budidaya karet

3
10 D engan semakin bertambahnya umur bumi, terjadi perubahan populasi tanaman yang ada di per- mukaannya. Jumlah tanaman tahun- an, tanaman hutan, dan tanaman liar makin hari makin berkurang, pa- dahal tanaman tersebut merupakan sumber energi bagi kehidupan. Un- tuk mengganti dan mengembalikan jumlah dan jenis tanaman yang te- lah berkurang tersebut diperlukan waktu lama, karena tanaman yang dipanen umumnya telah berumur puluhan tahun, dan perbandingan antara jumlah yang dipanen dan yang ditanam tidak seimbang. Tanaman karet memiliki umur ekonomis 30 tahun. Dalam kurun waktu tersebut tanaman karet da- pat berfungsi sebagai penghasil la- teks dan kayu dan sebagai penggan- ti tanaman hutan. Keberadaan ta- naman karet dapat terus diperluas dan dikembangkan pada lahan bekas hutan, lahan kritis atau lahan marginal. Dengan demikian tanam- an karet mampu berperan sebagai penyimpan dan sumber energi. Energi pada Tanaman Karet Dalam kehidupan diperlukan tiga jenis energi, yaitu energi matahari, panas bumi, dan nuklir. Energi mata- hari sangat diperlukan tanaman karet, sejak awal pertumbuhan sampai tanaman menghasilkan lateks. Energi digunakan untuk per- tumbuhan, penyembuhan kulit bi- dang sadap, pertahanan terhadap serangan penyakit (daun, kulit, akar dan lain-lain), dan yang paling uta- ma untuk menghasilkan lateks. Pada saat tanaman karet masih berupa seedling kemudian dibuat tanaman klonal, energi diperlukan untuk menyembuhkan luka karena okulasi. Kemudian pada saat ta- naman disadap, energi dibutuhkan untuk menutup bagian yang disa- dap. Energi juga digunakan pada saat tanaman harus bertahan dari serangan berbagai hama dan penya- kit. Hal yang tidak kalah penting dari penggunaan energi adalah untuk berkembang biak atau melestarikan keturunannya, di samping untuk pertumbuhan tanaman itu sendiri. Proses fotosintesis pada tanaman karet merupakan salah satu proses pengurangan entropi dan memba- ngun keseimbangan energi, sehing- ga makin banyak populasi tanaman karet, keseimbangan energi makin cepat tercapai. Energi yang Disimpan oleh Tanaman Karet Energi matahari yang diserap oleh tanaman karet digunakan untuk Tanaman Karet Menyelamatkan Kehidupan dari Ancaman Karbondioksida Tanaman karet selama ini hanya dikenal sebagai sumber devisa. Kini peran tanaman karet makin meningkat, yaitu sebagai sumber energi kehidupan dan menyelamatkan lingkungan dari ancaman akumulasi CO 2 karena kerusakan lingkungan.

Upload: eta-fanani-ar

Post on 01-Feb-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Karet

TRANSCRIPT

Page 1: Budidaya Karet

10

Dengan semakin bertambahnyaumur bumi, terjadi perubahan

populasi tanaman yang ada di per-mukaannya. Jumlah tanaman tahun-an, tanaman hutan, dan tanamanliar makin hari makin berkurang, pa-dahal tanaman tersebut merupakansumber energi bagi kehidupan. Un-tuk mengganti dan mengembalikanjumlah dan jenis tanaman yang te-lah berkurang tersebut diperlukanwaktu lama, karena tanaman yangdipanen umumnya telah berumurpuluhan tahun, dan perbandinganantara jumlah yang dipanen danyang ditanam tidak seimbang.

Tanaman karet memiliki umurekonomis 30 tahun. Dalam kurunwaktu tersebut tanaman karet da-pat berfungsi sebagai penghasil la-

teks dan kayu dan sebagai penggan-ti tanaman hutan. Keberadaan ta-naman karet dapat terus diperluasdan dikembangkan pada lahanbekas hutan, lahan kritis atau lahanmarginal. Dengan demikian tanam-an karet mampu berperan sebagaipenyimpan dan sumber energi.

Energi pada Tanaman Karet

Dalam kehidupan diperlukan tigajenis energi, yaitu energi matahari,panas bumi, dan nuklir. Energi mata-hari sangat diperlukan tanamankaret, sejak awal pertumbuhansampai tanaman menghasilkanlateks. Energi digunakan untuk per-tumbuhan, penyembuhan kulit bi-

dang sadap, pertahanan terhadapserangan penyakit (daun, kulit, akardan lain-lain), dan yang paling uta-ma untuk menghasilkan lateks.

Pada saat tanaman karet masihberupa seedling kemudian dibuattanaman klonal, energi diperlukanuntuk menyembuhkan luka karenaokulasi. Kemudian pada saat ta-naman disadap, energi dibutuhkanuntuk menutup bagian yang disa-dap. Energi juga digunakan padasaat tanaman harus bertahan dariserangan berbagai hama dan penya-kit. Hal yang tidak kalah penting daripenggunaan energi adalah untukberkembang biak atau melestarikanketurunannya, di samping untukpertumbuhan tanaman itu sendiri.Proses fotosintesis pada tanamankaret merupakan salah satu prosespengurangan entropi dan memba-ngun keseimbangan energi, sehing-ga makin banyak populasi tanamankaret, keseimbangan energi makincepat tercapai.

Energi yang Disimpan olehTanaman Karet

Energi matahari yang diserap olehtanaman karet digunakan untuk

Tanaman Karet MenyelamatkanKehidupan dari Ancaman

Karbondioksida

Tanaman karet selama ini hanya dikenal sebagai sumber devisa. Kiniperan tanaman karet makin meningkat, yaitu sebagai sumber energi

kehidupan dan menyelamatkan lingkungan dari ancamanakumulasi CO2 karena kerusakan lingkungan.

masyarakat, tanpa memandanglatar belakang agama, suku,ras, dan golongan.

Tidak dipungkiri bahwa pembi-ayaan syariah untuk sektor per-tanian akan menghadapi beberapatantangan dalam implementasinya.Tantangan tersebut dapat bersifatinternal (karakteristik sektor per-tanian) maupun eksternal. Sektorpertanian yang penuh risiko karenasangat bergantung pada alam akanmembuat investor ekstra hati-hatiuntuk membiayai sektor ini. Disamping itu usaha pertanian yangumumnya kecil-kecil dan tersebarjuga memerlukan kepiawaian ter-sendiri agar biaya per unit untukmenggarap sektor ini tidak mem-bengkak.

Tantangan eksternalnya lebihbanyak terkait dengan keberadaan

lembaga pembiayaan syariah, SDM,serta sosialisasinya. Sebagai lem-baga yang relatif baru, pangsa danvolume lembaga pembiayaan sya-riah belum begitu besar sehinggaakan mempengaruhi kemampuanserta skala prioritas dalam pembia-yaan yang dilakukan. Demikian jugadari sisi SDM, masih harus disi-apkan SDM yang mumpuni dalambidang pembiayaan syariah sehing-ga tidak kesulitan pada taraf imple-mentasinya. Selain itu kurang gen-carnya sosialisasi tentang lembagapembiayaan syariah terutama meng-enai visi, misi, maupun produk yangditawarkan juga menjadi kendalayang dapat menghambat perkem-bangan model pembiayaan ini.

Lembaga keuangan syariahberpeluang untuk bersinergi dengansektor pertanian melalui kerja samapembiayaan. Apalagi perhatian

Menteri Pertanian cukup besar da-lam mendukung pembiayaan sya-riah melalui ”Gema Syariah”. Na-mun demikian, ”Gema Syariah” inimasih harus disosialisasikan lebihintensif ke pejabat, terutama di ling-kungan Deptan sendiri, dan masya-rakat luas. Implementasi pembia-yaan syariah ini juga harus didu-kung pihak lain seperti Departementerkait, BI, DPR, pejabat publik danjuga pelaku bisnis pertanian (Ashari).

Untuk informasi lebih lanjuthubungi:

Pusat Analisis Sosial Ekonomi danKebijakan PertanianJalan A. Yani No. 70Bogor 16161Telepon : (0251) 333964Faksimile : (0251) 314496E-mail : [email protected]

Page 2: Budidaya Karet

11

kegiatan fotosintesis, respirasi,transpirasi, translokasi unsur haradan asimilat, dan lain sebagainya.Energi cahaya yang ditangkap da-lam fotosintesis diubah menjadienergi potensial yang selanjutnyadigunakan untuk mengabsorbsi un-sur hara, mineral dan air, menyin-tesis bahan organik, pertumbuhan,berkembang biak, serta melengkapisiklus perkembangannya. Faktorlingkungan seperti iklim, tanah, air,pengetahuan, informasi, teknologidan investasi berpengaruh besarterhadap energi yang akan dikeluar-kan tanaman karet.

Tanaman karet mudah beradap-tasi dan sangat toleran terhadapkondisi ekstrim. Pada lingkungantumbuh yang sesuai seperti iklimyang tepat, tanah dan air tersedia,yang didukung dengan pengetahuandan informasi yang memadai, sertateknologi terkini dan investasi yangcukup, tanaman karet akan tumbuhdengan bagus dan jagur. Oleh ka-rena itu, tanaman karet dapat di-kategorikan sebagai sumber pe-nyimpanan energi yang sangatefektif mengingat umur ekonomis-nya mampu mencapai 30 tahun.

Pada tanaman karet, energiyang dihasilkan, yaitu oksigen,kayu, dan biomassa, digunakanuntuk mendukung fungsi perbaikanlingkungan seperti rehabilitasi la-han, pencegah erosi dan banjir,pengatur tata guna air bagi tanam-an yang lain, dan pencipta iklim

yang sehat dan bebas pencemaran.Untuk daerah yang kritis, daun ka-ret yang telah gugur mampu me-nyuburkan tanah. Daur hidup ta-naman karet yang demikian akanterus berputar dan berulang, sehing-ga keberadaan pertanaman karetsangat bermanfaat bagi kelang-sungan kehidupan.

Mekanisme PenyelamatanKehidupan oleh Tanaman Karet

Meningkatnya jumlah akumulasiCO2 di udara telah menimbulkankekhawatiran bagi pemerhati ling-kungan. Akumulasi gas rumah ka-ca terutama CO2 merupakan ancam-an bagi kehidupan di dunia. Batubara, minyak bumi, dan gas alammerupakan sumber CO2 utama.Penggundulan hutan tropis dan me-nurunnya penyerapan CO2 oleh per-mukaan air laut ikut meningkatkanjumlah CO2 di udara. Lahan gunduldan lahan kritis yang tidak dikeloladengan semestinya juga akan me-ningkatkan suhu udara rata-rata0,3°C tiap 10 tahun dan permukaanlaut naik 6 mm/tahun.

Semua bentuk vegetasi ber-manfaat untuk menjamin kelesta-rian penyediaan oksigen dan seba-gai penyerap gas CO2. Salah satucara untuk mengurangi CO2 di uda-ra adalah dengan memanfaatkanCO2 sebagai bahan fotosintesisatau asimilasi zat karbon.

Dengan semakin berkurangnyajumlah tegakan pohon di atas per-mukaan bumi, maka dapur untukmengolah CO2 di udara makin men-ciut. Untuk itu penanaman pohonperlu diupayakan secara terus me-nerus sampai tercapai keseimbang-an antara pohon yang ditebang danyang ditanam.

Tanaman karet memiliki peranyang sangat besar dalam penye-rapan CO2 karena memiliki kanopilebih lebar dan permukaan hijaudaun yang luas. Tanaman karet se-perti halnya tanaman hutan mampumengolah CO2 sebagai sumber kar-bon yang digunakan untuk fotosin-tesis. Oleh karena itu, tanaman ka-ret mampu menggantikan tanamanhutan dalam penyerapan CO2.

Secara alami gas CO2 diprosesoleh vegetasi tanaman termasukkaret melalui fotosintesis dan meng-hasilkan oksigen. Oleh karena itu,semakin luas tanaman karet makakemampuan menciptakan oksigenakan semakin cepat atau konversigas CO2 menjadi oksigen akan se-makin bertambah. Penggantian ta-naman hutan yang telah ditebangdengan tanaman karet merupakannilai investasi yang sangat tinggikarena mampu memecahkan masa-lah naiknya CO2 di udara.

Tanaman karet juga mampumenaikkan kandungan air tanah dankelembapan udara. Tanaman karetjuga dapat berfungsi sebagai pema-tang angin, penambah kualitas airtanah, penangkal intrusi air laut,pengurang cahaya silau, dan pe-nyerap zat penawar seperti gas,partikel padat, serta aerosol darikendaraan bermotor dan industri.Oleh karena itu, tanaman karet ber-peran sebagai salah satu komponenpengelolaan lingkungan dan pengu-rang efek pemanasan global.

Metabolisme Tanaman Karetsebagai Sumber Energi

Tanaman karet juga mengalami pro-ses metabolisme. Energi yang ter-simpan digunakan kembali dalamproses kehidupan. Peningkatan CO2yang tinggi di atmosfir tidak mem-pengaruhi laju fotosintesis tanam-

Pertanaman karet yang ditumpangsarikan dengan nenas dapat mengurangiakumulasi karbondioksida di udara.

Page 3: Budidaya Karet

12

Sebagai bahan pangan utama diIndonesia, beras dibutuhkan

oleh lebih dari 90% penduduk. De-wasa ini kebutuhan pangan nasionaldipenuhi dari produksi beras dalamnegeri. Pada saat terjadi anomaliiklim seperti kekeringan atau le-dakan hama-penyakit yang ber-dampak terhadap penurunan pro-duksi, sebagian kebutuhan pangandipenuhi dari impor.

Idealnya, kebutuhan beras na-sional dipenuhi dari produksi dalamnegeri mengingat jumlah pendudukyang terus bertambah dengan lajupertumbuhan yang masih cukuptinggi dan tersebar di berbagai pu-lau. Kalau mengandalkan berasimpor maka ketahanan pangan

akan rentan dan berdampak luasterhadap berbagai aspek kehi-dupan, terutama ekonomi, sosial,dan politik. Oleh karena itu, upayapeningkatan produksi padi perlulebih digalakkan. Ditinjau dari keter-sediaan sumber daya lahan dan tek-nologi yang telah dan akan dihasil-kan melalui penelitian, Indonesiamemiliki peluang meningkatkan pro-duksi padi menuju swasembadaberas berkelanjutan.

Potensi Lahan

Sekitar 90% produksi padi nasionaldipasok dari lahan sawah irigasiyang sebagian telah terkonversi

untuk berbagai keperluan di luarpertanian. Sementara lahan sawahtadah hujan, lahan rawa pasangsurut, dan lahan kering belum ba-nyak berkontribusi dalam pening-katan produksi padi. Ke depan, se-lain di lahan sawah irigasi, upayapeningkatan produksi padi perlupula diarahkan ke lahan sawah ta-dah hujan, lahan rawa pasang surut,dan lahan kering.

Dewasa ini terdapat 13,26 jutaha lahan yang sesuai dikembangkanuntuk sawah. Dari angka itu baru52% yang telah dimanfaatkan,sehingga masih terdapat lebih dari6 juta ha lahan yang potensialdikembangkan untuk persawahan.Sementara itu, dari 6,87 juta halahan rawa pasang surut yang ber-potensi dikembangkan untuk usa-ha tani padi hanya 0,93 juta hayang baru dimanfaatkan.

Luas lahan kering yang sesuaiuntuk tanaman semusim diperki-rakan 25,3 juta ha. Di banyak dae-rah, potensi lahan kering belum di-manfaatkan secara optimal bagipengembangan tanaman padi dantanaman pangan lainnya. Sampai

Peluang Menuju Swasembada BerasBerkelanjutan

Sampai kini beras tetap menjadi komoditas strategis dalamperekonomian dan ketahanan pangan nasional. Departemen Pertanian

telah menyusun program aksi peningkatan produksi padi menujuswasembada beras berkelanjutan.

an, bahkan pertumbuhan dan pro-duktivitas tanaman meningkat. Be-berapa komponen tanaman yangpenting dalam mengantisipasi me-ningkatnya konsentrasi CO2 di uda-ra adalah stomata, dinding mem-bran, dan sitoplasma sel-sel mesofil.Jika konsentrasi CO2 udara me-ningkat maka stomata cenderungmenutup sehingga tanaman akanlebih efisien dalam menggunakanair. Akibatnya nisbah CO2 yang di-fiksasi dengan jumlah kehilanganair melalui proses transpirasi akansemakin tinggi. Fotosintesis meng-hasilkan karbohidrat yang mengan-dung energi kimia yang selanjutnyadimanfaatkan oleh organisme me-lalui oksidasi biologis.

Peningkatan suhu dapat meru-gikan tanaman jika suhu tersebutlebih tinggi dari kisaran suhu opti-mal untuk metabolisme dan pertum-buhan. Pengaruh suhu di atas suhuoptimal terhadap tanaman dapat

berupa denaturasi protein (enzim),kerusakan membran, denaturasiasam nukleat, pengurasan cadang-an karbohidrat, hambatan pertum-buhan, dan penurunan hasil.

Tanaman karet memerlukanenergi terbanyak pada permukaankulit bidang sadap. Energi hasilkatabolisme hampir terkonsentrasipada irisan sadapan yaitu untukmendorong aliran lateks sekaligusuntuk menyembuhkan luka irisan.Hal ini merupakan proses biologisyang secara langsung juga merupa-kan pengaturan energi pada per-mukaan kulit bidang sadap. Apabilaproses ini terganggu maka akanterjadi hambatan pada kecepatanaliran lateks dan penyembuhan lukakulit bidang sadap. Konsentrasienergi pada daerah irisan sadapadalah paling tinggi, karena sesuairumus sadap setidaknya setiapperiode akan terjadi luka baru padatempat yang sama.

Meskipun sumber energi utamaadalah matahari, tanaman denganhijau daun juga merupakan penyim-panan sumber energi yang sangatbernilai bagi kehidupan. Tanamankaret telah memelopori penyela-matan kehidupan. Perluasan danpengembangan tanaman karet sa-ngat dianjurkan untuk menggantihutan-hutan yang gundul (IndyahSulistya Indraty).

Untuk informasi lebih lanjuthubungi:

Balai Penelitian GetasJalan Patimura Km 6Kotak Pos 804Salatiga 50702Telepon : (0298) 322504Faksimile : (0298) 323075E-mail : [email protected]

Administrator
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 27, No. 5, 2005