pedoman budidaya tanaman buah buahan

193
DITJEN BINA PEM KEMENTERIAN D 1 MBANGUNAN DAERAH DALAM NEGERI

Upload: rievandi-bonar-sihombing

Post on 03-Jan-2016

668 views

Category:

Documents


84 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

1

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

1

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

1

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Page 2: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

II

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas perkenan dan ridhoNya, buku pedoman budidaya tanaman buah-

buahan, tanaman sela, tanaman perkebunan dan kehutanan pada

Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis

Masyarakat (PLKSDA-BM) dapat diselesaikan dengan baik.

Buku pedoman budidaya tanaman buah-buahan, tanaman sela,

tanaman perkebunan dan kehutanan bertujuan untuk memberikan

acuan bagi pengelola program di daerah dalam melaksanakan kegiatan

budidaya tanaman sesuai dengan teknis usaha tani yang baik. Selain

itu dapat digunakan bagi petani pelaksana program dalam

melaksanakan usaha budidaya sesuai dengan kebutuhan sarana

produksi pertanian, pemeliharaan dan penanganan pasca panen.

Akhirnya dengan mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan buku

pedoman budidaya tanaman buah-buahan, tanaman sela, tanaman

perkebunan dan kehutanan, mudah-mudahan memberikan manfaat

bagi semua pihak.

III

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas perkenan dan ridhoNya, buku pedoman budidaya tanaman buah-

buahan, tanaman sela, tanaman perkebunan dan kehutanan pada

Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis

Masyarakat (PLKSDA-BM) dapat diselesaikan dengan baik.

Buku pedoman budidaya tanaman buah-buahan, tanaman sela,

tanaman perkebunan dan kehutanan bertujuan untuk memberikan

acuan bagi pengelola program di daerah dalam melaksanakan kegiatan

budidaya tanaman sesuai dengan teknis usaha tani yang baik. Selain

itu dapat digunakan bagi petani pelaksana program dalam

melaksanakan usaha budidaya sesuai dengan kebutuhan sarana

produksi pertanian, pemeliharaan dan penanganan pasca panen.

Akhirnya dengan mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan buku

pedoman budidaya tanaman buah-buahan, tanaman sela, tanaman

perkebunan dan kehutanan, mudah-mudahan memberikan manfaat

bagi semua pihak.

III

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas perkenan dan ridhoNya, buku pedoman budidaya tanaman buah-

buahan, tanaman sela, tanaman perkebunan dan kehutanan pada

Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis

Masyarakat (PLKSDA-BM) dapat diselesaikan dengan baik.

Buku pedoman budidaya tanaman buah-buahan, tanaman sela,

tanaman perkebunan dan kehutanan bertujuan untuk memberikan

acuan bagi pengelola program di daerah dalam melaksanakan kegiatan

budidaya tanaman sesuai dengan teknis usaha tani yang baik. Selain

itu dapat digunakan bagi petani pelaksana program dalam

melaksanakan usaha budidaya sesuai dengan kebutuhan sarana

produksi pertanian, pemeliharaan dan penanganan pasca panen.

Akhirnya dengan mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan buku

pedoman budidaya tanaman buah-buahan, tanaman sela, tanaman

perkebunan dan kehutanan, mudah-mudahan memberikan manfaat

bagi semua pihak.

I

Page 3: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. I

DAFTAR ISI ............................................................................................... II

DAFTAR TABEL........................................................................................ III

ALPUKAT (Persea americana MILL) .......................................................1

APEL (Malus sylvestris Mill) ....................................................................9

BUAH NAGA (Hylocereus undatus) ........................................................18

DURIAN (Durio zibethinus) ......................................................................24

DUKU ( Lansium domesticum Corr) ........................................................37

JAMBU AIR (Syzygium aquaeum) ...........................................................44

JAMBU BIJI (Psidium guajava L) .............................................................55

JERUK (Citrus sp).....................................................................................64

JENGKOL (Pithecellobium jiringa) ..........................................................84

LENGKENG (Dimocarpus longan (Lour) .................................................89

MANGGA (Mangifera, spp) .......................................................................96

MANGGIS (Garcinia mangostana L) ........................................................109

MATOA (Pometia pinnata J.R & J.G) ......................................................120

NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) ...........................................124

PEPAYA (Cacarica papaya, L) .................................................................131

PETAI (Parkia speciosa Hassk) ...............................................................139

PISANG (Musa spp) ..................................................................................143

RAMBUTAN (Nephelium sp) ....................................................................154

SAWO (Acrhras zapota. L) .......................................................................165

SIRSAK (Anona muricata Linn) ...............................................................175

SRIKAYA (Annona squamosa L) .............................................................181

II

Page 4: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

III

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

DAFTAR TABEL

SYARAT TUMBUH TANAMAN BUAH-BUAHAN ......................................IV

JARAK TANAM BUAH-BUAHAN.............................................................. IV

DOSIS PUPUK DASAR TANAMAN BUAH-BUAHAN...............................V

DOSIS PUPUK UNTUK PEMELIHARAAN TANAMAN

BUAH-BUAHAN.........................................................................................V

III

Page 5: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

IV

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

SYARAT TUMBUH TANAMAN BUAH-BUAHAN

No Jenis TanamanSyarat Tumbuh

Iklim (curahhujan,mm/th)

KetinggianTempat (mdpl) Tanah (pH)

I. Tanaman Buah-buahan1. Alpukat 750 - 1.000 5 - 1.500 5,6 - 6,42. Apel 1.000 - 2.600 700 - 1.200 6,0 - 7,03. Buah Naga 720 s/d 500 5,0 - 7,0.4. Durian > 2.000 100 - 500 5,0 - 7,0.5. Duku 1.500 - 2500 < 650 6,0 - 7,06. Jambu Air 500 - 3.000 s/d 1.000 5,5 - 7,5.7. Jambu Biji 1.000 - 2.000 5 - 1.200 4,5 - 8,28. Jeruk 1.000 - 2.000 s/d 1.200 5,5 - 6,59. Jengkol > 2.000 1.000 5,0 - 7,0

10. Lengkeng 2.000 - 2.500 s/d 600 4,5 - 6,511. Mangga 750 - 2.000 s/d 500 5.5 - 7.512. Manggis 1.250 - 2.500 < 1.500 5,0 - 7,013. Matoa < 1.200 4,7 - 6,614. Nangka 1.500 - 2.500 s/d 1.300 6,0 - 7,5,15. Pepaya 1.000 - 2.000 s/d 1.000 6,0 – 7,016. Petai Tipe iklim B dan C s/d 1.500 5,5 - 6,517. Pisang 1.520 - 3.800 s/d 2.000 5,5 - 7,518. Rambutan 1.250 - 4.000 30 - 500 6,0 - 6,719. Sawo 2.000 - 3.000 s/d 1.200 6,0 - 7,020. Sirsak 1.500 - 3.000 < 1.000 5,0 - 7,021. Sirkaya 1.500 - 3.000 s/d 1.000 6,0 - 6,5

JARAK TANAM BUAH-BUAHANNo Jenis Tanaman Jarak Tanam Jumlah Bibit/HaI. Tanaman Buah-buahan1. Alpukat 8 x 8 m 150 pohon2. Apel var. manalagi & princes

moble 3 - 3,5 x 3,5 m 800 - 950 pohon

3. Apel var. beauty & anna 2 - 3 x 2,5 - 3 m 1.100 - 1.400 pohon4. Buah Naga 2 x 2,5 m 2.000 pohon5. Durian genjah 10 x 10 m 100 pohon6. Durian sedang dan dalam 12 x 12 m 70 pohon7. Duku 8 x 8 m atau 12 x 12 m 70 -150 pohon8. Jambu Air 8 x 8 m 150 pohon9 Jambu Biji 6 x 6 m 280 pohon

10. Jeruk Keprok dan Siem 5 x 5 m 400 pohon11. Jeruk Manis 7 x 7 m 200 pohon12. Jeruk Sitrun 6 x 7 m 240 pohon13. Jeruk Nipis 4 x 4 m 625 pohon14. Grape Fruit 8 x 8 m 150 pohon15. Jeruk Besar 10 x 10 m 100 pohon16. Jengkol 6 - 7 x 6 - 7 m 200 - 280 pohon17. Lengkeng 10 x 10 m 100 pohon18. Mangga 8 x 8 m atau 10 x 10 m 100 - 150 pohon19. Manggis 10 x 10 m 100 pohon20. Matoa 10 x 12 m 84 pohon21. Nangka 12 x 12 m 70 pohon22. Pepaya (monokultur) 2,5 x 2,5 m atau 2,5 x 2,75 m 1.450 - 1.600 phn23. Petai 10 x 10 m 100 pohon24. Pisang (monokultur) 3 x 3,5 m atau 3 x 4 m 830 - 950 pohon25. Rambutan 10 x 12 m atau 12 x 12 m 70 - 84 pohon26 Sawo 10 x 10 m 100 pohon27. Sirsak (monokultur) 5 x 5 m atau 5 x 6 m 275 - 400 pohon28. Sirkaya (monokultur) 5 x 5 m 400 pohon

IV

Page 6: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

0

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

DOSIS PUPUK DASAR TANAMAN BUAH-BUAHAN

No Jenis TanamanDosis pupuk dasar/lubang tanam

Urea SP-36 KCl Organik

I. Tanaman Buah-buahan1. Alpukat 30 kg2. Apel 20 kg3. Buah Naga 20-30 kg.4. Durian 30 kg5. Duku NPK 5 kg 50 kg6. Jambu Air 1,5 kg 30 kg7. Jambu Biji 50 gram 50 gram 50 gram 25 kg8. Jeruk 20 kg9. Jengkol 20 kg10. Lengkeng 0,5 kg 1 kg 20-40 kg11. Mangga 200 gram 30 kg12. Manggis 20-30 kg13. Matoa 20 kg14. Nangka NPK : 100 gram 20 kg15. Pepaya NPK : 200 gram 40 kg16. Petai 20 kg17. Pisang 15–20 kg18. Rambutan 25 kg19. Sawo 20 kg20. Sirsak NPK biru : 125 gr 20 kg21. Sirkaya >10 kg

DOSIS PUPUK UNTUK PEMELIHARAAN TANAMAN BUAH-BUAHANNo Jenis Tanaman Dosis pupuk (pohon/th)

Urea SP-36 KCl OrganikI. Tanaman Buah-buahan1. Alpukat

Umur 1 - 4 0,56-2,80 kg 0,60-2,60 kg 0,22-1,12 kg 30 kg

Umur >5 (sdh berbuah) 2,0 - 4,0 kg 3,0 – 4,0 kg 2,0 – 4,0 kg 30 kg2. Apel

Sebelum berbuah NPK (15-15-15) : 1-2 kg atau campuran Urea, TSPdan KCl/ZK (4:2:1) + 3 kg 20 kg

Stl berbuah lebat NPK (15-15-15) : 1 kg atau campuran Urea, TSP danKCl/ZK (1:2:1) + 1 kg 20 kg

3. Buah Naga 6,0 - 12,5kg

4. DurianUmur 1 tahun NPK (15:15:15) 40-80 gram >15-20 kg

Umur 2 tahun NPK (15:15:15) 150-300 gram >15-20 kgUmur 3-4 tahun NPK (15:15:15) 400-600 gram >15-20 kgSudah berbuah 1,41 kg 2,86 kg 1,12 kg 40-60 kg

5. Duku

Umur 1 tahun 25 gram 31 gram 19 gram 60 kgUmur 2 tahun 50 – 100 gr 62 - 125 gr 37 – 75 gr 60 kgUmur 3 tahun 133 – 200 gr 167 – 250 gr 100 – 150 gr 60Umur > 3 tahun Masing-masing dosis ditambah 20-35 gram 100-150 kg

6. Jambu AirUmur 6 bulan Pupuk instan green 105 gram

V

Page 7: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Umur 1 tahun Pupuk instan green 420 gram

Umur 2 tahun Pupuk instan green 630 gram

Umur 3 tahun Pupuk instan green 1.050 gram

Umur 4 tahun Pupuk instan red 420 gram7. Jambu Biji

Umur 1 tahun 75 gram 100 gram 50 gram 50 kg

Umur 2 tahun 100 gram 125 gram 75 gram 50 kg

Umur 3 tahun 125 gram 150 gram 100 gram 50 kg

Umur > 3 tahun 150 gram 200 gram 125 gram 75 kg8. Jeruk

Umur 1 tahun NPK (15:5:20) : 7 gram 20 kg

Umur 2 tahun NPK (15:5:20) : 134 gram 20 kg

Umur 3 tahun NPK (15:5:20) : 134 gram 30 kg

Umur 4 tahun NPK (15:5:20) : 1.200 gram 40 kg

Stl berbuah NPK (2:1:2) : > 3% dari berat buah 20-40 kg9. Jengkol

Umur 1 – 3 tahun 100 gram 75 gram 25 gram 20 kg

Umur 4 – 5 tahun 200 gram 90 gram 50 gram 20 kg10. Lengkeng

Umur 1 tahun 200 gram 500 gram 300 gram 20 kg

Umur 2 tahun 400 gram 1.000 gram 400 gram 30 kg

Umur 3 tahun 200 gram 800 gram 400 gram 40 kg

Umur 4 tahun 1.000 gram 1.000 gram 400 gram 80 kg11. Mangga

Umur 1 tahun 350 gram 100 gram 150 gram 10 kgUmur 2 tahun 400 gram 150 gram 200 gram 20 kgUmur 3 tahun 500 gram 200 gram 300 gram 40 kgUmur 4 tahun 600 gram 350 gram 400 gram 40 kgUmur 5 tahun 1.000 gram 1.000 gram 500 gram 50 kg

12. ManggisUmur 1-2 tahun 50 gram 25 gram 25 gram 20 kgUmur 2-4 tahun 100 gram 50 gram 50 gram 20 kgUmur 4-6 tahun 200 gram 100 gram 100 gram 40 kg

13. Matoa 238 gram 357 gram 476 gram 20 kg14. Nangka

Umur 0,5 tahun NPK : 150 gram -Umur 1,0 tahun NPK : 200 gram 20 kg

Umur 1,5 tahun NPK : 250 gram -

Umur 2,0 tahun NPK : 300 gram 20 kg15. Pepaya

Umur 3 bulan NPK : 300 gram -

Umur 6 bulan NPK : 500 gram 40 kg

Umur 9 bulan NPK : 500 gram -

Umur 12 bulan NPK : 500 gram 40 kg

VI

Page 8: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

16. PetaiUmur 1 tahun 40 gram 40 gram 25 gram -

Umur 2 tahun 80 gram 70 gram 50 gram -

Umur 3 tahun 150 gram 100 gram 100 gram -

Umur 4 tahun 250 gram 100 gram 200 gram -

Umur 5 tahun 400 gram - 400 gram -17. Pisang 500 -1.000 gr 300 - 600 gr 250 - 500 gr 7 - 10 kg18. Rambutan

Umur 1-5 tahun 75-200 gram 63-156 gram 150-250 gr 20 kg

Umur 5-10 tahun 100 gram 156-312 gr 300-500 gr 30-40 kg19. Sawo

Umur 1 tahun 250 gram 100 gram 250 gram 10 kg

Umur 2 tahun 300 gram 150 gram 300 gram 20 kg

Umur 3 tahun 350 gram 200 gram 350 gram 40 kg

Umur 4 tahun 400 gram 250 gram 400 gram 40 kg

Umur 5 tahun 450 gram 300 gram 450 gram 50 kg20. Sirsak

Umur 1 tahun 250 gram 300 gram 150 gram -

Umur 2 tahun 275 gram 325 gram 200 gram -

Umur 3 tahun 300 gram 350 gram 250 gram 20 kg

Umur 4 tahun 300 gram 350 gram 250 gram -21. Sirkaya

Umur 1 tahun NPK (16:16:16 atau 21:21:21) : 500 gram 10 kgUmur 2 tahun NPK (16:16:16 atau 21:21:21) : 1.000 gram 10 kgUmur 3 tahun NPK (16:16:16 atau 21:21:21) : 1.500 gram 10 kgUmur 4 tahun NPK (16:16:16 atau 21:21:21) : 2.500 gram 10 kgUmur 5 tahun NPK (16:16:16 atau 21:21:21) : 2.500 gram 10 kg

VII

Page 9: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 1

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

ALPUKAT (Persea americana MILL)

I. Pendahuluan

Tanaman alpukat merupakan tanaman buah berupa pohon, dan berasal

dataran rendah/tinggi dari Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke

Indonesia pada abad ke 18. Bagian alpukat yang banyak dimanfaatkan

adalah daging buahnya sebagai makanan buah segar dan sebagai bahan

dasar kosmetik. Daun alpukat yang masih muda dapat digunakan sebagai

bahan obat tradisional untuk penyembuhan penyakit batu ginjal dan

reumatik.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

Curah hujan minimum untuk pertumbuhan adalah 750 - 1.000

mm/tahun, untuk daerah dengan curah hujan kurang dari kebutuhan

minimum, alpukat masih dapat tumbuh apabila kedalaman air tanah

maksimum 2 m.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 1

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

ALPUKAT (Persea americana MILL)

I. Pendahuluan

Tanaman alpukat merupakan tanaman buah berupa pohon, dan berasal

dataran rendah/tinggi dari Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke

Indonesia pada abad ke 18. Bagian alpukat yang banyak dimanfaatkan

adalah daging buahnya sebagai makanan buah segar dan sebagai bahan

dasar kosmetik. Daun alpukat yang masih muda dapat digunakan sebagai

bahan obat tradisional untuk penyembuhan penyakit batu ginjal dan

reumatik.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

Curah hujan minimum untuk pertumbuhan adalah 750 - 1.000

mm/tahun, untuk daerah dengan curah hujan kurang dari kebutuhan

minimum, alpukat masih dapat tumbuh apabila kedalaman air tanah

maksimum 2 m.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 1

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

ALPUKAT (Persea americana MILL)

I. Pendahuluan

Tanaman alpukat merupakan tanaman buah berupa pohon, dan berasal

dataran rendah/tinggi dari Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke

Indonesia pada abad ke 18. Bagian alpukat yang banyak dimanfaatkan

adalah daging buahnya sebagai makanan buah segar dan sebagai bahan

dasar kosmetik. Daun alpukat yang masih muda dapat digunakan sebagai

bahan obat tradisional untuk penyembuhan penyakit batu ginjal dan

reumatik.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

Curah hujan minimum untuk pertumbuhan adalah 750 - 1.000

mm/tahun, untuk daerah dengan curah hujan kurang dari kebutuhan

minimum, alpukat masih dapat tumbuh apabila kedalaman air tanah

maksimum 2 m.

Page 10: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 2

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b. Ketinggian Tempat.

Alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, yaitu

dari 5 - 1.500 m di atas permukaan laut (dpl), namun ketinggian ideal

antara 200 - 1.000 m dpl.

c. Tanah.

1) Alpukat tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5,6-6,4. Jika

pH < 5,5 maka tanaman akan keracunan Al, Mg dan Fe dan jika pH

> 6,5 unsur , Mg dan Zn hara Fe akan berkurang.

2) Alpukat memerlukan tanah yang gembur, subur dan banyak

mengandung bahan organik serta sistem drainase yang baik. Tanah

yang baik untuk budidaya alpukat yaitu sandy loam, clay loam dan

alluvial loam.

III. Budidayaa. Pengolahan Lahan.

1) Lahan dibersihkan dari semak belukar, tunggul bekas tanaman,

rerumputan, kemudian dibajak, dicangkul.

2) Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau

sehingga penanaman dapat dilakukan pada awal atau musim hujan.

3) Apabila sistem drainase kurang baik, dapat dibuat parit drainase di

sekitar kebun.

b. Penanaman.

1) Pola tanam alpukat pada suatu lahan harus dikombinasi antara

varietas yang memiliki tipe bunga A (yaitu varietas ijo panjang, ijo

bundar, merah panjang, merah bundar, waldin, butler, benuk,

dickinson, puebla, taft dan hass) dan tipe bunga B (yaitu collinson,

itszamma, winslowsaon, fuerte, iyon, nabal, ganter dan queen)

sehingga terjadi penyerbukan antara kedua tipe bunga tersebut.

2) Jarak tanam 8x8 m, sehingga terdapat populasi tanaman sebanyak

150 pohon/Ha.

3) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 40 cm atau

disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan dan dibiarkan

terbuka selama kurang lebih 2 minggu. Tanah bagian atas (kurang

lebih 20 cm) dipisahkan dengan tanah bagian bawah.

Page 11: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 3

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

4) Lubang tanam ditutup dengan tanah bagian atas yang telah

dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 30 kg dan tanah bagian

bawah.

5) Lubang tanam yang telah tertutup kemudian diberi ajir untuk

memudahkan mengetahui letak lubang tanam tersebut.

6) Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, dan tanah yang

berada pada lubang tanam harus lebih tinggi daripada tanah di

sekitarnya, hal ini untuk menghindari terjadinya genangan air waktu

dilakukan penyiraman atau waktu turun hujan.

7) Bibit ditanam di tengah lubang tanam, setinggi + 5 cm di atas

pangkal batang atau + 15 cm di bawah sambungan, tancapkan ajir

dan ikat batang bibit dengan ajir agar tanaman tumbuh tegak

8) Setiap bibit yang telah ditanam sebaiknya diberi naungan yang

terbuat dari alang-alang atau jerami padi, untuk menghindari sinar

matahari secara langsung, tiupan angin maupun terpaan air hujan.

Naungan dibuat miring dengan bagian yang lebih tinggi di sebelah

timur, dan naungan berfungsi sampai tumbuh tunas baru (kurang

lebih 2-3 minggu).

c. Pemeliharaan Tanaman.

1) Penyiangan, dilakukan secara rutin untuk membuang gulma yang

tumbuh di sekitar tanaman, sekaligus dilakukan penggemburan

tanah. Kegiatan penggemburan dilakukan secara hati-hati supaya

akar tanaman tidak putus.

2) Penyiraman, bibit yang baru ditanam memerlukan banyak air

sehingga perlu penyiraman setiap hari (waktu pagi/sore), kecuali

jika turun hujan.

3) Pemangkasan tanaman, yaitu :

a) Pada tanaman yang sudah berumur 1 tahun

b) Pada cabang yang tidak dikehendaki (tumbuh terlalu rapat atau

cabang yang mati).

c) Bentuk tajuk mahkota seperti payung atau piramida terbalik

d) Arahkan pertumbuhan cabang ke arah mendatar atau

membentuk sudut + 90 derajat terhadap batang utama dengan

mengikatnya.

Page 12: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 4

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

e) Agar luka bekas pemangkasan terhindar dari infeksi penyakit

maka bekas pemangkasan sebaiknya diberi fungisida atau

penutup luka (meni).

f) Pertahankan tinggi tanaman 4-5 dari permukaan tanah dan letak

cabang terndah 1-1,5 m dari permukaan tanah.

4) Pemupukan, dilakukan secara rutin dengan perkiraan dosis :

Umur tanaman(th)

Dosis pupuk (kg/pohon/th)

Urea SP-36 KCl Organik

1 - 4 0,56 - 2,80 0,60 - 2,60 0,22 - 1,12 30

>5 (sdh berbuah) 2,0 - 4,0 3,0 – 4,0 2,0 – 4,0 30

Catatan: Umur 1 - 4 tahun, pupuk anorganik diberikan 2 kali/tahun;

umur > 5 th, pupuk anorganik diberikan 1 kali/th; pupuk organik

diberikan 1 kali/th pada akhir musim hujan.

Pemupukan dilakukan dengan cara membenamkan pupuk ke dalam

lubang sedalam 30 - 40 cm yang dibuat tepat di bawah tepi tajuk

tanaman dan melingkari tanaman. Jika diperlukan dapat dilakukan

penyiraman setelah tanaman dipupuk.

5) Penjarangan buah, yaitu :

a) Dilakukan saat buah masih berdiameter 2 cm (sebesar bola

pimpong) dengan cara memotong tangkai buah yang tidak baik

(ukuran kecil, tidak sehat, abnormal)

b) Dilakukan pemeliharaan terhadap buah yang sudah dijarangkan

sebanyak 2-3 buah/dompol (bentuk normal dan sehat)

c) Hindari buah tidak saling bersinggungan dengan membuat jarak

antar buah di dalam satu cabang.

d) Hama dan Penyakit.

1. Hama pada Daun.

a) Ulat Kipat dan ulat kupu-kupu gajah.

Gejala daun tidak utuh dan ada bekas gigitan.

Pengendalian disemprot dengan insektisida berbahan aktif

monokrotofos atau sipermetein, misal Cymbush 50 EC

dengan dosis 1-3 cc/liter atau Azodrin 15 WSC dengan

dosis 2-3 cc/liter.

Page 13: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 5

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b) Aphis Kapas.

Gejala pertumbuhan tanaman terganggu, jika serangan

hebat tanaman akan tumbuh kerdil dan terpilin.

Pengendalian disemprot dengan insektisida berbahan aktif

asefat atau dimetoat, misalnya Orthene 75 SP dengan

dosis 0,5-0,8 gram/liter atau Roxion 2 cc/liter.c) Kutu Dompolan Putih.

Gejala pertumbuhan tanaman terhambat dan kurus.

Pengendalian disemprot dengan insektisida berbahan aktif

formotion, monokrotofos, dimetoat atau karbaril, misalnya

anthion 30 EC dosis 1-1,5 liter/ha, Sevin 85 S dosis 0,2%

dari konsentrasi formula

d) Tungau Merah.

Gejala permukaan daun berbintik-bintik kuning kemudian

berubah menjadi merah tua seperti karat jika serangan

hebat daun layu dan rontok.

Pengedalian disemprot dengan akarisida Kelthan MF

berbahan aktif dikofoldan dengan dosis 0,6-1 liter/ha.

2. Hama pada Buah.

a) Lalat Buah Dacus.

Gejala terlihat bintik hitam/benjolan pada permukaan buah.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, penanaman tanaman selasih sebagai

tanaman perangkap di sekeliling kebun

2) Mekanis yaitu :

memusnahkan semua buah yang terserang atau

membalik tanah agar larva terkena sinar matahari

sehingga mati.

pengasapan dengan membakar sampah kering dan

di bagian atas ditutup dengan sampah basah

sehingga menghasilkan asap sehingga mengusir

hama.

membungkus buah dengan kantong plastik atau

kertas.

Page 14: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 6

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3) Biologis, Penggunaan musuh alami, Biosteres sp dan

Opius sp.

4) Kimiawi yaitu :

umpan minyak citronella/protein malation atau

disemprot dengan insektisida berbahan aktif triazofos

seperti Hostathion 40 EC dengan dosis 2 cc/liter.

memasang perangkap antrakan, dibuat dari botol

bekas air minum mineral diberi lubang masuk lalat.

Bahan antrakan yaitu metil eugenol (ME), protein

hidrolisa, atau selasih.

b) Codot.

Gejala terdapat bagian buah yang berlubang bekas gigitan.

Pengendalian menakut-nakutinya dengan menggunakan

kincir angin yang diberi peluit sehingga menimbulkan suara

atau menangkapnya menggunakan jala.

3. Hama pada Cabang/Ranting.

a) Kumbang bubuk cabang.

Gejala terdapat lubang menyerupai terowongan pada

cabang atau ranting, jika terowongan semakin besar

makanan tidak dapat tersalurkan ke daun sehingga cabang

maupun daun akan mati.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis yaitu, cabang/ranting yang diserang dipangkas

dan dibakar

2) Kimiawi yaitu, disemprot dengan insektisida berbahan

aktif asefat atau diazinon seperti Orthene 75 SP dengan

dosis pemberian 0,5-0,8 gram/liter danDiazinon 60 EC

dosis 1-2 cc/liter.

4. Penyakit.

a) Penyakit Antraknosa, bagian yang diserang semua bagian

tanaman kecuali akar.

Page 15: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 7

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Gejala bagian yang terinfeksi berwarna coklat karat

kemudian cabang tanaman, daun, bunga, buah yang

terserang akan gugur.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

Mekanis yaitu, pemangkasan cabang/ranting yang mati

Kimiawi yaitu, disemprot dengan fungisida berbahan aktif

maneb seperti Velimex 80 WP. Fungisida ini diberikan 2

minggu sebelum pemetikan dengan dosis 2-2,5 gram/liter.

b) Penyakit Bercak Daun/Bercak Coklat, bagian yang

diserang daun dan buah.

Gejala bercak coklat muda dengan tepi coklat tua di

permukaan daun atau buah.

Pengendalian disemprot dengan fungisida yang

mengandung benomyl seperti Masalgin 50 WP dengan

dosis 1-2 gram/liter atau mengoleskan bubuk bourdeaux.

c) Penyakit Busuk Akar dan Kanker Batang.

Gejala jika akarnya yang diserang maka pertumbuhan

tanaman terganggu tunas muda jarang tumbuh, dan pohon

dapat mati, jika batangnya yang diserang maka tampak

perubahan warna kulit pada pangkal batang.

Pengendalian drainase diperbaiki supaya tidak ada air

menggenang dan membongkar tanaman yang diserang

kemudian diganti dengan tanaman baru.

d) Penyakit Busuk Buah.

Gejala bagian yang pertama diserang adalah ujung tangkai

buah dengan tanda adanya bercak coklat yang tidak

teratur, kemudian menjalar ke bagian buah, pada kulit buah

akan timbul tonjolan-tonjolan kecil. Pengendalian oleskan

bubuk bordeaux atau disemprot dengan fungisida

berbahan aktif zineb seperti Velimex 80 WP, dengan dosis

2-2,5 gram/liter.

e) Layu Fusarium bagian tanaman yang terserang daun dan

batang.

Gejala daun seluruhnya layu kemudian mengering, batang

tanaman menghitam kemudian tanaman mati. Penularan

Page 16: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 8

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

melalui tanah, aliran air atau hujan. Pengendalian dengan

cara :

1) Kultur teknis, dengan perbaikan drainase agar tanah

tidak terlalu basah (lembab) atau menggunakan tricho

kompos pada saat penanaman atau pada tanaman yang

belum terserang.

2) Mekanis, membongkar (eradikasi) tanaman yang

terserang berat dan akarnya dimusnahkan atau

menghindari luka mekanis pada bagian akar dan

pangkal batang sewaktu pemeliharaan tanaman.

3) Kimia, menggunakan larutan fungisida sistemik dengan

cara dikocorkan atau diinfuskan pada akar atau

menggunakan fungisida berbahan aktif benomil.

5. Benalu, tanaman tumbuh pada bagian batang/ranting

tanaman, pengendalian dengan memotong cabang yang

ditumbuhi benalu tersebut.

IV. Daftar Pustaka

a) Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Departemen Pertanian, 2008. Standard Operating Procedure (SOP)

Alpukat, Kabupaten Probolinggo.

b) Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Buah, Direktorat Jenderal

Hortikultura, Kementerian Pertanian, 2010. Standard Operating

Procedure (SOP) Alpukat, Kabupaten Semarang.

c) Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Tentang

Budidaya Pertanian Alpukat/Avokat (Persea americana Mill/Persea

gratissima Gaerth).

Page 17: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 9

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

APEL (Malus sylvestris Mill)

I. Pendahuluan

Tanaman apel berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis dan

di Indonesia sudah ditanam sejak tahun 1934. Apel di Indonesia dapat

tumbuh dan berbuah dengan baik di dataran tinggi, dengan sentra

produksi di Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan

(Nongkojajar). Apel juga ditanam di daerah Situbondo, Banyuwangi,

Tawangmangu, Buleleng, Tabanan, NTB, NTT dan Sulawesi Selatan.

Apel mengandung banyak vitamin C dan B, selain itu apel kerap menjadi

pilihan para pelaku diet sebagai makanan substitusi.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

Curah hujan berkisar antara 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan

110-150 hari/tahun. Bulan basah 6-7 bulan/tahun dan bulan kering 3-4

bulan/tahun. Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27 derajat C, dan

kelembaban 75-85%.

b. Ketinggian Tempat.

Apel dapat tumbuh dan berbuah dengan baik pada ketinggian 700-

1.200 M dpl dengan ketinggian optimal 1.000-1.200 M dpl.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 9

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

APEL (Malus sylvestris Mill)

I. Pendahuluan

Tanaman apel berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis dan

di Indonesia sudah ditanam sejak tahun 1934. Apel di Indonesia dapat

tumbuh dan berbuah dengan baik di dataran tinggi, dengan sentra

produksi di Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan

(Nongkojajar). Apel juga ditanam di daerah Situbondo, Banyuwangi,

Tawangmangu, Buleleng, Tabanan, NTB, NTT dan Sulawesi Selatan.

Apel mengandung banyak vitamin C dan B, selain itu apel kerap menjadi

pilihan para pelaku diet sebagai makanan substitusi.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

Curah hujan berkisar antara 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan

110-150 hari/tahun. Bulan basah 6-7 bulan/tahun dan bulan kering 3-4

bulan/tahun. Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27 derajat C, dan

kelembaban 75-85%.

b. Ketinggian Tempat.

Apel dapat tumbuh dan berbuah dengan baik pada ketinggian 700-

1.200 M dpl dengan ketinggian optimal 1.000-1.200 M dpl.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 9

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

APEL (Malus sylvestris Mill)

I. Pendahuluan

Tanaman apel berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis dan

di Indonesia sudah ditanam sejak tahun 1934. Apel di Indonesia dapat

tumbuh dan berbuah dengan baik di dataran tinggi, dengan sentra

produksi di Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan

(Nongkojajar). Apel juga ditanam di daerah Situbondo, Banyuwangi,

Tawangmangu, Buleleng, Tabanan, NTB, NTT dan Sulawesi Selatan.

Apel mengandung banyak vitamin C dan B, selain itu apel kerap menjadi

pilihan para pelaku diet sebagai makanan substitusi.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

Curah hujan berkisar antara 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan

110-150 hari/tahun. Bulan basah 6-7 bulan/tahun dan bulan kering 3-4

bulan/tahun. Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27 derajat C, dan

kelembaban 75-85%.

b. Ketinggian Tempat.

Apel dapat tumbuh dan berbuah dengan baik pada ketinggian 700-

1.200 M dpl dengan ketinggian optimal 1.000-1.200 M dpl.

Page 18: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 10

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c. Tanah.

1) Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk pertumbuhan apel

antara 6-7 dan jenis tanah yaitu Latosol, Andosol dan Regosol. Jika

pH tanah < 6, maka dapat dilakukan pengapuran.

2) Tanaman apel tumbuh dengan baik pada tanah dengan solum

dalam, struktur tanah gembur dan kandungan bahan organik tinggi.

III. Budidaya

a. Pengolahan Lahan.

1) Lahan dibersihkan dari semak belukar, tunggul bekas tanaman,

rerumputan, kemudian dibajak, dicangkul dan dilakukan peninggian

tanah pada alur penanaman.

2) Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau

sehingga penanaman dapat dilakukan pada awal atau musim hujan.

b. Penanaman.

1) Pola tanam dapat dilakukan secara monokultur atau tumpang sari,

namun jika dilakukan tumpang sari sebaiknya dengan tanaman

berhabitat rendah seperti cabai, bawang dll.

2) Jarak tanam 3-3,5 x 3,5 m untuk varietas manalagi dan princes

moble, dan 2-3 x 2,5-3 m untuk varietas beauty dan anna, sehingga

terdapat populasi tanaman lebih dari 1.000 pohon/Ha.

3) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 50-100 x 50-100 x 50-100 cm,

dan dibiarkan terbuka selama kurang lebih 2 minggu. Tanah bagian

atas (kurang lebih 20 cm) dipisahkan dengan tanah bagian bawah.

4) Tanah galian kemudian dicampur dengan pupuk organik (pupuk

kandang) paling sedikit 20 kg.

5) Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, dengan cara

masukkan tanah bagian bawah bibit kedalam lubang tanam. Bibit

ditempatkan di tengah lubang dan diatur perakarannya supaya

menyebar. Masukkan tanah bagian atas bibit kedalam lubang

sampai batas akar dan kemudian ditambah dengan tanah galian

lubang yang sudah dicampur dengan pupuk organik.

6) Untuk menghindari tiupan angin, setiap bibit ditahan pada ajir

dengan ikatan yang longgar.

Page 19: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 11

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c. Pemeliharaan

1) Penyiangan, dilakukan untuk membuang gulma yang tumbuh di

sekitar tanaman yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman.

2) Pembumbunan tanah, dilakukan guna meninggikan kembali tanah

di sekitar tanaman sehingga tanaman tidak tergenang air

sekaligus penggemburan tanah. Kegiatan pembumbunan

biasanya dilakukan setelah panen atau pada saat pemupukan.

3) Penyiraman, tanaman apel memerlukan pengairan yang memadai

sepanjang musim, tetapi tidak tahan terhadap genangan air (air

jenuh). Pada musim penghujan harus diperhatikan agar tanaman

tidak terendam air, sehingga perlu drainase yang baik. Sedangkan

pada musim kemarau tanaman perlu disiram paling sedikit 2

minggu sekali dengan cara dikocor.

4) Pemangkasan tanaman, dilakukan pada :

a) bibit yang baru ditanam setinggi 80 cm, tunas yang tumbuh di

bawah 60 cm, tunas ujung beberapa ruas dari pucuk, 4-6 mata

dan bekas tangkai buah, knop yang tidak subur, cabang yang

berpenyakit dan tidak produktif, cabang yang menyulitkan

pelengkungan, serta ranting dan daun yang menutupi buah.

b) pemangkasan dilakukan sejak tanaman umur 3 bulan sampai

diperoleh bentuk yang diinginkan (umur 4-5 tahun).

c) pada keadaan tertentu, juga dilakukan pangkas pohon pokok

(pangkas habis) pada tanaman apel yang batang pokoknya

rusak akibat serangan penyakit.

d) pemangkasan, dilakukan setelah perompesan dengan tujuan

mengatur percabangan untuk dibuahkan maupun untuk

mengurangi kelembaban, dan membuang sumber inokulum

(penyakit) serta meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber

energi (unsur hara dan sinar matahari).

e) cara pemangkasan harus tepat (dekat knop/bakal tunas jika

untuk pembungaan) dan diatur agar munculnya bunga merata

pada seluruh sisi pohon dengan harapan semua buah

mendapat pencahayaan yang cukup.

Page 20: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 12

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

5) Pemupukan, dilakukan sbb :

a) ada musim hujan yaitu pada saat dilakukan rompes daun (< 3

minggu) dengan NPK (15-15-15) sebanyak 1-2 kg/pohon atau

campuran urea, TSP dan KCl/ZK (4:2:1) sebanyak + 3

kg/pohon;

b) pada saat buah lebat (2,5-3 bulan setelah rompes) dengan

NPK (15-15-15) sebanyak 1 kg/pohon atau campuran urea,

TSP dan KCl/ZK (1:2:1) sebanyak + 1 kg/pohon.

c) pada musim kemarau, hanya dipupuk setelah 2-3 bulan

dilakukan rompes dengan dosis pupuk NPK (15-15-15) 1-2

kg/pohon atau campuran urea, TSP dan KCl/ZK (4:2:1)

sebanyak + 3 kg/pohon.

d) pemupukan dilpakukan dengan cara disebar di sekeliling

tanaman sedalam + 20 cm sejauh lebar daun lalu ditutup tanah

dan diairi.

e) pupuk kandang diberikan pada musim kemarau 1x/tahun

sebanyak + 20 kg/pohon. Pada saat pemberian pupuk organik

sebaiknya ditambahkan mikroorganisme yang mampu

mengendalikan serangan penyakit dan berfungsi sebagai

perombak atau pengurai yang membantu ketersediaan unsur

hara bagi tanaman. Mikroorganisme yang telah digunakan

adalah Trichoderma sp (telah dieksplorasi dari kebun apel),

Gliocladium sp dan Pseudomonas flourescens.

6) Perompesan, dilakukan sbb :

a) untuk menggantikan musim gugur dan dilakukan secara

manual dengan tangan dilakukan 10 hari setelah panen.

b) sebaiknya dilakukan ketika bakal tunas telah siap dan perlu

dilakukan pemupukan sebelumnya agar tanaman memiliki

cukup cadangan energi untuk pertunasan.

c) perompesan dapat dilakukan dengan penyemprotan bahan

kimia seperti campuran urea 10% dengan ethrel 5.000 ppm

dilakukan 2 kali yaitu 1 minggu setelah panen dan diulang 1

minggu berikutnya.

Page 21: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 13

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

d) sebaiknya dihindari perompesan daun dengan bahan kimia,

misal pupuk urea tersebut, karena dapat merusak jaringan kulit

batang dan memudahkan pertumbuhan penyakit.

7) Pelengkungan cabang, dilakukan sbb :

a) setelah tindakan perompesan untuk meratakan tunas lateral

dengan menarik ujung cabang dengan tali dan diikatkan ke

bawah, sehingga dapat memacu terbentuknya buah.

b) untuk menyerempakkan pertumbuhan tunas lateral sehingga

pembungaan relatif seragam.

c) kegiatan dilakukan jika jarak tanam memenuhi syarat, tetapi jika

jarak tanam rapat, cara ini tidak dilakukan.

8) Penjarangan buah, dilakukan sbb :

a) untuk meningkatkan mutu buah (ukuran, penampakan) dengan

membuang buah yang tidak normal (terserang hama & penyakit

atau buah yang kecil-kecil) dan sebaiknya hanya ada 3-5

buah/tunas.

b) kegiatan ini dilakukan jika buah terlalu banyak pada umur 2-3

bulan. Jumlah buah yang banyak dalam satu tunas dapat

terjadi jika digunakan ZPT atau pemangkasan yang tidak tepat

(banyak tunas yang tidak berbunga) sehingga buah

menngumpul pada beberapa tunas saja.

9) Pembrongsongan buah, dilakukan sbb :

a) pada waktu 3 bulan sebelum panen dengan kertas minyak

berwarna putih sampai keabu-abuan/coklat-coklatan atau

bekas buku telepon dengan bagian bawah berlubang.

b) kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan warna kulit buah

tetap mulus dan buah terhindar dari serangan burung atau

kelelawar.

10) Perlakuan khusus dilakukan sbb :

a) dengan memberikan zat hormonal tertentu disertai beberapa

nutrisi mikro yang hanya dilakukan pada saat berbunga pada

musim hujan dengan tujuan mempertahankan bunga agar

menjadi buah.

b) perlakuan ini diperlukan jika hujan cukup lebat, berlangsung

lama pada siang hari dan tanaman belum sehat sepenuhnya.

Page 22: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 14

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

11) Perbaikan mutu warna, dilakukan dengan bahan kimia ethrel,

paklobutrazol.

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama.

a) Kutu hijau, bagian yang diserang daun, bunga dan buah.

Gejala daun berubah bentuk (mengkerut dan keriting), terlambat

berbunga, buah muda gugur/mutunya jelek.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis/kultur teknis yaitu, sanitasi kebun dan jarak tanam

jangan terlalu rapat.

2) Biologis yaitu, dengan musuh alami (Coccinellidae lycosa).

3) Kimiawi yaitu, disemprot dengan insektisida berbahan aktif

metidation (Supracide 40 EC) dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6

liter; atau Supracide 40 EC dalam 500-800 liter/ha air dengan

interval penyemprotan 2 minggu sekali; atau insektisida

dengan bahan aktif Imidakloprid (Convidor 200 SL) dosis

0,125-0,250 cc/liter air; atau Convidor 200 SL dalam 600

liter/ha air dengan interval penyemprotan 10 hari sekali;

Convidor dapat mematikan sampai telur-telurnya dengan cara

penyemprotan dari atas ke bawah, penyemprotan . dilakukan

1-2 minggu sebelum pembungaan dan dilanjutkan 1-1,5 bulan

setelah bunga mekar sampai 15 hari sebelum panen.

b) Tungau, bagian yang diserang daun.

Gejala jika menyerang daun dengan hebat, maka daun bercak

kuning, buram, coklat dan mengering; jika menyerang buah,

maka buah bercak keperak-perakan atau coklat.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Biologis yaitu, dengan musuh alami (Coccinellidae lycosa).

2) Kimiawi yaitu, disemprot dengan insektisida akarisidia Omite

570 EC penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2

cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter

air per hektar dengan interval 2 minggu.

c) Trips, bagian yang diserang daun.

Gejala pada daun terlihat bintik-bintik putih, kedua sisi daun

menggulung ke atas dan pertumbuhan tidak normal, daun pada

Page 23: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 15

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

ujung tunas mengering dan gugur, pada daun ada bekas luka

berwarna coklat abu-abu.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis membuang telur hama pada daun dan menjaga tajuk

tanaman tidak terlalu rapat.

2) Kimiawi dengan disemprot insektisida berbahan aktif

methomyl seperti Lannate 25 WP dengan dosis 2 cc/liter air

atau insektisida dengan bahan aktif seperti atau Lebaycid 550

EC dengan dosis 2 cc/liter air pada sat tanaman sedang

bertunas, berbunga, dan pembentukan buah.

d) Ulat daun.

Gejala terdapat lubang tidak teratur pada daun.

Pengendalian dilkukan dengan cara :

1) Mekanis membuang telur hama pada daun.

2) Kimiawi dengan disemprot insektisida berbahan aktif

metamidofos seperti Tamaron 200 LC atau insektisida dengan

bahan aktif monocrotofos seperti Nuvacron 20 SCW.

e) Serangga pengisap daun.

Gejala daun yang terserang berwarna coklat dan

perkembangannya tidak simetris; tunas yang terserang berwarna

coklat, kering dan mati; buah yang terserang menjadi bercak-

bercak coklat dan mutu buah menurun. Pengendalian dilakukan

dengan cara :

1) Mekanis pengerodongan dengan atap plastik atau

pemberongsongan buah.

2) Kimiawi dengan disemprot insektisida berbahan aktif metomyl

seperti Lannate 25 WP atau insektisidan dengan bahan aktif

BPMC seperti Baycarb 500 EC; penyemprotan dilakukan

pada pagi atau sore hari.

f) Ulat daun hitam.

Gejala tanaman yang terserang tinggal tulang daun.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis dengan membuang telur hama yang biasanya

diletakkan pada daun.

Page 24: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 16

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Kimiawi dengan disemprot insektisida berbahan aktif

monocrotofos seperti: Nuvacron 20 SCW dan Matador 25 EC.

g) Lalat buah.

Gejala bentuk buah menjadi jelek terlihat benjol-benjol.

Pengendalian dengan membuat perangkap lalat jantan,

menggunakan methyl eugenol (0,1 cc) yang diteteskan pada

kapas yang sudah ditetesi insektisida (2 cc), kapas kemudian

dimasukkan kedalam botol plastik bekas air mineral dan

digantung setinggi 2 m, karena aroma yang mirip bau-bauan

yang dikelurkan lalat betina, maka lalat jantan tertarik dan

menghisap kapas tersebut atau disemprot dengan insektisida

kontak seperti lebacyd 550 EC.

2. Penyakit.

a) Penyakit embun tepung, bagian yang diserang buah.

Gejala: daun bagian atas tampak putih; tunas tumbuh tidak

normal, kerdil dan tidak berbuah; buah berwarna coklat dan

berkutil coklat. Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis yaitu, memotong tunas atau bagian yang sakit dan

dibakar.

2) Kimiawi yaitu, disemprot dengan fungisida Nimrod 250 EC

atau Afugan 300 EC setelah perompesan sampai tunas

berumur 4-5 minggu dengan interval 5-7 hari.

b) Penyakit bercak daun, bagian yang diserang daun.

Gejala: daun berumur 4-6 minggu setelah perompesan terlihat

bercak putih tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas

timbul titik hitam dimulai dari daun tua; daun muda hingga

seluruh bagian gugur. Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis/mekanis yaitu, jarak tanam tidak terlalu rapat,

bagian tanaman yang diserang dipotong dan dibakar.

2) Kimiawi yaitu, disemprot dengan fungusida Agrisan 60 WP

sejak 10 hari setelah perompesan sebanyak 10 kali dengan

interval 1 minggu atau disemprot dengan Delseme MX 200

atau henlate sejak umur 4 hari setelah perompesan selama 4

minggu dengan interval 7 hari.

Page 25: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 17

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c) Jamur upas. Pengendalian dengan mengurangi kelembaban

kebun dan menghilangkan bagian tanaman yang sakit

d) Penyakit kanker, bagian yang diserang batang dan buah.

Gejala: batang/cabang busuk, berwarna coklat kehitaman,

terkadang mengeluarkan cairan; pada buah timbul bercak kecil

warna coklat muda, busuk, menggelembung, berair dan

berwarna pucat.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis/mekanis yaitu, tidak memanen buah terlalu

masak, mengurangi kelembaban kebun, membuang bagian

tanaman yang sakit.

2) Kimiawi yaitu pengerokan batang yang sakit kemudian diolesi

fungisida Difolatan 4 F atau Copper Sandoz, atau disemprot

dengan Benomyl atau Antracol 70 WP.

e) Busuk buah, bagian yang diserang buah.

Gejala: bercak kecil berwarna coklat dan bintik-bintik hitam lalu

berubah menjadi orange pada buah.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu, tidak memetik buah terlalu masak.

2) Kimiawi yaitu, pencelupan buah dengan Benomyl untuk

mencegah penyakit waktu penyimpanan.

f) Busuk akar.

Gejala: layu daun lalu gugur dan kulit akar membusuk.

Pengendalian membongkar/mencabut tanaman yang terserang

beserta akar-akarnya dan bekas lubang tidak ditanami minimum

selama 1 tahun.

IV. Daftar Pustaka

a) Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 2000. Tentang

Budidaya Pertanian Apel (Malus sylvestris Mill).

b) Pramono dan Edi Siswanto, 2007. Budidaya Apel Organik.

Page 26: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 18

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BUAH NAGA (Hylocereus undatus)

I. PendahuluanBuah naga merupakan tanaman asli dari Meksiko, dan dibawa ke

Vietnam sebagai tanaman hias, namun setelah diketahui rasa buahnya

enak, kemudian ditanam secara besar-besaran. Saat ini Vietnam telah

menjadi negara pengekspor utama buah naga di dunia. Di Indonesia buah

naga mulai dibudidayakan pada tahun 1977.

Bentuk fisik buah naga seperti buah nenas namun mempunyai sulur di

seluruh kulitnya dan berwarna merah. Warna daging buah bermacam-

macam antara lain putih, kuning dan merah dengan biji kecil berwarna

hitam yang sangat lembut dan lunak. Buah naga kaya vitamin dan mineral

dengan kandungan serat cukup banyak sehingga cocok untuk diet.

Bentuk tanaman mirip dengan pohon kaktus berupa sulur-sulur yang

memanjang seperti lidah naga yang menjulur. Khasiat buah naga untuk

obat penguat fungsi ginjal, tulang dan kecerdasan otak, meningkatkan

ketajaman mata, pencegah kanker usus, menguraikan kolesterol,

keputihan dan sebagai perawatan kecantikan.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 18

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BUAH NAGA (Hylocereus undatus)

I. PendahuluanBuah naga merupakan tanaman asli dari Meksiko, dan dibawa ke

Vietnam sebagai tanaman hias, namun setelah diketahui rasa buahnya

enak, kemudian ditanam secara besar-besaran. Saat ini Vietnam telah

menjadi negara pengekspor utama buah naga di dunia. Di Indonesia buah

naga mulai dibudidayakan pada tahun 1977.

Bentuk fisik buah naga seperti buah nenas namun mempunyai sulur di

seluruh kulitnya dan berwarna merah. Warna daging buah bermacam-

macam antara lain putih, kuning dan merah dengan biji kecil berwarna

hitam yang sangat lembut dan lunak. Buah naga kaya vitamin dan mineral

dengan kandungan serat cukup banyak sehingga cocok untuk diet.

Bentuk tanaman mirip dengan pohon kaktus berupa sulur-sulur yang

memanjang seperti lidah naga yang menjulur. Khasiat buah naga untuk

obat penguat fungsi ginjal, tulang dan kecerdasan otak, meningkatkan

ketajaman mata, pencegah kanker usus, menguraikan kolesterol,

keputihan dan sebagai perawatan kecantikan.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 18

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BUAH NAGA (Hylocereus undatus)

I. PendahuluanBuah naga merupakan tanaman asli dari Meksiko, dan dibawa ke

Vietnam sebagai tanaman hias, namun setelah diketahui rasa buahnya

enak, kemudian ditanam secara besar-besaran. Saat ini Vietnam telah

menjadi negara pengekspor utama buah naga di dunia. Di Indonesia buah

naga mulai dibudidayakan pada tahun 1977.

Bentuk fisik buah naga seperti buah nenas namun mempunyai sulur di

seluruh kulitnya dan berwarna merah. Warna daging buah bermacam-

macam antara lain putih, kuning dan merah dengan biji kecil berwarna

hitam yang sangat lembut dan lunak. Buah naga kaya vitamin dan mineral

dengan kandungan serat cukup banyak sehingga cocok untuk diet.

Bentuk tanaman mirip dengan pohon kaktus berupa sulur-sulur yang

memanjang seperti lidah naga yang menjulur. Khasiat buah naga untuk

obat penguat fungsi ginjal, tulang dan kecerdasan otak, meningkatkan

ketajaman mata, pencegah kanker usus, menguraikan kolesterol,

keputihan dan sebagai perawatan kecantikan.

Page 27: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 19

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1) Tanaman buah naga membutuhkan penyinaran penuh untuk

mempercepat proses pembungaan, sehingga tanaman ini cocok

ditanam di daerah tropis.

2) Curah hujan ideal sekitar 720 mm/th.

3) Suhu udara 26 - 36 derajat C dengan kelembaban 70 - 90%.

b. Ketinggian Tempat.

Buah naga dapat tumbuh pada dataran rendah dengan ketinggian 0 -

500 m dpl.

c. Tanah.

Tanaman buah naga tumbuh dengan baik pada tanah gembur dan

banyak mengandung bahan organik dengan pH tanah antara 5 - 7.

III. Budidayaa. Pengolahan Lahan.

1) Lahan dibersihkan dari semak belukar, tunggul bekas tanaman,

rerumputan, kemudian dicangkul.

2) Tanaman buah naga tidak mempunyai batang primer yang kokoh,

sehingga perlu dipersiapkan tiang penopang untuk tegakan

tanaman.

3) Tiang penopang dapat dibuat dari kayu atau beton dengan ukuran

10-12 x 10-12 cm dengan tinggi 2 m dan ditancapkan ke tanah

sedalam 50 - 60 cm. Ujung atas tiang tersebut diberi besi berbentuk

lingkaran dengan diameter > 12 mm untuk menopang cabang

tanaman.

b. Penanaman.

1) Jarak tiang penopang tanaman 2 x 2,5 m sehingga dalam 1 Ha

terdapat 2.000 tiang penyangga tanaman.

2) Setiap tiang penopang ditanami 4 bibit tanaman dengan jarak

sekitar 10 - 30 cm dari tiang penopang sehingga dalam 1 Ha dapat

ditanam 8.000 bibit.

3) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm atau

disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan, dan dibiarkan

terbuka selama kurang lebih 1 bulan sebelum tanam.

Page 28: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 20

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

4) Tiap lubang tanam diberi pupuk organik (pupuk kandang) sebanyak

20 - 30 kg, dolomit 300 gr dan trichoderma 5 gr dicampur dengan

tanah galian lubang.

5) Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, dengan

memasukkan bibit sedalam 5 - 7 cm kemudian bibit diikat tidak

terlalu erat dengan tiang penopang.

c. Pemeliharaan.

1) Penyiangan, dilakukan untuk membuang gulma yang tumbuh di

sekitar tanaman yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman.

2) Penyulaman, dilakukan 4 - 6 minggu setelah penanaman dengan

mencabut bibit yang mati/busuk, lubang tanam ditaburi kapur

pertanian/dolomit. sebelum lubang ditanami kembali

3) Penyiraman, pada tahap awal pertumbuhan penyiraman dilakukan

1-2 hari sekali, karena tanaman ini peka terhadap kekeringan dan

akan membusuk apabila kelebihan air.

4) Perawatan sulur tanaman perlu diperhatikan agar terhindar dari

luka, serta perlu dilakukan pengecekan pH tanah.

5) Pemangkasan tanaman, dilakukan terhadap batang utama setelah

setinggi tiang penyangga (2 M) selanjutnya dibiarkan tumbuh 2

cabang sekunder. Masing-masing cabang sekunder dipangkas lagi

dan dibiarkan tumbuh 2 cabang tersier yang berfungsi sebagai

cabang produksi.

6) Pemupukan, pemupukan dilakukan setiap 3 bulan menggunakan

pupuk kandang bila perlu ditambah dolomit (75 gr) dengan dosis 5-

12,5 kg/pohon, kemudian dilakukan penyiraman.

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama.

a) Tungau, bagian yang diserang cabang tanaman.

Gejala: jaringan klorofil pada permukaan kulit cabang berubah

warna menjadi coklat.

Pengendalian dengan cara :

1) Mekanis yaitu, sanitasi dengan menghilangkan gulma yang

menjadi inang tungau (terutama golongan dicotil)

Page 29: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 21

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Kimiawi yaitu, aplikasi akarisida pada awal peningkatan

populasi

b) Kutu putih (mealybug), bagian yang diserang cabang tanaman.

Gejala: permukaan kulit cabang berselaput kehitaman atau

tampak kotor. Pengendalian dengan cara penyemprotan

insektisida sistemik dengan konsentrasi 1-2 cc/liter air.

Penyemprotan dilakukan 7 hari sekali dengan memperhatikan

jumlah tanaman yang terserang, umumnya hanya 2 kali

pengulangan. Penyemprotan terutama dilakukan pada sela-sela

tanaman yang ternaungi cabang lain.

c) Kutu batok, bagian yang ditanam yang diserang cabang

tanaman.

Gejala: cabang tanaman berubah warna dari hijau menjadi

kuning karena cairan tanaman diisap.

Pengendalian, penyemprotan insektisida sistemik tujuh hari

sekali, umumnya dilakukan 2 kali pada seluruh permukaan

cabang secara merata.

d) Kutu sisik, bagian tanaman yang diserang cabang tanaman.

Gejala: permukaan cabang menjadi kusam.

Pengendalian dengan disemprot menggunakan insektisida

sistemik 1-2 cc/liter air, tujuh hari sekali. Penyemprotan dilakukan

2 kali secara merata pada bagian dalam dan di sela-sela sulur

tanaman.

e) Bekicot, bagian tanaman yang diserang tunas tanaman.

Gejala: tunas tanaman menjadi rusak karena digerogoti, bahkan

tunas bisa membusuk.

Pengendalian dengan sanitasi kebun dengan membersihkan

gulma yang merupakan sarang bekicot, dan mengumpulkan

bekicot untuk makanan bebek/ikan lele.

f) Semut, bagian yang diserang bunga dan buah.

Gejala: akan muncul pada saat sudah muncul kuntum bunga

sehingga kulit buah berbintik-bintik warna coklat. Jika serangan

parah, pentil buah akan kerdil dan mudah rontok.

Page 30: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 22

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan insektisida 2

cc/liter air (Furadan 3 G direndam 1-2 jam) diambil airnya

kemudian disemprotkan.

g) Burung, bagian yang diserang buah.

Gejala: menyerang buah yang telah berwarna merah yang

berada di bagian atas, serangan tidak menimbulkan kerusakan

parah. Pengendalian dengan memasang perangkap.

h) Tikus, bagian yang diserang buah.

Gejala: menyerang pada malam hari sehingga buah dan batang

tanaman rusak.

Pengendalian dengan gropyokan atau memasang umpan

beracun.

i) Tupai, menyerang buah yang sudah masak.

Pengendalian dengan bio pestisida.

2. Penyakit.

a) Busuk pangkal batang, bagian yang diserang batang tanaman.

Gejala: pada awal penanaman, tanaman mengalami

pembusukan pada pangkal batang berwarna kecoklatan dan

terdapat bulu putih. Sering terjadi pada bibit stek yang tidak

bertangkai atau bentuk potongan maupun stek yang belum

berakar.

Pengendalian, dilakukan dengan cara:

1) Kultur teknis, pH tanah diupayakan > 6,5, dengan pemberian

kapur pertanian/dolomit

2) Mekanis yaitu dengan :

mengurangi kelembaban kebun dengan mengatur

drainase, jarak tanam, pemengkasan dan sanitasi

lingkungan kebun.

menghindari terjadinya luka pada akar maupun pangkal

batang.

membongkar tanaman yang terserang penyakit beserta

akarnya kemudian membakarnya.

membuang/memotong bagian tanaman yang sakit.

Page 31: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 23

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3) Biologis yaitu, menggunakan agen antagonis cendawan

Trichordema spp, Gliocladium, spp yang dicampur dengan

pupuk organik/kompos.

4) Kimiawi yaitu, aplikasi fungisida efektif dan terdaftar bila

ditemukan gejala serangan.

b) Busuk bakteri, bagian yang diserang batang tanaman.

Gejala: tanaman tampak layu, kusam dan berlendir puti

kekuningan di batang yang berwarna coklat/batang pokok.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis/mekanis yaitu :

pengaturan drainase, terutama di musim penghujan.

sanitasi gulma di areal pertanaman untuk mengurangi

kelembaban.

2) Kimiawi yaitu :

sterilisasi lahan dengan Basamid G, sesuai petunjuk

penggunaan.

aplikasi bakterisida (terdaftar dan dianjurkan) saat

diketemukan gejala serangan.

c) Fusarium.

Gejala: cabang tanaman berkerut, layu dan berwarna busuk

coklat. Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu, tidak menanam bibit yang terinfeksi.

2) Mekanis yaitu :

pengaturan drainase, terutama di musim penghujan

sanitasi gulma di areal pertanaman untuk mengurangi

kelembaban.

IV. Daftar Pustakaa) Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Kementerian Pertanian, 2010. Pedoman Baku Budidaya StandardOperating Procedure (SOP) Buah Naga, Red/Super Red, KabupatenSragen.

b) http://tcplanet.blogspot.com. Budidaya Buah Naga.c) Indotani Indonesia Bertani, 2011. Budidaya Buah Naga.d) Mahani Amat @ Halimi. Manual Ringkas Cara Penanaman dan

Penjagaan Buah Naga.

Page 32: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 24

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

DURIAN (Durio zibethinus)

I. PendahuluanTanaman durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Tanamandurian semula berupa tanaman liar yang berasal dari hutan Malaysia,Sumatra, dan Kalimantan. Buah durian sangat digemari hampir semuaorang dan sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad VII Masehi. Buahdurian rasanya manis, harum dengan warna dagingnya putih sampaikekuningan dan banyak mengandung kalori, vitamin, lemak dan protein.Di Thailand budidaya tanaman durian sudah dilakukan secara intensifdalam kawasan berbentuk kebun yang cukup luas, sedang di Indonesiapada umumnya masih berupa tanaman yang di tanam di pekarangan.Manfaat tanaman durian selain diambil buahnya, pohonnya dapat dipakaisebagai pencegah erosi di lahan yang miring, batangnya dapat digunakansebagai bahan bangunan, bijinya mempunyai kandungan pati cukuptinggi, sehingga dapat dipakai sebagai alternatif pengganti makanan,kulitnya dapat dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

Durian tumbuh dengan baik di daerah tropika basah dengan curahhujan > 2.000 mm/tahun dan tersebar merata sepanjang tahun denganlama bulan basah 9-10 bulan/tahun dan 1-2 bulan kering sebelumberbunga. Intensitas cahaya 40-50%, dengan suhu 22-30 derajat C.

b. Ketinggian Tempat.Ketinggian tempat yang baik antara 100-500 M dpl, jika ditanam padadaerah yang lebih tinggi akan menurunkan mutunya.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 24

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

DURIAN (Durio zibethinus)

I. PendahuluanTanaman durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Tanamandurian semula berupa tanaman liar yang berasal dari hutan Malaysia,Sumatra, dan Kalimantan. Buah durian sangat digemari hampir semuaorang dan sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad VII Masehi. Buahdurian rasanya manis, harum dengan warna dagingnya putih sampaikekuningan dan banyak mengandung kalori, vitamin, lemak dan protein.Di Thailand budidaya tanaman durian sudah dilakukan secara intensifdalam kawasan berbentuk kebun yang cukup luas, sedang di Indonesiapada umumnya masih berupa tanaman yang di tanam di pekarangan.Manfaat tanaman durian selain diambil buahnya, pohonnya dapat dipakaisebagai pencegah erosi di lahan yang miring, batangnya dapat digunakansebagai bahan bangunan, bijinya mempunyai kandungan pati cukuptinggi, sehingga dapat dipakai sebagai alternatif pengganti makanan,kulitnya dapat dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

Durian tumbuh dengan baik di daerah tropika basah dengan curahhujan > 2.000 mm/tahun dan tersebar merata sepanjang tahun denganlama bulan basah 9-10 bulan/tahun dan 1-2 bulan kering sebelumberbunga. Intensitas cahaya 40-50%, dengan suhu 22-30 derajat C.

b. Ketinggian Tempat.Ketinggian tempat yang baik antara 100-500 M dpl, jika ditanam padadaerah yang lebih tinggi akan menurunkan mutunya.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 24

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

DURIAN (Durio zibethinus)

I. PendahuluanTanaman durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Tanamandurian semula berupa tanaman liar yang berasal dari hutan Malaysia,Sumatra, dan Kalimantan. Buah durian sangat digemari hampir semuaorang dan sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad VII Masehi. Buahdurian rasanya manis, harum dengan warna dagingnya putih sampaikekuningan dan banyak mengandung kalori, vitamin, lemak dan protein.Di Thailand budidaya tanaman durian sudah dilakukan secara intensifdalam kawasan berbentuk kebun yang cukup luas, sedang di Indonesiapada umumnya masih berupa tanaman yang di tanam di pekarangan.Manfaat tanaman durian selain diambil buahnya, pohonnya dapat dipakaisebagai pencegah erosi di lahan yang miring, batangnya dapat digunakansebagai bahan bangunan, bijinya mempunyai kandungan pati cukuptinggi, sehingga dapat dipakai sebagai alternatif pengganti makanan,kulitnya dapat dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

Durian tumbuh dengan baik di daerah tropika basah dengan curahhujan > 2.000 mm/tahun dan tersebar merata sepanjang tahun denganlama bulan basah 9-10 bulan/tahun dan 1-2 bulan kering sebelumberbunga. Intensitas cahaya 40-50%, dengan suhu 22-30 derajat C.

b. Ketinggian Tempat.Ketinggian tempat yang baik antara 100-500 M dpl, jika ditanam padadaerah yang lebih tinggi akan menurunkan mutunya.

Page 33: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 25

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c. Tanah.

1) Tanaman durian akan tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH

5-7 dan optimum pada pH 6-6,5.

2) Kondisi drainase lahan harus baik, dengan kedalaman air tanah

antara 50-150 cm dan 150-200 cm, karena akar durian sangat peka

(busuk) bila terendam air.

3) Tanah grumosol dan andosol cocok untuk tanaman durian.

4) Tanah subur dan kaya kandungan bahan organik.

III. Budidayaa. Pengolahan lahan.

1) Lahan dibersihkan dari rerumputan, sisa tebangan, tanaman liar,

kemudian dibajak/dicangkul

2) Di sekitar kebun perlu dibuat saluran drainase guna menghindari

adanya genangan.

3) Kegiatan pengolahan lahan dilakukan sebelum musim hujan.

b. Penanaman.

1) Jarak tanam 10 x 10 M untuk jenis durian genjah, dan 12 x 12 M

untuk jenis durian sedang dan dalam.

2) Lubang tanam dengan ukuran 80 x 80 x 70 cm atau 70 x 70 x 60 cm

atau disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan, tanah

galian bagian atas (20 cm) dipisahkan dengan tanah galian bagian

bawah dan dibiarkan selama 2-3 minggu.

3) Lubang tanam ditutup kembali, dengan tanah galian atas lebih

dahulu dimasukkan setelah dicampur dengan pupuk organik/pupuk

kompos sebanyak + 30 kg/lubang.

4) Penanaman dilakukan awal musim hujan pada sore hari agar bibit

yang sudah ditanam tidak langsung terkena matahari.

5) Bibit ditanam sekitar 5 cm di atas pangkal batang dan diikat pada

batang kayu/bambu agar tanaman dapat tumbuh tegak lurus.

6) Bibit yang sudah ditanam sebaiknya diberi naungan untuk

menghindari sengatan matahari, curah hujan yang lebat. Naungan

dapat dibongkar setelah tanaman berumur 3-5 bulan.

Page 34: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 26

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

7) Tanah di sekitar tanaman sebaiknya ditutup rumput/jerami kering

sebagai mulsa, agar kelembaban tanah dapat stabil.

c. Pemeliharaan.

1) Penyiangan, dilakukan untuk membuang gulma yang tumbuh di

sekitar tanaman (1 m dari batang pohon) yang akan mengganggu

pertumbuhan tanaman.

2) Penyiraman, hal-hal yang perlu diperhatikan :

a) Tahap awal pertumbuhan penyiraman dilakukan setiap hari

pagi dan sore hari, tetapi tanah tidak boleh tergenang terlalu

lama (terlalu basah).

b) Kebutuhan air pada masa vegetatif 4-5 L/hari dan pada masa

produktif 10-12 L/hari.

c) Setelah tanaman berumur satu bulan penyiraman dilakukan

3x/minggu. Jika tanaman sudah berbuah, penyiraman harus

diperhatikan karena kalau kekurangan air dapat mengakibatkan

kerontokan buah.

d) Tanaman durian akan membutuhkan banyak air setelah panen

karena diperlukan untuk memulihkan kondisi tanaman menjadi

normal kembali.

3) Pemupukan pada tanaman yang belum berbuah, dilakukan

dengan dosis sbb:

a) Pemupukan NPK (15:15:15) dilakukan 2 kali/tahun, dengan

dosis sbb:

1. Tanaman umur 1 tahun, dosis pupuk NPK 40 - 80 gr/

pohon/tahun.

2. Tanaman umur 2 tahun, dosis pupuk NPK 150 - 300 gr/

pohon/tahun.

3. Tanaman umur 3 - 4 tahun, dosis pupuk NPK 400 - 600 gr/

pohon/tahun.

b) Pupuk organic/kompos/pupuk kandang diberikan setahun sekali

pada akhir musim hujan dengan dosis minimal 15-20kg/pohon.

4) Pemupukan pada tanaman yang sudah menghasilkan/berbuah,

dengan dosis/pohon sbb :

Page 35: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 27

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

1. Sesudah pemangkasan, pupuk organik 40-60 kg, urea 670 gr,

SP-36 890 gr, KCl 530 gr

2. Saat pucuk mulai menua, urea 335 gr, SP-36 445 gr, KCl 265gr

3. Dua bln setelah pemupukan kedua, urea 180 gr, SP-36 650 gr,

KCl 150 gr

4. Saat muncul bunga, urea 45 gr, SP-36 225 gr, KCl 100 gr

5. Satu bulan sbelum panen, urea 180 gr, SP-36 650 gr, KCl

150gr.

5) Cara memupuk, dibuat selokan melingkari tanaman dengan garis

tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon.

Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm dan tanah cangkulan

disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara

merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup

selokan dan diratakan. Apabila tanah dalam keadaan kering

segera lakukan penyiraman.

6) Pemangkasan akar.

a) Pemangkasan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif

tanaman sampai 40% selama 1 musim. Selama itu pula

tanaman tidak dipangkas. Pemangkasan akar selain membuat

tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan kualitas

buah, buah lebih keras dan lebih tahan lama.

b) Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai

berbunga, paling lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika

dilakukan melewati batas, hasil

c) tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter

dari panen berkurang dan pertumbuhan terhambat.

d) Cara pemotongan: kedua sisi barisan pangkal batang.

7) Pemangkasan bentuk, dilakukan dengan :

a) Tanaman sudah berumur 1 tahun.

b) Pelihara satu batang utama, potong calon cabang primer yang

tidak diinginkan (cabang dengan pertumbuhan terlalu panjang,

tidak normal atau terserang hama & penyakit), cabang-cabang

primer terpilih diatur jaraknya sekitar 40-60 cm.

Page 36: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 28

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c) Pertumbuhan cabang diarahkan supaya mendatar atau

membentuk sudut sekitar 90 derajat dengan batang utama,

dengan mengikat pucuk cabang dengan tali yang diberi

pemberat.

d) Tunas-tunas liar yang tumbuh di cabang terpilih harus

dipangkas dan sisakan 1-2 cm dari pangkal cabang.

e) Tinggi tanaman dipertahankan sekitar 4 m dari permukaan

tanah dan cabang terendah berjarak 0,7-1 m dari permukaan

tanah.

f) Oleskan pada bagian yang dipangkas dengan ter/meni/

pestisida

8) Pemangkasan pemeliharaan, dilakukan dengan :

a) Tanaman sudah mulai berproduksi pertama

b) Memangkas cabang bersudut kecil, cabang dan ranting yang

terserang hama & penyakit. Pemangkasan ranting pada cabang

besar/produktif dibersihkan dengan menyisakan 1/3 bagian

ujung

c) Memangkas cabang/tunas liar yang tumbuh tidak pada

tempatnya

d) Memangkas dahan dan ranting yang rapat, bersilangan atau

tersembunyi/terlindung

e) Memangkas dahan dan rantingyang lemah serta tajuk bagian

atas yakni turun 1 ruas pada ujung ranting (terminal)

f) Memangkas dahan dan ranting yang pertumbuhannya ke arah

dalam tajuk atau ke arah bawah

g) Pertahankan ketinggian optimal 3-4 m atau 5-6 m

h) Oleskan pada bagian yang dipangkas dengan

ter/meni/pestisida

9) Penyerbukaan buatan, dilakukan dengan :

a) Mengumpulkan serbuk sari dalam kantong plastik bersih

dengan menggoyang-goyangkan bunga atau disapu dengan

kuas halus

b) Melakukan penyerbukan buatan pada malam hari jam 19.00-

21.00, dengan mengoleskan serbuk sari ke kepala putik

memakai kuas halus

Page 37: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 29

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

10) Penjarangan buah. Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah

kematian durian agar tidak menghabiskan energinya untuk proses

pembuahan. Penjarangan berpengaruh terhadap kelangsungan

hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi pembuahan setiap

tahunnya. Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses

pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya harus

dilakukan penjarangan (tidak boleh ditunda-tunda).

Penjarangan dilakukan secara :

a) Penjarangan secara mekanis, dilakukan :

1. Pada saat buah sebesar bola tenis dengan menyisakan tiap

dompol 1-2 buah dengan bentuk normal, sehat dan bebas

dari hama & penyakit,

2. Buah tidak saling bersinggungan dengan membuat jarak

antara dompol dalam satu cabang 20-30 cm.

b) Penjarangan kimiawi, yaitu dengan menyemprotkan hormon

tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau bakal buah baru

berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka

dan sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan, bunga yang

telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya

sedangkan bunga yang belum sempat dibuahi akan mati

dengan sendirinya.

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama

a) Penggerek buah (Jawa : Gala-gala), bagian yang diserang buah.

Gejala, buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu,

membungkus/membrongsong buah terpilih sejak dini

pengasapan di bawah pohon pada sore hari untuk

mengusir imago

2) Mekanis yaitu, mengumpulkan buah yang terserang hama dan

gugur untuk dimusnahkan/dikubur

Page 38: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 30

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3) Biologis yaitu, menggunakan semut rang-rang untuk mengusir

imago atau menggunakan musuh alami lain yaitu lalat

Tachinidea (Argyroplax basifulfa), Ventura, sp.

4) Kimiawi yaitu, penyemprotan insektisida, seperti Basudin,

Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter

air.

b) Lebah mini, gejala, bagian yang diserang ranting dan daun.

Gejala: penggerekan ranting-ranting muda dan memakan daun-

daun muda.

Pengendalian yaitu, menggunakan parvasida, seperti Hostathion

40 EC (Triazofos 420 gram/liter), dan insektisida, seperti

Supracide 40 EC dosis 420 gram/liter dan Temik 106 (Aldikarl

10%).

c) Ulat penggerek bunga.

Gejala : kuncup bunga terserang akan rusak dan putiknya

banyak yang berguguran, benang sari dan tajuk bunga rusak

semua, sedangkan kuncup dan putik patah karena luka digerek

ulat.

Pengendalian yaitu, menyemprotkan obat-obatan seperti

Supracide 40 EC, Nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC

(Eimetoat 400 gram/liter).

d) Kutu loncat durian, bagian yang diserang daun.

Gejala : kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang

masih muda dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang

daun sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya

terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan

cairan getah bening yang pekat rasanya manis dan merata ke

seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut

bergerombol.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu, dilakukan sanitasi kebun terutama daun

kering

2) Mekanis yaitu, daun dan ranting-ranting yang terserang

dipangkas dan dimusnahkan

Page 39: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 31

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3) Kimiawi yaitu, menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC

dosis 100-150 gram/5 liter air.

e) Penggerek batang dan cabang.

Gejala : adanya lubang kecil bekas gerekan pada batang, dahan

atau ranting dan mengeluarkan cairan dan kotoran berwarna

kemerahan, akibatnya tanaman kering, daun layu/rontok dan

mati.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, sanitasi kebun dari gulma dan tanaman inang

seperti tanaman jeruk, kopi, kakao, sirsak dll.

2) Mekanis, memotong bagian tanaman yang terserang 5 cm di

bawah lubang gerek, kemudian membakarnya supaya larva

mati atau memasukkan kawat ke dalam lubang gerekan

sehingga larva mati karena tertusuk kawat.

3) Biologis, menggunakan musuh alami yaitu Brazon zeuzerae

(fam. Tachinidea) dan cendawan Beauveria bassiana.

4) Kimiawi, aplikasi parafin karbolinium plantarum dengan dosis

2 cc/L atau menginfus tanaman menggunakan insektisida

sistemik melalui batang atau ujung akar.

f) Rayap, bagian yang terserang batang.

Gejala : adanya alur atau terowongan dari tanah yang menempel

di batang.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu, membersihkan kebun dari sisa bonggol

kayu atau gulma dan membersihkan batang tanaman dari

alur/terowongan rayap

2) Kimiawi yaitu, menggunakan Furadan disekeliling pohon

dengan dosis 30-50 gr/pohon atau aplikasi insektisida Decis

2,5 EC, Diazinon 600 EC sesuai dosis anjuran

g) Kumbang daun dan buah muda.

Gejala : adanya perubahan warna pada bagian yang terserang

(warna perunggu) serta permukaan atas daun terdapat bercak

berwarna kekuningan.

Pengendalian dilakukan dengan cara:

Page 40: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 32

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

1) Biologis, menggunakan musuh alami predator dari Fam.

Coccinellidae dan Chrysophidae.

2) Kimiawi, aplikasi akarisida Antimit 570 EC (bahan aktif

progargit) dosis 7 cc/liter.

h) Penggerek biji.

Gejala : lubang pada kulit buah kemudian masuk ke dalam

daging buah hingga ke dalam biji.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu, memusnahkan buah dan biji yang

terserang

2) Mekanis yaitu,

membungkus/membrongsong buah terpilih sejak dini

pengasapan di bawah pohon pada sore hari untuk

mengusir imago

3) Kimiawi yaitu, penyemprotan dengan insektisida terdaftar dan

berijin, dilakukan setelah tanaman selesai berbunga.

i) Kutu dompolan, bagian yang terserang bunga dan buah.

Gejala : bunga dan buah muda yang terserang menjadi gugur.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu,

pemupukan dan pengairan yang seimbang, sesuai

rekomendasi

hindarkan tanaman durian dari tanaman inang hama

2) Mekanis yaitu, sanitasi lingkungan dengan memusnahkan

bagian tanaman yang terserang dan membersihkan gulma di

sekitar tanaman durian

3) Biologis yaitu,

pemanfaatan musuh alami seperti semut hitam, cendawan

parasit Empusa fresenil, atau predator Cryptolaemus

montrouzieri

penggunaan insektisida botani seperti larutan umbi bawang

putih dicampur cabai

Page 41: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 33

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

4) Kimiawi yaitu,

aplikasi insektisida bila dijumpai kerusakan buah 20%

setelah penjarangan ketiga

mencegah datangnya semut yang membawa kutu, dengan

cara melilitkan kain, yang telah dibasahi insektisida, pada

batang/cabang tanaman.

j) Tupai, bagian yang terserang buah.

Gejala : bagian permukaan kulit buah rusak sampai bagian

daging buah.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis yaitu,

melakukan pembersihan tanaman terutama pada bagian

yang menjadi sarang tupai

mengusir tupai dengan cara gropyokan, perangkap,atau

menembak dengan senapan angin

2) Kimiawi yaitu, dengan umpan buah-buahan yang sudah diberi

racun, seperti Klerat atau Furadan.

2. Penyakit

a) Phytopthora parasitica dan Pythium complectens, bagian yang

terserang buah.

Gejala : daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai

dari daun yang tua; cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-

ujungnya mati, diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari

cabang di bawahnya; kulit di atas permukaan tanah menjadi

coklat dan membusuk; pembusukan pada akar hanya terbatas

pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung

akar lateral sampai ke akar tunggang; dilihat dari luar akar yang

sakit tampak normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi colat tua

dan jaringan pembuluh menjadi merah jambu.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu,

pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini

lebih tahan terhadap serangan jamur sehingga dapat

terhindar dari serangan penyakit busuk

Page 42: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 34

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

upayakan drainase yang baik agar tanah tidak terlalu

basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada

waktu hujan

2) Mekanis yaitu, pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya

dan dibakar.

b) Kanker batang.

Gejala : kulit batang durian yang terserang mengeluarkan

blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah

kelam, coklat tua atau hitam; bagian yang sakit dapat meluas ke

dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok dan ranting-ranting

muda dari ujung mulai mati.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu :

a) perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir

dipermukaan tanah

b) menanam tanaman yang tahan terhadap penyakit tersebut

c) memangkas daun yang tidak produktif untuk mengurangi

kelembaban kebun

d) melakukan rotasi tanaman

e) melakukan pemupukan dengan pupuk organik/kandang

yang dicampur kapur dan mengupayakan pH tanah 6,5

2) Mekanis yaitu, eradikasi tanaman sakit parah/mati, kulit yang

sakit dikerok/dibuang sampai bagian yang sehat kemudian

dibakar. Luka kerokan dibuat oval meruncing di bagian tas

dan bawah sehingga luka cepat tertutup. Luka kerokan

kemudian diolesi fungisida dan ditutup dengan karbolinum

3) Biologis yaitu, aplikasi jamur antagonis, Trichoderma

harzianum, ke permukaan tanah

4) Kimiawi yaitu, mengkored/mengupas kulit yang sakit sampai

ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman yang sakit

harus dibakar, sedangkan bagian yang terluka diolesi

fungisida, misalnya Difolatan 4 F 3%.

c) Jamur upas, bagian yang diserang cabang tanaman.

Gejala : pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-

benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba pada cabang-

Page 43: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 35

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

cabang. Jamur berkembang menjadi kerak berwarna merah

jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu sehingga

menyebabkan matinya cabang.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu, memangkas bagian tanaman yang tidak

produktif untuk mengurangi kelembaban

2) Mekanis yaitu, jika jamur sudah membentuk kerak merah

jambu sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kira-kira lebih

30 cm ke bawah ke bagian yang berjamur dan dimusnahkan

3) Kimiawi,

melumasi cabang yang terserang dengan fungisida,

misalnya calizin RM

menyemprotkan Antrocol 70 WP (propineb 70,5%), dosis

100-200 gram/liter air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.

d) Busuk buah.

Gejala awal serangan terdapat bercak-bercak basah berwarna

coklat kehitaman pada kulit buah, kemudian busuk pada bagian

yang terserang terbentuk miselium dan sporangia berwarna

putih.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu,

perbaikan drainase supaya tanah tidak terlalu

basah/lembab

areal pertanaman dibersihkan dari tanaman inang patogen

seperti pepaya, nenas, jeruk dan coklat

2) Mekanis yaitu,

memangkas daun dan dahan yang kurang diperlukan untuk

mengurangi kelembaban

pemusnahan buah yang terserang penyakit

menghindari buah hasil panen bersentuhan dengan tanah

tinggi cabang terbawah minimal 1 m.

e) Busuk akar.

Gejala : timbulnya bercak nekrotik pada akar lateral dimulai dari

bagian ujung; pada tingkat serangan yang tinggi, di atas

Page 44: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 36

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

permukaan tanah terdapat ujung cabang pohon yang mati, diikuti

dengan berkembangnya dari cabang di bawahnya, daun layu

dan gugur.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu,

perbaikan drainase agar tanah tidak terlalu lembab/basah

penggunaan batang bawah yang tahan penyakit

2) Mekanis yaitu,

menghindari luka mekanis pada bagian akar dan pangkal

batang pada waktu pemeliharaan tanaman

membongkar (eradikasi) tanaman yang terserang berat dan

akarnya dimusnahkan

3) Kimiawi yaitu, menggunakan fungisida sistemik dengan cara

dikocorkan atau diinfuskan ke akar

f) Bercak daun.

Gejala : adanya bercak-bercak kecil basah pada daun yang

semakin melebar, daun kemudian mengering dan gugur.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu, memperlebar jarak tanam.

2) Kimiawi yaitu, penyemprotan fungisida dan penyiraman yang

teratur sejak dari pembibitan

IV. Daftar Pustakaa. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Depatemen Pertanian, 2006. Standard Operating Procedure (SOP)

Durian Sitokong, Kabupaten Kutai Kertanegara

b. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Kementerian Pertanian, 2010. Standard Operating Procedure (SOP)

Durian Kajang, Kabupaten Tanggamus

c. teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-durian.html

d. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Tentang

Budidaya Pertanian Durian (Bombaceae sp).

Page 45: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 37

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

DUKU ( Lansium domesticum Corr )

I. PendahuluanDuku merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari tropik

seperti Indonesia, Myanmar, Philipina, Malaysia dan Thailand yang

merupakan daerah pengembang tanaman duku tersebesar di Asia

Tenggara. Sekarang populasi duku sudah tersebar secara luas di seluruh

pelosok nusantara, dengan sentra produksi terdapat di daerah propinsi

NAD, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur dan Kalimantan Barat. Di Indonesia terdapat beberapa varietas

duku yang dibedakan menurut lokasi sentra produksinya. Di propinsi

Sumatera Selatan terdapat duku Palembang (duku Komering dan

Rasuan), di Jambi terdapat duku Kumpeh, di Jawa Tengah terdapat duku

Matesih, Woro, Sumber dan Kalijajar, di DKI terdapat duku Condet dan di

Kalimantan Barat terdapat duku Pontianak.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1) Tanaman duku umumnya dapat tumbuh di daerah yang curah

hujannya tinggi dan merata sepanjang tahun dan tanaman duku

tumbuh secara optimal di daerah dengan iklim basah sampai agak

basah yang bercurah hujan antara 1500-2500 mm/tahun.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 37

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

DUKU ( Lansium domesticum Corr )

I. PendahuluanDuku merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari tropik

seperti Indonesia, Myanmar, Philipina, Malaysia dan Thailand yang

merupakan daerah pengembang tanaman duku tersebesar di Asia

Tenggara. Sekarang populasi duku sudah tersebar secara luas di seluruh

pelosok nusantara, dengan sentra produksi terdapat di daerah propinsi

NAD, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur dan Kalimantan Barat. Di Indonesia terdapat beberapa varietas

duku yang dibedakan menurut lokasi sentra produksinya. Di propinsi

Sumatera Selatan terdapat duku Palembang (duku Komering dan

Rasuan), di Jambi terdapat duku Kumpeh, di Jawa Tengah terdapat duku

Matesih, Woro, Sumber dan Kalijajar, di DKI terdapat duku Condet dan di

Kalimantan Barat terdapat duku Pontianak.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1) Tanaman duku umumnya dapat tumbuh di daerah yang curah

hujannya tinggi dan merata sepanjang tahun dan tanaman duku

tumbuh secara optimal di daerah dengan iklim basah sampai agak

basah yang bercurah hujan antara 1500-2500 mm/tahun.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 37

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

DUKU ( Lansium domesticum Corr )

I. PendahuluanDuku merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari tropik

seperti Indonesia, Myanmar, Philipina, Malaysia dan Thailand yang

merupakan daerah pengembang tanaman duku tersebesar di Asia

Tenggara. Sekarang populasi duku sudah tersebar secara luas di seluruh

pelosok nusantara, dengan sentra produksi terdapat di daerah propinsi

NAD, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur dan Kalimantan Barat. Di Indonesia terdapat beberapa varietas

duku yang dibedakan menurut lokasi sentra produksinya. Di propinsi

Sumatera Selatan terdapat duku Palembang (duku Komering dan

Rasuan), di Jambi terdapat duku Kumpeh, di Jawa Tengah terdapat duku

Matesih, Woro, Sumber dan Kalijajar, di DKI terdapat duku Condet dan di

Kalimantan Barat terdapat duku Pontianak.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1) Tanaman duku umumnya dapat tumbuh di daerah yang curah

hujannya tinggi dan merata sepanjang tahun dan tanaman duku

tumbuh secara optimal di daerah dengan iklim basah sampai agak

basah yang bercurah hujan antara 1500-2500 mm/tahun.

Page 46: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 38

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Tanaman duku tumbuh optimal pada intensitas cahaya matahari

tinggi.

3) Tanaman duku dapat tumbuh subur jika terletak di suatu daerah

dengan suhu udara siang hari sekitar 24-27 derajat C.

4) Kelembaban udara yang tinggi juga dapat mempercepat

pertumbuhan tanaman duku, sebaliknya jika kelembaban udara

rendah dapat menghambat pertumbuhan tanaman duku.

b. Ketinggian Tempat.

Umumnya tanaman duku menghendaki lahan yang memiliki ketinggian

tidak lebih dari 650 m dpl, dengan ketinggian ideal antara 30-500 m

dpl. Jika ditanam pada daerah yang tinggi (>650 m dpl), tanaman duku

dapat tumbuh subur tetapi akan mengalami keterlambatan

berbunga/berbuah.

c. Tanah.

1) Tanaman duku dapat tumbuh baik sekali pada tanah yang banyak

mengandung bahan organik, subur dan mempunyai aerasi tanah

yang baik. Sebaliknya pada tanah yang agak poreus/tanah yang

banyak mengandung pasir, tanaman duku tidak akan berproduksi

dengan baik apabila tidak disertai dengan pengairan yang cukup.

2) Derajat keasaman tanah (pH) yang baik untuk tanaman duku

adalah 6-7, walaupun tanaman duku relatif lebih toleran terhadap

keadaan tanah masam.

3) Tanaman duku tidak menghendaki air yang menggenang karena

dapat menghambat pertumbuhan dan produksi tanaman.

4) Tanaman duku lebih menyukai tempat yang agak lereng, sehingga

jika turun hujan, air hujan akan terus mengalir dan tidak membentuk

suatu genangan air.

III. Budidayaa. Pengolahan Lahan.

2) Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan pada waktu musim kemarau

agar pada awal musim hujan dapat dilakukan penanaman.

3) Jarak tanam 8 x 8 m atau 12 x 12 m, sehingga jumlah tanaman

antara 50-150 pohon/Ha.

4) Pembuatan lubang tanam, sebaiknya dibuat 1-2 bulan sebelum

penanaman bibit. Lubang tanam minimal yang dibuat adalah

Page 47: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 39

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

berukuran 0,6 x 0,6 x 0,6 meter atau disesuaikan dengan jenis

tanah dan kondisi lahan. Namun akan lebih baik apabila ukurannya

lebih besar yaitu 0,8 x 0,8 x 0,7 meter. Jika bibit duku yang akan

ditanam berakar panjang (bibit dari biji), maka lubang yang dibuat

harus lebih dalam. Tetapi jika bibit duku berakar pendek (bibit hasil

cangkok), penggalian lubang diusahakan lebih lebar dan lebih luas.

Lubang tanam dibiarkan 2 minggu, sebelum ditutup kembali.

5) Tanah galian bagian atas (top soil) dipisahkan dengan tanah galian

bawah (sub soil). Tanah galian bagian atas dicampur dahulu

dengan pupuk organik/pupuk kandang sebanyak 30-50 kg dan NPK

sebanyak 5 kg/ lubang tanam, dan furadan pada jarak 7,5 cm dari

bibit untuk mencegah serangan nematoda dan rayap sebelum tanah

dikembalikan ke dalam lubang.

b. Penanaman.

1) Penanaman bibit duku sebaiknya menunggu sampai tanah galian

memadat atau tampak turun dari permukaan tanah sekitarnya.

Sebelum penanaman dilakukan, maka tanah pada lubang tanam

digali terlebih dahulu dengan ukuran kira-kira sebesar kantung yang

dibuat untuk membungkus bibit.

2) Pembungkus bibit dibuka dan tanaman dimasukkan kedalam lubang

tanam, yang perlu diperhatikan adalah posisi akar tidak boleh

terbelit sehingga nantinya tidak mengganggu proses pertumbuhan.

Pada saat penanaman bibit, kondisi tanah harus basah/disiram

dahulu.

3) Penanaman bibit duku jangan terlalu dangkal, namun permukaan

tanah yang dibawa oleh bibit dari kantung pembungkus harus tetap

terlihat. Setelah bibit ditanam, maka tanah yang ada disekitarnya

dipadatkan dan disiram dengan air secukupnya.

4) Dipasang ajir yang digunakan untuk mengikat bibit supaya tetap

tegak, setelah tanaman berumur 2 tahun, maka ajir dapat dilepas.

5) Disekitar permukaan atas lubang tanam dapat diberi bonggol

pisang, jerami, atau rumput-rumputan kering untuk menjaga

kelembaban dan menghindari pengerasan tanah.c. Pemeliharaan.

1) Penjarangan dan Penyulaman, sbb :

Page 48: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 40

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

a) Penjarangan dilakukan terhadap tanaman yang tidak

dikehendaki dan menggangu pertumbuhan tanaman duku.

b) Penyulaman tanaman duku dilakukan jika ada tanaman duku

yang mati atau tumbuh tidak normal dan diusahakan tanaman

penggantinya mempunyai ukuran tajuk hampir sama.

2) Penyiangan, dilakukan sbb :

a) untuk menghilangkan rumput dan gulma yang dapat

mengganggu pertumbuhan tanaman duku,

b) lokasi di sekitar bawah tajuk tanaman dengan tangan maupun

dengan bantuan beberapa alat pertaniannya lainnya.

3) Pemupukan, Pemupukan sangat diperlukan untuk meningkatkan

ketersediaan hara tanah.

Pemupukan tanaman duku dapat menggunakan patokan sebagai

berikut :

Umurtanaman

Jenis dan dosis pupuk (setiap pohon/th)Urea (gr/ph) SP-36 (gr/ph) ZK (gr/ph) Organik (kg/ph)

6 bulan - - - 601 tahun 25 31 19 602 tahun 50-100 62-125 37-75 603 tahun 133-200 167-250 100-150 60

3-8tahun

Setiap tahun dosis pupuk anorganik ditambah 20-35 gr/ph stlada tanda2 bunga akan muncul, dan pupuk organik 100-150kg/pohon

Catatan :

Umur tanaman > 6 tahun, dosis pupuk dinaikkan namun sebaiknya

disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan tanaman duku dan kesuburan

tanah.

Pemupukan duku dilakukan dengan cara menggali tanah di sekitar

tanaman duku sedalam 30-50 cm dengan lebar yang sama. Lubang pupuk

tersebut dibuat melingkar yang letaknya tepat disekeliling tajuk tanaman.

4) Pengairan dan Penyiraman, tanaman duku hanya memerlukan

pemberian air yang cukup terutama pada musim kemarau. Apabila

tanaman duku sudah cukup kuat dan kokoh maka penyiraman

dilakukan seperlunya saja. Di sekitar lubang tanam sebaiknya

dibuat saluran air untuk mencegah air menggenang baik yang

berasal dari hujan maupun air penyiraman.

Page 49: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 41

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

5) Pemangkasan. Berdasarkan pertumbuhannya, maka terdapat 2

macam pemangkasan, yaitu :

a) Pemangkasan pembentukan tajuk, dilakukan pada :

Tanaman sudah berumur 2 tahun

Pemangkasan dilakukan terhadap cabang yang

kedudukannya melingkar, tetapi letaknya tidak dalam satu

garis lingkaran sehingga terbentuk tajuk yang bulat

b) Pemangkasan pemeliharaan, dilakukan pada :

Cabang primer yang sudah tua dan tidak produktif

Cabang primer atau cabang lain yang terserang hama dan

penyakit

Cabang liar, cabang balik dan cabang yang kering

Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada musim hujan, jika

dilakukan pada musim kemarau maka tanaman disiram

dahulu atau sekitar tanaman diberi mulsa untuk menjaga

kelembaban tanah

6) Pemberongsongan buah, dilakukan untuk :

a) Menghindari serangan tupai, tikus atau kelelawar

b) Brongsong dapat dibuat dari bambu atau kantong plastik

c) Waktu pembrongsongan yang baik yaitu saat malai bunga sudah

menjadi buah atau saat buah mulai membesar (pentil)

a. Hama dan Penyakit.

1. Hama

a) Kelelawar, bagian yang diserang buah yang matang siap untuk

dipanen. Pengendalian : untuk mencegah gangguan kelelawar

yaitu dengan membungkus buah duku sejak buah itu berukuran

kecil (pentil) dengan ijuk tanaman aren, kain bekas, bongsang

yang terbuat dari anyaman bambu.

b) Lalat buah, bagian yang diserang buah.

Gejala : adanya noda hitam seperti bekas tusukan jarum,

sehingga buah busuk dan rontok sebelum masak.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis/kultur teknis yaitu :

Membungkus buah dan pengasapan untuk mengusir hama

Buah yang rontok dikumpulkan dan dibakar

Page 50: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 42

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Tanah di bawah pohon didangir sekaligus penyiangan

Tanah usahakan terkena sinar matahari agar pupa mati

2) Kimiawi, dengan menggunakan atraktan seperti Metil

Eugenol.

c) Kutu perisai, bagian yang diserang menyerang daun dan batang

duku.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, yaitu pemeliharaan dan perawatan tanaman

sebaik mungkin;

2) Kimiawi, yaitu menggunakan insektisida yang sesuai dengan

jenis hama yang mengganggunya.

d) Kumbang penggerak buah.

Gejala : menyerang buah duku yang sudah matang, sehingga

buah duku berlubang dan busuk bila air hujan masuk ke

dalamnya.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu pembrongsongan buah dan pengasapan

secara rutin untuk mengusir hama

2) Kimiawi, yaitu penyemprotan Diazinon dengan dosis seperti

tertera pada kemasan

e) Kutu putih, bagian yang diserang dauan.

Gejala : kuncup daun dan daun muda yang terserang akan

tertutupi hama sehingga berwarna putih.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, yaitu pemeliharaan dan perawatan tanaman

sebaik mungkin;

2) Kimiawi, yaitu menggunakan insektisida yang sesuai dengan

jenis hama yang mengganggunya seperti Anthio 33 EC,

Azodrin 60 WSC, Sevin 85 S dan Perfection.

2. Penyakit

a) Penyakit busuk akar, bagian yang diserang pohon dan buah

duku.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis/kultur teknis yaitu dengan pemeliharaan tanaman

yang baik;

Page 51: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 43

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Kimiawi yaitu penyemprotan fungisida yang sesuai dengan

peruntukannya.

b) Penyakit antraknosa, bagian yang diserang buah.

Gejala : adanya bintik kecoklatan pada rangkaian buah, sehingga

menyebabkan buah berguguran lebih awal dan juga

menyebabkan kerugian pasca panen.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis/kultur teknis yaitu dengan pemeliharaan tanaman

yang baik;

2) Kimiawi yaitu penyemprotan fungisida yang sesuai dengan

peruntukannya

c) Penyakit mati pucuk, bagian yang diserang cabang dan ranting

tanaman.

Gejala : ujung cabang dan ranting yang terserang nampak

kering, tunas muda dan bunga mati, jika serangan hebat daun

banyak yang rontok.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis/kultur teknis, yaitu :

Pemangkasan cabang yang terserang penyakit dan

membakarnya

Menjaga kelembaban tajuk, kebersihan tanaman dan

lingkungan di sekitar tanaman

2) Kimiawi, yaitu penyemprotan fungisida seperti Manzate,

Zerlate, Fermate, Dithane D-14 dengan dosis sesuai dengan

anjuran pada label.

IV. Daftar Pustaka

a. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Departemen Pertanian, 2006. Budidaya Duku.

b. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura kabupaten OKUT, 2011.

Budidaya Tanaman Duku Komering Varietas Rasuan (Lansium

domestikum)

c. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Tentang

Budidaya Pertanian Duku (Lansium domesticum Corr).

Page 52: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 44

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

JAMBU AIR (Syzygium aquaeum)

I. PendahuluanJambu Air adalah salah satu buah tropis yang merupakan tanaman asliIndonesia, kemudian meluas di Asia dan dibudidayakan di negara lainnyaseperti Jamaika, Suriname, Kepulauan Curacao dan Bonaire. Indonesiamemiliki begitu banyak ragam dan varietas jambu air dengan berbagaiwarna mulai putih, hijau, merah muda, merah , hingga merahkecokelatan. Rasanyapun bervariasi ada yang asam, manis segar danmanis.Varietas jambu air yang paling unggul dibandingkan jenis jambu air laindan telah dilepas sebagai buah unggul nasional yaitu Jambu Air Citra.Keunggulannya terletak pada sosok buahnya yang besar menyerupailonceng dan bisa mencapai bobot 250 gr/buah, dengan warna kulit buahmerah mengkilap, daging buah tebal, empuk, rasa manis dan tanpabiji. Varietas jambu air citra ditemukan oleh Dr. Ir. Moh. Reza Tirtawinata,staf ahli di Taman Wisata Mekarsari, Bogor, pada tahun 1990 di Anyer,Banten.Pada tahun 1997, jambu air citra dibawa ke Thailand kemudiandibudidayakan secara luas dan diberi nama Thong Sam Sie yang artinyaemas tiga warna dan sampai sekarang varietas tersebut yang menjadivarietas terunggul di Thailand. Selain di Indonesia dan Thailand, jambuair citra telah banyak dibudidayakan di beberapa negara seperti Taiwan,Vietnam dan Malaysia.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 44

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

JAMBU AIR (Syzygium aquaeum)

I. PendahuluanJambu Air adalah salah satu buah tropis yang merupakan tanaman asliIndonesia, kemudian meluas di Asia dan dibudidayakan di negara lainnyaseperti Jamaika, Suriname, Kepulauan Curacao dan Bonaire. Indonesiamemiliki begitu banyak ragam dan varietas jambu air dengan berbagaiwarna mulai putih, hijau, merah muda, merah , hingga merahkecokelatan. Rasanyapun bervariasi ada yang asam, manis segar danmanis.Varietas jambu air yang paling unggul dibandingkan jenis jambu air laindan telah dilepas sebagai buah unggul nasional yaitu Jambu Air Citra.Keunggulannya terletak pada sosok buahnya yang besar menyerupailonceng dan bisa mencapai bobot 250 gr/buah, dengan warna kulit buahmerah mengkilap, daging buah tebal, empuk, rasa manis dan tanpabiji. Varietas jambu air citra ditemukan oleh Dr. Ir. Moh. Reza Tirtawinata,staf ahli di Taman Wisata Mekarsari, Bogor, pada tahun 1990 di Anyer,Banten.Pada tahun 1997, jambu air citra dibawa ke Thailand kemudiandibudidayakan secara luas dan diberi nama Thong Sam Sie yang artinyaemas tiga warna dan sampai sekarang varietas tersebut yang menjadivarietas terunggul di Thailand. Selain di Indonesia dan Thailand, jambuair citra telah banyak dibudidayakan di beberapa negara seperti Taiwan,Vietnam dan Malaysia.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 44

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

JAMBU AIR (Syzygium aquaeum)

I. PendahuluanJambu Air adalah salah satu buah tropis yang merupakan tanaman asliIndonesia, kemudian meluas di Asia dan dibudidayakan di negara lainnyaseperti Jamaika, Suriname, Kepulauan Curacao dan Bonaire. Indonesiamemiliki begitu banyak ragam dan varietas jambu air dengan berbagaiwarna mulai putih, hijau, merah muda, merah , hingga merahkecokelatan. Rasanyapun bervariasi ada yang asam, manis segar danmanis.Varietas jambu air yang paling unggul dibandingkan jenis jambu air laindan telah dilepas sebagai buah unggul nasional yaitu Jambu Air Citra.Keunggulannya terletak pada sosok buahnya yang besar menyerupailonceng dan bisa mencapai bobot 250 gr/buah, dengan warna kulit buahmerah mengkilap, daging buah tebal, empuk, rasa manis dan tanpabiji. Varietas jambu air citra ditemukan oleh Dr. Ir. Moh. Reza Tirtawinata,staf ahli di Taman Wisata Mekarsari, Bogor, pada tahun 1990 di Anyer,Banten.Pada tahun 1997, jambu air citra dibawa ke Thailand kemudiandibudidayakan secara luas dan diberi nama Thong Sam Sie yang artinyaemas tiga warna dan sampai sekarang varietas tersebut yang menjadivarietas terunggul di Thailand. Selain di Indonesia dan Thailand, jambuair citra telah banyak dibudidayakan di beberapa negara seperti Taiwan,Vietnam dan Malaysia.

Page 53: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 45

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

II. Syarat Tumbuha. Iklim

1) Tumbuh baik di daerah yang curah hujannya rendah/kering sekitar500–3.000 mm/tahun dan musim kemarau lebih dari 4 bulan,sehingga kualitas buah baik dengan rasa lebih manis.

2) Intensitas cahaya matahari yang ideal dalam pertumbuhan jambuair adalah 40 - 80 %.

3) Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu air adalah 18-28 derajat C.

4) Kelembaban udara antara 50-80 %.b. Ketinggian Tempat.

Tanaman jambu air dapat dibudidayakan pada dataran rendah sampaitinggi yang mencapai 1.000 m dpl.

c. Tanah.1) Tanah yang cocok bagi tanaman jambu air adalah tanah subur,

gembur, banyak mengandung bahan organik.2) Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok sebagai media tanam

jambu air adalah 5,5–7,5.3) Kedalaman kandungan air yang ideal untuk tempat budidaya jambu

air adalah 0- 50 cm; 50-150 cm dan 150-200 cm.4) Tanaman jambu air sangat cocok tumbuh pada tanah datar.

III. Budidayaa. Pengolahan Lahan.

1) Pengolahan lahan dilakukan untuk membersihkan semak-semak,rerumputan dsbnya, kemudian tanah dibajak atau dicangkul.

2) Bila bibit tanaman berasal dari cangkokan, pengolahan lahan tidakperlu terlalu dalam tetapi bila bibit tanaman berasal dari hasilokulasi, perlu pengolahan yang cukup dalam.

3) Dibuat saluran air selebar 1 m dan kedalam disesuaikan dengankedalaman air tanah, untuk pembuangan air yang kurang lancar

b. Penanaman1) Jambu air ditanam dengan jarak tanam 8 x 8 m.2) Lubang tanam sebaiknya dibuat pada akhir musim

kemarau/menjelang musim hujan, dengan ukuran panjang x lebarx dalam = 60 x 60 x 60 cm, atau 1 x 1 x 0,5 m.

3) Lubang tanam ditambahkan 30 kg pupuk organik dan 1,5 kg pupukSP-36 dan dibiarkan selama 1 minggu baru ditanami bibit.

Page 54: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 46

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

4) Kedalaman penanaman, jika digunakan bibit cangkokan makapenanaman agar lebih dalam sehingga pohon bisa tumbuh secarakuat

5) Waktu penanaman sebaiknya dilaksanakan persis pada awalmusim hujan dan pada pagi hari atau sore hari

6) Di sekeliling tanaman diberi mulsa untuk mengurangi penguapan airtanah

c. Pemeliharaan.1) Penyulaman

Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 1 bulan. Bibityang tidak tumbuh diganti dengan bibit baru yang ditanam padalubang tanam yang sama. Bibit yang digunakan untuk penyulamanadalah bibit yang umurnya sama dengan tanaman yangdisulam/diganti.

2) Penyiangan dan pendangiran.Penyiangan dilakukan dengan maksud menyuburkan tanah,membuang rumput liar/tanaman liar, sedangkan pendangirandilakukan untuk pengolahan tanah ringan di sekitar tanaman. Keduakegiatan tersebut dilakukan pada waktu yang sama dan hati-hatiagar tidak merusak akar tanaman.

3) Pemupukan, diberikan sebelum berbuah dan sesudah berbuah,dan sebaiknya dilakukan setelah penyiangan.a) Tanaman belum berbuah (fase vegetatif), untuk memacu

pertumbuhan batang, cabang dan akar, dengan dosis sbb :

No Umur Tanaman Dosis pupuk Instan Green(NPK 21:21:21 + TE)

1 6 bulan 52,5 gr/pohon/3 bulan

2 1 tahun 105 gr/pohon/3 bulan

3 2 tahun 157,5 gr/pohon/3 bulan

4 3 tahun 262,5 gr/pohon/3 bulan

b) Tanaman sudah berbuah (fase generatif), untuk memperbanyak

dan mencegah kerontokan bunga, dengan dosis sbb :

No Umur Tanaman Dosis pupuk Instan Red(NPK 10:30:30 + TE)

1 4 tahun 105 gr/pohon/3 bulan

2 5 tahun 157,5 gr/pohon/3 bulan

3 6 tahun 262,5 gr/pohon/3 bulan

Page 55: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 47

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c) Pemupukan untuk fase pertumbuhan buah, untuk mempercepat

ukuran dan mutu buah. Pemupukan fase pertumbuhan buah

dilakukan pada saat buah sebesar kelereng hingga menjelang

panen, dengan dosis sbb:

No Umur Tanaman Dosis pupuk Instan Blue(NPK 15:10:32 + Mg + TE)

1 Tahun 1 berbuah 105 gr/pohon/3 bulan

2 Tahun 2 berbuah 157,5 gr/pohon/3 bulan

3 Tahun 3 berbuah 262,5 gr/pohon/3 bulan

d) Cara pemberian pupuk tersebut sebaiknya dibenam dalam

lubang (alur) sedalam 20-30 cm mengelilingi tajuk pohon.

4) Pengairan dan Penyiraman

Tanaman jambu air yang hidup pada tanah dengan kedalaman air

tanah 150-200 cm, pada musim kemarau sangat memerlukan

penyiraman, agar tanah tetap lembab. Ketika masih muda, selama2 minggu pertama tanaman muda perlu diairi 1-2 kali sehari. Jika

sudah cukup besar dan perakarannya dalam, tanaman disirami 10-

12 kali sebulan.

5) Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan dilakukan secara teratur 1-2 kali seminggu. Awal

penyemprotan dilakukan saat buah jambu air sebesar telur puyuh(umur -2 bulan sejak berbunga). Akhir penyemprotan dilakukan

saat buah jambu air akan dipetik (sebulan sebelum dipetik dan

warna buah sudah berubah) atau sampai gejala serangannya

hilang. Ketika hendak melakukan penyemprotan pestisida, atau

pupuk daun/hormon, kita harus memperhatikan cuaca, jika

kemungkinan akan turun hujan, sebaiknya penyemprotan ditunda

dulu.6) Pemangkasan.

Pemangkasan dilakukan dengan tujuan untuk membentuk pohon,

pemeliharaan dan peremajaan. Terdapat 2 jenis pemangkasan,

yaitu :

a) Pemangkasan bentuk, dilakukan sbb :

1. Umur tanaman 1-2 tahun2. Ketinggian tanaman sekitar 1 m

3. Waktu pemangkasan menjelang musim hujan

Page 56: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 48

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

4. Cabang primer yang tumbuh dipangkas lagi dan hanya

pelihara 2-3 cabang yang sehat dan baik pertumbuhannyadengan jarak antar cabang 5-10 cm, selanjutnya biarkan

tumbuh tunas baru sebagai cabang sekunder.

5. Selanjutnya dilakukan pemangkasan cabang sekunder pada

pucuk yang sudah keras (tua) dan panjang cabang

sekunder setelah pemangkasan kira-kira tinggal 30-50 cm

6. Tunas yang tumbuh pada cabang sekunder dipelihara 2-3tunas sebagai cabang tersier.

7. Pemangkasan bentuk dihentikan sampai cabang tersier

karena rangkaian bunga dan buah akan tumbuh pada cabang

tersier.

b) Pemangkasan pemeliharaan dilakukan sbb :

1. Pemangkasan dilakukan setiap saat kecuali ketika tanaman

sedang berbunga,2. Bagian yang dipangkas adalah cabang dan ranting yang tua,

mati, atau kering, tunas air, tunas yang tumbuh pada batang

bawah, tunas yang tumbuh tumpang tindih, daun yang terlalu

rimbun serta daun yang terserang hama penyakit

3. Tanaman yang sudah mencapai ketinggian 3-5 m, pucuk

tanaman dipangkas agar tanaman tidak terlalu tinggi4. Cabang yang dipangkas perlu ditutup dengan parafin atau

dicat untuk menghindari serangan hama penyakit

5. Setelah pemangkasan perlu dilakukan pemupukan

6. Pemangkasan dilakukan pada awal musim hujan

7) Pengikatan batang dilakukan sbb :

a. Untuk merangsang pembentukan bungab. Tanaman sudah berumur 2-3 tahun

c. Bagian tanaman yang diikat adalah batang pokok, cabang primer

dan cabang sekunder

d. Alat pengikat yaitu kawat

e. Bagian tanaman yang akan diikat dibersihkan dari kotoran

f. Kulit batang dikerat melingkar dengan pisau yang tajam dan

bersihg. Bagian yang dikerat terletak pada ketinggian 10-15 cm dari

percabangan

Page 57: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 49

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

h. Kawat dililitkan dengan kuat pada bagian tanaman yang dikerat

i. Tunas yang tumbuh di sekitar lilitan segera dipangkasj. Lilitan kawat dilepas jika tanaman telah mengalami stressing,

yaitu daun menguning.

k. Jika tanaman telah pulih dari stressing, akan tumbuh tunas baru

yang diikuti dengan pembungaan.

8) Pengguguran buah pertama.

a. Tanaman jambu air yang ditanaman dari bibit okulasi akanberbuah pada umur 2-3 tahun

b. Pembungaan pertama ini sebaiknya digugurkan semua, namun

jika ingin tetap dipelihara maksimum disisakan 30-40% saja

c. Jika pembungaan pertama dibiarkan berkembang semua,

tanaman akan menjadi lemah, sehingga mudah terserang hama

dan penyakit dan tanaman cepat mati (berumur pendek)

9) Penjarangan buah.a. Dilakukan untuk mendapatkan buah berkualitas baik

b. Makin cepat penjarangan buah, makin efektif pengaruhnya

terhadap inisiasi pembungaan pada musim berikutnya

c. Penjarangan buah pada tanaman yang tumbuh subur sebanyak

40%-50%, sehingga tersisa 50%-60%

d. Penjarangan buah pada tanaman yang tumbuh kurang subursebanyak 77%, sehingga tersisa hanya 23%.

e. Penjarangan dilakukan agar pada satu dompolan paling banyak

hanya ada 6 buah

f. Penjarangan dilakukan pada saat buah berukuran sebesar ibu

jari

g. Buah yang dipelihara dipilih yang pertumbuhannya baik, sehat,tidak cacat, terletak di bagian luar, bentuknya sempurna dan

letaknya tidak berdempetan.

d. Hama Penyakit.

1. Hama.

a) Lalat buah, menyebabkan buah cacat dan busuk sehingga tidak

dapat dikonsumsi. Gejala pada kulit buah tampak bintik kecil

berwarna coklat sampai hitam.Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis/mekanis, berupa :

Page 58: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 50

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

a. Sanitasi kebun, dengan membersihkan dan mengambil

buah-buahan yang rontok kemudian dihancurkan/ dibakar,lahan di sekitar tanaman didangir/ dicangkul agar

kepompong yang ada dalam tanah mati terkena sinar

matahari; membersihkan semak belukar di lahan.

b. Pembrongsongan/pembungkusan buah, dilakukan pada

saat buah sebesar ibu jari dengan menggunakan kantong

plastik atau kertas semenc. Pengasapan, dilakukan di sekitar pohon selama 13 jam

dengan menggunakan jerami atau sekam padi.

2) Kimiawi, berupa :

a. Pemasangan perangkap berbahan aktif Methyl Eugenol

seperti M-Atraktan, atau penyemprotan larutan promar

yang dicampur insektisida seperti Buldok 25 EC,

Hostathion 40 EC, Sevin 85 S.b. Menginfus tanaman dengan insektisida sistemik seperti

Perfection 400 EC, Tamaron 200 LC

c. Penangkapan lalat dengan menggunakan umpan minyak

citronella.

d. Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif triazofos

seperti Hostathion 200 EC; berbahan aktif kaptan sepertiSevin 85 S; berbahan aktif endosulfan seperti Thiodan 20

WP; berbahan aktif betasiflurin seperti Buldok 25 EC.

Penyemprotan dilakukan pada saat tanaman sedang

berbuah.

b) Ulat pemakan daun, bagian yang diserang tunas daun yang akan

muncul, daun muda, ranting muda, dan tunas bunga.Gejala : daun akan berlubang-lubang atau terpotong-potong

sehingga daun tampak rusak. Jika serangan berat, daun habis

dimakan ulat sehingga tanaman hampir gundul, tanaman hidup

merana, tidak dapat berbuah dan tanaman dapat mati.

Pengendalian/pencegahan dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis/mekanis, dengan cara :

a. Memangkas daun dan ranting sehingga tanaman tidakterlalu rimbun.

Page 59: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 51

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b. Memangkas bagian tanaman yang terserang hama dan

membakarnya.c. Sanitasi kebun, dengan membersihkan sampah, sisa

tanaman yang sakit, kayu dsb kemudian dibakar.

2) Kimiawi, dengan cara :

Penyemprotan insektisida kontak berbahan aktif triazofos

seperti Hostathion 200 EC; berbahan aktif metidation seperti

Supracide 40 EC atau Supracide 25 WP; berbahan aktifklorpiritas seperti Dursban 20 EC, Dursban 146.

c) Kumbang belalai, bagian tanaman yang diserang daun tua,

dahan bagian bawah, akar, ranting dan buah.

Gejala : daun terserang akan berlubang-lubang dan bagian tepi

lubang daun berwarna coklat keabu-abuan. Jika serangan berat

daun terserang akan rontok dan tanaman akan gundul sehingga

tanaman tumbuh kerdil.Pengendalian dengan cara :

1) Kultur teknis/mekanis, dengan cara :

a. Memangkas daun dan ranting sehingga tanaman tidak

terlalu rimbun

b. Memangkas bagian tanaman yang terserang hama dan

membakarnyac. Sanitasi kebun, dengan membersihkan sampah, sisa

tanaman yang sakit, kayu dsb kemudian dibakar.

d. Menjaga kondisi lingkungan perakaran tidak terlalu lembab

2) Kimiawi, dengan cara :

Penyemprotan insektisida kontak berbahan aktif triazofos

seperti Hostathion 200 EC; berbahan aktif metidation sepertiSupracide 40 EC atau Supracide 25 WP; berbahan aktif

klorpiritas seperti Dursban 20 EC, Dursban 146.

d) Kutu daun, bagian tanaman yang diserang tunas dan daun

muda.

Gejala : daun terserang akan bergelombang, mengeriting,

memilin dan mengecil; terdapat koloni kutu berwarna putih,

coklat atau hijau; daun berwarna hitam karena ditumbuhicendawan jelaga, proses fotosintesa terganggu akibatnya

pertumbuhan tanaman terhambat.

Page 60: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 52

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pengendalian dengan cara :

1) Kultur teknis/mekanis :a. Membunuh koloni kutu yang ada pada tunas muda dan

daun muda

b. Memangkas tunas dan daun terserang kemudian dibakar

2) Kimiawi dengan :

Penyemprotan insektisida kontak berbahan aktif triazofos

seperti Hostathion 200 EC; berbahan aktif dimetoat sepertiPerfethion 400 EC, Kanon 400 EC, Demacied 40 EC, atau

Supracide 25 WP; berbahan aktif perfenofos seperti Curacron

500 EC; berbahan aktif diazinon seperti Diazinon 10 G,

Diazinon 60 EC, Neocidol 40 WP.

e) Ulat penggerek batang, bagian tanaman yang diserang batang

sehingga batang berlubang dan keropos.

Gejala : batang tanaman yang diserang tampak lubang kecil dankadang-kadang ada dahan/ranting yang patah. Jika serangan

berat jaringan pembuluh kayu (xylem) rusak dan mengering

sehingga pengangkutan zat makanan dari tanah dan zat hasil

asimilasi terputus. Hal ini mengakibatkan daun dan cabang layu

dan akhirnya mati.

Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Mekanis, yaitu meletakkan sebatang kayu di dekat tanaman

sebagai perangkap agar kumbang bertelur pada batang

perangkap

2) Kimiawi, dengan :

a. Menutup lubang gerekan dengan pasak kayu/bambu atau

kain/kapas yang telah dicelup insektisidab. Penyemprotan pada lubang gerekan dengan insektisida

f) Kalong, menyerang buah.

Gejala : buah menjadi tidak utuh, adanya luka terkerat dan buah

berguguran.

Pengendalian :

1) Mekanis, diburu dan ditembak atau dijerat dengan jaring

2) Kimiawi, memasang umpan beracun

Page 61: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 53

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

g) Lalat bisul, bagian tanaman yang diserang daun.

Gejala : pada daun akan timbul bisul-bisul yang berisi telur lalatselanjutnya berkembang menjadi larva yang akan mengisap

cairan pada daun, akibatnya pertumbuhan tanaman akan

terganggu.

Pengendalian dengan cara :

1) Kultur teknis/mekanis, dengan cara :

a. Memangkas daun yang terserang lalu dibakar.b. Sanitasi kebun, dengan membersihkan sampah, sisa

tanaman yang sakit, kayu dsb kemudian dibakar.

2) Kimiawi, dengan cara :

Penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin seperti

Ripcord, Cymbush dan Phosdrin..

2. Penyakit.

a) Busuk akar, cendawan akan menyerang perakaran melalui lukayang terjadi pada akar sehingga akar membusuk.

Gejala : daun paling ujung berukuran lebih kecil dan menguning,

pertumbuhan tunas tidak sehat, cabang mengering dan tidak

terjadi pertumbuhan baru. Jika serangan berat, seluruh tanaman

layu, kering dan tanaman mati.

Pengendalian dengan cara1) Kultur teknis/mekanis, dengan cara :

a. Tanaman yang sakit parah dibongkar, akarnya diambil

sampai bersih lalu dibakar.

b. Tanaman yang belum sakit parah, akar berada dekat

permukaan digali, akar yang sakit dipotong dan bekas

potongan diolesi karbolineum parafin atau ter.2) Kimiawi, dengan cara sterilisasi media tanam dengan

Basamid G, Vapan atau Ridomil 2 G

b) Antraknosa, bagian tanaman yang diserang tunas muda, daun

tua dan buah.

Gejala : tunas muda mengering dan mati ujung, daun tua terlihat

bercak-bercak coklat atau kehitaman dan akan gugur pada saat

serangan berat, buah membusuk dan gugur.Pengendalian dengan cara :

1) Kultur teknis/mekanis, dengan cara :

Page 62: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 54

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

a. Cabang dan ranting yang mengering (mati) dipangkas lalu

dibakar.b. Perbaikan drainase dan pemangkasan tanaman yang

rimbun untuk mengurangi kelembaban.

2) Kimiawi, dengan penyemprotan fungisida berbahan aktif

maneb seperti Velimek 80 WP; mankozeb seperti Dithane M

45.

c) Embun jelaga, bagian tanaman yang diserang yaitu daun.Gejala : permukaan daun bagian atas tertutup lapisan berwarna

hitam, sehingga menggangu proses fotosintese akibatnya

pertumbuhan tanaman terhambat.

Pengendalian dengan cara :

1) Kultur teknis/mekanis, dengan cara :

a. Pemangkasan daun terserang lalu dibakar.

b. Membunuh koloni kutu daun yang terdapat pada daunmuda maupun tunas muda.

2) Kimiawi, dengan cara :

a. penyemprotan fungisida berbahan aktif mankozeb seperti

Dithane M 45, Dithane 430 F, Vondozeb 80 WP, Trimiltox

65 WP, Nemispor 80 WP.

b. penyemprotan untuk membunuh kutu daun denganinsektisida berbahan aktif triazos seperti Hostathion 40 EC,

Hostathion 200 EC; dimetoat seperti Perfekthion 400 EC,

Kanon 400 EC, Dimacide 400 EC; metidation seperti

Supracide 40 EC, Supracide 25 WP; profenofos seperti

Curacron 500 EC; diazinon seperti Diazinon 10 G, Diazinon

60 EC, Neocidol 40 WP.

IV. Daftar Pustakaa) Bambang Cahyono, 2010. Sukses Budidaya Jambu Air di Perkarangan

dan Perkebunan.b) bdp25ipb.sitekno.com/.../jambu-air-citra--kebanggaan-indonesia.htm...

6 Mar 2011.c) Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2000. TentangBudidaya Pertanian Jambu Air (Eugenia aquea Burm).

Page 63: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 55

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

JAMBU BIJI (Psidium guajava L)

I. PendahuluanJambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa

Inggris disebut Lambo guava. Tanaman ini berasal dari Brazilia, Amerika

Tengah, menyebar ke Thailand kemudian ke negara Asia lainnya seperti

Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan dan menyebar luas di

daerah-daerah Sumatera dan Jawa. Jambu biji sering disebut juga jambu

klutuk, jambu siki, atau jambu batu.

Beberapa manfaat jambu biji yaitu :

1. Buahnya, mempunyai gizi dan mengandung vitamin A dan vitamin C

yang tinggi, dengan kadar gula 8%. Jambu biji mempunyai rasa dan

aroma yang khas disebabkan oleh senyawa eugenol.

2. Daun dan akarnya juga dapat digunakan sebagai obat tadisional

3. Kayunya dapat dibuat berbagai alat dapur karena memilki kayu yang

kuat dan keras dan pohonnya dapat dipakai sebagai pembatas di

lahan pekarangan dan sebagai tanaman hias.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1. Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis dan dapat

tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan antara

1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 55

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

JAMBU BIJI (Psidium guajava L)

I. PendahuluanJambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa

Inggris disebut Lambo guava. Tanaman ini berasal dari Brazilia, Amerika

Tengah, menyebar ke Thailand kemudian ke negara Asia lainnya seperti

Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan dan menyebar luas di

daerah-daerah Sumatera dan Jawa. Jambu biji sering disebut juga jambu

klutuk, jambu siki, atau jambu batu.

Beberapa manfaat jambu biji yaitu :

1. Buahnya, mempunyai gizi dan mengandung vitamin A dan vitamin C

yang tinggi, dengan kadar gula 8%. Jambu biji mempunyai rasa dan

aroma yang khas disebabkan oleh senyawa eugenol.

2. Daun dan akarnya juga dapat digunakan sebagai obat tadisional

3. Kayunya dapat dibuat berbagai alat dapur karena memilki kayu yang

kuat dan keras dan pohonnya dapat dipakai sebagai pembatas di

lahan pekarangan dan sebagai tanaman hias.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1. Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis dan dapat

tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan antara

1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 55

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

JAMBU BIJI (Psidium guajava L)

I. PendahuluanJambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa

Inggris disebut Lambo guava. Tanaman ini berasal dari Brazilia, Amerika

Tengah, menyebar ke Thailand kemudian ke negara Asia lainnya seperti

Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan dan menyebar luas di

daerah-daerah Sumatera dan Jawa. Jambu biji sering disebut juga jambu

klutuk, jambu siki, atau jambu batu.

Beberapa manfaat jambu biji yaitu :

1. Buahnya, mempunyai gizi dan mengandung vitamin A dan vitamin C

yang tinggi, dengan kadar gula 8%. Jambu biji mempunyai rasa dan

aroma yang khas disebabkan oleh senyawa eugenol.

2. Daun dan akarnya juga dapat digunakan sebagai obat tadisional

3. Kayunya dapat dibuat berbagai alat dapur karena memilki kayu yang

kuat dan keras dan pohonnya dapat dipakai sebagai pembatas di

lahan pekarangan dan sebagai tanaman hias.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1. Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis dan dapat

tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan antara

1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.

Page 64: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 56

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2. Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah

dengan optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari.

Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil

atau kurang sempurna (kerdil), yang ideal musim berbunga dan

berbuah pada waktu musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli-

September sedang musim buahnya terjadi bulan Nopember-

Februari bersamaan musim penghujan.

3. Kelembaban udara yang rendah, berarti udara kering karena

miskin uap air merupakan kondisi yang cocok untuk pertumbuhan

tanaman jambu biji.

b. Ketinggian Tempat.

Jambu biji dapat tumbuh subur pada daerah tropis dengan

ketinggian antara 5-1200 m dpl.

c. Tanah.

1. Tanaman jambu biji dapat tumbuh pada semua jenis tanah, dengan

kondisi lahan yang subur dan gembur serta banyak mengandung

unsur nitrogen, bahan organik atau pada tanah yang keadaan liat

dan sedikit pasir.

2. Derajat keasaman tanah (pH) antara 4,5-8,2 dan bila kurang dari pH

tersebut maka perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.

III. Budidaya

a. Pengolahan Lahan.

1. Menebang pohon yang ada, pencabutan akar tanaman yang tersisa

dan bersihkan lahan dari sampah dan sisa tanaman. Bila bibit

berasal dari cangkokan, pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam

(30 cm), tetapi bila bibit merupakan hasil okulasi perlu pengolahan

yang cukup dalam (50 cm).

2. Pembentukan Bedengan, dengan ukuran 6 m lebar, panjang sesuai

dengan kebutuhan, dan tinggi bedengan sekitar 30 cm. Bedengan

dibuat membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan

banyak sinar matahari pagi, dengan jarak antara bedeng 1 m, untuk

sarana lalu-lintas dan dapat digunakan sebagai saluran

pembuangan air.

Page 65: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 57

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b. Penanaman.

1. Pembuatan Lubang Tanaman. Pembuatan lubang pada bedeng-

bedeng dengan ukuran 80 x 80 x 80 cm atau disesuaikan dengan

jenis tanah dan kondisi lahan yang sebaiknya telah dipersiapkan 1

bulan sebelumnya, pada waktu penggalian lubang agar dipisahkan

tanah bagian diatas dan tanah bagian bawah.

2. Berikan pupuk organik/pupuk kandang sebanyak 25 kg dan

Furadan sebanyak 10 gr/lubang tanam

3. Jarak antar lubang tanam ditentukan 6x6 m

4. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama kurang lebih 2 (minggu)

sebelum dilakukan penanaman

5. Penanaman dilakukan pada saat musim hujan, tancapkan bambu di

sisi tanaman sebagai ajir dan ikat batang tanaman dengan ajir.

sehingga tanaman dapat tumbuh tegak lurus ke atas

6. Dibuat naungan yang terbuat dari daun kelapa atau jerami padi atau

daun nipah dengan posisi agak tinggi disebelah timur, agar

tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada

sore hari, sebagia pelindung tanaman selama 1-2 bulan

7. Dilakukan penyiraman secara rutin 2 kali sehari (pagi dan sore),

kecuali pada musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman

c. Pemeliharaan.

1. Pemupukan.

a) Pemupukan anorganik dilakukan 2 kali/tahun, sedangkan

pemupukan organik dilakukan 1 kali/tahun pada awal musim

hujan

b) Cara pemupukan dilakukan dengan membuat torakan/lubang

mengelilingi tanaman persis di bawah ujung tajuk dengan

kedalaman sekitar 30-40 cm dan lebar 40 cm, pupuk ditabur

merata pada torakan/lubang tersebut dan ditutup kembali

dengan tanah bekas galian torakan/lubang tersebut.

Page 66: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 58

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c) Dosis pupuk disesuaikan dengan umur tanaman, yaitu :

Umurtanaman

Dosis pupuk/pohonUrea (gr) TSP (gr) KCl (gr) Pupuk organik (kg)

Sbl tanam 50 50 50 251 tahun 75 100 50 502 tahun 100 125 75 503 tahun 125 150 100 50

> 3 tahun 150 200 125 752. Pengairan dan Penyiraman

Pada dua minggu pertama setelah bibit ditanam, penyiraman

dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore, dan selanjutnya

penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Jika tanaman

jambu biji telah tumbuh kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi

dan dilakukan saat-saat diperlukan saja. Jika turun hujan terlalu

lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang air dengan

cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan air dan sebaliknya

pada musim kemarau, jika tanah kelihatan merekah/pecah maka

diperlukan penyiraman dan dilakukan sehari sekali tiap sore hari

3. Pemangkasan bentuk

a) Dilakukan setelah tanaman berumur 2 tahun

b) Pelihara paling banyak 3-6 cabang utama yang berukuran sama

dan letaknya simetris/seimbang dan pertahankan cabang terpilih

sepanjang 1 meter

c) Tarik dan arahkan 3-6 cabang terpilih sampai membentuk pola

cabang yang ideal (menyebar) dengan menggunakan tali

4. Pemangkasan pemeliharaan.

a) Dilakukan setelah masa panen buah berakhir, dengan harapan

agar muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga

baru pada musim berikutnya dengan hasil lebih meningkat atau

tetap stabil keberadaannya.

b) Dilakukan pemotongan terhadap tunas cabang/ranting yang

merugikan seperti : tunas liar dan tunas air, cabang/ranting yang

telah mati, ranting bekas tumbuh buah, tunas batang bawah dan

cabang/ranting yang terserang hama dan penyakit

c) Pemotongan tunas air harus rata dengan batang/cabang

d) Olesi bekas potongan dengan fungisida agar tidak terserang

hama dan penyakit

Page 67: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 59

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

5. PembubunanSupaya tanah tetap gembur dan subur pada lokasi penanaman bibitjambu biji perlu dilakukan pembalikan dan penggemburan tanahsupaya tetap dalam keadaan lunak, dilakukan setiap 1 bulan sekalihingga tanaman bisa dianggap telah kuat betul.

6. Penjarangan buah.a) Dilakukan pada saat buah berukuran sebesar bola pimpongb) Buah yang dibuang dalam satu tangkai yaitu ukurannya kecil,

tidak sehat, abnormalc) Pelihara buah yang mempunyai bentuk buah baik, bebas hama

dan penyakit sebanyak 2-3 buah/tangkai7. Pembungkusan buah

a) Dilakukan agar buah tidak terganggu oleh hama dan penyakitb) Pembungkusan dilakukan pada buah yang sudah berumur 50-60

hari setelah bunga menjadi buah dan dilakukan bersamaansetelah penjarangan buah

c) Rekatkan kertas dengan staples dengan bagian bawah tetapberlubang kemudian masukkan kantong plastik dan diikat padabagian atasnya

d) Setiap bungkus berisi satu buah8. Perangsangan pembungaan. Menggunakan larutan KNO3 (Kalsium

Nitrat) dengan cara menyemprotkan pada pucuk-pucuk cabangdengan dosis antara 2-3 liter larutan KNO3 untuk setiap 10 pucuktanaman dengan ukuran larutan KNO3 adalah 10 gram yangdilarutkan dengan 1 liter pengencer teknis.

9. Sanitasi kebun, yaitu pembersihan kebun dari gulma, tanaman liarserta sampah bekas pestisida, pupuk, plastik dll. Sampah organikdipisahkan dari sampah anorganik untuk selanjutnya dapat dibuatkompos.

d. Hama dan Penyakit.1. Hama

a) Lalat buahGejala, adanya pembusukan buah dewasa/hampir matang,kadang-kadang penampilan buah dari luar nampak bagus,namun di dalamnya sudah membusuk dan penuh larva dari lalatbuah.

Page 68: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 60

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Kultur teknis/mekanis, dilakukan dengan :

Membersihkan sisa tanaman atau daun yang rontokkemudian dibakar

Membungkus buah dengan plastik polyethylene2) Kimiawi, dilakukan dengan :

Menggunakan perangkap umpan lalat buah seperti MethylEugenol yang dipasang dalam botol bekas air mineral, ataumenggunakan Methyl Atrakan dan Petrogenol

Penyemprotan insektisida Hosnathion 40 EC atau Gusadri150 WSWC, sesuai dosis anjuran

b) Kutu aphidGejala, hama menyerang jaringan tanaman muda terutamapucuk bunga dan bagian bawah daun. Jika menyerang daunmuda menyebabkan daun menggulung dan keriting. Madu yangdihasilkan dari hama ini merupakan media pertumbuhan jelagahitamPengendalian, secara kimiawi dengan penyemprotan insektisidaberbahan aktif delmametrin seperti Decis 2,5 EC atau insektisidaberbahan aktif imidakloprit seperti Confidor 5 WP.c) Ulat daun

Gejala, daun rusak tidak beraturan, jika serangan hebat makayang tersisa hanya tulang/urat daun sajaPengendalian, dilakukan dengan cara :1) Kultur teknis/mekanis, menjaga kebersihan sekitar piringan

tanaman, membunuh langsung ulat yang ada ataumemotong bagian tanaman yang terserang berat

2) Kimiawi, dengan penyemprotan insektisida Curacron 500EC atau Decis 2,5 EC sesuai dosis anjuran

d) Kutu putihGejala, terlihat adanya benang dan gumpalan kapas padatanaman yang diserang, hama ini menyerang bagian belakangdaun dan mengeluarkan cairan madu sehingga memacupertumbuhan jelaga.Pengendalian, mengurangi kelembaban dengan caramengurangi kepadatan tajuk tanaman dan menjagakebersihan lingkungnan di sekitar tanaman.

Page 69: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 61

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

e) Thrips.

Gejala, hama menusuk jaringan tanaman seperti bunga, buah

serta daun dan mengeluarkan cairan dan menyebabkan

bercak hitam. Daun yang terserang akan layu dan cacat

bentuknya. Serangan pada buah menyebabkan buah

mengalami keretakan/pecah.

Pengendalian lebih diarahkan kepada penerapan

pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu mengkombinasikan

beberapa komponen teknologi yang sinergis, seperti

pemanfaatan musuh alami Coccinellide dan melaksanakan

pengelolaan terpadu kebun secara berkelompok. Tindakan

pengendalian dengan insektisida kimia dianjurkan kepada

penggunaan insektisida selektif seperti Imidakloprid.

2. Penyakit

a) Busuk antraknosa, bagian tanaman yang diserang yaitu tunas

muda, daun dan buah.

Gejala serangan pada tunas muda berupa nekrotik (cembung)

berwarna hitam, ujung tunas menjadi coklat tua, meluas ke

bagian pangkal menyebabkan mati ujung.

Gejala serangan pada daun muda menyebabkan daun keriting

dan terdapat jaringan mati pada bagian tepi daun dan ujungnya

berwarna hitam, jika serangan hebat daun akan gugur.

Gejala serangan pada buah muda menyebabkan bercak-bercak

kecil kemudian membentuk bulatan besar sehingga buah

menjadi keras dan bergabus. Umumnya serangan pada buah

yang mulai matang sehingga bagian luar daging buah bercak-

bercak, jika serangan berat, buah akan gugur.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis/mekanis, yaitu dengan menjaga kebersihan

kebun terutama di sekitar piringan tanaman, mengurangi

kelembaban dengan pemangkasan atau memperlebar jarak

tanam atau jarak dengan tanaman sela.

2) Kimiawi, penyemprotan fungisida berbahan aktif tembaga,

seperti Vitigran Blue.

Page 70: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 62

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b) Mati pucuk dan busuk batang, bagian tanaman yang diserang

yaitu daun, batang dan buah.

Gejala serangan pada daun muda, diawali adanya bercak basah,

kemudian melebar dengan pola tidak teratur sehingga daun

berwarna gelap akhirnya layu.

Gejala serangan pada batang, adanya bercak basah pada kulit

batang berwarna gelap karena ada patogen sekunder,

menyebabkan kayu batang membusuk. Pada tanaman hasil

okulasi, serangan tampak jelas pada sambungan batang bawah

dengan batang atas.

Gejala serangan buah berupa bintik basah pada permukaan kulit

buah, kemudian melebar berwarna coklat keabu-abuan dan

berair.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, membuang buah yang terserang, dan untuk

pencegahan dapat dilakukan pembungkusan buah.

2) Kimiawi, jika serangan pada batang, maka kulit batang disayat

kemudian diolesi fungisida Dithane M 45 (0,2%) dan

Carbolineum plantarum. Jika seranga belum berat dapat

digunakan fungisida Aliete 80 WP.

c) Busuk pangkal buah.

Gejala, pangkal buah tampak bercak-bercak nekrotik (cembung)

kecil, kemudian membesar berwarna makin gelap sehingga

seolah-olah membentuk gelang. Selanjutnya buah membusuk

terutama pada bagian pangkal.

Pengendalian, dengan penyemprotan fungisida seperti Benlate,

Derosal 60 WP dan Delsene MX 200 sesuai dosis anjuran.

d) Kanker berkudis., bagian tanaman yang diserang yaitu daun dan

buah.

Gejala serangan pada daun, terdapat bercak kelabu.

Gejala serangan pada buah, bercak-bercak gelap kecil kemudian

membesar berwarna coklat tua.

Pengendalian dengan membungkus buah dan memotong bagian

tanaman yang terserang kemudian dibakar.

Page 71: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 63

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

e) Busuk buah rhizopus.

Gejala, adanya bintik lunak basah di sekitar bagian buah yang

telah dilubangi oleh lalat buah. Luka kemudian berwarna coklat

terang dan melebar, kadang-kadang menutupi setengah sampai

tiga perempat permukaan buah. Bagian buah yang terserang

menjadi lunak dan daging buah juga menjadi lunak.

Pengendalian, dengan membungkus buah dan membuang buah

yang terserang serta yang rontok karena serangan penyakit.

3. Penyemprotan Pestisida untuk Pencegahan.

Guna menjaga kemungkinan serangan hama dan penyakit, maka

perlu dilakukan tindakan sbb :

a) penyemprotan pestisida antara 15-20 hari sebelum panen pada

umumnya dengan Nogos; penyemprotan Sevin atau Furadan

terutama untuk menghindari serangan ulat jambu, tikus atau jenis

semut.

b) penyemprotan dengan fungisida jenis Delsene 200 MX guna

memberantas cendawan yang akan mengundang hadirnya

semut.

c) penyemprotan insektisida guna memberantas lalat buah dan kutu

daun, penyemprotan dilakukan 2 kali/minggu dan penyemprotan

dihentikan sebulan sebelum panen.

IV. Daftar Pustaka

1. epetani.deptan.go.id Pedoman Budidaya Jambu Air. 2010.

2. Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Buah, Direktorat Jenderal

Hortikultura, Kementerian Pertanian. Buku Saku Jambu Biji. 2011

3. infokebun.blogspot.com/2008/06/budidaya-jambu-bijibatu.html

Page 72: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 64

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

JERUK ( Citrus sp)

I. Pendahuluan

Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia.

Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan

tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau

dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan

orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika

dan Itali.

II. Syarat Tumbuh

a. Iklim.

1. Tanaman jeruk memerlukan 6 - 9 bulan basah (musim hujan), curah

hujan 1000-2000 mm/th merata sepanjang tahun. Bulan basah ini

diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya

tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yang

cukup terutama di bulan Juli - Agustus.

2. Temperatur optimal antara 25 - 30 derajat C namun ada yang masih

dapat tumbuh normal pada 38 derajat C.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 64

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

JERUK ( Citrus sp)

I. Pendahuluan

Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia.

Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan

tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau

dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan

orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika

dan Itali.

II. Syarat Tumbuh

a. Iklim.

1. Tanaman jeruk memerlukan 6 - 9 bulan basah (musim hujan), curah

hujan 1000-2000 mm/th merata sepanjang tahun. Bulan basah ini

diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya

tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yang

cukup terutama di bulan Juli - Agustus.

2. Temperatur optimal antara 25 - 30 derajat C namun ada yang masih

dapat tumbuh normal pada 38 derajat C.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 64

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

JERUK ( Citrus sp)

I. Pendahuluan

Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia.

Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan

tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau

dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan

orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika

dan Itali.

II. Syarat Tumbuh

a. Iklim.

1. Tanaman jeruk memerlukan 6 - 9 bulan basah (musim hujan), curah

hujan 1000-2000 mm/th merata sepanjang tahun. Bulan basah ini

diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya

tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yang

cukup terutama di bulan Juli - Agustus.

2. Temperatur optimal antara 25 - 30 derajat C namun ada yang masih

dapat tumbuh normal pada 38 derajat C.

Page 73: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 65

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3. Tanaman jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar

matahari, karena pertumbuhannya kurang baik dan mudah

terserang penyakit.

4. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-

80%.

b. Ketinggian Tempat.

Tinggi tempat untuk budidaya tanaman jeruk antara 1-1.200 m dpl.

c. Tanah.

1. Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir, cukup

humus, tata air dan udara baik.

2. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya

jeruk.

3. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya

jeruk adalah 5,5–6,5 dengan pH optimum 6.

4. Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di

bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada

musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang

mengandung garam sekitar 10%.

5. Drainase lahan harus baik karena tanaman jeruk tidak tahan

genangan.

III. Budidaya

a. Pengolahan Lahan.

1. Lahan yang akan ditamani dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-

sisa tanaman, jika lahan berlereng perlu dibuat teras. dan sebaiknya

di buatkan selokan atau parit-parit kecil untuk menjaga agar tanah

tidak sering tergenang.

2. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk, yaitu:

a. Keprok dan Siem : jarak tanam 5 x 5 mb. Manis : jarak tanam 7 x 7 mc. Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 md. Nipis : jarak tanam 4 x 4 me. Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 mf. Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m

Page 74: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 66

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm atau 60 x 60 x

50 cm atau disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan, dan

sebaiknya dibuat pada musim kemarau. Lubang jangan terlalu

dalam karena kurang bagus untuk tanaman jeruk

4. Tanah lapisan atas (top soil) dipisahkan dengan tanah lapisan

bawah (sub soil).

5. Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 20 kg pupuk

organik/pupuk kandang kemudian kembalikan ke dalam lubang dan

dibiarkan 2-4 minggu.

b. Penanaman.

1. Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau

jika tersedia air untuk penyiraman, tetapi sebaiknya ditanam diawal

musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:

a. Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan.

b. Pengurangan akar.

c. Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.

2. Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami,

daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya.

Penempatan mulsa agar tidak menyentuh batang untuk

menghindari kebusukan batang.

3. Bila akar tanaman pendek usahakan daerah lubang tanam itu

digemburkan lebih luas dan bila akar panjang maka buatlah lubang

lebih dalam

4. Lubang tanam harus betul-betul basah dari atas ke bawah. Akar

tanaman jangan sampai melewati lubang tanam, bila diperlukan

dapat dilakukan pemotongan akar tapi perlu diperhatikan teknisnya

dan jangan terlalu pendek hanya dilakukan untuk meluruskan akar

saja.

5. Setelah bibit ditanam, lakukan penutupan dengan tanah yang subur

dan padatkan, sebab bila ada rongga udara akan menggangu

pertumbuhan tanaman. Beri naungan agar tanaman tidak

mengalami stress dengan cahaya matahari yang terik.

Page 75: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 67

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c. Pemeliharaan.

1. Tanaman sela. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya belum

saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-

kacangan maupun sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman

sela diganti dengan tanaman penutup tanah/legum yang sekaligus

berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk

2. Penyulaman, dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.

3. Penyiangan, untuk membersihkan gulma/tanaman pengganggu

disekitar tanaman secara mekanis maupun menggunakan

herbisida, dan dapat dilakukan pada saat pemupukan.

4. Pembubunan, jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan

adakah tanah di sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan

tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.

5. Pemangkasan, bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan

menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif/tidak

diinginkan. Tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak

seragam yang akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan

selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya.

Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk

mencegah penyakit. Gunting pangkas yang akan digunakan

sebaiknya celupkan dahulu ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang

sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.

6. Pemupukan, jenis dan dosis pupuk (gram/pohon) setelah

penanaman adalah sebagai berikut :

a) Tanaman belum produksi.

UmurTanaman(tahun)

Dosis pupukNPK (15:5:20)(gr/pohon/th)

Dolomit(gr/pohon/th)

Pupuk organik(kg/pohon/th)

0-1 7 200 20

2 134 400 20

3 134 600 30

4 1.200 800 40

Page 76: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 68

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b) Tanaman sudah berprodukasi.

Dosis pupuk didasarkan pada produksi buah, secara umum dosis

pupuk (N, P, K) minimal 3% dari bobot produksi buah dengan

komposisi NPK adalah 2:1:2, atau berdasarkan hasil analisa

tanah. Pemberian pupuk disesuaikan dengan siklus

pertumbuhan tanaman, yaitu :

1) Setelah panen/menjelang berbunga :

Pupuk organik seluruh dosis (20-40 kg/pohon)

N (Urea/ZA) 1/2 dosis

P (TSP/SP-36) 1/3 dosis

K (KCl/ZK) 1/4 dosis

2) Pada saat pembungaan dan pembentukan buah :

N (Urea/ZA) 1/4 dosis

P (TSP/SP-36) 2/3 dosis

K (KCl/ZK) 1/4 dosis

3) Pada saat pembesaran buah :

N (Urea/ZA) 1/4 dosis

K (KCl/ZK) 1/2 dosis

Cara pemupukan, dibuat alur pupuk melingkar selebar tajuk

atau dibuat lubang pupuk sedalam + 15 cm pada arah utara-

selatan atau barat-timur. Kemudian taburkan pupuk ke dalam

alur pupuk atau luabang sesuai dosis secara merata dan

ditutup dengan tanah.

7. Pengairan dan Penyiraman, pada waktu penyiraman jangan

menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali

dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia,

tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.

Kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman jeruk diperkirakan 50

L/bulan atau 1,6 L/hari. Pola kebutuhan air tanaman jeruk

berdasarkan fase pertumbuhan adalah sbb :

a) Diperlukan dalam jumlah besar, yaitu pada fase setelah panen,

tumbuh tunas, kuncup bunga dan fase pembesaran buah.

b) Diperlukan dalam jumlah sedang, yaitu pada fase buah gugur

secara alami dan setelah pemupukan.

Page 77: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 69

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c) Diperlukan dalam jumlah sedikit/sangat sedikit, yaitu pada fase

inisiasi pembungaan dan menjelang panen.

8. Penjarangan Buah, pada saat tanaman berbuah lebat, perlu

dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung

pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga.

Pelaksanaan penjarangan buah yaitu :

a) Buah yang sakit, tidak terkena sinar matahari (di dalam

kerimbunan daun), buah yang tumbuh pada ujung ranting,

menghadap ke atas dan pertumbuhannya tidak normal.

b) Buah yang tidak didukung dengan 25-30 helai daun sehat.

c) Buah yang dijarangkan yaitu pada saat pentil buah baru jadi,

setelah buah selesai mengalami masa gugur buah atau saat

buah sebesar kelereng.

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama

a) Kutu loncat, bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun,

tunas, daun muda.

Gejala tunas keriting dan pertumbuhan terhambat; bagian

tanaman yang terserang mati; terdapat benang berwarna putih

transparan bentuk spiral di atas permukaan daun atau tunas.

Pengendalian dengan cara :

1) Mekanis, mencegah datangnya semut yang sering

memindahkan kutu.

2) Biologis, menggunakan musuh alami yaitu predator

Coccinellidae, Syrphidae, Crysophidae, atau Lycosidae;

parasitoid Tamarixia radiata, patogen Metarrhizum sp,

Hirsutella sp.

3) Kimiawi, menggunakan insektisida selektif pada tanaman

bertunas yaitu insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40

EC, Rogor 40 EC), monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan

endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC),

prefenofus, sihalotrin atau metridation. Penyemprotan

dilakukan menjelang dan saat bertunas, serta buang bagian

tanaman yang terserang.

Page 78: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 70

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b) Kutu daun, bagian yang diserang adalah tunas muda dan

bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun

dewasa, pada tunas dan daun muda tampak koloni berwarna

hitam, coklat atau hijau; terdapat lapisan jamur pada permukaan

daun; daun menjadi kerdil; terdapat kutu pada permukaan daun.

Pengendalian dengan cara :

1) Biologis, penggunaan predator Syrphidae, Coccinellidae,

Crysophidae, Lycosidae, dan parasitoid Aphytis, sp.

2) Kimiawi, menggunakan insektisida dengan bahan aktif

Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion,

Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC),

Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50

EC), jika tunas terinfeksi mencapai 25%.

c) Ulat peliang/penggorok daun, bagian yang diserang adalah daun

muda.

Gejala : alur melingkar transparan atau keperakan pada

permukaan daun; tunas/daun muda mengkerut, menggulung,

dan mudah rontok; pertumbuhan daun tidak normal.

Pengendalian :

1) Kultur teknis, buat tempat pembibitan di tempat yang teduh di

bawah pohon atau diberi atap sehingga parasitoid Ageniaspis,

sp dapat berkembang dengan baik.

2) Biologis, melepaskan musuh alami Trichogramma, sp dan

Ageniaspis, sp ke pertanaman jeruk.

3) Mekanis, pemangkasan daun yang terserang, dibenamkan

dalam tanah atau dibakar

4) Kimiawi, semprotkan insektisida dengan bahan aktif

Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion

(Gisonthion 50 EC, 50 WP), Diazinon (Basazinon 45/30 EC).

d) Tungau, bagian yang diserang adalah tangkai, daun dan buah.

Gejala : pada daun terdapat bercak putih seperti perunggu dan

kemudian berubah dari kuning menjadi kecoklatan, pada

umumnya dimulai dari pangkal daun, tulang daun dan akhirnya

menyebar ke seluruh daun. Jika populasi tinggi tungau dapat

berpindah dan menyerang kulit buah sehingga bercak kecil,

Page 79: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 71

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

terdapat retakan coklat pada permukaan kulit buah, ukuran dan

kesegaran buah berkurang, pada serangan berat kulit buah

bersisik,. Daun dan buah yang terserang tungau tidak

berkembang dan akhirnya gugur.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, eradikasi/sanitasi gulma inang tungau

2) Biologi, menggunakan musuh alami Phytoseiulus persimilis,

Phytoseiulus macropilis, Coccinella repanda dan Coccinella

tranversalis.

3) Kimiawi, semprotkan insektisida Propargite (Omite),

Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox

(Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).

e) Penggerek buah, bagian yang diserang adalah buah.

Gejala : buah terserang terdapat lubang yang mengeluarkan

getah seperti blendok kadang tertutup dengan kotoran; buah

menjadi busuk dan gugur.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, kumpulkan buah jeruk yang gugur dan

dimusnahkan dengan membakar atau mengubur dalam-dalam

agar larva tidak menjadi sumber infeksi.

2) Mekanis, memetik buah yang terinfeksi kemudian

dimusnahkan dengan membakar atau mengubur dalam-dalam

agar larva tidak menjadi sumber infeksi atau membungkus

buah pada waktu masih muda.

3) Biologi, menggunakan musuh alami Trichogramma nana.

4) Kimiawi, menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP,

Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang

disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.

f) Kutu penghisap daun.

Gejala : bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih

terang pada tunas dan buah muda; bercak disertai keluarnya

cairan/blendok, akhirnya menjadi bercak nekrosis;

perkembangan tunas terganggu kadang-kadang tunas menjadi

kering.

Page 80: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 72

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Biologis, menggunakan musuh alamai (parasitoid) Erythmelus

helopetide dan Euphorus helopetides.

2) Kimiawi, semprotkan insektisida Fenitrotionmothion

(Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos

(Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).

g) Ulat penggerek bunga dan puru buah, bagian yang diserang

adalah kuncup bunga jeruk dan buah muda.Gejala : bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm; bunga

mudah rontok; buah muda gugur sebelum tua; terdapat puru-

puru (benjolan) sehingga buah berlubang-lubang dan bentuknya

jelek. Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, kumpulkan bunga/buah jeruk yang gugur dan

dimusnahkan dengan membakar atau mengubur dalam-dalam

agar larva tidak menjadi sumber infeksi.2) Mekanis, petik bunga/buah terserang dan musnahkan dengan

membakar atau mengubur dalam-dalam agar larva tidak

menjadi sumber infeksi.

3) Biologis, menggunakan musuh alami Amblysius citri,

Ageniaspis sp, Enderus malayensis dan Hirsutella sp.

4) Kimiawi, gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl(Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC), pada

saat telur belum menetas.

h) Thrips, bagian yang diserang adalah tangkai dan daun muda.

Gejala : helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas,

pertumbuhan daun tidak normal, daun di ujung tunas menjadi

hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, pemangkasan tajuk tanaman agar tidak terlalu

rapat sehingga sinar matahri dapat sampai ke bagian dalam

tajuk tanaman; hindari penggunakan mulsa jerami karena

mulsa ini dapat digunakan sebagai media untuk peletakan

telur thrips.2) Biologis, menggunakan musuh alami Coccinella sp dan

Metarrhizium sp.

Page 81: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 73

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3) Kimiawi, gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane)

dengan dosis 0,5-1 ml/L air atau Z-Propargite (Omite) pada

saat tanaman bertunas, berbunga dan pembentukan buah.

i) Kutu dompolon, bagian yang diserang adalah tangkai buah.

Gejala : tangkai buah berwarna kuning, mengering dan buah

gugur; bagian tanaman yang terserang dipenuhi kutu dan lilin

putih seperti kapas.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, mencegah datangnya semut yang sering

memindahkan kutu.

2) Biologis, menggunakan musuh alami yaitu predator seperti

Scymnus apiciflavus, Scymnus roephei, Coccinella repanda,

Brunus suturalis, atau parasitoid seperti Anagrus greeni,

Leptomastix trilangi fasciantus.

3) Kimiawi, gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP),

Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S),

Methidathion (Supracide 40 EC).

j) Lalat buah, bagian yang diserang adalah buah yang hampir

masak. Gejala: lubang kecil/bintik/noda bekas tusukan lalat buah

pada permukaan kulit buah; noda berkembang menjadi bercak

coklat; buah busuk dan gugur; pada daging buah terdapat

belatung kecil. Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis dilakukan dengan :

mengumpulkan buah jeruk yang terserang hama baik yang

gugur maupun yang masih di pohon dan dimusnahkan

dengan membakar atau mengubur dalam-dalam agar larva

tidak berkembang menjadi pupa;

menanam tanaman selasih di sekeliling kebun sebagai

tanaman perangkap;

melakukan pengasapan secara terus menerus selama 3

hari, selama 13 jam/hari untuk mengusir lalat buah.

menanam bunga terompet (kangkung bandung) pada

pematang dengan jarak 4 m.

Page 82: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 74

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

pencacahan tanah di bawah tajuk pohon agak dalam dan

merata sehingga pupa yang terdapat dalam tanah terkena

sinar matahari dan mati.

2) Mekanis dilakukan dengan :

membungkus buah pada saat masih muda dengan kantong

plastik, kertas koran atau daun pisang

pemasangan perangkap lalat buah dengan menggunakan

atraktan (methyl eugenol)sejak buah masih pentil

3) Biologis, dengan menggunakan parasitoid Biosteres sp dan

Opius sp atau predator seperti semut, laba-laba, kumbang

dan cocopet.

4) Kimiawi, gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC),

Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dengan

Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate atau

gunakan umpan semprot (bait spray) yaitu umpan protein

yang mengandung amonia dicampur insektisida dengan

bahan aktif khlorpirifos atau malation.

k) Kutu sisik, bagian yang diserang daun, buah dan tangkai.

Gejala : daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun;

jika serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan

retakan pada kulit buah; serangan pada sekeliling batang

menyebabkan buah gugur; serangan pada buah menyebabkan

buah kotor, jika dibersihkan akan meninggalkan bercak hijau

atau kuning pada kulit buah.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, melakukan sanitasi kebun dengan

membersihkan lahan dari gulma dan seresah guna

mengurangi kelembaban.

2) Mekanis, pemangkasan cabang tanaman yang tidak produktif

untuk mengurangi kelembaban atau pemangkasan bagian

tanaman yang terserang hama, kemudian dibakar.

3) Biologis, menggunakan musuh alami Aphytis lepidosaph dan

Aphytis lignanensis.

Page 83: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 75

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

4) Kimiawi, gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G,

Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW),

Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40EC).

l) Kumbang belalai, bagian yang diserang adalah daun tua pada

ranting atau dahan bagian bawah.

Gejala : terdapat lubang pada daun tua, ranting atau dahan

bagian bawah; daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati;

terdapat lubang kecil pada perakaran yang lebih tua.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, melakukan sanitasi kebun untuk mengurangi

kelembaban di lingkungan perakaran.

2) Mekanis, memotong bagian akar yang terserang dan

membakarnya.

3) Kimiawi, gunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan

Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G) di tanah sekitar batang.

2. Penyakit

a) CVPD, bagian yang diserang silinder pusat (phloem) batang.

Gejala : terdapat warna kuning lebih banyak diantara hijau daun

dan tidak teratur; buah ukuran kecil dan jika dibelah tidak

simetris; kedua ujung daun tidak simetris/bengkok; daun kecil

lancip dan kaku. Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu dengan :

gunakan bibit tanaman bermutu, sehat dan bebas CVPD.

lahan yang akan ditanami harus aman dan bebas dari

inokulus CVPD

hindari tanaman muraya/kemuning di pertanaman, yang

merupakan inang vektor penyakit

pemupukan dan pengairan yang cukup dan teratur sesuai

kebutuhan tanaman

lokasi kebun minimal berjatrak 5 km dari kebun jeruk yang

terserang CVPD.

2) Mekanis yaitu dengan :

eradikasi (pencabutan/pemusnahan) dan sanitasi kebun

terhadap inang CVPD

Page 84: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 76

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

pemotongan dan pemusnahan bagian tanaman yang

terserang CVPD

sterilisasi alat pertanian yang akan digunakan, seperti

gunting pangkas, pisau okulasi dsb, dengan alkohol 70%

atau natrium hipoklorit 10%

3) Kimiawi, gunakan insektisida dan akarisida seperti Dimecron

50 CW, Bayrusil, Diazinon, Sandoz 6538 atau Tamaron.

b) Tristeza. Gejala : tanaman layu mendadak; pembusukan tulang

daun/tulang daun tembus cahaya; ada lekuk batang/celah/lubang

pada bagian batang; daun muda seperti mangkok, berwarna

kuning/perunggu dan gugur; buah banyak tapi kecil-kecil; pada

tanaman muda cenderung membentuk banyak bunga tetapi tidak

menjadi buah masak; buah cepat masak.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu :

dilakukan sanitasi kebun dari tanaman inang penular

gunakan mata tempel bebas penyakit dan batang bawah

yang toleran/ tahan terhadap tristeza

2) Mekanis, pemusnahan semua tanaman yang sakit/terserang

penyakit.

3) Kimiawi, kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau

Cascade.

c) Woody Gall. Gejala : terdapat puru/tonjolan tidak teratur yang

tersebar pada tulang daun, pada batang bawah yang akan

membesar dan melingkari batang.

Pengendalian : penggunaan mata tempel bebas virus dan

sanitasi lingkungan.

d) Blendok, bagian yang diserang adalah batang atau cabang.

Gejala : kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik

perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering

dan mengelupas. Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu :

mengurangi kelembaban kebun dengan mengatur jarak

tanam atau dilakukan pemangkasan.

Page 85: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 77

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

penjarangan buah agar tanaman tidak tidak terlalu berat

sehingga cabang/ranting tidak retak.

hindari luka pada akar atau batang waktu penyiangan.

pembersihan batang tanaman sehingga batang semakin

halus.

2) Mekanis yaitu :

potong cabang/ranting terinfeksi, termasuk 1-2 cm dengan

kulit di sekitarnya yang sehat, bekas potongan diberi

karbolineum, parafin, fungisida Cu atau ter.

bongkar tanaman terinfeksi dan dibakar.

3) Biologis, menggunakan agen antagonis Trichoderma spp,

Gliocladium spp, Pseudomonas fluorescens dan Bacillus

subtilis yang dicampur dengan pupuk organik

4) Kimiawi yaitu dengan mengoleskan bubur california pada

bagian batang/ranting yang sakit setelah dibersihkan.

e) Embun tepung, bagian yang diserang adalah daun dan tangkai

muda. Gejala : terdapat lapisan tepung berwarna putih pada

tunas muda dan tangkai daun permukaan atas; daun terserang

berat akan berwarna pucat dan rontok; tunas yang terserang

ujung daunnya akan mati. Pengendalian :

penyemprotan/penghembusan dengan tepung belerang;

penyemprotan dengan bubur california (1:30) untuk daerah yang

lokasi cukup tinggi; penyemprotan fungisida pyrazophos

(Afugan), bupirimate (Nimrot 25 EC), dinocap dan

dithiocarbamate.

f) Kudis, bagian yang diserang adalah daun, tangkai atau buah.

Gejala : bercak kecil jernih pada salah satu permukaan daun,

tangkai atau buah (dimulai dari pentil buah) yang berubah

menjadi gabus berwarna kuning atau oranye; daun yang sakit

berat berkerut dan gugur; serangan berat menyebabkan

pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan deformasi titik tumbuh.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, pengairan dilakukan 3 bulan sebelum datangnya

musim hujan agar tanaman segera berbunga sehingga pada

Page 86: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 78

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

permulaan musim hujan buah sudah agak besar yang cukup

tahan terhadap kudis.

2) Mekanis, pemangkasan wiwilan batang bawah secara teratur.

3) Kimiawi, penyemprotan fungisida dithiocarbamate atau

benomyl (Benlate).

g) Busuk buah, bagian yang diserang adalah buah.

Gejala : permukaan kulit terdapat tepung-tepung padat berwarna

hijau kebiruan; pada permukaan buah terdapat warna biru pucat

atau kehijauan; terdapat bercak kecil warna keabu-abuan

kemudian menjadi suram coklat pusat dan membusuk; sekeliling

tangkai buah berwarna coklat muda; rasa buah masam.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis yaitu :

menghindari kerusakan mekanis pada saat panen dan

pengepakan

jangan meninggalkan buah masak terlalu lama di pohon

pemangkasan pohon bagian bawah atau disangga agar

dompolan buah tidak terlalu dekat dengan permukaan

tanah

2) Kimiawi, pencelupan buah ke dalam air panas, fungisida

benomyl, pelilinan buah setelah panen.

h) Busuk akar dan pangkal batang, bagian yang diserang adalah

akar dan pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan

berwarna kuning.

Gejala : bercak basah berwarna gelap/hitam kebasahan pada

permukaan kulit pangkal batang; permukaan kulit batang cekung;

dan mengeluarkan blendok; jika bercak kulit melingkari batang

tanaman dapat mati; bercak hanya berkembang sampai 60 cm di

atas permukaan tanah sedang perkembangan ke bawah dapat

meluas ke bagian akar tanaman.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu :

Hindari air pengairan mengenai langsung pangkal batang

dengan membuat selokan melingkar batang.

Page 87: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 79

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Kurangi kelembaban kebun dengan mengatur drainase,

jarak tanam, pemangkasan dan sanitasi lingkungan kebun.

Hindari terjadi luka pada akar maupun pangkal batang

waktu penyiangan.

Waktu penanaman tinggi tempelan minimum 20 cm dari

permukaan tanah.

Pemupukan berimbang sesuai anjuran dan pH tanah

diupayakan lebih dari 6,5 dengan pemberian dolomit.

2) Mekanis yaitu :

Eradikasi (bongkar) tanaman termasuk akarnya dan

dibakar jika serangan berat

Pemotongan bagian tanaman yang sakit termasuk 1-3 cm

bagian kulit sekitarnya yang sehat, kemudian diolesi

fungisida

3) Biologis yaitu menggunakan agen antagonis Trichoderma spp,

Gliocladium sp yang dicampur dengan pupuk organik

4) Genetis, menggunakan batang bawah yang tahan terhadap

penyakit ini, seperti jeruk masam

5) Kimiawi, yaitu dengan pelaburan dan penyemprotan bubur

california, minimal 2 kali/tahun

i) Buah gugur premature, bagian yang diserang buah dan bunga.

Gejala: antar dua sampai empat minggu sebelum panen buah

gugur. Pengendalian: penggunaan fungisida Benomyl (Benlate)

atau Caprafol.

j) Jamur upas, bagian yang diserang adalah batang, cabang atau

ranting. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya

gom/blendok; batang kering dan sulit dikelupas; cabang atau

ranting dilapisi benang warna jingga seperti sarang labah-labah.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu :

pemangkasan cabang/ranting agar tidak terlalu lembab dan

gelap

serangan berat (membusuk), cabang dipotong + 30 cm di

bawah kulit yang membusuk

Page 88: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 80

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi fungisida

carbolineum.

2) Kimiawi, oleskan pada bagian tanaman yang sakit dengan

bubur california

k) Kanker, bagian yang diserang adalah daun, tangkai, buah.

Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di

sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah

dengan diameter 3-5 mm.

Pengendalian: penggunaan fungisida Cu seperti Bubur

Bordeaux, Copper oxychlorida. Pencegahan dengan

mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm streptomycin

selama 1 jam.

l) Xyloporosis, bagian yang diserang batang tanaman.

Gejala: kulit pangkal batang terjadi lekah-lekah yang dangkal dan

memanjang, lebarnya 0,5-2,5 cm; jika kulit sambungan tempelan

diangkat, kayu batang bawah terdapat lekuk-lekuk sedang pada

sisi dalam kulit terdapat tonjolan sesuai bentuk lekuk-lekuk

tersebut; daun kecil-kecil seperti kekurangan unsur Zn; pohon

tumbuh condong/miring karena bagian pangkal tanaman menjadi

elastis.

Pengendalian dengan cara :

1) Mekanis, eradikasi tanaman sakit dan sanitasi tanaman inang

serangga penular

2) Genetis, menggunakan mata tempel bebas virus.

m)Exocortis, bagian yang diserang batang bawah dan akar.

Gejala: terdapat sisik-sisik pada kulit batang bawah, dan dapat

menjalar ke perakaran; terdapat gom/blendok dari dalam sisik;

pertumbuhan tanaman kerdil dan produksi berkurang.

Pengendalian: menggunakan batang bawah dan tunas sambung

yang bebas penyakit.

Pencegahan: sterilisasi peralatan okulasi dan pemangkasan.

n) Psorosis, bagian yang diserang batang, cabang dan daun .

Gejala: terdapat bercak transparan diantara tulang daun utama

yang masih muda; puru/benjolan kecil pada batang/cabang

utama atau luka bersisik yang berisi gom/blendok; kulit batang

Page 89: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 81

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

dan cabang mengelupas terdapat cacar kecil yang makin

meluas, lapisan luar mengering dan menggulung; jika parah sisi

batang atau cabang mengelupas sampai cabang kecil dan

mengeluarkan blendok.

Pengendalian dengan cara :

1) Mekanis yaitu :

eradikasi tanaman yang sakit

mengerok kulit dari luka baru sehingga menghambat

perkembangan penyakit

2) Genetis, menggunakan mata tempel yang bebas penyakit.

o) Rebah Kecambah, bagian yang diserang akar tanaman.

Gejala: bibit layu di persemaian; bercak-bercak busuk, berair,

berwarna coklat pada leher akar tanaman.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, mengurangi kelembaban di persemaian.

2) Kimiawi, penyemprotan fungisida berbahan aktif tembaga,

benomyl, klorotafonil, penta chloro nitro benzene, dan

tripheniltin acetat.

p) Antraknose, bagian yang diserang daun, bunga dan buah.

Gejala: terdapat bercak-bercak coklat besar pada tepi daun

hampir tua yang menyebabkan mati pucuk; permukaan buah

terdapat bercak-bercak memar berwarna hijau terang, kemudian

berwarna coklat keabu-abuan dengan tepi berwarna agak merah;

kuncup bunga layu dan buah busuk kering.

Pengendalian dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu :

menggunakan bibit okulasi/tempelan

pengairan dan pemeliharaan tanaman yang rasional agar

tanaman tumbuh optimal

pemanenan buah dilakukan secara selektif untuk buah

yang berukuran besar dan paling masak, hindari

pemanenan buah belum matang

pemupukan N tidak berlebihan serta pertahankan

kelembaban tanah saat pertengahan menjelang panen

Page 90: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 82

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Mekanis yaitu :

pemangkasan cabang yang sakit

sanitasi kebun agar tanaman tidak terkontaminasi

penyakit

3) Kimiawi, penggunaan fungisida campuran copper

bordeoux

q) Jamur Kerak, bagian yang diserang batang.

Gejala : jamur melekat pada kulit batang berwarna putih

Pengendalian: penyemprotan dengan larutan garam dapur atau

dengan fungisida tembaga.

r) Embun Jelaga, bagian yang diserang daun dan buah.

Gejala: permukaan kulit buah dan daun tampak kotor karena

lapisan berwarna hitam dan akan mengotori tangan apabila

dipegang; jelaga yang menutupi permukaan daun dapat

mengurangi proses asimilasi sampai 44% dan transpirasi 28%,

hidup sebagai saprofit pada madu yang dihasilkan oleh kutu

daun dan kutu putih; lebih banyak menyerang jeruk siem

daripada jeruk keprok.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis yaitu :

sanitasi terhadap daun dan tunas terinfeksi yang tidak

produktif

mengontrol kutu daun dan kutu putih pada pertanaman

jeruk

membersihkan buah jeruk pada kegiatan pasca panen

supaya penampilan buah lebih baik

2) Kimiawi, penghembusan tepung belerang 20-30 kg/ha.

s) Bercak coklat, bagian yang diserang tangkai, daun dan buah.

Gejala: terdapat bercak bentuk bulat warna kelabu gelap,

menyerang tangkai, daun dan buah jeruk; pada bercak terdapat

cincin sepusat; terjadi nekrotis daun dan gugur.

Pengendalian, penyemprotan difenokanozol dengan konsentrasi

0,5 cc/L dengan interval 7 hari.

Page 91: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 83

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

t) Busuk pangkal buah, bagian yang diserang bekas tangkai buah.

Gejala: pada bagian pangkal jeruk (bekas tangkai buah) terdapat

bercak coklat kehitaman dan lunak bila disentuh; buah akan

busuk bila disimpan agak lama.

Pengendalian yaitu :

mengontrol mealybug pada pertanaman.

setelah buah matang segera dilakukan pemanenan.

buah dilakukan pelilinan sebelum disimpan untuk menjaga

agar bekas potongan tangkai buah tetap hijau dan mencegah

tumbuhnya jamur.

u) Pecah buah, bagian yang diserang buah .

Gejala: bagian kulit buah terbelah secara longitudinal sehingga

daging buah terlihat dari luar.

Pengendalian: ketersedian air harus terjaga.

v) Sunburn, bagian yang diserang buah.

Gejala: permukaan buah tidak mulus, bercak kecoklatan yang

membentuk area seperti bekas terbakar.

Pengendalian: penjarangan buah dikelola dengan baik.

IV. Daftar Pustaka

1. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Departemen Pertanian. Standard Operating Procedure (SOP) Jeruk

Keprok Terigas, Kabupaten Sambas, Propinsi Kalimantan Barat. 2009.

2. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Departemen Pertanian. Masalah Jeruk dalam Gambar. 2009.

3. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Tentang

Budidaya Pertanian Jeruk (Citrus sp).

4. peluangusaha-oke.com/budidaya-jeruk. 29 Jan 2011.

Page 92: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 84

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

JENGKOL (Pithecellobium jiringa)

I. PendahuluanTanaman jengkol merupakan tanaman pohon dengan ketinggian pohon

dapat mencapai 26 m dan merupakan tumbuhan khas di wilayah Asia

Tenggara. Bijinya digemari di Malaysia, Thailand, dan Indonesia sebagai

bahan pangan. Jengkol termasuk suku polong-polongan, buahnya berupa

polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk spiral, berwarna

lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna coklat mengilap.

Pada awalnya tanaman ini merupakan tanaman liar, namun pada saat ini

tanaman jengkol sudah dibudidayakan namun masih terbatas sebagai

tanaman tumpangsari di pekarangan, tegalan dsb. Jengkol diketahui

dapat mencegah diabetes dan bersifat diuretik serta baik untuk kesehatan

jantung. Tanaman jengkol dapat menyerap air lebih banyak dibanding

tumbuhan lain dan memiliki akar tunggang yang kokoh sehingga

bermanfaat dalam kegiatan konservasi air.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 84

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

JENGKOL (Pithecellobium jiringa)

I. PendahuluanTanaman jengkol merupakan tanaman pohon dengan ketinggian pohon

dapat mencapai 26 m dan merupakan tumbuhan khas di wilayah Asia

Tenggara. Bijinya digemari di Malaysia, Thailand, dan Indonesia sebagai

bahan pangan. Jengkol termasuk suku polong-polongan, buahnya berupa

polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk spiral, berwarna

lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna coklat mengilap.

Pada awalnya tanaman ini merupakan tanaman liar, namun pada saat ini

tanaman jengkol sudah dibudidayakan namun masih terbatas sebagai

tanaman tumpangsari di pekarangan, tegalan dsb. Jengkol diketahui

dapat mencegah diabetes dan bersifat diuretik serta baik untuk kesehatan

jantung. Tanaman jengkol dapat menyerap air lebih banyak dibanding

tumbuhan lain dan memiliki akar tunggang yang kokoh sehingga

bermanfaat dalam kegiatan konservasi air.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 84

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

JENGKOL (Pithecellobium jiringa)

I. PendahuluanTanaman jengkol merupakan tanaman pohon dengan ketinggian pohon

dapat mencapai 26 m dan merupakan tumbuhan khas di wilayah Asia

Tenggara. Bijinya digemari di Malaysia, Thailand, dan Indonesia sebagai

bahan pangan. Jengkol termasuk suku polong-polongan, buahnya berupa

polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk spiral, berwarna

lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna coklat mengilap.

Pada awalnya tanaman ini merupakan tanaman liar, namun pada saat ini

tanaman jengkol sudah dibudidayakan namun masih terbatas sebagai

tanaman tumpangsari di pekarangan, tegalan dsb. Jengkol diketahui

dapat mencegah diabetes dan bersifat diuretik serta baik untuk kesehatan

jantung. Tanaman jengkol dapat menyerap air lebih banyak dibanding

tumbuhan lain dan memiliki akar tunggang yang kokoh sehingga

bermanfaat dalam kegiatan konservasi air.

Page 93: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 85

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Terdapat 2 (dua) varietas jengkol, yaitu :

1) Varietas kecil (varietas emprit), dengan ciri-ciri daun tanaman kecil-

kecil dan bentuknya agak bulat, mirip daun tanaman duku namun tidak

setebal dan sekaku daun tanaman duku; bentuk biji agak bulat dan

ukurannya kecil.

2) Varietas besar, dengan ciri-ciri daun tanaman lebih lebar serta lebih

panjang dari pada varietas emprit; bentuk biji agak pipih dan

ukurannya lebih besar

II. Syarat Tumbuh

a. Iklim.

Tanaman jengkol tumbuh dengan baik pada daerah dengan tipe iklim

C (agak basah) dan tipe D (sedang, menurut sistem Schmidt-

Ferguson), dengan kisaran bulan basah antara 6-7 bulan. Tanaman

jengkol dapat tumbuh baik di daerah dengan kemarau sedang hingga

keras, namun tanaman ini tidak tahan terhadap musim kemarau yang

berkepanjangan.

b. Ketinggian Tempat.

Tanaman jengkol dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah

sampai ketinggian 1.000 m dpl.

c. Tanah.

Jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman jengkol yaitu Latosol

atau asosiasi Latosol. Tanah pasir tidak cocok untuk pertumbuhan

tanaman jengkol, namun tanaman ini dapat tumbuh pada daerah yang

air tanahnya dalam.

III. Budidaya

d. Pengolahan Lahan.

Dilakukan pembersihan lahan dan sebaiknya lahan yang akan

ditanami jengkol merupakan lahan terbuka atau tidak terlindung

pohon/tanaman lain, sehingga tanaman akan mendapat sinar

matahari yang cukup.

Page 94: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 86

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

e. Penanaman.

1) Dibuat lubang tanaman dengan ukuran 60 x 60 x 75 cm atau

disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan dengan jarak

antar lubang tanam/jarak tanam 6 - 7 x 6 - 7 m.

2) Lubang tanam diberi pupuk organik sekitar 20 kg/lubang tanam dan

dibiarkan selama kurang lebih 2 minggu.

3) Bibit tanaman ditanam sedalam sekitar 10 cm dari pangkal batang.

4) Agar bibit tidak rusak, patah atau roboh, maka bibit perlu diikat

dengan ajir yang dapat dibuat dari bambu.

5) Tanaman perlu dibuatkan naungan sementara dari daun/rumput

agar tidak layu karena sinar matahari.

6) Penaman dilakukan pada awal musim penghujan.

7) Guna menjaga kelembaban tanah, sebaiknya di sekitar tanaman

diberi potongan batang pisang, namun perlu dilakukan pengawasan

karena potongan batang pisang dapat dipakai untuk berlindung

rayap dari kepanasan.

f. Pemeliharaan.

1. Pemupukan.

Pada tanaman muda disamping diberi pupuk anorganik, juga perlu

diberi pupuk organik dua kali/tahun dengan dosis sekitar 20

kg/tanaman. Sedangkan pada tanaman yang sudah berproduksi

pemberian pupuk anorganik dilakukan 2 kali/tahun yaitu menjelang

musim hujan dan menjelang musim kemarau.

Dosis pupuk anorganik yang diberikan disesuaikan dengan umur

tanaman, yaitu :

Umur tanaman (th)Dosis pupuk (gr/pohon/tahun)

Urea TSP KCl

1 - 3 100 75 254 - 5 200 90 50

6 - 10 400 100 75> 10 500 100 200

Cara pemupukan dengan membuat lubang sedalam 30 cm

melingkar batang pokok tanaman, pupuk kemudian disebar merata

pada lubang tersebut segera ditutup dengan tanah. Letak lubang

galian menyesuaikan dengan lingkaran tajuk tanaman.

Page 95: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 87

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2. Penyiraman.

Penyiraman sangat perlu dilakukan pada musim kemarau serta

pada saat pemupukan anorganik agar pupuk dapat larut dan mudah

diserap tanaman. Pembuatan rorak dapat dilakukan guna

menampung air hujan sehingga dapat menjaga kelembaban tanah

serta mengurangi laju air di sekitar tanaman.

3. Penyiangan.

Dilakukan terutama pada tanaman muda karena perakaran masih

terbatas, dan pelaksanaannya dapat bersamaan waktu dilakukan

pemupukan. Kegiatan penyiangan juga dapat membantu aerasi

udara di dalam tanah.

g. Hama dan Penyakit.

1. Hama.

a) Penggerek buah.

Gejala : buah dan biji jengkol berlubang karena gigitan atau

gerekan larva sehingga kualitas dan kuantitas hasil akan

menurun.

Pengendalian dengan mencegah berkembangbiaknya serangga

dewasa pembawa telur, menjaga kebersihan kebun, dan

penyemprotan insektisida bila sudah sangat diperlukan.

b) Belalang daun. Serangan dilakukan pada daun muda pada sore

dan malam hari.

Gejala : adanya bekas gigitan di tepi daun atau adanya lubang-

lubang gigitan pada daun, bahkan jika serangan intensif hanya

akan tertinggal tulang-tulang daun saja.

Pengendalian dengan penyemprotan insektisida jika sudah

sangat diperlukan.

c) Semut rangrang.

Gejala : daun yang digunakan sarang semut akan mengering

dan mati. Pengendalian dengan pengambilan kroto yang

biasanya digunakan untuk makanan burung kicau.

Page 96: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 88

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2. Penyakit.

a) Cendawan, menyerang tanaman dalam polybag, yaitu pada

keping biji jengkol yang sebagian terbenam dalam tanah

sehingga busuk dengan warna abu-abu kehitam-hitaman karena

dipenuhi dengan myselia. Pengendalian dengan penyemprotan

fungisida bila telah tampak gejala serangan.

Pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida

pada persemaian. Jika terdapat bibit dalam persemaian sudah

terserang cendawan maka segera dipisahkan untuk

dimusnahkan.

b) Blendok, bagian yang diserang adalah batang tanaman.

Gejala tanaman mengeluarkan blendok cair kemudian mengering

berwarna kuning kecoklatan dan mengkilat.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, dilakukan drainase dengan baik serta bagian

bawah tanaman agar terbuka sehingga terkena sinar matahari

2) Kimiawi, dengan mengolesi bagian tanaman yang terserang

menggunakan fungisida seperti Dithane M 45, Cupravit OB

21 atau fungisida lain yang dianjurkan.

3. Benalu, merupakan tumbuhan semi parasit dan menyebabkan

pertumbuhan cabang atau ranting akan merana dan dapat mati.

Pengendalian dengan memangkas cabang atau ranting yang

dihinggapi benalu sampai ke akarnya, karena jika ada akar yang

tertinggal benalu dapat tumbuh kembali.

IV. Daftar Pustaka

1. id.wikipedia.org/wiki/Jering, Jering atau jengkol

(Archidendronpauciflorum, sinonim: A. jiringa, Pithecellobium jiringa,

dan P. lobatum)

2. Setijo Pitojo, Jengkol, Budidaya dan Pemanfaatannya, Penerbit

Kanisius, Januari 1992.

3. www.facebook.com/note.php?note_id=79863267482, Jengkol by

Republic of Indonesia on Thursday, April 23, 2009

Page 97: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 89

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

LENGKENG (Dimocarpus longan (Lour)

I. PendahuluanLengkeng merupakan tanaman buah berbentuk pohon yang sudah

dikenal di Indonesia, buahnya berbentuk bulat kecil dengan kulit buah

berwarna coklat kekuning-kuningan. Daging buahnya berwarna putih

dan jika sudah masak rasanya sangat manis dengan aroma harum yang

khas. Tanaman lengkeng berasal dari Cina namun sekarang sudah

menyebar ke daerah lainnya. Terdapat empat jenis lengkeng yang

cocok ditanam dataran rendah, yaitu lengkeng pimpong, lengkeng

diamond river, lengkeng kristalin dan lengkeng itoh.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1) Curah hujan 2.000 – 2.500 mm/th dengan musim kering tidak lebihdari 4 bulan

2) Memiliki perbedaaan suhu waktu siang dan malam cukup tinggi,yaitu waktu siang suhu sekitar 20-30 derajat C dan waktu malamsuhu sekitar 15-22 derajat C.

b. Ketinggian Tempat.Lengkeng dataran rendah dapat tumbuh pada ketinggian sampaidengan 600 m dpl.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 89

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

LENGKENG (Dimocarpus longan (Lour)

I. PendahuluanLengkeng merupakan tanaman buah berbentuk pohon yang sudah

dikenal di Indonesia, buahnya berbentuk bulat kecil dengan kulit buah

berwarna coklat kekuning-kuningan. Daging buahnya berwarna putih

dan jika sudah masak rasanya sangat manis dengan aroma harum yang

khas. Tanaman lengkeng berasal dari Cina namun sekarang sudah

menyebar ke daerah lainnya. Terdapat empat jenis lengkeng yang

cocok ditanam dataran rendah, yaitu lengkeng pimpong, lengkeng

diamond river, lengkeng kristalin dan lengkeng itoh.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1) Curah hujan 2.000 – 2.500 mm/th dengan musim kering tidak lebihdari 4 bulan

2) Memiliki perbedaaan suhu waktu siang dan malam cukup tinggi,yaitu waktu siang suhu sekitar 20-30 derajat C dan waktu malamsuhu sekitar 15-22 derajat C.

b. Ketinggian Tempat.Lengkeng dataran rendah dapat tumbuh pada ketinggian sampaidengan 600 m dpl.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 89

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

LENGKENG (Dimocarpus longan (Lour)

I. PendahuluanLengkeng merupakan tanaman buah berbentuk pohon yang sudah

dikenal di Indonesia, buahnya berbentuk bulat kecil dengan kulit buah

berwarna coklat kekuning-kuningan. Daging buahnya berwarna putih

dan jika sudah masak rasanya sangat manis dengan aroma harum yang

khas. Tanaman lengkeng berasal dari Cina namun sekarang sudah

menyebar ke daerah lainnya. Terdapat empat jenis lengkeng yang

cocok ditanam dataran rendah, yaitu lengkeng pimpong, lengkeng

diamond river, lengkeng kristalin dan lengkeng itoh.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1) Curah hujan 2.000 – 2.500 mm/th dengan musim kering tidak lebihdari 4 bulan

2) Memiliki perbedaaan suhu waktu siang dan malam cukup tinggi,yaitu waktu siang suhu sekitar 20-30 derajat C dan waktu malamsuhu sekitar 15-22 derajat C.

b. Ketinggian Tempat.Lengkeng dataran rendah dapat tumbuh pada ketinggian sampaidengan 600 m dpl.

Page 98: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 90

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c. Tanah.1) Jenis tanah andosol dan latosol dengan pH 5-7 cocok untuk

tanaman lengkeng dengan produktivitas sedang sampai tinggi.2) Tanah lempung atau aluvial yang mengandung pasir dan kapur

dengan pH 4,5-6,5 cocok juga untuk tanaman lengkeng, namuntingkat produktivasnya rendah hingga sedang.

III. Budidayaa. Pengolahan Lahan.

Lahan dibersihkan dari rumput maupun tumbuhan lain yang tidak

berguna kemudian diolah merata sampai kedalaman 30 cm

b. Penanaman.

1) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm atau

disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan, dan jarak antar

lubang tanam 10 x 10 m.

2) Pisahkan tanah lapisan atas (top soil) dengan tanah lapisanbawah (sub soil) dan dibiarkan selama 3 minggu.

3) Tanah galian lapisan atas sebelum dikembalikan ke dalam lubang

tanam dicampur dahulu dengan pupuk organik/ kompos/kandang

sebanyak 20-40 kg, kapur pertanian 4 kg, urea 0,5 kg dan SP-36 1

kg untuk tiap lubang tanam

4) Waktu tanam pada awal musim hujan, dan lubang tanam digalikembali sesuai ukuran polibag bibit, kemudian polibag disobek

bagian bawahnya, tidak dari bagian pinggir agar media dalam

polibag dan akar tidak goyang.

5) Tanah di sekitar bibit dipadatkan media bibit bersatu dengan

media lubang tanam dan disiram secukupnya.

6) Setiap bibit yang sudah ditanam dipasang ajir setinggi 50 cm dandiikat supaya tanaman lengkeng tetap tegak. Setelah tanaman

berumur 2 tahun, ajir dapat dihilangkan.

7) Di bawah tajuk tanaman diberi mulsa dari daun atau sisa tanaman

yang belum kering sehingga tanah dapat tetap lembab.

c. Pemeliharaan.

1) Pengairan, pada tanaman berumur sampai 3 tahun dilakukan

secara rutin 1-2 kali/hari pada pagi dan sore hari terutama padamusim kemarau. Tanaman yang berumur > 3 tahun penyiraman

dilakukan 1 kali/hari pada sore hari.

Page 99: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 91

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Penyiangan, dilakukan untuk menghilangkan gulma/ rerumputan

yang tumbuh di sekitar tanaman.

3) Penyulaman, dilakukan untuk mengganti tanaman yang tumbuh

tidak normal, mati atau tumbuh merana. Tanaman tersebut dicabut

dan diganti dengan tanaman baru yang ukuran tajuknya hampir

sama.

4) Pemupukan, dilakukan 3 kali/tahun untuk tanah dengan pH

normal, dan 2 kali/tahun untuk tanah dengan pH rendah karena

perlu ada penambahan kapur pertanian.

Dosis rekomendasi pemupukan/pohon adalah sbb:

Umur tanaman Jenis dan dosis pupuk( kg/pohon)Urea SP-36) KCl Organik

1 tahun 0,20 0,50 0,30 20,002 tahun 0,40 1,00 0,40 30,003 tahun 0,20 0,80 0,40 40,004 tahun 1,00 1,00 0,40 80,00

Catatan :

a) Cara pemupukan dengan membuat parit di bawah ujung luar

tajuk tanaman dengan lebar 20 cm dan kedalaman 30 cm,

pupuk ditabur di parit kemudisn parit ditimbun kembali dengan

tanah galian tersebut.

b) Pemupukan dapat juga dilakukan lewat daun dengan

menggunakan pupuk daun sbb :

tanaman muda, pupuk daun berkadar kalium rendah untuk,

seperti Gandasil D atau Bayfolan.

tanaman yang sudah berproduksi menggunakan pupuk daun

dengan kandungan kalium agak tinggi, seperti Gandasil B.

5) Pemangkasan, dilakukan pada awal musim hujan, dan

berdasarkan pertumbuhan tanaman, terdapat 3 jenis

pemangkasan yaitu :

a) Pemangkasan bentuk, dilakukan pada tanaman muda yang

batang utamanya baru setinggi 160-225 cm. Pemengkasan

dilakukan pada batang utama setinggi 150-175 cm dari

permukaan tanah. Setelah tunas tumbuh sepanjang 10-15 cm,

dipilih 3-4 tunas yang tumbuh subur, letak tidak saling

Page 100: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 92

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

berdekatan dan kedudukan pada batang utama tersebar

sempurna untuk dikembangkan lebih lanjut.

b) Pemangkasan pemeliharaan, pada tanaman yang belum

berbuah bertujuan untuk merangsang pembungaan dan 2

minggu sebelum pamangkasan tanaman dipupuk terlebih

dahulu. Pada tanaman yang sudah berbuah pemangkasan

dilakukan pada cabang yang sakit/rusak, cabang air, cabang

yang tumbuh liar, cabang yang tumbuh bersinggungan dengan

cabang lain, cabang yang tumbuh membalik ke arah dalam dan

cabang yang tumbuh ke arah bawah.

c) Pemangksan peremajaan, dilakukan pada tanaman yang sudah

tua, 2 minggu sebelum pemangkasan agar dilakukan

pemupukan terlebih dahulu.

Cara pemangkasan yaitu arah cabang hasil pangkasan miring

ke atas, dan bekas pangkasan dioleskan parafin, ter atau cat

guna menghindari pertumbuhan jamur.

6) Perangsangan pembungaan, dapat dilakukan dengan cara:

a. Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) paklobutrazol, dengan

konsentrasi 5 ml/l air sebanyak 5-10 l larutan/pohon tergantung

ukuran kanopinya. Penyemprotan dilakukan merata ke seluruh

daun lengkeng dan diulang 2 kali dengan interval waktu 2

minggu.

b. Pemupukan tambahan hara mikro, yang diberikan adalah

pupuk majemuk yang mengandung hara mikro KClO3, NaClO3,

Br. Pupuk tambahan disemprotkan dengan dosis 1 gr/l air

sebanyak 5-10 l/pohon sesuai ukuran pohon. Disamping itu

diberikan juga pupuk KNO3 2,5 kg/pohon.

c. Perundukan dahan, dilakukan dengan cara menarik cabang ke

bawah dengan kawat agar horizontal. Antara kawat dan

dahan/cabang yang dirundukkan diberi sabut kelapa agar kulit

dahan tidak luka. Tunas air yang tumbuh dari cabang yang

dirundukkan kemudian dipangkas.

d. Pemangkasan, dilakukan pada tunas air, cabang kering,

cabang yang ternaungi sehingga sinar matahari dapat merata

ke seluruh permukaan daun dan menembus ke tajuk tanaman.

Page 101: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 93

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

e. Petani di Jabung dan Tumpang merangsang pembungaan

dengan cara pemotongan akar tanaman untuk mengurangi

penyerapan N dari tanah; pengeratan pada batang untuk

menghambat pengangkutan karbohidrat dan pemangkasan

daun agar tidak terjadi penimbunan karbohidrat.

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama.

a. Tupai, menyerang buah yang sudah matang dan merontokkan

buah yang belum matang.

Pengendalian dengan pembrongsongan menggunakan kantong

plastik.

b. Kelelawar, menyerang buah yang sudah matang dan

merontokkan buah yang belum matang.

Pengendalian dengan pembrongsongan menggunakan kantong

plastik.

c. Tikus, menyerang buah yang sudah matang dan merontokkan

buah yang belum matang.

Pengendalian dengan mengecat batang utama atau

melindunginya dengan seng yang dicat oli bekas setinggi 1,5

m, sehingga tikus tidak dapat memanjat pohon.

d. Penggerek batang, menyerang batang terutama batang utama

dengan membuat lubang dan masuk kedalam batang pohon

sehingga menyebabkan daun kering dan rontok.

Pengendalian dengan aplikasi insektisida sistemik karbofuran

atau fipronil atau gabungan keduanya, dengan cara

memasukkan insektisida karbofuran (sistemik, butiran) ke

dalam tanah melalui pipa pralon berdiameter 1 inchi. Pohon

dengan diameter 8-12 cm dipasang 2 pipa; pohon berdiameter

13-15 cm dipasang 3 pipa dan pohon berdiameter > 15 cm

dipasang 4 pipa, setiap pipa dimasukkan 0,5 kg karbofuran

kemudian diisi 1 liter air kemudian ditutup dengan sabut

kelapa. Pengendalian dapat dilakukan dengan disemprot ke

daun menggunakan insektisida fipronil konsentrasi 2 ml/l air.

Pohon ukuran kecil disemprot 3,5 liter larutan fipronil, pohon

ukuran sedang disemprot 7 liter dan pohon ukuran besar

Page 102: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 94

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

disemprot 14 liter larutan tersebut. Penyemprotan dilakukan 2

kali dengan interval waktu 2 minggu.

Pencegahan dengan cara menyemprotkan insektisida pada

batang yang sehat, terutama batang utama/pokok.

2. Penyakit.

a. Jamur upas, bagian yang diserang ranting tanaman.

Gejala : terdapat miselium jamur seperti sutera/sarang laba2

pada ranting kemudian membentuk kerak warna putih akhirnya

menjadi warna merah. Pengendalian dengan memotong dahan

dan membakarnya.

Pencegahan dengan menjaga kelembaban tajuk, kebersihan

tanaman dan lingkungan di sekitar tanaman.

b. Akar putih.

Gejala : daun menguning kemudian layu selanjutnya seluruh

tanaman gundul dan tanaman mati.

Pengendalian melakukan eradikasi tanaman yang sakit dengan

cara membongkar tanaman sampai ke akarnya kemudian

dibakar. Pencegahan dengan menjaga kelembaban akar,

kebersihan tanaman dan lingkungan di sekitar tanaman.

c. Akar hitam.

Gejala awal terlihat adanya miselium tipis berwarna hitam pada

permukaan akar, kemudian menjalar ke seluruh bagian lain.

Pengendalian melakukan eradikasi tanaman yang sakit dengan

cara membongkar tanaman sampai ke akarnya kemudian

dibakar. Pencegahan dengan menjaga kelembaban sekitar

tajuk dan akar, menjaga kebersihan tanaman dan kebersihan

lingkungan di sekitar tanaman. Penanaman kembali dilakukan

setelah lahan diberokan selama > 1 tahun.

d. Bercak daun.

Gejala : timbulnya bercak-bercak coklat pada bagian tepi daun

yang terinfeksi pada pusat bercak terdapat bintik hitam halus.

Pengendalian dengan memotong daun yang sakit ringan atau

memangkas ranting yang sakit berat dan melakukan

penyemprotan dengan fungisida pada tanaman yang sakit

ringan.

Page 103: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 95

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pencegahan dengan menjaga kelembaban tajuk supaya tidak

terlalu lembab, menjaga kebersihan tanaman dan kebersihan

lingkungan di sekitar tanaman.

e. Bercak gloeosporium.

Gejala : jika menyerang daun muda maka ujung daun bercak-

bercak warna coklat kemudian meluas ke sepanjang tulang

daun; jika menyerang daun tua bercak-bercak pada daun dan

tepi daun berwarna kuning akhirnya daun terbelah dua

sepanjang tulang daun. Penyakit ini juga menyerang pasca

panen buah pada waktu pengangkutan atau penyimpanan,

dengan gejala terbentuk miselium putih pada tangkai buah

yang matang kemudian kulit buah bercak-bercak warna coklat

akhirnya buah busuk.

Pengendalian dengan pemangkasan bagian tanaman yang

sakit dan dilakukan penyemprotan fungisida.

Pencegahan dengan menjaga kelembaban tajuk, menjaga

kebersihan tanaman, kebersihan buah pada proses pasca

panen dan kebersihan lingkungan di sekitar tanaman.

f. Busuk akar, kanker akar dan kanker batang.

Pengendalian penyakit akar dengan mencabut tanaman yang

akarnya sakit kemudian membakarnya.

Pengendalian pada tanaman yang terkena penyakit jamur

dengan memangkas ranting tanaman yang sakit berat dan

menyemprotkan fungisida pada tanaman yang sakit ringan.

Pencegahan dengan menjaga kelembaban sekitar tajuk dan

akar supaya tidak terlalu lembab, menjaga kebersihan tanaman

dan kebersihan lingkungan di sekitar tanaman.

IV. Daftar Pustaka1. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Departemen Pertanian, 2009. Budidaya Lengkeng.

2. Pasar Tani, 2010. Budidaya Lengkeng.

3. Yulianto. Inovasi Teknologi Budidaya Kelengkeng pada Lahan Kering

Dataran Rendah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. J.

Agrisains, April 2008.

Page 104: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 96

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

MANGGA (Mangifera, spp)

I. PendahuluanMangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang

berasal dari Negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia

Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Musim panen mangga di

Indonesia berbeda dengan negara lain sehingga mangga produksi Indonesia

berpeluang untuk diekspor. Terdapat 2 varietas mangga Indonesia yang

diminati pasar internasional yaitu mangga varietas Arumanis 143 dan Gedong

Gincu.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering

lebih dari 3 bulan (4-7 bulan) dan curah hujan 750-2.000 mm/th.

Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika

ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan

hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada

saat hujan, serta rasa buah agak masam.

b. Ketinggian Tempat.

Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan

ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yang lebih bermutu dan

jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 96

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

MANGGA (Mangifera, spp)

I. PendahuluanMangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang

berasal dari Negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia

Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Musim panen mangga di

Indonesia berbeda dengan negara lain sehingga mangga produksi Indonesia

berpeluang untuk diekspor. Terdapat 2 varietas mangga Indonesia yang

diminati pasar internasional yaitu mangga varietas Arumanis 143 dan Gedong

Gincu.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering

lebih dari 3 bulan (4-7 bulan) dan curah hujan 750-2.000 mm/th.

Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika

ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan

hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada

saat hujan, serta rasa buah agak masam.

b. Ketinggian Tempat.

Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan

ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yang lebih bermutu dan

jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 96

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

MANGGA (Mangifera, spp)

I. PendahuluanMangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang

berasal dari Negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia

Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Musim panen mangga di

Indonesia berbeda dengan negara lain sehingga mangga produksi Indonesia

berpeluang untuk diekspor. Terdapat 2 varietas mangga Indonesia yang

diminati pasar internasional yaitu mangga varietas Arumanis 143 dan Gedong

Gincu.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering

lebih dari 3 bulan (4-7 bulan) dan curah hujan 750-2.000 mm/th.

Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika

ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan

hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada

saat hujan, serta rasa buah agak masam.

b. Ketinggian Tempat.

Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan

ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yang lebih bermutu dan

jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi.

Page 105: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 97

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c. Tanah.

Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur

mengandung pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang,

dengan. Keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5-7.5 dan

jika pH < 5,5 sebaiknya dikapur dengan 97olomite.

II. Budidayaa. Pengolahan Lahan.

1) Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan

alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu

dari areal tanam.

2) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang

terlalu besar.

b. Penanaman.

1) Jarak tanam 10 x 10 M untuk tanah yang subur, sedangkan tanah

kurang subur jarak tanam 8x8 m.

2) Lubang tanam dengan ukuran 70 x 70 x 70 cm untuk tanah yang

subur atau 100 x 100 x 100 cm untuk tanah yang kurang subur.

3) Tanah galian bagian atas (top soil) dipisahkan dengan tanah

galian bagian bawah dan dibiarkan selama 2-3 minggu

4) Lubang tanam ditutup kembali, dengan tanah galian atas lebih

dahulu dimasukkan setelah dicampur dengan pupuk

organik/pupuk kompos sebanyak + 30 kg, Trichoderma spp atau

Gliocladium sebanyak 100 gr, pupuk SP-36 sebanyak 200 gr dan

dolomit 1 kg.

5) Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, bibit ditanam

sedalam + 5 cm di atas pangkal batang atau + 25 cm di bawah

sambungan okulasi

6) Diberi ajir untuk mengikat tanaman agar tumbuh tegak lurus ke

atas dan diberi naungan dari jerami, rumput kering atau anyaman

bambu untuk menghindari sengatan matahari, curah hujan yang

lebat.

7) Guna melindungi tanaman mangga dari hembusan angin yang

kuat dapat juga ditanam pohon pelindung, dan jenis yang biasa

dipakai adalah pohon asam atau trembesi.

Page 106: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 98

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

8) Tanah di sekitar tanaman sebaiknya ditutup rumput/jerami kering

sebagai mulsa, agar kelembaban tanah dapat stabil.

c. Pemeliharaan

1) Penyiangan, rumput/gulma yang telah dicabut dapat dibenamkan

atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi. Penyiangan

juga biasa dilakukan pada waktu penggemburan dan pemupukan.

Gulma di luar kanopi tanaman tidak perlu dibersihkan sama sekali,

cukup dipotong pendek untuk menghindari erosi pada musim

hujan dan menjaga kelembaban tanah atau mengurangi

penguapan pada saat musim kemarau.

2) Penggemburan/Pembubunan, tanah yang padat dan tidak

ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu digemburkan,

biasanya pada awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun

mangga cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam.

3) Perempelan/Pemangkasan, pemangkasan bertujuan untuk

membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan produksi.

Pemangkasan tanaman mangga ada 2 macam yaitu :

a) Pemangkasan bentuk, dilakukan pada tanaman muda dengan

tinggi 80-100 cm, yaitu :

1. Bentuk kanopi pohon dengan pola 1-3-9-27 , yaitu 1 batang

utama, 3 cabang primer, 9 cabang sekunder dan 27 cabang

tersier serta tinggi maksimum 3 m.

2. Pelihara 3 cabang primer yang letaknya membuat sudut

seimbang antar cabang dan terletak pada ketinggian yang

berbeda, cabang lain yang tidak diinginkan dipangkas

sampai pangkal cabang.

3. Pemangkasan kedua dilakukan 3-6 bulan setelah

pemangkasan pertama (atau cabang yang dipelihara sudah

mencapai 1 m) terhadap 3 cabang primer tersebut.

4. Pelihara pada masing-masing cabang primer sebanyak 3

cabang sekunder, demikian seterusnya dilakukan

pemangkasan sampai membentuk pola 1-3-9-27.

b) Pemangkasan pemeliharaan, dilakukan pada tanaman usia

produktif dengan :

Page 107: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 99

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

1. Pangkas cabang atau tunas liar dan ranting atau tunas yang

sakit agar mahkota daun mendapat sinar matahari.

2. Pangkas cabang bersudut kecil, cabang dan ranting yang

terserang hama dan penyakit.

3. Pangkas dahan dan ranting yangrapat, bersilangan, atau

tersembunyi/ terlindung.

4. Pangkas tajuk bagian atas yakni mudur satu ruas ujung

ranting (terminal), bekas buah dipangkas agar dapat

mempertahankan ketinggian optimal tanaman 3 m.

5. Pangkas dahan dan ranting yang pertumbuhannya ke arah

dalam tajuk atau ke arah bawah.

6. Pemangkasan dilakukan setelah panen untuk merangsang

pertumbuhan tunas yang akan membentuk bunga.

7. Guna menghindari serangan penyakit, luka bekas

pangkasan dapat di olesi cat/meni atau fungisida.

4) Pemupukan

a) Tanaman belum menghasilkan, (umur 1 - 4 tahun).

1. Pupuk organik diberikan 1 kali/th pada akhir musim hujan

2. Pupuk anorganik pada lahan basah dilakukan 4-6 kali/th

dengan dosis 1/4 -1/6 dosis anjuran. Pada lahan kering

pemupukan dilakukan 2 kali/th, yaitu pada akhir musim

kemarau dan awal musim hujan

3. Dosis pemupukan, yaitu :

Umurtanaman

Dosis Pupuk (kg/pohon/th)

Urea SP-36 KCl/ZK Organik

1 tahun 0,35 0,10 0,15 10,00

2 tahun 0,40 0,15 0,20 20,00

3 tahun 0,50 0,20 0,30 40,00

4 tahun 0,60 0,35 0,40 40,00

4. Cara pemupukan dengan membuat alur sedalam mata

cangkul (5 cm) melingkar tanaman selebar tajuk tanaman

atau membuat alur di kanan dan kiri tanaman selebar tajuk

atau membuat lubang parit bentuk O di dua sisi kanopi.

Page 108: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 100

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b) Tanaman sudah menghasilkan (berbuah)

1. Pupuk organik diberikan 1x/tahun pada awal musim hujan

dan pemupukan dilakukan agak dekat pangkal batang

tanaman .

2. Pupuk anorganik diberikan 2 kali yaitu setelah panen dan

setelah pemangkasan dengan dosis 50% dari dosis anjuran

selama 1 tahun, dan sisanya diberikan pada saat buah

sudah sebesar kelereng

3. Dosis pupuk/pohon/tahuan adalah :

Umurtanaman

Dosis Pupuk (kg/pohon/th)Urea SP-36 KCl/ZK Organik

5 tahun 1,00 1,00 0,50 50,006-8 thn 2,00 1,00 0,50 70,00

>8 tahun >2,00 1,00 0,50 >90,005) Penjarangan buah dilakukan dengan :

a) Buah mangga berukuran sebesar bola pimpong

b) Buah yang dibuang ukuran kecil, tidak sehat, abnormal

c) Buah yang dipelihara bentuk proporsional dan bebas hama dan

penyakit

d) Jumlah buah/malai maksimal 2-3 buah

6) Pemberongsongan buah, dilakukan agar buah terhindar dari

serangan hama dan penyakit dan kualitas bagus.

Kegiatan dilakukan dengan cara :

a) Buah dibungkus saat berukuran bola pimpong

b) Pembungkusan dilakukan setelah penjarangan buah

c) Berikan tanda warna pada pembungkus buah sesuai waktu

pembungkusan guna membedakan umur dan waktu matang

sehingga mempermudah waktu pemanenan

7) Penanaman tanaman inang untuk membantu pengendalian hama

dan penyakit seperti cabe, pisang, ubi kayu, pepaya, jambu air dan

belimbing.

d. Hama dan Penyakit.1. Hama

a) Penggerek ranting.Gejala : menyerang jaringan daun dan epidermis ranting mudayang dapat mengakibatkan tanaman tidak berbunga, pada

Page 109: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 101

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

serangan berat dapat menyebabkan ranting dan daun tanamanlayu dan kering.Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Mekanis yaitu, dengan memotong bagian tanaman yang

terserang.2) Biologis yaitu, dengan parasit Fam. Chalcididae, namun

belum efektif.3) Kimiawi yaitu, dengan penyemprotan pestisida berbahan

aktif dimethoate, seperti Kanon 400 EC dengan dosis 2 gr/Lair.

b) Kutu putih, bagian yang diserang daun.

Gejala : menyerang daun sehingga kering dan gugur dan dapat

menyebabkan penyakit embun jelaga karena hama

mengeluarkan cairan madu.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis yaitu, memotong cabang dan daun yang terserang

hama dan membakarnya.

2) Kimiawi yaitu, penyemprotan insektisida berbahan aktif

lambdacyhalothrin atau deltametrin, seperti Lembaycid 550

EC dengan dosis 0,2%. Semut merupakan vektor hama kutu

putih sehingga perlu dikendalikan dengan penyemprotan

insektisida berbahan aktif lambdacyhalothrin atau

deltametrin, seperti Lembaycid 550 EC dengan dosis 0,2%.

c) Penggerek batang.

Gejala : menyerang cabang/batang sehingga terdapat lubang

gerekan, jika serangan berat dapat menyebabkan tanaman layu

serta daun rontok dan tanaman dapat mati; hama menyerang

pada saat musim hujan.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis yaitu, memangkas dan memusnahkan cabang yang

terserang hama serta memungut/mengumpulkan hama

kemudian dibakar.

2) Biologis yaitu, dengan memanfaatkan parasit telur seperti

Promuscidaea, Anagyrus dan Eupelmus, yang telah

dikembang biakkan kemudian disebar di lokasi/kebun.

Page 110: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 102

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3) Kimiawi yaitu, dengan penyemprotan pestisida berbahan

aktif karbofuran, betasiflutrin seperti Buldok 25 EC dengan

dosis 2 cc/L, atau melakukan injeksi pada batang tanaman

dengan insektisida Monocrotophos, dosis 6 cc/pohon.

d) Ulat Perusak Daun.Gejala : menyerang pucuk daun muda, sehingga daun layu danmati; penyerangan biasanya dilakukan pada masa peralihanmusim hujan dengan musim kemarau.Pengendalian dilakukan dengan :1) Mekanis yaitu, memotong bagian tanaman yang terserang

hama dan memusnahkan/membakar pada tempatnya, ataudilakukan pengasapan untuk mengusir hama yangberbentuk ngengat.

2) Kimiawi yaitu, dengan penyemprotan insektisida berbahanaktif lambdacyhalothrin atau fenalerat sepertiMonocrotophos, dosis 6 cc/pohon.

e) Kumbang Buah Mangga.Gejala : menyerang buah muda, dan serangan pada musimperalihan dari musim hujan ke musim kemarau.Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Mekanis yaitu, mengumpulkan buah yang terserang

kemudian dibakar.2) Biologis yaitu, menggunakan musih alami seperi semut

rangrang, Oocophylla smaradigma dan parasitoidFlavopimpla, sp.

3) Kimiawi yaitu, dilakukan saat flush terakhir sebelumberbunga dengan menggunakan insektisida berbahan aktifmedidation seperti Supracide 40 EC dengen dosis 2 gr/L air.

f) Trips, bagian yang diserang daun, bunga dan buah.Gejala : menyerang permukaan bawah daun, malai bunga danbuah muda; serangan hama pada masa peralihan dari musimhujan ke musim kemarau.Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Mekanis yaitu, sinatasi lingkungan dengan memusnahkan

sisa tanaman dan tanaman inang di sekitar tanamanmangga, memangkas bagian yang terserang hamakemudian dibakar.

Page 111: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 103

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Biologis yaitu, dengan musuh alami Tripoctenus bohi.3) Kimiawi yaitu, dengan penyemprotan insektisida berbahan

aktif protiofos seperti Tokuthion 500 Ec dengan dosis 1,5gr/L air.

g) Kutu Sisik, bagian yang diserang daun.Gejala : permukaan daun kelihatan layu kemudian mengeringdan gugur, jika populasi tinggi dapat menyebabkan seranganpenyakit embun pagi; hama muncul pada musim peralihan darimusim hujan ke musim kemarau.Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Mekanis yaitu, memotong cabang dan daun yang terserang

hama dan membakarnya.2) Kimiawi yaitu, penyemprotan insektisida Lembaycid 550 EC

dengan dosis 0,2% dan Dikrotophos 2,4 gr/L air.h) Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis), bagian yang

terserang buah.Gejala : menyerang buah dan masuk ke dalamnya.Pengendalian yaitu, dengan semut merah yang menyebabkankepik tidak bertelur.

i) Bubuk buah manggaGejala : menyerang buah sampai tunas muda; kulit buahkelihatan normal, bila dibelah terlihat bagian dalamnya dimakanhama ini. Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Kultur teknis yaitu, menggunakan pupuk kandang halus dan

mencangkul tanah di sekitar batang pohon2) Mekanis yaitu, memusnahkan buah mangga yang jatuh

akibat hama ini. Kimiawi yaitu, menyemprotkan insektisidake tanah yang telah dicangkul.

j) Bisul daun (Procontarinia matteiana.).Gejala : daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarnacoklat, hijau dan kemerahan.Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Kultur teknis yaitu, menggemburkan tanah untuk

mengeluarkan kepompong dan memperbaiki aerasi.2) Mekanis yaitu, membakar daun yang terserang.3) Kimiawi yaitu, penyemprotan buah dan daun dengan

Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu.

Page 112: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 104

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

k) Lalat buah.Gejala : pada permukaan kulit buah terdapat bintik hitam,daging buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas.Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Mekanis yaitu,

sanitasi lingkungan dan mengumpulkan buah yangterserang hama baik yang jatuh maupun yang masih dipohon kemudian memusnahkan dengan cara menimbunke dalam tanah agar larva tidak berkembang biak.

pengasapan untuk mengusir lalat buah

pembungkusan buah dengan kertas atau kantong plastik,dilakukan pada saat buah sebesar biji kelereng

2) Biologis yaitu, menanam tanaman perangkap seperti selasihdi sekeliling kebun atau gunakan musuh alami parasitoidFam. Braconidae (Biosteres sp dan Opius sp)

3) Kimiawi yaitu, dengan menggunakan perangkap aktratan(Metil Eugenol/ME) dalam alat perangkap terbuat dari botolbekas air mineral yang diberi lubang untuk masuk lalat buah

l) Wereng mangga, bagian yang diserang daun, bunga dan

ranting.

Gejala : hama menyerang daun, rangkaian bunga dan ranting

sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang

semut api untuk memakan tunas atau kuncup. Cairan yang

membeku menimbulkan jamur kerak hitam. Hama menyerang

pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis yaitu, memotong/memusnahkan bagian tanaman

yang terserang hama, atau dengan pengasapan untuk

mengusir hama.

2) Biologis yaitu, dengan menggunakan predator Lycosa sp,

parasitoid Epipyros (Hymenop), Pipunculus sp. Predator

sebelumnya dikembang biakkan kemudian disebar di kebun.

3) Kimiawi yaitu, dengan penyemprotan insektisida Diazinon

atau penginfusan pohon pada awal pembuangaan dengan

menggunakan insektisida Monocrotophos, dosis 10-15

cc/pohon.

Page 113: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 105

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

m)Penggerek buah.Gejala : menyerang buah dengan menggerek dan memakanjaringan di bawah kulit buah sehingga buah busuk dan gugur.Hama ini menyerang buah yang berukuran sebesar bolapimpong.Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Mekanis yaitu, buah yang gugur dikumpulkan dan dikubur

dalam tanah dan dilakukan pembrongsongan/pembungkusan buah yang sudah sebesar bola pimpong.

2) Biologis yaitu, menggunakan predator larva Rynchiumattrisium.

3) Kimiawi yaitu, penyemprotan dengan insektisida berbahanaktif ethofenprox atau delteametrin seperti Decis 25 EC atauinsektisida berbahan aktif betasiflutrin seperti Buldok 25 ECdengan dosis 2 cc/L air. Penyemprotan dilakukan sore harikarena serangga dewasa aktif pada waktu sore hari.

n) Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus),

bagian yang diserang daun tanaman.

Gejala : pertama, menyerang daun mangga yang masih muda

sedangkan yang kedua menyerang permukaan daun mangga

bagian bawah. Keduanya menyerang rangkaian bunga.

Pengendalian yaitu, dengan menyemprotkan tepung belerang,

insektisida Diazinon atau Basudin.

o) Codot, memakan buah mangga di malam hari.

Pengendalian yaitu, dengan membiarkan semut kerangkeng

hidup di sela daun mangga, memasang kitiran angin berpeluit

dan melindungi pohon dengan jaring.

2. Penyakit

a) Embun Tepung, bagian yang terserang daun dan ranting.

Gejala : penyakit menyerang permukaan daun atau ranting

muda sehingga tertutupi oleh lapisan tepung berwarna putih.

Serangan penyakit terjadi pada musim hujan.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis yaitu, sanitasi terhadap tunas atau daun yang

terserang penyakit dan tidak produktif.

Page 114: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 106

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Kimiawi yaitu, pengembusan serbuk belerang + 40 kg/Ha,

dan dilakukan pagi hari pada saat bunga dan daun masih

basah oleh embun. Jika dilakukan pada saat hari telah

panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bunga dan

daun.

b) Penyakit Busuk Akar.Gejala permukaan akar berwarna hitam, terdapat benang-benang jamur berwarna putih kotor, leher akar mengelupas danakar busuk. Penyakit menyerang pad musim hujan.Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Mekanis yaitu, tanaman yang sudah mati segera dibongkar

dan dibakar, jika belum parah maka potong akar yangterinfeksi sekitar 30 cm sebelum akar yang busuk dan padabagian akar yang dipotong diolesi fungisida propamocarbhidroklorida dengan dosis 2 gr/L.

2) Kimiawi yaitu, dilakukan infus pada batang dengan fungisidasistemik.

c) Bercak daun, menyerang daun muda, batang muda dan tangkaidaun sehingga menjadi pucat, kering dan rontok.Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Mekanis yaitu, sanitasi tanaman terutama daun yang

terserang penyakit dipotong dan dibakar.2) Kimiawi yaitu, penyemprotan fungisida Antracol 70 WP

dengan dosis 2 gr/L.d) Penyakit Antraknosa, bagian yang diserang daun.

Gejala : kerusakan diawali pada daun muda sehingga terminalcabang tidak produktif, bunga mengering, pembentukan pentilgagal, buah busuk dan gugur. Penyakit menyerang pada awalmusim hujan.Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Mekanis yaitu,

sanitasi kebun dengan memusnahkan gulma pada saatpertunasan sampai saat panen.

mengumpulkan daun yang jatuh ke tanah dan dibakar.

pemangkasan setelah panen atau sebelum pertunasanpada daun/cabang yang ada gejala penyakit serta

Page 115: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 107

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

pemangkasan pada kanopi bagian tengah untukmemperbaiki sirkulasi udara dan penetrasi sinar matahari.

membungkus buah (sebesar bola pimpong) sehinggaterlindung dari serangan penyakit.

2) Kimiawi yaitu, penyemprotan dengan fungisida kombinasi0,25% Mancozeb + 0,2% Dicotopos + 2 gr/L pupuk daun;dilakukan selang waktu 7-10 hari sekali dari saatpembentukan tunas bunga sampai fase pemasakan buah.

e) Cendawan jelaga, bagian yang diserang daun tanaman.Gejala : daun mangga yang diserang berwarna hitam sepertibeledu; warna hitam disebabkan oleh jamur yang hidup dicairan manis. Pengendalian :1) Mekanis yaitu, dengan memotong daun dan cabang yang

terserang kemudian dibakar.2) Kimiawi yaitu, dengan penyemprotan fungisida berbahan

aktif morestan dengan dosis 1,5 gr/L air atau memberantasserangga yang menghasilkan cairan manis denganinsektisida atau tepung belerang.

f) Bercak karat merah, bagian yang terserang daun, ranting danbunga. Gejala : menyerang daun, ranting, bunga dan tunassehingga terbentuk bercak yang berwarna merah. Penyakit inisangat mempengaruhi proses pembuahan.Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Mekanis yaitu pemangkasan dahan, cabang dan ranting.2) Kimiawi yaitu menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux

atau sulfat tembaga.g) Kudis buah, menyerang tangkai bunga, bunga, ranting dan

daun.Gejala : adanya bercak kuning yang akan berubah menjadiabu-abu dan pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan.Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Mekanis, mengambil buah yang terserang penyakit dan

memangkas tangkai bunga yang terserang kemudiandibakar.

2) Kimiawi, penyemprotan fungisida Dipoliatan 4 F dengandosis 0,2 cc/L air, Dithane M-45, Manzate atau Pigone tigakali seminggu.

Page 116: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 108

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

h) Penyakit Blendok/Diplodia, bagian yang diserang batang dancabang tanaman.Gejala : tanaman yang terserang penyakit mengeluarkan getah/blendok berwarna kuning emas dari batang atau cabang, danpada kulit terdapat luka yang yang tidak teratur.Pengendalian dilakukan dengan cara :1) Mekanis yaitu,

memotong bagian tanaman yang terserang penyakit,

pemangkasan untuk mengurangi kelembaban tanaman

pemupukan berimbang

bersihkan gulma terutama pada piringan

mengumpulkan sisa tanaman dan memotong cabangterserang berat dan dibakar

membongkar tanaman yang terserang berat dan dibakar2) Biologis yaitu, oleskan pada batang atau pangkal batang

agensia antagonis seperti Trichoderma, spp; Gliocladium,spp; Psedomonas fluorescens atau Bacillus subtilis.

3) Kimiawi yaitu, lubang ditutupi dengan kapas yang telahdicelupkan ke dalam insektisida dan menyemprot pohondengan bubur bordeaux.

3. GulmaBenalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karenamenyebabkan makanantidak diserap tanaman secara sempurna.Pengendalian dengan memotong cabang yang terserang,menebang tanaman yang diserang benalu dengan berat.

IV. Daftar Pustakaa. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Depatemen Pertanian, 2008. Standard Operating Procedure (SOP)

Mangga Arumanis 143, Kabupaten Pemalang.

b. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Kementerian Pertanian, 2010. Vademekum Mangga.

c. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Tentang

Budidaya Pertanian Mangga (Mangifera spp).

Page 117: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 109

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

MANGGIS (Garcinia mangostana L )

I. PendahuluanManggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari

hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan

belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini

menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti

Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia Utara. Di Indonesia

manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu

(Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara),

Manggista (Sumatera Barat). Manggis merupakan salah satu komoditi

ekpor buah-buahan Indonesia ke negara seperti China, Taiwan,

Singapura, Malaysia, Hongkong, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1) Daerah yang cocok untuk budidaya manggis adalah daerah yang

memiliki curah hujan 1.250–2.500 mm/tahun dan merata

sepanjang tahun.

2) Temperatur udara yang ideal berada pada kisaran 22-32 derajat

C, dengan kelembaban 80% serta intensitas sinar matahari

optimal 40%-70%.

3) Angin bertiup tidak terlalu kencang.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 109

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

MANGGIS (Garcinia mangostana L )

I. PendahuluanManggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari

hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan

belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini

menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti

Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia Utara. Di Indonesia

manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu

(Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara),

Manggista (Sumatera Barat). Manggis merupakan salah satu komoditi

ekpor buah-buahan Indonesia ke negara seperti China, Taiwan,

Singapura, Malaysia, Hongkong, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1) Daerah yang cocok untuk budidaya manggis adalah daerah yang

memiliki curah hujan 1.250–2.500 mm/tahun dan merata

sepanjang tahun.

2) Temperatur udara yang ideal berada pada kisaran 22-32 derajat

C, dengan kelembaban 80% serta intensitas sinar matahari

optimal 40%-70%.

3) Angin bertiup tidak terlalu kencang.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 109

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

MANGGIS (Garcinia mangostana L )

I. PendahuluanManggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari

hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan

belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini

menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti

Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia Utara. Di Indonesia

manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu

(Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara),

Manggista (Sumatera Barat). Manggis merupakan salah satu komoditi

ekpor buah-buahan Indonesia ke negara seperti China, Taiwan,

Singapura, Malaysia, Hongkong, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1) Daerah yang cocok untuk budidaya manggis adalah daerah yang

memiliki curah hujan 1.250–2.500 mm/tahun dan merata

sepanjang tahun.

2) Temperatur udara yang ideal berada pada kisaran 22-32 derajat

C, dengan kelembaban 80% serta intensitas sinar matahari

optimal 40%-70%.

3) Angin bertiup tidak terlalu kencang.

Page 118: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 110

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b. Ketinggian Tempat.

Pohon manggis dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai di

ketinggian di bawah 1.500 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada

daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl.

c. Tanah.

1) Tanah yang paling baik untuk budidaya manggis adalah tanah

yang subur, gembur, mengandung bahan organik, mempunyai

solum tanah dalam.

2) Derajat keasaman tanah (pH tanah) ideal untuk budidaya tanaman

manggis adalah 5–7.

3) Untuk pertumbuhan tanaman manggis memerlukan daerah

dengan drainase baik dan tidak tergenang serta air tanah berada

pada kedalaman 50–200 m.

4) Jenis tanah Latosol, dengan tekstur clay loam (lempung berliat)

sampai sandy clay (lempung berpasir).

III. Budidayaa. Pengolahan Lahan.

1) Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan

alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu

dari areal tanam.

2) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang

terlalu besar

3) Usahakan lahan tidak terbuka luas terhadap sinar matahari, oleh

karena itu tidak perlu memotong seluruh pohon yang ada kecuali

yang dapat mengganggu tanaman manggis untuk berkembang

b. Penanaman.

1) Jarak tanam 10x10 M.

2) Lubang tanam pada tanah gembur dan kaya humus, dengan

ukuran 60 x 60 x 60 cm, sedangkan pada tanah kurang subur

ukuran lubang tanam 100 x 100 x 100 cm sehingga perakaran

dapat berkembang dengan baik. Tanah galian bagian atas (20

cm) dipisahkan dengan tanah galian bagian bawah dan dibiarkan

selama 2-3 minggu.

Page 119: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 111

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3) Lubang tanam ditutup kembali, dengan tanah galian atas lebih

dahulu dimasukkan setelah dicampur dengan pupuk

organik/pupuk kompos sebanyak 20-30 kg/lubang.

4) Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, dan bibit ditimbun

dengan tanah sampai + 5 cm di atas pangkal batang.

5) Pasang ajir dan ikatkan bibit manggis dengan ajir agar tanaman

tumbuh lurus ke atas.

6) Lakukan penyiraman setelah bibit ditanam.

c. Penanaman Tanaman Pelindung

1) Tanaman pisang, dilakukan dengan :

a) Jarak tanam 2,5 x 2,5 m.

b) Lubang tanam 50 x 50 x 50 cm.

c) Tambahkan pupuk organik 5 - 10 kg/lubang.

d) Anakan pisang ditanam pada awal musim hujan dan dilakukan

3 bulan sebelum bibit manggis ditanam.

2) Tanaman lamtoro atau albisia.

3) Naungan dapat dibuat dari kayu/bambu dengan atap daun kelapa

atau alang-alang, ukuran naungan panjang 60 cm, lebar 40 cm,

tinggi 75 cm. Naungan ini dilakukan sampai tanaman manggis

berumur + 2 tahun.

d. Pemeliharaan.

1) Penyiangan, dilakukan secara kontinyu dan sebaiknya bersamaan

dengan pemupukan dan penggemburan yaitu dua kali dalam

setahun.2) Perempalan/Pemangkasan.

a) Dilakukan pada tanaman yang berumur 5 tahun atau sudah

berbuah.

b) Pangkas ranting yang terlalu rimbun sehingga dapat

meningkatkan ukuran dan kemanisan buah.

c) Pangkas cabang dan ranting yang tidak produktif, kering, sakit

serta ranting tumbuh mengarah ke dalam.

d) Pangkas ranting-ranting yang tumbuh kembar dan sudah tidak

berbuah untuk mencegah serangan hama dan penyakit.

e) Gunakan gunting pangkas yang bersih dan tajam.

Page 120: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 112

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

f) Untuk menghindari infeksi penyakit, lapisi bekas pangkasan

dengan ter/meni/lilin.

3) Pengairan dan Penyiraman.

a) Tanaman berumur <5 tahun memerlukan ketersediaan air yang

cukup dan terus menerus sehingga harus disiram satu sampai

dua hari sekalipagi dan sore hari dengan volume 20-40

L/pohon/hari.

b) Tanaman berumur >5 tahun atau sudah menghasilkan,

penyiraman dengan volume 50 L/pohon/hari.

c) Tanaman selesai dipanen, perlu banyak air untuk memulihkan

kondisi stres ke kondisi normal.

4) Pemupukan

a) Jenis dan dosis pemupukan anjuran adalah sbb :

Umur (thn)Jenis dan dosis pupuk/pohon/th

Urea(gr/ph)

SP-36(gr/ph)

KCl(gr/ph)

Organik(kg/ph)

1-2 th 50 25 25 202-4 th 100 50 50 204-6 th 200 100 100 406-8 th 400 800 800 40

8-10 th 800 1.500 1.500 80>10 th 1.000 2.500 1.500 80

b) Cara pemupukan

Pupuk ditaburkan melingkar sesuai tajuk tanaman dengan cara

ditudal/ditabur kemudian ditutup tanah. Setelah selesai

pemupukan, kemudian dilakukan penyiraman.

c) Pemberian Mulsa, mulsa jerami dihamparkan setebal 3-5 cm

menutupi tanah di sekeliling batang yang masih kecil untuk

menekan gulma, menjaga kelembaban dan aerasi dan

mengurangi penguapan air.

1) Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu :

a) Awal musim hujan, dengan dosis sbb :

Urea sebanyak 1/3 dosis rekomendasi

Kalium sebanyak 2/3 dosis rekomendasi

SP-36 sebanyak dosis rekomendasi

Page 121: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 113

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b) Setelah panen, dengan dosis sbb :

Urea sebanyak 2/3 dosis rekomendasi

Kalium sebanyak 1/3 dosis rekomendasi

Pupuk organik sebanyak dosis rekomendasi

e. Hama dan Penyakit.

1. Hama

a) Pengorok daun, bagian yang diserang daun muda yang

helaiannya baru membuka.

Gejala : serangan berat maka daun tidak berkembang sehingga

tanaman tumbuh merana.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu dilakukan pemangkasan terhadap daun yang

terserang hama kemudian dimusnahkan

2) Biologis, menggunakan musuh alami parasitoid

Ageniaspis,sp.

3) Kimiawi, dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif

betasulfurin, imidakloprid, diazinon, metidation seperti

Curacron dengan dosis 2 cc/L air dengan volume semprot 7-

10 L/tanaman.

b) Penghisap daun dan buah muda, bagian yang diserang daun,

tunas, bunga dan pentil buah. Dampak serangan hama ini yaitu

penurunan produksi dan mutu buah.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, dilakukan dengan cara :

Pemangkasan daun dan tunas yang terserang hama

kemudian dibakar.

Mengurangi tanaman naungan atau tanaman lain yang

berada di sekitar tanaman manggis

Pemangkasan tanaman agar lingkungan tajuk tidak terlalu

rimbun

2) Biologis, dilakukan dengan cara :

Menggunakan agen hayati Beauveria bassiana

Page 122: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 114

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Menggunakan musuh alami seperti belalang sembah,

laba-laba dan kepik dari familia Reduviidae

Menggunakan semut hitam karena aktif bergerak

sehingga dapat menggangu proses peletakan telur hama

ini dan tidak sempat hinggap untuk menusuk buah

manggis.

3) Kimiawi, dengan penyemprotan insektisida Fastac 15

Esebanyak 15 gr/L air.

c) Ulat pemakan daun, bagian yang diserang daun, terutama daun

muda dan hanya meninggalkan tulang daun saja.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu dengan :

Melakukan sanitasi kebun

Mengambil hama secara manual kemudian dibakar

2) Kimiawi, dilakukan dengan penyemprotan insektisida

dengan bahan aktif sipermetrin seperti Sherpa 50 EC

dengan dosis 2 cc/L air

d) Kutu putih, bagian yang diserang buah.

Gejala : merusak penampilan buah.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis/kultur teknis, dilakukan dengan cara :

Pemangkasan tajuk tanaman agar tidak terlalu rapat

dengan tanaman di sekitarnya.

Mengurangi kepadatan tajuk agar tidak terlalu rapat dan

saling menutupi

Mengurangi kepadatan buah

2) Kimiawi, dilakukan dengan penyemprotan insektisida

Dursban 0,2% sesuai dosis anjuran.

e) Thrips, bagian yang diserang fase kuncup bunga mekar sampai

fase perkembangan buah.

Gejala : serangan hebat maka dapat menurunkan mutu buah.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis dilakukan dengan :

Page 123: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 115

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat sehingga

sinar matahari sampai ke bagian dalam tajuk

Daun yang gugur di bawah pohon dibersihkan dan

dibakar

2) Kimiawi, dilakukan penyemprotan dengan yang efektif,

terdaftar dan berijin dan dilakukan pada saat bunga mekar

sampai buah mencapai ukuran + 3 cm

f) Tungau, bagian yang diserang tangkai daun, bunga dan buah.

Gejala pada tangkai daun, bunga dan buah terjadi perubahan

warna seperti perunggu dan permukaan atas daun terdapat

bercak berwarna kekuningan.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu dilakukan pembungkusan buah

2) Kimiawi, yaitu disemprot dengan akarisida yang efektif,

terdaftar dan berijin.

g) Uret/gayas, bagian yang diserang pucuk akar.

Gejala : menyerang pucuk akar dengan memakannya sehingga

tanaman akan layu/mati.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu membersihkan gulma di sekitar batang utama

dengan mencabut/menkored

2) Kimiawi, yaitu dengan menaburkan insektisida berbahan

aktif karbofuran sebanyak 5-10 gr/lubang tanam.

h) Ulat bulu, bagian yang diserang daun.

Gejala : daun berubang.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu menjaga sanitasi lingkungan dan

pemeliharaan tanaman yang baik

2) Kimiawi, yaitu penyemprotan insektisida Bayrusil 250

EC/Cymbush 50 EC dengan konsentrasi 0,1 -0,2 %.

i) Tupai, bagian yang diserang buah yang hampir masak, tiap

ekor tupai dapat menghabiskan 2-3 butir buah manggis/hari.

Pengendalian dilakukan dengan menembak menggunakan

senapan angin atau digropyok pada siang hari.

Page 124: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 116

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2. Penyakit

a) Bercak daun.

Gejala : bercak pada daun yang tidak beraturan berwarna abu-

abu pada pusatnya, coklat dan hitam pada sisi atas dan

bawah daun.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu dengan :

Mengurangi kelembaban yang berasal dari tanaman

pelindung.

Memotong bagian tanaman yang terserang penyakit.

Membersihkan kebun dari segala sesuatu yang menjadi

sumber inokulum.

2) Kimiawi, dengan aplikasi fungisida berbahan aktif bitertanol

seperti Baycolar 300 EC dan Bayfidan 250 EC dengan

konsentrasi 0.1-0.2 %, atau fungisida berbahan aktif

triadimenol seperti Daconil 75.

b) Jamur upas, bagian yang diserang cabang/ranting.

Gejala : cabang/ranting mati karena jaringan kulit mongering,

penyakit ini banyak terjadi pada musim hujan.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu jika cendawan sudah sampai stadium

kortisium, sebaiknya cabang dipotong + 30 cm di bawah

bagian kulit yang sudah membusuk kemudian dibakar

2) Kultur teknis, yaitu mengurangi kelembaban kebun dengan

memangkas tanaman pelindung dan bagian tanaman

manggis yang sudah mati

3) Kimiawi, dilakukan dengan cara :

Cabang tanaman yang terserang penyakit diolesi bubur

Bordeaux, Carbolineum plantarum atau fungisida

berbahan aktif tridemorf.

Memotong cabang/ranting, mengerok kulit dan kayu yang

terserang parah dan mengolesi bagian yang dipotong

dengan cat, atau disemprot dengan Derosal 60 WP 0.1-

0.2 %.

Page 125: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 117

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Aplikasi desinfektan (seperti kaporit atau pemutih

pakaian) atau cobox dengan menyiramkan ke lubang

tanam yang sudah disediakan.

c) Mati ujung, bagian yang diserang daun, cabang/ranting.

Gejala ujung daun mengering, ranting berkerut seperti

kekurangan air, cabang dan tangkai daun mengering. Jika

serangan berat semua daun paling ujung akan rontok dan

akhirnya seluruh ujung daun pada ranting akan rontok dan

cabang mati.

Pengendalian dengan cara :

1) Mekanis, dilakukan dengan :

Potong cabang, daun dan ranting yang terserang penyakit

kemudian dibakar

Pangkas cabang dan ranting pada fase vegetatif untuk

mengurangi kelembaban

2) Kimiawi, dilakukan dengan mengoleskan fungisida seperti

bubur Bordeaux dan Parafin/Carbolineum pada bagian

tanaman yang terserang (pada luka di batang tanaman

manggis)

d) Hawar benang, bagian yang diserang cabang/ranting.

Gejala : miselium jamur tumbuh pada permukaan cabang dan

ranting membentuk benang putih yang dapat meluas sampai

menutupi permukaan bawah daun.

Pengendalian : menjaga kebersihan dan memangkas daun

yang terserang.

e) Kanker batang/cabang.

Gejala : warna kulit batang dan cabang berubah dan

mengeluarkan getah. Jika serangan berat pangkal batang

mengelang, pucuk tanaman mengering, daun gugur dan

tanaman mati.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu dengan :

Perbaikan drainase dan menjaga kebersihan kebun.

Page 126: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 118

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pemotongan bagian tanaman yang terserang penyakit.

Menghindari luka mekanis pada bagian akar dan pangkal

batang pada waktu pemeliharaan tanaman

Eradikasi tanaman yang terserang

2) Kimiawi, dilakukan dengan mengkored/mengelupas bagian

tanaman yang terserang penyakit kemudian bekas luka

diolesi fungisida atau penyemprotan fungisida Benlate untuk

kanker batang.

f) Hawar rambut.

Gejala : permukaan tanaman manggis ditutupi bentuk serupa

benang berwarna coklat tua kehitaman mirip ekor kuda.

Pengendalian: sama dengan kanker batang.

g) Busuk buah.

Gejala : diawali dengan adanya kerak atau burik berwarna

coklat pada buah muda, pecah-pecah dan sedikit

mengeluarkan getah berwarna kuning. Penampilan buah tidak

menarik (burik) dan buah menjadi keras jika dibuka daging

buah berair, busuk dan lekat dengan kulit buah. Pengendalian

secara kultur teknis, yaitu dengan :

Pengambilan buah yang sakit kemudian dibakar

Penanganan panen dan pasca panen yang baik agar buah

tidak memar karena buah yang memar sangat peka

terhadap serangan patogen ini.

h) Getah kuning, bagian yang diserang buah.

Gejala : daging buah berwarna bening (transparan), lekat ke

kulit dan rasanya pahit.

Pengendalian dengan cara pemangkasan cabang dan ranting

yang kering/mati, pengaturan pengairan dan perbaikan

drainase kebun.

i) Buah pecah, karena faktor cuaca dan umumnya penyakit ini

terjadi pada musim penghujan (awal panen) dan pada musim

kemarau (akhir panen) dan dijumpai pada buah matang/tua.

Pengendalian dengan mengumpulkan buah yang terserang dan

kemudian membakarnya.

Page 127: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 119

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

j) Buah mengeras.

Gejala : daging buah lengket dengan kulit dan sebagian daging

buah sudah busuk serta buah akan jatuh sebelum matang. Di

tempat penyimpanan buah yang sudah dipanen, cendawan

penyebab penyakit ini akan cepat membusukkan buah dan

menular ke buah lain. Luka karena serangga yang terjadi

setelah pemetikan akan meningkatkan pembusukan.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu pengambilan buah yang terserang penyakit

kemudian dibakar.

2) Kimiawi, yaitu dengan penyemprotan fungisida efektif dan

terdaftar, sejak buah masih pentil sampai tiga minggu.

IV. Daftar Pustaka

a. Bagian Proyek P2RT Pembinaan Tanaman Pangan dan Hortikultura

Sumatera Barat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah Tingkat I

Sumatera Barat. Budidaya Manggis.

b. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Depatemen Pertanian, 2009. Standard Operating Procedure (SOP)

Manggis, Kabupaten Sukabumi.

c. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Kementerian Pertanian, 2010. Standard Operating Procedure (SOP)

Manggis Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.

d. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Departemen Pertanian, 2007. Vademekum Manggis.

e. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Tentang

Budidaya Pertanian Manggis (Garcinia mangostana L).

Page 128: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 120

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

MATOA (Pometia pinnata J.R & J.G)

I. Pendahuluan

Matoa merupakan tanaman buah berbentuk pohon dan merupakan

tanaman buah asli dari Papua dan hampir terdapat di seluruh daerah

Papua terutama di kawasan dataran rendah. Tanaman matoa pada saat

ini sudah banyak dikembangkan di daerah lain seperti Jawa, Sumatera,

Sulawesi, NTB dan Maluku. Tanaman matoa berbuah 2 (kali) dalam

satu tahun yaitu pada sekitar bulan Maret serta Agustus-Oktober,

namun musim berbuah tergantung kondisi cuaca di wilayah

pengembangan, sehingga bulan musim berbuah berbeda-beda untuk

tiap wilayah.

Tanaman matoa mempunyai 2 jenis, yaitu :

1) Pometia pinnata, dengan ciri tepi daun bergigi. Jenis ini tersebar

mulai dari Srilanka, seluruh kepulauan di Indonesia sampai di

kepulauan Fiji dan Samoa.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 120

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

MATOA (Pometia pinnata J.R & J.G)

I. Pendahuluan

Matoa merupakan tanaman buah berbentuk pohon dan merupakan

tanaman buah asli dari Papua dan hampir terdapat di seluruh daerah

Papua terutama di kawasan dataran rendah. Tanaman matoa pada saat

ini sudah banyak dikembangkan di daerah lain seperti Jawa, Sumatera,

Sulawesi, NTB dan Maluku. Tanaman matoa berbuah 2 (kali) dalam

satu tahun yaitu pada sekitar bulan Maret serta Agustus-Oktober,

namun musim berbuah tergantung kondisi cuaca di wilayah

pengembangan, sehingga bulan musim berbuah berbeda-beda untuk

tiap wilayah.

Tanaman matoa mempunyai 2 jenis, yaitu :

1) Pometia pinnata, dengan ciri tepi daun bergigi. Jenis ini tersebar

mulai dari Srilanka, seluruh kepulauan di Indonesia sampai di

kepulauan Fiji dan Samoa.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 120

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

MATOA (Pometia pinnata J.R & J.G)

I. Pendahuluan

Matoa merupakan tanaman buah berbentuk pohon dan merupakan

tanaman buah asli dari Papua dan hampir terdapat di seluruh daerah

Papua terutama di kawasan dataran rendah. Tanaman matoa pada saat

ini sudah banyak dikembangkan di daerah lain seperti Jawa, Sumatera,

Sulawesi, NTB dan Maluku. Tanaman matoa berbuah 2 (kali) dalam

satu tahun yaitu pada sekitar bulan Maret serta Agustus-Oktober,

namun musim berbuah tergantung kondisi cuaca di wilayah

pengembangan, sehingga bulan musim berbuah berbeda-beda untuk

tiap wilayah.

Tanaman matoa mempunyai 2 jenis, yaitu :

1) Pometia pinnata, dengan ciri tepi daun bergigi. Jenis ini tersebar

mulai dari Srilanka, seluruh kepulauan di Indonesia sampai di

kepulauan Fiji dan Samoa.

Page 129: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 121

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Pometia ridleyi, dengan ciri tepi daun rata, urat daun melengkung ke

atas. Jenis ini banyak dijumpai di Semenanjung Malaya dan Thailand

sedangkan di Indonesia hanya dijumpai di Simeulue.

II. Syarat Tumbuha. Iklim

Suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman matoa antara 22 - 28

derajatC.

b. Ketinggian Tempat

Tanaman matoa dapat tumbuh pada ketinggian kurang dari 1.200 m

dpl, tetapi tanaman akan produktif jika ditanam pada ketinggian

kurang dari 500 m dpl.

c. Tanah

Tanaman matoa tidak memerlukan lahan dengan tingkat kesuburan

tinggi, tipe tanah Fluvents yang mengandung K rendah ternyata

tanaman matoa dapat tumbuh dengan baik.

III. Budidaya

a. Pengolahan Lahan

Lahan untuk pengembangang tanaman matoa perlu dibersihkan dari

tumbuhan liar dan kayu/ranting, untuk mempermudah proses

penanaman dan pemeliharaan. Pembajakan lahan hanya perlu

dilakukan bila lahan tersebut akan dilakukan tumpangsari dengan

tanaman semusim.

b. Penanaman

1) Penanaman dilakukan dari bibit hasil persemaian yang telah

mencapai ketinggian 20 - 30 cm.

2) Pemindahan dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak melukai

akar yang masih muda.

3) Jarak tanam 10 x 12 m, sehingga populasi sebanyak 84 pohon/Ha

4) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 30 cm atau

disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan.

5) Lubang tanam ditambahkan pupuk organik sekitar 20 kg/lubang.

Page 130: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 122

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c. Pemeliharaan

1) Pemangkasan.

a) Tujuan untuk memacu tanaman agar lebih banyak

menghasilkan cabang lateral (cabang samping) karena buah

akan muncul pada bagian terminal cabang/ranting/batang.

b) Dilakukan pada tanaman yang sudah mencapai ketinggian >

2,5m.

2) Pemupukan, dilakukan saat tanaman berumur 3, 6 dan 12 bulan,

dengan dosis pupuk sbb :

Dosis pupuk/pohon

ZA TSP KCL Organik

238 gram 357 gram 476 gram 20 kg

Catatan :

Pemupukan selanjutnya dilakukan sesuai keperluan yaitu jika

pertumbuhan tanaman kurang baik.

Menjelang musim buah, tanaman perlu dipupuk TSP dan KCl.

Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman matoa, dapat

diberikan pupuk hayati mikoriza.

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama.

Hama pada buah matoa yaitu Bactrocera quadrisetosa dan

kelelawar yang merusak buah yang telah masak.

Pengendalian secara umumyang dapat dilakukan yaitu :

a) Evaluasi lahan yang akan ditanami

b) Penanaman bibit berkualitas dan resisten hama

c) Pengaturan jarak tanam yang tepat

d) Penanaman tegakan campuran

e) Penjarangan jika penanaman awal dengan jarak yang terlalu

rapat.

Pengendalian terhadap serangan kumbang dan kelelawar

dilakukan dengan cara membungkus buah yang akan masak

menggunakan plastik putih yang telah diberi beberapa lubang.

Page 131: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 123

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2. Penyakit

a) Jamur Ganoderma spp, menyerang akar tanaman dengan

menginfeksi sistem jaringan tanaman dengan menempatkan

hifa-hifanya yang digunakan untuk menyerap bahan hasil

fotosintesa dari tumbuhan inangnya.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Fisik, dengan membakar tanaman yang sakit sampai ke

akarnya, sisa akar dan tanaman dibersihkan dari lahan

2) Kimiawi, dengan penyemprotan fungisida Ganocide atau

Calixin CP.

b) Jamur menyerang biji untuk benih, akan merusak kulit dan

kotiledon biji sehingga mengurangi viabilitas perkecambahan

biji. Pencegahan dilakukan dengan cara biji yang

dikecambahkan untuk bibit dicuci dengan fungisida agar bebas

dari serangan jamur.

c) Jamur menyerang buah matoa. Hal ini terjadi jika buah matoa

dalam keadaan lembab, pencegahan dilakukan dengan cara

meletakkan buah matoa kondisi relatif kering namun tidak pada

suhu terlalu tinggi karena jika suhu terlalu tinggi akan

mempercepat proses kerusakan pada buah.

IV. Daftar Pustaka

1) Suharno, Rosye H.R. Tanjung. 2011. Matoa (Pometia sp). Potensi,

Domestifikasi dan Pembudidayaannya.

2) Matoa (Pometia pinnata), Buah dengan aroma nano-nano (rambutan,

lengkeng, durian).

Page 132: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 124

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk)

I. Pendahuluan

Nangka merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari

India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia. Berdasarkan

sosok pohon dan ukuran buah, tanaman nangka terbagi dua golongan

yaitu :

a. Nangka buah besar: tinggi mencapai 20-30 m; diameter batang

mencapai 80 cm dan umur mulai berbuah sekitar 5-10 tahun.

b. Nangka buah kecil: tinggi mencapai 6-9 m; diameter batang

mencapai 15-25 cm dan umur mulai berbuah sekitar 18-24 bulan.

Berdasarkan kondisi daging buah, tanaman nangka dapat dibedakan

menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Nangka bubur: daging buah tipis, lunak agak berserat, beraroma

keras mudah lepas dari buah.

b. Nangka salak: daging buah tebal, agak kering aromanya kurang

keras.

c. Nangka cempedak: daging buah tipis, liat dan beraroma harum

spesifik.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 124

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk)

I. Pendahuluan

Nangka merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari

India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia. Berdasarkan

sosok pohon dan ukuran buah, tanaman nangka terbagi dua golongan

yaitu :

a. Nangka buah besar: tinggi mencapai 20-30 m; diameter batang

mencapai 80 cm dan umur mulai berbuah sekitar 5-10 tahun.

b. Nangka buah kecil: tinggi mencapai 6-9 m; diameter batang

mencapai 15-25 cm dan umur mulai berbuah sekitar 18-24 bulan.

Berdasarkan kondisi daging buah, tanaman nangka dapat dibedakan

menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Nangka bubur: daging buah tipis, lunak agak berserat, beraroma

keras mudah lepas dari buah.

b. Nangka salak: daging buah tebal, agak kering aromanya kurang

keras.

c. Nangka cempedak: daging buah tipis, liat dan beraroma harum

spesifik.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 124

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk)

I. Pendahuluan

Nangka merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari

India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia. Berdasarkan

sosok pohon dan ukuran buah, tanaman nangka terbagi dua golongan

yaitu :

a. Nangka buah besar: tinggi mencapai 20-30 m; diameter batang

mencapai 80 cm dan umur mulai berbuah sekitar 5-10 tahun.

b. Nangka buah kecil: tinggi mencapai 6-9 m; diameter batang

mencapai 15-25 cm dan umur mulai berbuah sekitar 18-24 bulan.

Berdasarkan kondisi daging buah, tanaman nangka dapat dibedakan

menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Nangka bubur: daging buah tipis, lunak agak berserat, beraroma

keras mudah lepas dari buah.

b. Nangka salak: daging buah tebal, agak kering aromanya kurang

keras.

c. Nangka cempedak: daging buah tipis, liat dan beraroma harum

spesifik.

Page 133: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 125

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Varietas-varietas unggul nangka yang ditanam di Indonesia yaitu:

nangka bilulang/ nangka celeng, nangka cempedak, nangka dulang,

nangka kandel, nangka kunir, nangka merah, nangka salak, nangka

mini, dan nangka misin.

II. Syarat Tumbuh

a. Iklim

1) Pohon nangka cocok tumbuh di daerah yang memilki curah hujan

tahunan rata-rata 1.500-2.500 mm dan musim keringnya tidak

terlalu keras. Nangka dapat tumbuh di daerah kering yaitu di

daerah-daerah yang mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4

bulan

2) Sinar matahari sangat diperlukan nangka untuk memacu

fotosintesa dan pertumbuhan, karena pohon ini termasuk

intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan

terganggunya pembentukan bunga dan buah serta

pertumbuhannya.

3) Rata-rata suhu udara minimum 16-21 derajat C dan suhu udara

maksimum 31-31,5 derajat C.

4) Kelembaban udara yang tinggi diperlukan untuk mengurangi

penguapan.

b. Ketinggian Tempat

Pohon nangka dapat tumbuh dari mulai dataran rendah sampai

ketinggian 1.300 m dpl. Namun ketinggian tempat yang terbaik untuk

pertumbuhan nangka adalah antara 0-800 m dpl.

c. Tanah.

1) Umumnya tanah yang disukai yaitu tanah yang gembur dan agak

berpasir. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah tandus sampai

subur dengan pH tanah asam sampai alkalis, pada tanah gambut

tanaman nangka dapat tumbuh dan berbuah.

2) Tanaman nangka tidak cocok ditanaman pada tanah berkadar

garam (NaCl) tinggi.

Page 134: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 126

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3) Tanaman nangka tahan terhadap pH rendah (tanah masam)

dengan pH 6,0 - 7,5, tetapi yang optimum pH 6 - 7.

4) Kedalaman air tanah yang cocok bagi pertumbuhan nangka

adalah 1-2 m atau antara 1-2.5 m dan karena perakarannya

sangat dalam, maka sebaiknya ditanam pada tanah yang cukup

tebal lapisan atasnya (kira-kira setebal 1 m).

III. Budidaya

a. Pengolahan Lahan.

1) Pengolahan lahan dilakukan dengan membersihkan semak

belukar, rumput kemudian dibajak/dicangkul. Pembuatan saluran

drainase dan pengolahan lahan diutamakan di lokasi yang akan

dibuat lubang tanam.

2) Jika pH tanah < 5, maka tanah perlu diberi kapur, jika pH tanah >

7 maka tanah perlu diberi belerang. Dosis anjuran yaitu 1 kg kapur

atau belerang untuk 1 m3 lubang tanam.

b. Penanaman.

1) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 m atau 1 x 1 x

0,5 m. Pada saat penggalian lubang tanam, tanah bagian atas

dipisahkan dari tanah bagian bawah. Tanah bagian atas dicampur

dengan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 20 kg per

lubang. Lubang tanah yang telah digali dibiarkan terbuka selama

1-2 minggu, agar mendapat sinar matahari sehingga teroksidasi

dengan baik.

2) Untuk menghindari kendala tanah asam, tanah galian dicampur

dengan dolomit/kapur pertanian sebanyak 0,5-1 kg per lubang

tanam dan tanah campuran ini dimasukkan ke dalam lubang 2-3

minggu sebelum penanaman.

3) Seminggu sebelum tanam berilah NPK (15–15–15) 100 gram ke

dalam lubang tanam apabila perlu.

4) Bibit hasil semaian atau okulasi ditanam tegak dan kokoh ke

dalam tengah lubang tanam. Jarak antara lubang tanam 12x12 m.

Page 135: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 127

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

5) Penanaman dilakukan sore hari atau pagi hari pada permulaan

musim penghujan yaitu saat curah hujan sudah cukup merata.

6) Pemberian mulsa di sekitar pohon nangka sangat perlu; terutama

pada saatmusim kemarau untuk meningkatkan kelembaban tanah.

Namun pada musim hujan mulsa tidak diperlukan karena dapat

mendatangkan serangan jamur.

c. Pemeliharaan.

1) Penyiangan, guna membersihkan gulma di sekitar tanaman

dengan radius 1-2 m. Pengendalian gulma secara kimiawi

menggunakan herbisida misalnya Paracol 1,5 liter dalam 600 liter

air per ha atau Roundup 2-3 liter dalam 800 liter air/ha.

Penyiangan pertama dilakukan 1-2 bulan setelah penanaman,

selanjutnya setiap 2-4 bulan dilakukan selama 2-3 tahun.

2) Penjarangan dan Penyulaman, Penyulaman tanaman yang mati

dilakukan pada saat hujan masih turun di tahun pertama dan tahun

kedua.

3) Pemupukan.

Umurtanaman

Jenis dan dosis pupuk KeteranganNPK (gr/ph) Organik (kg/ph)1 minggu 100 20 Pupuk organik

diberi-kan 1-2kali/tahun,dengan dosis20 kg/ pohon.

6 bulan 150 -

12 bulan 200 20

18 bulan 250 -

24 bulan 300 20Catatan : guna merangsang pembentukan daun dapat diberikan

pupuk daun (Gandasil D/Bayfolan), dilakukan pada tanaman

umur 2 minggu sampai tanaman umur 17 bulan.

4) Pengairan dan Penyiraman, pengairan ini diperlukan untuk

meningkatkan produktivitas tanaman. Penyiraman tidak dengan

penggenangan karena tanaman nangka kurang toleran terhadap

genangan, dan akarnya masih mampu menyerap air pada tanah

yang dalam. Tanaman nangka justru membutuhkan drainase yang

baik. Pengairan/penyiraman diperlukan selama dua tahun pertama

pertumbuhannya.

Page 136: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 128

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

5) Pemangkasan, dilakukan sbb :

a) pada bagian tanaman yang tidak subur dan tidak produktif.

b) terhadap pohon nangka yang bertajuk rimbun agar sinar

matahari tidak terhalangi sehingga merangsang perbungaan.

c) dibatasi pada penjarangan pucuk ketika pohon mulai ditanam

dan sedikit pemotongan dahan-dahan yang mengandung buah

agar memudahkan mencapai buah untuk dibungkus dan

kemudian dipanen.

d) dimaksudkan untuk mengatur pembuahan, karena bunga

betina muncul pada batang utama atau cabang primer.

6) Perangsangan pembungaan dilakukan dengan cara melukai,

mengebor/mengikat batang. Tujuan perlakuan untuk menghambat

hasil asimilasi daun agar tidak meyebar ke seluruh bagian

tanaman, melainkan untuk merangsang pembungaan.

7) Penjarangan dan pembungkusan buah yaitu :

a) dilakukan penjarangan agar buah nangka hasilnya baik dan

besar

b) buah yang mulai membesar dibungkus dengan kantong/kertas

semen yang sudah dicelupakan ke dalam larutan insektisida,

atau dibungkus dengan anyaman dedaunan, misalnya

menggunakan daun-daun palem atau anyaman daun kelapa.

c) pembungkusan dapat menghalangi serangan tikus atau

kelelawar, dan memikat semut yang dapat mengusir serangga

lain sehingga diperoleh buah yang kulitnya mulus dan cerah.

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama

a) Penggerek pucuk, bagian yang diserang batang dan buah.

Gejala : membuat terowongan sampai ke kuncup, pucuk muda,

dan buah. Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu :

pemangkasan bagian tanaman yang terserang akan

memutuskan daur hidupnya karena ulat-ulat ini akan

menjadi pupa di dalam terowongan itu.

Page 137: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 129

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

membungkus/membrongsong buah

2) Kimiawi, yaitu menyemprotkan insektisida Thiodan 35 EC.

b) Kutu putih, bagian yang diserang daun.

Gejala : sering tampak pada daun muda dari bibit nangka.

Pengendalian, yaitu dengan penyemprotan Bayrusil 0,2%.

c) Penggerak kulit batang.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu dengan mengasap lubang-lubang penggerek

2) Kimiawi, yaitu disemprot dengan insektisida sistemik yang

mengandung bahan aktif karboril (seperti Sevin 85 S).

d) Kumbang-kumbang belalai (weevil) coklat, bagian yang

diserang kuncup bunga, daun dan buah.

Gejala : tempayak (grubs) masuk ke dalam kuncup dan buah

yang masih lunak, yang dewasa memakan daun.

Pengendalian dengan cara bagian tanaman yang terserang

dihancurkan.

e) Kumbang bersayap selaput (spittle bug), bagian yang diserang

daun muda.

Gejala : nimfa hidup bersama-sama dalam suatu massa busa

yang disekresi oleh mereka.

Pengendalian nimfa dipungut dan dihancurkan.

f) Larva lalat buah.

Pencegahan, yaitu buah nangka hendaknya dibungkus dan

buah yang matang atau terlalu matang jangan dibiarkan

bergeletakkan di tanah, tetapi hendaknya dikubur yang dalam.

g) Kepik, bagian yang diserang daun dan buah.

Gejala : nimfa dan kepik dewasa menghisap cairan bagian

tanaman yang masih muda (daun dan buah).

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Biologis yaitu menggunakan musuh alami berupa parasit

seperti Euphorus helopeltis, Erythmelus helopeltis dan

berupa predator adalah Sycanus leucomesus, Isyndrus sp.

dan Cosmolestes picticeps.

Page 138: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 130

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Kimiawi, yaitu apabila populasi tinggi pengendalian dengan

penyemprotan insektisida seperti Lannate 25 WP, Atabron

50 EC.

2. Penyakit.

a) Bakteri mati bujang, bagian yang diserang daun.

Gejala : pertama kali menyerang bagian pucuk dan turun pada

tajuk berikutnya. serangan yang hebat dapat mematikan pohon.

Jamur, kebanyakan menyerang pada musim penghujan.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, yaitu pemupukan untuk dapat meningkatkan

kesehatan tanaman.

2) Mekanis, yaitu pemangkasan bagian tanaman yang

terserang dan sanitasi kebun.

3) Kimiawi, yaitu untuk menghambat serangan lebih lanjut

dapat dilakukan penyiraman akar tanaman yang sakit

dengan lisol (karbol) 10-15 %.

b) Cendawan Rhizopus artocarpi, bagian yang diserang tangkai

buah.

Gejala : pangkal buah membusuk berwarna hitam.

Pengendalian, yaitu apabila belum terlambat penyemprotan

dengan fungisida Benlate 0,2%.

IV. Daftar Pustaka

a. endros-ruraltechnology.blogspot.com/2008/08/budidaya-nangka.html

b. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Tentang

Budidaya Pertanian Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk )

c. mangtolib.blogspot.com/2011/07/budidaya-nangka-mini.html

Page 139: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 131

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEPAYA (Cacarica papaya, L)

I. Pendahuluan

Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae

yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan

sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam,

baik di daerah tropis maupun sub tropis dan di daerah-daerah basah

dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan. Buah

pepaya merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang tinggi,

kandungan nutrisi dalam buah pepaya antara lain vitamin A, B1, B2, C,

juga mengandung betakarotin (sebagai antioksidan), kalsium, phosphor,

kalium, karbohidrat, protein, lemak dan serat.

Jenis pepaya yang banyak dikenal orang di Indonesia, yaitu:

1) Pepaya semangka, memiliki daging buah berwarna merah

semangka, rasanya manis.

2) Pepaya burung, warna daging buah kuning, harum baunya dan

rasanya manis asam.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 131

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEPAYA (Cacarica papaya, L)

I. Pendahuluan

Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae

yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan

sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam,

baik di daerah tropis maupun sub tropis dan di daerah-daerah basah

dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan. Buah

pepaya merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang tinggi,

kandungan nutrisi dalam buah pepaya antara lain vitamin A, B1, B2, C,

juga mengandung betakarotin (sebagai antioksidan), kalsium, phosphor,

kalium, karbohidrat, protein, lemak dan serat.

Jenis pepaya yang banyak dikenal orang di Indonesia, yaitu:

1) Pepaya semangka, memiliki daging buah berwarna merah

semangka, rasanya manis.

2) Pepaya burung, warna daging buah kuning, harum baunya dan

rasanya manis asam.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 131

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEPAYA (Cacarica papaya, L)

I. Pendahuluan

Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae

yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan

sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam,

baik di daerah tropis maupun sub tropis dan di daerah-daerah basah

dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan. Buah

pepaya merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang tinggi,

kandungan nutrisi dalam buah pepaya antara lain vitamin A, B1, B2, C,

juga mengandung betakarotin (sebagai antioksidan), kalsium, phosphor,

kalium, karbohidrat, protein, lemak dan serat.

Jenis pepaya yang banyak dikenal orang di Indonesia, yaitu:

1) Pepaya semangka, memiliki daging buah berwarna merah

semangka, rasanya manis.

2) Pepaya burung, warna daging buah kuning, harum baunya dan

rasanya manis asam.

Page 140: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 132

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1) Angin diperlukan untuk penyerbukan bunga. Angin yang tidak

terlalu kencang sangat cocok bagi pertumbuhan tanaman.

2) Tanaman pepaya tumbuh subur pada daerah yang memilki curah

hujan 1000-2000 mm/tahun.

3) Suhu udara optimum 22-26 derajat C. Kelembaban udara sekitar

40%.

b. Ketinggian Tempat.

Pepaya dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 700 m–

1000 m dpl.

c. Tanah.

1) Tanah yang baik untuk tanaman pepaya adalah tanah yang subur

dan banyak mengandung humus, serta banyak menahan air dan

gembur.

2) Derajat keasaman tanah ( pH tanah) yang ideal adalah antara 6-7.

3) Tanah tidak tergenang akan menyebabkan jamur perusak akar

hingga tanaman layu (mati). Tanah tidak boleh kekeringan karena

dapat menyebakan tanaman kurus, daun, bunga dan buah rontok.

4) Muka air tanah yang ideal tidak lebih dalam dari 50–150 cm dari

permukaan tanah.

III. Budidayaa. Pengolahan Lahan.

1) Lahan dibersihkan dari rumput, semak dan kotoran lain, kemudian

dicangkul/dibajak dan digemburkan.

1) Pembentukan bedengan, dengan ukuran lebar 200-250 cm, tinggi

20-30 cm, panjang secukupnya, jarak antar bedengan 60 cm.

2) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 50 cm atau

disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan di atas

bedengan dan dibiarkan selama 2 minggu.

3) Jarak tanam 2,5 x 2,5 m atau 2,5 x 2,75 m.

4) Pengapuran, dilakukan jika pH tanah < 5 dengan 1 kg dolomit

dan biarkan 1-2 minggu.

Page 141: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 133

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

5) Pupuk organik diberikan dengan dosis sebanyak 40 kg/lubang

tanam.

b. Penanaman.

Penanaman dapat dilakukan dengan bibit hasil persemaian maupun

dengan benih.

1) Penanaman dengan bibit hasil persemaian.

a) Umur bibit sekitar 2 bulan

b) Sehari sebelum bibit ditanam, maka lubang tanam disiram

terlebih dahulu

c) Penanaman sebaiknya dilakukan sore hari, dengan melepas

bibit dari polibag dan dilakukan hati2 agar tanah dalam polibag

tidak hancur sehingga tanaman tidak layu setelah dipindahkan

ke lahan

d) Di beberapa lubang sebaiknya ditanam 2 bibit sekaligus untuk

penyulaman atau mengganti bibit yang menyimpang sifatnya.

2) Penanaman dengan biji, dilakukan dengan memasukkan benih ke

dalam lubang tanam sebanyak 3-4 benih/lubang.

c. Pemeliharaan.

1) Penjarangan dan Penyulaman. Penjarangan tanaman dilakukan

untuk memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang

pohon jantan, dan dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga.

Penyulaman dilakukan bila tanaman mati, tidak sehat dsb.

2) Penyiangan, dilakukan untuk membersihkan rumput atau gulma

yang lain. Kegiatan penyiangan disesuaikan dengan kondisi di

lapangan.

3) Pembubunan, dapat dilakukan sekaligus pada waktu penyiangan.

Kegiatan ini agar dilakukan hati-hati sehingga tidak merusak

perakaran tanaman yang dibudidayakan.

4) Pemupukan. Pohon pepaya memerlukan pupuk yang banyak,

khususnya pupuk organic karena dapat memberikan zat-zat

makanan yang diperlukan dan menjaga kelembaban tanah.

Dosis dan waktu pemupukan adalah sbb :

Page 142: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 134

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Umurtanaman

Jenis dan dosispupuk Keterangan

NPK(gr/ph)

Organik(kg/ph)

1 minggu 200 - a. umur 2 mg diberi pupuk daundg interval 1kali/mg

b. setelah berbuah di tambahpupuk KCl

c. pemupukandiulang setiap 3 blndg 500 gr NPK/ph dan setiap 6bln dg ppk organik 40 kg/ph

3 bulan 300 -

6 bulan 500 40

9 bulan 500 -

12 bulan 500 40

Catatan : pupuk diberikan dalam alur lubang melingkari tanaman.

Pemupukan dapat dilakukan dengan melarutkannya dalam air (1kg

NPK/25 L air) kemudian disiramkan.

d. Pengairan dan Penyiraman. Tanaman pepaya memerlukan cukup air

tetapi tidak tahan terhadap genangan, maka pengairan dan

pembuangan air harus diatur dengan seksama. Apalagi di daerah

yang banyak turun hujan dan bertanah liat, maka harus dibuatkan

parit-parit. Pada musim kemarau, tanaman pepaya harus sering

disirami.

e. Hama dan Penyakit.

1. Hama

a) Kutu Aphids, bagian yang diserang daun.

Gejala : tanaman kerdil dan layu, daun mengalami nekrotis dan

warnanya tidak normal selanjutnya daun menggulung.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Biologis yaitu :

Menggunakan entomopathogenik jamur Verticilium leconii

Menggunakan parasitoid Aphidius matricariae dan

Diaretus chenopodiaphidis

Menggunakan predator Aphidoletes aphidimyza, Aphidius

gifuensis, Ephedrus cerasicala, Aphidius celomani dan

Aphelinus abdominalis

2) Kimiawi, yaitu dengan penyemprotan pestisida (seperti

Curacron, Mesurol) tapi hanya memberikan hasil untuk

waktu yang singkat, karena hama ini mudah sekali untuk

menjadi resisten.

Page 143: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 135

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b) Kutu sisik, bagian yang diserang daun dan batang.

Gejala : tanaman kehilangan cairan pada daun dan batang;

daun akan menguning dan bentuknya abnormal; serangan

pada batang tanaman muda menyebabkan mati pucuk;

serangan pada buah mengakibatkan buah gagal masak

terutama pada bagian yang diserang.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Biologis, yaitu :

Menggunakan parasitoid Comperiella lemniscata, Aphytis

leminus dan Encorsia citrina.

Menggunakan predator Coccinelidiae, Chilocorus

circumdatus dan C. Baileyii.

2) Kimiawi, yaitu dengan penyemprotan insektisida Malathion

dan Dimethoale.

c) Tungau, bagian yang diserang daun, batang dan buah.

Gejala : daun akan mengering dan berwarna kuning, serangan

pada buah mengakibatkan buah bercak-bercak keriput.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis/kultur teknis, yaitu dengan mengelola gulma

dibawah tajuk tanaman sebagai tempat berlindung dan

pakan alternatif tungau predator

2) Biologis, yaitu dengan menggunakan predator tungau famili

Phytoseiidae seperti Neosciulus follocis, Phytoceiulus

persimilis dan dari famili Ascidae seperti Asca longiseta

serta predator celeoptera Stethorus, sp

3) Kimiawi, yaitu menggunakan acarisida (Kelthane, Omite)

secara bergilir karena tungau mudah resisten, atau

penyemprotan tepung belerang.

d) Busuk buah.

Gejala : buah yang terserang hama ini cepat mengalami

pembusukan, warna coklat dan rasanya pahit.

Pengendalian dengan cara :

1) Mekanis/ kultur teknis, yaitu dengan :

Page 144: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 136

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pembalikan tanah di bawah tajuk pohon agak dalam dan

merata agar pupa yang terdapat dalam tanah terkena

matahari sehingga mati.

Membungkus buah pada saat masih muda dengan

kantong plastik, kertas semen, kertas koran atau daun

pisang.

2) Kimiawi, yaitu dengan menggunakan senyawa penarik/

penolak lalat buah jantan seperti Metil Eugenol.

e) Kutu Putih.

Pengendalian dengan penyemprotan pestisida Akothion,

Regent, Bestox secara bergantian.2. Penyakit

a) Busuk akar dan pangkal batang.

Gejala mula-mula daun bawah layu, menguning dan

menggantung di sekitar batang pohon sebelum rontok,

selanjutnya daun yang agak muda juga menunjukkan gejala

yang sama, sehingga tanaman hanya mempunyai sedikit daun

kecil di pucuknya dan akhirnya tanaman mati.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis/kultur teknis yaitu :

Drainase dan earasi tanah yang baik

Tanah untuk pembibitan perlu dilakukan fumigasi (seperti

Basamid G)

Penanaman biji/bibit tidak terlalu dalam

Rotasi tanaman bukan inang (selain jeruk, durian, karet,

coklat, lada, kelapa dan pinang)

Penanaman tanaman yang tahan penyakit tersebut

Tanaman yang sakit dibongkar sampai akarnya dan

dibakar

2) Kimiawi, yaitu serangan pada buah dapat dilakukan

penyemprotan dengan fungisidda (seperti Dithane M45)

terutama di daerah dekat tangkai buah

b) Penyakit layu bakteri, bagian yang diserang daun dan batang.

Gejala : tangkai daun dan batang terdapat becak kebasah-

basahan; pada tanaman muda daun menguning dan

Page 145: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 137

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

membusuk, selanjutnya tunas muda akan mati; serangan pada

batang, maka batang akan membusuk, daun rontok dan

tanaman mati.

Pengendalian dilakukan pemusnahan tanaman yang terserang

penyakit dengan dibakar.

c) Pepaya ring spot virus, bagian yang diserang daun dan batang.

Gejala : warna kekuningan dan transparansi tulang daun muda,

pada tangkai daun dan batang terdapat garis-garis hijau gelap

dan becak seperti cincin.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Menghindari pemindahan tanaman yang sudah terserang

virus ke daerah yang belum terserang virus ini.

2) Menghindari tumpang sari tanaman pepaya dengan

tanaman timun-timunan seperti waluh, blewah, mentimun

dan semangka.

3) Mengendalikan hama Aphids yang merupakan vektor virus

ini.

4) Memangkas tanaman yang terserang dan sisa bonggol

tanaman diberi herbisida (seperti Round Up).

d) Busuk buah antraknose.

Gejala : munculnya bercak kecil kebasah-basahan pada buah

muda yang terserang; serangan penyakit akan berkembang

cepat pada buah yang menjelang masak.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis/kultur teknis, yaitu :

Jarak tanam tidak terlalu rapat (disarankan jarak tanam 2-

3 x 3 m).

Menghindari tumpang sari dengan tanaman inang

alternatif penyakit antraknose seperti cabe, mangga,

pisang dan ubikayu.

Sanitasi kebun dengan membersihkan bagian tanaman

yang terserang penyakit antraknose, baik daun maupun

buah.

Mencegah agar buah tidak terluka selama masih di kebun

maupun pada saat penanganan pasca panen.

Page 146: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 138

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Setelah dipetik, buah direndam dengan air hangat (suhu

46-49 derajat C) selama 20 menit.

2) Kimiawi, yaitu dengan penyemprotan pada daun dan buah

dengan fungisida seperti Dithane 45 dan Daconil.

e) Jamur, penyakit yang sering merugikan tanaman pepaya

adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur banyak

menyerang tanaman pepaya pada musim hujan pada bagian

buah, akar, batang dan daun.

Pengendalian, yaitu dengan penyemprotan fungisida ( Manzate

82 WP + Curzate 8/6 WP) atau Anthacol dengan dosis 2 gr/L

air dan disemprot dengan selang waktu 7-10 hari sekali pada

saat mulai berbuah. Penyemprotan dihentikan 2 minggu

menjelang panen.

f) Penyaklit mati bujang diisebabkan oleh jamur, menyerang

buah dan batang pepaya.

Pencegahan : perawatan kebun yang baik, menjaga

kebersihan, dan drainase.

g) Nematoda. Apabila lahan telah ditanami pepaya, disarankan

agar tidak ditanami pepaya kembali untuk mencegah timbulnya

serangan nematoda. Tanaman yang terinfeksi oleh nematoda

menyebabkan daun menguning, layu dan mati.

IV. Daftar Pustaka

a) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah. 2011. Budidaya

Pepaya California.

b) Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Tentang

Budidaya Pertanian Pepaya (Cacarica papaya, L)

c) Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, 2006.

Pengenalan dan Pengendalian Hama Penyakit Penting Tanaman

Pepaya.

Page 147: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 139

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

PETAI (Parkia speciosa Hassk)

I. PendahuluanTanaman petai merupakan tanaman berbentuk pohon dengan

ketinggian dapat mencapai 5-25 m. Tanaman petai mempunyai tajuk

sangat terbuka, sehingga cocok dibudidayakan secara tumpang sari,

dengan tanaman semusim seperti tanaman kacang tanah, keladi dan

empon-empon, merupakan alternatif terbaik. Jagung kurang

menguntungkan, karena produktivitasnya akan sangat rendah,

sedangkan tumpangsari dengan tanaman singkong justru akan

menurunkan produktivitas tanaman petai. Tanaman petai bukan

merupakan tanaman asli Indonesia tetapi berasal dari Malaysia.

Terdapat 2 (dua) jenis tanaman petai, yaitu :

1) Tanaman petai gajah. Tanaman petai gajah menghasilkan buah petai

yang berisi 15 - 18 biji dan panjang buahnya dapat mencapai 25 - 30

cm.

2) Tanaman petai kacang. Tanaman petai kacang menghasilakn buah

petai hanya berisi 10 - 12 biji, dengan ukuran biji lebih kecil dari petai

gajah dan panjang buah hanya mencapai 20 cm.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 139

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

PETAI (Parkia speciosa Hassk)

I. PendahuluanTanaman petai merupakan tanaman berbentuk pohon dengan

ketinggian dapat mencapai 5-25 m. Tanaman petai mempunyai tajuk

sangat terbuka, sehingga cocok dibudidayakan secara tumpang sari,

dengan tanaman semusim seperti tanaman kacang tanah, keladi dan

empon-empon, merupakan alternatif terbaik. Jagung kurang

menguntungkan, karena produktivitasnya akan sangat rendah,

sedangkan tumpangsari dengan tanaman singkong justru akan

menurunkan produktivitas tanaman petai. Tanaman petai bukan

merupakan tanaman asli Indonesia tetapi berasal dari Malaysia.

Terdapat 2 (dua) jenis tanaman petai, yaitu :

1) Tanaman petai gajah. Tanaman petai gajah menghasilkan buah petai

yang berisi 15 - 18 biji dan panjang buahnya dapat mencapai 25 - 30

cm.

2) Tanaman petai kacang. Tanaman petai kacang menghasilakn buah

petai hanya berisi 10 - 12 biji, dengan ukuran biji lebih kecil dari petai

gajah dan panjang buah hanya mencapai 20 cm.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 139

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

PETAI (Parkia speciosa Hassk)

I. PendahuluanTanaman petai merupakan tanaman berbentuk pohon dengan

ketinggian dapat mencapai 5-25 m. Tanaman petai mempunyai tajuk

sangat terbuka, sehingga cocok dibudidayakan secara tumpang sari,

dengan tanaman semusim seperti tanaman kacang tanah, keladi dan

empon-empon, merupakan alternatif terbaik. Jagung kurang

menguntungkan, karena produktivitasnya akan sangat rendah,

sedangkan tumpangsari dengan tanaman singkong justru akan

menurunkan produktivitas tanaman petai. Tanaman petai bukan

merupakan tanaman asli Indonesia tetapi berasal dari Malaysia.

Terdapat 2 (dua) jenis tanaman petai, yaitu :

1) Tanaman petai gajah. Tanaman petai gajah menghasilkan buah petai

yang berisi 15 - 18 biji dan panjang buahnya dapat mencapai 25 - 30

cm.

2) Tanaman petai kacang. Tanaman petai kacang menghasilakn buah

petai hanya berisi 10 - 12 biji, dengan ukuran biji lebih kecil dari petai

gajah dan panjang buah hanya mencapai 20 cm.

Page 148: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 140

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

Tanaman petai tumbuh dengan baik pada daerah dengan tipe iklim B(basah) dan tipe C (agak basah, menurut sistem Schmidt-Ferguson),sedangkan pada daerah dengan musim kemarau yang sangat keringtanaman petai kurang cocok.

b. Ketinggian Tempat.Tanaman petai dapat tumbuh pada daerah sampai ketinggian 1.500m dpl, namun pada ketinggian antara 500 - 800 m dpl merupakandaerah yang paling bagus untuk pertumbuhan petai dan mampuberproduksi tinggi.

c. Tanah.Tanah jenis latosol dan mediteran paling cocok untuk budidayatanaman petai, dengan pH 5,5 - 6,5. Jika pH tanah < 5, sebaiknyabibit tanaman diinokulasi dengan Rhizobium guna menjaminkebutuhan N.

III. Budidayaa. Pengolahan Lahan.

Dilakukan pembersihan lahan dan sebaiknya lahan yang akanditanami petai merupakan lahan terbuka atau tidak terlindungpohon/tanaman lain, karena tanaman petai sangat membutuhkansinar matahari penuh sepanjang hari.

b. Penanaman.1. Dibuat lubang tanaman dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm atau

disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan dengan jarakantar lubang tanam/jarak tanam 10 x 10 m.

2. Lubang tanam diberi pupuk organik sekitar 20 kg/lubang tanamdan dibiarkan selama kurang lebih 2 minggu agar tidak adafermentasi pupuk organik.

3. Bibit tanaman yang akan ditanam sudah mencapai ketinggianminimal 30 cm, namun agar cepat berproduksi sebaiknya ditanambibit okulasi dengan tinggi 1,5 m. Penanaman dilakukan pada awalmusim penghujan.

c. Pemeliharaan.1. Pemupukan, dilakukan 2 (dua) kali setahun yaitu awal musim

hujan dan menjelang musim kemarau. Sebelum pemupukan perludilakukan penyiangan gulma terlebih dahulu.

Page 149: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 141

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Dosis pemupukan disesuaikan dengan umur tanaman, yaitu :

Umur tanaman (th) Dosis pupuk (gr/pohon/tahun)Urea TSP KCl

1 40 40 252 80 70 503 150 100 1004 250 100 2005 400 - 400

> 5 1.000 - 1.000Cara pemupukan dengan membuat lubang sedalam 10 cm

melingkar batang pokok tanaman dengan jarak sekitar 2-4 m

dari batang pokok tanaman sesuai umur tanaman, pupuk

kemudian disebar merata pada lubang tersebut segera

ditutup dengan tanah lagi. Pemupukan sebaiknya dilakukan

pada awal musim hujan agar pupuk dapat larut oleh air hujan

dan diserap akar tanaman.

2. Pemangkasan.

Kegiatan pemangkasan sebaiknya dilakukan pada saat

pemanenan hasil dan dilakukan dalam rangka :

a) Memperbanyak cabang/ranting.

b) Memperpendek pohon sehingga mudah dalam pemanenan

hasil.

c) Mempermuda tanaman.

d) Mengatur keseimbangan kandungan karbohidrat dan nitrat

pada tanaman sehingga dapat berbuah.

Pemangkasan tanaman petai perlu dilakukan secara terus-

menerus agar tanaman hanya mencapai ketinggian antara 4

sampai dengan 6 m, sehingga mempermudah perawatan,

terutama pembungkusan buah, mutlak harus dilakukan untuk

mencegah serangan ulat dalam biji.

3. Perangsangan pembungaan.

Guna merangsang pembungaan pada tanaman yang tidak

berbunga, dapat dilakukan beberapa tindakan yaitu :

a) Pemotongan akar, guna mengurangi penyerapan makanan dari

tanah, terutama nitogen, oleh tanaman.

b) Pengeratan (ringing) pada batang tanaman guna menghambat

pengangkutan karbohidrat.

Page 150: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 142

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c) Pemangkasan (prunning) daun tanaman, sehingga tidak terjadi

penimbunan karbohidrat.

Kegiatan perangsangan pembungaan dengan cara tersebut di

atas agar dilakukan secara hati-hati agar tanaman yang

dirangsang tidak terkena infeksi akibat luka-lukanya, untuk itu

bekas pemotongan sebaiknya diolesi meni/ter/fungisida.

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama.

a) Penggerek batang. Umumnya menyerang tanaman petai yang

ditanam di dataran rendah, hama ini menggerek batang pokok

tanaman petai dan jika mencapai xylem maka dapat

menhambat pengakutan makanan ke bagian atas tanaman.

Pencegahan dengan melakukan penyemprotan insektisida

secara rutin pada batang tanaman petai. Insektisida yang

digunkan seperti Agrothion 50 EC, Basudin 60 EC, Dimecron

50 SCW, Nogos 50 EC dan Supracide 40 EC.

b) Ulat atau larva ngengat. Hama ini menyerang buah tanaman

petai yang masih muda. Hama ini biasanya berkembang pada

waktu awal musim hujan. Serangan hama ini menyebabkan biji

petai yang tua mengalami kerusakan sehingga nilai jual

menurun/rendah.

Pencegahan dengan melakukan penyemprotan insektisida

secara rutin pada buah petai sejak buah petai mulai terbentuk.

Insektisida yang digunkan seperti Dursban 20 EC, Thiodan 350

EC, Elsan 60, dan Larvin 375 As.

2. Penyakit.

Sampai saat ini belum diketahui penyakit yang menyerang

tanaman petai.

IV. Daftar Pustaka

1. epetani.deptan.go.id. Budidaya Petai, 1 Februari 2012.

2. Hatta Sunanto, Seri Budidaya Petai, Penerbit Kanisius, Januari 1992.

Page 151: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 143

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

PISANG ( Musa spp )

I. Pendahuluan

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan

di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian

menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah.

Terdapat empat jenis pisang jika dilihat dari pemanfaatannya, yaitu :

1) Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak lebih dahulu, misalnya

pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan pisang mas.

2) Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak lebih dahulu,

misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.

3) Pisang berbiji di Indonesia dimanfaatkan daunnya, misalnya pisang

batu dan klutuk.

4) Pisang yang diambil seratnya, misalnya pisang manila (abaca).

II. Syarat Tumbuh

a. Iklim.

1) Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan

pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 143

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

PISANG ( Musa spp )

I. Pendahuluan

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan

di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian

menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah.

Terdapat empat jenis pisang jika dilihat dari pemanfaatannya, yaitu :

1) Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak lebih dahulu, misalnya

pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan pisang mas.

2) Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak lebih dahulu,

misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.

3) Pisang berbiji di Indonesia dimanfaatkan daunnya, misalnya pisang

batu dan klutuk.

4) Pisang yang diambil seratnya, misalnya pisang manila (abaca).

II. Syarat Tumbuh

a. Iklim.

1) Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan

pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 143

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

PISANG ( Musa spp )

I. Pendahuluan

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan

di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian

menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah.

Terdapat empat jenis pisang jika dilihat dari pemanfaatannya, yaitu :

1) Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak lebih dahulu, misalnya

pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan pisang mas.

2) Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak lebih dahulu,

misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.

3) Pisang berbiji di Indonesia dimanfaatkan daunnya, misalnya pisang

batu dan klutuk.

4) Pisang yang diambil seratnya, misalnya pisang manila (abaca).

II. Syarat Tumbuh

a. Iklim.

1) Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan

pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah

Page 152: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 144

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh

karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya

tidak dapat diharapkan.

2) Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat

merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

3) Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tahun dengan 2

bulan kering, namun didaerah yang mempunyai musim kering

lebih dari 4 – 5 bulan, tanaman pisang masih bisa tumbuh baik

asalkan air tanahnya maksimal 150 cm dibawah permukaan tanah.

b. Ketinggian Tempat.

Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia

umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan

setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik

sampai ketinggian 1.000 m dpl.

c. Tanah.

1) Pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung

kapur atau tanahberat. Tanaman ini rakus makanan sehingga

sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.

2) Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena

pertanaman pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air

tanah di daerah basah adalah 50- 200 cm, di daerah setengah

basah 100 - 200 cm dan di daerah kering 50 – 150 cm.

3) Keasaman tanah (pH) yang dikehendaki pisang adalah 5,5 – 7,5.

Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan

panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air.

Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.

III. Budidaya

a. Pengolahan Lahan.

1) Pengolahan lahan dilakukan untuk pembasmian gulma, rumput

atau semak-semak; penggemburan tanah yang masih padat;

pembuatan teras dan pembuatan saluran pembuangan air.

Page 153: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 145

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Pembuatan teras (terasering), dilakukan pada lahan miring, dan

sebaiknya ditanami legum seperti lamtoro di batas teras yang

berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N dan juga

penahan angin.

3) Pembuatan Saluran Pembuangan Air, Saluran ini harus dibuat

pada lahan dengan kemiringan kecil dan tanah-tanah datar.

4) Setiap jarak 50 m dibuat parit sedalam 1 m yang berfungsi untuk

menampung kelebihan air hujan sehingga air itu tidak sampai

mengenangi tanaman.

b. Penanaman.

1) Penentuan Pola Tanaman. Jarak tanam tanaman pisang cukup

lebar yaitu 3 x 3,5 m untuk monokultur dan 3 x 4 m untuk

tumpangsari. Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayur-

sayuran atau tanaman pangan semusim. Perkebunan pisang di

wilayah Asia yang curah hujannya tinggi, tanaman pisang ditanam

bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao atau

kelapa.

2) Lubang Tanam, dibuat dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm pada tanah

subur, dan 1 x 1 x 1 m untuk tanah bestruktur keras. Lubang

tanam dibiarkan 2 minggu, dan diberi pupuk organik seperti pupuk

kandang/kompos sebanyak 15 – 20 kg dan 250 gr agen hayati

Trichoderma sp untuk mengendalikan penyakit layu fusarium/layu

bakteri. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas

rasa buah.

3) Penanaman, dilakukan sbb :

a) Sebelum ditanam, bibit dicelupkan ke campuran agen hayati

Pseudomonas fluorescens (perbandingan 1:10) selama 15

menit.

b) Bibit ditanam sampai sebatas 5-10 cm di atas pangkal batang.

c) Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September -

Oktober).

Page 154: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 146

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c. Pemeliharaan.

1) Penjarangan, dilakukan sbb :

a) Pada pohon induk yang sudah berumur 30 minggu, satu

rumpun terdiri atas 2-3 anakan dengan umur anakan saat

muncul dari pohon induk berselang 2-3 bulan.

b) Kriteria anakan yang dipilih yaitu :

Umur anakan 4 - 6 bulan.

Tinggi anakan 20 - 40 cm.

Pertumbuhan kuncup daun baik.

Anakan tumbuh di sebelah luar dari pohon induk pada arah

yang sama atau yang paling dekat dengan pohon induk.

c) Cara mematikan anakan yaitu dengan memotong anakan

setinggi 20 cm dari permukaan tanah, kemudian titik tumbuhnya

dikorek dan diberi ½ sendok teh minyak tanah/garam.

2) Penyiangan dilakukan sbb :

a) rumput/gulma yang berada minimal 0,5 m di sekeliling tanaman

harus disiangi agar pertumbuhan anak dan induk baik.

b) dilakukan bersamaan waktu penggemburan dan penimbunan

dapuran dengan tanah agar perakaran dan tunas bertambah

banyak.

c) dilakukan pada saat tanaman berumur 1 sampai 5 bulan,

terutama pada tanaman berumur 3 bulan, penyiangan gulma

harus dilakukan secara intensif.

d) Setelah tanaman berumur 5 bulan penyiangan mulai dikurangi

karena kanopi tanaman telah saling menutupi sehingga

pertumbuhan gulma sudah berkurang.

e) jangan dilakukan penyiangan terlalu dalam karena perakaran

pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah.

3) Perempalan/Sanitasi, dilakukan sbb :

a) Daun - daun yang mulai mengering dipangkas agar kebersihan

tanaman dan sanitasi lingkungan terjaga, sehingga

pertumbuhan tanaman dapat berlangsung dengan baik.

Page 155: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 147

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b) Sanitasi dilakukan 45 hari sekali meliputi kegiatan pembersihan

daun kering, penjarangan anakan dan pembuangan sisa

tanaman bekas panen.

c) Kebersihan kebun di bawah tanaman pisang penting sekali,

karena gulma dan sisa-sisa batang pisang yang ada dapat

merupakan sarang hama penggerek batang.

d) Hati-hati dengan penggunaan tanaman penutup tanah seperti

Centrosema, Indigofera dan lain-lain yang dapat bersifat racun

terhadap tanaman pisang.

4) Pemupukan.

Kegiatanpemupukan

Jenis dan dosis pupuk (kg/rumpun/th)

Urea SP-36 KCl Organik

Dosis 0,5-1,0kg 0,3-0,6kg 0,25-0,5kg 7,0-10,0kg

Waktupemupukan

1/3 dosiswaktu umur

1 bulan

½ dosiswaktu umur

1 bulan

½ dosiswaktu umur

1 bulan diberikanseluruh

dosis padaumur 6bulan

1/3 dosiswaktu umur

4 bulan

½ dosiswaktu umur

6 bulan

½ dosiswaktu umur

6 bulan1/3 dosis

waktu umur8 bulan - -

Cara pemupukan, pupuk diberikan melingkar dengan kedalaman 10 -

15 cm dan jarak 50 - 60 cm dari pangkal rumpun kemudian ditutup

dengan tanah.

5) Pengairan dan Penyiraman dilakukan sbb :

a) Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik

selama pengairannya terjaga.

b) Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi parit-

parit/saluran air yang berada di antara barisan tanaman pisang.

c) Pada musim kemarau pemberian air perlu sekali dilakukan

terutama bila tanaman akan berbunga atau berbuah supaya

tandan buahnya jadi panjang dan buahnya besar-besar.

d) Kebutuhan air semakin meningkat sejak masa pertumbuhan

awal dan mencapai tahap tertinggi setelah jantung mulai keluar.

e) Tanaman pisang tidak menghendaki air yang tergenang terlalu

lama karena dapat merusak perakaran.

Page 156: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 148

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

6) Pemberian Mulsa. Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa

berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk

mengurangi penguapan air tanah dan menekan gulma, tetapi

pemulsaan yang terus menerus menyebabkan perakaran menjadi

dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana, oleh

karena itu pemberian mulsa tidak boleh terus menerus.

7) Pemeliharaan Buah/Pembrongsongan sbb :

a) Jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah

terakhir atau buah terakhir yang normal sudah melengkung ke

bawah, maka jantung harus dipotong agar pertumbuhan buah

tidak terhambat.

b) Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang

dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik

warna biru (polyethylene) dengan ketebalan 0,5 mm diberi

lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm.

Ukuran kantung plastik disesuaikan sehingga menutupi 15-45

cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah

dari sisir terbawah. Jika tidak ada plastik biru dapat

menggunakan plastik biasa atau karung bekas.

c) Pembungkusan tandan buah bertujuan untuk melindungi dari

gigitan serangga, menghindari terbentuknya sarang laba–laba

dan burung dicelah–celah tandan buah pisang serta untuk

mengurangi terjadinya luka karena gangguan burung atau

kelelawar atau hewan pengganggu lainnya.

d) Untuk memastikan agar buah pisang tidak sampai terserang

hama atau penyakit maka sebelum dibungkus sebaiknya

disemprot dulu dengan pestisida.

e) Setelah dibungkus, tandan diberi pita yang berguna untuk

menentukan waktu panen yang tepat sehingga umur dan

ukuran buahnya seragam.

8) Penopangan/penyanggahan. Untuk menjaga agar tanaman tidak

rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan

bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah, yang

dilakukan pada saat pembrongsongan buah.

Page 157: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 149

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama.a) Ulat daun.

Gejala : Daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga

tulang daun; Jika serangan sudah parah, daun pisang akan

habis dan yang tertinggal hanya tulang daun

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu memotong dan membuang daun yang

terserang hama

2) Biologis, dengan menggunakan parasitoid Oencytrus

erionotae, Agiiommatus sp dan Bracymeria sp

3) Kimiawi, dengan menggunakan insektisida seperti Thiodan

35 EC, Diazinon 60 EC atau Bayrusil 250 EC dengan dosis

2-5 cc/L air.

b) Kumbang penggerek, bagian yang diserang adalah kelopak

daun dan batang.

Gejala : lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun dan

batang pisang penuh lorong.

Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari

sisa batang pisang, gunakan bibit yang telah disucihamakan.

c) Nematoda, bagian yang diserang adalah akar.

Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau

bintik kecil di dalam akar, akar bengkak.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, dengan perendaman bonggol pisang dalam air

panas atau perangkap bonggol pisang yang dipotong-

potong.

2) Budidaya, menggunakan bibit yang telah disuci hamakan.

3) Kimiawi, pemberian Furadan 3 G pada lubang tanam atau

sekitar perakaran.

d) Kudis buah, bagian yang diserang adalah bunga dan buah.

Gejala : Buah pisang berkudis karena permukaan kulit dimakan

larva, sehingga menurunkan mutu pisang; Ukuran dan bentuk

pisang abnormal dan penampilan menjadi tidak menarik.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

Page 158: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 150

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

1) Mekanis, pemberongsongan tandan pisang sebelum jantung

mekar.

2) Biologis, menggunakan parasitoid Bacromyella ficta atau

Elasmus sp.

3) Kimiawi, dengan penyuntikan pestisida berbahan aktif

chlorpyrifos pada jantung yang tegak atau Basudin 50

EC/Nogos 50 EC sebanyak 2 cc/L air pada jantung pisang

yang seludangnya sudah membuka.

2. Penyakit

a) Penyakit darah, bagian yang diserang adalah jaringan tanaman

bagian dalam.

Gejala : jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah.

Pengendalian: dengan membongkar dan membakar tanaman

yang sakit.

b) Layu Fusarium/Penyakit Panama, bagian yang diserang adalah

daun.

Gejala: daun layu dan putus, mula-mula daun luar lalu daun di

bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya

pembuluh getah berwarna hitam.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

a. Budidaya, yaitu dilakukan sbb :

Hindari penanaman pisang di lahan yang pernah

terserang penyakit layu Fusarium.

Lubang tanam ditaburi arang sekap untukmenghambat

penyebaran jamur.

Menggunakan bibit yang sehat bebas cendawan (bila

mungkin gunakan bibit hasil perbanyakan kultur jaringan).

Jangan menanam bonggol, anakan atau bibit dan

membawa tanah dari daerah yang sudah terinfeksi

penyakit layu Fusarium.

Mensucikan alat-alat pertanian dengan desinfektan.

Page 159: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 151

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b. Mekanis, dilakukan dengan cara :

Eradikasi tanaman terserang dengan menyuntikkan

minyak tanah sebanyak 5 cc, dan areal sekitar + 1,5 m

dari rumpun pisang ditaburi arang sekam.

Areal yang terserang diisolasi; lahan/areal baru

dipisahkan dengan lahan/areal terserang layu Fusarium

dengan cara membuat parit sedalam rhizosphere pisang

kemudian ditaburi arang sekam + ¾ tinggi parit dan dibuat

drainase yang tidak mempengaruhi kebun baru.

c. Biologis, dilakukan dengan cara :

Pemanfaatan musuh alami seperti Pseudomonas

florescens dengan dosis 100 cc/5 kg kompos padi,

Trichoderma sp atau Glicocladium sp dengan dosis 100

gr/5 kg kompos padi.

Aplikasi diberikan 3-4 bulan setelah tanam atau

bersamaan dengan penjarangan tanaman.

c) Bintik daun, bagian yang diserang adalah daun.

Gejala : bintik sawo matang yang makin meluas.

Pengendalian: dengan menggunakan fungisida yang

mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux (BB).

d) Layu, bagian yang diserang adalah akar.

Gejala : tanaman layu dan mati.

Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang

sakit.

e) Daun pucuk, bagian yang diserang adalah daun pucuk.

Gejala : daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok.

Pengendalian: cara membongkar dan membakar tanaman yang

sakit.

f) Sigatoka, bagian yang diserang buah.

Gejala : Timbulnya bercak kuning atau hijau kecoklatan (sejajar

dengan tulang daun) pada daun ke 3 dan 4, selanjutnya bercak

berubah menjadi coklat tua sampai hitam; Pertumbuhan buah

terhambat, mutu rendah dan cepat matang

Pengendalian dengan cara :

Page 160: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 152

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

1) Mekanis, yaitu potong dan bakar pelepah daun yang

terserang penyakit.

2) Budidaya, yaitu penjarangan anak secara teratur dan

pengairan secara memadai.

3) Kimiawi, yaitu penyemprotan dengan fungisida Daconil 75

WP, Topsin 75 WP dan Tilt 259 EC.

g) Penyakit Layu Bakteri, bagian yang diserang daun, buah dan

batang.

Gejala : Daun muda mengalami perubahan warna dan pada

ibu tulang daun terlihat garis coklat kuning ke arah tepi daun;

Gejala spesifik adanya lendir berbau dan berwarna putih abu-

abu sampai coklat kemerahan keluar dari potongan buah atau

bonggol, tangkai buah, tangkai tandan dan batang; Kelopak

jantung tetap menempel pada jantung walaupun sudah

mengering dan jantung pisang cenderung keriput; Buah tidak

mau membesar dan bila dipotong melintang akan berwarna

coklat sampai hitam.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Budidaya, yaitu dengan :

Menggunakan bibit yang sehat, bebas dari bakteri (bila

memungkinkan gunakan perbanyakan hasil kultur

jaringan).

Jantung pisang segera dipotong, setelah terbentuk sisir

terakhir.

Pembrongsongan tandan pisang sampai menutupi bekas

potongan jantung.

Jangan menanam bonggol, anakan atau bibit dan

membawa tanah dari daerah yang sudah terinfeksi

penyakit layu bakteri.

Membersihkan alat pertanian dengan desinfektan.

2) Mekanis, dilakukan dengan eradikasi tanaman terserang

penyakit atau tanaman dimatikan dengan menyuntikan

minyak tanah sebanyak 5 cc.

3. Gulma.

Penanggulangan gulma dilakukan dengan cara :

Page 161: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 153

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

1) Mekanis, dengan menutup tanah menggunakan plastik

polietilen.

2) Budidaya, dengan menanam tanaman penutup tanah yang

dapat menahan erosi, tahan naungan, tidak mudah diserang

hama-penyakit, tidak memanjat batang pisang.

3) Kimiawi, dengan penyemrotan herbisida seperti Paraquat,

Gesapax 80 Wp, Roundup dan Dalapon.

IV. Daftar Pustaka

a. Balai Penyuluhan Pertanian, Perkebuan dan Kehutanan Kec. Air

Hangat Timur, Kab. Kerinci, Prop. Jambi. 2011. Budidaya Tanaman

Pisang.

b. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Departemen Pertanian. 2007. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Pisang Kepok, Kalimantan Timur.

c. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Kementerian Pertanian. 2010. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Pisang Raja Bulu, Kabupaten Cianjur.

d. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Tentang

Budidaya Pertanian Pisang (Musa spp )

e. Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan

Pengembangan SDM Pertanian. Pemeliharaan Tanaman Pisang.

Page 162: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 154

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

RAMBUTAN (Nephelium sp)

I. Pendahuluan

Rambutan merupakan tanaman buah tropis berbentuk pohon, berasal

dari Indonesia dan sampai saat ini telah menyebar di daerah yang

beriklim tropis seperti Filipina dan negara-negara Amerika Latin dan

ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub-tropis. Beberapa

varietas rambutan yang digemari orang dan dibudidayakan karena

mempunyai nilai ekonomis relatif tinggi diantaranya:

1) Rambutan Rapiah, buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya

tinggi, kulit berwarna hijau-kuning-merah tidak merata dengan

berambut agak jarang, daging buah manis dan agak kering, kenyal,

ngelotok dan daging buahnya tebal, dengan daya tahan dapat

mencapai 6 hari setelah dipetik.

2) Rambutan Aceh Lebak Bulus, pohonnya tinggi dan lebat buahnya

dengan hasil rata-rata 160-170 ikat per pohon, kulit buah berwarna

merah kuning, halus, rasanya segar manis-asam banyak air dan

ngelotok daya simpan 4 hari setelah dipetik, buah ini tahan dalam

pengangkutan.

3) Rambutan Cimacan, kurang lebat buahnya dengan rata-rata hasil 90-

170 ikat per pohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai merah

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 154

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

RAMBUTAN (Nephelium sp)

I. Pendahuluan

Rambutan merupakan tanaman buah tropis berbentuk pohon, berasal

dari Indonesia dan sampai saat ini telah menyebar di daerah yang

beriklim tropis seperti Filipina dan negara-negara Amerika Latin dan

ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub-tropis. Beberapa

varietas rambutan yang digemari orang dan dibudidayakan karena

mempunyai nilai ekonomis relatif tinggi diantaranya:

1) Rambutan Rapiah, buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya

tinggi, kulit berwarna hijau-kuning-merah tidak merata dengan

berambut agak jarang, daging buah manis dan agak kering, kenyal,

ngelotok dan daging buahnya tebal, dengan daya tahan dapat

mencapai 6 hari setelah dipetik.

2) Rambutan Aceh Lebak Bulus, pohonnya tinggi dan lebat buahnya

dengan hasil rata-rata 160-170 ikat per pohon, kulit buah berwarna

merah kuning, halus, rasanya segar manis-asam banyak air dan

ngelotok daya simpan 4 hari setelah dipetik, buah ini tahan dalam

pengangkutan.

3) Rambutan Cimacan, kurang lebat buahnya dengan rata-rata hasil 90-

170 ikat per pohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai merah

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 154

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

RAMBUTAN (Nephelium sp)

I. Pendahuluan

Rambutan merupakan tanaman buah tropis berbentuk pohon, berasal

dari Indonesia dan sampai saat ini telah menyebar di daerah yang

beriklim tropis seperti Filipina dan negara-negara Amerika Latin dan

ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub-tropis. Beberapa

varietas rambutan yang digemari orang dan dibudidayakan karena

mempunyai nilai ekonomis relatif tinggi diantaranya:

1) Rambutan Rapiah, buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya

tinggi, kulit berwarna hijau-kuning-merah tidak merata dengan

berambut agak jarang, daging buah manis dan agak kering, kenyal,

ngelotok dan daging buahnya tebal, dengan daya tahan dapat

mencapai 6 hari setelah dipetik.

2) Rambutan Aceh Lebak Bulus, pohonnya tinggi dan lebat buahnya

dengan hasil rata-rata 160-170 ikat per pohon, kulit buah berwarna

merah kuning, halus, rasanya segar manis-asam banyak air dan

ngelotok daya simpan 4 hari setelah dipetik, buah ini tahan dalam

pengangkutan.

3) Rambutan Cimacan, kurang lebat buahnya dengan rata-rata hasil 90-

170 ikat per pohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai merah

Page 163: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 155

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

tua, rambut kasar dan agak jarang, rasa manis, sedikit berair tetapi

kurang tahan dalam pengangkutan.

4) Rambutan Binjai yang merupakan salah satu rambutan yang terbaik

di Indonesia dengan buah cukup besar, dengan kulit berwarna merah

darah sampai merah tua rambut buah agak kasar dan jarang,

rasanya manis dengan asam sedikit, hasil buah tidak selebat aceh

lebak bulus tetapi daging buahnya ngelotok.

5) Rambutan Sinyonya, jenis rambutan ini lebat buahnya dan banyak

disukai terutama orang Tionghoa, dengan batang yang kuat cocok

untuk diokulasi, warna kulit buah merah tua sampai merah anggur,

dengan rambut halus dan rapat, rasa buah manis asam, banyak

berair, lembek dan tidak ngelotok.

II. Syarat Tumbuh

a. Iklim.

1) Intensitas curah hujan yang dikehendaki oleh pohon rambutan

berkisar antara 1.250-4.000 mm/tahun dan merata sepanjang

tahun

2) Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal penanaman

sejak dia terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari

dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna

(kempes).

3) Kelembaban udara yang dikehendaki cenderung rendah.

4) Temperatur antara 20-35 derajat C.

b. Ketinggian Tempat.

Rambutan dapat tumbuh subur pada dataran rendah dengan

ketinggian antara 30-500 m dpl. Pada ketinggian dibawah 30 m dpl

rambutan dapat tumbuh namun tidak begitu baik hasilnya.

c. Tanah.

1) Tanah subur dan gembur serta sedikit mengandung pasir, juga

dapat tumbuh baik pada tanah yang banyak mengandung bahan

organik atau pada tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir.

Page 164: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 156

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Derajat keasaman tanah (pH) antara 6-6,7 dan kalau kurang dari

5,5 perlu dilakukan pengapuran.

3) Kandungan air dalam tanah idealnya yang diperlukan untuk

penanaman pohon rambutan antara 100-150 cm dari permukaan

tanah.

III. Budidaya

a. Pengolahan Lahan.

1) Pengolahan lahan dilakukan dengan membersihkan semak

belukar, rumput kemudian dibajak/dicangkul. Bila bibit berasal dari

cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam tetapi kalau

dari hasil okulasi perlu pengolahan yang cukup dalam. Kemudian

dibuatkan saluran air selebar 1 meter memperlancar pembuangan

air.

2) Pembentukan bedengan, lahan kemudian dibuatkan bedeng-

bedengan yang berukuran 8 m lebar dan tinggi sekitar 30 cm

kemudian bagian atasnya diratakan dengan arah bedengan

membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak

sinar matahari pagi.

3) Pengapuran, dilakukan agar pH tanah mencapai nilai antara 6-6,7

dan dimasukkan ke dalam lubang tanam yang sudah dibuat,

setelah 1 minggu dari penaburan kapur diberi pupuk kandang

sebanyak 25 kg/lubang.

b. Penanaman.

1) Lubang tanam dibuat pada bedeng-bedeng yang telah disiapkan

sebelumnya dengan ukuran 1 x 1 x 1 m untuk tanah kurang

subur, sedangkan pada tanah subur lubang tanam dibuat dengan

ukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 m dan sebaiknya telah dipersiapkan 3 - 4

minggu sebelum tanam. Pada waktu penggalian lubang, maka

tanah galian bagian atas dipisahkan dari tanah galian bagian

bawah.

2) Jarak tanam 10 x 12 m atau 12 x 12 m .

Page 165: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 157

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3) Lubang tanam ditutup kembali, dengan tanah galian atas lebih

dahulu dimasukkan setelah dicampur dengan pupuk

organik/pupuk kompos sebanyak 20 - 30 kg/lubang.

4) Sekitar 4 minggu kemudian baru rambutan ditanam dan tidak

perlu terlalu dalam, maksudnya batas antara akar dan batang

rambutan diusahakan setinggi permukaan tanah yang ada

disekelilingnya.

5) Bibit yang baru ditanam perlu diberi naungan yang rangkanya

dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi

disebelah Timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar

matahari pagi dari pada sore hari, danuntuk atapnya dapat dibuat

dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan

pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi

secara alamiah.

c. Pemeliharaan.

1) Pengairan dan Penyiraman.

a) Selama dua minggu pertama setelah bibit ditanam baik yang

berasal dari cangkokan atau okulasi, penyiraman dilakukan

sebanyak dua kali/ hari, pagi dan sore dan selanjutnya

penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali/hari.

b) Jika tanaman rambutan telah tumbuh benar-benar kuat

frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yang dapat dilakukan

saat-saat diperlukan saja.

c) Jika turun hujan terlalu lebat diusahakan agar sekeliling

tanaman tidak tegenang air dengan cara membuat saluran

pembuangan air.

2) Penyiangan, dilakukan terhadap gulma (tanaman pengganggu),

seperti rumput-rumputan sampai radius 1-2 m sekeliling tanaman

rambutan.

3) Penyulaman, dilakukan terhadap bibit yang mati atau tumbuh tidak

normal dengan bibit baru yang sehat.

4) Perempalan/pemangkasan, dilakukan sbb :

Page 166: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 158

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

a) tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan perempelan/

pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya, agar tanaman

rambutan mendapatkan tajuk yang rimbun dan seimbang,

memberi bentuk tanaman, memperbanyak dan mengatur

produksi agar tanaman tetap terpelihara.

b) setelah masa panen buah berakhir dengan harapan muncul

tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada

musim berikutnya dan hasil berikutnya dapat meningkat.

c) batang atau cabang setelah dipangkas diolesi vaselin atau

meni guna menghindari timbulnya penyakit di bekas

pangkasan.

5) Pemupukan

a) Dosis pemupukan adalah sbb :

Umur tan(th)

Jenis Pupuk dan dosis/pohon

Urea(gr/phn)

SP-36(gr/phn)

KCl(gr/phn)

Organik(kg/phn)

1-5 th 75-200 63-156 150-250 20

5-10 th 100 156-312 300-500 30-40

>10 th 200 375-500 500-600 40

b) Cara pemupukan tanaman rambutan yang telah berproduksidilakukan sbb :

1. Setelah buah terbentuk yaitu :

Urea sebanyak 1/3 dosis

KCl sebanyak 2/3 dosis

2. Setelah panen yaitu :

Urea sebanyak 2/3 dosis

SP-36 sebanyak dosis anjuran

KCl sebanyak 1/3 dosis

Pupuk organik sebanyak dosis anjuran

c) Pemupukan dilakukan di sekeliling pohon dengan menggali

lubang disekeliling pohon (di bawah tajuk terluar) dalam 30 cm

dan lebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan pupuk dan

tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya.

Page 167: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 159

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

6) Guna mencegah kemungkinan tumbuhnya penyakit/hama karena

kondisi cuaca/hewan-hewan perusak maka perlu dilakukan

penyemprotan pestisida umumnya dilakukan antara 15-20 hari

sebelum panen dan juga apabila kelembaban udara terlalu tinggi

akan tumbuh cendawan, apabila musim penghujan mulai tiba perlu

disemprot fungisida beberapa kali.

7) Pembungaan, dilakukan dengan cara sbb :

a) Penyemprotan KNO3 (Kalium Nitrat) dengan dosis 10 gr/L

untuk 10 pucuk tanaman

b) Menggunakan Zat Pengatur Tumbuh (seperti

Chloroethamephosphonic acid), untuk memepercepat

perkembangan warna buah dengan dosis 10 mg/L

c) Menggunakan ZPT seperti Napthalene acetic acid, untuk

mempercepat keluarnya tepung sari, dengan dosis 40-160

mg/L

d) Stressing dengan cara pengeringan

e) Pencekikan/pengikatan batang tanaman rambutan

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama.

a) Hama Tirathaba (Melissablaptes, Muciall), bagian yang

diserang bunga dan buah muda.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu melakukan pemangkasan daun-daun yang

terserang, kemudian daun tersebut dikumpulkan dan

dibakar.

2) Biologis, yaitu menggunakan musuh alami seperti lalat

Tachinidae (Argyroplax basifulva).

3) Kimiawi, yaitu dengan cara penyemprotan insektisida

dengan Diazion 60 EC konsentrasi 0,15-0,2% dan volume

semprot 7-10 liter per tanaman (disesuaikan dengan

keadaan tajuk tanaman).

b) Kutu putih/ kutu kapas (Pseudococucus).

Gejala : tingkat kerusakan berat dapat menyebabkan

terhambatnya pertumbuhan tanaman serta menimbulkan

kerontokan buah muda. Buah yang terserang tumbuhnya tidak

Page 168: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 160

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

normal, ukurannya kecil, daging buah lebih tipis dan kulit buah

kehitaman.

Pengendalian, dapat dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, yaitu dengan melakukan pemangkasan agar

lingkungan tajuk tidak terlalu rimbun, jangan menanam

rambutan di daerah rawa (kutu ini senang hidup di daerah

rawa) dan bila pada tanaman rambutan ditemukan hama ini

segera di buang/dibunuh;

2) Biologis, yaitu menggunakan cendawan parasit Empusa

fresenii atau menggunakan musuh alami seperti semut

hitam (Dolicchoderus thracicus).

3) Kimiawi, yaitu dlakukan penyemprotan menggunakan

insektisida Lebycid 550 dengan konsentrasi 0,2%.

c) Ulat pemakan daun (Hyperaeschrella insulicola).

Gejala : memakan daun terutama daun muda dengan

meninggalkan tulang-tulang daun, sehingga tanaman rambutan

tampak gundul dan meranggas.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, yaitu dengan melakukan pembersihan kebun

dari gulma, memusnahkan pupa yang ada dan

menghindarkan dari serangga dewasa yang

berkempompong; selanjutnya dilakukan dengan pemupukan

secara intensif terutama pada tanaman yang sudah terkena

serangan agar cepat tumbuh tunas baru. Bila ditemukan

larva ulat ini segera diambil, kemudian dikumpulkan dan

dibakar ditempat yang sudah disediakan;

2) Kimiawi, yaitu dilakukan dengan cara penyemprotan

insektisida Beta 15 EC (Beta Supermetrin), dosis 15

gram/liter air.

d) Ulat penggerek Batang (Indrabela sp.).

Gejala : menggerek batang rambutan dengan membuat lubang

dikayu hingga sepanjang 30 cm.

Pengendalian dilakukan dengan menggunakan insektisida

seperti Lindane, dosis pemakaian sesuai dengan label

kemasan.

Page 169: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 161

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

e) Ulat jengkal (Berta chrysolimeate), bagian yang diserang daun.

Gejala : Hama memakan daun muda, sehingga pinggiran daun

menjadi kering, keriting berwarna coklat kuning dan tampak

seperti sakit. Pengendalian hama ini menggunakan insektisida

jenis Lindane, dosis pemakaian sesuai dengan label kemasan.

f) Ulat penggerek buah (Dichocricic functiferalis), bagian yang

diserang buah muda dan buah sudah matang.

Gejala : buah menjadi kering dan berwarna hitam.

Pengendalian hama dilakukan secara preventif, yaitu dengan

menyemprot insektisida jenis Lindane atau Diazinon, dengan

dosis pemakaian seperti pada label kemasan.

g) Hama-hama lainnya. Hama lain yang menyerang tanaman

rambutan antara lain : ulat kantong, tungau, rayap, bajing dan

kalong. Hama tungau menyebabkan gejala puru di batang,

ranting, dan daun. Jika menyerang batang, puru tersebut

berupa benjolan bulat dengan dimater sekitar 3 mm. Jika

menyerang daun, puru berupa tonjolan yang memanjang dan

berbentuk ramping. Pengendaliannya menggunakan insektisida

jenis Chlordane, Kelthane dan Malathion. Dosis pemakaian

bisa dilihat pada label kemasan.

h) Lalat daun Tarsolepis sommeri sering merusak bunga dan daun

yang baru trubus, terutama saat musim kemarau menjelang

musim hujan. Kutu putih Pseudococcus lilacinus sering

menyelinap di antara bulu buah rambutan sehingga buah

tampak kotor hitam. Insektisida dapat mengatasi hama

tersebut. Namun, penyemprotan insektisida saat buah

mendekati merah (matang) sangat berbahaya karena

mengakibatkan residu.

2. Penyakit.

a) Benang putih (Marasmius sp), bagian yang diserang cabang

dan ranting tanaman.

Gejala : cabang dan ranting pohon rambutan biasanya

terdapat benang putih yang terdiri dari miselium jamur. Benang-

benang tersebut rata menutupi daun rambutan, sehingga

menyebabkan daun mati.

Page 170: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 162

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur Teknis, yaitu dengan memangkas cabang/ ranting

yang terserang penyakit. Pangkasan harus segera dibakar

pada tempat yang telah tersedia;

2) Kimiawi, yaitu dilakukan dengan penyemprotan fungisida

(Benlate dan Cupravit) sesuai dosis yang tertera dalam

kemasan.

b) Embun Tepung (Oidium nephelii), bagian yang diserang bunga

dan buah.

Gejala : permukaan tanaman yang terserang terdapat tepung

berwarna putih keabu-abuan, anaman yang terserang adalah

pucuk bunga dan buah yang akhirnya gugur atau kering

berwarna hitam seperti terbakar.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur Teknis, dengan melakukan sanitasi yaitu dengan

memotong cabang/ranting yang pucuk bunga dan buahnya

terserang berat, membuang bunga dan buah untuk tanaman

yang terserang sedang dan membersihkan bunga dan buah

untuk tanaman yang terserang ringan;

2) Kimiawi, yaitu dilakukan dengan penyemprotan fungsida

berbahan aktif benomil seperti Benlate dengan frekuensi dua

minggu sekali pada pagi hari dengan dosis 2 gram/ liter.

Untuk menekan banyaknya spora cendawan, penyemprotan

dikonsentrasikan pada pucuk bunga.

c) Jamur Upas (Upasia salmonicolor), bagian yang diserang

cabang tanaman.

Gejala : cabang yang terserang, timbul benang-benang

cendawan seperti sarang labah-laba yang berkembang menjadi

kerat cendawan berwarna merah jambu.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur Teknis, yaitu dengan memotong sepanjang 30 cm

dibawah cabang yang terkena jamur, kemudian dibakar

ditempat yang telah disediakan;

2) Kimiawi, yaitu dengan mengoleskan fungisida (bubur

california atau bubur bordeaux) pada bagian yang terserang

Page 171: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 163

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

jamur upas. Sebaiknya pengolesan dilakukan pada pagi

dengan dosis sesuai yang tertera dalam kemasan.

d) Kanker batang (Dolabra nepheliae Boot & Ting), bagian yang

diserang batang tanaman.

Gejala : batang yang terserang banyak ditumbuhi kudis,

sehingga mengganggu pertumbuhan batang dan produksinya.

Pengedalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur Teknis, yaitu dengan mengerok benjolan-benjolan

pada batang yang terserang, selanjutnya dibiarkan selama

3-4 hari;

2) Kimiawi, yaitu dengan mengerok benjolan batang yang

terserang, lalu didiamkan selama 3-4 hari. Selanjutnya

lakukan penyemprotan atau pengolesan dengan campuran

larutan karbol dan deterjen secukupnya.

e) Busukbuah(Glicophalotrichumbulbilium)

Gejala : menyerang buah yang masih kecil/muda, selanjutnya

meskipun buah tersebut menjadi besar tapi tetap akan busuk,

berwarna hitam dan mengering.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, yaitu petik buah yang terserang kemudian

dikumpulkan dan bakar ditempat yang telah disediakan

selanjutnya dikubur dalam tanah.

2) Kimia, yaitu melakukan penyemprotan dengan

menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazin dengan

dosis 0,4 cc/liter air.

f) Bercak daun

Gejala : menyerang daun tua yang ditandai dengan bercak-

bercak kecil di permukaan daun disertai serat-serat halus

berwarna jingga yang merupakan kumpulan spora. Batang dan

daun yang terserang tampak bercak seperti panu. Penyakit ini

muncul pada musim hujan.

Pengendalian, yaitu mengunakan bubur bordeaux/ bubur

california dengan dosis sesuai tertera dalam kemasan.

g) Penyakit akar putih, bagian yang diserang akar tanaman.

Page 172: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 164

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Gejala : adanya rizom berwarna putih menempel di akar, jika

dikupas akar yang terserang berwarna kecoklatan.

Pengendalian, yaitu aplikasi fungisida jenis benlate 0,3%

dengan dosis sesuai tertera pada kemasan.

h) Penyakit yang biasa mengancam akar tanaman adalah

cendawan putih Armilaria sp., busuk akar Phytophthora

parasitica, dan busuk cokelat leher batang Fusarium sp.

Penyakit ini dapat diatasi dengan aerasi yang baik atau disiram

Benlate 0,3%. Cendawan yang biasa menyerang batang adalah

busuk cokelat batang Cortisium salmonicolor yang dapat

ditularkan melalui angin dan alat-alat pertanian.

Pengendalian penyakit jamur upas yaitu mengolesi bagian

tanaman yang sakit dengan lisol.

IV. Daftar Pustakaa. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan

Kabupaten Sukabumi, 2012. Budidaya Rambutan

b. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Departemen Pertanian, 2006. Vademekum Rambutan.

c. Informasi Petani Indonesia, 2009. Budidaya Rambutan Binjai.

d. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Tentang

Budidaya Pertanian Rambutan (Nephelium sp. )

e. Sri Puji Rahayu (Penyuluh Pertanian), Badan Penyuluhan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. Pengendalian

Hama Tanaman Rambutan.

f. Sri Puji Rahayu (Penyuluh Pertanian), Badan Penyuluhan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. Pengendalian

Penyakit Tanaman Rambutan.

Page 173: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 165

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

SAWO ( Acrhras zapota. L )

I. PendahuluanTanaman sawo yang juga disebut neesbery atau sapodilas adalah

tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Guatemala (Amerika

Tengah), Mexico dan Hindia Barat. Di Indonesia, tanaman sawo telah

lama dikenal dan banyak ditanam mulai dari dataran rendah sampai

dataran tinggi dengan ketinggian 1200 m dpl, seperti di Jawa dan

Madura.

Sawo dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Sawo Liar atau Sawo Hutan, antara lain : sawo kecik dan sawo

tanjung.

Sawo kecik dimanfaatkan sebagai tanaman hias atau tanaman

peneduh halaman.

Sawo tanjung sering digunakan sebagai tanaman hias, atau tanaman

pelindung di pinggir jalan.

2) Sawo Budidaya, dibedakan atas dua jenis, yaitu:

a. Sawo Manila, buahnya berbentuk lonjong, daging buahnya tebal,

banyak mengandung air dan rasanya manis, antara lain adalah:

sawo kulon, sawo betawi, sawo karat, sawo malaysia, sawo maja

dan sawo alkesa.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 165

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

SAWO ( Acrhras zapota. L )

I. PendahuluanTanaman sawo yang juga disebut neesbery atau sapodilas adalah

tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Guatemala (Amerika

Tengah), Mexico dan Hindia Barat. Di Indonesia, tanaman sawo telah

lama dikenal dan banyak ditanam mulai dari dataran rendah sampai

dataran tinggi dengan ketinggian 1200 m dpl, seperti di Jawa dan

Madura.

Sawo dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Sawo Liar atau Sawo Hutan, antara lain : sawo kecik dan sawo

tanjung.

Sawo kecik dimanfaatkan sebagai tanaman hias atau tanaman

peneduh halaman.

Sawo tanjung sering digunakan sebagai tanaman hias, atau tanaman

pelindung di pinggir jalan.

2) Sawo Budidaya, dibedakan atas dua jenis, yaitu:

a. Sawo Manila, buahnya berbentuk lonjong, daging buahnya tebal,

banyak mengandung air dan rasanya manis, antara lain adalah:

sawo kulon, sawo betawi, sawo karat, sawo malaysia, sawo maja

dan sawo alkesa.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 165

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

SAWO ( Acrhras zapota. L )

I. PendahuluanTanaman sawo yang juga disebut neesbery atau sapodilas adalah

tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Guatemala (Amerika

Tengah), Mexico dan Hindia Barat. Di Indonesia, tanaman sawo telah

lama dikenal dan banyak ditanam mulai dari dataran rendah sampai

dataran tinggi dengan ketinggian 1200 m dpl, seperti di Jawa dan

Madura.

Sawo dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Sawo Liar atau Sawo Hutan, antara lain : sawo kecik dan sawo

tanjung.

Sawo kecik dimanfaatkan sebagai tanaman hias atau tanaman

peneduh halaman.

Sawo tanjung sering digunakan sebagai tanaman hias, atau tanaman

pelindung di pinggir jalan.

2) Sawo Budidaya, dibedakan atas dua jenis, yaitu:

a. Sawo Manila, buahnya berbentuk lonjong, daging buahnya tebal,

banyak mengandung air dan rasanya manis, antara lain adalah:

sawo kulon, sawo betawi, sawo karat, sawo malaysia, sawo maja

dan sawo alkesa.

Page 174: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 166

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b. Sawo Apel, buahnya yang berbentuk bulat atau bulat telur mirip

buah apel, berukuran kecil sampai agak besar, dan bergetah

banyak. Termasuk dalam kelompok sawo apel adalah: sawo apel

kelapa, sawo apel lilin dan sawo duren.

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1) Tanaman ini optimal dibudidayakan pada daerah yang beriklim

basah sampai kering.

2) Curah hujan yang dikehendaki yaitu 12 bulan basah atau 10 bulan

basah dengan 2 bulan kering atau 9 bulan basah dengan 3 bulan

kering atau 7 bulan basah dengan 5 bulan kering atau 5 bulan

basah dengan 7 bulan kering.

3) Membutuhkan curah hujan 2.000 sampai 3.000 mm/tahun, namun

curah hujan yang ideal antara 1.250 - 2.500 mm/tahun dan

tersebar merata sepanjang tahun.

4) Tanaman sawo dapat berkembang baik kalau cukup mendapat

sinar matahari namun toleran terhadap keadaan teduh (naungan).

5) Tanaman sawo tetap dapat berkembang baik pada suhu antara 22

- 32 derajat C.

b. Ketinggian Tempat.

Tanaman sawo dapat hidup baik di dataran rendah maupun dataran

tinggi sampai dengan ketinggian 1.200 m dpl. Tetapi ada daerah -

daerah yang cocok sehingga tanaman sawo dapat berkembang dan

berproduksi dengan baik, yaitu dari dataran rendah sampai dengan

ketinggian 900 m dpl.

c. Tanah.

1) Tanah yang paling baik untuk tanaman sawo adalah tanah

lempung berpasir (latosol) yang subur, gembur, banyak bahan

organik, aerasi dan drainase baik.Tetapi hampir semua jenis tanah

yang digunakan untuk pertanian cocok untuk ditanami sawo,

seperti tanah andosol (daerah vulkan), alluvial loams (daerah

aliran sungai), dan loamy soils (tanah berlempung).

2) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk

perkembangan tanaman sawo adalah antara 6 - 7.

Page 175: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 167

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3) Kedalaman air tanah yang cocok untuk perkembangan tanaman

sawo, yaitu antara 50 cm sampai 200 cm.

4) Tanaman resisten terhadap kekeringan dan memiliki toleransi

terhadap salinitas tanah relatif tinggi, sampai 8 dS/m.

III. Budidayaa. Pengolahan Lahan.

1) Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan

alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu

dari areal tanam.

2) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang

terlalu besar.

b. Penanaman.

1) Jarak tanam untuk sawo yang dianggap cukup adalah 10 x 10 m,

sehingga antara tanaman sawo yang satu dengan yang lain tidak

bersentuhan yang dapat mengakibatkan terganggunya

pertumbuhan.2) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm atau

disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan. Tanah galian

bagian atas 30 cm dipisah dengan tanah bagian bawah. Tanah

bagian atas dicampur dengan pupuk organik/pupuk kandang

sebanyak 20 kg. Pupuk kandang ini berfungsi sebagai pupuk

dasar. Selama dua minggu lubang tanam ini dibiarkan terjemur

sinar matahari.

3) Sebelum ditanam, pembungkus (polybag) harus dilepas dengan

hati-hati agar tanahnya tidak berantakan dan perakaran tidak

rusak.

4) Penanaman dilakukan sedalam leher akar, tegak di tengah lubang

tanam dan bagian okulasi/sambung tidak tertimbun tanah.

Masukkan tanah bagian atas yang telah dicampur dengan pupuk

organik terlebih dahulu, baru disusul tanah bagian bawah.

5) Tanah di sekeliling akar tanaman dipadatkan agar tidak terjadi

rongga-rongga udara yang dapat menyulitkan akar mencari

makan. Untuk bibit yang berasal dari cangkokan semua akar

harus tertimbun tanah.

Page 176: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 168

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

6) Mulsa dari jerami padi atau rumput diberikan pada awal tanam di

permukaan tanah agar tanaman tidak cepat kekeringan dan untuk

menghambat pertumbuhan gulma.

c. Pemeliharaan.

1) Penyiangan dilakukan sbb :

a) Setelah tanaman berumur satu sampai dua bulan, perlu

dilakukan penyiangan untuk membersihkan rumput dan gulma

yang menggangu, karena akan mengganggu pertumbuhan

tanaman sawo.

b) Pembersihan ranting pohon sawo yang terdapat benalu atau

parasit agar segera dilakukan dengan cara memotong ranting

tempat benalu menempel dan sebaiknya dilakukan sebelum

benalu berbunga.

c) Pemberantasan benalu pada pohon lain di dekat tanaman sawo

perlu dilakukan untuk mencegah penularan.

2) Pembubunan. Pada saat melakukan penyiangan tanaman sawo,

dapat juga dilakukan pembubunan tanah di sekitar tanaman.

Pembubunan dilakukan untuk menggemburkan tanah di sekitar

tanaman sawo dan untuk memperkokoh batang tumbuhnya.

3) Pemupukan. Pupuk yang diberikan berupa pupuk organik dan

anorganik dilakukan 2 kali setahun (awal dan akhir musim

penghujan) dengan dosis disesuaikan dengan umur tanaman

yaitu:

Umur Tanaman Dosis pupuk (kg/pohon)Urea SP-36 KCl Pupuk organik

1 tahun 0,25 0,10 0,25 10,02 tahun 0,30 0,15 0,30 20,03 tahun 0,35 0,20 0,35 40,04 tahun 0,40 0,25 0,40 40,05 tahun 0,45 0,30 0,45 50,0

6-8 tahun 0,50 0,35 0,50 70,0>8 tahun > 0,60 0,40 0,60 > 90,0

Cara pemberian pupuk dengan menaburkannya ke dalam parit

yang digali di bawah pohon mengelilingi lingkaran tajuk dengan

lebar dan kedalaman 10 cm. Dapat juga ditanam pada empat

lubang di bawah tajuk pohon dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20

cm untuk tiap lubang.

Page 177: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 169

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

4) Penyiraman, dilakukan sbb :

a) Pada awal penanaman sawo perlu dilakukan penyiraman paling

sedikit dua minggu sekali terutama jika tidak ada hujan.

b) Pemberian air pada tanaman sawo perlu dilakukan sampai

tanaman berumur 3-4 tahun, namun semakin tua tanaman,

semakin tahan terhadap kekeringan.

c) Hindari kekurangan air pada waktu tanaman sawo sedang

berbunga atau berbuah karena dapat menyebabkan bunga

atau buah mudah gugur.

d) Pemberian air yang baik dan teratur akan menghasilkan buah

dengan jumlah dan kualitas yang baik.

5) Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan dengan tujuan agar tanaman sawo tidak

tumbuh terlalu tinggi dan membentuk sistem percabangan yang

baik dan kuat. Ada dua tahap pemangkasan pada tanaman sawo,

yaitu pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan.

a) Pemangkasan Bentuk

Pemangkasan bentuk ditujukan untuk mengatur tinggi rendah

dan bentuk tajuk untuk memudahkan dalam pemetikan buah

serta pengontrolan terhadap hama dan penyakit.

1) Pemangkasan pertama dilakukan ketika tanaman telah

mencapai tinggi 100-160 cm. Pemangkasan dilakukan pada

musim penghujan dengan memotong ujung batang hingga

ketinggiannya tinggal 75-150 cm. Tempat pemangkasan

harus sedikit di atas ruas batang. Untuk mencegah penyakit,

luka bekas pangkasan dapat ditutup dengan cat meni atau

parafin. Beberapa hari setelah pemangkasan akan tumbuh

tunas-tunas baru. Tiga dari tunas yang tumbuh sehat dan

tidak saling berdekatan dipilih sebagai cabang primer dan

tunas lainnya dibuang.

2) Pemangkasan kedua dilakukan pada awal musim penghujan

berikutnya, tunas yang telah berumur satu tahun dipangkas

lagi hingga panjangnya tinggal 25-40 cm. Pemangkasan ini

Page 178: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 170

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

dilakukan tepat di atas mata tunas. Akibat pemangkasan ini

akan muncul tunas-tunas baru. Tiga sampai empat tunas

yang sehat dibiarkan tumbuh menjadi cabang sekunder dan

tunas yang lain dipotong.

3) Pemangkasan ke tiga yang merupakan pemangkasan

terakhir dilakukan pada awal musim penghujan berikutnya,

cabang-cabang sekunder dipotong untuk membentuk

cabang-cabang tersier. Pemotongan dilakukan sampai

jumlah cabang-cabang sekunder tinggal dua pertiganya.

Setelah pemangkasan ini akan muncul tunas-tunas baru.

Dua atau tiga tunas dari masing-masing cabang sekunder

dibiarkan tumbuh, yang lainnya dibuang setelah tumbuh

sepanjang 10 cm.

b) Pemangkasan Pemeliharaan

Pemangkasan pemeliharaan ditujukan untuk mencegah

serangan penyakit, menumbuhkan tunas baru untuk mengganti

cabang tua yang tidak produktif lagi, serta mengurangi

kerimbunan sehingga sinar matahari dapat dimasukkan ke

mahkota tajuk. Dalam pemangkasan ini yang perlu dipangkas

adalah cabang-cabang air yaitu cabang-cabang yang tumbuh

lurus ke atas dengan kecepatan pertumbuhan lebih besar

dibandingkan cabang-cabang lain. Warna cabang air ini lebih

muda dengan jarak antar ruas cabang yang lebih panjang.

Selain cabang air yang perlu dihilangkan adalah cabang yang

tumbuh liar, cabang yang sakit atau rusak, dan cabang yang

terlalu rendah. Pemangkasan pemeliharaan ini dapat dilakukan

setiap saat jika diperlukan.

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama

a) Lalat buah (Dacus sp.).

Gejala : terdapat bintik-bintik kecil berwarna hitam atau cokelat

pada permukaan kulit, tetapi pada daging buah sudah

membusuk. Pengendalian dilakukan dengan cara :

Page 179: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 171

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

1) Mekanis, yaitu :

membersihkan (sanitasi) sisa-sisa tanaman di sekitar

tanaman dan kebun;

membungkus buah sejak stadium muda;

2) Kimiawi, yaitu :

memasang perangkap lalat buah yang mengandung

bahan metyl eugenol, misalnya M-Atraktan, dalam botol

plastik bekas; menyemprotkan perangkap lalat buah,

seperti Promar yang dicampur dengan insektisida kontak

atau sistemik;

menginfus akar tanaman dengan larutan insektisida

sistemik, seperti Tamaron, dengan konsentrasi 3-5%

pada fase sebelum berbunga;

menyemprot tanaman dengan insektisida kontak, seperti

Agrothion 50 EC dengan dosis 3-4 cc/liter air.

b) Kutu hijau (Lecanium viridis atau Coccus viridis) dan Kutu

cokelat (Saissetia nigra), bagian yang diserang ranting dan

daun tanaman. Gejala : menghisap cairan yang terdapat di

dalamnya; menghasilkan embun madu yang dapat

mengundang kehadiran cendawan jelaga. Pengendalian :

dengan penyemprotan insektisida, seperti Diasinon 60 EC

dengan dosis 1-2 cc/liter air atau Basudin 50 EC dengan dosis

2 cc/liter air yang disemprotkan langsung ke kutu-kutu tersebut.

2. Penyakit.

a) Jamur upas, bagian yang diserang kulit tanaman.

Gejala sbb :

1) Stadium rumah laba-laba, yaitu ditandai dengan munculnya

meselium tipis berwarna mengkilat seperti sutera atau perak;

pada stadium ini jamur belum masuk ke dalam kulit tanaman

sawo;

2) Stadium bongkol, yaitu stadium dimana jamur membentuk

gumpalan-gumpalan hifa di depan lentisel;

Page 180: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 172

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3) Stadium corticium, yaitu stadium dimana jamur membentuk

kerak berwarna merah muda yang berangsur-angsur

berubah menjadi lebih muda lalu menjadi putih. Kerak yang

terbentuk terdiri dari lapisan basidium yang pada setiap

basidiumnya terdapat basidiospora. Kulit tanaman sawo

yang terdapat di bawah kerak tersebut akhirnya busuk;

4) Stadium necator, yaitu stadium dimana jamur membentuk

banyak piknidium yang berwarna merah. Piknidium ini

terdapat pada sisi cabang atau ranting yang lebih kering.

Pengendalian dilakukan sbb :

1) Pada stadium laba-laba, penyakit ini dapat diatasi dengan

cara :

menggosok tempat yang terserang jamur sampai

hilang; bekas luka gosokan diolesi dengan cat meni,

ter, atau carbolineum;

penyemprotan dengan fungisida yang mengandung

tembaga berkadar tinggi seperti Cupravit OB 21

dengan dosis 4 gram/liter air setiap tiga minggu sekali

untuk menghindari munculnya serangan lagi atau

Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gr/L air

2) Pada stadium bongkol, corticium, atau necator, diatasi

dengan pemotongan pada bagian tanaman yang

terserang; pemotongan dilakukan pada bagian tanaman

yang sehat jauh dari batas bagian tanaman yang sakit.

Bagian yang dipotong kemudian diolesi dengan fungisida

dan dibakar.

b) Jamur jelaga, bagian yang diserang daun tanaman.

Gejala : warna hitam seperti beludru yang menutupi permukaan

daun sawo; serangan lebih lanjut dapat menutupi seluruh daun

dan ranting tanaman sawo; jika serangan jamur ini berjumlah

banyak, proses fotosintesa tanaman sawo akan terganggu

sehingga pertumbuhan terhambat; serangan yang terjadi pada

saat tanaman berbunga dapat mengakibatkan buah yang

Page 181: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 173

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

terbentuk hanya sedikit; Jika yang terserang buah, dapat

menyebabkan kerontokan atau berkurangnya kualitas buah.

Pengendalian, yaitu dengan melenyapkan serangga yang

menghasilkan embun madu terlebih dahulu dengan insektisida;

penyemprotan fungisida seperti Antracol 70 WP dengan dosis 2

gram/liter air atau Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4

gram/liter air.

c) Busuk buah.

Gejala : mula-mula kulit buah berbercak-bercak kecil berwarna

hitam atau cokelat, kemudian melebar dan menyatu secara

tidak beraturan, daging buah membusuk dan berair, serta

kadang-kadang buah berjatuhan (gugur).

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu pemetikan buah yang sakit berat,

pengumpulan dan pemusnahan buah yang terserang;

2) Kimiawi, yaitu penyemprotan fungisida, seperti Dithane M-45

80 WP dengan dosis 1,8 gr – 2,4 gram/liter air.

d) Hawar benang putih, bagian yang diserang cabang tanaman.

Gejala : daun-daun mengering dan berguguran; pada ranting

yang mengering terdapat benang-benang jamur berwarna

putih. Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis, yaitu mengurangi kelembaban kebun, memotong

bagian tanaman yang sakit berat.

2) Kimiawi, yaitu mengoleskan atau menyemprotkan fungisida,

seperti Benlate dengan dosis 2 gr/L air

3. Waktu Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan dengan pestisida atau insektisida dapat dilakukan

jika pada tanaman sawo terdapat hama dan penyakit yang

menyerangnya, yaitu:

a) Penyemprotan dengan insektisida jenis Agrothion 50 EC

dengan dosis antara 3 - 4 cc/liter air untuk membunuh lalat

buah (Ceratitis capitata atau Dacus sp.).

Page 182: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 174

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b) Penyemprotan dengan insektisida jenis Diasinon 60 EC dengan

dosis 1-2 cc/liter air atau Basudin 50 EC dengan dosis 2 cc/liter

air untuk membunuh kutu hijau (Lecanium viridis atau Coccus

viridis) dan kutu coklat (Saissetia nigra) yang menyerang

ranting muda dan daun-daun tanaman sawo yang

menyebabkan ranting dan daun mengkerut, layu, kering, dan

terhambat pertumbuhannya.

c) Penyemprotan dengan fungisida Cuspravit OB 21 dengan dosis

4 gram/liter air setiap tiga minggu sekali untuk mengatasi dan

mencegah serangan jamur upas yang disebabkan oleh jamur

Corticium salmonicolor.

d) Penyemprotan dengan fungisida Antracol 70 WP dengan dosis

2 gram/liter air atau Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4

gram/liter air untuk mengatasi penyakit jamur jelaga yang

disebabkan oleh jamur Capnodium sp. Penyemprotan dengan

fungisida Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gram/liter

air untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh jamur

Phytopthora valmivora Butl, yang menyebabkan busuk buah

sawo.

IV. Daftar Pustaka

a) Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. 2008. Budidaya Tanaman Sawo (Manilkara zapota. L)

b) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat. 2008.

Budidaya Sawo (Acrhras zapota. L)

c) Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Tentang

Budidaya Pertanian Sawo (Acrhras zapota. L)

Page 183: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 175

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

SIRSAK (Anona muricata Linn)

I. PendahuluanSirsak merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko, Amerika

Selatan, dan mulai dibudidayakan di Indonesia pada awal abad XIX.

Jenis-jenis sirsak yang dibudidayakan di Indonesia yaitu :

1) Sirsak Ratu, ukuran buah kecil sampai besar, kulit licin berduri,

daging buah bertepung, kering dan rasanya manis.

2) Sirsak Biasa, ukuran buah kecil sampai besar, kulit licin berduri,

daging buah tidak bertepung, berkadar air tinggi dan rasanya masam

manis.

3) Sirsak Bali, ukuran buah kecil, kulit licin dan tidak berduri, rasanya

masam manis. Sirsak Bali cocok untuk batang bawah pada

penyambungan (okulasi, enten) karena laju pertumbuhannya lebih

cepat dibandingkan jenis lain.

4) Sirsak Mandalika, ukuran buah kecil sampai besar, duri kulit buah

jarang dan rasanya manis.

Manfaat buah sirsak dapat dipakai sebagai obat anti tumor, kanker, anti

bakteri, anti jamur, anti sembelit, batu empedu, asam urat,

meningkatkan nafsu makan, menurunkan tekanan darah tinggi serta

menurunkan tingkat depresi dan stres.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 175

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

SIRSAK (Anona muricata Linn)

I. PendahuluanSirsak merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko, Amerika

Selatan, dan mulai dibudidayakan di Indonesia pada awal abad XIX.

Jenis-jenis sirsak yang dibudidayakan di Indonesia yaitu :

1) Sirsak Ratu, ukuran buah kecil sampai besar, kulit licin berduri,

daging buah bertepung, kering dan rasanya manis.

2) Sirsak Biasa, ukuran buah kecil sampai besar, kulit licin berduri,

daging buah tidak bertepung, berkadar air tinggi dan rasanya masam

manis.

3) Sirsak Bali, ukuran buah kecil, kulit licin dan tidak berduri, rasanya

masam manis. Sirsak Bali cocok untuk batang bawah pada

penyambungan (okulasi, enten) karena laju pertumbuhannya lebih

cepat dibandingkan jenis lain.

4) Sirsak Mandalika, ukuran buah kecil sampai besar, duri kulit buah

jarang dan rasanya manis.

Manfaat buah sirsak dapat dipakai sebagai obat anti tumor, kanker, anti

bakteri, anti jamur, anti sembelit, batu empedu, asam urat,

meningkatkan nafsu makan, menurunkan tekanan darah tinggi serta

menurunkan tingkat depresi dan stres.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 175

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

SIRSAK (Anona muricata Linn)

I. PendahuluanSirsak merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko, Amerika

Selatan, dan mulai dibudidayakan di Indonesia pada awal abad XIX.

Jenis-jenis sirsak yang dibudidayakan di Indonesia yaitu :

1) Sirsak Ratu, ukuran buah kecil sampai besar, kulit licin berduri,

daging buah bertepung, kering dan rasanya manis.

2) Sirsak Biasa, ukuran buah kecil sampai besar, kulit licin berduri,

daging buah tidak bertepung, berkadar air tinggi dan rasanya masam

manis.

3) Sirsak Bali, ukuran buah kecil, kulit licin dan tidak berduri, rasanya

masam manis. Sirsak Bali cocok untuk batang bawah pada

penyambungan (okulasi, enten) karena laju pertumbuhannya lebih

cepat dibandingkan jenis lain.

4) Sirsak Mandalika, ukuran buah kecil sampai besar, duri kulit buah

jarang dan rasanya manis.

Manfaat buah sirsak dapat dipakai sebagai obat anti tumor, kanker, anti

bakteri, anti jamur, anti sembelit, batu empedu, asam urat,

meningkatkan nafsu makan, menurunkan tekanan darah tinggi serta

menurunkan tingkat depresi dan stres.

Page 184: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 176

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

II. Syarat Tumbuha. Iklim.

1) Curah hujan antara 1.500-3.000 mm/th

2) Suhu udara yang sesuai sekitar 22-32 derajat C

3) Sinar matahari yang dibutuhkan antara 50-70%, sehingga jika

tanaman sirsak ternaungi/terlindung pohon besar buahnya sedikit

b. Ketinggian Tempat.

Tempat yang baik untuk budidaya sirsak mempunyai ketinggian

kurang dari 1.000 m dpl.

c. Tanah.

1) Tanah yang sesuai untuk pengembangan sirsak yaitu tanah

dengan top soil tebal, pH antara 5-7, mengandung bahan organik

tinggi dan mempunyai permukaan air tanah antara 50-200 cm.

2) Drainase harus baik karena tanaman sirsak tidak tahan terhadap

genangan.

3) Jenis tanah yang sesuai yaitu Podsolik Merah Kuning, Latosol,

Alluvial, Andosol dan Grumosol.

III. Budidayaa. Pengolahan Lahan.

1) Mengolah tanah dengan cangkul atau bajak sedalam 30 cm agar

tanah menjadi gembur

2) Jika ditanam di tanah yang subur, penyiapan lahan dapat

dilakukan secara lokal yaitu langsung dibuat lubang tanam.

b. Penanaman.

1) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 50 x 50 x 40 cm atau 60 x 60

x 60 cm atau disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan

dengan jarak tanam 5 x 5 m atau 5 x 6 m.

2) Tanah galian dicampur dengan pupuk organik/kompos sebanyak

20 kg dan NPK biru 125 gr/lubang tanam, kemudian tanah yang

sudah dicampur dengan pupuk tersebut dikembalikan ke lubang,

dan dibiarkan selama 2-4 minggu.

3) Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.

Page 185: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 177

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

4) Sebelum bibit ditanam sebaiknya disiram dahulu, bibit ditanam di

tengah lubang tegak lurus dengan batas sambungan sekitar 10 cm

di atas permukaan tanah.

5) Lubang ditimbun dengan tanah lapisan atas dan dipadatkan,

kemudian disiram agar akar cepat tumbuh.

c. Pemeliharaan.

1) Pembuatan atap/naungan, dilakukan pada tanaman yang masih

muda, jika tanaman pertumbuhan tanaman sudah cukup bagus

maka atap dapat dihilangkan.

2) Penyiangan, dilakukan untuk menghilangkan gulma di sekitar

tanaman dan pemberian mulsa untuk menghindari dehidrasi

perakaran pada saat musim kemarau.

3) Penggemburan tanah, dilakukan bersamaan waktunya pada saat

penyiangan atau pemupukan.

4) Pemupukan, dosis pupuk/tahun adalah sbb :

Umur tan(th)

Jenis dan dosis pupuk (kg/pohon)NPK biru Urea SP-36 KCl Organik

Saat tanam 0,125 - - - 20,001 - 0,250 0,300 0,150 -2 - 0,275 0,325 0,200 -3 - 0,300 0,350 0,250 20,004 - 0,300 0,350 0,250 -

Cara pemberian pupuk, dibuat parit selebar 20-30 cm dengan

kedalaman 30 cm, di sekeliling tajuk tanaman, kemudian pupuk

disebar merata ke dalam parit kemudian ditimbun tanah setebal

10-15 cm dan disiram.

5) Pemangkasan, dilakukan pada tahun pertama saat tanaman

sudah mencapai tinggi 1,5 m. Sebelum pemangkasan perlu

dilakukan penyiraman, pemupukan dan pengendalian hama dan

penyakit, dan diberi pupuk organik 10 kg/pohon jika telah

dilakukan pemangkasan berat. Luka bekas pangkasan sebaiknya

diolesi ter, cat atau disemprot pestisida untuk menghindari

serangan hama dan penyakit.

6) Penyiraman, jika tidak turun hujan dilakukan 1-2 kali (pagi dan

sore) pada sekeliling batang tanaman sampai lembab. Tanaman

yang sudah berumur > 1 tahun dan perakarannya cukup dalam

Page 186: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 178

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

penyiraman dapat dilakukan 7-15 hari sekali, tergantung cuaca

dan keadaan air tanah.

7) Penyerbukan buatan, dilakukan untuk meningkatkan mutu buah,

caranya:

a) Siapkan benang sari bunga yang telah matang pada suatu

tempat

b) Pilih bunga yang siap diserbuki.

c) Penyerbukan buatan dilakukan pada pagi hari, antara jam

8 - 10 pagi.

d) Oleskan serbuk sari 1 - 2 kali pada seluruh bagian kepala

putik yang siap diserbuki.

e) Jika penyerbukan buatan dilakukan pada skala besar,

serbuk sari dicampur dengan bedak/talk steril dan

dihembuskan pada bunga yang telah dibuka, sehingga

penggunaan serbuk sari dapat hemat dan merata.

8. Penjarangan buah, dilakukan untuk mendapatkan buah sirsak

yang berukuran besar.

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama.

a. Penggerek batang.

Gejala : adanya lubang-lubang pada batang.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Bersihkan kotoran yang menutupi lubang gerekan, kemudian

disikat dengan larutan insektisida sistemeik (Bayrusil 250

EC, 0,2%; Perfekthion) atau

2) Menyumbat lubang dengan kain yang sudah dicelup dengan

insektisida atau

3) Tanaman diinfus dengan larutan Confidor 0,2%.

b. Lalat buah.

Gejala : menyerang buah saat menjelang matang dengan

gejala kulit dan daging buah busuk berwarna coklat.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Menjaga kebersihan (sanitasi) lingkungan kebun.

2) Pemasangan perangkap lalat buah sex pheromone (Super

Meg, Metileugeno dll).

Page 187: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 179

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3) Penyemprotan dengan campuran 8 ml Malathion dengan 1

liter promar dan 1 liter air, dengan dosis 40 ml

campuran/pohon. Penyemrotan dilakukan pada stadium

bunga atau pentil atau buah sebesar kelereng agar tidak

terdapat residu pestisida pada buah.

4) Menginfus insektisida Confidor 0,2% melalui batang.

c. Ulat penggerek buah.

Gejala adanya alur-alur lubang dalam buah sehingga pada

permukaan depan lubang penuh kotoran larva berwarna hitam.

Pengendalian dengan mengumpulkan buah yang terserang dan

memusnahkannya atau dilakukan penyemprotan dengan

insektisida sistemik, seperti Perfection.

d. Ulat pemakan daun/ ulat keket/ulat badori, ulat menyerang

daun dapat sampai habis.

Pengendalian dengan penyemprotan insektisida seperti

Bayrusil 250 EC 0,2% atau insektisida biologis (bakteri

pemangsa) yang disebut Bacillus thuringiensis.

e. Ulat daun bercula satu, hama ini menyerang daun.

Pengendalian dengan penyemrotan insektisida Decis 0,2%

atau Bayrusil 250 EC 0,2%.

f. Kutu dompol, menyerang bunga dan buah pentil.

Pengendalian dengan penyemprotan insektisida Hosthatios

0,2%.

g. Kutu putih, menyerang bunga sehingga berguguran, dan

bersarang pada buah menyebabkan penampilan buah tidak

menarik. Pengendalian penyemrotan dengan Tokuthion 500 EC

0,2% pada buah yang masih kecil.

h. Semut, membuat sarang sehingga menggangu proses

fotosintesa. Pengendalian dengan insektisida alami, misalnya

ekstrak cbai dan bawang putih.

i. Tupai dan kelelawar, menyerang buah yang hampir matang,

sehingga infeksi buah di pohon atau buah menjadi busuk.

j. Pengendalian dengan diusir menggunakan bunyi-bunyian atau

dipasang perangkap.

Page 188: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 180

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2. Penyakit.

a. Busuk buah, disebabkan kondisi lingkungan yang lembab,

sehingga sirsak berbahaya jika dikembangkan di daerah

bersuhu dingin dan lembab sekali.

Pengendalian jika belum parah, dengan penyemprotan

fungisida Dithane M 45 0,2% atau Benlate 0,2%.

b. Cendawan upas, menyerang batang dan dahan jika suhu

malam terlalu dingin atau lembab.

Gejala : kulit batang yang terserang berwarna abu-abu

kehitaman sampai merah jambu kecoklatan dan tampak seperti

basah, tanaman yang terserang cepat mengering dan mati.

Pengendalian bila belum parah, dengan karbol/lisol 10-20%

dioleskan pada bagian yang sakit, atau dengan penyemprotan

fungisida Benlate 0,1-0,3%.

c. Busuk leher batang, karena kondisi lahan yang sangat lembab

dan suhu tinggi serta penggunaan pupuk kandang yang belum

matang. Tanaman masih muda yang diserang dengan gejala

leher batang sampai akar membusuk berwarna kehitaman dan

kering, tanaman layu lalu mati. Pengendalian dengan fungisida

Benlate 0,3%.

d. Layu bakteri, menyerang akar dan leher batang, gejala leher

batang busuk berwarna hitam kecoklatan hingga bagian

kayunya, tanaman kemudian mati.

Pencegahan dengan pembuatan saluran drainase yang baik

dan penggunaan bibit okulasi/sambunagan yang tahan

terhadap penyakit tersebut.

IV. Daftar Pustaka

1. Anne Ahira, Cara Menanam dan Pemeliharaan Pohon Sirsak.

2. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,

Departemen Pertanian. 2009. Budidaya Sirsak.

3. Informasi Petani Indonesia, 2009. Budidaya Sirsak.

Page 189: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 181

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

SRIKAYA (Annona squamosa L)

I. Pendahuluan

Srikaya merupakan tanaman buah berbentuk perdu, berasal dari Peru,

Amerika Latin. Di Indonesia, srikaya telah dikenal sejak zaman

penjajahan Belanda dengan nama buah nona sri. Srikaya yang tersebar

di Indonesia saat ini adalah srikaya lokal dan srikaya dari luar negeri

yang telah lama beradaptasi. Varietas srikaya yang terdapat di

Indonesia adalah varietas langsar, gading, dan bangil.

Tanaman srikaya di Indonesia digolongkan menjadi 6 yaitu :

a. Srikaya Nenas, dengan ciri sisik kulit meruncing seperti nenas, berat

buah mencapai 1 kg.

b. Srikaya Kuning, dengan ciri warna kulitnya kuning, berat buahnya

rata-rata 0,3-0,6 kg

c. Srikaya Merah, dengan ciri kulit berwarna hijau dan daging buah

berwarna putih, berat buah rata-rata 0,2-0,5 kg

d. Srikaya tanpa biji, cirinya kulit warna hijau, buah warna putih tanpa

biji.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 181

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

SRIKAYA (Annona squamosa L)

I. Pendahuluan

Srikaya merupakan tanaman buah berbentuk perdu, berasal dari Peru,

Amerika Latin. Di Indonesia, srikaya telah dikenal sejak zaman

penjajahan Belanda dengan nama buah nona sri. Srikaya yang tersebar

di Indonesia saat ini adalah srikaya lokal dan srikaya dari luar negeri

yang telah lama beradaptasi. Varietas srikaya yang terdapat di

Indonesia adalah varietas langsar, gading, dan bangil.

Tanaman srikaya di Indonesia digolongkan menjadi 6 yaitu :

a. Srikaya Nenas, dengan ciri sisik kulit meruncing seperti nenas, berat

buah mencapai 1 kg.

b. Srikaya Kuning, dengan ciri warna kulitnya kuning, berat buahnya

rata-rata 0,3-0,6 kg

c. Srikaya Merah, dengan ciri kulit berwarna hijau dan daging buah

berwarna putih, berat buah rata-rata 0,2-0,5 kg

d. Srikaya tanpa biji, cirinya kulit warna hijau, buah warna putih tanpa

biji.

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 181

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

SRIKAYA (Annona squamosa L)

I. Pendahuluan

Srikaya merupakan tanaman buah berbentuk perdu, berasal dari Peru,

Amerika Latin. Di Indonesia, srikaya telah dikenal sejak zaman

penjajahan Belanda dengan nama buah nona sri. Srikaya yang tersebar

di Indonesia saat ini adalah srikaya lokal dan srikaya dari luar negeri

yang telah lama beradaptasi. Varietas srikaya yang terdapat di

Indonesia adalah varietas langsar, gading, dan bangil.

Tanaman srikaya di Indonesia digolongkan menjadi 6 yaitu :

a. Srikaya Nenas, dengan ciri sisik kulit meruncing seperti nenas, berat

buah mencapai 1 kg.

b. Srikaya Kuning, dengan ciri warna kulitnya kuning, berat buahnya

rata-rata 0,3-0,6 kg

c. Srikaya Merah, dengan ciri kulit berwarna hijau dan daging buah

berwarna putih, berat buah rata-rata 0,2-0,5 kg

d. Srikaya tanpa biji, cirinya kulit warna hijau, buah warna putih tanpa

biji.

Page 190: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 182

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

e. Srikaya Sanpablo, cirinya permukaan kulit rata tanpa sisik, berwarna

merah dan diselimuti bedak tipis, berat buah 0,25-0,3 kg

f. Srikaya Jumbo, cirinya daging buah bertekstur lembut, tidak berpasir,

beraroma harum dengan biji relatif sedikit, berat buah 0,8 kg.

II. Syarat Tumbuh

a. Iklim.

Tanaman tumbuh optimal pada daerah dengan suhu antara 23-34

derajat C, dengan tingkat kelembaban > 70%. Suhu udara yang

sesuai dengan tanaman srikaya antara 20 – 25 ° Cdan curah hujan

yang dibutuhkan tanaman srikaya antara 1.500 – 3.000 mm/tahun,

dan sebaiknya curah hujan merata sepanjang tahun.

b. Ketinggian Tempat.

Tanaman dapat tumbuh pada dataran rendah sampai 1.000 m dpl.

c. Tanah.

Tanah berpasir sampai dengan tanah lempung yang dilengkapi

dengan prasarana pengairan yang baik merupakan lahan yang

sesuai untuk pertumbuhan tanaman srikaya. Tanaman srikaya tidak

toleran terhadap kondisi tanah banjir atau basah berlebihan, bila

banjir selama 7-10 hari tanaman akan mati. Srikaya dapat tumbuh

baik pada derajatkeasaman tanah (pH) antara 6 – 6,5.

III. Budidaya

a. Pengolahan Lahan.

1) Lahan dibersihkan dari tanaman yang ada, dan dibuat lubang

tanam dengan ukuran 80 x 80 x 80 cm atau disesuaikan dengan

jenis tanah dan kondisi lahan.

2) Jarak tanam 5 x 5 m.

3) Lubang tanam diberi pupuk organik minimal 10 kg, dolomit 1 kg

dan rock phosphot 1 kg, yang telah dicampur top soil hasil galian

lubang tanam.

b. Penanaman.

1) Polibag bibit dibuka dengan hati-hati agar tanah pada perakaran

tidak hancur/pecah.

Page 191: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 183

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Bibit yang sudah ditanam diberi tiang penahan angin, sehingga

tidak rebah.

3) Di sekitar tanaman diberi daun-daunan untuk mempertahankan

kelembaban tanah.

4) Areal di bawah tajuk tanaman selalu dibersihkan dari gulma.

c. Pemeliharaan.

1) Pemangkasan.

Dilakukan untuk membuat ukuran buah menjadi optimal, seragam

dan dekat dengan batang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam kegiatan pemangkasan :

a) Dilakukan terhadap pohon yang sudah berumur lebih dari 1,5

tahun.

b) Dipilih cabang yang berdiameter 1,5 cm.

c) Daun yang dipotong yaitu daun pada ranting paling ujung dan

daun di pangkal cabang dengan menyisakan sedikit tangkai

daun.

d) Cabang-cabang lateral yang menjadi lemah setelah berbuah

hendaknya dipotong sehingga tunas-tunas pengganti yang

lebih subur akan muncul.

e) Pohon dipangkas ketika daun-daunnya persis akan luruh, yang

akan meningkat ke pertumbuhan awal lagi

f) Pertumbuhan tunas baru harus didukung dengan pengairan

sampai tiba awal musim hujan.

2) Seleksi buah.

Dilakukan untuk memproleh buah berukuran besar dan beratnya

seragam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan

seleksi buah :

a) Dilakukan pada buah yang masih kecil, berukuran sebesar

kelereng.

b) Buah dengan pertumbuhan tidak normal dibuang, sehingga

tersisa buah yang pertumbuhannya bagus.

c) Dalam satu dompol hanya ada satu calon buah.

Page 192: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 184

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

d) Pada cabang besar dapat disisakan 2-3 buah tetapi pada titik

yang berbeda.

3) Pembungkusan buah.

Tujuan pembungkusan buah untuk mendapatkan buah yang

mulus, dan dilakukan sejak buah masih kecil (sebesar kelereng).

Jika kegiatan pembungkusan terlambat dilakukan, buah akan

diserang kutu putih dan ulat penggerek buah yang mengakibatkan

buah tidak mulus dan bahkan sebagian buah menjadi busuk.

4) Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik dan

anorganik, dengan dosis sbb :

No Umurtanaman

Dosis pupuk/tan/thNPK (16-16-16 ) atau

(21-21-21) Pupuk organik

1. 1 tahun 0,5 kg 10 kg

2. 2 tahun 1,0 kg 10 kg

3. 3 tahun 1,5 kg 10 kg

4. 4 tahun 2,5 kg 10 kg

5. 5 tahun 2,5 kg 10 kg

Catatan : pupuk NPK diberikan 2 kali/bulan, setiap tgl 5 dan 20,

sedang pupuk organik diberikan 2 kali/tahun, setiap bulan Maret

dan Oktober.

5) Penyerbukaan.

Guna membantu penyerbukan pada tanaman srikaya dapat

dilakukan dengan :

a) Pelepasan sejumlah kumbang penyerbuk ke pohon pada hari

yang kondusif untuk pembentukan buah.

b) Bantuan tangan, yaitu pemindahan serbuk sari yang

sebelumnya telah dikumpulkan ke kepala putik dengan

menggunakan kuas kecil, pengepul, atau pistol penyerbuk

(pollination guns) untuk meniupkan serbuk sari ke atas kepala

putik.

Page 193: Pedoman Budidaya Tanaman Buah Buahan

Pedoman Budidaya Tanaman Buah-buahan Page 185

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama

a) Penggerek/pemakan buah dan biji. Gejala : kulit luar buah

terdapat lubang. Pengendalian : penyemprotan insektisida

Cymbus/Atabron/ Bestox/Leybacid.

b) Lalat buah. Gejala : adanya bekas tusukan pada kulit buah

sehingga buah membusuk. Pengendalian : pemasangan

perangkap lalat buah (methyl eugenol), Cherry glue atau Leila

(antaktan).

2. Penyakit

a) Jamur buah. Gejala : buah menjadi hitam dan mengeras

(mumifikasi). Pengendalian : penyemprotan fungisida.

b) Layu tanaman. Gejala : daun layu tetapi tidak rontok, kemudian

semua bagian tanaman mengering. Pengendalian:

penyemprotan fungisida.

c) Kanker hitam, pembusukan dan bercak ungu. Pengendalian:

penyemprotan secara teratur dengan manozeb atau copper

oksikhlorid.

IV. Daftar Pustaka

a. mangtolib.blogspot.com/.../budidaya-srikaya-atau-sarikayabuah.htm...

21 Nov 2011.

b. Soedarso, 2012. Srikaya, Buah Unik Pelindung Serangan Jantung.

c. www.scribd.com/doc/74767661/PRINT-Srikaya 5 Des 2011.