

mendampingi bapak untuk pelantikan sebagai

Kepala Kantor Wilayah Papua (Irian Jaya). Kenapa

saya bilang lucu? Karena saya mikir kok bisa-

bisanya saya ketinggalan pesawat, ini hal yang

___________________________Aku Pegawai Penjara

88

tidak pernah terjadi, sampai-sampai saya

memohon supaya pesawat yang akan saya

tumpangi suruh balik sebentar untuk ngangkut

saya. Akhirnya saya pesan tiket pesawat lain

dengan keberangkatan sesudah dari pesawat

pertama yang akan saya tumpangi tadi,

menegangkan karena selama berpindah

pesawat, handphone saya matikan, saya yakin

bapak pasti akan marah dengan kejadian ini dan

benar bapak menunggu saya di bandara Makasar,

setelah pesawat yang rencananya saya tumpangi

mendarat di bandara Makasar bapak tidak

menemukan saya, wah.... bapak langsung minta

supaya orang-orang mencari keberadaan saya

dimana?, akhirnya saya mendarat di bandara

Makasar dengan pesawat pengganti yang saya

tumpangi, dan saya ketemu dengan pak Ngusman

di bandara Makasar, selanjutnya mengharukan

karena kami bisa bersama-sama melanjutkan

perjalanan ke Papua untuk mengikuti pelantikan

sebagai Kepala Kantor Wilayah Papua (Irian jaya).

Page 45: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

89

Buat saya, bapak ini orangnya keras tetapi

sebenarnya hatinya lembut dan apa adanya.

Beliau selalu ingin menyelesaikan masalah

dengan segera, tanpa ditunda-tunda. Saya

berharap dalam memasuki masa pensiun ini

hidup kami menjadi lebih tenang dan bermanfaat

bagi lingkungan kami. Dan kami tetap diberi

kekuatan dan kesehatan untuk bersama-sama

menjalankan hobi yang sama yaitu olah raga.

___________________________Aku Pegawai Penjara

90

KASUBDIT BINGTEK GASPAM PADAKASUBDIT BINGTEK GASPAM PADAKASUBDIT BINGTEK GASPAM PADAKASUBDIT BINGTEK GASPAM PADA DIREKTORAT BINA KAMTIBDIREKTORAT BINA KAMTIBDIREKTORAT BINA KAMTIBDIREKTORAT BINA KAMTIB

DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATANDIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATANDIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATANDIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN

((((DEDI KARNELI, BcDEDI KARNELI, BcDEDI KARNELI, BcDEDI KARNELI, Bc.IP., SH., MM.IP., SH., MM.IP., SH., MM.IP., SH., MM))))

aya mengenal Pak Ngusman waktu

beliau menjadi Kepala Lapas Klas I

Cipinang Jakarta, waktu itu saya sebagai Kepala

Bidang Pembinaan Narapidana pada Lapas Klas I

Cipinang. Selama saya mendampingi beliau

menjadi Kalapas klas I Cipinang ada beberapa hal

yang bisa dicontoh untuk teman-teman yang

bekerja di pemasyarakatan, antara lain adalah

pada sisi pribadi dan kepemimpinannya, menurut

saya:

1. beliau adalah sosok pribadi yang baik

dan memiliki keberanian (nyali) yang

tinggi didalam langkah dan

tindakannya;

2. eksistensinya selaku Kalapas Klas I

Cipinang pada saat itu sangat tepat,

karena Lapas klas I Cipinang dalam

S

Page 46: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

91

keadaan/ situasi dan kondisi yang

“kacau”, ribuan napi dan tahanan sulit

untuk dikendalikan. Lapas dibakar,

perkelahian antar penghuni yang

menjurus antar kelompok/ suku setiap

saat terjadi dengan mempergunakan

senjata tajam;

3. beliau bisa menjadi motivator yang

selalu berada di depan pada saat ada

kekacauan, dapat membangkitkan

semangat, keberanian (nyali) petugas

yang sudah mulai “luntur“ akibat

situasi dan kondisi keamanan yang

tidak terkendali .

KEPALA RUTAN WONOGIRIKEPALA RUTAN WONOGIRIKEPALA RUTAN WONOGIRIKEPALA RUTAN WONOGIRI

___________________________Aku Pegawai Penjara

92

(SUHIRNO, Bc.IP., SH)(SUHIRNO, Bc.IP., SH)(SUHIRNO, Bc.IP., SH)(SUHIRNO, Bc.IP., SH)

enurut pandangan saya, selama pak

Ngusman menjadi Kepala Kantor

Wilayah Departemen Hukum dan HAM Jawa

Tengah, beliau adalah seorang leader yang

mampu mengayomi anak buah, yang menyatu

dengan anak buah, selalu berpenampilan enerjik

dan selalu tampil di depan bilamana ada

permasalahan

Hal yang tidak bisa saya lupakan sampai

sekarang yaitu pada waktu memimpin senam

terasa dari ujung kaki sampai ujung kepala

membawa banyak manfaat, agar kondisi pegawai

tetap fit dan sehat.

Sebagai seorang leader beliau adalah orang

yang mampu meningkatkan motivasi, disiplin,

tenang dan berwibawa.

KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATAN PATILEMBAGA PEMASYARAKATAN PATILEMBAGA PEMASYARAKATAN PATILEMBAGA PEMASYARAKATAN PATI

M

Page 47: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

93

(Drs. ISTIYO H(Drs. ISTIYO H(Drs. ISTIYO H(Drs. ISTIYO HARSONO, Bc.IP.ARSONO, Bc.IP.ARSONO, Bc.IP.ARSONO, Bc.IP.))))

Pak Ngusman yang saya kenal di Rutan

Medaeng Surabaya adalah pribadi yang

sederhana, lugu dan tegas. Apabila marah bia

adimana saja, di kantor, di halaman, di lapangan,

pokoknya kalau tidak berkenan bisa langsung

der...der...der..., semprot sana, semprot sini. Bagi

yang tidak tahan langsung mengkeret, tapi bagi

yang tahan akan jadi hikmah. Bagusnya beliau

tidadk pernah dendam pada siapapun meskipun

pada orang-orang yang pernah mengecewakan

beliau.

Ada kenangan lucu yang tetap saya ingat

sampai sekarang, pada saat beliau baru pindah

tugas daei Lembaga Pemasyarakatan polewali

Mamasa (Polmas) ke Rumah Tahanan Medaeng,

saat itu dari bandara Juanda kami jemput dan

menginap di salah as tu hotel dekat Kantor

Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia Jawa Timur. Paginya beliau datang ke

Rutan Medaeng dengan perasaan kesal, kecewa

___________________________Aku Pegawai Penjara

94

dan sedikit marah, apa pasalnya? Ternyata pada

saat beliau mandi di kamar hotel dan keluar kamar

mandi uangnya hilang “dikuras” orang. Beliau

mencurigai pelayan hotel yang masuk kamar.

Inilah pengalaman pak Ngurman “dikerjain” orang

Surabaya.

Ada hal yang mengesankan lagi dari pribadi

beliau, yaitu hormat dan taat pada pimpinan/

atasan, familiar pada teman-teman dan bawahan,

berjiwa penolong dan selalu pasang badan demi

kebaikan.

Itulah sepintas kenangan yang dapat saya

sampaikan walaupun sebenarnya masih banyak

sisi lain yang menarik diceritakan.

KEPALA LEMBAGA PEMASKEPALA LEMBAGA PEMASKEPALA LEMBAGA PEMASKEPALA LEMBAGA PEMASYYYYAAAARAKATAN NARKOBARAKATAN NARKOBARAKATAN NARKOBARAKATAN NARKOBA CIPINANG CIPINANG CIPINANG CIPINANG ---- JAKARTAJAKARTAJAKARTAJAKARTA

Page 48: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

95

(WIBOWO JOKO S, Bc.IP., SH, MM)(WIBOWO JOKO S, Bc.IP., SH, MM)(WIBOWO JOKO S, Bc.IP., SH, MM)(WIBOWO JOKO S, Bc.IP., SH, MM)

Pak Ngusman adalah sosok

pimpinan yang saya kagumi

dari sisi ketegaran,

keberanian dan komitmen

beliau. Saya pernah menjadi

anak buah beliau di Lapas Klas I Cipinang Jakarta.

Cipinang pada saat itu dalam situasi yang hiruk

pikuk, kebakaran, pemberontakan. Dan ternyata

beliau ini di pemasyarakatan kelihatannya

memang spesialis daerah yang baru dalam

keadaan yang tidak stabil beliau masuk, dan

hasilnya memuaskan, dalam arti keadaan normal

kembali.

Tempat-tempat seperti Surabaya, Makasar

dan Cipinang, saya juga mengikuti (menjadi anak

buah) di tempat-tempat yang pernah diduduki

beliau (sebagai pimpinan). Di Cipinang pada

umumnya karyawanpun kagum dengan beliau,

bahkan sampai sekarang dalam keadaan umur 60

___________________________Aku Pegawai Penjara

96

tahun ini kondisinya masih fit, saya tadinya tidak

menyangka bahwa ternyata akhir April ini beliau

sudah memasuki masa purna tugas.

Untuk pak Ngusman saya mengucapkan

sukses dan sehat-sehat saja setelah memasuki

masa pensiun ini. Kami akan mengikuti jejakmu

dalam memimpin dan membina para narapidana

dan tahanan.

KEPALA RUTAN SALEMBAKEPALA RUTAN SALEMBAKEPALA RUTAN SALEMBAKEPALA RUTAN SALEMBA ---- JAKARTAJAKARTAJAKARTAJAKARTA

Page 49: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

97

(BAMBANG SUMARIYONO, Bc.IP., SH, MSi)(BAMBANG SUMARIYONO, Bc.IP., SH, MSi)(BAMBANG SUMARIYONO, Bc.IP., SH, MSi)(BAMBANG SUMARIYONO, Bc.IP., SH, MSi)

Saya mengenal beliau karena

saya pernah sebagai Kepala

Rutan Medaeng. Dan di Rutan

Medaeng Surabaya saya

mendengar segala kiprah

beliau di Rutan Medaeng dari rekan-rekan staf di

Rutan Medaeng dan ternyata sangat luar biasa.....,

beliau tidak segan-segan kalau ada permasalahan

langsung turun tangan sendiri, bukan tidak

percaya dengan anak buahnya, tetapi pada intinya

ingin membantu menyelesaikan permasalahan,

karena hampir tiap hari ada permasalahan dan

sangat kompleks sekali. Dan beliau tidak

sungkan-sungkan untuk jalan-jalan ke blok-blok

meninjau penghuni.

Hampir setiap harinya sebelum

melaksanakan tugas di Rutan beliau akan

berputar dulu ke seluruh dan keliling kantor, baru

jam 10.00 masuk ruangan, nanti siang turun lagi

dan keliling lagi, sehingga tidak heran kalau beliau

___________________________Aku Pegawai Penjara

98

ini juga mengenal tokoh-tokoh narapidana/

tahanan di blok-blok, jadi itu salah satu

kehebatan beliau – tidak hanya menyuruh saja,

tetapi juga memberikan contoh.

Bahkan waktu di Cipinang (kebetulan saya

juga pernah di Cipinang) beliau sampai tidur di

kantor berapa hari (tidak pulang ke rumah)– di

sofapun tidak menjadi masalah/halangan

walaupun beliau pada saat itu sebagai pejabat

eselon II, pada intinya beliau ingin Cipinang itu

kembali normal kembali dan situasi menjadi

kondusif.

KEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATANKEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATANKEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATANKEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATAN

Page 50: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

99

PAREPAREPAREPARE----PARE PARE PARE PARE ---- SULAWESI SELATANSULAWESI SELATANSULAWESI SELATANSULAWESI SELATAN (SUPRAPTO)(SUPRAPTO)(SUPRAPTO)(SUPRAPTO)

Pada saat saya bertugas di

Lapas Klas I Makasar pak

Ngusman sebagai Kalapas-

nya dan saya tahu persis

bahwa beliau adalah seorang

pemimpin yang sangat memperhatikan dari segi

pengembangan...... Dalam mengatasi berbagai

permasalahan di kantor (Lapas) beliau mempunyai

metode, sehingga dalam menetralisir keadaan bisa

terselesaikan, terutama dengan pembentukan tim

“Buser” (buru sergap) yang sangat sukses dalam

menangkap beberapa pelarian pada waktu itu.

Selama kami bertugas di Makasar selama

18 tahun baru menemukan seorang pimpinan

yang mempunyai metode yang sangat tepat dalam

menghadapi berbagai persoalan terutama waktu

setelah terjadinya beberapa pemberontakan yang

ternyata ada provokatornya, baik provokator dari

___________________________Aku Pegawai Penjara

100

dalam (narapidana/tahanan) maupun dari

petugas. Menurut pandangan kami pelaku-pelaku

itu oleh beliau direkrut untuk diajak menjadi baik,

dan akhirnya orang-orang tersebut menjadi orang

yang baik dan bahkan menjadi tokoh.

Metode yang beliau terapkan sangat jitu

terutama untuk menangani para narapidana yang

sudah lari, termasuk narapidana pemberontak

yang bernama Palalo, penjahat kelas kakap, yang

berkali-kali masuk lapas, dan berkali-kali juga

melarikan diri. Dia ini yang melakukan

pemberontakan, pembakaran dan juga melakukan

pelarian, dia menantang semua aparat, baik

kepolisian maupun petugas siapapun dan dari

manapun, dia katakan bahwa “…tidak ada satupun

petugas yang berani menangkap saya…”. Dan

selanjutnya ada informasi dan laporan mengenai

keberadaan Palalo ini dari aparat kepolisian,

kebetulan aparat kepolisian ini juga termasuk

pihak yang dirampok oleh Palalo, laporan masuk

ke pak Ngusman, beliau langsung memberikan

Page 51: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

101

perintah untuk menelusuri dan berkoordinasi

dengan aparat kepolisian sampai aparat desa,

ternyata tidak semudah yang dibayangkan,

petugas lapas mendapat perlawanan dari pihak

Palalo, petugas akan dibunuh dengan

golok/parang yang panjang, terpaksa dia kami

lumpuhkan sampai hancur kakinya dan

diamputasi. Setelah itu beliau menghimbau

kepada para pelarian yang masih belum

menyerahkan diri agar segera menyerahkan diri,

dan ketika itu banyak sekali yang menyerahkan

diri baik melalui surat (terlebih dulu), melalui

kepala desa, telpon, dan ini sangat luar biasa,

karena hampir 90% (dari 150-an) narapidana

yang lari bisa kembali, sisanya ada yang dalam

masa penangkapan melawan petugas dan tewas

dalam perlawanan dengan petugas atau

meninggal karena sakit dan yang keluar daerah.

Sehubungan dengan berakhirnya masa

tugas bapak Ngusman, kami tetap berharap agar

beliau dapat memberikan motivasi pada kami yang

___________________________Aku Pegawai Penjara

102

masih muda, agar keberhasilan beliau bisa kami

warisi. Dan selamat menjalani masa purna tugas

dengan aman, tenteram, dan sejahtera bersama

keluarga.

Page 52: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

103

KEPALA BAGIAN UMUM KANTOR WILAYAHKEPALA BAGIAN UMUM KANTOR WILAYAHKEPALA BAGIAN UMUM KANTOR WILAYAHKEPALA BAGIAN UMUM KANTOR WILAYAH SULAWESI SELATANSULAWESI SELATANSULAWESI SELATANSULAWESI SELATAN (MAKASAR)(MAKASAR)(MAKASAR)(MAKASAR)

(JUNAEDI)(JUNAEDI)(JUNAEDI)(JUNAEDI)

Ketika itu LP Makasar tahun

1999 terjadi pemberontakan

dan pembakaran, pada saat itu

Departemen Kehaminan dan

HAM berkesimpulan bahwa

harus ada seorang Kalapas yang memimpin

Lembaga Pemasyarakatan yang bisa dan mampu

menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada

di Lapas Klas I Makasar. Pada saat itu saya

sebagai Kepala Seksi di Lapas Klas I Makasar.

Kedatangan pak Ngusman pada saat itu

langsung mengambil langkah-langkah untuk

menormalisasi Lapas Klas I Makasar. Langkah

yang beliau ambil sangat bagus, yaitu beliau

mempunyai program pembenahan, penertiban,

dan peningkatan. Pembenahan dilakukan karena

waktu itu LP Klas I Makasar hancur lebur, baik

sistem maupun sarana dan prasarana karena

___________________________Aku Pegawai Penjara

104

adanya pemberontakan yang mengakibatkan

kebakaran.

Langkah pertama dilakukan dengan

pembenahan yang sebelumnya berkonsolidasi dulu

dengan berbagai elemen yang ada baik ke dalam

maupun keluar, beliau mengambil keputusan

dengan mengatakan bahwa: “Makasar harus

dibangun........” baik untuk sumber daya manusia-

nya maupun sarana dan prasarana yang ada. Saya

lihat dari keputusan yang diambil oleh pak

Ngusman didukung oleh pegawai.

Selanjutnya dilakukan pembangunan

melalui proyek, blok-blok yang terbakar dibangun

dan dalam waktu satu tahun telah selesai.

Kemudian pembenahan dilanjutkan dengan

pendekatan personil untuk melaksanakan

penertiban, menyangkut disipilin pegawai maupun

sistem yang ada. Dalam melakukan pembenahan

pegawai ini beliau menggunakan acuan pada

ketentuan-ketentuan baik surat edaran - surat

edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan dan

Page 53: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

105

keputusan-keputusan menteri dengan mengacu

pada protap, langkah yang diambil ini ternyata

dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di

Lapas Klas 1 Makasar.

Dari berbagai langkah yang diambil pak

Ngusman, saya selaku staf pada waktu itu dapat

mengambil kesimpulan bahwa kesan pertama saya

terhadap beliau adalah ketegasan didalam

mengambil keputusan, contoh : apabila ada

pegawai yang tidak mengikuti ketentuan yang

berlaku beliau langsung memanggil pegawai yang

bersangkutan dan memberikan arahan-arahan

yang tegas untuk mengikuti ketentuan, apabila

tidak mau tertib dan mengikuti peraturan yang

ada maka dia harus disingkirkan (dalam arti

dimutasikan) - karena akan menggangu sistem

yang ada, dan pendekatan yang dilakukan oleh

beliau secara personil sangat menyentuh, baik

dilihat dari level paling bawah maupun level

pejabat struktural yang ada. Pak Ngusman adalah

figur yang patut diteladani, penuh dengan

___________________________Aku Pegawai Penjara

106

ketegasan dan kesederhanaan didalam memimpin

lembaga pemasyarakatan Makasar, karena kesan

yang mendalam maka saat kepergian Pak

Ngusman karena promosi ke Lapas Klas I Cipinang

beliau sangat dirindukan oleh seluruh pegawai di

Lapas Klas 1 Makasar maupun di lingkungan

jajaran luar Lapas atau jajaraan Pemerintah

Daerah.

Akhirnya kepada pak Ngusman saya

mengucapkan : “menjelang purna bakti ini

semoga segala amal bakti bapak kepada bangsa

dan negara mendapat imbalan dari Allah swt, dan

selama menjalankan purnabakti ini bapak

mendapat perlindungan dari Allah swt, rukun-

rukun bersama keluarga, panjang umur sehat

senantiasa, dan bertepatan dengan tanggal 10

Maret ini saya mengucapkan selamat ulang tahun

yang ke – 60”.

Page 54: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

107

KEPALA BIDANG REGISTRASI DAN KEPALA BIDANG REGISTRASI DAN KEPALA BIDANG REGISTRASI DAN KEPALA BIDANG REGISTRASI DAN PERAWATAN NAPERAWATAN NAPERAWATAN NAPERAWATAN NARRRRKOBAKOBAKOBAKOBA

KANTOR WILAYAH BANTENKANTOR WILAYAH BANTENKANTOR WILAYAH BANTENKANTOR WILAYAH BANTEN (SISWADI KARYARERDJA(SISWADI KARYARERDJA(SISWADI KARYARERDJA(SISWADI KARYARERDJA))))

Saya mengenal pak

Ngusman sejak masih

mahasiswa (taruna AKIP)

kebetulan beliau kakak kelas

saya, waktu kuliah di AKIP

angkatan VI ini pak Ngusman menjadi idola

bersama dengan bapak Sugeng Hendrijo (Kepala

Kantor Wilayah Jawa Barat saat ini). Waktu masih

mahasiswa beliau sangat simpatik sekali, karena

performance-nya yang tinggi besar dan pendiam,

dan karena pendiamnya itulah nampak

kewibawaan dalam dirinya, beliau salah satu

fungsionaris di senat mahasiswa.

Singkat cerita waktu itu pak Ngusman

setelah lulus ditempatkan kembali pada instansi

asal (Rutan Surakarta) dan saya masih kuliah,

selanjutnya saya ditempatkan di Menado –

___________________________Aku Pegawai Penjara

108

Sulawesi Utara, lama saya tidak mendengar kabar

tentang pak Ngusman ini, tahu-tahu dapat kabar

kalau beliau menjadi Kalapas di Lapas Klas I

Ujungpandang (Makassar).

Saya ketemu lagi dengan pak Ngusman

pada saat beliau menjadi Kalapas Klas I Cipinang,

pada saat itu suasana Lapas Cipinang dalam

keadaan “kacau”, ada pelarian teroris GAM 2 (dua)

orang, tampaknya Pusat (Departemen Hukum

dan HAM) lebih memilih pak Ngusman untuk bisa

mengatasi persoalan, karena di Cipinang waktu itu

tata kehidupan di dalam sudah dikuasai oleh

narapidana/tahanan, sehingga petugas tidak

punya kekuatan, akhirnya beliau ditunjuk oleh

Departemen untuk membuat bagaimana

memfungsikan kembali petugas dan Lapas sendiri

sebagaimana mestinya.

Waktu itu disana sangat kacau dan sangat

sulit sekali mengendalikan narapidana, bahkan

sebelum beliau disana, narapidana membawa

senjata di hadapan petugaspun tidak punya rasa

Page 55: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

109

takut, apalagi kalau petugas jaga malam hari

banyak yang tidak punya rasa percaya diri dalam

hal melakukan kontrol. Seandainya dilakukan

kontrolpun hanya dilakukan dengan melihat dari

luar saja, apa yang terjadi di dalam petugas tidak

bisa ikut campur. Begitu beliau datang terasa ada

kepemimpinan yang kuat.

Begitu beliau datang di Cipinang semua

pegawai di-briefing, dan tokoh-tokoh narapidana

juga di-briefing. Dengan briefing belum membuat

situasi menjadi aman, tiap hari ada perkelahian,

tiap hari ada yang luka. Dan pada puncaknya

terjadi ada narapidana yang meninggal 4 (empat)

orang, karena perkelahian antar kelompok.

Pegawai tidak ada yang berani ke tengah-tengah

kelompok narapidana yang bertikai tersebut,

beliau langsung masuk ke tengah-tengah

kelompok tersebut saya mengikuti dari belakang.

Di tengah senjata yg bertaburan beliau ke tengah

mereka, setelah beliau pulang malah saya menjadi

terkurung disitu. Setelah kejadian langsung oleh

___________________________Aku Pegawai Penjara

110

beliau diadakan semacam shock therapy kepada

para tokoh kerusuhan. Menurut beliau tokoh-tokoh

kerusuhan ini harus “diangkat” alias dipindahkan.

Setelah narapidana dipindahkan barulah diketahui

bahwa terdapat banyak ribuan senjata di dalam

blok-blok penjara. Beliau mengambil moment yang

tepat .

Kesan yang dapat saya ambil dari beliau

tadinya adalah “pendiam” , tapi ternyata dalam

diamnya itu ternyata beliau berpikir dan

mengambil langkah-langkah strategis, termasuk

dalam mengamankan Lapas Cipinang. Langkah-

langkah strategisnya banyak yang saya rasakan

dan kadang-kadang kita yang di bawah sulit

mengimbangi karena beliau selalu cepat masuk ke

dalam lingkungan kerusuhan, dimana orang-orang

lain mungkin butuh perhitungan dulu untuk masuk

ke lingkungan kerusuhan, tetapi beliau tidak –

bukan karena tanpa perhitungan, karena menurut

saya perhitungan beliau cepat sekali tidak

membutuhkan waktu yang lama.

Page 56: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

111

Kepemimpinan yang tegas, dulu saya

sempat beranggapan bahwa beliau mempunyai

kelemahan karena diamnya itu, tetapi setelah saya

mengikuti beliau ternyata dalam diamnya itu

mungkin mempelajari, dan orangnya sangat

memperhatikan anak buah.

Harapan saya untuk pak Ngusman setelah

memasuki masa pensiun ini, apa yang telah

diabdikan kepada lingkungan Departemen Hukum

dan Hak Asasi Manusia hendaknya dapat

dilanjutkan di masyarakat paling tidak pemikiran-

pemikirannya (dalam bentuk yang lain) karena

justru di Departemen sendiri beliau telah memberi

warna. Begitu dia muncul langsung bisa

menunjukkan kepemimpinannya.

___________________________Aku Pegawai Penjara

112

KEPALA RUMAH TAHANAN KEPALA RUMAH TAHANAN KEPALA RUMAH TAHANAN KEPALA RUMAH TAHANAN KLAS IIA KLAS IIA KLAS IIA KLAS IIA PALUPALUPALUPALU SULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAH

(Drs. DJONI PRIATNO, Bc.IP)

Saya sangat mengenal pak Ngusman,

karena 3 fase dalam jabatan karier

saya, selalu berdekatan dengan beliau

yaitu :

1. di Lembaga Pemasyarakatan klas IIB Polewali

Sulawesi Selatan pada tahun 1996 s/d 1998

(beliau sebagai Kepala Lembaga

Pemasyarakatan, saya sebagai Kepala Seksi

Binadik);

2. di rumah Tahanan Negara Klas I Medaeng

Surabaya pada tahun 1999 s/d 2000 (beliau

sebagai Kepala Rumah Tahanan Negara, saya

sebagai Kepala KP Rutan);

3. di Kanwil Departemen Hukum dan HAM Papua

pada tahun 2004 s/d 2005 (beliau sebagai

Kepala Kantor Wilayah, saya sebagai Kepala

Lapas klas IIA Jayapura di Abepura).

Page 57: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

113

Kenangan saya bersama beliau tidak bisa

terlepaskan baik secara dinas maupun secara

pribadi, kenangan-kenangan yang tidak bisa saya

lupakan khususnya secara kedinasan (dan ini

dapat menjadi motivasi saya dalam memimpin

Rutan) antara lain :

1. beliau sangat memperhatikan sekali

terhadap hal-hal kedinasan yang menjadi

tanggungjawabnya;

2. kepentingan organisasi lebih diutamakan

daripada kepentingan pribadi;

3. jika ada permasalahan, skala prioritas

harus segera diselesaikan pada saat itu

(beliau tidak mau menunda waktu

penyelesaian);

4. beliau orangnya satria dan keberaniannya

dalam menangani Warga Binaan

Pemasyarakatan yang bermasalah sangat

luar biasa;

5. Hubungan dengan Warga Binaan

Pemasyarakatan bersih;

___________________________Aku Pegawai Penjara

114

6. dalam hal pendelegasian dan tanggung

jawab sangat jelas;

7. beliau selalu mendorong semangat anak

buah yang ingin maju (tidak pernah

mematahkan semangat anak buah untuk

maju) dan berbuat lebih baik;

8. koordinasi dengan instansi terkait/ luar

sangat baik;

9. pendekatan dengan warga binaan

pemasyarakatan sangat baik, setiap hari

meluangkan waktu untuk kontrol ke blok-

blok Warbimpas.

Dan secara pribadi, kesan saya terhadap beliau

adalah :

1. low profile, bersahaja, sangat kekeluargaan

dan sabar;

2. dalam memberikan solusi selalu tenang dan

mengena pada pokok permasalahan;

3. sangat perhatian terhadap orang perorang,

walaupun sudah berpindah tugas, selalu

Page 58: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

115

menyempatkan untuk telepon dan selalu

berpesan agar bekerja lebih baik.

___________________________Aku Pegawai Penjara

116

MANTAN KPLP (KEPALA PENGAMANAN LEMBAGA MANTAN KPLP (KEPALA PENGAMANAN LEMBAGA MANTAN KPLP (KEPALA PENGAMANAN LEMBAGA MANTAN KPLP (KEPALA PENGAMANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN) CIPINANGPEMASYARAKATAN) CIPINANGPEMASYARAKATAN) CIPINANGPEMASYARAKATAN) CIPINANG

(JOKO ISMANTO)

Saya sebagai KPLP (Kepala Pengamanan

Lembaga Pemasyarakatan) Cipinang dari Mei 2001

- Mei 2003. Selama mendampingi beliau cukup

banyak hal-hal yang bermanfaat bagi saya dan

yang tidak bisa terlupakan, diantaranya adalah

pada awal kepemimpinan beliau di Lapas Cipinang

banyak kejadian-kejadian yang diluar dugaan dan

kemampuan kami, seringnya terjadi tawur/

perkelahian antar penghuni, yaitu antara Arek

Jawa berhadapan dengan Palembang, Ambon dan

Makasar kurang lebih selama 2 bulan sebelum

beliau masuk menjadi Kalapas Cipinang.

Alhamdulillah setelah beliau masuk keadaan

berangsur-angsur menjadi baik dan terkendali,

dan saya akui bahwa beliau adalah seorang

pimpinan yang benar-benar mau terjun ke

lapangan. Apabila ada perkelahian beliau langsung

terjun melerainya, dan ini berjalan selama kurang

lebih 2 (dua bulan) awal kepemimpinan beliau –

Page 59: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

117

boleh dikatakan tiap hari berlangsung- akhirnya

bisa diatasi dan dikendalikan. Dan pada awal

agustus 2001 sudah tidak terjadi lagi dan petugas

bisa menguasai penghuni (selama beliau belum

masuk menjadi kalapas Cipinang, petugas

dikendalikan oleh penghuni – narapidana) dan

semua program-program yang direncanakan telah

bisa dilaksanakan dengan baik.

Pak Ngusman adalah seorang pimpinan

yang merakyat, kegiatan-kegiatan di dalam lapas

selalu dihadiri oleh beliau dan kejadian-kejadian

sekecil apapun terutama masalah keamanan dan

ketertiban selalu ditangani dan diselesaikan

dengan serius. Beliau pimpinan yang merakyat

dan sampai akhir jabatannya beliau pensiun

dengan selamat.

MANTAN KEPALA KANTOR WILAYAH SULAWESMANTAN KEPALA KANTOR WILAYAH SULAWESMANTAN KEPALA KANTOR WILAYAH SULAWESMANTAN KEPALA KANTOR WILAYAH SULAWESI SELATANI SELATANI SELATANI SELATAN

___________________________Aku Pegawai Penjara

118

(SINDHU(SINDHU(SINDHU(SINDHU KRESNAKRESNAKRESNAKRESNA))))

Saya mengenal pak Ngusman

sejak tahun 1969 bersama-

sama mengawali karier dari

Surakarta, pak Ngusman

ditempatkan di Rumah

Tahanan Surakarta dan saya di Klaten. Dalam

kacamata saya Pak Ngusman adalah seorang

pekerja keras, hidupnya tidak pernah “ngoyo” dan

beliau melaksanakan pekerjaan dengan penuh

kegembiraan dan semangat yang tinggi, yang

sangat menarik dari perjalanan karir pak Ngusman

di Departemen Hukum dan HAM adalah beliau

selalu mendapatkan tugas-tugas yang sifatnya

“emergency“ dalam arti tugas-tugas penyelamatan

pada suatu unit (Lembaga) baik itu di Makasar,

Surabaya maupun Cipinang, bahkan sampai

menjadi Kepala Kantor Wilayah.

Dan beliau senang dan berharap apabila

generasi penerusnya dapat melaksanakan tugas

dengan penuh keikhlasan, sehingga dengan

Page 60: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

119

keikhlasan itulah akan tercipta suatu prestasi

yang gemilang di kemudian hari.

DAFTAR RIWAYAT PEKERJAAN

NAMA : NGUSMAN, Bc.IP., SH NOMOR INDUK PEGAWAI : 040016276 TEMPAT & TANGGAL LAHIR : Surakarta, 10 Maret

1947

___________________________Aku Pegawai Penjara

120

PENDIDIKAN TERAKHIR : SARJANA HUKUM AGAMA : ISLAM PEGAWAI NEGERI SIPIL : 01 Agustus 1970 PANGKAT/GOL. RUANG/TMT : Pembina Utama

Muda (IV/c) / 01 Mei 2005

WASANA KATAWASANA KATAWASANA KATAWASANA KATA

Pak Ngusman Pak Ngusman Pak Ngusman Pak Ngusman “Berani terima tantangan”“Berani terima tantangan”“Berani terima tantangan”“Berani terima tantangan”

Page 61: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

121

Sukses yang diraih oleh bapak

Ngusman bisa menjadi inspirasi

bagi kita semua, apalagi bagi

pegawai penjara

(pemasyarakatan). Banyak orang tidak menengok

(pada waktu itu) jika ditawari sebagai pegawai

pemasyarakatan, tetapi bapak Ngusman ini justru

memilih untuk menjadi pegawai penjara diantara

tiga pilihan pekerjaan yang lain yang lebih

“miyayeni”. Dan walaupun sampai pada puncak

jabatannya sebagai Kepala Kantor Wilayah, bapak

yang satu ini tetap berkesan dan bangga akan

pekerjaannya sebagai Pegawai Penjara (karena

selama beliau menjadi Kepala Lembaga

Pemasyarakatan tidak pernah ada napi yang

“lari”).

Kebanggaan beliau sebagai pegawai

penjara patut diacungi jempol dan menjadi

contoh bagi para pegawai penjara yang tidak perlu

merasa sebagai pegawai yang tersisihkan (hanya

___________________________Aku Pegawai Penjara

122

ngurusi narapidana yang notabene adalah “orang

bermasalah”) dan tidak bisa sukses.

Segala tantangan, dengan sukarela

dihadapinya, tanpa putus semangatnya. Bagi

bapak Ngusman suka dan duka adalah dua sisi

kehidupan yang harus dinikmati. Olahraga adalah

kesenangannya yang menjadikan beliau sebagai

orang yang sportif, enjoy dan bersemangat. Pola

hidup yang sederhana juga menjadi bagian dari

kehidupannya, ini adalah pengalaman

mendampingi perjalanan dinas bapak Ngusman,

yang selalu memilih tempat makan yang umum

dan “merakyat”.

Ya....., sudah 39 (tiga puluh sembilan)

tahun pengabdian bapak Ngusman pada

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan

ini adalah waktu yang cukup untuk membuktikan

bahwa karirnya dimulai dari nol, seorang pemain

“bon” Persis Solo yang menjadi pegawai penjara

dan pensiun sebagai Kepala Kantor Wilayah. Dan

pada waktu memasuki masa pensiun dengan usia

Page 62: Buku Aku Pegawai Penjara

___________________________Aku Pegawai Penjara

123

60 (enam puluh) tahun tanggal 10 Maret 2007

yang lalu beliau masih tetap tampak fit dengan

mengikuti pertandingan Tenis Lapangan dan

Volley Ball antar Karesidenan dan diikuti pula

teman-teman dekat beliau semasa menjabat di

Makassar, Surabaya, dan Cipinang – Jakarta. Ini

menunjukkan bahwa meskipun memasuki masa

pensiun beliau masih mempunyai semangat yang

tinggi. Mudah-mudahan dapat menjadi motivasi

bagi generasi penerusnya.

Mutia Farida Mutia Farida Mutia Farida Mutia Farida